PENELITIAN PENDIRIAN PASAR MODERN (SWALAYAN) TERHADAP KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN LAMONGAN Oleh: Litbangda Kabupaten Lamongan A. Latar Belakang Perkembangan toko modern di Indonesia mempengaruhi perkembangan toko di kota kecil. Kehadiran toko modern di Kabupaten Lamongan sudah menjamur di berbagai lokasi, bahkan merambah hingga ke permukiman padat penduduk. Pertumbuhan toko modern jenis minimarket di Kabupaten Lamongan cukup pesat, dan dimungkinkan semakin lama akan semakin memberikan dampak buruk bagi toko usaha kecil pada umumnya. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar modern dewasa ini menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup yang berkembang di masyarakat kita. Tidak hanya di kota metropolitan tapi sudah merambah di kota kecil di tanah air. Sangat mudah menjumpai Minimarket, Supermarket, Hypermarket di sekitar tempat tinggal kita. Tempat-tempat tersebut menjanjikan tempat yang nyaman dengan harga yang tidak kalah menariknya. Namun dibalik kesenangan tersebut ternyata membuat peritel kelas menengah dan bawah mengeluh. Hal ini berkaitan dengan preferensi masyarakat yang memiliki kemungkinan untuk cenderung beralih berbelanja di minimarket. Jarak antara toko usaha kecil dan lokasi minimarket yang berada dalam satu jangkauan pelayanan juga akan sangat berpengaruh pada preferensi masyarakat dalam menemtukan tempat berbelanja. Jika lokasi toko usaha kecil dan lokasi minimarket berada dalam satu lingkup pelayanan, maka besar kemungkinan masyarakat akan berbelanja di minimarket. Kehadiran minimarket telah menuntut toko usaha kecil untuk dapat meningkatkan pelayanan dan membenahi fasilitas pada tokonya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumennya. Hal ini memungkinkan terdapatnya perubahan pada preferensi masyarakat, untuk lebih memilih berbelanja di minimarket dari pada berbelanja di toko kecil. Keterpurukan para pedagang kecil terlihat dari jumlahnya yang kian menyusut karena gulung tikar. Keberadaan mini market membuat mereka sulit bersaing. Tidak jarang dalam suatu wilayah ada 2 hingga 3 mini market yang berdekatan. Bahkan ada juga yang berdampingan, sehingga di antara mini market pun persaingannya cukup ketat. Kondisi ini sangat memprihatinkan. Minimarket terus bertambah sehingga menggerus pedagang kecil. Sementara pemerintah seolah tidak memedulikan dan mengembalikan masalah tersebut pada mekanisme pasar. Pemerintah seakan menutup mata dan terus memberi izin pendirian minimarket. Yang lebih memprihatinkan, pendirian minimarket tidak memerhatikan aturan, baik dari sisi zonasi maupun jenis produk. Berdasarkan berbagai kondisi yang berkembang tersebut, peneliti mencoba untuk melakukan kajian dan survei lapangan terkait keberadaan pasar modern (swalayan) dan dampaknya terhadap pasar tradisional yang ada di Kabupaten Lamongan. B. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang, pokok permasalahan, dan judul penelitian, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
1
1) Untuk mengukur pengaruh keberadaan pasar modern terhadap perkembangan Pasar Tradisonal yang ada di Kabupaten Lamongan. 2) Untuk mengukur tingkat pertumbuhan pasar modern (swalayan) yang ada di Kabupaten Lamongan 3) Untuk mengetahui preferensi masyarakat terhadap pasar tradisional dan pasar modern (swalayan) yang ada di Kabupaten Lamongan C. Definisi Operasional dan Keterbatasan Penelitian Supaya tidak terjadi interpretasi yang beragam tentang penelitian ini, maka perlu ditegaskan definisi operasional dan keterbatasan penelitian sebagai berikut; 1.
Pasar Modern merupakan jenis toko dimana penjual dan pembeli bertransaksi secara langsung, melainkan pembeli melihat label harga tercantum dalam barang (barcode), berada dalam satu bangunan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani pramuniaga.
tidak yang dan oleh
2.
Pasar Tradisional atau toko yang masih dikelola secara manual, dimana penjual dan pembeli bertemu secara langsung dan biasanya terjadi proses tawar menawar harga. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari dengan manajemen yang masih belum rapi.
3.
Dampak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah apakah dalam pendirian pasar modern (swalayan) berpengaruh terhadap keberadaan pasar tradisional yang ada di sekitar + 500 meter dari lokasi tersebut. Dampak bisa berupa perubahan harga, berkurangnya konsumen, keterjualan produk, hingga jumlah eksistensi pasar tradisonal.
D. Kerangka Berfikir Disadari atau tidak, kebijakan pemerintah dengan mengijinkan masuknya pasar modern lambat laun mulai menggeser eksistensi pasar tradisional. Tak sedikit masyarakat yang mengeluhkan toko mereka yang kian hari kian sepi. Apakah memang benar alasan utama dari makin sedikitnya pasar tradisinal disebabkan beroperasinya toko modern. Maraknya pembangunan pasar modern seperti hypermarket dan supermarket telah menyudutkan pasar tradisional di kawasan perkotaan, karena menggunakan konsep penjualan produk yang lebih lengkap dan dikelola lebih profesional. Kemunculan pasar modern di Indonesia berawal dari pusat perbelanjaan modern Sarinah di Jakarta pada tahun 1966 dan selanjutnya diikuti pasar-pasar modern lain (1973 dimulai dari Sarinah Jaya, Gelael dan Hero; 1996 munculnya hypermarket Alfa, Super, Goro dan Makro; 1997 dimulai peritel asing besar seperti Carrefour dan Continent; 1998 munculnya minimarket secara besar-besaran oleh Alfamart dan Indomaret; 2000-an liberalisasi perdagangan besar kepada pemodal asing), serta melibatkan pihak swasta lokal maupun asing. Pesatnya perkembangan pasar yang bermodal kuat dan dikuasai oleh satu manajemen tersebut dipicu oleh kebijakan pemerintah untuk memperkuat kebijakan penanaman modal asing. Dampak dari hal yang dikemukakan, menurut survei AC Nielsen pada tahun 2004 didapatkan data bahwa pertumbuhan pasar modern 31,4% dan pasar tradisional bahkan minus 8,1%. Hal ini menunjukkan adanya masalah yang dihadapi pasar tradisional sebagai wadah utama penjualan produk-produk kebutuhan pokok yang Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
2
dihasilkan oleh para pelaku ekonomi skala menengah kecil. Namun demikian, pemerintah tetap berupaya membangun pasar tradisional di seluruh daerah dan juga hasil survei AC Nielsen, 29% konsumen tetap mengunjungi pasar tradisional dengan alasan harga lebih murah, harga dapat ditawar, banyak pilihan makanan dan produk segar, lokasi dekat dengan rumah, menyediakan segala yang diperlukan dan lainnya. Dari ilustrasi (fakta dan data) yang dikemukakan, banyak hal yang sebenarnya membuat pasar tradisional mulai kehilangan tempat di Indonesia, khususnya di kotakota besar. Perilaku konsumen semakin demanding karena konsumen kian memahami haknya, sedangkan di sisi lain mereka hanya memiliki waktu dan kesempatan yang semakin terbatas untuk berbelanja. Perubahan perilaku konsumen yang cenderung demanding menyebabkan mereka beralih ke pasar modern. Pasar-pasar modern dikemas dalam tata ruang yang apik, terang, lapang, dan sejuk. Pengalaman berbelanja tidak lagi disuguhi dengan suasana yang kotor, panas, sumpek, dan becek. Konsumen kian senang menjadi raja yang dimanja. Pasar tradisional beroperasi dalam jam yang terbatas, umumnya hanya beroperasi pada pagi hari dan tidak buka sampai sore atau malam hari. Para wanita yang bekerja biasanya memanfaatkan waktu istirahat makan siang untuk sekaligus berbelanja kebutuhan keluarga di pasar modern yang dekat dengan lokasi kerjanya. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan semakin meningkat, kurang dapat ditangkap oleh pengelola pasar tradisional yang tidak begitu memerhatikan kebersihan pasar dan fasilitas pasar. Kehadiran pasar-pasar modern membuat belanja menjadi suatu wisata keluarga yang memberikan pengalaman tersendiri. Tahapan yang diperlukan oleh pasar tradisional untuk meningkatkan daya saing usahanya maupun bertahan (menghindar dari kematian) dalam kompetisi bisnis ritel menurut analisis masa depan terhadap organisasinya dalam memunculkan kegiatan ekonomi yang dapat menyerap kesempatan kerja dan pengembangan wilayah (praktik dan strategik) adalah kemampuan daya tanggap, kelincahan, kemampuan belajar, kompetensi modal insani dan kreativitas operator pasar tradisional sebagai bagian dari keunggulan organisasi belum menghasilkan kapasitas, fleksibilitas dan keragaman yang luas. Sebagai akibatnya pasar tradisional selalu identik dengan tempat belanja yang kumuh, becek serta bau, dan karenanya hanya didatangi oleh kelompok masyarakat kelas bawah. Membiarkan pasar tradisional apa adanya dan meminta pemerintah menghambat pengembangan pasar modern tidak akan membantu pasar tradisional untuk bertahan hidup. Masyarakat selaku konsumen semakin menuntut kenyamanan, dan jika hal tersebut tidak dapat dipenuhi pasar tradisional, maka secara otomatis mereka akan beralih ke pasar modern. Lonceng kematian pasar tradisional telah berdentang, dan pengunjung setia yang terakhir akan meninggalkan pasar tradisional ketika pasar tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhannya lagi. Keberadaan pasar tradisional tidak dapat diatur atau dilindungi oleh peraturan pemerintah setingkat apapun. Pasar tradisional hanya dapat dipertahankan jika mereka disediakan tempat khusus yang nyaman dan disediakan oleh pemerintah. Atas alasan itu pula, pasar modern tidak dapat dipersalahkan. Menurut Perbup Lamongan No. 18/2012 dan Perda Kabupaten Lamongan No.6/2012 disebutkan bahwa jarak lokasi pendirian toko modern dengan pasar tradisional paling sedikit 1000 meter kecuali dalam wilayah kecamatan Lamongan, Babat, dan Paciran berjarak paling sedikit 500 meter. Namun dalam praktiknya, masih banyak toko modern yang jarak pendiriannya kurang dari 500 meter dari toko/pasar Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
3
modern. Walaupun toko tersebut sudah tidak mendapatkan izin dari Badan Penanaman Modal dan Perijinan, namun masih tetap beroperasi. Menurut Permendag No. 70/2013 yang juga diatur dalam Perbup Lamongan No. 18/2012 dan Perda Kabupaten Lamongan No.6/2012 disebutkan bahwa waktu pelayanan atau jam kerja minimarket untuk hari senin-jum’at, pukul 08.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB, untuk hari sabtu dan minggu, pukul 08.00 sampai dengan pukul 23.00 WIB. Namun dalam praktiknya ada beberapa toko modern yang membuka waktu pelayanan selama 24 jam. Menurut Goeslowstec (2012) Keberadaan pasar modern di Indonesia akan berkembang dari tahun ke tahun. Perkembangan yang pesat ini bisa jadi akan terus menekan keberadaan pasar tradisional pada titik terendah dalam 20 tahun mendatang. Pasar modern yang notabene dimiliki oleh peritel asing dan konglomerat lokal akan menggantikan peran pasar tradisional yang mayoritas dimiliki oleh masyarakat kecil dan sebelumnya menguasai bisnis ritel di Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu adanya langkah nyata dari pedagang pasar agar dapat mempertahankan pelanggan dan keberadaan usahanya. Para pedagang di pasar tradisional harus mengembangkan strategi dan membangun rencana yang mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan konsumen sebagaimana yang dilakukan pasar modern. Jika tidak, maka mayoritas pasar tradisional di Indonesia beserta penghuninya hanya akan menjadi sejarah yang tersimpan dalam album kenangan industri ritel di Indonesia dalam waktu yang relatif singkat. Pertarungan sengit antara pedagang tradisional dengan peritel raksasa merupakan fenomena umum era globalisasi. Jika Pemerintah tak hati-hati, dengan membina keduanya supaya sinergis, Perpres Pasar Modern justru akan membuat semua pedagang tradisional mati secara sistematis. Kabupaten Lamongan adalah salah satu daerah di Propinsi Jawa Timur yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang menggembirakan tiap tahun. Berdarakan data yang dipublikasikan oleh surya online menyebutkan bahwa Pertumbuhan ekonomi Lamongan pada 2012 mencapai 7,12 persen sebagai bukti ekses pemerataan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan estimasi total nilai produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan Lamongan pada Tahun 2012 sebesar Rp 7.097.271.490.000, atau naik 7,12 persen dibanding Tahun 2011. Hal ini menjadi salah satu alasan banyak pengusaha membangun pasar modern. Konsepnya yang nyaman, higienis, produk yang serba ada, dengan manajemen yang tidak ribet menjadikan pasar modern banyak jadi pilihan. E. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian survei. Menurut Prasetyo (2005), Penelitian survei adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur/sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian semua jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis. Pertanyaan yang terstruktur biasanya disebut quesioner. Quesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden untuk mengukur variabel-variabel, berhubungan di antara variabel yang ada, atau bisa juga pengalaman dan opini dari responden. Kemudian menurut Sukardi (2007) penelitian survei merupakan kegiatan penelitian yang data pada saat tertentu dengan tiga tujuan penting, yaitu: 1) mendeskripsikan keadaan alami yang hidup saat itu, 2) mengidentifikasi secara Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
4
terukur keadaan sekarang untuk dibandingkan, dan 3) menetukan hubungan sesuatu yang hidup di antara kejadian spesifik. Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh faktafakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik, dari suatu kelompok atau suatu daerah (Masyhuri & Zainuddin, 2008). Secara sederhana penelitian survei merupakan cara untuk mengumpulkan informasi dengan menggunakan instrumen penelitian (pedoman wawancara atau angket) yang diajukan kepada responden yang bertujuan untuk meneliti karakteristik atau sebab akibat antar variabel tanpa adanya campur tangan peneliti. F. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasar modern yang didirikan di Kabupaten Lamongan, dimana di sekitar pasar modern (+ 500 meter) tersebut terdapat pasar tradisional. 2. Sampel Penelitian ini menggunakan Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana. Simple Random Sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Sampel penelitian ini diambil dari beberapa lokasi yang ada di Kabupaten Lamongan yang didirikan pasar modern (swalayan). Berdasarkan hasil pengambilan sampel dari keberadaan pasar modern tersebut kemudian dilakukan survei kepada beberapa pihak, antara lain: 1.
