Penerapan KTSP Sekolah Dasar di Wilayah Jakarta Timur Sukiniarti Abstrak, Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:1) proses pengembangan KTSP di SD wilayah Jakarta Timur, 2) kendala yang dapat menghambat penerapan KTSP di wilayah Jakarta Timur. Penelitian dilakukan dari bulan April sampai dengan September 2010. Instrumen penelitian berupa kuesioner diberikan kepada Kepala SD dan Guru SD serta wawancara tentang penerapan KTSP kepada Penilik SD di wilayah Jakarta Timur. Data diolah secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) proses pengembangkan KTSP mengacu pada BSNP, landasan yang digunakan dalam pengembangan KTSP adalah UU no 20 th 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, dan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan KTSP adalah berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik, (2) kendala yang dapat menghambat pelaksanaan KTSP adalah fasilitas
yang tersedia tidak mendukung, serta
sebagian guru dan siswa masih memiliki kemampuan yang kurang mendukung penerapan KTSP. Kata kunci: Proses pengembangan KTSP, Kendala penerapan KTSP Universitas
PENDAHULUAN
Negeri
Jambi
dalam
Era globalisasi dewasa ini menuntut
kesimpulannya dinyatakan bahwa pada semua
semua insan manusia menyesuaikan diri
jenjang pendidikan mulai dari SD,SMP, dan
dengan perubahan-perubahan yang terjadi di
SMA
dunia
secara
terimplementasi dengan baik. Oleh karenanya
langsung mengubah tatanan yang telah ada.
kami sebagai tenaga pengajar di PGSD FKIP
Demikian juga halnya pada dunia pendidikan.
UT merasa tergugah utuk mengetahui sampai
Pemerintah mulai tahun ajaran 2006/2007
sejauh mana penerapan KTSP di SD melalui
telah memberlakukan kurikulum baru yaitu
penelitian tentang penerapan KTSP di wilayah
Kurikulum
Kurikulum
DKI, khususnya di SD wilayah Jakarta Timur.
Tingkat Satuan Pendidikan yang disingkat
Jakarta Timur merupakan salah satu wilayah
dengan KTSP. Namun kenyataannya masih
yang berada di Ibukota Negara Indonesia.
banyak kendala dalam penerapan KTSP.
Pertanyaan yang muncul adalah apakah masih
Seperti halnya penelitian yang telah dilakukan
ada
oleh TIM FMIPA Unesa tahun (2008) dari 40
khususnya di SD? Maka dari itu penulis
sekolah yg diteliti hanya 21sekolah yang sudah
mengajukan
menerapkan KTSP, itupun belum maksimal.
Bagaimanakah proses pengembangan KTSP
Alasan dari 47,5 % yang belum menerapkan
di SD wilayah Jakarta Timur? (2). Kendala
KTSP antara lain tidak adanya dana, belum
apakah yang dapat menghambat pelaksanaan
ada pelatihan, kurang memahami KTSP, dan
KTSP di wilayah Jakarta Timur? Penelitian ini
sarana –prasarana yang terbatas. Selain itu
secara
Studi Evaluatif pelaksanaan KTSP di Propinsi
mendeskripsikan penerapan KTSP di wilayah
Jambi oleh Prof Sutrisno, dkk (2009) dari FKIP
Jakarta Timur. Secara khusus penelitian ini
ini.
Penyesuaian
2006
yang
tersebut
disebut
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.IV No.2 Oktober 2012
elemen-elemen
kendala
dalam
KTSP
menerapkan
permasalahan:
umum
bertujuan
belum
KTSP,
(1).
untuk
79
bertujuan
untuk
mendeskripsikan:
proses
tenaga kerja yang terampil dan berkualitas
pengembangan KTSP di SD wilayah Jakarta
agar dapat membangkitkan motivasi kerja
Timur, dan kendala yang dapat menghambat
yang produktif. Selain tersebut di atas untuk
pelaksanaan KTSP di wilayah Jakarta Timur.
