GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA KHUSUSNYA DI SEKTOR BISNIS Suci Atiningsih Abstract OBJECTIVE: This studyobjective to determinethe application ofCSRin companiesinIndonesia,the factorsthataffect the application ofCSRand its implicationsonthe businesssector. Thisis atype ofdescriptivequalitativeresearchwhich describesandanalyzes theimplementation ofCSRincompaniesin Indonesiaandits implicationsin thebusinesssector. This studyusessecondary dataincluding dataon the implementation ofCSRiscompiledfromvarioussources ofliterature. Technicalanalysis ofthe datausing theflow ofdata collectionactivities, interpret, andends with aconclusion. RESULTS: This study shows CSR in Indonesia implemented by many large companies both private and state-owned (SOE), but most still view CSR as charity or charitable activities rather than as a long-term corporate strategy. Motivation to implement more CSR as social-spiritual motives.implementation of CSR is determined by the value of the company's internal corporate leadership, especially the decision.External factors that government regulation into the factors that determine the CSR after the Indonesian government in 2007 set the Limited Liability Company Act, which requires CSR for companies dealing in natural resources. This rule invites the agree and disagree of the substance of CSR: voluntary or mandatory. The argument is a social problem or public interest is not a realm of responsibility of business organizations, but the responsibility of the public sector (state). Implementing CSR should be left entirely in the business sector or the third sector. Keyword: Corporate social responsibility A. PENDAHULUAN Perkembangan tingkat kehidupan ekonomi masyarakat yang terus berkembang, berpengaruh pada perkembangan dunia usaha. Iklim usaha semakin mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini juga diikuti dengan kemajuan di bidang teknologi, yang mengakibatkan semakin mutakhirnya teknologi yang digunakan oleh kalangan dunia usaha tersebut. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat ditandai dengan munculnya berbagai perusahaan yang berskala produksi besar dan menyerap banyak tenaga kerja. Bidang-bidang usaha yang tersedia juga semakin
banyak sehingga semakin membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Apalagi didukung dengan adanya kebijakan Otonomi Daerah, yang menyebabkan daerah-daerah juga turut berlomba-lomba untuk memajukan dirinya dengan cara memberikan kesempatan bagi perusahaanperusahaan untuk beroperasi di daerahnya. Kemajuan yang seperti ini tentunya membawa dampak yang positif bagi perkembangan dunia investasi dan bisnis di Indonesia. Selain itu turut berperan serta dalam peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia. Namun, yang sangat
Penerapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Di Indonesia ….
71
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
disayangkan, tidak jarang perusahaanperusahaan yang ada terlalu terfokus kepada kegiatan ekonomi dan produksi yang mereka lakukan, sehingga melupakan keadaaan masyarakat di sekitar wilayah beroperasinya dan juga melupakan aspek-aspek kelestarian lingkungan. Di lain pihak, seiring dengan perkembangan jaman, juga mendorong masyarakat untuk menjadi semakin kritis dan menyadari hak-hak asasinya, serta berani mengekspresikan tuntutannya terhadap perkembangan dunia bisnis Indonesia. Hal ini menuntut para pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya dengan semakin bertanggung jawab. Pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk memperoleh keuntungan dari lapangan usahanya, melainkan mereka juga diminta untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sosialnya. Perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat memunculkan kesadaran baru tentang pentingnya melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR). Pemahaman itu memberikan pedoman bahwa korporasi bukan lagi sebagai entitas yang hanya mementingkan dirinya sendiri saja sehingga ter-alienasi atau mengasingkan diri dari lingkungan masyarakat di tempat mereka bekerja, melainkan suatu entitas usaha yang wajib melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan sosialnya.Hal yang sama juga terjadi pada aspek lingkungan hidup, yang menuntut perusahaan untuk lebih peduli pada lingkungan hidup tempatnya beroperasi.
