Pendidikan Sadar Wisata… (Arshad Reza Ristyanto) 266
PENDIDIKAN SADAR WISATA UNTUK MASYARAKAT DI SEKITAR OBYEK WISATA AIR TERJUN SRI GETUK DESA BLEBERAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL EDUCATION FOR PUBLIC AWARENESS TOUR AROUND SRI GETUK WATERFALL TOURISM VILLAGE BLEBERAN DISTRICT GUNUNGKIDUL Oleh : Arshad Reza Ristyanto (11110241036), Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan, Program Studi Kebijakan Pendidikan,Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendidikan sadar wisata di masyarakat sekitar obyek wisata Air terjun Sri Getuk dan interaksi setiap komponen pendidikan sadar wisata itu sendiri dan beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam pendidikan sadar wisata tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskrptif kualitatif. Subjek dari penelitian ini adalah kepala bagian pembangunan desa Bleberan, ketua Pokdarwis desa Bleberan, pengelola obyek wisata, masyarakat dan humas dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunungkidul dengan setting penelitian di desa Bleberan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.Teknis analisis data yang digunakan adalah teknik analisis dari Miles dan Huberman meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data, untuk keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penellitian ini menunjukan : 1). Pendidikan sadar wisata untuk masyarakat sekitar obyek wisata Air terjun Sri Getuk bertujuan sebagai proses pembentukan kesadaran masyarakat dalam mengelola obyek wisata berlandaskan nilai sapta pesona dan lebih sadar tentang potensi dan peluang dari kegiatan pariwisata. 2). Komponen pendidikan sadar wisata yaitu : pendidik, peserta didik, tujuan pendidikan, metode pendidikan, sarana pendidikan, lingkunganpendidikan dan isi pendidikan. 3). Faktor pendukung dalam pendidikan sadar wisata adalah partisipasi dan dukungan dari masyarakat dan pihak swasta. 4). Faktor penghambat dalam pendidikan sadar wisata ialah kualitassumber daya masyarakat dan kecemburuan sosial. Kata kunci : pendidikan sadar wisata, komponen pendidikan, masyarakat
Abstract This research aimed to describe tourism awareness in the community about sights Sri Getuk Waterfall relating to components of education and enabling and inhibiting factors in the tourism awareness education. This study used a qualitative approach qualitative descriptive type. The subject of this research amounted to 5 includes the head of the village development Bleberan tourism village, head of Bleberan Pokdarwis village, tourism managers, community and public relations department of Culture and Tourism Gunungkidul. Setting this research in Bleberan tourism village. Data collection techniques in this study, observation, interviews and documentation. Data analysis techniques in this research using the technique of Miles and Huberman analysis includes data reduction, data presentation, drawing conclusions and verification of data. For the validity of the data using triangulation sources. This research results show that: 1). Tourism awareness education is able to make a positive contribution to improving the welfare of society 2). Tourism awareness education with regard to the practice of stepping been implemented through the vision-mission Bleberan tourist village. 3). tourism awareness education component is also quite complete and well although still not optimal. 4). Factors supporting the tourism awareness education is the participation and support of the private sector. 5). Inhibiting factors also arise from communitiessuch as the quality of community resources and social jealousy.
Keywords: tourism awareness education, component of education, community
267 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 3 Vol. V Tahun 2016
berkembang menjadi destinasi pariwisata yang
PENDAHULUAN dengan
memukau. Beberapa jenis obyek wisata yang
kekayaan obyek wisata yang mempesona.
ada berupa pantai pasir putih sepanjang pesisir
Gunungkidul
dikarunia
selatan kabupaten Gunungkidul yang alami
keindahan, keunikan budaya, dan beragam
dan eksotis, situs goa kapur, desa wisata
kesenian
berbasis kebudayaan masyarakat dan lain-lain.
Indonesia
adalah
pada
Negara
khususnya
tradisional
yang
tidak
kalah
Dewasa ini dengan arus informasi dan
mempesona. Daya tarik obyek wisata yang ada pariwisata
media sosial menjadikan obyek-obyek wisata
potensial untuk dikembangkan dan bermanfaat
di Gunungkidul mulai diketahui masyarakat
bagi semua pihak. Pada tahun 2011 potensi
luas. Hal tersebut memunculkan opini publik
tersebut mendapat perhatian dari organisasi
yang muncul dalam media sosial seperti
dunia
Facebook, Twitter, Instragram maupun website
merupakan
potensi
PBB
lewat
dan
aset
(Perserikatan
badan
Kabupaten
Bangsa-Bangsa)
UNESCO
Gunungkidul
menetapkan
masuk
dalam
menyebutkan Gunungkidul merupakan hidden paradise
(Surga
Tersembunyi)
karena
kawasan Geopark. Perdikat tersebut bertujuan
keindahan alam obyek wisata yang ada begitu
untuk melindungi kawasan gunung karst dalam
alami dan memukau. Setelah diteliti lebih jauh
upaya konservasi berbasis geologi, pendidikan
masih
dan
memungkinkan untuk dinikmati sebagai obyek
pengembangan
masyarakat
daerah
banyak
yang
wisata
potensi lokal.
