PENERAPAN METODE PROYEK GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI Semester Genap SMK Islam Ruhama Cirendeu Tanggerang Selatan) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu tarbiuah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Program Kualitatifikasi SI Kependidikan dan Mencapai Guru Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd. I)
Oleh Anike SuciBadriawan 1110011000094
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK Anike Suci Badriawan (1110011000094). Penerapan Metode Proyek Guna Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islamdi SMK Islam Ruhama, Tanggerang Selatan.
Skripsi ini membahas tentang penerapan metode proyek dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PAI. Sebab, berdasarkan hasil observasi di kelas XI AP SMK Islam Ruhama menunjukan adanya kepasifan siswa dalam pembelajaran PAI. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendeskripsikan penerapan metode proyek dan peningkatan keaktifan belajar siswa kelas IX semester genap SMK Islam Ruhama Tanggerang Selatan tahun ajaran 2013/2014 melalui penerapan metode proyek. Metode penelitian menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitiannya yaitu seluruh siswa kelas IX AP SMK Islam Ruhama Tanggerang Selatan tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 17 siswa, sedangkan objek penelitiannya adalah kekatifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, catatan lapangan, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data berupa deskriptif kualitatif dengan metode alur. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dengan yang dapat dilihat dari meningkatnya keaktifan siswa yang dapat dilihat dari meningkatnya keaktifan belajar siswa yang meliputi visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, motor activities, mental activities, emetional activities.hal ini didapat bahwa pada siklus I adalah siswa sangat aktif 6,04%, siswa yang aktif 63,19%, siswa cukup aktif 24, 11% dan siswa yang kurang aktif 4,67%. Sedangkan pada siklus II didapat data siswa yang sangat aktif 19,75%, siswa yang aktif 78,99%, siswa yang cukup aktif 1,26%. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan metode proyek pada mata pelajaran PAI kelas IX AP materi tata cara pengurusan jenazah dapat meningkatkan keaktifan siswa
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas. Metode Proyek, Keaktifan siswa.
i
ABSTRACT
Anike Suci Badriawan (1110011000094). Application of Project Method To Improve Student Motivation in Religious Education Learning Islamdi SMK Islam Ruhama, South Tangerang
This thesis discusses the application of the project method in improving the learning activity of students in the PAI. Therefore, based on the results of observations in class XI SMK Islam Ruhama AP showed the presence of students in the learning PAI passivity. This study aims to assess and describe the application of the project method and increase the activity of students of class IX term 2 SMK Islam Ruhama South Tangerang 2013/2014 school year through the implementation of the project method. The research method using action research approach. Research subjects that all students of class IX AP SMK Islam Ruhama South Tangerang 2013/2014 school year, amounting to 17 students, while the object of research is activenees and student learning outcomes in subjects of Islamic Education. Data collection techniques such as observation, interviews, field notes, tests and documentation. Data analysis techniques in the form of qualitative descriptive methods groove. The results showed an increase in the activity of which can be seen from the increased activity of students that can be seen from the increase in the activity of student learning activities that include visual, oral activities, listening activities, writing activities, the motor activities, mental activities, emetional activities.hal been found that the the first cycle is very active student of 6.04%, 63.19% students were active, fairly active 24 students, 11% of students who are less active and 4.67%. While the data obtained in the second cycle students are very active 19.75%, 78.99% students were active, fairly active student 1.26%. The conclusion of this research is the application of the project method in class IX AP subjects PAI material bodies maintenance procedures can increase the activity of students.
Keywords: Classroom Action Research. Project method, activeness of students
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt, karena atas izin dan rahmat-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Saw yang telah menyampaikan risalahNya dan mengajarkan kepada umat manusia tentang kebaikan dan pemaknaan tentang hakikat hidup dan semoga apa yang telah diajarkan kepada umat manusia akan tetap abadi sampai akhir zaman. Penulis bersyukur karena berkat rahmatdan hidayah-Nya skrisi yang berjudul “Penerapan Metode Proyek Guna Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran PAI” dapat diselesaikan dan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyususnan tugas akhir skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada: 1.
Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, MA, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta Sekretariat Jurusan Ibu Marhamah Saleh, M. A yang selalu memberikan kemudahan dalam setiap kebijakan yang beliau berikan selama penulis menjadi mahasiswa di Jurusan PAI.
3.
Ibu Siti Khadijah, M.A, Dosen Pembimbing Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas arahan dan bimbingannya, serta arahan kerelaan waktu dan tempat yang telah diluangkan untuk penulis selama proses bimbingan skripsi.
4.
Bapak Rusdi Jamil, M. A, Dosen Pembimbing Akademik Jurusan Pendidikan agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
iii
Jakarta atas
arahan saya selama menjadi mahasiswa PAI dalam bidang
akademik. 5.
Bapak Drs. Ridwanuddin Kepala Sekolah SMK Islam Ruhama yang telah membantu penelitian berlangsung.
6.
Ibu Hj. Masmidah, S. Pd.I, Guru PAI SMK Islam Ruhama yang telah banyak membantu penulis selama pelaksanaan penelitian.
7.
Khususnya kedua orang tua tercinta, yaitu Ayahanda Wawan dan Ibunda Siti Khatimah, yang tak berhenti-hentinya mendo’akan, mencurahkan kasih sayang serta memberikan dukungan moril maupun materi kepada penulis. Tak lupa juga kepada Ibunda Alm. Siti Badriah kasih sayang mu selalu melekat di hati, Allahummagfirlahaa warhamhaa waa’fihaa wa’fu a’nhaa.
8.
Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam 2010 yang telah memberikan dukungan,
semangat,
motivasi serta
bantuannya.
Khususnya teman-teman Molose PAI C 2010 yang selalu menyemangati dan menjaga kekompakan persahabatan kita, sehingga selesai dlam penulisan skripsi ini. 9.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang juga telah memberikan dorongan dan bantuan dalam menyusun Tugas Akhir Skripsi ini.
Semoga bantuan dan dorongan yang telah diberikan dapat menjadi amal baik dan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khazanah ilmu pengetahuan. Fastabiqul Khoirot Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, 20 Agustus 2014 Penulis,
Anike Suci Badriawan NIM. 1110011000094
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka menjadi manusia yang dapat menggapai cita-citanya. Adapaun menurut UU Nomor 2 Tahun 1989, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peseerta didik melalui kegaiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang.1 Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba, dalam buku peranan pendidikan agama terhadap pemecahan problema remaja karangan Drs. H. Sahilun A. Nasir mengatakan bahwa suatu usaha manusia untuk membantu dan mengarahkan fitrah manusia itu supaya sampai kepada titik maksimal yang dapat dicapai sesuai tujuan yang dicita-citakan.2 Jadi, dapat di simpulkan pendidikan adalah suatu usaha dan proses pembentukan pribadi manusia dengan menanamkan segenap kemampuan. Baik kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk membawa peserta didik pada suatu perubahan tingkah laku yang diinginkan. Pengertian ini kelihatan cukup simpel dan sederhana, akan tetapi bila pengertian ini ditelaah lebih dalam, maka akan terlihat rumit dan begitu kompleksnya proses yang dituntut dalam mengelolah pelajaran itu sendiri. Hal itu bisa dipahami karena membawa peserta didik kearah perubahan yang diinginkan merupakan 1 2
Hasbullah, Dasar-dasarIlmu Pendidikan, (Jakarta : PT Grafindo Persada, 1999), h. 4 Drs. Sahilun Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002), h. 104
1
2
pekerjaan yang berat. Pekerjaan ini membutuhkan suatu analisis yang tajam dan perencanaan yang mantap, sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat serta menerapkannya kepada peserta didik. Mengajarkan bukan semata persoalan menceritakan, belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Adapun yang biasa membuahkan hasil yang langgeng hanyalah kegiatan aktif. Melvin Silberen berpendapat dalam buku active learning 101 cara belajar siswa aktif bahwa siswa belajar aktif, yaitu mengerjakan beberapa tugas, menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif itu harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. meningglkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about and thinking aloud)3 Pengalaman belajar diperoleh melalui keterlibatan siswa secara langsung dalam serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan dan interaksi dengan materi pelajaran, teman, narasumber dan sumber belajar lainnya. Selanjutnya
siswa
mengkontruksi
pengetahuannya
sendiri
berdasarkan
pengalaman belajar yang diperolehnya. Penyempurnaan KBM dicobakan dengan mengimplementasikan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dengan pendekatan kooperatif. 4 Belajar dalam konteks nyata menjadi pencetus lahirnya prestasi belajar karena belajar menemukan kemampuan belajarnya melalui rasa kemandirian yang dibangun secara bersama akan meningkat seiiring dengan tantangan yang dikembangkan dalam belajar menggunakan perencanaan model Project Based 3
Melvin silberman. Active learing 101 cara belajar siswa aktif, ( Bandung : Nusa media, 2011) h. 9. 4 Ni Made Suci, “Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan PartisipasiBelajar dan Hasil Belajar Teori Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi Undiksha”, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 2008, h. 76.
3
Learning. Salah sati ciri dari belajara berbasis proyek adalah adanya perilaku anggota kelompok yang bekerja secara bersama. Hal ini dipertegas oleh Blumenfled (2000) yang menyebutkan salah satu dari empat esesnsial pengetahuan yang didesain dalam Project Based Learning, yaitu adanya kolaborasi yang dibangun sesama komunitas. Hal ini memungkinkan, pemebelajaran Project Based Learning efektif berfokus pada kreativitas berfikir, pemecahan masalah, dan interaksi antara pelajar dengan kawan sebayanya untuk menciptakan dan menggunakan pengetahuan baru. Selain itu pengajar hanyalah sebagai fasilitator, merancang kegaiatan, dan sumber belajar, memberikan nasehat pada pelajar yang secara subtansial mendorong lahirnya proses belajar yang bermakna.5 Pendekatan belajar kontekstual dapat diwujudkan antara lain dengan metode-metode kooperatif, penemuan, inkuiri, eksploratif, berpikir kritis dan memecahkan masalah. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan pada mata pelajaran pendidikan agama Islam adalah metode Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek/Penugasan). Pembelajaran Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis proyek/Penugasan) merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara kelompok. Metode proyek berasal dari gagasan John Dewey tentang konsep “learning by doing” yakni proses perolehan hasil belajar dengan mengerjakan tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama proses penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan yang terdiri atas serangkaian tingkah laku untuk mencapai tujuan. Dengan menggunakan metode proyek, anak memperoleh
5
Muh. Rais, “ Model Project Based Learning sebagai upaya meningkatkan prestasi akademik mahasiswa” Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 2010, h. 250.
4
pengalaman belajar dalam berbagai pekerjaan dan tanggung jawab untuk dapat dilaksanakan secara terpadu dalam rangka mencapai tujuan bersama.6 Karena pendidikan itu merupakan proses kehidupan dan bukan penyiapan kehidupan di masa yang akan datang, maka pekerjaan guru akan sangat penting dan sangat bernilai bila apa yang dilakukan guru tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, melainkan mengerjakan bagaimana menjalani kehidupan. Manusia menjalani kehidupan dengan berbagai masalah yang dihadapi untuk diselesaikan secara memuaskan. Gagasan John Dewey di atas yakni “learning by doing” dikembangkan oleh William H. Kilpatrich dalam metode proyek. Metode proyek berusaha membantu anak untuk meningkatkan aktivitas belajar, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dari orientasi tanggung jawab yang penekanannya pada guru beralih ke tanggung jawab kepada anak didik. Aktivitas pengajaran dengan menggunakan metode proyek dimaksudkan untuk membantu anak mencari jalan keluar pemecahan masalah yang dihadapi yang menyibukkan pikiran mereka. Karena berkaitan dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari, metode proyek diharapkan dapat menjadi wahana untuk menggerakkan kemampuan kerjasama dengan sepenuh hati dan memecahkan masalah tertentu secara efektif dan efisien. 7 Pembelajaran
berdasarkan
proyek
tidak
dapat
terjadi
tanpa
guru
mengembangkan kelas yang memungkinkan pertukaran ide secara terbuka, sehingga metode pembelajaran proyek ini tidak lepas dari adanya diskusi kelas. Pembelajaran berdasarkan proyek berguna
untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan bekerjasama dengan temannya dalam menyelesaikan proyek atau tugas yang diberikan guru, sehingga pokok bahasan yang sesuai untuk diajarkan dengan metode pembelajaran
6
Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak -kanak, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 138. 7 Ibid., h. 140.
5
berdasarkan proyek adalah bahasan yang menuntut siswa untuk menyelesaikan proyek/tugas yang diberikan guru dengan bekerjasama. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat berhubungan erat dengan dunia nyata siswa, misalnya: thaharah, shalat, haji dan umrah, merawat jenazah, jual beli, warisan dan lain-lain. Untuk itu seorang pendidik harus kreatif dalam menyampaikan
materi
pendidikan
agama
Islam,
menciptakan
kondisi
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa merasa tertarik dan mampu memahami materi yang disampaikan oleh pendidik secara maksimal. Sebelumnya penulis sudah berbincang- bincang dengan guru mata pelajaran PAI bahwa materi yang sulit di mengerti oleh siswa adalah tentang pengurusan jenazah. Maka, peneliti mencoba salah satu metode pembelajaran yang digunakan di SMK Islam Ruhama Cirendeu Tangerang Selatan adalah metode pembelajaran berbasis proyek, dengan adanya metode pembelajaran berbasis proyek ini diharapkan siswa SMK Islam Ruhama Cirendeu Tangerang Selatan mampu memahami materi PAI yang disampaikan oleh pendidik, sehubungan dalam hal ini penulis ingin mengetahui pengaruh metode pembelajaran berbasis proyek terhadap kualitas pembelajaran PAI di SMK Islam Ruhama Cirendeu Tangerang Selatan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti “Penerapan Metode Proyek Guna Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran PAI masih ditandai dengan pembelajaran yang lebih didominasi oleh aktivitas guru dibandingkan aktivitas siswa. 2. Keaktifan belajar PAI siswa yang masih rendah. 3. Sebagian siswa belum bisa mengkonstruksi pemikirannya sendiri.
6
4. Sebagian siswa belum mampu berfikir secara menyeluruh sehingga belum memahami keterkaitan satu meteri dengan materi lainnya. 5. Masih sedikit siswa yang mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari dengan kehidupannya sehari-hari. 6. Belum diterapkan metode proyek di sekolah ini.
C. Pembatasan Masalah Masalah yang di kaji dalam penelitian ini adalah: 1. Metode pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dibatasi dengan menggunakan metode proyek, yaitu metode yang teknik penyajian bahan pelajaran dengan eksperimen. Maka siswa yang akan menyusun proyek kerja dengan sendiri. 2. Keaktifan siswa dalam pembelajaran PAI di batasi pada keaktifan siswa dalam proses proyeknya, keaktifan bertanya, dan mengemukakan pendapat. 3. Mata pelajaran yang dibatasi dakam materi tata cara pengurusan jenazah.
D. Rumusan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah, maka peneliti membatasi masalah yang meliputi: 1. Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran berbasis proyek di SMK Islam Ruhama? 2. Apakah Metode proyek dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran PAI? 3. Adakah kelebihan dan kekurangan dalam penerapan metode proyek guna meningkatkan keaktifan siswa?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah pernyataan mengenai apa yang hendak kita capai. Sesuai dengan permasalahan yang diungkap maka tujuan dilaksanakan karya penelitian ini adalah :
7
1. Untuk mengatasi kepasifan siswa dalam pembelajaran PAI di SMK Islam Ruhama 2. Untuk mengetahui penerapan metode proyek yang dapat meningkatkan keaktifan siswa. 3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam metode proyek. F. Manfaat Penelitian Manfaat dari suatu penelitian ini setidaknya ada dua, yaitu manfaat di bidang ilmu pengetahuan (akademik ilmiah) dan manfaat di bidang sosial praktis. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Manfaat akademik ilmiah Dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka manfaat akademik ilmiahnya adalah diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan dan mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Pendidikan Agama Islam. 2. Manfaat sosial praktis Dalam penelitian ini manfaat sosial praktiknya adalah diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai atau digunakan sebagai alternative pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya di SMK Islam Ruhama Cirendeu Tangerang Selatan
8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Keaktifan Belajar Siswa 1. Pengertian Keaktifan Belajar Siswa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif yang berarti giat (bekerja, berusaha).8 Belajar dapat dimaknai dengan suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar dianggap sebagai proses perubahan prilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Hilgard mengungkapkan “learning is the process by wich an activity orginates or changed through training procedurs (wether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by factors not atributable to training.” Bagi Hilgrad, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan di adalam laboratorium amaupun dalam lingkungan alamiah. 9 Keaktifan belajar siswa pada pemebelajaran PAI dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran seperti pada saat mendengarkan ceramah,
mendiskusikan,
mendemontrasikan,
pelaksanaan
tugas
dan
sebagainya. Paul B. Diedrich dalam Oemar Hamalik membagi kegiatan belajar siswa dalam 8 kelompok, yaitu: a. Visual Activeties (kegiatan visual) seperti membaca, mengamati eksperiment, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekrja atau bermain b. Oral Activeties (kegiatan lisan) seperti mengemukakan suatu fakta, menghubungkan suatu kejadian, mangajukan pertanyaan, member saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, interupsi. c. Listening Activeties (kegiatan mendengarkan) seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagianya. 8
Tim Penyusun Kamus Besar Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 13 9 Zurinal dan Wahdi Sayiti, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006), h. 117
8
9
d. Writing Activeties (kegiatan menulis) seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin dan sebaginya. e. Drawing Activeties ( kegiatan menggambar) seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola dan sebaginya. f. Motor Activities (kegiatan motorik) seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya. g. Mental Activities (kegiatan mental) seperti merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya. h. Emotional Activities (kegiatan emesional) seperti manaruh minat, merasa bosan, gembira, tenang, gugup, sedih, dan segabainya. 10 Kegiatan belajar siswa menurut Diedrich sangat bervariasi. Aktivitas di sini tidak hanya terbatas pada aktivitas jasmani saja melainkan aktivitas rohani juga dapat diamati secara langsung. Seorang siswa sering bertanya berulangulang kepada guru, belum tentu dapat dikatakan aktif karena dalam menilai keaktifan seorang siswa tidak hanya diukur dari aspek kognitif saja , tetapi juga harus diukur dari segi efektif dan psikomotoriknya. Adapun konsep dari pembelajaran aktif adalah: a. Dipandang dari sisi proses pembelajaran, yaitu menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, keaktifan dari segi fisik, mental, emesional, dan intelektual. b. Dipandang dari segi hasil belajar, yaitu tidak hanya membentuk siswa yang cerdas tetapi diimbangi oleh sikap dan keterampilan siswa. Seperti kemampuan menemukan, menganalisis, mencari data, dan sebagainya. 11 Adapun penerapan pembelajaran beroreantasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sebagai berikut : a. Kadar pembelajaran beroreantasi aktivitas siswa dilihat dari proses perencanaan, adalah: 10 11
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. Ke 7. H. 172 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Preneda Media Group, 2008), cet. Ke. 5, hal. 137
10
1) Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun rancangan pembelajaran. 2) Adanya keterlibatan siswa dalam menentukandan memilih sumber belajar yang diperlukan. 3) Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan mengadakan media pembelajaran yang akan digunakan. b. Kadar pembelajaran beroreantasi aktivitas siswa dilihat dari proses pembelajaran, adalah: 1) Adanya keterlibatan siswa baik fisik, mental, emesional maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran 2) Siswa belajara secara langsung. Dalam hal ini maksudnya konsep dan prinsip diberikan melalui pengalaman nyata. 3) Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif. 4) Adanya keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar yang tersedia serta relevan. 5) Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab dan mengajukan pertanyaan. 6) Terjadinya interkasi yang multi-arah, abaik anatara siswa dengan siswa atau guru dengan siswa. c. Kadar pembelajaran beroreantasi aktivitas siswa dilihat dari kegiatan evaluasi pembelajaran, adalah: 1) Adanya
keterlibatan
siswa
untuk
mengevaluasi
sendiri
hasil
pembelajaran yang telah dilakukannya. 2) Adanya keterlibatan siswa secara mandiri untuk melaksanakan kegiatan semacam tes dan tugas-tugas. 3) Kemauan siswa untuk menyusun laporan baik tertulis maupun secra lisan berkenan hasil belajar yang diperolehnya. 12
12
Ibid., h. 141-142
11
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Keaktifan Siswa Keberhasilan penerapan keaktifan siswa dalam proses pembelajran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : a. Kemampuan guru Guru yang memiliki kemampuan yang tinggi akan bersikap kreatif dan inovatif yang selamanya akan mencoba dan mencoba menerapkan berbagai penemuan baru yang dianggap lebih baik unutk membelajarkan siswa b. Sikap profesional guru Sikap profesional guru berhubungan dengan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Guru yang prfesional selamanya akan berusaha untuk mencapai hasil yang optimal, oleh karena itu ia akan selalu menambah wawasan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kemampuan dan keterampilannya. c. Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru sangat berpengaruh terhadap implementasi pembajaran proses belajar siswa aktif. Hal ini memungkinkan guru memiliki pandangan dan wawasan yang luas terhadap variabel-variabel pembelajaran seperti pemahaman tentang psikologi anak, pemahaman terhadap unsur lingkungan dan gaya belajar siswa dan pemahaman berbagai model pembelajaran. d. Ruang kelas Ruang kelas yang terlau sempit
misalnya, akan mempengaruhi
kenyamanan siswa dalam belajar. Selain itu penataan tempat duduk siswa juga diperhatiakan, karena pembelajaran beroreantasi aktivitas siswa menghendaki siswa aktif dalam belajar, sebaiknya tempat duduk tidak bersifat statis , melainkan dinamis. Artinya tempat duduk didesain agar dapat dipindah-pindah sehingga dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
12
e. Media dan sumber belajar Dalam pembelajaran aktis siswa yang menggunakan multimetode dan multimedia akan memudahkan siswa untuk menadapatkan atau menerima berbagai sumber informasi
secara mandiri, baik secara grafis seperti
buku, majalah, koran, surat kabar, buletin, dan lain-lain, atau dari media elektronik seperti radio, televisi, flim slide, video, komputer, dan lain-lain. f. Lingkungan belajar Ada dua hal yang termasuk kedalam faktor lingkungan belajar, yaitu lingkungan fisik meliputi keadaan dan kondisi sekolah misalnya, jumlah kelas, laboratorium, perpustakaan, kantin, kamar kecil, dan lain-lain. Selain itu adalah lingkungan psikologi meliputi iklim sosial yang ada di lingkungan sekolah itu mislanya keharmonisan hubungan guru dengan guru, guru dengan kepala sekolah, termasuk hubungan pihak sekolah dengan orangtua siswa. 13
B. Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) 1. Pengertian Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan pada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Melalui pembelajaran kerja proyek, kreativitas dan motivasi siswa akan meningkat. Metode ini dapat dipandang sebagai bentuk open-ended contextual activity-bases learning, dan merupakan bagian dari proses pembelajaran yang memberi penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif, yang dilakukan dalam proses pembelajaran pada periode tertentu.14
13 14
Ibid,. h. 143-146 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), h. 144.
13
Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar. Kata proyek berasal dari bahasa latin, yaitu proyektum yang berarti maksud tujuan, rancangan, rencana.15 Metode pembelajaran proyek adalah kegiatan belajar mengajar yang prosesnya berdasarkan inkuiri. Dalam pembelajaran ini, siswa berfokus pada pertanyaan dan permasalahan yang kompleks. Kemudian menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah memalui proses investigasi yang dilakukan secara kolaboratif dalam beberapa waktu. Kebanyakan proyek terlaksana dengan melakukan investigasi isu-isu dan topik-topik otentik yang ditemukan di luar sekolah, selama proses inkuiri, siswa mempelajari isi, informasi dan fakta-fakta yang dibutuhkan untuk menarik kesimpulan dari tiap-tiap pertanyaan. Selama proses berlangsung siswa juga mempelajari keterampilan-keterampilan dan kebiasaan berpikir yang bernilai. 16 Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. PBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan pelajaran dalam melakukan investigasi dan memahaminya berikut pengertian PBL menurut beberapa ahli. a. Thomas Mergendoller dan Michaelson mengatakan PBL adalah metode pengajaran sistematik yang mengikutsertakan pelajaran ke dalam pembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaan autentik dan perancangan produk dan tugas.
15 16
Risa Agustin, Kamus Ilmiyah Populer, ( Surabaya : Serba Jaya, 2010), h. 440. Noerazizah, “Pengaruh Metode Proyek trehadap hasil Belajar Biologi Siswa kelas X pada Konsep Pencemaran Lingkungan” Skripsi pada Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta, Jakarta, 2008, h. 18, tidak dipublikasikan
14
b. Baron B. mengatakan PBL adalah pendekatan cara pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata relevan bagi kehidupannya. c. Blumenfeld menjelaskan bahwa PBL adalah pendekatan komprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar pelajaran melakukan riset terhadap permasalahan nyata. d. Boud dan Felleti mengemukakan PBL adalah cara yang konstruktif dalam pembelajaran menggunakan permasalahan sebagai stimulus dan berfokus aktivitas pelajar.17
Moeslichatoen dalam bukunya “metode pengajaran di taman kanakkanak” mengatakan bahwa: model pembelajaran berdasarkan proyek (PBL) adalah suatu metode pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar dengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara berkelompok. Menurut hasil penelitian terdapat hubungan yang erat antara proses memperoleh pengalaman yang sebenarnya dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan bagi anak harus diintegrasikan dengan lingkungan kehidupan anak yang banyak menghadapkan anak dengan pengalaman langsung. Pembelajaran Berbasiskan Proyek berasal dari gagasan John Dewey tentang konsep “Learning by Doing” yakni proses perolehan hasil belajar dengan mengerjakan tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan yang terdiri atas serangkaian tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan. 18 Jadi
pembelajaran
berbasis
proyek
(PBL)
merupakan
metode
pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam 17
Elly Ika Susanti, “Pengaruh Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN I Karang Binangun Lamongan” Skripsi pada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, 2008, h. 25-26, tidak dipublikasikan 18 Moeslichatoen,Op, cit,. h. 137
15
mengumpulkan,
mengintegrasikan
pengetahuan
baru
berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Kemudian masalah tersebut dipecahkan secara berkelompok. Dan dalam pembelajaran ini siswa mampu menemukan sendiri penyelesaian dari produk/tugas yang diberikan. Dalam perspektif agama Islam belajar adalah kewajiban bagi setiap Muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan, sehingga derajat kehidupannya meningkat. Sesuai dengan firman Allah dalam surat AlMujadalah ayat 11 sebagai berikut:
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 19
Selain itu juga firman Allah dalam surat Al-Isro’ ayat 36 menyatakan :
19
Departement Agama RI, Al-Qur’an Terjemah, (Bogor : Sygma, 2007) h. 543
16
Artinya : dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya20 2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek Menurut Buck Institute for Education, bahwa belajar berbasis proyek memilki karakteristik: a.
Pembelajar membuat keputusan dan membuat kerangka kerja
b.
Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya
c.
Pembelajar merancang proses untuk mencapai hasil
d.
Pembelajar bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang didapatkan
e.
Melakukan evaluasi secara continue
f.
Pembelajar secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan
g.
Hasil akhir berupa produk dan evaluasi kualitasnya
h.
Kelas memiliki atmosfer yang memberikan toleransi atas kesalahan dan perubahan. karakter tersebut menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis proyek mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar. Pembelajaran berbasis proyek memiliki lima prinsip yang merupakan ciri
yang dapat membedakan pembelajaran berbasis proyek dengan model pembelajaran lain, yaitu: a. Centrality, proyek sebagai pusat atau sentral
20
Ibid,. h. 285
17
b. Driving Question, Project-Based Learning difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang memicu siswa untuk menyelesaikan permasalahan dengan konsep dan ilmu pengetahuan yang sesuai. c. Constuctive investigation, proyek harus disesuaikan dengan kemampuan siswa dan proyek yang dijalankan harus memberikan keterampilan dan pengetahuan baru bagi siswa. d. Autonomy, aktivitas siswa sangat penting, siswa sebagai pemberi keputusan dan berperan sebagai pencari solusi (problem solver). e. Realisme, kegiatan siswa difokuskan pada kegiatan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya atau dunia nyata. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otentik dan menghasilkan sikap professional. Lima prinsip dari pembelajaran berbasis proyek ini merupakan karakter yang harus ada dalam model pembelajaran proyek. Karakter ini menunjukan bahwa model pembelajaran berbasis proyek mengutamakan aktifitas siswa dalam menghimpun konsep dan pengetahuannya. Pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran berbasis proyek memang sangat mirip, keduanya menekankan lingkungan belajar siswa aktif, kerja kelompok (kolaboratif), dan tekhnik evaluasi otentik (authentic assessment). Maka dalam project-based learning siswa lebih didorong pada kegiatan desain: merumuskan job, merancang (desaigning), mengkalkulasi, melaksanakan pekerjaan dan mengevaluasi hasil. 21
3. Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek Pembelajaran berbasis proyek terutama dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan memecahkan masalah dalam penugasan (proyek) belajar peranan orang dewasa melalui
21
Wena, Op, cit,. h.145-146
18
pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadi pembelajaran yang otonom dan mandiri. Uraian rincian terhadap ketiga tujuan ini diuraikan sebagai berikut: a. Metode proyek merupakan salah satu cara yang ditempuh guru untuk memberikan pengalaman belajar agar anak didik memperoleh keterampilan dalam memecahkan persoalan sehari- hari lebih baik. b. Melalui
pembelajaran
berbasis
proyek
diharapkan
siswa
mendapat
kesempatan untuk menggunakan kemampuan, keterampilan dan minta serta kebutuhannya terpadu dengan kemampuan, dan minat serta kebutuhan siswa lain dalam mencapai tujuan kelompok. c. Metode proyek diharapkan dapat memberi pengalaman belajar untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan penalaran, karena proyek merupakan salah satu bentuk pemecahan masalah. d. Metode
proyek
bertujuan
mengembangkan
kemampuan
mengadakan
hubungan siswa dengan siswa lain dalam kelompok, yang dapat menimbulkan kecenderungan berpikir, merasakan dan bertindak lebih kepada tujuan kelompok dari pada diri sendiri. e. Metode proyek memberi peluang kepada tiap anak untuk berperan serta dalam pemecahan masalah yang dihadapi dengan memilih bagian pekerjaan kelompok sesuai dengan kemampuan, keterampilan, kebutuhan, dan minat masing-masing. Dari beberapa tujuan metode proyek di atas dapat disimpulkan bahwa metode proyek diharapkan dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan memecahkan masalah dalam penugasan melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajaran yang otonom dan mandiri. 22
22
Moeslichatoen, Op, cit,. h. 143-144
19
4. Tahap pembelajaran berbasis proyek Dalam startegi pembelajaran berbasis proyek terdapat tahap-tahap yang harus dilakukan, agar pelaksanaan seluruh proses kegiatan strategi pembelajaran berbasis proyek dapat berhasil. Strategi pembelajaran berbasis proyek terdiri atas tiga tahap utama, yaitu : a. Tahap perencanaan Tahap perencanaan pembelajaran merupakan tahap yang sangat penting dalam setiap proses pembelajaran. Dalam pembelajaran dengan menggunakan berbasis proyek, tahap perencanaan ini sangat mempengaruhi proses pelaksanaan pembelajaran, tahap perencanaan ini harus dirancang secara sistematis sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan optimal. Maka langkah-langkah perencanaan dirancang sebagai berikut : 1) Merumuskan tujuan pembelajaran atau proyek Mengingat pembelajaran pratik berbasis proyek lebih bersifat kompleks, maka sertiap bagian proyek harus dirumuskan tujuan pembelajaran yang jelas.
