PENELITIAN DALAM sasF-
ILMU KEPERAWATAN
Pemahaman Dan Penggunaan ptade Kuantitatif Serta Aplikasi Dengan Program SPSS S Lisrel
ILMU KEPERAWATAN PEMAHAMAN DAN PENGGUNAAN
METODE KUANTITATIF SERTA APLIKASI DENGAN PROGRAM SPSS &LISREL
DR. Wilhelmus Hary Susilo., MM Prof. Dr. M. Havidz Aima., MS
»»
In media
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN
Pemahaman dan Penggunaan Metode Kuantitatif serta Aplikasi dengan Program SPSS dan Lisrel Penulis: DR. Wilhelmus Hary Susilo, MM Prof. Dr. M. Havidz Aima, MS
ti
In media
Hak Cipta 'Q2U13
DR. Wilhelmus Hary Susilo., MM dan Prof. Dr. M. Havidz Aima.: MS
Diterbitkan oleh
Penerbit IN MEDIA
Telp/Faks.
(021) 82425377/(021) 82425377
Website
E-mail
http//www.penerbitinmedia.com
[email protected]
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit. UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA
1.
2.
Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Penerbit IN MEDIA
1 jil,14,5x21 cm, 127 hal. ISBN
: 978-602-7960-11-4
Perpustakaan Nasional
: Katalog dalam Terbitan (KDTX
1. Keperawatan
2. Penelitian dalam llmu Keper^'^tai
RATA PENGANTAR
n
Ucapan Terima kasih:
Penelitian pada Ilmu Keperawatan, kian diperlukan bagi pengembangan dasar-dasar pemahaman akan teori yang terus berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu dan pengetahuan di bidang Ilmu Keperawatan.
Melalui pendekatan penelitian kuantitatif diharapkan dapat memperluas wacana konfirmasi ilmu dan teori serta pengembangan ilmu dalam bidang Keperawatan.
Semoga dengan membaca buku ini penulis berharap bisa sebagai acuan
i,
n
dan sumber inspirasi bagi peneliti di bidang ilmu keperawatan.
Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang terkait dan telah mendukung diterbitkanya buku ini. u
Jakarta 2013
Penulis
DR. Wilhelmus Hary Susilo., MM Prof. Dr. M. Havidz Aima., MS
DAFTAR ISI Kata Pengantar
iii
Daftarlsi
V
BAGIAN I
Bab 1
Bab 2
Pendahuluan...
3
1.
Pemahaman Riset pada Ilmu Keperawatan
3
2.
Faktor Penentu Keberhasilan Riset
4
Penelitian Kuantitatif pada Ilmu Keperawatan
1.
2. 3.
5
Pengenalan Penelitian Kuantitatif dalam Ilmu Keperawatan ...» Arti penting penelitian ilmu Keperawatan.... Paradigma Positivistik dan metode kuantitatif....
5 5 7
BAGIAN II
Bab 3
Masalah Penelitian, Teori dan Kerangka Konsep
11
1.
Identifikasi, Pemilihan, dan Perumusan masalah
11
2.
Penerapan Teori dan Kerangka Konsep
17
3.
The Theoretical Framework
18
4. 5.
Arti Penting Teori Arti Penting Definisi Konseptual dan Operasional
19 20
BAGIAN IV
Bab 4 Desain Penelitian dalam Ilmu Keperawatan
1. 2. 3.
Jenis-jenis Penelitian Jenis Data , Ukuran sampel dan Tingkat Presisi
4.
Arti Penting Teknik Penarikan Sampel Secara Random
Bab
5
23
23 25 26 •
26
Instrumen Penelitian
29
1.
Pentingnya Instrumen Penelitian
29
2.
Prosedur Untuk Pengembangan Penyusunan
Kuisioner
31
3.
Langkah-langkah penyusunan kuisioner
32
4.
Skala Instrumen Penelitian
35
Bab 6 UjiValiditasdan Reliabilitas 1. 2. 3. 4.
37
Langkah- lagkah Uji Validitas dan Reliabilitas Langkah-langkah mencari nilai r table dan t table dengan mempergunakan SPSS Luaran Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
37 41
Instrumen Penelitian
45
Instrumen Riset
48
BAGIAN V
Bab 7
Analisis Data dan Interpretasi dengan Aplikasi SPSS & LISREL 1. 2. 3.
4.
53
Pengolahan dan Analisis Data 53 Langkah- langkah Biostatistika pada Uji Beda Berpasangan (Uji Z) 55 Langkah- langkah biostatistika pada uji hubungan dengan uji Kendall Tau b 58 Langkah- langkah Uji Biostatistika pada Uji Hibrid dengan LISREL
62
BAGIAN VI
Bab 8
Penarikan Kesimpulan dan Laporan Hasil Penelitian Pada Ilmu Keperawatan
95
1. 2. 3. 4
Arti Penting Interpretasi Hasil Analisis 95 Penyusunan Laporan Hasil Riset 97 Aplikasi Pembahasan dan Penarikan Kesimpulan 100 Arti Penting Uji Dimensi Variabel-Variabel (variabel independen terhadap variabel dependen penelitian) 108
5.
Aplikasi Penarikan Kesimpulan
DaftarPustaka.... Biodata Penulis
112
,,.,..._,
114 „.„........„..
-..,.
115
^*T
IT V
tf *
'•ST
BAGIAN I
fc \*
:
X
5 8
K3K
3 P3B3
3
5
-""
-N f/j* 8
iarr
( 3AIELII x
ft\\o.r 2
K3K
-5 :s
\\V.ge\
It\ PC
5
5
54
\
i \
ESES
7 iO
E3B1D
E5E11
18
.2
4 5
i,
VN
BAB1
PENDAHULUAN
1.
PEMAHAMAN RISET PADA ILMU KEPERAWATAN
Tulisan ini membimbing secara aplikasi menjelaskan bagi peneliti dalam ruang lingkup ilmu Keperawatan untukmenjadi Sinopsis dari penelitian, menjunjung tinggi nilai- nilai ilmu dan pengetahuan serta penelitian ilmu keperawatan. Tulisan ini dirancang untuk menyajikan unsur-unsur dasar dalam melakukan dan memahamani penerapan penelitian ilmu keperawatan. Pemahaman tentang pedoman penelitian ilmu keperawatan ini menggunakan pendekatan cepat
(quick approach) dan berguna bagi dasar referensi pengembangan dalam penelitian kuantitatif.
Fakta menunjukan bahwa penelitian ilmu keperawatan dilakukan di bawah kendala tekanan waktu yang sempit dan terbatas. Selain itu, alokasi dana yang dibutuhkan dalam proses riset juga perlu diperhitimgkan. Demikian pula faktor-faktor lain yang luar bias;, yang ditemui di tengah-tengah masyarakat pada umumnya juga perlu mendapat perhatian. Berita baiknya adalah perkembangan teknologi khususnya teknologi komputer dan database yang tersedia dimungkinkan untuk membuat studi atau penelitian ilmu keperawatan akan lebih cepat dan lebih mudah.
3
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN
Dengan pengalaman belajar dalam proses penelitian atau Riset, diharapkan mahasiswa maupun peneliti profesional akan memiliki modal dasar untuk
melaksanakan salah satu peran perawat profesional yaitu sebagai peneliti yang handal.
2.
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN RISET
Untuk dapat melakukan penelitian secara baik, salah satu faktor penentu penting adalah harus menguasai metodologi penelitian yang handal. Penggunaan teori dan kajian Jurnal ilmiah sebagai dasar yang sangat baik dalam suatu kajian Ilmiah. Selain itu harus pula didukung dengan pengetahuan statistika yang relevan dengan ilmu Kesehatan dan Keperawatan untuk mendukung tercapainya salah satu peran perawat yang profesional.
Dalam kaitan ini, maka perhatian peneliti pada penyusunan kerangka teoritis, modelpenelitian, desain riset, pengukuran, sampel analisis dan temuan perlu dikaji dengan sempurna. Hal tersebut dimaksudkan agar penelitian kuantitatif yang dilakukan dapat dilaksanakan dengan baik. Peneliti pada ilmu keperawatan perlu melakukan studi dan kajian serta
1.
dilengkapi dengan praktikum perangkat lunak (soft ware). Praktikum perangkat lunak tersebut untukmenganalisis multivariate dan model persamaan struktural dalam bidang kajian biostatistik yang mempergunakan "numerical techniques", untuk melakukan ekstraksi informasi yang berasal dari data dan fakta-fakta yang ditemui di lapangan. Secara realita, "angka atau numbers" memiliki tingkat presisi yang lebih baik dari pada kata-kata. Angka atau number ini terutama akan sangat baik dan tepat digunakan untuk mengkomunikasikan hasil akhir suatu kajian ilmiah (Pagano & Gauvreau, 1993 hal. 1-6). 2. An
(20 (V
AN
can
uk ing
BAB 2 _
PENELITIAN KUANTITATIF PADA
2
ILMU KEPERAWATAN
atu
:ika -ing
gka nan
ian
1.
PENGENALAN PENELITIAN KUANTITATIF DALAM ILMU KEPERAWATAN
srta
>kat ural ws"
Proses penelitian pada ilmu keperawatan adalah metode untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan ilmiah dan mencari jawaban untuk memahami permasalahan yang terjadi dari fenomena-fenomena permasalahan
ikta
penelitian.
liki . ini kan
Ini adalah fungsi penting untuk profesi apa pun yang mengklaim mendasarkan praktek pada ilmu pengetahuan. Tanpa program-program penelitian untuk membangun pengetahuan, sebuah profesi terbatas pada pengetahuan yang sering tidak memadai. 2.
ARTI PENTING PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN
Arti penting penelitian ilmu Keperawatan, menurut Hoskins dan Mariano (2004, hal 1-2) terdiri dari beberapa aspek yaitu:
(1). Lingkup proses merawat pasien, antara lain penelitian pada: dasar-dasar pemahaman tentang pengalaman pasien yang dirawat di suatu rumah sakit, kualitas perawatan terhadap pasien dan luarannya, dan tingkat efcktivitas biaya perawntan pasien.
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN
B/.
(2). Lingkup profesionalitas perawat, antara lain penelitian pada: dasar-dasar 3. keilmuan dan pengetahuan untuk melakukan praktek profesi dan tingkat pengetahuan yang berbeda dari berbagai profesi.
iin
(3). Accountability/pertanggungjawaban pada suatu aktivitas, meliputi: pe: penelitian tentang dasar keputusan dan tindakan dalam praktek,
administrasi dan pendidikan pada pengetahuan ilmiah yang di kei' dokumentasikan, mencari jawaban ilmiah untuk masalah profesional, be' membaca hteratur ilmiah untuk pengetahuan baru dan berlaku untuk
iiUl.
perawatan praktek, administrasi dan pendidikan.
r»>a
(4). Relevansi sosial keperawatan, tindakan perawatan, lebih dari sebelumnya, diperlukan oleh konsumen dan sumber-sumber penggantian untuk mendokumentasikan perannya dalam penyampaian layanan kesehatan, apa keuntungan perawat?, dapat ini didokumentasikan bahwa perawatan membuat perbedaan?, apa sosial dan praktis relevansi perawat?
Menurut Murti (2010, hal.137), suatu kajian epidemiologi mempelajari suatu distribusi dan determinan peristiwa/fenomena pada bidang kesehatan
dalam suatu populasi. Selanjutnya hasil suatu penelitian dengan kajian epidemiologi bertujuan untuk mengendalikan masalah-masalah kesehatan,
dengan mengandalkan metode riset kuantitatif sekaligus memerlukan pendekatan kualitatif untuk dapat mengidentifikasi determinan masalah-
masalah sosial dan budaya sebagai penjelasan dari aspek prilaku dan tindakan.
Penerapan kajian secara terpadu pada fenomena-fenomena ilmu
Keperawatan dan dilakukan penyelidikan untuk diteliti lebih mendalam dapat menggunakan metode riset kuantitatif dan riset kualitatif sehingga dapat memberikan hasil penelitian dalam ilmu keperawatan yang lebih lengkap. Peneliti perlu melakukan telaah metode riset yang digunakan dalam menentuKan langkah-langkah penelitian yang akurat.
Telaah dalam memilih metode yang akan digunakan dapat mengacu pada fenomena yang diamati, permasalahan yang dirumuskan, tujuan yang ditetapkan dan kajian penelitian sebelumnya dengan tema yang sama.
me'
7VN
BAB 2. PENELITIAN KUANTITATIF PADA ILMU KEPERAWATAN
isar
3.
;kat uti:
tek, di
rial, tuk
iya, tuk :an, tan
j an tan
PARADIGMA POSITIVISTIK DAN METODE KUANTITATIF
Ilmu dan pengetahuan tentang keperawatan dapat dikembangkan melalui pendekatan telaah dan kajian bebas yang disebut epistemologi. Sebagai contoh: dengan epistemology dikaji pemahaman suatu fenomena kejadian pada manusia yang mengalaminya. Fenomena penderita penyakit yang berdasarkan kegiatan merokok, pengetahuan ini dapat dibangun berdasarkan nalar (rasionalisme) atau berdasarkan pengamatan dan pengalaman indera manusia (empirisme). Pendekatan pemahaman ilmu dan pengetahuan secara empiris dapat dilakukan secara positivistik dengan mencari fakta-fakta secara objektif dari penyebab penyakit yang ditimbulkan oleh karena manusia melakukan kegiatan merokok. Misalnya pada kasusyang berkaitan dengan dampak stress pada penderita pasien cuci darah, dapat dilakukan secara hermeneutic/ interpretative yang menekankan pada tingkat pentingnya pemahaman, pemaknaan dan penafsiran dari sudut pandang pasien yang mengalami fenomena terkait. Sebagai contoh dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 tentang kasus penderita.
ian an,
TABEL 1. Kasus penderita sub-tema 1
•can
ah-
Informan
3an 1
Sub Tema:
Frekuensi
Pengambilan Keputusan
Jawaban
Sendiri
1
2
% Jawaban 3
Atas keputusan sendiri:
V"
4 -• 8
mu
pat pat
2
Dokter
100%- 50%
Dokter :
V
2
:ap.