pengalaman berbeda bagi sebagian wisatawan. Sehingga
menyajikan
alam
Geopark itu sendiri lewat pengembangan
Seiring dengan adanya sebutan bahwa
yang
potensi
muncul
kealamian
istilah obyek
dan
wisata
kawasan
alternatif atau yang disebut beberapa obyek
Geopark Gunung Sewu, berikan dampak
wisata tersebut yang dikelola pemerintah
positif bagi daerah salah satunya dengan
maupun
swadaya
masyarakat.
Meskipun
semakin
keadaan
fasilitas
penunjang
kegiatan
kabupaten
Gunungkidul
terkenalnya
dalam
profil
kabupaten
Gunungkidul baik secara nasional maupun
pariwisata yang ada masih minim dan kurang
internasional. Hal tersebut terlihat dari mulai
layak menunjang keamanan dan kenyamanan
tereksposnya
maupun
wisatawan. Keadaan yang seperti ini masih
kebudayaan sosial masyarakat yang mulai
menarik wisatawan yang berkunjung dengan
menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
keterbatasan dan resiko yang mucul. Hal ini
Kabupaten Gunungkidul menyajikan obyek
terjadi karena pengaruh psikologis banyak
wisata yang beragam dan unik. Obyek wisata
wisatawan yang terus mencari daya tarik suatu
yang disajikan terbilang lengkap mulai dari
obyek wisata baru sebagai pemenuhan rasa
keindahan alam dan budaya masyarakat.
penjelajah
Obyek wisata tersebut memiliki potensi untuk
menikmati
potensi
alam
maupun suasana
tantangan sepi
dan
dan
ingin
lengang
Pendidikan Sadar Wisata… (Arshad Reza Ristyanto) 268
khususnya wisatawan usia muda. Sehingga
Peneliti tertarik meneliti bagaimana
terjadi peningkatan kunjungan wisatawan ke
pendidikan sadar wisata yang dilakukan Desa
obyek-obyek wisata baru yang bisa dikatakan
Wisata Bleberan. Bagaimana pendidikan sadar
masih kurang layak tersebut.
wisata
mampu
menjawab
permasalahan
Di Kabupaten Gunungkidul terdapat
berkaitan dengan pemahaman Sadar Wisata
salah satu desa yang memiliki obyek wisata
dan Sapta Pesona untuk masyarakat dusun
alam yang memiliki daya tarik yang cukup
Menggoran. Sehingga masyarakat dapat secara
unik dan potensial untuk berkembang. Potensi
sadar untuk membangun kepariwisataan dan
tersebut sudah dapat dikemas menjadi destinasi
memanfaatkan potensi yang muncul. Secara
wisata. Desa tersebut ialah desa Bleberan
lebih jauh, peneliti juga tertarik meneliti
Kecamatan Playen dengan destinasi unggulan
berkaitan dengan interaksi antar komponen
Air terjun Sri Getuk. Pengelolan kegiatan
pendidikan sadar wisata itu sendiri dan faktor
pariwisata dan pemanfaatan potensi wisata
pendukung serta penghambat pendidikan sadar
dirintis oleh pemerintah desa Bleberan dengan
wisata. Pada akhirnya dapat dijadikan bahan
dibentuknya badan usaha milik desa yang
referensi keilmuan dalam upaya pembangunan
bernama Desa Wisata Bleberan. Desa Wisata
pariwisata di kabupaten Gunungkidul ke
Bleberan sendiri merupakan poros penggerak,
depan.
motivator dan komunikator dalam pengelolaan
D. Marimba Ahmad (Hasbullah, 2006:
potensi wisata di desa Bleberan. Air terjun Sri
32), mengungkapkan bahwa pendidikan adalah
Getuk menjadi ikon obyek wisata yang
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh
ditawarkan pihak Desa Wisata Bleberan.