Dari
setiap
pekerjaan
proyek
harus
dirumuskan
tujuan
pembelajarannya, baik tujuan umum maupun tujuan khusus. 2) Mengalisis karakteristik siswa Untuk mengelompokan siswa ke dalam kelompok, jenis pekerjaan yang ada dalam proyek, maka harus dilihat kemampuan dan keterampilan siswa. 3) Merumuskan strategi pembelajaran 4) Membuat lembar kerja (job sheet) 5) Merancang kebutuhan sumber belajar 6) Merancang alat evaluasi b. Tahap Pelaksanaan 1) Mempersiapkan sumber belajar yang diperlukan 2) Menjelaskan tugas proyek dan gambar kerja 3) Mengelompokkan siswa sesuai dengan tugas masing-masing
20
4) Mengerjakan proyek c. Tahap Evaluasi 1) Mempresentasikan hasil proyeknya 2) Adanya forum tanya jawab 3) Guru mengevaluasi secara lengkap 4) Kemajuan belajar siswa dapat diketahui jelas 5) Begitupun kelemahan dalam proses pembelajaranya sehingga perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secara tepat.23
5. Kelebihan model pembelajaran berbasis proyek Pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan metode pembelajaran lainnya, yang dapat memberikan keuntungan bagi siswa, guru, dan perkembangan kualitas sekolah. Menurut Moursund dalam buku Made Wena, keuntungan pembelajaran berbasis proyek antara lain sebagai berikut: a. Increased motivation. Pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terbukti dari beberap laporan penelitian tentang pembelajaran berbasis proyek yang menyatakan bahwa siswa sangat tekun, berusaha untuk menyelesaikan proyek, siswa merasa lebih bergairah dalam pembelajaran, dan keterlambatan dalam kehadiran sangat berkurang. b. Increased Problem-solving ability, beberapa sumber mendeskripsikan bahwa lingkungan belajar pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, membuat siswa lebih aktif, dan berhasil memecahkan problem-problem yang bersifat kompleks. c. Improved library research skill. Karena pembelajaran berbasis proyek mempersyaratkan siswa harus mampu secara cepat harus mampu memperoleh informasi melalui sumber-sumber informasi, maka keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan informasi akan meningkat. d. Increased collaboration. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan memperaktikan keterampilan 23
Wena, op. cit,. h. 108-117
21
komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dalam proyek. e. Increased resource-management skills. Pembelajaran berbasis proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan peraktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.24 Metode proyek adalah metode yang terbaik untuk mendidik murid-murid berfikir bebas dan lepas dari pengawasan dari guru. Siswa di sarankan untuk berfikir, tidak menghafal kaedah-kaedah, membahas dan bekerja, sehingga tercapai hasil yang memuaskan. 25 Sekolah pada hakikatnya berkewaiban mempersiapkan anak didiknya agar tidak canggung hidup di tengah-tengah masyarakat yang banyak sekali masalahmasalah yang akan ditemuinya. Oleh karenanya guru berkewajiban melatih anak didik untuk memberikan kemampuan tehnik menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat.26 Penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat diterapkan dan disesuaikan dengan kondisi yang ada pada kelas atau sekolah. Desain khusus untuk sekolah dapat diwujudkan jika keadaan memang ideal. Namun, jika sekolah belum bisa mewujudkan desain kelas atau sekolah yang sesuai dengan karakter pembelajaran berbasis proyek, maka guru atau staf sekolah yang lain dapat dimaksimalkan fasilitas yang ada ataupun menyesuaikan dengan kemampuan sekolah dan kemampuan murid. Peran guru sangat penting dalam pembelajaran berbasis proyek, walaupun keadaan terbatas, guru dapat memotivasi siswa dan berinovasi agar pembelajaran yang bermakna dapat terwujud.27
24
Ibid,. h. 147 Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta : PT.Hardika Agung, 1990), hal : 103 26 Zakiah Darajat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), cet 4, h. 310 27 Wena, Op, cit,. h. 147 25
22
6. Perbedaan
pembelajaran
berbasis
proyek
dengan
pembelajaran
konvensional Pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa perbedaan dengan pembelajaran konvensional, berikut ini adalah tabel yang menunjukan perbedaan tersebut.28
Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Pembelajaran Konvensional Aspek Pendidikan
Fokus Kurikulum
Lingkup dan Urutan
Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis
Konvensional
Proyek
Cakupan isi
Kedalaman pemahaman
Pengetahuan tentang fakta-
Penguasaan konsep-
fakta
konsep dan fakta-fakta
Belajar keterampilan
Pengembangan
“Building-block” dalam
keterampilan pemecahan
isolasi
masalah kompleks
Mengikuti urutan
Mengikuti minat siswa
kurikulum secara ketat Berjalan dari blok ke blok
Unit-unit besar tebentuk
atau unit ke unit
dari problem dan isu yang kompleks
Peranan Guru
Memusat, fokus berbasis
Meluas, fokus
disiplin
intersidipliner
Penceramah dan direktur
Penyedia sumbr belajar
pembelajaran
28
Peranan Guru
Ahli
Pembimbing/partner
Fokus Pengukuran
Produk
Proses dan produk
Ibid,. h. 149-151
23
Skor tes
Pencapaian yang nyata
Membandingkan dengan
Untuk kerja standard an
yang lain
kemajuan dari waktu ke waktu
Reproduksi informasi
Demonstrasi pemahaman
Bahan-bahan
Teks, ceramah dan
Langsung sumber-sumber
Pembelajaran
presentasi
asli: bahan-bahan terceak, interview, dokumen, dan lain-lain
Aspek Pendidikan
Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis
Konvensional
Proyek
Bahan-bahan
Kegiatan dan lembar
Data dan bahan
pembelajaran
latihan dikembangkan guru
dikembangkan siswa
Penggunaan
Penyokong, periferal
Utama, integral
teknologi
Dijalankan guru
Diarahkan siswa
Kegunaan untuk perluasan
Kegunaan untuk
presentasi guru
perluasan presentasi siswa atau penguatan kemampuan siswa
Kontek kelas
Siswa bekerja sendiri
Siswa bekerja kelompok
Siswa berkompetensi satu
Siswa kolaboratif satu
dengan lainnya siswa
dengan yang lainnya
menerima informasi dari
siswa mengkonstruksi,
guru
berkontribusi, dan melakukan sintesis informasi
Peranan siswa
Menjalankan perintah guru
Belajar yang diarahkan
24
oleh diri sendiri Pengingat dan pengulangan
Pengkaji, integrator, dan
fakta
penyaji ide
Siswa menerima dan
Siswa menentukan tugas
menyelesaikan tugas-tugas
mereka sendiri dan
laporan pendek
bekerja secara independen dalam waktu yang besar
Tujuan jangka
Pengethuan tentang fakta,
Pemahaman dan aplikasi
pendek
istilah dan isi
ide dan proses yang kompleks
Tujuan jangka
Luas pengetahuan, lulusan
Dalam pengetahuan,
panjang
yang memiliki pengetahuan
lulusan yang berwatak
yang berhasil pada tes
dan terampil
standar pencapaian belajar
mengembangkan diri, mandiri, dan belajar sepanjang hayat29.
Dalam table diatas, terlihat sangat jelas perbedaan antara pembelajaran berbasis proyek dengan pembelajaran berbasis konvensional yang lebih condong pada pembelajaran tradisional. Dilihat dari beberapa aspek terlihat perbedaan yang sangat mencolok. Dalam pembelajaran berbasis proyek lebih cendrung menekankan pada keaktifan dan kemandirian siswa, sedangkan pada
25
7.
Pedoman Pembimbing dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam membimbing siswa dalam pembelajaran berbasis proyek ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pijakan tindakan. Adapun pedoman pembimbingan tersebut antara lain sebagai berikut: a. Keautentikan Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa setratgi sebagai berikut : 1) Mendorong dan membimbing siswa untuk memahami kebermaknaan dari tugas yang dikerjakan. 2) Merancang tugas siswa sesuai dengan kemampuannya sehingga ia mampu menyelesaikannya tepat waktu. 3) Mendorong dan membimbing siswa agar mampu menghasilkan sesuatu dari tugas yang dikerjakannya. b. Ketaatan terhadap nilai akademik Hal ini bias dilakukan dengan beberapa setratgi berikut: 1) Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu menerapkan berbagai pengetahuan/disiplin ilmu dalam menyelesaikan tugas yang dikerjakan. 2) Merancang dan mengembangkan tugas-tugas yang dapat memberi tantangan pada siswa untuk dapat menggunakan berbagai metode dalam pemecahan masalah. 3) Mendorong dan membimbing siswa untuk mampu berfikir tingkat tinggi dalam menyelesaikan masalah. c. Belajar pada dunia nyata Hal ini bias dilakukan dengan beberapa stratgi berikut, 1) Mendorong dan membimbing siswa untuk mampu bekerja pada konteks permasalahan yang nyata yang ada dimasyarakat. 2) Mendorong dan mengarahkan agar siswa mampu bekerja dalam situasi organisasi yang menggunakan teknologi yang tinggi. 3) Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu mengelola kemampuan keterampilan pribadinya.
26
d. Aktif meneliti Hal ini bias dilakukan dengan beberapa setratgi berikut, 1) Mendorong dan mengarahkan siswa agar dapat menyelesaikan tugasnya sesuai jadwal yang telah dibuatnya. 2) Mendorong dan mengarahkan siswa untuk melakukan penelitian dengan berbagai macam metode, media, dan berbagai sumber. 3) Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu berkomunikasi dengan orang lain, baik melalui presentasi ataupun media lain. e. Hubungan dengan ahli Hal ini bias dilakukan dengan beberapa setratgi berikut, 1) Mendorong dan mengarahkan siswa untuk mampu belajar dari orang lain yang memiliki pengetahuan yang relevan. 2) Mendorong dan mengarahkan siswa bekerja/berdiskusi dengan orang lain dalam memecahkan masalah. 3) Mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajak/meminta pihak luar untuk terlibat dalam menilai kerjanya. f. Penilaian Hal ini bias dilakukan dengan beberapa setratgi berikut, 1) Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu melakukan evaluasi diri terhadap kinerjanya dalam mengerjakan tugasnya. 2) Mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajak pihak luar untuk terlibat mengembangka standar kerja yang terkait dengan tugasnya. 3) Mendorong dan mengarahkan siswa untuk menilai unjuk kerjanya. 30 C. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan perserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
30
Wena, op. cit,. h. 157-159
27
mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Menurut Zakiyah Darajat pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senanatiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup31 Meunurut Muhaiminin, bahwa “pendidikan agama Islam adalah upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang”.32 Zakia Daradjat dalam bukunya Abdul majid dan Dian Andiyani “Pendidikan Agama islam Berbasis Kompetesis” memaknai pengertian Pendidikan Agama Islam sebagai berikut: 1) Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa bimbingan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life) 2) Pendidikan Agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasar agama Islam. 3) Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaranajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akherat kelak. 33 Prof. Dr. Athiyah Al-Abrasyi dalam bukunya “Dasar-dasar pokok pendidikan Islam” menegaskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadilah (keutamaan), 31
Abdul Majid dan Dian Andiyani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 130 32 Muhaiminin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2009), h. 7 33 Majid, op. cit,. h. 135
28
membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur 34 Dengan demikian yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam adalah tingkat baik buruknya suatu upaya belajar siswa tentang ajaran agama Islam sebagaimana tersusun secara sistematis dalam ilmu-ilmu keislaman yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. 2. Kompetensi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Umum (SMU). 1) Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan agama yang dianutnya 2) Menggunakan
bahasa
untuk
memahami,
mengembangkan,
dan
mengkomunikasikan gagasan dan informasi. 3) Memilih, memadukan dan menerapkan kosmep-konsep, pola, tehniktehnik, struktur, dan hubungan. 4) Memilih, mencari, menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan dari berbagai sumber. 5) Memahami, menghargai lingkunagn fisik, makhluk hidup, dan teknologi. 6) Berpartisipasi, berinteraksi, dan berkontribusi aktif dalam masyarakat. 7) Brekreasi dan menghargai karya artistik, budaya dan intelektual serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat beradab. 8) Berpikir logis dan logis 9) Menunjukan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri, dan bekerja sama dengan orang lain. 35 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam di SMU bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, 34 35
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1995), hal. 155 Majid, op. cit,. h. 153-154
29
penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketekunannya kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 36 4. Ruang lingkup mata pelajaran PAI Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara lain : 1) Hubungan manusia dengan Allah 2) Hubungan manusia dengan sesama manusia 3) Hubungan
manusia
dengan
makhluk
lain
(selain
manusia)
dan
lingkungan.37 Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas berfokus pada lima aspek yaitu: 1) Al-Qur'an 2) Aqidah 3) Syari'ah 4) Akhlak 5) Tarikh Dan dalam penelitian ini model pembelajaran berbasis proyek diaplikasikan pada mata pelajaran PAI pokok bahasan penyelenggaraan jenazah yang mana termasuk dalam ruang lingkup pelajaran pendidikan agama Islam pada aspek Syari'ah.
36 37
Ibid,. h. 135 Darajat, op. cit,. h. 136
30
D. Menerepakn Metode Proyek Guna meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Materi Tatacara Pengurusan Jenazah 1. Alur Proses Metode Proyek dalam Pembelajan di kelas XI AP a. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok sesuai dengan jumlah peserta yang diperlukan untuk memperagakan. Diperlukan 5-6 orang siswa. b. Setiap kelompok akan diberikan pertanyaan dari guru c. Siswa merancang rpoyek secara kelompk d. Kemudian dipragakan atau di presentasikan hasilnya. 2. Pokok Bahasan Pengurusan Jenazah Perawatan
jenazah
muslim
/muslimat
yaitu
dimulai
dari
cara
memandikan, mengkafani, menshalatkan, sampai menguburkan. Dalam pelaksanaan perawatan jenazah ini ada tata cara atau kaifiyah yang harus diperhatikan oleh kaum muslim. a. Memandikan jenazah Tahap pertama yang harus dilakukan seorang muslim terhadap jenazah yaitu memandikan jenazah. Memandikan jenazah harus sesuai dengan yang dicontohkan Rasullullah saw. Secara umum, jenazah yang wajib dimandikan yaitu : 1) Jenazah itu orang Islam. Artinya, bila jenazah bukan muslim maka dia diserahkan kepada tata cara yang ditentukan oleh agama si jenazah itu sendiri. 2) Didapati tubuhnya walaupun sedikit. Syarat ini menerangkan bahwa memandikan jenazah tidak berarti harus jenazah yang utuh. Kendati jenazah tersebut hanya tersisa sebagian dari tubuhnya, misalnya karena kecelakaan, maka jenazah tersebut masih memiliki hak untuk dimandikan secara rapih. 3) Status jenazah bukan mati syahid. Ketentuan mati syahid atau tidaknya seseorang, dapat dilakukan dengan merujuk pendapat ulama yang berwenang. Selain syarat umum tersebut, ada syarat khusus dalam
31
pelaksanaan memandikan jenazah. Jika jenazah itu laki– laki maka yang memandikannya adalah laki–laki atau boleh istrinya atau mahramnya. Sebaliknya jika jenazah itu perempuan dimandikan oleh perempuan atau suaminya atau mahramnya. Seorang laki-laki tidak boleh memandikan jenazah perempuan yang bukan istri atau muhrimnya. Begitu pula sebaliknya, seorang perempuan tidak boleh memandikan jenazah lakilaki yang bukan suaminya atau bukan muhrimnya. Terkecuali bila jenazah yang dimaksud itu adalah jenazah bati atau kanakkanak, maka yang memandikannya boleh berlawanan jenis kelamin dengan jenazah. Hanya saja, perlu diingat bahwa yang paling berhak memandikan jenazah adalah keluarga terdekatnya teapi itu juga kalau keluarga dekatnya berhalangan, maka haknya boleh berpindah kepada orang yang bersifat amanah. Tata Cara Memandikan Jenazah, antara lain : 1) Jenazah dibaringkan di tempat yang tinggi seperti ranjang. 2) Jenazah dimandikan di tempat yang tertutup. 3) Jenazah hendaknya dipakiakan kain basahan untuk menutupi aurat saat dimandikan 4) Jenazah dibersihkan dari najis. 5) Seluruh tubuhnya dibersihkan dari najis dimulai dari gigi, mulut dengan air sabun lalu tubuhnya dari rambut sampai telapak kaki dimandikan sampai bersih. 6) Setelah dimandikan, jenazah dirapikan rambutnya dan diwudukan seperti wudhu biasa. Tubuhnya dikeringkan dengan handuk. b. Mengkafani jenazah Mengkafani jenazah maksudnya yaitu membungkus jenazah dengan kain kafan. Kewajiban mengkafani jenazah status hukumnya yaitu fardu kifayah bagi orang Islam yang masih hidup. Anggota keluarga yang ditinggalkan memiliki kewajiban untuk menyediakan
32
kain kafan bagi jenazah. Bila keadaan ekonomi keluarga yang berkabung tidak sanggup menyediakan kain kafan, persediaan kain kafan disediakan oleh baitul mal. Sementara bila baitul mal tidak ada, maka orang Islam yang mampu berkewajiban untuk menyediakan kain kafan. Kain kafan hendaknya kain yang bersih, berwarna purtih, sederhana, yakni tidak mahal. Ketentuan dalam mengkafani jenazah : 1) Jenazah laki-laki dibungkus oleh tiga helai kain kafan yang menutupi tubuhnya sedangkan bagi jenazah perempuan dilapisi lima lembar kain kafan yaitu kain basahan (kain mandi), baju, tutup kepala, kerudung dan kain kafan yang menutupi tubuhnya. 2) Cara memakaikan kain kafan : a) Hamparkan selembar tikar dan bentangkan 4 utas tali diatasnya yang letaknya dari tempat kepala sampai mata kaki jenazah. b) Setiap helaian kain kafan diberikan harum-haruman. c) Jenazah hendaknya diolesi kapur barus wangi dan diletakan diatas kain kafan.
d) Kedua tangan diletakan diatas dada dengan letak tangan kanak diatas tangan kiri.
e) Seluruh tubuh jenazah dibalut dengan kain kafan dan empat utas f) tali untuk bagian kepala, lengan,lutut dan mata kakinya. c. Menyalatkan jenazah Setelah dimandikan dan dikafani, jenazah hendaknya disalatkan dan hukumnya fardu kifayah bagi orang muslim yang masih hidup. Keluarga dekat jenazah anak yang saleh/salehah boleh ikut menyalatkan orang tuanya yang sudah meninnggal. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam syarat sahnya salat jenazah : 1) Suci dari hadas besar dan kecil, suci badan, pakaian jauh dari najis, menutup aurat dan menghadap kiblat
33
2) Shalat dilakukan setelah jenazah dimandikan dan dikafani 3) Letak jenazah disebelah orang yang menyalatkan. Adapun rukun shalat jenazah 1) Salat jenazah dilakukan dengan niat yang ikhlas karena Allah Ta’ala. 2) Takbir empat kali. 3) Membaca surah Al-F±tihah sesudah takbir pertama 4) Membaca salawat Nabi Muhammad saw setelah takbir kedua 5) Membaca doa setelah takbir ketiga. 6) Berdoa setelah takbir keempat. 7) Berdiri jika kuasa. 8) Mengucapkan salam. Adapun sunah-sunah shalat jenazah: 1) Mengangkat tangan Ketika mengucapkan empat kali takbir . 2) Israr yaitu merendahkan suara bacaan salat. 3) Membaca taawwuz. Beberapa hal tentang salat jenazah 1) Salat jenazah boleh dikerjakan secara munfarid tetapi sebaiknya dilakukan secara berjamaah. 2) Wanita muslimah boleh dan sah mensalatkan jenazah. 3) Jenazah diletakan didepan orang yang menyalatkan dengan posisi kepala jenazah di utara, badan dan kaki lurus kearah selatan.
4) Bila jenazah laki–laki maka imam hendaknya berdiri menghadap dan sejajar dengan jenazah.
5) Jika jenazah banyak baik laki-laki maupun perempuan hendakanya dishalatkan sekaligus.
6) Salat jenazah gaib apabila jenazahnya tidak ada ditempat shalat 7) Menyalatkan jenazah diatas kuburnya dan hukumnya boleh.
34
d. Menguburkan jenazah Jenazah dikuburkan setelah dimandikan, dikafani dan disalatkan. Hukumnya fardu kifayah bagi orang muslim yang masih hidup dan menguburkan jenazah harus segera dilaksanakan. Tempat penguburan adalah tempat penguburan khusus kaum muslimin, terpisah dari kuburan bukan muslim, dan karena diutamakan pelaksanaan penyelesaian Jenazah sesegera mungkin, maka cukup dikubur di tempat yang tersedia dan yang terdekat, dengan pengertian tidak selalu di tempat kuburan keluarga. Persiapan Penguburan 1) Pembuatan liang lahat sekurang-kurangnya jangan sampai bau busuk mayit dapat keluar, dan sampai dapat dibongkar oleh binatang. 2) Pilih tempat yang cukup kuat tanahnya, dari penggalian binatang buas, cukup jauh dari arus air,tidak mudah longsor dan hanyut tergusur aliran air. 3) Penutup lubang lahat harus cukup kuat dan rapat, supaya tidak mudah longsor ke bawah. 4) Keranda Janazah hendaknya tertutup rapat dan sesederhana mungkin. Tata cara Penguburan : 1) Letakkan usungan keranda Janazah di sebelah liang kubur yang longggar. 2) Dibuka tutup keranda dan selubung jenazah. 3) Dua/tiga orang lelaki, dari keluarga jenazah terdekat dan diutamakan yang tidak junub pada malam hari, sebelumnya masuk dalam liang kubur dengan berdiri, menyiapkan diri menerima jenazah. 4) Masukkan
jenazah
dari
arah
dimasukkan (dari arah selatan).
kaki,
didahulukan
kepalanya
35
5) Letakkan jenazah secara membujur, arah kepala di sebelah barat, dan badan jasadnya dihadapkan miring/serong, mukanya menghadap kiblat. 6) Lepaskan semua ikatan tali, serta dilonggarkan kain kafannya (pipi pelipis tidak harus meneyentuh tanah). 7) Letakkkan gumpalan tanah sebagai penyangga di bagian belakang badan, kepala, pinggang, perut, kaki, agar jasad tidak terlentang. 8) Tutuplah rongga dengan rapat dengan kayu atau batu untuk kemudian ditimbuni tanah yang cukup padat dan rapat. 9) Buatlah gundukan tanah asal tidak melebihi sejengkal tangan tingginya. 10) Para pelayat diutamakan turut serta menimbuni tanah dengan tiga kali taburan tanah. Setelah sub-sub kelompok siswa mendiskusikan materi untuk diperagakan, masing-masing kelompok juga menentukan bagaimana mereka akan memperagakan keterampilan itu kepada kelompok. Beri mereka 5-10 menit untuk mempraktikkannya. Tiap sub kelompok akan
mendapatkan giliran
melakukan
pemeragaan bagi siswa yang lain. Memberi kesempatan adanya pemberian
masukan setelah
masing-masing
pemeragaan
selesai
dilakukan. 38
E. Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan yaitu penelitian yang dilakukakan oleh Elly Ika Susanti (2008) Pengaruh Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (project based learning) terhadap Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN I Karang Binangun Lamongan, 38
Firmanasari, Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI, (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional, 2011), h. 148-161
36
menyimpulkan bahwa bahwa penerapan pembelajaran berbasis proyek siswa kelas X1 telah digunakan di SMA Negeri 1 Karangbinangun Lamongan sesuai dengan konsep. Adapun yang membedakan penelitian yang di lakukan oleh Elly Ika Susanti adalah melihat dari sisi pengaruhnya metode dengan kulitas materi PAI. Sedangkan penlitian saya melihat dari sisi peningkatan keaktifan siswa. Noer Azizah (2008) dalam penelitian pengaruh Metode Proyek Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X pada Konsep Pencemaran Lingkungan, menyimpulkan bahwa dengan terdapat pengaruh positif antara pembelajaran proyek terhadap penguasaan konsep siswa. Adapun pembeda penelitian yang dilakukan oleh Noer Azizah adalah ruang lingkup pembelajarannya. Warsito (2008) dalam penelitian Pembelajaran Sains Berbasis Proyek Sebagai Usaha Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Academic Skill Siswa Kelas VII C SMP Muhammadiyyah 3 Depok, menyimpulkan bahwa dengan menggunakan Metode proyek dapat meningkatkan aktivitas siswa dan skill siswa. Adapun pembeda penelitian yang dilakukan oleh Warsito adalah metode proyek diringi dengan eksperimen.
H. Hipotesis Tindakan Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi pelajaran tata cara pengurusan jenazah, sedangkan bidang kajiannya adalah tentang metode proyek. Tata cara pengurusan jenazah merupakan materi dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam yang memerlukan adanya pemahaman mendalam dan terperinci. Karena prosesi pengurusan jenazah dalam Islam memiliki makna yang sangat besar. Selain bisa mengingatkan orang akan kematian juga mempunyai keutamaan dan bisa mendatangkan pahala. Kurangnya pemahaman terhadap materi ini menjadikan peserta didik akan mengalami kesulitan, terlebih ketika dalam dunia nyata mereka dihadapkan dengan persoalan-persoalan yang menuntut mereka untuk melakukan tata cara pengurusan jenazah. Untuk mempelajari tata cara pengurusan jenazah perlu
37
adanya penyajian yang menarik yang dikemas dalam metode proyek agar dalam praktiknya peserta didik dapat mengaplikasikan berdasarkan pemahaman yang mereka dapat di sekolah. Pelaksanaan dalam tindakan kelas berupa pengajaran di kelas secara sistematis dengan tindakan pengelolaan kelas melalui metode pembelajaran yang tepat dengan penerapan kondisional yang mengacu pada perencanaan tindakan yang telah tersusun sebelumnya. Dalam proses pembelajaran seorang pendidik selain menguasai bahan yang akan diajarkan juga dituntut untuk menguasai berbagai strategi dan metode pembelajaran. Metode tersebut dapat disesuaikan sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Begitupun pada materi fiqih mengenai tata cara pengurusan jenazah, siswa dituntut memahami materi pembelajaran bukan dengan mendengarkan informasi dari guru saja tetapi siswa juga dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Untuk memecahkan permasalahan tersebut penulis mencoba menerapkan metode pembelajaran, metode yang digunakan adalah Metode proyek. Karena berdasarkan penelitian sebelumnya dengan metode proyek siswa akan lebih aktif dalam proses belajar mengajar serta meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI melalui Metode Proyek, peneliti mengamati reaksi setiap siswa dalam setiap tindakan pengajaran yang dilakukan di depan kelas. Penelitian tindakan tidak hanya dilakukan sekali, karena perlu adanya pembaharuan dalam pemikiran dan perlu mendapat perhatian sehingga siklus dalam penelitian tersebut harus terus berulang sampai permasalahan tersebut teratasi.
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap, bulan April, tahun ajaran 2013/2014. Sedangkan penelitian ini dilaksanakan di SMK ISLAM RUHAMA yang beralamat di Jl. Tarumanegara No. 67 Cireundeu – Ciputat, Telepon 021 – 711724 Kode Pos 15419. 2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas XI-AP pada semester genap tahun ajaran 2013/2014, dimulai dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Mei 2014.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No 1.
Kegiatan
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
√
Penyerahan proposal ke jurusan
2.
Seminar proposal
3.
Pengumuman
√ √
dosen pembimbing & bimbingan awal 4.
Pengajuan
√
surat
izin penelitian ke sekolah 5.
Persiapan
√
dan
perencanaan 38
Apr
Mei
Jun
Jul
39
6.
Observasi
√
(studi
lapangan) 7.
√
Pelaksanaan
√
pembelajaran 8.
Analisis
data
√
&
Penyusunan skripsi
B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan yang difokuskan pada situasi kelas, atau lazim dikenal dengan Classroom Action Research, yaitu proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.39 Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas
adalah untuk
memperbaiki dan
menigkatkan
profesionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran. Metode ini dipilih didasarkan atas pertimbangan bahwa: 1. Analisis masalah dan tujuan penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut berdasarkan prinsip “daur ulang”. 2. Menuntut kajian dan tindakan secara reflektif, kolaboratif, dan partisipatif berdasarkan situasi alamiah yang terjadi dalam pembelajaran. Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan dua siklus. Dalam hal ini, yang dimaksud siklus adalah satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula, dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: 1. Perencanaan (Planning) 2. Pelaksanaan tindakan (Acting) 39
Wina sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 26
√
40
3. Pengamatan (Observing) 4. Refleksi (Reflecting) Untuk pelaksanaan sesungguhnya jumlah siklus sangat tergantung pada permasalahan yang perlu dipecahkan. 1. Desain Interensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian Gambaran tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian a. Perencanaan 1) Merencanakan tinadakan 2) Menetapkan criteria yakni terciptanya kelompok belajar yang aktif, dan hasil belajar yang meningkat. b. Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian melalui proses pembelajaran yang terbagi menjadi beberapa siklus penelitian disesuaikan dengan besarnya masalah yang harus dipecahkan. 1) Siklus pertama Pelaksanaa pembelajaran menggunakan model pembelajaran proyek pada sub konsep tatacara pengurusan jenazah. Observasi dalam siklus ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung. Hasil pengamatan dijadikan refleksi untuk rencana tindakan siklus kedua. 2) Siklus kedua Proses pembelajaran tetap menggunakan metode proyek pada sub tatacara pengurusan jenazah. Hasil refleksi pada siklus I dijadikan bahan observasi kembali. Hasil pengamatan dianalisis sebagai bahan refleksi untuk rencana tindakan dalam melaksanakan penelitian tindakan kembali. 40
40
Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tinadakan Kelas, ( Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010), H. 72.
