OPTIMALISASI PENERAPAN KEBERANIAN MENGAMBIL RESIKO BERBICARA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA MADRASAH IBTIDIYAH Ratna Sari Dewi ABSTRAK; Kemampuan berbicara bahasa Inggris merupakan pengungkapan ide gagasan, perasaan ke dalam bahasa lisan. Untuk mampu berbicara tidaklah mudah karena kegiatan berbicara dilakukan dengan menginvestasikan waktu yang cukup panjang. Kemampuan berbicara bahasa Inggris perlu dipupuk sejak MI. Dengan memulainya sejak MI, diharapkan kemampuan berbicaranya dapat seperti penutur asli. Untuk dapat fasih berbicara bahasa Inggris tersebut, guru perlu membekali siswa dengan dorongan untuk tidak takut berbicara bahasa Inggris. Guru dapat memberikan pemahaman bahwa keberanian mengambil resiko dalam berbicara sangat penting supaya mereka dengan cepat mampu menguasai kosakata sehingga dapat berbicara lancar dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, perlu ada upaya yang dapat dilakukan oleh guru agar siswa berani dan percaya diri dalam berbicara diantaranya: (a) tanamkan rasa percaya diri, (b) pelajari ungkapan atau kalimat, (c) analisis apa yang didengar, dan (d) ikuti pola berbicara penutur asli. Kata Kunci: Kemampuan berbicara, keberanian mengambil resiko dalam berbicara. mensinergikan antara tujuan pembelajaran,
PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Inggris dewasa
materi yang dipelajari, metode yang digunakan
ini saat diperlukan dalam rangka menghadapi
maupun evaluasi. Pensinergian hal di atas
persaingan global. Apalagi bangsa Indonesia
dimaksudkan agar guru mampu memilah dan
tergabung
menetapkan materi apa yang tepat untuk
dalam
berbagai
organisasi-
organisasi di dunia yang menuntut semua
diterapkan
serta
pada
sumber daya manusianya dapat berbahasa
(TK,SD/MI, SMP, SMA).
tingkatan
apa
Inggris dengan baik dan lancar. Pembelajaran
Sehubungan dengan hal di atas,
bahasa Inggris sudah dilaksanakan hampir
sebagai salah satu bagian dari keterampilan
disemua tingkatan mulai, pendidikan Taman
berbahasa, keterampilan berbicara merupakan
Kanak-kanak (TK), sekolah dasar/madrasah
pembelajaran yang cukup sulit untuk dikuasai
Ibtidaiyah
oleh siswa.
(SD/MI),
Sekolah
Menengah
Kemampuan berbicara adalah
Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas
bagaimana
(SMA), dan perguruan tinggi (PT).
mengungkapkan
Pada
tingkat
SD/MI
seseorang ide,
mampu
gagasan,
perasaan
pembelajaran
secara lisan. Keterampilan berbicara tidak
bahasa Inggris di arahkan agar siswa terampil
dapat dikuasai dalam waktu yang singkat perlu
dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa
waktu yang cukup panjang agar seseorang
meliputi:
menulis,
mampu berbicara dengan lancar. Oleh karena
Keempat
itulah, keterampilan berbicara bahasa Inggris
keterampilan
menyimak, keterampilan terintegrasi
dan ini dalam
membaca,
berbicara. dilaksanakan mencapai
secara
sudah
harus
dimulai
pada
saat
siswa
ketuntasan
memasuki jenjang pendidikan formal. SD
berbahasa Inggris. Keterampilan berbahasa
merupakan jenjang pendidikan formal yang
dapat berhasil diterapkan apabila guru mampu 16
harus dilalui dahulu oleh siswa. Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
Namun apa yang dipikirkan tidak
dalam pengucapan. Selain itu, dengan adanya
sesuai dengan yang ada di lapangan tidak
keberanian mengambil resiko, siswa dituntut
semudah
untuk
apa
yang
dibayangkan.
