PERBEDAAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING BERBASIS WEBSITE DAN MEDIA POWERPOINT PADA PELAJARAN SOSIOLOGI MATERI INTERAKSI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X DI MADRASAH ALIYAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA (Penelitian Quasi Eksperimen di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
OLEH : DEDE KURNIAWAN NIM : 107015001733
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013/1434H
ABSTRACT Dede Kurniawan. Differences using media of learning in form of website and using of media powerpoint in sociology students about social interaction toward the result of studied students class XIPS Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Keywords : Differences using media of learning in form of website and using of media powerpoint in sociology students about social interaction toward the result of studied students The problem of this research is about the the differences of using media E-learning in form of website and media powerpoint in XB and XC clas in improving the students’ achievement in case of thirty students of each class. And the method that is used in this research is quasi experimental study; the research which compares two or three cases in seeing the cause of that cases. This research uses pre-test and post-test as their instrument. The result of data analyss of this research is the use of learning media E-learning in form of website is highter than the use of learning media powerpoint. It can be seen from the data analysis that shows the average of students post-test score in XB class as the experiment class that is taught by using E-learning in form website is about 77.3 and, modus is 80, and gain score is 0.50. while the average of students post-tet score in XC as the control class that is taught by using media powerpoint is about 70.8, modus 60.70, and gain score is 0.42. So it can be concluded that tobservation= 2.93 and the score of ttable=2.042 (α=0.05/5%). Because tobservation>ttable, so Ho is rejected and Ha is accepted. It shows that the use of lerning media of E-learning in form of website is higher than the use of learning media of powerpoint in improving studens achievement in X class MA Pembangunan UIN Jakarta in sociology science lesson is accepted. The calculation of gain score between experiment class is higher than control class, that is gain score of experiment class g=0.50 and in control class g=0.42. so, it can be summarized that learning media of Elearning in form of website and media powerpoint have the differences in improving students’ achievement.
iv
ABSTRAK Dede Kurniawan. Perbedaan Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Website dan Media Powerpoint Pada Pelajaran Sosiologi Materi Interaksi Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Skripsi. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2014. Kata Kunci : Perbedaan Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Website dan Media Powerpoint Pada Pelajaran Sosiologi Materi Interaksi Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Dalam masalah penelitian ini adalah mengenai perbedaan penggunaan media E-Learning berbasis website dan media powerpoint di kelas XB dan XC dalam meningkatan hasil belajar siswa dengan jumlah masing siswa adalah 30 orang. Dan metode yang digunakan adalah quasi eksperimen yaitu suatu penelitian dengan membandingkan dua atau tiga kejadian dengan melihat penyebab-penyebadnya. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yaitu berupa pretest dan posttest. Hasil analisis data perbedaan penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis website lebih tinggi daripada menggunakan media pembelajaran powerpoint. Hal ini terlihat dari hasil analisis data yang menunjukan nilai rata-rata posttest siswa kelas XB yang merupakan kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan E-learning berbasis website sebesar 77.3 dan modus sebesar 80 dengan gain sebesar 0.50 sedangkan nilai rata-rata posttest siswa kelas XC yang merupakan kelas kontrol yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran media powerpoint sebesar 70.8 dan modus 60,70 dengan N-Gain sebesar 0.42 telah didapat nilai
thitung = 2.93 dan nilai ttabel = 2.042 (α = 0.05 / 5%) karena thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis web lebih tinggi daripada penggunaan media pembelajaran powerpoint dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MA Pembangunan UIN Jakarta pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sosiologi diterima. Perhitungan nilai gain antara kelas eksperimen juga lebih tinggi daripada kelas kontrol, yaitu nilai gain kelas eksperimen g = 0.50 dan pada kelas kontrol g = 0.42. Melihat kesimpulan iu bahwa media pembelajaran E- Learning berbasis website dan media powerpoint memiliki perbedaan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan umat manusia, Nabi Muhamad SAW, mahluk paling mulia yang mengajarkan akhlak mulia dan sebagai suri tauladan. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1.
Ayah dan Ibu tercinta, Suparman, Sutinah dan orang tua kedua saya R. Sri Hartati (Alm) dan Bapak Yahman serta saudara Nur, Pa Didit dan Ibu Didit, Pima dan Mas Tunggul penulis yang telah memberikan banyak dukungan moril dan materiil serta do’a restu selama menempuh perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dra. Nurlena Rifa’i, MA.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada saya.
4.
Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Dosen-dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tidak terhingga dan sangat berguna bagi penulis.
5.
H.R. Sutrisman, S.H sebagai Head and Legal Regulatory PT XL Axiata selaku pemberi bantuan beasiswa dalam penyusunan skripsi buat penulis.
6.
Hirdjan selaku pemberi bantuan beasiswa dalam penyusunan skripsi buat penulis.
7.
Seluruh civitas akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
8.
Staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
9.
Drs.Samingan selaku kepala sekolah MA Pembangunan UIN Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanaan penelitian.
10. Tendi S.Pd. selaku guru IPS Sosiologi MA Pembangunan yang telah memberikan bimbingan selama penulis melaksanakan penelitian dikelas. 11. Teman-teman penulis terutama, Ade Komarudin (Alm),
Taufik Hidayat, Akhmad Ali
Hasyim, Fahmi, Jamal, Noviyanto, Nico,Ipin, Mutoharoh, Paisal Aripin, Mahmud dan Muklis dan teman-teman lainya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang selalu memberikan dukungan moriil dan semangat kepada penulis. 12. Teman-teman Iofc (Initiative Of Change ) Indonesia terutama Afif Fauzi, Miftahul Huda, Akhmad Hairul Umam,Muhamad Bahrul Ilmi,Wazen dan Iskandar , dan teman-teman lainya yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah memberikan banyak nasehat, dukungan moriil dan motivasi. Atas bantuan mereka yang sangat berharga, semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatan kepada-Nya, Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi masih banyak kekurangan serta masih jauh mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis tidak menutup pintu atas saran membangun dari berbagai pihak. Akhirnya besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Jakarta, 21April 2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI Halaman Abstrak ..................................................................................................................................... iv Kata Pengantar ......................................................................................................................... v Daftar Isi .................................................................................................................................. vii Daftar Tabel ............................................................................................................................. x Daftar Gambar ......................................................................................................................... xiv Daftar Lampiran ....................................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................................................... 7 C. Pembatasan Masalah .......................................................................................................... 7 D. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 7 E. Tujuan Penelitian ............................................................................................................... 8 F. Kegunaan Penelitian .......................................................................................................... 8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESA
A. Kajian Teori ........................................................................................................................ 10 1 Media Pembelajaran ..................................................................................................... 10 a. Pengertian Media...................................................................................................... 10 b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ............................................................... 12
viii
c. Pemilihan Media....................................................................................................... 14 a. Prinsip pemilihan Media ...................................................................................... 15 b. Kriteria pemilihan Media ..................................................................................... 18 2. Media Powerpoint ........................................................................................................ 22 a. Pengertian Media Powerpoint .................................................................................. 22 b. Sejarah Media Powerpoint ....................................................................................... 30 c. Manfaat Media Powerpoint ...................................................................................... 35 3. Media E-Learning ........................................................................................................ 36 a. Pengertian Media E-Learning .................................................................................. 36 b. Karakteristik Pembelajaran dengan E-Learning ...................................................... 38 c. Fungsi dan Manfaat Pembelajaran dengan E-Learning ........................................... 38 d. E-Learning sebagai Alat Pendukung SCL ............................................................... 39 4. Website ......................................................................................................................... 42 a. Pengertian Website ................................................................................................... 42 b. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning Berbasis Website ..................................... 43 c. Prinsip-prinsip Pembelajaran E-Learning Berbasis Website ................................... 44 d. Cara Memanfaatkan Teknologi Internet untuk Pembelajaran ................................. 45 5. Hasil Belajar ................................................................................................................. 45 a. Pengertian Hasil Belajar ........................................................................................... 45 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................................................... 49 6. Ilmu Pengetahuan Sosial ............................................................................................... 49 a. Pengertian IPS .......................................................................................................... 49
ix
b. Tujuan Pembelajaran IPS ......................................................................................... 50 7. Materi Interaksi Sosial .................................................................................................. 52 a. Hakikat Interaksi Sosial............................................................................................ 52 B. Kerangka Berfikir ................................................................................................................ 53 C. Hasil Penelitian yang Relevan............................................................................................. 54 D.Hipotesis Penelitian.............................................................................................................. 55
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................................. 56 B. Metode Penelitian................................................................................................................ 56 C. Desain Penelitian ................................................................................................................. 57 D. Diagram Alur Penelitian ..................................................................................................... 57 E. Variable Penelitian .............................................................................................................. 61 F. Populasi dan Sampel ............................................................................................................ 62 G. Teknik Pengambilan Sampel .............................................................................................. 62 H. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ......................................................................... 63 I. Prosedur Penelitian ............................................................................................................... 63 J. Instrumen Penelitian ............................................................................................................. 65 K.Teknik Pengumpulan Data ................................................................................................... 68 L. Pengujian Instrumen ............................................................................................................ 72 M. Teknik Analisis Data .......................................................................................................... 85 N. Hipotesis Statistik ............................................................................................................... 90
x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ..................................................................................................................... 91 1. Gambaran Umum MA Pembangunan UIN Jakarta ...................................................... 91 a. Sejarah Singkat MA Pembangunan UIN Jakarta ..................................................... 91 b. Tokoh-tokoh Pendiri Madrasah Pembangunan ........................................................ 93 c. Visi dan Misi Sekolah .............................................................................................. 94 d. Keadaan Guru dan Peserta Didik MA Pembangunan UIN Jakarta.......................... 95 e. Struktur Organisasi ................................................................................................... 96 f. Keadaan Sarana dan Prasarana ................................................................................. 96 2. Praktik Pembelajaran .................................................................................................... 98 a. Praktik Pembelajaran dengan Media Website .......................................................... 98 b. Praktik Pembelajaran dengan Media Powerpoint .................................................... 101 3. Data Hasil belajar Sosiologi Siswa ............................................................................... 103 a. Data Hasil Belajar Pretes Kelas Kontrol dan Eksperimen ....................................... 103 b. Data Hasil Belajar PosttestKelas Kontrol dan Eksperimen ..................................... 104 c. Deskripsi Nilai N-Gain............................................................................................. 105 d. Distribusi Frekuensi ................................................................................................. 106 B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ...................................................................................... 107 1. Uji Normalitas............................................................................................................... 107 a. Uji Normalitas Kelas Kontrol................................................................................... 107 b. Uji Normalitas Kelas Eksperimen............................................................................ 108
xi
2. Uji Homogenitas Data .................................................................................................. 108 C. Pengujian Hipotesis dengan Uji-t ........................................................................................ 109 1. Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai Pretest ............................................................... 110 2. Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai Posttest .............................................................. 110 3. Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai N-Gain .............................................................. 111 D. Hasil Pengamatan ................................................................................................................ 112 E. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................................... 113
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 117 B. Saran .................................................................................................................................... 118 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 120 LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................................... 123
xii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Perkembangan Powerpoint ............................................................................... 33 2. Tabel 2.2 Langkah-langkah Penerapan SCL .................................................................... 41 3. Tabel 3.1 Rancangan Penelitian........................................................................................ 58 4. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Kognitif ...................................................................... 66 5. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Penggunaan E-Learning Berbasis Website .......................... 68 6. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Penggunaan Media Powerpoint ............................................ 68 7. Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 69 8. Tabel 3.6 Skala Pernyataan Positif dan Negatif Pada Skala Likert .................................. 71 9. Tabel 3.7 Kisi-kisi Uji Validitas Ahli Instrumen E-Learning Berbasis Website.............. 73 10. Tabel 3.8 Kisi-kisi Uji Validitas Ahli Instrumen Media Powerpoint ............................... 75 11. Tabel 3.9 Batas Signifikansi Koefisien Korelasi .............................................................. 79 12. Tabel 3.10 Kriteria Validitas Tes ...................................................................................... 80 13. Tabel 3.11 Rekapitulasi Perhitungan Validitas................................................................. 80 14. Tabel 3.12 Kriteria Realibilitas......................................................................................... 81 15. Tabel 3.13 Tingkat Kesukaran Soal .................................................................................. 82 16. Tabel 3.14 Kriteria Daya Pembeda ................................................................................... 84 17. Tabel 4.1 Daftar Pendidikan Akhir Tenaga Pengajar ....................................................... 95 18. Tabel 4.2 Keadaan Siswa MA Pembangunan UIN Jakarta .............................................. 96 19. Tabel 4.3 Struktur Organisasi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta .............................. 96 20. Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana MA Pembangunan UIN Jakarta..................................... 95 21. Tabel 4.5 Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ................................... 103 22. Tabel 4.6 Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen .................................. 104 23. Tabel 4.7 Kategori Nilai-Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen ........................................ 105 24. Tabel 4.8 Uji Normalitas Pretest dan Posttest .................................................................. 107 25. Tabel 4.9 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ................................... 108 26. Tabel 4.10 Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen............................... 109 27. Tabel 4.11 Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ............................. 109
xii
28. Tabel 4.12 Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai Pretest ................................................. 110 29. Tabel 4.13 Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai Posttest ................................................ 111 30. Tabel 4.14 Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t N-Gain ......................................................... 112 31. Tabel 4.15 Skala Pernyataan Positif dan Negatif Pada Skala Likert Siswa Kelas XB ..... 115 32. Tabel 4.16 Skala Pernyataan Positif dan Negatif Pada Skala Likert Siswa Kelas XC ..... 116
xiii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Mengklik Ikon Background Style ................................................................. 25 2. Gambar 2.2 Kotak Dialog ................................................................................................. 26 3. Gambar 2.3 Mengklik Icon Audio .................................................................................... 27 4. Gambar 2.4 Memilih File.................................................................................................. 27 5. Gambar 2.5 Tampilan Ikon Audio .................................................................................... 27 6. Gambar 2.6 Menekan Tab Animation .............................................................................. 29 7. Gambar 2.7 Memilih Efek ................................................................................................ 29 8. Gambar 2.8 Nomor Efek Animasi .................................................................................... 29 9. Gambar 2.9 Rob Campbell dan Taylor Pohlman .............................................................. 31 10. Gambar 2.10 Dennis Austin dan Bob Gaskin ................................................................... 31 11. Gambar 2.11 Powerpoint versi 1.0 ................................................................................... 32 12. Gambar 2.12 Powerpoint Versi 2.0 .................................................................................. 32 13. Gambar 2.13 Bagan Kerangka Berfikir ............................................................................ 54 14. Gambar 3.1 Alur Penelitian .............................................................................................. 59 15. Gambar 3.2 Alur Penerapan E-Learning .......................................................................... 60 16. Gambar 4.1 Tampilan Website Sebagai Media Pembelajaran Bagian Depan .................. 99 17. Gambar 4.2 Tampilan Menu RPP di Website................................................................... 99 18. Gambar 4.3 Tampilan Menu Materi di Website ............................................................... 100 19. Gambar 4.4 Tampilan Menu Katalog Media Video di Website ....................................... 100 20. Gambar 4.5 Tampilan Menu Test di Website ................................................................... 100 21. Gambar 4.6 Penyajian Materi dengan Menggunakan Media Powerpoint ........................ 103
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2. Lampiran 2 Kisi-kisi Soal Validasi dan Pretest-Postest 3. Lampiran 3 Soal Validasi 4. Lampiran 4 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest 5. Lampiran 5 E-Learning Website 6. Lampiran 6 Media Powerpoint 7. Lampiran 7 Pedoman Wawancara Pra-Penelitian 8. Lampiran 8 Wawancara Pra-penelitian dengan Guru 9. Lampiran 9 Lembar Pra-observasi dengan Siswa 10. Lampiran 10 Lembar Observasi Pra-Penelitian 11. Lampiran 11 Hasil Belajar Kelas XB 12. Lampiran 12 Hasil Belajar kelas XC 13. Lampiran 13 Validitas Soal 14. Lampiran 14 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol 15. Lampiran 15 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen 16. Lampiran 16 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol 17. Lampiran 17 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen 18. Lampiran 18 Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest 19. Lampiran 19 Perhitungan N-Gain Eksperimen 20. Lampiran 20 Perhitungan N-Gain Kontrol 21. Lampiran 21 Perhitungan Uji Hipotesis Data Pretest 22. Lampiran 22 Perhitungan Uji Hipotesis Data Posttest xv
23. Lampiran 23 Perhitungan Uji Hipotesis N-Gain 24. Lampiran 24 Angket Media E-Learning Berbasis Website Kelas Eksperimen 25. Lampiran 25 Angket Media Powerpoint Kelas Kontrol 26. Lampiran 26 Perhitungan Skala Likert Kontrol 27. Lampiran 27 Perhitungan Skala Likert Eksperimen 28. Lampiran 28 Foto Dokementasi
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi komunikasi dan informasi (TIK) merupakan sesuatu yang sangat penting untuk sekarang ini, yaitu era komunikasi dan informasi yang artinya siapa yang memiliki informasi maka dia menguasai dunia. Melihat fenomena yang terjadi pada saat ini seperti yang terjadi pada kasus spionase atau penyadapan yang dilakukan oleh Australia kepada Indonesia yang membuktikan bahwa betapa pentingnya sebuah informasi untuk didapatkan. Ini merupakan sebuah perkembangan teknologi yang semakin canggih dan kekuatan baru sehingga menuntut untuk bisa mengggunakan dan mengakses Information, Communication and Technology atau ICT. Dan ditambah lagi dengan perkembangannya yang begitu cepat sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berlangsung dengan cepat. Dan memungkinkan orang-orang dari belahan dunia dapat saling bertukar informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi. Inilah Globalisasi yang mempunyai pengaruh terhadap suatu Negara baik berdampak positif dan juga negatif. Tetapi di lain pihak, hal ini menimbulkan digital divide yaitu perbedaan mencolok antara yang mampu dan tidak mampu dalam akses penggunaan Information, Communication and Technology atau ICT. Dan ditambah lagi dengan
1
2
persaingan yang terjadi pada era globalisasi ini menumbuhkan kompetisi antar bangsa, sehingga menuntut adanya pengembangan kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan
adalah
salah
satu
hal
penting
dalam
dalam
pengembangan sumber daya manusia. Bagi pemerintah sendiri ini menjadi tantangan dalam mutu sistem pendidikan nasional. Indonesia adalah salah satu Negara yang berusaha mengurangi digital divide diantara penduduknya melalui penggunaan teknologi komputer dalam berbagai bidang kehidupan. “Kebijakan pemerintah atas penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK didasarkan pada keppres No. 50/2000 tentang Pengadaan Team Koordinir Telematika Indonesia dalam rangka mengantisipasi kebutuhan masyarakat terhadap kemajuan teknologi informasi dan pemanfaatan telematika guna menunjang peningkatan daya saing bangsa, maka diperlukannya adanya koordinasi dan sinergi dalam pembangunan sarana, aplikasi dan sumber daya telematika Indonesia.”1 Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai sejak masa kanak-kanak, tidak membeda-bedakan dan diberikan pada semua jenjang pendidikan, sehingga telematika dapat menjadi bagian penting dari sistem pendidikan. Sebagaimana dikemukaan Eric Ashby yang menyatakan adalah dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Revolusi pertama terjadi ketika orang tua menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru di sekolah, padepokan, paguron, dan pesantren. Revolusi kedua terjadi ketika ditemukan dan digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak, sehingga materi dan sumber belajar dapat disajikan melalui media cetak seperti buku, modul, majalah, dan jurnal. Revolusi keempat terjadi ketika ditemukan dan digunakannya perangkat elektronik, sehingga pembelajaran dapat dikemas melalui media elektronik, seperti radio, tape recoder dan televisi untuk memudahkan dan memvariasikan proses pembelajaran. Revolusi kelima seperti saat ini, yaitu dengan ditemukan dan dimanfaatkannya komputer dan internet dalam kegiatan pembelajaran dapat lebih bervariasi seperti dengan menggunakan multimedia interaktif berbasis komputer, pembelajaran
1
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2000 Tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia Presiden Republik Indonesia
3
berbasis web seperti e-learning, blended learning, m-learning, e-library, e-book, e-journal dan sebagainya2. Pada tatanan global sekarang ini, maka muncul kesadaran baru tentang pentingnya pendidikan yang memberikan informasi yang luas pada peserta didik tanpa hambatan. Kesadaran informasi yang begitu luas atas sebuah fakta , bahwa kemajuan teknologi informasi sudah berkembang pesat di seluruh dunia. Dalam bidang pendidikan itu sendiri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menyebabkan perubahan mendasar dan penyesuaian dalam hal cara mengajar guru, belajar siswa, managemen sekolah dari yang ada sebelumnya. Sebagai upaya pemerintah dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 disebutkan bahwa tujuan pemerintah negara Republik Indonesia di antaranya ialah mencerdaskan kehidupan bangsa. “Rincian amanat ini ditemukan pada pasal 31 amandemen ke-4 yang menyebutkan bahwa ayat ke5 pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”3. Perkembangan dunia informasi sudah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang membutuhkan informasi baik dari luar negeri dan dalam negeri. Dimana dunia pendidikan jadi tempat utama dan tepat dalam implementasinya dalam mendapatkan informasi yang terkini dalam perkembangan ilmu pengetahuan dunia. Sekarang sudah masuk abad ke-21 yang merupakan era tranformasi pendidikan dan perubahan di mana guru dan siswa akan sama-sama meningkatkan peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Peranan guru bukan hanya sebagai tranfer of knowledge atau guru merupakan satu-satunya sumber belajar yang bisa melakukan apa saja (teacher center), melainkan guru sebagai mediator dan fasilitator aktif untuk mengembangkan potensi aktif siswa yang ada pada dirinya.
2
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer ,Mengembangkan Profesionalisme Abad 21, (Bandung: CV Alfabeta,2012), h.4. 3 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 31 amandemen ke-4, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4
Pada saat ini, dunia pendidikan masih kurang optimal menggunkan teknologi
layanan
internet
(interconnection
networking)
dalam
pembelajaran. Sebagian guru dan siswa masih kesulitan mencari informasi karena kendala bahasa dan mahalnya biaya. Padahal berbagai kepentingan pekerjaan dan maupun pendidikan bergantung pada internet. Semua itu menuntut setiap individu untuk dapat mengoperasikan internet sebagai konsekuensi hidup di zaman serba canggih ini. Internet sebagai media pembelajaran mulai diterapkan pada dunia pendidikan. Bentuk
dari
perkembangan teknologi informasi yang diterapkan di dunia pendidikan adalah
E-Learning. E-Learning merupakan sebuah
mempunyai
kontribusi
sangat
besar
terhadap
inovasi
yang
perubahan proses
pembelajaran, dimana proses belajar tidak lagi hanya mendengarkan uraian materi dari guru tetapi siswa juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Materi bahan ajar dapat divisualisasikan dalam berbagai format dan bentuk yang lebih dinamis dan interaktif sehingga learner atau murid akan termotivasi untuk terlibat
lebih jauh dalam proses pembelajaran tersebut. Peserta didik
diajarkan mengenai pengoperasian internet, tujuannya adalah agar peserta didik
mengenal
dunianya,
dunia
yang
tidak
berhenti
mengalami
perkembangan teknologi. Menurut Azhar Arsyad perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Seluk- beluk proses belajar Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
5
7. 8. 9.
Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran Usaha inovasi dalam media pendidikan”4. Sebuah realitas empiris di sekolah di lihatkan dalam proses belajar-
mengajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) atau lebih khususnya sosiologi masih kurang optimal baik di dalam memanfaatkan dan memperdayagunakan sumber pembelajaran. Karena, dalam proses belajar IPS sosiologi masih terkesan berpusat pada guru (teacher centered) dan buku (textbook) dan media tunggal atau lebih tepatnya pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional yang dimaksud di sini adalah pembelajaran yang penyampaian materinya diuraikan oleh guru dengan media pembelajaran yang standar, misalnya powerpoint atau tanpa media pembelajaran kemudian memberikan soal
(penugasan)
kepada
siswa
dengan
materi
yang terbatas. Dan
tidak bisa disalahkan apabila siswa menganggap belajar IPS sosiologi terkesan membosankan, monoton, kurang menyenangkan, terlalu banyak hafalan, dan kurang variatif yang berdampak pada hasil belajar yang kurang baik5. Menurut John Holt, belajar semakin baik jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal seperti : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Mengungkapkan informasi dengan bahasa mereka sendiri Memberikan contoh-contoh Mengenal dalam berbagai samaran dan kondisi Melihat hubungan antara satu fakta atau gagasan dengan yang lain. Menggunakannya dengan berbagai cara. Memperkirakanya betapa konsuekuensinya. Mengungkapkan lawan atau sebaliknya”6. Mata pelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran keilmuan dasar
yang membahas tentang masalah-masalah sosial. Dan secara pembelajaran lebih mengedepankan pemahaman dan hafalan bukan belajar berfikir logis. Hal ini salah satu yang menyebabkan mata pelajaran yang kurang digemari siswa. Siswa merasa jenuh apabila belajar tentang soiologi yang dinilai terlalu
4
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,( Jakarta: Rajawali Pres,2011), h.2. Hasil wawancara dengan Guru Sosiologi dan Siswa Kelas X Lampiran 8 6 Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, ( Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009),Cet.6,h.5 5
6
banyak hafalan dan terkesan teoritis. Pembelajaranya juga terkesan monoton dan kurang bervariasi. Siswa hanya terfokus pada buku dan guru yang menyebakan siswa jadi pasif dan kurang aktif karena lebih banyak mendengarkan. Seperti yang terjadi di Aliyah Pembangunan UIN Jakarta saat belajar sosiologi guru masih suka menggunakan metode ceramah dan masih kurangnya keaktifan siswa saat belajar. Hal itu menjadikan siswa bercanda, mengobrol dan kurang fokus terhadap belajar. Kemudian ditambah lagi dengan penggunaan fasiltas yang di sekolah yang terkesan kurang optimal. Fasilitas yang ada di MP UIN Jakarta seperti jaringan WiFi (Wireless Fidelity) jaringan internet lokal nirkabel yang masih kurang optimal digunakan siswa untuk belajar. Padahal fasiltas itu sangat berguna dalam menjelajah ilmu pengetahuan dan wawasan. Masalahnya belum ada website dari guru itu sendiri yang memanfaatkan untuk belajar. Siswa masih hanya belajar lewat dunia nyata baik dikelas dan sumber pengetahuan terbatas hanya dari buku dan guru. Dan apabila siswa mencari informasi mereka mencari lewat Google dan Yahoo sebagai mesin pencari sehingga membuat siswa bingung dan malas membuka internet untuk belajar. Menciptakan suasana belajar yang variatif dan atractif penting.
Oleh
karenanya
pemilihan
strategi
sangatlah
menggunakan
media
pembelajaran merupakan salah satu kunci. Salah satu contoh dengan menggunakan pembelajaran E-Learning berbasis website sebagai media untuk belajar dengan mengakses informasi dari berbagai sumber yang tersedia di layanan website itu. Menurut Bambang Warsita “sekarang perkembangan
teknologi
sudah
semakin
maju
dan
guru
harus
mengoptimalkan layanan internet untuk pembelajaran berbasis website atau web enhanced course yaitu pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran secara tatap muka dikelas.”7
7
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2008), cet, ke-1.hal.152.
7
Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Perbedaan Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Website dan Media Powerpoint Pada Pelajaran Sosiologi Materi Interaksi Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta”. B. Identifikasi Masalah. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, ada beberapa masalah di identifikasikan sebagai berikut: 1.
Keterbatasan sumber belajar berbasis teknologi.
2. Siswa membutuhkan akses belajar yang luas, aktif, kreatif, dan suasana belajar yang kurang menantang. 3. Penggunaan internet belum optimal dalam pencarian sumber untuk belajar. 4. Kurang
ketertarikan
pembelajaran
dan
sosiologi
minat
siswa
menggunakan
dalam
metode
mengikuti
konvensional
sehingga hasil belajar kurang baik. 5. Rendahnya guru dalam memanfaatkan teknologi internet di sekolah sebagai sarana khusus untuk proses belajar. C. Pembatasan Masalah Penelitian ini fokus pada perbedaan hasil belajar dengan penggunaan media pembelajaran E-learning berbasis website dan media powerpoint pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial siswa kelas X di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. D. Rumusan Masalah Setelah di identifikasi dan ditentukan pembatasan masalahnya, maka perlu adanya perumusan masalah dalam penelitian ini. Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “Bagaimana perbedaan hasil belajar dengan penggunaan media pembelajaran E-learning berbasis website dan media powerpoint pada
8
pelajaran sosiologi materi interaksi sosial dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta “? E.
Tujuan Penelitian Setelah identifikasi masalah dan batasan masalah selesai dirumuskan, maka pada hakikatnya kita telah mempunyai inti dari tujuan penelitian yang dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penggunaan teknologi internet dengan media pembelajaran E-learning berbasis website
pada mata pelajaran IPS materi interaksi sosial dapat
meningkatkan hasil belajar. F . Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penulis mengharapkan penelitian ini berguna bagi semua kalangan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a.
Manfaat bagi siswa: Dapat dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan intensitas dan
kualitas belajarnya. b.
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan: Menjadi sebuah tambahan pustaka terhadap wacana pendidikan di
Indonesia khususnya yang berkenaan dengan penggunaan web site dalam pembelajaran. Adapun juga menjadi bahan penelitian lebih lanjut untuk menganalisa lebih dalam lagi berkenaan dengan kegitan pembelajaran yang memanfaatkan media situs (website) atau pembelajaran berbasis website terhadap upaya meningkatkan hasil belajar sosiologi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. c.
Manfaat bagi peneliti Dapat memperluas pengetahuan tentang inovasi-inovasi dalam
kualitas pembelajaran khususnya dalam penggunaan media-media pembelajaran yang lebih variatif dari sisi multimedia dan multi sumber. Sehingga pada nantinya akan menjadi bekal untuk berkreasi dalam proses pembelajaran selanjutnya. Juga sebagai upaya
9
mengurangi digital divide terhadap diri peneliti agar supaya selalu belajar mengikuti perkembangan teknologi dalam pembelajaran. d.
Manfaat bagi pembaca: Dapat menambah informasi dan wawasan bagi pembaca tentang
penggunaan website dalam peningkatan hasil belajar terhadap pembelajaran sosiologi. 2.
Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa: Dapat dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan intensitas dan kualitas belajarnya supaya lebih tertarik dalam memperluas wawasan dan pengetahuan informasi yang terkini. b. Manfaa bagi guru: Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru agar dapat menggunakan metode lain dalam mengajar selain menggunakan metode ceramah, dan agar guru menggunakan media dalam pembelajaran salah satunya dengan menggunakan Web Site . c.
Kepala Sekolah : Sekolah
dengan
adanya
fasiltas
internet
supaya
bisa
menggunakan secara optimal dalam pembelajaran yang lebih bermanfaat dengan adanya internet tersebut. d.
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial: Semoga penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan di Jurusan Pendidiakan Sosial. e.
Masyarakat umum: Semoga penelitian ini dapat membantu peneliti-peneliti lain
yang ingin membahas kembali tentang penggunaan internet dengan layanan Website supaya digunakan lebih positif sebagai media pembelajaran di sekolah.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESA A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Menurut Azhar Arsyad “kata media berasal dari Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar”.1 Menurut Arif Sadiman,dkk“media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.”2 Menurut Sadiman, dkk“media juga merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.”3 Menurut Vemon S. Gerlach dan Donalp P. Ely pengertian “media ada dua macam ,arti sempit dan arti luas. Arti sempit , bahwa media itu berwujud : grafik, foto, alat mekanik dan alat elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan 1
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pres, 2011), h. 3. Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres. 1986), Cet.1, h. 6. 3 Ibid., h.7 2
10
11
informasi. Menurut arti luas, yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan sikap yang baru.”4 Pengertian media dalam arti luas ini sesuai pendapat Sharon yang mengatakan “media itu adalah alat komunikasi dan sumber informasi. Dalam konsep ini, segala jenis alat, baik elektronik maupun nonelektronik yang dijadikan sarana penyampaian pesan dalam komunikasi dapat disebut media. Kalau jenis alat ini digunakan dan dijadikan sumber informasi pembelajaran, maka disebut media pembelajaran.”5 Gearlach dan Ely dalam Pupuh Fathurrohman mengatakan bahwa “media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.”6 Berdasarkan definisi-definisi diatas penulis menarik simpulan, media adalah segala sesuatu baik yang berwujud dan tidak berwujud yang digunakan sebagai perantara atau penyampaikan pesan informasi dan sejenisnya, yang dikondisikan oleh penyampai pesan sehingga penerima pesan memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap yang mandiri . Menurut Bambang Warsita pembelajaran merupakan terjemahan dari “kata “instruction” yang dalam bahasa Yunani disebut instruction atau intruere yang berati menyampaikan pikiran, dengan demikian arti intruksioanal adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini lebih mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan.”7 Menurut Bambang Warsita dalam pengertian lain pembelajaran adalah “usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik. Pembelajaran
4
HM Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012) . h. 26. 5 Ibid., h.6 6 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Refika Aditama,2007), h.65. 7.Bambang Warsita ., Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2008), h.265.
12
disebut juga kegiatan pembelajaran (instruksional) adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu. Jadi inti dari pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik.”8 Menurut Musfiqon pendek kata, “media alat bantu yang digunakan guru dengan desain yang disesuaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.”9 Penulis dapat, memberikan simpulan secara lebih utuh, media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat bantu berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja digunakan dan di rancang sedemikian rupa sebagai perantara antara guru dan siswa dalam penyampaikan materi pembelajaran agar lebih efektif dan efesien. Sehingga materi pembelajaran lebih mudah dan cepat diterima siswa dengan utuh serta menarik minat siswa untuk belajar lebih lanjut secara mandiri. b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Media
pembelajaran
telah
menjadi
bagian
integral
dalam
pembelajaran. Bahkan keberadaannya tidak bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran di sekolah. Hal ini telah dikaji dan diteliti bahwa pembelajaran yang menggunakan media hasilnya lebih optimal. Angkowo dan Kosasih berpendapat bahwa salah satu fungsi media pembelajaran adalah “sebagai alat bantu pembelajaran, yang ikut mempengaruhi situasi, kondisi dan lingkungan belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah diciptakan dan didesain oleh guru.”10 Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian “media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.”11 8
Ibid. h.266. Musfiqon, Op.Cit., h. 28. 10 Musfiqon, Op Cit., h. 32. 11 Azhar Arsyad, op. cit., h. 15.
