Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling, Volume 1 Nomer 1 Tahun 2013,pp 129- 148 Januari
PENERAPAN LAYANAN INFORMASI TENTANG ETIKA DAN DISIPLIN DI SEKOLAH UNTUK MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB PADA SISWA SMP
Lailatul Fitri Elisabeth Christiana, S.Pd, M.Pd Bimbingan konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
[email protected]
Abstrak ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan layanan informasi tentang etika dan disiplin di sekolah untuk mengurangi pelanggaran tata tertib pada siswa SMP. Jenis penelitian ini adalah Pre-Experiment dengan jenis One-Group Pre-test and Post-test Design. Subyek penelitian ini adalah 91 dari 292 siswa kelas VIII SMPN 1 Babat yang pernah melakukan pelanggaran tata tertib sekolah. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket pelanggaran tata tertib sekolah. Analisis data yang digunakan adalah statistik parametrik dengan memperhatikan dua syarat yaitu uji Normalitas dan uji Homogen, setelah dilakukan kedua uji tersebut maka diketahui hasilnya adalah normal dan homogen. Selanjutnya delakukan uji analisis statistik dengan menggunakan t-tes dengan rumus Pollad Varians. Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan t-tes pollad varians, dapat diketahui bahwa t hitung = 14,959> t-tabel = 1,645 dengan dk (derajat kebebasan) 180 (91+91-2), jika t-hitung lebih besar dari t-tabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapapat perbedaan yang signifikan pada skor pelanggaran tata tertib sekolah antara sebelum dan sesudah diberikan angket pelanggaran tata tertib sekolah. Artinya hipotesis penelitian ini diterima, yaitu penerapan layanan informasi tentang etika dan tata tertib di sekolah dapat mengurangi pelanggaran tata tertib pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Babat. Kata kunci : Layanan informasi tentang etika dan disiplin di sekolah, pelanggaran tata tertib sekolah
129
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 111 -1 48 januari
pelanggaran tata tertib siswa seperti
Latar Belakang Sekolah merupakan tempat
tindak asusila, tawuran antar pelajar,
terjadinya proses pendidikan untuk
minum-minuman
menciptakan sumber daya manusia
pemakaian
yang
yang
Selain itu sering dijumpai beberapa
berkepribadian
luhur,
siswa yang masih menggunakan
berdisiplin
tinggi.
seragam sekolah berada di tempat
Sekolah menengah pertama sebagai
umum (Mall, Plaza, pasar, terminal,
salah
pendidikan
tempat wisata, jalan, dan lain-lain)
formal adalah sekolah yang bertugas
pada saat jam sekolah. Bentuk lain
membentuk kepribadian siswa agar
dari pelanggaran tata tertib siswa di
berdisiplin tinggi. Menurut Hurlock
sekolah adalah datang ke sekolah
(Yusuf, 2007:95) sekolah merupakan
terlambat, berseragam tidak rapi,
faktor penentu bagi perkembangan
tidak
kepribadian anak (siswa), baik dalam
atribut sekolah, membolos, tidak
cara berfikir, bersikap, maupun cara
mengikuti
berperilaku.
dengan teman, merokok, dan lain
diharapkan,
berkualitas, mulia,
dan
satu
Setiap
manusia
lembaga
sekolah
tentunya
memiliki tata tertib yang harus di
dibuat
untuk memberikan
obat-obatan
membawa/
dan
terlarang.
menggunakan
pelajaran,
sebagainya,
berkelahi
akibatnya
dapat
mengganggu proses pembelajaran.
patuhi oleh semua siswa. Tata tertib siswa
keras,
Pelanggaran tata tertib seperti tersebut di atas terjadi juga di SMP
kenyamanan di lingkungan sekolah
Negeri
1
Babat.
Berdasarkan
dan untuk mengatur ketertiban serta
wawancara
dengan
guru
kedisiplinan siswa dalam proses
dinyatakan bahwa siswa kelas VIII
belajar
merupakan siswa yang paling sering
mengajar
agar
mencapai
tujuan pembelajaran yang optimal.
