PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DI SMK BHINEKA KARYA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.
Nurido Cahyadi, Ranto, Emily Dardi Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNS. Kampus 5 UNS Pabelan Jl. Ahmad Yani Nomor 200, Surakarta, Telp/Fax 0271 718419. e-mail :
[email protected]
ABSTRACT . The objectives of this research are to improve the learning activeness and result in the subject matter of Basic Vocational Competency of the students in Grade X of Bhineka Karya Vocational High School of Surakarta in Academic Year 2014/2015 through the application of the cooperative learning model of the Learning Together type. This research used the classroom action research with two cycles. Each cycle consisted of four phases, namely: planning, implementation, observation, and reflection. The subjects of research were the students in Grade X of Mechanical Engineering B of the aforementioned school. The data sources of research were the students, observation sheet of learning activeness, and result of learning achievement test. The data of research were validated by using the content validity for the test data and the construct validity for the non-test data. They were analyzed by using the descriptive comparative analysis. The procedure of research consisted of a series of four repeatedly cyclical activities.The application of the cooperative learning model of the Learning Together type can improve the learning activeness and result in the subject matter of Basic Vocational Competency of the students in Grade X of SMK Bhineka Karya Vocational High School of Surakarta. In the pre-cycle, the percentage of the students who had the expected learning activeness is 40 %. Following the application of the cooperative learning model of the Learning Together type, it becomes 63.34 % in Cycle I and 83.34% in Cycle II respectively. In addition, in the pre-cycle the percentage of the students who fulfilled the minimum learning completeness criterion is 43.34%. Following the application of the cooperative learning model of the Learning Together type, it becomes 76.67 % in Cycle I and 86.67% in Cycle II respectively. Keywords : Learning Together type, learning activeness, learning result, and Basic Vocational Competency
perbaikan kualitas mutu pendidikan terus
A. PENDAHULUAN Pendidikan menjadi salah satu sarana
dilakukan dengan berbagai upaya.
untuk membantu meningkatkan sumber daya
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
manusia yang berkualitas. Sumber daya
merupakan salah satu lembaga pendidikan
manusia yang berkualitas merupakan syarat
menengah
untuk mencapai keberhasilan pembangunan,
pendidikan formal. SMK memiliki tujuan
kemajuan
dan
mencetak dan menyiapkan lulusan menjadi
dan
tenaga kerja yang terampil sesuai dengan
teknologi,oleh
ilmu
pengetahuan
karena,
pembaruan
bidang 1
yang
keahliannya
merupakan
serta
lembaga
berkesempatan
untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang
Strategi
lebih tinggi.
mengharuskan siswa menghafal, tetapi sebuah
Dasar Kompetensi Kejuruan merupakan
belajar
mengajar
yang
tidak
strategi pembelajaran yang mendorong siswa
salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
merangsang
kelas X Mesin di semester II. Kegiatan
mendapatkan pengerahuan baru, terdapat
pembelajaran di sekolah, Dasar Kompetensi
berbagai alternatif model pembelajaran yang
Kejuruan menjadi salah satu mata pelajaran
bisa
yang utama dan masih dianggap sulit oleh
pembelajaran
siswa.
Kompetensi
learning) sebagai salah satu strategi alternatif
Kejuruan diperlukan suatu metode mengajar
yang diharapkan dapat membantu siswa
yang
Model
mengkomerangsang pikiran mereka sendiri,
pembelajaran yang dipilih sebaiknya model
meningkatkan kemampuan siswa bekerja
pembelajaran
siswa
sama dengan orang lain, meningkatkan
termotivasi dan lebih aktif terlibat dalam
keaktifan belajar dan pada saat yang sama
proses pembelajaran, sehingga siswa akan
meningkatkan hasil belajar siswa.
dengan
Pembelajaran
bervariasi
dan
inovatif.
yang
mudah
memahami
Dasar
membuat
dalam
materi
menerima
yang
guru,dengan keaktifan
dan
pikiran
digunakan
dan
mereka
memilih
kooperatif
tipe
belajar yang tinggi
Learning
ini untuk
model
(cooperative
Peneliti memilih model
disampaikan
untuk
pembelajaran
Together dalam penelitian
diterapkan
dalam
kegiatan
maka siswa akan lebih banyak ide atau
pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan di
gagasan
SMK Bhineka Karya Surakarta.
