PENDUGAAN BOBOT BADAN KUDA DELMAN BERDASARKAN BERBAGAI VARIABEL UKURAN LINEAR PERMUKAAN TUBUH MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA
SKRIPSI ESTER IKE MAHARANI S
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
i
RINGKASAN ESTER IKE MAHARANI SARAGIH. D14080292. 2012. Pendugaan Bobot Badan Kuda Delman berdasarkan Berbagai Variabel Ukuran Linear Permukaan Tubuh Menggunakan Analisis Regresi Komponen Utama. Skripsi. Program Studi Teknologi Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Prof. Dr. Ir. Ronny Rachman Noor, M.Rur.Sc. Pembimbing Anggota : Ir. Rini Herlina Mulyono, M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk menduga bobot badan kuda delman Sulawesi Utara berdasarkan ukuran linear permukaan tubuh pada lokasi pengamatan Manado, Minahasa dan Tomohon. Lokasi pengamatan merupakan wilayah dengan kepemilikan kuda delman yang tinggi yang berperan sebagai obyek wisata alam. Data diperoleh secara sekunder. Ukuran dan bentuk kepala yang dikaitkan dengan bobot badan; merupakan pendukung untuk menentukan karakteristik morfometrik kuda delman pada masing-masing lokasi pengamatan. Kuda yang digunakan sebanyak 466 ekor yang meliputi 57 ekor dari Manado (51 ekor jantan dan enam ekor betina); 372 ekor dari Minahasa (221 ekor jantan dan 151 ekor betina) dan 37 ekor dari Tomohon (33 ekor jantan dan empat ekor betina). Variabel-variabel ukuran tubuh yang diamati meliputi lingkar dada (X1), lebar dada (X2), dalam dada (X3), tinggi pundak (X4), tinggi pinggul (X5), lebar pinggul (X6), panjang badan (X7) dan panjang paha (X8); sedangkan variabel-variabel linear permukaan kepala meliputi panjang leher (Z1), lebar kepala (Z2), dan panjang kepala (Z3). Data ini dianalisis secara deskriptif dan dilanjutkan uji statistik T2-Hotelling, Analisis Regresi Komponen Utama (ARKU), analisis korelasi Pearson, Analisis Komponen utama (AKU) dan pembentukan diagram kerumunan. Pengujian statistik T2-Hotelling menunjukkan bahwa kuda delman yang berasal dari Manado, Minahasa, dan Tomohon berbeda satu sama lain. Kuda delman lokasi Manado dan Tomohon memiliki perbedaan bentuk yang paling nyata. Kuda yang berasal dari Manado digolongkan kuda kecil, Kuda delman Minahasa digolongkan kedalam kuda sedang, dan kuda yang berasal dari Tomohon digolongkan kuda besar. Perbedaan sangat nyata (P<0,01) ditemukan pada jantan dan betina Minahasa. Pendugaan bobot badan dilakukan dengan Analisis Regresi Komponen Utama (ARKU). Korelasi yang sangat nyata (P<0,01) antara semua variabel ukuran-ukuran linear permukaan tubuh terhadap bobot badan ditemukan; persamaan pendugaan bobot badan memasukkan semua variabel yang diamati pada ukuran-ukuran linear permukaan tubuh. Kelompok kuda delman Tomohon memberikan model persamaan pendugaan bobot badan paling valid dibandingkan lokasi Manado dan Minahasa. Persamaan pendugaan bobot badan pada kuda delman jantan Tomohon adalah Y = ‒ 457,698 + 0,713X1 + 2,201X2 + 1,418X3 + 0,749X4 + 0,826X5 + 2,171X6 + 0,671X7 + 2,190X8 ; sedangkan pada betinanya Y = ‒ 255,980 + 0,599X1 + 2,107X2+ 0,817X3 + 0,368X4 + 0,300X5 + 1,624X6 + 0,898X7 + 1,267X8. Elastisitas rata-rata bobot badan terhadap ukuran linear permukaan tubuh kuda delman Tomohon jantan dan betina, masing-masing ditemukan pada tinggi pundak dan lingkar dada dengan nilai sebesar 0,401 dan 0,390. Persamaan pendugaan bobot badan pada kuda delman jantan Minahasa adalah Y = ‒ 417,134 + 0,434X1 + 0,487X2 + 1,307X3 + 0,897X4 + 0,908X5 + 1,964 X6 + 1,248 X7 + 1,586X8 ; sedangkan pada betinanya Y = ‒ 394,149 + 0,630X1 + 1,343X2 ii
+ 1,256X3 + 0,759X4 + 0,716X5 + 1,734X6 + 0,928X7 + 1,965X8. Elastisitas rata-rata bobot badan terhadap ukuran linear permukaan tubuh kuda delman Minahasa jantan dan betina, yaitu panjang badan dengan masing-masing nilai pada kuda jantan dan betina sebesar 0,452 dan 0,605. Persamaan pendugaan bobot badan pada kuda delman jantan Manado adalah Y = ‒ 370,818 + 0,563X1 + 1,497X2 + 1,234X3 + 0,927 X4 + 0,902X5 + 0,762 X6 + 0,845 X7 + 1,663 X8 ; sedangkan pada betinanya Y = ‒ 1.055,442 + 5,827X1 + 3,346X2 + 1,311X3 + 1,465X4 + 1,075X5 ‒ 0,860X6 + 0,515X7 ‒ 0,294X8. Elastisitas rata-rata bobot badan terhadap ukuran linear permukaan tubuh kuda delman Manado jantan dan betina masing-masing ditemukan pada tinggi pundak dan lingkar dada dengan nilai sebesar 0,537 dan 4,134. Nilai elastisitas mengindikasikan bahwa setiap kenaikan 1% ukuran linear permukaan tubuh akan meningkatkan bobot badan sebesar persentasi nilai elastisitas. Keeratan hubungan (korelasi) antara ukuran linear permukaan tubuh dan kepala terhadap bobot badan bersesuaian dengan perolehan koefisien determinasi pada masing-masing kelompok kuda delman, baik pada jantan maupun betina. Penciri ukuran pada kepala kuda delman yang berasal dari Manado, Minahasa dan Tomohon adalah panjang leher, sedangkan penciri bentuk pada masing-masing lokasi pengamatan tersebut adalah panjang kepala. Kerumunan data individu kuda delman Tomohon terpisah dari kerumuman data kuda delman Manado dan Minahasa. Kata-kata kunci: Pendugaan bobot badan, kuda delman, Analisis Regresi Komponen Utama, Analisis Komponen Utama, kepala kuda
iii
ABSTRACT Estimation of Body Weight of Wagon Horse Based on the Linear Body Size by Principal Component Regression Saragih, E. I. M., R. R. Noor and R. H. Mulyono The aim of this study is to estimate the body weight of North Sulawesi wagon horse based on the linear size of body surface at Manado, Minahasa and Tomohon. The size and shape of the head associated with body weight; was in order to determine the morphometric characteristics of wagon horse. The body size variables observed included chest circumference, width of chest, the chest, shoulder height, hip height, hip circumference, body length, and thigh length, while the linear variables of head surface were neck length, width head as well as the length of the head. The data were analyzed descriptively and followed by using T2-Hotelling statistic test, Principal Component Regression (ARKU), Pearson correlation, principal component analysis (AKU) and the establishment of a crowd diagram analyses. Wagon horse originated from Manado, Minahasa, and Tomohon were different from each other. Wagon horse from Tomohon and Manado have the most significant distinction. Manado wagon horse is classified as small horse, Minahasa wagon horse is classified as medium horse, and Tomohon wagon horse is classified as big horse. Average elasticity of body weight against linear size of Tomohon male and female wagon horse body surface, each of them were found at chest circumference and body length. Average elasticity of body weight against linear size of Minahasa male and female wagon horse body surface, both of them were found at body length. Average elasticity of body weight against linear size of Manado male and female wagon horse body surface, i. e. shoulder height and chest circumference. Elasticity value indicates that every one percent increase in linear size of the body surface will increase the body weight as many as elasticity value percentage. Keywords: Body weight, wagon horse, morphological traits
iv
PENDUGAAN BOBOT BADAN KUDA DELMAN BERDASARKAN BERBAGAI VARIABEL UKURAN LINEAR PERMUKAAN TUBUH MENGGUNAKANANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA
ESTER IKE MAHARANI SARAGIH D14080292
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 v
Judul : Pendugaan Bobot Badan Kuda Delman Berdasarkan Berbagai Variabel Ukuran Linear Permukaan Tubuh Menggunakan Analisis Regresi Komponen Utama Nama : Ester Ike Maharani Saragih NIM : D14080292
Menyetujui, Pembimbing Utama,
Pembimbing Anggota,
(Prof. Dr. Ir. Ronny R. Noor, M. Rur. Sc.) NIP. 19610210 198603 1 003
(Ir. Rini Herlina Mulyono, M.Si.) NIP. 19621124 198803 2 002
Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
(Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M. Agr. Sc.) NIP. 19591212 198603 1 004
Tanggal Ujian:
Tanggal Lulus :
vi
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 9 Juli 1989 di Bangun Burba, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara. Penulis anak pertama dari tiga orang bersaudara dari pasangan Drs. Sariaman Saragih dan Dra. Norminton br Bangun. Penulis mengawali Pendidikan Dasar (SD) diselesaikan pada tahun 2001 di SDN 2 Bangun Purba, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Pendidikan Selolah Menengah Pertama pada tahun 2004 di SMP Negeri 1 Bangun Purba, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dan Pendidikan Lanjutan Menengah Atas pada Tahun 2007 di SMA Negeri 1 Lubuk Pakam di Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penulis diterima sebagai mahasiswa pada Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2008. Selama mengikuti pendidikan, Penulis aktif di Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB (2008-2012) khususnya di Komisi Kesenian IPB (2009-2012). Penulis bergabung dalam organisasi daerah IMKA (Ikatan Mahasiswi Karo) (2008-2012), IKANMASS (Ikatan Mahasiswa Siantar Sekitarnya) (2008-2012) dan PARMASI (Ikatan Mahasiswa Simalungun) (2008-2012). Penulis tergabung dalam organisasi EMULSI (Majalah Pangan dan Gizi) (2009-2010) sebagai Manager Produksi. Penulis juga aktif dalam kepanitiaan Masa Perkenalan Mahasiswa Baru (MPKMB) (2009), Open House IPB (2009), IPB Art Contest (2008) dan Natal Civitas Akademika IPB (2009), kepanitiaan di Komisi kesenian IPB dan Komisi Pra Alumni IPB. Penulis juga pernah melaksanakan magang di Badan Inseminasi Buatan (BIB) di Lembang (2010), di PT Lembu Jantan Perkasa, Serang, Banten (2010). Penulis juga berkesempatan mengikuti Program
Kreativitas
Mahasiswa-Masyarakat
(PKM-M)
DIKTI
dan
berhasil
mendapatkan pendanaan pada tahun 2010. Demikian pula pada tahun 2012 Penulis memperoleh pendanaan dari DIKTI melalui Program Kreativitas MahasiswaMasyarakat (PKM-M) dan Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K). Pada tahun 2011/2012 penulis terdaftar sebagai asisten praktikum pada mata kuliah Genetika Ternak.
vii
KATA PENGANTAR Puji dan syukur Penulis mengucapkan kepada Yesus Kristus atas segala kasih karunia yang telah Dia berikan kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini berjudul ”Pendugaan Bobot Badan Kuda Delman Berdasarkan Berbagai Variabel Ukuran Linear Permukaan Tubuh Menggunakan Analisis Regresi Komponen Utama” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Kuda merupakan salah satu ternak yang memiliki berbagai fungsi dan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Namun hingga saat ini penelitian mengenai kuda masih sangat belum banyak dilakukan. Kuda dimanfaatkan sebagai alat transportasi, kuda beban, kuda berperang dan penghasil daging. Kuda di Sulawesi Utara mayoritas dipergunakan sebagai alat transportasi. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data ukuran-ukuran linear permukaan tubuh kuda delman yang berasal dari daerah Sulawesi Utara yaitu Manado, Minahasa dan Tomohon. Data sekunder yang diamati meliputi bobot badan, lingkar dada, lebar dada, dalam dada, tinggi pundak, tinggi pinggul, lebar pinggul, panjang badan, panjang paha, panjang leher, lebar kepala dan panjang kepala. Skripsi ini pendugaan bobot badan kuda delman menggunakan ukuran linear tubuh kuda delman. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna; oleh karena itu, Penulis sangat berharap kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bogor, Juni 2012
Penulis
viii
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN …………………………………………………………………...
Ii
ABSTRACT……………………………………………………………………...
Iv
LEMBAR PERNYATAAN ……………………………………………………..
V
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………….……………….
Vi
RIWAYAT HIDUP ……………………………………………………………..
Vii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………..
Viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….
Ix
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………
Xi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………
Xiii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………
Xiv
PENDAHULUAN ………………………………………………………………
1 1 1
Latar Belakang ………………………………………………….................... Tujuan ………………………………………………………………………. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………... Kuda …………….…………………………………………………………... Kuda Lokal Indonesia ……...………………...……………………………... Kuda Sulawesi ………………………...…..……………………….......... Kuda Sandel………………………………………………………........... Thoroughbred ……………………………………………………………..... Kuda sebagai Alat Transportasi .……………………………………............. Morfometrik Kuda ……………………………..…………………………..... Ukuran Tubuh dan Bobot Badan …………...……………..…………...... Tulang dan Otot …………….…………………………..……………….. Kepala …………………………………………………………………… Sifat Kualitatif ………………………………………………………………. Analisis Komponen Utama …………….………………………………….... Analisis Regresi Komponen Utama ………….………………………........... MATERI DAN METODE ……………………………....…………………….... Lokasi dan Waktu …………………………………………..……………….. Materi ………………………………………………………………..…….... Prosedur ……………..…………….……………............................................ Rancangan dan Analisa Data …………………….......................................... Statistik Deskriptif ………………………………………………………. Statistik T2-Hotelling …...………………………………………………. Analisis Regresi Komponen Utama ……………………………………... Korelasi Antara Skor Ukuran Tubuh dan Bobot Badan ............................ Analisis Komponen Utama …………………………................................ Pembentukan Diagram Kerumunan .……………………………………..
2 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 10 10 10 11 11 11 12 12 14 14 16
ix
Paket Aplikasi Komputer yang Akan Digunakan .……………………..... HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………………… Kondisi Umum Penelitian …………………………………………………... Kota Manado …………………………………………………………….. Kabupaten Minahasa …………………………………………………….. Kota Tomohon …………………………………………………………... Analisis Statistik Deskriptif dan T2-Hotelling Kuda Delman Lokasi Manado, Minahasa dan Tomohon ……………………………….................. Pendugaan Bobot Badan Berdasarkan Variabel Ukuran-ukuran Tubuh Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon …………………………... Keterkaitan antara Ukuran dan Bentuk Kepala terhadap Bobot Badan Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon ………………………………… Ukuran dan Bentuk Kepala Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon ………………………………………………………………...
16 17 17 18 19 19 20 25 33
Kesimpulan …………………………………………………………………. Saran ………………………………………………………………………...
33 37 37 37
UCAPAN TERIMA KASIH ……………………………………………………
38
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...
39 42
KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………………
LAMPIRAN …………………………………………………………………….
x
DAFTAR TABEL Nomor 1. Kegunaan, Jenis, Tinggi, Bobot Badan dan Habitat Asli Kuda Tarik …
Halaman
2. Jenis dan Karakteristik Kuda Lokal Indonesia ………………………...
2 4
3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi…….
10
4. Kondisi Topografi Lokasi Pengamatan Manado, Minahasa dan Tomohon ……………………………………………………………….
18
5. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Ukuran-ukuran Linear Permukaan Tubuh dan Bobot Badan Kuda Delman Jantan di Manado, Minahasa dan Tomohon ……………………………………..
21
6. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Ukuran-ukuran Linear Permukaan Tubuh dan Bobot Badan Kuda Delman Betina di Manado, Minahasa dan Tomohon ……………………………………..
22
7. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Panjang Leher, Lebar Kepala, Panjang Kepala Kuda Delman Jantan di Manado, Minahasa dan Tomohon …………………………….............................
23
8. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Panjang Leher, Lebar Kepala, Panjang Kepala Kuda Delman Betina di Manado, Minahasa dan Tomohon …………………………….............................
23
9. Rekapitulasi Hasil T2 Hotelling Ukuran Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Jantan dan Betina pada Setiap Lokasi ………………….
24
10. Rekapitulasi Hasil T2 Hotelling Ukuran Linear Permukaan Kepala Kuda Delman Jantan dan Betina dari Setiap Lokasi …………………..
25
11. Persamaan Regresi Komponen Utama pada Badan Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon ………………………………..........
26
12. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda Delman Manado Jantan ……………………..........................................
27
13. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda Delman Manado Betina …………………..............................................
28
14. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda Delman Minahasa Jantan ………………………………………………
29
15. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda Delman Minahasa Betina ………………………………………………
30
16. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda Delman Tomohon Jantan ………………………………………………
30
17. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda Delman Tomohon Betina ……………………………………………...
31
xi
18. Korelasi antara Skor Ukuran Tubuh dan Bobot Badan pada Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon pada Kuda Delman Jantan dan Betina …………………………………….......................................
32
19. Persamaan Ukuran dan Bentuk Kepala pada Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon, Keragaman Total serta Nilai Eigen ….……..
33
20. Rekapitulasi Penciri Ukuran dan Bentuk pada Kepala Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon ……………………………………..
34
xii
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
Peta Lokasi Pengamatan di Propinsi Sulawesi Utara …………...…..
17
2. Diagram Kerumunan Data Kepala Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon berdasarkan Skor Ukuran dan Skor Bentuk Kepala….
35
1.
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1.
2.
3. 4. 5. 6. 7.
Halaman
Koefisien Keragaman Ukuran-Ukuran Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Jantan di Manado, Minahasa dan Tomohon……………………………………………………….........
43
Koefisien Keragaman Ukuran-Ukuran Linear Permukaan Kepala Kuda Delman Betina di Manado, Minahasa, Minahaa dan Tomohon…………………………………………….…….................
43
Koefisien Keragaman Ukuran Linear Permukaan Kepala pada Kuda Delman Jantan di Manado, Minahasa dan Tomohon ..............
43
Koefisien Keragaman Ukuran Linear Permukaan Kepala pada Kuda Delman Betina di Manado, Minahasa dan Tomohon ………..
44
Rekapitulasi Hasil T2 Hotelling Ukuran Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Jantan dan Betina pada Setiap Lokasi ……..............
44
2
Rekapitulasi Hasil T Hotelling Ukuran Linear Permukaan Kepala Kuda Delman Jantan dan Betina dari Setiap Lokasi ……………...
44
Rekapitulasi Keketatan Seleksi antara Jenis Kelamin berdasarkan Hasil Keragaman Sifat Linear Permukaan Tubuh dan Kepala Kuda Delman di Manado, Minahasa dan Tomohon ........................
45
2
Perhitungan Manual Statistik T -Hotelling pada Variabel-Variabel Ukuran Linear Permukaan Kepala Kuda Delman Jantan Manado dan Kuda Delman Jantan Tomohon…….................................……...