Para pedagang pasar/toko tradisional yang memiliki jarak + 500 meter dari lokasi berdirinya pasar modern (swalayan)
2.
Masyarakat sekitar yang mengetahui dan memanfaatkan keberadaan pasar tradisional atau pasar modern
3.
Instansi terkait yang terlibat dalam pendirian pasar modern
G. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di wilayah yang didirikan pasar modern (swalayan) per April 2014. Adapun lokasi penelitian meliputi 11 kecamatan yang ada di Lamongan sebagai sampel, yaitu: Kecamatan Lamongan, Sukodadi, Tikung, Babat, Brondong, Paciran, Karanggeneng, Ngimbang, Sugio, Sekaran, Maduran. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, yakni terhitung dari bulan MeiJuli 2014. H. Teknik Pengumpulan Data Di dalam metode penelitian survei, lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut, yaitu; 1) wawancara, 2) kuisioner,
Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
5
dan 3) Observasi. Ketiga teknik tersebut yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. I.
Analisis Data Penelitian Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data dan kegiatan penelitian, selanjutnya dilakukan kegiatan menganalisis data. Kegiatan menganalisis data ini terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1.
Tahap Persiapan Pada tahap persiapan ini dilakukan beberapa kegiatan antara lain:
2.
a.
Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden
b.
Memeriksa isi instrumen pengisian data
c.
Mengecek isian data.
Melakukan tabulasi Kegiatan tabulasi adalah kegiatan mengelompokkan data ke dalam frekuensi untuk mempermudah dalam menganalisa. Kegiatan tabulasi dalam hal ini, yaitu: a.
Coding, yaitu pembahasan kode untuk setiap data yang telah di edit
b.
Skoring, yaitu pemberian skor terhadap jawaban responden untuk memperoleh data kuantitatif yang diperlukan. Pada penelitian ini dilakukan skala likert yang sudah dimodifikasi untuk menentukan skor. Dalam skala likert jawaban yang diberikan semuanya mempunyai persepsi positif atau favorable.
c.
Tahap penerapan data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kualitatif dan kuatitatif. Penyajian data dibuat dalam bentuk deskriptif yang bertujuan memberikan deskripsi mengenai subyek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti dengan menggunakan tehnik tabulasi, dengan menyajikan hasil penelitian tabel-tabel distribusi frekuensi dengan prosentase untuk masing-masing kelompok. Alat bantu yang dibutuhkan untuk mengolah data statistik frekuensi dan prosentase menggunakan bantuan komputer dengan program microsoft office, excel. Sedangkan analisa kualitatif digunakan untuk menentukan variabel-variabel yang akan dijadikan acuan dalam menentukan pengaruh pendirian pasar modern (swalayan) terhadap pasar tradisional di Kabupaten Lamongan. Analisa ini digambarkan dalam bentuk kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan (Arikunto, 1998:245).
J.
Hasil Penelitian Berdasarkan survei lapangan, ditemukan beberapa data yang berkaitan dengan hasil penelitian pendirian pasar modern (swalayan) terhadap keberadaan pasar tradisional yang ada di Kabupaten Lamongan. Untuk menjawab beberapa rumusan masalah yang ada, peneliti melakukan wawancara dan menyebarkan kuesioner ke 273 responden yang terdiri dari 139 masyarakat umum dan 134 para pedagang pasar/toko tradisonal. Para responden tersebut tersebar di 11 Kecamatan yang ada di Kabupaten Lamongan, yakni Lamongan, Tikung, Sukodadi, Babat, Sekaran, Maduran, Karanggeneng, Paciran, Brondong, Ngimbang dan Sugio. Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
6
1.
Dampak Pasar/Toko Modern (swalayan) terhadap Pasar Tradisonal Untuk mengetahui dampak Pasar/Toko Modern (swalayan) terhadap Pasar Tradisonal, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 134 pedagang yang memiliki toko tradisional yang jaraknya + 500 meter dari toko modern. Adapun karakteristik responden tersaji sebagimana tabel dibawah ini: Tabel 1: Karakteristik Responden dari unsur pedagang tradisional No Respond 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Lokasi Toko/Pasar Utara SPBU Ngimbang Desa Sendangrejo, Ngimbang Jl. Raya Ngimbang Jl. Raya Ngimbang Desa Sendangrejo, Ngimbang Jl. Andan Wangi, Lamongan Jl. Andan Wangi, Lamongan Jl. Andan Wangi, Lamongan Jl. Suwoko, Lamongan Jl. Suwoko, Lamongan Pasar Tingkat Lamongan Pasar Tingkat Lamongan Pasar Tingkat Lamongan Pasar Tingkat Lamongan Pasar Tingkat Lamongan Jl. Veteran, Lamongan Jl. Veteran, Lamongan Jl. Merpati, Lamongan Jl. DR. Wahidin SH, Lamongan Jl. Veteran, Lamongan Jl. Sunan Giri, Lamongan Jl. Sunan Giri, Lamongan Jl. Sunan Giri, Lamongan Jl. Sunan Giri, Lamongan Jl. Sunan Giri, Lamongan Sebelah MI Pangkat Rejo, Maduran Ds. Pangkat Rejo, Maduran Depan SMK Wahas Parengan, Maduran Depan Indomart, Parengan, maduran Ds. Parengan, Maduran Pasar Karanggeneng Pasar Karanggeneng Pasar Karanggeneng Pasar Karanggeneng
Jarak dengan Toko Modern 150 Meter 200 Meter 150 Meter 15 Meter 100 Meter 200 Meter 300 Meter 50 Meter 250 Meter 1,5 Meter 200 Meter 200 Meter 200 Meter 200 Meter 200 Meter 150 Meter 200 Meter 450 Meter 200 Meter 20 Meter 300 Meter 30 Meter 150 Meter 50 Meter 250 Meter 150 Meter 200 Meter 200 Meter