untuk
menyelesaikan
suatu
permasalahan daripada siswa yang memiliki
Tipe ini dipilih karena merupakan tipe
keaktifan belajar yang lebih rendah.
yang
Proses pembelajaran saat ini guru lebih
pembelajaran kooperatif dan diyakini cocok
mendominasi sehingga siswa kurang aktif
dengan situasi siswa yang cenderung belajar
ketika pembelajaran berlangsung, dibuktikan
lebih efisien dalam kelompok atau belajar
dengan siswa tersebut jarang bertanya kepada
secara bersama-sama, tipe pembelajaran ini
guru mengenai materi yang belum dipahami.
menunjukkan adanya keseimbangan peran
Pembelajaran saat ini guru lebih sering
antara
menggunakan
konvensional,
mengajarkan pengaetahuan baru dengan siswa
meskipun guru telah berusaha melibatkan
yang aktif terangsang pikirannya menerima
siswa dengan metode tanya jawab namun
pengetahuan baru.
tidak semua siswa aktif.
Penelitian dilaksanakan dan mengarah pada
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan
tujuan yang sebenarnya, maka rumusan
sebuah
masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
strategi
metode
belajar
mengajar yang
berbeda untuk diterapkan kepada siswa. 2
sederhana
guru
dari
sebagai
berbagai
seorang
model
yang
1. Apakah
penerapan
model
Learning
2004:96)
menyatakan
pengetahuan
belajar siswa pada mata pelajaran Dasar
pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri
Kompetensi Kejuruan di kelas X Mesin
dengan bekerja sendiri,dengan fasilitas yang
SMK Bhineka Karya Surakarta?
diciptakan sendiri baik secara rohani maupun
penerapan
diperoleh
dari
Learning
teknis”. Terdapat kegiatan belajar yang
Togetherdapat meningkatkan hasil belajar
mempunyai tingkat keaktifan yang tinggi dan
siswa
adapula yang rendah.
pada
mata
model
harus
“segala
Together dapat meningkatkan keaktifan
2. Apakah
itu
bahwa
pelajaran
Dasar
Kompetensi Kejuruan di kelas X Mesin
Pendapat-pendapat
diatas
dapat
SMK Bhineka Karya Surakarta?
disimpulkan bahwa keaktifan siswa adalah
Model Learning Together merupakan
rangkaian
yang
metode yang melibatkan siswa yang dibagi
mengikuti
proses
dalam kelompok yang terdiri atas empat
menimbulkan perubahan perilaku belajar pada
atau lima kelompok dengan latar belakang
diri siswa.
yang berbeda mengerjakan lembar tugas. Kelompok-kelompok
ini
menerima
dilakukan
siswa
pembelajaran
satu
membagi
kegiatan
belajar
menjadi
kelompok kegiatan sebagai berikut:
penghargaan
1) Visual
hasil
sehingga
Paul D Dierich (Sardiman 2011:101)
lembar tugas, dan menerima pujian dan berdasarkan
dalam
kerja
activities,
yang
di
kelompok. Pembagian kelompok dilakukan
dalamnya:
secara heterogen berdasarkan hasil belajar
gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan
yang berbeda sehingga diharapkan dapat
orang lain.
memotivasi siswa untuk berinteraksi dengan
membaca,
termasuk
8
2) Oral activities,
memperhatikan
seperti:
menyatakan,
siswa lain, meningkatkan partisipasi, saling
merumuskan, bertanya, memberi saran,
membantu, dan saling bekerjasama dalam
mengeluarkan
berdiskusi memecahkan permasalahan yang
wawancara, diskusi, interupsi.
mereka dapatkan serta berperan aktif di dalam
3) Listening
pembelajaran.
