PENERAPAN MODEL APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) UNTUK MENINGKATKAN DIMENSI PENGETAHUAN SISWA KELAS VIII SMPN 2 GROGOL PADA MATERI POKOK FAKTORISASI SUKU ALJABAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
OLEH :
Rengga Febrianto NPM : 12.1.01.05.0055
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Rengga Febrianto│12.1.01.05.0055 FKIP – Pend. Matematika
simki.unpkediri.ac.id ||2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Rengga Febrianto│12.1.01.05.0055 FKIP – Pend. Matematika
simki.unpkediri.ac.id ||3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENERAPAN MODEL APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) UNTUK MENINGKATKAN DIMENSI PENGETAHUAN SISWA KELAS VIII SMPN 2 GROGOL PADA MATERI POKOK FAKTORISASI SUKU ALJABAR Rengga Febrianto 12.1.01.05.0055 FKIP – Pend. Matematika
[email protected] Dosen Pembimbing 1 Feny Rita Fiantika, M.Pd
Dosen Pembimbing 2 Ratna Yulis Tyaningsih, M.Pd
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Rengga Febrianto, Penerapan Model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) Untuk Meningkatkan Dimensi Pengetahuan Siswa Pada Materi Pokok Faktorisasi Suku Aljabar
Penelitian ini berdasarkan observasi yang peneliti lakukan dengan guru mata pelajaran matematika di SMPN 2 Grogol Kab. Kediri diperoleh gambaran bahwa sebagian besar siswa kelas VIII SMPN 2 Grogol Kab. Kediri kurang serius dalam belajar matematika, siswa juga kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Hal tersebut nampak dari nilai hasil ulangan yang masih rendah dikarenakan rata-rata mereka kurang mengerti tentang konsep matematika yang diajarkan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) terhadap dimensi pengetahuan siswa kelas VIII SMPN 2 Grogol? (2) Bagaimana peningkatan dimensi pengetahuan siswa berkemampuan tinggi kelas VIII SMPN 2 Grogol pada penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)? (3) Bagaimana peningkatan dimensi pengetahuan siswa berkemampuan sedang kelas VIII SMPN 2 Grogol pada penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)? (4) Bagaimana peningkatan dimensi pengetahuan siswa berkemampuan rendah kelas VIII SMPN 2 Grogol pada penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subyek penelitian siswa kelas VIII SMPN 2 Grogol tahun ajaran 2016/2017. Penelitian dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, dengan menggunakan instrumen berupa RPP, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, lembar wawancara dan tes kemampuan dimensi pengetahuan. Data yang diperoleh terdapat data kuantitatif yaitu soal tes, nantinya data tersebut juga dideskripsikan seperti data kualitatif. (1) Kesimpulan hasil penelitian ini adalah Penerapan model Aptitude Treatment Interaction (ATI) pada pembelajaran matematika di SMPN 2 Grogol Kabupaten Kediri berjalan dengan baik atau berhasil. Karena itu pembelajaran model Aptitude Treatment Interaction (ATI) dapat menjadi salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan dimensi pengetahuan siswa karena setiap siswa harus dituntut aktif dalam pembelajaran dan menuangkan ide-ide Rengga Febrianto│12.1.01.05.0055 FKIP – Pend. Matematika
simki.unpkediri.ac.id ||4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
yang baru di dalam kelompok. Sehingga diharapkan pola pikir seperti itu akan membantu siswa dalam menyelesaikan setiap masalah dalam pelajaran maupun masalah dalam kehidupan sehari-hari. (2) Kemampuan dimensi pengetahuan siswa setelah diterapkan model Aptitude Treatment Interaction (ATI) secara umum dalam kategori baik, khususnya untuk ketiga subyek. Selain itu dapat diketahui bahwa tahapan dalam model Aptitude Treatment Interaction (ATI) menjadi suatu pengaruh positif dan efektif dalam membuka ide-ide baru. (3) Peningkatan kemampuan dimensi pengetahuan siswa relatif sama atau tidak terlalu signifikan, karena subyek masih tetap berada dalam kelas awal. Subyek kemampuan tinggi masih tetap pada kelompok tinggi, subyek kemampuan sedang masih tetap pada kelompok sedang dan subyek kemampuan rendah masih tetap pada kelompok rendah. Peningkatan yang terjadi adalah peningkatan secara klasikal atau menyeluruh sehingga subyek tidak mengalami perubahan kelompok kemampuan. Kata kunci:Aptitude Treatment Interaction (ATI), dimensi pengetahuan siswa I.
