SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ALQURAN HADITS DI MTS NEGERI CIKEMBAR KABUPATEN SUKABUMI Nurhasanah Program Studi Magister Pendidikan Islam Pascasarjana Universitas Islam Bandung ABSTRACT MTs Negeri Cikembar Kabupaten Sukabumi, especially class VIII in the process of learning the Qur'an Hadith consists of various backgrounds of learners with different capabilities provide an effective learning model and fun, not as long as this is just the development of lessons with a direction that rely more on lectures , One that was developed to overcome the problems of the different characteristics and capabilities is by using Aptitude Treatment Interaction (ATI). As one form of Quran Hadith methods do teachers grade VIII MTs Negeri Cikembar Kabupaten Sukabumi by providing guidance to students vary according to the level abilities, so that they will easily understand their lessons, because they are treated in accordance with the level of ability. This study aims to determine the instructional planning, implementation measures of learning, the difficulties and the evaluation of Learning Aptitude Treatment Interaction Model in improving student learning activities in the subjects Qur'an Hadith at MTs Negeri Cikembar Kabupaten Sukabumi. The results showed conclusion, namely: first, the Draft Model of Learning Aptitude Treatment Interaction in improving student learning activities in the subjects Qur'an Hadith at MTs Negeri Cikembar Kabupaten Sukabumi have been taken with good preparation, including by formulating complete: a. Learning Objectives; b. Learning materials; c. Learning Strategies; d. Learning methods; d. Learning techniques; e. Learning Tactics, and; f. Syllabus development and preparation of teaching; secondly, steps that teachers in implementing the learning model Aptitude Treatment Interaction begins by dividing the students into three groups adapted to the abilities (high, medium and low), the low-ability learners Treatment is by guiding them one by one, especially from corner reading and writing. For medium capable learners Treatment with regular learning process with variations such as discussion and question and answer, for the highability learners Treatment with self-learning with more invites learners examine the subject matter; Third, the difficulty of the application of the model is the level of capacity and competence of teachers in the mastery learning model Aptitude Treatment Interaction and use of media; Fourth: This evaluation is quite good and has met the assessment standards / learning outcomes in general. This shows the implementation model of Learning Aptitude Treatment Interaction takes place smoothly and in accordance with the target set. Keywords: Learning Model, Aptitude Treatment Interaction, Learning Activities. 69
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 pengajaran.
A. PENDAHULUAN Metode merupakan
pembelajaran bagian
dari
strategi
(2002:
Usman
94)
“tujuan
dan
Nurdin
berpendapat
bahwa
pembelajaran
merupakan
instruksional. Metode pembelajaran
sasaran yang hendak dicapai pada
berfungsi
untuk
akhir pengajaran, serta kemampuan
menyajikan, menguraikan, memberi
yang harus dimiliki siswa”. Sasaran
contoh, dan memberi latihan kepada
tersebut
siswa untuk mencapai tujuan tertentu,
menggunakan
tetapi
pembelajaran.
sebagai
tidak
cara
setiap
metode
dapat
terwujud
dengan
metode-metode Apabila
telah
pembelajaran sesuai digunakan untuk
ditetapkan satu tujuan khusus, maka
mencapai
persoalan selanjutnya bagi seorang
tujuan
pembelajaran
tertentu.
tenaga pengajar menetapkan suatu
Banyak metode pembelajaran yang
dapat
dipergunakan
dalam
menyajikan pelajaran kepada siswasiswa,
seperti
metode
cara
yang
memberikan
jaminan
tertinggi akan tercapainya tujuan itu sebaik-baiknya.
ceramah,
Untuk menyusun strategi dalam
diskusi, tanya jawab, demonstrasi,
memilih
penampilan, metode studi mandiri,
pembelajaran yang sesuai, guru harus
pembelajaran
mengetahui pengetahuan awal siswa,
terprogram,
latihan
sesama teman, simulasi, karyawisata,
yang
induksi,
tertulis,
deduksi,
simulasi,
studi
metode
diperoleh tanya
atau
model
melalui jawab
pre-test di
awal
kasus, pemecahan masalah, insiden,
pelajaran, agar sewaktu memberi
seminar,
bermain
pratikum, masing
dan
peran,
proyek,
materi pengajaran kelak, guru tidak
lain-lain,
masing-
kecewa dengan hasil yang dicapai
memiliki
siswa. Dengan tercapainya tujuan
metode
ini
kelebihan dan kekurangan.
pembelajaran, maka dapat dikatakan
Di samping metode, penetapan tujuan syarat
pembelajaran mutlak
bagi
merupakan guru
dalam
guru telah berhasil dalam mengajar. Selain
penetapan
pengetahuan
awal
tujuan siswa,
dan bidang
memilih metode yang akan digunakan
studi/pokok bahasan juga sebagai
di
penentu
dalam
menyajikan
materi
dalam
memilih
dan 70
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 menetapkan
model
pembelajaran
besar sekali pengaruhnya terhadap
yang sesuai untuk diterapkan. Dengan
hasil belajar yang dicapai. Disamping
demikian, metode yang digunakan
kemampuan, faktor lain yang juga
tidak terlepas dari bentuk dan muatan
mempunyai kontribusi terhadap hasil
materi dalam pokok bahasan yang
belajar seseorang adalah “motivasi
disampaikan kepada siswa.
belajar, minat dan perhatian, sikap
Begitu juga alokasi waktu dan
dan kebiasaan belajar, faktor fisik dan
sarana penunjang akan digunakan
faktor psikis” (Sudjana, 2005:39).
acuan
dan
Adanya pengaruh dari dalam diri
metode
siswa merupakan hal yang logis jika
dalam
ketepatan
penyesuaian
menerapkan
pembelajaran. diterapkan
harus
menyesuaikan atau
yang
Metode mengikuti
ketersediaan dialokasikan
yang
dilihat
bahwa
perbuatan
dan
adalah
perubahan
tingkah
belajar laku
waktu
individu yang disadarinya. Jadi sejauh
dalam
mana
usaha
siswa
untuk
dirinya
bagi
kurikulum. Dengan ketepatan waktu
mengkondisikan
yang disesuaikan pemi-lihan metode
perbuatan belajar, sejauh itu pula
yang tepat, akan menjadi alternatif
hasil belajar akan dicapai.
metode yang diterapkan. Penerapan
Meskipun
demikian,
hasil
metode pembelajaran yang dipilih
belajar yang dicapai oleh siswa masih
harus
membangkitkan
dipengaruhi oleh faktor dari luar
keaktifan siswa, memacu minat dan
dirinya, yang disebut lingkungan.
motivasi siswa dan meningkatkan
Salah satu lingkungan belajar yang
prestasi akademik/hasil belajar siswa.
paling dominan mempengaruhi hasil
Hasil belajar seseorang dipengaruhi
belajar di sekolah ialah kualitas
oleh dua faktor, yaitu faktor yang
pengajaran yang dikelola oleh guru.
berasal dari luar dan faktor yang
“Hasil belajar pada hakikatnya tersirat
berasal dari dalam diri siswa/pelajar
dalam tujuan pengajaran” (Depag,
(Depag, 2002: 64).
2002: 64). Oleh sebab itu, hasil
mampu
Faktor yang berasal dari dalam
belajar di sekolah dipengaruhi oleh
diri siswa terutama kemampuan yang
kapasitas dan kualitas pembelajaran.
dimilikinya. Faktor kemampuan siswa
Kualitas pembelajaran berkaitan erat 71
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 dengan
tersedianya
perangkat
Pendidikan
(KTSP)
adalah
pembelajaran, model pembelajaran,
pengembangan
minat siswa dan lain-lain. Melalui
bertitik tolak dari kompetensi yang
perangkat pembelajaran yang ada,
seharusnya dimiliki siswa setelah
pemilihan model pembelajaran yang
menyelesaikan
tepat, diharapkan tercapainya tujuan
“Kurikulum harus memiliki relevansi,
pendidikan,
yaitu
pembelajaran
yaitu
kualitas
dengan
menekankan
kurikulum
pendidikan.
adanya
konsistensi
yang
kesesuaian antara
atau
komponen-
pada aspek-aspek efektivitas yang
komponen kurikulum, yaitu antara
meliputi aktivitas dan hasil prestasi
tujuan, isi, proses penyampaian, dan
belajar siswa.
penilaian” (Tim Penyusun KTSP,
Dengan
tercapainya
2007:273). Relevansi internal ini
peningkatan aktivitas belajar siswa
menunjukkan
ditunjukan
dan
kurikulum. Oleh karena itu, para
prestasi belajar, berarti penyelenggara
pengajar yang terdidik penuh di
pendidikan telah ikut berpartisipasi
dalam
menyukseskan
ketrampilan
dengan
aktivitas
tercapainya
target
suatu
tugasnya
keterpaduan
akan
memiliki
menggunakan
kurikulum. Diharapkan pembelajaran
teknik
yang mengacu pada kurikulum yang
diwujudkan dengan tujuan pengajaran
berlaku
model
dan bahan pelajaran dalam rangka
dapat
mencapai titik kulminasi pendidikan
dan
pembelajaran
pemilihan yang
tepat,
penunjang
mengapresiasi dan mengakomodasi
pada
perbedaan individual siswa, serta
mengajar pada khususnya.
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
umumnya,
yang
segala mungkin
proses
belajar
Secara umum, pemilihan suatu metode atau model pembelajaran
Sebagaimana
diketahui,
dipengaruhi oleh tujuan instruksional.
kurikulum adalah seluruh pengalaman
Hal
belajar yang ditawarkan pada peserta
pengetahuan
didik dibawah arahan dan bimbingan
konsep, prinsip; aplikasi pengetahuan
sekolah. Sebagai sebuah kurikulum,
atau penerimaan ketrampilan dan;
Kurikulum
tujuan yang bersifat efektif atau
Tingkat
Satuan
ini
mencakup; yang
penerimaan
berupa
fakta,
72
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 motivasional
yaitu
berhubungan
Dalam
mengimplementasikan
dengan perkembangan atau perubahan
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
sikap atau perasaan. Selain itu, yang
Pendidikan), kegiatan pembelajaran
mempengaruhi
berpusat pada siswa, berlangsung
atau
model
pemilihan
metode
pembelajaran
adalah
dalam
suasana
yang
mendidik,
keadaan siswa yang mengikuti proses
menyenangkan
dan
menantang
pembelajaran.
dengan berbagai prinsip paedagogis
Setiap guru harus menyadari
dan andragogis. Dengan pembelajaran
adanya kenyataan bahwa senantiasa
tersebut siswa diharapkan secara aktif
terdapat
perbedaan-perbedaan
dapat berkembang menjadi pribadi
individu di kalangan para siswanya.
yang berwatak matang dan utuh serta
Dengan
perbedaan-
memiliki kompetensi selaras dengan
perbedaan individu di kalangan para
perkembangan kejiwaannya (Yamin,
siswanya, guru dapat memilih dan
2007: 96). Suasana belajar dirancang
menetapkan
sedemikian
mengetahui
model
pembelajaran
rupa
sehingga
yang tepat sesuai dengan kemampuan
mampu
dan karakteristik siswa, lingkungan
potensinya secara optimal, yang pada
yang tersedia, serta kondisi pada saat
intinya kurikulum ini berorientasi
proses
pada proses bukan orientasi materi.
pembelajaran
berlangsung,
yang tentunya disesuaiakan dengan
menggunakan
anak
Dengan
seluruh
demikian,
dalam
kurikulum yang berlaku (Sudjana,
pelaksanaan
2005:7).
Satuan
Pendidikan
(KTSP)
akan
terjadi
perubahan
dalam
pola
Di MTs, pada tahun pelajaran
Kurikulum
2014/2015, kurikulum yang sedang
pemberdayaan
berlangsung
adalah
kependidikan, baik dalam konteks
Satuan
menyusun silabus, maupun menyusun
Kurikulum
saat
ini
Tingkat
siswa
untuk
dan
Tingkat
tenaga
Pendidikan (KTSP) untuk kelas VIII
kebijakan
memantabkan
dan IX dan Kurikulum 2013 untuk
pelaksanaan mastery learning, karena
kelas VII. Dalam penelitian ini,
KTSP
kurikulum yang dikaji adalah KTSP.
pencapaian
dikembangkan konsep
dan
untuk gagasan
belajar tuntas (mastery learning). 73
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 Dalam implementasinya, belajar
”adaptation by altering intructional
tuntas ini ada dua model yakni, model
methods (teach different pupil with
individual
different
dan
model
kelompok.
method)”.