46
Perhitungan Manual Analisis Regresi Komponen Utama pada Variabel Linear Ukuran Tubuh pada Kuda Delman Jantan Lokasi Tomohon ………………………………………….............................
48
10. Persamaan Pendugaan Bobot Badan Kuda Delman Jantan dan Betina Manado pada Berbagai Kisaran Bobot Badan ..........………..
52
8.
9.
11. Persamaan Pendugaan Bobot Badan Kuda Delman Jantan dan Betina Minahasa pada Berbagai Kisaran Bobot Badan ….......……... 12. Persamaan Pendugaan Bobot Badan Kuda Delman Jantan dan
52
Betina Tomohon pada Berbagai Kisaran Bobot Badan ...….......…...
53
13. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi, Galat Baku dan T-Hitung pada Kuda Delman Jantan Manado ……...………………….......…..
54
14. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi, Galat Baku dan T-Hitung pada Kuda Delman Betina Manado ……...…………………….........
54
15. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi, Galat Baku dan T-Hitung pada Kuda Delman Jantan Minahasa ………………………….......... 16. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi, Galat Baku dan T-Hitung pada Kuda Delman Betina Minahasa ………...………………..........
55 55
xiv
17. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi, Galat Baku dan T-Hitung pada Kuda Delman Jantan Tomohon ...………………………….......
56
18. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi, Galat Baku dan T-Hitung pada Kuda Delman Betina Tomohon …...……………………..........
56
19. Nilai Koefisien Regresi, Rata-rata, Elastisitas serta Rankingnya pada Masing-masing Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Jantan Lokasi Manado ...……………………….................................
57
20. Nilai Koefisien Regresi, Rata-rata, Elastisitas serta Rankingnya pada Masing-masing Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Betina Lokasi Manado …...…………………….................................
57
21. Nilai Koefisien Regresi, Rata-rata, Elastisitas serta Rankingnya pada Masing-masing Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Jantan Lokasi Minahasa ...……………………...................................
58
22. Nilai Koefisien Regresi, Rata-rata, Elastisitas serta Rankingnya pada Masing-masing Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Betina Lokasi Minahasa ...………………………..............................
58
23. Nilai Koefisien Regresi, Rata-rata, Elastisitas serta Rankingnya pada Masing-masing Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Jantan Lokasi Tomohon ...………………………...............................
59
24. Nilai Koefisien Regresi, Rata-rata, Elastisitas serta Rankingnya pada Masing-masing Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Betina Lokasi Tomohon ...………………………..............................
59
25. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh terhadap Bobot Badan Kuda Delman Manado Jantan …………………..........................................
60
26. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh terhadap Bobot Badan Kuda Delman Manado Betina …………………..........................................
60
27. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh terhadap Bobot Badan Kuda Delman Minahasa Jantan …………………........................................
61
28. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh terhadap Bobot Badan Kuda Delman Minahasa Betina ………………….......................................
61
29. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh terhadap Bobot Badan Kuda Delman Tomohon Jantan …………………........................................
62
30. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh terhadap Bobot Badan Kuda Delman Tomohon Betina …………………........................................
62
31. Perhitungan Manual Analisis Komponen Utama pada Variabelvariabel Ukuran Linear Permukaan Kepala Kuda Delman Manado………………………………………………........................
63
32. Komponen Utama, Nilai Eigen (λ), Keragaman Total (%) dan Keragaman Kumulatif (%) dari Matriks Kovarian Ukuran Linear Kepala Kuda Manado ………………………………….....................
65
xv
33. Komponen Utama, Nilai Eigen (λ), Keragaman Total (%) dan Keragaman Kumulatif (%) dari Matriks Kovarian Ukuran Linear Kepala Kuda Minahasa ……………………...................……………
65
34. Komponen Utama, Nilai Eigen (λ), Keragaman Total (%) dan Keragaman Kumulatif (%) dari Matriks Kovarian Ukuran Linear Kepala Kuda Tomohon ………………………...................…………
66
Korelasi Ukuran dan Bentuk Kepala terhadap Masing-masing Variabel Ukuran Kepala pada Kuda Manado …................................
66
Korelasi Ukuran dan Bentuk Kepala terhadap Masing-masing Variabel Ukuran Kepala pada Kuda Minahasa ..................................
66
35. 36. 37.
Korelasi Ukuran dan Bentuk Kepala terhadap Masing-masing Variabel Ukuran Kepala pada Kuda Tomohon ..................................
66
xvi
PENDAHULUAN Latar Belakang Kuda berperanan penting secara ekonomis sebagai alat transportasi, penarik beban atau kuda tarik dan pengangkut beban. Populasi kuda di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (2009) berkisar 409 ribu ekor yang menyebar di beberapa daerah di Indonesia seperti Jawa Tengah, Sumatera Utara, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sumbawa, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Kuda tersebut merupakan kuda lokal dan kuda hasil silangan dengan kuda unggul luar negeri yang diintroduksi ke Indonesia, seperti kuda Arab dan Thoroughbred. Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan kepemilikan kuda delman yang tinggi yang berpotensi untuk dikembangkan. Kepemilikan kuda delman sebagai kuda tarik atau penarik beban di Sulawesi Utara merupakan aset daerah setempat untuk pengembangan program pariwisata. Karakteristik genetik pada jenis kuda delman Sulawesi Utara dan hasil silangannya berdasarkan morfometrik tubuh meliputi bobot badan dan beberapa ukuran linear permukaan tubuh. Kuda delman Sulawesi merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia yang keberadaannya memerlukan perhatian khusus. Penyebaran kuda delman ditemukan di beberapa wilayah Sulawesi Utara. Wilayah Sulawesi Utara memiliki keragaman topografi dan lingkungan yang tunggi. Hal tersebut merupakan daya tarik khusus pengunjung karena keberagaman performa fisik kuda delman. Keberagaman tersebut merupakan daya tarik tersendiri dihubungkan dengan kondisi topografi wilayah setempat. Kuda delman dengan ukuran tubuh tertentu diperlukan pada wilayah dengan kondisi topografi tertentu pula. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menduga bobot badan kuda delman Sulawesi Utara berdasarkan ukuran linear permukaan tubuh pada lokasi pengamatan Manado, Minahasa dan Tomohon. Penelitian ini juga bertujuan untuk menentukan ukuran dan bentuk kepala yang berkaitan dengan karakteristik kuda delman Sulawesi Utara yang diamati.
1
TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda diklasifikasikan ke dalam filum Chordata (bertulang belakang), kelas mammalia (menyusui anak), ordo Perissodactyla yakni (tidak memamah biak) dan famili Equidae serta spesies Equus cabalus (kuda rekreasi) (Blakely dan Bade, 1994). Bowling dan Ruvinsky (2000) menjelaskan bahwa kuda berkaitan dengan lokasi geografis tempat dikembangbiakan untuk memenuhi kebutuhan manusia secara spesifik. Komunitas atau lembaga tertentu melakukan pencatatan keturunan dan buku silsilah kuda hasil seleksi berdasar pada daerah asal, fungsi dan ciri fenotipik. Tabel 1 menyajikan kegunaan, jenis, tinggi, bobot badan dan habitat asli kuda tarik di dunia berdasarkan Ensminger (1977). Tabel 1. Kegunaan, Jenis, Tinggi, Bobot Badan dan Habitat Asli Kuda Tarik Tinggi
Bobot Badan
--(m)--
---(kg)---
Kuda Cleveland Bay
1,45–1,65
450–650
Inggris
Kuda Frech Coach
1,45–1,65
450–650
Prancis
Kuda Jerman Coach
1,45–1,65
450–650
Jerman
Kuda Hackney
1,45–1,65
450–650
Inggris
Kuda Yorkshire Coach
1,45–1,65
450–650
Inggris
Kuda Morgan
1,45–1,55
450–600
Amerika Serikat
Kuda Standardbreed
1,45–1,55
450–600
Amerika Serikat
Kuda Hackney
0,90–1,45
250–450
Inggris
Kuda Shetland
0,90–1,45
250–450
Inggris
Kuda Ewish
0,90–1,45
250–450
Inggris
Kegunaan
Kuda Tipe berat
Kuda Transportasi
Kuda Poni untuk menarik
Jenis
Habitat Asli
Sumber: Ensminger (1977)
Parakkasi (2006) menjelaskan bahwa kuda berkaitan erat dengan manusia yang secara ekonomis berperanan dalam transportasi (kuda delman, kuda tunggang) dan
pengangkut beban dan bahkan di beberapa tempat digunakan sebagai sumber protein hewani (penghasil daging dan susu). Dijelaskan lebih lanjut bahwa kuda dapat dimanfaatkan sebagai kuda perang, kuda pacu, kuda rekreasi dan dijadikan sebagai simbol status sosial pada kebudayaan tertentu. Menurut Edwards (1994) kuda dibedakan menjadi kuda berdarah panas (hot blood) dan kuda berdarah dingin (cold blood). Kuda hot blood diidentifikasikan sebagai kuda tipe ringan yang memiliki sifat agresif seperti kuda Arab, sedangkan kuda cold blood diidentifikasikan sebagai kuda tipe berat yang sering digunakan untuk menarik beban. Kuda Lokal Indonesia Indonesia mempunyai beberapa jenis kelompok populasi kuda yang berasal dari kuda jenis Thoroughbred yang digunakan sebagai kuda pacuan atau disilangkan dengan kuda lokal. Edward (1994) menyatakan bahwa kuda lokal Indonesia digolongkan ke dalam kuda poni karena memiliki tinggi badan berkisar antara 1,151,35 m. Iklim tropis mempengaruhi fenotipik kuda lokal Indonesia. Dijelaskan lebih lanjut bahwa kuda lokal Indonesia menyebar di beberapa daerah dengan jenis dan karakteristik yang bervariasi, seperti yang disajikan pada Tabel 2. Ensminger (1977) menjelaskan kuda diklasifikasikan menjadi kuda tipe ringan, tipe berat dan kuda poni berdasarkan ukuran, bentuk tubuh dan kegunaan. Kuda tipe ringan memiliki tinggi 1,45-1,75 m pada saat berdiri dan bobot badan 450-700 kg. Tipe kuda ini sering digunakan sebagai kuda tunggang, kuda tarik dan kuda pacu. Kuda tipe ringan secara umum lebih aktif dan lebih cepat dibandingkan dengan kuda tipe berat. Kuda tipe berat mempunyai tinggi 1,45-1,75 m pada saat berdiri dan bobot badan lebih dari 700 kg yang biasa digunakan sebagai kuda pekerja. Kuda poni memiliki tinggi kurang dari 1,45 m pada saat berdiri dan bobot badan 250-450 kg. Kuda Sulawesi Rahman (2011) menjelaskan kuda Sulawesi atau sering disebut kuda Makasar terdiri atas beberapa jenis kuda seperti kuda Makasar, kuda Bone dan kuda Bugis. Ciriciri kuda Sulawesi ialah memiliki tinggi yang dapat mencapai 1,15 m; berbentuk bagus, berkepala kecil sehingga dapat dikatakan termasuk kuda dengan performa baik, memiliki dahi lebar, rahang terkadang besar, tengkuk pendek, leher agak pendek, punggung pendek dan kencang. kemudi kencang dan kuat, kaki berurat baik, sifat cukup baik, langkah teratur, daya tahan besar dan tergolong kuda sederhana.
3
Tabel 2. Jenis dan Karakteristik Kuda Lokal Indonesia Jenis kuda Kuda Sumba
Tinggi
Karakteristik
-----(m)----1,27 Bentuk kepala lebih besar dibandingkan ukuran tubuh, leher pendek, sifat jinak dan cerdas, konformasi badan kurang sempurna, tetapi bagian punggung kuat.
Kuda Timor
1,22
Bentuk tubuh lurus, leher pendek, punggung lurus, bahu, tengkuk dan ekor tinggi.
Kuda Sandel
1,35
Ukuran tubuh kecil, kepala kecil dan bagus serta mata bagus, bulu lembut dan berkilau, kecepatan lari tinggi dan sangat aktif, kuku kaki kuat dan keras.
Kuda Batak
1,32
Ekor dan tengkuk berambut bagus dengan posisi ekor cukup tinggi sehingga baik dalam pergerakan, kaki belakang ramping, rump tinggi, punggung panjang dan sempit, kepala bagus, muka lurus,leher lemah dan pendek serta kurang berkembang.
Kuda Jawa
1,27
Stamina tubuh baik dan tahan terhadap panas, sifat jinak, kaki dan persendian tidak berkembang baik sehingga mempengaruhi kekuatan.
Kuda Sulawesi
1,25
Daya tahan tubuh kuat, kaki tegap dan kuat, dan bertempramen stabil.
Sumber : Edward (1994)
Kuda Sandel Equine Kingdom (2007) mendefinisikan kuda Sandel atau Sandalwood sebagai kuda keturunan Indonesia yang berkualitas dan memiliki persentase darah kuda Arab yang cukup tinggi. Kuda Sandel merupakan kuda yang serbaguna karena dapat digunakan sebagai kuda tunggang, pembawa barang dan pekerja. Kuda ini sangat cepat dan gesit, sehingga sering digunakan untuk balapan lokal tanpa pelana pada jarak tempuh lebih dari tiga km. Kuda Sandel mewariskan darah kuda poni berkualitas yang telah banyak diekspor untuk berbagai kebutuhan. Kuda Sandel berstamina dan berdaya tahan besar, tenang dan sangat mudah dikendalikan. Proporsi tubuh kuda Sandel bagus dengan kepala kecil, telinga tegak dan mata cerdas. Kuda Sandel umumnya memiliki bentuk tubuh lebar, pendek berotot, dada dalam dan panjang, punggung lurus dan croup menonjol. Tinggi kuda Sandel berkisar antara 122-132 cm. Kuda Sandel berpotongan tubuh serasi, tidak terlalu lincah dan memiliki daya tahan kuat. Kuda Sandel berwarna coklat, coklat tua kemerah-merahan
4
dengan rambut ekor dan kaki bagian bawah hitam; atau warna bopong (punggung sampai ekor bergaris hitam). Bentuk kepala kuda Sandel agak besar dengan leher lebar dan pendek, sedangkan rambut kepala kasar dan berdiri. Kuda ini memiliki berkaki langsing dan berbulu di bagian persendian (Equine Kingdom, 2007). Thoroughbred Kuda Thoroughbred dikembangkan oleh keluarga Raja Inggris sebelum diekspor ke Amerika. Kuda ini digunakan sebagai kuda pacu dan kuda olahraga. Kuda Thoroughbred adalah kuda yang digunakan sejak 1700-an yang berasal dari persilangan antara kuda jantan impor dari daerah timur tengah (Arab dan Turki) dengan kuda betina Inggris yang menghasilkan keturunan untuk kuda pacu (Bowling dan Ruvinsky, 2000). Kuda Thoroughbred memiliki kondisi fisik yang memenuhi syarat untuk berpacu, seperti bentuk kepala kecil dan pintar, leher panjang, badan panjang, kaki langsing dan panjang, tulang ramping dan panjang yang seimbang serta warna bulu halus dan terang (Kidd, 1995). Menurut Edward (1994) ciri-ciri khusus kuda Thoroughbred adalah tinggi badan 176-178 cm, bentuk kepala dan rahang bagus, perpaduan antara kepala dan leher bagus dan simetris dengan posisi pundak. Kuda sebagai Alat Transportasi Peranan kuda tidak hanya sebagai alat transportasi, rekreasi, dan olahraga tetapi sudah mulai bergeser menjadi sumber makanan (Astari, 2011). Fungsi kuda sebagai alat transportasi sehari-hari di kota Bogor menurut Angga (2009) sudah banyak mengalami penurunan, karena ketersediaan alat-alat transportasi berteknologi tinggi seperti mobil dan angkutan umum lain. Meskipun demikian, di beberapa tempat di Indonesia kuda masih banyak digunakan sebagai alat transportasi. Variasi alat transportasi yang menggunakan kuda adalah kereta perang, kereta kencana dan kereta kuda atau delman (Angga, 2009).
