p-ISSN 2355-5343 e-ISSN 2502-4795 http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 08/04/2016; Accepted: 26/06/2016 Mimbar Sekolah Dasar, Vol 3(2) 2016, 120-135 DOI: 10.17509/mimbar-sd.v3i2.4252
PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Wawan Priyanto Prodi PGSD Universitas PGRI Semarang Jalan Sidodadi Timur No. 24 Semarang Email:
[email protected] ABSTRACT This research is describing a prototype of multimedia interactive based on guiding inquiry. Research subject was obtained at fourth grade of SDN Pedurungan Kidul 01. Design and display this media be adapted by the student’s character. Teaching media products are approved by one who validated before used. One who validated was two lecturers and a teacher of fourth grade. The practicality of this research obtained at observation data from the teacher’s ability to manage the class and the students’ responses to multimedia interactive based on guiding inquiry. Based on the data could be concluded that the development of multimedia interactive based on guiding inquiry is valid, practical and effective in learning IPS at fourth grade of elementary school. This media could help the students’comprehension in formulate the problems, collect the data, analyzing and conclusion the problems. Keywords: interactive multimedia, guiding inquiry, students in fourth grade of elementary school.
ABSTRAK Penelitian ini mendeskripsikan prototype multimedia interaktif berbasis inkuiri terbimbing. Subjek uji coba adalah siswa kelas IV SDN Pedurungan Kidul 01. Desain dan tampilan dalam media disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa IV SD pada umumnya. Produk ini terlebih dahulu divalidasi oleh ahli yang berasal dari dosen dan oleh praktisi yang berasal dari guru SD. Kepraktisan diperoleh dari hasil observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran dan hasil angket respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan multimedia interaktif berbasis inkuiri terbimbing. Data keefektifan pembelajaran diperoleh dari ketuntasan belajar siswa dan uji motivasi belajar. Pengembangan multimedia interaktif berbasis inkuiri terbimbing dapat disimpulkan valid, praktis dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD. Media pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam pemahaman dan menekankan pada pengembangan kemampuan siswa merumuskan masalah atas fenomena yang diamati, mengumpulkan data terkait, menganalisis masalah tersebut, sampai pada menyimpulkan apa yang menjadi temuan. Kata Kunci: multimedia terbimbing, siswa kelas IV SD.
interaktif,
inkuiri
How to Cite: Priyanto, W. (2016). PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR. Mimbar Sekolah Dasar, 3(2), 120-135. doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbar-sd.v3i2.4252.
PENDAHULUAN ~ Pendidikan IPS di sekolah
masyarakat luas maupun global sehingga
dasar
mampu hidup
merupakan
bidang
studi
yang
bersama-sama
dengan
mempelajari manusia dalam semua aspek
masyarakat lainnya (Susanto, 2013, p. 148).
kehidupan dan interaksi dalam masyarakat
Adapun tujuan pembelajaran IPS yang
serta
sistematik.
tercantum dalam kurikulum KTSP bukan
Pendidikan IPS merupakan salah satu mata
hanya sekedar membekali siswa dengan
pelajaran
memberikan
berbagai informasi yang bersifat hafalan
mengenai
(kognitif) saja, akan tetapi siswa dapat
dilakukan yang
secara dapat
wawasan dan pengetahuan
[120]
Wawan Priyanto, Penerapan Multimedia Interaktif Berbasis Inkuiri Terbimbing…
memiliki kemampuan dasar untuk berpikir
siswa, dari pada memberikan daya kreatif
logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
dalam memahami materi. Akibatnya siswa
memecahkan masalah, dan keterampilan
bosan jika hanya membaca teks dalam
dalam kehidupan sosial.
buku-buku IPS di sekolah. Siswa juga jarang diajak
Berdasarkan
hasil
wawancara
berdialog
tentang
bagaimana
dan
sebuah konsep dan pengetahuan muncul
observasi awal di SDN Pedurungan Kidul 01
yang pada akhirnya berdampak pada
pada tanggal 15 dan 16 Januari 2016.
prestasi belajar siswa yang rendah. Hal ini
Pembelajaran IPS di SD tersebut belum
terlihat dari nilai rata-rata rapor siswa kelas
diaktualisasikan secara optimal. Hal ini
IV
dikarenakan
siswa
berjumlah 42 siswa. Rata-rata nilai mata
dalam mengikuti proses pembelajaran dan
pelajaran IPS sebesar 69 kurang dari KKM
masih
yang
kurangnya
rendahnya
antusias
pengetahuan
siswa
SDN
Pedurungan
telah
Kidul
ditetapkan
terlihat pada beberapa hal: (1) sebagian
mendapatkan nilai sama dengan atau di
siswa kurang memperhatikan penjelasan
atas KKM, sedangkan 33 siswa masih di
guru, karena guru hanya menjelaskan
bawah KKM. Dengan demikian baru 21%
berdasarkan buku teks; (2) konsentrasi siswa
siswa bisa dikatakan tuntas dan 79 % belum
kurang
tuntas belajarnya. Hasil analisis rata-rata
materi
yang
disampaikan kurang dipahami siswa, hal
9
sekolah
sebesar
(3)
Ada
oleh
yang
terhadap materi IPS yang disampaikan, ini
terfokus;
71.