Sebagaimana dikatakan oleh Nurdin
bahwa
(2005: 13), bahwa:
pendekatan yang dapat diterapkan
“Model individual memperbolehkan siswa untuk melakukan proses pembelajaran dalam skalanya, tanpa terganggu oleh yang lain, dan mengikuti tes untuk setiap unit bahasan yang telah dipelajarinya, dan terus maju sesuai kemampuannya dengan bantuan dan arahan dari guru. Sedangkan belajar tuntas model kelompok adalah proses pembelajaran yang dilakukan berkelompok oleh siswa yang berada taraf kemampuan yang sama, dan mereka tetap memiliki peluang untuk terus melakukan mutasi kelompok secara dinamis, sampai mencapai skor penguasaan minimal yang telah ditetapkan”. Dari fenomena tuntutan belajar
untuk menyesuaikan pembelajaran
tuntas tersebut, Aptitude Treatment
pentingnya penyesuaian pembelajaran
Interaction
dengan
adalah
pembelajaran
sebuah
yang
model
menawarkan
salah
Dinyatakan
satu
cara
atau
dengan perbedaan kemampuan siswa adalah melalui “matching teaching methods
to
different
group
of
students”. Pendekatan
atau
cara
yang
dianjurkan para ahli tersebut di atas, telah diakomodasi oleh model-model pembelajaran
yang
bernaung
di
bawah rumpun “The concept of adaption in Teaching and learning (adaptive teaching)”. Model-model tersebut umumnya menekankan pada
perbedaan
kemampuan
individual siswa. Cabang dari model
sebagai salah satu alternatif dalam
pembelajaran
implementasi kurikulum KTSP yang
“Aptitude Treatment Interaction yaitu
menuntut pemberdayaan kemampuan
model
siswa. Untuk mengakomodasi dan
menekankan
mengapresiasi perbedaan individual
pembelajaran dengan memperhatikan
siswa dalam pembelajaran dalam
perbedaan
rangka
prestasi
(Nurdin, 2005:51). Istilah Aptitude
Cronbach
Treatment Interaction dikenal juga
mengoptimalkan
akademik/hasil dalam
belajar,
Nurdin
(2005:
37)
menganjurkan agar dilakukan melalui
dengan perlakuan
tersebut
pembelajaran pada
bakat,
yang
penyesuaian
kemampuan
istilah
adalah
model artinya
siswa”
interaksi proses 74
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 pembelajaran
sebagai
sebuat
Munjid fi al-lughah wa al-A’lam:
interaksi, dilakukan secara disengaja
1986. Dilihat dari pengertian ini,
(diperlakukan) sesuai dengan bakat
maka madrasah berarti tempat untuk
dan kemampuan siswa itu sendiri.
mencerdaskan para peserta didik,
Secara substantif dan teoritik Aptitude
menghilangkan ketidaktahuan atau
Treatment Interaction dapat diartikan
memberantas
sebuah model atau konsep yang
serta melatih keterampilan mereka
memiliki
strategi
sesuai dengan bakat, minat dan
pembelajaran yang efektif digunakan
kemampuannya, baik MI (Madrasah
untuk
Ibtidaiyah),
sejumlah
menangani
individu/siswa
kebodohan
MTs
mereka,
(Madrasah
sesuai dengan kemampuan masing-
Tsanawiyah), dan MA (Madrasah
masing.
Aliyah), baik negeri maupun swasta,
Dikarenakan Treatment
Aptitude
Interaction
ingin
diimplementasikan dalam kurikulum yang
berlaku,
pembelajaran Interaction
maka
Aptitude disesuaikan
model Treatment dengan
tidak terkecuali dalam hal ini MTs Negeri
Cikembar
Kabupaten
Sukabumi. Sebagai pendidikan
sebuah di
bawah
lembaga naungan
Kementerian Agama, MTs Negeri
keadaan yang terjadi di lapangan
Cikembar
Kabupaten
demi efektifnya model ini untuk
adalah sebuah Madrasah Tsanawiyah
dikembangkan. Dari sekian banyak
negeri
mata pelajaran dalam silabus yang
pembelajarannya juga mengacu pada
ada atau kurikulum yang berlaku, Al-
kurikulum
quran Hadits adalah salah satu mata
maka mata pelajaran Al-quran Hadits
pelajaran yang ada pada madrasah
selalu menjadi mata pelajaran pokok
(Kata “madrasah” adalah isim makan
PAI di setiap tingkat kelas yang ada.
yang
dalam
Kementerian
Sukabumi
kegiatan
Agama,
dari kata: “darasa – yadrusu – darsan
Berdasarkan wawancara dalam
wa durusun wa dirasatan,” yang
studi pendahuluan, pengamatan awal
berarti terhapus, hilang bekasnya,
terhadap
menghapus,
pembelajaran Al-quran Hadits di MTs
menjadikan
usang,
melatih, mempelajari lihat dalam Al-
Negeri
pelaksanaan
Cikembar
dan
hasil
Kabupaten 75
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 Sukabumi,
ditemukan
beberapa
satu arah (berpusat pada guru) tanpa
permasalahan, di antaranya:
melibatkan kemampuan siswa. Siswa
1. Pembelajaran selama ini masih
cenderung pasif dalam mengikuti
cenderung monoton dan belum
pembelajaran,
divariasikan dengan metode lain
orang siswa. Di samping itu, adanya
yang lebih variatif, misalnya yang
anggapan dari sebagian besar siswa
memperhatikan
perbedaan
yang
individual
Hal
pelajaran Al-quran Hadits sulit untuk
siswa.
menyebabkan
aktivitas
ini siswa
yaitu
penulis
dipelajari
sekitar
wawancara
karena
66%
bahwa
terlalu
banyak
rendah atau pasif, yaitu hanya 34%
hapalan. Hal ini akibat interaksi
orang siswa yang aktif dan 66%
pembelajaran cenderung searah dan
orang siswa pasif (Wawancara, 15
dominasi pembelajaran dipegang oleh
Februari 2015).
guru (Wawancara, 15 Februari 2015).
2. Prestasi belajar masih rendah, hal
Permasalahan kondisi
semester ganjil yang berjumlah 40
pembelajaran yang digunakan guru
siswa, sebanyak 22 atau sekitar
dalam kegiatan belajar mengajar Al-
55% belum berhasil mendapatkan
quran Hadits yang berakibat kepada
nilai
aktivitas belajar siswa masih rendah,
Ketuntasan (SKBM)
sebagai
Standar
Belajar yang
Minimal ditetapkan
(Wawancara, 15 Februari 2015). Peneliti
juga
melakukan
wawancara awal dengan beberapa siswa terhadap kondisi pembelajaran
maka
atas
diperlukan
suatu
cara
salah satu di antaranya adalah dengan memperhatikan
perbedaan
kemampuan individual siswa. Secara garis besar ada beberapa alasan
Cikembar
pertimbangan
Sukabumi.
model
pembelajaran yang lebih menarik,
Al-quran Hadits di MTs Negeri Kabupaten
adalah
dari
ini dibuktikan dari hasil ulangan
6,5
di
utama
dan
pertimbanganmengapa
Aptitude
Hasilnya
adalah
bahwa
siswa
Treatment Interaction diterapkan oleh
cenderung
merasa
jenuh,
kurang
guru dalam pembelajaran Al-quran
bersemangat karena guru mengajar
Hadits, di antaranya: pertama, karena
senantiasa monoton dan pembelajaran
model Aptitude Treatment Interaction 76
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 menekankan
pada
pembelajaran
(Treatment)
perbedaan
penyesuaian dengan
kemampuan
Pembelajaran
dengan
Di sisi lain, pembelajaran Alquran
Hadits
berdasarkan karakteristik kemampuan
kelemahan
masing-masing
pembelajaran
kelompok,
yaitu
kelompok tinggi, sedang dan rendah. Kedua, karena model Aptitude Treatment Interaction
perbedaan
kemampuan siswa.
siswa.
dikembangkan
memperhatikan
terdapat
antara yang
beberapa
lain:
materi
terlalu
padat,
waktu yang terbatas, dan lemahnya sumber
daya
guru
dalam
yang akan
pengembangan model pembelajaran
dikembangkan memiliki konsistensi
yang lebih inovatif, serta kurangnya
yang
sarana pelatihan dan pengembangan.
sama
“multiple
dengan
teori-teori
intelegence”
(Nurdin,
2005:16) yaitu lebih memfokuskan
B. PEMBAHASAN
diri pada perkembangan siswa.
Berdasarkan temuan penelitian
Ketiga, karena model Aptitude
yang
dilakukan
oleh
peneliti,
Treatment Interaction mengkaji dan
berkaitan
dengan
membahas persoalan-persoalan ilmiah
Pembelajaran
Aptitude
Treatment
yang berhubungan dengan masalah
Interaction
dalam
upaya
manusia dan lingkungan.
mengaktifkan
Ketiga alasan dan pertimbangan
Model
siswa
pada
pembelajaran Al-quran Hadits di MTs
tersebut di atas, dipandang dari sudut
Negeri
pembelajaran,
Treatment
Sukabumi. Terkait analisis temuan
Interaction merupakan sebuah konsep
penelitian yang dibuat oleh peneliti
(model)
yang berisikan sejumlah
dalam hal ini peneliti akan berusaha
strategi pembelajaran yang digunakan
memaparkan analisis temuan tersebut
untuk siswa tertentu sesuai dengan
dalam sejumlah uraian lengkap yang
karak-teristik
berkaitan dengan proses pembelajaran
Didasari
Aptitude
kemampuannya.
oleh
asumsi
bahwa
Cikembar
kabupaten
yang dilakukan oleh guru
yang
optimalisasi prestasi akademik/hasil
meliputi perencanaan pembelajaran,
belajar
pengorganisasian
dapat
penyesuaian
dicapai
antara
melalui
pembelajaran
proses
pembelajaran
pembelajaran, dan
evalusi 77
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 pembelajaran, dalam meningkatkan kemampuan siswa agar siswa aktif
a. Penyusunan Pembelajaran
dalam proses pembelajaran Al-quran Hadits,
memalui
pendekatan
Penyusunan
guru
yang selama ini menjadi program
Hadits
pembelajaran yang terus ditawarkan
kabupaten
di
dengan
lembaga
pendidikan,
rencana
pembelajaran yang dilakukan oleh
kurikulum dan metode pembelajaran
berbagai
Rencana
mata
pelajaran
Al-quran
Negeri
Cikembar
MTs
Sukabumi,
kegiatan
diawali
mencari
dan
tentunya juga disesuaikan dengan
memahami kompetensi dasar yang
instrument
telah
terdapat dalam kurikulum yang
dibuat oleh peneliti, maka dalam hal
digunakan (wawancara dengan Eri
ini peneliti akan memaparkan hasil
Farihah guru Mata Pelajaran Al-
penelitian sebagai berikut:
quran Hadits, 24.04.2015). Setelah
1. Rancangan Model Pembelajaran
ditemukan
Aptitude Treatment Interaction
kemudian
dalam meningkatkan aktivitas
(menuliskan kembali) ke dalam
belajar
format
penelitian
siswa
yang
pada
mata
pelajaran Al-quran Hadits di MTs
Negeri
Cikembar
Berdasarkan pengamatan yang terhadap
guru
dasar,
menempatkannya
rencana
pembelajaran
sesuai dengan komponen yang ada. Format
rencana
pembelajaran, terdiri dari beberapa
Kabupaten Sukabumi
dilakukan
kompetensi
mata
komponen yang diisi oleh guru sesuai
dengan
kebutuhan
dan
pelajaran Al-quran Hadits, diketahui
karakteristik mata pelajaran yang
bahwa pada saat melakukan proses
dilaksanakan.
Format
rencana
belajar mengajarkan materi materi
pembelajaran
yang
disusun,
pokok bahasan hukum bacaan mim
mengakomodir
sukun, lam dan
ra, serta hukum
komponen yang menjadi ciri khas
bacaan mad di kelas VIII, guru telah
sekaligus sebagai bagian yang
merancang beberapa persiapan yang
tidak terpisahkan dalam
berupa:
rencana pembelajaran.
beberapa
suatu
78
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 Format
rencana
pembelajaran disusunkan
yang oleh
telah
guru
mata
dalam
rangka
mencapai
kompetensi dasar. 4) Strategi
pembelajaran
yaitu
pelajaran Al-quran Hadits pada
kegiatan pembelajaran secara
kelas VII yang membahas materi
konkret yang dilakukan oleh
pokok bahasan hukum bacaan mim
peserta didik dalam berinteraksi
sukun, lam dan ra, serta hukum
dengan materi pelajaran dan
bacaan mad.
sumber belajar untuk menguasai
Pengamatan
peneliti
terhadap lampiran format rencana pembelajaran dirumuskan
yang
telah
tersebut,
terlihat
beberapa komponen dalam rencana
kompetensi dasar. 5) Media
berisi
digunakan
fasilitas
untuk
yang
kegiatan
pembelajaran. 6) Penilaian/ assesmen dan tindak
pembelajaran telah terakodomir di
lanjut
berisi
instrumen
dalamnya. Beberapa komponen itu
prosedur yang digunakan untuk
menjadi pedoman bagi guru dalam
menilai
melaksanakan proses pembelajaran
peserta didik.
pencapaian
dan
belajar
di kelas. Secara rinci beberapa
7) Sumber bahan yang digunakan
komponen yang maksudkan itu
dalam kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut:
sesuai dengan kompetensi dasar
1) Identitas mata pelajaran berisi
yang
akan
dikuasai
nama mata pelajaran, kelas,
(Departemen Agama RI, 2005b:
semester
43).
dan
waktu
atau
banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan. 2) Kompetensi
Kutipan diatas menunjukkan bahwa setidaknya ada 7 (tujuh)
dasar
berisi
komponen yang dimiliki oleh suatu
pencapaian kompetensi yang
rencana
diharapkan.
komponen
3) Materi pokok berisi uraian yang perlu dipelajari peserta didik
pembelajaran. ini,
terakodomodir rencana
dalam
pembelajaran
Semua sudah lampiran yang
disusun oleh guru mata pelajaran 79
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 Al-quran Hadits kelas VIII MTs
Cikembar kabupaten Sukabumi.