5
Morfometrik Kuda Sasimowski (1987) menjelaskan bahwa kepala kuda merupakan bagian tubuh yang menunjukkan karakteristik tertentu sesuai dengan spesies, bangsa dan jenis kelamin, habitat hidup dan kondisi kesehatan. Kuda yang hidup di daerah pegunungan dan dataran tinggi memiliki kepala yang relatif pendek dengan dahi lebih lebar dan kepala serta moncong pendek dibandingkan kuda di daerah dataran rendah. Menurut Dyce et al. (2002) proporsi ukuran (size) kuda yang baik adalah sebesar 10%-11% untuk kepala dan 89%-90% untuk tubuh yang meliputi badan dan leher. Menurut Bowling dan Ruvinski (2000) penilaian ukuran dan bentuk tubuh kuda sudah dilakukan berdasarkan sifat dan penilaian performa kuda. Ukuran tubuh kuda digunakan untuk menentukan tipe kuda dengan kemampuan pacu yang cepat. Ukuran tubuh, langkah kaki, kualitas kuku, gerak (jarak langkah, elastisitas dan keteraturan) dan struktur gigi merupakan penciri konformasi tubuh kuda. Tinggi pundak, tinggi panggul, panjang tubuh, lingkar dada dan lingkar kanon merupakan ukuran-ukuran tubuh kuda pula. Lingkar dada memiliki pengaruh yang besar terhadap performa (ukuran tubuh) ternak kuda. Harahap (2011) menjelaskan ukuran kuda delman betina lebih besar dibandingkan dengan kuda delman jantan. Menurut Frandson (1992) tulang berfungsi sebagai penyokong dan tempat otot melekat. Dijelaskan bahwa semakin besar tulang penyusun kerangka maka ukuran tubuh semakin besar atau tubuh semakin berat. Ukuran kepala amat berkorelasi dengan ukuran tubuh. Jika bobot kepala terlalu berat untuk leher maka akan membebani kaki dan mengganggu keseimbangan (Edward,1994). Suherman (2007) menyatakan bahwa penciri tubuh seekor kuda adalah panjang badan, tinggi pundak dan tinggi pinggul, sedangkan untuk bentuk tubuh seekor kuda hanya panjang badan. Ukuran Tubuh dan Bobot Badan Ukuran–ukuran tubuh dapat digunakan untuk mengetahui morfogenetik dari jenis ternak tertentu dalam populasi yang tersebar luas antara wilayah atau negara, sehingga dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai bentuk tubuh hewan sebagai ciri khas bangsa ternak tertentu. Pengukuran tubuh dilakukan berdasarkan ukuran yang umum pada ternak yaitu sifat kuantitatif untuk mengetahui perbedaan-perbedaan dalam populasi ternak maupun untuk digunakan dalam seleksi (Mulliadi, 1996). Peningkatan sedikit saja ukuran tubuh dapat menyebabkan
6
peningkatan yang proporsional pada bobot tubuh, karena bobot tubuh merupakan fungsi dan volume ukuran-ukuran permukaan kepala dan bagian-bagian tubuh ternak lain yang berguna untuk menaksir bobot badan serta memberi gambaran bentuk tubuh yang merupakan ciri khas bangsa ternak tertentu (Doho, 1994). Fourie et al. (2002) menyatakan bentuk dan ukuran tubuh sapi dapat ditentukan dengan cara mengukur langsung ataupun secara visual. Ukuran tubuh sering digunakan untuk mengevaluasi pertumbuhan. Ukuran merupakan indikator penting pertumbuhan, tetapi tidak dapat digunakan untuk mengindentifikasikan komposisi tubuh ternak. Penelitian-penelitian mengenai ukuran-ukuran tubuh ternak telah banyak dilakukan, diantaranya oleh Otsuka et al. (1982) yang meneliti asal-usul dan hubungan genealogikal pada beberapa tipe sapi asli Asia Timur, termasuk beberapa sapi lokal asli Indonesia. Ukuran-ukuran tubuh ternak dapat berbeda satu sama lain secara bebas. Korelasi diantara sifat-sifat yang diukur dapat positif apabila peningkatan satu sifat menyebabkan peningkatan sifat lain. Menurut Hanibal (2008) terdapat korelasi positif antara skor ukuran tubuh terhadap bobot badan. Tulang dan Otot Sepertiga bobot tulang terdiri atas kerangka organik berupa jaringan dan sel-sel sehingga tulang bersifat elastis dan keras. Duapertiga bobot tulang terdiri atas komponen anorganik, terutama garam-garam kalsium dan fosfat sehingga tulang bersifat keras dan kaku (Frandson, 1992). Frandson (1992) menjelaskan bahwa keseluruhan kerangka mempunyai perototan yang terdiri atas urat syaraf dengan kejangan pelan (slow twitch fiber) yang mempengaruhi kekuatan dan daya tahan otot; urat syaraf dengan kejang menengah (intermediate twitch fiber) yang mempengaruhi kemampuan slow dan fast twich fiber; dan urat syaraf dengan kejangan cepat (fast twitch fiber) yang mempengaruhi kecepatan kontraksi otot. Kepala Leher yang memanjang ke atas sampai batas penglihatan serta membentuk lengkung ke garis bagian atas, secara natural memberikan posisi kepala yang nyaman (Knowles, 1994). Ekspresi wajah kuda dan gerakan kepala serta leher memberikan kesan menarik pada saat pertama kali melihat. Kepala memiliki ukuran proporsi besar, kepala padat dan pendek membutuhkan leher kuat untuk menopang. Panjang leher dapat menjelaskan panjang langkah, karena sebagian besar otot leher berperan dalam
7
pergerakan bahu dan kaki depan. Hal ini membuat keterbatasan pada kuda untuk meletakkan kaki depan bila melewati garis hidung, saat kuda bergerak. Konformasi yang baik dapat dilihat dari susunan kepala, panjang leher, punggung kuat dengan ukuran yang tidak terlalu panjang atau pendek, daerah bagian pinggang kuat dan seperempat bagian belakang kuat (Hamer, 1993). Sifat Kuantitatif Sifat kuantitatif dikontrol banyak gen yang bersifat aditif, dominan dan epistatik
yang
bersama-sama
dengan
pengaruh
lingkungan
(non-genetik),
menghasilkan ekspresi fenotipik sebagai sifat kuantitatif (Martojo, 1992, Noor 2010). Keragaman sifat kuantitatif bersifat kontinyu berkisar diantara nilai minimum dan maksimum serta menggambarkan suatu distribusi (Martojo, 1992). Sifat kuantitatif pada kuda diantaranya ukuran tinggi dan bobot badan, laju pertumbuhan dan kecepatan lari. Setiap sifat kuantitatif yang diekspresikan hewan disebut fenotipe. Fenotipe (P) merupakan hasil keseluruhan pengaruh-pengaruh genotipe (G), Lingkungan (L) dan interaksi antara pengaruh genotipe dan lingkungan (Martojo, 1992). Fenotipe ternak dapat diketahui melalui ukuran tubuh (Otsuka et al., 1982; Nozawa et al., 1981). Sifat kuantitatif adalah sifat-sifat yang dapat diukur pada seekor ternak baik untuk produksi seperti ukuran morfologi tubuh, kecepatan lari, daya tahan kerja dan tenaga tarik, juga untuk reproduksi seperti lama kebuntingan, lama berahi dan produksi susu (Martojo, 1992). Menurut Warwick et al. (1990), sifat kuantitatif dipengaruhi beberapa atau banyak gen dan pengaruh interaksi dengan lingkungan. Gen tersebut terdapat dalam sel-sel jaringan dari berbagai bagian tubuh dan organ-organ yang saling berinteraksi dalam proses biokimia faali dalam tubuh, sehingga jumlah gen yang berperan dalam proses tumbuh kembang dapat mencapai ratusan bahkan ribuan (Martojo, 1992). Analisis Komponen Utama (AKU) Analisis Komponen Utama (AKU) merupakam teknik statistik multivariat yang sering digunakan dalam pengurangan dimensi dari kumpulan peubah acak yang tidak terstruktur untuk analisis dan interpretasi. Metode AKU ini dapat membantu penempatan kembali variabel dalam jumlah besar dengan variabel dalam jumlah kecil tanpa mengurangi makna pada analisis obyektif (Gaspersz, 1992). Dijelaskan lebih
8
lanjut bahwa AKU dapat memberikan model teknik penelitian dan pengurangan data secara substansial. Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) atau AKU bertujuan untuk menerangkan struktur ragam-peragam melalui kombinasi linear dari variabel-variabel. AKU juga dipakai sebagai analisis awal pada Analisis Regresi Komponen Utama. AKU digunakan untuk mereduksi data dan mencoba untuk diinterpretasikan (Gaspersz, 1992). Analisis Regresi Komponen Utama (ARKU) Menurut Gaspersz (1992) Analisis Regresi Komponen Utama (Principal Component Regression Analysis) merupakan teknik Analisis Regresi yang dikombinasikan dengan teknik Analisis Komponen Utama. Analisis Komponen Utama dijadikan sebagai tahap analisis antara untuk memperoleh hasil akhir dalam Analisis Regresi. Dijelaskan lebih lanjut bahwa penggunaan Analisis Regresi Komponen Utama
dilakukan pada studi penelitian yang melibatkan banyak variabel bebas dari
sistem konkrit dan hubungan atau saling ketergantungan diantara variabel-variabel bebas tersebut. Keunggulan teknik komponen utama dalam Analisis Regresi adalah mengatasi masalah multikolinearitas diantara variabel-variabel bebas dan meningkatkan ketepatan pendugaan parameter model regresi dengan cara meningkatkan derajat bebas galat. Analisis Regresi Komponen Utama dapat dilakukan melalui proses komputasi dengan aplikasi MICROSTAT, STATGRAPHICS, SAS, SPSS, BMDP, STATPRO (Gaspersz, 1992). Pengamatan pendugaan bobot badan berdasarkan ukuran-ukuran linear permukaan tubuh ternak telah dilakukan oleh Hanibal (2008) dan Tirtosiwi (2011) pada ternak domba. Hanibal (2008) melakukan pengamatan pada bobot badan, lingkar dada, panjang badan dan lingkar skrotum, sedangkan Tirtosiwi (2011) mengamati sepuluh variabel yaitu tinggi pundak, tinggi pinggul, panjang badan, lebar dada, dalam dada, lebar pinggul, lebar tulang tapis, panjang panggul, lingkar dada, lingkar kanon.
9
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini menggunakan data sekunder pengamatan yang dilakukan oleh Dr. Ir. Ben Juvarda Takaendengan, M.Si. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor; selama empat bulan dari Januari-April 2012. Materi Data sekunder yang digunakan merupakan hasil pengukuran bagian linear permukaan tubuh kuda delman pada kondisi dewasa tubuh di Sulawesi Utara (Manado, Tomohon, dan Minahasa). Pemilihan keempat lokasi penelitian tersebut dilakukan secara purposive sampling berdasarkan tingkat kepemilikan kuda delman yang tinggi di Sulawesi Utara. Jumlah data kuda yang digunakan adalah 466 ekor dengan rincian seperti yang disajikan pada Tabel 3. Data sekunder meliputi bobot badan, bagian linear permukaan tubuh (lingkar dada, lebar dada, dalam dada, tinggi pundak, tinggi pinggul, lebar pinggul, panjang badan dan panjang paha), bagian kepala (panjang leher, lebar kepala dan panjang kepala). Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi Lokasi
Kuda Jantan
Betina
Jumlah
------------------------------------(ekor)----------------------------------Manado Minahasa Tomohon
51 221 33
6 151 4
57 372 37
Jumlah
305
161
466
Peralatan yang digunakan meliputi alat tulis, kamera, komputer, kalkulator, dan perangkat lunak statistik. Perangkat lunak statistika yang digunakan yaitu MINITAB® 15.1 20. 0.
Prosedur Data variabel-variabel yang diukur untuk menduga bobot badan meliputi bobot badan (Y), lingkar dada (X1), lebar dada (X2), dalam dada (X3), tinggi pundak (X4), tinggi pinggul (X5), lebar pinggul (X6), panjang badan (X7) dan panjang paha (X8) sedangkan untuk menentukan skor ukuran dan bentuk kepala meliputi panjang leher (Z1), lebar kepala (Z2) dan panjang kepala (Z3). Data dipasok ke dalam komputer untuk kemudian diolah. Data dipilah menjadi tiga bagian berdasarkan data bobot badan. Data bobot badan digolongkan besar bila memiliki nilai lebih besar dari 325 kg; digolongkan sedang bila kisaran antara 225-325 kg dan digolongkan kecil bila nilai lebih kecil dari 225 kg. Pemilahan data berdasarkan data bobot badan dilakukan untuk memperoleh nilai determinasi (R2) yang memadai. Bila nilai yang diperoleh pada masing-masing golongan bobot badan ditemukan lebih kecil dibandingkan bila digabung, maka pemilahan data tidak dilakukan. Hasil pengolahan kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Berdasarkan tabel dan gambar tersebut, selanjutnya hasil pengolahan disajikan dalam bentuk tulisan. Rancangan dan Analisa Data Statistik Deskriptif Data yang diperoleh diolah secara deskriptif. Nilai rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman pada masing-masing variabel diolah berdasarkan rumus Mattjik dan Sumertajaya (2006) sebagai berikut:
Keterangan: = Rataan data contoh = Data contoh = Banyak data contoh = Simpangan baku atau ragam contoh = Koefisien keragaman
11
Statistik T2 Hotelling Gaspersz (1992) menyatakan bahwa untuk menguji perbedaan vektor nilai ratarata diantara dua populasi, dapat menggunakan statistik T2 Hotteling. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut: Ho: U1 = U2 artinya vektor nilai rata-rata ukuran-ukuran permukaan tubuh dari kelompok kuda delman lokasi pengamatan pertama sama dengan lokasi pengamatan kedua H1: U1 ≠ U2
artinya kedua vektor nilai rata-rata itu berbeda
Statistik T2 Hotelling dirumuskan sebagai berikut:
(Gaspersz, 1992) Keterangan: = Ukuran contoh kuda delman dari lokasi pengamatan pertama = Ukuran contoh kuda delman dari lokasi pengamatan kedua = Invers dari matriks peragam gabungan SG = Vektor selisih nilai rata-rata contoh dari kedua populasi Analisis Regresi Komponen Utama (ARKU) Model persamaan ukuran linear permukaan tubuh kuda yang diperlukan dalam menentukan pesamaan Analisis Regresi Komponen Utama, namun sebelum dilakukan pengolahan Analisis Regresi Komponen Utama dilakukan Analisis Komponen Utama sebagai berikut: Gaspersz (1992) menyatakan model matematika AKU sebagai berikut:
Keterangan: = Komponen utama ke-p = Peubah ke-p untuk p = 1, 2, 3, … ,8 = Vektor ciri atau vektor Eigen ke-p untuk p = 1, 2, … ,8
12
Model persamaan ukuran kuda sebagai berikut:
Keterangan: = Skor ukuran = Variabel lingkar dada = Variabel lebar dada = Variabel dalam dada = Variabel tinggi pundak = Variabel tinggi pinggul = Variabel lebar pinggul = Variabel panjang badan = Variabel panjang paha = Vektor ciri atau vektor Eigen Pendugaan bobot badan kuda delman dilakukan pada ukuran-ukuran linear permukaan tubuh kuda delman pada setiap lokasi pengamatan dihitung berdasarkan persamaan Regresi Komponen Utama menurut Gaspersz (1992) sebagai berikut:
Keterangan: = Bobot badan = Variabel lingkar dada = Variabel lebar dada = Variabel dalam dada = Variabel tinggi pundak = Variabel tinggi pinggul = Variabel lebar pinggul = Variabel panjang badan = Variabel panjang paha = Konstanta
13
= Koefisien regresi dari variabel bebas ke-i (i = 1, 2, …, 8) Elastisitas rata-rata dari bobot badan terhadap setiap variabel bebas Xi dalam model regresi dihitung dengan menggunakan rumus (Gaspersz, 1992):
Keterangan: = Elastisitas rata-rata dari variabel tak bebas Y (bobot badan) terhadap variabel bebas Xi (i= 1,2,…, 8) = Koefisien regresi dari variabel bebas Xi dalam persamaan regresi = Nilai rata-rata dari variabel bebas Xi = Nilai rata-rata dari variabel tak bebas Y (bobot badan) Korelasi antara Skor Ukuran Tubuh dan Bobot Badan Korelasi antara skor ukuran tubuh dan bobot badan dihitung berdasarkan rumus yang disarankan oleh Gaspersz (1992) sebagai berikut:
X
= Skor ukuran tubuh
Y
= Bobot badan
Analisis Komponen Utama (AKU) Penentuan skor ukuran dan bentuk kepala dilakukan berdasarkan Analisis Komponen Utama (AKU). Gaspersz (1992) menyatakan model matematika AKU sebagai berikut:
Keterangan: = Komponen utama ke-p = Variabel ke-p untuk p = 1, 2, 3 = Vektor ciri atau vektor Eigen ke-p untuk p = 1, 2, 3 Model persamaan ukuran kepala kuda sebagai berikut: 14
Keterangan: = Skor ukuran Z1
= Variabel panjang leher
Z2
= Variabel lebar kepala
Z3
= Variabel panjang kepala = Vektor ciri atau vektor Eigen
Model persamaan bentuk kepala kuda sebagai berikut:
Keterangan: = Skor bentuk Z1
= Variabel panjang leher
Z2
= Variabel lebar kepala
Z3
= Variabel panjang kepala = Vektor ciri atau vektor Eigen Korelasi skor ukuran kepala terhadap masing-masing variabel linear
permukaan kepala dihitung berdasarkan rumus menurut Gaspersz (1992)
sebagai
berikut:
Keterangan: = Korelasi antara variabel (Xi) dan komponen utama (Y1) = Vektor Eigen ke-1 = Nilai Eigen ke-1 = Simpangan baku dari variabel (Xi) Korelasi skor bentuk kepala terhadap masing-masing variabel linear permukaan kepala dihitung berdasarkan rumus menurut Gaspersz (1992) sebagai berikut:
15
Keterangan: = Korelasi antara variabel (Xi) dan komponen utama (Y2) = Vektor Eigen ke-2 = Nilai Eigen ke-2 = Simpangan baku dari variabel (Xi) Pembentukan Diagram Kerumunan Diagram kerumunan dibentuk berdasarkan skor ukuran dan bentuk kepala masing-masing data individu kuda. Sumbu X menyatakan skor ukuran kepala sedangkan sumbu Y menyatakan skor bentuk kepala. Paket Aplikasi Komputer yang Digunakan Perangkat statistika yaitu MINITAB® 15.1 20. 0 digunakan untuk menentukan persamaan AKU dan ARKU. Pembentukan diagram kerumunan dibantu dengan menggunakan MINITAB® 15.1 20. 0.
16
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Lokasi pengamatan penelitian di Sulawesi Utara meliputi empat lokasi yaitu Manado, Minahasa dan Tomohon. Geografis Sulawesi Utara terletak pada 0°30'-5º35' LU dan 123º70'-127º00' BT. Wilayah Propinsi Sulawesi Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi, Samudra Pasifik dan Republik Filipina di sebelah utara, Laut Maluku di sebelah timur, Teluk Tomini di sebelah selatan dan Propinsi Gorontalo di sebelah barat. Gambar 1 menyajikan peta lokasi pengamatan di Propinsi Sulawesi Utara.
Gambar 1. Peta Lokasi Pengamatan di Propinsi Sulawesi Utara Sumber: google maps (2012)
Sulawesi Utara memiliki iklim tropis yang dipengaruhi angin muzon. Curah hujan tidak merata dengan angka tahunan berkisar antara 2.000–3.000 mm. Daerah Tomohon terletak pada ketinggian topografis dengan udara yang sejuk. Suhu udara rata-rata 25,0 oC dengan suhu maksimum 30 oC dan minimum 22,1 oC. Kelembaban udara sekitar 73,4 %. Daerah yang paling banyak menerima curah hujan adalah daerah Minahasa. Daerah Manado memiliki rentang suhu yang lebih besar, dengan perbedaan suhu malam dan siang hari yang tinggi. Suhu udara pada siang hari berkisar antara 29,4–32,2 oC; sedangkan pada malam hari berkisar antara 21,6 oC sampai 23,2 oC. Kelembaban udara daerah Manado relatif tinggi yaitu berkisar antara 75% –92%. Tabel 4. menyajikan kondisi topografi lokasi pengamatan yang meliputi Manado, Minahasa dan Tomohon.
