PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING-CTL) DI KELAS II SD NEGERI 08 GADUT DISUSUN OLEH :
PRIMA LEDY
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN AGAM KECAMATAN TILATANG KAMANG SD NEGERI 08 GADUT 2015
1
ABSTRAK PRIMA LEDY, 2015. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Perkalian Melalui Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning-CTL) di Kelas II SD Negeri 08 Gadut. Pendidik mempunyai peranan dalam menentukan hasil pendidikan, Pendidik harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, mengasyikkan agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan maka pendidik harus mempunyai sejumlah kemampuan antara lain kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Salah satu alat pendukung dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan berbagai macam pendekatan dalam pembelajaran yang tepat. Salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa digunakan adalah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning-CTL). Pendekatan ini menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyata siswa sehingga pembelajaran menjadi asyik dan menyenangkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua siklus tentang materi “melakukan perkalian yang hasilnya bilangan dua angka” ini disebabkan karena pada siklus I materi yang diajarkan belum berhasil, maka akan dilanjutkan pada siklus II, yang materinya masih materi pada siklus I dengan tahap a). perencanaan, b) pelaksanaan, c) observasi dan d). Refleksi. Berdasarkan hasil penelitian, hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 08 Gadut dengan menggunakan pendekatan kontextual (Contextual Teaching and Learning-CTL) tentang prkalian yang hasilnya bilangan dua angka dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang terlihat pada rata-rata hasil belajar siklus II lebih meningkat dari siklus I, dimana pada siklus I rata-rata yang didapat 71,67. Sedangkan siklus II rata-rata yang didapat adalah 87,22. Kata Kunci : Pendekatan CTL, perkalian, hasil belajar.
2i
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis mengucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas ini. Penelitian yang penulis laporkan ini berdasarkan hasil yang telah penulis praktekkan di SD Negeri 08 Gadut khususnya di kelas II. Dengan masalah yang penulis angkat dalam laporan ini adalah “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Perkalian Melalui Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning-CTL) di Kelas II SD Negeri 08 Gadut”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan rancangan, pelaksanaan,
dan
hasil
pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan
kontekstual (Contextual Teaching and Learning-CTL) pada siswa kelas II SD Negeri 08 Gadut Kecamatan Tilatang Kamang. Akhir kata penulis menyampaikan harapan yang sangat besar, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua guru dan khususnya buat penulis sendiri dan dapat digunakan sebagai motivasi bagi penulis dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran, serta untuk kemajuan pendidikan di masa yang akan datang.
Simpang Gadut, 30 Mei 2015 Penulis
ii3
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..............................................................................................................i KATA PENGANTAR ..........................................................................................ii DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................................1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................3 C. Tujuan Peneltian Perbaikan Pembelajaran .................................................3 D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ..............................................4
KAJIAN PUSTAKA A. Belajar .......................................................................................................4 B. Perkalian ...................................................................................................6 C. Pendekatan Kontekstual (CTL) ................................................................7
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................7 B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran ................................................8 C. Teknik Analisis Data ................................................................................8
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ................................9 1. Siklus I ................................................................................................9 2. Siklus II ..............................................................................................12 B. Pembahasan Hasil Peneltian Perbaikan Pembelajaran ...........................16 1. Siklus I ...............................................................................................16 2. Siklus II ..............................................................................................17
KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan .................................................................................................17
iii4
B. Saran Tindak lanjut .................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
5 iv
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan nasional. Sebagaimana tercantum dalam Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 menyebutkan bahwa, tujuan pendidikan nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berakhlak, berkeahlian, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berdasarkan hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta disiplin. Pendidikan pada dasarnya adalah proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan dalam bidang pendidikan merupakan sarana yang tepat dalam membina sumber daya manusia. Oleh karena itu pendidikan perlu mendapat perhatian dari pemerintah, masyarakat, dan pengelola pendidikan khususnya. Matematika adalah ilmu yang juga berpengaruh terhadap ilmu yang lainnya. Oleh sebab itu bila siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika, maka akan mempengaruhi hasil belajar pembelajaran yang lain. Matematika merupakan salah satu pembelajaran di sekolah dasar yang memilki peran yang sangat penting bagi keberhasilan pembelajaran lainnya. Matematika merupakan ilmu yang mendasari berkembangnya IPTEK. Pembelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk memebekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Begitu pentingnya peranan matematika, maka sudah seharusnya siswa mempelajari matematika secara maksimal sehingga hasil yang didapatkan pun akan maksimal. Namun kenyataannya tidaklah demikian, karena berdasarkan kenyataan di lapangan pada pelajaran matematika hasilnya masih banyak yang berada dibawah nilai ketuntasan 75 berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SD Negeri 08 Gadut kelas II.