01
siswa
yang
nilai dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
tersebut tampak pada hasil ulangan dari sebagian siswa yang memiliki nilai di
Tabel 1. Data Ketuntasan Belajar IPS Siswa
bawah rata-rata; (4) Proses pembelajaran
Kelas IV SDN Pedurungan Kidul 01 Tahun
yang hanya terpacu pada guru dan buku
Ajaran 2015/2016
teks, membuat siswa tidak tertarik untuk mengikuti
pembelajaran,
sehingga
pembelajaran menjadi pasif; (5) guru belum menerapkan media pembelajaran yang
interaktif
sehingga
proses
pembelajaran belum menarik perhatian dan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran. Ketidakoptimalan proses
Sumber:
pembelajaran seperti yang disebutkan di
Pedurungan
atas akan membawa dampak negatif terhadap
motivasi
belajar
efektif
karena
lebih
Kidul
nilai 01
kelas
IV
Tahun
SDN Ajaran
2015/2016.
siswa.
Penyediaan buku-buku pelajaran, ternyata kurang
Daftar
Berdasarkan data-data observasi di atas,
bersifat
maka
memberikan materi instan kepada para [121]
diperlukan
suatu
upaya
untuk
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2016
meningkatkan motivasi dan prestasi siswa.
yang disampaikan”. Hal senada juga
Menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2002, p.
diungkapkan oleh Istianda dan Darmanto
15)
media
(2009,
belajar
merupakan sarana untuk menyampaikan
mengajar dapat membangkitkan minat
ilmu pengetahuan yang cukup efektif,
yang baru dan keinginan, membangkitkan
karena dapat menyajikan informasi berupa
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
audio, visual, video, teks grafik dan animasi
dan
dalam kesatuan tampilan”.
bahwa
‘pemakaian
pembelajaran
dalam
bahkan
proses
membawa
pengaruh-
p.
2),
bahwa
“multimedia
pengaruh dari segi psokologis terhadap siswa’.
Penerapan pembelajaran yang berbasis inkuiri terbimbing dengan memanfaatkan
Minimnya
kesadaran
guru
dalam
teknologi
pada
proses
multimedia interaktif merupakan upaya
pembelajaran IPS disinyalir sebagai salah
dalam meningkatkan motivasi dan prestasi
satu penyebab belajar IPS menjadi terasa
belajar IPS. Multimedia ini didesain dengan
abstrak.
Akibatnya
melihat
tersebut
mengalami
pemanfaatan
media
siswa
di
karakteristik
dalam
siswa
SD
bentuk
yang
dalam
disesuaikan lingkungan dan ketersediaan
telah
sarana-prasarana di SD. Oleh karena itu,
disampaikan. Guru juga kurang memiliki
multimedia interaktif tersebut cocok dan
kesadaran dalam pemanfaatan media
sesuai dengan kebutuhan siswa yang
dengan teknologi terbaru yang dapat
pada
meningkatkan
belajar,
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif
menciptakan interaksi dan diskusi yang
serta dapat meningkatkan motivasi dan
berguna
prestasi belajar IPS siswa.
memahami
kesulitan
sekolah
komputer
materi
yang
motivasi
demi
tercapainya
tujuan
gilirannya
dapat
tercipta
pembelajaran. Maka, alternatifnya adalah pemanfaatan media
teknologi
untuk
baru
memperkukuh
sebagai
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
dan
tujuan
dari
penelitian
yaitu
memaksimalkan motivasi belajar siswa.
bagaimanakah
Guru
menguasai
interaktif berbasis inkuiri terbimbing yang
baik, internet, dan
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran
masa
kini
komputer
dengan
berbagai
media
dituntut baru
yang
sedang
prototype
ini
multimedia
IPS di kelas IV SD?
berkembang, sedangkan media tersebut sudah sedemikian akrab dikalangan para
Multimedia Interaktif
siswa. Menurut Suheri (2006, p. 1), dalam
Menurut Riyana (2007, p. 5), “multimedia
penelitiannya
bahwa
interaktif merupakan alat atau sarana
“Animasi multimedia memberikan kesan
pembelajaran yang berisi materi, metode,
menyenangkan dan membantu proses
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi
pembelajaran dalam memahami materi
yang dirancang secara sistematis dan
menyebutkan
[122]
Wawan Priyanto, Penerapan Multimedia Interaktif Berbasis Inkuiri Terbimbing…
menarik
untuk
mencapai
kompetensi/subkompetensi
tersebut diprogramkan untuk melengkapi atau menunjang materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas; (3) substitusi (pengganti), multimedia dikatakan sebagai substitusi (pengganti) apabila multimedia dapat menggantikan sebagian besar peran guru. Ini dapat menjadi alternatif sebagai sebuah model pembelajaran. Tujuannya adalah agar para siswa dapat secara luwes mengelola kegiatan pembelajarannya sesuai dengan waktu, gaya belajar, dan kecepatan belajar masing-masing siswa.
mata
pelajaran yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya”. Beberapa ahli lain
menyatakan
bahwa
penggunaan
terminologi multimedia berkaitan dengan interaktivitas komponen-komponen yang ada di dalamnya. Roblyer dan Doering (2010, p 170) menyatakan bahwa “the combination of media such as video and audio with text makes them multimedia. The ability to get from one another makes
Hasil penelitian Anam (2015) menuliskan
them hypermedia”. Dengan demikian,
bahwa
menurut Roblyer & Doering jika hanya
model inkuiri dapat meningkatkan baik
kombinasi video, audio dan teks maka
kemampuan kognitif maupun KPS siswa”.
disebut multimedia , dan jika memiliki
Selanjutnya dalam penelitian ini digunakan
kemampuan
inkuiri terbimbing, mengenai hal tersebut
interaksi,
maka
media
tersebut menjadi hypermedia.
