Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
PENENTUAN LOKASI GUDANG PENYANGGA REGIONAL PT PETROKIMIA GRESIK YANG OPTIMAL UNTUK PENDISTRIBUSIAN PUPUK DI JAWA TENGAH Evvy Triana Setiyowati, Ahmad Rusdiansyah Program Pascasarjana Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminito 12 A Surabaya Email :
[email protected]
ABSTRAK PT Petrokimia Gresik, Tbk adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan pupuk. Untuk memenuhi permintaan konsumen, terutama di daerah Jawa Tengah, sesuai dengan waktu dan jumlah yang mereka inginkan, maka perusahaan memerlukan suatu sistem pendistribusian produk yang efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung lokasi gudang penyangga untuk memperoleh biaya distribusi yang minimum di Jawa Tengah. Penelitan ini menggunakan metode P_Median sehingga dapat menentukan jumlah gudang, lokasi gudang penyangga, dan kapasitas sehingga biaya distribusinya optimal atau minimum. Hasil perhitungan yang dilakukan menunjukkan bahwa di Jawa Tengah membutuhkan 13 gudang penyangga, yang berlokasi di Purwodadi, Pemalang, Sragen, Pati, Banjarnegara, Boyolali, Tegal, Cilacap, Demak, Blora, Wonogiri, Magelang dan Wates. Kata kunci : Biaya distribusi, jaringan distribusi, metode P_Median PENDAHULUAN Latar Belakang PT Petrokimia Gresik adalah salah satu BUMN yang bergerak dalam bidang industri pupuk buatan dan merupakan salah satu produksi pupuk terkemuka di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Pupuk merupakan kebutuhan pokok petani dalam menghasilkan kebutuhan pangan bagi masyarakat. PT Petrokimia Gresik sebagai produsen pupuk terlengkap di Indonesia dan memproduksi berbagai macam tipe pupuk yaitu pupuk berbasis nitrogen (ZA dan Urea), Phosphat (SP-36, MAP, DAK, NPK Kebomas dan Phonska) dan Kalium. Sedangkan yang didistribusikan PT Petrokimia Gresik didaerah Jawa Tengah adalah pupuk nitrogen (ZA), dan Phosphat (SP-36 dan Phonska). Selain, PT Petrokimia Gresik ada perusahaan lain yang memproduksi satu jenis pupuk yang berbasis Urea adalah PT Pupuk Sriwijaya, PT Pupuk Kaltim, PT Pupuk Kujang, dan PT Pupuk Iskandar Muda. Musim tanam di Indonesia mempunyai 3 musim dalam satu tahunnya adalah musim tanam utama, musim tanam gadu, dan musim tanam kemarau. Musim tanam utama adalah musim tanam yang dilaksanakan pada saat musim penghujan baik di tanah basah (tanah yang pengalirannya bagus) dan tanah kering (tadah hujan). Musim tanam utama di mulai pada bulan November sampai bulan Maret. Musim tanam gadu adalah musim tanam yang tidak ada pengairannya dan mengandalkan air hujan atau tadah hujan. Musim tanam gadu ini dimulai pada bulan April sampai bulan Juli. Musim tanam kemarau dengan catatan sistem pengairannya atau irigasinya harus bagus. Musim tanam kemarau ini terjadi pada bulan Agustus, September dan Oktober. Seperti yang telah diketahui bahwa setiap musim tanam kebutuhan pupuk akan meningkat.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Untuk memenuhi lonjakan permintaan pupuk khususnya didaerah Jawa Tengah, maka PT Petrokimia Gresik membutuhkan sistem yang lebih efisien dan efektif untuk mendistribusikan produknya. Dalam pengadaan gudang penyangga perusahaan menggunakan sistem sewa dengan alasan untuk memudahkan pemindahan lokasi gudang dalam mengantisipasi permintaan yang bersifat fluktuasi, hal ini terjadi karena sifat konsumsi pupuk yang tergantung pada musim. Pada saat musim kering permintaan pupuk akan menurun akan tetapi produksi tetap berlangsung seperti biasa, sehingga mengakibatkan stock dalam gudang meningkat dan sering terjadi proses penyimpanan pupuk di area open storage, sehingga performance gudang bisa menurun. Perusahaan membutuhkan pendekatan perancangan sistem logistik pada model integrasi supply chain management yang akan membantu dalam meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan pada pelanggan dengan tingkat permintaan yang diinginkan. Kendala yang sering dialami oleh PT Petrokimia Gresik adalah di satu daerah sering terjadi kelangkaan pupuk, padahal dari semua gudang penyangga yang ada sekarang diharapkan dapat mengcover semua daerah yang memerlukan pupuk. Hal ini terjadi inefisiensi dalam jaringan distribusi yang ada saat ini. PT Petrokimia Gresik harus melakukan evaluasi-evaluasi sehingga gudang penyangga yang ada di Jawa Tengah dapat memenuhi permintaan pupuk terutama pada musim tanam. PT Petrokimia Gresik sedang melakukan perencanaan strategis perusahaan, salah satunya adalah merencanakan jaringan distribusi serta penentuan lokasi gudang penyangga dan kapasitas gudang penyangga. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam memilih lokasi gudang penyangga pada jaringan distribusinya meliputi jalur yang akan ditempuh dan pengiriman barang berdasarkan permintaan, maka digunakan metode P_Median, dengan pendekatan minimal biaya dan jarak. Perumusan Masalah Sesuai dengan realisasi yang telah terjadi, pendistribusian pupuk yang telah dilakukan di Jawa Tengah banyak menimbulkan kendala-kendala. Kendala yang sering dialami oleh PT Petrokimia Gresik adalah salah satu daerah terjadi kelangkaan pupuk. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya penambahan gudang-gudang penyangga di daerah Jawa Tengah sehingga bisa meminimalkan kelangkaan pupuk yang sesuai dengan tujuan penelitian PT Petrokimia Gresik. Untuk itu, penelitian ini akan menentukan bagaimana rancangan sistem distribusi serta menentukan lokasi gudang penyangga di Jawa Tengah pada daerah-daerah yang membutuhkan pupuk dengan menggunakan metode P_Median. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : Menentukan jumlah gudang penyangga, lokasi gudang penyangga dan kapasitas masing-masing gudang penyangga yang sesuai dengan kebutuhan pupuk di daerah Jawa Tengah agar biaya distribusi pupuk optimal dengan menggunakan metode P_Median. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penilitian ini adalah : 1. Rencana membangun jaringan distribusi pemenuhan kebutuhan pupuk dengan biaya optimal untuk memperbaiki operasional pada saat ini. 2. Membuat jaringan distribusi dengan biaya yang optimal pada saat ini serta mempermudah koordinasi. 3. Sebagai salah satu referensi dalam operasional distribusi pupuk yang akan datang.
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-19-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Batasan dan Asumsi Adapun batasan masalah dan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Batasan Penelitian ini dilakukan di PT Petrokimia Gresik, divisi distribusi wilayah I. Jaringan distribusi terdiri dari beberapa kota yang tersebar di Jawa Tengah dengan menggunakan truck sebagai sarana transportasi (jalan yang dilewati kendaraan kelas 1). 2. Asumsi Dalam perhitungan ini diasumsikan belum ada gudang penyangga di Jawa Tengah. Semua gudang penyangga yang ada di Jawa Tengah adalah gudang sewa. Lokasi gudang yang tidak memenuhi syarat tidak dapat dipakai sebagai kandidat lokasi gudang penyangga dan diberi nilai maksimum untuk perhitungan. METODA Identifikasi Sistem Perusahaan
Matriks jarak per kabupaten
Input Demand Pupuk Per Kabupaten
Input Biaya Lokasi Gudang Penyangga Per Kabupaten
Penentuan Gudang, Lokasi Gudang dan Biaya Distribusi yang optimal dengan Menggunakan Metode P_Median
Alternatif jumlah gudang, bobot (jarak x demand) masing-masing median Dipilih gudang dengan biaya distribusi terendah untuk masing-masing P_median
Memilih jumlah median dengan biaya terendah dari semua P median yang sudah diolah rekap kapasitas gudang yang dipilih dari median yang diambil
Analisa Data
Kesimpulan dan Saran
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-19-3
Input Biaya Distribusi Pupuk Per Kabupaten
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
HASIL DAN DISKUSI Penentuan Lokasi Gudang Penyangga dengan menggunakan Metode P_Median Terdapat 14 kandidate lokasi gudang penyangga yang ada, dan terpilih 13 lokasi yang akan ditempati sebagai gudang penyangga di Jawa Tengah, dari hasil pengelolahan yang sudah dilakukan maka diperoleh biaya distribusi yang minimum. Untuk menentukan cover area nya maka dicari jarak terpendek pada ke 13 median yang sudah diolah sebelumnya. Penentuan Kapasitas Gudang Penyangga Penentuan kapasitas gudang penyangga didasarkan pada ketentuan oleh pihak PT Petrokimia Gresik, dimana perhitungan kapasitas layanan yang dimiliki oleh masing-masing median tidak boleh melebihi kapasitas layanan yang ada. Dari ketentuan tersebut, maka dilakukan perhitungan terhadap kapasitas dari gudang adalah dengan menjumlahkan realisasi kebutuhan demand bulanan tertinggi dari masing-masing kabupaten yang di cover. Dipilih yang tertinggi demand nya karena untuk bisa mengatasi kebutuhan yang bersifat musiman atau permintaan yang bersifat fluktuasi. Berikut ini hasil dari penentuan jumlah gudang penyangga, lokasi gudang penyangga beserta kapasitas masing-masing gudang penyangga dengan menggunakan metode P_Median: Tabel 1. Hasil Penentuan Jumlah Gudang Penyangga, Lokasi Gudang Penyangga dengan Menggunakan Metode P_Median Jumlah Gudang GP Penyangga 1 Purwodadi
Cover area masing-masing gudang peyangga Grobongan
Purwodadi Pekalongan
Kapasitas 4512
2
Pemalang
Batang
3
Sragen
Karanganyar Sragen
4
Pati
Pati
5
Banjarnegara Banajarnegara Banyumas
6
Boyolali
Boyolali
Klaten
3387
7
Tegal
Brebes
Tegal
6447
8
Cilacap
Cilacap
9
Demak
Demak
10
Blora
Blora
11
Wonogiri
Sukoharjo
Wonogiri
4488
12
Magelang
Magelang
Temanggung
1363
13
Wates
Purworejo
Wates
2175
Pemalang
6433 12241
Rembang
11166 Kebumen
Purbalingga
4736
2186 Jepara
Kendal
Kudus
Semarang
9218 2181
Analisa Sensitivitas Dari hasil pengolahan, maka didapatkan hasil model yang berbeda dengan input biaya tetap berbeda ( biaya tetap dinaikkan 10%, 15% 20%, 25% dan 30%) dan juga dilakukan pengolahan pada permintaan yang berbeda ( permintaan dinaikkan 10%, 15%, 20%, 25% dan 30%). Pada saat permintaan dinaikkan sebesar 10% dan 20% sampai 30% tidak ada yang berubah, tetapi pada kenaikan 15% terjadi perubahan pada jumlah gudang penyangganya beserta cover areanya. Pada biaya tetap dinaikkan sebesar 10% tidak ada perubahan tetapi pada kenaikan biaya tetap sebesar 15% terjadi perubahan dengan pengurangan jumlah gudang penyangganya dan cover areanya adalah pada Kabupaten Magelang dan Kabupaten Wates. Hal ini juga terjadi pada kenaikkan 20% sampai 30%
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-19-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
terjadi pengurangan pada jumlah gudang penyangganya adalah di Kabupaten Magelang dan Kabupaten Wates. Namun perubahan ini tidak terjadi pada saat permintaan mengalami kenaikkan 10%. Dari hasil perhitungan ini maka bisa dambil kesimpulan bahwa perhitungan ini sensitive terhadap biaya dan demand. KESIMPULAN 1.
Sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan maka jumlah gudang penyangga yang dibutuhkan di Jawa Tengah ada 13 gudang penyangga dan berlokasi di kabupaten-kabupaten adalah sebagai berikut : Kabupaten Purwodadi Kabupaten Pemalang Kabupaten Sragen Kabupaten Pati Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Boyolali Kabupaten Tegal Kabupaten Cilacap Kabupaten Demak Kabupaten Blora Kabupaten Wonogiri Kabupaten Wates Kabupaten Magelang
2.
Untuk analisis sensitivitas, pada perubahan demand 10% dan 20% sampai 30% tidak ada perubahan pada jumlah gudang penyangganya, tetapi pada kenaikan 15% terjadi perubahan dengan jumlah gudang penyangganya, sedangkan pada kenaikan biaya tetap 10% tidak ada perubahan jumlah gudang penyangganya, tetapi pada kenaikan biaya tetap sebesar 15% sampai 30% terjadi perubahan pada jumlah gudang penyangganya adalah 11 gudang penyangga. Hal ini berarti bahwa pada pengambilan keputusan ini sensitive terhadap perubahan demand dan biaya.
DAFTAR PUSTAKA Ballou, Ronald H. (2004) Business Logistics Management, Fifth Edition, Prectice Hall, Upper Saddle River, New Jersey. Chopra, Sunil and Meindl, Peter. (2004) Supply Chain Management; Strategy, Planning, and Operation, 2 nd Edition, Prentice Hall, Upper Saddle River, NY. Charles A. Taff dan Marianus Sinaga. (1994) Manajemen Transportasi dan Distribusi, Penerbit Erlangga. Daskin, Mark S. (1995) Network and Discrete Location; Models, Algorithms, and Applications, Murray Hill, New Jersey, U.S.A. Kotler, Philip. (2000) Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium Bahasa Indonesia. Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta. Levi, David Simchi. (2000) Designing and Managing The Supply Chain Concepts, Strategies, and Case Studies, International Edition, McGraw-Hill
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-19-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Nasution, Arman Hakim. (2006) Manajemen Industri, Edisi Pertama. Penerbit Andi Pujawan, I Nyoman. (2005) Supply Chain Management, Edisi Pertama. Penerbit Guna Widya. Van den Berg, J.P. (1999) Models for Warehouse Management Classification and Examples, International Journal of Production Economics. Wignjosoebroto, Sritomo. (2003) Pengantar Teknik dan Manajemen Industri, Edisi Pertama.
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-19-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-19-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-19-8