Tabel 4. Kondisi Topografi Lokasi Pengamatan Manado, Minahasa dan Tomohon Lokasi Pengamatan Manado Minahasa Tomohon
Kondisi Topografi Kondisi Pengamatan pantai, sungai, perbukitan, bukan daerah pertanian pegunungan, perbukitan, danau, sungai, daerah pertanian pegunungan, sungai, daerah pertanian
Sumber : Dinas Pemerintahan Kota Manado (2008); Dinas Pemerintahan Kabupaten Minahasa (2008); dan Dinas Pemerintahan Kota Tomohon (2009), Harahap (2011)
Mayoritas masyarakat Sulawesi Utara memiliki mata pencaharian di bidang pertanian dan perdagangan yang masih menggunakan kuda sebagai alat transportasi dan penghasil daging. Kuda di Sulawesi Utara pernah digunakan sebagai kuda perang. Kuda delman sebagai alat transportasi dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat Sulawesi Utara. Penentuan lokasi pengamatan dilakukan berdasarkan jumlah kepemilikan kuda delman yang dijadikan sumber penghasilan masyarakat setempat. Kota Manado Kota Manado yang merupakan Ibu Kota Propinsi Sulawesi Utara, secara geografis terletak diantara 30' 88" – 1o 40' 50" LU dan 124o 40' 00" – 126o 50' 00" BT. Luas Kota Manado sekitar 150,02 km2. Kota Manado secara administratif dibagi ke dalam sembilan wilayah kecamatan dan 87 kelurahan atau desa. Kota Manado berbatasan dengan Kecamatan Wori dan Teluk Manado di sebelah utara; Kecamatan Dimember di sebelah timur dan Kecamatan Pineleng di sebelah selatan serta Teluk Manado atau Laut Sulawesi di sebelah barat. Suhu udara rata-rata di kota Manado pada tahun 2010 berkisar 25,8 oC ‒ 27,0 o
C. Tempat-tempat yang letaknya berdekatan dengan pantai mempunyai suhu udara
rata-rata relatif tinggi. Kelembaban udara kota Manado relatif tinggi, kisaran 80%87%. Curah hujan tertinggi tercatat 492 mm. Curah hujan terendah ditemukan pada bulan Maret dan tertinggi pada bulan Desember sebesar 628 mm. Kota Manado memiliki keadaan topografi yang berombak sebesar 40% dan dataran landai sebesar 38% luas wilayah, disamping keadaan tanah berombak berbukit dan bergunung. Sekitar 94,53% dari luasan wilayah kota Manado terletak pada ketinggian 0 – 240 m d.p.l. Gunung di Kota Manado, ditemukan di Kecamatan Bunaken, yaitu Gunung Manado Tua (± 655 m) dan Gunung Tumpa (± 610 m)
18
(Hardjono, 2004a). Mata pencaharian utama penduduk kota Manado adalah di bidang jasa dan perdagangan. Menurut pemerintahan daerah Manado, jumlah populasi kuda di kota Manado sebanyak 163 ekor (Dinas Pemerintahan Kabupaten Manado, 2008). Kabupaten Minahasa Ibu kota kabupaten Minahasa o
adalah Tondano. Bujur lintang kabupaten o
Minahasa terletak pada 01 01'00" – 01 29'00" LU dan 124o34'00" – 125o05'00" BT. Kabupaten Minahasa memiliki luasan kurang dari setengah luasan asal setelah pemekaran sejak tahun 2002 menjadi beberapa bagian wilayah kecamatan Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Tomohon. Luas Kabupaten Minahasa kini menjadi 872,32 km2. Keadaan topografi Kabupaten Minahasa sebagian besar mempunyai relief datar sampai berombak dan sebagian bergelombang sampai dengan curam (Dinas Pemerintahan Kabupaten Minahasa,
2008). Kabupaten
Minahasa berbatasan dengan Kabupaten Minahasa Utara di sebelah utara, Laut Maluku dan Kota Bitung di sebelah timur, Laut Maluku dan Kabupaten Minahasa Selatan di sebelah selatan, Laut Sulawesi dan Kota Manado di sebelah barat. Mata pencaharian utama penduduk Minahasa adalah dibidang pertanian dengan tanaman utama adalah padi sawah (Hardjono, 2004b). Kota Tomohon Kota Tomohon merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Minahasa berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2003. Bujur Lintang Kota Tomohon terletak pada 010 18' 51" LU dan 1240 49' 40" BT. Luasan Kota Tomohon adalah 114,20 km2, yang terdiri atas Kecamatan Tomohon Selatan, Kecamatan Tomohon Tengah dan Kecamatan Tomohon Utara. Kota Tomohon berbatasan dengan Kabupaten Minahasa di sebelah utara dan timur, barat dan selatan. Kota Tomohon terletak di tengah-tengah Minahasa. Data curah hujan per tahun berkisar antara 1.422–2.364 mm. Hujan turun sepanjang tahun, curah hujan tertinggi pada bulan Oktober-Juni. Kisaran suhu bulanan 21,9–22,5 oC, dan kelembaban berkisar antara 85% – 91%. Kota Tomohon terletak pada topografi dataran tinggi (Hardjono, 2004c). Kota Tomohon memiliki gunung berapi yaitu Gunung Mahawu (1.331,0 m) dan Gunung Lokon (1.579,6 m). Jumlah penduduk Kota Tomohon adalah 79.046 jiwa dengan mata pencaharian utama masyarakat di bidang pertanian. Jumlah populasi kuda di kota Tomohon sebanyak 267 ekor (Dinas Pemerintahan Kabupaten Tomohon, 2008).
19
Analisis Statistik Deskriptif dan T2-Hotelling Kuda Delman Lokasi Manado, Minahasa dan Tomohon Analisis statistik deskriptif kuda delman yang berasal dari lokasi Manado, Minahasa dan Tomohon digunakan untuk mencari rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman dari beberapa variabel tubuh dan kepala pada kuda delman. Ukuran variabel tubuh kuda delman jantan disajikan pada Tabel 5 dan betina pada Tabel 6. Keragaman ukuran linear permukaan tubuh dan kepala pada keseluruhan kuda delman yang diamati (Tabel 5, 6, 7 dan 8) kurang dari 16% yang menurut Syahid (2009) tergolong ke dalam keragaman sedang. Syahid (2009) menjelaskan bahwa koefisien keragaman antara 10% - 20% digolongkan ke dalam keragaman sedang. Seleksi lebih ketat pada kuda delman betina dibanding jantan di lokasi Manado telah dilakukan. Hal tersebut diperlihatkan dengan koefisien keragaman yang rendah pada seluruh ukuran linear permukaan tubuh dan panjang leher serta panjang kepala pada kuda delman betina Manado. Hasil T2-Hotelling menyatakan bahwa ukuran-ukuran linear permukaan tubuh dan kepala pada kuda jantan tidak berbeda dengan kuda betina di lokasi pengamatan Manado (P> 0,05); sehingga dapat dinyatakan bahwa seleksi lebih ketat pada kuda delman betina dibandingkan jantan di Manado tidak berakibat pada perbedaan ukuranukuran tubuh dan kepala kuda diantara jenis kelamin (Tabel 5 dan 6). Tabel 5 dan 6 memperlihatkan koefisien keragaman ukuran linear permukaan tubuh kuda delman betina yang lebih rendah dibandingkan jantan di setiap lokasi pengamatan. Tabel 9 dan 10 menyajikan rekapitulasi hasil T2 Hotelling ukuran-ukuran linear permukaan tubuh dan kepala antara jantan dan betina pada kuda delman Manado. Ukuran-ukuran linear permukaan tubuh hewan berkorelasi dengan bobot badan dengan ketelitian cukup tinggi serta memberi gambaran bentuk tubuh ternak sebagai ciri khas suatu bangsa (Doho, 1994; Mulliadi, 1996).
20
Tabel 5. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Ukuran-ukuran Linear Permukaan Tubuh dan Bobot Badan Kuda Delman Jantan di Manado, Minahasa dan Tomohon Variabel
Manado (n=51)
Minahasa (n=221)
Tomohon (n=33)
----------------------------------(cm)-------------------------------Bobot Badan (Y) Lingkar Dada (X1) Lebar Dada (X2) Dalam Dada (X3) Tinggi Pundak (X4) Tinggi Pinggul (X5) Lebar Pinggul (X6) Panjang Badan (X7) Panjang Paha (X8)
201,14±41,38
242,43±45,72
269,3±64,2
(20,57%)
(18,86%)
(23,83%)
136,55±8,94
145,21±10,09
151,33±12,60
(6,55%)
(6,95%)
(8,33%)
25,39± 2,74
28,35± 3,05
30,24± 3,69
(10,80%)
(10,76%)
(12,21%)
50,65±4,01
54,20± 5,02
58,73±6,10
(7,92%)
(9,26%)
(10,39%)
116,49± 6,19
122,56± 8,73
130,33±11,97
(5,31%)
(7,12%)
(9,43%)
117,29± 6,35
123,31± 9,09
129,94±10,65
(5,41%)
(7,37%)
(8,20%)
33,49±5,20
39,96±3,53
42,24±4,04
(15,53%)
(8,82%)
(9,56%)
111,83±6,11
118,10±6,21
119,41±10,23
(5,47%)
(5,26%)
(8,57%)
36,49±2,95
39,80±3,02
41,97±4,00
(8,08%)
(7,58%)
(9,54%)
Keterangan: n= jumlah contoh; persen menunjukkan koefisien keragaman
Keragaman yang rendah pada kuda delman betina Manado mengindikasikan bahwa secara tidak langsung ukuran-ukuran linear permukaan tubuh telah terseleksi. Kebiasaan peternak menyeleksi kuda delman berdasarkan performa ukuran tubuh. Kuda delman yang berukuran tubuh besar diramalkan akan memiliki bobot badan yang besar pula. Rataan bobot badan kuda delman Manado ditemukan terendah
21
Tabel 6. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Ukuran-ukuran Linear Permukaan Tubuh dan Bobot Badan Kuda Delman Betina di Manado, Minahasa dan Tomohon Variabel
Manado (n=5)
Minahasa (n=151)
Tomohon (n=4)
---------------------------------(cm)-------------------------------Bobot Badan (Y)
Lingkar Dada (X1) Lebar Dada (X2) Dalam Dada (X3) Tinggi Pundak (X4) Tinggi Pinggul (X5) Lebar Pinggul (X6) Panjang Badan (X7) Panjang Paha (X8)
190,60±21,29
244,33±45,72
281,3±35,8
(11,17%)
(18,75%)
(12,73%)
135,20±0,84
146,01±12,69
158,50±7,19
(0,62%)
(8,69%)
(4,53%)
25,40±1,34
28,18± 4,77
30,50±1,92
(5,28)
(16,94%)
(6,28%)
49,00± 1,00
54,48± 5,21
63,25±5,74
(2,04%
(9,57%)
(9,07%)
114,80± 2,86
121,73±8,43
134,75±12,71
(2,49%)
(6,92%)
(9,43%)
116,40± 4,51
123,73± 8,34
135,00±15,58
(3,87%)
(6,74%)
(11,54%)
36,60±2,88
40,74±3,55
43,25±2,87
(7,87%)
(8,71%)
(6,64%)
113,50±3,12
118,43±5,57
122,13±4,25
(2,75%)
(4,71%)
(3,48%)
37,00±1,73
40,00±4,05
44,25±3,69
(4,68%)
(10,12%)
(8,33%)
Keterangan: n= jumlah contoh; persen menunjukkan koefisien keragaman
dibandingkan dengan kuda delman dari lokasi pengamatan lain. Keseragaman bobot badan kuda delman betina tidak memungkinkan untuk meningkat bila seleksi dilakukan. Kuda delman di lokasi Manado berukuran kecil. Hal tersebut bersesuaian dengan yang ditemukan Takaendengan (2011). Pada penelitian ini, seleksi terhadap ukuran kecil pada kuda delman jantan lokasi Manado masih dapat dilakukan, karena keragaman ukuran-ukuran linear tubuhnya masih tinggi. Ukuran kecil yang dimiliki kuda delman Manado kemungkinan dihubungkan dengan kebutuhan kusir untuk menentukan kuda delman berukuran
kecil
yang disesuaikan dengan topografi
22
Manado (Tabel 4). Daerah Manado yang bukan merupakan daerah pertanian diduga sebagai penyebab ketersedian pakan kuda tidak mencukupi, sehingga performa kuda di wilayah ini kecil (Dinas Pemerintahan Kota Manado, 2008). Tabel 7. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Panjang Leher, Lebar Kepala, Panjang Kepala Kuda Delman Jantan di Manado, Minahasa dan Tomohon Manado (n=51)
Variabel
Minahasa (n=221)
Tomohon (n=33)
----------------------------------(cm)-------------------------------Panjang Leher (X1) Lebar Kepala (X2) Panjang Kepala (X3)
53,78±4,43
54,59±5,22
56,52±6,38
(8,24%)
(9,57%)
(11,29%)
19,61±1,04
20,03±0,95
20,27±1,01
(5,31%)
(4,74%)
(4,97%)
47,45±3,08
48,04±3,42
48,27±2,84
(6,49%)
(7,12%)
(5,89%)
Keterangan: n= jumlah contoh; persen menunjukkan koefisien keragaman
Hal yang hampir serupa ditemukan pada populasi kuda delman Tomohon. Lebar dada, lingkar dada, dalam dada, lebar pinggul, panjang badan, panjang paha, panjang leher, lebar kepala dan panjang kepala pada kuda delman betina dibandingkan jantan di Tomohon telah terseleksi lebih ketat. Hasil T2-Hotelling menyatakan
bahwa
ukuran-ukuran
linear
permukaan
tubuh
dan
kepala
Tabel 8. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Panjang Leher, Lebar Kepala, Panjang Kepala Kuda Delman Betina di Manado, Minahasa dan Tomohon Variabel
Manado (n=5)
Minahasa (n=151)
Tomohon (n=4)
----------------------------------(cm)------------------------------------Panjang Leher (X1)
52,40±2,07
54,07±5,66
53 ,50±4,65
(3,96%)
(10,47%)
(8,70%)
Lebar Kepala (X2)
18,60±1,52
20,13±1,10
20,75±0,50
(8,15%)
(5,48%)
(2,41%)
Panjang Kepala (X3)
46,00±2,83
48,97±3,96
48,25±0,96
(6,15%)
(8,09%)
(1,98%)
Keterangan: n= jumlah contoh; persen menunjukkan koefisien keragaman
23
pada kuda jantan sama dengan kuda betina di lokasi pengamatan Tomohon (P> 0,05); sehingga disimpulkan bahwa seleksi lebih ketat pada kuda delman betina Tomohon belum memberikan perbedaan yang nyata terhadap jantan. Rekapitulasi hasil T2Hotelling ukuran-ukuran tubuh dan kepala pada populasi kuda delman jantan dan betina di Tomohon disajikan pada Tabel 9 dan 10. Secara umum keragaman ukuran linear permukaan tubuh kuda delman betina dibanding jantan di lokasi pengamatan Tomohon lebih rendah. Bobot badan jantan dan betina pada kuda delman Tomohon (Tabel 5 dan 6) ditemukan terbesar diantara kuda delman pada lokasi pengamatan lain. Tabel 9. Rekapitulasi Hasil T2 Hotelling Ukuran Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Jantan dan Betina pada Setiap Lokasi Lokasi
Jenis Kelamin
Statistik T Hotelling
Nilai F
Nilai P
Kesimpulan
Manado
♂ vs ♀
0,117
0,685
0,702
tn
Minahasa
♂ vs ♀
0,105
4,785
0,000
**
Tomohon
♂ vs ♀
0,357
1,250
0,308
tn
2-
Keterangan: ** = sangat nyata (P<0,01); tn = tidak nyata (P>0,05); vs = versus
Keseragaman bobot badan kuda delman betina Tomohon tidak terlalu efektif untuk ditingkatkan bila seleksi dilakukan, tetapi masih memungkinkan seleksi terhadap ukuran besar pada kuda delman jantan di lokasi pengamatan Tomohon. Kuda delman di lokasi Tomohon berukuran besar. Ukuran besar yang dimiliki kuda delman Tomohon kemungkinan dihubungkan dengan kebutuhan kusir untuk menentukan kuda delman berukuran besar yang disesuaikan dengan topografi Tomohon (Tabel 4). Tomohon merupakan kota yang terletak pada wilayah dengan pegunungan, sungai dan daerah pertanian (Dinas Pemerintahan Kota Tomohon, 2009). Kuda Tomohon yang berukuran besar diperkirakan memiliki campuran darah kuda Thoroughbred. Edward (1994) menyatakan bahwa
kuda tipe berat merupakan kuda cold blood yang
digunakan sebagai kuda penarik beban. Takaendengan (2011) menyatakan bahwa postur tubuh kuda delman Tomohon lebih besar dibandingkan dengan kuda delman Manado dan Minahasa. Hal yang berbeda ditemukan pada populasi kuda delman Minahasa. Kuda delman betina terhadap jantan hanya terseleksi lebih ketat pada tinggi pundak, tinggi
24
pinggul, lebar pinggul dan panjang badan; dari variabel-variabel ukuran linear permukaan tubuh yang diamati. Kuda delman jantan Minahasa terseleksi lebih ketat dibandingkan betina pada seluruh ukuran linear permukaan kepala. Hasil T2-Hotelling menyatakan bahwa ukuran linear permukaan tubuh dan kepala yang berbeda antara jantan dan betina pada kuda delman Minahasa (P<0,01). Perbedaan tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap perolehan bobot badan. Pada penelitian ini, bobot badan kuda delman
jantan dan betina hampir sama
(Tabel 5 dan 6).
Hal ini
mengindikasikan bahwa perototan yang baik lebih banyak ditemukan pada ukuranukuran linear permukaan tubuh yang terseleksi pada setiap jenis kelamin. Frandson (1992) menyatakan tulang berfungsi sebagai penyokong dan tempat pelekatan otot. Dijelaskan bahwa semakin besar tulang penyusun kerangka maka ukuran tubuh semakin besar. Tabel 10. Rekapitulasi Hasil T2 Hotelling Ukuran Linear Permukaan Kepala Kuda Delman Jantan dan Betina dari Setiap Lokasi Lokasi
Jenis Kelamin
Statistik T Hotelling
Nilai F
Nilai P
Kesimpulan
Manado
♂ vs ♀
0,076
1,318
0,279
tn
Minahasa
♂ vs ♀
0,036
4,444
0,004
**
Tomohon
♂ vs ♀
0,140
1,540
0,223
tn
2-
Keterangan: ** = sangat nyata (P<0,01); tn = tidak nyata (P>0,05); vs = versus
Kuda delman Minahasa memiliki bobot badan diantara kuda delman Manado dan Tomohon. Ukuran sedang yang dimiliki kuda delman Minahasa kemungkinan dihubungkan dengan kebutuhan kusir untuk menentukan kuda delman berukuran sedang yang disesuaikan dengan topografi Minahasa (Tabel 4). Dinas Pemerintahan Kabupaten Minahasa (2008) menyatakan bahwa Minahasa merupakan daerah pegunungan, tetapi kontur lahan bergelombang tidak mendominasi seperti di Tomohon. Keberadaan danau di lokasi pengamatan Minahasa menunjukkan bahwa ditemukan beberapa wilayah yang datar (landai). Pendugaan Bobot Badan Berdasarkan Variabel Ukuran-ukuran Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon Pembentukan persamaan Analisis Regresi Komponen Utama (ARKU) pada kuda delman Manado dan Tomohon tetap berdasarkan jenis
kelamin,
meskipun
25
antara jantan dan betina tidak ditemukan perbedaan ukuran-ukuran linear permukaan tubuh (Tabel 11). Perbedaan bobot badan dan ukuran-ukuran linear permukaan tubuh lebih disebabkan lingkungan internal kuda delman. Martojo (1992) menyatakan bahwa jenis kelamin merupakan lingkungan internal ternak yang dipengaruhi faktor hormon. Hal tersebut berakibat pada perbedaan rumus untuk menduga bobot badan yang dibuat berdasarkan ukuran-ukuran linear permukaan tubuh. Noor (2010) menyatakan bahwa penampilan atau performa hewan dipengaruhi genetik, lingkungan dan interaksi antara genetik dan lingkungan. Hasil statistik deskriptif menyatakan bahwa kuda delman Manado merupakan kuda delman tipe kecil, kuda delman Minahasa tipe sedang, sedangkan kuda delma Tomohon tipe besar; berdasarkan perbedaan kondisi topografi. Tabel 11. Persamaan Regresi Komponen Utama pada Badan Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon Lokasi
Jenis Kelamin
Manado
♂
Y = ‒ 370,818 + 0,563X1 + 1,497X2 + 1,234X3 + 62,6% 0,927 X4 + 0,902X5 + 0,762 X6 + 0,845 X7 + 1,663 X8
♀
Y = ‒ 1.055,442 + 5,827X1 + 3,346X2 + 1,311X3 74,3% + 1,465X4 + 1,075X5 ‒ 0,860X6 + 0,515X7 ‒ 0,294X8
♂
Y = ‒ 417,134 + 0,434X1 + 0,487X2 + 1,307X3 + 84,3% 0,897X4 + 0,908X5 + 1,964 X6 + 1,248 X7 + 1,586X8
♀
Y = ‒ 394,149 + 0,630X1 + 1,343X2 + 1,256X3 + 81,3% 0,759X4 + 0,716X5 + 1,734X6 + 0,928X7 + 1,965X8
♂
Y = ‒ 457,698 + 0,713X1 + 2,201X2 + 1,418X3 94,2% + 0,749X4 + 0,826X5 + 2,171X6 + 0,671X7 + 2,190X8
♀
Y = ‒ 255,980 + 0,599X1 + 2,107X2+ 0,817X3 89,6% + 0,368X4 + 0,300X5 + 1,624X6 + 0,898X7 + 1,267X8
Minahasa
Tomohon
Persamaan
R2
Keterangan: X1 = Lingkar Dada, X2 = Lebar Dada, X3 = Dalam Dada, X4 = Tinggi Pundak, X5 = Tinggi Pinggul, X6 = Lebar Pinggul X7 = Panjang Badan, X8 = Panjang Paha, Y = Bobot Badan.