9
13
Dari pemaparan diatas, penulis melihat bahwa fungsi media pembelajaran
adalah
sebagai
alat
bantu
mengajar
yang
turut
mempengaruhi iklim, kondisi, lingkungan belajar yang didesain oleh guru supaya siswa lebih mandiri dalam belajar. Levied
dan
Lentz
mengemukakan
empat
fungsi
“media
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif dan fungsi kompensatoris.”12 Menurut Benni Agus Pribadi, media pembelajaran berfungsi sebagai berikut: 1) Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan proses pembelajaran bagi guru. 2) Memberikan pengalaman lebih nyata, seperti abstrak menjadi konkrit. 3) Menarik perhatian siswa lebih besar, jalannya pelajaran tidak membosankan. 4) Semua indera siswa dapat diaktifkan. 5) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.”13 Dari fungsi-fungsi diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa jikalau media pembelajaran digunakan dengan baik pada proses kegiatan belajar mengajar maka akan terjadi sebuah peningkatan intensitas, minat dan membentuk kemandirian belajar siswa baik bentuknya motivasi belajar maupun hasil belajar yang akan dicapai. Menurut S.Nasution “adanya alat-alat pendidikan atau media pembelajaran dapat mengubah pikiran manusia, mengubah cara kerja, dan cara hidupnya..Juga pendidikan tidak bebas dari pengaruh teknologi.”14 Tokoh lain yang memberikan penjelasan mengenai fungsi dan manfaat
media
pembelajaran,
seperti
Derek
Rowntree.
pembelajaran berfungsi sebagai: 1) Membangkitkan motivasi belajar, 2) Mengulang apa yang telah dipelajari, 3) Menyediakan stimulus belajar, 4) Mengaktifkan respon peserta didik, 5) Memberikan balikan dengan segera, dan 6) Menggalakkan latihan yang serasi.”15 12
Azhar Arsyad, op.cit., h. 16. Musfiqon, op. cit., h. 33. 14 S. Nasution, Teknologi Pendidikan (Bandung: Jeemars, 1982) Cet.1, h. 115. 13
Media
14
Dari paparan diatas, dapat dilihat bahwa media pembelajaran pun memberikan sebuah rangkaian peran dan fungsi dalam memahami dan pendalaman materi secara efesien dan efektif. Fungsi
media
pembelajaran,
dapat
juga
dilihat
dari
segi
perkembangan media itu sendiri: 1). Pada mulanya media berfungsi sebagai alat bantu mengajar. 2) Dengan masuknya audio-visual instruksi, media berfungsi memberikan pengalaman konkrit kepada siswa. 3) Munculnya teori komunikasi menyebabkan media mempunyai fungsi sebagai alat penyalur pesan/informasi belajar. 4) Adanya penggunaan pendekatan sistem dalam pembelajaran media berfungsi sebagai bagian integral dalam program pembelajaran. 5) Akhirnya, media bukan saja sekedar berfungsi sebagai peraga bagi guru, tetapi pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang dibutuhkan siswa.”16 Dari pemaparan diatas, penulis dapat simpulkan bahwa media pembelajaran tidak sekedar berfungsi sebagai alat tetapi sebagai sumber belajar. Pandangan lain, menurut Sudarsono Sudirdjo dan Evaline Siregar, “media pembelajaran mempunyai dua fungsi: fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching Aids) berfungsi untuk memberikan pengalaman yang konkrit kepada siswa, dan fungsi komunikasi, yaitu sebagai sarana komunikasi dan interaksi antara siswa dengan media, dan dengan demikian merupakan sumber belajar yang penting.”17 c. Pemilihan Media Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik. Meskipun demikian, kenyataan dilapangan menunjukan bahwa seorang guru memilih salah satu media dalam kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan tertentu.
15
Musfiqon. loc cit. Musfiqon. op.cit., h. 34. 17 Ibid., h. 34-35. 16
15
Heinch mengajukan model perencanaan penggunaan “media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE. (ASSURE adalah singkatan dari Analyze learner characteristics, State objective, Select, or modify media, Utilize, Require learner response, and Evaluate).”18 Pada tingkat yang menyeluruh dan umum pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut: 1) Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor dana, fasilitas dan peralatan yang tersedia serta waktu yang tersedia. 2) Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran. 3) Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal. 4) Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru, dan pelajar) dan keefekivan biaya. 5) Pemilihan media sebaiknya mempertimbangkan pula: kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat, kemampuan mengakomodasikan respons siswa yang tepat, kemampuan mengakomodasikan umpan balik, pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi atau stimulus, dan untuk latihan dan tes. 6) Media sekunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran yang berhasil menggunakan media yang beragam.”19 Faktor-faktor diatas merupakan sebuah acuan guru dalam mempertimbangkan pemilihan media pembelajaran secara efektif dan efesien agar memenuhi kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang dia telah tetapkan. a)
Prinsip Pemilihan Media Memilih media yang tepat untuk digunakan dalam
pembelajaran tidaklah mudah. Selain memerlukan analisis mendalam dengan mempertimbangkan berbagai aspek juga dibutuhkan prinsip-prinsip tertentu agar pemilihan media bisa lebih tepat. Menurut Musfiqon Ada tiga prinsip utama yang bisa dijadikan
18 19
rujukan
Azhar Arsyad, op. cit., h. 67-68. Ibid.,h. 69-72.
bagi
guru
dalam
memilih
“media
16
pembelajaran, yaitu: (1) prinsip efektifitas dan efesiensi, (2) prinsip relevansi, dan (3) prinsip produktifitas.”20Akan diuraikan prinsip-prinsip diatas mengapa penting dan bagaimana memilih media pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut. (1)
Prinsip efektifitas dan efesiensi “Media yang akan digunakan dalam pembelajaran
seharusnya bisa mendukung dan mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran. Jangan sampai media yang digunakan tidak mendukung pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.”21 Jika dilaksanakan dengan baik prinsip ini maka dalam sebuah
pembelajaran
tentunya
akan
meningkatkan
ketertarikan siswa dalam belajar dan mendukung sebuah pencapaian tujuan pembelajaran. (2). Prinsip Relevansi Pertimbangan kesesuaian “media dengan materi yang akan disampaikan juga perlu menjadi pertimbangan guru dan memilih media pembelajaran. Guru dituntut bisa memilih media yang sesuai dengan tujuan, isi, strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Relevansi ini ada dua macam, yaitu relevansi kedalam dan keluar. Relevansi ke dalam adalah pemilihan media pembelajaran yang mempertimbangkan kesesuaian dan sinkronisasi antara tujuan, isi, strategi dan evaluasi materi pembelajaran.”22 Tak hanya itu, relevansi ke dalam juga mempertimbangkan pesan, guru, siswa, dan desain media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Sehingga media yang digunakan sesuai dengan kebutuhan guru, kebutuhan siswa, serta sesuai materi ajar yang disampaikan.
20
Musfiqon. op.cit.,h. 116. Ibid. 22 Ibid.,h. 117. 21
17
Musfiqon mengemukakan juga sedangkan, relevansi keluar adalah pemilihan “media yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan masyarakat.”23 Dalam hal ini, prinsip keluar lebih menekankan pada kondisi peserta didik. Media yang dipilih harus disesuaikan dengan apa yang digunakan masyarakat luas. Oleh karena itu, media pembelajaran disesuaikan dengan problem yang dihadapi siswa serta disesuaikan dengan perkembangan di kalangan peserta didik. Artinya, media yang digunakan sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik yang dapat dilihat, dialami dan didengar. Semakin relevan media yang dipilih guru maka akan semakin mendukung pencapaian indikator belajar siswa. (3). Prinsip Produktivitas Walaupun sudah ada dua prinsip pemilihan media, guru juga perlu mempertimbangkan “prinsip produktifitas dalam memilih media pembelajaran.Produktifitas dalam pembelajaran dapat difahami pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam.”24 Dalam media pembelajaran, guru dituntut untuk bisa menganalisis
apakah
media
yang
digunakan
bisa
meningkatkan pencapaian tujuan belajar atau tidak. Jika media yang digunakan bisa menghasilkan dan mencapai indikator dan tujuan pembelajaran lebih baik dan banyak maka media tersebut dikategorikan media produktif. Menurut Musfiqon dalam memilih “media perlu mempertimbangkan prinsip produktifitas. Tentunya media yang produktiflah yang seharusnya digunakan guru dalam melakukan pembelajaran. Semakin produktif media yang digunakan maka akan semakin cepat dan tepat tujuan pembelajaran terealisasikan.”25 23
Musfiqon. op.cit.,h. 117. Ibid. 25 Musfiqon. op.cit.,h. 118. 24
18
b)
Kriteria Pemilihan Media Selain prinsip pemilihan media tercapai, dalam memilih
media guru perlu menganalisis kriteria-kriteria pembelajaran. Proses pemilihan media pembelajaran tidak sama dengan pemilihan buku pegangan dalam pembelajaran. Para pakar media pembelajaran telah merumuskan kriteria-kriteria pemilihan media, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, diantaranya: (1) Kesesuain dengan tujuan “Pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan.”26 Azhar Arsyad mengemukakan “Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.”27 Tujuan yang dirumuskan ini merupakan kriteria yang paling pokok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan dari kriteria utama ini. Perlu diingat, kehadiran media dalam proses belajar mengajar merupakan untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran agar lebih efektif dan efesien. (2) Kesesuain dengan tujuan Menurut Musfiqon “Tepat guna dalam konteks media pembelajaran diartikan pemilihan media telah didasarkan pada kegunaan. Jika media itu dirasa belum tepat dan belum berguna maka tidak perlu dipilih dan digunakan dalam pembelajaran.”28
26
Ibid. Azhar Arsyad, op. cit., h. 75. 28 Musfiqon. op.cit.,h. 119. 27
19
Menurut Azhar Arsyad “tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.”29 Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak, maka media film atau video akan lebih tepat. (3) Keadaan peserta didik Menurut Arsyad kriteria pemilihan “media yang baik adalah disesuaikan dengan keadaan peserta didik, baik keadaan psikologis, filosofis, maupun sosiologis anak.”30 Karena
jikalau
media
pembelajaran
tidak
disesuaikan dengan kondisi peserta didik tidak dapat membantu banyak dalam memahami materi ajar. Menurut Arsyad media yang efektif adalah “media yang penggunaannya tidak tergantung dari perbedaan individual siswa. Oleh karena itu, agar media sesuai dengan bekal awal maka sesuaikanlah media itu dengan apa yang telah difahami siswa.”31 (4) Ketersediaan Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat
digunakan
jika
tidak
tersedia.
Menurut
Wilkinson, “media merupakan alat mengajar dan belajar,
peralatan
tersebut
harus
tersedia
jika
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan siswa dan guru.”32 29
Azhar Arsyad, op. cit., h. 75. Ibid. 31 Ibid. 32 Ibid.,h. 120. 30
20
Dengan demikian, seorang guru jangan sampai menentukan media pembelajaran yang tidak tersedia di sekolah. Jika guru kesulitan untuk membuat dan memproduksi media maka pilihlah media alternatif yang tersedia di sekolah. (5) Biaya Kecil “Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya
lainnya
untuk
memproduksi,
dipaksakan.”33
Faktor
biaya
pertimbangan
utama
dalam
pembelajaran.“Biaya
yang
tidak
seringkali
perlu
menjadi
pemilihan
media
dikeluarkan
untuk
memperoleh dan menggunakan media hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.”34 Dalam memilih media seorang guru tidak diperkenankan memilih media yang biayanya mahal tapi pembelajarannya tidak seimbang dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi media tersebut.
Jikalau
masih
dilakukan
maka
akan
mengalami kerugian. Pilihlah media yang biayanya murah dan sederhana tetapi hasilnya optimal dan baik.Kalaupun harus memilih media yang mahal maka hasilnya harus lebih besar dan lebih bagus. (6) Keterampilan Guru “Aspek keterampilan guru ini sering kali menjadi kendala tersendiri dalam proses pemilihan media. Banyak guru yang memilih media sederhana dengan
33 34
Azhar Arsyad, op. cit., h. 76. Musfiqon. op.cit.,h. 120.
21
alasan tidak bisa mengoperasionalkan media yang lebih canggih atau modern.”35 Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. “Apapun media itu, guru harus
mampu
menggunakannya
dalam
proses
pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.”36 Seperti proyektor transparansi (OHP), proyeksi slide dan film, komputer, dan peralatan canggih lainnya tidak akan mempunya arti apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar. Apapun media yang dipilih, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. (7) Mutu Teknis Kualitas “media jelas mempengaruhi tingkat keterampilan pesan atau materi pembelajaran kepada anak didik.Untuk itu, media yang dipilih dan digunakan hendaknya memilih mutu teknis yang bagus.”37 “Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.”38 Misalnya, media visual yang dipilih, baik gambar maupun fotografi, harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. “Visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.”39
35
Ibid. Azhar Arsyad, loc. cit. 37 Musfiqon. op.cit.,h. 121. 38 Azhar Arsyad, op. cit., h. 76. 39 Ibid. 36
22
Di atas telah disinggung mengenai kriteria mutu teknis dalam pemilihan media pembelajaran, oleh karena itu setiap peralatan yang digunakan guru hendaknya memliki kualitas yang baik dan dapat digunakan dengan mudah. 2. Powerpoint Sebagai Media Presentasi a. Pengertian Powerpoint Menurut Asih Widi Harini dan Ridwan Sanjaya PowerPoint adalah aplikasi di dalam paket Microsoft Office yang digunakan untuk menyusun presentasi. Aplikasi ini sangat popular di kalangan professional, akademisi, praktisi, maupun pemula untuk aktivitas presentasi. Dalam sejarahnya, PowerPoint mengalami banyak perkembangan. Perusahaan pembuatnya, Microsoft, selalu konsisten mengembangkan fitur-fitur PowerPoint yang lebih kaya dan lebih mudah digunakan. Bahkan saat ini PowerPoint seakan-akan tekah menjadi program standar untuk presentasi. Kata PowerPoint sering kali digunakan sebagai kata pengganti untuk presentasi. Sama seperti Sanyo untuk menggantikan pompa air atau Aqua untuk air minum dalam kemasan. Apalagi dengan keunggulan dan pengoperasian, dapat dikatakan PowerPoint memiliki kelebihan dibandingkan dengan program lain yang sejenis.”40 Menurut Sindu Mulianto Sedangkan presentasi adalah “membawakan atau
menyampaikan
suatu
produk,
ide/gagasan,
proyek,
usulan
kegiatan/proposal, program laporan, dan sebagainya di muka umum atau di sekelompok orang.”41 Menurut EES Ada juga yang mengartikan presentasi dengan sebuah kegiatan yang menunjukkan atau menyajikan sebuah informasi atau gagasan kepada orang lain. Dalam kegiatan presentasi, dibutuhkan seseorang yang memiliki kemampuan untuk menjelaskan informasi dengan baik yang disebut presenter. Dalam kegiatan presentasi, presenter berusaha meyakinkan kepada pendengar atau audience mengenai informasi yang dimilikinya. Sebuah presentasi dapat dikatakan sukses jika presenter dapat meyakinkan dan audience paham/mengerti tentang informasi yang disampaikan presenter.”42 40
41
42
Asih Widi Harini, Ridwan Sanjaya. Panduan Cepat Menguasai PowerPoint 2010, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2010), h.1. Sindu Mulianto, dkk. Panduan lengkap Supervisi Diperkaya Perspektif Syariah, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006), h.144. EES, Profil Perusahaan Interaktif dengan MS PowerPoint 2007, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007), h.2.
23
Jadi, presentasi yang penulis maksud merupakan sebuah aktivitas menyampaikan gagasan atau materi dari seorang individu,guru,insrtuktur atau pembimbing kepada para audiens, murid atau pendengar di dalam ruangan khusus atau kelas dan waktu tertentu demi hasil yang ingin dicapai. Agar penyamapaian materi tersebut bisa dipahami oleh murid dengan baik, penyaji presentasi atau guru wajib mempersiapkan semua materi dalam slide-slide presentasi yang menarik dengan bantuan microsoft PowerPoint. Tidak semua orang mampu menyusun suatu paparan sehingga mudah diterima oleh pihak lain sekalipun orang tersebut sebenarnya sangat menguasai permasalahan yang akan dipresentasikan. Di Amerika sering dilakukan survey yang hasilnya dimuat di majalah-majalah yang menyatakan bahwa “ketakutan nomor satu”.43 Dari kebanyakan orang Amerika (dan juga merupakan tendensi kebanyakan orang di seluruh dunia) adalah ketika dia diminta untuk menjelaskan sesuatu di muka orang banyak (publik speaking).”44 Menurut Adi Kusrianto berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membuat presentasi, yaitu: 1. Outline. Tuliskan garis besar atau topik utama presentasi, bukan dalam kalimat lengkap, untuk menjelaskannya, anda dapat menyampaikannya secara lisan. 2. Format slide. Gunakan tanda khusus misalkan bullet seperti ini atau bullet lainnya pada setiap point yang menurut anda penting dalam presentasi, yang akan di sampaikan yang tujuannya agar audiens tetap fokus dan tertarik pada apa yang akan anda sampaikan. 3. Format font.Gunakan font yang mudah di baca seperti arian atau time new roman. Gunakan size font yang berbeda untuk judul dan sub-judul, jangan sampai font terlalu kecil sehingga sulit untuk di baca, untuk warna font pilihlah warna yang kontras dengan background slide. 4. Design slide.Sebaiknya gunakan slide yang sederhana, simpel dan menarik. Dengan slide yang simpel anda akan lebih leluasa untuk menjelaskan materi, audiens pun akan lebih mudah memahami isi slide. Gunakan slide yang sama untuk satu topik presentasi.
43
Ketakutan yang kedua dan ketiga adalah takut akan ketinggian dan takut pada anjing galak. (Nancy Stevenson – Special Edition Using Microsoft PowerPoint) 44 Adi Kusrianto, Presentasi Sukses dengan PowerPoint, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007), h.3.
24
5. Background.Jika ingin memakai background, pilihlah warna yang tidak terlalu kontras agar kalimat atau kata tetap dapat terbaca dengan baik. 6. Gambar, grafik, diagram.Anda dapat menambahkan gambar, grafik atau diagram pada slide presentasi, karena biasanya data yang diajukan dengan gambar, grafik atau diagram akan lebih mudah dipahami. 7. Kesimpulan. Kesimpulan merupakan point penutup dalam sebuah presentasi, anda dapat merangkum point-point penting dari presentasi agar audiens dapat mengingat kembali topik yang telah diikuti.”45 Keberhasilan di dalam sebuah presentasi setidaknya terletak pada empat unsur yang ada di dalamnya, yaitu a) Presenternya, yaitu orang (Guru) yang menyampaikan presentasi secara langsung di depan audience (siswa). b) Materi yang disampaikan, yaitu tema materi yang tepat yang akan disampaikan kepada audience (siswa). c) Sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan presentasi. Hal ini lagi-lagi yang pertama adalah slide show yang disusun berdasarkan materi yang ingin disampaikan. Karena saat ini yang penulis bahas tentang presentasi dengan PowerPoint, maka yang dimaksud tentu saja bagaimana kita mengemas materi presentasi dalam bentuk slide show. Faktor berikutnya adalah peralatan untuk menyampaikan slide show tersebut meliputi LCD Projector, Sound system apabila pada ruang yang cukup besar dan jumlah audience yang cukup banyak (tentu saja penulis perhatikan hampir di setiap semua ruangan dilengkapi dengan pengeras suara/sound system). d) Yang terakhir tentu saja audience yang dijadikan sasaran sebagai penerima informasi. Jika ketiga unsur di atas telah dipersiapkan dengan baik, tetapi ternyata tidak ada audience-nya atau tema yang dipresentasikan tidak tepat sebagaimana yang dimaksud sebagaisasaran tersebut, maka rangkaian acara presentasi tersebut tidak akan sukses sebagaiamana yang diinginkan.”46 Mengingat peran slide begitu vital dalam sebuah presentasi, maka kita dituntut untuk membuat slide presentasi dengan spektakuler dengan cara mengubah warna background, menambahkan musik, efek transisi, atau efek animasi. Untuk itulah, penulis akan menyajikan beragam pembahasan yang berkaitan dengan slide presentasi berikut ini.
45 46
Ibid ,h. 1 Ibid., h.2.
25
1. Mengubah warna background slide Secara default, background dokumen slide presentasi yag dibuat dengan PowerPoint 2010 adalah putih.Agar presentasi menjadi kelihatan lebih unik dan menarik, kita dapat merubah warna background tersebut sesuai dengan keinginan. Untuk melakukanya ikuti langkah-langkah dibawah ini: a. Pilih slide yang akan diubah background warnanya, lalu buka tab Design. b. Kemudian klik ikon Background Style
yang ada di bagian
Background, lalu pilih opsi Format Background.
Gambar 2.1. Mengklik ikon background style lalu memilih opsi format backgroud c. Akan muncul kotak dialog Format Backgroud dengan opsi Fill yang sudah aktif.
26
Gambar 2.2 Kotak dialog format background dengan opsi Fill yang sudah aktif d. Terdapat beberapa pilihan jenis warna yang bisa digunakan untuk mengubah warna background slide presentasi anda, yaitu: •
Solid Fill: untuk merubah warna background degan wara solid
•
Gradient Fill: untuk merubah warna background dengan warna gradasi.
•
Picture atau Texture Fill: untuk mengisi background denga gambar atau tekstur tertetu.
•
Pattern Fill: untuk mengisi background dengan pola atau susuan warna tertentu.
2. Menambahkan musik atau audio Kita dapat membuat presentasi dengan lebih spektakuler dengan cara menambahkan file musik atau audio kedalamnya. Beberapa format file musik atau audio yang sudah didukung oleh PowerPoint 2010 adalah MP3, WAV, MIDI, AAC, dan lain-lain. Untuk menambahkan file musik atau audio ke dalam slide presentasi , ikuti langkah-langkah berikut ini: a. Pilih dahulu slide yang akan titambah musik, lalu buka tab Insert. b. Klik iokn audio
pada bagia media, lalu pilih opsi Audio From File.
27
Gambar 2.3 Mengklik ikon audio lalu memilih opsi Audio From File c. Lalu muncul kotak dialog Insert Audio, pilih file musik yag ingin anda tambahkan, lalu teka tombol Insert.
Gambar 2.4 Memilih file musik lalu menekan tonbol Insert d. Setelah itu di dalam document slide presentasi anda akan muncuk ikon Audio
Gambar 2.5 Tampilan ikon audio di dalam dokumen slide presentasi
28
3. Menambahkan efek animasi Cara lain untuk membuat khutbah jumat menggunakan slide PowerPoint lebih spektakuler adalah dengan menambahkan efek animasi pada objek yang ada dalam dokumen khutbah jumat. Dengan menambahkan efek animasi ke dalam objek, objek tersebut akan bergerakgerak sesuai dengan efek animasi yang digunakan. MS PowerPoint 2010 sudah menyediakan empat macam kategori efek animasi yang terdiri dari berbagai jenis efek animasi, yaitu: a. Entrance Efek animasi ini akan objekseakan-akan tampil masuk ke dalam slide presentasi khutbah. Jenis efek yang masuk ke dalam kategori ini antara lain Appear, Fade, Fly In, Splite, Wipe, Shape, dan sebagainya. b. Emphasis Efek animasi ini akan menunjukkan keberadaan objek di dalam slide presentasi khutbah. Jenis efek yang termasuk ke dalam kategori ini adalah Pulse, Color Pulse, Teeter, Spin, Desaturate, Darken, Lighten, Fiil Color, Font Color, dan lain-lain. c. Exit Efek animasi ini kebalikan dari efek Entrance, yaitu seakan-akan objek tampil keluar dari slide presentasi khutbah. Jenis efeknya Disappear, Fade, Fly Out, Splite, Wipe, Shape, dan sebagainya. d. Motion Path Efek animasi ini membuat objek tampil mengikuti garis lintasan yang sudah anda tentukan.Jenis efek yang termasuk dalam kategori ini adalah Lines, Arcs, Turns, Shapes, Loops, dan Custem Path. Apabila kita ingin menambahkan efek animasi ke dalam slide presentasi khutbah, ikuti langkah berikut ini: a. Klik objek dalam slide presentasi yang akan ditambahkan efek animasi. b. Kemudian tekan tab Animation, lalu klik ikon More pada bagian Animation.
29
Gambar 2.6. Menekan tab Animation lalu mengklik ikon More. c. Setelah itu pilih salah satu jenis efek yang ingin kita gunakan, misalnya Wipe.
Gambar 2.7. Memilih efek yang ingin digunakan
d. Objek yang sudah ditambahkan efek animasi akan ditandai dengan munculnya nomor pada objek yang menunjukan jumlah efek animasi.
Gambar 2.8 Nomor efek animasi pada gambar
30
Microsoft PowerPoint 2010 adalah aflikasi terbaru dan yang paling sempurna untuk menyajikan beragam materi presentasi. Selain karena fiturfitur yang menarik, aflikasi ini juga bisa digunakan oleh semua orang sehingga mudah digunakan oleh semua kalangan. b. Sejarah Perkembangan Powerpoint Siapa yang tidak mengenal Microsoft PowerPoint? aplikasi terbitan Microsoft ini memang sangat populer bagi kalangan pelajar. Hampir semua tugas presentasi sekolah kini lebih mengandalkan PowerPoint ketimbang harus menggunakan media kliping, tapi tidak semua orang tahu apa itu PowerPoint dan bagaimana sejarah perkembangannya. Menurut Asih Widi Harini dan Ridwan Sanjaya PowerPoint adalah aplikasi di dalam paket Microsoft Office yang digunakan untuk menyusun presentasi. Aplikasi ini sangat popular di kalangan professional, akademisi, praktisi, maupun pemula untuk aktivitas presentasi. Dalam sejarahnya, PowerPoint mengalami banyak perkembangan. Perusahaan pembuatnya, Microsoft, selalu konsisten mengembangkan fitur-fitur PowerPoint yang lebih kaya dan lebih mudah digunakan. Bahkan saat ini PowerPoint seakan-akan tekah menjadi program standar untuk presentasi. Kata PowerPoint sering kali digunakan sebagai kata pengganti untuk presentasi. Sama seperti Sanyo untuk menggantikan pompa air atau Aqua untuk air minum dalam kemasan. Apalagi dengan keunggulan dan pengoperasian, dapat dikatakan PowerPoint memiliki kelebihan dibandingkan dengan program lain yang sejenis.”47 Sejarah PowerPoint berawal pada akhir tahun 1983.kala itu Rob Campbell dan Taylor Pohlman mendirikan sebuah perusahaan bernama Forethough, Inc. perusahaan ini kemudian mengembangkan aplikasi bitmap berorientasi objek.
47
Asih Widi Harini, Ridwan Sanjaya.op.cit, h.1.
31
Gambar 2.9 Rob Campbell (Kiri) dan Taylor Pohlman (Kanan) Pada tahun 1984, peruhasaan merekrut Bob Gaskins, seorang mahasiswa Universitas of California, Berkeley bergelar Ph.D dan softwear developer bernama Dennis Austin mengembangkan sebuah program bernama Presenter. Aplikasi inilah yang menjadi cikal bakal PowerPoint.
Gambar 2.10 Dennis Austin (Kiri) dan Bob Gaskins (Kanan) Pada tahun 1987, PowerPoint versi 1.0 dirilis, dan komputer yang didukungnya adalah Apple Machintosh. Pada waktu itu, PowerPoint masih menggunakan warna hitam dan putih, yang mampu membuat halaman teks dan grafik untuk transparansi overhead projector (OHP). Setahun kemudian, versi baru PowerPoint muncul dengan dukungan warna.
32
Gambar 2.11 PowerPoint Versi 1.0 Steve Andy Pascal mengemukakan Di penghujung tahun 1987, Forethought dan PowerPoint dibeli oleh Microsoft seharga 14 juta dollar. Tahun 1990 lahirlah PowerPoint versi windows untuk pertama kalinya. Di tahun yang sama pula, PowerPoint resmi bergabung dalam keluarga Microsoft Office. Sebagai bagian dari Microsoft Office, otomatis PowerPoint menjadi aplikasi presenter berkelas dunia. Dalam versi terbarunya, PowerPoint bukan hanya bisa menampilkan presentasi berwarna, tapi juga mampu menangani presentasi dalam bentuk film, musik, dan objek lainnya dalam halaman tersendiri yang biasa disebut slide. Analogi yang digunakan oleh system slide ini sama dengan prinsip yang digunakan oleh proyektor slide.”48
Gambar 2.12 PowerPoint Versi 2.0 Sejak PowerPoint edisi Miscrosoft pertama kali dirilis, kini PowerPoint telah menerbitkan berbagai versi PowerPoint dan yang terbaru adalah Microsoft Office PowerPoint 2010. Aplikasi ini sangat banyak digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran dan pebisnis, para pendidik, siswa, dan trainer. Dimulai pada versi Microsoft Office System 2003, Microsoft mengganti nama dari 48
Steven Andy Pascal, Tips & Trik Microsoft Office 2007, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007), h.113.
33
sebelumnya
Microsoft
PowerPoint
saja
menjadi
Microsoft
Office
PowerPoint. Lalu, pada Office 2013, namanya cukup disingkat PowerPoint. Versi terbaru dari PowerPoint adalah versi 15 (Microsoft Office PowerPoint 2013), yang tergabung ke dalam paket Microsoft Office 2013. Tetapi yang akan penulis gunakan pada pembahasan saat ini menggunakan Microsoft Office PowerPoint 2010. Dari uraian di atas, maka bisa dibuatkan bagan perkembangan versi PowerPoint dari tahun 1987-2010 sebagai berikut”49: Gambar Tabel 2.1 Versi
Tahun
PowerPoint
Sistem Operasi
Paket Microsoft Office
1987
PowerPoint 1.0
Mac OS classic
T/A
1988
PowerPoint 2.0
Mac OS classic
T/A
1990
PowerPoint 2.0
Windows 3.0
T/A
1992
PowerPoint 3.0
Mac OS classic
T/A
1992
PowerPoint 3.0
Windows 3.1
T/A
1993
PowerPoint 4.0
Windows NT 3.1, Windows 3.1,
Microsoft Office
Windows 3.11
4.x
1994
PowerPoint 4.0
Mac OS classic
T/A
Windows 95, Windows NT
Microsoft Office 95 Microsoft Office 97
PowerPoint 7 for
1995
Windows 95
1997
PowerPoint 97
Windows 95/98, Windows NT 4.0
1998
PowerPoint 98
Mac OS Classic
PowerPoint
Microsoft Windows 98, Windows
Microsoft Office
2000
NT 4.0, Windows 2000
2000
1999
PowerPoint
2000
2001 PowerPoint
2001
2002
2002
PowerPoint v.X 49
Mac OS X
Windows 2000/XP Mac OS X
Microsoft Office 1998 for Mac
Microsoft Office 2001 for Mac Microsoft Office XP Microsoft
http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_PowerPoint di akses pada tanggal 9April 2014.
34
Office:mac v.X
2003
2004
2006
2007
PowerPoint 2003 PowerPoint 2004 PowerPoint 2007 PowerPoint 2008
Windows 2000 Service Pack 3, Windows XP Service Pack 1, Windows Server 2003 Mac OS X Microsoft Windows Vista, Windows XP Service Pack 2, Windows Server 2003, Windows Server 2008 Mac OS X
Microsoft Office System 2003 Microsoft Office:mac 2004 Microsoft Office System 2007 Microsoft Office:mac 2008
Windows 7 (Disarankan), Windows 2010
PowerPoint
Vista (Service Pack 2), Windows XP
Microsoft Office
2010
(Service Pack 3) Windows Server
2010
2008, Windows Server 2008 R2 2010
PowerPoint 2011
Mac OS X
Microsoft Office:mac 2011
Windows 8 (Disarankan), Windows 2013
PowerPoint
7, Windows Server 2008 R2,
Microsoft Office
2013
Windows Server 2012, Mac OS X
2013 & Office 365
(Office 365)
Sehingga bisa disimpulkan bahwa Microsoft PowerPoint atau Microsoft Office PowerPoint atau PowerPoint adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam paket aplikasi kantoran, Microsoft Office, selain Microsoft Word, Excel, Access dan beberapa program lainnya. PowerPoint berjalan di atas komputer PC berbasis sistem operasi Microsoft Windows dan juga Apple Macintosh yang menggunakan sistem operasi Apple Mac OS, meskipun pada awalnya aplikasi ini berjalan di atas sistem operasi Xenix. c. Manfaat/Kegunaan Media PowerPoint
35
Dalam kegiatan sehari-hari memang tidak terlalu kelihatan, tetapi dalam kegiatan ceremonial pastilah selalu kita jumpai program ini. Sebagai contoh dalam acara presentasi di kantor-kantor, presentasi suatu perusahaan, presentasi penawaran suatu produk dan pada acara-acara di televise. Dari beberapa contoh presentasi tersebut, berarti PowerPoint berfungsi untuk membuat dan melakukan presentasi. Jadi, PowerPoint sama dengan presentasi. Menurut Sunarto “media Powerpoint bermanfaat untuk menyampaikan atau mendemonstrasikan suatu tema yang ingin disampaikan. Keuntungan dari program presentasi adalah setiap sesuatu yang ingin disampaikan dapat disampaikan dengan menarik dan intraktif. Keuntungan lain dari program presentasi menggunakan media Powerpoint adalah dapat menggabungkan teks, musik dan angka serta menggunakan gambar dan slide dengan sentuhan tampilan dan hasil yang menarik.”50 Lia Kuswayanto mengemukakan“Ada juga yang berpendapat manfaat program presentasi dengan menggunakan Microsoft Powerpoint adalah sebagai berikut: 1. Sebagai media untuk membuat presentasi. 2. Membuat tampilan presentasi menjadi lebih menarik sehingga orang yang memperhatikan tidak bosan. 3. Dapat digabungkan dengan perangkat lunak lainnya, misalnya Microsoft Word ataupun Microsoft Excel. 4. Dapat menggunakan multimedia, seperti penggunaan sound system.”51 Dari uraian di atas, dapat penulis simpulkan Microsoft Powerpoint berfungsi untuk membantu presentaotr dalam menyajikan presentasi. Aplikasi ini menyediakan fasilitas Slide untuk dapat menampung pokok-pokok pembicaraan point-point yang akan disampaikan pada Audience. Dengan fasilitas, Animation, suatu slide dapat dimodifikasi dengan menarik. Begitu juga dengan adanya fasilitas: Font Picture, Sound dan Effect dapat dipakai untuk membuat suatu slide yang lebih bagus. Bila keadaan ini dapat disajikan, maka para pendengar dapat kita tarik perhatiannya untuk menerima apa yang ingin kita sampaikan.
50
Sunarto, Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, T.th), h.50. 51 Lia Kuswayanto, Mahir dan Terampil Berkomputer, (Bandung: Grapindo Media Pratama, T.th), h.69.
36
Setiap lembar tayangan berisi materi disebut Slide. Agar slide yang sedang dibangun dapat menarik, tujuan kita dalam menyampaikan suatu topik dapat tercapai, dan dapat dimengerti oleh audience dengan efektif. 3. Media E-Learning Berbasis Wesbsite a.
Pengertian E-Learning Dalam situs e-dufiesta.blogspot.com E-learning merupakan singkatan
dari “Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.”52 Menurut Rusman pembelajaran berbasis web “merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan media situs (website) yang bisa diakses melalui jaringan internet. Pembelajaran berbasis web atau yang dikenal dengan” web based learning” merupakan salah satu jenis penerapan dari pembelajaran elektronik (e-learning).”53 Dalam salah satu publikasinya di situs about- elearning.com, Himpunan Masyarakat Amerika untuk kegiatan pelatihan dan pengembangan (The
American
Society
for
Training
and
Development
ASTD),
mengemukakan definisi e-learning sebagai berikut: E-learning is a board set of applications and processes which include web-based learning, computer based learning, virtual and digital classrooms. Much of this is delivered via the internet, intranets, audio and videotape,, satellite broadcast, interactive TV, and CD-ROOM. The definition of e-learning varies dependingon the organization and how it is used but basically it is involves electronic means communication, education, and traning. Definisi tersebut menyatakan bahwa e-learning merupakan proses dan kegiatan penerapan pembelajaran berbasis web ( web based learning) pembelajaran berbasis komputer, kelas virtual dan kelas digital. Materi-materi dalam kegiatan pembelajaran elektronik tersebut kebanyakan diantarkan melalui media internet, intranet,
52
http://e-dufiesta.blogspot.com/2008/06/pengertian-e-learning.html Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Bandung: CV. Alfabeta, 2012), h.291. 53
37
tape video atau audio, penyiaran melalui satelite, televisi interaktif serta CD-ROOM..”54 Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian e-learning menurut pandanganya masing-masing, diantaranya adalah sebagai berikut : a.