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan salah satu faktor
utama untuk mewujudkan masyarakat yang
2002 : 263). Dalam peningkatan kualitas pendidikan,
berkualitas. Oleh karena itu, pemerintah
Matematika
Indonesia selalu berusaha meningkatkan
pelajaran yang diajarkan pada jenjang
kualitas
pendidikan
pendidikan
walaupun
hasilnya
sebagai
formal
salah
satu
sangat
mata
memegang
belum memenuhi harapan.Berdasarkan UU
peranan penting. Matematika merupakan
RI No. 20 Tahun 2003Pasal 3 menyebutkan
kunci utama dari pengetahuan-pengetahuan
:
lain yang dipelajari di sekolah. Tujuan dari “Pendidikan
nasional
mengembangkan
berfungsi
kemampuan
dan
pendidikan
matematika
pada
jenjang
pendidikan dasar dan menengah adalah
membentuk watak serta peradaban bangsa
menekankan
yang
pembentukan kepribadian (sikap) siswa agar
bermartabat
dalam
rangka
pada
dan
dapat
untuk berkembang nyapotensi peserta didik
matematika dalam kehidupanya(Soedjadi,
agar menjadi manusia yang beriman dan
2000: 42). Dengan demikian, matematika
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menjadi mata pelajaran yang sangat penting
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
dalam pendidikan dan wajib dipelajari pada
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
setiap jenjang pendidikan.
Pendidikan adalah proses pengubahan
atau
nalar
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
yang demokratis sertabertanggung jawab.”
menerapkan
penataan
menggunakan
Menurut Mornis Kline (1961) dalam Lisnawati
(1993:64),
sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok
bangunnya
suatu
negara
orang dalam usaha mendewasakan manusia
tergantung
dari
kemajuan
melalui upaya pengajaran dan pelatihan,
matematika.Salah
proses, cara, perbuatan mendidik. (Pusat
matematika adalah mempunyai objek yang
Rengga Febrianto│12.1.01.05.0055 FKIP – Pend. Matematika
satu
bahwa
jatuh
dewasa
ini
dibidang karakteristik
simki.unpkediri.ac.id ||5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
bersifat abstrak, artinya objek matematika
segala keunikannya, tetapi mereka juga
berada
sebagai
dalam
alam
sedangkan
pikiran
manusia,
realisasinya
dengan
makhluk
sosial
dengan
latar
belakang yang berbeda.
menggunakan benda-benda yang berada
Sudah menjadi keyakinan semua orang
disekitar kita. Contoh matematika bersifat
bahwa masing-masing individu mempunyai
abstrak adalah segi tiga, realisasinya bangun
karakteristik
segi tiga. Sifat abstrak ini menyebabkan
perbedaan individu tersebut memberikan
siswa
dalam
impilkasi
siswa
pengetahuan dan praktek pembelajaran yang
menganggap bahwa pelajaran matematika
terjadi di sekolah. Dalam kenyataan yang
itu sukar. Guru sebagai pelaku pendidikan
ada di lapangan diketahui bahwa di antara
dituntut seprofesional mungkin utamanya
siswa terdapat perbedaan dalam kemampuan
dalam
dan
(aptitude) sehingga banyak dijumpai di
memformulasikan model pembelajaran yang
setiap kelas adanya kelompok siswa yang
dinilai dapat meningkatkan motivasi siswa
memiliki kemampuan tinggi, sedang dan
terhadap matematika. Pada sekarang ini
rendah.
mengalami
matematika.
