ANALISIS INDEKS KEPUASAAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN PEKALONGAN Analysis Of Community Satisfaction Index Against Traditional Market Presence In The District Pekalongan Dwi Susilo, Choliq Sabana (Prodi Manajemen Fakalutas Ekonomi Universitas Pekalongan) Abstract Research with the title : Satisfaction Index Analysis Society Against Traditional Market Presence In the District Pekalongan has a purpose to know the value of Community Satisfaction Index of the existence of Traditional Markets in District Pekalongan. This study was conducted based on the population of traditional markets in the region Pekalongan 9 units, respondents were randomly selected based on the number of merchants who sell and market visitors in every market studied using stratified random sampling technique of sampling by looking at the proportion of each place. The respondents include: a. Traders are user kiosks, los, and lapak.dan b. Visitor market. Indicators of market service user community satisfaction is measured by the decree PAN Number: Kep/25/M.PAN/2/2004 general guidance on public satisfaction indexing services unit of government agencies. The results showed that the results of the calculation of the index of satisfaction with the services of traditional markets in the District 9 Pekalongan show that the perception of the average trader satisfaction with services market by 70.84% or the quality of service B (good). And the results of the calculation of the index of satisfaction with the services of traditional markets in the District 9 Pekalongan show that the perception of the average appraisal of satisfaction with the service market of 67.83 in the quality of service B (good) The Keywords: Traditional Markets, Services and Community Satisfaction Index
penduduk
PENDAHULUAN Penduduk Indonesia mayoritas dikategorikan
berpendapatan
miskin
di
mencapai 29,13 juta orang (11,96 persen).
Kondisi
yang
demikian
masyarakat
Indentik
menengah kebawah, keadaan yang
menjadikan
demikian
dengan keterbalakangan.
mengindikasikan
penduduk
dapat
bahwa
Indonesia
dikategorikan
Sebagian
Indonesia
masyarakat
penduduk miskin, hal ini terlihat
miskin
bahwa
Pedesaan yaitu sebesar 18,48 juta
sampai dengan Maret 2012
di
besar
tinggal
di
34
orang
dibandingkan
tinggal
bahwa di Jawa Tengah pada tahun
dikota sebanyak 10,65 juta orang pada
2011 masih terdapat pasar tradisional
Maret
sebanyak 1.561.unit.
2012.
yang
Dalam
memenuhi
kebutuhan hidupnya mereka masih
Secara eksternal keberadaan
banyak yang bersifat tradisional dan
pasar modern menjadi ancaman bagi
mereka masih asing dengan kehidupan
pasar tradisional, oleh karena itu agar
yang modern, hal inilah yang menjadi
pasar tradisional tidak ditinggalkan
faktor keberadaan pasar tradisional di
pengunjungnya maka pasar tardisional
tengah masyarakat. Pasar tradisional
perlu
yang
secara internal mengenai keberadaan
sebagian
besar
menjual
berbenah dan
kebutuhan sehari-hari seperti bahan-
nya.
bahan makanan berupa ikan, buah,
tradisional
sayur-sayuran,
daging.
pasar terlihat becek, kotor, bau dan
Bentuk bangunan pasar tradisional
terlalu padat lalu lintas pembelinya,
terdiri dari kios-kios, los dan dasaran
akan tetapi pasar tradisional masih
terbuka atau sering disebut “Beceran”
mempunyai kelebihan lain yang ini
dan
beli
masih menjadi daya tarik pembeli
dilaksanakan secara tawar menawar
untuk selalu berkunjung ke pasar
yang
pasar
tradisional diantaranya harganya yang
tradisional yang tidak dijumpai dipasar
lebih murah dan bisa ditawar, dekat
modern.
dengan pemukiman, dan memberikann
telur
biasanya
dan
proses
jual
merupakan ciri khas
Pemerintah melalui Perdagangan
Republik
Kelemahan
mengevaluasi
Menteri
banyak pilihan produk yang segar dan
Indonesia
kita bisa melihat dan memegang secara langsung
saat ini masih tetap mempertahankan
masih sangat segar
pasar tradisional ditengah masyarakat keberadaanya
pasar
adalah terkesan bahwa
No.53/M-DAG/PER/12/ 2008 sampai
walaupun
utama
produk
yang
umumnya
Kabupaten Pekalongan sampai
mulai
saat ini masih memiliki 10 buah pasar
kembang kempis karena banyaknya
tradisional yang tersebar di beberapa
pasar modern, hal ini dapat terlihat
kecamatan yaitu : 1) Pasar Wiradesa, 35
2) Pasar Kajen, 3) Pasar Karang
Kabupaten Pekalongan masih tetap
Anyar, 4) Pasar Kedung Wuni, 5)
eksis.