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan
Selain dikembangkan sebagai ikon, diharapkan
rohani
seiring berkembangnya Air terjun Sri Getuk
kepribadian yang utama. Pendapat serupa
akan berdampak positif bagi masyarakat
dikemukakan oleh Poerbakawatja dan Harahap
sekitar. Hal tersebut mendorong Desa Wisata
(Sugihartono, 2007: 3) yang menyatakan
Bleberan berupaya keras meningkatkan setiap
bahwa pendidikan merupakan usaha secara
komponen kepariwisataan yang ada diarea Air
sengaja dari orang dewasa untuk meningkatkan
terjun
diantaranya
kedewasaan yang selalu diartikan sebagai
bagaimana membentuk kesadaran masyarakat
kemampuan untuk bertanggung jawab terhadap
sekitar obyek wisata yaitu masyarakat dusun
segala perbuatannya. Dalam Undang-Undang
Menggoran
dan
No 23 tahun 2003, arti dari pendidikan itu
penerima manfaat pembangunan pariwisata
adalah usaha sadar dan terencana untuk
obyek wisata Air terjun Sri Getuk lewat
mewujudkan
pendidikan sadar wisata.
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
Sri
Getuk,
dapat
termasuk
sebagai
subyek
si
terdidik
suasana
mengembangkan
menuju
belajar
potensi
terbentuknya
dan
dirinya
proses
untuk
269 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 3 Vol. V Tahun 2016
memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia,
keterampilan
Fasilitas
pendidikan,
Anggaran
pendidikan dan Evaluasi pendidikan.
yang
Komponen tujuan pendidikan dapat
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
meliputi tujuan-tujuan yang ingin dicapai
Negara.
dalam
dalam dan proses pendidikan, dan tujuan-
Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang
tujuan yang sangat spesifik sampai tujuan yang
Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa
bersifat umum yang ditetapkan dalam UU No.
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
20 Tahun 2003 yaitu,
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
“...berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Dalam interaksi pendidikan (interaksi
akhlak
yang
antar komponen pendidikan) dapat mencakup
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
disamping apa yang dilakukan pendidik dan
negara.
apa yang dilakukan peserta didik, juga isi
Hal
serta
intruksi,
mendukung terdapat
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan memiliki
potensi
kekuatan
mulia,
dirinya
spiritual
serta
untuk
keagamaan,
ketrampilan
Dari definisi di atas dapat disimpulkan
dalam interaksi (isi pendidikan), alat-alat yang
bahwa pendidikan merupakan serangkaian
dipakai dalam interaksi (alat pendidikan) dan
usaha
suatu
yang
sadar
dilakukan
baik
oleh
tempat
dimana
terjadi
pendidikan
seseorang atau sekelompok orang dalam
(lingkungan pendidikan) yang disebut terakhir
rangka mengembangkan potensi diri yang telah
adalah
dimiliki agar mencapai tujuan yang telah
lingkungan fisik, sosial dan budaya. Dengan
direncanakan, kemajuan suatu bangsa sangat
definisi pendidikan serta keterkaitan dan
dipengaruhi oleh mutu sumber daya manusia
keikutsertaan masyarakat akan menjadi kajian
(SDM) yang ada. Sedangkan mutu SDM
untuk
sangat dipengaruhi oleh tingkatan dan mutu
bahwa pendidikan Indonensia sendiri akan
pendidikan masing-masing individu tersebut.
membentuk stigma di mana masyarakat perlu
Manajemen
diarahakan
pendidikan
perlu
berupaya
lingkungan
pendidikan,
menjalankan
dan
mencakup
pendidikan.
dididik
untuk
Harapan
mencapai
mengkoordinasi semua elemen pendidikan
pembangunan serta kemajuan dalam bidang
untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut
ekonomi, sosial dan politik.
Veithzal dan Murni (2009) ada sepuluh
Hal tersebut bersinergi dengan tujuan
komponen pendidikan, yaitu: Murid, Tenaga
pengembangan masyarakat Gunungkidul saat
pendidik, Tingkat kependidikan, Paket intruksi
ini menghadapi perkembangan pariwisata.
pendidikan, Metode pengajaran, Kurikulum
Maka
Pendidikan, Alat intruksi dan alat penolong
mempersiapkan
perlu
adanya
pendidikan
masyarakat
yang
untuk siap
Pendidikan Sadar Wisata… (Arshad Reza Ristyanto) 270
berkontribusi dalam pengembangan pariwisata.
lingkungan yang luas. Mulai dari komponen
Masyarakat memegang peran penting dalam
manusia seperti wisatawan yang dipengaruhi
mengusahakan
yang
oleh negara asal wisatawan, negara singgahan
sehingga
wisatawan dan daerah tujuan wisata serta unsur
kedepannya “buah manis” dari berkembangnya
ekonomi yaitu industry pariwisata (Oka A
potensi wisata kabupaten Gunungkidul benar-
Yoeti, 2008:10). Dari uraian diatas bisa
benar terasa dalam kehidupan masyarakat itu
diartikan bahwa pariwisata merupakan aktifitas
sendiri. Pendidikan tidak bisa lepas dari
atau kegiatan perjalanan menuju tempat yang
bagaimana
yang
memiliki daya tarik, sehingga wisatawan
dimaksudkan untuk mempersiapkan komponen
merasa mendapatkan kepuasan dan kesenangan
pendidikan agar dapat terlaksana baik. Dalam
dalam jangka waktu tertentu.