Onno W. Purbo menjelaskan bahwa istilah “e”atau singkatan dari elektronik dalam e-learning di gunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Atau e-learning didefinisikan sebagai berikut : e-Learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as online courses.
b. Rosenberg menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. c. Jaya Kumar C. Koran, mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN,atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. d. Ong dalam Kamarga, mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. e. Darin E. Hartley e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain.”55 Dari pengertian di tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa elearning merupakan sistem dan konsep pembelajaran dengan menggunakan seperangkat elektronik khususnya jaringan komputer dan internet dalam proses belajar mengajar demi peningkatan pengetahuan dan ketrampilan siswa. b. Karakteristik-karateristik Pembelajaran dengan E-Learning Rusman mengemukakan pembelajaran dengan e-learning memiliki karakteristik-karateristik adalah sebagai berikut: 1) Interactivity (interaktivitas) tersedianya jalur komunikasi yang lebih banyak, baik secara langsung (synchronous), seperti
54
55
Ibid ,.h.291. http://andini0308.blogspot.com/2013/05/pengertian-e-learning-menurut-para-ahli.html
38
chatting atau messenger atau tidak langsung (a synchronous), seperti forum,mailing list, atau buku tamu. 2) Independency (Kemandirian) flesibilitas dalam aspek penyediaan waktu, tempat, pengajar, dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi lebih terpusat kepada siswa. 3) Accessibility (aksesbilitas) sumber-sumber belajar menjadi lebih mudah di akses melalui pendistribusian di jaringan internet dengan akses lebih luas. 4) Enrichment ( pengayaan) kegitan pembelajaran, presentasi materi pembelajaran dan materi pelatihan sebagai pengayaan, memungkinkan penggunaan perangkat teknologi informasi seperti video streaming, simulasi dan animasi”56. Dari karakteristik-karakteristik tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa ke empat karakteristik tersebut membedakan e-learning dengan pembelajaran konvensional (dengan model cermah atau tradisional), siswa lebih mandiri dalam proses belajar. c.
Fungsi dan Manfaat Pembelajaran dengan E-Learning Kruse (dalam Rusman) dalam salah satu tulisannya yang berjudul
“using the web for leraning” mengemukakan bahwa “pembelajaran berbasis web seringkali memiliki manfaat yang banyak bagi peserta didiknya”.57 Ada beberapa fungsi pembelajaran e learning ,menurut Siahaan di situs www.bppaudnireg1.com , setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction) adalah sebagai berikut: a) Suplemen (tambahan) Dikatakan berfungsi sebagai suplemen apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan. b) Komplemen (pelengkap) Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai 56 57
Rusman, op.cit..h.292. Rusman, op.cit..h.294
39
komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau remedial. c) Substitusi (pengganti) Dikatakan sebagai substitusi apabila e-learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan modelmodel kegiatan pembelajaran. Ada 3 (tiga) alternatif model yang dapat dipilih, yakni : (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.”58 d. E-Learning sebagai salah satu bentuk alat pendukung SCL (Student Centered Learning) a. Pengertian SCL Gibbs dalam tulisan Sparrow dkk, menyatakan bahwa SCL adalah suatu “metode pembelajaran dimana guru dan penyelenggara pendidikan memberikan otonomi dan kendali lebih besar kepada siswa untuk menentukan materi pelajaran, model pembelajaran dan cepat lambat tahapan dalam pembelajaran. Hal tersebut akan sangat berharga dan bermanfaat sepanjang hidup siswa. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode SCL berarti guru perlu membantu siswa untuk menentukan tujuan yang dapat dicapai, mendorong siswa untuk dapat menilai hasil belajarnya sendiri, membantu mereka untuk bekerja sama dalam kelompok, dan memastikan agar mereka mengetahui bagaimana memanfaatkan semua sumber belajar yang tersedia.”59. Jacobsen menyatakan bahwa yang menjadi fokus dalam metode ini adalah keterlibatan, inisiatif, dan interaksi sosial siswa dengan segenap pengalaman, perspektif, latar belakang, bakat, minat, kemampuan, dan
kebutuhannya.
Oleh
karena
itu,
kegiatan
pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa agar (hampir) semua siswa yang berada di dalamnya dapat meraih kesuksesan. Berdasarkan pendapat diatas, disimpulkan bahwa metode pembelajaran SCL adalah metode
yang
menempatkan
siswa
sebagai
pusat pembelajaran
sehingga mendorong untuk belajar lebih aktif (active learning), di mana siswa memiliki tanggung jawab yang lebih dalam proses
58 59
http://www.bppaudnireg1.com/buletin/read.php?id=23&dir=1&idStatus=4 http://lsn.curtin.edu.au/tlf/tlf2000/sparrow.html. Diunduh 8Oktober 2013.
40
belajarnya.60 1) Desain Pembelajaran SCL Menurut Jacobsen desain atau strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa meliputi pembelajaran kooperatif, diskusi dan pembelajaran yang berbasis masalah. Adapun desain pembelajaran SCL pada penelitian adalah sebagai berikut : a) Constructivisme. Pada tahapan ini guru membantu pemahaman
siswa
dari
dalam
pengalaman
baru
membangun berdasarkan
pengetahuan awal siswa. b) Cooperative Learning. Pembelajaran dimana
siswa
kooperatif
bekerja
sebagai
dalam
lingkungan belajar
kelompok heterogen untuk
menyelesaikan tujuan bersama. c) Problem Based Learning (PBL). Pembelajaran berbasis PBL diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan proses
penyelesaian
masalah melalui diskusi kelompok. Dalam pembelajaran, guru memberikan kekuasaan pada siswa untuk dapat mencari dan mendiskusikan
informasi
secara
autonom
dan
dapat
dipertanggungjawabkan. d) Presentation. Presentation adalah penyampaian informasi pengetahuan. Kegiatan ini dilakukan tiap kelompok tentang pokok bahasan masalah tertentu. e)
Reflection. Pada tahapan ini guru me-review proses pembelajaran yang
dilakukan serta siswa mencatat apa yang telah dipelajarinya. Langkah-langkah penerapan SCL adalah lihat tabel sebagai 60
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d055_0608624_chapter2.pdf. Diunduh 8 Oktober 2013.
41
berikut:”61 Constructivisme
Re-call Materi
Memotivasi Siswa
Membangun pemahaman
Cooperative Learning
Organisir Kelompok
Pembentukan Kelompok
Pembimbingan Kelompok
Problem Based Learning
Pemberian Masalah
Diskusi Masalah
Report Hasil Diskusi
Presentasi
Presentasi Kelompok
Diskusi Antar Kelompok / Tanya Jawab
Refleksi
Tabel 2.2 Langkah-langkah penerapan SCL 4. Website a. Pengertian Website Website merupakan “kumpulan halaman web yang saling terhubung dan file - filenya saling terkait. Web terdiri dari page atau halaman, dan kumpulan halaman yang dinamakan homepage. Homepage berada pada posisi teratas, dengan halaman - halaman terkait berada di bawahnya. Biasanya setiap halaman di bawah homepage disebut child page, yang
61
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d055_0608624_chapter2.pdf. diunduh 8 Oktober 2013.
42
berisi hyperlink ke halaman lain dalam web.”62. “ Website adalah kumpulan dari halaman - halaman situs, yang terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web ( WWW ) di dalam internet. Sebuah halaman web biasanya berupa dokumen yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language), yang selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu sebuah protokol yang menyampaikan informasi dari server website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser dan Website atau situs dapat juga diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink)”63. Worl Wide Web(WWW) sering disingkat dengan www atau web adalah suatu “metode untuk menampilkan informasi di internet baik berupa teks, gambar, suara maupun video yang interaktif dan mempunyai kelebihan untuk menghubungkan (link) satu dokumen dengan dokumen lainya (hypertext) yang dapat diakses melalui sebuah browser. Browser adalah perangkat lunak untuk mengakses halaman-halaman web, seperti internet explorer, mozila firefox, opera, safari dan lain-lain.”64 Selain itu pula, dalam pembelajaran jarak jauh dikenal pula istilah ELearning. E-learning merupakan metode penyampaian yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. E-learning dapat dipahami sebagai “metode penyampaian dengan komputer dan memanfaatkan teknologi internet serta pemrograman yang memungkinkan para peserta didik untuk berinteraksi dengan bahan-bahan pelajaran melalui chat room (ruang komunikasi)”65 Menurut pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa website adalah sebuah layanan yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya dengan memanfaatkan komputer dan jaringan internet sehingga informasi 62
http://storage.jakstik.ac.id/students/full%20paper/penulisan%20ilmiah/30403135/Bab%20II.pdf 63 http://tegararian.blogspot.com/2013/03/pengertian-website.html 64 Yuhefizhar, Mudah Membangun Toko Online dengan CMS Pretashop, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,2011). h.7. 65 http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p11.htm
43
bisa di akses dimanapun, kapanpun dengan menciptakan budaya belajar yang mandiri sehingga belajar menjadi efektif dan efisien. b. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran E-Learning Berbasis Website Menurut Rusman sebagaimana media pembelajaran pada umumnya, pembelajaran berbasis website pun memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan. 1) Kelebihan Pembelajaran E-Learning Berbasis Website a) Memungkinkan setiap orang dimanapun, kapanpun, untuk mempelajari apapun. b) Pembelajar dapat belajar sesuai dengan karakteristik dan langkahnya dirinya sendiri karena pembelajaran berbasis web membuat pembelajaran jadi bersifat individual. c) Kemampuan untuk membuat tautan (link), sehingga pembelajar dapat mengakases informasi dari berbagai sumber, baik di dalam maupun diluar lingkungan belajar. d) Sangat potensial sebagai sumber belajar bagi pebelajar yang tidak memiliki cukup waktu untuk belajar e) Dapat mendorong pembelajar untuk lebih aktif dan mandiri di dalam belajar f) Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat digunakan untuk memperkaya materi pembelajaran. g) Menyediakan mesin pencari yang dapat digunakan untuk mencari informasi yang mereka butuhkan h) Isi dari materi pelajaran dapat di update dengan mudah.”66 2) Kekurangan Pembelajaran E-Learning Berbasis Website a) Keberhasilan pembelajaran berbasis web bergantung pada kemandirian dan motivasi pembelajar b) Akses untuk mengikuti pembelajaran dengan menggunakan web seringkali menjadi masalah bagi pembelajar. c) Pembelajar dapat cepat merasa bosan dan jenuh jika mereka tidak dapat mengakses informasi, dikarenakan tidak terdapatnya peralatan yang memadai dan bandwidth yang cukup. d) Dibutuhkan panduan bagi pembelajar untuk mencari informasi yang relevan, karena informasi yang terdapat di dalam web sangat beragam. e) Dengan menggunakan pembelajaran berbasis website, pembelajar terkadang merasa terisolasi, terutama jika terdapat keterbatsan dalam fasilitas komunikasi.”67 66
Rusman., op.cit..h.299.
44
c.
Prinsip-prinsip
Pembelajaran
Berbasis
Website
(E-
Learning) Menurut Rusman “pembelajaran berbasis website dibangun melalui beberapa prinsip yang berperan dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran ini pada tahap implementasi. Hal ini yang membuat pembelajaran berbasis web ini efektif pada dasarnya
bergantung
pada
pandangan
dari
pemegang
68
kepentingan” . Oleh karenanya, sangat sulit untuk menentukan prinsip utama yang setidaknya harus ada dalam pembelajaran berbasis web diantaranya: 1. Interaksi Interaksi berarti kapasitas dengan orang lain yang tertarik pada topic yang sama atau menggunakan pembelajaran berbasis web yang sama. 2. Ketergantungan Ketergantungan yang dimaksud di sini adalah bagaimana siswa mudah menggunakan web. Terdapat dua elemen penting dalam prinsip ketergantungan ini yaitu konsistensi dan kesederhanaan. 3. Relavansi Relavansi diperoleh melalui ketepatan dan kemudahan. Setiap informasi dalam web hendaknya dibuat sangat spesifik untuk meningkatkan pemahaman pembelajar dan menghindari bias.”69 d. Cara Memanfaatkan Teknologi Informasi atau Internet untuk Pembelajaran Menurut Bambang Warsita secara umum, ada tiga cara memanfaatkan
teknologi
informasi
untuk
kegiatan
pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 1. Web Course, yaitu penggunaan teknologi informasi untuk keperluan pendidikan, dimana seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasaan, latihan, dan ujian 67
Rusman. op.cit..h.302. Rusman., op.cit..h.304. 69 Rusman., op.cit..h.305. 68
45
sepenuhnya disampaikan melalui internet. Peserta didik dan guru sepenuhnya terpisah dan tidak perlu adanya tatap muka. 2. Web Centric Course, yaitu dimana sebagian bahan ajar, diskusi konsultasi, penugasan dan latihan disampaikan melalui internet; sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi dan latihan dilakukan secara tatap muka. Pembelajar dan guru sepenuhnya terpisah, tetapi diperlukan adanya tatap muka. 3. Web Enhanced Course, yaitu pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran secara tatap muka dikelas.”70 5. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Menurut Abdul Rahman Shaleh dan Muhibin Abdul Wahab belajar (Learning), seringkali didefinisikan sebagai “perubahan yang secara relatif berlangsung lama yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman”.71 Menurut Moh. Uzer Usman belajar diartikan sebagai “proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungan”.72 Menurut Muhibin Syah writting dalam bukunya Psychology of Learning
mendefinisikan belajar sebagai “any relatively permanent change in an organism’s behavioral that occurs as a result of experience” (“belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalamsegala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organism sebagai hasil pengalaman).”73 Menurut Mudjijo pengertian yang berbeda ini didasarkan pada kepercayaan bahwa “tingkah laku lahiriah organisme itu sendiri bukan
70
Bambang Warsita, Op Cit. h.152. Abdul Rahman Shaleh & Muhibin Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. (Jakarta:Prenada Media, 2004), h. 207. 72 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung;PT Remaja Rosda Karya edisi kedua, 2005, h. 5. 73 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta:PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), cet. 3 h. 61 71
46
indikator adanya peristiwa belajar. Belajar juga harus memilki tes, Tes sebenarnya adalah salah satu wahana program penilaian pendidikan.”74 Menurut Oemar Hamalik selain itu belajar adalah “modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.75 Menurut pengertian di atas, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya -mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Menurut S Nasution“Learning is experiencing. The process of learning is doing, reacting, uner’going, experiencing. Experiencing means living through actual situations and reactingvigorously to various aspect of those situations for purposes apparent to the learner”.Belajar adalah “mengalami sesuatu. Proses belajar adalah berbuat, beraksi, mengalami, menghayati. Pengalaman belajar berarti menghayati situasi-situasi yang sebenarnya dan bereaksi dengan sungguh-sungguh terhadap berbagai aspek situasi itu demi tujuan-tujuan yang nyata bagi pelajar.”76 Menurut Winkel, belajar menurut manusia boleh dirumuskan sebagai berikut: “suatu aktivitas mental dan psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuanpengetahuan, keterampilan dan nilai sikap. Menurut Morgan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau praktek.”77 Jadi belajar menempatkan seseorang dari status abilitas yang satu ke tingkat stabilitas yang lain. Mengenai abilitas itu, menurut Bloom dalam Sudijono melimuti tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk.
74
Mudjijo, Tes Hasil Belajar, (Bumi Aksara:Jakarta, 1995) h. 1 Oemar Hamalik, Op Cit h. 27. 76 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta:Bumi Aksara Get. 1, 1995) h. 99. 77 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2006), h.104. 75
47
Dikategorikan lebih terinci secara hierarki ke dalam emam jenjang kemampuan, yakni: 1. Hafalan (C1) Jenjang hafalan (ingatan) meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajarinya. 2. Pemahaman (C2) Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, atau grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal ke dalam rumusan matematis atau sebaliknya, meramalkan berdasarkan kecenderungan tertentu (eksploitasi dan interpolasi), serta mengungkapkan suatu konsep atau prinsip dengan kata-kata sendiri. 3. Penerapan (C3) Yang termasuk jenjang penerapan ialah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau pada situasi kongkrit. 4. Analisis (C4) Jenjang analisis meliputi kemampuan-kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jelas. 5. Sintesis (C5) Yang termasuk jejaring sistesis ialah kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Termasuk kedalamnya kemampuan merencanakan eksperimen, menyusun karangan (laporan praktikum, artikel, rangkuman), menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan objek-objek, peristiwa dan informasi lainnya. 6. Evaluasi (C6) Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu pentataan uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.”78 Hasil belajar efektif berkaitan sikap dan nilai, yang berorientasi pada penguasaan dan pemilihan kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan sebagainya.
78
Ahmad Sofyan, et. ol., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN Jakarta Press, 2006), h. 15-18
48
Menurut
Ahmad
Sofyan
sedangkan
hasil
belajar
aplikasi
(psikomotorik), hasil belajar pada ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertidak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Sipson menyatakan bahwa “belajar psikomotor ini tampak, dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu”.79 Menurut Arif S Sadiman“Salah satu cara yang baik untuk menyerapnya (sebagai gambaran mental) dapat dilakukan dengan cara menunjukkan wujud konkrit tentang konsep yang dipelajari tersebut”.80 Sedangkan Sidjana, mendefinisikan “hasil belajar sebagai kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.81 Menurut Sutarto “hasil belajar menunjukkan prestasi pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa”.82 Suelain itu juga hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Dari berbagai pengertian yang ada dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa, setelah mengalami proses belajar mengajar dan ditandai dengan adanya perubahan kepandaian, kecakapan, dan tingkah laku pada diri siswa itu sendiri. hasil belajar juga akan menumbuhkan pengetahuan seseorang sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa keterampilan dan membentuk kebiasaan sikap dan cita-cita hidupnya. Proses pembelajaran erat kaitannya dengan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran yang monoton, tidak menarik, cenderung menurunkan hasil belajar. Sebaliknya, proses pembelajaran yang meningkatkan minat dan aktivitas siswa terhadap suatu pelajaran cenderung akan meningkatkan hasil belajar mereka. 79
Ibid, h. 23 Arif S. Sadiman, op. cit., h. 11. 81 Sutarto, Buku Ajar Fisika (BAF) dengan Tugas Analisis Foto Kejadian Fisika (AFKF) sebagai Alat Bantu Penguasaan Konsep Fisika, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta:Badan Pengembangan dan Penelitian Departemen Pendidikan Nasional, 2005. h. 327-328. 82 Nana Sudjana, Penelitian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung:Remaja Rosda Karya, 2001), h. 22. 80
49
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut
Oemar
Hamalik
secara
global
faktor-faktor
yang
mempengaruhi hasil belajar adalah: 1) Faktor internal yang meliputi dua aspek, yakni aspek fisiologis dan aspek psikologis, yang terdiri dari lima faktor, yaitu: a) Intelegensi siswa b) Sikap siswa c) Bakat siswa d) Minat siswa e) Motivasi siswa 2) Faktor eksternal yang terdiri atas dua macam, yakni: a) Lingkungan sosial b) Lingkungan non sosial (sarana dan prasarana), termasuk di dalamnya media pembelajaran 3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan mkegiatan pembelajaran.”83 Faktor-faktor tersebut di atas sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena dalam proses pembelajaran siswalah yang menentukan terjadi atau tidaknya suatu proses belajar. Untuk belajar siswa menghadapi masalahmasalah baik internal maupun eksternal. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalah tersebut, maka ia tidak belajar dengan baik. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang dimaksud adalah faktor lingkungan nonsosial yang meliputi sarana dan prasarana serta faktor pendekatan belajar. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan strategi penggunaan media audio visual dengan metode diskusi kelompok. 6. Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS) a. Pengertian IPS Dalam kajian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terdapat beberapa istilah yang terkadang sering diartikan secara tumpang tindih antara satu dengan yang lain. Istilah-istilah tersebut adalah Studi Sosial (Social Studies), Ilmu-ilmu Sosial (Social Sciencesi) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Meskipun pada masing-masing istilah tersebut sama-sama terdapat kata Social, akan tetapi dalam pengertian dan maknanya terdapat perbedaan. 83
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta:PT Bumi Aksara, 1999), h. 159
50
Adapun pengertian IPS menurut beberapa ahli yakni: 1) Menurut
Muhammad
Numan
Somantri,
IPS
adalah
“suatu
penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi, dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait, yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.”84 Menurut Sapriya mata pelajaran IPS “merupakan sebuah nama mata pelajaran dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya”.85 2) Menurut Martorella, bahwa “pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan daripada transfer konsep, karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.”86 3) Dari beberapa pendapat tentang pengertian IPS di atas dapat dikemukakan bahwa IPS adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan sosial didukung dan berdasarkan pada bahan kajian geografis, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah, namun
IPS
bukan
merupakan
penjumlahan,
himpunan
atau
penumpukan, bahan-bahan ilmu sosial. b. Tujuan Pembelajaran IPS Menurut Etin Solihatin dan Raharjo Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk “mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya. Kemudian dalam berbagai buku social studies, sering dijumpai bahwa para ahli merumuskan tujuan IPS dengan mengaitkannya pada usaha mempersiapkan murid atau siswa menjadi warga negara yang baik. Tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai 84
Nu’man Sumantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (PT Remaja Rosda Karya: Bandung, 2001) cet. Ke-1 h.74. 85 Sapriya, Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran, (PT Remaja Rosda Karya:Bandung, 2009), Cet. Ke-1 h. 7 86 Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, (Bumi Aksara:Jakarta, 2008), ed.1 cet. ke-2 h. 14.
51
dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi”.87 Menurut Bloom, maka secara garis besar terdapat tiga macam pokok dari pembelajaran IPS, yaitu: a) Pengembangan aspek pengetahuan (cognitive) b) Pengembangan aspek nilai dan kepribadian (affective), dan c) Pengembangan aspek keterampilan (psycomotoric). Dengan tercapainya tigak pokok tersebut diharapkan akan tercipta manusia yang berkualitas, bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara serta ikut bertanggung jawab terhadap perdamaian dunia, seperti diinginkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).”88 Pengembangan aspek kognitif dapat diupayakan melalui penguasaan materi (substansi) mata pelajaran IPS
yang berasal dari ilmu-ilmu sosial,
seperti:sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan tata negara. Oleh karena itu, pemilihan materi IPS yang bersumber pada ilmu-ilmu sosial bukan didasarkan atas pemikiran bahwa materi itu penting dilihat dari disiplin ilmunya, tapi karena penting dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan untuk pengembangan aspek nilai dan kepribadian dalam pembelajaran IPS perlu diperhatikan bagaimana keterkaitan antara murid atau siswa dengan masyarakat. Tentang bagaimana keterkaitan antara murid atau siswa (pendidikan) dan masyarakat. Oleh karena itu, baik aspek nilai dan kepribadian,
pengetahuan,
maupun
keterampilan
yang
dibina
dan
dikembangkan di sekolah tidak bisa lepas dari nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu sehingga menjadi anggota masyarakat, yang nantinya mampu hidup di tengah-tengah masyarakat dengan baik sesuai dengan minat bakat dan kemampuannya. Menurut Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri selain itu, mata pelajaran IPS bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
87 88
Etin Solihatin dan Raharjo op. cit., h.15. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, hal. 58-59
52
a.
mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.”89 7. Materi Interaksi Sosial a. Hakikat Interaksi Sosial Menurut Elisanti Tintin Rostini Interaksi sosial adalah “hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perseorangan, antara beberapa kelompok manusia, maupun antara perseorangan dengan kelompok. Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Apabila kedua syarat itu tidak terpenuhi, maka tidak akan terjadi interaksi sosial. Syarat tersebut adalah; a. Adanya kontak sosial (social contact) b. Adanya komunikasi”90 Menurut Fritz Damanik Interaksi sosial terjadi karena “sebagai mahluk sosial, individu tidak dapat hidup tanpa sesamanya. Untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan hidupnya, seseorang membutuhkan keberadaan orang lain. Singkatnya, interaksi sosial akan selalu terjadi dalam kehidupan manusia. Interaksi sosial mengacu pada hal-hal berikut,1 kebutuhan yang nyata, 2 efisiensi dan efektivitas, 3 penyesuaian diri pada kebenaran dan kaidah-kaidah (norma) yang berlaku, 4 tidak memaksakan secara mental dan fisik.”91 Menurut Elisanti “Interaksi sosial pelakunya harus lebih dari satu orang, terjadi melalui adanya kontak dan komunikasi antar pelaku interaksi untuk mencapai tujuan, baik tujuan yang disepakati atau tidak disepakati. Dari contoh di atas maka interaksi sosial dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu; a. Interaksi antara individu Interaksi sosial antar individu ialah hubungan timbal balik yang terjadi antara orang perseorangan. Hubungan terjadi karena adanya pengaruh, reaksi atau tanggapan yang diberikan oleh salah satu individu. Bentuk interaksi antar individu ini dapat berlangsung secara verbal seperti tersenyum atau mengedipkan mata. Dapat pula secara fisik terjadi kontak fisik, misalnya 89
IIf Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Mengembangkan Pembelajaran IPS TERPADU (Jakarta:PT Prestasi Pustaka Publisher, 2011), h.10 90 Elisanti Tintin Rostini, Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas X ( Jakarta: oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,2009),.h.50. 91 Fritz Damanik , Sosiologi SMA/MA Kelas X, (Jakarta: PT.Bumi Aksara,2001) , h. 89.
53
berjabat tangan. b. Interaksi antara individu dengan kelompok Interaksi sosial antar individu dengan kelompok ialah hubungan timbal balik yang terjadi antara orang perorangan dengan kelompok. Sebagai contoh Kepala sekolah sedang memberikan pembinaan kepada siswa pada saat upacara bendera. c. Interaksi antara kelompok Setiap individu yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama dengan individu lainnya akan tergabung dalam kelompok-kelompok sosial. Kepentingan inidvidu melebur menjadi kepentingan kelompok. Perbedaan kepentingan dan tujuan antar kelompok ini akan melahirkan interaksi. Contoh peringatan 17 Agustusan di Kampung yang melibatkan kerja sama antar kelompok Karang Taruna, kelompok Posyandu dan kelompok Remaja Masjid.”92 B. Kerangka Berfikir Sebuah proses pembelajaran pada sekarang ini merupakan tuntutan untuk bisa berinovasi sebagai upaya untuk selalu meningkatkan kulitas belajar. Peran guru sebagai pendidik mempunyai peran yang penting dengan selalu meperbaiki kulitas mengajarnya. Sekaligus dalam proses pembelajaran peran guru tidak terlalu dominan dengan mengaktifkan peserta didik sebagi pusat belajar. Oleh karena itu dengan hadirnya TIK di sekolah diupayakan memanfaatkan fasilitas tersebut untuk belajar. Salah satunya adalah TIK yang tersedia di sekolah harus dioptimalkan dengan memiliki sebuah media yang terprogram dan terhubung dengan internet yaitu media website sebagai wadah untuk belajar. Dan sebagai guru hanya memfasilitasi sebuah wadah atau sarana untuk belajar yang terhubung dengan internet dengan memanfaatkan website sebagai media untuk belajar. Website tersebut di gunakan untuk transfer data dan menampilkan karya-karya siswa yang berhubungan dengan sebuah materi pembelajaran
IPS.
Dalam
pembelajaran
ini
siswa
mencoba
untuk
mengkonstruk pikiran mereka sendiri dalam memahami materi pelajaran IPS sehingga melatih mereka mandiri dan dewasa. Hal ini menjadikan sebuah motivasi dan mengaktifkan siswa untuk belajar karena melakukan kegiatan seperti mengamati mendemonstrasikan karyanya dan semakin meanarik dalam 92
Elisanti Tintin Rostini, op.cit.,h.50-51.
54
meningktkan hasil belajarnya. Siswa juga bisa mengakses materi dari berbagai sumber sehingga siswa menjadi kaya akan sebuah ilmu pengetahuan dan wawasan terbaru sehingga, menimbulakn sebuah variasi pembelajaran sebagai motif untuk meningkatkan hasil dan memotivasi siswa untuk belajar. Media ELearning
Pembelajaran Kelas Eksperimen
Media Powerpoint
Pembelajaran Kelas Kontrol
Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Hasil Belajar Kelas Kontrol
Gambar 2.13 Bagan Kerangka Berfikir C. Hasil penelitian Yang Relevan Terdapat hasil sebuah penelitian yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti yang memiliki keterkaitan tentang media pembelajaran berbasis website (E-learning). Diantaranya yaitu Mawar Ramdhani 2012, dalam skripisinya yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Web Pada Pelajaran Teknologi dan Komunikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalasan” berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mawar Ramadhani tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis web lebih tinggi daripada menggunakan media pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan oleh uji hipotesis posttest dan nilai gain ternormalisasi. Perhitungan nilai gain ternormalisasi antara kelas eksperimen juga lebih tinggi daripada kelas kontrol, yaitu nilai gain ternormalisasi kelas eksperimen g = 0.54 dan pada kelas kontrol g= 0.30. Melihat kesimpulan yang didapat dari penelitian ini, seharusnya sekolah menggunakan dan mengoptimalkan keberadaan E-Learning yang sudah ada tersebut, untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, sebaiknya sekolah menggunakan media pembelajaran ELearning pada mata pelajaran yang lain dengan karakteristik sesuai dengan mata pelajaran TIK yang mana sudah diujicobakan dan menghasilkan kesimpulan bahwa media pembelajaran E- Learning efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.”93 93
Mawar Ramadhani, “Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Web Pada Pelajaran Teknologi dan Informasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Kalasan”, Skripsi S1 Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta,2012.
55
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis penelitian adalah terdapat perbedaan hasil belajar dengan penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis website di kelas XB dan media powerpoint di kelas XC di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar penggunaan media pembelajaran E-Learning
berbasis website di kelas XB dan media powerpoint di
kelas XC di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Ha
:Terdapat
perbedaan
hasil
pembelajaran E-Learning
belajar
dengan
penggunaan media
berbasis website di kelas XB dan media
powerpoint di kelas XC di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta yang terletak di jalan Jl. Ibnu Taimia IV - Kompleks UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun waktu penelitian adalah pada semester genap bulan 8 Januari- 14 April 2014. Alasan peneliti memilih tempat penelitian di MA Pembangunan UIN Jakarta adalah sebagai berikut: 1.
Lokasi sekolah tersebut dapat dijangkau dengan mudah.
2.
Sekolah tersebut merupakan tempat peneliti melakukan Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) sehingga penulis sudah mengenal kedaan di sekolah tersebut.
3.
Tersedianya laboratorium komputer dan jaringan internet yang memadai
B. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan Kuasi Eksperimen (quasi experiment research) yaitu metode yang tidak dapat memberikan kontrol penuh dikarenakan situasi kelas sebagai tempat mengkondisikan perlakuan tidak memungkinkan pengontrolan yang demikian ketat seperti eksperimen murni. “Metode ini melibatkan penggunaan kelompok subjek secara utuh dalam eksperimen yang sudah terbentuk secara alami dalam kelas daripada menentukan subjek secara random untuk perlakuan eksperimen.
56
57
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata “metode ini juga bisa disebut eksperimen semu, karena berbagai hal terutama berkenaan dengan pengontrolan variable.”1 Dalam metode ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen yaitu kelas X IPS B akan diberi perlakuan khusus (variable yang akan diuji akibatnya) yaitu dengan menggunakan media E-Learning berbasis Website dalam pembelajaran sosiologi materi inetraksi sosial, sedangkan kelompok kontrol yaitu siswa kelas X IPS C akan diberi perlakuan dengan menggunakan konvensional yang diberlakukan disekolah (media,ceramah dan power point oleh guru) Untuk mengetahui hasil penelitian dapat dilihat dari perbandingan hasil pretest dan postest pada kedua kelompok tersebut. C. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain dua kelompok pretest-posttest (two group, pretest-posttest desaign) dimana dalam rancangan ini dilibatkan dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum ekpserimen (O1) disebut pretest, dan sesudah eksperimen (O2) disebut posttest. Menurut Suharsimi Arikunto ”perbedaan antara O1 dan O2 yakni O2-O1 diasumsikan merupakan efek dari treatment
atau
perlakuan”.2
Menurut
Subana
dan
Sudrajat
desain
penelitiannya dapat digambarkan pada Tabel 3.1 berikut ini”3.
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h.207 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 1998), Cet. Ke-11. h. 84 3 Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001), Cet 3. h. 100
58
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Kelompok
Pretes
Perlakuan
Postes
A(K)E
O1
XE
O2
B(K)K
O3
XK
O4
Keterangan
:
A(K)E
: Kelas eksperimen
B(K)K
: Kelas kontrol
O1
: Kemampuan kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan
O2
: Kemampuan kelas eksperimen setelah diberi perlakuan
O3
: Kemampuan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan
O4
: Kemampuan kelas kontrol setelah diberi perlakuan
XE
: Perlakuan dengan media pembelajaran E-Learning
XK
: Perlakuan dengan media pembelajaran powerpoint
Berdasarkan desain penelitian di atas diberi perlakuan, kedua kelompok kelas diberikan pretest terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan
memberikan
perlakuan
pada masing-masing kelas.
Setelah
diberikan perlakuan pada masing-masing kelas, selanjutnya dilakukan posttest untuk mendapatkan nilai hasil belajar akhir yang kemudian akan dapat memperlihatkan perbedaan media E-Learning berbasis Website dengan media powerpoint dalam meningkatkan hasil belajar siswa. D. Diagram Alur Penelitian Untuk lebih jelasnya mengenai alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat di flowchart berikut ini:”4
4
Suharsimi Arikunto op .cit., h.79.
59
Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian
Studi Literatur
Pembuatan Instrumen dan Bahan Ajar
Pembuatan Butir Soal
Pembuatan Materi untuk E-Learning
1. 2. 3. 4.
Proses Judgement Instrumen soal dan bahan ajar Proses perbaikan hasil Judgement instrumen soal dan bahan ajar Proses uji coba instrumen soal Analisis hasil uji coba instrumen soal
Pretest Perlakuan pembelajaran dengan penerapan media Elearning
Perlakuan pembelajaran dengan penerapan media powerpoint Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Posttest
Pengolahan Data dan Anlisis Hasil Penelitian
Pembahasan Hasil Penelitian
Penarikan Kesimpulan
Gambar 3.1 Alur penelitian Menurut Jacobsen desain atau strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa meliputi pembelajaran kooperatif, diskusi dan pembelajaran yang berbasis masalah. Dalam penelitian ini konsep SCL diterapkan dengan metode E-Learning.
