PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER (LT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK LEMBAGA SOSIAL KELAS XII IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
JURNAL
Oleh : AZIZAH NUROCHMAH K8411014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER (LT) UNTUK MENINGKATKANPRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK LEMBAGA SOSIAL KELAS XII IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Azizah Nurochmah. K8411014
ABSTRAK
Azizah Nurochmah. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada materi pokok lembaga sosial dengan menerapkan pembelajaran Learning Together (LT).Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XII IPS 2 SMA Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Sumber data adalah guru dan peserta didik. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, kajian dokumen, tes dan angket. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian dengan penerapan pembelajaran Learning Together (LT) dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada materi lembaga sosial dari segi aspek kognitif dan aspek afektif. Berdasarkan tes kognitif siklus I persentase ketuntasan belajar siswa adalah 81,25% dengan nilai rata-rata kelas 81,9, kemudian meningkat menjadi 93,75% dengan nilai rata-rata kelas 89,9 pada siklus II. Untuk penilaian aspek afektif persentase ketercapaian pada siklus I adalah 73,17% kemudian meningkat menjadi 86,51% pada siklus II.
Kata Kunci : Learning Together (LT), prestasi belajar
ii
ABSTRACT
Azizah Nurochmah. IMPLEMENTATION OF LEARNING TOGETHER (LT) MODEL TO IMPROVE STUDENTS’ ACHIEVEMENT ON SOCIAL INSTITUTION SUBJECT IN CLASS XII SOCIAL 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2014/2015 . Thesis. Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University, January 2015. This research is aimed at improving students’s achievement on a particular subject of instruction in Sociology that is Social Institution through Learning Together (LT) model. Students of class XII Social 2 SMA Negeri 5 Surakarta academic year 2014/2015 has become the subject of this reseach. Data were collected from both teachers and students. Data collection techniques used in this research were observation, interview, document analysis, test, and questionnaire. The data were analyzed through qualitative descriptive analysis. The result shows that the implementation of Learning Together (LT) model has improved the students’ achievement on Social Institution subject of both cognitive and affective aspect. Based on cognitive test cycle I, students’ passing grade percentage reached 81,25% and class’ mean grade was 81,9. Those were increased in cycle to that shows 93,75% for the students’ passing grade percentage and the class’ mean grade increased to 89.9. The affective achievement increased as well from 73,17% in cycle I to 86,51% in cycle II. Key words : Learning Together (LT), students’ achievement.
iii
penyempurnaan
PENDAHULUAN
Sebelumnya Pendidikan
kurikulum
yang
aspek
diterapkan ialah kurikulum 2006
paling penting dalam meningkatkan
(KTSP) yang kini disempurnakan
kualitas
manusia.
menjadi kurikulum 2013. Dalam
seseorang
kurikulum 2013 ini lebih ditonjolkan
sumber
Melalui
adalah
kurikulum.
daya
pendidikan
memperoleh
keterampilan
dan
dalam aspek pembentukan karakter
pengetahuan. Pendidikan merupakan
disamping aspek pengetahuan dan
suatu usaha sadar dan terencana yang
keterampilan. Namun masih ada
bertujuan
untuk
mewujudkan
sekolah-sekolah
keinginan
manusia.
Salah
satu
menggunakan kurikulum 2006 atau
kegiatan mendasar dalam pendidikan
KTSP, salah satunya adalah SMA
ialah belajar. Belajar merupakan
Negeri 5 Surakarta. SMA Negeri 5
suatu proses yang dibutuhkan oleh
Surakarta memang telah menerapkan
siswa
memperoleh
kurikulum 2013 tetapi untuk kelas
Dalam pembukaan
XII masih menggunakan kurikulum
Undang-Undang Dasar 1945 alinea
lama yaitu KTSP. KTSP merupakan
keempat disebutkan bahwa salah satu
kurikulum
tujuan
sesuai dengan satuan pendidikan,
untuk
pengetahuan.
negara
mencerdaskan
Indonesia kehidupan
adalah bangsa,
yaitu melalui pendidikan
yang
yang
dikembangkan
masing-masing
daerah
karakteristik peserta
Kegiatan pembelajaran yang
masih
dan
didik. Pada
KTSP, guru diberikan kesempatan
diselenggarakan oleh setiap guru,
untuk
selalu bermula dan bermuara pada
indikator sendiri, selain itu guru
komponen-komponen pembelajaran
dapat lebih kreatif dalam memilih
yang tersurat dan tersirat dalam
dan
kurikulum.