41
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada desain yang dikemukakan oleh Wina sanjaya, sebagai berikut:
Bagan 3.1 Alur Pelaksanaan PTK
permasalahan
Perencanaan tindakan I
Pelaksanaan tindakan I
Refleksi I
Pengamatan/ Pengumpulan data
Perencanaan tindakan II
Pelaksanaan tindakan II
Siklus I
Permasalahan baru hasil refleksi
Siklus II Refleksi II
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Pengamatan/ Pengumpulan data II
42
c. Observasi Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi pengamatan : 1) Sikap siswa dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan metode proyek 2) Hasil keaktifan siswa dengan menggunakan metode proyek. Evaluasi dilaksanakan setelah proses pembelajaran berlangsung. Dengan memberikan koesioner kepada siswa dan post test untuk mengukur pemahaman siswa. d. Refleksi Data yang terkumpul pada siklus pertama dianalisis dan didiskusikan bersama guru yang bersangkutan, tentang kelebihan dan kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran kemudian dideskripsikan sebagai bahan penyusunan perencanaan tindakan pada pembelajaran siklus yang kedua. Data yang terkumpulkan pada siklus kedua dianalisis dan direfleksikan kembali, dilihat apakah hasil yang didapa tsudah sesuai yang diinginkan peneliti. Dari hasil analisis dilihat seberapa besar peningkatannya. Langkah pembelajaran yang masih kurang direkomendasikan untuk diperbaiki jika ada penelitian selanjutnya. Pelaksanaan pembelajaran peneliti menggunakan metode proyek yaitu cara mengajar dengan jalan memberikan kegiatan belajar kepada siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih, merancang dan memimpin pikiran serta pekerjaannya. Anak-anak dilatih agar berencana di dalam tugas-tugasnya. Pembelajaran metode proyek akan dibagi beberapa kelompok, yaitu satu kelompok terdiri dari 5 orang siswa untuk berdiskusi dan memecahkan suatu permasalahan pada sub konsep tatacara mengurus jenazah. Observasi dalam siklus ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secra langsung.
43
Adapun
pelaksanaan
tindakan
sesuai
dengan
langkah-langkah
pembelajaran yang terdapat pada metode proyek adalah : 1) Persiapan dalam pembelajaran proyek tahap I pembenyukan kelompok belajar 2) Pada pembelajaran proyek siswa dibagi menjadi 4 kelompok dalam sekelas. 3) Siswa akan diberikan permasalahan-permaslahan yang bersangkutan tentang tatacara mengurus jenazah.
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI-AP SMK Islam Ruhama. Observer yang terlibat dalam kegiatan penelitian ini yaitu guru bidang studi Pendidikan Agama Islam kelas XI-AP sebagai pengamat jalannya penelitian sekaligus berperan sebagai kolaborator. Pada saat pelaksanaan tindakan, guru PAI membantu peneliti mengamati aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Selain itu, guru PAI juga melakukan observasi dan penilaian terhadap peneliti pada saat melakukan tindakan dan untuk mendapatkan informasi dalam rangka perbaikan pada pelaksanaan tindakan selanjutnya.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran dan posisi peneliti disini dalah sebagai pengajar dan berkolaborasi dengan satu guru kelas XI-AP yang mengajar pendidikan Agama Islam sebagai observaser.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Tahap penelitian ini diawali dengan dilakukannya prapenelitian atau penelitian pendahuluan dan dilanjutkan dengan tindakan yang berupa siklus,
44
terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada tindakan I, penelitian akan dilanjutkan dengan tindakan II, jika data yang diperoleh memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan kembali pada tindakan III dan seterusnya. Bagan kegiatan ini sebagai berikut:
Bagan 3.2 Tahapan Tindakan Kegiatan pendahuluan 1. 2. 3. 4.
Observasi proses pembelajaran di kelas Observasi tingkat aktivitas belajar siswa Wawancara dengan guru bidang studi PAI Wawancara dengan siswa Siklus I
b. c. d. e.
1. Tahap Perencanaan Membuat RPP dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasisi proyek Membuat pedoman observasi Membuat pedoman wawancara Membuat soal tes siklus I untuk siswa
2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Fiqih dengan menerapkan Strategi pembelajaran berbasisi proyek
45
3. Tahap Observasi a. Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran dengan menggunakan metode Group Resume. b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dengan aktivitas siwa.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil penelitian yang diharapkan sesuai dengan indikator keberhasilan, bahwa hasil pengamatan melalui lembar observasi aktivitas belajar mata pelajaran PAI siswa menunjukkan peningkatan aktivitas belajar PAI siswa. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil persentase seluruh indikator aktivitas mencapai rata-rata 75 %, di antaranya aktivitas visual, aktivitas oral, aktivitas menulis, aktivitas mental, dan aktivitas emosional. Adapun skor belajar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM adalah 75) pada pelajaran PAI sekolah tersebut.
G. Data dan Sumber Data Data pada penelitian ini adalah hasil observasi yang berupa proses pembelajaran, tes formatif di setiap akhir pembelajaran, catatan lapangan, hasil wawancra terhadap guru dan siswa, dan hasil dokumentasi ( berupa foto kegiatan pembelajaran). Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah peneliti, siswa dan observer (guru mata pelajaran PAI).
H. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian terdiri atas dua jenis yaitu:
46
1. Instrumen tes Untuk tes digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Instrimen tes di berikan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan berfungsi sebagai data tambahan. 2. Instrument non tes Dalam instrument tes ini digunakan instrument sebagai berikut : a. Lembar observasi Observasi adalah pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah. 41 Pengamatan terhadap interaksi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran terlaksana dengan baik, bagaimana interaksi yang terjadi di kelas, bagaimana tingkat keaktifan siswa dalam melakukan pengerjaan proyek,bertanya,
dan
mengemukakan
pendapat
siswa
selama
pembelajaran berlangsung, serta untuk mengetahuikekuranagan dalam proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan oleh guru mata pelajaran PAI tersebut sebagai observer. Lembar observasi ini juga digunakan untuk menganalisa dan merefleksikan setiap siklus untuk memperbaiki pembelajaran di setiap siklus berikutnya. b. Lembar wawancara Wawancara merupakan tanya jawab dengan orang-orang yang relevan untuk dijadikan sebagai sumber data.42 Peneliti mewawancarai guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung kondisi awal siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan maslah-masalah yang dihadapi di kelas. 41
Iin Rahayu S. Psi dan Tristiadi Ardi M.Si, Observasi dan Wawancara, (Malang : Bayu Media, 2004), h. 1 42 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan , (Bandung : Alfabeta, 2010), cet. II, hal. 330
47
c. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan sebagai penunjang adanya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode proyek d. Catatan lapangan Catatan lapangan diperlukan untuk mencatat kejiadian-kejadian penting selama proses pembelajaran selama tindakan.
I.
Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan catatn lapangan, mewawancarai guru dan siswa, tes formatif, dan melakukan observasi ketika proses belajar sedang berlangsung. Hasil pengamatan didiskusikan oleh peneliti bersama guru observer pada saat menganalisi data untuk membuat tindakan pada siklus berikutnya Untuk pengumpulan data yang valid yaitu yang objektif dalam penelitian ini digunakan tehnik triangulasi diartikan sebagai tehnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tehnik pengumpulan data dan sumber data yang ada. Maksudnya, peneliti yang mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaittu mengecek kreadibilitas data dengan berbagai tehnik pengumpulan data dan berbagai sumber data.43 Tujuan dari triangulasi adalah bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan. Untuk memperoleh informasi tentang keaktifan siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa, dan memeriksa catatan siswa.
J.
Tehnik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang objektif dalam penelitian ini digunakan tehnik triangulasi. Tehnik triangulasi diartikan sebagai tehnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tehnik 43
Ibid , h. 335.
48
pengumpulan data dan sumber data yang ada. Maksudnya peneliti yang mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai tehnik pengumpulan data dan berbagai sumber data.44 Tujuan dari triangulasi adalah bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan. Untuk memperoleh informasi tentang keaktifan siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa, dan memeriksa catatan siswa.
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, hasil observasi dan catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit, unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilah mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri dan orang lain. 45 Aktifitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Reduksi data merupakan proses berfikir tajam, dalam melakukan reduksi data dapat berdiskusi pada teman atau orang lain yang dipandang ahli, dalam hal ini peneliti berdiskusi dengan observer. Tujuan dari berdiskusi adalah wawasan. peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuandan pengembangan teori yang signifikan. 46
44
Ibid., h. 330 Ibid., h. 338 46 Ibid., h. 341
45
49
Langkah selanjutnya adalah penyajian data dalam bentuk tabel atau grafik, maka data terorganisasi dengan baik, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah difahami. 47 Langkah berikutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan bersifat sementara, karena jika tidak ditemukan bukti-bukti yang valid untuk menguatkan kesimpulan, maka penarikan kesimpulan bisa berubah atau tidak kredibel. Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Dalam hal ini peneliti melakukan analisis data pada instrument wawancara, catatan lapangan, dokumentasi dan lembar observasi. Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru selama proses pembelajaran. Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi siswa dan guru. Tahap analisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber, kemudian mengadakan refleksi data, menyusunnya dalam satuan-satuan, dan mengkategorikannya. Data yang diperoleh berupa kalimatkalimat dan peningkatan keaktifan siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna dan alamiah. Kriteria keberhasilan peningkatan keaktifan siswa baik dalam mendemonstrasikan, bertanya dan mengemukakan pendapat adalah terjadinya peningkatan keaktifan siswa yang terlihat dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dan menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran sesuai rencana dan siswa memperlihatkan keaktifan belajar yang tinggi dalam belajar pendidikan agama islam dan skor respon siswa terhadap metode proyek menunjukkan adanya peningkatan.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan hasil belajar
47
Ibid,. H. 345
50
siswa dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan belum tercapai maka penelitian dilanjutkan dengan siklus II.
51
BAB IV DESKRIPSI, ANALISA DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Profil Smk Islam Ruhama Tanggerang Selatan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMK Islam RUHAMA pada kelas XI semester genap tahun pelajaran 2013/2014 dengan materi tata cara pengurusan jenazah. SMK Islam RUHAMA adalah suatu sekolah swasta yang didirikan oleh Ibu Prof. Dr. Zakiah Darajat, Guru besar Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan dalam membentuk anak bangsa yang berkualitas dan berakhlakul karimah dengan biaya yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Yang beralamatkan di Jl. Tarumanegara No. 67 RT. 005/09 Cireundeu, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan , Telepon 021 – 7411724, Kode Pos 15419. SMK Islam Ruhama didirikan oleh Ibu Prof. Dr. Zakiah Darajat, Guru besar Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan dalam membentuk anak bangsa yang berkualitas dan berakhlakul karimah dengan biaya yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Yayasan Prof. Dr. Zakiah Darajat berdiri sejak tahun 1998 yang terdiri dari 4 Taman Kanak-Kanak (TK), lembaga Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan SMK Islam Ruhama, yang menempati lahan seluas 1660 m . SMK Islam Ruhama terdiri dari bangunan gedung 2 berlantai yang terdiri 6 kelas. SMK Islam Ruhama terdiri dari 6 kelas dengan jumlah siswa 112 siswa, yang diasuh oleh 21 guru. Sebagai objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI AP yang berjumlah 17 orang.
51
52
B. Deskripsi Data 1. Kondisi Awal Untuk melengkapi data penelitian, peneliti melakukan observasi kegiatan KBM di SMK Islam Ruhama dan konfirmasi kepada guru mata pelajaran pada tanggal 19 maret, akan tetapi sesuai prosedur sekolah untuk semua kelas XI melaksanakan PKL selama sebulan. Maka peneliti kembali lagi ke sekolah pada tanggal 21 April. Pada akhirnya pengumpulan data sebelum melakukan tindakan kelas yaitu wawancara guru dan pengamatan pada siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22 April sampai dengan 30 April 2014. Tujuan penelitian pendahuluan ini untuk menentukan fokus penelitian. Pada hari Senin, tanggal 22 April 2014 peneliti mengamati proeses belajar mengajar di kelas XI AP. Kemudian pada tanggal 25 April 2014 peneliti melakukan wawancara dengan guru bidang studi Pendidikan
agama
Islam dan
siswa
serta
melakukan
pengamatan
pembelajaran di kelas. Pengamatan peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan 10 siswa kelas IX-AP bahwa pada saat pembelajaran mereka merasa bosan sehingga suasana belajar Pendidikan Agama Islam tidak teratur. Pengamatan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung terdapat sebagian siswa ada yang tidak tampak ikut berpartisipasi dalam pembelajaran. Mereka kurang aktif dan cenderung pasif, kurang ada respon timbal balik antara guru dan siswa dan ada beberapa siswa yang asik mengobrol, karena suasana belajar yang membosankan serta guru menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran berlangsung. Sebelum melakukan tindakan, peneliti
bersama
guru
mata
pelajaran
Pendidikan
Agama
Islam
mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa. Masalah yang perlu segera diatasi dalam penelitian tindakan ini adalah kurang aktif dan kurangnya cara mengajar guru yang berkreasi dalam pembelajaran. Indikator
53
yang digunakan peneliti untuk meningkatkan keaktifan belajar dengan menggunakan metode proyek dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan hasil observasi awal dan hasil wawancara dengan guru dan siswa, maka dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode proyek dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
C. Analisis Data 1. Hasil Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus ke I a. Tahap Perencanaan Perencanaan yang telah dibuat oleh peneliti, dikonsultasikan dengan guru observer. Berdasarkan hasil diskusi antara guru observer dan peneliti, disepakati bahwa untuk siklus I, II, dan III materi yang akan dipelajari adalah tentang tata cara pengurusan jenazah. Siklus I dilaksanakan selama satu kali pertemuan yaitu hari Jumat, 2 Mei 2014. Pada tahap perencanaan ini peneliti menjelaskan pada observer cara penilaian pada lembar observasi keaktifan siswa dan hal-hal yang harus diperhatikan selama proses pembelajaran. Hal-hal lain yang dilakukan pada tahap perencanaan ini antara lain sebagai berikut: 1) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Menyiapkan buku paket Pendidikan Agama Islam dan Lembar Kerja Siswa. 3) Menyiapkan daftar kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. 4) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi, test siklus I untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan lembar wawancara. 5) Menyiapkan peralatan untuk proses pelaksaan metode proyek.
54
6) Menyiapkan peralatan-peralatan untuk pelaksanaan metode proyek kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung seperti kamera, handphone dan lain-lain. Target yang ingin dicapai pada siklus I ini yaitu siswa mengalami keaktifan
berdasarkan
indikator
yang
ingin
dicapai
untuk
meningkatkan keaktifan belajar dengan menerapkan metode proyek. b. Tahapan Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan kelas siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan pada hari hari jumat 02 Mei 2014, hari selasa 06 Mei 2014 dan hari jumat 09 Mei 2014. Pada tanggal 02 Mei 2014 dihadiri oleh 17 Siswa dari 17 siswa, di laksanakan pada pukul 09.20-11.00 WIB. Adapun pada 6 Mei 2014 dihadiri 17 siswa dari 17 dan KBM di laksanakan pada pukul 10.3011.30 WIB. Sedangkan pada tanggal 09 Mei 2014 dihadiri 17 siswa, di laksanakan pada pukul 09.20-11.00 WIB Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Peneliti dibantu oleh seorang observer yang juga merupakan guru mata pelajaran PAI di sekolah tempat penelitian. Selama kegiatan pembelajaran, peneliti dan observer ikut serta mendampingi siswi dalam membantu peneliti mengamati keaktifan siswa dengan menggunakan lembar observasi. Pada tanggal 02 Mei 2014, pembelajaran di kelas dimulai dengan salam pembuka, guru menanyakan kesiapan siswa dan mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen satu persatu sebelum pembelajaran dimulai, kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode yang akan digunakan selama proses pembelajran. Kemudian guru memberikan motivasi siswa agar lebih aktif pada saat pembelajaran. Setelah itu melakukan ice breaking yang disesuaikan dengan materi. Guru menunjuk satu siswa untuk ke depan, lalu menitipkan pulpen pada siswa, dan siswa boleh menggunakan pulpen tersebut selama ibu titipkan,
55
ketika siswa akan akan menggunakan ulpen tersebut guru meminta mengembalikan memakainya.
pulpenya, Menjelaskan
siswapun dari
mengeluh
peragaan
drama
belum
sempat
kecil
tersebut,
mengaitkan dan memberikan makna bahwa penitipan pulpen tersebut ibaratkan ruh yang dititipkan oleh Allah swt kepada makhluknya. Kapanpun Allah bisa mengambil kembali ruh yang terdapat dalam tubuh baik tidak ada manusia yang mengetahui kapan ajalnya akan tiba semua itu merupakan kuasa Allah. Melakukan ice breaking dimaksudkan untuk lebih memfokuskan perhatian siswa dan memberikan motivasi sebelum dimulainya pelajaran. Selanjutnya guru membentuk kelompok dalam kelas menjadi 4 kelompok. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Untuk mengukur tingkat pemahaman siswa tentang materi tatacara pengurusan jenazah. Kemudian guru mempresentasikan materi tentang pengertian ziarah dan takziyah serta adab-adab bertakziyah dan berziarah. Setelah selesai mempresentasikan materi selama kurang lebih 15 menit, maka semua siswa diajak ke perpustakaan yang keberadaannya depan kelas, untuk mencari dalil tentang perintah ziarah dan takziyah. Selama siswa mencari dalil, maka guru mengawasinya dengan ikut berkeliling ke setiap kelompok. Setelah itu siswa menulis hasil pencariannya di lembar kertas proyek yang telah guru siapkan. Kemudian di presentasikan dari setiap masingmaasing kelompok. Posisi guru adalah menyimak dan meluruskan jika pernyataan siswa salah dan kurang tepat. Kemudian di buka forum diskusi yang mana masing-masing kelompok memuat pertanyaan dan di pecahkan bersama-sama dengan kelompok lainnya. Maka dari kegiatan ini siswa menemukan produk baru yaitu informasi tentang dalil perintah takziyah dan ziarah serta aadab-adab nya.
56
Pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan bersama-sama tentang pengertian, dalil, dan adab-adab bertakziyah dan ziarah. Sebelum pembelajaran diakhiri guru memberitahu materi yang akan di pelajari di pertemuan selanjutnya tentang tatacara memandikan dan mengkaffani jenazah dan menugaskan siswa untuk mencari tambahan materi di buku yang selain dari perpustakaan, lalu berdoa dan mengucap salam. Adapun pada tanggal 06 Mei 2014, guru dan siswa melakukan pembelajaran sama seperti KBM sebelumnya yang tanggal 02 Mei 2014. Akan tetapi peneliti melanjutkan materi dengan tema tatacara memandikan dan mengkafani jenazah. Siswa diperintahkan untuk membuat peta konsep dengan tema tatacara pengurusan jenazah. Maka untuk di tanggal 06 Mei 2014 tepatnya pada hari selasa, guru memerintahkan siswa untuk berdiskusi dengan temen sekelompoknya dan membuat peta konsep bersama-sama di perpustakaan. Guru mengawasi proses pembuatan peta konsep siswa. Setelah itu setiap kelompok masing-masing mempresentasikan dan dibuka forum diskusi yang mana masing-masing kelompok memuat pertanyaan dan di pecahkan bersama-sama dengan kelompok lainnya. Maka dari kegiatan ini siswa menemukan produk baru yaitu informasi tentang tatacara memandikan dan mengkaffani jenazah. Pembelajaran
diakhiri
dengan
menyimpulkan
bersama-sama.
Sebelum pembelajaran diakhiri guru memberitahu materi yang akan di pelajari di pertemuan selanjutnya tentang tatacara menshalati dan menguburkan jenazah dan menugaskan siswa untuk mencari tambahan materi di buku yang selain dari perpustakaan, lalu berdoa dan mengucap salam. Pada tanggal 09 Mei 2014, pembelajaran di kelas sama seperti sebelumnya. Guru memerintahkan siswa untuk berdiskusi dengan temen sekelompoknya dan membuat peta konsep bersama-sama tentang
57
menshalati jenazah dan tatacara menguburkan jenazah. Guru mengawasi proses pembuatan peta konsep siswa. Setelah itu setiap kelompok masing-masing mempresentasikan dan dibuka forum diskusi yang mana masing-masing kelompok memuat pertanyaan dan di pecahkan bersamasama dengan kelompok lainnya. Maka dari kegiatan ini siswa menemukan produk baru yaitu informasi tentang tatacara menshalati dan menguburkan jenazah. Kegiatan ini real siswa yang aktif. Pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan bersama-sama tentang tatacara pengurusan jenazah (memandikan, mengkafani, mensholati, dan menguburkan jenazah). Sebelum pembelajaran diakhiri guru memberikan motivasi kepada iswa untuk selalu berbuat baik, karena ajal tidak ada yang tahu, lalu berdoa dan mengucap salam.
c. Tahap Observasi Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti dan observer melakukan penilaian dan pengamatan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Observer mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru selaku pengajar dengan melakukan dokumnetasi berupa foto-foto. Pada tahap ini juga peneliti bersama guru PAI melakukan catatan lapangan sebagai bahan pengematan dan evaluasi hasil tindakan pertemuan pertama di siklus pertama. Aspek yang di amati selama proses pembelajaran berlangsung adalah keaktifan siswa dalam proyek mereka, dalam bertanya dan dalam mengemukakan pendapat. 1) Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama, observer memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran
58
berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.
Tabel 4.1 Hasil Observasi Guru No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
B
C
K
√
Memberikan pertanyaan atau permasalahan kepada setiap kelompok siswa
2.
Guru
berkolaboratif
dengan
siswa
untuk
√
menentukan judul proyek materi permasalahan 3.
Guru memerintahkan siswa untuk merancang
√
proyek sesuai dengan permasalahan 4.
Guru memamntau aktivitas setiap kelompok
√
dengan memberikan saran untuk kemajuan proyek 5.
Guru mengukur pemahaman siswa yang sudah di
√
capai oleh masing-masing siswa 6.
Guru melakukakn reflleksi terhadap aktivitas dan
√
hasil proyek yang sudah dijalankan oleh siswa
Berdasarkan tabel observasi guru diatas, dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru pada pertemuan pertama sudah menunjukkan kategori baik, bahkan ada yang sudah sangat baik
59
Tabel 4.2 Hasil Observasi Siswa Penerapan Metode Proyek No
Aspek Kel. I
Penilaian Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
1.
Aa
B
B
B
2.
Bb
C
C
C
3.
Cc
B
B
B
4.
Dd
B
C
C
5.
Ee
B
C
C
6.
Ff
K
C
K
No
Aspek Kel. 2
Penilaian Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
1.
Gg
B
B
B
2.
Hh
C
B
B
3.
Ii
C
K
K
4.
Jj
B
B
B
5.
Kk
B
B
C
6.
Ll
B
B
C
No
Aspek Kel. 3
Penilaian Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
1.
Mm
B
B
B
2.
Nn
B
B
B
3.
Oo
K
K
C
4.
Pp
B
B
B
5.
Qq
B
B
B
60
* SB : sangat baik
B : baik
C : cukup
K : kurang
Keterangan : A. Perencanaan 1.
Setiap kelompok siswa menerima pertanyaan dari guru
2.
Siswa berkolaboratif dengan guru untuk menentukan judul proyek materi permasalahan
B. Pelaksanaan 1.
Siswa merancang proyek sesuai dengan permasalahan
2.
Setiap kelompok siswa dipantau oleh guru
C. Evaluasi 1.
Siswa dapat menjawab pertanyaan oleh guru terkait permasalahan proyek untuk mengukur pemahaman siswa
2.
Siswa merefleksikan aktivitas dan hasil proyek yang sudah dirancang Berdasarkan tabel hasil observasi penerapan metode siswa diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa masih ada yang kurang aktif dalam mengikuti pelaksanaan dan evaluasi saat pembelajran berlangsung. Kebanyakan dari siswa kurangnya berpatisipasi dalam mengerjakan pelaksnaan
proyek.
Karena
sebagian
mereka
masih
ada
yang
mengandalkan temannya yang aktif dan pintar. Sehingga keaktifan siswa disini tidak menyeluruh. Selain itu adanya siswa yang kurang aktif dalam evaluasi pembelajaran. Karena sebaian mereka masih ada yang kurang percaya diri akan kemampuan bertanya dan mengemukakan pendapatnya.
61
Tabel 4.3 Lembar Observasi Keaktifan Siswa No
Nama
Kegiatan Keaktifan Siswa Visual
Oral
Listen
Write
Motor
Mental Emotional
1
Aa
B
B
B
B
B
B
B
2
Bb
B
C
B
C
B
C
B
3
Cc
B
C
K
C
B
B
B
4
Dd
C
B
C
C
B
B
B
5
Ee
K
K
K
K
B
B
B
6
Ff
C
K
C
K
B
C
C
7
Gg
B
B
B
B
B
B
B
8
Hh
C
C
C
C
B
B
B
9
Ii
C
K
C
C
B
K
B
10
Jj
B
B
B
B
SB
B
B
11
Kk
K
C
K
C
B
C
C
12
Ll
C
C
B
B
B
C
B
13
Mm
B
B
B
B
SB
B
B
14
Nn
B
C
B
C
B
B
B
15
Oo
B
C
B
B
B
C
B
16
Pp
B
B
B
B
B
B
B
17
Qq
B
B
B
B
SB
B
B
* SB : sangat baik
B : baik
C : cukup
K : kurang
Berdasarkan tabel hasil observasi keaktifan siswa diatas, dapat di simpulkan bahwa sebagian siswa masih kurang aktif dalam menulis, berbicara, mendengarkan.
62
2) Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua, observer memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukakn untuk mendapatkan
informasi bagi perbaikan
pengajaran pada pertemuan selanjutnya. Tabel 4.4 Hasil Observasi Guru No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
B
C
K
√
Memberikan pertanyaan atau permasalahan kepada setiap kelompok siswa
2.
Guru
berkolaboratif
dengan
siswa
untuk
√
menentukan judul proyek materi permasalahan 3.
Guru memerintahkan siswa untuk merancang
√
proyek sesuai dengan permasalahan 4.
Guru memamntau aktivitas setiap kelompok
√
dengan memberikan saran untuk kemajuan proyek 5.
Guru mengukur pemahaman siswa yang sudah di
√
capai oleh masing-masing siswa 6.
Guru melakukakn reflleksi terhadap aktivitas dan
√
hasil proyek yang sudah dijalankan oleh siswa
Berdasarkan tabel observasi guru diatas, dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru pada pertemuan pertama sudah menunjukkan kategori baik, bahkan ada yang sudah sangat baik
63
Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa No
Aspek Kel. I
Penilaian Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
1.
Aa
B
C
C
2.
Bb
C
C
B
3.
Cc
B
B
B
4.
Dd
B
B
B
5.
Ee
B
B
B
6.
Ff
C
C
K
No
Aspek Kel. 2
Penilaian Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
1.
Gg
B
B
B
2.
Hh
C
C
C
3.
Ii
K
K
K
4.
Jj
B
B
B
5.
Kk
B
B
C
6.
Ll
B
B
B
No
Penilaian
Aspek Kel. 3
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
1.
Mm
B
C
C
2.
Nn
B
B
B
3.
Oo
C
C
C
4.
Pp
B
C
B
5.
Qq
C
C
C
64
* SB : sangat baik
B : baik
C : cukup
K : kurang
Keterangan : A. Perencanaan 1.
Setiap kelompok siswa menerima pertanyaan dari guru
2.
Siswa berkolaboratif dengan guru untuk menentukan judul proyek
materi permasalahan B. Pelaksanaan 1.
Siswa merancang proyek sesuai dengan permasalahan
2.
Setiap kelompok siswa dipantau oleh guru
C. Evaluasi 1. Siswa dapat menjawab pertanyaan oleh guru terkait permasalahan proyek untuk mengukur pemahaman siswa 2. Siswa merefleksikan aktivitas dan hasil proyek yang sudah dirancang Berdasarkan tabel hasil observasi siswa diatas, pada pertemuan kedua siswa aktivitas belajar siswa pada beberapa aspek sudah cukup baik bahkan ada yang baik tetapi masih ada beberapa siswa yang kurang aktif.
Tabel 4.6 Lembar Observasi Keaktifan Siswa No
Nama
Kegiatan Keaktifan Siswa Visual
Oral
Listen
Write
Motor
Mental Emotional
1
Aa
B
B
B
B
B
B
B
2
Bb
B
B
C
C
B
C
B
3
Cc
B
C
K
C
B
B
B
4
Dd
C
B
C
C
B
B
B
5
Ee
C
C
C
B
B
B
B
6
Ff
C
K
C
C
B
B
C
65
7
Gg
B
B
B
B
SB
SB
B
8
Hh
C
SB
C
C
B
B
B
9
Ii
C
C
C
C
B
K
B
10
Jj
B
B
B
SB
SB
SB
B
11
Kk
B
C
K
C
B
C
B
12
Ll
C
C
C
B
B
C
B
13
Mm
B
B
B
SB
SB
B
B
14
Nn
B
B
B
B
B
B
B
15
Oo
B
B
B
B
B
C
B
16
Pp
B
B
B
SB
B
B
B
17
Qq
B
SB
B
SB
SB
SB
B
* SB : sangat baik
B : baik
C : cukup
K : kurang
Berdasarkan tabel hasil observasi keaktifan siswa diatas, dapat di simpulkan bahwa sebagian siswa masih cukup aktif dalam menulis, berbicara, mendengarkan, mental. Tetapi sudah banyak juga yang aktif. 3) Pertemuan ketiga Pada pertemuan ketiga ini observer memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berkangsung. Hal ini dilakukakn untuk mendapatkan informasi bagi perbaiakan pengajaran pada pertemuan selanjutnya. Tabel 4.7 Hasil Observasi Guru No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
B
√
Memberikan pertanyaan atau permasalahan kepada setiap kelompok siswa
2.