60
Bentuk perlakuan pembelajaran dengan penerapan media E-Learning berbasis website yang dilalukan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Perlakuan dengan penerpan media ELearning
Constructivisme
Recall Materi
Memotivasi Siswa
Membangun Pemahaman
Cooperative Learning
Membuka Wensite &Log-in
Mempelajari Labsheet dan referensi
Mengerjakan Tugas
E- Learning
Capture and creation of data
Intelligent Stroage
Dissemination and access practices
Referensi Individu
Optimalisasi fasilitas internet dan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran
Hasil Belajar dan Budaya belajar
Gambar 3.2 Alur Penerapan E-Learning Gambar 3.2 di atas menjelaskan tentang alur penerapan ELearning dalam proses pembelajaran. Alur tersebut secara keseluruhan merupakan tahapan dalam Student Center Learning (SCL), dimana ELearning merupakan salah satu bentuk SCL. SCL memiliki tahapan-
61
tahapan constructivisme, cooperative learning, E- Learning, memiliki referensi
individu
dan
akhirnya
akan
membentuk budaya belajar
mandiri. Pada tahap constructivisme, siswa diberikan 3 tahapan aktivitas yaitu pengulangan materi pelajaran sebelumnya, memotivasi siswa untuk pemanfaatan materi yang akan dipelajari dan membangun pemahaman materi sejak awal (berguna untuk meluruskan arah pemahaman saat proses pembelajaran). Tahapan
kedua
cooperative
learning,
siswa
diperkenankan
melakukan kegiatan kerjasama dengan teman dalam hal membuka E-Learning, log-in, mempelajari materi serta mengerjakan tugas dan untuk membangun jiwa sosialnya. Dalam tahapan ini, saling membantu antar siswa dapat meningkatkan pemahaman akan aktivitas yang sedang siswa lakukan, karena kegiatan kerjasama yang dilakukan dengan sesama siswa melibatkan psikologi yang sama. Tahapan selanjutnya adalah metode inti E-Learning, meliputi 3 komponen penting strategi belajar untuk meningkatkan hasil belajar. Komponen pertama capture and creation of data adalah menyediakan link
ke
manajemen
(sumber) pengetahuan sehingga siswa belajar
mengakses link-link tersebut sebagai sumber belajar. Komponen intelligent
storage
yakni
mengelola
kedua
kemampuan dengan lebih baik
dan meningkatkan akses ke konten sumber belajar tersebut. Komponen ketiga dissemination and access practice merupakan tahap bimbingan. Apabila sudah melalui siswa
dapat mengakses
ketiga tahapan tersebut,
selanjutnya
link-link sumber belajar tersebut untuk
dijadikan referensi individu yakni optimalisasi fasilitas internet yang selanjutnya akan terbentuk budaya belajar mandiri pada siswa. Secara keseluruhan, alokasi waktu untuk E-Learning sangat tertata dan terstruktur, sehingga dapat mengotimalkan proses belajar. E. Variabel Penelitian Menurut Sugiyono variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
62
atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan
yang
mempunyai
variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya5. Adapun variabel
bebas
variabel
penelitian
ada
dua
yaitu
perbedaan penggunaan media pembelajaran E-Learning
berbasis Website dan media powerpoint, serta variabel terikat yaitu hasil belajar. Variabel dapat didefinisikan sebagai berikut : (1) media pembelajaran E- Learning; berbasis Website (2) media pembelajaran powerpoint; (3) hasil belajar siswa, bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
yang dicapai
oleh
siswa setelah
mengikuti kegiatan
pembelajaran. Dimana tingkat keberhasilan siswa ditandai selalu dengan skor, angka, kata atau huruf. Apabila tujuan utama kegiatan evaluasi hasil belajar ini sudah terealisasi, maka hasilnya dapat difungsikan dan ditujukan untuk diagnosis dan pengembangan, untuk seleksi, untuk kenaikan kelas dan untuk penempatan. F. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek, subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”6 Menurut Suharsimi sampel merupakan ”sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.”7 Sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik sampling yaitu purposive sampling, sampelnya diambil berdasarkan tujuan tertentu. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MA Pembangunan UIN Jakarta,sedangkan sampelnya adalah kelas X IPS B dan C MA pembangunan UIN Jakarta pada tahun ajaran 2013/2014 di mana kelas X IPS C sebagai kelompok kontrol berjumlah 30 siswa dan kelas X IPS B eksperimen berjumlah 30 siswa.
5
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung : CV. Alfabeta.2010). Cet. Ke-11, h. 61. 6 Ibid.,h.117 7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktik, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke-13, h. 13
63
G. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Menurut Riduwan purposive sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan ialah “teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan samplenya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu.”8 Fauzi Muchamad mengemukakan dengan kata lain “unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.”9 Sehingga peneliti dapat memperoleh hasil penelitian sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. H. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam pelaksanaannya, peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini yaitu sebagai guru yang melakukan kegiatan proses pembelajaran Sosiologi di kelas X IPS C sebagai kelas kontrol menggunakan media pembelajaran powerpoint di kelas X IPS B sebagai kelas eksperimen menggunakan media E Learning berbasis Website. Nantinya hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen akan dibandingkan melalui soal pretest dan posttest yang diberikan pada kedua kelas tersebut. Sedangkan guru bidang studi sosiologi dalam penelitian ini terlibat sebagai kolaborator dan observer. Dimana guru membantu peneliti dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan melakukan kegiatan pengamatan sekaligus penilaian ketika peneliti mengajar di depan kelas. I. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan meliputi tiga tahap: 1. Tahap Persiapan sebelum Penelitian Langkah awal pada tahap persiapan sebelum penelitian sebelum melakansanakan penlitian adalah pengurusan surat izin penelitian dari Universitas 8
Isalam
Negeri
SyarifHidayatullah
Jakarta.
Langkah
Riduwan, Belajar mudah peneltian untuk guru, karyawan,dan peneliti pemula, (Bandung: Alfabeta:2007), h.63 9 Fauzi Muchamad,, Metode Penelitian Kuantitatif Sebuah Pengantar, (Semarang: Walisongo Press,2009),h.192.
64
selanjutnya adalah suevei tempat untuk uji coba instrument dan penelitian. Setelah melaksanakan survey tempat, dilakukan observasi berupa pengamatan secara langsung proses belajar mengajar Sosiologi di kelas X IPS B dan C MA Pembangunan UIN Jakarta. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan wawancara singkat dengan guru bidang studi sosiologi X IPS dan siswa-siwi X IPS B dan C mengenai proses pembelajaran yang selama ini digunakan. Setelah pra observasi dan wawancara selesai dilaksanakan, maka langkah selanjutnya adalah membuat instrument penelitian berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat dengan bimbingan dosen pembimbing. Setelah instrument penelitian selesai dibuat , dilanjutkan dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Setealah
instrument
penelitian
dan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dalam hal ini guru bidang studi yang bersangkutan untuk melaksanakan uji coba instrumen kepada kelas X IPS B dan C 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Menentukan dua kelompok sample, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, merupakan langkah awal pada tahap pelaksanaan penelitian. Selanjutnya, diadakan tes awal (pretest) kepada kedua kelompok penelitian menggunakan soal-soal hasil analisis data uji coba instrument penelitian. Setelah tes awal (pretest) dilaksanakan pada kedua kelompok
penelitian,
kegiatan
belajar
dilaksanakan.
Kelompok
eksperimen diberikan perlakuan berupa penggunaan E-Learning berbasis Website
sedangkan
kelompok
kontrol
diberi
perlakuan
berupa
pembelajaran dengan menggunakan media power point. Setelah diberi perlakuan diadakan tes akhir (posttest) untuk kedua kelompok penelitian menggunakan soal-soal yang sama ketika dilakukan tes awal (pretest). Tes akhir merupakan langkah terakhir pada tahap pelaksanaan penelitian. Tahap selanjutnya adalah tahap akhir dalam penelitian.
65
3. Tahap Akhir Penelitian Setelah kedua kelompok penelitian melaksanakan tes akhir , langkah selanjutnya adalah melaksanakan analisis data hasil tes awal dan tes akhir kedua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol , menggunakan uji statistik. Setelah itu dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan sebelumnya. Penarikan kesimpulan merupakan langkah paling akhir dalam prosedur penelitian. J. Instrumen Penelitian Menurut Riduwan instrumen penelitian diartikan sebagai “alat ukur yang dapat menunjang dalam mengumpulkan data.”10 Sejumlah data yang dapat diasumsikan dan digunaka merupakan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan dan menguji hipotesis penelitian. Sesuai metode pengumpulan data maka instrument yang dapat digunkan dalam penelitian ini adalah tes dan non tes. Pada instrumen tes menggunakan tes penguasaan konsep pada aspek kognitif, dan pada instrument non tes menggunakan lembar angket, lembar observasi, dan wawancara serta lembar dokumentasi. 1) Tes Hasil Belajar Sosiologi Tes hasil belajar sosiologi merupakan Tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa yang menguasai materi yang telah diberikan. Tes hasil belajar ini dalam bentuk objektif atau pilihan ganda, dengan lima (5) alternatif jawaban sebanyak dua puluh (20) soal. Agar dapat mengukur hasil belajar siswa, maka soal tersebut dibuat sesuai dengan aspek kognitif yang meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, dan aplikasi. Kemudian validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, menurut Suharsimi mengartikan “setiap soal di susun berdasarkan materi dan tujuan pembelajaran khusus. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan pembelajaran khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan
10
Riduwan .Op.cit h.77
66
tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering juga disebut validitas kurikulum.”11 Menurut Suharsimi adapun prosedur dalam pengadaan instrument yang baik adalah sebagai berikut: a) Perencanaan yang meliputi perumusan tujuan, menentukan variable, dan mengkategorikan variable. b) Penulisan butir soal dan penyusunan skala. c) Melengkapi instrument dengan pedoman mengerjakan, surat pengantar dan kunci jawaban. d) Uji coba instrument baik dalam skala kecil maupun besar. e) Menganalisa hasil, menganalisa item jawaban, melihat pola jawaban dan saran-saran. f) Mengadakan revisi terhadap item-item soal akan diberi kuarang baik berdasarkan data yang diperoleh sewaktu uji coba.”12 Untuk mengetahui kemampuan awal siswa akan diberi pretest sedangkan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan akan diberi posttest. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes kognitif Standar Kompetensi Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
Kompetensi Dasar Menganalisis interaksi sosial sebagai dasar pembentukan pola keteraturan dan dinamika sosial
Materi Pembelajaran Interaksi Sosial
Indikator C1 •
• • •
11
Mendeskripsikan pengertian interaksi sosial Mengidentifikasi 5,8 kontak dan komunikasi sosial Mengidentifikasi 21 faktor-faktor interaksi sosial Mengidentifikasi 12, Hubungan keteraturan sosial dan interaksi sosial
Aspek yang diukur C2 C3 C4 3 1,11,15,2 18,30 3,28
∑ Soal 7
2,7
4,6,9,10
8
22
17,20
24,25,26, 27
13.14
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Akasara, 2009), Cet ke-9. h. 67. 12 Suharsimi Arikunto, op. cit, h.142-143
8
7 16,19,29
67
2. Pedoman Observasi Pembelajaran Data yang diperoleh dari lembar observasi guru kada KBM yang diisi oleh guru bidang studi sosiologi yang bertindak sebagai observer dengan cara mengamati peneliti yang bertindak sebagai guru yang mengajar di kelas dengan mencheklist (√) pada setiap aspek yang dinilai di setiap pertemuan. 3. Pedoman Wawancara Data diperoleh dengan mewawancarai guru bidang studi sosiologi kelas X IPS dan beberapa kelas X B dan C 4. Angket Instrumen yang digunakan untuk mengetahui aspek afektif pada pembelajaran sosiologi dengan menggunakan E-Learning berbasis Webiste pada kelas eksperimen dan powerpoint pada kelas kontrol, dengan menggunakan skala Likert dimana terdiri dari 20 pernyataan yaitu 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif dengan menggunakan 5 pilihan yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Dimana untuk hasil belajar siswa pada aspek afektif, denga menggunakan rumus: P = X100% Dengan : P = Angka frekuensinya f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Jumlah frekuensinya/ banyaknya individu Dimana: 0,80-1,00 = Sangat Baik 0,60-0,80 = Baik 0,40-0,60 = Sedang 0,20-0,40 = Buruk 0,00-0,20 = Buruk Sekali Berikut ini kisi-kisi angket hasil belajar antara yang menggunakan E-Learning berbasis website dengan menggunakan media powerpoint
68
Tabel 3.3 Kisi-kisi angket penggunaan E-Learning berbasis website
No 1 2
Indikator Item Penggunaan E-Leraning 1,2,3,4,5,11,12,13,14,15 berbasis website Pengaruh E-Learning 6,7,8,9,10,16,17,18,19,20 berbasis website terhadap pelajaran sosiologi Jumlah
Jumlah 10 10
20
Tabel 3.4 Kisi-kisi angket penggunaan media powerpoint No 1 2
Indikator Item Jumlah Penggunaan Media 1,2,3,4,5,11,12,13,14,15 10 Powerpoint Pengaruh Media Powerpoint 6,7,8,9,10,16,17,18,19,20 10 terhadap pelajaran sosiologi Jumlah
20
K. Teknik Pengumpulan Data Menurut Riduwan teknik pengumpulan data ialah ”teknik atau cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data.”13 Data adalah hasil ”pencatatan peneliti baik yang berupa fakta ataupun angka. Dari sumber Menteri SK Menteri P dan K No. 0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.”14 Dalam pengumpulan data tersebut terlebih dahulu ditentukan sumber data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan dan instrumen yang
13 14
Riduwan. Op cit., h. 69. Suharsimi Arikunto op.cit., h. 99-100
69
digunakan. Secara lengkap teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada tebel berikut ini: Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data Sumber Data
Jenis Data
Teknik
Instrumen
Pengumpulan
Penelitian
Data Siswa Kelas X B Hasil belajar IPS dan C
Melaksanakan
Butir soal uraian
Sosiologi sebelum pretest dan dan sesudah
posttest
dilakukan perlakuan media pembelajaran ELearning Berbasis Website Siswa Kelas X B Hasil pengamatan
Mengamati
Lembar observasi
dan C
aktivitas belajar
melalui lembar
(butir pernyataan
IPS Sosiologi
observasi
urain)
Hasil pengamatan
Mengamati
wawancara
aktivitas belajar
melalui lembar
IPS Sosiologi
panduan
pada saat proses
wawancara
pada saat proses pembelajaran Guru
pembelajaran
1.
Observasi (pengamatan) dan Wawancara Sutrisno Hadi dalam Sugiyono mengemukakan bahwa, ”observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting
70
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.”15 Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Riduwan mengemukakan sedangkan wawancara adalah ”suatu cara pengambilan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit.”16 Menurut Sugiyono”wawancara digunakan teknik pengumulan data apabila peneliti melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.”17 Data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara tersebut disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif sebagai bukti pendukung untuk hasil penelitian dan menjadi data pelengkap dari data kuantitatif berupa hasil tes belajar siswa dan perhitungan angket. 2.
Penyebaran Angket dan Kuesioner Menurut Riduwan angket atau kuesioner adalah ”daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.”18 Angket diberikan pada kegiatan pasca- penelitian, yaitu ketika pada kelas tersebut sudah diberikan suatu perlakuan. Angket tersebut berisi daftar pernyataan dengan 5 alternatif jawaban yang berkeanaan dengan penggunaan E-Learning berbasis website dalam pelajaran sosiologi materi interaksi sosial untuk kelas XB sebagai kelas eksperimen, dan penggunaan
15
Sugioyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2010), Cet ke-10, h.203 Riduwan, op.cit.,h. 74. 17 Sugioyono, , op.cit.,h. 194. 18 Riduwan, op.cit.,h. 71. 16
71
media powerpoint dalam pelajaran sosiologi materi interaksi sosial untuk kelas XC sebagai kelas kontrol. Skala yang digunakan adalah ”Skala Likert yaitu menurut Riduwan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.”19 Siswa dapat memberikan respon terhadap pernyataan-pernyataan sikap dengan memilih alternatif jawaban: Sangat setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Angket ini terdiri dari 20 pernyataan yang bersifat langsung dan berupa daftar checklist atau online Teknik penskoran terhdapa data angket dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.6 Skala pernyataan positif dan negatif pada skala likert No
Pernyataan
Kategori SS
1.
Pernyataan Positif
2.
Pernyataan Negatif
S
N
TS
STS
Dengan ketentuan nilai: ”20 Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
Sangat Setuju
=5
Sangat Setuju
=1
Setuju
=4
Setuju
=2
Netral
=3
Netral
=3
Tidak Setuju
=2
Tidak Setuju
=4
Sangat Tidak Setuju = 1
Sangat Tidak Setuju = 5
Angket tersebut akan diberikan kepada siswa kelas X C yang berjumlah 30 siswa yang kesemuanya dijadikan sample dalam penelitian ini yang digunakan untuk memperoleh data tentang pengaruh penggunaan 19 20
Riduwan, op.cit.,h. 87. Ibid
72
Media powerpoint terhadap hasil belajar sosiologi materi interaksi sosial kelas XC MA Pembangunan UIN Jakarta. Dan siswa kelas X B yang berjumlah 30 siswa yang kesemuanya dijadikan sampel penelitian dalam penelitian ini yang digunakan untuk memperoleh data tentang pengaruh elearning berbasis website terhadap hasil belajar sosiologi materi interaksi sosial kelas XC MA Pembangunan UIN Jakarta. 3. Tes tertulis Menurut Riduwan tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkain pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.”21 Ada beberapa macam tes instrumen pengumpul data, antara lain: Tes Kepribadian, Tes Bakat, Tes Prestasi, Tes Inteligensi, dan Tes Sikap. Jenis tes intrumen pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Lembar.. 4. Dokumentasi Menurut Riduwan dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relavan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.22 L. Pengujian Instrumen 1. Uji coba instrumen media E-Learning bebasis Website dan Media Powerpoint Dalam penelitian ini untuk uji coba instrumen media e-learning berbasis website dan media powerpoint adalah dengan uji validitas ahli dan isi. Pada uji validitas ahli, kisi-kisi instrumen yang telah tersusun divalidasi kepada bidang validitas yang dilakukan, yaitu untuk e-learning berbasis website yaitu, validitas penggunaan e-learning berbasis website, 21 22
Riduwan, op.cit., h.76. Riduwan, op.cit., h.77.
73
kesesuaian bahasa kesesuaian gambar, kesesuaian video, terhadap isi materi dan kesesuaian contoh-contoh yang ditampilkan . sedangkan untuk media powerpoint yaitu validitas penggunaan media gambar, kesesuaian teks, terhadap isi materi dan kesesuaian contoh-contoh yang di tampilkan dalam presentasi materi. Bagi mahasiswa pendidikan IPS kosentrasi sosiologi bisa melibatkan guru mata pelajaran sosiologi di sekolah tempat penelitian, dosen pembimbing, atau dosen mata kuliah yang sesuai dengan materi yang diteliti. Tabel.3.7 Kisi-kisi Uji Validitas Ahli Instrument E-Learning Berbasis Website Kesesuaian Penggunaan ELearning berbasis Website
Pernyataan • Kamu
menyukai
No.Soal
pembelajaran 1,2,11,12
dengan menggunkan media Elearning berbasis website • Kamu
bantuan
pernah
belajar
E-learning
dengan berbasis
website • Kamu
tidak
menyukai
pembelajaran
dengan
menggunakan media website • Kamu
tidak
pernah
belajar
menggunakan website disekolah Kesesuaian Bahasa
• Kamu menyukai penjelasan /
4,14
bahasa yang ditampilkan di website • Kamu tidak menyukai
penjelasan/bahasa yang ditampilkan di website Kesesuaian gambar/foto, video
• Kamu menyukai gambar/foto,video
yang ditampilkan di website
3,13
74
terhadap isi materi
tutwurihandayani.com • Kamu tidak menyukai
gambar/foto,video yang ditampilkan di website tutwurihandayani.com Kesesuaian contoh yang diberikan dengan isi pelajaran
• Kamu menyukai contoh-contoh dan 5,15
tulisan-tulisan yang ada di website • Kamu tidak menyukai contoh-
contoh dan tulisan-tulisan yang ditampilkan di website Kecocokan
• Penggunaan E-Learning cocok
penggunaan E-
untuk diterapkan pada pelajaran
Learning berbasis
sosiologi materi interaksi sosial
Website pada
• Penyajian materi, video,diskusi
pelajaran sosiologi
online, tes online membuatmu lebih
materi interaksi sosial
tertarik belajar sosiologi materi interaksi social • Penggunaan E-Learning tidak
cocok untuk diterapkan pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial • Penyajian materi, video,diskusi
online, tes online tidak membuat kamu lebih tertarik belajar sosiologi materi interaksi sosial
6,7,16,17
75
Pengaruh E-Learning
• Belajar menggunakan E-Learning
berbasis Website
membantu dalam memahami
terhadap hasil belajar
pelajaran sosiologi materi interaksi
pelajaran sosiologi
sosial
8,9,10,18,19,20
materi interaksi sosial • Belajar dengan E-Learning mempermudah kamu dalam belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi social • Penggunaan E-Learning sangat
efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial • Belajar menggunakan E-Learning
tidak membantu dalam memahami pelajaran sosiologi materi interaksi sosial • Belajar dengan E-Learning tidak
mempermudah kamu dalam belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial • Penggunaan E-Learning tidak
efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
Tabel.3.8 Kisi-kisi Uji Validitas Ahli Instrument Media Powerpoint Kesesuaian Penggunaan Media Powerpoint
Pernyataan • Kamu
menyukai
No.Soal
pembelajaran 1,2,11,12
76
dengan
menggunkan
media
Powerpoint • Kamu
pernah
belajar
dengan
bantuan media Powerpoint • Kamu
tidak
menyukai
pembelajaran
dengan
menggunakan media powerpoint • Kamu
tidak
pernah
belajar
menggunakan media powerpoint disekolah Kesesuaian Bahasa
• Kamu menyukai penjelasan /
4,14
bahasa yang ditampilkan media powerpoint • Kamu tidak menyukai
penjelasan/bahasa yang ditampilkan di media powerpoint Kesesuaian
• Kamu menyukai gambar/foto,video
gambar/foto, video
yang ditampilkan di media
terhadap isi materi
powerpoint
3,13
• Kamu tidak menyukai
gambar/foto,video yang ditampilkan di media powerpoint
Kesesuaian contoh
• Kamu menyukai contoh-contoh dan 5,15
yang diberikan dengan
tulisan-tulisan yang ada di media
isi pelajaran
powerpoint. • Kamu tidak menyukai contoh-
contoh dan tulisan-tulisan yang
77
ditampilkan di media powerpoint • Kecocokan
• Penggunaan di media powerpoint
penggunaan media
cocok untuk diterapkan pada
powerpoint pada
pelajaran sosiologi materi interaksi
pelajaran sosiologi
sosial
materi interaksi sosial
6,7,16,17
• Penyajian materi, video,
membuatmu lebih tertarik belajar sosiologi materi interaksi sosial • Penggunaan di media powerpoint
tidak cocok untuk diterapkan pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial • Penyajian materi, video tidak
membuat kamu lebih tertarik belajar sosiologi materi interaksi sosial • Pengaruh media
• Belajar menggunakan media
powerpoint terhadap
powerpoint membantu dalam
hasil belajar
memahami pelajaran sosiologi
pelajaran sosiologi
materi interaksi sosial
materi interaksi sosial
• Belajar dengan media powerpoint
mempermudah kamu dalam belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial • Penggunaan media powerpoint
sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
8,9,10,18,19,20
78
• Belajar menggunakan media
powerpoint tidak membantu dalam memahami pelajaran sosiologi materi interaksi sosial • Belajar dengan media powerpoint
tidak mempermudah kamu dalam belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial • Penggunaan media powerpoint
tidak efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
2. Uji Instrumen Tes Tertulis a) Pengujian Validitas Instrumen Arikunto
dalam Riduwan menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan validitas adalah ”suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan alat ukur. Dari pengertian itu dapat diartikan lebih luwes lagi bahwa valid itu mengukur apa yang hendak diukur.”23 Pengujian validitas yang digunakan dalam instrumen ini adalah validitas isi yang dalam penyusunan butir-butir soalnya disesuaikan dengan materi. Validitas butir soal untuk soal berbentuk pilihan ganda di uji dengan menggunakan koeefisien biseral , dengan rumus : =
Mp − Mt p SDt q
Keterangan:
rpbi 23
= angka indeks korelasi poin biseral
Riduwan,op.cit.,h.97
79
Mp
= Mean responden yang menjawab benar
Mt
= Mean secara keseluruhan
SDt
= Standar deviasi total
P
= Proporsi responden yang menjawab benar
q
= Proporsi responden yang menjawab salah
Pengujian validitas ini menggunakan rumus Anates. Adapun batas signifikan koefisen korelasi dari validitas tes adalah sebagai berikut: Tabel 3.9 Batas Signifikansi Koefisien Korelasi df (N-2)
P= 0,05
P= 0,01
10
0.576
0.708
15
0.482
0.606
20
0.423
0.549
25
0.381
0.496
30
0.349
0.449
40
0.304
0.393
50
0.273
0.354
60
0.250
0.325
70
0.233
0.302
80
0.217
0.283
90
0.205
0.267
100
0.195
0.254
125
0.174
0.228
>125
0.159
0.208
Bila koefisien 0.000 berarti tidak dapat dihitung. Berdasarkan kriteria dengan batas signifikan pada tabel dapat diklasifikasikan soal pada validitas tes dengan batas signifikansi 0,05 adalah sebagai berikut:
80
Tabel 3.10 Kriteria Validitas Tes Rentang
Keterangan
>0.462
Sangat Signifikan
0.349-0461
Signifikan
0.128-0.348
Tidak Signifikan
<0.000
NAN
Perhitungan validitas dari 30 butir soal yang diujicobakan diperoleh hasil yang memiliki validitas yang sangat signifikan, signifikan dan tidak signifikan. Rekapitulasi perhitungan validitas hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada tabel. Tabel 3.11 Rekapitulasi perhitungan validitas Interpretasi
Nomor Soal
Jumlah
Persentase
7
23.3%
validitas Sangat Signifikan 3,5,8,9,25,27,28 Signifikan
2,4,6,7,10,11,12,13, 13
43.3%
18,19,20,21,24 Tidak Signifikan
14,15,16,17,22
10
33.3%
,23,26,29,30 Keterangan : Soal sangat signifikan dan signifikan diujikan kembali sedangkan soal yang tidak signifikan tidak diujikan b) Pengujian Reliabilitas Instrumen Menurut Suharsimi reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes, atau
81
seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dikatakan tidak berarti.”24
Intrumen ini diuji dengan menggunkan Kuder Richardhon 20, dengan rumus : =
−1
1−
∑
Keterangan :
rKR
= Koefisien reliabilitas
k
= Banyaknya butir soal
St2
= Varians skor butir
PiQi
= Varians skor butir
Pi
= Proporsi jawaban benar untuk butir soal nomor i
Qi
= Proporsi jawaban salah untuk butir soal nomor i
Penyajian realibilitas ini menggunakan program ANATES. Sedangkan Kriteria Realibilitas adalah sebagai berikut: Tabel 3.12 Kriteria Realibilitas Nilai
Kriteria
0.81- 1.00
Sangat tinggi
0.61- 0.80
Tinggi
0.41- 0.60
Cukup
0.21- 0.40
Rendah
0.00- 0.20
Sangat rendah
Berdasarkan pengujian realibilitas instrumen penelitian dari 30 soal di dapat realibilitas sebesar 0.62 yang tergolong dalam kategori tinggi. c) Pengujian Taraf Kesukaran Instrumen Menurut Suharsimi soal yang baik adalah ”soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak 24
Suharsimi Arikunto,.op.cit.,h.86.
82
merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkanya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.”25 Oleh karena itu , maka perlu adanya pengujian taraf kesukaran. Pengujian tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari tiap item soal apakah mudah, sedang, atau sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat meggunakan rumus: =
Ab + Bb N
Keterangan: TK
= Tingkat kesukaran
Ab
= Jumlah jawaban yang benar dalam kelompok atas (A)
Bb
= Jumlah jawaban yang benar dalam kelompok bawah (B)
N
= Jumlah siswa dalam kelompok A dan B
Taraf kesukaran ini diuji dengan menggunakan program ANATES. Sementara kriteria indeks kesukaran adalah sebagai berikut: Tabel 3.13 Tingkat Kesukaran Soal TK
Tingkat Kesukaran
0.00 – 0.30
Soal Sukar
0.31 – 0.70
Soal Sedang
0.71 – 1.00
Soal Mudah
Berdasarkan pengujian tingkat kesukaran instrumen peneliti dari 30 soal, di dapatkan kategori soal yang termasuk mudah sebanyak 9 soal, dengan nomor soalnya adalah 3,10,12,16,17,20,21,27,28. Dan yang termasuk
sedang
terdapat
18
soal
yaitu
nomor
2,4,5,6,7,8,9,14,15,18,19,22,23,24,25,26,29,30. Sedangkan yang termasuk sukar terdapat 3 soal yaitu 1,11,13. 25
Suharsimi Arikunto,.op.cit.,h.207.
83
d) Pengujian Daya Pembeda Menurut Suharsimi daya pembeda soal adalah ”kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi disingkat D (d besar).seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antara 0.00 – 1,00 hanya bedanya, indeks kesukaran tidak mengenal tanda negatif (-) tetapi pada indeks diskriminasi ada tanda negatif. Tanda negatif pada indeks diskriminsi digunakan jika sesuatu soal ”terbalik”menunjukan kualitas testee. Yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai.”26 Untuk menentukan tinggi rendahnyaa daya pembeda pada penelitian ini digunakan rumus: #=
∑$ ∑' − = $− ' %& %(
Keterangan : D ∑$
nA
= Indeks daya pembeda = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok bawah = Jumlah peserta tes kelompok atas
nB
= Jumlah peserta tes kelompok bawah
PA
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
∑'
Untuk
menentukan
ANATES.
26
Suharsimi Arikunto,.op.cit.,h.211.
daya
pembeda
menggunakan
program
84
Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut: Tabel 3.14 Kriteria Daya Beda DP
Tingkat DP
0-20
Kurang
21-40
Sedang
41-70
Baik
71-100
Baik Sekali
Berdasarkan pengujian daya pembeda instrumen penelitian dari 30 soal, di dapat kategori soal yang termasuk kurang sebanyak 5 soal, dengan nomor soalnya adalah 1,16,17,22,26. Kategori soal yang termasuk sedang sebanyak 7 soal dengan nomor soalnya adalah 11,13,14,15,21,23,29. Kategori soal yang termasuk baik sebanyak 12 dengan
nomor
soalnya
adalah
2,4,6,7,10,12,18,19,20,24,25,30.
Sedangkan untuk soal kategori baik sekali sebanyak 6 soal dengan nomor soalnya adalah 3,5,8,9,27 dan 28. 3. Lembar Observasi Lembar Observasi yang digunakan untuk dapat mengambil perbedaan proses pembelajaran yang menggunakan E-Learning berbasis Website dan menggunakan media powerpoint. Lembar observasi ini di uji menggunakan uji ahli. 4. Angket Agket yang digunakan adalah untuk mengukur seberapa besar tanggapan siswa terhadap penggunaan media E-Learning adan penggunaan media powerpoint dalam pembelajaran. Angket ini terdiri dari dua puluh soal dengan lima pilihan jawaban , angket ini diuji dengan menggunakan uji ahli.
85
M.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu kategori dan urutan satuan dasar. 1. Analisis Data Hasil Belajar Setelah melakukan uji coba instrumen, maka selanjutnya dilakukan penelitian. Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. Dalam pengolahan dan penganalisisan data tersebut digunakan statistik. Suharsimi mengemukakan “secara garis besar, analisis data meliputi tiga langkah yaitu: persiapan, tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.”27 Pendekatan yang dilakukan untuk menganalisis data yang dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan uji-t. Akan tetapi, sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas sebagai syarat dapat dilakukan analisis data. a) Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mrngetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Liliefors, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1)
Urutkan data sampel dari yang terkecil ke besar.
2)
Hitung nila Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus:
) =
*+,*.
Keterangan : Zi
= Skor Baku
Xi
= Skor Data
/-
S
3)
= Mean = Simpangan Baku Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan table Zi sebutkan dengan F (Zi) dengan aturan jika
27
Suharsimi Arikunto., op.cit,. h. 240
86
Zi>0, maka F(Zi)0.5 + nilai tabel jika Zi<0, maka F(Zi) = 1(0.5+nilai tabel) . 4)
Hitung proporsi Z1,Z2,Z3,,,Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(Zi), maka: =
5)
01
234567 9:;<1=91
Hitung selisih absolute F(Z)-S(Z), pada masing-masing data. Kemudian tentukan harga mutlak. Ambil nilai terbesar diantara harga-harga utlak selisih tersebut, nilai ini dinamakan Lhitung.
6)
Ambil harga Lhitung yang paling besar kemudian bandingkan dengan nilai Ltabel dari tabel Liliefors. Lo = F(Zi)-S(Zi) Keterangan : Lo = harga mutlak F (Zi)
= peluang angka baku
S (Zi)
= proporsi angka baku
Kriteria uji normalitas : Jika Lhitung < Ltabel, maka sampel data berdistribusi normal pada taraf signifikansi α = 0.5% 7)
Setelah data dinyatakan berdistribusi normal, maka dilakukan uji homogenitas melalui uji Fisher.
b) Uji Homogenitas Uji homogenitas data antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesamaan antara dua populasi yang diteliti. Uji homogenitas yang dilakukan adalah dengan uji Fisher, tetapi terlebih dahulu dengan menentukan normalitas Ho dan Ha. Ho : O2E = O2K Ha : O2E > O2K Untuk menguji homogenitas data dapat menggunakan rumus : .C
>ℎ @%A = .BC C
87
Dimana
=
1 ∑F ,(∑ *)C 1(,G)
F
= Homogenitas
S12
= Varian terbesar
S22
= Varian terkecil
Untuk menguji homogenitas langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Hipotesis Ho = Kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen Ha = Kedua kelompok tidak berasal dari populasi yang homogen 2) Membandingkan statistic hitung dengan statistik tabel a. Jika Fhitung < Ftabel ; Maka Ho diterima B. Jika Fhitung > Ftabel ; maka Ho ditolak 3) Tentukan db pembilang dan db penyebut (varians terbesar dan varians terkecil) 4) Tentukan Fhitung 5) Tentukan Ftabel Adapun kriteria pengujianya adalah: Ho = Diterima, jika Fh < Ft Ho = Ditolak, jika Fh > Ft Ho = data memiliki varians homogen Ha = data tidak memiliki varians homogeny c) N-Gain Peningkatan skor pretest dan posttest dapat menggunkan rumus Normalized Gain.
