PENERAPAN METODE FUN LEARNING PADA PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN 20 KUMANIS KABUPATEN SIJUNJUNG Zartika Darna Sulita1, Nurharmi2, Hendrizal1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] Abstract Target of this research is to mendeskripsikan of is make-up of result and enthusiasm learn student with method of fun learning in class of VI SDN VI SDN 20 Beloved, District Of Holy Sumpur, Sub-Province of Sijunjung. this Type Research is Research Of Action Class ( PTK). This Research is done/conducted in two cycle, each cycle consist of thrice meeting ( including once meeting for the restating of). Subjek of this research is class student of VI SDN 20 Beloved, District Of Holy Sumpur, Sub-Province of Sijunjung, amounting to 13 people. Research instrument which is used in this research is student enthusiasm observation sheet, teacher activity sheet, and student enquette sheet and also tes result of learning student. Pursuant to result of research which have been executed can know that percentage of complete tired student learn at cycle of I is 69,23% and percentage of complete tired student learn at cycle of II is 84,62%. From result of student enthusiasm observation sheet analysis, obtained by percentage mean of observer at cycle of I is 58,97%, while at cycle of II obtained percentage mean of observer is 84,62%. Matter this means study of PKN by using method of fun learning can improve result and enthusiasm learn class student of VI SDN 20 Beloved District Of Holy Sumpur of Sub-Province of Sijunjung. Pursuant to result of this research of researcher suggest that teacher can use method of fun learning in learning to increase result and enthusiasm learn student. Keyword: Enthusiasm, Result Of Learning, MAV, PKN sekolah telah menunjukkan perkembangan
PENDAHULUAN Sistem pendidikan di Indonesia
yang sangat pesat. Paradigma itu terjadi
telah mengalami perubahan. Perubahan-
karena terdorong adanya pembaharuan
perubahan
telah
tersebut, sehingga di dalam pembelajaran
dilakukan berbagai usaha pembaharuan
guru dituntut untuk menemukan metode
dalam pendidikan. Pengaruh perubahan itu
dan
adalah pendidikan di Indonesia semakin
meningkatkan minat belajar bagi semua
mengalami banyak kemajuan.
siswa.
itu
terjadi
karena
Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di sekolah-
peralatan
baru
Pembelajaran
yang
merupakan
dapat
proses
yang mengandung serangkaian perbuatan
guru dan siswa atas hubungan timbal balik
bersifat
yang berlangsung dalam situasi edukatif
pembelajaran yang berpusat pada guru.
dalam mencapai tujuan tertentu. Interaksi
Guru kurang berorientasi pada proses
atau hubungan timbal balik antara guru dan
pembelajaran dan hasil belajar siswa.
siswa
merupakan
syarat
utama
bagi
berlangsungnya proses pembelajaran. bahwa
(instruction)
merupakan
mempelajari
bahan
akibat
perlakuan
atau
model
Guru cenderung lebih berorientasi pada target penyelesaian belajar. Kegiatan
Seperti dijelaskan oleh Sanjaya (2008:104)
konvensional
belajar
siswa
dapat
dikatakan
hanya
“pembelajaran
mendengarkan
usaha
siswa
mencatat hal-hal yang dianggap penting.
sebagai
Kalaupun dibantu oleh media lain, proses
pelajaran guru”.
Proses
penjelasan
pembelajarannya
kurang
guru
menarik
dan
dan
pembelajaran bukan proses pentransferan
kurang bervariasi sehingga menimbulkan
ilmu dari guru kepada siswa, tetapi suatu
kejenuhan dan kebosanan.
proses dimana guru membantu siswa agar
Berdasarkan pengalaman peneliti di
mereka dapat belajar. Melalui proses
lapangan, khususnya pembelajaran PKn,
pembelajaran siswa dapat belajar sehingga
ada siswa yang kurang memperhatikan
terjadilah perubahan perilaku pada diri
guru dalam menerangkan pelajaran dan
mereka.
rendahnya minat belajar siswa terhadap
Perubahan
mencakup
perilaku
pengetahuan,
tersebut
sikap
dan
pembelajaran PKn.
keterampilan, serta minat dan bakat.
