PENERAPAN MODEL BEYOND CENTERS AND CIRCLE TME SD KELAS SATU
EVY FITRIA PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. E-mail:
[email protected]
Abstract: The objective of the research is to study the application of learning model of Beyond Centers and Circle Time (BCCT) at first grade on SD Islam Jayawinata Kota Tangerang 2013. The method of the research used qualitative and analyzed by Miles and Huberman models. The result of the research describe that first grade children used BCCT model on early meeting, so the teacher had a manual when made a lesson plan; lesson processes used theme with play concept in the centers of learning which it had prepared by the teacher; the lesson is not separated into the subject of learning; learning process developed quality concept, respect and honest; evaluation on learning used process of children achievement standard. Keywords: Beyond Centers and Circle Time, first grade student , primary school.
Abstrak: Penelitian bertujuan mengkaji pelaksanaan penerapan model pembelajaran Sentra Model pembelajaran sentra (Beyond Centers and Circle Time) dilaksanakan pada siswa kelas satu SD Islam Jayawinata Kota Tangerang 2013. Penelitian menggunakan metode kualitatitf dengan analisis model Miles and Huberman. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kegiatan SD kelas satu menggunakan model pembelajaran sentra atau BCCT pada tahun ajaran baru sehingga guru memiliki panduan ketika membuat rencana pembelajaran; proses pembelajaran menggunakan tematik dengan konsep bermain di sentra-sentra yang telah disediakan oleh guru, tanpa adanya mata pelajaran; proses pembelajaran mengembangkan sikap mutu,hormat dan jujur; dan evaluasi yang dilakukan dengan melihat proses pencapaian perkembangan anak. Kata Kunci:Model Pembelajaran Sentra, Anak usia dini, kelas 1 SD
Usia Dini adalah masa yang
sosioal-emosional dan kemandirian
singkat namun berarti bagi perkem-
anak mulai berkembang pesat sesuai
bangan setiap individu. Pengalaman
dengan
di
dasar
dapatkan. The National Association
kemampuan di usia dewasa. Anak
for the Education of Young Children
Usia
untuk
(NAEYC)
sebuah
mengenal dunia. Anak memahami
pendidik
AnakUsia
dunia melaluiapa yang anak lihat dan
berpusat
di
rasakan.Aspek perkembangan anak
nisikan
usia
Dini
sebagai
mulai
peletak
belajar
stimulasi
yang
anak
asosiasi
para
Dini
yang
Amerika,
mendefi-
pendidikan
anak
yang meliputi fisik-motorik, bahasa,
119
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 1, April 2014
Pendidikan pada SD kelas 1
usia dini adalah pendidikan yang melayani anak usia lahir hingga 8
belum
tahun
tumbuh kembang anak. Hal ini
(Asmawati,
2011:1.15).
mempertimbangkan
Depdiknas membagi rentang usia
dikare-nakan
berdasarkan
keunikan,
tingkat
menenkan pada pencapaian kuri-
pertumbuhan
dan
perkembangan
kulum; kecendurangan memberikan
di
perintah;
anak
usia
dini
Indonesia,
para
tahap
pendidik
menggunakan
metode
tercantum dalam kurikulum dan hasil
teacher center; proses pembelajaran
belajar anak usia dini, yaitu: masa
dengan
bayi
dengar, catat, hafal); menggunakan
usia
lahir-12
bulan;
masa
sistem
DDCH
“toddler” atau batita atau bayi usia
satu
tiga
masa
pembelajaran menggunakan (Lembar
prasekolah usia 3-6 tahun; masa
Kerja Siswa) yang dapat membuat
kelas awal SD usia 6-8 tahun (Luluk
siswa jenuh dan guru tidak kreatif.
Asmawati, 2011:1.15).
