Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Volume 1, Nomor 1, Hal 59-71 Agustus 2016
Penerapan Model-Eliciting Activities (MEAs) pada Materi Peluang di Kelas X SMA Negeri 1 Banda Aceh Rahmi Keumalasari*, Salasi R, Suryawati Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah *E-Mail:
[email protected] Abstrak Pembelajaran matematika yang masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang konvensional menyebabkan siswa kesulitan memahami pelajaran dan hasil belajar siswa cenderung rendah. Selain itu, siswa akan merasa kurang antusias terhadap penyampaian materi akibatnya banyak siswa yang bersikap pasif dalam proses belajar mengajar. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diamanatkan oleh kurikulum 2013 dan dapat digunakan dalam proses belajar mengajar adalah pendekatan saintifik yaitu pembelajaran yang menekankan pada keterampilan proses yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi prisma dan limas dengan menerapkan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh, 2) Untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh, 3) Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran prisma dan limas dengan menerapkan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain eksperimen, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII6 MTsN Model Banda Aceh yang berjumlah 36 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes, lembar observasi kemampuan guru, dan respon siswa. Kesimpulan yang diperoleh adalah 1) hasil belajar siswa pada materi prisma dan limas dengan menerapkan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh yang mencapai ketuntasan sebesar 94,44 % 2) kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh tergolong baik, 3) respon siswa terhadap pembelajaran prisma dan limas dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh adalah positif. Kata kunci: pendekatan saintifik, hasil belajar, prisma dan limas
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya pendidikan manusia dapat memiliki masa depan yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan salah satu usaha untuk dapat meningkatkan sumber daya manusia dalam 59
menyesuaikan diri dengan
60
Penerapan Model-Eliciting Activities (MEAs) ...
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup pesat. Peningkatan mutu pendidikan akan berhasil jika ditunjang oleh beberapa komponen diantaranya guru, siswa, evaluasi belajar mengajar dan materi pembelajaran. Salah satu faktor yang ikut berperan penting dalam hal ini adalah guru. Guru menyajikan materi dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan. Guru yang berkompeten sangat dibutuhkan untuk mewujudkan proses pembelajaran matematika di SMP agar siswa dapat terdorong untuk meningkatkan hasil belajar. Sejauh ini paradigma pembelajaran matematika di sekolah masih di dominasi oleh paradigma pembelajaran konvensional, yakni siswa diposisikan sebagai objek, dianggap tidak tahu atau belum tahu apa-apa (Masykur, 2007:57). Kebanyakan yang terjadi di sekolah adalah guru memposisikan dirinya sebagai orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan siswa kebanyakan hanya mendengar dan menulis apa yang diperintahkan oleh guru akibatnya siswa kesulitan memahami pelajaran dan hasil belajar siswa cenderung rendah. Selain itu, siswa akan merasa kurang antusias terhadap penyampaian materi akibatnya banyak siswa yang bersikap pasif dalam proses belajar mengajar. Salah satu pendekatan mengajar yang dapat digunakan oleh guru untuk mengajar suatu materi di dalam kelas adalah pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik menekankan pada keterampilan proses. Peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran dan guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Langkah-langkah dari pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan (Eka, 2014 : 12). Dengan adanya langkah-langkah tersebut siswa akan lebih antusias dalam belajar karena mereka dapat menyaksikan langsung langkah-langkah dari pendekatan pembelajaran. Materi prisma dan limas adalah salah satu materi matematika di SMP yang harus benar-benar dipahami dari konsep awal karena merupakan dasar untuk mempelajari materi berikutnya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
Rahmi Keumalasari, dkk.
61
Selain itu, dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu keterampilan pengelolaan kelas dalam menyampaikan materi pelajaran karena setiap siswa memiliki kemampuan dan tingkat berpikir yang berbeda-beda dalam memahami materi yang disampaikan. Oleh karena itu seorang guru harus mampu memilih pendekatan metode yang tepat agar siswa mampu menguasai dan memahami materi agar sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh kurikulum. Pada umumnya pembelajaran matematika di sekolah masih menggunakan model pembelajaran konvesional yakni suatu model pembelajaran yang banyak didominasi oleh guru, sementara siswa duduk secara pasif menerima informasi pengetahuan dan keterampilan. Hal ini diduga merupakan salah satu penyebab terhambatnya kreativitas dan kinerja siswa sehingga pemahaman konsep siswa masih tergolong rendah. Selain keterampilan mengelola kelas, respon atau tanggapan siswa juga merupakan bagian penting dari proses belajar mengajar. Respon siswa sangat mendukung proses pembelajaran yang berlangsung. Kurangnya respon siswa terhadap pelajaran akan menghambat proses pembelajaran, oleh karena itu guru perlu membangkitkan respon belajar siswa agar pelajaran yang diberikan akan lebih mudah diterima siswa. Berdasarkan latar belakang telah dipaparkan diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini antara lain: 1) Bagaimana hasil belajar siswa pada materi prisma dan limas dengan menerapkan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh ? 2) Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh ? 3) Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran prisma dan limas dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh ? Bertitik tolak dari permasalahan diatas maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi prisma dan limas dengan menerapkan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh. 2) Untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas VIII
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
62
Penerapan Model-Eliciting Activities (MEAs) ...
