PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DI MADRASAH IBTIDAIYAH NAJAHIYAH PALEMBANG
SKRIPSI SARJANA S.1 Digunakan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh DINA APRIANA NIM 12270031 Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2017
Hal:
Pengantar Skripsi
Kepada Yth Bapak Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang di Palembang
Assalamualaikum Wr.Wb Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan-perbaikan seperlunya, maka Skripsi berjudul “Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di MI Najahiyah Palembang” yang ditulis oleh saudari DINA APRIANA, NIM 12270031 telah dapat diajukan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang. Demikianlah dan terima kasih. Wassalamu,alaikum Wr.Wb
Pembimbing I
Palembang, Pembimbing II
2017
Drs. Ahmad Syarifuddin, M.Pd.I NIP. 196309111994031001
Maryamah, M.Pd.I. NIP. 19761118 2007 2 008
MOTTO DAN PERSEMBAHAN “Tidak harus memikirkan kapan selesainya teruslah berjuang yang terbaik sampai pada akhirnya akan selesai dengan sendirinya tanpa kau sadari, bahwa sesungguhnya hasil tidak akan menghianati usaha”. Skripsi ini ku persembahkan kepada : Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah-Nya. Kedua orang tuaku, Ayah (M.Ali) dan Ibu (Aisyah, SP.d) yang sangat aku sayangi dan aku cintai, yang selalu menjadi sumber inspirasiku, dan sekaligus menjadi motivasi terbesarku. Saudara/i kandungku Oktaria Handayani, Abdan Syaquro terima kasih sudah menjadi bagian dari semangatku dan selalu memotivasiku. Orang terbaik dan terhebat yang selalu memberiku semangat dan motivasi Hendry yang banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Kawan-kawan seperjuangan PGMI 01 (2012), PPLK Madrasah Ibtidaiyah Najahiyyah Palembang (2015), KKN Kel. 74 Desa Air Lingkar Kecamatan Pagar Gunung Kabupaten Lahat (2016). Terima kasih kepada Dosen Pembimbing I dan II, Staf Prodi PGMI, dan seluruh teman-teman PGMI angkatan 2012. Almamaterku.
KATA PENGANTAR Alhamdulillah hirobbil’alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di Madrasah Ibtidaiyah Najahiyyah Palembang”. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw, beserta para keluarga, sahabat dan para pengikut beliau yang istiqomah di jalan-Nya Amin. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih sangat banyak mengalami kesulitan, kekurangan dan hambatan. Namun berkat pertolongan Allah Swt, serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr. H. M. Sirozi , Ph.D. selaku Rektor UIN Raden Fatah Palembang yang telah memimpin UIN Raden Fatah dengan baik. 2. Bapak Prof. Dr. H. Kasinyo Harto, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang yang telah
mengesahkan secara resmi judul penelitian sebagai bahan penulisan skripsi sehingga penulisan skripsi berjalan dengan baik. 3. Ibu Dr. Hj Mardiah Astuti, M.Pd.I, Ibu Tutut Handayani, M.Pd.I selaku ketua Jurusan dan Sekretaris Prodi PGMI yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu selama mengikuti perkuliahan sampai akhir penulisan skripsi. 4. Bapak Drs. Ahmad Syarifuddin, M.Pd.I selaku pembimbing I skripsi yang selalu bijaksana memberikan bimbingan, nasehat serta waktunya selama penelitian dan penulisan skripsi ini. 5. Ibu Maryamah, M.Pd.I selaku pembimbing II skripsi yang telah mencurahkan perhatian, bimbingan, do’a dan kepercayaan yang sangat berarti bagi penuliis. 6. Bapak/Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang, yang telah banyak memberikan ilmunya selama kuliah di UIN Raden Fatah. 7. Pemimpin Perpustakaan Pusat dan Fakultas Ilmu Tarbiyah yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan. 8. Bapak Ali Amin, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Najahiyyah Palembang dan Ibu Sumiati, S.Pd selaku guru mata pelajaran PKn yang telah mengizinkan saya untuk meneliti disekolahnya, serta para stafnya yang telah membantu memberikan data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.
9. Kedua orang tuaku serta saudara kandungku yang tidak henti-hentinya selalu mendoakan, mendukung baik secara lisan maupun berbentuk material serta memotivasi baik demi kesuksesanku. 10. Orang terbaik dan terhebat yang selalu memberiku semangat dan motivasi yang banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-temanku tercinta angkatan 2012 khususnya PGMI 01 (2012) yang telah memberikan motivasi dan dukungannya, kurang lebih 4 tahun bersamasama menuntut ilmu di UIN Raden Fatah Palembang. 12. Teman-teman seperjuangan PPLK II UIN Raden Fatah Palembang di Madrasah Ibtidaiyah Najahiyyah Palembang ( Nindi Ayuningsih, Elinka, Ena, Nopiyanti, Nuria Meizari, Nurul Atifah, Rima Pratiwi, Selviana, Uswanah, Lili Umiyati, Nismayani). 13. Teman-teman KKN kelompok 74 Desa Air Lingkar Kecamatan Pagar Gunung Kabupaten Lahat (Ahmad Roihan Ismail, Aisyah Rohmawati, Urvia Oktarosa, Lastri, Herva Juliani, Irsadus Sholihin, Ricky Yudistira). Semoga bantuan dari mereka dapat menjadi amal sholeh dan diterima oleh Allah Swt, sebagai bekal di akhirat dan mendapat pahala dari Allah Swt. Amin Ya Robbal’Alamin. Akhirnya penulis menharapkan saran dan kritikan yang bersifat konstruktif untuk penyempurnaan skripsi ini dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Amin
Palembang, Penulis
Maret 2017
Dina Apriana NIM 12270031
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... iv KATA PENGANTAR ............................................................................. v DAFTAR ISI ............................................................................................ viii DAFTAR TABEL ................................................................................... xi ABSTRAK ............................................................................................... xiii BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Permasalahan................................................................................. 5 1. Identifikasi Masalah ................................................................ 5 2. Pembatasan Masalah ............................................................... 6 3. Rumusan Masalah ................................................................... 6 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................. 7 1. Tujuan Penelitian ................................................................... 7 2. Kegunaan Penelitian .............................................................. 7 D. Tinjauan Kepustakaan ................................................................... 7 E. Kerangka Teori.............................................................................. 15 F. Variabel dan Definisi Oprasional .................................................. 24 G. Hipotesis Penelitian....................................................................... 32 H. Metodologi Penelitian ................................................................... 32 I. Sistematika Pembahasan ............................................................... 43
BAB II LANDASAN TEORI A. Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil ................................ 44 1. Pengertian Metode Diskusi Kelompok Kecil ......................... 44 2. Prinsip-prinsip Metode Diskusi Kelompok Kecil ................... 48 3. Langkah-langkah Metode Diskusi Kelompok Kecil ............... 48 4. Kelebihan Metode Diskusi Kelompok Kecil .......................... 52
5. kekurangan Metode Diskusi Kelompok Kecil. ....................... 52 B. Hasil Belajar .................................................................................. 53 1. Pengertian ................................................................................ 53 2. Faktor-Faktor Hasil Belajar..................................................... 54 3. Macam-macam Hasil Belajar .................................................. 55 4. Domain Hasil Belajar .............................................................. 56 5. Indilator Hasil Belajar ............................................................. 60 C. Mata Pelajaran PKn....................................................................... 63 1. Pengertian PKn ....................................................................... 63 2. Tujuan Pelajaran PKn ............................................................. 64 3. Ruang Lingkup PKn................................................................ 64 4. SK,dan KD Mata Pelajaran PKn ............................................. 67 5. Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Kelompok Kecil ........ 68 BAB III KONDISI OBJEKTIF PENELITIAN A. Keadaan Sekolah MI Najahiyah Palembang ................................. 71 B. Sejarah MI Najahiyah Palembang ................................................. 73 C. Visi dan Misi MI Najahiyah Palembang ....................................... 80 D. Keadaan Guru MI Najahiyah Palembang ...................................... 81 1. Data Guru ............................................................................... 81 2. Data Siswa .............................................................................. 84 E. Sarana dan Prasarana MI Najahiyah Palembang ........................... 85 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Validasi Instrumen Penelitian ....................................................... 87 B. Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil ................................ 91 C. Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil .................................................. 104 1. Hasil belajar siswa sebelum ................................................... 104 2. Hasil belajar siswa sesudah .................................................... 107 D. Pengaruh Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil ................ 110 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 116 B. Saran .............................................................................................. 118 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 119 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Populasi ............................................................................................ 35 Tabel 1.2 Sampel .............................................................................................. 36 Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar .................................... 67 Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana MI Najahiyah Palembang ............................. 72 Tabel 3.2 Nama-nama Guru MI Najahiyah Palembang ................................... 81 Tabel 3.3 Jumlah Siswa di MI Najahiyah Palembang .................................... 84 Tabel 4.1 Saran Validator ............................................................................... 88 Tabel 4.2 Daftar Validitas Butir Soal ............................................................... 89 Tabel 4.3 Tingkat Kesukaran Butir Soal ......................................................... 90 Tabel 4.4 Hasil Validasi Soal .......................................................................... 96 Tabel 4.5 Tabel Distribusi Frekuensi ............................................................... 99 Tabel 4.6 Tabel Distribusi Frekuensi .............................................................. 102 Tabel 4.7 Skor Siswa kelas V pada Mata Pelajaran PKn sebelum Diterapkan Metode Diskusi Kelompok Kecil ................................. 105 Tabel 4.8 Skor Siswa kelas V pada Mata Pelajaran PKn sesudah Diterapkan Metode Diskusi Kelompok Kecil ................................. 108 Tabel 4.9 Penghitungan Untuk Memperoleh “t” ............................................ 111
ABSTRAK Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter. Maka dibutuhkan suatu metode yang tepat untuk lebih mempermudah siswa memahami setiap materi pada mata pelajaran tersebut yang akhirnya diaplikasikan dalam kehidupan. Pada pembelajaran PKN di Madrasah Ibtidaiyah Najahiyyah Palembang ditemukan beberapa permasalahan, yaitu proses belajar mengajar selama ini masih cenderung menggunakan metode ceramah dan belum divariasikan dengan metode lain. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa rendah, di samping itu aktivitas belajar siswa juga tidak terlihat dalam proses belajar mengajar. Salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti menggunakan metode diskusi kelompok kecil dalam pembelajaran PKN kelas V MI Najahiyyah Palembang. Melalui metode diskusi kelompok kecil ini diharapkan mampu membuat siswa lebih bersemangat dan lebih mudah untuk mengerti semua materi pelajaran, khususnya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Rumusan masalah dalam penelitian ini. Bagaimana penerapan metode diskusi kelompok kecil untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang? Bagaimana hasil belajar sebelum dan sesudah diterapkan metode diskusi kelompok kecil di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang? Bagaimana pengaruh penerapan metode diskusi kelompok kecil untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang? Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen kuantitatif dengan sampel sebanyak 30 siswa berdasarkan random sampling. Dari analisis tersebut diperoleh kesimpulan yaitu : pertama, Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan telah dilakukan dengan baik dan berjalan dengan lancar sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Kedua, hasil belajar sebelum dan sesudah diterapkannya metode diskusi kelompok kecil dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai tinggi adalah 5 orang siswa (20%), yang mendapat nilai sedang 7 orang siswa (30%), dan yang mendapat nilai rendah adalah 18 orang siswa (50%). Hasil belajar siswa sesudah diterapkan metode diskusi kelompok kecil bahwa Siswa yang tergolong tinggi (baik) sebanyak 17 orang siswa (50%), yang tergolong sedang 4 orang siswa (20%), dan yang tergolong rendah adalah 9 orang siswa (30%). Ketiga, signifikansi pengaruh hasil belajar sebelum dan sesudah dengan membandingkan besarnya “t” yang kita peroleh dalam perhitungan maka, dapat diketahui bahwa to lebih besar dari tt yaitu 2,04 < 10,83>2,76, maka hipotesis Nihil yang diajukan ditolak ini berarti menunjukkan hasil belajar sebelum dan sesudah diterapkan metode diskusi kelompok kecil terdapat pengaruh yang signifikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan UUD 1945 alinea 4 serta ingin mencapai tujuan nasional.1 jadi dalam dunia sekarang pendidikan sangat diperlukan dalam memperbaiki kehidupan bangsa dan negara serta pendidikan juga berperan untuk mencerdaskan semua anak bangsa sehingga tidak akan ada lagi kebodohan dan akan tercapai kehidupan yang layak. Di dalam Al-qur’an telah dijelaskan bahwa pentingya ilmu pengetahuan dan pendidikan di antaranya Al-Baqarah Ayat 31 yaitu : Artinya : “ dan dia mengajarkan kepada adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman. “sebutkanlah kepadaku nama-nama itu jika kamu memang orang-orang yang benar”.2 Ayat Al-qur’an tentang ilmu dan pendidikan membuat seseorang berwawasan luas. Bahkan tidak ada waktu yang baik selain untuk memahami al1
Matin, Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2013),
hal 3 2
Departemen Agama RI , Alquran dan terjemahannya, (Bandung Diponegoro, 2010)
qur’an tersebut. Globalisasi telah merubah seluruhnya, tidak ada pembatasan untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini memungkinkan bagi untuk mengetahui tentang budaya yang berbeda atau peristiwa yang terjadi di ujung dunia sekalipun. Menfaatnya agar tidak terjebak dalam dunia yang sementara. Sehingga bisa memperluas pikiran dan hati, bahkan tak terbatas pada negara zona tertentu saja. Untuk menguasai ilmu tertentu, maka salah satu langkah konkrit yang dilakukan adalah dengan menikmati proses belajar. Dan proses tersebut diikuti pada institusi in formal maupun formal serta non formal. In formal berarti di lingkungan keluarga, formal berarti di lingkungan sekolah, dan non formal berarti di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu seorang guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar, ia membantu si anak didik dalam proses belajar mengajar. Ia berusaha agar kadarnya dapat meningkat dan sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Usaha guru pun bermacam-macam mungkin dengan memberi motivasi atau menganti metode belajar yang selama ini dia gunakan untuk menerangkan pelajaran dan membantu alat peraga dalam setiap materi. Metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran sangat menentukan tingkat keberhasilan peserta didik dalam memahami pelajaran. Dalam hal ini guru berperan penting sebagai fasilitator penentu metode pembelajaran dalam pembentukan pola pikir dan pemahaman siswa yang berkualitas. 3
3
Wina Sanjaya, strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. (Jakarta : Kencana Persada Media, 2006) hal 1
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk mencapaikan pelajaran kepada siswa. Karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian metode pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. 4 Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efesien pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar di sekolah harus fleksibel dan tidak kaku, serta perlu menekankan pada kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan pengarahan ke arah kedewasaan.5 Salah satu metode yang dapat mengaktifkan siswa adalah diskusi kelompok kecil dengan metode ini maka siswa dapat mengeluarkan pendapatnya dengan berani dan siswa dapat menjadi lebih aktif. Islam sangat mendorong kaum muslimin melakukan diskusi untuk mencari kebenaran tertinggi. Tidak hanya itu saja, islam juga menetapkan sejumlah ketentuan yang berhubungan dengan diskusi dan muqaranah. Misalnya, Islam memerintahkan kaum muslim untuk berdiskusi dengan ahlul kitab dengan cara yang baik (ihsan), kecuali ahlul kitab yang zhalim. 4
Hamdani , startegi belajar mengajar, (Bandung : Pustaka Setia, 2010) hal 80-81 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif Menyenangkan), (Bandung : PT Remaja RosdaKarya, 2005), hal 107 5
Dan
Di dalam suatu tingkat SD atau MI ada salah satu mata pelajaran yang memerlukan suatu metode untuk lebih mempermudah siswa memahami disetiap materi pada
mata pelajaran
tersebut
yaitu mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan (PKN) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD atau MI. Dimana mata pelajaran ini sangat berguna bagi siswa salah satu tujuan diajarkan pendidikan kewarganegaraan di SD atau MI adalah agar seluruh siswa dapat menjadi warga negara yang baik, yang mengetahui undang-undang dan peraturan yang berlaku di negara Indonesia. Selain itu juga pendidikan kewarganegaraan diajarkan mengenai pentingnya bekerja sama dengan orang lain yang dilakukan melalui organisasi serta belajar mentaati dan mematuhi keputusan bersama.6
Memang pelajaran PKN mungkin sangat sulit untuk
dipahami siswa karena banyak membahas peristiwa-peristiwa yang dialami Indonesia sebelum dan sesudah proklamasi. Kegunaan PKN untuk siswa agar siswa menjadi warga negara yang baik. Berdasarkan hasil observasi pada kelas V dari tanggal 10 sampai 13 juni 2015 di Madrasah Ibtidaiyah Najahiyyah Palembang diperoleh gambaran kondisi siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Terkhususnya pada mata pelajaran PKN. Setelah melaksanakan observasi diseluruh kelas V ternyata di kelas V ditemukan fakta bahwa dalam proses pembelajaran, guru telah menggunakan
6
Setiawati, Widiastuti, Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI Kelas V, (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2005) hal 4
metode diskusi.
7
Akan tetapi selama proses pembelajaran berlangsung terutama
pada saat tanya jawab, teramati hanya beberapa dari siswa yang aktif. Sedangkan siswa yang lain sibuk dengan kegiatannya masing-masing yang tidak ada sangkut pautnya dengan materi yang diajarkan. Saat diberi kesempatan untuk bertanya, siswa hanya berbisik-bisik dengan temannya, bahkan sebagian besar hanya diam. Sedangkan saat diberi kesempatan untuk menjawab, siswa akan menjawab secara bersama-sama dan seorang siswa akan menjawab suatu pertanyaan apabila ditunjuk langsung oleh guru. Siswa tidak mempunyai keberanian untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan. Disekolah penilaian setelah suatu proses pendidikan yang sering dilakukan guru pada waktu-waktu tertentu dengan mengadakan penilaian untuk menilai keberhasilan siswa dalam menguasai mata pelajaran tersebut. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Mata Pelajaran PKN Di MI Najahiyyah Palembang”.
B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah
7
Sinta, Guru Mata Pelajaran PKN, Palembang, Observasi, 13 Juni 2015
Berdasarkan observasi awal bahwa proses pembelajaran di MI Najahiyyah palembang khususnya dalam pembelajaran PKN. Identifikasi masalah penelitian ini yaitu : a.
Metode diskusi bervariasi belum digunakan, sehingga siswa belum maksimal dalam memahami materi.
b.
Guru mengajar masih monoton, materi ajar yang disajikan kurang dapat dipahami siswa dan proses pembelajaran yang dilakukan tidak efektif. Sedangkan
metode
yang terbaru
guru belum
dapat
melakukannya. c.
Proses pembelajaran belum menggunakan metode diskusi yang menyenangkan masih metode diskusi yang monoton.
2. Batasan Masalah Banyaknya metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran dan kesemuanya itu bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan pemahaman belajar siswa pada akhirnya akan meningkatkan pola pemahaman belajar siswa. Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah pada penerapan metode diskusi kelompok kecil saja untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PKN. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
a.
Bagaimana Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil Pada Mata Pelajaran PKN Siswa Kelas V Di Madrasah Ibtidaiyah Najhiyyah Palembang ?
b.
Bagaimana hasil belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran PKN Di Madrasah Ibtidaiyah Najhiyyah Palembang sebelum dan sesudah diterapkan Metode Diskusi Kelompok Kecil ?
c.
Bagaimana Pengaruh Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil Untuk Meningkatkan hasil belajar Siswa Pada Kelas V Mata Pelajaran PKN Madrasah Ibtidaiyah Najhiyyah Palembang ?
4. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian a.
Untuk mengetahui Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil Pada Mata Pelajaran PKN Siswa Kelas V Di Madrasah Ibtidaiyah Najhiyyah Palembang.
b.
Untuk mengetahui hasil belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran PKN Di Madrasah Ibtidaiyah Najhiyyah Palembang.
c.
Untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil Untuk Meningkatkan hasil belajar Siswa Pada Kelas V Mata Pelajaran PKN Madrasah Ibtidaiyah Najhiyyah Palembang.
C. Tinjauan Kepustakaan Muhammad Dani, (2010). Fakultas Keguruan Dan Pendidikan dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn Di Kelas XI SMA Negeri 1 Banyuasin”. Berdasarkan perhitungan analisis hipotesis penelitian, didapat bahwa nilai rata-rata dari hasil tes dimana setelah diterapkan metode diskusi kelompok kecil nilai rata-rata tesnya adalah Y = 79,125 sedangkan sebelumnya diterapkan metode diskusi kelompok kecil nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah X= 61,3125 dan dari Fhitung yang diperoleh pada analisis data lebih besar Ftabel = 24.72 > Ftabel = 4,17 untuk taraf kesalahan 5% dan 7,56 untuk taraf kesalahan 1%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa ada pengaruh penerapan metode diskusi kelompok kecil terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran pkn di kelas XI SMA Negeri Banyuasin III. Hasil belajar yang dicapai siswa setelah diterapkan metode diskusi kelompok kecil mendapatkan nilai lebih baik daripada sebelum diterapkan metode diskusi kelompok kecil.8 Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah sama-sama menggunakan metode diskusi kelompok kecil. Perbedaannya yaitu penelitian di atas yaitu membahas tentang pengaruh penerapan metode diskusi kelompok kecil terhadap hasil belajar siswa di kelas XI SMA Negeri Banyuasin III , sedangkan penelitian yang akan saya lakukan menggunakan metode diskusi kelompok kecil untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran pkn MI Najahiyyah Palembang.
8
Muhammad Dani, Pengaruh Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn Di Kelas XI SMA Negeri 1 Banyuasin”. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, (Palembang : Skripsi Universitas PGRI Palembang, 2010)
Wahyu Rishandi, (2012). Dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Metode Diskusi kelompok kecil Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pkn Siswa Kelas V SD Negeri No.163081 Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi”. Salah satu metode yang dianggap relevan dapat memotivasi belajar siswa dalam pendidikan agama Islam adalah metode diskusi kelompok kecil dalam hal ini guru memberikan materi yang didiskusikan oleh siswa yang dibentuk dalam suatu kelompok, hal inilah bentuk diskusi yang dianggap ideal. Metode diskusi kelompok
kecil
merupakan
suatu
metode
pembelajaran
dimana
guru
mendiskusikan materi pelajaran dengan siswa secara bersama-sama atau guru memberikan topik atau materi yang akan didiskusikan dengan membentuk kelompok-kelompok diskusi siswa agar siswa mendiskusikan materi yang diajarkan kemudian mengambil kesimpulan terhadap hasil diskusi kelompok tersebut. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode diskusi kelompok kecil kepada siswa dalam pembelajaran agama Islam. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam pembelajaran agama Islam. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar agama siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok kecil. Sedangkan sample 50 penelitian ini berjumlah, penelitian ini bersifat kuantitatif dengan analisa statistic product moment. Berdasarkan hasil penelitian maka diketahui bahwa
pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok kecil adalah suatu teknik pembelajaran dengan penerapan dalam pembentukan kelompok-kelompok kecil dalam kelas untuk mendiskusikan materi pelajaran dan mengerjakan serta
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru agama sesuai dengan pembahasan yang diberikan, selanjutnya dianalisa bersama dengan kelompok lain terhadap hasil dari masing-masing kelompok. Motivasi belajar siswa pada bidang studi agama cukup baik dapat meningkat dengan penerapan metode diskusi kelompok kecil peningkatan itu diketahui karena dengan menggunakan metode diskusi pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan lebih mudah dan lebih dimengerti. Pengaruh penerapan metode diskusi kelompok kecil terhadap motivasi belajar agama siswa sesuai dengan motivasi penelitian penulis menunjukkan ada pengaruh yang signifikan, hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikansi dalam korelasi yang sangat tinggi. 9 Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah sama-sama penerapan metode diskusi kelompok kecil. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan saya lakukan yaitu penelitian yang saya lakukan menerapkan metode diskusi kelompok kecil untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pkn Mi Najahiyyah Palembang., sedangkan penelitian di atas Penerapan
Metode Diskusi kelompok kecil Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Pkn Siswa Kelas V SD Negeri No.163081 Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.
9
Wahyu Rishandi, Penerapan Metode Diskusi kelompok kecil Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pkn Siswa Kelas V SD Negeri No.163081 Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi”, (Bandung: Journal Universitas Pendidikan Indonesia,2013). http://wahyurishandi.blogspot.com/2012/12/judul-skripsi-penerapan-metode diskusi.html. Diakses 31 Mei 2015. Pukul 10.15 WIB
Dian Kurniati, (2011). Dalam skripsinya yang berjudul “ Penerapan Metode Fishbowl Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hidayah Palembang”. Pembelajaran SKI yang ada di Madrasah Ibtidaiyah sangat menarik sekali jika disampaikan oleh guru dengan metode yang inovatif. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di MI Al-Hidayah Palembang bahwa proses pembelajaran SKI di MI Al-Hidayah Palembang masih sering menggunakan pola lama yaitu ceramah dan mencatat, sehingga terlihat siswa kurang merespon pelajaran yang sedang berlangsung dan siswa merasa bosan dalam belajar, hal ini pada akhirnya mempengaruhi pada hasil belajar siswa. Oleh karena itu pemilihan metode belajar yang bervariasi dapat menggairahkan belajar siswa dan merangsang siswa untuk berfikir sehingga mereka bisa aktif dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam salah satu metodenya adalah metode fishbowl. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen desain nonequivalent control group design, jenis data yang digunakan adalah jenis data kuantitatif dan data kualitatif. Sumber data yang diperoleh yaitu data primer dari siswa, guru, dan kepala madrasah dan data sekunder bersifat menunjang dalam penelitian ini. Adapun alat pengumpul data yang digunakan berupa tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian diperoleh, hasil belajar siswa kelas eksperimen yang tuntas sebanyak 20 siswa, yang tidak tuntas 4 siswa dengan rata-rata 78, kategori
nilai “sedang” dengan nilai antara 70 dan 86. Hasil belajar siswa kelas kontrol yang tuntas sebanyak 11 siswa, yang tidak tuntas 13 siswa dengan rata-rata 69, kategori nilai “sedang” dengan nilai antara 58 dan 80 dengan persentase 62,5 %. Untuk menguji signifikasi hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, digunakan rumus uji “t” dan diperoleh thitung sebesar 3,24. Perhitungan ttabel dengan membandingkan thitung baik pada taraf signifikasi 1% maupun pada saraf signifikasi 5% dengan perincian 2,02 < 3,24 > 2,69. Dapat disimpulkan penerapan metode fisbowl pada kelas eksperimen terhadap perbedaan yang signifikasi terhadap hasil belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi Fathu Mekah di MI AlHidayah Palembang. 10 Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah sama-sama untuk meningkatkan hasil belajar. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan saya lakukan yaitu penelitian yang saya lakukan menerapkan metode diskusi kelompok kecil untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pkn Mi Najahiyyah Palembang., sedangkan penelitian di atas Penerapan Metode Fisbowl Dalam Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam di madrasah ibtidaiyah AlHidayah palembang.
10
Dian Kurniati, Dian Kurniati, Penerapan Metode Fishbowl Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hidayah Palembang. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, (Palembang : Skripsi Universitas Islam Negeri Palembang, 2011)
Muhammad Tajri, (2011). Dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Metode SAM’IYYAH SYAFAWIYAH Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Materi Mufradat Di MI Azizah Palembang”. Alasan peneliti ingin membahas masalah ini karena MI ini belum menggunakan metode Sam’iyyah Syafawiyah.11 Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Hasil Belajar Siswa materi mufradat pada siswa kelas III mata pelajaran Bahasa Arab sebelum dilakukan penerapan metode Sam’iyyah Syafawiyah di Madrasah Ibtidaiyah Azizan Palembang? Bagaimana hasil belajar siswa materi mufradat pada siswa kelas III mata pelajaran bahasa arab sesudah dilakukan penerapan metode Sam’iyyah Syafawiyah di Madrasah Ibtidaiyah Azizan Palembang? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode Sam’iyyah Syafawiyah ini dapat meningkatkan hasil belajar materi mufradat pada siswa mata pelajaran bahasa arab MI Azizan Palemba;ng. Metode yang dilakukan adalah metode penelitian eksperimen, subjek eksperimen ini adalah siswa kelas III sebagai eksperimennya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk angka dan diperjelas dengan narasi deskriftif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III MI Azizan Palembang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
11
Muhammad Tajri, Penerapan Metode SAM’IYYAH SYAFAWIYAH Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Materi Mufradat Di MI Azizah Palembang . Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, (Palembang : Skripsi Universitas Islam Negeri Palembang, 2011)
metode observasi, tes dan dokumentasi.sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah analisa uji tes “t”. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada perbedaan hasil belajar materi mufradat pada siswa kelas III mata pelajaran Bahasa Arab di kelas eksperimen, penggunaan tes “t” untuk menguji satu sampel dengan metode Sam’iyyah Syafawiyah terhadap hasil belajar materi mufradat pada siswa MI Azizan Palembang menunjukkan bahwa nilai to yaitu 7,73 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 2,20 dan t tabel pada taraf signifikansi 1% yaitu 3,11. Dengan kata lain 2,20 < 7,377> 3,11 maka hipotesis nihil ditolak. Artinya metode Sam’iyyah Syafawiyah ini dapat diterapkan pada siswa untuk meningkatkan hasil belajar. Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah sama-sama untuk meningkatkan hasil belajar. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan saya lakukan yaitu penelitian yang saya lakukan menerapkan metode diskusi kelompok kecil untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pkn Mi Najahiyyah Palembang, sedangkan penelitian di atas Penerapan Metode Sam’iyyah Syafawiyah Dalam terhadap hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran bahasa arab di madrasah ibtidaaiyah Azizan palembang. Weni Mayasari, (2009). Dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Hafalan Al-Qur’an Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Al-Qur’an hadist Di MIN 1 Teladan Palembang”. Metode hafalan
Al-Qur’an adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam usaha meresapkan kedalam pikiran agar selalu di ingat tentang ayat-ayat Al-Qur’an. Ada tiga metode menghafal Al-Qur’an yakni: 1) metode asimilasi, 2) metode retintian, 3) metode recall. Jenis data dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Data dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara, tes lisan dan dokumentasi. Lokasi objek penelitian ini adalah MIN 1 Teladan Palembang. Sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 56 orang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu sebagai berikut : dengan df sebesar 60 diperoleh ttabel sebagai berikut : pada taraf signifikansi 5% Tt = 2,0 pada taraf signifikansi 5% Tt
=
2,65
karena “t” yang kita peroleh dalam perhitungan (yaitu to = 1,66) adalah lebih kecil dari pada tt.12 D. Kerangka Teori Kerangka teori penelitian ini menyangkut teori tentang metode diskusi kelompok kecil dan hasil belajar siswa yang dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Penerapan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa penerapan adalah suatu mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk sesuatu
12
Weni Mayasari, (2009) Pengaruh Penerapan Metode Hafalan Al-Qur’an Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Al-Qur’an hadist Di MIN 1 Teladan Palembang. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, (Palembang : Skripsi Universitas Islam Negeri Palembang, 2009)
kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang sudah terencana dan tersusun sebelumnya. 13 Menurut Bloom, penerapan adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metodemetode, prinsip-prinsip, rumus, teori, dan lain-lain dalam situasi yang baru dan konkrit. Aplikasi atau pemahaman ini adalah tingkat berpikir yang setinggi lebih tinggi daripada pemahaman. Penerapan (aplikasi) adalah suatu langkah upaya penerapan sebagai perealisasian konsep atau perencanaan, yang bisa disebut sebuah tindakan secara real (nyata). Jadi menurut beberapa pengertian di atas bahwa penerapan adalah suatu perbuatan seseorang dalam menerapkan kegiatan dengan menggunakan ide-ide dan metode-metode dengan mempraktekkannya dalam dunia nyata (real) untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, seorang guru sebelum mengajar terlebih dahulu mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) setelah semua langkah-langkah tersebut disusun dengan kondisi kelas dan waktu. Guru tersebut dianggap sudah bisa menerapkan dalam proses belajar mengajar. 2. Metode Diskusi Kelompok Kecil 13
Sinta Tomuka. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam Pelayanan Publik Di Kecamatan Girian Kota Bitung (Studi Tentang Pelayanan Akte Jual beli) (Online) Http : www.google.co.id/url7q=httpc//ejournal.unsrat.ac.id/index.php/politico/article/view/2581&sa=U&el=3 1KNVbDV4PKogUwegSegCA&ved=0CH&OfjAJ=AFOjCNHUHHGgSUTtfky4p6sNeW7NewMSC O diakses pada jum’at 5 agustus 2016 Pkl. 10.44
Menurut Sobery Sutikno Metode adalah cara menyajikan mata pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik dalam upaya untuk mencapai tujuan.14 Menurut Abudin Nata Metode adalah cara-cara atau langkah-langkah yang digunakan dalam menyampaikan suatu gagasan, pemikiran, atau wawasan yang disusun secara sistematis dan terencana serta didasarkan pada teori, konsep, prinsip tertentu yang terdapat dalam berbagai disiplin ilmu terkait.15 Menurut Hasan Langgulung Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.16 Jadi dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara atau jalan yang dilakukan oleh seorang pendidik dalam proses belajar mengajar untuk menyampaikan suatu materi pelajaran agar dapat dipahami oleh semua siswa dan mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Menurut Rusman Diskusi Kelompok Kecil adalah suatu metode yang proses teratur dan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, dan pemecahan masalah. Siswa berdiskusi dalam kelompok14
Sobery Sutikno, Metode dan Model-Model Pembelajaran Menjadikan Proses Pembelajaran lebih Variatif, Aktif, Inovatif, Efektif dan menyenangkan, (Lombok: Tim Hotika, 2014) hal 34 15 Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran , cet 3 (Jakarta: Kencana 2014) hal 176 16 Hasan Langgulung, Pendidikan Dan Peradaban Islam, (Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1985) hal 79
kelompok kecil di bawah bimbingan guru atau temannya untuk berbagi informasi, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. 17 Menurut Muhammad Ali Diskusi Kelompok Kecil adalah metode keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing peserta didik agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil secara menarik.18 Menurut Didi Sufriadi dan Deni Darmawan Diskusi Kelompok Kecil adalah salah satu metode yang memberi ruang dan peluang kepada peserta didik untuk menguasai suatu konsep atau memecahkan masalah melalui suatu memberi kesempatan berfikir, berinteraksi, serta berlatih untuk bersikap memberi dan menerima pendapat orang lain secara positif. Tujuannya adalah memberikan ruang atau peluang bagi peserta didik untuk belajar secara aktif (partisifatif) dalam menguasai, memecahkan masalah, dan mengembangkan pola pikir positif dalam berinteraksi. 19 3. Langkah-langkah pelaksanaan metode diskusi kelompok kecil Agar penggunaan metode diskusi kelompok kecil berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a.
Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi. Kegiatannya antara lain : merumuskan tujuan dan topik yang akan
17
Rusman, model-model pembelajaran, (jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2013) hal 89 Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algesido, 2002) hal 23 19 Didi Sufriadi dan Deni Darmawan, komunikasi pembelajaran (Bandung : Remaja Posdaya, 2012) hal 157 18
didiskusikan,
mengembangkan
masalah,
catat
kesalahan
yang
menyimpang. b.
Memperluas masalah, intinya merangkum kembali permasalahan supaya jelas, menjelaskan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi yang jelas. Untuk memperjelas setiap pembicaraan dari peserta diskusi, pimpinan diskusi atau guru dapat melakukan hal-hal berikut : 1) Menguraikan kembali pendapat atau ide yang kurang jelas, sehingga menjadi jelas dipahami oleh seluruh peserta diskusi. 2) Mengajukan pertanyaan pelacak untuk meminta komentar siswa untuk lebih memperjelas ide atau pendapat yang disampaikannya. 3) Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan pendapat atau ide yang disampaikannya, seperti melalui ilustrasi atau contoh, sehingga
dapat
lebih
memperjelas
terhadap
ide
yang
disampaikannya itu. 4) Menganalisis pendapat peserta didik, antara lain menganalisis alasan yang dikemukakan memiliki dasar yang kuat, menjelaskan hal-hal yang telah disepakati. Setelah diperoleh informasi alasanalasan dari masing-masing berkenaan dengan pendapat yang berbeda-beda itu, maka selanjutnya pimpinan diskusi dapat menindak lanjuti dengan mencapai kesepakatan terhadap hal-hal mana saja yang disepakati bersama dan mana yang tidak disepakati
secara bersama, sehingga dari diskusi tersebut menghasilkan kesimpulan bersama. 5) Meluruskan alur berpikir peserta didik, mencakup mengajukan beberapa pertanyaan menantang siswa untuk berpikir, memberikan contoh-contoh verbal, memberikan waktu berpikir, dan memberi dukungan terhadap pendapat peserta didik yang penuh perhatian. c.
Meningkatkan partisipasi siswa. Untuk mendorong siswa (peserta didik) ikut aktif turun rembug dalam proses diskusi, ada beberapa aspek yang perlu ditempuh guru atau pemimpin diskusi, anatara lain: 1) Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk berpendapat atau mengajukan gagasan. 2) Memberikan contoh atau ilustrasi baik bersifat verbal maupun non verbal dimana melalui contoh atau ilustrasi tersebut, menggugah siswa untuk berpikir. 3) Menghangatkan suasana diskusi dengan memunculkan pertanyaan yang memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat di antara sesama anggota kelompok. 4) Memberikan perhatian kepada setiap pembicara sehingga merasa dihargai dan dengan demikian dapat lebih mendorong siswa untuk berpartisipasi memberikan pemikiran melalui forum diskusi yang dilakukan.
d.
Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi, terkait dengan memancing semangat berpikir peserta didik, memberikan kesempatan kepada yang belum berbicara, mengatur jalannya sidang diskusi, dan mengomentari pendapat yang dikemukakan. Untuk mendorong partsipasi aktif dari seetiap anggota kelompok dapat dilakukan hal-hal berikut : 1) Memberi stimulus yang ditujukan kepada siswa tertentu yang belum berkesempatan menyampaikan pendapatnya, sehingga siswa tersebut terdorong untuk mengeluarkan buah pikirannya. 2) Mencegah monopoli pembicaraan hanya kepada orang-orang tertentu saja, dengan cara terlebih dahulu memberi kesempatan kepada siswa yang dianggap pendiam untuk berbicara. 3) Mendorong siswa untuk merespon pembicaraan dari temannya yang lain sehingga terjadi komunikasi interaksi anatar semua perserta diskusi. 4) Menghindari respon siswa yang bersifat serentak, agar setiap siswa secara individu dapat mengemukakan pikirannay secara bebas berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.
e.
Menutup diskusi merupakan kegiatan akhir dalam diskusi. Ada pun kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau pemimpin diskusi dalam menutup diskusi antara lain:
1) Membuat rangkuman sebagai kesimpulan atau pokok-pokok pikiran yang dihasilakan dari kegiatan diskusi yang telah dilaksanakan. 2) Menyampaikan beberapa catatan tindak lanjut dari kegiatan diskusi yang telah dilakukan, baik dalam bentuk aplikasi maupun rencana diskusi pada pertemuan berikutnya. 3) Melakukan penilaian terhadap proses maupun hasil diskusi yang telah dilakukan, seperti melalui kegiatan observasi, wawancara, skala dan lain sebagainnya. Penilaian ini berfungsi sebagai umpan balik untuk mengetahui dan memberi pemahaman kepada siswa terhadap peran dan partisipasinya dalam kegiatan diskusi tersebut. Jadi dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diskusi kelompok kecil adalah suatu metode yang dapat melatih keaktifan siswa dalam proses berdiskusi untuk menguasai suatu konsep atau memecahkan masalah dengan cara berpikir dan berinteraksi serta dapat menerima pendapat dari orang lain siswa tersebut berdiskusi dalam bimbingan guru dan temantemannya. 4. Hasil belajar
Menurut Gagne belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.20 Menurut Hilgard mengatakan bahwa belajar adalah proses muncul atau berubahnya suatu prilaku karena adanya respons terhadap suatu situasi. 21 Menurut Lester D.Crow dan Alice Crow mengatakan bahwa belajar adalah ditujukan untuk memperoleh kebiasaan, sikap, dan pengetahuan. Belajar membentuk pola dan sikap baru pelajar sehingga mereka lebih menjadi subjek-subjek yang melakukan kegiatan-kegiatan produktif. 22 Menurut Dimyanti dan mudjiono hasil belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol. 23 Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. 24 Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge ( pengetahuan,
20
Agus Suprijono, Cooperatif Learning Teori Dan Aplikasi PAKEM. (Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 2009) hal 2 21 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Pustaka Setia, 2011) hal 21 22 M.Yamin, Teori Dan metode Pembelajaran. ( Malang : Madani, 2015) hal 11 23 H. Fajri Ismail, Evaluasi pendidikan. ( Palembang : Tunas Gemilang Press, 2014) hal 38-39 24 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Bandung : Bumi Aksara, 2006), hal 30
ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (menorganisasi, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evalution (menilai).
Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan
prilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemampuan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif. 25 Jadi menurut beberapa pengertian di atas bahwa hasil belajar adalah suatu keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan didapatnya nilai yang berupa huruf atau angka, yang ditandai dari perubahan tingkah laku pada diri siswa tersebut. Misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu.
E. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Kata Variabel berasal dari bahasa inggris “Variable” dengan arti “ubahan”, “faktor tak tetap” atau “gejala yang dapat diubah”. 26 Penelitian yang dilakukan ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel x dan variabel y.
25
Agus Suprijono, Cooperatif Learning Teori Dan Aplikasi PAKEM. (Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 2009) hal 5-6 26 Anas Sudijono, Pengantar Statistik pendidikan, (Jakarta : RajaGrafindo persada, 2010) hal 17
Variabel X Penerapan Metode diskusi kelompok kecil
Variabel Y Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
a. Definisi Operasional Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil Untuk menghindari kekeliruan penelitian terhadap variabel penelitian, maka peneliti memandang perlu memberikan definisi operasional sebagai berikut : 1) Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil adalah tindakan yang terencana dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui salah satu bentuk diskusi yaitu metode diskusi kelompok kecil. Diskusi Kelompok Kecil adalah suatu proses teratur yang melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, dan pemecahan masalah. Siswa berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah bimbingan guru atau temannya untuk berbagi informasi, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaanya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi ke dalam sub masalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.
Langkah-langkah pelaksanaan metode diskusi kelompok kecil Agar penggunaan metode diskusi kelompok kecil berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi. Kegiatannya antara lain : merumuskan tujuan dan topik yang akan didiskusikan, mengembangkan masalah, catat kesalahan yang menyimpang. b. Memperluas masalah, intinya merangkum kembali permasalahan supaya
jelas,
menjelaskan
gagasan
peserta
didik
dengan
memberikan informasi yang jelas. Untuk memperjelas setiap pembicaraan dari peserta diskusi, pimpinan diskusi atau guru dapat melakukan hal-hal berikut : 1) Menguraikan kembali pendapat atau ide yang kurang jelas, sehingga menjadi jelas dipahami oleh seluruh peserta diskusi. 2) Mengajukan pertanyaan pelacak untuk meminta komentar siswa untuk lebih memperjelas ide atau pendapat yang disampaikannya. 3) Memberikan
informasi
tambahan
berkenaan
dengan
pendapat atau ide yang disampaikannya, seperti melalui ilustrasi atau contoh, sehingga dapat lebih memperjelas terhadap ide yang disampaikannya itu.
4) Menganalisis
pendapat
peserta
didik,
antara
lain
menganalisis alasan yang dikemukakan memiliki dasar yang kuat, menjelaskan hal-hal yang telah disepakati. Setelah diperoleh informasi alasan-alasan dari masingmasing berkenaan dengan pendapat yang berbeda-beda itu, maka selanjutnya pimpinan diskusi dapat menindak lanjuti dengan mencapai kesepakatan terhadap hal-hal mana saja yang disepakati bersama dan mana yang tidak disepakati secara
bersama,
sehingga
dari
diskusi
tersebut
menghasilkan kesimpulan bersama. 5) Meluruskan
alur
berpikir
peserta
didik,
mencakup
mengajukan beberapa pertanyaan menantang siswa untuk berpikir, memberikan contoh-contoh verbal, memberikan waktu berpikir, dan memberi dukungan terhadap pendapat peserta didik yang penuh perhatian. c. Meningkatkan partisipasi siswa. Untuk mendorong siswa (peserta didik) ikut aktif turun rembug dalam proses diskusi, ada beberapa aspek yang perlu ditempuh guru atau pemimpin diskusi, anatara lain: 1) Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk berpendapat atau mengajukan gagasan.
2) Memberikan contoh atau ilustrasi baik bersifat verbal maupun non verbal dimana melalui contoh atau ilustrasi tersebut, menggugah siswa untuk berpikir. 3) Menghangatkan pertanyaan
yang
suasana
diskusi
memungkinkan
dengan
memunculkan
terjadinya
perbedaan
pendapat di antara sesama anggota kelompok. 4) Memberikan perhatian kepada setiap pembicara sehingga merasa dihargai dan dengan demikian dapat lebih mendorong siswa untuk berpartisipasi memberikan pemikiran melalui forum diskusi yang dilakukan. d. Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi, terkait dengan memancing semangat berpikir peserta didik, memberikan kesempatan kepada yang belum berbicara, mengatur jalannya sidang diskusi, dan mengomentari pendapat yang dikemukakan. Untuk mendorong partsipasi aktif dari seetiap anggota kelompok dapat dilakukan hal-hal berikut : 1) Memberi stimulus yang ditujukan kepada siswa tertentu yang belum berkesempatan menyampaikan pendapatnya, sehingga siswa tersebut terdorong untuk mengeluarkan buah pikirannya. 2) Mencegah monopoli pembicaraan hanya kepada orang-orang tertentu saja, dengan cara terlebih dahulu memberi kesempatan kepada siswa yang dianggap pendiam untuk berbicara.
3) Mendorong siswa untuk merespon pembicaraan dari temannya yang lain sehingga terjadi komunikasi interaksi anatar semua perserta diskusi. 4) Menghindari respon siswa yang bersifat serentak, agar setiap siswa secara individu dapat mengemukakan pikirannay secara bebas berdasarkan pemahaman yang dimilikinya. e. Menutup diskusi merupakan kegiatan akhir dalam diskusi. Ada pun kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau pemimpin diskusi dalam menutup diskusi antara lain: 1) Membuat rangkuman sebagai kesimpulan atau pokok-pokok pikiran yang dihasilakan dari kegiatan diskusi yang telah dilaksanakan. 2) Menyampaikan beberapa catatan tindak lanjut dari kegiatan diskusi yang telah dilakukan, baik dalam bentuk aplikasi maupun rencana diskusi pada pertemuan berikutnya. 3) Melakukan penilaian terhadap proses maupun hasil diskusi yang telah dilakukan, seperti melalui kegiatan observasi, wawancara, skala dan lain sebagainnya. Penilaian ini berfungsi sebagai umpan balik untuk mengetahui dan memberi pemahaman kepada siswa terhadap peran dan partisipasinya dalam kegiatan diskusi tersebut.
2) Hasil belajar pendidikan kewarganegaraan yaitu kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar yang dilihat dari segi kognitif. Dalam penelitian ini meliputi tes yang diberikan kepada kelas tersebut hasil dari tes itu digunakan untuk melihat penerapan metode diskusi kelompok kecil. Indikator hasil belajar a. Kognitif meliputi.27 1) Pengetahuan
yaitu
menyebutkan,
menuliskan,
menyatakan,
mengurutkan, menjelaskan kembali, mengidentifikasi, mendefinisikan. 2) Pemahaman
yaitu
menerjemahkan,
mengubah,
menguraikan,
menuliskan kembail, merangkum, menyimpulkan, dan menjelaskan. 3) Penerapan
yaitu
menerapkan,
mengoperasikan,
mengubah,
menggunakan, menunjukkan proses, menghitung. 4) Analisis
yaitu
menguraikan,
mengkategorikan,
memilih,
dan
membedakan. 5) Sintesis, yaitu merancang, merumuskan, mengorganisasikan, dan merencanakan. 6) Evaluasi yaitu mengkritis, memutuskan, dan memberikan evaluasi. b. Efektif meliputi :28
27
http://misbach13.blogspot.com/2012/12/makalah-komponen-indikator-hasilbelajar.html.diakses 17 agst 2016.
1) Penerimaan yaitu mempercayai, memilih, mengikuti, bertanya, dan mengalokasikan. 2) Menanggapi
yaitu
menyatakan,
membantu,
melaksanakan,
melaporkan, dan menampilkan. 3) Penanaman nilai yaitu membenarkan, melibatkan, mengusulkan, dan melakukan. 4) Pengorganisasian
yaitu
mengatur,
melengkapi,
menyusun,
menyatukan, menghubungkan, dan menyesuaikan. 5) Karekterisasi yaitu menggunakan nilai-nilai sebagai pandangan hidup, mempertahankan nilai-nilai yang sudah diyakini. c. Psikomotorik meliputi:29 1) Persepsi yaitu membedakan, mempersiapkan, menunjukkan, dan mengidentifikasi. 2) Kesiapan yaitu memulai, mengawali, mempersiapkan, menanggapi, dan mempertunjukkan. 3) Gerakan
terbimbing
yaitu
mempraktekkan,
mengikuti,
dan
melaksanakan,
dan
memainkan. 4) Gerakan
terbiasa
mengerjakan.
28
Ibid., Fajri Ismali, Op.Cit., hal 44
29
yaitu
mengoperasikan,
5) Gerakan kompleks yaitu melaksanakan, mengerjakan, menggunakan, mendemonstrasikan. 6) Kreativitas yaitu mengubah, mengatur kembali dan membuat variasi. Untuk memilih kata-kata operasional dalam indikator hasil belajar bisa melihat daftar kata-kata operasional sebagaimana yang dikemukakan di atas. Akan tetapi guru juga dapat menambahkan kata-kata operasional lain untuk merumuskan indikator sesuai dengan karakteristik peserta didik, kebutuhan daerah dan kondisi satuan pendidikan masing-masing. Kemudian setelah indikator hasil belajar dari kompetensi dasar yang akan diajarkan telah diidentifikasi, selanjutnya dikembangkan dalam kalimat indikator yang merupakan karakteristik kompetensi dasar. F. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih perlu di uji secara empiris. Hipotesis sebagai arahan penelitian yang dirumuskan sebagai berikut : Ha : “ada perbedaan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
diterapkan
metode diskusi kelompok kecil pada pembelajaran PKN dikelas V.b Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang”. Ho : “tidak ada perbedaan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkan metode diskusi kelompok kecil pada pembelajaran PKN dikelas V.b Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang”
G. Metodologi Penelitian Metode berasal dari bahasa yunani “metodos”. Kata ini terdiri dari dua kata: yaitu metha yang berarti melalui atau melewati dan hodos yang berarti jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.30 Jadi, metodologi adalah cara yang tepat dalam melalui atau melewati dalam melakukan sesuatu menggunakan fikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Jika digabungkan dengan penelitian, maka metodologi penelitian adalah cara yang digunakan seseorang peneliti dalam menggumpulkan data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Dalam kesempatan ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantatif adalah penelitian berkenaan terutama dengan data dan angka.dan pada penelitian ini melalui survei objek yang diteliti yaitu 1. Jenis penelitian Jenis penelitian adalah jenis penelitian Eksperimen Kuantitatif, dengan metode Eksperimen dan Design Tipe Pre-test and Post-test Group. Pola : 01 X 02 Didalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen31. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (01) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut post-test.32 Berdasarkan keterangan diatas berkaitan dengan penelitian yang penulis teliti yaitu untuk mengetahui perbedaan antara hasil 30
Rusmaini, Ilmu Pendidikan, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2011), hlm. 161. Cholid Narbuko dan abu achmad, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012) hal
31
1
32
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,2006),hlm.85
belajar siswa kelas V.b sebelum dan sesudah diterapkan metode diskusi kelompok kecil di Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang. 2. Jenis dan Sumber Data a. Jenis data 1) Data kualitatif Data kualitatif adalah data yang berupa kutipan atau uraian dalam mengikuti pengamatan untuk mengetahui Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V.b MI Najahiyah Palembang. 2) Data kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Data kuantitatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil analisis Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V.b MI Najahiyah Palembang. Untuk mendapatkan data kuantitatif ini penelitian menggunakan tes untuk mendapatkan nilai. b. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Sumber data primer Adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini sumber data primernya adalah hasil tes siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Najahiyyah Palembang.
Dalam pengumpulan data primer peneliti menggunakan tes sebagai teknik pengumpulan data. 2) Sumber data sekunder Adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Sumber data sekunder dari penelitian ini meliputi arsip atau dokumentasi, dan lembaran wawancara serta observasi. 3. Populasi dan Sampel Penelitian a.
Populasi Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.33 Adapun populasi yang akan diselidiki dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V MI Najahiyyah Palembang yang berjumlah 75 siswa yang terdiri dari kelas V.a V.b. Tabel 1.1 Populasi
33
No
Kelas
1 2
Jumlah
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
V.a
14
15
29
V.b
10
20
30
Sugiono, Metode Penelitian Pendiddikan, (Bandung : Alfabeta, 2010) hal 117
b.
Sampel Sampel ini merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Oleh karena itu, peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut dan teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel peneliti memilih teknik random sampling33. Karena pengambilan sampel dari populasi dilaksanakan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Dalam hal ini sampel yang akan diteliti adalah siswa kelas V.b MI Najahiyah Palembang. Tabel 1.2 Sampel No
Kelas
Jumlah
Jumlah
Laki-laki Perempuan 1
V.b
10
20
30
4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Adalah
untuk
pengumpulan
data
yang
digunakan
untuk
memperoleh informasi langsung dan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dari sumbernya.34 b. Tes Adalah seperangkat rangsangan (stimulus yang diberikan kepada seseorang untuk dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.35
34
Sugiono, Metode Penelitian-Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, R dan D, cet 17 (Bandung : Alfabeta, 2014) hal 137
c. Observasi Cara ini diartikan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diteliti.36 d. Dokumentasi Adalah peneliti mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip, buku, surat, kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.
5.
Teknik Uji Coba Instrument Data yang diperoleh dari hasil sebelum test akhir diberikan pada subyek penelitian, instrument test terlebih dahulu uji cobakan pada suatu kelas dan dianalisis validitas dan realibilitas. a. Uji validitas Analisis validitas instrument test dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat instrument mana yang layak diberikan kepada sampel penelitian. Sebutir soal test dapat dikatakan valid jika skor-skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesajaran arah dengan skor totalnya, yaitu apabila ada korelasi positif yang signifikan antara 35
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2000) hal 100 36 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012) hal 86
skor item dengan skor totalnya. Analisis validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi point biserial dengan rumus sebagai berikut:38
rpbi=
√
Keterangan: rpbi : Angka indeks korelasi point berserial Mp
:Mean (nilai rata-rata hitung) skor yang dicapai oleh siswa yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya
Mt
: Mean skor total yang berhasil dicapai oleh seluruh siswa
SDt
: Deviasi standar dari skor total
p
: Proporsi siswa yang menjawab benar
q
: Proporsi siswa yang menjawab salah
b. Uji Reliabilitas Realibilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran berulang terhadap gejala yang sama dengan alat pengukuran yang sama. Analisis reliabilitas dilakukan setelah analisi uji validitas, analisis ini bertujuan untuk melihat reliabel instrument yang akan diberikan. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan K-R.20 Sebagai berikut:
r11 = (
)(
)
Keterangan : r11
: reliabilitas instrument secara keseluruhan
k
: banyaknya butir pertanyaan
Vt
: varian total
P
: proporsi subjek yang menjawab item salah
q
: proporsi subjek yang menjawab salah : jumlah perkaitan p dan q
6. Teknik Analisis Data Analisis ini digunakan untuk menarik kesimpulan yang merupakan jawaban yang tepat dari permasalahan yang diajukan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil test awal dan test akhir. Sebelum membuktikan hipotesis, maka langkahlangkah yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji T-test. a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak, baik itu
data nilai pre-test dan post-test.Uji Normalitas merupakan syarat sebelum dilakukan Uji-t. Data termasuk terdistribusi normal jika terletak di (-1
+
Km =
̅
Keterangan : Mo
: Modus
b
: Batas Interval dengan frekuensi terbanyak
p
: Panjang kelas modus
b1
: Frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas interval yang
terbanyak) dikurangi kelas interval terdekat sebelumnya b2
: frekuensi
pada kelas modus dikurangi kelas interval berikutnya
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kesetaraan data atau kehomogenan data. Jika dua kelompok mempunyai varians yang sama, maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Homogenitas data dapat dengan menggunakan statistik rumus sebagai berikut: Fhitung =
c. Uji T-test Setelah data-dataa dikumpulkan, selanjutnya data dianalisa secara statistik deskriptif yaitu menganalisis data dengan cara mendeskripsikan, menguraikan, menjabarkan mencari hubunganhubungan masalah yang ditelaah kemudian ditarik kesimpulan secara deduktif.Setelah
semua
data
terkumpul
melalui
teknik-teknik
penelitian tersebut diatas, kemudian dilakukan analisa yakni dengan menggunakan analisa statistik uji “t” atau Tes “t” untuk dua sampel kecil (N kurang dari 30) yang saling berhubungan. Tes hasil belajar untuk mengetahui perbedaan antara hasil belajar siswa sebelum diterapkan model tersarang (nested) dan hasil belajar siswa sesudah diterapkan model tersarang (nested) pada pembelajaran IPA Terpadu kelas III di Madrasah Ibtidaiyah Nasriyah Tanjung Baru. Pada penelitian ini hanya terdapat 29 siswa dikelas III.Adapun analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis data kuantitatif dengan menggunakan analisis uji “t”. Rumusnya adalah:37 to =
Ket: MD = Mean Of Difference
Langkah-langkah perhitungannya:
37
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,2010),hlm.
305
1. Mencari D (difference = perbedaan) antara skor variabel I dan skor variabel II. Jika variabel I kita beri lambang X sedang variabel II kita beri lambang Y, maka: D = X-Y 2. Menjumlahkan D, sehingga 3. Mencari Mean dari Difference, dengan rumus : MD = 4. Menguadratkan D: setelah itu lalu dijumlahkan sehingga diperoleh
2
5. Mencari deviasi Standar dari Difference (SDD), dengan rumus: SDD = √
( )2
6. Mencari Standard error dari Mean of Difference, yaitu SEMD dengan menggunakan rumus: SEMD =
√
7. Mencari to dengan menggunakan rumus: to = 8. Memberikan interpretasi terhadap to dengan melakukan perbandingan antara tt dengan to dengan patokan: a) Jika lebih besar atau sama dengan tt maka hipotesa nihil ditolak; sebaliknya hipotesa alternative diterima atau disetujui. Berarti kedua variabel yang sedang diselidiki perbedaannya, secara signifikan memang terdapat perbedaan. b) Jika lebih kecil daripada tt maka hipotesa nihil diterima; sebaliknya hipotesa alternative ditolak. Berarti bahwa perbedaan antara variabel I dan
variabel II bukanlah perbedaan yang berarti atau bukan perbedaan yang signifikan.
H. Sistematika Pembahasan Berangkat dari uraian di atas, peneliti akan memaparkan sistematika pembahasan dalam penelitian sebagai berikut : Bab pertama merupakan bab pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori, kajian pustaka, metodologi penleitian dan sistematika pembahasan. Bab kedua landasan teori yang berisikan, definisi metode diskusi kelompok kecil, langkah-langkah
diskusi
kelompok kecil
, untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dan mata pelajaran PKN. Bab ketiga gambaran umum lokasi penelitian, berisikan sejarah dan geografis siswa, keadaan guru, keadaan sarana dan prasarana. Bab keempat hasil penelitian dan pembahasan : aplikasi metode diskusi
kelompok kecil pada pembelajaran PKN di MI Najahiyyah
palembang : untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran PKN di MI Najahiyyah palembang. Bab kelima penutup terdiri atas kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI A. PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL 1. Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa penerapan adalah suatu mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk sesuatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang sudah terencana dan tersusun sebelumnya.38 Menurut Haryanto penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan sesuatu yang telah dipelajari dalam situasi yang baru atau nyata.39 Penerapan adalah sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.40 Jadi penerapan merupakan suatu perbuatan
38
Sinta Tomuka. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam Pelayanan Publik Di Kecamatan Girian Kota Bitung (Studi Tentang Pelayanan Akte Jual beli) (Online) Http : www.google.co.id/url7q=httpc//ejournal.unsrat.ac.id/index.php/politico/article/view/2581&sa=U&el=3 1KNVbDV4PKogUwegSegCA&ved=0CH&OfjAJ=AFOjCNHUHHGgSUTtfky4p6sNeW7NewMSC O diakses pada jum’at 5 agustus 2016 Pkl. 10.44 39 Harjanto, Penerapan Pengajaran, cet.10, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010) hal 60 40 http.//eprints.uny.ac.id/9331/bab%25202.pdf.diakses, 18 ags 2016
atau tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Termasuk di dalamnya kemampuan menerapkan metode. Pada pendidikan pemakaian metode pembelajaran dalam proses belajar sangat membantu untuk mencapai tujuan dari suatu pembelajaran. Menurut Sobery Sutikno Metode adalah cara menyajikan mata pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik dalam upaya untuk mencapai tujuan.41 Menurut Abudin Nata Metode adalah cara-cara atau langkah-langkah yang digunakan dalam menyampaikan suatu gagasan, pemikiran, atau wawasan yang disusun secara sistematis dan terencana serta didasarkan pada teori, konsep, prinsip tertentu yang terdapat dalam berbagai disiplin ilmu terkait.42 Dan Menurut Hasan Langgulung Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.43 Berdasarkan beberapa pengertian di atas metode merupakan kegiatan yang dilakukan guru dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan tertentu. Karena itu metode sangat memegang peranan penting dalam mendukung keberhasilan pengajaran dalam pendidikan. Ada banyak metode mengajar yang bisa digunakan para guru dalam proses pembelajaran. Dan salah satu metode tersebut adalah metode diskusi kelompok kecil. 41
Sobery Sutikno, Metode dan Model-Model Pembelajaran Menjadikan Proses Pembelajaran lebih Variatif, Aktif, Inovatif, Efektif dan menyenangkan, (Lombok: Tim Hotika, 2014) hal 34 42 Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran , cet 3 (Jakarta: Kencana 2014) hal 176 43 Hasan Langgulung, Pendidikan Dan Peradaban Islam, (Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1985) hal 79
Menurut Rusman Diskusi Kelompok Kecil adalah suatu metode yang proses teratur dan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, dan pemecahan masalah. Siswa berdiskusi dalam kelompokkelompok kecil di bawah bimbingan guru atau temannya untuk berbagi informasi, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. 44 Menurut Muhammad Ali Diskusi Kelompok Kecil adalah metode keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing peserta didik agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil secara menarik.45 Dan Menurut Didi Sufriadi dan Deni Darmawan Diskusi Kelompok Kecil adalah salah satu metode yang memberi ruang dan peluang kepada peserta didik untuk menguasai suatu konsep atau memecahkan masalah melalui suatu memberi kesempatan berfikir, berinteraksi, serta berlatih untuk bersikap memberi dan menerima pendapat orang lain secara positif. Tujuannya adalah memberikan ruang atau peluang bagi peserta didik untuk belajar secara aktif (partisifatif) dalam menguasai, memecahkan masalah, dan mengembangkan pola pikir positif dalam berinteraksi. 46 Menurut Edi Sugiarto dan Yuliarni Nurani diskusi kelompok kecil adalah 44
suatu
metode
yang
bentuk
mengajar
klasikal
biasa
yang
Rusman, model-model pembelajaran, (jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2013) hal 89 Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algesido, 2002) hal 23 46 Didi Sufriadi dan Deni Darmawan, komunikasi pembelajaran (Bandung : Remaja Posdaya, 2012) hal 157 45
memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil yang belajar secara kelompok.47 Dan Menurut JJ, Hasibuan diskusi kelompok kecil adalah metode yang sebagai perbuatan guur dalam konteks belajar mengajar yang hanya melayani 3-8 siswa.48 Jadi dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diskusi kelompok kecil adalah suatu metode yang dapat melatih keaktifan siswa dalam proses berdiskusi untuk menguasai suatu konsep atau memecahkan masalah dengan cara berpikir dan berinteraksi serta dapat menerima pendapat dari orang lain siswa tersebut berdiskusi dalam bimbingan guru dan teman-temannya. Dan Al-qur’an menganjurkan waktu melakukan metode diskusi kelompok kecil dalam rangka mencari solusi, firman Allah SWT :49
Artinya : “ Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad. Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (QS.Ali Imron : 159)
47
Edi Sugiarto dan Yuliarni Nurani, Kemampuan Dasar Mengajar, (Jakarta : UT, 2002) hal
12 48
JJ. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008) hal 27 49 Departemen Agama RI, Al-Hidayah Al-Qur’an tafsir perkata tajwi kode angka, (Banten : Kalim, 2011) hal 72
Kadang-kadang dalam menhadapi soal tidak dapat dipecahkan dengan satu jawaban saja. Dalam metode diskusi kelompok kecil yang paling banyak mendekati kebenaran sehingga dapat diambil kesimpulan. Selain mendapat kesimpulan dapat pula memperjelas permasalahan. 2. Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan metode diskusi kelompok kecil Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan metode ini adalah :50 a.
Melibatkan siswa secara aktif.
b.
Masalahnya disesuaikan dengan perkembangan dan kemampuan anak.
c.
Guru berusaha mendorong siswanya yang kurang aktif untuk melakukan atau mengeluarkan pendapatnya.
d.
Siswa dibiasakan menghargai pendapat orang lain dalam menyetujui atau menentang pendapat. Aturan dan jalannya diskusi hendaknya dijelaskan kepada siswa yang masih belum mengenal tatacara berdiskusi agar mereka dapat secara lancar mengikutinya.
3. Langkah-langkah pelaksanaan metode diskusi kelompok kecil Agar penggunaan metode diskusi kelompok kecil berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi. Kegiatannya antara lain : merumuskan tujuan dan topik yang akan
50
Sulaiman Abdullah, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991) hal 27-28
didiskusikan,
mengembangkan
masalah,
catat
kesalahan
yang
menyimpang. b. Memperluas masalah, intinya merangkum kembali permasalahan supaya jelas, menjelaskan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi yang jelas. Untuk memperjelas setiap pembicaraan dari peserta diskusi, pimpinan diskusi atau guru dapat melakukan hal-hal berikut : 1) Menguraikan kembali pendapat atau ide yang kurang jelas, sehingga menjadi jelas dipahami oleh seluruh peserta diskusi. 2) Mengajukan pertanyaan pelacak untuk meminta komentar siswa untuk lebih memperjelas ide atau pendapat yang disampaikannya. 3) Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan pendapat atau ide yang disampaikannya, seperti melalui ilustrasi atau contoh, sehingga dapat lebih memperjelas terhadap ide yang disampaikannya itu. 4) Menganalisis pendapat peserta didik, antara lain menganalisis alasan
yang dikemukakan
memiliki
dasar
yang kuat,
menjelaskan hal-hal yang telah disepakati. Setelah diperoleh informasi alasan-alasan dari masing-masing berkenaan dengan pendapat yang berbeda-beda itu, maka selanjutnya pimpinan diskusi dapat menindak lanjuti dengan mencapai kesepakatan
terhadap hal-hal mana saja yang disepakati bersama dan mana yang tidak disepakati secara bersama, sehingga dari diskusi tersebut menghasilkan kesimpulan bersama. 5) Meluruskan alur berpikir peserta didik, mencakup mengajukan beberapa
pertanyaan
memberikan
menantang
contoh-contoh
siswa
verbal,
untuk
berpikir,
memberikan
waktu
berpikir, dan memberi dukungan terhadap pendapat peserta didik yang penuh perhatian. c. Meningkatkan partisipasi siswa. Untuk mendorong siswa (peserta didik) ikut aktif turun rembug dalam proses diskusi, ada beberapa aspek yang perlu ditempuh guru atau pemimpin diskusi, anatara lain: 1) Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk berpendapat atau mengajukan gagasan. 2) Memberikan contoh atau ilustrasi baik bersifat verbal maupun non verbal dimana melalui contoh atau ilustrasi tersebut, menggugah siswa untuk berpikir. 3) Menghangatkan pertanyaan
yang
suasana
diskusi
memungkinkan
dengan
memunculkan
terjadinya
perbedaan
pendapat di antara sesama anggota kelompok. 4) Memberikan perhatian kepada setiap pembicara sehingga merasa dihargai dan dengan demikian dapat lebih mendorong
siswa untuk berpartisipasi memberikan pemikiran melalui forum diskusi yang dilakukan. d. Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi, terkait dengan memancing semangat berpikir peserta didik, memberikan kesempatan kepada yang belum berbicara, mengatur jalannya sidang diskusi, dan mengomentari pendapat yang dikemukakan. Untuk mendorong partsipasi aktif dari seetiap anggota kelompok dapat dilakukan hal-hal berikut : 1) Memberi stimulus yang ditujukan kepada siswa tertentu yang belum berkesempatan menyampaikan pendapatnya, sehingga siswa tersebut terdorong untuk mengeluarkan buah pikirannya. 2) Mencegah monopoli pembicaraan hanya kepada orang-orang tertentu saja, dengan cara terlebih dahulu memberi kesempatan kepada siswa yang dianggap pendiam untuk berbicara. 3) Mendorong siswa untuk merespon pembicaraan dari temannya yang lain sehingga terjadi komunikasi interaksi anatar semua perserta diskusi. 4) Menghindari respon siswa yang bersifat serentak, agar setiap siswa secara individu dapat mengemukakan pikirannay secara bebas berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.
e. Menutup diskusi merupakan kegiatan akhir dalam diskusi. Ada pun kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau pemimpin diskusi dalam menutup diskusi antara lain: 1) Membuat rangkuman sebagai kesimpulan atau pokok-pokok pikiran yang dihasilakan dari kegiatan diskusi yang telah dilaksanakan. 2) Menyampaikan beberapa catatan tindak lanjut dari kegiatan diskusi yang telah dilakukan, baik dalam bentuk aplikasi maupun rencana diskusi pada pertemuan berikutnya. 3) Melakukan penilaian terhadap proses maupun hasil diskusi yang telah dilakukan, seperti melalui kegiatan observasi, wawancara, skala dan lain sebagainnya. Penilaian ini berfungsi sebagai umpan balik untuk mengetahui dan memberi pemahaman kepada siswa terhadap peran dan partisipasinya dalam kegiatan diskusi tersebut.
4. Kelebihan dan kekurangan metode diskusi kelompok kecil Beberapa keuntungan dan kelemahan yang dapat diambil dari diskusi kelompok kecil:51 Keunggulan Diskusi Kelompok Kecil
51
Rusman, model-model pembelajaran, (jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2013) hal 89
a.
Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
b.
Termotivasi oleh kehadiran teman.
c.
Mengurangi sifat pemalu.
d.
Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok.
e.
Meningkatkan pemahaman diri anak.
f.
Melatih siswa untuk berfikir kritis.
g.
Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
h.
Melatih dan mengembangkan jiwa sosial pada diri siswa
Kelemahan Diskusi Kelompok Kecil a.
Waktu belajar lebih panjang.
b.
Dapat terjadi pemborosan waktu.
c.
Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif.
d.
Dominasi siswa tertentu dalam diskusi.
e.
Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Semua kekurangan tersebut dapat ditekan dengan rencana yang
matang dan keterampilan guru mengarahkan, memberi petunjuk yang jelas, memahami kesulitan siswa, dan membagi perhatian pada semua kelompok.
B. HASIL BELAJAR 1. Pengertian Pada hakikatnya hasil belajar adalah hasil akhir yang diharapkan dapat dicapai
setelah
seseorang belajar.
Beberapa
para
pakar
pendidikan
mendefinisikan belajar sebagai berikut :52 a. Gagne Belajar adalah perubahan diposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. b. Travels Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. c. Cronbach Belajar adalah perubahan prilaku sebagai hasil dari pengalaman. d. Harold Spears Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu.
52
Agus Suprijono,Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem, (Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 2009) hal 2
Dari beberapa penjelasan di atas, belajar merupakan proses penting dalam suatu kegiatan memperoleh pendidikan. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu tergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Belajar merupakan tindakan, tahapan atau proses yang diarahkan kepada tujuan atau mengubah tingkah laku seseorang.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktorfaktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok. Menurut Wasliman dalam buku Ahmad Susanto faktor-faktor tersebut, yaitu sebagai berikut :53 a.
Faktor internal : faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Misalnya, faktor jasmani (kesehatan, cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, sikap, minat, bakat, motivasi, kesiapan).
b.
Faktor eksternal : faktor yang berasal dari luar diri peserta didik. Misalnya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Dari uraian di atas bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang setiap faktor membawa pengaruhnya masing-masing terhadap hasil belajar. Karenanya penting bagi guru dalam memperhatikan faktor-
53
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta : Kencana, 2013) hal 5
faktor yang mempengaruhi belajar siswa supaya dalam pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan hasil yang optimal.
3. Macam-macam hasil belajar Menurut Benyamin Bloom dalam buku Nana Sudjana, menyebutkan tiga macam hasil belajar, yaitu :54 a.
Hasil belajar kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi.
b.
Hasil belajar afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c.
Hasil
belajar
psikomotorik
berkenaan
dengan
hasil
belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Dari penjelasan beberapa macam-macam hasil belajar pada ranah kognitif, afektif, psikomotorik di atas, yang diterapkan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar kognitif. 4. Domain Hasil Belajar
54
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2011) hal 22-23
Domain hasil belajar adalah prilaku-prilaku kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan. Prilaku kejiwaan itu dibagi dalam tiga domain, kognitif, afektif, psikomotorik.55 a.
Ranah kognitif Kognitif
berasal
dari
bahasa
cognition
yang
berarti
mengetahui. Pengetahuan ialah perolehan, penataan, dan penggunaan segala sesuatu yang diketahui yang ada dalam diri seseorang. Menurut Bloom dalam buku Fajri Ismail, hasil belajar mencakup kemampuan ranah kognitif adalah :56 1) Pengetahuan, pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah,
ide,
gejala,
rumus-rumus,
dan
lain-lain
tanpa
mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. 2) Pemahaman, pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. 3) Penerapan, penerapan adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus, teori, dan lain-lain dalam situasi yang baru dan kongkrit.
55
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Cet.5, (Yogjakarta : Pustaka Belajar, 2015) hal 48 Fajri Ismail, Evaluasi Pendidikan, (Palembang : Tunas Gemilang Press, 2014) hal 44
56
4) Analisis, analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagianbagian yang lebih kecil dan mampu memahami diantara bagianbagian tersebut. 5) Sintesis, sintesis adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses berpikir yang memadukan bagian atau unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru. 6) Evaluasi, evaluasi adalah penilaian kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap situasi, nilai, atau ide. b.
Ranah Afektif Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap dan nilai, aspek afektif ini oleh David R.Krathwohl dan kawan-kawan dirinci ke dalam beberapa jenjang atau taraf afektif, yaitu sebagai berikut :57 1) Penerimaan, penerimaan adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan atau kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. 2) Tanggapan, tanggapan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengikuti sertakan dirinya secara aktif dalam
57
Ibid, hal 53
fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. 3) Penghargaan, penghargaan adalah memberikan nilai atau penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. 4) Pengorganisasian, Pengorganisasian adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaiki umum. 5) Karakterisasi berdasarkan nilai-nilai. Karakterisasi berdasarkan nilai-nilai adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. c.
Ranah psikomotorik Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Menurut Simplon yang dikutip oleh Purwanto mengklasifikasikan hasil belajar psikomotorik menjadi enam, yaitu :58 1) Persepsi, persepsi adalah kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala lain.
58
Purwanto, Op Cit, hal 53
2) Kesiapan, kesiapan adalah kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan. 3) Gerakan terbimbing, gerakan terbimbing adalah kemampuan melakukan gerakan meniru model yang dicontohnya. 4) Gerakan
terbiasa,
gerakan
terbiasa
adalah
kemampuan
melakukan gerakan tanpa ada model contoh. 5) Gerakan kompleks, gerakan kompleks adalah kemampuan melakukan serangkaian gerakan dengan cara, urutan, dan irama yang tepat (sesuai dalam berbagai situasi). 6) Kreativitas,
kreativitas
adalah
kemampuan
menciptakan
gerakan-gerakan baru yang tidak ada sebelumnya atau mengkombinasikan
gerakan-gerakan
yang
ada
menjadi
kombinasi gerakan baru yang orisinal. Jadi ketiga aspek ini saling mendukung atau sama lain yang mana aspek kognitif sebagai kemampuan siswa dalam menyerap suatu materi. Aspek afektif sebagai perasaan emosional siswa terhadap suatu materi seperti minat, sikap, dan apreasiasi. Dan aspek psikomotorik sebagai kemampuan siswa dalam bertindak sesuai dengan materi atau pengalaman belajar.
5. Indikator Hasil Belajar
Indikator sangat berhubungan dengan kompetensi dasar (KD). Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan. Indikator sendiri merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, atau proses yang menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar.59 Dalam merumuskan indikator haruslah katakata yang bersifat operasional. Berikut kata-kata operasional yang dapat digunakan untuk indikator hasil belajar, baik ranah kognitif, afektif, psikomotorik. d. Kognitif meliputi.60 1) Pengetahuan
yaitu
menyebutkan,
menuliskan,
menyatakan,
mengurutkan, menjelaskan kembali, mengidentifikasi, mendefinisikan. 2) Pemahaman
yaitu
menerjemahkan,
mengubah,
menguraikan,
menuliskan kembail, merangkum, menyimpulkan, dan menjelaskan. 3) Penerapan
yaitu
menerapkan,
mengoperasikan,
mengubah,
menggunakan, menunjukkan proses, menghitung. 4) Analisis
yaitu
menguraikan,
mengkategorikan,
memilih,
dan
membedakan. 5) Sintesis, yaitu merancang, merumuskan, mengorganisasikan, dan merencanakan.
59
Asep Jihad & Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogjakarta : Multi Pressindo, 2012),
hal 118
60
http://misbach13.blogspot.com/2012/12/makalah-komponen-indikator-hasilbelajar.html.diakses 17 agst 2016.
6) Evaluasi yaitu mengkritis, memutuskan, dan memberikan evaluasi. e. Efektif meliputi :61 1) Penerimaan yaitu mempercayai, memilih, mengikuti, bertanya, dan mengalokasikan. 2) Menanggapi
yaitu
menyatakan,
membantu,
melaksanakan,
melaporkan, dan menampilkan. 3) Penanaman nilai yaitu membenarkan, melibatkan, mengusulkan, dan melakukan. 4) Pengorganisasian
yaitu
mengatur,
melengkapi,
menyusun,
menyatukan, menghubungkan, dan menyesuaikan. 5) Karekterisasi yaitu menggunakan nilai-nilai sebagai pandangan hidup, mempertahankan nilai-nilai yang sudah diyakini. f. Psikomotorik meliputi:62 1) Persepsi yaitu membedakan, mempersiapkan, menunjukkan, dan mengidentifikasi. 2) Kesiapan yaitu memulai, mengawali, mempersiapkan, menanggapi, dan mempertunjukkan. 3) Gerakan
terbimbing
memainkan.
61
Ibid., Fajri Ismali, Op.Cit., hal 44
62
yaitu
mempraktekkan,
mengikuti,
dan
4) Gerakan
terbiasa
yaitu
mengoperasikan,
melaksanakan,
dan
mengerjakan. 5) Gerakan kompleks yaitu melaksanakan, mengerjakan, menggunakan, mendemonstrasikan. 6) Kreativitas yaitu mengubah, mengatur kembali dan membuat variasi. Untuk memilih kata-kata operasional dalam indikator hasil belajar bisa melihat daftar kata-kata operasional sebagaimana yang dikemukakan di atas. Akan tetapi guru juga dapat menambahkan kata-kata operasional lain untuk merumuskan indikator sesuai dengan karakteristik peserta didik, kebutuhan daerah dan kondisi satuan pendidikan masing-masing. Kemudian setelah indikator hasil belajar dari kompetensi dasar yang akan diajarkan telah diidentifikasi, selanjutnya dikembangkan dalam kalimat indikator yang merupakan karakteristik kompetensi dasar.
C. Pendidikan Kewarganegaraan 1. Pengertian Menurut Arnie Fajar pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter, yang
dimanfaatkan oleh pancasila dan UUD 1945.63 Menurut Cholisin pendidikan kewarganegaraan adalah aspek pendidikan politik yang fokus materinya peranan warga negara dalam kehidupan bernegara yang kesemuanya itu diproses dalam rangka untuk membina peranan tersebut sesuai dengan ketentuan pancasila dan UUD 1945 agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.64 Dan menurut Azra Azymurdi pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang cangkupannya luas lebih luas dari pendidikan demokrasidan pendidikan HAM, karena mencakup kajian dan pembahasan tentang banyak hal seperti pemerintahan, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, rule of law ,hak dan kewajiban warga negara, proses demokrasi, dan keterlibatan masyarakat madani, pengetahuan, lembaga-lembaga dan sistem hukum, pengetahuan
tentang
HAM,
kewarganegaraan
yang
aktif
dan
sebagainya.65 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah suatu program pendidikan yang berusaha menggabungkan unsur-unsur subtantik dari komponen civic education melalui model pembelajaran yang demokratis, interaktif, serta humanis dalam lingkungan yang demokratis.
63
Arnie Fajar, Portofolio Dalam Pembelajaran IPS, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005) hal 27 64 Cholisin, Materi Pokok Ilmu Kewarganegaraan-Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogjakarta : UNY, 2000) hal 13 65 Azra Azymurdi, Menuju Masyarakat Madani, Cet.1, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1999) hal 54
2. Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan Tujuan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang terdapat dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 adalah sebagai berikut :66 a. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, bernegara serta anti korupsi. c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain. d. Berinterasksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan menekankan pada perkembangan dan membina warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter serta bertindak sesuai dengan pancasila dan UUD 1945. Melalui pengetahuan yang diberikan di sekolahsekolah kepada peserta didik diharapkan akan lahir generasi muda yang berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif memiliki sikap demokratis dan 66
Permendiknas No. 22 Tahun 2006
bertanggung jawab sebagai warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan menurut Permendiknas No. 22Tahun 2006 meliputi sebagai berikut :67 a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan,
cinta
lingkungan,
kebanggaan
sebagai
bangsa
indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sumpah pemuda, pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideologi terbuka. b. Norma, hukum dan peraturan meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan daerah, norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional. c. Hak asasi manusia meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban
anggota
masyarakat,
instrumen
nasional
dan
internasional HAM, pemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM. d. Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong, harga diri setiap warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
67
Ibid, Permendiknas No. 22 Tahun 2006
mengemukakan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara. e. Konstitisi negara meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dan konstitusi. f. Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintahan pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan pers dalam masyarakat demokrasi. g. Pancasila meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara. Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideologi negara. h. Globalisasi meliputi globalisasi lingkungan, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional dan mengevaluasi globalisasi. Uraian di atas menegaskan bahwa materi PKN dapat diperoleh dari berbagai sumber yang memiliki berbagai sumber yang memiliki kualifikasi untuk dijadikan ajar yang tidak menyimpan dari kurikulum yang telah ditentukan.
3. Standar
Kompetensi
dan
Kompetensi
Dasar
Pendidikan
Kewarganegaraan Kelas V, Semester 1 Standar Kompetensi 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Kompetensi Dasar 1.1 Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia 1.2 Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia 1.3 Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Memahami peraturan
2.1 Menjelaskan pengertian dan
perundang-undangan tingkat
pentingnya peraturan
pusat dan daerah
perundang-undangan tingkat pusat dan daerah 2.2 Memberikan contoh peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah, seperti
pajak, anti korupsi, lalu lintas, larangan merokok
4. Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Kelompok Kecil Metode yang dipilih oleh peserta didik tidak boleh bertentangan dengan tujuan pembelajaran. Dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan operasional pembelajaran. Sedangkan dalam konteks lain, metode dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam hal ini metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil pembelajaran sehingga apa yang telah direncanakan diraih dengan sebaik dan semudah mungkin. Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa pada intinya metode bertujuan mengantarkan sebuah pembelajaran ke arah tujuan tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai yang diinginkan. Karenanya terdapat suatu prinsip yang umum dalam memfungsikan metode yaitu prinsip agar pembelajaran
dapat
dilaksanakan
dalam
suasana
menyenangkan,
menggembirakan penuh dorongan dan motivasi sehingga materi pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima oleh peserta didik.
Dalam pembelajaran PKN dari jumlah siswa yang ada di kelas tidak banyak yang dapat menceritakan dan menjawab pertanyaan guru tentang PKN yang sudah diajarkan sebelumnya. Hal ini terjadi disebabkan karena beberapa faktor diantaranya adalah metode yang digunakan guru tidak dapat membangkitkan semangat siswa dan sifat kritis bertanya tentang pelajaran yang disampaikan. Dalam menjawab soal tersebut metode yang bisa dipakai salah satunya metode diskusi kelompok kecil. Diskusi Kelompok Kecil adalah salah satu metode yang memberi ruang dan peluang kepada peserta didik untuk menguasai suatu konsep atau memecahkan
masalah
melalui
suatu
memberi
kesempatan
berfikir,
berinteraksi, serta berlatih untuk bersikap memberi dan menerima pendapat orang lain secara positif. Jadi metode diskusi kelompok kecil adalah metode yang digunakan dalam proses pembelajaran dimana terjadi diskusi dan interaksi siswa antara guru dan siswa antara siswa, dengan adanya metode ini siswa dapat memecahkan masalah dengan sasaran tertentu dan membuat siswa bisa menghargai semua pendapat dari teman-temannya. Dengan metode ini guru dapat mengetahui apakah konsep-konsep yang telah diberikan dapat dipahami oleh siswa atau tidak. Apabila terjadi kesalahpahaman terhadap suatu konsep yang diberikan guru dapat segera memperbaikinya.
BAB III KEADAAN DAN LOKASI MADRASAH IBTIDAIYAH NAJAHIYAH PALEMBANG A. Keadaan Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang Madrasah ini diberi nama, yakni madrasah ibtidaiyah Najahiyah yang berdiri pada tanggal 14 januari 1965. Adapun alamat tempat lokasinya madrasah ibtidaiyah najahiyah Jl.K.H.M Asyik
¾
Ulu No. 57 RT. 30 Kecamatan seberang
ulu 1 Provinsi : Sumatera selatan. Madrasah ibtidaiyah najahiyah ini memiliki status madrasah ialah status akreditas B yang berdasarkan SK.Dd. 066652/2011 badan yang mengelola madrasah ini yakni yayasan najahiyah. Kurikulum yang diterapkan di madrasah ini yakni kurikulum KTSP 2006. Aktivitas belajar dimulai
pada Pukul 07.30-12.05. dan madrasah ibtidaiyah najahiyah ini dipimpin oleh kepala sekolah bernama Ali Amin, S.Pd.I. 1. Data Tanah dan Bangunan a. Tanah Luas Tanah seluruhnya
: 925 M2, dibangun
: 453 M2
Sisa masih dapat dibangun
:-M2, Luas Halaman 472 M2
Status tanah
:
a. Hak milik
: 925 M2, sertifikat No. 3241/1982
b. Akte wakaf
: 925 M2, akte No. WI/R/ 9/ 05/ BAO32/
01/87 c. Hak pakai/pinjam
: - M2, tanggal 01-04-1987
2. Data Bangunan Bangunan permanen 4 unit, luas seluruhnya 396 M, status : hal milik gedung tersebut dibangun tahun 2003/2004, 2005/2006, 2007/2008, terdiri dari : Sarana dan prasarana di Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang -R.belajar
: 13 Buah
-Luas seluruhnya
: 453 M2
-R.Kantor BP
: 12 M2
-Ruang Guru
: 36 M2
-R.KS
: 12 M2
-R. Perpustakaan
: 24 M2
-R.Lbor
: 36 M2
-R.UKS
:12 M2
-WC
: 3 buah
-R. Musholah
: 36 M2
-R. Serba Guna
: 36 M2
Mengacu pada tabel di atas dapat diketahui, bahwa ruang belajar yang ada di MI Najahiyyah ada 13 buah, 1 ruang kantor BP, 1 ruang UKS yang menjadi satu dengan ruang labor dan perpustakaan, WC 3 buah, 1 ruang serba guna, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, dan 1 musholah.