H − IJ % =
.K
Gain skor ternormalisasi menunjukan tingkat efektivitas perlakuan dari pada perolehan skor atau posttest. Terdapat tiga kategorisasi perolehan skor N-Gain ternormalisasi yaitu: 1) g-tinggi : nilai (>g) >0.7 2) g-sedang : nilai 0.7 e” (
) e” 0.3
88
3) g-rendah : nilai (>g>) <0.3 d) Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, maka untuk menguji data yang diperoleh digunakan rumus uji-t. Langkah-langkah pengujian hipotesis : Jika varian populasi homogen, uji statistik yang digunakan adalah
=
*-B ,*-C
PQR B O B NB NC
dimana
SA =
T(UB V G)WB O(UCV G)WC UB O UC ,
keterangan : = nilai rata-rata kelompok eksperimen X1 X2 n1 n2 S12 S22 Sg
= nilai rata-rata kelompok kontrol = jumlah sampel pada kelompok eksperimen = jumlah sampel pada kelompok kontrol = varian kelompok eksperimen = varian kelompok kontrol = nilai standar deviasi gabungan
Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut: (1) Mengajukan hipotesis, yaitu: (a) Uji kesamaan dua rata-rata hasil pretests Ho : X=Y Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Ha : X ≠ Y Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. (b) Uji kesamaan dua rata-rata hasil posttest Ho : X=Y Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Ha : X ≠ Y
89
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. (2) Menghitung nilai thitung dengan rumus uji-t (3) Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus: dk = (n1-1) + (n2-1) (4) Menentukan nilai t-tabel dengan α = 0.05 (5) Menguji hipotesis Jika – ttabel < thitung < ttabel maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0.05 Jika thitung < - ttabek atau < ttabel < thitung maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0.05 (2) Analisis Data Observasi Pengisian lembar observasi ini dilihat dari respon siswa terhadap indikator tersebut, indikator pembelajaran dikatakan tercapai apabila lebih dari 50% siswa memberikan respon yang baik pada tahap pembelajaran tersebut. Setelah diketahui jumlah indikator yang tercapai maka dapat dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif. (3) Analisis Data Angket Analisis data angket ini dengan menghitung jumlah jawaban siswa yang menjawab Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Setelah diketahui masing-masing jumlah jawaban siswa maka dibuat dalam bentuk presentase. Dengan rumus : = X 100%
Dengan : P
= Persentase
F
= Jumlah indikator yang tercapai
N
= Jumlah seluruh indiktpr yang ada
Kriteria Interpretasi Skor: Angka 0% - 20%
= Sangat lemah
Angka 21% - 40% = Lemah
90
Angka 41% - 60% = Cukup Angka 61% - 80% = Baik Angka 81% - 100% = Sangat Baik”28 N.
Hipotesis Statistik Ho : µA = µB Ha : µA > µB Kriteria pengujian: Ho ditolak jika t-hitung > t-tabel Ho diterima jika t-hitung < t-tabel Keterangan : Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis website di kelas XB dan media powerpoint di kelas XC di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis website di kelas XB dan media powerpoint di kelas XC di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. µA = nilai rata-rata hasil belajar sosiologi siswa dengan media ELearning berbasis Website secara kelompok. µB = nilai rata-rata hasil belajar sosiologi siswa dengan metode powerpoint secara kelompok
28
Riduwan, op.cit., h.89.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN
A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta a. Sejarah Singkat Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta Madrasah Pembangunan lahir berawal dari keinginan tokoh-tokoh di Departemen Agama dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan adanya pendidikan Islam yang representatif. Pada awal tahun 1972, Panitia Pembangunan Gedung Madrasah Komprehensif dibentuk oleh Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. H.M. Toha Yahya Omar (alm).Pada bulan Juni 1972, bertepatan dengan Lustrum III IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dimulai pembangunan gedung madrasah yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Agama RI pada masa itu, yaitu Prof. H.A. Mukti Ali dan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah. Pada
tanggal
17
November
1973,
gedung
madrasah
diserahterimakan dari Pimpinan Bagian Proyek Pembinaan Bantuan Untuk Madrasah Swasta Pemda DKI Jakarta kepada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun 1974, pertama kali Madrasah Pembangunan membuka tingkat Ibtidaiyah. Jumlah muridnya baru 58 orang, terdiri dari Kelas I: 43 orang, Kelas II: 8 orang, dan Kelas III: 7 orang. Permulaan kegiatan belajar mengajar dimulai pada tanggal 7 Januari 1974. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai "Hari Kelahiran" Madrasah Pembangunan.
91
92
Pada awal tahun 1977, Madrasah Pembangunan membuka tingkat Tsanawiyah. Siswa angkatan pertama berjumlah 19 orang. Bulan Juli 1991, dibuka kelas jauh tingkat Ibtidaiyah di Pamulang, bekerja sama dengan Yayasan Al Hidayah sebagai penyedia lahan. Sesuai dengan keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak awal September 1974 pembinaan Madrasah Pembangunan dilaksanakan oleh Tim Pembinaan yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Tarbiyah. Tugas tim ini di antaranya adalah menyiapkan Madrasah Pembangunan sebagai 'madrasah laboratorium' Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tahun 1978, Madrasah Pembangunan ditetapkan sebagai Madrasah Pilot Proyek Percontohan oleh Departemen Agama RI melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Islam Depag RI Nomor: Kep/D/03/1978. Berdasarkan keputusan tersebut, kemudian diselenggarakan kegiatan penataran penulisan modul dan uji coba pembelajaran dengan sistem modul. Empat modul bidang studi Alquran Hadits, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Matematika telah diujicobakan sampai dengan tahun 1985. Mulai tahun 1988, berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 06 Tahun 2008, wewenang pembinaan dan pengelolaan Madrasah Pembangunan dilipahkan kepada Yayasan Syarif
Hidayatullah
Jakarta.
Pengembanan
sebagai
'madrasah
laboratorium' dilaksanakan bersama-sama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Tahun Pelajaran 1991/1992 Madrasah Pembangunan membuka tingkat Aliyah. Siswa yang diterima pertama kali sebanyak 32 orang terdiri dari 10 laki-laki dan 22 perempuan. setelah empat tahun berjalan, berkenaan dengan kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan (khususnya Madrasah Aliyah), pada Tahun Pelajaran 1995/1996 MA Pembangunan tidak menerima pendaftaran siswa baru lagi. Tahun 1996/1997, sebanyak 31 orang siswa terakhir lulus dari MA Pembangunan IAIN Jakarta. Seiring dengan perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak tahun 2002 Madrasah Pembangunan IAIN
93
Jakarta mengikuti perubahan nama menjadi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Tahun Pelajaran 2006/2007 atas dorongan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan banyaknya permintaan masyarakat, Madrasah Pembangunan UIN Jakarta kembali membuka tingkat Aliyan. Jumlah siswa pertama yang diterima adalah 47 siswa terbagi dalam 2 rombongan belajar. Setelah tiga tahun berjalan, akhir tahun 2009 Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta telah diakreditasi dengan hasil grade A kategori Sangat Memuaskan. Tahun 2008 Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta ditetapkan sebagai Madrasah Standar Nasional oleh Kanwil Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta dengan nomor: Kw.09.4/4/5/HK.005/2081/2008 b. Tokoh-Tokoh Pendiri Madrasah Pembangunan Madrasah Pembangunan lahir tidak lepas dari jasa-jasa para pendiri yang pada masa itu sebagai pejabat di lingkungan Departemen Agama maupun IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, antara lain: 1)
Drs. H. Kafrawi Ridwan, MA (Direktur Perguruan Tinggi Departemen
Agama
dan
Wakil
Rektor
III
IAIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta) 2)
Prof. Dr. HAR Partosentono (Wakil Rektor I IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
3)
Drs. H. Husen Segaf, MA (Wakil Rektor II IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
4)
Drs. H. Bakar Yakob (Ketua Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
5)
Drs. H. Agustiar, MA (Ketua Jurusan Pedagogik, Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
6)
Drs. H.A. Muzakir (Kasubid II Direktorat Pendidikan Depertemen Agama)
94
7)
Drs. H.M. Ali Hasan (Kepala Seksi Pembina Tenaga Guru dan Pengawas Subdit V Direktorat Pendidikan Agama Depertemen Agama)
c. Visi dan Misi Sekolah Visi Sekolah: • Menjadi lembaga pendidikan dasar dan menengah yang unggul dan terkemuka dalam
pembinaan
keislaman,
keilmuan
dan
keindonesiaan, dengan mengapresiasi potensi peserta didik serta perkembangan era global. Misi Sekolah: •
Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang akan melahirkan
lulusan
beriman
dan
bertaqwa
serta memiliki
kemampuan kompetitif dan keunggulan komparatif; •
Melakukan
pembinaan
kesehatan
fisik
sehingga terbentuk
keseimbangan antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan jasmani peserta didik serta dapat melahirkan lulusan yang cerdas, kuat dan sehat; •
Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan keislaman,
sains
dan
teknologi
serta
apresiatif
terhadap
kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia; •
Melakukan
pembinaan
professional yang
tenaga
menguasai aspek
pendidik
sebagai
keilmuan,
tenaga
keterampilan
mengajar, kepribadian pedagogis serta komunikasi global yang dijiwai akhlak mulia; •
Melakukan pembinaan tenaga kependidikan yang profesional, yang menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja yang tinggi, serta kepribadaian yang Islami.
•
Mengupayakan tersedianya sarana prasarana dan fasilitas belajar mengajar yang dapat memberikan kesempatan kepada para peserta
95
didik untuk dapat mengikuti kegiatan belajar seluas-luasnya, sehingga
madrasah
benar-benar
berfungsi
sebagai
pusat
pembelajaran. •
Melakukan pembinaan kemandirian dan team work melalui berbagai aktifitas belajar baik intra maupun ekstrakurikuler.
d. Keadaan Guru dan Peserta Didik MA Pembangunan UIN Jakarta Tenaga pengajar di MA Pembangunan UIN Jakarta berjumlah 25 orang. Lulusan atau pendidikan terakhir para tenaga pengajar di MA Pembangunan UIN Jakarta cukup bervariasi dari lulusan perguruan tinggi negeri maupun swasta di dalam negri dan mengajar bidang studi sesuai dengan disiplin ilmu yang telah mereka dapatkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.1 Daftar Pendidikan Akhir Tenaga Pengajar No
Tingkat
Jumlah
1.
S2
3 Orang
2.
S1
22 Orang Total
25 Orang
Dari tabel di atas latar belakang pendidikan guru MA Pembangunan UIN Jakarta berbeda-beda. Namun 90% dari bidang pendidikan dan 10% dari umum. Peserta
didik
juga
merupakan
faktor
penting
untuk
berlangsungnya proses belajar mengajar di sekolah. Peserta didik yang belajar di MA Pembangunan UIN Jakarta berdasarkan data yang diperoleh penulis dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
96
Tabel 4.2 Keadaan Siswa MA Pembangunan UIN Jakarta No
Data Kelas
Jumlah Kelas
Jumlah Lk
Pr
1.
Kelas X
4
66
61
2.
Kelas XI
3
52
47
3.
Kelas XII
3
58
31
10
176
139
Jumlah Total
315
Struktur Organisasi Struktur Organisasi Tabel 4.3
Keadaan Sarana & Prasarana Suatu kegiatan belajar atau pengajaran akan dapat berlangsung dengan baik bila didukung oleh sarana dan prasaran yang baik. Dengan adanya sarana dan prasaran tersebut, maka tujuan pendidikan akan dapat di capai.
97
Sarana adalah segala sesuatu yang dipergunakan sebagai alat untuk mencapai maksud dan tujuan. Sedangkan prasarana adalah sebagai alat yang menjadi penunjang terlaksananya suatu proses usaha, proyek dan segalanya. Jadi sarana dan prasarana adalah segala alat yang dimiliki oleh MA Pembangunan UIN Jakarta dan alat dukung lainnya terhadap kegiatan belajar mengajar baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun saran dan prasarana yang dimiliki MA Pembangunan UIN Jakarta berdasarkan observasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana MA Pembangunan UIN Jakarta No
Jenis Sarana & Prasarana
Jumlah
1.
Ruang kantor Kepala Sekolah
1
2.
Ruang Wakil Kepala Kurikulum
1
3.
Ruang Guru
1
4.
Ruang Tata Usaha
1
5.
Ruang Bimbingan Konseling (BK)
1
6.
Ruang UKS
1
7.
Ruang Koperasi
1
8.
Ruang Kelas
12
9.
Ruang Musik
1
10.
Kantin
1
11.
Laboratorium Komputer
1
12.
Laboratorium MIPA
1
13.
Laboratorium Bahasa
1
14.
Sarana Futsal
1
15.
Sarana Tenis Meja
1
16.
Sarana Basket
1
17
Perlengkapan Audiovisual
1
18
Perpustakaan
1
98
2.
Praktik Pembelajaran a) Praktik Pembelajaran dengan Media Website (E-Learning) Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat
perhatian
guru
atau
fasilitator dalam
setiap
kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, guru atau fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran yang saat ini sedang populer diperbincangkan adalah internet. Internet memiliki potensi besar untuk dijadikan media pembelajaran mengingat kelebihannya yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sumber informasi bisa diakses kapan saja dan dari mana saja yang dikenal dengan E-Learning berbasis Website. Pembelajaran dengan E-Learning berbasis Website dilaksanakan di Laboratorium komputer untuk kelas XB pada materi interaksi sosial yang meliputi hakikat interaksi sosial, bentuk-bentuk interaksi sosial dan syaratsyarat terjadinya interaksi sosial. Dalam penggunaan E-Learning berbasis Website ini materi disampaikan secara online atau terhubung dengan internet yang disajikan dalam bentuk menu-menu pilihan yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Materi Pokok, Katalog Media, Diskusi Online, Tes Online dan Papan Berita. Setiap menu yang dipilih memiliki content atau isi dan fungsi yang berbeda-beda. Guru dalam proses pembelajaran berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa dalam mengoperasikan ELearning tersebut. Mulai dari cara registrasi, mengisi diskusi online, tes online dan mendownload (mengunduh) sebuah materi yang tersedia fasilitas download. Untuk materi yang di ajarkan dilaksanakan di laboratorium komputer dengan siswa aktif dalam memberi tanggapan atau komentar di kolom yang telah disedikan supaya mereka aktif dan bisa
99
belajar menganalisis serta mempunyai pandangan sendiri. Kemandirian dan kreatifitas dituntut suapaya mereka belajar mandiri. Selain itu juga siswa belajar tidak harus berpatok pada satu buku karena siswa disarankan untuk menjelajah (searching) ke sumber-sumber belajar lainya seperti kemendikbud.go.id dan lain-lain. Untuk mengetahui pengaruh dari proses pembelajaran dengan menggunakan E-Learning berbasis Website terhadap hasil belajar siswa, guru memberikan soal posttest. Sedangkan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum menggunkan E-Learning berbasis Website, guru memberikan soal pretest. Soal pretest dan posttest sama-sama berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 20 dengan 5 pilihan jawaban yaitu a,b,c,d,dan e yang kedua tes tersebut di sajikan manual dan online.
Gambar 4.1 Tampilan Website Sebagai Media Pembelajaran Bagian Depan
Gambar 4.2 Tampilan Menu RPP di Website
100
Gambar 4.3 Tampilan Menu Materi di Website
Gambar 4.4 Tampilan Menu Katalog Media Video di Website
Gambar 4.5 Tampilan Menu Test di Website
101
b) Praktik Pembelajaran dengan Media Powerpoint PowerPoint adalah aplikasi di dalam paket Microsoft Office yang digunakan untuk menyusun presentasi. Aplikasi ini sangat popular di kalangan professional, akademisi, praktisi, maupun pemula untuk aktivitas presentasi.”1 Sedangkan presentasi adalah “membawakan atau menyampaikan
suatu
produk,
ide/gagasan,
proyek,
usulan
kegiatan/proposal, program laporan, dan sebagainya di muka umum atau di sekelompok orang.”2 Pembelajaran dengan media powerpoint dilaksanakan di kelas untuk kelas X C pada materi interaksi sosial yang meliputi hakikat interaksi sosial, bentuk-bentuk interaksi sosial dan syarat-syarat terjadinya interaksi sosial. Dalam penggunaan media powerpoint ini materi disampaikan dengan menampilkan bentuk slide-slide atau lembaran-lembaran yang berisi materi-materi secara terangkum. Materi yang disajikan tidak semuanya dan hanya materi yang memiliki point penting saja yang ditampilkan untuk proses
pembelajaran. Selain itu juga siswa belajar
dengan membuka buku untuk melihat lebih lengkap dan jelas isi materi yang sedang di bahas. Untuk mengetahui pengaruh dari proses pembelajaran dengan menggunakan media powerpoint terhadap meningkatkan hasil belajar siswa guru memberikan soal posttest. Sedangkan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam pengetahuan tentang materi pelajaran guru memberikan soal pretest. Soal pretest dan posttest sama-sama berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 20 butir soal dengan pilhan alternatif jawaban yaitu a, b, c,d,e. Data dari hasil penelitian yang dianalisis adalah skor hasil belajar pada aspek kognitif yang terdiri dari skor pretest dan posttest dari 1
2
Asih Widi Harini, Ridwan Sanjaya. Panduan Cepat Menguasai PowerPoint 2010, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2010), h.1. Sindu Mulianto, dkk. Panduan lengkap Supervisi Diperkaya Perspektif Syariah, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006), h.144.
102
kelompok kontrol dan eksperimen. Data hasil belajar tersebut diperoleh dari 60 siswa yang dibagi ke dalam dua kelompok. Skor hasil belajar ditentukan berdasarkan jumlah jawaban benar dari 20 soal tes berupa pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban dengan skor maksimal 100 dan skor minimal 0. Masing-masing soal memiliki skor 5 atas jawaban yang benar dan skor 0 atas jawaban yang salah. Berikut disajikan data dari dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok kontrol dan eksperimen yang diambil dari hasil pretest dan posttest.
103
Gambar 4.6 Penyajian Materi dengan Menggunakan Media Powerpoint 3. Data Hasil Belajar Sosiologi Siswa a.
Data Hasil Belajar Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen Berdasarkan hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol telah
diperoleh data sebagai berikut: Tabel.4.5 Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Data
Pretest Kontrol
Eksperimen
N
30
30
Jumlah Nilai
1515
1650
Nilai Maksimum
70
70
Nilai Minimum
35
40
Mean
50.5
55
Median
50.5
55.5
Modus
50
55
Varians
10.9
8.8
Standar Deviasi
10.9
8.8
104
Dari hasil tersebut, diketahui bahwa rata-rata nilai pretest pada kelas kontrol adalah sebesar 50.5”3. Rata-rata pretest pada kelas kontrol termasuk kategori kurang , karena nilai tersebut belum mencapai nilai rata-rata KKM sebesar 7.5 Begitu juga halnya dengan rata-rata nilai pretest kelas eksperimen adalah sebesar 55”4. Rata-rata pretest pada kelas eksperimen termasuk kategori kurang karena nilai tersebut belum mencapai KKM sebesar 7.5. b. Data Hasil Belajar Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen Berdasarkan hasil posttes kelas kontrol dan eksperimen diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.6 Data Hasil Belajar Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Data
Posttest Kontrol
Eksperimen
N
30
30
Jumlah Nilai
2125
2320
Nilai Maksimum
90
90
Nilai Minimum
50
60
Mean
70,8
77,3
Median
70.5
80.5
Modus
60,70
80
Varians
10.09
7.95
Standar Deviasi
10.09
7.95
Dari hasil posttest di atas, diketahui bahwa rata-rata nilai posttest pada kelas kontrol adalah 70,85 termasuk kategori cukup karena nilainya hampir mendekati KKM yang telah ditentukan yaitu 7.5. Selain itu juga
3
Lampiran 14 Lampiran 15 5 Lampiran 16 4
105
pada kelas kontrol nilai modus di kelas tersebut cukup dengan mendapatkanya nilai 60,706. Sedangkan data hasil posttest pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata posttestnya sebesar 77.37. Nilai ratarata nilai posttest pada kelas eksperimen termasuk dalam kategori baik, karena nilainya sudah melebihi KKM yang telah ditentukan yaitu 7.5. Selain itu pada kelas eksperimen nilai modus kelas tersebut juga tinggi, terbukti dengan banyakanya siswa mendapatkan nilai 808. Berdasarkan data hasil posttest di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata dari kelas eksperimen yang menggunakan media e-learning berbasis website masih lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan media powerpoint atau konvensional, terbukti dengan besarnya nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 77.3 dibandingkan dengan besarnya nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 70.8. c.
Deskripsi Data N-gain Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest. Gain
menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan materi siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Rata-rata posttest pada kelas kontrol menunjukan peningkatan dari nilai pretest yaitu 50.5 menjadi 70.8. Hal ini menunjukan besarnya peningkatan hasil belajar siswa sebesar 20.3. Sedangkan pada kelas eksperimen rata-ratanya juga menunjukkan peningkatan dari nilai pretest yaitu 55 menjadi nilai posttestnya sebesar 77.3. Hal ini menunjukkan besarnya peningkatan hasil belajar siswa sebesar 22.3. Pada kelas kontrol diperoleh rata-rata nilai N-gain sebesar 0.42 sedangkan pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata nilai N-gain sebesar 0.50. Adapun penyajian data rerata N-gain untuk kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut:
6
Lampiran 16 Lampiran 17 8 Lampiran 17 7
106
Tabel 4.7 Kategori Nilai N-Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen Normal Gain
Kontrol
Eksperimen
N
30
30
Terendah
0.23
0.3
Tertinggi
0.66
0.66
Rata-rata Pretest
50.5
55
Rata-rata Posttest
70.8
77.3
Rata-rata N-Gain
0.42
0.50
Kategori
Sedang
Sedang
Berdasarkan tabel di atas , diperoleh rata-rata nilai N-Gain pada kelas kontrol adalah 0,429 yang menunjukan bahwa nilai N-Gain tersebut sedang. Sedangkan pada kelas eksperimen rata-rata nilai N-Gain nya adalah 0,5010 yang menunjukan bahwa nilai N-Gain tersebut sedang. d. Distribusi Frekuensi 1) Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Distribusi frekuensi nilai pretest dihitung untuk mengetahui rentangan relatife pada kedua subyek penelitian. Pada data distribusi frekuensi nilai pretest, nilai relatif terbesar kelas kontrol mencapai 30% yakni interval nilai 35-40. Untuk frekuensi relatif terkecil pada kelas kontrol adalah sebesar 10% yakni interval 41-46 dan 53-5811. Sedangkan data distribusi frekuensi nilai prettest, nilai relatif terbesar pada kelas eksperimen yakni mencapai 23.3% terdapat pada interval nilai 55-59. Untuk frekuensi relatif terkecil pada kelas eksperimen adalah sebesar 6.6% , terdapat pada interval nilai 40-4412
9
Lampiran 20 Lampiran 19 11 Lampiran 14 12 Lampiran 15 10
107
2) Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Perhitungan data posttest yang diperoleh dari kedua kelompok menghasilkan distribusi nilai relatif terbesar dan terkecil. Data posttest nilai relatif terbesar pada kelas kontrol mencapai 33.3% yakni pada interval 64-70. Sedangkan frekuensi nilai relatif terkecilnya adalah sebesar 3.3% yakni pada interval 50-5613. Sedangkan data posttest untuk nilai relatif terbesar pada kelas eksperimen adalah sebesar 36.3% yakni pada interval nilai 80-84. Untuk frekuensi nilai relatif terkecil adalah sebesar 3.3% yakni pada interval 606414 B. Pengujian Prasyarat Analisis Data Sebelum dilaksanakan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilaksanakan pengujian prasyarat berupa uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dilakukan dengan menggunkan Lilieefors (dengan taraf signifikan α = 0,05). Adapun kriteria penerimaan bahwa suatu data berdistribusi normal atau tidak adalah dengan rumus sebagai berikut: Jika Lhitung ≤ Ltabel, Ho diterima maka sampel berdistribusi normal Jika Lhitung ≥ Ltabel, Ho ditolak maka sampel tidak berdistribusi normal a) Uji Normalitas Kelas Kontrol Hasil perhitungan uji normalitas hasil pretest dan posttest kelas kontrol dapat dilihat pada table 4.8 berikut :
13 14
Lampiran 16 Lampiran 17
108
Tabel 4.8 Uji Normalitas Pretest dan Posttest N
Hasil
Lhitung
Pretest
0.00
Ltabel
Sample
30
0,161 Postest
Kesimpulan
Berdistribusi Normal
-0.01
Tabel 4.8 menunjukan Lhitung pretest = 0,0015 dan Lhitung posttest = -0.0116 dengan N= 30 siswa dan taraf signifikan α = 0.05 maka Ltabel = 0.161. Hal tersebut menunjukan bahwa Lhitung ≤ Ltabel , sehingga Ho diterima dan sample berdistribusi normal. b) Uji Normalitas Kelas Eksperimen Hasil perhitungan uji normalitas hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen N
Hasil
Lhitung
Ltabel
Kesimpulan
Pretest
-0.01
0.16
Sample berdistribusi
30 Postest
-0.01
normal
Tabel 4.8 menunjukan Lhitung pretest = -0,01 dan Lhitung posttest = -0.01 dengan N= 30 siswa dan taraf signifikan α = 0.05 maka Ltabel = 0.161. Hal tersebut menunjukan bahwa Lhitung ≤ Ltabel , sehingga Ho diterima dan sample berdistribusi normal.
15 16
Lampiran 14 Lampiran 16
109
2. Uji Homogenitas Data Uji homogenitas dilakukan setelah data hasil yang diperoleh berdistribusi normal. Uji homogenitas yang dilakukan yakni menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Adapun kriteria uji homogenitas adalah sebgai berikut: Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan kedua sampel homogen Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan kedua sampel tidak homogen a) Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen Hasil perhitungan uji homogenitas data pretest pada kelas kontrol dan eksperimen di dapat Fhitung, sebesar1.53 dan Ftabel 1.8517 artinya Fhitung < Ftabel . Hal ini menunjukan bahwa taraf signifikan α = 0,05 Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi homogen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.10 Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen A
0.05
F Hitung
Tabel
1.53
1.85
b) Uji
Homogenitas
Posttest
N
Kesimpulan
60
Ho diterima
Kelas
Kontrol
dan
Eksperimen Hasil perhitungan uji homogenitas data pretest pada kelas kontrol dan eksperimen di dapat Fhitung, sebesar1.61 dan Ftabel 1.8518 artinya Fhitung < Ftabel . Hal ini menunjukan bahwa 17 18
Lampiran 18 Lampiran 18
110
taraf signifikan α = 0,05 Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi homogen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.11 Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
A
F
0.05
Hitung
Tabel
1.61
1.85
N
Kesimpulan
60
Ho diterima
C. Pengujian Hipotesis dengan Uji-t Berdasarkan hasil pengujian persyaratan analisis data diperoleh kesimpulan data kedua sampel pada penelitian ini berdistribusi normal dan homogen. Pengujian selanjutnya yang dilakukan adalah uji hipotesis dengan menggunakan uji “t”. Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima Jika t hitung > ttabel maka Ho ditolak 1. Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai Pretest Dapat diketahui bahwa sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya data hasil pretest dapat dianalisis dengan menggunakan uji-t. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t, maka didapat hasil sebagai berikut: thitung = 1.86219 ttabel = 2.042 (α = 0.05 / 5%)
= 2.750 (α = 0.01 / 1%)
19
Lampiran 21
111
Karena thitung < ttabel , maka hipotesis nol (Ho) diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan terhadap hasil belajar siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.12 Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai Pretest
Kelas
N
Rata-rata
thitung
ttabel
Kesimpulan
α =0.05 α =0.01 Kontrol
30
Eksperimen 30
50.5
1.862
2.042
2.750
Ho diterima
55
2. Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai Posttest Dapat diketahui bahwa sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya data hasil posttest dapat dianalisis dengan menggunakan uji-t. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t, maka didapat hasil sebagai berikut: thitung = 2.93320 ttabel = 2.042 (α = 0.05 / 5%)
= 2.750 (α = 0.01 / 1%) Karena thitung > ttabel
,
maka hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan
demikian pengujian hipotesis uji-t nilai posttest pada kelas kontrol dan eksperimen menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest kelas kontrol dan eksperimen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan terhadap hasil belajar siswa dengan pembelajaran menggunakan media e-learning berbasis website dikelas XB dengan menggunakan media powerpoint di kelas konvensional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
20
Lampiran 22
112
Tabel 4.13 Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai Posttest
Kelas
N
Rata-rata
thitung
ttabel
Kesimpulan
α=0.05 α=0.01 Kontrol
30
70.8
Eksperimen 30
77.3
3.
2.933
2.042
2.750
Ho ditolak
Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t N Gain Dapat diketahui bahwa sampel penelitian berasal dari populasi yang berasal berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya data hasil Ngain dapat dianalisis dengan menggunakan uji-t. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t, maka didapat hasil sebagai berikut: thitung = 4.63621 ttabel = 2.042 (α = 0.05 / 5%)
= 2.750 (α = 0.01 / 1%) Karena thitung > ttabel
,
maka hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan
demikian pengujian hipotesis uji-t nilai gain
pada kelas kontrol dan
eksperimen menyatakan bahwa terdapat perbedaan terhadap hasil belajar siswa dengan pembelajaran menggunakan media e-learning berbasis website dikelas XB dengan menggunakan media powerpoint di kelas XC. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
21
Lampiran 23
113
Tabel 4.14 Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t N-Gain
Kelas
N
Kontrol
Rata-rata
30
0.423
Eksperimen 30
0.507
thitung 4.636
ttabel α = 0.05
α = 0.01
2.042
2.750
Kesimpulan
Ho ditolak
D. Hasil Pengamatan Berdasarkan hasil data pretest pada tabel diperoleh nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 50.5, sedangkan nilai rata-rata pretest kelas eksperimen 55. Untuk nilai rata-rata posttest kelas kontrol sebesar 70.8 lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu sebesar 77.3. Begitu pula dengan data hasil perhitungan N-Gain, dimana nilai ratarata N-Gain kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan nilai ratarata N-Gain kelas kontrol. N-Gain kelas eksperimen sebesar 0.50 yang termasuk kategori sedang dan N-Gain kelas kontrol sebesar 0.42 yang termasuk kategori sedang. Berdasarkan pengujian hipotesis nilai pretest menggunakan uji-t diperoleh thitung pretest sebesar 1.86, sedangkan ttabel sebesar 2.042 dengan α = 0.05 , karena thitung < ttabel , maka hipotesis Ho ditolak, sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pretest kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Sedangkan pengujian hipotesis nilai posttest yang juga menggunakan uji-t diperoleh thitung posttest sebesar 2.93 sedangkan ttabel sebesar 2.042 dengan α = 0.05 karena thitung > ttabel, maka hipotesis Ho diterima, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil posttest kelas eksperimen yang menggunkan E-Learning berbasis Website dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional, hal ini dapat dibuktikan dengan
114
nilai rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu 77,3 lebih tinggi nilai ratarata posttest kelas control yaitu sebesar 70.5. E. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian di atas, data yang ditemukan diolah berdasarkan metode analisis data yang telah dijelaskan pada bab III yang bertujuan untuk mengetahui Perbedaan Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Website dan Media Powerpoint Pada Pelajaran Sosiologi Materi Interaksi Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Hasil pretest siswa pada kelas eksperimen dan kontrol menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan sebelum penggunaan E-Learning berbasis Website pada kelas eksperimen dan penggunaan media powerpoint pada kelas kontrol. Kemampuan awal siswa pada kedua kelaompok tersebut hampir sama rata. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 55 dan nilai rata-rata pretest kelas kontrol sebesar 50.5 yang selanjutnya dihitung dengan menggunakan uji-t. untuk nilai pretest kelas eksperimen dan kontrol menunjukan bahwa thitung < ttabel yaitu pretest sebesar 1.86, < 2.042 ( taraf signifikansi α = 0.05). sedangkan nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kontrol menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata. Nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen yang menggunakan E-learning berbasis website lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran media powerpoint. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 77.3 dan pada kelas kontrol sebesar 70.8 yang selanjutnya dihitung dengan menggunakan uji-t. Untuk nilai posttest kelas eksperimen dan kontrol menunjukan bahwa
thitung >
ttabel
yaitu 2.93 > dari 2.042 ( taraf
signifikansi 5% ). Berdasarkan nilai rata-rata pretest dan posttest yang dihitung dengan menggunakan uji –t menunjukan bahwa penggunaan ELearning berbasis Website lebih efektif bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar pada materi interaksi sosial. Untuk mengetahui perbedaan penggunaan media pembelajaran E-
115
Learning berbasis website pada kelas eksperimen dan penggunaan media powerpoint juga digunakan perhitungan gain. Hasil perhitungan tes dengan menggunakan gain diperoleh nilai g untuk kelas kontrol adalah sebesar 0.42 sedangkan nilai g untuk kelas eksperimen adalah sebesar 0.50 yang selanjutnya dihitung dengan menggunakan uji-t. untuk N-gain kelas eksperimen dan kontrol menunjukan bahwa thitung > ttabel yaitu 4.6 > 2.042 (taraf signifikan 5%). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada setiap pertemuan, di kelas eksperimen siswa dituntut untuk dapat berperan lebih aktif dalam memperoleh kesempatan membangun sendiri pengetahuannya.Sehingga memperoleh
pemahaman
yang
mendalam
serta
dalam
proses
pembelajarannya lebih bervariatif seperti meng-upload, men-download ,chating dan memberikan komentar pada topik pelajaran, maupun mendemonstrasikan hasil belajarnya. Peningkatan hasil
belajar
yang
diraih kelas ekpserimen. dikarenakan adanya suasana belajar di kelas yang lebih kondusif, aktif dan minat serta antusias siswa sangat terlihat dibandingkan pada kelas kontrol, terutama pada hal distribusi materi pembelajaran yang tidak terpusat hanya pada guru. Budaya belajar yang dikembangkan di kelas eksperimen adalah keaktifan
siswa dalam
membangun
sendiri
keingintahuannya,
membangun karakter keinginan membantu teman yang kesulitan, serta pemanfaatan waktu yang bisa optimal di kelas karena kegiatan sudah terstruktur. Pada E-Learning terdapat kegiatan terstruktur untuk setiap pertemuan, sehingga siswa mampu memanajemen waktu belajar di kelas yang harapannya sejalan dengan mengoptimalkan fasilitas yang ada. Dengan
demikian,
keaktifan
siswa
dalam
membangun
sendiri
pengetahuannya diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih lama mengingat dan memahami materi pelajaran. Penelitian ini juga didukung oleh angket untuk mengetahui tanggapan siswa setelah penggunaan E-Learning berbasis website pada kelas eksperimen dan media powerpoint pada kelas kontrol. Data berdasarkan
116
indikator angket dan alternatif jawaban , maka diperoleh data sebagai berikut: 1.