Guru
berkolaboratif
dengan
siswa
untuk
√
C
K
66
menentukan judul proyek materi permasalahan 3.
Guru memerintahkan siswa untuk merancang
√
proyek sesuai dengan permasalahan 4.
√
Guru memamntau aktivitas setiap kelompok dengan memberikan saran untuk kemajuan proyek
5.
Guru mengukur pemahaman siswa yang sudah di
√
capai oleh masing-masing siswa 6.
Guru melakukakn reflleksi terhadap aktivitas dan
√
hasil proyek yang sudah dijalankan oleh siswa
Berdasarkan tabel observasi guru diatas, dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru pada pertemuan pertama sudah menunjukkan kategori baik, bahkan ada yang sudah sangat baik.
Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa No
Penilaian
Aspek Kel. I
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
1.
Aa
B
B
C
2.
Bb
C
C
C
3.
Cc
B
B
B
4.
Dd
B
C
C
5.
Ee
B
B
B
6.
Ff
C
C
C
67
No
Aspek Kel. 2
Penilaian Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
1.
Gg
B
B
B
2.
Hh
B
B
B
3.
Ii
C
C
C
4.
Jj
B
C
C
5.
Kk
B
B
C
6.
Ll
B
B
C
No
Penilaian
Aspek Kel. 3
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
1.
Mm
B
B
B
2.
Nn
B
C
C
3.
Oo
C
C
C
4.
Pp
B
B
B
5.
Qq
B
B
C
* SB : sangat baik
B : baik
C : cukup
K : kurang
Keterangan : A. Perencanaan 1. Setiap kelompok siswa menerima pertanyaan dari guru 2. Siswa berkolaboratif dengan guru untuk menentukan judul proyek materi permasalahan B. Pelaksanaan 1. Siswa merancang proyek sesuai dengan permasalahan 2. Setiap kelompok siswa dipantau oleh guru
68
C. Evaluasi 1. Siswa dapat menjawab pertanyaan oleh guru terkait permasalahan proyek untuk mengukur pemahaman siswa 2. Siswa merefleksikan aktivitas dan hasil proyek yang sudah dirancang Berdasarkan tabel hasil observasi siswa diatas, pada pertemuan kedua siswa aktivitas belajar siswa pada beberapa aspek sudah cukup baik bahkan ada yang baik tetapi masih ada beberapa siswa yang kurang aktif.
Tabel 4.9 Lembar Observasi Keaktifan Siswa No
Nama
Kegiatan Keaktifan Siswa Visual
Oral
Listen
Write
Motor
Mental Emotional
1
Aa
B
B
B
B
B
B
B
2
Bb
B
B
C
C
B
B
B
3
Cc
B
C
B
C
B
B
B
4
Dd
C
B
C
B
B
B
B
5
Ee
C
C
C
B
B
B
B
6
Ff
C
C
C
C
B
B
B
7
Gg
B
B
B
B
SB
SB
B
8
Hh
C
SB
C
B
B
B
B
9
Ii
C
B
C
C
B
C
B
10
Jj
B
B
B
SB
SB
SB
B
11
Kk
B
C
B
C
B
C
B
12
Ll
C
B
C
B
B
C
B
13
Mm
B
B
B
SB
SB
B
B
14
Nn
B
B
B
B
B
B
B
15
Oo
B
B
B
B
B
B
B
16
Pp
B
B
B
SB
B
B
B
69
17
Qq
B
SB
* SB : sangat baik
B
SB
B : baik
SB
C : cukup
SB
B
K : kurang
Berdasarkan tabel hasil observasi keaktifan siswa diatas, dapat di simpulkan bahwa sebagian siswa cukup aktif dalam menulis, berbicara, mendengarkan dan sebagian sudah banyak yang aktif. Pertemuan ketiga adalah pertemuan terakhir dalam siklus I, maka peneliti melanjutkan untuk menghitung presentase seluruh hasil observasi siswa, untuk mengetahui tingkat persen keaktifan siswa. Maka di lakukan dengan rumus :
P=
x 100 %
Keterangan: P
= Presentase yang di cari
F
= Frekuensi
N
= jumlah penialain siswa
Hasil penilaian observasi pada siklus pertama ini adalah Keaktifan siswa
Frekuensi
Jumlah
Presentase
Visual Activities 1. Sangat Aktif
-
2. Aktif
32
3. Cukup Aktif
17
4. Kurang Aktif
2
51
62,75% 33,33% 3,92%
Oral Activities 1. Sangat Aktif
4
2. Aktif
27
51
7,84% 52,94%
70
3. Cukup Aktif
16
31,37%
4. Kurang Aktif
4
7,84%
-
-
Listening Activities 1. Sangat Aktif 2. Aktif
30
51
58,82%
3. Cukup Aktif
16
30,77%
4. Kurang Aktif
5
9,80%
-
-
writing Activities 1. Sangat Aktif 2. Aktif
22
51
43,14%
3. Cukup Aktif
25
49,02%
4. Kurang Aktif
4
7,84%
1. Sangat Aktif
11
21,57%
2. Aktif
40
Motor Activities
3. Cukup Aktif
-
4. Kurang Aktif
-
51
78,43% -
Mental Activities 1. Sangat Aktif
6
2. Aktif
31
11,76% 51
60,78%
3. Cukup Aktif
12
23,53%
4. Kurang Aktif
2
3,92%
1. Sangat Aktif
1
1,97%
2. Aktif
48
3. Cukup Aktif
2
3,92%
4. Kurang Aktif
-
-
Emetional Activities
51
94,12%
71
Jadi hasil keseluruhan data keaktifan siswa Berdasarkan tabel hasil seluruh observasi siklus pertama diatas diperoleh data Keaktifan siswa
Frekuensi
1. Sangat Aktif
21
2. Aktif
230
3. Cukup Aktif
88
4. Kurang Aktif
13
Jumlah
Presentase 6,04%, 63,19%,
364
24,11%, 4,67%.
Dilihat dari tabel hasil observasi siswa dari setiap pertemuan, kebanyakan dalam penialain keaktifan siswa yang cukup dan kurang aktif itu ketka memperhatikan, mendengarkan, berbicara dan menulis. Karena dilihat
dari
proses
metode
siswa
masih
kurang
aktif
dalam
mengemuakakan pendapat, kurang berpatisipasi dalam pembuatan proyek, dan masih ada siswa yang mengobrol ketika pembelajaran berlangsung Selain itu diperoleh hasil belajar siswa yang tuntas memenuhi nilai ≥ 75 sebagai berikut : Tabel 4.10 Hasil Belajar Siklus I NO
NAMA
Nilai KKM
1
Aa
75
Hasil Tes Akhir Siklus I 60
2
Bb
75
75
3
Cc
75
80
4
Dd
75
85
5
Ee
75
75
72
6
Ff
75
50
7
Gg
75
70
8
Hh
75
75
9
Ii
75
60
10
Jj
75
80
11
Kk
75
65
12
Ll
75
60
13
Mm
75
70
14
Nn
75
75
15
Oo
75
50
16
Pp
75
75
17
Qq
75
75
Jumlah Rata-rata
1180 69,41
Berdasarkan tabel hasil seluruh hasil belajar siswa yang tuntas memenuhi ≥ 75 di siklus pertama sebanyak 9 siswa dari 17 siswa ( 52,94%)
d. Tahap Refleksi Berdasarkan hasil analisis pada siklus I yang dilaksanakan dengan 3 kali dengan menggunakan metode proyek sudah berjalan susuai dengan prosedur yang telah direncanakan. Walaupun demikian masih terdapat beberapa permasalahan yang harus diselesaikan supaya pada siklus II dapat diperbaiki. Permasalahannya antara lain: a) Tingkat keaktifan siswa dalam mempresentasikan di depan kelas masih rendah, karena siswa masih belum percaya diri, dan takut dalam berkata.
73
b) Masih terdapat siswa yang kurang berpatisipasi dalam pembuatan rancangan proyek dan mengandalkan teman kelompoknya. c) Masih terdapat beberapa siswa kurang paham dalam materi karena ketika membuat proyek kurang beraptisipasi. d) Sebagian siswa masih ada yang mengobrol saat pembelajaran di mulai. e) Sebagian
siswa
masih
ada
yang
kurang
berpatisipasi
saat
mengemukakan pendapat dan bertanya. Adapun
rencana
perbaikan
yang
peneliti
lakukan
dengan
meningkatkan keberanian siswa dan rasa percaya diri siswa dengan cara memberikan point tambahan pada siswa yang berani merefleksikan hasil proyeknya di depan kelas kemudian untuk siswa yang aktif bertanya dan kelompok yang kompak dalam merencanakan proyek. Hal yang menyebabkan tindakan tersebut belum berhasil yaitu karena pada siklus I saat melaksanakan proyeknya sebagian siswa saja yang memperhatikan kedepan, dan siswa yang berada dibelakang tidak memperhatikan. Karena tidak semua anak terlibat dalam diskusi tersebut dan siswa belum terbiasa dengan penggunaan metode proyek dimana siswa merancang langkah-langkah pekerjaan yang guru berikan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Siswa juga butuh penyesuaian dengan keaktifan di kelas yang sebelumnya siswa hanya mendengarkan penjelasan materi dari guru saja, dan peneliti merasa masih kurang optimal dalam mengarahkan jalannya pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi hasil penelitian tindakan siklus I, peneliti dan guru mata pelajaran PAI merasa bahwa penelitian harus dilanjutkan pada siklus II karena dirasa belum berhasil dalam menerapkan metode proyek.
2. Hasil Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus ke II
74
a. Tahap Perencanaan Siklus kedua dilaksanakan dua kali pertemuan pada hari Selasa, 13 Mei 2014 dengan dihadiri 17 siswa dan Jumat, 16 Mei 2014 dengan di hadiri 17 siswa. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode proyek, yang minggu sebelumnya sudah di presentasikan hasil diskusi dan pada hari ini di demonstrasikan hasil diskusi sebelumnya. Pada tanggal 13 Mei 2014, siswa menggunakan metode proyek dengan mendemonstrasikan tatacara memandikan dan mengkaffani jenazah. Siswa mempersiapkan bahan-bahan sebelumnya yang sesuai konsep yang mereka buat. Begitupula dengan tanggal 16 Mei 2014, siswa melaksanakan proyeknya dengan mendemonstrasikan tatacara mensholati jenazah dan mempresentasikan hasil kliping tentnag penguburan jenazah. Hasil refleksi pada siklus I, masih perlu adanya perbaikan proses pembelajaran untuk siklus II. Perencanaan yang disusun untuk siklus II dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Guru harus selalu memotivasi siswa agar lebih aktif. Guru juga menekankan agar siswa lebih berani mengungkapkan pendapat atau bertanya, walaupun pendapat yang diungkapkan salah, bahkan guru akan bangga dan senang dengan keberanian siswa. b) Untuk meningkatkan keberanian siswa dalam mendemonstrasikan pada pertemuan selanjutnya siswa diberikan point tambahan supaya mereka termotivasi dalam belajar. c) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). d) Menyiapkan buku paket PAI dan Lembar Kerja Siswa. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi, test siklus II untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan lembar wawancara.
75
e) Menyiapkan peralatan untuk mendemonstrasikan tata cara pengurusan jenazah seperti boneka, kain kafan, gunting, dan lain-lain. f) Menyiapkan peralatan-peralatan untuk mendokumentasikan kegiatankegiatan selama proses pembelajaran berlangsung seperti kamera dan lain-lain.
b. Tahap Pelaksanaan Pelaksaaan tindakan kelas siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pada hari Jumat 16 Mei 2014 dan Selasa 20 Mei 2014. Adapun pada Jumat 16 Mei 2014 dihadiri oleh 17 siswa dari 17 siswa di karenakan satu orang sakit. Pembelajaran di mulai pukul 09.20 – 11.00 WIB. Pemebelajaran di kelas dimulai dengan salam pembuka,
guru
menanyakan kesiapan siswa dan mengecek siswa dengan mengabsen satu persatu sebelum pembelajaran dimuali, kemuadian menjelaskan aturan main dalam pembelajaran kali ini. Guru mencoba memotivasikan siswa dengan reward bagi siswa yang aktif berupa nilai tambahan, kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran. Dalam pertemuan pertama di siklus II, kita
membahas
tentang
mepraktikan
tatacara
memandikan
dan
mengkaffani jenazah. Guru memerintahkan masing-masing kelompok untuk mempraktikan apa saja yang sudah di konsep langkah-langkah proyeknya dalam hal memandikan dan mengkaffani jenazah. Kelompok 1 dan 2 mempraktikan tatacara
memandikan
jenazah
beserta
penjelasannya.
Sedangkan
kelompok 3 dan 4 mempraktikan mengkaffani jenazah. Yang lain harus tetap memperhatikan dan menyimak serta membuat pertanyaan yang bersangkutan dengan materi. Setelah mempraktikan, kelompok 3 dan 4 membuat pertanyaan mengenai tatacara memandikan jenzah dan sebaliknya. Guru dan observer mengawasi dan memperhatikan ajalan diskusi mereka. Guru membenarkan penjelasan siswa jika kurang jelas.
76
Pada siklus II sudah mulai terlihat keaktifan siswa, seperti berperan dalam proyeknya, bertanya, menyanggah dan mengemukakan pendapat. Setelah itu pembelajaran diakhiri dengan meriview yang disampaikan bersama guru dan siswa. Sebelum pembelajaran diakhiri guru memberi tahu materi yang akan di pelajari selanjutnya., lalu berdoa dan mengucapkan salam. Pada Selasa 20 Mei 2014 dihadiri oleh 17 siswa dari 17 siswa. Pembelajaran di mulai pukul 10.30 – 11.30 WIB. Pemebelajaran di kelas dimulai dengan salam pembuka, guru menanyakan kesiapan siswa dan mengecek siswa dengan mengabsen satu persatu sebelum pembelajaran dimuali, kemuadian menjelaskan aturan main dalam pembelajaran kali ini. Guru mencoba memotivasikan siswa dengan reward bagi siswa yang aktif berupa nilai tambahan, kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran. Dalam pertemuan pertama di siklus II, kita membahas tentang mepraktikan tatacara menshalati dan menguburkan jenazah. Di karenakan pada hari selasa KBM hanya bisa di lakukan satu jam pelajaran, maka guru hanya memerintahkan siswa untuk menshalati jenazah, sedangkan menguburkan jenazah masing-masing kelompok membuat kliping tatacara menguburkan jenazah. Guru memerintahkan kelompok 1 dan 2 mempraktikan tatacara menshalati jenazah, selanjutnya kelompok 3 dan 4 pula. Setelah itu mempraktikan, semua siswa di perintahkan untuk membaca bacaan sholat jenazah mulai dari takbir pertama samapai takbir keempat. Setelah itu siswa mempresentasikan tatacara menguburkan jenazah, dan setelah itu dibuka forum diskusi. Pada siklus II sudah mulai terlihat keaktifan siswa, seperti berperan dalam proyeknya, bertanya, menyanggah dan mengemukakan pendapat. Setelah itu pembelajaran diakhiri dengan meriview yang disampaikan bersama guru dan siswa. Sebelum pembelajaran diakhiri guru memberi
77
tahu materi yang akan di pelajari selanjutnya., lalu berdoa dan mengucapkan salam
c. Tahap Observasi Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti dan observer melakukan penilaian dan pengamatan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Observer mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru selaku pengajar dengan melakukan dokumnetasi berupa foto-foto. Pada tahap ini juga peneliti bersama guru PAI melakukan catatan lapangan sebagai bahan pengematan dan evaluasi hasil tindakan pertemuan pertama di siklus pertama. Aspek yang di amati selama proses pembelajaran berlangsung adalah keaktifan siswa dalam proyek mereka, dalam bertanya dan dalam mengemukakan pendapat. 1) Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama, observer memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukakn untuk mendapatkan
informasi bagi perbaikan
pengajaran pada pertemuan selanjutnya.
Tabel 4.11 Hasil Observasi Guru No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
Memberikan pertanyaan atau permasalahan kepada setiap kelompok siswa
√
B
C
K
78
2.
Guru
berkolaboratif
dengan
siswa
untuk
√
menentukan judul proyek materi permasalahan 3.
Guru memerintahkan siswa untuk merancang
√
proyek sesuai dengan permasalahan 4.
√
Guru memamntau aktivitas setiap kelompok dengan memberikan saran untuk kemajuan proyek
5.
Guru mengukur pemahaman siswa yang sudah
√
di capai oleh masing-masing siswa 6.
Guru melakukakn reflleksi terhadap aktivitas
√
dan hasil proyek yang sudah dijalankan oleh siswa
Berdasarkan tabel observasi guru diatas, dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru pada pertemuan pertama sudah menunjukkan kategori baik, bahkan ada yang sudah sangat baik
Tabel 4.12 Hasil Observasi Siswa No
Penilaian
Aspek Kel. I
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
1.
Aa
B
SB
SB
2.
Bb
SB
SB
SB
3.
Cc
B
SB
SB
4.
Dd
B
B
B
5.
Ee
B
SB
SB
6.
Ff
B
SB
B
79
No
Aspek Kel. 2
Penilaian Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
1.
Gg
B
SB
SB
2.
Hh
B
B
B
3.
Ii
SB
B
SB
4.
Jj
SB
B
B
5.
Kk
B
B
B
6.
Ll
B
SB
SB
No
Aspek Kel. 3
Penilaian Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
1.
Mm
B
SB
SB
2.
Nn
SB
SB
B
3.
Oo
B
B
C
4.
Pp
B
SB
SB
5.
Qq
B
SB
SB
* SB : sangat baik
B : baik
C : cukup
K : kurang
Keterangan : A. Perencanaan 1. Setiap kelompok siswa menerima pertanyaan dari guru 2. Siswa berkolaboratif dengan guru untuk menentukan judul proyek materi permasalahan B. Pelaksanaan 1. Siswa merancang proyek sesuai dengan permasalahan 2. Setiap kelompok siswa dipantau oleh guru C. Evaluasi
80
1. Siswa dapat menjawab pertanyaan oleh guru terkait permasalahan proyek untuk mengukur pemahaman siswa 2. Siswa merefleksikan aktivitas dan hasil proyek yang sudah dirancang Berdasarkan tabel hasil observasi siswa diatas, pada pertemuan pertama di siklus kedua siswa aktivitas belajar siswa pada beberapa aspek sudah aktif bahkan ada yang yang sangat aktif walaupun masih ada sedikit yang cukup aktif.
Tabel 4.13 Lembar Observasi Keaktifan Siswa No
Nama
Kegiatan Keaktifan Siswa Visual
Oral
Listen
Write
Motor
Mental Emotional
1
Aa
B
B
B
B
SB
B
B
2
Bb
B
B
B
B
B
B
B
3
Cc
B
B
B
B
SB
B
B
4
Dd
B
B
B
B
B
B
B
5
Ee
B
B
B
B
B
B
B
6
Ff
B
B
B
C
SB
B
B
7
Gg
B
B
B
B
SB
SB
B
8
Hh
B
SB
B
C
B
B
B
9
Ii
B
B
B
B
B
B
B
10
Jj
B
B
B
SB
SB
SB
B
11
Kk
B
B
B
B
B
B
B
12
Ll
B
SB
B
B
B
B
B
13
Mm
B
SB
B
SB
SB
B
SB
14
Nn
B
B
B
B
B
B
B
15
Oo
B
SB
B
B
B
B
SB
16
Pp
B
B
B
SB
B
B
B
81
17
Qq
B
* SB : sangat baik
SB
B
B : baik
SB C : cukup
SB
SB
B
K : kurang
Berdasarkan tabel hasil observasi keaktifan siswa diatas, dapat di simpulkan bahwa sebagian siswa sudah banyak yang aktif dalam memperhatikan pelajaran dan sudah banyak siswa yang aktif dalam mempragakan tatacara memandiakan dan mengkaffani jenazah.
4) Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua ini observer memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berkangsung. Hal ini dilakukakn untuk mendapatkan informasi bagi perbaiakan pengajaran pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan kedua ini sama halnya seperti pertemuan pertama dan melanjutkan materi sesuai dengan indikator
Tabel 4.14 Hasil Observasi Guru No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB √
Memberikan pertanyaan atau permasalahan 1.
kepada setiap kelompok siswa
2.
Guru
berkolaboratif
dengan
siswa
B
untuk
√
menentukan judul proyek materi permasalahan 3.
Guru memerintahkan siswa untuk merancang proyek sesuai dengan permasalahan
√
C
K
82
4.
√
Guru memamntau aktivitas setiap kelompok dengan memberikan saran untuk kemajuan proyek
5.
Guru mengukur pemahaman siswa yang sudah di
√
capai oleh masing-masing siswa 6.
Guru melakukakn reflleksi terhadap aktivitas dan
√
hasil proyek yang sudah dijalankan oleh siswa
Berdasarkan tabel observasi guru diatas, dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru pada pertemuan pertama sudah menunjukkan kategori baik, bahkan ada yang sudah sangat baik
Tabel 4.15 Hasil Observasi Siswa No
Penilaian
Aspek Kel. I
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
1.
Aa
B
B
B
2.
Bb
SB
SB
SB
3.
Cc
SB
SB
SB
4.
Dd
SB
SB
SB
5.
Ee
B
SB
SB
6.
Ff
B
B
B
No
Aspek Kel. 2
Penilaian Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
1.
Gg
B
B
B
2.
Hh
SB
SB
SB
3.
Ii
B
B
B
83
4.
Jj
SB
B
SB
5.
Kk
SB
SB
SB
6.
Ll
B
B
SB
No
Penilaian
Aspek Kel. 3
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
1.
Mm
SB
SB
SB
2.
Nn
B
B
B
3.
Oo
B
B
SB
4.
Pp
SB
SB
B
5.
Qq
SB
SB
B
* SB : sangat baik
B : baik
C : cukup
K : kurang
Keterangan : A. Perencanaan 1. Setiap kelompok siswa menerima pertanyaan dari guru 2. Siswa berkolaboratif dengan guru untuk menentukan judul proyek materi permasalahan B. Pelaksanaan 1. Siswa merancang proyek sesuai dengan permasalahan 2. Setiap kelompok siswa dipantau oleh guru C. Evaluasi 1. Siswa dapat menjawab pertanyaan oleh guru terkait permasalahan proyek untuk mengukur pemahaman siswa 2. Siswa merefleksikan aktivitas dan hasil proyek yang sudah dirancang Berdasarkan tabel hasil observasi siswa diatas, pada pertemuan kedua siswa aktivitas belajar siswa pada beberapa aspek baik bahkan ada bebrapa yang sudah sangat baik.
84
Tabel 4.16 Lembar Observasi Keaktifan Siswa No
Nama
Kegiatan Keaktifan Siswa Visual
Oral
Listen
Write
Motor
Mental Emotional
1
Aa
B
B
B
B
SB
B
B
2
Bb
B
B
B
B
B
B
B
3
Cc
B
B
B
B
SB
B
B
4
Dd
B
B
B
B
B
B
B
5
Ee
B
B
B
B
SB
B
B
6
Ff
B
B
B
C
SB
B
B
7
Gg
B
B
B
B
SB
SB
SB
8
Hh
B
SB
B
B
SB
B
B
9
Ii
B
B
B
B
SB
B
SB
10
Jj
B
SB
B
SB
SB
SB
B
11
Kk
B
B
B
B
B
B
B
12
Ll
B
SB
B
B
B
B
B
13
Mm
B
SB
B
SB
SB
B
SB
14
Nn
B
B
B
B
B
B
B
15
Oo
B
SB
B
B
B
B
SB
16
Pp
B
B
B
SB
B
B
B
17
Qq
B
SB
B
SB
SB
SB
B
* SB : sangat baik
B : baik
C : cukup
K : kurang
Berdasarkan tabel hasil observasi keaktifan siswa diatas, dapat di simpulkan bahwa sebagian siswa sudah banyak yang aktif dalam memperhatikan pelajaran dan sudah banyak siswa yang aktif dalam
85
mempragakan
tatacara
menshalati
jenazah
dan
membuat
serta
mempresentasikan tatacara menguburkan jenazah Pertemuan kedua adalah pertemuan terakhir dalam siklus II, maka peneliti melanjutkan untuk menghitung presentase seluruh hasil observasi siswa, untuk mengetahui tingkat persen keaktifan siswa. Maka di lakukan dengan rumus :
P=
x 100 %
Keterangan: P
= Presentase yang di cari
F
= Frekuensi
N
= jumlah penialain siswa
Hasil penilaian observasi pada siklus pertama ini adalah Keaktifan siswa
Frekuensi
Jumlah
Presentase
Visual Activities 1. Sangat Aktif 2. Aktif 3. Cukup Aktif
34
34
100%
-
-
1. Sangat Aktif
11
32,36%
2. Aktif
23
Oral Activities
3. Cukup Aktif
34
67,65%
-
-
-
-
Listening Activities 1. Sangat Aktif 2. Aktif 3. Cukup Aktif writing Activities
34 -
34
100% -
86
1. Sangat Aktif
8
23,53%
2. Aktif
23
3. Cukup Aktif
3
8,82%
1. Sangat Aktif
16
47,06%
2. Aktif
18
34
67,65%
Motor Activities
3. Cukup Aktif
34
52,94%
-
-
1. Sangat Aktif
6
17,65%
2. Aktif
28
Mental Activities
3. Cukup Aktif
34
82,35%
-
-
1. Sangat Aktif
6
17,65%
2. Aktif
28
Emetional Activities
3. Cukup Aktif
34
-
82,35% -
Berdasarkan tabel hasil seluruh observasi siklus pertama diatas diperoleh data Keaktifan siswa
Frekuensi
1. Sangat Aktif
47
2. Aktif
188
3. Cukup Aktif
3
Jumlah
Presentase 19,75%
238
78,99% 1,26%
Dilihat dari tabel hasil observasi siswa dari setiap pertemuan, kebanyakan siswa sudah aktif itu ketka memperhatikan, mendengarkan,
87
berbicara dan menulis. Sebagian siswa sudah banyak yang aktif dalam motorik mereka, karena di siklus ini siswa mempraktikan langsung tatacara pengrurusan jenazah. Sehingga siswa merasa lebih aktif dan berpatisipasi saat KBM berlangsung. Selain itu diperoleh hasil belajar siswa yang tuntas memenuhi nilai ≥ 75 sebagai berikut :
Tabel 4.17 Hasil Belajar Siklus I NO 1
NAMA Aa
Nilai KKM 75
Hasil Tes Akhir Siklus II 75
2
Bb
75
80
3
Cc
75
75
4
Dd
75
80
5
Ee
75
75
6
Ff
75
75
7
Gg
75
75
8
Hh
75
80
9
Ii
75
70
10
Jj
75
85
11
Kk
75
75
12
Ll
75
80
13
Mm
75
75
14
Nn
75
75
15
Oo
75
80
16
Pp
75
80
88
17
Qq
75
75
Jumlah Rata-rata
1310 77,06
Berdasarkan tabel hasil seluruh hasil belajar siswa yang tuntas memenuhi ≥ 75 di siklus pertama sebanyak 16 siswa dari 17 siswa (94,12%)
d. Tahap Refleksi Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II yang dilaksanakan pada hari Jumat 16 Mei 2014 dan Selasa 20 Mei 2014. Peningkatan tingkat keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran
siswa
aktif
mempraktikan,
bertanya,
dan
mengemukakan pendapat dan hasil belajar siswa juga meningkat dibandingkan dengan tindakan pada siklus ke I. Siswa mulai percaya diri. Pada pelaksanaan tindakan siklus II terdapat temuan-temuan sebagai berikut: a) Tingkat keaktifan siswa dalam melaksanakan proyeknya dengan mempraktikannya di depan kelas yang sangat optimal dalam proses pembelajaran
siswa
mulai
sangataktifmendemonstrasikan,
percaya
diri,
bertanya,
dan
berani,
dan
mengemukakan
pendapatdalam proses pembelajaran. b) Meningkatnya keberanian siswa dan rasa percaya diri siswa dengan cara
memberikan
point
tambahan
pada
siswa
yang
berani
mendemonstrasikan di depan kelas dan untuk siswa yang aktif bertanya dan mengemukakan pendapat. c) Hasil belajar siswa meningkat dibandingkan dengan tindakan pada siklus ke II. d) Suasana belajarpun lebih baik, lebih faokus dan hidmat.
89
Berdasarkan hasil refleksi siklus ketiga, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan keaktifan siswa dengan diterapkannya metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih pada materi tata cara pengurusan jenazah. Hal ini berarti bahwa proses pembelajaran sudah berpusat pada siswa dengan demikian indicator yang telah ditetapkan dengan menerapkan metode demonstrasi oleh peneliti telah tercapai.
D. Proses Menganalisa Data 1. Keaktifan Siswa Sebelum diterapkan Metode Proyek Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajran sangat rendah sehingga pembelajaran dirasa kuarang bermakna, dan kurang membangun potensi atau pengetahuan siswa yang telah dimilikinya. Redahnya tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran ini terlihat dari kondisi-kondisi berikut : a. Keterlibatan siswa dalam membahas materi pelajaran rendah, karena siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran. b. Kemampuan siswa untuk menyampiakan pendapat rendah, karena siswa sering diperlukan sebagai objek belajar. c. Kemampuan siswa dalam bertanya rendah, karena siswa kurang percaya diri dan masih malu-malu dalam mengemukakan pendapatnya. d. Kurangnya wawasan siswa yang terbatas, karena siswa hanya berpaku pafda buku LKS saja yang didalamnya hanya berisi rangkuman pelajaran saja.
2. Keaktifan Siswa Sesudah Diterapkan Metode Proyek Penerapan metode proyek merupakan salah satu solusi dalam mengatasi rendahnya tingkat partisipasi siswa sebagaiamana diuaraikan sebelumnya. Tindakan ini diterapkan selama dua siklus terhadap siswa kelas XI AP SMK
90
Islam Ruhama ciputat, dan hasil penelitian menunukkan tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menunjukkan peningkatan yang signifikan.