26
Perhitungan Analisis Regresi Komponen Utama dilakukan pada kelompok kuda delman di Manado, Minahasa dan Tomohon, masing-masing pada jantan dan betina. Pemilahan berdasarkan bobot badan ukuran besar bila kuda delman memiliki bobot lebih besar dari 325 kg; sedang bila kisaran bobot antara 225-325 kg dan kecil bila bobot kurang dari 225 kg; telah dilakukan tetapi memberikan hasil nilai koefisien determinasi (R2) lebih rendah dibandingkan bila tidak dilakukan pemilahan. Soeroso et al. (2008) menjelaskan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) ini merujuk kepada seberapa besar kemampuan semua variabel bebas (X) dalam menjelaskan variabel terikatnya (Y). Tabel 11 menjelaskan bahwa kelompok kuda delman Tomohon, memberikan model persamaan regresi komponen utama yang paling valid, karena variabel linear permukaan tubuh mampu menjelaskan bobot badan kuda delman; yaitu sebesar 94,2% pada jantan 89,6% pada betina. Secara keseluruhan persamaan regresi komponen utama menjelaskan bahwa variabel linear permukaan tubuh mampu menjelaskan bobot badan kuda delman sekurang-kurangnya 60% terhadap sifat bobot badan. Tabel 12. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda Delman Manado Jantan Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Urutan Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh*
Nilai Elastisitas
Manado
♂
Tinggi Pundak
0,537
Tinggi Pinggul
0,526
Panjang Badan
0,470
Lingkar Dada
0,382
Dalam Dada
0,311
Panjang Paha
0,302
Lebar Dada
0,189
Lebar Pinggul
0,127
Keterangan: * Diurut dari yang tertinggi
Perhitungan ARKU menunjukkan bahwa setiap variabel linear permukaan tubuh yang diamati berkorelasi nyata terhadap bobot badan, sehingga lingkar dada, lebar dada, dalam dada, tinggi pundak, tinggi pinggul, panjang badan dan panjang paha berpengaruh terhadap
bobot badan.
Semua variabel linear permukaan tubuh
27
kuda delman dimasukkan ke dalam persamaaan ARKU untuk menduga bobot badan. Perhitungan elastisitas memberikan gambaran variabel yang paling berpengaruh terhadap pendugaan bobot badan. Tabel 12, 13, 14, 15, 16, dan 17 menyajikan elastisitas ukuran variabel tubuh yang diamati berdasarkan bobot badan kuda delman kuda delman jantan dan betina di lokasi penagmatan
Manado, Minahasa dan
Tomohon. Tabel 13. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda Delman Manado Betina Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Urutan Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh*
Nilai Elastisitas
Manado
♀
Lingkar Dada
4,134
Tinggi Pundak
0,882
Tinggi Pinggul
0,656
Lebar Dada
0,446
Dalam Dada
0,337
Panjang Badan
0,306
Panjang Paha
‒0,057
Lebar Pinggul
‒0,165
Keterangan: * Diurut dari yang tertinggi
Tabel 12 dan 13 menyajikan elastisitas ukuran dan variabel tubuh yang diamati berdasarkan bobot badan jantan dan betina kuda delman Manado. Kegunaan elastisitas adalah untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh kepekaan atau sensitivitas suatu variabel tersebut terhadap bobot badan. Berdasarkan Tabel 12 dan 13, elastisitas variabel tertinggi pada kuda delman jantan dan betina Manado masing-masing adalah tinggi pundak dan lingkar dada. Penambahan 1% tinggi pundak kuda delman jantan Manado dapat meningkatkan bobot badan sebesar 0,537% atau berdasarkan Tabel 5, maka satu cm tinggi pundak akan meningkatkan bobot badan sebesar 927,092 g. Penambahan 1% lingkar dada kuda delman betina Manado dapat meningkatkan bobot badan sebesar 4,134% atau berdasarkan Tabel 6, maka satu cm lingkar dada akan meningkatkan bobot badan sebesar 5.827,381 g. Elastisitas variabel tertinggi pada kuda delman jantan dan betina Minahasa disajikan pada Tabel 14 dan 15 yaitu panjang badan. Berdasarkan nilai elastisitas
28
yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa penambahan 1% panjang badan kuda delman jantan Minahasa dapat meningkatkan bobot badan sebesar 0,452%. Hal tersebut diartikan bahwa pertambahan satu cm panjang badan akan meningkatkan bobot badan sebesar 928,018 g; berdasarkan perhitungan yang dihubungkan pada Tabel 5. Penambahan 1% panjang badan kuda delman betina Minahasa dapat meningkatkan bobot badan sebesar 0,605% (Tabel 15); sehingga berdasarkan Tabel 6 dapat diartikan bahwa penambahan satu cm lingkar dada akan meningkatkan bobot badan sebesar 1.238,766 g. Tabel 14. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda Delman Minahasa Jantan Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Urutan Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh*
Nilai Elastisitas
Minahasa
♂
Panjang badan
0,452
Tinggi pundak
0,384
Lingkar dada
0,377
Tinggi pinggul
0,364
Panjang paha
0,323
Lebar pinggul
0,286
Dalam dada
0,281
Lebar dada
0,157
Keterangan: * Diurut dari yang tertinggi
Tabel 16 dan 17 menyajikan elastisitas variabel dari masing-masing pada kuda delman jantan dan betina Tomohon. Elastisitas tertinggi pada jantan dan betina ditemukan pada lingkar dada dan panjang badan. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa penambahan 1% lingkar dada kuda delman jantan Tomohon dapat meningkatkan bobot badan sebesar 0,401% ( Tabel 16) atau berdasarkan Tabel 5, dapat dinyatakan bahwa penambahan satu cm lingkar dada dapat meningkatkan bobot badan sebesar 713,436 g. Kuda delman betina Minahasa bila mengalami penambahan 1% panjang badan maka akan meningkatkan bobot badan sebesar 0,390% (Tabel 17). Berdasarkan Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa penambahan satu cm lingkar dada dapat meningkatkan bobot badan sebesar 898,306 g.
29
Tabel 15. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda Delman Minahasa Betina Lokasi Kuda
Jenis Kelamin ♀
Minahasa
Urutan Elastisitas Ukuran
Nilai
Variabel Tubuh*
Elastisitas
Panjang badan
0,605
Tinggi pinggul
0,460
Tinggi pundak
0,447
Lebar pinggul
0,327
Dalam dada
0,291
Panjang paha
0,260
Lingkar dada
0,259
Lebar dada
0,056
Keterangan: * Diurut dari yang tertinggi
Tabel 16. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda Delman Tomohon Jantan Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Urutan Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh*
Nilai Elastisitas
Tomohon
♂
Lingkar Dada
0,401
Tinggi Pinggul
0,399
Tinggi Pundak
0,362
Panjang Paha
0,342
Lebar Pinggul
0,341
Dalam Dada
0,309
Panjang Badan
0,298
Lebar Dada
0,247
Keterangan: * Diurut dari yang tertinggi
Pendugaan bobot badan kuda delman berdasarkan persamaan Analisis Regresi Komponen Utama (ARKU) memiliki keunggulan dalam hal kepraktisan di lapang. Keunggulan analisis ARKU dibandingkan dengan pendugaan bobot badan berdasarkan metode multivariat lain adalah perolehan nilai elastisitas yang berlaku untuk setiap
30
variabel yang diamati. Nilai elastisitas berfungsi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepekaan suatu variabel yang digunakan untuk menduga bobot badan. Tabel 17. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh berdasarkan Bobot Badan Kuda Delman Tomohon Betina Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Urutan Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh*
Nilai Elastisitas
Tomohon
♀
Panjang Badan
0,390
Lingkar Dada
0,338
Lebar Pinggul
0,250
Lebar Dada
0,228
Dalam Dada
0,199
Panjang Paha
0,184
Tinggi Pundak
0,176
Tinggi Pinggul
0,144
Keterangan: * Diurut dari yang tertinggi
Peternak pada penelitian ini, dapat dengan mudah mengetahui pendugaan bobot badan kuda pada suatu kelompok ternak kuda hanya dengan melakukan pendugaan bobot badan pada satu ekor kuda yang dipilih secara acak. Ternak pertama yang diukur untuk diduga bobot badannya digunakan sebagai model. Pendugaan bobot badan individu lain pada kelompok kuda delman yang sama dilakukan hanya dengan mengukur salah satu variabel yang paling mudah diukur. Variabel tersebut dapat dipilih salah satu dari keseluruhan variabel yang diamati pada penelitian ini, seperti tinggi pundak, tinggi pinggul, panjang badan, lingkar dada, dalam dada, panjang paha, lebar dada, lebar dada, dan lebar pinggul; yang tergantung dari alat ukur sederhana yang dimiliki. Berdasarkan perbedaan atau perbandingan ukuran pada variabel yang dipilih (paling mudah diukur), antara indivitu kuda delman lain dan kuda delman model; dapat diduga bobot badan individu-individu
kuda
delman lain pada populasi tersebut. Doho (1994) menyatakan bahwa ukuran permukaan tubuh hewan memiliki banyak kegunaan seperti untuk menaksir bobot badan. Dijelaskan lebih lanjut bahwa ukuran permukaan tubuh yang paling erat kaitannya dengan bobot badan pada Domba Ekor Gemuk, Domba Ekor Tipis dan Domba Garut adalah lingkar dada, tinggi pundak,
31
lebar dada, tinggi pinggul, panjang badan, lebar pinggul dan dalam dada Takaendengan (1998), Nurhayati (2004), Jamal (2007), Wijonarko (2007) dan Utami (2008). Tingkat keakuratan pendugaan bobot badan kuda delman pada penelitian ini tergantung pada perolehan koefisien determinasi (R2). Plot data individu yang diamati akan mendekati garis model persamaan bila nilai R2 mendekati satu; yang pada penelitian ini ditemukan pada kelompok kuda delman Tomohon. Rumus persamaan pendugaan bobot badan kuda delman di Manado, Minahasa dan Tomohon dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 18. Korelasi antara Skor Ukuran Tubuh dan Bobot Badan pada Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon pada Kuda Delman Jantan dan Betina Lokasi
Jantan
Betina
Manado
0,791**
0,862 tn
(0,000)
(0,060)
0,901**
0,918**
(0,000)
(0,000)
0,971** (0,000)
0,946 tn (0,054)
Minahasa Tomohon
Keterangan: ** = sangat nyata (P<0,01); tn= tidak nyata; angka dalam tanda kurung menyatakan nilai P
Tabel 18 menyajikan korelasi antara skor ukuran tubuh dan bobot badan pada kuda delman Manado, Minahasa dan Tomohon pada kuda delman jantan dan betina. Perhitungan korelasi Pearson pada Tabel 18 ditujukan untuk mendukung kesimpulan pendugaan bobot badan kuda delman penelitian melalui Analisis Regresi Komponen Utama. Koefisien determinasi yang diperoleh pada masing-masing persamaan pendugaan bobot badan (Tabel R2) berhubungan dengan hasil korelasi Pearson yang disajikan Tabel 18. Nilai korelasi Pearson antara skor ukuran tubuh dan bobot badan; bersesuaian dengan perolehan koefisien determinasi pada masing-masing kelompok kuda delman jantan dan betina. Semakin tinggi korelasi Pearson yang diperoleh maka koefisien determinasi semakin tinggi pula. Metode perhitungan yang berbeda memberikan hasil yang bersesuaian.
32
Keterkaitan antara Ukuran dan Bentuk Kepala terhadap Karakteristik Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon Pengamatan ukuran-ukuran kepala kuda delman yang dipisahkan dari ukuranukuran tubuh bertujuan untuk memunculkan variabel linear permukaan kepala sebagai penciri genetik suatu kelompok kuda delman yang diamati. Doho (1994) menyatakan bahwa ukuran permukaan tubuh hewan memberi gambaran bentuk tubuh hewan sebagai ciri khas suatu bangsa. Berikut ini disajikan persamaan ukuran dan bentuk kepala pada masing-masing kelompok kuda delman beserta dengan nilai eigen dan keragaman total. Persamaan ukuran dan bentuk kepala diperoleh berdasarkan hasil perhitungan Analisis Komponen Utama pada ukuran linear permukaan kepala diuraikan pada kuda delman Manado, Minahasa dan Tomohon. Hasil perhitungan disajikan terlebih dahulu untuk dibahas kemudian. Ukuran dan Bentuk Kepala Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon Persamaan ukuran dan bentuk kepala kuda delman dengan nilai eigen dan keragaman total pada kuda delman Manado, Minahasa dan Tomohon; disajikan pada Tabel 19. Tabel 19 menyimpulkan bahwa penciri ukuran dan bentuk kepala kuda delman Manado, Minahasa dan Tomohon adalah sama; dengan perolehan nilai vektor Eigen yang berbeda. Tabel 19. Persamaan Ukuran dan Bentuk Kepala pada Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon, Keragaman Total serta Nilai Eigen Persamaan pada Kuda Delman Manado Ukuran = 0,871 Z1 + 0,111 Z2 + 0,479 Z3 Bentuk = − 0,486 Z1 + 0,050 Z2 + 0,873 Z3 Persamaan pada Kuda Delman Minahasa Ukuran = 0,890 Z1 + 0,067 Z2 + 0,450 Z3 Bentuk = − 0,454 Z1 + 0,049 Z2 + 0,890 Z3 Persamaan pada Kuda Delman Tomohon Ukuran = 0,946 Z1 + 0,096 Z2 + 0,308 Z3 Bentuk = − 0,323 Z1 + 0,264 Z2 + 0,909 Z3
Keragaman Total (%) 77,5
Nilai Eigen (λ) 22,435
19,2
5,563
Keragaman Total (%) 79,4
Nilai Eigen (λ) 34,719
18,6
8,149
Keragaman Total (%) 91,2
Nilai Eigen (λ) 42,963
8,1
3,813
Keterangan: Z1 = Panjang Leher; Z2 = Lebar Kepala; Z3 = Panjang Kepala
33
Variabel yang memiliki vektor Eigen tertinggi pada persamaan ukuran kepala kuda delman Manado, Minahasa dan Tomohon adalah panjang leher (Z1) dengan vektor Eigen masing-masing sebesar 0,870; 0,890 dan 0,946. Variabel yang memiliki vektor Eigen tertinggi pada persamaan bentuk kepala kuda delman Manado, Minahasa dan Tomohon
adalah
panjang kepala (Z3) dengan vektor Eigen masing-masing
sebesar 0,873; 0,890 dan 0,909. Variabel-variabel tersebut merupakan penciri ukuran dan bentuk kepala kuda delman Manado, Minahasa dan Tomohon. Tabel 20 menyajikan rekapitulasi penciri ukuran dan bentuk kepala kuda delman Manado, Minahasa dan Tomohon. Penciri bentuk kepala yang sama pada kuda delman Manado, Minahasa dan Tomohon, mengindikasikan bahwa kuda delman secara keseluruhan memiliki karakteristik genetik atau asal usul yang sama. Penciri bentuk kepala kuda delman ini mengidentifikasikan bahwa secara genetik panjang kepala berpengaruh terhadap bentuk kepala. Hal ini bersesuaian dengan pendapat Everitt dan Dunn (1991) bahwa pada pengamatan morfometrik hewan, ahli taksonomi lebih memperhatikan bentuk (yang diturunkan dari komponen utama kedua) dibandingkan ukuran (yang diturunkan dari komponen utama pertama). Tabel 20. Rekapitulasi Penciri Ukuran dan Bentuk pada Kepala Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon Kuda
Penciri Ukuran
Penciri Bentuk
Manado
Panjang Leher (Z1) (+0,963)
Panjang Kepala (Z3) (+0,672)
Minahasa
Panjang Leher (Z1) (+0,970)
Panjang Kepala (Z3) (+0,692)
Tomohon
Panjang Leher (Z1) (+0,994)
Panjang Kepala (Z3) (+0,659)
Keterangan: Angka dalam tanda kurung menunjukkan koefisien korelasi antara atau bentuk
penciri dan ukuran
Sasimowski (1987) menyatakan bahwa kepala kuda merupakan karakteristik tertentu pada suatu spesies dan bangsa hewan. Pengerumunan data individu kuda delman pada masing-masing lokasi pengamatan, disajikan pada Gambar 2. Penyajian kerumunan data merupakan perpaduan antara skor ukuran dan skor bentuk. Pemisahan kerumunan lebih disebabkan perbedaan skor bentuk kepala. Skor bentuk kepala kuda delman Tomohon ditemukan paling besar sehingga data individu
kuda delman
34
mengerumun di sebelah atas, sedang kuda delman Manado dan Minahasa bertumpang tindih mengerumun di bawah. Hal tersebut terjadi karena skor bentuk kuda delman Tomohon di atas skor bentuk kuda delman Manado dan Minahasa. Hal tersebut bersesuaian dengan Sasimowski (1987) yang menyatakan bahwa kuda di daerah pegunungan dan dataran tinggi memiliki kepala yang relatif pendek dengan dahi lebih lebar dan moncong pendek dibandingkan dengan
kuda di dataran rendah. Kuda
delman Tomohon merupakan kuda delman dataran tinggi, sedangkan kuda delman Manado digolongkan ke dalam kuda delman dataran rendah. Kuda delman Minahasa pada penelitian ini menempati dataran tinggi tetapi memiliki bentuk kepala yang mirip dengan kuda delman Manado atau dapat dinyatakan bahwa karakteristik kuda delman Manado mirip dengan kuda delman Minahasa. Kuda delman Minahasa berukuran sedang merupakan pilihan peternak karena sudah beradaptasi baik dengan lingkungan Minahasa.
