PENERAPAN PENDIDIKAN BELA NEGARA DI PERGURUAN TINGGI
APPLICATION OF STATE DEFENSE EDUCATION IN COLLEGES Dony Gredinand1 Universitas Pertahanan (
[email protected])2
Abstrak - Penerapan Pendidikan Bela Negara di Perguruan Tinggi melalui kurikulum diantaranya tolak ukur/parameter keberhasilan untuk mencapai tujuan dan sasaran harus mempunyai 5 (Lima) nilai dasar, yaitu Cinta Tanah Air, Rela Berkorban, Sadar Berbangsa dan Bernegara, Pancasila sebagai Ideologi Negara, dan Kemampuan Awal Bela Negara, baik secara fisik maupun non fisik. Ancaman Indonesia ke depan baik dari dalam atau dari luar dalam waktu dekat maupun jangka panjang yang nyata-nyata dapat menghambat program Pemerintah, mengganggu sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara maka Penerapan Kader Pendidikan Pendahuluan Bela Negara di kalangan Mahasiswa perlu diambil langkah dan tindakan dengan cepat, serentak, lebih serius, terarah dan terukur masuk kesemua sektor/lini melalui berbagai kegiatan nyata yang langsung menyentuh masyarakat. Pendidikan Bela Negara di kalangan Mahasiswa dalam hal ini juga memperoleh momentum sebagai solusi yang dianggap tepat atas ancaman tersebut. Untuk itulah, jalinan kerjasama antara Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dengan perguruan tinggi beberapa waktu terakhir, harus disikapi sebagai suatu kesadaran akan suatu kondisi pergeseran ancaman maupun tantangan bagi Indonesia di era kekinian. Guna memperoleh solusi atas permasalahan tersebut maka disusunlah tulisan ilmiah dengan berbasis pada data primer maupun data sekunder. Teknik wawancara maupun studi kepustakaan dilakukan untuk selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Sebagai hasilnya penulis menyarankan suatu langkah pembaruan dengan langkah reorientasi dan reformulasi pola Pendidikan Bela Negara di kalangan Mahasiswa, dari satu arah menjadi beragam arah, dari yang sangat teknologis, ke arah humanis. Pemanfaatan teknologi terkini, sumber daya manusia unggul, hingga kesadaran kebangsaan yang tebal dalam pola hubungan militer dan pendidikan perguruan tinggi, merupakan bentuk pembaruan yang bersinergi guna mengatasi ancaman. Kata kunci: Pendidikan, Bela Negara, Perguruan Tinggi Abstract - Application of State Defense Education in higher education through the curriculum including a benchmark success to achieve the parameters/objectives and targets must have 5 (five) basic values, that Love the motherland, willing to sacrifice, aware of a nation and a country, Pancasila as the State ideology, and the ability of the early Fighting the State, both physical and non physical. Indonesia forward threat either from within or from outside in the near and long term is real-real can inhibit 1
Dony Gredinand, S.H adalah mahasiswa program studi strategi pertahanan darat, fakultas strategi pertahanan, Universitas Pertahanan. 2 Alamat Email.
Penerapan Pendidikan Bela Negara di Perguruan Tinggi | Dony Gredinand | 1
government programs, disrupting the life of the joints and State then application of Cadres Education Introduction Bela State among students and action steps needs to be taken quickly, simultaneously, more serious, purposeful and measurable sign in all sectors/real lines through various activities that directly touched the community. State Defense education among students in this case also gained momentum as a solution that is considered right over such threats. To this end, the partnership between the Indonesia National Army ground forces (TNI AD) with higher education some last time, should be addressed as an awareness of a condition of shifting threats or challenges for Indonesia in the present era. In order to obtain solutions to problems of the disusunlah of scientific writing is based on primary data as well as secondary data. Interview techniques as well as the study of librarianship made to subsequently be analyzed qualitatively. As a result, the authors recommend a step by step updates the re-orientation and reformulating Educational pattern Bela State among students, from one direction into various directions, from the highly technological, to the humanist. Utilization of the latest technology, superior human resources, to the thick of the national consciousness in the pattern of the military liaison and college education, is a form of updates that work together in order to overcome the threat. Keywords: Education, Defense, State College
Pendahuluan
G
strategi,
eorge
Friedman
dalam
system
kependidikan
bahkan
birokrasi kepemimpinan.
prediksinya tentang masa depan
Indonesia sebagai salah satu negara
mengatakan bahwa masa depan
dengan bentang wilayah laut mencapai 5,8
kekuatan ekonomi Negara ditentukan oleh
juta km2, dengan gugusan lebih dari 17.500
kekuatan pertahanan Negara3. Pertahanan
pulau, serta garis pantai sepanjang 81.000
Negara ditentukan oleh kekuatan ekonomi,
km yang notabene terpanjang ke dua di
tetapi kekuatan ekonomi yang tangguh
dunia setelah Kanada, merupakan wilayah
dalam jangka panjang ditentukan juga oleh
yang
seberapa tangguh kekuatan militer yang
diperebutkan. Belum lagi luasan areal
menaunginya. Sebut saja Amerika Serikat,
hutan yang mencapai 99.6 juta hektar,
Inggris, Jerman, Perancis, China, Korea
merupakan potensi vegetasi yang sangat
Selatan, dan Jepang bukan hanya negara-
besar sepanjang tahun yang akan menjadi
negara
ekonomi,
arena persaingan kepentingan nasional
melainkan juga kuat secara militer, mulai
berbagai negara. Untuk itu, diperlukan
dari sumber daya manusia, alutsista,
langkah antisipasi dan persiapan yang
yang
kuat
secara
memenuhi
syarat
untuk
matang agar bangsa Indonesia mampu 3
George Friedman, The Next 100 Years : A Forecast for the 21St Century, (New York : Anchor Book, 2009), hlm.16-20.
menjamin tetap tegaknya keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik
2 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
Indonesia
berdasarkan
Pancasila
dan
Undang-Undang Dasar 19454.
maupun tantangan bagi Indonesia di era kekinian maupun dimasa mendatang.
Peran pemerintah melalui salah satu
Bagaimanapun,
ketika
upaya
kebijakan program yang konseptual dan
penyelamatan
bangsa
dan
negara
strategis untuk menanamkan nilai – nilai /
diancangkan,
maka
yang
harus
sosialisasi peningkatan kesadaran dalam
dipersiapkan adalah generasi penerus yang
bela
melalui
memiliki ketangguhan. Adapun generasi
Pendidikan
penerus terbaik itu tidak lain adalah para
(PPBN),
mahasiswa yang sangat terbuka terhadap
negara
kegiatan
tersebut
formal
Pendahuluan
Bela
adalah
yaitu Negara
Perwujudan Pendidikan Pendahuluan Bela
ragam
Negara
dicanangkan
keterbukaan informasi dan disiplin ilmu
dilaksanakan
sangat diperlukan. Akan tetapi tanpa
pembentukan program bela negara pada
penjagaan yang kuat, kebebasan demikian
tanggal 19 Oktober 2015 yang dibuka oleh
potensial
Presiden
telah
pembelokan arah yang tidak mudah untuk
menyiapkan Pendidikan Pendahuluan Bela
dikembalikan. Bahkan pada titik tertentu
Negara melalui program TNI AD yang
tanpa
diinstruksikan Kepala Staf Angkatan Darat
bangsa yang disebut mahasiswa demikian,
(Kasad) Jenderal Gatot Nurmantyo pada
dapat pula berbalik menjadi ancaman
saat pelaksanaan Apel Dansat Satuan
nyata.
(PPBN)
Pemerintah
yang
sebelum
Jokowi.
Pemerintah
Tempur dan Satbanpur (Satuan Non Kowil) Tgl 1 s.d 7 September 2014.
antara Angkatan
Tentara Darat
Nasional (TNI
AD)
ilmu.
Di
mengalami
pengawasan,
Globalisasi dan
Oleh karenanya, jalinan kerjasama
disiplin
teknologi
satu
krisis
generasi
membuat
sisi,
dan
penerus
komunikasi
berkembang
pesat
khususnya media massa/elekronik yang
Indonesia
dapat mempengaruhi sikap dan tindakan
dengan
generasi muda yang cenderung tidak
perguruan tinggi beberapa waktu terakhir,
sesuai
harus disikapi sebagai suatu kesadaran
Indonesia antara lain munculnya fenomena
akan suatu kondisi pergeseran ancaman
yang dapat mengancam ideologi negara ;
4
saat Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma
Gatot Nurmantyo, Komunikasi Personel (Jakarta, 2014).
dengan
kepribadian
bangsa
Penerapan Pendidikan Bela Negara di Perguruan Tinggi | Dony Gredinand | 3
yang mana lulusan salah satu Universitas di
negara ; b.Undang-Undang No 3 tahun
Semarang Jawa Tengah menggunakan
2002 tentang Pertahanan Negara Bab III
kaos palu-arit, Artis penyanyi dangdut
pasal 9 ayat (1) setiap warga negara berhak
Zaskia
mengenyam
dan wajib ikut serta dalam Bela Negara ;
di perguruan
c.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Pancasila,
tentang Sistem Pendididkan Nasional Bab X
Pemasangan gambar palu arit dalam
tentang Kurikulum pasal 37 point (2)
bentuk bendera, stiker, dan logo atribut
disebutkan bahwa kurikulum pendidikan
PKI di kamar kost Mahasiswa salah satu
wajib
Universitas swasta di Semarang.