pembelajaran
Pemerintah
telah
dapat
mengembangkan
mengembangkan yang
materi akan
di
melakukan berbagai upaya dalam
sampaikan. Dalam KTSP siswa di
meningkatkan mutu dan kualitas
tuntut untuk berperan aktif dalam
pendidikan di Indonesia. Salah satu
pembelajaran
upaya yang dilakukan adalah dengan
berpusat pada peserta didik (Student
melakukan perubahan, perbaikan dan
Centered Learning), sedangkan guru
atau
pembelajaran
1
berperan
sebagai
fasilitator,
Selain siswa dituntut untuk
motivator dan evaluator. Adanya
aktif dalam melakukan, mencoba dan
perubahan
mengalami sendiri dalam proses
tersebut
mampu
diharapkan
memperbaiki
mutu
pembelajaran,
siswa
diharapkan
pendidikan, baik dari segi proses
dapat bekerja sama dalam kelompok
maupun hasil pendidikan. Dengan
(colaborative
demikian, diharapkan siswa dapat
bekerja sama dalam kelompok materi
lebih aktif, kreatif, berfikir secara
pembelajaran
kritis dan mandiri dalam mencari
ditangkap dan diingkat oleh siswa.
informasi
Terbukti hasil temuan sejumlah riset,
untuk
membangun
pengetahuannya.
learning).
akan
Dengan
lebih
mudah
seperti apa yang dilaporkan Davis
Melalui
keterlibatan
(1993), tanpa memandang apa bahan
aktivitas siswa dalam pembelajaran
ajarnya, para siswa yang bekerja
diharapkan dapat meningkatkan hasil
dalam
dan proses pembelajaran.
Hal ini
cenderung
belajar
dapat
melalui
tentang
materi
dilakukan
kelompok-kelompok lebih
kecil banyak
ajar
pembelajaran kontekstual, dimana
mengingatnya
pembelajaran dapat lebih banyak
dibandingkan
memberikan
kepada
tersebut dihadirkan dalam bentuk
siswa untuk melakukan, mencoba
yang lain, misalnya berupa bentuk
dan melakukan sendiri. Pembelajaran
ceramah oleh guru. Di samping itu,
kontekstual
konsep
temuan riset itu juga menyatakan
belajar yang dapat membantu guru
bahwa para siswa yang bekerja sama
mengaitkan
yang
dalam kolaboratif lebih merasa puas
diajarkannya dengan situasi dunia
dibandingkan dengan siswa kelas
nyata siswa dan mendorong siswa
lain yang diajarkan dengan metode
membuat
nonkolaboratif.
kesempatan
merupakan
antara
hubungan
pengetahuan dengan
materi
yang
antara dimilikinya
penerapannya
lebih
dan
jika
materi
lama ajar
SMA Negeri 5 Surakarta
dalam
merupakan salah satu SMA yang
kehidupan mereka sebagai keluarga
cukup diminati oleh masyarakat. Di
dan masyarakat.
dalam proses pembelajarannya, SMA Negeri
5
Surakarta
menetapkan
2
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Berdasarkan
hasil
untuk mata pelajaran sosiologi yaitu
wawancara yang dilakukan dengan
77. Peserta didik dengan nilai lebih
guru mata pelajaran sosiologi yaitu
dari sama dengan 77 dinyatakan
Ibu Juarti S.Pd yang merupakan guru
tuntas,
sosiologi kelas XII IPS 2 SMA
sedangkan
peserta
didik
dengan nilai di bawah 77 dinyatakan
Negeri
5
Surakarta
belum
September
2014,
tuntus,
sehingga
perlu
pada
15
proses
mengikuti remidial. Berdasarkan data
pembelajaran pada mata pelajaran
nilai materi perubahan sosial kelas
sosiologi yang dilaksanakan di SMA
XII IPS 2 tahun pelajaran 2013/2014
Negeri
diperoleh data bahwa terdapat 17
menggunakan model pembelajaran
dari 32 peserta didik atau 53,13%
diskusi interaktif dan penugasan.
peserta didik yang memperoleh nilai
Tetapi di dalam proses pembelajaran
di bawah KKM. Berdasarkan nilai
peserta didik masih belum aktif,
rata-rata kelas XII IPS 2 tahun
sehingga
pelajaran
71,9
berpusat
menunjukkan bahwa prestasi belajar
Centered
di kelas tersebut masih di bawah
bertentangan dengan ciri dari KTSP
KKM,
yang mengutamakan pembelajaran
2013/2014
yaitu
dimungkinkan
karena
5
Surakarta
sudah
pembelajaran pada
masih
guru
Learning).
