Siti Maria Ulfah
23
PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSIKAN SECARA TERTULIS Siti Maria Ulfah SDN Lopang I Kembangbahu Pos-el:
[email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi, aktivitas, dan kemampuan menulis dengan mengimplementasikan Pembelajaran Kontekstual. Strategi penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam tiga siklus dan tiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, serta refleksi dan Verifikasi. Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas II SD Negeri Lopang I Kecamatan Kembangbahu Lamongan, sedang objeknya adalah pembelajaran menulis deskripsi yang termasuk dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan penerapan tahap-tahap dalam Pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan kualitas proses maupun hasil pembelajaran menulis deskripsi pada para siswa kelas II SD Negeri Lopang I Kecamatan Kembangbahu Lamongan. Kata kunci : pembelajaran kontekstual, ketrampilan mendeskripsikan Abstract: This study aims to improve motivation, activity , and the ability to write to implement contextual learning . Strategy research is classroom action research that is carried out in three cycles and each cycle includes planning , implementation , observation , and reflection and Verification . Which is the subject of research was grade II Elementary School Lopang I Sub Kembangbahu Lamongan , while the object is learning to write a description that is included in the lesson Indonesian . The results show the stages in the application of contextual learning can improve the quality of the process and the results of learning to write the description in the second grade students of SD Negeri Lopang I Sub Kembangbahu Lamongan. Keywords: contextual learning, skill description
PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu tantangan tersendiri bagi seorang guru, mengingat bahasa ini merupakan bahasa pengantar yang dipakai untuk menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi membantu peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut, dan
menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif (Depdiknas, 2006). Menurut Johana Pantow dkk (2002) yang tersedia dalam situs http://digilib.itb.ac.id, menyatakan bahwa dalam dunia pendidikan, menulis merupakan suatu tuntutan keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia sebagai bahasa tulis. Oleh karena itu, sejak dini pengajaran bahasa selalu harus
24
WAHANA PEDAGOGIKA, Vol. 2, No. 1, Juni 2016
didasarkan pada keterampilan bahasa dan salah satunya adalah menulis. Masalah yang terjadi pada siswa kelas II SDN Lopang I Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap cara mendeskripsikan suatu benda. Hal itu dapat diketahui dari hasil tes pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis pada tanggal 10 Pebruari 2016, dengan tujuan pembelajaran mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis yang dilaksanakan pada siswa kelas II SDN Lopang I Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan, yang dirasakan masih kurang. Dari tes tersebut diperoleh hasil tulisan siswa belum sempurna, karena penggunaan katanya belum tepat dan kalimatnya cenderung diulang-ulang sehingga tidak mudah untuk dipahami. Perolehan nilai rata-rata kelas yang seharusnya mencapai nilai di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas II SDN Lopang I Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis, yakni 70 dan pada kenyataannya hanya mencapai angka 65, hanya 20% siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bahasa Indonesia dalam aspek menulis untuk kelas II semester II SDN Lopang I Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan. Dengan adanya permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka guru harus mengambil tindakan, yakni dengan mencari dan menggunakan suatu pendekatan atau model pembelajaran yang efektif, inovatif, dan berpotensi memperbaiki pembelajaran menulis, sehingga meningkatkan minat, motivasi, dan sikap siswa terhadap pembelajaran menulis yang berakibat pada meningkatnya prestasi belajar siswa. Untuk itulah guru (peneliti) merancang suatu bentuk pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan melalui pendekatan
kontekstual dengan media gambar sebagai media alternatif untuk memperbaiki pembelajaran menulis. Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Dikdasmen Diknas, 2002:1). Media gambar dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam mendeskripsikan seekor binatang dengan bahasa tulis. Media gambar digunakan dalam penelitian ini karena pola berpikir siswa kelas II yang masih memerlukan media pembelajaran yang konkrit. Dengan kedua hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas II SDN Lopang I Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan dalam mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis. Belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada diri orang belajar karena pengalaman (Prof. Dr. Max Darsono, dkk, 2000:4). Sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik (Prof. Dr. Max Darsono, dkk, 2000:24). Elaine B. Johnson, Ph.D, dalam Contextual Teaching & Learning (2008: 88) bahwa pembelajaran kontekstual membantu para siswa menemukan makna dalam pembelajaran mereka dengan cara menghubungkan materi akademik dengan konteks kehidupan keseharian mereka. Mereka membuat hubungan-hubungan penting yang menghasilkan makna dengan melaksanakan pembelajaran yang diatur sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif, menghargai orang lain, mencapai standar tinggi, dan berperan