Negeri
kabupaten
Masing-masing komponen rencana
dalam
pembelajaran tersebut, telah diisi
Cikembar
Sukabumi,
walaupun
penyusunannya
tidak
memiliki
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
kesamaan dengan sistematika pada
karakteristik mata pelajaran Al-
kutipan diatas.
quran Hadits dengan mengacu
Ketidaksamaan
sistematika
rencana pembelajaran, disebabkan karena
tidak
adanya
format
pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pengisian
uraian
tiap-tiap
rencana pembelajaran yang baku
komponen rencana pembelajaran
untuk digeneralisir pada semua
dilakukan dengan 2 cara; ada
lembaga pendidikan yang ada.
komponen yang diisi oleh guru
Guru dalam hal ini bisa saja
pengampu mata pelajaran Al-quran
mengembangkannya sesuai standar
Hadits dengan menyalin tulisan
yang berlaku secara lokal, dengan
sebagaimana yang telah tertulis
catatan tidak mengenyampingkan
dalam kurikulum. Tetapi ada juga
komponen-komponen
komponen
yang
penting
dibicarakan
diatas.
Komponen-komponen
tersebut
yang
mengembangkan pembelajaran
rencana
pembelajaran
yang
dikehendakinya.
menjadi
pedoman
serta
arah
suatu
pembelajaran.
pada
berisi
komponen
identitas
mata
mata pelajaran, kelas, semester dan
telah diisi oleh guru pengampu
waktu
mata
memperlihatkan
pertemuan
adanya kejelasan arah dan tujuan
Komponen
yang
kompetensi
hendak
yang
Uraian pertama
proses
pelajaran yang terdiri dari nama
Komponen-komponen yang
pelajaran
sesuai
dengan inisiatif guru dalam upaya
merupakan substansi dari suatu
menentukan
diisi
dicapai
dalam
atau
banyaknya yang
dialokasikan.
kedua dasar
jam
yaitu
berisi berisi
kegiatan pembelajaran Al-quran
keterangan kemampuan yang harus
Hadits pada kelas VII MTs Negeri
dimiliki
siswa/i
setelah 80
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 menyelesaikan
materi
Guru mata pelajaran Al-
yang
quran Hadits yang penulis amati
mengakomodir tujuan-tujuan yang
dalam konteks ini, telah mengisi
hendak dicapai melalui indikator-
komponen strategi pembelajaran
indikator pencapaian.
dengan
sebagai
suatu
acuan
dasar
menggunakan
Model
Berikutnya adalah komponen
Pembelajaran Aptitude Treatment
ketiga yaitu materi pokok. Ketiga
Interaction yaitu suatu strategi
komponen
pembelajaran
ini
hanya
disalin
yang
berusaha
kembali oleh guru sesuai dengan
mengaktifkan siswa dengan cara
yang tertera dalam kurikulum.
bertukar
Tetapi uraian pada
memecahkan masalah.
komponen
strategi, media dan penilaian serta
informasi
Penggunaan
strategi
secara
dengan
untuk
pembelajaran yang dilaksanakan di
karakteristik
MTs Negeri Cikembar kabupaten
yang
Sukabumi dapat diamati dengan
guru
mengembangkan pembelajaran dikehendakinya. Rencana adalah
dalam
ini
sumber pembelajaran, diisi sesuai keinginan
tertulis
dalam
kegiatan
baik . Dalam bagian langkahpembelajaran
rencana
menggambarkan
langkah pembelajaran, mulai dari
yang
kegiatan awal, inti dan penutup
prosedur
terungkap adanya aktivitas siswa
pembelajaran untuk mencapai satu
dan
atau lebih kompetensi dasar yang
beberapa kegiatan pembelajaran
ditetapkan dalam silabus (Mulyasa,
yang
2007: 213). Berisi perkiraan atau
meningkatkan keaktifan siswa.
proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan
yang akan
dalam proses
dilakukan
pembelajaran
guru
yang
berupaya
Komponen
melakukan
untuk
media
pembelajaran telah diisi dengan
di
uraian yang menggunakan kartu
kelas, baik yang dilaksanakan oleh
informasi sebagai alat bantu dalam
guru maupun apa yang dilakukan
pembelajaran. Ini berarti bahwa
oleh siswa (Zuhairini, 1981: 129).
kartu informasi merupakan bagian penting
dalam
upaya 81
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 melaksanakan
Model
dengan mengajukan
pertanyaan
Pembelajaran Aptitude Treatment
seputar materi
Interaction Melalui kartu informasi
hukum bacaan mim sukun, lam dan
inilah
memperlihatkan
ra, serta hukum bacaan mad.
keaktifannya
Pertanyaan tersebut sesungguhnya
siswa
berbagai
bentuk
dalam proses pembelajaran. Keaktifan menyusun
siswa
kartu
bahasan
merupakan umpan balik untuk dalam
informasi,
mengukur siswa
tingkat
penguasaan
terhadap
aktivitas
melakukan diskusi, melaksanakan
pembelajaran
presentasi,
dilaksanakan.
mengajukan
pokok
dan
yang
telah
menjawab pertanyaan ini semua
Komponen terakhir adalah
berawal dari penggunaan kartu
komponen sumber bahan yang
informasi sebagai media dalam
digunakan
pembelajaran. Di samping itu kartu
pembelajaran. Komponen sumber
informasi semakin menjadi lebih
yang
berharga ketika para siswa/i dapat
dalam
menyusunnya kembali secara utuh
penggunaan
dan tepat. Bahasan tentang kartu
tersedia,
informasi akan diuraikan pada
berbagai tulisan yang memuat
bagian selanjutnya dalam bab ini.
tentang materi pokok bahasan
Komponen
rencana
pembelajaran selanjutnya adalah komponen penilaian. Komponen ini
digunakan
untuk
menilai
dalam
dipergunakan hal
kegiatan
oleh
ini buku
juga
guru
disamping paket
yang
menggunakan
hukum bacaan mim sukun, lam dan ra, serta hukum bacaan mad. Penyusunan pembelajaran
rencana
ini
tidak
hanya
pencapaian hasil belajar peserta
didasarkan oleh keinginan guru
didik.
semata,
Komponen
merupakan
salah
ini satu
juga bentuk
dengan
kriteria-kriteria
meninggalkan penting
untuk
inisiatif guru dalam menyiasati
diperhatikan. Menyusun rencana
pencapaian
dan
penguasaan
pembelajaran yang baik dalam
kompetensi
yang
diharapkan.
rangka
Penilaian yang telah dilakukan
menciptakan
proses
pembelajaran yang efektif dan 82
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 efisien
dilakukan
dengan
yang dicapai, memberi peluang
memperhatikan dan menganalisis
siswa untuk melakukan berbagai
kebutuhan
aktivitas
siswa,
tujuan-tujuan
pembelajaran
dan
yang hendak dicapai dan strategi
mendorong motivasi belajar siswa
yang relevan digunakan.
yang mengarah pada pembelajaran
Kriteria
rencana
aktif.
pembelajaran yang baik menurut Usman
(2001:
59)
memenuhi
Persiapan
pembelajaran
memerlukan kejelasan kompetensi
persyaratan:
dasar yang akan dimiliki oleh
1) Materi dan tujuan pembelajaran
siswa, apa yang akan dipelajari,
mengacu pada kurikulum 2) Proses
belajar
bagaimana mempelajarinya, serta
mengajar
menunjang pembelajaran aktif 3) Terdapat
keselarasan
antara
bagaimana bahwa
guru
peserta
mengetahui didik
telah
mengetahui kompetensi tertentu.
tujuan dan materi
Aspek-aspek tersebut merupakan
4) Dapat dilaksanakan
unsur utama yang secara minimal
5) Mudah dimengerti/ dipahami.
ada
Melihat
kenyataan
diatas
dalam
setiap
rencana
pembelajaran
sebagai
pedoman
dengan mengkaitkan pada teori-
guru
dalam
teori yang ada, diketahui bahwa
pembelajaran.
melaksanakan
penyusunan rencana pembelajaran
Rencana pembelajaran harus
yang telah dilakukan oleh guru
disusun secara sistematis, utuh dan
mata pelajaran Al-quran Hadits
menyeluruh,
MTs Negeri Cikembar kabupaten
kemungkinan penyesuaian dalam
Sukabumi
pokok
situasi pembelajaran yang aktual
bahasan hukum bacaan mim sukun,
(Departemen Agama RI, 2005b:
lam dan ra, serta hukum bacaan
38), dengan demikian rencana
mad telah sesuai dengan teknis
pembelajaran akan dapat berfungsi
prosedural yang berlaku. Selain itu
sebagai
juga memberi pemahaman yang
mengefektifkan
jelas tentang tujuan pembelajaran
pembelajaran sesuai dengan apa
pada
materi
dengan
instrumen
beberapa
untuk proses
83
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 yang direncanakan. Dalam konteks
informasi
ini, materi pembelajaran
menimbulkan kendala. Eri Farihah
dikembangkan
dan
yang
dijadikan
guru
adakalanya
mata
pelajaran
Al-quran
bahan kajian oleh siswa yang
Hadits (wawancara, 24.04.2015)
disesuaikan dengan kebutuhan dan
mengatakan bahwa:
kemampuannya.
“Dalam penerapannya, terkadang kartu informasi yang telah disusun berdasarkan prediksi jumlah kelompok trio yang berada dalam satuan kelas, tidak sesuai dengan jumlah kelompok trio pada saat pembelajaran. Hal ini disebabkan ketidakhadiran siswa turut mempengaruhi pembagian kelompok. Jadi jumlah kelompok trio tergantung pada situasi dan kondisi jumlah siswa pada satuan kelas saat pembelajaran.”
Harapan
siswa
untuk
mendapatkan pembelajaran yang menarik
perhatian
sekaligus
mereka,
meningkatkan
profesionalitas guru untuk semakin bergairah dalam proses belajar mengajar, menambah keyakinan bahwa
rencana
pembelajaran
merupakan bagian sangat penting dalam mempersiapkan pelaksanaan proses pembelajaran.
meyiapkan rencana pembelajaran adalah membuat materi pelajaran. Materi pelajaran dibuat dalam bentuk potongan kartu informasi, yang disesuaikan dengan jumlah siswa setelah dikelompok dalam pembagian kelompok kecil yang dengan
pembagian berdasarkan
kemampuan siswa. Pembuatan
bukanlah
menjadi permasalahan utama yang
Namun itu tidak lebih dari sebuah
Langkah berikutnya setelah
kelompok
diatas
menghambat proses pembelajaran.
b. Membuat Materi
disusuaikan
Kendala
persoalan teknis operasional guru untuk merespon kondisi yang ada. Dalam konteks ini persoalan yang sesungguhnya bagaimana
berada
yang
guru
untuk
potensi
siswa
pada
kelompok
belajar kecil, untuk melakukan berbagai aktivitas pembelajaran dan menyerap materi dalam rangka menguasai
materi
pada
cara
memberdayakan yang
terletak
suatu
kompetensi
melalui media yang tepat.
diformat melalui potongan kartu 84
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 Menurut Muhaimin (2006:
merencanakan
pengorganisasian
174) dalam proses pembelajaran
bahan pembelajaran (materi, media,
hendaknya
berbagai
dan sumber belajar), merencanakan
aktivitas dan bahan-bahan yang
pengelolaan kelas, dan merencanakan
kaya serta menawarkan pilihan
penilaian prestasi belajar siswa.
bagi
disediakan
siswa.
Dengan
berbagai
bahan
pelajaran,
merupakan aktivitas penetapan tujuan
siswa dapat memilihnya untuk
pembelajaran, penyusunan bahan ajar
kegiatan kelompok kecil maupun
dan sumber belajar, pemilihan media
mandiri
pembelajaran, pemilihan pendekatan
aktivitas
dan
dan
memberikan
kesempatan
bagi
siswa
berinisiatif
sendiri,
untuk
melakukan
Perencanaan
pembelajaran
dan strategi pembelajaran, pengaturan lingkungan
belajar,
perancangan
keterampilan atas prakarsa sendiri
sistem penilaian hasil belajar serta
sebagai aktivitas yang dipilihnya.
perancangan prosedur pembelajaran
Pembelajaran yang berkualitas
dalam rangka membimbing peserta
tidak lepas dari sebuah perencanaan
didik agar terjadi proses belajar, yang
yang matang dari seorang guru.
semuanya
Perencanaan dapat menjadi acuan
pemikiran
dalam pelaksanaan kegiatan/proses
prinsip-prinsip
dan evaluasi pembelajaran yang akan
tepat. (Ahmad, 2012:33).
dilakukan. terhadap pembelajaran
Berdasarkan
evaluasi
perencanaan/persiapan Al-quran
Hadits
itu
didasarkan
mendalam
mengenai
pembelajaran
Dalam
pada
yang
merencanakan
pembelajaran yang baik, seorang guru harus
memiliki
kompetensi
melalui Model Pembelajaran Aptitude
kemampuan, sebagai berikut : (1)
Treatment Interaction di MTs Negeri
mampu
Cikembar
Sukabumi,
tujuan/kompetensi pembelajaran; (2)
didapatkan data yang menunjukkan
mampu memilih atau menentukan
bahwa secara perencanaan/persiapan
materi; (3) mampu mengorganisir
pembelajaran
materi
kabupaten
dikategorikan cukup
baik, dilihat dari
merencanakan
pengelolaan kegiatan pembelajaran,
mendeskripsikan
pelajaran;
(4)
mampu
menentukan metode atau strategi pembelajaran;
(5)
mampu 85
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 menentukan
sumber
siswa merupakan bukti bahwa guru
belajar/media/alat
peraga
memiliki
perencanaan/persiapan
pembelajaran; (6) mampu menyusun
pembelajaran
perangkat penilaian pembelajaran; (7)
mengkomunikasikan kepada siswa
mampu menentukan teknik penilaian;
dengan harapan kesiapan belajar juga
dan
dilakukan oleh siswa.
