Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Benda Bagi Siswa Kelas IV di SD Alkhairat Bale Haris Andika, Suherman, Kasmudin Mustapa Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep sifat benda melalui model penerapan pembelajaran inkuiri di kelas IV SD Alkhairaat Bale. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Adapun tahapan dalam penelitian ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi hasil belajar siswa, hasil observasi aktivitas guru dan siswa diambil dari lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tes awal siswa yang tuntas individu sejumlah 1 siswa dengan ketuntasan klasikal sebesar 58,3% dengan nilai rata-rata daya serap sebesar 68,3%. Pada siklus I siswa yang tuntas secara individu 9 orang dan ketuntasan klasikal 75,0% dengan nilai rata-rata daya serap sebesar 72,5%, sedangkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti mendapat nilai baik, berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh guru sejawat terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dengan mendapat skor total 40 (83,3%). Kemudian pada siklus II siswa yang tuntas secara individu 11 orang dengan ketuntasan klasikal 91,7% dengan nilai rata-rata daya serap sebesar 79,2%, sedangkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti mendapat nilai baik, berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh guru sejawat terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dengan mendapat skor total 42 (87,5%). Dari hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep benda dan sifatnya hal ini terlihat dari adanya peningkatan hasil belajar sebesar 16,7% dari hasil belajar sebelum tindakan ke siklus I dan sebesar 16,7% dari siklus I ke siklus II (pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran inkuiri) Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa, penggunaan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran sains dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep benda dan sifatnya, hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan hasil yang diperoleh dalam tiap siklus. Kata Kunci : Pembelajaran inkuiri, pemahaman konsep sifat benda PENDAHULUAN Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan, salah satunya adalah guru yaitu orang yang terlibat langsung dalam upaya mempengaruhi,
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X membina dan mengembangkan kemampuan anak didik supaya menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral tinggi. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan sebagai pendidik dan pengajar yang harus menguasai materi pelajaran dan terampil didalam menyampaikan serta dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dan tepat dalam proses pembelajaran. Dewasa ini masih banyak terdapat penggunaaan metode ceramah dalam pembelajaran sains, meskipun metode ini masih relevan dengan kurikulum yang ada, namun metode ini terkadang membuat siswa menjadi jenuh dan bosan sehingga minat siswa untuk mempelajari materi yang diberikan menjadi kurang. Hal ini adalah salah satu penyebab kurangnya motivasi dan ketertarikan siswa untuk mempelajari mata pelajaran sains. Sains adalah salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum untuk itu upaya peningkatan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran sains harus terus dilakukan, peran guru berubah dari sumber dan pemberi informasi menjadi pendiagnosis dan fasilitator belajar siswa. Tugas guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat. Suasana pembelajaran yang demikian akan berdampak positif dalam pencapaian hasil belajar. Seorang guru harus memiliki kemampuan dalam menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. Ketidaktepatan penggunaan media dan metode mengajar sering menimbulkan kejenuhan dalam mengikuti pelajaran dan materi yang diajarkan kurang dapat dipahami sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa tidak optimal.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Hasil observasi awal yang dilakukan dalam situasi belajar mengajar, peneliti memperoleh data kegiatan pembelajaran Sains di kelas IV SD Alkhairaat Bale masih didominasi oleh penggunaan metode ceramah dan kegiatannya lebih berpusat pada guru. Aktivitas siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Akibatnya siswa kurang memahami konsep yang diberikan oleh guru. Siswa pun tidak mempunyai dorongan untuk memahami konsep dengan interaksi yang intensif antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa. Akibatnya hasil belajar siswa rendah dan daya serap pada mata pelajaran tidak seperti yang diharapkan oleh guru. Hal ini berakibat ketuntasan belajar siswa belum dapat memenuhi standar minimal ketuntasan belajar yang diharuskan. Melihat pentingnya mata pelajaran sains dalam kurikulum dan bagaimana pembelajaran sains yang sebenarnya jika dibandingkan dengan kondisi yang ada di SD Alkhairaat Bale yang mempunyai standar ketuntasan minimal mata pelajaran sains pada semester 1 di kelas 4 tahun ajaran 2013/2014
