perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN METODE KEPELATIHAN CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN DI KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh : RULLY HARTANTO K5606050
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN METODE KEPELATIHAN CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN DI KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN 2010
Oleh: RULLY HARTANTO K5606050
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pembimbing II
Pembimbing I
Drs. Sarjoko Lelono, M. Kes. NIP. 19600119 198503 1 007
Febriani Fajar Ekawati, S. Pd, M. Or. NIP. 19810220 200501 2 001 commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Jum’at Tanggal : 28 Januari 2011
Tim Penguji Skripsi : ( Nama Terang )
( Tanda Tangan )
Ketua
: Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes.
Sekretaris
: Drs. Sugiyoto, M.Pd.
Anggota I
: Drs. Sarjoko Lelono, M.Kes.
Anggota II
: Febriani Fajar Ekawati, S.Pd, M.Or.
Disahkan oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. commit to user NIP. 19600727 198702 1 001 iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Rully Hartanto. PENERAPAN METODE KEPELATIHAN CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN DI KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN 2010. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Mengetahui penerapan metode kepelatihan pada klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 (2) Mengetahui pelaksanaan penyusunan program latihan pada klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik survey. Subyek penelitian ini adalah seluruh pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta yang berjumlah 15 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan
angket,
wawancara
dan
observasi.
Teknik
analisis
data
menggunakan teknik persentase yang disertai dengan uraian diskriptif. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh simpulan bahwa : (1) Para pelatih klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 sudah menerapkan metode kepelatihan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari beberapa indikator yaitu tujuan dan sasaran dalam latihan, jadwal latihan, prinsip individual dalam latihan, pemanduan bakat, seleksi pemain, peran dalam pertandingan dan evaluasi latihan yang tergolong baik dengan persentase rata-rata 73.84 % (2) Para pelatih klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 sudah melaksanakan penyusunan program latihan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari beberapa indikator yaitu penyusunan program latihan, materi latihan dan evaluasi program latihan yang tergolong baik dengan persentase rata-rata 85.83 %.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Rully Hartanto. THE IMPLEMENTATION OF TRANNING METHOD
COACHINGTENNIS’S IN SURAKARTA REGION 2010. Thesis, Surakarta:
Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University in
Surakarta, January 2011.
The purpose of this study was to: (1) Determine the application of methods
of coaching in sports clubs tennis court in Surakarta in 2010 (2) Determine the
implementation of the preparation of training programs in sports clubs tennis
court in Surakarta in 2010.
This research use descriptive research method with survey techniques. The
subject of this research is all coach tennis clubs in Surakarta, amounting to 15
people. Data collection technique using a questionnaire, interview and
observation. Analysis using the percentage techniques are accompanied by
descriptive description.
Based on the results of data analysis, this research concluded that: (1) The
coaches of sports clubs tennis court in Surakarta in 2010 has been implemented
with good coaching methods. This is demonstrated by several indicators of goals
and objectives in training, training schedule, individual principles in practice,
talent scouting, player selection, role in the match and evaluation exercises are
quite good with the average percentage of 73.84% (2) The club's coach- sport club
tennis court in Surakarta in 2010 already carry out good programming practice.
This is demonstrated by several indicators that the preparation of training
programs, training materials and evaluation of training programs that are
classified as good with the average percentage of 85.83%.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“ Suatu pengalaman akan menjadi sesuatu yang sangat berharga dalam perjalanan hidup bila kita mengetahui hikmah dari pengalaman itu. ” (Penulis)
” Tempuhlah jalan kebaikan dengan memberikan kemudahan kepada orang lain, pasti suatu saat Allah SWT akan memberikan kebaikan dengan mempermudah jalan kita. ” ( Penulis)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk :
1. Bapak dan Ibuku tercinta 2. Adikku tersayang Dhika Widyaswati 3. Nenekku
yang
memberi
dukungan
kepadaku 4. Chesy Sri Pratiwi terkasih yang selalu menyemangatiku 5. Seluruh Karyawan Sportsmart UNS (Yusuf Handoko, Dyanggih Sri A, Fredi Budi M) 6. Teman-teman ”2006” commit to user 7. Almamater
viii
Penkepor
angkatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Di sadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya sampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. H. Agus Margono, M. Kes selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Bambang Wijanarko, M. Kes selaku Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Sarjoko Lelono, M. Kes sebagai pembimbing I yang dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Febriani Fajar Ekawati, S. Pd, M. Or sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 6. Semua pelatih tenis lapangan di Karesidenan Surakarta atas keikhlasannya membantu penelitian ini. 7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian. Semoga semua amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat.
Surakarta, 28 Januari 2011
commit to user
ix
Rully Hartanto
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL ..............................................................................................................
i
PENGAJUAN ...................................................................................................
ii
PERSETUJUAN ...............................................................................................
iii
PENGESAHAN ................................................................................................
iv
ABSTRAK ........................................................................................................
v
MOTTO ............................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................. vii KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii DAFTAR ISI .....................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................
1
B. Perumusan Masalah..........................................................................
5
C. Tujuan Penelitian..............................................................................
5
D. Manfaat Penelitian............................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI............................................................ ................
6
A. Tinjauan Pustaka...............................................................................
6
1. Hakikat Olahraga Tenis Lapangan.............................................
6
a. Groundstroke........................................................................
7
b. Taktik dan Strategi Olahraga Tenis Lapangan..................... 11 c. Komponen Kondisi Olahraga Tenis Lapangan………........ 16 2. Metode Latihan.......................................................................... 17 a. Pengertian Latihan............................................................... 17 b. Prinsip - Prinsip Latihan......................................................
18
3. Program Latihan........................................................................
20
4. Program Latihan Cabang Olahraga Tenis Lapangan................ 25 commit to user a. Program Latihan Kondisi Fisik............................................ 26
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Program Latihan Teknik......................................................
33
c. Program Latihan Taktik....................................................... 33 d. Berlatih Mental....................................................................
34
B. Hasil Penelitian yang Relevan.........................................................
35
C. Kerangka Berpikir............................................................................ 36 BAB III METODE PENELITIAN...................................................................
38
A. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... 38 1. Tempat Penelitian......................................................................
38
2. Waktu Penelitian........................................................................ 38 B. Bentuk dan Strategi Penelitian......................................................... 38 C. Sumber Data....................................................................................
38
D. Teknik Pengumpulan Data..............................................................
39
1. Angket.......................................................................................
39
2. Wawancara................................................................................
39
3. Observasi..................................................................................
40
E. Validitas Data..................................................................................
40
F. Analisis Data...................................................................................
41
G. Prosedur Penelitian..........................................................................
42
1. Tahap Perencanaan....................................................................
42
2. Tahap Pengumpulan Data.........................................................
42
3. Tahap Analisis...........................................................................
42
4. Tahap Tindak Lanjut.................................................................
43
BAB IV HASIL PENELITIAN.......................................................................
45
A. Hasil Penelitian...............................................................................
45
B. Pembahasan Hasil Analisis Data....................................................
65
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.........................................
69
A. Simpulan.........................................................................................
69
B. Implikasi.........................................................................................
69
C. Saran............................................................................................... commit to user
70
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
71
LAMPIRAN....................................................................................................
73
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram satu siklus mikro dengan satu puncak ..............................
24
Gambar 2. Diagram jenis langkah pendekatan tiga siklus mikro untuk pengembangan diikuti oleh satu siklus untuk mempertahankan .....
25
Gambar 3. Skema kerangka pemikiran .............................................................
37
Gambar 4. Skema Triangulasi ...........................................................................
41
Gambar 5. Komponen-komponen Analisis data model Interaktif ....................
42
Gambar 6. Prosedur penelitian ..........................................................................
44
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis lapangan di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mantan Atlet / Pemain Tenis Lapangan ......................................................................................... 45
Tabel 2.
Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mendapat Pendidikan / Kursus Kepelatihan Tenis Lapangan ........................................................... 46
Tabel 3. Frekuensi dan Prosentase Sampai saat ini dalam Melatih Tenis Lapangan Pernah Berprestasi .......................................................... 47 Tabel 4.
Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mengadakan Pemanduan Bakat ..............................................................................................
Tabel 5.
47
Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mengadakan Seleksi.............. 48
Tabel 6.
Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menerapkan Prinsip Latihan Sesuai Kondisi Pemain .................................................................. 48
Tabel 7.
Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menerapkan Prinsip Penekanan Beban Latihan secara Bertahap dan Terus Menerus..........................................................................................
Tabel 8.
49
Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mempunyai Dasar Teoritis dalam Menyusun Program Latihan................................................
Tabel 9.
50
Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Materi Latihan Cukup Bervariasi ...........................................................................
50
Tabel 10. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menekankan Prinsip Latihan to user dengan Disiplin Tinggicommit .................................................................
xiv
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 11. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menerapkan Prinsip Work Relieve/Recovery (saat Kerja dan Istirahat) yang Seimbang .........
52
Tabel 12. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menerapkan Periode Latihan...........................................................................................
52
Tabel 13. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Penjelasaan saat Atlet Melakukan Kesalahan ..................................................
53
Tabel 14. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Evaluasi, Masukan dan Saran secara Individual ..........................................
53
Tabel 15. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Merasa Jam Latihan Mencukupi untuk Menyusun Program Latihan ............................
54
Tabel 16. Frekuensi dan Prosentase Prasarana dan Sarana Latihan Klub-Klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Cukup Memadai ..................................................................
55
Tabel 17. Frekuensi dan Prosentase Latihan di Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mempunyai Jadwal yang Tepat dan Berlangsung secara Rutin .............................................
55
Tabel 18. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Membuat Program Latihan Jangka Pendek, Menengah dan Jangka Panjang ............................ 56 Tabel 19. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 yang direncanakan Pelatih dapat Berjalan secara Maksimal..................
57
Tabel 20. Frekuensi dan Prosentase Program Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Membedakan Program latihan untuk Atlet Pemula, Yunior dan Senior............... 57 commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 21. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Kekuatan ......................................................................................
58
Tabel 22. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Daya Tahan/Stamina .................................................................... 59 Tabel 23. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Kecepatan Reaksi ......................................................................... 59 Tabel 24. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Kelincahan .................................................................................... 60 Tabel 25. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Kelentukan .................................................................................... 61 Tabel 26. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 selalu Mendemonstrasikan Gerakan-Gerakan dalam Permainan kepada Atletnya ................... 61 Tabel 27. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Ikut Aktif Melatih Teknik Gerakan Bermain Tenis Lapangan ................................................. 62 Tabel 28. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Teknik Gerakan dari yang Mudah ke yang Sukar...................................... 62 Tabel 29. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Latihan gerakan Teknik secara Berulang-ulang ....................................................... 63 Tabel 30. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Taktik............................................................................................. commit to user
xvi
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 31. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Mental ............................................................................................
64
Tabel 32. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mengadakan Evaluasi Program Latihan ..........................................................................................
65
Tabel 33. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen Metode Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 .................................................................................................. 66 Tabel 34. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen Penyusunan Program Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 .................................................. 67
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi–Kisi Angket ......................................................................... 73 Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Angket Penelitian .......................................... 74 Lampiran 3. Pedoman Wawancara Pelatih ..................................................... 79 Lampiran 4. Lembar Observasi ........................................................................ 85 Lampiran 5. Tabulasi Data Hasil Instrumen ....................................................
81
Lampiran 6. Frekuensi dan Persentase Butir-butir Soal....................................
82
Lampiran 7. Dokumentasi ...............................................................................
85