Jenis Barang yang Dijual* A A,B,C,D,E,G A,B,C, B,H A A,B,C A,B,C,D,G A,B,C A,B,C B,C E E D,H E E A,B,C,D A,B,C,D A,B,C,E B,C A,B,C,D A,B,C B,C A,B,C B,C B,C D,E D,F B,D,E
10 Meter
B
50 Meter 100 Meter 50 Meter 50 Meter 25 Meter
D D,G E A,C A,B
Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
7
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
Pasar Karanggeneng Pasar Sumberwudi Toko Sumberwudi Toko Perat Pasar Sumberwudi Toko Sumberwudi Jl. Lamongrejo, Lamongan Jl. Lamongrejo No. 79, Lamongan Jl. Merpati, Lamongan Jl. Merpati, Lamongan Jl. Lamongrejo, Lamongan Pasar Tingkat Lamongan Pasar Tingkat Lamongan Pasar Tingkat Lamongan Pasar Tingkat Lamongan Pasar Tingkat Lamongan Jl. Balunggesing, Sugio Ds. Sugio, Kec. Sugio Jl. Balunggesing, Sugio Ds. Sugio, Kec. Sugio Jl. Raya Sugio Jl. Sendangrejo, Ngimbang Ds. Sendangrejo, Ngimbang Barat Pasar Ngimbang Jl. Raya Babat –Jombang Jl. Raya Ngimbang JL. Basuki Rahmat, Lamongan JL. Basuki Rahmat, Lamongan JL. Basuki Rahmat, Lamongan Jl. Pahlawan, Lamongan Jl. Pahlawan, Lamongan Jl. Raya Made, Lamongan Jl. Mastrip, Lamongan Jl. Mastrip, Lamongan Jl. Mastrip, Lamongan Jl. Mastrip, Lamongan Jl. Sunan Drajat, Lamongan Jl. Sunan Drajat, Lamongan Jl. Sunan Drajat No.110, Lamongan Pasar Tingkat Lamongan Pasar Tingkat Lamongan Pasar Tingkat Lamongan Jl. Raya Tambakboyo, Lamongan
20 Meter 150 Meter 300 Meter 50 Meter 75 Meter 80 Meter 50 Meter
C,F B B,F,G B,C E A,C B,C,H
10 Meter 250 Meter 400 Meter 15 Meter 100 Meter 80 Meter 75 Meter 150 Meter 100 Meter 150 Meter 100 Meter 110 Meter 200 Meter 100 Meter 80 Meter 200 Meter 400 Meter 100 Meter 25 Meter 400 Meter 220 Meter 200 Meter
B A,B,C,D A,B,C A,B,C E A,D C A,H B,E A,B,C A,B,C,E,G A,B,C,F A,B,C C A,B,G C D,G B B,C,D A,B,C A,B,C,D A,B,C,D
50 Meter 57 Meter 100 Meter 200 Meter 50 Meter 100 Meter 300 Meter 200 Meter 100 Meter
A,B,C A,B,C A C A,B,C A,B,C A,B,C B,C,H E
110 Meter
E,G
450 Meter 220 Meter 250 Meter
H B,E G,H
100 Meter
A,B,C
Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
8
78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118
Jl. Raya Tambakboyo, Lamongan Jl. Raya Tambakboyo, Lamongan Jl. Raya Tambakboyo, Lamongan Jl. Raya Tambakboyo, Lamongan Pasar Pule, Tikung Pasar Pule, Tikung Pasar Pule, Tikung Pasar Pule, Tikung Pasar Pule, Tikung Ds. Bangkalan Pule Tikung Pasar Pule, Tikung Pasar Pule, Tikung Jl. Paciran, Ds. Jelak Jl. Paciran, Ds. Jelak Jl. Raya Paciran Jl. Raya Paciran Jl. Raya Paciran Jl. Raya Paciran Jl. Raya Paciran Jl. Raya Paciran Ds. Kandangsemangkon, Paciran Ds. Dengok, Paciran Ds. Dengok, Paciran Ds. Dengok, Paciran Ds. Blimbing, Paciran Ds. Blimbing, Paciran Ds. Blimbing, Paciran Ds. Blimbing, Paciran Jl. Raya Brondong Jl. Raya Brondong Jl. Raya Brondong Jl. Raya Brondong Jl. Raya Brondong Jl. Raya Brondong Ds. Sedayu Lawas, Brondong Ds. Sedayu Lawas, Brondong Ds. Sedayu Lawas, Brondong Ds. Sedayu Lawas, Brondong Ds. Lohgung, Brondong Ds. Lohgung, Brondong Ds. Lohgung, Brondong
300 Meter
A,B,C,D,F,G
350 Meter
C
100 Meter
A,B,C,D,F,G
400 Meter
A,B,C
300 Meter 305 Meter 307 Meter 250 Meter 255 Meter 100 Meter 300 Meter 304 Meter 100 Meter 80 Meter 20 Meter 30 Meter 50 Meter 40 Meter 25 Meter 60 Meter
H A E C D,E,G,H B D,E D B,C,D,F C A A,B,C A,C B,C,H C A,B,C
11 Meter
B,C,D
25 Meter 40 Meter 50 Meter 45 Meter 20 Meter 60 Meter 50 Meter 18 Meter 20 Meter 30 Meter 5 Meter 70 Meter 40 Meter 10 Meter 7 Meter 80 Meter 60 Meter 45 Meter 70 Meter 40 Meter
A,B,C,D,F A,B,C C A,B,C A,B,C B,C,F B,C,D,G A,C A,B,C A,B,C,H A,B,C,G B,C,E A,B,C,D,F B,C,G A,B,C B,C,D A,B,C,G B,G B,C,D,G A,B,C
Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
9
119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134
Ds. Lohgung, Brondong Ds. Keduwul, Sukodadi Jl. Raya Sukodadi Ds. Sukolilo, Sukodadi Jl. Raya Sukodadi Ds. Talun, Sukodadi Ds. Bedahan, Babat Ds. Sawahan, Babat Jl. Raya Bedahan, Babat Ds. Bedahan, Babat Jl. Raya Bedahan, Babat Jl. Pramuka Babat Jl. Stasiun Babat Kel. Banaran, Babat Pasar Lama Babat Pasar Lama Babat
*Keterangan: A Sembako B Snack/makanan ringan C Kebutuhan rumah tangga D Perlengkapan sekolah/kantor
E F G H
20 Meter 60 Meter 40 Meter 500 Meter 50 Meter 100 Meter 100 Meter 500 Meter 50 Meter 300 Meter 300 Meter 100 Meter 500 Meter 200 Meter 200 Meter 200 Meter
A,B A, B A, B B, C A, C A B C A B A F, G, H B, H H A, B G, H
Pakaian dan sejenisnya Mainan anak-anak Assesoris Lain ………………
Hasil survei terhadap 134 pedagang tradisional yang lokasi tokonya berada di sekitar toko modern (+ 500 meter) menunjukan kesimpulan sebagai berikut: a.
Berdasarkan hasil survei menunjukan bahwa pedagang pasar/toko tradisional 4% sangat setuju barang dagangan mereka mengalami penurunan penjualan setelah adanya toko modern. Kemudian 43% setuju, lalu 3% biasa, 45 % tidak setuju, dan 5% sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Penurunan penjualan barang khususnya pada sembako, alat elektronik, aksesoris dan peralatan sekolah. Alasan barang dagangan mereka mengalami penurunan disebabkan barang yang ada di toko modern lebih lengkap, praktis dan menarik penyajiannya, selain itu harga di pasar modern cenderung stabil/pasti, sedangkan barang yang dijual di toko tradisonal lebih sering naik turun harganya.
b.