Hal
siswa
ini
beberapa faktor, salah satu faktornya
berpusat
adalah proses pembelajaran.
Centered Learning). Oleh karena itu,
Berdasarkan
pada
(Teacher
hasil
diperlukan
pengamatan yang dilakukan pada
kooperatif
tanggal 8-9 September 2014 di kelas
pembelajaran
XII IPS 2, proses pembelajaran yang
prestasi belajar peserta didik.
(Student
pembelajaran
yang
dalam untuk
proses memperbaiki
dilaksanakan masih belum mampu
Dari
membuat peserta didik menjadi lebih
permasalahan
aktif dan kreatif. Peserta didik
Centered
cenderung
menyebabkan peserta didik menjadi
pasif
sehingga
permasalahandi
atas
Teacher
Learning
(TCL)
berpengaruh pada prestasi belajar
pasif dan prestasi belajar
peserta didik yang rendah.
rendah. Oleh karena itu diperlukan suatu
kreativitas
guru
yang
untuk
3
meningkatkan kualitas proses dan
(LT) peserta didik dikelompokkan
hasil belajar sosiologi sehingga dapat
dalam
memotivasi
berjumlah empat sampai lima peserta
peserta
didik
dalam
kelompok-kelompok
mempelajari materi. Agar peserta
didik,
didik aktif dan termotivasi dalam
mengerjakan tugas dalam kelompok
kegiatan pembelajaran diharapkan
tersebut, di mana setiap individu
guru mampu menerapkan model
akan
pembelajaran yang tepat yang sesuai
pemikiran pada pemecahan masalah
dengan
yang
materi
dan
karakteristik
peserta didik di dalam kelas.
peserta
memberikan
ada
pada
sehingga
Dalam
proses
didik
kecil
akan
sumbangan
tugas
tersebut,
diperoleh
kesepakatan
Pembelajaran
Learning
bersama.
pembelajaran,
penggunaan
model
pembelajaran
yang
tepat
dalam
Together (LT) mengutamakan empat
materi
dapat
unsur bagian, yaitu interaksi tatap
membantu peserta didik mengetahui
muka di mana para peserta didik
serta memahami segala sesuatu yang
bekerja dalam kelompok-kelompok
diajarkan oleh guru. Oleh karena itu,
beranggotakan empat sampai lima
perlu
orang;
menyajikan
suatu
diberikan
pembelajaran
suatu
untuk
metode mengatasi
interpendensi
merupakan
unsur
positif
pembelajaran
masalah tersebut. Salah satu dengan
kooperatif di mana semua anggota
pembelajaran
kelompok
pembelajaran digunakan
kooperatif, kooperatif
dalam
penelitian
yang
berbagi
tujuan
yang
bersama menganggap bahwa bekerja
ini
sama secara individual dan kolektif
adalah metode pembelajaran Leaning
menguntungkan
Together (LT).
tergantung pada partisipasi semua
Learning
Together
(LT)
dan
kesuksesan
anggota; tanggungjawab individu di
adalah model pembelajaran yang
mana
diyakini cocok dengan situasi peserta
memperlihatkan
didik yang cenderung belajar lebih
secara individual telah menguasai
efisien dan efektif dalam kelompok
materinya;
dan
atau belajar secara bersama. Pada
kemampuan
interpersonal
pembelajaran
kelompok-kelompok kecil di mana
Learning
Together
para
peserta
didik
bahwa
mereka
kemampuandan
4
para peserta didik diajari mengenai
informasi mengenai keadaan peserta
sasaran-sasaran yang efektif untuk
didik
bekerja sama dan mendiskusikan
kualitatif
seberapa baik kelompok mereka
kualitatif
diambil
bekerja
tujuan
observasi,
kajian
dalam
wawancara yang menggambarkan
penelitian ini diharapkan penggunaan
proses pembelaran di kelas. Aspek
model
kuantitatif
dalam
kelompok.
mencapai Sehingga
pembelajaran
Together
mampu
Learning
mengefektifkan
yang
dilihat
dan
dari
aspek
kuantitatif.
Aspek
dari
hasil
dokumen
dan
diambil
dari
hasil
penilaian belajar yang diperoleh
pembelajaran dan mendukung dalam
peserta
didik
dari
penilaian
meningkatkan prestasi belajar peserta
kemampuan berupa tes kognitif dan
didik.
tes afektif peserta didik terhadap pembelajaran baik dalam siklus I maupun siklus II.