meningkatkan kualitas pendidikan maka perlu
Joko Susilo (2007:11) menyatakan
pengelolaan
proses
pembelajaran
yang
bahwa KTSP merupakan salah satu upaya
handal. Hal ini senada dengan pendapat Uno
pemerintah
keunggulan
(2008: 153) menyatakan bahwa pelaksanaan
masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
dan teknologi seperti yang digariskan dalam
hasilnya dapat dihandalkan apabila perbaikan
haluan Negara. Oleh karenanya diharapkan
pengajaran
dapat
proses
untuk
mencapai
dijadikan
landasan
dalam
pengembangan pendidikan di Indonesia.
acuan
bagi
pelaksanaan
pada
pengelolaan
pembelajaran.
diberlakukannya
KTSP) merupakan suatu rambu-rambu sebagai
diarahkan
mengharapkan professional.
Dengan
KTSP adanya
Cooper
pemerintah guru-guru
(1984)
yang
mengatakan
pembelajaran di SD yang mengacu pada suatu
bahwa kemampuan profesional mencakup
standar secara nasional. Standar Nasional
penguasaan materi dan penguasaan terhadap
Pendidikan yang merupakan implementasi dari
wawasan kependidikan dan keguruan serta
UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
proses pembelajaran siswa. Sehingga guru
Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam
yang professional dapat mengelola proses
sejumlah peraturan antara lain Peraturan
pembelajaran sebaik mungkin seperti yang
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
diungkapkan oleh Uno.
Standar
Nasional
Pendidikan.
Peraturan
Mulyasa.(2009:24-28)
menyatakan
Pemerintah ini memberikan arahan tentang
bahwa KTSP dilandasi oleh undang-unhdang
perlunya disusun dan dilaksanakan delapan
dan peraturan pemerintah, yaitu: (1) Undang-
standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi,
Undang no 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas,
standar proses, standar kompetensi lulusan,
(2) Peraturan pemerintah no 19 Tahun 2005
standar pendidik dan tenaga kependidikan,
tentang Standar Nasional Pendidikan, (30
standar
standar
Permendiknas no 22 Tahun 2006 Standar Isi,
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
(4)) Permendiknas no 23 Tahun 2006 tentang
penilaian pendidikan. Dengan demikian melalui
Standar
penerapan KTSP, diharapkan otonomi dan
Permendiknas no 24 Tahun 2006 tentang
demokrasi pendidikan dapat cepat terwujud
Pelaksanaan permendiknas
dengan masih mengacu pada standar yang
Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP (
sama.
2006)
sarana
dan
prasarana,
Pemberian otonomi pendidikan yang luas
pada
berarti
menyatakan
Lulusan
,
(5)
no 22 dan 23.
bahwa
KTSP
dikembangkan untuk menjamin desentralisasi
merupakan
pendidikan yang memberikan keleluasaan bagi
kepedulian pemerintah terhadap gejala yang
sekolah untuk mengembangkan kurikulumnya
muncul
upaya
sendiri namun tetap berdasarkan prinsip-
peningkatan kualitas pendidikan secara umum.
prinsip pengembangan yang telah ditetapkan
Implementasi
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
di
sekolah
Kompetensi
masyarakat
KTSP
serta
menuntut
dukungan
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.IV No.2 Oktober 2012
79
(BSNP). Hal ini dibutuhkan, agar kualitas
penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan
pendidikan
Sejalan
standar nasional pendidikan tersebut, yaitu
dengan pemberlakuan KTSP yang merupakan
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
penyempurnaan dari implementasi Kurikulum
Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi
2004 yang berbasis kompetensi, maka sekolah
satuan pendidikan dalam mengembangkan
dapat mengembangkan kurikulum didasarkan
kurikulum.