kesulitan
Kebanyakan
mengorganisasi
seakan-akan kekuasaan
guru secara
menjadi
Untuk
Adanya
perkembangan
mengakomodasi
ilmu
dan
mengapresiasi perbedaan individual setiap
menyebabkan guru hanya sebagai subjek
siswa dalam pembelajaran, maka seorang
sedangkan siswa sebagai objek. Akibatnya
guru harus cermat dalam memilih model
proses yang terjadi dikelas hanya satu arah,
pembelajaran. Hal itu merupakan solusi
dengan guru sebagai penyampai materi
dalam
kepada
akademik siswa yang bisa menyebabkan
sedangkan
dikelas
pada
berbeda.
ini
siswa
penuh
pemegang
yang
siswa
hanya
sebagai penerima materi saja.
rangka
mengoptimalkan
prestasi
adanya peningkatan dimensi pengetahuan
Hal ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Pada
siswa. Berdasarkan hasil observasi yang penulis
pelaksanaan pembelajaran di kelas guru
lakukan
harus mampu memilih metode pembelajaran
matematika di SMPN 2 Grogol Kab. Kediri
yang tepat karena cara guru menyampaikan
diperoleh gambaran bahwa sebagian besar
materi
siswa kelas VIII SMPN 2 Grogol Kab.
pelajaran
sangat
mempengaruhi
dengan
serius
mata
pelajaran
kelancaran proses pembelajaran dan minat
Kediri
siswa terhadap materi pelajaran yang pada
matematika,
akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi
memperhatikan penjelasan dari guru, dan
belajar siswa. Kesulitan itu dikarenakan
apabila guru memberi latihan soal yang
siswa bukan hanya sebagai individu dengan
berkaitan dengan materi yang di ajarkan,
Rengga Febrianto│12.1.01.05.0055 FKIP – Pend. Matematika
kurang
guru
siswa
dalam
belajar
juga
kurang
simki.unpkediri.ac.id ||6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
kemudian
menyuruh
siswa
untuk
Grogol padaMateri Pokok Faktorisasi
mengerjakan kedepan siswa yang aktif
Suku Aljabar”
mengerjakan
hanya
siswa
yang
II. METODE
berkemampuan
saja,
sedangkan
yang
lainnya hanya menunggu jawaban dari
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Penelitian
temannya. Menurut guru matematika SMPN
Dalam suatu penelitian pasti
2 Grogol Ada beberapa kelas yang antusias
menggunakan
dalam mengikuti pelajaran akan tetapi
pendekatan
nilainya masih rendah dikarenakan rata-rata
pendekatan kualitatif. Pendekatan
mereka kurang mengerti tentang konsep
yang digunakan dalam penelitian
matematika yang diajarkan. Penulis dan
ini adalah pendekatan kualitatif
guru menduga model pembelajaran yang
Menurut Bogdan dan Taylor (J.
digunakan selama ini belum efektif. Hal ini
Moleong,
yang
sebagaimana dikutip Moleongyang
menyebabkan
rendahnya
dimensi
pendekatan, kuantitatif
Lexy
baik
maupun
1989:5)
pengetahuan siswa, khususnya siswa kelas
mendefinisikan
VIII SMPN 2 Grogol Kab. Kediri. Oleh
sebagai
karena itu diperlukan suatu tindakan untuk
menghasilkan
memperbaiki
dan
berupa kata-kata tertulis atau lisan
diharapkan terjadinya peningkatan dimensi
dari orang-orangdan perilaku yang
pengetahuan siswa.
diamati.
proses
pembelajaran
Melihat dari uraian di atas, maka penulis
bahwa
kualitatif
penelitian
yang
data
deskriptif
Pendekatan kualitatif adalah
memilih satu upaya yang diangap dapat
suatu
memecahkan permasalahan tersebut dengan
pemahaman yang berdasarkan pada
menerapkan model pembelajaran Aptitude
metodologi yang menyelidikisuatu
Treatment Interaction (ATI) sebagai salah
fenomena
satu model pembelajaran yang menangani
manusia.
