PENERAPAN METODE AKTIF LEARNING TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS V Di Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal Kota Tangerang
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh MUHAENI NIM 809018300354
PROGRAM STUDI PGMI DUAL MODE SYSTEM JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014
ABSTRAK Muhaeni, NIM 809018300354 Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Dual Mode System Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta : Judul Penelitian Tindakan Kelas Penerapan Metode Aktif Learning Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal Kota Tangerang. Metode yang baik adalah metode yang mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, siswa tertantang dan tertarik untuk ikut berperan sebagai subyek dalam proses tersebut. Siswa dapat menemukan sendiri hal-hal yang tidak diketahui dari proses yang dialami. Siswa meneliti, mengkaji, mengeksplorasi, menerapkan dan mengamalkan dalam kehidupannya dimasyarakat merupakan inti dari tujuan pembelajaran. Dengan melakukan penelitian selama tiga bulan dengan menggunakan model pembelajaran aktif learning tipe jigsaw pada pembelajarn IPS di kelas V MI Darul Amal Kota tangerang. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh hasil belajar siswa yang dilakukan selama dua siklus. Pada siklus kesatu diketahui dari hasil evaluasi siswa, yang memperoleh skor diatas kriteria ketuntasan minimum hanya 7 orang (41,17%) dari 17 siswa dan pada siklus dua, dari 17 siswa, 1 siswa memperoleh rentang skor 91-99, 7 siswa berada pada rentang skor 73-81, 5 siswa berada pada rentang skor 64 -72 dan 2 siswa pada rentang skor 55-63. Dengan demikian 15 siswa tuntas memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimum sebesar 70 untuk mata pelajaran IPS kelas V MI Darul Amal Kota Tangerang. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan metode aktif learning tipe jigsaw sangat baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa, karena metode ini dapat meningkatkan motivasi, emosional belajara dan aktifitas belajar siswa yang selama ini di tunjukan dengan metode-metode konfensional seperti ceramah dan tanya jawab. Metode aktif learning juga dapat meningkatkan kreatifitas dan inovasi pembelajaran bagi seorang guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.
vi
ABSTRACTION
Muhaeni, NIM 809018300354 Program of Education Study Learn The Primary Scool Dual of Mode of System of Faculty of Science of Tarbiyah and Teachership of University of Islam of Country of Syarif Hidayatullah Jakarta : Title of Research of Action of Active Method Applying Class Learning of Type Jigsaw in Improving Result Learn The IPS of Class V Primary Scool Darul Do a good deed the Town Tangerang. Good method method capable to improve the enthusiasm and motivate to learn the student, student challenged and interested to follow the personating subyek in course of the. Student can find xself unknown things from natural process. Student check, studying, mengeksplorasi, applying and practicing in its life society represent the nucleuscore from study target. From the problem researcher the research during three months by using active study model learning of type jigsaw pembelajarn IPS class of V MI Darul Darul Amal the Town tangerang. From the research result obtained a result learn the student during two cycle. cycle kesatu known from result evaluate the student, obtaining score of above complete criterion minimum only 7 people ( 41,17%) from 17 student and cycle two, from 17 student, 1 student obtain;get to span the score 91-99, 7 student be at to span the score 73-81, 5 student be at to span the score 64 - 72 and 2 student spanning score 55-63. Thereby 15 complete student fulfill the complete criterion value minimum equal to 70 for the subject of IPS of class of V MI Darul Amal the Town Tangerang. From the data can be said that a active method applying learning of type jigsaw very good in improving result learn the student, because this method can improve the motivation, study emotional and aktivity learn the student which during the time show with the method konfensional like discourse and question and answer. Active method learning also can improve the kreatifitas and innovate the study for a teacher in reaching study target.
vii
KATA PENGANTAR Bissmillahirrohmannirrohim Segala puji hanya bagi Allah SWT, yang telah memberikan taupik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya. Selawat beserta salam semoga tetap tercurah kepada Rasullah SAW, keluarga, para sahabat serta para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. PTK ini kemungkinan besar tidak dapat di selesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya terutama kepada : 1. Ibu Dra.Nurlena Rifa’i. M.A., Ph.,D. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang telah mendorong penyelesaian studi dan penelitian ini. 2. Bapak Fauzan. M.A., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Syarifudin, S.Pd.I, M.Pd, Kepala MI Darul Amal Kota Tangerang, yang telah memberikan ijin mengikuti perkuliahaan dan melakukan penelitian pada MI Darul Amal. 4. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberiakan kemudahan dalam menyelesaikan perkuliahan ini. 5. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas bantuan moril maupu materil kepada penulis. Atas semua yang telah diberikan kepada penulis, mudah-mudahan seluruh bantuan dari semua pihak menjadi amal baik. Amin. Wassalammua’laikum Wr. Wb. Ttd
Penulis
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................i PERNYATAAN KEASLIAN PTK...................................................................ii LEMBAR PERSETUJUAN/PENGESAHAN PEMBIMBING .........................iii PENGESAHAN PEMBINGBING ....................................................................iv PENGESAHAN PENGUJI ...............................................................................v ABSTRAK .......................................................................................................vi KATA PENGANTAR ......................................................................................viii DAFTAR ISI ....................................................................................................ix BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..........................................................................1 B. Identifikasi Masalah...................................................................8 C. Pembatasan Masalah ..................................................................8 D. Perumusan Masalah ..................................................................9 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................9
BAB II
KAJIAN TEORITIK, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoritik...........................................................................11 1. Hasil Belajar IPS ..................................................................11
ix
2. Metode Aktif Learning .........................................................20 3. Metode Activ Learning Tipe Jigsaw .....................................32 B. Fokus yang Diteliti ....................................................................36 C. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................36 D. Kerangka Pemikiran ..................................................................38 E. Hipotesis Tindakan ....................................................................42
BAB III
METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................43 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ..............45 C. Subjek Penelitian ..................................................................48 D. Peran dan PosisiPeneliti dalam Penelitian .............................48 E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................48 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ..........................49 G. Data dan Sumber Data ..........................................................49 H. Instrumen Pengumpulan Data ...............................................49 I. Teknik Pengumpulan Data ....................................................51 J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan .....................................52 K. Analisis Data dan Interpretasi Data .......................................53 L. Pengembangan Perencanaan .................................................54
x
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ......................................................................57 B. Analisis Data ........................................................................61 C. Pembahasan ..........................................................................71
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ...........................................................................74 B. Saran-saran ...........................................................................76
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................77 LAMPIRAN .....................................................................................................82 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...........................82 2. Instrumen (Tes, Angket, Lembar Observasi, Pedoman Wawancara, Kisi-kisi dan Data Responden) ...................... 110 3. Surat Izin Telah Melakukan Penelitian .............................. 126 4. Bio Data Penulis................................................................ 127
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan karya Allah SWT yang paling istimewa, baik secara bentuk (jasmani) maupun raga (ruhani), selain itu manusia adalah mahluk sempurna karena dilengkapai semua pembawaan dan syarat-syarat yang diperlukan. Hal ini dipertegas melalui firman Allah SWT dalam surat At-tin ayat 4 yang berbunyi
Artinya :Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik- baiknya .(QS, 95:4).1
Keistimewaan ini menyebabkan manusia dijadikan “khalifah” atau wakil (mandataris) Tuhan di mukka bumi, yang kemudian dipercara untuk memikul amanah berupa tugas dalam menciptakan tata kehidupan yang bermoral di muka bumi.2 Dengan kemampuan akal pikir manusia mampu mengubah wajah bumi dari awal diciptakan Allah SWT sampai seperti sekarang ini. Kemampuan manusia untuk merubah keadaan, situasi, kondisi dan kebiasaan tidak terlepas dari adanya proses belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh satu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruahan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 3 Hal senada ditambahkan oleh suyono, “belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
1
Moh. Rifa’i, Terjemah/Tafsir Al-Qur’an, (Semarang : CV Wicaksana, 1997), h. 214 Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres, 2001), h, 13 3 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 2 2
1
2
memperbaiki prilaku,sikap dan mengokohkan kepriabadian.
4
Adapun
pendapat Skiner yang dikutip oleh Barlow dalam bukunya Educational Psychologi, berpendapat bahwa “suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif”.5 Sementara itu menurut pendapat Thursan Hakim berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia, dalam perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain kemampuan.6 Dari beberapa pendapat di atas, pada dasarnya memiliki kesamaan persepsi akan pengertian belajar bahwa belajar adalah proses interaksi yang menghasilkan perubahan tingkah laku dan moral menuju kearah yang lebih baik. Dengan belajar orang akan mengetahui/mengenal dengan mengenal seseorang dapat melakukan tindakan akan sesuatu yang diketahui.belajar merubah sikap, prilaku, pola hidup, tutur kata yang lebih baik dan santun. Orang yang mengalami proses belajar dapat memposisikan dirinya dalam kondisi yang nyaman dan aman dalam hidup bermasyarakat. Output dari belajar atau dapat disebut hasil belajar adalah adanya perubahan pada diri seseorang yang mengalami belajar. Karenan out put dari belajar adalah hasil belajar. Hasil belajar dari proses belajar adalah adanya perubahan baik prilaku, moral sikap yang membedakan dari sikap, prilaku dan moral sebelum seseorang belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari tujuan seseorang belajar seperti halnya ketika seorang belajar membaca tujuan yang ingin dicapai adalah mampu membaca, ketika seseorang belajar menulis tujuan yang ingin dicapai adalah mampu menulis. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang
4
Suyono, Belajar dan Pembelajaran,(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011), cet.2, h.9 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Cet-Ke 12, h, 64 6 Thursan Hakim, Pembelajaran Secara Efektif, (Jakarta, Puspa Swara, 2005), cet. 5, h. 1 5
3
besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri. Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik. Hasil belajar merupakan hasil yang didapatkan peserta didik dalam belajar, baik itu pada aspek Afektif, kognitif, maupun psikomotoriknya. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusah untuk memperoleh suatu bentuk peubahan prilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau keadaan intruksional, tujuan belajar telah ditetapkan lebih dahulu oleh pendidik. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional. Hasil belajar menurut Bloom, mencakup perintah dan tipe prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil efektif7. Andersen sependapat dengan Bloom bahwa karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotorik, dan tipikal perasaan berkaitan dengan rana efektif. Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia dalam bidang pendidikan dan ketiga ranah tersebut merupakan hasil belajar.8 Jalaluddin dan Abdullah menyatakan bahwa hasil belajar adalah indikator prestasi belajar sebagai kualitas pengetahuan yang dimiliki oleh anak, tinggi rendahnya prestasi dapat menjadi indikator sedikitnya
7
Abdurahman Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belaja (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), h.89 8 Mansur Harun Rasyid, Penialaian Hasil Belajar (Bandung: CV. Wacana Prima, 2008), h.145
4
pengetahuan yang dikuasai dalam bidang studi tertentu atau kegiatan kurikulum.9 Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar dapat dari tiga ranah, yakni ranah kognitif, efektif, dan ranah psikomotorik, dan masing ranah tersebut memiliki penilaian yang berbeda-beda, dalam artian bahwa pembelajaran yang dilaksanakan penilaian tidak hanya ia mengerti akan materi yang diajarkan, akan tetapi pembelajaran yang dilaksanakan apakah dapat dipahami dan diimplementasikan dalam kehidupanya atau tidak. Berkaitan dengan hasil belajar, dalam dunia pendidikan dimana proses belajar sangat jelas dan nyata terjadi secara formal, dimana di dalamnya terjadi interkasi belajar mengajar dengan tujuan yang ingin dicapai yang tertuang dalam hasil pembelajaran baik dalam kurikulum maupun target ketuntasan minimal (KKM). Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yaitu :“Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.10 Sering kali tujuan yang begitu mulia dan sangat ideal bagi peserta didik yang tertuang dalam kurikulum maupun kriteria ketuntasan minimal (KKM) tidak tercapai bahkan salah sasaran, sehingga tidak jarang seorang guru harus memaksakan siswa untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang telah ditargetkan baik oleh sekolah maupun oleh pemerintah yang tertuang dalam buku hasil belajar siswa (raport) dan nilai ujian. Dalam setiap
9
Jalaluddin dan Idi Abdullah, Ifilsafat pendidikan (Cet. I; Jakarta: Gaya Media Pratama, 1979). 10
Zainal Aqib, Menjadi Guru Profesioanl Berstandar Nasional, ( Bandung: Yramawidya, 2009), cet.1, h. 10
5
pembelajaran guru melakukan proses pembelajaran yang terdapat dalam satuan pembelajaran yang disebut rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pada RRP tersebut guru membuat skenario pembelajaran yang tujuannya tidak lain adalah tercapainya tujuan pembelajaran yang tertera pada hasil belajar dengan indikator-indikator yang harus tercapai. Namun demikian konsep dan skenario yang ada terkadang bertolak belakang dengan realita dilapangan dimana siswa dan guru tidak dapat memenuhi skenario pembelajaran karena media dan sumber yang tidak ada, daya serap siswa yang rendah, metode dan model pembelajaran yang membosankan dan profesionalisme guru yang rendah. Kewajiban guru dalam mempersiapkan skenario pembelajaran dan melaksanakan skenario tersebut banyak tidak dilaksanakan bukan hanya karena tidak adanya kontrol dan evaluasi dari pimpinan dalam hal ini kepala sekolah namun juga karena rendahnya tanggung jawab terhadap tugas yang diembannya selaku pendidik dalam mencerdaskan anak bangsa. Faktor-faktor tersebut yang menjadi kendala tidak tercapainya tujuan belajar dan rendahnya hasil belajar siswa dan yang lebih memperihatinkan lagi guru harus tetap mencapai standar minimal dan standar kelulusan dalam proses pembelajaran siswa, sehingga guru lebih banyak menngambil jalan pintas dengan mengkatrol nilai siswa sesuai tuntutan standar ketuntasan belajar tanpa terlebih dahulu mengadakan pengayaan maupun remedial. Dari sekian banyak faktor yang menjadi kendala rendahnya hasil belajar siswa secara umum adalah situasi dan proses pembelajaran yang tidak efektif dan membosankan, karena model dan metode yang digunakan guru kurang vareatif pada setiap pembahasan. Guru lebih senang ketika suasana belajar hening sehingga guru lebih leluasa menjelaskan materi dengan metode ceramah. Guru sebagai sentral dan sumber belajar, sementara siswa hanya sebagai pendengar yang budiman, guru kesal dan marah ketika banyak siswa bertanya, berdiskusi, bergerak dan lain sebagainya karena hal ini dianggap membuat gaduh kelas, sehingga guru sulit untuk menerapkan metode ceramah sebagai metode andalan yang umum digunakan guru.
6
Melalui penelitian ini, peneliti berupaya mencari jawaban dari permasalahan-permasalahan yang telah diuraika atas, dengan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK), melalui penerapan metode aktif learning dengan tipe jigsaw. Metode ini dikedepankan sebagai jawab untuk meningkatakan hasil belajar siswa dan memecahkan kebosanan siswa selama mengikuti proses pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPS. Sebagai ilmu sosial, pembelajaran IPS bertujuan untuk membekali peserta didik untuk: (1) memiliki pengetahuan sosial, (2) Mampu menganalisi, mengidentifikasi dan mencari alternatif dalam bermasyarakat, (3) Mampu mengmbangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan masyarakat dan IPTEK.11 Untuk mengimbangi tujuan pembelajaran tersebut tentunya harus ditunjang dengan kemampuan pendidik dalam menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran. Dan salah satu model yang dapat dikembangkan oleh pendidik adalah dengan model pembelajaran aktif atau active learning. Metode active learning atau biasa disebut pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam benuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru. Dalam penjelasannya Hisyam Zaini dkk, mengatakan “pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif.
12
Ketika peserta didik belajar secara aktif maka siswa secara
langsung mendominasi proses pembelajaran dengan melibatkan seluruh kemampuan baik berfikir maupun bertindak dan dalam hal ini pendidik bertindak sebagai fasilitator, tutor untuk kelangsungan proses pembelajaran dan keberhasilan tujuan pembelajaran. Saat ini pembelajaran aktif sudah menjadi trend dan trobosan dalam dunia pendidikan, karena pesatnya perkembangan dunia pendidikan dan meningkatnya tingkat keingintahuan dan
11
Farida Novita, Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup IPS, Artikel diakses pada tanggal 18 Maret, http://www.farida novita.blogspot.com/2013/04/ips-pengertian-tujuan-dan-ruanglingkup.html 12 Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), h. 1
7
kritisnya siswa dala menerima materi pelajaran, siswa tidak lagi menjadi pendengar teteapi menjadi aktor utama dalam proses pembelajaran sebagaimana yang tertuang dalam skenario pembelajaran. Selain itu fungsi motorik panca indra manusia, sudah lebih dari 2400 tahun silam, Konfusius menyatakan “Yang saya dengar, saya lupa. Yang saya lihat, saya ingat. Yang saya kerjakan, saya faham.”13 Jika kita mau memahami, merenungkan dan merasakan kalimta Konfusis tersebut bahwa mlihat dan mengerjakan suatu pembelajaran mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan belajar ketimbang mendengar. Dan inipula yang selama ini menjadi kegagalan pendidikan di Indonesia, dimana seorang guru lebih senang menggunakan metode ceramah dengan menjelaskan/bereceramah didepan kelas dan berharap anak didiknya paham akan apa yang dijelaskan tanpa mengikut sertakan siswa berperan aktif dalam mengikuti proses belajar. Banyaknya model active learning yang berkembang saat ini menjadi bahan dan rujukan guru dalam mengajar merupakan bentuk wajah baru dari dunia pendidikan dan masa perlaihan dari pendidikan centralisasi menjadi pendidikan desentralisasi dengan mengedepankan aktiftas dan
kreatifitas
siswa. Untuk mengkrucutkan pembahasan metode aktive learning, penulis membatasi pada bahasan metode active learning tipe metode jigsaw. Metode Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawankawannya dari Universitas Texas dan kemudian di adaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya.14 Melalui metode jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan tiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.
13
Melvin L Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa, 2012), Cet. 7,h. 1 14 Rahman, Metode Pembelajaran Jigsaw, diakses pada tanggal 18 Maret 2013http://rahmandestia.blogspot.com/2012/06/metode-pembelajaran-jigsaw.html.
8
Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran. Jigsaw adalah teknik pembelajaran aktif yang biasa digunakan karena teknik ini mempertahankan tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian.15 Melalui metode active learning dengan tipe motode jigsaw penelitian tindakan kelas (PTK), diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar, memotivasi siswa dan memberikan suasana pembelajaran baru yang dapat membawa siswa pada situasa yang nyaman dan enjoy khususnya siswa kelas 5 MI Darul Amal Kota Tangerang pada pembelajaran IPS.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka permasalahan yang akan diteliti dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Masih banyak guru belum mengenal dan menggunakan model pembelajaran kooferatif learning tipe jigsaw. 2. Pembelajaran yang dilakukan guru di MI Darul Amal Kota Tangerang masih bersifat konvensioanl ya’ni dengan mengandalkan metode ceramah dan hafalan. 3. Masih banyak siswa hasil belajar pada mata pelajaran IPS belum mencapai ketuntasan minimum yang ditentukan oleh sekolah sebesar 70. 4. Siswa
diperlakukan
sebagai
objek
pembelajaran
bukan
subjek
pembelajaran. 5. Rendahnya keaktifitan siswa pada pembelajaran IPS yang berdampak pada rendahnya minat dan motivasi belajar sehingga hasil belajar tidak mencapai KKM
15
Ibid, h. 24
9
6. Kurangnya sarana dan prasarana belajar dalam menunjang proses pembelajaran IPS. 7. Kurangnya persiapan guru dalam mengajar, ditandai dengan tidak adanya RPP, media dan bahan ajar. 8. Latar belakang pendidikan guru yang tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.
C. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada penerapan metode aktif leraning tipe jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar IPS kelas V Mi Darul Amal Kota Tangerang.
D. Perumusan Masalah Penelitian Mengacu pada pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan metode aktif learning tipe jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar IPS kelas V MI Darul Amal Kota Tangerang ?
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar IPS kelas V MI Darul Amal Kota Tangerang dengan menerapkan metode aktif learning tipe jigsaw.
2. Kegunaan Penelitian Melalui penelitian tindakan kelas (PTK) ini, Penelitian ini diharapkan berguna bagi: 1. Bagi Sekolah Untuk bahan masukan agar dapat mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi dalam memperbaiki dan meningkat kreatifitas pembelajaran
10
IPS melalui penerapan ametode aktif learning tipe jigsaw. Meningkatkan sarana belajar dan bahan ajar. 2. Bagi siswa Dapat meningkatkan aktifitas belajar pada pembelajaran IPS pada siswa kelas V MI Darul Amal Kota Tangerang. Dan mampu mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) sebesar 70.
BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hasil Belajar IPS a. Pengertian Hasil Belajar IPS Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu disiplin ilmu yang masuk kedalam kurikul nasional mulai dati tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) adapun pada bangku kulia pembelajaran IPS merupakan salah satu jurusan yang ada pada Fakultas Keguruan yang tentunya cangkupan keilmuannya jauh lebih luas. Sapriya mengutif pendapat Somatri “Pendidikan IPS adalah seleksi penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedegogis untuk tujuan pendidikan”.1 Sebagai ilmu sosial yang mempelajari dan mendalami hubungan dan interaksi manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kurikulum 2006, mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Mengenal konsep-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungnnya. 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu , inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan2 1
Supriya, Pendidikan IPS , (Bandung : PT Remaja Rosda Karya,2001), h. 11. Departemen Pendidikan Nasional , Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, (Jakarta: Media Pustaka Mandiri, 2009), h. 125 2
11
12
Ruang lingkup mata pelajaran IPS, dalam kurikulum 2006 meliputi aspek-aspek (1) Manusia, Tempat dan Lingkungan (2) Waktu , Keberlanjutan dan Perubahan (3) sitem Sosial dan Budaya (4) Prilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.3 Pada intinya, IPS merupakan mata pelajaran yang diberikan pada semua jenjang
pendidikan, didalamnya mencangkup seluruh aspek
kehidupan sosial manusia dan dengan lingkungannya, kehidupan masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang serta mempelajari bagaimana
manusia
memenuhi
seluruh
kebutuhan
hidupnyadan
menyelesaikan seluruh permasalahan yang dihadapinya. Penerapan pembelajaran IPS dengan pokok bahasan Prokamasi Kemerdekaan Indonesia, dengan menerapkan metode jigsaw, tentunya harus diarahkan pada tujuan yang hendak dicapai, yang dapat dilihat dari tiap-tiap indikator yang ada pada standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dan hasil belajar yang hendak dicapai. Berikut tabel Standa Kompetensi dan Kompetensi dasar serta Indikator dari Pokok Bahasan Proklamasi Kemerdekan Indonesia. Tabel 2.1 Standar ISI Pembelajaran IPS Kelas V Semester Genap Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Pokok
Indikator
Bahasan Menghargai tokoh
peranan
pejuang
masyarakat mempersiapkan
dan dalam dan
Menghargai jasa dan
Peristiwa
Menyebutkan
peranan
tokoh
Sekitar
dalam
perjuangan
dalam
Proklamasi
memproklamasikan
kemerdekan
kemerdekaan
mem-proklamasikan
tokoh
mempertahankan
kemerdekaan
Menceritakan
kemerdekaan Indonesi
Indonesia
dan peranan tokoh dalam memprokmasikan kemerdekaan
Sumber : Kementerian Agama RI, Kurikulum KTSP 2008, (2009: 154) 3
Ibid, h. 119
jasa
13
Dengan mengacu pada isi kurikulum hasil belajar IPS, siswa diarahkan dan dibimbing guru dalam mengenal tokoh-tooh perjuangan yang ikut dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Siswa juga diarahkan
untuk
dapat
menceritakan
jasa
tokoh-tokoh
yang
memperjuangkan proklamasi kemerdekaa Indonesia. Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar adalah sebagian hasil yang dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengandakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Untuk memahami pengertian hasil belajar maka harus bertitik tolak dari pengertian belajar itu sendiri. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam menyelenggarakakn setiap jenis dan jenjang pendidikan. .4 Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, ketiaka ia berada di sekolah maupun dilingkungan rumah. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya fotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia , sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.5 Belajar merupakan proses transformasi pengetahuan berdasarkan yang didengar, dilihat dan dialami untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan belajar seseorang mengetahui nilai-nilai kebaikan dan nilai -nilai keburukan, yang selanjutnya menjadi acuan untuk bebuat dan bertindak. 4
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Rosda Karya 2009), h. 87 5 Arif Efendi, Konsep Tujuan Pendidi, artikel di akses pada 17 Maret 2013 dari arief efendi.weebly.com/konsep/tujuan/pendidikan, html.
14
Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Suatu proses pembelajaran tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan stndar kompetensinya (KD) dapat tercapai.
6
Hasil
belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi. Hasil belajar diartikan sebagai hasil ahir pengambilan keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Tujuan dari hasil belajar disekolah tentunya sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah, sebgai mana diuangkapkan dalam Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yaitu : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.7 Hasil belajar berorentasi pada tujuan belajar yang tentunya disesuaikan dengan tujuan pemerintah yang tertuang dalam standar isi, dan standar kelulusan, pencapaian tujuan tersbut yang dituangkan pada skenario pembelajaran dalam bentuk tes evaluasi belajar dengan alat ukurnya adalah nilai yang diperoleh siswa. Indikator tercapainya tujuan belajar apabila telah tercapainya hasil belajar setelah siswa melakukan dan mengalami proses belajar. Hasil
6
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. 2, h.
119 7
Arif Efendi Op.cit, Konsep Tujuan Pendidi, artikel di akses pada 17 Maret 2013
15
belajar ini diperoleh setelah siswa mengikuti serangkan tes, dan ujia materi melalui ulangan harian, ulangan semester maupun ujian nasional. Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa tingkatan taraf sebagai berikut. a) Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa. b) Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai 76%-99%. c) Baik/minimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60%-75%. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60%.8 Alat ukur pencapaian hasil belajar, saat ini sangat ditentukan oleh batasan kriteria ketuntasan minimun (KKM), dimana KKM ini dibuat oleh guru yang berangkutan dengan memberikan skor pada tiap tipa indikator yang ada pada kompetensi dasar (KD) dengan mengukur tingkat kesulitan materi, daya dukung atau sarana yang disediakan oleh sekolah dalam meunjang proses belaajar mengajar dan daya serap siswa atau kemampuan dasar siswa sebelum menerima materi pembelajaran yang baru. Sering kali pencapaian hasil belajar ini tidak memenuhi stanadar minimum yang ada pada KKM, sehingga penilaian hasil belajar siswa tidak obyektif sebagaimana kemampuan siswa. Hal ini terjadi karena standar minimum yang dibuat guru tidak mengikuti prosedur yang belaku, guru memberikan batasan minimum nilai dalam KKM hanya berdasarkan perkiraan dan ada juga yang melihat dari sekolah lain sebagai bahan rujukan dan acuan KKM pada sekolah tersebut. Selain itu rasa malu, jika batasan minimum yang dibuat guru lebih kecil dari sekolah lain, padahal situasi dan kondisi tiap sekolah tidak dapat disamakan baik daya dukung maupun daya serap siswanya. Selain itu banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hail belajar.
8
Syaiful Bahri Djamarah, Op-Cit, h. 107.
16
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Sebagaimana yang telah diuraikan diatas, bahwa hasil belajar siswa banyak ditentukan dari faktor-faktor pendukung baik faktor internal maupun eksternal sebagaimana yang diungkapkan oleh Slameto dalam “bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya”9. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari. .Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya strategi Belajar mengajar mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, alat evaluasi, bahan evaluasi dan suasana belajar.10 Pada masa perkembangan anak usia remaja, sebagai masa rasa ingin tahu, coba-coba sangat besar. Dan jika hal ini kurang mendapat perhatian, tempat mencurahkan perasaan baik dari guru maupun orang tua, maka besar kemungkinan mereka akan mencari sendiri tempat dan perhatian dari luar lingkungan sekolah dan rumah. Faktor-fator ini juga yang harusnya menjadi bahan pertimbangan dan penilaian seorang guru, karena tidak semua memiliki dan berada pada kondisi yang baik, baik dalam keluarga, masyarakat dan sekolah juga faktor yang ada pda diri siswa itu sendiri seperti faktor kesehatan, faktor fsikologis minat dan bakat dari siswa itu sendiri. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut, guru dapat mengambil tindakan bimbingan kepada siswa agar hasil belajarnya jauh lebih baik dari yang sudah diperoleh.
c. Penilaian Hasil Belajar Penilaian merupakan bagian akhir dari peoses belajar, sebagai tolak ukur tingkat kemampuan seseorang dalam mengikkuti proses tersebut. 9
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) Cet. 4, h. 55 10 Syaiful Bahri Djamarah, Op-Cit, h. 107
17
Belajar mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran, pengalaman belajar dan hasil belajar.11. Hubungan ketiga unsur tersebut digambarkan dalam diagram dibawah ini
Tujuan Pengajaran
Pengalaman (Proses) Belajar
(a)
(c)
Hasil Belajar
b)
Diagram 2.1 Hubungan Unsur Proses Pembelajaran Dari diagram diatas, diketahui bahwa belajar merupakan proses yang didalamnya terdapat pengalaman dari sesuatu yang didengar,dilihat dan dialami yang selanjutnya ditransfer dalam bentuk daya ingat, kemudian diaflikasikan dalam bentuk perbuatan dengan adanya perubahan sikap, prilaku dan ucapan yang disebut dengan hasil belajar. Baik atau tidaknya hasil belajar yang diperoleh tidak terlepas dari tujuan pengajaran. Karena proses yang dilakukan dalam belajar mengacu pada tujuan belajar. Dan tercapai tidaknya tujuan tersebut diukur melalui hasil belajar . Menurut
Syaiful
Bahri
Djamarah
dan
Aswan
Zain
mengungkapkan, “bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar.12 Tes secara harfiah diartikan suatu deretan pertanyaan atau latihan yang mengukur kemampuan, tingkah laku, fotensi, prestasi baik sebagai hasil belajar .13 Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan kedalam jenis penilaian, sebagaiberikut: 11
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009) Cet. 14, h. 2 12 Syaiful Bahri dan Asan Zain, Op.Cit, h. 120 13 Noehi Nasution, Evaluasi Pengajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka,, 1993), cet. 2, h.3
18
1) Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam waktu tertentu. 2) Tes Sub sumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor. 3) Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua bahan pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tarap atau tingkat keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu Luasnya cangkupan penilaian hasil belajar siswa yang tidak hanya bertumpu pada kemampuan intelktual semata namun juga penilaian akan aktifitas, kreatifitas dan sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran menajdikan alat ukur hasil dan prestasi belajar siswa penilaian yang baik adalah penilaian yang menyeluruh dari semua sisi yang ada pada diri siswa , sehingga hasil belajar dapan relefan dengan tujuan yang diharapkan. Penilaian menurut Mehrens dan Lehman yang dikutif oleh Noehi Nasution “Penilaian merupakan suatu pertimbangan profesional atau suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk membuat suatu pertimbangan mengenai nilai sesuatu”.14
Untuk lebih memahami bentuk-bentuk dan
jenis-jenis tes sebagai alat penilaian, termasuk bukan tes (non tes) dapat dilihat pada diagram berikut:
14
Ibid, h. 5
19
Individual Lisan
Berstruktur Kelompok
Bebas
Esai Tes
Tulisan
Terbatas Objektif Benar-salah Menjodohkan Isian Pendek
Tindakan Alat Penilaia n
Individual
Pilihan Ganda
Kelompok
Langsung Observasi
Tak Langsung Partisipasi Berstruktur
Non Tes
Kuesioner/Wa wancaea
Skala
Tak Berstruktu Penilaian Sikap
Sosiometri
Sikap
Studi Kasus
Checklist
Diagram 2.2 Alat dan Jenis Penilaian (Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar, 2009 :6) 2. Metode Aktif Learning a. Pengertian Metode Active Learning
20
Mengajar bukan semata menceritakan, belajar bukanlah konsekwensi otomatis
dari penaungan informasi
kedalam
benak siswa.
Belajar
memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan Pemeragaan semata tidak akan membuahi hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
Pembelajaran aktif adalah belajar yang
memperbanyak aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber, untuk dibahas dalam proses pembelajaran dalam kelas, sehingga memperoleh berbagai pengalaman yang tidak saja menambah pengetahuan, tapi juga kemampuan analisis dan sintesis. Belajar aktif menuntut siswa untuk bersemangat, gesit, menyenangkan, dan penuh gairah, bahkan siswa sering meninggalkan tempat duduk untuk bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about and thinking aloud). Selama proses belajar siswa dapat beraktivitas, bergerak dan melakukan sesuatu dengan aktif.15 Keaktifan siswa tidak hanya keaktifan fisik tapi juga keaktifan mental. Belajar aktif sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang bermuara pada belajar mandiri, maka kegiatan belajar mengajar yang dirancang harus mampu melibatkan siswa secara aktif. Siswa dan guru dalam belajar aktif sama berperan untuk menciptakan suatu pengalaman belajar yang bermakna. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu metode belajar yang mana siswa tidak hanya sekedar mendengarkan informasi yang disampaikan oleh guru, akan tetapi siswa juga melihat apa yang dijelaskan oleh guru dan terakhir siswa melakukan atau mencobakan langsung apa yang telah dipelajari untuk memperoleh hasil belajar. Seorang guru tidak uabahnya seperti seorang koki, dengan berbagai tehnik dan strategi meramu bahan makanan sedemikian rupa dengan campuran bumbu agar menjadi makanan yang lezat dan nikmat, sehingga orang yang memakan dari masakan tersebut merasakan kenikmatan dan 15
Melvin Silberman, Active Learning, Cara Siswa Belajar Aktif (Bandung: Nuansa, 2012), Cet. 7, h. 9
21
kelezatan dari masakan tersebut, dan kenimatan dan kelezatan makanan yang dirasakan oleh orang yang memakan makanan tersebut akan menjadi kepuasan dan kebanggaan dari si koki. Dalam dunia pendidikan guru yang mampu memberikan rasa nyaman, enjoy dan senang para siswanya tanpa harus terbebani dengan materi pelajaran, tetapi malah menikmati pelajaran tersebut. Ini merupakan indikator keberhasilan seorang guru. Karena dengan disenanginya materi yang disampaikan guru akan menumbuhkan motivasi dan semangat dalam belajar sehingga memudahkan siswa dalam menyerap materi pelajaran. Menumbuhkan rasa nyaman, enjoy dan menyenangkan, bukan perkara mudah. Tidak sedikit siswa merasa bosan, jenuh, malas, dan bahkan benci terhadap pelajaran tersebut juga kepada guru yang mengajar. Ketika ini ada pada siswa, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran dan hasil belajar akan jauh dari harapan. Oleh karena itu kemampuan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenagkan, enjoy dan aktip hanya dapat dilakukan bagi guru-guru yang memiliki kemampuan dan profesionalisme dalam dunia pendidikan. Profesional adalah perkerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukakan keahlian, kemahiran atau kecakapan memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.16 Sebagai tenaga profesional guru adalah pendidik profesioanl yang mendidik, mengajar membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Guru tidak hanya orang yang melakukan transformasi ilmu kepada peserta didik, guru bukanlah pekerjaan yang dilakukan karena tidak ada pekerjaan lagi, guru bukan pekerjaan sambilan, guru bukan pekerjaan yang dapat dilakukan oleh semua orang, tetapi guru meruapakan pekrjaan yang memiliki keahlian khusus dan dipersiapkana melalui pendidikan profes yan terlampir dalam kualifikasi akademik yang dimiliki, dimana guru yang mengajar bahasa Inggris yang memiliki beground 16
Zainal Aqib, Op.Cit, h. 23.
22
akademik bahasa Inggris, guru yang mengajar IPS adalah guru yang memiliki kualifikasi akdemik IPS dan seterusnya. Peran dan fungsi guru berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah . diantara peran dan fungsi guru tersebut sebagai berikut :(1) Sebagai pendidik dan pengajar, (2) Sebagai anggota masyarakat, (3) Sebagai pemimpin, (4) Sebagai administrator, (5) Sebagai pengelola pembelajaran17 Untuk mencapai hal tersebut, guru dituntut untuk dapat mengelola dan meramu materi pelajaran yang dituangkannya dalam skenario pembelajaran seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam mencapai tujuan pembelajaran dan hasil belajar sesuai kriteria ketuntasan minimum (KKM) guru harus mampu membuat strategi pembelajaran dan metode pembelajaran. Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan.18 Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Kemampuan
mengembangan
strategi
sangat
terkait
dengan
kemampuan memilih metode pengajaran. Karena metode pengajaran merupakan alat untuk mencapai sasaran dalam hal ini tujuan pembelajaran dan hasil belajar. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Zuhairini “ Metode pendidikan adalah segala usaha yang sistimatis dan pragmatis untuk mencapai tujuan pendidikan, dengan melalui berbagai aktivitas, baik didalam maupun diluar kelas dalam lingkungan sekolah.19 Masih banyak para pendidik dalam melaksanakn proses pengajaran masih menggunakan metode tradisional atau metode yang monoton. Hal ini karena ilmu pendidikan yang dimiliki seorang guru dalam mengajar cenderung lebih berkiblat pada gurunya terdahulu, dimana guru terdahulu menggunakan metode yang memeang sedang berkembang pada masa itu. 17
Mulyana, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009), cet.4, h. 19 18 Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit, h. 5. 19 Zuhairini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), h. 79.
23
Seperti
metode
cermah,
tanya
jawab,
diskusi,
pemberian
tugas,
demontrasi/eksperimen, belajar kelompok, sosiodrama, karya wisata, metode drill, metode sistem regu dan lain-lain. Dengan berkembangnya karaktek, sikap dan prilaku siswa yang telah terkontaminasi dengan budaya dan pergaulan yang lebih cenderung negatif, maka perlu peningkatan dan pengembangan metode mengajar yang lebih mengarah pada aktifitas dan kratifitas siswa serta menjadikan siswa sebagai subyek dari proses tersebut. Metode yang menekankan kepada pembelajaran aktif atau yang disebut dengan metode aktif learaning. Kecendrungan guru dalam mengajar seringkali tidak melihat perkembangan dan fotensi yang dimiliki siswa, mereka menyamaratakan semua siswa dalam hal kognitif, psikomotorik dan afektif siswa, sehingga hasil belajar yang diharapkan tidak mencapai ketuntasan minimum. Pendekatan, metode dan model pembelajaran pada setiap bahasan tidak dibedakan, sementara tujuan dan hasil yang diharapkan berbeda pada tiap-tiap bahasan. Pembelajaran yang menyamakan penyampaian materi dengan satu metode untuk semua materi pembelajaran berdampak pada rendahnya kualitas pembelajaran yang diberikan guru kepada siswa-siswanya. Hal ini dikarenakan tidak samanya setiap pembahasan materi pembelajaran baik dari proses, tujuan, hasil yang ingin dicapai, media dan sumber belajar yang digunakan. Sudah saatnya guru lebih berkonsentrasi pada model dan metode pembelajarn aktif (active learning). Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bonwell, yang dikutif oleh Supardi, “pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: 1) Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas, 2) Siswa/Mahasiswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran /kuliah,
24
3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pembelajaran/kuliah, 4) Siswa/Mahasiswa
lebih
banyak
dituntut
untuk
berpikir
kritis,
menganalisa dan melakukan evaluasi, 5) Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.”20 Pada
pembelajaran
aktif
learning,
karakteristik-karakteristi
pembelajaran lebih mengedepankan pada aktifitas dan kreatifitas siswa sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Di samping karakteristik tersebut di atas, secara umum suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama, interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive interdependence dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap mahasiswa sehingga terdapat individual accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk social skills.
b. Tipe-tipe Pembelajaran Active Learning Pendidikan pada semua tingkat terkait dengan memperoleh pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (atitudes). Belajar kognitif meliputi mendapatkan informasi dan konsep. Itu dilakukan tidak hanya dengan memahami pelajaran namun juga dengan menganalisis dan menerapkannya terhadap berbagai situasi baru. Belajar afektif melibatkan pengujian dan klarifikasi perasaan dan prefensi. Para peserta didik dilibatkan dalam menilai diri mereka sendiri dan hubungan personalnya terhadap pelajaran. Bagai mana pengetahuan, keterampilan,
20
Supardi dkk, Perencanaan Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Haja Mandiri, 2010), h. 75.
25
dan sikap yang diperoleh bisa membuat semua berbeda di dunia akankah hal itu dilakukan secara aktif atau fasip. Dengan berkembangnya materi pelajran dan bahsan yang dikaji seiring dengan berkembangnya tehknologi dan informasi, menuntut adanya perkembangan metode-metode pembelajaran yang mengarah kepada aktifitas siswa dalam menggali dan mempelajari serta memahami ilmu yang diterimanya. Dari pengembangan metode active learning maka lahirlah tipe-tipe metode active learning yang lebih terarah, terfocus pada bahasan yang dapat digunakan guru dengan disesuaikan bahasan yang dipelajari dan tujuan yang ingin dicapai seperti, guru ingin membuat peserta didik aktif sejak dini, maka tipe yang dapat digunakan adalah tradeing place, group resume, prediction, team getway. Atau ketika guru ingin
membantu
peserta
didik
memperoleh
pengetahuan
dan
keterampilan dan sikap secara aktif, guru dapat mengembangkan metode listening team, active debate learning star with question, information search atau jigsaw learning dan lain sebagainya. Berikut sebagain tipe-tipe pembelajaran active learning yang dapat dikembangkan guru dalam meningkatkan aktifitas siswa. 1) Examples Non Examples (Contoh Dapat Dari Kasus/Gambar Yang Relevan Dengan K) Langkah-langkah : a) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran b) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP c) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar d) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas e) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
26
f) Mulai
dari
komentar/hasil
diskusi
siswa,
guru
mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai g) Kesimpulan 2) Picture And Picture Langkah-langkah : a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai b) Menyajikan materi sebagai pengantar c) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi d) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/ mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis e) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut f) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai g) Kesimpulan/rangkuman 3) Numbered Heads Together Langkah-Langkah : a) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor b) Guru
memberikan
tugas
dan
masing-masing
kelompok
mengerjakannya c) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya d) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka e) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain f) Kesimpulan 4) Cooperative Script
27
Skrip kooperatif merupakan metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagianbagian dari materi yang dipelajari Langkah-langkah : a) Guru membagi siswa untuk berpasangan b) Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan c) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar d) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. e) Sementara pendengar : f) Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap g) Membantu
mengingat/menghafal
ide-ide
pokok
dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya h) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas. i) Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru j) Penutup 5) Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi Dari Number Heads) Langkah-Langkah : Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dst Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil
28
kerja sama mereka. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain dan Kesimpulan 6) Student Teams-Achievement Divisions (Stad) Tim Siswa Kelompok Prestasi Langkah-Langkah : a) Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll) b) Guru menyajikan pelajaran c) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. d) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu e) Memberi evaluasi f) Kesimpulan 7) Jigsaw (Model Tim Ahli) Langkah-Langkah : a) Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim b) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda c) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan d) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka e) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh f) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi g) Guru memberi evaluasi h) Penutup
29
8) Problem
Based
Introductuon
(Pbi)
(Pembelajaran
Berdasarkan
Masalah) Langkah-Langkah : a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. b) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.) c) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah. d) Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya e) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan 9) Mind Mapping Sangat Baik Digunakan Untuk Pengetahuan Awal Siswa Atau Untuk Menemukan Alternatif Jawaban Langkah-Langkah : a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai b) Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban c) Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang d) Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
30
e) Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru f) Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru 10) Think Pair And Share Langkah-Langkah : a) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai b) Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru c) Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing d) Guru
memimpin
pleno
kecil
diskusi,
tiap
kelompok
mengemukakan hasil diskusinya e) Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan
dan
menambah
materi
yang
belum
diuangkapkan para siswa f) Guru memberi kesimpulan g) Penutup 11) Snowball Throwing Langkah-Langkah : a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan b) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masingmasing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi c) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masingmasing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya d) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
31
e) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit f) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian g) Evaluasi h) Penutup 12) Demonstration (Khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan misalnya Gussen) Langkah-langkah : a) Guru menyampaikan TPK b) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan dismpaikan c) Siapkan bahan atau alat yang diperlukan d) Menunjukan salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan e) Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisa f) Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan g) Guru membuat kesimpulan 13) Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Kooperatif Terpadu Membaca Dan Menulis Langkah-Langkah : a) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen b) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran c) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas d) Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok e) Guru membuat kesimpulan bersama
32
f) Penutup.21 Pemilihan dan penerapan metode-metode diatas sangat ditentukan dari keinginan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran dan bentuk keaktifan siswa serta kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa,baik secara individu maupun kelompok.
3. Metode Aktif Learning Tipe Jigsaw Sebagaimana yang telah diuraikan mengenai metode active learning dan tipe-tipe dari metode active learning, penulis akan mengulas lebih khusus mengenai metode jigsaw. Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawannya dari Universitas Texas dan kemudian di adaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya. Melalui metode jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan tiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.22 Para anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut "kelompok pakar" (expert group). Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali kembali ke kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam "home teams", para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode jigsaw. Istilah metode berasal dari bahasa Yunani "Metodos". Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu "Metha" yang berarti melalui atau melewati dan "hodos" jalan atau
21
Mel Silberman, OP.Cit, h. 166. Rahman, Metode Pembelajaran Jigsaw, Artikel di Kases pada tanggal 20 Maret 2013, http://rahman-destia.blogspot.com/2012/06/metode-pembelajaran-jigsaw.html. 22
33
cara.23 Jadi metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian Kata jigsaw berasal dari bahasa Inggris yang berarti “gergaji atau memotong”.24 Dalam metode pembelajaran teknik jigsaw termasuk dalam jenis metode pembelajaran kooperatif. Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran. Jigsaw adalah teknik pembelajaran aktif yang biasa digunakan karena teknik ini mempertahankan tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian. 1) Sejarah Jigsaw Teknik jigsaw adalah salah satu teknik cooperative learning yang pertama kali diterapkan oleh aronson tahun 1971 dan dipublikasikan tahun 1978. Pada awalnya penelitiannya kelas jigsaw ini dipakai untuk tujuan agar mengurangi rasa kompetisi pembelajar dan masalah ras yang terdapat di sebuah kelas yang berada di Austin, Texas. Kota texas ini termasuk mengalami masalah rasis yang sangat parah, dan itu pun memunculkan intervensi dari sekolah--sekolah untuk menghilangkan masalah tersebut.25 Di dalam suatu kelas banyak pembelajar amerika keturunan afrika, keturunan hispanik (latin), dan pembelajar kulit putih amerika untuk yang pertama kalinya berada dalam sebuah kelas bersama-sama. Situasi semakin memanas dan mangancam lingkungan belajar mereka. Dan pada tahun 1971 Aronson dan beberapa lulusan pembelajar lainnya menciptakan jigsaw dan mencoba untuk menerapkannya didalam kelas. Dan usaha keras ini berhasil dengan 23
Ahmad Tafsir, Metodelogi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), h. 9. 24 Rudy, Kamus Lengakap Inggris Indonesia, (Jakarta: Kasiko Publisher, 2004), Cet. 4, h.174. 25 Sholomo Sharan, Pengantar Oleh Sigit Prawoto, Cooperatic Learning, , (Yogyakarta: Familia, 2012), h.55.
34
sukses, pembelajar yang pada awalnya kurang berkomunikasi mulai berkomunikasi dan mulai bekerja sama. Eksperimen ini terdiri dari membentuk kelompok pembelajaran (kelompok jigsaw) dimana tiap pembelajar tergantung kepada anggota kelompoknya untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk lulus dalam ujian. Tanpa memandang ras, mereka digabungkan menjadi sebuah grup dan wajib berkerjasama diantara anggotanya agar mencapai sukses akademik. Ketika dibandingkan dengan kelas tradisional dimana pembelajar--pembelajar bersaing secara individu, pembelajar--pembelajar di dalam kelas. 2) Langkah-langkah Metode Pembelajaran Jigsaw Dalam pembelajaran kooperatif jigsaw langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain : a) Pembelajaran jigsaw diawali dengan pengenalan topik. Guru menuliskan topik tersebut di papan tulis dan menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata atau struktur kognitif peserta didik agar lebih siap menghadapi kegiatan pelajaran yang baru. b) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah topik yang akan dibahas yang memiliki kemampuan akademik yang heterogen. Kelompok ini dinamakan kelompok asal. c) Masing-masing anggota kelompok asal mengambil undian untuk menentukan topik yang akan dibahas. d) Dari undian yang telah mereka ambil, peserta didik yang mendapat undian pertama maka akan membahas topik pertama, sedangkan yang mendapat undian kedua maka akan membahas topik kedua, demikian seterusnya. Kelompok ini dinamakan kelompok ahli yang bertanggung jawab untuk mengkaji secara mendalam topik yang mereka dapatkan. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendiskusikannya
35
e) Setelah selesai, peserta didik dari masing-masing kelompok ahli kembali kekelompok asal untuk membagikan pengetahuan yang mereka dapatkan dari kelompok ahli. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi. f) Sebelum pembelajaran diakhiri, diadakan diskusi dengan seluruh kelas.
Selanjutnya,
guru
menutup
pembelajaran
dengan
memberikan review terhadap topik yang telah dipelajari. Selanjutnya untuk memudahkan pelaksanaan daro metode jigsaw ini, guru harus bisa-bisa mengelola dan mengatur waku pembelajaran, jangan sampai skenario pembelajaran yang telah dibuat tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya. Disamping itu alokasi pembelajaran yang diberikan sekolah atau kurikulum pendidikkan hanya berkisar antara 30 – 40 menit/jam pelajaran. Tentunya dengan alokasi waktu yang sangat sempit ini membutuhkan kepintaran guru dalam melaksanakan skenario pembelajaran tersebut. Berikut contoh pembagian waktu dalam penerapan metode jigsaw. 5" pertama, guru akan memberikan penjelasan tentang metode pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk bidang
studi apa
yang akan menjadi pokok bahasan. 6" kedua, guru akan membagi siswa menjadi beberapa kelompok serta menjelaskan tugas untuk masing-masing kelompok. Kelompok ini disebut kelompok awal. Siswa diberi kesempatan untuk membaca materi selama 6" dan diharapkan siswa dapat menyerap informasi sebanyak-banyaknya pada kesempatan ini kemudian siswa diberi Lembar Kerja (LK) dan diberi waktu 8" untuk mengerjakan lembar kerja tersebut. Setiap siswa dalam satu kelompok menyebar/pindah ke kelompok lain untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai materi yang dipelajari oleh kelompok lain. Siswa diberi kesempatan untuk berpindah-pindah kelompok selama 10" dan siswa diharapkan dapat menyerap dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kelompok lain.
36
Siswa kembali ke kelompok awal untuk mendiskusikan informasi yang diperoleh selama 10". Kemudian salah satu anggota kelompok berlatih untuk memasukkan data ke komputer dengan menggunakan program inspiration selama 20". Setelah itu siswa akan mebuat peta konsep di komputer dan kelompok lain akan memasukkan informasi ke chart yang telah disediakan. Pada tahap ini siswa diberikan waktu selama 20" untuk menyelesaikan tugasnya. Dan pada 5" terakhir guru akan memberikan penguatan dari tugas yang harus dikerjakan siswa di rumah. Proses pelaksanaan metode jigsaw ini dapat dilaksanakan ssesuai dengan kondisi, usia dan karakter siswa dengan mengedepankan pendekatan persuasif untuk menumbuhkan rasa senang dan gembira dalam mengikuti pembelajaran tersebut. Karena pada dasarnya pembelajaran kooferatif learning adalah bagaimana membuat siswa aktif, kreatif dan inovatif dalam melaksanakan proses pembelajaran. sehingga guru hanya berperan sebagai mediator dan tutor bagi siswanya.
B. Fokus yang Diteliti Beradasrkan uraian tentang hasil belajar IPS dan penerapan metode kooperatif learning tipe jigsaw, maka penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada “Penerapan Metode Aktif Learning Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas V”
C. Hasil Penelitian yang Relevan Dari hasil penelitian penelitia mengenai penelitian yang relevan dengan materi yang sedang diteliti, dengan melakukan
pencarian baik
melalui browsing internet mapun bedah perpustakaan yang dilakukan peneliti dengan mengedepankan kesesuaian materi dan bahasan.Didapat beberapa
37
penelitian yang relevan dengan materi peneliti. Adapaun materi yang relevan dengan materi yang diteliti adalah sebagai berikut : 1. Judul “Peningkatanhasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Cooperative Learning Tipe Jigsaw” oleh Muqi Tania, dari hasil penelitiannya diperoleh hasil yang sangat baik. Salah satu model yang
dapat
mengembangkan
kemampuan
siswa
adalah
model
pembelajaran cooperative, dan diantara tipe-tipe dalam pembelajaran cooperative terdapat tipe jigsaw. Tipe ini dipilih sebab memiliki ciri khas yaitu adanya kelompok asal dan kelompok ahli dimana siswa yang kurang kemampuannya akan meningkat semangat belajarnya sebab ia diberi kesempatan dan tanggung jawab untuk menguasai suatu materi pelajaran agar dapat menjelaskan kepada teman-temannya dalam kelompok asal. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa. Subyek dalam penelitian tindakan iniadalah siswa kelas IVB SD Negeri 2 Metro Timur Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 28 orang. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Rata-rata hasil pretes pada siklus I yang diperoleh siswa untuk materi Kesetaraan Satuan 47,71% dimana 64,3% siswa belum tuntas belajar. Setelah dilakukan tindakan, hasil postes siklus I memberikan rata-rata sebesar 64,29% dengan 34,7% siswa belum tuntas belajar. Rata-rata hasil pretes siklus II untuk materi Keliling dan Luas adalah 57,86% dimana sebesar 34,7% siswa belum tuntas belajar, dan rata-rata postes siklus II adalah 70% dimana 7,14% siswa belum tuntas belajar. Sedangkan nilai rata-rata aktivitas pada siklus I pertemuan 1 adalah 51,79% dengan kategori kurang aktif dan pertemuan 2 dengan nilai rata-rata aktivitas siswa 59,82% dengan kategori cukup aktif. Pada siklus II pertemuan 1 dengan nilai rata-rata aktivitas 73,21% dalam kategori cukup aktif dan pada pertemuan 2 nilai rata-rata
aktivitas
siswa
adalah
85,71
dengan
kategori
aktif.
Kesimpulannya bahwa pembelajaran matematika menggunakan metode
38
Cooperative Learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 2 Metro Timur.26 2. Judul “Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pelajaran ekonomi kelas X SMA Taman Siswa Malang” oleh Wiwit Agustin. 27 3. Judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Mahasiswa” oleh Ratih Indah Kartikasari.28
D. Kerangka Pemikiran Hasil belajar bukan sesuatu yang tiba-tiba ada tetapi merupakan hasil interaksi siswa dan guru yaitu proses kegiatan belajar mengajar dengan bahan dan sumber belajar, media dan metode dalam mengkaji mengenal dan memahamai suatu materi ajar dalam bahasan-bahasan yang tertuang pada standar isi yang disebut kurikulum. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dijadikan bahan kajian penelitian dan pembelajaran untuk menghasilkan suatu pengetahuan untuk dijadikan ilmu sebagai bekal kehidupan di masyarakat. Kemampuan guru dalam mengelola sumber belajar baik yanng diperoleh dari materi ajar maupun dari lingkungan untuk dikaji dan didalami akan jauh lebih berhasil jika sumber belajar ini dapat langsung dilihat, dialami dan diterapkan yang melibatkan sisi emosional siswa untuk aktif dalam prosess pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses belajar akan memacu daya tangkap dan daya serap siswa yang secara langsung akan meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar banyak dipengaruhi dari berbagai faktor, salah satu faktor yang diduga adalah penggunaan metode. Metode merupakan cara yang digunakan seorang guru dalam berusaha menyampaikan materi pelajaran agar
26
Muqii Tania, http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PAUD/article/view/460, Wiwit Agustin, http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=58700 28 Ratih Indah Kartikasari, Makalah Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Ibu, Di Program Studi DIII Kebidanan StikES Muhammadiyah Lamongan, 2007 27
39
tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai sebagai mana yang tertuang dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar serta hasil belajar. Kemampuan memilah dan memilih metode untuk satu bahasan mutlak dikuasi oleh seorang guru, kesalahan menentukan metode dalam mencapai hasil belajar dari satu pokok bahasan akan merusak proses belajar dan tujuan pembelajaran. Metode yang baik adalah metode yang dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa karena obyek dari belajar itu sendiri adalah siswa. Metode belajar aktif (active learning) salah satu tipenya adalah jigsaw adalah bentuk metode tanggung jawab yang lebih besar kepada siswa untuk mampu menguasai, memahami dan mengamalakan suatu bahasan yang selanjutnya dapat ditularkan kepada teman-teman belajarnya. Kemampuan menguasai, memahami, mengamalkan dan membagi ilmu kepada orang lain merupakan inti dari tujuan belajar. Kemampuan menerapkan metode jigsaw akan sangat mungkin mampu meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran IPS sebagai disiplin ilmu-ilmu sosial yang sangat terkait dengan kehidupan bermasyarakat. Pengertian belajar dari dari para ahli sebagai pendalaman pemahaman pada pengertian belajar dapat penulis simpulkan bahwa belajar merupakan kegiatan/aktifitas individu yang dilakukan untuk mendapatkan perubahan pada diri individu tersebut baik berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap ke arah yang lebih baik. Bagi seorang siswa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sepihak tanpa adanya proses umpan balik atau proses belajar mengajar yang melibatkan siswa, guru, media dan lingkungan. Dengan demikain belajar merupakan kegiatan awal menuju pembelajaran atau dengan kata lain belajar merupakan bagian dari pembelajaran. Pada hakekatnya belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang menjadi dewasa karena ia telah melewati proses yang direncanakan dan yang tidak direncanakan, ia belajar sesuatu ari berbagai aspek kehidupan baik itu formal maupun non formal. Dengan belajar
40
seseorang diharapkan menjadi manusia yang sesungguhnya, atau di dalam konsep
pendidikan
Islam
dinamakan
manusia
yang
berkepribadian
kaffah/insan kamil atau manusia paripurna. Salah satu indikator menjadi manusia kaffah selain memiliki kecerdasan adalah memiliki prilaku yang baik (akhlakul karimah), mungkin inilah yang dirasa cukup berat oleh para pendidik karena pada kenyataannya proses belajar belum sepenuhnya mencapai hal tersebut. Menyadari akan hal tersebut, pendidikan tidak hanya pada proses transpormasi ilmu dan tidak tidak terbatas pada siswa dan guru, namun lebih dari pada itu pendidikan yang dapat mencetak generasi cerdas dan berakhlak mulia harus dilihat dari multi dimensi dan obyek pelaksanaan dengan melibatkan seluruh komponen-komponen yang berkaitan dengan proses belajar. Keterliabtan dan interkasi siswa dengan guru, media dan sumber belajar serta lingkungan belajar akan memberikan pengalaman nyata dan pengembangan ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Proses ini lah yang lebih dikenal dengan kata pembelajaran. Pengertian pembelajaran dan belajar sering kali menyamarkan dan menghilangkan garis pembeda sehingga banyak orang mengatakan bahwa pengertian belajar juga termasuk pengertian pembelajaran. Proses belajar siswa dalam menggali pengetahuan dan sikap disebut belajar, namun pada hakekatnya setelah melihat pendapat para ahli ternyata mengandung berpedaan yang cukup signifikan antara belajar dan pembelajaran. Belajar merupakan
bagian
dari
pembelajaran
atau
kata
lain
pembelajaran
mencangkup kepada proses belajar dengan target target tertentu yang tertuang dalam tujuan pembelajaran. Tercapai tidaknya tujuan belajar dapat dilihat dari hasil belajar, hasil belajar tersebut tertuang dari sekumpulan nilai-nilai yang diperoleh siswa dengan merujuk pada tiga ranah yaitu ranah kognitif, psikomotorik dan ranah efektif. Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar adalah sebagian hasil yang dicapai seseorang setelah mengalami proses
41
belajar dengan terlebih dahulu mengandakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Begitu banyaknya faktor yang mempengruhi hasil belajar siswa, namun pada bahasan ini penulis membatasi pada faktor sekolah dengan bahasan metode yang digunakan guru dalam melakkukan pengajaran. Karena metode memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Karena tidak sedikit guru menggunakan metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran dan minat belajar siswa. Ini terjadi karena kurangnya pemahaman guru tentang macam-macam metode belajar, keengganan guru menggunakan metode belajar tertentu karena dianggap merepotkan dan lain sebagainya. Dalam mengajar guru tidak dapat menggunakan satu metode untuk seluruh pokok bahasan bahkan seluruh mata pelajaran, karena setiap pokok bahasan atau mata pelejaran memiliki karakteristik yang berbeda, dengan tujuan pencapaian ketuntasan yang berbeda-beda. Oleh karena itu seorang guru harus mempunyai banyak referen dan pengetahunan tentang berbagai metode pembelajaran akan keunggulan dan kelemahan dari metode tersebut. Dalam pokok bahasan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada mata pelajaran IPS, penulis mencoba melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil pembelajaran melalui metode active learning tipe jigsaw, karena metode ini dinilai sangat baik dalam mengukur keberhasilan belajar siswa dan efektifitas serat aktifitas belajar siswa melalui kerja sama kelompok dengan dibentuknya kelompok ahli yang dapat berbagi dengan rekan sekelompoknya sehingga diharapkan akan tumbuh rasa tanggung jawab, kemandirian dan rasa ingin tahu sehingga pemahaman siswa jauh lebih dalam dan berbekas dalam memorinya. Metode ini juga menekankan tanggung jawab yang lebih besar kepada siswa bukan pada guru, karena metode ini menuntut siswa menguasai dan memahami bahasan untuk disampikan lagi kepada rekan-rekannya. Metode ini juga dapat memacu emosional siswa untuk bersaing dan berlomba dalam menguasai materi pelajaran dan mampu mempresentassikan kepada rekan-
42
rekan belajarnya. Dari pembahasan dan ulasan mengenai metode jigsaw dan hasil belajar maka diduga bahwa metode jigsaw pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
E. Hipotesis Tindakan Perumusan hipotesis merupakan langkah ketiga dalam penelitian , sete;ah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.29 Dikatakan ssementara karena jawaban baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan
pada
fakta-fakta
yang
empiris
yang diperoleh
melalui
pengumpulan data. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka hipotesis alternative (dinyatakan dengan Ha) dan hipotesis nol (nihil) atau hipotesis statistik (dinyatakan dengan H0) yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H0 : 0
Metode Active Learning Tipe Jigsaw tidak dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada kelas V MI Darul Amal Kota Tangerang
Ha : 0 Metode Aktif Learning Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada kelas V MI Darul Amal Kota Tangerang
29
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Jakarta: Alfabeta, 2004, h.70
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat Penelitian Tindakan Kelas ini mengambil seting di Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal. Jalan Subandi, Galeong, Kelurahan Margasari Kecamatan Karawaci Kota Tangerang-Banten. Pemilihan lokasi penelitian tindakan kelas ini didasari atas pertimbangan : a. Peneliti merupakan salah satu tenaga pendidik pada sekolah tersebut, ini memberikan kemudahan kepada peneliti dalam menggali dan mencari informasi yang berkaitan dengan obyek penelitian. b. Siswa selaku obyek penelitian dalam kasus ini sudah mengenal peneliti sebagai salah satu gurunya, dengan demikian siswa tidak canggung/segan dalam melakukan proses pembelajaran c. Hasil penelitian ini akan akan langsung dirasakan manfaatnya bagi peneliti, karena sebagai peneliti juga sebagai guru dari obyek yang diteliti. d. Tempat penelitian disesuaikan dengan studi peneliti, sehingga teori-teori pendidikan yang diperoleh penelitia sangat relevan dengan obyek yang diteliti
2. Waktu Penelitian Penelitian ini pada dasarnya dilakukan dalam bentuk
Penelitian
tindakan (action research) termasuk dalam ruang lingkup penelitian terapan (applied research). Penelitian terapan adalah penyelidikan yang hati-hati, sistimatik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu.1
1
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), Cet. 3, h. 30
43
44
Penelitian ini dilakukan di tempat peneliti bertugas sebagai guru madrasah ibtidaiyah Darul Amal kelas V, selain untuk memenuhi tugas akhir kuliah, penelitian ini amat berguna bagi peneliti untuk mengembangkan pembelajaran aktif kepada siswa-siswa, sehingga tuuan pembelajaran dapat tercapai. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung dari bulan Maret sampai dengan Mei 2013, dengan pembagian waktu sebagai berikut : a) Bulan pertama
digunakan peneliti untuk melakukan pengamatan
terhadap proses pembelajaran, situasi kelas, karakteristik siswa, sarana dan prasarana, media dan sumber belajar serta lingkungan sekolah di MI Darul Amal Karawaci Kota Tangerang b) Bulan kedua digunakan untuk melakukan pendataan meliputi data sekolah, data guru dan siswa serta melakukan wawancara dan diskusi ringan dengan guru IPS, Kepala Sekolah dan elemen sekolah lainnya dalam menunjang data penelitian. c) Bulan ketiga digunakan penulis untuk melakukan pembelajaran langsung dalam dua siklus di lanjutkan dengan pengelolahan data dari hasil pembelajaran dengan Aktif Learning dengan tipe metode jigsaw. Adapun rincian kegiatan beserta waktu yang di gunakan sebagi berikut :
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Bulan No
Kegiatan
Keterangan Maret
1
Observasi
April
Mei Mengtahui kondisi dan
X
obyek penelitian Mencari informasi dari
2
Wawancara
guru IPS dan Kepala
X
Sekolah tentang obyek yang diteliti
3
Pendataan
X
Mengumpulkan data
45
mengenai administrasi guru IPS, sarana dan peraturan sekolah Melakukakn pengajaran 4
Sikluas I dan II
X
koferatif learning type jigsaw Melakukan analisis data dan pengelolaan data dari hasil pembelajaran pada siklus satu dan dua untuk
5
Pengelolaan data
X
mengetahui keberhasilan penelitian dengan menerapkan pembelajaran aktif type jigsaw
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang diteliti maka metode yang digunakan peneliti adalah metode penelitian tindakan (action research). Dan lebih konkrit lagi mengerucut pada penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas menurut Ebbut dan Hopkin adalah “kajian sistemik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut”.2 Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh praktisi pendidikan (khususnya guru, dosen, atau instruktur) dalam proses pembelajaran di kelas. Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
2
Direktorat Pendidiakn Agama Islam, Modul Penelitian Tindakan Kelas, (Serang: STIT Serang, 2012), h. 2
46
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.3
2. Rancangan Siklus Penelitian Penelitian ini merrupakan penelitian tindakan kelas, adapun tahapantahapan yang dilakukan dalam tindakan kelas ini menggunakan model yang digunakan oleh Khurt Lewin. Tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas ini menjadi 4 tahapan (satu siklus). Yaitu : (1) perencanaan, (2) aksi atau tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.4 Keempat langkah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gamabar 3.1 Siklus PTK Penelitian tindakan kelas diawali dari planing atau perencanaan yang meliputi dari skenario pembelajaran, sarana, sumber dan bahan ajar, dilanjutkan dengan acting atau pelaksanaan. Pada pelaksanaan PTK, peneliti melakukan pengajaran berdasarkan skenario pembelajaran yang telah dipersiapkan dan selanjutnya dilakukan observing. Observing atau pengamat dilakukan oleh teman sejawat untuk mengetahui kesesuaian pengajaran dengan skenario pembelajaran dan tujuan pembebelajaran. Dari proses tersebut peneliti melakukan reflecting dengan mengkaji dan mengevaluasi
3
Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), cet.4,
h. 3 4
Sukayati, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008),h. 78
47
proses yang telah dilakukan, hal ini untuk mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran dan mengetahui kekurangan dan kesalahan yang terjadi pada pembelajaran tersebut yang kemudian menjadi bahan acuan untuk proses selanjutnya. Berikut langkah kegiatan yang dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan dalam setiap siklus. 1. Perencanaan, pada tahapan ini meliputi aktifitas sebagai berikut : a. Mendiskusikan dan menetapkan rancangan pembelajaran yang akan di terapkan sebagai tindakan dalam siklus. b. Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode akitf learning dengan tipe metode jigsaw, sesuai dengan materi yang telah ditetapkan. c. Mengembangkan skenario pembelajaran d. Mengembangkan format observasi dan format evaluasi 2. Pelaksanaan Pada tahapan ini kegiatan yang dilaksanakan adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan dengan melaksanakan tahapan-tahapan pembelajarn yang tertuang dalam lesson plain (rencana pembelajaran). Dengan mengedepankan konsep aktif learning tipe jigsaw. 3. Pengamatan Pada tahapan ini di laksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Refleksi Untuk tahapan refleksi ini penulis melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada skenario pembelajaran. b. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario tes kemampuan pemahaman dan lain-lain. c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan kelas sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.
48
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila syarat-syarat dibawah ini terpenuhi sebagai berikut : a. Instrumen yang telah disiapkan pada tiap-tiap siklus dapat dilaksanakan dengan baik. b. Aktifitas siswa dalam belajar meningkat c. Siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran IPS sesuai dengan pokok bahasan proklamasi kemerdekaan Indonesia d. Siswa dapat lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan metode aktif learning tipe metode jigsaw. e. Rata-rata hasil belajar siswa dengan materi proklamasi kemerdekaan Indonesia memperoleh nilai ketuntasan minimum (KKM) 70 %
C. Subjek Penelitian Sesuai dengan model penelitian yang dikembangkan oleh peneliti, bahwa penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, sehingga objek yang menjadi sumber penelitian ini adalah siswa. Adapaun siswa yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas V MI Darul Amala Kota Tangerang. Jumlah objek penelitian sebanyak 17 siswa dengan rincian laki-laki 8 siswa dan perempuan 9 siswa.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran peneliti dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai guru yang mengajarkan materi sekitar peristiwa proklamasi kemerdekaan dalam dua siklus. Adapaun posisi peneliti dalam penelitian ini selain sebagai guru juga sebagai peneliti yang bekerjasama dengan guru pamonng/teman sejawat untuk mendiskusikan proses-proses penelitian untuk dilakukan perbaikan pada tahapan-tahapan selanjutnya.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Tahapan-tahapan intervensi tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini dibuat dalam dua sikluas, yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan
49
tindakan, observasi dan revleksi. Dalam pelaksanaan intervensi tindakan peneliti dibantu oleh teman sejawat yang yang bertindak sebagi observing. Dengan melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan peneliti dengan menilai kinerja guru dan siswa pada lembar observasi yang disediakan.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Sebagaimana yang tertuang dalam tujuan penelitian, hasil intervensi tindakan yang diharapkan adalah diperolehnya hasil belajar IPS dengan materi peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw, yang dilaksanakan dalam dua siklus berupa nilai tes evaluasi belajar yang memenuhi nilai ketuntasan belajar minimum sebesar 65 dan adanya perubahan psikomotorik dan afektif siswa yang lebih baik dari sebelum dilaksanakannya penelitian tindakan kelas dengan dua siklus pembelajaran.
G. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah data hasil tes evaluasi belajar berupa nilai-nilai dari hasil jawaban siswa yang dilakukan pada akhir siklus pembelajaran, selain hasil tes evaluasi belajar peneliti juga menggunakan data observasi dari hasil lembar angket yang berupa nilai yang diisi pada lembar observasi oleh teman sejawat.
H. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang terdiri dari data tes tulis dalam bentuk uraian dengan rujukan kurikulum tingkat satuan pembelajaran (KTSP), intrumen lembar observasi dan materi wawancara. Berikut instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti.
1. Kisi-kisi Soal
50
Tabel 3.1 Standar ISI Pembelajaran IPS Kelas V Semester Genap Standar Kompetensi Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahanka n kemerdekaan Indonesi
Kompetens i Dasar Mengharga i jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasi kan kemerdeka an Indonesia
Pokok Bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi kemerdeka n
Indikator Menguraikakn peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan Menjelaskan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Menyebutkan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Menghargai perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Menceritakan jasa dan peranan tokoh dalam memprokmasikan kemerdekaan
Nomor Soal 1,2,3, 4
5,6,7,8
9,10,11, 12,13
14,15,16
17,18,19 ,20
2. Instrumen Observasi
No 1
2
Tabel 2.1 Lembar Observasi Siklus I Aspek yang Diobsevasi Tdk Ada Ada Skenario Pembelajaran (RPP) Alokasi Waktu Tujuan Pembelajaran Media Metode Sumber belajar Langkah-langkah pembelajaran Evaluasi Penutup Performans Guru Sikap Mengkondisikan kelas
Skor
Komenta r
51
Membuka pembelajaran dengan Do’a Menyampaikan tujuan pembelajaran Menjelaskan konsep Penggunaan media yang relevan Tanya jawab Melakukan bimbingan belajar Penggunaan bahasa Indonesia Tanggung jawab Disiplin Siswa Keaktifan siswa Kerja kelompok Diskusi Tanya jawab Menyimpulkan materi
3
I. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Data yang dikumpulkan adalah data tes kemampuan siswa, data observasi dan hasil wawan cara, sedangkan data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dan kualitatif. 2. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang akurat sesuai kebutuhan penelitian ini, peneulis melakukan tehnik pengumpulan data melalui tehnik interview, kuesioner dan observasi. a. Interview (wawancara) Wawancara digunakan sebagai tehnik pengumpulan data apabila
peneliti
ingin
melakukan
studi
pendahuluan
untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya lebih sedikit.5 Melalui wawancara
peneliti
memperoleh
informasi
tentang
keadaan
responden dan permasalahan-permasalahan serta kendala-kendala yang dihadapi guru dan siswa. Dengan demikian peneliti dapat
5
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Jakarta: Alfabeta, 2003),h. 157
52
mengambil-langkah-langkah yang tepat dalam melakukan tindakan, sehingga tujuan penelitian akan lebih mudah tercapai b. Tes Kemampuan Tes kemampuan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah serangkaian pertanyaan-pertanyaan tertulis yang dibuat berdasarkan tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi. Tes kemampuan ini dilakukan pada akhir pelaksanaan siklus satu dan dua dalam bentuk evaluasi pembelajaran. c. Observasi Metode ini digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisii lapangan sebagai bahan penunjang pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar dalam meningakatkan pemahaman pembelajaran siswa, yang meliputi, skenario pembelajaran (RPP), langkah-langkah pembelajaran dan proses pembelajaran yang dilakukan guru serta siswa. Pada pelaksanaan observasi peneliti dibantu dengan teman sejawat/guru pamong dalam menilai proses pembelajaran yang dilakukan peneliti .