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
merupakan
Instrumen dalam penilaian ini
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
meliputi instrumen pembelajaran dan
yang dilaksanakan dalam dua siklus.
instrumen
Prosedur yang digunakan dalam
pembelajaran
melaksanakan Penelitian Tindakan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Kelas (PTK) ini mengikuti model
(RPP). Instrumen penilaian berupa
yang dikembangkan oleh Kemmis
penilaian aspek kognitif dan aspek
dan McTanggart yakni berupa model
afektif.
penilaian. berupa
Instrumen silabus,
spiral yang terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan
(planning),
(acting),
pengamatan
tindakan
HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajaran
merupakan
(observing), dan refleksi (relfecting).
interaksi antara guru dan peserta
Subjek penelitian ini adalah peserta
didik serta sumber belajar untuk
didik kelas XII IPS 2 SMA Negeri 5
mendukung
Surakarta
pengetahuan, sikap dan keterampilan
Tahun
Pelajaran
2014/2015.
dikumpulkan
mengembangkan
peserta didik dalam proses belajar
Pada penelitian ini jenis data yang
dan
meliputi
sehingga
mencapai
tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.
5
Untuk mencapai tujuan pembelajaran
lembaga sosial. Berdasarkan hasil
yang telah dirumuskan perlu adanya
observasi, angket afektif, tes kognitif
perencanaan
kegiatan
serta
Kegiatan
dengan
terhadap
pembelajaran.
wawancara
pembelajaran
menggunakan
pembelajaran yang efektif dapat
pembelajaran
menunjang
belajar
(LT) dapat meningkatkan prestasi
peserta didik secara optimal. Proses
belajar peserta didik meliputi aspek
pembelajaran
kognitif dan aspek afektif.
keberhasilan
efektif
dilengkapi
Learning
model Together
dengan model pembelajaran yang memadai sehingga dapat menunjang
SIKLUS I
keberhasilan penguasaan materi pada
Pada pembelajaran siklus I,
diri peserta didik secara optimal.
peserta didik dibagi kelompok secara
Melalui proses pembelajaran, guru
acak
dapat mengetahui kemampuan dasar,
kelompok terdiri dari 6-7 peserta
latar
didik. Pada proses pembelajaran
belakang,
keingintahuan,
motivasi,
sikap
dan
dimana
masing-masing
minat
siklus I guru menekankan agar
peserta didik. Sehingga, guru dapat
peserta didik aktif mencari informasi
memahami
dan pengetahuan, sedangkan guru
karakteristik
peserta
didik yang merupakan modal utama
hanya
dalam penyampaian materi serta
motivator.
indikator keberhasilan dalam proses
pembelajaran, kegiatan pembelajaran
pembelajaran.
tercapaianya
berpusat pada peserta didik. Peserta
tujuan pembelajaran tersebut, maka
didik dituntut untuk berpartisipasi
guru perlu merencanakan kegiatan
aktif
pembelajaran
dalam kelompok untuk memecahkan
Demi
secara
sistematis
dengan memanfaatkan segala sesuatu untuk
kepentingan
proses
pembelajaran.
sebagai
fasilitator Dalam
dan proses
berdiskusi dan berkerjasama
masalah dan menemukan solusi. Pada
akhir
pembelajaran
siklus I dilakukan tes kognitif dan
Penelitian
ini
merupakan
pengisian angket afektif. Kemudian
penelitian tindakan kelas dengan
dilakukan observasi langsung yaitu
menerapkan
pembelajaran
observasi terhadap aspek afektif
Learning Together (LT) pada materi
peserta didik. Dari hasil observasi,
model
6
tes dan angket pada siklus I diperoleh
pembelajaran sehingga target yang
ketercapaian aspek afektif sebesar
diharapkan dapat tercapai optimal.
73,17%
dan
ketercapaian
aspek
kognitif sebesar 81,25% dengan nilai
SIKLUS II
rata-rata kelas 81,9. Ketercapaian
Tindakan pada siklus II lebih
masing-masing aspek pada siklus I
difokuskan untuk penyempurnaan
disajikan dalam Tabel 1.
dan perbaikan terhadap kendala-
Tabel
1.
Ketercapaian
Target
kendala yang terdapat pada siklus I.
Keberhasilan Prestasi Belajar Selama
pada siklus II pembagian kelompok
Pembelajaran
dilakukan secara heterogen. Pada
Tindakan
Siklus
I
Materi Pokok Lembaga Sosial Kelas
siklus
II
guru
XII IPS 2 SMA Negeri 5 Surakarta
kesempatan
peserta
Aspek yang Dinilai 1.
