Penerapan Pengelolaan Kelas .... (Nur Endah Saputri) 160
PENERAPAN PENGELOLAAN KELAS PADA KELOMPOK B DI TK ANAKQU CLASSROOM MANAGEMENT IMPLEMENTATION ON GROUP B IN ANAKQU KINDERGARTEN Oleh: Nur Endah Saputri, pgpaud fip uny
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pengelolaan kelas pada kelompok B di TK AnakQu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian penerapan pengelolaan kelas ini adalah: 1) Persiapan dilakukan dengan merencanakan pembelajaran, mengatur waktu, mengatur ruang kelas, dan membangun iklim kelas. 2) Pelaksanaan dilakukan dengan mengatur peserta didik, menciptakan dan memelihara kondisi belajar, mengembalikan kondisi belajar, dan memecahkan masalah. 3) Evaluasi dilakukan dengan cara penelusuran, pengecekan, pencarian, dan penyimpulan. 4) Faktor pendukung penerapan pengelolaan kelas yaitu: anak mudah diberi pengarahan, suasana sekolah menunjang kegiatan pembelajaran, sarana dan prasarana mendukung pengelolaan kelas, serta adanya partner guru. Faktor penghambat penerapan pengelolaan kelas yaitu: perbedaan karakteristik anak, belum efektifnya cara preventif dalam pengaturan peserta didik, dan perbedaan pandangan dan pendapat guru dengan partner di kelas. 5) Cara mengatasi faktor penghambat yaitu dengan melakukan pendekatan kepada anak, mengajak anak membantu anak lain, mengingatkan anak kepada tata tertib yang sudah dibuat bersama, serta komunikasi dan sharing bersama partner guru. Kata kunci: penerapan pengelolaan kelas, kelompok B Abstract This study aims to describe the classroom management implementation on group B in AnakQu Kindergarten. This study was a descriptive with qualitative approach. Methods of data collection used are methods of observation, interviews, and documentation. The results of the research about the implementation of classroom management were: 1) Preparation is done by planning the learning activities, arranging time, arranging classroom, and building classroom climate. 2) Implementation is done by organizing learners, creating and maintaining learning conditions, restoring learning conditions, and solving problems. 3) Evaluation is done by investigating, checking, searching, and conclucing. 4) Supporting factors for the implementation of classroom management were: children are easily directed, the school atmosphere supports learning activities, facilities and infrastructure support the management of the classroom, and the existence of a teacher partner. Inhibiting factors in the implementation of classroom management were: the differences of child characteristics, ineffective preventive settle in the settings of learners, and the differences opinions between the teacher and the partners. 5) To overcome the inhibiting factors by approaching the children, invite children to help the other children, remind children to the rules that have been created together, and communication and sharing with partner teachers. Keywords: classroom management implementation, group B
(Suyadi & Maulidya, 2013: 17). PAUD memberi
PENDAHULUAN Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakikatnya diselenggarakan
ialah
pendidikan
dengan
tujuan
yang untuk
memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak
kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kepribadian dan potensi secara maksimal melalui berbagai layanan PAUD.Program PAUD adalah layanan PAUD yang dilaksanakan pada suatu lembaga pendidikan dalam bentuk Taman Kanakkanak
(TK)/Raudatul
Athfal
(RA)/Bustanul
Athfal (BA), Kelompok Bermain (KB), Taman
161
Dini Edisi 2 Tahun ke-6 2017 Jurnal Pendidikan Anak Usia
Penitipan Anak (TPA), dan Satuan PAUD Sejenis
lingkungan
(SPS).
pengelolaan kelas secara fisik.
dengan
ditangani
dengan
untuk
diatas, faktor internal yang berasal dari anak
memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan
merupakan salah satu masalah sulit yang guru
anak secara menyeluruh atau menekankan pada
hadapi saat ini. Menurut Powell, Fixsen &
pengembangan
kepribadian
Dunlap (2003: 1) perilaku anak jauh lebih
anak(Masitoh, dkk., 2005: 2). Hal tersebut dapat
bervariasi dan rumit dibandingkan tahun-tahun
dilakukan melalui pembiasaan dan pemberian
sebelumnya dan guru menghadapi tantangan
stimulus
pembelajaran.
untuk mengelola perilaku mereka. Masalah
Pembelajaran di TK hendaknya disesuaikan
perilaku yang paling umum pada usia prasekolah
dengan kebutuhan, usia, dan tahap perkembangan
adalah impulsif, hiperaktif, dan agresif. Sekitar
anak supaya pembelajaran dapat berjalan efektif.
10%-20%
seluruh
pada
saat
tujuan
dapat
Dilihat dari faktor terjadinya gangguan
TKpada dasarnya adalah pendidikan yang diselenggarakan
belajar
aspek
kegiatan
Pembelajaran yang efektif merupakan keinginan
yang hendak dicapai
pendidik.