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Proyek metode proyek merupakan metode mengajra dengan meminta peserta didik untuk merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai objek kajian. Adapun kelebihan metode ini adalah : a. Dapat
memperluas
wawasan
dan
kemampuan
berfikir
untuk
mengimplementasikan pelajaran. b. Membina siswa untuk mengimplementasikan pengetahuannya kedalam kehidupan sehari-hari secara terpadu. c. Siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran. d. Siswa mampu memecahakan masalah dengan sendiri dan dibantu oleh pengawasan guru. e. Dapat meningkatkan motivasi siswa. f. Meningkatkan kerjasama dan kolaborasi anatar siswa dengan siswa dan sisiwa dengan guru. g. Meningkatkan mengelola sumber. Adapaun kekuranga metode ini adalah : a. Sulit mencari topik yang sesuai dengankebutuhan dan kondisi yang dihadapi siswa dalam kesehariannya b. Bahan pelajaran biasanya akan menjadi kabur dan keluar dari pokok masalah yang dibahas. c. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru.
E. Pembahasan Pembahasan berisi tentang uraian dan penjelasan mengenai hasil pembelajaran selama dilakukan tindakan. Penelitian dalam peningkatan keaktifan siswa pada
91
pembelajaran
Pendidikan
Agama
Islam
menggunakan
metode
Proyek.
Pembahasan hasil penelitian akan membahas hasil pada setiap siklus. 1. Pembahasan Dalam Siklus Penelitian yang peneliti lakukan adalah dengan menerapkan metode Proyek untuk meningkatkan keaktifan siswa. Sebelum melakukan penelitian tindakan peneliti
adalah
melakukan
observasi
ke
SMK Islam
Ruhama
dan
mewawancarai guru mata pelajaran PAI dan siswa, tujuannya untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa proses pembelajaran dan indikator yang harus dicapai oleh peneliti dalam meningkatkan keaktifan siswa. Kemudian peneliti melakukan perencanaan, pelaksanaan, observasi berdasarkan tindakan dan refleksi dengan menganalisis dari berbagai sumber data yang didapat dan mengambil kesimpulan Pada tindakan siklus I, proses tindakan belum mencapai target yang ditentukan karena saat melaksanakan diskusi sebagian anak saja yang memperhatikan
kedepan,
dan
anak
yang
berada
dibelakang
tidak
memperhatikan. Selain itu sebagian anak saja yang ikut andil dalam pembuatan proyek atau mencari informasi Dan peneliti merasa masih kurang optimal dalam mengarahkan jalannya pembelajaran untuk menciptakan suasana belajar yang aktif. Berdasarkan hasil observasi siklus pertama diperoleh beberapa keterangan dan gambaran bahwa dari 17 siswa kelas XI AP dapat diperoleh data siswa yang sangat aktif 6,04%, aktif 63,19%, cukup aktif 24,11% dan kurang aktif 4,67%. Selain itu diperoleh hasil belajar siswa yang tuntas memenuhi nilai ≥ 75 adalah 52,94 % Pada tindakan siklus II merupakan hasil evaluasi dari siklus ke I. suasana proses pembelajaran mulai terlihat efektif, terdapat peningkatan keaktifan siswa dalam memptraktikan, bertanya dan mengajukan pendapat. Maka mengalami peningkatan yang sangat signifikan , guru akan memberikan reward dan point bagi siswa yang aktif sehingga terlihat siswa dari setiap kelompok terlihat
92
sangat antusias dalam mempraktikan, bertanya, dan mengemukakan pendapat untuk memperoleh point terbaik. Siswa terlihat aktif baik dari segi fisik maupun mental. Hal ini membuktikan bahwa penerapan metode proyek dapat meningkatkan keaktifan siswa, dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi siklus kedua diperoleh beberapa keterangan dan gambaran bahwa dari 17 siswa kelas XI AP dapat diperoleh data siswa yang sangat aktif 19,75% , aktif 78,99 % dan cukup aktif 1.26% . Selain itu diperoleh hasil belajar siswa yang tuntas memenuhi nilai ≥ 75 adalah 94,12 %
2. pembahasan Antar Siklus Pada penelitian pendahuluan diketahui bahwa siswa kelas XI AP SMK Islam Ruhama kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran PAI. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, maka peneliti menerapkan metode proyek diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PAI. Pada tindakan siklus I, siswa masih terlibat kurang percaya diri mempratikan dan mendiskusikan materi, masih mau untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran, masih terdapat siswa yang mengobrol dengan siswa lain pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sehinga pada tindakan siklus I ini peneliti mengambil kesimpulan bahwa perlu dilakukan perbaikan dan dilanjutkan pada tindakan siklus II.
F. Hasil Penelitian Pada materi tatacara pengurusan jenazah telah melakukan perbaikan dari setiap siklus bahkan terlihat adanya peningkatan. Berdasarkan hasil refleksi putaran siklus kedua maka peneliti telah berhasil meningkatkan keaktifan belajar siswa pada materi tatatcara pengurusan jenazah. Hal ini berdasarkan pencapaian indikator keaktifan yaitu aktif siswa dalam menyusun proyek, mempraktikan di depan kelas, mengemukakan pendapat, dan bertanya.
93
Tujuan penelitian tindakan ini adalah meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui penerapan metode proyek. Data tindakan siklus I dapat diperoleh data siswa yang sangat aktif 6,04%, aktif 63,19%, cukup aktif 24,11% dan kurang aktif 4,67%. Selain itu diperoleh hasil belajar siswa yang tuntas memenuhi nilai ≥ 75 adalah 52,94 % Data tindakan siklus II dapat diperoleh data siswa yang sangat aktif 19,75% , aktif 78,99 % dan cukup aktif 1.26% . Selain itu diperoleh hasil belajar siswa yang tuntas memenuhi nilai ≥ 75 adalah 94,12 % Data-data yang diperoleh berkaitan dengan keaktifan belajar siswa pada materi tata cara pengurusan jenazah siswa kelas IX melalui penerapan metode proyek pada pembelajaran pendidikan agama islam dari tindakan siklus I sampai siklus III bentuk penilaian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik sebagai berikut.
Tabel 4.18 Data hasil Pengamatan Pada Siklus I dan Siklus II Siklus
1 2
Keaktifan Siswa
Frekuensi
1. Sangat Aktif 2. Aktif
Presentase 6.04%
51
63,19%
3. Cukup Aktif
24,11%
4. Kurang Aktif
4,67%
1. Sangat Aktif
19,75%
2. Aktif 3. Cukup Aktif
34
78,99% 1,26%
94
Bagan 4.1 Grafik Hasil Pengamatan Pada Siklus I dan Siklus II
Data hasil Pengamatan Pada Siklus I dan Siklus II 0.8 0.6 0.4 0.2 0 sangat aktif
aktif siklus I
cukup aktif siklus II
kurang aktif
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis terhadap data hasil penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode proyek pada pembelajaran PAI memudahkan guru dalam menerangkan materi-materi dan siswa pun mudah memahami materi yang disampaikan sera dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran PAI yang berdampak pada hasil belajar siswa pada pelajaran PAI di kelas XI SMK Islam Ruhama, Tanggerang Selatan.. Peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran PAI ini terlihat dari hal-hal berikut: 1. Keaktifan siswa dalam pembelajaran tata cara pengurusan jenazah mengalami peningkatan setiap siklus yakni siklus I terdapat siswa yang sangat aktif 6,04%, aktif 63,19%, cukup aktif 24,11% dan kurang aktif 4,67%. Selain itu diperoleh hasil belajar siswa yang tuntas memenuhi nilai ≥75 adalah 52,94%. Siklus II terdapat siswa yang sangat aktif 19,75% , aktif 78,99 % dan cukup aktif 1.26% . Selain itu diperoleh hasil belajar siswa yang tuntas memenuhi nilai ≥ 75 adalah 94,12 %. 2. Terdapat perbedaan peningkatan keaktifan siswa dalam belajar sebelum menggunakan metode proyek dan sesudah menggunakan metode proyek. Berdasarkan data diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa penerapan metode proyek dapat meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran PAI di kelas XI SMK Islam Rumaha, Tanggerang Selatan.
B. Implikasi Implikasi dari penelitian yang telah dilakukan yakni penerapan metode proyek adalah dapat menciptakan suatu pembelajaran yang menarik dimana siswa dapat ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Baik aktif dari segi fisik maupun mental, siswa aktif berfikir dan mengemukakan pendapatnya dengan bahasa dan gaya yang difahami oleh siswa. Penerapan metode ini juga
95
96
dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran PAI, karena dengan siswa diajak untuk ikut berperan akan menjadi lebih mudah menangkap pemahaman materi dan menghindari verbalisme.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan dapat dikemukakan saran-saran yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya, guru dan sekolah, yakni sebagai berikut: 1. Dalam kegiatan pembelajaran PAI guru yang bersifat praktik dan pemahaman diharapkan menjadikan metode proyek untuk meningkatkan keaktifan dan memudahkan pemahaman sehingga tidak monoton hingga hasil pembelajaran lebih maksimal. 2. Agar kegiatan pembelajaran dapat berhasil dengan baik, maka seorang guru hendaknya selalu aktif melibatkan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 3. Penerapan metode ini sangat membantu guru dan siswa dalam menjadikan proses pembelajaran yang aktif di dalam kelas, sehingga metode ini juga dapat diterapkan tidak hanya pada pelajaran PAI tetapi juga pelajaran lain.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Risa, Kamus Ilmiyah Populer, Surabaya: Serba Jaya, 2010. Arikunto, Suharsimi dkk, Penelitian Tinadakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010. Darajat Zakiah, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2008. Firmanasari, Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI, Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional, 2011. Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Hasbullah, Dasar-dasarIlmu Pendidikan, Jakarta : PT Grafindo Persada, 1999. Majid, Abdul dan Andiyani, Dian, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004. Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak -kanak, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Muhaiminin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2009. Nasir, Sahilun, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja, Jakarta: Kalam Mulia, 2002. Noerazizah, “Pengaruh Metode Proyek trehadap hasil Belajar Biologi Siswa kelas X pada Konsep Pencemaran Lingkungan” Skripsi pada Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta, Jakarta, 2008. Rahayu, Iin dan Ardi, Tristiadi, Observasi dan Wawancara, Malang: Bayu Media, 2004. Rais Muh., “ Model Project Based Learning sebagai upaya meningkatkan prestasi akademik mahasiswa” Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 2010. Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Preneda Media Group, 2008. -----------------, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana, 2011. Silberman, Melvin. Active learing 101 cara belajar siswa aktif, Bandung : Nusa media, 2011.
Suci Ni Made, “Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan PartisipasiBelajar dan Hasil Belajar Teori Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi Undiksha”, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 2008. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan , Bandung: Alfabeta, 2010. Susanti, Elly Ika, “Pengaruh Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN I Karang Binangun Lamongan” Skripsi pada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, 2008. Tim Penyusun Kamus Besar Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994. Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Jakarta : Bumi Aksara, 2010. Yunus, Mahmud, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, Jakarta: PT.Hardika Agung, 1990. Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1995. Zurinal dan Sayiti, Wahdi, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006
97
SIKLUS I (PENELITIAN TINDAKAN KELAS) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah : SMK ISLAM RUHAMA Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas/Semester : XI / I Waktu : 6 x 45 menit Aspek : Fiqh A. Standar Kompetensi : 11. Memahami tatacara pengurusan jenazah B. Kompetensi Dasar : 11.1 Menjelaskan tatacara pengurusan jenazah C. Indikator Pencapaian Kompetensi: No 11.1
Indikator Pencapaian Menerangkan pengertian ziarah dan takziyah Dalil yang menerangkan perintah ziarah dan takziyah Mengidentifikasikan tatacara memandikan jenazah Mengidentifikasikan tatacara mengkafani jenazah Mengidentifikasikan tatacara mensholatkan jenazah Mengidentifikasikan tatacara menguburkan jenazah Menerangkan makna kematian
Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Religius Jujur Disiplin Bersahabat/Komunikatif Peduli lingkungan
98
D. Tujuan Pembelajaran Siswa : Mampu menerangkan pengertian ziarah dan takziyah Mampu memaparkan dalil yang menerangkan perintah ziarah dan takziyah Mampu mengidentifikasikan tata cara memandikan jenazah Mampu mengidentifikasikan tata cara mengkafani jenazah Mampu mengidentifikasikan tata cara menshalatkan jenazah Mampu mengidentifikasikan tata cara menguburkan jenazah E. Materi Pembelajaran Tatacara pengurusan jenazah (Terlampirkan) F. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab, proyek, peta konsep, diskusi
99
G. Skenario Pembelajaran Pertemuan pertama : 2 x 45 menit NO
Langkah-
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu
langkah Pembelajaran 1
Pendahuluan Apersepsi dan motivasi
Memberikan salam dan memulai pelajaran dengan Menjawab mengucapkan basmallah kemudian berdoa sebelum
Salam
dan
berdoa
dengan khitmat
memulai pelajaran. Menjawab hadir
Mengabsen kehadiran siswa
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan Merespon pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dengan
memberikan
garis besar materi kemarin
dipelajari Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik Siswa menyiapakan buku LKS untuk mengikuti proses pembelajaran. Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran
pendidikan agama islam. atau Siswa mendengarkan
kompetensi dasar yang akan dicapai dari materi Tata cara pengurusan jenazah
10 Menit
100
2
Kegiatan Inti Eksplorasi
Memberi pengantar dengan menjelaskan wawasan Siswa memperhatikan
70 Menit
sekilas tentang kewajiban sesama muslim terhadap muslim yaitu menguruskan muslim yang wafat. Dengan
bimbingan
guru,
siswa
membentuk Siswa membentuk kelompok
kelompok-kelompok kecil Memberikan suatu pertanyaan “Apa itu ziarah?, Apa Siswa
Siswa mendengarkan
Menerangkan pengertian ziarah dan takziyah
Memerintahkan dari setiap kelompok untuk mencari Siswa informasi tentang dalil yang menerangkan perintah dan
dengan
kelompoknya
itu takziyah?”
ziarah
berdiskusi
takziyah
di
perpustakaan
mencari
informasi
dan
berdiskusi di perpustakaan
dengan
pengawasan guru Guru memerintahkan setiap kelompok untuk mencatat Siswa mencatat hasil pencariannya dan membuat rumusan tentang dalil perintah ziarah dan takziyah Elaborasi
Guru
memberikan
kesempatan
kepada
kelompok untuk mempertasikan hasil diskusi
setiap Siswa menjelaskan hasil diskusi
101
Guru menunjuk salah satu siswa untuk menyimpulkan Siswa menyimpulkan pengertian ziarah dan takziyah
pengertian
ziarah dan takziyah
Guru menunjuk salah satu siswa untuk menyimpulkan
dalil yang memerintahkan ziarah dan takziyah
Siswa menyimpulkan pengertian ziarah dan takziyah
Guru menyempurnakan dari penjelasan diskusi yang Siswa memperhatikan kurang tepat.
3.
Konfirmasi
Siswa mendengarkan penjelasan
Guru memberi penegasan hasil diskusi siswa
dari guru Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa Siswa mengajukan pertanyaan bagi yang belum paham.
Penutup
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang Siswa mendengarkan kurang atau belum berpartisipasi secara aktif. Guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan Siswa ikut menyimpulkan bersama dengan guru
tentang materi yang telah dibahas Guru
menganjurkan
kepada
siswa
untuk Siswa mendengarkan
memperbanyak wawasan tentang materi yang dibahas
10 Menit
102
Guru bersama-sama siswa menutup pelajaran dengan Siswa mengucapkan Hamdallah membaca hamdallah Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum Siswa menjawab salam guru keluar kelas
PENILAIAN Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu takziyah
menerangkan pengertian ziarah dan
Teknik
Bentuk
Penilaian
Penilaian
Tes Lisan Isian
Contoh Instrumen Apa yang dimaksud dengan ziarah takziyah? Jawab : Takziyah keluarga
adalah
yang
baru
mengunjungi mendapatkan
musibah ditinggal mati oleh anggota keluarga Ziarah adalah mengunjungi ke makam yang wafat dan mendoakan
Bobot Nilai
25
103
disana. Apa hikmah dari ziarah dan takziyah ? Jawab
:
kepada
mengingatkan kita
tentang
25
kembali kematian,
mengingatkan semua akan kembali kepada Allah SWT. Mampu memaparkan dalil yang memerintahkan ziarah dan takziyah
Tes lisan
Isian
Sebutkan
dalil
yang
memerintah
ziarah dan takziyah ? Jawab : Dalil takziyah Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
ِﻣَﻦْ ﻋَﺰﱠى ﻣُﺼَﺎﺑًﺎ ﻓَﻠَﮫُ ﻣِﺜْﻞُ أَﺟْﺮِه Barangsiapa yang berta’ziyah kepada orang yang tertimpa musibah, maka baginya pahala seperti pahala yang didapat orang tersebut. [HR Tirmidzi 2/268. Kata beliau: “Hadits ini gharib. Sepanjang yang saya ketahui, hadits ini
50
104
tidak marfu’ kecuali dari jalur ‘Adi bin ‘Ashim”; Ibnu Majah, 1/511]. Dalil
lainnya,
‘Abdullah
bin
‘Amr bin al Ash menceritakan, bahwa pada
suatu
ketika
Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada Fathimah Radhiyallahu 'anha :“Wahai,
Fathimah!
Apa
yang
membuatmu keluar rumah?” Fathimah menjawab,”Aku
berta’ziyah
kepada
keluarga yang ditinggal mati ini.” [HR Abu Dawud, 3/192] Dalil Ziarah :
ُ ﻗَﺎلَ رَﺳُﻮْلُ اﷲِ ﺻَﻠﱠﻰ اﷲ: َﻋَﻦْ ﺑُﺮَﯾْﺪَةَ ﻗَﺎل ِ ﻛُﻨْﺖُ ﻧَﮭَﯿْﺘُﻜُﻢْ ﻋُﻦِ زَﯾَﺎرَة: َﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢ َ وَزَاد.(اﻟْﻘُﺒُﻮْرِ ﻓُﺰُرُوْھَﺎ )رواه ﻣﺴﻠﻢ اﻟﺘﱠﺮْﻣُﺬِى ﻓَﺈِﻧﱠﮭَﺎ ﺗَﺬْﻛِﺮَةُ اْﻵﺧِﺮَةَ رواه ﻣﺴﻠﻢ
105
وَ اﻟﺘﱠﺮْﻣُﺬِى Artinya : berkata
:
“Dari Buraidah
Rasulullah
Saw
telah
bersabda : Aku pernah melarang kamu
dari
ziarah
kubur,
maka
sekarang ziarahlah (HR. Muslim). Dan Turmudzi
menambahkan
:
Sesngguhnya ziarah kubur ini dapat mengingatkan kepada akhirat “ (HR. Muslim da Turmudzi)
Jumlah :
100
106
Pertemuan Kedua : 2 x 45 menit NO
Langkah-
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu
langkah Pembelajaran 1
Pendahuluan Apersepsi dan motivasi
Memberikan salam dan memulai pelajaran dengan Menjawab mengucapkan basmallah kemudian berdoa sebelum
Salam
dan
berdoa
10 Menit
dengan khitmat
memulai pelajaran. Mengabsen kehadiran siswa
Menjawab hadir
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan Merespon pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dengan
memberikan
garis besar materi kemarin
dipelajari Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik Siswa menyiapakan buku LKS pendidikan agama islam.
untuk mengikuti proses pembelajaran. Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran
atau Siswa mendengarkan
kompetensi dasar yang akan dicapai dari materi Tata cara pengurusan jenazah
2
Kegiatan Inti
Memberi pengantar dengan menjelaskan wawasan Siswa memperhatikan
70 Menit
107
Eksplorasi
sekilas tentang kewajiban sesama muslim terhadap muslim yaitu menguruskan muslim yang wafat. Dengan
bimbingan
guru,
siswa
membentuk Siswa membentuk kelompok
kelompok-kelompok kecil Memberikan suatu pertanyaan “Apa saja persiapan Siswa Memerintahkan dari setiap kelompok untuk mencari Siswa
mengkafani
tentang jenazah
materi di
memandikan perpustakaan
dengan
kelompoknya
sebelum memandikan dan mengkafani jenazah ?”
informasi
berdiskusi
dan
mencari
informasi
dan
berdiskusi di perpustakaan
dengan
pengawasan guru Guru memerintahkan setiap kelompok untuk mencatat Siswa membuat peta konsep dan
membuat
peta
konsep
tentang
tatacara
memandikan dan mengkafani jenazah Elaborasi
Guru
memberikan
kesempatan
kepada
setiap Siswa menjelaskan hasil diskusi
kelompok untuk mempertasikan hasil diskusi Guru menunjuk salah satu siswa untuk menyimpulkan Siswa cara memandikan dan mengkafani jenazah
menyimpulkan
memandikan
dan
cara
mengkafani
108
jenazah Guru menyempurnakan dari penjelasan diskusi yang Siswa memperhatikan kurang tepat.
3.
Konfirmasi
Siswa mendengarkan penjelasan
Guru memberi penegasan hasil diskusi siswa
dari guru Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa Siswa mengajukan pertanyaan bagi yang belum paham.
Penutup
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang Siswa mendengarkan kurang atau belum berpartisipasi secara aktif. Guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan Siswa ikut menyimpulkan bersama dengan guru
tentang materi yang telah dibahas Guru
menganjurkan
kepada
siswa
untuk Siswa mendengarkan
memperbanyak wawasan tentang materi yang dibahas Guru bersama-sama siswa menutup pelajaran dengan Siswa mengucapkan Hamdallah membaca hamdallah Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum Siswa menjawab salam guru keluar kelas
10 Menit
109
PENILAIAN I Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu mengidentifikasikan tatacara memandikan
Teknik
Bentuk
Penilaian
Penilaian
Tes tulis
Isian
jenazah
Bobot Nilai
Contoh Instrumen Oleh siapakah jika jenzah itu wanita di
25
mandikan? Jawab : jika jenazah wanita maka harus dimandikan oleh wanita atu denganyang muhrim dan sebaliknya
Mampu mengidentifikasikan tatacara mengkaffani jenazah
Tes lisan
Isian
Apa
saja
perlengkapan
untuk
mengkafani jenazah ? Jawab : 1. Tujuh utas tali dari sobekan kain putih 2. Segi tiga tutup kepala/rambut 3. Sehelai
tutup
dada,
dengan
berlobang pada bagian lehernya
25
110
4. Sehelai tutup aurat dengan terlipat panjang. Tes tulis
Peta konsep
50
Sebutkan langkah-langlah memandikan dan mengkaffani jenazah!
100
Jumlah :
PENILAIAN 2 Skor
Aspek Yang Dinilai 1 Ketepatan peta konsep tentang tatacara memandikan jenazah Ketepatan peta konsep tentang tatacara mengkaffani jenazah Keterangan Skor : 1 : Kurang 2 : Cukup 3 : Baik
2
3
111
PENILAIAN 3 Nama Kelompok
Keindahan Peta Konsep 1
2
Kelengkapan Peta Konsep
3
1
2
3
Kerapihan Peta Konsep 1
2
Skor
Nilai
3
Nilai = skor yang dicapai x 100 skor maksimal (9)
Pertemuan Ketiga : 2 x 45 menit NO
Langkah-
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu
langkah Pembelajaran 1
Pendahuluan Apersepsi dan motivasi
Memberikan salam dan memulai pelajaran dengan Menjawab mengucapkan basmallah kemudian berdoa sebelum memulai pelajaran.
Salam
dengan khitmat
dan
berdoa
10 Menit
112
Menjawab hadir
Mengabsen kehadiran siswa
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan Merespon pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dengan
memberikan
garis besar materi kemarin
dipelajari Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik Siswa menyiapakan buku LKS pendidikan agama islam.
untuk mengikuti proses pembelajaran. Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran
atau Siswa mendengarkan
kompetensi dasar yang akan dicapai dari materi Tata cara pengurusan jenazah
2
Kegiatan Inti Eksplorasi
Memberi pengantar dengan menjelaskan wawasan Siswa memperhatikan
70 Menit
sekilas tentang kewajiban sesama muslim terhadap muslim yaitu menguruskan muslim yang wafat. Dengan
bimbingan
guru,
siswa
membentuk Siswa membentuk kelompok
kelompok-kelompok kecil Memberikan suatu pertanyaan “Apa saja langkah- Siswa langkah dari menshalati dan menguburkan jenazah ?,
berdiskusi
dengan
kelompoknya
apa itu makna dari kematian?” Memerintahkan dari setiap kelompok untuk mencari Siswa
mencari
informasi
dan
113
informasi mengkafani
tentang jenazah
materi di
memandikan perpustakaan
dan
berdiskusi di perpustakaan
dengan
pengawasan guru Guru memerintahkan setiap kelompok untuk mencatat Siswa membuat peta konsep dan
membuat
peta
konsep
tentang
tatacara
memandikan dan mengkafani jenazah Elaborasi Guru
memberikan
kesempatan
kepada
setiap Siswa menjelaskan hasil diskusi
kelompok untuk mempertasikan hasil diskusi Guru menunjuk salah satu siswa untuk menyimpulkan Siswa cara menshalati dan mneguburkan jenazah
menshalati
menyimpulkan dan
cara
menguburkan
jenazah Guru menyempurnakan dari penjelasan diskusi yang Siswa memperhatikan kurang tepat. 3.
Konfirmasi Guru memberi penegasan hasil diskusi siswa
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa Siswa mengajukan pertanyaan
114
bagi yang belum paham. 10 Menit
Penutup Guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang Siswa mendengarkan kurang atau belum berpartisipasi secara aktif. Guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan Siswa ikut menyimpulkan bersama dengan guru
tentang materi yang telah dibahas Guru
menganjurkan
kepada
siswa
untuk Siswa mendengarkan
memperbanyak wawasan tentang materi yang dibahas Guru bersama-sama siswa menutup pelajaran dengan Siswa mengucapkan Hamdallah membaca Hamdallah Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum Siswa menjawab salam guru keluar kelas
PENILAIAN 1 Indikator Pencapaian Kompetensi
Mampu mengidentifikasikan tatacara menshalati jenazah
Teknik
Bentuk
Penilaian
Penilaian
Tes tulis
Isian
Contoh Instrumen
Sebutkan rukun shalat jenazah ? Jawab : Niat, takbir empat kali, membaca al-fatihah setelah takbir
Bobot Nilai
50
115
pertama, membaca shalawat nabi setelah takbir kedua, membaca doa setelah takbir ketiga, berdoa setelah takbir keempat, berdiri jika kuasa, mengucap salam Mampu menguraikan tata cara menguburkan
Tes lisan
Isian
Sebutkan
jenazah
persiapan
sebelum
menguburkan jenazah ? Jawab : 1. Pembuatan liang lahat sekurang-kurangnya jangan sampai bau busuk mayit dapat keluar, dan sampai
dapat
dibongkar
oleh
binatang. 2.
Pilih tempat yang cukup kuat tanahnya,
dari
penggalian
binatang buas, cukup jauh dari arus air,tidak mudah longsor dan hanyut tergusur aliran air. 3.
Penutup lubang lahat harus cukup kuat dan rapat, supaya tidak
50
116
mudah longsor ke bawah. 4.
Keranda
Janazah
hendaknya
tertutup rapat dan sesederhana mungkin. Mampu menerangkan makna kematian
Tes Lisan
Isian
Apa perbedaan kematian jasadi dan irady? Jawab : Terpisahnya ruh dari jasad merupakan
bentuk
nyata
dari
kematian alami (jasadi) tiadanya nafsu, gairah, motivasi atau semangat
seseorang
dalam
menghadapi hidup dan kehidupan (Irady) Jumlah :
100
117
PENILAIAN 2 Skor
Aspek Yang Dinilai 1 Ketepatan peta konsep tentang tatacara menshalati jenazah Ketepatan peta konsep tentang tatacara menguburkan jenazah Keterangan Skor : 1 : Kurang 2 : Cukup 3 : Baik
2
3
118
PENILAIAN 3 Nama Kelompok
Keindahan Peta Konsep 1
2
Nilai = skor yang dicapai x 100 skor maksimal (9)
H. Sumber dan Alat Pembelajaran 1. Sumber : Al-Qur’an dan terjemahnya Buku LKS/ paket 2. Alat : Laptop Peta Konsep
3
Kelengkapan Peta Konsep 1
2
3
Kerapihan Peta Konsep 1
2
3
Skor
Nilai
119
I. Penilaian Teknik : Kuis, Ulangan Harian Bentuk Instrumen : Uraian singkat, penugasan
Jakarta, 2 Mei 2014 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Observer
Anike Suci Badriawan
Hj. Masmidah. S.pd.i Kepala Sekolah
Drs. Ridwanuddin
120
SIKLUS II (PENELITIAN TINDAKAN KELAS) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah : SMK ISLAM RUHAMA Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas/Semester : XI / I Waktu : 4 x 45 menit Aspek : Fiqh A. Standar Kompetensi : 11. Memahami tatacara pengurusan jenazah B. Kompetensi Dasar : 11. 2 Memperagakan tatacara pengurusan jenazah No 11.2
Indikator Pencapaian Mempraktikan tata cara memandikan jenazah Mempraktikan tata cara megkafani jenazah Mempraktikan tata cara menshalatkan jenazah Mempraktikan tata cara menguburkan jenazah
D. Tujuan Pembelajaran Siswa : Mampu mempraktikan tata cara memandikan jenazah Mampu mempraktikan tata cara mengkafani jenazah Mampu mempraktikan tata cara menshalatkan jenazah Mampu mempraktikan tata cara menguburkan jenazah
Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Religius Jujur Disiplin Bersahabat/Komunikatif Peduli lingkungan
121
E. Materi Pembelajaran Tatacara pengurusan jenazah (Terlampirkan) F. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab, proyek, demonstrasi Pertemuan Pertama : 2 x 45 menit NO 1
2
Langkah-langkah Kegiatan Guru Pembelajaran Memberikan salam dan memulai pelajaran dengan Pendahuluan mengucapkan basmallah kemudian berdoa sebelum Apersepsi dan memulai pelajaran. motivasi Mengabsen kehadiran siswa Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai dari materi pengurusan jenazah Kegiatan Inti Memberi pengantar dengan menjelaskan wawasan Eksplorasi sekilas tentang materi sebelumnya Memberi kesempatan kepada setiap kelompok
Kegiatan Siswa Menjawab Salam dan berdoa dengan khitmat
Waktu 10 Menit
Menjawab hadir Merespon dengan memberikan garis besar materi kemarin Siswa menyiapakan buku PAI Siswa mendengarkan
Siswa memperhatikan Siswa mempersiapkan bahan-bahan
70 Menit
122
untuk memperagakan tatacara untuk mempersipakan bahan-bahan yang di memandikan dan mengkafani jenazah perlukan untuk memperagakan tatacara pengurusan jenazah secara bergiliran mempraktikan tatacara Memberi kesempatan kepada setiap kelompok Siswa memandikan dan mengkaffani jenazah untuk mempraktikan tatacara memandikan dan mngkafani jenazah sesuai yang sudah mereka buat pada peta konsep, Elaborasi Memerintah setiap kelompok untuk mengemukakan berdiskusi mengemukakan pertanyaan pertanyaan untuk kelompok lain Setiap kelompok bisa menjawab pertanyaan dari Siswa menjawab pertanyaan kelompok yang bertanya. Konfirmasi
3.