Pasar Kesesi, 6) Pasar Wono Pringgo, 7) Pasar Bojong, 8) Pasar Sragi, 9)
METODE PENELITIAN
Pasar Doro, dan 10) Pasar Tanjung,
1.
Jenis dan Objek Penelitian
yang semua dikelola oleh Dinas
Penelitian
ini
merupakan
Perindustrian Perdagangan Koperasi
penelitian deskriptif yang bertujuan
dan UKM (Disperindagkop dan UKM)
untuk
Kabupaten
Kepuasan
Masyarakat
pengelola pasar pemerintah Kabupaten
keberadaan
Pasar
Pekalongan perlu melakukan evaluasi
Kabupaten
terhadap keberadaan pasar tradisional
dilaksanakan
di wilayahnya, agar tetap eksis dan
pasar tradisional yang ada di wilayah
tidak ditinggal pembelinya.
Kabupaten
Pekalongan.
Sebagai
Indeks Kepuasaan Masyarakat
mengetahui
nilai
Indeks terhadap
Tradisional
di
Pekalongan
yang
berdasarkan
populasi
Pekalongan
yang
berjumlah 9 buah pasar dari 10 pasar
(IKM) merupakan salah satu indikator
tradisional
untuk
dikeluarkan sebagai responden karena
menilai
masyarakat dilakukan
tingkat
atas oleh
apa
kepuasan
karena
pasar
Tanjung
yang
telah
keberadaannya tidak optimal, dan 9
masyarakat
pasar
pasar tersebut tersebar
di beberapa
tradisional, baik itu kondisi fisik pasar,
kecamatan seperti yang semua dikelola
fasilitas pasar, pelayanan pedagang
oleh Dinas Perindustrian Perdagangan
terhadap pembeli dan faktor yang
Koperasi dan UKM (Disperindagkop
lainnya,
diketahui
dan UKM) Kabupaten Pekalongan.
faktor mana dari pasar tradisional yang
Sebagai pengelola pasar pemerintah
baik dan kurang, sehingga yang baik
Kabupaten
Pekalongan
baik dapat dipertahankan dan yang
melakukan
evaluasi
kurang dapat diperbaiki dan akhirnya
keberadaan
keberadaan
wilayahnya, agar tetap eksis dan tidak
sehingga
pasar
dapat
tradisional
di
pasar
perlu terhadap
tradisional
di
ditinggal pembelinya. 36
Penelitian menggunakan pasar
dan
ini
dengan
responden pengunjung
Ketersediaan Air Bersih, Jalan Pasar,
pedagang
Sirkulasi
pasar
Ketersediaan Tempat, Tempat Parkir,
di
Udara,
sembilan pasar tradisional dengan
Mandi
menggunakan
pengambilan
Pengetahuan Pedagang, Kewajaran Tarif
sampel stratified random sampling
Retribusi, Kelengkapan Atribut Petugas,
dengan melihat proporsi pada masing-
Pemberian Karcis Retribusi dan Sikap
masing tempt yang berada di sembilan
Petugas
pasar tradisonal. Adapun responden
b.
teknik
meliputi: a.
b.
Cuci
Penerangan,
Kakus,
Drainase,
Menentukan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat :
Pedagang meliputi :
1) Nilai
pemakai kios, los dan lapak atau
menggunakan
beceran
tertimbang"
Pengunjung pasar.
pelayanan. Dalam penghitungan indeks
Pengunjung pasar adalah siapa
kepuasan masyarakat terhadap 14 unsur
saja
berkunjung
pelayanan yang dikaji, setiap unsur
yang dijadikan objek
pelayanan memiliki penimbang yang
yang
kepasar
sedang
IKM
dihitung "nilai
masing-masing
dengan rata-rata unsur
penelitian dan bersedia dijadikan
sama
responden.