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga tenis lapangan berkembang pesat di Indonesia, terbukti dengan adanya pesta olahraga antar daerah seperti : Pekan Olahraga Nasional (PON), Pekan Olahraga Antar Provinsi (PORPROV), Pekan Olahraga Pelajar (POP) serta masih banyak pesta olahraga lainnya termasuk kejuaraan-kejuaraan antar sekolah, instansi, perusahaan dan lain-lain. Banyak orang yang bermain tenis lapangan hanya untuk sekedar hobi saja, tetapi banyak pula orang yang bermain tenis lapangan karena ingin menyalurkan bakat mereka untuk menjadi seorang atlet yang berprestasi. Dalam mewujudkan olahraga tenis lapangan yang berprestasi, sangatlah dibutuhkan suatu kerja keras, berlatih secara sistematis, pembinaan yang tepat, bibit atlet yang berpotensi, organisasi yang baik, pelatih yang berkualitas dan sarana prasarana yang memadai. Komponen-komponen tersebut merupakan kesatuan yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Sehingga untuk mewujudkan semua itu dibentuk suatu organisasi olahraga tenis lapangan yang bernama PELTI (Persatuan Tenis Lapangan Seluruh Indonesia) yang merupakan induk cabang olahraga tenis lapangan di Indonesia yang berdiri di bawah KONI(Komite Olahraga Nasional Indonesia). Permainan tenis lapangan saat ini sudah mulai berkembang di banyak Kota atau Karesidenan, salah satunya yaitu di Karesidenan Surakarta. Berdasarkan survei yang telah dilakukan, kondisi olahraga permainan tenis lapangan di Karesidenan Surakarta saat ini sudah berkembang. Namun perkembangan tersebut masih belum berjalan dengan baik. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti : kurangnya minat masyarakat terhadap olahraga tenis lapangan, peralatan tenis lapangan yang mahal, serta program latihan yang kurang baik untuk para atlet. Cara penyusunan program latihan commit ada to user pelatih-pelatih tenis lapangan sebagian yang hanya bertumpu pada latihan 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
teknik dan latihan game saja. Hal ini tentunya kurang tepat untuk mencapai prestasi maksimal karena masih dibutuhkan berbagai jenis latihan termasuk latihan fisik, teknik, taktik dan strategi serta pembentukan mental juara. Dalam hal ini keberadaan seorang pelatih perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan kualitas dan mutu seorang atlet, untuk itu seorang pelatih sangat diharapkan dapat menguasai metode kepelatihan yang tepat dan dapat menyusun program latihan yang baik. Metode
kepelatihan
merupakan
langkah
seorang
pelatih
dalam
melaksanakan program latihan. Langkah-langkah tersebut berkaitan dengan prinsip-prinsip latihan yang meliputi : prinsip individual, penambahan beban latihan, prinsip interval, prinsip penekanan beban, variasi dalam latihan, prinsip penetapan sasaran dan prinsip evaluasi. Pada kenyataannya ada sebagian pelatih tenis lapangan di Karesidenan Surakarta yang belum memahami prinsip-prinsip latihan tersebut. Hal ini terlihat dalam proses latihan sehari-hari, sebagian dari mereka memberikan latihan tanpa membedakan karakteristik individual atletnya dan penambahan beban latihan yang kurang beraturan dan tidak sesuai dengan kemampuan individual atlet serta masih banyak prinsip-prinsip latihan lain yang tidak dijalankan. Sehingga tampak jelas dalam proses latihan yang ada di klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta kurang tertib dan kadang tidak beraturan yang menyebabkan target atau sasaran yang ingin dicapai dalam latihan sering kali gagal. Program latihan merupakan menu dan kegiatan yang harus dilaksanakan dalam melatih. Dalam menentukan program latihan harus menyatu pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Penerapan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atletnya akan meningkatkan kualitas atlet secara maksimal. Suatu hal yang harus dilakukan dan dipertahankan dalam menyusun program latihan adalah menentukan terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang ingin dicapai. Hal itu penting agar atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk mencapai sasaran. Mempersiapkan seorang atlet untuk menghadapi pertandingan hingga to user diperlukan waktu yang cukup mencapai tingkat prestasi tinggi commit atau maksimal,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
lama serta penyusunan program latihan yang seksama, teratur, sistematis, bertahapkan dan berkesinambungan. Penyusunan program latihan merupakan tugas penting dari seorang pelatih. Program latihan hendaknya disusun secara sistematis dan sesuai dengan kebutuhan atlet. Berhasil tidaknya tujuan yang hendak dicapai tergantung pada program latihan ini, oleh sebab itu perlu diperhatikan landasan pemikiran antara lain sebagai berikut : efektifitas program, kondisi individual, kondisi puncak dan evaluasi program. Sering kita menjumpai seorang atlet yang mundur dari karirnya sebagai atlet kemudian melanjutkan karir sebagai pelatih, namun terkadang mereka belum dibekali teori-teori kepelatihan secara formal. Ada juga pelatih yang baru saja lulus dari lembaga pendidikan olahraga atau pendidikan kepelatihan, kemudian mereka berusaha menerapkan ilmu kepelatihan yang didapatkannya. Seorang mantan atlet tentu unggul di bidang pengalaman karena dia pernah merasakan pengalaman sebagai seorang atlet, namun dari segi teori penyusunan dan pelaksanaan latihan dia masih belum menguasainya. Latihan yang dia berikan kebanyakan disusun berdasarkan pengalamannya semasa menjadi atlet. Hal ini tentu kurang benar karena kondisi atlet yang dilatih saat ini tentunya berbeda dengan kondisinya semasa menjadi atlet. Demikian juga dengan pelatih yang baru saja lulus dari sebuah lembaga pendidikan keolahragaan, dia juga belum bisa menjadi pelatih yang baik, memang dari segi teori melatihnya sangat menguasai. Sebagai contoh akan dengan mudah membuat suatu program latihan yang disesuaikan dengan kondisi individual atletnya. Namun dari segi pendekatan terhadap atlet dan pembentukan mental juara dia masiih kurang mampu, selain itu dia kurang handal dalam hal memberikan motivasi kepada atlet baik pada saat pertandingan maupun setelah pertandingan. Menjadi seorang pelatih yang baik dibutuhkan suatu pengalaman dan kemampuan baik secara toritis maupun secara praktis. Secara teoritis bisa didapatkan melalui jalur pendidikan formal dan informal seperti mengikuti to user pendidikan atau kursus-kursus commit kepelatihan dari lembaga-lembaga pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
kepelatihan olahraga. Secara praktis merupakan skill yang telah dimiliki dan bisa dikembangkan melalui kematangan. Pelatih yang mantan atlet dapat menambah ilmu
kepelatihannya
dengan
mengikuti
pendidikan
atau
kursus-kursus
kepelatihan, sehingga mereka akan mendapatkan sertifikat kepelatihan serta keberadaannya di dunia kepelatihan akan semakin diakui. Untuk pelatih-pelatih muda yang baru lulus dari lembaga pendidikan kepelatihan olahraga sebaiknya berusaha magang terlebih dahulu di klub atau menjadi asisten pelatih untuk menambah pengalaman berinteraksi dengan seorang atlet. Ilmu kepelatihan termasuk ilmu terapan, oleh karena itu pelatih perlu mengerti, menghayati teori dan metodologi melatih secara benar. Salah satu ciri pelatih yang baik adalah pandai memilih atau menciptakan metode latihan yang efektif dan efisien untuk mencapai sasaran latihan. Metode melatih menuntut seorang pelatih untuk memahami dan menguasai prinsip-prinsip latihan yang benar, dengan menguasai prinsip latihan yang benar seorang pelatih akan mudah menentukan metode latihan yang tepat bagi atletnya sehingga tujuan utama untuk mencapai prestasi semaksimal mungkin bisa dicapai. Mencapai prestasi tinggi banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain kondisi fisik, teknik, taktik dan psikis. Semua faktor tersebut menjadi tugas pelatih untuk membina dan meningkatkan kualitasnya. Sehingga dibutuhkan penyusunan program latihan yang tepat. Program latihan harus direncanakan dan diperhitungkan dengan matang, sehingga pada waktu yang telah ditetapkan atau ditentukan prestasi puncak dapat dicapai. Berdasarkan uraian diatas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian di klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta. Peneliti ingin mengetahui sekaligus membuktikan apakah program latihan pelatih-pelatih tenis lapangan di Karesidenan Surakarta sesuai dengan prinsip-prinsip latihan yang meliputi: prinsip individual, penambahan beban latihan, prinsip interval, prinsip penekanan beban, variasi dalam latihan, prinsip penetapan sasaran dan prinsip evaluasi. Bertolak dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dirumuskan judul penelitian sebagai berikut: “Penerapan Metode Kepelatihan Cabang commit to user Tahun 2010”. Olahraga Tenis Lapangan di Karesidenan Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan metode kepelatihan pada klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010? 2. Bagaimana pelaksanaan penyusunan program latihan pada klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, penelitian ini mempunyai tujuan : 1. Untuk mengetahui penerapan metode kepelatihan pada klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan penyusunan program latihan pada klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Memberikan masukkan bagi dunia kepelatihan pada klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010. 2. Memberikan masukkan bagi pelatih mengenai manfaat metode latihan yang benar dalam meningkatkan kualitas latihan pada klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Olahraga Tenis Lapangan Tenis lapangan merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini menggunakan raket sebagai alat pemukul dan bola tenis sebagai obyek yang dipukul. Lapangan permainan berbentuk persegi empat dengan ukuran panjang 23,77 m dan lebar 10,97 m yang ditengah-tengahnya di batasi oleh jaring atau net yang terbentang kuat dengan ketinggian 0,91 m untuk memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan. Setiap paruh lapangan permainan dibagi menjadi tiga segi: sebuah segi belakang dan dua segi depan (untuk servis). Lapangan dan beberapa seginya dipisahkan dengan gatis-garis putih yang merupakan bagian dari lapangan tempat bermain tenis. Selanjutnya permainan tenis lapangan dapat di laksanakan di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Tujuan permainan tenis lapangan adalah berusaha untuk menjatuhkan bola di daerah permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul balik dan menjatuhkannya di daerah permainan sendiri. Sebuah bola yang dipukul di luar lapangan (meski tidak menyentuh garis) dikatakan telah keluar dan memberi lawan sebuah nilai. Penilaian menggunakan sistem poin yang bertahap mulai dari 0, 15, 30 sampai 40. Pemain dikatakan menang apabila setelah mencapai poin 40 dia memenangkan perlawanan kembali. Apabila kedua pemain masing-masing memenangi 3 poin, skor di panggil “deuce” (40-40). Jika A memenangi poin berikutnya, skornya ialah “advantage server” atau “van in”. Jika B juga memenangi poin berikutnya, skornya ialah “advantage out” atau “van out”. Jika seseorang pemain di tahap “advantage” menang poin, maka dia dikatakan memenangi perlawanan itu. Di tahap ini, pemain A atau B harus memenangi 2 poin berturut-turut untuk memenangi perlawanan. Apabila skor mencapai 6 commit digunakan to user perlawanan, “tie break” atau “pemutus” bagi perlawanan 3 atau 5 set. 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Jika ini berlaku, pemain yang memenangi 7 poin terlebih dahulu adalah pemenang asalkan ia mendahului dua poin lebih. Jika skor mencapai 6 poin sama, permainan akan dilanjutkan sehingga lebihan poin diperoleh. Skor dengan angka digunakan pada keseluruhan permainan “tie break” ini. Olahraga permainan tenis lapangan merupakan suatu permainan yang komplek yang tidak mudah dilakukan untuk setiap orang. Diperlukan pengetahuan tentang teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk dapat bermain tenis lapangan secara efektif. Bukan hanya itu saja, faktor-faktor lain seperti fisik, teknik, taktik dan psikis juga sangat diperlukan, dan semua hal tersebut hendaknya berpedoman pada program latihan yang baik agar tujuan untuk mencapai prestasi semaksimal mungkin bisa tercapai.
a. Groundstroke Menurut Handono Murti (2002:4) beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk mempelajari groundstroke yang baik yaitu :
1) Posisi Siap ( Ready position ) Posisi siap adalah posisi persiapan menjelang lawan melakukan pukulan ketika kita sedang bermain. Untuk melakukan posisi ini bungkukkan badan sedikit ke depan, lutut ditekuk, raket ada di depan badan, dan biasakan mata tertuju pada bola serta gerakan raket lawan. Lakukan tindakan seperti ini setiap kali lawan hendak melakukan pukulan.
2) Cara Bergerak ( The Way of Moving ) Ada tiga macam gerak atau langkah dalam permainan tenis yaitu gerak yang teratur (sequential side step), gerak bebas (free step) dan gerak gabungan (combination step). Pada gerakan teratur, apabila seorang pemain berdiri di tengah lapangan dan berada pada posisi siap, maka dengan dua kali langkah ke samping (side step), pada langkah ketiga pemain sudah berada pada posisi siap pukul. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Pada gerak bebas dimana pemain berlari menuju kearah bola, adalah pola gerakan yang banyak dilakukan oleh para petenis. Dan pada pola gerak bebas ini sering terjadi pemain kelebihan langkah dalam melakukan positioning, sehingga hal ini merugikan pemain dalam gerakan selanjutnya ke posisi siap. Gerak Kombinasi adalah gabungan dari gerak teratur dan gerak bebas. Pada dasarnya setelah melakukan split step seorang pemain melakukan gerak side step terlebih dahulu kemudian melakukan gerak berlari menuju bola. Hal ini dilakukan ketika seorang pemain mendapat bola-bola jauh dari posisi dimana dia berada.
3) Posisi Siap Pukul ( Positioning ) Lamanya bola terbang dari raket lawan menuju kita adalah waktu bagi kita untuk melakukan positioning. Positioning sangat bergantung pada cepat lambatnya bola dari raket lawan menuju posisi kita. Semakin cepat gerak bola, semakin cepat pula gerak kita menuju positioning.
4) Cara Memukul Bola Tugas pertama adalah memukul setiap bola masuk, baik itu dari sisi forehand maupun backhand. Tugas kedua adalah arah. Pukulan yang masuk kalau dibarengi dengan pengarahan pasti hasilnya akan berbeda. Tugas ketiga adalah seorang pemain harus memiliki tenaga pukul (power).
a) Forehand Forehand adalah memukul dengan bagian depan tangan (fore of the hand). Hal paling utama untuk dapat memukul forehand dengan baik adalah kita harus menunggu bola jatuh, sehingga mempermudah kita untuk melakukan pukulan. Menurut Handono Murti (2002 : 23) forehand dibagi menjadi 2 yaitu : (1) Forehand Topspin Jika sudah pada posisi pukul, awali backswing (posisi tangan mengayun ke belakang) dari bawah, dengan posisi permukaan raket sedikit tertutup. to user Awali gerak dari pukul commit 6 ke pukul 9 arah jarum jam. Hal ini sama juga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
berlaku untuk pemain kidal, hanya saja dilakukan dengan pegangan tangan kiri. Lakukan perkenaan di depan badan, mata tetap melihat bola dan akhiri geerakan dengan posisi seperti menyikut wajah orang pada follow through. (2) Forehand Drive / Flat Perbedaan pukulan ini dengan topspin terlihat dari cara backswing dan ayunan ke depan. Kalau dalam topspin gerakan backswing diawali dari bawah, maka drive maupun flat dilakukan hampir mendatar yaitu setinggi pinggang. b) Backhand Backhand caranya seperti forehand, hanya saja berbeda pada posisi pukulnya yaitu memukul dengan bagian belakang tangan (back of the hand). Menurut Handono Murti (2002:25) backhand dibagi menjadi 4 yaitu : (1) Backhand Topspin Pada prinsipnya gerakan topspin backhand tidak berbeda dengan forehand. Diawali dengan backswing dari bawah, posisi permukaan raket sedikit ditutup dan diakhiri dengan follow through lurus di atas bahu. (2) Backhand Drive Setelah anda melakukan split step dan mengadakan penyesuaian langkah ke posisi pukul backhand, lakukan backswing sebatas pinggang. Lakukan ayanan ke depan, tidak terlalu datar tapi sedikit condong ke atas. Lakukan perkenaan di depan badan dengan posisi permukaan raket sedikit ditutup dan akhiri dengan gerakan follow through di atas bahu. (3) Backhand Slice Lakukan backswing dari atas bahu, posisi raket terbuka, tekan ke depan dengan sudut kemiringan ± 45 derajat. Lakukan perkenaan di depan badan, akhiri dengan follow through setinggi bahu. (4) Two Handed Backhand Kelebihan pegangan dua tangan ini adalah penimbulan tenaga pukul yang lebih besar disbanding dengan satu tangan, dan pukulan menjadi lebih solid. Kelemahannya ada pada jangkuan pukulan, pemain harus melangkah lebih dekat ke arah bola. c) Approachshot Pukulan ini dilakukan jika melihat bola lawan pendek atau jatuh di daerah tengah lapangan. Pukulan pada approachshot juga bisa disebut pukulan serangan. Karena approachshot biasanya menekankan pada penempatan bola dengan tujuan mempersulit lawan dan diakhiri dengan volley. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
d) Volley Untuk mempercepat permainan para pemain biasanya maju ke depan melakukan volley. Pada waktu bola dipukul oleh lawan, tarik raket kemana bola diarahkan. Tarik raket sejajar posisi bahu untuk posisi siap. Lakukan perkenaan di depan badan pada posisi yang ideal. Pegang raket jangan terlalu kencang sebelum perkenaaan, tetap rileks. Baru pada waktu bola menyentuh raket kencangkan pegangan raket dan kendorkan kembali pegangan pada waktu follow through. Pukulan volley dibagi menjadi dua yaitu forehand volley dan backhand volley.
e) Serve Bagi para pemula serve adalah awal permainan tetapi bagi pemain dunia serve bisa menjadi senjata yang mematikan. Ada beberapa teknik melakukan serve menurut Handono Murti (2002:40) yaitu : (1) Kick Serve Servis bola dimana seorang petenis menekankan kecepatan dan tenaga pukul yang besar dengan tujuan utama mendapatkan nilai. (2) Slice Serve Pada servis ini bola dipukul pada sebelah kanan belakang bola. Posisi permukaan raket sedikit miring, perkenaan terjadi di belakang sebelah kanan bola. (3) Twist serve Twist serve atau American twist adalah jenis servis yang dilakukan dengan perkenaan bola dipukul dari bagian belakang atas bola dengan posisi raket 60 derajat horizontal ke atas. f) Return Serve Return serve atau pengembalian servis adalah pukulan yang sama dengan pukulan groundstroke biasa, hanya bedanya tekanan yang terjadi pada return serve sangat besar.
g) Dropshot Dropshoot dilakukan dengan pukulan slice, yang ditahan followthroughcommit to user nya dan touch (sentuhan) menjadi kunci utamanya. Dropshot yang baik adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
jika pantulan bolanya tidak tinggi dan jatuhnya di daerah servis tidak terlalu jauh dari net.
h) Lob Lob adalah salah satu cara untuk mengatasi lawan ketika berada di depan net. Ada dua cara yang biasa dilakukan pemain dalam melakukan lob yaitu pertama dengan membuka permukaan raket dan mengangkat bola dari bawah dengan lembut, dan yang kedua dengan topspin.
b. Taktik dan Strategi Olahraga Tenis Lapangan Strategi adalah pengembangan suatu rencana permainan. Sedangkan taktik adalah implementasi dari rencana permainan tersebut di dalam suatu pertandingan. Menurut Nuril Ahmadi (2007:41) taktik merupakan keseluruhan tindakan atau usaha, baik yang dilakukan oleh individu maupun tim untuk mencapai hasil yang optimal di dalam suatu pertandingan. Taktik juga dapat disebut sebagai siasat yang dipergunakan dalam pertandingan untuk mencari kemenangan secara sportif. Taktik harus disesuaikan dengan aturan-aturan permainan, kondisi pertandingan, kualitas fisik, teknik dan mental para pemain juga kemampuan kerjasama tim.