Menurut Wikipedia, ensiklopedia bebas, Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Sebuah definisi yang luas oleh World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yaitu suatu suatu asosiasi global yang terdiri dari sekitar 200 perusahaan yang secara khusus bergerak dibidang "pembangunan berkelanjutan" (sustainable development) yang menyatakan bahwa: " CSR adalah merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya". Definisi CSR menurut World Business Council on Sustainable Development adalah komitmen dari bisnis/perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang
B. PEMBAHASAN 1. Corporate Social Responsibility (CSR)
72
Penerapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Di Indonesia ….
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas. Definisi lain, CSR adalah tanggung jawab perusahaan untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan dan harapan stakeholders sehubungan dengan isu-isu etika, sosial dan lingkungan, di samping ekonomi. The World Business Council for Sustainable Development mendefinisikan CSR sebagai komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan, komunitas lokal, dan komunitas secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. Sankat dan Clement (2002) dalam Rudito dan Famiola (2007) mendefinisikan CSR sebagai komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan komunitas luas. Secara umum, CSR dapat didefinisikan sebagai bentuk kegiatan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui peningkatan kemampuan manusia sebagai individu untuk beradaptasi dengan keadaan sosial yang ada, menikmati, memanfaatkan, dan memelihara lingkungan hidup yang ada. Wineberg dan Rudolph memberi definisi CSR, yaitu : “The contribution that a company makes insociety through its core business activities, itssocial investment and philanthropy programs,and its engagement in public policy”( Wineberg,2004:72).
Selanjutnya dikatakan oleh Mardjono Reksodiputro(2004) bahwa konsep CSR itu memang agak tumpangtindih, (overlap) dengan konsep (good)corporate governance dan konsep etika bisnis. Sedangkan Schermerhorn (1993)memberi definisi CSR sebagai suatu kepedulianorganisasi bisnis untuk bertindak dengan caracaramereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasidan kepentingan publik eksternal. Beberapa nama lain yang memilikikemiripan atau bahkan sering diidentikkan denganCSR ini antara lain Pemberian/Amal Perusahaan(Corporate Giving/Charity), Kedermawanan Perusahaan(Corporate philanthropy), Relasi KemasyarakatanPerusahaan (Corporate Community/PublicRelations), dan Pengembangan Masyarakat (CommunityDevelopment). Keempat nama itu bisa pula dilihatsebagai dimensi atau pendekatan CSR dalam konteksInvestasi Sosial Perusahaan (Corporate SocialInvestment/Investing) yang didorong oleh spektrummotif yang terentang dari motif “amal” hingga“pemberdayaan” (Brilliant, 1988: 299-313). Menurut Inaki H. S, Anjel M.E, Marti C.F, Alberto L.T (2003) bahwa CSR adalah konsep yang inklusif untuk mencerminkan fokus pada triple bottomline perusahaan (ekonomi, sosial, dan kinerja lingkungan) serta keterlibatan sosial perusahaan dan interaksi dengan para pemangku kepentingan dalam masyarakat untuk tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Menurut ISO 26000 tanggung jawab sosial (social responsibility) menjadi tanggung jawab semua organisasi : pemerintah, perusahaan
Penerapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Di Indonesia ….
73
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
dan organisasi sipil. Definisi kerja Social Responsibility menurut ISO 26000 Working Group on Social Responsibility, sydney, February 2007 (Paul Hohnen, 2007) adalah tanggung jawab suatu organisasi atas dampak keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan melalui perilaku yang transparan dan beretika serta konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; dengan mempertimbangkan harapan stakeholder; sesuai dengan hukum dan norma perilaku internasional; terintegrasi ke seluruh organisasi. Di Indonesia, CSR semakin menguat terutama setelah dinyatakan dalam UU PT No 40 tahun 2007 yang disahkan DPR. Disebutkan bahwa PT yang menjalankan usaha di bidang atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1).