individu tertentu sesuai kemampuannya
peneliti membuatsuatu gambaran
masing-masing. Untuk menyelidiki hal itu,
kompleks,
peneliti
bersama-sama
laporan terperinci dari pandangan
mengadakan suatu penelitian dalam bentuk
responden, dan melakukan studi
penelitian
pada situasi yang alami (Cresswell,
dan
“Penerapan Aptitude (ATI)Untuk
guru
kualitatif Model
dengan
judul
Pembelajaran
Treatment
Interaction
Meningkatkan
Dimensi
Pengetahuan Siswa kelas VIII SMPN 2 Rengga Febrianto│12.1.01.05.0055 FKIP – Pend. Matematika
proses
penelitian
sosial Pada
dan
masalah
pendekatan
meneliti
dan
ini,
kata-kata,
1998: 15) b. Jenis Penelitian Jenis
penelitian
yang
digunakan penulis adalah studi simki.unpkediri.ac.id ||7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
kasus.
Rahmat
(2009:
6)
menyatakan bahwa penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan
batasan
terperinci,
memiliki pengambilan data yang mendalam,
dan
menyertakan
berbagai sumber informasi
Mulyana,
2004:
4) Validitas
dan
realibitas
instrument proposal b. Pengembangan
Desain
Penelitian 1) Melakukan
koordinasi
dengan guru mata pelajaran matematika pada siswa kelas
Menurut Lincoln dan Guba (Dedi
3) Penyusunan proposal
201)
VIII SMP Negeri 2 Grogol. 2) Mengambil
nilai
ulangan
penggunaan studi kasus sebagai
matematika pada kelas VIII
suatu
penelitian
di SMP Negeri 2 Grogol
beberapa
untuk selanjutnya digunakan
Pendekatan
kualitatif
memiliki
keuntungan, yaitu: 1) Studi
kasus
dapat
mengelompokkan
siswa
berdasarkan
menyajikan pandangan dari
kemampuan matematik yaitu
subjek yang diteliti.
Tinggi, Sedang, dan Kurang
2) Studi
kasus
menyajikan
yang
menyeluruh
uraian
(Arikunto, 2012: 299). 3) Siswa
dalam
kategori
yang mirip dengan apa yang
Tinggi, Sedang, dan Kurang
dialami
diambil
pembaca
dalam
kehidupan sehari-hari. 3) Studi
kasus
sebagai
subjek,
sehingga dalam penelitian ini
merupakan
ada tiga subjek yaitu 1 siswa
sarana yang efektif untuk
kemampuan tinggi, 1 siswa
menunjukkan
kemampuan sedang, dan 1
antara
hubungan
peneliti
dan
responden.
ulangan
a. Penelitian Pendahuluan Dalam tahap penelitian adalah kegiatan
sebelum
siswa kemampuan kurang. 4) Menganalisis
2. Tahapan Penelitian
suatu
untuk
yang
penelitian.
dilakukan Penelitian
pendahuluan meliputi: 1) Pengajuan masalah
hasil
nilai
matematika
tiga
subjek terpilih berdasarkan indikator
Dimensi
Pengetahuan siswa. 5) Melaksanakan pembelajaran Treatment
model Aptitude
Interaction
di
2) Pengajuan judul Rengga Febrianto│12.1.01.05.0055 FKIP – Pend. Matematika
simki.unpkediri.ac.id ||8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
kelas VIII di SMP Negeri 2
indikator
Grogol.
pengetahuan siswa.
6) Melaksanakan post-tes, hasil
dimensi
4) Menerapkaninstrumen
post-tes dari tiga subjek
pembelajaran
terpilih
dianalisis
sudah dibuat.
berdasarkan
indikator
Dimensi Pengetahuan siswa. 7) Melaksanakan
wawancara
pada subjek terpilih. 8) Menganalisis
RPP
5) Mengobservasi guru
dan
aktivitas
siswa
selama
pembelajaran berlangsung. 6) Memberikan
peningkatan
yang
kepada
post-test
seluruh
siswa.