2) Untuk memperoleh nilai IKM unit
2.
Tehnik Analsisi Data
pelayanan digunakan pendekatan nilai
a.
Aspek-aspek yan Dinilai.
rata-rata tertimbang
Aspek
aspek
untuk
3) Untuk memudahkan interpretasi
Kepuasan
terhadap penilaian IKM yaitu antara
Masyarakat terhadap keberadaan Pasar
25 - 100 maka hasil penilaian tersebut
Tradisional di Kabupaten Pekalongan,
di atas dikonversikan dengan nilai
maka setiap pasar akan dinilai dari
dasar 25,
berbagai aspek, aspek-aspek tersebut
4) Kemudian hasilnya di masukkan
meliputi
kedalam tabel nilai persepsi Interval
menentukan
Penataan,
yang
nilai
dinilai
Indeks
: Tempat Berdagang, Jarak Frekuensi
Pembinaan,
IKM, Interval Konversi IKM, Mutu 37
Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan
sebagai
untuk mengetahui nilai kondisi kinerja
kebersihan.
unit pelayanan pasar tradisional di
b. Pasar Karanganyar
Kabupaten Pekalongan.
Pasar Karanganyar berada di Jl. Raya
5) Indikator
Karangsari
kepuasan masyarakat
pemungut
retribusi
Karanganyar
dan
dibangun
pengguna pelayanan pasar ini diukur
diatas areal tanah seluas 5.895 M²,
menurut
dengan luas bangunan sebesar 2.963
Kepmen PAN Nomer :
Kep/25/M.PAN/2/2004
tentang
M².
Menurut
catatan
Dinas
pedoman umum penyusunan indeks
Perindagkop dan UKMK Kabupaten
kepuasan masyarakat unit pelayanan
Pekalongan pada tahun 2012 di Pasar
instansi pemerintah.
Karanganyar terdapat 109 kios, 235 los, dan 3 beceran. Jumlah pedagang sebanyak 530 orang, pedagang aktif
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Profil
Pasar
Tradisional
di
317 orang dan tidak aktif sebanyak
Kabupaten Pekalongan
213 orang. Pengelola pasar berjumlah
a.
5 orang, dari 5 orang tersebut 3 orang
Pasar Kesesi
Pasar Kesesi dibangun di atas areal
bertugas sebagai pemungut retribusi
tanah seluas 7.340 M², dengan luas
dan kebersihan.
bangunan
c.
sebesar
3.234,5
M².
Pasar Kajen
Menurut catatan Dinas Perindagkop
Pasar Induk Kajen berada di Jl. Raya
dan UKMK Kabupaten Pekalongan
Diponegoro Kajen,
pada tahun 2012 di Pasar Kesesi
areal tanah seluas 7.198 M², dengan
terdapat 66 kios, 601 los, dan 30
luas bangunan sebesar 6.435
beceran. Jumlah pedagang sebanyak
Menurut catatan Dinas Perindagkop
963 orang, pedagang aktif 697 orang
dan UKMK Kabupaten Pekalongan
dan tidak aktif sebanyak 266 orang.
pada tahun 2012 di Pasar Kajen
Pengelola pasar berjumlah 11 orang,
terdapat 173 kios, 1.283 los, dan 59
dari 11 orang tersebut 8 orang bertugas
beceran. Jumlah pedagan sebanyak
dibangun diatas
M².
1.515 orang, pedagang aktif 826 orang 38
dan tidak aktif sebanyak 689 orang..
Wonopringgo terapat 75 kios, 167
Pengelola pasar berjumlah 15 orang,
loos, dan 17 beceran. Jumlah pedagang
dari 15 orang tersebut 6 orang bertugas
sebanyak 591 orang, pedagang aktif
sebagai
aktif sebanyak 117 orang. Pengelola
pemungut
retribusi
dan
kebersihan
pasar berjumlah 5 orang, dari 5 orang
d. Pasar Doro
tersebut 3 orang bertugas sebagai
Pasar Doro berada di Jl. Raya Doro,
pemungut retribusi dan kebersihan.
dibangun di atas areal tanah seluas
f.
8.431 M², dengan luas bangunan
UPT Pasar Kedungwuni berada di Jl.
sebesar 4.454,75 M². Menurut catatan
Raya
Dinas
UKMK
dibangun diatas areal tanah seluas
Kabupaten Pekalongan pada tahun
27,340 M², dengan luas bangunan
2012 di Pasar Doro terdapat 25 ruko,
sebesar 6.601 M².