Fakta dilapangan, dibenarkan oleh
tahun
1-3
tahun;
SD kelas satudikategorikan
sumber;
Musliar
dan
(duduk,
Kasim
(Wakil
media
Menteri
dalam anak usiadini, karena pada
Pendidikan), “Selama ini pendidikan
anak masing senang bermain. Masa
kita
bermain menjadi ranah tempat anak
sederhananya, anak-anak
berpijak, mengeksplorasi lingkungan,
jika gurunya tidak datang. Itu karena
menstimulasi
pola
panca
indra,
dan
membosankan.
pendidikan
Indikator
kita
gembira
masih
membangunpengetahuananak dalam
memberatkan anak, kata Musliar
pembelajaran. Bermain pada anak
dalam jumpa pers Internalisasi Nilai
adalah proses belajar secara langsung
dalam Rangka Gerakan Nasional
dan
memberikan
Pembangunan
anak
Melalui Kebudayaan” di Ge-dung
berproses
kemampuan
kepada
untuk
Karakter
mengenal dunia, berinteraksi dengan
Kemendikbud,
orang lain, mengekspresikan dan
Kompas: Kamis 27/9/2012).
mengontrol mengembangkan
emosi
Jakarta
Bangsa
(Harian
serta
Perkembangan anak usia dini
kemampuan
pada SD kelas awal yang sangat
simbolik anak (Gestwicki,2007:14).
pesat, maka
perlu ada perubahan 120
Penerapan Model Beyond Centers.. Evy Fitria
model pembelajaran di SD kelas satu
penelitian
untuk
kelompok
B
anak. Pembelajaran di Indonesia
sekolah
yang
harus
memberikan
mendukung
sesuai
perkembangan
dengan
tumbuh
menunjukkan
anak
memiliki
kesiapan
baik
dengan
stimulasi
kegiatan
kembang anak mulai dari kelompok
berupa
bermain, taman kanak-kanak, dan SD
mendongeng, bermain bebas dan
kelas awal (kelas 1, 2 dan 3) yaitu
bermain di pusat, bernyanyi, dan
dengan
praktek,
bermain.
Pembelajaran
pembiasaan,
sehingga
teladan
sekolah
dan
lebih
dengan bermain dapat dilaksanakan
mengembangkan keterampilan guru
dengan model pembelajaran BCCT.
dalam
Penelitian pem-belajaran oleh
beberapa
dkk
didukung
lebih bervariasi lagi; meningkatkan
penelitian
yang
tentang
RA
pembelajaran penelitian
melalui BCCT. ini
pendekatan Hasil
adalah
dari terjadi
peningkatan setelah dilakukan tindakan menentukan ragam main yang sesuai dengan kebutuhan anak yaitu tiga tempat main setiap anak; merumuskan konsep atau kosakata sesuai tema untuk memperluas bahasa anak; dan menentukan aturan dan harapan main dalam bahasa positif.
oleh Novitawati tentang kesiapan sekolah anak TK berbasis model sentra.
jenis-jenis kegiatan bermain.
Model Pembelajan BCCT (Beyond Centers and Circle Time) BCCT (Beyond Centers and Circle Time)(CCCRT,2005:1)adalah sebuah
rancangan
kurikulum
berbasis bermain yang menyediakan peluang
pengembangan
kreatif,
penuh
kasih,
ide-ide penuh
permainan dan berbagai pengalaman stimulasi untuk anak usia lahir sampai
taman
kanak-kanak.
Kurikulum ini dikembangkan selama 30 tahun di Creative Pre-School
Penelitian relevan yang kedua
pembelajaran
kreativitas guru dalam menciptakan
model
peningkatan kemampuan mengajar guru
dan
menyediakan alat untuk memainkan
relevan yang dilakukan oleh Muniroh Munawar,
pengajaran
model
tentang
disentra
metode
Hasil
Tallahassee,
Florida,USA.