Penutup
Guru menunjuk salah satu siswa untuk Siswa menyimpulkan menyimpulkan materi ini Guru membenarkan dari setiap jawaban bila ada Siswa mendengarkan yang kurang tepat Guru memerintahkan siswa untuk menerapkan Siswa memperhatikan dalam kehidupan sehari-hari Siswa mendengarkan Guru memberi penegasan hasil diskusi Siswa mengajukan pertanyaan Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa bagi yang belum paham. Siswa mendengarkan Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk kedepannya
10 Menit
123
Guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan tentang materi yang telah dibahas Guru menganjurkan kepada siswa untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari Guru bersama-sama siswa menutup pelajaran dengan membaca hamdallah Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar kelas
Siswa ikut menyimpulkan bersama dengan guru Siswa mendengarkan Siswa mengucapkan Hamdallah
Siswa menjawab salam guru
PENILAIAN 1 Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Mampu memperagakan tata cara memandikan jenazah
Tes Tulis
Mampu memperagakan tata cara mengkafani jenazah
Tes Tulis
Bentuk Contoh Instrumen Penilaian Isian Persiapan apa saja yang di perlukan sebelum memandikan jenazah? Jawab : 1. Air suci yang mensucikan yang cukup, dengan dicampuri wangi-wangian 2. Serbuk/larutan kapur barus, untuk meredam bau. 3. Sarung tangan/ handuk tangan untuk membersihkan kotoran darah atau najis lain. 4. Lidi dan sebagainya untuk membersihkan kuku. 5. Handuk untuk mengeringkan badan/ tubuh mayat selesai dimandikan. Isian
Uraikan tata cara mengkafani jenazah ? Jawab : 1. Letakan jenazah membujur di atas
Bobot Nilai 50
50
124
2.
3.
4.
5.
Jumlah :
kain kafan, dalam keadaan tertutup selubung kain kafan (jangan sampai mayat telanjang secara terbuka). Tutuplah tujuh lubang yaitu, 2 mata, 2 telinga, 2 hidung dan 1 pusar dengan bulatan kapas yang ditaburi serbuk kapur barus Tutuplah lembaran kapas yang ditaburi sebuk kapur barus pada wajah muka, leher kanan & kiri, ketiak kanan & kiri, lengan siku kanan dan kiri, di bawah dan atas peregelangan tangan, kedua ergelangan kakinya, kedua lingkaran mulut Bagi Jenazah pria, tutuplah segitiga kain putih di bagian rambut kepala dengan ikatan pada jidat, katupkan tutup dada melalui lubang pada lehernya, katupkan lipatan tutup celana dalamnya. Bagi jenazah Wanita, letakkan tiga pintalan rambut ke bawahbelakang kepala, tutupkan kain mukena pada rambut kepala, utupkan belahan kain baju pada dada, lipatkan kain basahanmelingkar badan perut dan auratnya, katupkan dengan melingkartubuh badannya kain kafan yang rapat,tertib, menyeluruh. 100
125
PENILAIAN 2 Nama Kelompok
Keberanian dalam praktek 1
2
Keterangan Skor : 1 : Kurang 2 : Cukup 3 : Baik Nilai = skor yang dicapai x 100 skor maksimal (9)
3
Kekompakan kelompok dalam praktek 1
2
3
Ketepatan dengan sumber materi 1
2
3
Skor
Nilai
126
Pertemuan Kedua : 2 x 45 menit NO 1
2
Langkah-langkah Kegiatan Guru Pembelajaran Memberikan salam dan memulai pelajaran dengan Pendahuluan mengucapkan basmallah kemudian berdoa sebelum Apersepsi dan memulai pelajaran. motivasi Mengabsen kehadiran siswa Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai dari materi pengurusan jenazah Kegiatan Inti Memberi pengantar dengan menjelaskan wawasan Eksplorasi sekilas tentang materi sebelumnya Memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempersipakan bahan-bahan yang di perlukan untuk memperagakan menshalatkan jenazah secara bergiliran Memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempraktikan tatacara menshalati jenazah sesuai yang sudah mereka buat pada peta konsep. Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat tentang tatacara menguburkan jenazah
Kegiatan Siswa
Waktu
Menjawab Salam dan berdoa dengan khitmat
10 Menit
Menjawab hadir Merespon dengan memberikan garis besar materi kemarin Siswa menyiapakan buku PAI Siswa mendengarkan
70 Menit
Siswa memperhatikan Siswa mempersiapkan bahan-bahan untuk memperagakan tatacara menshalatkan jenazah Siswa mempraktikan menshalatkan jenazah
tatacara
Setiap kelompk mengeluarkan pendapat tentang penguburan jenazah
127
(meneruskan materi minggu sebelumnya)
3.
Elaborasi
Memerintah setiap kelompok untuk mengemukakan berdiskusi mengemukakan pertanyaan pertanyaan untuk kelompok lain khus Setiap kelompok bisa menjawab pertanyaan dari Siswa menjawab pertanyaan kelompok yang bertanya.
Konfirmasi
Guru menunjuk salah satu siswa untuk Siswa menyimpulkan menyimpulkan materi ini Guru membenarkan dari setiap jawaban bila ada Siswa mendengarkan yang kurang tepat Guru memerintahkan siswa untuk menerapkan Siswa memperhatikan dalam kehidupan sehari-hari
Penutup
Guru memberi penegasan hasil diskusi Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa bagi yang belum paham. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk kedepannya Guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan tentang materi yang telah dibahas Guru menganjurkan kepada siswa untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari Guru bersama-sama siswa menutup pelajaran dengan membaca hamdallah Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar kelas
Siswa mendengarkan Siswa mengajukan pertanyaan Siswa mendengarkan Siswa ikut menyimpulkan bersama dengan guru Siswa mendengarkan Siswa mengucapkan Hamdallah Siswa menjawab salam guru
10 Menit
128
PENILAIAN Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Mampu memperagakan tata cara menshalatkan jenazah
Tes Tulis
Mampu memperagakan tata cara menguburkan jenazah
Tes Tulis
Bentuk Contoh Instrumen Penilaian Isian Sebutkan syarat syah nya shalat jenazah ? Jawab : 1) Suci dari hadas besar dan kecil, suci badan, pakaian jauh dari najis, menutup aurat dan menghadap kiblat 2) Shalat dilakukan setelah jenazah dimandikan dan dikafani 3) Letak jenazah disebelah orang yang menyalatkan. Isian
Uraikan tata cara menguburkan jenazah ? Jawab : 1) Letakkan usungan keranda Janazah di sebelah liang kubur yang longggar. 2) Dibuka tutup keranda dan selubung jenazah. 3) Dua/tiga orang lelaki, dari keluarga jenazah terdekat dan diutamakan yang tidak junub pada malam hari, sebelumnya masuk 40 dalam liang kubur dengan berdiri, menyiapkan diri menerima jenazah. 4) Masukkan jenazah dari arah kaki, didahulukan kepalanya dimasukkan (dari arah selatan). 5) Letakkan jenazah secara membujur, arah kepala di sebelah barat, dan badan jasadnya dihadapkan miring/serong, mukanya menghadap kiblat. 6) Lepaskan semua ikatan tali, serta dilonggarkan
Bobot Nilai 50
50
129
kain kafannya (pipi pelipis tidak harus meneyentuh tanah). 100
Jumlah : PENILAIAN 2 Nama Kelompok
Keberanian dalam praktek 1
2
3
Keterangan Skor : 1 : Kurang 2 : Cukup 3 : Baik Nilai = skor yang dicapai x 100 skor maksimal (9)
Kekompakan kelompok dalam praktek 1
2
3
Ketepatan dengan sumber materi 1
2
3
Skor
Nilai
130
G. Sumber dan Alat Pembelajaran 1. Sumber : Al-Qur’an dan terjemahnya Buku LKS/ paket 2. Alat : Laptop Peta Konsep H. Penilaian Teknik : Kuis, Ulangan Harian Bentuk Instrumen : Uraian singkat, penugasan
Jakarta, 13 Mei 2014 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Observer
Anike Suci Badriawan
Hj. Masmidah. S.pd.i Kepala Sekolah
Drs. Ridwanuddin
131
Pengurusan Jenazah Perawatan jenazah muslim /muslimat yaitu dimulai dari cara memandikan, mengkafani, menshalatkan, sampai menguburkan. Dalam pelaksanaan perawatan jenazah ini ada tata cara atau kaifiyah yang harus diperhatikan oleh kaum muslim.
A. Takziah dan Ziarah Kubur 1. Takziah Takziah adalah salah satu kewajiban seorang muslim terhadap orang yang meninggal. Bahkan, Rasulullah Muhammad saw menyebutnya sebagai salah satu hak bagi orang yang meninggal dunia. Artinya, ketika ada seseorang yang meninggal dunia, jenazah tersebut masih memiliki hak untuk mendapat penghormatan dari orang yang masih hidup. Rasulullah Muhammad saw bersabda, “Sesungguhnya milik Allah-lah apa yang telah Dia ambil dan milik-Nya jua apa yang Dia berikan; dan segala sesuatu di sisi-Nya sudah ditetapkan ajalnya. Maka hendaklah kamu bersabar dan mengharap pahala dari-Nya” (HR. Muttafaq ’alaih). Sabda ini selaras dengan tujuan utama dari takziah kepada orang yang baru ditinggalkan oleh orang yang meninggal dunia yaitu untuk mengingatkan tentang hak Allah dan pentingnya seorang muslim untuk bersabar dalam menghadapi segala musibah.
(Yaitu ) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan “inna lillahi wainna ilaihi raaji’uun . Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurnadan rahmat dari tuhanmereka dan mereka itulahorang-orang yang mendapatkan petunjuk Dalam ajaran Islam, kebiasaan seorang
muslim mengunjungi orang yang
meninggal dunia ini disebut takziah. Dengan kata lain, takziah adalah berkunjung kepada keluarga yang meninggal dunia. Kewajiban untuk mengunjungi keluarga yang mengalami “musibah” kematian adalah sunah. Bahkan, dalam kondisi tertentu bisa menjadi wajib. Pada ahli hukum Islam menegaskan bahwa hukum merawat orang yang meninggal dunia adalah fardu kifayah, namun bila tidak ada yang mengurusnya maka
132
kepada orang yang tahu mengenai kejadian tersebut status hukumnya menjadi fardu ‘ain. Dengan kata lain, seseorang tidak dinyatakan berdosa bila tidak ikut serta dalam merawat jenazah bila sudah ada sebagian muslim lain yang sudah mengurus jenazah tersebut. Pada posisi seperti itu, maka bagi kebanyakan orang yang lain (yang tidak ikut serta merawat jenazah) terkena status fardu kifayah. Namun bila tidak ada yang mengurus, maka pada orang yang ada di sekitar orang yang meninggal dunia tersebut terkena hukum wajib (fardu ‘ain) untuk merawat jenazah tersebut sampai selesai. Hal ini diperkuatkan oleh hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, di antaranya : Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
ِﻣَﻦْ ﻋَﺰﱠى ﻣُﺼَﺎﺑًﺎ ﻓَﻠَﮫُ ﻣِﺜْﻞُ أَﺟْﺮِه Barangsiapa yang berta’ziyah kepada orang yang tertimpa musibah, maka baginya pahala seperti pahala yang didapat orang tersebut. [HR Tirmidzi 2/268. Kata beliau: “Hadits ini gharib. Sepanjang yang saya ketahui, hadits ini tidak marfu’ kecuali dari jalur ‘Adi bin ‘Ashim”; Ibnu Majah, 1/511].
Dalil lainnya, ‘Abdullah bin ‘Amr bin al Ash menceritakan, bahwa pada suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada Fathimah Radhiyallahu 'anha : “Wahai, Fathimah! Apa yang membuatmu keluar rumah?” Fathimah menjawab,”Aku berta’ziyah kepada keluarga yang ditinggal mati ini.” [HR Abu Dawud, 3/192] Sementara takziah adalah salah satu akhlak muslim terhadap orang yang sedang mendapatkan musibah. Pelaksanaan takziah sebaiknya dilakukan sebelum jenazah dimakamkan. Dengan maksud untuk membantu mengurus atau paling tidak mensalatkan dan mengantar jenazah ke makam. Adab Bertakziah Lakukan takziah dengan dilandasi oleh niat ikhlas karena Allah Swt. Karena sesungguhnya hanya amal-amalan kepada Allah Swt itulah, yang akan memiliki nilai ibadah di sisi Allah Swt. Gunakan pakaian yang rapi, sopan dan menutup aurat. Sepanjang tidak mencolok atau menyinggung pihak lain, tidak ada salahnya, menggunakan model pakaian yang biasa digunakan sebagai tanda berkabung. Bertingkah laku yang baik, dan jaga ucapan. Islam memberikan ajaran mengenai akhlak bertakziah, yaitu pujilah si mayit dengan mengingat dan menyebut kebaikan-
133
kebaikannya dan jangan menjelek-jelekkannya. Rasulullah bersabda, “Janganlah kamu mencaci-maki orang-orang yang telah mati, karena mereka telah sampai kepada apa yang telah mereka perbuat.” (HR. Al-Bukhari). Jangan menangis dengan suara keras, meratapi maupun merobek-robek baju. Rasulullah bersabda, “Bukan golongan kami orang yang memukul-mukul pipinya dan merobek-robek bajunya, dan menyerukan kepada seruan jahiliyah.”(HR. Al-Bukhari). Mohonkan ampun untuk jenazah setelah dikuburkan. Ibnu Umar pernah berkata, “Apabila selesai mengubur jenazah, Rasulullah berdiri di atasnya dan bersabda, “Mohonkan ampunan untuk saudaramu ini, dan mintakan kepada Allah agar ia diberi keteguhan, karena dia sekarang akan ditanya.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani). Hiburlah keluarga yang berduka dan berikan makanan untuk mereka. Rasulullah bersabda, “Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja`far, karena mereka sedang ditimpa sesuatu yang membuat mereka sibuk.” (HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh AlAlbani) Berdoa agar jenazah diampuni dosanya oleh Allah Swt dengan menshalatkannya. Memberi nasihat kepada keluarga jenazah yang ditinggalkan untuk bersabar, tawakal serta meningkatkan ketakwaannya kepada Allah Swt dan mengingatkan keluarga jenazah apabila jenazah mampunyai hutang untuk segara dilunasi. Memberi bantuan baik berupa uang atau yang lainnya yang dibutuhkan jenazah.
2. Ziarah kubur Berziarah kubur hukumnya sunnah. Pelaksanaan ziarah kubur tidak ada waktu yang diwajibkan. Kebanyakan muslim melaksanakan ziarah kubur pada hari raya idul fitri. Kegiatan ziarah kubur di hari raya idul fitri ini merupakan rangkaian panjang dari kegiatan bulan suci ramadhan. Bagi seorang muslim akan merasa kurang maksimal merayakan hari raya idul fitrinya bila tidak melakukan ziarah kubur ke makam leluhur, orangtua atau sanak-saudara yang telah mendahuluinya. Pada permulaan Islam melakukan ziarah kubur memang dilarang bagi laki-laki maupun perempuan, karena dikhawatirkan akan berbuat syirik, sebagaimana sifat-sifat orang jahiliyah yang menganggap bahwa kuburan itu tempat keramat, tempat menuju dan tempat memohon sesuatu. Akan tetapi setelah keimanan orang-orang Islam sudah kuat dan mampu tidak berbuat syirik, larangan untuk ziarah kubur dicabut kembali, asalkan mampu menjaga sirik. Sabda Nabi Saw :
134
ِ ﻛُﻨْﺖُ ﻧَﮭَﯿْﺘُﻜُﻢْ ﻋَﻦْ زَﯾَﺎرَة: َ ﻗَﺎلَ رَﺳُﻮْلُ اﷲِ ﺻَﻠﱠﻰ اﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢ: َﻋَﻦْ ﺑُﺮَﯾْﺪَةَ ﻗَﺎل َ وَزَادَ اﻟﺘﱠﺮْﻣُﺬِى ﻓَﺈِﻧﱠﮭَﺎَ ﺗُﺬَﻛِﺮﱡ اْﻵﺧِﺮَةَ رواه ﻣﺴﻠﻢ و.(اﻟْﻘُﺒُﻮْرِ ﻓُﺰُوْرُوْھَﺎ )رواه ﻣﺴﻠﻢ اﻟﺘﱠﺮْﻣُﺬِى Artinya : “Dari Buraidah berkata : Rasulullah Saw telah bersabda : Aku pernah melarang kamu dari ziarah kubur, maka sekarang ziarahlah (HR. Muslim). Dan Turmudzi menambahkan : Sesngguhnya ziarah kubur ini dapat mengingatkan kepada akhirat “ (HR. Muslim da Turmudzi) Dengan demikian, pada hari lebaran hampir semua anggota keluarga digiring untuk melakukan ziarah kubur ke leluhur. Anak kecil, ibu bapak, dan paman bibi atau siapapun yang merupakan anggota keluarga besar mereka menyempatkan diri untuk melakukan ziarah kubur. Bila diperhatikan dengan seksama, kegiatan ziarah kubur ini menunjukkan beberapa perilaku agama dan perilaku kebudayaan yang unik pada masyarakat muslim modern. a. Praktek ziarah kubur dilakukan sesuai dengan pemahaman dan kesadaran agamanya masing-masing.
Bagi mereka yang merasa yakin tentang tahlilan, tidak jarang
mereka lakukan yasinan bersama di samping kanan kiri makam leluhurnya. Perilaku seperti ini, sudah tentu sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh kaum muslimin yang tidak mengakui adanya tahlilan atau yasinan di lokasi makam. Bagi kelompok tertentu, asal tidak meminta-minta sesuatu kepada makam, maka kegiatan berdoa di makam adalah sesuatu hal yang tidak dilarang. b. Nilai sosial kedua yang tidak kalah pentingnya lagi yaitu ziarah kubur tahunan sebagaimana yang dilaksanakan di hari idul fitri menjadi magnet besar dalam mengumpulkan sanak saudara. Pada waktu itulah, keturunan dari orang yang meninggal (misalnya nenek) berkumpul untuk menyambangi makan leluhur dengan berbagai do’a dan bunga. Fenomena ini menegaskan bahwa ziarah kubur secara sosiologis memiliki potensi yang besar untuk membangun silaturahmi dan reuni antar anggota keluarga. Tradisi mudik yang menggejala di masyarakat Indonesia, dalam kaitan dengan masalah ini merupakan sarana masyarakat untuk melakukan ziarah ke makam leluhurnya. Mereka merelakan harus mengeluarkan biaya besar dan berdesak-desakan di jalan, sepanjang dapat merayakan lebaran di kampung halaman dan bisa berziarah ke makam leluhur. Oleh karena itu, ziarah kubur pun ternyata berpeluang untuk dijadikan shilaturahmi akbar antar aggota masyarakat secara lebih luas. Tanpa diduga, sanak saudara dari seorang tetua desa akan bertemu
135
di makam dengan keturunan dari rekanan tetua desa tersebut. Anak cucu para tetua itu kemudian saling menjelaskan identitas diri, terkait dengan leluhur yang tengah mereka kunjungi tersebut. c. Bagi seseorang yang dianggap tetua, secara tidak langsung memiliki kesempatan untuk menjelaskan mengenai asal-usul orang yang sudah meninggal yang kita ziarahi itu. Di depan makam leluhur tersebut, orang yang tertua memberikan penjelasan tentang siapa dan kilas balik sejarah leluhurnya. Namun demikian, cerita yang disampaikan tetua itu memiliki dua tujuan, yaitu: 1)
Menceritakan kisah leluhur kepada yang hadir dengan tujuan supaya yang hadir memiliki pengetahuan mengenai silsilah keluarga, khususnya kepada mereka yang termasuk generasi muda
2) Memberikan penjelasan kepada generasi tua yang hadir untuk mengingat lokasi
ziarah supaya dia dapat melanjutkan estafet ziarah kubur di kemudian hari. Tidak mengherankan, dalam kesempatan ziarah kubur lebaran itu, seorang tetua biasanya memberikan penjelasan lokasi-lokasi makam leluhur atau sanak saudara yang perlu diingat dan wajib diziarahi oleh keturunannya di kemudian hari. 3) Ziarah kubur merupakan perekat sosial antar anggota keluarga. Secara
primordial, dikalangan para pengunjung biasanya mengeluarkan cerita, kenangan atau unek-unek tentang ketidakmampuan dirinya di masa lalu dalam memberikan pelayanan prima kepada leluhurnya. Dan dalam kesempatan itu pula, mereka menularkan kepedulian, kepekaan kepada saudarasaudaranya untuk memberikan bebakti kepada leluhurnya, yaitu dengan cara menziarahi atau mendo’akan mereka. e.
Dengan melakukan ziarah kubur sesungguhnya setiap keluarga telah berusaha untuk melestarikan silsilah keturunan mereka. Orang Sunda menyebutnya sebagai “pancakaki” supaya tidak “pareumeun obor”.
Dengan adnaya ziarah kubur,
seseorang akan mengenal siapa leluhurnya, dan siapa yang menjadi keturuan dari leluhurnya tersebut. f.
Tidak kalah menarik lagi, kadang seorang muslim memberikan doa dan taburan bunga kepada makam-makam tertentu yang dianggapnya sebagai orang berjasa. Mereka itu kadang orang terhormat, kadang hanya sekedar karena dirinya (orang yang hidup itu) sempat berutang budi kepada orang yang sudah meninggal tersebut.
136
Sehingga dalam kesempatan lebaran itu, mereka melakukan kunjungan ke makam orang tersebut. Hikmah Ziarah Kubur Bagi seorang ibu atau bapak, bila kedapatan ada salah seorang anggota keluarganya tidak mau ziarah kubur kepada nenek moyangnya, akan dicapnya sesuatu hal yang nakal atau kurang berbakti. Sementara itu bagi anak muda sekarang, ziarah kubur ke makam leluhur dianggap sebagai sesuatu yang kurang penting. Sikap kalangan muda ini, selain dirasuki oleh pemahaman bahwa doa kepada orang yang sudah meninggal dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, juga karena terkait dengan citra bahwa ziarah kubur itu hanyalah kewajiban orang-orang yang sudah tua. Maka di hari lebaran ini, anak-anak generasi muda jarang yang memiliki inisiatif sendiri untuk melakukan ziarah kubur. Bahkan ada diantara kalangan muda itu, merayakan lebaran itu bukan dengan ziarah kubur malah dengan pesta atau liburan ke suatu tempat. Satu sisi tampaknya hal ini bergantung pada persepsi dirinya mengenai kematian atau kuburan. Bagi mereka yang menganggap kematian itu adalah sesuatu hal yang lepas dan tidak ada ikatan apa-apa lagi dengan mereka yang masih hidup di dunia, akan memiliki persepsi bahwa kunjungan ke makam leluhur adalah sesuatu hal yang kurang bermanfaat. Lain lagi dengan mereka yang menganggap bahwa orang yang masih hidup masih mampu dan berkesempatan untuk bershilaturahmi dengan para leluhur. Kajian antropologi dan sosiologi terhadap kepercayaan masyarakat yang ada di Indonesia, mengindikasikan adanya kepercayaan yang umum mengenai adanya ruang komunikasi antara orang yang masih hidup dengan orang yang sudah meninggal dunia. Doa dan bunga yang ditaburkan di hari lebaran adalah media komunikasi orang dunia dengan nenek moyang yang ada di alam kubur. Bagi masyarakat Jawa atau Sunda yang masih dipengaruhi adat leluhurnya, bakar kemenyan dan sesaji di malam jum’at adalah bagian dari komunikasi keluarga dengan leluhurnya. Ketika Islam hadir di bumi Indonesia, keyakinan dan kepercayaan bisa komunikasi dengan leluhur yang ada di alam kubur itu lebih bersifat satu arah. Islam memberikan panduan bahwa orang yang sudah meninggal dunia akan putus berbagai kaitan dengan dunia kecuali dalam tiga perkara, yaitu ilmu yang bermanfaat, amal zariah dan doa anak soleh. Dalam konteks yang terakhir itulah, ziarah kubur yang diisi dengan doa anakcucu kepada leluhurnya merupakan bagian dari komunikasi satu arah dengan
137
leluhurnya. Oleh karena itu, sanak-saudara di hari lebaran ini banyak yang melakukan ziarah kubur terhadap leluhurnya. Berdasarkan pertimbangan ini, shilaturahmi di hari raya idul fitri dilakukan dengan tiga pihak, yaitu shilaturahmi dengan Allah Swt yang ditunjukkan dengan sholat idul fitri, shilaturahmi dengan sesama manusia yang ditunjukkan dengan bersalam-salaman atau saling berkunjung, dan shilaturahmi dengan orang yang sudah meninggal yang ditunjukkan dengan ziarah kubur.
Adab Ziarah Kubur Dalam melaksanakan ziarah kubur, Islam memberikan rambu-rambu etika yang harus diperhatikan. a. Pelaksanaan ziarah kubur dilandasi niat ikhlas dan tujuan ibadah karena Allah Swt. b. Hendaknya mengucapkan salam kepada penghuni kubur dan mendoakannya agar
memperoleh kesejahteraan dan keselamatan da alam kuburnya. c. Saat berziarah hendaknya tidak boleh menginjak-injak atau duduk diatas makam
apalagi melakukan perbuatan yang tidak pantas. d. Tidak boleh menggunakan makam sebagai tempat makan, duduk-duduk atau
istirahat di atas makam orang lain. Sikap seperti ini, dapat menyinggung perasaan anggota keluarga yang dimakamkannya. e. Tujuan ziarah kubur bukan untuk perbuatan-perbuatan yang melanggar aturan Islam.
3. Makna Kematian Kematian dalam wacana Islam bukanlah sesuatu hal yang aneh. Kematian adalah sesuatu hal yang pasti melebihi kepastian logika ilmiah. Karena sesungguhnya setiap makhluk akan menghadapi kematian. Hanya perbedaan waktu, tempat dan proses kematian yang membedakan antara satu dengan yang lainnya. Kullu nafsin daiqatul maut. Pada ulama membagi ada dua jenis kematian. Pertama, yaitu kematian alamiy atau kematian jasadi. Terpisahnya ruh dari jasad merupakan bentuk nyata dari kematian alami (jasadi). Ujung dari kejadian ini, yaitu akan dimakamkannya orang yang meninggal pada sebuah bidang lahan di bumi. Sementara jenis yang kedua, ada yang disebut dengan kematian irady. Mereka yang mengalami kematian irady ini tidaklah mesti mengalami kematian jasadi. Ciri utama dari kematian irady adalah tiadanya nafsu,
138 gairah, motivasi atau semangat seseorang dalam menghadapi hidup dan kehidupan. Orang seperti ini, sudah mengalami kematian irady. Ziarah kubur yang dilakukan pada waktu lebaran adalah ziarah yang dilakukan kepada mereka yang sudah mengalami kematian jasadi. Cara seperti ini sesungguhnya merupakan ritual yang formal bagi seorang muslim di setiap tibanya hari raya lebaran. Hal yang paling mengerikan, justru ketika ziarah kubur ke makam jasad leluhur itu diiringi oleh jasad-jasad yang tengah mengalami kematian irady. Rasulullah Muhammad saw memberikan isyarat bahwa kematian atau kuburan adalah nasehat yang bisu bagi seorang muslim. Adanya kematian merupakan sebuah peringatan terhadap setiap insan yang masih hidup di dunia ini. Kuburan dan kematian merupakan simbol dari awal perjalanan bagi seseorang di alam yang berbeda dengan dunia ini. Bagi mereka yang tengah mengalami kematian irady melihat makam atau kuburan sudah tentu hanyalah sebuah bentuk gundukan tanah dengan sejumput cerita masa lalu orang yang mengisi lahan dibalik tanah tersebut. Tidak lebih dari itu. Pengalaman dan apresiasi seperti ini, sudah tentu sangatlah sederhana dan tidak sampai pada esensinya. Oleh karena itu, bagi kelompok tertentu, kesempatan berziarah ini dijadikan sebagai waktu untuk saling mengingatkan mengenai kematian dan hakikat hidup dan kehidupan. Pada konteks inilah, ziarah kubur adalah upaya untuk menghidupkan irady setiap individu yang hadir di pemakaman tersebut.