MTsN Model Banda Aceh. 3) Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran prisma dan limas dengan menerapkan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh. Manfaat penelitian ini antara lain : 1) Sebagai sarana bagi siswa dalam meningkatkan hasil belajar melalui penerapan pendekatan saintifik. 2) Sebagai bahan masukan bagi guru dan pihak terkait tentang penerapan pendekatan saintifik untuk menerapkan metode-metode belajar yang bervariasi sesuai dengan kurikulum 2013 di kelas. 3) Sebagai ilmu tambahan bagi peneliti dalam menerapkan pendekatan pembelajaran.
METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pendekatan saintifik terhadap hasil belajar siswa pada materi prisma dan limas. Penelitian ini mengkaji penggunaan pendekatan saintifik pada materi prisma dan limas. Dalam penelitian ini subjek ditentukan berdasarkan kelas-kelas yang sudah terbentuk sebelumnya karena pembentukan kelas baru akan menyebabkan
kekacauan
jadwal
pelajaran
dan
mengganggu
efektivitas
pembelajaran di sekolah. Setelah proses pembelajaran selesai, kelas tersebut diberikan tes akhir (post test) dan angket respon siswa dengan tujuan mengetahui bagaimana hasil dari penerapan pendekatan saintifik pada materi prisma dan limas di kelas eksperimen tersebut. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-6 di MTsN Model Banda Aceh tahun ajaran 2015/2016. Dasar pertimbangan pemilihan subjek penelitian adalah dengan justifikasi para ahli, diantaranya wawancara dengan guru matematika di sekolah, dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data hasil tes belajar siswa, observasi kegiatan guru dan data respon siswa terhadap pembelajaran. Untuk mendapatkan data tersebut maka akan dilakukan proses pengumpulan data, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
63
Rahmi Keumalasari, dkk.
Tes Hasil Belajar Siswa Tes hasil belajar akan diberikan pada pertemuan terakhir dan tes diberikan dalam waktu 80 Menit. Setelah tes diberikan, peneliti akan memeriksa jawaban soal dan memberikan skor maksimal 100. Hasil belajar ini akan digunakan untuk menganalisis ketuntasan belajar siswa. Persentase hasil belajar dapat dihitung dengan menggunakan rumus : p=
ππ’πππβ π ππ π€π π¦πππ π‘π’ππ‘ππ ππ’πππβ π ππ π€π π πππ’ππ’βππ¦π
x 100%
Data hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif, data hasil tes dianalisis untuk
menggambarkan
ketuntasan
belajar
siswa
setelah
dilakukannya
pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada materi prisma dan limas. Siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai kriteria ketuntasan minimal sebesar 2,67 pada skala 1-4 atau 66,75 pada skala 1-100 (Permendikbud No.104 tahun 2014). Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengajar Lembar observasi kemampuan guru diberikan kepada pengamat untuk diisi dengan menuliskan tanda cek (β) sesuai dengan keadaan yang diamati. Pengamat dalam penelitian ini adalah salah seorang guru praktikan matematika pada sekolah yang diteliti. Data kemampuan guru mengelola kelas dianalisis secara deskriptif. Data dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat yang telah diberikan nilai sesuai dengan petunjuk di lembar observasi kemampuan guru. Hasil penilaian tersebut dihitung sebagaimana yang dikemukakan oleh Mukhlis (2005 : 69) sebagai berikut : 1,00 β€ TKG οΌ 1,50 tidak baik 1,50 β€ TKG οΌ 2,50 kurang baik 2,50 β€ TKG οΌ 3,50 cukup baik 3,50 β€ TKG οΌ 4,50 baik 4,50 β€ TKG οΌ 5,00 sangat baik
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
64
Penerapan Model-Eliciting Activities (MEAs) ...