1) Prinsip-prinsip Taktik dan Strategi Sederhana Untuk Permainan Tunggal Taktik dan strategi untuk pemain tenis berbeda menurut tingkatan permainan, permukaan, pengaruh keadaan, keadaan lingkungan (angin, matahari, dll) dan faktor-faktor psikologi. Untuk pemain pemula dan pemain baru, strategi yang paling penting adalah menjaga bola dalam permainan, yaitu agar menjadi konsisten. Semua pemain pemula kehilangan banyak poin melalui kesalahannya sendiri daripada yang mereka peroleh dengan memenangkan pukulan. Oleh karena itu tidak realistik untuk mengedepankan tekanan atau permainan taktik canggih sebelum para siswa telah mengembangkan kemampuan teknik dasar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
a) Konsisten dan Pengambilan Resiko Di dalam situasi permainan, tujuan dasar para pemain adalah untuk memukul bola sedemikian rupa sehingga lawan tidak akan mampu mengembalikannya. Ada dua cara untuk mecapai tujuan tersebut : (1) Dengan konsisten / keajegan : menjaga bola dalam permainan. (2) Dengan mengambil resiko : dengan mencoba untuk menyerang, memenangkan pukulan atau memaksa lawan untuk membuat kesalahan. Pada tahap awal pengembangan pemain, pelatih seharusnya menuntut kekonsistenan. Para pemain seharusnya didorong untuk menjaga bola dalam permainan dan menghindari membuat kesalahan sendiri. Seperti dapat dilihat pada grafik diatas, ketika para pemain meningkatkan ketrampilan dan kepercayaan mereka, mereka dapat lebih berkonsentrasi pada penempatan tembakan dan mereka umumnya akan berusaha untuk mengambil resiko yang lebih terkontrol dalam rangka untuk memaksa lawan mereka untuk membuat kesalahan.
b) Memukul Bola Tajam Memukul tembakan yang tajam (diluar garis pukulan servis dan dekat dengan garis dasar) mempunyai banyak keuntungan menurut Miley Dave (1995:27) : (1) Memaksa lawan untuk mundur. (2) Memaksa mereka untuk memukul bola yang melambung tinggi. (3) Dibandingkan dengan tembakan pendek, hal ini dapat menutup banyak sudut. (4) Membuat lawan mereka mundur, sehingga mengurangi ketepatan mereka. (5) Memaksa lawan untuk mengembalikan tembakan pendek sehingga membuka peluang untuk mengembalikan tembakan. c) Memanfaatkan Kelemahan Lawan Hal ini sering berguna untuk mengambil keuntungan dari kelemahan lawan tanpa mencoba untuk memukul bola dari jangkauan, atau tanpa memenangkan pukulan sama sekali. Para pemain menunjukkan jenis commit to user kelemahan yang berbeda, banyak diantaranya dapat terlindung dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
pengamatan kekonsistenan lawan menurut Dave Miley (1995:28). Kelemahan ini dapat meliputi: (1) Groundstroke : Suatu tembakan, baik forehand atauabackhand lebih lemah daripada yang lain. (2) Jenis-jenis bola tertentu : Sebagai contoh, tembakan tajam dan tinggi sering terlihat ksulit untuk para pemula. (3) Pergerakan dalam menembak : Biasanya para pemain merasa lebih sulit memukul bola llsambil bergerak daripada masih berdiri. d) Pengembangan Batasan Tinggi Untuk Kesalahan Para pemain pada tahap awal pengembangan harus didukung untuk meningkatkan batasan mereka untuk kesalahan dengan memukul bola lebih tinggi di atas net dan dengan memastikan tembakan mereka tidak dijatuhkan terlalu dekat dengan garis luar.
e) Pemulihan Untuk Posisi Tembakan Selanjutnya Seorang pemain yang memulihkan kondisinya dengan baik setelah melakukan
tembakan
dapat
membatasi
kemampuan
lawan
untuk
menempatkan mereka dalam situasi bertahan. Ketika pulih, pemain harus mencoba untuk kembali ke tengah lapangan atau membagi dua bagian sudut kembalian sebelum lawan mereka memukul bola. Pilihan pengembalian tembakan atau jarak yang diperlukan untuk berpindah dalam membagi dua sudut kembalian untuk tembakan berikutnya akan sangat mempengaruhi lamanya pemulihan.
2) Lima Situasi Permainan Seorang pemain harus berusaha untuk memberikan latihan di dalam pelajaran untuk mempraktekkan semua situasi permainan secara teratur. Ada lima situasi permainan dalam permainan tunggal menurut Miley Dave (1995:30) : a) b) c) d) e)
Ketika pemain melakukan servis. Ketika pemain mengembalikan pukulan. Ketika pemain dan lawan keduanya berada di garis dasar. Ketika pemain mendekati net. Ketika lawan mendekaticommit net. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
3) Area Permainan Taktik sangat dipengaruhi oleh area lapangan dimana para pemain ditempatkan menurut Miley Dave (1995:31). Keempat area yang dapat diidentifikasi adalah : a) b) c) d)
Garis dasar ¼ lapangan Tengah lapangan Net
Ketika pemain sulit mengontrol dan mengarahkan bola, mereka sering memposisikan di semua area lapangan. Oleh karena itu mereka harus memahami bahwa semakin dekat mereka ke net, semakin sedikit waktu mereka bereaksi terhadap bola yang mendekat. Tetapi semakin besar kesempatan mereka harus membuat sudut dan memenangkan poin.
4) Tahap-tahap Permainan Selama pertandingan atau dalam situasi permainan, pemain akan ditempatkan dalam berbagai situasi taktik, tergantung pada apakah ia diserang atau apakah ia sedang menyerang lawannya. Ada beberapa tahap bermain tenis menurut Miley Dave (1995:32). Pada tingkatan pemula dan tingkatan menengah ke bawah, tahap ke titik berat adalah : a) Pertahanan Ketika pemain sedang diserang (melalui penempatan, kecepatan atau ketajaman penerimaan bola), pemain harus berusaha untuk mengembalikan bola dengan lintasan untuk memberikan waktu pemulihan, dan untuk memastikan bahwa bola melewati net dengan batasan yang baik. b) Rally Pada tahap rally, pemain tidak dipaksa untuk membuat kesalahan dan tidak berusaha untuk memaksa lawannya untuk membuat kesalahan. Dia terus menjaga bola dalam permainan dan menunggu lawannya membuat kesalahan. Sehingga pemain menjadi lebih terampil dan ketajaman “rally”nya akan meningkat. c) Penyerangan Pada tahap penyerangan, pemain mencoba untuk menempatkan lawannya pada pertahanan. Dia biasanya berusaha untuk memindahkan lawan disekitarnya dan memanfaatkan salah satu kelemahan lawannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Pada tahap ini, pemain mengambil resiko lebih daripada “rally” sederhana. 5) Pilihan Tembakan Kemampuan pemain untuk membedakan berbagai jenis bola yang diterima sangat penting dalam membuat keputusan yang baik di dalam pilihan menembak. Bola yang diterima dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu tembakan mudah, tembakan agak sulit, tembakan sulit. Para pemain dapat diajarkan pada tahap yang paling awal dalam pengembangan mereka, untuk mengidentifikasi dan membedakan antara berbagai jenis bola yang diterima menggunakan kode warna. Konsep ini telah dikembangkan oleh pelatih tenis Amerika Serikat, Gundars Tilmanis. Pemahaman yang baik pada tembakan mendekat akan membantu pemain dalam membuat pilihan taktik. Sebagai contoh: •
Bola hijau = Tembakan mudah = usaha untuk mengambil keuntungan = menyerang
•
Bola kuning = Tembakan agak sulit = bermain dengan hati-hati = mengumpulkan
•
Bola merah = Tembakan sulit
=
bermain dengan sangat hati-hati
=
mempertahankan
6) Faktor-faktor lain yang mempengaruhi strategi dan taktik tunggal Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi dan taktik tunggal menurut Dave Miley (1995:34) antara lain sebagai berikut : a) Karakteristik Pemain / Lawan (1) Tingkat permainan, kelemahan, kekuatan, dll. (2) Faktor-faktor psikologi, usia, kedewasaan, pergerakan, dll. (3) Gaya permainan, pengambil resiko / penyerang dan pemain yang mengembalikan / pemain yang bertahan. b) Lingkungan (1) Permukaan (2) Angin (3) Matahari (4) Sikap commit to user (5) Suhu, dll.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
7) Taktik dan Strategi Ganda Permainan ganda melibatkan interaksi dinamis dari empat pemain. Banyak prinsip yang mendasari dari taktik dan strategi untuk tunggal dan juga ganda. Tetapi pada permainan tim, posisi dan pelanggaran sangat penting dalam ganda. Cara melatih strategi untuk ganda menurut Dave Miley (1995:34) (3 poin pertama berlaku khusus untuk pemula). a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k)
Bermain persentase tembakan dan bermain konsisten. Jangan terjebak di tengah lapangan. Dapatkan servis pertama di permainan. Coba untuk mendekatkan ke net sesegera mungkin. Ambil keuntungan net dari lawan dengan lob. Memukul bola di tengah. Kembalikan servis menyilang atau di atas kepala pemain. Kembalikan lob dengan lob. Tanpa mengelob tetap menjaga bola rendah melewati net. Bermain sebagai tim. Menahan serangan ketika berada pada net untuk menjaga tebakan tim lawan. l) Berkomunikasi dengan pasangan.
c. Komponen Kondisi Fisik Olahraga Permainan Tenis lapangan Kondisi fisik adalah satu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang
tidak
dapat
dipisahkan
begitu
saja,
baik
peningkatan
maupun
pemeliharaannya. Artinya bahwa “ Di dalam usaha peningkatan kondisi fisik, seluruh komponen tersebut juga harus dikembangkan, walaupun di sana sini dilakukan dengan sistem prioritas sesuai dengan keadaan tiap komponen yang diperlukan” menurut Nuril Ahmadi (2007:65). Komponen-komponen kondisi fisik yang dimaksud adalah kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan reaksi. Untuk menjadi pemain tenis lapangan yang baik diperlukan kemampuan fisik yang baik pula. Untuk mencapai kondisi fisik yang baik (prima), diperlukan latihan fisik yang terprogram secara sistematis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
2. Metode Latihan a. Pengertian Latihan Banyak orang berlatih tetapi sebenarnya tidak. Hal ini umumnya disebabkan yang bersangkutan kurang memahami pengertian tentang latihan yang sebenarnya. Pengertian latihan yaitu suatu proses sistematis dari latihan atau bekerja yang dilaksanakan berulang-ulang secara berkelanjutan dengan semakin hari semakin bertambah beban latihan untuk mencapai tujuan. Dari pengertian latihan, akan didapat unsur-unsur latihan antara lain : 1) Sistematis adalah berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem yang tertentu, metodis, dari mudah ke yang sukar, latihan yang teratur, dari yang sederhana menjadi ke yang lebih rumit. 2) Berulang-ulang yaitu setiap elemen teknik harus diulang sesering mungkin, dimaksudkan agar gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan menjadi semakin mudah untuk dilakukan, dan otomatis pelaksanaannya sehingga lebih menghemat energi. 3) Kian hari kian bertambah bebannya ialah setiap kali, secara periodik, segera setelah tiba saatnya, beban latihan harus ditambah, jika beban tidak ditambah prestasi pun tidak akan meningkat. Menurut Sudjarwo (1993:23) tujuan pokok dari latihan adalah prestasi yang maksimal disamping kesehatan juga kesegaran jasmani bagi atlet. Sesuai dengan tujuan latihan itu sendiri maka urutan penekanan latihan sebagai berikut: a) Pembentukan kondisi fisik (Physical build Up) Unsur-unsur yang harus dibentuk dan dikembangkan dalam latihan kondisi fisik meliputi kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelentukan, kelincahan, ketepatan, keseimbanagan dan koordinasi. b) Pembentukan Teknik (Technical Build Up) Pembentukan teknik adalah latihan khusus yang dimaksudkan untuk membentuk dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik dan neuromuscular. Pembentukan teknik harus dimulai dari teknik dasar ke teknik tinggi yang akhirnya menuju gerakan-gerakan yang otomatis. c) Pembentukan Taktik (Tactical Build Up) Pembentukan taktik meliputi cara pertahanan maupun cara dalam penyerangan termasuk didalamnya penyusunan strategi, system, pola bermain dan tipe atau karakter dari tim. d) Pembentukan Mental (Mental Up) commitBuild to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Pembentukan mental untuk bertanding dengan unsur psikologis sesuai dengan cabang olahraga yang diikuti. e) Kematangan Juara Dengan bekal teknik, taktik, dan fisik yang baik dan didukung dengan mental bertanding yang baik pula merupakan keselarasan yang matang antara tindakan dan proses mental bertanding tersebut. Cara melatih mental bertanding ini dengan jalan mengadakan berbagai pertandingan dengan segala macam variasi.
b. Prinsip-prinsip Latihan Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara berulang-ulang dengan meningkatkan pemberian beban latihan. Itulah sebabnya pemberian beban latihan harus memenuhi prinsip-prinsip yang sesuai tujuan latihan. Prinsip-prinsip latihan tersebut merupakan prinsip-prinsip beban latihan secara umum. Dengan mengetahui prinsip-prinsip latihan diharapkan prestasi seorang atlet dengan cepat meningkat. Tanpa mengetahui hal ini seorang atlet atau pelatih tidak mungkin dapat berhasil dalam latihannya. Sudjarwo (1993:21-23) menyarankan agar seluruh program latihan sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut : 1) Prinsip Individu Pemberian latihan harus selalu mengingat kemampuan dan kondisi individu masing-masing atlet. Faktor-faktor individu yang harus mendapat perhatian misalnya, tingkat ketangkasan atlet, umur atau lamanya berlatih harus dibedakan, kesehatan dan kesegaran jasmaninya, psikologi atau mentalnya. 2) Prinsip Penambahan Beban ( Overload Principle ) Penambahan beban harus dilakukan tahap demi tahap secara teratur dan konsisten. Beban latihan berat yang diberikan secara terus menerus justru akan menghentikan kenaikan prestasi. Sebaiknya setelah dua atau tiga kali latihan beban latihan ditingkatkan dan itu tergantung dari atletnya. 3) Prinsip Interval Prinsip latihan interval ini dapat digunakan untuk istirahat tertentu. Latihan interval merupakan keseluruhan latihan yang diselingi dengan suatu rencana latihan harian, mingguan, bulanan dan tahunan. 4) Prinsip Penekanan Beban ( Stress ) Pemberian beban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan dengan tekanan yang berat. Penekanan beban latihan tersebut harus sampai menimbulkan kelelahancommit secarato user sungguh-sungguh. Beban berat ini
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
diberikan guna meningkatkan kemampuan organism, kekuatan mental yang sangat diperlukan untuk menghadapi pertandingan. 5) Prinsip Makanan Baik ( Nutrition ) Kalori yang masuk harus sesuai kalori yang dikeluarkan untuk latihan. Untuk seorang atlet diperlukan 25-35 % lemak, 15 % putih telur, 50-60 % hidrat arang dan vitamin serta mineral lainnya. 6) Prinsip Latihan Sepanjang Tahun Suatu latihan harus dilakukan secara sistematis yang dilaksanakan sepanjang tahun tanpa berseling. Sedangkan menurut Bompa yang dikutip Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin
(l993:130-140) menyarankan
agar dalam
latihan
sebaiknya
menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Prinsip Beban Lebih (Overload) Prinsip beban lebih adalah prinsip latihan yang menekankan pada pembebanan latihan yang lebih berat dari pada yang mampu dilakukan oleh atlet. Seorang atlet harus berlatih dengan beban yang lebih berat atau berlatih dengan beban di atas ambang rangsang. Namun beban tersebut harus sesuai dengan kemampuan atlet. 2) Prinsip Perkembangan Multilateral Prinsip ini sebaiknya diterapkan pada atlet-atlet muda. Pada permulaan belajar mereka harus dilibatkan dalam beragam kegiatan agar dengan demikian mereka memiliki dasar-dasar yang lebih kokoh untuk menunjang keterampilan spesialisasinya kelak. 3) Prinsip intensitas Latihan Perubahan fisiologis dan psikologis yang positif hanyalah mungkin apabila atlet dilatih atau berlatih suatu program latihan yang intensif, dimana pelatih secara progresif menambahkan beban kerja jumlah pengulangan gerakan (repetition) serta kadar intensitas dari repetisi tersebut. Ada beberapa teori yang dapat dipakai sebagai tolak ukur untuk menentukan kadar intensitas latihannya. Salah satunya teori Katch dan Mc Ardle (1993) sebagai berikut: a) Menghitung Denyut Nadi Maksimal ( DNM ) dengan rumus : DNM = 220 – Umur b) Menentukan takaran intensitas latihannya, yaitu 80%-90% dari DNM c) Lamanya berlatih dalam ambang rangsang atau training zone untuk atlet sebaiknya 45-120 menit. 4) Prinsip Kualitas Latihan Latihan dikatakan berkualitas apabila latihan dan dril-dril yang diberikan memang benar-benar bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan atlet, koreksi-koreksi yang tepat dan kontruksif sering diberikan, pengawasan dilakukan oleh pelatih sampai ke detail gerakan dan setiap kesalahan segera diberikan perbaikan, prinsip-prinsip overload diterapkan, baik commit to user dalam aspek fisik maupun mental.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
5) Prinsip Berfikir Positif Jika ingin berprestasi, atlet harus berani sakit dalam latihan. Pelatih harus tahu bagaimana hati atlet, apa yang mereka katakana kepada dirinya sendiri. Dan pelatih harus mempengaruhi kata hatinya, melatih atlet untuk selalu berfikir positif dan optimis, mengubah sikap bawah sadar yang negatif menjadi positif. 6) Variasi Dalam Latihan Latihan yang dilakukan biasanya banyak menuntut waktu, pikiran, tenaga. Karena itu bukan mustahil jika latihan yang intensif dan terus menerus kadang-kadang menimbulkan rasa bosan pada atlet. Jika sudah bosan, maka gairah pada atlet dan motivasinya untuk berlatih biasanya menurun atau bahkan hilang sama sekali. Karena itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk mencegah timbulnya kebosanan berlatih, misalnya dengan cara merencanakan dan menyelenggakan variasi-variasi dalam latihan. 7) Prinsip Individualisasi Setiap individu berbeda dari segi fisik maupun mental, maka setiap individu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap suatu beban latihan yang diberikan pelatih. Latihan merupakan suatu beban latihan yang diberikan pelatih. Latihan merupakan suatu persoalan pribadi bagi setiap atlet dan tidak bisa disama ratakan bagi semua atlet. Latihan harus direncanakan dan disesuaikan bagi setiap individu atlet agar dapat menghasilkan prestasi yang baik. 8) Penetapan Sasaran (Goal Setting) Seringkali suatu tim atau atlet tidak berlatih dengan sungguh-sungguh, atau kurangnya motivasi untuk berlatih karena tidak ada tujuan atau sasaran yang jelas untuk apa atlet berlatih. Karena itu menetapkan sasaran latihan untuk atlet sangat penting. 9) Prinsip Perbaikan Kesalahan Kalau atlet sering melakukan kesalahan gerak, maka pada waktu memperbaiki kesalahan tersebut pelatih harus menekankan pada penyebab terjadinya kesalahan. 3. Program Latihan Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang harus dilaksanakan dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus menyatu pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Penerapan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atletnya akan meningkatkan kualitas atlet secara maksimal. Suatu hal yang harus dipertahankan dalam menyusun program latihan adalah menentukan terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang hendak dicapai. Hal itu penting agar atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk commit to user mencapai sasaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Menurut Iwan Setiawan seperti yang dikutip oleh Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996:14), untuk menyusun program latihan yang teratur perlu diperhatikan unsur-unsur kemampuan atlet, baik fisik maupun mental, seperti : a. Waktu pelaksanaan program latihan untuk mengembangkan tenaga atau kekuatan, daya tahan, kecepatan, fleksibilitas dan lain-lain untuk dikembangkan dengan sebaik-baiknya. b. Cabang olahraga yang akan disiapkan. c. Standar tingkat nasional atau internasional. d. Keadaan setempat : tradisi, iklim dan lain-lain. e. Faktor latihan : prestasi, volume, intensitas. f. Jadwal perlombaan dan uji coba. g. Periodesasi latihan. Untuk membina atlet agar dapat meningkatkan prestasi setinggi-tingginya, diperlukan jangka waktu yang lama, maka latihan-latihan tersebut dilaksanakan secara bertahap yang terdiri dari program jangka panjang dan program tahunan. Program akan memerlukan waktu yang cukup panjang, sehingga jadwal latihan perlu dibagi-bagi menjadi beberapa tahapan atau musim latihan. Pembagian tahapan dalam progam latihan biasa disebut periodesasi. Dengan periodesasi seorang pelatih dapat menyusun program latihan yang tepat bagi atletnya untuk mencapai prestasi maksimal. Sudjarwo (1993:82) membagi program latihan dalam satu tahun menjadi tiga periode atau lima musim latihan, sebagai berikut : a. Periode Latihan 1) Periode Persiapan (Preparation Period) 2) Periode Pertandingan (Competition Period) 3) Periode Peralihan (Transition Period) b. Musim Latihan 1) Preliminary Season 2) Early Season 3) Mid Season 4) Late Season 5) Post Season Menurut Bompa (1990 : 174) periodesasi latihan dalam tahunan sebagai berikut : a. Masa Persiapan (Preparation Period) 1) Persiapan Umum (Generalcommit Preparation) to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Pada masa ini penekanan latihan ditujukan pada masa pembentukan atau pembinaan fisik seperti kekuatan, daya tahan, kelentukan, kecepatan, agilitas, power, dan koordinasi mental, seperti disiplin, keberanian, tanggung jawab dan sebagainya. Bobot latihan akan berkisar 80-70 % fisik dan 30-35 % teknik serta 5% mental. Periode ini berlangsung selama 2-3 bulan. 2) Persiapan Khusus (Specific preparation) Pada masa persiapan khusus ini lebih menekankan pada penguasaan teknik dasar yang kemudian ditingkatkan menjadi satu kesatuan gerak yang sempurna. Kondisi fisik yang telah dimiliki pada tahap sebelumnya harus tetap diperhatikan sepenuhnya oleh pelatih. Periode latihan dapat berlangsung selama 2-3 bulan dengan bobot latihan 50% untuk latihan teknik, 20% untuk latihan fisik dan 10% untuk latihan test.