Persoalan
yang
oleh para
muncul
dari
anak-anak
prasekolah
telah
terbukti menunjukkan perilaku ini pada tingkat yang signifikan baik di rumah atau di prasekolah. Fakta
adalah
tersebut
menunjukkan
bahwa
bagaimana mencapai tujuan tersebut sehingga
pengelolaan kelas merupakan hal penting yang
diperoleh hasil yang optimal bagi perkembangan
harus diperhatikan oleh guru. Pengelolaan kelas
anak. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
yang tidak efektif akan dapat memunculkan
efektif, salah satu upaya yang dapat dilakukan
berbagai
adalah dengan menciptakan dan mengelola kelas
seiring
yang menyenangkan bagi anak untuk melakukan
perilaku anak yang tidak diinginkan. Oleh karena
berbagai aktivitas pembelajaran (Rusdinal &
itu, agar suasana kelas menjadi kondusif, perilaku
Elizar, 2005: 11). Pengelolaan kelas menjadi
positif yang diharapkan dari anak meningkat, dan
salah satu prasyarat untuk mewujudkan proses
perilaku yang tidak diinginkan dapat diperkecil,
pembelajaran yang efektif.
maka
Pengelolaan keterampilan
guru
kelas untuk
merupakan
menciptakan
dan
permasalahan dengan
guru
muncul
perlu
dalam
pembelajaran
dan
meningkatnya
mengelola
kelas
secara
profesional. Pentingnya pengelolaan kelas di atas
memelihara kondisi belajar yang optimal dan
menunjukkan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam
mengajar akan berhasil apabila guru dapat
proses belajar mengajar (Moh. Uzer Usman,
mengelola kelas dengan baik.Jika kelas dapat
2011: 97). Gangguan saat proses pembelajaran
dikelola dengan baik, maka guru akan dengan
dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
mudah mencapai tujuan pembelajaran yang
internal dan eksternal. Faktor internal dapat
efektif. Menurut Syaiful Bahri Djamarah &
berasal dari anak dan guru, sedangkan faktor
Aswan Zain (2006: 173) masalah pokok yang
eksternal
dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah
dapat
disebabkan
oleh
kondisi
bahwa
suatu
proses
belajar
berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Tugas
Penerapan Pengelolaan Kelas .... (Nur Endah Saputri) 162
yang cukup sulit bagi guru adalah pengelolaan
terhadap
kelas, terlebih lagi tidak ada satu pun pendekatan
muncul.
penanganan
masalah-masalah
yang
yang dikatakan paling baik. Saat mengelola kelas
Kelebihan di KB & TK AnakQu secara
guru harus memperhatikan prinsip, pendekatan,
fisik adalah lingkungan belajar dirancang menarik
dan komponen apa saja yang harus diperhatikan
dengan
dalam
kegiatan
tersebut juga mendesain sekolah selayaknya di
tersebut merupakan suatu pengelolaan yang tidak
rumah sehingga suasana yang tercipta lebih
mudah
santai, nyaman, dan menyenangkan. Pemilihan
pengelolaan
dilakukan
kelas.
oleh
Semua
guru
karena
guru
warna-warna
Sekolah
fasilitas
dan teratur.
mementingkan kenyamanan dan keamanan anak.
lembaga
pendidikan
Hal tersebut dibuktikan dengan pemilihan lantai
beralamatkan di Jl.Nusa Indah 136 H, Depok,
sesuai ukuran dengan anak, pemilihan alat
Sleman, Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi
permaianan
dan wawancara yang dilakukan pada bulan
menarik, serta penataan fasilitas yang rapi.
media
pembelajaran
yang
Berdasarkan potensi pengelolaan kelas
kelompok B sudah dilakukan oleh guru dengan
pada kelompok B di TK AnakQu yang sudah
pengaturan fisik dan pengaturan peserta didik.
bagus tersebut, maka peneliti tertarik untuk
Kendala yang sering dijumpai saat proses
mengetahui lebih lanjut mengenai penerapan
pembelajaran adalah gangguan yang berasal dari
pengelolaan kelas pada kelompok B di TK
anak. Karakteristik anak yang bersifat aktif,
AnakQu. Penerapan pengelolaan kelas yang baik
agresif, dan energetik dapat memicu terjadinya
akan memudahkan guru dalam proses belajar
gangguan tersebut. Kebiasaan setiap anak dari
mengajarnya sehingga guru juga akan mudah
rumah yang berbeda-beda juga turut menjadi
untuk
pemicu terjadinya gangguan di kelas. Gangguan
optimal. Peneliti memilih Kelompok B karena
yang muncul sangat bervariasi setiap harinya
anak-anak pada kelompok tersebut sedang berada
seperti
dalam masa school readiness yaitu masa dimana
memperhatikan
ramai
sendiri,
guru,
anak
kelas
dan
pada
anak
pengelolaan
dini
dengan
kayu di kelas, menggunakan meja dan kursi yang
2016,
usia
diperhatikan
yang
November
anak
sangat
cerah.
membutuhkan pengelolaan yang cermat, teliti,
KB & TK AnakQu merupakan salah satu
kelas
yang
anak
tidak
mengganggu
anak
mencapai
sudah
tujuan
siap
pembelajaran
untuk
yang
mengikuti
temannya, anak sering pindah tempat duduk dan
perubahan/transisi kegiatan dari sekolah ke
sebagainya. Walaupun guru sudah mengingatkan
jenjang pendidikan selanjutnya. Kelompok B di
pada
TK AnakQumemiliki dua kelas yaitu kelas B1
awal
tersebut
pembelajaran,
masih
sering
namun terjadi.
gangguan Pemecahan
(Al-A’rof)
dan
B2
(Adz-Dzaariyat).