Siti Maria Ulfah
serta dalam tugas-tugas penilaian autentik. Pembelajaran berbasis kontekstual memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis dan bertindak kreatif (Elaine B. Johnson, 2008: 223). Dalam hal ini guru memberikan dorongan kepada siswa untuk berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi sesuai kemampuannya. Dengan demikian memunculkan pemikiran baru yang pada akhirnya akan memunculkan penemuanpenemuan yang menakjubkan. Menulis deskripsi dapat dilakukan dengan cara menuliskan kalimat-kalimat deskripsi dari gambar-gambar yang mereka miliki. Kegiatan menulis deskripsi ini dapat merangsang anak untuk mengungkapkan suatu bentuk/benda yang dipahami anak melalui tulisan (Puji Arya yanti, 2007) http://www.sabda.org. METODE Penelitian tindakan kelas ini dengan pendekatan analisis kualitatif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan mendeskripsi secara tertulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas II SDN Lopang I Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan. Adapun langkahlangkah penelitian ini mengikuti prinsipprinsip dasar dalam penelitian tindakan seperti yang digambarkan oleh Kurt Lewin (dalam Zainal Aqib, 2006:22) sebagai langkah spiral atau daur ulang perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi yang mungkin diikuti dengan perencanaan tindakan berikutnya. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas II SD Negeri Lopang I Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan yang berjumlah 10 orang siswa, yang terdiri atas 9 siswa putra dan
25
1 siswa putri dan dilaksakan pada semester II tahun pelajaran 2015/2016 Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes dan observasi. Analisis data dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Berdasarkan dari lembar jawaban dan lembar observasi aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran kemudian diadakan analisis. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Kegiatan belajar mengajar siklus I mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) terhadap proses pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat dan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I. Keaktifan Siswa Dalam Kelas Siklus I: Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran (bertanya jawab) sangat kurang, karena hanya 30% siswa yang aktif dalam pembelajaran, aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas dari guru sangat baik, dari 10 anak hanya 1 siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran, kemauan dan keberanian siswa untuk membacakan karyanya di depan kelas dapat dikatakan baik( 80 % ), interaksi siswa dengan siswa lain masih sangat kurang (10 %), respon siswa dalam pembelajaran masih sangat kurang, ada 4 siswa yang respon terhadap pembelajaran dengan menunjukkan keceriaan dan antusiasmenya saat pembelajaran. Sedangkan kemampuan/ketrampilan siswa mendeskripsikan secara tertulis pada Siklus I masih menunjukkan belum adanya ketuntasan belajar, seperti pada tabel rekapitulasi berikut:
26
WAHANA PEDAGOGIKA, Vol. 2, No. 1, Juni 2016 Tabel 1 Kemampuan/Keterampilan Mendeskripsi Secara Tertulis Siklus I No. 1. 2. 3. 4. 5.
KATEGORI Sangat baik Baik Sedang Kurang Sangat kurang
INTERVAL NILAI 85-100 70- 84 55- 69 40- 54 0- 39
Jumlah
FREK.
%
0 3 7 0 0
0 3 7 0 0
10
Dari daftar tabel hasil kemampuan atau keterampilan mendeskripsi secara tertulis menunjukkan secara prosentase keterampilan mendeskripsi secara tertulis siswa kelas II pada tindakan siklus I masih kurang yaitu 30%, dari 10 anak yang meiliki keterampilan mendeskripsi secara tertulis dengan memiliki keterampilan baik ada 3 siswa (30%), berketerampilan sedang ada 7 siswa (70%), secara umum hampir sebagian besar siswa belum terampil dalam mendeskripsi secara tertulis.
KETERANGAN Prosentase R T 3 P= 10 = 30 % Kurang P=
100
X 100% X 100%
Siklus II Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran lebih meningkat dari pada pelaksanaan tindakan I, tetapi masih perlu ditingkatkan lagi terutama dalam membangkitkan rasa sosialisme siswa serta respon siswa saat pembelajaran. Kemampuan/ketrampilan siswa mendeskripsikan secara tertulis pada Siklus II masih menunjukkan belum adanya ketuntasan belajar, seperti pada tabel rekapitulasi berikut:
Tabel 2 Kemampuan/Keterampilan Mendeskripsi Secara Tertulis Siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5.