Gambar 2. Diagram Kerumunan Data Individu Kuda Delman Manado, Minahasa dan Tomohon berdasarkan Skor Ukuran dan Skor Bentuk Kepala Keterangan:
Kuda Delman Manado Jantan; = Kuda Delman Manado Betina; = Kuda Delman Minahasa Jantan; = Kuda Delman Minahasa Betina; = Kuda Delman Tomohon Jantan; = Kuda Delman Tomohon Betina
35
Hal ini menjelaskan bahwa kuda delman Sulawesi Utara membentuk karakteristik yang berbeda pada lokasi Manado, Minahasa dan Tomohon. Pembentukan karakteristik tersebut merupakan hasil seleksi peternak dalam menentukan kriteria kuda delman yang disesuaikan dengan kondisi topografi. Bentuk kepala kuda delman Tomohon yang berbeda jauh dengan kuda delman Manado dan Minahasa menunjukkan bahwa seleksi alam berlaku pada ketiga lokasi pengamatan. Kota Tomohon merupakan kuda dataran tinggi dengan ketersedian pakan limbah pertanian yang melimpah di tempat kuda dipelihara. Bentuk kepala kuda delman Tomohon yang khas merupakan hasil seleksi alam yang memungkinkan kuda tersebut untuk memanfaatkan pakan limbah pertanian. Hal tersebut kemungkinan berhubungan dengan bentuk rahang yang merupakan bagian dari kepala. Rahang yang kuat diperlukan untuk mengunyah pakan dengan kandungan serat kasar tinggi (limbah pertanian).
36
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kuda delman Manado, Minahasadan Tomohon berbeda satu sama lain. Kuda delman Manado digolongkan sebagai kuda delman berukuran kecil, kuda Minahasa ke dalam kuda delman berukuran sedang dan kuda delman Tomohon ke dalam kuda berukuran besar. Seluruh variabel ukuran-ukuran linear permukaan tubuh yang diamati berpengaruh nyata terhadap bobot badan sehingga masing-masing variabel tersebut memiliki elastisitas. Perolehan nilai elastisitas tertinggi pada pendugaan bobot badan kuda delman Manado adalah tinggi pundak pada jantan dan lingkar dada pada betina. Nilai elastistas tertinggi pada kuda delman Minahasa adalah panjang badan pada jantan dan betina; sedangkan kuda delman Tomohon adalah lingkar dada pada jantan dan panjang badan pada betina. Kelompok kuda delman Tomohon memberikan model persamaan regresi komponen utama yang paling valid dibandingkan lokasi Manado dan Minahasa; dengan perolehan koefisien determinasi tertinggi. Keeratan hubungan (korelasi) antara ukuran linear permukaan tubuh dan kepala terhadap bobot badan bersesuaian dengan perolehan koefisien determinasi pada masing-masing kelompok kuda delman jantan maupun betina. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi yang diperoleh, maka nilai koefisien determinasi semakin tinggi. Penciri ukuran pada kepala kuda delman yang berasal dari Manado, Minahasa dan Tomohon adalah panjang leher, sedangkan penciri bentuk pada masing-masing lokasi pengamatan tersebut adalah panjang kepala. Kerumunan data individu kuda delman Tomohon terpisah dari kerumuman data kuda delman Manado dan Minahasa merupakan karakteristik dari masing-masing kuda delman yang diamati. Saran Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan pada kuda delman yang berasal dari daerah Indonesia lain. Penelitian dengan topik yang sama pada kuda Indonesia jenis lain seperti kuda angkut, kuda beban dan kuda pacu; perlu dilaksanakan untuk melengkapi informasi karakteristik genetis kuda lokal Indonesia.
UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus untuk setiap berkat kasih karunia yang telah diberikan sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih kepada seluruh keluarga besar, kepada orang tua tersayang Bapak Sariaman Saragih dan Ibu Norminton br Bangun untuk doa, kasih sayang, serta dukungan demi kesuksesan Penulis selama ini. Kepada adik-adik Penulis yang dikasihi Jhony dan Mely yang selalu memberi doa, semangat, dan keceriaannya. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu Ir. Rini Herlina Mulyono, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik juga Pembimbing Anggota penulisan Skripsi ini. Terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir Ronny R. Noor, M. Rur. Sc sebagai dosen Pembimbing Utama. Terima kasih kepada Bapak Prof Dr. Ir. Cece Sumantri, M. Agr. Sc sebagai Dosen Pembahas seminar Penulis. Terima kasih kepada bapak Dr. Ir. Moh. Yamin, M.Agr. Sc dan Dr. Ir. Ahmad Darobin Lubis, M.Sc sebagai dosen penguji sidang juga kepada bapak Dr. Ir. Rudi Afnan, S.Pt., M. Sc. Agr yang telah memberikan masukan dan koreksi berupa saran dan kritik yang membantu dalam perbaikan skripsi ini. Trimakasih juga Penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Ben Juvarda Takaendengan, M.Si atas data penelitiannya dan bimbingan yang diberikan. Spesial Penulis mengucapkan terima kasih kepada ngah Haga untuk setiap motivasi, nasehat juga teman bertukar pikiran. Terimakasih kepada bang Chrisman untuk masukan dan dukungannya kepada Penulis. Penulis mengucapkan terimakasih kepada teman-teman di laboratorium (Ika, Dini, Indah, Restu, kakak Mban, kakak Widi, dan kakak Fasta, kakak Bedi, kakak Ari, kakak Kuswanto. Terimakasih untuk Hanna, Lasma, Silvia, Ana, Juju, Ika, Lia. Terimakasih kepada teman sekamar di Asrama IPB A2/222, teman sekelas di TPB A19, teman–teman satu dosen PA di Fapet (Jenny, Ade, Fitri) dan teman IPTP 45 (Astra, Amudi, Regina, Kiki, Paingat, Erti, Inez, Tari), buat temen di Komisi Kesenian, buat teman Persekutuan Mahasiswa Kristen (Angkatan 45) dan semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu selama ini. Bogor, Juni 2012
Penulis
DAFTAR PUSTAKA Angga. 2009. Performa kuda delman sebagai alat transportasi di Kota Bogor. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Astari, D. 2011. Karakteristik karkas kuda dengan umur, jenis kelamin dan pemanfaatan yang berbeda di Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto Sulawesi Utara. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Badan Pusat Statistik. 2009. Statistik Peternakan. Badan Pusat Statistik, Jakarta. Blakely, J, & D. H. Bade, 1994. Ilmu Peternakan. Edisi keempat. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Bowling, A. T. & A. Ruvinsky. 2000. The Genetics of the Horse. CAB International Publication, London. Dinas Pemerintahan Kabupaten Minahasa. 2008. Geografi dan topografi kabupaten Minahasa. http://minahasakab.go.id/. Disunting terakhir pada 2008. [15 januari 2012]. Dinas Pemerintahan Kota Tomohon. 2009. Geografi dan topografi kabupaten Minahasa. http://www.tomohonkota.go.id/. Disunting terakhir pada 2009. [15 januari 2012]. Dinas
Pemerintahan Kota Manado. 2008. Profil kota Manado. http://www.manadokota.go.id/. Disunting terakhir pada 2008. [15 januari 2012].
Doho, S. R. 1994. Parameter fenotipik beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif pada domba Ekor Gemuk. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Dyce, K.M., W. O. Sack, & C.J.G. Wensing. 2002. Text Book Of Veterinary Anatomy. Saunders Publishing, Pennsylvania. Edward, E. H. 1994. The Encyclopedia of The Horse. Dorling Kindersley, London. Enseminger, M. E. 1977. Animal Science. Animal Agriculture Series. 7th ed. Printers and Publisher, Inc. Danville, Illinois. Equine Kingdom. 2007. Sandalwood. http://www.equinekingdom.com/breeds/ ponies/ sandalwood.htm. Last modifed in 2007 [ 18 April 2012]. Everitt, B. S & G. Dunn 1998. Applied Multivariate Data Analysis. Jhon Wiley and Sons Inc., Illinois. Fourie, P. J., F. W. C. Neser, J. J. Oliver & C. Van Der Weathuizen. 2002. Relationship between production performance, visual appraisal and body measurements of young Dorper Rams. South African J. Ani. Sci. 32 : 256-262. Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi Ke-4. Terjemahan: Srigandono, B dan Praseno,K. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Gaspersz, V. 1992. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Jilid ke-2. Penerbit Tarsito, Bandung. Google Maps. 2012. Peta Satelit Sulawsi Utara, pulau Sulawesi. [ 1 Februari 2012]
Hamer, D. 1993. Understanding Fitness and Training. A Ward Lock Book, London. Hanibal, M. V. 2008. Ukuran dan bentuk serta pendugaan bobot badan berdasarkan ukuran tubuh domba silangan Lokal Garut jantan di Kabupaten Tasikmalaya. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Harahap, F,H. 2011. Studi morfometrik ukuran tubuh kuda delman di Sulawesi Utara. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hardjono, G.D. 2004a. Data spesial lahan kritis kota Manado. Provinsi Sulawesi Utara.http://www.dephut.go.id/halaman/PDF/INFPROP/sulut/lahankritis/mana do/Bab_II.pdf. Disunting terakhir pada 2004. [15 januari 2012]. Hardjono, G. D. 2004b. Data spesial lahan kritis Minahasa. Provinsi Sulawesi Utara.http://www.dephut.go.id/halaman/PDF/INFPROP/sulut/lahankritis/minah asa/Bab_II.pdf. Disunting terakhir pada 2004. [15 januari 2012]. Hardjono, G. D. 2004c. Data spesial lahan kritis kota Tomohon. Provinsi Sulawesi Utara.http://www.dephut.go.id/halaman/PDF/INFPROP/sulut/lahankritis/tomoh on/Bab_II.pdf. Disunting terakhir pada 2004. [15 januari 2012]. Jamal, M. K. 2007. Pendugaan bobot badan melalui ukuran-ukuran tubuh dengan pendekatan analisis regresi best-subset pada domba Garut tipe tangkas, pedaging dan persilangannya. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kidd, J. 1995. Horses and ponies of the world. Ward Lock Book, London. J.Sci. Direct. Knowles, J. 1994. The ABC of Breaking and Schooling Horses. J. A. Allen & Company Limited, London. Martojo, H. 1992. Peningkatan Mutu Genetik Ternak. Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Mattjik, A. A. & M. Sumertajaya. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Jilid I. Edisi Ke-2. Institut Pertanian Bogor (IPB) Press, Bogor. Mulliadi, D. 1996. Sifat fenotifik domba Priangan di Kabupaten Pandeglang dan Garut. Disertasi. Progam Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Noor, R. R. 2010. Genetika Ternak. Edisi ke-6. Penebar Swadaya. Jakarta. Nozawa, K., T. Amano, M. Katsumata, S. Suzuki, T. Nishida, T. Namikawa, H. Martojo, B. Pangestu & H. Nadjib. 1981. Morfology and gene constitution of the Indonesian horses. In: The Origin and Philogeny of Indonesian Native Livestock. Investigation on the cattle, fowl, and their wild forms.II: 9-30. Nurhayati. 2004. Penampilan pertumbuhan domba Priangan di Kabupaten Garut. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Otsuka, J., T. Namikawa, K. Nazawa & H. Martojo. 1982. Statistical analysis on the body measurements of East Asian Native Cattle and Bantengs. In: The Origin
40
and Philogeny of Indonesian Native Livestok.Investigation on the Cattle, Fowl and Their Wild Forms 1:7-17. Parakkasi, A. 2006. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik. Vol Ib. Universita Indonesia Press Indonesia, Jakarta. Rahman A. M. 2011. Veteriner. Pet, Kuda, Satwaliar Kuda. Jenis-jenis kuda di Indonesia. Bogor. Sasimowski, E. 1987. Animal Breeding and Production Books Publishing. Ltd. London. Soeroso, Awaluddin & S. Mozin. 2008. Studi dimensi tubuh dan korelasinya dengan bobot badan pada ayam Kampung di Sigi Biromaru. J. Agri Sains 9 (3) : 160161. Suherman, E. 2007. Studi morfometrik ukuran (size) dan bentuk tubuh kuda Sumba, Priangan, kuda Pacu G2, G3, G4 dan kuda Pacu Indonesia (KPI). Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Syahid, A. 2009. Koefisien keragaman (KK). Diambil dari: http://abdulsyahid-forum. blogspot.com/2009/04/koefisien-keragaman-kk.html. Disunting terakhir pada 2009 [ 18 April 2012]. Takaendengan, B.J. 1998. Kemajuan genetik beberapa sifat kualitatif domba ekor gemuk. Tesis Pascasarjana. Institut pertanian Bogor, Bogor. Takaendengan. B.J. 2011. Potensi genetik kuda lokal di Sulawesi Utara sebagai sumber bibit kuda Indonesia. Disertasi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Tirtosiwi, B.U. 2011. Ukuran dan bentuk serta pendugaan bobot badan domba Garut, domba Ekor Tipis dan domba Ekor Gemuk. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Utami, T. 2008. Pola pertumbuhan berdasarkan bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh domba Lokal di Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J). Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Warwick, E. J., J. M. Astuti, & W. Hardjosubroto. 1995. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Wijonarko, K. 2007. Studi bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh domba Ekor Gemuk di pulau Madura dan Rote. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
41
LAMPIRAN
Lampiran 1. Koefisien Keragaman Ukuran-Ukuran Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Jantan di Manado, Minahasa dan Tomohon Manado (n=51)
Minahasa (n=221)
Tomohon (n=33)
Lingkar Dada (X1)
6,55%
6,95%
8,33%
Lebar Dada (X2)
10,80%
10,76%
12,21%
Dalam Dada (X3)
7,92%
9,26%
10,39%
Tinggi Pundak (X4)
5,31%
7,12%
9,43%
Tinggi Pinggul (X5)
5,41%
7,37%
8,20%
Lebar Pinggul (X6)
15,53%
8,82%
9,56%
Panjang Badan (X7)
5,47%
5,26%
8,57%
Panjang Paha (X8)
8,08%
7,58%
9,54%
Variabel
Keterangan: n= jumlah contoh; persen menunjukkan koefisien keragaman
Lampiran 2. Koefisien Keragaman Ukuran-Ukuran Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Betina di Manado, Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon Manado (n=5)
Minahasa (n=151)
Minahasa Selatan (n=26)
Tomohon (n=4)
Lingkar Dada (X1)
0,62%
8,69%
5,75%
4,53%
Lebar Dada (X2)
5,28%
16,94%
9,37%
6,28%
Dalam Dada (X3)
2,04%
9,57%
7,77%
9,07%
Tinggi Pundak (X4)
2,49%
6,92%
6,69%
9,43%
Tinggi Pinggul (X5)
3,87%
6,74%
6,45%
11,54%
Lebar Pinggul (X6)
7,87%
8,71%
6,05%
6,64%
Panjang Badan (X7)
2,75%
4,71%
3,48%
3,48%
Panjang Paha (X8)
4,68%
10,12%
5,16%
8,33%
Variabel
Keterangan: n= jumlah contoh; persen menunjukkan koefisien keragaman
Lampiran 3. Koefisien Keragaman Ukuran Linear Permukaan Kepala pada Kuda Delman Jantan di Manado, Minahasa dan Tomohon Manado (n=51)
Minahasa (n=221)
Tomohon (n=33)
Panjang Leher (X1)
8,24%
9,57%
11,29%
Lebar Kepala (X2)
5,31%
4,74%
4,97%
Panjang Kepala (X3)
6,49%
7,12%
5,89%
Variabel
Keterangan: n= jumlah contoh; persen menunjukkan koefisien keragaman
43
Lampiran 4. Koefisien Keragaman Ukuran Linear Permukaan Kepala pada Kuda Delman Betina di Manado, Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon Manado (n=5)
Minahasa (n=151)
Minahasa Selatan (n=26)
Tomohon (n=4)
Panjang Leher (X1)
3,96%
10,47%
10,67%
8,70%
Lebar Kepala (X2)
8,15%
5,48%
5,46%
2,41%
