1
PENELITIAN
“ANALISA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN ISO 9001 : 2000 TERHADAP KUALITAS PRODUK DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI PT. UNILON BANDUNG”
Oleh: 1. Ir. Zulfah, MM (KETUA) 2. Drs. Suwandono, M.Pd (ANGGOTA) 3. Saufik Luthfianto, S.T (ANGGOTA)
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2009
2
ABSTRAK PT. Unilon Bandung adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil terpadu yang terletak didaerah kabupaten Bandung Jawa Barat. PT. Unilon sudah mengadopsi dan sudah memiliki sertifikat ISO 9001 versi 2000. Masa berlaku standar mutu ISO 9001 : 2000 yang dimiliki PT. Unilon habis akhir tahun 2008 dan harus digantikan (up grade) oleh standar mutu ISO 9001 : 2008 yang lebih relevan untuk saat ini. Oleh karena itu perlu diadakan audit mutu internal dalam perusahan sebelum nantinya dilakukan audit mutu eksternal oleh lembaga sertifikasi, oleh karena itu penerapan ISO 9001: 2000 bisa meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas produk sehingga terjadi pencapaian target yang diinginkan perusahaan. Dengan melihat kenyataan tersebut maka dilakukannya penelitian agar pihak perusahaan mengetahui apa yang sebenarnya yang diinginkan untuk peningkatan produktivitas kerja dan peningkatan kualitas produk sehingga keuntungan perusahaan dapat meningkat. Bertitik tolak dari uraian diatas mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 terhadap Kualitas Produk dan Produktivitas Kerja Karyawan PT. Unilon Bandung” Salah satu teknik statistik yang kerap dipergunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel kuantitatif (numerik) adalah teknik korelasi. Adapun arah hubungan dua variabel tersebut dapat berupa positif atau negatif. Adapun korelasi positif artinya apabila salah satu variabel nilainya naik maka variabel yang lain nilainya akan ikut naik. Sedangkan korelasi negatif mengandung pengertian apabila salah satu variable itu nilainya naik, maka variable yang lain nilainya akan turun. Namun apabila kedua variabel penelitian tidak menunjukkan adanya hubungan. Maka disebut korelasi nihil Dari hasil dan pembahasan diatas, maka terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan ISO 9001:2000 terhadap kualitas produk dengan melihat nilai t hitung pada penerapan ISO 9001:2000 adalah 2.639 pada derajat bebas (df) = N-2 = 38, nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95% (significant 5%) adalah 1.684. Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka diputuskan bahwa penerapan ISO 9001:2000 berpengaruh terhadap kualitas produk secara significant pada taraf kepercayaan 95%. Pada probabilitas = 0.016 atau p < 0.05 berarti koefisien regresi signifikan atau penerapan ISO 9001:2000 berpengaruh terhadap Kualitas produk secara significant pada taraf kepercayaan 95%. Terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan ISO 9001:2000 terhadap Produktivitas Kerja dengan melihat nilai t hitung pada penerapan ISO 9001:2000 adalah 2.664 pada derajat bebas (df) = N2 = 38, nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95% (significant 5%) adalah 1.684. oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka diputuskan bahwa penerapan ISO 9001:2000 berpengaruh terhadap produktivitas kerja secara significant pada taraf kepercayaan 95%. Pada probabilitas = 0.015 atau p < 0.05 berarti koefisien regresi signifikan atau penerapan ISO 9001:2000 berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja secara significant pada taraf kepercayaan 95%. Dengan membandingkan nilai yang terdapat pada masing-masing variable maka dapat diambil kesimpulan bahwa Penerapan ISO 9001:2000 mempunyai pengaruh paling besar adalah pada produktivitas kerja dari pada kualitas produk. Kata kunci : ISO 9001: 2000, Kualitas Produk, Produktivitas kerja, Korelasi
3
HALAMAN PENGESAHAN
1. a. Judul Penelitian
b. Bidang Ilmu c. Kategori Penelitian 2. Ketua Peneliti a. Nama b. Jenis Kelamin c. Gol. Pangkat dan NIPY d. Jabatan Fungsional e. Jabatan Struktural f. Fakultas/Program Studi g. Pusat Penelitian 3. Alamat Ketua Peneliti a. Alamat Kantor b. Alamat Rumah 4. Jumlah Anggota Peneliti a. Nama Anggota Peneliti b. Nama Anggota Peneliti 5. Lokasi Penelitian 6. Kerjasama Dengan Institusi Lain a. Nama Institusi b. Alamat c. Telepon/Faxs/e-mail 7. Lama Penelitian 8. Biaya yang Diperlukan Sumber dari UPS Tegal
: Analisa Penerapan Sistem Manajemen ISO 9001: 2000 Terhadap Kualitas Produk dan Produktivitas Kerja Karyawan di PT. Unilon Bandung : Teknologi (Teknik Industri) : Pengembangan Ilmu Pengetahuan : : Ir. Hj. Zulfah, MM : Perempuan : Penata Muda C 3 / 68531051964 : Lektor : Pembantu Dekan II : Teknik/Teknik Industri : Universitas Pancasakti Tegal : : Jl. Halmahera Km.1 Tegal Telp. (0283)342519 / Faxs. (0283)342519 : Jl. Pala Timur 22 / Mejasem Tegal : 2 orang : Drs. Suwandono, M.Pd. : Saufik Luthfianto, S.T : PT. Unilon Bandung :::: 5 bulan : : Rp. 2.200.000 Tegal,
Mengetahui: Dekan Fakultas Teknik
Nopember 2009 Ketua Peneliti,
(Drs. Suwandono, M.Pd.) NIPY. 5501061958
(Ir. Hj. Zulfah, MM) NIPY. 68531051964 Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian
(Siswanto, S.H, M.H.) NIP. 131996651
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga Tim peneliti Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Universitas Pancasakti Tegal dapat menyelesaikan penelitian ini. Tim menyadari bahwa banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik langsung maupun tidak langsung sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini Tim peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Tri Jaka Kartana, M.Si selaku Rektor Universitas Pancasakti Tegal 2. Siswanto, S.H, M.H selaku Kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan Universitas Pncasakti Tegal 3. Drs. Suwandono, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik 4. Ir. Suyitno selaku General Manager PT. Unilon Bandung 5. Segenap Staff dan Karyawan PT. Unilon Bandung 6. Rekan-rekan tim peneliti, terima kasih sumbangsih pemikirannya 7. Rekan-rekan dosen FTI UPS Tegal 8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu Tim peneliti berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penulis sangat berterima kasih atas saran dan kritik yang manbangun untuk dapat menciptakan karya-karya yang lebih kreaatif dan inovatif sebagai pengembangan Universitas Pancasakti dan Fakultas Teknik. Tegal, Nopember 2009
Tim Peneliti
5
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................i ABSTRAK ..........................................................................................................ii KATA PENGANTAR .......................................................................................iii DAFTAR ISI......................................................................................................iv DAFTAR TABEL..............................................................................................vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................vii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................1 1.2 Perumusan Masalah...........................................................................3 1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................3 1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................4 1.5 Batasan Masalah................................................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................5 2.1 Kualitas Produk .................................................................................5 2.1.1 Pengendalian Kualitas ...............................................................5 2.1.2 Tujuan Pengendalian Kualitas ...................................................7 2.2 Produktivitas......................................................................................7 2.3 Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2000 ....................................9 2.4 Pengukuran Operasional variable....................................................11 2.4.1 Metode Skala ...........................................................................12 2.4.2 Metode Sampling.....................................................................14 2.5 Pengujian Statistik...........................................................................18 2.6 Pengujian Korelasi ..........................................................................19 2.7 Pengujian Regresi............................................................................25 2.8 Uji regresi linier ..............................................................................28 BAB III METODE PENELITIAN....................................................................29 3.1 Teknik Pengumpulan Data ..............................................................29 3.1.1 Penyusunan Kuesioner ............................................................30
6
3.1.2 Penyebaran Kuesioner .............................................................31 3.2 Teknik Pengolahan Data .................................................................32 3.2.1 Identifikasi Sampel ..................................................................32 3.2.2 Pengujian Data.........................................................................33 3.2.3 Uji Validitas.............................................................................33 3.2.3 Uji Reliabilitas.........................................................................34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................37 4.1Pengujian Data .................................................................................37 4.1.1 Uji Validitas.............................................................................37 4.1.2 Uji Reliabilitas.........................................................................39 4.2 Analisa Penerapan ISO 9001:2000 .................................................42 4.3 Pengujian Pesyaratan Analisis ........................................................53 4.4 Analisis Terhadap Hipotesis............................................................56 4.4.1 Analisis Hipotesis Pertama......................................................56 4.4.2 Analisis Hipotesis Kedua ........................................................57 4.4.3 Analisis Hipotesis Ketiga ........................................................59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................60 5.1 Kesimpulan......................................................................................60 5.2 Saran................................................................................................61 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
7
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pembobotan dalam Kuesioner ..........................................................33 Tabel 4.1 Validitas Variable Penerapan ISO 9001:2000 ..................................37 Tabel 4.2 Validitas Variabel Produktivitas Kerja .............................................38 Tabel 4.3 Validitas Variabel Kualitas Produk...................................................39 Tabel 4.4 Reliabilitas Variabel Penerapan ISO 9001:2000 ..............................40 Tabel 4.5 Reliabilitas Variabel Produktivitas Kerja .........................................41 Tabel 4.6 Reliabilitas Variabel Kualitas Produk...............................................42 Tabel 4.7 Data Responden untuk penerapan ISO 9001:2000, Produktivitas kerja, dan Kualitas produk .........................................43 Tabel 4.8 Statistik Frekuensi Penerapan ISO 9001:2000 .................................44 Tabel 4.9 Statistik Frekuensi Produktivitas Kerja ............................................47 Tabel 4.10 statistik Frekuensi Kualitas Produk.................................................50 Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas ......................................................................54 Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas varians .......................................................55 Tabel 4.13 Hasil Uji Linieritas Data .................................................................56 Tabel 4.14 Anova hipotesis pertama.................................................................56 Tabel 4.15 Coeffisien hipotesis pertama...........................................................57 Tabel 4.16 Anova hipotesis kedua ....................................................................58 Tabel 4.17 Coeffisien hipotesis kedua ..............................................................58 Tabel 4.18 Perbandingan Pengaruh Penerapan ISO 9001:2000 terhadap Kualitas Produk dan Produktivitas Kerja ........................59
8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konsep Produktivitas ......................................................................9 Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ................................................................36
9
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Standar sistem manejemen mutu yang lebih dikenal dengan ISO 9000 telah digunakan di seluruh dunia. ISO 9000 sangat penting manfaatnya dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas. Indonesia merupakan salah satu negara yang harus mempersiapkan diri untuk bersaing meningkatkan kualitas produksi agar nantinya dapat bersaing di pasar ASEAN pada khususnya dan pasar dunia pada umumnya. Seri ISO 9000 diturunkan melalui prinsip konsensus dari sejumlah standar internasional untuk memberikan pedoman pada industri bagaimana membuat sistem untuk mengelola mutu produk di pabrik, tujuananya adalah untuk menyebarkan pengembangan standar ke seluruh dunia, menyempurnakan efisiensi, produktifitas, dan mutu. Indonesia sendiri telah mengadopsi standar mutu ISO 9000 menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI) seri 19-9000. ISO 9000 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk (barang atau jasa). Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO 9000 sehingga konsumen tidak dapat menginspeksi suatu produk terhadap standar-standar produk. ISO 9000 hanya merupakan standar sistem manejemen kualitas. The International Organization for Standarization (ISO) Technical Comitte (TC) 176 bertanggung jawab untuk standar-standar sistem manajemen kualitas ISO 9000. Sejak pertama kali dikeluarkan standar-standar ISO 9000 pada tahun 1
10
1987, ISO / TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap 5 tahun, guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to date dan relevan untuk organisasi. Revisi terhadap standar ISO 9000 telah dilakukan pada tahun 1994 dan tahun 2000 (ISO 9001 : 2000). PT. Unilon Bandung adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil terpadu yang terletak didaerah kabupaten Bandung Jawa Barat. PT. Unilon Bandung berusaha menjalankan perusahaan agar tetap eksis didalam percaturan dunia usaha serta meningkatkan produktivitas agar lebih meningkatkan sistem manajemen mutu perusahaan. Dalam struktur organisasi PT. Unilon terdapat satu bagian yang bernama Management representatif (MR) yang bertugas mengatur dan mengkoordinasikan seluruh penerapan standar sistem manejemen mutu ISO 9001 termasuk proses Audit Mutu Internal. PT. Unilon sudah mengadopsi dan sudah memiliki sertifikat ISO 9001 versi 2000. Masa berlaku standar mutu ISO 9001 : 2000 yang dimiliki PT. Unilon habis akhir tahun 2008 dan harus digantikan (up grade) oleh standar mutu ISO 9001 : 2008 yang lebih relevan untuk saat ini. Oleh karena itu perlu diadakan audit mutu internal dalam perusahan sebelum nantinya dilakukan audit mutu eksternal oleh lembaga sertifikasi. Pelaksanaan ISO 9001:2000 dilakukan pada seluruh unit kerja karena pada bagian-bagian ini memegang peranan penting dalam proses produktivitasnya, sehingga audit mutu harus benar-benar diperhatikan, oleh karena itu penerapan ISO 9001: 2000 bisa meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas produk sehingga terjadi pencapaian target yang diinginkan perusahaan. Dengan melihat
11
kenyataan tersebut maka dilakukannya penelitian agar pihak perusahaan mengetahui
apa
yang
sebenarnya
yang
diinginkan
untuk
peningkatan
produktivitas kerja dan peningkatan kualitas produk sehingga keuntungan perusahaan dapat meningkat. Bertitik tolak dari uraian diatas mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 terhadap Kualitas Produk dan Produktivitas Kerja Karyawan PT. Unilon Bandung” 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan permasalahan adalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara ISO 9001:2000 terhadap kualitas produk 2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara ISO 9001 : 2000 terhadap produktivitas kerja 3. Manakah yang paling berpengaruh antara Penerapan ISO 9001:2000 terhadap kualitas produk dan produktivitas kerja. 1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan
penelitian yaitu : 1. Untuk menganalisa pengaruh antara penerapan Quality Manajemen System ISO 9001:2000 terhadap kualitas produk di PT. Unilon Bandung. 2. Untuk menganalisa pengaruh antara penerapan Quality Manajemen System ISO 9001:2000 terhadap produktivitas karyawan di PT. Unilon
12
3. Untuk mengetahui bagaimana kesiapan PT. Unilon Bandung pada seluruh departemen terhadap pelaksanan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000 1.4
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut: 1. Memberikan informasi kepada PT. Unilon Bandung mengenai penerapan ISO 9001:2000 pada peningkatan produktivitas kerja dan kualitas produk 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam upaya peningkatan produktivitas dan kualitas produk 1.5
Batasan Masalah Batasan yang digunakan dalam memfokuskan penelitian tugas akhir ini
adalah : 1. Penelitian hanya dilakukan di PT. Unilon Bandung dan haya difokuskan pada analisa pengaruh sistem mutu ISO 9001:2000 terhadap kualitas produk dan produktivitas karyawan 2. Tidak membahas isi yang terkandung dalam dokumen PT. Unilon Bandung. 3. Pembahasan tidak menyentuh masalah biaya dalam pelaksanaan sistem mutu ISO 9001:2000 4. Statistical Product and Service (SPSS) 16.0 for Windows hanya dipergunakan untuk mengolah data kuesioner dan hanya menggunakan uji Validitas, Reabilitas, dan Analisa Frekuensi. SPSS tidak dibahas secara mendalam dalam penelitian ini.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Produk Ada dua segi umum tentang kualitas: 1.
Kualitas rancangan Kualitas rancangan adalah istilah teknik yang sesuai dari variasi dalam tingkat kualitas yang disengaja.
2. Kualitas kecocokan Kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk itu sesuai dengan spesifikasi dan kelonggaran yang disyaratkan oleh rancangan itu (Montgomery, 1900:2). Tiap produk mempunyai sejumlah unsur yang bersama-sama menggambarkan kecocokan penggunaannya. Parameter-parameter ini biasa dinamakan ciri-ciri kualitas. Ciri-ciri kualitas ada beberapa jenis: 1.
Fisik, misalnya: panjang, berat, voltase, kekentalan dan lain-lain.
2.
Indera, misalnya: rasa, penampilan, warna dan lain-lain.
3.
Orientasi waktu, misalnya: keandalan (dapat dipercaya), dapatnya dipelihara, dapatnya dirawat dan lain-lain.
2.1.1. Pengendalian kualitas Pengendalian kualitas adalah kombinasi semua alat dan teknik yang digunakan untuk mengontrol kualitas suatu produk dengan biaya seekonomis mungkin dan memenuhi syarat pemesan (Praptono, 1986: 3). Pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, yang dengan
aktivitas
itu
kita
ukur 5
ciri-ciri
kualitas
produk,
14
membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar (Montgomery, 1990: 3). Dalam mengendalikan proses kita berusaha menyelidiki dengan cepat apabila terjadi gangguan proses dan tindakan pembetulan dapat segera dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai dengan standar produksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengendalian kualitas antara lain: 1. Dari segi operator: keterampilan dan keahlian dari manusia yang menangani produk. 2. Dari segi bahan baku: bahan baku yang dipasok oleh penjual. 3. Dari segi mesin: jenis mesin dan elemen-elemen mesin yang digunakan dalam proses produksi. Pengendalian kualitas statistik (statistical quality control) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yakni pengendalian proses statistik (statistical process control) dan rencana penerimaan sampel produk (acception sampling). Pengendalian
proses
statistik
(statistical
process
control)
merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan sebagai pemonitor, pengendali, penganalisis, pengelola dan memperbaiki proses menggunakan metodemetode statistik. Pengendalian proses statistik merupakan penerapan metodemetode statistik untuk pengukuran dan analisis variasi proses. Dengan pengendalian proses statistik maka dapat dilakukan analisis dan meminimalkan penyimpangan dan kesalahan, mengkuantifikasikankemampuan
15
proses dan memuat hubungan antara konsep dan teknik yang ada untuk mengadakan perbaikan proses. Keberh as i l an dal am pengendal i an p ros es s t at i s t i k s angat dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni sistem pengukuran, sistem pelatihan yang tepat, dan komitmen manajemen. Alasan utama mengadakan pengendalian proses statistik adalah untuk dapat mencapai kepuasan pelanggan (Dorothea W. A, 2003: 66).
2.1.2 Tujuan Pengendalian Kualitas Tujuan dari pengendalian kualitas adalah menyidik dengan cepat sebabsebab terduga atau pergeseran proses sedemikian hingga penyelidikan terhadap proses itu dan tindakan pembetulan dapat dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai diproduksi. Tujuan akhir dari pengendalian kualitas adalah pengurangan variabilitas produk (Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 120).
2.2 Produktivitas Filosofi dan semangat tentang produktivitas sudah ada sejak dahulu yaitu ketika peradaban manusia memulai suatu aktivitas dengan adanya suatu keinginan (will) dan upaya (effort) untuk meningkatkan kalitas dan penghidupan disegala bidang. Menurut formulasi Nasional Productivity Board (NPB) Singapore, produktivitas adalah sikap mental (attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan.
16
Dewasa ini kesadaran akan perlunya peningkatan produktivitas semakin meningkat karena adanya suatu keyakinan bahwa perbaikan produktivitas akan memberikan kontribusi positif dalam perbaikan ekonomi. Pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari kehidupan hari kemarin dan kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini, merupakan suatu pandangan yang memberi dorongan pemikiran kearah produktivitas. Produktivitas sering diartikan sebagai ukuran sampai sejauh mana sumber-sumber daya yang ada sebagai masukan sistem produksi yang dikelola sedemikian rupa untuk mencapai hasil atau keluaran pada tingkat kuantitas tertentu atau keluaran pada tingkat tertentu. Mendefinisikan produktivitas sebagai rasio antara output yang dihasilkan per unit dari sumber daya yang dikonsumsi dalam suatu proses produksi sedangkan produktivitas merupakan konsepsi sistem dimana proses produktivitas dalam wujudnya diekspresikan sebagai rasio yang merefleksikan bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada secara efisien untuk menghasilkan keluaran. Konsep produktivitas seperti disebutkan diatas sangat terkait dengan pengertian efektivitas dan efisiensi kerja. Efisien dapa dikatakan sebagai usaha pengelolaan sumber daya yang maksimal, sedangkan Efektif lebih ditekankan pada pencapaian hasil atau keluaran. Jadi, pengertian produktivitas dapat dikatakan sebagai perpaduan antara efisiensi dan efektivitas.
17
SISTEM
TRANSFORMASI MASUKAN: 1. TENAGA KERJA 2. MODAL 3. ENERGI 4. MATERIAL 5. DATA
KELUARAN: 1. Produk Barang 2. Produk Jasa
PRODUKTIVITAS
Gambar 2.1. Konsep Produktivitas Sumber: Hari Purnomo, 2004, Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu
2.3 Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2000 ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk system manajemen kualitas. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu Sistem Manajemen Kualitas, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan/atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratanpersyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, dimana organisasi yang dikontrak itu bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk tertentu, atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh organisasi. ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan
18
yang harus dipenuhi oleh produk (barang dan/atau jasa). Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO 9001:2000, sehingga kita tidak dapat menginspeksi suatu produk terhadap standar-standar produk. ISO 9001:2000 hanya merupakan standar Sistem Manajemen Kualitas . dengan demikian apabila ada perusahaan yang mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar internasional, itu merupakan hal yang salah dan keliru, karena seyogyanya manajemen perusahaan hanya boleh menyatakan bahwa sistem manajemen kualitasnya yang telah memenuhi standar internasional-bukan produk standar internasional, karena tidak ada kriteria pengujian produk dalam ISO 9001:2000. bagai manapun diharapkan, meskipun tidak selalu, bahwa produk yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen kualitas internasional akan berkualitas baik (standar). Persyaratanpersyaratan dan rekomendasi dalam ISO 9001:2000 diterapkan pada manajemen organisasi yang memasok produk, sehingga akan mempengaruhi bagaimana produk itu didesain, diproduksi, dirakit, ditawarkan, dan lain-lain. Technical Committee (TC)176 bertanggung jawab untuk standar-standar Sistem Manajemen Kualitas ISO 9000. Sejak pertama kali dikeluarkan standarstandar ISO 9000 pada tahun 1987, ISO 9001:2000/TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima tahun, guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to date dan relevan untuk organisasi. Tervisi terhadap standar ISO 9000 telah dilakukan pada tahun 1994 dan 2000. ISO 9000 versi tahun 2000 mencakup beberapa seri berikut:
ISO 9000:2000 => QMS – Fundamentals and Vocabulary replacing ISO 8402 and ISO 9000-1
19
ISO 9001:2000 => QMS – Requirement replacing the 1994 versions of ISO 9001, 9002, and 9003
ISO 9004:2000 => QMS - Guidance for performance improvement replacing ISO 9004 with most parts
ISO 19011=> Guidance for auditing management systems replacing ISO 9001:2000 10011 and 14011 Perubahan yang signifikan dalam ISO 9001 versi tahun 2000 (ISO
9001:2000) dibandingkan dengan ISO 9001 versi tahun 1994 (ISO 9001:1994) adalah penggantian 20 elemen standar menjadi suatu model proses seperti ditunjukkan dalam gambar 1.1. model proses dari ISO 9001:2000 terdri dari lima bagian utama yang menjabarkan sistem manajemen organisasi, sebagai berikut : 1. Sistem Manajemen Kualitas (bagian 4 dari ISO 9001:2000 ) 2. Tanggung jawab manajemen (bagian 5 dari ISO 9001:2000 ) 3. Manajemen sumber daya (bagian 6 dari ISO 9001:2000 ) 4. Realisasi produk (bagian 7 dari ISO 9001:2000 ) 5. Analisis, pengukuran dan peningkatan (bagian 8 dari ISO 9001:2000 ) 2.4 Pengukuran Operasional Variabel Pada penelitian survey, penggunaan kuisioner merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data. Hasil kuisioner tersebut akan menjelma dalam angkaangka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian. Analisa data kuantitatif dilandaskan pada hasil kuisioner tersebut. Tujuan pokok pembuatan kuisioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan
20
tujuan survey, dan memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin. 2.4.1
Metode Skala Metode skala digunakan untuk mendapatkan respon subyek
terhadap objek kejadian atau orang. Ada dua kategori attitudinal scales : Skala rating : punya beberapa kategori respon dan dipakai untuk mendapatkan respon subyek terhadap objek, kejadian atau orang. Pengukuran semua variabel operasional dengan menggunakan skala Likert dengan skoring 5 (lima). Skala ini digunakan untuk mengukur atau menguji seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju terhadap pertanyaan sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai masalah sosial. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat diukur tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item instrumen, yang dapat berupa pertanyaan dan pertanyaan itu kemudian dijawab oleh responden. Penilaiannya sebagai berikut : Sangat Setuju
: nilai 5
Setuju
: nilai 4
Kurang setuju
: nilai 3
Tidak Setuju
: nilai 2
Sangat Tidak Setuju : nilai 1 Skala ranking : membuat perbandingan diantara objek, kejadian atau orang kemudian menentukan pilihan dan merankingnya. Skala ranking dapat
21
merekam preferensi antara dua objek (item) atau lebih tetapi tidak dapat memberikan petunjuk pasti pada jawaban yang diberikan. Setiap pertanyaan atau pernyataan dalam kuisioner mewakili satu variabel dan
masing-masing
pertanyaan
atau
pernyataan
mewakili
satu
aspek/karakteristik/atribut dari suatu objek yang ingin dinilai. Setiap variabel selalu diukur/dinilai dengan menggunakan skala. Ada 4 macam skala pengukuran data yang dapat digunakan, yaitu : 1. Skala nominal Skala nominal adalah skala yang nilai-nilainya hanya berupa atribut atau kategori yang tidak dapat dibandingkan. Varibel-variabel yang menggunakan skala nominal antara lain : jenis kelamin, pekerjaan, agama dan lain-lain. 2. Skala ordinal Skala ordinal adalah skala yang nilai-nilainya dapat diurutkan atau dibandingkan dalam pengertian yang lebih besar atau lebih kecil tetapi jarak antara dua nilai untuk tiap interval adalah tidak sama atau tidak dapat diukur/diartikan. 3. Skala interval Skala interval adalah skala yang nilai-nilainya dapat diurutkan atau dibandingkan dalam pengertian lebih besar atau lebih kecil dan juga jarak antara dua nilai untuk setiap interval adalah sama. 4. Skala rasio Skala rasio merupakan skala yang paling kuantitatif atau paling presisi dalam melakukan pengukuran karena memiliki titik nol absolut. Skala ini banyak
22
dipakai untuk variabel-variabel eksak seperti variabel yang nilainya
memiliki
satuan misalnya uang, berat, waktu dan jarak. 2.4.2 Metode Sampling Dalam suatu penelitian, jumlah keseluruhan unit analisis, yaitu objek yang akan diteliti, disebut populasi. Secara ideal, sebaiknya kita meneliti seluruh anggota populasi. Akan tetapi, seringkali populasi penelitian sangat besar sehingga tidak mungkin untuk diteliti seluruhnya dengan waktu, biaya dan tenaga yang tersedia (Soehartono, I.,1995). Dalam keadaan demikian, maka penelitian dilakukan terhadap sampel, yaitu sebagian dari populasi yang telah memenuhi kriteria untuk diteliti. Dengan meneliti sampel, diharapkan bahwa hasil yang diperoleh akan dapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan. Pemilihan sampel untuk memperoleh data mengenai populasi merupakan prosedur yang mendasar dalam suatu penelitian. Keuntungan dari teknik sampling antara lain mengurangi biaya, mempercepat waktu penelitian dan dapat memperbesar ruang lingkup penelitian (Singarimbun, M., 1989). Suatu metode pengambilan sampel yang ideal memiliki sifat-sifat sebagai berikut (Singarimbun, M., 1989): 1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti. 2. Dapat
menentukan
ketepatan
hasil
penelitian
penyimpangan baku dari tafsiran yang diperoleh. 3. Sederhana dan mudah dilakukan.
dengan
menentukan
23
4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah mungkin. Terdapat banyak cara untuk memperoleh sampel yang diperlukan dalam penelitian. Pada banyak kasus, beragam pertanyaan diberikan dan banyak variabel yang perlu diteliti, sehingga sangat penting untuk memperoleh sampel yang representatif.
Sangatlah
dimungkinkan,
atau
bahkan
diperlukan,
untuk
memperoleh sampel yang representatif hanya dari penilaian dan pengertian umum. Ada 2 macam metode pengambilan sampel (Aaker, 1995) yaitu pengambilan sampel secara acak (probability sampling) dan pengambilan sampel secara tidak acak (nonprobability sampling). Pengambilan sampel secara acak Pengambilan sampel secara acak (probability sampling) adalah metode sampling yang setiap anggota populasinya memiliki peluang yang spesifik dan bukan nol untuk terpilih sebagai sampel. Peluang setiap anggota populasi tersebut dapat sama, dapat juga tidak. Pengambilan sample secara acak terdiri dari : 1.
Pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling), adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi memiliki probabilitas terpilih yang sama. Apabila jumlah sampel yang diinginkan berbeda-beda, maka besarnya peluang tiap anggota populasi untuk terpilihpun berbeda-beda pula, dengan mengikuti perbadingan jumlah sampel terhadap jumlah populasi. Dua metode yang dapat digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah metode undian dan metode penggunaan tabel bilangan random.
24
2.
Pengambilan sampel acak sistematis (systematic sampling), adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana titik mula pengambilan sampel dipilih secara random dan kemudian setiap nomor dengan interval tertentu dari daftar populasi dipilih sebagai sampel. Pengambilan sampel acak sistematis tidak dapat diterapkan pada populasi yang tersusun dengan urutan pola tertentu dimana interval sampling mengikuti urutan pola tersebut.
3.
Pengambilan sampel acak terstratifikasi (strtified sampling), adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana terlebih dahulu dilakukan pembagian anggota populasi ke dalam kelompok-kelompok kemudian sampel diambil dari setiap kelompok tersebut secara acak. Stratifikasi atau pembagian ini dapat dilakukan berdasarkan ciri/ karakteristik tertentu dari populasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pengambilan sampel terstratifikasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu proporsional dimana tujuan sampel yang diambil adalah sebanding dengan jumlah anggota populasi dalam setiap kelompok dan non proporsional dimana jumlah sampel yang diambil adalah tidak sebanding dengan jumlah anggota populasi dalam setiap kelompok karena pertimbangan analitis.
4.
Pengambilan sampel kelompok (cluster
sampling), adalah suatu teknik
pengambilan sampel dimana sampling unitnya bukan individual melainkan kelompok individual (cluster) berdasar ciri/ karakteristik tertentu. Selanjutnya dari cluster-cluster yang ada, dipilih salah satu cluster secara acak, kemudian diambil sample secara acak dari cluster terpilih ini. Hal ini dimungkinkan
25
karena masing-masing cluster dianggap homogen sehingga tidak dilakukan pengambilan sampel pada semua cluster. 5.
Pengambilan sampel secara bertahap (duoble sampling), adalah suatu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara bertahap. Tahap pertama dilakukan untuk mendapatkan informasi awal. Tahap selanjutnya dilakukan wawancara ulang dengan tambahan untuk mendapatkan informasi yang lebih detail.
Pengambilan sampel secara tidak acak Pengambilan sampel secara tidak acak (non probability sampling) adalah metode sampling yang setiap anggota populasinya tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Bahkan probabilitas anggota populasi tertentu untuk terpilih tidak diketahui. Dalam pengambilan sampel secara tidak acak, pemilihan unit sampling didasarkan pada pertimbangan atau penilaian subyektif dan tidak pada penggunaan teori probabilitas. Pengambilan sampel secara tidak acak terdiri dari : 1. Cara Dipermudah (Convenience Sampling): adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana sampel yang diambil merupakan sampel yang paling mudah diperoleh atau dijumpai. Dalam hal ini, unit sampel sangat mudah diakses, diukur, dan sangat bekerja sama sehingga teknik sampling ini sangat mudah, murah, dan cepat dilaksanakan. 2. Cara Keputusan (Judgemental Sampling), adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana pemilihan sampel dilakukan dengan pertimbangan subyektif tertentu berdasar ciri/ karakteristik yang dimiliki sampel tersebut, yang
26
dipandang berhubungan erat dengan ciri/ karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Sampel yang purposif adalah sampel yang dipilh dengan cermat sehingga relevan dengan penelitian. 3. Cara Kuota (Quota Sampling), adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana sample yang diambil dari suatu sub populasi yang mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu dalam batasan jumlah atau kuota tertentu yang diinginkan. 4. Cara Bola Salju (Snowball
Sampling), adalah suatu teknik pengambilan
sampel yang sangat sesuai digunakan untuk mengetahui populasi dengan ciriciri khusus yang sulit dijangka. Pemilihan pertama dilakukan secara acak, kemudian setiap responden yang ditemui diminta untuk memberikan informasi
mengenai
rekan-rekan
lain
yang
mempunyai
kesamaan
karakteristik yang dibutuhkan, sehingga diperoleh responden tambahan. 2.5 Pengujian Statistik Dalam penelitian ini, uji-uji statistik yang dilakukan adalah perhitungan range. Perhitungan range ini dimaksudkan untuk mengetahui rentang data, yaitu data tertinggi dikurangi data terendah. Adapun rumus untuk perhitungan range ini adalah sebagai berikut : R = Xmaks – Xmin Dimana : R
= range (kisaran)
Xmaks = data terbesar Xmin = data terkecil
27
2.6 Pengujian Korelasi Salah satu teknik statistik yang kerap dipergunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel kuantitatif (numerik) adalah teknik korelasi. Adapun arah hubungan dua variabel tersebut dapat berupa positif atau negatif. Adapun korelasi positif artinya apabila salah satu variabel nilainya naik maka variabel yang lain nilainya akan ikut naik. Sedangkan korelasi negatif mengandung pengertian apabila salah satu variable itu nilainya naik, maka variable yang lain nilainya akan turun. Namun apabila kedua variabel penelitian tidak menunjukkan adanya hubungan. Maka disebut korelasi nihil. Uji Validitas Untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian pengukuran yang dilakukan, digunakan indikator validitas dan reliabilitas (Sekaran, 1992). Validitas merupakan ukuran kesesuaian antara alat ukur dengan obyek yang diukur. Sedangkan reliabilitas merupakan ukuran kekonsistenan suatu metode pengukuran dalam suatu obyek. Langkah-langkah pengujian validitas meliputi (Singarimbun, M., 1989) 1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur. 2. Melakukan uji coba skala pengukuran tersebut pada responden yang berjumlah minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini maka distribusi nilai akan lebih mendekati kurva normal. 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban
28
Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total, dengan salah satu cara adalah menggunakan teknik rumus korelasi product moment. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan korelasi adalah :
r
n x
n x. y x. y 2
x
2
n y
2
y
2
Dimana : r = korelasi product moment x = skore dari setiap item y = skore total dari semua item n = jumlah sampel Besarnya r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi, dimana taraf signifikansi = 5%, apabila r > tabel maka korelasi nyata antara variabel tersebut sehingga kuisioner sebagai alat pengukur dikatakan valid. Uji Reliabilitas Adalah suatu ukuran indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Secara umum, pengukuran reliabilitas dapat dikelompokkan menjadi (Sekaran, 1992) : 1. Stabilitas pengukuran, yaitu kemampuan sebuah metode pengukuran untuk stabil (konsisten) selang waktu tertentu pada suatu kondisi lingkungan dan responden yang tidak terkontrol. Pengukuran reliabilitas jenis ini terdiri dari : Pengukuran ulang (test-retest validity), yaitu pengukuran yang dilakukan dengan proses pengumpulan data dari responden sebanyak dua kali dengan menggunakan metode pengukuran yang sama pada jeda waktu
29
terentu. Tingkat kesamaan jawaban dari responden tersebut juga koefisien test-retest. Perhitungan reliabilitas juga menggunakan teknik korelasi product moment seperti pada validasi konstruk Reliabilitas form pararel (pararel-form reliability), yaitu teknik pengukuran reliabilitas yang menggunakan dua jenis alat pengukuran yang berbeda dalam hal bentuk penyajian urutan pertanyaan dan redaksi pertanyaan (wording) yang ditujukan pada set responden yang sama. 2. Pengukuran reliabilitas internal, yaitu suatu ukuran reliabilitas yang menunjukkan tingkat kehomogenan dari item-item pembangunnya pada suatu metode pengukuran. Pengukuran reliabilitas jenis ini terdiri dari : Reliabilitas konsistensi inter item (inter-item consistency), yaitu suatu pengujian kekonsistenan respon dari responden terhadap seluruh item dalam suatu perhitungan. Beberapa metode yang sering digunakan pada reliabilitas jenis ini adalah alpha cronbach (cronbach’s coefficient alpha) dan Formula Kuder – Richardson. Reliabilitas belah dua (split-half reliability), yaitu ukuran korelasi antara dua bagian alat ukur yang dibelah dua dengan maksud untuk mengukur korelasi antara dua penilaian. Salah satu metode yang sering digunakan adalah Spearman-Brown. Reliabilitas interrater/ inter-observer yaitu, ukuran reliabilitas untuk mengetahui tingkat konsistensi para pengamat atau observator terhadap objek amatan. Ukuran reliabilitas ini sesuai digunakan pada suatu kondis
30
dimana hasil penilaian pada observator berpotensi untuk subyektif/ interpretasi terhadap objek sangat berbeda. Dalam penelitian ini reliabilitas dihitung dengan menggunakan teknik belah dua, dengan cara sebagai berikut : Membagi jawaban untuk tiap pertanyaan menjadi dua belahan, yaitu pertanyaan dengan nomor ganjil dan pertanyaan nomor genap. Skor untuk jawaban tiap belahan dijumlahkan, sehingga terdapat dua skor total untuk masing-masing responden. Mengkorelasi skor total belahan pertama (ganjil) dengan skor total belahan kedua (genap) dengan teknik korelasi product moment. Membandingkan angka korelasi yang diperoleh dengan angka kritik dalam tabel nilai r pada baris N-2. Bila angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari angka kritiknya, maka hasil pengukuran tersebut adalah reliabel. Rumus dari r total adalah sebagai berikut : R total =
2r1, 2 1 r1, 2
(Singarimbun, M & Effendi, S, 1989) Dimana :
r1, 2 = koefisien korelasi dihitung melalui korelasi product moment a. Reliabilitas alat ukur Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini ditunjukkan oleh taraf keajegan (konsistensi)
31
skor yang diperoleh oleh para subyek yang diukur dengan alat yang sama, atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda. Dalam artinya yang paling luas reliabilitas alat ukur menunjukkan kepada sejauh mana perbedaan-perbedaan skor perolehan itu mencerminkan perbedaanperbedaan atribut yang sebenarnya. Hal inilah yang menuntun kepada definisi dasar reliabilitas tes, yaitu :
*2 2 rtt = t (Suryabrata, S, 2000) Reliabilitas tes adalah proporsi varians skor perolehan yang merupakan varians skor murni, jadi kembali kepada uraian terdahulu, bahwa Xt = X* + Xe skor perolehan terdiri dari skor murni dan kekeliruan pengukuran, serta
t2 *2 e2 , varians skor perolehan (varians total) t2 sama dengan skor murni 2 *2 ditambah varians kekeliruan pengukuran e . Karena reliabilitas alat ukur itu
berkenaan dengan derajat konsistensi atau kesamaan antara dua perangkat skor, maka dia dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi (r). a. Estimasi reliabiltas Reliabilitas alat ukur yang juga menunjukkan derajat kekeliruan pengukuran tak dapat ditentukan dengan pasti, melainkan hanya dapat diestimasi. Ada tiga pendekatan dalam mengestimasi reliabilitas alat ukur itu, yaitu (a) pendekatan tes ulang, (b) pendekatan dengan tes paralel, dan (c) pendekatan satu kali pengukuran.
32
1. Pendekatan tes ulang Suatu perangkat tes diberikan kepada sekelompok subjek dua kali, dengan selang waktu tertentu, misalkan dua minggu. Reliabilitas tes dicari dengan menghitung korelasi antara skor pada testing I dan skor pada testing II, jadi rtt = rI.II. Pendekatan ini secara teori baik, namun didalam praktek mengandung kelemahan, yaitu bahwa kondisi subyek pada testing II tidak lagi sama dengan kondisi subyek pada testing I, karena terjadinya proses belajar, pengalaman, perubahan motivasi dan sebagainya. Karena itu pada kebanyakan penelitian pendekatan ini tidak dgunakan. Pendekatan tes ulang sangat sesuai kalau yang dijadikan objek pengukuran adalah keterampilan, terutama keterampilan fisik. 2. Pendekatan dengan tes paralel Dua keterampilan tes yang paralel, misalnya perangkat A dan perangkat B diberikan pada sekelompok subjek. Reliabilitas tes dicari dengan menghitung korelasi antara skor pada perangkat A dan skor pada perangkat B, jadi rtt = rAB. Keterbatasan utama pendekatan ini terletak pada sulitnya menyusun dua perangkat tes yang berbeda. Seperti yang telah diuraikan pada teori tes klasik, bahwa perangkat tes akan merupakan dua perangkat yang paralel kalau memenuhi sejumlah persyaratan (asumsi). Karena itu dalam praktek pendekatan ini juga tidak banyak digunakan. 3. Pendekatan satu kali pengukuran Seperangkat tes diberikan kepada sekelompok subjek satu kali, lalu dengan cara tertentu dihitung estimasi reliabilitas test tersebut. Pendekatan pengukuran satu kali ini menghasilkan informasi mengenai keajegan (konsistensi)
33
internal alat ukur. Pendekatan pengukuran satu kali ini dapat menghindarkan diri dari kesulitan yang timbul dari pendekatan dengan pengukuran ulang maupun pendekatan dengan test paralel, oleh karena itu pendekatan ini banyak digunakan. Teknik-teknik estimasi reliabilitas yang akan disajikan berikut ini semuanya menggunakan pendekatan pengukuran satu kali. 2.7 Pengujian Regresi Dalam penelitian ini, uji regresi yang dilakukan adalah regresi linear berganda dengan berbagai model. Model yang digunakan antara lain enter , seleksi maju (forward), penyisihan (backward), bertahap (stepwise). 2.7.1
Pengujian Regresi Linear Metode Enter Metode ini mengharuskan untuk memasukkan seluruh variabel independen
sebagai prediktor terhadap variabel dependen. Kelebihan variabel ini adalah, seluruh variabel dapat masuk ke dalam model sehingga tidak ada satupun variabel yang dibuang. Sedangkan kelemahan dari metode enter ini adalah signifikansi model regresinya cenderung lemah, karena seringkali ada beberapa variabel dalam model yang memiliki signifikansi korelasi yang lemah terhadap variabel dependen. 2.7.2
Pengujian Regresi Linear Metode Seleksi Maju (Forward) Menurut metode ini, variabel independen dimasukkan satu demi satu
menurut urutan besar pengaruhnya terhadap model dan berhenti ketika semua yang memenuhi syarat telah masuk. Dimulai dengan memeriksa matriks korelasi dan kemudian mengambil variabel independen yang menghasilkan :
rx2, y maksimum, i = 1,2,3….,k
34
dimana :
rx2, y = koefisien korelasi variable xi terhadap y Perlu diperhatikan bahwa sifat hubungan korelasi positif atau negatif disini tidak dipermasalahkan. Dengan kata lain, koefisien tersebut adalah harga mutlaknya. 2.7.3
Pengujian Regresi Linear Metode Penyisihan (Backward) Tidak seperti metode maju, metode penyisihan ini dimulai dengan
memasukkan seluruh variabel independen ke dalam model, kemudian di sisihkan satu demi satu sampel semua yang tidak memenuhi patokan keluar dari model. Tahapan perhitungan dari model backward ini adalah sebagai berikut : 1. Seluruh variabel independen dimasukkan ke dalam model Uji keseluruhan koefisien korelasi. Apabila seluruh variabel independen tidak berpengaruh terhadap respon maka tahapan selesai. Namun, apabila berpengaruh, maka harus dilakukan uji-F atau F-test terlebih dahulu. 2. Setiap variabel independen dipandang seolah-olah sebagai yang paling akhir masuk ke dalam model, ambil yang paling kecil pengaruhnya. Uji pengaruh variabel tersebut, kalau signifikan maka tahapan selesai dan ini berarti semua variabel independen masuk dalam model. Namun kalau pengaruh itu tidak signifikan, maka variabel independen tersebut haruslah dikeluarkan dari model. 3. Tahapan terakhir adalah mengulangi tahapan kedua tersebut sampai seluruh variabel selesai diperiksa.
35
Kelebihan dari model backward ini dibandingkan dengan metode forward adalah bahwa peneliti dapat berkesempatan melihat seluruh variabel independen dalam model secara lengkap. 2.7.4
Pengujian Regresi Linear Metode Bertahap (Stepwise) Metode bertahap ini merupakan gabungan dari metode penyisihan dan
metode seleksi maju yang diterapkan secara bergantian. Tahapan dari metode ini adalah sebagai berikut : 1. Pada tahap pertama, gunakan seleksi maju. Misalkan X1 dimasukkan ke dalam model, kemudian disusul oleh X2. Dan kemudian dengan menggunakan metode penyisihan, dipertanyakan apakah kalau tadinya X2 masuk terlebih dahulu, pengaruh X1 masih signifikan. Jadi, dalam tahap ini, selalu dipertanyakan apakah suatu variabel yang telah masuk ke dalam model masih perlu dipertahankan atau sebaliknya dikeluarkan. Apabila pengaruh X1 sekiranya setelah X2 masuk, tidak signifikan, maka
X1
dikeluarkan dari model. Namun bila pengaruhnya tetap berarti (signifkan), maka X1 tetap dipertahankan dalam model sampai pada pengujian tahap berikutnya. 2. Pada tahap kedua, menyeleksi variabel berikutnya yang akan dimasukkan kedalam model. Misalkan
X2 dan misalkan pengaruhnya signifikan.
Kembali gunakan model penyisihan untuk menguji apakah X1 dan X2 masih tetap berada dalam model atau harus dikeluarkan dari model. Begitu selanjutnya secara bergantian, kedua metode ini digunakan sampai selesai.
36
2.8
Pengujian Regresi linear Untuk
mengetahui suatu hubungan antara satu atau lebih variable
independent terhadap satu variabel dependen, dapat memakai uji regresi linear berganda. Rumus dari regresi linear berganda adalah sebagai berikut : Y’i
= b1 b2 X 2i b3 X 3i ......... bk X ki
Dimana : Y’
= nilai regresi
X2, X3
= variabel independen
b1 ,b2
= konstanta
37
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam melakukan aktivitas penelitian diperlukan suatu metodologi yang sesuai dengan alur penelitian yang akan dilakukan, sedangkan langkah-langkah penelitian terdiri dari: 3.1 Teknik Pengumpulan Data Untuk keperluan analisis data, maka peneliti memerlukan data pendukung yang berasal dari perusahaan. Oleh karena itu, peneliti menggunakan dua macam cara pengumpulan data, yaitu: A. Data Primer Dikumpulkan dengan dua cara: a. Obervasi (pengamatan), yaitu melihat langsung fakta-fakta yang ada dilokasi penelitian yaitu di PT. Unilon Bandung yang kemudian dicatat secara cermat oleh peneliti, hasil pengamatan merupakan data penunjang untuk menyelesaikan permasalahan yang ada maupun dalam mengidentifikasikan varibel penelitian b. Wawancara (interview), yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung dengan operator yang terkait dengan objek penelitian. c. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan bantuan kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka diajukan pada tahap awal pengumpulan kriteria dan faktor. Kemudian dilanjutkan dengan kuesioner tertutup
29
38
B. Data Sekunder Diperoleh berdasarkan : a.
Studi Pustaka, dalam proses penelitian studi pustaka sangat dibutuhkan sebagai dasar dan pijakan yang mengarahkan untuk memecahkan permasalahan. Studi pustaka juga memperdalam mengenai teori maupun metode yang akan digunakan oleh peneliti. Beberapa teori dan metode penting dalam penelitian adalah produktivitas, dan ISO 9001:2000,.
b. Laporan-laporan yang ada diperusahaan, laporan ini sangat dibutuhkan sebagai dasar pengumpulan data yang ada diperusahaan yang sifatnya sudah tercatat di lokasi, 3.1.1 Penyusunan Kuisioner Penyusunan kuisioner diperoleh dengan cara melakukan brainstorming atau wawancara dengan pihak pimpinan dan staf PT. Unilon Bandung yang mengetahui benar situasi serta kondisi perusahaan yang dibantu pula dengan dokumentasi yang dimiliki oleh pihak perusahaan. Selain dari wawancara yang telah dilakukan penyusunan kuisioner juga diambil dari kuisioner penelitian sebelumya yang sudah pernah diuji, sehingga tingkat kevalidan lebih tinggi daripada kuisioner yang belum pernah diujikan. Dari hasil evaluasi ini nantinya dapat diketahui faktor mana yang dapat mempengaruhi Penerapan Sistem Manajemen ISO 9001 : 2000 Terhadap Kualitas Produk dan Produktivitas Kerja Karyawan di PT. Unilon Bandung”.
39
3.1.2 Penyebaran Kuisioner Penyebaran kuisioner dilakukan setelah pengajuan kuisioner disetujui oleh Direktur utama. Kuisioner disebarkan kepada 40 orang karyawan dari jumlah seluruhnya 450 orang karyawan yang terbagi dalam beberapa bagian yaitu Staff dan karyawan. Dalam pengisian kuisioner kebutuhan semua responden dianggap sama. Setiap staff dan karyawan diminta untuk mengisi kuisioner sesuai dengan petunjuk yang tertera pada kuisioner. Hubungan ISO 9001:2000 dengan Kualitas Produk dan Produktivitas kerja dapat dilihat sebagai berikut : Kualitas Produk (Y1) ISO 9001 : 2000 = X
Produktivitas Kerja (Y2)
Keterangan :
Variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini adalah ISO 9001: 2000.
Variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini adalah Kualitas Produk dan Produktivitas Kerja.
40
3.2 Teknik Pengolahan Data 3.2.1 Identifikasi Sampel Penelitian Dalam suatu pengukuran selalu dibutuhkan suatu sampel. Sampel adalah bagian dari populasi atau dengan kata lain sampel adalah wakil dari sebuah populasi. Dalam penelitian ini dibutuhkan survey sampel yaitu suatu prosedur dimana hanya sebagian dari populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari populasi. Untuk menentukan jumlah sampel penelitian, maka digunakan perhitungan Bernoulli. Ukuran sampel minimum yang diperlukan dalam penelitian ini didapat dari perhitungan Bernoulli sebagai berikut :
N
Z / 2 2 p.q e2
Dimana : N
= Jumlah sampel minimum
Za/2
= Nilai distribusi normal dengan tingkat kepercayaan 95%
e
= Tingkat kesalahan
p
= Proporsi jumlah kuisioner yang dianggap benar
q
= Proporsi jumlah kuisioner yang dianggap salah Pengumpulan data kuantitatif pada tahap ini dilakukan dengan cara
melakukan survey dengan menggunakan alat atau instrument yaitu kuisioner yang disebarkan kepada pihak manajemen PT. UNILON Bandung. Kuisioner yang disampaikan berisi implementasi ISO 9001:2000, kualitas produk, dan produktivitas karyawan.
41
Tabel 3.1 Pembobotan dalam kuisioner Tingkat keyakinan Keterangan
Nilai Bobot
Sangat setuju
5
Setuju
4
Kurang setuju
3
Tidak setuju
2
Sangat tidak setuju
1
3.2.2 Pengujian Data Pengujian data hasil kuisioner formal perlu dilakukan karena seringkali data tersebut tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Dan dari pengujian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu data yang hendak diolah dan dianalisa. Tahap awal adalah mengecek apakah data yang kita inginkan sudah terisi semua atau ada beberapa yang kosong (tidak terisi). Pada penelitian ini tidak diharapkan data kosong sehingga data kosong tersebut tidak dapat digunakan. Uji data yang dilakukan adalah uji validitas dan uji reabilitas 3.2.2.1 Uji Validitas. Uji validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa akurat suatu alat atau instrument kuisioner melakukan fungsi ukuran. Apabila validitas yang didapat semakin tinggi, maka kuisioner tersebut semakin mengenai sasarannya dan semakin menunjukkan apa yang seharusnya ditunjukkan. Pengujian validitas ini
42
dilakukan dengan internal validity, dimana kriteria yang dipakai berasal dari kuisioner itu sendiri dan masing-masing item tiap variabel dikorelasikan dengan nilai total yang diperoleh dari koefisien korelasi produk moment. Apabila koefisien korelasi rendah dan tidak signifikan, maka item korelasi pada masingmasing variabel dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi product moment yang dirumuskan sebagai berikut :
r
Nx
N ( x. y ) N ( x.y ) 2
( x) 2 Ny 2 ( y ) 2
1/ 2
Dimana : x
= skor tiap-tiap variabel
y
= skor tiap responden
N
= jumlah responden Setiap variabel yang dihipotesiskan akan diukur korelasinya dan
dibandingkan dengan melihat angka kritisnya. Suatu data dikatakan valid bila nilai r diatas lebih besar atau sama dengan angka kritisnya. Cara melihat angka kritis adalah dengan melihat baris N – 2 pada tabel korelasi nilai-r. 3.2.2.2 Uji Reliability/ Keandalan. Uji reliabilitas digunakan untuk melihat tingkat konsistensi dari konsumen terhadap variabel yang ada, jadi apakah data yang diperoleh akan cenderung memberikan hasil yang sama (konsistem). Untuk melihat realibilitas suatu alat atau instrumen, maka harus diperoleh kesalahan pengukuran (measurement error). Secara rumus matematika, keadaan tersebut digambarkan dalam persamaan sebagai berikut : Yp = Ys + Ye
43
Yp = angka yang diperoleh (obtained score) Ys = angka yang sebenarnya (true score) Ye = angka kesalahan pengukuran (measurement error) Semakin besar error yang terjadi, maka semakin kecil realibilitas pengukuran dan sebaliknya semakin kecil error yang terjadi, maka semakin besar realibilitas pengukuran. Suatu alat tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan jika tes tersebut memberikan hasil yang tepat. Perhitungan dilakukan dengan bantuan software SPSS 16.0. Observasi Lapangan
44
Studi Literatur Perumusan masalah Tahap Identifikasi
Penentuan Tujuan
Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data
Penyusunan Kuisioner Penyebaran Kuisioner Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas
Valid ? Reliabel ?
Tidak
Ya Perhitungan Tingkat ISO 9001: 2000 terhadap Produktivitas dan kualitas produk
Uji normalitas dan Linearitas
Pengujian Regresi
Tahap Analisa Analisis Hasil Pengolahan Data - Analisis ISO 9001:2000 yang mempengaruhi Produktivitas kerja dan Kualitas produk - Analisis uji normalitas dan linieritas - Analisis regresi linear - Analisis signifikansi hubungan ISO 9001:2000 yang mempengaruhi Produktivitas kerja dan Kualitas produk
Kesimpulan dan Saran
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB IV
Tahap Kesimpulan
45
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Data Tes pendahuluan yang dilakukan terhadap data yang akan di analisis secara kuantitatif adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kesahihan data yang diperoleh, sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat keandalan. 4.1.1 Uji Validitas Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Product Moment Pearson. Apabila korelasi tiap-tiap variabel pertanyaaan > Critical Value, maka variabel pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dari olah data diperoleh hasil seperti pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Validitas Variabel Penerapan ISO 9001:2000 BUTIR R hitung R tabel Status 1 0.631 0.312 VALID 2 0.647 0.312 VALID 3 0.653 0.312 VALID 4 0.635 0.312 VALID 5 0.781 0.312 VALID 6 0.691 0.312 VALID 7 0.718 0.312 VALID 8 0.582 0.312 VALID 9 0.318 0.312 VALID 10 0.653 0.312 VALID 11 0.463 0.312 VALID 12 0.584 0.312 VALID 13 0.418 0.312 VALID 14 0.623 0.312 VALID 15 0.497 0.312 VALID 16 0.586 0.312 VALID Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa semua pertanyaan mengenai faktor fisik/eksistensi yang diajukan kepada responden sebanyak 16 variabel dinyatakan 37
46
valid karena korelasi dari tiap-tiap variabel pertanyaan > Critical value (1 tail, 0,05). Dengan demikian seluruh pernyataan dapat digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.2 Validitas Variabel Produktivitas Kerja BUTIR
R hitung
R tabel
Status
1
0.590
0.312
VALID
2
0.624
0.312
VALID
3
0.647
0.312
VALID
4
0.815
0.312
VALID
5
0.770
0.312
VALID
6
0.677
0.312
VALID
7
0.739
0.312
VALID
8
0.614
0.312
VALID
9
0.684
0.312
VALID
10
0.761
0.312
VALID
11
0.652
0.312
VALID
12
0.539
0.312
VALID
13
0.565
0.312
VALID
14
0.582
0.312
VALID
15
0.728
0.312
VALID
16
0.735
0.312
VALID
Sumber :data primer diolah dengan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan korelasi product moment untuk variabel pertanyaan mengenai variabel produktivitas kerja sebanyak 16 nomor yaitu pertanyaan nomor 1 sampai dengan 16 dinyatakan valid. Sehingga seluruh pertanyaan mengenai produktivitas kerja ini memenuhi syarat untuk pengolahan data selanjutnya. Tabel 4.3 Validitas Variabel Kualitas Produk BUTIR
R hitung
R tabel
Status
47
1
0.505
0.312
VALID
2
0.671
0.312
VALID
3
0.499
0.312
VALID
4
0.358
0.312
VALID
5
0.529
0.312
VALID
6
0.570
0.312
VALID
7
0.314
0.312
VALID
8
0.559
0.312
VALID
9
0.355
0.312
VALID
10
0.521
0.312
VALID
11
0.458
0.312
VALID
12
0.495
0.312
VALID
13
0.488
0.312
VALID
14
0.488
0.312
VALID
15
0.515
0.312
VALID
16
0.400
0.312
VALID
Sumber :data primer diolah dengan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan korelasi product moment untuk variabel pertanyaan mengenai variabel Kualitas produk sebanyak 16 nomor yaitu pertanyaan nomor 1 sampai dengan 16 dinyatakan valid. Sehingga seluruh pertanyaan mengenai produktivitas kerja ini memenuhi syarat untuk pengolahan data selanjutnya 4.1.2
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi jawaban responden dalam mengukur suatu konsep.
48
Tabel 4.4 Reliabilitas Variabel Penerapan ISO 9001:2000 Butir
Korelasi Product Moment
R tabel
Status
1
0.553
0,312
Reliabel
2
0.584
0,312
Reliabel
3
0.585
0,312
Reliabel
4
0.562
0,312
Reliabel
5
0.734
0,312
Reliabel
6
0.628
0,312
Reliabel
7
0.660
0,312
Reliabel
8
0.504
0,312
Reliabel
9
0.202
0,312
Reliabel
10
0.588
0,312
Reliabel
11
0.349
0,312
Reliabel
12
0.507
0,312
Reliabel
13
0.322
0,312
Reliabel
14
0.555
0,312
Reliabel
15
0.414
0,312
Reliabel
16
0.479
0,312
Reliabel
Sumber :data primer diolah dengan SPSS 16.0
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa semua pertanyaan mengenai Penerapan ISO 9001:2000 yang diajukan kepada responden sebanyak 40 responden dinyatakan reliabel karena korelasi dari tiap-tiap variabel pertanyaan > r tabel (1 tail, 0,05). Dengan demikian seluruh pertanyaan dapat digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.5 Reliabilitas Variabel Produktivitas Kerja
49
Butir
Korelasi Product Moment
R tabel
Status
1
0.519
0,312
Reliabel
2
0.523
0,312
Reliabel
3
0.595
0,312
Reliabel
4
0.782
0,312
Reliabel
5
0.732
0,312
Reliabel
6
0.620
0,312
Reliabel
7
0.695
0,312
Reliabel
8
0.556
0,312
Reliabel
9
0.631
0,312
Reliabel
10
0.719
0,312
Reliabel
11
0.598
0,312
Reliabel
12
0.450
0,312
Reliabel
13
0.491
0,312
Reliabel
14
0.524
0,312
Reliabel
15
0.683
0,312
Reliabel
16
0.694
0,312
Reliabel
Sumber :data primer diolah dengan SPSS 16.0
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa semua pertanyaan mengenai Produktivitas Kerja yang diajukan kepada responden sebanyak 40 responden dinyatakan reliabel karena korelasi dari tiap-tiap variabel pertanyaan > r tabel (1 tail, 0,05). Dengan demikian seluruh pertanyaan dapat digunakan dalam penelitian ini.
50
Tabel 4.6 Reliabilitas Variabel Kualitas Produk Butir
Korelasi Product Moment
R tabel
Status
1
0.318
0,312
Reliabel
2
0.598
0,312
Reliabel
3
0.380
0,312
Reliabel
4
0.343
0,312
Reliabel
5
0.432
0,312
Reliabel
6
0.478
0,312
Reliabel
7
0.367
0,312
Reliabel
8
0.469
0,312
Reliabel
9
0.339
0,312
Reliabel
10
0.416
0,312
Reliabel
11
0.369
0,312
Reliabel
12
0.386
0,312
Reliabel
13
0.399
0,312
Reliabel
14
0.336
0,312
Reliabel
15
0.401
0,312
Reliabel
16
0.381
0,312
Reliabel
Sumber :data primer diolah dengan SPSS 16.0
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa semua pertanyaan mengenai Kualitas Produk yang diajukan kepada responden sebanyak 40 responden dinyatakan reliabel karena korelasi dari tiap-tiap variabel pertanyaan > r tabel (1 tail, 0,05). Dengan demikian seluruh pertanyaan dapat digunakan dalam penelitian ini. 4.2
Analisis Tingkat Penerapan ISO 9001:2000 Untuk lebih mendukung analisis kuantitatif , akan dilakukan perhitungan
tingkat Penerapan ISO 9001:2000. Data yang diperlukan untuk penelitian ini dikumpulkan langsung dari responden, yaitu melalui kuisioner yang disebarkan kepada seluruh karyawan/karyawati PT. Unilon Bandung. Dari kuisioner-
51
kuisioner yang telah disebar, diperolah data primer yang kemudian diolah dalam bentuk tabel-tabel frekuensi dan dihitung dalam prosentase. Tabel 4.7 Data Responden untuk Penerapan ISO 9001:2000, Produktivitas Kerja dan Kualitas Produk NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
PRODUKTIVITAS KUALITAS PROD 74 70 70 72 69 66 76 65 77 67 71 68 78 69 69 67 68 76 67 78 71 79 73 72 71 75 72 66 73 69 75 63 76 65 73 69 69 63 65 62 63 67 65 78 69 74 72 72 71 71 77 67 73 69 65 66 63 77 61 78 69 73 68 72 74 76 75 75
ISO 9001:2000 69 71 66 65 66 66 70 67 65 72 73 65 77 75 64 63 63 66 65 70 71 72 74 72 77 73 74 65 65 61 63 64 68 65
52
35 77 36 67 37 68 38 78 39 71 40 74 Sumber : Data primer diolah
62 63 61 68 69 65
63 65 75 77 78 69
1. Variabel Penerapan ISO 9001:2000 Tabel 4.8 Statistik Frekuensi ISO 9001:2000 ISO 9001:2000 N
Valid
Missing Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum Sum Percentiles 10
40 0 68.72 .754 67.50 65 4.772 22.769 .411 .374 -1.064 .733 17 61 78 2749 63.00
20
65.00
25
65.00
30
65.00
40
66.00
50
67.50
60
70.00
70
72.00
75
72.75
80
73.80
90
76.80
53
N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 40 buah, sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Di sini berarti semua data siap diproses.
Mean atau rata-rata skor nilai 68.72 dengan standard error adalah 0.754 Penggunaan standard error Mean untuk memperkirakan besar rata-rata Populasi yang diperkirakan dari sample. Untuk itu dengan standard error of mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%
Median atau titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 67.50 menunjukkan bahwa 50% skor nilai adalah 67.50 ke atas dan 50%-nya adalah 67.50 ke bawah.
Standar Deviasi adalah 4.772 dan varians yang merupakan kelipatan standar deviasi adalah 22.679 Penggunaan standar deviasi untuk menilai dispersi ratarata dari sampel. Untuk itu, dengan standar deviasi tertentu dan pada tingkat
54
kepercayaan 95%. Rata-rata ± 2 standar deviasi. Maka 68.72 ± 2 ( 2 x 4.772) = 4.772
Skewness, adalah 0.411. Untuk penilaian ini maka nilai tersebut ke angka rasio. Rasio skewness adalah : nilai skewness / standar error skewness. Atau dalam kasus ini rasio skewness = 0.411 / 0,374 = 1.0989 Sebagai pedoman, jika rasio skewness berada diantara -2 sampai + 2, maka distribusi adalah normal.
Kurtosis, adalah -1.064 Rasio kurtosis adalah: nilai kurtosis standar error kurtosis. Dalam hal ini rasio kurtosis -1.064 / 0.733 = -1.451 Sebagai pedoman adalah jika rasio kurtosis berada diantara -2 sampai dengan + 2, maka distribusi data adalah normal.
Data minimum adalah 61, sedangkan data maksimum adalah 78.
Range adalah data maksimum - data minimum, atau dalam kasus ini : 78 - 61 = 17.
Percentiles atau angka persentil:
Rata-rata tinggi badan 10% responden di bawah 63. Atau dapat juga dikatakan rata-rata skor 90% responden (100% - 10%) di atas 62
Rata-rata skor 25% responden di bawah 65.
Rata-rata skor 50% responden dibawah 67.50 di atas 67.50
Rata-rata skor 75% responden di bawah 72.75
Rata-rata skor 90% responden di bawah 76.8
55
Histogram: Bagian yang menggambarkan grafik data yang telah dibuat frekuensinya. Terlihat bahwa batang histogram mempunyai kemiripan bentuk dengan kurva normal (bentuk seperti bel). Hal ini membuktikan bahwa distribusi tersebut sudah dapat dikatakan normal atau mendekati normal. Namur demikian pengujian normalitas perlu dilakukan. 2. Variabel Produktivitas Kerja Tabel 4.9 Statistik Frekuensi Produktivitas Kerja PRODUKTIVITAS N
Valid
Missing Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum Sum Percentiles 10
40 0 70.92 .693 71.00 a 69 4.382 19.199 -.297 .374 -.538 .733 17 61 78 2837 65.00
20
67.20
25
68.00
30
69.00
40
69.40
50
71.00
60
72.60
70
73.70
75
74.00
80
75.00
90
77.00
56
N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 40 buah, sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Di sini berarti semua data siap diproses.
Mean atau rata-rata skor nilai 70.92 dengan standard error adalah 0.693 Penggunaan standard error Mean untuk memperkirakan besar rata-rata Populasi yang diperkirakan dari sample. Untuk itu dengan standard error of mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%
Median atau titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 71.00 menunjukkan bahwa 50% skor nilai adalah 71.00 ke atas dan 50%-nya adalah 71.00 ke bawah.
Standar Deviasi adalah 4.382 dan varians yang merupakan kelipatan standar deviasi adalah 19.199 Penggunaan standar deviasi untuk menilai dispersi ratarata dari sampel. Untuk itu, dengan standar deviasi tertentu dan pada tingkat
57
kepercayaan 95%. Rata-rata ± 2 standar deviasi. Maka 71.00 ± 2 ( 2 x 4.382) = 4.382
Skewness, adalah -0.297. Untuk penilaian ini maka nilai tersebut ke angka rasio. Rasio skewness adalah : nilai skewness / standar error skewness. Atau dalam kasus ini rasio skewness = -0.297 / 0,374 = -0.798 Sebagai pedoman, jika rasio skewness berada diantara -2 sampai + 2, maka distribusi adalah normal.
Kurtosis, adalah -0.538 Rasio kurtosis adalah: nilai kurtosis standar error kurtosis. Dalam hal ini rasio kurtosis -0.538 / 0.733 = -0.7339 Sebagai pedoman adalah jika rasio kurtosis berada diantara -2 sampai dengan + 2, maka distribusi data adalah normal.
Data minimum adalah 61, sedangkan data maksimum adalah 78.
Range adalah data maksimum - data minimum, atau dalam kasus ini : 78 - 61 = 17.
Percentiles atau angka persentil:
Rata-rata tinggi badan 10% responden di bawah 65. Atau dapat juga dikatakan rata-rata skor 90% responden (100% - 10%) di atas 65
Rata-rata skor 25% responden di bawah 68.
Rata-rata skor 50% responden dibawah 71 di atas 71
Rata-rata skor 75% responden di bawah 74
Rata-rata skor 90% responden di bawah 77.
58
Histogram: Bagian yang menggambarkan grafik data yang telah dibuat frekuensinya. Terlihat bahwa batang histogram mempunyai kemiripan bentuk dengan kurva normal (bentuk seperti bel). Hal ini membuktikan bahwa distribusi tersebut sudah dapat dikatakan normal atau mendekati normal. Namur demikian pengujian normalitas perlu dilakukan.
3. Variabel Kualitas Produk Tabel 4.10 Statistik Frekuensi Kualitas Produk KUALITAS_PROD N
Valid
40
Missing
0
Mean
69.60
Std. Error of Mean
.804
Median
69.00
Mode
69
Std. Deviation
5.083
Variance
25.836
Skewness
.236
Std. Error of Skewness
.374
Kurtosis
-.946
Std. Error of Kurtosis
.733
Range
18
Minimum
61
Maximum
79
Sum Percentiles
2784 10
63.00
20
65.00
25
66.00
59
30
66.30
40
67.40
50
69.00
60
70.60
70
72.00
75
73.75
80
75.00
90
77.90
N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 40 buah, sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Di sini berarti semua data siap diproses.
Mean atau rata-rata skor nilai 69.60 dengan standard error adalah 0.804 Penggunaan standard error Mean untuk memperkirakan besar rata-rata Populasi yang diperkirakan dari sample. Untuk itu dengan standard error of mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%
60
Median atau titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 69.00 menunjukkan bahwa 50% skor nilai adalah 69.00 ke atas dan 50%-nya adalah 69.00 ke bawah.
Standar Deviasi adalah 5.083 dan varians yang merupakan kelipatan standar deviasi adalah 25.836 Penggunaan standar deviasi untuk menilai dispersi ratarata dari sampel. Untuk itu, dengan standar deviasi tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%. Rata-rata ± 2 standar deviasi. Maka 69.00 ± 2 ( 2 x 5.083) = 5.083
Skewness, adalah 0.236. Untuk penilaian ini maka nilai tersebut ke angka rasio. Rasio skewness adalah : nilai skewness / standar error skewness. Atau dalam kasus ini rasio skewness = 0.236 / 0,374 = 0.631 Sebagai pedoman, jika rasio skewness berada diantara -2 sampai + 2, maka distribusi adalah normal.
Kurtosis, adalah -0.946 Rasio kurtosis adalah: nilai kurtosis standar error kurtosis. Dalam hal ini rasio kurtosis -0.946 / 0.733 = 1.2905 Sebagai pedoman adalah jika rasio kurtosis berada diantara -2 sampai dengan + 2, maka distribusi data adalah normal.
Data minimum adalah 61, sedangkan data maksimum adalah 79.
Range adalah data maksimum - data minimum, atau dalam kasus ini : 79 - 61 = 18.
Percentiles atau angka persentil:
Rata-rata tinggi badan 10% responden di bawah 63. Atau dapat juga dikatakan rata-rata skor 90% responden (100% - 10%) di atas 63
Rata-rata skor 25% responden di bawah 66.
61
Rata-rata skor 50% responden dibawah 69 di atas 69
Rata-rata skor 75% responden di bawah 73.75
Rata-rata skor 90% responden di bawah 77.90
Histogram: Bagian yang menggambarkan grafik data yang telah dibuat frekuensinya. Terlihat bahwa batang histogram mempunyai kemiripan bentuk dengan kurva normal (bentuk seperti bel). Hal ini membuktikan bahwa distribusi tersebut sudah dapat dikatakan normal atau mendekati normal. Namur demikian pengujian normalitas perlu dilakukan 4.3 Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum teknik analisis korelasi diterapkan, disyaratkan untuk melakukan pengujian terhadap persyaratan statistic dengan menggunakan uji statistic tertentu antara lain: 1. Uji Normalitas Untuk mnegetahui apakah data yang akan diteliti mempunyai sebaran normal atau tidak normal, dilakukan uji normalitas. Variable yang akan diuji yaitu: Penerapan ISO 9001:2000, Produktivitas Kerja dan Kualitas Produk. Teknik yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikan () = 0,005. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan olah data SPSS 16.00, criteria pengambilan keputusan didasarkan atas perbedaan taraf signifikan. Apabila taraf signifikan pengamatan lebih besar dari 0,05, maka sampel yang diteliti berdistribusi normal atau sebaliknya. Hasil uji normalitas masing-masing variable bahwa semua taraf signifikan pengamatan lebih besar
62
dari () = 0,05. Dengan demikian bahwa sebaran nilai masing-masing variable berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas No.
Variable
Kolmogorov-
Signifikan
Kesimpulan
Smirnov 1
Penerapan ISO 9001:2000 (X)
1.208
0.108
Normal
2
Kualitas Produk (Y1)
0.771
0.591
Normal
3
Produktivitas kerja (Y2)
0.519
0.950
Normal
2. Uji Homogenitas Varian Untuk mengetahui homogenitas varian masing-masing variable dilakukan dengan uji F (kesamaan dua varian) dengan taraf signifikan () = 0,05. Uji homogenitas ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 . criteria pengambilan keputusan didasarkan pada perbedaan F tabel dengan F hitung. Apabila F hitung lebih kecil dari F tabel, maka dapat dikatakan kedua sampel memiliki varians yang sama (homogeny) atau sebaliknya. Hasil uji homogenitas varian terlihat bahwa semua harga F hitung lebih kecil dari F tabel. Dengan demikian bahwa uji persyaratan homogenitas dapat dipenuhi. Pengujian homogenitas : =ܨ
ܵଵଶ ܵଶଶ
63
ܨ1 =
ଶହ.଼ଷ
ଶଶ.ଽ
= 1.134
Harga F1 hitung (1.134) < F tabel (1.69) maka kedua sampel memliki varians yang sama (homogen) ܨ2 =
ଵଽ.ଵଽଽ
ଶଶ.ଽ
= 0.843
Harga F2 hitung (0.843) < Ftabel (1.69) maka kedua sampel memliki varians yang sama (homogen) Hasil homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas varian No
Variable
F hitung
F tabel
Kesimpulan
1
Kualitas Produk (Y1) atas Penerapan ISO 9001:2000 (X)
1.134
1.69
Homogen
2
Produktivitas (Y2) atas Penerapan ISO 9001:2000 (X)
0.843
1.69
Homogen
3. Uji Linieritas Hubungan Untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variable bebas dengan variable terikatnya dapat dilakukan dengan ANOVA dengan taraf signifikan () = 0,05. Uji linieritas ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 Criteria pengambilan keputusan didasarkan pada perbedaan taraf signifikan. Apabila taraf signifikan pengamatan lebih kecil dari () = 0,05 maka antara variable bebas dan terikat mempunyai hubungan yang linier atau sebaliknya. Hasil uji linieritas terlihat bahwa semua taraf signifikan pengamatan lebih keci dari () = 0,05. Dengan demikian bahwa antara variable bebas dengan variable terikat mempunyai hubungan yang linier. Hasil uji linieritas dapat dilihat pada tabel berikut:
64
Tabel 4.13 Hasil Uji Linieritas Data No
Variable
F hitung
Sig
Kesimpulan
1
Kualitas Produk (Y1) atas Penerapan ISO 9001:2000 (X)
0.409
0.026
Linier
2
Produktivitas (Y2) atas Penerapan ISO 9001:2000 (X)
0.843
0.045
Linier
4.4 Analisis terhadap Hipotesis Analisis terhadap hipotesis ini digunakan untuk menguji apakah hipotesishipotesis yang diasumsikan terdapat hubungan yang signifikan atau tidak, adapun hipotesinya yaitu: Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara ISO 9001:2000 terhadap kualitas produk, Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara ISO 9001 : 2000 terhadap produktivitas kerja, Hubungan manakah yang paling berpengaruh antara Penerapan ISO 9001:2000 terhadap kualitas produk dan produktivitas kerja 4.4.1 Analisis Hipotesis Pertama Hipotesis pertama menyatakan bahwa Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara ISO 9001:2000 (X) terhadap kualitas produk (Y1) pada PT. Unilon Bandung, digunakan analisis regresi sederhana, adapun output yang dihasilkan dari SPSS 16.0 adalah sebagai berikut: Tabel 4.14 ANOVAb Hipotesis Pertama Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
10.728
1
10.728
996.872
38
26.233
1007.600
39
a. Predictors: (Constant), ISO b. Dependent Variable: KUALITAS_PROD
F
Sig. .409
.026
a
65
Pada anova, nilai F = 0.409 dengan p = 0.026, oleh karena p < 0.05 maka regresi dapat dipakai untuk memprediksi Kualitas Produk. Tabel 4.15 Coefficientsa Hipotesis Pertama Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) ISO
Std. Error 62.046
11.840
.110
.172
Coefficients Beta
t
.103
Sig. 6.240
.000
2.639
.016
a. Dependent Variable: KUALITAS_PROD
Pada coefficients: 1. Nilai B Konstan adalah 62.046 menyatakan bahwa jika penerapan ISO 9001:2000 diabaikan maka kualitas produk memiliki nilai 62.046, 2. Nilai t hitung pada penerapan ISO 9001:2000 adalah 2.639 pada derajat bebas (df) = N-2 = 38, nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95% (significant 5%) adalah 1.684. oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka diputuskan bahwa penerapan ISO 9001:2000 berpengaruh terhadap kualitas produk secara significant pada taraf kepercayaan 95% 3. Pada probabilitas = 0.016 atau p < 0.05 berarti koefisien regresi signifikan atau penerapan ISO 9001:2000 berpengaruh terhadap Kualitas produk secara significant pada taraf kepercayaan 95% 4.4.2
Analisis Hipotesis Kedua Hipotesis pertama menyatakan bahwa Apakah terdapat hubungan yang
signifikan antara ISO 9001:2000 (X) terhadap produktivitas kerja (Y2) pada PT. Unilon Bandung, digunakan analisis regresi sederhana adapun output yang dihasilkan dari SPSS 16.0 adalah sebagai berikut:
66
Tabel 4.16 ANOVAb Hipotesis Kedua Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
4.215
1
4.215
Residual
744.560
38
19.594
Total
748.775
39
F
Sig. .215
.045
a
a. Predictors: (Constant), ISO b. Dependent Variable: PRODUKTIVITAS
Pada anova, nilai F = 0.215 dengan p = 0.045, oleh karena p < 0.05 maka regresi dapat dipakai untuk memprediksi Kualitas Produk Tabel 4.16 Coefficientsa Hipotesis Kedua Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) ISO
Std. Error 66.190
10.233
.069
.149
Coefficients Beta
t
.075
Sig. 6.469
.000
2.664
.015
a. Dependent Variable: PRODUKTIVITAS
Pada coefficients: 1. Nilai B Konstan adalah 66.190 menyatakan bahwa jika penerapan ISO 9001:2000 diabaikan maka kualitas produk memiliki nilai 66.190 2. Nilai t hitung pada penerapan ISO 9001:2000 adalah 2.664 pada derajat bebas (df) = N-2 = 38, nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95% (significant 5%) adalah 1.684. oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka diputuskan bahwa penerapan ISO 9001:2000 berpengaruh terhadap produktivitas kerja secara significant pada taraf kepercayaan 95%
67
3. Pada probabilitas = 0.015 atau p < 0.05 berarti koefisien regresi signifikan atau penerapan ISO 9001:2000 berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja secara significant pada taraf kepercayaan 95% 4.4.3 Analisis Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga menyatakan bahwa manakah hubungan yang paling signifikan antara kualitas produk (Y1) dan produktivitas kerja (Y2) pada PT. Unilon Bandung, adapun output yang dihasilkan dari SPSS 16.0 adalah sebagai berikut: Tabel 4.17 Perbandingan Pengaruh Penerapan ISO 9001:2000 terhadap Kualitas Produk dan Produktivitas Kerja No.
Variable
Nilai B
T hitung
Probabilitas
1.
Kualitas Produk (Y2)
62.046
2.639
0.014
2.
Produktivitas kerja (Y1)
66.190
2.664
0.015
Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Penerapan ISO 9001:2000 mempunyai pengaruh paling besar adalah pada produktivitas kerja dari pada kualitas produk.
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan ISO 9001:2000 terhadap kualitas produk dengan melihat nilai t hitung pada penerapan ISO 9001:2000 adalah 2.639 pada derajat bebas (df) = N-2 = 38, nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95% (significant 5%) adalah 1.684. Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka diputuskan bahwa penerapan ISO 9001:2000 berpengaruh terhadap kualitas produk secara significant pada taraf kepercayaan 95%. Pada probabilitas = 0.016 atau p < 0.05 berarti koefisien regresi signifikan atau penerapan ISO 9001:2000 berpengaruh terhadap Kualitas produk secara significant pada taraf kepercayaan 95%. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan ISO 9001:2000 terhadap Produktivitas Kerja dengan melihat nilai t hitung pada penerapan ISO 9001:2000 adalah 2.664 pada derajat bebas (df) = N-2 = 38, nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95% (significant 5%) adalah 1.684. oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka diputuskan bahwa penerapan ISO 9001:2000 berpengaruh terhadap produktivitas kerja secara significant pada taraf kepercayaan 95%. Pada probabilitas = 0.015 atau p < 0.05 berarti koefisien regresi signifikan atau penerapan ISO 9001:2000 berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja secara significant pada taraf kepercayaan 95%.
60
69
3. Dengan membandingkan nilai yang terdapat pada masing-masing variable maka dapat diambil kesimpulan bahwa Penerapan ISO 9001:2000 mempunyai pengaruh paling besar adalah pada produktivitas kerja dari pada kualitas produk. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas maka dapat diajukan beberapa saran adalah sebagai berikut: 1. Adanya upaya-upaya dari pimpinan PT. Unilon Bandung untuk lebih meningkatkan produktivitas dan kualitas produk tidak hanya melalui penerapan ISO 9001: 2000 tetapi dari aspek lain, misalnya tidak hanya pada aspek teknis tetapi melaui aspek non teknis (psikologi dan motivasi) karena
tidak
selamanya
penerapan
ISO
9001:2000
akan
tetap
dipertahankan tentunya ada pernerapan ISO yang lain yang tidak kalah pentingnya, penerapan ISO 14000 tentang Lingkungan. 2. Produktivitas
kerja
hendaknya
menjadi
program
pertama
yang
diprioritaskan disamping program yang kedua yang tidak kalah pentingnya mengingat kualitas produk akan mempengaruhi produk itu sendiri di mata konsumen. 3. Hendaknya kerjasama dengan perguruan tinggi terutama fakultas teknik sebagai sarana pendukung perkembangan IPTEK akan sangat berdampak pada inovasi perusahaan dalam proses produksinya.
70
DAFTAR PUSTAKA Ariana, W Dorothea.2003, Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Crowe T.J. and Noble J.S., Multi Atribut Analysis of ISO 9000 Registration using AHP, International Journal of Quality and Reliability Management, Vol.15, No.2, 1996, pp.204-205 Gasperesz, Vincent. 2002, Total Quality Management, Penerbit Pt Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Gaspersz V. (2002). ISO 900 1:2000 9001:200 And Continual Quality Improvement, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Hockman K.K, Road Map to ISO 9000 Registration, Quality Progress, Vol.27 No.5 May. Pp. 39-42. Kotler, Philip. 2002, Manajemen Pemasaran Edisi Milienium1, Penerbit Prehallindo, Bandung. Santoso,
Singgih.2001,
Buku
Latihan
Statistik
Parametrik,
Penerbit
CV.Citramedia, Sidoarjo. Silalahi, A. Grabriel.2003, Metodologi Penelitian Dan Studi Kasus, Penerbit CV.Citramedia, Sidoarjo. Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofyan, 1989, Metode Penelitian Survey, Penerbit PT.Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta. Tjiptonop,F dan Diana. 2001, Total Quality Management, Penerbit Andi, Yogyakarta.