Ketika para pedagang pasar/toko tradisonal ditanya masalah adanya perbedaan omzet penjualan barang setelah kehadiran toko modern di sekiatar mereka, jawaban pedagang tradisional tersebut beragam. Sebanyak 8% dari responden menjawab sangat setuju, lalu 37% responden menjawab setuju, 10% responden menjawab biasa, kemudian 43% responden menjawab tidak setuju, dan ada 2% responden yang sangat tidak setuju atas pertanyaan tersebut. Menurunnya tingkat penjualan barang di toko tradisional, berakibat pada pendapatan (omzet) para pedagang setiap bulannya. Rata-rata penghasilan para pedagang tradisonal setelah adanya toko modern di sekitar mereka menurun Rp. 300 ribu hingga mencapai Rp. 800 ribu tiap bulannya.
Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
10
c.
Pedagang pasar/toko tradisional 6% sangat setuju bahwa pada umumnya toko modern berdampak negatif terhadap pasar/toko tradisional. Kemudian 53% responden setuju, lalu 6% responden menjawab biasa, 28% responden tidak setuju, dan 7% responden menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Kondisi ini menimbulkan reaksi dari para pedagang tradisional yang menilai bahwa pemberian izin pendirian toko modern, khususnya yang berdekatan dengan toko/pasar modern perlu mendapatkan kajian ulang. Sebab, keberadaan toko modern (swalayan) tersebut dirasa mengancam keberlangsungan pasar/toko tradisonal.
d.
Terkait adanya pelanggan pedagang tradisional yang beralih ke toko modern semenjak kehadiran toko modern di sekitar mereka, ternyata sebanyak 2% dari responden menjawab sangat setuju, lalu 46% responden menjawab setuju, 10% responden menjawab biasa, kemudian 37% responden menjawab tidak setuju, dan ada 5% responden menjawab sangat tidak setuju. Toko/pasar tradisional yang tetap bertahan karena mampu mengimbangi layanan dengan toko modern. Khususnya inovasi pada komponen produk, harga, tempat maupun sarana promosi.
e.
Ketika para pedagang pasar/toko tradisonal ditanya terkait berkurangnya pasar/toko tradisonal setelah berdirinya toko modern di sekiatar mereka, jawaban pedagang tradisional tersebut beragam. Sebanyak 4% dari responden menjawab sangat setuju, lalu 24% responden menjawab setuju, 6% responden menjawab biasa, kemudian 62% responden menjawab tidak setuju, dan ada 4% responden yang sangat tidak setuju. Pedagang tradisional berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan mengambil perannnya untuk tidak mengijinkan lagi pendirian toko modern. Para pedagang tradisional juga berharap ada pembinaan yang intensif dari Pemda Lamongan agar toko/pasar tradisional bisa bersaing dengan toko modern (swalayan) yang sudah ada. Pemerintah Daerah juga diminta untuk secara intensif bisa memberikan bantuan modal bagi pedagang toko/pasar tradisional.
Kesimpulannya adalah keberadaan toko modern berdampak pada keberlangsungan toko/pasar tradisional. Walaupun tidak semua pedagang merasakan dampak tersebut, namun para pedagang yang tokonya kurang bisa berkembang, khususnya yang menjual variasi produk yang terbatas sangat merasakan dampak tersebut. Setidaknya 59% responden dari kalangan pedagang tradisional merasa bahwa keberadaan toko modern berdampak negatif terhadap toko yang mereka kelola. Ada 6% pedagang tradisional yang merasa bisa saja dengan keberadaan toko modern. Kemudian 35% para pedagang tradisional mendapatkan dampak positif dari berdirinya toko modern. Setidaknya ada 11 toko yang ada di 11 kecamatan dikelola perorangan maupun koperasi telah berubah layanan operasionalnya menjadi modern. Sehingga bisa bersaing dengan toko modern yang telah berkembang sebelumnya. 2.
Perkembangan Pasar/Toko Modern di Kabupaten Lamongan Tiap tahun, pendirian took modern di Kabupaten Lamongan selalu ada. Berdasarkan hasil penelitian dan data yang didapatkan dari Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten Lamongan menunjukan tingkat pertumbuhan took modern dari tahun ke tahun.
Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
11
Tabel 2: Pertumbuhan tiap tahun toko modern berbasis jaringan di 11 kecamatan yang ada di Kabupaten Lamongan. No 1 2 3 4 5 6 7 8
Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Persentase Pertumbuhan 14% 5% 7% 16% 14% 21% 12% 12%
Sumber: Data hasil penelitian dan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten Lamongan
Berdasarkan data per bulan Juli 2014 dari Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten Lamongan, terdapat 43 toko modern berbasis jaringan di 11 kecamatan yang ada di Kabupaten Lamongan yang menjadi sample penelitian. Adapun data toko modern tersebut sebagai berikut: Tabel 3: Daftar toko modern berbasis jaringan di 11 Kecamatan yang ada di Kabupaten Lamongan No 1 2
3
4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Toko Modern PT " INDOMARCO PRISMATAMA " PT " INDOMARCO PRISMATAMA " PT " INDOMARCO PRISMATAMA " Relokasi: PT. INDOMARCO PRISMATAMA PT " INDOMARCO PRISMATAMA " PT " INDOMARCO PRISMATAMA " CV " ANUGERAH RAYA " INDOMART PT " INDOMARCO PRISMATAMA " PT " INDOMARCO PRISMATAMA " PT " INDOMARCO PRISMATAMA " PT " INDOMARCO PRISMATAMA " PT " INDOMARCO PRISMATAMA "
Lokasi Jl. Raya Karanggeneng, Karanggeneg Jl. Raya Kel. Babat, Babat Jl. Raya Babat, Kel. Banaran, Babat Relokasi: Jl. Raya Babat No. 189, Desa Bedahan, Babat Jl. Raya Muka Pasar Sugio, Sugio Jl. Raya Blimbing No. 14, Paciran Jl. Mastrip No. 64, Lamongan Jl. Raya No. 43, Kel. Brondong Jl. Lamongrejo, Kel. Sidokumpul, Lamongan Jl.Sunan Drajat No. 28, Lamongan Desa Sendangrejo, Ngimbang Jl. Raya Jombang No. 10, Banaran, Babat
Tahun Izin SIUP IUTM 2007 2007
-
2007
2007 2007
-
2007 2008 2008 2009 2009 2009
Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
2013 2013 -
12
12 13 14 15
16
17
18 19 20 21
22
23
24 25 26 27
28 29
PT " INDOMARCO PRISMATAMA " PT " INDOMARCO PRISMATAMA " PT " INDOMARCO PRISMATAMA " PT " SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk. " PT " SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk. " PT " SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk. " PT " SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk. " PT " MIDI UTAMA INDONESIA " PT " MIDI UTAMA INDONESIA " PT " SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk. " CV " DWI JAYA " INDOMART
Jl.Basuki Rahmad No. 139, Lamongan Jl. Raya Babat-Bojonegoro, Kel. Banaran, Babat