Pendidikan
Gotik
(tanpa
pendidikan tinggi)
yang
Diketahui,
melecehkan
larangan
menghina
negara dan lambangnya sebenarnya sudah
tentang
Bendera,
Bahasa,
dan
pendidikan
agama,
Kewarganegaraan
dan
Pendidikan Bahasa; dan d.Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
diatur dalam Pasal 24 UU Nomor 24 Tahun 2009
memuat
Penegasan dengan
tersebut
hadirnya
pasal
dikuatkan 305
yang
Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
menyatakan bahwa tiap warga negara
Dalam Pasal 57 a jo Pasal 68 misalnya
berhak
tertulis, “Setiap orang dilarang : mencoret,
pembelaan negara. Hal ini merupakan
menulisi, menggambari, atau membuat
suatu
rusak Lambang Negara dengan maksud
terutama yang terdapat dalam pasal 30
menodai, menghina, atau merendahkan
ayat (1). Baru pertama kali terdapat
kehormatan Lambang Negara dipidana
rumusan semacam itu yaitu bahwa tiap
dengan pidana penjara paling lama 5 tahun
warga negara berhak dan wajib ikut serta
atau denda paling banyak Rp 500 juta.
dalam usaha pembelaan negara. Negara-
dan
wajib
unicum
dan
ikut
serta
bersifat
dalam
original
Landasan Hukum yang sudah ada dalam
mendukung
pelaksanaan
Bela
Negara tertuang dalam : a.UUD 1945 Pasal 30 Ayat (1) menyebutkan tentang hak dan kewajiban tiap warga negara ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
5
Pasal 30 dihubungkan dengan pasal 10 dan pembukaan beserta penjelasan, menegaskan bahwa bagsa Indonesia perang berarti perang rakyat semesta dan system pertahanan bangsa Indonesia adalah pertahanan territorial (territorial defence) berdasarkan asas gotongroyong dan asas kekeluargaan.
4 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
negara lain hanya mengatakan wajib saja 6,
Pendidikan Bela Negara Di Perguruan
selain itu dalam kata pembelaan negara
Tinggi.
tercermin falsafah pertahanan bangsa Indonesia.
Sebagaimana
dapat
ditelusuri
melalui lembar sejarah penerapan bela
Dikaitkan dengan kearifan lokal,
negara,
dunia
akademik,
militer,
perkembangan ilmu pengetahuan tentang
masyarakat, dan komponen bangsa lainnya
isu-isu
di
selama ini seakan berjalan pada sektor
masyarakat, pembentukan karakter bagian
yang sempit dan memunculkan gejolak
dari sikap bela negara harus dilakukan
ketika bertemu muka pada suatu bahasan
sedini mungkin dengan cara memupuk
atas masalah bangsa.
kecintaan kepada tanah air, kesadaran
Kondisi
terkini
berbangsa
dan
yang
menjamur
bernegara
Indonesia,
demikian
menimbulkan
egosentris dan sudah seharusnya segera
menghayati dan mengamalkan Pancasila,
diakhiri.
kesediaan rela berkorban dan mewujudkan
berseberangan
kemampuan awal bela negara, diharapkan
Langkah apa saja yang dapat ditempuh
generasi muda memiliki karakter sikap
guna
mental yang menyadari akan hak dan
muda yang ada, agar gejolak dapat
kewajibannya serta tanggung jawabnya
dihindari, dan pada saat yang sama potensi
sebagai warga negara Indonesia. Salah satu
dapat dikembangkan di ancaman saat ini
upaya pembentukan karakter sikap bela
sebagai salah satu wujud pengembangan
negara yang demokratis adalah melalui
pendidikan pendahuluan bela Negara di
kegiatan pembinaan terhadap Ketahanan
Perguruan Tinggi, bagaimana penerapan
Masyarakat
Pendidikan
dan mengatasi kendala pendidikan bela
Pendahuluan Bela Negara, oleh sebab itu
Negara di perguruan tinggi? Beberapa
perlu dilakukan penelitian ilmiah yang
pertanyaan inilah yang selanjutnya dikaji
relevan
dalam ulasan artikel dimaksud.
guna
melalui
memahami
Pendidikan
Lalu
Masalah
sebagai salah satu bentuk Penerapan
Guna
6
mengupas
kondisi
demikian
memanfaatkan
Karakter di Tingkat Perguruan Tinggi
(Rumusan semacam ini kemudian diikuti oleh negara Yugoslavia).
bagaimana
dihindari?
potensi
memfokuskan penerapan
kajian
generasi
dalam
pendidikan
Penerapan Pendidikan Bela Negara di Perguruan Tinggi | Dony Gredinand | 5
pendahuluan
bela
negara
dikalangan
dengan
mengambil
obyek
studi
mahasiswa sebagai generasi muda, isu
Universitas
ancaman saat ini dan potensi bergandeng
menemukan sebuah titik otokritik yang
tangan menerapkan bela negara secara
menarik untuk dikaji. Secarik catatan
humanis, berikut ini diajukan sebuah
tersebut
pertanyaan,
dan
pendidikan yang parsial, satu arah dan
di
menggunakan penekanan doktrin yang
kendala
mengapa
pendidikan
perguruan
penerapan bela
tinggi
negara
patut
dibedah?
Diponegoro
di
adalah
ternyata
mengenai
semakin
model
mengarahkan
pendidikan
ekses
pendidikan
menjauhi kodrat humanis. Sebagai contoh
pendahuluan bela negara tidak bedah guna
berkenaan dengan metode pendidikan bela
menghadapi
negara yang masih jauh dari kata efektif
penerapan
ancaman
saat
ini
yang
arah
teknologis
sifat
Pertanyaan demikian sekaligus menyingkap ketika
ke
Semarang,
dan
mempunyai aspek multidimensional.
ketika pendidikan bela negara belum
Metode
menjadi kesadaran generasi muda.
Penulisan ini merupakan karya ilmiah yang mengikuti Langkah
tradisi
keilmuan
penelusuran
suatu
Hal demikian misalnya dicermati
kualitatif.
ketika digelar pendidikan pendahuluan bela
isu
negara
atau
yang
dilaksanakan
400/Raider
mendalam dan observasi hingga akhirnya
perwakilan mahasiswa berbasis minat dan
ditemukan simpul yang menjadi penyebab
bakat tertentu. Adapun mahasiswa yang
suatu
lain, hanya dilatih oleh pembina dari
Melalui
data
primer
maupun data sekunder yang diperoleh dari
kalangan
teknik
seremonial
pengumpulan
data,
baik
kampus
hanya
Yonif
permasalahan, digali melalui pendataan
masalah.
ternyata
di
sebatas
orientasi
melatih
pada
mahasiswa
saat baru.
wawancara, maupun studi pustaka, suatu
Artinya, para mahasiswa yang diharapkan
isu dianalisis guna ditemukan solusinya.
menjadi
Pembahasan
menghadapi ancaman saat ini, ternyata
Pengamatan
yang
dilakukan
tulang
punggung
guna
penulis
mengenyam pendidikan pendahuluan bela
mengenai pendidikan pendahuluan bela
negara hanya pada tataran pengenalan
negara pada pendidikan tinggi di Indonesia
tanpa memahami substansinya.
6 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
dicermati
antropologi8. Dalam ketiga ilmu tersebut,
karena sejak menjadi mahasiswa baru, dan
istilah “peran” diambil dari dari dunia
selama
perkuliahan.
teater. Dalam teater, seorang aktor harus
Hingga tiba saatnya wisuda, praktis hanya
bermain sebagai seorang tokoh tertentu
satu
dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia
Hal
demikian
menjalani
kali
sang
dapat
proses
mahasiswa
menerima
pembekalan mengenai bela negara. Dalam
mengharapkan
amatan
tertentu. Dari sudut pandang inilah disusun
penulis,
kecuali
perwakilan
mahasiswa yang dilatih di Yonif 400/Raider
berperilaku
secara
teori-teori peran.
dan mahasiswa yang tergabung dalam
Model
proses
implementasi
anggota resimen mahasiswa (Menwa)
Pendidikan bela negara tentu saja tidak
yang dilatih di Rindam IV/Diponegoro,
cukup berhenti di lembaga formal, yang
maka bekal mengenai bela negara masih
paling penting adalah dukungan dari
patut disangsikan dan dipertanyakan.
masyarakat, lingkungan dan Pemerintahan.