fundamental seperti faktor finansial, ukuran perusahaan,strategi perusahaan, atau manajemen. Program CSR dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan mempekerjakan masyarakat sekitar. Lebih jauh lagi CSR dapat dipergunakan untuk menarik perhatian para calon pelamar pekerjaan, terutama sekali dengan adanya persaingan kerja di antara para lulusan.Kemungkinan akan terjadi peningkatan untuk ditanyakannya kebijakan CSR perusahaan, terutama pada saat perusahaan merekruit tenaga kerja dari lulusan terbaik yang memiliki kesadaran sosial dan lingkungan. Dengan memiliki suatu kebijakan komprehensif atas kinerja sosial dan lingkungan, perusahaan akan bisa menarik caloncalon pekerja yang memiliki nilai-nilai progresif. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfer kerja yang nyaman di antara para staf, terutama apabila mereka dapat dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang mereka percayai bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas, baik itu bentuknya "penyisihan gaji", "penggalangan dana" ataupun kesukarelawanan (volunteering) dalam bekerja untuk masyarakat. Menurut Windsor (2006) menunjukkan bahwa perkembangan sejarah CSR mencakup tiga pendekatan, yaitu : teori tanggung jawab etis, teori tanggung jawab teori ekonomi (manfaat ekonomi instrumental), dan konsepsi corporate citizenship atau korporasi filsafat politik. Ernst and Young mengemukakan bahwa perusahaan memiliki empat tanggung jawab utama yaitu terhadap karyawan, konsumen, masyarakat, dan lingkungan. Keempat
2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CSR Hasil Survey "The Millenium Poll on CSR" (1999) yang dilakukan oleh Environics International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales Business Leader Forum (London) di antara 25.000 responden dari 23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktik terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan, yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang paling berperan. Sedangkan bagi 40% lainnya, citra perusahaan & brand image-lah yang akan paling mempengaruhi kesan mereka. Hanya 1/3 yang mendasari opininya atas faktor-faktor bisnis
74
Penerapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Di Indonesia ….
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
hal tersebut bisa menjadi dasar pertimbangan bagi perusahaan untuk menetapkan program inti dalam melaksanakan CSR secara spesifik. Terdapat sembilan program kerja yang dapat dilakukan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan CSR yaitu: 1. Employee Programs Karyawan merupakan aset berharga bagi perusahaan, sehingga tidak mengejutkan jika perusahaan sangat memperhatikan pengembangan kompetensi dan kesejahteraan karyawan. Perhatian terhadap kesejahteraan karyawan perlu diperluas bukan hanya dari sisi jaminan kesehatan dan keselamatan tetapi perlu adanya perluasan program seperti work life balance program dan decision making empowerment program. 2. Community and Broader Society Mayoritas perusahaan memiliki aktivitas dalam area ini, salah satunya adalah melalui pemberdayaan masyarakat yang intinya adalah bagaimana individu, kelompok atau komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka (Shardlow, 1998 dalam Ambadar, 2008). Implementasi pemberdayaan masyarakat melalui: a. Proyek-proyek pembangunan yang memungkinkan anggota masyarakat memperoleh dukungan dalam memenuhi kebutuhan. b. Kampanye dan aksisosial yang memungkinkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh pihakpihak lain yang bertanggung jawab. 3. Environtment Programs
Program yang berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan misalnya dengan menghasilkan produk yang aman, tidak berbahaya bagi kesehatan, dan ramah lingkungan; membuat sumur resapan; dan penyaluran limbah dengan baik. 4. Reporting and Communications Programs Perusahaan mengeluarkan atau melaporkan hasil kegiatan CSRnya melalui annual CSR report sehingga terdapat bukti riil partisipasi perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya. 5. Governance or Code of Conduct Programs Perusahaan menitikberatkan kegiatan sosial yang dilakukan berdasarkan sistem yang diatur oleh pemerintah. Hal utama yang harus diperhatikan adalah bagaimana stakeholder, pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dapat membuat regulasi atau ketentuan yang disepakati bersama untuk mengefektifkan program CSR. Hal ini berarti diperlukan UU untuk mengatur CSR pada level makro seperti sasaran program CSR, standar penilaian keberhasilan program, dan koordinasi dengan pihak terkait. 6. Stakeholder Engagement Programs Upaya menciptakan “effective engagement program” sebagai kunci utama untuk mencapai kesuksesan strategi CSR dan sustainability strategy. 7. Supplier Programs Pembinaan hubungan yang baik atas dasar kepercayaan, komitmen, pembagian informasi antara perusahaan dengan mitra bisnisnya,
Penerapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Di Indonesia ….
75
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
misalnya melalui pengelolaan rantai pasokan atau jejaring bisnis.
Perusahaan yang pimpinannya tidak tanggap dengan masalah-masalah sosial dan lingkungan, kecil kemungkinan akan mempedulikan aktivitas sosial. 2. Ukuran dan kematangan perusahaan Perusahaan besar dan mapan lebih mempunyai potensi memberikan kontribusi ketimbang perusahaan kecil dan belum mapan. Namun, bukan berarti perusahaan menengah, kecil, dan belum mapan tersebut tidak dapat menerapkan CSR.
8. Customer/Product Stewardship Programs Perlunya perhatian perusahaan terhadap keluhan konsumen dan jaminan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. 9. Shareholder Programs Program peningkatan “share value” bagi shareholder, karena shareholder merupakan prioritas bagi perusahaan. Penerapan CSR harus berada dalam koridor strategi perusahaan untuk mencapai tujuan dasar bisnis perusahaan. Pengembangan CSR memerlukan tahapan yang sistematis dan kompleks. Tahap pertama, dimulai dengan upaya melihat dan menilai kebutuhan masyarakat dengan cara mengidentifikasi masalah yang terjadi dan mencari solusi yang tepat. Tahap kedua, perlu dibuat rencana aksi beserta anggaran, jadwal, indikator evaluasi, dan sumber daya yang diperlukan bagi perusahaan. Tahap ketiga, melakukan monitoring kegiatan melalui kunjungan langsung atau melalui survey. Tahap keempat, melakukan evaluasi secara regular dan melakukan pelaporan untuk dijadikan panduan strategi dan pengembangan program selanjutnya. Evaluasi dilakukan pula dengan membandingkan hasil evaluasi dari internal perusahaan dan eksternal perusahaan. 3. IMPLEMENTASI CSR DI PERUSAHAAN Pada umumnya implementasi CSR di perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Komitmen pimpinan perusahaan
76
3. Regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah Semakin meluasnya regulasi dan penataan pajak akan membuat semakin kecil ketertarikan perusahaan untuk memberikan donasi dan sumbangan sosial kepada masyarakat. Sebaliknya, semakin kondusif regulasi atau semaikin besar insentif pajak yang diberikan, akan lebih berpotensi memberi semangat kepada perusahaan untuk berkontribusi kepada masyarakat. Di dalam prakteknya, penerapan CSR disesuaikan dengan kemampuan masing-masing perusahaan dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan CSR sangat beragam. Hal ini bergantung pada proses interaksi sosial, bersifat sukarela didasarkan pada dorongan moral dan etika, dan biasanya melebihi dari hanya sekedar kewajiban memenuhi peraturan perundangundangan. Makin meningkatnya perhatian akan implementasi CSR menandai era kebangkitan masyarakat sehingga sudah seharusnya CSR tidak hanya menekankan pada aspek philantropy (dorongan kemanusiaan yang
Penerapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Di Indonesia ….
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
bersumber dari norma dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan pemerataan sosial) maupun level strategi, melainkan harus makin diperluas pada tingkat kebijakan yang lebih makro dan riil (Korhenen, 2006). Waddock (2004) memberikan gambaran tentang tren di empat dekade. Dia menyoroti aplikasi praktis dari CSR dan bagaimana perusahaan memasukkan kode perilaku dan etika dalam operasional kegiatan mereka, mengejar standar pelaporan lingkungan dan sosial, dan peningkatan penerimaan sertifikasi yang diakui secara internasional, seperti ISO 9000 untuk kualitas produk dan AA 1000 keterlibatan pemangku kepentingan. Ada tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha mesti merespon dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya : Pertama, perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Perusahaan mesti menyadari bahwa mereka beroperasi dalam suatu tatanan lingkungan masyarakat. Kegiatan sosial ini berfungsi sebagai kompensasi atau upaya imbal balik atas penguasaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan ekploratif, di samping sebagai kompensasi sosial karena timbulnya ketidaknyamanan (discomfort) pada masyarakat, semua ini diimplementasikan karena memang ada regulasi, hukum, dan aturan yang memaksa karena adanya market driven. Kesadaran tentang pentingnya mengimplementasikan CSR ini menjadi
tren seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap produk-produk yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah-kaidah sosial. Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosa mutualisme. Untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat, setidaknya license to operate, wajar bila perusahaan juga dituntut untuk memberikan kontibusi positif kepada masyarakat sehingga bisa tercipta harmonisasi hubungan bahkan pendongkrakan citra dan performa perusahaan. Implementasikan program karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam (internal driven), perusahaan telah menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan keuntungan (profit) demi kelangsungan bisnisnya, melainkan juga tanggung jawab sosial dan lingkungan. Ketiga, kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam bahkan menghindari konflik sosial. Potensi konflik itu bisa berasal akibat dampak operasional perusahaan ataupun akibat kesenjangan struktural dan ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan, dan dipraktekkan lebih karena faktor eksternal (external driven). Hampir bisa dipastikan implementasi adalah sebagai upaya dalam konteks kehumasan (public relation) merupakan kebijaksanaan bisnis yang hanya bersifat kosmetik. Sebagai upaya untuk meningkatkan pelaksanaan CSR di Indonesia, terdapat beberapa lembaga yang sangat memberikan perhatian terhadap pelaksanaan CSR, yaitu: Indonesia
Penerapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Di Indonesia ….
77
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
Business Link (IBL), Corporate Forum for Community Development (CFCD), dan Business Watch Indonesia (BWI). Dalam rangka menciptakan kemajuan pelaksanaan konsep CSR, harus didukung oleh peranan pemerintah, baik sebagai partisipan, convenor, atau fasilisator, dan sebagainya. Masyarakat juga dapat turut serta mendukung konsep CSR, yaitu dengan cara memberikan informasi, saran, dan masukan atau pendapat untuk menentukan program yang akan dilakukan. Sebenarnya, jauh sebelum CSR diatur di dalam UU PT dan UU PM, beberapa perusahaan telah dengan aktif melaksanakan CSR, antara lain yaitu: 1. PT. Unilever Indonesia, Tbk. Mengadakan program kali bersih Sungai Brantas; 2. PT. Avon Indonesia melakukan sosialisasi pencegahan kanker payudara; 3. PT. HM. Sampoerna memberikan beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa di berbagai sekolah dan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Menurut Lina : bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dapat dijelaskan melalui berbagai bentuk aktivitas perusahaan seperti program pembangunan/pengembangan komunitas, pelayanan komunitas, dan pemberdayaan komunitas. Meskipun kegiatan tampak sederhana dan cakupan masalah sempit tetapi dampak positif yang dirasakan masyarakat binaan sangat besar. Program pembinaan tukang roti dan pedagang martabak gerobak yang dilakukan oleh PT. Bogasari merupakan program pemberdayaan masyarakat yang didasarkan pada strategi jitu dan sebagai media promosi yang efektif bagi para produsen bahan baku. Program ini
merupakan wujud nyata kepedulian dan peran perusahaan-perusahaan dalam mengembangkan kemampuan sosial dan meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pembinaan yang dilakukan oleh perusahaan. PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk. adalah salah satu contoh perusahaan yang sangat peduli pada kelestarian lingkungan hidup. Dalam rangka pelaksanaan CSR perusahaan melakukan kegiatan Program Clean Development Mechanism (CDM). Program ini merupakan program kerjasama antara Negara maju dan Negara berkembang dalam penandatanganan Protokol Kyoto untuk menurunkan emisi gas rumah kaca untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk. menerapkan Program CDM dengan melakukan Proyek Pemanfaatan Bahan Bakar dan Material Alternatif (BBMA). Proyek ini melibatkan beberapa pihak seperti kementrian lingkungan hidup yang bertanggung jawab dalam pengadaan aturan untuk pemanfaatan BBMA, pihak akademisi dari Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung sebagai pihak yang bertanggung jawab memantau efek proses dengan pemanfaatan BBMA secara berkelanjutan, pihak industri semen lain sebagai penghasil limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai BBMA, dan komunitas sekitar perusahaan sebagai masyarakat binaan untuk mensosialisasikan proyek pemanfaatan BBMA sehingga tidak menimbulkan efek negatif. Contoh kisah sukses implementasi CSR lain adalah Program Mitra Produksi Sampoerna (MPS)
78
Penerapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Di Indonesia ….
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
adalah PT. HM Sampoerna. Program kemitraan ini dilakukan dengan perusahaan kecil dan menengah, koperasi, dan pondok pesantren untuk menjadi mitra produksi perusahaan sejak 1994 dan telah melahirkan sebanyak 25 MPS. MPS dirancang dengan pendekatan saling menguntungkan (win-win approach). Melalui kegiatan kemitraan ini perusahaan memperoleh beberapa manfaat seperti: 1) peningkatan kapasitas produksi secara signifikan tanpa investasi untuk perluasan lahan dan pembangunan pabrik, 2) masalah tenaga kerja menjadi urusan mitra produksi Sampoerna, demikian halnya dengan masalah dana pensiun dan hakhak tenaga kerja lain, 3) ongkos pengangkutan lebih murah dibandingkan jika perusahaan harus mengangkut barang jadi ke sentra produksi, 4) dengan model kerjasama kemitraan nama Djie Sam Soe dan HM Sampoerna akan tersosialisasi dengan sendirinya di lingkungan kemitraan, 5) tenaga kerja di MPS dapat menjadi panutan sehingga konsumen lain menikmati rokok-rokok produksi PT. HM Sampoerna. Manfaat utama yang dirasakan komunitas adalah penyerapan tenaga kerja, transfer teknologi, dan menghidupkan ekonomi pedesaan (deurbanisasi). PT Kaltim Prima Coal menunjukkan citranya sebagai perusahaan yang peduli terhadap komunitas sekitarnya melalui kesuksesannya dalam menjalankan program baik di bidang lingkungan, ekonomi, maupun sosial sehingga menerima penghargaan sebagai The Most Outstanding Recognition Awards dalam CSR Awards 2005 yang diselenggarakan oleh Surindo
bekerjasama dengan CFD (Corporate Forum For Community Development, majalah SWA dan Mark Plus). Salah satu prinsip utama dalam menjamin keberhasilan pelaksanaan CSR adalah adanya komunikasi yang benar. Hal ini memberikan makna bahwa setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai wujud pelaksanaan tanggung jawab sosial harus disosialisasikan kepada masyarakat sekitar untuk mendapatkan umpan balik dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. C. KESIMPULAN Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep yang menggambarkan tanggung jawab perusahaan terhadap tindakan dan kebijakan perusahaan yang berdampak terhadap lingkungan alam dan komunitas dimana perusahaan itu beroperasi. CSR di Indonesia telah dilaksanakan oleh beberapa perusahaan besar swasta maupun BUMN. Komitmen untuk melaksanakan CSR dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan terutama nilai-nilai manajemen internal yang ditentukan oleh keputusan eksekutif perusahaan. Karena itu untuk menjalankan CSR yang baik perlu membangun sistem internal yang kuat yang bersumber dari nilai-nilai „good corporate‟ dan keadilan sosial.CSR juga ditentukan oleh faktor eksternal yaitu aturan pemerintah, tata kepemerintahaan dan kesadaran masyarakat. Faktor ekternal menjadi faktor yang menentukan dalam pelaksanaan CSR di Indonesia dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) khususnya pasal 74 yang mewajibkan perusahaan yang bergerak
Penerapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Di Indonesia ….
79
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
di sumber daya alam untuk menjalankan CSR. Aturan ini mengundang perdebatan tentang hakekat CSR yang bersifat suka rela. Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial melalui CSR seharusnya atas dasar suka rela dan bukan dipaksa oleh aturan. Problem sosial atau kepentingan publik bukan menjadi ranah tanggung jawab organisasi bisnis, tetapi tanggung jawab sektor publik (negara). Agar CSR berjalan efektif, negara harus
memaksimalkan perannya sebagai penyedia “enabling environment” atau sebagai motivator dan fasilitator CSR. Untuk menepis prasangka negatif di dunia usaha, pemerintah atau lembaga negara jangan berperan sebagai agen CSR. Lembaga negara harus netral. Pelaksana CSR hendaknya diserahkan sepenuhnya pada sektor bisnis atau sektor ketiga.
DAFTAR PUSTAKA Anatan Lina, 2007. Corporate Social Responsibility. (CSR):Tinjauan Teoritis dan Praktik diIndonesia. 1 - 11 Ambadar, J., 2008. Corporate Social Responsibility dalam Praktik di Indonesia. Edisi 1, Penerbit Elex Media Computindo. Brilliant, Eleanor L. dan Kimberlee A. Rice. (1988),“Influencing Corporate Philantropy” dalamGary M. Gould dan Michael L. Smith (eds),Social Work in the Workplace, New York:Springer Publishing Co. Hohnen, Paul. 2007. Corporate Social Responsibility, Implementation Guide for Business. www.iisd.org/pdf/2007/csr_guide.pdf Korhonen, J., 2003. On the Ethics of Social Responsibility – Considering the Paradigm of Industrial Metabolism,Journal of Business Ethics. 48: 301 315. Lindgren, D.,2006. CSR Conference Survey. IBL Conference on CSR 2006 in Jakarta.TNS- IBL Survey Report. Millennium Poll. September 1999.Corporate Responsibility „Environics International Ltd‟ in cooperation with The Prince of Wales Trust. Porter, Michael E. dan Mark R. Kramer .2002. “TheCompetitive Advantage of Corporate Phiilantropy”,dalam Harvard Business Review,December. Rees, C, 2006. Conflict Resolution and Prevention through CSR”. Presentation Material. Pricewaterhouse Coopers. IBL Conference on CSR. Jakarta. Reksodiputro, Mardjono. (20/12/04) MakalahLokakaryaNasional Departemen
80
Penerapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Di Indonesia ….
GRADUASI Vol. 28 Edisi November 2012
ISSN 2088 - 6594
Luar NegeriRI,dengan tema “Peran sektor usaha dalampemenuhan, pemajuan, dan perlindunganHAM di Indonesia”., Jakarta: Hotel Borobudur. Schermerhorn, John R. 1993. Management for Productivity.New York: John Wiley & Sons S.H. Inaki, E.M. Anjel, F.C. Marti, T.L. Alberto. 2003. Corporate Social Responsibility and Quality Management: The Meeting Point. An Experience in The Mondragon Cooperative Corporation (MCC). Managing on The Edge, University of Nijmegen, Nijmegen (Holland).1 – 16 Standardisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, ditulis oleh Daniri, dimuat dalam www.madani-ri.com, pada tanggal 17 Januari 2008, di-download pada tanggal 4 April2008. Waddock, S . 2004. Alam Semesta Paralel : Perusahaan, Akademisi, dan Kemajuan Perusahaan. Kewarganegaraan Bisnis dan Masyarakat Tinjauan . 109 1) : 5 – 42 WBCSD (6 Desember 2001). The Business Case for Sustainable Development. World Business Council for Sustainable Development. ISBN 2-94024019-1. WBCSD (6 Desember 2000). Corporate Social Responsibility: Making good Business sense.World Business Council for Sustainable Development. ISBN 294-024007-8. WBCSD (6 Desember 1999). Corporate Social Responsibility: Meeting changing expectation. World Business Council for Sustainable Development. ISBN 2-94-024007-8. Windsor, D. Tanggung jawab (2006) sosial perusahaan: Tiga pendekatan kunci. Jurnal Manajemen. Studi 43 (1): 93-114. Wineberg, Danette and Phillip H. Rudolph. (May2004). “Corporate Social Responsibility –WhatEvery In House Counsel Should Know”, dalamACC Docket.
Penerapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Di Indonesia ….
81