Pada
tidak
memikirkan
bagaimana
tata
pembelajaran bahasa Inggris di MI banyak
bahasa (grammar) dan struktur tata bahasa
dijumpai siswa yang lebih memilih diam tanpa
digunakan yang dipikirkan oleh siswa justru
mengeluarkan
diberikan
bagaimana mengeluarkan kosakata sesuai
kesempatan untuk berbicara. Hanya sedikit
dengan content apa yang dipelajari atau
siswa yang berani mengeluarkan suara untuk
diucapkannya.
suara
ketika
mengungkapkan pendapatnya atau menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh gurunya. Padahal
dikatakan
Renandya
oleh
Richard
(2002:204)
dan
orang dewasa seperti layaknyapenutur asli sangatlah tidak mungkin, karena lewat dari usia 15 tahun untuk proses pengucapan sangat sulit kecuali pengetahuan gramatikal. Merujuk ke pendapat ini, dapat dikatakan bahwa untuk dapat menguasai bahasa Inggris dengan baik dan lancar seseorang perlu mempelajari bahasa Inggris tersebut sedini mungkin. Pembelajaran bahasa Inggris sedini
untuk bahasa
dilaksanakan agar seseorang mau
mengambil Inggris.
resiko
A. Keterampilan Berbicara Berbicara merupakan kegiatan yang
penguasaan
pengucapan bahasa asing yang baik untuk
mungkin
PEMBAHASAN
ketika
Seseorang
berbicara
yang
belajar
bahasa Inggris pada usia di bawah 15 tahun dia akan berani untuk mengucapkan kosakata
cukup
yang
merasa
takut
untuk
memproduksi
kosakata karena pengaruh dari pengucapan. Sehubungan dengan hal di atas, agar siswa terampil menggunakan bahasa Inggris sedini mungkin maka diperlukan adanya cara untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu cara yang dapat diterapkan adalah optimalisasi penerapan dalam
keberanian
berbicara.
mengambil
Keberanian
resiko
mengambil
resiko ini dimaksudkan ketika siswa belajar berbicara, dia tidak merasa takut untuk salah
16
bagi
manusia.
Dengan
berbicara manusia dapat berinteraksi dengan lingkungan sehingga terjalinnya komunikasi yang efektif. Selain itu, dengan berbicara seseorang dapat menyampaikan maksud dan tujuan kepada lawan bicara. (1996:120)
mengatakan
Penny Ur
bahwa
apabila
seseorang telah menguasai suatu bahasa, maka orang tersebut akan mampu berbicara dalam
bahasa
itu.Pendapat
yang
ini
telah
dikuasainya
menginsyaratkan
bahwa,
seseorang yang telah terampil menggunakan bahasa yang dikuasainya dia akan mampu menyampaikan maksud dan tujuan serta ide dan perasaannya melalui kegiatan berbicara. Untuk
tanpa rasa takut akan kesalahan dalam pengucapan. Berbeda dengan orang dewasa
penting
menyarankan dalam
Savignon
(1983:21)
agar kemampuan komunikatif
pengajaran
dikembangkan banyak
itu,
bahasa
dengan
Inggris
cara
harus
memberikan
waktu untuk menyimak, memberi
siswa sebanyak mungkin kesempatan untuk memberikan respon mereka; menganggap kesalahan gramatika sebagai suatu
yang dibuat mereka
yang wajar dalam proses
belajar mengajar; dan melakukan aktivitasaktivitas dalam konteks yang menyertakan perasaan dan keterlibatan
mereka secara
keseluruhan.
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
Sementara mendefinisikan proses
yang
itu,
Harris
berbicara
(1983:81)
sebagai
kompleks
yang
kemampuan
yang
bersamaan.
Selanjutnya
sebuah
dengan menanggapi pembicaraan
secara
melibatkan
langsung tanpa direka-reka terlebih dahulu
secara
dan pembicara serta lawan bierbicara dapat
mengatakan
memahami pesan yang disampaikan dalam
dilakukan ia
bahasa, dan ucapan sedangkan fluencyterkait
bahwa setidaknya terdapat empat hingga lima
pembicaraan itu.
komponen yang terlibat dalam sebuah proses
Berdasarkan uraian di atas, dapat
berbicara, yaitu; (1) pelafalan, (2) tata bahasa,
disimpulkan keterampilan berbicara adalah
(3)
kemampuan menggunaan bahasa secara lisan
kosakata,
(4)
kefasihan/kelancaran
berbicara, dan (5) pemahaman.
terkait dalam mengungkapkan gagasan, ide,
Sementara pada bagian lain, Brown dan Yule
pikiran, dan perasaan secara tepat dan fasih.
(1994:10) mengatakan bahasa
fungsi utama dari bahasa lisan adalah untuk
B. Keberanian Mengambil Resiko Berbicara Keberanian dalam mengambil resiko
menjaga hubungan social. Orang-orang yang bertemu dalam situasi apapun atau dimanapun akan
cenderung
menyaluarkan
suatu
pembicaraan, di mana seseorang mengajukan sebuah topik pembicaraan agar dikomentari oleh orang lain, dan menanggapi orang lain
Sejalan dengan pendapat di atas, Brown (2000:323) menekankan pentingnya akurasi (accuracy) dan kefasihan (fluency) dalam berbahasa. Akurasi terkait dengan bagaimana bahasa dapat digunakan secara dan
benar
dengan
menggunakan
pelafalan, bahasa, dan fonologi secara tepat. Kefasihan terkait dengan penggunaan bahasa secara
lancer
dan
alamiah
serta
dapat
terjalinnya komunikasi yang efektif dengan
Selain pendapat Brown di atas, Gower (1995:99-100) mengatakan bahasa berbicara keterampilan
bahasa
yang
produktif dan dalam kesempatan apapun, pembelajar diharapkan dapat menerapkan keterampilan
tersebut.
Aspek
kepribadian
yang
terdapat dalam diri seseorang. Orang yang berani
mengambil
resiko
memperhitungkan
tentu
kebaikan
sudah maupun
keburukan hal yang terjadi melalui keputusan Dalam
bidang
pendidikan,
pengambilan resiko masuk ke dalam ranah psikologi pendidikan. Dalam ranah psikologi pendidikan faktor yang turut ada di dalamnya adalah faktor keberanian mengambil resiko untuk berbicara bahasa Inggris. Selama ini terjadi, kegagalan berbicara bahasa Inggris salah satu faktornya adalah ketidakberaniaan sseorang untuk melakukan kegiatan berbicara. Hal ini senada yang disampaikan oleh Brown (2008:142) mengatakan ada dua segi dari
Accuracy
terkait
bahasa asing, yakni afektifitas intrinsik: faktor kepribadian dalam diri seseorang yang dengan suatu cara menyumbang bagi kesuksesan pembelajaran bahasa, faktor lainnya adalah faktor ekstrinsik. Keberanian untuk mengambil resiko
berbicara
meliputi; (a) accuracy (ketepatan), (b) fluency (kelancaran).
faktor
wilayah afektif dalam dalam pemerolehan
lawan bicara.
merupakan
dengan
tersebut.
jika topic pembicaraan yang lain.
baik
terkait
dengan
ketepatan dalam menggunakan kosakata, tata
dalam berbicara sangat bermanfaat untuk menunmbuhkan keberanian siswa agar tidak takut
menggunakan
bahasa
target.
Selanjutnya Brown (2008:174) menyarankan 16
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
agar siswa dibiasakan untuk berani mengambil
mampu memilah dan menentukan bahasa
resiko
kedua atau asing apakah yang dia peroleh
dalam
menggunakan
bahasanya
dengan tidak takut berbuat salah.
Para
setelah memperoleh bahasa pertama (ibunya).
pembelajar harus mampu “berjudi” harus
Melalui affective filter ini, siswa akan dapat
bersedia
tentang
menentukan apakah bahasa asing tersebut
kemampuan berbahasa dan mengambil resiko
dapat dilanjutkan untuk dikuasai ataukah
yang salah.
menolah bahasa tersebut sebagai sesuatu
mengujicoba
firasat
Sehubungan dengan hal di atas, untuk
yang perlu dikuasainya. Oleh karena itu,
mampu berbicara bahasa Inggris diperlukan
affective filter ini mempunyai korelasi dengan
juga
berbicara.
self confidence (tingkat kepercayaan diri), risk
Kepercayaan diri terkait dengan pembelajar
taking (kemampuan mengambil resiko), dan
yakin
berhasil
anxiety (kecemasan). Kepercayaan diri yang
yang
tinggi yang miliki oleh siswa akan membawa
Inggris
dia untuk percaya diri untuk berbicara atau
kepercayaan
pada
diri
mengerjakan diberikan.
diri
untuk
sendiri
agar
serangkaian
Pembelajaran
tugas bahasa
sebagai bahasa asing seringkali menjadi
memproduksi
sesuatu yang melelahkan bagi siswa sehingga
Begitu pula siswa yang memiliki keberanian
seringkali ditemukan keraguan-keraguan untuk
mengambil resiko akan dapat berani berbicara
berbicara bahasa Inggris
tanpa adanya rasa takut terhadap berbagai
Oleh mengambil
karena resiko
keberanian
asingnya.
kesalahan dalam berbicara bahasa asing. Terakhir, dengan tingkat adanya kepercayaan
kepercayaan yang tinggi akan menjadikan
diri dan berani mengambil resiko untuk salah
siswa
Inggris.
dalam berbicara bahasa asing akan membuat
Berdasarkan tingkat kognitifnya, pada anak-
siswa tidak cemas atau malu-malu untuk
anak tidak dapat mengajarkan tata bahasa
berbicara.
berbicara
ditunjang
bahasa
oleh
dapat
dan
itu,
kosakata
bahasa
disertai dengan istilah linguistiknya, karena
Sehubungan dengan hal di atas, untuk
anak-anak lebih mudah mempelajari bahasa
memupuk keberanian siswa dalam berbicara
yang
bahasa Inggris maka diperlukan upaya untuk
konkret,
yakni
pelajaran
bahasa
menganut prinsip “di sini dan sekarang”, bukan
dapat
materi yang bersifat metabahasa. Hal ini
Upaya yang dapat dilakukan oleh guru adalah:
berbeda dengan kelompok dewasa yang lebih
(a) tanamkan rasa percaya diri, (b) pelajari
memusatkan perhatian pada aspek morfologi
ungkapan atau kalimat, (c) analisis apa yang
dan
didengar, dan (d) ikuti pola berbicara penutur
sintaksis,
sehingga
cenderung
meningkatkan
keberanian
mengabaikan aspek fonologi. Hal inilah yang
asli.
menyebabkan orang dewasa tidak seunggul
a. tanamkan rasa percaya diri
anak-anak dalam hal pelafalan dan intonasi. Pada
siswa
MI,
mereka
memiliki
tersebut.
Menurut Piaget siswa MI yang berusia 7 s.d. 11 tahun masih dalam tahap operasional
affective filtersebagai bagian dari kemampuan
kongkret.
Artinya
pada
seorang anak dalam melakukan filtersisasi
memandang suatu objek yang dipelajarinya
terhadap berbagai informasi yang diterimanya.
merupakan
Melalui affective filter ini siswa digiring untuk
terkecuali juga dalam pembelajaran bahasa
16
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
sesuatu
masa
yang
ini
nyata.
anak
Tidak
Inggris, siswa hendaknya dihadapkan kepada
pertanyaan
guru.
Agar
siswa
semakin
kenyataan yang ada. Kenyataan tersebut
memahami berbagai idiom guu juga dapat
misalnya guru memancing atau berusaha
membekali siswa dengan kamus idiom.
untuk mengajak siswa untuk berbicara tanpa ada rasa takut. Guru perlu memberikan dorongan
dan
memproduksi diharapkan
pujian
agar
kosakata. tidak
Selain
itu,
mengoreksi
guru
kesalahan-
akan mengganggu kepercayaan dirinya untuk
satunya
Kesalahan
pembelajaran
bahasa
Inggris pada siswa MI umumnya terjadi adalah guru lebih terfokus kepada grammar
(tata
bahasa) sehingga pada saat pembelajaran koreksi
terhadap
kesalahan
grammar sangat mengganggu siswa dalam belajar bahasa Inggris. Sebaiknya guru dalam pembelajaran
untuk
secara
mengarahkan
alamiah
dalam
memperoleh kosakata-kosakata baru dan dari kosakata tersebut dapat diproduksi oleh siswa dengan menggunakan kalimat-kalimat yang
perlu
langsung
guru
mengoreksi
misalnya
dengan
secara
tidak
membetulkan
kalimat yang diucapkan oleh siswa tersebut. c. Analisis apa yang didengar Bahasa
Inggris
menggunakan
karena
itu,
guru
idiom-idiom.
dengan
Oleh
dapat
memberikan
yang
mengandung
pertanyaan-pertanyaan idiom sebagai bekal
dalam memahami
kosakata atau kalimat yang mengandung idiom tersebut. Pada saat guru mengajukan pertanyaan buatlah siswa untuk menyimak serta jawaban
16
menganalisis mana
kata-kata/idiom-idiom
yang
pada
atau tekanan. Dengan penggunaan lafal yang tepat dan intonasi yang disesuaikan dengan kata
atau
kalimat
akan
sangat
oleh siswa. Oleh karena itu, guru perlu melatih siswa
untuk
mendengarkan
intonasi
dari
penutur asli. Guru dapat menggunakan media DVD atau sejenisnya untuk memutarkan film atau
lagu
yang
dinyanyikan oleh
yang
dimainkan
penutur
atau
asli. Dengan
seringnya guru menggunakan media tersebut tidak hanya akan mempercepat kemampuan siswa dalam pengucapan kosakata bahasa Inggris, lebih dari itu
akan membantu
mempercepat kelancaran berbicara siswa. PENUTUP Kemampuan berbicara bahasa Inggris dewasa
ini
sangat
diperlukan
dalam
menghadapi berbagai perkembangan ilmu pengetahuan
dan
teknologi.
Penguasaan
bahasa Inggris sebaiknya sejak dini diajarkan
berbeda
bahasa Indonesia, umumnya bahasa Inggris banyak
terletak
kemampuan dalam mengucapkan intonasi
sesuai dengan kemampuan siswa. Pada saat ini
adalah
mempengaruhi arti kata apa yang diucapkan
b. Pelajari ungkapan atau kalimat
siswa
salah
nada
terus berbicara.
melaksanakan
Kunci pembelajaran Bahasa Inggris
siswa berani
kesalahan yang diucapkan oleh siswa karena
berlangsung
d. Ikuti pola berbicara penutur asli
sesuai
dengan
termasuk pada anak MI. Pada masa MI siswa mempelajari bahasa kedua dan bahasa asing. Bahasa
Inggris
menduduki
porsi
pembelajaran
MI.
sebagai yang Bahasa
bahasa
asing
sedikit
dalam
Inggris
dalam
kurikulum 2006 hanya diberikan porsi 2 jam pelajaran sedangkan dalam kurikulum 2013 bahasa Inggris masuk kepada mata pelajaran ekstra
kurikuler.
pelajaran
bahasa
Karena Inggris
minimnya
jam
menyebabkan
banyak siswa atau hamper keseluruhan siswa
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
yang belajar bahasa Inggris tidak mampu
pembelajaran yang tidak terikat oleh tata
untuk berbicara. Ketidakmampuan di samping
bahasa (grammar) tetapi sebaiknya diberikan
karena jam yang terbatas, factor lain yang
pembelajaran
mempengaruhi yaitu keberanian siswa untuk
penguasaan
berbicara masih sangat rendah.
Dengan
yang kosakata
diberikan
mengedepankan secara kebebasan
langsung. untuk
Keberanian mengambil resiko untuk
memprodukdi kosakata yang telah diperoleh
tidak takut berbicara merupakan factor yang
tanpa adanya rasa takut ini akan memberikan
sangat
kepercayaan diri siswa untuk dapat berbicara
penting
dalam
meningkatkan
kemampuan berbicara bahasa Inggris. Pada
secara lancer dalam bahasa Inggris.
usia anak-anak siswa sebaiknya diberikan pola
DAFTAR PUSTAKA Brown, Douglas H, Principles of Language Learning and Teaching, Boston: Pearson Education, 2000. Brown, Gillian & George Yule, Teaching The Spoken Language, Cambridge: University Press, 1994. Gower, Roger, Diane Phillips, and Steve Walters, Teaching Practice Handbook, Oxford: McMillan Education, 1995. Harris, David P., Testing English as a Second Language, New Delhi: Tata McGraw-Hill, 1983. Jack C.Richard and Willy A. Renandya (ed.). Methodology in Language Teaching, Cambridge University Press : 2002. Penny Ur, A Course in Language Teaching, Cambridge: Cambridge University Press., 1996. Sandra J. Savignon, Communicative Competence: Theory of Classroom Practice, Californasi: Addison Wesley, 1983.
Daftar Riwayat Hidup Penulis : Dr. Ratna Sari Dewi, M.Pd., adalah Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
16
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014
16
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.VI No.2 Oktober 2014