“belajar
activities,
mendengarkan;
Sardiman (2011:95) berpendapat bahwa adalah
berbuat,berbuat
untuk
4) Writing cerita,
kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada
menyalin.
aktivitas”, hal tersebut menunjukkan bahwa
percakapan,
menulis
karangan,
laporan,
angket,
5) Drawing
sangat
diagram.
mengajar.
uraian,
contoh:
misalnya;
menggambar,
proses
sebagai
activities,
aktivitas merupakan prinsip atau asas yang didalam
mengadakan
diskusi, musik, pidato.
mengubah tingkah laku, jadi melakukan
penting
pendapat,
belajar
Rousseau dalam Sardiman ( 3
activities, membuat
misalnya: grafik,
peta,
6) Motor
activities,
dalamnya
yang
antara
termasuk
lain:
di
psikomotoris
yang
semuanya
sudah
melakukan
terangkum dalam ketuntasan hasil belajar
percobaan, membuat konstruksi, model
siswa yang telah ditetapkan menjadi nilai
mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
KKM yang telah ditetapakan setiap sekolah.
7) Mental activities, misalnya: mengingat, memecahkan
masalah,
Penelitian yang menguatkan penelitian ini
memecahkan
adalah :
soal, menganalisa, melihat hubungan,
1. Moch. Khoirun Nas dan Edy Sulistyo
mengambil keputusan. 8) Emotional menaruh
(2013) dalam jurnal penelitiannya yang
activities, minat,
misalnya:
merasa
berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran
bosan,
Kooperatif
Tipe
Learning
Together
gembira, bersemangat, bergairah, berani,
Terhadapa Hasil Belajar Siswa Pada Mata
tenang, gugup.
Diklat Menjelaskan Dasar-Dasar Sinyal
Nana Sudjana (2008:22-23) menyatakan
Video Di SMK Negeri 1 Sidoarjo “. Hasil
bahwa hasil belajar adalah kemampuan-
dari penelitian ini adalah diperoleh hasil
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
belajar siswa untuk kelas eksperimen
menerima pengalaman belajarnya. Horward
(metode
Kingsley
2008:22-23)
sebesar 85,712 dan standar deviasinya
membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a)
adalah sebesar 5,947. Rata-rata hasil
ketrampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan
belajar
dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita,
(pembelajaran langsung) adalah sebesar
masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi
78,809 dan standar deviasinya adalah
dengan bahan yang telah ditetapkan dalam
5,108. Pernyataan tersebut menyatakan
kurikulum. Gagne membagi lima kategori
bahwa penggunaan model pembelajaran
hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b)
kooperatif tipe Learning Together lebih
ketrampilan intelektual, (c) strategi kognitif,
baik
(d) sikap dan (e) ketrampilan motoris.
pembelajaran langsung yang diterapkan di
(Nana
Kesimpulannya
Sudjana
bahwa
hasil belajar
penguasaan
siswa
dibandingkan
kelas
dengan
adalah
kontrol
model
2. Suyadi
(2010)
dalam
penelitiannya
dan
berjudul “Meningkatkan Prestasi Belajar
keterampilan suatu mata pelajaran tertentu
Matematika Melalui Metode Kooperatif
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hasil
Learning Together Pada Siswa Kelas
belajar
berupa
VIIC Tahun Pelajaran 2009/2010“. Hasil
keterampilan, pengetahuan, kebiasaan dan
penelitian ini adalah metode kooperatif
cita-cita. Hasil belajar terdiri dari tiga ranah
model Learning Together berdampak
yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
positif
yang
pengetahuan
untuk
Together)
SMK Negeri 1 Sidoarjo.
adalah kemampuan yang dicapai oleh siswa dalam
Learning
diperoleh
dapat
4
dalam
meningkatkan
prestasi
belajar
siswa
meningkatkan
yang
ditandai
prestasi
belajar
dengan
lebih tinggi dari pada pencapaian siswa
siswa
sebelumnya pada materi zat dan suhu.
dalam setiap siklus, yaitu siklus I ( 54,54
5. Yasemin KOC, Seda Okumuş, dan Bilge
%) dan siklus II (94,45 %).