prinsip-prinsip
ini
masih banyak sekolah yang belum 100%
(Depdiknas, 2006, Hal 4 -6) yang meliputi: (1)
menerapkan kurikulum buatan sendiri. Hal ini
Berpusat
perkembangan,
dikarenakan masih banyak guru yang tidak
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
tahu menyusun kurikulum. Menurut Mulyasa
lingkungannya, (2) Beragam dan terpadu, (3)
(2009),
Tanggap
berupa standar isi dan standar kompetensi
dapat
tetap
terjamin.
pengembangan
pada
potensi,
terhadap
berikut
perkembangan
ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, (4) Relevan
Namun
acuan
dalam
yang
pelaksanaanya
diberikan
Depdiknas
justru sangat membingungkan para guru.
dengan kebutuhan kehidupan, (5) Menyeluruh
Menurut
Deri
Suyatma
dalam
dan berkesinambungan, (6) Belajar sepanjang
http://mtsnurulazhar.wordpress.com/2008/07/1
hayat,
kepentingan
7/ktsp-masih-banyak-kendala/. Yang diakses
nasional dan kepentingan daerah. Wardani
tanggal 17 Oktober 2010 menyatakan bahwa
(2002: 15) menyatakan bahwa Kurikulum
kendala KTSP antara lain (1) Sebagian besar
Pendidikan
rangka
guru belum bisa diharapkan memberikan
mencapai tujuan pendidikan nasional dengan
kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk
memperhatikan tahap perkembangan siswa
menjabarkan KTSP, baik
dan
maupun di depan kelas. (2)
(7)
Seimbang
Dasar
disusun
kesesuaian
kebutuhan perkembangan
antara
dalam
dengan
lingkungan,
pembangunan
nasional,
ilmu
pengetahuan
dan
di atas kertas Masih banyak
guru-guru yang berpersepsi sebagai penerimapasif
pengambilan
keputusan
kurikulum.
teknologi. Dari rumusan di atas jelas bahwa
Padahal dalam pedoman
acuan kurikulum pendidikan dasar adalah
KTSP
tujuan pendidikan nasional. Di dalam Undang-
komite sekolah ataupun stakeholder lain untuk
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
bersama-sama
Pendidikan Nasional ayat 1 di nyatakan pula
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik,
bahwa pengembangan kurikulum mengacu
lingkungan
pada Standar Nasional Pendidikan untuk
dunia. Hal ini tentu saja berdampak terhadap
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
berjalannya proses pendidikan.
Pengembangan
Kurikulum
Tingkat
memungkinkan
penyusunannya,
adanya
mengembangkan
masyarakat,
Penelitian
adalah
kebutuhan
penelitian
deskriptif
mengacu pada standar nasional pendidikan
metode survai. Informasi yang diperoleh dalam
untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
penelitian ini digali melalui kuesioner untuk
nasional. Standar nasional pendidikan terdiri
Kepala Sekolah dan Guru-guru Sekolah Dasar,
atas standar isi (SI), proses, kompetensi
serta wawancara langsung dengan Penilik
lulusan(SKL), tenaga kependidikan, sarana
Sekolah Dasar yang berada di wilayah Jakarta
dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan
Timur.
Waktu
dengan
kurikulum
Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.IV No.2 Oktober 2012
kualitatif
ini
serta
keterlibatan
pelaksanaan
menggunakan
penelitian
ini
79
selama enam bulan, mulai bulan April hingga
dianalisis
September 2010, bertempat di Jakarta Timur.
Selanjutnya
Subjek penelitian adalah Kepala Sekolah dan
menjawab permasalahan penelitian, kemudian
Guru
dalam
baru disimpulkan. Hasil penelitian ini adalah
penelitian ini adalah seluruh Kepala Sekolah
hasil tinjauan penerapan KTSP di Sekolah
Dasar dan guru Sekolah Dasar di seluruh
Dasar di sebagian wilayah Jakarta Timur yang
wilayah Kota Madya Jakarta Timur yang terdiri
meliputi: (1) proses pengembangan KTSP, dan
dari 10 kecamatan, yaitu kecamatan: (1)
(3)
Cakung, (2) Pulogadung,(3) Jatinegara, (4)
pengembangan KTSP yang dapat dijaring
Matraman, (5) Duren Sawit, (6) Makasar, (7)
melalui penelitian ini meliputi tiga indikator
Kramat Jati, (8) Pasar Rebo, (9) Ciracas, (10)
yaitu: (1)
Cipayung,
KTSP,
Sekolah
Dasar.
