PENENTUAN PERINGKAT FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENGAJUAN KLAIM BIAYA DARI KONTRAKTOR KE OWNER
SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI PERSYARATAN MENCAPAI GELAR SARJANA TEKNIK Oleh: Imayanti Basari 411051200-34
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCUBUANA GASAL 2008/2009
Q
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SARJANA KOMPREHENSIF LOKAL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Semester
: Genap
Tahun Akademik
: 2008/2009
Tugas akhir ini untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik, jenjang pendidikan Strata 1 (S-1), Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Mercu Buana, Jakarta. Judul Tugas Akhir
:
PENENTUAN PERINGKAT FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBERHASILAN
PENGAJUAN
BIAYA
KLAIM
DARI
KONTRAKTOR KE OWNER Disusun Oleh : Nama : Imayanti Basari Nomor Induk Mahasiswa : 41105120034 Jurusan / Program Studi : Teknik Sipil Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan pada Sidang Sarjana Pembimbing :
Ir.Mawardi Amin, MT
Jakarta,
April 2009 Mengetahui :
Koordinator Tugas Akhir
Ketua Program Studi Teknik Sipil
Ir.Sylvia Indriany, MT
Ir.Mawardi Amin, MT
-i-
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh SWT atas Rahmat dan KaruniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Saya menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna, oleh sebab itu saya selaku penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca. Atas perhatian dan masukannya saya haturkan rasa terima kasih. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat berjalan dengan lancar tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.Oleh karena itu rasa hormat dan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Keluarga tercinta Mama, Suami, Adik, Kakak dan Anak saya Azzahra yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang, nasehat serta do’a yang tulus kepada penulis 2. Bapak Ir. Mawardi Amin MT. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan petunjuk, mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini 3. Team Dosen Penguji Sidang yang telah memberikan masukan & menyempurnakan skripsi ini. 4. Seluruh staf pengajar PKSM Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana yang telah memberikan ilmunya kepada penulis 5. Seluruh staf dan karyawan PKSM Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana atas bantuannya selama penulis menjalankan studi hingga menyelesaikan skripsi ini 6. Seluruh teman -teman atas bantuan dan dukungannya terutama Farih dan Dedi yang membantu take data, Pipit atas bantuan data-data dan referensi, Mas Dodik atas konsultasinya, Wisnu, Mbak Fatma, Hefti dan rekan – rekan PT. AK.
- ii -
7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Alloh SWT melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya serta membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat memperkaya kepustakaan yang ada.
Jakarta,
Imayanti Basari
- iii -
Imayanti Basari
Dosen Pembimbing
NIM 411051200-34
Ir. Mawardi Amin, MT.
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
PENENTUAN PERINGKAT FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENGAJUAN KLAIM BIAYA DARI KONTRAKTOR KE OWNER
ABSTRAK
Dalam pelaksaaan suatu kontrak konstruksi sering terjadi perubahan. Perubahan tersebut sangat lumrah terjadi karena keinginan dari Pengguna Jasa yang timbul selama masa pelaksanaan dari suatu proyek konstruksi yang disebabkan antara lain karena diinginkannya perubahan lingkup pekerjaan, perubahan spesifikasi teknis, perubahan jenis material, perubahan perencanaan arsitektural, perubahan metode kerja, percepatan pelaksanaan dan lain-lain. Perubahan yang terjadi akan berpotensi menimbulkan suatu klaim dari kontraktor kepada owner. Klaim ini dapat berupa penambahan biaya dan atau perpanjangan waktu. Kemampuan kontraktor dalam mengelola klaim dengan baik melalui manajemen klaim dapat membangun strategi untuk mengurangi dan menghindari kerugian yang mungkin terjadi atau bahkan mendapatkan keuntungan. Tujuan penulisan ini untuk mengidentifikasi peringkat faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengajuan klaim biaya. Hasil
dari
penelitian
adalah
faktor
yang
paling
mempengaruhi
keberhasilan dalam pengajuan klaim biaya adalah pengelolaan dokumen dan administasi yang baik.
Kata Kunci : Klaim, kontraktor, owner, penambahan biaya, perpanjangan waktu, keberhasilan klaim biaya.
- iv -
Imayanti Basari
Dosen Pembimbing
NIM 411051200-34
Ir. Mawardi Amin, MT.
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
DETERMINING RANK OF THE FACTOR INFLUENCING THE SUCCESSFULL GRANTING OF CLAIM OF ADDITIONAL COST FROM CONTRACTOR TO OWNER
ABSTRACT
The implementation of a construction’s contract is changeable. Those changes are mostly happened because of the user’s desire which is appears during the implementation period of a construction’s project which are cause by the desire of changing the area of work, changing technical specification, changing materials, changing architectural plans, changing job’s method, the velocity of implementation, etc. Those changes will cause some claims from the contractor to the owner and these claims will effect project cost and project implementation period. The ability of the contractor in claim management will cut and avoiding losses which is probably happened and even more getting some profit. The purpose of this essay is to identified what are determining rank of the factor influencing the succesfull granting of an additional cost. And the result is the most influencing factors the succesfull granting of a claim of additional cost is keeping document and administration.
Key word : Claim, contractor, owner, additional cost, extention of time, succesfull claim.
-v-
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii ABSTRAK ........................................................................................................... iii ABSTRACT ......................................................................................................... iv DAFTAR ISI...........................................................................................................v DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. I-1 1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................... I-1 1.2. RUMUSAN MASALAH ........................................................................... I-2 1.3. MAKSUD DAN TUJUAN ........................................................................ I-2 1.4. BATASAN MASALAH ............................................................................ I-3 1.5. KONTRIBUSI ........................................................................................... I-3 BAB II DASAR TEORI.................................................................................. II-1 2.1. KONTRAK KONSTRUKSI .....................................................................II-1 2.1.1. KEGIATAN PENYUSUNAN KONTRAK .....................................II-1 2.1.2. KONTRAK SEBAGAI PEDOMAN PELAKSANAAN ..................II-2
- vi -
2.1.3. KONTRAK SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN ..........................II-3 2.1.4. ADMINISTRASI KONTRAK .........................................................II-4 2.2. MACAM SENGKETA KONSTRUKSI DAN PENYEBABNYA ..........II-5 2.3. KLAIM KONSTRUKSI ...........................................................................II-9 2.3.1. IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KLAIM ..........................II-10 2.3.2. PENCEGAH TERJADINYA PENGAJUAN KLAIM ....................II-11 2.3.3. PENYELESAIAN PENGAJUAN KLAIM .....................................II-11 2.4. KLAIM PENAMBAHAN BIAYA PROYEK ........................................II-14 BAB III METODE ANALISA DATA..........................................................III-1 3.1 KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESA .......................................... III-1 3.1.1. KERANGKA BERFIKIR ................................................................ III-1 3.1.2. HIPOTESA ...................................................................................... III-3 3.2 PEMILIHAN STRATEGI PENELITIAN ............................................... III-3 3.2.1. ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) ........................... III-3 3.3.2. KEUNTUNGAN METODE AHP ................................................... III-6 BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA PENELITIAN ........ IV-1 4.1 PENGUMPULAN DATA ....................................................................... IV-1 4.2. PENENTUAN RISK RANKING DENGAN MATRIX PEMBOBOTAN ........................................................................................................................ IV-4 4.3. NILAI AKHIR RANKING VARIABEL ............................................... IV-4 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ V-1
- vii -
5.1 SIMPULAN .............................................................................................. V-1 5.2. SARAN .................................................................................................... V-2 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
- viii -
DAFTAR TABEL Tabel 2. 1 .
Faktor potensial penyebab persengketaan konstruksi..................II.6
Tabel 2. 2 .
Perbandingan antara kerangka penyelesaian konstruksi secara umum dengan kerangka penyelesaian sengketa di Indonesia......II.8
Tabel 3. 1 .
Skala Dasar..................................................................................III.1
Tabel 4. 1 .
Tabel Kuisioner...........................................................................IV.1
Tabel 4. 2 .
Tabel Responden.........................................................................IV.4
Tabel 4. 3 .
Tabel Matriks Pembobotan untuk Sub-kriteria dari Pengaruh .....................................................................................................IV.5
Tabel 4. 4 .
Faktor Pembobotan Nilai Sub-kriteria Pengaruh........................IV.5
Tabel 4. 5 .
Nilai random Consistency Index.................................................IV.5
Tabel 4. 6 .
Penentuan Peringkat
Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Klaim Biaya................................................................................IV.6 Tabel 4. 7 .
Ranking
Faktor
Pengaruh
Terhadap
Tingkat
Keberhasilan
Pengajuan Klaim Biaya...............................................................IV.7 Tabel 4. 8 .
Ranking
Faktor
Pengaruh
Terhadap
Tingkat
Keberhasilan
Pengajuan Klaim Biaya dengan Variabel Pengelolaan Dokumen dan Administrasi yang baik........................................................IV.8 Tabel 4. 9 .
Ranking Pengajuan
Faktor
Pengaruh
Klaim
Terhadap
Tingkat
dengan
Variabel
Biaya
Keberhasilan Identifikasi
Klaim..........................................................................................IV.8
- ix -
Tabel 4. 10 . Ranking Pengajuan
Faktor
Pengaruh
Klaim
Terhadap
Biaya
Tingkat
dengan
Keberhasilan
Variabel
Nilai
Klaim..........................................................................................IV.8 Tabel 4. 11 . Ranking
Faktor
Pengajuan
Pengaruh Klaim
Terhadap Biaya
Tingkat
Keberhasilan
dengan
Variabel
Komunikasi.................................................................................IV.8 Tabel 4. 12 . Ranking Pengajuan
Faktor
Pengaruh Klaim
Terhadap Biaya
Tingkat
Keberhasilan
dengan
Variabel
Dokumentasi...............................................................................IV.8 Tabel 4. 13 . Tabel Responden Validasi Data..................................................IV.4
-x-
DAFTAR GAMBAR Gambar 3. 1 .
Flowchart Kerangka Berpikir Penelitian...............................III.2
Gambar 3. 2 . Tingkatan Nilai Pengaruh Variabel.........................................III.5
- xi -
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Dalam pelaksaaan suatu kontrak konstruksi sering terjadi perubahan. Perubahan tersebut sangat lumrah terjadi karena keinginan dari Pengguna Jasa (owner) yang timbul selama masa pelaksanaan dari suatu proyek konstruksi yang disebabkan antara lain karena diinginkannya perubahan lingkup pekerjaan, perubahan spesifikasi teknis, perubahan jenis material, perubahan perencanaan arsitektural, perubahan metode kerja, percepatan pelaksanaan dan lain-lain. Perubahan yang terjadi akan berpotensi menimbulkan suatu klaim dari Penyedia Jasa kepada Pengguna Jasa. Walaupun klaim dan perubahan pekerjaan sasarannya adalah sama yaitu meminta kompensasi atas biaya dan waktu, namun sesungguhnya kedua hal tersebut berbeda. Kompensasi atas perubahan pekerjaan harus diajukan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan dan apabila tidak disetujui maka pekerjaan tersebut tidak akan dilaksanakan. Sedangkan klaim diajukan pada saat pekerjaan sedang atau telah selesai dikerjakan. Dan untuk pengajuan klaim dimulai dengan penyampaian fakta seperti lokasi pekerjaan, gambar kerja dan analisa biaya. Kemudian klaim
I-1
dilengkapi dengan keterangan pendukung yang disusun berdasarkan suratmenyurat antara Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa1. Sebelum proses produksi dimulai, Pengguna jasa dan Penyedia jasa membuat kesepakatan berupa Surat Perjanjian Kerja atau Kontrak. Kompleksitas dalam proses konstruksi, dokumen-dokumen proyek dan kondisi kontrak dapat menyebabkan terjadinya perselisihan atau konflik interprestasi. Masalah penyelesaian sengketa diatur dalam UUJK No. 18 tahun 1999 pasal 36 dan 37, disini dijelaskan bahwa penyelesaian sengketa jasa kontruksi dapat ditempuh melalui pengadilan atau diluar pengadilan berdasarkan pilihan secara sukarela para pihak yang bersengketa. Penyelesaian
sengketa
jasa
kontruksi
diluar
pengadilan
dapat
menggunakan jasa pihak ketiga yang disepakati oleh para pihak yang dibentuk oleh pemerintah dan atau masyarakat jasa kontruksi. Dalam skripsi yang berjudul “PENENTUAN PERINGKAT FAKTOR PENGAJUAN
YANG KLAIM
MEMPENGARUHI BIAYA
DARI
KEBERHASILAN KONTRAKTOR
KE
OWNER” ini akan diuraikan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan klaim penambahan biaya dari kontraktor ke owner.
1
Nazarkhan Yasin, “Mengenal Klaim Konstruksi & Penyelesaian Sengketa Konstruksi”, Gramedia Pustaka Utama, 2007
I-2
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wacana tentang tingkat upaya keberhasilan klaim .
1.2.
RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah : ”Bagaimana peringkat faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengajuan klaim biaya dari kontraktor ke owner ?”.
1.3.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan penulisan skripsi ini adalah : Untuk mengidentifikasi peringkat faktor yang mempengaruhi keberhasilan klaim biaya dari kontraktor ke owner. 1.4.
BATASAN MASALAH
Penulisan skripsi ini perlu adanya batasan masalah yang dibahas, agar
didapatkan
suatu
wacana
yang
terfokus
dipertanggungjawabkan. Secara keseluruhan skripsi ini: a. Hanya pada peringkat faktor keberhasilan klaim biaya. b. Pada proyek swasta dan pemerintah (APBN/APBD). c. Proyek berada di Indonesia.
I-3
dan
dapat
1.5.
KONTRIBUSI
Skripsi ini diharapkan memberikan kontribusi bagi para pembaca antara lain : 1. Bagi Penulis Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan program pendidikan sarjana Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana 2. Bagi Akademisi Sebagai
tambahan
informasi
dalam
pengembangan
ilmu
pengetahuan dan sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi Penyedia Jasa/ Kontraktor Memberikan suatu pengetahuan/wawasan bagi pembaca dalam hal peringkat faktor keberhasilan klaim biaya dari kontraktor ke owner.
I-4
BAB II DASAR TEORI
2.1.
KONTRAK KONSTRUKSI
2. 1. 1. Kegiatan Penyusunan Kontrak
Dalam kegiatan kontrak, dikenal istilah pre-contract dan post-contract. Pre-contract adalah kegiatan sebelum perjanjian kontrak ditandatangani. Bagi para commercial engineer, kegiatan pre-contract meliputi pekerjaan estimasi, menentukan jenis dan stategi kontrak, menyusun draft kontrak dan melakukan tender untuk mendapatkan penawaran terbaik. Sedangkan kegiatan post-contract adalah mengelola kontrak selama pelaksanaan kerja, yang umum dikenal sebagai administrasi kontrak. 1
Dalam penyusunan kontrak pihak – pihak yang terlibat selalu berusaha untuk memberikan masukan secara lengkap mengenai harapan dan keinginan masing – masing untuk mewujudkan proyek. Berdasarkan kontrak yang ada, maka pada proses penyusunan kontrak ini sangat diperlukan terlebih dulu hal – hal yang berhubungan dengan :2
1
Ibid Nursin, Afrizal. “ Administrasi dan Manajemen Kontrak “ , kompetensi manajemen konstruksi HAMKI, jakarta, 2003. hal.V 3 2
II-1
1. Data dari pihak pengguna jasa , yang berkaitan dengan siapa yang akan mewakili dalam menandatangani kontrak dan penanggung jawab dari pihak pengguna jasa 2. Data dari pihak penyedia jasa, yang berkaitan dengan siapa yang akan mewakili dalam menandatangani kontrak dan penanggung jawab dari pihak penyedia jasa 3. Deskripsi tentang proyek secara garis besar yang menjadi dasar sehingga terjadinya kontrak. 4. Deskripsi tentang biaya dan waktu untuk penyelesain proyek. 5. Data – data lain yang diperlukan untuk menjelaskan seluruh klausal kontrak yang akan menjadi kesepakatan bersama nantinya.
Pada dasarnya, kontrak ditandatangani dengan niat baik dari kedua pihak untuk
memenuhi
kewajiban
masing-masing
sesuai
kesepakatan.
Untuk
meminimalkan potensi konflik selama pekerjaan berlangsung, para pelaksana proyek dari Client dan Kontraktor disarankan untuk : 3 ¾
memahami kontrak secara keseluruhan
¾
memperhatikan amendemen kontrak
¾
tidak mengartikan suatu klausul diluar konteks
¾
memenuhi kewajiban sesuai kontrak
¾
menyadari adanya kewajiban tersirat dalam kontrak / implied terms
¾
mengelola kontrak dengan fair and firm
3
Kristiawan, ” Perubahan Lingkup Pekerjaan “ , article, http://indonesia.com/ , Abu dhabi, 2006
II-2
2. 1. 2. Kontrak sebagai Pedoman Pelaksanaan
Pelaksanaaan Pekerjaan proyek merupakan tahapan yang berkaitan dengan bagaimana mewujudkan keinginan pengguna jasa, agar proyek tersebut dapat dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Artinya pelaksanaan pekerjaan memerlukan suatu pedoman dan arahan yang jelas sehingga harapan pengguna jasa terwujud.4 Kontrak konstruksi melibatkan perjanjian antara satu pihak yang menyediakan jasa & material untuk membangun dan pihak lain yang berjanji untuk membayar pekerjaan. Kontrak ini baru dibuat setelah pemberi tugas menunjuk atau menetapkan pemenang lelang , baik pelelangan umum maupun pelelangan terbatas. Penetapan ataupun penunjukan pemenang pelelangan dengan cara mengeluarkan surat pelulusan pekerjaan ( SPK ). Kedua belah pihak harus tunduk dan melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam kontrak , meliputi tugas kewajiban, tanggung jawab dan wewenang masing – masing. Kontrak perlu dibuat untuk dengan tujuan untuk memberikan jaminan bagi masing – masing pihak agar hal - hal yang tidak disetujui bersama dilaksanakan oleh masing masing pihak tersebut: •
Untuk dijadikan pedoman didalam penyelesaian pekerjaan yang dijanjikan
4
Ibid hal V 5
II-3
•
Agar antara kontraktor & pemberi tugas
mempunyai kesamaan
pandangan dari pekerjaan •
Agar jelas hak dan kewajiban kontraktor dan pemberi tugas
Administrasi kontrak bertujuan untuk memastikan bahwa pihak-pihak yang terkait dalam kontrak memenuhi kewajibannya sesuai perjanjian. Walaupun tampaknya sederhana (tinggal menerapkan apa yang telah disepakati) tapi dalam kenyataannya meng-administrasi kontrak tidak selalu mudah. Dalam beberapa kasus, perjanjian kontrak harus berakhir di arbitrasi atau di pengadilan karena terjadi perselisihan yang tidak dapat diselesaikan. 5
2. 1 . 3.
Kontrak Sebagai Alat Pengendalian
Didalam kontrak semua aturan gambar, dan mutu yang diharapkan dari sebuah pekerjaan ditemukan. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi memerlukan tahapan – tahapan pelaksanaan yang jelas, dimana setiap saat memerlukan pengawasan yang membandingkan apakah hasil pekerjaan atau apa yang dikerjakan sudah benar, maka pembanding tersebut biasanya dilakukan dengan cara merujuk pada spesifikasi, BQ, dan gambar.6 Kontrak yang didalamnya ada unsur biaya, waktu dan mutu, maka semuanya merupakan rujukan bagi pengukuran apakah mutu, waktu dan biaya 5
Kristiawan, ” Perubahan Lingkup Pekerjaan “ , article, http://indonesia.com/ , Abu dhabi, 2006 6 Nursin, Afrizal. “ Administrasi dan Manajemen Kontrak “ , kompetensi manajemen konstruksi HAMKI, jakarta, 2003. hal.V 6
II-4
sesuai dengan yang diinginkan kontrak sebagai rincian yang ada dalam kontrak dapat kita lihat : 1. Mutu berkaitan dengan Spesifikasi, gambar dan BQ 2. Waktu berkaitan dengan lamanya kontrak 3. Biaya berkaitan dengan besarnya biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan hal ini terlihat dalam dokumen penawaran harga ( RAB ), BQ, dan adedndum yang ada dalam kontrak
2. 1 . 4.
Administrasi Kontrak
Kegiatan yang tidak kalah pentingnya dalam manajemen kontrak adalah melaksanakan administrasi kontrak. Administrasi kontrak adalah merupakan kegiatan pencatatan dan pendokumentasian setiap tahapan kontrak, sehingga kontrak tersebut betul – betul terdokumentasi dengan baik.7 Administrasi kontrak sangat perlu dilakukan untuk mengetahui secara jelas hal – hal yang dilakukan selama proses penyusunan, pelaksanaan dan pengendalian. Dokumentasi ini dibuat secara sistematis dan mempunyai catatan waktu dan tempat dimana kegiatan tersebut terjadi. Administrasi kontrak akan memberikan gambaran berupa data – data dari pihak – pihak yang terlibat dalam proyek mulai dari pre-contract sampai post-contract. Jika antara pihak yang terlibat terjadi sengketa atau perbedaan pandangan dalam satu atau beberapa kegiatan tertentu, maka selain kontrak dijadikan sebagai 7
Nursin, Afrizal. “ Administrasi dan Manajemen Kontrak “ , kompetensi manajemen konstruksi HAMKI, jakarta, 2003. hal.V 7 – V 8
II-5
bahan rujukan, maka administrasi dalam bentuk dokumentasi baik berupa fotofoto maupun video dapat membantu untuk memperjelas masalah. Dengan jelasnya masalah tersebut akan memberikan kemudahan pihak – pihak yang terlibat untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul. Jika penyelesaian persengketaan sampai pada tingkat pengadilan atau arbitrase, maka administrasi kontrak yamg baik akan sangat membantu untuk memecahkan atau mencari keputusan yang paling tepat bagi pihak – pihak yang bersengketa.
2.2.
MACAM SENGKETA KONSTRUKSI DAN PENYEBABNYA
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam penyelenggaraan konstruksi sangat besar kemungkinan timbulnya perselisihan / persengketaan ( disputes ). Pada dasarnya terdapat tiga akar permasalahan penyebab persengketaan dalam penyelenggaraan proyek konstruksi yaitu : 8 1. Adanya faktor ketidakpastian dalam setiap proyek konstruksi 2. Masalah yang berhubungan dengan kontrak konstruksi 3. Perilaku oportunis dari para pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi Kondisi ideal bagi pelaksana konstruksi adalah apabila seluruh komponen kontrak konstruksi dengan pengguna jasa terinci secara jelas yang tercakup dalam surat perjanjian, syarat khusus kontrak, spesifikasi teknis, gambar rencana, dan 8
Soekirno , P., Wirahadikusumah , R.D., Abduh , M., ” Sengketa dalam Penyelengaraan konstruksi di Indonesia: Penyebab dan Penyelesainanya”, Prosiding Seminar 25 Tahun Pendidikan Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, ITB, Bandung, 2005. hal 1- 2
II-6
daftar kuantitas. Pelaksana konstruksi biasanya berasumsi bahwa seluruh informasi yang ada dalam kontrak sesuai dengan kondisi aktual, namun kondisi proyek yang diketahui selama masa pelaksanaan seringkali tidak sesuai dengan asumsi tersebut. Perbedaan kondisi ini yang sering dijumpai adalah pada aspek kondisi bawah tanah. Aspek waktu penyelesaian pekerjaan merupakan bagian penting pada suatu kontrak konstruksi, karena para pengguna jasa biasanya membutuhkan bangunan konstruksi untuk keperluan tertentu pada waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. Banyak hal yang dapat mempengaruhi penyelesaian pekerjaan tetap waktu, misalnya faktor cuaca. Keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan konstruksi umumnya dapat berakibat pengenaan denda oleh pengguna jasa sesuai dengan lamanya keterlambatan dengan batas maksimal denda tertentu. Hal lain yang seringkali menjadi penyebab sengketa adalah terjadinya kesalahan/ perubahan terhadap rencana atau rancangan ( design ) awal proyek dalam masa pelaksanaan konstruksi. Sesuai dengan karakteristik proyek konstruksi, kesalahan atau perubahan terhadap design awal terkadang tidak dapat dihindarkan walaupun proses perencanaan dan perancangan telah dilakukan secara matang. Di samping perubahan terhadap rancangan awal yang memang perlu dilakukan secara matang. Disamping perubahan terhadap rancangan awal yang memang perlu dilakukan, pihak pengguna jasa terkadang memutuskan untuk melakukan perubahan pula sesuai dengan kebutuhan yang baru terpikirkan kemudian.
II-7
Berbagai
faktor-faktor
potensial
penyebab
perselisihan
dalam
penyelenggaraan proyek konstruksi tersebut dapat dikelompokan dalam tiga aspek yaitu aspek teknis/ mutu, aspek waktu dan aspek biaya seperti dijelaskan dalam tabel berikut ini : Tabel 2. 1 .
9
Faktor Potensial Penyebab Persengketaan Konstruksi
Ketidakpastian sudah merupakan resiko dalam suatu proyek konstruksi, tidak semua hal secara detail dapat ditentukan dengan baik selama proses perencanaan sehingga para pihak yang terlibat harus menyelesaikannya setelah masa pelaksanaan dimulai. Penyusunan dokumen kontrak yang adil bagi semua pihak untuk mengatur hubungan seperti dalam proyek konstruksi yang memiliki sedikit banyak tingkat ketidakpastian menjadi sesuatu yang tidak mudah.
9
Soekirno , P., Wirahadikusumah , R.D., Abduh , M., ” Sengketa Konstruksi dan alternatif penyelesainnya”, Prosiding 1st Indonesian Construction Industry Conference, Asosiasi Kontraktor Indonesia, Jakarta, 2006. hal 221 - 228
II-8
Hal lain yang agak berbeda adalah dalam hal penyelesaian yang bersifat final dan mengikat pada metode negoisasi dan mediasi. Dalam penyelesaian sengketa konstruksi yang umum diluar negeri, keputusan hasil negoisasi dan mediasi tidak bersifat mengikat ( non binding ), namun lebih berupa upaya informal pihak – pihak yang berengketa dalam menyelesaikan masalahnya dengan bantuan pihak ketiga yang dianggap netral dan mampu membantu menyamakan pendapat kedua belah pihak terhadap masalah yang disengketakan. Dengan demikian diperlukannya ” sertifikasi” untuk para negoisator dan mediator dalam tata cara penyelesain sengketa diIndonesia menjadi tidak terlalu relevan dalam proses penyelesaian sengketa konstruksi yang bersifat informal tersebut. Lebih lanjut, perbandingan antara kerangka penyelesain sengketa secara umum dengan kerangka penyelesain sengketa di Indonesia dapat dilihat pada Tabel berikut :
II-9
Tabel 2. 2 .
Perbandingan antara kerangka penyelesaian konstruksi secara umum dengan kerangka penyelesaian sengketa di Indonesia.
10
10
Soekirno , P., Wirahadikusumah , R.D., Abduh , M., ” Sengketa Konstruksi dan alternatif penyelesainnya”, Prosiding 1st Indonesian Construction Industry Conference, Asosiasi Kontraktor Indonesia, Jakarta, 2006. hal 4
II-10
2.3.
KLAIM KONSTRUKSI
Manajemen Klaim menguraikan proses yang diperlukan untuk menghapus atau mencegah timbulnya Construction Claims dan ditangani secara cepat dan efisien ketika klaim terjadi. Manajemen Klaim adalah suatu proses yang penting dalam proyek konstruksi klaim juga dapat dipandang dari dua persfektif, satu dari pihak membuat klaim dan satu yang mempertahankannya.11 Baik claim maupun changes / variations sama-sama merupakan permintaan
kompensasi
terhadap
biaya
dan/atau
waktu.
Klaim
didefinisikan usulan kompensasi biaya dan/atau waktu, dimana Kontraktor – Client tidak bersepakat. 12 Masalah yang berpotensi menjadi claim dalam pekerjaan konstruksi antara lain : ¾ constructive changes ¾ differing site conditions ¾ design changes, yang mengakibatkan perubahan metode kerja Kontraktor ¾ gambar kerja tidak cukup detail, sehingga mengakibatkan tambahan pekerjaan engineering bagi Kontraktor
11
Latief Yusuf, ” Kualifikasi: AHLI MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI “ , standar kompetensi kualifikasi ahli, Jakarta, 2007, hal. 33 – 34. 12 Kristiawan, ” Perubahan Lingkup Pekerjaan “ , article, http://indonesia.com/ , Abu dhabi, 2006
II-11
¾ time related impact, seperti schedule delay, accelaration works, suspension works Notifikasi perubahan dari Kontraktor yang ditolak oleh Client juga bisa menjadi klaim. Klaim umumnya menyangkut perubahan yang intangible, sehingga penyelesaian masalahnya lebih sulit daripada variation order. Klaim harus dianalisa dengan seksama, agar didapat penyelesaian yang bisa diterima kedua pihak. Usulan klaim yang tidak dapat diselesaikan akan menjadi dispute, dan dispute ini sering harus berakhir di arbitrasi atau pengadilan. Bentuk klaim yang diajukan oleh kontraktor kepada pemilik bangunan pada umumnya adalah klaim biaya dan waktu. Klaim biaya pada pekerjaan konstruksi terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Klaim waktu dapat dilihat dari jadwal proyek yang seringkali menggunakan Critical Path Method.
2. 3. 1. Identifikasi Faktor Penyebab Klaim
Dalam elemen kompetensi ahli yang berperan dalam variabel mengidentifikasi klaim haruslah memiliki kriteria kerja yang terdiri dari sub variabel sebagai berikut : 13
13
Latief Yusuf, ” Kualifikasi: AHLI MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI “ , standar kompetensi kualifikasi ahli, Jakarta, 2007, hal. 33 – 34.
II-12
1. Memberikan
kontribusi
didalam
mengidentifikasi
klaim
yang
berangkat dengan pengetahuan scope dan kondisi / persyaratan kontrak jika beberapa aktifitas terlihat berubah. 2. Memberikan kontribusi didalam menentukan deskripsi extrawork yang diklaim. 3. Memberikan kontribusi didalam mendeskripsi waktu yang dibutuhkan
Secara garis besarnya, Klaim dari kontraktor kepada pemilik bangunan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : 14 •
Keterlambatan pekerjaan yang disebabkan oleh pemilik bangunan. Keterlambatan ini disebut compensable delay
yang terjadi karena
alasan keterlambatan tidak tertulis dalam kontrak, sehingga pemilik bangunan harus memberikan tambahan waktu atau uang pada kontraktor. •
Perubahan jadwal yang diperintahkan oleh pemilik bangunan. Perubahan jadwal ini bisa berupa percepatan pekerjaan atau penundaan pekerjaan.
•
Perubahan atau modifikasi isi kontrak yang bersifat informal yang berasal dari perencana atau pemilik bangunan
14
Kristiawan, ” Perubahan Lingkup Pekerjaan “ , article, http://indonesia.com/, Abu dhabi, 2006
II-13
•
Perbedaan kondisi lapangan, yang disebabkan karena perubahan kondisi dilapangan yang tidak diramalkan terjadi, misalnya kondisi fisik dibawah permukaan tanah.
•
Perubahan kondisi cuaca diluar musim yang terdokumentasi dan menyebabkan pekerjaan tidak dapat diselesaikan
•
Kegagalan dalam membuat kesepakatan harga akibat perubahan order pekerjaan
•
Konflik dalam perancangan dan spesifikasi produk yang sudah tidak diproduksi lagi
•
Kontrak yang tersendat – sendat, perubahan penting, pekerjaan diluar lingkup kontrak, penggunaan proyek sebelum penyerahan total , dan kegagalan pembayaran dari pihak pemilik bangunan.
2. 3. 2.
Pencegahan terjadinya Pengajuan Klaim
Dalam elemen kompetensi ahli yang berperan dalam variabel claim prevention haruslah memiliki kriteria kerja yang terdiri dari sub variabel sebagai berikut : 15 1. Memberikan kontribusi dalam membuat project plan dan persyaratan kondisi kontrak 2. Memberikan kontribusi membuat risk management plan
15
Latief Yusuf, ” Kualifikasi: AHLI MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI “ , standar kompetensi kualifikasi ahli, Jakarta, 2007, hal. 33 – 34.
II-14
2. 3. 3.
Penyelesaian Pengajuan Klaim
Dalam elemen kompetensi ahli yang berperan dalam variabel claim resolutionn haruslah memiliki kriteria kerja yang terdiri dari sub variabel sebagai berikut : 16 1. Memberikan kontribusi dalam membuat stetement of claim dan claim quantification 2. Memberikan kontribusi dalam menyusun kontrak 2.4.
KLAIM PENAMBAHAN BIAYA PROYEK
17
¾ Hak untuk Mendapatkan Penambahan Biaya Pelaksanaan Proyek Biaya – biaya overhead dibebankan pada salah satu kontrak tapi diperhitungkan dengan disebarkan kepada semua jenis kontrak dan temasuk secara tidak langsung dalam harga penawaran penyedia jasa. Jika pelaksanaan kontrak terlambat dari satu atau menjadi dua tahun, biaya – biaya ini berjalan terus tidak pandang apakah ia proporsional terhadap jumlah pekerjaan sesungguhnya yang ada atau tagihan yang terjadi. ¾ Dasar Pengajuan Klaim Penambahan Biaya18 Semua orang harus mengerti dasar – dasar pengajuan dan pembelaan klaim, macam – macam biaya yang dapat terlibat dan 16
17
ibid. Gilbreath, Robert D., Managing Construction Contracts, John Willey n Sons , Singapore , 1992. hal 210 - 211
18
ibid, hal 210 - 211
II-15
pengelolaan kontrak yang krisis. Sistem biaya dan jadual adalah penting bukan saja untuk pengawasan kontrak melainkan juga untuk perlindungan klaim. Hal yang sama juga benar untuk keperluan dokumentasi , pelaporan kontrak, catatan pembukuan yang sangat teliti. Klaim yang berkembang menjadi tuntutan hukum yang sering terjadi beberapa tahun sesudah semua orang yang bertanggung jawab telah pindah ketempat lain atau melupakan apa yang terjadi. ¾ Kemampuan Membayar Klaim Sebagaimana diketahui klaim berawal dari perintah perubahan pekerjaan. Seharusnya dari awal, pengguna jasa selain dapat membuktikan kemampuan membayar semua hasil pekerjaan juga harus dapat membuktikan memiliki dana cadangan untuk perubahan pekerjaan ini.
II-16
BAB III METODE ANALISIS DATA
3.1 3.1.1
KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESA Kerangka Berfikir
Berhasil tidaknya suatu proyek banyak didasarkan pada faktor biaya , mutu dan waktu. Ketidakberhasilan pelaksanaan proyek untuk memenuhi biaya , mutu dan maktu secara tepat dan baik menimbulkan perselisihan antara kontraktor dan owner yang pada akhirnya dapat saling menuntut dan timbul yang disebut klaim. Oleh karena itu sangat penting dalam dokumen kontrak mengatur pelaksanaan proyek yang baik , dilihat dari segi biaya , mutu dan waktu. Design konstruksi yang kurang matang atau pelaksanaan konstruksi yang dilakukan sebelum proses design final juga sering menimbulkan masalah tersendiri pada saat pelaksanaan konstruksi. Sehingga sangat penting sebelum membuat kontrak, kita melihat kedepan tentang apa saja yang mungkin terjadi. Kerangka berfikir pada penelitian ini digambarkan pada flowchart berikut:
III-1
Gambar 3.1
Flowchart kerangka berfikir penelitian
III-2
3.1.2 Hipotesa Dari kerangka pemikiran diatas yang telah disusun berdasarkan penyelidikan kepustakaan mengenai klaim yang terjadi di dunia konstruksi maka dapat dibuat hipotesa sbb: “ Peningkatan terjadinya klaim pada saat proses pelaksanaan konstruksi yang berlaku akibat perubahan design dan dokumen kontrak yang lemah dapat mempengaruhi biaya, dan agar klaim berhasil maka perlu adanya pendokumentasian yang jelas dan kontinu” .
3.2 PEMILIHAN STRATEGI PENELITIAN
Analisa data dilakukan secara kuantitatif, yaitu hasil survey berupa kuesioner dari responden diolah sesuai dengan metodenya dibantu dengan program komputer sebagai berikut :
3. 2. 1 Analytical Hierarchy Process ( AHP ) AHP digunakan dalam penelitian berikut adalah sebagai metode analisa untuk mendapatkan tingkat prioritas faktor variabel dominan terhadap proses keberhasilan pengajuan klaim, berdasarkan data hasil analisa pengaruh terhadap biaya. Analisa data yang digunakan pada penelitian adalah dengan mengunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk mengetahui
III-1
bobot atau nilai faktor risiko yang berpengaruh pada pengajuan klaim dari kontraktor ke owner. Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio dari perbandingan pasangan. Perbandingan – perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau skala dasar yang mencerminkan preferensi relatif AHP
adalah
salah
satu
metode
yang
digunakan
dalam
menyelesaikan masalah yang mengandung banyak kriteria (Multi-Criteria Decision making) yang dipelopori oleh Saaty pada tahun 1970 dan diterbitkan melalui bukunya yang berjudul ”The Analytic Hierarchy Process”pada tahun 1980. Metode ini dilakukan melalui empat tahapan proses yaitu : Decomposition,
Comperative
judgement,
synthesis
teori,
logical
consintency.
¾ Decomposition Decomposition adalah memecah persoalan yang utuh menjadi unsur – unsurnya. Tahapan ini dilakukan untuk membagi tingkat pengaruh dan dampak yang telah diidentifikasi menjadi variabel – variabel yang telah ditentukan.
III-2
¾ Comperative Judgement Membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua atau lebih dari elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya. Diketahui elemen – elemen dari sutu tingkat dalam hierarki adalah C1, C2, ....Cn dan bobot pengaruh mereka adalah w1, w2, .....wn. Misalkan aij = wi/wj menunjukan kekuatan C1 jika dibandingkan Cj. Matrik dari angka – angka aij ini dinamakan matrik pairwise comparison, yang diberi simbol A. Telah disebutkan bahwa A adalah matrik respirosal, sehingga aij = 1/aji. Jika penilaian kita sempurna pada tahap perbandingan, maka aij = aik/ ajk untuk semua i, j, k dan matrik A dinamakan konsisten ⎛ a11 a12 ... a1n ⎞ ⎜ ⎟ A = ⎜ a21 a22 ... a2 n ⎟ ⎜a ⎟ ⎝ n1 an 2 ... ann ⎠
……………………………………… ( 1 )
Dimana, aij ≥ 0 dan aij = 1 / aji ; ij = 1, …….. n
…………………………. ( 2 )
aij = aik / ajk ……………………………………………………… ( 3 ) aij = wi / wj ………………………………………………………… ( 4 )
¾ Synthesis Teori Synthesis teori adalah menentukan prioritas dari matrik yang telah dibuat. Dalam penelitian ini terdapat dua kriteria yang masing – masing dibagi atas lima sub kriteria, yaitu : pengaruh variabel klaim terhadap penambahan biaya dan terhadap perpanjangan waktu. Lima sub kriteria
III-3
dari tingkat pengaruh yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi. Setiap sub kriteria memiliki bobot yang berbeda untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.2 Tingkatan nilai pengaruh variabel Tingkat Pengaruh
1 Sangat Kecil
2 Kecil
3 Sedang
4 Besar
5 Sangat Besar
¾ Logical Consistency Prinsip ini dilakukan dengan mengelompokan semua elemen secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria yang logis. Perbandingan berpasangan dari masing – masing elemen dapat diperoleh melalui pengukuran aktual maupun pengukuran relatif dari derajat
kesukaan,
kepentingan
atau
perasaan.
Dalam
penilaian
perbandingan berpasangan sering terjadi ketidakkonsistensian dari peferensi yang diberikan oleh pengambil keputusan. Dalam metode AHP, konsistensi dari penilaian berpasangan tersebut dievalusi dengan menghitung CR ( Consistency Ratio ). Apabila nilai CR lebih kecil sama dengan 10% , maka hasil penilaian tersebut dikatakan konsisten.
III-4
Metode AHP dari Thomas L. Saaty digunakan dalam menganalisa faktor-faktor keberhasilan klaim dari kontraktor ke owner. Metode ini dipilih untuk dapat melihat peringkat faktor yang mempengaruhi keberhasilan klaim dari yang paling berpengaruh (dominan) sampai yang pengaruhnya paling kecil. Secara sederhana , ada dua kriteria utama yang berpengaruh dalam menentukan peringkat faktor keberhasilan yaitu frekuensi dan dampak yang masing-masing memiliki sub kriteria yang merupakan skala dari kriteria tersebut. Setiap sub-kriteria memiliki bobot penilaian yang berbeda, dimana pembobotan sub-kriteria
dilakukan
dengan membentuk matriks antar elemen sub-kriteria dan bobot berdasarkan penilaian perbandingan (comparatif juggement) dengan skala yang telah memiliki tingkat kepentingan yang terdefinisi skala yang dipakai dalam penentuan tingkat kepentingan adalah skala dasar yang telah didefinisikan oleh Saaty (1991). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
III-5
Tabel 3.1
1.2.2
Skala Dasar
Keuntungan Metode AHP Berbagai keuntungan pemakaian AHP sebagai suatu pendekatan terhadap pemecahan persoalan dan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut
1
:
AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan terstruktur.
AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks.
AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksa pemikiran linier.
1
Marimin, Prof. Dr. Ir., “Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk”, Grasindo, 2001, hal 77-78
III-6
AHP
mencerminkan
kecenderungan
alami
pemikiran
utuk
memilah-milah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.
AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan wujud suatu metode untuk menerapkan prioritas.
AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.
AHP menuntun kepada suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif.
AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan organisasi memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka.
AHP tidak memaksa konsensus tetapi mensintesiskan suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian berbeda.
AHP memungkinkan organisasi memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian melalui pengulangan.
III-7
BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA PENELITIAN
4. 1
PENGUMPULAN DATA Pada bab ini akan diuraikan mengenai pelaksanaan penelitian, yaitu dimulai dari proses pengumpulan data penelitian, profil responden sebagai sumber data, gambaran data yang diperoleh serta analisa data yang digunakan untuk memperoleh tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam penelitian ini dilakukan proses yang dapat mendukung akurasi data yang dihasilkan. Variabel-variabel yang telah disusun berdasarkan literatur disebarkan dalam betuk kuisioner kepada 16 proyekproyek baik swasta maupun pemerintah yang sedang berjalan dalam satu objek perusahaan.
Pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner
kepada manager proyek atau jabatan lain yang dianggap mengerti tentang proyek tersebut dan berpengalaman di proyek lain, sehingga dapat memprediksi pelaksanaan pada tiap-tiap variabel. Kuesioner yang disebar kepada proyek secara umum dapat dilihat sebagai berikut :
IV-1
Tabel 4.1
Tabel Kuesioner
IV-2
Tabel 4.1 (lanjutan)
Kuesioner disebarkan pada beberapa proyekdalam satu obyek perusahaan, dengan gambaran responden seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
IV-3
Tabel 4.2
Tabel Responden
Dari hasil kuesioner tersebut, dilakukan tabulasi data berupa tingkat pelaksanaan masing-masing variabel di proyek dengan responden 16 orang. Tabulasi data tersebut kemudian diolah dengan cara penentuan prosentase di dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Pendekatan AHP ( Analytical Hierarchy Process ) atau Matrix Pembobotan.
4.2
Penentuan Risk Ranking dengan Matrix Pembobotan
Matriks antar elemen sub-kriteria dan pembobotannya dapat dilihat pada tebel berikut :
IV-4
Tabel 4.3
Tabel matriks Pembobotan untuk sub-kriteria dari Pengaruh
Matriks sub-kriteria ini akan dinormalisasi untuk mencari proiritas setiap sub-kriteria atau disebut juga eigen vector dari eigen value maksimum. Presentase setiap sub-kriteria diperoleh dengan cara membagi prioritas relatif antara elemen sub-kriteria dengan angka terbesar. Presentase ini dicari dengan maksud untuk digunakan dalam perhitungan mencari peringkat faktor resiko yang akan ditinjau. Tabel berikut menjelaskan setiap sub-kriteria yang sudah dalam bentuk nilai bobot. Untuk sub-kriteria yang maksimal, yaitu sub-kriteria ”sangat besar” memiliki prioritas resiko yang paling tinggi, sedangkan sub-kriteria lainnya memiliki prioritas dibawahnya dengan bobot yang telah ditentukan.
IV-5
Tabel 4.4
Faktor pembobotan nilai sub-kriteria pengaruh
Tabel 4.5
Nilai random consistency index
Penelitian ini memiliki 5 sub-kriteria sehingga nilai N = 5, yang berarti nilai random consistency index (RI) = 1.12 (tabel 4.5). rasio konsistensi (CR) untuk penelitian ini adalah < 10 %, dengan rumus :
CR =
CI RI
dimana nilai CI pengaruh = 0.06925
CRpengaruh =
0.06925 1.12
CR pengaruh = 6,2 % < 10 %
Selanjutnya faktor pembobotan ini digunakan untuk menghitung nilai tingkat pengaruh pada masing - masing variabel dengan menghitung nilai indeks yang merupakan bobot rata-rata masing-masing pernyataan.
IV-6
Perhitungan nilai indeks untuk ke 15 jenis faktor pengaruh akan menghasilkan formasi prosentase dari tingkat upaya tersebut.
i =5
Indeks( Xm) = ∑ (ni ∗ bobot i ) i =1
Dimana : X
= Kode indikator
m
= Nomor urut jenis indikator
ni
= Frekuensi pada skala i (i = 1,2,3,...,5)
bobot i = Bobot pada skala i
a) Faktor Pembobotan Tingkat Pengaruh Terhadap Biaya Faktor pembobotan ini digunakan untuk menghitung nilai tingkat upaya terhadap biaya yang dapat dilihat pada tabel berikut :
IV-7
Tabel 4.6
Penentuan
peringkat
faktor
yang
mempengaruhi
keberhasilan klaim biaya
4.3
Nilai Akhir Ranking Variabel
Dari hasil analisa diatas diketahui peringkat dari masing-masing variabel faktor yang mempengaruhi keberhasilan klaim biaya. Prosentase keseluruhan pada proyek secara umum dapat dilihat ditabel bawah.
IV-8
Dari perhitungan menggunakan matrix pembobotan didapat nilai akhir peringkat faktor yang mempengaruhi keberhasilan klaim biaya adalah pengelolaan dokumen dan administrasi yang baik. Dengan demikian dalam setiap pelaksanaan konstruksi diperlukan pengelolaan dokumen dan administrasi dari setiap dokumen, laporan, kesepakatan agar diketahui kronologis suatu perubahan sehingga klaim yang diajukan dapat diterima oleh pemberi tugas. Berikut tabel mengenai rangking faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengajuan klaim penambahan biaya :
Tabel 4.7
Ranking
faktor
pengaruh
terhadap
keberhasilan pengajuan klaim biaya
IV-9
tingkat
Tabel 4.8
Ranking
faktor
pengaruh
terhadap
tingkat
keberhasilan pengajuan klaim biaya dengan variabel pengelolaan dokumen dan administrasi
Tabel 4.9
Ranking
faktor
pengaruh
terhadap
tingkat
keberhasilan pengajuan klaim biaya dengan variabel identifikasi klaim
Tabel 4.10
Ranking
faktor
pengaruh
terhadap
tingkat
keberhasilan pengajuan klaim biaya dengan variabel nilai klaim
IV-10
Tabel 4.11
Ranking
faktor
pengaruh
terhadap
tingkat
keberhasilan pengajuan klaim biaya dengan variabel komunikasi
Tabel 4.12
Ranking
faktor
pengaruh
terhadap
tingkat
keberhasilan pengajuan klaim biaya dengan variabel dokumentasi
Dari keenam belas responden menyatakan bahwa hasil yang didapat adalah valid dan terjadi sesuai dengan pengajuan klaim dilapangan. Klaim dibuat oleh kontraktor karena telah terjadi penyimpangan kondisi aktual dilapangan terhadap kondisi kesepakatan didalam kontrak. Sedangkan keberhasilan klaim banyak dipengaruhi oleh pihak yang lebih mengerti kontrak dan kesepakatan – kesepakatan lainnya terhadap keadaan aktual yang dianggap menyimpang dengan dilengkapi oleh bukti-bukti yang lengkap dan mendukung dalam dokumen kronologis.
IV-11
Kewajiban
pembuktian ini merupakan faktor penting untuk kelengkapan pengajuan klaim baik klaim biaya maupun klaim waktu. Kontraktor dengan organisasi yang baik akan mudah mengenali kejadian yang mungkin menimbulkan kerugian dan berpotensi menimbulkan masalah. Dalam pengajuan klaim kontraktor harus dapat menyatakan acuan hukum yang dapat menjadi dasar klaim baik dari pencatatan risalah-risalah rapat maupun dari kontrak.
4.4
Validasi Data pada Proyek
Validasi proyek juga dilakukan untuk memastikan bahwa hasil yang didapat adalah benar dan sesuai dengan pelaksanaan manajemen klaim di proyek. Dari keseluruhan proyek sebagai objek penelitian, diambil dua responden dalam memvalidasi hasil akhir, yang merupakan responden yang sama dalam pengumpulan data proyek. Berikut gambaran umum responden :
Tabel 4. 13 Tabel Responden Validasi Data
Dari kedua responden proyek tersebut menyatakan bahwa hasil yang
IV-12
didapat merupakan hal yang valid dan dilakukan pada pengajuan klaim di proyek tersebut.
IV-13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1
KESIMPULAN Sebagai hasil dari penelitian, analisa dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Sebagai hasil dari penelitian, analisa dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Dari 15 sub variable tingkat upaya keberhasilan pengajuan klaim biaya berdasarkan ranking matrix pembobotan, dengan urutan sebagai berikut : 1. Pengelolaan dokumen dan administrasi yang baik a. Formalisasi dokumen Meyakinkan semua perjanjian yang telah disepakati ditandatangai oleh pihak – pihak yang berkepentingan dalam hal ini Owner, MK dan Kontraktor yang diwakili oleh orang yang bisa mengambil keputusan. b. Melakukan sistem pengarsipan yang baik Pengarsipan yang dilakukan meliputi dokumen kontrak maupun korespondensi. c. Pencatatan Pencatatan yang dilakukan dalam administrasi proyek meliputi : kegiatan harian proyek, dokumentasi tahapan proyek, perubahan
V-1
dan pengajuan klaim, kejadian penting, mendokumentasikan pembicaraan relevan dalam tulisan dan electronic log dan notulensi meeting. 2. Nilai klaim a. Perhitungan dan penaksiran kerugian Dalam pengajuan nilai klaim harus dibuat perhitungan dan penaksiran yang detail tentang biaya – biaya sebagai berikut : biaya on site overhead, biaya off site overhead, biaya tenaga kerja, biaya material, dan biaya alat. b. Melakukan identifikasi Mengidentifikasi pihak – pihak yang akan terkena dampak dari klaim tersebut c. Melakukan analisa dampak Menentukan aktifitas yang akan terkena dampak dari klaim. 3. Identifikasi klaim a. Mengintepretasikan kontrak dan mempelajari klausul kontrak yang berhubungan dengan klaim biaya Menerjemahkan klausul kontrak tentang hal-hal sebagai berikut : dasar perhitungan kompensasi dalam kontrak, persyaratan dan pembuktian yang harus dilakukan dalam prosedur pengajuan klaim, jenis dan bentuk laporan yang diperlukan dalam pelaksanaan konstruksi yang memungkinkan untuk pengajuan klaim
V-2
b. Penyusunan dokumen kronologis Memperlihatkan hubungan yang sesuai antara masalah dengan aktivitas konstruksi disertai bukti yang lengkap dan mendukung c. Peninjauan dokumen proyek Dokumen-dokumen proyek yang perlu ditinjau meliputi : spesifikasi dan gambar kerja, foto dan Video tahapan pekerjaan dan korespondensi 4. Dokumentasi a. Notulensi rapat kesepakatan klaim Pencatatan dan pengarsipan notulensi rapat kesepakatan klaim b. Membuat statement of klaim Validasi terhadap data dan berkas bukti yang diajukan, pembuatan dokumen, pengeditan, revisi dan diskusi serta finalisasi laporan c. Membuat notifikasi pengajuan klaim Dilakukan dalam setiap penyimpangan, pemilihan dasar-dasar kontraktual dan estimasi besarnya klaim 5. Komunikasi a. Melakukan tahapan negosiasi Dalam melakukan negosiasi semua pihak diharapkan mampu menciptakan
suasana
yang
kondusif
untuk
bernegosiasi,
memperlihatkan prinsip "take and give" selama negosiasi, mencari kesempatan untuk menyelesaikan klaim secara menyeluruh (global
V-3
settlement)
dan
berusaha
mencapai
kesepakatan
bersama
(agreement of settlement) b. Hubungan dengan pemilik proyek Hubungan
dengan
pemilik
proyek
dapat
dibina
dengan
memperhatikan kepuasan pelanggan berdasarkan mutu, waktu, biaya dan safety c. Menyiapkan dan memilih team Memilih tim dari perusahaan yang memiliki kemampuan berargumentasi dari aspek legal, teknis, dan biaya
Dalam setiap aktivitas konstruksi , kontraktor harus selalu melakukan perencanaan, administrasi, pencatatan, pengarsipan dan formalisasi dengan teratur, terinci, terorganisasi dan dengan format yang baik sehingga akan mempermudah pengajuan bukti yang lengkap dan akurat. Dalam pasal 29 UUJK no 18 tahun 1999 dijelaskan bahwa penggantian yang layak diberikan kepada yang dirugikan sepanjang dapat membuktikan
bahwa
secara
langsung
dirugikan
sebagai
akibat
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pekerjaan konstruksi didasarkan atas ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian pengelolaan, persipan dan pencatatan dokumen dan administrasi yang baik sangat menunjang keberhasilan klaim konstruksi dari kontraktor ke owner. Selain itu acuan hukum pengajuan
V-4
klaim baik berupa kontrak maupun UUJK turut menunjang keberhasilan pengajuan klaim. 5. 2
SARAN Agar penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan klaim dari kontraktor ke owner lebih sempurna, maka sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan seperti berikut : a. Melakukan penelitian mengenai faktor keberhasilan klaim dari kontraktor ke owner tetapi dari sudut pandang pemberi tugas. b. Melakukan
penelitian
mengenai
dampak
klaim
terhadap
keuntungan proyek / perusahaan. c. Melakukan penelitian mengenai faktor penyebab klaim dari owner ke kontraktor.
V-5
DAFTAR PUSTAKA Yasin Nazarkhan, “ Klaim Konstruksi dan Penyelesaian Sengketa Konstruksi”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007.
Afrizal N., “Administrasi dan Manajemen Kontrak”, Kompetensi Manajemen Konstruksi, HAMKI 2003.
Kristiawan, ” Perubahan Lingkup Pekerjaan “ , article, http://indonesia.com/, Abu dhabi, 2006
Soekirno, P. , Wirahadikusumah, R. D. , Abduh, M ,
“Sengketa dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi: Penyebab dan Penyelesainnya ", Prosiding Seminar 25 tahun Pendidikan Manajemen dan Rekayasa Konstruksi,Institut Teknologi Bandung, Bandung, 18 – 19 Agustus 2005
Latief Yusuf, “Kualifikasi ahli Manajemen Proyek Konstruksi ( Level – 4 )”, Jakarta, 2007.
UUJK No. 18 Tahun 1999, Jakarta. 1999.
Gilbreath, Robert D., Managing Construction Contracts, John Willey n Sons , Singapore , 1992.
Marimin, Prof. Dr. Ir., “Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk”, Grasindo, 2001.
Siti Latifah, ”Prinsip – prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process” , artikel, eUSU Reposritory, 2005
Leni S.R., Bambang T., Ismeth A., Yusuf L., “Penentuan Peringkat Faktor Resiko dalam Perekrutan Tenaga Kerja yang Mempengaruhi Biaya Tenaga Kerja pada Proyek”, www.ftsl.itb.ac.id, Vol. 12 No. 3, Juli 2005.
Pangruti Pinilih, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengajuan Kompensasi Biaya Akibat Perpanjangan Waktu Pelaksanaan Proyek, PSTS, UI, 2008.