(8)
mampu
mengalokasikan
waktu pembelajaran dengan baik (Majid, 2011:7).
dalam
mampu
Setiap kali pertemuan guru juga menjelaskan rencana kegiatan serta
Persiapan yang dilakukan oleh guru
serta
pembelajaran
umum
meliputi:
materi
yang
secara
mempersiapkan
kegiatan
pembelajaran.
Dengan
demikian siswa mengetahui arah yang
diberikan,
akan dicapai setiap kali pembelajaran.
mempersiapkan media pembelajaran
Hal ini terlihat pula dari pemaparan
yang akan digunakan, mempersiapkan
kompetensi dasar yang akan diajarkan
metode/strategi pembelajaran yang
kepada siswa.
akan
akan
tujuan yang hendak dicapai dalam
digunakan,
mempersiapkan
Sebagai persiapan, guru juga
belajar,
mempersiapkan
selalu mengarahkan tentang sumber-
sumber
kelengkapan
kelas
dalam
sumber belajar yang digunakan dalam
pembelejaran, menanyakan kesiapan
pembelajaran.
Penjelasan
siswa dalam mengikuti pembelajaran,
teknik
dan mempersiapkan penilaian hasil
pelaksanaan evaluasi sudah sejak
pembelajaran yang akan dilakukan.
awal diberitahukan kepada siswa.
evaluasi
dan
tentang waktu
Berdasarkan hasil temuan di
Kondisi ini mencerminkan adanya
lapangan menunjukkan bahwa dalam
sebuah perencanaan yang cukup baik
perencanaan/persiapan pembelajaran,
dari guru sebelum memasuki materi
guru mata pelajaran Al-quran Hadits
inti. Meskipun demikian ada dua hal
melalui Model Pembelajaran Aptitude
yang masih belum optimal yaitu
Treatment Interaction di MTs Negeri
memeriksa kelengkapan siswa dan
Cikembar
kelengkapan
kelas
dalam
pembelajaran
Al-quran
Hadits
memberikan
kabupaten penjelasan
Sukabumi tentang
materi yang akan dipelajari kepada
melalui Model Pembelajaran Aptitude 86
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 Treatment Interaction di MTs Negeri
mata
Cikembar kabupaten Sukabumi. Hal
melalui Model Pembelajaran Aptitude
ini karena pembelajaran Al-quran
Treatment Interaction di MTs Negeri
Hadits melalui Model Pembelajaran
Cikembar kabupaten Sukabumi.
Aptitude Treatment Interaction di
pelajaran
Al-quran
Berkenaan
dengan
Hadits
tahap
MTs Negeri Cikembar kabupaten
sebelum
Sukabumi menggunakan 3 ruangan
pembelajaran
(perpustakaan
dan
dengan baik, guru harus menyusun
silang
terlebih dahulu mengenai rencana
ditambah
mengajar. Dalam rencana mengajar
waktu
tersebut terdapat prinsip-prinsip yang
laboratorium) dalam
ruang yang
kelas saling
penggunaannya,
dengan
sedikitnya
pembelajaran
membuat
terkadang lupa
untuk
guru
harus
pengajaran, dapat
agar
berlangsung
diperhatikan
dalam
memeriksa
mengembangkan persiapan mengajar,
kelengkapan siswa dan kelas sebelum
yaitu: (1) Rumusan kompetensi dalam
pembelajaran dimulai.
persiapan pengajaran harus jelas.
Jika dibandingkan secara umum
Semakin konkret kompetensi semakin
data yang diperoleh di lapangan
mudah diamati dan semakin tepat
dengan
kegiatan-kegiatan
standar
pembelajaran
tahapan
proses
atas,
dapat
di
disimpulkan
dilakukan
yang
untuk
harus
membentuk
bahwa
kompetensi-kompetensi tersebut. (2)
perencanaan/persiapan pembelajaran
Persiapan mengajar harus sederhana
Al-quran
Model
dan fleksibel serta dapat dilaksanakan
Treatment
dalam kegiatan pembelajaran dan
Hadits
Pembelajaran
melalui
Aptitude
Interaction di MTs Negeri Cikembar
pembentukan
kabupaten Sukabumi telah memenuhi
didik. (3) Kegiatan-kegiatan yang
standar
pembelajaran
disusun dan dikembangkan dalam
secara umum. Hal tersebut dapat
persiapan mengajar harus menunjang
dibuktikan secara nyata terlihat dari
dan sesuai dengan kompetensi yang
kepemilikan silabus dan Rencana
telah
Pelaksanaan
mengajar yang ditetapkan harus utuh
perencanaan
Pembelajaran
(RPP)
yang dibuat dan disusun oleh guru
dan
kompetensi
ditetapkan.
menyeluruh
(4)
peserta
Persiapan
serta
jelas 87
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 pencapaiannya.
ada
umum, keadaan murid serta tujuan
komponen
yang akan dicapai. (5) Persiapan
pelaksana program sekolah, terutama
dalam metode mengajar. Pengetahuan
apabila pembelajaran dilaksanakan
tentang
secara tim atau moving class.
berbagai metode mengajar adalah
koordinasi
(5)
Harus
antara
Selanjutnya guru atau pengajar
kemungkinan-kemungkinan
pengetahuan
pokok
dalam
ilmu
harus melakukan persiapan edukatif
keguruan, sebab setiap kali sebelum
yang wajar meliputi: (1) Persiapan
mengajar
terhadap
menetapkan
situasi
umum.
Sebelum
guru
harus
metode
dapat
yang
akan
mengajar guru harus telah memiliki
dipakainya dengan memperhitungkan
pengetahuan tentang situasi umum
berbagai faktor mengenai kewajaran
yang akan dihadapi, misalnya saja
metode tersebut dalam situasi khusus
mengenai tempat suasana dan lain-
yang dihadapi. (6) Persiapan alat-alat
lain. Dengan pengetahuan itu ia dapat
pembantu. Tidak dalam setiap proses
membuat
interaksi dbutuhkan alat pembantu
terhadap
perhitungan-perhitungan variabel-variabel
yang
dalam bentuk alat peraga pengajaran.
berpengaruh. (2) Persiapan terhadap
Akan tetapi hampir setiap proses
murid yang akan diajar. Sebelum
interaksi dibutuhkan alat pembantu
mengajar, adalah mutlak bahwa guru
proses
harus memiliki mengenai gambaran
dalam evaluasi. Dengan mengetahui
murid
(3)
tujuan dan situasi umum, guru harus
Persiapan dalam tujuan yang akan
menetapkan pokok-pokok yang harus
dicapai. Sebelum mengajar, hharus
dinilai sebagai petunjuk pencapaian
telah jelas dalam perencanaan guru,
tujuan. (9) Dalam tahap ini guru harus
tujuan apakah yang harus dicapainya
menyusun
program
tahunan
bersama-sama dengan murid. (4)
pelaksanaan
kurikulum,
program
Persiapan dalam bahan yang akan
semester atau caturwulan pelaksanaan
diajarkan. Sebelum mengajar, guru
kurikulum, program satuan pelajaran
harus sudah mengetahui luas dan
dan perencanaan program mengajar.
urutan bahan yang akan disajikan,
Perencanaaan tersebut seperti yang
dengan
dijelaskan di atas.
yang akan diajarkan.
memperhitungkan
situasi
pengajaran.
(7)
Persiapan
88
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 Dalam merencanakan program pengajaran
tersebut
memiliki
hak
untuk
tumbuh
perlu
berkembang secara optimal sesuai
dipertimbangkan aspek-aspek yang
dengan kekhasanan iramanya masing-
berkaitan dengan: (1) Bekal bawaan
masing.
yang ada pada siswa (pupil entering
terjadi secara teratur mengikuti pola
behaviour).
atau arah tertentu.
(2) Perumusan
tujuan
Perkembangan
tersebut
Setiap tahap
pelajaran (3) Pemilihan metode (4)
perkembangan
merupakan
hasil
Pemilihan
perkembangan
dari
tahap
belajar.
pengalaman-pengalaman (5)
Pemilihan
bahan
perkembangan selanjutnya. Prinsip
pengajaran, peralatan dan fasilitas
tersebut
belajar.
atau fase-fase dalam perkembangan
(6)
Mempertimbangkan
karakteristik
siswa
(7)
yang
merupakan
mempunyai
tahap-tahapan
arti
sebagai
Mempertimbangkan cara membuka
penahapan atau pembabakan rentang
pelajaran,
pengembangan
dan
perjalanan kehidupan individu yang
menutup
pelajaran.
(8)
diwarnai ciri-ciri khusus atau pola
Mempertimbangkan peranan siswa dan
pola
pengelompokan
Mempertimbangkan
tingkah laku tertentu.
(9)
prinsip-prinsip
belajar.
Proses pembelajaran Al-quran Hadits
yang
diberikan
tentunya
diberikan sesuai dengan keunikan yang
atau kemampuan yang dimiliki oleh
dalam
setiap siswa, Model Pembelajaran
melaksanakan
Model
Aptitude
Pembelajaran
Aptitude
merupakan salah satu bentuk model
dalam
pembelajaran yang dilakukan oleh
meningkatkan aktivitas belajar
guru Al-quran dan Hadits Kelas VIII
siswa pada mata pelajaran Al-
MTs Negeri Cikembar Kabupaten
quran Hadits di MTs Negeri
Sukabumi
Cikembar Kabupaten Sukabumi
heterogenitas
2. Langkah-Langkah dilakukan
Treatment
guru
Interaction
Anak adalah sosok individu
Treatment
untuk
Interaction
mengatasi
kemampuan
yang
dimiliki siswa, karena bagaimanapun
unik yang mempunyai eksistensi,
setiap
siswa
yang
mempunyai
yang memiliki jiwa sendiri, serta
kemampuan yang berbeda tidak bisa 89
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 disamaratakan
dan
pemberian
tindakan pembelajarnnya, jika setiap siswa yang berkemampuan berbeda
mengetahui tingkat kemampuan siswa dari hasil nilai terdahulu. b. Pengelompokan Siswa
pemberian pelayanannya sama maka
Pengelompokan siswa yang
yang akan terjadi adalah yang daya
didasarkan pada hasil Treatment
serap terhadap materi akan timpang.
awal,
Treatment diperlukan sebagai upaya
diklasifikasikan
seorang pendidik dalam mengatasi
kelompok yang terdiri dari siswa
perbedaan-perbedaan
yang
pengetahuan
siswa
di
kelas
menjadi
tiga
berkemampuan
dan penghayatan setiap peserta didik
sedang,
di antara bentuk Treatment itu adalah:
Bloom dan Gagne (1982,19997)
a. Treatment Awal
bahwa dalam kelas terdapat siswa
Pemberian
perlakuan
rendah.
tinggi,
Seperti
kata
yang cepat (faster learners), dan
(Treatment) awal terhadap siswa
lambat
dengan menggunakan test, hal ini
cepat, sedang dan lambat Di Kelas
di maksudkan untuk menetapkan
VIII
klasifikasi
Kabupaten
kelompok
siswa
(slower
MTs
learners)
Negeri
atau
Cikembar Sukabumi
berdasarkan tingkat kemampuan
pengelompokan
(Aptitude atau Ability). Hal ini
pembelajaran
diperlakukan
untuk
berdasarkan tingkat pengetahuan
jelas
dan penghayatan diperoleh setelah
tentang karakteristik kemampuan
melalui test lisan dan tulisan. Dan
(aptitude) siswa pada sekolah yang
hasil test itu dapat diperoleh
akan dijadikan obyek dan lokasi
kelompok
pengembangan
siswa, sedang sebanyak 21 siswa
mendapatkan
guna data
yang
Model
siswa
dalam
Al-quran
Hadits
tinggi
dan
Interaction di Kelas VIII MTs
pengelompokan ini dimaksudkan
Negeri
agar pelayanan pembelajaran dapat
Kabupaten
Sukabumi
tretment
pembelajaran
Al-quran
peserta
dilakukan
didik
awal Hadits untuk
ada
9
11
Pembelajaran Aptitude Treatment
Cikembar
rendah
sebanyak
siswa,
sesuai sasaran. c. Memberikan
Perlakuan
(Treatment) 90
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 Memberikan
perlakukan
Pembelajaran
sebagai
pedoman
(Treatment) pada masing-masing
bagi guru dalam melaksanakan
kelompok siswa (tinggi, sedang
kegiatan belajar mengajar. Materi
dan rendah) dalam pembelajran.