Siswa juga sering lupa atas konsep
Pembelajaran PKn sangat penting untuk
menumbuhkan
sikap
yang dipelajari sebelumnya, siswa kurang percaya
diri
sehingga
tidak
mau
kewarganegaraan generasi penerus bangsa.
mengajukan pertanyaan pada guru, jika
Pembelajaran ini sangat mendukung untuk
diberi pertanyaan maka siswa tidak mampu
membentuk mental dan kepribadian siswa
menjawabnya,
menjadi
untuk mengemukakan pendapat siswa
mental
yang
berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945.
cenderung
jika
tidak
diberi
mau
kesempatan
berbicara
dan
Dalam pembelajaran PKn di tempat
seringnya hasil belajar yang diperoleh
peneliti mengajar, yaitu di kelas VI (enam)
siswa tidak mencapai target yang telah
SD
Kecamatan
ditetapkan. Hal ini dikarenakan guru tidak
Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung,
menggunakan pendekatan pembelajaran
pembelajaran masih cenderung didominasi
yang
oleh penggunaan metode ceramah dan
menyenangkan bagi siswa.
Negeri
20
Kumanis,
masih menggunakan model pembelajaran
membuat
pembelajaran
bisa
Selain itu, peneliti melihat kurang
di Kelas VI SDN 20 Kumanis
maksimalnya hasil Ulangan Harian (UH) III siswa pada pembelajaran PKn di kelas
Kabupaten Sijunjung. 2.
Peningkatan minat belajar siswa dalam
VI SD Negeri 20 Kumanis, Kecamatan
menjawab pertanyaan melalui metode
Sumpur Kudus pada semester I tahun
fun learning di Kelas VI SDN 20
ajaran 2013/2014. Di sekolah ini, Kriteria
Kumanis Kabupaten Sijunjung.
Ketuntasan Minimal (KKM) bagi peserta
3.
Peningkatan minat belajar siswa dalam
didik, khususnya untuk mata pelajaran
mengemukakan
PKn adalah 70.
metode fun learning di Kelas VI SDN
Permasalahan di atas tentu tidak boleh dibiarkan berlanjut, dan karena itu
pendapat
melalui
20 Kumanis Kabupaten Sijunjung. 4.
Peningkatan hasil belajar siswa pada
perlu dicarikan solusinya. Sesuai dengan
kognitif yaitu pemahaman (C2) agar
tahap perkembangan siswa, cara siswa
sesuai dengan KKM melalui metode
belajar, dan konsep pembelajaran menarik,
fun learning di Kelas VI SDN 20
maka proses pembelajaran yang cocok bagi
Kumanis Kabupaten Sijunjung.
siswa
sebaiknya
dilakukan
melalui
metode fun learning. Metode fun learning
METODOLOGI PENELITIAN Jenis
penelitian
ini
adalah
merupakan cara belajar mengasyikkan dan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
menyenangkan yang berpusat pada kondisi
bersifat
psikologi siswa dan atmosfer lingkungan
kolaboratif. Bertujuan untuk melakukan
dalam melakukan proses belajar mengajar.
perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara
Metode ini merupakan cara untuk menciptakan suasana yang nyaman dalam proses pembelajaran sehingga tercipta rasa
reflektif,
partisipatif,
dan
kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi pembelajaran. Penelitian ini dilakukan di SDN 20
cinta dan minat untuk belajar. Metode ini
Kumanis,
menciptakan hubungan yang baik antara
Kabupaten
Sijunjung
guru
2013/2014.
Subjek dalam penelitian ini
dan
siswa,
sehingga
dalam
Kecamatan
Sumpur
Kudus,
tahun
ajaran
pembelajaran siswa akan mudah menerima
adalah siswa kelas VI SD N 20 Kumanis
pembelajaran yang diberikan oleh guru.
yang mana jumlah siswanya 13 orang,
atas,
Sesuai dengan permasalahan di
terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 9 siswa
penelitian
perempuan. Penelitian ini dilaksanakan
ini
bertujuan
untuk
mendeskripsikan:
pada semester genap tahun ajaran 2013-
1.
Peningkatan minat belajar siswa dalam
2014, terhitung dari waktu perencanaan
bertanya melalui metode fun learning
sampai penulisan laporan hasil penelitian.