16
Hal ini dimungkinkan karena banyak faktor penyebab, diantaranya guru selama ini hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, latihan, dan tugas. Guru belum menggunakan alat peraga yang memadai, sehingga pembelajaran sangat monoton. Guru belum menggunakan trik atau teknik berhitung yang lebih mempermudah pemahaman siswa. Siswa sangat terbebani ingatannya untuk menghafalkan perkalian bilangan, ada yang memaksa dan terpaksa dalam pembelajaran sehingga pembelajaran berhitung sangat membosankan dan kurang menyenangkan. Salah satu pokok bahasan yang dianggap sulit dalam matematika adalah perkalian. Perkalian yang dituntut oleh KD untuk siswa kelas II SD adalah melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan 2 angka. Perkalian dengan hasil bilangan dua angka merupakan kompetensi dasar yang baru bagi siswa kelas II SD. Konsep perkalian ditanamkan sebagai penjumlahan berulang, sehingga kemampuan dasar berhitung perkalian dua bilangan 1-10 seharusnya sudah dikuasai oleh siswa kelas II semester II, karena penguasaan materi perkalian ini merupakan bekal prasyarat untuk mempelajari materi berhitung selanjutnya. Hasil tes perkalian pada awal semester II tahun pelajaran 2014/2015 masih menunjukkan nilai yang rendah. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dari 18 orang anak hanya 9 orang yang tuntas atau 50 % sedangkan yang tidak tuntas dalam belajar perkalian adalah sebanyak 9 orang anak atau 50 %. Maka dari itulah perlu adanya peningkatan kemampuan dalam perkalian di kelas II SD Negeri 08 Gadut Kecamatan Tilatang Kamang. Salah satu cara untuk mencapai hasil belajar yang maksimal yaitu dengan menggunakan model-model pembelajaran yang menarik bagi siswa, serta disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologi siswa. Untuk mewujudkan itu salah satu caranya adalah dengan penerapan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning-CTL). Model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa (Johnson, 2009 : 57). Pemahaman konsep perkalian menggunakan model pembelajaran CTL dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media diantaranya dengan
72
memanfaatkan benda-benda di sekitar lingkungan siswa seperti jari mereka, kelereng, permen, kancing baju, manik-manik, sedotan ataupun alat peraga lainnya yang disesuaikan dengan perkembangan mental siswa di sekolah sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana
rencana
perbaikan
pembelajaran
matematika
dengan
menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and LearningCTL) untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang perkalian tema kegemaran di kelas II SD Negeri 08 Gadut? 2. Bagaimana
pelaksanaan
perbaikan
pembelajaran
matematika
dengan
menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and LearningCTL) untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang perkalian tema kegemaran di kelas II SD Negeri 08 Gadut? 3. Bagaimana hasil belajar matematika tentang perkalian tema kegemaran setelah menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning-CTL) di kelas II SDN Gadut? C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian secara umum adalah untuk memperbaiki hasil belajar siswa tentang perkalian tema kegemaran dengan
menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and
Learning-CTL) di SD Negeri 08 Gadut Kecamatan Tilatang Kamang. Sedangkan, secara khusus tujuan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Memperbaiki
rencana
perbaikan
pembelajaran
matematika
dengan
menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and LearningCTL) untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang 2. Memperbaiki pelaksanaan perbaikan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and LearningCTL) untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang perkalian tema kegemaran di kelas II SD Negeri 08 Gadut?