“pembelajaran
menggunakan
Suparno, (2007, p. 68) menuliskan bahwa “Inkuiri terbimbing adalah inkuiri yang
Menurut Riyana, (2007, p. 5) “Multimedia
banyak dicampuri oleh guru. Guru banyak
interaktif merupakan alat atau sarana
mengarahkan dan memberikan petunjuk
pembelajaran yang berisi materi, metode,
baik lewat prosedur yang lengkap dan
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi
pertanyaan-pertanyaan
yang dirancang secara sistematis dan
selama proses inkuiri”. Dalam model inkuiri
menarik
mencapai
terbimbing, guru sudah memiliki jawaban
mata
sebelumnya, sehingga siswa tidak begitu
pelajaran yang diharapkan sesuai dengan
bebas mengembangkan gagasan dan
tingkat
&
idenya. Masalah yang diberikan oleh guru
Doering (2010, p. 85), menjelaskan dalam
dan siswa memecahkannya sesuai dengan
kegiatan
prosedur tertentu yang diarahkan oleh
untuk
kompetensi/subkompetensi kompleksitasnya”. pembelajaran
Robblyer di
kelas,
multimedia dapat berfungsi sebagai:
pengarahan
guru. Pelaksanaan model pembelajaran
(1) suplemen yang sifatnya opsional, multimedia dikatakan sebagai suplemen (tambahan), apabila guru atau siswa mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan multimedia atau tidak untuk materi pelajaran tertentu; (2) pelengkap (komplemen), multimedia dikatakan sebagai komplemen (pelengkap) apabila multimedia
inkuiri
terbimbing
antara
lain:
guru
membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mendapat dikerjakan.
tugas tertentu yang Selanjutnya
harus
mereka
mempelajari, meneliti atau membahas [123]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2016
tugasnya di dalam kelompok, setelah
kepraktisan
diskusi
Teknik
dibuat
laporan
yang
tersusun
perangkat
pembelajaran.
pengumpulan
dengan baik. Akhirnya hasil laporan kerja
wawancara,
kelompok dilaporkan ke sidang pleno dan
dokumentasi, dan tes.
data
angket,
yaitu
observasi,
terjadilah diskusi kelas. Hasil sidang pleno tersebut
akan
dirumuskan
sebuah
HASIL DAN PEMBAHASAN
kesimpulan sebagai kelanjutan hasil kerja
Kondisi Awal dan Analisis Kebutuhan Media
kelompok (Roestiyah, 2008, pp. 75-76).
Pembelajaran IPS SD Kondisi awal model media pembelajaran
METODE
IPS yang selama ini diterapkan diperoleh
Jenis penelitian yang digunakan adalah
dengan
penelitian pengembangan (research and
observasi terhadap media dan proses
development/R&D).
Prosedur
pembelajaran guru dalam mengajarkan
pengembangan yang dilakukan terdiri
mata pelajaran IPS di sekolah dasar. Hasil
atas tiga tahap yaitu: (1) pendefinisian
wawancara antara lain: (1) guru jarang
mencakup
dan
menggunakan media pembelajaran saat
kondisi
awal
mengajar IPS, media yang sering dipakai
lapangan
untuk
adalah gambar dua dimensi berupa foto,
studi
literatur
pengumpulan
informasi
pembelajaran,
studi
melakukan
poster
yang diperoleh dan analisis kebutuhan
kemampuan guru dalam menciptakan
akan
(2)
media yang memanfaatkan teknologi; (3)
penyusunan
respon siswa dalam pembelajaran IPS kelas
pembelajaran
perancangan
mencakup
model
faktual,
desain;
dan
mencakup
IPS;
perancangan (3)
validasi,
model
coba
(2)
terbatasnya
IV menggunakan media dua dimensi
pengembangan uji
peta;
dan
memperoleh data faktual, analisis data media
dan
wawancara
tergolong
dan
rendah;
menggunakan
revisimedia pembelajaran.
(4)
metode
guru
hanya
ceramah
dan
penugasan, sehingga siswa jarang diajak berdiskusi
serta
menemukan
sendiri
Subjek uji coba adalah kelas IV SDN
pengetahuan dan penemuan; dan (5)
Pedurungan Kidul 01 berjumlah 41 siswa.
Perangkat pembelajaran yang digunakan
Jenis
faktual
guru hanya menganut apa yang sudah
perangkat pembelajaran IPS, data analisis
ada dan tanpa adanya pengembangan.
kebutuhan pada pembelajaran IPS, data
Daftar cek observasi awal dapat dilihat
hasil validasi ahli, dan data keefektifan dan
pada tabel 2.
data
mencakup
data
[124]
Wawan Priyanto, Penerapan Multimedia Interaktif Berbasis Inkuiri Terbimbing…
Tabel 2. Daftar Cek Observasi Terhadap Model Media Pembelajaran NO 1
2
3
Aspek Pembelajaran yang dilakukan Penggunaan
Keadaan Faktual Ada
Deskripsi
Tidak
√
Silabus, RPP, LKS, Bahan ajar, dan alat evaluasi
perangkat
didapat dari dinas pendidikan atau penerbit
pembelajaran dalam
buku yang sudah digunakan selama bertahun-
IPS.
tahun tanpa pengembangan dari guru.