Hasil angket kelas eksperimen Tabel 4.15 Skala pernyataan positif dan negatif pada skala likert siswa kelas XB
No
Kategori
Pernyataan
SS 167 0
1 Pernyataan Positif 2 pernyataan Negatif
S 111 30
N 0 0
TS 22 145
a. Hasil rekapitulasi skala positif dari 30 siswa kelas XB Yang Menjawab SS X 5
= 167 X 5
= 835
Yang Menjawab S X 4
= 111 X 4
= 444
Yang Menjawab N X 3
= 0 X3
= 0
Yang Menjawab TS X 2
= 22 X 2
= 44
Yang Menjawab STS X 1
=
= 0
0X1
Jumlah
= 1323
Jumlah skor ideal tertinggi =
100% =
= 300 X 5
= 1500
100% = 88.2% tergolong sangat baik.
b. Hasil rekapitulsi skala negatif dari 30 siswa kelas XB Yang Menjawab SS X 1
=
0X1
= 0
Yang Menjawab S X 2
= 30 X 2
= 60
Yang Menjawab N X 3
= 0 X3
= 0
Yang Menjawab TS X 4
= 145 X 4
= 580
Yang Menjawab STS X 5
= 117 X 5
= 585
Jumlah
= 1225
Jumlah skor ideal tertinggi =
100% =
= 300 X 5
= 1500
100% = 81.6% tergolong sangat baik
2. Hasil angket kelas kontrol
STS 0 117
117
Tabel 4.16 Skala pernyataan positif dan negatif pada skala likert siswa kelas XC
No
Kategori
Pernyataan SS
S
N
TS
STS
1
Pernyataan Positif
102
168
0
11
0
2
pernyataan Negatif
0
30
0
130
140
a. Hasil rekapitulasi skala positif dari 30 siswa kelas XC Yang Menjawab SS X 5
= 102 X 5
= 510
Yang Menjawab S X 4
= 168 X 4
= 672
Yang Menjawab N X 3
= 0 X3
= 0
Yang Menjawab TS X 2
= 11 X 2
= 22
Yang Menjawab STS X 1
=
= 0
0X1
Jumlah
= 1204
Jumlah skor ideal tertinggi =
100% =
= 300 X 5
= 1500
100% = 80.2% tergolong sangat baik.
b. Hasil rekapitulsi skala negatif dari 30 siswa kelas XC Yang Menjawab SS X 1
=
0X1
= 0
Yang Menjawab S X 2
= 30 X 2
= 60
Yang Menjawab N X 3
= 0 X3
= 0
Yang Menjawab TS X 4
= 130 X 4
= 520
Yang Menjawab STS X 5
= 140 X 5
= 700
Jumlah
= 1280
Jumlah skor ideal tertinggi =
100% =
= 300 X 5
= 1500
100% = 85.3% tergolong sangat baik
Melihat Hasil rekapitulasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media e-learning berbasis website dan media powerpoint mempunyai respon yang sangat baik.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian, hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan hasil belajar dengan penggunaan media pembelajaran ELearning berbasis website lebih tinggi daripada menggunakan media pembelajaran powerpoint. Hal ini terlihat dari hasil analisis data yang menunjukan nilai rata-rata posttest siswa kelas XB yang merupakan kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan E-learning berbasis website sebesar 77.3 dan modus sebesar 80 dengan gain sebesar 0.50 sedangkan nilai rata-rata posttest siswa kelas XC yang merupakan kelas kontrol yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional sebesar 70.8 dan modus 60,70 dan mengalami peningkatan hasil belajarnya. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan media pembelajaran ELearning berbasis website lebih tinggi daripada penggunaan media pembelajaran powerpoint dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MA Pembangunan UIN Jakarta pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sosiologi diterima. Perhitungan nilai gain antara kelas eksperimen juga
lebih
tinggi
daripada kelas
117
kontrol, yaitu nilai gain
kelas
118
eksperimen g = 0.50 dan pada kelas kontrol g = 0.42. Melihat kesimpulan yang didapat dari penelitian ini, seharusnya sekolah menggunakan dan mengoptimalkan
keberadaan
E-Learning
yang sudah
ada tersebut,
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, sebaiknya sekolah menggunakan media pembelajaran E-Learning pada mata pelajaran yang lain dengan karakteristik sesuai dengan mata pelajaran IPS yang mana sudah diujicobakan dan menghasilkan kesimpulan bahwa media
pembelajaran
E- Learning efektif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. B. Saran Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
diperoleh,
penelitii
merekomendasikan beberapa hal untuk dijadikan bahan pertimbangan dan pemikiran antara lain: 1. Bagi siswa, E-Learning
merupakan
salah
satu
alternatif
media
pembelajaran interaktif yang mengembangkan sikap aktif, mandiri dan kreatif, maka sebaiknya media pembelajaran ini
dapat
digunakan
untuk setiap materi IPS maupun mata pelajaran yang lain. Persiapan format
penilaian
keaktifan
siswa
juga
sangat ditekankan demi
menghasilkan data yang lengkap. 2. Bagi guru, sebelum pelaksanaan pembelajaran menggunakan media ini, guru harus dapat mempersiapkan
komponen
pendukung,
seperti
rencana pembelajaran yang lebih sistematis agar lancar serta jelas apa yang akan dilakukan, kemudian materi serta tugas di dalam ELearning harus sudah disediakan sebelum pembelajaran dimulai. 3. Bagi guru ,media pembelajaran E-Learning membutuhkan waktu ekstra dalam persiapan, sehingga sebelum memulai pembelajaran sebaiknya guru telah mempersiapkannya dengan sangat matang. Karena media ini digunakan oleh guru sepanjang pembelajaran. 4.
Bagi guru, pengkondisian belajar siswa ketika pembelajaran ELearning
berlangsung harus lebih diperhatikan karena siswa akan
dituntut secara mandiri menggali materi yang diajarkan secara lebih
119
mendalam, sekaligus mengembangkan pengetahuan seluas mungkin. 5. Bagi Sekolah, fasilitas laboratorium komputer dan koneksi internet sebagai faktor pendukung
penerapan
pembelajaran
ini
harus
memadai, agar efektivitas pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
Proses
pembelajaran
dengan media E-Learning berbasis
website sangat tergantung oleh adanya ketersediaan koneksi internet, sehingga ketika fasilitas jaringan internet terganggu, maka proses pembelajaran pun dapat terganggu. 6. Bagi peneliti selanjutnya, untuk penelitian lebih lanjut, sebaiknya melakukan pengembangan sejenis tetapi dengan pokok bahasan yang
berbeda,
supaya
dapat
dilihat
bahwa penerapan media
pembelajaran E-Learning ini sangat sesuai untuk diterapkan pada materi apapun yang menuntut keterampilan praktek siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Shaleh & Muhibin Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta:Prenada Media, 2004 Adi Kusrianto, Presentasi Sukses dengan PowerPoint, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007 Ahmad Sofyan, et. ol., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta:UIN Jakarta Press, 2006 Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pres. 1986 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pres,2011 Bambang Warsita ., Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2008 EES, Profil Perusahaan Interaktif dengan MS PowerPoint 2007, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007 Elisanti Tintin Rostini, Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas X ( Jakarta: oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,2009 Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, (Bumi Aksara:Jakarta, 2008 Fauzi Muchamad,, Metode Penelitian Kuantitatif Sebuah Pengantar, (Semarang: Walisongo Press,2009 Fritz Damanik , Sosiologi SMA/MA Kelas X, (Jakarta: PT.Bumi Aksara,2001 HM Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012 IIf Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, Mengembangkan Pembelajaran IPS TERPADU Jakarta:PT Prestasi Pustaka Publisher, 2011 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2000 Tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia Presiden Republik Indonesia Lia Kuswayanto, Mahir dan Terampil Berkomputer, Bandung: Grapindo Media Pratama,2008
120
121
Mawar Ramadhani, “Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Web Pada Pelajaran Teknologi dan Informasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Kalasan”, Skripsi S1 Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta,2012. Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, ( Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung;PT Remaja Rosda Karya edisi kedua, 2005 Mudjijo, Tes Hasil Belajar, Bumi Aksara:Jakarta, 1995 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta:PT. Logos Wacana Ilmu, 1999 Nana Sudjana, Penelitian Hasil Belajar Mengajar, Bandung:Remaja Rosda Karya, 2001 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006 Nu’man Sumantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (PT Remaja Rosda Karya: Bandung, 2001 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta:PT Bumi Aksara, 1999 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT. Refika Aditama,2007 Riduwan, Belajar mudah peneltian untuk guru, karyawan,dan peneliti pemula, (Bandung: Alfabeta:2007 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer ,Mengembangkan Profesionalisme Abad 21. Bandung: CV Alfabeta,2012 Sapriya, Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran, PT Remaja Rosda Karya:Bandung, 2009 Sindu Mulianto, dkk. Panduan lengkap Supervisi Diperkaya Perspektif Syariah, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006 S. Nasution, Teknologi Pendidikan ,Bandung: Jeemars, 1982 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta:Bumi Aksara Cet. 1, 1995 Steven Andy Pascal, Tips & Trik Microsoft Office 2007, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007
122
Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV. Alfabeta.2010 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktik, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Akasara, 2009 Sutarto, Buku Ajar Fisika (BAF) dengan Tugas Analisis Foto Kejadian Fisika (AFKF) sebagai Alat Bantu Penguasaan Konsep Fisika, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta:Badan Pengembangan dan Penelitian Departemen Pendidikan Nasional, 2005. h. 327-328. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 31 amandemen ke-4, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Jakarta:PT Rineka Cipta, 2006 Yuhefizhar, Mudah Membangun Toko Online dengan CMS Pretashop, Jakarta: PT Elex Media Komputindo,2011 http://andini0308.blogspot.com/2013/05/pengertian-e-learning-menurut-paraahli.html di akses pada tanggal 03 Maret 2014 http://www.bppaudnireg1.com/buletin/read.php?id=23&dir=1&idStatus=4 di akses pada tanggal 7 Januari 2014 http://e-dufiesta.blogspot.com/2008/06/pengertian-e-learning.html diakses pada tanggal 5 Desember 2013 http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p11.htm. di akses pada tanggal 27 Nopember 2013 http://storage.jakstik.ac.id/students/full%20paper/penulisan%20ilmiah/30403135/ Bab%20II.pdf. Di akses pada tanggal 10 Februari 2014 http://tegararian.blogspot.com/2013/03/pengertian-website.html. di akses pada tanggal 20 Nopember 2013.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/MA.
:
MA Pembangunan UIN Jakarta
Mata Pelajaran
:
Sosiologi
Kelas/Semester
:
X/2
Materi Pelajaran
:
Interaksi Sosial
Standar Kompetensi
:
1. Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
Kompetensi Dasar
:
1.1. Menjelaskan Pengertian Interaksi Sosial sebagi dasar pola keteraturan dan dinamika sosial.
Indikator
:
1. Mendeskripsikan pengertian interaksi sosial berdasarkan proses terjadinya dan pandangan para tokoh 2. Mengidentifikasi kontak dan komunikasi sosial 3. Mengidentifikasi faktor-faktor interaksi sosial 4. Mengidentifikasi hubungan keteraturan sosial dan interaksi sosial
Alokasi Waktu
: 2x45 menit
A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu untuk:
Mendeskripsikan pengertian interaksi sosial berdasarkan proses terjadinya
Mendeskripsikan interaksi sosial dalam pandangan para tokoh
Medeskripsikan proses interaksi sosial yang berlangsung di masyarakat
Mendeskripsikan faktor-faktor yang mendasari proses interaksi sosial
Membedakan keteraturan sosial dengan interaksi sosial
Menganalisis keteraturan sosial di masyarakat
Menganalisis unsur-unsur dalam keteraturan sosial
Menjelaskan kegunaan interaksi sosial sebagai mahluk sosial dimasyarakat
B. Materi Pembelajaran
: Sosiologi
Arti kata interaksi sosial berdasarkan asal usul kata
Interaksi sosial dalam pandangan para tokoh
Interaksi sosial : Dinamika sosial, bentuk-bentuk interaksi dan keteraturan sosial
C. Metode Pembelajaran Pendekatan model E-Learning dan life skill, metode diskusi , pemberian tugas dan tanya jawab online (virtual environment) D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran PERTEMUAN PERTAMA Tahapan
Kegiatan
Introduction
-
Perkenalan E-learning dan mengopersikanya
(Pendahuluan)
-
Motivasi dan Apersepsi
-
Apakah yang dimaksud dengan Interaksi Sosial?
-
Bagaimana interaksi bisa terjadi ?
-
Apakah yang dimaksud dengan komunikasi ?
-
Membawakan sebuah peristiwa sebagai gambaran
Waktu 25 menit
Penilaian (Pengetahuan Kognitif siswa )
dalam interaksi sosial Connection
-
(Menghubungkan)
Guru membimbing siswa dalam memberikan
30 m
Kognitif
20 m
Kognitif
pengertian tentang interaksi sosial -
Guru memberikan tayangan video sebagai sebuah gambaran interaksi sosial yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari
-
Guru menerangkan pengertian interaksi sosial dalam berbagai versi (asal-usul kata, pandangan para tokoh, dan lain-lain)
-
Guru meminta siswa untuk menceritakan sebuah pengalaman hidupnya bagaimana interaksi terajadi dalam kehidupanya
-
Siswa lain menanggapi cerita tersebut dalam fasilitas komentar
-
Guru meminta para siswa untuk memberikan pengertian tentang interaksi menurut pandangan masing-masing
Application
- Guru memberikan sebuah narasi cerita tentang
(Menerapkan)
fenomena Facebook dan Twitter dalam hubunganya dengan interaksi sosial masa kini, tugas siswa adalah mencari fakta sebanyak-banyaknya
Reflection
- Peserta didik disuruh membuat rangkuman tentang
(Merefleksikan)
proses pembelajaran secara online
15 m
Kognitif
10 m
Portofolio
- Guru memberikan tugas berupa proses pencarian realita dari sebuah teks Extension
Guru memberikan apresiasi kepada kelompok atau
(Mengembangkan)
individu yang berpenampilan baik dan komentar yang kritis,sopan, dan santun dalam pembelajaran online
PERTEMUAN KEDUA Tahapan
Kegiatan
Introduction
- Motivasi dan Apersepsi
(Pendahuluan)
- Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial ?
Waktu 10 m
Penilaian Kognitif (K) dan Afektif(A)
(mengulas pertemuan sebelumnya). - Apa yang dimaksud dengan konsep komunikasi ? - Guru memberikan sebuah gambaran cerita mengenai fenomena munculnya dan peran teknologi dalam proses interaksi sosial (sebagai komunikasi tidak langsung) Connection (Menghubungkan)
- Guru menjelaskan ineraksi sosial menggunakan
30
K dan A
20
K
telepon dan sosial media sebagai sebuah konsep proses interaksi sosial yang tidak langsung) - Guru membimbing siswa untuk membuat kelompok untuk membahas sebagai interaksi sosial, bentuk interaksi, dan faktor-faktor interaksi dalam sebuah cerita atau fenomena terkini - Siswa memberikan ulasan tentang penampilan kelompok sebelumnya - Siswa mengadakan tanya-jawab dengan kelompok lain melalui online - Guru membahas tentang jalannya diskusi
Application (Menerapkan)
- Guru memberikan pertanyaan dalam bentuk kalimat essai sebanyak 5 soal
- Guru melihat jawaban para siswa melalui email
Reflection (Merefleksikan)
- peserta didik berdiskusi untuk membuat resume dan
20
K dan A
penilaian belajar hari ini
Extension
Guru memberikan tugas tentang pencarian artikel-
(Mengembangkan)
artikel interaksi sosial di koran-koran dan internet
10
PERTEMUAN KETIGA Tahapan
Introduction (Pendahuluan)
Kegiatan
- Guru sebelum memulai pelajaran menggunakan
Waktu
Penilaian
10
K dan A
30
K
Motivasi dan Apersepsi untuk membuat anak-anak bisa mengikuti pembelajaran. - Apa yang dimaksud dengan komunikasi ? (mengulang pembelajaran terdahulu) - Ada berapa faktor-fakor interaksi sosia? (siswa disuruh membuat pengertian sesuai dengan apa yang ada dipikirannya tanpa melihat buku dan membuka website) - Memberikan sebuah pengalaman menarik yang terkait dengan materi pembelajaran, seperti siswa berpakaian rapi dan bersih sebagai bentuk imitasi atau keteraturan sosial ?
Connection (Menghubungkan)
- Guru membimbing peserta didik untuk memahami konsep Faktor-faktor interaksi sosial - Guru menjelaskan imitasi kepada siswa dengan memberikan sebuah model tingkah laku yang menampakan faktor imitasi - Guru menjelaskan kepada siswa tentang pengertian sugesti
- Guru memberikan pengertian tentang apa yang dimaksud dengan identifikasi, motivasi dan empati dalam interaksi sosial - Guru menjelaskan pengertian tujuan kronologi dalam faktor interaksi dalam kehidupan sosial
Application (Menerapkan)
- Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk
30
K dan A
15
K dan A
5
K
membuat hidupnya masing-masing - Siswa melalui berbagai contoh jenis interaksi sosial diharapakan bisa membedakan jenis faktor interaksi sosial yang sesuai
Reflection (Merefleksikan)
- Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik yang memiliki komentar dan pandangan terbaik - Peserta didik berdiskusi untuk membuat catatancatatan penting sekitar penjelasan dari guru
Extension
Guru memberikan tugas rumah berupa membuat
(Mengembangkan)
contoh faktor interaksi sosial
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/MA.
:
MA Pembangunan UIN Jakarta
Mata Pelajaran
:
Sosiologi
Kelas/Semester
:
X/2
Materi Pelajaran
:
Interaksi Sosial
Standar Kompetensi
:
1. Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
Kompetensi Dasar
:
1.1. Menjelaskan Pengertian Interaksi Sosial sebagi dasar pola keteraturan dan dinamika sosial.
Indikator
:
1. Mendeskripsikan pengertian interaksi sosial berdasarkan proses terjadinya dan pandangan para tokoh 2. Mengidentifikasi kontak dan komunikasi sosial 3. Mengidentifikasi faktor-faktor interaksi sosial 4. Mengidentifikasi hubungan keteraturan sosial dan interaksi sosial
Alokasi Waktu
: 2x45 menit
A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu untuk:
Mendeskripsikan pengertian interaksi sosial berdasarkan proses terjadinya
Mendeskripsikan interaksi sosial dalam pandangan para tokoh
Medeskripsikan proses interaksi sosial yang berlangsung di masyarakat
Mendeskripsikan faktor-faktor yang mendasari proses interaksi sosial
Membedakan keteraturan sosial dengan interaksi sosial
Menganalisis keteraturan sosial di masyarakat
Menganalisis unsur-unsur dalam keteraturan sosial
Menjelaskan kegunaan interaksi sosial sebagai mahluk sosial dimasyarakat
B. Materi Pembelajaran
: Sosiologi
Arti kata interaksi sosial berdasarkan asal usul kata
Interaksi sosial dalam pandangan para tokoh
Interaksi sosial : Dinamika sosial, bentuk-bentuk interaksi dan keteraturan sosial
C. Metode Pembelajaran Pendekatan model E-Learning dan life skill, metode diskusi , pemberian tugas dan tanya jawab online (virtual environment) D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran PERTEMUAN PERTAMA Tahapan
Kegiatan
Introduction
-
Motivasi dan Apersepsi
(Pendahuluan)
-
Apakah yang dimaksud dengan Interaksi Sosial?
-
Bagaimana interaksi bisa terjadi ?
-
Apakah yang dimaksud dengan komunikasi ?
-
Membawakan sebuah peristiwa sebagai gambaran
Waktu 25 menit
Penilaian (Pengetahuan Kognitif siswa )
dalam interaksi sosial Connection
-
(Menghubungkan)
Guru membimbing siswa dalam memberikan
30 m
Kognitif
20 m
Kognitif
15 m
Kognitif
pengertian tentang interaksi sosial -
Guru memberikan tayangan video sebagai sebuah gambaran interaksi sosial yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari
-
Guru menerangkan pengertian interaksi sosial dalam berbagai versi (asal-usul kata, pandangan para tokoh, dan lain-lain)
-
Guru meminta siswa untuk menceritakan sebuah pengalaman hidupnya bagaimana interaksi terajadi dalam kehidupanya
-
Siswa lain menanggapi cerita tersebut dalam fasilitas komentar
-
Guru meminta para siswa untuk memberikan pengertian tentang interaksi menurut pandangan masing-masing
Application
- Guru memberikan sebuah narasi cerita tentang
(Menerapkan)
fenomena Sinta dan Jojo, tugas siswa adalah mencari fakta sebanyak-banyaknya
Reflection
- Peserta didik disuruh membuat rangkuman tentang
(Merefleksikan)
proses interaksi sosial - Guru memberikan tugas berupa proses pencarian realita dari sebuah teks
Extension
Guru memberikan apresiasi kepada kelompok atau
(Mengembangkan)
individu yang berpenampilan baik dan komentar yang
10 m
Portofolio
kritis,sopan, dan santun dalam pembelajaran
PERTEMUAN KEDUA Tahapan
Kegiatan
Introduction
- Motivasi dan Apersepsi
(Pendahuluan)
- Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial ?
Waktu 10 m
Penilaian Kognitif (K) dan Afektif(A)
(mengulas pertemuan sebelumnya). - Apa yang dimaksud dengan konsep komunikasi ? - Guru memberikan sebuah gambaran cerita mengenai fenomena munculnya dan peran teknologi dalam proses interaksi sosial (sebagai komunikasi tidak langsung) Connection (Menghubungkan)
- Guru menjelaskan ineraksi sosial menggunakan
30
K dan A
20
K
20
K dan A
telepon dan sosial media sebagai sebuah konsep proses interaksi sosial yang tidak langsung) - Guru membimbing siswa untuk membuat kelompok untuk membahas sebagai interaksi sosial, bentuk interaksi, dan faktor-faktor interaksi dalam sebuah cerita atau fenomena terkini - Siswa memberikan ulasan tentang penampilan kelompok sebelumnya - Siswa mengadakan tanya-jawab dengan kelompok dikelas - Guru membahas tentang jalannya diskusi
Application (Menerapkan)
- Guru memberikan pertanyaan dalam bentuk kalimat essai sebanyak 5 soal - Guru melihat jawaban para siswa dan menilai
Reflection (Merefleksikan)
- peserta didik berdiskusi untuk membuat resume dan penilaian belajar hari ini
Extension
Guru memberikan tugas tentang pencarian artikel-
(Mengembangkan)
artikel interaksi sosial di koran-koran dan internet
10
PERTEMUAN KETIGA Tahapan Introduction (Pendahuluan)
Kegiatan - Guru sebelum memulai pelajaran menggunakan
Waktu
Penilaian
10
K dan A
30
K
30
K dan A
Motivasi dan Apersepsi untuk membuat anak-anak bisa mengikuti pembelajaran. - Apa yang dimaksud dengan komunikasi ? (mengulang pembelajaran terdahulu) - Ada berapa faktor-fakor interaksi sosia? (siswa disuruh membuat pengertian sesuai dengan apa yang ada dipikirannya tanpa melihat buku dan membuka website) - Memberikan sebuah pengalaman menarik yang terkait dengan materi pembelajaran, seperti siswa berpakaian rapi dan bersih sebagai bentuk imitasi atau keteraturan sosial ?
Connection (Menghubungkan)
- Guru membimbing peserta didik untuk memahami konsep Faktor-faktor interaksi sosial - Guru menjelaskan imitasi kepada siswa dengan memberikan sebuah model tingkah laku yang menampakan faktor imitasi - Guru menjelaskan kepada siswa tentang pengertian sugesti - Guru memberikan pengertian tentang apa yang dimaksud dengan identifikasi, motivasi dan empati dalam interaksi sosial - Guru menjelaskan pengertian tujuan kronologi dalam faktor interaksi dalam kehidupan sosial
Application (Menerapkan)
- Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk membuat hidupnya masing-masing - Siswa melalui berbagai contoh jenis interaksi sosial diharapakan bisa membedakan jenis faktor interaksi sosial yang sesuai
Reflection (Merefleksikan)
- Guru memberikan penghargaan kepada peserta
15
K dan A
5
K
didik yang memiliki komentar dan pandangan terbaik - Peserta didik berdiskusi untuk membuat catatancatatan penting sekitar penjelasan dari guru
Extension
Guru memberikan tugas rumah berupa membuat
(Mengembangkan)
contoh faktor interaksi sosial
Lampiran 2 KISI-KISI SOAL VALIDASI Satuan Pendidikan : MA Pembangunan UIN Jakarta Mata pelajaran : Sosiologi Jumlah Soal : 30 soal Semester :Genap Tahun : 2013/2014 Kurikulum KTSP : KTSP Alokasi Waktu : 40 menit Standar Kompetensi Materi Indikator Kompetensi Dasar Pembelajaran Memahami Menganalisis Interaksi Mendeskripsikan interaksi sosial Sosial perilaku pengertian keteraturan sebagai dasar interaksi sosial hidup sesuai pembentukan Mengidentifikasi dengan nilai pola keteraturan kontak dan dan norma dan dinamika komunikasi sosial sosial yang Mengidentifikasi berlaku faktor-faktor dalam interaksi sosial masyarakat Mengidentifikasi Hubungan keteraturan sosial dan interaksi sosial
C1
C2 3
Aspek yang diukur C3 C4 1,11,15,23,28 18,30
5,8
2,7
4,6,9,10
21
22
17,20
12,
13.14
∑ Soal 7
8
24,25,26,27
8
16,19,29
7
Lampiran 3 SOAL MA PEMBANGUNAN UIN JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Mata Pelajaran
: Sosiologi
Kelas
:X
Hari/Tanggal
: Senin, 27 Januari 2014
Waktu
: 45 Menit
PETUNJUK
Mulailah dengan mengucap “Bismillahirrahmaanirrahim”
Tulislah namamu terlebih dahulu
Kerjakan terlebih dahulu soal-soal yang kamu anggap lebih mudah
Tulisan harus jelas, bersih, dan rapi
Periksa dahulu pekerjaanmu sebelum diserahkan kepada Bapak/Ibu Guru
Akhiri pekerjaanmu dengan mengucap “Alhamdulillah”
Nama: Kelas: Pilihlah jawaban yang paling tepat di antara a, b, c, d, dan e ! 1. Interaksi sosial akan selalu terjadi dalam kehidupan manusia dan mengacu pada hal-hal berikut kecuali… a. Kebutuhan yang nyata b. Dinamika sosial c. Efisiensi dan Efektivitas d. Penyesuain diri pada kebenaran dan kaidah-kaidah yang berlaku e. Tidak memaksakan secara mental dan fisik 2. Karl dan Yoels mengemukakan bahwa sejumlah sumber informasi yang mendasari interaksi seseorang dengan orang lain, diantaranya sebagai berikut… a. Penampilan fisik b. Kontak sosial c. Komunikasi d. Proses asosiatif e. Kontak fisik 3. Dalam masyarakat yang mengenal diskriminasi ras, interaksi sosial tergantung pada… a. Usia b. Penampilan fisik c. Warna kulit d. Bentuk tubuh e. Jenis kelamin 4. Merupakan syarat bagi berlangsungnya interaksi sosial di dalam masyarakat adalah… a. Warna kulit dan usia b. Asosiatif dan disosiatif c. Keteraturan dan tertib sosial d. Dinamika sosial
Lampiran 3 e. Kontak social dan komunikasi 5. Menurut Soerjono Soekanto, kata kontak social berasal dari bahasa latin, con atau cum yang mempunyai arti adalah… a. Menyentuh b. Kontak fisik c. Terjang lawan d. Bersama-sama e. Wacana 6. Menurut prosesnya kontak sosial dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut… a. Kontak sosial primer dan positif b. Kontak sosial primer dan sekunder c. Kontak sosial negatif dan positif d. Kontak sosial sekunder dan negatif e. Kontak sosial negatif dan primer 7. Bentuk kontak sosial yang mengarah pada suatu kerja sama dinamakan kontak sosial… a. Kontak sosial primer dan sekunder b. Kontak sosial primer c. Kontak sosial positif d. Kontak sosial negatif e. Kontak sosial sekunder 8. Sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi,sikap, dan perilaku orang lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik dan perasaan-perasaan, sehingga memungkinkan sesorang membuat tanggapan membuat tanggapan terhadapnya berdasarkan pengalaman yang dimiliki, merupakan pengertian dari … a. Komunikasi b. Kontak sosial c. Komunikan d. Komunikator e. Racing 9. Menurut hakikatnya komunikasi di bagi menjadi dua yaitu… a. Racing dan vocabulary b. Singkat dan jelas c. Verbal dan nonverbal d. Komunikator dan komunikan e. Intonasi suara dan humor 10. Komunikasi menurut prosesnya dibagi menjadi dua yaitu … a. Komunikasi verbal dan non verbal b. Komunikasi bebas dan fungsional c. Komunikasi satu arah dan dua arah d. Komunkasi bebas dan verbal e. Komunikasi langsung dan tidak langsung 11. Sebagai suatu proses sosial umum dan mendasar, interaksi sosial memiliki sejumlah karakteristik seperti berikut kecuali… a. Pelaku berjumlah satu orang b. Ada dimensi waktu c. Interaksi sosial didasarkan atas status d. Resiprokal/saling beralasan e. Suatu interaksi sosial dipastikn memiliki tujuan-tujuan tertentu 12. Perwujudan minat dan perhatian sejumlah orang untuk bekerja bersama-sama dalam suatu kesepahaman, meskipun motifnya tertuju pada kepentingan diri sendiri, merupakan pengertin dari… a. Cooperation b. Association c. Cooptation d. Joint venture
Lampiran 3 e. Coalition 13. Suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan kekuasaan pada suatu organisasi demi menghindari suatu goncangan disebut sebagai... a. Cooperation b. Cooptation c. Coalition d. Bargaining e. Join venture 14. Perhatikan bentuk-bentuk akomodasi berikut! 1) Mediasi 2) Arbritasi 3) Kompromi 4) Koersi Bentuk akomodasi yang membutuhkan kehadiran pihak ke-3 untuk membantu menyelesaikan persengkatan adalah… a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 d. 2 dan 3 e. 2 dan 4 15. Perhatikan hal-hal berikut! 1) Dilakukan minimal 2 orang 2) Ada reaksi dari pihak lain 3) Ada kontak social dan komunikasi 4) Bersifat timbal balik dan berkesinambungan Uraian di atas merupakan… a. Ciri-ciri interaksi social b. Fungsi interaksi social c. Tujuan interaksi social d. Bentuk interaksi social e. Dasar interaksi social 16. Agar tercapai keteraturan dalam kehidupan bermasyarakat, maka interaksi social harus dipandu oleh… a. Nilai dan norma b. Peranan dan fungsi c. Penyesuaian dan konflik d. Integrasi dan disintegrasi e. Organisasi dan disorganisasi 17. Syarat terjadinya interaksi social adalah… a. Sugesti dan imitasi b. Reaksi dan kegiatan c. Kontak social dan komunikasi d. Adaptasi dan identifikasi e. Situasi dan kondisi 18. Gejala berikut yang merupakan contoh interaksi sosial… a. Andi mengajak vivi pergi ke kantin b. Fadhil membaca buku di perpustakaan. c. Bambang bersenandung di kamar mandi untuk mengusir rasa sepi d. Galih terluka saat mengupas kentang e. Wahyu bermimpi tentang temannya... 19. Upaya menyelesaikan konflik sosial di Ambon beberapa waktu yang lalu, pemerintah mempertemukan keinginan pihak-pihak yang bertikai untuk berunding. Ke dua pihak yang mengesampingkan perbedaan kepentingan sehingga tercapai kesepakatan bagi penyelesaian konflik tersebut. Kasus tersebut merupakan contoh interaksi social dalam bentuk..
Lampiran 3 a. Kompromi b. Stalemate c. Konsiliasi d. Ajudikasi e. Koersif 20. Berikut yang tidak termasuk factor pendukung interaksi social adalah… a. Imitasi b. Sugesti c. Empati d. Identifikasi e. Akomodasi 21. Menurut teori dramaturgi yang di kemukakan oleh Erving Goffman dunia dan kehidupan social adalah… a. ilusi b. panggung sandiwara c. khayalan d. suatu kenyataan sosial e. realitas umum 22. Sikap atau pandangan yang di terima oleh pihal lain adalah.. a. Imitasi b. Identifikasi c. Sugesti d. Alkuturasi e. Simpati 23. Interaksi sosial memiliki berbagai manfaat, kecuali.. a. Memungkinkan adanya dinamika dan perubahan dalam masyarakat. b. Relasi antra individu c. Mempertahankan keutuhan masyarakat d. Mengakibatkan disorganisasi dalam masyarakat e. Melaksanakan berbagai proses-proses sosial. 24. Pemberian penghargaan bagi tokoh-tokoh yang dinilai berjasa mengkampanyakan gaya hidup hijau dan global kepedulian terhadap pemanasan global (global warming) dapat dikategorikansebagai wujud dari… a. Sugesti b. Imitasi c. Indentifikasi d. Simpati e. Asimilasi 25. Tawuran antarpelajar yang marak terjadi di kota-kota besar umumnya disebabkan oleh.. a. Sugesti kerumunan b. Sugesti negative c. Sugesti prestise d. Identifikasi kelas e. Identifikasi defensif 26. Seorang siswa SMP di Cina menyumbangkan seluruh uang tabungan hasil jerih payahya dari mengumpulkan botol air mineral kepada anak-anak korban HIV/AIDS. Tindakan siswa dalam interaksi sosial tersebut, di pengaruhi oleh factor.. a. Imitasi b. Identifikasi c. Motivasi d. Empati e. Sugesti 27. Ketika berinteraksi dengan dokter, seorang pasien cenderung mematuhi perintah yang diminta oleh dokter tanpa banyak bertanya. Pasien tampak menurut dan patuh karena di pengaruhi oleh faktor ...
Lampiran 3 a. Idntifikasi dari pasien kepada dokter b. Imitasi dari pasien kepada dokter c. Simpati dari pasien kepada dokter d. Simpati dari dokter kepada pasien e. Sugesti dari dokter kepada pasien 28. Gejala berikut yang merupakan interaksi sosial adalah.. a. Bertanding sepak bola di lapangan b. Mengamati perilaku anak yang sedang bermain c. Melakukan wawancara untuk memperoleh data d. Memberi makan hewan peliharaan di rumah e. Bernyanyi mengikuti lagu penyanyi di radio 29. Peristiwa berikut yang menggambarkan berlangsungnya kontroversi rahasia adalah… a. Bayu menolak bergabung dalam kepengurusan OSIS b. Ayu membanth pernah menjalin hubungan dengan Bembeng c. Wahyu menyebarkan desas-desus bahwa Sabrina sering melanggar peraturan Sekolah d. Fadhil membocorkan rahasia Rendy kepada orang lain e. Banyak guru dibuat bingung oleh tingkah permainan yang sering tidak masuk akal 30. Arman melambaikan tangan kepada pengemudi Bus yang sedang lewat selanjutnya pengemudi menghentikan Bus yang dikemudikannya. Interaksi sosial tersebut dapat terjadi setelah makna pesan yang dipahami melalaui proses… a. Tindakan sosial b. Kontak sosial c. Komunikasi sosial d. Sugesti sosial e. Simpati sosial
Lampiran 4
Kunci Jawaban 1.B 2.A 3. C 4. E 5. D 6. B 7. C 8. A 9. C 10. E
11. D 12. A 13. B 14. A 15. D 16. A 17. C 18. A 19. C 20. E
21. B 22. C 23. D 24. D 25. A. 26. C 27. E 28. C 29. D 30. C
Lampiran 5
Tampilan Website Sebagai Media Pembelajaran Bagian Depan
Tampilan Menu RPP di Website
Tampilan Menu Materi di Website
Lampiran 5
Tampilan Menu Katalog Media Video di Website
Tampilan Menu Diskusi di Website
Tampilan Menu Test di Website
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Dengan Media Powerpoint
SOSIOLOGI KELAS X ( PENERBIT Bumi Aksara)
BAB IV PROSES INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis (timbal balik) antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok dalam masyarakat. Bentuknya sangat beragam, dapat berupa kerja sama ataupun persaingan, pertikaian, dan konflik sosial. Karl dan Yoels (1979 dalam Sunarto, 2004 : 42-45) mengemukakan bahwa terdapat sejumlah sumber informasi yang mendasari interaksi seseorang dengan orang lain, di antaranya : • Warna kulit • Usia • Jenis kelamin • Penampilan fisik • Bentuk tubuh • Pakaian • Wacana
Syarat bagi berlangsungnya interaksi sosial ialah adanya kontak sosial (social contact) dan komunikasi (communication).