b. Masa Pertandingan (Competition period) 1) Masa Prakompetisi ( Pre Competition ) Pada periode ini penekanan lebih diutamakan pada masalah taktik. Perkembangan mental emosional atlet perlu mendapat perhatian khusus. Perkiraan bobot latihan adalah 60% untuk latihan taktik, 15% latihan mental, 20% test trials. Periode ini berlangsung sekitar 2-3 bulan. 2) Masa Pertandingan (Competition period) Pada masa ini atlet harus dalam kondisi siaga alias combat ready atau siap tempur. Pada tahap ini harus diciptakan suatu kondisi baik sehingga atlet percaya diri dan mempunyai motivasi yang tinggi untuk memenangkan pertandingan.
c. Masa Peralihan atau seusai pertandingan (Transition period) Pada masa transisi atlet akan melakukan istirahat aktif dengan melakukan kegiatan fisik yang ringan seperti joging, senam atau melakukan aktivitas fisik yang lain. Pada masa inilah dilakukan evaluasi dari hasil prestasi serta program commit dan proses latihan selama persiapan yang to laluuser melalui pemutaran film atau analisis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
yang cermat. Dengan demikian maka program selanjutnya dapat disusun berdasarkan hasil pertandingan serta pengalaman yang lalu. Yusuf adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996 : 128) menyatakan bahwa periodesasi latihan adalah “suatu proses pembagian latihan dari rencana latihan tahunan ke dalam tahapan yang lebih kecil”. Adapun kegunaan dari periodesasi latihan adalah sebagai berikut : 1) Pelatih akan dapat mengatur setiap komponen-komponen latihan dari rencana tahunan. 2) Membantu pelatih dalam menentukan puncak latihan yang tepat untuk pertandingan-pertandingan yang menjadi sasaran (diantara pertandingan utama selama kalender tahunan). Adapun hal lain yang dapat membantu pelatih dalam rencana latihan sampai ke rencana pertandingan yang rencana tersebut sudah terjadwal dengan baik dalam Kalender Pertandingan. “Kalender pertandingan merupakan faktor penentu yang menentukan periodisasi dan untuk pemuncakan target prestasi” menurut Tudor O Bompa (1991:15). Menurut Sudjarwo (1993 : 81) penyusunan program latihan dapat dibagi menjadi : 1) Program Jangka Panjang Program jangka panjang berhubungan dengan program latihan untuk sasaran dua tahun ke atas, misalnya untuk PON atau Olimpiade. 2) Program Jangka Menengah Program jangka menengah adalah program latihan yang disusun untuk jangka waktu satu tahun. 3) Program Jangka Pendek Program jangka pendek merupakan penyusunan program latihan kurang dari satu tahun. Rencana jam latihan harus sederhana dan fungsional, artinya bahwa rencana latihan itu sendiri harus menjadi alat yang penting untuk setiap atlet dan pelatih dalam upaya latihannya. Menurut Tudor O Bompa (1991: 24) rencana jam latihan dibedakan menjadi dua siklus yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
a. Siklus Mikro Menurut Tudor O Bompa (1991:25) pengertian dari siklus mikro adalah “Sebagai satu program latihan mingguan dimana program tahunannya terjadi dalam satu cara tertentu sesuai dengan kebutuhan pemuncakan untuk tujuan utama tahun yang bersangkutan (pertandingan)”. Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
T
M
R
I
Gambar 1. Diagram satu siklus mikro dengan satu puncak.
Sejauh melihat pada diagram, ada perubahan tertentu pada intensitasnya antara tinggi (T), menengah (M) dan rendah (R), sering diikuti istirahat (I) di hari minggu. Dalam diagram diatas pelatih merencanakan satu puncak dalam siklus mikronya menurut Tudor O Bompa yang diterjemahkan Sarwono (1991 : 31).
b. Siklus Makro Menurut Tudor O Bompa (1991:45) pengertian dari siklus makro adalah “Suatu fase latihan yang berisikan 4-6 minggu (siklus mikro)”. Dibawah ini ada sebuah model yang disarankan untuk variasi siklus makro, yang dapat dipakai pelatih dalam upaya latihannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Intensitas
1
2
3
4
Tinggi
Menengah
Rendah
Gambar 2. Diagram jenis langkah pendekatan tiga siklus mikro untuk pengembangan diikuti oleh satu siklus untuk mempertahankan menurut Tudor O Bompa (1991:51)
4. Program Latihan Cabang Olahraga Tenis Lapangan Untuk mencapai prestasi banyak faktor yang mempengaruhinya. Kondisi fisik, teknik, taktik, dan psikis yang terdiri dari mental dan kematangan juara. Penyusunan program latihan harus dilakukan secara sistematis, terencana dan disusun berdasarkan kemampuan dan kebutuhan masing-masing atlet. Hal ini bertujuan agar atlet dapat berlatih dengan baik dan mencapai target yang diinginkan. Penyusunan program latihan cabang olahraga permainan tenis lapangan pada umumnya sama dengan penyusunan program latihan olahraga lainnya. Untuk materi / isi latihan dalam penyusunan program latihan disesuaikan dengan kemampuan individu dan selera atlet/pelatih namun tetap berdasarkan prinsipprinsip berlatih yang benar. Dalam proses melatih juga harus diperhatikan bahwa untuk atlet pemula jangan diberikan latihan fisik yang berlebihan. Hal ini dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan, sebaiknya diperbanyak latihan teknik terutama teknik dasar permainan. Pada saat latihan fisik jangan menggabungkan dengan latihan teknik karena atlet tidak bisa menyerap teknik dengan baik karena kondisi fisik yang sudah lelah. Isi program latihan olahraga permainan tenis lapangan secara umum adalah sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
a. Program Latihan Kondisi Fisik Unsur dan cara-cara melatih kemampuan gerak agar kondisi fisik atlet tetap prima menurut Suharno HP (1993:14) adalah sebagai berikut :
1) Kekuatan a) Pengertian Kekuatan Suharno HP (1993:15) mengemukakan bahwa, “Kekuatan adalah kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan / beban, menahan atau memindahkan beban dalam menjalankan aktivitas. b) Macam-macam Kekuatan Pada setiap aktivitas, memerlukan unsur kekuatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi. Macam-macam kekuatan : (1) Kekuatan maksimal adalah kemampuan otot dalam kontraksi maksimal serta dapat melawan / menahan dan memindahkan beban maksimal pula. (2) Kekuatan daya ledak (Explosive Power) adalah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengan keecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh. (3) Kekuatan daya tahan otot (Power Endurance) adalah “Kemampuan tahan lamanya kekuatan otot untuk melawan tahanan beban tinggi intensitasnya” menurut Suharno HP (1993 : 15). c) Cara Melatih Kekuatan dengan Metode Weight Training Kualitas kekuatan setiap atlet dapat ditingkatkan melalui latihan. Seperti yang dikutip Suharno HP dalam Berger (1993 : 16) mengemukakan bahwa cara melatih kekuatan maksimal sebaiknya menggunakan metode weight training dengan dosis : (1) Kekuatan Maksimal (a) Volume 3 set. (b) Intensitas 80%-100% dari kemampuan maksimal. (c) Ulangan angkatan 6-10 kali per set. (d) Istirahat 3-4 menit. (2) Kekuatan daya ledak (Explosive Power) to usersatu unit latihan 4-6 set. (a) Volume beban commit latihan dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
(b) Intensitas 40%-60% dari kemampuan maksimal atau diambil 1/3 berat badan atlet. (c) Ulangan angkatan per set tidak boleh lebih dari 50% kemampuan repetisi maksimal. (d) Istirahat antar set 2-3 menit. (e) Tiap angakatan merupakan satu gerakan yang selaras dan utuh dengan gerakan cepat. (3) Kekuatan daya tahan otot (Power Endurance) (a) Volume beban latihan 2-5 set dalam satu unit latihan (b) Intensitas 60%-90% dari kemampuan maksimal. (c) Ulangan angkatan per set 50% ke atas dari kemampuan repetisi maksimal atlet. (d) Istirahat antar set 1-2 menit. d) Bentuk Latihan Pengembangan Unsur Kekuatan Dalam peningkatan unsur kekuatan digolongkan menjadi beberapa prinsip antara lain : (1) Beban latihan disesuaikan dengan jenis otot yang dilatih, dengan prinsip “di atas ambang rangsang” yang ditingkatkan secara teratur sedikit demi sedikit. (2) Mekanis gerakan disesuaikan dengan gerakan teknik (aspect body mechanic). (3) Sasaran latihan ditujukan untuk pengembangan kecepatan, power dan daya tahan umum. Berdasarkan ketiga prinsip tersebut di atas macam latihan yang diterapkan meliputi : split jump ke depan, split jump ke samping, vertical jump, squat jump, sit up, push up, back up, dll.