Dimensi Pengetahuan subjek
Namun yang diamati tetap
berdasarkan
dari 3 subjek terpilih.
indikator
Dimensi Pengetahuan dari hasil analisis poin d, f, dan g.
7) Mewawancarai
3
subjek
penelitian dan mengambil
c. Perijinan
bukti dokumentasi berupa
d. Tahap pelaksanaan :
gambar
1) Mengecek
kemampuan
dimensi pengetahuan siswa menggunakan nilai ulangan pada
materi
sebelumnya,
aktivitas
proses
belajar mengajar siswa. e. Tahap pengamatan : 1) Mengamati
keterlaksanaan
model
pembelajaran
yang kemudian hasil dari
Aptitude
nilai
Interactionberdasarkan hasil
ulangan
tersebut
digunakan
untuk
menggolongkan berdasarkan
subjek
Treatment
foto dan observasi 2) Mengamati
dimensi
kemampuan
pengetahuan
siswa
siswa tinggi, sedang, dan
berdasarkan
hasil
rendah.
wawancara.
2) Mengambil 3 subjek dari
f. Tahap pengolahan data:
kategori tinggi, sedang, dan
1) Menganalisis data yang telah
rendah. Dari masing-masing
diperoleh (hasil dari tes dan
kategori diambil 1 siswa.
wawancara).
3) Menganalis
hasil
nilai
ulangan matematika dari 3 subjek terpilih berdasarkan
Rengga Febrianto│12.1.01.05.0055 FKIP – Pend. Matematika
2) Membuat kesimpulan hasil penelitian. 3. Tehnik Analisis Data
simki.unpkediri.ac.id ||9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
diterapkan
4. PengecekanKeabsahan Temuan Menurut
sugiyono
atau
digunakan
(2014:
dalam situasi lain (sugiyono,
121) uji keabsahan data dalam
2014: 130). Bagi peneliti nilai
penelitian kualitatif meliputi :
ini bergantung pada pemakai
a.
hingga mana hasil penelitian
Credibility (validitas internal) Uji kredibilitas data atau kepercayaan
terhadap
data
hasil penelitian kualitatif antara lain
dilakukan
perpanjangan
dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain. c.
dengan
Dependability disebut juga
pengamatan,
reabilitas.
Penelitian
yag
peningkatan ketekunan dalam
reliable adalah apabila orang
penelitian, triangulasi, diskusi
lain
dengan teman sejawat, analisis
mengulang/mereplikasi proses
kasus negative dan member
penelitian tersebut (sugiyono,
check (sugiyono, 2014: 121).
2014:
Untuk
memenuhi
dapat
131).
Pengujian
ini
dilakukan dengan melakukan
kredibilitas
data
peneliti
audit
megambil
langkah
dengan
proses
menggunakan
triangulasi.
terhadap
keseluruhan
penelitian.
dilakukan
oleh
Audit
independen
Triangulasi dalam pengujian
atau
kredibilitas
keseluruhan aktifitas peneliti
ini
diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai
b.
Dependability (reliabilitas)
sumber
dengan
pembimbing
terhadap
dalam melakukan penelitian. d.
Confirmability (obyektifitas)
berbagai cara, dan berbagai
Confirmability disebut juga
waktu. Dalam penelitian ini
obyektivitaspenelitian.penelitia
peneliti mengecek data yang
n dikatan obyektif jika hasil
diperoleh dari hasil tes, hasil
penelitian telah disepakati oleh
observasi, hasil wawancara dan
banyak
dokumentasi.
confirmability ini mirip dengan
Transferability
(validitas
eksternal)
dependability
Uji
sehingga
pengujianya dapat dilakukan
Suatu penelitian yangnilai transferability dengan
uji
orang.
berkenaan
pertanyaan,
secara bersamaan (sugiyono, 2014:
131).
