Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 1, No. 2, Desember 2016
ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak )
PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBATALKAN SHALAT Jumadi SD Negeri Randusari 03 Tegal *Diterima Juli 2016, disetujui September 2016, dipublikasikan Desember 2016
Abstrak Pembelajaran Pendidikan Agama Islam masih banyak ditemukan hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM dan proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru kurang efektif. kemudian dilakukan penelitian tentang penerapan pembelajaran kontekstual pada kompetensi hal-hal yang membatalkan shalat. Diharapkan dengan adanya perbaikan metode pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan dua siklus perbaikan. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas hanya mencapai 77,5 dan ketuntasan belajar dari 24 siswa adalah 15 siswa yang tuntas atau 62,5%. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II, ketercapaian nilai rata-rata mengalami peningkatan menjadi 85,41 dengan 23 siswa dinyatakan tuntas. Sedangkan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 4,3 dan mengalami kennaikan menjadi 5,0 pada siklus II. Dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa pada kompetensi hal-hal yang membatalkan shalat. © 2016 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter Kata Kunci: Pembelajaran Kontesktual; Pendidikan Agama Islam; Hasil Belajar; Aktivitas Belajar
PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 32 tahun 2013, Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum unuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sebagaimana tercantum dalam GBHN, Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, dijabarkan dalam tujuan institusional SD, SLTP, SLTA dan perguruan tinggi. Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, komponen yang sangat berperan penting adalah guru. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 74 tahun 2008, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam pelaksanaan proses belajarmengajar, guru selalu dihadapkan dengan suatu pilihan metode apa yang sesuai dengan kondisi materi pelajaran, tingkatan kemampuan siswa, atau kelas/lingkungan (Zaini, 2013). Menurut Hidayat (2014), Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pembentukan watak dan pembinaan bangsa. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam seringkali disepelekan oleh siswa. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran PAI, guru masih berperan menjadi sumber belajar bukan fasilitator. Masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah. Dengan metode ceramah perhatian siswa berkurang bersamaan PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBATALKAN SHALAT Jumadi
1
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK)
Volume 1 Nomor 2, Desember 2016
dengan berlalunya waktu, cenderung mengarah pada tingkat belajar lebih rendah dari informasi faktual, mengasumsikan bahwa siswa cenderung tidak menyukainya (Rofiq, 2010). Apabila siswa tidak menyukai mata pelajaran tersebut, maka akan berdampak pada motivasi dan prestasi belajar siswa. Untuk meningkatkan hasil belajar pesert didik tidak cukup hanya menggunakan model ceramah langsung saja, akan tetapi perlu diadakan inovasi model pembelajaran dan juga media untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik (Insani, 2016). Berdasarkan hasil tes ulangan harian pada materi pokok hal-hal yang membatalkan shalat pada tahun pelajaran 2012/2013, nilai rata-rata kelas hanya mencapai 61,25 sedangkan KKM yang ditetapkan adalah 70, sehingga belum dikatakan tuntas belajar. Rutinitas metode pembelajaran yang mendominasi adalah ceramah dan tanya jawab. Dengan demikian prestasi belajar siswa belum mencapai hasil yang optimal. Selain itu, proses belajar dan mengajar yang dilaksanakan guru kurang efektif. Sehingga perlu dilakukan perbaikan dalam pembelajaran. Beberapa model pembelajaran telah dikaji dan peneliti memilih penerapan model pembelajaran kontekstual. Menurut Murtiani dkk (2012), Pembelajaran Kontekstual merupakan pembelajaran yang mengaitkan isi pelajaran dengan lingkungan sekitar siswa atau dunia nyata siswa sehingga akan membuat pembelajaran lebih bermakna (meaningful learning), karena siswa mengetahui pelajaran yang diperoleh di kelas akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka judul pada penelitian ini adalah “Penerapan Pembelajaran Kontekstual pada kompetensi hal-hal yang membatalkan shalat”. Rumusan masalah yang akan dikaji yaitu Apakah penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi hal-hal yang membatalkan shalat? dan Apakah penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada kompetensi halhal yang membatalkan shalat? Tujuan yang diharapkan yaitu untuk mengetahui penerapan pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa pada kompetensi hal-hal yang membatalkan shalat. METODE PENELITIAN 1. Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah 24 orang siswa. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2013 di SD Negeri Randusari 03 Kec. Pagerbarang, Kab. Tegal. 2. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Pada setiap siklusnya melalui 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan siklus I adalah membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan berbagai latihan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual, membuat lembar pengamatan untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika latihan atau melihat bagaimana pendekatan tersebut diaplikasikan, membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka optimalisasi kemampuan siswa, dan mendesain alat evaluasi. Pada tahap tindakan siklus I dilakukan pembelajaran dengan model pendekatan kontekstual sesuai dengan rencana, guru menyusun menetapkan materi pelajaran hal-hal yang membatalkan shalat, menerapkan model kontekstual dalam pembelajaran dan memberikan soal-soal latihan pada siswa, memberi instruksi siswa melakukan belajar kelompok dengan bantuan tutor pemandu yang telah dilatih, mengevaluasi tingkat daya serap siswa terhadap proses pembelajaran, mengadakan pengamatan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran., dan mengadakan tes akhir siklus dengan menyuruh siswa menyebutkan hal-hal yang membatalkan shalat. Proses pengamatan terhadap 2
PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBATALKAN SHALAT Jumari
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK)
Volume 1 Nomor 2, Desember 2016
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disusun. Hasil yang didapatkan dalam tahap pengamatan dikumpulkan serta dianalisa sehingga guru dapat merefleksikan diri dengan melihat data pengamatan apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal materi pokok hal-hal yang membatalkan shalat. Selain data lembar pengamatan untuk kelengkapan data, diperlukan wawancara dengan siswa setelah atau pada saat pelaksanaan kegiatan pengajaran. Tahap perencanaan siklus II adalah penyusunan RPP berdasarkan hasil refleksi siklus I, penyusunan kelompok siswa, penyusunan dan perumusan alat evaluasi, analisis dokumentasi kondisional meliputi data hasil ulangan materi pokok hal-hal yang membatalkan shalat, dan identifikasi masalah. Tindakan siklus II sesuai dengan perencanaan yang diprogramkan yaitu permasalahan diidentifikasi dan masalah dirumuskan. Dalam hal ini guru atau peneliti memilih model pembelajaran dengan memperbanyak intensitas latihan. Kemudian merencanakan pembelajaran dengan mengulang latihan tentang materi pokok menghafalkan hal-hal yang membatalkan shalat, memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual hal-hal yang membatalkan shalat, guru memberikan evaluasi secara lisan pada akhir pertemuan, dan mengadakan tes pada akhir siklus II. Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data aktivitas pembelajaran, baik data pembelajaran (guru) maupun data pembelajaran siswa. Pengamat melakukan kegiatan pengamatan untuk guru dan siswa dengan cara menyiapkan lembar pengamatan berupa cheklist. Data hasil pengamatan dikumpulkan kemudian dievaluasi oleh peneliti. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara mengukur baik cara kuantitatif maupun kualitatif. Data yang diperoleh dikumpulkan kemudian disimpulkan bagaimana hasil belajar siswa dan bagaimana pula hasil pembelajaran guru, kemudian direfleksikan berupa hasil analisis yang telah dikerjakan. 3. Pengumpulan Data Data hasil belajar yang diambil dengan memberikan tes akhir siklus kepada siswa, alat yang digunakan berupa soal tes akhir siklus. Pengumpulan data tentang situasi belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi. Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas diperoleh dari pengamatan peneliti, dan data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapatkan dari rencana pembelajaran dan lembar pengamatan. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Hasil tes formatif pra siklus pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi pokok “Halhal yang Membatalkan Shalat” diketahui bahwa prestasi belajar siswa yang mencapai nilai 70 ke atas sebanyak 25%. Nilai hasil pra siklus disajikan dalam tabel 1. Tabel 1. Hasil Tes Formatif Prasiklus Siswa yang mendapat nilai Siswa Belum Siswa Jumlah Siswa Tuntas Tuntas < 70 ≥ 70 24 18 6 18 6 Nilai Rata-rata 61,25 Persentase Ketuntasan 25% Hasil tes formatif siklus I pada materi pokok hal-hal yang membatalkan shalat menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa yang mencapai nilai 70 ke atas sebanyak 62,5%. Nilai hasil tes akhir perbaikan pembelajaran pada siklus I disajikan dalam tabel 2.
PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBATALKAN SHALAT Jumari
3
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK)
Volume 1 Nomor 2, Desember 2016
Tabel 2. Hasil Tes Formatif Siklus I Siswa yang mendapat nilai
Jumlah Siswa 24 Nilai Rata-rata Persentase Ketuntasan
< 70 9 77,5 62,5%
≥ 70 15
Siswa Belum Tuntas
Siswa Tuntas
9
15
Data hasil tes perbaikan pembelajaran pada siklus II, diperoleh persentase ketuntasan sebesar 95,83%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penyajian tabel 3. Tabel 3. Hasil Tes Formatif Siklus II Siswa Belum Siswa Siswa yang mendapat nilai Tuntas Tuntas Jumlah Siswa < 70 ≥ 70 24 1 23 1 23 Nilai Rata-rata 85,41 Persentase Ketuntasan 95,83% Hasil analisis aktivitas siswa dalam pembelajaran pada pra siklus, siklus I, dan siklus II akan ditunjukkan pada grafik 1.