Sebagai suatu proses sosial umum dan mendasar, interaksi sosial memiliki sejumlah karakteristik, antara lain : • Pelaku berjumlah lebih dari satu orang. • Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan berbagai simbol yang dipahami maknanya oleh masing-masing pihak. • Ada
dimensi
waktu
(masa
lampau,
masa
kini,
dan
masa
mendatang) yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung. • Suatu interaksi sosial dipastikan memiliki tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai melalui pelaksanaannya. • Interaksi sosial didasarkan atas status atau peranan yang dimiliki.
Interaksi sosial juga mempunyai beberapa sifat umum, di antaranya : • Aksidental, tak direncanakan • Berulang terus, tapi tak terencana • Teratur, tak direncanakan, namun juga umum • Karena rancangan dan aturan oleh suatu kebiasaan atau peraturan tertentu • Resiprokal Gillin dan Gillin (dalam Soekanto, 2005 : 71-78) menyebutkan adanya dua bentuk proses sosial yang timbul sebagai akibat berlangsungnya interaksi sosial, yaitu proses asosiatif (process of association) dan proses disosiatif (process of dissociation). Proses asosiatif mempunyai bentuk-bentuk sebagai berikut : • Kerja sama (cooperation) • Akomodasi (accomodation) • Asimilasi (assimilation) • Akulturasi (acculturation) Sedangkan bentuk-bentuk proses disosiatif, antara lain : • Persaingan (competition) • Kontravensi (contravension) • Pertentangan atau Konflik (conflict)
Berlangsungnya suatu interaksi dalam kehidupan sosial dipengaruhi oleh sejumlah faktor, di antaranya : • Imitasi • Sugesti • Identifikasi • Simpati • Motivasi Konsep interaksionisme simbolik mengacu pada penggunaan simbol-simbol dalam interaksi sosial. Interaksi sosial selalu berlangsung dengan menggunakan simbol-simbol tertentu, seperti bahasa atau kata, isyarat, bahasa tubuh, tanda, warna, dan sebagainya. Dalam kaitannya dengan definisi situasi, W.I. Thomas terkenal dengan ungkapannya, “when men define situations as real, they are real in their consequences” (bila orang mendefinisikan suatu situasi sebagai hal yang nyata, maka konsekuensinya nyata pula).
Erving Goffman, dalam bukunya berjudul The Presentation of Self in Everyday Life (1959) mengemukakan bahwa dunia dan kehidupan sosial adalah panggung sandiwara. Individu-individu hanyalah pelakon dalam sebuah pementasan. Demikian pula interaksi sosial penuh sandiwara. Keteraturan sosial merupakan hubungan yang selaras antara nilai, norma, dan interaksi sosial. Suatu keteraturan sosial didukung oleh sejumlah unsur perilaku, di antaranya : • Order • Keajegan • Pola • Tertib sosial
Interaksi selalu terjadi dalam kehidupan manusia
Interaksi sosial selalu melibatkan sedikitnya dua orang
Foto Suatu hari kelas X berfoto bersama. Setelah foto dicetak, Wali Kelas membujuk anak-anak untuk membelinya masing-masing orang satu foto. Katanya,”Kalian seharusnya membeli foto ini, mumpung semua teman kalian di sini lengkap terkumpul. Foto ini akan memberikan kenangan yang manis. Suatu hari nanti ketika kalian sudah dewasa dan melihatnya, saya yakin kalian pasti senang. Tak seorang pun menanggapi, lalu Wali Kelas pun melanjutkan,”Coba bayangkan, nanti kalian akan melihat foto ini dan berkata, oh ini si Tina, sekarang jadi dokter. Ini Totok sekarang jadi pejabat. Ini Tari yang sekarang jadi artis, ini…” Seorang murid lelaki di bangku paling belakang menyela,”Yang ini Wali Kelas kami, sekarang sudah meninggal.”
Lampiran 7 Pedoman Wawancara Pra penelitian Kegiatan
Indikator
Sumber
Nomor Item 1,2,3
Perencanaan Pembelajaran
1. Persiapan RPP sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung 2. Penyampain rancangan materi sosiologi 3. Penyampain semua materi pelajaran sosiologi yang tercantum di RPP.
Guru bidang studi sosiologi X IPS dan Siswa/i X IPS
Strategi Pembelajaran
1. Penerapan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran sosiologi. 2. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran sosiologi. 3. Penerapan strategi pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran sosiologi. 1. Penggunaan media dalam pembelajaran sosiologi. 2. Media interaktif dalam pembelajran sosiologi. 3. Kendala dalam penggunaan media pada pembelajaran sosiologi. 1. Ketersediaan internet di sekolah yang bersangkutan. 2. Pemanfaatan internet dalam pembelajaran soiologi. 3. Kendala dalam penggunaan internet. 1. Pemberian evaluasi disetiap akhir pembelajran soiologi. 2. Evaluasi berlangsung interaktif dalam pembelajran soiologi 3. Pemberian penugasan/pekerjaan rumah/mengerjakan latihan soal untuk pertemuan selanjutnya.
Guru bidang studi sosiologi X IPS dan Siswa/i X IPS
4,5,6
Guru bidang studi sosiologi X IPS dan Siswa/i X IPS
7,8,9
Guru bidang studi sosiologi X IPS dan Siswa/i X IPS Guru bidang studi sosiologi X IPS dan Siswa/i X IPS
10,11,12
Media pembelajaran
Fasilitas internet untuk pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran
13,14,15
Lampiran 8
Wawancara Pra Penelitian dengan Guru Sosiologi Kelas X Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta Hari /Tanggal
: Jumat, 17 Januari 2014
Tempat
: MA Pembangunan UIN Jakarta
Waktu
: 9.00-9.30
Yang di Wawancarai : Tendi SP.d Jabatan
: Guru Sosiologi Kelas X
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui pembelajaran yang telah dilakukan
1. Apakah guru selalu menyiapkan rencana pembelajaran sosiologi sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung? Sebenarnya RPP itu, sudah disiapin dari awal tahun ajaran , tetapi terkadang disesuaikan juga dengan situasi yang terduga dalam arti dikonsikan. 2. Apakah guru menyampaiakn rancangan materi pembelajaran sosiologi yang sudah dibuat sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung? Jadi, pertama bertemu dengan anak-anak sudah ada kontrak dengan siswa. Dalam penyampaian kontrak disampaikan juga rancangan materi untuk pembelajaran selanjutnya. 3. Apakah guru menyampaikan semua materi pelajaran sosiologi yang tercantum pada RPP? Nah, untuk rencana awal pasti akan berusaha semampu mungkin untuk menyesusaikan apa yang kita ajarkan dengan RPP, tetapi terkadang walau jarang sekali kita menyesuaikan pembelajaran dengan kondisi yang ada. 4. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran sosiologi? Iya pernah, saya pernah menyuruh mereka mengobservasi para pedagang kaki lima dan pengamen sebagai bentuk strategi pembelajaran dalam hal real terkait materi yang mereka pelajari. 5. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran kooperatif sehingga siswa bisa belajar kelompok? Iya, pernah, dengan menyuruh diskusi dan saya tentukan tema, membuat ringkasan dari apa yang mereka diskusikan. 6. Apakah Guru pernah menerapkan strategi pembelajaran konstektual? Iya sering dengan melihat keadaan yang terjadi dimasyarakat. 7. Apakah guru menggunakan media dalam proses pembelajaran? Iya , menggunakan dianataranya media powerpoint dan audio visual
Wawancara Pra-Penelitian dengan Siswa XB Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
Hari /Tanggal
: Rabu, 15 Januari 2014
Tempat
: Kelas XB MA Pembangunan UIN Jakarta
Waktu
: 09.00-10.00
Yang di Wawancarai : Nabila Hidayanti Jabatan
: Siswi kelas XB
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, dan permasalahan yang
dihadapai selama mengikuti proses pembelajaran.
Nabila Hidayanti . adalah siswa yang rajin masuk kelas, aktif di kelas dan senantiasa fokus memperhatikan penjelasan guru pada mata pelajaran sosiologi. 1. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran sosiologi? Iya. pernah 2. Apakah guru pernah menerapkan pembelajaran kooperatif sehingga siswa bisa belajar berkelompok? Iya berdiskusi kelompok 3. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran konstektual sehingga siswa bisa lebih mudah memahami materi pembelajaran sosiologi? Ya, pernah juga dengan mencontohkan peristiwa yang terjadi disekitar 4. Apakah guru menggunakan media dalam pembelajaran? Iya , pernah , kaya buku paket dan powerpoint 5. Apakah media yang digunakan bervariasi dan berlangsung efektif? Kalau media sih kurang variatif hanya media powerpoint dan buku paket saja 6. Apa yang menjadi kendala penggunaan media dalam pembelajaran? Ada, kendala kadang listrik mati 7. Apakah guru selalu melakukan evaluasi disetiap akhir pembelajaran? Kadang-kadang
8. Apakah evaluasinya berjalan interaktif? Kurang interaktif 9. Apakah guru selalu memberikan penugasan/pekerjaan rumah untuk pertemuan selanjutnya? Terkadang ngasih kadang juga nggak 10. Apakah siswa antusias mengikuti proses pembelajaran? Kurang begitu antusias banyak pakai ceramah 11. Apakah guru pernah menggunakan internet untuk belajar? Kadang-kadang menggunakan 12. Apa hasil belajar siswa menjadi lebih baik? Ada yang baik ada juga yang tidak
Jakarta, 15 januari 2014 Yang di Wawancarai
Nabila Hidayanti
Wawancara Pra-Penelitian dengan Siswa XB Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
Hari /Tanggal
: Rabu,15 Januari 2014
Tempat
: Kelas XB MA Pembangunan UIN Jakarta
Waktu
: 09.00-10.00
Yang di Wawancarai : Bagasawara Adhi P Jabatan
: Siswi kelas XB
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, dan permasalahan yang
dihadapai selama mengikuti proses pembelajaran.
Bagasawara Adhi P. adalah siswa yang rajin masuk kelas, pasif di kelas dan kurang memperhatikan penjelasan dari guru pada mata pelajaran sosiologi. 1. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran sosiologi? Iya. pernah 2. Apakah guru pernah menerapkan pembelajaran kooperatif sehingga siswa bisa belajar berkelompok? Iya berdiskusi kelompok di kelas 3. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran konstektual sehingga siswa bisa lebih mudah memahami materi pembelajaran sosiologi? Ya, pernah juga 4. Apakah guru menggunakan media dalam pembelajaran? Iya , pernah buku paket dan powerpoint 5. Apakah media yang digunakan bervariasi dan berlangsung efektif? Kalau media kurang variatif hanya media powerpoint dan buku paket saja bikin ngantuk 6. Apa yang menjadi kendala penggunaan media dalam pembelajaran? Ada, kendala kadang listrik mati dan kabel kadang nyambung kadang tidak 7. Apakah guru selalu melakukan evaluasi disetiap akhir pembelajaran? Kadang-kadang
8. Apakah evaluasinya berjalan interaktif? Kurang interaktif 9. Apakah guru selalu memberikan penugasan/pekerjaan rumah untuk pertemuan selanjutnya? Terkadang ngasih kadang juga nggak 10. Apakah siswa antusias mengikuti proses pembelajaran? Kurang begitu antusias banyak pakai ceramah sih 11. Apakah guru pernah menggunakan internet untuk belajar? Kadang-kadang menggunakan 12. Apa hasil belajar siswa menjadi lebih baik? Ada begitu ada yang kurang dan yang baik juga ada.
Jakarta, 15 januari 2014 Yang di Wawancarai
Bagasawara Adhi P
Wawancara Pra-Penelitian dengan Siswa XB Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
Hari /Tanggal
: Rabu, 15 Januari 2014
Tempat
: Kelas XB MA Pembangunan UIN Jakarta
Waktu
: 09.00-10.00
Yang di Wawancarai : Gifary Dhimas Fadhila Jabatan
: Siswi kelas XB
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, dan permasalahan yang
dihadapai selama mengikuti proses pembelajaran.
Gifary Dhimas Fadhila. adalah siswa yang rajin masuk kelas, aktif di kelas dan senantiasa fokus memperhatikan penjelasan guru pada mata pelajaran sosiologi. 1. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran sosiologi? Iya. Pernah 2. Apakah guru pernah menerapkan pembelajaran kooperatif sehingga siswa bisa belajar berkelompok? Iya berdiskusi kelompok 3. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran konstektual sehingga siswa bisa lebih mudah memahami materi pembelajaran sosiologi? Ya, pernah juga,sesuai peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar 4. Apakah guru menggunakan media dalam pembelajaran? Iya , pernah , kaya buku paket dan powerpoint 5. Apakah media yang digunakan bervariasi dan berlangsung efektif? Kalau media sih kurang variatif hanya media powerpoint dan buku paket saja 6. Apa yang menjadi kendala penggunaan media dalam pembelajaran? Ada, kendala teknis biasanya 7. Apakah guru selalu melakukan evaluasi disetiap akhir pembelajaran? Kadang-kadang
8. Apakah evaluasinya berjalan interaktif? Kurang interaktif 9. Apakah guru selalu memberikan penugasan/pekerjaan rumah untuk pertemuan selanjutnya? Terkadang ngasih 10. Apakah siswa antusias mengikuti proses pembelajaran? Kurang begitu antusias banyak pakai ceramah ngajarnya 11. Apakah guru pernah menggunakan internet untuk belajar? Kadang-kadang menggunakan 12. Apa hasil belajar siswa menjadi lebih baik? Ya luamayan baik.
Jakarta, 15 januari 2014 Yang di Wawancarai
Gifary Dhimas Fadhila
Wawancara Pra-Penelitian dengan Siswa XC Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
Hari /Tanggal
: Rabu, 16 Januari 2014
Tempat
: Kelas XC MA Pembangunan UIN Jakarta
Waktu
: 09.00-10.00
Yang di Wawancarai : Yola Salsabila Jabatan
: Siswi kelas XC
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, dan permasalahan yang
dihadapai selama mengikuti proses pembelajaran.
Yola Salsabila. adalah siswa yang rajin masuk kelas, lumayan aktif di kelas dan senantiasa fokus memperhatikan penjelasan guru pada mata pelajaran sosiologi. 1. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran sosiologi? Oh selalu itu 2. Apakah guru pernah menerapkan pembelajaran kooperatif sehingga siswa bisa belajar berkelompok? Iya diskusi dikelas dan belajar kelompok 3. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran konstektual sehingga siswa bisa lebih mudah memahami materi pembelajaran sosiologi? Ya, kan beliau selalu update 4. Apakah guru menggunakan media dalam pembelajaran? Iya , pernah , kaya buku paket dan powerpoint 5. Apakah media yang digunakan bervariasi dan berlangsung efektif? Kalau media sih kurang variatif hanya media powerpoint dan buku paket saja 6. Apa yang menjadi kendala penggunaan media dalam pembelajaran? Ada, kabel sering tidak nyambung jadi kadang-kadang mati sendiri. 7. Apakah guru selalu melakukan evaluasi disetiap akhir pembelajaran? Iya.
8. Apakah evaluasinya berjalan interaktif? Kurang interaktif . 9. Apakah guru selalu memberikan penugasan/pekerjaan rumah untuk pertemuan selanjutnya? Terkadang dikasih 10. Apakah siswa antusias mengikuti proses pembelajaran? Kurang begitu antusias 11. Apakah guru pernah menggunakan internet untuk belajar? Kadang-kadang menggunakan kadang-kadang juga tidak 12. Apa hasil belajar siswa menjadi lebih baik? Ya, tergantung siswanya
Jakarta, 16 januari 2014 Yang di Wawancarai
Yola Salsabila
Wawancara Pra-Penelitian dengan Siswa XC Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
Hari /Tanggal
: Rabu, 16 Januari 2014
Tempat
: Kelas XC MA Pembangunan UIN Jakarta
Waktu
: 09.00-10.00
Yang di Wawancarai : Kevin Maulana Utomo Jabatan
: Siswi kelas XC
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, dan permasalahan yang
dihadapai selama mengikuti proses pembelajaran.
Kevin Maulana Utomo adalah siswa yang rajin masuk kelas, pasif di kelas dan suka bercanda saat guru menjelaskan pelajaran sosiologi. 1. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran sosiologi? Jarang sering ceramah bikin ngantuk 2. Apakah guru pernah menerapkan pembelajaran kooperatif sehingga siswa bisa belajar berkelompok? Owh… pernah 3. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran konstektual sehingga siswa bisa lebih mudah memahami materi pembelajaran sosiologi? Sering kan gurunya suka dengan ceramah 4. Apakah guru menggunakan media dalam pembelajaran? Iya , pernah , kaya buku paket dan powerpoint 5. Apakah media yang digunakan bervariasi dan berlangsung efektif? Kalau media sih kurang variatif ya gitu-gitu aj powerpoint paling 6. Apa yang menjadi kendala penggunaan media dalam pembelajaran? Ada, kabel sering tidak nyambung jadi kadang-kadang mati sendiri. 7. Apakah guru selalu melakukan evaluasi disetiap akhir pembelajaran? Iya. Kadang-kadang ngasih
8. Apakah evaluasinya berjalan interaktif? Kurang interaktif kan saya kurang fokus, hehe. 9. Apakah guru selalu memberikan penugasan/pekerjaan rumah untuk pertemuan selanjutnya? Terkadang dikasih 10. Apakah siswa antusias mengikuti proses pembelajaran? Kurang begitu antusias termasuk saya 11. Apakah guru pernah menggunakan internet untuk belajar? Kadang-kadang menggunakan kadang-kadang juga tidak 12. Apa hasil belajar siswa menjadi lebih baik? Ya, tergantung siswanya
Jakarta, 16 januari 2014 Yang di Wawancarai
Kevin Maulana Utomo
Wawancara Pra-Penelitian dengan Siswa XC Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
Hari /Tanggal
: Rabu, 16 Januari 2014
Tempat
: Kelas XC MA Pembangunan UIN Jakarta
Waktu
: 09.00-10.00
Yang di Wawancarai : Satria Eggy P. Jabatan
: Siswi kelas XC
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, dan permasalahan yang
dihadapai selama mengikuti proses pembelajaran.
Satria Eggy P. adalah siswa yang kurang rajin masuk kelas, kurang aktif di kelas dan senantiasa kurang fokus memperhatikan penjelasan guru pada mata pelajaran sosiologi. 1. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran sosiologi? Iya. Pernah. 2. Apakah guru pernah menerapkan pembelajaran kooperatif sehingga siswa bisa belajar berkelompok? Iya pernah juga , siswa belajar kelompok di kelas 3. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran konstektual sehingga siswa bisa lebih mudah memahami materi pembelajaran sosiologi? Ya, pernah juga, melalui melihat video yang terbaru 4. Apakah guru menggunakan media dalam pembelajaran? Iya , pernah , kaya buku , powerpoint 5. Apakah media yang digunakan bervariasi dan berlangsung efektif? Media yang digunakan kurang variatif , karena hanya menggunakan buku paket terus nonton video . 6. Apa yang menjadi kendala penggunaan media dalam pembelajaran? Ada, seperti terlalu banyak tulisan di medianya. 7. Apakah guru selalu melakukan evaluasi disetiap akhir pembelajaran?
Terkadang iya sih. 8. Apakah evaluasinya berjalan interaktif? Kurang begitu sih. 9. Apakah guru selalu memberikan penugasan/pekerjaan rumah untuk pertemuan selanjutnya? Iya . dikasih PR 10. Apakah siswa antusias mengikuti proses pembelajaran? Kurang antusias sih 11. Apakah guru sering menggunakan internet untuk belajar? Kadang-kadang saja 12. Apakah siswa antusias dengan pembelajaran menggunakan E- learning? Antusias seru sih dan menarik. 13. Apa saja kendala dalam pembelajaran menggunakan internet? Lemot biasanya kalau lagi banyak yang pakai. 14. Apa hasil belajar siswa menjadi lebih baik? Ya tergantung siswanya mau belajar atau tidak.
Jakarta, 16 januari 2014 Yang di Wawancarai
Satria Eggy P.
Wawancara Pra-Penelitian dengan Siswa XC Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
Hari /Tanggal
: Rabu, 16 Januari 2014
Tempat
: Kelas XC MA Pembangunan UIN Jakarta
Waktu
: 09.00-10.00
Yang di Wawancarai : Farah Dhia Yasmin Jabatan
: Siswi kelas XC
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, dan permasalahan yang
dihadapai selama mengikuti proses pembelajaran.
Farah Dhia Yasmin. adalah siswa yang rajin masuk kelas, aktif di kelas dan senantiasa fokus memperhatikan penjelasan guru pada mata pelajaran sosiologi. 1. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran sosiologi? Iya. Pernah. 2. Apakah guru pernah menerapkan pembelajaran kooperatif sehingga siswa bisa belajar berkelompok? Iya disukusi dikelas 3. Apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran konstektual sehingga siswa bisa lebih mudah memahami materi pembelajaran sosiologi? Ya, pernah juga, 4. Apakah guru menggunakan media dalam pembelajaran? Iya , pernah , kaya buku paket dan powerpoint 5. Apakah media yang digunakan bervariasi dan berlangsung efektif? Kalau media sih kurang variatif hanya media powerpoint dan buku paket saja 6. Apa yang menjadi kendala penggunaan media dalam pembelajaran? Ada, seperti terlalu banyak tulisan di medianya. 7. Apakah guru selalu melakukan evaluasi disetiap akhir pembelajaran? Kalau disetiap akhir materi di kasih soal latihan
8. Apakah evaluasinya berjalan interaktif? Kurang interaktif 9. Apakah guru selalu memberikan penugasan/pekerjaan rumah untuk pertemuan selanjutnya? Terkadang dikasih 10. Apakah siswa antusias mengikuti proses pembelajaran? Kurang begitu antusias 11. Apakah guru pernah menggunakan internet untuk belajar? Kadang-kadang menggunakan 12. Apa hasil belajar siswa menjadi lebih baik? Ya lumayanlah.
Jakarta, 16 januari 2014 Yang di Wawancarai
Farah Dhia Yasmin
Lampiran 9 Lembar Pra Observasi Kelas XC IPS MA Pembangunan UIN Jakarta Pengamatan Perancanaan Pembelajaran
Strategi Pembelajaran sosiologi
Media Pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran
Motivasi Belajar Sosiologi Siswa
Fasilitas internet
Indikator Guru membuat Prota,Promes, Silabus, dan RPP Guru menyampaikan rancangan materi pelajaran sosiologi yang sudah dibuat Guru menyampaikan semua materi sosiologi yang terdapat dalam rancangan pembelajaran kepada siswa Guru menerapkan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa Guru menerapkan strategi pembelajaran kooperatif yang dapat membuat siswa/I belajar kelompok Guru menerapkan strategi pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran sosiologi. Guru menggunakan media dalam pembelajaran sosiologi.
Ya √
Hasil Pengamatan Terkadang Tidak
√ √
√ √
√
√
Guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi Guru menggunakan media pembelajaran yang bersifat interaktif Guru melakukan evaluasi disetiap akhir pembelajaran sosiologi Evaluasi pembelajaran berlangsung secara interaktif Evaluasi pembelajaran berupa penugasan /mengerjakan latihan soal Siswa/I sangat antusias mengikuti pelajaran sosiologi Siswa/I banyak yang bertanya selama proses pembelajaran sosiologi Siswa/I memiliki minat membaca yang tinggi dalam pelajaran sosiologi Keberadaan fasilitas internet di sekolah √ Guru menggunakan fasilitas internet untuk pembelajaran di kelas Siswa/I menggunakan fasilitas internet
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √
untuk belajar Hasil belajar siswa
Nilai mata pelajaran sosiologi siswa tinggi Hasil nilai siswa yang dicapai sudah memenuhi KKM Hasil rata-rata nilai sosiologi siswa tinggi
√ √ √
Lampiran 10 Lembar Pra Observasi Kelas XB IPS MA Pembangunan UIN Jakarta Pengamatan Perancanaan Pembelajaran
Strategi Pembelajaran sosiologi
Media Pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran
Motivasi Belajar Sosiologi Siswa
Fasilitas internet
Indikator Guru membuat Prota,Promes, Silabus, dan RPP Guru menyampaikan rancangan materi pelajaran sosiologi yang sudah dibuat Guru menyampaikan semua materi sosiologi yang terdapat dalam rancangan pembelajaran kepada siswa Guru menerapkan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa Guru menerapkan strategi pembelajaran kooperatif yang dapat membuat siswa/I belajar kelompok Guru menerapkan strategi pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran sosiologi. Guru menggunakan media dalam pembelajaran sosiologi.
Ya √
Hasil Pengamatan Terkadang Tidak
√ √
√ √
√
√
Guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi Guru menggunakan media pembelajaran yang bersifat interaktif Guru melakukan evaluasi disetiap akhir pembelajaran sosiologi Evaluasi pembelajaran berlangsung secara interaktif Evaluasi pembelajaran berupa penugasan /mengerjakan latihan soal Siswa/I sangat antusias mengikuti pelajaran sosiologi Siswa/I banyak yang bertanya selama proses pembelajaran sosiologi Siswa/I memiliki minat membaca yang tinggi dalam pelajaran sosiologi Keberadaan fasilitas internet di sekolah √ Guru menggunakan fasilitas internet untuk pembelajaran di kelas Siswa/I menggunakan fasilitas internet
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √
untuk belajar Hasil belajar siswa
Nilai mata pelajaran sosiologi siswa tinggi Hasil nilai siswa yang dicapai sudah memenuhi KKM Hasil rata-rata nilai sosiologi siswa tinggi
√ √ √
DESKRIPTIF HASIL PRA OBSERVASI Kelas X B dan X C MA Pembangunan UIN Jakarta 1. Perencanaan Pembelajaran Guru bidang studi membuat prota, promes, silabus dan RPP, namun dalam penerapanya dalam proses belajar mengajar tidak semua materi yang dirancang dalam RPP tersampaikan. 2. Strategi Pembelajaran Guru kurang menerapkan strategi belajar yang bisa mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan metode-metode belajar yang mengaktifkan siswa, semisal metode kooperatif . Metode ceramah yang digunakan guru tidak berlangsung secara interaktif sehingga proses pembelajaran sepenuhnya terpusat pada guru. Guru juga kurang menerapkan metodemetode kontekstual, padahal materi pelajaran sosiologi sangat membutuhkan pengetahuan contoh yang sesuai dengam realita yang ada. 3. Media Pembelajaran Guru sudah ada menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran semisal media powerpoint,internet dan buku paket. Media tersebut sangat terbatas dalam memperoleh materi bahasaan dan kurang begitu aktif sehingga siswa menjadi pasif. Padahal, dalam belajar siswa diharuskan aktif mengikuti proses belajar dan harus mencari sumber referensi yang lain untuk di pelajari dan didiskusikan secara bersama seperti halnya media pembelajaran E-Leraning berbasis Website yang bisa mempermudah mengakses materi sumber belajar tanpa batas kapan saja dan dimana saja sehingga siswa kaya akan pengetahuan, wawasan dan mudah untuk memahami materi yang akan dipelajari. 4. Evaluasi Pembelajaran Guru hanya menerapkan evaluasi pembelajaran melalui pekerjaan rumah semisal soalsoal latihan yang ada dilembar latihan soal yang ada di buku paket sosiologi. Disetiap akhir pembelajaran, guru tidak melakukan evaluasi pembelajaran dari materi yang telah dibahas bersama dengan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tidak bisa diukur pada saat itu juga. 5. Motivasi Belajar Siswa. Motivasi belajar siswa terhaadap mata pelajaran sosiologi masih rendah, dikarenakan proses pembelajaran hanya terpusat pada guru, sehingga siswa menjadi kurang antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar. 6. Fasilitas Internet Keberadaan internet masih rendah digunakan untuk proses pembelajaran karena belum ada pembelajaran yang berbasis website , hanya menggunakan media powerpoint.
7. Hasil Belajar Hasil Belajar siswa untuk mata pelajaran sosiologi masih rendah dikarenakan rendahnya pemahaman siswa terhadap materi-materi pelajaran sosiologi yang sudah dibahas dalam proses pembelajran di kelas. Siswa kurang mengerti maksud dari materi pelajaran yang dipelajari sehingga siswa tidak mengetahui isi dari materi yang disampaikan.
Lampiran 11 Hasil belajar Kelas XB dengan Menggunakan E-Learning Berbasis Website
No.
Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25 K26 K27 K28 K29 K30
Nilai Pretes 55 65 65 65 60 70 40 60 45 55 50 55 70 50 50 70 45 55 45 45 55 60 50 60 45 55 65 55 50 40
Postes 80 85 85 80 80 90 60 80 65 70 65 75 90 75 65 90 70 80 75 80 80 85 80 80 70 80 85 80 70 70
Lampiran 12 Hasil belajar Kelas XC dengan Menggunakan Media Powerpoint
No.
Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25 K26 K27 K28 K29 K30
Nilai Pretes
Postes 35 50 70 70 65 60 50 55 60 60 50 40 60 40 40 60 40 45 50 55 55 70 45 50 45 35 35 35 50 40
70 70 85 90 85 85 70 70 80 80 75 60 85 65 60 80 60 60 65 75 75 80 60 70 65 65 50 60 70 60
Validitas Lampiran 13 SKOR DATA DIBOBOT ================= Jumlah Subyek = 27 Jumlah butir = 30 Bobot jwb benar = 1 Bobot jwb salah = 0 Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah) Nama berkas: E:\SKRIPSI REVISI\LAMPIRAN REVISI\LAMPIRAN 13\VALIDITAS .ANA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Kode/Nama Regina Her... Nabila Alm... Gifary Dhimas Shabrina A... Anzilia Huda Nurul dwi ... Amira Ahad... Annisa fat... Andi Gita Maulida Kh... nadia Anggun Rizji Anisa Ardhine Kh... Rosy Ardhia Faris Eka Farah Sals... Nabila Hod... M.Rizky Ma... Muhammad Afif A Sony Aldianto Fitri Aldi... Bagaswara ... Robby Sihd... Gemawan Nada najiha Ilham adri...