Keterangan : TKG = Tingkat Kemampuan Guru Kemampuan guru mengelola pembelajaran dikatan efektif jika skor dari setiap aspek yang dinilai berada pada kategori baik atau sangat baik. (Mukhlis, 2005:69). Angket Respon Siswa Pemberian angket bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik pada materi prisma dan limas. Angket dalam penelitian ini berbentuk skala likert, siswa memberikan tanda cek (β) pada kolom yang tersedia untuk setiap pertanyaan yang diajukan. Data dari angket respon yang diberikan kepada siswa akan dihitung berdasarkan skala Likert dan akan dianalisis secara deskriptif. Hasil penilaian tersebut dihitung sebagaimana yang dikemukakan oleh Sunarti (2014 : 50) untuk pertanyaan positif (mendukung) adalah 4 untuk sangat setuju, 3 untuk setuju, 2 untuk kurang setuju dan 1 untuk tidak setuju. Sedangkan untuk pertanyaan negatif (menolak) adalah 1 untuk sangat setuju, 2 untuk setuju, 3 untuk kurang setuju, dan 4 untuk tidak setuju.
HASIL PENELITIAN Hasil Belajar Siswa Hasil Belajar Siswa diukur dengan dengan post test (tes akhir). Ketuntasan hasil belajar ditentukan berdasarkan nilai kriteria ketuntasan maksimal. Nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran matematika menurut Permendikbud No. 104 tahun 2014 adalah 2,67 pada skala 1-4 atau 66,75 pada skala 1-100. Berdasarkan nilai hasil tes akhir dapat dilihat bahwa dari jumlah keseluruhan 36 siswa, jumlah siswa yang lulus adalah 34 siswa dengan persentase sebanyak 94,44% dan jumlah siswa yang tidak lulus adalah 2 siswa dengan persentase 5,55%.
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
Rahmi Keumalasari, dkk.
65
Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Melalui data hasil observasi terhadap aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pendekatan saintifik pada materi prisma dan limas diperoleh rata-rata aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran pada pertemuan pertama sebesar 4,2 yaitu berada pada kategori baik. Pada pertemuan kedua sebesar 4,4 yaitu berada pada kategori baik . Pada pertemuan ketiga sebesar 4,5 yaitu berada pada kategori sangat baik. Nilai rata-rata total dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga sebesar 4,3 dan berada pada kategori baik. Berarti aktivitas guru mengajar dengan menggunakan pendekatan saintifik pada materi prisma dan limas berada pada kategori baik sesuai dengan kriteria aktivitas guru yang ditetapkan. Data Respon Siswa Dari angket respon siswa yang diisi oleh 36 siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada materi prisma dan limas berdasarkan jumlah pertanyaan dan jumlah siswa, maka skor maksimal yang dapat dicapai oleh siswa adalah 144 dan skor minimal adalah 36. Berdasarkan angket respon siswa terlihat bahwa siswa sangat senang terhadap seluruh komponen pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dari skor siswa untuk setiap aspek yang diberikan baik dari pertanyaan positif (pertanyaan nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,11, dan 12) dan pertanyaan negatif (pertanyaan nomor 9,10,13,dan 14). Skor rata-rata dari seluruh pertanyaan adalah 128,71 yang mengindikasikan bahwa respon siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh terhadap pembelajaran prisma dan limas melalui pendekatan saintifik adalah positif.
PEMBAHASAN Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh sangat ditunjang oleh kecerdasan dan motivasi belajar yang mereka miliki. Dari tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik pada materi prisma dan limas siswa dinyatakan lulus dengan persentase 94,44 %.
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
66
Penerapan Model-Eliciting Activities (MEAs) ...