Öztrük
(2013)
dalam
penelitiannya
3. Sidiq Abdul Rochman (2011) dalam
berjudul “ Effect Of Cooperative Learning
penelitiannya berjudul “Penerapan Model
Model On Science And Technology
Pembelajaran Tipe Learning Together
Laboratory Practice Lesson (Penerapan
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
model pembelajaran Kooperatif dalam
Siswa Pada Mata Diklat Keselamatan,
pelajaran praktek ilmu pengetahuan dan
Kesehatan, Kerja dan Lingkungan Hidup
teknologi
(K3LH)
penelitiannya
Kelas
X
Administrasi
di
laboratorium)”. adalah
Hasil
penggunaan
Perkantoran 2 SMK Batik Surakarta
Learning Together mempengaruhi secara
Tahun Ajaran 2010/2011”. Hasil dari
positif prestasi akademik, pengalaman
penelitian
adanya
siswa
laboratorium
peningkatan kerja siswa pada siklus I
siswa
pada
sebesar 62,5% menjadi 87,5% pada siklus
Teknologi.
ini
adalah
(1)
II dan sudah melampaui target yang ingin
dan
keterampilan
pelajaran
Sains
dan
B. METODE PENELITIAN
dicapai yaitu 70% (2) Keaktifan siswa
Penelitian
tindakan
mengalami peningkatan dengan adanya
dilaksanakan
peningkatan rata-rata pada siklus I sebesar
Surakarta mengambil subjek penelitian yaitu
25% menjadi 79,17% pada siklus II dan
siswa kelas X Mesin 1. Kelas X Mesin B
sudah melampaui target yaitu 70%.
memiliki jumlah siswa sebanyak 30 siswa.
di
SMK
kelas Bhineka
yang Karya
4. Fatih Gürbüz (2013) dalam penelitiannya
Data yang dikumpulkan dalam penelitian
“Effects of reading-writing-application
tindakan kelas ini adalah data hasil belajar
and learning together techniques on 6th
dan keaktifan belajar. Sumber data penelitian
grade students’ academic achievements on
tindakan kelas berupa peristiwa dan dokumen.
the subject of “Matter and Temperature”
Peristiwa yang terdiri dari proses belajar
(Pengaruh
Reading-Writing
mengajar dan pengamatan yang menggunakan
dan teknik Learning Together pada siswa
lembar amatan. Dokumen yang digunakan
kelas 6 pada materi zat dan suhu) “. Hasil
antara lain nama siswa, hasil tes siswa, daftar
dari penelitian ini adalah penerapan
nilai pra penelitian, rencana pelaksanaan
metode Reading-Writing-Aplication dan
pembelajara, silabus dan foto kegiatan. Data
Learning Together dengan pengukuran
keaktifan
menggunakan EAT dan AAT dapat
pengamatan dan data hasil belajar diperoleh
meningkatkan prestasi akademik siswa
dari hasil tes siklus.
penerapan
5
belajar
diperoleh
dari
hasil
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
pengamatan,
dokumentasi,tes
dan
lembar amatan. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik validitas isi dan
teknik
validitas
konstruk.
Validasi
nstrumen untuk tes adalah menggunakan validitas isi dengan menggunakan program Iteman,
untuk
menggunakan
instrument
teknik
non
validitas
tes
konstruk.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik diskriptif komparatif. Indikator kerja digunakan untuk menunjukkan
Gambar 1. Tahap Penelitian Tindakan Kelas
peningkatan keaktifan belajar dan hasil
(Sumber: Arikunto dkk., 2009: 16)
belajar siswa kelas X Mesin 1 SMK Bhineka Karya
Surakarta.
Indikator
keberhasilan
Perencanaan tindakan dilakukan sebagai
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
persiapan pelaksanaan tindakan. Antara lain
adalah pertama peningkatan hasil belajar
yaitu menyusun rencana pembelajaran dengan
siswa dari kondisi awal ke siklus I dan dari
guru kolaborasi, menentukan pokok bahasan
siklus I ke siklus II. Kedua peningkatan
sesuai dengan program tahunan dan semester,
keaktifan belajar siswa dari kondisi awal ke
menyusun RPP, menyiapkan materi dan
siklus I dan dari siklus I ke siklus II.
media, membuat lembar amatan keaktifan,
Presentase siswa yang ditargetkan mengalami
dan menyusun tes.
peningkatan hasil belajar sebesar 80% dari jumlah
siswa
secara
keseluruhan,
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas
dan
dengan
menggunakan
model
Learning
presentase siswa yang ditargetkan mengalami
Together sesuai dengan tahapan- tahapan
peningkatan kreativitas belajar sebesar 80%
yang ditentukan, mulai dari pembentukan
dari jumlah siswa secara keseluruhan.
kelompok,
Pelaksanaan penelitian penelitian tindakan
diskusi,
presentasi
secara
kelompok.
kelas ini dilakukan secara bertahap, setiap
Pelaksanaan pengamatan dilakukan pada
siklus terdiri dari empat tahapan yaitu
saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan
perencanaan
pada
tindakan,
pelaksanaan,
variabel
hasil
belajar
dengan
pengamatan, dan refleksi. Prosedur penelitian
mengadakan penilaian dan pada variabel
yang digunakan dalam penelitian tindakan
keaktifan
kelas ini adalah sebagai berikut:
lembar amatan. Pengamatan keaktifan belajar
belajar
dengan
dilakukan oleh tiga pengamat. 6
menggunakan
Pelaksanaan refleksi dilakukan setelah pengamatan.
Data
hasil
Berikut data rekapitulasi dari kegiatan
pengamatan
penelitian yang telah dilakukan:
didiskusikan dengan guru kolaborasi dan bersama-sama
menemukan
dengan
tujuan
tindakan pra-siklus, tindakan siklus I
kelemahan-kelemahan
proses
dan tindakan siklus II
pembelajaran, selanjutnya
sehingga dapat
proses
90
perbaikan-
80
pada
dilakukan
Persentase Siswa yang Tuntas (%)
dianalisis
1. Perbandingan nilai keaktifan siswa dari
perbaikan. C. HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN Materi pelajaran yang disampaikan pada penelitian ini adalah memahami macammacam besi dan baja untuk siklus I dan sifatsifat logam untuk siklus II. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
70 60 50 40 30 20 10 0
Pra Siklus
harus selalu memperhatikan suasana kelas dan
Siklus I Siklus II
Kegiatan Penelitian
suasana siswa agar tujuan dari penelitian
Gambar 1. Perbandingn nilai keaktifan siswa
dapat tercapai, pada penelitian tindakan siklus I masih terdapat beberapa kelemahan guru
2. Perbandingan dari nilai tes hasil belajar
dan siswa yang menyebabkan keaktifan dan
pada pra-siklus, tindakan siklus I dan
hasil belajar belum memenuhi target. Hasil
tindakan siklus II
dari refleksi siklus I diperlukan perubahan 100
perubahan
dalam
siklus
II
Persentase Siswa yang Tuntas (%)
dalam proses siklus II, dengan melakukan mampu
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I. Hasil dari perubahan pada siklus II menunjukkan hasil tes siklus II semakin baik sehingga jumlah siswa yang mendapat
nilai
sesuai
dengan
kriteria
ketuntasan meningkat dan hasil dari lembar amatan
keaktifan
meningkat.
Tujuan
siswa
juga
semakin
penelitian
berupa
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Pra Siklus Siklus I
Siklus II
Kegiatan Penelitian Gambar 2. Perbandingan nilai tes
peningkatan hasil belajar dan keaktifan
hasil belajar siswa
belajar siswa. 7
Pembelajaran dengan menerapkan model Learning
Togetheryang
pembelajaran
didasari
berkelompok,
Kejuruan di kelas X Mesin 1 SMK
dengan
Bhineka Karya Surakarta. Peningkatan
berdiskusi,
hasil belajar siswa terjadi di setiap siklus,
presentasi, dan tanya jawab dapat berjalan
persentase
dengan baik karena siswa merasa nyaman
prasiklus sebesar 40%, meningkat pada
melalui model pembelajaran ini, meskipun
siklus
ada beberapa peningkatan yang tidak konstan
kemudian
namun secara keseluruhan telah memenuhi
menjadi 83,34%, dari
target, dengan pembelajaran ini siswa dituntut
keseluruhan.