Model
Pembelajaran ini sinergis dengan strategi belajar sambil bermain atau bermain sambil belajar yang telah di 121
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 1, April 2014
kembangkan oleh Creative Center
main peran, dan main pembangunan.
for
Sedangkan lingkaran adalah saat
Childdhood
Research
and
Training (CCCRT) di Florida, USA,
pendidik
baik untuk anak normal maupun
dengan
anak dengan berkebutuhan khusus.
memberikan pijakan kepada anak
Model Pembelajaran BCCT (Beyond
yang dilakukan sebelum dan sesudah
Centers
main.
and
Time)(Sujiono,2009:216)
Circle adalah
duduk posisi
Hal
bersama
anak
melingkar
untuk
penting
dalam
suatu metode atau pendekatan dalam
pelaksanaan
penyelenggaraan pendidikan anak
BCCT ini, yaitu: intensitas bermain
usiadini yang merupakan perpaduan
dan
antara teori dan pengalaman praktik.
bermain
Depdiknas
densitas
pembelajaran
bermain.
adalah
Intensitas
waktu
yang
Metode
dibutuhkan untuk pengalaman anak
BCCT (Beyond Centers and Circle
dalam 3 jenis main disepanjang hari
Time) atau yang biasa disebut dengan
dan sepanjang tahun, sedangkan
“SELI” (Metode Sentra dan Ling-
densitas bermain adalah berbagai
karan) atau sekarang lebih dikenal
cara bermain pada setiap jenis main
dengan model pembelajaran sentra
yang disediakan untuk mendukung
adalah metode yang digunakan untuk
penga-laman
melatih perkembangan anak dengan
2009:218).
Marjorie,
et.al,
mengunakan metode bermain yang
(2007:112)
berpen-dapat
melalui
berfokus pada anak. Pembelajarana
sentra anak anak men-jadi siap dan
berpusat di sentra main dan saat anak
merespon
dalam lingkaran.Sentra main adalah
sesuatu yang anak butuhkan.Sentra
zona atau area main anak yang
adalah area yang dirancang dengan
dileng-kapi seperangkat alat main
baik, yang intinya merencanakan
yang
pembelajaran
ber-fungsi
(2005)
model
sebagai
pijakan
anak
untuk
yang
(Sujiono,
mene-mukan
aktif
dan
lingkungan yang diperlukan untuk
bahannya diambil dari kurikulum
mendukung
program kemampuan dasar dan tema
perkembangan
anak
dalam tiga jenis permainan, yaitu
yang sudah diajarkan.
main sensori motor (fungsional), 122
Penerapan Model Beyond Centers.. Evy Fitria
pun model pembelajaran yang dibe-
METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di SD
rikan guru wajib membuat peren-
Islam Jaya Winata kota Tangerang.
canaan pembelajaran. Hal ini sesuai
Metode yang digunakan adalah pene-
dengan
litian kualitatif dan teknik pengum-
dilakukandi SD Islam Jayawinata.
perencanaan
Kegiatan
pulan data dilakukan secara triangu-
yang
pembelajaran
di
lasi.Analisis data bersifat induktif
kelas satu di SD Islam Jayawinata
dan hasil penelitian kualitatif lebih
menerapkan kegiatan pembelajaran
menekankan
makna
daripada
dengan konsep bermain di sentra-
generalisasi
(Sugiyono,2011:9).
sentra, sehinggatidak ada penekanan
Pendekatan yang digunakan adalah
terhadap anak. Anak diajak untuk
pendekatan
menjadi
studi
kasusyang
bertujuanuntuk
meneliti
pembelajaran.
Data
diambil
proses penelitian
menggunakan
penga-matan,
pembelajar
aktif.Proses
kegiatan pembelajaran terlihat sangat menyenangkan
dan
tidak
metode
membosankan, karena kental dengan
dan
nuansa kegiatan pembelajaran anak
wawancara,
dokumentasi. Teknik analisis data
usia
dini,
menggunakanmodel interaktif Milles
bermain.
dan Huberman yang terdiri dari
terbagi menjadi tiga alur kegiatan,
reduksi data, penyajian data, dan
yakni: kegiatan awal dengan jurnal
verification.
pagi; kegiatan inti dengan pembelajaran
HASIL DAN PEMBAHASAN Perencanaan kurikulum dila-
di
yaitu
belajarsambil
Kegiatan
pembelajaran
sentra;
dan
kegiatan
penutup dengan shalat, makan siang dan mengaji. Kegiatan awal melalui
kukan diawal tahun dengan meren-
kegiatan
jurnal
canakan tema, indikator, dan pemi-
rangkaian
lihan sentra. Hal ini senada dengan
menarik dan menyenangkan bagi
Arends (Trianto, 2010:51), menye-
anak dimulai dari anak datang di
butkan bahwa model pembelajaran
sekolah.
berpedoman dalam merencanakan
mengeluarkan imajinasi pada sebuah
pembelajaran di kelas, sehingga apa-
kertas baik dalam gambar ataupun
proses
Anak
pagi
merupakan
kegiatan
diajak
yang
untuk
123
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 1, April 2014
tulisan. Anak bernyanyi, bershalawat
yang dibuka setiap hari berbeda
dan
disesuaikan
membaca
Asmaul
Husna
dengan
jad-wal,
bersama. Guru dan anak terlibat
yaitu:senin sentra bahasa, selasa
dalam kegiatan bermain , kemudian
sentra
melakukan shalat dhuha, istirahat
musik, kamis sentra seni dan jumat
dan bermain dengan menggunakan
sentra drama. Hasil
APE (Alat permainan Edukatif). Kegiatan inti merupakan
matematika,
dengan
rabu
sentra
penelitian
yang
senada
diungkapkan
pembelajaran di sentra.Kegiatan di-
Semiawan
awali dengan guru mensetting ling-
pembelajaran
kungan main dan mengajak anak
memperhatikan perkembangan setiap
untuk melakukan kegiatan sebelum
peserta
bermain.Kegiata
pembelajaran
diterapkan untuk anak ditandai oleh
diawali dengan sapaan, nyanyian,
adanya keterkaitan inter dan antar bi-
membahas tema, dan topik. Anak
dang studi
bermain di area-area main yang
konkrit.
sudah disetting oleh guru. Kegiatan
pengajaran
diakhiri
perkembangan
dengan
kegiatan
recalling,memberikan
kesempatan
(2002:75)
oleh
di
didik.
yaitu
SD
selalu
Kurikulum
dan
bersifat
Santrock yang
yang
factual
menjelaskan sesuai
dengan
diterapkan
pada
tataran pengajaran tidak membuat
kepada semua anak untuk menceri-
siswa
takan
secara
membosankan untuk anak sehingga
bergiliran melalui sebuah gambar
anak menjadi pembelajara aktif dan
atau tulisan.Kegiatan diakhiri dengan
kreatif. SD Islam Jayawinata mene-
shalat dzuhur berjamaah, makan
rapkan pembelajaran yang sesuai
bersama, dan mengaji. Anak menjadi
dengan tingkat perkembangan anak,
pembe-lajaran
proses
dimana anak usia SD kelas satu
disetting
masih membutuhkan konsep bermain
pengalaman
pembelajaran.
main
aktif Kegiatan
merasa
tertekan
kegiatan
ataupun
oleh guru melalui area main disentra-
dalam
pembelajaran.
sentra dengan konsep tematik dan
NAECY
tidak menggu-nakan mata pelajaran.
pelaksanaan
Kegiatan tema-tik di sentra-sentra
anak usia 5-8 tahun dapat dilakukan
me-nyatakan pem-belajaran
strategi pada
124
Penerapan Model Beyond Centers.. Evy Fitria
melalui banyak pro-yek dan pusat
bersih, rajin, sabar, kasih sayang,
pembelajaran
takwa sudah mulai melalui pembe-
oleh
yang
guru
di-rencanakan
yang
mere-fleksikan
lajaran
berbasis
sekolah
berbagai minat dan sugesti.
sentra.
Kepala
mengungkapkan
bahwa
sikap mutu, hormat
Veale
dan
jujur,
(Allen&Marotz,2010:161)
insyaallah sudah mewakili sikap-
berpendapat bermain tetap men-jadi
sikap yang lain. Senada dengan Bredekamp
salah satu kegiatan paling penting untuk membantu perkembangan kog-
and
nitif pada kelas-kelas awal. Kegiatan
rumah,
komunitas
pembelajaran
adalah
kunci
di
SD
Jayawinatayang
Islam
menggunakan
Copple
karakter
bahwa
lingkungan
serta
dalam
sekolah
membentuk
anak-anak.
Menurut
konsep bermain di sentra membantu
Bredekamp and Copple, usia sekolah
perkembangan
dasar adalah saat yang penting, tidak
kognitif.
