ISSN 2548-9119 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH MATERI BILANGAN BERPANGKAT DAN LOGARITMA
Suhartono, S.Pd.,M.Pd dan Hery Setiyawan, S.Pd.,M.Pd Dosen PGSD Fakultas Bahasa dan Sains Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
[email protected]/
[email protected]
Abstract This research is conducted to describe students’ activities during the implementation of problem-based learning in the topic of exponential number and logarithm and management of problem-based learning exponential number and logarithm by lecturer This research is a descrptive research, that is a research which has aim to describe research’s variables qualitatively and quantitatively. The topic that is used in this research is exponential number and logarithm. Subject of this research is students in PGSD Program, University of ijaya Kusuma Surabaya. Instrument of this research is observation sheet of students’ activities and observation sheet of the organising of problem-based learning by lecturer. The students’ activities and the organising of problem-based learning by the lecturer are collected as data. The data is analised descriptively. The result of this research shows that the students’activities and the effectivity are excellent. The result of this research also shows that the effectivity of the lecturer is good. Based on the result of this research, teachers or lecturers may apply this problem-based learning to make the learning process in class effective. Keywords: solving problem in Mathematics, problem-based learning
Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan aktivitas mahasiswa selama penerapan pembelajaran berdasarkan pada materi bilangan berpangkat dan logaritma dan pengelolaan pembelajaran berdasarkan masalah materi bilangan berpangkat dan logaritma oleh dosen. Penelitian ini tergolong dalam penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian secara kualitatif dan kuantitatif. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bilangan berpangkat dan logaritma. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Bahasa dan Sains Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Instrumen dari peneltian ini adalah lembar observasi aktivitas mahasiswa dan lembar observasi pengelolaan pembelajaran berdasarkan masalah oleh dosen. Data penelitian berupa data aktivitas mahasiswa dan data pengelolaan pembelajaran berdasarkan masalah oleh dosen. Data dianalisis dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan mahasiswa, efekivitasnya tergolong sangat baik. Untuk keaktifan dosen, efekivitasnya tergolong baik. Dengan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru di sekolah atau dosen di kampus dapat menerapkan pembelajaran berdasarkan masalah agar pembelajaran yang dilakukan efektif. Keyword : pemecahan masalah matematika, pembelajaran berdasarkan masalah
Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Materi Bilangan.......
43
Suhartono, Hery Setiyawan
PENDAHULUAN Perkembangan jaman semakin cepat. Oleh sebab itu mahasiswa dan dosen harus menyikapinya dengan baik. Sebagai calon pendidik, mahasiswa harus mampu menguasai ilmu pada disiplin ilmu yang diambil dan juga harus mempunyai keterampilan mengajar. Dua kemampuan ini harus dimiliki oleh mahasiswa sebagai calon pendidik yang profesional. Dengan berkembangnya teknologi, mahasiswa dapat memperoleh dua kemampuan tersebut melalui media internet. Sehingga mahasiswa tidak hanya mengandalkan pembelajaran di kelas yang diselenggarakan oleh dosen. Dengan demikian pembelajaran yang diharapkan di kelas mampu menjadikan mahasiswa aktif. Karena melalui informasi yang memadai mahasiswa dapat berinteraksi dengan dosen maupun mahasiswa yang lain dengan efektif. Dosen harus dapat memilih pembelajaran yang dapat menjadikan mahasiswa aktif dan terlibat dalam pembelajaran. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM) merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan mahasiswa secara aktif dan mendorong mahasiswa untuk berfikir bebas. Waltz (2001) menjelaskan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah termasuk pembelajaran berpusat pada siswa. Oleh sebab itu dosen dapat menggunakan alternatif pembelajaran yang berupa pembelajaran berdasarkan masalah di kelas. Dengan penerapan pembelajaran berdasarkan masalah diharapkan aktifitas mahasiswa dapat maksimal. Materi kuliah harus diserap secara maksimal oleh mahasiswa. Sehingga mahasiswa memiliki bekal saat mahasiswa memasuki dunia kerja. Bagi mahasiswa di bidang keguruan dan ilmu kependidikan harus mampu mengaplikasikan ilmu yang mereka 44
