perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM UNTUK MENINGKATKAN HASILBELAJAR MATEMATIKASISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI PEKUNDEN KUTOWINANGUN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
ENDAH KRISTIANA WIDHIASTUTI K7107028 SI-PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Skripsi dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Kuantum untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pekunden Kutowinangun Kebumen Tahun 2010/2011” Disusun oleh: Nama
: Endah Kristiana Widhiastuti
NIM
: K7107028
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hari
:
Tanggal :
Kamis 19 Mei 2011
Oleh:
Pembimbing I
Pembimbing II
Siti Kamsiyati, M.Pd
Samidi, M.Pd
NIP. 19580620 198312 2 001
NIP. 19511108 198803 1 002
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Skripsi dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Kuantum untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pekunden Kutowinangun Kebumen Tahun 2010/2011” Disusun oleh: Nama
: Endah Kristiana W
NIM
: K7107028
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Hari
:
Tanggal : Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Kartono, M. Pd
………………………….
Sekretaris
: Drs. Hasan Mahfud, M. Pd
………………………….
Anggota I
: Siti Kamsiyati M.Pd
………………………….
Anggota II
: Samidi, M.Pd
………………………….
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program S1 PGSD Universitas Sebelas Maret Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd NIP. 19600727 198702 1 001 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Endah Kristiana Widhiastuti.PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI PEKUNDEN KUTOWINANGUN KEBUMEN TAHUN 2010/2011.SKRIPSI. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA. 2011 Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri PekundenKecamatan KutowiangunKabupaten Kebumen melalui model pembelajaran kuantum. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus .tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sebagai subjek adalah siswa kelas IV SD Negeri Pekunden kecamatan Kutowiangun kabupaten Kebumen yang berjumlah 36 anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif.Teknik analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kuantumefektif meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa kelas IV SD NegeriPekunden kecamatan Kutowiangun kabupatenKebumen. Hal ini terbukti pada kondisi awal pra siklus hasil belajar matematika nilai rata- rata siswa 63,3 dengan ketuntasan klasikal 61,1%. Hasil belajar matematika ranah kognitif siklus I nilai rata- rata siswa 68,3 dengan ketuntasan klasikal 61,1%, siklus II nilai rata- rata siswa 78,89 dengan ketuntasan klasikal 88,89%. Hasil belajar matematika ranah afektif siklus I nilai rata- rata siswa 69,13 dengan ketuntasan klasikal 88,89%, siklus II nilai rata- rata siswa 71,76 dengan ketuntasan klasikal 91,66%. Hasil belajar matematika ranah psikomotor siklus I nilai rata- rata siswa 67,57 dengan ketuntasan klasikal 80,5%, siklus II nilai rata- rata siswa 71,02 dengan ketuntasan klasikal 88,89%.Selain itu kegiatan guru yang diamati pada lembar observasi juga mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil yang menyatakan bahwa kegiatan guru pada siklus I adalah 3,2 atau baik dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 3,5 atau amat baik.Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran matematikamelalui model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa kelas IV SD Negeri Pekunden Kutowinangun Kebumen tahun 2010/2011.
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Endah Kristiana Widhiastuti. APPLICATION QUANTUM LEARNING MODEL TO IMPROVE MATHEMATIC LEARNING PRODUCT AT THE 4TH GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL PEKUNDEN KUTOWINANGUN KEBUMEN ACADEMIC YEAR 2011.SCRIPT. SURAKARTA: PEDAGOGIC AND EDUCATION SCIENCE OF SEBELAS MARET UNIVERSITY.2011. The purpose of research to improve mathematic learning product by Quantum Learning Model at 4th grade students in Elementary School Pekunden Kutowinangun Kebumen academic year 2011. The form of this research is classroom action research by using 2 steps. Every step contains of four steps, they are planning, action, observation, and reflection. As research object is 36 students of 4th grade in Elementary School Pekunden Kutowinangun Kebumen. Variable data is sollected by using observation, test, and documentation. Techniques analysis using interactive analysis model with have three component, they are reduction data, serving data, and conclusion or verification. According to the result of the research, the write can make conclusion that studying mathematic lesson by quantum learning model can improve learning product at 4th grade student of Elementary School Pekunden Kutowinangun Kebumen. This can be proved in the first step before doing test action, score average is 63,3 with percentage 61,1%.Cognitif score average step I is 68,3 with percentage 61,1% and cognitif score average step II is 78,89 with percentage 88,89%. Affective score average step I is 69,13 with percentage 88,89% and affective average step II is 71,76 with percentage 91,66%. Psicomotoris score average step I is 67,57 with percentage 80,5% and psicomotoris score average step II is 71,05 with percentage 88,89%. Therefore, activities teacher in the class get increasing very significant. This can be prove with score that teacher activity in step I are 3,2 or good and can be increasing to be 3,5 or very good. So that, can be made conclusion that studying mathematic by quantum learning can improve learning product mathematic at 4th grade of student in Elementary School Pekunden Kutowinangun Kebumen.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Sukses itu dari kerja keras. ( Penulis ) Orang dapat bertahan hidup karena memiliki pengharapan. Janganlah berhenti untuk berharap. ( Penulis )
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis sampaikan atas selesainya skripsi ini
Kedua orang tua saya Ngadenan dan Sri Widayanti yang selalu melimpahkan kasih sayang tanpa meminta balasan
Kakak terkasih yang selalu menghibur dalam suka dan duka
Almamaterku Universitas Sebelas Maret
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga proposal penelitian ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judulTahun 2010/2011ini diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar sarjana. Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan ini dapat diatasi. Oleh sebab itu pada kesempatan yang baik ini diucapkan terimakasih yang tulus kepada : 1. Prof.Dr.HM.Furqon Hidayatullah,M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rusdiana Indianto.M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Dra. Siti Kamsiyati, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Drs. Samidi, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Samirun, S.Pd.SD selaku Kepala SD Negeri Pekunden yang telah memberikan ijin penelitian. 8. Ibu Ma’sumah selaku guru kelas IV SD Negeri Pekunden yang telah memberikan bimbingan dan bantuan. 9. Bapak/Ibu Guru SD Negeri Pekunden yang banyak memberikan bantuan dan dorongan. 10. Bapakku Ngadenan dan Ibuku Sriwidayanti terima kasih atas doa dan pengorbanan yang tulus selama ini. 11. Kakak terkasih “ANA” yang telah banyak memberikan bantuan dan semangat hidup.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12. Teman-teman S1- PGSD terima kasih atas kebersamaannya selama ini. Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu
kritik
dan
saran
yang
membangun
dari
pembaca
sangat
diharapkan.Semoga skripsi penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami.
Surakarta,
Mei 2011
Penulis
Endah Kristiana W
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN. ............................................................................... iii ABTRAK ............................................................................................................... iv MOTTO ................................................................................................................. vi HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………xiv DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………... xvi BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5 BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………… . 8 A. Tinjauan pustaka…………………………………………………. ...... 8 1. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Kuantum ……………. ...... 8 2. Tinjauan tentang Hasil Belajar Matematika ..................................17 B. Penelitian Relevan ................................................................................32 C. Kerangka Berfikir.................................................................................33 D. Hipotesis Tindakan...............................................................................34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………..35 A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................35 1. Tempat Penelitian...........................................................................35 2. Waktu Penelitian ...........................................................................35 B. Subjek Penelitian..................................................................................36 commit to user C. Bentuk dan Strategi Penelitian .............................................................36 x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Bentuk Penelitian ...........................................................................36 2. Strategi Penelitian ..........................................................................36 D. Sumber Data .........................................................................................37 E. Teknik pengumpulan Data ...................................................................38 F. Validitas Data ......................................................................................39 G. Teknik Analisis Data ............................................................................40 H. Indikator Kerja ....................................................................................41 I. Prosedur Penelitian...............................................................................42 BAB IV HASIL PENELITIHAN DAN PEMBAHASAN ....................................47 A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................................... 47 B. Dekkripsi Kondisi Tindakan ......................................................................... 47
C. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................................50 1. Tindakan Siklus I ...........................................................................50 2. Tindakan Siklus II ..........................................................................62 D. Temuan dan pembahasan Hasil Penelitian ...........................................74 1. Temuan Hasil Observasi Kegiatan Guru ......................................74 2. Temuan Hasil Observasi Hasil Belajar Matematika Ranah Afektif ............................................................................................76 3. Temuan Hasil Observasi Hasil Belajar Matematika Ranah Psikomotorik ..................................................................................77 4. Temuan Hasil Observasi Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif ..........................................................................................79 5. Hasil Belajar Matematika dan Prosentase Ketuntasan Klasikal .........................................................................................81 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................................83 A. Simpulan ..............................................................................................83 B. Implikasi ...............................................................................................83 C. Saran ....................................................................................................85 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................87 LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………...….89 commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Rincian Waktu Penelitian ………………………………………….. 36 Tabel 2. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Pada Kondisi Awal……. 49 Tabel 3. Nilai Hasil Observasi Guru ada Siklus I ……………………............ 56 Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif Siswa Kelas IV Pada Siklus I ......………………………………………………... 57 Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Ranah Afektif Siswa Kelas IV Pada Siklus I.…............................................................................. 58 Tabel 6. Rekapitasi Hail Belajar Matematika Ranah Psikomotor Siswa Kelas IV Siklus I ……...………………………………………......... 60 Tabel 7. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Pada Siklus I………………………………………………………... 61 Tabel 8. Nilai Hasil Observasi Guru Siklus I ……………………………….. 69 Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif Siswa Kelas IV pada Siklus II ...…………………………………………………. 70 Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Ranah Psikomotor Siswa Kelas IV pada Siklus II …………………………………………….. 71 Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Ranah Afektif Siswa Kelas IVpada Siklus II ……………………………………………………
72
Tabel 12. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV pada Siklus II ………………………………………………………. 74 Tabel 13. Nilai Rata-Rata Hasil Observasi Guru Siklus I dan Siklus II ……… 76 Tabel 14. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Matematika Ranah Afektif Siklus I dan Siklus II ………………………………………………………... 77 Tabel 15. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Ranah Afektif Siklus I dan Siklus II …………………………………………………………….
78
Tabel 16. Nilai Rata-Rata Hasil Belajara Matematika Ranah Psikomotor Siklus I dan Siklus II ……………………………………………..... 79 Tabel 17. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Ranah Psikomotor Siklus I commit to user dan Siklus II ……………………………………………..…………. 79 xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 18. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif Siklus I dan Siklus II ………………………………………………………..
80
Tabel 19. Ketuntasan Hasil Belajara Matematika Ranah Kognitif Siklus I dan Siklus II …………...………………………………………………..
81
Tabel 20. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Matematika Dan Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ……………………….... 82
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.
Bilangan Bulat ……………………………………………….........27
Gambar 2.
Operasi Bilangan Bulat ……………………………………………28
Gambar 3.
Operasi Bilangan Bulat ……………………………………………28
Gambar 4.
Nomograf Penjumlahan …………………………………………...29
Gambar 5.
Nomograf Pengurangan …………………………………………...30
Gambar 6.
Operasi Hitung Campur …………………………………………...32
Gambar 7.
Operasi Hitung Campur …………………………………………...32
Gambar 8.
Kerangka Berpikir …………………………………………………34
Gambar 9.
Model Analisis Interaktif Milles Huberman ………………………42
Gambar 10. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ………………………………43 Gambar 11. Grafik Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV pada Kondisi Awal ……………………………………………………………….49 Gambar 12. Grafik Hasil Observasi Guru Siklus I …………………………......56 Gambar 13. Grafik Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif Siswa Kelas IV Siklus I………………………………………………………...…...58 Gambar 14. Grafik Hasil Belajar Matematika Ranah Psikomotor Siswa Kelas IV Siklus I …………………………………………………..59 Gambar 15. Grafik Hasil Belajar Matematika Ranah Afektif Siswa Kelas IV Siklus I …………………………………………………..60 Gambar 16. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV pada Siklus I ……………………………………………………….62 Gambar 17. Grafik Nilai Hasil Observasi Guru Siklus II ………………………69 Gambar 18. Grafik Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif Siswa Kelas IV Siklus II ………………………………………………....70 Gambar 19. Grafik Hasil Belajar Matematika Ranah Psikomotor Siswa Kelas IV Siklus II ………………………………………………….72 Gambar 20. Grafik Hasil Belajar Matematika Ranah Afektif Siswa Kelas IV Siklus II ……………………………………………………………73 commit to user Gambar 21. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pada Siklus II …..…………………………………………………74 Gambar 22. Grafik Peningkatan Nilai Rata-Rata Hasil Observasi Guru Siklus I dan Siklus II …………………………………………........77 Gambar 23. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Ranah Afektif Siklus I dan Siklus II ………………………………………………78 Gambar 24. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Ranah Psikomotor Siklus I dan Siklus II …………………………………80 Gambar 25. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif Siklus I dan Siklus II ………………………………………………81 Gambar 26. Grafik Nilai Rata-Rata Dan Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Matematika Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II.......82
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1.
Nilai Ulangan Harian Matematika Kelas IV SD Negeri Pekunden………………………………………………………… 89
Lampiran 2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ……… 91
Lampiran 3.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ……. 101
Lampiran 4.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan III ……110
Lampiran 5.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I ……. 120
Lampiran 6.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II …... 130
Lampiran 7.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan III ….. 140
Lampiran 8.
Nilai Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas IV SD Negeri Pekunden Siklus I ……………………………………………… 150
Lampiran 9.
Nilai Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa Kelas IV SD Negeri Pekunden Siklus I ………………………………………………152
Lampiran 10. Nilai Hasil Belajar Ranah Psikomotor Siswa Kelas IV SD Negeri Pekunden Siklus I………………………………………………. 154 Lampiran 11. Nilai Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas IV SD Negeri Pekunden Siklus II …………………………………………….. 156 Lampiran 12. Nilai Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa Kelas I V SD Negeri Pekunden Siklus II…………………………………………….. 158 Lampiran 13. Nilai Hasil Belajar Ranah Psikomotor Siswa Kelas IV SD Negeri Pekunden Siklus II……………………………………………... 160 Lampiran 14. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I ………………………………...162 Lampiran 15. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II ………………………………. 168 Lampiran 16. Hasil Observasi Kinerja Guru Dalam Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kuantum Siklus I ………………………... 174 Lampiran 17. Hasil Observasi Kinerja Guru Dalam Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kuantum Siklus II……………………….. 175 Lampiran 18. Lembar Observasi Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kuantum ………………… 176 commit to user Lampiran 19. Pedoman Pengamatan Afektif …………………………………. 179 xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 20. Lembar Pengamatan Afektif…………………………………….182 Lampiran 21 Lembar Pengamatan Psikomotor ……………………………… 200 Lampiran 22. Pedoman Pengamatan Psikomotor …………………………….. 218 Lampiran 23. Silabus …………………………………………………………. 220 Lampiran 24. Foto-foto pembelajaran …………………………………………223 Lampiran 25. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa ………………………………….227
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Percepetan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menuntut semua bidang kehidupan untuk menyesuiakan visi, misi, tujuan,dan strateginya agar sesuai dengan kebutuhan, dan tidak ketinggalan zaman. Penyesuaian tersebut secara langsung mengubah tatanan dalam sistem makro dan mikro, demikian halnya dengan sistem pendidikan. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus berkembang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik ditingkat lokal, nasional, maupun global. Tujuan setiap proses pembelajaran adalah diperolehnya hasil yang optimal. Hal ini akan dicapai apabila semua terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun emosional. Suatu tujuan pembelajaran menyatakan suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran itu, bukan sekedar suatu proses dari pembelajaran itu sendiri. Tujuan pembelajaran bidang pendidikan sebagaimana tercantum dalam SISDIKNAS 2003 dalam Mulyasa (2006 : 5) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berakhlak, berkeahlian, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah negara Republik Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berdasarkan hukum dan lingkungannya, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan di Indonesia dimulai sejak pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, sedangkan yang merupakan wajib belajar yaitu sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah pertama. Sasaran utama pendidikan dasar yaitu di sekolah dasar adalah memberikan bekal secara maksimal tiga kemampuan dasar siswa di sekolah dasar. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan baca, tulis, dan hitung. Di antara ketiga kemampuan tersebut, yang paling sering kurang dikuasai oleh siswa adalah kemampuan berhitung atau mata pelajaran matematika. commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Matematika adalah salah satu pelajaran penting di dunia pendidikan. Matematika dipelajari dari mulai sekolah dasar hingga tingkat Perguruan tinggi. Dengan matematika, kita dapat mengembangkan kebudayaan kita, sehingga menemukan hal-hal yang baru yang lebih canggih demi meningkatkan kesejahteraan manusia. Akan tetapi bagi sebagian besar orang, ternyata mempelajari matematika bukanlah hal yang mudah. Banyak anggapan menyesatkan mengenai matematika mempengaruhi sebagian besar orang untuk belajar matematika. Mayoritas orang menilai matematika sulit dipelajari dan menakutkan bagi sebagian besar siswa. Banyak orang tidak senang dengan matematika. Mereka membayangkan angka-angka yang rumit dan susah dipecahkan, terbayang rumus-rumus yang sulit dihapal dan dimengerti. Matematika juga sering dipahami sebagai sesuatu yang mutlak. Sehingga seolah-olah tidak ada kemungkinan cara menjawab berbeda dari suatu masalah. Matematika dipahami sebagai sesuatu yang pasti.Siswa yang belajar di sekolah pun menerima pelajaran matematika sebagai sesuatu yang mesti tepat dan sedikit pun tak boleh salah. Sehingga matematika menjadi beban dan bahkan sesuatu yang menakutkan. Ada beberapa anggapan mengenai matematika yang berkembang di masyarakat kita, yaitu: 1. Anggapan bahwa mempelajari matematika diperlukan bakat istimewa yang tidak dimiliki setiap orang. 2. Matematika adalah ilmu hitung. Selain mengerjakan perhitungan orang juga berusaha memahami mengapa perhitungan itu dikerjakan dengan suatu cara tertentu. 3. Matematika hanya menggunakan otak. Untuk berkembang matematika juga memerlukan kreatifitas dan intuisi seperti dalam seni dan sastra. 4. Yang penting dalam matematika adalah jawabannya yang benar. Sebenarnya yang terpenting adalah bagaimana cara mendapatkan jawaban tersebut 5. Kebenaran matematika adalah kebenaran mutlak. 6. Matematika tidak berguna dalam kehidupan (http://www.scribd.com/doc/49281044). Peran matematika dalam kehidupan sangatlah besar, karena merupakan bekal hidup bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Kemajuan zaman juga tidak lepas dari peranan matematika, commit karena to kualitas user hasil belajar matematika juga merupakan modal. Bila hasil belajar matematika siswa rendah maka kualitas sumber daya manusia kita juga rendah dan akan sangat menghambat kemajuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
bangsa. Begitu pentingnya peranan matematika dalam kehidupan sehingga perlu diadakan peningkatan hasil belajar matematika. Berdasarkan informasi guru SDN Pekunden Kutowinangun Kebumen, pemahaman konsep matematika siswa kelas IV SDN Pekunden belum seperti yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya tingkat penguasaan konsep matematika sehingga nilai yang dicapai siswa tidak maksimal. Nilai rata-rata kelassiswa kelas IV SDN Pekunden pada ujian akhir semester I mata pelajaran matematika tahun pelajaran 2010/2011 adalah 66. Hal tersebut dikarenakan motivasi dan perhatian siswa yang rendah selama pembelajaran matematika berlangsung. Hal ini tampak dari sedikitnya jumlah siswa yang aktif bertanya mengenai materi yang relevan yang diajarkan oleh guru. Selain itu, dalam penyampaian suatu konsep guru belum sepenuhnya menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan lebih banyak menggunakan metode ceramah tanpa didukung metode pembelajaran yang lain atau alat bantu mengajar yang bervariasi sehingga pembelajaran tampak monoton dan kurang melibatkan siswa secara aktif. Untuk menggali potensi anak agar selalu kreatif dan berkembang perlu diterapkan pembelajaran bermakna yang akan membawa siswa pada pengalaman yang mengesankan. Pengalaman yang diperolah siswa makin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperoleh merupakan hasil dari pemahaman dan penemuan sendiri. Dalam proses yang melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan suatu konsep. Untuk itu sudah menjadi tugas guru dalam mengelola proses belajar mengajar adalah memilih model pembelajaran yang sesuai, agar pembelajaran lebih menarik dan bermakna. Hal ini disebabkan adanya tuntutan pada dunia pendidikan bahwa proses pembelajaran tidak hanya sekedar menstransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Guru harus mengubah paradigma tersebut dengan kegiatan yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Belum optimalnya hasil belajar siswa kelas IV SDN Pekunden, maka penulis berupaya menerapkan model pembelajaran kuantum sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang bermakna, bermuara pada pembelajaran yang aktif, to user kreatif, efektif dan menyenangkancommit .
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
Pembelajaran kuantum adalah kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Menurut Bobbi De Poter dan Mark Reardon(2005 : 5 ) kuantum adalah pengorganisasian berbagai interaksi pembelajaran menjadi cahaya yang melejit prestasi siswa menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat. Seperti memanfaatkan ikon-ikon sugesti yang membangkaitkan semangat belajar siswa, penyajian materi prima sehingga siswa belajar dengan mudah dan alami. Pembelajaran kuantum merupakan penerapan cara belajar baru yang lebih melihat kemampuan siswa berdasarkan kelebihan atau kecerdasan yang dimilikinya. Quantum berarti percepatan atau lompatan. Kerangka pemikiran yang dibangun oleh ciri pembelajaran Pembelajaran kuantum ini adalah adanya sikap positif yang dibangun dalam diri siswa, dengan meyakinkan siswa bahwa setiap manusia mempunyai kekuatan pikiran yang tidak terbatas. Ada yang beranggapan bahwa otak kita sama dengan otak Einstein. Dengan mempercayai kekuatan pikiran, kita dapat mengetahui dalil tentang otak, bahwa otak harus dilatih dan tidak masalah jika harus digunakan secara terus menerus. Kita hanya tinggal memilih saja, ingin memanfaatkan organ yang paling penting dalam hidup ini atau mengabaikannya sehingga menjadi tidak berguna. Pembelajaran kuantum merupakan refleksi pentingya guru mengelola proses pembelajaran melibatkan siswa secara aktif dan kreatif baik segi fisik, mental, dan emosional. Bila metode ini diterapkan, maka guru akan lebih mencintai dan lebih berhasil dalam memberikan materi, serta lebih dicintai siswa karena guru mengoptimalkan berbagai metode. Apalagi dalam pembalajaran kuantum menggunakan asas “Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan hantarlah dunia kita ke dunia mereka”.Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan kuantum tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa.Tetapi jauh commit to user dari itu siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat. Kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat, rileks, santai, dan menyenangkan. Sementara keartivisialan dan kepura-puraan menimbulkan suasana tegang, kaku, dan membosankan. Jadi dengan suasana pembelajaran yang alami siswa akan merasa nyaman dan memiliki semangat belajar yang tinggi dan hasil belajar meningkat. Dalam pembelajaran kuantum guru sebagai pengajar tidak hanya memberikan bahan ajar, tetapi juga memberikan motivasi kepada siswanya, sehingga siswa merasa bersemangat dan timbul kepercayaan dirinya untuk belajar lebih giat dan dapat melakukan hal-hal positif sesuai dengan tipe kecerdasan yang dimilikinya. Cara belajar yang diberikan kepada siswa pun harus menarik dan bervariasi, sehingga siswa tidak merasa jenuh untuk menerima materi pelajaran. Disamping itu, lingkungan belajar yang nyaman juga dapat membuat suasana kelas menjadi kondusif. Siswa dapat menangkap materi yang diajarkan dengan mudah karena lebih mudah untuk fokus kepada penyampaian guru. Pembelajaran pada Pembelajaran kuantum menuntut setiap siswa untuk bisa membaca secara cepat dan membuat ringkasan berupa catatan terserah senyamannya cara mereka meringkasnya bagaimana. Dari latar belakang di atas penulis terdorong mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kuantum untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pekunden Kutowinangun Kebumen”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah : 1. Apakah penerapan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pekunden Kecamatan 2010/2011 ?