Kegiatan
pembelajaran meng-gunakan model
hanya
sentra dapat mengem-bangkan sikap
kognitif anak tetapi juga membantu
anak
Islam
mengembangkan kemampuan untuk
Jayawinata. Ada 18 sikap yang ingin
bekerjasama dengan teman sebaya,
dikembangkan
bertoleransi,
kelas
satu
di
oleh
SD
SD
Islam
mendorong
kemampuan
berempati,
peduli
sekolah
kepada orang lain dan bertanggung
proses
jawab, serta mampu mendapatkan
kegiatan yang menyenangkan dengan
pelajaran untuk bersikap dengan
model
baik, seperti: rasa keingintahuan,
Jayawinata meyakini
dan bahwa
pihak dengan
pembelajaran
sentra
atau
BCCT ini dapat mengembangkan 18
inisiatif,
sikap, dian-taranya: mutu, ikhlas,
menghadapi resiko dan mengatur diri
sabar, rajin, berfikir positif, hormat,
sendiri.
ramah, kasih sayang, rendah hati,
penelitiandirumuskan teori sub-tantif
bersih, tanggung jawab, syukur,
sebagai berikut: “ Apabila sekolah
jujur, taqwa, istiqomah, khusyu’,
memberikan kegiatan pembelajaran
disiplin, danqana’ah. Sikap mutu,
yang sesuai tumbuh kembang anak,
hormat,
yang
jujur,
disiplin,
khusu’,
ketekunan,
berani
Hasil
menyenangkan
analisis
dan
tidak 125
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 1, April 2014
membosankan yang tidak mendorong
meliputi: afeksi, kognitif, bahasa,
kemampuan kognitifnya saja, melain-
sosioemosional, fisik-motorik, moral
kan menyentuh ranah Afeksinya,
dan
maka
Aspek
akan
muncul
dengan
agama,
sertaestetika
perkembangan
anak
kembangkan
membanggakan sebagai implikasi
indikator, sehingga terdapat penilaian
dari sebuah model pembelajaran
khusus bidang studi seperti: mate-
yang diberikan oleh sekolah. Karena
matika,
sekolah merupakan salah satu kunci
kese-nian, ilmu sosial, olahraga,
membentuk karakter”.
agama
Islam
Jayawinata
pada
proses.
dengan
kegiatan
atau
sains,
aqidah.Penilaian
Hal Suharsiwi
ini
senada
(Anita
dengan
Yus,2011:39)
bahwa sasaran atau objek penilaian
pada
setiap
adalah segala sesuatu yang menjadi
diberikan.
Guru
pusat pengamatan. Penilaian yang
anak
yang
indonesia,
proses
mencatat
perkembangan
setiap
terhadap mata pela-jaran tetap ada.
mengutamakan
Penilaiandilakukan
bahasa
pada
di
sendirinya sikap-sikap anak yang
Kegiatan penilaian di SD
guru
(seni).
menilai setiap aspek perkembangan
berkaitan
anak secara berkala dan setiap hari
anak
pada setiap kegiatan pembelajaran di
pelaksanaan
program
sentra.
pembelajaran.Sasaran
penilaian
Pada
kegiatan
pijakan
dengan
berkaitan
perkembangan
dengan
kegiatan
bermain guru menilai sejauh mana
meliputi: input, transformasi dan
minat,
aspek
output. Input meliputi potensi yang
yang
ingin dikembangkan yang ada pada
me-
diri anak, terdiri dari 6 dimensi pe-
nyelesaikan kegiatan di setiap area
ngembangan, yaitu: fisik, kognitif,
main yang telah disediakan oleh
bahasa, seni, sosial-emosional dan
guru. Sekolah tidak mengadakan
moral agama. Trasnsformasi terdiri
ujian se-perti: ulangan harian UTS,
dari materi, metode dan media pem-
dan UAS. Penilain perkembangan
belajaran. Output meliputi sejauh
anak
mana anak mencapai tujuan yang
ke-mampuan
perkembangan berkembang
serta
anak saat
dila-kukan
anak
secara
berkala.