Aspek
I(%) Keberh
Keterc
asilan
apaian
70
81,25
Kognitif 2.
memecahkan
Target Siklus Krit
memberikan didik
masalah
untuk secara
berkelompok dalam diskusi. Pada
eria
akhir
pembelajaran
siklus I dilakukan tes kognitif dan Berh
pengisian angket afektif. Kemudian
asil
dilakukan observasi langsung yaitu observasi terhadap aspek afektif
Aspek
peserta didik. Dari hasil observasi,
Afektif
tes dan angket pada siklus I diperoleh
a. Obs erva
70
73,32
si b. Ang
Berh asil
73,04
ket
ketercapaian aspek afektif sebesar 86,51%
dan
ketercapaian
aspek
kognitif sebesar 93,75% dengan nilai rata-rata kelas 89,9. Hasil tersebut telah mencapai target yang optimal.
Hasil afektif dan kognitif
Ketercapaian masing-masing aspek
siklus I tersebut telah memenuhi
pada siklus II disajikan dalam Tabel
target yang ditetapkan namun belum
2.
optimal. Sehingga perlu dilaksanakan
Tabel
tindakan siklus II untuk memperbaiki
Keberhasilan Prestasi Belajar Selama
2.
Pembelajaran
Ketercapaian
Tindakan
Target
Siklus
I
7
Materi Pokok Lembaga Sosial Kelas XII IPS 2 SMA Negeri 5 Surakarta Target Siklus
Aspek yang Dinilai
k
Keterca
Keterca
paian
paian
Ketera
Siklus I
Siklus
ngan
(%)
II (%)
81,25
93,75
yang
I(%) Keberh
Keterc
asilan
apaian
85
93,75
1. Aspek
Aspe
Kognitif
Krit
Dinil
eria
ai Kog
Berh
nitif
asil
Afek
2. Aspek
Menin gkat
73,17
86,51
Menin
tif
gkat
Afektif a. Obs erva
85
87,225
si
Berh asil
85,78
b. Ang ket
Berdasarkan
perbandingan
hasil antara siklus I dengan siklus II dapat disimpulkan bahwa penelitian berhasil karena aspek afektif dan aspek kognitif yang diukur telah mencapai
target
yang
telah
Berdasarkan
hasil
dari
ANTAR
ditentukan.
Terjadi peningkatan hasil dari siklus
PENUTUP
PERBANDINGAN SIKLUS
I ke siklus II melalui penerapan pembelajaran
Learning
Together.
penelitian
yang telah
dapat
diambil
dilakukan,
Berdasarkan hasil observasi, angket
maka
dan tes diperoleh perbandingan hasil
bahwa
aspek antar siklus yang disajikan
Learning
dalam Tabel 3.
meningkatkan prestasi belajar peserta
Tabel 3. Perbandingan Hasil Antar
didik pada materi pokok lembaga
Siklus Materi Pokok Lembaga Sosial
sosial kelas XII IPS 2 SMA Negeri 5
Kelas XII IPS 2 SMA Negeri 5
Surakarta
Surakarta
2014/2015.
penerapan Together
kesimpulan pembelajaran (LT)
Tahun
dapat
Pelajaran
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah
dilakukan,
maka
dikemukakan beberapa saran yaitu
8
guru hendaknya dapat memilih dan
DAFTAR PUSTAKA
menggunakan model pembelajaran
Mulyasa. (2007). Kurikulum Tingkat
yang
tepat,
bila
menggunakan Together
memungkinkan
model
untuk
Learning
meningkatkan
Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset Rusman.
(2013).
Model-Model
prestasi belajar peserta didik dan
Pembelajaran Mengembangkan
penelitian ini dapat dijadikan sebagai
Profesional Guru Edisi Kedua.
bahan
Jakarta: Rajawali Pers
acuan
selanjutnya.
bagi
sekolah
Warsono dan Hariyanto. (2013).
hendaknya mendorong guru untuk
Pembelajaran Aktif. Bandung:
melakukan penelitian tindakan kelas
PT. Remaja Rosdakarya
sebagai
Kemudian
peneliti
upaya
pembelajaran
agar
perbaikan proses
pembelajaran berlangsung dengan lebih baik dan maksimal sehingga
Slavin,
R.
(2005).
Cooperative
Learning Together, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media Isjoni.
(2012).
dapat mencapai tujuan pembelajaran
Kooperatif.
yang diharapkan.
Pustaka Pelajar Suwandi,
S.
Pembelajaran Yogyakarta
(2009).
:
Penelitian
Tindakan Kelas. Surakarta : Padi Presindo
9