83
3. Memperbaiki hasil belajar matematika tentang perkalian tema kegemaran setelah menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning-CTL) di kelas II SDN Gadut? D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran Dari hasil penelitian perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembelajaran matematika di SD. Secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat : 1. Bagi Penulis Menambah wawasan pengetahuan, meningkatkan profesionalisme sebagai guru kelas di SD. a) Bagi Siswa a) Melalui penelitian perbaikan pembelajaran siswa dapat termotivasi untuk meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran b) Meningkatkan pemahaman siswa pada materi pelajaran yang disajikan, sehingga mendapat hasil yang memuaskan c) Memotivasi siswa dalam suasana belajar yang menyenangkan. b) Bagi Sekolah Perbaikan pembelajaran ini dapat memberikan masukan, dalam upaya meningkatkan kwalitas pendidikan. KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian belajar Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Dalam pengertian lain (Nasution, 2006:59) yang lebih populer memandang belajar sebagai perubahan tingkah laku “change of behavior”. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Sardiman, 2003:20). Dari beberapa pendapat tentang pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan, belajar merupakan aktifitas kompleks berdasarkan
94
pada pengalaman untuk mengubah tingkah laku yang berlangsung secara dinamis dan progresif sehingga dapat mempengaruhi prestasi akademik yang dicapai dan belajar juga merupakan kegiatan yang dilakukan melalui proses kognitif yang mengubah sifat stimulus lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru melalui pengamatan, pengenalan, pengertian, pengetahuan, perbuatan, keterampilan, perasaan, minat penghargaan sikap. 2. Prinsip-prinsip belajar Menurut M. Sobry Sutikno( 2009: 8) Prinsip belajar ialah petunjuk atau cara yang perlu diikuti untuk melakukan kegiatan belajar. Siswa akan berhasil dalam belajarnya jika memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Prinsip belajar akan menjadi pedoman bagi siswa dalam belajar. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip adalah cara yang diikuti untuk mendapatkan pelajaran yang gunanya antara lain perubahan tingkah laku, dorongan atau motivasi, proses atau aktifitas, pengalaman, pengulangan, umpan balik, perbedaan individual. 3. Hasil belajar Aktifitas belajar melibatkan seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif menurut Bloom ada enam jenis perilaku yaitu : (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) penerapan, (4) analisis, (5) sintesis, dan (6) evaluasi. Siswa yang belajar akan memperbaiki kemampuan internalnya dari kemampuan awal kepada pra-belajar, meningkat memperoleh kemampuan kemampuan yang tergolong pada keenam jenis perilaku yang dididikan di sekolah ( Dimyati dan Mudjiono, 1999: 26). Ranah afektif menurut Krathwhl, Bloom,dkk terdiri dari lima perilaku yaitu : (1) penerimaan, (2) kesiapan, (3) penilaian, (4) organisasi, dan (5) pembentukan
pola
hidup.
Siswa
yang
belajar
akan
memperbaiki
kemampuankemampuan internalnya yang afektif. Siswa mempelajari kepekaan tentang sesuatu hal sampai pada penghayatan nilai sehingga menjadi suatu pegangan hidup (Dimyati dan Mudjiono, 1999 : 27). Ranah psikomotorik menurut Simpson terdiri dari tujuh jenis perilaku sebagai berikut : (1) persepsi, (2) kesiapan, (3) gerakan terbimbing, (4) gerakan yang terbiasa, (5) gerakan kompleks, (6) penyesuaian pola gerakan, dan (7)
10 5
kreatifitas. Belajar berbagai kemampuan gerak dapat dimulai dengan kepekaan memilah-milah sampai pada kreatifitas pola gerak baru (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 29). Hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah untuk mengubah tingkah laku/perilaku berbagai ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik, sehingga hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran tersebut mencapai sasaran yang didinginkan. B. Perkalian Menurut Khamim dan Supodo (2004: 63) menyatakan perkalian sama dengan penjumlahan berulang. Pada prinsipnya, perkalian sama dengan penjumlahan berulang. Oleh karena itu, kemampuan yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari perkalian adalah penguasaan penjumlahan. Cara untuk menjelaskan perkalian adalah dengan menjumlahkan secara berulang seperti makanan, buah-buahan atau benda-benda lain yang dikenal oleh siswa sebagai contoh nyata. Contoh soal :
Ada tiga kelompok apel yang berisikan masing-masing tujuh buah apel. Jika tiga kelompok itu digabungkan/dijumlahkan menjadi satu himpunan, maka jumlah semua apel adalah dua puluh satu buah. 7 + 7 + 7 = 21 atau 3 x 7 = 21 Kalimat perkalian : 3 x 7 = 21 Perkalian di atas merupakan penjumlahan berulang, bilangan yang dijumlahkan berulang adalah sebanyak tiga kali adalah tujuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa perkalian merupakan penjumlahan yang dilakukan secara berulang.
11 6
C. Pendeketan Kontekstual ( Contextual Teaching and Learning-CTL) 1. Pengertian Menurut Agus Suprijono (2009: 78) merumuskan pengertian pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Kontekstual (Contecxtual Teching and Learning – CTL ) merupakan konsep belajar yang mengaitkan situasi dunia nyata siswa dengan menghubungkan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah didapatkan sebelumnya dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Langkah-langkah pembelajaran CTL Langkah-langkah
pembelajaran
CTL
yaitu:
(1)
mengembangkan
pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya, (2) melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik, (3) mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya, (4) menciptakan masyarakat belajar, (5) menghadirkan model sebagai contoh belajar, (6) melakukan refleksi di akhir penemuan, (7) melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian 1. Subjek penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas II SD Negeri 08 Gadut Kecamatan Tilatang Kamang yang berjumlah 18 orang, terdiri dari 9 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Penulis sendiri yang bertindak sebagai guru kelas II SD Negeri 08 Gadut Kecamatan Tilatang Kamang. 2.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 08 Gadut Kecamatan Tilatang
Kamang Kabupaten Agam. Peneliti ingin melakukan perbaikan dalam
12 7
pembelajaran khususnya pada kelas II dimana peneliti sendiri yang menjadi guru kelasnya. 3. Waktu penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2014/2015 di bulan April sampai Mai 2015 yang terdiri dari siklus I dan II . B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dua siklus yaitu siklus pertama dan kedua. Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Pada setiap kali pertemuan dilakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa selama proses pembelajaran yaitu selama 2 x 35 menit. Setelah akhir siklus dilakukan tes hasil belajar. Perbaikan pembelajaran ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif sebab menurut S. Margono (2007 :36) “penelitian kualitatif adalah secara fudamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristiwanya. Prosedur perbaikan pembelajaran ini dimulai dengan menetapkan jadwal selama perbaikan, mengkaji KTSP matematika SD, buku paket kelas II dan buku sumber lain yang relevan. Proses penelitian tindakan merupakan kerja berulang (siklus), sehingga diperoleh pembelajaran dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal tentang perkalian di kelas II. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus. C. Teknik Analisis data Data diperoleh dari peneliti dan siswa kelas II SD Negeri 08 Gadut Kecamatan Tilatang Kamang. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan pedoman observasi, pedoman tes, pedoman data dan sumber data. Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan model analisis data kualitatif yaitu analisis data dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data sampai seluruh data terkumpul. Analisis data dilakukan terhadap data perencanaan, pelaksanaan maupun data penilaian. Dengan demikin, pengembangan dan perbaikan atas berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek yang bersangkutan. Diharapkan
13 8