dinilai kurang belum memenuhi
ketuntasan klasikal yang
diharapkan. Berdasarkan hasil temuan di atas, hal itulah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran sains, jika masalah tersebut tidak dapat diatasi maka akan berdampak buruk bagi siswa, terutama pada mutu dan kualitas pembelajaran sains di sekolah dasar tersebut. Untuk itu perlu dicari pemecahan masalah terhadap kondisi tersebut sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dan ketuntasan klasikal dapat tercapai. Penggunaan metode inkuiri dalam proses pembelajaran merupakan salah satu alternatif yang dapat dipergunakan untuk
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran sains. Metode inkuiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah. Pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam pemecahan masalah (Sabri, 2007;11) Pengajaran berdasarkan metode inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa di mana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas. Pengajaran inkuiri dibentuk atas dasar discovery, sebab seorang siswa harus menggunakan kemampuannya berdiscovery dan kemampuan lainnya Menurut (Hamalik, 2006;219) Metode inkuiri sebagai proses mendefinisikan dan menyelidiki masalahmasalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut. Esensi dari pengajaran inkuiri adalah menata lingkungan/suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan memberikan bimbingan secukupnya dalam menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmiah. BAHAN DAN METODE Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap tindakan yang bersiklus. Model penelitian ini mengacu pada modifikasi spiral yang dicantumkan Kemmis dan Mc Taggart dalam Kasbollah (1998:114). Tiap siklus dilakukan beberapa tahap, yaitu 1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Alkhairaat Bale. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV
Subyek
berjumlah 12 orang siswa, terdiri
dari 7 orang siswa laki-laki dan 5 orang siswa perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014. Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif: Data kuantitatif yaitu berupa kemampuan siswa menyelesaikan soal pelajaran IPA tentang materi daur air yang diajarkan, yang terdiri dari hasil tugas siswa, hasil tes awal dan tes akhir. Data kualitatif yaitu data aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA
pada materi daur air serta data kesulitan siswa dalam
memahami materi. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara: Pemberian tes awal dan tes pada setiap akhir tindakan. Tes awal diberikan sebelum tindakan dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman awal siswa pada pengenalan materi
pelajaran IPA , sedangkan tes pada akhir tindakan
dilakukan untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Data kuantitatif diperoleh dari tes awal dan tes akhir Data tersebut kemudian dianalisis, diolah dan dinyatakan dalam bentuk persentase yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Depdiknas: 2007) sebagai berikut : Daya Serap Individu ∑𝑀
DSI = ∑ 𝑆𝑀 x100% dengan : DSI
: Daya serap individu
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X M
: Skor yang telah diperoleh siswa
SM
: Skor maksimal soal
Ketuntasan Belajar Klasikal PTK=
∑𝑋 ∑𝑌
x100%
dengan : PTK
: Persentase tuntas klasikal
X
: Banyak siswa tuntas
Y
: Banyak siswa seluruhnya.
1) Persentase daya serap individu =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑜𝑎𝑙
x 100%
Siswa dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu > 65%. 2) Ketuntasan belajar secara Klasikal =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
x 100%
Suatu kelas dinyatakan tuntas belajar secara klasikal jika > 70% siswa yang telah tuntas. Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari hasil observasi catatan lapangan dan pemberian tes. Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah apabila pemahaman siswa meningkat hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan. Hal ini akan ditandai dengan daya serap individu minimal 65% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 70% dari
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X jumlah siswa yang ada. Ketentuan ini sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diberlakukan di SD Alkhairaat Bale .
HASIL Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil, dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus, yakni siklus 1 dan 2, seperti yang telah di jelaskan pada Bab sebelumnya bahwa peneliti adalah guru bidang studi sains di kelas IV SD Alkhairaat Bale, maka yang dijadikan dasar penelitian ini adalah masih kurangnya kemampuan siswa kelas IV dalam pembelajaran sains pada pokok bahasan konsep benda dan sifatnya. Adapun hasil analisis tes hasil belajar siswa pada ulangan harian / pra tindakan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini Table 1 Nilai Tes pada Pra Tindakan No. Nama Siswa Urut 1 Fariyanto 2 Moh. Chandra 3 Elon 4 Andi 5 Eliyana 6 Alfini 7 Nuzul Safita 8 Andini 9 Rifka 10 Yusuf 11 Boby 12 Indra Yuliani Jumlah Skor Perolehan Skor Maksimum Rata-rata Daya Serap Tuntas Individu Tuntas Klasikal
Nilai 70 50 80 70 80 80 60 50 80 60 80 50
Keterangan Tuntas Tidak Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ : 820 : 1200 : 68,3% : 7 siswa : 58,3%
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Data di atas dapat dikatakan bahwa secara umum hasil belajar siswa masih rendah, karena siswa yang tuntas hanya 7 orang dari 12 siswa atau ketuntasan klasikalnya hanya sebesar 58,3%, sedangkan rata-rata daya serap hanya 68,3% sehingga perlu dilakukan perubahan strategi dan metode pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Hal ini peneliti menggunakan model inkuiri dalam pembelalaran sains sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep benda dan sifatnya. Tindakan siklus pertama a. Rencana tindakan pada siklus 1 adalah : 1) Menetapkan guru mitra sebagai guru pengamat 2) Menetapkan dan memilih materi pembelajaran
serta model
pembelajaran inkuiri yang akan dilaksanakan pada siklus pembelajaran 3) Mempersiapkan rencana pembelajaran 4) Menyusun lembar kerja siswa ( LKS ) 5) Membuat lembar Observasi 6) Mempersiapkan tes hasil belajar
b. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan pada siklus I mengacu pada rencana pembelajaran dengan satu kali pertemuan. Peneliti melakukan kegiatan pelaksanaan tindakan I dan dibantu oleh guru mitra sebagai pengamat.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X c. Hasil observasi tindakan siklus I Untuk mengetahui aktivitas dalam pembelajaran dilakukan observasi baik aktifitas siswa maupun guru. Hasil observasi yang dilakukan peneliti bersama pengamat terhadap aktifitas siswa dalam proses pembelajaran diperoleh hasil seperti tabel berikut: Tabel 2. Hasil Observasi aktifitas siswa tindakan Siklus I No 1
Aspek Yang Dinilai
Kesiapan siswa dan kesungguhan siswa dalam mengikuti pelajaran 2 Siswa memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh guru 3 Banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada guru 4 Banyaknya pertanyaan yang dijawab oleh siswa 5 Kemampuan siswa mengerjakan tugas 6 Mengerjakan tes evaluasi dengan benar 7 Siswa antusias mengikuti pelajaran Skor Perolehan Skor Maksimum Persentase (%) Sumber : Lembar observasi pengamat
1
Penilaian 2 3 √ √ √
4
Kategori Baik baik Cukup
√
baik
√
Cukup Cukup baik
√ √ : 17 : 28 : 67,85%
Data di atas dapat dilihat bahwa pengamat memberi kategori baik pada aspek kesiapan siswa dan kesungguhan siswa dalam mengikuti pelajaran, kemampuan siswa mengerjakan tugas, mengerjakan tes evaluasi dengan benar. Kategori cukup diberikan pada aspek siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh guru, banyaknya pertanyaan yang dijawab oleh siswa, siswa antusias mengikuti pelajaran, namun pada aspek banyaknya pertanyaan yang
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X diajukan kepada guru dan kemampuan mengerjakan tugas masih kurang. Suasana pembelajaran masih belum sesuai dengan yang diharapkan, hal ini didasarkan pada kenyataannya bahwa selama pembelajaran berlangsung masih ada siswa yang tidak siap dan sungguh-sungguh. Adapun hasil penelitian yang diperoleh pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Penelitian siklus I No
Nama Siswa
1 Fariyanto 2 Moh. Chandra 3 Elon 4 Andi 5 Eliyana 6 Alfini 7 Nuzul Safita 8 Andini 9 Rifka 10 Yusuf 11 Boby 12 Indra Yuliani Skor Perolehan Skor Maksimum Tuntas Individu Tuntas Klasikal Rata-rata daya serap Sumber : Hasil Tes
Jumlah Nilai 8 7 8 7 8 8 7 6 8 6 8 5
Daya Serap 80 70 80 70 80 80 70 60 80 60 80 50
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
: 870 : 1200 : 9 Orang : 75,0% : 72,5%
Karena Tingkat ketuntasan klasikal siswa baru mencapai 75,0% dan belum mencapai ketuntasan yang diharapkan yaitu sebesar 80% maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus II. Sedangkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I berlangsung baik, dengan hasil sebagai berikut:
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Tabel 4. Hasil Observasi guru siklus I No I
II
Aspek Yang Dinilai
1
Pengamatan KBM A. Pendahuluan 1. Mengaitkan pelajaran sekarang dengan yang terdahulu 2. Menyampaikan indicator 3. Menjelaskan materi agar siswa termotivasi B. Kegiatan Inti 1. Memberikan dan menjelaskan materi pelajaran melalui penggunaan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran 2. Melakukan tanya jawab 3. Memberikan tes evaluasi pada akhir tindakan C. Penutup 1. Memberikan penguatan/penghargaan 2. Membimbing siswa merangkum pelajaran Suasana Kelas 1. Siswa antusias 2. Guru antusias 3. Waktu sesuai alokasi 4. KBM sesuai skenario pada RPP Skor Perolehan Skor Total Persentase (%) Sumber : hasil pengamatan
