Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
PENENTUAN LOKASI STOCKPILE PADA PROYEK TIMBUNAN MATERIAL SIRTU DI PERUMAHAN JAYA REGENCY SEDATI SIDOARJO Ari Ariesta Arsyad, Christiono Utomo, Udisubakti Ciptomulyono Bidang Studi Manajemen Proyek, Program Magister Manajemen Teknologi (MMT) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Indonesia Email:
[email protected];
[email protected]
ABSTRAK Kebutuhan akan hunian rumah sederhana sehat di wilayah Kota Surabaya dan KabupatenSidoarjo sangat dibutuhkan hal tersebut untuk masuk dalam program Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) Jawa Timur yang merealisasikan 26% dari target pembangunan rumah sederhana sehat (RSH) sepanjang tahun ini. Menjelang akhir semester I-2008, Dengan dibangunnya perumahan sederhana sehat di lokasi Sedati, Sidoarjo, maka kesiapan akan pembangunan infrastruktur diperlukan lebih dahulu dengan persiapan lahan yaitu timbunan material sirtu ± 200.000 m³, jenis proyek timbunan material sirtu untuk material sirtu bisa mencapai di lokasi proyek dengan cara diangkut dengan armada dump truck volume 5-7 m³, melihat volume yang akan ditimbun di lokasi perumahan begitu besar dengan armada dump truck volume 5-7 m³, maka pekejaan itu akan membutuhkan waktu lama karena armada dump truck kecil hanya mampu 2 ritase dalam satu hari kerja, dengan lokasi pengambilan material sirtu di daerah Ngoro Kabupaten Mojokerto dengan jarak tempuh ± 30 km. Perlu diadakan penelitian mengenai pencapaian proses pelaksanaan pekerjaan timbunan material sirtu dengan metode stockpile . Pelaksanaan metode stockpile itu sendiri perlu menentukan kriteria – kriteria, ada 7 (tujuh) kriteria antara lain keamanan,perbaikan jalan,target penyelesaian proyek,kondisi sosial, akses jalan, luas tanah stockpile, sewa lahan stockpile sebelum menentukan alternatif lokasi yang mana yang bisa menjadi stockpile pada proyek Jaya Regency Sedati Sidoarjo ada 4 (empat ) usulan alternatif yang digunakan antara lain lokasi Juanda, Betro, Lingkar Timur, dan Tanpa Stockpile . Pemilihan metode analisis yang digunakan untuk menentukan lokasi prioritas strategi atau kebijakan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) alternatif lokasi stockpile yang tepat untuk Jaya Regency Sedati Sidoarjo Hasil penelitian berdasarkan rata-rata nilai bobot dari 7 (tujuh) kriteria juanda memiliki nilai bobot 0,32853529, lingkar timur memiliki bobot 0,212649252, betro memiliki nilai bobot 0,233734476, dan tanpa stockpile memiliki nilai bobot 0,296704286. Hasil ini menjadikan juanda lebih tepat untuk lokasi stockpile karena rata-rata nilai bobot lebih besar dari ketiga lokasi yang lain. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan pertimbangan kepada para peneliti lanjutan dan kontraktor lainnya dalam menentukan metode pengambilan sirtu dengan sistem stockpile. Kata kunci : Stockpile, proyek perumahan, AHP PENDAHULUAN Pembangunan perumahan sederhana sehat di lokasi Sedati Sidoarjo membutuhkan kesiapan akan pembangunan infrastruktur salah satunya yaitu persiapan timbunan material sirtu ±200.000 m3 dilahan bekas tambak yang masih berair . Untuk material sirtu bisa mencapai lokasi proyek dengan cara diangkut dengan armada dump
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
truck volume 5-7 m3, dengan lokasi pengambilan material sirtu didaerah Ngoro Kabupaten Mojokerto dengan jarak tempuh 30 Km maka armada dump truck volume 57 m3 hanya mampu 2 ritase dalam satu hari kerja. Sehingga dengan asumsi 25 unit armada dump truck untuk dapat mengangkut 200.000 m3 ke lokasi dibutuhkan waktu 571 hari. Penyelesaian suatu pekerjaan atau bagian pekerjaan proyek tertentu diperlukan pemilihan dan penentuan lokasi stockpile, dimana pemilihan lokasi stockpile tergantung pada karakteristik masing-masing kondisi medan. Pengambilan dengan sistem stockpile diasumsikan dengan 25 unit armada dum truck mampu 8 ritase sehingga dapat mengangkut 200.000m3 kelokasi membuthkan waktu 142 hari. Hal ini diperlukan agar dapat bekerja secara optimum sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dengan biaya sehemat mungkin. Selain itu pelaksanaan suatu proyek konstruksi juga selalu terdapat kendala-kendala, baik kendala yang sudah diperhitungkan maupun diluar perhitungan perencana. Mengingat bahwa kendala-kendala tersebut dapat menjadi penyebab terhambatnya pekerjaan proyek dan pekerjaan proyek tidak berlangsung dengan lancar. Secara umum, pemilihan atau penentuan lokasi oleh suatu unit aktivitas ditentukan oleh beberapa faktor seperti: bahan baku lokal (local input); permintaan lokal (local demand); bahan baku yang dapat dipindahkan (transferred input); dan permintaan luar (outside demand). (Hoover dan Giarratani, 2007) Weber (1909) menganalisis tentang lokasi kegiatan industri. a hubungannya atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha atau kegiatan lain (activity). Lokasi penelitian berada di Jaya Regency Sedati Sidoarjo Jawa Timur. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive). dengan pertimbangan bahwa pada kawasan di Sedati merupakan lokasi pengembangan pemanfaatan. Konsep Dasar Penelitian Alternatif Penentuan Lokasi Stockpile A Lokasi Stockpile B Lokasi Stockpile C Tanpa Stockpile
Gambar 1 Proses Jalur Produksi Timbunan Material Sirtu ISBN : 978-602-97491-2-0
B-5-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011 Tabel 1. Perbandingan Prestasi Unit Armada Dump Truck No Keterangan 1 Pengambilan lokasi tambang sirtu 2
Jarak/KM
Ritase/hari
Volume m3
30
2
14
9
8
56
Pengambilan sistem stock pile
Sumber : Survey Lapangan Penulis METODA Metodologi penelitian merupakan procedure atau langkah –langkah yang diperlukan dalam melakukan penelitian agar pembahasan yang dilakukan dapat tersusun secara sitematis. Adapun langkah – langkah atau tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mulai dari indetifikasi masalah , selanjutnya melakukan kajian pustaka , survey lapangan , penyebaran kuisioner. Data primer diperoleh dengan kondisi proyek yang ada dalam mengkaji permasalahan yang ada. Metode awal yang digunakan dalam menentukan lokasi stockpile adalah mengunakan kuisioner penetapan kritria yang berkaitan dengan faktor – faktor yang berpengaruh pada penentuan lokasi stockpile di proyek Jaya Regency Sedati Sidoarjo. Setelah penetetapan kriteria lokasi ditentukan dengan mengunakan standar deviasi maka untuk pembobotan lokasi mengunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Tahapan selanjutnya adalah analisis data untuk menentukan penetapan kriteria dan pembobotan untuk penentuan lokasi stockpile. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kuisioner faktor – faktor yang berpengaruh pada penenetapan kriteria untuk lokasi stockpile ada 29 (dua puluh sembilan pilihan ) yang nantinya terpilih menjadi 7 ( tujuh ) kriteria P E N E N T U A N K R IT E R IA 3
2 .5
STD D EV
2
20
1 .5
25
29
28
21
1
26 0 .5
0 0
1
2
3
4
M EA N
Gambar 2 . Standar Deviasi Penentuan Kriteria
ISBN : 978-602-97491-2-0
B-5-3
5
6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011 Tabel 2. Hasil Penilaian Faktor-Faktor Penentuan Stockpile No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Keterangan Jarak dari Quary ke Stockpile 50-70 km Jarak dari Stock pile kurang lebih 10-15 km Penerimaan material Jam kerja material dari stok pile ke Bongkaran Target Suplay material sirtu ke stockpile Target Suplay material sirtu dari stockpile ke bongkaran Jumlah unit Dump Truck 7 m3 untuk produksi hauling Jumlah unit DT 20 m3 untuk produksi hauling stockpile Target Produksi suplay material sirtu stock pile Volume pekerjaan timbunan Alat Berat loading material Alat Berat untuk Perataan Pekerja di lokasi stockpile Pekerja di lokasi timbunan JRS Sistem pengendalian bahan bakar di stockpile Sistem pengendalian bahan bakar di bongkaran Keamanan suplay produksi akan target stock material sirtu Menjaga kestabilan jumlah unit yang beroperasi Target Penyelesaian Proyek Kondisi sosial Keamanaan Biaya Perbaikan jalan Resiko Keselamatan Kerja (K3) Komplain Polusi dari masyarakat Perbaikan Jalan Rusak yang buat hauling Akses jalan tidak bisa dilalui armada 20 m³ Menjaga mutu material sirtu tidak tercampur tanah Luas tanah untuk stockpile Sewa lahan untuk stockpile
Score 4.5 3.3 3.8 4 3.5 3.8 3 3 3 4 2 1.5 1.8 2 1.8 2.8 2.8 3 5 4.3 3.8 3.8 3 4 3.5 5 1.5 4.5 5
Dari 29 (dua puluh sembilan ) faktor – faktor yang menentukan kreteria dipilih ada 7 kriteria antara lain , keamanaan , perbaikan jalan ,target penyelesaian proyek, kondisi sosial, akses jalan ,luas tanah untuk stockpile, sewa lahan untuk stockpile. Tabel 3 Hasil Standar deviasi
Keterangan Keamanan Perbaikan Jalan Target Penyelesaian Proyek Kondisi Sosial Akses Jalan Luas Tanah Untuk Stocpile Sewa lahan untuk Stockpile ISBN : 978-602-97491-2-0
Mean 5 4,3 3,8 3,5 5 4,5 5
B-5-4
Standar deviasi 1,41 1,5 1,25 1,29 0,81 1,29 1,41
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
Data data yang telah diperoleh selanjutnya diolah dengan metode AHP.Adapun langkah langkah pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut: Melakukan pembobotan pemberian bobot antara kriteria ,sub kriteria dan alternatif melalui kuisoner perbandingan berpasangan .dengan pertimbangan agar memperoleh hasil pembobotan yang lebih valid maka pemberian bobot akan dilakukan oleh pengambil keputusan yang mengusai di bidang masing – masing. Melakukan perhitungan matriks perbandingan berpasangan dengan nilai pembobotan prioritas (eigen vektor). Setelah bobot atas kriteria ,sub kriteria dan kriteria dan alternatif diperoleh dari masin g- masing pengambil keputusan ,seanjutnya dilakukan perhitungan atas bobot – bobot tersebut sebagai berikut Tabel 4. Hasil Rata-Rata Nilai Bobot Untuk Alternatif Lokasi Kriteria Keamanan Perbaikan jalan Target penyelesaian proyek Kondisi sosial Akses jalan Luas tanah stock pile Sewa lahan stock pile
juanda 0.32246433 0.316662 0.28914067 0.31985367 0.350694 0.34635933 0.354573 0.32853529
lingkar timur 0.199046667 0.147254333 0.203135 0.296744667 0.183996667 0.180764433 0.277603 0.212649252
betro 0.181560333 0.260437333 0.295585 0.169638333 0.310114333 0.207761 0.211045 0.233734476
tanpa stockpile 0.398727667 0.275646333 0.313938667 0.315562333 0.256994 0.257482667 0.258578333 0.296704286
Berdasarkan rata-rata nilai bobot dari 7 (tujuh) kriteria Juanda memiliki nilai bobot 0,32853529, Lingkar timur memiliki bobot 0,212649252, Betro memiliki nilai bobot 0,233734476, dan tanpa stockpile memiliki nilai bobot 0,296704286. Hasil ini menjadikan Juanda dipilih karena rata-rata nilai bobot lebih besar dari ketiga lokasi yang lain. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian penentuan lokasi stockpile pada proyek timbunan material sirtu di perumahan Jaya Regency Sedati Sidoarjo dipengaruhi oleh 7 (tujuh) kriteria antara lain, keamanan,perbaikan jalan, target penyelesaian proyek , kondisi sosial , akses jalan , luas tanah stockpile sewa lahan stockpile Berdasarkan rata-rata nilai bobot dari 7 (tujuh) kriteria Juanda memiliki nilai bobot 0,32853529, Lingkar timur memiliki bobot 0,212649252, Betro memiliki nilai bobot 0,233734476, dan tanpa stockpile memiliki nilai bobot 0,296704286. Hasil ini menjadikan Juanda dipilih karena rata-rata nilai bobot lebih besar dari ketiga lokasi yang lain. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini untuk kelanjutan pengembangan penelitian adalah sebagai berikut:Sebaiknya penelitian berikutnya meneliti alternatif prioritas pengembangan dari ketujuh kriteria yang ada ,membandingkan serta menguji ketepatan ketujuh kriteria dengan metode biaya, jika perlu tambahkan hipotesis untuk diuji secara kuantitatif DAFTAR PUSTAKA Alit, Tjokorda, (2001). ”Kajian Gejala Perubahan Pemanfaatan Lahan Kawasan LC. Gatot Subroto”. Tesis S2. , Program Magister Perencanaan wilayah dan Kota. ITS, Surabaya ISBN : 978-602-97491-2-0
B-5-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
Carley, M. dan Christie, I. (2006). Managing Sustainable Development. 2nd Ed. London: Earth Scan Publications Ltd Cleman, T.
(1990), “Making Hard Decision”.
PMI Comite (2004) ,A Guide to the Project Management Body of knowledge (PMBOK),3 Edition ,American National Standart ,Pennsylvania USA. Gove, D and Morgan, W., (1994), “Optimizing truck-loader matching”, Mining Engineering, 46 (10), 1179-1185 Hartono ,W (2005) ,Pemindahan Tanah Mekanik Jayadinata, Johara T. 1999. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan, dan Wilayah. Edisi Ketiga. Bandung: Penerbit ITB Jauch, Laurence R. dan Glueck, William F. (1998). Manajemen Strategis dan Kebijakan Dasar. Edisi 3. Penerbit Erlangga, Jakarta. Kivel, Philip. 1993. Land and The City: Patterns and Processof Urban Change. London and New York. Kerzner, H. (2006), Project Management A Systems Approach to Planning, Scheduling, and Controlling, 9th Edition, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey. Kevin, W. (2008), “An Introduction to The Australian & New Zealand Risk Management Standard – AS/NZS 4360:1999. Kaiser, Edward J, David R. Godschalk and F. Stuart Chapin. 1995. Urban Land Use Planning. Urbana and Chicago: University of Illinois Press. Kustiawan, Iwan. (1997). Permasalahan Konversi Lahan Pertaniandan Implikasinya Terhadap Penataan Ruang Wilayah,Studi Kasus : Wilayah Pantura Jawa Barat. Jurnal PWKVol.8, No.1. Manik, K.E.S. (2003). Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan Martin ,J .,Martin T ,Bennet ,T.,Martin K.,(1982).Surface Mining Equiepment Martin consultants.,Colorado ,USA Pamungkas, Adjie. (2004). Laporan Penelitian: Aplikasi Model Multidimensional Scaling dalam Menilai Kesamaan Karakteristik Ekonomi Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Timur. Surabaya: Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP ITS. Prawiro, Ruslan H. (1983). Ekonomi Sumberdaya. Bandung: Penerbit Alumni Pohan, M. Rainur. (1999). “Implikasi Penataan Ruang Alih Guna Lahan Beririgasi di Kabupaten Asahan Propinsi Sumatra Utara”. Tugas Akhir S1. Jurusan Teknik Planologi. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Rudana (2008) yang berjudul Strategi Pengembangan Pariwisata Bali. Reksohadiprojo, Sukanto dan Pradono. (1988). Ekonomi Sumber Daya Alam Dan Energi. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE. ISBN : 978-602-97491-2-0
B-5-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
Rangkuti,F.,(1997).Analisis SWOT Teknik membedah Kasus Bisnis ,Penerbit PT .Gramedia Pustaka Utama ,Jakarta . Sanggono, Edi Kurnijanto.( 1993). Proses Perubahan PemanfaatanLahan di Daerah Pacet, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Planologi, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Saaty, T. L.V., (1993), Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT. Pustaka Binaan Presindo, Jakarta Suyono, R.S dan Mukti ,E.T (2009)jurnal yang berjudul Penggunaan Metode Proses Hirarki Analitik (PHA) Dalam Pemilihan Lokasi Untuk Relokasi Bandara Rahadi Oesman Ketapang Kalimantan Barat. Smith ,S.Wood,G,and Gould ,M .,(2000).A new earthworks estimating methodology Construction Management and economics,18(2),219-228 Suparmoko, M. (2006). Ekonomika Lingkungan. Yogyakarta: BPFE . Tarigan, Robinson. (2006). Perencanaan Pembangunan Wilayah. Edisi Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Wirdianto dan Unbersa (2008) melakukan penelitian Aplikasi Metode Hierarchy Process Dalam Menentukan Kriteria Penelian Supplier.
Analytical
Wesley, Laurie D. (1972). Mekanika Tanah Bagian I. Badan Penerbitan Pekerjaan Umum. Zulkaidi, Denny. (1999). Pemahaman Perubahan Pemanfaatan Lahan Kota Sebagai Dasar Bagi Kebijakan Penangannya. Jurnal PWK. Vol. 10, No. 2/Juni 1999.
ISBN : 978-602-97491-2-0
B-5-7