99 kios, 749 los, dan 31 beceran.
Dinas
Jumlah pedagang sebanyak 904 orang,
Kabupaten Pekalongan pada tahun
pedagang aktif 702 orang dan tidak
2012 di Pasar Kedungwuni terdapat 18
aktif sebanyak 202 orang. Pengelola
Ruko, 168 kios,650
pasar berjumlah 11 orang, dari 11
beceran. Jumlah pedagan sebanyak
orang
1.406 orang, pedagang aktif sebanyak
sebagai
Perindagkop
tersebut
5
dan
orang
pemungut
bertugas
retribusi
dan
Pasar Kedungwuni
Capgawen
Kedungwuni,
Menurut catatan
Perindagkop
dan
UKMK
los, dan 570
1.215 orang dan tidak aktif sebanyak
kebersihan.
191 orang. Pengelola pasar berjumlah
e.
17 orang, dari 17 orang tersebut 5
Pasar Wonopringgo
Pasar Wonopringgo berada di Jl. Raya
orang
Wonopringgo,
retribusi dan kebersihan.
dibangun diatas areal
bertugas
sebagai
pemungut
tanah seluas 4.610 M², dengan luas
g.
bangunan sebesar 2.319, 12 M².
Unit Pasar Bojong berada di Jl. Raya
Menurut catatan Dinas Perindagkop
Bojong,
dan UKMK Kabupaten Pekalongan
seluas
pada
bangunan sebesar 1.782 M². Menurut
tahun
2012
di
Pasar
Pasar Bojong
dibangun diatas areal tanah 3.880
M²,
dengan
luas
39
catatan Dinas Perindagkop dan UKMK
dari 11 orang tersebut 8 orang bertugas
Kabupaten Pekalongan pada tahun
sebagai
2012 di Pasar Bojong terdapat 62 kios,
kebersihan.
306
i.
los, dan 107
pedagang
sebanyak
beceran. Jumlah
retribusi
dan
Pasar Wiradesa
orang,
Unit Pasar Wiradesa berada di Jl. A.
pedagang aktif sebanyak 467 orang
Yani Wiradesa, dibangun diatas areal
dan tidak aktif sebanyak 82 orang.
tanah seluas 18,244 M², dengan luas
Pengelola pasar berjumlah 9 orang,
bangunan
dari 9 orang tersebut 3 orang bertugas
Menurut catatan Dinas Perindagkop
sebagai
dan UKMK Kabupaten Pekalongan
pemungut
549
pemungut
retribusi
dan
sebesar
13.071,2
M².
kebersihan.
pada tahun 2012 di Pasar Wiradesa
h. Pasar Sragi
terdapat 46 ruko, 265 kios, 1.059 los,
Unit Pasar Sragi berada di Jl. Raya
dan 334
Sragi-Bojong,
dibangun diatas areal
sebanyak 1.703 orang, pedagang aktif
tanah seluas 25.735 M², dengan luas
sebanyak 1.085 orang dan tidak aktif
bangunan sebesar 2.334 M². Menurut
sebanyak 618 orang. Pengelola pasar
catatan Dinas Perindagkop dan UKMK
berjumlah 18 orang, dari 18 orang
Kabupaten Pekalongan pada tahun
tersebut
2012 di Pasar Sragi terdapat 70 kios,
pemungut retribusi dan kebersihan.
187
los, dan 105
pedagang
sebanyak
beceran. Jumlah pedagang
9
orang bertugas sebagai
beceran. Jumlah 434
orang,
pedagang aktif sebanyak 236 orang dan tidak aktif sebanyak 198 orang. Pengelola pasar berjumlah 11 orang,
40
Tabel 1 Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM, Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan
NILAI PERSEPSI
NILAI INTERVAL IKM
1
1,00 – 1,75
INILAI INTERVAL KONVERSI IKM 25 – 43,75
2
1,76 – 2,50
3 4 a.
