PENERAPAN METODE SIMULASI DISERTAI PEMBERIAN HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA-BIOLOGI KELAS VII SMP N 1 CERMIN 1
Meri Purnama Sari1, Annika Maizeli2, Elza Safitri2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected] ABSTRACT
The learning process at SMP N 1 Pantai Cermin is concentrated only on teachers, the lack of student initiative in asking if group discussions are held. Students think biology subjects are difficult subjects. This has an impact on less optimal students' thinking ability, so that during the learning process only some of the students who have serious desire to follow the learning process. Teachers in delivering the material lack of variation in using methods and learning media. This resulted in low student learning outcomes under Minimum Passing Criteria (KKM). The purpose of this research is to know the application of the simulation method to the result of Science-Biology Class VII of SMP N 1 Pantai Cermin. The type of research is experimental research with population and sample are all students of class VII SMP N 1 Pantai Cermin consisting of 5 classes. This research was conducted in May 2016/2017 at SMP N 1 Pantai Cermin. Sampling technique with purposive sampling got class experiment class VII.A, class control class VII.C by way of draw. The design of this research is Randomized Control Group Postest Only Design. Data were analyzed by using t-Test with (α = 0,05). Instruments in this study in the affective domain of self-assessment, the instrument in the cognitive domain is a matter of multiple choice through written test, and instruments in the psychomotor domain of the product. Based on the results of research that has been done that the data is normally distributed and has a homogeneous variance so that t test and obtained t count> table then the hypothesis accepted. Therefore it can be concluded that the application of simulation learning method with handout can improve the learning result of IPABiology on affective, cognitive and psychomor sisswa score of class VII SMP N 1 Pantai Cermin. Keywords: Application of Simulation Learnig Method With Handout Interaksi
PENDAHULUAN Proses pembelajaran merupakan
sedemikian
ini rupa
perlu
dirancang
sehingga
dapat
suatu proses interaksi yang terjadi
mencapai hasil yang optimal sesuai
antara guru dengan siswa, antara
dengan tujuan pembelajaran yang
siswa dan sesamanya serta antara
ditetapkan. Untuk tejadinya interaksi
siswa
yang baik dalam pembelajaran perlu
dengan
lingkungannya.
diketahui
berbagai
persyaratan
paikan materi kurang adanya variasi
seperti pendekatan, metode, model,
dalam menggunakan metode dan
kondisi,
media
sarana
prasarana
dan
mengenali perkembangan intelektual, psikologis dan biologis siswa. Berdasarkan
sehingga
mengakibatkan nilai siswa rendah. Hasil wawancara penulis dengan
observasi
guru biologi SMP N 1 Pantai Cermin
penulis yang dilakukan di SMP N 1
didapatkan informasi bahwa materi
Pantai Cermin
ditemukan bahwa
ekosistem merupakan materi yang
dalam proses pembelajaran siswa
cukup sulit dan sangat dekat dengan
hanya terpusat pada guru. Hal ini
kehidupan sehari-hari peserta didik.
berdampak pada kurang optimalnya
Namun kenyataannya dalam proses
kemampuan berfikir siswa, sehingga
pembelajaran siswa masih belum
selama proses pembelajaran berlang-
mampu memecahkan masalah dalam
sung hanya sebagian siswa yang
pembelajaran
memiliki
keinginan
untuk
dengan kehidupan nyata. Hal tersebut
mengikuti
proses
pembelajaran.
terlihat dari rata-rata nilai ulangan
Kurangnya
inisiatif
siswa
harian siswa kelas VII semester 2
bertanya
jika
hasil
pembelajaran,
serius
diadakan
dalam diskusi
yang
berhubungan
SMP N 1 Pantai Cermin
tahun
kelompok hanya satu atau dua orang
pelajaran 2015/2016 dibawah Kriteria
yang
dalam
Ketuntasan Minimal (KKM). KKM
kelompok. Berdasarkan wawancara
yang telah ditetapkan sekolah untuk
dengan beberapa siswa/siswi di SMP
KD menentukan ekosistem dan saling
N 1 Pantai Cermin dapat disimpulkan
hubungan antar komponen ekosistem
bahwa siswa berfikir mata pelajaran
adalah 78.