Bila
hasil
hingga
penelitian merupakan fungsi
mana hasil penelitian dapat
dari proses penelitian yang
Rengga Febrianto│12.1.01.05.0055 FKIP – Pend. Matematika
simki.unpkediri.ac.id ||10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
dilakukan, tersebut
maka telah
penelitian
Siswa (lampiran 3), soal pretes
memenuhi
dan soal postest (lampiran 4).
standar confirmability
Selanjutnya untuk mengetahui apakah
III. HASIL DAN KESIMPULAN 1. Deskripsi
Setting
/
layak
lokasi
instrumen
tersebut
digunakan
peneliti
melakukan validasi instrumen
Penelitian Tempat digunakan
penelitian
yang
kepada validator yaitu Jatmiko
peneliti
adalah
(Dosen UN PGRI Kediri),
oleh
SMPN 2 Grogol yang terletak di
Wawan
Desa Sonorejo Kec Grogol Kab
Matematika SMPN 2 Grogol).
Kediri. Letaknya yang strategis
Dengan
memudahkan
internalnya sebagai berikut :
melakukan
siswa
dalam
kegiatan
belajar
Irawan
hasil
(Guru
validitas
Tabel 3.1 Data Validasi RPP
mengajar karena berada di jalan
Validasi
Ʃx
Presentase
raya kediri sehingga tidak terlalu
Ke-1
43
76,78%
Baik
jauh dari beberapa fasilitas umum
Ke-2
48
85,71%
Sangat baik
dan sangat mudah untuk akses
Tabel 3.2 Data Validasi Lembar
pendidikanpara siswa. Hal inilah yang
memotivasi
peneliti
mengadakan penelitian di SMPN 2 Grogol selain berdasarkan hasil
Kategori
Observasi Guru (LOG) Validasi
Ʃx
Ke-1
35
79,54%
Baik
Ke-2
39
88,63%
Sangat baik
Presentase Kategori
penemuan masalah yang ditemukan. Peneliti
memfokuskan
Tabel 3.3 Data Validasi Lembar
penelitian
Observasi Siswa (LOS)
pada kelas VIII Gyang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 18 siswa
Validasi
Ʃx
perempuan dengan jumlah 38 siswa.
Ke-1
31
70,45 %
Baik
Ke-2
37
84%
Baik
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian a.
Pelaksanaan
Tahap
Pra
Presentase Kategori
Tabel 3.4 Data Validasi Lembar
Lapangan
Wawancara (LW)
penelitian
dilaksanakan
Validasi
Ʃx
peneliti membuat instrumen
Ke-1
16
66,67%
Cukup
berupa RPP untuk 2 kali
Ke-2
20
83,33%
Baik
pertemuan lembar
(lampiran observasi
1), Guru
(lampiran 2), lembar observasi Rengga Febrianto│12.1.01.05.0055 FKIP – Pend. Matematika
Presentase Kategori
Selanjutnya
peneliti
melakukan validitas eksternal dengan
mengujikan
kepada
simki.unpkediri.ac.id ||11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
siswa kelas IX5 orang siswa.
1) Analisis Penentuan Subyek
Hasil dari ujicoba kemudian dihitung
rxy
validitasnya
penelitian pertama kali yang
menggunakandengan rumus
dilakukan adalah membagi
N XY X Y
siswa kelas VIII G kedalam
N X
2
X
2
N Y
2
Y
2
3 kelompok tingkat kemampuan siswa, yaitu
(Arikunto, 2012: 87) Hasil validitas eksternal
siswa berkemampuan tinggi,
postes menunjukkan nilai >
sedang, dan rendah dengan
0,45
melihat nilai hasil ulangan
maka
postes
dapat
semua siswa untuk
digunakan. Soal-soal yang memenuhi kriteria
valid
Kemudian
selanjutnyamenetukantiga subyek. Ketiga subyek
dihitung reliabilitasnya dengan
tersebut yaitu satu siswa
rumus alpha
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Ketiga
2 k i r11 1 2 t k 1
subyek tersebut diharapkan dapat mewakili seluruh
(Arikunto, 2012: 122) Dimana
varians
dapat
2
X
penentuan subyek penelitian
X
2
2
tingkat kemampuan dikelas VIII G. Karena itu
dicari dengan rumus
didasarkan pada nilai hasil
N
ulangan pada materi
N (Arikunto, 2012: 122)
sabelumnya dengan
Menurut Budiyono (2003:
menggunakan metode
72) hasil pengukuran yang
penetuan kedudukan siswa
memiliki
dari standar deviasi atas
indeks
reliabilitas
0,70 atau lebih cukup baik nilai
pengelompokan tiga
kemanfaatanya
rangking yaitu tinggi,
instrumenya
b.