berkembang
iklim
pariwisata
kearah
positif
manajemen
pendidikan
suatu proses kegiatan belajar mengajar yang
Dalam
penyelenggaraan
kegiatan
baik dalam penyelenggaran pendidikan, karena
kepariwisataan di Indonesia terdapat landasan
jika
hukum yang menjadi pedoman, di antaranya
penyelenggaraan
terlaksana
dengan
pendidikan
baik,
maka
dapat output
berlandaskan
pendidikan yang dihasilkan akan baik yang
mengarahkan
sesuai dengan tuntutan jaman yang dinamis.
penyelenggaran
Dalam manajemen pendidikan terdapat
UU
No
10
beberapa
tahun
tujuan
kepariwisataan
dalam
(Bambang
Sunaryo, 2013:99-100). Adapun tujuannya
tiga tahap pelaksanaan pendidikan dimulai dari
yaitu sebagai berikut:
tahap perencanaan pendidikan, pelaksanaan
a) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
pendidikan dan
b) Meningkatkan kesejahteraan rakyat
evaluasi
pendidikan dan
2009
interaksi antar komponen. Pakar pariwisata
c) Menghapus kemiskinan
Macintosh ( dalam Oka A Yoeti, 2008 : 9)
d) Mengatasi pengangguran
memberikan gambaran mengenai pariwisata
e) Melestarikan alam, lingkungan dan sumber
yaitu sejumlah gejala yang timbul, mulai dari
daya
interaksi antar wisatawan di satu pihak.
f) Memajukan kebudayaan
Pemerintah-perusahaan
g) Mengangkat citra bangsa
yang
memberikan
pelayanan kepada wisatawan. Keterlibatan masyarakat yang bertindak sebagai tuan rumah dalam
proses
menarik
dan
melayani
wisatawan.
h) Memupuk rasa cinta tanah air Tujuan diatas merupakan pedoman penyelenggaraan Sehingga
Leiper sependapat dengan gambaran
kepariwisataan
terarah
kepariwisataan
dalam
Indonesia.
pembangunan
Indonesia
kedepan,
yang diberikan Macintosh yaitu pariwisata
pembangunan kepariwisataan juga memiliki
adalah suatu sistem terbuka dari komponen-
landasan hukum, sama halnya tertuang dalam
komponen
UU No 10 tahun 2009 pasal 8 yaitu :
yang
saling
terkait
dalam
271 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 3 Vol. V Tahun 2016
”Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan yang terdiri atas rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional, rencana induk pembangunan kepariwisataan provinsi, dan rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota”. Berdasarkan pasal diatas, dapat
para masyarakat sekitar area wisata dalam
dianalisis bahwa dalam rangka pembangunan
metode penelitian yang berlandaskan pada
kepariwisataan
filsafat
seyogyanya
disesuaikan
bidang kepariwisataan. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Metode penelitian kualitatif adalah
postpositivisme.
Metode
yang
dengan rencana yang sudah matang. Rencana
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
tersebut
yang
harus
mampu
diimplementasikan
alamiah
(sebagai
lawannya
adalah
dalam program kerja dari tingkat pemerintah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
pusat
instrument kunci, teknik pengumpulan data
sampai
pemerintah
daerah
yang
menyesuaikan potensi yang ada. Rencana
dilakukan
tersebut harus melibatkan beberapa komponen
analisis data bersifat induktif/kualitatif dan
pembangunan
satu
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
komponen yang penting adalah pengelolaan
makna dari pada generalisasi. ( Sugiyono,
sumber daya manusia yang ada dalam kawasan
2012: 9). Jenis penelitian yang digunakan oleh
potensi wisata.
peneliti adalah penelitian kualitatif deskriptif.
kepariwisataan,
Berdasarkan Pengembangan Kementerian
salah
Direktorat Destinasi
Pariwisata
secara
triangulasi
(gabungan),
Jendaral
Penelitian kualitatif Deskriptif yaitu penelitian
Pariwisata,
yang berusaha menggambarkan suatu gejala,
dan
Ekonomi
peristiwa,
kejadian yang terjadi. Data yang
memberikan pedoman mengenai Sadar Wisata.