PTK memiliki beberapa model di
Data penelitian ini dikumpulkan
antaranya yang didesain oleh Arikunto,
dengan menggunakan beberapa teknik
dkk. (2010:16) yang terdiri dari empat
sebagai berikut:
komponen, yaitu: perencanaan (planning),
1.
pelaksanaan
(actuating),
pengamatan
(observing) dan refleksi (reflecting). Indikator proses
Observasi Teknik observasi ini digunakan
untuk memperoleh data tentang minat
keberhasilan
dalam
belajar siswa yang mencakup minat siswa
mengajar
diukur
bertanya,
belajar
minat
siswa
menggunakan KKM. KKM pada mata
pertanyaan,
pelajaran PKn adalah 70. Target siswa
mengemukakan pendapat.
mencapai
2.
KKM
75%.
Indikator
keberhasilan dalam proses pembelajaran PKn
dengan
minat
siswa
Pencatatan Lapangan Teknik pencatatan lapangan ini
menggunakan
digunakan untuk mencatat segala kegiatan
indikator keberhasilan minat dan hasil
siswa dan guru selama pembelajaran PKn
belajar siswa.
berlangsung dengan menggunakan metode
data
diukur
dan
menjawab
Data dalam penelitian ini berupa
fun learning.
kualitatif
3.
kualitatif pembelajaran
dan
kuantitatif.
Data
diperoleh
dari
proses
yang
dilakukan
guru,
Lembar Angket Minat Siswa Angket
digunakan
mengetahui minat yang ada pada diri siswa
sedangkan data kuantitatif dapat diperoleh
terhadap pelajaran PKn.
dari hasil belajar siswa. Sumber data
4.
adalah siswa kelas VI yang menjadi
Tes Teknik tes ini digunakan untuk
responden penelitian. Data tersebut adalah
mengukur
kemampuan
tentang
memahami
materi
yang
pelaksanaan
berkaitan
pembelajaran
dengan dan
hasil
pembelajaran yang berupa informasi.
untuk
siswa
pembelajaran
dalam PKn
dengan menggunakan metode fun learning. 5.
Dokumentasi
Data dalam penelitian ini berupa
Teknik dokumentasi ini digunakan
data primer dan data sekunder. Data primer
untuk memperoleh data visual mengenai
merupakan hal-hal yang berkaitan dengan
aktivitas guru dan minat belajar siswa
pelaksanaan
tindakan
dalam proses pembelajaran PKn yang
pembelajaran
yang
dan
berupa
hasil
informasi
tentang minat siswa bertanya, minat siswa menjawab pertanyaan, dan minat siswa mengemukakan pendapat.
menggunakan metode fun learning.
Data
yang
diperoleh
dalam
penelitian dianalisis dengan menggunakan model analisis kualitatif
data kuantitatif dan
yakni analisis data dimulai
dengan menelaah sejak penggumpulan data
HASIL PENELITIAN DAN Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus II Jumlah Siswa yang Siswa yang Siswa Rata-rata Mendapat Nilai Mendapat Nilai yang Ikut Nilai ≥70 <70 Tes Siklus I
sampai seluruh data terkumpul. Data
pengelolaan
pembelajaran
olah guru adalah data hasil observasi
13
9
69,23%
4
30,77%
68,85
15,38%
80,38
Siklus II 13
11
84,62%
2
pelaksanaan pembelajaran aspek guru yang digunakan untuk melihat proses dan perkembangan
guru
pembelajaran
yang
mengelola
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
selama
ini terdiri dari dua siklus yang setiap
pembelajaran berlangsung. Kemudian data
siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan
tersebut
metode fun learning. Pembelajaran dengan
dianalisis
dalam
PEMBAHASAN
terjadi
dengan
teknik
persentase.
menggunakan
metode
fun
learning
Analisis lembar observasi minat
merupakan hal yang baru bagi siswa,
belajar siswa dalam proses pembelajaran
sehingga dalam pelaksanaannya siswa
PKn digunakan untuk melihat minat siswa
mengalami banyak perubahan dalam cara
dalam
belajar. Pembahasan ini berdasarkan hasil
proses
mendukung pembelajaran
data
pembelajaran tentang
dengan
dan
pelaksanaan menggunakan
observasi
siswa
dilanjutkan
dengan
refleksi.