-• 8
100%- 25%
Kan
acu
ing
3
Keluarga
4
Dokter
5
Keluarga
6
Sendiri
/
7
Sendiri
V
8
Sendiri
S
S
Keluarga : 2 - • 100%- .25%
S
8 S
8
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN
TABEL 2. Kasus penderita sub-tema 2 Sub Tenia: Informan
Kemampuan dalam beraktifitas
1
Frekuensi Jawaban % Jawaban 1
2
Mampu beraktifitas,
3
4
Mampu
•/
tidak tergantung dengan orang lain 2
Aktifitas tidak
beraktifitas dan tidak
kelergantung :
/
terganggu, klien merasa
3 - - 100%= i- S% 8
tergantung dengan suami
3
Klien ketergantugan sedikit dengan orang lain, kegiatan ringan
S
Aktifitas tidak
terganggu, namun merasa
masih mampu klien
ketergantungan dengan orang
lakukan 4
Klien tidak terlalu
S
tergantung dengan orang lain, karena
lain : 2
Set
-• 100%- 25% 8
ba
mandi dan makan
irn/
masih sendiri \ ai
5
Klien merasa tidak
S
tergantung dengan
Sedikit
orang lain, karena tugas
ketergantungan dengan orang
di rumah dan dikantor
lain :
berjaian mampu dikerjakan
1
-• 100%- 12,5% 6
Klien merasa tidak
tergantung dengan orang lain, karena makan dan mandi
dilakukan seperti biasa
S
8
rs !
(7) i - »-'-
r
-
-
N BAB 2. PENELITIAN KUANTITATIF PADA ILMU KEPERAWATAN Frekuensi Jawaban
Sub Tema : Informan
% Jawaban
Kemampuan dalam beraktifitas Klien merasa
s
Ketergantungan
penuh :
ketergantungan dengan keponakan, karena
-• 100%- 25%
usaha dijalankan keponakan
8
m
Klien merasa
v
ketergantungan dengan orang lain karena kondisi fisik yang menurun
i%
Selanjutnya menurut Murti (2010: .5- 9) pandangan secara positivistik banyak menggunakan metode kuantitatif untuk mengukur variabel penelitian. Sedangkan paradigma positivistic meliputi: (1) memusatkan perhatian pada hasil penelitian yang dapat menjelaskan secara deskripsi dan eksplanasi; (2) melakukan penelitian- penelitian dengan terpisah dengan batasan- batasan yang jelas dan terperinci; (3) ide dan pemikiran peneliti dinyatakan dengan jelas didasari atas teori dan membuktikan hipotesis penelitian dengan kasus/ tema yang telah dikaji; (4) fokus pada luaran dan hasil abstraksi penelitian yang dapat digeneralisasi; (5) tingkat objektivitas penelitian sangat tinggi; (6). dapat membedakan dengan jelas antara sains dan hasil pengalaman pribadi; (7) pendekatan yang digunakan adalah secara rasional, verbal dan logis dalam proses penelitian, (8) dalam melakukan analisis data ,peran teknik statistik dan matematis sangat kuat dan dominan; dan (9) peneliti memiliki jarak tertentu dengan objek riset dan tidak tercampur.
1.
Me
yar
k"3l
da! I m! 1
sej--
CviL
dih me
a.
te>Ui< ir,.
ad :r.:-:3U5ie=2:5.fs, af=l^, ?-7=1li==C.C:20e, EM3U=C.CS1
(I
BAB 3
MASALAH PENELITIAN, TEORI DAN KERANGKA KONSEP
£5
\
1.
»\ \
'V \
IDENTIFIKASI, PEMILIHAN, DAN PERUMUSAN
MASALAH Masalah atau permasalahan adalah suatu keadaan yang berada pada keadaan yang tidak sebenarnya, sehingga menimbulkan kesulitan. Masalah akan ada
\ \ \ kalau ada kesenjangan (gap) antara das Sollen (seharusnya) dan das Sein \\ \ \ (kenyataan); adanya perbedaan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada ^ l\ \ dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dan apa yang tersedia, antara
\ \ \ barapan dan kenyataan, dan yang sejenis dengan itu. Kesenjangan itu banyak
li
sekali mengenai pengetahuan dan teknologi; informasi yang tersedia tidak
rP cukup, teknologi yang tidak memenuhi kebutuhan, dan sebagainya. Penelitian \ 11 diharapkan dapat memecahkan masalah itu, atau sekurang-kurangnya
\/j
memperkecil kesenjangan yang ada. a.
>i/ i
Identifikasi Masalah
I
Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian, selalu ada tersedia dan cukup banyak, tinggallah si Peneliti mengidentifikasikannya, memilihnya, dan merumuskannya. Walaupun demikian, agar seorang ilmuwan mempunyai mata yang cukup jeli untuk menemukan masalah tersebut, dia
*
harus cukup berlatih. Hal-hal yang dapat menjadi sumber masalah, terutama
i
adalah :
(1) Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan penelitian. (2) Seminar, diskusi dan Iain-lain pertemuan ilmi?h. (-\) Pern)Mt:ian pemegang otoril -.
12
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN; -
(4) Pengamatan sepintas. (5) Pengalaman pribadi dan (6)
f
Perasaan intuitif.
Bacaan
se!
Bacaan, terutama bacaan yang melaporkan hasil penelitian, mudah dijadikan .be sumber masalah penelitian, karena laporan yang baik tentu akan mencantumkan
rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dengan arah tertentu. Hal yang b. demikian itu mudah dimengerti karena tidak pernah ada penelitian yang tuntas. .. Kadang-kadang suatu penelitian menampilkan masalah lebih banyak dan pada yang dijawabnya. Justru karena hal demikian itulah ilmu pengetahuan itu selalu mengalami kemajuan.
Diskusi, Seminar, Pertemuan ilmiah.
M, m.
da
Diskusi, seminar dan Iain-lain pertemuan ilmiah juga merupakan sumber masalah penelitian yang cukup kaya, karena pada umumnya dalam pertemuan
ilmiah demikian itu para peserta melihat hal-hal yang dipersoalkannya secara profesional. Dengan kemampuan profesional para ilmuwan peserta pertemuan ilmiah melihat, menganalisis, menyimpulkan dan mempersoalkan
pokok pembicaraan sehingga mudah sekali muncul masalah-masalah yang memerlukan penggarapan melalui penelitian.
Pernyataan pemegang otoritas.
Pernyataan pemegang otoritas, baik pemegang otoritas dalam pemerintahan maupun pemegang otoritas dalam bidang ilmu tertentu, dapat menjadi sumber masalah penelitian.
Pengamatan sepintas,
Sering kali terjadi, seorang menemukan masalah peneJitiannya dalam sualu perjalanan atau peninjauan. Ketika berangkat dari rumah sama sekali tidak
ada rencana untuk mencari masalah penelitian. Tetapi ketika menyaksikan hal-hal tertentu di lapangan, timbullah pertanyaan-pertanyaan dalam hatinya, terkristalisasikan dalam masalah penelitian yang akhirnya. Pengalaman pribadi.
Pengalaman pribadi sering pula menjadi sumber bagi diketemukannya masalah penelitian. Lebih-lebih dalam ilmu-ilmu sosial. Pengalaman pribadi itu mungkii: pula berkaitan dengan kehidupan professional.
ap
AN BAB 3. MASALAH PENELITIAN, TEORI DAN KERANGKA KONSEP
13
Perasaan intuitif.
Tidak jarang terjadi, masalah penelitian itu muncul dalam pikiran ilmuwan pada pagi hari setelah bangun tidur, atau pada saat-saat habis beristirahat. Rupanya selama tidur atau istirahat itu terjadi semacam konsolidasi atau pengendapan
berbagai informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti itu, yang an kemudian muncul dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan atau masalah. kan
ang b. Pemilihan Masalah tas. Setelah masalah diidentifikasi, belum merupakan jaminan bahwa masalah
ada tersebut layak dan sesuai untuk diteliti. Biasanya, dalam mengidentifikasikan lalu atau menemukan masalah yang diketemuka lebih dari satu masalah. Dari masalah-masalah tersebut perlu dipilih salah satu, yaitu mana yang paling layak dan sesuai untuk diteliti. Jika yang diketemukan sekiranya hanya satu masalah, masalah tersebut juga harus dipertimbangkan layak atau tidaknya serta sesuai ber
atau tidaknya untuk diteliti. Pertimbangan untuk memilih atau menentukan apakah sesuatu masalah layak dan sesuai untuk diteliti, pada dasarnya dilakukan
^
dari dua arah; yaitu (1) dari arah masalahnya, dan (2) dari arah si calon peneliti. (1) Pertimbangan dari arah masalahnya
Untuk menentukan apakah sesuatu masalah layak untuk diteliti perlu dibuat pertimbangan-pertimbangan dari arah masalahnya atau dari sudut obyektif: Dari sudut, obyektif ini, pertimbangan akan dibuat atas dasar sejauh mana penelitian atas masalah yang bersangkutan itu akan
°
han
memberikan sumbangan kepada :
tber i
(a) Pengembangan teori dalam bidang yang bersangkutan dengan
\
dasar teoritis penelitiannya. (b) Pemecahan masalah-masalah praktis.
(2) Pertimbangan dari arah calon peneliti.
tatu
Oari segi subyektif: yaitu pertimbangan dari arah calon peneliti perlu
"a^
dipertimbangkan apakah masalah itu sesuai dengan calon peneliti. Sesuai
*an "*ya'
atau tidaknya sesuatu masalah itu untuk diteliti terutama bergantung kepada apakah masalah tersebut managable atau tidak oleh calon peneliti. Managability itu terutama dilihat dari lima segi, yaitu:
dan, ;kin
(1) Biaya yang tersedia. (2) Waktu yang dapat dipergunakan. (3) Alat-alat dan perlcngkapan yang tersedia. (-1 • Bekal kemampuan'-."•orilis dan (?: Pcnguasaan mctock \-ang diperlukan.
K
f '•'
14
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAnI BAI
Setiap calon peneliti perlu menanyakan pada diri sendiri apakah masalah; (3) yang akan diteliti itu sesuai baginya, dilihat dari kelima hal tersebut di atas. JikaI (4) sekiranya tidak, sebaiknya dipiiih masalah lain atau masalah itu dimodifikasij (5) sehingga sesuai baginya. c.
!
Perumusan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, dipiiih, maka perlu dirumuskan. Perumusan
ini penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah j s selanjutnya. Tidak ada aturan umum mengenai cara merumuskan masalah itu, ^ namun dapat dirasakan hal-hal berikut:
(1) Masalah hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya (2) Rumusan masalah itu hendaklah padat dan jelas.
;, .
(3) Rumusan masalah itu hendaklah memberi petunjuk tentang mungkinnya' mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang. Cont terkandung dalam rumusan itu.
Sebagai illustrasi di bawah ini disajikan beberapa contoh :
\
- Apakah mengajar dengan metode diskusi lebih berhasil dari pada^
]u
Dt>
hi
mengajar dengan metode ilmiah ?
- Bagaimanakah-hubungan antara IQ dengan prestasi belajar di Perguruan Tinggi ?
- Apakah mahasiswa yang tinggi nilai ujian masuknya juga tinggi, indeks prestasi belajarnya?
- \pakah mahasiswa Fakultas Ekonomi Unbari yang berasal dari jurusan IPA berbeda prestasi belajarnya dari mereka yang berasal dari jurusan ?
/ '•
Pr
ki
nt.
b ai
IPS?.
Apakah ada hubungan antara jumlah anak dengan tingkat pendidikan
m
d;
anak ?
- Apakah ada hubungan antara Jenis kelamin dengan prestasi belajar Pada suatu penelitian ilmu keperawatan hal yang penting adalah melakukan identifikasi suatu pertanyaan-pertanyaan penelitian dan dirumuskan
i"
Cont
menjadi suatu set masalah penelitian yang digunakan untuk menentukan tujuan dan sasaran penelitian yang lebih spesifik.
p-
Adapun dalam melakukan identifikasi pertanyaan penelitian dapat dilakukan dengan menggali pada sumber- sumber yang meliputi:
e P
(I) Teori :-.'>ri pada iknu Kep< •<-Aatan. i~) Prakt;.-K proiL>i Perawat di -.L,atu i umah sakit.