Jurnal Autentik, Vol.1, No.2, Juli 2017: 43-51
dapatkan di bangku sekolah sebagai seorang guru profesional. Dengan demikian mahasiswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas. Widagdo (2008) menjelaskan bahwa bilangan berpangkat dan logaritma adalah termasuk materi pengayaan bagi guru SD. Sehingga materi ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk memperkuat pengetahuan matematika. Di samping itu, penguasaaan terhadap materi bilangan berpangkat dan logaritma bermanfaat memudahkan penyelasaian masalahmasalah baik dalam matematika maupun bidang yang lain. Dengan demikian sebagai calon guru SD harus memahami materi dan dapat menerapkannya dalam menyelesaikan masalah. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Pembelajaran Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada Mata Kuliah Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar“. Shadiq (2004) menjelaskan bahwa tidak semua pertanyaan merupakan suatu masalah. Setiap pertanyaan tidak selalu merupakan masalah. Suatu pertanyaan ada yang murni sebuah latihan, sehingga untuk dapat menjawab atau menyelesaikan masalah hanya membutuhkan hafalan atau prosedur rutin. Adanya challlenge, mengindikasikan bahwa pertanyaan itu merupakan masalah. Sehingga problem solver merasa tertantang untuk dapat menyelesaikan masalah. Lencher (dalam Wardhani, 2010) menyatakan bahwa penugasan yang diberikan oleh guru dapat dikelompokkan menjadi dua hal, yaitu: (1) latihan (drill exercise), dan (2) masalah (problem) untuk dipecahkan. Latihan atau terjemahan dari exercise adalah tugas yang prosedur penyelesaiannya dapat langsung diketahui, sehingga dengan
ISSN 2548-9119 menerapkan satu atau lebih algoritma komputasi yang sudah dimiliki latihan dapat diselesaikan. Sedangkan Siswono (2008) menyatakan bahwa masalah atau problem sebenarnya bersifat individu. Sehingga suatu soal dapat menjadi masalah siswa A, tetapi belum tentu menjadi masalah bagi siswa B atau sebaliknya. Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan suatu soal matematika dapat menjadi masalah bagi seorang siswa, yaitu (1) siswa mempunyai pengetahuan prasyarat untuk menyelesaikan soal tersebut; (2) siswa merasa tertantang untuk menyelesaikan soal tersebut; (3) siswa mempunyai suatu pemikiran mengenai bagaimana menyelesaikan soal tersebut meskipun belum jelas. Dalam hal pembelajaran di kampus, dosen dapat memberikan pertanyaan yang berupa masalah atau problem kepada mahasiswa. Dosen dapat menyesuaikan dengan materi dan tingkat kesulitan materi perkuliahan. Jika pendapat ahli di atas yang menjadi subyek pembelajaran adalah guru dan siswa, tetapi jika di perguruan tinggi yang menjadi subyek pembelajaran adalah dosen dan mahasiswa. Berikut ini adalah contoh dua soal yang berbentuk soal cerita, tetapi ada yang merupakan contoh latihan dan contoh dari soal pemecahan masalah. Contoh pertanyaan yang merupakan latihan. Diketahui 2log 3 = a, 2log 5 = b. 2log7 = c Tentukanlah a. 2 log 15 b. 2log 45 c. 2log 0,6 contoh pertanyaan di atas merupakan contoh latihan. Untuk soal a sampai dengan c. mahasiswa dapat menyelesaikan soal dengan sifat logaritma. Sehingga soal tersebut dengan prosedur rutin dapat diselesaikan.
Contoh pertanyaan yang merupakan masalah . Diketahui 2log 3 = a, 2log 5 = b. 2log7 = c Tentukanlah a. 3log 14 b. 8log 70 c. 25log 21 contoh pertanyaan di atas merupakan contoh masalah atau problem. Untuk soal a sampai dengan c. mahasiswa dapat menyelesaikan soal dengan sifat logaritma. Sehingga soal tersebut dengan prosedur rutin dapat diselesaikan. Arends (dalam Ibrahim 2012) menjelaskan bahwa situasi masalah yang baik yaitu memiliki kriteria: 1. Autentik, masalah harus terdapat di dalam dunia nyata 2. Tidak terdefinisikan dengan ketat dan terdapat misteri atau teka-teki, mencegah munculnya jawaban sederhana. 3. Masalah harus bermakna bagi siswa dan sesuai dengan tingkat perkembangan mereka. 4. Cukup luas untuk memungkinkan guru mengelola pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran, serta sesuai dengan sarana dan prasarana yan tersedia, serta konsisten dengan kurikulum yang berlaku. 5. Masalah harus memberi kesempatan siswa bekerja dalam kelompok. Dengan demikian dosen dapat mempertimbangkan pemberian soal kepada mahasiswa yang berupa masalah atau problem. Ibrahim (2012) menjelaskan bahwa secara garis besar PBM terdiri dari kegiatan menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Sehingga dalam praktek di kampus, dosen dapat memberikan masalah yang autentik dan bermakna kepada mahasiswa. Kemudian
Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Materi Bilangan.......