ikut
berpartisipasi
biologi merupakan mata pelajaran
Berdasarkan
permasalahan
di
yang sulit karena mereka kurang
atas maka dituntut kreativitas guru
paham
menggunakan metode pembelajaran
dengan
materi
yang
diterangkan guru, kurang adanya
yang
tepat
sehingga
interaksi antara siswa dengan guru
pembelajaran
sehingga proses pembelajaran terasa
motivasi, minat serta hasil belajar
membosankan. Guru dalam menyam-
siswa dalam belajar. Salah satu
dapat
dalam
meningkatkan
metode pembelajaran yang menuntut keaktifan
siswa
menerapkan
adalah
metode
dengan
pembelajaran
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui
penerapan
metode
pengaruh pembelajaran
simulasi. Metode pembelajaran simu-
Simulasi terhadap hasil belajar biologi
lasi dapat menciptakan suasana yang
siswa pada ranah afektif kelas VII
menyenangkan sehingga para siswa
SMP N 1 Pantai Cermin.
terdorong untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Simulasi merupakan
METODE PENELITIAN Jenis
suatu pembelajaran dengan cara berpura-pura atau berbuat seakanakan. Sebagai metode mengajar, simulasi penyajian
dapat
diartikan
pengalaman
cara belajar
dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu
berjalannya
proses
pembelajaran menggunakan metode simulasi dengan baik dan mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dalam memahami materi pelajaran maka disertakan dengan handout sebagai penunjang metode pembelajaran yang diterapkan. Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara.
ini
eksperimen.
adalah Dalam
penelitian eksperimen ini digunakan dua
kelas
eksperimen
sampel dan
Rancangan
yaitu
kelas
penelitian
kelas kontrol. ini
“Randomized Control Group Postest Only Design’’. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei tahun
(Istarani, 2012: 47). Untuk
penelitian
penelitian
pelajaran 2016/2017 di SMP N 1 Pantai Cermin. Jenis data adalah data primer, yaitu data yang didapat dari hasil belajar biologi siswa pada ranah afektif, kognitif dan psikomotor yang bersumber dari siswa kelas VII SMP N 1 Pantai Cermin yang menjadi sampel penelitian. Data sekunder yaitu data yang didapat dari guru mata pelajaran berupa nilai ulangan harian dan jumlah siswa kelas VII SMP N 1 Pantai Cermin.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII
SMP N 1
Pantai Cermin yang terdaftar pada tahun
pelajaran
terdiri
dari
2016/2017 5
pengambilannya
kelas dengan
berdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji t.
yang yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
teknik
Penelitian telah dilakukan pada
Purposive Sampling dimana kelas
dua kelas yaitu kelas VIIA sebagai
eksperimen adalah VII.A dan kelas
kelas eksperimen dan VIIB sebagai
kontrol kelas VII.C.
kelas kontrol. Dari kedua kelas
Instrumen yang digunakan dalam
tersebut diperoleh data hasil belajar
penelitian ini adalah pada ranah
siswa meliputi tiga ranah yaitu ranah
afektif
afektif, kognitif, dan psikomotor.
berupa
penilaian
diri,
instrumen pada ranah kognitif berupa
1. Ranah Afektif
soal pilihan ganda melalui tes tertulis,
Penilaian pada
ranah afektif
dan instrumen pada ranah psikomotor
melalui lembar penilaian diri siswa
berupa produk dan unjuk kerja. Pada
yang terdiri dari 12 item yang berisi
uji coba tes dilakukan validitas tes,
pernyataan-pernyataan positif dengan
indeks kesukaran, daya pembeda dan
alternatif jawaban Ya atau Tidak
reliabilitas. Dari hasil data tersebut
terlihat pada Gambar 1.
didapatkan 52 soal yang dipakai dari
100 90
76 soal.
80
Teknik analisis data pada ranah
uji nornalitas bertujuan untuk melihat apakah data berdistribusi normal, setelah itu dilakukan uji homogenitas
50 40 30 20 10
kedua kelompok mempunyai varians
0
homogen
atau
didapatkan
Afektif
tidak.
Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas
Eksperimen Control
60
bertujuan untuk menentukan apakah
yang
72,25
70 NILAI RATA-RATA
afektif, kognitif, psikomor dilakukan
86,97
data
Gambar 1.Diagram Afektif (Penlaian Diri) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan Gambar 1, terlihat
siswa untuk pernyataan saya ikut
bahwa nilai rata-rata afektif (penilaian
serta
dalam
mengerjakan
diri) pada kelas eksperimen lebih
skenario drama simulasi jumlah siswa
tinggi dari kelas kontrol. Hal ini
yang menjawab Ya berjumlah 31
terlihat nilai rata-rata afektif(penilaian
orang dengan presentase 97%. Hal ini
diri) pada kelas eksperimen 86,97 dan
disebabkan
pada kelas kontrol 72,25.
memberikan arahan dan menetapkan
karena
guru
tugas
sudah
Berdasarkan hasil uji hipotesis
peran sehingga siswa termotivasi
yang telah dilakukan pada penilaian
untuk mengerjakan tugas skenario
diri terlihat bahwa terdapat pengaruh
drama simulasi. Pada pernyataan
penggunaan metode simulasi
saya
pada
mengusulkan
kelompok
(penilain diri). Hal ini terlihat pada
skenario drama simulasi jumlah siswa
nilai rata-rata kelas eksperimen 86,97
yang menjawab Ya berjumlah 25
dengan predikat A dan kelas kontrol
orang dengan presentase 78%. Hal ini
72,25 dengan predikat B. Jika dilihat
disebabkan
dari KKM yang sudah ditetapkan 78,
mengusulkan ide dalam membuat
jumlah siswa yang nilainya diatas
tugas skenario drama simulasi siswa
KKM
ikut
eksperimen
penilaian 24
presentase 75%,
diri
orang
kelas dengan
kelas kontrol 15
orang dengan presentase 47%.
karena
serta
pendapat.
membuat
kepada
materi ekosistem pada ranah afektif
pada
saat
ide
pada
dalam
Pada
tugas
saat
memberikan
pernyataan
saya
mengumpulkan tugas skenario drama simulasi
sesuai
dengan
yang
Hasil pada ranah afektif kelas
diperintahkan guru jumlah siswa yang
eksperimen lebih tinggi dari kelas
menjawab Ya berjumlah 28 orang
kontrol hal ini disebabkan karena
dengan presentase 88% sementara
kelas eksperimen siswa mengikuti
penilaian dari obsever jumlah siswa
langkah-langkah dalam pembelajaran
yang menjawab Ya berjumlah 28
dan sesuai instruksi dari guru. Hal ini
dengan presentase 88%. Hal ini
terbukti dari lembaran penilaian diri
disebabkan karena pada saat siswa
siswa dan penilaian dari observer.
mengumpulkan tugas yang diberikan
Dimana pada lembaran penilaian diri
guru sesuai dengan intruksi guru.
Pada pernyataan saya materi
sesuai
menguasai
dengan
tujuan
kerena sebelum mempresentasikan skenario
drama
simulasi
guru
pembelajaran saat presentasi laporan
memberikan intruksi kepada siswa
drama simulasi jumlah siswa yang
bahwa ada penilaian presentasi. Pada
menjawab Ya berjumlah 30 orang
pernyataan saya mengikuti setiap
dengan presentase 94%
langkah-langkah
sementara
dalam
presentasi
penilaian dari obsever jumlah siswa
laporan drama simulasi jumlah siswa
yang menjawab Ya berjumlah 30
yang menjawab Ya berjumlah 27
orang dengan presentase 94%. Hal ini
orang
disebabkan membuat
karena tugas
dengan
presentase
84%
siswa
sudah
sementara penilaian dari obsever
skenario
drama
jumlah siswa yang menjawab Ya
simulasi di rumah dan juga membaca
berjumlah
materi pada handout yang diberikan
presentase 84%. Hal ini disebabkan
guru.
karena siswa mendengar-
Sebagaimana yang dikatakan
27
orang
dengan
oleh Latisma (2011:19) ciri-ciri hasil
kan setiap intruksi yang disampaikan
belajar afektif akan tampak pada
oleh guru dalam proses pembelajaran.