BK
melakukan pelanggaran. Diketahui
Akan tetapi perilaku sebagian
terdapat 31,2% dari 292 siswa atau
siswa di sekolah pada umunya tidak
sekitar 91 siswa diketahui pernah
sesuai dengan tujuan tata tertib
melakukan pelanggaran tata tertib
tersebut. Dalam beberapa media
sekolah. Menurut guru BK data
banyak ditulis fenomena tentang
pelanggaran
tata
tertib
siswa
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling, Volume 1 Nomer 1 Tahun 2013,pp 129- 148 Januari
diperoleh sejak tanggal 11 Juli
persiapan ujian sehingga mereka
sampai 29 Desember 2011 adalah
enggan melakukan pelanggaran.
sebagai berikut; terlambat datang ke
Pernyataan
dari guru BK
sekolah (14%), tidak mengerjakan
tentang pelanggaran siswa diperkuat
PR (8%), berkelahi dengan teman
oleh hasil wawancara dengan 15
(19%), memakai pewarna rambut
siswa kelas VIII, terdapat 13 siswa
(5%), membawa HP (9%), berbicara
mengungkapkan
kotor (11%), bermain bola di dalam
pernah
kelas (15%), tidak membawa atau
terhadap tata tertib di sekolah. Selain
menggunakan topi, sepatu hitam,
itu dinyatakan juga tentang alasan
dasi, kaos kaki pada waktu upacara
mereka melanggar tata tertib di
(12%), dan membolos pada saat jam
sekolah. Diantaranya yaitu mereka
pelajaran
ingin mendapatkan perhatian dari
akuntansi
berlangsung
(7%).
bahwa
melakukan
mereka
pelanggaran
siswa lain dan guru, kurang dapat Guru
BK
mengemukakan
menyesuaikan diri dengan tata tertib
bahwa siswa kelas VIII merupakan
di sekolah, tidak menyukai guru dan
siswa yang mudah melakukan hal-
mata pelajaran akuntansi, dan kurang
hal negatif dibandingkan dengan
dapat mengendalikan emosi.
siswa kelas VII dan kelas IX, hal ini
Berdasarkan keterangan dari
disebabkan oleh adanya rasa ingin
guru
tahu yang tinggi dan merasa ingin
pelanggaran
dihargai oleh teman sehingga siswa
dilakukan oleh siswa tersebut adalah
mengekspresikan
cara
hal-hal yang berkaitan dengan etika
melakukan pelanggaran di sekolah.
dan disiplin di sekolah. Hal ini sesuai
Pada umumnya siswa kelas VII
dengan pengertian dari etika dan
masih merasa takut untuk melakukan
disiplin. Menurut Ahira (2012) etika
tindakan negatif di sekolah dan
merupakan seperangkat aturan yang
berusaha menyesuaikan diri dengan
berfungsi
lingkungan sekolah, sedangkan siswa
mengajari seseorang dalam bersikap
kelas IX terfokus pada akademik dan
dan
dengan
BK
tata
untuk
berperilaku.
pengertian
131
dan
disiplin
siswa tertib
mengatur
terkait yang
dan
Sedangkan adalah
sifat
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 111 -1 48 januari
bertanggung
jawab
seseorang
sebanyak empat atau lima kali maka
terhadap suatu peraturan-peraturan
siswa
(Kartono:205).
pernyataan
Siswa
yang
pernah
harus
pelanggaran
membuat
surat
bermaterai,
jika
dilakukan
sebanyak
maka
dilakukan
melakukan pelanggaran terhadap tata
enam
tertib sekolah juga mengemukakan
pemanggilan orang tua, skorsing
dampak
rasakan.
diberikan pada saat pelanggaran
Sebagian besar siswa menyatakan
siswa lebih dari tujuh atau delapan
bahwa mereka merasa cemas karena
kali. Pemberian sanksi oleh pihak
mendapatkan poin pelanggaran dan
sekolah sesuai prosedur di atas
takut dengan sanksi dari sekolah,
diberlakukan pada jenis pelanggaran
kecemasan siswa
yang
mereka
yang
membuat
berkonsentrasi
kali
dirasakan
oleh
yang ringan sampai sedang, yaitu
mereka
sulit
jenis
dalam
pelajaran.
pelanggaran
yang
skornya
antara 5 sampai dengan 20. Jika
Akibat lain yang dirasakan oleh
pihak
siswa yaitu merasa malu dengan
menangani siswa atau pelanggaran
teman lainnya, sehingga hubungan
yang dilakukakan dinilai berat, maka
sosial siswa dapat terganggu.
siswa dapat dikeluarkan dari sekolah.