yang
Pengambilan
Populasi
berjumlah
sampel
700
penelitian
orang.
dilakukan
dengan teknik proposional random sampling
secara data
kendala
deskriptif
kualitatif.
dinterpretasikan
penerapan
KTSP.
untuk
Proses
langkah-langkah pengembangan
(2)
fasilitas
yang
menunjang
pengembangan KTSP, (3) pengembangan silabus.
sebanyak 10% dari populasi terjangkau, yaitu
Data yang berkaitan dengan langkah-
70 Kepala Sekolah Dasar dan guru Sekolah
langkah pengembangan KTSP meliputi acuan
Dasar yang tersebar di wilayah Jakarta Timur.
dalam proses pengembangan KTSP, landasan
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
yang digunakan dalam pengembangan KTSP,
Ary.(1979:135)
prinsip-prinsip
bahwa dalam menentukan
yang
harus
dikembangkan
sampel dalam penelitian berkisar antara 10-
dalam pengembangan KTSP, dan fasilitas
20% dari populasi.
yang menunjang KTSP dapat dilihat dalam
Teknik pengumpul data melalui survey dan
wawancara
dengan
tabel dan grafik berikut.
menggunakan
kuesioner dan panduan wawancara. Kuesioner
Tabel 1. Acuan dalam proses pengembangan KTSP Responden
disebar kepada Kepala Sekolah Dasar dan
Skor per Item (%) Mengacu pada BSNP tentang KTSP
Guru Sekolah Dasar. Wawancara dilakukan dengan Penilik Sekolah. Analisis data dimulai dengan mengelompokkan data untuk setiap variabel dan membuang atau mereduksi data yang
tidak
sesuai.
Untuk
memudahkan
menganalisis data, data dihitung prosentasi.Untuk dilakukan
melihat
triangulasi.
data
triangulasi
dengan sumber yaitu membandingkan data dari Penilik Sekolah, Kepala Sekolah, dan Guru. Kedua triangulasi dengan metode, yaitu membandingkan data dari kuesioner dengan data
dari
hasil
wawancara.
Kepala Sekolah
100
0
Guru
70.58
29.42
secara
kesahihan
Pertama
Mengacu pada UU no 20 Th 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional
Data
yang
terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk tabel atau grafik, kemudian ditafsirkan atau
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.IV No.2 Oktober 2012
Tabel 1, di atas menunjukkan bahwa 100% kepala sekolah yang diberi kuesioner menyatakan
acuan
dalam
proses
pengembangkan KTSP adalah BSNP. Hal ini agak berbeda dengan pendapat guru,
ada
29.42% guru yang menyatakan bahwa acuan tersebut adalah UU no 20 th 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Hasil wawancara dari Penilik sekolah 100% juga menyatakan 79
acuan dalam proses pengembangkan KTSP
landasan
adalah BSNP. Selain dalam bentuk tabel,
pengembangan KTSP adalah UU no 20 th
acuan dalam proses pengembangan KTSP.
2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dan
Dengan mencermati Tabel 1 dapat
yang
14.71%
digunakan
dalam
menyatakan Standar kompetensi
dikatakan bahwa pendapat kepala sekolah dan
lulusan (SKL) dan standar isi (SI). Hasil
guru tentang acuan yang digunakan dalam
wawancara dengan Penilik sekolah 100%
proses pengembangan KTSP cenderung sama
menyatakan landasan yang digunakan dalam
yaitu menggunakan acuan dari BSNP, adapun
pengembangan KTSP adalah UU no 20 th
beberapa guru masih ada yang menyatakan
2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.
UU no 20 th 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional
sebagai
acuan
dalam
Dengan mencermati Tabel 2, dapat
proses
dikatakan bahwa pendapat kepala sekolah dan
pengembangan KTSP. Dari hasil temuan
guru tentang landasan yang digunakan dalam
tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa masih
pengembangan KTSP cenderung sama yaitu:
ada beberapa guru yang belum memahami
UU no 20 th 2003 tentang sistem Pendidikan
acuan dalam proses pengembangan KTSP.
Nasional. Adapun beberapa Kepala Sekolah
Hal ini dikarenakan sosialisasi KTSP terhadap
dan
guru-guru belum merata. Senada dengan
Standar kompetensi lulusan (SKL) dan standar
penelitian yang telah dilakukan oleh TIM
isi
FMIPA Unesa tahun (2008) masih banyak
pengembangan
guru-guru yang kurang memahami KTSP. Oleh
pemahaman
karenanya pihak terkait, setidaknya
tersebut tentang KTSP masih belum maksimal.
para
penilik sekolah harus memperhatikan hal ini. Tabel 2. Landasan yang digunakan dalam pengembangan KTSP Responden
Kepala Sekolah
Skor per Item (%) UU no 20 th 2003 Standar tentang sistem kompetensi Pendidikan Nasional lulusan (SKL) dan standar isi ( SI ) 71.42 28.58
Guru
(SI)
Dapat
masih
sebagai
ada
landasan
menyatakan
dalam
KTSP
Kepala
dikatakan
yang
dikarenakan
Sekolah
bahwa
proses
dan
Guru
sebagian
besar
Kepala Sekolah dan Guru telah memahami landasan
yang
digunakan
dalam
pengembangan KTSP yaitu UU no 20 th 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2009) yang menyatakan
bahwa
KTSP
dilandasi
oleh
undang-unhdang dan peraturan pemerintah, Guru
85.29
14.71
yaitu: (1) Undang-Undang no 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.
Tabel 2, di atas menunjukkan 71.42% kepala
sekolah
yang
diberi
kuesioner
Tabel 3. Prinsip-prinsip yang harus dikembangkan dalam pengembangan KTSP Responden
menyatakan bahwa landasan yang digunakan dalam pengembangan KTSP adalah UU no 20 th 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, namun ada 28.58%
Kepala Sekolah yang
Kepala Sekolah
Skor per Item (%) Berpusat pada Belajar potensi, sepanjang perkembangan, hayat kebutuhan, dan kepentingan peserta didik 100% 0
menyatakan bahwa landasan KTSP adalah standar kompetensi lulusan (SKL) dan standar
Guru
88.25
11.75
isi (S ). Sedangkan Guru 85.29% menyatakan Jurnal Ilmiah PGSD Vol.IV No.2 Oktober 2012
79
Tabel 3, di atas menunjukkan bahwa 100% kepala sekolah yang diberi kuesioner
merata. Oleh karenanya masih perlu diadakan sosialisasi tentang hakikat KTSP
menyatakan bahwa prinsip-prinsip yang harus dikembangkan dalam KTSP adalah berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
Fasilitas yang menunjang pengembangan KTSP Fasilitas
kepentingan peserta didik. Namun masih ada guru
(11.75%)
yang
harus
menyatakan
prinsip-prinsip
dikembangkan
pengembangan
KTSP
dalam
adalah
tabel berikut. Tabel. 4 . Fasilitas yang menunjang pengembangan KTSP Responden
Skor per Item (%) Kemampuan Sarana yang SDM tersedia di sekolah
pendapat sebagian besar kepala sekolah dan guru
tentang
prinsip-prinsip
yang
menunjang
pengembangan KTSP dapat dilihat dalam
belajar
sepanjang hayat. Dapat dikatakan bahwa
yang
harus
dikembangkan dalam pengembangan KTSP
Kepala Sekolah
50
Guru
55.88
50
cenderung sama yaitu: berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik.
Sekolah
dan
menyatakan
Adapun Guru
beberapa masih
belajar
merupakan
Kepala
ada
yang
sepanjang
prinsip-prinsip
hayat
yang
harus
dikembangkan dalam proses pengembangan KTSP. Hal ini disebabkan bahwa seseorang itu menuntut ilmu tidak ada batasnya.
sebagian
besar Kepala
Sekolah dan Guru menyatakan bahwa prinsipprinsip yang harus dikembangkan dalam KTSP adalah:
berpusat
pada
potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik. Hal ini senada dengan prinsipprinsip pengembangan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Depdiknas (2009) yaitu prinsip-prinsip pengembangan KTSP meliputi: berpusat pada potensi,
perkembangan,
kebutuhan,
dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Namun masih ada beberapa Kepala Sekolah dan Guru yang belum memahami prinsipprinsip
yang
harus
dikembangkan
Tabel 4 di atas menunjukkan 50% kepala
dalam
KTSP. Hal ini dikarenakan pemahaman KTSP bagi Guru-guru dan Kepala Sekolah belum
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.IV No.2 Oktober 2012
sekolah
yang
diberi
kuesioner
menyatakan bahwa fasilitas yang menunjang pengembangan KTSP adalah kemampuan SDM, dan 50% kepala sekolah menyatakan sarana
Dari temuan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa
44.12
yang
tersedia
di
sekolah
yang
menunjang pengembangan KTSP. Sedangkan Guru 55.88% menunjang
menyatakan fasilitas yang
pengembangan
KTSP
adalah
kemampuan SDM dan 44.12% menyatakan fasilitas
yang
menunjang
pengembangan
KTSP adalah sarana yang tersedia di sekolah. Dapat dikatakan bahwa pendapat Kepala Sekolah dan Guru tentang fasilitas yang menunjang pengembangan KTSP cenderung sama. Sebagian Kepala Sekolah dan sebagian Guru menyatakan fasilitas yang menunjang pengembangan KTSP itu adalah kemampuan SDM dan sarana yang tersedia di sekolah. Dari temuan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa sebagian Kepala Sekolah maupun sebagian Guru menyatakan bahwa
fasilitas
yang menunjang pengembangan KTSP itu adalah kemampuan SDM dan sarana yang 79
tersedia di sekolah. Hal ini sesuai dengan
belum memahami acuan yang digunakan
pendapat Mulyasa (2007) bahwa komponen-
dalam
komponen
diantaranya
dengan para guru sebagian besar telah
tenaga kependidikan, kemampuan SDM, serta
memahami acuan yang digunakan dalam
sarana dan prasarana pendidikan sangat
mengembangkan
menunjang pengembangan KTSP. Penelitian
kompetensi dan kompetensi dasar.
sekolah
termasuk
yang berkaitan dengan pengembangan silabus meliputi: (1) acuan dalam mengembangkan
mengembangkan
silabus.
silabus,
Berbeda
yaitu
standar
Tabel 6. Kesulitan yang ditemui dalam mengembangkan silabus Responden
Skor per Item (%)
silabus, (2) kesulitan yang ditemui dalam mengembangkan
silabus.
Hasil
Pengalaman belajar
penelitian
dapat dilihat dalam tabel atau grafik berikut. Tabel 5. Acuan dalam mengembangkan silabus Responden
Skor per Item (%) Standar Kompetensi dasar kompetensi
Kepala Sekolah
50
Guru
97.06
Kepala Sekolah
50
Guru
11.75
Identifikasi kondisi lingkungan dan budaya daerah 50
88.25
50
Tabel 6 di atas menunjukkan 50% 97.06
kepala
sekolah
yang
diberi
kuesioner
menyatakan bahwa kesulitan yang ditemui dalam mengembangkan silabus adalah dalam Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa 50%
kepala sekolah yang diberi kuesioner
menyatakan acuan yang digunakan mengembangkan
silabus
adalah
dalam standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun para Guru 97.06% menyatakan bahwa acuan yang digunakan silabus
adalah
standar
kompetensi
dan
pendapat Kepala Sekolah dan Guru tentang yang
digunakan
dalam
budaya daerah. Namun sebagian besar guru (88.25%) mengalami kesulitan dalam hal mengidentifikasi
Kendala pelaksanaan
mengembangkan
silabus
adalah
silabus
digunakan adalah
dalam standar
mengembangkan kompetensi
yang dapat menghambat
KTSP
dalam
penelitian
ini
sebagai berikut. Tabel 7. Faktor sarana yang menjadi hambatan dalam pengembangan KTSP Responden
Skor per Item (%) Fasilitas yang tersedia tidak mendukung
kompetensi dan kompetensi dasar, namun
yang
dan
dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik
standar
para Guru sebagian besar menyatakan acuan
lingkungan
meliputi: (1) faktor sarana, dan (2) faktor SDM
Hanya sebagian Kepala Sekolah saja yang dalam
kondisi
budaya daerah.
mengembangkan silabus cenderung berbeda.
menyatakan acuan yang digunakan
dan
dalam mengidentifikasi kondisi lingkungan dan
dalam mengembangkan
kompetensi dasar. Dapat dikatakan bahwa
acuan
mengembangkan pengalaman belajar
Kepala
100
Lingkungan sekolah tidak mendukung
0
Sekolah
dan
kompetensi dasar. Sehingga dapat dikatakan
Guru
79.41
20.59
bahwa Kepala Sekolah masih banyak yang Jurnal Ilmiah PGSD Vol.IV No.2 Oktober 2012
79
Dengan mencermati Tabel 7 dapat
tentang kendala pengembangan KTSP yang
dikatakan bahwa pendapat Kepala Sekolah
berkaitan dengan SDM cenderung sama yaitu
dan Guru tentang faktor sarana yang menjadi
dikarenakan
hambatan
mendukung penerapan KTSP dan guru kurang
dalam
pengembangan
KTSP
cenderung sama yaitu fasilitas yang tersedia
kemampuan
siswa
kurang
memadai untuk menunjang penerapan KTSP
tidak mendukung. Dari hasil penelitian tersebut
Dari hasil penelitian tersebut di atas
di atas dapat dinyatakan bahwa Kepala
dapat dikatakan bahwa Kepala Sekolah dan
Sekolah dan Guru berpendapat bahwa faktor
Guru
sarana
dalam
pengembangan KTSP yang berkaitan dengan
pengembangan KTSP. Pendapat ini senada
SDM dikarenakan kemampuan siswa kurang
dengan Paradigma Guru dan Pengajar di
mendukung penerapan KTSP dan guru kurang
Indonesia
memadai untuk menunjang penerapan KTSP.
yang
menjadi
hambatan
http://www.beranda-
berpendapat
bahwa
kendala
jiwa.info/makalah-paradigma-guru-dan-
Susilo (2007) menyatakan bahwa Kepala
pengajar-di-indonesia/
Sekolah dalam mengarahkan segala sumber
yang
menyatakan
bahwa kendala yang dialami guru antara lain
daya
fasilitas pendidikan di sekolah masih sangat
keberhasilan proses belajar di sekolah. Begitu
minim
lebih
juga guru sangat berperan dalam proses
menitikberatkan pada praktek di lapangan
pembelajaran, karena siswa tidak mungkin
sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Oleh
belajar tanpa bimbingan guru. Oleh karenanya
karenanya perlu perhatian pada pihak terkait
untuk mengatasi temuan dari penelitian yang
untuk
telah
padahal
konsep
mengatasi
KTSP
masalah
sarana
yang
menghambat pengembangan KTSP.
Skor per Item (%) Guru kurang memadai
Kepala Sekolah
Kemampuan siswa kurang mendukung
28.58
tersedia
diuraikan
di
mengoptimalkan
Tabel 8. Kendala pengembangan KTSP yang berkaitan dengan SDM Responden
yang
71.42
sangat
atas,
proses
menentukan
maka
dalam
pembelajaran
berbasis KTSP, guru harus dapat membimbing siswa
untuk
aktif
belajar
dengan
cara
melibatkan aktivitas siswa melalui metode yang bervariasi, sementara untuk guru pihak terkait harus selalu meningkatkan kreativitas guru melalui pelatihan-pelatihan yang sesuai
Guru
70.59
70.59
Tabel 8 di atas menunjukkan 71.42% kepala
sekolah
menyatakan
kemampuan
siswa kurang mendukung penerapan KTSP sehingga menghambat pengembangan KTSP. Namun sebagian para guru selain menyatakan kemampuan
siswa
kurang
mendukung
penerapan KTSP, juga menyatakan guru kurang memadai untuk menunjang penerapan KTSP
sebesar
70.59%.
Dapat
dikatakan
bahwa pendapat Kepala Sekolah dan Guru
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.IV No.2 Oktober 2012
dengan bidang studi yang diampunya. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut di atas, maka penelitian tentang Tinjauan Penerapan KTSP di Wilayah Jakarta Timur dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama;
proses
pengembangkan
KTSP
mengacu pada BSNP, dengan landasan UU no 20 th 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,
dan
prinsip-prinsip
yang
harus
diperhatikan adalah berpusat pada potensi, 79
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
penerapannya
peserta didik. Kedua; kendala
dilakukan
menghambat
KTSP
tindak
lanjut
penataran berupa
serta
supervisi
adalah
terhadap RPP dan pelaksanaan pembelajaran
fasilitas yang tersedia tidak mendukung, serta
terhadap masing-masing guru setiap semester.
sebagian guru dan
Untuk
kemampuan
pelaksanaan
yang dapat
melalui
siswa masih memiliki
yang
kurang
mendukung
penerapan KTSP.
mengoptimalkan
penerapan
KTSP
dalam pengembangan silabus perlu dilibatkan komite sekolah dan orang tua murid.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka ada beberapa saran yang harus diperhatikan sebagai berikut. Saran meningkatkan
untuk
Guru
kualitas
SD;
untuk
pendidikan
dasar
melalui penerapan KTSP diharapkan para guru sering
berlatih
membuat
rencana
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan
kondisi
peserta
menggunakan
berbagai
didik
dengan
macam
metode
pembelajaran serta mempersiapkan media pembelajaran yang konkret. Saran untuk Penilik Sekolah; Perlu disosialisasikan
hakikat
KTSP
dan
DAFTAR PUSTAKA BSNP. (2006). Rambu-rambu Pengembangan Rencana pembelajaran di SD. Depdiknas:Jakarta Donald,A et al.(1979:135) . Introduction to Researchin Education . New York: Holt Rinehart and Winston. K Ryan. dan Cooper, E. (1984). Whose, Whom, Can Teach. Boston: Houghton miftin company Mulyasa,E.(2009). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Suyatma,D. Kendala KTSP. Diakses tanggal 17 Oktober 2010 dari http://mtsnurulazhar.wordpress.com/2008/07/17/ktsp-masih-banyak-kendala/ Susilo Joko, M (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah menyongsongnya. Yogyakarta: PenerbitPustaka Pelajar TIM FMIPA Unesa tahun (2008).Mencermati KTSP di Sekolah. Diakses 17 Desember 2009 dari http://www.puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_peserta/15_Tatag%20YES_Mencermati% 20Pelaksanaan%20KTSP%20di%20Sekolah%20.pdf Uno, Hamzah B (2008). Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Wardani dkk (2002). Kurikulum dan pembelajaran.Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka
Daftar Riwayat Hidup Penulis : Sukiniarti, adalah Dosen UT Pusat Pondok Cabe
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.IV No.2 Oktober 2012
79