kriteria keberhasilan tindakan ini adalah baik jika belum terlaksana dengan baik maka akan dilaksanakan siklus II. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran 1. Siklus I a. Perencanaan Rencana perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan di kelas II Sekolah Dasar Negeri 08 Gadut Kecamatan Tilatang Kamang. Pada hari Kamis 9 April 2015 pukul 07.30-08.40. Perencanaan pada siklus I dimulai dengan membuat rancangan perbaikan pembelajaran dengan alokasi waktu 2x35 menit (1 x pertemuan). Materi yang diberikan adalah melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan 2 angka. Adapun indikatornya adalah mengenal perkalian sebagai penjumlahan berulang dan melakukan perkalian sebagai penjumlahan berulang. Materi diambil dari kurikulum Sekolah dasar Negeri 08 Gadut Kecamatan Tilatang Kamang, pada pembelajaran Matematika kelas II semester II. b. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan penulis melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas yang sebenarnya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I penulis dibantu oleh kepala sekolah sebagai observer yang bertugas mengamati dan mencatat kejadian selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung. Kegiatan perbaikan pembelajaran yang direncanakan adalah : 1. Kegiatan Awal Melaksanakan kegiatan rutin kelas Appersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti ini guru mengajak siswa untuk meghitung jari tangan kanan dan jari tangan kiri mereka karena jari merupakan hal yang sangat dekat dengan siswa. Kemudian siswa diajak untuk menghitung semua jari mereka, ini dilakukan guru agar pembelajaran menjadi bermakna. Setelah semua siswa menghitung semua jari mereka kemudian guru memperkenalkan konsep mengenai
14 9
perkalian “jika mereka mempunyai dua tangan, setiap tangan mempunyai lima jari maka jumlah jari dari kedua tangan mereka adalah sepuluh”. Tahap selanjutnya yang dilakukan guru adalah membagi siswa menjadi tiga kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 orang siswa. Setelah semua siswa duduk berkelompok guru menjelaskan kegiatan yang akan dikerjakan oleh setiap kelompok, jika mereka sudah mengerti guru membagikan alat peraga berupa permen dan siswa mengerjakan lembar kerja kelompok yang telah diberika guru yang materinya menyangkut perkalian sebagai penjumlahan berulang sehingga pembelajarn ini menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi mereka disamping itu mereka juga diajar untuk bekerja sama. Kelompok yang telah selesai dengan tugasnya memilih perwakilan kelompok untuk membacakan hasil kerja kelompok mereka kedepan kelas, ini melatih mereka untuk berani berdiri dihadapan orang banyak. Setelah semua perwakilan kelompok membacakan hasil kerja kelompoknya guru meluruskan jawaban kelompok yang keliru. 3. Kegiatan Akhir Siswa dibawah bimbingan guru menyimpulkan hasil pelajaran tentang perkalian sebagai penjumlahan berulang dan siswa melakukan evaluasi mandiri yang bertujuan untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami perkalian sebagai penjumlahan berulang yang hasilnya bilangan dua angka, setelah itu pembelajaran ditutup dengan membaca do’a dan salam. c. Observasi Observasi ini dilakukan oleh observer. Hasil observasi tergambar pada alat penilaian. Pengamatan yang dilakukan pada siklus I dapat mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan supervisor II dan diadakan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Dari gambaran hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran dapat dilihat dari dua segi yaitu hasil dari setiap siklus yang berkaitan dengan masalah yang menjadi fokus perbaikan. d. Refleksi Setelah pelaksanaan dan pengolahan data selesai dilaksanakan, penulis melakukan refleksi yang dibantu oleh kepala sekolah sebagai observer. Refleksi
15 10 00
dilakukan untuk mengkaji apa yang terjadi dan apa yang belum tuntas pada langkah sebelumnya, sebagai bahan pertimbangan melakukan tindakan berikutnya Tabel 4.1 Nilai Evaluasi Siklus I No
Nama Siswa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
KKM
RRF GN AG AL AS AY AZ BN DI DO FA MH ML NV RA SN TF BF
75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 JUMLAH RATA-RATA