Definisi Bela Negara adalah Bela
Tindakan seseorang, dalam hal ini sikap dan
Negara adalah tekad, sikap dan perilaku
tindakan mau bela negara, itu dibentuk
warga
oleh
atas tiga komponen utama yaitu behavioral
kecintaannya kepada Negara Kesatuan
beliefs, normative beliefs dan control
Republik
beliefs9 :
negara
yang
Indonesia
yang
dijiwai
berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
a.
rela
Sikap terhadap perilaku ; yang dipengaruhi
berkorban
demi
menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara 7. Teori peran (Role Theory) adalah
Attitude Toward Bahavior (ATB)
oleh behavioral belief yaitu evaluasi positif ataupun negatif terhadap suatu perilaku
teori yang merupakan perpaduan teori,
tertentu,
tercermin
orientasi, maupun disiplin ilmu, selain dari
seperti, benar-salah, setuju-tidak setuju,
psikologi, teori peran berawal dari dan
baik-buruk. Evaluasi terhadap sikap bela
masih tetap digunakan dalam sosiologi dan
negara
akan
dalam
meningkatkan
kata-kata
intensi
(potensi) untuk bela negara, 7
Tataran Dasar Bela Negara : Departemen Pertahanan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Jakarta, 2006). hlm. 2.
8
Sarwono, Teori Peran (2002). Fishbein dan Ajzen, Menurut Teori Planned Behaviour (1975). 9
Penerapan Pendidikan Bela Negara di Perguruan Tinggi | Dony Gredinand | 7
b.
Subjective
Norm
(SN)
Norma
menyumbang pada pembentukan attitude
subjektif ; yang dipengaruhi oleh subjective
toward
norm
perceived
di
sekeliling
mengharapkan
si
individu
individu
yang
sebaiknya
behavior,
subjective
behavioral
control
norm, seorang
peserta didik yang selanjutnya dinamika
berperilaku tertentu atau tidak. Misal
ketiganya
norma agama (bagi individu beragama),
kekuatan intensi seorang dalam kesadaran
norma sosial, norma keluarga atau ketika
bela negara.
orang-orang yang penting bagi individu
akan
Berdasarkan
menentukan
teori
tingkat
itulah
maka
atau cenderung dipatuhi oleh individu
instensi seseorang untuk memiliki sikap
menganggap bahwa mencintai tanah air
dan tindakan bela negara sejatinya sangat
sebagai
akan
dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan dari
meningkatkan intensi (potensi) memiliki
luar dirinya. Faktor dalam adalah potensi
kesadaran bela negara yang tinggi,
pengetahuan yang didapatnya melalui
c.
lembaga
hal
Control
positif,
Belief
maka
(CB)
Dirasakan
pendidikan
formal,
sebagai
kontrol perilaku ; yang dipengaruhi oleh
contoh sementara diluar dirinya adalah
perceived behavior control yaitu acuan
masyarakat, lingkungan dan pemerintah.
kesulitan
dan
kemudahan
untuk
Penciptaan
kondisi
kesadaran
memunculkan suatu perilaku. Ini berkaitan
memang sangatlah dibutuhkan dukungan
dengan sumber dan kesempatan untuk
dari semua pihak, dalam hal ini seperti
mewujudkan perilaku tersebut. Misalnya
pemerintah atau stakeholders lainnya yang
lingkungan disekeliling seseorang yang
mengelola negara agar komitmen peserta
mencintai negaranya yang besar/mudah
didik untuk secara konsisten mampu
akan meningkatkan intensi individu untuk
bersikap dan bertindak bela negara dalam
tumbuh kesadaran bela negara yang tinggi.
kehidupan
Dalam hal ini , maka pendidikan bela negara berfungsi untuk mempengaruhi ketiga komponen tersebut
sehari-hari
dapat
terwujud
dengan baik. Hal yang sangat mungkin terjadi
(behavioral
adalah sikap dan kesadaran bela negara
beliefs, normative beliefs, control beliefs)
mahasiswa dan pelajar yang sudah tumbuh
secara kuat dan seimbang sehingga dapat
secara baik dan berkualitas, itu berpotensi
8 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
terkikis oleh keadaan aparatur negara
terbaik kepada Universitas dan produktif
sendiri yang tidak sejalan atau paralel
menghasilkan
gagasan
dalam melakukan pembelaan terhadap
mengantisipasi
kebutuhan
negaranya sendiri.
datang. Paket Pendidikan Karakter yang
baru
untuk
yang
akan
Sebagai contoh, adanya oknum
telah disusun sebagai berikut : “IDEAL”
pemerintah yang melakukan tindak korupsi
Agent of Change (IDEAL = Inspiring
atau menggadaikan kepentingan nasional
Dedicative Emphatic and Accountable
kepada asing. Tindakan korupsi serta lebih
Leadership)
berpihak kepada kepentingan asing adalah
sebagai agen perubahan yang mempunyai
sikap yang bertentangan dengan jiwa dan
jiwa pemimpin yang mampu memberikan
semangat bela negara itu sendiri. Keadaan
inspirasi, dedikasi dengan empatik dan
inilah yang berpotensi mengkikis rasa
bertanggungjawab”.
“Menjadikan
Mahasiswa
kesadaran bela negara yang telah dibina
Pelatihannya dibagi menjadi 5 (lima)
secara baik didalam lembaga-lembaga
tahap pembinaan karakter yaitu tahap
pendidikan.
pertama; pencairan atau pengalaman,
Gambaran
Penerapan
kedua; refleksi diri untuk meningkatkan
Pendidikan Bela Negara di Universitas
nilai moral dan etika, ketiga; konsep
Diponegoro
berwawasan nusantara yang berkarakter,
Mahasiswa
umum
pada
dasarnya
ajaran
baru
setiap
ditanamkan
keempat;
pemahaman
nilai
juang
pendidikan Bela Negara yang disebut
Pahlawan Diponegoro, kelima; penerapan
dengan Pendidikan Karakter (Pendikar)
keilmuan yang berkarakter sesuai dengan
Mahasiswa
kaidah
Baru
(Sebuah
alternatif
Pancasila.
Paket
pelatihan
pendidikan karakter berbasis SCL) adalah
pendidikan karakter mahasiswa tersebut
pelatihan yang dirancang untuk mahasiswa
merupakan
baru dengan pendekatan pembinaan moral
pengungkapan diri yang dipadu dengan
dan mental berkebangsaan yang positif.
teknik observasi dan monitoring individual.
Pelatihan dengan soft skill lebih menekankan
sikap
moral
yang
suatu
kumpulan
proses
Teknik observasi dilakukan oleh kakak kelas, sebagai masukan bagi dosen wali
mewujudkan tekad untuk memberi yang Penerapan Pendidikan Bela Negara di Perguruan Tinggi | Dony Gredinand | 9
dan
juga
dimaksudkan
untuk
pendidikan karakter berdasarkan masukan
meminimalkan proses gojlokan.
kompetensi
Bertolak dari itulah Tim Pendidikan Karakter
Mahasiswa
seluruh
fakultas.
Penjabaran kompetensi didasari 3 (tiga)
UNDIP
domain pembelajaran yaitu kognitif, afektif
berinisiatif menggerakkan mahasiswa baru
dan psikomotor. Pada domain afeksi dibagi
menuju
menjadi 2 (dua).
COMPLETE
Baru
dari
yang
IDEAL.
Penguraian aspek yang diangkat dalam
Domain Kompe tensi
INSPIRING
KOGNITIF
AFEKTIF
Kualitas
Pengelolaan
Intelektual
Diri
PSIKOMOTOR
Pengelolaan terhadap orang lain
1.Punya Visi
1.Beretika
1.Komunikatif
2.Fleksibel
2.Pembelajar 2.Empati
3.Inovatif
Aktif
3.Memotivasi
1.Mampu
1.Bermoral
1.Mampu
Memotivasi
2.Beramal
bersinergi
2.Punya
ilmu
2.Bertu tur
Pengelolaan Tugas 1.Antu sias 2.Kreatif
4.Jadi Pencerah
DEDICATIVE
Keahlian
Punya Niat
positif 3.Sopan
EMPHATIC
1.Mampu
1.Beretika
1.Asertif
Cekatan memu
atasi
2.Tangguh
2.Mampu
tuskan masalah
Konflik
3.Tabah
bernegosiasi
dengan tepat
2.Berfikir
3.Bijak sana
analitis 3.Cerdas
10 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
ACCOUNTAB LE
1.Punya
1.Mawas Diri
1.Komunikatif
Pengaturan
rencana
2.Percaya
2.Dapat
waktu
2.Punya
Diri
dipercaya
strategi
3.Jujur (Lisan dan Tindakan)
LEADERSHIP
1.Jadi
1.Mampu
1.Empati
Perfor ma Diri
panutan
Kontrol Diri
2.Pemberdaya
yang Positif
2.Punya
2.Berpikir
3.Bertanggung
branding
positif
jawab
diri 3.Punya kompetensi Tabel 1. Domain Afeksi Sumber : Buku Panduan Pendidikan Karakter bagi Mahasiswa Baru Undip (2014).