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar bukan
Pemahaman konsep sadar wisata harus mampu
angka.
menjadi dasar pembentukan sistem pendidikan
Namun, jika terdapat angka-angka itu
sadar wisata. Sistem pendidikan sadar wisata
sifatnya sebagai penunjang atau pendukung
merupakan
dari penelitian tersebut. Data dihimpun dengan
dilakukan
salah oleh
satu
pendidikan
kelompok
sadar
yang wisata
melakukan
pengamatan
yang
seksama,
(Pokdarwis) dan tergolong dalam pendidikan
mencakup deskripsi dalam konteks yang
non-formal. Pendidikan non formal dalam
mendetail
bentuk pelatihan, penyuluhan dan pembinaan
wawancara yang mendalam, serta hasil analisis
masyarakat sekitar area wisata. Pendidikan
dokumen
sadar
mendorong
demikian penelitian ini akan mendiskripsikan
berperan aktif dalam mengembangkan obyek
tentang pendidikan sadar wisata di masyarakat
wisata dan melaksanakan kegiatan dalam
sekitar obyek wisata air terjun Sri Getuk
rangka peningkatan pengetahuan dan wawasan
dengan cara mengumpulkan segala informasi
wisata
dimaksudkan
disertai
dan
catatan-catatan
catatan-catatan.
hasil
Dengan
Pendidikan Sadar Wisata… (Arshad Reza Ristyanto) 272
tentang pendidikan sadar wisata dan kemudian
Peneliti menggunakan tiga bentuk instrumen
dilakukan pemaknaan hasil penelitian.
yakni
Waktu dan Tempat Penelitian
observasi, dan pedoman dokumentasi.
Penelitian berlangsung pada Maret sampai April 2016 yang diawali dengan tahap observasi
dengan
pengamatan
langsung,
pedoman
wawancara,
pedoman
Teknik Analisis Data Dalam penelitian kualitatif, data yang diperoleh
dari
berbagai
sumber
dengan
pengumpulan dan pengelolahan data, analisis
menggunakan teknik pengumpulan data yang
serta penyusunan laporan penelitian. Penelitian
bermacam-macam dan dilakukan secara terus
ini
Playen
menerus hingga data yang diperlukan lengkap
khususnya di masyarakat sekitar obyek wisata
atau datanya sudah jenuh. Kegiatan analisis
air terjun Sri getuk.
data adalah proses mencari dan menyusun
Subyek dan Obyek Penelitian
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
dilakukan
di
Suharsimi menjelaskan
desa
Bleberan
Arikunto
bahwa
88)
wawancara,
catatan
lapangan,
dan
penelitian
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan
merupakan benda, hal, ataupun orang dimana
data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam
variabel
unit-unit,
penelitian
subjek
(2013:
melekat,
dipermasalahkan.Subyek
dan
melakukan
sintesa,
menyusun
dalam
kedalam pola, memilih mata yang penting dan
penelitian ini adalah Kepala desa Bleberan,
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
ketua Pokdarwis atau desa wisata Bleberan,
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
pengelola obyek wisata air terjun Sri getuk,
maupun orang lain (Sugiyono: 2011). Analisis
masyarakat sekitar obyek wisata air terjun Sri
data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu
getuk dan humas dinas Kebudayaan dan
suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh,
Pariwisata kabupaten Gunungkidul. Dengan
selanjutnya
obyek penelitian berupa komponen pendidikan
hipotesis.Berdasarkan
sadar
kemudian dicarikan data secara lengkap dan
wisata
penelitian
yang
dimasyarakat
dan
faktor
dikembangkan hipotesis
menjadi yang
ada
pendukung dan penghambatnya.
berulang-ulang untuk menguji apakah hipotesis
Prosedur
tersebu bisa diterima atau ditolak. Teknik
Prosedur dalam penelitian ini meliputi
analisis data menurut model Miles and
tahap pra-observasi, penyusunan proposal,
Huberman antara lain yaitu:
pengambilan dan pengumpulan data, analisis
1. Reduksi Data (Data Reduction)
data dan penyusunan laporan akhir penelitian
Mereduksi data berarti merangkum,
yang telah disimpulkan.
memilah hal-hal yang pokok, memfokuskan
Instrumen Penelitian
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri.
polanya. 2. Penyajian Data (Data Display)
273 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 3 Vol. V Tahun 2016
Setelah data direduksi, maka langkah
Sri Getuk. Jika dilihat dari pendidikan Sadar
selanjutnya adalah mendisplaykan data.
Wisata itu sendiri diberikan pada awal
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data
perintisan
bisa
uraian
memiliki keunikan obyek wisata Air terjun di
singkat, bagan, hubungan antar kategori,
daerah tandus Gunungkidul. Pihak Desa
flowchart, dan sejenisnya.