Teknik yang dilakukan
√
Guru
hanya
satu-satunya
yang
menjadi
guru untuk menarik
perhatian siswa. Ceramah dan perintah dari
perhatian siswa saat
guru merupakan cara yang dilakukan untuk
belajar.
menarik perhatian siswa.
Penggunaan media
√
Media yang digunakan dalam membelajaran
dalam proses
IPS di kelas VI biasanya menggunakan gambar
pembelajaran.
dua dimensi. Gambar tersebut diperoleh dari internet kemudian diprint out dalam ukuran yang lebih besar. Namun media masih terlalu abstrak memuat materi IPS di kelas VI SD yang begitu banyak.
4
Penggunaan
√
Guru masih menggunakan media tradisional
teknologi mutakhir
dalam pembelajaran, seperti: gambar, poster,
dalam proses
koran, tape dan sebagainya.
pembelajaran. 5
6
Respon siswa
√
Sebagian siswa kurang fokus
memperhatikan
terhadap media
penjelasan guru, siswa pasif tanpa ada respon
pembelajaran.
yang berarti.
Metode yang dipakai
√
Guru
jarang
menggunakan
metode
dalam proses
pembelajaran lain selain metode ceramah dan
pembelajaran.
penugasan. Siswa juga jarang diajak berdiskusi untuk mengeluarkan pendapat mereka.
7
Ketuntasan hasil
√
21 persen siswa tuntas dalam belajar IPS,
belajar IPS siswa kelas
sedangkan 79% belum tuntas atau di bawah
IV.
KKM IPS yaitu 71.
Sumber: Hasil observasi peneliti tahun 2016.
[125]
Berdasarkan
hasil
terungkap
bahwa
membelajarkan
temuan
di
atas,
yang dihadapi baik itu dengan guru atau
dalam
sesama temannya. Jika situasi belajar yang
perkembangan
demikian terjadi maka siswa tidak akan
guru
materi
teknologi
jarang
memanfaatkan
alat
kreatif, mandiri, dan cenderung hanya
teknologi
seperti
laptop,
dan
menunggu jawaban pasti dari teman atau
proyektor,
meskipun
LCD,
alat-alat
tersebut
sumber-sumber
buku
yang
tersedia,
tersedia di sekolah. Hal ini terjadi karena
sehingga berdampak pada motivasi dan
guru belum memiliki desain audio visual
prestasi yang rendah. Menurut Nurhidayati,
yang
(2013,
membutuhkan
sebagai
alat-alat
media
Keterbatasan
tersebut
pengamplikasian. guru
p.
34)
behavioristik
dalam
bahwa
media
seharusnya
mampu
”perspektif
pembelajaran mengaplikasikan
mengembangkan media pembelajaran
konsep stimulus-respon serta faktor-faktor
IPS
penguat, mengembangkan stimulus yang
membuat
menggunakan
mereka
cara-cara
hanya
konvensional
mungkin
diberikan,
dan
menganalisa
seperti penggunaan media dua dimensi
respon belajar siswa melalui interaksi siswa
dan media lain yang kurang konkret.
dengan guru maupun dengan media”.
Berdasarkan kerucut pengalaman Dale,
Berdasarkan
media
masih
diperlukan suatu media mutakhir berbasis
kurang konkret
model pembelajaran yang sesuai dengan
sehingga siswa masih sulit menyerap dan
kondisi. Media yang mampu meningkatkan
mengingat materi yang telah diajarkan.
stimulus-respon
pembelajaran
di
tergolong media yang
atas
sehingga Pembelajaran yang tidak memanfaatkan
kondisi
di
dalam
akan
atas,
maka
pembelajaran,
terjadi
peningkatan
motivasi dan prestasi belajar siswa.
alat teknologi, membuat guru mengalami kesulitan
dalam
memotivasi Kebanyakan
siswa siswa
mengaktifkan di
dalam
cenderung
dan
Rancangan Multimedia Interaktif Berbasis
kelas.
Inkuiri Terbimbing
pasif
Kebutuhan
pengembangan
mendengarkan penjelasan yang diberikan
pembelajaran
guru hanya satu atau dua siswa yang aktif
pertama
mengajukan pertanyaan. Kondisi seperti ini
mendapatkan
membuat guru sebagai satu-satunya pusat
sejauhmana pengembangan multimedia
pembelajaran di kelas. Jika pembelajaran
interaktif
IPS lebih mengoptimalkan peran guru
mengoptimalkan pelaksanaan proses dan
dalam
hasil belajar, sedangkan pengembangan
membelajarkan
siswa
maka
merupakan
desain
yang
bertujuan informasi
ini
untuk tentang
dibutuhkan
desain
tidak akan terbiasa dalam merumuskan
memperoleh hasil berupa langkah-langkah
masalah,
sebagai berikut: (1) fokus pencapaian dari
masalah,
menganalisis dan menyimpulkan masalah
karakteristik [126]
awal
siswa
dilakukan
dalam
keaktifan siswa tidak akan terlihat. Siswa mendiskusikan
produk
langkah
sebagai
untuk
sasaran
Wawan Priyanto, Penerapan Multimedia Interaktif Berbasis Inkuiri Terbimbing…
pengembangan produk ini yaitu motivasi
video), dan penutup berupa pertanyaan
belajar
lisan maupun tertulis untuk mengetahui
selama
proses
pembelajaran
menggunakan multimedia interaktif dan
tingkat
hasil
tes
program yang telah dipelajari; dan (6)
penguasaan materi yang tersaji dalam
Bentuk penilaian yang digunakan dalam
produk multimedia interaktif berbasis inkuiri
pembelajaran
terbimbing; (2) standar kompetensi yang
multimedia
ditetapkan
terbimbing adalah tes dan non tes. Tes
belajar
siswa
berupa
sebagaimana
hasil
tercantum
penguasaan
seluruh
materi
menggunakan interaktif
berbasis
mengukur
inkuiri
dalam silabus mata pelajaran IPS kelas IV
digunakan
semester II yaitu mengenal sumber daya
ketuntasan penguasaan materi dan non
alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan
tes digunakan untuk mengukur tingkat
teknologi di lingkungan kabupaten / kota
motivasi belajar siswa.