MUTU PELAYANAN
KINERJA UNIT PELAYANAN
D
Tidak baik
43,76 – 62,50
C
Kurang baik
2,51 – 3,25
62,51 – 81,25
B
Baik
3,26 – 4,00
81,26 – 100,00
A
Sangat baik
sopan, dan simpatik. Sikap ini akan
Persepsi Pedagang
Hasil
perhitungan
kepuasan pelayanan
atas
masyarakat 9
pasar
indeks
menjadi
dasar
terhadap
komunikasi
tradisional di
pencapaian
interaksi
yang target
dan
baik
untuk
retribusi
yang
Kabupaten Pekalongan menunjukkan
ditetapkan. Karena dengan sikap ini,
bahwa menurut persepsi pedagang
pedagang tidak akan merasa terbebani
nilai rata-rata kepuasan atas pelayanan
saat petugas retribusi datang untuk
pasar sebesar
memungut
retribusi.
Tiga
nilai
mutu pelayanan B (baik). Tiga nilai
kepuasan
terendah,
yaitu
(1)
kepuasan tertinggi adalah nilai yang
manajemen pembinaan (34,44), tempat
menyangkut kinerja petugas pemungut
berdagang
retribusi, yaitu ; (1) kelengkapan
drainase atau saluran pembuangan
identitas saat
yang ada di dalam pasar (60,66).
70.84% atau dalam
melakukan kegiatan
penarikan retribusi, (2) senantiasa
Dalam
menyerahkan karcis kepada pedagang
tradisional menunjukkan nilai yang
sebagai
tidak baik. Sementara pada aspek
tanda
bukti
pembayaran
hal
(60,14), dan (3) sistem
pembinaan
berjualan
masih
9
pasar
retribusi, dan (3) dalam menjalankan
tempat
terdapat
tugasnya senantiasa bersikap ramah,
tempat penjualan memiliki indeks
41
kepuasan baik yaitu (1) Pasar Kesesi
baik, tertinggi pada aspek kelengkapan
(67,65), (2) Pasar Wiradesa (69,12),
petugas (92.15) dan terendah pada
dan dua pasar tradisional
yang
Aspek pembinaan (27,94). Beberapa
dipersepsikan
tidak
aspek lain yang memiliki indeks
mengalami masalah sistem drainase ,
kurang baik dan perlu mendapat
yaitu: (1) Pasar Karanganyar dengan
perhatian dalam pengelolaan pasar
nilai Indeks Kepuasan sebesar 73,53,
adalah aspek sosialisasi besaran tarif
dan (2) Pasar Wonopringgo dengan
retribusi oleh petugas, fasilitas umum
nilai Indeks kepuasan sebesar 67,31.
yang meliputi sistem drainase dan
b. Persepsi Pengunjung
ketersediaan tempat sampah di dalam
Hasil
pedagang
perhitungan
kepuasan
atas
masyarakat
pelayanan 9
pasar
indeks terhadap
tradisional di
pasar. b. Pasar Karanganyar Berdasarkan
hasil
indeks
Kabupaten Pekalongan menunjukkan
kepuasan
bahwa menurut persepsi pengunjung
(75,46), hampir semua aspek dinilai
rata-rata
pelayanan
oleh pedagang baik, kecuali aspek
pasar sebesar 67,83 dalam mutu
pembinaan (30.88). Tiga aspek dengan
pelayanan
nilai
indeks kepuasaan kategori sangat baik
kepuasan tertinggi adalah (1) Aspek
adalah 2 aspek menyangkut kinerja
aman dan nyaman (76.29), (2) Akses
petugas, yaitu pemberian pelayanan
masuk ke pasar (75,55), dan Aspek
pemungutan retribusi yang senantiasa
sirkulasi udara.
memberikan karcis sebagai tanda bukti
kepuasan atas
B
(baik).
Tiga
pedagang
survey rata-rata
baik
pembayaran pedagang (94,11) dan 2.
a.
Indeks Kepuasan Masyarakat
kelengkapan atribut saat pemungut
untuk Setiap Pasar
bertugas (92,15). Berikutnya adalah
Pasar Kesesi
aspek pencahayaan (88,24).
Menurut
persepsi
Pedagang
Nilai
c.