Pada
masalahnya pun berbeda-beda menyesuaikan
penelitian ini, peneliti menggunakan dua kelas
gangguan yang muncul. Hal tersebut menjadi
tersebut untuk pengambilan data.
tantangan tersendiri bagi guru dalam mengelola kelas. Meskipun demikian guru bersikap optimis
163
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 2 Tahun ke-6 2017
METODE PENELITIAN
Instrumen dan Metode Pengumpulan Data Instrumen pada penelitian diperlukan
Jenis Penelitian Penelitian tentang penerapan pengelolaan
untuk
kelas pada kelompok B di TK AnakQu ini
penerapan pengelolaan kelas pada kelompok B di
merupakan
TK AnakQu seperti pada tabel 1 berikut:
penelitian
deskriptif
dengan
pendekatan kualitatif.Penelitian deskriptif ini digunakan
untuk
mengungkapkan
berbagai
fenomena yang terjadi di lapangan seperti pendapat yang disampaikan oleh Suharsimi Arikunto (2013: 234) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian
menjadi
pedoman
No. Komponen 1. Persiapan pengelolaan kelas 2.
yang dimaksudkan untuk
Pelaksanaan pengelolaan kelas
a. b. c. d. a. b.
c.
gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut adanya
pada
saat
penelitian
dilaksanakan.Penelitian kualitatif menurut Lexy
mengamati
Tabel 1. Instrumen penelitian
mengumpulkan informasi mengenai status suatu
apa
untuk
3.
Evaluasi pengelolaan kelas
J. Moleong (2007: 6) adalah penelitian yang
d. a. b. c. d.
Aspek yang diteliti Perencanaan pembelajaran Pengaturan waktu Pengaturan ruang kelas Membangun iklim kelas Pengaturan peserta didik Penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar Pengembalian kondisi belajar Pemecahan masalah Penelusuran Pengecekan Pencarian Penyimpulan
bermaksud untuk memahami fenomena tentang
Data mengenai penelitian ini dikumpulkan
apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
menggunakan metode observasi, wawancara dan
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-
dokumentasi. Peneliti memilih metode tersebut
lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi
guna memperoleh data yang bersifat fleksibel dan
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
relevan
konteks khusus yang alamiah dan dengan
sebenarnya.Observasi yang dilakukan adalah
memanfaatkan berbagai metode alamiah.
observasi partisipasif dimana peneliti datang ke
dengan
kondisi
yang
tempat penelitian untuk melihat, memperhatikan, Waktu dan Tempat Penelitian
mewawancarai dan tidak terlibat secara aktif
Penelitian dilaksanakan pada pertengahan
dalam proses pembelajaran.Wawancara dilakukan
semester II tahun ajaran 2016/2017 yaitu tanggal
secara lisan melalui tatap muka langsung secara
7 sampai 24 Februari 2017 di KB & TK AnakQu
individual kepada beberapa narasumber yang
yang beralamatkan di Jl.Nusa Indah 136 H,
telah ditentukan. Wawancara terkait penerapan
Depok, Sleman, Yogyakarta.
pengelolaan kelas pada penelitian ini ditujukan kepada guru kelas pada kelompok B di TK
Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah guru yang
AnakQu. kelembagaan
Sedangkan TK
wawancara
ditujukan
kepada
terkait kepala
terlibat dalam proses penerapan pengelolaan kelas
sekolah KB & TK AnakQu. Dalam penelitian ini,
yaitu guru kelas pada kelompok B di TK AnakQu
peneliti mengambil dokumentasi yang ada di TK
sedangkan objek yang diteliti adalah penerapan
AnakQu berupa dokumen tertulis maupun berupa
pengelolaan kelas.
gambar terkait pengaturan ruang kelas seperti
Penerapan Pengelolaan Kelas .... (Nur Endah Saputri) 164
pendapat Nana Syaodih (2013: 221) bahwa
mengkategorikan,
dokumentasi
mengenai penerapan pengelolaan kelas pada
merupakan
suatu
teknik
dan
membuat
pengumpulan data dengan menghimpun dan
kelompok B di TK AnakQu.
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
3. Penyajian data (data display)
tertulis, gambar maupun elektronik.
abstraksi
Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dianalisis kemudian disajikan dalam bentuk CL (Catatan Lapangan),
Teknik Analisis Data Analisis
data
ini
CW (Catatan Wawancara), dan CD (Catatan
menggunakan model interaktif dari Miles dan
Dokumentasi) yang kemudian diberi kode data
Huberman
hasil
untuk mengorganisasi data sehingga peneliti
penelitian. Aktivitas dalam analisis data kualitatif
dapat menganalisis dengan tepat dan mudah
dilakukan secara interaktif dan berlangsung
untuk disajikan.
secara
4. Kesimpulan, penarikan atau verifikasi
untuk
terus
pada
penelitian
menganalisis
menerus
data
sampai
tuntas.Model
interaktif dari Miles dan Huberman(2009: 20) tersebut:
Peneliti membuat kesimpulan mengenai penerapan pengelolaan kelas pada kelompok B di
Pengumpulan
Penyajian
Data
Data
Reduksi Data
Kesimpulan: Gambaran/ verifikasi
TK AnakQu yang didukung dengan bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data yang sudah direduksi dan disajikan.
Gambar 1. Komponen-Komponen Analisis Data Model Interaktif. Komponen-komponen analisis data model interaktif sebagai berikut:
Peneliti melakukan proses memasuki lingkungan penelitian yaitu pada kelompok B di TK AnakQu dan melakukan pengumpulan data instrumen
mengumpulkan
berbagai
penelitian.
Peneliti
informasi
terkait
penerapan pengelolaan kelas pada kelompok B di TK AnakQu.
yang
sudah
diperoleh
melalui
wawancara, observasi dan dokumentasi direduksi dengan
cara
memilah
dan
TK AnakQu sudah dilakukan oleh guru baik secara pengaturan fisik maupun pengaturan peserta didik (anak). Guru berusaha untuk selalu
Penerapan pengelolaan kelas pada kelompok B di TK AnakQu tersebut dilakukan melalui proses persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penelitian ini juga untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan pengelolaan kelas pada kelompok B di TK AnakQu, serta cara mengatasi faktor penghambat tersebut. 1. Persiapan Pengelolaan Kelas
2. Reduksi data (data reduction) Data
Pengelolaan kelas pada kelompok B di
lebih baik dalam hal pengelolaan kelasnya.