merupakan bahan yang akan di
Sebagaimana dianjurkan Cronbach
sampaikan dalam kegiatan belajar-
(dalam Good dan stipek, 1983)
mengajar. Dalam hal ini guru Al-
”adaptation
quran dan Hadits Kelas VIII MTs
bay
altering
instructional
methods
different
pupil
(teach with
different method).
dalam
Cikembar
Sukabumi
Kabupaten
menyampaikan
pelajaran Al-quran dan Hadits di
Ada beberapa macam bentuk Treatment
Negeri
memperlakukan
sesuikan
dengan
pengetahuan
dan
tingkat penghayatan
tingkat perbedaan pengetahuan dan
pada pelajaran al-Quran - Hadits
penghayatan setiap kelompok
Pada kelompok tinggi materi yang
a. Treatment Dalam Bidang materi
diberikan adalah mencari makna
Kegiatan belajar mengajar
yang terkandung dalam Surat Al
merupakan proses untuk mencapai
Maun dan Al Fiil dalam kehidupan
tujuan pendidikan. Dalam hal ini
sehari-hari,
ada
materi
dua
pihak
yang
saling
kelompok
yang
sedang
diberikan
adalah
berinteraksi yaitu guru sebagai
mengetahui isi Surat Al Maun dan
pendidik
Al Fiil dan kelompok rendah
dan
siswa
sebagai
terdidik. Untuk mencapai tujuan
materi
tersebut
suatu
membaca dengan benar ayat yang
perencanaan pengajaran. Dalam
banya berhubungan dengan materi
perencanaan
harus
pokok bahasan hukum bacaan mim
komponen
sukun, lam dan ra, serta hukum
pengajaran yang telah ditentukan
bacaan mad yang terdapat dalam
yang meliputi: materi pelajaran,
Surat Al Ma’aun dan Al Fiil.
diperlukan
memenuhi
metode
pengajaran beberapa
dan
Semua dijabarkan
evaluasi
belajar.
yang
1) Dalam
hal
diberikan
kegiatan
adalah
belajar
komponen
pelajaran
mengajar Dalam kegiatan belajar
dalam
Rencana
mengajar
guru
Al-quran
dan 91
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 Hadits Kelas VIII MTs Negeri
sangat
Cikembar Kabupaten Sukabumi,
memperdulikan kemampuan siswa
telah
dalam
dapat
mengelola
materi
memperhatikan
hal
menguasaan
dan
mata
pelajaran dengan cukup baik. Ini
pelajaran. Di samping itu dalam
terbukti dengan antusias siswa
penyajian
terhadap penerapan model ATI
disesuaikan dengan golongan yang
yang sesuai dengan kemampuan
paling banyak (di antara anak yang
mereka, sehingga mereka lebih
bodoh, menengah dan pandai).
mudah
Dalam
Selain itu proses penyampaian
mengelola materi pelajaran yang
materi Al-quran - Hadits sudah
disajikan
dianggap lebih “bermakna” yaitu
memahami.
dalam
bentuk
satu
bahan
pengajaran
kesatuan dengan mengedepankan
selalu
pemahaman siswa terhdap materi
pengalaman
sesuai kemampuan yang mereka
dasar
miliki. Materi yang disajikan Al-
penghayatan terhadap materi, guru
quran dan Hadits Kelas VIII MTs
Al-quran dan Hadits Kelas VIII
Negeri
Kabupaten
MTs Negeri Cikembar Kabupaten
Sukabumi dalam bentuk diskusi,
Sukabumi, tidak memaksakan pada
ceramah terbimbing, tanya jawab
siswa yang hanya masih bisa
dan
membaca,
dan
penghayatan
khusus
Cikembar
sorogan,
pendekatan
dan
Pemilihan metode
dihubungkan dan
anak.
dengan
pengetahuan Dalam
hal
sedangkan terutama
pembelajaran yang berbeda pada
pendiskusian tentang pemahaman
setiap kelompok didasarkan pada
materi
kebutuhan anak maupun masalah-
peserta didik yang mempunyai
masalah yang dihadapi peserta
kemampuan tinggi yang tentunya
didik.
pengetahuan
2) Dalam hal menyampaikan materi pelajaran
Dalam
lebih
membaca
diarahkan
mereka dan
menulis
pada
tentang tidak
penyampaian
diragukan lagi. Hal ini di pandang
materi pelajaran Al-quran dan
sebagai langkah yang tepat, karena
Hadits Kelas VIII MTs Negeri
dengan adanya pemberian bobot
Cikembar Kabupaten Sukabumi,
materi yang berbeda pada setiuap 92
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 kemampuan berbeda akan dapat
baik dan metodologis, dibutuhkan
memotivasi
pengetahuan dan pelaksanaannya
siswa aktif dalam
pembelajarannya.
dengan tepat. Sebab pengetahuan
b. Treatment
Al-quran
dan
Hadits
berbeda
Guru Dalam Bidang Metode
antara anak satu dengan yang lain.
Pengajaran agama sebagaimana
Menurut hasil wawancara guru Al-
telah
sebelumnya
quran- Hadits Kelas VIII MTs
pendekatan
Negeri
dikemukakan
merupakan kemanusiaan
yang
dapat
Cikembar
Sukabumi
Kabupaten
berkaitan
dengan
menyentuh hati sanubari sehingga
Treatment guru terhadap tingkat
peserta didik dalam setiap jenjang
heterogenitas
pendidikan dapat melaksanakan,
penghayatan pada mata pelajaran
menghayati,
memahami
Al-quran
mengamalkan
ajaran
dan
pengetahuan
Hadits
dan
sudah
agamanya
menunjukkan dengan cukup baik.
sebaik mungkin dalam berbagai
Hal ini dibuktikan dengan metode
aspek
yang
kehidupan.
pendekatan
Karena
agama
itu
digunakan
dalam
dengan
menyampaikan materi pelajaran
berbagai metodologi pengajaran
Al-quran dan Hadits yang dengan
diharapkan
dapat
membantu
keseimbangan antara pengetahuan
tercapainya
tujuan
pengajaran
yang
diajarkan
dengan
tujuan
agama khususnya pengajaran Al-
pengajaran Al-quran Hadits Kelas
quran - Hadits Kelas VIII MTs
VIII
Negeri
Kabupaten Sukabumi, pembawaan
Cikembar
Sukabumi.
Kabupaten
Dalam
proses
peserta
MTs
Negeri
didik
Cikembar
dengan
pembelajaran, metode merupakan
pengajaran,
elemen utama dalam pendidikan,
dengan
karena metode guru dan siswa
penyampaian materi dengan isi
dapat melaksanakan proses belajar
pengajaran contohnya siswa yang
mengajar
dengan
berkemampuan rendah diberikan
kondusif untuk pelaksanaan proses
metode sorogan agar siswa dapat
belajar mengajar tersebut secara
membaca terlebih dahulu sebelum
berlangsung
situasi
materi
prosedur
pengajaran pengajaran,
93
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 memahami
maknanya,
kalau
pengetahuan materi, sedang pada
dilihat dari estándar kompetensi
kelompok
dari materi ini yang pertama
dilakukan secara individual yang
adalah siswa dapat membaca Al-
mengarah
quran
membaca siswa pada materi Al-
tentunya
diberikan
pada
metode
yang
materi
sesuai
rendah
pendekatan
pada
kemapuan
quran.
dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan. c. Treatment Guru Dalam Bidang
d. Treatment
Pendekatan
Guru Dalam Bidang Evaluasi
Pendekatan yang dilakukan
Untuk meningkatkan pemahaman
guru Al-quran dan Hadits Kelas
dan
VIII
pembelajaran
MTs
Negeri
Kabupaten
Cikembar
Sukabumi
dalam
penguasaan
materi
Al-quran
Hadits
Kelas VIII MTs Negeri Cikembar
perbedaan tingkat pengetahuan dan
Kabupaten
penghayatan pelajaran Al-quran
perbaikan
dan
menggunakan
setiap guru Al-quran dan Hadits
pendekatan interaksi edukatif yang
Kelas VIII MTs Negeri Cikembar
berpusat
Kabupaten
Hadits
kepada
pembelajaran
dan
tujuan
Sukabumi secara
diadakan
“rutin”
Sukabumi.
Hal
oleh
ini
kemampuan
mempunyai dampak yang positif
yang dimiliki. Bagi siswa yang
dalam melatih sikap dan perilaku
mempunyai
tinggi
anak. Koreksi ini dengan tujuan
pembelajaran
menanamkan kebiasaan-kebiasaan
kemampuan
pendekatan diarahkan
pada
belajar
secara
yang baik pada anak dan dapat
mandiri (Self Learning) dengan
menghindarkan
menggunakan modul plus yaitu
pengetahuan dan sikap yang tidak
secara mandiri melalui modul, bagi
sesuai dengan ajaran agama Al-
kelompok
pendekatan
quran dan Hadits. Adapun dari
dilakukan
hasil wawancara pada guru Al-
dengan pembelajaran reguler yang
quran dan Hadits Kelas VIII MTs
penekanannya
Negeri
sedang
pembelajaran
yang
penekatan
Cikembar
anak
dari
Kabupaten 94
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 Sukabumi
dapat
diketahui
Pertama,
berdasarkan
penilaian dilakukan melalui dua
kebutuhan belajar (learning needs
tahap
penilaian
based) sebagai keinginan maupun
terhadap proses terjadi pada saat
kehendak yang dirasakan oleh peserta
proses mengajar berlangsung dan
didik.
yaitu
pertama
kedua penilaian terhadap hasil yag
Kedua,
berorientasi
kepada
dilakukan pada akhir pelajaran
tujuan kegiatan belajar (learning goals
Adapun
penekanan
and objective oriented). Prinsip ini
penilaian terhadap siswa yang
mengandung arti bahwa pelaksanaan
berbeda dalam hal penguasaan
pembelajaran partisipatif berorientasi
materi pelajaran, guru Al-quran
kepada usaha kepada pencapaian
dan Hadits Kelas VIII MTs Negeri
tujuan yang telah ditetapkan.
masalah
Cikembar Kabupaten Sukabumi
Ketiga, berpusat kepada peserta
menggunakan sarana melalui tes
didik (partisipan centered). Prinsip ini
misalnya tes tertulis, tes lisan dan
sering disebut learning centered yang
tes perbuatan. Tes ini di terapkan
menunjukkan bahwa kegiatan belajar
sesuai tingkat pengetahuan dan
selalu
penghayatan anak terhadap materi
kehidupan peserta didik.
pelajaran
dari
kondisi
riil
Proses
Keempat, belajar berdasarkan
pada
pengalaman (experiential learning).
pembelajaran Al-quran Hadits di
Karena pada dasarnya setiap proses
Kelas VIII MTs Negeri Cikembar
pembelajaran
Kabupaten
peneliti
pelaksaan
psykomotorik.
bertolak
model
ATI
Sukabumi
dalam
harus
pandangan dikembangkan
dikembangkan dalam membentuk
berdasarkan
komunikasi
dimiliki oleh peserta didik, sehingga
di
dalam
kelas
kemampuan
terutama guru Al-quran dan Hadits
mereka
Kelas VIII MTs Negeri Cikembar
keinginannya, tidak merasa dipaksa
Kabupaten
untuk
Sukabumi
dalam
pandangan peneliti memperhatikan beberapa prinsip berikut.
merasa
yang
mengetahui
terlayani
sesuatu
diluar
kemampuan yang dimiliki. Model
pembelajaran
yang
digunakan oleh guru Al-quran dan 95
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 Hadits
Kelas
Cikembar
VIII
MTs
Kabupaten
Negeri
Sukabumi
maka akan berhasil pula pelajaran itu. Jadi
motivasi
akan
senantiasa
dengan Model Pembelajaran Aptitude
menentukan intensitas usaha belajar
Treatment Interaction juga mencoba
bagi para siswa. Motivasi dapat
membangun
berfungsi sebagai pendorong usaha
Diawali
ikatan
emosional.
kehangatan
percaya
rasa
menunjukkan
saling
dan pencapaian prestasi. Seseorang
bahwa
melakukan
usaha
karena
adanya
memberikan sebuah motivasi sangat
motivasi. Adanya motivasi yang baik
penting dalam proses pembelajaran.
dalam belajar akan menunjukkan
Apa yang dilakukan guru Al-quran
hasil yang baik.
dan Hadits Kelas VIII MTs Negeri Cikembar
Kabupaten
Sukabumi
Dengan kata lain bahwa dengan adanya
usaha
yang
tekun
dan
dengan memberikan perlakuan yang
terutama dilandasi adanya motivasi,
berbeda pada setiap peserta didik
maka seseorang yang belajar itu akan
dapat memberikan semangat kepada
dapat melahirkan prestasi yang baik.
siswa
Sedangkan untuk menerapkan Model
bahwa
mengerjakan.
mereka Juga
kesenangan
menciptakan
siswa
pembelajaran,
bisa
mencari
dalam
Pembelajaran Interaction
Aptitude agar
Treatment
dapat
berhasil
dan
dibutuhkan pengelolaan kelas yang
disukai
baik. Seni mengelola kelas bukan
peserta didik, mencari cara berfikir
kemampuan yang diperoleh secara
peserta didik, Sehingga terjadi proses
alamiah tetapi harus dipelajari dan
interaksi yang edukatif. Karena pada
dipraktikkan. Di dalam kelas guru
dasarnya
sangat
tidak hanya berfungsi menyampaikan
diperlukan adanya penghargaan pada
pelajaran, tetapi juga sebagai pribadi
pribadi
sehingga
yang
motivasi.
suasana belajar yang menyenangkan.