Panjang Kepala (X3)
6,15%
8,09%
4,18%
1,98%
Variabel
Keterangan: n= jumlah contoh; persen menunjukkan koefisien keragaman
Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil T2 Hotelling Ukuran Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Jantan dan Betina pada Berbagai Lokasi Lokasi
Statistik T Hotelling
Nilai F
Nilai P
Kesimpulan
♂Manado vs ♂Minahasa
0,534
17,539
0,000
**
♂Manado vs ♂Tomohon
1,203
11,280
0,000
**
♂Minahasa vs ♂Tomohon
0,149
4,555
0,000
**
♀Manado vs ♀Minahasa
0,073
1,344
0,226
tn
♀Minahasa vs ♀Tomohon
0,101
1,838
0,075
tn
2-
Keterangan: ** = sangat nyata (P<0,01); *= nyata (P<0,05); tn = tidak nyata (P>0,05)
Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil T2 Hotelling Ukuran Linear Permukaan Kepala Kuda Delman Jantan dan Betina dari Berbagai Lokasi Statistik T Hotelling
Nilai F
Nilai P
Kesimpulan
♂Manado vs ♂Minahasa
0,029
2,602
0,052
*
♂Manado vs ♂Tomohon
0,122
3,268
0,025
*
♂Minahasa vs ♂Tomohon
0,020
1,632
0,183
tn
♀Manado vs ♀Minahasa
0,064
3,219
0,024
*
♀Manado vs ♀Tomohon
1,080
1,800
0,264
tn
♀Minahasa vs ♀Tomohon
0.014
0,681
0,565
tn
Lokasi
2-
Keterangan: ** = sangat nyata (P<0,01); *= nyata (P<0,05); tn = tidak nyata (P>0,05)
44
Lampiran 7. Rekapitulasi Keketatan Seleksi antara Jenis Kelamin berdasarkan Hasil Keragaman Sifat Linear Permukaan Tubuh dan Kepala Kuda Delman di Manado, Minahasa dan Tomohon
Lokasi Manado
Minahasa
Jenis Kelamin yang Lebih Ketat Terseleksi Betina (bobot badan terendah)
Jantan (bobot badan sedang)
Betina (bobot badan sedang)
Tomohon
Jantan (bobot badan tertinggi) Betina (bobot badan tertinggi)
Variabel yang Terseleksi Lingkar dada Lebar dada Dalam dada Tinggi pundak Tinggi pinggul Lebar pinggul Panjang badan Panjang paha Panjang leher Panjang kepala Lingkar dada Lebar dada Dalam dada Panjang paha Panjang leher Lebar kepala Panjang kepala Tinggi pundak Tinggi Pinggul Lebar pinggul Panjang badan Tinggi pundak Tinggi pinggul Tinggi pundak Lebar dada Lingkar dada Dalam dada Lebar pinggul Panjang badan Panjang paha Panjang leher Lebar kepala Panjang kepala
Topografi Lokasi Pantai, sungai, perbukitan, bukan daerah pertanian
Pegunungan, perbukitan, danau, sungai, daerah pertanian
Pegunungan, sungai, daerah pertanian
45
Lampiran 8. Perhitungan Manual Statistik T2-Hotelling pada Variabel-Variabel Ukuran Linear Permukaan Kepala Kuda Delman Jantan Manado dan Kuda Delman Jantan Tomohon Hipotesis: Ho: U1 = U2 artinya vektor nilai rata-rata ukuran-ukuran kepala dari kelompok kuda delman jantan Manado sama dengan kuda delman jantan Tomohon H1: U1 ≠ U2 artinya kedua vektor nilai rata-rata itu berbeda Rumus T2 – Hotelling :
Selanjutnya besaran: F Akan berdistribusikan dengan derajat bebas V1 = p dan V2 = n1 + n2 p
1
n1 = jumlah populasi kepala kuda delman jantan Manado = 56 n2 = jumlah populasi kepala kuda delman jantan Tomohon = 37 Langkah 1 Membuat matriks kovarian masing-masing data kepala kuda delman jantan Manado sebagai S1 dan kepala kuda delman jantan Tomohon sebagai S2 Matriks Kovarian kepala kuda delman jantan Manado (S1) 18,337 1,961 7,002
1,961 1,236 1,340
7,002 1,340 9,386
Matriks Kovarian kepala kuda delman Tomohon (S2) 38,880 3,576 11,420
3,576 0,947 2,104
11,420 2,104 9,03249
Langkah 2 Membuat Matriks gabungan (SG) dari rumus berikut:
Sehingga diperoleh hasil berupa matriks SG 26,464 2,599 8,750
2,599 1,122 1,642
8,750 1,642 8,544
46
Langkah 3 Menghasilkan matriks data kepala kuda delman jantan Manado dan kepala kuda delman jantan Tomohon
Langkah 4 Hasil dari matriks gabungan (SG) digunakan untuk menghitung T2-Hotelling dengan rumus
x 0,6313 Sehingga diperoleh hasil sebesar 14,064 Langkah 5 Fα : v1,v2 dengan
V1 = p = 3 (banyak variabel X) V2 = n1 + n2 p
1 = 56 + 37 – 3 1 = 89
Apabila dipilih taraf nyata α = 0,05 ; maka dari tabel F diperoleh: F0,05 : 3,89 = 2,719 dengan demikian besaran: F
4,5849
Tolak H0 jika F hitung > F tabel 4,5849 > 2,719 sehingga dapat disimpulkan bahwa data kepala kuda delman jantan Manado berbeda dengan kuda delman jantan Tomohon
47
Lampiran 9. Perhitungan Manual Analisis Regresi Komponen Utama pada Variabel Linear Ukuran Tubuh pada Kuda Delman jantan Lokasi Tomohon Data Bobot Badan (y) dan Skor Ukuran (sk1) pada Kuda Delman Jantan Lokasi Tomohon Nomor
y
sk1 atau x
x2
xy
1
165
‒ 4,4200
19,5364
‒729,3000
2
215
‒1,0986
1,2069
‒236,1990
3
188
‒3,4672
12,0215
‒651,8336
4
167
‒3,0804
9,4889
‒514,4268
5
176
‒3,9179
15,3499
‒689,5504
6
183
‒3,2542
10,5898
‒595,5186
7
191
‒2,9592
8,7569
‒565,2072
8
191
‒2,4962
6,2310
‒476,7742
9
184
‒3,6852
13,5807
‒678,0768
10
202
‒3,2077
10,2893
‒647,9554
11
302
1,6420
2,6962
495,8840
12
309
1,1658
1,3591
360,2322
13
312
1,4321
2,0509
446,8152
14
266
‒0,0508
0,0026
‒13,5128
15
302
1,6420
2,6962
495,8840
16
271
0,1282
0,0164
34,7422
17
285
0,6682
0,4465
190,4370
18
251
‒2,6437
6,9891
‒663,5687
19
281
0,3151
0,0993
88,5431
20
216
‒2,3772
5,6511
‒513,4752
21
249
‒0,2318
0,0537
‒57,7182
22
298
1,0066
1,0132
299,9668
23
307
1,6664
2,7769
511,5848
24
300
1,4911
2,2234
447,3300
25
344
4,2848
18,3595
1.473,9712
26
339
3,6929
13,6375
1.251,8931
27
335
1,9462
3,7877
651,9770
28
336
2,7823
7,7412
934,8528
29
347
2,0690
4,2808
717,9430
48
30
349
3,1674
10,0324
1.105,4226
31
348
3,1654
10,0198
1.101,5592
32
327
2,0254
4,1022
662,3058
33
352
2,5992
6,7558
914,9184
Jumlah
8888
0
213,8428
5.153,1455
Rata‒rata
269,3333 24,0978 ≈ 24,1
b=
a=Y – b X = 269,33 – (252,8369)(0)= 269,33 ≈ 269 Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh persamaan regresi sederhana: Y=a+bX Y = 269 + 24,01 Sk1 Keterangan: Y = Bobot Badan, b = Koefisien Regresi, X = Skor Komponen Utama Pertama Tabel Analisis Regresi Skor Komponen Utama Pertama terhadap Bobot Badan Sumber Keragaman Regresi
Derajat Bebas 1
Jumlah Kuadrat 124.180
Kuadrat Tengah 124.180
Error
24
7.608
245
Total
25
131.787
P 0,000
Langkah selanjutnya perhitungan regresi terhadap komponen utama pertama Diketahui : a11 = 0,373; a12 = 0,337; a13 = 0,359; a14 = 0,372; a15 = 0,365; a16 = 0,364; a17 = 0,285; a18 = 0,364 λ1= 6,6826 Y = 269 + 24,1 (0,373 Z1 + 0,337 Z2 + 0,359 Z3 + 0,372 Z4 + 0,365 Z5 + 0,364 Z6 + 0,285 Z7 0,364 Z8) Y = 269 + (8,9893 Z1 + 8,1217 Z2 + 8,6519 Z3 + 8,9652 Z4 + 8,7965 Z5 + 8,7724 Z6 + 6,8685 Z7 + 8,7724 Z8) s2 = (15,6655)2= 245,4079 Langkah‒langkah pengujian signifikasi koefisien regresi secara parsial: s*2=
=
= 0,001862
49
Ragam setiap koefisien regresi: Var (ci) = S*2 x Var (C1) = 0,001862
= 3,8766 x105
Var (C2) =0,001862
= 3,16442 x105
Var (C3) = 0,001862
= 3,59106 x105
Var (C4) = 0,001862
= 3,85585 x105
Var (C5) = 0,001862
= 3,7121 x105
Var (C6) = 0,001862
= 3,69179 x105
Var (C7) = 0,001862
= 2,26321 x105
Var (C8) = 0,001862
= 3,69179 x105
Mencari Simpangan Baku (SB) SB (Ci) = i) SB (C1) =
= 0,006226
SB (C2) =
= 0,005625
SB (C3) =
= 0,005993
SB (C4) =
= 0,00621
SB (C5) =
= 0,006093
SB (C6) =
= 0,006076
SB (C7) =
= 0,004757
SB (C8) =
= 0,006076
Uji Signifikan Koefiisen Regresi t (Ci) = t (C1) =
= 1.443,832
t (C2) =
= 1.443,858
t (C3) =
= 1.443,668
t (C4) =
= 1.443,671
t (C5) =
= 1.443,706
t (C6) =
= 1.443,779
50
t (C7) =
= 1.443,872
t (C8) =
= 1.443,779
Statistik deskriptif Rata‒rata
X1 = 151,33; X2 = 30,24; X3 = 58,73; X4 = 130,33; X5 = 129,94; X6 = 42,24; X7=119,41; X8 = 41,97
Stardar deviasi
X1 = 12,6; X2 = 3,69; X3 = 6,1; X4 = 11,97 ; X5 = 10,65; X6 = 4,04; X7 = 10,23; X8 = 4
Keterangan: X1= Lingkar Dada, X2= Lebar Dada, X3= Dalam Dada, X4= Tinggi Pundak, X5= Tinggi Pinggul, X6= Lebar Pinggul, X7= Panjang Badan, X8= Panjang Paha, Y = Bobot Badan Elastisitas variabel ukuran linear tubuh: Ei=bi
=
E1 = 0,713436508 (151,33) / 269,3) = 0,400907 E2 = 2,20100271 (30,24) / 269,3) = 0,247153 E3 = 1,418344262 (58,73) / 269,3) = 0,309318 E4 = 0,748972431 (130,33) / 269,3) = 0,362472 E5 = 0,825962441 (129,94) / 269,3) = 0,398535 E6 = 2,171386139 (42,24) / 269,3) = 0,340584 E7 = 0,671407625 (119,41) / 269,3) = 0,297708 E8 = 2,1931 (41,97) / 269,3) = 0,341791 E1 = 0,400907 menunjukan bahwa setiap peningkatan 1% variabel panjang badan (X7) akan meningkatkan bobot badan rata‒rata sebesar 0,400907%, 5133 cm = Setiap peningkatan
x 269,3 = 1,0796 kg = 1.079,6 g 5133 cm variabel panjang badan (X7) akan meningkatkan bobot
badan rata‒rata kuda delman Minahasa Selatan Betina sebesar
5133 g
x 1.079,6 g = 713,4078 g Setiap peningkatan 1 cm variabel panjang badan (X7) akan meningkatkan bobot badan rata‒rata kuda delman Minahasa Selatan Betina 713,4078 g
51
Lampiran 10. Persamaan Pendugaan Bobot Badan Kuda Delman Jantan dan Betina Manado pada Berbagai Kisaran Bobot Badan Jenis Kisaran Kelamin Bobot Badan
Persamaan
R2 --(%)--
---(kg)--♂
125 ‒ 225 (n=40)
♂
225 ‒ 325 (n=11)
Y = ‒ 246,923 + 0,362 X1 + 0,520 X2 + 0,891 X3 + 0,983 X3 + 0,925 X5 + 0,250 X6 + 0,554 X7 + 0,988 X8 Y = 55,093 + 0,243 X1 + 0,478 X2 + 0,441 X3 + 0,263 X4 + 0,252 X5 + 0,273 X6 + 0,338 X7 + 0,622 X8
♂
Total (n=51)
Y = ‒ 370,818 + 0,563X1 + 1,497 X2 + 1,234 X3 + 0,927 X4 + 0,902X5 + 0,762 X6 + 0,845 X7 + 1,663 X8
62,6%
♀
125 ‒ 225 (n=5)
Y = ‒ 1.055,442 + 5,827 X1 + 3,346 X2 + 1,311 X3 + 1,465 X4 + 1,075 X5 ‒ 0,860 X6 + 0,515 X7 ‒ 0,294 X8
74,3%
37,7%
31,0%
Ket: Y = Bobot Badan, X1 = Lingkar Dada, X2 = Lebar Dada, X3 = Dalam Dada, X4 = Tinggi Pundak, X5 = Tinggi Pinggul, X6 = Lebar Pinggul X7 = Panjang Badan, X8 = Panjang Paha, R2 = Koefisien Determinasi
Lampiran 11. Persamaan Pendugaan Bobot Badan Kuda Delman Jantan dan Betina Tomohon pada Berbagai Kisaran Bobot Badan Jenis Kisaran Kelamin Bobot Badan
Persamaan
--(%)--
---(kg)--♂
125 ‒ 225 (n=10)
♂
225 ‒ 325 (n=14)
♂
>325 (n=9)
♂
Total (n=33)
♀
225 ‒ 325 (n=4)
R2
Y = ‒ 199,504 + 0,410 X1 + 1,451 X2+ 0,521 X3 + 0,430 X4 + 0,524 X5 + 1,385 X6 + 0,580 X7 + 0,965 X8 Y = ‒ 372,504 + 0,939 X1 + 1,276 X2+ 1,273 X3 + 0,870 X4 + 0,663 X5 + 1,698 X6 + 0,318 X7 + 1,905 X8 Y = ‒ 96,822 + 0,944 X1 ‒ 0,877 X2+ 0,898 X3 + 0,390 X4 + 0,449 X5 + 0,825 X6 + 0,333 X7 + 1,156 X8 Y = ‒ 457,698 + 0,713 X1 + 2,201 X2 + 1,418 X3 + 0,749 X4 + 0,826 X5 + 2,171 X6 + 0,671 X7 + 2,19 X8 Y = ‒ 255,980 + 0,599X1 + 2,107 X2+ 0,817 X3 + 0,3678 X4 + 0,300 X5 + 1,624 X6 + 0,898 X7 + 1,267X8
62,5%
88,6%
18,2%
94,2%
89,6%
Ket: Y = Bobot Badan, X1 = Lingkar Dada, X2 = Lebar Dada, X3 = Dalam Dada, X4 = Tinggi Pundak, X5 = Tinggi Pinggul, X6 = Lebar Pinggul X7 = Panjang Badan, X8 = Panjang Paha, R2 = Koefisien Determinasi
52
Lampiran 12. Persamaan Pendugaan Bobot Badan Kuda Delman Jantan dan Betina Minahasa pada Berbagai Kisaran Bobot Badan Jenis Kisaran Kelamin Bobot Badan
Persamaan
R2 --(%)--
---(kg)--Y = ‒ 103,507 + 0,305 X1 + 0,275 X2 + 0,644 X3 + 0,581 X4 + 0,407 X5 + 0,831 X6 + 0,396 X7 + 0,854 X8 Y = ‒ 234,974 + 0,545 X1 + 1,082 X2 + 0,934 X3 + 0,569 X4 + 0,568 X5 + 1,338 X6 + 0,643 X7 + 1,380 X8 Y = 79,874 + 0,239 X1 + 0,527 X2 + 0,504 X3 + 0,272 X4 + 0,225 X5 + 0,459 X6 + 0,430 X7 + 0,887 X8 Y = ‒ 417,134 + 0,434 X1 + 0,487 X2 + 1,307 X3 + 0,897 X4 + 0,908 X5 + 1,964 X6 + 1,248 X7 + 1,586 X8
♂
125 ‒ 225 (n=93)
♂
225 ‒ 325 (n=117)
♂
>325 (n=11)
♂
Total (n=221)
♀
125 ‒ 225 (n=60)
♀
225 ‒ 325 (n=83)
♀
>325 (n=8)
Y = ‒ 68,4851 + 0,240 X1 + 0,297 X2 + 0,593 X3 + 0,539 X4 + 0,450 X5 + 0,775 X6 + 0,374 X7 + 0,180 X8 Y = 253,073 + 0,201 X1 + 0,052 X2 + 0,859 X3 + 0,722 X4 + 0,744 X5 + 1,395 X6 + 0,942 X7 + 1,938 X8 Y = 175,231 + 0,636 X1 ‒ 0,920 X2 + 0,773 X3 + 0,063 X4 ‒ 0,041 X5 + 1,888 X6 ‒ 0,594 X7 + 0,775 X8
♀
Total (n=151)
Y = ‒ 394,149 + 0,6301 X1 + 1,343 X2 + 1,256 X3 + 0,759 X4 + 0,716 X5 + 1,734 X6 + 0,928 X7 + 1,965 X8
37,6%
71,2%
42,2%
84,3%
19,3%
76,3%
36,3%
81,3%
Ket: Y = Bobot Badan, X1 = Lingkar Dada, X2 = Lebar Dada, X3 = Dalam Dada, X4 = Tinggi Pundak, X5 = Tinggi Pinggul, X6 = Lebar Pinggul X7 = Panjang Badan, X8 = Panjang Paha, R2 = Koefisien Determinasi
53
Lampiran 13. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi, Galat Baku dan T-Hitung pada Kuda Delman Jantan Manado Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Variabel (Zi)
Koefisien Regresi (ci)
Galat Baku s (ci)
T-hitung t (ci)
Taraf Signifikan (α)
Manado
♂
Z1
5,0337
0,013448
374,3084
**
Z2
4,1031
0,010962
374,3021
**
Z3
4,9491
0,013222
374,3080
**
Z4
5,7387
0,015331
374,3200
**
Z5
5,7246
0,015293
374,3281
**
Z6
3,9621
0,010585
374,3127
**
Z7
5,1606
0,013787
374,3091
**
Z8
4,9068
0,013109
374,3077
**
Keterangan: X1= Lingkar Dada, X2= Lebar Dada, X3= Dalam Dada, X4= Tinggi Pundak, X5= Tinggi Pinggul, X6= Lebar Pinggul, X7= Panjang Badan, X8= Panjang Paha, ** = Sangat Nyata (P<0,01)
Lampiran 14. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi, Galat Baku dan T-Hitung pada Kuda Delman Betina Manado Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Variabel (Zi)
Koefisien Regresi (ci)
Galat Baku s (ci)
T-hitung t (ci)
Taraf Signifikan (α)
Manado
♀
Z1
4,89500
0,078049
62,7170
**
Z2
4,48382
0,071493
62,7169
**
Z3
1,31186
0,020917
62,7174
**
Z4
4,19012
0,06681
62,7169
**
Z5
4,84605
0,077268
62,7174
**
Z6
-2,47687
0,039493
-62,7166
**
Z7
1,60556
0,0256
62,7172
**
Z8
-0,50908
0,008117
-62,7177
**
Keterangan: X1= Lingkar Dada, X2= Lebar Dada, X3= Dalam Dada, X4= Tinggi Pundak, X5= Tinggi Pinggul, X6= Lebar Pinggul, X7= Panjang Badan, X8= Panjang Paha, ** = Sangat Nyata (P<0,01)
54
Lampiran 15. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi, Galat Baku dan T-Hitung pada Kuda Delman Jantan Minahasa Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Variabel (Zi)
Koefisien Regresi (ci)
Galat Baku s (ci)
Minahasa
♂
Z1
6,3580
0,004511 1409,444
**
Z2
4,0970
0,002907 1409,357
**
Z3
6,3070
0,004475 1409,385
**
Z4
6,6300
0,004704 1409,439
**
Z5
6,5110
0,004619 1409,612
**
Z6
6,1200
0,004342 1409,489
**
Z7
5,7630
0,004089 1409,391
**
Z8
5,9330
0,004209 1409,598
**
T-hitung t (ci)
Taraf Signifikan (α)
Keterangan: X1= Lingkar Dada, X2= Lebar Dada, X3= Dalam Dada, X4= Tinggi Pundak, X5= Tinggi Pinggul, X6= Lebar Pinggul, X7= Panjang Badan, X8= Panjang Paha, ** = Sangat Nyata (P<0,01)
Lampiran 16. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi, Galat Baku dan T-Hitung pada Kuda Delman Betina Minahasa Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Variabel (Zi)
Koefisien Regresi (ci)
Galat Baku s (ci)
Minahasa
♀
Z1
5,5083
0,004254 1294,852
**
Z2
2,3241
0,001795 1294,763
**
Z3
6,8076
0,005258 1294,713
**
Z4
7,5579
0,005837 1294,826
**
Z5
7,5762
0,005851 1294,856
**
Z6
6,9723
0,005385 1294,763
**
Z7
6,9540