B. Sejarah Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang Ketika pemimpin bangsa pada periode tahun 1960-an merencanakan pembangunan nasional semesta, di negeri kota palembang disibukkan dengan pembangunan dalam bidang politik seperti membuat jembatan musi yang modern oleh para sarjana ahli teknik bangsa jepang, sementara dalam bidang pendidikan, pemerintah mulai mengahapuskan mata pelajaran membaca dan menulis bahasa dan sastra melayu pada semua tingkat dasar negeri, atau lebih dikenal sebagai sekolah
rakyat
(SR),
maka
bukan
mustahil,
kebijaksanaan
ini
dapat
menghawatirkan sebian para ulama, karena dapat menghilangkan jati diri sebagian besar kaumnya. Kondisi ini dapat pula menjadi salah satu faktor didirikannya sebuah sekolah islam tingkat Ibtidaiyah Swasta yang membawa misi khusus dengan turut berpartisifasi aktif mencerdaskan umat guna mempertahankan dan memperkokoh jati diri keluarga besar wong palembang. Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah
Najahiyah berasal dari keprihatinan akan situasi dan kondisi pada masa itu (sekitar pertengahan 1964) yang melihat keterbelakangan pendidikan islam, sehingga beberapa ulama dan tokoh masyarakat maupun pemuda masyarakat sekitar melakukan kegiatan keagamaan yang diselenggarakan pada bulan syawal 1384 Hijriyah dikediaman Ustad KMS. Husin Helmy. Seiring
dengan
terus
adanya
munculnya
beberapa
kebijaksanaan
pemerintah, maka status pendirian madrasah dilegalkan dengan nama Yayasan Madrasah Najahiyah. Arti Najahiyah adalah sukses dan jaya, diberikan nama ini sebagai mengenang nama Kiyai Demang Jayalaksana yang pada tahun 1848-1850an telah menjadikan kampung halamannya sebagai pusat pendidikan dan dakwah islam. Dengan mengumpulkan sejumlah ulama dan sastrawan melayu dan menerbitkan sejumlah kitab agama dan sastra melayu, khususnya menerbitkan AlQur’anul Azhim sebanyak 105 halaman yang disebarkan ke berbagai negeri yang dihuni oleh komunitas melayu pada masa itu. Dalam musyawarah secara kekeluargaan itu, segenap anggota keluarga yang turut rapat telah memilih dan mempercayakan kepada K.Muhammad H. Din selaku ketua umumnya dibantu oleh 8 orang lainnya sebagai pengurus harian, dilengkapi dengan unsur pembina, dewan penasehat, serta dewan donatur, maka pada
masa
kepengurusannya,
K.Muhammad
menjalankan
amanat
kepengurusannya dengan mendirikan tiga kelas ruang belajar dari bahan kayu di atas tanah tumpangan milik keluarganya yang terletak di lorong seberang sungai, yakni seberang sungai saudagar kucing, kini lebih dikenal dengan nama Lr.
Saudagar yucing. Madrasah ini dipimpin oleh ustad Kms.Abd.Aziz (Cek Dung), 5 Ulu palembang. Namun sekitar tahun 1973-an bangunan madrasah ini ambruk ditimpa kayu besar, dan pengurus belum mampu memperbaikinya kembali, lalu para muridnya pindah ke beberapa madrasah di tempat lain. Seiring dengan keadaan yang memprihatinkan itu, terdengarlah bahwa pihak pemerintah melalui penjabaran Kepres No.34 Tahun 1972, dan Inpres No. 15 Tahun 1972 yang dilakukan pada tahun 1973 dalam bentuk usaha peningkatan mutu madrasah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga Mengeri, yakut Mendigbud, Mend, dan Menag No.6 Tahun 1973; No. 037/U/1976; dan No. 36 Tahun 1975, yang isinya agar dilakukan usaha bersama untuk meningkatkan mutu pendidikan pada madrasah, sehingga kualitas pengetahuan umum siswa madrasah bisa mencapai tingkat yang sama dengan tingkat mata pelajaran umum siswa sekolah umum yang sederajat. Dengan demikian, standar mata pelajaran umum pada madrasah sama dengan sekolah umum. Selanjutnya, pada tahun 1975, yayasan dipimpin oleh mantan pejuang 5 hari 5 malam yaitu H.N.A.Muhammad, dengan ketua I ; bidang pendidikannya dijabat oleh K.Hasanuddin Nur, BA, salah seorang guru SMP swasta ternama dan unggul di palembang. Pada masa kepengurusan ini pula, K.H.M Amin bin Baba Azhari bin KI. H. Baba Baluqia bin Baba Muhammad Najib berjuluk KI Demang Jayalaksana akan mewaqafkan sebagian usaha tanah miliknya (disahkan Lurah 3-4 Ulu; No.11/SK/VI/5/1975 dan Camat No. 102/S.U.I/1975, Tanggal 28 mei 1975 kepada pengurus yayasan Madrasah Najahiyah untuk dibangun madrasah. Pada
masa ini pula, K.Hasanuddin Nur, BA Selaku ketua 1 yayasan, menerima bahan bangunan waqaf dari keluarga ustad A.Malik Tadjudin 1 Ulu, karena status tanah milik K.H.M Amin Azhari digugat oleh Kemas Usman bin Kemas Ing, maka upaya pembangunan ruang belajar madrasah tiga kelas menjadi terhambat. Untuk mengatasi hambatan itu, pihak yayasan berikhtiar meminjam tanah kosong yang ada dan belum digunakan untuk dijadikan tempat pendiriann madrasah, setelah berhasil mendapatkannya, maka sekitar tahun1976, didirikanlah tiga kelas ruang belajar baru dari bahan bangunan kayu plus genteng waqaf itu di atas tanah tumpangan milik keluarga salah seorang pengurusnya ; K. Arsyad Halim di lorong Jayalaksana. Madrasah ini dipimpin oleh Ustad K.M. Jusuf bin K. Hasan ; 5 Ulu Palembang. Beberapa tahun kemudian, tanah tumpangan tersebut akan digunakan oleh pemiliknya untuk mendirikan bangunan rumahnya, maka proses belajar mengajar menumpang di bawah rumah Baba H. Abdul Kholik bin Baba Azhari, juga berlokasi di lorong Jayalaksana, setelah itu, madrasah dipimpin oleh Ustadz K.A. Hamid bin K.Hasan; 5 Ulu Palembang. Selanjutnya, pada tanggal 18 mei dan 1 juni 1986, diadakan rapat dewan pengurus di langgar Nurul Misbah guna mengadakan penyegaran kepengurusan, maka terpilihnya K. Hasanuddin Nur, BA yang menjabat selaku ketua umum yayasan Madrasah Najahiyah dengan sekretaris 1; bidan administrasi pendidikannya dijabat oleh Drs. Abd Azim Amin, dan bendahara 1; bidang keuangan pendidikannya dijabat oleh H. Baderel Misbach Amin, pada masa kepengurusan ini, K.H.M. Amin bin Baba Azhari selaku wakil
telah mewaqafkan tanah milik usahanya seluas 17, 65 X 70 M = 1.212 M 2 secara sah dihadapan ka. KUA Seberang Ulu I kepada tiga pengurus harian yayasan ini selaku Nadier, dengan suratnya bernomor, W.I/KP.9/05/BA.03.2/01/1987, bertanggal 2 sya’ban 1407/1 april 1987; pada masa ini, yayasan didaftarkan pada kantor pengadilan negeri palembang dengan No. 105/198/Y. Pada tahun ini pula, K.H.M Amin Azhari di kediamannya mendapat kunjungan wali kota M. Cholil Aziz SH. Selanjutnya sengketa tanah dapat selesai dan pihak K.H.M Amin Azhari dan yayasan dinyatakan oleh keputusan MA sebagai pemegang sah hak tanah. Sejak itu, rencana pembangunan ruang belajar tiga kelas bercagak, berdinding dan berlantai papan, serta beratap genteng terus dilanjutkan. Bangunan selesai tahun 1989, semua siswa yang semula belajar di bawah rumah pindah ke ruangan belajar baru; tempatnya amat strategis di pinggir jalan tembus, kin bernama jalan K.H.M. Asyik Amir. Pada periode kepengurusan ini pula, pihak pemerintah memberlakukan UU No. 2/1989 tentang sistem pendidikan nasional (UUSPN), pemerintah berupaya mengintegrasikan madrasah ke dalam sistem pendidikan nasional. Madrasah dituntut mangadopsi dan menerapkan kurikulum pendidikan umum yang dikeluarkan oleh Depdikbud-sekarang Depdiknas, sehingga berubah wajah secara substansial sebagai sekolah umum berciri khas Islam. Maksud dikeluarkannya serangkaian kebijaksanaan tersebut bukan untuk mengerdilkan misi madrasah, tetapi justru sebaliknya untuk memperkokoh misinya secara instritusional,
operasional, dan sistem pembelajaran (Samsul Susiolowati, madrasah, des, 2008: 129-132). Pada masa yang sama, pihak yayasan madrasah merupakan lembaga pendidikan yang berada di bawah Departemen Agama, namun kurikulum pembelajarannya mengikuti Departemen pendidikan nasional. Berdasarkan peraturan pemerintahan No. 28 dan No. 29 tahun 1990 tentang pendidikan dasar dan menengah, serta diberlakukannya kurikulum 1994, madrasah berubah statusnya menjadi sekolah umum yang berciri khas islam (Ahmad Abthohi dan Khoiri, 2004; madrasah ; 2008; 94). Meskipun disebut sebagai sekolah umum yang bercirikan khas Islam, madrasah masih terus mencari bentuk idealnya. Selanjutnya Menag, menetapkan sejumlah madrasah untuk dijadikan sebagai sekolah unggulan (madrasah model) (Depag. 1988. RI, 1998; 1). Dalam TAP MPR RI/ berupa GBHN yang disahkan pada tanggal 19 oktober 1999, bab IV arah kebijaksanaan pada poin D. Agama ayat 5, MPR memberikan amanat yang antara lain berbunyi “meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembaga keagamaan dalam ikut mengatasi dampak perubahan yang terjadi dalam sesuai aspek kehidupan untuk memperkukuh jati diri dan kepribadian bangsa serta memperkuat kerukunan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”. Selanjutnya arah kebijaksana pada poin E Pendidikan ayat4, MPR memberikan amanatnya pula yang antara lain berbunyi “memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah sebagai pusat pembudayaan nilai,
sikap,
dan
kemampuan,
serta
meningkatkan
partisifasi
keluarga
dan
kemasyarakatan yang didukung oleh sarana dan prasarana memadai”. Sedangkan ayat 6-nya antara lain berbunyi “meninyang diselenggarakan oleh masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni”. (GBBH, 1999-2004, Oktober 1999:27-28). Sejalan dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah yang berimbang pada desentralisasi dan otonomi pendidikan. Otonomi bertujuan untuk mendirikan dan memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepala sekolah, pemberian kepada fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumber daya sekolah dan mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam konteks pendidikan, dan pengertian mutu, mencakup infut dan output pendidikan. Selanjutnya, sekitar tahun 2001, pimpinan sekolah/madrasah dijabat oleh Ustadzah Cek Esa. Keadaan bangunan sekolah secara fisik menjadi lebih baik, yakni semi permanen. Karena ruang kelas dari bahan kayu diganti dengan bahan bangunan batu. Sewafatnya Ustadzah Cek Esa pada tahun 2004, maka diganti oleh Ustadzah Hasnah. Selanjutnya, sejak tahun 2008, karena pindah tugas maka dipimpin oleh Ustadz A. Junaidi Halim, S.Pd.I dan sekarang diganti oleh Ali Amin, S.Pd.I. Pada masa sekarang ini madrasah memang benar-benar sama dan sejajar dengan sekolah pada umumnya karena melalui PP No. 19/2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas No. 22, 23, 24 tahun 2006, telah memberikan standarisasi baik isi, proses, pengelolaan, dan penilaian terhadap semua bentuk dan jenis pendidikan formal di Indonesia mulai dari tingkat dasar/ ibtidaiyah, sampai pendidikan tinggi/ baik yang berupa sekolah umum (SD), SMP, SMA, ST, UNIVERSITAS, maupun madrasah (MI, MTS, MA, STAIN, IAIN, UIN). Dalam menhadapi abad ke-21, maka partisipasi warga sekolah dan masyarakat melalui suatu lembaga yayasan untuk meningkatkan mutu pendidikan, baik dalam konteks pengertian mutu itu sendiri, maupun dalam terpenuhinya sarana dan prasarana pendukung yang lebih memadai perlu terus diiktiarkan dan dilaksanakan, sehingga dalam proses belajar dan mengajarnya dapat terlaksana secara nyaman, lancar dan mampu menerima mueld dalam jumlah yang memadai pula. Pada tahun 2007, pengurus Yayasan Madrasah Najahiyyah berupaya keras menggalang dana umat islam di Palembang untuk membangun tiga ruang kelas baru lagi secara permanen. Alhamdulillah setahun kemudian, dana umat islam yang terkumpul telah dapat digunakan untuk membangun tiga ruang belajar dan dua WC untuk guru dan siswa/i. Madrasah Ibtidaiyah Najahiyyah sebagai lembaga pelaksana tugas pokok Yayasan Madrasah Najahiyyah, visinya menjadikan yayasan madrasah najahiyah sebagai pusat pendidikan dan dakwah islam, khususnya tingkat dasar dengan mengoptimalkan sarana, prasarana, dan usaha dana yang sah dan halal dengan tiga
misinya. Pertama, melaksanakan kegiatan pendidikan dan dakwah islam yang bermutu. Kedua, menghasilkan kinerja propesional guru dan pegawai, khususnya guru honorer/tenaga tiga tetap. Ketiga mengaktualisasikan falsafah “adat bersendi agamo, dan agamo bersendi kitab al-qur’an dan hadist-hadist Nabi Muhammad SAW”.
C. Visi dan Misi Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang 1. Visi Berprestasi berlandaskan IMTAQ 2. Misi a. Menghasilkan prestasi dalam bidang akademik. b. Menghasilkan lulusan yang dapat bersaing di sekolah lanjutan. c. Menghasilkan prestasi dalam bidang ekstra kurikuler. d. Membina pengamalan iman dan taqwa.
D. Keadaan Guru 1. Data Guru Berdasarkan dokumentasi tahun ajaran 2016/2017, tenaga pendidikan dan kependidikan di MI Najahiyah Palembang sebanyak 27 orang. Untuk melihat gambar secara jelas mengenai kondisi guru Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1
Data Guru MI Najahiyah Tahun 2015-2016 Pendidikan No
Nama/Nip
Guru Jabatan
Terakhir A.Junaidi, S.Pd.I 1
Bidang Kepala
S.1
AA
NIP.197004011994031003
Najahiyah
Ali Amin, S.Pd.I
Waka Mad/
2
S.1 NIP.197203232003121004
QH, SKI Wali Kls VI A Koor. Urusan
3
K.H Hasanudin, BA
D.2
Mad &
Guru BP
Pramubakti Guru MTK, 4
Maimunah, S.Pd.I
S.1
Wali Kelas 1.B PKN, B.Indo Wali Kelas
5
Nurjanah, S.Pd.I
S.1
IPS, B.ing VI.B
6
Hafni Zahara, S.Pd.I
S.1
Wali Kelas I.A
QH.AA
Wali Kelas 7
Nyimas Fauziah, S.Pd.SD
S.1
PKN, IPS IV.B
8
Eni Chairani, S.Pd
S.1
Wali Kelas V.B
9
Ri’fa Atul Mahmudah
S.1
Wali Kelas II.B
MTK.B.indo Fiqih, B.Arab
10
Hj. Marty, S.Pd.I
S.1
Guru Bid. Studi
Fiqih, SKI
NIP. 150177593 Wali Kelas 11
Irma Suryani, S.Pd
S.1
MTK, B.ing III.A
12
Zainab,S.Pd
S.1
Wali kelas IV.A
13
Dahlia, S.Pd.I
S.1
Wali Kelas III.c
IPA, PKN IPS, MTK, B.ing
14
Erda Suryani, A.Md
D.2
Guru Bid.Studi
Guru Penjas
15
Mariatul Adawiya, S.Pd.I
S.1
Wali Kelas II.A
B.indo, IPA
16
Nyimas Rohma, S.Pd.I
S.1
Guru/TU
Matematika
S.1
Guru Bid.Studi
Msy. Fatimah T, S.Pd.I 17
Fiqh, QH,
NIP.197612052005012006
AA, BTA Wali Kelas
18
Nurayla Erika, S.Pd.I
S.1
Matematika IV.C Wali Kelas
19
Eka Octahliza, S.Pd
S.1
B.indo III.C BTA,
20
Elen Yusmarika, S.Pd.I
S.1
Wali Kelas V.A B.Arab Guru Bidang
21
Esa Erli Yanti, A.Ma. Pd
D.2
SBK Studi
22
Sinta, S.Pd
S.1
Guru Bid. Studi
IPA, PKN
23
Sri Yulianti, S.Pd.I
S.1
Wali Kelas I. C
B.indo, IPA
MTK, SBK, 24
Dina Firda, S.Pd
S.1
Guru Bid. Studi PKN Penjas,
25
Titin Maisaroh
SMA
Guru Bid.Studi B.Ing, IPS
26
BM. As’ad
SMP
Keamanan
Keamanan
27
Ahmadi
SMA
Kebersihan
Kebersihan
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru yang mengajar di MI Najahiyah lebih dari 80%
sudah bergelar S1, ini berarti kualitas tenaga
pendidiknya sudah memenuhi kriteria menurut Undang-Undang Guru dan Dosen, guru harus berpendidikan sarjana. 2. Data Siswa Kemudian mengacu pada dokumen Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang diketahui bahwa pada tahun 2015-2016 Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah palembang sebanyak 458 orang yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6 dan untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut : Tabel 3.2 Data keadaan siswa Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Tahun Pelajaran 2015-2016 No
1
Kelas
Kelas 1
Jumlah Siswa Lk
Pr
55
42
Total
97
Ket
2
Kelas 2
44
25
69
3
Kelas 3
50
38
88
4
Kelas 4
34
41
75
5
Kelas 5
35
31
66
6
Kelas 6
34
29
63
Jumlah
252
206
458
Berdasarkan jumlah siswa/siswi MI Najahiyah Palembang dapat diketahui bahwa setiap kelas berbeda jumlah siswanya karena terdiri dari beberapa rombel setiap kelas. Dengan jumlah siswa yang relatif sedang membuat pembelajaran di kelas bisa berlangsung efektif.