45
Suhartono, Hery Setiyawan
dengan pengalaman belajar yang dimiliki, mahasiswa melakukan penyelidikan untuk dapat menyelesaikan masalah yang diberikan. Ibrahim (2012) menjelaskan bahwa pada pembelajaran berdasarkan masalah, guru melakukan scafolding, yaitu suatu kerangka dukungan yang memperkaya inkuiri dan pertumbuhan intelektual. Waltz (2001) menjelaskan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah termasuk pembelajaran berpusat pada siswa, siswa biasanya bekerja pada kelompok yang independen, siswa dipandu oleh tutor untuk menyelesaikan masalah. Pada pembelajaran ini siswa dituntut untuk bekerja dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah. Guru dapat bertindak sebagai tutor yang posisinya membantu siswa dalam menyelesaikan masalah. Dalam praktek di kampus dosen dapat bertindak sebagai tutor yang posisinya membantu mahasiswa dalam menyelesaikan masalah. Mahasiswa tetap menjadi aktor utama sebagai problem solver. Berikut ini adalah sintaks pembelajaran berdasarkan masalah.
46
Jurnal Autentik, Vol.1, No.2, Juli 2017: 43-51
Tabel 2.1 Sintaks Model PBM Menurut Ibrahim, (2012:71)
Sintaks pembelajaran berdasarkan masalah yang diterapkan di kampus sama dengan pembelajaran yang diterapkan di sekolah. Jika pembelajaran berdasarkan masalah diterapkan di perguruan tinggi, posisi guru digantikan sebagai dosen dan siswa digantikan sebagai mahasiswa. Dengan demikian tidak ada perbedaaan perlakuan atau tahap pembelajaran jika pembelajaran berdasarkan masalah diterapkan di perguruan tinggi. Ibrahim (2012) menjelaskan bahwa secara resmi pembelajaran berdasarkan masalah sebagai pendekatan total di dalam pembelajaran dimulai di Fakultas kedokteran Universitas McMaster Amerika Serikat 1979. Pembelajaran berdasarkan masalah mulai diterapkan untuk meningkatkan kinerja siswa di sekolahsekolah dalam mata pelajaran sains dan disiplin ilmu lainnya pada tahun 1990-
ISSN 2548-9119 1991. Dengan melihat bahwa sejak awal pembelajaran berdasarkan masalah diterapkan di dunia kampus atau universitas, maka pembelajaran berdasarkan masalah dapat diterapkan di jenjang sekolah hingga perguruan tinggi. Dengan mengacu pada tahapan pembelajaran berdasarkan masalah yang dikemukakan Ibrahim (2012) maka untuk penerapan pembelajaran berdasarkan masalah di perguruan tinggi dapat diuraikan pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Tahap Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Dalam penelitian ini materi pembelajaran yang digunakan adalah bilangan berpangkat dan logaritma. Tetapi untuk indikator yang digunakan adalah hanya terkait bilangan berpangkat. Materi Pokok: Bilangan Berpangkat dan Logaritma
Indikator: 1. Menjelaskan bilangan berpangkat 2..Menjelaskan operasi bilangan berpangkat 3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bilangan berpangkat METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian secara kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di program studi pendidikan guru sekolah dasar Fakultas Bahasa dan Sains Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Subjek dalam penelitian ini adalah Mahasiswa program studi pendidikan guru sekolah dasar Fakultas Bahasa dan Sains Universitas W ijaya Kusuma Surabaya. Pada penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah one-shot- case study, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan tanpa ada kelompok pembanding dan juga tanpa tes awal, dengan skema rancangan sebagai berikut:
Prosedur penelitian dalam penelitian ini meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap analisis. Metode pengupulan data dalampenelitian ini adalah obsrvasi. Arikunto (2009) menjelaskann bahwa metode observasi yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blanko pengamatan sebagai instrumen.format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai aktivitas mahasiswa
Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Materi Bilangan.......