peserta didik dalam berbagai tingkah
Pada pernyataan saya ikut serta dalam
laku. Seperti perhatiannya terhadap
menaggapi
mata pelajaran, motivasi yang tinggi
pertanyaan dari kelompok pengamat
untuk tahu lebih banyak materi
jumlah siswa yang menjawab Ya
pelajaran,
berjumlah
penghargaan
atau
rasa
hormatnya terhadap pendidik. Pada
peryataan
27
tanggapan dan
orang
dengan
presentase 84% sementara penilaian tidak
dari obsever jumlah siswa yang
bermain-main (serius) dalam presen-
menjawab Ya 28 orang dengan
tasi laporan drama simulasi jumlah
presentase 88%. Hal ini disebabkan
siswa yang menjawab Ya berjumlah
karena pada saat menanggapi kritik
27 orang dengan presentase 84%
dan
sementara penilaian dari obsever
pengamat, siswa kelompok partisipan
jumlah siswa yang menjawab Ya
ikut dalam menaggapi kritik dan
berjumlah
dengan
pertanyaan. Hal ini sesuai dengan
presentase 84%. Hal ini disebabkan
pendapat Anwar (2011:125) dimana
27
saya
kritik,
orang
pertanyaan
dari
kelompok
mengukur
sikap
peserta
didik
presentase 75%. Hal ini disebabkan
terhadap mata pelajaran penting untuk
karena pada saat kelompok partisipan
dilakukan, karena sikap seseorang
mempresentasi-
terhadap
kan skenario drama simulasi
suatu
objek
akan
mempengaruhi respon dan tingkah
kelompok
laku.
memahami skenario drama simulasi
Pada pernyataan saya menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam
menaggapi
yang
tidak
yang ditampilakn oleh kelompok partisipan.
dan
Pada peryataan saya mengguna-
pertanyaan dari kelompok pengamat
kan bahasa yang baik dan benar
jumlah siswa yang menjawab Ya
dalam
berjumlah
dengan
pertanyaan dari kelompok partisipan
presentase 91% sementara penilaian
jumlah siswa yang menjawab Ya
dari obsever jumlah siswa yang
berjumlah
menjawab Ya berjumlah 29 orang
presentase 78% sementara penilaian
dengan presentase 91%. Hal ini
dari obsever jumlah siswa yang
disebabkan
saat
menjawab Ya berjumlah 25 orang
kelompok partisipan mempresentasi-
dengan presentase 78%. Hal ini
kan skenario drama simulasi siswa
disebabkan
karena
kelompok
kelompok
pengamat
29
kritik
pengamat
ada
orang
karena
pertisipan
pada
menanggapi
kritik dan pertanyaan dari kelompok
kritik,
pengamat
kepada
dengan
menggunakan
menaggapi
25
kritik
orang
dan
dengan
pada
memberikan
tanggapan dan
pertanyaan
kelompok
partisipan
bahasa yang baik, sopan dan benar.
menggunakan
Pada pernyataan saya ikut serta dalam
sopan dan benar. Pada pernyataan
menanggapi kritik dan pertanyaan
saya
dari
berdasarkan
kelompok
partisipan
jumlah
bahasa
saat
membuat
yang
hasil
baik,
analisa
penampilan
siswa yang menjawab Ya berjumlah
simulasi
24 orang dengan presentase 75%
kelompok
sementara penilaian dari obsever
kebenaran dari konsep materi yang
jumlah siswa yang menjawab Ya
ditampilkan kelompok
berjumlah
25
orang
dengan
yang
ditampilakan
drama
partisipan,
oleh
berdasarkan
partisipan,
sesuai dengan tujuan pembelajaran
mereka diberi kepercayaan untuk
jumlah siswa yang menjawab Ya
menilai dirinya sendiri, (2) peserta
berjumlah
didik
32
disebabkan
orang. karena
Hal
ini
kelompok
menyadari
kekuatan
dan
kelemahan dirinya, (3) dapat mendo-
pengamat membuat hasil analisanya
rong dan melatih peserta didik untuk
sesuai
berbuat jujur, karena mereka dituntut
dengan
skenario
yang
ditampilkan oleh kelompok partisi-
untuk
pan,
melakukan penilaian.
berdasarkan
konsep/materi kelompok
kebenaran
yang
partisipan,
dari
ditampilkan dan
pendidikan
dan
dapat dilihat pada Gambar 2. 90
kebudayaan
80 70
untuk mengemukakan kelebihan dan dalam
berperilaku, penilaian diri juga dapat digunakan untuk membentuk sikap peserta didik terhadap mata pelajaran. Hasil penilaian diri siswa dapat digunakan sebagai data konfirmasi perkembangan sikap siswa. Selain itu penilaian
diri
siswa
juga
dapat
digunakan untuk menumbuhkan nilainilai kejujuran dan meningkatkan kemampuan
refleksi.
Keuntungan
penggunaan penilaian diri di kelas menurut Kunandar (2013:130) antara lain: (1) dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena
NILAI RATA-RATA
dengan cara meminta peserta didik
dirinya
dalam
Rata-rata hasil belajar siswa
(2015:11) penilaian diri dilakukan
kekurangan
objektif
kelas eksperimen dan kelas kontrol
Sebagaimana menurut kementrian
dan
2. Ranah Kognitif
sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
jujur
80,75
63,65
60 Eksperimen Control
50 40 30 20 10 0 Kognitif
Gambar 2.Diagram Nilai Rata-rata Penilaian Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini terlihat nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelas
eksperimen 80,75 dan pada kelas
materi ekosistem yang telah dipelajari
kontrol 63,65.
karna
mereka
tidak
mengulang
Berdasarkan hasil uji hipotesis
membacanya kembali. Nilai kuis
yang telah dilakukan terlihat bahwa
yang didapatkan setiap pertemuan
terdapat
hampir semua siswa tuntas namun
metode
pengaruh simulasi
penggunaan pada
materi
pada waktu pelaksanaan tes akhir ada
ekosistem pada ranah kognitif. Hal ini
beberapa siswa yang tidak mencapai
terlihat pada nilai rata-rata pada ranah
nilai KKM. Hal ini sesuai dengan
kognitif siswa kelas eksperimen yaitu
yang dikemukakan oleh Djamarah
80,75. KKM yang diterapkan oleh
dan Zain (2014:107) bahwa dikatakan
sekolah untuk mata pelajaran IPA
baik apabila bahan pelajaran yang
adalah 78. Siswa yang mencapai nilai
diajarkan
KKM di kelas eksperimen sebanyak
dikuasai oleh siswa, dan dikatakan
22 orang siswa dengan persentase
kurang apabila bahan pelajaran yang
ketuntasan
diajarkan kurang dari 60% dikuasai
69%, sedangkan nilai
siswa yang berada di bawah KKM
hanya
60%
s.d
75%
oleh siswa.
sebanyak 10 orang siswa dengan
Hal ini disebabkan karena proses
persentase 31%. Nilai rata-rata siswa
pembelajaran di kelas eksperimen
pada kelas kontrol yaitu 63,25. Pada
dengan
kelas
simulasi, guru membagikan handout
kontrol
nilai
siswa
yang
menggunakan
mencapai ketuntasan atau di atas
yang
KKM sebanyak 10 orang siswa
pembelajaran kepada peserta didik
dengan persentase 31%, dan nilai
dan meminta peserta didik untuk
siswa yang berada di bawah KKM
membuat skenario drama simulasi
sebanyak 22 orang dengan persentase
dimana perannya sudah ditetapkan
69 %. Presentase ranah afektif lebih
oleh
tinngi dari presentase ranah kognitif
mendiskusikan
hal ini disebabkan pada ranah kognitif
simulasi dirumah bersama teman
waktu
kelompoknya, dan menampilkannya.
waktu
tes akhir terlalu lama jeda pelaksanaannya
sehingga
sudah banyak siswa yang lupa untuk
sesuai
guru,
dengan
metode
tujuan
kemudian
siswa
skenario
drama
Menurut Lufri dkk (2007:45) bermain
peran adalah suatu cara penguasaan
kontrol. Hal ini terlihat nilai rata-rata
bahan pembelajaran melalui pengem-
siswa pada kelas eksperimen 80,40
bangan dan penghayatan anak didik.
dan pada kelas kontrol 70,03.
Pengembangan
imajinasi
dan
Berdasarkan hasil uji hipotesis
penghayatan dilakukan oleh anak
yang telah dilakukan terlihat bahwa
didik dengan memerankannya sebagai
terdapat
tokoh hidup atau benda mati. Selain
metode
mampu memainkan peran metode
ekosistem penilaian psikomotor. Hal
simulasi juga dapat melatih diri siswa
ini terlihat pada nilai rata-rata kelas
untuk memahami dan mengingat isi
eksperimen 80,40 dengan predikat B
bahan yang akan diperankan menurut
dan kelas kontrol 70,03 dengan
Djamarah dan Zain (2006: 89).
predikat C. Jika dilihat dari KKM
3. Ranah Psikomotor
yang sudah ditetapkan 78,
Data hasil penilaian psikomotor
pengaruh simulasi
penggunaan pada
pada penilaian psikomotor
dapat dilihat pada Gambar 3.
eksperimen
80
NILAI RATA-RATA
70
jumlah
siswa yang nilainya diatas KKM
pada kelas eksperimen dan kontrol
90
materi
20
orang
kelas dengan
presentase 63%, kelas kontrol 7 orang 80,40
dengan presentase 22%.
