Volume 3 No. 2 Desember 2015
PENERAPAN METODE DIRECT METHOD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PRONUNCIATION BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VIII-A MTS NEGERI MODEL PALOPO Sahrainy MTs Negeri Model Palopo Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pronunciation bahasa Inggris siswa kelas VIII-A MTs Negeri Model Palopo melalui metode direct method. Direct Method (DM) adalah sebuah metode pembelajaran bahasa yang digunakan oleh Francois Gouin untuk menggantikan metode yang popular sebelumnya yaitu, Grammar Translation Method. Direct Method dikembangkan dengan menambahkan aktifitas fisik di dalam proses pembelajaran bahasa. Hasil penelitian ini menemukan bahwa (1) Penggunaan metode direc method pada pembelajaran bahasa Inggris di MTs sangat efektif; (2) Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk memperoleh data pembelajaran yang efektif dan efisien; (3) Pentingnya motivasi siswa dalam pembelajaran setiap mata pelajaran; (4) Penelitian Tindakan Kelas membantu guru menemukanmetode pembelajaran yang tepat, membantu siswa dalam peningkatan motivasi belajar. Kata Kunci: Pronunciation bahasa Inggris, metode direct method
Kemampuan menggunakan bahasa Inggris merupakan suatu keharusan pada era lobal sebagai alat komunikasi saat ini. Oleh karena itu penguasaan bahasa inggris pada level kelas menengah sangat ditekankan, khususnya siswa MTs Negeri Model Palopo, diharapkan dengan penguasaan bahasa inggris yang baik, siswa MTs Negeri Model Palopo dapat menjadi individu–individu yang siap berperan aktif dalam persaingan global nanti. Pengajaran mata pelajaran bahasa Inggris di MTs Negeri Model Palopo masih meliputi 4 hal yang utama, yaitu Listening (menyimak), Speaking (berbicara), Reading (membaca) dan Writing (menulis). Unsur – unsur bahasa yang lainnya juga diajarkan, antara lain Vocabulary (kosa kata), grammar (tata bahasa) dan Pronunciation (pelafalan) sesuai dengan kisi – kisi pencapaian indicator dalam alat pencapaian tujuan pembelajaran. Dari keempat 4 keterampilan bahasa tersebut, pembelajaran keterampilan berbicara yang berkaitan dengan pronunciation ternyata kurang berjalan sebagaimana mestinya. Dalam kenyataannya siswa masih lemah dalam hal pelafalan. Dalam hal ini peneliti menemukan banyak sekali kesalahan siswa dalam melafalkan suatu kosa kata dengan benar. Misalnya, saat siswa melafalkan book (bok), You (yu) menjadi (you), usually menjadi (usally) dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya. Pronunciation siswa sangat kental dipengaruhi oleh pelafalan bahasa ibu mereka, yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia . Tidak mengherankan bila pengaruh bahasa ibu (L1) ini mempengaruhi dalam penguasaan bahasa asing atau bahasa kedua (L2). 82
Jurnal Pendidikan ‘IQRA’
Sebagaimana kita ketahui, bahwa Bahasa inggris merupakan salah satu bahasa asing yang sangat tidak konsisten dalam pelafalan suatu kosa kata. Pembelajaran di MTs Negeri Model Palopo seharusnya bisa lebih menekankan pada aspek bahasa inggris sebagai alat komunikasi, jadi siswa MTs Negeri Model Palopo bukan hanya mempelajari kaidah – kaidah bahasa Inggris, akan tetapi siswa harus bisa menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi. Kenyataannya siswa masih sulit menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi, setidaknya mereka bisa menggunakannya dalam pembelajaran bahasa Inggris, namun hal ini pun sangat sulit dilakukan dengan segala macam alasan yang mereka lontarkan. Pembelajaran seperti ini menyebabkan siswa kurang bisa berbicara dalam bahasa inggris, dan keengganan mereka ini menyebabkan mereka para siswa tidak terlatih untuk melafalkan vocabularies dengan benar. Pronunciation atau pelafalan di dalam bahasa Inggris sendiri sangatlah penting. Kesalahan dalam pelafalan suatu kosa kata bisa menyebabkan salah pengertian pada saat kita berbicara dalam bahasa Inggris. Misalnya seperti pelafalan (I) yang bermakna saya diucapkan i, bukan ai tidak akan bermakna apa – apa. DIRECT METHOD Direct Method (DM) adalah sebuah metode pembelajaran bahasa yang digunakan oleh Francois Gouin untuk menggantikan metode yang popular sebelumnya yaitu, Grammar Translation Method. Direct Method dikembangkan dengan menambahkan aktifitas fisik di dalam proses pembelajaran bahasa. Gouin menerapkan prinsip – prinsip yang merupakan gabungan dari ide, visualisasi serta aktifitas yang sesuai dengan kenyataan kehidupan sehari – hari. Krashen dalam Setiyadi (2006: 17) menyebutkan beberapa prinsip Direct Method, antara lain: (1) Grammar diajarkan berdasarkan situasi dan melalui proses induktif. (2) Syllabus berdasarkan situasi dan berhubungan dengan kosa kata dan tata bahasa sehari – hari. (3) Grammar dan Vocabulary diajarakan secara lisan. (4) Makna kongkrit dijelaskan dengan cara menunjukkan obyek fisik dan obyek abstrak melalui penggabungan ide dan tidak melalui penterjemahan. (5) Pengulangan materi baru dimaksudkan agar para pembelajar dapat memperoleh bahasa secara alamiah. (6) Listening (menyimak) dan menirukan suara didrill sehingga pembelajar bahasa secara otomatis bisa mengucapkan suara tersebut dengan benar. (7) Pembelajar bahasa belajar bahasa target di dalam kelas setiap saat. (8) Bunyi bahasa sangatlah penting, dan bunyi tersebut diajarkan di awal – awal pelajaran. (9) Membaca harus dengan dua skill yaitu mendengarkan dan berbicara, dan materi bacaan harus mengandung dua skill tersebut. Tidak ada standarisasi dalam prosedur penggunaan Direct Method, setiap orang bias mengembangkan prosedur mereka sendiri, selama prosedur tersebut sesuai dengan prinsip – prinsip yang dianut oleh Direct Method. Satu hal yang menjadi dasar prosedur pengajaran bahasa dengan menggunakan direct method adalah pertama, bahasa diperkenalkan melalui telinga, kemudian diteruskan 83
Volume 3 No. 2 Desember 2015
melalui mata dan yang terakhir adalah dengan membaca dan menulis. Peneliti menggunakan prosedur berdasarkan apa yang dianjurkan Larsen – Freeman (2000: 26 - 28) di bawah ini: (1) Setiap siswa mempunyai materi bacaan mereka sendiri. (2) Siswa dipanggil satu persatu, dan mereka membaca materi bacaan mereka dengan keras. (3) Setelah murid selesai membaca, guru bertanya pada siswa menggunakan bahasa target apakah siswa tersebut ada pertanyaan. (4) Guru memberikan contoh pronunciation yang benar pada siswa. (5) Guru memberikan pertanyaan pada siswa-siswa di dalam kelas tersebut. (6) Siswa membuat pertanyaan dan pernyataan mereka sendiri, kemudian mereka meneruskannya dengan cara melempar pertanyaan pada murid yang lain dia dalam kelas. (7) Guru meminta siswa mengerjakan soal latihan, dengan cara mengisi titik titik. (8) Siswa membaca sebuah kalimat dengan keras, dan mereka harus memberikan jawaban pada titik – titik pada saat mereka membaca teks bacaan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi masalah terhadap lemahnya pronunciation bahasa inggris siswa kelas VIII-A MTs Negeri Model Palopo yang ditandai dengan adanya siklus dan refleksi. Adapun penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. 1. Siklus I a. Perencanaan terdiri atas kegiatan: 1) Penyususunan RPP 2) Penyiapan scenario pembelajaran b. Pelaksanaan (action) terdiri atas kegiatan. 1) Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal. 2) Proses pembelajaran dengan menerapkan metode direc method. 3) Siswa diberikan materi bacaan oleh guru sesuai dengan topic yang telah ditentukan. 4) Siswa dipangggil satu persatu untuk membaca materi bacaan dengan keras. 5) Setelah siswa membaca guru bertanya dengan bahasa target apakah ada pertanyaan. 6) Guru member contoh pronunciation yang benar pada siswa. 7) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang situasi pembelajaran pronunciation. 8) Guru meminta siswa untuk mengertjakan latihan membaca berdasarkan bacaan yang diberikan. 9) Guru mengadakan observasi tentang proses pembelajaran. 10) Guru mengevaluasi pronunciation siswa 84
Jurnal Pendidikan ‘IQRA’
c. Pengamatan (observing) Yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil tes, sehingga diketahui hasilnya, atas dasar hasil tersebut digunakan untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya. c. Refleksi Yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil kegiatan siklus 2. Siklus II a. Perencaan (planning) terdiri atas kegiatan: 1) Penyususunan RPP 2) Penyiapan scenario pembelajaran b. Pelaksanaan (action) terdiri atas kegiatan. 1) Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal. 2) Proses pembelajaran masih menerapkan metode direc method. 3) Siswa diberikan materi bacaan yang berbeda pada kegiatan siklus I oleh guru. 4) Guru membaca dan memperdengarkan bacaan materi tersebut kepada seluruh siswa. 5) Guru menyuruh siswa satu persatu membaca bacaan yang telah diberikan, setelah siswa membaca guru membetulkan pronunciation siswa yang salah. 6) Guru menyuruh beberapa siswa untuk mengulangi bacaan tersebut. Setelah siswa mengulanginya. 7) Guru menyuruh siswa mengambil beberapa focabulary untuk membangun sebuah dialog dengan teman sebangku. 8) Guru menyuruh siswa secara berpasangan untuk melakukan dialog di depan kelas. 9) Guru menilai pronunciation siswa 10) Guru menyuruh siswa menjawab pertanyaan secara lisan pada latihan bacaan tersebut. 11) Guru memberikan tes tertulis 2) Guru menilai hasil tes mereka siswa c. Pengamatan (ebserving) Yaitu mengamati proses pembelajaran sehingga diketahui hasilnya d. Refleksi. Menyimpulkan pelaksanaan hasil siklus II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebagai data awal dalam pembelajaran bahasa Inggris, khususnya materi pronunciation pada kelas VIII-A MTs Negeri Model Palopo setelah melalui observasi langsung dengan mengisi angket tanpa menulis nama, hanya membedakan jenis kelamin dengan perbedaan warnah kertas diperoleh data sbb: Tabel 1 Tentang Sikap Siswa (40 Siswa) Kelas VIII-A terhadap pembelajaran Bahasa Inggris 85
Volume 3 No. 2 Desember 2015
Pertenyaan Apakah Anda Tidak senang belajar bahasa Inggris Apakah pelajaran Bahasa Inggris terasa sulit Apakah Anda mengetahui mamfaat belajar bahasa Inggris Apakah Anda takut pada pelajaran bahasa Inggris? Apakah Anda ingin belajar langsung dengan menggunakan media berbagai media Jumlah Rata-Rata
1 35
2 4
3 1
4
36 35
4 4
1
31
4
3
2
15
5
3
17
153 76 %
20 10 %
8 4%
19 10 %
Keterangan: 1 : Tidak berminat , bingung atau tidak tahu apa-apa (buruk) 2: Cukup (tidak tahu tetapi ada minat) 3: Berminat kurang berani 4: Ada keberanian dan keinginan Dari data awal menggambarkan bahwa dari antara 40 siswa kelas VIII-A MTs Negeri Model Palopo ternyata minat belajar siswa sangat rendah, Siswa yang tidak tahu apa-apa terhapap pembelajaran bahasa Inggris sehingga sangat takut dan tidak berminat ada sebanyak 76 %. Sedangkan Siswa yang tidak tahu mamfaat tetapi ada minat atau keinginan untuk belajar bahasa Inggris ada sebanyak 10 %. Siswa yang yang berminat tetapi kurang berani sebanyak 4 %. Siswa yang berminat dan berani tetapi perlu bimbingan sebanyak 10 %. Dari data tersebut jika dibandingkan dengan hasil perolehan Nilai Harian dan Nilai Semester dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 2 Data Nilai Bahasa Inggris Semester Akhir 2010/2011 No Rentang nilai Nilai harian Nilai semester Nilai rapor 1 0-25 25 = 62.5 % 14 = 35 % 2 26-50 5= 12.5 % 18 = 45 % 3 51-60 4 = 10 % 6 = 15 % 33 4 60-75 5 = 12.5 % 2=5% 5 5 75-100 1 = 2.5 % 2 Jlh siswa 40 40 40 Dari data nilai siswa Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015 menggambarkan bahwa nilai siswa sangat rendah yaitu perolehan Nilai antara 0-25 ada 25 siswa atau 62.5 %. Nilai antara 26-50 sebanyak 5 orang,atau 12,5%. Sedangkan nilai 5160 hanya 4 orang, atau 10%. Nilai 60-75 sebanyak 5 orang atau 12,5 %. Nilai 75100 hanya 1 orang,atau 2,5%. Kedua data tersebut mendorong saya untuk mencari penyebab mengapa minat siswa sangat pada pembelajaran bahasa Inggris. Oleh sebab itu sebagai seorang guru bahasa Inggris di MTs Negeri Model Palopo mengadakan penelitian untuk menemukan apa penyebab rendahnya minat belajar yang berdampak pada 86
Jurnal Pendidikan ‘IQRA’
rendahnya nilai bahasa Inggris. Pada penelitian saya fokuskan pada metode pembelajartan bahasa Inggris khususnya materi pronunciation dengan menggunakan metode direc method. Pelaksanaan Siklus 1 1. Persiapan Guru sebagai Peneliti sbb.: a. Perencanaan terdiri atas kegiatan: 1) Penyususunan RPP 2) Pendampingan Siswa motivasi, pengenalan mamfaat pembelajaran. 3) Penyiapan scenario pembelajaran b. Pelaksanaan (action) terdiri atas kegiatan. 1) Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal. 2) Proses pembelajaran dengan menerapkan metode direc method. 3) Siswa diberikan materi bacaan oleh guru sesuai dengan topic yang telah ditentukan. 4) Siswa dipangggil satu persatu untuk membaca materi bacaan dengan keras. 5) Setelah siswa membaca guru bertanya dengan bahasa target apakah ada pertanyaan. 6) Guru member contoh pronunciation yang benar pada siswa. 7) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang situasi pembelajaran pronunciation. 8) Guru meminta siswa untuk mengertjakan latihan membaca berdasarkan bacaan yang diberikan. 9) Guru mengadakan observasi tentang proses pembelajaran. 10) Guru mengevaluasi pronunciation siswa 2. Pelaksanaan Pelaksanaan siklus 1 dilakukan dengan pendampingan siswa/bimbingan sehubungan dengan mamfaat pembelajaran bahasa Inggris. Dalam pelaksanaannya dilakukan 2 tahap yaitu: tahap pendampingan/bimbingan siswa secara klasikal untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran Selanjutnya tahap 2 dilakukan pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan metode direc method. Selama pelaksanaan siklus pertama,dengan menggunakan 2 tahap, peneliti mencatat hasil pelaksanaan seperti pada tabel 3 dan 4. Hasil Pengamatan (observing) Yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil tes, sehingga diketahui hasilnya. Atas dasar hasil tersebut digunakan untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya. Tabel 3 Tentang Sikap Siswa (40 Siswa) Kelas VIII-A terhadap pembelajaran Bahasa Inggris Pertenyaan 1 2 3 4 Apakah Anda tidak senang belajar bahasa 2 4 28 6 Inggris 87
Volume 3 No. 2 Desember 2015
Apakah pelajaran Bahasa Inggris terasa sulit Apakah Anda mengetahui mamfaat belajar bahasa Inggris Apakah Anda takut pada pelajaran bahasa Inggris? Apakah Anda ingin belajar langsung dengan menggunakan berbagai media Jumlah
15
10 4
12 31
3 5
20
14
3
3
5
5
13
17
42
37
87
34
Rata-Rata
21 %
18.5 % 43.5 % 17 %
Keterangan: 1 : Tidak berminat , bingung atau tidak tahu apa-apa (buruk) 2: Cukup (tidak tahu tetapi ada minat) 3: Berminat kurang berani 4: Ada keberanian dan keinginan Setelah melakukan tindakan pada siklus 1 dengan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran serta dengan menggunakan metode direc method maka dapat diperoleh perubahan signifikan sesuai perbandingan minat belajar siswa pada table 1 sebelum motivasi dan table 3 sesudah dilaksanakan tindakan pada siklus 1 serta perubahan nilai harian seperti pada tabel 2 dan tabel 4 sebagai berikut : Tabel 4 Data Nilai Bahasa Inggris Semester Akhir 2010/2011 NO RENTANG NILAI HARIAN NILAI NILAI NILAI SEMESTER RAPOR 1 0-25 5 = 12.5 % 2=5% 2 26-50 8= 20 % 12 = 30 % 3 51-60 15 = 37.5 % 18 = 45 % 33 4 60-75 6 = 15 % 5 = 12.5 % 5 5 75-100 6 = 15 % 3 = 7.5 % 2 Jumlah Siswa Kelas VIII- 40 40 40 A Perbandingan perubahan sikap siswa terhadap pembelajaran bahasa inggris setelah tindakan siklus 1 seperti pada Tabel 5 Tabel 5 Tentang Sikap Siswa (40 Siswa) Kelas VIII-A terhadap pembelajaran Bahasa Inggris Tabel 1 Tabel 3 Pertenyaan 1 2 3 4 1 2 3 4 Apakah Anda Tidak senang 35 4 1 2 4 28 6 belajar bahasa Inggris Apakah pelajaran Bahasa 36 4 15 10 12 3 88
Jurnal Pendidikan ‘IQRA’
Inggris terasa sulit Apakah Anda mengetahui mamfaat belajar bahasa Inggris Apakah Anda takut pada pelajaran bahasa Inggris? Apakah Anda ingin belajar langsung dengan menggunakan media berbagai media Jumlah Rata-Rata
35
4
1
31
4
3
2
15
5
3
8 4%
153 20 76 10 % %
4
31
5
20
14
3
3
17
5
5
13
17
19 10 %
42 21 %
37 87 34 18.5 43.5 17 % % %
Keterangan: 1 : Tidak berminat , bingung atau tidak tahu apa-apa (buruk) 2: Cukup (tidak tahu tetapi ada minat) 3: Berminat kurang berani 4: Ada keberanian dan keinginan Perbandingan perubahan kenaikan nilai harian pada kelas VIII-A setelah tindakan siklus 1 dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut. TABEL 6 Data Perkembangan perolehan Nilai tabel 2 No
Rentang nilai
1
0-25
2 3
26-50 51-60
4
60-75
5 75-100 Jlh siswa
Nilai harian 25 = 62.5 % 5= 12.5 % 4 = 10 %
Nilai semester 14 = 35 % 18 = 45 % 6 = 15 %
5 = 12.5 2 = 5 % % 1 = 2.5 % 40 40
tabel 4 Nilai rapor
Nilai harian 5 = 12.5 %
Nilai semester 2=5%
5
8= 20 % 12 = 30 % 15 = 37.5 18 = 45 % % 6 = 15 % 5 = 12.5 %
2 40
6 = 15 % 40
33
Nilai rapor
3 = 7.5 % 40
Refleksi Dengan memperhatikan hasil tindakan siklus 1 pada tabel 5 dan 6, diperoleh kesimpulan bahwa dengan penggunaan metode direc method pada pembelajaran bahasa Inggris di MTs Negeri Model Palopo membawa pengaruh dan dampak posistif yang signikan yaitu: a. Pada Motivasi belajar siswa ternyata semangat dan keinginan siswa untuk belajar bahasa Inggris mengalami peningkatan yaitu sesuai pada tabel 5 sbb.: 1. Tidak berminat , bingung atau tidak tahu apa-apa (buruk) mengalami penurunan dari 76 % menurun menjadi 21 %. 89
Volume 3 No. 2 Desember 2015
2.
Cukup (tidak tahu tetapi ada minat) mengalami peningkatan yaitu dari 10% mengalami pengkatan ke 18.5 % 3. Berminat kurang berani : Mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu kenaikan dari 4 % menjadi 43.5% 4. Ada keberanian dan keinginan meningkat dari 10% - 17%. Jika dibandingkan dengan perolehan nilai harian ternyata pengingkatan nilai berbanding searah dengan motifasi siswa. Hal itu dapat dilihat pada tabel sbb.: Nilai : 0-25 (buruk) mengalami penurunan dari 25 siswa menjadi 5 orang (62.6% turun 12.5%) 25-50 (kurang) mengalami menurun dari 8 siswa menjadi 5 (20% turun ke 12.5%) 51-60 (Cukup) mengalami peningkatan dari 4 – 18 0rang atau 18 % menjadi 45% 60-75 (baik) mengalami peningkatan dari 5 menjadi 6 orang (12.5% 15%) 75-100(sangat baik) menhalami peningkatan dari 1orang menjadi 6 orang (2.5% - 15%) Dengan memperhatikan hasil siklus maka dismpulikan bahwa: 1. Pembelajaran bahasa Inggris di MTs Negeri Model Palopo dengan menggunakan metode metode direc method sangat bermamfaat memotivasi siswa dan meningkatkat penguasaan bahasa inggris. 2. Nilai perolehan siswa untuk kategori baik dan sangat baik masih rendah, yaitu baru 15 %. Oleh sebab itu maka penelitian ini dilanjutkan ke Siklus 2 (dua) untuk peningkatan mutu melalui nilai KKM 60. SIKLUS 2 1. Persiapan Guru sebagai Peneliti sbb.: a. Perencanaan terdiri atas kegiatan: 1) Penyususunan RPP 2) Pendampingan Siswa motivasi, pengenalan mamfaat pembelajaran. 3) Penyiapan scenario pembelajaran b. Pelaksanaan (action) terdiri atas kegiatan. 1) Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal. 2) Proses pembelajaran dengan menerapkan metode direc method. 3) Siswa diberikan materi bacaan oleh guru sesuai dengan topic yang telah ditentukan. 4) Siswa dipangggil satu persatu untuk membaca materi bacaan dengan keras. 5) Setelah siswa membaca guru bertanya dengan bahasa target apakah ada pertanyaan. 6) Guru member contoh pronunciation yang benar pada siswa. 7) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang situasi pembelajaran pronunciation. 90
Jurnal Pendidikan ‘IQRA’
8) Guru meminta siswa untuk mengertjakan latihan membaca berdasarkan bacaan yang diberikan. 9) Guru mengadakan observasi tentang proses pembelajaran. 10) Guru mengevaluasi pronunciation siswa Pelaksanaan Tindakan siklus 2 Pelaksanaan siklus 2 tetap dilakukan dengan pendampingan terhadap siswa/bimbingan sehubungan dengan mamfaat pembelajaran bahasa Inggris. Dalam pelaksanaannya dilakukan 2 tahap yaitu: tahap pendampingan/bimbingan siswa secara klasikal maupun perorangan untuk memotivasi siswa. Selanjutnya tahap 2 dilakukan pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan metode direc method. Selama pelaksanaan siklus kedua dengan menggunakan 2 tahap, peneliti mencatat hasil pelaksanaan seperti pada tabel 7 dan 