Pada Aspek Pengelolaan Diri menunjukkan
yang akan dihadapi mahasiswa selama
beberapa aitem yang akan diajarkan pada
perkuliahan
mencakup
5
program Pendidikan Karakter Mahasiswa
Keterampilan
yang
menunjang
sejak awal. Mengapa menjadi prioritas?
terciptanya pengelolaan diri, pengelolaan
Hal ini dikaitkan dengan temuan self
terhadap orang lain, kualitas intelektual
assessment, bahwa kendala internal besar
dan pengelolaan tugas yang baik. Kelima
pengaruhnya
Keterampilan tersebut adalah : Satu;
kompetensi
terhadap COMPLETE
perwujudan bagi
lulusan
UNDIP. Soft
akan
(lima)
Learning Skills, dua; Thinking Skills, tiga; Leadership Skills, empat; Living Skills,
Skills
yang
mendukung
Lima; Moral dan Ethics.
kesuksesan dan kompetensi, Soft Skills
Penerapan Pendidikan Bela Negara di Perguruan Tinggi | Dony Gredinand | 11
Tabel 2. Soft Skills Learning Skills
Amanah
Moral dan Ethics
Religius
Living Skills
Cerdas
Thinking Skills
Organisasi
Elegan
Leadership Skills
Nasionalis
Sumber : Buku Panduan Pendidikan Karakter bagi Mahasiswa Baru Undip (2014)
Strategi
sukses
dipengaruhi
mahasiswa
oleh
40%
akan
Kecerdasan
dari Living Skills dan moral serta etika masing-masing mahasiswa.
Akademik, 30% Kemampuan berorganisasi
Selain pendidikan Bela Negara yang
dan 30 % Kepekaan Sosial terhadap
ditanamkan pada mahasiswa baru dan
masyarakat.
Pendidikan Bela Negara pada Mahasiswa
Semuanya
akan
saling
mempengaruhi. Learning Skills mencakup
yang
amanah
Mahasiswa, Mahasiswa UNDIP melalui
untuk
menuntut
ilmu
dan
tergabung
dalam
yang
telah
Resimen
kecerdasan. Thinking Skills, sebagai ciri
perwakilan
khas masyarakat berpendidikan tinggi akan
melaksanakan
terlihat dari kecerdasan mahasiswa dalam
Bela Negara (PPBN) di Satuan Non Kowil
berorganisasi. Berorganisasi yang positif
yaitu
untuk NKRI membutuhkan jiwa Nasionalis
IV/Diponegoro.
Pendidikan
Yonif
ditunjuk
Pendahuluan
400/Raider
Kodam
yang tinggi yang bisa tergambarkan dari
Sebagai implementasi dan tindak
Leadership Skills seperti dicontohkan oleh
lanjutnya TNI AD melakukan Kerjasama
Pangeran Diponegoro. Performa yang
MoU
elegan dengan religiusitas yang tinggi
Universitas seindonesia yang diwujudkan
sesuai
disertai
dalam bentuk Pelatihan Kader Bela Negara
amanah berilmu yang baik, dapat tercermin
bagi peserta setingkat Mahasiswa dalam
agama
masing-masing
antara
TNI
12 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
AD
dan
seluruh
rangka membentuk karakter/mental dan
perlu
ditambahkan
jasmani dengan tujuan secara psikis yaitu
Negara bukan hanya teori-teori yang
menumbuhkan sikap mental, antara lain :
diterima
cerdas, kritis, kreatif, proaktif, disipilin,
keterampilan
bertanggung jawab, tahan uji, pantang
semangat Mencintai tanah air, Kesadaran
menyerah dan rasa bangga sebagai warga
Berbangsa dan Bernegara, Keyakinan akan
Negara Republik Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi negara, Rela
tetapi
pembekalan
dibekali yang
Bela
keterampilanmenumbuhkan
Sedangkan sasaran secara fisik yaitu
berkorban untuk bangsa dan negara dan
membentuk sikap dan prilaku antara lain :
Memiliki kemampuan awal bela negara
menghargai
yang tercermin dalam bentuk sikap dan
nila-nilai
kesehatan
dan
memiliki fisik yang kuat, tangkas, terampil
perbuatan.
sehingga memilki kepercayaan diri serta
Di era globalisasi saat ini generasi
dalam rangka mengenalkan TNI AD dan
muda harus mampu menghadapi dan
Pemberdayaan wilayah pertahanaan darat
mewarnai
melalui
memungkinkan
Pembinaan
Teritorial
sebagai
dimana
proses
globalisasi
tumbuhnya
wujud nyata kemanunggalan TNI dengan
macam
rakyat sesuai yang diamanatkan oleh
dimanfaatkan oleh siapa saja yang memiliki
Undang-Undang.
kompetensi tinggi untuk bersaing. Akan
Kodam
IV/Diponegoro
kesempatan
berbagai
yang
bisa
melalui
tetapi tentu saja arus informasi global yang
kegiatan Pelatihan Kader Bela Negara bagi
tanpa batas ditambah dengan perubahan
Mahasiswa sebagai acuan pelaksanaan
yang cepat alam masyarakat menuntut
dilapangan menunjuk Satuan Non Kowil
kesiapan setiap orang untuk menghadapi
salah satunya Yonif 400/Raider yang
berbagai persoalan yang timbul.
melatih perwakilan Mahasiswa UNDIP untuk
melaksanakan
Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Deskripsi
wawancara
Disisi lain persoalan globalisasi juga menimbulkan ancaman berupa terkikisnya identitas nasional. Pengaruh globalisasi itu
Informan
secara
intensif
ditemukan fakta-fakta bahwa generasi
berkembangnya
muda khususnya mahasiswa Undip masih
komunikasi
yang
media
terjadi
akibat
dan
teknologi
memudahkan
setiap
Penerapan Pendidikan Bela Negara di Perguruan Tinggi | Dony Gredinand | 13
orang mengakses informasi dan visualisasi
mendapatkan
kekayaan
sebanyak-
praktek budaya asing. Karena derasnya
banyaknya dengan jalan apa saja termasuk
arus informasi global saat ini, rakyat
korupsi.
Indonesia terutama generasi mudanya
Apabila kondisi ini dibiarkan terus
telah mulai meninggalkan tradisi dan
terjadi, maka lambat laun bangsa Indonesia
budaya warisan leluhur yang telah sekian
akan kehilangan jati dirinya. Identitas
lama
nasional bangsa Indonesia yang didasarkan
membentuk
karakter
rakyat
nusantara.
pada nilai-nilai budaya dengan ciri-ciri khas
Sebagian anak muda seolah telah kehilangan
sikap
spiritualitas,
sopan
seperti
adanya
penghargaan
dalam
toleransi,
tepo
saliro,
tolong
spritualitas,
sopan
santun,
gotong-royong,
santun, keramah-tamahan, sabar, prihatin berjuang,
nilai-nilai
terhadap
dan
kebhinekaan,
keramahtamaan
akan
menolong (gotong-royong), dan ketulusan
lenyap. Dalam kehidupan bermasyarakatan
bertindak (rame ing gawe sepi ing pamrih)
dan berbangsa, nampak kecenderungan
yang telah berabad-abad dipraktekkan oleh
kuat mengutamakan kepentingan sendiri
nenek moyang kita. Sebaliknya, sikap yang
dan kelompok, dari pada kepentingan
mendominasi
adalah
masyarakat. Pola penyelesaian masalah
kerakusan, keserakahan, kesewenangan-
yang didominasi dengan kekerasan dan
kesewenangan,
anarkhi.
individualisme,
pada
saat
ini
kesombongan, materialisme,
dan
kebebasan yang tanpa batas norma susila.