“motivation is an essential condition
Atau dengan kata lain, guru sebagai
of learning”. Hasil belajar akan
pengelola kelas hendaknya mampu
menjadi optimal, kalau ada motivasi.
menciptakan suasana belajar yang
Makin tepat motivasi yang diberikan,
optimal.
mengkreasikan
nantinya
apa
dalam
peserta
yang
belajar
didik
mereka
positif
untuk
mewujudkan
96
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 Dengan demikian guru haruslah
mengajar, khususnya mutu proses
pandai dalam menjalankan tugas dan
pembelajaran termasuk proses belajar
kewajibannya
mengajar adalah peningkatan mutu
sebagai
pengelola
kelas. Agar tercipta suasana belajar
guru
yang
kemampuan
menggairahkan,
diperhatikan
perlu
memiliki
tingkat
professional
yang
atau
memadai. Mutu profesional guru
belajar.
harus terlihat pada kemampuannya
Penyusunan dan pengaturan ruang
mengelola kelas dan mengajar yang
belajar
efektif.
penataan
anak
pengaturan
sehingga
ruang
kelas
hendaknya duduk
memungkinkan
berkelompok
dan
Artinya
guru
mampu
membelajarkan para peserta didik
memudahkan guru bergerak secara
menguasai
bahan
pelajaran
yang
leluasa untuk membantu siswa dalam
diberikannya sesuai dengan tuntutan
belajar. Dalam menata ruang kelas
kurikulum.
guru Al-quran dan Hadits Kelas VIII
Selain itu tata ruang juga sangat
MTs Negeri Cikembar Kabupaten
diperhatikan oleh guru Al-quran dan
Sukabumi, dilakukan dengan dengan
Hadits
bentuk formasi huruf U memudahkan
Cikembar
peserta didik bekerja dalam timnya
dalam proses pembelajaran dengan
dan memberikan kesan tersendiri bagi
Model
peserta
Treatment Interaction tata tempat
didik
dalam
proses
Kelas
VIII
MTs
Kabupaten
Sukabumi
Pembelajaran
Aptitude
pembelajaran yang dilakukan untuk
duduk
mempercepat
pemahaman,
pembelajaran dapat bervariasi dan
pengetahuan dan kerja sama peserta
membuat peserta didik betah dalam
didik, karena pada dasarnya mutu
melakukan
hasil
tujuan
proses
pendidikan
sebagian
besar
agar
Negeri
dalam
pembelajaran
dari
proses
sehingga
pembelajaran
ditentukan oleh mutu kegiatan belajar
dilakukan
mengajar. Peningkatan mutu kegiatan
penataan kelas yang dilakukan oleh
belajar
merupakan
guru Al-quran dan Hadits Kelas VIII
kebutuhan yang mutlak dan sangat
MTs Negeri Cikembar Kabupaten
mendesak. Salah satu upaya untuk
Sukabumi dengan membentuk model
meningkatkan mutu kegiatan belajar
bangku seperti huruf U, berhadapan,
mengajar
dapat
tercapai,
yang bentuk
97
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 menciptakan pembelajaran di luar
Cikembar
yang dapat memberikan pengalaman
Sukabumi.
bagi
peserta
didik,
selain
itu
Kabupaten
Peneliti menganilisis tentang
memberikan ruang kepada guru dapat
hambatan
memberikan pelayanan kepada setiap
Pembelajaran
peserta
mempunyai
Interaction dalam Pembelajaran Al-
kemampuan berbeda dengan metode
quran Hadits di Kelas VIII MTs
pelayanan
Negeri
didik
yang
yang
berbeda..
Seni
penerapan Aptitude
Model Treatment
Cikembar
Kabupaten
mengelola kelas bukan kemampuan
Sukabumi, yang banyak berkaitan
yang diperoleh secara alamiah tetapi
tentang peningkatan profesionalisme
harus dipelajari dan dipraktikkan. Di
guru dalam menerapakan satu model
dalam
hanya
pembelajaran dan karakteristik yang
berfungsi menyampaikan pelajaran,
berbeda dari peserta didik baik itu
tetapi juga sebagai pribadi yang
penggunaan
positif untuk mewujudkan suasana
ketuntasan
belajar yang menyenangkan. Atau
dengan orang tua siswa. Berpegang
dengan
sebagai
pada prinsip-prinsip metode ATI yang
pengelola kelas hendaknya mampu
ada, maka dapat diadaptasi beberapa
menciptakan suasana belajar yang
langkah yang akan dikembangkan
optimal.
untuk mengatasi problematika diatas
kelas
guru
kata
lain,
Dengan
tidak
guru
demikian
guru
haruslah pandai dalam menjalankan tugas
dan
kewajibannya
oleh
guru
pelaksanaan Pembelajaran Treatment
Interaction
yang
dan
hubungan
Pertama, studi atau penelitian diawali
3. Kesulitan-kesulitan dihadapi
materi
pembelajaran,
sebagai berikut:
sebagai
pengelola kelas.
media
dengan
pengukuran
melaksanakan
kemampuan
masing-
dalam
masing siswa melalui tes kemampuan
Model
(apitude testing). Hal ini diberlakukan
Aptitude
guna untuk mendapatkan data yang
dalam
jelas
tentang
karakteristik
meningkatkan aktivitas belajar
kemampuan (aptitude) siswa pada
siswa pada mata pelajaran Al-
sekolah yang akan dijadikan obyek
quran Hadits di MTs Negeri
dan lokasi pengembangan Model 98
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 Pembelajaran
Aptitude
Treatment
Interaction.
instructional methods (teach different pupil with different method).
Kedua,
membagi
atau
Seorang guru yang bermutu
mengelompokkan siswa menjadi tiga
juga harus mampu berperan sebagai
kelompok, sesuai dengan klasifikasi
pemimpin di antara kelompok peserta
yang didapatkan dari hasil aptitude
didiknya
testing.
siswa
sesamanya. Dia juga harus mampu
tersebut diberi label tinggi, sedang
berperan sebagai pendukung serta
dan rendah. Seperti kata Bloom dan
penyebar
Gagne (1982,1997) bahwa dalam
diyakininya, dan sekaligus sebagai
kelas terdapat siswa yang cepat
teladan
(faster learners), dan lambat (slower
dilingkungan sosialnya. Dalam hal
learners) atau cepat, sedang dan
teknis didaktis, seorang guru yang
lambat.
bermutu mampu berperan sebagai
Pengelompokan
Ketiga, melakukan tes awal (pre
dan
juga
nilai-nilai
bagi
diantara
luhur
peserta
yang
didik
dan
fasilitator
pengajaran
(sebagai
test) untuk mengetahui entry behavior
narasumber
yang
memberi
siswa dikelas secara keseluruhan.
konsultasi secara terarah bagi peserta
Dengan
diperoleh
didiknya), mampu mengorganisasikan
gambaran nilai atau skor siswa secara
pengajaran secara efektif danefisien.
riil sebelum mereka mendapatkan
Mampu membangun motivasi dan
perlakukanperlakuan
belajar
pre
test
ini
(Treatment)
peserta
siap
didiknya,
mampu
dalam pembelajaran sesuai dengan
berperan dalam layanan bimbingan
kelompok
dan sebagai penilai hasil belajar
masingmasing
(tinggi,
sedang, dan rendah). Keempat,
peserta didik dari bimbingan belajar. memberikan
Kaitannya dengan penerapan
perlakukan (Treatment) pada masing-
model ATI pada pembelajaran Al-
masing
quran Hadits Kelas VIII MTs Negeri
sedang
kelompok dan
siswa
(tinggi,
rendah)
dalam
Cikembar
Kabupaten
Sukabumi,
pembelajran. Sebagaimana dianjurkan
maka profesionalisme guru menjadi
Cronbach (dalam Good dan stipek,
harga yang tidak bisa ditawar untuk
1983) ” adaptation bay altering
menjadikan model pembelajaran ini 99
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 bisa diterapkan di Kelas VIII MTs Negeri
Cikembar
4. Evaluasi model Pembelajaran
Kabupaten
Aptitude Treatment Interaction
Sukabumi, selain itu peran pihak
dalam meningkatkan aktivitas
sekolah
belajar
dan
pemerintah
untuk
siswa
pada
mata
meningkatkan profesionalisme dan
pelajaran Al-quran Hadits di
mengagendakan
MTs
pelatihan
yang
berkaitan dengan model pembelajaran demi
peningkatan
pembelajaran
harus
kualitas digalakkan.
Negeri
Cikembar
Kabupaten Sukabumi Berdasarkan diperoleh
dan
data
yang
dianalisis
dalam
Selanjutnya yang tidak kalah penting
penelitian ini maka dapat disimpulkan
peran masyarakat terutama orang tua
bahwa
harus terus digalakkan dalam proses
menyatakan
pembelajaran untuk memperdalam
khususnya pada Mata Pelajaran Al-
pengetahuan mereka dan menambah
quran Hadits materi tentang hukum
motivasi bagi peserta didik juga dapat
bacaan mim sukun, lam dan ra dan
melengkapi kekurangan yang terjadi
hukum bacaan mad dengan model
baik itu fasilitas maupun proses
pembelajaran
pembelajaran berkelanjutan, ini bisa
meningkatkan aktivitas belajar siswa
dilakukan
lebih
tentang hukum bacaan mim sukun,
komite
lam dan ra dan hukum bacaan mad
sekolah dengan tidak menganggap
pada siswa kelas VIII MTs Negeri
mereka sebagai pelengkap organisasi
Cikembar
akan
mereka
Hasil penelitian menunjukan bahwa
terlibat langsung dalam membuat
adanya perbedaan hasil pemahaman
kebijakan, terutama kebijakan yang
siswa tentang hukum bacaan mim
dapat mendukung kelancaran proses
sukun, lam dan ra dan hukum bacaan
pembelajaran.
mad antarindividu dengan model
dengan
mengaktifkan
tetapi
lagi
sekolah peran
menjadikan
hasil
dari
hasil
penelitian
belajar
ATI
Kabupaten
siswa
dapat
Sukabumi.
pembelajaran ATI dan siswa yang diajar dengan metode konvensional. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa
model
pembelajaran
ATI 100
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 memiliki
pengaruh
dan
efektif
digunakan dalam pembelajaran Mata
sulit diukur, terutama pada dimensi nilai dan sikap.
Pelajaran Al-quran Hadits tentang
Setelah meneliti dan menelusuri
materi hukum bacaan mim sukun, lam
lebih lanjut tentang evaluasi dan
dan ra dan hukum bacaan mad.
tingkat keberhasilan belajar siswa
Pembelajaran merupakan inti dan
muara
pengelolaan sebuah
Mata
Pelajaran
Al-quran
segenap
proses
Hadits materi tentang hukum bacaan
pendidikan.
Kualitas
mim sukun, lam dan ra dan hukum
pendidikan
bacaan mad menggunakan Model
lembaga
hakikatnya
dalam
diukur
dari
kua-litas
Pembelajaran
Aptitude
Treatment
proses pembelajarannya, disamping
Interaction, ditemukan bahwa kunci
output dan outcome yang dihasilkan.
sukses penggunaan strategi ini adalah
Oleh karena itu kriteria mutu dan
ketika murid aktif dalam bertanya dan
keberhasilan
diskusi
seharusnya
pembelajaran dibuat
secara
rinci,
dan
seperti: pertanyaan
observable
uraian
diukur
dan
diamati).
lainnya
Menjawab/merespon
sehingga benar-benar measurable and (dapat
beraktivitas
guru,
guru
Mendengarkan tentang
tujuan
pembelajaran, Memusatkan perhatian,
Namun kenyataannya, membuat
pada kegiatan yang dilakukan guru,
kriteria dan indikator keberhasilan
Mencatat pelajaran ke dalam buku
pembelajaran
catatan,
tidaklah
semudah
Mendengar
dan
mengukur produktivitas dan kualitas
memperhatikan contoh-contoh yang
pada
disampaikan
bidang
pekerjaan
lain.
guru,
Mengerjakan
Pembelajaran melibatkan unsur siswa
tugas, seperti LKS, mencari bahan
dengan segala karakteristiknya, mulai
pelajaran
dari
keluarga,
petunjuk yang diberikan guru, Aktif
lingkungan, ekonomi, kemampu-an,
berdiskusi dan membantu teman,
motivasi, dan sebagainya. Selain itu
Bertanya terhadap materi yang belum
perubahan yang terjadi pada diri sis-
paham,
wa setelah melalui sebuah proses
bersama guru.
latar
belakang
dll.,
Memperhatikn
Menyimpulkan
materi
pembelajaran juga tidak nampak dan 101
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 Berdasarkkan
Orlich
Teknik dan ragam pertanyaan
sebagaimana dikutip Nurhadi dan
sangat penting arti dan perannya
Senduk
dalam
(2003:46)
teori
mengemukakan
kehidupan
kelas.
pentingnya teknik bertanya dalam
pertanyaan
pembelajaran, sebagai berikut:
tingkat partisipasi dan keaktifan. Agar
a. Bertanya
merupakan
strategi
siswa
akan
Kualitas
lebih
menghasilkan
terlibat
dan
lebih
mengajar yang umum dan dapat
bertanggungjawab atas kemajuan dan
diterapkan
hasil diskusi, guru telah mengurangi
dalam
pembelajaran
apa saja.
atau
menghilangkan
peranannya
b. Penggunaan dan pengembangan
sebagai penanya sentral dengan cara
teknik bertanya yang sistematis
mencegah pertanyaan dijawab oleh
cenderung memperbaiki kualitas
seorang siswa. Jika siswa mengajukan
siswa dalam hal belajar.
pertanyaan
guru
menjawab,
tetapi
c. Dengan
mengklasifikasi
tidak
langsung
melontarkannya
pertanyaan menurut suatu sistem
kembali kepada siswa lainnya. Tugas
tertentu, guru dapat menentukan
guru adalah tugas paedagogis, yaitu
tingkatan kognitif dan afektif yang
memimpin dan menolong anak yang
dapat dimiliki siswa dan dilakukan
sedang
secara profesional dalam proses
kearah kedewasaan. Oleh karena tu
belajar.
sebagai guru hendaklah menganggap
d. Melalui
teknik
bertanya
tumbuh
dan
berkembang
yang
tugasnya sebagai tugas kemanusiaan.
sistematis, guru dapat menentukan
Guru hanya menyediakan bahan dan
tingkat awal pengetahuan siswa
menunjukkan
untuk
sebaik-baiknya
bidang-bidangkonten
pelajaran tertentu. e. Ada
berbagai
Prosedur jenis
pilihan
pertanyaan yang terbuka bagi guru untuk diajukan kepada siswa.
belajar
secara
belajar
mandiri
yang
mandiri. dapat
mengikuti hal-hal sebagai berikut: a. Guru tidak mempengaruhi siswa kecuali bila memang diminta oleh
f. Strategi bertanya yang digunakan
siswa.
guru dapat digunakan untuk semua
b. Pokok
situasi pengajaran.
cara
bahasan
tidak
terlalu
kompleks. 102
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 c. Pokok
bahasan
sudah
diatur
dari berbagai sumber, buku teks,
sedemikian rupa sehingga urutan
perpustakaan, internet atau sumber-
dan
yang
sumber lain, untuk mereka bahas
dan
dalam proses pembelajaran di kelas,
langkah-langkah
ditempuh
sistematis
memudahkan belajar siswa.
sehingga
memperoleh
berbagai
d. Penguasaan yang sudah didapat
berbagai pengalaman yang tidak saja
oleh siswa hendaknya dibuktikan
menambah kompetensi pengetahuan
sehingga
mereka,
tapi
analitis,
sintesis
dan
yang
relevan
ia
yakin
untuk
mengerjakan langkah selanjutnya. e. Bila siswa menghadapi kesulitan,
informasi
juga
kemampuan menilai untuk
siswa dengan mudah mendapat
dijadikan nilai baru dalam hidupnya,
bantuan dari pengajar.
sehingga mereka terima, dijadikan
f. Siswa
selalu
terangsang
(continually
challenged),
memperoleh
hasil
belajar
bagian dari nilai yang diadopsi dalam
dapat
kehidupannya. Dalam konteks ini,
dari
guru dapat menjelaskan tugas apa
pengalamannya sendiri dan siswa
yang
langsung belajar dari hasil usaha
bagaimana
yang
tersebut, membahasnya dalam kelas,
baru
saja
didapatnya
(Harjanto, 2006: 261-262). Manusia
adalah
akan
sampai
merupakan
dilakukan mengolah
mereka
kesimpulan
yang
siswa, informasi
memperoleh sudah
dibahas
makhluk yang aktif. Keaktifan itu
dalam kelompoknya masing-masing.
diperlukan untuk dapat memenuhi
Bentuk keaktifan siswa antara lain
kebutuhan dan menyesuaikan diri
aktif
dengan lingkungannya. Di dalam diri
jawab.
seseorang seseorang
terdapat yang
kekuatan
menjadi
bernalar,
berdiskusi,
tanya
Kejelasan kriteria dan indikator
daya
keberhasilan pembelajaran bukan saja
penggerak keaktifan yang disebut
akan memperjelas target dalam setiap
motivasi.
tahapan pembelajaran, namun sekali-
Belajar aktif adalah belajar
gus juga meningkatkan accountability
yang memperbanyak aktivitas siswa
guru. Idealnya, setiap guru dan kepala
dalam mengakses berbagai informasi
sekolah
memiliki
kemampuan 103
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 menyusun
kriteria
keberhasilan
dan
indikator
pembelajaran
sesuai
dapat
dijadikan
memotivasi
media
untuk
agar
lebih
siswa
dengan bidang tugas masing-masing.
meningkatkan
Hal ini tentu memer-lukan pembinaan
mereka.
kualitas
belajar
atau bimbingan dari pengawas. Oleh
Pada
karena itu, materi ini dirancang untuk
merupakan
membekali
dalam
mengukur perubahan perilaku yang
membimbing guru dan kepala sekolah
telah terjadi untuk dijadikan tolak
dalam menyusun kriteria keberhasilan
ukur perencanaan dan pengembangan
pembelajaran.
pembelajaran
pengawas
Evaluasi yang
merupakan
integral
pembelajaran.
dalam Evaluasi
hakikatnya suatu
evaluasi
kegiatan
untuk
kedepannya.
bagian
Seharusnya
evaluasi
sebuah
dilakukan
dengan
tidak
hanya
mengadakan
(penilaian
ulangan harian atau ulangan umum
hasil belajar) berfungsi sebagai alat
saja. Tetapi, hendaknya dilakukan
ukur
tiap kali selesai proses pembelajaran
untuk
menilai
hasil
pembelajaran dan juga sebagai umpan
dengan
timbal balik dalam perbaikan proses
perubahan
pembelajaran, artinya bahwa proses
didik setiap kompetensi dasar dengan
pembelajaran
mencakup tiga aspek, yaitu aspek
apabila kekurangan
yang
telah
terdapat akan
dilalui,
kekuranganterlihat
setelah
tujuan
untuk
dan
mengetahui
kemajuan
peserta
kognitif, afektif, psikomotorik. Aspek-aspek
yang
harus
melakukan penilaian, otomatis dalam
perhatikan oleh guru dalam kegiatan
proses pembelajaran selanjutnya akan
evaluasi hasil pembelajaran, yaitu (1)
membenahi dalam menguasai materi
penilaian
yang diberikan pada saat proses
selama, dan setelah pembelajaran),
pembelajaran berlangsung. Melalui
(2) penilaian perilaku siswa dalam
evaluasi,
melakukan
pembelajaran,
refleksi diri apakah kegiatan yang
pembelajaran
dilakukan
melakukan
guru
dapat
telah
mencapai
pembelajaran
serta itu
(sebelum,
(3)
hasil
sendiri.
Dalam
penilaian
hasil
keberhasilan sesuai yang diharapkan
pembelajaran, guru dapat melakukan
atau belum. Melalui evaluasi juga
penilaian sebelum pembelajaran (pre 104
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 test),
selama
berlangsung,
dan
pembelajaran Penilaian
pembelajaran
selesai
tidak
setelah (post
hanya
test).
dilakukan
secara
baik.
Guru
kedisiplinan
juga
menilai
siswa
dalam
pengumpulan tugas, menilai keaktifan bertanya
maupun
menjawab.
dengan ulangan dan kegiatan praktek
Penilaian ini sering disebut dengan
semata, tetapi
penilaian terhadap
penilaian afektif. Secara kognotif dan
sikap atau perilaku siswa dalam
psikomotorik, guru juga melakukan
pembelajaran juga penting, misalnya
penilaian
menilai kedisiplinan dan ketepatan
kemampuan siswa dalam praktik dan
waktu siswa dalam mengumpulkan
tugas-tugas yang diberikan.
tugas yang diberikan, dan menilai keaktifan
siswa
menjawab
bertanya
dalam
dan proses
berupa
penilaian
Penilaian yang dilakukan juga memenuhi asas keadilan artinya guru menilai
secara
objektif
tanpa
pembelajaran. Guru menyampaikan
membeda-bedakan atau pilih kasih.
hasil penilaian pembelajaran kepada
Guru
siswa agar siswa mengetahui sejauh
evaluasi pembelajaran baik pre tes,
mana kemampuan siswa tersebut.
post tes, ulangan harian, penugasan
Bagi
tuntas
maupun tes akhir secara transparan,
nilainya dapat mengikuti remedial
sehingga siswa dapat mengetahui
yang diadakan oleh guru.
nilai mereka dalam setiap penilaian
siswa
yang
belum
Berdasarkan hasil temuan di
yang
juga
menyampaikan
dilakukan.
Dalam
hasil
setiap
lapangan menunjukkan bahwa dalam
penugasan atau tes yang dilakukan,
penilaian hasil pembelajaran, yang
guru akan membahas hasil pekerjaan
dilakukan oleh guru bukan semata-
siswa atau hasil tes siswa di depan
mata evaluasi hasil belajar, namun
kelas agar siswa dapat mengetahui
guru mementingkan evaluasi proses
bagian mana dari pekerjaan siswa
atau softskillnya. Penilaian proses
atau tes siswa yang salah dan benar,
atau soft skill dilakukan oleh guru
sehingga dapat dilakukan perbaikan
nampak dari penilaian sikap dan
untuk
perilaku
Penghargaan
siswa
pembelajaran
juga
dalam
setiap
dilaksanakan
pembelajaran terhadap
selanjutnya. perbedaan
antar siswa juga dilakukan. Hal ini 105
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 secara riil dilakukan dalam bentuk
Pada
proses
remidial bagi siswa yang belum
kelompok
tuntas dan mengadakan pengayaan
tinggi
diberikan
bagi siswa yang telah cepat tuntas
mandiri
di
dalam
pembelajaran
mandiri
yang
diterapkan
kelompok
siswa
setiap
kompetensi
yang
diajarkan. Dari
data
berkemampuan pembelajaran
luar
pada
kelas.
Tujuan
diperoleh
berkemampuan tinggi adalah agar
pelaksanaan
kelompok siswa tersebut dapat belajar
penilaian/hasil pembelajaran Al-quran
menemukan suatu gagasan sendiri,
Hadits melalui model Pembelajaran
melatih siswa mendiagnosis dirinya
Aptitude Treatment Interaction di
sendiri, dan merencanakan perbaikan
MTs Negeri Cikembar kabupaten
atas kerjanya sendiri (Hamalik, 2011).
Sukabumi.tergolong cukup baik dan
Hal tersebut diperkuat oleh Sardiman
telah
(2011)
menyatakan
yang
siswa
pembelajaran
bahwa
memenuhi
standar
yang
menyatakan
bahwa
penilaian/hasil pembelajaran secara
belajar adalah kegiatan yang aktif
umum.
Hal
implementasi Aptitude
ini
menunjukkan
dimana si subjek belajar membangun
model
Pembelajaran
sendiri
Treatment
pengetahuannya.
Subjek
Interaction
belajar juga mencari sendiri makna
berlangsung secara lancar dan sesuai
dari sesuatu yang mereka pelajari.
dengan target yang dibuat.
Bagi kelompok siswa berkemampuan
Keaktifan pembelajaran positif
siswa membawa
terhadap
selama dampak
pemahaman
sedang
diberikan
reguler (konvensional), yang meliputi
dan
kegiatan
aktivitas siswa dalam pembelajaran.
penutup.
Penulis
berkemampuan
menyimpulkan
bahwa
pendahuluan,
evaluasi yang dilakukan baik. UTS,
pembelajaran
UAS,
kelompok
Quiz
dan
monitoring
pembelajaran
inti,
dan
Kelompok
siswa
rendah
diberikan
yang siswa
sama
dengan
berkemampuan
berkelanjutan yang dilakukan guru
sedang, namun pada pengerjaan LKS
perlu terus dilakukan agar muncul
siswa lebih dibimbing dan dibantu
karakter positif siswa yang lahir
oleh guru. Kelompok siswa yang
selama pembelajaran.
mempunyai kemampuan yang rendah 106
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 juga diberikan special Treatment
mempelajari materi selanjutnya atau
berupa
untuk
re-teaching.
pembelajaran model
Pada
dengan
proses
menerapkan
pembelajaran
Aptitude
memperdalam
pemahaman
tentang materi yang sedang dipelajari. Pembelajaran
yang
mengaktifkan
Treatment Interaction siswa dengan
siswa dalam model pembelajaran
kemampuan rendah dan sedang tidak
Aptitude
mendapat tekanan dari siswa dengan
sejalan dengan pendapat Hamalik
kemampuan tinggi, sehingga siswa
(2011) yang menyatakan salah satu
dengan
dan
cara yang dilakukan guru untuk
sedang tidak merasa malu untuk
meningkatkan hasil belajar bagi siswa
bertanya
adalah dengan mengaktifkan siswa
kemampuan
dan
rendah
menunjukkan
kemampuannya. Hal tersebut terlihat
Treatment
Interaction
dalam proses pembelajaran.
ketika proses pembelajaran tidak
Secara keseluruhan peningkatan
melibatkan siswa dengan kemampuan
aktivitas belajar dan hasil belajar
tinggi. Siswa dengan kemampuan
siswa kelas eksperimen pada Mata
sedang dan rendah lebih leluasa untuk
Pelajaran Al-quran Hadits materi
bertanya
dengan
tentang hukum bacaan mim sukun,
dan
berdiskusi
temannya,
serta
belajar
dengan
lam dan ra dan hukum bacaan mad
kecepatan
yang
sesuai
dengan
dengan
mereka.