1. Pengumpulan data (data collection)
menggunakan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
memilih,
Persiapan
pengelolaan
kelas
pada
kelompok B di TK AnakQu dilakukan sebelum pembelajaran dengan pengaturan fisik. Data di lapangan
menunjukkan
bahwa
persiapan
165
Dini Edisi 2 Tahun ke-6 2017 Jurnal Pendidikan Anak Usia
pengelolaan kelas pada kelompok B di TK
seminggu dari hari
AnakQu dimulai dengan kegiatan perencanaan
Berdasarkan data di lapangan satu kali pertemuan
pembelajaran,
penataan
di kelas TK AnakQu adalah 4 jam atau 240 menit
ruangan kelas, dan membangun iklim kelas.
untuk hari Senin sampai Kamis dan 3 jam atau
Persiapan pengelolaan kelas tersebut sesuai
180 menit untuk hari Jum’at. Hal tersebut sudah
dengan
Administrasi
memenuhi standar pengelolaan pada Undang-
Pendidikan UPI (2011:108) yang menjelaskan
Undang Nomor 137 Tahun 2014 Pasal 36 ayat 3
bahwa pengelolaan kelas secara fisik dapat
huruf c tentang standar pengelolaan menjelaskan
dilakukan
perencanaan
bahwa pada TK (usia 4-6 Tahun) satu kali
pembelajaran, pengaturan waktu, penataan ruang
pertemuan minimal 180 menit dan frekuensi
kelas, dan membangun iklim kelas.
pertemuan minimal lima kali per minggu.
pengaturan
pendapat
Tim
dengan
waktu,
Dosen
cara
Senin
sampai Jum’at.
dilakukan
Meskipun alokasi waktu pada perencanaan
dengan penyusunan promes dan RKM sebelum
pembelajaran sudah diperhitungkan sedemikian
tahun
rupa
Perencanaan
ajaran
pembelajaran
baru
yang
mengacu
pada
namun
pelaksanaannya
fleksibel
Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 dan tujuh
memperhatikan situasi dan kondisi anak sesuai
nilai yang ingin dicapai oleh KB & TK AnakQu.
dengan pendapat Soemiarti Patmonodewo (2003:
RKM selanjutnya dijabarkan menjadi RKH oleh
162) yang menjelaskan bahwa waktu untuk
guru kelas. Dalam pembuatan perencanaan, guru
melakukan aktivitas bagi anak perlu sedemikian
memperhatikan prinsip dan pengorganisasian
rupa, fleksibel dan mengacu pada karakteristik
proses perencanaan pembelajaran. Perencanaan
anak.
pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan
Pengaturan ruang kelas pada kelompok B
perencanaan penyelenggaraan PAUD menurut
di TK AnakQu sudah memenuhi kriteria kelas
Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 yang
yang baik sesuai dengan pendapat Rusdinal &
meliputi
Perencanaan
Rencana
Elizar (2005: 47) yang menyatakan bahwa kelas
Kegiatan
Mingguan
Rencana
yang baik merupakan lingkungan belajar yang
Kegiatan Harian (RKH), serta memperhatikan
bersifat menantang dan merangsang anak untuk
prinsip-prinsip
proses
belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan
perencanaan pembelajaran. Promes dan RKM
kepada anak dalam mencapai tujuan belajarnya.
selalu dicek oleh kepala sekolah sebelum tahun
Pengaturan
ajaran baru dimulai. Sedangkan RKH selalu dicek
penyediaan ruang, pengaturan tempat duduk,
setiap satu bulan sekali setelah pembelajaran
pengaturan perabot dan alat pemainan, serta
terselenggarakan. Hal tersebut belum sepenuhnya
pembagian ruangan sesuai dengan pendapat
tepat dari segi waktu karena RKH sebaiknya
Rusdinal & Elizar (2005: 68-81). Pembagian
dicek sebelum pelaksanaan pembelajaran.
ruangan tidak dibahas dalam penelitian karena
dan
Semester, (RKM)
dan
pengorganisasian
ruang
kelas
tersebut
meliputi
diperhatikan
rata-rata ruangan di TK, begitu pula ruangan di
dalam persiapan pengelolaan kelas. Frekuensi
TK AnakQu sudah bersifat permanen dan
pertemuan di TK AnakQu adalah lima kali dalam
mencukupi untuk kegiatan pembelajaran.
Pengaturan
waktu
juga
Penerapan Pengelolaan Kelas .... (Nur Endah Saputri) 166
Data di lapangan menunjukkan bahwa
Lantai untuk setiap kelas TK AnakQu
ruang kelas di TK AnakQu sudah memadai baik
dilapisi parket (parquet) atau kayu. Lantai kayu
dari segi arah ruangan, ukuran ruangan, lantai,
terkenal mempunyai banyak kelebihan seperti
atap dan langit-langit, serta penataan dinding dan
tidak dingin dan mampu mengurangi resiko
pemilihan warna ruangan. Setiap kelas di KB &
cidera anak apabila terjadi kecelakaan. Pemilihan
TK AnakQu menghadap ke arah datangnya
lantai tersebut sesuai dengan pendapat Rita
cahaya yang melewati jendela sehingga lampu
Mariyana (2005: 44) bahwa para pendiri dan guru
ruangan jarang dinyalakan karena ruangan sudah
TK diharapkan telah memikirkan dalam mengatur
cukup terang untuk pembelajaran. Pada setiap
arena bermain dan lantai sedemikian
kelasnya terdapat AC sehingga seluruh penghuni
sehingga dapat mengurangi resiko kemungkinan
kelas dapat bernapas dengan leluasa. Hal tersebut
kecelakaan yang mungkin terjadi.