Kutowinangun Kabupaten commit to user
Kebumen
Tahun
Pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
2. Bagaimana proses
penerapan model
pembelajaran
kuantum
dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pekunden Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2010/2011 ? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pekunden Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2010/2011 melalui model pembelajaran kuantum. 2. Untuk memaparkan proses penerapan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pekunden Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2010/2011 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Pelaksanaaan program–program baru oleh guru dalam Penelitian Tindakan Kelas dapat dipandang sebagai pendidikan bagi guru. Selain itu juga meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengatasi dan menghadapi siswa-siswi kelas IV SD yang mengalami kesulitan pelajaran matematika. b. Bagi siswa Sebagai sarana meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran matematika dan meningkatkan hasil belajar matematika. c. Bagi sekolah Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan membuat kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran matematika. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
2. Manfaat teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang berkaitan dengan model pembelajaran kuantum dan matematika.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka Berikut ini akan dibahas tentang hakikat model pembelajaran kuantum dan hakikat hasil belajar matematika. 1. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Kuantum Berikut ini akan di bahas tentang hakikat pembelajaran, model pembelajaran, macam-macam model pembelajaran, dan hakikat pembelajaran kuantum. a. Hakikat Pembelajaran Guru sebagai pendidik melakukan rekayasa pembelajaran. Rekayasa pembelajaran tersebut dilakukan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain. instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar (Dimyati & Mudjiono dalam Sagala, 2005). Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UUSPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala, 2005). Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran (http://instructionaltheorycourse.blogspot.com/2009/02/1introduction_18.html, 5 januari 2011). Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran, 5 januari 2011). Menurut Bambang Warsito (2007:266) pembelajaran adalah segala upaya untuk menciptakan kondisi dengan sengaja commit to useragar tujuan pembelejaran dapat dipermudah pencapaiannya. Pendidik harus dapat memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar pada diri siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
Disisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar siswa dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang siswa, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan siswa. Pembelajaran menurut Muhammad Surya dalam Isjoni (2009:72) merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dan pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Tim SBM PGSD (2007 : 7) pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan pembelajaran diarahkan untuk membangun kemampuan berfikir dan kemampuan menguasai materi pembelajaran, dari pengetahuan yang sumbernya dari luar diri siswa kemudian dikonstruksi dalam diri individu siswa. Pengetahuan tidak diperoleh dengan cara diberikan atau ditransfer dari orang lain, tetapi dibentuk dan dikonstruksi oleh individu itu sendiri sehingga siswa itu mampu mengembangkan intelektualnya. Berdasarkan
pendapat
di
atas
peneliti
menyimpulkan
bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar,sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. Dalam hal ini pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan sudah melalui tahapan perancangan pembelajaran. Proses pembelajaran aktivitasnya dalam bentuk interaksi belajar mengajar dalam suasana interaksi edukatif, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk user suatu tujuan tertentu setidaknyacommit adalahtopencapaian tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada satuan pelajaran. Kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
pembelajaran yang diprogramkan guru merupakan kegiatan integralistik antara pendidikan dengan siswa. Kegiatan pembelajaran secara metodologis berakar dari pihak pendidik yaitu guru, dan kegiatan belajar secara pedagogis berakar dari pihak peseta didik. Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran. b. Tinjauan Model Pembelajaran Tujuan jangka kegiatan pembelajaran adalah membantu sisiwa mencapai kegiatan secara optimal untuk dapat belajar lebih mudah dan lebih efektif dimasa datang. Untuk mencapai hal tersebut perlu kerangka pembelajaran secara konseptual
(model
pembelajaran)
yang
menentukan
tercapainya
tujuan
pembelajaran. Menurut Winaputra dalam Sugianto (2009:3), model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengogganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dsn para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Janet Lenner (1995), Frederic Habell (1978),Daniel Hallahan dan James M Kauffan (1988) dalam Mulyono Addurrahman (2003: 144) berpendapat, model dapat berarti suatu proses pembelajaran umu dapat pula berarti khusus dalam pengertian umum. Model pembelajaran merupakan pegangan praktis pada pengelolaan pembelajaran di dalam kelas yang mencakup semua komponen poko yangharus dipertimbangkan oleh tenaga pengajar. Sedangkan menurut Frederic Habel dalam Mulyono Addurrahman (2003: 144), model pembelajaran dapat digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran atau topik pembelajaran. Dalam pengertian khusus model pembelajaran merupakan strategi pembelajaran. Model pembelajaran secara umum juga dijelaskan oleh Toeti dan Winaputra, Model pembelajaran adalah kerangka Konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang, pembelajar dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan belajar-mengajar. commit to user Pengertian
model
pembelajaran
mengandung
unsur
pedoman,
pengelolaan pembelajaran, dan kerangka konseptual. Pedoman ini digunakan oleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
tenaga pengajar dan perancang pengajaran. Pengelolaan pembelajaran merupakan prosedur sistematis dalam mengorganisasi pengalaman, belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Tujuan pembelajaran tertentu menunjuk pada mata pelajaran atau topik pembelajaran pada proses belajar-mengajar di dalam kelas. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah pedoman yang digunakan pengajar untuk pengelolaan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. c. Macam-macam Model Pembelajaran Ada banyak model atau strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Banyaknya model atau strategi pembelajaran yang dikembangkan para pakar tersebut tidaklah berarti semua pengajar menerapkan semuanya untuk setiap mata pelajaran. Hal ini disebabkan tidak semua model cocok untuk setiap topik atau mata pelajaran. Killen (1988) dan Depdiknas (2005) dalam Sugiyanto (2009:34)menjelaskan delapan prinsip dalam memilih strategi pembelajaran yaitu: 1) berorientasi pada tujuan, 2) mendorong aktivitas siswa, 3) memperhatikan aspek individual siswa, 4) mendorong proses interaksi, 5) menantang siswa untuk berpikir, 6) menimbulkan inspirasi siswa untuk berbuat dan menguji, 7) menimbulkan proses belajar yang menyenangkan, serta 8) mampu memotivasi siswa belajar lebih lanjut. Setiap
model
atau
strategi
pembelajaran
belum
tentu
mampu
mengembangkan 8 prinsip penggunaan model pembelajaran. Setiap model pembelajaran memberikan tekanan pada aspek tertentu dibandingkan model pembelajaran lainnya. Oleh karena itu, setiap pengajar dapat memilih model pembelajaran tersebut secara bergantian atau simultan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapainya. Menurut Sugiyanto (2009:3-10) ada beberapa model pembelajaran yang dikembangkan para ahli yaitu: 1) model pembelajaran Kontekstual; 2) model pembelajaran Kooperatif;
3) model pembelajaran
Kuantum;
4)
model
pembelajaran Terpadu; 5) model Problem Based Learning. Berikut ini adalah pembahasan model-model pembelajaran tersebut. 1) Model pembelajaran Kontekstual learning-teaching) commit to(contextual user Model pembelajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
2)
3)
4)
5)
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Model pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran Kooperatif adalah model pembelajaran bersama-sama dalam suatu kelompok dengan jumlah anggota antara tiga sampai lima orang siswa. Para anggota bekerjasama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan guru.Siswatidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa. Elemen-elemen it adalah 1) saling ketergantungan positif; 2) interaksi tatap muka; 3) akuntabilitas individual; dan 4) keterampilan uyntuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan. Model pembelajaran Kuantum Model ini disajikan sebagai salah satu model yang dapat dipilih guru agar pembelajaran dapat berlangsung secara mnyenangkan. Pembelajaran kuantum sesungguhnya merupakan ramuan atau rakitan dari berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif. Model pembelajaran Terpadu Menurut ujang Sukandi (2009:8), pengajaran terpadupada dasarnya sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan cara ini dapat dilakukan dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran disajikan tiap pertemuan. Model Problem Based Learning Model ini mengambil psikologi kognitif sebagai dukungan teoritisnya. Fokusnya tidak banyak pada apa yang sedang dikerjakan siswa, tetapi pada apa yang siswa pikirkan selama mereka mengerjakannya. Meskipun peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah kadang-kadang juga melibatkan mempresentasikan dan menjelaskan berbagai hal kepada siswa, tetapi guru harus lebih sering memfungsikan diri sebagai pembimbing dan fasilitator, sehingga siswa dapat belajar untuk berpikir dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
model/strategi pembelajaran, yaitu: 1) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, 2) sifat bahan/materi ajar, 3) kondisi siswa, 4) ketersediaan sarana-prasarana belajar.Dari pendapat ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa setiap model memberikan tekanannya pada aspek tertentu, sehingga pemilihan model pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran serta karakter siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
d. Hakikat Pembelajaran Kuantum Berikut ini akan dibahas tentang pengertian pembelajaran Kuantum, karakteristik pembelajaran Kuantum, prinsip-prinsip pembelajaran Kuantum, serta kerangka pembelajaran Kuantum. 1) Pengertian Pembelajaran Kuantum Menurut Bobbi De Porter dan Mark Reardon (2005:5) pembelajaran Kuantum adalah salah satu pendekatan pembelajaran inovatif baru dan masih asing bagi sebagian orang di luar dunia pendidikan.Kuantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Pembelajaran kuantum dengan demikain adalah Orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan di sekitar momen belajar. Semua unsur yang menopang kesuksesan belajar harus diramu menjadi sebuah akumulasi yang benar-benar menerapkan suasana belajar. Interaksi ini mencakup unsurunsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksiinteraksi ini mengubah kemampuan dan bakat ilmiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain. Pembelajaran kuantum merupakan model pembelajaran yang dikemas Bobby DePorter (2005) yang diilhami dari konsep kepramukaan, dan belajar melalui berbuat.Pembelajaran kuantum diarahkan untuk proses pengajaran guru saat berada di kelas, berhadapan dengan siswa, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasinya. Pola pengajaran kuantum terangkum dalam konsep TANDUR, yakni tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan. Sementara itu, kuantum merupakan konsep untuk pembelajaran agar dapat menyerap fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan, dan berkesan. Jadi, pengajaran kuantum diperuntukkan guru dan pembelajaran kuantum diperuntukkan siswa atau masyarakat umum sebagai pembelajar. Sebagai guru, tentunya perlu mendalami keduanya agar bisa menyerap konsep secara utuh dan terintegrasi.
2) Karakteristik Pembelajaran Kuantum Menurut Bobbi De Porter dan Mark Reardon (2005:6) karakteristik pemnbelajaran kuantum adalah sebagai berikut : 1) Pembelajaran berpangkal pada commit to user psikologi kognitif; 2) Pembelajaran kuantum bersifat humanintis; 2) Pembelajaran kuantum bersifat konstruktivistas; 3) Pembelajaran kuantum
memusatkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna bukan sekedar transaksi makna; 4) Pembelajaran kuantum menekankan ke alamiahan dan kewajaran proses pembelajaran; 5) Pembelajaran kuantum memadukan konteks dan isi pembelajaran;
6)
Pembelajaran
kuantum
memusatkan
perhatian
pada
pembentukan keterampilan akademis; 7) Pembelajaran kuantum menginteraksi totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
kuantum
memiliki
karakteristik
tersendiri
yang
membedakannya dari model pembelajaran yang lain.Perbedaan tersebut yaitu kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bersifat humanintis, konstruktivitas dan kealamiahan.Dengan karakteristik tersebut diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran. 3) Prinsip Pembelajaran Kuantum Menurut Bobbi De Porter dan Sarah Singer Nourie (2005:7-8) asas dan prinsip dasar pembelajaran kuantum adalah sebagai berikut: 1) Asas utama Bawalah dunia mereka (pembelajar) ke dalam dunia kita (pengajar) dan dunia kita (pengajar) ke dalam dunia mereka (pembelajar). 2) Prinsip dasar a) Segalanya berbicara: segalanya dari lingkunagn kelas hingga bahasa tubuh, dari kertas ang anda bagikan hingga rancangan pelajaran anda; semuanya mengirim pesan tentang belajar. b) Segalanya bertujuan: semua yang terjadi di dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan. c) Pengalaman mendahului penamaan: otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh makna untuk apa yang mereka pelajari. d) Akui setiap usaha: pada saat siswa melakukan langkah pembelajaran, mereka patut memperoleh pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka, bahkan sekalipun siswa melakukan kesalahan perlu diberi pengakuan atas usaha yang mereka lakukan. e) Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan keberhasilannya. Menurut Bobbi De Porter dan Sarah Singer Nourie (2005:9-10) dalampembelajaran Kuantum dikenal dengan pendekatan TANDUR, yaitu: T : tumbuhkan. Tumbuhkan minat dengan memuaskan “apakah manfaatnya bagiku” (AMBAK) commit to userdan manfaatkan kehidupan siswa. A : alami. Ciptakan pengalaman umum yang dapat dimengerti siswa. N : namai. Sediakan kata kunci, konsep, modal, rumus strategi sebagai sebuah masukan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
D
: demonstrasikan. Sediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukan bahwa mereka tahu. : ulangi. Tunjukkan kepada siswa cara-cara mengulang materi dan menegaskan “aku tahu bahwa aku memang tahu” : rayakan. Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.
U R
4) Kerangka Perencanaan Pembelajaran Kuantum Kerangka perencanaan pembelajaran Kuantum dikenal dengan singkatan TANDUR. Berikut ini adalah kerangka pembelajaran kuantum menurut Sugiyanto, (2009:83-93)yaitu: a) Tumbuhkan Tumbuhkan minat belajar siswa dengan memuaskan rasa ingin tahu dalam bentuk : Apakah Manfaatnya Bagiku (AMBAK) jika aku mengikuti topik pelajaran ini dengan guruku?. Tumbuhkan suasana yang menyenangkan di hati siswa, dalam suasana relaks, tumbuhkan interaksi dengan siswa, masuklah ke alam pikiran mereka dan bawalah alam pikiran mereka ke alam pikiran anda, yakinkan siswa mengapa harus mempelajari ini dan itu, belajar adalah suatu kebutuhan siswa, bukan suatu keharusan.Tumbuhkan dilakukan dengan strategi menyertakan pertanyataan pantomim, lakon pendek, drama, video, cerita, dll. yang membuat siswa tertarik. b) Alami Kegiatan apa yang dapat diberikan agar pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki siswa bertambah.Guru dapat memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan siswa, menciptakan pengalaman bisa menggunakan strategi permainan, stimulasi dan tugas kelompok. c) Namai Penamaan adalah saatnya mengajarkan konsep, keterampilan, berfikir, dan strategi belajar dengan menggunakan peta konsep, gambar, poster, jembatan keledai. Setelah siswa melalui pengalaman belajar pada topik tertentu, ajak mereka untuk menulis di kertas, menamai apa saja yang telah mereka peroleh, apakah itu informasi, rumus, pemikiran, tempat dan commit to user nama-nama tersebut di dinding sebagainya, ajak mereka untuk menempelkan kelas dan dinding kamar tidurnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
d) Demonstrasi Melalui pengalaman belajar siswa mengerti dan mengetahui bahwa dia memiliki kemampuan (kompetensi) dan informasi (nama) yang cukup, sudah saatnya dia mendemonstrasikan dihadapan guru, teman, maupun saudara-saudaranya.Dalam pembelajaran siswa harus diberi kesempatan membuat kaitan, berlatih, dan menunjukkan apa yang mereka ketahui. e) Ulangi Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa ingin tahu. Jadi pengulangan harus dilakukan secara multimodalitas dan multikecerdasan. f) Rayakan Rayakan keberhasilan mereka dengan pujian, tepuk tangan, acungan jempol, bernyanyi bersama. Hal ini akan membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar. Kerangka perancangan pengajaran diatas menjamin siswa menjadi teratrik dan berminat pada setiap pembelajaran. Kerangka ini juga memastikan bahwa mereka mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan isi pembelajaran nyata bagi mereka sendiri dan mencapai sukses. Dalam pembelajaran kuantum guru dituntut mengajak siswa ke dalam proses belajar seumur hidup yang dinamis yang tak terlupakan, guru menciptakan suasana prima yang unik bagi mereka, yang membuat mereka merasa nyaman tetapi tertantang, dimgerti dan dirayakan. Guru mendengarkan para siswa bercerita, berbagi, mengambil resiko, dan merayakan belajar mereka. Peranan
pembelajaran
kuantum
dalam
pembelajaran
adalah
mengorganisasikan berbagai interaksi proses pembelajaran menjadi cahaya yang melejitkan prestasi siswa menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat. Seperti memanfaatkan ikon-ikon sugesti yang membangkitkan semangat belajar siswa, penyajian materi yang prima sehingga siswa belajar secar mudah dan alami. Mengacu berbagai teori diatas maka penerapan model pembelajaran user kuantum mutlak diperlukan dalamcommit prosestopembelajaran. Hal ini dijadikan sebuah stimulus yag diharapkan mampu memberikan respon positif dalam pembelajaran,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
sehingga guru mampu mendesain proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenagkan (PAKEM).
2. Tinjauan tentang Hasil Belajar Matematika Berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu dampak atau hasil belajar. Berikut ini akan dibahas tentang hakikat belajar, hakikat hasil belajar, hakikat matematika, teori belajar matematika dan pembelajaran matematika kelas IV sekolah dasar. a. Hakikat Belajar Proses belajar adalah mengalami, berbuat, mereaksi, melampaui. Proses itu berjalan melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan siswa. Menurut Miarso dalam Bambang Warsito (2007:63) belajar merupakan suatu proses pribadi yang tidak harus dan atau marupakan akibat kegiatan mengajar. Guru melakukan kegiatan mengajar tidak selalu diikuti terjadinya kegiatan belajar pada siswa. Sebaliknya, siswa dapat melakukan kegiatan belajar tanpa harus ada guru yang mengajar. Namun, dalam kegiatan belajar siswa ada kegiatan membelajarkan, yaitu misalnya yang dilakukan oleh penulis buku bahan belajar. Menurut Bambang Warsito (2007:62) belajar adalah proses perubahan perilaku seseorang sebagai akibat interaksi siswa dengan berbagai sumber belajar yang ada di sekitarnya. Salah satu tanda seseorang belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) dan nilai sikap (afektif). Hilgard dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003:157) menjelaskan belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik dan pengalaman tertentu. Sedangkan Nana Sudjana (2005:28) mengatakan belajar bukan menghafal dan bukan mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya parubahan pada commit diri seseorang. to user Belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah mereaksi terhadap semua stimulus yang ada disekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan melalui pengalaman.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang mengubah tingkah laku seseorang. Dalam proses pengajaran atau interaksi belajar mengajar yang menjadi persoalan utama ialah adanya proses belajar pada siswa yakni proses berubahnya tingkah laku siswa melalui berbagai pengalaman yang diperoleh. b. Hakikat Hasil Belajar Setelah siswa melakukan proses pembelajaran, maka siswa akan mendapatkan suatu pengetahuan yaitu berupa hasil belajar. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya. Menurut Nabisi Lapono (2008:165) hasil belajar adalah hasil analisis sejumlah fakta tentang unjuk kerja siswa dalam proses penguasaan kompetensi yang diharapkan. Dalam bukunya Dimyati dan Mudjiono(2009:3-4) berpendapat hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengiring dan dampak pengajaran. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam rapor, angka dalam ijazah. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. Menurut Mulyasa (2006:243) hasil belajar adalah perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri siswa. Pada umumnya hasil belajar akan memberi pengaruh dalam dua bentuk: (1) siswa akan mempunyai persfektif terhadap kekuatan dan kelemahan atas perilaku yang diinginkan; (2) perilaku yang diinginkan telah meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dan perilaku yang diinginkan. Sedangkan menurut Abin Syamsyudin Makmun (2002:160) perbuatan belajar dan hasil belajar dapat dimanifestasikan dalam tiga wujud, yaitu: commit to userberupa fakta, informasi, prinsip, 1) Pertambahan materi pengetahuan yang prosedur, teori dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
2) Penguasaan pola-pola perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik. 3) Perubahan dalam sifat-sifat kepribadian, baik yang tangible maupun intangible. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran, berupa dampak pengiring dan dampak pengajaran, yang mencakup ranah kognitif, afektif ataupun psikomotorik. Fakta-fakta yang dikumpulkan, diolah, dianalisis, diinterpretasidan disimpulkan marupakan jabaran kompetensi yang diharapkan ke dalam sejumlah sub-kompetensi beserta sejumlah indikator dan deskriptor tertentu. Pengumpulan fakta dan bukti kerja siswa menggunakan instrumen yang disusun berdasarkan indikator pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian yang digunakan tersebut dapat berupa tes dan non tes, serta telah memenuhi persyaratan reliabilitas dan validitas instrumen. Siswa yang melakukan kegiatan belajar berarti dia menggunakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap lingkungannya. Ada beberapa ahli yang mempelajari ranah-ranah tersebut dengan hasil penggolongan kemampuan-kemampuan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Salah satu hasil penelitian tersebut adalah Taksonomi tujuan instruksional menurut B.S. Bloom dalam W.S. Winkel (2005: 273) yaitu: 1) Ranah Kognitif a) Pengetahuan: mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal ini dapat meliputi fakta, kaidah, prinsip, dan metode yang diketahui. b) Pemahaman : mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. c) Penerapan
: mencakup kemampuan untuk menerapakn suatu metode
bekerja pada suatu kasus / problem yang konkret dan baru atau aplikasi suatu metode kerja pada pemecahan problem baru. d) Analisis
: mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan commit tostruktur user keseluruhan atau organisasinya kedalam bagian-bagian, sehingga dapat dipahami dengan baik, seperti penganalisaan bagian-bagian pokok
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
atau komponen-komponen dasr, bersama dengan hubungan/ relasi antara semua bagian itu. e) Sintesis
: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan
atau pola baru, seperti membuat suatu rencana. f) Evaluasi mengenai
: mencakup kemampuan untuk membentuk pendapat sesuatu
atau
beberapa
hal,
bersama
dengan
pertanggungjawaban pendapat itu, yang didasarkan kriteria tertentu. Kemampuan ini dinyatakan dalam memberikan penilaian terhadap sesuatu. 2) Ranah Afektif a) Penerimaan : mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan ketersediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru. b) Partisipasi
: mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Seperti membaca dengan suara nyaring bacaan yang ditunjuk. c) Penilaian dan penentuan sikap : mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. d) Organisasi : mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. e) Pembentukan pola hidup
: mencakup kemampuan untuk menghayati
nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupanya sendiri. 3) Ranah Psikomotorik a) Persepsi: mencakup kemampuan memilah-milah (mendeskriminasikan) hal-hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut. Misalnya, pemilahan warna, angka 9dan 6, huruf b dan d. b) Kesiapan (manipulasi): mencakup kemampuan yang menempatkan to user suatu gerakan atau rangkaian dirinya dalam keadaan commit akan memulai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
gerakan. Siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja. c) Gerakan
terbimbing
(ketetapan):
mencakup
kemampuan
untuk
melakukan suatu rangkaian gerakan, sesuai dengan contoh yang diberikan. Misalnya meniru gerak tari. d) Gerakan yang terbiasa : mencakup kemampuan melakukan gerakangerakan tanpa contoh. Misalnya melakukan lompat tinggi dengan tepat. e) Gerakan kompleks : mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien dan tepat. Misalnya, bongkar-pasang peralatan secar tepat. f) Penyesuaian pola gerakan : mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya , keterampilan bertanding. g) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya, kemampuan membuat tari kreasi baru. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan dipegangi dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip kebulatan, dengan prinsip evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap siswa, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif), dan pengamalannya (aspek commit to user psikomotor).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Benjamin
S.
Bloom
dan
kawan-kawannya
itu
berpendapat
bahwa
pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri siswa, yaitu: ranah proses berfikir (cognitive domain), ranah nilai atau sikap (affective domain), ranah keterampilan (psychomotor domain). Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga domain atau ranah itulah yang harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar.Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.Sedangkan psikomotor dan afektif kurang mendapat perhatian.