Jl. Kombes Pol M. Duryat No.37, Lamongan
2011
2013
Relokasi: PT. INDOMARCO PRISMATAMA CV " DWI TUNGGAL PRATAMA " INDOMART CV " TIARA MAS " INDOMART PT " SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk. " PT " MIDI UTAMA INDONESIA Tbk. " PT " SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk. " PT " SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk. " CV " CAHAYA
Relokasi: Jl. Veteran No. 112, Lamongan
-
2014
Jl. Raya Deandles Desa Paciran, Paciran
2011
2013
Jl. Raya Desa Pangean, Maduran
2011
Desa Tambakrigadung, Tikung
2012
2012
Jl. Veteran No. 64, Lamongan
2012
2013
Desa Banjarejo, Sukodadi
2012
2012
Jl. Lamongrejo No. 71, Lamongan
2012
2012
Jl. Raya Desa
2012
2012
Desa Parengan, Maduran
2010 2010 2010 2010
Jl. B. Rahmat No. 83, Lamongan
2010
-
-
-
Jl. Raya Desa Paciran, Paciran
2010
Jl. Raya Jombang No. 16, Babat
2010
Jl. Suwoko No. 17, Lamongan
-
-
Jl. Kh. Ahmad Dahlan No. 04, Lamongan
Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 14-16, Lamongan Jl. Basuki Rahmad No. 299, Lamongan
2013
-
2011
-
2011
2011
2011
Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
-
13
30
31
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
SUKSES ANUGERAH " ALFA CV " EKA SEJAHTERA ABADI " INDOMART PT " SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk. " PT " SUMBER ALFARIA TRIJAYA Tbk. " CV " ARYA MINA KARTIKA " ALFA PT. INDOMARCO PRISMATAMA CV " ANUGERAH " ALFA CV " KARYA TUNGGAL JAYA 212" ALFA PT. KOALA CIPTA MANDIRI. ALFA PT. INDOMARCO PRISMATAMA PT. INDOMARCO PRISMATAMA PT. INDOMARCO PRISMATAMA PT. INDOMARCO PRISMATAMA
42
PT. INDOMARCO PRISMATAMA
43
PT. INDOMARCO PRISMATAMA
Kandangsemangkon, Paciran
Jl. Pangsud Kav. 2-3, Lamongan
2012
2012
Jl. Sunan Giri No. 26, Kel. Sukorejo, Lamongan
2012
2012
Jl. Suwoko No. 97, Lamongan
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
-
2013
-
2013
-
2013
-
2014
-
2014
-
2014
-
2014
-
2014
JL. Veteran No. 30 A, Banjarmendalan, Lamongan Jl. Raya Tambakboyo, Tambakrigadung, Tikung Dusun Pule, Desa Bakalanpule, Tikung Jl. Raya Kr. Geneng, Ds. Kendalkemlagi, Karanggeneng Jl. Mastrip No. 64, Desa Made, Lamongan Jl. Raya Deandles Desa Paciran, Kec. Paciran (depan WBL) Jl. Raya Babat Kel. Babat (Depan Bank), Babat Jl. Raya Deandles Desa Sedayulawas, Brondong Jl. Raya Deandles no. 13. Desa Lohgung, Brondong Jl. Raya Deandles Desa Kandangsemangkon, Paciran Jl. Raya Bedahan No. 39, Desa Bedahan Kec. Babat
Sumber: Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten Lamongan
Berdasarkan data yang tersaji dalam tabel 2 diatas bisa diketahui bahwa sebagian besar toko modern masih berijin SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) yang diterbitkan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten Lamongan. SIUP masa berlakunya 5 tahun sejak diterbitkan. Sesuai data tersebut diketahui bahwa ada 7 (tujuh) toko modern yang masa berlakunya SIUP telah habis dan belum mengajukan ijin IUTM (Izin Usaha Toko Modern) sebagai syarat toko modern tersebut mendapatkan ijin usaha. Selain itu, masih ada 11 toko modern yang masih menggunakan izin SIUP dalam menjalankan usahanya. Mereka masih tetap legal Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
14
menyelenggarakan usaha sampai masa SIUP tersebut berakhir, dan diperpanjang dengan mengajukan Ijin Usaha Toko Modern (IUTM). Selebihnya, toko modern tersebut telah terdaftar sesuai dengan IUTM yang diterbitkan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan. Untuk mengetahui persentase perbandingan perizinan toko modern bisa diketahui dari gambar dibawah ini:
Gambar 1: Diagram persentase perbandingan toko modern berizin di 11 kecamatan yang ada di Kabupaten Lamongan. Hasil observasi lapangan, peneliti menemukan beberapa toko jaringan dan perorangan yang membuka cabang di beberapa daerah yang menjadi obyek penelitian, tapi masih belum berijin Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten Lamongan. Adapun nama-nama toko modern tersebut tersaji sebagai berikut: Tabel 4: Daftar toko modern berbasis jaringan dan perorangan yang tidak berizin di 11 Kecamatan yang ada di Kabupaten Lamongan No
Nama Toko Modern
Status
Lokasi
1
Smesco Mart
Jaringan
Jl. Sunan Drajad, Lamongan
2
Awam Swalayan
Perorangan
Jl. Raya Pangean Maduran
3
Indo Mart
Jaringan
Jl. Raya Karanggeneng
4
Alfa Mart
Jaringan
Jl. Pasar Sumberwudi, Karanggeneng
5
Awam Swalayan
Perorangan
Jalan Raya Ngimbang
Keterangan Belum berizin di Badan Penanaman Modal dan Perijinan Lamongan Belum berizin di Badan Penanaman Modal dan Perijinan Lamongan Tidak mendapatkan izin dari Badan Penanaman Modal dan Perijinan Lamongan karena lokasinya berdekatan dengan pasar tradisional Tidak mendapatkan izin dari Badan Penanaman Modal dan Perijinan Lamongan karena lokasinya berdekatan dengan pasar tradisional Belum berizin di Badan Penanaman Modal dan Perijinan Lamongan
Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
15
6
Alfa Mart
Jaringan
Jl. Panglima Sudirman Lamongan (Depan Stasiun)
7
Alfa Mart
Jaringan
Desa Sendangrejo, Ngimbang
8
Smesco
Jaringan
Jalan Raya Sukodadi
Tidak mendapatkan izin dari Badan Penanaman Modal dan Perijinan Lamongan karena lokasinya berdekatan dengan pasar tradisional Baru proses pengajuan izin di Badan Penanaman Modal dan Perijinan Lamongan Belum berizin di Badan Penanaman Modal dan Perijinan Lamongan
Selain toko modern berbasis jaringan dan perorangan yang membangun cabang di beberapa daerah sebagaimana tersaji pada tabel 2 diatas, ada juga beberapa toko perorangan maupun koperasi yang tersebar di 11 kecamatan yang dikelola dengan konsep secara modern. Toko tersebut secara operasioanal pelayanannya menggunakan teknologi modern, seperti pelayanan menggunakan jasa pramuniaga, harga produk yang menggunakan barcode, dan lain sebagainya. Tabel 5: Daftar toko modern perorangan atau koperasi yang dikelola secara modern di 11 Kecamatan yang ada di Kabupaten Lamongan No
Nama Toko Modern
1
Toko Kencana
2
Shafira
3
Celvin Mart
4
Gading Kuning
5
Handayani Toserba
6
Sakinah
7
Surya Mart
8
ODC Mart
9
Fastro
10
Al Balad
11
Toko Siswa
Lokasi Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 10, Lamongan Jl. Kyai Amin No. 21 Lamongan Jl. Lamongrejo, Lamongan Jl. Sunan Drajad, Lamongan Jl. KH. Ahmad Dahlan, Lamongan (sebelah Dinas Pendidikan) Jl. Kusuma Bangsa, Lamongan Jl. Laras Liris No. 104 Lamongan Jl. Raya Kendal Kemlagi, Karanggeneng Jl. Raya Mantup No. 64, Tikung Jl. Sungelebak, Karanggeneng Jalan Raya Babat