rupa
sesuai dengan pendapat Rita Mariyana (2005: 42)
Atap dan langit-langit kelas adalah baja
yang menjelaskan bahwa arah ruangan sebaiknya
ringan berwarna hitam yang kemudian berusaha
menghadap ke arah datangnya cahaya yang
disamarkan oleh bentuk-bentuk unik yang terbuat
masuk ke ruangan tersebut serta udara segar
dari kayu ringan/triplek untuk tempat empat
membuat anak dapat bernapas lega dan bebas.
lampu dan satu speaker. Ketinggian atap dari
Ukuran ruang kelas di KB & TK AnakQu
lantai adalah 4 meter. Hal tersebut sudah
yaitu 5mx6m dengan luas 30m² atau 300.000 cm²
memenuhi kriteria yang disampaikan oleh Rita
pada setiap kelasnya. Ukuran kelas tersebut
Mariyana (2005: 45) bahwa ketinggian atap
kurang sesuai dengan pendapat Sudono dan
adalah 3-3,3 m untuk mengakomodasi peralatan
Rachman (Rusdinal & Elizar, 2005: 68) yang
dan
menjelaskan bahwa ukuran ruang kelas untuk TK
ketinggian yang beragam.
media
pembelajaran
yang
memiliki
adalah 7 x 8 m bujur sangkar namun jika
Penataan dinding dan pemilihan warna
diperhatikan jenis kegiatan yang akan dilakukan
ruangan adalah hijau dengan pemberian gambar
oleh jumlah anak yang terlibat dalam kegiatan
penuh pada salah satu sisi kelas. Pemilihan warna
tersebut, ukuran tersebut sudah sesuai dengan
hijau tersebut melambangkan keseimbangan dan
pendapat Rusdinal & Elizar (2005: 68). Jumlah
ketenangan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
anak pada masing-masing kelompok B adalah 12
Bassano (Rita Mariyana, 2005: 48). KB & TK
anak sehingga ukuran ruang untuk masing-
AnakQu meminimalisir tempelan-tempelan pada
masing anak adalah 2,5 m² atau 25.000 cm².Hal
dinding supaya terlihat lebih rapi. Hal tersebut
tersebut sudah memenuhi pendapat Rita Mariyana
kurang sesuai dengan pendapat Rita Mariyana
(2005: 43) yang menjelaskan bahwa ukuran
(2005: 47) yang menjelaskan bahwa dinding
ruangan kelas untuk anak usia 4-6 tahun
dapat dimanfaatkan untuk tempat memajang
berukuran 120-180 cm² per anak. Ukuran kelas
karya anak atau display, serta dapat ditata dengan
tersebut
bebas,
berbagai variasi sehingga dapat memberikan
pembelajaran, dan sholat berjamaah kedua belas
kesan estetis dan menyenangkan bagi yang
anak.
melihatnya. Karya anak di TK AnakQu biasanya
memadai
untuk
bermain
167
Dini Edisi 2 Tahun ke-6 2017 Jurnal Pendidikan Anak Usia
disimpan di loker anak atau guru sering kali
dengan kebutuhan dan jenis kegiatan yang akan
mendokumentasikan hasil karya anak terlebih
diselenggarakan.
dahulu sebelum dibawa pulang oleh anak.
tersebut sudah sesuai dengan pendapat (Rusdinal
Pemilihan tempat duduk di TK AnakQu
Pengaturan
tempat
duduk
& Elizar, 2005: 71) yang menjelaskan bahwa
menyesuaikan ukuran anak dan cukup ringan
pengaturan
tempat
duduk
anak
TK
harus
untuk dipindahkan oleh anak. Pada saat ini kelas
dilakukan secara fleksibel artinya guru harus
Al-A’rof menggunakan formasi konferensi (guru
mempunyai pertimbangan yang jelas kapan anak
berada di samping meja) sedangkan di kelas Adz-
harus duduk dikursi yang dilengkapi dengan meja
Dzaariyat menggunakan formasi meja pertemuan
atau kapan anak duduk di lantai, berapa lama dan
seperti pada gambar berikut:
untuk melakukan kegiatan apa. Pengaturan perabot dan alat permainan
2
3
2
4
1
3
disimpan di loker yang sudah disediakan. Khusus
4
1
untuk penyimpanan alat permainan, anak-anak
4
mengelompokkan terlebih dahulu berdasarkan jenis dan bahan permainan yang kemudian
5
5
4
dimasukkan ke dalam box lalu diletakkan dalam
5 Gambar 2. Pengaturan Tempat Duduk Kelas Al6 A’rof dan Adz-Dzaariyat Keterangan: 1. Loker guru dan 4. Pengaturan tempat anak duduk 2. AC 5. Pintu 3. Jendela Formasi konferensi (guru berada di
loker.
samping meja) pada kelas Al-A’rof bagus
dapat memperoleh alat dengan mudah dan teratur
digunakan ketika guru hendak menggunakan
(Rusdinal & Elizar, 2005: 73).
Anak-anak
dapat
dengan
mudah
mengakses perabot dan alat permainan. Hal tersebut sesuai dengan pengaturan alat permainan yang
hendaknya
kemudahan
untuk
mempertimbangkan dimanfaatkan
oleh
aspek anak
sehingga pada saat melakukan aktivitas, anak
metode diskusi, debat aktif, dan tim kuis. Formasi
Guru di TK AnakQu membangun iklim
meja pertemuanpada kelas Adz-Dzaariyat baik
kelas dengan menciptakan suasana demokratis
jika digunakan dalam kegiatan belajar secara
sesuai yang diungkapkan oleh Rusdinal & Elizar
berkelompok di dalam kelas, yang mana guru
(2005: 117-120) bahwa pembinaan suasana
biasanya memberikan tugas kelompok untuk
demokratis dilakukan dengan berbicara dengan
diselesaikan secara kolektif. Hal tersebut sesuai
suara ramah, membimbing anak, menolong anak,
dengan pendapat Novan Ardy Wiyani (2013:139-
dan
140)
duduk
membangun iklim kelas, terdapat beberapa
berdasarkan formasi. Pengaturan tempat duduk
kendala berasal dari anak yang dihadapi namun
pada kelompok B di TK AnakQu fleksibel
guru dapat menanganinya dengan menerapkan
baikdalam segi penggunaan formasi tempat
beberapa
duduk maupun penggunaan lantai atau kursi
peringatan
dalam pembelajaran. Hal tersebut disesuaikan
bernyanyi, bergerak, dan tepuk-tepuk, membuat
tentang
pengaturan
tempat
memecahkan
solusi kepada
tanggung
seperti anak,
jawab.
dengan
Dalam
memberi
mengajak
anak
Penerapan Pengelolaan Kelas .... (Nur Endah Saputri) 168
anak tertarik dengan membuat kegiatan yang
memberi petunjuk-petunjuk yang jelas, menegur,
menyenangkan, serta mengajak anak untuk
dan memberi penguatan kepada anak. Data di
menceritakan kisahnya di rumah.
lapangan
2. Penerapan Pengelolaan Kelas
mengembalikan
Pengaturan peserta didik pada kelompok
juga
mengelola
menunjukkan kondisi
bahwa
belajar
kelompok,
guru dengan
menemukan
dan
B di TK AnakQu dilakukan melalui tindakan
memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
preventif (pencegahan) dan korektif. Hal tersebut
masalah, serta memodifikasi tingkah laku anak
sesuai dengan pendapat Entang & Raka Joni (Tri
dengan cara mengajarkan perilaku baru dengan
Mulyani, 2001: 83) tentang pengaturan peserta
contoh,
didik. Tindakan preventif yang dilakukan pada
mengurangi perilaku anak dengan peringatan atau
kelompok B di TK AnakQu selain membuat
teguran.
memberi
penguatan
positif,
dan
Permasalahan di kelas atau di luar kelas
aturan atau tata tertib bersama, guru juga dengan
akan selalu ada meskipun sudah dipersiapkan
guru,
sedemikian rupa. Permasalahan yang melibatkan
meningkatkan kesadaran peserta, menunjukkan
lebih dari satu anak memang kerap terjadi dan
sikap hangat dan terbuka, serta mengenal dan
guru mengambil beberapa solusi seperti melerai,
menemukan alternatif pengelolaan. Tindakan
bersikap netral, bertanya tentang kronologinya,
korektif atau alternatif pemecahan yang dilakukan
mencari
akar permasalahan, mengembalikan
guru apabila terdapat gangguan anak saat proses
kepada
anak
pembelajaran
peringatan,
memberi solusi dan nasihat, saling memaafkan.
memfokuskan anak kembali, memisahkan anak
Kalau tidak ada guru, biasanya anak bisa
dengan teman lainnya, atau menggunakan kursi
menyelesaikan permasalahannya sendiri misalnya
diam. Sebelum memilih alternatif pemecahan
dengan langsung meminta maaf atau dengan cara
tersebut, guru mengidentifikasi dan menganalisis
lain karena mereka sudah terbiasa dan sering
masalah terlebih dahulu kemudian guru menilai
mendapatkan
keberhasilan dari penggunaan alternatif.
memaafkan. Hal tersebut sesuai dengan teori
melakukan
beberapa
tindakan
meningkatkan kesadaran diri sebagai
Guru keterampilan
adalah
sudah
memberi
melakukan
pengelolaan
kelas
bagaimana
pembelajaran
penyelesaiannya,
tentang
saling
komponen
pemecahan masalah antar peserta didik menurut
dengan
Dianne Miller Nielsen (2008: 159-160) yaitu
menciptakan dan memelihara kondisi belajar serta
mendekati
mengembalikan kondisi belajar. Hal tersebut
mengungkapkan perasaan, menceritakan masalah,
sesuai dengan pendapat Djauhar Sidiq, dkk.
membantu anak menyampaikan gagasan untuk
(2006: 54) tentang komponen keterampilan yang
menyelesaikan
perlu dilakukan guru dalam pengelolaan kelas.
pemecahan
Penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar
Permasalahan lain selain anak adalah mencari alat
dilakukan guru dengan menunjukkan sikap
peraga untuk materi yang susah dijelaskan dan
tanggap, membagi perhatian secara visual dan
mencari bahan ajar seperti bahan alam karena
verbal,
penyimpanannya
memusatkan
perhatian
kelompok,
anak,
melerai,
masalah, masalah
mendorong
dan kepada
membutuhkan
anak
menawarkan anak-anak.
penanganan
169 Jurnal Pendidikan Anak UsiaDini Edisi 2 Tahun ke-6 2017
adalah
tentang teori kegiatan penilaian. Guru menulusuri
memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah
kekurangan arau hambatan, serta kesesuaian
secara maksimal.
pengelolaan
khusus.
atau
Solusi
yang
diambil
guru
kelas
dengan
pluralistik
ketidaksesuaian dalam pengelolaan kelas, guru
menekankan
pada
guru.