Pasar Kajen
Kepuasan pengelolaan Pasar Kesesi
Berdasarkan hasil survey
rata-rata 65.89 atau dalam katagori
pedagang
terlihat
bahwa
terhadap sistem 42
manajemen pengelolaan Pasar Induk
terendah adalah aspek pembinaan
Kajen
(26,47).
memiliki
rata-rata
indeks
kepuasan berkategori baik (73.81),
e.
hampir semua aspek dinilai oleh
Berdasarkan hasil survey terhadap
pedagang
pedagang menunjukkan bahwa sistem
baik,
kecuali
aspek
Pasar Wonopringgo
pembinaan (30.88). Tiga aspek dengan
manajemen
indeks kepuasaan sangat baik adalah 2
Wonopringgo
aspek menyangkut kinerja petugas,
indeks
yaitu kelengkapan atribut
(71,32). Indeks kepuasan tertinggi
pemungut
retribusi
pelayanan (99.99)
petugas
pemberian
pemungutan dan
retribusi
petugas
senantiasa
pengelolaan memiliki
kepuasan
adalah
kinerja
retribusi,
Pasar rata-rata
berkatagori
petugas
baik
penarik
yaitu petugas senantiasa
memberikan karcis sebagai tanda bukti
memberikan memberikan karcis tanda
pembayaran
bukti pembayaran retribusi (94,11) dan
kelengkapan
berikutnya
memungut retribusi (99,99), dan sikap
adalah
pencahayaan
retribusi atribut
(99,99),
saat
bertugas
(86,76).
petugas saat memungut retribusi telah
d. Pasar Doro
mampu menunjukkan sikap ramah,
Berdasarkan hasil survey pedagang
terlihat
terhadap
sopan, dan simpati (92,30). Namun
sistem
masih banyak yang mesti diperbaiki
bahwa
manajemen pengelolaan Pasar Doro
dalam
memiliki rata-rata indeks kepuasan
manajemen
berkatagori kepuasan petugas
baik
(69,46).
Indeks
terutama
adalah
kinerja
pengelola,
tertinggi penarik
pengembangan pengelolaan dari yaitu
pasar,
aspek
manajerial
(1)
pembinaan
yaitu
terhadap pedagang, (2) arus informasi
petugas senantiasa memberikan karcis
tentang besarnya tarif yang harus
sebagai tanda bukti
pembayaran
dibayar (38,46), sehingga hal ini
retribusi (99,99), dan kelengkapan
menjadi sebab mengapa pedagang
atribut
memiliki pengetahuan yang terbatas
saat
retribusi,
sistem
bertugas
retribusi (96,07).
memungut
Indeks kepuasan
akan
nilai tarif
yang
semestinya 43
dibayar. Rata-rata pedagang hanya
(90,47). Nilai kepuasan ini sejalan
membayar yang ditagihkan tanpa tahu
dengan sikap dan upaya sosialisasi
besarnya tarif.
oleh petugas kepada pedagang.
f.
h. Pasar Sragi
Pasar Kedungwuni
Berdasarkan hasil survey terhadap
Berdasarkan hasil survey terhadap
pedagang menunjukkan bahwa sistem
pedagang menunjukkan bahwa sistem
manajemen
Pasar
manajemen pengelolaan Pasar Sragi
Kedungwuni memiliki rata-rata indeks
memiiliki rata-rata indeks kepuasan
kepuasan berkategori baik (66,89).
berkatagori baik (70,38). Tiga aspek
Indeks
adalah
yang memberikan kontribusi tertinggi
kinerja petugas penarik retribusi, yaitu
adalah aspek petugas, yaitu petugas
petugas senantiasa memberikan karcis
senantiasa memberikan karcis sebagai
sebagai tanda bukti
tanda
pengelolaan
kepuasan
tertinggi
pembayaran
bukti
pembayaran
retribusi
retribusi (99,99), kelengkapan atribut
(95,23),
saat
retribusi
kelengkapan dan sikap petugas dalam
(99,99), dan sikap jarak penataan
berkomunikasi, masing-masing indeks
pedagang (86,76).
kepuasannya sebesar (92, 85). Sikap
g.
petugas ini berujung pada pengetahuan
bertugas
memungut
Pasar Bojong
Berdasarkan hasil survey
terhadap
selanjutnya
aspek
yang baik bagi pedagang tentang
pedagang menunjukkan bahwa sistem
besarannya nilai tarif retribusi.