c. Tinjauan Matematika Matematika adalah salah satu pelajaran penting di dunia pendidikan. Masyarakat lebih mengenal matematika sebagai ilmu hitung. Matematika adalah terjemahan dari mathematics. Namun arti atau definisi yang tepat dari matematika tidak dapat diterapkan secara eksak (pasti) dan singkat. Definisi dari matematika makin lama makin sukar untuk dibuat, karena cabang-cabang matematika makin lama makin bertambah dan makin bercampur satu sama lainnya. Menurut Leung (2001) dalam Jurnal Internasional Learning and Instruction in Mathematics, “has considered East Asian approach to mathematics and suggested that Asian students have been encouraged to use memorization as part of the learning process. pembelajaran matematik dianggap berkesan apabila siswa sudah menggunakan daya ingatnya karena itu sudah merupakan bagian dari proses belajar. Siswa mampu menangkap dan mengerti hal yang baru mereka to user Hal ini sangat berkaitan dengan kenal dan menyimpannya dalam commit benak mereka. kemampuan kognitif (www.tandf.co.uk/.../0020739x.asp, 5 Januari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
James dan James dalam Ruseffendi (1992:27-28)mengatakan bahwa matemtika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Namun pembagian yang jelas sangatlah sukar untuk dibuat, sebab cabang-cabang itu semakin bercampur. Sebagai contoh, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa matematika itu timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran yang terbagi menjadi empat wawasan yang luas, yaitu aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis, dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan statistik. Namun ada pula kelompok lain yang berpandangan bahwa ilmu komputer dan statistika bukan bagian dari matematika. Kelompok matematika ini berpendapat bahwa matematika adalah ilmu yang dikembangkan untuk matematika itu sendiri. Ilmu adalah untuk ilmu, matematika itu adalah ilmu yang dikembangkan untuk kepentingan sendiri. Ada atau tidak adanya kegunaan matemtika, bukanlah urusannya. Menurut pendapatnya matematika itu adalah ilmu tentang struktur yang bersifat deduktif atau aksiomatik, akurat, abstrak, ketat dan sebagainya. Walaupun pendapat ini benar, tetapi dapat menyebabkan pengajaran matematika itu kering kurang kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, sukar dan semacamnya. Johnson dan Rising dalam Ruseffendi (1992:27-28)mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logik; matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide (gagasan) daripada mengenai bunyi; matematika adalah pengetahuan stuktur yang terorganisasikan sifat-sifat atau teori-teori itu dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan, aksioma-aksioma, sifat-sifat, atau teori-teori yang telah dibuktikan kebenarannya; matematika adalah ilmu tentabg pola, keteraturan pola atau ide; dan matematika itu asalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya. Jadi menurut Johnson dan Rising, jelas bahwa matematika adalah ilmu deduktif. Menurut Johnson dan Myklebust dalam Mulyono Abdurrahman (2003:252), matematika adalah bahasa smbols yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan commit to user fungsi teoritisnya untuk memudahkan berpikir.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
Dalam bukunya Mulyono Abdurrahman (2003: 252)Lenner (1988) mengemukakan bahwa matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantiitas. Kline (1981:172) juga mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara berpikir deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif. Tailor adan Francis group (2008) dalam International Jurnal of Education in science and Technology: Mathematic is pervanding every study and technique in our modern world. Bringing ever more sharpy into focus responsibilities land upon those whose task it is to tech it. Most prominent among these is the difficulty of presenting and interdisiplinary approach so that one professional group may benefit from the experience of other (www.tandf.co.uk/.../0020739x.asp/Journal+International+of+mathematical+Ed ucation+in+science+and+technology. 5 Januari 2011). Berdasarkan pendapat di atas jadi dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu tentang struktur yang mengoganisasikan pembuktian logika secara deduktif.Matematika mencakup setiap pembelajaran dan teknik di dunia modern ini. Matematika menfokuskan pada teknik dan pengerjaan tugas-tugasnya. Hal yang sangat mencolok yaitu mengenai kesulitan dalam mengaplikasi model pembelajaran interdiscilpinary (antar cabang ilmu pengetahuan), oleh karena itu para pakar bisa memperoleh pengetahuan dari cabang ilmu lain. d. Teori Belajar Matematika di Sekolah Dasar Sebagian besar orang mengalami kesulitan dalam belajar maupun membelajarkan matematika. Namun sekarang para ahli telah mengembangkan teori belajar matematika menjadi pembalajaran yang lebih mudah untuk dipelajari. Menurut Nyimas Aisyah (2008:1-5 – 4-17) ada empat teori belajar Matematika di SD, yaitu: 1) Teori Belajar Bruner
yaitu:
Ada tiga model tahapan yang dikenal dengan teori belajar Bruner, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
a) Model tahap enaktif, yaitu melalui tindakan anak secara langsung terlibat dalam memanipulasi (mengotak-atik) objek.. b) Model tahap Ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan dimana pengatahuan itu direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual, gambar, atau diagram, yang menggambarkan kegiatan konkret yang terdapat dalam tahap enaktif. c) Model tahap simbolik, yaitu suatu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan dimana bahasa adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi simbol atau lambang objek tertentu. 2) Teori belajar Dienes Dienes membagi tahap-tahap belajar menjadi enam tahap, yaitu: a) Permainan bebas: anak didik diberi kebebasan mengatur benda. Misalnya dengan diberikan block logic, anak didik mulai mempelajari konsep-konsep abstrak tentang warna, tebal tipis benda yang merupakan ciri dari benda yang dimanipulasi. b) Permainan menggunakan aturan : dalam permainan yang disertai aturan siswa sudah mulai meneliti pola-pola dan keteraturan yang terdapat dalam konsep tertentu. c) Permainan kesamaan sifat: dalam mencari kesamaan sifat siswa mulai diarahkan dalam kegiatan menemukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti. d) Permainan representasi: pengambilan sifat dari beberapa situasi yang sejenis. Siswa menetukan representasi dari konsep-konsep tertentu setelah mereka berhasil menyimpulkan kesamaaan sifat yang terdapat dalam situasi-situasi yang dihadapinya itu. e) Permainan dengan simbolisasi: simbolisasi termasuk tahap belajar konsep yang membutuhkan kemampuan merumuskan representasi dari setiap konsep-konsep dengan menggunakan simbol matematika atau melalui perumusan verbal. f) Permainan dengan formalisasi: siswa dituntut untuk mengurutkan to user sifat-sifat konsep dan commit kemudian merumuskan sifat-sifat baru konsep tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
3) Teori Belajar Gagne Menurut Gagne sasaran pembelajaran adalah kemampuan. Kemampuan yang dimaksud adalah hasil perilaku yang bisa dianalisis. Hasil belajar dapat berupa keterampilan-keterampilan intelektual yang memungkinkan kita berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan simbol-simbol atau gagasan; strategi-strategi kognitif yang merupakan proses kontrol dan dikelompokan sesuai dengan fungsinya meliputi strategi menghafal, strategi elaborasi, strategi pengaturan, strategi metakognitif dan strategi afektif. Hasil belajar yang lain ialah informasi verbal, sikap-sikap, dan keterampilan motorik. 4) Teori belajar Van Hiele Ada lima tahap perkembangan kognitif yaitu: a) Tahap pengenalan: siswa hanya baru mengenal bangun-bangun geometri seperti kubus, segiga, bola dan lain-lain. b) Tahap analisis: siswa sudah dapat memahami sufat bangun geometri. c) Tahap pengurutan: siswa sudah mampu mengetahui hubungan yang terkait antara suatu bangun geometri dengan bangun geometri lainnya. d) Tahap deduksi: penarikan dari hal-hal yang bersifat khusus. Siswa telah mengerti pentingnya unsur-unsur yang tidak didefinisikan, disamping unsur-unsur yang didefinisikan. e) Tahap keakuratan: siswa sudah mampu memahami pentingnya ketepatan dari prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Tahap ini memerlukan tahap berpikir yang kompleksdan rumit. Oleh karena itu hanya sedikit anak yang bisa sampai pada tahap berpikir ini. Beberapa teori belajar matematika yang telah dikemukakan di atas memang berbeda satu sama lainnya. Akan tetapi semua teori belajar tersebut merupakan alternatif pembelajaran matematika agar lebih mudah dipahami oleh siswa.Siswa juga dituntut aktif dalam pembelajaran. Jadi, peranan guru lebih banyak membimbing siswa, guru dominan sekali peranannya dalam membimbing siswa.Berdasarkan uraian teori-teori belajar matematika di atas, dapat commit to user guru dapat memulai pengajaran disimpulkan bahwa dalam belajar matematika dengan
memperoleh
perhatian
siswa,
kemudian
menyampaikan
tujuan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
mengingatkan materi yang telah dipelajari, memberikan stimulus, menyediakan bimbingan belajar, memperlihatkan penampilan, memberikan umpan balik, evaluasi, dan meningkatkan retensi serta melancarkan transfer belajar. e. Tinjauan Pembelajaran Matematika Kelas IV SD Materi pembelajaran yang disampaikan dalam penelitian ini adalah Bilangan Bulat, dengan alat peraga garis bilangan dan sejumlah benda lainnya yang dikenal siswa. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan sekolah dasar (2006: 10) terdapat standar kompetensi menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat. Kompetensi dasar operasi bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat negatif. 1) Hakekat Bilangan Bulat Menurut Darhim (1991:275) bilangan bulat merupakan gabungan dari bilangan asli, bilangan nol dan bilangan bulat negatif. Kedudukan sebuah bilangan dengan bilangan yang lain yang berurutan pada suatu garis bilangan akan mempunyai jarak yang sama.lawan suatu bilangan adalah bilangan itu sendiri yang memiliki tanda yang berlawanan dengan bilangan yang dimaksudkan contohnya -5 merupakan lawan bilangan dari 5. Menurut Baharin Shamsudin (2007:17), bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang terdiri atas bilangan bulat negatif, bilangan bulat nol dan bilangan bulat positif. Bilangan bulat positif adalah bilangan yang dimulai dari angka 1, 2, 3, dan seterusnya bergerak ke arah kanan. Bilangan bulat negatif adalah bilangan dari
-1,
-2,
-3,
dan
seterusnya
bergerak
ke
arah
kiri.
(http//mulyono,staff.UNS.ac.id/2009/02/10/bilangan, 5 januari 2010). Bilangan bulat dapat dikelompokan ke dalam himpunan bilangan bulat positif yang merupakan himpunan bilanagn asli, bilangan nol serta bilangan bulat negatif. Bilangan bulat negatif merupakan lawan bilangan dari bilangan bulat positifnya. Lambang negatif suatu bilangan adalah menunjuk kepada kedudukan bilangan tersebut yang berada di sebelah kiri dari titik pangkal suatu garis bilangan sejauh bilangan itu sendiri. Suatu bilangan tidak bertanda diartikan commit to user bilangan tersebut adalah positif.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat adalah gabungan bilangan cacah (0,1,2,3....) dan bilangan yang merupakan lawan bilangan dari asli, untuk lebih jelasnya lihat gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 1 : Bilangan Bulat 2) Operasi Hitung pada Bilangan Bulat Lazimnya
operasi
penjumlahan
pada
bilangan
bulat
akan
mempergunakan tanda atau notasi (+) sementara untuk operasi pengaurangan bilanagnbulat notasi yang dipakai adalah (-). Menurut Darhim (1991:278) operasi penjumlahan adalah operasi dua atau lebih bilangan-bilangan yang mempergunakan tanda (+). Sementara tanda (-) merupakan operasi kurang atau selisih. a) Penjumlahan Bilangan Bulat Penjumlahan bilangan bulat dengan diagram panah dimulai dari bilangan nol. Mari kita perhatikan contoh, lihat gambar 2 berikut ini. 3 + (-4) n= (-1) (-4) 3
Gambar 2. Operasi bilangan bulat Langkah : (1) Diagram panah dari 0 ke 3 menunjukkan bilangan 3 (2) Diagram panah dari 3 ke –1 menunjukkan bilangan –4 Hasilnya ditunjukkan panah dari 0 ke –1. Jadi, 3 + (–4) = –1 b) Pengurangan Bilangan Bulat Pengurangan
lawan dari penjumlahan. Bagaimana cara commit to usercontoh, lihat gambar 3 berikut ini. mengurangkan bilangan bulat. Mari perhatikan 2–5
adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
n=3 5 2
Gambar 3. Operasi bilangan bulat Langkah: (1) Panah dari 0 ke 2 menunjukkan bilangan 2 (2) Dari bilangan 2 melangkah ke kiri 5 langkah sampai pada bilangan 3 Hasilnya ditunjukkan panah ketiga yaitu dari 0 ke –3. Jadi, 2 – 5 = -3 Selain menggunakan garis bilangan operasi hitung bilangan bulat juga dapat diselesaikan dengan nomograf. Nomograf adalah suatu media pembelajaran matematika khususnya untuk menghitung operasi hitung bilangan bulat. Nomograf berbentuk papan kayu bergambar tiga buah garis bilangan. Dua garis bilangan yang letaknya ditepi kanan dan kiri, harus sama skala ukuran tiap bilangannya. Kemudian satu garis bilangan yang terletak ditengah-tengah, skala ukuran tiap bilangannya adalah setengah dari skala ukuran dua garis bilangan yang terletak di masing-masing tepi. Dua garis bilangan yang berada ditepi (garis bilangan A dan B) berperan sebagai bilangan-bilangan yang akan dihitung, tepi kanan berperan sebagai bilangan I dan tepi kiri berperan sebagai bilangan II. Garis bilangan yang letaknya ditengah (garis bilangan C) merupakan hasil dari operasi hitung. Bilangan pada garis bilangan A dihubungkan dengan bilangan pada garis bilangan B dengan menggunakan tali karet. Perpotongan dari kedua bilangan yang dihubungkan (garis bilangan C) merupakan hasil dari operasi tersebut. Perhatikan contoh pada gambar 4 berikut ini : 3+1=
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
A=3
C=4
B=1
Gambar 4. Nomograf penjumlahan Bila dihitung menggunakan nomograf maka akan diperoleh hasil 3 + 1= 4. Untuk operasi pengurangan maka garis bilangan yang berada di tepi kanan harus dibalik posisi bilangannya, yaitu bilangan negatifnya terletak di atas, sedangkan garis bilangan di tepi kiri bilangan positifnya tetap di atas. Perhatikan contoh pada gambar 5 berikut ini: 3 – (-1) =
A=3
C=4
B=(-1)
Gambar 5. Nomograf Pengurangan Bila dihitung menggunakan nomograf maka akan diperoleh hasil 3 – (-1) = 4. Ada satu lagi strategi mengajar bilangan bulat untuk sekolah dasar yaitu dengan menggunakan muatan. Muatan adalah media pembelajaran bilangan bulat. commit to user Muatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan positif (+) dan muatan negatif (-). Setiap satu pasang muatan ( 1 positif dan 1 negatif) bernilai 0.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
Contoh: tentukan operasi hitung berikut ini. a. 3 + 1
c. -3 – 1
b. 3 + (-1)
d. -3 – (-1)
Jawab : a. ditambah
3
+
=
1
=
4
Jadi hasil 3 + 1 = 4
b.
Ditambah 3
+
= (-1) =
2
Jadi hasil 3 + (-1) = 2 (tersisa 2 muatan positif dan sepasang muatan bernilai 0) c. Dikurangi (-3)
=
-
-1
=
4
(karena dikurangi 1 maka muatan positiflah yang diambil/hilangkan, sehingga tersisa 1 muatan negatif (-1) dan 3 muatan negatif (-3) ) Jadi hasil -3 -1 = -4 d. -3 – (-1) Dikurangi (-3)
-
1
=
(-2)
(karena dikurangi -1 maka muatan negatiflah yang dihilangkan sehingga tersisa 2muatan negatif (-2) dan 1 muatan positif (1)) Jadi hasil -3 – (-1) = -2 c) Operasi Hitung Campur Contoh: Tentukan hasil operasi hitung berikut ini. a. (–4) + 2 – 3 b. 6 – (–4) + 5 Jawab: a. (–4) + 2 – 3
commit to user untuk lebih jelasnya lihat gambar 6 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
n2 = -5 3 2 n1 = (-2) (-4)
Gambar 6. Operasi Hitung Campur Bilangan Bulat Langkah : (1) panah dari bilangan o ke -4 menunjukkan bilangan -4 (2) panah dari -4 ke -2 menunjukkan bilangan 2 (3) panah dari bilangan 0 ke -2 adalah hasil dari -4+2= n1 =(-2) (4) Panah dari -5 ke -2 menunjukkan bilangan 3 (5) Jadi, (–4) + 2 – 3 = n2 =(-5) yaitu panah dari 0 ke -5 b. 6 – (–4) + (–5)
untuk lebih jelasnya lihat gambar 7 berikut ini: n2 = 5 n1 = 10
(-5) (-4)
6
Gambar 7. Operasi Hitung Campur Bilangan Bulat Langkah : (1) panah dari 0 ke 6 menunjukkan bilangan 6 (2) panah dari 10 ke 6 menunjukkan bilangan (-4) (3) panah dari 0 ke 10 adalah hasil dari 6 –(-4)= n1 =10 (4) panah dari 10 ke 5 menunjukkan bilangan -5 (5) Jadi, 6 – (–4) + (–5) = n2 = 5 yaitu dari 0 ke 5 Selain dengan garis bilangan, operasi hitung campuran dapat dikerjakan secara langsung seperti contoh berikut ini. Contoh: Tentukan hasil operasi hitung berikut ini. a. 42 + (–35) – 12 b. (–50) – (–25) + 45 Jawab: a. 42 + (–35) – 12 = 42 – 35 – 12 = 7 – 12 = –5 b. (–50) – (–25) + 45 = (–50) + 25 + 45 = (–25) + 45 = 20 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
B. Penelitian yang Relevan Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1) Hasil penelitian tindakan kelas Isna tahun 2009 dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Kuantim pada Siswa Kelas IV SDN Banyu Putih Kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara”. Dari hasil penelitian ini dapat terlihat bahwa kemampuan kognitif dan afektif meningkat setelah menggunakan model Pembelajaran Kuantum. Hal tersebut terbukti dari hasil perbandingan nilai rata-rata pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran kuantum untuk pembelajaran sebelum tindakan adalah 6,33 dan setelah menggunakan model pembelajaran Kuantum meningkat menjadi 7,1 pada siklus I; 7,3 pada siklus II; 8,4 pada siklus III. Ketuntasan belajar siswa siklus I, siklus II, dan siklus III masing-masing 58,97%, 76,92%, dan 89,74%. 2) Alfany Rufaida (2009: 75) juga melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan melalui Model Quantum Learning pada Siswa Kelas II SDN Karangasem 1 Laweyan Surakarta”. Dari hasil penelitian itu dapat terlihat bahwa model Quantum Learning dapat meningkatkan keterampilan menulis permulaan anak. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil perbandingan nilai rata-rata menulis anak sebelum diterapkannya Quantum Learning adalah 62,5 dan setelah menggunakan Quantum Learning menjadi 66,5 pada siklus I; 70,7 pada siklus II; dan 73,7 pada siklus III. Ketuntasan belajar siswa siklus I 68,9%, siklus II 71,1%, dan siklus III 82,2%. Dari kedua penelitaan tersebut dapat diketahui persamaan dan perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukan penulis. Persamaannya yaitu variabel terikatnya menggunakan model pembelajaran kuantum. Sedangkan perbedaannya yaitu setiap peneliti menggunakan variabel bebas yang berbeda.
C. Kerangka Berpikir Pada umumnya siswa SD mengalami kesulitan dalam memahami konsep suatu pelajaran, khususnya pelajaran matematika. Siswa pada dasarnya hanya commit to user menghafal rumus yang diberika oleh guru, namun tidah memahami konsep lebih dalam. Sehingga siswa akan mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
jika permasalahan tersebut berbeda dengan contoh masalah yang disajikan oleh guru. Hal ini disebabkan metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran matematika hanya membuat siswa menghafal rumus tertentu tanpa dituntut untuk memahami konsepnya. Model pembelajaran yang digunakan guru pun masih konvensionalsehingga siswa kurang berminat dan tidak bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di sekolah, perlu adanya penelitian yang sifatnya lebih inovatif agar pembelajaran matematika lebih bisa dinikmati siswa dengan penuh semangat sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar lebih giat. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Pendekatan
pembelajaran
kuantum
diharapkan
dapat
mengatasi
permasalahan tersebut. Melalui kolaborasi peneliti dan guru, pembeljaran kuantum akan diterapkan dengan menggunakan siklus yang melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan 2 siklus penelitian, dengan indikator ketercapaian siklus I 75% dan siklus II ditingkatkan menjadi 80%. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pada kondisi akhir dapat diperoleh bahwa dengan model pembelajaran kuatum dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Secara sistematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 8, dibawah ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Kondisi Awal
Tindakan
Pembelajaran konvensional dengan ceramah
Dalam pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran kuantum
Siswa: hasil belajar matematika siswa rendah
Siklus I
Siklus II
Kondisi Akhir
Hasil belajar matematika siswa meningkat
Gambar 8. Kerangka Berpikir
D.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “dengan Penerapan Model Pembelajaran Kuantum dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas IV SDN Pekunden Kutowinangun Kebumen Tahun Pelajaran 2010 / 2011“ .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian
ini
dilakasanakan
di
SDN
Pekunden,
Kecamatan
Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, dengan alasan : letak SDN Pekunden strategis dan mudah dijangkau dan nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa lebih rendah dari mata pelajaran lain. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010/2011 selama 5 bulan. Penelitian dimulai bulan Januari 2011 dengan pembagian waktu penelitian pada tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1 : Waktu Penelitian Bulan No
1.
Kegiatan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
2011
2011
2011
2011
2011
Penyusunan proposal Penyusunan 2
2.
ijin skripsi Pelaksanaan 3
3.
tindakan Pengolahan 4
4.
data Penyusunan 4
5.
laporan Ujian 6
6.
skripsi commit to user B. Subjek Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 1 Pekunden, Kutowinangun, Kebumen tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan jumlah 36 siswa, yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Data yang akan diperoleh atau dikumpulkan berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan di lapangan maka bentuk pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas. Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 2) prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang bertahap dan berkelanjutan sampai memperoleh hasil yang ditetapkan. Siklus yang dinamis dengan tindakan yang sama. 2. Strategi Penelitian Pada strategi penelitian ini langkah-langkah yang diambil adalah strategi penelitian tindakan kelas model siklus. Karena objek penelitian yang diteliti hanya satu sekolah. Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pengamatan dan interhasil sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang perlu diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Dari hasil penarikan kesimpulan tersebut,dapat diketahui apakah penelitian ini mencapai keberhasilan atau tidak. Supardi dalam Suharsimi Arikunto (2008: 133) menjelaskan bahwa refleksi (reflection) adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan yang terjadi (a) pada siswa; (b) suasana kelas; dan (guru). Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa (why), bagaimana (how), dan seberapa jauh (to what extent) intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan. commit to user Adapun rancangan penelitian sebagai berikut : a. Perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
Dalam tahapan perencanaan peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP),
membuat
soal-soal
dan
menyiapkan
media
pembelajaran. b. Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan proses pembelajaran sesuai rancangan. Setiap tindakan dan proses pembelajaran tersebut
selalu
diikuti
kegiatan
pemantauan.
Dalam
penelitian
ini
dilaksanakan penelitian kolaboratif, jadi peneliti yang bertugas untuk mengajar sesuai RPP yang dibuat peneliti menggunakan model pembelajaran kuantum. c. Pengamatan Peneliti melakukan observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang diamati antara lain keaktifan siswa, cara mengajar guru dalam menerapkan model pembelajaran kuantum, dan sejauh mana model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan proses pembelajaran. d. Refleksi Peneliti melakukan refleksi terhadap hasil yang didapat dalam setiap siklus apakah telah berhasil atau belum dengan melihat hasil evaluasi siswa.
D. Sumber Data Sumber data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah: 1. Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain: pendokumentasian proses pembelajaran, observasi, wawancara, dan tes. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari commit user berbagai sumber yang telah adato(peneliti sebagai tangan kedua). Data
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti: daftar nilai, RPP, dan Silabus.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data antara lain : 1. Observasi Peneliti melakukan observasi terhadap guru kelas IV SDN Pekunden dan siswa selama proses pembelajaran. Menurut Gulo dalam (Ingridwati Kurnia, 2007:4-2) mengatakan bahwa observasi adalah metode pengumpulan data di mana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama pengamatan.Observasi dilakukan untuk memantau proses pembelajaran matematika berlangsung. Observasi bertujuan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa didalam kelas sejak kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir pembelajaran. Menurut Suharsimi Arikunta (2006: 12) dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung. Observasi langsung (direct observation) adalah observasi yang dilakukan tanpa perantara (secara langsung) terhadap objek yang diteliti. Pengamatan terhadap guru difokuskan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi komposisi terkendali dan terarah. Aspek-aspek yang diamati adalah persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran, kemampuan guru mengelola kelas, mengelola waktu, memberikan
apersepsi,
menyampaikan
materi,
keterampilan
mengajukan
pertanyaan, perhatian guru terhadap siswa, pengembangan aplikasi, dan kemampuan menutup pelajaran. Sementara itu pengamatan terhadap siswa difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran meliputi aspek afektif dan psikomotor seperti terlihat pada keaktifan bertanya dan menanggapi stimuli baik yang datang dari guru atau teman lain, keaktifan siswato mengerjakan tugas, dan sebagainya. commit user 2. Dokumentasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
Dokumentasi merupakan suatu metode untuk memperoleh sesuatu dengan melihat buku-buku, arsip-arsip atau catatan yang berhubungan dengan orang diteliti. Kajian antara lain dilakukan terhadap : a. Arsip kurikulum KTSP 2008 tentang ruang lingkup materi. b. Dokumen berupa nilai formatif matematika siswa. 3. Tes Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah diadakan tindakan. Menurut Suharsimi Arikunto (2009:37) mengemukakan bahwa tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan
yang
digunakan
sebagai
alat
pengukuran
keterampilan,
sikap,
pengetahuan, intelegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes diberikan pada siswa SDN Pekunden. Tes dilakukan awal kegiatan, penelitian mengidentifikasi kelemahan siswa dalam pembelajaran metematika. Tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan siswa sesuai dengan siklus yang ada. F. Validitas Data Untuk menjamin dan mengembangkan validitas yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah menggunakan dua trianggulasi, yaitu : 1. Trianggulasi Data Trianggulasi data (sumber) yaitu mengumpulkan data sejenis dari sumber yang berbeda yaitu dengan mengkroscekkan data yang diperoleh dengan informasi dari peserta didik, guru, serta kepala sekolah ataupun pihak-pihak yang berhubungan. Pada penelitian ini peneliti mendapatkan data perbandingan nilai mata pelajaran matematika dari guru kelas IV SD Negeri Pekunden. Dari sumber data yang berbeda-beda ini, data sejenis dapat teruji kemantapan dan kebenarannya. 2. Trianggulasi Metode Trianggulasi metode yaitu mengumpulkan data yang berbeda mengarah pada data yang sama dengan menggunakan metode pengumpulan yang berbeda. commit to user Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung, wawancara, tes, dan perekaman.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
G. Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis Interaktif. Menurut Milles dan Hubberman, (2007 : 16) model analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen pokok yaitu reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Reduksi Data Reduksi
data
yaitu
pemilihan
perhatian
pada
penyederhanaa,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan dengan cara sedemikian sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverikasi. 2. Penyajian Data Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang benar-benar valid. 3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi) Kesimpulan merupakan tinjauan ulang secara utuh. Menurut Milles dan Huberman, (2007:19) data-data yang telah didapat dari hasil penelitian kemudian diuji kebenarannya. Penarikan kesimpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi utuh, sehingga kesimpulan-kesimpulan juga diverikasi selama penelitian berlangsung. Verikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan penelitian. Sedangkan kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat diuji kebenarannya, kekokohannya merupakan validitasnya. Adanya hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram. Model analisis interaktif Milles dan commit to user Huberman (2007:20) pada gambar 9 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
Pengumpulan data
Reduksi data
Sajian data
Penarikan Kesimpulan Gambar 9 : Model analisis interaktif Milles dan Huberman (2007:20).
H. Indikator Kerja Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Pekunden dengan menggunakan model pembelajaran Kuantum. Indikator penelitian ini bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP Bahasa Indonesia kelas IV serta Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60. Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila nilai hasil belajar matematika pada pokok bahasan Bilangan Bulat ranah kognitif siswa mencapai rata-rata kelas 60 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 mencapai 75%. Hasil belajar matematika pada pokok bahasan Bilangan Bulat ranah afektif siswa mencapai rata-rata kelas 60 atau keterangan baik/amat baik dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 mencapai 75%. Hasil belajar matematika pada pokok bahasan Bilangan Bulat ranah psikomotorik siswa mencapai rata-rata kelas 60 atau keterangan baik/amat baik dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 mencapai 75%. Pada siklus II pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil belajar matematika pada pokok bahasan Bilangan Bulat ranah kognitif siswa mencapai rata-rata kelas 60 dan siswa yang memperoleh nilai ≥60 mencapai 80%. Hasil commit to user belajar matematika pada pokok bahasan Bilangan Bulat ranah afektif siswa mencapai rata-rata kelas 60 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 mencapai 80%.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
Hasil belajar matematika pada pokok bahasan Bilangan Bulat ranah psikomotorik siswa mencapai rata-rata kelas 60 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 mencapai 80%.
I. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari siklus-siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang dicapai. Untuk mengetahui permasalahan yang merupakan rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 1 Pekunden Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.rencana tindakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada gambar 10 dibawah ini : Siklus 1
Siklus 2
Perencanaan I
Perencanaan II
Refleksi
Tindakan
Refleksi
Observasi
Perencanaan ?
Tindakan
Observasi
Gambar 10. Prosedur penelitian Tindakan Kelas Prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijelaskan dalam tahap-tahap sebagai berikut: 1. Siklus I (RPP pertemuan 1) a. Rencana 1) Mencari data yang berhubungan dengan penggunaan pendekatan model pembelajaran kuantum 2) Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi mata pelajaran matematika 3) Guru menyiapkan media pembelajaran commit to user yang dibutuhkan. 4) Guru menyiapkan soal tes yang dilaksanakan setelah pembelajaran. 5) Guru menyiapkan lembar penilaian.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
6) Guru membuat lembar observasi. b. Tindakan Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Matematika yang telah disusun. 1) Kegiatan awal a) Kegiatan rutin (berdoa, presensi, mengkondisikan kelas). b) Menyampaikan tujuan pembelajaran c) Apersepsi 2) Kegiatan Inti a) Eksplorasi (1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang contoh permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan bilangan negatif. (2) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang kapal selam / pengalaman berenang sebagai ilustrasi operasi bilangan bulat. (3) Guru menjelaskan materi tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan. b) Elaborasi (1) Siswa berdiskusi tentang pengukuran jarak kapal selam dari permukaan air laut. (2) Siswa maju menggambarkan keadaan kapal selam yang timbul tenggelam di papan tulis. (3) Siswa mendemonstrasikan perubahan keadaan kapal selam pada garis bilangan. c) Konfirmasi (1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya (2) Siswa mengerjakan soal evaluasi (3) Mengoreksi hasil pekerjaan siswa 3) Kegiatan Akhir a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan b) Guru menutup pelajaran dengan memberikan penguatan kepada commit to user siswa. c. Observasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
1) Melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran Matematika. 2) Menilai hasil tes siswa setelah pelaksanaan pembelajaran. d. Refleksi Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan pelaksanaan tindakan siklus I. Tindakan yang dilakukan pada siklus I dikatakan berhasil apabila pada ranah kognitif dari 36 siswa kelas IV SD Negeri Pekunden yang memperoleh nilai ≥60 mencapai indikator ketercapaian kinerja ranah kognitif, yaitu 80%. Dari hasil evaluasi matematika pada pokok bahasan Bilangan Bulat ranah kognitif baru 24 siswa atau 66,67% siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan KKM yang ditetapkan. Dari hasil observasi pembelajaran matematika pada pokok bahasan Bilangan Bulat ranah afektif 32 siswa atau 88,89% siswa yang memperoleh nilai ≥60. Hal tersebut telah sesuai dengan indikator kinerja ranah afektif pada siklus I, yaitu hasil belajar matematika pada pokok bahasan Bilangan Bulat ranah afektif siswa mencapai rata-rata kelas 60 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 mencapai 75%. Dari hasil observasi pembelajaran matematika pada pokok bahasan Bilangan Bulat ranah psikomotorik baru 29 siswa atau 80,5% siswa yang memperoleh nilai ≥60. Hal tersebut telah mencapai indikator kinerja ranah psikomotorik pada siklus I, yaitu hasil belajar matematika pokok bahsan Bilangan Bulat ranah afektif siswa mencapai rata-rata kelas 60 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 mencapai 75%. Oleh karena itu, indikator ketercapaian kinerja ranah kognitif pada siklus I belum dapat dicapai kemudian perlu dilakukan siklus II sebagai langkah perbaikan dari proses pembelajaran pada siklus I.
2. Siklus II a. Perencanaan 1) Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi mata pelajaran matematika commit to user yang dibutuhkan. 2) Guru menyiapkan media pembelajaran 3) Guru menyiapkan soal tes yang dilaksanakan setelah pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
4) Guru menyiapkan lembar penilaian. 5) Guru membuat lembar observasi. b. Tindakan 1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. 2) Guru menerapkan pembelajaran bilangan bulat dengan model pembelajaran kuantum . 3) Peserta didik belajar dalam situasi pembelajaran dengan media nomograf dan manik-manik muatan. 4) Memantau
peningkatan
hasil
belajar
matematika
siswa
pada
pembelajaran Bilangan Bulat. c. Tahap Observasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan peserta didik). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan oleh peneliti. d. Tahap Refleksi Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus II melalui pemgamatan dan penilaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika pokok bahasan Bilangan Bulat dianalisis. Dari refleksi siklus pertama ditemukan adanya hambatan yaitu masih ada beberapa siswa yang masih merasa kesulitan dalam mengerjakan soal. Hambatan ini kemudian diperbaiki pada siklus II yaitu dengan mendekati dan memberi bimbingan kepada siswa tersebut. Pada setiap pertemuan siklus II, siswa selalu dibimbing oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran matematika model kuantum agar tidak terjadi lagi kebingungan. Peningkatan hasil dari siklus II dengan jumlah siswa yang yang mencapai ketuntasan belajar hasil belajar ranah kognitif yaitu KKM ≥60 ada 32 siswa atau 88,89% siswa. Jumlah tersebut berada di atas indikator kinerja siswa yaitu 80% yang mencapai nilai ≥60. Jumlah siswa yang yang mencapai ketuntasan belajar hasil belajar ranah afektif yaitu ≥60 commit user tersebut berada di atas indikator ada 34 siswa atau 94,44% siswa.toJumlah kinerja siswa yaitu 80% yang mencapai nilai ≥60. Jumlah siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
yang mencapai ketuntasan belajar hasil belajar ranah psikomotorik ≥60 ada 32 siswa atau 88,89% siswa. Jumlah tersebut berada di atas indikator kinerja siswa yaitu 80% yang mencapai nilai ≥60. Hal ini berarti tindakan yang dilakukan peneliti sudah berhasil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Sekolah yang menjadi objek penelitian adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Pekunden. Terletak di desa Pekunden, Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen.Sekolah ini berstatus negeri dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101030510040 yang dikepalai oleh Samirun,S.Pd.SD. Secara geografis letak SDN Pekunden strategis karena berada di tengah-tengah pemukiman penduduk. Daerah tersebut jauh dari keramaian (pasar atau jalan raya) sehingga mendukung kegiatan pembelajaran siswa. Data personil ketenagaan SD Negeri Pekunden terdiri dari satu kepala sekolah, enam guru kelas, satu guru Agama Islam, satu guru Penjaskes, satu guru Bahasa Inggris, satu penjaga sekolah, dan satu petugas TU. Semua personil telah melaksanakan
tugasnya
masing-masing
dengan
baik
sesuai
dengan
tanggungjawabnya. Jumlah seluruh siswa di SD Negeri Pekunden pada tahun 2010/2011 adalah 222 siswa. Terdiri dari 125 siswa laki-laki dan 97 siswa perempuan. Siswa terbagi dalam 6 kelas yakni kelas I sebanyak 34 siswa, kelas II sebanyak 45 siswa, kelas III sebanyak 33 siswa, kelas IV sebanyak 36 siswa, kelas V sebanyak 38 siswa, dan kelas VI sebanyak 36 siswa. Masing-masing siswa berasal dari latar belakang sosial yang berbeda-beda. Sebagian besar orangtua siswa bekerja sebagai petani sedangkan lainnya wiraswasta dan pengusaha kecilkecilan.
B. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti melaksanakan kegiatan survei awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Dari hasil survei ada satu kesulitan belajar yang dialami mayoritas siswa kelas IV, yaitu pada kegiatan pembelajaran matematika. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses dan hasil pembelajaran commit to user matematika kelas IV sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi sebagai data awal. Dari siswa kelas IV yang berjumlah 36 siswa, hanya terdapat 22 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
Minimal (KKM) 60 dalam aspek hasil belajar matematika (lihat lampiran 1). Berikut adalah daftar nilai hasil belajar matematika siswa kelas IV pada kondisi awal atau sebelum penggunaan model pembelajaran kuantum secara singkat pada tabel 2, sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Belajar MatematikaSiswa Kelas IV pada Kondisi Awal No Interval Frekuensi Prosentase 1
30 – 39
3
8,33%
2
40 – 49
6
16,67%
3
50 – 59
5
13,89%
4
60 – 69
7
19,44%
5
70 – 79
7
19,44%
6
80 – 89
2
5,56%
7
90 – 99
6
16,67%
Nilai rata-rata kelas = 63,33
Dari tabel 2 di atas dapat disajikan dengan grafik pada gambar 11 sebagai berikut: banyak siswa 8
7
7
6
6 Frekuensi
7 6
5
5 4
3
3
2
2 1
0
0 0
30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 - 99 Interval
Gambar 11. Grafik Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Pada Kondisi Awal Berdasarkan tabel dan grafik di atas, hasil belajar matematikasiswa kelas commit to user IV sebelum diterapkan penggunaan model pembelajaran kuantum diperoleh ratarata kelas sebesar 63,33. Siswa yang memperoleh nilai 30 – 39 sebanyak 3 siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
atau 8,33%. Siswa yang memperoleh nilai 40 – 49 sebanyak 6siswa atau 16,67%. Siswa yang memperoleh nilai 50 – 59 sebanyak 5siswa atau 13,89%. Siswa yang memperoleh nilai 60 – 69 sebanyak 7siswa atau 19,44%. Siswa yang memperoleh nilai 70 – 79 sebanyak 7siswa atau 19,44%. Siswa yang memperoleh nilai 80 – 89 sebanyak 6siswa atau 16,67%. Berdasarkan tabel 2siswa yang mendapat nilai di bawah 60 (KKM) yaitu sebanyak 14siswa atau 38,89%, dan siswa yang mendapat nilai sama atau di atas KKM yaitu 22siswa atau 61,11%. Hal ini dapat diartikan bahwa ketuntasan klasikal sebesar 61,11% masih berada di bawah ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu sebesar 75% siswa mendapat ≥ 60 (KKM), dengan kata lain hasil belajar matematikasiswa kelas IV SD Negeri Pekunden masih rendah. Rendahnya hasil belajar atau ketidaktuntasan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: (1) Guru masih menggunakan pembelajaran konvensionalyaitu guru hanya sekedar berceramah di depan siswa; (2) Belum memanfaatkan
media
pembelajaran
secara
maksimal
sehingga
proses
pembelajaran yang dilakukan kurang bermakna (menarik minat belajar siswa dan memberikan
kemudahan
untuk
memahami
materi).Siswa
terlihat
tidak
bersemangat dan ribut sendiri setiap kali guru mengajar. Dalam kasus ini guru sudah berusaha menegur tetapi belum ada upaya metode dan strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, sehingga hasil yang diperoleh belum maksimal.Dari hasil observasi dan diskusi yang dilakukan antara peneliti dengan guru, faktor mendasar yang menyebabkan rendahnya hasil belajar atau ketidaktuntasan hasil belajar matematika kelas IV SD Negeri Pekunden, Kutowinangun, Kebumen adalah guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif. Oleh karena itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan penggunaan model pembelajaran kuantum. Dengan penggunaan model pembelajaran kuantum diharapkan hasil belajar matematika siswa kelas IV akan mengalami peningkatan sehingga ketuntasan belajar siswa dapat tercapai. commit to user C. Deskripsi Hasil Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
Proses ini terdiri dari dua siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahapan siklus yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. 1. Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan yakni selama 2 minggu mulai tanggal 31 Januari sampai dengan 12 Februari2011. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan I Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 28 Januari 2011 diruang kantor guru SD Negeri Pekunden. Peneliti dan guru Kelas IV mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam proses penelitian. Dari hasil pengindentifikasian dan penempatan masalah, peneliti kemudian mengajukan solusi alternatif yang berupa model pembelajaran Kuantum dengan kerangka TANDUR. Dalam tahap ini peneliti menyajikan data yang telah dikumpulkan bersama-sama dengan guru kelas IV menemukan solusi yang dapat diambil. Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Peneliti dan guru menyusun RPP (Rencana pelaksanaaan Pembelajaran) dengan materi Bilangan Bulat selama 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap pertemuannya. RPP yang disusun meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, metode dan model pembelajaran, langkahlangkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan penilaian. (lampiran 2, 3, dan 4) 2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah: a) Ruang belajar ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa digunakan setiap hari. Kursi diatur sedemikian rupa, kursi diatur dengan per kelompok atau per individu. b) Media pembelajaran
commit to user
Alat peraga yang digunakan adalah berupa jenis-jenis magnet dan bahanbahan yang ada disekitar siswa yang telah disiapkan oleh guru untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
dilakukan percobaan /eksperimen dengan teman satu kelompok dengan guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan. 3) Peneliti dan guru mendiskusikan desain pembelajaran bilangan bulat dengan model pembelajaran Kuantum berdasarkan kerangka TANDUR.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi dengan guru menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan penggunaan media kartu bilangan. Peneliti disini bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer atau pengamat. Dalam kegiatan pembelajaran peneliti menggunakan model Pembelajaran Kuantum dengan kerangka TANDUR, penjelasannya adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan pertama Pada pertemuan I dilaksanakan pada hari selasa 1 Februari 2011 pada jam pertama dan kedua yaitu pukul 07.00-08.10 WIB.Materi yang diajarkan adalah mengenal bilangan bulat.Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kuantum.Media yang digunakan adalah termometer, mangkok, media karton garis bilangan. a) T (tumbuhkan) Kegiatan tumbuhkan sebagai apersepsi yang bertujuan menumbuhkan minat siswa pada awal pembelajaran dan memacu semangat dalam belajar. Kegiatan apersepsi yang dilaksanakan berupa kegiatan ringan tapi menyenangkan atau menarik. Kegiatan tumbuhkan dalam pertemuan kali ini adalah menyanyikan lagu “lima jari tanganku” dan menjawab pertanyaan apersepsi guru yaitu “apakah anak-anak pernah melihat air berubah menjadi es atau sebaliknya ? bagaimana suhu air tersebut?”. b) A (alami) Kegiatan ini untuk memberikan pengalaman belajar secara alami kapada siswa. Peneliti melaksanakan kegiatan berupa tanya jawab antara guru dan siswa sesuai pengalaman siswa tentang bilangan bulat. Pembelajaran commit to user secara alami dilakukan dengan percobaan menggunakan media
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
pembelajaran termometer sebagai aplikasi bilangan bulat pada kehidupan sehari-hari.Siswa berdiskusi mengukur suhu air panas dan es. c) N(namai) Kegiatan namai dalam pembelajaran ini adalah melakukan kegiatan yang membawa siswa pada pemahaman yang bermakna. Kegiatan yang dilakukan adalah berdiskusi dengan teman sebangku tentang hasil pengukuran air. Kemudian siswa menunjukkan letak bilangan bulat tersebut pada garis bilangan. d) D (demonstrasi) Kegiatan demonstrasi bertujuan menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan bahwa mereka bisa dalam suatu hal. Sesuai dengan tujuan pembelajaran siswa diberikan kegiatan mendemonstrasikan perubahan suhu air dengan media termometer. Guru dan peneliti menjadi fasilitator, yaitu menyediakan media yang menarik agar siswa lebih bersemangat dalam belajar. e) U (ulangi) Kegiatan ulangi sangat penting yaitu agar materi lebih diingat oleh siswa. Kegiatan pengulangan ini dilakukan dengan permainan. Dengan kegiatan ringan dan menyenangkan siswa dapat lebih bersemangat meneruskan pembelajaran.Dalam pertemuan kali ini siswa bermain “ayo tebak”.Siswa bersama-sama menyanyikan sebuah lagu.Kemudian sebuah mangkok berisi air diedarkan estafet.Setelah lagu selesai, anak yang terakhir memegang mangkok mengambil sebuah kartu dan menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kartu tersebut. f) R (rayakan) Perayaan
dalam
kegiatan
pembelajaran
dilakukan
sebagai
cara
menghargai perjuangan siswa serta memacu semangat belajar siswa. Hadiah dalam siklus ini berupa bintang. Guru memberikan hadiah kepada siswa yang aktif / dapat menjawab pertanyaan guru. 2) Pertemuan kedua commit to user Pada pertemuan I dilaksanakan pada hari rabu 2 Februari 2011 pada pukul 09.00-10.10 WIB.Materi yang diajarkan adalah mengurutkan bilangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
bulat dengan benar.Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kuantum.Media yang digunakan adalah termometer, wadah, kartu bilangan dan karton tanda “>” dan “<”. a) T(tumbuhkan) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, kemudian mengajukan pertanyaan pancingan yang mengarah pada materi pembelajaran. “Anak-anak, coba bandingkan antara es dengan air biasa, mana yang lebih?mana yang lebih panas? mana yang mempunyai suhu lebih tinggi? mana yang mempunyai suhu lebih rendah?” b) A(alami) Siswa memperoleh pengalaman nyata tentang bilangan bulat dengan melakukan pengukuran suhu air dan es. c) N(namai) Siswa menuliskan hasil pengukuran di papan tulis dan meletakkannya pada garis bilangan.Kemudian menentukan mana bilangan yang lebih kecil dan yang lebih besar. d) D(demonstrasi) Siswa melakukan percobaan pengukuran suhu air dan es. e) U(ulangi) Siswa mengulang materi yang telah dipelajari melalui permainan “ular naga”.Siswa bermain ular naga, kemudian siswa yang terbelakang menggambil kartu berisi pertanyaan dan menjawabnya.Pertanyaan tersebut berupa soal dari materi yang telah dipelajari. f) R(rayakan) Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dirayakan dengan pemberian hadiah kepada siswa yang aktif. 3) Pertemuan ketiga Pada pertemuan I dilaksanakan pada hari selasa 8 Februari 2011 pada pukul 09.00-10.10 WIB.Materi yang diajarkan adalah menjumlah bilangan bulat dengan benar.Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan commit to yang user digunakan adalah karton garis model pembelajaran kuantum.Media bilangan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
a) T(tumbuhkan) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, kemudian menyanyikan lagu yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Siswa menyanyikan lagu “kapal selam”. b) A(alami) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang pengalaman berenang atau menonton kapal selam di TV. Kemudian menghubungkan pengalaman siswa dengan materi bilangan bulat. c) N(namai) Siswa mendapat tugas diskusi yaitu menggambarkan posisi kapal selam. d) D(demonstrasi) Salah satu siswa mendemonstrasikan perubahan keadaan kapal selam di depan kelas. e) U(ulangi) Siswa mengulangi materi yang telah dipelajari dengan mengerjakan lembar kerja siswa I secara berkelompok dengan teman sebangkunya. f) R(rayakan) Siswa
mendapatkan
penguatan
/
penghargaan
dari
guru
atas
keberhasilannya mencapai tujuan pembelajaran.Hadiah yang diberikan berupa bintang. c. Observasi Pengamatan atau observasi dilakukan selama pembelajaran matematika berlangsung, yang meliputi aktivitas siswa dan aktivitas guru. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa pada ranah afektif dan psikomotorik.Selain itu juga ada lembar observasi kegiatan guru pada saat mengajar matematika.Lembar observasi ini diarahkan pada poin-poin pedoman yang telah dirumuskan oleh peneliti berkonsultasi dengan guru kelas.Pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi individu untuk memperoleh hasil belajar matematika ranah kognitif.Hasil pengamatan atau observasi selanjutnya digunakan sebagai dasar tahap refleksi siklus I. Hasil pengamatan dalam commit to user penelitian ini dinyatakan dalam bentuk persen (%), banyaknya presentase dihitung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
dari seluruh jumlah siswa kelas IV yaitu 36 siswa. Uraian observasi pada siklus I adalah sebagai berikut : 1) Kegiatan Guru (Lampiran 16) Hasil observasi kegiatan guru pada siklus I dapat dilihat dalam tabel 3, sebagai berikut : Tabel 3. Nilai Hasil Observasi Kegiatan Gurupada Siklus I Hasil Observasi Guru Nilai
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
Rata-rata
3,2
3,3
3,2
3,23
Dari tabel 3 yang telah diterangkan diatas, dapat disajikan dalam bentuk gambar 12 yaitu grafik nilai sebagai berikut : 3.35
3.3
Nilai
3.3 3.25
3.23 3.2
3.2
3.2 3.15 Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
Rata-rata
Pelaksanaan
Gambar 12. Grafik Nilai Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa nilai hasil observasi kegiatan guru pada pertemuan I sebesar 3,2; pertemuan II sebesar 3,3; dan pertemuan III sebesar 3,2. Dari ketiga nilai tersebut dapat didapat nilai rata-rata hasil observasi kegiatan guru sebesar 3,23dengan kriteria baik. 2) Hasil Belajar Ranah Kognitif (Lampiran 8) Hasil belajar matematika siswa pada ranah Kognitif siklus I dapat dilihat dalam tabel 4, sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Tabel 4. Hasil Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif Siklus I No Interval Frekuensi (f) Prosentase (%) 1
35 – 45
5
13,89
2
46 – 56
8
22,22
3
57 – 67
4
11,11
4
68 – 78
5
13,89
5
79 – 89
10
27,78
6
90 – 100
4
11.11
Nilai rata-rata kelas
68,3
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I siswa yang memperoleh nilai dalam interval 35 – 45 ada 5 siswa atau 13,89%. Siswa yang memperoleh nilai interval antara 46 – 56 ada 8 siswa atau 22,22%. Siswa yang memperoleh nilai interval 57 – 67 ada 4 siswa atau 11,11%. Siswa yang memperoleh nilai interval 68 – 78 ada 5 siswa atau 13,89%. Siswa yang memperoleh nilai 79 – 89 ada 10 siswa atau 27,78%. Siswa yang memperoleh nilai interval nilai 90 – 100 ada 4 atau 11,11%. Pada siklus I tejadi peningkatan nilai rata-rata yang sebelumnya 63,3 menjadi 68,3 dan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif ditunjukan dengan jumlah siswa yang mendapat nilai ≥60 (KKM) yang sebelumnya 22 siswa menjadi 24 siswa. Dari tabel tabel 4 yang telah diterangkan diatas, dapat disajikan dalam bentuk gambar 13 yaitu grafik nilai sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
Gambar 13. Grafik Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif Siswa pada Siklus I Dari tabel dan grafik di atas, dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar matematika ranah kognitif yang memperoleh nilai ≥60 (KKM) belum mencapai 75%, yaitu sebesar 66,67%. Oleh karena itu pembelajaran akan dilanjutkan pada siklus II mengenai pokok bahasan bilangan bulat dengan model pembelajaran kuantum. 3) Hasil Belajar ranah Afektif (Lampiran 9) Hasil belajar matematika siswa pada ranah Afektif siklus I dapat dilihat dalam tabel 5, sebagai berikut: Tabel 5.Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Siswa Ranah Afektif Siklus I No Interval Frekuensi (f) Prosentase (%) 1
50 – 56
3
8,33
2
57 – 63
5
13,89
3
64 – 70
10
27,78
4
71 – 77
15
41,67
5
78 – 84
3
8,33
Nilai rata-rata kelas
69,13
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan to user observasi pada siklus I siswacommit yang memperoleh nilai dalam interval 50 - 56 ada 3 siswa atau 8,33 %. Siswa yang memperoleh nilai interval antara 57 - 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
ada 5 siswa atau 13,89 %. Siswa yang memperoleh nilai interval 64 - 70 ada 10 siswa atau 27,78. Siswa yang memperoleh nilai interval 71 - 77 ada 15 siswa atau 41,67%. Siswa yang memperoleh nilai interval 78 – 84 ada 3. Nilai rata-rata Siklus I adalah 69,13 dan jumlah siswa yang mendapat nilai ≥60 sebanyak 32 siswa atau 88,89%. Dari tabel tabel 5 yang telah diterangkan diatas, dapat disajikan dalam bentuk gambar 14 yaitu grafik nilai sebagai berikut : 15
16 14
banyak siswa
12 Frekuensi
10 10 8 5
6 3
4
3
2 0 0 0
50 – 56
57 – 63
64 – 70
71 – 77
78 – 84
Interval nilai
Gambar 14. Grafik Hasil Belajar Matematika Ranah Afektif Siswa Siklus I Dengan demikian, dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar matematika ranah afektif yang memperoleh nilai ≥60 (KKM) telah mencapai 75%, yaitu sebesar 88,89%. 4) Hasil Belajar Ranah Psikomotorik (Lampiran 10) Hasil belajar matematika siswa pada ranah Psikomotorik siklus I dapat dilihat dalam tabel 6, sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
Tabel 6.Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Siswa Ranah Psikomotorik pada Siklus I Prosentase No Interval Frekuensi (f) (%) 1
50 – 56
2
5,55
2
57 – 63
6
16,67
3
64 – 70
17
47,22
4
71 – 77
7
19,44
5
78 – 84
4
11,11
Nilai rata-rata kelas
67,5
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan observasi pada siklus I siswa yang memperoleh nilai dalam interval 50 - 56 ada 2 siswa atau 5,55 %. Siswa yang memperoleh nilai interval antara 57 63 ada 6 siswa atau 16,67 %. Siswa yang memperoleh nilai interval 64 - 70 ada 17 siswa atau 47,22. Siswa yang memperoleh nilai interval 71 - 77 ada 7 siswa atau 19,44%. Siswa yang memperoleh nilai interval 78 – 84 ada 4 atau 11,11%. Nilai rata-rata Siklus I adalah 67,5 dan jumlah siswa yang mendapat nilai ≥60 sebanyak 29 siswa atau 80,5%. Dari tabel tabel 6 yang telah diterangkan diatas, dapat disajikan dalam bentuk gambar 15 yaitu grafik nilai sebagai berikut :
Gambar 15. Grafik Hasil Belajar Matematika Ranah Psikomotor Siswa Siklus I commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
Dengan demikian , dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar matematika ranah psikomotorik yang memperoleh nilai ≥60 (KKM) telah mencapai yaitu sebesar 80,5 %.
d. Refleksi Data yang diperoleh melalui pengamatan atau observasi dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi dengan cara mengumpulkan hasil belajar pertemuan 1, 2 dan 3 selanjutnya dibuat rata-rata, setelah dirata-rata kemudian dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Indikator kinerja siklus I yaitu dari aspek psikomotor siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 29 siswa atau 80,5%, dari aspek afektif perilaku berkarakter dan keterampilan sosial siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 32 siswa atau 88,89%, dari aspek kognitif siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 22 siswa atau 61,1%, dan hasil belajar matematika siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 19 siswa atau 65%. Adapun data yang diperoleh pada tabel 7: Tabel 7. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I Banyaknya siswa yang tuntas No 1 2 3 4
Aspek Kognitif Afektif Psikomotor Hasil belajar matematika
Pertemuan I 19 29 28
Pertemuan II 25 34 33
Pertemuan III 23 35 35
Ratarata 24 32 29
66,67 88,89 80,5
25
30
31
29
80,5
%
Dari tabel 7 di atas dapat diperjelas dengan grafik gambar 16 sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 40
34 35
35 29
Frekuensi
30
25
25 20
33
32
35
28
30 31 29
29 25
23 24
pertemuan I pertemuan II pertemuan III
19
rata-rata kelas
15 10 5 0 Kognitif
Afektif
Psikomotor
Hasil belajar matematika
Aspek yang Dinilai
Gambar 16. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Kelas IV Siklus I Berdasarkan gambar di atas dan indikator kinerja, dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Siswa yang dinyatakan tuntas dalam aspek kognitif sebanyak 24 siswa atau 66,67%, lebih rendah dari target capaian yang ditentukan. 2) Siswa yang dinyatakan tuntas dalam aspek afektif sebanyak 32 siswa atau 88,89%, sudah sesuai dengan target capaian yang ditentukan, bahkan lebih tinggi dari target capaian. 3) Siswa yang dinyatakan tuntas dalam aspek psikomotor sebanyak 29 siswa atau 80,5%, sudah sesuai dengan target capaian yang ditentukan, bahkan lebih tinggi dari target capaian. 4) Siswa yang dinyatakan tuntas dalam hasil belajar matematika sebanyak 29 siswa atau 80%. Dari hasil penelitian siklus I, maka peneliti mengulas secara cermat bahwa dilihat dari rata-rata nilai tiap aspek maupun nilai hasil belajar matematika yang diperoleh siswa dengan menggunakan model pembelajaran kuantum sudah cukup berhasil. Hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Pekunden. Namun, apabila dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan indikator kinerja masih terdapat satu commit to user aspek yang belum tuntas atau sesuai dengan target capaian yakni aspek kognitif ketuntasan 66,67% seharusnya 75%. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
diantaranya: (1) siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kuantum yang menuntut siswa untuk terus aktif mengikuti pembelajaran, (2) pengaturan waktu kurang sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sehingga dalam pembelajaran siklus I waktu yang digunakan melampaui batas selama 30 menit, maka dari itu pembelajaran matematika perlu dilanjutkan ke siklus II dengan berpedoman pada hasil refleksi siklus I.
Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan 3 pertemuan , yaitu pada tanggal 14 samapai dengan 26 Februari 2011. Alokasi waktu pada masing-masing pertemuan adalah 2 X 35 menit. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut : a. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa sudah ada peningkatan hasil belajar matematika pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa kelas IV SD Negeri Pekunden tetapi belum berhasil secara maksimal.Hal ini ditunjukan masih ada 14 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran matematika.Dari hasil tindakan siklus I, diadakan diskusi sekaligus konsultasi dengan dengan guru kelas IV untuk mencari alternative pemecahan agar dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Pekunden. Hal yang perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kuantum sebagai upaya untuk mengatasi kecukupan yang ada yaitu dengan menginformasikan kepada siswa waktu untuk menyelesaikan tugas, misal untuk melakukan percobaan siswa diberikan waktu 15 menit, mengerjakan tugas 10 menit, mengkoreksi tugas 5 menit, evaluasi individu 10 menit dll, sehingga siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik dan tidak ada kesempatan untuk bercanda dengan teman serta alokasi waktu pembelajaran dapat digunakan dengan tepat/pembelajaran tidak melebihi waktu yang dialokasikan. Guru dalam memberikan menjelaskan dan memberi to user petunjuk apabila siswa mengalamicommit kesulitan atau kehilangan konsentrasinya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD 2006 Kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kuantumsebagai berikut: 1) Memilih indikator yang belum dikuasai siswa 2) Menyusu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun 2 x petemuan. Masingmasing pertemuan 2 jam pelajaran atau sekitar 70 menit. Pada siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 12 dan 17 Februari 2011. Perencanaan RPP mencakup penentuan: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, langkah-langkah / sekenario pembelajaran, media, metode dan sumber pembelajaran serta sistem penilaian. (lampiran 5-7). 3) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah: a) Ruang belajar Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa digunakan setiap hari.Kursi diatur sedemikian rupa, kursi diatur dengan per kelompok atau per individu. b) Media pembelajaran Alat peraga yang digunakan adalah berupa magnet batang, batu baterai, kawat tembaga, paku, serbuk besi dan bahan-bahan yang ada disekitar siswa yang telah disiapkan oleh guru untuk dilakukan percobaan /eksperimen dengan teman satu kelompok dengan guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan.
b. Pelaksanaan Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kuantum dengan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya.Siklus II dilaksanakan 3 kali pertemuan.Peneliti disini masih bertindak sebagai pengajar dan guru commit to user sebagai pengamat.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
1) Pertemuan pertama Pada pertemuan I dilaksanakan pada hari sabtu 12 Februari 2011 pada jam pertama dan kedua yaitu pukul 07.00-08.10 WIB.Materi yang diajarkan adalah pengurangan bilangan bulat.Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kuantum.Media yang digunakan adalah karton garis bilangan dan nomograf. a) T(tumbuhkan) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, kemudian menyanyikan lagu yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Siswa menyanyikan lagu “lima jari tanganku”.Apersepsi guru “anak-anak, apakah kalian mendapat uang saku setiap hari?Dibelanjakan untuk apa saja oleh kalian?” b) A(alami) Guru dan siswa bertanya jawab tentang contoh penerapan bilangan bulat pada kehidupan sehari-hari. c) N(namai) Siswa maju kedepan dan menuliskan kalimat matematika dari sebuah contoh penerapan bilangan bulat. d) D(demonstrasi) Siswa mendemonstrasikan perubahan jarak kapal selam pada garis bilangan.Selain itu siswa juga maju mengerjakan soal kemudian mendemonstrasikan operasi hitung dengan alat peraga nomograf. e) U(ulangi) Siswa bermain lempar dadu. Guru meminta satu siswa untuk memilih satu bilangan (boleh positif / negatif). Bilangan yang telah dipilih siswa nanti akan dikurangkan dengan bilangan yang muncul saat lempar dadu. Siswa bernyanyi bersama kemudian sebuah dadu dengan wadahnya berjalan estafet dari siswa satu ke siswa lainnya.Bila lagu berhenti
siswa
yang terakhir memegang dadu, melemparkan
dadu.Kemudian bilangan yang muncul dikurangkan dengan bilangan commit to user yang tadi telah dipilih siswa.Siswa yang berhasil menjawab mendapat hadiah.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
f) R(rayakan) Siswa yang paling aktif / berhasil menjawab soal dalam permainan mendapatkan hadiah berupa bintang. 2) Pertemuan Kedua Pada pertemuan I dilaksanakan pada hari rabu 9 Februari 2011 pada jam pertama dan kedua yaitu pukul 07.00-08.10 WIB.Materi yang diajarkan adalah pengurangan bilangan bulat.Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kuantum.Media yang digunakan adalah karton garis bilangan dan manik-manik muatan. a) T(tumbuhkan) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, kemudian menyanyikan lagu yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Siswa menyanyikan lagu “kapal selam”. Apersepsi guru “anak-anak apakah kalian pernah menyelam ?”. b) A(alami) Guru dan siswa bertanya jawab tentang pengalaman menyelam atau berenang. Guru dan siswa bertanya jawab tentang pengalaman lain yang berkaitan dengan penerapan operasi pengurangan pada bilangan bulat. c) N(namai) Siswa maju ke depan dan menuliskan kalimat matematika dari sebuah contoh penerapan bilangan bulat. d) D(demonstrasi) Siswa maju mengerjakan soal kemudian mendemonstrasikan operasi hitung dengan media manik-manik muatan dan garis bilangan. e) U(ulangi) Siswa bermain ”guru berkata” dengan kartu bilangan. Guru memberi perintah siswa untuk memegang salah satu anggota tubuh. Siswa yang salah menjalankan perintah, maju ke depan mengambil kartu berisi soal kemudian dikerjakan. commit to user f) R(rayakan)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
Siswa mendapatkan penguatan / penghargaan dari guru atas keberhasilannya mencapai tujuan pembelajaran.Hadiah yang diberikan berupa bintang. 3) Pertemuan ketiga Pada pertemuan I dilaksanakan pada hari sabtu 12 Februari 2011 pada jam pertama dan kedua yaitu pukul 09.00-10.10 WIB.Materi yang diajarkan adalah operasi campur bilangan bulat.Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kuantum.Media yang digunakan adalah karton garis bilangan dan manik-manik muatan. a) T(tumbuhkan) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, kemudian menyanyikan lagu yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Siswa menyanyikan lagu “kapal selam”. Apersepsi guru “anak-anak apakah kalian pernah menyelam ?”. b) A(alami) Guru dan siswa bertanya jawab tentang pengalaman menyelam atau berenang. Guru dan siswa bertanya jawab tentang pengalaman lain yang berkaitan dengan penerapan operasi pengurangan pada bilangan bulat. c)
N(namai) Siswa maju ke depan dan menuliskan kalimat matematika dari sebuah contoh penerapan bilangan bulat.
d) D(demonstrasi) Siswa maju mengerjakan soal kemudian mendemonstrasikan operasi hitung dengan media manik-manik muatan dan garis bilangan. e)
U(ulangi) Siswa bermain ”guru berkata” dengan kartu bilangan. Guru memberi perintah siswa untuk memegang salah satu anggota tubuh. Siswa yang salah menjalankan perintah, maju ke depan mengambil kartu berisi soal kemudian dikerjakan.
f)
R(rayakan)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
Siswa
mendapatkan
penguatan
/
penghargaan
dari
guru
atas
keberhasilannya mencapai tujuan pembelajaran.Hadiah yang diberikan berupa bintang. c.
Observasi Pengamatan atau observasi di siklus II ini dilakukan dengan teknik dan
pedoman yang sama dengan pengamatan atau observasi pada siklus I, yang meliputiaktivitas guru dan siswa. Observasi dilakukan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa pada ranah afektif dan psikomotorik.Selain itu juga ada lembar observasi kegiatan guru pada saat mengajar matematika, lembar observasi ini diarahkan pada poin-poin pedoman yang telah dirumuskan oleh peneliti berkonsultasi dengan guru kelas.Observasi hasil belajar dilakukan ditiap akhir pertemuan atau pembelajaran matematika. Hasil pengamatan atau observasi selanjutnya digunakan sebagai dasar tahap refleksi siklus II. Hasil pengamatan dalam penelitian ini dinyatakan dalam bentuk persen (%), banyaknya presentase dihitung dari seluruh jumlah siswa kelas IV yaitu 36siswa. Uraian observasi pada siklus II adalah sebagai berikut : 1) Kegiatan Guru (Lampiran 17) Hasil observasi kegiatan guru pada siklus I dapat dilihat dalam tabel 8, sebagai berikut : Tabel 8. Nilai Hasil Observasi Kegiatan Gurupada Siklus II Hasil Pertemuan Pertemuan Pertemuan Observasi Rata-rata I II III Guru Nilai 3,47 3,52 3,5 3,5 Dari tabel 8 yang telah diterangkan diatas, dapat disajikan dalam bentuk gambar 17 yaitu grafik nilai sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 3.53
3.52
3.52 3.51
3.5
3.5
Pertemuan III
Rata-rata
Nilai
3.5 3.49 3.48
3.47
3.47 3.46 3.45 3.44 Pertemuan I
Pertemuan II
Pelaksanaan Gambar 17. Grafik Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus I Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa nilai hasil observasi kegiatan guru pada siklus II pertemuan I sebesar 3,47; pertemuan II sebesar 3,52; dan pertemuan III sebesar 3,5. Dari ketiga nilai tersebut dapat didapat nilai rata-rata hasil observasi kegiatan guru sebesar 3,5dengan kriteria amat baik. 2) Hasil Belajar Ranah Kognitif (Lampiran 11) Hasil belajar matematika siswa pada ranah Kognitif siklus II dapat dilihat dalam tabel 9, sebagai berikut: Tabel 9.Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif Siswa pada Siklus II No Interval Frekuensi (f) Prosentase (%) 1
46 - 56
3
8,33
2
57 - 67
5
13,89
3
68 - 78
8
22,22
4
79 - 89
11
30,55
5
90 - 100
9
25
Nilai rata-rata kelas
78,89
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan commit to user pada siklus II. Siswa yang memperoleh nilai interval antara 46 – 56 ada 3 siswa atau 8,33%. Siswa yang memperoleh nilai interval 57 – 67 ada 5 siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
atau 13,89%. Siswa yang memperoleh nilai interval 68 – 78 ada 8 siswa atau 22,22%. Siswa yang memperoleh nilai 79 – 89 ada 11 siswa atau 30,55%. Siswa yang memperoleh nilai interval nilai 90 – 100 ada 9 atau 25%. Pada siklus I terjadi peningkatan nilai rata-rata yang sebelumnya 68,3 menjadi 78,89. Peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif ditunjukan dari 36 siswayang mendapat nilai ≥60 (KKM) yang sebelumnya 24 siswa menjadi 32 siswa. Dari tabel tabel 9 yang telah diterangkan diatas, dapat disajikan dalam bentuk gambar 18 yaitu grafik nilai sebagai berikut :
Gambar 18. Grafik Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif pada Siklus II Dengan demikian , dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar matematika ranah kognitif yang memperoleh nilai ≥60 (KKM) telah mencapai yaitu sebesar 88,89 %. Jadi model pembelajaran kuantum telah berhasil. 3) Hasil belajar ranah psikomotor (Lampiran 13) Hasil belajar matematika siswa pada ranah psikomotor siklus II dapat dilihat dalam tabel 10, sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Ranah Psikomotor pada Siklus II No Interval Frekuensi (f) Prosentase (%) 1
55 – 60
3
8,33
2
61 – 66
3
8,33
3
67 – 72
12
33,33
4
73 – 79
12
33,33
5
80 - 85
6
16,67
Nilai rata-rata kelas
71, 02
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II. Siswa yang memperoleh nilai interval antara 55 - 60 ada 3 siswa atau 8,33%. Siswa yang memperoleh nilai interval 61 - 66 ada 3 siswa atau 8,33%. Siswa yang memperoleh nilai interval 67 - 72 ada 12 siswa atau 33,33%. Siswa yang memperoleh nilai 73 - 78 ada 12 siswa atau 33,33%. Siswa yang memperoleh nilai interval nilai 90 – 100 ada 6 atau 16,67%. Pada siklus I terjadi peningkatan nilai rata-rata yang sebelumnya 67,59 menjadi 71,02. Peningkatan hasil belajar siswa pada ranah psikomotor ditunjukan dari 36 siswa yang mendapat nilai ≥60 (KKM) yang sebelumnya 29 siswa menjadi 32 siswa. Dari tabel tabel 10 yang telah diterangkan diatas, dapat disajikan dalam bentuk gambar 19 yaitu grafik nilai sebagai berikut :
commit to user Gambar 19. Grafik Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Ranah Psikomotor
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar matematika ranah psikomotor yang memperoleh nilai ≥60 (KKM) telah mencapai yaitu sebesar 88,89 %. Jadi model pembelajaran kuantum telah berhasil. 4) Hasil belajar ranah afektif (lampiran 12) Hasil belajar matematika siswa pada ranah afektif siklus II dapat dilihat dalam tabel 11, sebagai berikut: Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Ranah Afektif pada Siklus II No Interval Frekuensi (f) Prosentase (%) 1
55 – 60
2
5,55
2
61 – 66
2
5,55
3
67 – 72
13
36,11
4
73 – 79
10
27,78
5
80 - 85
9
25
Nilai rata-rata kelas
71,76
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II. Siswa yang memperoleh nilai interval antara 55 - 60 ada 2 siswa atau 5,55%. Siswa yang memperoleh nilai interval 61 - 66 ada 2 siswa atau 5,55%. Siswa yang memperoleh nilai interval 67 - 72 ada 13 siswa atau 36,11%. Siswa yang memperoleh nilai 73 - 78 ada 10 siswa atau 27,78%. Siswa yang memperoleh nilai interval nilai 90 – 100 ada 9 atau 25%. Pada siklus I terjadi peningkatan nilai rata-rata yang sebelumnya 69,16 menjadi 71,76. Peningkatan hasil belajar siswa pada ranah afektif ditunjukan dari 36 siswa yang mendapat nilai ≥60 (KKM) yang sebelumnya 32 siswa menjadi 34 siswa. Dari tabel tabel 11yang telah diterangkan diatas, dapat disajikan dalam bentuk gambar 20 yaitu grafik nilai sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
Gambar 20. Grafik Hasil Belajar Matematika Ranah Afektif pada siklus II Dengan demikian, dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar matematika ranah afektif yang memperoleh nilai ≥60 (KKM) telah mencapai yaitu sebesar 94,44 %. Jadi model pembelajaran kuantum telah berhasil. d. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti
melakukan refleksi
dengan cara
mengumpulkan hasil belajar pertemuan 1, 2 dan 3 selanjutnya dibuat rata-rata, setelah dirata-rata kemudian dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Indikator kinerja siklus II yaitu dari aspek kognitifsiswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 29siswa atau 80%, dari aspek afektif siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 29siswa atau 80%, dari aspek psikomotorsiswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 29siswa atau 80%, dan hasil belajar matematikasiswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 29siswa atau 80%. Adapun data yang diperoleh adalah pada tabel 12 sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
Tabel 12. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar MatematikaSiswa Kelas IV Siklus II Banyaknya siswa yang tuntas No 1 2 3 4
Aspek Kognitif Afektif Psikomotor Hasil belajar matematika
Pertemuan I 25 34 31
Pertemuan II 35 35 32
Pertemuan III 35 36 32
Ratarata 32 34 32
88,89 94,4 88,89
30
34
34
33
91,67
%
Dari tabel 12 di atas dapat diperjelas dengan gambar 21, berikut ini: 40 35 35 35
32
36 34 35 34
35 35 31 32 32 32
33
30
Siswa yang tuntas
30 25 25
pertemuan I
20
pertemuan II
15
pertemuan III
10
rata-rata
5 0 Kognitif
Afektif
Psikomotor
Hasil belajar matematika
Aspek yang dinilai
Gambar 21. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Siklus II Berdasarkan gambar di atas dan indikator kinerja, dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Siswa yang dinyatakan tuntas dalam aspek kognitif sebanyak 32siswa atau 88,89%, dinyatakan tuntas dan target capaian yang ditentukan telah tercapai. 2) Siswa yang dinyatakan tuntas dalam aspek afektif sebanyak 34 siswa atau 94,4% dinyatakan tuntas dan target capaian indikator siklus II sudah tercapai. commitaspek to user 3) Siswa yang dinyatakan tuntas dalam psikomotor sebanyak 32 siswa atau 88,89% dinyatakan tuntas dan target capaian indikator siklus II sudah tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
4) Siswa yang dinyatakan tuntas dalam hasil belajar matematika sebanyak 33 siswa atau 91,67% sudah sesuai dengan target yang ditentukan. Berdasarkan hasil refleksi siklus II dan melihat hasil belajar matematika yang diperoleh masing-masing pertemuan, maka pembelajaran matematika kelas IV dengan menggunakan model pembelajaran kuantum pada siklus II sudah berhasil karena sudah mencapai target pencapaian atau sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditentukan sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan hasil belajar matematikasiswa SD Negeri Pekunden Kutowinangun Kebumen tahun pelajaran 2010/2011.
D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian 1.
Temuan Hasil Observasi Kegiatan Guru
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang telah diperoleh, dapat ditemukan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran model pembelajaran kuantum pada kegiatan guru. Adapun temuan dari peningkatan kegiatan guru kelas IV SD Negeri Pekunden dalam proses pembelajaran model pembelajaran kuantum antara lain : a. Persiapan guru dalam memulai kegiatan pembelajaran lebih tinggi dari pembelajaran sebelum tindakan dilaksanakan. b. Kemampuan guru dalam mengelola kelas semakin lebih meningkat. c. Guru semakin terampil dalam mengelola waktu pembelajaran. d. Guru menjadi lebih cermat dalam memberikan apersepsi. e. Guru menyampaikan materi menjadi lebih mudah. f. Kemampuan guru dalam memancing pertanyaan siswa menjadi lebih meningkat. g. Kemampuan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif menjadi lebih terlatih. h. Perhatian guru terhadap siswa menjadi semakin lebih meningkat. i. Guru lebih mudah dalam mengembangkan aplikasi. commit to user j. Guru menjadi lebih trampil dalam menutup pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
Berdasarkan hasil observasi (lampiran 16 dan 17).peningkatan kualitas pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kuantumdapat dilihat dari tabel 13 dibawah ini: Tabel 13. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Observasi Guru Kelas IV SD Negeri Pekunden pada Siklus I dan Siklus II Hasil Observasi Guru Siklus I Siklus II Pertemuan I
3,2
3,47
Pertemuan II
3,3
3,52
Pertemuan III
3,2
3,5
Rata-rata
3,23
3,5
Berdasarkan tabel 13 dapat diketahui bahwa hasil observasi guru mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata hasil observasi guru pada siklus I adalah 3,23 dengan kriteria baik dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 3,5 dengan kriteria sangat baik. Peningkatan tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran kuantum dapat membantu meningkatkan kualitas proses pembelajaran terhadap guru. Hal ini dapat direfleksikan bahwa dengan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan proses pembelajaran. Peningkatan nilai rata-rata hasil observasi gurukelas V SD Negeri Pekunden pada siklus I dan II dengan model pembelajaran dapat disajikan pada gambar 22 berikut : 4 3.5
3.2
3.47
3.3
3.52
3.5 3.2
3.23
3.5
siklus I siklus II
3 Nilai
2.5 2 1.5 1 0.5 0 I
II
III
rata-rata
Pertemuan
commit to user Gambar 22.Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Guru Kelas IV SD Negeri Pekunden Siklus I dan Siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
2. Temuan Hasil Observasi Hasil Belajar Matematika Ranah Afektif Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kuantum maka hasil belajar matematika ranah afektif siswa kelas IV SD Negeri Pekunden juga meningkat.Peningkatan terlihat dari hasil observasi ranah afektif siswapada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan II. Hal ini dapat dilihat di tabel 14 berikut ini : Tabel 14. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siswa pada Siklus I dan Siklus II No Tindakan Pembelajaran Matematika 1
Nilai rata-rata
Siklus I
Siklus II
69,16
71,76
Berdasarkan tabel 14 dikeahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar matematika ranah afektif mengalami peningkatan.Pada siklus I nilai rata-ratanya menjadi 69,16. Pada akir pelaksanaan siklus II nilai rata-rata hasil belajar matematika ranah afektif adalah 71,76. Peningkatan tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran kuantum dapat membantu meningkatkan hasil belajar matematika ranah afektif. Secara garis besar perbandingan siswa yang mencapai ketuntasan belajar ranah afektif pada pada kondisi awal sebelum tindakan, siklus I dan siklus II ditunjukan dalam tabel 15 berikut : Tabel 15. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Pekunden Ranah Afektif pada Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II No Ketuntasan Jumlah % Jumlah % 1
Tuntas
32
88,89
34
94,44
2
Tidak Tuntas
4
11,11
2
6,66
Berdasarkan tabel 15 terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar matematika pada ranah afektif siswa kelastoIV SD Negeri Pekunden. Pada siklus I commit user yaitu sebanyak 32 siswa atau 88,89% tuntas. Pada siklus II menjadi 34 siswa 94,44% telah tuntas. Data dari tabel rekapitulasi ketuntasan belajar siswa kelas IV
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
SD Negeri Pekunden ranah afektif pada siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam bentuk gambar 23 berikut ini : 100 90
94.4 88.89 tuntas
80 tidak tuntas
Frekuensi
70 60 50 40 30 20
11.11
6.66
10 0 siklus 1
siklus 2 Pelaksaan
Gambar 23. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Pekunden Ranah Afektif Siklus I dan Siklus II 3. Temuan Hasil Observasi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kuantum maka hasil belajar matematika ranah psikomotorik siswa kelas IV SD Negeri Pekunden juga meningkat.Peningkatan terlihat dari hasil observasi ranah psikomotorik siswapada kondisi tindakan siklus I dan II. Hal ini dapat dilihat di tabel 16 berikut ini : Tabel 16. Nilai Rata-rata Matematika Ranah Psikomotorik pada Siklus I dan Siklus II No Tindakan Pembelajaran Matematika 1
Nilai rata-rata
Siklus I 67,59
Siklus II 71,02
Berdasarkan tabel 16 dikeahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar commit to user matematika ranah psikomotorik mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut yaitu pada siklus I nilai rata-ratanya menjadi 67,59. Pada akir pelaksanaan siklus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
II nilai rata-rata hasil belajar matematika ranah psikomotorik adalah 71,02.Peningkatan tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran kuantum dapat membantu meningkatkan hasil belajar matematika ranah psikomotorik. Secara garis besar perbandingan siswa yang mencapai ketuntasan belajar ranah psikomotorik tindakan, siklus I dan siklus II ditunjukan dalam tabel 17berikut : Tabel 17.Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Pekunden Ranah Psikomotorik pada Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II No Ketuntasan Jumlah % Jumlah % 1
Tuntas
29
80,5
32
88,89
2
Tidak Tuntas
7
19,5
4
11,11
Berdasarkan tabel 17 terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar matematika pada ranah psikomotorik siswa kelas IV SD Negeri Pekunden yaitu pada siklus I mengalami peningkatan yaitu sebanyak 29 siswa atau 80,8% tuntas. Pada siklus II menjadi 32 siswa 88,89% telah tuntas. Data dari tabel rekapitulasi ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Negeri Pekunden ranah psikomotorik pada siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam bentuk gambar 25berikut : 100 90
88.89 80.5
80
Tuntas
Frekuensi
70
Tidak tuntas
60 50 40 30
19.5
20
11.11
10 0 siklus I
siklus II Pelaksanaan
commit to user Gambar 25. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Pekunden Ranah Psikomotorik Siklus I dan Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
4. Temuan Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kuantum maka hasil belajar matematika ranah kognitif siswa kelas IV SD Negeri Pekunden juga meningkat.Peningkatan terlihat dari hasil observasi ranah kognitif siswapada saat sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan II. Hal ini dapat dilihat di tabel 18 berikut ini : Tabel 18. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Kondisi Awal Siklus I dan Siklus II No Tindakan Pembelajaran Matematika 1
Nilai rata-rata
Siklus I
Siklus II
68,3
78,89
Berdasarkan tabel 18 diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar matematika ranah kognitif mengalami peningkatan.Peningkatan tersebut yaitu pada siklus I nilai rata-ratanya 68,3 pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar matematika ranah kognitif adalah 78,89. Peningkatan tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran kuantum dapat membantu meningkatkan hasil belajar matematika ranah kognitif. Secara garis besar perbandingan siswa yang mencapai ketuntasan belajar ranah kognitif pada kondisi awal sebelum tindakan, siklus I dan siklus II ditunjukan dalam tabel 19berikut : Tabel 19. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II No Ketuntasan Jumlah % Jumlah % 1
Tuntas
24
66,67
32
88,89
2
Tidak Tuntas
12
34,4
4
11,11
Data dari tabel 19 rekapitulasi ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Negeri Pekunden ranah kognitif pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat to user : disajikan dalam bentuk gambar 25commit grafik berikut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 90
80.5
Tuntas
80 70
66.67
Tidak tuntas
61.11
Banyak siswa
60 50 38.89
40
34.4
30 19.5
20 10 0 kondisi awal
siklus I
siklus II
Pelaksanaan
Gambar 25.Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Pekunden Ranah Kognitif pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan tabel 19 terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar matematika pada ranah kognitif siswa kelas IV SD Negeri Pekunden yaitu pada kondisi awal sebelum tindakan sebanyak 22 siswa atau 61,11% tuntas. Pada siklus I sebanyak 24 siswa atau 64,4% tuntas. Pada siklus II menjadi 29 siswa 80,5% telah tuntas.