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Dengan teknik pemeriksaan keterpercayaan, peneliti menggunakan teknik
validasi
kriterium,
yaitu
validitas
yang
ditinjau
berdasarkan
hubungannya dengan katagori tertentu. Tinggi rendahnya validasi tes ditentukan berdasarkan hasil perhitungan koefesien korelasi. Adapaun korelasi kriterium yang digunakan adalah validasi banding tes dengan melakukan pengujian validitas butir soal tes. Adapaun langkah-langkah yang digunakan untuk melakukan uji validasi butir soal, peneliti menggunakan sofwere microsoft excel, dengan kriteria : 1. Instrumen Valid, jika r1 ≥ rtabel 2. Instrumen tidak valid , jika r1 < rtabel K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
53
1. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil tes evaluasi siswa yang diadakan setelah proses pembelajaran dalam dua siklus. Pada siklus pertama tes evaluasi yang diberikan dalam bentuk tes tulis beruapa tes isian singkat sebanyak 20 soal. Dan pada siklus dua tes diberikan dalam bentuk jawaban singkat sebanyak 20 soal. 2. Interpretasi Hasil Analisis Interpretasi data merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil analisis dengan pernyataan, kriteria, atau
standar tertentu untuk
menemukan makna dari data yang dikumpulkan untuk menjawab permasalahan pembelajaran yang sedang diperbaiki. Interpretasi data perlu dilakukan peneliti untuk memberikan arti mengenai bagaimana tindakan yang dilakukan mempengaruhi peserta didik. Adapun interpretasi hasil analisis, peneliti menggunakan hasil dari pengolahan data yang diambil dari hasil tes evaluasi belajar siswa yang dilakukan dalam dua siklusdengan rumus sebagai berikut:
Adapun skala penilaian yang digunakan adalah:
3.4 Tabel Interprestasi Nilai Skala nilai
Arti Nilai
85 – 100
Amat Baik
80 – 84
Baik
70 – 79
Cukup Kurang
<70
L. Pengembangan Perencanaan
54
Prosedur atau langkah-langkah penelitian yang dilakukan terbagi kedalam bentuk siklus kegiatan mengacu pada model yang digunakan oleh Khurt Lewin, dimana setiap siklus terdiri dari empat kegiatan. Siklus pertama dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari perencanaan (plan), pelaksanaan (action), pengamatan (observasi) dan refleksi (reflection). Empat kegiatan ini berlangsung secara simultan dan urutannya dapat dimodifikasi. 1. Siklus I a. Perencanaan (plan) Pada tahapan perencanaan, aktivitas yang dilakukan peneliti adalah : 1) Peneliti melakukan analisis terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPS dalam dokumentasi KTSP yang disampaikan kepada siswa dengan menggunakan metode pembelajaran aktif learning tipe metode jigsaw. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode pembelajaran aktif learning tipe metode jigsaw. 3) Membuat lembar kerja siswa 4) Membuat instrumen siklus penelitian tindakan kelas (PTK) 5) Menyususn instrumen evaluasi pembelajaran b. Pelaksanaan (Action) Tahapan ini yang dilakukan peneliti meliputi dari : 1) Menjelaskan pada peserta didik bahwa akan melakukan pembukan atau
memulai
pelajaran
dengan
aktifitas
pembukan
yang
menyenangkan sebelum masuk pada materi inti yang akan diajarkan 2) Membuat kelompok belajar, yang selanjutnya dilakukan pembagian materi ajar, untuk dikuasai oleh siswa. 3) Siswa dikelompokan berdasarkan materi yang diterima, lalu mengulasnya kembali dalam kelompok ahli (kelompok dengan sub bahasan yang sama).
55
4) Tiap-tiap individu mempresentasikan hasil diskusinya berdasarkan kelompok ahli kepada kelompok besarnya dan dilakukan seterusnya , dimana setiap siswa memperesentasikan hasil pengkajian dari tiap-tiap kelompok ahli sehingga akan terjadi pertukran informasi dan pengetahuan antar siswa didalam kelompok. 5) Guru mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan pokok bahasan dan siswa diminta untuk memberikan jawaban berdasarkan pengalaman belajar dari tiap-tiap kelompok ahli. 6) Melatih siswa untuk kritis, tanggap dan peduli terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi atau ditemukan 7) Melatih siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran, baik dengan merespon permasalahan yang diberiakan guru. 8) Melakukan observasi 9) Refleksi pada akhir pelajaran c. Observasi 1) Situasi kegiatan belajar mengajar 2) Keaktifan siswa 3) Perkembangan kemampuan siswa dalam memahamai proklamasi kemerdekaan indonesia d. Refleksi Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila syarat-syarat ini terpenuhi sebagai berikut : 1) Sebgain siswa (75%) mengetahui tokoh-tokoh pejuang proklamasi, sesuai dengan materi yang dipelajari 2) Sebagain besar siswa (70%) dapat menceritakan pristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia. 3) Lebih dari 65% dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan guru baik lisan maupun tulisan 4) Rata-rata hasil belajar siswa mencapai 70%
56
2. Siklus II Sama seperti pada siklus I pada siklus II dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi dengan rincian sebagai berikut : a. Perencanaan Peneliti
membuat
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP)
berdasarkan refleksi pada siklus I. b. Pelaksanaan (action) Guru melaksanakan pembelajaran IPS dengan pokok bahasan proklmasi kemerdekaan Indonesia dengan metode jigsaw, berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) hasil dari siklus I. c. Observasi Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran IPS dengan pokok bahasan proklmasi kemerdekaan Indonesia.dengan menggunakan metode jigsaw d. Refleksi Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus dua untuk membuat kesimpulan atas pembelajaran IPS kelas V dengan pokok bahasan proklamasi kemerdekaan Indonesia melalui metode aktif learning tipe metode jigsaw, di MI Darul Amal Kota Tangerang.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Sejarah Singkat MI Darul Amal Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal sebagai lembaga pendidikan formal setara dengan Sekolah Dasar (SD) berada dibawah naungan Kementerian Agama dengan menggunakan dua kurikulum, kurikulum pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional dengan mata pelajaran umum seperti : Matematiak, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, IPA, IPS dan Pendidikan Jasmani. Adapaun kurikulum Kementerian Agama adalah kurikulum agama dengan mata pelajaran seperti: Bahasa Arab, Aqidah Akhlak, Al-Qur’an Hadist, Sejarah Kebudayaan Islam dan Fiqih. Dengan menggunakan dua kurikulum tersebut lulusan madrasah diharapkan memiliki kelebihan dalam pendidikan agama. Sebagai lembaga pendidikan yang mencetak generasi cerdas dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi juga mencetak generasi yang beriman dan bertaqwa dengan menjalankan syariatsyariat ajaran Islam dengan benar dan baik. Pada masa awal perkembangnnya MI Darul Amal hanya memiliki 5 siswa, 3 siswa dan 2 siswi, dengan 1 ruang belajar dan 1 ruang guru. Namun dengan kegigihan dan kerja keras Bapak Abas Rusli selaku Kepala Madrasah pertama dan dewan guru saat itu, kini MI Darul Amal sudah memiliki 3 gedung dengan 6 ruang belajar, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang mushola, 1 ruang komputer, 1 ruang guru dan 1 ruang kantor. Dibawah kepemimpinan Bapak Syarifuddin, S.Pd.I. saat ini MI Darul Amal mengalami kemajuan yang cukup signifikakn, dengan jumlah siswa pada tahun ajaran 2012/2013 saat ini tercatat sebanyak 180 siswa. Berikut data siswa MI Darul Amal Tahun Pelajaran 2012/2013.
57
58
Tabel 4.1 Data Siswa MI Darul Amal Tahun Pelajaran 2012/2013 No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
I
21
24
45
2
II
15
15
35
3
III
12
20
30
4
IV
18
22
35
5
V
8
9
17
6
VI
9
9
18
Jumlah
92
92
180
Grafik 4.1 Data Siswa MI Darul Amal Tahun Pelajaran 2012/2013 25 20 15 Laki-laki Perempuan
10 5 0 I
II
III
IV
V
VI
Tabel dan grafik tersebut menunjukan adanya peningkatan jumlah siswa dari tahun ketahun, hal ini menunjukan adanya kepercayaan masyarakat khususnya wali murid untuk mempercayakan pendidikan anak-anaknya di MI Darul Amal. Kemajuan dan perkembangan MI Darul Amal Kota Tangerang tidak terlepas dari dari kerja keras semua lemen masyarakat sekolah yang
59
telah gigih memberikan pembelajaran dan bimbingan kepada siswa-siswa dengan penuh kasih sayang serta usaha untuk memberikan fasilitas dan sarana pembelajaran baik pembangunan gedung baru, pengadaan lab sarana olahraga dan media belajar, menjadikan MI Darul Amal sebagai sekolah dengan jumlah siswa terbanyak ke dua di Kecamtann Karawaci. Semenetara itu mutu pendidikan MI Darul Amal
tidak kalah bagusnya dengan pendidikan
sekolah-sekolah Negeri hal ini ditunjukan dengan memperoleh nilai A pada akriditasi sekolah yang diadakan Kementerian Agama. 2. Visi Misi MI Darul Amal a. Visi Visi MI Darul Amal adalah “Mengantarkan Generasi Islami yang Unggul, Mandiri dan Sukses dalam IPTEK dan IMTAK” b. Misi a) Memberikan pendidikan berbasis Islam b) Mampu bersaing masuk di sekolah-sekolah unggulan c) Sopan dalam berucap santun dalam berprilaku d) Menjadikan Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai landasan hidup e) Kaya dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi f) Berwawasan
luas
dan
mampu
memberikan
manfaat
bagi
masyarakat
3. Administrasi MI Darul Amal Sebagai pendidikan formal, sudah barang tentu melengkapi dirinya dengan
berbagai
administrasi,
baik
administrasi
berdasarkan
acuan
pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama serta adminitrasi yang dibuat oleh sekolah itu sendiri sebagai unggulan dari sekolah tersebut. Dalam penyusunan administrsi ini penulis tidak dapat mendeskrifsikan secara lengkap dan utuh, hal ini karena ada administrasi yang bersifat institusional dan rahasaia. Namun secara umum administrasi yang ada di MI Darul Amal sudah sangat baik, ini dibuktikan
60
dengan hasil akriditasi “A”. Adapun data yang dapat ditampilkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kurikulum Kurikulum yang digunakan SMP Islam Al-Azhar Kauzon terdiri dari : 1) Kurikulum Dinas Pendidikan Nasional a) Matematika b) Bahasa Indonesia c) Ilmu Pengetahuan Alam d) Ilmu Pengetahuan Sosial e) Pendidikan Kewarga negaraan f) Pendidikan Jasmani dan kesehatan 2) Kurikulum Kementerian Agama a) Al-Qur’an Hadis b) Fiqih c) Aqidah Ahlak d) Bahasa Arab e) Sejarah kebudayaan Islam 3) Kurikulum Muatan Lokal a) Muhadorh b) Baca Tulis Al-Qur’an c) Teknologi Informasi dan Komunikasi 4) Ekstra Kurikuler a) Pramuka b) Paskibra c) Marawis d) Footsal b. Keadaan Sarana dan Prasarana Tabel 4.2 Daftar Sarana dan Prasarana NO
Sarana
Jumlah
Keadaan
61
Sarana 8 Ruang 1
Ruang Belajar
4 Lokal Permanen 2 Lokal Semi Permanen
2
Ruang Lab Komputer
1 Ruang
Semi Permanen
3
Ruang Guru
1 Ruang
Semi Permanen
4
Ruang Tata Usaha
1 Ruang
Semi Permanen
5
Ruang Kepala Sekolah
1 Ruang
Semi Permanen
6
Ruang Perpustakaan
1 Ruang
Semi Permanen
Prasarana 1
Lapangan Footsal
1
Baik
2
Meja Tenis Meja
1
Rusak Ringan
3
Komputer
7 unit
Baik
B. Analisis Data 1. Siklus I Analisis data pada siklus I dilakukan terhadap tiga kelompok data, yaitu data angket siswa, data ketuntasan belajar siswa dan data hasil observasi teman sejawat. Untuk memudahkan membaca hasil data penelitian ini, data dibuat dalam bentuk tabel-tabel dan grafik. a. Data Hasil Agket Siswa Dari hasil angket yang diisi oleh siswa tentang tanggapan mereka yang berhubungan dengan model pembelajaran tipe jigsaw dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Hasil Angket Penelitian Tindakan Kelas No
Item Angket
Jawaban Ya Tidak
Prosentasi Jawaban Ya Tidak
62
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10
17 15 17 14 16 12 10 11 17 17
2 3 1 5 7 6 -
100% 88,24% 100% 82,35% 94,11% 70,58% 58,82% 64,70% 100% 100
0% 11,76% 0% 17,64% 5,88% 29,41% 41,17% 35,29% 0% 0%
Hasil jawaban angket yang disebar kepada siswa kelas lima tentang tanggapan siswa terhadap metode jigsaw yang telah diikuti pada siklus I, diperoleh 85% siswa menyenangi proses pembelajaran dengan menggunakan metode aktif learning tipe jigsaw. Metode ini dapat membangun kerja sama kelompok, kekompakan, rasa tanggung jawab dan solidaritas yang tinggi dalam pelaksanaan proses belajar yang efektif dan menyenangkan.
b. Data Hasil Skor Belajar Siswa Data selanjutnya yang digunakan peneliti untuk dianalisis adalah data hasil skor belajar siswa pada akhir siklus I. Data hasil belajar siswa dalam bentuk evaluasi diakhir pelajaran dalam bentuk tes tulis, soal tes tulis dibuat sebanyak 20 soal dalam bentuk jawaban singkat, soal tes dibuat berdasarkan kisi-kisi soal yang mengacu pada standar isi, dengan indikator pencapaian ketuntasan. Adapun ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1 tersaji dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4 Perolehan Skor Siswa dalam Pembelajaran Siklus I NO 1
Objek
X1
Skor
Skor
Perolehan
Ideal
95
100
Ket Tuntas
63
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17
85
100
Tuntas
65
100
Tuntas
70
100
Tuntas
60
100
Tdk Tuntas
60
100
Tdk Tuntas
55
100
Tdk Tuntas
65
100
Tuntas
60
100
Tdk Tuntas
50
100
Tdk Tuntas
75
100
Tuntas
60
100
Tdk Tuntas
65
100
Tuntas
55
100
Tdk Tuntas
60
100
Tdk Tuntas
55
100
Tdk Tuntas
55
100
Tdk Tuntas
Dari tabel bisa dilihat pencapaian kemampuan kognitif siswa kelas V MI Darul Amal Kota Tangerang, diketahui masih banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM. Dari 17 siswa, baru 7 siswa (41,17%) siswa yang mencapai nilai KKM sebesar 70. Dengan kata lain, bahwa proses pembelajaran IPS dengan pokok bahasn sekitar proklamai kemerdekaan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw pada siklus I, belum menunjukan hasil yang bagus, hal ini ditunjukan dari data pada tabel hasil belajar siswa bahwa, 10 siswa (58,82%) belum tuntas. Adapaun data ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I tersaji dalam tebel sebagai berikut. Tabel 4,5 Distribusi Hasil Tes Siklus I Skor
Banyak Siswa
Prosentasi %
Ket
55 – 63
10
58,82
Nilai Ketuntasan
64 – 72
4
23,52
70
73 – 81
1
5,88
64
82 – 90
1
5,88
91 – 99
1
5,88
Jumlah
17
100
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 hanya mencapai 41,17 %, sehingga dapat dikatakan bahwa siklus 1 masih kurang menunjukan hasil yang ingin dicapai dari proses penelitian. Dari data diatas dapat digambarkan dalam grafik garis dibawah ini. Grafik 4.2 Hasil Pembelajaran Siklus I 120 100 80 Skor Perolehan
60
Skor Ideal 40 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
c. Data Hasil Lembar Observasi Data ini diperoleh dari hasil pengamatan teman sejawat dengan menganalisis skenario pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran , evaluasi dan keaktifan siswa. Data hasil observasi teman sejawat dinilai berdasarkan lembar observasi dengan memberi skor pada setiap aspek yang diamati untuk mengukur ketercapaian proses pembelajaran. Berikut tabel hasil lembar observasi pengamatan teman sejawat.
65
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Teman Sejawat Siklus I N Aspek yang di obsevasi Tdk o Ada Ada 1 Skenario Pembelajaran (RPP) a. Alokasi Waktu b. Tujuan Pembelajaran c. Media d. Metode e. Sumber belajar f. Langkah-langkah pembelajaran g. Evaluasi h. Penutup 2 Performans Guru a. Sikap b. Mengkondisikan kelas c. Membuka pembelajaran dengan Do’a d. Menyampaikan tujuan pembelajaran e. Menjelaskan konsep f. Penggunaan media yang relevan g. Tanya jawab h. Melakukan bimbingan belajar i. Penggunaan bahasa Indonesia j. Tanggung jawab k. Disiplin 3 Siswa a. Keaktifan siswa b. Kerja kelompok c. Diskusi d. Tanya jawab e. Menyimpulkan materi Jumlah Rata-rata Interpretasi
Skor
70 75 70 85 70 75 75 70 80 75 70
70 70 70 75 70 75 70 70
1385 72.89
Baik
Dari lembar observasi yang dinilai oleh teman sejawat atas proses pembelajaran yang dilakukan peneliti, diketahui dari 24 item pernyataan , hanya 3 item yang belum terpenuhi oleh peneliti. Adapaun hasil lembar observasi yang dinilai teman sejawat dengan rata-rata nilai sebesar 72,89
66
dengan interpretasi baik. Untuk selanjutnya pada tahap beikutnya , peneliti mendiskusikan hasil observasi terutama pada item pernyataan yang belum dapat dipenuhi. Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus pertama, maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat dibuat perencanaan sebagai berikut : 1) Guru memperbaiki langkah-langkah pembelajaran dengan tahapan dibawah ini. a) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok belajar. Setiap kelompok beranggotakan 4 orang siswa (kelompok asal) b) Guru memberikan materi yang berbeda kepada setiap siswa dalam kelompok asal c) Semua kelompok mempelajari materi ajar yang telah diberikan oleh guru d) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka e) Anggota kelompok ahli kembali kekelompok asal masing-masing (home teams) untuk menjelaskan kepada teman dalam kelompoknya f)
Guru mengevaluasi hasil belajar siswa secara individu
g) Guru memberikan tugas rumah 2) Memberikan rewad kepada siswa yang aktif dan mampu memotivasi rekan belajarnya. 3) Merancang dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran kontekstual yang lebih dapat mengarahkan siswa lebih aktif dan kreatif dengan banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran melalui metode-metode rill seperti demontrasi, sosiodrama, penugasan dan koferatif learning. 4) Lebih banyak lagi mempergunakan media, sumber belajar dan sarana belajar sehingga siswa terbawa pada situasi yang mengarah pada realita kehidupan sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan perasaan siswa saat nanti mengalami hal tersebut.
67
2. Siklus II Pada siklus dua ini, peneliti berusaha memperbaiki kekurangan dan kelemahan pengajaran yang dilakukan pada siklus 1, dengan berdiskusi bersama teman sejawat dan memperhatiakan hsil belajar siswa dan hasil lembar observasi. Peneliti menyusun teknik dan strategi pembelajaran yang lebih kongkrit dan mengarah pada tujuan dan hasil belajar yang hendak dicapai. Adapaun tahapan-tahapan pada siklus dua ini adalah sebagai berikut : a. Perencanaan Perencanaan pada siklus dua berdasarkan perencanaan ulang pada siklus satu yaitu : 1) Pemberian motivasi kepada kelompok belajar agar lebih aktif lagi dalam mengikuti proses pembelajaran. 2) Lebih intensif dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada kelompok dan individu untuk ikut menghidupkan suasana belajar 3) Memberikan pengakuan dan penghargaan kepada kelompok dan individu yang aktif dan dapat menghidupkan suasana belajar 4) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang lebih mendekatakan pada model pembelajaran lighting the learning climate dengan berbagai metode drill. b. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran pada siklus dua sudah lebih baik hal ini terlihat dari hal-hal sebagai berikut : 1) Suasana pembelajaran dengan metode ini nampak lebih aktif, ceria dan inovatif serta bermakna. Siswa mulai akrab dengan model pembelajaran lighting the learning climate, siswa telajh menunjukan percaya diri, ceria tidak ada rasa takut dan malu dan mau melakukan kegiatan –kegiatan yang bersifat drill seperti shalat jenazah. 2) Siswa aktif berinteraksi dengan guru dan sesama teman belajar baik dalam kelompoknya maupun kelompok lain dalam membahas materi pemahaman shalat jenazah.
68
3) Pada poin tertentu model pembelajaran lighting the learning climate (menghidupkkan suasana belajar), model ini memang sangat membantu proses pembelajaran yang hidup karena metode yang dikedepankan metode active learning, seperti, diskusi, demontrasi, sosiodrama dan permainan. 4) Sebagain besar siswa termotivasi, dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. 5) Suasana pembelajaran aktif, siswa kreatif terciptanya proses belajar mengajar yang menyenangkan. c. Observasi dan Evaluasi 1) Hasil observasi proses pembelajaran selama siklus dua dapat di lihat pada tabel 4.7 Tabel 4.7 Hasil Observasi Teman Sejawat pada Siklus II N o 1
2
Aspek yang Diobsevasi Skenario Pembelajaran (RPP) a. Alokasi Waktu b. Tujuan Pembelajaran c. Media d. Metode e. Sumber belajar f. Langkah-langkah pembelajaran g. Evaluasi h. Penutup Performans Guru a. Sikap b. Mengkondisikan kelas c. Membuka pembelajaran dengan Do’a d. Menyampaikan tujuan pembelajaran e. Menjelaskan konsep f. Penggunaan media yang relevan g. Tanya jawab h. Melakukan bimbingan belajar i. Penggunaan bahasa Indonesia
Siklus II Tdk Ada Ada
Skor
80 75 75 85 85 90 80 75
90 75 85
80
75 80 75 75 85
69
j. Tanggung jawab k. Disiplin Siswa f. Keaktifan siswa g. Kerja kelompok h. Diskusi i. Tanya jawab j. Menyimpulkan materi Jumlah Rata-rata Interpretasi
3
90 85
75 85 75 85 80 1940 80.83
Baik
Dari hasil pengamatan teman sejawat, melalui lembar observasi yang telah dinilai dan diberi skor, diperoleh hasil aktifitas pembelajaran IPS kelas V MI Darul Amal dengan bahasan sekitar peristiwa proklamasi kemerdekaan skor observasi yang diperoleh 1885 dengan rata-rata 78,54. Menunjukan pada interpretasi Baik. 2) Hasil Evaluasi Siswa Siklus dua Hasil tes belajar siswa yang dilakukan pada siklus dua, dengan jenis tes adalah tes tulis dan bentuk tesnya adalah jawaban singkat, dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.8 Perolehan Skor Siswa dalam Pembelajaran Siklus II NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Objek
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11
Skor
Skor
Perolehan
Ideal
95
100
Tuntas
85
100
Tuntas
70
100
Tuntas
90
100
Tuntas
75
100
Tuntas
80
100
Tuntas
75
100
Tuntas
70
100
Tuntas
75
100
Tuntas
85
100
Tuntas
75
100
Tuntas
Ket
70
12 13 14 15 16 17
X12 X13 X14 X15 X16 X17
75
100
Tuntas
70
100
Tuntas
70
100
Tuntas
70
100
Tuntas
85
100
Tuntas
75
100
Tuntas
Dengan memperbaiki skenario pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran serta hasil diskusi dengan teman sejawat, tampak jelas adanya perubahan yang sangat signifikan dari hasil proses belajar siswa. Pada siklus II ini hasil belajar siswa secara keseluruhan sudah memenuhi ketuntasan belajar minimum (KKM) mata pelajaran IPS kelas V MI Darul Amal sebesar 70. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.8. Adapaun data ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II tersaji dalam tebel sebagai berikut. Tabel 4,9 Distribusi Hasil Tes Siklus II Skor
Banyak Siswa
Prosentasi %
Ket
55 – 63
-
11,76
Nilai Ketuntasan
64 – 72
5
29,41
70
73 – 81
7
41,17
82 – 90
4
23,76
91 – 99
1
5,88
Jumlah
17
100
Dari rentang distribusi perolehan nilai hasil belajar siswa bahwa nilai ketuntasan belajar siswa pada siklus II mencapai 100 %, dengan interpretasi sangat baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siklus II mengalami peningkatan yang sangat signifikan dan memuaskan, sehingga dengan demikian bahwa penerapan metode kooperatif learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan motivasi, keaktifan serta kreatifitas siswa. Untuk lebih memudahkan membaca hasil data berikut ditampilkan dalam bentuk grafik dibawah ini.
71
Grafik 4.3 Hasil Pembelajaran Siklus II 120 100 80 60
Skor Perolehan Skor Ideal
40 20 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
C. Pembahasan 1. Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pada siklus satu dan dua, dapat peneliti jabarkan pada pembahasan berikut : a. Data hasil angket siswa yang disebarkan kepada 17 siswa kelas V MI Darul Amal dengan jumlah item sebanyak 10 item pertanyaan dalam bentuk jawaban “Ya” atau “Tidak”, diperoleg data 85 % siswa menyenangi, termotivasi aktif, tumbuhnya interaksi siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Hal ini menunjukan bahwa metode kooperatif learning tipe jigsaw sangat besar mempengaruhi proses belajar siswa. b. Data hasil belajar siswa yang dilakukan pada pada akhir siklus satu dan siklus dua diketahui bahwa pada siklus satu hasil belajar siswa yang memenuhi nilai ketuntasan belajar sebesar 65 hanya 7 siswa yang mencapai nilai tuntas atau 41, 17 %, dari 17 siswa. Berdasarkan diskusi dengan teman sejawat dan memperhatikan proses belajar siswa serta hasil pengamatan guru terhadap proses pembelajaran yang
72
berlangsung, diketahui bahwa proses pembelajaran yang dilakukan peneliti belum begitu dapat diterima siswa hal ini karena peneliti adalah orang baru dalam pembelajaran IPS, sehingga mereka siswa belum enjoy, dan masih kaku dalam mengikkuti proses pembelajaran. Selain itu model pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw merupakan model baru yang dikenal siswa, sehingga untuk mengikuti proses pembelajaran dengan langkah-langkah yang diterapkan pada metode jigsaw belum berjalan maksimal. Dengan mengetahui kelemahan dan kekurangan pembelajaran pada siklus satu, peneliti melakukan perbaikan pada siklus dua baik perencanaan, proses dan hasil belajar. Pada siklus dua ini hasil belajar
mengalamai
peningkatan yang sangat signifikan. Dari 7 siswa (41,17%) yang tuntas pada siklus satu menjadi 17 siswa (100%) yang tuntas, mengalami peningkatan sebesar 58,83%. 2. Aktivitas Guru Berdasrkan hasil observasi yang telah dilakukan dalam dua siklus diperoleh bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran meningkat dari 53,95% pada siklus I, menjadi 78,54% pada siklus II. Peningklatan ini tentunya dipengaruhi oleh : a. Pemahaman guru terhadap model ini semakin baik dengan kemampuan dalam mengelola standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam satuan pembelajaran. b. Guru sudah mulai terbiasa dan enjoy dalam mengelola model pembelajaran ini, dan dirasakan lebih menarik, menyenangkan dan tidak membosankan, sehingga model ini menjadi motivasi juga bagi guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu meningkatkan pemahaman shalat jenzah siswa. c. Respon siswa terhadap model ini semakin baik, terlihat dengan meningkatnya aktifitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 3. Kendala yang dihadapi Sebagai mana telah diuraikan pada pembahasan diatas, bahwa
73
penerapan metode kooperatif learning tipe jigsaw sebagai metode yang baru dikenalkan oleh peneliti pada sekolah MI Darul Amal kelas V, tentunya masih menjadi barang baru yang perlu proses penyesuaian, sehingga hasil awal pada siklus satupun belum memuaskan. Selain itu faktor alokasi waktu yang disediakan MI Darul Amal Kelas V hanya 30 menit perjam pelajaran berbeda dengan alokasi jam pelajaran pada Sekolah Dasar (SD) sebesar 35 menit-40 menit perjam pelajaran. Hal ini dikarenakan kepadataan mata pelajaran pada sekolah Madrasah yang juga memasukan kurikulum Kementerian Agama seperi Sejarah Kebudayaan Isla, Fiqih, Al-Qur’an Hadist, Aqidah Akhlak dan Bahasa Arab. Faktor lain adalah model pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw ini membutuhkan perencanaan, peralatan dan kesiapan yang jauh lebih lama dari metode ceramah yang biasa dilakukan Guru Madrasah. Hal lain yang menjadi hambatan penelitia adalah kurangnya sarana dan prasarana belajar yang ada di MI Darul Amal.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal Kota Tangerang dengan objek kelas V dengan jumlah siswa 17 orang laki-laki 8 daan perempuan 9 orang dengan mengedepankan action risert dalam waktu tiga bulan terhitung dari bulan Maret sampai dengan Mei Februari 2013, dengan melakukan 2 siklus pembelajaran mengenai Penerapan Metode Aktif Learning Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal. Pada pelaksanaan siklus satu, baik siswa maupun guru masih banyak memiliki kendala dan hambatan dalam penerapan model kooperatif leraning tipe jigsaw. Hal ini di tunjukan dari hasil evaluasi siswa diketahui nilai ulangan pada siklus satu yang baru mencapai nilai KKM 70 ada 7 siswa atau (41,17%) dari 17 siswa. Hal ini disebabkan masih canggungnya guru dan siswa dalam melaksanakan model pembelajaran ini, siswa masih canggung, malu dan belum terbuka dalam mengembangkan aktifitas dan kreatifitasnya. Rendahnya hasil belajar siswa pada siklus satu, peneliti melakukan perbaikan-perbaikan dalam proses pembelajaran dimulai dengan tahapan tahapan penelitian tindakan kelas seperti planing, acting observing dan reflecting. Melalui diskusi dengan teman sejawat dengan menganalisis kekurangan-kekurang dan kelemahan-kelemahan pembelajaran pada siklus satu, peneliti memperbaiki proses pembelajaran dari mulai tahap rencana pelaksanaan, pengamatan dan evaluasi, maka diperoleh skor secara umum menunjukan pada angka 70. Dari 17 siswa, 1 siswa memperoleh rentang skor 74
75
91-99, 7 siswa berada pada rentang skor 73-81, 5 siswa berada pada rentang skor 64 -72 dan 2 siswa pada rentang skor 55-63. Dengan demikian 15 siswa tuntas memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimum. pada siklus dua ini telah menunjukan hasil yang sangat signifikan dan memuaskan. Melalui model kooperatif learning tipe jigsaw, hasill belajar IPS mengalami peningkatan 47,06% dari 41,17 % menjadi 88,23% siswa sudah mencapai nilai KKM yang signifikan, aktifitas , kerja sama tanggung jawab dan motivasi belajar siswa meningkat hal ini ditunjukan dari hasil observasi teman sejawat pada siklus satu aktifitas siswa dan guru 72,89 dengan interpretasi “baik”. Hasil diskusi dan pengamatan proses belajar pada siklus satu,
pada siklus dua hasil pengamatn teman sejawat melalui lembar
observasi proses pembelajaran pada siklus dua mengalami peningkatan yang sangat baik hal ini ditandai dengan skor rata-rata lembar observasi sebesar 80,83 Hasil belajar siswa MI Darul Amal Kota Tangerang dengan rata-rata 80,83 dengan nilai kriteria ketuntasan minimum sebesar 70, maka dapat dinyatakan bahwa metode aktif learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik, karena metode ini dapat meningkatkan kerjasama dan intekasi aktif siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
B. Saran Berdasarkan
pengalaman
peneliti
dalam
menerapkan
model
pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw, dengan hasil pembelajaran yang
76
sangat signifikan, maka peneliti ingin memberikan sumbang saran. 1. Bagi Guru/Pendidikan Sudah saatnya proses pembelajaran menjadi kegiatan utama siswa, siswa yang mengalami, melakukan, mengevaluasi dan menyimpulkan prosesdemi proses dari setiap materi yang dipelajari. Dan ini akan berhasil jika guru mau menggunakan model pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa seperti jigsaw, CIRC, CBSA, PAIKEM dan lain sebagainya. Bawa siswa pada situasi pembelajaran yang menyenangkan dan enjoy dengan melakukan pendekatan-pendekatan yang dapat memotivasi belajar siswa, berikan pengakuan, penghargaan atas setiap usaha dan kerja keras mereka agar kepercayaan diri mereka dapat tumbuh dan berkembang. 2. Bagi Siwa Dalam proses pembelajaran, siswa merupakan subjek dari proses tersebut, oleh karena itu hendaknya siswa dapat mengalami proses tersebut dengan berperan aktif dalam proses tersebut, baik sebagai pengamat, pelaku dan eksekutor dari proses tersebut. Siswa harus berani menunjukan sikap, pendapat dan keingin tahuan. 3. Bagi Lembaga Dengan melihat hasil PTK ini di harapkan untuk lebih menggiatan semangat ke perofesionalan para guru di dalamperoses pembelajarannya, sehingga PTK menyatu dengan jiwa dan cita-cita lembaga dalam menunjukan pendidikan sesuai visi, misi, dan tujuan sekolah. Selain itu
77
penelitian tindakan kelas ini hendaknya didukung dan dorong dengan memberikan kontribusi yang nyata kepada guru baik sarana, fasilitas dan finansial sehingga guru merasa dihargai dan diperhatian. Karena PTK ini melahirkan buah-buah pemikiran yang cemerlang dalam meningkatkan hasil pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Asra,Sumiyati., Metode Pembelajaran, Bandung: CV. Wacana Prima, 2009. Asan Zain, dan Syaiful Bahri., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Aqib,Zainal., Menjadi Guru Profesioanl Berstandar Nasional, Bandung: Yrama Widya, 2009. As Yusuf,Slamet., Metode Active Learning, Semarang : Cipta Persada, 2001 Arikunto,Suharsimi., Penelitian Tindakan Kelas , Jakarta: Bumi Aksara ,2007 Bahri Djamarah,Syaiful., Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Destia, Rahman, “Metode Pembelajaran Jigsaw”, artikel di akses pada 17 April 2013 dari http://rahman-destia.blogspot.com Departemen Pendidikan Nasional , Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, Jakarta: Media Pustaka Mandiri, 2009. Djamarah,Syaeful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Renika Cipta, 2002. Djali, Fsikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo, 2008 Direktorat Pendidiakn Agama Islam, Modul Penelitian Tindakan Kelas, Serang: STIT Serang, 2012 Efendi, Arif, Konsep Tujuan Pendidikan, artikel di akses pada 17 April 2013 dari http://rahman-destia.blogspot.com Hakim, Thursan., Pembelajaran Secara Efektif, Jakarta, Puspa Swara, 2005. Indah Kartikasari,Ratih., Makalah Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Ibu, Di Program Studi DIII Kebidanan StikES Muhammadiyah Lamongan, 2007 Jalaludin, Teologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pres, 2001.
78
79
Mukmin Azet, Ahmad., “Pendidikan-Menurut-Uu-Sisdiknas dan Peran Masyarakat dalam Menyukseskan Pendidikan di Indonesia”, artikel di akses pada 17 Maret 2013 dari http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/19/ pendidikanmenurut-uu-sisdiknas- dan-peran-masyarakat-dalam menyukseskan pendidikan-di-indonesia/html. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009 Novita Farida, Pengertian IPS, Artikel diakses tanggal 20 September 2013 dari http//faridanovita.blogspot.com. Nasution Noeh, Evaluasi Pengajaran, Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1999 Nazir, Moh, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009 Rifa’i, Moh., Terjemah/Tafsir Al-Qur’an, Semarang : CV Wicaksana, 1997. Rosyada, Strategi Pembelajaran Aktif, Bandung: Cakrawala Pres: 2008. Rahman, Metode Pembelajaran Jigsaw, Artikel di Kases pada tanggal 20 Maret 2013, http://rahman-destia.blogspot.com/2012/06/metode-pembelajaranjigsaw.html. Rudy, Kamus Lengakap Inggris Indonesia, Jakarta: Kasiko Publisher, 2004. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Syah, Muhibin., Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2012. ......................, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010 Supardi dkk, Perencanaan Sistem Pembelajaran, Jakarta: Haja Mandiri, 2010. Silberman,Mel, Pengantar Komarudin Hidayat, Active Learning, Yogyakarta: Yapendis, 2009 ....................., Active Learning 101 cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Nuansa, 2012 Tafsir,Ahmad., Metodelogi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000
80
Sapriya, Pendidikan IPS, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009 Sharan,Sholomo., Pengantar Oleh Sigit Prawoto, Cooperatic Learning, , Yogyakarta: Familia, 2012. Sumarsono,HM Sony., Metode Riset Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu, Jakarta, 2004. Suyanto.. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pengenalan Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta: Dirjen Dikti, 1997. Sukayati, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Jakarta: Alfabeta, 2003. Sudrajat, Ahmad., Pembelajaran Aktif , Artikel diakses pada tanggal 18 Maret, http://www.slideshare.net/akhmadsudrajat/pembelajaran-aktif-activelearning Sukandi, Strategi Pembelajaran active Learning, Semarang: Lentera, 2003. Silberman, Melvin., L Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Nuansa, 2012 Suryadi, Metode Pembelajaran Jigsaw, diakses pada tanggal 18 Maret 2013, http://rahman-destia.blogspot.com/2012/06/metode-pembelajaranjigsaw.html Somantri, Metode pembelajaran Ilmu Sosial , Jakarta: Media Swara,2001 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003 Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009. Suyono, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011 Supardi, Perencanaan Sistem Pembelajaran, Jakarta: Haja Mandiri, 2011
81
Winatapura,Udin.S., “Pengertian Belajar dan Pembelajaran”(Jakarta : Rosda Karya: 2001. Zuhairini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, 1983. Zaini, Hisyam, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008
Lampiran 1 Materi Soal Pree Tes
Jenis Tes
: Tulisan
Bentuk Tes
: Isian Singkat
Jumlah Soal
: 10 item
Nama Siswa :.............................................. Nilai
I.
:..............................................
Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan benar! 1. Tokoh yang mendapat gelar Bapak Proklamator Indonesia adalah... 2. Tokoh pemimpin bangsa yang ikut Bung Karno dan Bung Hatta ke Vietnam untuk membicarakan kesiapan kemerdekaan Indonesia adalah 3. Nama tokoh yang memberiatahukan kekalahan Jepang kepada Bung Karno dan meminta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia adalah... 4. Bung Karno memimpin rapat PPKI di rumah... 5. Yang menjahit bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih adalah... 6. Salah satu usaha untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia adalah dibentuknya BPUPKI yang dalam bahasa Jepang disebut... 7. BPUPKI diketuai oleh... 8. Rapat BPUPKI tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 membahas tentang... 9. Cikal bakal undang-Undang dasar 1945 adalah... 10. PPKI kepanjangan dari...
82
83
Kunci Jawaban Pree Tes Indikator 2.1.1 Menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan dalam memperjuangkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. 2.1.2 Menyebutkan beberapa usaha yang dilakukan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Jawaban. 1. Bung Karno dan Bung Hatta 2. Dr. Rajiman Widyodiningrat 3. Sultan Syahrir 4. Laksamana Maeda 5. Fatmawati 6. Dokuritsu Junbi Cosakai 7. Dr. Rajiman Widyodiningrat 8. Dasar Negara Indonesia 9. Piagam Jakarta 10. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
84
Hasil Pree Tes Siswa Kelas V MI darul Amal No
Nama Siswa
1
Ahmad Tauhid Rifaldi Aji Bagus Rifaldi Ananda Adnan Febrian Fajar Maulana Galih Muhrijaldi Nabila Sukma Ningsih Ni’daul Hasanah Putri Nur Aulia Saras Wati Sekar Kedaton Vera Vejrianti Nur Oktaviani Abdul Rohman Herlansyah Rafli Fajar Yanci Vebiola
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Hasil Betul
Salah
Jumlah Skor
7
3
7
70
5
5
5
50
6
4
6
60
4
6
4
40
5
5
5
50
4
6
4
40
6
4
6
60
7
3
7
70
6
4
6
60
6
4
6
60
5
5
5
50
8
2
8
80
5
5
5
50
6
4
6
60
4
6
4
40
3
7
3
30
7
3
7
70
Nilai
Penjelasan. Untuk mengetahui dasar kemampuan siswa mengenai bahasan proklamasi kemerdekaan Indonesia diperoleh hasil tes kemampuan siswa, hanya 4 siswa atau 23,59% yang dapat nilai tuntas dengan ketentuan KKM sebesar 70 dari 17 siswa yang mengikuti tes tersebut. Dengan demikian masih rendahnya kemampuan dasar siswa mengetahui materi sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia. Untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan hasil belajar tersbeut, peneliti memulai dengan membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran aktif type jigsaw yang dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dilakukan pada pembelajaran siklus satu.
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
NamaSekolah
: MI. Darul Amal
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas/Semester
: V/2
Pertemuan Ke
:1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi 2. Menghargai peran tokoh pejuang dan Masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia B. Kompetensi Dasar 2.1 Menghargai jasa dan peran tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia C. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran 2.1.1 Menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan dalam memperjuangkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. 2.1.2 Menyebutkan beberapa usaha yang dilakukan para tokoh dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. D. Tujuan Pembelajaran Setelah siswa mengalami proses pembelajaran IPS dengan materi Sekitar Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan, melalaui proses penjelasan guru, diskusi kelompok, dan pemberian tugas, diharapkan siswa dapat menyebutkan tokohtokoh yang berperan dalam memperjuangkan proklamasi kemerdekaan Indonesia dan menyebutkan usaha-usaha yang dilakukan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. E. Materi Pembelajaran Sekitar Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan
86
F. Metode Pembelajaran:
Metode
: Diskusi Kelompok, Penugasan dan Tanya Jawab
Model
: Koferatif Learning type jigsaw
G. Langkah-langkah Pembelajaran: 1. Pendahuluan (10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Mengucapkan salam,
Bersama-sama menjawab Disiplin,
menanyaan kabar/keadaan
salam guru, dan
bertanggung
siswa.
menjawab pertanyaan
jawab, sopan,
Memimpin do’a menuntut
guru tentang kabar siswa
santun,
ilmu dan mengabsen siswa
Bersama-sama membaca
religius
do’a menuntut ilmu dan mendengarkan guru menganbsen.
2. Kegiatan Inti (30 menit) a. Ekplorasi (10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Mengkondisikan kelas yang Bersama-sama
Kreatif, kerja
mendukung terlaksananya
memperhatikan dan
keras,cinta
kegiatan belajar mengajar
mengikuti instruksi
ilmu,bertanggung
dengan tipe jigsaw
guru
jawa, rasa ingin
Melakukan pendekatan
Mendengarkan dan
tahu, sadar akan
apersepsi dan pree tes
menjawab pertanyaan
hak dan
Membagi kelas menjadi
guru
kewajiban, patuh
beberapa kelompok belajar.
Membantu guru dalam
Setiap kelompok
mengatur dan membuat
beranggotakan 5 orang
kelompok (kelompok
siswa (kelompok asal)
Asal)
Menjelaskan model
Mendengarkan
87
pembelajaran dan langkah-
penjelasan guru.
langkah pembelajaran yang
Mengamati dan
akan dilaksanakan dengan
mengidentifikasi materi
teknik jigsaw
yang diterimanya
Memberikan materi yang berbeda kepada siswa dalam kelompok asal
b. Elaborasi (10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Menjelaskan materi
Bersama-sama
Rasa ingin
pelajaran, dan tujuan
memperhatikan dan
tahu,kreatif, kerja
pembelajaran yaitu dapat
mendengarkan
keras,bertanggung
menyebutkan tokoh-tokoh
penjelasan guru
jawa, patuh,
yang berperan dalam
Membaca materi dan
disiplin
memperjuangkan
berkumpul dengan
proklamasi kemerdekaan
kelompok yang
Indonesia dan usaha para
materinya sama
tokoh dalam
Berkumpul
mempersiapkan
berdasarkan
kemerdekaan Indonesia
kesamaan materi dan
Memberikan materi yang
melakukan diskusi
berbeda kepada siswa dari
dan kajian materi
kelompok asal
Bertanya kepada guru
Meminta siswa berkumpul
tentang hal-hal yang
berdasarkan materi yang
belum jelas.
sama (kelompok ahli) dan melakukan diskusi Menjawab pertanyaan siswa yang belum jelas cara
88
melaksanakan tugas sesuai dengan teknik pembelajaran yang digunakan.
c. Konfirmasi (10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Mengembalikan kelompok
Berkumpul
Demokratis,
ahli ke kelompok asal untuk
berdasarkan
tanggung jawab,
menjelaskan materi yang
kelompok asal dan
kerja keras, cinta
telah dibahas dikelompok
menjelaskan hasil
ilmu, ingin tahu,
ahli
dari kelompok ahli
disiplin, santun,
Meminta siswa untuk
kepada teman secara
patuh
menjelaskan hasil diskusi
bergantian
kelompok.
Melaporkan hasil
Memberi penguatan tentang
diskusi
hal-hal yang belum
Mendengarkan dan
diketahui siswa
memperhatikan penjelasan guru
3. Penutup (10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Melakukan evaluasi hasil
Mengerjakan tes
Jujur, bertanggung
belajar siswa secara
evaluasi hasil belajar
jawab, kerja keras,
individu
dengan sungguh-
sopan, patuh,religi
Meneliti hasil pekerjaan
sungguh.
siswa sambil
Mendengarkan dan
menyempaikan kompirmasi
menjawab pertanyaan
dan tanya jawab mengenai
guru.
hasil pekerjaan siswa
Memperhatikan saran
Menutup kegiatan
dan perintah guru
89
pembelajaran dengan pesan
Melaksanakan dan
dan kesan singkat mengenai
melaksanakan tugas
jalannya kegiatan
yang diberikan oleh
pembelajaran dengan tipe
guru.
jigsaw serta memotivasi
Menjawab salam
siswa atas kekurangan maupun keberhasilannya, serta do’a dan salam Memberi tugas rumah
H. Media/Alat dan Sumber Belajar 1. Buku paket IPS Terpadu Kelas V, Karangan M.HM Thayeb MS dkk, Penerbit Erlangga. 2. LKS dan gambar tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia.
I. Penilaian No 1.
2.
Indikator Pencapaian Kompetensi Menyebutkan tokoh-
Tes
tokoh yang berperan
Tulis
Tehnik
Bentuk Isian
Intrumen Penilaian Siapa yang membacakan teks
dalam memperjuagkan
proklamasi Indonesia?
proklamasi
Siapa yang ?
kemerdekaan Indonesi
Siapa yang menanda
Menyebutkan beberapa
tangani teks proklamasi
usaha yang dilakukan
selain Ir Soekarno
para tokoh dalam
Siapa nama tokoh yang
rangka mempersiapkan
memberiatahukan
kemerdekaan
kekalahan Jepang
Indonesia.
kepada Bung Karno dan meminta untuk memproklamasikan
90
kemerdekaan Indonesia? Bung Karno memimpin rapat PPKI di rumah... Siapa yang menjahit bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih? Salah satu usaha untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia adalah dibentuknya BPUPKI yang dalam bahasa Jepang disebut... BPUPKI diketuai oleh... Rapat BPUPKI tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 membahas tentang... Cikal bakal undangUndang dasar 1945 adalah... PPKI kepanjangan dari...
Mengetahui
Tangerang,.................... 2013
Teman Sejawat
Guru Mata Pelajaran
Usman Afandi, S.Pd.I, M.Si NIP :197905122007101004
Muhaeni NIM. 809018300354
91
Lampiran 2.1 Instrumen Penilaian Nama Siswa :............................. Kelas
:.............................
Nilai
:..............................
I.
Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar!
1. Yang membacakan teks proklamasi Indonesia adalah... 2. Tokoh yang berangkat ke Vietnam bersama Ir Soekarno dan Moh Hatta adalah... 3. Tokoh pejuang yang ikut menandatangani teks proklamasi bersama Ir Soekarno adalah... 4. Tokoh yang memberiatahukan kekalahan Jepang kepada Bung Karno dan meminta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia adalah... 5. Bung Karno memimpin rapat PPKI di rumah... 6. Yang menjahit bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih adalah... 7. Salah satu usaha untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia adalah dibentuknya BPUPKI yang dalam bahasa Jepang disebut! 8. BPUPKI diketuai oleh... 9. Rapat BPUPKI tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 membahas tentang... 10. Cikal bakal undang-Undang dasar 1945 adalah...
92
Kunci Jawaban 1. Bung Karno dan Bung Hatta 2. Dr. Rajiman Widyodiningrat 3. Moh Hatta 4. Sultan Syahrir 5. Laksamana Maeda 6. Fatmawati 7. Dokuritsu Junbi Cosakai 8. Dr. Rajiman Widyodiningrat 9. Dasar Negara Indonesia 10. Piagam Jakarta
93
Bobot Nilai dan Tehnik Penilaian a. Bobot Nilai No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
b. Tehnik Penilaian
Bobot Nilai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Keterangan
94
Lembar Penilaian
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Siswa
Ahmad Tauhid Rifaldi Aji Bagus Rifaldi Ananda Adnan Febrian Fajar Maulana Galih Muhrijaldi Nabila Sukma Ningsih Ni’daul Hasanah Putri Nur Aulia Saras Wati Sekar Kedaton Vera Vejrianti Nur Oktaviani Abdul Rohman Herlansyah Rafli Fajar Yanci Vebiola
Performan Pengetahuan 70
Praktek 75
80
73
70
Sikap B
Jumlah Nilai Skor 145
72.50
B
153
76.50
76
B
146
73.00
80
75
A
155
77.50
70
75
B
145
72.50
70
80
B
150
75.00
70
85
B
155
77.50
70
70
B
140
70.00
65
70
B
135
67,50
70
70
B
140
70.00
90
85
A
175
87.50
70
75
B
145
72.50
80
75
A
155
77.50
60
65
B
125
62.50
70
70
B
140
70.00
70
70
B
140
70.00
80
75
B
155
77.50
Ket. Nilai Kognitif di ambil dari hassil tes akhir pembelajaran,adapun nilai fsikomotor dan afektif diambil pada saat prosess pembeljaran berlangsung.
95
Materi Soal Pree Tes
Jenis Tes
: Tulisan
Bentuk Tes
: Isian Singkat
Jumlah Soal
: 5 item
Nama Siswa :.............................................. Nilai
I.
:..............................................
Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan benar! 1. Sebutkan 2 peran Ir Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia! 2. Apa saja jasa dari Mr Ahmad Soebarja dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia ? 3. Sebutkan usaha dari Bung Hatta dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia? 4. Sebutkan 3 cara menghargai jasa para pahlawan! 5. Sebagai pelajar bagaimana cara menghargai jasa para pahlawan?
96
Kunci Jawaban Pree Tes Indikator 2.1.3 Menjelaskan peran dan jasa tiap-tiap tokoh dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia 2.1.4 Menunjuka cara menghargai jasa-jasa para tokoh persiapan kemerdekaan Indonesia
Jawaban. 1. Bung karno menyusun teks proklamasi di rumah laksaana Tadashi Maeda Bung Karno Menanda tangani teks proklamasi atas nama bangsa indonesia Bung Karno membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia 2. Menyusun teks proklamasi bersama bung karno di rumah laksamana Tadeshi Maeda 3. Bung Hatta menyususn teks proklamasi di rumah laksamana Tadeshi maeda. Bersama Bung Karno menanda tangani teks proklamasi atas nama bangsa Indonesia 4. Meniru semangat juang dan mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari Mengisi kemerdekaan dengan perbuatan-perbuatan yang meningkatkan kemajuan bangsa Indonesia Ikut serta menjaga persatuan dan kesatuan dalam NKRI 5. Mengheningkan cipta saat upacara bendera Belajar dengan sungguh-sungguh Ziarah kemakam pahlawan
97
Hasil Pree Tes Siswa Kelas V MI Darul Amal No
Nama Siswa
1
Ahmad Tauhid Rifaldi Aji Bagus Rifaldi Ananda Adnan Febrian Fajar Maulana Galih Muhrijaldi Nabila Sukma Ningsih Ni’daul Hasanah Putri Nur Aulia Saras Wati Sekar Kedaton Vera Vejrianti Nur Oktaviani Abdul Rohman Herlansyah Rafli Fajar Yanci Vebiola
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Hasil Betul
Salah
Jumlah Skor
7
3
7
70
5
5
5
50
6
4
6
60
8
2
8
80
7
3
7
70
7
3
7
70
6
4
6
60
7
3
7
70
8
2
8
80
8
2
8
80
7
3
7
70
8
2
8
80
6
4
6
60
6
4
6
60
5
5
5
50
4
6
4
40
7
3
7
70
Nilai
Penjelasan. Dari hasil tes awal kemampuan siswa mengenai peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan indikator 2.1.3 Menjelaskan peran dan jasa tiaptiap tokoh dala usaha persiapan kemerdekaan Indonesia dan indikator 2.1.4 Menunjukan cara enghargai jasa-jasa para tokoh persiapan keerdekaan Indonesia. Diperoleh hasil tes keampuan siswa sebanyak 10 siswa atau 58 % sudah eenuhi kriteria ketuntasan minial dan 7 siswa atau 41,17 siswa velu encapai nilai ketuntasan. Berdasarkan data tersebut, pada siklus II ini penelitia akan lebih berkonsentrasi pada poin-poin soal yang banyak siswa kurang mapu menjawab dengan benar, melalui penerapan model aktif learning tipe jigsaw
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
NamaSekolah
: MI. Darul Amal
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas/Semester
: V/2
Pertemuan Ke
:2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi 2. Menghargai peran tokoh pejuang dan Masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia B. Kompetensi Dasar 2.1 Menghargai jasa dan peran tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia C. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran 2.1.3 Menjelaskan peran dan jasa tiap-tiap tokoh dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia 2.1.4 Menunjukan
cara
menghargai
jasa-jasa
para
tokoh
persiapan
kemerdekaan Indonesia D. Tujuan Pembelajaran Setelah siswa mengalami proses pembelajaran IPS dengan materi Peristiwa Sekitar Proklaasi Kemerdekaan Indonesia, melalaui proses penjelasan guru, diskusi kelompok, dan pemberian tugas, diharapkan siswa dapat menjelaskan peran dan jasa tiap-tiap tokoh dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia dan dapat enghargai jasa-jasa para tokoh persiapan kemerdekaan Indonesia dala kehiduapan berbangsa dan bernegara. E. Materi Pembelajaran Peristiwa Sekitar Proklaasi Kemerdekaan Indonesia,
99
F. Metode Pembelajaran:
Metode
: Diskusi Kelompok, Demontrasi, Penugasan dan Tanya Jawab
Model
: Koferatif Learning type jigsaw
G. Langkah-langkah Pembelajaran: 1. Pendahuluan (10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Mengucap salam
Mengikuti instruksi guru.
Disiplin,
Berdo’a bersama untuk
Menjawab salam
bertanggung
memulai pembelajaran
Berdo’a bersama
jawab, sopan,
Mengabsen siswa
Mendengarkan dan
santun,
Melakukan pendekatan
menjawab hadir tanda
religius
edukatif dan persuasif
hadir
Menanyakan dan
Menyerahkan tugas
memeriksa tugas rumah
rumah
siswa
2. Kegiatan Inti (30 menit) a. Ekplorasi (10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Mengkodisikan kelas yang
Membantu merapihkan
Kreatif, kerja
mendukung terlaksananya
meja dan kursi belajar
keras,cinta
kegiatan belajar mengajar
dalam bentuk
ilmu,bertanggung
dengan tipe jigsaw
kelompok
jawa,patuh, rasa
Menjelaskan model
Bersama-sama
ingin tahu dan
pembelajaran dan langkah-
memperhatikan dan
demokratis
langkah pembelajaran yang
mengikuti instruksi
akan dilaksanakan dengan
guru
teknik jigsaw Menjelaskan konsep materi
Menyimak penjelasan
100
dan tujuan pembelajaran
guru menganai langkah
yang hendak dicapi
pembelajaran dengan
Memberikan materi yang
metode jigsaw.
berbeda kepada siswa
Menerima dan
dalam kelompok asal
mengamati isi materi
Meminta Siswa dengan
yang diterima
materi yang sama
Berkumpul berdasarkan
berkumpul membentuk
materi yang sama
kelompok ahli
b. Elaborasi (10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Memfasilitasi siswa
Membaca dan
Berpikir logis,kreatif,
untuk melakukan diskusi
mengidentifikasi
kerja keras, cinta ilmu,
kelompok
materi
bertanggung jawa,
Membantu dan
Berdiskusi dengan
demokratis,menghargai
mengarahkan siswa
mencari nilai-nilai
keberagaman ingin
dalam diskusi
poko pada materi
tahu, tekun, disiplin,
Menjawab pertanyaan
yang diberikan.
siswa
Bertanya jika ada
Meminta siswa untuk
materi yang belum
kembali kekelompok
difahami
asal
Kembali
Membantu siswa untuk
kekelompok asal
menjelaskan hasil
Melakukan
diskusi dikelompok ahli
demontrasi dengan
kepada kelompok
menjelaskan materi
asalnya secara
yang didapat pada
bergantian sampai
kelompok ahli
seluruh siswa
Melakukan tanya
101
melakukannya
jawab.
Melakukan tanya jawab dari hasil penjelasan pada tiap-tiap kelompok asal
c. Konfirmasi (10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Bersama siswa
Menyimpulkan
Kerja keras, cinta
menyimpulkan hasil
materi
ilmu, bertanggung
diskusi kelompok pada
Mendengarkan
jawa, ingin tahu,
kelompok ahli dan
penjelasan guru
disiplin, sopan,
kelompok asal.
santun
Memberi penguatan tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
3. Penutup (10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Melakukan evaluasi hasil
Mengerjakan tes
Rasa ingin tahu ,
belajar siswa secara
evaluasi hasil belajar
cinta ilmu, sopan,
individu
dengan sungguh-
santun, patuh
Meneliti hasil pekerjaan
sungguh.
siswa sambil
Mendengarkan dan
menyempaikan
menjawab pertanyaan
kompirmasi dan tanya
guru.
jawab mengenai hasil
Memperhatikan saran
pekerjaan siswa
dan perintah guru
Menutup kegiatan
Melaksanakan dan
pembelajaran dengan pesan
menjawab tugas yang
102
dan kesan singkat mengenai
diberikan oleh guru.
jalannya kegiatan pembelajaran dengan tipe jigsaw serta memotivasi siswa atas kekurangan maupun keberhasilannya, serta do’a dan salam
H. Media/Alat dan Sumber Belajar 1. Buku paket IPS Terpadu Kelas V, Karangan M.HM Thayeb MS dkk, Penerbit Erlangga. 2. LKS dan gambar Tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia.
I. Penilaian No 1.
2
3.
4
5
Indikator Pencapian Kompetensi Menjelaskan peristiwa
Tehnik
Bentuk
Tes
Esay
menjelang
Tulis
Intrumen Penilaian Apa penyebab Jepang memperkenankan
kemerdekaan Indonesia
merdeka suatu hari ?
Menyebutkan peran
Sebutkan 2 wilayah
tokoh-perjuangan
komando Jepang di
kemerdekaan Indonesia
Indonesia !
Menyebutkan jasa-jasa
Apa isi pengumuman
tokoh pejuang
Jepang pada tanggal 1
kemerdekaan Indonesia
maret 1945 untuk
Menyebutkan
Indonesia ?
persiapan-persiapan
Apa tugas pokok dari
menjelang
BPUPKI ?
kemerdekaan Indonesia
Apa peran dari panitia
Menunjukan cara
sembilan bentukan PPKI
menghargai jasa-jasa
?
103
para tokoh persiapan
Sebutkan jasa-jasa Ir
kemerdekaan
Soekarno daalam
Indonesia.
kemerdekaan Indonesia! Apa peran dari Laksamana Tadashi Maeda dalam membantu proklamasi kemerdekaan Indonesia? Sebutkan 2 bentuk persiapan kemerdekaan Indonesia! Apa peran tokoh muda dalam mempersiapkan kemerdekaan? Apa bentuk-bentuk menghargai jasa pahlawan bagi seorang pelajar ? Sebutkan 2 cara mempertahankan kemerdekaan Indonesia saat ini ?
Mengetahui
Tangerang,.................... 2013
Teman Sejawat
Guru Mata Pelajaran
Usman Afandi, S.Pd.I, M.Si NIP :197905122007101004
Muhaeni NIM. 809018300354
104
Instrumen Penilaian Nama Siswa :............................. Kelas
:.............................
Nilai
:..............................
I.
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan Jelas! 1. Teks proklamasi di tanda tangani oleh Ir Soekarno dan.... 2. Selain Ir Soekarno dan Moh. Hatta teks proklamasi disusun oleh... 3. Tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang mengetik teks proklamasi kemerdekaan adalah.... 4. Bendera sang saka merah putih di jahit oleh... 5. Teks proklamasi di susun di rumah seorang perwira tinggi angkatan laut kekaisaran Jepang yang bernama... 6. Tokoh pejuang yang mengusulkan penanda tanganan tek proklamasi oleh Ir Soekarno dan Moh Hatta adalah... 7. Nama wartawan yang berperan dalam menyebarkan berita kemerdekaan Indoensia keseluruh penjuru tanah air adalah... 8. Mengheningkan cipta dalam upacara ditujukan untuk.... 9. Bagi pelajar mengisi kemerdekaan dengan.. 10. Bersatu kita teguh bercerai kita...
105
Kunci Jawaban 1. Moh.Hatta 2. Mr Ahmad Subarja 3. Sayutimalik 4. Fatmawati 5. Laksamana Tadeshi Maeda 6. Sukarni 7. B.M.Diah 8. Para pahlawan yang gugur di medan perang 9. Belajar yang giat 10. Runtuh
106
Bobot Nilai dan Tehnik Penilaian a. Bobot Nilai No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
b. Tehnik Penilaian
Bobot Nilai 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
Keterangan
107
Lembar Penilaian
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Siswa
Ahmad Tauhid Rifaldi Aji Bagus Rifaldi Ananda Adnan Febrian Fajar Maulana Galih Muhrijaldi Nabila Sukma Ningsih Ni’daul Hasanah Putri Nur Aulia Saras Wati Sekar Kedaton Vera Vejrianti Nur Oktaviani Abdul Rohman Herlansyah Rafli Fajar Yanci Vebiola
Performan Pengetahuan 70
Praktek 75
80
73
70
Sikap B
Jumlah Nilai Skor 145
72.50
B
153
76.50
76
B
146
73.00
80
75
A
155
77.50
70
75
B
145
72.50
70
80
B
150
75.00
70
85
B
155
77.50
70
70
B
140
70.00
80
70
B
150
75.00
70
70
B
140
70.00
90
85
A
175
87.50
70
75
B
145
72.50
80
75
A
155
77.50
70
75
B
145
72.50
70
70
B
140
70.00
70
70
B
140
70.00
80
75
B
155
77.50
Ket. Nilai Kognitif di ambil dari hassil tes akhir pembelajaran,adapun nilai fsikomotor dan afektif diambil pada saat prosess pembeljaran berlangsung.
108
Materi Kelompok Ahli
Materi No
Nama Kelompok
1 2 3
A B C
Peristiwa Menjelang Proklamasi X
Tokoh-tokoh Kemerdekaan
Menghargai jasa-jasa Tokok kemerdekaan
X X
109
KELOMPOK BELAJAR IPS KOOPERATIF LEARNING TIPE JIGSAW KELAS V MI DARUL AMAL TAHUN AJARAN 2013-2014
KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
Ahmad Tauhid Rifaldi
Galih
Aji Bagus Rifaldi
Muhrijaldi
Anan Adnan F
Nabila Sukma
Fajar Maulana
Ni’daul Hasanah
Saras Wati
Putri Nur Aulia
Rafli Fajar
Yanci Vebiola
KELOMPOK 3 Sekar Kedaton Vera Vejrianti Nur Oktaviani Abdul Rohman Herlansyah
110
Lampiran 2 Instrumen (Tes, Angket, Lembar Observasi, Pedoman Wawancara, Kisi-Kisi dan Data Responden) Perolehan Skor Siswa dalam Pembelajaran Siklus I NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Objek
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17
Skor
Skor
Perolehan
Ideal
95
100
Tuntas
85
100
Tuntas
65
100
Tuntas
70
100
Tuntas
60
100
Tdk Tuntas
60
100
Tdk Tuntas
55
100
Tdk Tuntas
65
100
Tuntas
60
100
Tdk Tuntas
50
100
Tdk Tuntas
75
100
Tuntas
60
100
Tdk Tuntas
65
100
Tuntas
55
100
Tdk Tuntas
60
100
Tdk Tuntas
55
100
Tdk Tuntas
55
100
Tdk Tuntas
Ket
111
Distribusi Hasil Tes Siklus I Skor
Banyak Siswa
Prosentasi %
Ket
55 – 63
10
58,82
Nilai Ketuntasan
64 – 72
4
23,52
70
73 – 81
1
5,88
82 – 90
1
5,88
91 – 99
1
5,88
Jumlah
17
100
112
Grafik 4.2 Hasil Pembelajaran Siklus I 120 100 80 Skor Perolehan
60
Skor Ideal 40 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
113
Perolehan Skor Siswa dalam Pembelajaran Siklus II NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Objek
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17
Skor
Skor
Perolehan
Ideal
95
100
Tuntas
85
100
Tuntas
75
100
Tuntas
90
100
Tuntas
75
100
Tuntas
80
100
Tuntas
70
100
Tuntas
70
100
Tuntas
75
100
Tuntas
85
100
Tuntas
75
100
Tuntas
75
100
Tuntas
70
100
Tuntas
75
100
Tuntas
75
100
Tuntas
70
100
Tdk Tuntas
75
100
Tuntas
Ket
114
Distribusi Hasil Tes Siklus II Skor
Banyak Siswa
Prosentasi %
55 – 63
-
-
64 – 72
5
29,41
73 – 81
7
41,17
82 – 90
4
23,52
91 – 99
1
5,88
Jumlah
17
100
Ket Nilai Ketuntasan 70
115
Hasil Pembelajaran Siklus II 120 100 80 60
Skor Perolehan Skor Ideal
40 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
116
Angket Siswa Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1 Nama Siswa : Kelas : No 1
2 3
4
5
6 7 8 9 10
Pertanyaan Menurut kamu apakah pembelajaran berkelompok model Jigsaw, bersifat menyenangkan? Apakah kamu lebih mudah memahami materi Matematika dengan cara belajar seperti ini? Apakah cara belajar seperti ini, merangsang kamu untuk belajar dan belajar (ingin belajar terus)? Apakah belajar berkelompok dengan model Jigsaw seperti ini, memberi beban berat belajar kamu? Apakah belajar berkelompok model Jigsaw seperti ini, perlu diterapkan pada pembelajaran berikutnya? Apakah belajar berkelompok model Jigsaw seperti ini, kamu ikut bekerja kelompok? Apakah kamu memberi andil pendapat dalam kelompokmu? Apakah kamu pernah memberi bantuan pemahaman kepada anggota kelompokmu? Apakah kamu melakukan kegiatan/mencatat sesuai dengan hasil kelompokmu? Apakah kamu merasa minder/ kurang percaya diri dalam kelopokmu?
Ya
Tidak
Ket
Tangerang,..........2013 Nama Siswa
117
Hasil Angket Penelitian Tindakan Kelas No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Item Angket Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10
Jawaban Ya Tidak 17 15 2 17 14 3 16 1 12 5 10 7 11 6 17 17 -
Prosentasi Jawaban Ya Tidak 100% 0% 88,24% 11,76% 100% 0% 82,35% 17,64% 94,11% 5,88% 70,58% 29,41% 58,82% 41,17% 64,70% 35,29% 100% 0% 100 0%
118
LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU PADA PEMBELAJARAN IPS SIKLUS I N o 1
2
3
Aspek yang Diobsevasi
Siklus I Tdk Ada Ada
Skor Komentar
Skenario Pembelajaran (RPP) a. Alokasi Waktu b. Tujuan Pembelajaran c. Media d. Metode e. Sumber belajar f. Langkah-langkah pembelajaran g. Evaluasi h. Penutup Performans Guru a. Sikap b. Mengkondisikan kelas c. Membuka pembelajaran dengan Do’a d. Menyampaikan tujuan pembelajaran e. Menjelaskan konsep f. Penggunaan media yang relevan g. Tanya jawab h. Melakukan bimbingan belajar i. Penggunaan bahasa Indonesia j. Tanggung jawab k. Disiplin Siswa a. Keaktifan siswa b. Kerja kelompok c. Diskusi d. Tanya jawab e. Menyimpulkan materi Tangerang, Juli 20 13
Mengetahui Guru Pamong
Guru Praktikum
Usman Afandi, S.Pd.I, M.Si NIP :197905122007101004
Muhaeni NIM. 809018300354
119
LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU PADA PEMBELAJARAN IPS SIKLUS II N o 1
2
3
Aspek yang Diobsevasi
Siklus II Tdk Ada Ada
Skor Komentar
Skenario Pembelajaran (RPP) a. Alokasi Waktu b. Tujuan Pembelajaran c. Media d. Metode e. Sumber belajar f. Langkah-langkah pembelajaran g. Evaluasi h. Penutup Performans Guru a. Sikap b. Mengkondisikan kelas c. Membuka pembelajaran dengan Do’a d. Menyampaikan tujuan pembelajaran e. Menjelaskan konsep f. Penggunaan media yang relevan g. Tanya jawab h. Melakukan bimbingan belajar i. Penggunaan bahasa Indonesia j. Tanggung jawab k. Disiplin Siswa a. Keaktifan siswa b. Kerja kelompok c. Diskusi d. Tanya jawab e. Menyimpulkan materi Tangerang, Juli 20 13
Mengetahui Guru Pamong
Guru Praktikum
Usman Afandi, S.Pd.I, M.Si NIP :197905122007101004
Muhaeni NIM. 809018300354
120
Hasil Observasi Siklus I N o 1
2
3
Aspek yang Diobsevasi Skenario Pembelajaran (RPP) i. Alokasi Waktu j. Tujuan Pembelajaran k. Media l. Metode m. Sumber belajar n. Langkah-langkah pembelajaran o. Evaluasi p. Penutup Performans Guru l. Sikap m. Mengkondisikan kelas n. Membuka pembelajaran dengan Do’a o. Menyampaikan tujuan pembelajaran p. Menjelaskan konsep q. Penggunaan media yang relevan r. Tanya jawab s. Melakukan bimbingan belajar t. Penggunaan bahasa Indonesia u. Tanggung jawab v. Disiplin Siswa f. Keaktifan siswa g. Kerja kelompok h. Diskusi i. Tanya jawab j. Menyimpulkan materi Jumlah Rata-rata Interpretasi
Siklus I Tdk Ada Ada
Skor
65 60 60 85 60 65 65 60
80 65 70
60
60
60 75 60
65 60 60 60 1295 53,95 Kurang
121
Hasil Observasi Siklus II
N o 1
2
3
Aspek yang Diobsevasi Skenario Pembelajaran (RPP) a. Alokasi Waktu b. Tujuan Pembelajaran c. Media d. Metode e. Sumber belajar f. Langkah-langkah pembelajaran g. Evaluasi h. Penutup Performans Guru a. Sikap b. Mengkondisikan kelas c. Membuka pembelajaran dengan Do’a d. Menyampaikan tujuan pembelajaran e. Menjelaskan konsep f. Penggunaan media yang relevan g. Tanya jawab h. Melakukan bimbingan belajar i. Penggunaan bahasa Indonesia j. Tanggung jawab k. Disiplin Siswa k. Keaktifan siswa l. Kerja kelompok m. Diskusi n. Tanya jawab o. Menyimpulkan materi Jumlah Rata-rata Interpretasi
Siklus I Tdk Ada Ada
Skor
75 75 70 85 85 90 80 75
90 75 85
80
75 70 75 65 85 90 85
75 70 75 85 70 1885 78,54 Baik
122
Materi Wawancara Nama Responden NIP Jabatan Waktu/Tanggal
: : : :
I. Pertanyaaan Wawancara 1. Sudah berapa lama Bapak mengajar mata pelajaran IPS ! 2. Apakah disetiap pembelajaran Bapak selalu menggunakan sekenario pembelajaran (RPP) ? 3. Metode apa yang sering Bapak gunakan dalam pembelajaran IPS ? 4. Apakah Bapak menggunakan media atau alat pembelajaran dalam pembelajaran IPS ? 5. Sumber belajar apa yang Bapak gunakan dalam mengajar mata pelajaran IPS ? 6. Apakah Bapak menganalisis kurkulum pembelajaran sebelum membuat RPP ? 7. Dalam proses pembelajaran Bapak mengikuti skeario pembelajaran (RPP) ! 8. Apakah Bapak selalu menjelaskan materi pembelajaran ? 9. Apakah Bapak menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa saat mengajar? 10. Apa yang Bapak lakukan terhadap siswa yang hiver aktip ? 11. Apakah Bapak memberikan ruang tanya jawab saat proses pembelajaran ? 12. Apakah Bapak tahu model pembelajaran aktip tipe jigsaw ? 13. Pernahkah Bapak menggunakan model pembelajaran aktip tipe jigsaw! 14. Bagaimana hasil belajar yang diperoleh dengan menggunakan metode jigsaw ! 15. Dalam proses pembelajaran apakah Bapak selalu memotivasi siswa untuk aktip dalam mengikuti pembelajaran ? 16. Apakah siswa sering melakukan diskusi kelompok dalam memecahkan masalah pembelajaran ? 17. Apakah Bapak membuat evaluasi pembelajaran ? 18. Apakah Bapak selalu menilai hasil belajar siswa ? 19. Bagaimana jika siswa belum mencapai nilai ketuntasan minimum, apa yang bapa lakukan ! 20. Apakah Bapak berkoordinasi dengan Guru, Kepala Sekolah dan Wali Murid untuk meningkatkan hasil belajar siswa ?
123
Jawaban Hasil Wawancara 1. 12 Tahun 2. Tidak selalu/kadang-kadang 3. Ceramah dan tanya jawab 4. Ya 5. Buku faket dan Lembar Kerja Siswa 6. Jarang 7. Terkadang 8. Ya, selalu 9. Ya. Saya menyampaikan tujuan pembelajaran sat mengajar 10. Menyuruhnya diam atau memberikan tugas atau diberi hukuman 11. Ya, saya selalu memberi kesempatan siswa bertanya 12. Ya pernah dengar tapi saya belum pernah mencobanya 13. Tidak 14. Tidak tahu 15. Ya, saya selalu memotivasi anak didik saya agar rajin belajar 16. Kadang-kadang 17. Ya, saya membuat evaluasi 18. Kadang-kadang 19. Memberi ulangan tambahan 20. Kadang-kadang
124
Standar ISI Pembelajaran IPS Kelas V Semester Genap Standar Kompetensi Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahanka n kemerdekaan Indonesi
Kompetensi Dasar Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
Pokok Bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi kemerdeka n
Indikator Menguraikakn peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan Menjelaskan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Menyebutkan tokoh dalam memproklamasika n kemerdekaan Menghargai perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Menceritakan jasa dan peranan tokoh dalam memprokmasikan kemerdekaan
Nomor Soal 1,2,3, 4
5,6,7,8
9,10,11, 12,13
14,15,16
17,18,19 ,20
125
Daftar Nama-Nama Responden Urt 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
NO Induk/NISN
Nama Ahmad Tauhid Rifaldi Aji Bagus Rifaldi Ananda Adnan Febrian Fajar Maulana Galih Muhrijaldi Nabila Sukma Ningsih Ni’daul Hasanah Putri Nur Aulia Saras Wati Sekar Kedaton Vera Vejrianti Nur Oktaviani Abdul Rohman Herlansyah Rafli Fajar Yanci Vebiola
L/P L L L L L L P P P P P P P L L L L
BIO DATA PENULIS Penulis dilahirkan di Kota Tangerang, pada tanggal 12 Agustus 1973, tepatnya di Kota Tangerang Provinsi Banten. Orang tua penulis ayah Ahmad B.Sari dan ibu Rodiah memberi nama penulis Muhaeni. Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut : MI AlHusna tahun 1986, MTs Al-Husna tahun 1989 dan MA Filial tahun 1992. Tahun 2009 masuk Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.