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
Nilai Siklus I
50 30 60 100 100 100 90 70 90 100 100 30 60 90 90 20 80 30 1290 71,67 Grafik 1
Perolehan Nilai Tes Formatif Siklus I J u m l a h S i s w a
6 5 4 3 2 1 0 10
20
30
40
50
16 11 00
60
70
80
90
100
Pada grafik perolehan nilai tes formatif siklus I menunjukkan grafik tertinggi pada nilai 100 sebanyak 5 siswa atau 27,78% dan grafik terendah pada nilai 20,50,70 dan 80 masing-masing sebanyak 1 orang atau 5,56%. Nilai 30 sebanyak 3 orang atau 16,67%, pada nilai 60 sebanyak 2 orang atau 11,11% dan pada nilai 90 sebanyak 4 orang atau 22,22%. Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus I masih menunjukkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang rendah, dari 18 orang siswa, baru 10 orang siswa yang mencapai nilai ketuntasan belajar dan 8 siswa belum dapat mencapai nilai ketuntasan belajar yaitu 44,44%. 2. Siklus II a. Perencanaan Perencanaan perbaikan untuk siklus II penulis merancang lebih baik dan lebih lengkap dengan harapan tujuan pembelajaran akan tercapai. Kelemahan dan kekurangan yang telah teridentifikasi dari hasil refleksi dan diskusi dengan observer pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II. Instrumen yang dipersiapkan adalah lembar observasi, lembar kerja kelompok siswa, lembar soal mandiri. b. Pelaksanaan 1. Kegiatan Awal Melaksanakan kegiatan rutin kelas Melakukan tepuk semangat untuk memotivasi siswa Appersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti Siswa dibawa ke halaman sekolah untuk mengamati berapa buah motor yang parkir di halaman sekolah karena benda nyata yang bisa diamati oleh siswa di lingkungan sekolah adalah motor yang parkir di halaman. Setelah semua siswa diajak ke menghitung jumlah motor yang parkir di halam seklah guru dan siswa melakukan tanya jawab, “Jika ada 6 motor yang parkir di halaman sekolah, berapa jumlah roda motor semuanya?”. Semua msiswa menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda karena ada beberapa orang siswa yang jawabannya tepat dan ada beberapa siswa yang jawabannya keliru.
17 12 00
Selesai mengadakan kegiatan di halaman sekolah siswa diajak kembali untuk masuk kedalam kelas, guru kembali mengadakan tanya jawab dengan siswa dan menjelaskan kembali perkalian sebagai penjumlahan berulang diikuti dengan pemasjangan media gambar untuk penunjang proses pembelajaran. Guru meminta komentar siswa tentang gambar yang dipajang ini dimaksudkan agar siswa memiliki kepedulian terhadap lingkungannya yang dimulai dengan hal-hal yang kecil. Kegiatan berikutnya adalah melakukan tanya jawab tentang media yang berkaitan dengan perkalian yang telah dipajang guru di papan tulis dan siswa diminta untuk menjawabnya dan menuliskan jawabannya di papan tulis. Setelah semua soal terjawab guru membagi siswa menjadi tiga kelompok dan memberikan arahan tentang kerja yang akan dilakukan oleh masing-masing kelompok. Guru kemudian memberikan beberapa kelereng kepada setiap kelompok untuk memecahkan soal yang diberikan dan siswa mengerjakan tugas kelompok secara bersama dengan mencoba dan menemukan jawaban dari soal yang diberikan dengan kelereng yang telah diberikan tadi, ini memacu semangat kelompok karena mereka tidak mau kalah dengan kelompok lain yang mana kerjasama yang mereka lakukan penuh dengan kegembiraan dan canda tawa. Kegiatan terakhir yang dilakuakn siswa setelah mereka menjawab semua soal adalah membacakan hasil diskusi kelompok mereka kedepan kelas untuk memeupuk keberanian mereka. 3. Kegiatan Akhir Setelah semua perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi mereka kemudian menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran pada hari itu. Sebagai tugas akhir guru memeberikan latihan mandiri untuk menguji kembali pemahaman siswa tentang pembelajaran dan memberikan pesan-pesan moral tentang perlunya menerapkan sikap saling menghargai dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam bekerjasama. b. Observasi Pengamatan yang dilakukan