Benar 26 24 24 24 23 23 23 20 19 18 18 17 17 16 16 15 15 15 15 13 13 13 13 12 12 12 11
Salah 4 6 6 6 7 7 7 10 11 12 12 13 13 14 14 15 15 15 15 17 17 17 17 18 18 18 19
Kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Skr Asli 26 24 24 24 23 23 23 20 19 18 18 17 17 16 16 15 15 15 15 13 13 13 13 12 12 12 11
Skr Bobot 26 24 24 24 23 23 23 20 19 18 18 17 17 16 16 15 15 15 15 13 13 13 13 12 12 12 11
RELIABILITAS TES ================ Rata2= 17.30 Simpang Baku= 4.56 KorelasiXY= 0.45 Reliabilitas Tes= 0.62 Nama berkas: E:\SKRIPSI REVISI\LAMPIRAN REVISI\LAMPIRAN 13\VALIDITAS .ANA No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kode/Nama Subyek Regina Herawati Nabila Almira... Gifary Dhimas Shabrina Aryani Anzilia Huda Nurul dwi ram... Amira Ahadiana Annisa fathin... Andi Gita Maulida Khaer... nadia Anggun Rizji Anisa Ardhine Khair... Rosy Ardhia Faris Eka
Skor Ganjil 13 13 10 11 10 11 11 11 10 11 12 11 9 10 9
Skor Genap 12 11 13 13 13 11 11 9 9 7 6 6 8 6 7
Page 1
Skor Total 25 24 23 24 23 22 22 20 19 18 18 17 17 16 16
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Validitas 6 8 8 9 5 6 5 4 8 6 8 5
Farah Salsabila Nabila Hodayanti M.Rizky Ma'arif Muhammad Afif A Sony Aldianto Fitri Aldita ... Bagaswara Adhi Robby Sihd Ar... Gemawan Nada najiha Ilham adriansyah
8 6 7 5 7 7 8 8 4 6 4 6
14 14 15 14 12 13 13 12 12 12 12 11
Kel Unggul & Asor ================= Kelompok Unggul Nama berkas: E:\SKRIPSI REVISI\LAMPIRAN REVISI\LAMPIRAN 13\VALIDITAS .ANA No.Urut 1 2 3 4 5 6 7
Kode/Nama Subyek Regina Herawati Nabila Almira... Gifary Dhimas Shabrina Aryani Anzilia Huda Nurul dwi ram... Amira Ahadiana Jml Jwb Benar
Skor 26 24 24 24 23 23 23
1 0
2 1 1 1 1 1 1 6
3 1 1 1 1 1 1 1 7
4 1 1 1 1 1 5
5 1 1 1 1 1 1 6
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7
Kode/Nama Subyek Regina Herawati Nabila Almira... Gifary Dhimas Shabrina Aryani Anzilia Huda Nurul dwi ram... Amira Ahadiana Jml Jwb Benar
12 1 1 1 1 1 1 1 7
13 1 1 1 3
14 1 1 1 1 1 1 6
15 1 1 1 1 1 5
16 1 1 1 3
17 1 1 1 1 1 1 1 7
18 1 1 1 1 1 1 6
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7
Kode/Nama Subyek Regina Herawati Nabila Almira... Gifary Dhimas Shabrina Aryani Anzilia Huda Nurul dwi ram... Amira Ahadiana Jml Jwb Benar
24 1 1 1 1 1 1 6
25 1 1 1 1 1 1 1 7
26 1 1 1 1 4
27 1 1 1 1 1 1 1 7
28 1 1 1 1 1 1 6
29 1 1 1 1 1 5
30 1 1 1 1 4
6 1 1 1 1 1 1 6 19 1 1 1 1 1 1 6
7 1 1 1 1 1 1 1 7 20 1 1 1 1 1 1 1 7
8 1 1 1 1 1 1 1 7 21 1 1 1 1 1 1 1 7
9 1 1 1 1 1 1 1 7
10 1 1 1 1 1 1 1 7
22 1 1 1 3
11 1 1 1 1 1 5
23 1 1 1 1 1 5
Kelompok Asor Nama berkas: E:\SKRIPSI REVISI\LAMPIRAN REVISI\LAMPIRAN 13\VALIDITAS .ANA No.Urut 1 2 3 4 5 6 7
Kode/Nama Subyek Sony Aldianto Fitri Aldita ... Bagaswara Adhi Robby Sihd Ar... Gemawan Nada najiha Ilham adriansyah Jml Jwb Benar
Skor 13 13 13 12 12 12 11
1 1 1 1 3
2 1 1 2
3 1 1 2
Page 2
4 1 1 2
5 1 1
6 1 1 1 3
7 1 1 1 1 4
8 1 1 2
9 1 1 2
10 1 1 1 1 4
11 1 1 1 3
Validitas No.Urut 1 2 3 4 5 6 7
Kode/Nama Subyek Sony Aldianto Fitri Aldita ... Bagaswara Adhi Robby Sihd Ar... Gemawan Nada najiha Ilham adriansyah Jml Jwb Benar
12 1 1 1 3
13 1 1
14 1 1 1 1 4
15 1 1 1 3
16 1 1 1 1 1 1 6
17 1 1 1 1 1 1 6
18 1 1 1 3
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7
Kode/Nama Subyek Sony Aldianto Fitri Aldita ... Bagaswara Adhi Robby Sihd Ar... Gemawan Nada najiha Ilham adriansyah Jml Jwb Benar
24 1 1 1 3
25 1 1 1 3
26 1 1 1 3
27 1 1 2
28 1 1
29 1 1 1 3
30 1 1
19 1 1 2
20 1 1 1 1 4
21 1 1 1 1 1 5
22 1 1 2
23 1 1 1 3
DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 27 Klp atas/bawah(n)= 7 Butir Soal= 30 Nama berkas: E:\SKRIPSI REVISI\LAMPIRAN REVISI\LAMPIRAN 13\VALIDITAS .ANA No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kel. Atas 0 6 7 5 6 6 7 7 7 7 5 7 3 6 5 3 7 6 6 7 7 3 5 6 7 4 7 6 5 4
Kel. Bawah 3 2 2 2 1 3 4 2 2 4 3 3 1 4 3 6 6 3 2 4 5 2 3 3 3 3 2 1 3 1
Beda -3 4 5 3 5 3 3 5 5 3 2 4 2 2 2 -3 1 3 4 3 2 1 2 3 4 1 5 5 2 3
Indeks DP (%) -42.86 57.14 71.43 42.86 71.43 42.86 42.86 71.43 71.43 42.86 28.57 57.14 28.57 28.57 28.57 -42.86 14.29 42.86 57.14 42.86 28.57 14.29 28.57 42.86 57.14 14.29 71.43 71.43 28.57 42.86
TINGKAT KESUKARAN ================= Page 3
Validitas Jumlah Subyek= 27 Butir Soal= 30 Nama berkas: E:\SKRIPSI REVISI\LAMPIRAN REVISI\LAMPIRAN 13\VALIDITAS .ANA No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jml Betul 4 14 19 16 11 18 14 16 17 22 8 21 5 11 16 21 26 17 14 23 22 9 16 18 14 15 21 19 11 9
Tkt. Kesukaran(%) 14.81 51.85 70.37 59.26 40.74 66.67 51.85 59.26 62.96 81.48 29.63 77.78 18.52 40.74 59.26 77.78 96.30 62.96 51.85 85.19 81.48 33.33 59.26 66.67 51.85 55.56 77.78 70.37 40.74 33.33
Tafsiran Sangat Sukar Sedang Sangat Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sukar Mudah Sukar Sedang Sedang Mudah Sangat Mudah Sedang Sedang Sangat Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sangat Mudah Sedang Sedang
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 27 Butir Soal= 30 Nama berkas: E:\SKRIPSI REVISI\LAMPIRAN REVISI\LAMPIRAN 13\VALIDITAS .ANA No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Korelasi -0.400 0.428 0.604 0.375 0.517 0.398 0.411 0.476 0.513 0.436 0.355 0.393 0.394 0.299 0.274 -0.303 0.188 0.427 0.428 0.400 0.351 Page 4
Signifikansi Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
Validitas 0.181 0.173 0.363 0.477 0.176 0.553 0.459 0.164 0.199
22 23 24 25 26 27 28 29 30
Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan -
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) 10 15 20 25 30 40 50
P=0,05 0,576 0,482 0,423 0,381 0,349 0,304 0,273
P=0,01 0,708 0,606 0,549 0,496 0,449 0,393 0,354
Bila koefisien = 0,000
df (N-2) 60 70 80 90 100 125 >150
P=0,05 0,250 0,233 0,217 0,205 0,195 0,174 0,159
P=0,01 0,325 0,302 0,283 0,267 0,254 0,228 0,208
berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH ================= Jumlah Subyek= 27 Butir Soal= 30 Nama berkas: E:\SKRIPSI REVISI\LAMPIRAN REVISI\LAMPIRAN 13\VALIDITAS .ANA No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
a 5++ 14** 14+ 73+ 116** 1213--21** 4+ 11** 16** 21** 0-17** 10--3--23+ 6--2++ 14** 3++ 1+ 3+ 3+ 7-
b 4** 52++ 3++ 218** 6-4+ 10-22+ 5** 5++ 5-3-0-12+ 0-22** 3+ 1113--2+ 1+ 2++ 4++ 9--
c 3+ 2+ 19** 2+ 74-14** 3++ 17** 1++ 23-17--6+ 5-2+ 26** 5-14** 1++ 29** 4+ 5--0-7--3-19** 79**
d 1-2+ 5--2+ 11** 2++ 0-4+ 8--28** 1+ 0-3+ 11+ 1--410-1++ 9-16** 18** 0-15** 1+ 111** 1--
e 14--4++ 0-16** 0-0-6-0-0-22** 20-1-20-0-0-0-0-23** 0-3+ 0-10-0-21** 2++ 21--
Keterangan: Page 5
* 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Validitas ** : ++ : + : - : -- : ---:
Kunci Jawaban Sangat Baik Baik Kurang Baik Buruk Sangat Buruk
Page 6
Lampiran 14
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA HASIL PRETEST SISWA KELAS KONTROL Urutan data terkecil hingga data terbesar 35
35
35
35
40
40
40
40
40
45
45
45
50
50
50
50
50
50
55
55
55
60
60
60
60
60
65
70
70
70
Tabel skor hasil pretest kelas kontrol No. 1 2 3 4 5 6 7 8
X 35 40 45 50 55 60 65 70 420
F 4 5 3 6 3 5 1 3 30
X2 1225 1600 2025 2500 3025 3600 4225 4900 23100
F.X 140 200 135 300 165 300 65 210 1515
F.X2 4900 8000 6075 15000 9075 18000 4225 14700 79975
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah: 1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini data terbesar = 75 dan data terkecil = 35 , dengan menggunakan rumus : R = Data terbesar – data terkecil R = 70 – 35 R = 35
2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus: K = 1 + 3.3 Log N K = 1 + 3.3 Log 30 K = 1 + 3.3 Log (3 x 10) K = 1 + 3.3 Log 3 + Log 10 K = 1 + 3.3 . 0,477 + 1 K = 1 + 3.3 .1.477 K = 1 + 4,874 K = 5,87 dibulatkan (6) 3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus: I = rentng (R) / banyak kelas (K) I = 35/ 6 I = 5,8 dibulatkan jadi (6) Tabel distribusi frekuensi pretest kelas kontrol No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Interval Kelas 35-40 41-46 47-52 53-58 59-64 65-70
Titik Tengah 37.5 43.5 49.5 55.5 61.5 67.5
Batas Bawah 34.5 41.5 46.5 52.5 58.5 64.5
Batas Atas 40.5 46.5 52.5 58.5 64.5 70.5
4. Menentukan Mean (rata-rata), yaitu: Mean (M) = Jumlah Seluruh data Banyaknya Data =1515/30 = 50.5 5. Menentukan median Posisi median = (N+1)/2 Posisi median = (30+1)/2 = 15.5 Median = 50.5 6. Menentukan modus (nilai yang paling banyak muncul) Mo = 50 7. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku) yaitu : SD = 10,9
Frekuensi Absolut Relatif 9 30% 3 10% 6 20% 3 10% 5 16.6% 4 13.4%
Tabel Uji Normalitas Liliefors (Pretest) Kelas Kontrol
No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Xi
F 35 40 45 50 55 60 65 70
SD=10,9
Zn 4 5 3 6 3 5 1 3
Lo = 0,00
4 9 12 18 21 26 27 30
Zi -1.42202 -0.9633 -0.50459 -0.04587 0.412844 0.87156 1.330275 1.788991
Ztabel 0.42 0.33 0.19 0.01 0.15 0.3 0.4 0.46 X = 50.5
Ltabel = 0,16 Lo < Ltabel = 0,00 < 0,16 Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal
[F(Zi)F(Zi) S(Zi) S(Zi)] 0.08 0.133333 -0.05333 0.17 0.3 -0.13 0.31 0.4 -0.09 0.49 0.6 -0.11 0.65 0.7 -0.05 0.8 0.866667 -0.066667 0.9 0.9 0 0.96 1 -0.04
Lampiran 15 PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA HASIL PRETEST SISWA KELAS EKSPERIMEN Urutan data terkecil hingga data terbesar 40 40 45 45 45 45 45
50
50
50
50
50
55
55
55
55
55
55
55
60
60
60
60
65
65
65
65
70
75
75
Tabel skor hasil pretest kelas eksperimen
No. 1 2 3 4 5 6 7
X F X2 F.X F.X2 40 2 1600 80 3200 45 5 2025 225 10125 50 5 2500 250 12500 55 7 3025 385 21175 60 4 3600 240 14400 65 4 4225 260 16900 70 3 4900 210 14700 30 21875 1650 1650 93000 Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah: 1. Menentukan rentang yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini data terbesar =75 dan data terkecil = 40, dengan menggunakan rumus: R
= data terbesr – data terkecil
R
= 70-40
R
= 30
2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus: K = 1 + 3.3 Log N K = 1 + 3.3 Log 30 K = 1 + 3.3 Log (3 x 10) K = 1 + 3.3 Log 3 + Log 10 K = 1 + 3.3 . 0,477 + 1
K = 1 + 3.3 .1.477 K = 1 + 4,874 K = 5,87 dibulatkan (6) 3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus: I = rentang (R)/ banyaknya kelas (K) I = 30/6 I=5 Tabel distribusi frekuensi pretest kelas eksperimen No
Interval Titik Kelas Tengah 1. 40-44 42 2. 45-49 47 3. 50-54 52 4. 55-59 57 5. 60-64 62 6. 65-69 67 7. 70-74 72 4. Menentukan median (rata-rata)
Batas Bawah 39.5 44.5 49.5 54.5 59.5 64.5 69.5
Mean (M) = 55 5. Menentukan median Posisi median = (N+1)/2 Posisi median = (30+1)/2 = 15,5 Median = 55.5 6. Menentukan modus (nilai paling banyak muncul) yaitu: Mo = 55 7. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku), yaitu: SD = 8.8
Batas Atas 44.5 49.5 54.5 59.5 64.5 69.5 74.5
Frekuensi Absolut Relatif 2 6.6% 5 16.6% 5 16.6% 7 23.3% 4 13.3% 4 13.3% 3 10%
Tabel Uji Normalitas Liliefors (Pretest) Kelas Eksperimen No. 1 2 3 4 5 6 7
Xi
SD= 8,8
F 40 45 50 55 60 65 70
Zn 2 5 5 7 4 4 3
Lo = -0,01
2 7 12 19 23 27 30
Zi -1.70455 -1.13636 -0.56818 0 0.568182 1.136364 1.704545
Ztabel 0.45 0.37 0.21 0 0.21 0.37 0.45
X = 55
Ltabel = 0,16 Lo < Ltabel = -0,01 < 0,16 Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal
F(Zi) 0.05 0.13 0.29 0.5 0.71 0.87 0.95
S(Zi) 0.06667 0.23333 0.4 0.63333 0.76667 0.9 1
[F(Zi)-S(Zi)] -0.0166667 -0.1033333 -0.11 -0.1333333 -0.0566667 -0.03 -0.05
Lampiran 16
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA HASIL POSTTEST SISWA KELAS KONTROL Urutan data terkecil hingga data terbesar 50
60
60
60
60
60
60
60
65
65
65
65
70
70
70
70
70
70
75
75
75
80
80
80
80
85
85
85
85
90
Tabel skor hasil posttest kelas kontrol No. 1 2 3 4 5 6 7 8
X 50 60 65 70 75 80 85 90 575
F 1 7 4 6 3 4 4 1 30
X2 2500 3600 4225 4900 5625 6400 7225 8100 42575
F.X 50 420 260 420 225 320 340 90 2125
F.X2 2500 25200 16900 29400 16875 25600 28900 8100 153475
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah: 1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini data terbesar = 90 dan data terkecil = 55 , dengan menggunakan rumus : R = Data terbesar – data terkecil R = 90 – 50 R = 40 2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus: K = 1 + 3.3 Log N K = 1 + 3.3 Log 30 K = 1 + 3.3 Log (3 x 10)
K = 1 + 3.3 Log 3 + Log 10 K = 1 + 3.3 . 0,477 + 1 K = 1 + 3.3 .1.477 K = 1 + 4,874 K = 5,87 dibulatkan (6) 3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus: I = rentng (R) / banyak kelas (K) I = 40/ 6 I = 6,6 dibulatkan jadi (7) Tabel distribusi frekuensi posttest kelas kontrol No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Interval Kelas 50-56 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91
Titik Tengah 53 60 67 74 81 88
Batas Bawah 49.5 56.5 63.5 70.5 77.5 84.5
Batas Atas 56.5 63.5 70.5 77.5 84.5 91.5
4. Menentukan Mean (rata-rata), yaitu: Mean (M) = Jumlah Seluruh data Banyaknya Data =2125/30 = 70,8 5. Menentukan median Posisi median = (N+1)/2 Posisi median = (30+1)/2 = 15.5 Median = 70.5 6. Menentukan modus (nilai yang paling banyak muncul) Mo = 60 7. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku) yaitu : SD = 10.09
Frekuensi Absolut Relatif 1 3.3% 7 23.3% 10 33.3% 3 10% 4 13.3% 5 16.6%
Tabel Uji Normalitas Liliefors (Posttest) Kelas Kontrol No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Xi 50 60 65 70 75 80 85 90
F
Zn 1 7 4 6 3 4 4 1
1 8 12 18 21 25 29 30
Zi -2.06145 -1.07037 -0.57483 -0.07929 0.416254 0.911794 1.407334 1.902874
Ztabel 0.48 0.35 0.21 0.02 0.15 0.31 0.41 0.47
SD= 10.09 Lo = -0.01 X = 70.8 Ltabel = 0,161 Lo < Ltabel = -0.01 < 0,161 Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal
F(Zi) 0.02 0.15 0.29 0.48 0.65 0.81 0.91 0.97
[F(Zi)S(Zi) S(Zi) 0.033333 -0.01333 0.266667 -0.1166 0.4 -0.11 0.6 -0.12 0.7 -0.05 0.833333 -0.0233 0.966667 -0.0566 1 -0.03
Lampiran 17
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA HASIL POSTTEST SISWA KELAS EKSPERIMEN Urutan data terkecil hingga data terbesar 60
65
65
65
70
70
70
70
70
75
75
75
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
85
85
85
85
90
90
90
Tabel skor hasil posttest kelas eksperimen No. 1 2 3 4 5 6 7
X 60 65 70 75 80 85 90 30
F 1 3 5 3 11 4 3 40075
X2 3600 4225 4900 5625 6400 7225 8100 2320
F.X 60 195 350 225 880 340 270 2320
F.X2 3600 12675 24500 16875 70400 28900 24300 181250
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah: 1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini data terbesar = 95 dan data terkecil = 65 , dengan menggunakan rumus : R = Data terbesar – data terkecil R = 90 – 60 R = 30 2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus: K = 1 + 3.3 Log N K = 1 + 3.3 Log 30 K = 1 + 3.3 Log (3 x 10)
K = 1 + 3.3 Log 3 + Log 10 K = 1 + 3.3 . 0,477 + 1 K = 1 + 3.3 .1.477 K = 1 + 4,874 K = 5,87 dibulatkan (6) 3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus: I = rentng (R) / banyak kelas (K) I = 30/ 6 I=5 Tabel distribusi frekuensi posttest kelas eksperimen No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Interval Kelas 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94
Titik Tengah 62 67 72 77 82 87 92
Batas Bawah 59.5 64.5 69.5 74.5 79.5 84.5 89.5
Batas Atas 64.5 69.5 74.5 79.5 84.5 89.5 94.5
4. Menentukan Mean (rata-rata), yaitu: Mean (M) = Jumlah Seluruh data Banyaknya Data =2305/30 = 77,3 5. Menentukan median Posisi median = (N+1)/2 Posisi median = (30+1)/2 = 15.5 Median = 80.5 6. Menentukan modus (nilai yang paling banyak muncul) Mo = 80 7. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku) yaitu : SD = 7.95
Frekuensi Absolut Relatif 1 3.3% 3 10% 5 16.6% 3 10% 11 36.6% 4 13.3% 3 10%
Tabel Uji Normalitas Liliefors (Posttest) Kelas Eksperimen No. 1 2 3 4 5 6 7
Xi
SD= 7.95
F 60 65 70 75 80 85 90
Zn 1 3 5 3 11 4 3
Lo = -0.01
1 4 9 12 23 27 30
Zi -2.176101 -1.54717 -0.918239 -0.289308 0.339623 0.968553 1.597484
Ztabel 0.48 0.43 0.31 0.11 0.12 0.33 0.44
X = 77.3
Ltabel = 0,161 Lo < Ltabel = -0.01 < 0,161 Kesimpulan : Populasi sampel berdistribusi normal
[F(Zi)F(Zi) S(Zi) S(Zi) 0.02 0.03333 -0.013333 0.07 0.13333 -0.063333 0.19 0.3 -0.11 0.39 0.4 -0.01 0.62 0.76667 -0.146666 0.33 0.9 -0.57 0.44 1 -0.56
Lampiran 18 UJI HOMOGENITAS DATA Pengujian Homogenitas di sini adalah mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians. Rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji fisher, dengan rumus : Langkah-langkah penghitungan uji fisher sebagai berikut : 1. Merumuskan hipotesis Ho = Variansi populasi homogen Ha = Variansi populasi homogen 2. Jumlah sampel N = 60 3. Derajat kebebasan Penyebut : dk2 = 30-1 = 29 Pembilang : dk1 = 30- 1 =29 4. Menentukan F table dk penyebut 29 dan dk pembilang 29 pada taraf signifikan a = 0,05 dari daftar tabel frekuensi F adalah 1.85 5. Menentukan F hitung yaitu varian terbesar dibagi varian terkecil A. Homogenitas Pre- Test Tabel Uji Homogenitas Pretest
N X S S2
=
Eksperimen 30 55 8.8 77.44
Kontrol 30 53 10.9 118.81
1 118.81 = = 1.53 2 77.44
Karena Fhitung < Ftabel (1.53 < 1.85), maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua sampel memiliki variansi populasi yang homogen.
B. Homogenitas Post-Test Tabel Uji Homogenitas Post-Test
N X S S2
=
Eksperimen 30 77.3 7.95 63.20
Kontrol 30 70.8 10.09 101.808
101.80 1 = = 1.61 2 63.20
Karena Fhitung < Ftabel (1.61 < 1.85), maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua sampel memiliki variansi populasi yang homogen.
Lampiran 19 Data N-Gain Kelas Eksperimen
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Siswa K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25 K26 K27 K28 K29 K30 Ratarata R SD
Nilai
N-gain
Pretes 55 65 65 65 60 70 40 60 45 55 50 55 70 50 50 70 45 55 45 45 55 60 50 60 45 55 65 55 50 40
Postes 80 85 85 80 80 90 60 80 65 70 65 75 90 75 65 90 70 80 75 80 80 85 80 80 70 80 85 80 70 70
0.555556 0.571429 0.571429 0.428571 0.5 0.666667 0.333333 0.5 0.363636 0.333333 0.3 0.444444 0.666667 0.5 0.3 0.666667 0.454545 0.555556 0.545455 0.636364 0.555556 0.625 0.6 0.5 0.454545 0.555556 0.571429 0.555556 0.4 0.5
55 40 8.808303
77.33333 60 7.958224
0.507043 0.3 0.107534
Lampiran 20 Data N-Gain Kelas Kontrol No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Siswa K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25 K26 K27 K28 K29 K30 Ratarata T R SD
Nilai
N-gain
Pretes 35 50 70 70 65 60 50 55 60 60 50 40 60 40 40 60 40 45 50 55 55 70 45 50 45 35 35 35 50 40
Postes 70 70 85 90 85 85 70 70 80 80 75 60 85 65 60 80 60 60 65 75 75 80 60 70 65 65 50 60 70 60
0.53846154 0.4 0.5 0.66666667 0.57142857 0.625 0.4 0.33333333 0.5 0.5 0.5 0.33333333 0.625 0.41666667 0.33333333 0.5 0.33333333 0.27272727 0.3 0.44444444 0.44444444 0.33333333 0.27272727 0.4 0.36363636 0.46153846 0.23076923 0.38461538 0.4 0.33333333
50.5 70 35 10.93476
70.83333 90 55 10.09296
0.42393754 0.66666667 0.23076923 0.11157294
Lampiran 21 UJI HIPOTESIS DATA PRETEST Karena kedua data yang akan diuji perbedaanya bersifat normal dan homogen (lampiran), maka uji t yang digunakan adalah:
=
Dimana : X1 = X2 = dsg = n1 = n2 =
− 1
+
1
rata-rata data kelompok A rata-rata data kelompok B nilai deviasi standar gabungan data kelompok A dan kelompok B jumlah data kelompok A jumlah data kelompok B
Kriteria penentuan uji t adalah: a. Jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak b. Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak Langkah-langkah menentukan nilai t hitung adalah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui Dari Nilai Pretest diperoleh: X1 = 55 X2= 50.5 V1 = S12 = (8.8)2 = 77.44 V2 = S22 = (10.9)2 = 118.81 2. Menentukan deviasi standar gabungan (dsg) dengan rumus sebagai berikut:
=
(n
1)V + (n 1)V n + n − 2
(30 − 1)77.44 + (30 − 1)118.81 30 + 30 − 2 √2245.76 + 3445.49 = 58 =
√5691.25 58 = √98.125 = 9.905 3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data yang diperoleh. =
=
=
=
− 1
+
1
55 − 50.5 1 1 9.905 30 + 30 4.5 9.905√0.06
=
4.5 9.905 × 0.244
=
4.5 2.416
= 1.862
4. Menentukan nilai ttabel Pada taraf signifikan 5% nilai t tabel = 2.042 Pada taraf signifikan 1% nilai t tabel = 2.750 5.
Menguji Hipotesis Karena baik pada taraf signifikan 1% dan 5% t hitung < ttabel ,maka Ho diterima dan Ho diterima, maka Ha ditolak 6. Memberikan interpretasi Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada taraf signifikan 1% dan 5% maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas X B dengan siswa kelas X C .
Lampiran 22
UJI HIPOTESIS DATA POSTTEST Karena kedua data yang akan diuji perbedaanya bersifat normal dan homogen (lampiran), maka uji t yang digunakan adalah:
=
Dimana : X1 = X2 = dsg = n1 = n2 =
− 1
+
1
rata-rata data kelompok A rata-rata data kelompok B nilai deviasi standar gabungan data kelompok A dan kelompok B jumlah data kelompok A jumlah data kelompok B
Kriteria penentuan uji t adalah: c. Jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak d. Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak Langkah-langkah menentukan nilai t hitung adalah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui Dari Nilai Posttest diperoleh: X1 = 77.3 X2= 70.8 V1 = S12 = (7.95)2 = 63.20 V2 = S22 = (10.09)2 = 101.80 2. Menentukan deviasi standar gabungan (dsg) dengan rumus sebagai berikut:
=
=
(n
1)V + (n 1)V n + n − 2
(30 − 1)63.20 + (30 − 1)101.80 30 + 30 − 2
√1832.8 + 2952.43 58 √4785.23 = 58 = √82.50 = 9.082 3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data yang diperoleh. =
=
=
=
− 1
+
1
77.3 − 70.8 1 1 9.082 30 + 30 6.5 9.082√0.06
=
6.5 9.082 × 0.244
=
6.5 2.216
= 2.933 4. Menentukan nilai ttabel Pada taraf signifikan 5% nilai t tabel = 2.042 Pada taraf signifikan 1% nilai t tabel = 2.750 5.
Menguji Hipotesis Karena baik pada taraf signifikan 1% dan 5% t hitung > ttabel ,maka Ho diterima dan Ho ditolak, maka Ha diterima 6. Memberikan interpretasi Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada taraf signifikan 1% dan 5% maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas X B yang menggunakan media elearning berbasis website dengan siswa kelas X C yang menggunakan media powerpoint (konvensional)
Lampiran 23 UJI HIPOTESIS DATA N-GAIN Karena kedua data yang akan diuji perbedaanya bersifat normal dan homogen (lampiran), maka uji t yang digunakan adalah:
=
Dimana : X1 = X2 = dsg = n1 = n2 =
− 1
+
1
rata-rata data kelompok A rata-rata data kelompok B nilai deviasi standar gabungan data kelompok A dan kelompok B jumlah data kelompok A jumlah data kelompok B
Kriteria penentuan uji t adalah: e. Jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak f. Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak Langkah-langkah menentukan nilai t hitung adalah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui Dari Nilai N-Gain Kelas Eksperimen diperoleh: X1 = 0.507 X2= 0.423 V1 = S12 = (0.107)2 = 0.01144 V2 = S22 = (0.111)2 = 0.01232 2. Menentukan deviasi standar gabungan (dsg) dengan rumus sebagai berikut:
=
(n
1)V + (n 1)V n + n − 2
(30 − 1)0.01144 + (30 − 1)0.012321 30 + 30 − 2 √0.319 + 0.357 = 58 =
√0.676 58 = √0.011655 = 0.107 3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data yang diperoleh. =
=
=
=
− 1
+
1
0.507 − 0.386 1 1 0.107 30 + 30 0.121 0.107√0.06
=
0.121 0.107 × 0.244
=
0.121 0.0261
= 4.636 4. Menentukan nilai ttabel Pada taraf signifikan 5% nilai t tabel = 2.042 Pada taraf signifikan 1% nilai t tabel = 2.750 5.
Menguji Hipotesis Karena baik pada taraf signifikan 1% dan 5% t hitung > ttabel ,maka Ho diterima dan Ho ditolak, maka Ha diterima 6. Memberikan interpretasi Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada taraf signifikan 1% dan 5% maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas X B yang menggunakan media elearnin berbasis website dengan siswa kelas X C yang menggunakan media powerpoint (konvensional)
Lampiran 24 Angket Nama: Hari/Tanggal Petunjuk Pengisian angket 1. Tulisalah nama di tempat yang sudah disediakan 2. Berilah tanda cheklist (√) pada salah satu jawaban yang telah disediakan 3. Kerjakan setiap nomor jangan sampai ada yang terlewati. 4. Atas bantuan dan perhatianya, saya sampaikan terima kasih. Keterangan : (SS )= Sangat Setuju,( S) = Setuju, (N) = Netral, (TS) = Tidak Setuju, (STS) = Sangat tidak Setuju
No. 1.
2. 3.
4. 5. 6.
7.
8.
9.
Pernyataan Kamu menyukai pembelajaran dengan menggunkan media Elearning berbasis website Kamu pernah belajar dengan bantuan E-learning berbasis website Kamu menyukai gambar/foto,video yang ditampilkan di website tutwurihandayani.com Kamu menyukai penjelasan / bahasa yang ditampilkan di website Kamu menyukai contoh-contoh dan tulisan-tulisan yang ada di website Penggunaan E-Learning cocok untuk diterapkan pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial Penyajian materi, video,diskusi online, tes online membuatmu lebih tertarik belajar sosiologi materi interaksi sosial Belajar menggunakan E-Learning membantu dalam memahami pelajaran sosiologi materi interaksi sosial Belajar dengan E-Learning mempermudah kamu dalam belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
SS
S
N
TS
STS
10.
Penggunaan E-Learning sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
11.
Kamu tidak menyukai pembelajaran dengan menggunakan media website
12.
Kamu tidak pernah belajar menggunakan website disekolah
13.
Kamu tidak menyukai gambar/foto,video yang ditampilkan di website tutwurihandayani.com
14.
Kamu tidak menyukai penjelasan/bahasa yang ditampilkan di website Kamu tidak menyukai contohcontoh dan tulisan-tulisan yang ditampilkan di website Penggunaan E-Learning tidak cocok untuk diterapkan pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
15.
16.
17.
Penyajian materi, video,diskusi online, tes online tidak membuat kamu lebih tertarik belajar sosiologi materi interaksi sosial
18.
Belajar menggunakan E-Learning tidak membantu dalam memahami pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
19.
Belajar dengan E-Learning tidak mempermudah kamu dalam belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
20.
Penggunaan E-Learning tidak efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
Lampiran 25 Angket Nama: Hari/Tanggal Petunjuk Pengisian angket 1. Tulisalah nama di tempat yang sudah disediakan 2. Berilah tanda cheklist (√) pada salah satu jawaban yang telah disediakan 3. Kerjakan setiap nomor jangan sampai ada yang terlewati. 4. Atas bantuan dan perhatianya, saya sampaikan terima kasih. Keterangan : (SS )= Sangat Setuju,( S) = Setuju, (N) = Netral, (TS) = Tidak Setuju, (STS) = Sangat tidak Setuju
No. 1.
2. 3. 4. 5.
6.
7.
8.
9.
Pernyataan SS Kamu menyukai pembelajaran dengan menggunkan media Powerpoint Kamu pernah belajar dengan bantuan Media Powerpoint Kamu menyukai gambar/foto,video yang ditampilkan slide Powerpoint Kamu menyukai penjelasan / bahasa yang ditampilkan di slide powerpoint Kamu menyukai contoh-contoh dan tulisan-tulisan yang ada di media powerpoint Penggunaan Media Powerpoint cocok untuk diterapkan pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial Penyajian materi, dengan slide-slide powerpoint membuatmu lebih tertarik belajar sosiologi materi interaksi sosial Belajar menggunakan Powerpoint membantu dalam memahami pelajaran sosiologi materi interaksi sosial Belajar dengan Powerpoint mempermudah kamu dalam belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
S
N
TS
STS
10.
Penggunaan Powerpoint sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
11.
Kamu tidak menyukai pembelajaran dengan menggunakan media Powerpoint Kamu tidak pernah belajar menggunakan Powerpoint disekolah
12.
13.
Kamu tidak menyukai gambar/foto,video yang ditampilkan di slide Powerpoint
14.
Kamu tidak menyukai penjelasan/bahasa yang ditampilkan di website Kamu tidak menyukai contoh-contoh dan tulisan-tulisan yang ditampilkan di slide Powerpoint Penggunaan slide Powerpoint tidak cocok untuk diterapkan pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial Penyajian materi,dengan slide Powerpoint tidak membuat kamu lebih tertarik belajar sosiologi materi interaksi sosial
15.
16.
17.
18.
Belajar menggunakan slide Powerpoint tidak membantu dalam memahami pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
19.
Belajar dengan slide Powerpoint tidak mempermudah kamu dalam belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
20.
Penggunaan slide Powerpoint tidak efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran sosiologi materi interaksi sosial
Lampiran 26
Skala pernyataan positif pada skala Likert untuk siswa kelas XC Jawaban Skala dari setiap nomor pernyataan
Siswa K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25 K26 K27 K28 K29 K30
1 SS SS S S S S S SS SS SS S S S S SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS S S S
2 S S S TS TS TS S S S S S TS TS TS S TS TS TS TS TS S S S S S S S S S S
3 S S S S S S SS SS SS SS SS S S S S S SS SS SS SS SS SS SS SS SS S S S S S
4 SS S S SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS S S S S S S SS SS S S S S S S SS SS
5 S S S S S S SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS S S S S S S
6 S S S S S S S SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS S S S S S S S S
7 S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S
8 S S S S S S S S S S S S S S S S S S SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS
9 S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S
10 S S S S S S S S S S S S S S S S S S S SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS
Siswa
Skala pernyataan negatif pada skala Likert untuk siswa kelas XC Jawaban Skala dari setiap nomor pernyataan 12
11 K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25 K26 K27 K28 K29 K30
STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS
S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S
13 STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS TS TS TS TS STS STS STS STS STS STS
14 STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS
Keterangan Pernyataan 1-10 = Pernyataan positif Pernyataan 11-20 = Pernyataan negative
15 STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS
16 TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS STS STS STS TS
17 STS STS STS STS STS STS STS STS STS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS
18 TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS STS STS STS STS STS
19 STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS TS TS TS TS TS
20 TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS
Keterangan pernyataan positif dan negatif pada skala likert siswa kelas XC Kategori Pernyataan No SS S N TS STS 1 Pernyataan Positif 102 168 0 11 0 2 pernyataan Negatif 0 30 0 130 140 a. Hasil rekapitulasi skala pernyataan positif dari 30 siswa kelas XC Yang menjawab SS x 5 102 x 5 = 510 Yang menjawab S x 4 168 x 4 = 672 Yang menjawab N x 3 0x3= 0 Yang menjawab TS x 2 11 x 2 = 22 Yang menjawab STS x 1 0x1= 0 Jumlah 1204 Jumlah skor tertinggi = 300 x 5 = 1500 80.2% tergolong sangat baik
a. Hasil rekapitulasi skala pernyataan negatif dari 30 siswa kelas XC Yang menjawab SS x 5 0x1= 0 Yang menjawab S x 4 30 x 2 = 60 Yang menjawab N x 3 0x3= 0 Yang menjawab TS x 2 130 x 4 = 520 Yang menjawab STS x 1 140 x 5 = 700 Jumlah 1280 Jumlah skor tertinggi = 300 x 5 = 1500 85.3% tergolong sangat baik
Lampiran 27
Siswa K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25 K26 K27 K28 K29 K30
Skala pernyataan positif pada skala Likert untuk siswa kelas XB Jawaban Skala dari setiap nomor pernyataan 1 SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS
2 TS TS TS TS TS S S TS TS TS TS TS TS TS S TS TS TS TS TS TS TS S S S TS S S TS TS
3 SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS S SS SS S SS SS SS SS SS S SS
4 SS SS SS SS SS SS S SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS
5 SS S S S S S SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS
6 SS SS SS S S SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS
7 SS SS SS SS SS S S SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS
8 S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S
9 S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S
10 S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S
Siswa
Skala pernyataan negatif pada skala Likert untuk siswa kelas XB Jawaban Skala dari setiap nomor pernyataan 11
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25 K26 K27 K28 K29 K30
STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS
12 S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S
13 STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS
14 STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS
Keterangan Pernyataan 1-10 = Pernyataan positif Pernyataan 11-20 = Pernyataan negative
15 STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS
16 TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS STS STS STS TS
17 TS STS STS STS STS STS STS STS STS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS
18 TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS
19 TS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS STS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS
20 TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS
Keterangan pernyataan positif dan negatif pada skala likert siswa kelas XB Kategori Pernyataan No SS S N TS STS 1 Pernyataan Positif 167 111 0 22 0 2 pernyataan Negatif 0 30 0 145 117 a. Hasil rekapitulasi skala pernyataan positif dari 30 siswa kelas XB Yang menjawab SS x 5 167 x 5 = 835 Yang menjawab S x 4 111 x 4 = 444 Yang menjawab N x 3 0x3= 0 Yang menjawab TS x 2 22 x 2 = 44 Yang menjawab STS x 1 0x1= 0 Jumlah 1323 Jumlah skor tertinggi = 300 x 5 = 1500 88.2% tergolong sangat baik
a. Hasil rekapitulasi skala pernyataan negatif dari 30 siswa kelas XB Yang menjawab SS x 5 0x1= 0 Yang menjawab S x 4 30 x 2 = 60 Yang menjawab N x 3 0x3= 0 Yang menjawab TS x 2 145 x 4 = 580 Yang menjawab STS x 1 117 x 5 = 585 Jumlah 1225 Jumlah skor tertinggi = 300 x 5 = 1500 81.6% tergolong baik
Lampiran 28 DOKUMENTASI PENELITIAN MA PEMBANGUNAN UIN JAKARTA