Hasil yang di dapatkan dari proses mengamati, siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh menunjukkan prilaku yang cukup baik dalam belajar. Seluruh siswa bersikap antusias dalam mengamati suatu permasalahan yang diberikan oleh guru dalam bentuk materi yang dikaitkan dengan fenomena sehari-hari. Pada tahapan menanya, Siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh juga menunjukkan prilaku yang baik. Meskipun pada awalnya hanya sedikit siswa yang mengajukan pertanyaan, namun dengan dorongan dan arahan dari guru semakin banyak siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh yang mulai menunjukkan rasa keingintahuan mereka terhadap materi pembelajaran. Tahapan selanjutnya adalah mengumpulkan informasi. Dalam hal ini siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh mencari dari berbagai sumber baik dari buku pegangan siswa, internet, diskusi dengan teman kelompok, maupun dari sumber lainnya yang relevan. Hal ini bertujuan agar siswa mampu untuk berpikir secara logis dan sistematis atas fakta-fakta yang ada untuk memperoleh suatu kesimpulan yang berupa ilmu pengetahuan. Selanjutnya pada tahapan mengasosiasi, seluruh siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh bersama dengan teman kelompoknya mengolah informasi yang telah terkumpul sebelumnya. Siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh mampu memunculkan ide-ide dalam menghadapi berbagai masalah. Dalam proses pengolahan informasi ini siswa diharapkan dapat belajar banyak dari proses menemukan sesuatu. Setelah itu siswa diarahkan untuk menjawab soal-soal yang terdapat pada LKS. Tahapan yang terakhir adalah mengkomunikasi. Pada tahapan ini siswa dituntut untuk mampu mengemukakan pendapatnya baik di depan guru maupun teman-temannya yang lain kemudian mampu memberikan pengetahuan, ide, atau gagasannya kepada orang lain. Siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh pada umumnya memiliki semangat yang tinggi dalam belajar, bahkan seluruh siswa mengikuti les tambahan yang diadakan oleh sekolah. Dalam kegiatan pengembangan diri pun banyak siswa yang berminat untuk mengikutinya. Hal tersebut juga didukung dengan adanya fasilitas sekolah yang memadai.
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
Rahmi Keumalasari, dkk.
67
Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Kemampuan seorang guru dalam mengelola suatu pembelajaran sangatlah penting karena jika seorang guru mampu mengelola pembelajaran dengan baik maka akan berdampak positif bagi kondisi belajar siswa. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai guru yang mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah peneliti dan yang menjadi pengamat adalah salah seorang guru praktikan di sekolah tersebut yang sekaligus mengajarkan bidang studi matematika. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, menunjukkan bahwa pada aspek βkemampuan memotivasi siswa/menjelaskan tujuan pembelajaranβ berada pada kategori baik pada RPP I, baik pada RPP II, dan sangat baik pada RPP III. Pada aspek ini kemampuan guru mengelola kelas terus menunjukkan peningkatan pada pertemuan yang ketiga hal ini disebabkan karena semakin sering guru mengajar di dalam kelas, maka guru semakin terbiasa dan rileks dalam mengajar. Pada aspek βkemampuan guru dalam menjelaskan materi pelajaranβ, pembelajaran berada pada kategori baik dari RPP I sampai RPP III hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan guru mengelola kelas pada aspek ini adalah konstan. Selanjutnya, pada aspek kemampuan membagi siswa dalam beberapa kelompok, pembelajaran pada RPP I berada pada kategori baik dan pada RPP II mengalami peningkatan menjadi sangat baik dan pada RPP III mengalami penurunan kembali pada kategori baik. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran RPP I, guru masih belum terlalu bisa mengorganisir siswa dengan baik sehingga dalam proses pembagian kelompok masih belum terlalu tertib. Sedangkan pada pembelajaran RPP II guru sudah mulai mengalami peningkatan dalam membagi siswa kedalam beberapa kelompok, namun pada pembelajaran RPP III terjadi penurunan kembali karena siswa agak kurang tertib dalam pembentukan kelompok. Pada aspek kemampuan membimbing kelompok, pembelajaran pada RPP I berada pada kategori baik, sedangkan pada RPP II dan RPP III mengalami
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
68
Penerapan Model-Eliciting Activities (MEAs) ...
peningkatan pada kategori sangat baik. Peningkatan ini terjadi karena pada pertemuan kedua dan ketiga guru sudah sedikit lebih rileks dalam mengajar di dalam kelas jika dibandingkan dengan pertemuan pertama sehingga kemampuan guru dalam membimbing kelompok di dalam kelas semakin mengalami peningkatan. Kemudian pada aspek kemampuan mengoptimalkan interaksi kelompok dalam bekerja, pembelajaran pada RPP I hingga RPP III kemampuan guru mengelola kelas tetap berada pada kategori baik. Pada aspek kemampuan memberikan penghargaan, pembelajaran pada RPP I berada pada kategori sangat baik, kemudian mengalami penurunan di pembelajaran pada RPP II menjadi kategori baik dan mengalami peningkatan kembali pada kategori sangat baik saat pembelajaran RPP III. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran RPP I dan RPP III jadwal jam pelajaran matematika berada di pagi hari sehingga guru lebih mudah mengontrol siswa. Lalu pada aspek yang terakhir yaitu kemampuan guru menutup pembelajaran, pembelajaran pada RPP I berada pada kategori sangat baik, pembelajaran pada RPP II berada pada kategori sangat baik, dan pada RPP III juga berada pada kategori sangat baik. Hal ini mengindikasikan kemampuan guru yang konsisten dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga dalam mengelola kelas pada aspek menutup pembelajaran yang berupa mengarahkan siswa menarik kesimpulan, mengarahkan siswa memberikan refleksi, menyampaikan nilai-nilai moral , memberi pekerjaan rumah, menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya, dan menutup pembelajaran. Hasil skor rata-rata kemampuan guru pada pembelajaran RPP I adalah 4,2 yaitu pada kategori baik, kemudian mengalami peningkatan pada pembelajaran RPP II yaitu 4,4 dalam kategori baik, dan pada pembelajaran RPP III mengalami peningkatan lagi pada kategori sangat baik yaitu dengan nilai rata-rata 4,5. Sedangkan rata-rata total dari seluruh pertemuan adalah 4,3 yaitu dalam kategori baik. Sehingga dapat dilihat dari keseluruhan aspek, yang mencapai kategori sangat baik diantaranya kemampuan guru membimbing kelompok, kemampuan guru memberikan penghargaan, dan kemampuan guru menutup pelajaran.