0,005371 1294,731
**
Z8
6,4233
0,004961 1294,759
**
T-hitung t (ci)
Taraf Signifikan (α)
Keterangan: X1= Lingkar Dada, X2= Lebar Dada, X3= Dalam Dada, X4= Tinggi Pundak, X5= Tinggi Pinggul, X6= Lebar Pinggul, X7= Panjang Badan, X8= Panjang Paha, ** = Sangat Nyata (t-hitung > t-tabel)
55
Lampiran 17. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi, Galat Baku dan T-Hitung pada Kuda Delman Jantan Tomohon Kuda
Jenis Kelamin
Variabel (Zi)
Koefisien Regresi (ci)
Galat Baku s(ci)
T-hitung t(ci)
Taraf Signifikan (α)
Tomohon
♂
Z1
8,9893
0,006226
1443,832
**
Z2
8,1217
0,005625
1443,858
**
Z3
8,6519
0,005993
1443,668
**
Z4
8,9652
0,006210
1443,671
**
Z5
8,7965
0,006093
1443,706
**
Z6
8,7724
0,006076
1443,779
**
Z7
6,8685
0,004757
1443,872
**
Z8
8,7724
0,006076
1443,779
**
Jantan
Keterangan: X1= Lingkar Dada, X2= Lebar Dada, X3= Dalam Dada, X4= Tinggi Pundak, X5= Tinggi Pinggul, X6= Lebar Pinggul, X7= Panjang Badan, X8= Panjang Paha, ** = Sangat Nyata (P<0,01)
Lampiran 18. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi, Galat Baku dan T-Hitung pada Kuda Delman Betina Tomohon Kuda
Jenis Kelamin
Variabel (Zi)
Koefisien Regresi (ci)
Galat Baku s(ci)
T-hitung t(ci)
Taraf Signifikan (α)
Tomohon
♀
Z1
4,3092
0,029124
147,9604
**
Z2
4,0446
0,027336
147,9587
**
Z3
4,6872
0,031679
147,9592
**
Z4
4,6746
0,031594
147,9585
**
Z5
4,6746
0,031594
147,9585
**
Z6
4,6620
0,031508
147,9624
**
Z7
3,8178
0,025803
147,9595
**
Z8
4,6746
0,031594
147,9585
**
Betina
Keterangan: X1= Lingkar Dada, X2= Lebar Dada, X3= Dalam Dada, X4= Tinggi Pundak, X5= Tinggi Pinggul, X6= Lebar Pinggul, X7= Panjang Badan, X8= Panjang Paha, ** = Sangat Nyata (P<0,01)
56
Lampiran 19. Nilai Koefisien Regresi, Rata-rata, Elastisitas serta Rankingnya pada Masing-masing Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Jantan Lokasi Manado Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Variabel (Xi)
Koefisien Regresi (bi)
Nilai Rata- rata
Elastisitas (Ei)
Ranking (Urutan)
Manado
♂
X1
0,563054
136,55
0,382246
4
X2
1,497482
25,39
0,189028
7
X3
1,234190
50,65
0,310787
5
X4
0,927092
116,49
0,536924
1
X5
0,901512
117,29
0,525695
2
X6
0,761942
33,49
0,126864
8
X7
0,844615
111,83
0,469590
3
X8
1,663322
36,49
0,301753
6
Keterangan: X1= Lingkar Dada, X2= Lebar Dada, X3= Dalam Dada, X4= Tinggi Pundak, X5= Tinggi Pinggul, X6= Lebar Pinggul, X7= Panjang Badan, X8= Panjang Paha
Lampiran 20. Nilai Koefisien Regresi, Rata-rata, Elastisitas serta Rankingnya pada Masing-masing Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Betina Lokasi Manado Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Variabel (Xi)
Koefisien Regresi (bi)
Nilai Rata- rata
Elastisitas (Ei)
Ranking (Urutan)
Manado
♀
X1
5,827381
135,20
4,133588
1
X2
3,346134
25,40
0,445917
4
X3
1,311860
49,00
0,337257
5
X4
1,465077
114,80
0,882428
2
X5
1,074512
116,40
0,656208
3
X6
-0,860024
36,60
-0,16515
8
X7
0,514602
113,50
0,30644
6
X8
-0,294266
37,00
-0,05712
7
Keterangan: X1= Lingkar Dada, X2= Lebar Dada, X3= Dalam Dada, X4= Tinggi Pundak, X5= Tinggi Pinggul, X6= Lebar Pinggul, X7= Panjang Badan, X8= Panjang Paha
57
Lampiran 21. Nilai Koefisien Regresi, Rata-rata, Elastisitas serta Rankingnya pada Masing-masing Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Jantan Lokasi Minahasa Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Variabel (Xi)
Koefisien Regresi (bi)
Nilai Rata- rata
Elastisitas (Ei)
Ranking (Urutan)
Minahasa
♂
X1
0,630129
145,21
0,377433
3
X2
1,343279
28,35
0,157084
8
X3
1,256375
54,20
0,280887
7
X4
0,759450
122,56
0,383939
2
X5
0,716282
123,31
0,364331
4
X6
1,733711
39,96
0,285769
6
X7
0,928019
118,10
0,452085
1
X8
1,663322
39,80
0,322526
5
Keterangan: X1= Lingkar Dada, X2= Lebar Dada, X3= Dalam Dada, X4= Tinggi Pundak, X5= Tinggi Pinggul, X6= Lebar Pinggul, X7= Panjang Badan, X8= Panjang Paha
Lampiran 22. Nilai Koefisien Regresi, Rata-rata, Elastisitas serta Rankingnya pada Masing-masing Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Betina Lokasi Minahasa Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Variabel (Xi)
Koefisien Regresi (bi)
Minahasa
♀
X1
0,434066
146,01
0,259395
7
X2
0,487233
28,18
0,056193
8
X3
1,306641
54,48
0,291367
5
X4
0,896548
121,73
0,446678
3
X5
0,908417
123,73
0,460027
2
X6
1,964028
40,74
0,327445
4
X7
1,248474
118,43
0,605152
1
X8
1,586000
40,00
0,259649
6
Elastisitas Nilai Rata- rata (Ei)
Ranking (Urutan)
Keterangan: X1= Lingkar Dada, X2= Lebar Dada, X3= Dalam Dada, X4= Tinggi Pundak, X5= Tinggi Pinggul, X6= Lebar Pinggul, X7= Panjang Badan, X8= Panjang Paha
58
Lampiran 23. Nilai Koefisien Regresi, Rata-rata, Elastisitas serta Rankingnya pada Masing-masing Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Jantan Lokasi Tomohon Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Variabel (Xi)
Koefisien Regresi (bi)
Nilai Rata- rata
Elastisitas (Ei)
Ranking (Urutan)
Tomohon
♂
X1
0,713437
151,33
0,400907
1
X2
2,201003
30,24
0,247153
8
X3
1,418344
58,73
0,309318
6
X4
0,748972
130,33
0,362472
3
X5
0,825962
129,94
0,398535
2
X6
2,171386
42,24
0,340584
5
X7
0,671408
119,41
0,297708
7
X8
2,193100
41,97
0,341791
4
Keterangan: X1= Lingkar Dada, X2= Lebar Dada, X3= Dalam Dada, X4= Tinggi Pundak, X5= Tinggi Pinggul, X6= Lebar Pinggul, X7= Panjang Badan, X8= Panjang Paha
Lampiran 24. Nilai Koefisien Regresi, Rata-rata, Elastisitas serta Rankingnya pada Masing-masing Linear Permukaan Tubuh Kuda Delman Betina Lokasi Tomohon Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Variabel (Xi)
Koefisien Regresi (bi)
Nilai Ratarata
Elastisitas (Ei)
Ranking (Urutan)
Tomohon
♀
X1
0,599332
158,50
0,337697
2
X2
2,106563
30,50
0,228404
4
X3
0,816585
63,25
0,183608
6
X4
0,367789
134,75
0,176181
7
X5
0,300039
135,00
0,143993
8
X6
1,624390
43,25
0,249751
3
X7
0,898306
122,13
0,390011
1
X8
1,266829
44,25
0,199279
5
Keterangan: X1= Lingkar Dada, X2= Lebar Dada, X3= Dalam Dada, X4= Tinggi Pundak, X5= Tinggi Pinggul, X6= Lebar Pinggul, X7= Panjang Badan, X8= Panjang Paha
59
Lampian 25. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh terhadap Bobot Badan Kuda Delman Manado Jantan Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Urutan Elastisitas Variabel Tubuh*
Manado
♂
Tinggi Pundak
Peningkatan Bobot Badan pada Setiap Peningkatan 1 cm Ukuran Variabel yang Diamati --------------------(g)-----------------------927,092
Tinggi Pinggul
901,512
Panjang Badan
844,615
Lingkar Dada
563,054
Dalam Dada
1.497,483
Panjang Paha
1.663,321
Lebar Dada
1.497,483
Lebar Pinggul
761,942
Keterangan: * Diurut dari yang tertinggi
Lampiran 26. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh terhadap Bobot Badan Kuda Delman Manado Betina Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Urutan Elastisitas Variabel Tubuh*
Peningkatan Bobot Badan pada Setiap Peningkatan 1 cm Ukuran Variabel yang Diamati --------------------(g)------------------------
Manado
♀
Lingkar Dada
5.827,381
Tinggi Pundak
1.464,076
Tinggi Pinggul
1.074,512
Lebar Dada
3.346,133
Dalam Dada
1311,861
Panjang Badan
514,603
Panjang Paha
‒ 294,245
Lebar Pinggul
‒ 860,043
Keterangan: * Diurut dari yang tertinggi
60
Lampiran 27. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh terhadap Bobot Badan Kuda Delman Minahasa Jantan Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Urutan Elastisitas Variabel Tubuh*
Peningkatan Bobot Badan pada Setiap Peningkatan 1 cm Ukuran Variabel yang Diamati --------------------(g)---------------------
Minahasa
♂
Panjang badan
928,018
Tinggi pundak
759,451
Lingkar dada
630,129
Tinggi pinggul
716,282
Panjang paha
1.964,572
Lebar pinggul
1.733,708
Dalam dada
1.256,373
Lebar dada
1.343,276
Keterangan: * Diurut dari yang tertinggi
Lampiran 28. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh terhadap Bobot Badan Kuda Delman Minahasa Betina Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Urutan Elastisitas Variabel Tubuh*
Peningkatan Bobot Badan pada Setiap Peningkatan 1 cm Ukuran Variabel yang Diamati --------------------(g)-----------------------
Minahasa
♀
Panjang badan
1.238,766
Tinggi pinggul
901,353
Tinggi pundak
889,577
Lebar pinggul
1.948,754
Dalam dada
1.296,480
Panjang paha
1.573,668
Lingkar dada
434,066
Lebar dada
483,441
Keterangan: * Diurut dari yang tertinggi.
61
Lampiran 29. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh terhadap Bobot Badan Kuda Delman Tomohon Jantan Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Urutan Elastisitas Variabel Tubuh*
Peningkatan Bobot Badan pada Setiap Peningkatan 1 cm Ukuran Variabel yang Diamati --------------------(g)-----------------------
Tomohon
♂
Lingkar Dada
713.436
Tinggi Pinggul
825,962
Tinggi Pundak
748,973
Panjang Paha
2.193,098
Lebar Pinggul
825,962
Dalam Dada
1.418,344
Panjang Badan
671,408
Lebar Dada
2.201,002
Keterangan: * Diurut dari yang tertinggi
Lampiran 30. Elastisitas Ukuran Variabel Tubuh terhadap Bobot Badan Kuda Delman Tomohon Betina Lokasi Kuda
Jenis Kelamin
Urutan Elastisitas Variabel Tubuh*
Peningkatan Bobot Badan pada Setiap Peningkatan 1 cm Ukuran Variabel yang Diamati --------------------(g)-----------------------
Tomohon
♀
Panjang Badan
898,306
Lingkar Dada
599,332
Lebar Pinggul
1.624,392
Lebar Dada
2.106,559
Dalam Dada
816,584
Panjang Paha
1.266,829
Tinggi Pundak
367,790
Tinggi Pinggul
300,039
Keterangan: * Diurut dari yang tertinggi
62
Lampiran 31. Perhitungan Manual Analisis Komponen Utama pada VariabelVariabel Ukuran Linear Permukaan Kepala Kuda Delman Manado Persamaan Ukuran Berikut ini akan dikemukakan proses iterasi dalam menentukan Persamaan Komonen Utama Pertama, Nilai Eigen dan Keragaman Total Tahap 1 Matriks kovarian R dihitung dari data pengamatan ukuran kepala kuda delman Manado 18,3373 7,00195 7,0019
1,96071 1,23604 1,33961
1,9607 1,33961 9,38571
Tahap 2 Matriks R2 yang merupakan penggandaan matriks R dengan matriks dari data pengamatan ukuran kepala kuda delman Manado 389,130 47,758 196,742
47,7577 7,1667 27,9578
196,742 27,958 138,913
Tahap 3 Untuk mencari a’1 dan λ1, maka kita menentukan vektor awal (a’0) dengan mempertimbangkan struktur matriks R, untuk itu ditemukan: [1 1 1] Tahap 4 Kemudian vektor awal (a’0) digandakan dengan matriks R2, sehingga menjadi matriks a’0 R2, yaitu: [ 633,629 82,8823 363,613 ] Elemen terbesar dari (a’0) R2, melalui pembagian dengan elemen terbesar dari a’0 R2 adalah 633,629, maka apabila kita membakukan melalui pembagian dengan elemen terbesar 633,629 akan diperoleh solusi (iterasi) pertama adalah proporsional terhadap : [ 1,000000 0,130806 0,573858 ] Tahap 5 Penggandaan kembali matriks R2 dengan matriks R2 menjadi matriks
R4,
kemudian dilakukan perhitungan matriks seperti Tahap 4, sehingga diperoleh hasil iterasi kedua yaitu: a’0 R4 = 322060 [ 1,000000 0,127369 0,551107 ]
63
Tahap 6 Penggandaan kembali matriks R4 dengan matriks R4 menjadi matriks
R8,
kemudian dilakukan perhitungan matriks seperti Tahap 4, sehingga diperoleh hasil iterasi ketiga yaitu: a’0 R8 = 8,1645x1010 [ 1,996077 0,126723 0,547477 ] Tahap 7 Hasil iterasi ketiga telah sama dengan hasil iterasi kedua ,sehingga iterasi dihentikan dan perlu dinormalkan agar berlaku a’1 a’1 = 1 Vektor normal a’1 ditentukan sebagai berikut: a11 =
0,963
a21 =
0,061
a31 =
0,264
sehingga diperoleh vektor normal a’1, yaitu: [0,963 0,061 0,264] Tahap 8 Vektor ciri normal a’1 harus memenuhi persamaan sebagai berikut untuk memperoleh nilai eigen ( 1), yaitu: 0,963 (K110,963
1=
0,963
1)
+ 0,061 K21 + 0,264 K31 = 0
0,963 (18,337)+ 0,061 (1.236) + 0,264 (9.386) 1=
20,21
1=
20,986
Sehingga diperoleh nilai eigen pada komponen utama pertama
1
sebesar . Dengan
demikian diperoleh juga persamaan komponen kesatu (Y1), yaitu: Y1 = 0,963 X1 + 0,061 X2 + 0,264 X3 Keterangan : X1 = Panjang Leher, X2 = Lebar Kepala, X3 = Panjang Kepala Keragaman Total dari matriks kovarian: 1. Jumlahkan nilai kovarian pada diagonal matriks kovarian yaitu :
64
18,337 + 1,236 + 9,386 = 28,959 2. Hasil jumlah diagonal Matriks Kovarian dibagi banyak variabel yang diamati;
merupakan nilai eigen tertinggi yaitu pada posisi plot data yang sebenarnya 100% bersesuaian dengan model persamaan. Dalam hal ini: yaitu 28,959 /3 = 9,653 Nilai eigen dibagi jumlah variabel. Dalam hal ini: 20,986/3 = 6,9953 3. Hasil No. 3 dibagi dengan hasil No. 2 dan dikalikan 100%, maka diperoleh
keragaman total yaitu (6,9953/9,653) x 100% = 72,47% Lampiran 32. Komponen Utama, Nilai Eigen (λ), Keragaman Total (%) dan Keragaman Kumulatif (%) dari Matriks Kovarian Ukuran Linear Kepala Kuda Manado Variabel
Komponen Utama I
II
III
Panjang Leher
0,871
−0,486
0,073
Lebar Kepala
0,111
0,050
−0,993
Panjang Kepala
0,479
0,873
0,097
Nilai Eigen (λ)
22,44
5,563
0,961
Keragaman Total (%)
0,775
0,192
0,033
Keragaman Kumulatif (%)
0,775
0,967
1,000
Lampiran 33. Komponen Utama, Nilai Eigen (λ), Keragaman Total (%) dan Keragaman Kumulatif (%) dari Matriks Kovarian Ukuran Linear Kepala Kuda Minahasa Variabel
Komponen Utama I
II
III
Panjang Leher
0,890
−0,454
0,038
Lebar Kepala
0,067
0,049
−0,997
Panjang Kepala
0,450
0,890
0,074
Nilai Eigen (λ)
34,720
8,149
0,856
Keragaman Total (%)
0,794
0,186
0,020
Keragaman Kumulatif (%)
0,794
0,980
1,000
65
Lampiran 34. Komponen Utama, Nilai Eigen (λ), Keragaman Total (%) dan Keragaman Kumulatif (%) dari Matriks Kovarian Ukuran Linear Kepala Kuda Tomohon Variabel
Komponen Utama I
II
III
Panjang Leher
0,946
−0,323
−0,006
Lebar Kepala
0,096
0,264
0,960
Panjang Kepala
0,308
0,909
−0,281
Nilai Eigen (λ)
42,963
3,813
0,309
Keragaman Total (%)
0,912
0,081
0,007
Keragaman Kumulatif (%)
0,912
0,993
1,000
Lampiran 35. Korelasi Ukuran dan Bentuk Kepala terhadap Masing-masing Variabel Ukuran Kepala pada Kuda Manado Variabel Panjang Leher (X1)
Korelasi Ukuran + 0,963
Korelasi Bentuk ‒ 0,267
Lebar Kepala (X2)
+ 0,473
+ 0,106
Panjang Kepala (X3)
+ 0,740
+ 0,672
Lampiran 36. Korelasi Ukuran dan Bentuk Kepala terhadap Masing-masing Variabel Ukuran Kepala pada Kuda Minahasa Variabel
Korelasi Ukuran
Korelasi Bentuk
Panjang Leher (X1)
+ 0,970
‒ 0,240
Lebar Kepala (X2)
+ 0,389
+ 0,138
Panjang Kepala (X3)
+ 0,722
+ 0,692
Lampiran 37. Korelasi Ukuran dan Bentuk Kepala terhadap Masing-masing Variabel Ukuran Kepala pada Kuda Tomohon Variabel
Korelasi Ukuran
Korelasi Bentuk
Panjang Leher (X1)
+ 0,994
‒ 0,101
Lebar Kepala (X2)
+ 0,647
+ 0,530
Panjang Kepala (X3)
+ 0,750
+ 0,659
66