Wisata Bleberan mengangkat Air terjun Sri
dilakukam
dalam
bentuk
3. Concluding Drawing/verification
Desa
Wisata
Bleberan
karena
Getuk menjadi ikon destinasi wisata. Tahap
Langkah ketiga dalam analisis data
pendidikan sadar wisata dimulai dari tahap
kualitatif menurut Miles and Huberman
perencanaan pendidikan yang dimaksudkan
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
sebagai perumusan arah pembangunan sumber
Kesimpulan awal yang masih bersifat
daya
sementara dan akan berubah bila tidak
memahami nilai sapta pesona sebagai upaya
ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk
mengembangkan obyek wisata Air terjun Sri
mendukung pada tahap pengumpulan data
Getuk. Dirumuskan oleh pihak Desa Wisata
berikutnya. Apabila kesimpulan awal yang
Bleberan, pemerintah desa Bleberan, tokoh-
dikemukakan pada tahap awal didukung
tokoh masyarakat dan bersinergi dengan Dinas
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten
Pariwisata
saat
Gunungkidul
peneliti
kembali
kelapangan
manusia
yaitu
dan
masyarakat
Kebudayaan dan
DIY.
untuk
Kabupaten Perencanaan
mengumpulkan data, maka kesimpulan
pendidikan sadar wisata dilaksanakan pada
yang dikemukakan merupakan kesimpulan
tahun 2010 sebagai langkah rintisan Desa
yang kredibel.
Wisata Bleberan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah
merupakan
temuan
baru
yang
Tahap pelaksanaan pendidikan sadar wisata
dilaksanakan
seiring
berjalanya
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat
kegiatan Desa Wisata Bleberan. Tujuan yang
berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek
ingin dicapai pihak Desa Wisata Bleberan
yang sebelumnya masih remang-remang atau
untuk membangun potensi wisata yang ada di
gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas
desa
dan memiliki konsep. Konsep tersebut dapat
masyarakat dengan potensi lokal. Hal tersebut
berupa
ditandai
hubungan
kausal
atu
interaktif,
hipotesis atau teori.
Bleberan
berbasis
dengan
mulai
pemberdayaan
membangun
infrastruktur dan fasilitas wisata di obyek wisata Air terjun Sri Getuk. Disisi lain selain
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN DESKRIPSI DATA
mendukung
Pendidikan Sadar Wisata Pendidikan
Sadar
adanya fasilitas berupa bangunan fisik yang perlu
adanya
menyiapkan
masyarakat sekitar obyek wisata Air terjun Sri Wisata
Untuk
Masyarakat Sekitar Obyek Wisata Air terjun
Getuk
yaitu
masyarakat
padukuhan
Pendidikan Sadar Wisata… (Arshad Reza Ristyanto) 274
Menggoran. Dengan adanya pendidikan sadar
evaluasi pendidikan sadar wisata masih belum
wisata, masyarakat dapat memahami nilai
ada. Jangka waktu lima tahun masih terlalu
sapta pesona sebagai dasar menjadi tuan rumah
dini dalam menilai hasil pendidikan sadar
yang
wisata.
baik
dalam
melayani
wisatawan.
Pendidikan sadar wisata dilaksanakan dengan
Komponen Pendidikan Sadar Wisata
model sosialisasi dan pembinaan langsung kepada
masyarakat
pembentukan
pendidikan sadar wisata untuk masyarakat
kelompok sadar wisata yang melalui kegiatan
sekitar obyek wisata Air terjun Sri Getuk.
pertemuan
Karangtaruna
Hasil penelitian diketahui bahwa pendidik atau
padukuhan Menggoran dan ibu-ibu rumah
Pembina pendidikan sadar wisata adalah
tangga.
tenaga
RT,
lewat
Berkaitan dengan komponen-komponen
kegiatan
ahli
dari
Dinas
Pariwisata
dan
Dan untuk memaksimalkan pemahaman
Kebudayaan baik dari kabupaten Gunungkidul
nilai sapta pesona untuk masyarakat sekitar
maupun DIY. Seiring berjalanya pendidikan
obyek wisata Air terjun Sri Getuk maupun
sadar wisata terdapat Pembina dari beberapa
masyarakat padukuhan lain didesa Bleberan
universitas di DIY. Peserta didik dalam
dirumuskan visi-misi Desa Wisata Bleberam
pendidikan sadar wisata adalah masyarakat
yaitu “PINTAR”,
“P” Produktif artinya
padukuhan Menggoran yang dikoordinir oleh
mampu menciptkan sesuatu yang memiliki
pihak Desa Wisata Bleberan dalam kelompok
nilai dan manfaat baik ekonomi maupun sosial,
sadar wisata (Pokdarwis). Metode pendidikan
“IN” Indah artinya masyarakat hendaknya
yang digunakan adalah pendidikan langsung
mampu menjaga keindahan, kebersihan dan
kepada masyarakat dengan sosialisasi dan
keasrian lingkungan desa Bleberan, “T” Tertib
forum diskusi melalui kegiatan masyarakat.