\N
BAB 3. MASALAH PENELITIAN, TEORI DAN KERANGKA KONSEP
15
lah
(3) Referensi.
ika isi,
(4) HasiL hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan dengan valid. (5) Fenomena - fenomena yang terjadi dalam suatu kondisi pasien tertentu, kondisi kesehatan masyarakat dalam suatu lingkungan tertentu. (6) Fokus pada masalah - masalah sosial yang terjadi di tengah - tengah masyarakat.
ian .an
Permasalahan Penelitian pada Metode kuantitatif pada Ilmu Keperawatan, cjapat dibangun dengan memperhatikan fenomena-fenomena yang diamati dan
!t-Ui hasil penelitian sebelumnya, yang dapat ditelaah dari rekomendasi riset dan kelangsungan riset selanjutnya. Contoh permasalahan penelitian dapat dilihat pada pertanyaan pernyataan riset di bawah ini (Sumber: dokumentasi Susilo, 2012): lya
mg
Contoh 01: PERUMUSAN MASALAH
Jumlah lansia di Indonesia pada umumnya dan Jakarta khususnya semakin bertambah. Hal ini terjadi seiring dengan bertambahnya usia harapan
ida
hidup. Memperhatikan hal ini pemerintah Indonesia menyediakan sarana
ian
yang mendayagunakan masyarakat itu sendiri dalam pelaksanaanya, yaitu posyandu lansia. Dengan diadakannya sarana ini diharapkan masyarakat khususnya lansia dapat mengurangi masalah kesehatan pada masa
sks
penuaan, sehingga menjadi lansia yang berkualitas untuk bangsa dan
'an >an
^an
lah
negara. Tetapi pada kenyataannya sarana yang disediakan oleh pemerintah belum dapat di gunakan semaksimal mungkin oleh masyarakat. Karena antara lain terbatasnya jumlah kader yang berkualitas baik pengetahuan maupun sikap yang baik sebagai seorang kader. Berdasarkan permasalahan d:atas maka peneliti ingin mengetahui bagaimana pengetahuan. sikap dan rerilaku para kader lansia dalam kelangsungan pelayanan di posyandu lansia kelurahan Paseban kecamatan Senen Jakarta Pusat. Contoh 02:
can ian
pat
Menopause merupakan tahap akhir proses biologi yang dialami perempuan berupa penurunan produksi hormon seks perempuan yaitu
estrogen dan progesteron pada indung telur. Penurunan drastis kadar hormon estrogen dan progresteron akan diikuti berbagai perubahan fisik peril kulit mengendur, inkontinensia (ivr.gguan kontrol be.;' mih: pada a!-'tu Dcraktivitas, jantung berdebar-deba.. hot flushes (penir.. :.alan sulm
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN BA-
16
tubuh secara tiba-tiba), sakit kepala, sulit tidur, rasa semutan pada tangan dan kaki, nyeri pada tulang dan otot.
Dalam jangka panjang, rendahnya kadar hormon estrogen setelah menopause menimbulkan ancaman osteoporosis (pengeroposan tulang) serta peningkatan resiko gangguan kardiovaskuler. Pada perempuan yang menghadapi periode menopause, munculnya gejala-gejala psikologis sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan pada aspek fisik-fisioiogis sebagai akibat dari berkurang dan berhentinya produksi hormon estrogen. Kadar estrogen yang rendah memiliki resiko untuk menjadi depresi 3,7 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak mengalami penurunan estrogen (Kusumawardhani,2006). Beberapa gejala psikologis yang muncul diantaranya mudah tersinggung, susah tidur, stress, depresi, tertekan, gugup, dan kesepian. Ada juga perempuan yang kehilangan harga diri
i
' ! **" Par dija tcri-
karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, merasa tidak dibutuhkan ben
oleh suami dan anak-anak, serta kehilangan feminimitas karena fungsi fenc reproduksi yang hilang.
reie
Dari rumusan masalah diatas, peneliti tertarik untuk meneliti FaktorFaktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Perempuan Dalam Menghadapi Menopause, di Jakarta-Timur.
1P< mel
Setelah melakukan perumusan permasalahan, selanjutnya peneliti P-.-i
dapat menentukan tujuan dan sasaran penelitian. Tujuan penelitian dapat van dikategorikan menjadi tujuan penelitian secara umum dan tujuan penelitian p,.; khusus. Selanjutnya disusun suatu manfaat dari kajian penelitian yang dilakukan \v,il< oleh peneliti.
Sebagai contoh dapat dilihat pada file di bawah ini:
p.-r F :>
Tujuan Penelitian
riu
Tujuan Umum
aka
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan
S^ii
perempuan dalam menghadapi menopause di Kelurahan Rawa derate,
cii-
Jakarta-Timur.
;Hlil
Tujuan Khusus :
LJntuk mengetahui distribusi frekuensi dari faktor status perkawinan, pendidikan, pekerjaan serta gambaran diri dengan tingkat M-cemnsan perempuan dalam menghadapi menopause.
dak
^TAN BAB 3. MASALAH PENELITIAN, TEORI DAN KERANGKA KONSEP
n8an
17
Untuk mengetahui hubungan antara status perkawinan dengan tingkat kecemasan perempuan dalam menghadapi menopause.
telah lang)
Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dengan tingkat kecemasan perempuan dalam menghadapi menopause
yang
•logis
Untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan dengan tingkat
kecemasan perempuan dalam menghadapi menopause
•loeis
>een
Untuk mengetahui hubungan antara gambaran diri dengan tingkat
kecemasan perempuan dalam menghadapi menopause
^ 2. PENERAPAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP ncul Variabel-variabel dan dimensi variabel dalam penelitian Ilmu Keperawatan
"•
>kan, dijabarkan dari teori- teori utama yang relevan dengan fenomena-fenomena yang diri terjadi pada suatu populasi dan situasi tertentu. Hasil penelitian yang superior
j *
ikan berfokus pada teori utama yang dipergunakan dalam menganalisis fenomena-
|
ingsi fenomena yang didukung oleh kajian penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan tema riset tersebut sebagai dasar mengkonstruksi hipotesis-
4 |
hipotesis penelitian.
Contoh kerangka konsep yang diterapkan dalam suatu penelitian yang
melakukan uji beda, dapat dilihat pada gambar 1: Panduan membedakan karakteristik adalah bahwa sampel-sampel
%
1
| -
eliti berpasangan, untuk setiap pengamatan dalam kelompok pertama, ada observasi apat yang sesuai pada kelompok kedua. Dalam teknik yang dikenal sebagai diri-
itian pasangan, pengukuran dilakukan pada satu subjek di masing-masing dari dua lkan waktu yang berbeda. Salah satu contoh umum dari pasangan adalah "sebelum dan sesudah" percobaan di mana setiap individu diperiksa baik sebelum dan setelah
prosedur tertentu atau pengobatan. Misalnya akan diketahui jfektivitas terapi musik klasik terhadap pola tidur lansia yang mengalami insomnia. Peneliti
akan melakukan observasi kondisi lansia sebelum di lakukan terapi musik. isan Selanjutnya peneliti akan melakukan terapi musik pada lansia, setelah hal itu -ate, dilakukan, maka peneliti akan melanjutkan kembali observasi pada sampel yang sama.
Pipe kedua pasangan terjadi ketika peneliti sesuai dengan mata pelajaran ian, isan
aalam satu kelompok dengan orang-orang di kelompok kedua sehingga anggota dan pasangan yang semirip mungkin Pngar. memperhatiPm karakteristik penung seperti usia dan jenis kelamin. ; ;emasangkan sering digunakan dalam upaya untuk mengontroi sumber-sumi^j adauva variasi.
§
18
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN BAi
Tujuan dari pembandingan pasangan, adalah untuk membuatj perbandingan yang lebih tepat, misalnya dengan kerangka konsep dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: 1f
mas
teor
! lebii Terapi musik klasik
sebelum
sesudah
i unti
i anta: !.
Tekanan J;.rah sistolik
1.
Tekanan darai) sislolik
2.
Tekanan Jarah
2.
Tekanan darah diastolik
diastolik
3.
Suhu
3.
Suhu
4.
Heart rate
4.
Heart rale
5.
Pernapasan
5.
Pernapasan
6.
Lama tidur
6.
Lama tidur
7.
Kualitas tidur
7.
Kualilas tidur
Karakteristik
Meningkatkan kualitas tidur lansia.
Rclaksasi, Mengistirahatkan Tubuh dan Pikiran. Kesehatan Jiwa.
te^r .
at a i
< kem. * $dx: t
r dap; I fakt; ' den j
I 4. &
; Arx:-
\ 1. rl
GAMBAR 1 Kerangka konsep penelitian (Sumber: Sisil 2013)
Ukuran sampel untuk sampel berpasangan, dapat dihitung dengan rumus menurut Thabane, (2004, hal.15-16) sebagai berikut: a
Zij+ z/? n
X2a2
=
ji
= Jumlah sampel yang diperlukan dalam setiap kelompok
a
= Standar deviasi, dari luaran utama variabel = 7,7.
= Ukuran perbedaan dari clinical importance = 5,0.
3.
- 1,96 -0,84
3.
4.
5.
THETHEORET1CAL FRAMEWORK
Hie theoreticalfn*,...u-orl 'GeitgeySc i-Idz, 1973: 1-5) daU-i Ilohkms dan
hu
Mariano, 2004:2-3:.
t—
^AN BAB 3. MASALAH PENELITIAN, TEORI DAN KERANGKA KONSEP
19
iuat Kerangka Teoritis dan hubungan dengan riset kuantitatif di mana ihat masalah tertentu diajukan adalah penting dalam setiap tahap penelitian. Sebuah teori adalah penjelasan sistematis terhadap suatu fenomena, lebih luas dan lebih kompleks daripada fakta. Mengidentifikasi variabel yang diperlukan untuk menjelaskan fenomena menarik dan menunjukkan sifat hubungan antara variabel. Jika masalah tertentu yang satu mengusulkan untuk melakukan penelitian tidak berhubungan dengan teori yang ada, tidak berkembang dari teori yang ada, tidak terdapat di dalam sebuah teori yang baru dibentuk, atau tidak muncul mampu mengubah atau mengkonfirmasikan teori, itu kemungkinan besar tidak relevan, berguna dan penting untuk dipertimbangkan sebagai masalah penelitian, terutama jika percobaan atau penjelasan. Untuk itu menjadi sangat penting untuk memahami teori- teori yang dapat menjelaskan fenomena- fenomena yang merupakan kumpulan faktafakta yang ada, sehingga hipotesis yang diuji dapat dianalisis dan dijelaskan dengan empiric.
'%
.1
4.
ARTI PENTING TEORI
Arti penting teori dalam suatu penelitian. 1. Terdiri dari:
nus
a. Antar-hubungan dari apa yang diketahui adalah benar dan untuk menjadi kenyataan dari bukti penelitian. b. Dapat dianggap benar berdasarkan tulisan oleh ilmuwan dan teori. 2. Menyajikan ke: a. Menjelaskan b. Memprediksi c. Memberikan arah untuk penelitian dengan menentukan variabel-variabel yang perlu diukur sebelum melakukan penelitian. d. Memberikan kerangka variabel di mana temuan mungkin dibandingkan dan terintegrasi dengan hasil penelitian lain 3. Membantu dalam memilih variabel yang palingtepat untuk desain penelitian dan panduan dalam definisi.
4- Menentukan pernyataan dan arah hipotesis dan interpretasi berikutnya dan temuan hasil riset.
ian
5- Menyediakan dasar teoritis untuk menghubungkan variabel. Variabel mungkin tidak dapat sewenang-wenang dihubungkan. Merely harus memiliki dukungan empiris atau teoritis untuk keberadaan ganda dan
•3
20
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN
pengujian. Logika digunakan dalam menentukan hubungan antara variabel, misalnya, jika A berhubungan dengan Bdan Badalah terkait dengan C, maka mungkin adalah A berhubungan dengan C. (Hoskins dan Mariano, 2004 : 3).
BA:
sua
unti
20(1
5.
yan.
ARTI PENTING DEFINISI KONSEPTUAL DAN
ben
OPERASIONAL
ove
Arti penting definisi konsepsual dan operational yaitu:
usii.
1. Definisi konseptual.
a. Definisi yang mendefinisikan dan membangun dengan kata lain konstruksi suatu variabel yang diturunkan dari teori yang digunakan dalam suatu penelitian,
b. Sebuah variabel dapat didefinisikan dengan menggunakan kata lain. Sebuah variabel dapat didefinisikan dengan menentukan apa tindakan atau perilaku variabel,
2. Definisi operasional definisi yang memberikan makna untuk membangun atau variabel dengan menentukan kegiatan atau operasi yang diperlukan untuk mengukur variabel. (Hoskins dan Mariano, 2004).
Selanjutnya contoh kerangka model penelitian dapat dilihat pada model riset dibawah ini ( Gaby, 2013) dengan tema resiko low back pain pada Perawat di Rumah Sakit:
r
J
f
j
'<-<••*-•
'*••
/
-
S i
-
-
m { n *. * „ a. ** ±
i,it< •-
£ - v- at #
,{•
LflfK,.,1J,
',
'!
u
*>•*•
w « * «•;£-; ••
i,
. T$?
-
'. iiy-sWn .-'-.rji :
'•
l. %a
Hi i.Pi!ni>iiLs
I
\ *
k
* T.
Pada model rise! tersebut diteliLi variabel- variabel: Variabel Independen (bebas) Variabel independen adalah variabel yang menemukan variabel Iain.
U lv
bin van
ini .>
ini:
AN
BAB 3. MASALAH PENELITIAN, TEORI DAN KERANGKA KONSEP
21
bel, suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti untuk menciptakan aka suatu dampak pada variabel dependen. Variabel dependen diamati, diukur untuk mengetahui hubungan (pengaruhnya) dengan variabel lain. (Nursalam, 5). 2008). Variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor-faktor risiko yang terdiri: Melakukan aktivitas dengan sikap tubuh yang salah pada perawat berat obyek (berat badan pasien, jenis kelamin perawat lama kerja (durasi), overweight, riwayat trauma tulang belakang, faktor mekanis (trauma) ,
am <:an
lin. <.an
usia, Posisi statis, pekerja yang berdiri lama Variabel Dependen (terikat/ tergantung ), Variabel dependen adalah variabel yang ditentukan oleh variabel lain, variabel respon atau output akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel independen. (Nursalam ,2008). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah terjadinya Low back pain. Kemudian contoh definisi operasional dapat dilihat pada ilustrasi di bawah ini: •M
;unf
icant j " ci*r«,te»n
:.
A'* ", '- * '" *?il % xtei^ AiKtiL
w^ i ; r i i , ^ ^ i fin;; >•_
ft N uw
•.:•» •-,.^
del wat '• m.il' I
'-•z '
'* !ir;if.
SLfcap
lul'uh • Sussu kjiste:: S:b[>
yiiyt
sibli: dilifcuhn
Ala:
!-d:oh , Kaskcc
m?rr.frx.j;ici:. : no j-.j
pa-it fit^uj! In*!,^«i4us> :rMJi-r! 'i >tW'
1 biaii?
'nask1 r.idan
m;
I1"! *k
.'i:^
> ,
r#
len iin.
i if»ff t
•'-'••'t">f'
i"isr'
1.1
r
1. G.1Q
—^shhii) ESI?
\ 0.89
\
,v \
K3B8
/
•CO?
::'=:"2, -:-?::ue=O.C13GS, HJSE1=Q.C51
(2
BAB 4
DESAIN PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN
\ :
1.
9.
JENIS-JENIS PENELITIAN
Penelitian dapat dibedakan menurut ada atau tidaknya adanya perlakuan oleh peneliti. Isgiyanto (2009), membedakan sebagai berikut: (1) Penelitian Eksperimental atau Intervensional: jika seorang peneliti memberikan perlakuan/ intervensi dalam melakukan penelitian.
(2) Penelitian Non-Eksperimental: jika dalam suatu penelitian tidak dilakukan suatu intervensi atau perlakuan. Penelitian non-eksperimental dapat bersifat analitik observasional.
Selanjutnya menurut Hoskins (2004, hal 29-30) Perencanaan penelitian secara kuantitatif memiliki karakter dan tujuan sebagai berikut:
(1) Deskripsi; mendapatkan informasi mengenai topik-topikyang ada sedikit sebelumnya penyelidikan, menggambarkan peristiwa seperti yang ada secara alami, menggambarkan data demografi dari responden penelitian, tidak terdapat suatu pengenalan temuan hasil yang baru, dan tidak terdapat adanya suatu modifikasi variabel penelitian atau mengendalikan situasi selama kajian berlangsung.
(2) Eksperimental: menentukan apakah hasil diperkirakan teriadi ketika tindakan perlakuan dari peneliti tertentu diambil, di;, Kiikan di 23
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAlj BA
24
bawah situasi terkendali, beberapa faktor adalah konstan, faktor yang:
dimanipulasi, sampel acak dan penugasan tindakan untuk kelompok,! hasil dalam situasi dimanipulasi dievaluasi dan dibandingkan dengan! responden penelitian yang diamati dalam situasi terkendali.
I
(3) Kuasi-Eksperimen: mencoba untuk perkiraan desain eksperimental yangj benar ketika characteristicts tertentu penting dari desain eksperimentaii sejati tidak dapat tercapai, misalnya peneliti tidak mampu; untuk menerapkan sampel acak, faktor-faktor dimanipulasi, mengontrol kapan atau kepada siapa perlakuan eksperimental akan dilakukan. Misalnya pada penelitian yang tidak mempergunakan kelompok kontrol tertentu, dimana- ,7x
tujuan peneliti ingin menguji dan mengetahui karakteristik lansia yang mengalami insomnia mencakup umur, jenis kelamin, dan tanda-tanda
vital (Tekanan darah, suhu, nadi, pernapasan, heart rate). Selanjutnya p» ingin mengetahui pola tidur lansia, karakteristik insomnia pada lansia
dan tingkat efektivitas terapi musik klasik terhadap pola tidur lansia yang; mengalami insomnia. Dalam hal ini peneliti ingin melihat perbedaan" sebelum adanya terapi musik klasik dan sesudah, sehingga dilakukan uji-. beda berpasangan pada kelompok lansia tersebut.
r *,
(4) Korelasi: mencari hubungan antar variabel penelitian yang ditentukan,- Tipe kajian regresi untuk kasus spesial dari desain korelasi. peneliti berupaya- ^ dari hasil penelitian untuk menjelaskan atau memperkirakan perubahan dalam satu variabel/kriteria berdasarkan perubahan dalam faktor-faktor
U)
lain/prediksi.
(5) Hubungan kausal yang sistematis yang memberikan penjelasan yang? ^3konsisten dan menyeluruh dari sebuah fenomena. Pembentukan konstruksi Model dalam Model Persamaan Struktural (SEM): Memilki
3 strategi dalam membangun model dalam SEM yang meliputi: (a) Confirmatory Modeling startegy : Mayoritas aplikasi SEM mempergunakan Confirmatcry Modeling Strategy, dimana seorang peneliti membentuk model dan hanya ingin mengetahui apakah model tersebut cocok/ fit. Strategi ini hanya menguji satu model saja, tidak membandingkan dengan model lain yang kernungkinan memiliki tingkat kecocokan yang lebih baik.
(^
'5;
(b) Competing Models Strategy: Dalam competing model strategy, konstruksi model utama yang diusulkan dibandingkan dengan
L
TAN BAB 4. DESAIN PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN
25
^ang pok,
beberapa model alternatif. Strategi ini lebih baik dari Confirmatory model strategy, karena dapat membandingkan dan mendapatkan
rgan
informasi yang lebih baik dan lebih banyak, sehingga dapat mengambil
jj
keputusan konstruksi model ter-/i'r. (c) Model Development Strategy: Konstruksi model diusulkan lalu
.,] J
diestimasi dengan SEM, setelah diperoleh hasilnya maka dilakukan re-spesifikasi model untuk mendapatkan konstruksi model paling fit
j '
(Ghozali,2004)
•
yang mtal ntuk apan
pada
jenis riset pa(ja ijmu keperawatan terdiri dari:
nana ^ Riset Basic: membangun pengetahuan baru atau fakta, Mengembangkan
.|
yan8 inda
*
teori baru atau kerangka konseptual dan hasilnya tidak segera berlaku untuk situasi nyata.
tnya ^) Penelitian terapan: penelitian yang dilakukan untuk menemukan insia SQiusi untuk masalah-masalah praktis, dan penerapan bagi berlakunya
;
y*n%
*
pengetahuan baru relatif segera Hoskins dan Mariano (2004)
daan
n uji
J
2. JENIS DATA
, Tipe dari data numeric menurut Pagano & Gauvreau (1993), terdiri dari: ikan, r ° i i
paya ^ Nominal data: memiliki nilai-> unordered categories. Misal: jenis kelamin,
ahan
iktor
"
j
i [l
j*
golongan darah.
(2) Ordinal data: Ketika urutan menjadi penting maka data menjadi ordinal. Misal: kondisi luka- luka. (1= fatal, 2= Severe, 3= moderate, 4= minor).
•
vans ^ Ranked data: pada situasi tertentu data pada suatu grup hasil observasi, ikan memiliki suatu nilai/ besaran tertentu mulai dari yang tertinggi hingga
j -<
nilki
•
terendah. Misalnya: data ranking dari 10 penyebab kematian di USA. (4) Discrete Data: iika urutan dan nilai besarnya data menjadi sangat penting.
SEM
Fungsi artimatika dapat diterapkan. Misalnya: Jumlah kecelakaan
ran0
kendaraan bermotor, angka/ jarak kelahiran.
akah Lodel inan tegy tigan
(5) Continuous Data: data yang merepresentasikan nilai pengukuran. Misalnya: temperatur, nilai konsentrasi polusi udara, level dari serum kolesterol dari pasien
26
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATANj
3. UKURAN SAMPEL DAN TINGKAT PRESISI
j
Tingkat presisi hasil penelitian merupakan penaksiran parameter populasij
dengan idikasi berdasarkan pemilihan oleh peneliti dari rentang interval! keyakinan.
Semakin kecil nilai SE (standar error) maka akan semakin tinggi! tingkat presisi dari hasil penelitian yang dihasilkan. Selanjutnya standar error berbanding lurus dengan tingkat variasi sampel dalam populasi dan berbanding, terbalik dengan akar jumlah sempel yang dibutuhkan dalam penelitian. Rumus yang di dapat:
t SE = SD/Vn. r
Tingkat presisi akan lebih tinggi apabila jumlah sampel ditingkatkan pulaj secara proposional terhadap akar jumlah sampel. Peningkatan presisi tidak* mengikuti kecenderungan persamaan linier, tetapi bersifat hiperbolik (Murtij
2010,hal.l23-124).
[
4. ARTI PENTING TEKNIK PENARIKAN SAMPEL SECARA
f
RANDOM
\
Sampel random merupakan sampel yang dipiiih dari suatu populasi yang telah; memiliki suatu daftar sampel dengan valid, secara acak sehingga setiap anggota sampel dalam daftar yang valid itu akan memiliki peluang yang sama untuk! Dapat terpilih sebagai sampel penelitian.
Teknik random ini akan memberikan tingkat representasi data secara i statistik yang baik terhadap populasi dengan tingkat estimasi yang tidak bias dan terbaik secara linier.
L
TAN
ilasi, :rval
nm •rror
Himg
m eft
)ula, K3B2
idak
/
urti, .11? .
<
/7 A
KI3
£.;e* • ;E4
C.S/
1 /
C.9E*
KB
•
'C-32V \ \
\__JJK>c f l ESM
\\\v :.£-*•
\
'
got a tuk.
\
\
:h*
el ah
-e Qi£.a\
11 I
-c.H
\\J.9B \
KI6
•c,S :.c. \ \ :ara
:.£*
.KL7
\\\ \
•+G.M \f
CSS \
bias
! \
},.
1
\\\
HS
K3ES
> I/
J
KI9 1
V
KEIO
Ch:-33u=K=215.8«f df=r2, :-7=:ue=:.Cli:5. RX2EJPLC51
I
L
F3E1I
y
28
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN
1. In sir
dan * da ia
m tn
oper
kuat men
dika te.L
d.ip? hi Pi;
TAB
BAB 5
INSTRUMEN PENELITIAN
\ 1. f
PENTINGNYA INSTRUMEN PENELITIAN
I Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang ditetapkan oleh peneliti
I dan dipergunakan untuk menggali data, sehingga proses kegiatan pengumpulan i data dapat berlangsung dengan sistematis (Arikunto, 1995). | Selanjutnya instrumen penelitian yang handal dapat disusun dengan ^ memperhatikan variabel penelitian yang dijabarkan kedalam detinisi operasional pengukuran, kemudian ditetapkan dimensi-dimensi variabel yang
kuat berdasarkan teori yang dipergunakan dalam kajian. Selanjutnya dalam menjabarkan indikator-indikator instrumen penelitian lebih kuat apabila
I dikaitkan dengan fenomena-fenomena yang akan dianalisis dalam penelnian %terkait. j.
(Dimensi-dimensi pengukuran dari variabel penelitian yang akan diuji,
dapat menentukan dan menjelaskan faktor-faktor penyebab, dalam menganalisis
ji hipotesis dan permasalahan penelitian secara lebih terperinci. | lenis metode dan instrument pengumpulan data menurut Arikunto (1995)
I dapat dilihat pada Tabel 3di bawah ini.
9
30
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAi BA
TABEL 3.
Pemelihan jenis instrumen berdasarkan jenis metode penelitian Jenis Metode
No 1
Angket/ kuisoner
Jenis Instrumen
(1) Angket/kuisoner. (2) Daftar cocok/ check-list (3) Skala
2
Wawancara
(1) Pedoman wawancara (2) Daftar Cocok
Pengamatan/ Obscr\ asi
(1) Lembar pengamatan (2) Panduan pengamatan
(2)
(3) Panduan observasi (4) Daftar cocok 4
Ujian/ test
(1) Soal ujian
5
Dokumentasi
(1) Dafar cocok (2) Tabel
me;
ket>.
me.
Jenis- jenis instrumen yang dapat dipergunaan dalam Ilmu Keperawatan! dapat diklasifikasikan menjadi 5 bagian yaitu :
f
(1) Biofisiologis: In-Vivo dan In Vitro,
I
(2) Observasi: Tidak terstruktur dan terstruktur,
j
(3) Wawancara: Tidak terstruktur dan Terstruktur,
;
(4) Kuisoner: open ended, closed ended, rating quistion, cafetaria questions!, rank order question dan force-choice question, dan
(5) Skala: Visual Analog Scale, Likert Scale, Semantik Differential.
\
Pada penyusunan instrumen penelitian tahap awal perlu dituliskan data tentang karakteristik responden: umur, pekerjaan, sosial ekonomi, jenis
kelamin, dan data demografi lain.
dipt sebt
terd
pek
ini 1 Ber^
dan 201
[
Rancangan penyusunan kuesoner dengan memperhatikan aspek-aspek([
Nursalam, 2008):
dar;
[
(1) Prinsip validitas (kesahihan) dan prinsip relevan isi istrumen dengan tujuan penelitian; \
(2) Prinsip reliabilitas (keandalan) atau stabilitas, mempunyai kesamaanj dapat dilakukan berulang dalam waktu berbeda, ekuivalen, pengukuranmenghasilkan yang sama pada kejadian yang sama, homogenitas, isntrumen yang digunakan harus mempunyai isi yang sama.
uji svst s
ber,
2.
Dd! urn
Kriteria instrumen menurut Arikunto (2002) : ii
insti amen ciikatakan vai • apabiia mampu mengukur apa yang diingmkan dan dapat mengungkap data dari variabel \ ang diteliti secara tepat
TAlf BAB 5. INSTRUMEN PENELITIAN f
} # ;
; "
;
31
(Validitas Logis dan Validitas Empiris). Validitas Eksternal ( instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel penelitian yang dimaksud). Validitas Internal (dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan). (2) Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas Eksternal (2) set instrumen diuji coba pada satu kelompok. Reliabilitas Internal (menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan). Tahap pertama dalam rancangan atau mengukur adalah untuk menjelaskan apa maksud untuk diukur . Ini adalah langkah yang sangat besar ketika memfasilitasi berasal dari sebuah model konseptual. Cetak biru atau kerangka utama dari susunan kuisoner hanya dapat membantu mewujudkan secara garis besar parameter-parameter pengukuran dari variabel-variabel penelitian yang akan digali informasi data yang
yatafo diperlukan, dan mengenai konten yang dihasilkan dari penjabaran teori utama [ sebagai indikator- indikator pengukuran . I Terlepas dari jenis, ukuran dan parameter memiliki tiga komponen yang
| terdiri dari : (1) petunjuk untuk administrasi, (2) seperangkat item, dan (3) I petunjuk untuk mendapatkan dan menafsirkan skor.
tions,-
Skema konseptual harus digunakan untuk menetapkan skor dan skema
iskar,
ini harus berasal dari model konseptual untuk operationalizing variabel kunci. Berbagai prosedur untuk mendapatkan, tabulasi, dan meringkas normreferenced dan direferensikan kriteria skor yang disajikan. (_Waltz, Strickland,_dan Lenz,
jenis[ 2010) Sistem scoring dapat digunakan untuk memudahkan tabulasi dan proses uji secara statistika, apabila menggunakan uji statistika non- parametric maka sysiem scoring yang sudah ditotalkan dapat dilakukan pengelompokan dalam
pekl
nganj bentuk kategorisasi dan dimasukan ke dalam kelompok data non-metrik. maul
W
2.
PROSEDUR UNTUK PENGEMBANGAN PENYUSUNAN
KUESIONER
nitas.j
i Dalam upaya untuk pengembangan penyusunan kuisoner diperlukan cara
1 untuk mengembangkan kuisoner. Untuk mengembangkan kuisoner dapat it*1 ; tik dan sangat seruna seperti untuk membangun wawancara. .nkaii
:epat
32
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN | b/> Prosedur penyusunan kuesioner banyak pertimbangan yang harus
dipikirkan untuk setiap langkah yang sama. karena itu, satu-satunya bagian yang
akan menjadi prosedur yang lebih detil di sini adalah tema variabel yang spesifik I m?\ dan memiliki keunikan tersendiri dalam penjabaran menjadi sub-variabel dan S rer selanjutnya menjadi indikator- indikator pertanyaan atau pernyataan. Indikator- | den indikator ini harus dapat digunakan untuk mengukur dan menghasilkan data f yang diperlukan bagi proses analisis pengujian. Pernyataan pada kuesioner yang digunakan untuk meneliti sebaiknya memiliki peran sebagai instrumen penelitian yang mudah dan sangat nyaman bagi responden yang ditujunya. Pernyataan- pernyataan pada kuisoner harus ; mewakili indikator- indikator sebagai parameter pengukuran, sehingga data t yang didapati dapat memberikan validasi dan reliabilitas yang baik. Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti oleh responden dapat menjadi kunci keberhasilan penggalian data primer, untuk itu peneliti harus jeli dan peka pada responden yang akan diberikan kuisoner penelitian. ;
mei (14
i
Lar
3. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KUESIONER
im atas
f unt
Adapun langkah- langkah dalam penyusunan kuesioner meliputi ( _Waltz, i dak
Strickland,_dan Lenz, 2010):
kuc
Langkah 1: Menentukan informasi yang akan dicari dan prosedur.
var.
Untuk langkah ini dengan pertimbangan yang sama sebagai wawancara yaitu;
i^j
(1) menetapkan tujuan, (2) mengembangkan cetak biru, (3) tabel spesifikasi yang disesuaikan dengan informasi yang ingin dicari, (4) bobot pentingnya masing-masing, (5) wilayah inti dari variabel untuk menentukan jumlah pertanyaan yang diperlukan,(6) karakteristik Iokasi riset yang diinginkan.
; (• | '
ber din u'w . MM I
Langkah 2: Mengembangkan pertanyaan atau item. Dalam mengembangkan pertanyaan atau item untuk dimasukkan dalam kuesioner, sangat penting untuk mempertimbangkan; (1). kejelasan makna,
oc: prv
(2) bahasa yang digunakan,(3) kemampuan responden untuk memahami dan menjawab pertanyaan, (4) potensi untuk adanya tanggapan,(5) untuk memperoleh hal- hal yang sangat sensitif atau informasi yang sangat pribadi, (6) selanjutnya pedoman yang disarankan untuk menulis wawancara pertanyaan berlaku sama untuk item- item pada kuesioner dan bahkan lebih penting
tu." fc oil re; "•:
karena peneliti tidak had;'- untuk membantu responden untuk memahami apa yang diajukan atau untuk memperjelas serta menghindari r, saiahan
l
,AN i BAB 5. INSTRUMEN PENELITIAN
33
rus I persepsi, (7) setiap item harus jelas dan mudah dimengerti, (8) menghindari ang I kebingungan dari pemahaman responden terhadap istilah-istilah teknis, (9) ifik melakukan penjelasan istilah yang responden mungkin asing, (10) menghindari dan pertanyaan yang memiliki pengertian ganda, (11) memperhatikan penggunaan tordengan kalimat-kalimat pendek, (12) menghindari kata-kata negatif, (13)
lata I memberikan petunjuk eksplisit tentang bagaimana tanggapan untuk direkam, [ (14) pertanyaan harus diteliti untuk memastikan bahwa mereka relevan dengan
nya ? potensi responden, tidak bias atau menyesatkan, dan tidak mencakup kata-kata ian t yang berpotensi keberatan, (15) menghindari adanya bias budaya dan disiplin, rus i itu mungkin sangat sulit untuk mengidentifikasi pertanyaan yang bermasalah
lata if atau sensitif terhadap budaya . Oleh karena itu, bijaksana untuk menggunakan (•
bantuan orang lain, terutama orang-orang dengan pengalaman latar belakang
pat } dan karakteristik yang mirip dengan potensi responden, untuk mengidentifikasi rus I masalah seperti pada tahap awal pembangunan kuesioner.
Langkah 3: Menentukan urutan pertanyaan atau item pedoman untuk sekuensing .
I Indikator-indikator dalam kuesioner yang menjadi parameter pengukuran
' | dalam penelitian agak berbeda dari pertanyaan untuk wawancara. Dalam r. itu; :asi aya lah
fIf kuesioner dikelola sendiri, cara yang terbaik untuk memulai dengan topik
I yang paling menarik dan pertanyaan untuk menggali informasi yang tepat dari \ responden, mengingat bahwa urutan di mana pertanyaan yang diminta dapat • berpengaruh pada tanggapan dan jawaban dari responden penelitian yang ditetapkan. Topik pertanyaan yangterutama sebaiknya bersumber dari variabel \ utama yang akan diteliti.
I Langkah 4: Review terhadap Isi Kuesioner ;.
Untuk melakukan evaluasi kembali pada kuesioner yang telah dipersiapkan
am |
dengan; wawancara, pendapat pengukuran dan ahli konten awam dan
na, I profesional, serta orang-orang yang tidak terbiasa dengan konten, harus mi '. :uk ; (6) ian : ing -
berusaha untuk menilai, kejelasan, mudah dibaca, kelengkapan dan penerimaan dari pertanyaan dan jawaban alternatii. Hal yang perlu dilakukan dalam melakukan evaluasi kuesioner sebelum diterapkan meliputi; (1) memeriksa kembali rancangan awal kuesioner,(2) format dievaluasi, (3) administrasi pengiriman kuesioner yang diformat untuk
mi
pengiriman elektronik sangat penting untuk memastikan bahwa program
ian
k_
34
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN BA'<
berjaian lancar, (4) revisi rancangan kuisoner yang dibuat berdasarkan masukan yang diterima.
Langkah 5: Rancangan kuesioner dan surat pengantar Rancangan kuesioner disusun dengan memperhatikan beberapa aspek yang meliputi; (1) format tertentu , kuesioner disusun dalam bentuk yang akan digunakan untuk responden, (2) dapat meminta nasihat dari seorang ahli desain grafts untuk melakukan lay-out agar lebih representatif dan mudah dalam melakukan pengisian kuesioner, terutama untuk instrumen yang akan dikelola secara elektronik, (3) instruksi pengisian kuesioner harus secara eksplisit, sehingga memudahkan bagi responden untuk mengisinya dan , bagaimana tanggapan direkam harus dimasukkan pada instrumen itu sendiri. ; Sebagai contoh, jika alat untuk digunakan dengan sampel besar dengan akses ke i komputer, kemudian elektronik distribusi adalah kemungkinan metode pilihan. ; Jika sampel yang diusulkan tidak memiliki akses komputer dan kuesioner harus : dikirimkan, penggunaan optical scanningsheets mungkin lebih baik untuk \ memiliki tanggapan ditutup-berakhir pertanyaan-pertanyaan yang tercatat pada kuesioner itu sendiri. j
Apapun metode distribusi, format untuk kuesioner harus jelas, dibaca j dan mudah dinavigasi, untuk menghindari responden yang menjadi frustrasi, \ karena merasa kesulitan dalam mengisi instrumen riset.
:
Surat pengantar harus disajikan sesuai dengan prosedur yang berlaku \ dalam suatu Institusi, jika kuesioner untuk didistribusikan melalui kurir, t maupun melalui pos. Surat pengantar dari Institusi tertentu dan izin untuk [
menggali data dari responden merupakan bagian dari etik riset yang wajib \ 4. untuk dipenuhi oleh para peneliti yang akan melakukan penelitian pada suatu ' Jem lembaga Institusi tertentu. Surat harus juga menyediakan perkiraan waktu 0> y;mg dibutuhkan untid penyelesaian, dan instruksi eksplisit tentang bagaimana > ska'
reaksi responden pada hubungannya setelah selesai mengisi kuesioner .Karena j
surat pengantar yang disusun dalam rencana penelitian dapat menggantikan j skr-i kontak pribadi, itu harus bernada hati-hati dan dengan cara yang cenderung
ski;
memotivasi para responden penelitian yang telah ditetapkan untuk menjawab
Sk;
maupun mengisi instrumen penelitian yang diberikan.
da
Langkah 6: Pretest kuesioner Pada langkah Uii kuesioner dilakukan beberapa yang hal meliputi; (1) s^oelum kuesioner ch^-rgunakan maka diperlukan adanya uji validitas dan
Sk; IT!
in-
i^
LN
BAB 5. INSTRUMEN PENELITIAN
an
reliabilitas (2) uji kuesioner dengan sampel kecil dari orang-orang yang ditentukan menjadi responden dan dapat juga pada sampel yang memiliki elemen dan karakteristik hampirsama dengan responden yang telah dirancang, (3) untuk siapa instrumen dirancang, (4) untukmenilai kejelasan, (5) kecukupan
^
materi kuisoner untuk penelitian , (6) dan kebebasan dari masalah dan bias.
an
Setelah Uji kuesioner dilakukan input balik sangatlah diperlukan untuk; (1) menunjukkan reaksi mereka dengan pertanyaan, (2) format, (3) mengidentifikasi bagian kuesioner yang mengalami kesulitan, (4) dan menyarankan perbaikan, (5) hasil uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan program SPSS, akan sangat mempermudah proses dan mengetahui tingkat kelayakan dan kevaliditasan serta tingkat reliabilitas yang baik. Selanjutnya langkah-langkah penyusunan instrumen menurut Riduwan (2002) terdiri dari 6 langkah meliputi: (1) melakukan identifikasi variabelvariabel yang dipergunakan dalam tema penelitian yang dilakukan; (2) menjabarkan variabel- variabel yang ditentukan menjadi sub-variabel/ dimensi penelitian; (3) menjabarkan indikator- indikator sebagai parameter pengukuran berdasarkan dimensi- dimensi variabel; (4) menderetkan diskriptor dari setiap indikator penelitian; (5) merumuskan setiap deskriptor menjadi butir- butir instrumen penelitian; dan (6) melengkapi instrumen penelitian dengan
ili ah an ra an
ri.
ke in.
US
:
uk I tat ;
ca i si,
35
petunjuk pengisian dan kata pengantar.
Untuk melengkapi 6 langkah-langkah di atas diperlukan juga etika penyebaran kuisoner dan uji validitas dan relabilitas instrumen.
ku •ir, .
uk \
jib I 4. SKALA INSTRUMEN PENELITIAN ilu ; Jenis- jenis skala yang dapat dipergunakan dalam suatu penelitian meliputi: :tu '-• na
(1) skala nominal; (2) skala ordinal; ( 3) skala interval; (5) skala rasio; dan (6) ^kala sikap.
na , Skala pengukuran dapat dikelompokan menjadi empat jenis yang meliputi an [ skala nominal, ordinal, interval dan rasio. (Ghozali, 2006:3). Macam- macam
ng f skala pengukuran menurut Sugiyono (2012:135-136) terdiri dari skala nominal, ab f skala ordinal, skala interval dan skala rasio serta berbagai skala sikap yang ' dapat dipergunakan bagi penelitian ilmu- ilmu sosial meliputi; skala Likert,
} skala Guttman, skala "Rating scale" dan skala Semantic Deferential'', yang akan menghasilkan jenis data interval atau rasio. 1) an
Selanjutnya menurut Masud (2004:59-67), penentuan skala pada instrumen penelitian yang dipergunakan dalam survey merupakan suatu
36
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATANg
hal yang urgen. Responden memberi penilaian berpedoman pada skala yang| • diberikan di instrumen penelitian tersebut. Skala sikap yang digunakan dalam* kuesioner adalah sebagai berikut: I
(1) Skala Likert, responden memberikan penilaian yang menunjukan sejauh^ mana mereka merasakan tingkat nilai terhadap suatu topik. Bentuk Likert? dapat mempunyai banyak skala, menurut (Bradburn & Sudman ,1991)F dalam Mas'ud (2004), skala Likert yang dipergunakan dalam kuesioner
memiliki skala 5sampai dengan 11 poin ;
|_
(2) Skala Thurston, melalui beberapa tahap, dan setiap tahap akan menentukan nilai;
(3) Skala perbedaan Semantik, responden menilai suatu obyek yang memakar kata sifat yang memiliki kebalikan ekstrim. Selanjutnya menuruU
Riduan,2002:18), skala perbedaan semantik memiliki isi serangkaiarJ karakteristik bipolar, dengan 3 dimensi dasar yang meliputi; (a) potensi;h (b) evaluasi; (c) aktivitas;
Pada
[ pen
(4) Skala Guttman, merupakan skala kumulatif, yang diperuntukan bagi suatu tahaj jawaban yang sangat jelas, tegas dan konsisten dan hanya ada 2 interval^ i
yaitu: benar-salah, ya-tidak, positif-negatif, setuju- tidak setuju. Misalnya $ untuk jawaban benar bernilai (1) dan skor terendah (0) Analisis dilakukan I sama halnya dengan skala Likert. ;
Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian mengikuti langkah langkah dan contoh berdasarkan analisis yang mempergunakan SPSS, dapat dilihat dan diterapkan dengan memperhatikan urutannya.
1
ANi
ing am?
BAB 6
mh :ert
91) ner
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
can
kai rut
ian
nisi;
Pada BAB ini akan dijalaskan tentang uji validitas dan uji reliabilitas instrumen penelitain dangan mengaplikasikan program SPSS. Menurut Susilo (2012), tahap aplikasi uji instrument penelitian dilakukan melalui tahap- tahap uji.
atu
val aya
1. LANGKAH- LAGKAH UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS 1). Input Data dalam format SPSS.
can
fia Eat tfw Oaa Trautew mow ewfeiNaftsiF*) Ciwt tfttoi w&a» #«&» mt •O.
fi-
pat
*3 Id!
IUJ..
JJ-*
i Pi,"
•519
•
OSS
-.
FFPt
FPP3
PFF3
FFP4
PPPS
FF?<j
PPP?
'
FFP3
I 00
>'J0 ! 6i>
'#
J OR
M0
i w
^00
W :• ;(•
:•»
* vt'
J'JO
:-:o
' 'A:
i#
Mil
Ht>
! • '•(>
Ml
' 30 ! :u
KG
DjUVm"
•T"
ijf "fl*'!
37
FFP5
38
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN! BAP
2)- Klik pada Analisa dan pilih Scale kemudian klik -> di reliability analysis.; 4). [\
i Fjj
=3
FFP4
FPP5
FFFS """p^?
m
i-:!-
>•){'
IV
•,-{,
<
y-k
yj{>
-]•}:•
;<]((
SOi*
.
i 00
f*»ps
i Vy
i •;;•
30&
:•::'.
?#
<.?(<•
i .ii!
i*>iL!i! lfil*Li"U •
;#
.!'"'
isi:'
t'ft
j •!i1
S'JO!
i :;.'
M0
! -;vs
V)i>
M?
)00i
i^f
i'i'L''
iO •-};'<
11 »
•
1)
#
ti
w
i;i
•!h
B-fv^a
Rnf*CtlI. *f«fcwi
?•£.•< *totLi Pra^n v raaif
L.T~'
1 J
3). Pindahkan seluruh item pernyataan pada -> kotak items. Blok seluruh item pernyataan pada kotak sebelah kiri dan pindahkan ke kotak di kanannya.
Kotak model ALPHA tetap saja. Kb §a aim Caa Tmstemi mt&, Limu&ii:,; ^va ami iowai &&&& ^? . 1 M^
—.1
.y;J !
r'~
• _,
^
jifr
—Si?
*.. •£•
-
Jj*
i ?\2
mm il fi!i? Viijitii
DS1S *
PPPi
5ih 3-1' AntKin
t ••>)
pppg
np
.aa*. Jt
•a.c;
=
1 • •*
'' 1
i-ip
J
j -lit
I
' I
J
- rii'i ; >S|, i
.*
1 K*il* ., foi*i
COfCMiyy 1.j(!
i'Sd
CijiiiJkts
••*• *;>!',
•
S,
*
a
5).
TAN BAB 6. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
lysis.
39
4). Pada kotak Descriptives for -> pilih kotak kecil scale if item deleted, kemudik -^ continue dan OK ft»
m
-,it*
Citt
*. -*,
TiiJSBmi «atc*
a'&iWaviifnj
£iagtti
UJtai
«jmri
frtfdMs
**w
F^n
J Fii
GS15
OS*.
W?
FPP3
Cii'-iiiijii
..f Jist
•\
:•,
'1
i
i
•;\>
«9&! |
• y-.
12
>'<{<
u
•'A>.
!<)(•
if.
>}(>
! (ill
}
•
S«if4j
j 1'lit' 1
Boutin
T"T^
truh
k di
' J?
f;
5). Out-put validitas dan Reliabilitas ——™
§ ^SliiNril-'K^AA^ t™
I «
;"•"»
L**
i'»ttiu)"i
bi*i
i«*tM
sfnw*rr"wiir,j
yi,.i
r -~.
0**415§*m*bs
graoft*
y»**>
•—=:—"—•—m—-i
*0*sm*
^ >.>
mntni
<
g**f
-r
jw«mi
lam Total StlMc*
**- .
)
5s*St
j
; ."tivi
l<* Wi ir 1
£"
I
f'.i l-'j
- 1
i
M5«'a I
rii
t"!
*..[
1
4tUS i
.'15
«» !*.'
jf.;ji •
;.»«r
1
j
«:-;!
.
k^
r>(
t
*&:.-. 5
;
a-
!«'
.•-.,.
.^
"
ft
< •
f.
-
I *L
,..
f-' f
v^f •
•—^
..:
• ib:i
j- •
!- ! '
f ' ' i
.
r ittilTi riiTMTiM.
O
. „
izs <*
PFP9
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN! BAB '
40
fit
6* W* Q& TiusStifm msH Fimw toit&
Uttoaniiuw
iiasm
UHst *»*«
««&«
2.
mp
Nilai
1 "Vr*
Men i
* Reliability
; S':^oi( -*yj:
Scafe: uji Validctas dan rsl&btlrtas 2013 DR
VariKenv
i.jim l-fttiviBY but»na^
^jiikf'ii'lji.'i.f
L,J™J
(S-.u> men
;^0 •1 lJ!h*W*i(tptt;fiti.jwst«.j
kotai
1). 1W j
i' mmim
mm** hW, faU(Uh.Utiii
jfi*'^**
*- *»i *.-
6). Pada kolom Corrected Item-Total Correlation Bandingkan dengan table r.[ Apabila lebih besar dari nilai table r, maka item dinyatakan valid. Apabila?
nilai corrected item- total correlation ada yang lebih kecil dari nilai r! table maka item tidak valid dan sebaiknya di keluarkan dari instrument; penelitian. Pada nilai yang bersifat marjinal dapat dilakukan perbaikan; pernyataan pada item kuesioner. ,
\"..«-
/
i / a •*.«, *• t»- v-a- »»»•!•-
'*-_•
'-'(*•-
(ft---'"' '-"«'•.
V"
hnrTaot Mauo ]«*
C«iW»f* lv« Itipl C*tel»»i
r. ;'• i».
551 ;-).v *;J
• liMn* | (9J«i
1* > •;;
Km Sui'^-i"»- i
. Kiifan* |
!
~-
> *"
j !
v .'*-
f'
;ij | u~ j "
P
•a:
I =. ;~
]
: ;' !
i
•"«
TAN[ BAB 6. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS 2.
41
LANGKAH-LANGKAH MENCARI NILAI RTABLE DANT TABLE DENGAN MEMPERGUNAKAN SPSS
Nilai t table di cari dengan langkah sebagai berikut: Menentukan df ( Derajat Bebas ) = N (jumlah item instrumen riset )-2 = 67-2 = 65.
Buka SPSS -> klik data view -> Tranform selanjutnya pilih Compute Variabel. Isikan pada kolom target variable t_0.05 pada level signifikansi 95%. Kemudian pada Kotak Numeric Expression, ketik rumus IDF.T (0,95,df) ->OK (Sarjono,2011 hal.45-50). Maka didapat nilai t tabel = 1,66. Selanjutnya untuk mencari r table, pada kotak Target Variabel -> ketik r_0.05 sedangkan pada kotak Numeric Expression ketik rumus t„0.05/SQRT(df+t_0.05**2). 1). Buka SPSS tipeofdata
ics jY AtM! tlWl& .HU ili » 1= SP
}ler. s £{>««in its!"!!} Wj mum
i Run »n w«mai
ibila lai r nent
'j> Run »rs*n«mg (fje'i
ikan
1 £ I
pi*' 'i-,* i"! aaioj mirf "uiui'
2). Isikan nama variabel dengan df AU-l!*
* fc»l5
«" iV=B « '-* * ffl^ ."J fin-it
P-*»«»» «„at*.v*™
T,f«
iV.ft!
i»«t*n
.-V
*i*ij
f]iAL*iW«-
**J^
i/^vi^.T
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN BA
42
3). Pada data view isikan variable df dengan nilai 65. Lalu pilih Transformj 5) dan compute variabel. til
|jt<4«t
|
'-Wufli
C
l.ST-iri»
*d'
"-
Jtjlt
.r
irf
V **
j wtDft'i^ • j"-i"vt:
II-
*
^i<^lii;Mite.i*.i«^*»^»;pS^^^^^
•nagBftmaumfrail mlH &*»».,.„„
fli"W>J» . *- iti*
'•^^ !&AiS;iPr:K*n3t i* i»*ii
4). Isikan pada kolom target variabel t_0.05 pada level signifikansi 95%J ^ Kemudian pada Kotak Numeric Expression, ketik rumus IDF.T (0,95,df) If!?Ccflf-K
%i»
V*m. Ti';^l i>^.»t&
-«
..
»
%
$
! J^fl^S*"* i'lflS-i*
OataVn
*«»•«*•
I
; »5*, ! Pa
i
TAN BAB 6. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
:orrri
43
5). Luaran nilai t Fia £•!*
iitw Oaa Tr^atum 'Jwi-a faiwiWtwtaa ur-era yatat
sflj-cju WdiM M«p
35 ! 1 L'FK
** —i
Ji*&
" ->5ft!i-;i?;44,",-'l J!
aCW J i/i **irfl*4i
I BOfe
1*7
Stf
fUiiUi.
JBMWWf
P»HtV ssLttvif:* BaosMi is itjgt
'TfV J* f;' >5%.|
sdff
6). Langkah selanjutnya mencari nilai r, ulangi kembali dengan transform dan compute variable. Selanjutnya pada kotak Target Variabel -> ketik r_0.05 sedangkan pada kotak Numeric Expression ketik rumus t_0.05/ SQRT(df+t_0.05**2). r^i^twi f^tss^pM^^^i i^f t#tef Ft*
££f
^i-v.
£>*•*
j'instwi j/^ta
"T^rr
Qik-J^a'4if>j
^Jl*!'i.jtJM
if^fti
UiMi *iM-urti
.
Ktn&* Hstp
vses* it(iVji-i>Ji
.
y fiiCuiKiirttf&ftifiii'* amass.*
'.' ftii-sj;* Wi.i«j i'j(jf-i
W»^^^m^mmmmm^m^~
--£
ut.U-.-n.k... i.j^ia,
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN BA:
44
jto"w mil** Rt*
E«
«t*
I
i
*
£ :<>i;i':r-ii.
- ;
*'» i
f
•••£
*z
t
5
n
£ttuV«a Wfiflasvs* ,
Help
7\
T"
7). Luaran nilai r = 0.2, yang dipergunakan sebagai cut of point uji validitas* item kuesioner. ftti gat «*»
y
psti
[
jwisiOfn
-93-v"5
i *
AwtflfjA
HOi
- &i 3 SsS r Ihm
:Xr
reiki
uji v
dap.' info-
TAf
i
i
AN BAB 6. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Fife
£ai
ww
Oas
^i&Kw
^hihii
i^i\f'\
•*•-<&''•
-Mtm
>j:-c»'iS
45
t*'x<m
a \ .';jfil* . .! ;
iij*;i*
i^H^s^»M8<^4«^eH«ftM8NMWi SmaVfcw
tas
•J*ii', iiiu»-* h.'kjt .nS siJ-i
3.
LUARAN HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian di atas yang kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan mempergunakan uji "one shoot" memiliki hasil luaran dari uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian yang mempergunakan SPSS dapat dilihat pada table 4 di bawah ini, yang sudah diolah menjadi table dengan informasi vang mudah ditelaah oleh peneliti: TABEL. 4 Item-Total Statistics Corrected Item-
r Tabel
Validitas Butir-
Total Correlation
(0,244)
Butir Kuesioner
Pi
.379
0,244
V
P2
.000
0,244
TV
P3
.042
0,244
TV
P4
.313
0.244
V
P5
.25?>
0,244
Item
Keteraniian
46
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN
Corrected Item-
r Tabel
Validitas Butir-
Total Correlation
(0,244)
Butir Kuesioner
P6
-.002
0,244
TV
P7
-.002
0,244
TV
P8
.465
0,244
V
P9
.218
0,244
MARGINAL
P10
.322
0,244
V
Pll
.000
0,244
TV
P12
.339
0,244
V
P13
.047
0,244
TV
P14
.205
0,244
MARGINAL
P15
.047
0,244
TV
P16
.253
0,244
V
P17
.183
0,244
TV
P18
.065
0,244
TV
P19
.379
0,244
V
P20
.000
0,244
TV
P21
-.700
0,244
TV
P22
.013
0,244
TV
P23
.182
0,244
TV
P24
.250
0,244
V
P25
-.320
0,244
TV
P26
.050
0,244
TV
P27
-.106
0,244
TV
P28
.255
0,244
V
P29
-.355
0,244
TV
DS1
.000
0,244
TV
DS2
-.054
0,244
TV
DS3
.218
0,244
MARGINAL
DS4
.000
0,244
TV
DS5
.201
0,244
MARGINAL
DS6
.253
0,244
V
DS7
.000
0,244
TV
Item
Keterangan
DIPERBAIKI
DIPERBAIKI
DIPERBAIKI
DIPERBAIKI
b;
TAN! BAB 6. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
47
[ i
Corrected Item-
r Tabel
Validitas Butir-
Total Correlation
(0,244)
Butir Kuesioner
DS8
.000
0,244
TV
DS9
.000
0,244
TV
i
DS10
.000
0,244
TV
f
DS11
.000
0,244
TV
.000
0,244
TV
DS13
.000
0,244
TV
DS14
.000
0,244
TV
DS15
.000
0,244
TV
1
DS16
.218
0,244
MARGINAL
i
DS17
.000
0,244
TV
DS18
.218
0,244
MARGINAL
DIPERBAIKI
DS19
.218
0,244
MARGINAL
DIPERBAIKI
DS20
.000
0,244
TV
PIPP1
.787
0,244
V
PIPP2
.749
0,244
V
PIPP3
.749
0,244
V
PIPP4
.653
0,244
V
PIPP5
.802
0,244
V
P1PP6
.410
0,244
V
PIPP7
.357
0,244
V
PIPP8
.275
0,244
V
PIPP9
.777
0,244
V
&.-
PIPP10
.160
0,244
TV
1?
PIPP11
.568
0,244
V
PIPP12
.360
0,244
V
PIPP13
.357
0,244
V
PIPP14
.730
0,244
V
PIPPIN
.532
0,244
V
PIPP16
.790
0,244
V
PIPP17
.790
0,244
V
J'lPPlS
.634
0,244
V
Item
l
:i
;
i
j
Keterangan
$ i
:i
I
* B1
t
£
1
i
:
;
i
DIPERBAIKI
48
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATANJ ft
4. INSTRUMEN RISET
j £
Contoh instrumen riset dapat dilihat pada ilustrasi di bawah ini: Kuesioner penelitian
Dengan hormat, Kami mengucapkan terimakasih ata< kesedian saudara/saudari* meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner berikut ini. Adapun kuesioner
ini digunakan dalam penelitian saat ini, yang saya lakukan dengan tujuan fr untuk mendapatkan informasi tentang hubungan antara sikap tubuh yang? salah pada perawat Rumah sakit dengan resiko terjadinya LBP untuk itu kami mengharapkan kerja sama yang baik dengan mengisi kuesioner yangj akan kami bagikan saat ini. Terimakasih untuk kesediaannya. Peneliti
Marlin Wala/ Sr. Gabriela, ADM
Karakteristik responden Nama
:
(inisial/ boleh tidak di isi)
Umur
:
Tahun
Jenis kelamin
: 1. Laki-laki, 2. Perempuan
Tinggi badan Berat badan Ruangan tempat bekerja
: : :
Cm Kg
Berapa lama saudara bekerja di Rumah sakit: 1. Kurang dari 1 tahun 2.
Lebih dari 1 tahun
JAN
BAB 6. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
49
Faktor pekerjaan JAWABAN PERTANYAAN
NO
YA 1
Ketika anda akan memandikan pasien posisi tempat tidur lebih rendah dari pinggang anda?
2
Apakah anda memandikan pasien dengan posisi membungkuk?
3
Apakah anda membungkuk untuk menarik/
adari»
i
oner >
ijuan I yangk k itu
TIDAK
|
mengangkat pasien setiap bari? 4
Apakah anda bekerja bertumpu pada satu kaki, sementara kaki yang lainnya bekerja?
5
Apakah anda selalu menggunakan sepatu hak yang tinggi (>3cm) pada saat?
6
Anda selalu menggunakan alat bantu untuk mengangkat pasien atau memindahkan pasien.
7
Apakah suasana tempat anda bekerja menyenangkan?
8
Perawat diruangan anda sudah mengetahui tentang teknik mengangkat /memindahkan pasien dengan cara
yang
[
!
yang tepat. 9
Apakah anda termasuk perawat yang sangat memperhatikan posisi ergonomis saat bekerja?
10
Apabila anda salah seorang yang sedang menjalani
i
perawatan LBP 11
Apakah anda menggunakan metode angkat bahu pada waktu memindahkan pasien dari brancard ke tempat tidur pasien?
12
Apabila anda mengalami nyeri, apakah selalu minum obat analge'ik untuk mengurangi sakit?
13
Apakah anda mengalami nyeri seperti ditusuk-tusuk
14
Furniture yang anda pakai sesuai dengan tinggi anda
ketika duduk atau berdiri 15
[
j
j
Semua pekerjaan mengangkat atau menarik dilakukan secara manual tanpa alat
j \ !
I
50
PENELITIAN DALAM ILMU KEPER,/VWATAN
JAWABAN NO
PERTANYAAN YA
16
Tempat kerja anda sudah ada program pencegahan tekena penyakit akibat kerja
17
Apakah pekerjaan anda selalu duduk statis mulai masuk sampai pulang
18
Pekerjaan yang anda lakukan dengan posisi berdiri pada
TIDAK
satu tempat dalam jangka waktu > 10 menit? 19
Apakah anda bekerja dengan posisi berdiri terusmenerus setiap hari?
Faktor berat obyek JAWABAN NO
PERTANYAAN YA
20
Apakah diruang kerja anda jumlah perawat seimbang dengan beban pekerjaan?
21
Apakah diruang rawat tempat anda bekerja tingkat ketergantungan pasien > 50% total care
TIDAK
Faktor individu JAWABAN NO
PERTANYAAN YA
22
Apakah anda mengalami kegemukan dengan BB > 23 kg
23
Jika saya wanita :
saya mengangkat pasien dengan berat > 25,5 kg dalam sehari > 2x tanpa bantuan orang lain. Jika saya laki-iaki: saya mengangkat pasien dengan beral >37,5 dalam
sehari >2x trnpa bantuan orang lain.
TIDAK
BA.
BAB 6. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
51
Faktor resiko LBP PERTANYAAN
NO
JAWABAN YA
24
Apakah anda mengalami nyeri punggung bawah, lipatan
bokong menjalar sampai tungkai kaki? 25
Apakah anda mengalami nyeri punggung bawah setiap hari?
26
Apakah nyeri yang anda alami akan hilang dengan istirahat?
27
Apakah anda mengalami nyeri punggung bawah ketika malam hari dan tidak membaik dengan posisi tidur terlentang?
28
Apakah anda mengalami penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya menggigil dan demam?
29
Apakah anda mengalami trauma tulang belakang?
30
Apakah anda sedang menderita penyakit (osteoporosis dan osteoartritis)
31
Apakah anda mempunyai riwayat merokok?
32
Tempat kerja anda selalu memperhatikan waktu istirahat
TIDAK
.33-*
k:3
Dat*
peng .a*
sesu. -0 06 Q.9E*
-ins
1. 0.23-1*
Datv
m
|\
relioi
\
-Q.15i
yam
1.2'
data
>
pen
\ Va
lanr
*
perl
0.13
perl
suai
a.gi Ch:-!q*;re=215.8*, if^S, p-v;l^=G.:iS0a, RM3£A=C.C:1
ten:
BAB 7
ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI DENGAN APLIKASI SPSS & LISREL
Data hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, kemudian dilakukan pengolahan dengan mempergunakan perangkat lunak dengan program tertentu, sesuai dengan maksud uji hipotesis yang diinginkan oleh peneliti. 1.
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Data yang terkumpul lalu diolah. Pertama-tama data itu diseleksi atas dasar reliabilitas dan validitasnya. Data yang reliabilitas dan validitas rendah, data yang kurang lengkap digiigurkan atau dilengkapi dengan substitusi. Selanjutnya data yang telah lulus dalam seleksi diatur dalam tabel agar memudahkan pengolahan selanjutnya. Kalau mungkin pada penyusunan tabel yang yang pertama dibuat tabel induk (Master table). Jika tabel induk dapat dibuat, maka
langkah-langkah selanjutnya akan lebih mudah dikerjakan karena perhitunganperhitungan dan analisis dapai dilakukan berdasarkan tabel induk itu. Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam suatu penelitian. Penelitian harus memastikan pola analisis mana yang akan
digunakan, apakah analisis statistik atau analisis nonstatistik. Pemilihan ini tergantung kepada jenis data yang dikumpulkan. Analisis statistik sesuai dengan uata kuantitatif atau data yang dikuantifikasikan yaitu data dalam bentuk
bilangan. sedang analisis .non statistik sesuai untuk data deskriptif ah: 53
ja!a
54
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN
textular. Data deskriptif seringkali hanya dianalisis menurut isinya, dan karena itu analisis semacam ini disebut analisis isi (content analisis).
Untuk analisis Statistik, model analisis yang digunakan harus sesuai
dengan rancangan penelitiannya dan hal ini ditentukan oleh hipotesis yang akan diuji dan tujuan penelitian. Jenis-jenis data yang dianalisis juga ikut menentukan model analisis mana yang tepat untuk digunakan.
Mengenai analisis statistik itu lebih lanjut perlu diketemukan, bahwaf masih-masing model atau metode, mendasarkan diri kepada asumsi-asumsif tertentu. Agar model atau metode itu berlaku maka perlulah asumsi-asumsi yang mendasarinya dipenuhi.
Hasil analisis statistik akan berwujud angka-angka, demikian pula hasil uji statistik. Berdasarkan angka-angka itulah perlu dibuat keputusan mengenai hasil analisis atau hasil uji itu. Aturan keputusan yang digunakan dapat konvensional yaitu menyatakan hasil uji hipotesis itu segnifikan dalam taraf signifikansi 1%, atau 5%, dapat pula tidak konvensional, yaitu menggunakan batas taraf sigfikansi yang mengembang, tidak terikat kepada konvensi 1% atau 5% itu. Dari uji statistik yang telah dilakukan akan diperoleh hasil uji dalam dua kemungkinan, seperti berikut:
1. Hubungan antara variabel-variabel penelitian atau perbedaan antara sampel-sampel yang diteliti sangat signifikan (1% atau signifikan 5%) atau signifikan pada tarafsignifikansi sekian persen. 2. Hubungan antara variabel-variabel penelitian atau perbedaan antara sampel-sampel tidak signifikan.
Dalam kemungkinan hasil yang pertama besar kemungkinannya bahwa hipotesis alternatifnya diterima dan hipotesis nol ditolak. Menerima hipotesis, alternatif berarti menyatakan bahwa dugaan tentang acanya saling hubungan atau adanya perbedaan diterima sebagai hal yang benar, karena telah terbukti
demikian. Sebaliknya, dalam kemungkinan hasil kedua dinyatakan hipotesis alternatif tidak terbukti kebenarannya, karena itu hipotesis nol diterima. Dengan telah diambilnya keputusan mengenai penerimaan hipotesis itu analisis statistik telah selesai, tetapi pekerjaan penelitian belum berakhir, karena hasil keputusan tersebut masih harus diberi interpretasi (Aima, 2013).
IAM BAB 7. ANALISIS DATA & INTERPRETASI DENGAN APLIKASI SPSS.. rena1
2.
55
LANGKAH- LANGKAH BIOSTATISTIKA PADA UJI BEDA BERPASANGAN (UJI Z)
Selanjutnya data yang telah di input dengan program SPSS dapat dilihat pada contoh di bawah ini. Langkah- langkah uji dengan mempergunakan aplikasi perangkat lunak SPSS meliputi:
"^ Contoh langkah- langkah uji statistika dan luaran hasil riset dengan perangkat lunak SPSS dari file Susilo dan Sisil (2013)
Langkah- langkah biostatistika pada uji beda berpasangan (uji z, karena responden >30 ) dengan tenia : Mengetahui efektivitas terapi musik klasik terhadap pola tidur lansia yang mengalami insomnia di pantiwerdha Cipayung. Uji Biostatistika yang digunakan adalah statistika parametric, uji Z, dengan persyaratan data metric, teknik sampling random sederhana, dan data memiliki distribusi normal.
(1). Input data dalam SPSS Variable view: il daw»»*#*» «wt***»**vE)i:. ym*t
t*S*i
*-?*yi*
mm
VjUi ••-
mmp
UsSmg ,
--
Vj*i -
A*gp ¥1 I
N
if
I TV*
'ton*
*;>-•*
\irt
I., •»
H R*-*
—
-1
"s.
.1 A
-
<1
s.w
-1 A
'- H
•t
• •.
V
\ X
-.-nr
:
„,. -'.'
'
.-!.- ,
S. <-f ;-
J
.<, '•" Jf
% -•t>!" '
a j ,i
'^."i
\
I-^JS :
\
^«s!
^ ^
>.?-.-
v.
•
\.
- ;>,J. .
\
• ;-.>. ^
.
.
-:._r <
MH-J
X -.-
|
s-v: { • i -
•4 &4L* L.i**
I
tfaikfSdti ^mv
t
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN
56
Data View: t-**
£m
««» 4 ,
_2»«
pnmar~i
«*t,*e
ewmm****^
yta*»*
*s*3«*
We****
y>*£
>y?™*
^ £l«l4»tMai
8(»*<J*
WflOJ
-A*j 3
>_ k
•;
\£, ~#l
?"» I
1 t.iC
,2jfc
^-
13 C«*
*C X
^HSSHTOTE^TSKSSPS
vk-j "•-&>.».
iTT
#
•
rs <»!
fc)
(2). Analisis -> compare mean~-> paired samples T tesf 3**
2*<*
j[i»B4*sit
Mite*
Cet'^y*i*-*to«
jrfHWlt
iJ*«**t
(M*r 5
5 £>;
i :- W
t
i OS
29 CO
4
3 OC
5t M
pwtid*
Cesspit* Wt**
iiTifi"; >}(• Rlf*.-.fo;r
Jstij'* ;'i* t iv'Ais^n ftMnVW*
*«$iil
*!
ir-
*
U "*.*-*
"t-K
£i-**M
»*He
**.
V
fi|V StMl
BAB 7. ANALISIS DATA & INTERPRETASI DENGAN APLIKASI SPSS..
57
(3). Input variablepre-port i«*
rw
v*»
£>«*
?'?«•*<>*«*>
*n*w
i>»iiM*ii*wrs
cr^i
y*«*i
^aa-wii
wv.«»
•*?«
a
*H
-iC
<*•'.
RpOSWM
T~~":» 5
>X>
J
1 50
f
• V.
3
• :.K
<' ' j
- m i ; -*'.»;•!••
koo
I '.141,'mt.w
.m -X
i
.1 .!.-*tJi.
jtj »W-3
•i >$:
*,0 if
;?:
n
•' K
13
•3
«
-Tr-V~.
'>
>iy
IS
Mi«i«jgMJii>TO^^
»l"fatt«WWfcilCTinBllSiiW 0at*vtw*r
u^rtA.*.< r
(4). Ok ^ luaran *** g« 'v&t* Qkw i>*n««ww »**•«
fjy»B» ywa* tw»aa»nm>a gr»c*» xpmm ***#» w^owt mmp
H (4 2 •w •:•-..- -; -,i I.
*
.V.m
..
i'
(rstr^j.
.
T-Test
-'"'l
.U**!**! *..-***" (>». n| fevTOht K l i k i
' - *
i
1
SI* fV
~ j .*
j«i53SM.S,i<"«i
!»H*MJ S-«m|»tl CntiUlni . .',->(• j"i • > i
!' •wmwtwr*-
-•*"*"•
'
•
.,«t
'
>
'd»^A^«^-»«...mtA^»^J1i^-Ji^- .^atasipaflpja
Vj
.*
mim*m**mm.
^<«Sf?I
58
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN BAB
nfi til ,->** QSfi Tfjfdisif* sfdSfl f¥*J! i/iiM) &!*CJMaft.9lff3 &*<". W»iJ
n; ,•,-[
I
&r,*m r^i
1diteri c
«i
(1).
l>W«|S^H^i^!J
ii
\
FihMJfWlft
t:
«('
45S* !
"•Hi J*
IYsj!
i
^™™»™_l3~
f
\
•-'•: i
'Sb j.liJM!
s3i
a
.
OK
BBiWWP j—*•
3.
I"
LANGKAH- LANGKAH BIOSTATISTIKA PADA UJI HUBUNGAN DENGAN UJI KENDALLTAU B
"^ Contoh selanjutnya langkah- langkah uji statistika dan luaran hasil riset dengan perangkat lunak SPSS dari file Susilo dan Lidya (2013)
Langkah- langkah biostatistika pada uji hubungan dengan uji Kendall Tau b> dengan tema: hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap remaja tentang hubungan seksual pranikah. Uji Biostatistika yang digunakan adalah statistika non-parametric, uji Kendall Tau b, dengan persyaratan data ordinal/ kategorikal ( non-metric), teknik sampling dengan kriteria, dan data tidak memiliki distribusi normal.
BAB 7. ANALISIS DATA & INTERPRETASI DENGAN APLIKASI SPSS..
59
Selanjutnya tahap uji biostatistika dengan perangkat SPSS, dapat * diterapkan sebagai berikut:
(1). Input data dalam program SPSS pada variable view. g| omMfKr&Haojrtnwii&iw, tfti**t
fciigt-i
£to*a>
«**
a
'«—•;"*!
rf- !*v~.'W
•*&;<:£•
>••'
i.; ;.--•* .!• 5
. ••;•< • .,i..-
',', iif-%x'.
*tow
;!
ijy.3»f s
!}w^
1 • »-ijv -
'fpv»
! W«jhs
R»3ts >iMi,..J
<| M"3V is
!i«T<
«f !i:.~-^
N
',--,-..,;
\
*
••
-;
/.•.is., j
i'„'t
>in»j*
! (li.^f •
Mit"*
S
S||R*3M
ai r-jw
:-?_?: -.'••-.
v_
#. -*--=^ J|\ !i."'"'£rri'
". i-n» :
\
«^is:
^_ ifc.~«.-.Ji
\
!•;..? s
fl: 'f ;.—*".&
%
••-*** j
^> H:-^-"*1
N
t-f/ j
^
\
Ir-.-v*;
tt;.—*rsj*
jf- ?k^=B-jJ |1 i (1151!'.
•;..-
'" X"
„
^ •»*«* "..—1
S
s.
S. Sr^tS i
'iy-xl'tf
s
jj!-: iir^i-.C
s
9
"-MS* | vat I
'i."-~.<-lJ
s
••mi
^i te"!f»jt
s
**-i*jt
^ fkt-wj!
X
i-^i L
**S>S,a
#
*r;
Isikan data pada Data view .a ***
(Mi Vln,
?
v^njWt
>- «
•J^>tt#'
SmtnsCP
60
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN
BA
(2). Analisis -> pilih deskriptif statistics ->crosstabs jfH»
|ii.Lj
1r»nri«Ti
yj f't j Pit**** *I*
Kts*-""**^
;«5>fe*»
"vst'.;*•-*$:
PIS •* -•' *Vs*«
^•J^!.j[^%i»s: **-!«t
*
1 &**r^a&£i*^
*
^iar.*.»j
*
^WF!«N*S£j»=t*
*
fcHS.l&fc£ .'J*V* ^^^..i MiJs$tE>$ tWJ?UfJ&;ii
'
Co«l*«! &»me**i
i
3*1 «•--" -•*
»
-1
'•« "^i*
.i \ "£' # U' W—12T -~?,r"",T'
(3). Masukan Variabel yang sudah diTOTAL kemudian dikategorikan secara Ordinal £** t* g*** | g"*» lt<w»inFfi Mi^m &wwB«m«Bj &•*»>•»
yi"t»*
•*£
JISAu tl?
-AC.
Rgws
H*
' I
t*t.>«f
^ -iii »;• it-, 1 ~.
. ( ^f-
• - • *.-
' a **
'••s'Z'ftv
•
$•_. &rr-&--il'?p
CMS v. rs^-j.p-nD,*?! S-£t'*i si t1** •:•!
.„Bit»^ftaa»^iaB^iiMaai»i~
IWMVUv Jttwm***
o
(5
TAN
BAB 7. ANALISIS DATA & INTERPRETASI DENGAN APLIKASI SPSS..
(4). Pilih Ststistics -> correlation ->Kendall tau b f-t«
14*
l.w»
Mrfa
* ifvV-i
«j-rfr •
irfi
.ti<
ih*.i
i-Mwi
/*v>*tow
W»f
j^jl-h a n ' t«Hrf*bt. k*»dwi
1
<****« :. .Hi*
#
cara
(5). Klik continue -> pilih cells -> klik continue yS**»t
lU&TfHti
ft*r*»»
H»1J.
;_l* ill -.4 «<& **" '* ]£*m-*»fai {xb&sft*f
faff,,
|**-**f -J
CNI)
r.ljlji-?.^,'
-<-<jf^ ;
' feu* «-*_
t ;•*£".£
•>!*£*•!«*»» • .
•$.6
'
-• .
r
*-**(•}. !S>
>w*fti.lt'
61
62
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN
(6). Klik Ok -> Luaran SPSS ra»
tat
va*
Data
'hH"*si-it
M**tf!
fi-ftut
V*.i
• hi;
5. i£f»
J****«
-&|
*« **>.
J,
*<,• H
* <* *
P 1 *
-•«.
Crosstab*
L «*.*(*[-•.- •.ifllfc SutfKB&fy i
. . -V;' ..
1
- ',«!• .j* *-.-(., |
• ,
.,'|-'-
!
.
': . I
K^tVni^l " KfllS*^ OottarjlttaJMI-Gn > fjujl-
i i«i"fvj)i
r.-'i :',.•
::
• «>ifJ
*fc «""*.>£• ^ 1"- .,;,. *, wis,*.*- -•'
f
; f!
>
.
•-,-*»
7.' r'l.- j
»i* ' >
•
-«;*•*» !
»i i *.
r
-..
Vs*t.;»
'•'i
'
• ;•*,
;* *•••*
j
'»;=.»•
l ,',' ! > :
•. "jC'-ir.,^,:! r. »**
.- j «
#
»
w
*- ' *- i; &
fj» jat jgw. y» j«nw-*m im-m fgww yi*,T. mwMn.iw giwt j,***** m*^j
m«« y«*
.:3 M& *
it*1 .-.;-•
w
5
»
-- • ti
fit**., .*•• *.„•*.» ! ,ft t
« ' .3 .*:,;> ••fj
'"*•"
• >: «i
'*
...•••
i
,
.
,
.
.
-
-j*i«**-*HC MBJHHIj *>-*.
•..-,-- [ -. -J* a' 1
'"' *
j ,
";• *, • • '
* '"
'
••<•-1! *> * *•'>*•.-;•,-
•'-' <•- -
. . . . j r-
/
. ••«'!
it*
•••
i
'
A
' -,*
i-rt
4.
LANGKAH- LANGKAH UJI BIOSTATISTIKA PADA UJI HIBRID DENGAN LISREL
Langkah- langkah Uji Biostatistika pada Uji Hibrid dengan LISREL dengan contoh hasil riset yang dilakukan analisis mempergunakan program LISREL dengan data sinmlasi dapat dih'.at pada hasil hiara.* setelah ini. Selanintnya
[AN
BAB 7. ANALISIS DATA &INTERPRETASI DENGAN APLIKASI SPSS..
63
untuk dapat memberikan inspirasi dan gambaran yang lebih nyata maka penulis akan memberikan contoh Aplikasi dengan program LISREL dengan Hibrid Model, pada hasil penelitian penulis yang dapat dilihat pada langkah- langkah berikut ini (Susilo, 2012):
(1). Input data dalam format Exel, seperti dalam tampilan di bawah ini: •""•*
n "
-
M
j.-
"<
43
3
,",
h
* i
*t
14
ii
;i
31
a
a
is
n
:*
lA
id
j"*
:•:-
U
n
M
i%
•4
i-i
;••
w
A.%
ij
}-\
ti
rt
n
H
ii
i?
:s
k
•i
12
14
;•
i,1
li
;*
;*
•i
28
y-
! 1
-!
-
:-
j!
u
i:
Xi
W "
~ti
.
;;
b
j,-
.ii
is
,*3
u
li
i".
ii
H
**j
#
J5
&
M
ii
54
ti
/"I
.**
! '
:-.",
ji
I",
36
25
u
U
j'
r*s
JJ
>;
P-
",*
5fe
u
u
ll
it
;
a
I"
-S
ii
/)
;%
ss
»
-S
i*
LI
?%
ii
U
w
J;|
j*
u
I*
n
11
a
:i
2*.
li
i'»
.*i
?o
«••
ii.
•*P
i<*
ii
•U
;i*
D
1-3
n
:r
20
28
'.*
n
Z2
It
:•*
!.'
IS
1«
:?
!<S
If
II
a
\i
!S
»-
*i
ii
u
H
w
;:
:g
n
a
;*
u
;\
li
?*
II-
**
7t
•t
Mte»u
.;
--: a
u
"ia
i*.
&
,'.:
i>
it
->; *>
o
r*
a
U
i; }< ft
™
••'-
:•,
•:.
:4
«
"
;t
::
M
a
= W
"
•*•
*•
vs?--~»*
»v*>=»"lW^
-•*-#
MZ—
"*;"
-*
ii
£1
^r: .**i
(2). Buka program LISREL, seperti pada tampilan di bawah ini: n
v
PENELITIAN DALAM ILMU KEPERAWATAN I b.
64
(3). Lakukan perubahan input data dari Exel menjadi data PRELIS dengan cara | pilih File lalu klik -^ IMPORT Data, seperti pada kotak di bawah ini: | S^K*^1^"''^''y'-tr'j'*"
r- <*'
•k:*
•
*
_
f
(4). Open Data dan ketik file name sama dengan nama data awal -> klik Open. R :
To•>
••
u--*
^
BAB 7. ANALISIS DATA &INTERPRETASI DENGAN APLIKASI SPSS..
65
(5). Ketik file name adengan nama yang sama seperti nama file awal (WHSP), Pilih di File ofType: Exel. Kemudian klik Save pada kolom Save As. n ;
-*»
|
Zlt-tSt
W, Ks^* *"•.«**
E«!i;.--«ft-.r-;. < -•--'/'.j.-y [>I*ijp*Hrt*» sf ,.-1* -*.*-"*'' §'» l'-«[Hi'*.-i,T .'•*•<•, ; •!"-•
D-*i* J-f*Si ti". l:i'.r. .'.'-'j ; >j3
(6). Muncul data di Kotak dengan nama file: "WHSP"
r
*
-
• i L~JL_~ i * U~JL— '.. ^
LJe\ J
*
1
fc
is
7
.1 .
9 .
U-li— I
11
* ?=.
1
_L »
„ '1. 1
L w
d«a