B. Memandikan jenazah Tahap pertama yang harus dilakukan seorang muslim terhadap jenazah yaitu memandikan jenazah. Memandikan jenazah harus sesuai dengan yang dicontohkan Rasullullah saw. Secara umum, jenazah yang wajib dimandikan yaitu : 1. Jenazah itu orang Islam. Artinya, bila jenazah bukan muslim maka dia diserahkan kepada tata cara yang ditentukan oleh agama si jenazah itu sendiri. 2. Didapati tubuhnya walaupun sedikit. Syarat ini menerangkan bahwa memandikan jenazah tidak berarti harus jenazah yang utuh. Kendati jenazah tersebut hanya tersisa sebagian dari tubuhnya, misalnya karena kecelakaan, maka jenazah tersebut masih memiliki hak untuk dimandikan secara rapih. 3. Status jenazah bukan mati syahid. Ketentuan mati syahid atau tidaknya seseorang, dapat dilakukan dengan merujuk pendapat ulama yang berwenang. Selain syarat
139
umum tersebut, ada syarat khusus dalam pelaksanaan memandikan jenazah. Jika jenazah itu laki– laki maka yang memandikannya adalah laki–laki atau boleh istrinya atau mahramnya. Sebaliknya jika jenazah itu perempuan dimandikan oleh perempuan atau suaminya atau mahramnya. Seorang laki-laki tidak boleh memandikan jenazah perempuan yang bukan istri atau muhrimnya. Begitu pula sebaliknya, seorang perempuan tidak boleh memandikan jenazah laki-laki yang bukan suaminya atau bukan muhrimnya. Terkecuali bila jenazah yang dimaksud itu adalah jenazah bati atau kanakkanak, maka yang memandikannya boleh berlawanan jenis kelamin dengan jenazah. Hanya saja, perlu diingat bahwa yang paling berhak memandikan jenazah adalah keluarga terdekatnya teapi itu juga kalau keluarga dekatnya berhalangan, maka haknya boleh berpindah kepada orang yang bersifat amanah. Perlengkapan yang diperlukan : 1. Air suci yang mensucikan yang cukup, dengan dicampuri wangi-wangian 2. Serbuk/larutan kapur barus, untuk meredam bau. 3. Sarung tangan/ handuk tangan untuk membersihkan kotoran darah atau najis lain. 4. Lidi dan sebagainya untuk membersihkan kuku. 5. Handuk untuk mengeringkan badan/ tubuh mayat selesai dimandikan. Tata Cara Memandikan Jenazah, antara lain : 1. Bujurkanlah jenazah ditempat yang tinggi seperti ranjang atau balai-balai dan tertutup (tidak ada orang yang masuk ke tempat itu selain orang yang memandikan dan orang yang menolong mengurus keperluan mandi tersebut), serta diutamakan membujur menghadap kiblat dengan kepala di sebelah kanan. 2. Lepaskanlah seluruh pakaian yang melekat dan menutup,serta pengikat dagu dan pergelangan tangan. 3. Tutuplah bagian auratnya sekedarnya, dengan memakaikan kain sarung atau kain mandi pada bagian organ intim. 4. Lepaskan logam seperti cincin, dan gigi palsunya (kalau ada) 5. Bersihkan kotoran najisnya dengan mayat didudukkan dan punggungnya disandarkan pada sesuatu. Lalu perutnya di sapu dengan tangan dan ditekankan sedikit supaya keluar kotorannya. Perbuatan ini hendaklah diikuti dengan air wangi-wangian agar menghilangkan bau kotorang yang keluar 6. Sesudah itu mayat ditelengtangkan, lalu dicebokan dengan tangan kiri yang memakai sarung tangan.
140
7. Hendaknya sarung tangannya diganti dengan yang bersih, lalu anak jari kiri dimasukkan ke mulutnya, digosok giginya, dibersihkan mulutnya dari riak atau darah kalau ada, dan diwudhukan. 8. Bersihkan kuku-kuku jari kaki dan tangannya. 9. Kemudian kepala dan janggutnya di basuh, rambut dan janggutnya disisir perlahanlahan. Rambutnya yang tercabut hendaklah dicampur kembali ketika mengafaninya. 10. Disunahkan menyiram air mulai anggota yang kanan diawali dari kepala bagian kanan terus kebawah, kemudian bagian kiri hingga merata ke seluruh badan dan diulang 3(tiga) kali. Air pembasuhan yang terakhir ini sebaiknya dicampur dengan kapur barus atau wangi-wangian yang lain. Yang berhak memandikan mayat sebaiknya jika mayit itu laki-laki yang memandikan laki-laki pula, kecuali istri dan muhramnya (orangtua, adik, kakak dan anaknya). Sebaliknya jika mayitnya perempuan hendaknya yang memandikan juga perempuan kecuali suami atau mahramnya. Jika seorang istri meninggal yang lebih berhak memandikan adalah suaminya begitupun sebaliknya jika suami meninggal maka yang lebih berhak memandikan adalah istrinya.
C. Mengkafani jenazah Mengkafani jenazah maksudnya yaitu membungkus jenazah dengan kain kafan. Kewajiban mengkafani jenazah status hukumnya yaitu fardu kifayah bagi orang Islam yang masih hidup. Anggota keluarga yang ditinggalkan memiliki kewajiban untuk menyediakan kain kafan bagi jenazah. Bila keadaan ekonomi keluarga yang berkabung tidak sanggup menyediakan kain kafan, persediaan kain kafan disediakan oleh baitul mal. Sementara bila baitul mal tidak ada, maka orang Islam yang mampu berkewajiban untuk menyediakan kain kafan. Kain kafan hendaknya kain yang bersih, berwarna purtih, sederhana, yakni tidak mahal. Adapun ketentuan dalam mengkafani jenazah adalah Jenazah laki-laki dibungkus oleh tiga helai kain kafan yang menutupi tubuhnya sedangkan bagi jenazah perempuan dilapisi lima lembar kain kafan yaitu kain basahan (kain mandi), baju, tutup kepala, kerudung dan kain kafan yang menutupi tubuhnya. Perlengkapan mengakafani: 1. Tujuh utas tali dari sobekan kain putih 2. Segi tiga tutup kepala/rambut 3. Sehelai tutup dada, dengan berlobang pada bagian lehernya 4. Sehelai tutup aurat dengan terlipat panjang.
141
Khusus wanita dilengkapi dengan : 1. Kain basahan, sebagai penutup bagian aurat bawah. 2. Kerudung untuk rambut 3. Baju untuk penutup bagian dada dan lengan. 4. 5 helai kapas selembar telapak tangan 5. 7 Bulatan kecil, penutup lobang 6. Serbuk kapur barus, cendana yang berfungsi sebagai pengharum. Cara Pelaksanaan Mengkafani: 1. Letakan jenazah membujur di atas kain kafan, dalam keadaan tertutup selubung kain kafan (jangan sampai mayat telanjang secara terbuka). 2. Tutuplah tujuh lubang yaitu, 2 mata, 2 telinga, 2 hidung dan 1 pusar dengan bulatan kapas yang ditaburi serbuk kapur barus 3. Tutuplah lembaran kapas yang ditaburi sebuk kapur barus pada wajah muka, leher kanan & kiri, ketiak kanan & kiri, lengan siku kanan dan kiri, di bawah dan atas peregelangan tangan, kedua ergelangan kakinya, kedua lingkaran mulut 4. Bagi Jenazah pria, tutuplah segitiga kain putih di bagian rambut kepala dengan ikatan pada jidat, katupkan tutup dada melalui lubang pada lehernya, katupkan lipatan tutup celana dalamnya. 5. Bagi jenazah Wanita, letakkan tiga pintalan rambut ke bawahbelakang kepala, tutupkan kain mukena pada rambut kepala, utupkan belahan kain baju pada dada, lipatkan kain basahanmelingkar badan perut dan auratnya, katupkan dengan melingkartubuh badannya kain kafan yang rapat,tertib, menyeluruh.
D. Menyalatkan jenazah Setelah dimandikan dan dikafani, jenazah hendaknya disalatkan dan hukumnya fardu kifayah bagi orang muslim yang masih hidup. Keluarga dekat jenazah anak yang saleh/salehah boleh ikut menyalatkan orang tuanya yang sudah meninnggal. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam syarat sahnya salat jenazah : 1.
Suci dari hadas besar dan kecil, suci badan, pakaian jauh dari najis, menutup aurat dan menghadap kiblat
2.
Shalat dilakukan setelah jenazah dimandikan dan dikafani
3.
Letak jenazah disebelah orang yang menyalatkan.
Adapun rukun shalat jenazah 1.
Salat jenazah dilakukan dengan niat yang ikhlas karena Allah Ta’ala.
142
2.
Takbir empat kali.
3.
Membaca surah Al-F±tihah sesudah takbir pertama
4.
Membaca salawat Nabi Muhammad saw setelah takbir kedua
5.
Membaca doa setelah takbir ketiga.
6.
Berdoa setelah takbir keempat.
7.
Berdiri jika kuasa.
8.
Mengucapkan salam.
Adapun sunah-sunah shalat jenazah: 1.
Mengangkat tangan Ketika mengucapkan empat kali takbir .
2.
Israr yaitu merendahkan suara bacaan salat.
3.
Membaca taawwuz.
Beberapa hal tentang salat jenazah 1.
Salat jenazah boleh dikerjakan secara munfarid tetapi sebaiknya dilakukan secara berjamaah.
2.
Wanita muslimah boleh dan sah mensalatkan jenazah.
3.
Jenazah diletakan didepan orang yang menyalatkan dengan posisi kepala jenazah di utara, badan dan kaki lurus kearah selatan.
4.
Bila jenazah laki–laki maka imam hendaknya berdiri menghadap dan sejajar dengan jenazah.
5.
Jika jenazah banyak baik laki-laki maupun perempuan hendakanya dishalatkan sekaligus.
6.
Salat jenazah gaib apabila jenazahnya tidak ada ditempat shalat
7.
Menyalatkan jenazah diatas kuburnya dan hukumnya boleh.
Cara mengerjakan shalat jenazah: 1.
Mayit diletakkan paling depan, apabila mayit laki-laki, hendak nya Imam berdiri menghadap dekat kepala mayit, sedang mayat wanita imam menghadap dekat perutnya.
2.
Letak Imam paling depan diikuti oleh para ma'mum, jika yang menyolati sedikit usahakan dibuat 3 baris / shaf.
3.
Setelah semua siap lalu dimulai dengan takbiratul ihrom oleh Imam setelah itu baru makmum. (takbir pertama).
4.
Setelah takbiratul ihrom, tangan diletakkan bersedekap lalu membaca Surat Al Fatihah.
143
5.
Setelah membaca Surat Al Fatihah , lalu takbir lagi dengan mengangkat kedua tangan, kemudian bersedekap kembali (takbir kedua).
6.
Lalu membaca Sholawat Nabi saw. Selesai membaca sholawat,lalu takbir kembali dengan mengangkat kedua tangan dan bersedekap kembali (ini takbir ketiga)
7.
Dalam posisi bersedekap membaca do'a
8.
Selesai berdo'a lalu takbir lagi dengan mengangkat kedua tangan dan kemudian bersedekap (ini takbir keempat)
9.
Dalam posisi takbir ke 4 lalu bedo'a
10. Selesai berdo'a baru salam
E. Menguburkan jenazah Jenazah dikuburkan setelah dimandikan, dikafani dan disalatkan. Hukumnya fardu kifayah bagi orang muslim yang masih hidup dan menguburkan jenazah harus segera dilaksanakan. Pada waktu mengantar jenazah, hendaknya bersikap khusuk dan tawaduk, jika mengantar jenazah dilandasi dengan niat yang ikhlas karena Allah dan sesuai dengan ketentuan Syara, orang yang mengantarkan jenazah akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah Swt. Tempat penguburan adalah tempat penguburan khusus kaum muslimin, terpisah dari kuburan bukan muslim, dan karena diutamakan pelaksanaan penyelesaian Jenazah sesegera mungkin, maka cukup dikubur di tempat yang tersedia dan yang terdekat, dengan pengertian tidak selalu di tempat kuburan keluarga. Persiapan Penguburan 1. Pembuatan liang lahat sekurang-kurangnya jangan sampai bau busuk mayit dapat keluar, dan sampai dapat dibongkar oleh binatang. 2. Pilih tempat yang cukup kuat tanahnya, dari penggalian binatang buas, cukup jauh dari arus air,tidak mudah longsor dan hanyut tergusur aliran air. 3. Penutup lubang lahat harus cukup kuat dan rapat, supaya tidak mudah longsor ke bawah. 4. Keranda Janazah hendaknya tertutup rapat dan sesederhana mungkin. Tata cara Penguburan : 1. Letakkan usungan keranda Janazah di sebelah liang kubur yang longggar. 2. Dibuka tutup keranda dan selubung jenazah.
144
3. Dua/tiga orang lelaki, dari keluarga jenazah terdekat dan diutamakan yang tidak junub pada malam hari, sebelumnya masuk 40 dalam liang kubur dengan berdiri, menyiapkan diri menerima jenazah. 4. Masukkan jenazah dari arah kaki, didahulukan kepalanya dimasukkan (dari arah selatan). 5. Letakkan jenazah secara membujur, arah kepala di sebelah barat, dan badan jasadnya dihadapkan miring/serong, mukanya menghadap kiblat. 6. Lepaskan semua ikatan tali, serta dilonggarkan kain kafannya (pipi pelipis tidak harus meneyentuh tanah). 7. Letakkkan gumpalan tanah sebagai penyangga di bagian belakang badan, kepala, pinggang, perut, kaki, agar jasad tidak terlentang. 8. Tutuplah rongga dengan rapat dengan kayu atau batu untuk kemudian ditimbuni tanah yang cukup padat dan rapat. 9. Buatlah gundukan tanah asal tidak melebihi sejengkal tangan tingginya. 10. Para pelayat diutamakan turut serta menimbuni tanah dengan tiga kali taburan tanah
145
WAWANCARA GURU PENDIDIKANAGAMA ISLAM SMK ISLAM RUHAMA SEBELUM PELAKSANAAN TINDAKAN “ PENERAPAN METODE PROYEK GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI”
Nama
: Hj. Masmidah S. Pd. I
Jabatan
: Guru Pendidikan Agama Islam
Tempat
: SMK Islam Ruhama
Tanggal
: 22 April 2014
1. Sudah berapa lama ibu mengajar PAI di sekolah ini? Saya sudah mengajar di sekolah ini 3 tahun. 2. Kendala apa yang sering dihadapi ibu pada saat pembelajaran PAI? Menurut saya dan saya perhatikan ada 2 kendala yang terpenting, yaitu : a. PAI sering dianggap remeh, sesuatu yang sudah lumrah, dan anak-anak merasa bisa. b. Siswa sering menganggap bahwa PAI itu kurang menantang. Jadi banyak siswa yang merasa cepat bosan dengan pelajaran PAI. 3. Bagaimana cara ibu mengatasi kendala itu? Saya kira, kita harus mencari latar belakang terlebih dahulu. Kemudian materi-materi sering di ulang-ulang. 4. Bagaimana tingkat keaktifan siswa di kelas XI ? Menurut saya, untuk kelas XI AP banding kelas luamyan aktif. 5. Dalam pembelajaran PAI pernahkah ibu menggunakan metode proyek? Belum pernah 6. Metode pembelajran seperti apa saja yang selama ini ibu terapkan dalam pembelajaran PAI, khususnya untuk materi tata cara pengurusan jenazah? Ceramah, pratek dan tanya jawab. 7. Menurut ibu apakah dengan menggunakan metode proyek dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran PAI? Insyallah sepertinya akan jadi aktif siswanya. 8. Faktor apa saja yang menyebabkan siswa kurang aktif dikelas? Metode guru dengan identik ceramah, mungkin kondisi kelas yang sangat dekat dengan lapangan. 9. Apakah setiap tugas yang ibu berikan selau dikerjakan oleh siswa dengan baik?
146
Terkadang siswa asal-asalan dalam mengerjakan tugas. Tetapi ada beberpa yang bagus dalam mengerjakan tugasnya. 10. Bagaimana kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal PAI? Kemampusan siswa dalam mengerjakan soal cukup baik. Terkadang suka terkecoh dalam ayat al-quran dan haditsnya. Dan masih banyak juga siswa yang harus di HER dalam setiap ujian. 11. Apakah siswa merasa senang selama pembelajaran PAI ? Kelihatannya biasa saja. Karena mungkin belajar adalah kewajiban mereka. Ya senang atau tidak senang harus di laksanakan.
Tanggerang Sealatn, 22 April 2014
Hj. Masmidah S. Pd.I
147
WAWANCARA SISWA KELAS XI-AP SMK ISLAM RUHAMA SEBELUM PELAKSANAAN TINDAKAN “ PENERAPAN METODE PROYEK GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI”
Nama :Ilham Dermawan Kelas : XI AP
1. Apakah kalian senang dengan mata pelajaran PAI? Jawab : Cukup senang 2. Apakah kalian suka dengan cara guru PAI mengajar? Jawab : Kurang suka, karena saat mengajar sedikit menoton atau bosan. 3. Selama ini guru PAI mengajarkan materi dengan jelas? Jawab: saat menerangkan guru jelas memberikan materi 4. Apakah kalian senang bila disuruh mengerjakan tugas Jawab : kalau saya senang atau tidak senang ya harus dikerjakan tugasnya. 5. Apakah kalian senang dengan metode mengajar guru PAI? Senang, karena guru nya baik. Tetapi saya lebih senang apabila di adakannya forum diskusi saat pembelajaran berlangsung. 6. Guru pernah menggunakan metode lain selain ceramah? Belum pernah, tetapi pernah sesekali menggunakan video. 7. Apakah kalian senang bertanya bila ada kesempatan pada pembelajaran PAI? Saya senang bila di beri kesempatan bertanya. 8. Apakah kalian suka mengemukakan pendapat di setiap pembelajaran? Saya kadang-kadang memberikan pendapat saat pembelajaran. 9. apakah kalian puas dengan nilai PAI selama ini? Selama ini saya merasa cukup puas.
148
WAWANCARA SISWA KELAS XI-AP SMK ISLAM RUHAMA SEBELUM PELAKSANAAN TINDAKAN “ PENERAPAN METODE PROYEK GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI”
Nama :Agus Jumino Kelas : XI AP
1. Apakah kalian senang dengan mata pelajaran PAI? Jawab : saya senang dengan isi pelajaran PAI 2. Apakah kalian suka dengan cara guru PAI mengajar? Jawab : Kurang suka, karena saat mengajar sedikit menoton atau bosan. 3. Selama ini guru PAI mengajarkan materi dengan jelas? Jawab: saat menerangkan guru kadang-kadang jelas dalam menyampaikan materi. 4. Apakah kalian senang bila disuruh mengerjakan tugas Jawab : kalau saya senang atau tidak senang ya harus dikerjakan tugasnya. 5. Apakah kalian senang dengan metode mengajar guru PAI? Jawab : cukup senang 6. Guru pernah menggunakan metode lain selain ceramah? Jawab : jarang-jarang 7. Apakah kalian senang bertanya bila ada kesempatan pada pembelajaran PAI? Jawab : saya senang bertanya, apalagi maslah agama. 8. Apakah kalian suka mengemukakan pendapat di setiap pembelajaran? Jawab : Saya kadang-kadang memberikan pendapat saat pembelajaran. 9. Apakah kalian puas dengan nilai PAI selama ini? Jawab : Selama ini saya merasa belum puas.
149
WAWANCARA SISWA KELAS XI-AP SMK ISLAM RUHAMA SEBELUM PELAKSANAAN TINDAKAN “ PENERAPAN METODE PROYEK GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI”
Nama
: Mustatriani Rizqiyah
Kelas
: XI AP
1.
Apakah kalian senang dengan mata pelajaran PAI? Jawab : senang
2.
Apakah kalian suka dengan cara guru PAI mengajar? Jawab : suka, tapi agak kaku gurunya.
3.
Selama ini guru PAI mengajarkan materi dengan jelas? Jawab: saat menerangkan guru cukup jelas memberikan materi
4.
Apakah kalian senang bila disuruh mengerjakan tugas Jawab : kalau saya senang atau tidak senang ya harus dikerjakan tugasnya.
5.
Apakah kalian senang dengan metode mengajar guru PAI? Jawab : senang, tapi lebih senang kalau tidak selalu ceramah.
6.
Guru pernah menggunakan metode lain selain ceramah? pernah, tetapi sesekali saja.
7.
Apakah kalian senang bertanya bila ada kesempatan pada pembelajaran PAI? Saya senang bila di beri kesempatan bertanya.
8.
Apakah kalian suka mengemukakan pendapat di setiap pembelajaran? Saya kadang-kadang memberikan pendapat saat pembelajaran, hanya sepengetahuan saya saja.
9.
apakah kalian puas dengan nilai PAI selama ini? Selama ini saya merasa cukup puas.
150
WAWANCARA SISWA KELAS XI-AP SMK ISLAM RUHAMA SEBELUM PELAKSANAAN TINDAKAN “ PENERAPAN METODE PROYEK GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI”
Nama
: Apliana Dian Pramesti
Kelas
: XI AP
1.
Apakah kalian senang dengan mata pelajaran PAI? Jawab : saya senang dengan isi pelajaran PAI
2.
Apakah kalian suka dengan cara guru PAI mengajar? Jawab : Kurang suka, karena saat mengajar sedikit menoton atau bosan.
3.
Selama ini guru PAI mengajarkan materi dengan jelas? Jawab: saat menerangkan guru kadang-kadang jelas dalam menyampaikan materi.
4.
Apakah kalian senang bila disuruh mengerjakan tugas Jawab : kalau saya senang atau tidak senang ya harus dikerjakan tugasnya.
5.
Apakah kalian senang dengan metode mengajar guru PAI? Jawab : cukup senang
6.
Guru pernah menggunakan metode lain selain ceramah ? Jawab : tidak pernah
7.
Apakah kalian senang bertanya bila ada kesempatan pada pembelajaran PAI? Jawab : saya senang bertanya. Karena kalau masalah agama berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
8.
Apakah kalian suka mengemukakan pendapat di setiap pembelajaran? Jawab : Saya kadang-kadang memberikan pendapat saat pembelajaran.
9.
Apakah kalian puas dengan nilai PAI selama ini? Jawab : Selama ini saya merasa cukup puas.
151
WAWANCARA SISWA KELAS XI-AP SMK ISLAM RUHAMA SEBELUM PELAKSANAAN TINDAKAN “ PENERAPAN METODE PROYEK GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI”
Nama
: Thohir Anwaruddin
Kelas
: XI AP
1.
Apakah kalian senang dengan mata pelajaran PAI? Jawab : saya senang dengan isi pelajaran PAI
2.
Apakah kalian suka dengan cara guru PAI mengajar? Jawab : Kurang suka, karena saat mengajar sedikit menoton atau bosan.
3.
Selama ini guru PAI mengajarkan materi dengan jelas? Jawab: saat menerangkan guru kadang-kadang jelas dalam menyampaikan materi.
4.
Apakah kalian senang bila disuruh mengerjakan tugas ? Jawab : kalau saya senang atau tidak senang ya harus dikerjakan tugasnya.
5.
Apakah kalian senang dengan metode mengajar guru PAI? Jawab : cukup senang
6.
Guru pernah menggunakan metode lain selain ceramah? Jawab : jarang-jarang
7.
Apakah kalian senang bertanya bila ada kesempatan pada pembelajaran PAI? Jawab : saya senang bertanya. Karena saya suka dengan pelajaran PAI
8.
Apakah kalian suka mengemukakan pendapat di setiap pembelajaran? Jawab : Saya kadang-kadang memberikan pendapat saat pembelajaran.
9.
Apakah kalian puas dengan nilai PAI selama ini? Jawab : Selama ini saya merasa cukup puas.
152
CATATAN LAPANGAN SEBELUM PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN “ PENERAPAN METODE PROYEK GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI”
A. TINDAKAN GURU Guru hanya menggunakan metode ceramah dan menugaskan siswa mengerjakan latihan sola di LKS.
B. TINDAKAN SISWA Siswa hanya mendengarkan pelajaran dari guru, dan masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatiakan guru saat menjelaskan materi.
C. KESIMPULAN TINDAKAN YANG HARUS DILAKUKAN Setelah saya meneliti, maka menurut saya perlu adanya suasana belajar yang aktif, agar siswa tidak seeenaknya dalam bersikap saat pembelajaran berlangsung. Perlunya suasana belajar yang hidup, agar siswa tidak merasa bosan dan pembelajaran mudah dipahami. Berdasarkan catatan lapangan ini diharapkan penerapan metode proyek dapat menjadi solusi permasalahan di kelas.
Pengamat
Anike Suci Badriawan 1110011000094
153
CATATAN LAPANGAN SETELAH PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN I“ PENERAPAN METODE PROYEK GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI”
A. TINDAKAN SISWA Pada pembelajaran tindakan I siswa kurang berpatisipasi aktif dalam pembelajaran. Pada pembuatan konsep dalam kelompok masih terdapat siswa yang mengandalkan temannya dalam pembautan konsep. Selain itu masih ada siswa yang mengobrol saat diskusi dimulai dan masih ada siswa yang maulu-malu untuk mempresentasikan hasil proyeknya.
B. TINDAKAN GURU Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran. Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam mengerjakan proyeknya. Guru meriview materi yang dibahas bersama-sama dan mengevaluasi siswa untuk mengukur tingkat pemahaman siswa. . C. KESIMPULAN TINDAKAN YANG HARUS DILAKUKAN Dalam proses pembelajaran siklus I masih terdapat siswa yang kurang berpatisipasi aktif dalam pembelajaran. Karena pembelajaran kelompok yang kurang terawasi oleh guru. Sehingga masih ada siswa yang mengandalkan temannya saat mengerjakan proyeknya. Maka guru harus memberikan inovasi baru agar semua aktif menyeluruh dan memberikan sanksi kepada siswa yang mengobrol saat pembelajaran berlangsung serta buru lebih memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.
Pengamat
Anike Suci Badriawan 1110011000094
154
CATATAN LAPANGAN SETELAH PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN II“ PENERAPAN METODE PROYEK GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI”
A. TINDAKAN SISWA Pada pembelajaran tindakan III ini terlihat peningkatan siswa yang sangat signifikan, siswa aktif menyeluruh. Karena setiap kelompok mempraktikan di depan kelas tatacara pengurusan jenazah. Sedangkan siswa yang lainnya memperhatikan saat temannya mempratikan di depan kelas. Saat diskusi siswa sangat antusias dalam bertanya dan mengemukakan pendapat.
B. TINDAKAN GURU Guru melakukan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran. Guru memotivasi siswa dan membimbing sisa dalam pembelajaran berlangsung.
C. KESIMPULAN TINDAKAN YANG HARUS DILAKUKAN Terdapat peningkatan keaktifan siswa baik dalam mengerjakan proyeknya dan mempresentasikan hasi; proyeknya serta antusias dalam bertanya dan mengemukakan pendapatnya.
Pengamat
Anike Suci Badriawan 1110011000094
155
FORM OBSERVASI GURU DALAM PENERAPAN METODE PROYEK PADA PELAKSANAAN TINDAKAN I (PERTEMUAN I)
Nama Sekolah
:SMK Islam Ruahama
Matreri
: Pengurusan Jenazah
Hari/Tanggal
: Jum’at, 2 Mei 2014
Waktu
: 09.20- 11.00
A. Isilah Kolom Nilai Sesuai Pedoman Penilaian Berikut. No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
Memberikan pertanyaan atau permasalahan kepada setiap kelompok siswa
2.
Guru
berkolaboratif
dengan
siswa
untuk
menentukan judul proyek materi permasalahan 3.
Guru memerintahkan siswa untuk merancang proyek sesuai dengan permasalahan
4.
Guru memamntau aktivitas setiap kelompok dengan memberikan saran untuk kemajuan proyek
5.
Guru mengukur pemahaman siswa yang sudah di capai oleh masing-masing siswa
6.
Guru melakukakn reflleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan oleh siswa
B
C
K
156
FORM OBSERVASI SISWA DALAM PENERAPAN METODE PROYEK PADA PELAKSANAAN TINDAKAN I (PERTEMUAN I)
B. Isilah Kolom Nilai Sesuai Pedoman penilaian Berikut. No Kel. I 1.
Agus Jumiono
2.
Yolanda
3.
Apriliana
4.
Aas ariska
5.
Rahmat Bayu
6.
Rahman
No
Perencanaan
Aspek Kel. 2
1.
Ilham . D
2.
Mustatriani
3.
Cahya
4.
Dwi Heryanto
5.
Herona
6.
M. fahmi
No
Penilaian
Aspek
1.
Thohir. A
2.
Eka Viani
3.
M. Irfan
4.
Febriyana
5.
Ahmad A
* SB : sangat baik
Evaluasi
Penilaian Perencanaan
Aspek Kel. 3
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Penilaian Perencanaan
B : baik
Pelaksanaan
C : cukup
K : kurang
Evaluasi
157
Keterangan : A. Perencanaan 1. Setiap kelompok siswa menerima pertanyaan dari guru 2. Siswa berkolaboratif dengan guru untuk menentukan judul proyek materi permasalahan B. Pelaksanaan 1. Siswa merancang proyek sesuai dengan permasalahan 2. Setiap kelompok siswa dipantau oleh guru C. Evaluasi 1. Siswa dapat menjawab pertanyaan oleh guru terkait permasalahan proyek untuk mengukur pemahaman siswa 2. Siswa merefleksikan aktivitas dan hasil proyek yang sudah dirancang
158
FORM OBSERVASI KEAKTIVAN SISWA KELAS XI AP SMK ISLAM RUHAMA PADA PELAKSNAAN TINDAKAN I (Pertemuan I)
No
Nama
Kegiatan Keaktifan Siswa Visual Oral
1
Agus
2
Yolanda
3
Apriliana
4
Aas
5
Rahmat Bayu
6
Rahmah
7
Ilham
8
Mustatriani
9
Cahya
10
Dwi H
11
Herona
12
M. fahmi
13
Thohir
14
Eka Viani
15
M. irfan
16
Febriyana
17
Ahmad A
Listen
Write
Motor
Mental
Emotional
Mengetahui, Guru mata pelajaran PAI (Observer) Tanggerang Sealatan, 2 Mei 2014
Hj. Masmidah. S. Pd. I
159
FORM OBSERVASI GURU DALAM PENERAPAN METODE PROYEK PADA PELAKSANAAN TINDAKAN I (PERTEMUAN II)
Nama Sekolah
: SMK Islam Ruahama
Matreri
: Pengurusan Jenazah
Hari/Tanggal
: Selasa, 6 Mei 2014
Waktu
: 09.20- 11.00
B. Isilah Kolom Nilai Sesuai Pedoman Penilaian Berikut. No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
Memberikan pertanyaan atau permasalahan kepada setiap kelompok siswa
2.
Guru
berkolaboratif
dengan
siswa
untuk
menentukan judul proyek materi permasalahan 3.
Guru memerintahkan siswa untuk merancang proyek sesuai dengan permasalahan
4.
Guru memamntau aktivitas setiap kelompok dengan memberikan saran untuk kemajuan proyek
5.
Guru mengukur pemahaman siswa yang sudah di capai oleh masing-masing siswa
6.
Guru melakukakn reflleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan oleh siswa
B
C
K
160
FORM OBSERVASI SISWA DALAM PENERAPAN METODE PROYEK PADA PELAKSANAAN TINDAKAN I (PERTEMUAN II)
B. Isilah Kolom Nilai Sesuai Pedoman penilaian Berikut. No Kel. I 1.
Agus Jumiono
2.
Yolanda
3.
Apriliana
4.
Aas ariska
5.
Rahmat Bayu
6.
Rahman
No
Perencanaan
Aspek Kel. 2
1.
Ilham . D
2.
Mustatriani
3.
Cahya
4.
Dwi Heryanto
5.