manajemen pengelolaan Pasar Bojong
i. Pasar Wiradesa
memiiliki rata-rata indeks kepuasan
Berdasarkan hasil survey terhadap
berkatagori baik (69,22). Sebagaimana
pedagang menunjukkan bahwa sistem
pasar-pasar
manajemen
tertinggi
lain adalah
Indeks kinerja
kepuasan petugas
Wiradesa
pengelolaan
Pasar
memiiliki rata-rata indeks
penarik retribusi, yaitu kelengkapan
kepuasan berkategori baik (77,71).
atribut
Dua
saat
bertugas
memungut
aspek
retribusi (99,99), dan pengetahuan
kontribusi
pedagang akan besar nilai retribusi
petugas,
yang
tertinggi yaitu
memberikan adalah
petugas
aspek
senantiasa 44
memberikan karcis sebagai tanda bukti
menurut persepsi pedagang nilai
pembayaran retribusi (99,99), aspek
rata-rata kepuasan atas pelayanan
informasi petugas kepada pedagang
pasar sebesar 70.84% atau dalam
(96,07).
aspek
mutu pelayanan B (baik). Tiga
kelengkapan dan sikap petugas dalam
nilai kepuasan tertinggi adalah
berkomunikasi, masing-masing indeks
nilai yang menyangkut kinerja
kepuasannya sebesar (94,11). Sikap
petugas pemungut retribusi, yaitu ;
petugas
(1)
Selanjutnya
ini
berujung
pada
kelengkapan
atribut,
(2)
pengetahuan yang baik bagi pedagang
petugas selalu menyerahkan karcis
tentang besarannya nilai tarif retribusi.
tanda bukti (3), sikap petugas saat komunikasi. Tiga nilai kepuasan terendah, yaitu (1) Manajemen
SIMPULAN
Pembinaan
Berdasarkan analisis yang telah
1.
Hasil perhitungan atas Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan 9 pasar tradisional di Kabupaten menunjukkan
Pekalongan bahwa
menurut
persepsi pedagang nilai rata-rata kepuasan atas pelayanan pasar sebesar 70.84% atau dalam mutu pelayanan B (baik). Tiga Hasil perhitungan atas Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan 9 pasar tradisional di Kabupaten Pekalongan menujukkan bahwa
tempat
berdagang (60,14), dan (3) sistem
dilakukan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
(34,44),
drainase 2.
Indeks
Kepuasan
masing
Pasar
di
masing-
Tradisional
di
Kabupaten Pekalongan bervariasi. Hal yang menunjukkan kesamaan nilai
indeks
kepuasan
adalah
dalam hal manajemen pembinaan. Pembinaan pasar tradisional masih dimaknai sebatas pembangunan dan
perbaikan
sarana
dan
prasarana pasar, belum menyentuh persoalan manajemen pengelolaan pasar
yang
baik,
konsultatif,
pelatihan dan kerjasama.
45
lokasi
pasar
dengan
tidak
bangunan
yang
REKOMENDASI.
mendirikan
1.
Pemerintah perlu merubah cara
menghalangi akses menuju ke
pandang
terhadap
lokasi pasar.
pembinaan
pasar
model tradisional.
Pembinaan harus dipandang tidak
DAFTAR PUSTAKA
saja sebagai perbaikan sarana dan prasarana pasar, tetapi pembinaan harus
menyentuh
manajemen
1.
Kepmen PAN: Kep/25/M.PAN/ 2/2004 tentang pedoman umum penyusunan indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah
2.
Lukman Muslimin dkk, kajian model pengembangan pasar pasar tradisional, jurnal ilmiah penelitian dan pengembangan perdagangan ,http://jurnal.pdii.lipi.go.id/a dmin/jurnal/1207346.pdf
3.
Permendagri Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pengelolaan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional
4.
Suharsimi Arikunto. 2004. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta.
persoalan
pengeloaan
pasar
yang baik, konsultatif, pelatihan dan kerjasama. Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini dapat bekerjasama
dengan
instansi
terkait untuk melakukan tindakan pelatihan dan ketrampilan baik untuk
pedagang
maupun
pengelola. 2.
Dalam jangka panjang Pemerintah perlu menata kembali Rencana Tata
Ruang
Kota
untuk
disesuaikan dengan kondisi pasar, sehingga masyarakat mendapatkan kemudahan
akses
menuju
ke
46