Keterangan Berizin SIUP Berizin SIUP Berizin SIUP Berizin SIUP Berizin SIUP Berizin SIUP Berizin SIUP Berizin SIUP Berizin SIUP Berizin SIUP Berizin SIUP
Berdasarkan uraian diatas, secara sederhana keberadaan toko modern baik jaringan, perorangan maupun koperasi yang ada di 11 kecamatan terbagi menjadi toko modern yang berijin baik dengan SIUP (termasuk yang masa SIUP Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
16
nya telah habis) maupun yang telah berijin dengan IUTM. Selain itu, ada juga toko modern, baik perorangan maupun jaringan yang belum berijin baik dengan SIUP maupun IUTM dari Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten Lamongan. Untuk mengetahui perbandingan persentase toko modern yang berijin dan tidak berijin bisa dilihat pada gambar 2 dibawah ini:
Gambar 2: Diagram persentase perbandingan toko modern berizin dan tidak berijin di 11 kecamatan yang ada di Kabupaten Lamongan. 3.
Preferensi Masyarakat terkait Toko Modern terhadap Pasar Tradisonal Untuk mengetahui preferensi masyarakat terkait keberadaan toko modern terhadap toko/pasar tradisional, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 139 responden. Adapun karakteristik responden tersaji sebagimana tabel 6 dibawah ini: Tabel 6: Karakteristik responden dari unsur masyarakat umum No. Respond
Jenis Kelamin
Usia
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki
38 tahun 45 tahun 28 tahun 30 tahun 40 tahun 42 tahun 20 tahun 31 tahun 37 tahun 29 tahun 26 tahun 40 tahun 60 tahun 38 tahun 40 tahun 55 tahun 35 tahun
Pekerjaan Pedagang Pedagang Pedagang Pedagang Wiraswasta Petani Penjaga Kounter Pengusaha PNS Guru Guru Guru Pedagang Pedagang Pedagang Guru Guru
Penghasilan/Bln > 500.000 > 500.000 > 500.000 < 500.000 >1.000.000 > 500.000 < 500.000 > 1.000.000 > 1.000.000 > 500.000 < 1.000.000 > 1.000.000 < 1.000.000 > 1.000.000 > 1.000.000 > 1.000.000 < 1.000.000
Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
17
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki
57 tahun 40 tahun 37 tahun 50 tahun 37 tahun 32 tahun 52 tahun 50 tahun 50 tahun 55 tahun 18 tahun 42 tahun 27 tahun 20 tahun 40 tahun 23 tahun 52 tahun 50 tahun 50 tahun 53 tahun 56 tahun 34 tahun 36 tahun 45 tahun 56 tahun 53 tahun 56 tahun 30 tahun 38 tahun 26 tahun 28 tahun 47 tahun 22 tahun 53 tahun 40 tahun 42 tahun 50 tahun 25 tahun 19 tahun 19 tahun 35 tahun 20 tahun 50 tahun 40 tahun 57 tahun
Pedagang Petani Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Pedagang Perangkat Desa PNS Wiraswasta Wiraswasta Mahasiswi Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Penjahit Wiraswasta Wiraswasta PNS PNS PNS PNS Wiraswasta Perangkat Desa Wiraswasta Wiraswasta PNS Mahasiswi Perangkat Desa Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Mahasiswa Wiraswasta Wiraswasta Mahasiswi Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta
> 1.000.000 > 500.000 > 500.000 > 1.000.000 > 1.000.000 > 500.000 < 1.000.000 > 1.000.000 < 1.000.000 < 1.000.000 > 1.000.000 > 500.000 > 500.000 < 1.000.000 > 1.000.000 > 500.000 > 500.000 > 500.000 < 1.000.000 > 500.000 > 1.000.000 < 1.000.000 > 1.000.000 > 1.000.000 > 1.000.000 > 1.000.000 < 1.000.000 > 1.000.000 > 500.000 > 500.000 > 1.000.000 > 1.000.000 > 1.000.000 < 1.000.000 > 500.000 > 1.000.000 > 500.000 > 500.000 > 500.000 < 1.000.000 > 1.000.000 < 1.000.000
Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
18
63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107
Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan
29 tahun 46 tahun 35 tahun 55 tahun 50 tahun 35 tahun 21 tahun 55 tahun 27 tahun 44 tahun 33 tahun 55 tahun 40 tahun 56 tahun 20 tahun 44 tahun 59 tahun 28 tahun 45 tahun 40 tahun 27 tahun 35 tahun 19 tahun 38 tahun 32 tahun 32 tahun 60 tahun 50 tahun 30 tahun 32 tahun 34 tahun 35 tahun 40 tahun 41 tahun 42 tahun 31 tahun 36 tahun 41 tahun 35 tahun 53 tahun 39 tahun 38 tahun 44 tahun 42 tahun 37 tahun
PNS PNS Wiraswasta PNS PNS Wiraswasta Mahasiswa Wiraswasta Wiraswasta PNS Wiraswasta PNS Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Perangkat Desa Wiraswasta Perangkat Desa Perangkat Desa Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Perangkat Desa Perangkat Desa Perangkat Desa Ibu Rumah Tangga Swasta Swasta Ibu Rumah Tangga Nelayan Wiraswasta Swasta Wiraswasta Nelayan Nelayan Nelayan Ibu Rumah Tangga Swasta Swasta Ibu Rumah Tangga Swasta
> 1.000.000 > 1.000.000 < 1.000.000 > 1.000.000 > 1.000.000 > 1.000.000 < 1.000.000 < 1.000.000 > 1.000.000 > 500.000 > 1.000.000 < 1.000.000 > 500.000 > 500.000 < 1.000.000 > 500.000 > 1.000.000 < 1.000.000 > 500.000 > 500.000 > 500.000 > 500.000 < 1.000.000 > 1.000.000 > 500.000 > 500.000 > 500.000 > 1.000.000 > 1.000.000 > 1.000.000 > 1.000.000 1.000.000 > 1.000.000 > 500.000 > 1.000.000 > 500.000 > 1.000.000 > 1.000.000 > 1.000.000
Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
19
108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139
Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki
42 tahun 26 tahun 33 tahun 39 tahun 45 tahun 40 tahun 36 tahun 38 tahun 23 tahun 48 tahun 42 tahun 37 tahun 45 tahun 46 tahun 49 tahun 45 tahun 32 tahun 22 tahun 30 tahun 34 tahun 29 tahun 43 tahun 27 tahun 35 tahun 30 tahun 28 tahun 32 tahun 32 tahun 27 tahun 24 tahun 42 tahun 24 tahun
Nelayan Swasta Swasta Ibu Rumah Tangga Nelayan Pedagang Swasta Nelayan Swasta Nelayan Nelayan Pedagang Ibu Rumah Tangga Nelayan Pedagang Swasta Swasta Guru Ibu Rumah Tangga Guru Mahasiswa Wiraswasta Guru Wiraswasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Guru Ibu Rumah Tangga Guru Wiraswasta Mahasiswa
> 1.000.000 > 1.000.000 > 1.000.000 > 1.000.000 > 1.000.000 > 1.000.000 > 1.000.000 1.000.000 1.000.000 > 1.000.000 > 1.000.000 1.000.000 > 1.000.000 > 1.000.000 > 1.000.000 > 500.000 > 500.000 < 500.000 1.000.000 > 500,000 > 500.000 1.000.000 > 500.000 1.000.000 > 500.000 > 500.000 < 500.000
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 139 responden dari unsur masyarakat terkait preferensi mereka terhadap toko modern dengan toko/pasar tradisional. Adapun garis besarnya tersaji sebagi berikut: a.
Mayoritas masyarakat merasa bahwa kualitas dan tingkat keawetan suatu barang yang dijual di toko modern tidak ada perbedaan dengan produk yang ada di pasar/toko tradisional. Namun, mayoritas masyarakat setuju jika produk yang dijual di toko modern lebih lengkap dan lebih bervariasi.
b.
Mayoritas masyarakat sepakat bahwa harga barang di toko modern lebih mahal jika dibandingkan yang dijual di pasar/toko tradisional. Walaupun mahal, namun 63% responden menjawab bahwa harga yang dijual di toko modern masih bisa dijangkau oleh masyarakat. Selain itu, menurut masyarakat penetapan
Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
20
harga barang yang ada di toko modern lebih pasti dan stabil, sedangkan di pasar/toko tradisional cenderung naik turun.
c.
Mayoritas responden, tepatnya 43% menjawab bahwa lokasi berdirinya toko modern terlalu dekat dengan pasar/toko tradisonal. Selain itu 63% responden mengakui bahwa bangunan pasar modern lebih bagus jika dibandingkan dengan pasar/toko tradisional.
d.
Mayoritas responden merasa bahwa layanan yang ada di toko modern lebih baik, lebih cepat dan praktis, jika dibandingkan dengan pasar/toko tradisional. Tak hanya itu, masyarakat juga setuju bahwa pelayanan di toko modern lebih ramah, lebih terpercaya, lebih tertata rapi, jika dibandingkan dengan pasar/toko tradisional.
e.
Untuk mengatasi persaingan antara toko modern dengan pasar/toko tradisional, mayoritas mengatakan perlu adanya peran Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan, baik masalah kebijakan maupun bentuk lain yang mampu meningkatkan daya saing toko/pasar tradisional.
Kesimpulan preferensi masyarakat bahwa secara nyata ada perbedaan yang mencolok terkait kondisi produk, harga, layanan, tempat dan daya saing antara toko modern dengan toko/pasar tradisional. Masyarakat menyarankan agar toko tradisional bisa meningkatkan kualitas pelayanan dan memperindah bangunan, serta melengkapi barang-barang yang dijual agar lebih lengkap sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan pelayanan yang prima. Tak hanya itu, perlu peran Pemerintah Daerah untuk memberdayakan pedagang tradisional, baik dengan cara pemberian modal, membangun sarana prasarana, dan lain sebagainya. K. Saran Dari beberapa kesimpulan diatas, peneliti mandapatkan beberapa temuan yang digunakan untuk membuat saran konstruktif terkait keberadaan toko modern dan toko tradisional yang ada di Kabupaten Lamongan. Beberapa saran terpapar sebagai berikut; 1.
Perlu adanya seleksi dan kajian yang lebih intensif terkait pemberian ijin toko modern, khususnya di beberapa daerah yang telah menjamur.
2.
Instansi terkait perlu melakukan penertiban terkait toko yang secara operasional telah masuk kategori toko modern, namun masih menggunakan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), terlebih yang masa berlaku SIUP tersebut telah habis dan belum mengurus ijin toko modern.
3.
Pedagang tradisional perlu peningkatan pendampingan, khususnya terkait inovasi dalam produk, harga, layanan, tempat, dan daya saing.
4.
Banyak toko modern yang melanggar Permendag No. 70/2013, Perda 6/2012, dan Perbup 18/2012, khususnya waktu buka 24 jam yang melebihi ketentuan, sehingga instansi terkait perlu melakukan investigasi dan pemberian tindakan.
5.
Ada beberapa toko modern yang tidak mendapatkan izin dari Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten Lamongan karena lokasinya terlalu dekat dengan pasar tradisional, namun kenyataannya masih tetap beroperasi, sehingga Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan perlu memberikan tindakan tegas.
Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
21
6.
Instansi terkait perlu membatasi penjualan produk sembako yang dijual di toko modern, sehingga tidak terlalu monopoli pasar dan meredupkan para pedagang tradisional yang juga menjual produk tersebut.
L. Rekomendasi Kesimpulan dan saran yang disajikan oleh peneliti dipertegas dengan memberikan rekomendasi. Hal ini untuk lebih menjadikan keberadaan toko modern bisa berjalan beriringan dengan toko/pasar tradisional dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Adapaun rekomendasinya tersusun sebagai berikut; 1.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan perlu meningkatkan eksistensi kinerja tim investigasi khususnya terkait penyelenggaraan toko modern yang Surat Ijin Usaha Perdagangannya (SIUP) telah habis masanya.
2.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan perlu menindak tegas toko modern yang SIUP nya telah habis dan tidak mengajukan izin pendirian toko modern.
3.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan perlu meningkatkan pemberian modal lunak kepada para pedagang tradisional yang dipandang perlu untuk meningkatkan kualitas dan daya saing tokonya.
4.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan perlu meningkatkan upaya membangun atau merenovasi pasar tradisional yang nyaman, lengkap dan berdaya saing dengan toko modern.
5.
Instansi terkait hendaknya menindaklanjuti hasil penelitian ini sebagai upaya meningkatkan dan mengembangkan daya saing toko/pasar tradisional terhadap toko modern.
Penelitian Pendirian Pasar Modern (Swalayan) terhadap Keberadaan Pasar Tradisonal di Kabupaten Lamongan
22