KATEGORI Sangat baik Baik Sedang Kurang Sangat kurang
INTERVAL NILAI 85-100 70- 84 55- 69 40- 54 0- 39
Jumlah
Prosentase hasil kemampuan atau keterampilan mendeskripsi secara tertulis pada siklus II sebesar 60% sedang pada siklus I sebesar 50% menunjukkan adanya peningkatan sebesar 10%, yakni dari kategori kurang menjadi kategori sedang. Maka siklus II perlu ditindaklanjuti pada siklus III untuk dapat mencapai hasil dengan kategori baik serta
FREK. 0 6 4 0 0
10
% 0 60 40 0 0
100
KETERANGAN Prosentase R T 6 P= 10 = 60 % Sedang P=
X 100% X 100%
dengan tingkat keterampilan mendeskripsi secara tertulis yang lebih tinggi. Siklus III Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus III mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus
Siti Maria Ulfah
II, sehingga kesalahan dan kekurangan pada Siklus II tidak terulang pada Siklus III. Kemampuan/ketrampilan siswa mendeskripsikan secara tertulis pada
27
Siklus III masih menunjukkan adanya ketuntasan belajar, seperti pada tabel rekapitulasi berikut:
Tabel 3 Kemampuan/Keterampilan Mendeskripsi Secara Tertulis Siklus III No. 1. 2. 3. 4. 5.
KATEGORI Sangat baik Baik Sedang Kurang Sangat kurang
INTERVAL NILAI 85-100 70- 84 55- 69 40- 54 0- 39
Jumlah
Prosentase hasil kemampuan mandeskripsikan secara tertulis pada siklus III adalah sebesar 90%, sedangkan prosentase hasil pembelajaran pada siklus II adalah sebesar 60%. Hal ini berarti ada peningkatan hasil keterampilan mendeskripsi secara tertulis pada siklus III sebesar 30% yakni dari kategori sedang menjadi kategori sangat baik. SIMPULAN Prosentase kemampuan mendeskripsikan secara tertulis pada Siklus I sebesar 30%(kurang) hanya 3 siswa dari 10 anak yang mampu menulis dengan baik yakni dapat mencapai nilai di atas nilai 70 atau nilai KKM pada aspek menulis. Pada siklus II meningkat sebesar 60%(sedang) yakni dari 10 anak 6 siswa berhasil memperoleh nilai di atas nilai KKM, dan pada siklus III mengalami peningkatan sebesar 90%(sangat baik), dari 10 anak ada 9 siswa dalam kategori baik. Proses pembelajaran mendeskripsi secara tertulis melalui penerapan pembelajaran kontekstual dengan memanfaatkan media gambar binatang yang cukup bervariasi dapat
FREK.
%
0 9 1 0 0
0 90 10 0 0
10
100
KETERANGAN Prosentase R X 100% T 9 P= X 100% 10 = 90 % Sangat baik P=
meningkatkan motivasi belajar, dan partisipasi aktif siswa. Hal ini dapat dilihat dari kerja sama antar siswa yang semakin meningkat, antusiasme siswa dalam belajar, kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas sekaligus mempresentasikan hasil kerjanya juga meningkat, siswa terlihat tertib dan gembira untuk selalu mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya. Arya Yanti, P. 2007. Menumbuhkan Budaya Menulis pada Anak. Online http://www.sabda.org [accessed 24/02/16]. Darsono, Max, 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
28
WAHANA PEDAGOGIKA, Vol. 2, No. 1, Juni 2016
Depdiknas, 2006. Pembelajaran Aktif Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Online http://farhanzen.wordpress.com [accessed 15/02/16]. Dikdasmen Diknas, 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta: Depdiknas.
Johnson, Elaine B, 2008. Contextual Teching & Learning. Bandung: Mizan Learning Center (MLC) Pantow, Johana, dkk. 2002. Analisa kemampuan menulis Bahasa Inggris Mahasiswa FKIP-UT. Online http://digilib.itb.ac.id [accessed 16/02/16].