5. Hasil Belajar Matematika dan Prosentase Ketuntasan Klasikal Dengan melihat hasil penelitian di atas, dapat dijelaskan perhitungan ratarata nilai hasil belajar matematika dan ketuntasan belajar matematikasiswa kelas IV SD Negeri Pekunden Kutowinangun Kebumen. Peningkatan terlihat dari sebelum tindakan dan setelah tindakan yaitu siklus I dan siklus II yang masingmasing terdiri dari 3 pertemuan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 20 berikut: Tabel 20. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Belajar Matematika dan Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II Kriteria Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Prosentase (%) Ketuntas Matematika an Kondisi Kondisi Siklus Minimal Siklus commit I Siklus II Siklus I to user awal awal II (KKM) 60
63,3
68,3
73,89
61,1
80.5
91,67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
Data dari tabel 20 rekapitulasi nilai rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Negeri Pekunden pada kondisi awal, siklus I dan siklus
Nilai/Prosentase
II dapat disajikan dalam bentuk gambar 26berikut : 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
91.67 80.5 63.3
61.1
kondisi awal
68.8
siklus I
73.89
nilai rata-rata prosentase
siklus II
Pelaksanaan Gambar 26. Grafik Nilai Rata-rata Hasil Belajar Matematika dan Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan tabel dan grafik di atas terlihat adanya peningkatan hasil belajar dan prosentase ketuntasan klasikal siswa kelas IV SD Negeri Pekunden yaitu pada kondisi awal sebelum tindakan sebesar 63,3dan 61,11% tuntas. Pada siklus I 68,8 dan 80,5%. Pada siklus II menjadi 73,89 dan 91,67%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Pekunden Kutowinangun Kebumen yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kuantum. Hal ini terjadi karena penggunaan model pembelajaran kuantum dapat menjadikan pembelajaran matematika menjadi bermakna sehingga hasil belajar siswa meningkat. Jadi penggunaan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Pekunden Kutowinangun Kebumen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Penerapan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Pekunden Kutowinangun Kebumen tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa 63,3 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 61,1%, siklus I nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa 68,3 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 80,5% dan siklus II nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa 73,9 dengan presentase ketuntasan
klasikal
menggunakan
model
sebesar
91,67%.
pembelajaran
Penerapan
kuantum
dapat
pembelajaran dilaksanakan
dengan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di kelas IV sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Kualitas proses pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Pekunden. Peningkatan kualitas proses pembelajaran matematika tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata kegiatan guru
dalam proses
pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kuantum, yaitu: nilai ratarata kegiatan guru pada siklus I nilainya 3,2 dengan kriteria baik dan meningkat pada siklus II nilainya menjadi 3,5 dengan kriteria sangat baik. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Pekunden. B. Implikasi Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kuantum dalam pembelajaran matematika kelas IV. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus, dimana model siklus yang digunakan terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2011 sampai dengan 12 Februari commit to user 2011 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2011sampai dengan 26 Februari 2011. Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus perlu
adanya
perencanaan
dengan
memperhatikan
keberhasilan
siklus
sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini berdasar pada analisis perkembangan dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan dari analisis perkembangan peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus II. Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa penerapan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN Pekunden Kutowinangun Kebumen. Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV, hal itu dapat ditinjau dari hal-hal berikut. Dalam pembelajaran peranan guru harus lebih banyak membimbing peserta didik. Guru harus dapat memulai pembelajaran dengan memperoleh perhatian penuh dari siswa, kemudian menyampaikan tujuan, memberikan pengalaman belajar yang alami kepada siswa, mengingatkan materi yang telah dipelajari, memberikan stimulus,
memberikan umpan balik, serta mamberi
kesempatan siswa untuk menunjukkan kemampuannya. Sehingga, dalam pembelajaran matematika memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, proses pembelajaran lebih menarik dan lebih interaktif, dan sikap belajar siswa dapat ditingkatkan. Di dalam proses pembelajaran, pemberian motivasi pada siswa juga sangat penting. Motivasi diberikan agar siswa dapat belajar dengan baik sehingga siswa mempunyai keinginan untuk berpikir, memusatkan perhatian, dan melaksanakan kegiatan yang menunjang dalam proses pembelajaran. Motivasi dapat ditanamkan pada diri siswa dengan memberikan latihan-latihan, commit to user memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan memberikan penghargaan terhadap keberhasilan siswa dalam melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
kegiatan pembelajaran. Pentingnya penerapan model pembelajaran kuantum dalam pembelajaran matematika terbukti dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga terjalin hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru. Prosentase hasil belajar matematika siswa setelah menggunakan model pembelajaran kuantum meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai rata-rata tiap siklus pada aspek psikomotor, aspek afektif dan aspek kognitif siswa. Dengan adanya peningkatan ini kondisi kelas menjadi lebih kondusif dan pada akhirnya hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Pekunden Kutowinangun Kebumen meningkat. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan model dan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai oleh siswa SDN Pekunden Kutowinangun Kebumen. Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adanya kendala yang dihadapi dalam pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran kuantum harus di atasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu ketiga aspek hasil belajar harus diperhatikan sehingga mendukung keberhasilan pembelajaran, khususnya matematika. C. Saran Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain: 1. Bagi Sekolah Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan commit to user mengadakan pelatihan bagi guru khususnya tentang model pembelajaran kuantum
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
agar dapat memberikan pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan. 2. Bagi Guru a) Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih kondusif dan bermakna. b) Dalam penyampaian materi guru hendaknya menggunakan media pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat memberikan kemudahan terhadap siswa untuk lebih memahami materi pembelajaran dan mampu memberikan pengalaman yang berbeda dan bervariasi. 3. Bagi Siswa Siswa harus lebih mengembangkan inisiatif, kreatif, aktif, motivasi belajar dan meningkatkan keberanian menyampaikan gagasan dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan hasil belajar. Mengingat penilaian hasil belajar meliputi aspek psikomotor, aspek afektif, dan aspek kognitif. 4. Bagi Peneliti Lain Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajan kuantum guna melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan hasil belajar matematika yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
DAFTAR PUSTAKA Abin Syamsuddin Makmun.2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Bambang Warsita. 2007. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta. Rineka Cipta. Darhim. 1991. Pendidikan Matematika 2. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi De Porter, Bobbi, dan Hernacki, Mike. 2002. Quantum Learning. Diterjemahkan oleh Alwiyah Adurrahman. Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka. De Porter, Bobbi; Reardon Mark; Singer Sarah dan Nourie. 2005. Quantum Teaching. Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka. Dimyati; Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Isjoni dan Arif Ismail. 2008. Model-model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Milles dan Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia press Mulyasa. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mulyono Abdurrahman. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Mulyono Abdurrahman. 2003. Pelayanan dan Model Pembelajaran Anak Berkesulitan Bealjar. Jakarta: Rineka Cipta. Nabisi Lapono, dkk. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
commit to user Nana Sudjana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Sinar Baru Algensindo.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
Nyimas Aisyah. 2008. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta. Dirjen Dikti Dekdiknas. Ruseffendi. 1992. Pendidikan Matematika 3. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Rusyan, Tubrani; Kusdinar Atang; Arifin Zinal. 1989. Pendekatan Dalam proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Karya. Sugianto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : FKIP UNS Surakarta. Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Suwandi Sarwiji.2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta : FKIP UNS Surakarta. Winkel,W.S. 2005. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : PT Media Abadi. __________. 2006. Silabus KTSP. Jakarta. Dirjen Dikti Dekdiknas (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran, diunduh 5 Januari 2011) (http://instructionaltheorycourse.blogspot.com/2009/02/1-introduction_18.html, diunduh 5 Januari 2011) (www.tandf.co.uk/.../0020739x.asp/Journal+International+of+mathematical+Ed ucation+in+science+and+technology, diunduh5 Januari 2011) (www.tandf.co.uk/.../0020739x.asp, diunduh 15 Januari 2011) (http//mulyono,staff.UNS.ac.id/2009/02/10/bilangan, diunduh 5 januari 2010) http://www.scribd.com/doc/49281044/Hubungan-manusia, 5 Januari 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
Lampiran 1 Nilai Ulangan Harian Matematika Kelas IV SD Negeri Pekunden Kriterian ketuntasan Minimal (KKM) = 65
1
No absen 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
No
Nilai 80 80 75 65 55 60 75 60 65 35 70 70 40 95 70 70 95 90 35 70 55 95 40 95 45 60 45 90 65 55
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas commit to user Tidak tuntas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
31 32 33 34 35 36
31 32 33 34 35 36 Rata-rata
50 65 50 30 40 45 63,3
Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
Lampiran 2 SIKLUS I PERTEMUAN KE-I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SDN 1 Pekunden
Mata pelajaran
: Matematika
Kelas / semester
: IV (empat)/ II (dua)
Alokasi waktu
:2 x 35 menit
A. Standar kompetensi Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat B. Kompetensi dasar Mengurutkan bilangan bulat C. Indikator 1. Kognitif Proses a. Menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan. b. Membilang dan menulis lambang bilangan bulat. Produk c. Menunjukkan penerapan bilangan negatif dalam masalah sehari-hari. d. Memberi contoh bilangan bulat positif dan negatif. 2. Afektif a. Bertanya b. Menyumbangkan ide atau pendapat c. Menjadi pendengar yang baik d. Bekerja sama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
e. Tanggung jawab 3. Psikomotor a. Melakukan percobaan sesuai prosedur b. Mencatat materi dengan baik dan sistematis c. Kedisiplinan menyiapkan alat-alat d. Kecepatan mengerjakan tugas e. Keaktifan dalam pembelajaran D. Tujuan pembelajaran 1. Melalui tanya jawab tentang bilangan peserta didik dapat menunjukkan penerapan bilangan negatif dalam masalah sehari-hari dengan benar. 2. Melalui penugasan tentang bilangan bulat peserta didik dapat membilang lambang bilangan bulat dengan benar. 3. Melalui penugasan tentang bilangan bulat peserta didik dapat menulis lambang bilangan bulat dengan benar. 4. Melalui penugasan tentang bilangan bulat peserta didik dapat memberi contoh bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dengan benar. 5. Melalui demonstrasi tentang bilangan bulat peserta didik dapat menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan dengan tepat. 6. Melalui pembelajaran yang aktif siswa dapat meningkatkan keterampilan sosial dan tanggung jawab sebagai siswa. 7. Melalui pembelajaran yang aktif siswa dapat aktif bertanya dan menjawab pertanyaan E. Dampak Pengiring Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan peserta didik mampu menerapkan bilangan bulat dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari. F. Materi Ajar 1. Mengenal Bilangan Bulat Positif dan Negatif Bilangan-bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, … disebut bilangan cacah, sedangkan 1, 2, 3, 4, 5, … disebut bilangan asli. Jadi, bilangan cacah adalah gabungan dari bilangan nol dan bilangan commit asli.Adakah to userlawan bilangan asli?Bagaimana
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
melambangkannya?Bilangan nol, bilangan asli, dan lawan bilangan asli disebut bilangan bulat.Perhatikan garis bilangan bulat di bawah ini.
2. Membaca dan Menulis Lambang Bilangan Bulat Setelah mengenal bilangan bulat positif maupun bilangan bulat negatif, bagaimana cara membaca dan menuliskan bilanganbilangan tersebut? Mari kita pelajari. Bilangan asli atau bilangan bulat positif sudah sudah sangat kita kenal, sedangkan untuk bilangan negatif cara membacanya diawali dengan kata negatif di depan bilangan. Contoh: 10 dibaca sepuluh –10 dibaca negatif sepuluh negatif sembilan puluh sembilan dituliskan –99 seratus lima dituliskan 105 3. Penggunaan Bilangan Bulat Negatif Mengapa harus ada bilangan negatif?Pernahkah kamu mendengar kalimatkalimat seperti di bawah ini? a. Suhu di daerah kutub dapat mencapai lima belas derajat di bawah nol. b. Daerah itu rawan banjir karena ketinggiannya lima sentimeter di bawah permukaan air laut. Bilangan-bilangan tersebut dapat kita tuliskan dengan menggunakan bilangan bulat negatif.Lima belas di bawah nol dapat dituliskan –15.Lima di bawah permukaan dapat dituliskan –5. Jadi, dua kalimat di atas dapat dituliskan sebagai berikut Suhu di daerah kutub dapat mencapai –15 derajat. Daerah itu rawan banjir karena ketinggiannya –5 cm. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
4. Menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan Bilangan-bilangan bulat berikut dapat ditulis pada garis bilangan dibawah ini –5, 10, –25, 20, –10, 0, 30
G. Kegiatan pembelajaran Waktu
Peran
10’
Kegiatan
Metode
Kegiatan awal Guru
Apersepsi
:
permasalahan
guru kepada
memberi Tanya jawab siswa
yaitu
menanyakan pada suhu berapakah air membeku dan pada suhu berapakah air mendidih? Siswa
Berdiskusi dengan teman sebangku
Guru
Guru
menyampaikan
Diskusi
tujuan Ceramah
pembelajaran Kegiatan Inti 15’
1. Eksplorasi Guru
a. Guru bertanya jawab dengan Ceramah siswa
tentang
bilangan
penggunaan bervariasi
bulat
pada
kehidupan sehari-hari. b. Guru
memberi
contoh
permasalahan sehari-hari yang berkaitan
dengan
bilangan
negatif. c. Guru
menjelaskan
tentang
bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif d.commit Guru to user menjelaskan
cara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
membaca
dan
menulis
lambang bilangan bulat e. Guru
menjelaskan
letak
bilangan bulat pada garis bilangan 20’
Siswa
2. Elaborasi a. Siswa berdiskusi mengukur Demonstrasi suhu air panas dan es batu
dan diskusi
b. Guru meminta siswa maju Penugasan menuliskan hasil pengukuran di papan.tulis. c. Siswa
maju
menunjukkan Demonstrasi
letak bilangan bulat pada garis bilangan d. Siswa
bermain
permainan Permainan
“ayo tebak”. Siswa bersamasama menyanyikan sebuah lagu,
kemudian
sebuah
mangkok berisi air diedarkan estafet. Setelah lagu selesai anak yang terakhir memegang mangkok
menjawab
pertanyaan yang ada disebuah kartu yang telah dia ambil. 15’
3. Konfirmasi Guru dan siswa Siswa
a. Guru
memberi
kesempatan Tanya jawab
siswa untuk bertanya b. Siswa
mengerjakan
soal Penugasan
evaluasi Guru dan siswa
c. Mengoreksi hasil commit siswa. to user
pekerjaan Tanya jawab
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
10’
Guru dan Kegiatan Akhir siswa
1. Guru bersama siswa membuat Ceramah kesimpulan
Guru
bervariasi
2. Guru menutup pelajaran dengan memberikan penguatan kepada siswa.
H. Model, Metode, Media, dan Sumber 1. Model
: Model Pembelajaran Kuantum
2. Metode
:
a. ceramah b. tanya jawab c. penugasan d. demonstrasi 2. Media a. garis bilangan b. air panas c. es batu d. magkuk e. termometer 3. Sumber
:
a. silabus kelas IV SD b. Burhan Mustaqim, buku sekolah elektronik “Ayo Belajar Matematika” Kelas IV SD, penerbit Depdiknas, Halaman 146-150 I. Penilaian 1. Prosedur penilaian : tes akhir 2. Jenis tes
: tertulis
3. Bentuk tes
: subjektif commit to user : soal, kunci jawaban, dan pedoman penilaian
4. Alat tes
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98
Soal Evaluasi
A. Mari menuliskan lambang bilangan negatif yang terdapat dalam kalimat berikut. 1. Suhu udara di dalam tabung pembeku itu dapat mencapai dua puluh dua derajat Celcius di bawah nol. 2. Penggali sumur itu berada pada posisi sepuluh meter di bawah permukaan tanah. 3. Kapal selam itu berada pada kedalaman lima belas meter di bawah permukaan air laut. 4. Pedagang itu mengalami kerugian sebesar seratus tujuh ribu lima ratus rupiah. 5. Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar hari ini mengalami penurunan sebesar seratus lima puluh lima poin. B. Mari menuliskan dan membaca lambang bilangan berikut. 6. negatif delapan belas, ditulis ... 7. enam puluh sembilan, ditulis... 8. negatif empat puluh lima, ditulis... 9. negatif enam puluh delapan, ditulis... 10. negatif seratus sebelas, ditulis... 11. -37 dibaca .... 12. 41 dibaca .... 13. -7 dibaca .... 14. -19 dibaca .... 15. -28 dibaca ....
C. Mari menuliskan bilangan bulat pada garis bilangan. 16. 4, –1, –3, 2, –5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99
17. –17, 27, 25, –19, 22
18. –5, 15, –10, 20, –25
19. 10, –30, –55, –40, –15
20. –2, –27, 18, –6, 8
Jawaban 1. -22⁰C 2. -10m 3. -15m 4. –Rp107.500,00 5. -150poin 6. -18 7. 69 8. -45 9. -68 10. -111 11. Negatif tiga puluh tujuh 12. Empat puluh satu 13. Nagatif tujuh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100
14. Negatif sembilan belas 15. Negatif dua puluh delapan 16. -5
-3
-1
2
4
17.
-19 -17
22 25 27
18,
-25
-10
-5
15
20
19.
-55
-40
-30
-15
10
20.
-27
Kriteria penilaian Setiap jawaban benar mendapat skor 1 Setiap jawaban salah mendapat skor 0,5 Tidak menjawab mendapat skor 0 Nilai = jumlah jawaban benar X 4 = 100 commit to user
-6 -2
8
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101
Lampiran 3 SIKLUS I PERTEMUAN KE-II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SDN 1 Pekunden
Mata pelajaran
: Matematika
Kelas / semester
: IV (empat)/ II (dua)
Alokasi waktu
:2 x 35 menit
A. Standar kompetensi 5.Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat B. Kompetensi dasar 5.1 Mengurutkan bilangan bulat. C. Indikator 1. Kognitif Proses a. Membandingkan dua bilangan bulat. b. Mengurutkan sekelompok bilangan dari terkecil atau terbesar. Produk c. Menentukan lawan suatu bilangan. 2. Afektif b. Bertanya c. Menyumbangkan ide atau pendapat d. Menjadi pendengar yang baik e. Bekerja sama f. Tanggung jawab 3. Psikomotor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102
a. Melakukan percobaan sesuai prosedur b. Mencatat materi dengan baik dan sistematis c. Kedisiplinan menyiapkan alat-alat d. Kecepatan mengerjakan tugas e. Keaktifan dalam pembelajaran D. Tujuan pembelajaran 1. Melalui tanya jawab tentang bilangan peserta didik dapat membandingkan dua bilangan bulat dengan benar. 2. Melalui penugasan tentang bilangan bulat peserta didik dapat mengurutkan sekelompok bilangan bulat dari yang terkecil ke yang terbesar dengan benar. 3. Melalui penugasan tentang bilangan bulat peserta didik dapat mengurutkan sekelompok bilangan bulat dari yang terbesar ke yang terkecil dengan benar. 4.
Melalui penugasan tentang bilangan bulat peserta didik dapat menentukan lawan suatu bilangan dengan benar.
5. Melalui pembelajaran yang aktif siswa dapat meningkatkan keterampilan sosial dan tanggung jawab sebagai siswa. 6. Melalui pembelajaran yang aktif siswa dapat aktif bertanya dan menjawab pertanyaan guru. E. Dampak Pengiring Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan peserta didik mampu menerapkan bilangan bulat dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari. F. Materi Ajar 1. Membandingkan dan Mengurutkan Bilangan Bulat Telah kita pelajari di depan bahwa bilangan negatif lebih kecil dari nol. Mari kita perhatikan garis bilangan berikut ini.
Semakin ke kiri nilai bilangan semakin kecil.Sebaliknya, semakin ke kanan nilai bilangan semakin besar. Sekarang, kita lengkapi perbandingan bilangan commitmari to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103
bulat di bawah ini dengan memberi tanda lebih besar (>) atau lebih kecil (<). Dengan membandingkan dua bilangan bulat, kamu dapat mengurutkan bilanganbilangan bulat dari yang terkecil maupun dari yang terbesar. Untuk membantu mengurutkan bilangan-bilangan bulat, dapat kita gunakan garis bilangan . Contoh: Urutkan bilangan-bilangan berikut ini. –5, 10, –25, 20, –10, 0, 30 Jawab: Masing-masing bilangan tersebut dapat dituliskan pada garis bilangan di bawah ini.
Urutan bilangan dari yang terkecil adalah –25, –10, –5, 0, 10, 20, 30 Urutan bilangan dari yang terbesar adalah 30, 20, 10, 0, –5, –10, –25 2. Menentukan lawan suatu bilangan
Bilangan-bilangan yang ditunjukkan anak panah saling berlawanan. -1 adalah lawan bilangan dari bilangan 1 -2 adalah lawan bilangan dari bilangan 2 -3 adalah lawan bilangan dari bilangan 3, dst.
G. Kegiatan pembelajaran Waktu
Peran
10’
Kegiatan
Metode
Kegiatan awal Guru
Apersepsi
:
Guru
mengulang Tanya jawab
pembelajaran commit to sebelumnya user
dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104
memberi
tebak-tebakan
atau
kuis
pendek. Siswa
Berdiskusi dengan teman sebangkunya Diskusi
Guru
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran 50’
Kegiatan inti Guru
1. Eksplorasi
Ceramah
a. Guru bertanya jawab dengan variasi siswa tentang suhu tinggi dan suhu rendah sebagai ilustrasi nyata penerapan bilangan bulat pada kehidupan sehari-hari. b. Guru
menjelaskan
bilangan
bulat
materi tentang
membandingkan dua bilangan. c. Guru
menjelaskan
bilangan
bulat
materi
mengurutkan
sekelompok bilangan bulat. d. Guru menjelaskan materi lawan bilangan bulat. 2. Elaborasi a. Siswa mengukur suhu air panas Demonstrasi Siswa
dan es batu b. Siswa
menuliskan
Diskusi suhu
air Penugasan
dipapan tulis dan menentukan suhu mana yang lebih dingin dan yang lebih hangat. c. Siswa maju kedepan menentukan Tanya jawab mana bilangan yang lebih kecil dan lebih besar dengan kartu commit to user bertanda “<” dan “>”.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105
d. Siswa maju ke depan menentukan Penugasan letak bilangan bulat dari yang terkecil atau terbesar pada garis bilangan e. Siswa
melakukan
permainan Permainan
“ular naga panjangnya”. Siswa bergandengan berjalan memutar, sambil menyanyikan lagu. Setelah Guru
lagu
berakhir
siswa
terperangkap Siswa
yang
menjawab
pertanyaan yang disediakan. 3. Konfirmasi
Guru dan Siswa
a. Guru
memberi
kesempatan Tanya jawab
bertanya kepada siswa b. Siswa mengerjakan soal evaluasi
10’
Penugasan
Guru dan Kegiatan akhir siswa
1. Menyimpulkan
materi
yang Tanya jawab
dipelajari. 2. Guru
menutup
pembelajaran Ceramah
dengan memberi penguatan
H. Metode, Media, dan Sumber 1. Metode
:
a. Ceramah b. Tanya jawab c. Diskusi d. Penugasan e. Demonstrasi 2. Media a. Air panas b. Es batu
commit to user
variasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106
c. Termometer d. Wadah / mangkok e. Karton garis bilangan 3. Sumber a. silabus kelas IV SD b. Burhan Mustaqim, buku sekolah elektronik “Ayo Belajar Matematika” Kelas IV SD, penerbit Depdiknas, Halaman 146-150
I. Penilaian 1. Prosedur penilaian : tes akhir 2. Jenis tes
: tertulis
3. Bentuk tes
: subjektif
4. Alat tes
: soal, kunci jawaban, dan pedoman penilaian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108
Soal evaluasi 1. Lengkapi perbandingan bilangan bulat dibawah ini dengan memberikan tanda lebih besar (>) atau lebih kecil (<) 1. 1 . . . . 0 2. 0 . . . . –1 3. –6 . . . . –2 4. 25 . . . . –25 5.