pada siklus II ini
tetap dilakukan oleh
observer dan pengamatan dilakukan terhadap kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, observe melakukan penilaian pada guru yang melaksanakan
18 13 00
perbaikan pembelajaran dengan mengisi format pengamatan yang telah disediakan. c. Refleksi Dalam perbaikan pembelajaran siklus II penulis lebih mengaktifkan siwa dalam diskusi kelompok dan menggunakan pendekatan kontekstual (Contecxtual Teching and Learning – CTL ) dengan lebih efektif. Dari hasil tes formatif II menunjukkan peningkatan baik dalam proses maupun dalam hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang dicapai oleh siswa. Dari 18 orang siswa, 15 orang siswa dapat mencapai nilai ketuntasan belajar atau 83,33% dan hanya 3 orang siswa yang tidak mencapai nilai KKM atau 16,67%. Tabel 4.2 Nilai Evaluasi Siklus II KKM
Nilai Siklus II
RRF GN AG AL AS AY AZ BN DI DO FA MH ML NV RA SN TF
75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
80 60 100 100 100 100 100 90 80 90 100 80 70 100 100 60 80
BF
75
80 1570 87,22
No
Nama Siswa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
JUMLAH RATA-RATA
19 14 00
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
Dari tabel di atas diketahui bahwa hanya 3 orang siswa yang belum memperoleh nilai ketuntasan perorangan pada siklus II. Hal ini menunjukkan hasil pembelajaran sudah sesuai dengan yang diharapkan. Grafik 2 Perolehan Nilai Tes Formatif Siklus II 9
J u m l a h
8 7 6 5 4
S i s w a
3 2 1 0 10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Pada perbaikan pembelajaran siklus II ternyata merupakan pembelajaran yang cukup ideal memenuhi syarat-syarat proses pembelajaran yang diperlukan seperti : menerapkan model pembelajaran yang tepat, menggunakan alat/media secara efektif sehingga sangat membantu siswa dalam menyerap informasi yang disampaikan oleh guru dalam hal ini berkaitan dengan pelajaran Matematika yaitu melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan 2 angka. Tabel 4.3 Hasil Perolehan Nilai Tes Formatif Siklus I dan Siklus II No Kegiatan 1.
Perbaikan siklus I
2.
Perbaikan
Nilai
Jumlah Rata-
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Nilai
rata
-
1
3
-
1
2
1
1
4
5
1290
71,67
-
-
-
-
-
2
1
5
2
8
1570
87,22
siklus II 20 15 00
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa setelah diadakan perbaikan siklus II terdapat perubahan nilai yang cukup tinggi. Sebanyak 15 orang siswa tuntas dengan nilai rata-rata 87. Grafik 3 Perbandingan Perolehan Nilai Tes Formatif 8
J u m l a h S i s w a
7 6 5 Siklus I
4
Siklus II 3 2 1 0 10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Setetelah penulis melakukan perbaikan melalui beberapa siklus dan merefleksi kegagalan dan keberhasilan selama proses pembelajaran, ternyata keberhasilan suatu proses pembelajaran tergantung pada persiapan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan oleh guru. Khususnya pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pembelajaran Matematika yaitu melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan 2 angka di kelas II semester II SD Negeri 08 Gadut Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran a. Siklus I Pada siklus I dengan tindakan hampir sama dengan pra siklus, akan tetapi peneliti melakukan penyempurnaan rancangan perbaikan pembelajaran. Dengan tindakan ini terlihat bahwa siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas sebanyak 10 orang dan yang belum tuntas pada siklus I ini masih ada 8 orang.