metode fun learning. Minat
yang
Berdasarkan hasil refleksi pada dalam
mengikuti
siklus I serta lembar observasi minat siswa
proses pembelajaran dengan menggunakan
didapatkan
metode fun learning dapat dikatakan baik
siswa dalam pembelajaran masih belum
apabila minat siswa dengan masing-
mencapai indikator keberhasilan yang
masing indikator di atas berada pada
diharapkan. Pada siklus I masih dijumpai
rentang nilai dengan persentase 70% -
indikator yang masuk kategori K, hal ini
79%; dikatakan sangat baik apabila minat
dikarenakan
siswa dengan masing-masing indikator di
memberikan motivasi kepada siswa untuk
atas berada pada rentang nilai dengan
aktif
persentase 80% - 100%.
mengatasi masalah tersebut, pada siklus II
persentase
dalam
peneliti
rata-rata
belum
pembelajaran.
minat
mampu
Untuk
peneliti
memberikan
motivasi
dan
semangat kepada siswa.
observasi
dan
refleksi
siklus
II,
ditunjukkan bahwa terjadinya peningkatan
Selain itu pada siklus I, siswa yang aktif dalam pembelajaran hanya sedikit,
minat siswa pada setiap indikator dalam kegiatan pembelajaran.
metode fun learning siklus I hanya
Berdasarkan lembar kegiatan guru
melibatkan beberapa orang siswa. Untuk
dalam proses pembelajaran pada siklus I,
mengatasi masalah ini, pada siklus II guru
rata-rata persentase yang didapatkan guru
memberikan permainan yang lebih banyak
hanya 73,33%, sedangkan
melibatkan banyak siswa dan membuat
ingin dicapai yaitu 80%. Oleh karena itu
semua siswa aktif dalam pembelajaran.
diperlukan adanya perbaikan pada siklus II
target yang
Dari faktor peneliti pada siklus I,
agar tercapainya target yang diinginkan.
walaupun peneliti sudah melaksanakan
Pada siklus II kegiatan guru dalam proses
pembelajaran cukup baik sesuai dengan
pembelajaran terjadi peningkatan rata-rata
rencana pelaksanaan pembelajaran tetapi
persentase mencapai 83,33%, sehingga
peneliti belum begitu mampu menguasai
kegiatan
kelas. Interaksi antara guru dengan siswa
pembelajaran juga meningkat dan sudah
belum tercapai seperti yang diharapkan,
dikatakan baik. Interaksi antara guru
apalagi interaksi antara siswa dengan
dengan siswa maupun antara siswa dengan
siswa.
siswa sudah terlihat jelas.
guru
dalam
mengelola
Dengan demikian perlu dilakukan
Berdasarkan data angket siklus I,
perbaikan pada siklus II agar terlihat minat
dapat dilihat tiap indikator dari nomor satu
siswa dalam pembelajaran dan juga akan
hingga tiga belas lebih dari 9 orang siswa
memperbaiki interaksi antara guru dengan
melakukan semua indikator kegiatannya,
siswa maupun antara siswa dengan siswa.
kecuali kegiatan nomor 6 (Saya bertanya
Dengan
siswa
apabila saya tidak mengerti) hanya 8 orang
bertanya dari siklus I sebesar 61,54%
yang mengatakan “ya”, sekitar 4 orang
menjadi 76,92% pada siklus II, minat
yang tidak mau bertanya, hal ini terjadi
siswa menjawab pertanyaan guru dari
karena siswa masih bermain-main dalam
siklus I sebesar 69,23% menjadi 84,62%
belajar dan masih malu dalam bertanya,
pada
hal ini terjadi juga pada kegiatan nomor 11
meningkatnya
siklus
II,
dan
minat
minat
siswa
mengemukakan pendapat 46,15% pada
(Saya
siklus I menjadi 92,31% pada siklus II
dirumah) hanya delapan orang yang
dalam
mengulang pelajaran di rumah.
pembelajaran
diharapkan
hasil
belajar siswa juga meningkat. Dari hasil
selalu
mengulang
pelajaran
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa minat siswa dalam
Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung.
pelajaran pada siklus I masih belum
Keberhasilan
siswa
dalam
optimal dan belum seluruhnya mencapai
pembelajaran pada umumnya dilihat dari
indikator keberhasilan. Sedangkan pada
nilai-nilai tinggi, namun minat siswa juga
siklus II dilihat bahwa tiap indikator lebih
memegang peranan yang sangat penting
dari 10 orang siswa melakukan semua
dalam menciptakan nilai tinggi tersebut.
indikator kegiatannya, kegiatan nomor 11
Hal ini karena dengan adanya minat, siswa
(saya
di
akan melakukan sesuatu sendiri secara
rumah) mengalami peningkatan, siklus I
tekun, teliti dan kedisiplinan yang tinggi
hanya delapan orang yang mengulang
sesuai dengan keyakinannya di mana saja
pelajaran di rumah, sedangkan pada siklus
dan kapan saja. Dengan meningkatnya
II telah terjadi peningkatan menjadi 11
minat siswa dalam pembelajaran PKn,
orang yang mengulang pelajaran di rumah,
diharapkan hasil belajar atau nilai PK
hal ini terlihat dari proses tanya jawab,
siswa juga meningkat.
selalu
mengulang pelajaran
siswa mampu menjawab semua pertanyaan
Berdasarkan pembicaraan peneliti
dari guru. Hal ini membuktikan bahwa
dengan guru setelah selesai siklus II,
minat siswa mengalami peningkatan dari
peneliti menyimpulkan bahwa guru merasa
siklus I ke siklus II.
terbantu dengan menggunakan metode fun
Dari hasil analisis hasil belajar
learning. Hal ini dikarenakan metode fun
siswa terlihat hasil ulangan akhir siklus
learning dapat meningkatkan minat dan
pada siklus I masih rendah, sedangkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran
pada siklus II rata-rata nilai ulangan akhir
PKn. Peningkatan juga dapat dilakukan
siklus sudah meningkat. Pada penelitian
dengan
siklus II sudah mencapai ketuntasan
permainan yang lebih bervariasi lagi yang
84,62% dan nilai rata-rata kelas 80,38%.
dapat memacu siswa lebih menyenangi
Berdasarkan hasil pengamatan siklus II
pembelajaran, jangan lupa juga permainan
yang diperoleh, maka pelaksanaan siklus II
yang menyenangkan dapat menyemangati
sudah baik dan guru sudah berhasil dalam
siswa dalam belajar.
usaha peningkatan hasil belajar siswa
KESIMPULAN DAN SARAN
dalam
Kesimpulan
pembelajaran
PKn
dengan
menggunakan metode fun learning bagi siswa kelas VI
SDN 20 Kumanis,
menerapkan
Berdasarkan
strategi-strategi
analisis
hasil
penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran
PKn telah terlaksana dengan baik melalui metode fun learning.
3. Bagi
peneliti
yang
lainnya,
hasil
penelitian ini bisa dijadikan sebagai
Selain itu terdapat peningkatan
bahan rujukan untuk
minat belajar siswa untuk setiap indikator
metode
minat dan hasil belajar siswa dari siklus I
pembelajaran
ke siklus II. Hal ini dapat terlihat sebagai
meningkatkan minat dan hasil belajar
berikut:
PKn.
1.
sehingga
siklus I sebesar 61,54% menjadi
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.
Minat siswa menjawab pertanyaan
69,23% menjadi 84,62 pada siklus II. Minat siswa mengemukakan pendapat meningkat
dari
siklus
I
sebesar
46,15% menjadi 92,31% siklus II. 4.
PKn
dalam
DAFTAR PUSTAKA
guru meningkat dari siklus I sebesar
3.
learning
Minat siswa bertanya meningkat dari
76,92% pada siklus II. 2.
fun
menggunakan
Hasil belajar siswa meningkat dari siklus I sebesar 69,23% menjadi 84,62% pada siklus II.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tujuh Tips Aplikasi PAKEM. Yogyakarta: Diva Press. Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grafindo Persada. Darmansyah. 2012. Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor. Jakarta: Bumi Aksara Rusman,
2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sanjaya,
Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Saran Sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode fun learning sebagai berikut: 1. Bagi guru, pelaksanaan pembelajaran melalui metode fun learning dapat dijadikan salah satu metode dalam pelaksanaan pembelajaran PKn. 2. Bagi siswa, diharapkan berminat dalam
Slameto, 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Toyibin, Azis. dkk, 1997. Pendidikan Pancasila. Jakarta: Rineka Cipta. Wahab, Abdul Aziz. 2002. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas Terbuka.
mengikuti pembelajaran, karena minat dapat menjadi sebab dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran.
Wardhani, I.G.A.K, dkk. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka