Bab III
Metodologi
Penelitian ini akan menggunakan langkah-langkah seperti yang tercantum dalam Gambar III-1. Studi pustaka dan jurnal
Penyusunan materi korosi
Pengukuran laju korosi
Penyusunan soal-soal korosi Metode Polarisasi (Tafel)
Pengukuran Hambatan dan Wheel test
Penyusunan panduan praktikum
Penyusunan Moodle korosi
Gambar III-1.Skema penelitian pengembangan pembelajaran korosi berbasis
e-learning menggunakan moodle
20
Pengukuran laju korosi dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yaitu: III.1 Pengukuran Hambatan Logam menggunakan rancangan alat seperti pada Gambar III-2 dan III-3.
Gambar III-2.Skema alat pengukuran hambatan dari kawat logam yang mengalami korosi (Singh, 1995).
Gambar III-3. Rangkaian alat yang digunakan untuk pengukuran laju korosi menggunakan metode pengukuran hambatan logam Sebelumnya dilakukan pengukuran panjang dan diameter kawat sampel menggunakan jangka sorong kemudian kawat dibuat berbentuk kumparan. Setiap 21
ujung kawat dililitkan pada elektroda kuningan berbeda yang berfungsi sebagai penghantar. Selanjutnya rangkaian tersebut dicelupkan ke dalam larutan elektrolit yang akan mengkorosi kawat (elektroda tidak sampai tercelup ke dalam larutan). Masing-masing elektroda kuningan dihubungkan melalui kawat penghantar ke Amperemeter, Voltmeter dan rangkaian catu daya yang dilengkapi dengan potensiometer. Pengukuran hambatan ini menggunakan metode 4 buah kawat penghantar yang terdiri dari dua buah kawat yang digunakan sebagai penghantar arus untuk menjaga agar nilainya tetap konstan dan dua buah kawat lain digunakan sebagai untuk mengukur perbedaan potensial antara kawat sampel dengan elektrolit. Perbandingan dari pengukuran beda potensial terhadap arus tetap, disebut sebagai hambatan dari kawat logam sampel. Selanjutnya data yang diperoleh dialurkan dalam bentuk grafik R-½ terhadap waktu. Kemiringan garis dari kurva sebanding dengan laju korosinya dengan asumsi bahwa korosi terjadi secara seragam. Nilai kemiringan garis tadi dapat digunakan untuk menghitung laju pengurangan diameter kawat sampel setiap satuan waktu. Dengan mengetahui nilai diameter (D) dan panjang (L) dari kawat logam dapat dihitung massa yang hilang (∆m) menggunakan persamaan sebagai berikut:
R=
Dengan:
4 ρr L 4ρr L D= 2 πR π D atau
R adalah hambatan kawat tembaga ρr adalah resistivitas kawat tembaga (17,12 nΩ.m) L adalah panjang kawat tembaga D adalah diameter kawat tembaga
Nilai pengurangan diameter permenit (D) yang setara dengan laju korosi kemudian
dikonversikan
ke
gram.cm-2.jam
atau
μm.tahun-1
memperhitungkan berat jenis dari logam tembaga yaitu 8,96 gram.cm-3
22
dengan
III.2 Pengukuran Elektrokimia
Pada pengukuran elektrokimia dengan teknik ekstrapolasi Tafel, digunakan peralatan seperti Gambar III-4, III-5 dan III-6.
Gambar III-4.Rangkaian alat voltalab 40, PGZ 301 dengan perangkat lunak
Voltamaster (Voltalab catalogue, 2005)
Gambar III-5.Tiga elektroda yang digunakan dalam pengukuran metode
polarisasi yaitu: elektroda bantu (Platina), elektroda kerja (tembaga) dan elektroda referensi (kalomel jenuh) Pengukuran dilakukan dalam sel elektrokimia tiga elektroda, menggunakan VoltaLab radiometer tipe PGZ 301 dengan perangkat lunak Voltamaster 4 dan o
pada suhu ruangan yaitu 25 C. dengan teknik
Pemindaian dilakukan secara potensiodinamik
Tafel. Elektroda kerja (Working Electrode, WE) dibuat dari
lempeng tembaga berbentuk silinder berdiameter 1 cm yang disekat dengan resin 23
2
sehingga memiliki luas permukaan kontak sebesar 0,79 cm . Sebelum digunakan elektroda ini diampelas basah dan dicuci dengan aquadest. Sebagai referensi (Reference Electrode, RE) digunakan elektroda kalomel jenuh (Saturated Calomel Electrode) sedangkan elektroda platina digunakan sebagai elektroda bantu (Auxiliary Electrode, AE) dengan luas permukaan kontak dari platina sebesar 0,92 2
cm . WE dan AE disusun saling berhadapan berjarak sekitar 3 cm satu sama lain sedangkan SCE diletakkan diantaranya sehingga ketiga elektroda seperti membentuk sebuah segitiga khayal
Gambar III-6.Sel elektrokimia yang terbuat dari gelas dengan jarak antara WE
terhadap AE sekitar 3cm Larutan aqua regia yang merupakan media pengkorosi ditempatkan dalam sel elektrokimia yang terbuat dari gelas dan ditambah pengaduk magnetik ke dalamnya. Radiometer sel dinyalakan (run) setelah pengadukan berjalan selama 10 menit. Pemindaian dilakukan dengan teknik ekstrapolasi Tafel. III.3 Pengukuran berat yang hilang (weight loss)
Pada pengukuran Uji berkurangnya berat digunakan tembaga dalam bentuk kupon, dan beberapa peralatan seperti gambar III-8, III-9 dan III-10. Sebelumnya sampel tembaga diampelas basah kemudian dibuat kupon sekitar 2 cm x 1 cm x 0.05 cm dengan menggunakan jangka sorong. Selanjutnya kupon dicuci menggunakan aquadest dan etanol. Berat kupon kering sebelum dan sesudah terkorosi ditimbang menggunakan neraca analitis.
24
Gambar III-7. Neraca analitis yang digunakan untk penimbangan berat pada
metode uji berkurangnya berat Percobaan dilakukan dalam botol gelas (labu laboratory) yang diisi dengan 200 mL larutan aqua regia sebagai media pengkorosinya. Botol ini dimasukkan ke o
dalam alat pemutar Corrosion Wheel Test selama 18 jam pada suhu 25 C
Gambar III-8. Botol gelas tempat kupon tembaga yang akan dimasukkan ke
dalam alat pemutar Corrosion Wheel Test
Gambar III-9.Alat Corrosion Wheel Test, tampak bagian dalam dan luar alat
25
Pada penelitian ini, hasil dari pengukuran metode elektrokimia (Tafel) akan digunakan sebagai pembanding untuk kedua metode pengukuran yang lainnya, dengan asumsi memiliki ketelitian yang lebih baik. Selanjutnya kedua metode tersebut akan dianalisis apakah keduanya atau salah satunya layak untuk digunakan sebagai rancangan praktikum pengukuran laju korosi dalam pembelajaran korosi. III.4 Pembuatan Moodle
Penyusunan soal yang berkaitan dengan korosi mencakup pemahaman konsep dasar korosi yaitu: reaksi redoks, lingkungan/media yang korosif dan arus listrik. Dengan menggabungkan: materi korosi, soal dan praktikum pengukuran laju korosi,
maka
akan
disusun
sebuah
rancangan
pembelajaran
interaktif
menggunakan moodle. Rancangan pembuatan pembelajaran dalam moodle dilakukan di dalam situs http://courses.fmipa.itb.ac.id. Format yang digunakan adalah format berbentuk mingguan yang disusun untuk perkuliahan elektrokimia selama 10 minggu, sedangkan topik mengenai korosinya akan dilakukan pada minggu ke 8 dan 9. Pada akhir pembelajaran dilakukan quiz yaitu pada minggu ke 10. Konfigurasi kuliah yaitu untuk mengatur jumlah topik, diatur menggunakan menu “Settings” pada bagian administrasi seperti Gambar III-10.
Gambar III-10. Tampilan menu settings pada bagian administrasi untuk
mengatur konfigurasi kuliah. 26
Beberapa fasilitas lain yang juga digunakan seputar pengaturan topik, tampak pada gambar III-11.
Memberi tanda pada topik (menandakan topik yang aktif) Menyembunyikan topik
Mengatur urutan topik. Tampilkan semua topik atau hanya topik ini (sembunyikan topik yang lain)
Gambar III-11.Tampilan fasilitas pada bagian administrasi untuk mengedit
konfigurasi kuliah Materi pengajaran korosi dimasukkan dengan dua cara, yaitu: mengetikkan langsung melalui situs dengan cara masuk ke mode ubah dan memilih “Add a Resource” kemudian “Compose a web page”.
Gambar III-12. Tampilan menu untuk memasukkan suatu materi dengan
menggabungkan suatu file Setelah selesai mengisi nama, penjelasan tentang salah satu sub dari materi korosi kemudian menekan tombol “save changes”. Maka muncul preview dari dokumen yang baru diketikkan, materi ini nantinya dapat diatur ulang, dengan menekan tombol “update resources” di bagian kanan atas halaman preview. Pada halaman 27
utama, materi akan muncul dalam bentuk link. Materi tersebut sekarang sudah dapat diakses oleh pengguna. Ada beberapa opsi untuk mengatur posisi materi tersebut , seperti pada Gambar III-13. Hapus
Pengaturan
Sembunyikan
Memindahkan
Memindahkan pautan ke kiri
posisi link.
dan kanan (indentasi)
Gambar III-13. Tampilan untuk pengaturan posisi materi yang telah diketik
Cara lain untuk memasukkan materi pengajaran korosi ini yaitu dengan memasukkan materi berbentuk file (MS word, ppt,excel,jpg,bmp), “Add resource “ Æ “Link to a file or website”. seperti Gambar III-14.
Gambar III-14. Tampilan menu untuk membuat suatu tautan antara file
Setelah selesai mengetikkan materi kemudian menekan tombol “choose or upload a file” seperti pada Gambar III-15.
Gambar III-15.Tampilan ruang untuk memasukkan materi berbentuk file
28
Sedangkan untuk membuat tautan antara file yaitu dengan menggunakan tombol “Choose”. Setelah itu menekan tombol “Upload this file” seperti Gambar III-16
Gambar III-16.Tampilan tempat memilih suatu file yang akan di upload
Untuk melakukan pengelolaan file seperti penghapusan, update dan sebagainya, mengunakan menu “File” pada bagian administrasi, seperti Gambar III-17.
Gambar III-17. Tampilan menu file pada bagian administrasi untuk pengelolaan
file
29