Maraknya
korupsi
juga
bertentangan dengan jiwa keadilan sosial. Pendidikan
Pendahuluan
Bela
Akibat pengaruh liberalisme dari
Negara yang telah dilaksanakan oleh
barat, alat ukur untuk menentukan baik
Perwakilan Mahasiswa UNDIP di Yonif
buruk bahkan bahagia sengsara seseorang
400/Raider sebagai tindak lanjut kerjasama
adalah kepemilikan harta benda (material
MoU antara Kodam IV/Diponegoro dalam
capital). Seseorang dianggap sukses dan
mewujudkan Pelatihan Kader Bela Negara
berhasil apabila hartanya melimpah tanpa
untuk mendukung program Pemerintah.
peduli darimana mereka mendapatkannya
Bangsa Indonesia merupakan salah
sehingga setiap orang berpacu untuk
satu negara di wilayah ekuator yang
14 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
memiliki potensi sepanjang tahun akan
menyebarkan narkoba, mengadu domba
menjadi
elit politik, melumpuhkan Hukum yang ada,
arena
persaingan
nasional
berbagai negara. Kekayaan alam yang
mengajarkan
ajaran-ajaran
melimpah dimana kepadatan penduduk
terorisme
yang semakin hari semakin bertambah
bertentangan dengan ideologi negara kita.
ataupun
sesat
ajaran
baik yang
adalah bagian dari tantangan dan ancaman
Peredaran narkoba di Semarang
yang saat ini berkembang. Semua lapisan
semakin hari semakin bertambah dimana di
komponen bangsa harus menyadari dan
negara kita memiliki jumlah penduduk yang
memahami bermacam-macam tantangan
besar memang merupakan pasar yang
dan ancaman yang saat ini berkembang.
sangat
Ancaman yang nyata di negara kita
menguntungkan
narkoba
yang
umumnya
bagi
bandar
merupakan
yaitu diantaranya negara maju bersaing
sindikat internasional. Maraknya budaya
merebut energi sumber daya alam yang
asing yang tidak sesuai dengan norma
kita miliki. Bahkan negara maju tak segan-
susila bangsa kita merupakan salah satu
segan
untuk
faktor yang mencuci otak para generasi
mendapatkan hasil yang mereka inginkan,
muda kita untuk bertingkah laku yang tidak
salah satunya melalui beredarnya narkoba
semestinya.
melakukan
segala
cara
dikalangan generasi muda. Hal ini dilakukan
Dibidang pendidikan generasi muda
untuk merusak generasi muda Indonesia
khususnya
wilayah
Semarang
masih
sehingga bangsa Indonesia dimasa depan
terdapat perkelahian dan aksi anarkhis
tidak memiliki generasi yang berkualitas.
antar pelajar dan mahasiswa. Perkelahian
Konflik ataupun perang yang akan
para generasi muda tidak mengenal apakah
terjadi dinegara kita bukanlah perang
itu pelajar SMP, SMA bahkan sesama
antara dua negara yang menggunakan
Mahasiswa
antar
peralatan
disebabkan
permasalahan-permasalahan
tempur
canggih
saling
Fakultas
dimana
berhadapan tetapi perang secara modern
kecil yang seharusnya dapat diselesaikan
dimana negara akan menggunakan pihak
dengan cara musyawarah/diskusi dengan
ketiga ataupun melumpuhkan ekonomi,
komunikasi yang baik antar pihak-pihak
meracuni
generasi
muda
dengan
Penerapan Pendidikan Bela Negara di Perguruan Tinggi | Dony Gredinand | 15
generasi
muda
yang
masih
memiliki
temperamen tinggi.
Mahasiswa Universitas Diponegoro sangat diperlukan dimana Dasar Hukum yang ada
Kearifan lokal dikalangan generasi
saat ini ; a.Undang-Undang Dasar Negara
muda khususnya Mahasiswa Universitas
RI Tahun 1945 (Pasal 27 Ayat 3) “Setiap
Diponegoro Semarang perlu ditingkatkan.
warga negara berhak dan wajib ikut serta
Semangat
dalam
gotong-royong,
tolong
upaya
pembelaan
negara”,
menolong dan budi pekerti adalah ajaran
b.Undang-Undang Nomor 3 tahun 2002
dasar nenek moyang kita agar selalu
tentang pertahanan negara “Setiap warga
menghormati dan menghargai orang lain
negara berhak dan wajib ikut serta dalam
dimana memperlakukan orang lain seperti
upaya bela negara yang diwujudkan dalam
memperlakukan diri sendiri. Pelajaran-
penyelenggaraan
pelajaran diatas masih sangat terbatas
c.Tanggal
diajarkan dilingkungan Mahasiswa.
dilaksanakan Program Bela Negara oleh
Apakah nilai-nilai tersebut telah diracuni
oleh
bangsa
Asing
22
Kementrian
pertahanan Oktober
negara”,
2015
Pertahanan
mulai
di
45
yang
Kabupaten/Kota dengan jumlah peserta
mengakibatkan generasi muda dengan
4500 warga sipil untuk menjadi kader
muda dibelokkan sesuai dengan tujuan
pembina (target 100 juta dalam 10 tahun
bangsa asing. Dengan adanya ancaman
kedepan), d.MoU antara TNI AD dan
saat ini perlunya Pendidikan Pendahuluan
seluruh Universitas seindonesia.
Bela Negara dikalangan Mahasiswa dimana
Saya memandang bahwa dalam
program Pemerintah dengan aparat TNI
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 3 Tahun
khususnya
2002
adanya
TNI-AD Mou
diperkuat kerjasama
dengan dalam
Negara
menjelaskan
bahwa
Pertahanan
disusun
berdasarkan
“Prinsip
menanamkan nilai-nilai kebangsaan melalui
Demokrasi” artinya Peluang ke ranah
program Bela Negara diharapkan dapat
publik bukan Militerisasi, yang khawatir
menjawab tantangan bangsa kita dalam
terhadap ancaman negara tidak hanya
pembangunan ke depan.
Militer tetapi juga mayarakat sipil. Disini
Peningkatan Kesadaran Bela Negara
peran generasi muda akademis harus
dan Wawasan Kebangsaan dilingkungan
mampu mensosialisasikan, memotivasi dan
16 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
membangun masyarakat untuk mencintai
kemampuan (psikis) “ setiap warga negara
tanah
menghadapi
dituntut untuk memiliki sikap dan perilaku
tantangan nasional (Dalam dan Luar), tidak
disiplin, ulet, bekerja keras mentaati segala
efektif jika mengandalkan peran individual
peraturan perundangan yang berlaku,
sehingga metode yang digunakan harus
percaya akan kemampuan diri sendiri,
membangun
tahan uji dan pantang menyerah dalam
air
dan
mampu
dan
memperkuat
koneksivitas (Akses terhadap beraneka
menghadapi
ragam informasi ‘tersedia’ dalam skala
mencapai cita-cita dan tujuan Nasional.
global).
kesulitan
hidup
untuk
Tanpa Sikap mental tersebut diatas
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat
diketahui
bahwa
sulit sebuah Bangsa untuk mencapai cita-
program
cita dan tujuan nasional, bahkan mungkin
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara yang
akan membawa kepada jurang kehancuran.
diterapkan kepada Mahasiswa Universitas
Sedangkan Kemampuan fisik, kemampuan
Diponegoro dalam kegiatan Pendidikan
awal
Karakter (PENDIKAR) Mahasiswa baru dan
kemampuan fisik (jasmani), sehat, tangkas,
Mahasiswa
postur yang proporsional akan mendukung
yang
terlibat
Resimen
Mahasiswa (MENWA) dilaksanakan kurang
bela
negara
dalam
bentuk
pula psikis.
sinergi antara seluruh komponen bangsa.
Teknik tentang pembinaan Bela
Dan pelatihan yang dilakukan oleh
Negara dikalangan generasi muda dititik
Pembina/Pelatih belum dilakukan secara
beratkan pada kegiatan dilapangan yang
optimal karena dari materi yang diterima
mudah
Mahasiswa belum dapat menerapkan dan
sasaran Program Penerapan Pendidikan
mensosialisasikan
lingkungan
Pendahuluan Bela Negara di Universitas
mahasiswa, generasi muda sampai dengan
Diponegoro dapat berjalan dengan baik
masyarakat. Hal ini sungguh ironis melihat
maka
keadaan lingkungan di generasi muda
dikoordinasikan
sekarang
tetangga, instansi terkait dan lingkungan
ke
yang
kurang
memiliki
dipraktekan
setiap
Kemampuan Psikis (Mental), kemampuan
masyarakat.
awal
Satuan
Bela
Negara
dalam
bentuk
agar
tujuan
penyelenggaraan dengan
harus
Satuan-satuan
Ketidakseragaman dalam
dan
antara
menyelenggarakan
Penerapan Pendidikan Bela Negara di Perguruan Tinggi | Dony Gredinand | 17
Pendidikan
Pendahuluan
dimasing-masing Universitas beberapa
Bela
Satuan
maupun
Diponegoro faktor
yang
Negara di
dikarenakan menghambat.
dalam
menyiapkan
pedoman
umum,
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis penyelenggaraan
program,
g.Kurang
koordinasi dalam menyiapkan peranti lunak
Kondisi dilapangan pada kenyataannya
yang
penulis menemukan hal-hal yang harus
ketahanan generasi muda dilingkungan
mendapat
masyarakat,
perhatian, menuntut
peran
berkaitan
dengan
pembinaan
h.Terbatasnya
koordinasi
dalam perencanaannya sebagai berikut :
dengan Kesbang Linmas yang berkaitan
a.Kurangnya koordinasi dengan Kesbang
dengan
dan Linmas serta instansi terkait lainnya
program,
dalam pelaksanaan tugas, b.Kurangnya
tokoh
koordinasi dalam penyiapan pedoman
kegiatan.