dan
untuk
produk
tingkat
provinsi; (3) kompetensi dasar yang
telah ditetapkan dalam produk multimedia
Desain struktur navigasi yang diterapkan
interaktif
pada
ini
perkembangan komunikasi
dan
yaitu
mengenal
teknologi transportasi
produk
multimedia
interaktif
ini
produksi
adalah kombinasi antara struktur linier dan
serta
struktur navigasi pusat. Informasi diberikan
pengalaman menggunakannya; (4) materi
secara
yang dikembangkan dalam produk ini
halaman ke halaman lain dalam navigasi
adalah perkembangan teknologi produksi,
linier. Setelah bernavigasi ke halaman lain
komunikasi dan transportasi; (5) strategi
atau cabang menu, akan terdapat tanda
pengembangan
dan
media
pembelajaran
sekuensial
gambar
dimulai
yang
akan
dari
satu
membawa
yang diterapkan dalam produk multimedia
pengguna kembali bernavigasi ke pusat
interaktif berbasis inkuiri terbimbing ini yaitu
atau
urutan pembelajaran berupa opening,
navigasi dirancang dalam bentuk simbol
menu utama (SK, KD, dan indikator),
dan tombol yang berbentuk gambar.
penyajian uraian materi lengkap disertai
Desain
contoh (ilustrasi, animasi, gambar dan
gambar 1 di bawah ini.
[127]
menu
utama.
navigasi
Desain
dapat
tampilan
dilihat
pada
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2016
PEMBUKAAN
SK
MENU UTAMA
KD INDIKATO R MATERI
PENGENALAN
TEKNOLOGI PRODUKSI
TEKNOLOGI PRODUKSI
Langkah inkuiri: - Menanyakan/merumusk an. - Menulis hipotesis - Mencari data
TEKNOLOGI PRODUKSI
Animasi, Video, Gambar & Teks
Animasi, Video, Gambar & Teks
EVALUASI
EVALUASI
Animasi, Video, Gambar & Teks
EVALUASI
PENUGASAN PENUTUP
-
Menganalisis menyimpulkan
Gambar 1. Desain Navigasi Multimedia Interaktif
Keterangan: : garis navigasi : garis keterangan
[128]
Wawan Priyanto, Penerapan Multimedia Interaktif Berbasis Inkuiri Terbimbing…
Desain story board multimedia interaktif berbasis inkuiri terbimbing dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Desain Story board Multimedia Interaktif Berbasis Inkuiri Terbimbing No 1
Desain Layout Pembukaan/Opening
Deskripsi Dalam pembukaan multimedia interaktif ini ditampilkan judul, tokoh animasi utama yaitu Bima, dan review pembelajaran sebelumnya tentang koperasi, serta dialog interaktif yang disampaikan Bima kepada siswa.
2
Menu utama
Guru dapat memilih menu yang berisikan SD, KD, indikator dan materi pembelajaran.
3
Materi dan langkah inkuiri
Dalam materi terdapat pilihan menu perkembangan
terbimbing
teknologi produksi, komunikasi dan transportasi yang berisikan kombinasi gambar, video, teks dan animasi. Urutan tampilan disesuaikan dengan metode inkuiri terbimbing
yaitu
mengumpulkan
mengajukan, data,
menulis
menganalisis
hipotesis,
data
dan
menyimpulkan.
4
Penutupan
Tampilan
pada
bagian
ini
berupa
pertanyaan-
pertanyaan atau evaluasi pembelajaran.
Multimedia
interaktif
terbimbing
merupakan
berbasis bagian
inkuiri
oleh para ahli dan praktisi. Berikut ini
dari
adalah hasil validasi media pembelajaran.
perangkat pembelajaran yang divalidasi
[129]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2016
Tabel 4. Hasil Validasi Media Pembelajaran No
Nilai Rata-rata Validator
Aspek
Rata-
1
2
3
rata
Keterangan
1
Media Pembelajaran
4,66
4,83
4,91
4,80
Sangat baik
2
RPP
4,73
4,86
4,73
4,77
Sangat baik
3
LKS
4,54
4,72
4,81
4,69
Sangat baik
4
Soal evaluasi
4,34
4,45
4,57
4,45
Sangat baik
Media pembelajaran dalam penelitian ini
total dari penilaian para validator untuk
termasuk dalam kategori sangat baik.
RPP sebesar 4,77, maka dapat disimpulkan
Aspek
meliputi
hasil validasi RPP adalah valid. LKS yang
kelayakan isi, penyajian, dan kegrafikaan.
dikembangkan dalam penelitian ini disusun
Aspek isi dimaksud untuk mengetahui
berdasarkan
pembelajaran
bagaimana
menggunakan
multimedia
uji
kevalidan
media
tanggapan
ahli
materi
interaktif
mengenai berbagai macam hal yang
berbasis
menyangkut isi dari produk multimedia
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
interaktif berbasis inkuiri terbimbing. Secara
IPS. LKS dalam penelitian ini termasuk
garis besar pada kevalidan kelayakan isi
dalam kategori sangat baik. Berdasarkan
multimedia
Tabel 1.4, dapat diketahui rata-rata total
memberikan
interaktif angka
semua
validator
maksimal
dan
inkuiri
IPS
terbimbing
untuk
dari penilaian para validator untuk LKS
termasuk kategori sangat baik. Kevalidan
adalah
dalam aspek kegrafikaan tergolong sangat
disimpulkan hasil validasi LKS adalah valid,
baik. Aspek kegrafikaan meliputi: desain
sedangkan hasil validasi soal evaluasi juga
layout, kombinasi warna, nilai estetika dan
termasuk dalam kategori sangat baik
kerapian.
dengan rata-rata nilai dari semua validator
Hasil
validasi
media
pembelajaran diketahui rata-rata total dari
sebesar
4,69,
maka
dapat
sebesar 4,45.
penilaian para validator untuk multimedia interaktif adalah sebesar 4,80, maka dapat
Hasil uji coba multimedia interaktif ini terdiri
disimpulkan
dari uji keefektifan dan uji kepraktisan. Uji
hasil
validasi
media
pembelajaran adalah valid.
yang
dihasilkan
untuk
mengetahui
keefektifan yaituketuntasan belajar siswa Langkah-langkah di dalam RPP dirancang
yang
untuk meningkatkan motivasi dan prestasi
ketuntasan secara individual dan klasikal.
belajar
multimedia
Berdasarkan hasil ketuntasan siswa dari
interaktif berbasis inkuiri terbimbing. RPP
jumlah total siswa 41, sebanyak 34 siswa
yang dikembangkan dalam penelitian ini
tuntas belajar dan sisanya 7 siswa tidak
termasuk dalam kategori sangat baik.
tuntas belajar. Disimpulkan bahwa proporsi
Berdasarkan Tabel 4,
ketuntasan belajar siswa lebih dari atau
IPS
menggunakan
diketahui rata-rata
[130]
dibedakan
menjadi
dua
yakni
Wawan Priyanto, Penerapan Multimedia Interaktif Berbasis Inkuiri Terbimbing…
sama dengan 75%. Banyaknya siswa yang
pembentukan kebiasaan dalam individu.
mencapai nilai KKM adalah 34 siswa.
Pavlov
Persentase siswa yang mencapai nilai KKM
Behaviorisme
=
34 41
dari
sebelum
adalah
teori
aliran belajar,
baru, menjadi lebih terampil, menjadi lebih
dilakukan
treatment pembelajaran IPS dengan inkuiri
tahu.
terbimbing
dengan
berbantuan
hakikat
bagaimana individu memiliki tingkah laku
𝑥100 = 82,9%. Hasil tes ini mengalami
peningkatan
berpendapat
multimedia
Kepribadian
dipahami
mempertimbangkan
perkembangan
interaktif. Nilai rerata sebelum adalah 63,34.
dapat
tingkah
laku
dalam
hubungannya yang terus menerus dengan dalam
lingkungannya. Stimulus adalah sesuatu
penelitian ini yaitu; (1) hasil kemampuan
yang digunakan untuk membentuk tingkah
guru
laku baru, sedangkan respon adalah hasil
Kepraktisan
pembelajaran
dalam
mengelola
pertemuan
pertama
pembelajaran sebesar
tingkah laku dari stimulus yang diberikan.
83,1
berkategori sangat baik. Pertemuan kedua sebesar
90,4,
sebesar
dan
94,8.
kemampuan
pertemuan
Diperoleh
rata-rata
dalam
mengelola
guru
Bruner
ketiga
terhadap pembelajaran yaitu rata-rata pembelajaran multimedia
setelah IPS
mengikuti
menggunakan
interaktif
berbasis
inkuiri
terbimbing. Hasil ini meningkat besar dari angket respon sebelumnya dengan ratarata nilai angket respon siswa sebesar 65,89. Berdasarkan hasil kemampuan guru mengelola pembelajaran dan hasil angket respon siswa maka dapat disimpulkan media
dan
perangkat
pembelajaran
adalah praktis. Penerapan
Stimulus
Respon
pada
Multimedia
Interaktif
Berbasis
Inkuiri
1989,
p.
101),
pengaplikasian teori dalam penyajian materi, harus mengacu pada 3 tahapan penting yang harus diperhatikan yaitu:(1) tahapan enaktif: pengetahuan sebagian besar dalam bentuk respon motorik, siswa dapat lebih baik menunjukkan pekerjaan fisik ketimbang mendeskripsikan secara tepat tugas yang sama, dalam hal ini peserta masih membutuhkan benda konkret dari sesuatu; (2) tahapan ikonik: pengetahuan sebagian besar dibangun dari gambar-gambar visual untuk membentuk informasi baru, cara penyajian ikonik didasarkan atas pikiran internal, pengetahuan disajikan oleh sekumpulan gambargambar yang mewakili suatu konsep, tetapi tidak mendefinisikan sepenuhnya konsep itu; dan (3) tahapan simbolik: pada tahap ini pengetahuan sudah di bangun dengan menggunakan simbol-simbol dan bahasa. Penyajian simbolik dibuktikan oleh kemauan seseorang lebih memperhatikan preposisi/pernyataan daripada obyek-obyek yang memberikan struktur hirarkis pada konsep-konsep dan kemungkinan alternatif dalam suatu cara kombinatorial.
sangat baik; (2) hasil angket respon siswa 83,8
Dahar,
menyatakan
pembelajaran sebesar 89,5 dengan kriteria
sebesar
(dalam
Terbimbing Prinsip umum dalam aliran behaviorisme adalah tingkah laku sebagai objek, refleks atas semua bentuk tingkah laku, dan [131]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2016
Multimedia
interaktif
berbasis
inkuiri
tidak bisa mencapai seratus persen dalam
terbimbing
menjadi
penguat
bagi
ketuntasan belajar siswa. Hal tersebut
penyampaian materi yang berdasarkan
mengindikasikan
perspektif Bruner. Multimedia
kelemahan-kelemahan
ini
tidak
hanya masuk pada tahapan ikonik saja,
bahwa
terdapat
dalam
teori
stimulus respon.
akan tetapi lebih dari itu karena penyajian tidak
hanya
gambar-gambar
Faktor penyebab tidak tuntasnya siswa
tetapi juga perpaduan antara animasi, teks
dalam mencapai kompetensi yang telah
dan video. Perpaduan tersebut akan
ditetapkan, dikarenakan siswa melakukan
meningkatkan fokus dan interaksi siswa
perbuatan yang tidak relevan selama
terhadap media. Bentuk lain dari pengaruh
pembelajaran berlangsung seperti tidak
teori behaviorisme adalah pembelajaran
memperhatikan
terpogram
dengan
dan
Multimedia bentuk
pengajaran
pembelajaran
pembelajaran
terprogram desain
melalui
dan
penting
sebagai
merupakan
yang
individual,
pembelajaran
individu.
bagian
dari
tidak
kelompok tugas
berdiskusi dan
yang
tidak
diberikan
selama proses pembelajaran berlangsung,
sehingga
menjadi
teman
melaksanakan
sangat
guru,
sedangkan
salah
sangat
memberikan
upaya
pembelajaran
satu
respon
siswa
positif
dikarenakan
terhadap dia
telah
pembelajaran
yang
pengkondisian belajar. Penyajian materi,
terbiasa
pemberian rangkuman, soal dan balikan
menggunakan multimedia di rumahnya,
juga
upaya
sehingga pada saat pembelajaran IPS
mengkondisikan,
menggunakan multimedia interaktif siswa
merupakan
memberikan
bagian
stimulus,
mengetahuai
dari
respon
pembelajaran.
Dari
dalam
paparan
di
dengan
tidak
merasakan
atas,
kebosanan
terhadap
pembelajaran tersebut.
diketahui bahwa pengaruh teori belajar behaviorisme
sangatlah
pengembangan
kuat
multimedia
dalam
Salah satu hukum pengkondisian Pavlov
interaktif
adalah
berbasis inkuiri terbimbing.
Kepunahan
/
Penghapusan
/Pemadaman (extinction). Penghapusan berlaku apabila rangsangan terlazim tidak
Perbandingan Stimulus Respon Pavlov dan
diikuti dengan rangsangan tak terlazim,
Penerapan Multimedia Interaktif Berbasis
lama-kelamaan
Inkuiri Terbimbing
tidak
Melihat hasil yang telah dicapai siswa
seseorang terhadap sesuatu yang telah
dalam pembelajaran IPS menggunakan
dialaminya akan tetap ada selama masih
multimedia
inkuiri
diberikan suatu rangsangan. Rangsangan
terbimbing, secara garis besar penerapan
yang diberikan untuk beberapa lama
stimulus respon pada penelitian ini cukup
tanpa
berhasil. Akan tetapi keberhasilan tersebut
maka besar kemungkinan responnya akan
interaktif
berbasis
[132]
akan
individu/organisme
bertindak
mempunyai
balas.
itu
Respon
penguat/reinforce,
Wawan Priyanto, Penerapan Multimedia Interaktif Berbasis Inkuiri Terbimbing…
menurun
dan
respon belum sepenuhnya berhasil pada
akan semakin sering tak terlihat seperti
kondisi tertentu seseorang. Metode respon
penelitian
itulah
bersyarat sering digunakan untuk melatih
pemadaman
binatang. Untuk mengajar anjing pemburu
(extinction). Melihat ketidaktuntasan salah
membawa burung tanpa memakannya,
satu siswa di atas, maka diperlukan suatu
anjing itu disuruh membawa burung tiruan
penguat dalam bentuk lain. Hubungan
yang dilekati penuh dengan jarum-jarum
stimulus-respon ternyata menjadi lebih kuat
kecil. Anjing itu segera belajar bahwa
bila disertai dengan hadiah (reward) yang
mengunyah burung berarti terasa sakit
menyenangkan.
sedangkan
yang
jumlah
pemunculannya
sebelumnya. Peristiwa
disebut
membuktikan
dengan
Skinner penelitian,
dengan
hati-hati
berarti
bila
disayangi dan mendapat makanan. Sejak
individu dapat merespon atau stimulus dan
itu dan seterusnya anjing itu berhati-hati
diikuti dengan reward, maka hubungan
dengan burung selanjutnya. Namun, pada
stimulus-respon
kuat.
siswa, teori ini hanya dapat kita terima
fakta
dalam
Berdasarkan
melalui
(1938)
akan
kajian
lebih
teoritis
dan
hal-hal
belajar
umpamanya
terhadap teori stimulus respon dari Pavlov
mengenai skill tertentu dan mengenai
antara lain sebagai berikut. Pertama, tidak
pembiasaan pada anak-anak kecil. Hal
adanya
yang
tersebut dikarenakan keadaan setiap siswa
melibatkan proses mental yang kompleks.
berbeda-beda. Dimungkinkan keadaan 34
Pembahasan
hanya
siswa pada saat dilakukan penelitian ini
yang
dalam keadaan baik atau sesuai yang
bersyarat untuk merubah respons (perilaku
diharapkan, sedangkan tujuh siswa lainya
objek). Manusia memiliki kondisi mental
dalam keadaan yang tidak diharapkan.
dan kepribadian yang berbeda-beda,
Bisa saja pada penelitian berikutnya 34
sehingga
semata-mata
siswa yang dikatakan dalam kondisi baik,
tergantung kepada pengaruh dari luar
akan berubah jumlahnya sesuai dengan
saja.
sendiri
kondisi mereka masing-masing. Satu siswa
memegang peranan dalam memilih dan
sudah terbiasa dengan multimedia dalam
menentukan perbuatan dan reaksi apa
kesehariannya, sehingga stimulus yang
yang akan dilakukannya. Kedua, teori ini
diberikan menjadi biasa baginya. Konteks
menganggap bahwa belajar hanyalah
dan kondisi sosial juga menjadi salah satu
terjadi secara otomatis, keaktifan dan
penentu berhasil tidaknya penerapan teori
penentuan
Pavlov dalam pembelajaran.
mencakup
pada
dalam
mereka
Perilaku
belajar teori
ini
suatu kondisi
tidak
atau
pribadi
pribadinya
dalam
tidak
teori
saja,
empiris, maka peneliti memberikan respon
penjelasan
dalam
tertentu
belajar
dihiraukannya. Di dalam kegiatan belajar, repons dari objek penelitian merupakan
SIMPULAN
refleks-refleks yang terjadi setelah adanya
Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini
proses conditioning. Ketiga, teori stimulus
antara [133]
lain:
(1)
media
dan
model
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2016
pembelajaran
IPS
yang
selama
ini
pembelajaran
sangat
baik.
Hasil
tes
digunakan guru cenderung berorientasi
ketuntasan belajar IPS dengan media dan
pada transformasi pengetahuan, sehingga
model ini juga tuntas.
pembelajaran
yang
mengarahkan
guru
terjadi
lebih
sebagai
pusat
REFERENSI
informasi dan siswa dianggap sebagai bejana
kosong
berbagai
yang
siap
informasi
Keadaan
ini
diisi
Anam, R. S. (2015). EFEKTIVITAS DAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR. Mimbar Sekolah Dasar, 2(1), pp. 84-93.
oleh
pembelajaran.
menyebabkan
siswa
cenderung pasif dalam pembelajaran dan
Arsyad, A. (2002). Media pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
berdampak pada tingkat pemahaman siswa yang kurang sehingga motivasi dan prestasi
yang
rendah;
Pengembangan
media
(2) dan
Dahar, R. W. (1989). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga.
hasil model
Darmanto, M. I. (2009). PEMBUATAN MULTIMEDIA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN LAYANAN BANTUAN BELAJAR MAHASISWA DALAM MENGHADAPI TUGAS AKHIR PROGRAM. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, 10(1), pp. 10-17.
pembelajaran yaitu multimedia interaktif berbasis
inkuiri
terbimbing
merupakan
salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengembangkan pembelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan motivasi
Nurhidayati. (2013). Implementasi Teori Belajar Ivan Petrovich Pavlov (classical conditioning) dalam Pendidikan. [online] Tersedia https://titinnurhidayati.wordpress.com/2 012/11/03/implementatasi-teori-belajarivan-pertovich-pavlov-classicalconditioning dalam pendidikan-pdf.
dan prestasi siswa. Media pembelajaran ini dapat
membantu
pemahaman
dan
pengembangan merumuskan
siswa
dalam
menekankan kemampuan
masalah
atas
pada siswa
fenomena
yang diamati, mengumpulkan data terkait,
Riyana, C. (2007). Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.
menganalisis masalah tersebut, sampai pada menyimpulkan apa yang menjadi temuan.
Pembelajaran
Roblyer, M.D. & Doering, A.H. (2010). Integrating Educational Technology into Teaching. Boston: Pearson.
yang
mengutamakan pengalaman belajar siswa menjadikan pembelajaran tidak monoton dan
menyenangkan
multimedia terbimbing
bagi
interaktif yang
siswa;
berbasis
diterapkan
Roestiyah, N.K. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineke Cipta.
(3)
inkuiri di
Suheri, A. (2006). ANIMASI MULTIMEDIA PEMBELAJARAN. Jurnal Informatika, 2(1), pp. 27-33.
SDN
Pedurungan Kidul 01 valid. Respon siswa Suparno,P. (2007). Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
terhadap media dan proses pembelajaran IPS menggunakan multimedia interaktif berbasis kemampuan
inkuiri
terbimbing guru
dan
mengelola [134]
Wawan Priyanto, Penerapan Multimedia Interaktif Berbasis Inkuiri Terbimbing…
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
[135]