Analisis Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran 6
5
4.3 4
3.4
2 0 Nilai Rata-rata Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Grafik 1. Hasil Analisis Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran 2. Pembahasan Berdasarkan hasil dari pengamatan peneliti dalam melakukan pembelajaran, dan hasil diskusi dengan teman sejawat, pelaksanaan pembelajaran pra siklus diperoleh data keaktifan siswa belum tampak menonjol. Keaktifan siswa masih kurang meskipun guru dalam mengajar sudah menggunakan alat peraga. Jika siswa diperintah maju mengerjakan soal di papan tulis, kelihatan masih belum berani. Respon siswa dalam kegiatan pembelajaran belum begitu tinggi sehingga perlu upaya perbaikan pembelajaran. hasil prestasi belajar hanya mencapai 25% atau 6 dari 24 siswa telah dinyatakan tuntas. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I, menunjukkan peningkatan menjadi 62,5% dengan siswa yang tuntas berjumlah 15 orang. Sedangkan perbaikan pembelajaran siklus II hasilnya sudah memenuhi harapan, sebab hasil tes siklus II sudah jauh lebih baik dari siklus I. Dari 4
PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBATALKAN SHALAT Jumari
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK)
Volume 1 Nomor 2, Desember 2016
24 siswa, yang mencapai nilai di atas 70 berjumlah 23 orang atau 95,83%. Hal ini mengalami peningkatan sebesar 33,33%. Selain hasil belajar yang meningkat, ditemukan pula adanya peningkatan motivasi belajar dan kemandiriannya, yaitu siswa lebih mantap dalam mengerjakan soal latihan secara mandiri, yang biasanya suka melihat hasil teman, meminta bantuan guru, dan tidak mau mengerjakan soal. Pada akhir siklus I diketahui dari 24 siswa seluruhnya mengerjakan soal secara mandiri, penuh antusias, menggunakan waktu yang tersedia secara optimal. Berdasarkan hasil penelitian selama pembelajaran berlangsung, aktivitas siswa pada pra siklus masih rendah, baik pada kegiatan awal, kegiatan inti, maupun pada kegiatan akhir. Pembelajaran yang dilaksanakan kurang memotivasi belajar siswa sehingga antusias siswa dalam pembelajaran terlihat tidak aktif, kurang berani dalam bertanya, bersikap malu-malu dalam menjawab pertanyaan guru, dan kesiapan siswa dalam belajar belum optimal. Pada siklus I, aktivitas siswa lebih baik dari pra siklus, namun pada kegiatan inti, maupun pada kegiatan akhir, siswa kurang ikut terlibat dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan sudah memotivasi belajar siswa. Sehingga, antusias siswa dalam pembelajaran kelihatan cukup aktif, berani bertanya saat menemukan materi yang belum jelas. Nilai-rata-rata aktivitas siswa mengalami peningkatan dari 3,4 menjadi 4,3. Hal ini dikatakan cukup baik. Aktivitas siswa pada siklus II lebih baik dari siklus I. pada kegiatan inti, maupun pada kegiatan akhir siswa terlibat dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan sudah memotivasi belajar siswa, sehingga antusias siswa dalam pembelajaran kelihatan cukup aktif, berani bertanya saat menemukan materi yang belum jelas. Nilai-rata-rata aktivitas siswa sebanyak 5,0 atau naik dari ratarata 4,3 pada siklus I. Dengan demikian perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan sampai akhir siklus II, melalui penerapan metode latihan dan penggunaan alat peraga dapat meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas siswa. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitan, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang hal-hal yang membatalkan shalat, terbukti bahwa prestasi belajar siswa dari pra siklus dengan rata rata kelas hanya 61,25 dengan ketuntasan belajar 25% mengalami peningkatan pada siklus I mencapai 77,5 dengan ketuntasan 62,5%, dan siklus II rata-rata kelas mencapai 85,41 dengan ketuntasan mencapai 95,83%. Model kontekstual dalam kegiatan pembelajaran juga dapat meningkatkan aktivitas siswa tentang kompetensi dasar hal-hal yang membatalkan shalat. Aktivitas siswa pada pra siklus dengan skor 3,4 mengalami peningkatan menjadi 5,0 pada siklus II. DAFTAR PUSTAKA Rofiq, M. Nafiur. 2010. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) dalam Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal Falasifa Vol. 1(1):1-14. Hidayat, Arifudin. 2014. Penerapan Pendekatan Saintifik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Peningkatan Prestasi Belajar Kelas 1B SD N 1 Bantul Tahun Ajaran 2013-2014. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. 7 Mei 2013. Jakarta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru. 1 Desember 2008. Jakarta. Zaini, Ahmad Afan. 2013. Upaya Guru dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran. Jurnal Ummul Qura Vol.3(2):40-48.
PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBATALKAN SHALAT Jumari
5
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK)
Volume 1 Nomor 2, Desember 2016
Insani, Hikmatyar, Eko Supraptono, dan Luqman Hakim. 2016. Penerapan Model CTL Berbantuan Media Visual Novel dalam Mengidentifikasi Kegunaan Program Aplikasi. Jurnal Penelitian dan Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol.1(2):8-12. Murniati, Ahmad Fauzan, dan Ratna Wulan. 2012. Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbasis Lesson Study dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika di SMP Negeri Kota Padang. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika (JPPF) Vol.1:1-21.
6
PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBATALKAN SHALAT Jumari