umum, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
penyelenggaraan
program,
tempat
kegiatan
i.Kurang
masyarakat
Sedangkan
dan
koordinasi untuk
secara
dana dengan
kelancaran
peranannya
sebagai Pembina dan Pelatih sebagai
c.Terbatasnya koordinasi dengan aparat
berikut :
Kewilayahan dalam menyiapkan piranti
a.Terbatasnya bimbingan dan pengasuhan
lunak yang berkaitan dengan pembinaan
kepada masyarakat dalam mempertinggi
teritorial
dalam
bela
negara
melalui
usaha
mencapai
nilai/prestasi
Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara,
Pendidikan Pendahuluan Bela
dalam Negara,
d.Terbatasnya koordinasi dalam menyusun
b.Kurangnya pencatatan untuk keperluan
rencana program Bela Negara sebagai
penilaian
kerangka
mengikuti Pendidikan Pendahuluan Bela
acuan
pengembangan
perumusan
selama
c.Kurangnya
Pendahuluan Bela Negara di perguruan
pembinaan
data
tinggi
keperluan
pendidikan,
tentang pembinaan tata tertib, disiplin,
dalam
perencanaan,
kemajuan pengetahuan dan ketrampilan
pengerahan dan pengawasan Pendidikan
mahasiswa dengan lingkungan masyarakat
Pendahuluan Bela Negara, e.Kurangnya
dalam Bela Negara, f.Kurang koordinasi
efisiensi dan efektifitas dalam mencapai
e.Kurang
Pendidikan
masyarakat
Negara,
Semarang,
program
dan
kondite
koordinasi
hal
18 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
dan
pencatatan laporan
untuk
d.Terbatasnya penyusunan,
tujuan
Pendidikan
Pendahuluan
Bela
diserap dan ditindaklanjuti, faktor yang
Negara, f.Kurangnya dedikasi, kreatifitas
sangat berpengaruh diantaranya :
yang dinamis terhadap semangat bela
a.
negara, g.Kurangnya kesiapsiagaan yang
mengenal dan mencintai tanah air sehingga
tinggi dan kewaspadaan terhadap segala
selalu waspada dan siap membela tanah air
bentuk ancaman di wilayah, menganggap
Indonesia
terhadap
bagian tugas dari TNI/POLRI, h.Kurangnya
ancaman,
tantangan,
rasa tanggung jawab yang tinggi atas
gangguan yang dapat membahayakan
keselamatan
kesejahteraan
kelangsungan hidup bangsa dan negara
masyarakat setempat, i.Masih terdapat
oleh siapapun dan dari manapun. Untuk
sikap putus asa, tidak tangguh dan kurang
meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air
gigih dalam menghadapi kesukaran dari
Indonesia dapat dilakukan melalui kegiatan
hambatan yang mungkin timbul, j.Pembina
yang dapat membangkitkan : Sikap rasa
dan Pelatih kurang dalam pengawasan dan
memiliki, menjaga dan merawat tanah air
pengendalian
Indonesia;
peserta
dan
serta
didiknya
k.Kurangnya
evaluasi
setahun
tindak
kepada
berikutnya,
lanjut
dan
pemeliharaan hasil kegiatan Bela Negara. Hak dan kewajiban yang paling mendasar
bagi
setiap
warga
Rasa cinta kepada tanah air. Yaitu
Mengenal
segala
bentuk
hambatan
dan
dan
memahami
wilayah Indonesia dengan baik; Sikap rasa bangga atas segala macam kekayaan dan kesuburan tanah air Indonesia; Sikap untuk memelihara, melestarikan dan mencintai
negara
lingkungannya ; Senantiasa menjaga nama
Indonesia ialah melakukan pembelaan
baik dan mengharumkan negara Indonesia
negara, yang menuntut adanya kesadaran
dimata
bela negara, sebab tanpa adanya upaya
membangun Indonesia; Sikap rasa hemat
bela negara dan kesadaran bela negara,
terhadap penggunaan sumber daya alam.
maka kelangsungan hidup bangsa dan
b.
negara akan terancam eksistensinya.
dan bernegara Indonesia. Diarahkan dalam
dunia
;
Sikap
turut
serta
Sadar dalam kehidupan berbangsa
Keberhasilan Penerapan Pendidikan
bentuk sikap tingkah laku, bermasyarakat
Pendahuluan Bela Negara dipengaruhi oleh
sesuai dengan kepribadian bangsa, selalu
beberapa faktor yang harus dipahami,
mengkaitkan dirinya dengan pencapaian
Penerapan Pendidikan Bela Negara di Perguruan Tinggi | Dony Gredinand | 19
cita-cita
dan
tujuan
hidup
bangsa
terhadap
arti
perjuangan
bangsa
Indonesia. Untuk meningkatkan kesadaran
Indonesia.
berbangsa dan bernegara dapat dilakukan
c.
melalui
dapat
Falsafah dan Ideologi negara. Pancasila
membangkitkan : Menjunjung tinggi rasa
sebagai falsafah dan Ideologi bangsa dan
kesatuan dan persatuan; Mencintai seni
negara merupakan kerangka acuan dalam
dan budaya bangsa. Memiliki rasa, faham
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
dan semangat kebangsaan yang tinggi
bernegara guna mencapai tujuan nasional.
serta
terhadap
Terwujudnya rasa keyakinan terhadap
bendera Merah Putih, lagu Kebangsaan
Pancasila sebagai Falsafah dan Ideologi
dan
negara
kegiatan
perlakuan
terhormat
Lambang
Pengertian
yang
dan
Negara
Indonesia;
kesadaran
Keyakinan akan Pancasila sebagai
dapat
dicapai
dengan
cara
tentang
meningkatkan : Kesadaran akan hakekat
keberadaan bangsa dan Negara Indonesia
berdirinya, kebenaran Negara Kesatuan
diantara
dunia;
Republik Indonesia yang diproklamasikan
Kesadaran bahwa bangsa dan Negara
tanggal 17 Agustus 1945; Kesadaran bahwa
Republik
hanya dengan mengamalkan 36 butir dari
bangsa-bangsa
Indonesia
di
sederajat
dengan
bangsa-bangsa dan negara lain; Kesadaran
Pancasila
untuk menjunjung tinggi derajat dan
negara dan bangsa Indonesia akan tetap
martabat bangsa Indonesia; Kesadaran
jaya,
untuk menyadari dan melaksanakan segala
pertentangan pendapat dalam kehidupan
macam peraturan perundang-undangan;
berbangsa
Kesadaran untuk mengutamakan bahwa
diselesaikan dengan musyawarah/mufakat;
kepentingan bangsa dan negara diatas
Kesadaran
kepentingan
Ideologi negara dapat meniadakan setiap
Kesadaran
golongan bahwa
dan
bangsa
pribadi; Indonesia
ancaman,
dalam
kehidupan
Kesadaran
dan
bahwa
sehari-hari
bahwa
setiap
bernegara
Pancasila
tantangan,
dapat
sebagai
hambatan
dan
memiliki suku bangsa dan budaya yang
gangguan baik dari dalam maupun dari luar
majemuk tetapi bersatu dalam kebhinneka-
negeri;
tunggalikaan; Pengertian dan kesadaran
agama dan hari besar nasional; Mengikuti
Memperingati
hari-hari
besar
pengajian dan ceramah agama sesuai 20 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
dengan
agama
dan
masing-masing;
kepercayaannya bahwa
mentaati segala peraturan perundang-
martabat manusia Indonesia hanya bisa
undangan yang berlaku, percaya akan
terwujud jika terdapat saling menghargai
kemampuan sendiri, tahan uji, pantang
dan
bahwa
menyerah dalam menghadapi kesulitan
Indonesi itu didasari kebhinnekatunggal-
untuk mencapai tujuan nasional ; Secara
ikaan.
fisik
d.