artinya masyarakat mampu menjaga ketertiban
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dalam
dalam mengelola obyek wisata, menumbuhkan
pendidikan sadar wisata adalah bagaimana
lingkungan yang disiplin diobyek wisata dan
menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam
menaati aturan yang disepakati, “A” Aman
memahami nilai sapta pesona sebagai landasan
artinya masyarakat didorong menciptakan
menciptakan ilkim pariwisata di obyek wisata
lingkungan obyek wisata yang aman bagi
Air terjun Sri Getuk.
wisatawan dan “R” Religi artinya masyarakat
Indikator yang ingin dicapai adalah
dapat menciptakan lingkungan wisata yang
munculnya
berlandas pada norma-norma kebaikan, nilai
wisatawan yang berkunjung. Masyarakat yang
dan
terlibat
aturan
agama.
Serta
tahap
evalusi
iklim
dapat
wisatanyaman
memperoleh
bagi
kesempatan
pendidikan sadar wisata sejauh ini masih
memanfaatkan peluang ekonomi yang muncul
belum maksimal sebatas LPJ pelaksanaan
seiring
program kerja Desa Wisata Bleberan mengenai
wisatawan. Sarana pendidikan yang digunakan
semakin
banyaknya
kunjungan
275 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 3 Vol. V Tahun 2016
dalam pendidikan sadar wisata dalam bentuk
Faktor
non-material seperti bimbingan, pembinaan
Pendidikan Sadar Wisata
lewat sosialisasi dan praktek dan sarana
Pendukung
dan
Faktor pendukung
Penghambat
pendidikan sadar
pendidikan material yaitu benda seperti buku
wisata untuk masyarakat sekitar obyek wisata
panduan sadar wisata, laptop, proyektor, materi
Air terjun Sri Getuk adalah adanya kerjasama
presentasi dan sebagainya.
yang baik antara Pemerintah Desa Bleberan
Dalam pendidikan diperlukan dukungan
serta Desa Wisata Bleberan dan dukungan
lingkungan yang dapat berpengaruh dalam
Dinas terkait yang memberikan pembinaan
proses pendidikan. Lingkungan pendidikan
perintisan dan bantuan dalam pendidikan sadar
sadar wisata dengan keadaan masyarakat
wisata. Sehingga pemantapan nilai sapta
mayoritas
Latar
pesona. Faktor penghambat Pendidikan sadar
belakang masyarakat petani ditambah dengan
wisata untuk masyarakat sekitar obyek wisata
tingkat pendidikan yang heterogen menjadikan
Air terjun Sri Getuk adalah tingkat pemahaman
tantangan. Tantangan bagaimana pendidikan
masyarakat yang berbeda satu sama lain ini
sadar wisata mampu mengarahkan kesadaran
kaitanya
masyarakat tentang sapta pesoan itu sendiri.
masyarakat
padukuhan
heterogen.
Dan
bekerja
sebagai
petani.
Secara keseluruhan pendidikan erat
dengan
tingkat
pendidikan
Menggoran
adanya
yang
kecemburuan
kaitanya dengan isi pendidikan yang ingin
masyarakat padukuhan lain untuk bisa menjadi
dipahami oleh peserta didik. Hal yang sama
pengelola, pedagang dan pemandu.
terjadi dalam pendidikan sadar wisata untuk masyarakat sekitar obyek wisata Air terjun Sri Getuk berisi pemahaman nilai sapta pesona. Gambaran nilai sapta pesona dalam mengelola potensi wisata menjadi obyek wisata yang layak
dan
menarik
untuk
dikunjungi
wisatawan. Keadaan obyek wisata yang layak dan menarik akan mengeliatkan kegiatan pariwisata di kawasan obyek wisata Air terjun Sri Getuk. Hal tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat Sehingga
sebagai menjadi
peluang upaya
ekonomi.
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Ketujuh komponen pendidikan dinamika.
tersebut
berinteraksi
dengan
PEMBAHASAN Pendidikan disosialisasikan
Sadar lewat
Wisata
suatu
kelompok
masyarakat yaitu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang didasari peraturan yang dikeluarkan Pengembangan Kementerian
Direktorat
Jendaral
Destinasi
Pariwisata,
Pariwisata
dan
Ekonomi
memberikan pedoman mengenai Sadar Wisata Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dalam pelaksanaan pendidikan sadar wisata di desa Bleberan peran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwisa) dijalankan oleh pihak Desa Wisata Bleberan. Secara empiris
memiliki
maksud
mengembangkan kelompok masyarakat yang
Pendidikan Sadar Wisata… (Arshad Reza Ristyanto) 276
dapat berperan sebagai motivator, penggerak
ketertiban dan seterusnya. Masyarakat sudah
serta komunikator. Masyarakat dapat didorong
mampu berperan dalam kegiatan pariwisata
dalam upaya meningkatkan kesiapan dan
baik sebagai pengelola obyek wisata Air terjun
kepedulian masyarakat di sekitar destinasi
Sri Getuk, pemandu wisata, pedagang dan
pariwisata atau lokasi daya tarik wisata agar
lainya
dapat berperan sebagai tuan rumah yang baik
kepariwisataan Air terjun Sri Getuk.