2) Daya Tahan a) Pengertian Daya Tahan Suharno HP (1993 : 17) mengemukakan bahwa, “Daya tahan adalah kemampuan organ atlet untuk melawan kelelahan yang timbul saat menjalankan aktivitas olahraga dalam waktu lama”. b) Macam-macam Daya Tahan Latihan daya tahan harus makin lama makin ditingkatkan menjadi commit to user stamina. Oleh karena itu, atlet harus dilatih makin lama makin berat,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
sehingga kemampuannya untuk bertahan terhadap rasa lelah makin lama makin bertambah, sehingga bermacam-macam daya tahan memang dibutuhkan. Seperti yang dikemukakan Suharno HP (1993:17) bahwa : macam-macam daya tahan antara lain : (1) Daya tahan umum (basic endurance / general endurance) adalh kemampuan daya tahan organisme atlet untuk melawan kelelahan yang timbul akibat beban latihan dimana intensitasnya rendah dan menengah. Paru-paru dan jantung merupakan motor utama disamping otot skelet. Daya tahan umum banyak terjadi pada proses aerobik. (2) Daya tahan otot local (local muscular endurance / speed endurance) adalah kemampuan daya tahan lamanya organism atlet untuk melawan kelelahan yang timbul akibat latihan submaksimal intensitasnya. Otot-otot setempat memegang peranan dalam proses daya tahan ini. Daya tahan otot lokal banyak terjadi pada proses kombinasi anaerobik dan aerobik. (3) Daya tahan special (special endurance / sprinting endurance) adalah kemampuan daya tahan lamanya organisme atlet untuk melawan kelelahan yang timbul akibat beban latihan maksimal intensitasnya. Pusat syaraf memegang peranan dalam proses special endurance. Daya tahan spesial banyak terjadi pada proses anaerobik. (4) Stamina adalah kemampuan daya tahan lamanya organisme atlet untuk melawan kelelahan dalam batas waktu tertentu dimana aktifitas dilakukan dengan intensitas tinggi (tempo tinggi, frekuensi tinggi dan selalu menggunakan power). Paru-paru, jantung, pusat syaraf dan otot-otot sketlet bekerja berat dalam melakukan stamina. Stamina merupakan proses aerobik dan anaerobik dalam batas waktu tertentu dalam cabang olahraga yang dipetandingkan. Kombinasi proses tiga macam daya tahan di atas merupakan stamina. c) Cara Melatih Daya Tahan Dalam meningkatkan serta memilih daya tahan ada beberapa metode yang digunakan seperti yang dikemukakan oleh Suharno HP (1993:18) bahwa metode yang digunakan dalam melatih daya tahan antara lain : metode constant training, cross country, fartlek, interval training, circuit training. Menurut Suharno HP (1993:18) cara mengembangkan daya tahan dengan interval training adalah sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
(1) Daya Tahan Umum (Basic Endurance) (a) Pemberian giliran rangsangan satu giliran 60 detik. (b) Istirahat antar giliran 60-90 detik. (c) Intesitas rendah/menengah. (d) Denyut nadi 120-140 kali per menit, setelah satu unit latihan. (e) Bentuk latihan lari di tempat atau lari dengan menempuh jarak. (2) Daya Tahan Otot Lokal (Local Muscular Endurance) (a) Volume 6-15 kali giliran dalam satu unit latihan. (b) Intensitas 80% (submaksimal). (c) Frekuensi 10-15 kali per giliran. (d) Istirahat 1-2 menit. (e) Bentuk latihan push up (acyclic) latihan ini mengembangkan daya tahan otot local lengan dan bahu. (3) Daya Tahan Spesial (Special Endurance) (a) Volume 6-10 giliran dalam satu unit latihan. (b) Intensitas 100% (maksimal) (c) Waktu rangsangan 10-30 detik per giliran. (d) Istirahat 20-60 detik. (e) Frekuensi gerakan maksimal. (f) Bentuk latihan interval training, sprint di tempat, latihan ini akan mengembangkan otot-otot kaki, perut (peningkatan proses anaerobik). (4) Stamina (a) Volume 6-10 giliran dalam satu unit latihan. (b) Intensitas 100% (maksimal). (c) Istirahat pendek (10-60 detik). (d) Frekuensi gerak dan tempo tinggi (maksimal). (e) Rangsangan dalam 10 detik secara intensif tidak bernafas. (f) Interval Training dengan kombinasi gerakan cyclic dan acyclic seperti lari di tempat-meloncat-gerakan menyamping. Latihan ini meningkatkan kemampuan jantung, paru-paru, pusat syaraf dan zat-zat kimia dalam otot secara serempak (proses aerobik dan anaerobik). 3) Kecepatan a) Pengertian Kecepatan Menurut Sudjarwo (1993:28) “Kecepatan adalah merupakan kemampuan daripada reaksi otot yang ditandai dengan perubahan antara kontraksi dan relaksasi untuk menuju frekuensi maksimal”. b) Macam-macam Kecepatan Latihan kecepatan sering menggunakan pembebanan sehingga commit to user yang mendahuluinya. Agar dapat memerlukan latihan-latihan kekuatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
menghasilkan kecepatan maksimal diperlukan pula sifat elastis dari otot disamping teknik gerakan (lari) yang sempurna. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharno HP (1993:20) yang mengemukakan macammacam kecepatan : (1) Kecepatan Sprint adalah kemampuan atlet untuk menempuh jarak dalam waktu sesingkat-singkatnya. (2) Kecepatan Reaksi adalah waktu antara rangsangan dan jawaban gerak pertama. (3) Kecepatan bergerak adalah kemampuan atlet bergerak secepat mungkin dalam satu gerak yang ditandai waktu antara gerak permulaan dengan gerak akhir. Unsur gerak kecepatan merupakan unsur gerak kemampuan dasar setelah kekuatan dan daya tahan yang berguna untuk mencapai mutu prestasi prima. c) Cara Melatih Kecepatan Kecepatan atlet dapat tinggi tergantung dari potensi sejak lahir dan hasil latihan secara rutin, teratur, cermat dan tepat. Ada beberapa cara atau metode untuk melatih kecepatan. Seperti yang diungkapkan oleh Suharno HP (1993 : 20) bahwa metode yang digunakan untuk melatih kecepatan antara lain : interval running, interval training, metode pertandingan (competition method) dan metode bermain kecepatan (speed play), adapun metode-metode melatih kecepatan tersebut dapat dilihat lebih lanjut antara lain sebagai berikut : (1) Kecepatan Sprint dengan interval running (a) Volume beban latihan 5-10 giliran lari, dimana tiap-tiap giliran atlet berlari secepat-cepatnya dengan jarak 30-80 meter. (b) Intensitas lari 80%-100% dengan pedoman waktu dari pelatih. (c) Frekuensi dan tempo secepat-cepatnya. (d) Istirahat 2-5 menit. (e) Peningkatan beratnya latihan dapat mencari variasi perubahan ciri-ciri loading di atas sesuai dengan kehendak atlet dan pelatih. (2) Kecepatan Reaksi dengan metode pertandingan dimana harus selalu mengejar waktu yang secepat-cepatnya dalam mereaksi suatu rangsangan. Adapun bentuk latihannya adalah sebagai berikut : (a) Dengan permainan hijau-hitam. Aba-aba mula-mula lambat makin lama makin cepat. (b) Mereaksi aba-aba/kode-kode commit to userlebih dari dua macam dari pelatih dan harus dikerjakan secepat-cepatnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
(c) Dalam waktu tertentu dapat mereaksi bola yang dilemparkan sebanyak-banyaknya dari pelatih. (3) Kecepatan bergerak dengan metode interval training (a) Volume beban latihan 4-6 kali giliran. (b) Intensitas 40%-60 % dari kemampuan maksimal atau beban yang diangakat 1/3 berat badan atlet. (c) Ulangan / repetisi per giliran 50% ke bawah dari ulangan maksimal kemampuan atlet. (d) Istirahat 2-3 menit antar giliran satu dengan yang lain. 4) Kelincahan a) Pengertian Kelincahan Sudjarwo
(1993:21)
mengemukakan
bahwa,
“Kelincahan
merupakan kemampuan untuk mengubah arah dan posisi sesuai dengan situasi yang dihadapi”. b) Macam-macam Kelincahan Pada setiap aktivitas, memerlukan unsure kelincahan sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi. Kelincahan yang dibutuhkan itu dapat berbentuk kelincahan umum atau kelincahan khusus. Kedua bentuk kelincahan ini mempunyai perbedaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharno HP (1993:22) yang mengemukakan bahwa macammacam kelincahan sebagai berikut : (1) Kelincahan Umum (General Agility) artinya kelincahan seseorang untuk menghadapi kegiatan olahraga pada umumnya dan menghadapi situasi hidup dengan lingkungan. (2) Kelincahan Khusus (Special Agility) artinya kelincahan seseorang untuk melakukan kegiatan secara khusus, yang dalam cabang olahraga lain tidak diperlukan (acrobat, peloncat indah pelompat tenis lapangan, dll). c) Cara Melatih Kelincahan Pengembangan unsur kelincahan memerlukan latihan khusus yang terprogram
secara
teratur
dan
berkelanjutan.
Seperti
yang
dikemukakan Matveev dalam Suharno HP (1993:22) adapun cara-cara melatih kelincahan adalah sebagai berikut : (1) Standingboard Jump. (2) Melempar, meninjucommit dengantotangan user kiri. (3) Lari dilanjutkan board jump.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
(4) Memperkecil lapangan dan mengubah kondisi alat. (5) Variasi gerakan jengket-jengket, maju-mundur, kanan-kiri dan sebagainya. (6) Menambah gerakan-gerakan sebelum akhir gerakan misalnya memutar badan sebelum mendarat. (7) Mempersulit kondisi tempat, alat dan lawan. Adapun macam-macam bahan latihan untuk kelincahan antara lain sebagai beikut : (1) Shuttle Run yaitu lari jarak pendek antara 10-20 meter, dengan memindahkan sesuatu (kerikil, kun, dsb) yang ditaruh di ujung satu ke ujung yang lain. (2) Dodging Run yaitu lari cepat dengan berkelok-kelok melewati rintangan yang teah dibuat. Rintangan dapat berupa benda mati (pancang, lembing, dsb) dapat pula teman sendiri. (3) Squat Thrus yaitu melakukan gerakan dengan posisi pertama berdiri tegak kemudian jongkok kedua tangan di tanah terus melemparkan kedua kaki lurus ke belakang selanjutnya jongkok lagi lalu berdiri.
5) Kelentukan a) Pengertian Kelentukan Menurut
Sudjarwo
(1993:32)
bahwa,
“Kelentukan
adalah
kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan dengan amplitudo yang luas”. b) Macam-macam Kelentukan Macam bentuk sama seperti macam bentuk kelincahan yaitu ada dua antara lain : kelentukan umum dan kelentukan khusus. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharno HP (1993:23) yang mengemukakan bahwa, “Ada dua macam bentuk kelentukan yaitu kelentukan umum dan kelantukan khusus”. Adapun menurut Sudjarwo (1993:33) bahwa bentuk kelentukan antara lain :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
(1) Kelentukan aktif (flexibility aktif) yaitu kemampuan gerak dengan amplitudo luas yang dihasilkan tanpa adanya pertolongan alat dari luar. (2) Kelentukan pasif (flexibility pasif) yaitu kemampuan gerak dengan amplitudo luas yang dihasilkan dengan adanya bantuan teman maupun alat dari luar. c) Cara Melatih Kelentukan Menurut Suharno HP (1993:24) cara-cara melatih kelentukan adalah sebagai berikut : (1) Pengembangan kelentukan dengan menggunakan peregangan dinamis dan statis. (2) Pergangan pasif. (3) Peregangan kontraksi relaksasi. (4) Bentuk-bentuk latihan kelentukan : peregangan otot, tendo, ligament, capsula, penguluran, pelemasan, mengayun-ayun, memutar-mutar, memantul-mantulkan organ yang membentuk persendian. b. Program Latihan Teknik Melatih teknik bertujuan agar gerak teknik menjadi otomatis yang benar. Menurut Suharno HP (1993:25) metode umum melatih ketrampilan olahraga secara metodis dapat diurutkan sebagai berikut : 1) Memberi gambaran pengertian yang benar melalui penjelasan lisan. 2) Memberi contoh / demonstrasi yang benar antara lain dengan : a) Contoh langsung dari pelatih. b) Contoh dari atlet yang dianggap baik. c) Contoh dengan gambar seri/foto. d) Contoh dengan film/video. 3) Atlet / pemain disuruh melaksanakan gerak dengan formasi-formasi yang ditentukan pelatih. 4) Pelatih mengoreksi dan membetulkan kesalahan-kesalahan baik bersifat perorangan maupun kelompok. 5) Atlet / pemain disuruh mengulangi kembali gerakan sebanyak mungkin untuk mencapai gerakan otomatis yang benar. 6) Pelatih mengevaluasi terhadap hasil yang sudah dicapai pada saat itu. c. Program Latihan Taktik Taktik sangat identik dengan strategi namun keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Tetapicommit keduanya merupakan unsur yang tidak dapat to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
dipisahkan dalam pelaksanaannya. Taktik merupakan siasat yang digunakan untuk memperoleh kemenangan secara sportif dengan menggunakan kemampuan teknik individu, fisik dan mental. Penguasaan pengetahuan secara teori tentang cabang olahraga yang dilakukan dapat membantu dalam memilih taktik yang tepat. Adapun cara-cara melatih taktik menurut Suharno HP (1993:28) adalah sebagai berikut : 1) Memberi teori taktik, dapat di kelas maupun di lapangan (peraturan, pola, sistem, tipe, tempo). 2) Praktek dalam bertaktik di lapangan, dapat meningkatkan keterampilan bertaktik. 3) Member tugas untuk dapat memecahkan suatu masalah baik teori maupunn praktek. 4) Melihat pertandingan-pertandingan tingkat nasional maupun internasional. 5) Berlatih taktik sederhana sampai ke taktik tinggi untuk dapat mengalahkan lawan. 6) Membaca riwayat tokoh-tokoh juara dunia dalam pertandinganpertandingan besar. 7) Pelatih selalu memberi contoh, tugas dan motivasi bertaktik jitu. d. Berlatih Mental Penyempurnaan atlet secara serempak, selaras, seimbang antara fisik dan mental dalam proses pelatihan merupakan suatu keharusan untuk dilatihkan sejak umur dini sampai umur emas. Peranan pelatih dalam pembinaan mental sangat berpengaruh besar. Pelatih harus dapat menanamkan unsur-unsur sikap positif yang dapat mendukung proses pencapaian prestasi olahraga khususnya dalam permainan cabang olahraga permainan tenis lapangan. Menurut Suharno HP (1993:28) mengemukakan bahwa mental berfungsi sebagai penggerak, pendorong dan pemantaban bagi atlet untuk pengejawantahan kemampuan fisik dan skill dalam mencapai prestasi prima. Maka pembinaan atlet sangat penting. Aspek mental yang perlu dilatih meliputi : 1) 2) 3) 4) 5)
Temperamen / karakter bawaan. Psikologi : cipta, rasa, karsa, minat, perhatian dan konsentrasi. Sikap kepribadian dan budi pekerti. Sikap ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Daya juang tinggi, ketegaran commitmental to usertanding, pantang menyerah, tahan terhadap stress, ulet, percaya diri dan kemandirian yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Dengan memberikan penanaman sikap mental yang positif, maka mental pemain akan berkembang. Hal ini akan sangat menunjang dalam pencapaian prestasi yang optimal dalam permainan cabang olahraga permainan tenis lapangan. Agar mental bertanding atlet semakin meningkat maka harus dilatih dengan seksama dan perlu penanaman sikap yang positif dari pelatihnya. Seperti yang dikemukakan Suharno HP (1993:29) bahwa cara-cara melatih mental antara lain sebagai berikut : 1) Lewat latihan-latihan fisik dan keterampilan yang dapat mempengaruhi mental atlet ke arah positif. 2) Contoh langsung sikap yang baik dari pelatih. 3) Biasakan hidup sehari-hari yang tertib, sehat, teratur dan disiplin. 4) Pemberian beberapa petunjuk-petunjuk maupun petuah-petuah yang bersifat paedagogis. 5) Meditasi dan latihan konsentrasi. 6) Latihan kekuatan kemauan yang tinggi untuk bertanding. Bertanding dengan frekuensi banyak dengan lawan yang berbeda-beda kekuatannya dan situasinya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang peniliti lakukan sangat erat hubungannya dengan penerapan metode kepelatihan cabang olahraga permainan pernah diteliti sebelumnya. Hanya saja peneliti mempersempit cabang olahraga permainan menjadi lebih khusus yaitu cabang olahraga permainan tenis lapangan serta memperluas wilayah menjadi seluruh Karesidenan Surakarta. Fadilah Umar dan Slamet Widodo (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Metode Kepelatihan Cabang Olahraga Permainan (Studi Kasus pada Pelatih - Pelatih Klub Cabang Olahraga Permainan di Surakarta Tahun 2009)” mengambil seluruh pelatih-pelatih klub cabang olahraga permainan yang ada di Surakarta tahun 2009 yang berjumlah 57 pelatih sebagai sumber data. Dalam penelitian tersebut Fadilah Umar dan Slamet Widodo (2009) untuk memperoleh data penelitian digunakan instrumen penelitian yang berupa angket yang memiliki pola jawaban dikotomi (ya, tidak). Hasil dari penelitian tersebut adalah pelatih-pelatih cabang olahraga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
permainan di Surakarta tahun sudah menerapkan metode kepelatihan dengan tepat serta dalam penyusunan program latihan sudah disusun dengan baik.
C. Kerangka Berpikir
Keberhasilan suatu latihan tidak hanya dilihat dari nilai akhir hasil pertandingan tetapi juga dilihat dari prosesnya. Jika masukan (input) berkualitas tetapi tidak diikuti oleh “proses” yang sesuai maka hasilnya (output) belum tentu akan berkualitas. Keberhasilan latihan dipengaruhi metode latihan yang digunakan oleh pelatih. Penggunaan metode kepelatihan yang kurang terprogram dengan seksama,
teratur,
sistematis,
bertahapkan
dan
berkesinambungan
dapat
menyebabkan atlet tidak dapat mencapai prestasi puncak. Dalam suatu latihan, program yang digunakan bila tepat dan sesuai akan sangat membantu tercapainya tujuan latihan. Peneraan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atletnya akan meningkatkan kualitas atlet secara maksimal. Suatu hal yang harus dilakukan dan dipertahankan dalam menyusun program latihan adalah menentukan terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang ingin dicapai. Hal itu penting agar atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk mencapai sasaran. Penyusunan program latihan merupakan tugas penting dari seorang pelatih. Program latihan hendaknya disusun secara sistematis dan sesuai dengan kebutuhan atlet. Berhasil tidaknya tujuan yang hendak dicapai tergantung pada program latihan ini, oleh sebab itu perlu diperhatikan landasan pemikiran antara lain sebagai berikut : efektifitas program, kondisi individual, kondisi puncak dan evaluasi program. Tujuan penerapan metode kepelatihan yang tepat dan penyusunan program latihan yang baik pada cabang olahraga permainan tenis lapangan adalah untuk memaksimalkan kemampuan atlet. Sehingga prestasi puncak atlet dapat diraih.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran dapat dilihat pada bagan berikut: INPUT
PROSES Penerapan Metode Kepelatihan
Menentukan terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang ingin dicapai
Atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk mencapai sasaran.
Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran
commit to user
OUTPUT
Kualitas latihan meningkat dan tujuan latihan tercapai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di beberapa klub tenis lapangan yang ada di seluruh wilayah Karesidenan Surakarta.
2.
Waktu Penelitian
Waktu pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan November Desember 2010 dengan instrumen penelitian yang telah ditetapkan.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Bentuk penelitian mengikuti paradigma penelitian kualitatif sedangkan strategi penelitian yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah metode diskriptif dengan cara survey. Pengertian metode diskriptif dengan cara survey menurut Sugiyanto (1993:52) adalah “Penelitian bertujuan mencari informasi mengenai fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada pada saat penelitian sedang berlangsung. Penelitian deskriptif pada umumnya tidak menguji hipotesis melainkan hanya untuk meminta gambaran atau deskiptif tentang apa yang terjadi”.
C. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini adalah dari informasi para pelatih klubklub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010.
commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Teknik pengambilan sumber data dengan tanpa melakukan seleksi atau sering disebut snow ball, peneliti tidak membatasi atau menyeleksi jumlah responden.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti melalui angket, wawancara, dan observasi.
1. Angket Pemberian angket dilakukan pada awal penelitian. Informasi yang diperoleh dari angket dijadikan bahan evaluasi peningkatan kualitas latihan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu penelitian dari Fadilah Umar dan Slamet Widodo (2009) yang berjudul “Penerapan Metode Kepelatihan Cabang Olahraga Permainan (Studi Kasus pada Pelatih - Pelatih Klub Cabang Olahraga Permainan di Surakarta tahun 2009) dengan mengganti komponen cabang olahraga permainan menjadi lebih khusus yaitu cabang olahraga tenis lapangan. Untuk menjawab pertanyaan, responden hanya dibenarkan dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Angket yang dihasilkan berupa data penelitian yang memiliki pola jawaban dikotomi (ya, tidak) yaitu jawaban “ya” dengan skor dua (2) dan jawaban “tidak” dengan skor satu (1).
2. Wawancara Wawancara dilakukan setelah proses latihan berlangsung. Narasumber dalam wawancara ini adalah pelatih-pelatih klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta. Wawancara terhadap pelatih meliputi: riwayat pelatih (pernahkah menjadi atlet, pendidikan kepelatihan, prestasi sebagai pelatih), metode latihan (tujuan dan sasaran dalam latihan, jadwal latihan, prinsip individual dalam latihan, pemanduan bakat, seleksi pemain, peran dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
pertandingan, evaluasi pada saat latihan dan setelah latihan) dan program latihan (penyusunan program latihan, materi-materi latihan, evaluasi program latihan). Metode wawancara digunakan sebagai alat penelitian dalam optimalisasi penggunaan penerapan metode latihan dengan tujuan untuk memperbaiki data penelitian yang diperoleh dari hasil observasi dan angket. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini dilihat dari bentuk pertanyaan adalah termasuk wawancara campuran (berstruktur dan tak berstruktur), artinya pertanyaan yang mengarahkan jawaban dalam pola pertanyaan yang dikemukakan disertai dengan pertanyaan yang dapat dijawab secara bebas oleh responden tanpa terikat pada pola-pola tertentu.
3. Observasi Observasi dilaksanakan ketika proses latihan di klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta berlangsung. Observasi dilakukan terhadap pelatih beserta proses latihan yang menyertainya. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan mengambil tempat di luar lapangan dengan posisi ini peneliti dapat lebih leluasa melakukan pengamatan terhadap aktivitas latihan. Pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa di dalam proses latihan dilakukan dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif mungkin. Dalam observasi ini sekaligus peneliti mengambil dokumentasi berupa foto / video dari proses latihan yang sedang dilakukan.
E. Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk menjaga validitas data dalam penelitian ini yaitu dengan Teknik Triangulasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Jenis triangulasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kebenaran informasinya. Dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data yang berupa wawancara, observasi selama latihan berlangsung dan angket. Skema triangulasi dalam penelitian ini sebagai berikut :
Angket
Data
Observasi
Pelatih
Wawancara
Gambar 4. Skema Triangulasi (Sumber: HB. Sutopo, 2002: 81)
F. Analisis Data
Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan analisis model interaktif. Ini dilakukan karena sebagian besar data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa uraian deskriptif tentang penerapan metode kepelatihan cabang olahraga permainan tenis lapangan. Teknik analisis ini mengacu pada model analisis Miles dan Huberman (1992: 16-19) yang dilakukan dalam 3 komponen: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Skema komponen analisis data sebagai commit to user berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Pengumpulan data
Reduksi data
Penyajian data
Penarikan simpulan / Verivikasi
Gambar 5. Komponen-komponen Analisis data: Model Interaktif
G. Prosedur Penelitian
1. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti menyusun beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian tersebut terdiri dari lembar observasi di dalam pelaksanaan latihan, pedoman wawancara dan angket.
2. Tahap Pengumpulan Data Pada tahap ini peneliti melakukan penelitian dengan cara memberikan angket kepada responden, kemudian peneliti melakukan observasi dengan cara mengamati jalannya pelaksanaan proses latihan. Setelah proses latihan berakhir, peneliti melakukan wawancara dengan pelatih-pelatih pada klub olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta. Kemudian data digolongkan menjadi tiga komponen yaitu: identifikasi pelatih, penerapan metode kepelatihan dan penyusunan program latihan.
3. Tahap Analisis Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan proses latihan. Berdasarkan pelaksanaan tahap pengumpulan data, maka teknik analisis yang digunakan adalah teknik persentase, menurut (Suryatna, 1979: 29) bahwa “bila suatu penelitian bertujuan untuk mendapatkan gambaran atau menemukan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
sebagaimana adanya tentang obyek yang diteliti, maka teknik analisis data akan dilakukan dengan perhitungan persentase (%)”. Data yang diperoleh nantinya diolah sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mengecek kelengkapan data (verifikasi data) 2. Mentabulasikan masing-masing item. 3. Menghitung persentase jawaban dengan formula sebagai berikut:
P=
ி ே
x 100%
(Suryatna, 1979: 29)
Keterangan : P
= Persentase jawaban
F
= Frekuensi
N
= Jumlah sampel
Hasil perhitungan frekuensi dan persentase yang diperoleh dari alat pengumpul data yang digunakan dan disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian dilanjutkan interpretasi dalam bentuk uraian deskriptif untuk masing-masing butir instrumen pada setiap indikator dan kawasan evaluasi yang digunakan.
4. Tahap Tindak Lanjut Kegiatan penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari pelatih yang bersangkutan untuk melakukan perbaikan serta menerapkan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atletnya, hal ini akan meningkatkan kualitas atlet secara maksimal. Suatu hal yang harus dilakukan dan dipertahankan dalam menyusun program latihan adalah menentukan terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang ingin dicapai. Hal itu penting agar atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk mencapai sasaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Berikut prosedur penelitian yang akan dilakukan:
Persiapan Instrumen Penelitian
Pengumpulan data
Penyajian data
Penggolongan data
Penarikan simpulan
Tindak Lanjut Pelatih
Gambar 6. Prosedur Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Data hasil penelitian yang diperoleh melalui butir soal, kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang berisi frekuensi dan persentase dari setiap butir instrumen serta dilengkapi dengan uraian deskriptif. Untuk memperoleh data penelitian digunakan instrumen penelitian yang berupa angket yang memiliki pola jawaban (a) ya dengan skor nilai: 2, (b) tidak dengan skor nilainya: 1. Uraian selanjutnya data hasil temuan didiskripsikan berdasarkan tiap butir dan kelompok indikator yang sama. Ada 3 (tiga) komponen dari hasil penelitian yaitu: identifikasi pelatih, metode latihan dan penyusunan program latihan. Berikut ini disajikan berturut-turut indikator-indikator penelitian sebagai berikut:
1. Identifikasi Pelatih Butir soal yang digunakan untuk melacak identifikasi pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 butir soal 1,2,3. Hasil pengolahan data tentang identifikasi pelatih sebagai berikut:
a. Latar Belakang Pelatih Mantan Pemain Tenis Lapangan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 1. Hasil yang dilacak butir soal nomor 1 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mantan pemain tenis lapangan. Hasil jawaban butir soal nomor 1 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 1. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mantan Atlet / Pemain Tenis lapangan Rentang Nilai F&% Jumlah Ya/2 Tidak/1 F 13 2 15 % 86.7% 13.3% 100% commit to user 45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010, mantan pemain tenis lapangan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 13 atau 86.7%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 2 atau 13.3%.
b. Pelatih Mendapat Pendidikan / Kursus Kepelatihan Tenis Lapangan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 2. Hasil yang dilacak butir soal nomor 2 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mendapat pendidikan/kursus kepelatihan tenis lapangan. Hasil jawaban butir soal nomor 2 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 2. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mendapat Pendidikan/Kursus Kepalatihan Tenis lapangan F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 10 66.7%
Tidak/1 5 33.3%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mendapat pendidikan / kursus kepalatihan tenis lapangan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 10 atau 66.7%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 5 atau 33.3%.
c. Sampai Saat ini Melatih Tenis Lapangan Pernah Berprestasi Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 3. Hasil yang dilacak butir soal nomor 3 yaitu sampai saat ini melatih tenis lapangan pernah berprestasi. Hasil jawaban butir soal nomor 3 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Tabel 3. Frekuensi dan Prosentase Sampai saat ini dalam Melatih Tenis lapangan Pernah Berprestasi F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 15 100%
Tidak/1 0 0%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal sampai saat ini melatih tenis lapangan pernah berprestasi yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%.
2. Identifikasi Metode Latihan Butir soal yang digunakan untuk melacak identifikasi metode latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 butir soal 4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16. Hasil pengolahan data tentang identifikasi metode latihan sebagai berikut:
a. Mengadakan Pemanduan Bakat Pemain Tenis Lapangan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 4. Hasil yang dilacak butir soal nomor 4 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mengadakan pemanduan bakat untuk mendapatkan pemain yang potensial. Hasil jawaban butir soal nomor 4 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mengadakan Pemanduan Bakat F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 12 80%
Tidak/1 3 20%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mengadakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
pemanduan bakat untuk mendapatkan pemain yang potensial yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 12 atau 80%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 3 atau 20%.
b. Pelatih Mengadakan Seleksi Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 5. Hasil yang dilacak butir soal nomor 5 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mengadakan seleksi bagi pemain yang akan masuk ke SSB atau klub. Hasil jawaban butir soal nomor 5 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 5. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mengadakan Seleksi F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 4 26.7%
Tidak/1 11 73.3%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mengadakan seleksi bagi pemain yang akan masuk ke SSB atau klub yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 4 atau 26.7%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 11 atau 73.3%.
c. Penerapan Prinsip Latihan Sesuai dengan Kondisi Pemain Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 6. Hasil yang dilacak butir soal nomor 6 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menerapkan prinsip-prinsip latihan sesuai dengan kondisi pemain. Hasil jawaban butir soal nomor 6 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 6. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menerapkan Prinsip Latihan Sesuai commit to user Kondisi Pemain
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 11 73.3%
Tidak/1 4 26.7%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menerapkan prinsip-prinsip latihan sesuai dengan kondisi pemain yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 11 atau 73.3%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 4 atau 26.7%.
d. Penerapan Prinsip Penekanan Beban Latihan secara Bertahap Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 7. Hasil yang dilacak butir soal nomor 7 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menerapkan prinsip penekanan beban latihan secara bertahap dan terus menerus. Hasil jawaban butir soal nomor 7 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 7. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menerapkan Prinsip Penekanan Beban Latihan secara Bertahap dan Terus Menerus F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 13 86.7%
Tidak/1 2 13.3%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menerapkan prinsip penekanan beban latihan secara bertahap dan terus menerus yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 13 atau 86.7%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 2 atau 13.3%.
e. Pelatih Mempunyai Dasar Teoritis tentang Penyusunan Program Latihan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor commit to user 8. Hasil yang dilacak butir soal nomor 8 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Karesidenan Surakarta tahun 2010 mempunyai dasar teoritis tentang penyusunan program latihan. Hasil jawaban butir soal nomor 8 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 8. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mempunyai Dasar Teoritis dalam Menyusun Program Latihan F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 14 93.3%
Tidak/1 1 6.7%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mempunyai dasar teoritis tentang penyusunan program latihan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 14 atau 93.3%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 1 atau 6.7%. f. Pelatih Memberikan Materi Latihan Cukup Bervariasi Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 9. Hasil yang dilacak butir soal nomor 9 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan materi latihan cukup bervariasi. Hasil jawaban butir soal nomor 9 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 9. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Materi Latihan Cukup Bervariasi Rentang Nilai Jumlah Ya/2 Tidak/1 15 0 15 100% 0% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih
F&%
F %
klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan materi latihan cukup bervariasi yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) tidak ada atau 0%.
g. Pelatih Menekankan Prinsip Latihan dengan Disiplin Tinggi Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 10. Hasil yang dilacak butir soal nomor 10 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menekankan prinsip latihan dengan disiplin tinggi. Hasil jawaban butir soal nomor 10 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 10. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menekankan Prinsip Latihan dengan Disiplin Tinggi F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 11 73.3%
Tidak/1 4 26.7%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menekankan prinsip latihan dengan disiplin tinggi yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 11 atau 73.3%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 4 atau 26.7%.
h. Pelatih Menerapkan Prinsip Work Relieve / Recovery (saat Kerja dan Istirahat) yang Seimbang Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 11. Hasil yang dilacak butir soal nomor 11 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menerapkan prinsip work relieve / recovery (saat kerja dan istirahat) yang seimbang. Hasil jawaban butir soal nomor 11 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Tabel 11. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menerapkan Prinsip Work Relieve / Recovery (saat Kerja dan Istirahat) yang Seimbang F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 12 80%
Tidak/1 3 20%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 work relieve / recovery (saat kerja dan istirahat) yang seimbang yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 12 atau 80%, jawaban indikator b (nilai 1) tidak ada 3 atau 20%.
i. Pelatih Menyusun Periode Latihan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 12. Hasil yang dilacak butir soal nomor 12 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menerapkan periode latihan. Hasil jawaban butir soal nomor 12 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 12. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menerapkan Periode Latihan F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 12 80%
Tidak/1 3 20%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menerapkan periode latihan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 12 atau 80%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 3 atau 20%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
j. Pelatih Memberikan Penjelasan saat Atlet Melakukan Kesalahan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 13. Hasil yang dilacak butir soal nomor 13 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan penjelasan saat atlet melakukan kesalahan. Hasil jawaban butir soal nomor 13 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 13. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Penjelasaan saat Atlet Melakukan Kesalahan F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 11 73.3%
Tidak/1 4 26.7%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan penjelasan saat atlet melakukan kesalahan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 11 atau 73.3%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 4 atau 26.7%.
k. Pelatih Memberikan Evaluasi, Masukan, Saran secara Individual Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 14. Hasil yang dilacak butir soal nomor 14 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan evaluasi, masukan dan saran secara individual. Hasil jawaban butir soal nomor 14 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 14. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Evaluasi, Masukan dan Saran secara Individual F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 14 93.3%
Tidak/1 commit to user 1 6.7%
Jumlah
15 100%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan memberikan evaluasi, masukan dan saran secara individual yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 14 atau 93.3%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 1 atau 6.7%.
l. Pelatih Merasa Jam Latihan Mencukupi untuk Menyusun Program Latihan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 15. Hasil yang dilacak butir soal nomor 15 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 merasa jam latihan mencukupi untuk menyusun program latihan. Hasil jawaban butir soal nomor 15 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 15. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Merasa Jam Latihan Mencukupi untuk Menyusun Program Latihan F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 5 33.3%
Tidak/1 10 66.7%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 merasa jam latihan mencukupi untuk menyusun program latihan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 5 atau 33.3%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 10 atau 66.7%.
m. Prasarana dan Sarana Latihan Cukup Memadai Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 16. Hasil yang dilacak butir soal nomor 16 yaitu prasarana dan sarana latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 cukup memadai. to user Hasil jawaban butir soal nomor 16commit disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Tabel 16. Frekuensi dan Prosentase Prasarana dan Sarana Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Cukup Memadai Rentang Nilai
F&%
Ya/2 10 66.7%
F %
Jumlah
Tidak/1 5 33.3%
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal prasarana dan sarana latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 cukup memadai yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 10 atau 66.7%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 5 atau 33.3%.