Sebelum melakukan
dalam dapat
arti layak
sedang dan rendah. Hasil
digunakan. Intrumen dikatakan
rangking dapat dilihat pada
reliabel apabila r (reliabilitas)≥
lampiran
0,70 dan selanjutnya dapat
Tabel 3.5 pengelompokan siswa
diujikan.
Kelompok Jumlah Subyek
Tahap Pekerjaan Lapangan
Rengga Febrianto│12.1.01.05.0055 FKIP – Pend. Matematika
Tinggi
8
A
simki.unpkediri.ac.id ||12||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Sedang
B
24
C 5 Analisis dimensi pengetahuan
2
B
18
SB
3
C
15
B
Rendah
c.
dengan
Model
Aptitude 3. Interpretasi dan Pembahasan
Treatment Interaction (ATI) Data
pelaksanaan
Treatment
Interaction
(ATI)
Facilitator And Explaining
pembelajaran
matematika
pada di
Tabel 3.6 Hasil Pengamatan Aktifitas
SMPN 2 Grogol Kabupaten
Guru
Kediri berjalan dengan baik atau Skor
berhasil. Ini dapat dilihat dari
Aptitude Treatment
Pertemuan
hasil penilaian observasi aktivita
1
2
Interaction (ATI)
guru pada pertemuan pertama mencapai persentase 85,9% dan pada pertemuan kedua mencapai
Pendahuluan
1.
Aptitude
pembelajaran model Student
Indikator model No.
a. model
(Treatmen Awal)
26,6
28,1
persentase
93,7%.
Alhasil
pembelajaran model Aptitude Inti
2.
Treatment
(Pengelompokkan
28,1
29,7
Interaction
dapat menjadi salah satu model pembelajaran
Siswa)
yang
dapat
meningkatkan Pemberian Perlakuan
20,3
23,4
dimensi
pengetahuan siswa karena setiap siswa harus dituntut aktif dalam
Penutup
3
(ATI)
Achievement Test
10,9
12,5
pembelajaran dan menuangkan ide-ide yang baru di dalam
Total
85,9
93,7
kelompok. Sehingga diharapkan
Kategori
SB
SB
pola pikir seperti membantu
d.
Data kemampuan thinking skill siswa
No Subyek
dimensi
A
19
Rengga Febrianto│12.1.01.05.0055 FKIP – Pend. Matematika
maupun
dalam
kehidupan
sehari-hari. b. Peningkatan
SB
dalam
pelajaran
masalah Wawancara
pengetahuan 1
siswa
menyelesaikan setiap masalah dalam
Kemampuan
itu akan
kemampuan
dimensi
pengetahuan
siswa
setelah
diterapkan
model
simki.unpkediri.ac.id ||13||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Aptitude Treatment Interaction
baik dan tidak terlalu signifikan,
(ATI
siswa
karena subyek B masih tetap
secara
berada dalam kelas awal. Pada
umum dalam kategori sangat
pertemuan pertama subyek B
baik dan tidak terlalu signifikan,
mencapai
karena subyek A masih tetap
dengan kriteria sangat baik,
berada dalam kelas awal. Pada
Sedangkan
pertemuan pertama subyek A
kedua
mencapai
presentase
)
pada
berkemampuan
tinggi
presentase
93,4%
presentase
pada
subyek
85%
pertemuan
B
mencapai
87,5%
dengan
dengan kriteria sangat baik,
kriteria sangat baik sehingga
Sedangkan
diperoleh
kedua
pada
subyek
pertemuan mencapai
berkemampuan sedang masih
dengan
tetap pada kelompok sedang.
kriteria sangat baik sehingga
Peningkatan yang terjadi adalah
diperoleh
peningkatan secara klasikal atau
presentase
A
subyek
98,75%
subyek
berkemampuan
tinggi
masih
menyeluruh
sehingga
tetap pada kelompok tinggi.
tidak
Peningkatan yang terjadi adalah
kelompok kemampuan. Selain
peningkatan secara klasikal atau
itu
menyeluruh
tahapan dalam model Aptitude
tidak
sehingga
mengalami
subyek
perubahan
mengalami
subyek
dapat
Treatment
perubahan
diketahui
bahwa
Interaction
(ATI)
kelompok kemampuan. Selain
menjadi suatu pengaruh positif
itu
dan efektif dalam membuka ide-
dapat
diketahui
bahwa
tahapan dalam model Aptitude Treatment
Interaction
(ATI)
menjadi suatu pengaruh positif
ide baru. IV. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Z. 2013. EvaluasiPembelajaran.
dan efektif dalam membuka ide-
Bandung : PT
ide baru.
RemajaRosdakarya.
c. Peningkatan
kemampuan
dimensi
pengetahuan
siswa
setelah
diterapkan
model
Aptitude Treatment Interaction (ATI
)
pada
siswa
berkemampuan sedang secara
Arikunto, Suharsimi. 2012. DasardasarEvaluasiPendidikan. Jakarta : PT BumiAksara. Arikunto, Suharsimi.2013.ProsedurPeneliti
umum dalam kategori sangat Rengga Febrianto│12.1.01.05.0055 FKIP – Pend. Matematika
simki.unpkediri.ac.id ||14||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
anSuatuPendekatanPraktik. Yogyakarta: PT. RinekaCipta Creswell, J. W. (1998). Qualitative
Nurdin. Syarifudin. 2005. Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keragaman
inquiry and research design :
Siswa Dalam Kurikulum
choosing among five tradition.
Berbasis Kompetensi, Ciputat:
London : Sage Publication.
Karya Ilmu
Darsono. 2002. Theori pembelajaran. Jakarta: Erlangga Jonassen, David H. 1947. Handbook of
PusatBahasaDepartemenPendidikanNas ional. 2002 Rahmad, P. S. 2009.
Individual Differences,
PenelitianKualitatif: Jurnal
Learning, and Instruction
Equilibrium, (online), 5 (9): 1-8.
Kartini, kartono, 1980, Pengantar
Rosma, Hartini2010. Model Penelitian
Metodologi Research Sosial,
Tindakan Kelas. Yogyakarta
Bandung: Alumni.
Teras
Lisnawati Simanjuntak. 1993.Metode
Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan
Mengajar Matematika, Jakarta:
Matematika di Indonesia
Rineka Cipta.
Konstantasi Keadaan Masa Kini
Moleong, Lexy.J. 2007. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya. Moleong, Lexy J. 2012. MetodePenelitianKualitatif (EdisiRevisi). Bandung: PT RemajaRosdakarya. Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasution, A. H. 1978. Landasan Matematika, Jakarta: Bharata Karya Aksara Rengga Febrianto│12.1.01.05.0055 FKIP – Pend. Matematika
Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Nasional Departemen Pendidkan Nasional. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alvabetacv. Sugiyono.2013. MetodePenelitianKuantitatifKua litatifdan R&D. Bandung: CV. ALFABETA. Sugiyono. 2014. MetodePenelitianKuantitatifKua
simki.unpkediri.ac.id ||15||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
litatifdan R&D. Bandung: CV. ALFABETA. Trianto. 2007. Model-model PembelajaranInovatifberorientas iKonstruktivistik. Jakarta: PrestasiPustaka Publisher. Trianto. 2011. Model-model PembelajaranInovatifberorientas iKonstruktivistik. Jakarta: PrestasiPustaka Publisher. Widoyoko, E.P. (2012), Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rengga Febrianto│12.1.01.05.0055 FKIP – Pend. Matematika
simki.unpkediri.ac.id ||16||