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
Rahmi Keumalasari, dkk.
69
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada materi prisma dan limas di kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh adalah βbaikβ. Data Respon Siswa Respon Siswa merupakan tanggapan siswa terhadap perangkat dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. Berdasarkan angket respon yang telah disebarkan kepada siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh dan dijawab secara individu, dari 14 butir pertanyaan dapat dilihat bahwa mayoritas siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh memberikan respon positif terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada mereka terkait dengan menggunakan pendekatan saintifik. Hal ini terbukti dari hasil angket yang diberikan kepada 36 siswa yang dihitung dengan skala Likert. Dari seluruh pertanyaan yang diberikan dalam angket, sebagian besar siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh memberikan respon yang bagus untuk setiap butir soal. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh merasa senang dan bersyukur dalam mempelajari materi prisma dan limas dengan menggunakan penerapan pendekatan saintifik. Minoritas siswa ada juga yang kurang senang terhadap pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada materi prisma dan limas. Hal ini disebabkan karena sifat manusia yang sangat unik dan berbeda-beda oleh karena itu pastilah ada siswa yang mempunyai pendapat yang berbeda dengan teman sekelasnya. Tetapi secara keseluruhan siswa kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh memberikan respon positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik pada materi prisma dan limas.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kelas VIII-6 MTsN Model Banda Aceh yang meliputi proses pembelajaran materi prisma dan limas dengan menggunakan pendekatan saintifik, maka berdasarkan hasil analisis data dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
70
Penerapan Model-Eliciting Activities (MEAs) ...
1. Hasil belajar siswa pada materi prisma dan limas dengan menerapkan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh yang mencapai ketuntasan sebesar 94,44 %. 2. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh tergolong baik. 3. Respon siswa terhadap pembelajaran prisma dan limas dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh adalah positif.
SARAN Berdasarkan simpulan yang didapat, maka penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Pada tahapan mengkomunikasi, tidak semua siswa mampu berpendapat dengan baik dan benar oleh karena itu sebaiknya siswa mendapat bimbingan langsung dari guru tentang bagaimana cara mengemukakan pendapat dengan baik. 2. Hendaknya guru lebih memperhatikan manajemen waktu dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan saintifik karena salah satu kelemahan dari proses pembelajaran ini adalah membutuhkan waktu belajar yang cukup lama.
DAFTAR PUSTAKA Aprilia, Eka. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013. Indonesian Journal of Education, (1) : 11-16 Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan : Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Penyusunan KTSP Kabupaten/Kota; Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016
Rahmi Keumalasari, dkk.
71
Efriana, Fanny. Penerapan Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas VII MTsN Palu Barat Pada Materi Keliling dan Luas Daerah layang-layang. Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako, Vol.1 (2) : 170-181. FKIP Unsyiah.2016. Pedoman Penulisan Skripsi. Banda Aceh : Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala. Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum 2013. Langkah-langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik (2). [Online] Tersedia : http://ruangkreasikita.blogspot.com/2014/03/kurikulum-2013-langkahlangkah-umum.html (18 Januari 2016). Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani. 2007. Mathematical intelligence : Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Mukhlis. 2005. β Pembelajaran Matematika Realistik untuk Materi Pokok Perbandingan di Kelas VII SMPN 1 Pailanggaβ.Tesis. Universitas Negeri Surabaya. Narayani, Rimang. Analisis Proses Pembelajaran Matematika Menurut Pendekatan Saintifik dan Dampaknya Terhadap Hasil Belajar. E-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Vol.3 (1) : 2015 Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yani, Ahmad. 2014. Mindset Kurikulum 2013. Bandung : CV Alfabeta.
JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016