47
Suhartono, Hery Setiyawan
dan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh dosen. Dalam melakukan pengamatan peneliti meminta bantuan kepada rekan peneliti untuk menjadi pengamat aktivitas mahasiswa dan pengelolaan pembelajaran berdasarkan masalah. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas mahasiswa dan lembar pengelolaan pembelajaran berdasarkan masalah Data aktivitasa mahasiswa dianalisis dengan rumus:
Keterangan: Pm : Persentase aktivitas mahasiswa setiap aspek A : Banyaknya aktivitas mahasiswa setiap aspek n : Banyaknya aktivitas mahasiswa secara keseluruhan (Diadaptasi, Prawoto: 2006) Data pengelolaan pembelajaran oleh dosen dianalisis dengan rumus:
Keterangan: PD : Persentase aktivitas dosen setiap aspek D : Banyaknya aktivitas dosen setiap aspek n : Banyaknya aktivitas dosen secara keseluruhan (Diadaptasi, Prawoto: 2006)
48
Jurnal Autentik, Vol.1, No.2, Juli 2017: 43-51
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN Aktivitas Mahasiswa
DAN
Berdasarkan tabel 2 aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran menunjukkan rata-rata 91,875. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran tergolong sangat baik. aktivitas mahasiswa yang paling dominan adalah mendengarkan/ memperhatikan penjelasan dosen atau mahasiswa yang lain saat presentasi. Sementara aktivitas menulis tugas merupakan aktivitas yang paling minim. Hal ini menunjukkan bahwa pada pembelajaran berdasarkan masalah yang diterapkan oleh dosen mampu menjadikan mahasiswa aktif terlibat pembelajaran. Sebagaimana teori yang sudah dijelasakan di atas bahwa pembelajaran masalah mampu untuk menjadikan mahasiswa aktif dalam pembelajaran. Pengelolaan Pembelajaran
ISSN 2548-9119
Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Materi Bilangan.......
49
Suhartono, Hery Setiyawan
Tabel 3 di atas menunjukkan skor pengelolaan pembelajaran berdasarkan masalah oleh dosen. Pengelolaan pembelajaran yang meliputi tahap pendahuluan, kegiatan inti, penutup, pengelolaan waktu, dan suasana kelas. Pengelolaan pembelajaran berdasarkan masalah yang dilakukan oleh dosen menunjukkan rata-rata 3,69. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran berdasarkan masalah menunjukkan kategori sangat baik. Berdsarkan poin-perpoin menunjukkan nilai minimal adalah 3 sehingga pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh dosen sudah baik. Pengelolaan pembelajaran yang baik merupakan salah satu kunci dari terwujudnya keberhasilan proses pembelajaran. Dengan demikian setiap dosen harus memperhatikan pengelolaan pembelajaran di kelas. Sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan baik sesuai dengan harapan.
PENUTUP Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa 1. Aktivitas mahasiswa pada pembelajaran berdasarkan masalah pada materi bilangan berpangkat dan logaritma menunjukkan kategori sangat baik 2. Pengelolaan pembelajaran berdasarkan masalah pada materi bilangan berpangkat dan logaritma menunjukkan kategori sangat baik. Saran 1. Dosen dapat menerapkan pembelajaran berdasarkan masalah sebagai alternatif pembelajaran di kampus 2. Mahasiswa yang merupakan calon pendidik dapat menerapkan pembelajaran berdasarkan masalah di kelas tempat mahasiswa mengajar atau praktek mengajar.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Ibrahim, Muslimin. 2012. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: UNESAUniversity Press Prawoto, Priyo Budi.2006. Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Sub Pokok Bahasan Simetri Di Kelas V Semester II MIN Jambangan. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Surabaya: UPRES UNESA. Shadiq, Fadjar.2004. Pentingnya Pemecahan Masalah. Widyaiswara PPPPTK Matematika. http://fadjarp3g.files.wordpress.com/2007/09/ aapemecahan.masalah_lpmpsemarang_.pdf. Diakses tanggal 9 Juni 2011. Siswono, Tatag Y.E. 2008. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Surabaya: Unesa University Press. 50
Jurnal Autentik, Vol.1, No.2, Juli 2017: 43-51
ISSN 2548-9119 Waltz, Mitzi.2001. A Lecturer’s Guide to Problem-Based and Interactive Learning. http://www.jobs.ac.uk/media/pdf/careers/resources/the-jobs-ac-uk-lecturer-sguide-to-problem-based-and-interactive-learning.pdf. Diakses tanggal 30 Mei 2016 Wardhani, Sri dkk. 2010. Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di SD. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Materi Bilangan.......
51