–125 . . . . –152
5. Mari mengurutkan bilangan bulat berikut dari yang terkecil sampai terbesar. 6. –5, 1, –1, 0, –3, –4, –2 7. 8, –2, 6, 2, 0, 4, –4 8. 4, –2, 7, 1, 10, –5, –8 9. –9, 7, 11, 3, 15, –1, –5 10. –13, –3, –28, –28, –8, –23, –33 2. Tulislah empat bilangan yang lebih kecil dari bilanganbilangan berikut. 11. -10
12. -30
13. 0
14. -7
15. Bilangan bulat yang letaknya antara 2 dan 5 adalah . . . . 16. Bilangan bulat yang letaknya antara 0 dan -5 adalah . . . . 17. Bilangan bulat yang letaknya antara -7 dan 1 adalah . . . . 18. Bilangan bulat yang letaknya antara -3 dan -8 adalah . . . . 19. Bilangan bulat yang letaknya antara -12 dan -15 adalah . . . . 20. Bilangan bulat yang letaknya antara 1 dan -1 adalah . . . . Jawaban 1. 1 > 0 2. 0 > -1 3. -6 < -2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109
4. 25 > -25 5. -125 < -152 6. -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1 7. -4, -2, 0, 2, 4, 6, 8 8. -8, -5, -2, 1, 4, 7, 10 9. -9, -5, -1, 3, 7, 11, 15 10. -33, -28, -23, -13, -8, -3 11. -10 > -11, -12, -13, -14, -15 , ….dst. 12. -30 > -31, -32, -33, -34, -35, ….dst. 13. 0 > -1, -2, -3, -4, -5, dst 14. -7> -8, -9, -10, -11, -12, dst 15. Bilangan bulat antara 2 dan 5 adalah 4 dan 3 16. Bilangan bulat antara 0 dan -5 adalah -1, -2, -3, -4 17. Bilangan bulat antara -7 dan 1 adalah 0, -1, -2, -3, -4, -5, dan -6 18. Bilangan bulat antara -3 dan -8 adalah -4, -5, -6, dan -7 19. Bilangan bulat antara -12 dan -15 adalah -13, dan -14 20. Bilangan bulat antara 1 dan -1 adalah 0 Kriteria penilaian Untuk soal no 1-5 setiap jawaban benar mendapat skor 1 Untuk soal no 6-20 setiap jawaban benar mendapat nilai 3 Setiap jawaban salah mendapat nilai 0,25 dan jawaban semi benar 0,5 Tidak menjawab / tidak mengerjakan mendapat nilai 0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110
Lampiran 4 SIKLUS I PERTEMUAN KE-III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SDN 1 Pekunden
Mata pelajaran
: Matematika
Kelas / semester
: IV (empat)/ II (dua)
Alokasi waktu
:2 x 35 menit
A. Standar kompetensi 5.Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat B. Kompetensi dasar 5.2 Menjumlah bilangan bulat C. Indikator 1. Kognitif a. Menjumlah dua bilangan bulat positif b. Menjumlah dua bilangan bulat negatif c. Menjumlah bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif 2. Afektif a. Bertanya b. Menyumbangkan ide atau pendapat c. Menjadi pendengar yang baik d. Bekerja sama e. Tanggung jawab 3. Psikomotor a. Melakukan percobaan sesuai prosedur. b. Mencatat materi dengan baik dan sistematis. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111
c. Kedisiplinan menyiapkan alat-alat. d. Kecepatan mengerjakan tugas. e. Keaktifan dalam pembelajaran. D. Tujuan pembelajaran 1. Melalui penugasan tentang penjumlahan bilangan bulat peserta didik dapat menjumlahkan dua bilangan bulat positif dengan benar 2. Melalui penugasan tentang penjumlahan bilangan bulat peserta didik dapat menjumlah dua bilangan bulat negatif dengan benar 3. Melalui penugasan tentang penjumlahan bilangan bulat peserta didik dapat menjumlah bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dengan benar. 4. Melalui pembelajaran yang aktif siswa dapat meningkatkan keterampilan sosial dan tanggung jawab sebagai siswa. 5. Melalui pembelajaran yang aktif siswa dapat aktif dalam pembelajaran. E. Dampak Pengiring Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan peserta didik mampu menerapkan bilangan bulat dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari. F. Materi Ajar Penjumlahan Menggunakan Garis Bilangan Penjumlahan bilangan dapat dilakukan dengan bantuan garis bilangan dengan membuat diagram panah yang menyertakan bilangan. 1. Mengenal Bilangan Bulat dengan Diagram Panah Sebuah bilangan bulat dapat ditunjukkan dengan diagram panah pada garis bilangan yang mempunyai panjang dan arah. Panjang diagram panah menunjukkan banyaknya satuan, sedangkan arahnya menunjukkan positif atau negatif. Jika diagram panah menuju ke arah kanan, maka anak panah tersebut menunjukkan bilangan bulat positif. Jika diagram panah menuju ke kiri, maka anak panah tersebut menunjukkan bilangan bulat negatif. Menunjukkan bilangan 7 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112
Menunjukkan bilangan –7
a. Menjumlah Bilangan Bulat dengan Diagram Panah Penjumlahan bilangan bulat dengan diagram panah dimulai dari bilangan nol. Mari kita perhatikan contoh berikut ini. Contoh: Tentukan hasil penjumlahan dari: 3 + (–4)
b. (–6) + 8
c. (–2) + (–5)
Jawab: 3 + (–4)
Diagram panah dari 0 ke 3 menunjukkan bilangan 3 Diagram panah dari 3 ke –1 menunjukkan bilangan –4 Hasilnya ditunjukkan diagram panah dari 0 ke –1. Jadi, 3 + (–4) = –1 (–6) + 8
Jadi, (–6) + 8 = 2 (–2) + (–5)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113
Jadi, (–2) + (–5) = –7
G. Kegiatan Pembelajaran Waktu
Peran
10’
Guru dan Kegiatan awal siswa
Kegiatan
Metode
Apersepsi : menyanyikan lagu “kapal selam” Guru
Ceramah menyampaikan
tujuan
pembelajaran Kegiatan inti 15’
Guru
1. Eksplorasi a) Guru bertanya jawab dengan Tanya siswa tentang kapal selam / jawab pengalaman berenang sebagai ilustrasi operasi bilangan bulat. b) Guru
menjelaskan
materi Ceramah
tentang penjumlahan bilangan variasi bulat
dengan
menggunakan
garis bilangan. 20’
Siswa
2. Elaborasi a) Siswa
berdiskusi
tentang Diskusi
pengukuran jarak kapal selam dari permukaan air laut. b) Siswa
maju
menggambarkan demonstrasi
keadaan kapal selam yang timbul tenggelam di papan tulis. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
114
c) Siswa
mendemonstrasikan demonstrasi
perubahan keadaan kapal selam pada garis bilangan. d) Siswa mengerjakan lembar kerja diskusi siswa I.
dalam permainan
20’
Guru dan 3. Konfirmasi siswa
a) Guru
memberi
kesempatan tanya jawab
kepada siswa untuk bertanya b) Siswa
mengerjakan
soal penugasan
evaluasi c) Mengoreksi
hasil
pekerjaan
siswa 5’
Guru dan Kegiatan akhir siswa
1. Guru dan siswa menyimpulkan Ceramah materi yang dipelajari 2. Guru menutup pelajaran dengan memberikan penguatan
H. Metode, Media, dan Sumber 1. Model : model Pembelajaran kuantum 2. Metode a. Ceramah b. Penugasan c. Diskusi d. Tanya jawab e. Demonstrasi 3. Media a. Gambar kapal selam b. Karton garis bilangan
commit to user
variasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115
4. Sumber a. Silabus kelas IV SD b. Burhan
Mustaqim,
buku
sekolah
elektronik
“Ayo
Belajar
Matematika” Kelas IV SD, penerbit Depdiknas, Halaman 146-150
I. Penilaian 1. Prosedur penilaian
: tes akhir
7. Jenis tes
: tertulis
8. Bentuk tes
: subjektif
9. Alat tes
: soal, kunci jawaban, dan pedoman penilaian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
116
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
117
Soal Evaluasi
A. Mari menjumlahkan bilangan bulat berikut ini. 1. 5 + (–8)
Jadi, 5 + (–8) = . . . . 2. (–4) + 7
Jadi, (–4) + 7 = . . . . 3. (–6) + 8
Jadi, (–6) + 8 = . . . . 4. 10 + (-9)
Jadi, 10 + (–9) = . . . . 5. (–6) + (-3)
Jadi, (–6) + (–3) = . . . . B. Mari kita tuliskan kalimat penjumlahan yang ditunjukkan garis bilangan berikut. 6.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
118
7.
C. Mari menggambarkan garis bilangan penjumlahan berikut. 8. -5 + 3
9. (–4) + (–5)
10. Tinggi suatu kota adalah 425 m di atas permukaan air laut. Tinggi gedung di kota tersebut adalah 85 m. Berapa tinggi gedung jika diukur dari permukaan air laut?
Jawaban 1. 5+(-8)= -3 n=(-3) (-8) 5 0
-3
5
2. (-4)+7=3 n=3 7 (-4)
-4
0 commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
119
3. (-6)+8=2 n=2 8 (-6)
-6
2
0
4. 10+(-9)=1 n=1 (-9) 10
0 5.
10
1
-6 + (-3) = -9 n=(-9) (-3) (-6)
-9 6. -4+8=4 7. -9+5=-4 8. -5+3
-6
0
n=(-2) 3 (-5)
-5
-2
0
9. -4 +(-5) n = (-9) (-5) (-4)
-9
-4
0
10. Tinggi kota 425m dpl. Tinggi gedung 85m. Jadi tinggi gedung dari permukaan air laut adalah 425+85=510meter. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
120
Pedoman penilaian Setiap jawaban benar mendapat skor 10 Setiap jawaban kurang benar mendapat skor 5 Setiap jawaban salah mendapat skor 2 Tidak dikerjakan mendapat skor 0 Nilai = 10 X 10 = 100
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
121
Lampiran 5 SIKLUS II PERTEMUAN KE-I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SDN 1 Pekunden
Mata pelajaran
: Matematika
Kelas / semester
: IV (empat)/ II (dua)
Alokasi waktu
:2 x 35 menit
A. Standar kompetensi 5.Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat B. Kompetensi dasar 5.3 Mengurangkan bilangan bulat C. Indikator 1. Kognitif a. Mengurangi bilangan positif dengan bilangan positif b. Mengurangi bilangan negatif dengan bilangan negatif 2. Afektif a. Bertanya b. Menyumbangkan ide atau pendapat c. Menjadi pendengar yang baik d. Bekerja sama e. Tanggung jawab 3. Psikomotor a. Melakukan percobaan sesuai prosedur b. Mencatat materi dengan baik dan sistematis c. Kedisiplinan menyiapkan alat-alat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
122
d. Kecepatan mengerjakan tugas e. Keaktifan dalam pembelajaran D. Tujuan pembelajaran 1. Melalui penugasan tentang bilangan bulat siswa dapat mengurangi bilangan positif dengan bilangan positif dengan benar. 2. Melalui penugasan tentang bilangan bulat siswa dapat mengurangi bilangan negatif dengan bilangan negatif dengan benar. 3. Melalui pembelajaran yang aktif siswa dapat meningkatkan keterampilan sosial dan tanggung jawab sebagai siswa. 4. Melalui pembelajaran yang aktif siswa dapat aktif bertanya dan menjawab pertanyaan E. Dampak Pengiring Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan peserta didik mampu menerapkan bilangan bulat dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari. F. Materi Ajar 1. Mengurangkan Dua Bilangan Bulat Positif Pengurangan adalah lawan dari penjumlahan.Perhatikan contoh berikut ini. Contoh : Tentukan hasil pengurangan berikut : a. 7 – 8 b. 10 – 15 Jawab : a.
7 – 8 = -1 n = (-1) 8 7 -1
0
7
b. 2 – 5 = -3 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
123
n = (-3) 5 2 -3
0
2
2. Mengurangkan Dua Bilangan Negatif Perhatikan contoh berikut : Contoh : Tentukan hasil pengurangan berikut : a. -2 – (-5) b. -3 – (-7) Jawab : a. -2 – (-5) = 3 n=3 (-5) (-2)
Jadi -2 – (-5)= 3 b. -3 – (-7) = 4 n=4 (-7) (-3) -3
0
4
G. Kegiatan Pembelajaran Waktu
Peran
10’
Guru dan siswa
Kegiatan
Metode
Kegiatan awal
Ceramah
Apersepsi : menyanyikan lagu
bervariasi
“Lima Jari Tangan”. Guru mengadakan kuis pendek Guru menyampaikan tujuan pembelajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
124
50’
Kegiatan Inti 1. Eksplorasi a. Guru bertanya jawab
Tanya jawab
dengan siswa tentang contoh penerapan penjumlahan bilangan bulat positif dibandingkan dengan contoh penerapan penjumlahan bilangan negatif b. Guru menjelaskan materi tentang
Ceramah variasi
pengurangan bilangan positif dengan positif c. Guru menjelaskan materi tentang pengurangan bilangan negatif dengan negatif 2. Elaborasi a. Siswa berdiskusi tentang
Diskusi
pengukuran jarak kapal selam dari permukaan air laut b. Siswa menggambarkan
Demonstrasi
keadaan kapal selam yang timbul tenggelam di papan tulis c. Siswa maju mendemontrasikan commit to user jarak kapal kenaikan
Demonstrasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
125
selam pada media garis bilangan d. Siswa bermain lempar
Permainan
dadu. 3. Konfirmasi a. Guru
memberi Tanya jawab
kesempatan
siswa
untuk bertanya b. Siswa
mengerjakan Penugasan
soal evaluasi c. Mengoreksi
hasil
pekerjaan siswa a. 10’
Guru dan
Kegiatan akhir
siswa
1. Guru dan siswa
Tanya jawab
menyimpulkan materi yang dipelajari 2. Guru menutup pelajaran dengan member penguatan
H. Model, Media dan Sumber Pembelajaran 1. Model
: Model Pembelajaran Kuantum
2. Metode a. Ceramah b. Penugasan c. Diskusi d. Tanya jawab e. Demonstrasi 3. Media a. Garis bilangan
commit to user
Ceramah variasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
126
b. Gambar kapal selam 4. Sumber belajar a. Silabus kelas IV SD b. Burhan Mustaqim, buku sekolah elektronik “Ayo Belajar Matematika” Kelas IV SD, penerbit Depdiknas, Halaman 150153 I. Penilaian 1. Prosedur penilaian : tes akhir 2. Jenis tes
: tertulis
3. Bentuk tes
: subjektif
4. Alat tes
: soal, kunci jawaban, dan pedoman penilaian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
127
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
128
Soal Evaluasi
A. Mari mengurangkan bilangan bulat berikut dengan garis bilangan ! 1.
3–5=
2. 4 – 8 =
3. 6 – 10 =
4. -9 – (-15) =
5. -7 – (-10) =
Hitunglah pengurangan berikut dan gambarkan pada garis bilangan ! 6. 13 – 17 =
7. 8 – 10 =
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
129
8. -5 – (-6)=
9. -2 – (-4)=
10. -8 – (-3)=
Jawaban 1. 3 – 5 = -2 n=(-2) 5 3 -2
0
3
2. 4 – 8 = -4 n=(-4) (-8) 4 -4
0
4
3. 6 – 10 = n=(-4) 10 6 -4
0
6
4. -9 – 10 = -19 n= (-19) 10 (-9) -19
-9
commit to user
0
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
130
5. -7 – (-10) = 3 n=3 (-10) (-7) -7
0
3
6. 13 – 17 = -4 n= (-4) 17 13 -4
0
13
7. 8 – 10 = -2 n=(-2) (-10) 8 -2
0
8
8. -5 – (-6)= n= 1 (-6) (-5) -5
0 1
9. -2 – (-4)= n= 2 (-4) (-2) -2
0
2
10. -8 – (-3)= n= (-5) (-3) (-8) -8
-5 commit to user
0
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
131
Pedoman Penilaian Setiap jawaban benar mendapat skor 10 Setiap jawaban kurang benar mendapat skor 5 Setiap jawaban salah mendapat skor 2 Tidak dikerjakan mendapat skor 0 Nilai = 10 X 10 = 100
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
132
Lampiran 6 SIKLUS II PERTEMUAN KE-II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SDN 1 Pekunden
Mata pelajaran
: Matematika
Kelas / semester
: IV (empat)/ II (dua)
Alokasi waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar kompetensi 5.Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat B. Kompetensi dasar 5.4 Mengurangkan bilangan bulat C. Indikator 1. Kognitif a. Mengurangi bilangan positif dengan bilangan negatif. b. Menuliskan kalimat atau pernyataan pengurangan kedalam bentuk penjumlahan dan sebaliknya 2. Afektif a. Bertanya b. Menyumbangkan ide atau pendapat c. Menjadi pendengar yang baik d. Bekerja sama e. Tanggung jawab 3. Psikomotor a. Melakukan percobaan sesuai prosedur b. Mencatat materi dengan baik dan sistematis commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
133
c. Kedisiplinan menyiapkan alat-alat d. Kecepatan mengerjakan tugas e. Keaktifan dalam pembelajaran
D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui
penugasan tentang bilangan bulat
peserta didik dapat
mengurangkan bilangan positif dengan bilangan negatif, dengan benar. 2. Melalui penugasan tentang bilangan bulat peserta didik dapat menuliskan kalimat atau pernyataan pengurangan kedalam bentuk penjumlahan, dengan benar. 3. Melaui penugasan tentang bilangan bulat peserta didik dapat menuliskan kalimat atau pernyataan penjumlahan kedalam bentuk pengurangan, dengan benar. 4. Melalui pembelajaran yang aktif siswa dapat meningkatkan keterampilan sosial dan tanggung jawab sebagai siswa. 5. Melalui pembelajaran yang aktif siswa dapat aktif bertanya dan menjawab pertanyaan E. Dampak Pengiring Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan peserta didik dapat menerapkan bilangan bulat dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari. F. Materi Ajar 1. Mengurangkan Bilangan Positif dengan Bilangan Negatif Perhatikan contoh berikut ini ! Contoh : tentukan hasil pengurangan berikut: a. 2 – (-5) b. (-2) – 5 Jawab : a. 2 – (-5) = 7 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
134
n=7 (-5)
2
b. (-2) – 5 = -7 n=(-7) 5
(-2)
2. Menuliskan Kalimat Pengurangan ke Dalam Bentuk Penjumlahan Atau Sebaliknya Suatu
kalimat
pengurangan
dapat
ditulis
menjadi
bentuk
penjumlahan. Misalnya, mengurangi 7 dengan -3 sama artinya menambah 7 dengan lawan dari -3. Jadi, 7 – (-3) = 7+3 = 10. Sebaliknya suatu kalimat penjumlahan dapat ditulis menjadi bentuk pengurangan. Misalnya, menjumlahkan 8 dengan (-3) sama artinya mengurangi 8 dengan lawan (-3). Jadi, 8 + (-3)= 8 -3 =5. Contoh lain : a. -10 – (-5) = -10 + 5 = -5 b. (-20) + (-10) = -20 – 10 = -30 c. 15 + (-8) = 15 – 8 = 7 d. 15 – (-32) = 15 + 32 = 47
G. Kegiatan Pembelajaran Waktu 5’
Peran
Kegiatan
Metode
Guru dan Kegiatan awal siswa
Ceramah
Apersepsi : menyanyikan lagu bervariasi kapal selam Mengadakan tentang
materi
dipelajari commit to user
kuis yang
pendek sudah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
135
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran Kegiatan inti 15’
Guru
1. Eksplorasi a. Guru
bertanya
jawab Tanya jawab
dengan siswa tentang pengalaman pengurangan
bilangan
bulat dalam kehidupan sehari-hari (berbelanja). b. Guru
menjelaskan Ceramah
materi
pengurangan
bilangan bulat c. Guru
menjelaskan
materi menulis kalimat Siswa
pengurangan ke dalam bentuk penjumlahan dan sebaliknya.
15’
2. Elaborasi a. Siswa bertanya jawab Tanya jawab tentang
pengalaman
berbelanja / jajan di lingkungan sekolah. b. Siswa maju menuliskan Demonstrasi nama
barang
yang
dibelinya di papan tulis Guru dan siswa
c. Siswa mendemontrasikan operasi
pengurangan
pada media nomograp commit to user d. Siswa bermain kartu Permainan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
136
bilangan 3. Konfirmasi 5’
d. Guru
memberi Tanya jawab
kesempatan siswa untuk 15’
bertanya e. Siswa mengerjakan soal Penugasan evaluasi
10’
f. Mengoreksi
hasil
pekerjaan siswa 5’
Guru dan Kegiatan akhir siswa
1. Guru
Ceramah dan
siswa bervariasi
menyimpulkan materi yang dipelajari 2. Guru menutup pembelajaran dengan memberi penguatan
H. Metode, Media dan Sumber Belajar 1. Model
: Model pembelajaran Kuantum
2. Metode a. Ceramah b. Penugasan c. Diskusi d. Demontrasi e. Tanya jawab 3. Media a. Nomograp b. Kartu bilangan 4. Sumber belajar c. Silabus kelas IV SD
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
137
d. Burhan
Mustaqim,
buku
sekolah
elektronik
“Ayo
Belajar
Matematika” Kelas IV SD, penerbit Depdiknas, Halaman 150-153 I. Penilaian 5. Prosedur penilaian :tes akhir 6. Jenis tes
: tertulis
7. Bentuk tes
: subjektif
8. Alat tes
: soal, kunci jawaban, dan pedoman penilaian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
138
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
139
Soal evaluasi Tentukan hasil pengurangan berikut ini dengan menggunakan garis bilangan ! 1. 5 – (-8)
2. -4 – 7
3. 3 – (-3)
4. -10 – 4
5. 4 – (-2)
6. -2 – 5 = 7. 9 – (-3) =
8. -3 – 12 =
Selesaikan operasi hitung berikut ini dan ubahlah menjadi kalimat penjumlahan 9. 6 – (-3) = 10. 3 – (-10) = 11. -7 – 2 = 12. -8 – 11 =
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
140
13. -9 – 5 = 14. -13 – 5 = 15. -6 – 2 = 16. -15 – 6 = 17. -4 – 6 = 18. 9 – (-6) = 19. 2 – (-14) = 20. 10 – (-2) =
Jawaban 1.
5 – (-8) n=13 5
(-8)
0 2.
5
13
-4 – 7 n= (-11) (-7)
(-4)
-11
-4
0
3. 3 – (-3) n=6 3
(-3)
0 4.
3
-10 – 4 n=(-14) (-4) -14
5.
6
(-10)
-10
0
4 – (-2) n=6 4 0
(-2)
commit to user 4 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
141
6. -2 – 5 = n = (-7) (-5) (-2) -7 7.
-2
0
9 – (-3) = n=12 9
(-3)
0 8.
9
12
-3 – 12 = n=(-15) (-12) -15
(-3) -3
9. 6 – (-3) = 6 + 3=9 10. 3 – (-10) = 3 + 10=13 11. -7 – 2 = -7 + (-2) = -9 12. -8 – 11 = -8+(-11)= -19 13. -9 – 5 = -9+(-5)= -14 14. -13 – 5 = -13+(-5)= -18 15. -6 – 2 = -6+(-2)= -8 16. -15 – 6 = -15+(-6)= -21 17. -4 – 6 = -4+(-6)= -10 18. 9 – (-6) = 15 19. 2 – (-14) = 16 20. 10 – (-2) = 12
Pedoman Penilaian Setiap jawaban benar mendapat skor 5. NILAI = jumlah skor commit to user
0
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
142
Lampiran 7 SIKLUS II PERTEMUAN KE-III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SDN 1 Pekunden
Mata pelajaran
: Matematika
Kelas / semester
: IV (empat)/ II (dua)
Alokasi waktu
:2 x 35 menit
A. Standar kompetensi 5.Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat B. Kompetensi dasar 5.5 Mengurangkan bilangan bulat C. Indikator 1. Kognitif a. Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. b. Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perhitungan bilangan bulat 2. Afektif b.
Bertanya
c.
Menyumbangkan ide atau pendapat
d.
Menjadi pendengar yang baik
e.
Bekerja sama
f.