8. Tabel 7 Tentang Sikap Siswa (40 Siswa) Kelas VIII-A terhadap pembelajaran Bahasa Inggris sesudah tidakan siklus 2 Pertenyaan 1 2 3 4 Apakah Anda tidak senang belajar bahasa 22 18 Inggris Apakah pelajaran Bahasa Inggris terasa sulit 2 25 13 Apakah Anda mengetahui mamfaat belajar 4 31 5 bahasa Inggris Apakah Anda takut pada pelajaran bahasa 5 26 9 Inggris? Apakah Anda bosan dengan pembelajaran 1 4 20 15 bahasa Inggris? Rata Rata % 2.5% 7.5% 77.5% 45% Keterangan: 1 : Tidak berminat , bingung atau tidak tahu apa-apa (buruk) 2: Cukup (tidak tahu tetapi ada minat) 3: Berminat kurang berani 4: Ada keberanian dan keinginan Perolehan Nilai harian pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 8 Tabel 8 Data Nilai harian dan tengah semester Bahasa Inggris pada siklus 2 NO RENTANG NILAI HARIAN NILAI NILAI NILAI TENGAN RAPOR SEMESTER 1 0-25 2 26-50 3 51-60 6 = 15 % 9 = 22.5 % 4 60-75 22 = 55 % 23 = 57.5 % 5 75-100 12 = 30 % 8 = 20 % Jumlah Siswa Kelas VIII- 40 40 A 91
Volume 3 No. 2 Desember 2015
Setelah memperhatikan perubahan minat siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris seperti pada tabel 7 dan perolehan nilai harian pada tabel 8, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode direc method sangat efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan perolehan nilai yang sangat signifikan yaitu perolehan nilai cukup dengan rentang nilai 51 – 60 tinggal 6 orang atau 15%. Sedangkan Nilai baik atau tuntas mencapai 22 0rang atau 55%, dan Nilai Amat Baik mencapai 12 orang atau 30%. Dengan demikian maka penelitian Tidankan Kelas pada siklus dinyatakan berakhir dengan peroleh peningkatan motivasi belajar yang sangat tinggi serta perolehan nialai yang sangat baik. PENUTUP 1. Penggunaan metode direc method pada pembelajaran bahasa Inggris di SMA sangat efektif. 2. Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk memperoleh data pembelajaran yang efektif dan efisien. 3. Pentingnya motivasi siswa dalam pembelajaran setiap mata pelajaran. 4. Penelitian Tindakan Kelas membantu guru menemukanmetode pembelajaran yang tepat, membantu siswa dalam peningkatan motivasi belajar.
DAFTAR PUSTAKA Suharsimi Arikonto, Suhhardjono, dkk. 20017. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.Bumi Aksara. Suharsimi Arikonto, 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.Rineka Cipta Kumpulan Metode Pembelajaran Pendampingan www.media.diknas.go.id diakses dari Internet tanggal 20 Desember 2010. Th.M.Sudarwati, 2006. Look Ahead 3 An English Cours For Senior Itigh Scool Student Yesr X Masnur Musliah, 2007, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstekstual. Willian Francis Mackey (1975) Linguage Teaching analysis (Blomington: Indiana University) Martin H. Manser, 1995, oxford Learner’s Pocket Dictionary, Oxford University Press
92