Sedangkan
untuk
siswa
pembelajaran
penerapan
model
Aptitude
Treatment
dengan kemampuan tinggi akan lebih
Interaction
termotivasi
kesesuaian antara kemampuan siswa
untuk
belajar
karena
belajarnya.
adanya
mereka dituntut untuk membangun
dengan
pengetahuan dengan kemampuannya
kesesuaian tersebut mengakibatkan
sendiri. Pembelajaran tersebut juga
motivasi dan keaktifan siswa selama
mendukung salah satu ciri siswa
proses pembelajaran meningkat.
berkemampuan tinggi, yaitu cepat
cara
dikarenakan
Berdasarkan
penelitian,
dalam bekerja dan melakukan tugas
kelebihan
sehingga banyak memiliki waktu
Aptitude Treatment Interaction adalah
luang.
tersebut
(1) siswa mendapatkan pelayanan
kemudian dapat dimanfaatkan untuk
sesuai kebutuhan mereka. (2) Siswa
Waktu
luang
model
Adanya
pembelajaran
107
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 kelompok
tinggi
secara
Aptitude Treatment Interaction dalam
mandiri sehingga dapat melanjutkan
meningkatkan aktivitas belajar siswa
materi berikutnya tanpa menunggu
pada mata pelajaran Al-quran Hadits
siswa lainnya. (3) Kelompok rendah
di MTs Negeri Cikembar Kabupaten
dan sedang dapat mengeksplorasi
Sukabumi telah ditempuh dengan
pengetahuannya dengan bimbingan
persiapan
optimal
antaranya
dari
belajar
guru.
(4)
Siswa
yang
telah
dengan
baik,
merumuskan
kelompok rendah diberikan tambahan
dengan lengkap:
belajar (tutorial) sehingga dapat lebih
1. Tujuan Pembelajaran;
leluasa untuk bertanya mengenai
2. Materi pembelajaran;
materi
dimengerti.
3. Strategi Pembelajaran;
pembelajaran
4. Metode pembelajaran;
Aptitude Treatment Interaction adalah
5. Teknik Pembelajaran;
(1) dibutuhkan perencanaan yang
6. Taktik Pembelajaran, dan;
sangat matang untuk menentukan
7. Pengembangan
yang
belum
Kekurangan
model
perlakuan terhadap masing-masing
di
silabus
dan
persiapan mengajar.
kelompok. (2) Diperlukan tempat
Kedua, Langkah-Langkah yang
belajar untuk kelompok tinggi yang
dilakukan guru dalam melaksanakan
dekat dengan kelas kelompok rendah
Model
dan sedang. (3) diperlukan tambahan
Treatment Interaction ini diawali
alokasi waktu untuk mengadakan
dengan membagi peserta didik dalam
tutorial
3
atau
re-teaching
bagi
Pembelajaran
kelompok
disesuaikan
Aptitude
dengan
kelompok rendah. (4) diperlukan cara
kemampuannya (tinggi, sedang dan
untuk memberikan pengertian pada
rendah), bagi peserta didik yang
proses
berkemampuan rendah perlakuannya
perbedaan
perlakuan
(Treatment) terhadap siswa.
adalah dengan membimbing mereka satu persatu terutama dari sudut bacaan dan tulisan. Bagi peserta didik
C. SIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan kesimpulan, Rancangan
yaitu: Model
pertama, Pembelajaran
yang
berkemampuan
perlakuannya
dengan
sedang proses
pembelajaran reguler dengan berbagai 108
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 variasi seperti diskusi dan tanya
mengarahkan para guru untuk
jawab,
menerapkan model Pembelajaran
bagi
peserta
berkemampuan
didik
tinggi
yang
perlakuan
Aptitude
Treatment
dengan belajar mandiri dengan lebih
sesuai
banyak mempersilahkan peserta didik
kemampuan yang dimiliki, agar
mengkaji materi yang menjadi pokok
tercapai tujuan pembelajaran untuk
bahasan.
mengantisipasi
Ketiga, model
kesulitan
tersebut
penerapan
adalah
dengan
Interaction
prosedur
dan
keragaman
kemampuan peserta didik.
tingkat
2. Guru Al-quran Hadits, sebaiknya
kapasitas dan kompetensi guru dalam
dalam mengajarkan materi Al-
penguasaan
quran Hadits dengan menggunakan
Model
Pembelajaran
Aptitude Treatment Interaction dan
model
penggunaan
keempat:
Treatment Interaction melakukan
Evaluasi ini tergolong cukup baik dan
persiapan dengan matang, agar
telah
tujuan
media;
memenuhi
standar
Pembelajaran
pembelajaran
Aptitude
Al-quran
penilaian/hasil pembelajaran secara
Hadits dapat tercapai sebagaimana
umum.
yang ditentukan.
Hal
implementasi Aptitude
ini
menunjukkan
model
Pembelajaran
Treatment
Interaction
3. Bagi
siswa,
terlebih
hendaknya
dahulu
mengerti
siswa dan
berlangsung secara lancar dan sesuai
paham tujuan pembelajaran model
dengan target yang dibuat.
Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction,
demi
terlaksananya
D. SARAN
mendukung pembelajaran
Setelah melakukan analisis dan
dengan baik dan tidak tumbuh
telah menghasilkan simpulan, maka
perasaan merugi untuk berbagi
penulis
ilmu dengan sesama.
akan
memberikan
mencoba
untuk
rekomendasi
kepada
4. Bagi
peneliti
selanjutnya,
pihak yang berkepentingan, antara
diharapkan dapat mengembangkan
lain:
penelitian tentang pembelajaran
1. Lembaga madrasah
yang
diteliti,
hendaknya
kepala
model
Pembelajaran
Aptitude
selalu
Treatment Interaction di Madrasah 109
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 Tsanawiyah tidak hanya untuk mata pelajaran Al-quran Hadits tetapi juga mata pelajaran rumpun PAI
lainnya
Akhlak,
seperti
Sejarah
Aqidah
Kebudayaan
Islam, Al-quran dan Hadits dan mata pelajaran rumpun lainnya. Hal ini sebagai pengembangan pembelajaran untuk memperkaya pembelajaran agar pelajaran tidak menjadi sesuatu yang monoton untuk dipelajari. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu, 1997. Strategi Belajar Mengajar, Untuk Fakultas Tarbiyah, Bandung: Pustaka Setia Ali, Muhammad, 1987. Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Ali, Muhammad, 1993. Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa Anomius, 2004. Standar Nasional Pendidikan, PP Republik Indonesia, Nomor 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: LeKDis Arifin, M., 1976. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Sekolah dengan Rumah Tangga, Jakarta: Bulan Bintang Arikunto, Suharsimi, 1996, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, PT.. Rineka Cipta
Azwar, Saifuddin, 1998, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Baharudin, 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Cronbach, L. & Snow, R. (1977). Aptitudes and Instructional Methods: A Handbook for Research on Interactions. New York: Irvington. Dahar, R.W., 1989. Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga Dahlan, MD., 1984. Model-Model Mengajar, Bandung: Dipenogoro Darwansyah, dkk, 2006. Perencanaan Sitem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Fazza Media Depag RI, 2004. Pedoman Khusus Fiqih Madrasah Aliyah, Jakarta: Departemen Agama RI, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam Depag RI, 2005. Kuirkulum Pendidikan Agama Islam Untuk Madrasah Aliyah, Jakarta: Departemen Agama, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Depag RI, 2002. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya: AlHidayah Depag RI,., 2004. Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Departemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Depdiknas, 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dimyati dan Mudjiono, 1999. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta 110
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2002. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta Djazuli, A., 2006. Ilmu Fiqh Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam, Jakarta: Kencana Dokumentasi Madrasah Aliyah AlMasthuriyah Sukabumi, tahun 2007 Echols, John M. dan Hasan Shadily, 1999. Kamus InggrisIndonesia, Jakarta: Gramedia Hakim T., 2000. Belajar Secara Efektif, Jakarta: Puspa Swara http://pps .upi .edu /org /abstrakdisertasi /abstrakdisadpen86, html Jhonson, Elaine B., 2002. Contextual Teaching and Learning, California: Corwin Press Kamarga, 2002. Model Pembelajaran Pengemas Awal (Advance Organizer) dalam Implementasi Kuirkulum Sejarah di SD yang Menggunakan Pendekatan Kronologis dalam Rangka Mengembangkan Asfek Berfikir Kesejarahan, Disertasi. Bandung: PPs UPI Kozulin A., 1998. Psychological Tool, a Sosial Cultural Approach to Eduaction, London: Harvad University Press Majid, Abdul, 2004. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosda Karya Majid, Abdul, 2004. Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru, Bandung: Remaja Rosda Karya Mansur, Syaikh Hasan, 2002, Metode Islam Dalam Mendidik Remaja, Jakarta: Mustaqim Margono, S., 2000, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta Moleong, Leksi J., 2002. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya Moleong, Lexy. J., 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: P.T. Remaja Rosda Karya Muhaimin, 2004. Paradigma Baru Pendidikan Islam, Mengoptimalkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya Muhaimin, 2004. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi, Jakarta: Rajawali Press Mulyana, Rohmat, 2000. Upaya Guru dan Kepala Sekolah dalam Membina Keimanan dan Ketaqwaan Siswa SMU Negeri 10 Kota Bandung, Tesis, Bandung: PPS UPI Mulyasa, E, 2005, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Konsep, Karakteristik dan Implementasi), Bandung: Remaja Rosda Karya Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008 Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, cet V, 2000. 111
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Suatu Panduan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan (KYD), Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Bandung: Remaja Rosda Karya Mulyasa, E., 2005. Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya Mulyasa, E., 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya Muslich, Masnur. 2007. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Panduan Bagi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara Nahlawi, Abdurrahman an-, 1983. Ushulut al Tarbiyah al Islamiyah fi al Baiti wa al Madrasati wa al Mujtama, Beirut: Dar al Fikr Nasution, S., 1988. Metode Penelitan Naturalistik Kualitatif , Bandung: Tarsito Nazier, Moh., 1998. Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: UII Press NK. Roestiyah, 1992. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem, Jakarta: Bina Aksara Nurhadi, 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning), Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas Poejiadi, 2005. Sain Teknologi Masyarakat, Model Pembelajaran Kontekstual
Bermuatan Nilai, Bandung: Remaja Rosda Karya Rosyada, Dede, 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Kencana. Sagala, Syaiful, 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina, 2006. Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana Sanjaya, Wina, 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana Sardiman AM, 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar, Jakarta: Rajawali Press Semiawan, Conny, 1990. Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: Grasindo Snow, R. (1989). Aptitude-Treatment Interaction as a framework for research on individual differences in learning. In P. Ackerman, R.J. Sternberg, & R. Glaser (ed.), Learning and Individual Differences. New York: W.H. Freeman. Snow, R., Federico, P., & Montague, W. (1980). Aptitude, Learning, and Instruction, Vols 1 & 2. Hillsdale, NJ: Erlbaum. Sudjana, Nana, 1989. CBSA dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Suparno, 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius Surya, Mohammad, 2004. Psikologi Pembelajaran dan 112
SCIENTICA Volume III No. 2, Desember 2016 Pengajaran, Bandung: Pustaka Bani Quraisy Syah, Muhibbin, 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosda Karya Syamsudin, Abin, 1990. Psikologi Pendidikan, Bandung: IKIP Bandung Syaodih, Nana, 2003. Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Reineka Cipta Syaodih, Nana, 2003. Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya Tafsir, Ahmad, 2006. Filsafat Pendidikan Islami, Integrasi Jasmani, Rohani dan Qalbu, Menanusiakan Manusia, Bandung: Remaja Rosda karya Tafsir, Ahmad, 2004. Ilmu Pendidikan dalam Persefektif Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya Tafsir, Ahmad, 1999. Metodologi Pengajaran Agama Islam,
Bandung: Remaja Rosda Karya Usman, Moh. Uzer, 1992. Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya Usman, Moh. Uzer, dan Lilis Setiawati, 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Wragg, Tedd, 1996, Pembelajaran Efektif, Jakarta: Grasindo Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000 Zahri, Mustofa, 1995. Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, Surabaya: Bina Ilmu Zayadi, Ahmad dan Abdul Majid, 2004. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, berdasarkan pendekatan kontekstual, Jakarta: Rajawali Press.
113