untuk mencapai hasil maksimal dalam belajar,
ketuntasan
I
menjadi
siswa
sebesar
meningkat
pada
pada
63,34%, siklus
II
jumlah siswa
E. SARAN
tetapi harus didukung dengan kondisi siswa
Berdasarkan
penelitian
yang
telah
yang lain, dapat dikatakan apabila siswa ingin
dilaksanakan, peneliti menyampaikan saran
mendapatkan nilai yang baik maka teman atau
sebagai berikut bagi:
siswa yang lain juga harus mendapatkan nilai
1. Guru
yang baik juga.
a. Guru disarankan menerapkan model pembelajaran
D. SIMPULAN
model tersebut dalam kegiatan belajar mengajar yang tentunya disesuaikan
kelas yang dilakukan dalam dua siklus dapat
dengan materi dan kondisi siswa.
disimpulkan sebagai berikut: model
Learning
b. Guru hendaknya selalu meningkatkan
Together
kemampuannya
dapat meningkatan keaktifan belajar siswa
materi serta dalam mengelola kelas,
Kejuruan di kelas X Mesin SMK Bhineka
sehingga hasil belajar
Karya Surakarta. Peningkatan keaktifan
meningkat
belajar siswa terjadi di setiap siklus,
proses
sehingga
pembelajaran
2. Penerapan modelLearning Together dapat
menjadi
suasana lebih
kondusif dan siswa dapat lebih
meningkatkan hasil belajar siswa pada Dasar
yang
pembelajaran dan harus
diperhatikan
dari jumlah siswa keseluruhan.
pelajaran
dengan
c. Guru dan siswa bekerjasama selama
kemudian
meningkat pada siklus II menjadi 86,67%,
mata
kemampuan
terus
dimilikinya.
sebesar 43,34%, meningkat pada siklus I 76,67%,
dapat
seiring
peningkatan
persentase keaktifan siswa pada prasiklus
sebesar
dalam
mengembangkan dan menyampaikan
pada mata pelajaran Dasar Kompetensi
menjadi
tipe
Learning Together dapat menerapkan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
1. Penerapan
kooperatif
mudah
Kompetensi
memahami
pembelajaran. 8
materi
Laboratory Practice Lesson. International Journal on New Trends in Education and Their Implication. 4 (4), 42-57.
2. Siswa a. Siswa dapat bekerjasama dalam arti yang
positif,
baik
dengan
Khooirun, M & Sulistyo, A. 2013. Pengaruh Model Pembalajaran Kooperatif Tipe Learning Together Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Menjelaskan Dasar Sinyal Video Di SMK Negeri 1 Sidoarjo. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
guru
maupun dengan siswa yang lain dalam proses belajar mengajar. b. Siswa hendaknya mampu memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik
Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta. Pusataka Pelajar.
dimana hal ini pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa
Rochman, S.A. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Diklat Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup ( K3LH ) Kelas X Administrasi Perkantoran 2 SMK Batik Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
3. Sekolah : a. Fasilitas
yang
dapat
mendukung
kelancaran kegiatan belajar mengajar lebih dilengkapi. b. Mendorong dan memotivasi guru untuk
selalu
berusaha
mengembangkan model dan metode
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta. Rajawali Press.
pembelajaran yeng merangsang siswa untuk aktif dan lebih mudah dalam
Slavin E Robert. 2008. Coopertive Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : Nusa Media
memahami materi pembelajaran F. DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, N.2008.PenilaianHasilProsesBelajar .Bandung:PT.Remaja.
Arikunto, S. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara Gürbüz, F., Aksoy, G., Töman, U. 2013. “Effects of reading-writingapplication and learning together techniques on 6th grade students’ academic achievements on the subject of “Matter and Temperature” “. Mevlana International Journal of Education (MIJE) 3 (2). 139-150 Koc, Y., Okumuş, S., Öztürk, B. (2013). Effect Of Cooperative Learning Model On Science And Technology
Suyadi.
9
2010. Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Metode Kooperatif Model Learning Together Pada Siswa Kelas VIIC Tahun Pelajaran 2009/2010. Semarang. SMP Negeri 21 Semarang.
10