Kesadaran
memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras,
menghormati;
Kesadaran
Rela berkorban untuk bangsa dan
memiliki
ketrampilan
kondisi
kesehatan
jasmani
yang
dan dapat
negara. Perwujudannya adalah bersedia
mendukung kemampuan awal bela negara
mengorbankan waktu tenaga, pikiran dan
yang bersifat psikis.
harta benda untuk kepentingan umum
Penerapan Pendidikan Pendahuluan
sehingga pada saatnya siap mengorbankan
Bela
jiwa raga bagi kepentingan bangsa dan
Universitas
negara. Untuk meningkatkan semangat
kuantitas dan kualitas masih terdapat
rela berkorban untuk bangsa dan negara
kekurangan seperti Mahasiswa menerima
dapat dilakukan melalui kegiatan yang
pembekalan Bela Negara hanya pada saat
dapat
penerimaan
membangkitkan:
Memiliki
sikap
Negara
yang
dilaksanakan
Diponegoro
Mahasiswa
Baru,
dari
yang
peduli terhadap lingkungan dan ringan
melaksanakan
tangan untuk saling tolong menolong;
Bela Negara di Yonif 400/Raider hanya
Mengembangkan
perwakilan yang ditunjuk artinya tidak
sikap
mengutamakan
Pendidikan
dilihat
di
kepentingan umum dari pada kepentingan
semua
pribadi; Mengaktifkan kegiatan amal untuk
kecuali mahasiswa yang tergabung dalam
meringankan penyandang cacat dan orang
anggota
tertimpa bencana.
melaksanakan Pelatihan Bela Negara, Tidak
e.
ada
Kemampuan awal bela negara bagi
mahasiswa
diberi
Pendahuluan
Menwa
kesamaan
pembekalan
mereka
program
dalam
rutin
hal
setiap masyarakat. Untuk meningkatkan
penyiapan Kader Bela Negara terbukti
kemampuan awal bela negara dapat
kurangnya koordinasi baik diantara Satuan
dilakukan melalui kegiatan yang dapat
maupun
membangkitkan : Secara psikis (mental)
keberanian untuk memberikan laporan
intansi
lainnya,
belum
ada
Penerapan Pendidikan Bela Negara di Perguruan Tinggi | Dony Gredinand | 21
kejadian-kejadian
yang
menonjol
bela negara dikalangan generasi muda,
dilapangan, Belum ada Undang-Undang
diantaranya
yang mengatur tentang Bela Negara
mengidentifikasi dan mengenali masalah,
sehingga anggaran untuk penyelenggaraan
menjadi ahli dalam bidang disiplin ilmu
Bela Negara masih terbatas.
masing-masing,
Mengingat pentingnya penyiapan
pemuda
adalah
dengan
melakukan
berbasis
selalu
gerakan
kreatifitas,
dan
Kader Bela Negara maka perlu ditempuh
mengadakan komunitas belajar, merintis
langkah-langkah pembinaan yang lebih
program pembangunan karakter serta
intensif
mengimplementasikan
bergandengan tangan dengan seluruh
Penerapan Pendidikan Pendahuluan Bela
komponen bangsa secara humanis. Intinya
Negara dikalangan generasi muda. Oleh
mahasiswa didorong untuk kembali "Back
karena itu model pemecahan masalah yang
to basic", sehingga dapat memahami
akan digunakan dalam proses pemecahan
bahwa cinta dan peduli akan kepentingan
masalah guna menghasilkan solusi yang
negara
efektif dalam penelitian ini diantaranya
tertinggi diatas kepentingan lainnya.
guna
harus
menjadi
kepentingan
mencakup tujuan, sasaran, obyek, subyek,
Berdasarkan pembahasan di atas,
prosedur pemecahan masalah, sarana dan
pendidikan bela negara yang disampaikan
prasarana.
dikalangan
Berdasarkan
tinggi,
sudah
inilah,
saatnya tidak hanya dilaksanakan secara
sangat tepat kiranya apabila Jenderal TNI
individual agar tidak terbelenggu dalam
Gatot
tempurung katak. Maka menjadi tuntutan
bahwa
Nurmantyo para
gambaran
pendidikan
yang mengingatkan
pemuda
sebagai
tulang
bangsa
agar
pendidikan
punggung bangsa untuk segera menyadari
berhasil
bermacam tantangan dan ancaman, untuk
ancaman
kemudian bersatu padu dan bersinergi
menyediakan generasi penerus bangsa
menjaga keselamatan bangsa dan negara.
yang ‘siap pakai’. Tuntutan akan perubahan
merespons yang
ada
bela
negara
perkembangan tersebut
dengan
Sejumlah aksi yang dapat dilakukan
menjadi semakin menonjol sejak fakultas
oleh mahasiswa untuk menangkal ancaman
hukum Universitas Diponegoro diminta
saat ini dengan pendidikan pendahuluan
menjadi tempat diselenggarakannya model
22 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
dari perguruan-perguruan tinggi lainnya,
Dengan demikian posisi pendidikan
dalam aplikasi penanggulangan berbagai
bela negara sekarang ini digambarkan
ancaman di era terkini.
berdiri
ditengah-tengah
antara
"globalisasi
Berdasarkan tesis di atas, maka
tarikan-tarikan
kapitalisme",
dan
pendidikan bela negara harus kembali
"kemanusiaan". Dalam situasi demikian,
memberikan garis besar yang tegas bahwa
maka konsepsi pendidikan bela negara
penerapan bela Negara disetiap individu
yang integral adalah hal yang juga disoroti
yang sejak dini, beberapa dekade terakhir
oleh
sudah turut untuk menjadi "masalah
tinggi hukum di Amerika Serikat 10. Menurut
unggulan". Oleh karena itu, maka generasi
Spence, pelayanan hukum dan kualitas
mendatang
menjadi
proses hukum di Amerika menjadi seperti
masyarakat yang tidak canggung dikancah
sekarang ini disebabkan oleh pendidikan
nasional sampai ke internasional yang
yang
acapkali menuntut perubahan-perubahan
pembentukan "manusia hukum", dengan
baru.
demikian menghilangkan "manusia yang
harus
disiapkan
Beragam perubahan dan tuntutan
Gerry Spence tentang pendidikan
terlalu
ditujukan
kepada
utuh".
baru tersebut tentu saja erat kaitannya
Sebagai
dampaknya,
terjadi
dengan kesiapsiagaan pendidikan bela
penurunan
kepekaan
negara. Generasi kedepan harus disiapkan
sebagaimana
disampaikan
menjadi generasi pejuang yang siap dengan
Galanter
muka.
kesadaran baru bahwa ancaman dari dalam
peradilan OJ.Simpson menjadi fokus kritik
dan luar dapat tiba dan muncul kapan saja
Spence
dan dimana saja, sehingga perlu tumbuh
pengacara
kesadaran baru untuk menyiapkan strategi
mengutamakan mendidik manusia hukum.
penerapan pendidikan bela negara, yang
Dengan demikian, mereka tidak dapat
memperhatikan keterkaitan antara posisi
melihat kekurangan kompetensi mereka
lokal dan global, serta jalinan militer dan
sendiri.
di
terhadap di
kemanusiaan oleh
Kegagalan
pendidikan
Amerika
Serikat
Marc tragis
para yang
pendidikan tinggi. 10
Gerry Spence, pendidikan yang terlalu ditujukan kepada pembentukan "manusia hukum" (1997)
Penerapan Pendidikan Bela Negara di Perguruan Tinggi | Dony Gredinand | 23
Dalam
rangka
mengembangkan
menjadikan pendidikan bela negara yang
pendidikan pendahuluan bela negara yang
siap pakai dan menjadi Kader bela negara
lebih
diseluruh lapisan masyarakat.
komprehensif,
perlu
disimak
pandangan Gerry ketika menggaris bawahi
Simpulan Dan Saran
pentingnya
Dalam menghadapi ancaman saat ini yang
“mengangkat
penderitaan
manusia”. Gagasan Gerry inilah yang
sedang
menekankan agar para penyusun konsep
komponen bangsa harus mengintegralkan
pendidikan bela negara “untuk lebih
seluruh potensi untuk melahirkan konsep
memahami dimensi kemanusiaan yang
penerapan pendidikan bela negara bagi
akan menjadi objek".
generasi muda. Adapun generasi muda
Jenderal
maka
seluruh
Nurmantyo
yang paling siap menerima tanggungjawab
mendorong agar dunia pendidikan tinggi
bela negara dalam mengantisipasi segala
memahami betul penerapan pendidikan
ancaman dari dalam atau dari luar dalam
pendahuluan bela negara tersebut dan
jangka pendek maupun jangka panjang.
menjabarkannya
fokus
Pengaruh budaya negatife dan sifat ego
dan
sektoral harus dibuang jauh-jauh dengan
pendidikan bela negara secara khusus.
penyiapan generasi muda yang kreatif,
Strategi bela negara di perguruan tinggi
inovatif,
mengajak
pendidikan
untuk
berbangsa, kemampuan awal bela Negara,
berefleksi
dan
konsep
rela berkorban dan bertanggung jawab
akan
dengan balutan cinta tanah air dengan
dilakukan, agar pendidikan bela negara,
penuh keyakinan menerapkan Pancasila
benar-benar memberikan sesuatu yang
sebagai Ideologi negara.
pendidikan
Gatot
berkembang,
ke
tinggi
komprehensif
dalam
secara
umum
tinggi
menentukan yang
bisa
dan
berguna bagi rakyat.
sehat
jasmani
rohani,
sadar
Maka pelaksanaan pendidikan bela
Dalam hal ini dapat diketengahkan
negara yang monoton sudah saatnya
bahwa penerapan pendidikan bela negara
ditinggalkan
di
upaya penerapan pendidikan bela negara
perguruan
tinggi
pada
akhirnya
masuk
diganti
dengan
keseluruh
memerlukan pembaruan dan meminta
yang
perhatian terhadap satu aspek saja, yaitu
mewujudkan hal tersebut, maka perlu
24 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
lini.