Penilaian 2 3
4
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ : 40 : 48 : 83,33%
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti mendapat nilai baik, berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh guru sejawat terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dengan mendapat skor total 40 (83,3%). Adapun hasil penelitian yang diperoleh pada siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Penelitian Siklus II No
Nama Siswa
Jumlah
Daya
Keterangan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X
1 Fariyanto 2 Moh. Chandra 3 Elon 4 Andi 5 Eliyana 6 Alfini 7 Nuzul Safita 8 Andini 9 Rifka 10 Yusuf 11 Boby 12 Indra Yuliani Skor Perolehan Skor Maksimum Tuntas Individu Tuntas Klasikal Rata-rata daya serap Sumber : Hasil Tes
Nilai 9 7 8 8 8 8 7 7 8 7 8 6 : 950 : 1200 : 11 Orang : 91,7 % : 79,2%
Serap 90 70 80 80 80 80 70 70 80 70 80 60
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
Karena pencapaian ketuntasan klasikal siswa sudah melebihi standar ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 80%, maka penelitian ini tidak akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Tabel 6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam KBM Siklus II Penilaian No Aspek Yang Dinilai Kategori 1 2 3 4 1 Kesiapan siswa dan kesungguhan siswa √ Baik dalam mengikuti pelajaran 2 Siswa memperhatikan materi pelajaran √ Sangat Baik yang diberikan oleh guru 3 Banyaknya pertanyaan yang diajukan √ Baik kepada guru 4 Banyaknya pertanyaan yang dijawab oleh √ Baik
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X siswa Kemampuan siswa mengerjakan tugas Mengerjakan tes evaluasi dengan benar Siswa antusias mengikuti pelajaran Skor Total Persentase (%) Sumber : Hasil Pengamatan
√ √ √
5 6 7
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
: 25 : 89,3%
Sedangkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II lebih baik dari siklus sebelumnya dengan hasil sebagai berikut: Tabel 7 Hasil Observasi guru siklus II No
Aspek Yang Dinilai
1
Penilaian 2 3
4
I
Pengamatan KBM A. Pendahuluan 1. Mengaitkan pelajaran sekarang dengan yang terdahulu 2. Menyampaikan indicator 3. Menjelaskan materi agar siswa termotivasi B. Kegiatan Inti 1. Memberikan dan menjelaskan materi pelajaran melalui penggunaan model pembelajaran inkuiri 2. Melakukan tanya jawab 3. Memberikan tes evaluasi pada akhir tindakan C. Penutup 1. Memberikan penguatan/penghargaan 2. Membimbing siswa merangkum pelajaran II Suasana Kelas 1. Siswa antusias 2. Guru antusias 3. Waktu sesuai alokasi 4. KBM sesuai skenario pada RPP Skor Perolehan Skor Total Persentase (%) Sumber : Hasil Pengamatan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ : 42 : 48 : 87,5%
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti mendapat nilai sangat baik, berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh guru sejawat terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti mendapat skor total 42 (87,5%). PEMBAHASAN Berdasarkan analisis penelitian, diperoleh hasil bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran sains khususnya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep benda dan sifatnya. Pembahasan hasil penelitian ini dimulai dari kegiatan pra tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi Peneliti mengambil data awal dari hasil ulangan harian siswa pada materi sebelumnya karena peneliti adalah guru bidang studi
sains di kelas IV SD
Alkhairaat Bale. Hasil analisis tes dalam tabel 4.1 memberikan gambaran bahwa pembelajaran yang dilaksanakan kurang efektif. Berdasarkan hasil ulangan harian yang diperoleh menunjukkan 5 siswa masih belum tuntas secara individu. Siswa dikatakan tuntas individu apabila nilai yang diperoleh sama atau lebih dari 7. Hal ini disebabkan karena strategi atau metode pembelajaran yang digunakan selama ini masih kurang menarik perhatian siswa. Oleh karena itu penulis pencari solusi untuk mengatasinya dengan penerapan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran. Tahap berikutnya adalah pelaksanaan tindakan yang merupakan proses dan langkah-langkah penelitian. Pelaksanaan adalah salah satu proses dalam suatu siklus yang berkelanjutan mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Pada penelitian ini pelaksanaan tindakan perencanaan untuk setiap siklus adalah
sama
yaitu
mempersiapkan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran,
mempersiapkan materi pembelajaran, penggunaan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran, membuat lembar observasi dan mempersiapkan test hasil belajar. Selanjutnya, pelaksanaan pembelajaran secara umum sesuai dengan yang direncanakan. Observasi
dilakukan
terhadap