3. Identifikasi Penyusunan Program Latihan Butir soal yang digunakan untuk melacak identifikasi metode latihan klub-klub
di
Karesidenan
Surakarta
tahun
2010
butir
soal
17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32. Hasil pengolahan data tentang identifikasi penyusunan program latihan sebagai berikut:
a. Prasarana dan Sarana Latihan Cukup Memadai Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 17. Hasil yang dilacak butir soal nomor 17 yaitu latihan di
klub-klub tenis
lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mempunyai jadwal yang tepat dan berlangsung secara rutin. Hasil jawaban butir soal nomor 17 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 17. Frekuensi dan Prosentase Latihan di Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mempunyai Jadwal yang Tepat dan Berlangsung secara Rutin F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 15 100%
Tidak/1 0 0% commit to user
Jumlah
15 100%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal latihan di klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mempunyai jadwal yang tepat dan berlangsung secara rutin yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%.
b. Pelatih Membuat Program Latihan Jangka Pendek, Menengah dan Jangka Panjang Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 18. Hasil yang dilacak butir soal nomor 18 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 membuat program latihan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Hasil jawaban butir soal nomor 18 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 18. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Membuat Program latihan Jangka Pendek, Menengah dan Jangka Panjang F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 9 60%
Tidak/1 6 40%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 membuat program latihan jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 9 atau 60%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 6 atau 40%.
c. Program Latihan yang Direncanakan Pelatih Dapat Berjalan secara Maksimal Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 19. Hasil yang dilacak butir soal nomor 19 yaitu program latihan yang to user di Karesidenan Surakarta tahun direncanakan pelatih klub-klub commit tenis lapangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
2010 dapat berjalan secara maksimal. Hasil jawaban butir soal nomor 19 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 19. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 yang direncanakan Pelatih Dapat Berjalan secara Maksimal F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 8 53.3%
Tidak/1 7 46.7%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program latihan yang direncanakan pelatih
klub-klub tenis lapangan di Karesidenan
Surakarta tahun 2010 dapat berjalan secara maksimal yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 8 atau 53.3%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 7 atau 46.7%.
d. Pelatih Membedakan Program Latihan untuk Atlet Pemula, Yunior dan Senior Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 20. Hasil yang dilacak butir soal nomor 20 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 membedakan program latihan untuk atlet pemula, yunior dan senior. Hasil jawaban butir soal nomor 20 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 20. Frekuensi dan Prosentase Program Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Membedakan Program latihan untuk Atlet Pemula, Yunior dan Senior F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 10 66.7%
Tidak/1 5 33.3%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 membedakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
program latihan untuk atlet pemula, yunior dan senior yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 10 atau 66.7%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 5 atau 33.3%.
e. Program Latihan yang Dibuat Pelatih Memuat Latihan untuk Meningkatkan Kekuatan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 21. Hasil yang dilacak butir soal nomor 21 yaitu program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan kekuatan. Hasil jawaban butir soal nomor 21 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 21. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Kekuatan F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 15 100%
Tidak/1 0 0%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan kekuatan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%.
f. Program Latihan yang Dibuat Pelatih Memuat Latihan untuk Meningkatkan Daya Tahan/Stamina Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 22. Hasil yang dilacak butir soal nomor 22 yaitu program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan daya tahan/stamina. Hasil jawaban butir soal nomor 22 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Tabel 22. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Daya Tahan/Stamina F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 14 93.3%
Tidak/1 1 6.7%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan daya tahan/stamina yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 14 atau 93.3%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 1 atau 6.7%.
g. Program Latihan yang Dibuat Pelatih Memuat Latihan untuk Meningkatkan Kecepatan Reaksi Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 23. Hasil yang dilacak butir soal nomor 23 yaitu program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan kecepatan reaksi. Hasil jawaban butir soal nomor 23 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 23. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Kecepatan Reaksi F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 10 66.7%
Tidak/1 5 33.3%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan kecepatan reaksi yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 10 atau 66.7%, jawaban commit to user indikator b (nilai 1) sebanyak 5 atau 33.3%.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
h. Program Latihan yang Dibuat Pelatih Memuat Latihan untuk Meningkatkan Kelincahan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 24. Hasil yang dilacak butir soal nomor 24 yaitu program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan kelincahan. Hasil jawaban butir soal nomor 24 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 24. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Kelincahan F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 15 100%
Tidak/1 0 0%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan kelincahan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%.
i. Program Latihan yang Dibuat Pelatih Memuat Latihan untuk Meningkatkan Kelentukan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 25. Hasil yang dilacak butir soal nomor 25 yaitu program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan kelentukan. Hasil jawaban butir soal nomor 25 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Tabel 25. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Kelentukan F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 15 100%
Tidak/1 0 0%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan kelentukan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%.
j. Pelatih selalu Mendemonstrasikan Gerakan-Gerakan dalam Permainan kepada Atlet Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 26. Hasil yang dilacak butir soal nomor 26 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 selalu mendemonstrasikan gerakan-gerakan permainan kepada atletnya. Hasil jawaban butir soal nomor 26 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 26. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 selalu Mendemonstrasikan Gerakan-Gerakan dalam Permainan kepada Atletnya F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 15 100%
Tidak/1 0 0%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 selalu mendemonstrasikan gerakan-gerakan permainan kepada atletnya yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
k. Pelatih Ikut Aktif dalam Melatih Gerakan Teknik Bermain Tenis Lapangan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 27. Hasil yang dilacak butir soal nomor 27 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 ikut aktif melatih gerakan teknik bermain tenis lapangan. Hasil jawaban butir soal nomor 27 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 27. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Ikut Aktif Melatih Teknik Gerakan Bermain Tenis lapangan F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 15 100%
Tidak/1 0 0%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 ikut aktif melatih gerakan teknik bermain tenis lapangan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) tidak ada 0 atau 0%.
l. Pelatih Memberikan Teknik Gerakan dari yang Mudah ke yang Sukar Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 28. Hasil yang dilacak butir soal nomor 28 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan teknik gerakan dari yang mudah ke yang sukar. Hasil jawaban butir soal nomor 28 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 28. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Teknik Gerakan dari yang Mudah ke yang Sukar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Rentang Nilai Jumlah Ya/2 Tidak/1 15 0 15 100% 0% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih
F&%
F %
klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan teknik gerakan dari yang mudah ke yang sukar yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%.
m. Pelatih Memberikan Latihan Gerakan Teknik secara Berulang-ulang Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 29. Hasil yang dilacak butir soal nomor 29 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan latihan gerakan teknik secara berulang-ulang. Hasil jawaban butir soal nomor 29 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 29. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Latihan gerakan Teknik secara Berulang-ulang F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 15 100%
Tidak/1 0 0%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan latihan gerakan teknik secara berulang-ulang yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%.
n. Program Latihan Memuat Latihan Taktik Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 30. Hasil yang dilacak butir soal nomor commit30 to yaitu user program latihan klub-klub tenis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 telah memuat latihan taktik. Hasil jawaban butir soal nomor 30 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 30. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Taktik F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 12 80%
Tidak/1 3 20%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program latihan
klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 telah
memuat latihan taktik yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 12 atau 80%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 3 atau 20%.
o. Program Latihan Memuat Latihan Mental Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 31. Hasil yang dilacak butir soal nomor 31 yaitu program latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 telah memuat latihan mental. Hasil jawaban butir soal nomor 31 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 31. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Mental F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 12 80%
Tidak/1 3 20%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program latihan
klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 telah
memuat latihan mental yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 12 atau 80%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 3 atau 20%. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
p. Pelatih Mengadakan Evaluasi terhadap Program Latihan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 32. Hasil yang dilacak butir soal nomor 32 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mengadalkan evaluasi program latihan. Hasil jawaban butir soal nomor 32 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 32. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mengadakan Evaluasi Program Latihan F&%
F %
Rentang Nilai
Ya/2 11 73.3%
Tidak/1 4 26.7%
Jumlah
15 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mengadalkan evaluasi program latihan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 11 atau 73.3%, jawaban indikator b (nilai 1) tidak ada 4 atau 26.7%.
B. Pembahasan Hasil Analisis Data Berdasarkan identifikasi dari masing-masing indikator, maka dari jawaban frekuensi dan prosentase masing-masing butir soal diakumulasikan atau dijumlahkan. Dari dua (2) alternatif pilihan jawaban ya/2 dan tidak/1 tersebut, dijadikan patokan menyimpulkan dari jumlah prosentase masing-masing jawaban. Jika prosentase jawaban lebih banyak pada jawaban ya atau nilai 2, maka simpulannya baik, jika jawabannya lebih banyak pada jawaban tidak atau nilai 1 maka simpulannya kurang baik. Kesimpulannya apabila prosentase jawaban “ya” lebih dari 50% maka hasilnya baik dan apabila prosentase jawaban “ya” kurang dari 50% maka hasilnya kurang baik. Berikut ini disajikan akumulasi jawaban dari masing-masing indikator studi tentang penerapan metode kepelatihan tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
1. Identifikasi Pelatih Klub-klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Berdasarkan komponen masukan tentang identifikasi pelatih diketahui bahwa, sebagian besar pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 adalah mantan atlet atau mantan pemain tenis lapangan. Mereka sebagian besar mendapatkan pendidikan atau mengikuti kursus kepelatihan dan berprestasi dalam kepelatihan tenis lapangan. Sedangkan berkaitan dengan permasalahan penelitian, simpulan yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi metode latihan dan penyusunan program latihan. Hasil jawaban dari indikator metode latihan dan penyusunan program latihan sebagai berikut: 2. Identifikasi Metode Latihan Klub-klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Identifikasi metode latihan pelatih
klub-klub tenis lapangan di
Karesidenan Surakarta tahun 2010 terdiri 13 butir soal. Hasil jawaban dari ketiga belas indikator metode latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 33. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen Metode Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Indikator Jawaban No Jumlah Ya/2 Tidak/1 1 80% 20% 100% 2 26.7% 73.3% 100% 3 73.3% 26.7% 100% 4 86.7% 13.3% 100% 5 93.3% 6.7% 100% 6 100% 0% 100% 7 73.3% 26.7% 100% 8 80% 20% 100% 9 80% 20% 100% 10 73.3% 26.7% 100% 11 93.3% 6.7% 100% 12 33.3% 66.7% 100% 13 66.7% 33.3% 100% Jumlah 959.9% 340.1% 1300% Rata-rata 73.84% 26.16% 100% commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
Berdasarkan hasil penghitungan prosentase identifikasi metode latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menunjukkan ratarata total jawaban (ya/2) 73.84%, jawaban (tidak/1) 26.16%. Hasil jawaban ini menunjukkan metode latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 adalah baik.
3. Identifikasi Penyusunan Program Latihan Klub-klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Identifikasi penyusunan program latihan
klub-klub tenis lapangan di
Karesidenan Surakarta tahun 2010 terdiri 16 butir soal. Hasil jawaban dari keenam belas indikator penyusunan program latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 34. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen Penyusunan Program Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Jumlah Rata-rata
Indikator Jawaban Ya/2 Tidak/1 100% 0% 60% 40% 53.3% 46.7% 66.7% 33.3% 100% 0% 93.3% 6.7% 66.7% 33.3% 100% 0% 100% 0% 100% 0% 100% 0% 100% 0% 100% 0% 80% 20% 80% 20% 73.3% 26.7% 1373.3% 226.7% 85.83% 14.17%
commit to user
Jumlah
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 1600% 100%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Berdasarkan hasil penghitungan prosentase identifikasi penyusunan program latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menunjukkan rata-rata total jawaban (ya/2) 85.83%, jawaban (tidak/1) 14.17%. Hasil jawaban ini menunjukkan penyusunan program latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 adalah baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan metode kepelatihan cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010, diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Para pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 sudah menerapkan metode kepelatihan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari beberapa indikator yaitu tujuan dan sasaran dalam latihan, jadwal latihan, prinsip individual dalam latihan, pemanduan bakat, seleksi pemain, peran dalam pertandingan dan evaluasi latihan yang tergolong baik dengan persentase rata-rata 73.84 %. 2. Para pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 sudah melaksanakan penyusunan program latihan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari beberapa indikator yaitu penyusunan program latihan, materi latihan dan evaluasi program latihan yang tergolong baik dengan persentase rata-rata 85.83 %.
B. Implikasi Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberi gambaran dan masukan kepada para pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tentang apa yang telah mereka lakukan selama ini, serta sebagai bahan evaluasi untuk mengadakan perbaikan-perbaikan nantinya. Dari hasil penelitian ini semoga dapat digunakan sebagai motivasi dalam upaya untuk membenahi kekurangan-kekurangan yang ada. Apabila dalam penyusunan metode dan program latihan para pelatih sudah baik maka masih perlu ditingkatkan lagi. Dan apabila dalam penyusunan metode dan program user latihan masih kurang baik makacommit perlu to diperbaiki lagi. Dengan demikian para 69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
pelatih tidak mudah merasa puas dengan hasil yang telah dicapai selama ini sehingga keberadaan
klub-klub tenis lapangan di Surakarta akan semakin
berkembang dan dapat memberikan sumbangan bagi bagi peningkatan prestasi di Karesidenan Surakarta.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan metode kepelatihan cabang olahraga tenis lapangan Karesidenan Surakarta tahun 2010, maka dapat diajukan saran yang berguna. Saran yang diajukan kepada para pelatih klub-klub tenis lapangan tenis lapangan di Surakarta antara lain sebagai berikut: 1. Dalam peningkatan kualitas kompetensi pelatih hendaknya para pelatih terus menerus belajar dari berbagai sumber supaya menambah wawasan serta ilmu kepelatihan yang telah ditekuni selama ini. 2. Dalam setiap melatih hendaknya selalu menggunakan metode melatih yang benar, dan melatih semua aspek baik secara umum maupun secara khusus ini sangat berguna demi tercapainya tujuan latihan. 3. Pelatih hendaknya selalu menyusun program latihan yang terprogram, tidak hanya sekedar praktek saja tapi juga harus ada program secara tertulis meliputi program jangka pendek, jengka menengah, jangka panjang dan membuat program latihan secara menyeluruh untuk semua komponen latihan. Agar dalam pelaksanaan latihan sesuai dengan apa yang diharapkan dan tujuan akan tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Fadilah U. & Slamet W. 2009. “ Penerapan Metode Kepelatihan Cabang Olahraga Permainan (Studi Kasus pada Pelatih – Pelatih Klub Cabang Olahraga Permainan di Surakarta Tahun 2010) ”. Penelitian Kompetitif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: UNS Press. Handono Murti. 2002. Tenis Sebagai Prestasi dan Profesi. Jakarta : Tyas Biratno Pallal. Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen Dikti. HB. Sutopo. 2002. Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. M. Furqon H. 2002. Pemanduan Bakat Olahraga Modifikasi Sport Search. Surakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Keolahragaan. UNS. ___________. 2002. Pembinaan Olahraga Usia Dini. Surakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Keolahragaan. UNS Miley Dave. 1995. Coches Manual of ITF. Canada. Nuril Ahmadi. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang. Dahara Prize. Pate Rotella, MC. Cleriagan. 1993. Dasar-dasar Ilmu Kepelatihan. Terjemahan : Kasiyo Dwijowinoto. Semarang : IKIP Press. Sudjana. 2002. Metodologi Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito. Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta : UNS Press. Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian. Surakarta : UNS Press. Suharno HP. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta. Suryatna. 1979. Teknik Evaluasi. Bandung : Angkasa Bandung. commit to user 71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Sutrisno Hadi. 1982. Metodologi Research. Jilid I. Yogyakarta : Andi Offset. Tudor O Bompa. 1990. Theory and Methodology of Training. IOWA of University : Kendall/Hunt Publishing Company. Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Lampiran 1 Kisi - Kisi Instrumen Angket
Penerapan Metode Kepelatihan Cabang Olahraga Tenis Lapangan No
A
Definisi Operasional
Indikator
Variabel
Pelatih adalah seseorang atau
a. Pernah menjadi atlet
sekelompok
yang
b. Pendidikan kepelatihan
mengelola
c. Prestasi sebagai pelatih
menangani
orang dan
Nomor
Jumlah
Item
Item
1, 2, 3,
3
seseorang atau sekelompok orang
dengan
sebuah
program
kegiatan
tertentu
yang
bertujuan
mencapai
sebuah prestasi.
B
Latihan adalah proses yang dilakukan secara sistematis
a. Tujuan dan sasaran dalam 4, 5, 6, 7, 8, latihan
9, 10, 11,
dan berulang - ulang dengan
b. Jadwal latihan
beban latihan yang makin
c. Prinsip individual dalam 15, 16, 17,
hari makin bertambah untuk mencapai prestasi maksimal.
14
12, 13, 14,
latihan d. Pemanduan bakat e. Seleksi pemain f. Peran dalam pertandingan g. Evaluasi pada saat latihan dan setelah latihan.
C
Program latihan adalah bahan atau kegiatan yang sudah dipersiapkan
dan
harus
dilaksanakan saat latihan.
a. Penyusunan
program 18, 19, 20,
latihan
21, 22, 23,
b. Materi - materi latihan
24, 25, 26,
c. Evaluasi program latihan
27, 28, 29, 30, 31, 32
commit to user
15
74
perpustakaan.uns.ac.id Lampiran 2
digilib.uns.ac.id
Daftar Pertanyaan (Angket) Penerapan Metode Kepelatihan Cabang Olahraga Tenis Lapangan
Nama Pelatih
:...........................................................................................................
Usia
:...........................................................................................................