Aspek perkem-bangan yang dinilai
telah
ditetapkan.Berdasarkan 126
Penerapan Model Beyond Centers.. Evy Fitria
Analisis hasil penelitian, penilaian di
mengadakan ujian kepada anak, baik
SD Islam Jayawinata untuk siswa
ulangan harian, UTS maupun UAS.
dengan
Proses pembelajaran di SD
perkembangan anak yang dinilai
kelas awal perlu ditingkatkan dengan
secara berkala melalui sebuah proses.
menerapkan
SIMPULAN
sehingga konsep pembelajaran yang
kelas
1
disesuaikan
Perencanaan Pembelajaran di
konsep
diberikan
bermain,
menarik,
SD kelas satu SD Islam Jayawinata
membosankan
telah direncanakan saat ajaran baru.
beratkan siswa. Kualitas pendidik
Perencanaan
perlu
dimulai
perencanaan
dari
tema,sentra,
dan
tidak
ditingkatkan
gunakan
berbagai
tidak
mem-
untuk
meng-
metode
dan
indicator,pencapaian perkembangan
sumber belajar yang sesuai dengan
dan TFP (term, fact, principle) yang
perkem-bangan anak.
digunakan
SARAN Perlunya
untuk
panduan
guru.
Proses kegiatan pembelajarandi SD Islam
jayawinata
menggunakan
model sentra. Kegiatan awal dimulai dengan
jurnal
menyenangkan
pagi dan
yang kegiatan
intidengan bermain sentra. Tema dibahasoleh
guru
saat
sebelum
bermain
pijakan (circle
time).Kegiatan penutup dilakukan dengan kegiatan ibadah.
Proses
pembelajaran juga menanamkan nilai mutu, hormat dan jujur. Penilaian dilakukan
dengan
mencatat
perkembangan anak secara berkala yang berbentuk narasi sesuai dengan perkembangan.Sekolah
ini
tidak
pemahaman
dan
peningkatan tentang penerapan yang tepat
dalam
proses
kegiatan
pembelajaran di kelas SD (1-3), mengingat mereka adalah masih tergolong anak usia dini. Sehingga konsep pembelajaran yang diberikan menjadi
menarik
membosankan
dan
dan
tidak
tidak
mem-
beratkan siswa. Adanya peningkatan kualitas
mengajar,
Guru
tidak
terpaku pada satu metode saja. Untuk itu guru harus sering berdiskusi dan mencari informasi tentang kegiatan pemblajaran
yang
tepat
sesuai
dengan tumbuh kembang anak.
127
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 1, April 2014
Penelitian tentang anak usia dini, khususnya mereka yang berada di tingkat SD kelas satu, dewasa ini berkembang pesat. Namun penerapan model pembelajaran sentra/BCCT di SD kelas satu masih ada banyak yang
perlu
digali
dikembangkan.Karena
dan kegiatan
pembelajaran yang tepat adalah tiang kesuksesan peserta didik, sebagai
Reseach: Grounded Theory Proceduresand Techniques. Newbury Park: SAGE Publications. 1990. Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D . Bandung: Alfabeta. 2012. Trianto.Model Pembelajaran terpadu.Jakarta Bumi aksara:2010 Semiawan, Conny.Belajar dan Pembelajaran Prasekolah Dan SekolahDasar. Jakarta: Index. 2002
cikal bakal penerus bangsa.
DAFTAR PUSTAKA Asmawati, Luluk, dkk. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.2011. Depdiknas.Pedoman Penerepan BCCT. 2005. Gestwicki.Developmentally Apropriate Practice. Canada: Thomson Delmar Learning. 2007 Marjorie, J. et all. Developmentally Appropriate Curriculum.USA Moleong,Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi; Bandung: PT Rosda Karya.2011 Sujiono, YulianiNurani.Konsep Dasar Pendidikan ANak Usia Dini . Jakarta: Indeks. 2009. Santrock, Jhon W. Psikologi Pendidikan. Penerjemah Diana Angelica. Jakarta:Salemba Humanika. 2009 Sugiyono.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta, 2011. Strauss, Anselm dan Juliet Corbin.Basic of Qualitative 128