Pihak
tidak
mampu
dalam
Hal ini bertujuan untuk memberikan
menangani masalah pelanggaran tata
efek jera pada siswa sehingga tidak
tertib
dengan
melanggar tata tertib. Namun dalam
memberikan poin pada setiap jenis
kenyataanya masih banyak siswa
pelanggaran yang dilakukakan oleh
yang melakukan pelangaran.
siswa,
siswa,
jika
sekolah
sekolah
yaitu
siswa
melakukan
Menurut siswa kelas VIII
pelanggaran sebanyak satu kali maka
informasi tentang tata tertib sekolah
guru memberikan teguran secara
sudah pernah diberikan oleh guru BK
lisan, jika siswa melanggar sebanyak
pada waktu masa orientasi siswa
dua atau tiga kali maka pihak
baru. Namun siswa kurang dapat
sekolah memanggil siswa ke ruang
memahami
kedisiplinan untuk dibimbing, jika
disampaikan
pelanggaran
materi
yang
dilakukan
yang
informasi tersebut,
selain
disampaikan
yang itu tidak
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling, Volume 1 Nomer 1 Tahun 2013,pp 129- 148 Januari
keseluruhan yaitu isi dari tata tertib
Tujuan
layanan
informasi
yang berlaku di sekolah (berisi
adalah untuk membekali peserta
tentang
atau
didik dengan berbagai pengetahuan
kehadiran, kewajiban siswa, larangan
dan pemahaman yang berguna untuk
siswa, hak siswa dan sanksi yang
memahami diri dan lingkungannya
diperoleh jika melanggar tata tertib).
sehingga siswa dapat merencanakan
Oleh
dan mengembangkan pola kehidupan
masuk
karena
sekolah
itu
siswa
masih
melanggar tata tertib. Siswa
sebagai pelajar, anggota keluarga,
yang
melakukan
dan
masyarakat.
Namun
dalam
pelanggaran tata tertib membutuhkan
penelitian ini menerapkan layanan
bimbingan secara khusus. Salah satu
informasi tentang etika dan disiplin
layanan bimbingan dan konseling
di
yang
pelanggaran tata tertib pada siswa
dapat
digunakan
untuk
mengurangi pelanggaran tata tertib
informasi.
untuk
mengurangi
SMP.
siswa adalah dengan menggunakan layanan
sekolah
Layanan informasi ini sangat
Layanan
penting, mengingat bahwa siswa
informasi dapat membantu siswa
kurang memahami materi tentang
dalam
tata
memahami
diri
dan
tertib
dan
materi
yang
lingkungannya serta merencanakan
disampaikan
kehidupannya. Hal ini diperkuat oleh
sehingga
pendapat
Hastuti
layanan informasi tentang etika dan
(2007:316) yang menyatakan bahwa
disiplin di sekolah pada siswa dapat
pemberian informasi diadakan untuk
memberikan
membekali
melengkapi
Winkel
para
dan
siswa
dengan
pengetahuan tentang data dan fakta
tidak
keseluruhan,
dengan
memberikan
pemahaman materi
yang
dan sudah
pernah disampaikan oleh guru BK.
di bidang pendidikan sekolah, bidang
Materi
tentang
etika
pekerjaan dan bidang perkembangan
diberikan agar siswa memahami hal-
pribadi sosial, supaya mereka dapat
hal yang baik dan buruk sehingga
belajar tentang lingkungan hidupnya
mampu mengatur dirinya
dan lebih mampu mengatur serta
bersikap dan berperilaku di sekolah,
merencanakan kehidupannya sendiri.