21 16 00
Setelah didiskusikan dengan supervisor 2 kemungkinan penyebab masalah adalah pemanfaatan model pembelajaran yang kurang maksimal (sempurna). b. Siklus II Menurut Wina Sanjaya (2006: 253), “Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.” Pada siklus II peneliti mencoba lagi melengkapi model pembelajaran kontekstual (Contecxtual Teching and Learning – CTL ), agar dapat membangkitkan semangat, keaktifan dan hasil belajar siswa pada materi yang diajarkan. Ternyata dengan tindakan ini memperlihatkan hasil yang lebih baik dan telah memenuhi standar ketuntasan dengan nilai rata-rata 87. Hal ini berarti ketuntasan belajar telah tercapai dengan maksimal sesuai yang diharapkan. KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT A. Kesimpulan Dari seluruh pelaksanaan tindakan kelas di kelas II SD Negeri 08 Gadut Kecamatan Tilatang Kamang dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Penggunaan pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning-CTL) oleh guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 08 Gadut Kecamatan Tilatang Kamang dalam materi melakukan perkalian yang jumlahnya bilangan dua angka. Hasil evaluasi yang diperoleh pada siklus I rata-rata 71,67 dari seluruh siswa di kelas. Kemudian pada siklus ke II meningkat menjadi 87,22 dengan demikian terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II 2. Hasil rata-rata belajar siswa yang diperoleh melalui pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning-CTL) tentang perkalian mencapai 87. Hal ini membuktikan bahwa pendekatan kontekstual (Contextual Teaching LearningCTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
22 17 00
B. Saran Tindak Lanjut Dari hasil penelitian yang penulis peroleh, maka penulis mengemukakan beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan masukan untuk peningkatan hasil belajar matematika yaitu : 1. Bagi kepala sekolah dapat memotivasi dan membina guru-guru dengan menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning-CTL) dalam pembelajaran untuk melakukan perbaikan. 2. Bagi guru pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning-CTL) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pelajaran matematika dan sebagai suatu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA B. Johnson, Elaire. 2009. Contextual Teaching and Learning : Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna (Terjemahan). Bandung : MLC. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta bekerja sama dengan Depdikbud. Hanifah Dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama. Khamim dan Supodo. 2007. Pintar Matematika II. Jakarta : CV.Cipta Prima Budaya. Rochiati Wiraatmaja. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya S.Margono Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta 2007) S,Nasution.2006. Azas-Azas Kurikulum.Jakarta : Bumi Aksara. Sanjaya,Wina.2007.Strategi Pembelajaran Pendidikan. Jakarta : Kencana.
berorientasi
standar
proses
Sardiman, A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Shamsudin , Baharudin. 2007. Kamus Matematika Bergambar Untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Grasindo. Sobry Sutikno, M. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya. Suprijono , Agus. 2009. Cooperatif Learnig. Yogyakarta: CV. Pustaka Belajar 23 18 00
LAMPIRAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 08 GADUT Jln. Bukittinggi-Medan Km 4
LEMBAR KERJA KELOMPOK KELAS II T.P. 2014/2015 Kelompok Anggota
: :
1. .................................. 2. .................................. 3. .................................. 4. .................................. 5. .................................. 6. ..................................
Hari/Tanggal : a. Ayo tentukan bilangan utuk soal berikut! 1.
...
+
...
+
...
= ... x ... = ...
2.
... + ... = ... x ... = ... b. Ayo tulislah perkalian berikut dalam bentuk penjumlahan berulang kemudian tentukan hasilnya! 3. 5 x 7 = ... + ... + ... + ... + ... = .... 4. 8 x 4 = ... + ... + ... + ... + ... + ... + ... + ... = .... 5. 7 x 6 = ... + ... + ... + ... + ... + ... + ... = ....
24
SEKOLAH DASAR NEGERI 08 GADUT Jln. Bukittinggi-Medan Km 4
LEMBAR EVALUASI MATEMATIKA KELAS II T.P. 2014/2015 Nama Siswa : Hari/Tanggal : 1. Ayo kerjakan soal berikut ini dengan benar!
Ada ... kotak boneka, setiap kotak berisi ... boneka. Jumlah boneka semuanya adalah ... + ... + ... + ... = ... x ... = ... 2.
Ada ... lingkaran, setiap lingakaran berisi ... mobil-mobilan. Jumlah mobil-mobilan semuanya adalah ... + ...+ ... = ... x ... = .... 3.
Ada ... piring permen, setiap piring berisi ... permen. Jumlah permen semuanya adalah ... + ... + ... = ... x ... = ...
25
4.
Ada ... kotak ketapel, setiap kotak berisi ... ketapel. Jumlah ketapel semuanya adalah ... + ... + ... = ... x ... = .... 5.
Ada ... kotak kue, se tiap kotak kue berisi ... kue. Jumlah kue semuanya adalah ... + ... + ... + ... + ... + ... = ... x ... = .... 6. 7 x 3 = ... + ... + ... + ... + ... + ... + ... = ... x ... = .... 7. 5 x 5 = ... + ... + ... +... + ... = .... 8. 4 x 8 = 9. 4 x 5 = 10. 9 x 3 =
26
Siswa mengerjakan tugas secara berkelompok
Kepala sekolah selaku observer sedang mengamati kerja kelompok siswa
27