70,03
Penilaian psikomotor bertujuan
60 50
Eksperimen Control
40 30
untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran setelah proses
20
pembelajaran
berlangsung.
Kunandar
(2013:251)
Menurut
10
penilaian kompetensi keterampilan
0 Psikomotor
Gambar 3.Diagram Nilai Rata-rata Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan gambar 3, terlihat bahwa nilai rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas
adalah penilain yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi.
Nilai
rata-rata
pada
ranah
pendapat Sugono (2009:23) bahwa
psikomotor untuk indikator kerapian
teknik
laporan, kelas eksperimen lebih tinggi
apabila suatu penulisan itu mudah
dari kelas kontrol, hal ini disebabkan
dipahami sesuai dengan topik yang
karena pada kelas eksperimen siswa
dibicarakan dan ditata rapi.
lebih
terarah
dengan
bantuan
penulisan
Nilai
dikatakan
rata-rata
pada
baik
ranah
handout, disertai juga arahan dari
psikomotor untuk indikator penilaian
guru
laporan
presentasi, kelas eksperimen lebih
kelompok yang dibuat bersih dan
tinggi dari kelas kontrol. Hal ini
rapi.
disebabkan
sehingga
Menurut
hasil
Anwar
(2009:87)
karena
pada
kelas
penilaian keteram-
eksperimen siswa yang bersemangat
pilan bertujuan untuk mengetahui
untuk menampilkan hasil skenario
sejauh mana tingkat keterampilan
drama
(skill) yang dimiliki siswa setelah
danmenjawab
mereka
diberikan oleh kelompok lain. Pada
memahami
proses
pembelajaran kognitif dan afektif. Nilai
rata-rata
psikomotor
pada
untuk
kelengkapan
laporan,
ranah
indikator pada
kelas
kelas
simulasi
kedepan
kelas
pertanyaan
yang
eksperimen
menguasai
mereka
materi
telah
pembelajaran
karena sudah membaca materi pada handout
yang diberikan guru dan
eksperimen lebih tinggi dibandingkan
juga telah membuat tugas drama
kelas kontrol, hal ini disebabkan
skenario drama simulasi. Menurut
karena pada kelas eksperimen siswa
Kunandar
dituntut untuk membuat skenario
penilaian
drama
memberikan
simulasi
secara
berurutan
(2013:256)
“kelebihan
psikomotor
dapat
informasi
tentang
dimana perannya sudah ditetapkan
keterampilan peserta didik secara
oleh guru dan siswa yang membuat
langsung yang bisa diamati oleh guru.
skenario drama simulasi. Pada kelas eksperimen
siswa
juga
Penilaian
psikomotor
bertujuan
diberikan
untuk mengetahui pemahaman siswa
handout
kepada siswa sehingga
terhadap materi pembelajaran setelah
informasi
yang
proses
diperoleh
lebih
banyak. Hal ini didukung dengan
Menurut
pembelajaran
berlangsung.
Kunandar
(2013:251)
penilaian kompetensi keterampilan adalah penilain yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi. KESIMPULAN Berdasarkan
penelitian
yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Simulasi disertai Handout dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah afektif, kognitif dan psikomotor siswa kelas VII SMP N 1 Pantai Cermin. DAFTAR PUSTAKA Anwar, S. 2009. Penilaian Berbasis Kompetensi. Padang: UNP Press. ───. 2011. Penilaian Berbasis Kompetensi. Padang: UNP Press. Djamarah, S.B dan A.Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka Cipta Istarani. 2012. Kumpulan 40 Metode Pembelajaran. Medan: Media Persada. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta: Grafindo Persada. Latisma. 2011. Evaluasi Pendidikan. Padang: UNP Press.
Lufri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press. Permendikbud. 2015. Panduan Penilaian Untuk SMP. Sugono, D. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: PR Gramedia Pustaka Utama.