Pendidikan Terakhir
:...........................................................................................................
Pengalaman Melatih
:...........................................................................................................
Klub yang Dilatih
:...........................................................................................................
(Tulis jika Pernah > 1 Klub) :........................................................................................................... :...........................................................................................................
Petunjuk Pengisian : Pilih alternatif jawaban yang paling sesuai menurut anda dengan memberi tanda ( √ ) pada jawaban (ya, tidak) dan atau tuliskan jawaban yang membutuhkan penjelasan.
A. Identifikasi Pelatih 1) Apakah sebelumnya anda adalah mantan atlet cabang olahraga tenis lapangan? { }
Ya
{ }
Tidak
2) Apakah anda pernah mendapatkan pendidikan atau mengikuti kursus kepelatihan cabang olahraga tenis lapangan? { }
Ya
{ }
Tidak
Jika ya, tuliskan sertifikat yang anda dimiliki :.................................................................. ............................................................................................................................................... 3) Apakah sampai saat ini anda pernah melatih cabang olahraga tenis lapangan hingga berprestasi? { }
Ya
{ }
Tidak
Jika ya, tuliskan semua prestasi yang pernah diraih:............................................................. ...............................................................................................................................................
commit to user
75 B.perpustakaan.uns.ac.id Metode Latihan
digilib.uns.ac.id
4) Apakah anda mengadakan pemanduan bakat untuk atlet cabang olahraga tenis lapangan yang akan anda latih? { }
Ya
{ }
Tidak
Jika ya, jelaskan metodenya :................................................................................................ 5) Apakah anda mengadakan proses seleksi kepada atlet cabang olahraga tenis lapangan yang akan anda latih? { }
Ya
{ }
Tidak
Jika ya, jelaskan metodenya :................................................................................................ 6) Apakah anda sudah menerapkan prinsip latihan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi masing - masing atlet? { }
Ya
{ }
Tidak
7) Apakah anda sudah menerapkan prinsip penekanan beban latihan secara bertahap dan terus - menerus? { }
Ya
{ }
Tidak
8) Apakah anda mempunyai dasar teori tentang penyusunan program latihan? { }
Ya
{ }
Tidak
9) Apakah anda memberikan materi yang cukup bervariasi dalam latihan? { }
Ya
{ }
Tidak
10) Apakah anda selalu menekankan prinsip latihan dengan disiplin tinggi? { }
Ya
{ }
Tidak
11) Apakah anda menerapkan prinsip work-relieve / recovery (saat kerja dan istirahat) dengan seimbang dalam proses latihan? { }
Ya
{ }
Tidak
12) Apakah ada periodesasi latihan dalam program latihan yang anda susun? (Latihan disesuaikan dengan pertandingan, baik sebelum, saat dan setelah pertandingan dan atau commit to user kompetisi) { }
Ya
{ }
Tidak
76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13) Apakah anda langsung menghentikan latihan dan memberikan penjelasan ketika seorang atlet melakukan kesalahan dalam latihan? { }
Ya
{ }
Tidak
14) Apakah anda memberikan evaluasi, masukan dan saran kepada atlet secara individual? { }
Ya
{ }
Tidak
15) Apakah menurut anda jam latihan di klub cabang olahraga tenis lapangan yang anda latih sudah mencukupi untuk menyusun program latihan yang tepat bagi atlet? { }
Ya
{ }
Tidak
16) Apakah sarana dan prasarana di klub cabang olahraga tenis lapangan yang anda latih saat ini sudah cukup memadai dalam menunjang proses latihan? { }
Ya
{ }
Tidak
C. Penyusunan Program Olahraga Tenis lapangan 17) Apakah latihan di klub cabang olahraga tenis lapangan anda saat ini mempunyai jadwal yang tetap dan berlangsung secara rutin? { }
Ya
{ }
Tidak
18) Apakah anda sudah membuat program latihan untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang? { }
Ya
{ }
Tidak
19) Apakah program latihan yang sudah anda susun dan direncanakan dapat dijalankan dengan maksimal? { }
Ya
{ }
Tidak
20) Apakah anda membedakan penyusunan program latihan untuk atlet pemula, junior dan senior? { }
Ya
{ }
Tidak
commit to user
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Untuk soal nomor (21 - 25, 30, 31) apabila anda menjawab “Ya” berikanlah penjelasan jawaban! 21) Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang anda susun untuk atlet di klub ini sudah memuat latihan yang dapat meningkatkan kekuatan? { }
Ya
{ }
Tidak
Jika ya, latihan apa saja yang digunakan:.............................................................................. ............................................................................................................................................... 22) Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang anda susun untuk atlet di klub ini sudah memuat latihan yang dapat meningkatkan daya tahan / stamina? { }
Ya
{ }
Tidak
Jika ya, latihan apa saja yang digunakan:.............................................................................. ............................................................................................................................................... 23) Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang anda susun untuk atlet di klub ini sudah memuat latihan yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi? { }
Ya
{ }
Tidak
Jika ya, latihan apa saja yang digunakan:.............................................................................. ............................................................................................................................................... 24) Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang anda susun untuk atlet di klub ini sudah memuat latihan yang dapat meningkatkan kelincahan? { }
Ya
{ }
Tidak
Jika ya, latihan apa saja yang digunakan:.............................................................................. ............................................................................................................................................... 25) Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang anda susun untuk atlet di klub ini sudah memuat latihan yang dapat meningkatkan kelentukan? { }
Ya
{ }
Tidak
Jika ya, latihan apa saja yang digunakan:.............................................................................. ............................................................................................................................................... 26) Apakah anda senantiasa mendemostrasikan gerakan - gerakan dalam permainan kepada atlet yang anda latih? { }
Ya
{ }
Tidak
commit to user
78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27) Apakah anda ikut aktif dalam melatih gerakan teknik permainan cabang olahraga tenis lapangan? { }
Ya
{ }
Tidak
28) Apakah anda memberikan teknik gerakan dari yang mudah ke yang sukar terlebih dahulu? { }
Ya
{ }
Tidak
29) Apakah anda memberikan latihan gerakan teknik secara berulang - ulang? (Menjadikan gerakan atlet sempurna dan cepat / otomatisasi gerakan) { }
Ya
{ }
Tidak
30) Apakah dalam program latihan yang telah anda susun terdapat latihan taktik? { }
Ya
{ }
Tidak
Jika ya, latihan apa saja yang digunakan:.............................................................................. ............................................................................................................................................... 31) Apakah dalam program latihan yang telah anda susun terdapat latihan pembentukan mental? { }
Ya
{ }
Tidak
Jika ya, latihan apa saja yang digunakan:.............................................................................. ............................................................................................................................................... 32) Apakah anda selalu mengadakan evaluasi terhadap program latihan yang telah anda susun? { }
Ya
{ }
Tidak
*) Apabia dalam pengisian penjelasan anda kurang pada tempat yang tersedia mohon dengan hormat bisa ditulis di sebalik halaman / kertas.
commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id Lampiran 3 Pedoman Wawancara
(Narasumber: Pelatih - Pelatih Klub Cabang Olahraga Tenis Lapangan di Karesidenan Surakarta Tahun 2010) Judul Penelitian
:
Penerapan Metode Kepelatihan Cabang Olahraga Tenis Lapangan Variabel 1. Identitas Pelatih
Pertanyaan 1. Apakah dahulu mantan atlet cabang olahraga tenis lapangan? 2. Pernahkah mendapatkan pendidikan atau mengikuti kursus kepelatihan cabang olahraga tenis lapangan? 3. Sampai saat ini apakah pernah melatih cabang olahraga tenis lapangan hingga berprestasi?
2. Program Latihan 1. Apakah selalu mengadakan pemanduan bakat untuk atlet cabang olahraga tenis lapangan? 2. Apakah mengadakan proses seleksi kepada atlet cabang olahraga tenis lapangan? 3. Apakah menerapkan prinsip latihan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi masing - masing atlet? 4. Apakah menerapkan prinsip penekanan beban latihan secara bertahap dan terus - menerus? 5. Apakah memiliki dasar teoritis tentang penyusunan program latihan? 6. Apakah dalam latihan memberikan materi latihan yang cukup bervariasi? 7. Apakah senantiasa menekankan prinsip latihan dengan disiplin tinggi? 8. Apakah dalam proses latihan menerapkan prinsip work-relieve/recovery (saat kerja dan istirahat) dengan seimbang? 9. Apakah ada periodesasi latihan? (Latihan disesuaikan dengan pertandingan, baik sebelum, saat dan setelah pertandingan dan atau kompetisi.) 10. Dalam sebuah latihan seorang atlet melakukan kesalahan, apakah langsung menghentikan latihan dan memberikan penjelasan? 11. Apakah memberikan evaluasi, masukan, saran kepada atlet secara individual? 12. Apakah sudah merasa bahwa jam latihan di klub yang saudara / saudari latih sudah mencukupi untuk menyusun program latihan yang tepat bagi atlet? 13. Apakah sarana dan prasarana di klub cabang olahraga tenis lapangan yang dilatih ini sudah cukup memadahi untuk menunjang proses latihan?
commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Penyusunan 1. Apakah latihan di klub cabang olahraga tenis lapangan ini mempunyai Program Latihan jadwal yang tetap dan dapat berlangsung secara rutin? Olahraga Tenis 2. Apakah sudah membuat program latihan untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang? lapangan 3. Apakah program latihan yang sudah disusun dan direncanakan dapat dijalankan dengan maksimal? 4. Apakah membedakan penyusunan program latihan untuk atlet pemula, junior dan senior? 5. Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang disusun untuk atlet di klub ini memuat latihan yang dapat meningkatkan kekuatan? 6. Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang disusun untuk atlet di klub ini memuat latihan yang dapat meningkatkan daya tahan / stamina? 7. Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang disusun untuk atlet di klub ini memuat latihan yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi? 8. Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang disusun untuk atlet di klub ini memuat latihan yang dapat meningkatkan kelincahan? 9. Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang disusun untuk atlet di klub ini memuat latihan yang dapat meningkatkan kelentukan? 10. Apakah senantiasa mendemostrasikan gerakan - gerakan dalam permainan kepada atlet? 11. Apakah ikut aktif dalam melatih gerakan teknik bermain cabang olahraga tenis lapangan? 12. Apakah memberikan teknik gerakan dari yang mudah ke yang sukar terlebih dahulu? 13. Apakah memberikan latihan gerakan teknik secara berulang - ulang? (Menjadikan gerakan atlet sempurna dan cepat / otomatisasi gerakan) 14. Apakah dalam program latihan yang disusun terdapat latihan taktik? 15. Apakah dalam program latihan yang disusun terdapat latihan pembentukan mental? 16. Apakah selalu mengadakan evaluasi terhadap program latihan yang telah disusun?
commit to user
digilib.uns.ac.id81
perpustakaan.uns.ac.id Lampiran 4 Lembar Observasi Latihan Judul Penelitian: Penerapan Metode Kepelatihan Cabang Olahraga Tenis Lapangan
Nama Klub No.
1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8.
9.
10.
11. 12.
13.
14.
15.
16.
17.
18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
26. 27. 28. 29.
:_______________________ Indikator
Pemanduan bakat untuk atlet cabang olahraga tenis lapangan Proses seleksi kepada atlet cabang olahraga tenis lapangan Prinsip latihan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi masing - masing atlet Prinsip penekanan beban latihan secara bertahap dan terus-menerus Dasar teoritis tentang penyusunan program latihan Dalam latihan memberikan materi latihan yang cukup bervariasi Senantiasa menekankan prinsip latihan dengan disiplin tinggi Dalam proses latihan menerapkan prinsip work-relieve/recovery (saat kerja dan istirahat) dengan seimbang Periodesasi latihan (Latihan disesuaikan dengan pertandingan, baik sebelum, saat dan setelah pertandingan dan atau kompetisi.) Dalam sebuah latihan seorang atlet melakukan kesalahan, langsung menghentikan latihan dan memberikan penjelasan Memberikan evaluasi, masukan, saran kepada atlet secara individual Jam latihan sudah mencukupi untuk menyusun program latihan yang tepat bagi atlet Sarana dan prasarana sudah cukup memadahi untuk menunjang proses latihan Latihan sudah mempunyai jadwal yang tetap dan dapat berlangsung secara rutin Membuat program latihan untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang Program latihan yang sudah disusun dan direncanakan dapat dijalankan dengan maksimal Membedakan penyusunan program latihan untuk atlet pemula, junior dan senior Memuat latihan yang dapat meningkatkan kekuatan Memuat latihan yang dapat meningkatkan daya tahan/stamina Memuat latihan yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi Memuat latihan yang dapat meningkatkan kelincahan Memuat latihan yang dapat meningkatkan kelentukan Demostrasikan gerakan - gerakan dalam permainan kepada atlet Ikut aktif dalam melatih gerakan teknik bermain Memberikan teknik gerakan dari yang mudah ke yang sukar terlebih dahulu Memberikan latihan gerakan teknik commit secara berulang to user - ulang Program latihan yang disusun terdapat latihan taktik Program latihan yang disusun terdapat latihan pembentukan mental Mengadakan evaluasi terhadap program latihan yang telah disusun
Keterangan Ya Tidak
Lampiran 5 Tabulasi Hasil Data Instrumen NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
NAMA
HENDRA ANJAR P. A. BUDHI HARYANTO ANDI SUTOMO SANTOSO AGUNG TURYANI MARGONO DIDIK KRISTANTO SUMIDI YOYONG ANANG P. I GUSTI BAGUS G. Drs. BAMBANG S. SUTARNO WIJI ROHADI WIDYO TETUKO Drs. AGUSTIYANTO, M.Pd JUMLAH
KLUB
USIA
KIDS SCHOOL BOYOLALI ABC TANJUNG PERAK PELTI ABADI TENIS YUNIOR SRAGEN TENIS CLUB ESAKA MIDI CLUB SMP 1 WNG PEMBINAAN PRESTASI TUNAS HARAPAN YUNIOR TENIS CLUB WIJI CLUB USSI JPOK UNS CLUB
18 Th 50 Th 25 Th 51 Th 37 Th 39 Th 49 Th 34 Th 31 Th 43 Th 70 Th 39 Th 46 Th 60 Th 43 Th
Pendi dikan SMA S2 S2 SMA S1 SMA D3 SMA S1 S1 DRS SMA SMA S1 S2
Pengal aman 2Th 15Th 2Th 20Th 10Th 21 Th 10Th 24Th 4Th 20Th 20Th 25Th 5Th 9Th 18Th
1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 28
2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 25
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30
4 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27
5 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 19
6 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 26
7 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
8 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 29
9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30
10 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26
11 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 27
12 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27
13 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 26
14 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 29
Nomor Butir Soal 15 16 17 18 19 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 20 25 30 24 23
20 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 25
21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30
22 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 29
23 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 25
24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30
25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30
26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30
27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30
28 29 30 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 30 30 27
31 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 27
32 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 26
TOTAL
53 53 61 55 60 55 57 61 59 59 55 62 56 60 62 868
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
Lampiran 6 Frekuensi dan Persentase Butir-Butir Soal No Item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
F&% F % F % F % F % F % F % F % F % F % F % F % F % F % F % F % F % F % F
Ya 13 86.7% 10 66.7% 15 100% 12 80% 4 26.7% 11 73.3% 13 86.7% 14 93.3% 15 100% 11 73.3% 12 80% 12 80% 11 73.3% 14 93.3% 5 33.3% 10 66.7% 15 100% 9
commit to user
Tidak 2 13.3% 5 33.3% 0 0% 3 20% 11 73.3% 4 26.7% 2 13.3% 1 6.7% 0 0% 4 26.7% 3 20% 3 20% 4 26.7% 1 6.7% 10 66.7% 5 33.3% 0 0% 6
Jumlah 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
% F % F % F % F % F % F % F % F % F % F % F % F % F % F %
60% 8 53.3% 10 66.7% 15 100% 14 93.3% 10 66.7% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 12 80% 12 80% 11 73.3%
Keterangan : F = Frekuensi % = Persentase
commit to user
40% 7 46.7% 5 33.3% 0 0% 1 6.7% 5 33.3% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 3 20% 3 20% 4 26.7%
100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100% 15 100%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian
Proses latihan fisik para atlet
Proses latihan fisik para atlet commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
Proses latihan dalam bentuk permainan
Program latihan yang dibuat pelatih commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
Pelatih memberikan contoh pada saat latihan
Pelatih memberikan evaluasi seusai latihan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
Proses pendinginan seusai latihan
Pengisian angket oleh pelatih commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
Wawancara dengan pelatih
Wawancara dengan pelatih
commit to user