Tanggung jawab
3. Psikomotor a. Melakukan percobaan sesuai prosedur b. Mencatat materi dengan dan sistematis commitbaik to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
143
c. Kedisiplinan menyiapkan alat-alat d. Kecepatan mengerjakan tugas e. Keaktifan dalam pembelajaran D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penugasan tentang bilangan bulat siswa dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan benar. 2. Melalui penugasan tentang bilangan bulat siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perhitungan bilangan bulat dengan tepat. 3. Melalui
pembelajaran
yang aktif siswa
dapat
meningkatkan
keterampilan sosial dan tanggung jawab sebagai siswa. 4. Melalui pembelajaran yang aktif siswa dapat aktif bertanya dan menjawab pertanyaan E. Dampak Pengiring Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan peserta didik dapat menerapkan bilangan bulat dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari. F. Materi Ajar 1. Operasi Hitung Campuran Perhatikan contoh berikut ! Contoh : tentukan hasil operasi hitung berikut ini. a. (-4) + 12 – 3 b. 6 – (-4) + 15 Jawab : a. (-4) + 12 – 3 n2= 5 n1=8 12 (-4)
Jadi, (-4) + 12 – 3 = 5
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
144
b. 6 – (-4) - 15 n2=(-5) 15 n1=10 6
(-4)
Jadi, 6 – (-4) - 15 = -5 Selain menggunakan garis bilangan operasi hitung juga dapat dikerjakan secara langsung seperti contoh berikut ini. 42 + (-35) – 12 = 42 -35 – 12 = 7 – 12 = -5 (-50) – (-25) + 45 = (-50) + 25 + 45 = (-25) + 45 =20 Selain contoh diatas operasi hitung campuran bilangan bulat juga dapat dijumpai dalam kehidupan kita sehari-hari. Perhatikan contoh berikut ini ! Contoh : a. Rani mendapat uang saku sebesar Rp 1.000, 00. Dia membeli jajan seharga Rp 300, 00 ; pensil seharga Rp 500, 00. Setelah sampai dirumah ia mendapat hadiah dari pamannya berupa uang Rp 2.000,00. Berapa jumlah uang Rani sekarang ? b. Sebuah termometer menunjukkan suhu 10⁰C dibawah 0. Sejam kemudian suhu naik 5⁰C dan dua jam kemudian termometer menunjukan angka 18⁰C diatas 0. Berapa kenaikan suhu pada termometer tersebut ? Jawab : a. 1000 – 300 – 500 + 2000 = 2200. Jadi jumlah uang Rani sekarang adalah Rp 2.200,00 b. -10 + 5 + . . .
= 18 n = 18 + 5 = 23.
Jadi kenaikan suhu pada termometer adalah 23⁰C commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
145
G. Kegiatan Pembelajaran Waktu 10’
Peran Guru dan siswa
Kegiatan
Metode
Kegiatan awal 1. Apersepsi : siswa menyanyi lagu 2. Guru
Ceramah bervariasi
memberikan
pendek,
kuis
mengulang
pembelajaran sebelumnya. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 50’
Kegiatan inti 1. Eksplorasi Guru
a. Guru
bertanya
jawab
siswa
tentang
dan
dengan
siswa
contoh penerapan bilangan
Tanya jawab
bulat operasi campuran. b. Guru menjelaskan materi tentang
operasi
Ceramah
hitung
campuran c. Guru menjelaskan materi pemecahan bilangan
masalah bulat
dalam
kehidupan sehari-hari. 2. Elaborasi Siswa
a. Siswa maju mengerjakan
Diskusi
soal diskusi b. Siswa mendemonstrasikan
Demonstrasi
operasi hitung campuran pada media nomograp c. Siswa siswa bermain “Guru commit to user
Permainan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
146
Berkata“
dengan
kartu
bilangan. Guru memberi perintah memegang salah satu anggota badan. Siswa yang
salah,
maju
mengerjakan soal dari kartu bilangan 3. Konfirmasi a. Guru memberi kesempatan Guru
siswa untuk bertanya
dan
b. Siswa
siswa
mengerjakan
soal
Kegiatan akhir 2. Guru
Ceramah
dan
siswa
menyimpulkan materi yang dipelajari 10. Guru menutup pelajaran dengan
memberikan
penguatan
H. Metode, Media dan Sumber Belajar
2. Metode
: model Pembelajaran Kuantum :
a. Ceramah b. Penugasan c. Tanya jawab d. Diskusi e. Demonstrasi 3. Sumber belajar
Penugasan
evaluasi
10’
1. Model
Tanya jawab
:
commit to user a. Silabus kelas IV SD
bervariasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
147
b. Burhan Mustaqim, buku sekolah elektronik “Ayo Belajar Matematika” Kelas IV SD, penerbit Depdiknas, Halaman 154156 I. Penilaian 1. Prosedur penilaian : tes akhir 2. Jenis tes
: tertulis
3. Bentuk tes
: subjektif
4. Alat tes
: soal, kunci jawaban, dan pedoman penilaian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
148
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
149
Soal evaluasi
Tentukan
hasil
operasi
hitung
campuran
berikut
dengan
menggunakan garis bilangan ! 1. -3 – (-3) + 5 =
2. -8 + 5 – 11 =
3. -7 – (-9) + 3 =
Tentukan hasil operasi hitung campuran berikut dengan singkat ! 4. -15 – (-10) + (-5) = 5. 13 – 8 + 6 = 6. -6 + (-3) – (-7) = 7. -5 – 8 + 9 = 8. -8 – 11 + (-10) = 9. -5 + (-12) – (-4) = 10. 12 – (-10) + (-6) = 11. -7 – (-11) – (-8) = 12. 5 – (-10) – 14 = 13. Seorang penyelam berada di kedalaman laut 15 m dari permukaan laut. Kawannya berada di atas menara kapal yang tingginya 8 m dari permukaan laut. Berapa jarak ketinggian mereka berdua? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
150
14. Seorang pedagang mempunyai modal Rp250.000,00. Kemarin ia rugi sebesar Rp25.000,00. Hari ini ia mendapat laba Rp75.000,00. Berapa jumlah uangnya sekarang? 15. Tiga tempat berturut-turut A, B, dan C. Kota A ketinggianya 150m diatas permukaan air laut, kota B ketinggiannya 20m di bawah permukaan air laut dan kota C ketinggiannya 15m di bawah permukaan air laut. a. Kota mana yang paling rendah ? b. Berapa selisih ketinggian kota A dan kota B ? c. Berapa selisih ketinggian kota A dan kota C ?
Jawaban 1. -3 – (-3)+5 = 5 n=5 5
(-3) (-3) -3
0
5
2. -8+5 – 11 = -14 n2=(-14) 11 5 (-8) -14 3. -7 – (-9) + 3 = 5
n1=(-3)
-8
-3
0
n2=5 n1=2
3
(-9) (-7) -7
0
4. -15 – (-10) + (-5) = 10 5. 13 – 8 + 6 =11 6. -6 + (-3) – (-7) = -2 7. -5 – 8 + 9 = -4
commit to user
2
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
151
8. -8 – 11 + (-10) = -29 9. -5 + (-12) – (-4) = -13 10. 12 – (-10) + (-6) = 16 11. -7 – (-11) – (-8) = 12 12. 5 – (-10) – 14 = 1 13. 23meter 14. Rp 300.000,00 15. a) Kota B, b) 130m, c) 135m Pedoman Penilaian Untuk soal no 1, 2, 3, 14, dan 15 jawaban benar mendapat skor 2 Untuk soal no 4 – 13 jawaban benar mendapat skor 1 Setiap jawaban salah mendapat nilai 0,25 NILAI = jumlah skor : 5 = 100
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
152
Lampiran 8 Nilai Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif Siswa Kelas IV SD Pekunden Siklus I
1 50
Nilai pertemuan 2 50
3 30
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
58 90 58 55 60 95 50 60 68 85 100 45
100 90 50 78 85 90 65 60 76 95 70 50
80 80 40 90 30 55 70 65 70 30 75 70
79.3 86.67 49.3 74.3 58.3 80 61.67 61.67 71.3 70 81.67 55
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
95 92 72 64 85 100 100 100 100 100 40 50 100 70 55 64 100 100 85 80 75 95 58 45 50 38 50 55 100 98 88 commit to user 90
60 65 55 95 80 30 75 30 100 85 70 60 50 30 85 70
82.3 67 80 98.3 93.3 40 81.67 49.67 100 85 80 54.3 46 45 94.3 82.67
1
No. Absen Siswa 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
No
Rata-rata 43.3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
153
30 31 32 33 34 35 36
30 31 32 33 34 35 36
80 45 95 58 58 55 50 Rata-rata
75 60 80 44 64 40 45
commit to user
50 75 30 30 70 60 60
68.3 60 68.3 44 64 51.67 51.67 68,3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
154
Lampiran 9 Nilai Hasil Belajar Matematika Ranah Afektif Siswa Kelas IV SD Negeri Pekunden Siklus I
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
No. Absen Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 50 60 70 60 60 40 40 60 40 70 40 90 70 80 70 70 90 90 50 90 60 90 60 90 40 60 80 70 70 80
AFEKTIF 2 60 70 70 70 70 70 60 70 60 60 50 70 70 70 70 80 70 70 60 80 70 80 70 80 60 70 70 80 70 commit to 70 user
3 70 70 60 80 60 70 70 70 60 70 70 70 80 70 80 70 70 70 70 70 70 80 70 80 60 60 70 80 80 80
Rata-rata 60 66.67 66.67 70 63.3 60 56.67 66.67 53.3 66.67 53.3 76.67 73.3 73.3 73.3 73.3 76.67 76.67 60 80 66.67 83.3 66.67 83.3 53.3 63.3 73.3 76.67 73.3 76.67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
155
31 32 33 34 35 36
31 32 33 34 35 36
60 70 70 80 80 80
70 80 70 70 70 70
Rata-rata
commit to user
60 70 60 70 80 70
63.3 73.3 66.67 73.3 76.67 73.3 69,16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
156
Lampiran 10 Nilai Hasil Belajar Matematika Ranah Psikomotor Siswa Kelas IV SD Negeri Pekunden Siklus I
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
No. Absen Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
I 60 70 50 70 60 70 60 70 60 60 50 70 50 70 70 80 70 80 70 70 50 80 70 90 50 50 80 90 60 70 70
Nilai Pertemuan II 60 70 70 70 70 60 60 70 60 60 50 70 60 70 70 70 90 80 50 90 60 90 60 90 50 60 70 80 70 80 60 commit to user
II 70 60 70 70 70 70 70 60 60 70 60 80 60 80 60 80 70 80 70 70 60 80 70 80 60 55 70 70 70 80 70
Ratarata 63.3 66.67 63.3 70 66.67 66.67 63.3 66.67 60 63.3 53.3 73.3 56.67 73.3 66.67 76.67 76.67 80 63.3 76.67 56.67 83.3 66.67 86.67 53.3 56.67 73.3 80 66.67 76.67 66.67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
157
32 33 34 35 36
32 33 34 35 36
60 50 50 70 60
70 60 60 70 70 Rata-rata
commit to user
70 60 60 70 80
66.67 56.67 56.67 70 70 67.59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
158
Lampiran 11 Nilai Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif Siswa Kelas IV SD Negeri Pekunden Siklus II
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
No. Absen Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
No
1 30 90 100 90 100 50 60 85 100 90 95 90 70
Nilai pertemuan 2 70 100 100 70 95 65 60 90 90 100 80 65 85
60 60 95 60 80 75 100 100 50 95 55 80 90 100 90 85 70 70 100 100 100 85 90 95 50 60 45 65 100 75 90commit to user 100
3 50 75 85 90 85 75 65 70 80 85 70 70 75
Ratarata 50 88.3 95 83.3 93.3 63.3 61.67 80 90 91.67 82.5 75 80
75 70 100 90 80 90 70 85 60 100 100 80 65 65 80 100
65 75 85 96.67 75 75 86.67 86 65 100 95 88.3 58.3 63 85 96.67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
159
30 31 32 33 34 35 36
30 31 32 33 34 35 36
90 40 100 30 100 55 50
90 100 80 60 80 70 70
Rata-rata
commit to user
90 70 70 75 80 80 90
90 70 83.3 55 86.67 68.3 70 78,89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
160
Lampiran 12 Nilai Hasil Belajar Matematika Ranah Afektif Siswa Kelas IV SD Negeri Pekunden Siklus II
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
No. Absen Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nilai Pertemuan 1 2 60 70 70 60 60 60 70 70 70 70 60 70 70 70 80 70 70 60 70 60 70 70 70 80 70 90 70 70 70 60 80 80 80 80 80 70 70 70 80 70 60 70 70 80 70 70 80 70 50 60 50 60 90 80 70 80 70 90 80 70 70commit to user70
3 70 70 70 60 70 60 60 70 70 70 60 80 80 80 70 90 90 70 60 90 70 90 80 80 60 60 80 90 80 80 80
Ratarata 66.67 66.67 63.3 66.67 70 63.3 66.67 73.3 66.67 66.67 66.67 76.67 80 73.3 66.67 83.3 83.3 73.3 66.67 80 66.67 80 73.3 76.67 56.67 56.67 83.3 80 80 76.67 73.3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
161
32 33 34 35 36
32 33 34 35 36
70 70 70 80 70
80 70 70 90 60
Rata-rata
commit to user
70 60 80 70 70
73.3 66.67 73.3 80 66.67 71.76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
162
Lampiran 13 Nilai Hasil Belajar Ranah Psikomotor Siswa Kelas IV SD Negeri Pekunden Siklus II
Nama Ari Romadon Faris Baliya Rangga Purnama Irfan Habib Evi Murtiningsih Nur Hasan Abdulah Istihana Welas Asih Aji Kurniawan Atikah Rahmawati Angga Tri Hidayat Endah Septiyani Firman Restu Pamungkas Lintang Putri Anugrah Muhammad Iqbal Nabila Eka S. Noviani Nur Azizah Nur ana Mustiroh Nurhaeni Nurul Isnaeni H. Prasetyo Runi Isnaeni Tri Aji Setyo P. Zydane mahfud G. Fahriyan Adista Ahmad Rizal Egga Nanda Riyanto Monica Cahyaningtias Mukhlisun Mubarok Dimas Sofian Erna Maryanti
Nilai pertemuan 1 2 70 60 70 70 70 80 60 60 60 70 70 70 80 70 70 80 70 70 60 70 60 70 80 70 50 60 80 70 60 70 70 80 80 90 70 70 70 60 70 80 70 60 80 90 60 80 70 80 60 50 50 60 80 70 70 90 70 80 70 80 70 80 commit to user
3 70 70 70 70 70 60 60 70 70 70 60 80 60 80 70 90 80 70 70 70 60 80 70 90 60 60 80 80 90 70 70
Ratarata 66.67 70 73.3 63.3 66.67 66.67 70 73.3 70 66.67 63.3 76.67 56.67 76.67 66.67 80 83.3 70 66.67 73.3 63.3 83.3 70 80 56.67 56.67 76.67 80 80 73.3 73.3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
163
Hesti Awaliyah R Jeani Mistria Yetin Dwi Cantika Suryo Kurniawan Widianto
80 70 70 80 80
70 60 80 70 70
Rata-rata
commit to user
80 70 70 70 70
76.67 66.67 73.3 73.3 73.3 71.02
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
164
Lampiran 14 KISI-KISI SOAL EVALUSI SIKLUS I PERTEMUAN 1
No 1.
Indikator
Tujuan
No.soal
a. Menunjukkan penerapan
Melalui penugasan siswa dapat
1-5
Kognitif
bilangan bulat dalam
mengubah contoh penerapan
kehidupan sehari-hari
bilangan bulat pada kehidupan sehati-hari dalam kalimat matematika.
b. Membilang lambang bilangan bulat
Melalui penugasan siswa dapat
11-15
membilang lambang bilangan bulat dengan benar.
c. Menulis lambang bilangan bulat
Melalui penugasan siswa dapat
6-10
menulis lambang bilangan bulat dengan benar.
d. Menentukan letak
2.
Melalui penugasan siswa dapat
bilangan bulat pada gari
menentukan letak bilangan
bilangan
bulat pada garis bilangan
16-20
Afektif a. Bertanya
Siswa dapat meningkatkan
b. Mengumbangkan
keterampilan sosial dan
pendapat
Ada
perilaku berkarakter dalam
c. Menjadi pendengar yang
proses pembelajaran.
baik d. Bekerja sama e. Tanggung jawab 3.
Psikomotor a. Melakukan
Ada percobaan Siswa dapat melakukan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
165
sesuai dengan prosedur
percobaan sesuai prosedur dengan baik dan sistematis
b. Mencatat pelajaran
materi Siswa mencatat materi pelajaran dengan baik dan sistematis
c. Menyiapkan pelajaran
alat-alat Siswa disiplin menyiapkan alat-alat pelajaran.
d. Kecepatan mengerjakan Siswa dapat dengan cepat tugas e.
menyelesaikan tugas
Keaktifan siswa dalam Siswa aktif bertanya dan pembelajaran
menjawab pertanyaan guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
166
KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN 2
No 1.
Indikator
Tujuan
No.soal
Melalui penugasan siswa dapat
1-5
Kognitif a. Membandingkan dua bilangan bulat
membandingkan dua bilangan dengan benar.
b. Mengurutkan
Melalui penugasan siswa dapat
sekelompok bilangan
mengurutkan sekelompok
bulat dari terkecil ke
bilangan bulat dari yang
terbesar
terbesar ke yang
11-14
terkecildengan benar. Melalui penugasan siswa dapat
6-10
mengurutkan sekelompok
16-20
bilangan bulat dari yang terkecil ke yang terbesar dengan benar. 2.
Afektif a. Bertanya
Siswa dapat meningkatkan
b. Mengumbangkan
keterampilan sosial dan
pendapat
Ada
perilaku berkarakter dalam
c. Menjadi pendengar yang
proses pembelajaran.
baik d. Bekerja sama e. Tanggung jawab 3.
Psikomotor a. Melakukan
Ada percobaan Siswa dapat melakukan
sesuai dengan prosedur
percobaan sesuai prosedur
dengan baik dan sistematis commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
167
b. Mencatat pelajaran
materi Siswa mencatat materi pelajaran dengan baik dan sistematis
c. Menyiapkan pelajaran
alat-alat Siswa disiplin menyiapkan alat-alat pelajaran.
d. Kecepatan mengerjakan Siswa dapat dengan cepat tugas e.
menyelesaikan tugas
Keaktifan siswa dalam Siswa aktif bertanya dan pembelajaran
menjawab pertanyaan guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
168
KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN 3
No 1.
Indikator
Tujuan
No.soal
Melalui penugasan siswa dapat
10
Kognitif a. Menjumlah dua bilangan posiif
menjumlah dua bilangan bulat positif
b. Menjumlah dua bilangan negatif.
Melalui penugasan siswa dapat
5&9
menjumlahkan dua bilangan bulat negatif dengan benar.
c. Menjumlah bilangan
Melalui penugasan siswa dapat
1-4
bulat positif dan bilangan
menjumlah bilangan bulat
6-8
bulat negatif.
positif dengan bilangan bulat
10
negatif dengan benar. 2.
Afektif a. Bertanya
Siswa dapat meningkatkan
b. Mengumbangkan
keterampilan sosial dan
pendapat
Ada
perilaku berkarakter dalam
c. Menjadi pendengar yang
proses pembelajaran.
baik d. Bekerja sama e. Tanggung jawab 3.
Psikomotor a. Melakukan
Ada percobaan Siswa dapat melakukan
sesuai dengan prosedur
percobaan sesuai prosedur dengan baik dan sistematis
b. Mencatat pelajaran
materi Siswa mencatat materi pelajaran dengan baik dan sistematis commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
169
c. Menyiapkan pelajaran
alat-alat Siswa disiplin menyiapkan alat-alat pelajaran.
d. Kecepatan mengerjakan Siswa dapat dengan cepat tugas e.
menyelesaikan tugas
Keaktifan siswa dalam Siswa aktif bertanya dan pembelajaran
menjawab pertanyaan guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
170
Lampiran 15 KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN 1
No 1.
Indikator
Tujuan
Kognitif a. Mengurangi bilangan bulat
b.
2.
No.soal
Melalui penugasan siswa dapat
1-3
positif dengan bilangan bulat
mengurangkan dua bilangan bulat
6-7
positif
positif dengan benar.
Mengurangi bilangan bulat
Melalui penugasan siswa dapat
4-5
negatif dengan bilangan
mengurangkan dua bilangan bulat
8-10
bulat negatif.
negatif dengan benar.
Afektif a. Bertanya
Siswa dapat meningkatkan
b. Mengumbangkan pendapat
keterampilan sosial dan perilaku
c. Menjadi pendengar yang
berkarakter dalam proses
baik
Ada
pembelajaran.
d. Bekerja sama e. Tanggung jawab 3.
Psikomotor
Ada
a. Melakukan
percobaan Siswa dapat melakukan percobaan
sesuai dengan prosedur
sesuai prosedur dengan baik dan sistematis
b. Mencatat materi pelajaran
Siswa mencatat materi pelajaran dengan baik dan sistematis Siswa disiplin menyiapkan alat-
c.
Menyiapkan
alat-alat alat pelajaran.
pelajaran d.
Siswa dapat dengan cepat
Kecepatan
mengerjakan menyelesaikan tugas
tugas e.
Keaktifan
Siswa aktif bertanya dan siswa
dalam menjawab pertanyaan guru
pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
171
KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN 2
No 1.
Indikator
Tujuan
No.soal
Melalui penugasan siswa dapat
1, 3, 5,
Kognitif a. Mengurangi bilangan bulat positif dengan
mengurangi bilangan bulat
negatif dan sebaliknya.
positif dengan negatif, dengan
7
benar. Melalui penugasan siswa dapat mengurangi bilangan bulat
2, 4, 6, 8
negatif dengan positif, dengan benar. b. Menuliskan kalimat
Melalui penugasan siswa dapat
pernyataan pengurangan
kalimat pernyataan
kedalam bentuk
pengurangan kedalam bentuk
penjumlahan dan
penjumlahan dengan benar.
sebaliknya.
Melalui penugasan siswa dapat
9-14
15-20
kalimat pernyataan penjumlahan kedalam bentuk pengurangan dengan benar. 2.
Afektif a. Bertanya
Siswa dapat meningkatkan
b. Mengumbangkan
keterampilan sosial dan
pendapat
Ada
perilaku berkarakter dalam
c. Menjadi pendengar yang
proses pembelajaran.
baik d. Bekerja sama e. Tanggung jawab 3.
Psikomotor
commit to user
Ada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
172
a. Melakukan
percobaan Siswa dapat melakukan
sesuai dengan prosedur
percobaan sesuai prosedur dengan baik dan sistematis
b. Mencatat materi pelajaran Siswa mencatat materi pelajaran dengan baik dan sistematis c.
Menyiapkan pelajaran
d.
alat-alat pelajaran.
Kecepatan mengerjakan Siswa dapat dengan cepat tugas
e.
alat-alat Siswa disiplin menyiapkan
menyelesaikan tugas
Keaktifan siswa dalam Siswa aktif bertanya dan pembelajaran
menjawab pertanyaan guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
173
KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN 3
No 1.
Indikator
Tujuan
No.soal
Melalui penugasan siswa dapat
1-12
Kognitif a. Melakukan operasi hitung campur
menghitung operasi hitung campur bilangan bulat dengan benar.
b. Memecahkan masalah
Melalui penugasan siswa dapat
sehari-hari yang
memecahkan masalah yang
berhubungan dengan
berkaitan dengan bilangan
bilangan bulat
bulat dalam kehidupan sehari-
13-15
hari dengan benar. 2.
Afektif a. Bertanya
Siswa dapat meningkatkan
b. Mengumbangkan
keterampilan sosial dan
pendapat
Ada
perilaku berkarakter dalam
c. Menjadi pendengar yang
proses pembelajaran.
baik d. Bekerja sama e. Tanggung jawab 3.
Psikomotor a. Melakukan
Ada percobaan Siswa dapat melakukan
sesuai dengan prosedur
percobaan sesuai prosedur dengan baik dan sistematis
b. Mencatat materi pelajaran Siswa mencatat materi pelajaran dengan baik dan sistematis c.
Menyiapkan
alat-alat Siswa disiplin menyiapkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
174
pelajaran d.
Kecepatan mengerjakan Siswa dapat dengan cepat tugas
e.
alat-alat pelajaran.
menyelesaikan tugas
Keaktifan siswa dalam Siswa aktif bertanya dan pembelajaran
menjawab pertanyaan guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
175
Lampiran 16 HASIL OBSERVASI KINERJA GURU DALAM MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM SD NEGERI PEKUNDEN KUTOWINANGUN KEBUMEN Siklus
: I (Satu)
Pertemuan Pertama
: 1 Februari 2011
Pertemuan Kedua
: 2 Februari 2011
Pertemuan ketiga
: 8 Februari 2011 Nilai pertemuan
No
Variabel 1
2
3
Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran Kemampuan guru mengelola kelas
3
3
4
3
3
3
2
3
3
4
Kemampuan guru mengelola waktu pembelajaran Memberikan apersepsi
3
3
3
5
Menyampaikan materi
3
3
4
6
4
3
3
7
Kemampuan memberikan pertanyaan Perhatian guru terhadap siswa
4
4
4
8
Pengembangan aplikasi
3
2
2
9
Kemampuan menutup pelajaran
3
4
3
3,1
3,3
1 2 3
Rata-rata 3,1 Rata-rata siklus I = 3,2
Kebumen,
Februari 2011
Observer
Ma’sumah commit to user
NIP.19581119 198405 2 001
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
176
Lampiran 17 HASIL OBSERVASI KINERJA GURU DALAM MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM SD NEGERI PEKUNDEN KUTOWINANGUN KEBUMEN Siklus
: II (dua)
Pertemuan Pertama
: 9 Februari 2011
Pertemuan Kedua
: 10 Februari 2011
Pertemuan ketiga
: 12 Februari 2011 Nilai pertemuan
No
Variabel 1
2
3
Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran Kemampuan guru mengelola kelas
3
4
4
3
3
4
3
3
3
4
Kemampuan guru mengelola waktu pembelajaran Memberikan apersepsi
4
3
3
5
Menyampaikan materi
4
4
3
6
3
4
4
7
Kemampuan memberikan pertanyaan Perhatian guru terhadap siswa
4
4
4
8
Pengembangan aplikasi
3
3
4
9
Kemampuan menutup pelajaran
3
3
4
3,4
3,6
1 2 3
Rata-rata 3,3 Rata-rata siklus II = 3,5
Kebumen,
Februari 2011
Observer
Ma’sumah commit to user
NIP.19581119 198405 2 001