aktifitas
siswa
dan
guru
dalam
pembelajaran. Secara umum penilaian yang diberikan pengamat adalah baik untuk setiap pertemuan. Keadaan yang seperti inilah yang perlu dikembangkan di dalam pembelajaran sebagaimana yang dituntut dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas menunjukkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Selanjutnya, pada akhir siklus dilakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan berupa aktifitas siswa, aktifitas guru, maupun hasil belajar siswa. Refleksi yang dilakukan pada siklus ke-I merupakan perbaikan-perbaikan perencanaan pada siklus selanjutnya. Sesuai dengan perencanaan penelitian ini berlangsung dalam beberapa siklus tetapi apabila siklus kedua belum mencapai target yang diharapkan maka dapat dilakukan siklus berikutnya. Namun, dalam penelitian ini refleksi di siklus ke-II telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal sehingga penelitian dilakukan hanya dua siklus. Berdasarkan analisis test awal diperoleh siswa yang tuntas secara individu sebanyak 19 orang dan persentase tuntas secara klasikal sebesar 58,3%.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X a. Siklus I Ditinjau dari ketuntasan belajar siswa secara klasikal dalam siklus I mencapai 75,0% dan tuntas individu sebanyak 9 orang. Data tes hasil belajar siswa pada siklus I secara umum dapat dikatakan lebih baik bila dibandingkan dengan hasil sebelum tindakan. Namun secara individu, masih ada 9 orang siswa yang belum tuntas belajar, sehingga merupakan suatu keharusan peneliti mencari solusi untuk pemecahan masalah ini. Salah satu cara yang dilakukan adalah mengulang kembali pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran penemuan terbimbing, dengan harapan terjadi peningkatan hasil belajar sehingga ketuntasan belajar dapat ditingkatkan. Tabel 8 Ketuntasan Belajar Klasikal Siklus I No 1 1 2
Ketuntasan 2
Tuntas Tidak Tuntas Jumlah Sumber : Hasil Test
Jumlah 3 9 3 12
Persentase 4 75,0% 25,0% 100
Ket 5
Siklus ke-satu : nilai siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa (75,0%), sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 siswa (25,0%).
b. Siklus II Berdasarkan analisa hasil belajar siswa siklus II menunjukkan suatu peningkatan hasil belajar siswa baik secara individu maupun klasikal. Tuntas belajar secara individu sebanyak 11 orang siswa dan secara klasikal
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X sebesar 91,7 %. Namun masih ada 1 orang siswa yang belum tuntas dan siswa tersebut adalah siswa yang belum tuntas pada siklus 1, tetapi bila ditinjau dari daya serap individu dapat dikatakan terjadi peningkatan pemahaman terhadap konsep benda dan sifatnya.
Tabel 9 Ketuntasan Belajar Klasikal Siklus II No 1 1 2
Ketuntasan 2
Tuntas Tidak Tuntas Jumlah Sumber : Hasil Test
Jumlah 3 1 1 12
Persentase 4 91,7% 09,3% 100
Ket 5
Siklus kedua: jumlah siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa (91,7%), dan siswa yang belum tuntas sebanyak 1 siswa (09,3%). KESIMPULAN Berdasarkan hasil tes awal siswa yang tuntas individu sejumlah 1 siswa dengan ketuntasan klasikal sebesar 58,3% dengan nilai rata-rata daya serap sebesar 68,3%. Pada siklus I siswa yang tuntas secara individu 9 orang dan ketuntasan klasikal 75,0% dengan nilai rata-rata daya serap sebesar 72,5%. Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh guru sejawat terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dengan mendapat skor total 40 (83,3%). Kemudian pada siklus II siswa yang tuntas secara individu 11 orang dengan ketuntasan klasikal 91,7% dengan nilai rata-rata daya serap sebesar 79,2%. Suasana pembelajaran sudah sesuai dengan yang diharapkan. sedangkan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti mendapat nilai baik, berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh guru sejawat terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dengan mendapat skor total 42 (87,5%). Dari hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep benda dan sifatnya hal ini terlihat dari adanya peningkatan hasil belajar sebesar 16,7% dari hasil belajar sebelum tindakan ke siklus I dan sebesar 16,7% dari siklus I ke siklus II (pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran inkuiri) DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta. Hamalik Oemar, 2006 Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Kasbollah, K.E.S. 1998. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Sekolah Dasar. Sabri, Ahmad, 2007. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Padang; Quantum Teaching
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X
PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT BENDA BAGI SISWA KELAS IV DI SD ALKHAIRAT BALE
Oleh HARIS ANDIKA
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO
JURNAL
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2015