sebentuk
Untuk
dilakukan
langkah
reorientasi
dan
Untuk
menyikapi
kendala
reformulasi pola penerapan pendidikan
Penerapan Pendidikan Bela Negara Di
bela negara, dari satu arah menjadi
Perguruan Tinggi harus disikapi secara
beragam arah, dari yang sangat teknologis,
efektif tentunya perlu dukungan anggaran
ke arah humanis. Pemanfaatan teknologi
yang cukup besar, dibutuhkan terobosan
terkini, sumber daya manusia unggul,
inovasi yang kreatif dan cukup luwes
hingga kesadaran kebangsaan yang tinggi
sehingga
dalam pola hubungan perguruan tinggi,
Pendidikan
militer dan seluruh komponen lapisan
berjalan
bangsa, inilah yang merupakan bentuk
nirmiliter diantaranya Proxy War yang
pembaruan
selalu ada dimasa kini maupun ke depan.
yang
bersinergi
guna
mengatasi ancaman saat ini.
bela
penyelenggaraan Bela
Negara
mengingat
Dalam
Penerapan tetap
harus
ancaman-ancaman
menyelenggarakan
Penerapan pendidikan pendahuluan
Penerapan Pendidikan Bela Negara di
negara
Perguruan
dilanjutkan
harus
agar
ditingkatkan dan
Tinggi
maupun
lingkungan
sasaran
masyarakat, dalam penyusunan Program
program bela Negara tercapai. Tentunya
Kader Bela Negara diperlukan keterlibatan
dalam proses program Kader Bela Negara
masyarakat luas, Kesbang dan Linmas dan
hendaknya
unsur
lebih
tujuan
dan
memperhatikan
dan
lainnya
yang
dilibatkan
secara
menekankan pada nilai-nilai bela negara
langsung dan perlu adanya konsultasi
yaitu Cinta tanah air, Rela berkorban, Sadar
kepada
berbangsa
perwakilan
dan
bernegara,
Pancasila
sebagai ideologi Negara, dan Kemampuan Awal Bela Negara, baik secara fisik maupun non fisik. Serta di perkuat dengan UndangUndang yang mengatur tentang Bela Negara yang merupakan bagian dari RUU yang
mengatur
Cadangan.
tentang
Komponen
masyarakat dari
luas
Komponen
terutama Utama,
Pendukung dan Cadangan. Daftar Pustaka Buku Akhmad Zamroni, 2015. Partisipasi Dalam Upaya Bela Negara. Bandung : Yrama Widya. Basrie. (1998). Bela negara implementasi dan pengembangannya. Jakarta: UI Press. Baswedan Anies, 2015. Merajut Tenun Kebangsaan: Refleksi Ihwal Kepemimpinan, Demokrasi, dan Pendidikan. Jakarta : Serambi.
Penerapan Pendidikan Bela Negara di Perguruan Tinggi | Dony Gredinand | 25
Durkheim, E. (1990). Pendidikan moral, suatu studi teori dan aplikasi sosiologi pendidikan. (Judul asli: Moral Education: 1961). Jakarta: Erlangga. Daoed Joesoef, 2014. Studi Strategi; Logika Ketahanan dan Pembangunan Nasional. Jakarta : Kompas Media Nusantara. Fott, David. (2009). John Dewey and the mutual influence of democracy and education. Cambridge University Press. Freire, P. (2007) The Politic of education: culture, power, and liberation. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Cetakan VI). George Friedman, 2009. The Next 100 Years : A Forecast For The 21st century, New York : Anchor Book. Hardjosatoto, S. (1985). Sejarah pergerakan nasional Indonesia, suatu analisis ilmiah. Yogyakarta: Liberty. Hakim Chappy, 2011. Pertahanan Indonesia; Angkatan Perang Negara Kepulauan. Jakarta: Red and White Publishing. HALJ. Laski, 1951, A Grammer Of Politics, Eleventh Impression. London : George Allen and Unwin Ltd. Haryoko, Farida. (2014). Siaran Pers UI, ‘Pangkostrad Letjen TNI Gatot Nurmantyo Ajak Mahasiswa Menangkal Proxy War’, Senin, 10 Maret 2014. John Locke, 1823, Membagi Kekuasaan Negara Menjadi Tiga Cabang yaitu Legislative, Eksekutif dan Federative. London : Mc Master University Archive. John W. Creswell, 2013. Research Design; Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed: Edisi Ketiga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Kirschenbaum, H. (1995). 100 ways to enhance values and morality. Boston: Longwood Proffesional Book.
Kansil, S.H dan Christine S.T. Kansil, S.H., M.H., 2011. Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara. Jakarta : Rineka Cipta. Makmur Supriyatno, 2014. Tentang Ilmu Pertahanan. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Nurmantyo, Gatot. (2014). Kuliah Umum oleh Pangkostrad Letjen TNI Gatot Nurmantyo bertajuk “Peran Pemuda dalam Menghadapi Proxy War”, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2015). Pakan Djon Lalanlangi, 2012. Kembali ke Jati Diri Bangsa; Menegakkan Sumpah Pemuda, Pancasila, Proklamasi dan UUD 1945. Jakarta : Kompas Media Nusantara. Patching, K, (2007). Leadership, character and strategy. New York: Palgrave Macmillan. Pizzi. William T. (1999). Trial Without TruthWhy our system of criminal trials has become an expensive failure and what we need to do to rebuild it. New York: New York University Press. Raharjo. Satjipto. (2004). Kemanusiaan, Hukum dan Teknokrasi.2004-a Rahardjo. Satjipto. (1981). Manfaat Telaah Ilmu Sosial terhadap Hukum. Pidato Pengukuhan Penerimaan Jabatan Sebagai Guru Besar Tetap dalam Mata Kuliah Sosiologi Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang. 13 Desember 1980. (Kumpulan Pidato-Pidato Pengukuhan). Bandung: Alumni Bandung, 169. Rahardjo, Satjipto. (1987). Mempengaruhi Pendidikan Hukum di Indonesia Untuk Apa dan Ke Arah Mana? Jurnal Mimbar Hukum Nomor 5/V/1987 FH UGM Yogyakarta. Renan, E. (1994). Apakah bangsa Itu? (Diterjemahkan oleh Prof MR Sunario
26 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
dari ”Qu’est ce Qu’une Nation” (1882). Bandung: Penerbit Alumni. Sunggono, Bambang. 1994. Hukum dan Kebijaksanaan Publik . Jakarta: Sinar Grafika. Subagyo Agus, 2015. Bela Negara; Peluang dan Tantangan di Era Globalisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu. Suryana Effendy, dan Kaswan, S.Pd.,MM., 2015. Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa; Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi. Bandung : Refika Aditama. Soekarno, 2016. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno. Yogyakarta : Media Pressindo. Spence. Gerry. (1997). The Death of Justice. New York: St Martin’s Press. Subagyo, Agus. (2015). Bela Negara, Peluang dan Tantangan di Era Global, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2015). Tjokropranolo, 1992. Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman; Pemimpin Pendobrak Terakhir Penjajahan di Indonesia. Jakarta : Surya Persindo, PT. Inter Masa. Tono Suratman, 2008. Patriotisme; Semangat Bela Negara. Jakarta : Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara. Wahyono, S.K. 2003, Pengertian dan Lingkup Keamanan Nasional, Jakarta : KSKN UI. Jurnal Jurnal dan Peraturan Perundang-undangan Jurnal Hukum Militer, Vol 1.No.6, Mei 2003, Pusat Studi Hukum Militer Sekolah Tinggi Hukum Militer Jakarta. Jurnal Studi Kepolisian, Edisi 076, JanuariApril 2012. Jurnal Pertahanan, Volume 5, Nomor 3 Desember 2015. Jurnal Karya Vira Jati Seskoad, Edisi 01, Mei 2016. Aturan Perundang-undangan
UUD 1945 Pasal 30 ayat (1) menyebutkan tentang hak dan kewajiban tiap warga negara ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. UU No 3 Tahun 2002 tentang pertahanan negara. UU No 34 Tahun 2004 tentang TNI. Wawancara Wawancara dengan Dekan Fakultas Hukum Prof. Dr. R. Benny Riyanto, SH, MH, Cn. di Jalan Prof. H. Soedarto, SH. Tembalang Kota Semarang Fakultas Hukum Undip Semarang. Wawancara dengan Dosen HTN Hasyim Asy'ari, S.H, M.Si., Ph.D. di Jalan Prof. H. Soedarto, SH. Tembalang Kota Semarang Fakultas Hukum Undip Semarang. Wawancara dengan Dr. Ani Purwanti, S.H., M.Hum. Dosen Universitas Diponegoro. Wawancara dengan Perwira, Bintara dan Tamtama Perwakilan Prajurit Yonif 400/Raider Kodam IV/Diponegoro sebagai Pembina/pelatih Kader Bela Negara. Wawancara dengan Perwakilan Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang. Wawancara dengan Perwakilan Anggota Resimen Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang. Wawancara dengan Perwakilan masyarakat Semarang.
Penerapan Pendidikan Bela Negara di Perguruan Tinggi | Dony Gredinand | 27