E. Sarana dan Prasarana Untuk mendukung kegiatan belajar yang baik sudah seharusnya disediakan sarana dan prasarana yang baik dan memadai, kelengkapan fasilitas pada setiap lembaga pendidikan sangat mempengaruhi tingkat kualitas pendidik karena sarana dan prasarana yang lengkap akan mempengauhi poses pembelajaran sehingga pencapaian tujuan pembelajaran dapat tercapai. Adapun sarana prasarana yang telah ada di Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah hingga saat ini adalah : Tabel 3.3 Keadaan sarana dan prasarana MI Najahiyah Tahun 2016 No
Jenis Sarana
Jumlah
Kondisi
1
Ruang Guru
1
Baik
2
Ruang kepala madrasah
1
Baik
3
Ruang kelas
15
Baik
4
Ruang perpustakaan
1
Baik
5
Ruang laboratorium
1
Baik
6
Ruang UKS
1
Baik
7
Ruang musholah
1
Baik
8
Meja dan kursi guru
12
Baik
9
Meja siswa
229
Baik
10
Kursi siswa
458
Baik
11
Papan tulis
15
Baik
12
Papan absen
15
Baik
13
Papan statistik
1
Baik
14
Papan pengumuman
1
Baik
15
Papan mading
1
Baik
16
Wc guru
1
Baik
17
Wc siswa
2
Baik
18
Alat-alat olahraga
Ada
19
Radio tape
Ada
20
Pengeras suara
Ada
21
Alat-alat kesenian
Ada
Dari data di atas dapat dipahami bahwa keadaan sarana dan prasarana yang dimiliki MI Najahiyah telah memenuhi syarat untuk melaksanakan aktifitas pembelajaran yang diharapkan dapat berfungsi dengan baik. Akan tetapi sarana dan prasarana tersebut masih perlu ditingkatkan lagi baik secara kualitas maupun kuantitas.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Validasi Instrumen Penelitian Sebelum penelitian ini dilaksanakan peneliti melakukan validasi instrumen penelitian, validasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan suatu instrumen penelitian, instrumen yang divalidasi diantaranya: 1) RPP Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini divalidasi dengan membuat lembar validasi dan saran, kemudian RPP dikonsultasikan dengan dosen dan guru PKN (validator) untuk mendapatkan saran dari pakar tersebut. Kemudian peneliti merevisi RPP tersebut berdasarkan saran yang telah diberikan oleh pakar tersebut. Pakar yang terlibat dalam validasi RPP ini ada 2 orang
dengan rincian 1 Dosen UIN Raden Fatah Palembang Syutaridho, M.Pd dan guru PKN Sumiati, S.Pd yang merupakan guru di Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang. 2) Soal Soal dalam penelitian ini divalidasi dengan membuat lembar validasi dan saran. Kemudian soal dikonsultasikan dengan dengan dosen dan guru PKN (validator) untuk mendapatkan saran dari pakar tersebut. Kemudian peneliti merevisi soal tersebut berdasarkan saran yang telah diberikan oleh pakar tersebut. Pakar yang terlibat dalam validasi soal ini ada 2 orang dengan rincian 1 Dosen UIN Raden Fatah Palembang Syutaridho, M.Pd dan guru PKN Sumiati, S.Pd
yang
merupakan guru di Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang. Adapun saran yang diberikan para pakar dalam instrument penelitian ini : Tabel 4.1 Saran Validator Nama Validator Syutaridho, M.Pd
Jabatan Dosen Matematika
Saran 1. Indikator sebaiknya
UIN Raden Fatah
dikembangkan lagi,
Palembang
munculkan indikator yang lain, banyak tidak apa-apa.
2. Tujuan juga tidak hanya satu. 3. Pada materi ajar harus ada uraian yang lengkap dan jelas. 4. Ada metode apa yang dipilih. 5. Seharusnya kegiatan inti mengacu pada metode pembelajaran. Sumiati, S.Pd
Guru PKN Di
PP belum mencantumkan soal,
Madrasah Ibtidaiyah
harusnya jika indikator ada tiga maka tujuan pembelajaran juga harus tiga.
Berdasarkan hasil validasi dosen dan guru. Nilai rata-rata validasi yang diberikan oleh guru bahwa instrumen bernilai valid sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian. 3) Soal Pretest dan Posttes Soal pretest dan Postest dibuat berdasarkan indikator pemahaman Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setelah dibuat soal Pretest dan Posttes tersebut diuji cobakan kepada 20 siswa ditempat non sampel,
untuk menguji secara empirik kevalidan soal Preetes dan Posttes. Hasil uji coba soal Preetes dan Posttes dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 Daftar Validitas Butir Soal No
Koefisien Korelasi
Kriteria Validitas
soal
(rhitung)
1
0,869
Validitas tinggi
2
0,6232
Validitas tinggi
3
0,7208
Validitas tinggi
4
0,5776
Validitas tinggi
5
0,9
Validitas tinggi
6
0,77
Validitas tinggi
7
0,6232
Validitas tinggi
8
0,5992
Validitas tinggi
9
0,5776
Validitas tinggi
10
0,67
Validitas tinggi
Dari hasil uji coba ini dapat disimpulkan bahwa soal Preetest dan Posttes pada materi Negara Kesatuan Republik Indonesia bernilai valid dengan kriteria validitas tinggi. Karena semua soal dalam ujicoba bernilai valid.
Dari hasil reliabilitas didapatkan koefisien korelasi r11 = 0,74 sehingga dinyatakan bahwa soal yang dibuat adalah reliabilitas tinggi dan dapat digunakan sebagai bahan dalam penelitian. Data hasil uji indeks tingkat kesukaran butir soal diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.3 Tingkat kesukaran butir soal No
Koefisien Tingkat
Kriteria
soal
Kesukaran
1
5,74
Sedang
2
8,0275
Sedang
3
9,31
Sedang
4
9,31
Sedang
5
4,75
Sedang
6
5,74
Sedang
7
9,31
Sedang
8
6,84
Sedang
9
9,31
Sedang
10
4,75
Sukar
Dari tabel di atas diperoleh bahwa instrumen tes yang diuji cobakan terdiri dari 10 soal pilihan ganda. Dari kriteria di atas, telah ditunjukkan bahwa instrumen tes yang diuji cobakan memenuhi kriteria instrumen yang baik, sehingga instrumen ini dapat digunakan dalam penelitian.
B. Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil Penelitian dengan judul Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKN Di Kelas V.b Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang dilaksanakan pada tanggal 1 oktober sampai 10 oktober 2016. Untuk memperoleh data penelitian, peneliti melakukan proses pembelajaran pada pokok bahasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada kompetensi dasar Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan
Republik
Indonesia (NKRI). Dimana dalam
proses pembelajarannya, peneliti mengambil secara acak pada kelas V, sehingga didapatkan kelas V.b sebagai kelas penelitian. Pembelajaran dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dimana 1 kali pertemuan adalah 2 jam pelajaran. Pertemuan pertama, dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 1 oktober 2016, pada pertemuan pertama peneliti melakukan perkenalan dan melakukan tes awal atau preetest, pada tahap ini peneliti mengambil data hasil belajar siswa sebelum dilakukan pembelajaran tentang Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dengan metode diskusi kelompok kecil. Tes awal atau pretest ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan atau pengetahuan siswa tentang pembelajaran Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebelum dilaksanakan Metode diskusi kelompok kecil. Data diambil dengan cara memberikan tes pilihan ganda sebanyak 10 soal, yang telah diuji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukarannya. Pada saat pelaksanaan tes awal atau preetes siswa tidak diperbolehkan untuk bekerja sama, tes dikerjakan masing-masing secara individu. Pertemuan kedua, dilaksanakan pada hari senin 3 oktober 2016 dengan materi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) khusunya wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, indikator yang harus dicapai siswa adalah siswa dapat memahami materi tentang pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tahap awal peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh siswa. Setelah itu, peneliti menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan metode diskusi kelompok kecil, dan menjelaskan sedikit materi tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia, selanjutnya peneliti mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa. Kemudian peneliti memanggil nama siswa satu persatu berdasarkan kelompoknya, bagi siswa yang namanya dipanggil duduk di dalam kelompoknya masing-masing.
Setelah siswa bergabung dengan kelompoknya, siswa diarahkan untuk membaca materi Negara Kesatuan Republik Indonesia, setelah siswa membaca materi, selanjutnya peneliti mulai membagikan kertas kepada siswa untuk mengelompokkan provinsi-provinsi mana saja yang termasuk dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia kepada setiap kelompok yang telah dipersiapkan
oleh
peneliti
terlebih
dahulu.
Selanjutnya
peneliti
mempersilahkan kepada siswa untuk berdiskusi. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti memantau kerja tiap kelompok, menilai kerja sama dan kekompakkan setiap kelompok dan penilaian tersebut di tulis dalam lembar observasi siswa. Setelah semua kelompok telah selesai dalam menjawab soal tersebut, kemudian salah satu dari kelompok tersebut memaparkan hasil diskusi kelompoknya mengenai tugas dari guru tersebut. Setelah proses pembelajaran akan berakhir, peneliti bersama siswa menyimpulkan tentang materi yang dipelajari pada pertemuan hari ini, serta memberikan arahan kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari selasa 4 oktober 2016, proses pembelajaran membahas indikator tentang perkembangan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada langkah awal peneliti mengarahkan siswa untuk duduk secara berkelompok, kemudian menjelaskan tujuan yang hendak dicapai siswa dengan mempelajari perkembangan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya masuk pada kegiatan inti peneliti menjelaskan sedikit
mengenai materi yang akan diajarkan. Dan siswa membaca perkembangan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang ada dibuku paket mereka. Kemudian setiap kelompok harus berdiskusi kembali untuk menceritakan kembali perkembangan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, setelah semua siswa menulis kembali perkembangan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kemudian salah satu dari kelompok tersebut memaparkan hasil diskusi kelompoknya mengenai tugas dari guru tersebut. Pertemuan keempat, dilaksanakan pada hari sabtu 8 oktober 2016, pada pertemuan ini peneliti menyampaikan materi pembelajaran tentang menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, lalu siswa membaca contoh cara menjaga keutuhan negara republik indonesia pada buku mereka masing-masing. Kemudian setiap kelompok harus berdiskusi kembali untuk memberikan contoh cara menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, setelah semua siswa menulis kembali cara menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kemudian salah satu dari kelompok tersebut memaparkan hasil diskusi kelompoknya mengenai tugas dari guru tersebut. Pertemuan kelima, dilaksanakan pada hari senin 10 oktober 2016, pada pertemuan ini peneliti menyampaikan materi pembelajaran tentang upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, lalu siswa membaca contoh upaya menjaga keutuhan negara republik indonesia pada buku mereka masing-masing. Kemudian setiap kelompok harus berdiskusi kembali untuk
memberikan contoh upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, setelah semua siswa menulis kembali upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kemudian salah satu dari kelompok tersebut memaparkan hasil diskusi kelompoknya mengenai tugas dari guru tersebut. Dan tidak lupa memberikan informasi kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan tes akhir atau posttest. Pertemuan keenam, dilaksanakan pada hari selasa tanggal 11 oktober 2016, pada pertemuan ini peneliti melakukan melakukan tes akhir atau posttest, pada tahap ini peneliti mengambil data hasil belajar siswa sesudah dilakukan pembelajaran tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan metode diskusi kelompok kecil. Tes akhir atau posttest ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan atau pengetahuan siswa tentang pembelajaran Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sesudah dilaksanakan Metode diskusi kelompok kecil Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan di atas bahwa Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil telah dilakukan dengan baik dan berjalan dengan lancar sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dan siswa yang mengikuti proses pembelajaran juga memberikan respon yang baik dan membuat mereka lebih mudah mengerti dan pembelajaran menjadi menyenangkan. 1. Analisis Data a.
Uji Validasi
Hasil validasi soal dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Hasil Validasi Soal Butir
rpbi
rkritis
Status
1
0,869
0,444
Valid
2
0,6232
0,444
Valid
3
0,7208
0,444
Valid
4
0,5776
0,444
Valid
5
0,9
0,444
Valid
6
0,77
0,444
Valid
7
0,6232
0,444
Valid
8
0,5992
0,444
Valid
9
0,5776
0,444
Valid
10
0,67
0,444
Valid
Soal
b.
Reliabilitas Untuk menguji apakah instrumen yang akan diberikan reliabel. Peneliti melakukan analisis realibilitas instrumen dengan rumus yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan K-R.20 Sebagai berikut: r11 = (
)(
)
Keterangan : r11
: reliabilitas instrument secara keseluruhan
k
: banyaknya butir pertanyaan
Vt
: varian total (73,08)
P
: proporsi subjek yang menjawab item salah
q
: proporsi subjek yang menjawab salah : jumlah perkaitan p dan q Insrument test yang telah diuji dengan menggunakan rumus validitas
akan diuji reliabilitasnya. Berikut ini contoh uji reliabilitas soal: K= 10 butir soal Vt= 73,0875 ∑pq= 23,67 Maka memasukkan seluruh nilai ke dalam rumus K-R.20: r11 = ( r11 = (
)(
)
)(
r11 = ( ) (
) )
r11 = ( ) (
)
r11 = 1,11 x 0,67 = 0,7437
c.
Uji Normalitas Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan berdistribusi normal atau tidak, baik itu data nilai pre-test dan post-test. Hal ini sudah dilakukan pengujian menggunakan rumus statistik mengujian Chi-kuadrat(x2). Pada setiap kelas hasil perhitungan kurang dari nilai x2 dari tabel. Selengkapnya uji normalitas skor tes hasil belajar sebelum (pre-test) mengikuti pembelajaran dirangkum dalam tabel berikut:
a. Pre-test Dalam mencari normalitas data hasil pre-test, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Rentang R = skor terbesar – skor terkecil = 70-30 = 40 Banyak/ jumlah kelas (BK) BK = 1 + (3,3) log n1 = 1+(3,3) log 30 = 1+ (3,3) 1,477 = 1+ 4,8741 BK = 5,8741 dibulatkan menjadi 6
Panjang kelas (i) i= i=
=6 Tabel 4.5 Tabel Distribusi Frekuensi
No
Interval
Fi
Xi
Xi2
Fi Xi
Fi Xi2
1
30-34
9
32
1024
288
9.216
2
35-39
0
37
1369
0
0
3
40-44
5
42
1764
210
8.820
4
45-49
0
47
2209
0
0
5
50-54
4
52
2704
208
10.816
6
55-59
0
57
3249
0
0
7
60-64
7
62
3844
434
29.908
8
65-69
0
67
4489
0
0
9
70-74
5
72
5184
360
25.920
1500
81680
30
1.
Mean (rata-rata) ̅= =
= 50
2.
Varians dan Simpangan baku =
(
)
= = = = 230,344 S1 = √
= 15,17
Menentukan Modus: Mo = b+p *
+
Mo = 54,5+7 *
+
Mo = 54,5+7 (0,5) Mo = 58 Maka uji normalitas menggunakan rumus sebagai berikut: Km =
̅
Km = = 0,52 Jadi ini menunjukkan bahwa sampel penelitian data yang diperoleh normal karena Km-1<0,52<1. b. Post-test Dalam mencari normalitas data hasil post-test, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Rentang
R = skor terbesar – skor terkecil = 100-50 = 50 Banyak/ jumlah kelas (BK) BK
= 1 + (3,3) log n1 = 1+(3,3) log 30 = 1+ (3,3) 1,477 = 1+ 4,8741
BK
= 5,8741 dibulatkan menjadi 6
Panjang kelas (i) i= i=
= 8,33 dibulatkan menjadi 9
Tabel 4.6 Tabel Distribusi Frekuensi No
Interval
Fi
Xi
Xi2
Fi Xi
Fi Xi2
1
50-58
3
54
2916
162
8748
2
59-67
6
63
3969
378
23.814
3
68-76
1
72
5184
72
5148
4
77-85
3
81
6561
243
19.683
5
86-94
14
90
8100
1260
113.400
6
95-103
3
99
9801
297
29.403
30
2412
1. Mean (rata-rata) ̅= =
= 80,4
2. Varians dan Simpangan baku =
(
)
= = = = 217,48 S1 = √
= 14,74
Menentukan Modus: Mo = b+p *
+
Mo = 76,5 + 9 *
+
Mo = 76,5 + 9 (0,5) Mo = 81 Maka uji normalitas menggunakan rumus sebagai berikut: Km =
̅
Km = = 0,04
200.232
Jadi ini menunjukkan bahwa sampel penelitian data yang diperoleh normal karena Km-1<0,04<1. d.
Uji Homogenitas Uji Homogenitas atau uji kesamaan dua varians digunakan untuk menguji apakah kedua data tersebut homogen yaitu dengan membandingkan kedua varians. Langkah dalam mencari uji homogenitas adalah sebagai berikut: Uji F 1) Ha : terdapat perbedaan varian 1 dengan varian 2 Ho : tidak terdapat perbedaan varian 1 dan varian 2 2) Ha :
≠
Ho : 3) F hitung Fhitung = Fhitung =
= 1,05
4) Taraf signifikan = 0,05 5) F table F table = F ⁄ = F ⁄ (18,25) (3,46) = 31,57 6) Kriteria penguji Ho:
Jika Fhitung ≤ F table maka Ho diterima (homogen) dan dari perhitrungan di atas dapat dilihat bahwa F hitung ≤ Ftable, yakni 2,97 ≤ 4,19 sehingga Ho, diterima(homogen).
C. Hasil Belajar Siswa Sebelum (Pre-test) dan Sesudah (Post-test) Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil a.
Hasil Belajar Siswa Sebelum(Pre-test) Sebagaimana telah diungkapkan pada Bab I terdahulu, bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan metode diskusi kelompok kecil pada mata pelajaran PKN materi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V.b sebanyak 30 siswa. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum penerapan metode diskusi kelompok kecil data diambil dengan cara pre test yaitu diambil sebelum penerapan metode diskusi kelompok kecil diterapkan. Data pre test diambil dengan tujuan untuk dibandingkan dengan data post test, sehingga akan diketahui peningkatan nilai belajar setelah metode diskusi kelompok kecil ini diterapkan. Berikut ini tabel hasil belajar siswa tersebut. Tabel 4.7 Nilai Pree Test (X) Siswa Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang
Sebelum Menerapkan Metode Diskusi Kelompok Kecil Mata Pelajaran PKN Materi NKRI. No
Nama
Pree Test (X)
1
Aditia Nanda
40
2
Amanda Audinda
30
3
Anisah
30
4
Arjun Yuda Dwinata
50
5
Dini Lisa Sintia
60
6
Dwi Jeniarti
30
7
Elisa Rahmawati
40
8
Gita Bella
60
9
Hanifah Dwi Azlia
60
10
Juno Putra Davin
60
11
Khoirunnisa
70
12
Kiki Grafiti
30
13
Lia Melani
40
14
M.Agustio Fathullah
50
15
M.David Caniago
30
16
M.Jimey Isba
40
17
M.Khoirul
70
18
Maya Anjani
70
19
Nadra Aulia
70
20
Noviana
30
21
M.Putra Pernando
30
22
M,Bintang Rado.P
50
23
Rian
70
24
Rika Nopianti
60
25
Robiatul Hidayah
60
26
Siti Nabila Utami
60
27
Sri Aulia
50
28
Suci Rahmawati
30
29
Waldi
30
30
Wulandari
40
Jumlah
1,400
Berdasarkan tabel diatas, maka diperoleh “skor mentah” hasil belajar siswa sebelum diterapkan Metode Diskusi Kelompok Kecil pada mata pelajaran PKN materi Negara Kesatuan Republik Indonesia dikelas V.b Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang. Dan berdasarkan tabel di atas juga dapat diketahui bahwa hasil belajar mata pelajaran PKN sebelum menerapkan Metode Diskusi Kelompok Kecil dengan membandingkan nilai siswa tersebut dan KKM yang di sekolah tersebut , KKM di Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang pada mata pelajaran PKN adalah 70. Dan siswa yang mencapai KKM adalah 5 orang siswa, yang mendapat nilai
sedang 7 orang siswa, dan yang mendapat dibawah KKM atau rendah adalah 18 orang siswa. Dengan demikian hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKN sebelum menerapkan Metode Diskusi Kelompok Kecil kelas V di MI Najahiyah Palembang dikategorikan rendah yakni sebanyak 18 orang siswa dari 30 siswa yang menjadi sampel penelitian ini. 2. Hasil Belajar Siswa Sesudah (Post-test) Data nilai post test merupakan nilai hasil belajar siswa yang diuji setelah proses penelitian berakhir. Tes akhir dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa setelah menerima pembelajaran. Dalam post test ini menggunakan penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil. Berikut ini tabel hasil belajar siswa tersebut.
Tabel 4.8 Nilai Post Test (X) Siswa Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang Sesudah Menerapkan Metode Diskusi Kelompok Kecil Mata Pelajaran PKN Materi NKRI. No
Nama
Post Test (X)
1
Aditia Nanda
90
2
Amanda Audinda
60
3
Anisah
60
4
Arjun Yuda Dwinata
80
5
Dini Lisa Sintia
60
6
Dwi Jeniarti
90
7
Elisa Rahmawati
90
8
Gita Bella
90
9
Hanifah Dwi Azlia
50
10
Juno Putra Davin
100
11
Khoirunnisa
90
12
Kiki Grafiti
90
13
Lia Melani
70
14
M.Agustio Fathullah
90
15
M.David Caniago
50
16
M.Jimey Isba
80
17
M.Khoirul
60
18
Maya Anjani
90
19
Nadra Aulia
90
20
Noviana
90
21
M.Putra Pernando
90
22
M,Bintang Rado.P
60
23
Rian
90
24
Rika Nopianti
90
25
Robiatul Hidayah
90
26
Siti Nabila Utami
100
27
Sri Aulia
100
28
Suci Rahmawati
50
29
Waldi
60
30
Wulandari
80
Jumlah
∑
Berdasarkan tabel diatas, maka diperoleh “skor mentah” hasil belajar siswa sesudah diterapkan metode diskusi kelompok kecil pada mata pelajaran PKN materi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dikelas V.b Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang. Dan berdasarkan tabel di atas juga dapat diketahui bahwa hasil belajar mata pelajaran PKN setelah menerapkan Metode Diskusi Kelompok Kecil dengan membandingkan nilai siswa tersebut dan KKM yang di sekolah tersebut , KKM di Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang pada mata pelajaran PKN adalah 70. Siswa yang tergolong tinggi (baik) sebanyak 17 orang siswa, yang tergolong sedang 4 orang siswa, dan yang tergolong rendah adalah 9 orang siswa. Dengan demikian hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKN sestelah menerapkan Metode Diskusi Kelompok Kecil kelas V di MI Najahiyah Palembang dikategorikan sedang yakni sebanyak 17 orang siswa dari 30 siswa yang menjadi sampel penelitian ini. Dapat diinterpretasikan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKN pada Posttest mengalami peningkatan skor mean jika dibandingkan dengan pretest.
D. Pengaruh
Penerapan
Metode
Diskusi
Kelompok
Kecil
Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada bab ini merupakan bab analisis data yang berisikan beberapa masalah yang diangkat dalam penelitian ini antara lain penggunaan uji “t” untuk menguji dua sampel kecil dengan penerapan metode diskusi kelompok kecil dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V.b pada pembelajaran PKN di Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang. Adapun untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan atau tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara menggunakan penerapan metode diskusi kelompok kecil dengan tanpa menggunakan penerapan metode diskusi kelompok kecil terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKN di Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang. Peneliti memberikan tes kepada siswa kelas V.b yang berjumlah 30 siswa sebelum menggunakan penerapan metode diskusi kelompok kecil dan sesudah menggunakan penerapan metode diskusi kelompok kecil. Dan kemudian akan dilakukan pengujian tes “t” untuk melihat terdapat perbedaan atau tidak terdapat perbedaan antara penerapan metode diskusi kelompok kecil dan hasil belajar siswa. Penggunaaan tes “t” pada penelitian ini mengansumsi Hipotesis Nihil sebagai terdapat peningkatan atau tidak terdapat peningkatan antara penerapan metode diskusi kelompok kecil dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKN di Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang. Apabila nilai t0 yang diperoleh lebih besar daripada t tabel maka Hipotesis Nihil ditolak.
Tabel 4.8 Perhitungan Untuk Memperoleh “t” Dalam Menguji Kebenaran/Kepalsuan Hipotesis Nihil Tentang Hasil Belajar Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang Antara Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Menggunakan Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil Skor hasil belajar siswa No
Nama siswa Pretest (X)
Posttest (Y)
D=(X-Y)
D2=(X-Y)2
1
Aditia Nanda
40
90
-50
2500
2
Amanda Audinda
30
60
-30
900
3
Anisah
30
60
-30
900
4
Arjun Yuda D
50
80
-30
900
5
Dini Lisa Sintia
60
60
0
0
6
Dwi Jeniarti
30
90
-60
3600
7
Elisa Rahmawati
40
90
-50
2500
8
Gita Bella
60
90
-30
900
60
50
10
100
Hanifah Dwi 9 Azlia 10
Juno Putra Davin
60
100
-40
1600
11
Khoirunnisa
70
90
-20
400
12
Kiki Grafiti
30
90
-60
3600
13
Lia Melani
40
70
-30
900
15
M.David Caniago
30
50
-20
400
16
M.Jimey Isba
40
80
-40
1600
17
M.Khoirul
70
60
10
100
18
Maya Anjani
70
90
-20
400
19
Nadra Aulia
70
90
-20
400
20
Noviana
30
90
-60
3600
21
M.Putra Pernando
30
90
-60
3600
22
M,Bintang Rado.P
50
60
10
100
23
Rian
70
90
-20
400
24
Rika Nopianti
60
90
-30
900
25
Robiatul Hidayah
60
90
-30
900
26
Siti Nabila Utami
60
100
-40
1600
27
Sri Aulia
50
100
-50
2500
28
Suci Rahmawati
30
50
-20
400
29
Waldi
30
60
-30
900
30
Wulandari
40
80
-40
1600
= 980
2=39,800
Untuk menguji mana yang benar di antara kedua hipotesis tersebut, kita lakukan perhitungan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mencari D (difference= perbedaan) antara skor variabel X dan skor variabel Y, maka D= X-Y
b. Menjumlahkan D, sehingga diperoleh ∑D= 980 c. Mencari Mean of Difference, dengan rumus: MD = MD = MD = 32,6 d. Menguadratkan D:sehingga diperoleh
2
= 39,800
e. Mencari deviasi Standar dari Difference (SDD), dengan rumus: SDD = √
( )2
SDD = √
(
SDD = √
)2 2
SDD = √ SDD = √ SDD = 16,24 f.
Mencari Standard error dari Mean of Difference, yaitu SEMD dengan menggunakan rumus: SEMD =
√
SEMD =
√
SEMD =
√
SEMD = SEMD = 3,01 g. Mencari to dengan menggunakan rumus: to =
to = to = 10,83 h. Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan tes “t” yang telah dihitung sesuai dengan langkah-langkahnya. Maka diperoleh t0= 10,83. Setelah itu diberikan interpretasi terhadap t0 dengan terlebih dahulu memperhitungkan df dan db nya; df atau db = N – 1 = 30 -1= 29. Dengan df sebesar 29 dikonsultasikan pada tabel “t” baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%. Ternyata dengan df sebesar 29 itu diperoleh harga kritik t atau ttabel pada taraf singnifikansi 5% diperoleh sebesar 2,04 sedangkan pada signifikansi 1% diperoleh sebesar 2,76. dengan membandingkan besarnya t yang diperoleh dalam perhitungan (t0= 10,83) dan besarnya t yang tercantum pada tabel nilai t (tt.ts5% = 2,04 dan tt.ts1% = 2,76) maka dapat diketahui bahwa to lebih besar dari pada tt yaitu: 2,04 < 10,83>2,76. Dengan demikian Hipotesis Nihil (Ho) yang menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkan metode diskusi kelompok kecil pada pembelajaran PKN kelas V.b di Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang tidak diterima / ditolak. Dan Hipotesis Alternatifnya (Ha) diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan metode diskusi kelompok kecil dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V.b pada pembelajaran PKN di Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari data penelitian yang telah dijelaskan pada bab terdahulu di lokasi penelitian MI Najahiyah Palembang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahwa Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil telah dilakukan dengan baik dan berjalan dengan lancar sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dan siswa yang mengikuti proses
pembelajaran juga memberikan respon yang baik dan membuat mereka lebih mudah mengerti dan pembelajaran menjadi menyenangkan. 2. Hasil belajar mata pelajaran PKN sebelum dan sesudah menerapkan Metode Diskusi Kelompok Kecil siswa yang mencapai nilai tinggi 5 orang siswa, yang mendapat nilai sedang 7 orang siswa, dan yang mendapat nilai rendah adalah 18 orang siswa. Dengan demikian hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKN sebelum menerapkan Metode Diskusi Kelompok Kecil kelas V di MI Najahiyah Palembang dikategorikan rendah yakni sebanyak 18 orang siswa dari 30 siswa yang menjadi sampel penelitian ini. Hasil belajar mata pelajaran PKN setelah menerapkan Metode Diskusi Kelompok Kecil, Siswa yang tergolong tinggi (baik) sebanyak 17 orang siswa, yang tergolong sedang 4 orang siswa, dan yang tergolong rendah adalah 9 orang siswa. Dengan demikian hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKN sestelah menerapkan Metode Diskusi Kelompok Kecil kelas V di MI Najahiyah Palembang dikategorikan sedang yakni sebanyak 17 orang siswa dari 30 siswa yang menjadi sampel penelitian ini. Dapat diinterpretasikan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKN pada Posttest mengalami peningkatan skor mean jika dibandingkan dengan pretest. 3. Terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan metode diskusi kelompok kecil dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V.b pada pembelajaran PKN di
Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang. Hipotesis nihil yang diajukan ditolak karena besarnya “t” yang peneliti peroleh dalam perhitungan (t0= 10,83) yang tercantum pada tabel nilai t (tt.ts5% = 2,04 dan tt.ts1% = 2,76) maka dapat diketahui bahwa to lebih besar dari pada tt yaitu: 2,04 < 10,83>2,76. Berdasarkan uji coba tersebut secara menyakinkan dapat dikatakan Metode Diskusi Kelompok Kecil yang baru ini, telah menunjukkan efektifitasnya yang nyata, dalam arti kata dapat diandalkan sebagai metode yang baik untuk mengajarkan bidang studi pendidikan kewarganegaraan pada tingkat madrasah ibtidaiyah.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan peneliti di MI Najahiyah Palembang, peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Kepada para pendidik diharapkan lebih kreatif dalam menentukan metode mengajar yang inovatif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa serta dalam memilih metode yang tepat hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi siswa agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.
2. Kepada Kepala Madrasah dan seluruh perangkat MI Najahiyah Palembang untuk terus meningkatkan mutu dan kinerja agar tercapai semua visi, misi dan sasaran MI Najahiyah Palembang. 3. Kepada seluruh peserta didik untuk selalu bersemangat dalam belajar agar prestasinya semakin meningkat dan dapat mewujudkan cita-citanya.
DAFTAR PUSTAKA Abuddin, Nata, 2009, Persfektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana Agus Suprijono, 2009, Cooperatif Learning Teori Dan Aplikasi PAKEM, Yogjakarta : Pustaka Pelajar Ahmad Susanto, 2013, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta : Kencana Anas Sudjiono, 2012, Persada
pengantar statistik pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo
Arnie Fajar, 2005, Portofolio Dalam Pembelajaran IPS, Bandung : PT Remaja Rosdakarya Asep Jihad & Abdul Haris, 2012, Evaluasi Pembelajaran, Yogjakarta : Multi Pressindo Azra Azymurdi, 1999, Menuju Masyarakat Madani, Cet.1, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Cholisin, 2000, Materi Pokok Ilmu Kewarganegaraan, Yogjakarta : UNY Didi Sufriadi dan Deni Darmawan, 2012, Remaja Posdaya
Kewarganegaraan-Pendidikan
komunikasi pembelajaran Bandung :
Dimyati dan Mudjiono, 1999, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta Departemen Agama RI , 2010, Alquran dan terjemahannya, Bandung : Diponegoro Departemen Agama RI, 2011, Al-Hidayah Al-Qur’an tafsir perkata tajwi kode angka, Banten : Kalim Edi Sugiarto dan Yuliarni Nurani, 2002, Kemampuan Dasar Mengajar, Jakarta : UT H. Fajri Ismail, 2014, Evaluasi pendidikan, Palembang : Tunas Gemilang Press Hamdani, 2010, Strategi Belajar Mengajar, Bandung : Pustaka Setia
Harjanto, 2010, Penerapan Pengajaran, cet.10, Jakarta : Rineka Cipta Hasan Langgulung, 1985, Pendidikan Dan Peradaban Islam, (Jakarta : Pustaka AlHusna, http://misbach13.blogspot.com/2012/12/makalah-komponen-indikator-hasilbelajar.html.diakses 17 agst 2016. http.//eprints.uny.ac.id/9331/bab%25202.pdf.diakses, 18 ags 2016 JJ. Hasibuan dan Moedjiono, 2008, Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT Remaja Rosdakarya Jumanta, Hamdayana, 2014, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter, Jakarta : Ghalia Indonesia Matin, 2013, Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan, Jakarta :PT RajaGrafindo Persada Muhammad Ali, 2002, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesido M.Yamin, 2015, Teori Dan metode Pembelajaran. Malang : Madani Mulyasa, 2005, Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan), Bandung : PT Remaja RosdaKarya Nana Sudjana dan Ibrahim, 2000, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, Bandung : Sinar Baru Algesindo Oemar Hamalik, 2006, Proses Belajar Mengajar, Bandung : Bumi Aksara Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Purwanto, 2015, Evaluasi Hasil Belajar, Cet.5, Yogjakarta : Pustaka Belajar Rusman, 2013, Model-Model Pembelajaran, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Setiawati, Widiastuti, 2005, Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI Kelas V, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Sinta Tomuka. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam Pelayanan Publik Di Kecamatan Girian Kota Bitung (Studi Tentang Pelayanan Akte Jual beli) (Online) Httpwww.google.co.id/url7q=httpc//ejournal.unsrat.ac.id/index.php/politico/article/vi ew/2581&sa=U&el=31KNVbDV4PKogUwegSegCA&ved=0CH&OfjAJ=AFOjCN HUHHGgSUTtfky4p6sNeW7NewMSCO diakses pada jum’at 5 agustus 2016 Pkl. 10.44
Sobery Sutikno, 2014, Metode dan Model-Model Pembelajaran Menjadikan Proses Pembelajaran lebih Variatif, Aktif, Inovatif, Efektif dan menyenangkan, Lombok: Tim Hotika Subana, Sunarti , 2000, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Bandung : CV Pustaka Setia Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta Sugiono, 2010, Metode Penelitian Pendiddikan, Bandung : Alfabeta Sugiono, 2014, Metode Penelitian-Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, R dan D, cet 17 Bandung : Alfabeta Sulaiman Abdullah, 1991, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta Wina, Sanjaya, 2006, Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana