Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
.............., Pendidikan Islam Tradisi Modernisasi Menuju MileniumBaru, Logos, Jakarta : 2000 Fahmi, Asama Hasan , Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta : 1979 Hasan, Abd al Al, Al Tarbiyah Al Islamiyah Fi al-Qarni Rabi, Dar al Fikri, Cairo : 1978 Jonathan, Berkey, The Transmision Of Knowledge In Medieral, Princeton University Press, New Jersey, Cairo : 1972 Nasr, Sayyed Hosein, Sience and Civilization In Islam, Library, New York, New American : 1970 Maksum, Madrasah, Logos, wacana Ilmu, Jakarta : 1997 Mircea, The Enciklopedia of Relegion, Vol-9 Makmillan, Library Reference, New York USA : 1995 Mursi, Muhammad Munir, al Tarbiyah al Islamiyah Ushuluha Wa Tathawwuruha Fi Biladi al Arab, Cairo : 1070 Stanton, Charles Michael, Terj. Afandi dan Hasan Asari, Pendidikan Tinggi Islam dan Kemajuan Sains, Logos, Jakarta : 1994 Syalabi, Ahmad, Tarikh al Tarbiyah al Islamiyah, Kassyaf Li a Nasyr Wa a Thiba’ah Wa al Tauzi, Cairo : TT ..............., Sejarah Pendidikan Islam, Terj. Mukhtar Jahya dan Sanusi Latif, Jakarta, Bulan Bintang : 1973 Bulliet, Richard W, The Patrician of Nisyapur : Study in Medieval Islamic Social History, Harvard University Press : 1972
Siti Maria Ulfah, Penerapan …
PENERAPAN PENDIDIKAN TERHADAP ANAK SECARA ISLAM SITI MARIAH ULFAH, S.Ag.,M.Pd.I Abstrak Anak adalah harapan di masa yang akan datang, tidak ada yang mengingkari ungkapan tersebut karena memang hal itulah yang akan terjadi, oleh karena itu orang tua, pemerintah dan masyarakat harus memberikan perhatian yang istimewa dalam hal mendidik anak mereka. Pendidikan adalah hak setiap manusia yang hidup di dunia ini. Setiap Negara maupun propinsi memiliki sistem pendidikan yang berbedabeda, bahkan di daerah maupun komunitas tertinggal yang tidak mempunyai lembaga pendidikan formal pun memiliki sistem pendidikan tersendiri Pendidik Islam ialah Individu yang melaksanakan tindakan mendidik secara Islami dalam situasi pendidikan islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan.cara mendidik anak yang ideal dalam Islam yaitu mengikuti cara Rasul. Kata Kunci : Pendidikan, Secara Islam/pendidikan Islam
A. Latar Belakang Anak adalah harapan di masa yang akan datang, tidak ada yang mengingkari ungkapan tersebut karena memang hal itulah yang akan terjadi, oleh karena itu orang tua ,pemerintah dan masyarakat harus memberikan perhatian yang istimewa dalam hal mendidik anak mereka. Pendidikan adalah hak setiap manusia yang hidup di dunia ini. Pendidikan disamping sebagai proses transfer pengetahuan, juga berfungsi sebagai sarana transformasi dan regenerasi kehidupan sosial. Setiap Negara maupun propinsi memiliki sistem pendidikan yang berbeda-beda, bahkan di daerah maupun komunitas tertinggal yang tidak mempunyai lembaga pendidikan formal pun memiliki sistem pendidikan tersendiri sebagai proses transformasi pengetahuan dan kebudayaan. Setiap anak manusia dilahirkan di dalam suatu habitat kebudayaan dalam masyarakat lokalnya.Masyarakat lokal berdasarkan tradisi mempunyai mekanisme di dalam mendidik calon anggotanya (Tilaar, 2005: 113). Sistem pendidikan tersebut menjadi ciri khas dari model pendidikan yang diterapkan pada suatu daerah, lebih khusus lagi dalam keluarga muslim pentingnya pendidikan dalam koridor Islam menuntut kita untuk tahu bagaimana cara mendidik anak dalam Islam, tentu semua harus dipersiapkan oleh orang tua sejak anak usia dini. Dan sudah selayaknya orang tua takut
57
58
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
apabila meninggalkan generasi penerusnya yang lemah akidah dan akhlaknya sebagimana difirmankan Allah dalam Al-Quran dalam ayat berikut:
(9) واﻟﻴﺨﺶ اﻟﺬﻳﻦ ﻟﻮ ﺗﺮﻛﻮا ﻣﻦ ﺧﻠﻔﻬﻢ ذرﻳﺔ ﺿﻌﻔﺎ ﺧﺎ ﻓﻮا ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻓﻠﻴﺘﻘﻮا اﷲ واﻟﻴﻘﻮ ﻟﻮا ﻗﻮﻻ ﺳﺪﻳﺪا Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS.An-Nisaa’ (4):9) Setiap orang tua tentu menginginkan putra putrinya menjadi anak yang shaleh dan shalehah, hal tersebut tidak hanya dimaknai secara sederhana saja yaitu bahwa anak shaleh dan shalehah itu urusan akherat saja, hendaknya defenisi anak shaleh dan shalehah diperluas dalam konteks mencari kehidupan di akhirat dan juga kehidupan di dunia.Untuk itu diperlukan usaha yang keras dari orang tua dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya.Sebagian orang tua mungkin mengira mendidik anak mereka menjadi orang yang berguna itu mudah,setelah menikah secara otomatis siap menjadi orang tua yang cakap dan baik, menjadi orang tua tidak lah mudah apalagi dizaman sekarang ini. Mengemban amanah mengasuh dan mendidik anak hingga kelak mereka menjadi insan yang tangguh dan shaleh adalah tugas yang mahaberat.kemampuan menjadi orang tua yang cakap dan baik tidak begitu saja jatuh dari langit, melainkan harus ditempuh dengan banyak belajar. kebanyakan orang tua hanya mengandalkan insting dan pengalaman dari orang tua mereka dahulu. Akibatnya banyak kita temui orang tua yang kesulitan dalam mendidik anak-anak mereka, menghadapi pengaruh-pengaruh yang datang dari berbagai penjuru, gempuran budaya jahiliyah yang langsung datang ke rumah kita melalui televisi, DVD, internet, hp dan media cetak.Dampak negatifnya sangat terasa disekitar kita. Kasus di salah satu Taman Kanak-kanak di propinsi Jambi, dalam bulan oktober 2012 salah seorang anak laki-laki, berusia 5 tahun tersebut bercerita kepada salah seorang gurunya, bahwa dia sudah menggauli teman tetangganya yang wanita, hal ini bermula dari perilakunya yang suka menggoda dan mengintip anak-anak wanita sekelasnya, sambil berbicara yang tidak pantas untuk anak seusianya, sang guru tentu ingin tahu mengapa dia begitu, akhirnya dengan lugunya dia bercerita bahwa dia sudah pernah menonton DVD porno tersebut. Dia diajak oleh tetangganya yang sudah SMA dan dia melakukan itu atas perintah tetangganya tersebut.Hal tersebut tentu saja sangat menghawatirkan orang tua. Tapi kebanyakan orang tua Cuma sampai disitu (hanya cemas) dan tidak tahu harus berbuat apa untuk melindungi dan menyelamatkan anak-anak mereka. Banyak lagi kasus-kasus 59
Siti Maria Ulfah, Penerapan …
yang harus dihadapi orang tua dalam mengasuh anak-anak mereka bahkan banyak orang tua yang tidak siap serta kebingungan dalam mengasuh, mendidik dan mempersiapkan masa depan anak-anak mereka Dari latar belakang masalah tersebut diperlukan usaha yang keras dari orang tua dalam mendidik dan membimbing anak-anaknyasesibuk apapun mereka memberikan perhatian pendidikan kepada anak hendaknya tidak dikalahkan oleh kepentingan memberikan materi.Permasalahannya mampukah orang tua mendidik anak-anaknya menjadi anak yang berguna di masa yang akan datang?orang tua mana yang tidak mau memiliki putr putri yang cerdas dan berhasil guna, Oleh sebab itulah dalam pembahasan ini penulis mengangkat tema “PENERAPAN PENDIDIKAN ANAK SECARA ISLAMI
B. Rumusan Masalah 1. Apa saja potensi dan keceradan anak yang perlu digali dan diarahkan 2. Bagaimana Islam Memberikan tuntunan dalam mencetak generasi unggulan
C. Tujuan dan manfaat Tujuan dan manfaatnya adalah ini agar orang tua memiliki panduan dan mengetahui cara mendidik anak-anak mereka yang sesuai dengan ajaran Islam yang disampaikan oleh Rosulullah khusus bagi para orang tua dan para pendidik umumnya.
D. PembahasanDefenisi Pendidikan 1. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi petumbuhan individu. dalam arti lebih luas lagi, Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang berlangsung disekolah, luar sekolah sepanjang hayat. Untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang. (Mudyahardjo, 2001: 3-11) Pengertian pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental, dan sosial sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup, atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak. 60
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
2. Pendidikan Islam Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam.Isi ilmu adalah teori.Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori, tetapi isi lain juga ada ialah :Islam adalah nama Agama yang dibawa oleh nabi Muhammad saw, yang berisi seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia ; ajaran itu dirumuskan berdasarkan dan bersumber pada al Qur’an dan hadist serta aqal.(Ahmad Tafsir. 2001) Penggunaan dasarnya haruslah berurutan :al Qur’an lebih dahulu; bila tidak ada atau tidak jelas dalam al Qur’an maka harus dicari dalam hadist ; bila tidak ada atau tidak jelas didalam hadist, barulah digunakan aqal (pemikiran), tetapi temuan aqal tidak boleh bertentangan dengan jiwa al Qur’an dan hadist.Arti pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Pengertian pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan. Pendidik Islam ialah Individu yang melaksanakan tindakan mendidik secara Islami dalam situasi pendidikan islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Langgulung (1997), pendidikan Islam tercakup dalam delapan pengertian, yaitu At-Tarbiyyah Ad-Din (Pendidikan keagamaan), At-Ta’lim fil Islamy (pengajaran keislaman), Tarbiyyah AlMuslimin (Pendidikan orang-orang islam), At-tarbiyyah fil Islam (Pendidikan dalam islam), At-Tarbiyyah ‘inda Muslimin (pendidikan dikalangan Orang-orang Islam), dan At-Tarbiyyah Al-Islamiyyah (Pendidikan Islami). Pendidik Islam ialah Individu yang melaksanakan tindakan mendidik secara Islami dalam situasi pendidikan islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan. istilah pendidikan biasanya lebih diarahkan pada pembinaan watak, moral, sikap atau kepribadian, atau lebih mengarah kepada afektif, sementara pengajaran lebih diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuan atau menonjolkan dimensi kognitif dan psikomotor. Menurut Prof. Dr. Mohammad Athiyah al Abrasyi pendidik itu ada tiga macam : 1. Pendidikan KuttabPendidikan ini ialah yang mengajarkan al Qu’ran kepada anak-anak dikuttab. Sebagian diantara mereka hanya berpengetahuan sekedar pandai membaca, menulis dan menghafal al Qur’an semata. 61
Siti Maria Ulfah, Penerapan …
2. Pendidikan UmumIalah pendidikan pada umumnya, yang mengajarkan dilembaga-lembaga pendidikan dan mengelola atau melaksanakan pendidikan Islam secara formal sperti madrasahmadrasah, pondok pesantren ataupun informal seperti didalam keluarga. 3. Pendidikan Khusus Adalah pendidikan secara privat yang diberikan secara khusus kepada satu orang atau lebih dari seorang anak pembesar kerajaan (pejabat) dan lainnya. E. Rahasia kecerdasan Anak Menurut Prof. Howard Gardener seorang ahli riset dari Amerika delapan potensi kecerdasan yang perlu dikembangkan meliputi potensi kecerdasan linguistic, kecerdasan logika mathematic, kecerdasan visual dan spasial, kecerdasan music, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan kinestetik dan kecerdasan naturalis. Delapan area kecerdasan ini hanya dipergunakan sebagai alat bantu dalam mengoptimalkan semua potensi kecerdasan. Adapun komparasi teori ini dengan teori pendidikan yang dilakukan Rosul yaitu: 1) kecerdasan linguistic (wordsmart), dalam Islam dikenal istilah iqro’ yang mengarahkan anak tidak hanya bisa baca tulis bahasa sehari-hari melainkan juga dididik untuk bisa membaca dan mengenal serta menghafal ayat-ayat al-Quran. Kecerdasan linguistic ini termasuk ke dalam 3 hal yang diperintahkan Nabi untuk diajarkan kepada anakanak yaitu: didiklah anak-anakmu pada 3 perkara, mencintai Nabi mu, mencintai ahli baiytnya dan mencintai al-Quran (HR. At-Thabrani). 2) kecerdasan logika matematika (number smart). Model kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan menganalisis masalah secara logis, menemukan rumus-rumus, pola matematika, dan menyelidiki sesuatu secara ilmiah. 3) kecerdasan visual spasial (pictures smart) yaitu model kecerdasan melibatkan kepekaan mengobservasi, kemampuan berfikir dalam gambar. 4) kecerdasan musical (music smart). Model kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan berfikir atau mencerna suara menggunakan music sebagai sarana berkomunikasi. 5) kecerdasan gerak tubuh ( bodys smart). disebut juga kecerdaasan kinestetik. anak-anak dilatih dalam aktivitas olah raga maupun aktivitas ibadah kepada Allah, seperti sholat.
62
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
Siti Maria Ulfah, Penerapan …
6) kecerdasan interpersonal (people smart). kecerdasan interpersonal melibatkan kemampuan memahami dan berkomunikasi dengan orang lain sertamelihat perbedaan orang lain dari segi suasana hati. 7) kecerdasan intrapersonal (self smart). Kemampuan memaham diri sendiri, berperilaku islami. 8) kecerdasan naturalis, model kecerdasan ini untuk mengoptimalkan kemampuan merasakan bentuk-bentuk dan menghubungkan elemenelemen yang ada di alam, seperti tadabbur alam bertujuan untuk melatih jiwa syukur. (Ahmad, 2011: 11-13)
Menurut Piaget yang dikutip oleh Anita E wool Folle.dkk (2004 : 65) ada 4 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu : 1. Kedewasaan 2. Aktifitas 3. Perkembangan pemikiran yang dipengaruhi oleh Transmisi social atau belajar dari orang lain 4. Perubahan actual pemikiran melalui proses penyeimbang terhadap materi keseimbangan atau perkembangan. Ketiga faktor tersebut mempengaruhi perkembangan kognitif anak.
F. Menggali Kecerdasan Anak dengan Pola Asuh yang Sehat Menurut pakar pendidikan Prof. Dr. H. Arief Rahman, M.Pd, ada 5 cara menggali potensi kecerdasan anak. Kelima pola tersebut yaitu : 1) potensi spiritual, anak diarahkan untuk mengetahui siapa penciptanya dengan tujuan menghadirkan keimanan dalam setiap aktivitas, melatih kegemaran dalam berbuat ikhlas, disiplin dalam beribadah, sabar serta bersyukur. 2) potensi akal, potensi yang dikembangkan dimulai dengan kemampuan berhitung, kemampuan verbal dan spasial serta kemampuan membedakan dan membuat daftar prioritas. 3) potensi jasmani, potensi ini anak diusahakan harus sehat secara medis dan kuat dengan berbagai cuaca. 4) potensi perasaan, anak perlu diberi pendidikan untuk mampu mengendalikan emosi, mengerti perasaan orang lain, senang bekerjasama, berkepribadian stabil. 5) potensi social, anak diarahkan untuk bias berinteraksi dengan lingkungannya secara baik. (Ahmad Ruhiyat, 2011:14-15) Cara menyelaraskannya diperlukan pola asuh yang sehat, anak diberikan suri tauladan yang positif yang didasari oleh rasa kasih sayang.yang tidak kalah penting adalah mengembangkan watak positif, seperti bertaqwa, fleksibel, terbuka, mandiri, toleransi, dan lain-lain. Ciri-ciri anak yang kreatif terdiri dari, berwajah cerah, berfisik dinamis, berminat luas pada mata pelajaran dan sebagainya, bertanya dengan pertanyaan yang berbobot, selalu ingin tahu, berani mengambil resiko dan lain-lain. Model pembelajaran yang dibutuhkan terdiri dari, pengenalan, pengalaman, penemuan, pengertian dan pengamalan.Salah satunya dengan memberikan pendidikan.Pendidikan anak dikatakan sukses bila terciptanya anak didik yang tidak hanya cerdas secara otak tapi juga secara spiritual.Hal ini dapat terwujud apabila terbentuk kerjasama yang efektif antara orang tua siswa dan guru.
G. Mendidik Anak dalam Islam Kecerdasan tidak hanya terbatas pada potensi intelektual dan kecerdasan emosional saja, akan tetapi kecerdasan spiritual adalah bentuk kecerdasan lain yang harus lebih dikembangkan. mengembangkan kecerdasan spiritual sejak dini akan memberi dasar bagi terbentuknya kecerdasan intelektual dan emosional pada usia anak selanjutnya. Menurut Marwah Daud, dalam Majalah percikan Iman No. 01. th.XII 2011 kecerdasan anak pada sisi spiritual bergantung pada orang tua dan keluarganya sebagai tempat belajar pertama (sekolah dan lingkungan sekitarnya merupakan tempat belajar kedua).factor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecerdasan spiritual anak tergantung bagaimana pendekatan yang digunakan terhadapnya. Misalnya, kekurangan kasih sayang, pengaruh pergaulan yang tidak baik, kondisi lingkungan yang kurang kondusif. Cara mendidik anak yang ideal dalam Islam yaitu mengikuti cara Rasul. meski demikian harus ada aturan yang bersifat khusus bagi keluarga tersebut yang harus diikuti seluruh anggota keluarga. Tips mendidik anak ala Rasulullah. 1. menanamkan nilai-nilai ketauhidan 2. menjadi sahabat dan mendidik dengan keteladanan 3. mendidik dengan kebiasaan 4. menumbuhkan rasa percaya diri 5. memotivasi anak berbuat baik 6. sediakan waktu untuk makan bersama 7. mendidik dengan reward/hadiah 8. memilih sekolah yang Islami 9. mendidik dengan hukuman 10. memahami keadaan anak secara baik dan menggunakan metode yang tepat. (Ali dalam Percikan Iman, 2011:18-20)
63
Pakar-pakar pendidikan di Indonesia menilai bahwa salah satu sebab utama kegagalan pendidikan kita karena para pendidiknya yang 64
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
Siti Maria Ulfah, Penerapan …
gagal.Padahal, salah satu syarat mutlak untuk keberhasilan pendidikan adalah dipilihnya pendidik yang baik.Rasulullah adalah suri tauladan yang terbaik, karenanya mari kita berkaca dari sepercik cara mendidik anak ala beliau.Anak didik dibentuk oleh empat faktor.Pertama, ayah yang berperan utama dalam membentuk kepribadian anak.Bahkan, dalam AlQuran hampir semua ayat yang berbicara tentang pendidikan anak, yang berperan adalah ayah. Kedua, yang membentuk kepribadiannya juga adalah ibu; ketiga, apa yang dibacanya (ilmu); dan keempat, lingkungan. Kalau ini baik, anak bisa baik, juga sebaliknya. Begitu pula baik-buruk kadar pendidikan kita.Empat faktor ini belum tentu semuanya terwujud. Menurut Kihajar Dewantara (1962: 100) menyatakan bahwa keluarga merupakan “pusat pendidikan” yang pertama dan terpenting karena sejak adab kemanusiaan sampai kini keluarga selalu mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia disamping itu orang tua dapat menanamkan benih kebatinan yang sesuai dengan kebatinannya sendiri kedalam jiwa anak-anaknya. Ketika Allah Swt. menetapkan bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya, maka yang membentuk kepribadiannya adalah Allah Swt. Sebab, bila diserahkan kepada masyarakat atau keluarga, maka ia tidak akan sempurna, bisa jadi keliru. Dalam hal ini, Tuhan yang melakukan, sedangkan masyarakat atau keluarga diberi peranan yang sangat sedikit.Itu sebabnya bila telah selesai peranan ayah, maka dia diambil-Nya meninggal dunia.Ini karena Tuhan tidak mau beliau dididik bapaknya. Begitu lahir dibawa ke desa dan ketika usia remaja baru ketemu ibunya. Namun, ibunya pun kemudian diambil-Nya. Selain itu, beliau lahir di lingkungan dengan gaya hidup yang terbelakang, bahkan hampir tidak tersentuh oleh peradaban. Padahal, waktu itu Mesir, Persia, dan India semunya sudah maju.Dalam hal ini, Allah Swt. ingin mendidik langsung beliau untuk menjadi pendidik, yakni figur yang diteladani bagaimana seharusnya mendidik.Itu sebabnya beliau bersabda, Addabanî Rabbî fa Ahsana Ta’dîbi (”Yang mendidik saya itu adalah Tuhan”).Juga, Bu’itstu Mu’alliman (”Saya diutus-Nya menjadi pengajar, pendidik”). Beberapa inti dari kisah hidup Rasulullah Saw.Beliau bersabda, “Bila ingin anak yang membawa namamu itu tumbuh berkembang dengan baik, maka pilih-pilihlah tempat kamu meletakkan spermamu, karena gen itu menurun”.Jadi, sebelum anak lahir kita harus memilih hal yang baik, karena gen ini mempengaruhi keturunan.Pakar pendidikan mengakui bahwa ada faktor genetik dan pendidikan.Walaupun mereka berbeda pendapat yang mana lebih dominan, namun yang jelas keduanya punya pengaruh.Penulis pribadi cenderung berpendapat yang lebih dominan itu sebenarnya pada pendidikan, bukan sperma (gen).Sebagai analogi, bila kita lagi sumpek, masakan kita bisa tidak enak.Di sini ada pengaruh dari emosi 65
dan sikap pada saat membuat suatu masakan.Jadi, bila ingin anak yang baik, maka harus ditanamkan perasaan yang enak, harmonis, dan penuh keagamaan sewaktu memproduksinya.Ini berpengaruh kepada jabang bayi. Ketika membuatnya dalam situasi ketakutan, maka anaknya pun akan menjadi penakut. Anak yang lahir di luar nikah itu berbeda dengan anak yang lahir dari hubungan yang sah.Karena semua orang sadar dalam hati bahwa perzinahan itu buruk, maka hal ini nantinya dapat berpengaruh terhadap anak. Karena itu pula, Nabi Saw. memerintahkan untuk memilih tempat-tempat yang baik saat menanamkan sperma kita dan dianjurkan sebelumnya untuk membaca doa dan tidak dihantui rasa takut atau cemas. Hal di atas menunjukkan bahwa jauh sebelum anak dilahirkan, ternyata Islam telah memiliki landasan dan tempat berpijak. Lalu, apa yang perlu diperankan orang tua sekarang? 1. Begitu seorang anak lahir, Islam mengajarkan untuk diadzankan. Walaupun anak itu belum mendengar dan melihat, tapi ini memiliki makna psiko-keagamaan pada pertumbuhan jiwanya. Anak yang baru beberapa hari lahir, kalau ia ketawa, anda jangan menduga bahwa ia ketawa karena atau dengan ibunya, tapi karena ia merasakan kehadiran seseorang. Para pakar mengatakan demikian, karena ada orang yang lahir buta tetap tersenyum saat ibu mendekatinya. Jadi, seorang bayi memiliki rasa pada saat mendengar adzan, juga memiliki jiwa yang bisa berhubungan dengan sekelilingnya. Karena itu, adzan menjadi kalimat pertama yang diucapkan kepadanya. Dan, karena saat membacakan adzan seorang muadzin berhubungan dengan Tuhan, maka inilah yang memberikan dampak bagi perkembangan anak ke depan. 2. Sampai umur tujuh hari, kelahiran anak perlu disyukuri (’aqiqah). Saat itu sang anak sudah punya perasaan dan harus disambut dengan penuh syukur (’aqiqah). anak laki-laki ataupun permpuan semestinya perlu disyukuri. 3. Setelah ‘aqiqah, sang anak baru diberi nama yang terbaik karena dalam hadis disebutkan, “Di hari kemudian nanti orang-orang itu akan dipanggil dengan namanya”. Dalam hadis lain dijelaskan, “Nama itu adalah doa dan nama itu bisa membawa pada sifat anak kemudian”. Jadi, pilihlah nama yang baik untuknya.Nabi Saw. dipilihkan oleh Allah semua nama yang baik dan sesuai, karena ia adalah doa bagi yang menyandangnya. Misal, Nabi memiliki ibu bernama Aminah (yang memberi rasa aman) dan ayahnya Abdullah (hamba Allah). Yang membantu melahirkan Nabi namanya As-Syaffa (yang memberikan kesehatan dan kesempurnaan). Yang menyusuinya adalah Halimah (perempuan yang lapang dada), jadi Nabi dibesarkan oleh kelapangan dada. Anjuran untuk memilih nama yang mengandung doa juga 66
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
dimaksudkan agar jangan sampai menimbulkan rasa rendah diri pada sang anak. 4. Mendidik anak bagi Nabi Saw. adalah menumbuhkembangkan kepribadian sang anak dengan memberikan kehormatan kepadanya, sehingga beliau sangat menghormati anak-cucunya. Bila memang sejak kecil ia sudah memiliki perasaan, maka jangan sampai ada perlakuan yang menjadikannya merasa terhina. Allah merahmati seseorang yang membantu anaknya untuk berbakti kepada orang tuanya. Nabi Saw. pernah ditanya, “Bagaimana seseorang membantu anaknya supaya ia berbakti?”, Nabi berkata: “Janganlah ia dibebani (hal) yang melebihi kemampuannya, memakinya, menakut-nakutinya, dan menghinanya”. Namun sisi lain, ada satu hal di mana Nabi sangat hati-hati dalam persoalan anak. Ketika Nabi lagi di masjid, ada orang yang kirim kurma, kemudian cucunya datang dan mengambil sebuah kurma lalu dimakannya.Nabi bertanya kepada ibunya, “Ini anak tadi mengambil kurma dari mana?”Sampai akhirnya, dipanggilnya Saidina Hasan dan dicongkel kurma dari mulutnya. Ini maknanya apa? Nabi tidak mau anak cucunya itu memakan sesuatu yang haram, walaupun ia masih kecil dan tidak ada dosa baginya, karena itu akan memberikan pengaruh kepadanya kelak ia besar. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kurikulum, metode, peserta didik, sarana dan prasarana, evaluasi dan pendidik.Namun faktor pendidik merupakan faktor terpenting dari berbagai faktor tersebut. Sebab pendidik yang berkualitas akan mempengaruhi proses pendidikan. Untuk itu, tuntutan UndangUndang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen merupakan keharusan yang diamanatkan terhadap seorang pendidik. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk memiliki kemampuan atau dalam hal ini kompetensi pedagogik.Kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesioanl yang harus dimiliki oleh seorang pendidik.Maka apabila keempat kompetensi tersebut telah dimiliki oleh pendidik dan menjadi integritas sebagai seorang pendidik diharapkan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. H. Kesimpulan 1. Pendidik Islam ialah Individu yang melaksanakan tindakan mendidik secara Islami dalam situasi pendidikan islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan. istilah pendidikan biasanya lebih diarahkan pada pembinaan watak, moral, sikap atau kepribadian, atau lebih mengarah kepada afektif, sementara pengajaran lebih diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuan atau menonjolkan dimensi kognitif dan psikomotor. 67
Siti Maria Ulfah, Penerapan …
2. Kecerdasan yang perlu digali menurut Menurut Prof. Howard Gardener seorang ahli riset dari Amerika delapan potensi kecerdasan yang perlu dikembangkan meliputi potensi kecerdasan linguistic, kecerdasan logika mathematic, kecerdasan visual dan spasial, kecerdasan music, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan kinestetik dan kecerdasan naturalis. 3. Tips mendidik anak ala Rasulullah yaitu menanamkan nilai-nilai ketauhidan, menjadi sahabat dan mendidik dengan keteladanan, mendidik dengan kebiasaan, menumbuhkan rasa percaya diri, memotivasi anak berbuat baik, sediakan waktu untuk makan bersama, mendidik dengan reward/hadiah, memilih sekolah yang Islami, mendidik dengan hukuman, memahami keadaan anak secara baik dan menggunakan metode yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1997.Al-Quran dan Terjemahan.Jakarta: 1997 Ahmad Tafsir, 2001. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya http://abizakii.wordpress.com/Cara mendidik anak Ala Rosulullah, Oleh Prof. Dr. H. Quraisy Syihab diakses tanggal 28 Oktober 2012 Khazanah Intelektual, Majalah bulanan,Percikan Iman, No.01.Th.XII Januari 2011M.Jakarta. Lexy J. Moleong. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya Moh.Shochib, 1998.Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta
Anak
Nur Uhbiyati.1998. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung : CV. Pustaka Setia Pratiwi, 2009.Panduan Penulisan Skripsi, Yogyakarta: Tugu Publisher Raja Mudyaharjo, 2001.Pengantar Pendidikan .Sebuah studi awal tentang dasar-dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di Indonesia. Jakara: Raja Grafindo Persada Wool Folk,Anita E dan Lorraine McCenno-Nicolich, 2004. Mengembangkan Kepribadian dan Kecerdasan Anak-Anak (Psikologi Perkembangan II), Jakarta: Unisiasi Press
68