hal ini sesuai dengan penjelasan dari
133
dalam
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 111 -1 48 januari
Ahira
(2012)
mengenai
manfaat
bimbingan di sekolah. Para siswa
mempelajari etika yaitu: (1) etika
memerlukan
membuat
lebih
banyaknya tentang dirinya sendiri
menghargai orang lain; (2) etika akan
dan lingkungan. Layanan informasi
membuat
seseorang
menyadari
membantu
pentingnya
kehidupan;
(3)
kesempatan
seseorang
etika
mengajari seseorang untuk sadar
informasi
siswa
sebanyak-
meningkatkan
mengelola
masa
depannya dengan baik.
dalam bertindak; (4) etika membuat
Layanan informasi diberikan
seseorang mendahulukan hal yang
pada siswa sesuai dengan kebutuhan
lebih penting.
agar siswa mampu memahami materi
Materi
tentang
disiplin
yang
siswa
mampu
memenfaatkan untuk mengenali diri
patuh
dan lingkungannya sehingga siswa
terhadap peraturan di sekolah. Materi
mengelola masa depannya dengan
layanan informasi tentang etika dan
baik. Hal ini sesuai dengan tujuan
disiplin di sekolah yang disampaikan
pemberian layanan informasi etika
pada siswa meliputi materi tata tertib
dan disiplin di sekolah yaitu agar
di sekolah, tanggung jawab siswa,
siswa mampu memahami isi materi
tata krama dan sopan santun di
dan
sekolah, serta cara bergaul dan
sendiri
berinteraksi yang baik di sekolah.
mengurangi pelanggaran tata tertib di
Materi tersebut disusun berdasarkan
sekolah.
diberikan
agar
bertanggung
jawab
dan
disampaikan
dapat
hasil identifikasi permasalahan yang
dan
mengarahkan
sehingga
Dengan
siswa
ini
dirinya dapat
penerapan
dihadapi oleh siswa. Informasi tata
layanan informasi tentang etika dan
tertib yang dibutuhkan oleh siswa
disiplin di sekolah dapat mengurangi
bertujuan
pelanggaran tata tertib pada siswa.
agar
siswa
mampu
mengarahkan dirinya dengan baik.
Untuk
Hal ini sesuai dengan pernyataan
tersebut, bahwa penerapan layanan
Nursalim dan Suradi (2002:28) yaitu
informasi tentang etika dan disiplin
layanan
di
bagian
informasi penting
dalam
merupakan program
meyakinkan
sekolah
dapat
pernyataan
mengurangi
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling, Volume 1 Nomer 1 Tahun 2013,pp 129- 148 Januari
pelanggaran tata tertib pada siswa
kejadian-kejadian
perlu dilakukan penelitian.
negatif.
yang
bersifat
Sebelum berbicara mengenai
Dari beberapa definisi para
pelanggaran tata tertib di sekolah,
ahli tentang pelanggaran tata tertib di
maka akan dikaji arti perkata dari
atas,maka pelanggaran tata tertib
pelanggaran tata tertib di sekolah
sekolah merupakan tindakan yang
tersebut. Dalam kamus besar bahasa
menyalahi pedoman dan peraturan
Indonesia, “pelanggaran diartikan
sekolah sehingga dapat mengganggu
sebagai tindak pidana yang lebih
keamanan dan ketertiban di sekolah.
ringan dari pada kejahatan” (Tim,
Hal ini sesuai dengan peraturan
2008: 783). Sedangkan Darisman
sekolah tentang tata tertib peserta
dkk (2007:13) berpendapat bahwa
didik SMA Negeri 1 Jagolanan
pelanggaran adalah menyalahi atau
(2010)
melawan.
kondisi dinamis yang menimbulkan
Habsari
(2005:15)
bahwa
ketertiban
berarti
keserasian,
keselarasan
mendefinisikan tata tertib sekolah
keseimbangan
dalam
adalah
bersama sebagai makhluk Tuhan.
sejumlah
peraturan
yang
tata
dan hidup
harus ditaati atau dilaksanakan di
Setiap siswa harus menaati
sekolah agar proses belajar mengajar
semua peraturan sekolah sehingga
dapat berlangsung dengan lancar.
dapat menciptakan kondisi sekolah
“Tata tertib sekolah adalah salah satu
yang nyaman, siswa yang melanggar
alat
untuk
mempraktekkan
melatih
siswa
peraturan sekolah akan dikenakan
disiplin
sekolah”
sanksi tegas sesuai dengan ketentuan
(Kaluge, 2003:111).
dari sekolah.
Ramadhan
(2008)
Menurut Amin (2010:287)
tertib
layanan informasi adalah layanan
sekolah merupakan pedoman bagi
dalam bimbingan dan konseling yang
sekolah untuk menciptakan susana
memungkinkan peserta didik (klien)
sekolah
menerima dan memahami berbagai
mengatakan
sehingga
bahwa
yang akan
aman
tata
dan
tertib
terhindar
dari
informasi
(seperti
informasi
pendidikan, informasi jabatan) yang
135
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 111 -1 48 januari
dapat dipergunakan sebagai bahan
mengambil
pertimbangan
menyelesaikan permasalahannya.
dan
pengambilan
keputusan untuk kepentingan peserta
keputusan
Menurut
dalam
Kamus
Besar
didik (klien). Layanan informasi
Bahasa Indonesia edisi 4 (2008) etika
yang
siswa
adalah ilmu tentang apa yang baik
dengan
kebutuhan.
dan apa yang buruk dan tentang hak
informasi
merupakan
dan kewajiban moral (akhlak). Etika
layanan memberi informasi yang
merupakan seperangkat aturan yang
dibutuhkan oleh individu” (Nurihsan
berfungsi
dan Sudianto, 2005:19).
mengajari seseorang dalam bersikap
diberikan
disesuaikan “layanan
Nursalim
kepada
dan
Suradi
untuk
mengatur
dan
dan berperilaku (Ahira, 2012).
(2002:22) mendeskripsikan layanan
Dari kedua pengertian etika
informasi adalah kegiatan bimbingan
di atas dapat disimpulkan bahwa
yang bermaksud membantu siswa
etika adalah ilmu yang mempelajari
untuk
lingkungannya,
tentang hal-hal yang baik dan buruk
yang sekiranya dapat dimanfaatkan
untuk mengatur seseorang dalam
untuk masa kini dan masa depan.
bersikap dan berperilaku.
mengenal
“Layanan informasi yaitu layanan yang
memberikan
informasi
kepada
sejumlah
peserta
didik”
(Nurihsan dan Sudianto, 2005:20).
Menurut
Kamus
Besar
Bahasa Indonesia edisi 4 (2008) disiplin merupakan (1) tata tertib(di sekolah,
kemiliteran,
definisi
sebagainya)
dan
layanan informasi di atas, maka
merupakan
dapat disimpulkan bahwa layanan
kepada peraturan (tata tertib) dan
informasi adalah kegiatan layanan
sebagainya. Dalam wikipwdia bahsa
dalam bimbingan dan konseling yang
Indonesia
berusaha membantu peserta didik
perasaan taat dan patuh terhadap
menerima dan memahami berbagai
nilai-nilai yang dipercaya termasuk
informasi
melakukan pekerjaan tertentu yang
Dari
beberapa
yang dibutuhkan
agar
peserta didik dapat mengenali diri dan lingkungannya sehingga mampu
ketaatan
disiplin
(2)
dan Disiplin
(kepatuhan)
merupakan
menjadi tanggung jawabnya.
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling, Volume 1 Nomer 1 Tahun 2013,pp 129- 148 Januari
Sedangkan menurut Salladien (dalam
Sutrisno,
mengemukakan
menggunakan
2009)
rumus
Alpha
Cronbach.
bahwa
disiplin
kepatuhan
kepada
dilakukan di SMP Negeri 1 Babat ini
hukum, norma, atau tata tertib yang
adalah 91 siswa kelas VIII yang
umum
merupakan
berlaku
Subyek
penelitian
yang
di
masyarakat.
diketahui melakukaan pelanggaran
Kartono
(1985:205)
menyatakan
tata
bahwa
disiplin
bertanggung
adalah
jawab
di
sekolah.
Metode
sifat
pengumpulan data yang digunakan
seseorang
adalah angket pelanggaran tata tertib
terhadap suatu peraturan-peraturan.
sekolah. Hasil angket menyatakan
Maka pengertian disiplin di sekolah
tertib
berdasarkan
bahwa dari 45 butir soal yang diuji
beberapa
cobakan terdapat 11 butir soal yang
pendapat di atas adalah suatu sifat
dinyatakan tidak valid, sehingga 34
patuh
butir soal dinyatakan valid.
dan
bertanggung
jawab
terhadap peraturan yang berlaku di
Dalam
sekolah.
dilakukan
penelitian pengukuran
ini dengan
menggunakan pre-test dan post-test. Mula-mula suatu kelompok subyek
Metode Penelitian ini termasuk jenis
diberikan pre-test berupa angket,
penelitian pre-experimental design
kemudian dilaksanakan perlakuan
(eksperimen semu) dengan bentuk
dalam
one-group pre-test and post-test
selanjutnya dilakukan pengukuran
design
yang
kembali dengan post-test dengan
dilakukan pada satu kelompok saja
materi angket yang sama untuk
tanpa adanya kelompok pembanding.
membandingkan keadaan sesudah
yaitu
Angket
eksperimen
pre-test
diberikan
jangka
waktu
tertentu
dan sebelum perlakuan.
sesudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, yaitu uji validitas dengan menggunakan
rumus
Hasil dan Pembahasan
product
Dalam penelitian ini subyek
moment sedangkan uji reliabilitas
yang digunakan adalah 91 siswa kelas VIII SMPN 1 Babat yang
137
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 111 -1 48 januari
pernah melakukan pelanggaran tata
sekolah antara sebelum dan sesudah
tertib
penerapan layanan informasi tentang
sekolah,
diperoleh
dari
data hasil
penelitian wawancara
etika
dan
disiplin
di
sekolah,
dengan guru BK. 91 siswa tersebut
sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak
diberikan angket pelanggaran tata
dan hipotesis alternatif (Ha) diterima
tertib sekolah
untuk mengetahui
yang berbunyi “ada perbedaan skor
skor pelanggaran yang dilakukan
pelanggaran tata tertib sekolah yang
sebelum diberikan perlakuan berupa
signifikan
penerapan layanan informasi tentang
sesudah diberikan layanan informasi
etika dan disiplin di sekolah. Data
tentang etika dan disiplin di sekolah
siswa ini kemudian dilakukannya uji
pada siswa SMP dapat diterima”.
normalitas serta uji homogenitas
Dengan demikian
yang
dalam
bahwa layanan informasi tentang
analisis statistik parametrik. Setelah
etika dan disiplin di sekolah dapat
dilakukan
mengurangi pelanggaran tata tertib
merupakan
hasilnya
kedua normal
syarat
syarat, serta
maka
homogen,
antara
sebelum
dan
telah terbukti
sekolah.
maka langkah selanjutnya memilih
Sebuah pemberian informasi
rumus t-tes yang disesuaikan dengan
yang tepat dan sesuai kepada siswa
hasil pembuktian syarat statistik
maka siswa tersebut akan dapat
parametrik.
memahami dirinya, potensi yang
Dari
hasil
analisis
data
dimilikinya,
dan
kebutuhan-
tersebut diatas diketahui hasil uji t (t
kebutuhannya. Sehingga ia berada
test) t hitung sebesar 14,959 dan
pada
dikonsultasikan dengan dk = n1+n2-2
mempertimbangkan
= 91+91-2= 180, tabel t dengan taraf
alternatif
signifikan 5% = 1,645. Dengan
dirinyas
demikian dapat diketahui bahwa t
informasi
ini
hitung lebih besar daripada t tabel
mengingat
bahwa
(14,959 > 1,645). Dengan adanya hal
memahami materi tentang tata tertib
tersebut dapat diartikan bahwa ada
dan materi yang disampaikan tidak
perbedaan skor pelanggaran tata tetib
keseluruhan,
posisi
untuk
untuk berbagai mengarahkan
dengan
baik.
Layanan
sangat
penting,
siswa
sehingga
kurang
dengan
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling, Volume 1 Nomer 1 Tahun 2013,pp 129- 148 Januari
memberikan
layanan
informasi
sekolah, serta cara bergaul dan
tentang etika dan disiplin di sekolah
berinteraksi yang baik di sekolah.
pada
memberikan
Materi tersebut disusun berdasarkan
pemahaman dan melengkapi materi
hasil identifikasi permasalahan yang
yang sudah pernah disampaikan oleh
dihadapi oleh siswa. Informasi tata
guru BK.
tertib yang dibutuhkan oleh siswa
siswa
dapat
Materi
tentang
etika
bertujuan
agar
siswa
mampu
diberikan agar siswa memahami hal-
mengarahkan dirinya dengan baik.
hal yang baik dan buruk sehingga
Hal ini sesuai dengan pernyataan
mampu mengatur dirinya
Nursalim dan Suradi (2002:28) yaitu
dalam
bersikap dan berperilaku di sekolah,
layanan
hal ini sesuai dengan penjelasan dari
bagian
Ahira
bimbingan di sekolah. Para siswa
(2012) mengenai
manfaat
informasi penting
merupakan
dalam
mempelajari etika yaitu: (1) etika
memerlukan
membuat
lebih
banyaknya tentang dirinya sendiri
menghargai orang lain; (2) etika akan
dan lingkungan. Layanan informasi
membuat
seseorang
menyadari
membantu
pentingnya
kehidupan;
(3)
kesempatan
seseorang
etika
mengajari seseorang untuk sadar
informasi
program
siswa
sebanyak-
meningkatkan
mengelola
masa
depannya dengan baik.
dalam bertindak; (4) etika membuat
Berdasarkan hasil penelitian
seseorang mendahulukan hal yang
ini
lebih penting.
dapat memberikan informasi tentang
Materi diberikan bertanggung
agar
diharapkan
konselor
sekolah
tentang
disiplin
etika dan disiplin di sekolah ini
siswa
mampu
kepada kelas-kelas lain agar siswa
patuh
mendapatkan informasi yang cukup.
jawab
dan
terhadap peraturan di sekolah. Materi
Dalam
layanan informasi tentang etika dan
tersebut
disiplin di sekolah yang disampaikan
mempersiapkannya dengan matang.
pada siswa meliputi materi tata tertib
Konselor
di sekolah, tanggung jawab siswa,
menerapkan
tata krama dan sopan santun di
tersebut, untuk itu konselor perlu
139
memberikan
informasi
konselor
harus
harus
terampil
layanan
dalam
informasi
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 111 -1 48 januari
banyak latihan dan membaca buku agar
dapat
analisis
data
layanan
dengan menggunakan t-test diperoleh
karena
nilai thitung sebesar 14,595. Dengan
perlunya tindak lanjut dari konselor
taraf signifikan 5% dan dk = n1+n2-2
untuk
= 91+91-2= 180,
informasi
menerapkan
Berdasarkan
dengan
tepat
mengefektifkan
layanan
yaitu 1,645.
informasi ini dalam Bimbingan dan
Dengan kata lain thitung = 14,595lebih
Konseling.
besar dari ttabel
Penelitian
1,645 (14,595 >
hanya
1,645), maka Ho ditolak dan Ha
dilakukan pada siswa kelas VIII
diterima. Dengan demikian dapat
SMPN
disimpulkan ada perbedaan hasil
1
ini
=
Babat
yang
pernah
melakukan pelanggaran tata tertib
pretest
sekolah,
maka
bagi
Berdasarkan skor rerata pretest =
peneliti
lain
menerapkan
89,065 dan skor rerata post-test =
layanan informasi tenang etika dan
73,418. Sehingga dapat disimpulkan
disiplin di sekolah ini pada siswa
bahwa penerapan layanan informasi
sekolah-sekolah
Sehingga
tentang etika dan disiplin di sekolah
perilaku pelanggaran tata tertib di
dapat mengurangi pelanggaran tata
sekolah dapat dikurangi. Selain itu
tertib pada siswa kelas VIII SMP
alat
Negeri 1 Babat.
diharapkan dapat
lain.
pengumpul
data
hanya
dan
hasil
post-test.
menggunakan angket pelanggaran tata tertib, sehingga penelitian lebih
Saran
lanjut
1. Bagi konselor sekolah
dapat
menambah
alat
pengumpul data seperti observasi
Hasil penelitian ini dapat
dan wawancara. Hal ini bertujuan
digunakan oleh konselor sekolah
agar data yang terkumpul lebih
sebagai pilihan alternatif untuk
lengkap.
mengurangi tingkat pelanggaran tata tertib pada siswa kelas VIII
Simpulan dan Saran Simpulan
SMPN 1 Babat dan tentunya dapat meningkatkan pelayanan BK dalam membantu siswa yang teridentifikasi
memiliki
skor
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling, Volume 1 Nomer 1 Tahun 2013,pp 129- 148 Januari
pelanggaran tata tertib di sekolah,
Sehingga
untuk itu diharapkan konselor
pelanggaran tata tertib di
sekolah dapat terampil dalam
sekolah dapat dikurangi.
menerapkan layanan informasi
Alat pengumpul data hanya
dan dapat meningkatkan kualitas
menggunakan
layanan
pelanggaran
BK
mendapatkan
agar
siswa
informasi
dan
perilaku
sehingga
angket tata
penelitian
tertib, lebih
wawasan yang lebih mengenai
lanjut dapat menambah alat
banyak hal.. Sehingga
pengumpul
siswa
data
dapat mengarahkan dirinya agar
observasi
terhindar
Hal ini bertujuan agar data
dari
perilaku
pelanggaran tata tertib sekolah,
yang
dengan demikian siswa mampu
lengkap.
mengatur kegiatan
maupun belajar
di
berkonsentrasi
sekolah
terkumpul
lebih
Daftar Pustaka Ahira, Anne. 2012. Pentingnya Etika dalam Kehidupan, (Online). http://www.anneahira.com/eti ka.html. Diakses 20 Mei 2012.
dalam
mengikuti kegiatan belajar.
Amin,
2. Bagi peneliti lain Penelitian
wawancara.
mengikuti
dengan tertib dan siswa dapat lebih
dan
seperti
ini
hanya
Samsul Munir. 2010. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah.
dilakukan pada siswa kelas Darisman, Dkk. 2007. Ayo Belajar Bahasa Indonesia. : Yudhistira. Habsari, Sri. 2005. Bimbingan dan Konseling SMA untuk Kelas X. Jakarta: Grasindo.
VIII SMPN 1 Babat yang pernah
melakukan
pelanggaran sekolah, bagi
maka
peneliti
menerapkan
tata
tertib
diharapkan lain
dapat
Kaluge, Laurens. 2003. Sendi-sendi Manajemen Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press.
layanan
informasi tenang etika dan disiplin di sekolah ini pada
Kartono, Kartini. 1985. Bimbingan dan Dasar-Dasar
siswa sekolah-sekolah lain.
141
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 111 -1 48 januari
Pelaksanaannya. CV. Rajawali
Jakarta
:
Nurihsan, Achmad Juntika dan Akur Sudianto. 2005. Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA. Jakarta: Grasindo. Nursalim, Mochamad dan Suradi. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Unesa University Press. Ramadhan, Tarmizi. 2008. Menangkal Pelanggaran Disiplin Dan Tata Tertib Sekolah. (Online), http://tarmizi.wordpress.com/ 2008/12/12/ menangkalpelanggaran-disiplin-dantata-tertib-sekolah/. Diakses 16 November 2011. 10:30 SMA Negeri 1 Jagolanan. 2010. Tata Tertib Sekolah. (Online), http://www.smunjogsakltn.sc h.id/?page_id=186. Diakses 22 November 2011. 10:00. Sutrisno, Heru. 2009. Kasus Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah Ditinjau dari Kerangka Teori Sosiologi Fungsionalisme. Jurnal Pendidikan Inovatif, (Online), http//www.herusutrissman9Malang.co.id. diakses 22 Mei 2012. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 4. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Winkel, W.S. dan Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Instusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi. Yusuf, Syamsu. 2007. Psikologi Perkembangan anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.