Apabila
berlangsung
Guru menggunakan pendekatan elektis yang
harapan
yang sudah
potensialitas, kreativitas, dan inisiatif guru dalam
melakukan
memilih
tersebut
dilakukan guru adalah dengan intropeksi diri,
berdasarkan situasi yang dihadapinya sesuai
membandingkan RKH dengan kegiatan yang
pendapatSyaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain
sudah berlangsung, maupun dengan berdiskusi
(2006: 183). Saat proses pembelajaran, guru
bersama partner di kelas. Pengecekan secara
menerapkan
dalam
bersama dengan kepala sekolah dan seluruh guru
merencanakan pembelajaran, pendekatan resep
dilakukan dengan penyampaian observasi kepala
(cook book) dalam pembuatan dan penerapan
sekolah saat masuk dalam kelas-kelas. Kepala
aturan kelas, pendekatan kekuasaan supaya anak
sekolah juga aktif bertanya kepada guru tentang
disiplin terhadap aturan kelas, pendekatan proses
kejadian
kelompok
dalam kegiatan yang membutuhkan
perkembangan anak, perkembangan hafalan anak-
kerjasama, serta pendekatan kebebasan saat
anak dan guru, kekurangan atau permasalahan
pembelajaran berlangsung dan saat bermain
yang ditemui saat pembelajaran.
berbagai
pendekatan
pendekatan
pengajaran
pengecekan.
ditemukan
apa
saja
Pengecekan
yang
ada
di
yang
kelas,
bebas. Guru menerapkan pendekatan sosio-
Apabila pengecekan sudah dilakukan,
emosional untuk menciptakan hubungan yang
guru berusaha menemukan solusi atas kekurangan
harmonis dengan anak. Pendekatan perubahan
atau hambatan dengan cara pencarian. Selain
tingkah laku diterapkan untuk mengembangkan
berdiskusi dengan partner di kelas, guru berupaya
tingkah laku anak yang positif dengan cara
mencari solusi setiap harinya dengan mencari
memberikan dukungan atau pujian, sedangkan
alternatif-alternatif pemecahan masalah. Saat
cara yang dilakukan untuk mencegah tingkah
evaluasi bersama, kepala sekolah bersama guru
laku yang negatif anak adalah dengan menegur
berdiskusi untuk menemukan solusi. Evaluasi
atau memberi peringatan kepada anak dengan
tersebut rutin dilakukan untuk menilai tingkat
bahasa yang halus. Guru juga menerapkan
pencapaian atas solusi yang sudah diambil.
pendekatan ancaman namun sesuai dengan
Penyimpulan dilakukan juga untuk mencari solusi
situasi, kondisi, dan permasalahan yang muncul
baru
pada anak.
sebelumnya belum berhasil.
3. Evaluasi Pengelolaan Kelas
4. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
Evaluasi
pengelolaan
kelas
pada
kelompok B di TK AnakQu dilakukan melalui
apabila
solusi
yang
sudah
diambil
Penerapan Pengelolaan Kelas pada Kelompok B di TK AnakQu
dan
Pada pelaksanaan pengelolaan kelas pada
penyimpulan. Langkah evaluasi tersebut sesuai
kelompok B di TK AnakQu memiliki beberapa
penelusuran,
pengecekan,
pencarian,
dengan pendapat Mansyur, dkk. (2015: 23-24)
Penerapan Pengelolaan Kelas .... (Nur Endah Saputri) 170
faktor pendukung dan faktor penghambat sebagai
karakteristik anak. Anak-anak yang sudah
berikut:
mandiri, diminta untuk mengajak anak-anak
a. Faktor Pendukung
lain untuk segera melakukan kegiatan. Anak-
1) Sebagian
besar
anak
mudah
diberi
pembelajaran juga diminta untuk membantu
pengarahan. 2) Suasana sekolah menunjang kegiatan
dan menjelaskan kepada anak-anak lain. c. Mengingatkan anak kepada peraturan atau
pembelajaran. 3) Adanya
anak yang sudah paham terhadap materi
sarana
dan
prasarana
yang
tata tertib yang sudah dibuat bersama. Upaya tersebut dilakukan guru untuk mengatasi
mendukung pengelolaan kelas. 4) Adanya partner di kelas untuk berbagi
permasalahan
belum
efektifnya
tindakan
preventif (pencegahan) dalam pengaturan
tugas.
peserta didik. Apabila upaya tersebut belum
b. Faktor Penghambat 1) Perbedaan karakteristik anak dalam satu
pula efektif, guru mengambil solusi lain seperti menegur lebih keras, berkomunikasi
kelas. 2) Belum efektifnya cara preventif yang dilakukan guru dalam pengaturan peserta
secara pribadi dengan anak, atau menerapkan sanksi berupa kursi diam. d. Komunikasi dan sharing bersama partner di
didik. 3) Perbedaan pandangan dan pendapat guru
kelas.
Terkadang
permasalahan
dengan
dengan partner di kelas.
partner kerap muncul di kelas namun guru
5. Cara Mengatasi Faktor Penghambat
berusaha selalu untuk sabar, care, dan
Cara mengatasi faktor yang menghambat
melakukan pendekatan sewajarnya sehingga
pada
dapat menyamakan pandangan dan pendapat
kelompok B di TK AnakQu dilakukan dengan
dengan partner di kelas. Permasalahan yang
beberapa cara yaitu:
terjadi
dalam
penerapan
a. Melakukan
pengelolaan
pendekatan
kelas
kepada
anak.