Herona
6.
M. fahmi
No
Penilaian
Aspek
1.
Thohir. A
2.
Eka Viani
3.
M. Irfan
4.
Febriyana
5.
Ahmad A
* SB : sangat baik
Evaluasi
Penilaian Perencanaan
Aspek Kel. 3
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Penilaian Perencanaan
B : baik
Pelaksanaan
C : cukup
K : kurang
Evaluasi
161
Keterangan : A. Perencanaan 1. Setiap kelompok siswa menerima pertanyaan dari guru 2. Siswa berkolaboratif dengan guru untuk menentukan judul proyek materi permasalahan B. Pelaksanaan 1. Siswa merancang proyek sesuai dengan permasalahan 2. Setiap kelompok siswa dipantau oleh guru C. Evaluasi 1. Siswa dapat menjawab pertanyaan oleh guru terkait permasalahan proyek untuk mengukur pemahaman siswa. 2. Siswa merefleksikan aktivitas dan hasil proyek yang sudah dirancang
162
FORM OBSERVASI KEAKTIVAN SISWA KELAS XI AP SMK ISLAM RUHAMA PADA PELAKSNAAN TINDAKAN I (Pertemuan II)
No
Nama
Kegiatan Keaktifan Siswa Visual Oral
1
Agus
2
Yolanda
3
Apriliana
4
Aas
5
Rahmat Bayu
6
Rahmah
7
Ilham
8
Mustatriani
9
Cahya
10
Dwi H
11
Herona
12
M. fahmi
13
Thohir
14
Eka Viani
15
M. irfan
16
Febriyana
17
Ahmad A
Listen
Write
Motor
Mental
Emotional
Mengetahui, Guru mata pelajaran PAI (Observer) Tanggerang Sealatan, 6 Mei 2014
Hj. Masmidah. S. Pd. I
163
FORM OBSERVASI GURU DALAM PENERAPAN METODE PROYEK PADA PELAKSANAAN TINDAKAN I (PERTEMUAN III)
Nama Sekolah
: SMK Islam Ruahama
Matreri
: Pengurusan Jenazah
Hari/Tanggal
: Jumat, 9 Mei 2014
Waktu
: 09.20- 11.00
C. Isilah Kolom Nilai Sesuai Pedoman Penilaian Berikut. No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
Memberikan pertanyaan atau permasalahan kepada setiap kelompok siswa
2.
Guru
berkolaboratif
dengan
siswa
untuk
menentukan judul proyek materi permasalahan 3.
Guru memerintahkan siswa untuk merancang proyek sesuai dengan permasalahan
4.
Guru memamntau aktivitas setiap kelompok dengan memberikan saran untuk kemajuan proyek
5.
Guru mengukur pemahaman siswa yang sudah di capai oleh masing-masing siswa
6.
Guru melakukakn reflleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan oleh siswa
B
C
K
164
FORM OBSERVASI SISWA DALAM PENERAPAN METODE PROYEK PADA PELAKSANAAN TINDAKAN I (PERTEMUAN III)
B. Isilah Kolom Nilai Sesuai Pedoman penilaian Berikut. No Kel. I 1.
Agus Jumiono
2.
Yolanda
3.
Apriliana
4.
Aas ariska
5.
Rahmat Bayu
6.
Rahman
No
Perencanaan
Aspek Kel. 2
1.
Ilham . D
2.
Mustatriani
3.
Cahya
4.
Dwi Heryanto
5.
Herona
6.
M. fahmi
No
Penilaian
Aspek
1.
Thohir. A
2.
Eka Viani
3.
M. Irfan
4.
Febriyana
5.
Ahmad A
* SB : sangat baik
Evaluasi
Penilaian Perencanaan
Aspek Kel. 3
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Penilaian Perencanaan
B : baik
Pelaksanaan
C : cukup
K : kurang
Evaluasi
165
Keterangan : A. Perencanaan 1. Setiap kelompok siswa menerima pertanyaan dari guru 2. Siswa berkolaboratif dengan guru untuk menentukan judul proyek materi permasalahan B. Pelaksanaan 1. Siswa merancang proyek sesuai dengan permasalahan 2. Setiap kelompok siswa dipantau oleh guru C. Evaluasi 1. Siswa dapat menjawab pertanyaan oleh guru terkait permasalahan proyek untuk mengukur pemahaman siswa. 2. Siswa merefleksikan aktivitas dan hasil proyek yang sudah dirancang
166
FORM OBSERVASI KEAKTIVAN SISWA KELAS XI AP SMK ISLAM RUHAMA PADA PELAKSNAAN TINDAKAN I (Pertemuan III)
No
Nama
Kegiatan Keaktifan Siswa Visual Oral
1
Agus
2
Yolanda
3
Apriliana
4
Aas
5
Rahmat Bayu
6
Rahmah
7
Ilham
8
Mustatriani
9
Cahya
10
Dwi H
11
Herona
12
M. fahmi
13
Thohir
14
Eka Viani
15
M. irfan
16
Febriyana
17
Ahmad A
Listen
Write
Motor
Mental
Emotional
Mengetahui, Guru mata pelajaran PAI (Observer) Tanggerang Sealatan, 9 Mei 2014
Hj. Masmidah. S. Pd. I
167
FORM OBSERVASI GURU DALAM PENERAPAN METODE PROYEK PADA PELAKSANAAN TINDAKAN II (PERTEMUAN I)
Nama Sekolah
: SMK Islam Ruahama
Matreri
: Pengurusan Jenazah
Hari/Tanggal
: Selasa, 13 Mei 2014
Waktu
: 09.20- 11.00
D. Isilah Kolom Nilai Sesuai Pedoman Penilaian Berikut. No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
Memberikan pertanyaan atau permasalahan kepada setiap kelompok siswa
2.
Guru
berkolaboratif
dengan
siswa
untuk
menentukan judul proyek materi permasalahan 3.
Guru memerintahkan siswa untuk merancang proyek sesuai dengan permasalahan
4.
Guru memamntau aktivitas setiap kelompok dengan memberikan saran untuk kemajuan proyek
5.
Guru mengukur pemahaman siswa yang sudah di capai oleh masing-masing siswa
6.
Guru melakukakn reflleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan oleh siswa
B
C
K
168
FORM OBSERVASI SISWA DALAM PENERAPAN METODE PROYEK PADA PELAKSANAAN TINDAKAN II (PERTEMUAN I)
B. Isilah Kolom Nilai Sesuai Pedoman penilaian Berikut. No Kel. I 1.
Agus Jumiono
2.
Yolanda
3.
Apriliana
4.
Aas ariska
5.
Rahmat Bayu
6.
Rahman
No
Perencanaan
Aspek Kel. 2
1.
Ilham . D
2.
Mustatriani
3.
Cahya
4.
Dwi Heryanto
5.
Herona
6.
M. fahmi
No
Penilaian
Aspek
1.
Thohir. A
2.
Eka Viani
3.
M. Irfan
4.
Febriyana
5.
Ahmad A
* SB : sangat baik
Evaluasi
Penilaian Perencanaan
Aspek Kel. 3
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Penilaian Perencanaan
B : baik
Pelaksanaan
C : cukup
K : kurang
Evaluasi
169
Keterangan : A. Perencanaan 1. Setiap kelompok siswa menerima pertanyaan dari guru 2. Siswa berkolaboratif dengan guru untuk menentukan judul proyek materi permasalahan B. Pelaksanaan 1. Siswa merancang proyek sesuai dengan permasalahan 2. Setiap kelompok siswa dipantau oleh guru C. Evaluasi 1. Siswa dapat menjawab pertanyaan oleh guru terkait permasalahan proyek untuk mengukur pemahaman siswa. 2. Siswa merefleksikan aktivitas dan hasil proyek yang sudah dirancang
170
FORM OBSERVASI KEAKTIVAN SISWA KELAS XI AP SMK ISLAM RUHAMA PADA PELAKSNAAN TINDAKAN II (Pertemuan I)
No
Nama
Kegiatan Keaktifan Siswa Visual Oral
1
Agus
2
Yolanda
3
Apriliana
4
Aas
5
Rahmat Bayu
6
Rahmah
7
Ilham
8
Mustatriani
9
Cahya
10
Dwi H
11
Herona
12
M. fahmi
13
Thohir
14
Eka Viani
15
M. irfan
16
Febriyana
17
Ahmad A
Listen
Write
Motor
Mental
Emotional
Mengetahui, Guru mata pelajaran PAI (Observer) Tanggerang Sealatan, 13 Mei 2014
Hj. Masmidah. S. Pd. I
171
FORM OBSERVASI GURU DALAM PENERAPAN METODE PROYEK PADA PELAKSANAAN TINDAKAN II (PERTEMUAN II)
Nama Sekolah
: SMK Islam Ruahama
Matreri
: Pengurusan Jenazah
Hari/Tanggal
: Selasa, 13 Mei 2014
Waktu
: 09.20- 11.00
E. Isilah Kolom Nilai Sesuai Pedoman Penilaian Berikut. No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1.
Memberikan pertanyaan atau permasalahan kepada setiap kelompok siswa
2.
Guru
berkolaboratif
dengan
siswa
untuk
menentukan judul proyek materi permasalahan 3.
Guru memerintahkan siswa untuk merancang proyek sesuai dengan permasalahan
4.
Guru memamntau aktivitas setiap kelompok dengan memberikan saran untuk kemajuan proyek
5.
Guru mengukur pemahaman siswa yang sudah di capai oleh masing-masing siswa
6.
Guru melakukakn reflleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan oleh siswa
B
C
K
172
FORM OBSERVASI SISWA DALAM PENERAPAN METODE PROYEK PADA PELAKSANAAN TINDAKAN II (PERTEMUAN II)
B. Isilah Kolom Nilai Sesuai Pedoman penilaian Berikut. No Kel. I 1.
Agus Jumiono
2.
Yolanda
3.
Apriliana
4.
Aas ariska
5.
Rahmat Bayu
6.
Rahman
No
Perencanaan
Aspek Kel. 2
1.
Ilham . D
2.
Mustatriani
3.
Cahya
4.
Dwi Heryanto
5.
Herona
6.
M. fahmi
No
Penilaian
Aspek
1.
Thohir. A
2.
Eka Viani
3.
M. Irfan
4.
Febriyana
5.
Ahmad A
* SB : sangat baik
Evaluasi
Penilaian Perencanaan
Aspek Kel. 3
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Penilaian Perencanaan
B : baik
Pelaksanaan
C : cukup
K : kurang
Evaluasi
173
Keterangan : A. Perencanaan 1. Setiap kelompok siswa menerima pertanyaan dari guru 2. Siswa berkolaboratif dengan guru untuk menentukan judul proyek materi permasalahan B. Pelaksanaan 1. Siswa merancang proyek sesuai dengan permasalahan 2. Setiap kelompok siswa dipantau oleh guru C. Evaluasi 1. Siswa dapat menjawab pertanyaan oleh guru terkait permasalahan proyek untuk mengukur pemahaman siswa. 2. Siswa merefleksikan aktivitas dan hasil proyek yang sudah dirancang
174
FORM OBSERVASI KEAKTIVAN SISWA KELAS XI AP SMK ISLAM RUHAMA PADA PELAKSNAAN TINDAKAN II (Pertemuan II)
No
Nama
Kegiatan Keaktifan Siswa Visual Oral
1
Agus
2
Yolanda
3
Apriliana
4
Aas
5
Rahmat Bayu
6
Rahmah
7
Ilham
8
Mustatriani
9
Cahya
10
Dwi H
11
Herona
12
M. fahmi
13
Thohir
14
Eka Viani
15
M. irfan
16
Febriyana
17
Ahmad A
Listen
Write
Motor
Mental
Emotional
Mengetahui, Guru mata pelajaran PAI (Observer) Tanggerang Sealatan, 16 Mei 2014
Hj. Masmidah. S. Pd. I
179
SOAL TEST EVALUASI SISWA SETELAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS I “PENERAPAN METODE PROYEK GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”
Nama : Kelas : Jawablah pertanyaan ini dengan benar ! 1. Berikut ini termasuk adab ziarah kubur, kecuali ... a. Berniat ziarah kubur semata-mata karena Allah b. Berpakaian yang sopan dan menutup aurat c. Mengucapkan salam kepada penghuni kubur d. Duduk-duduk di atas makam yang bukan keluarganya, sekedar melepas lelah 2. Berikut ini yang bukan ketentuan syara’ yang wajib dikerjakan dalam memandikan jenazah, ialah ... a. Membaca basmalah sebelum memandikan jenazah b. Memandikan jenazah harus dilakukan dengan ikhlas c. Jenazah dimandikan dengan air suci d. Memandikan jenazah dengan sesama jenis kelamin atau muhrimnya 3. Dalam salat jenazah, solawat dibaca setelah takbir yang : a. Pertama
d. Keempat
b. Kedua c. Ketiga 4. Ketentuan yang tidak termasuk rukun shalat jenazah, yaitu ... a.
Dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah
b.
Membaca takbir empat kali
c.
Membaca surat Al-Fatihan setelah takbir pertama
d.
Membaca solawat setelah takbir kedua
5. Berikut ini termasuk perbuatan sunnah pada waktu pemakaman, kecuali: a.
menandai kubur dengan batu dan kubur
b.
Menaruh kerikil di atas kubur
c.
Menyiram kubur dengan air
d.
Penguburan jenazah sebaiknya jangan di segerakan.
180
6. Siapa diantara orang yang paling berhak memandikan jenazah ... a. Ketua MUI daerah setempat b. Orang yang paling ahli dalam bidang agama c. Anggota keluarga d. Petugas yang sudah ditetapkan pemerintah 7. Bila anggota keluarga yang ditinggalkan adalah orang tidak mampu, maka penyediaan kain kaffan menjadi kewajiban ... a. Adik dari orang yang meninggal b. Meminjam dari tetangga c. Baitul mall (kas anggota masyarakat) d. Menjual barang berharga 8. Dalam ajaran Islam, syarat umum jenazah yang bisa dimandikan, yaitu ... a. Jenazah beragama Islam b. Ulama terkenal c. Orang yang meninggal dunia ketika berjuang menegakkan Islam d. Ada bagian tubuh yang tersisa untuk dimandikan 9. Makna utama dari takziah adalah ... a. Menabur bunga di makam b. Kewajiban muslim dalam merawat jenazah c. Melayat kepada orang sakit d. Menghibur orang yang baru ditinggalkan kematian 10. Di bawah ini adalah ciri dari adanya kematian kecuali ... a. Berhentinya napas dalam diri seseorang b. Seluruh organ tubuh tidak berfungsi c. Tidak adanya motivasi dan gairah hidup d. Lepasnya nyawa dari tubuh 11. Hal terakhir yang dilakukan terhadap jenazah adalah …. a. Menyalatkan
c. Memandikan
b. Mengafani
d. Menguburkan
12. Jenazah yang tidak perlu dimandikan adalah …. a. Jenazah orang Islam
c. Jenazah perempuan
b. Jenazah anak-anak
d. Jenazah orang yang mati syahid
13. Hukum menyalatkan jenazah adalah …. a. fardu ain
c. Sunnah muakkad
181
b. Sunnah ghairu muakkad
d. Fardu kifayah
14. Salah satu syarat menyalatkan jenazah adalah …. a. Keluarga dekat jenazah b. Jenazah sudah dimandikan c. Menggunakan baju yang serba putih d. Berhadas besar dan kecil 15. Salat jenazah terdiri atas … takbir a. Dua
c. Tiga
b. Empat
d. Lima
16. Bacaan setelah takbir pertama dalam salat jenazah adalah …. a. Doa iftitah
c. . Doa untuk jenazah
b. Salawat kepada Nabi Muhammad saw
d. Surat al-Fatihah
17. Apabila menshalatkan jenazah laki-laki maka letak imam berada di bagian ...mayit a. Pinggang
c. Kaki
b.
d. Kepala
Dada
18. Apabila menshalatkan jenazah perempuan maka letak imam berada dibagian...mayit. a. Kepala
c. Leher
b. Kaki
d. Antara dada dan pinggang
19. Salah satu yang harus dilakukan terhadap jenazah sebelum disalatkan adalah.... a. Mengumumkanya kepada orang banyak
c. Mendoakannya
b. Membayarkan utangnya jika belum terbayar d. Mentalqinkannya 20. Berikut ini syarat salat jenazah, kecuali …. a. Menutup aurat
c. Suci dari hadast kecil
b. Jenazah sudah dimandikan
d. Jenazah diletakkan pada arah timur
21. Sebutkan 4 urutan tata cara kepengurusan jenazah …. a. Mensalatkan, menguburkan, mengkafani, dan memandikan b. Memandikan, mengkafani, mensalatkan, dan menguburkan c. Mengkafani, mensalatkan, memandikan dan menguburkan d. Menguburkan, mensalatkan, mengkafani dan memandikan 22. Di bawah ini yang bukan syarat-syarat mayit yang wajib dimandikan adalah…. a. Beragama Islam b. Mati syahid c. Tubuhnya ada walaupun sedikit d. Meninggal karena tertabrak
182
23. Disunnahkan menyiram mayit dengan air yang dicampur dengan … dan air… pada siraman terakhir. a. Daun bidara dan kapur barus
c. Air suci dan menyucikan
b. Kembang 7 rupa
d. Air sabun dan air kembang
24. Berapa bilaskah yang disunahkan untuk membasuh mayit berdasarkan hadist Nabi saw? a. 5 kali bilas
c. 3 kali bilas
b. 6 kali bilas
d. 7 kali bilas
25. Dimana mayit harus dimandikan? a. Ditempat tertutup
c. Ditempat yang jauh dari rumah
b. Di ruang terbuka
d. Ditempat yang dialiri banyak air
26. Siapa yang paling berhak memandikan jenazah? a. Orang yang paling dekat dengan mayit
c. Keluarga dan kerabat terdekat
b. Orang yang sangat dicintai oleh mayit
d. Tetangga mayit
27. “Dari Buraidah berkata : Rasulullah Saw telah bersabda : Aku pernah melarang kamu dari ziarah kubur, maka sekarang ziarahlah (HR. Muslim). Dan Turmudzi menambahkan : Sesngguhnya ziarah kubur ini dapat mengingatkan kepada akhirat “ (HR. Muslim da Turmudzi), dari hadits di atas bahwa memerintahkan kita untuk... a. Memandikan jenazah b. Mengkafani jenazah c. Ziarah dan takziyah d. Menguburkan jenazah 28. Di bawah ini yang bukan hikmah dari tata cara pengurusan jenazah adalah … a. Mengingatkan bahwa semua makhluk pasti akan mati b. Menjadikan diri yang lebih baik dengan selalu beribadah kepada Allah swt c. Mengingatkan untuk saling tolong-menolong dan menjaga tali silaturahmi kepada saudara d. Pasrah kepada kematian yang akan datang menjemput 29. Apa maksud dari hadits ini Barangsiapa yang berta’ziyah kepada orang yang tertimpa musibah, maka baginya pahala seperti pahala yang didapat orang tersebut. [HR Tirmidzi Adalah..... a. Dianjurkan kita untuk bertakziyah b. Dianjurkan kita untuk menghubur keluarga almarhum c. Dianjurkan kita untuk bersedekah d. Dianjurkan kita untuk memandikan jenazah
183
30. Apa saja yang diperlukan dalam memandikan jenazah? a. Mayit, cutton bud, sarung tangan, air mutlak, kain kaffan, sabun, kapur barus dan daun bidara. b. Sarung tangan, air kembang, sabun, dan cutton bud. c. Sabun, baskom, mayit, dan kapur barus. d. Sarung tangan, mayit, kapur barus, hand body.
Jawaban Soal Post Test siklus I 1. D
16. D
2. D
17. D
3. D
18. D
4. D
19. C
5. D
20. D
6. C
21. B
7. C
22. B
8. A
23. A
9. D
24. C
10. C
25. A
11. D
26. C
12. D
27. C
13. D
28. A
14. B
29. A
15. B
30. A
184
SOAL TEST EVALUASI SISWA SETELAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS II “PENERAPAN METODE PROYEK GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”
Nama : Kelas :
Isilah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan teliti ! 1.
Mengapa orang yang memandikan jenazah harus menekan-nekan perut mayit?
2.
Sebutkan secara berurutan orang yang diperbolehkan memandikan jenazah!
3.
Jelaskan menurut analisismu kandungan hadist di bawah ini! “Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda: pakailah kain-kain putih, karena sesungguhnya kain putih itu lebih baik dan lebih suci, dan kafanilah mayat-mayat diantara kamu dengan kain putih itu. (HR. Tirmidzi dan Hakim)
4.
Tuliskan doa yang dibaca pada takbir ketiga dan keempat !
5.
Jelaskan empat macam perbuatan yang sebaiknya dilakukan muslim terhadap orang yang baru saja meninggal dunia, khususnya sebelum jenazahnya di mandikan?
6.
Uraian bagaimana cara menguburkan mayit?
7.
Sebutkan rukun solat jenazah?
8.
Sebutkan hikmah dari pengurusan jenazah ?
9.
Sebutkan langkah-langkah dari mengkafani jenazah?
10. Bagaimanakah mengkafani jenazah yang meninggal karena kecelakaan umum?
185
Jawaban Post Test Siklus II 1. Agar kotoran yang ada di perut keluar 2. Keluarga terdekatnya teapi itu juga kalau keluarga dekatnya berhalangan, maka haknya boleh berpindah kepada orang yang bersifat amanah. 3. Di anjurkan untuk mengkaffani jenazah dengan menggunakan kain putih, yang biasa kita gunakan adalah kain kaffan. 4. Takbir ketiga : ﻪﻨ ﻋﻒﺍﻋﻭ
ﻪﺎﻓﻋ ﻭﻪﻤﺣﺍﺭ ﻭ ﻟﹶﻪﺮ ﺍﻏﹾﻔﻢ ﺍﹶﻟﻠﹼٰﻬ, Takbir keempat adalah :
ﺎﻟﹶﻬ )ﻭﻟﹶﻪﺎ ﻭ ﻟﹶﻨﺮﺍﻏﹾﻔﺎ( ﻭﻫﺪﻌ )ﺑﻩﻌﺪ ﺎ ﺑﻨﻔﹾﺘﻻﹶ ﺗﺎ( ﻭﻫﺮ )ﺍﹶﺟﻩﺮﺎ ﺍﹶﺟﻨﺮﹺﻣﺤ ﻻﹶ ﺗﻢا)َﻟﻠﹼٰﻬ 5. Memajamkan kedua kelopak mata matanya dan mendoakannya, melepaskan pakaian yang semula dikenakan kemudian menutup dengan kain yang dapat membungkus semua bagian tubuhnya, hendaknya menyegerakan pengurusan segala sesuatu, alangkah baiknya menghibur shohibul musibah dengan melantunkan ayat-ayat alQur’an. 6. Tata cara Penguburan : a. Letakkan usungan keranda Janazah di sebelah liang kubur yang longggar. b. Dibuka tutup keranda dan selubung jenazah. c. Dua/tiga orang lelaki, dari keluarga jenazah terdekat dan diutamakan yang tidak junub pada malam hari, sebelumnya masuk 40 dalam liang kubur dengan berdiri, menyiapkan diri menerima jenazah. d. Masukkan jenazah dari arah kaki, didahulukan kepalanya dimasukkan (dari arah selatan). e. Letakkan jenazah secara membujur, arah kepala di sebelah barat, dan badan jasadnya dihadapkan miring/serong, mukanya menghadap kiblat. f. Lepaskan semua ikatan tali, serta dilonggarkan kain kafannya (pipi pelipis tidak harus meneyentuh tanah). g. Letakkkan gumpalan tanah sebagai penyangga di bagian belakang badan, kepala, pinggang, perut, kaki, agar jasad tidak terlentang. h. Tutuplah rongga dengan rapat dengan kayu atau batu untuk kemudian ditimbuni tanah yang cukup padat dan rapat. i.
Buatlah gundukan tanah asal tidak melebihi sejengkal tangan tingginya.
j.
Para pelayat diutamakan turut serta menimbuni tanah dengan tiga kali taburan tanah
186
7. Salat jenazah dilakukan dengan niat yang ikhlas karena Allah Ta’ala, takbir empat kali, membaca surah Al-Fatihah sesudah takbir pertama, membaca salawat Nabi Muhammad saw setelah takbir kedua, membaca doa setelah takbir ketiga, berdoa setelah takbir keempat, berdiri jika kuasa, mengucapkan salam. 8. Mengingatkan kembali atas kematian, lebih giat beribadah di dunia, mengingatkan bahwa di dunia hanyalah sementara. 9. a. Letakan jenazah membujur di atas kain kafan, dalam keadaan tertutup selubung kain kafan (jangan sampai mayat telanjang secara terbuka). b. Tutuplah tujuh lubang yaitu, 2 mata, 2 telinga, 2 hidung dan 1 pusar dengan bulatan kapas yang ditaburi serbuk kapur barus c. Tutuplah lembaran kapas yang ditaburi sebuk kapur barus pada wajah muka, leher kanan & kiri, ketiak kanan & kiri, lengan siku kanan dan kiri, di bawah dan atas peregelangan tangan, kedua ergelangan kakinya, kedua lingkaran mulut d. Bagi Jenazah pria, tutuplah segitiga kain putih di bagian rambut kepala dengan ikatan pada jidat, katupkan tutup dada melalui lubang pada lehernya, katupkan lipatan tutup celana dalamnya. e. Bagi jenazah Wanita, letakkan tiga pintalan rambut ke bawahbelakang kepala, tutupkan kain mukena pada rambut kepala, utupkan belahan kain baju pada dada, lipatkan kain basahanmelingkar badan perut dan auratnya, katupkan dengan melingkartubuh badannya kain kafan yang rapat,tertib, menyeluruh. 10. Di kaffani dengan sempurna seperti hal biasanya. Apabila kecelakaan itu yang mengibatkan hancurnya oragn tubuh atau terpisahnya anggota tubuh maka semua anggota tubuh di satukan dan di kaffani.
175
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I A. Petunjuk belajar 1. Pelajarilah materi pada lembar sebelumnya 2. Pelajarilah buku rujukan yang ada 3. Diskusikan lah dengan teman sekelompokmu tentang materi pengurusan jenazah
B. Tujuan 1. Siswa adapat menjelaskan pengertian ziarah dan takziyah 2. Siswa dapat menjelaskan tata cara pengurusan jenazah
C. Alat dan bahan 1. Karton besar 2. Alat tulis 3. Buku-buku
D. Langkah kerja 1. Buatlah kelompok dengan anggota 4-5 orang /keleompok 2. Diskusikanlah dengan teman sekelompok tentang materi yang akan dibahas 3. Buatlah peta konsep tentang materi yang bersangkutan 4. Kemdian presentasikan hasil peta konsep nya 5. Kumpulkan kepada guru hasil peta konsepnya
E. Bahan diskusi atau pertanyaan 1. Apa perbedaan ziarah dan takziayah? 2. Sebutkan dalil tentang perintah ziarah dan takziyah ? 3. Identifikasikanlah
tatacara
menshalati, menguburkan)?
F. Hasil pengamatan Terlampirkan
pengurusan
jenazah
(memandikan,
mengkaffani,
176
G. Kesimpulan
Kelompok : ............................................... Anggota
: 1. .................................................... 3. ....................................................... 4. ...................................................... 5. ........................................................
177
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II A. Petunjuk belajar 1. Pelajarilah materi pada lembar sebelumnya 2. Pelajarilah buku rujukan yang ada 3. Diskusikan lah dengan teman sekelompokmu tentang materi pengurusan jenazah
B. Tujuan 1. Siswa dapat mempragakan tatacara pengurusan jenazah (memandikan , mengkaffani, menshalati, dan menguburkan) C. Alat dan bahan 1. Boneka bayi 2. Ember, gayung, kapur barus, kembang-kembangan, sarung tangan, handuk 3. Kain kaffan, kapas, kain, sejadah 4. Laptop
D. Langkah kerja 1. Buatlah kelompok dengan anggota 4-5 orang /keleompok 2. Diskusikanlah dengan teman sekelompok tentang materi yang akan dibahas 3. Pragakanlah sesuai dengan peta konsep yang sudah di buat 4. Kemudian presentasikan tutorial nya
E. Bahan diskusi atau pertanyaan 1. Pragakanlah tatacara pengurusan jenazah (memandikan, mengkaffani, menshalati) ? 2. Presentasikanlah hasil kliping tentang tatacara menguburkan jenazah.
F. Hasil pengamatan Terlampirkan
178
G. Kesimpulan
Kelompok : ............................................... Anggota
: 1. ...................................................... 2. ....................................................... 3. .................................................... 4. ...................................................... 5. .......................................................
187
DAFTAR HADIR SISWA KELAS XI AP SMK ISLAM RUHAMA PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS I DAN II NO
Nama
L/P
Tanggal, Mei, 2014 2
6
9
13
16
20
1
Agus Jumiono
L
2
Ahmad Anthoni
L
3
Apriliana Dian Pramesti
P
4
Aas Ariska
P
5
Cahya Andria Ningrum
P
6
Dwi Heryanto
L
7
Eka Viani
P
8
Febriyana Eka Puspitasari
P
9
Herona Indriyani
P
10
Ilham Dermawan
L
11
Muhammad Fahmi Aziz
L
12
Muhamad Irfan Zainussyawal
L
13
Mustatriani Rizqiyah
P
14
Rahman
L
15
Rahmat Bayu
L
16
Thohir Anwarrudin
L
17
Yolanda Melyanti
P
188
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI AP SMK ISLAM RUHAMA PADA PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS “PENERAPAN METODE PROYEK GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI”
No
Nama
Siklus I
Siklus II
Rata-rata
1
Agus
60
75
135
2
Yolanda
75
80
155
3
Apriliana
80
75
155
4
Aas
85
80
165
5
Rahmat Bayu
75
75
150
6
Rahmah
50
75
125
7
Ilham
70
75
145
8
Mustatriani
75
80
155
9
Cahya
60
70
130
10
Dwi H
80
85
165
11
Herona
65
75
140
12
M. fahmi
60
80
140
13
Thohir
70
75
145
14
Eka Viani
75
75
150
15
M. irfan
50
80
130
16
Febriyana
75
80
155
17
Ahmad A
75
75
150
Jumlah
1180
1310
Rata-rata
69,41
77,06
KKM ≥ 75
8
0
189
PENERAPAN METODE PROYEK GUNA MENINGKATKAN KEKATIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS I