Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN 1693-4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 13 April 2017
Penentuan Chemicals Kritis pada Industri Migas Menggunakan Analisis ABC (Studi Kasus pada Petro China Internatioal Jabung Ltd.) Eka Febriani1 *dan Nur Indrianti2 1,2*
Program Studi Teknik Industri, FTI, UPN ”Veteran” Yogyakarta, Jl. Babarsari 2, Tambakbayan, Yogyakarta 55281 *
E-mail:
[email protected]
Abstract Chemicals are key supporting items for production processes in the oil and gas industry. One of the strategies to control the supply of the chemicals is identifying them based on their critical level. This study deals with the identification of critical chemicals in a private oil and gas company. Currently there are 47 chemicals that are declared by the company as critical items. The company determined critical itemsmainly based on theirdemand. In this study we identified the critical level of the chemicals using ABC analysis. We used the last five-year data and considered the total inventory costs of each item. The study shows different result from the one that is currently done by the company. The analysis indicates that there are 14 chemicals that are classified as critical items. The result of the study can be used as the basis for the company to control the inventory of the critical chemicals. In addition to inventory costs, future study can be done to develop method for classifying critical itemsby taking into accountmultiple criteria such as expired date, ordering lot size, and delivery time of the materials. Keywords : critical items, chemicals, oil and gas company, ABC analysis
Pendahuluan Persediaan (inventory) adalah semua jenis barang ataupun bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi dan distribusi (Forgarty, 1992). Di industry minyak dan gas (migas), bahan-bahan k imia atau chemicals merupakan persediaan yang sangat penting. Ketidaktersediaan chemicals pada saat dibutuhkan akan berdampak terhadap pendapatan perusahaan karena produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Oleh karena itu chemicals merupakan material kritis yang harus selalu tersedia saat dibutuhkan dan dengan demikian diperlukan strategi pengendalian persediaan yang tepat. Pentingnya chemicals telah menjadi perhatian bagi Petro China International Jabung Ltd. (PCJL). PCJL merupakan anak perusahaan Petro China International Companies yang bergerak di bidang eksplorasi minyak dan gas. PCJL menangani wilayah operasi di Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Barat,Jambi, Indonesia atau sering disebut sebagai Blok Jabung. PCJL memproduksi crude oil, sales gas, propane, butane, dan condensate sebagai hasil utama. Dengan produksi sales gas yang mencapai hingga 20.000 BOPD, PCJL dapat membantu memenuhi kebutuhan tenaga listrik bertenaga gas untuk Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Pulau Batam, dan Singapura. Penanganan chemicals di PCJL dilakukan oleh Departemen Logistik. Departemen tersebut menggolongkan chemicals sebagai material kritis berdasarkan frekuensi penggunaannya. Pada kenyataannya, penentuan tingkat kekritisan material sebenarnya tidak hanya didasarkan pada frekuensi penggunaannya, namun juga dapat didasarkan pada nilai uang yang dibutuhkan dalam pengadaan material tersebut. Memperhatikan hal tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan klasifikasi tingkat kekritisan chemicals di PCJL berdasarkan nilai uang dari material tersebut. Untuk menyelesaikan permasalahan akan digunakan pendekatan Analisis ABC. Metode tersebut merupakan aplikasi persediaan berdasarkan prinsip pareto. Tujuannya adalah membuat kebijakan persediaan yang memusatkan sumberdaya pada komponen persediaan penting meski sedikit dan bukan pada yang banyak tetapi tidak penting (Heizerdan Render, 2001). Metode Penelitian Chemicals yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah chemicals yang dikelola oleh Lagan Warehouse dan BGP Warehouse PCJL. Data yang digunakand alam penelitian ini merupakan data sekunder 47 item pada tahun 2012 hingga tahun 2015 yang diperoleh dari Departemen Logistik PCJL. Saat ini keempat puluh tujuh item tersebut oleh PCJL semuanya dianggap kritis.
Jurusan Teknik Kimia, FTI UPN “Veteran” Yogyakarta
J01-1
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN 1693-4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 13 April 2017
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Analisis ABC dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menghitung biaya simpan setiap chemicals. Sesuai kebijakan perusahaan, biaya simpan adalah sebesar 5% dari harga beli. 2. Menghitung total biaya persediaan tahunan masing-masing chemicals, yang terdiri dari biaya pembelian dan biaya simpan. 3. Mengurutkan material berdasarkan total biaya persediaan dari yang paling besar hingga yang paling kecil. 4. Menghitung persentase total biaya persediaan setiap chemicals. 5. Menghitung persentase kumulatif biaya persediaan chemicals yang telah diurutkan. 6. Mengklasifikasikan chemicals berdasarkan nilai biaya kumulatif relative terhadap seluruh modal yang disediakan. Mengacuke Heizer dan Render (2001), chemicals diklasifikasikan kedalam tiga golongan, sebagai berikut : a.Kategori A, merupakan chemicals yang menyerap dana sekitar 80%dariseluruh modal yang disediakan b. Kategori B, merupakan chemicals yang menyerap dana sekitar 15% (sesudah kategori A). c.Kategori C,merupakan chemical yang menyerap dana sekitar 5% (yang bukan kategori A dan B). 7. Membuat diagram pareto berdasarkan persentase kumulatif total biaya persediaan. Diagram pareto memperlihatkan kategori terpenting dari berbagai kategori dengan pronsip bahwa terdapat “sedikit hal yang penting dan banyakhal yang tidak penting” (Hakim, 2001). Hasil dan Pembahasan Tabel 1 menunjukkan chemicals yang digunakan di PCJL beserta biayanya setelah diurutkan dari yang terbesar. Hasil klasifikasi chemicals berdasarkan analisis ABC dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1. Urutan Chemicals Berdasarkan Total Biaya Persediaan No Kode
Nama Chemicals
Total Biaya Proporsi ($/unit)
No
Kode
Nama Chemicals
Total Biaya ($/unit)
Proporsi
1 M44 Prodchem champion Defoamer SV-4439, Antifoam 2 M39 Prodchem MIPC EB-8132 Demulsifier
3230073
18,83%
25 M23 Oxygen Scavenger, PH: 4,5 - 7
69840
0%
2403270
14,01%
26 M22 Corroison Inhibitor , PH: 8.0-10.0
66030
0%
3 M42 Prodchem Champion Chemical, Pour Point Depresant (PPD) Flexoil SFM-4289 4 M43 Prodchem Nalco, EC 6509A, Pour Point Depressant 5 M40 Prodchem MIPC PI-7142 Parafin Solvent
1884326
10,99%
62803
0%
1490971
8,69%
27 M33 Cogulant Alumn (KZ-1207), Alumina (AL2O3): 8% 28 M13 OR-527, Oxygen Scavenger
47502
0%
1489320
8,68%
29 M10 Soda ASH KZ 3048
47025
0%
6 M18 Prodchem, MIPC, EB-8142 Demulsifier
1341360
7,82%
32400
0%
7 M36 Amdea Hicap Amine pH valueL 11-12
597665
3,48%
30 M37 Prodchem, MIPC KI-3015 (Corroison Inhibitor) 31 M04 Sodium Hypochloride
25445
0%
8 M11 Monoethylene Glycol 208
538083
3,14%
23436
0%
9 M35 Chemical Oase Enriched
512505
2,99%
4740
0%
10 M14 Prodchem, MIPC, T-500-165
508800
2,97%
32 M01 Prodchem, Inhibitor, Nalco-2000, 55 Gal/Dr, HTR 33 M21 Potasium Permanganate (KMNO4), Purity: 99,04% 34 M26 Calcium Hypoclorite KZ-428
2784
0%
11 M19 Prodchem, MIPC, KI-3940, Corroison Inhibitor 12 M15 Prodchem, MIPC, KI-5331, Corroison Inhibitor 13 M16 Prodchem, MIPC, SI-475, Scale Inhibitor
357435
2,08%
35 M28 Sodium Bisulphite (KZ-408)
891
0%
311273
1,82%
36 M02 Corroison Inhibitor S-9682J
0
0%
305760
1,78%
37 M05 Calcium Hypochloride, Powder
0
0%
14 M17 Prodchem, MIPC, MB-5529, 200 LTR/Drum 15 M41 Prodchem MIPC PI-7018 Parafin Solvent
285413
1,66%
0
0%
279030
1,63%
38 M07 Poly Alumunium Chloride (PAC) Chemical 39 M08 Calcium Hypochlorite 60-65%
0
0%
16 M25 Polydimethulsiloxane Emulsion
239538
1,40%
40 M09 Sodium Carbonate, Anhydrous
0
0%
17 M12 Prodchem, Methanol for Dehydrating Agent 18 M38 Prodchem MIPC SI-475 Scale Inhibitor
233249
1,36%
41 M20 Emulsion Breaker S-9536 XP
0
0%
150540
0,88%
42 M27 Chemical Calcium Hypochlorite
0
0%
19 M06 Poly Alumunium Chloride (PAC) Chemical For Plant 20 M31 Caustic Soda, KZ-3028
124740
0,73%
0
0%
113687
0,66%
43 M30 Chemical Sodium Hypochlorite (NaOCl2) 44 M32 Caustic Soda (NaOH)
0
0%
21 M24 Scale Inhibitor, PH: 5-6
108900
0,63%
45 M34 Alumina (Al2O3)
0
0%
22 M47 Fyrewash F2 Turbine Engine Cleaner
104063
0,61%
46 M45 Defoamer S-6132 XP MFG.: Starborn
0
0%
23 M29 Sodium Hypochlorite (KZ-404)
85278
0%
0
0%
24 M03 Compound Cleaner, Multi Purpose Cleaner Ups
71548
0%
47 M46 Chemical Emulsion Breaker S-9536 XP MFG: Starborn Total
17.149.721,91
100%
Sumber: PetroChina International Jabung Ltd., 2016
Jurusan Teknik Kimia, FTI UPN “Veteran” Yogyakarta
J01-2
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN 1693-4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 13 April 2017
Tabel 2.Klasifikasi Chemicals Hasil Analisis ABC Basis Data Tahun 2012-2015 No
Kode
Kumulatif Persentase (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
M44 M39 M42 M43 M40 M18 M36 M11 M35 M14 M19 M15 M16 M17 M41 M25 M12 M38 M06 M31 M24 M47 M29 M03
18,83% 32,85% 43,84% 52,53% 61,21% 69,04% 72,52% 75,66% 78,65% 81,61% 83,70% 85,51% 87,29% 88,96% 90,59% 91,98% 93,34% 94,22% 94,95% 95,61% 96,25% 96,85% 97,35% 97,77%
Klasifikasi
A
B
C
No Kode 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
M23 M22 M33 M13 M10 M37 M04 M01 M21 M26 M28 M02 M05 M07 M08 M09 M20 M27 M30 M32 M34 M45 M46
Kumulatif Persentase (%) 98,17% 98,56% 98,93% 99,20% 99,48% 99,67% 99,81% 99,95% 99,98% 99,99% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Klasifikasi
C
Diagram pareto dari biaya persediaan chemicals tahun 2012-2015 dapat dilihat pada Gambar 1. Sedangkan kondisi tahunan ditunjukkan pada Gambar 2 dan 3. Gambar 2 memperlihatkan frekuensi permintaan dan biaya persedian setiap tahun. Gambar 3 menunjukkan diagram pareto yang menunjukkan klasifikasi chemicals setiap tahun. 120,00% 100,00% 80,00% 60,00%
A
B
C
40,00%
0,00%
M44 M39 M42 M43 M40 M18 M36 M11 M35 M14 M19 M15 M16 M17 M41 M25 M12 M38 M06 M31 M24 M47 M29 M03 M23 M22 M33 M13 M10 M37 M04 M01 M21 M26 M28 M02 M05 M07 M08 M09 M20 M27 M30 M32 M34 M45 M46
20,00%
Chemicals
Gambar 1. Diagram pareto biaya persediaan chemicals tahun 2012-2015. Note: ▓ : % biaya, ▬: kumulatif % biaya
Jurusan Teknik Kimia, FTI UPN “Veteran” Yogyakarta
J01-3
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN 1693-4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 13 April 2017
700
350
1200000
600
900000 800000
300
1000000
700000
500
250
150
500000
C
B
A
400000
400000
Dollars
Unit
600000
300
600000 200
Unit
B
400
Dollars
A
800000
C
300000
200
100 200000 200000
0
0
M44 M42 M40 M36 M43 M39 M35 M11 M14 M41 M12 M16 M19 M17 M15 M38 M25 M06 M24 M31 M03 M29 M10 M13 M22 M33 M04 M23 M37 M01 M28 M02 M05 M07 M08 M09 M18 M20 M21 M26 M27 M30 M32 M34 M45 M46 M47
100000
Chemicals
Chemicals
(a) 600
(b) 800000 700000
500
0
700
800000
600
700000
600000
600000
500
B
C
500000
300
400000
500000 400
Unit
A
Dollars
100
M39 M44 M18 M42 M40 M43 M11 M14 M15 M19 M16 M17 M41 M12 M25 M36 M38 M31 M06 M24 M29 M23 M33 M22 M03 M13 M10 M47 M37 M01 M04 M26 M28 M02 M05 M07 M08 M09 M20 M21 M27 M30 M32 M34 M35 M45 M46
0
B
C
400000
300
300000
200
A
300000
200000
200
100000
100
0
200000 100000
0
0 M44 M39 M18 M42 M40 M43 M14 M19 M17 M15 M11 M16 M35 M47 M25 M12 M41 M38 M06 M31 M24 M29 M23 M22 M03 M33 M37 M13 M10 M04 M01 M21 M26 M28 M02 M05 M07 M08 M09 M20 M27 M30 M32 M34 M36 M45 M46
Unit
400
Dollars
0
50
M44 M39 M43 M42 M40 M18 M11 M14 M36 M19 M16 M41 M35 M25 M12 M17 M15 M24 M31 M38 M29 M47 M06 M33 M23 M22 M03 M13 M10 M01 M37 M04 M21 M26 M28 M02 M05 M07 M08 M09 M20 M27 M30 M32 M34 M45 M46
100
Chemicals
Chemicals
(c)
(d)
Gambar 2. Frekuensi permintaan dan biaya tahun(a) 2012, (b) 2013, (c) 2014, (d) 2015. Note: ▓ : % biaya, ▬: kumulatif% biaya
100%
100%
80%
80%
60%
60%
A
B
A
C
20%
20%
0%
0%
B
C
M44 M39 M43 M42 M40 M18 M11 M14 M36 M19 M16 M41 M35 M25 M12 M17 M15 M24 M31 M38 M29 M47 M06 M33 M23 M22 M03 M13 M10 M01 M37 M04 M21 M26 M28 M02 M05 M07 M08 M09 M20 M27 M30 M32 M34 M45 M46
40%
M44 M42 M40 M36 M43 M39 M35 M11 M14 M41 M12 M16 M19 M17 M15 M38 M25 M06 M24 M31 M03 M29 M10 M13 M22 M33 M04 M23 M37 M01 M28 M02 M05 M07 M08 M09 M18 M20 M21 M26 M27 M30 M32 M34 M45 M46 M47
40%
(a)
(b)
100%
100%
80%
80%
60%
60%
B
A
C 40%
20%
20%
0%
0% M39 M44 M18 M42 M40 M43 M11 M14 M15 M19 M16 M17 M41 M12 M25 M36 M38 M31 M06 M24 M29 M23 M33 M22 M03 M13 M10 M47 M37 M01 M04 M26 M28 M02 M05 M07 M08 M09 M20 M21 M27 M30 M32 M34 M35 M45 M46
40%
(c)
B
C
M44 M39 M18 M42 M40 M43 M14 M19 M17 M15 M11 M16 M35 M47 M25 M12 M41 M38 M06 M31 M24 M29 M23 M22 M03 M33 M37 M13 M10 M04 M01 M21 M26 M28 M02 M05 M07 M08 M09 M20 M27 M30 M32 M34 M36 M45 M46
A
(d)
Gambar 3. Diagram pareto biaya persediaan chemicals tahun(a) 2012, (b) 2013, (c) 2014, (d) 2015. Note : ▓ : % biaya, ▬: kumulatif % biaya Tabel 3 menggambarkan pola chemicals dalam klasifikasi A dan B atau kritis sepanjang tahun 2012 hingga 2015. Pada table tersebut chemicals dengan huruf tebal (bold) dan lingkaran menunjukkan chemicals yang konsisen berada pada klasifikasi A atau paling kritis. Chemicals dengan huruf tebal dengan segiempat menunjukkan chemicals yang konsisen berada pada klasifikasi B atau kritis. Sedangkan chemicals dengan huruf tebal dan dihubungkan dengan garis putus-putus menunjukkan bahwa chemicals tersebut tidak selalu masuk dalam kategori yang sama, chemicals kadangkadang berada di klasifikasi A dan kadang-kadang di B. Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 47 chemicals yang diteliti, terdapat 5 chemicals yang setiap tahun berada pada kategori A atau bersifat paling kritis. Chemicals tersebut adalah M44, M39, M42, M43, dan M40. Hal ini berarti bahwa
Jurusan Teknik Kimia, FTI UPN “Veteran” Yogyakarta
J01-4
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN 1693-4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 13 April 2017
pengendalian persediaan chemicals M44,M39, M42, M43, dan M40 perlu mendapatkan perhatian yang serius. Pada kategori B, terdapat 6 chemicals yang selalu ada pada kategori tersebut yakni chemicals M17, M16, M15, M41, M12, dan M38. Sedangkan 3 chemicals yang kritis namun posisinya kadang-kadang ada di A, kadang-kadang di B adalah chemicals M11, M14, dan M19. Tabel 3.ChemicalsKategori A dan B Klasifikasi
A
B
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2012 M44 M42 M40 M36 M43 M39
M35 M11 M14 M41 M12 M16 M19 M17 M15 M38
2013 M44 M39 M43 M42 M40 M18 M11 M14 M36 M19 M16 M41 M35 M25 M12 M17 M15 M24 M31 M38
2014 M39 M44 M18 M42 M40 M43 M11
2015 M44 M39 M18 M42 M40 M43 M14 M19
M14 M15 M19 M16 M17 M41 M12 M25 M36 M38 M31
M17 M15 M11 M16 M35 M47 M25 M12 M41 M38
Berdasarkan Tabel 3 dapat dikatakan bahwa chemicals M44 adalah item yang paling kritis karena selalu berada pada posisiatas. Dari Gambar 2 terlihat bahwa M44 memiliki rata-rata frekuensi penggunaan lebih rendah dari pada chemicals yang lain, misalnya M11. Namun harga yang relative mahal menjadikan M44 tergolong sebagai chemicals yang sangat kritis (Klasifikasi A) setiap tahunnya. Sebaliknya, berdasarkan Gambar 2, M06 memiliki frekuensi permintaan yang paling tinggi setiap tahun. Namun karena harga M06 relatif murah, maka setiap tahun M06 selalu dikategorikan sebagai item tidak kritis (klasifikasi C). Tabel 3 menunjukkan bahwa meskipun permintaan chemicals M14 naik dari tahun ke tahun sepanjang kurun waktu 2012-2015, namun setiap tahun terjadi perubahan kategori kekritisan dari A ke B atau sebaliknya. Hal ini berarti bahwa kekritisan chemicals tidak dapat ditentukan secara parsial namun harus dianalisis berdasarkan kebutuhan keseluruhan chemicals. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis ABC, 47 chemicals yang saat ini digolongkan sebagai material kritis yang oleh Departemen Logistik PCJL namun tidak semuanya digolongkan sebagai chemicals kritis. Berdasarkan hasil analisis ABC, yang didasarkan pada total biaya persediaan, menyimpulkan bahwa M44, M39, M42, M43, dan M40 cenderung menjadi chemicals yang sangat kritis (kategori A). Sedangkan M17, M16, M15, M41, M12, dan M38 termasuk chemicals kritis (kategori B). Selain itu, M11, M14, dan M19 terkadang masuk kategori A dan terkadang B. Artinya, perusahaan perlu memberikan perhatian serius terhadap pengendalian persediaan keempat belas chemicals tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini dapat diterapkan pada industri lain pada umumnya dan industry migas pada khususnya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya di bidang manajemen persediaan, khususnya terkait dengan persediaan pengaman chemicals dengan memperhatikan tingkat kekritisan material. Selain itu, metode penentuan tingkat kekritisan material dapat dikembangkan dengan menambahkan kriteria lain seperti masa kadaluarsa, lot size pemesanan, dan delivery time. Daftar Pustaka Forgarty DW, Blackstone JH, Hoffman TR. Production and inventory management.Ohio: South Western Publishing Co.1994. Hakim A.Statistik deskriptif untuk ekonomi dan bisnis. Yogyakarta : Ekonisia. 2001. Heizer Jdan Render B. Principles of operation management, 5th Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc. 2004.
Jurusan Teknik Kimia, FTI UPN “Veteran” Yogyakarta
J01-5
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN 1693-4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 13 April 2017
PetroChina International Jabung Ltd. Laporan akhir pemantauan kualitas lingkungan Petrochina International Jabung Ltd. 2016
Lembar Tanya Jawab Moderator : MF Sri Mulyaningsih (Teknik Kimia Universitas 17 Agustus 1945, Semarang) 1.
2.
Penyaran
:
Dwi Suheryanto (Badan Penelitian dan Pengembangan Industri - Kementrian Perindustrian RI)
Saran
:
- Coba dipertegas bias disimulasikan dengan cost-nya
Penanya
:
Sri Mulyaningsih ( Teknik Kimia Universitas 17 Agustus 1945, Semarang)
Pertanyaan
:
- Apakah sampelnya itu di suatu industry benar-benar dibutuhkan ? Misalkan zat A dengan pilihan-pilihan lainnya itu bagaimana? - Kalau suatu industry lebih senang kekelas A, B dan C bagaimana?
Jawaban
:
- Semuanya memang digunakan dan belumada alternative lainnya mengingat dalam migas chemicals berfungsi sangat penting. - PadakelasAinimemilikifungsi yang lebihtinggi. Untuk yang lebihdiperhatikanada di kelas A dan B, karena pada kelas A dan B lebih urgent.
3.
Penanya
:
Robertinus
Pertanyaan
:
- Apakah hal ini dipakai di unit proses atau produksi?
Jawaban
:
- Kalau untuk materialnya hanya untuk di prosesnya, kalau untuk memprediksi itu dari lapangannya, kalau saya meneliti ini dari sisilogistiknya.
Jurusan Teknik Kimia, FTI UPN “Veteran” Yogyakarta
J01-6