Pendekatan kepada anak ini selain untuk
pada
anak
juga
sering
dikomunikasikan dengan partner untuk dicari solusinya.
mengatasi permasalah perbedaan karakteristik anak, dapat pula menjadi wadah untuk
SIMPULAN DAN SARAN
meningkatkan hubungan baik antara guru dan
Simpulan
anak. Guru biasanya mengajak anak untuk berkomunikasi
secara
pribadi
Penerapan
pengelolaan
kelas
pada
tentang
kelompok B di TK AnakQu dilakukan melalui
bagaimana perasaan anak atau membimbing
proses persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.
anak apabila belum paham terhadap materi
Persiapan pengelolaan kelas dimulai dengan
pembelajaran.
kegiatan perencanaan pembelajaran, pengaturan
b. Mengajak anak untuk membantu anak lain.
waktu, penataan ruang kelas, dan membangun
Upaya tersebut juga dilakukan guru untuk
iklim
mengatasi
dilakukan
permasalahan
perbedaan
kelas.Pelaksanaan dengan
pengelolaan
mengatur
peserta
kelas didik,
171 Jurnal Pendidikan Anak UsiaDini Edisi 2 Tahun ke-6 2017
menciptakan dan memelihara kondisi belajar,
dimensi
tindakan
maupun
mengembalikan kondisi belajar, dan memecahkan
penyembuhan (kuratif).
dimensi
masalah.Evaluasi pengelolaan kelas dilakukan
2. Meningkatkan persiapan pengelolaan kelas
melalui empat hal yaitu penelusuran, pengecekan,
dalam perencanaan pembelajaran dengan
pencarian, dan penyimpulan.
mengecek
Faktor pendukung penerapan pengelolaan
RKH
sebelum
kegiatan
pembelajaran dilaksanakan.
kelas yaitu: 1) sebagian besar anak mudah diberi pengarahan, 2) suasana sekolah menunjang kegiatan pembelajaran, 3) adanya sarana dan prasarana yang mendukung pengelolaan kelas, serta 4) adanya partner di kelas untuk berbagi tugas. Sedangkan faktor penghambat dalam pengelolaan kelas yaitu: 1) adalah perbedaan karakteristik anak dalam satu kelas, 2) belum efektifnya cara preventif yang dilakukan guru
3. Meningkatkan kerjasama yang baik antar seluruh
komponen
sekolah
agar
proses
penerapan pengelolaan kelas dapat berjalan dengan optimal dan maksimal. DAFTAR PUSTAKA Dianne Miller Nielsen. (2008). Mengelola kelas untuk guru TK, edisi kedua: petunjuk perencanaan kurikulum, pengajaran melalui pusat pembelajaran, dan pengaturan lain. Jakarta: PT Indeks.
dalam pengaturan peserta didik, serta 3) adanya perbedaan pandangan dan pendapat guru dengan partner di kelas. Cara yang dilakukan untuk mengatasi faktor yang menghambat dalam proses penerapan pengelolaan kelas pada kelompok B di TK AnakQu adalah dengan 1) melakukan
Djauhar Sidiq, Nelva Rolina, dan Unik Ambar Wati. (2006). Strategi belajar mengajar taman kanak-kanak. Yogyakarta: PGTK FIP UNY. Lexy J. Moleong. (2007). Metodologi penelitian kualitatif: Rev Ed. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
pendekatan kepada anak, 2) mengajak anak untuk membantu anak lain, 3) mengingatkan anak kepada peraturan atau tata tertib yang sudah dibuat bersama, serta 4) Komunikasi dan sharing bersama partner di kelas.
Saran
Mansyur, Harun Rasyid, &Suratno. (2015). Asesmen pembelajaran di sekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Masitoh, Ocih Setiasih, & Heny Djoehaeni. (2005). Pendekatan belajar aktif di taman kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Berdasarkan data hasil penelitian dan kesimpulan penerapan pengelolaan kelas pada kelompok B di
TK AnakQu, sebagai bentuk
rekomendasi maka peneliti menarankan kepada pihak-pihak terkait dalam penerapan pengelolaan kelas sebagai berikut: 1. Bagi pendidik agar lebih memaksimalkan pengaturan peserta didik melalui berbagai strategi
tindakan
korektif,
baik
dengan
Miles, M.B., & Huberman, A.M.. (2009). Analisis data kualitatif (alih bahasa: Tjetjep Rohendi Rohidi).Jakarta: UIPress. Moh. Uzer Usman. (2011). Menjadi guru profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Powell, D., Fixsen, D. & Dunlap, G. (2003). Pathways to service utilizations: A synthesis of evidence relevant to young
Penerapan Pengelolaan Kelas .... (Nur Endah Saputri) 172
children with challenging behavior. Tampa, FL: University of South Florida, Center for Evidence-Based Practice: Young Children with Challenging Behavior. Rita Mariyana. (2005). Strategi pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Rusdinal & Elizar. (2005). Pengelolaan kelas di taman kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Suharsimi Arikunto. (2013). Manajemen penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Soemiarti Patmonodewo. (2003). Pendidikan anak usia dini. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2006). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. . Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. (2011). Manajemen pendidikan. Bandung: Alfabeta. Tri
Mulyani. (2001). Pengelolaan kelas (classroom management). Yogyakarta: FIP UNY.