bagi
berkembangnya
kesadaran akan peluang dan nilai manfaat yang dapat dikembangkan dari kegiatan pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
Desa
Bleberan
khususnya
masyarakat sekitar obyek wisata Air terjun Sri pendidikan
sadar
wisata
dibawah
koordinasi pihak Desa Wisata Bleberan, dimana
baik
perencanaan,
pelaksanaan,
evaluasi sudah berjalan dari tahun 2010 sampai sekarang.
Berlandaskan
bagaimana
mengembangkan obyek wisata Air terjun Sri Getuk
menjadi
destinasi
wisata
yang
berlandasakan nilai sapta pesona dalam setiap kegiatan wisata yang ada. Terlebih pihak Desa Wisata
kegiatan
KESIMPULAN Berdasarkan
penelitian
yang
telah
dilakukan, peneliti mempunyai saran yaitu sebagai berikut : 1. Pendidikan Sadar Wisata Untuk Masyarakat
masyarakat.
Getuk
memanfaatkan
kepariwisataan.
Masyarakat juga didorong untuk memiliki
Di
yang
Bleberan
ingin
memberdayakan
masyarakat sekitar obyek wisata Air terjun Sri Getuk untuk telibat dalam pengelolaan dan memanfaatkan peluang secara ekonomi dengan adanya kegiatan kepariwisataan dan ramainya kunjungan wisatawan. Namun, apabila dari dilihat tujuan pendidikan sadar wisata untuk membangun pemahaman masyarakat sekitar obyek wisata tentang nilai sapta pesona. Nilai sapta pesona sudah terlihat melalui keramahan menerima wisatawan, menjaga kebersihan, kedisiplinan,
Sekitar Obyek Wisata Air terjun Sri Getuk jika dilihat dari pendidikan Sadar Wisata itu sendiri diberikan pada awal perintisan Desa Wisata Bleberan yang kaitanya dengan dipilihnya Air terjun Sri Getuk menjadi ikon obyek wisata di desa Bleberan yang dimulai pada tahun 2010 sampai sekarang. Tahap pendidikan sadar wisata dimulai dari tahap perencanaan pendidikan yang dimaksudkan sebagai
perumusan
arah
pembangunan
sumber daya manusia yaitu masyarakat untuk memahami nilai sapta pesona sebagai upaya mengembangkan obyek wisata Air terjun Sri Getuk. 2. Pendidikan sadar wisata dirumuskan oleh pihak Desa Wisata Bleberan, pemerintah desa Bleberan, tokoh-tokoh masyarakat dan bersinergi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul dan DIY. Perencanaan pendidikan sadar wisata dilaksanakan pada tahun 2010 sebagai langkah rintisan Desa Wisata Bleberan. Tahap pelaksanaan pendidikan sadar
wisata
dilaksanakan
seiring
277 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 3 Vol. V Tahun 2016
berjalanya kegiatan Desa Wisata Bleberan
pendidikan langsung kepada masyarakat
untuk membangun potensi wisata yang ada
dengan sosialisasi dan forum diskusi
di desa Bleberan berbasis pemberdayaan
melalui
masyarakat dengan potensi lokal, ditandai
pendidikan yang ingin dicapai dalam
dengan mulai membangun infrastruktur
pendidikan sadar wisata adalah bagaimana
dan fasilitas wisata di obyek wisata Air
menumbuhkan
terjun Sri Getuk dan upaya menyiapkan
dalam
masyarakat sekitar obyek wisata Air terjun
sebagai
Sri Getuk yaitu masyarakat padukuhan
pariwisata di obyek wisata Air terjun Sri
Menggoran untuk mampu memahami nilai
Getuk
sapta pesona sebagai dasar menjadi tuan
berkunjung
rumah
menyambut
masyarakat dengan pemanfaatan peluang
kedatangan wisatawan. Pendidikan sadar
ekonomi yang muncul seiring semakin
wisata
banyaknya kunjungan wisatawan.
yang
baik
dilaksanakan
dalam
dengan
model
kegiatan
masyarakat.
kesadaran
memahami
nilai
landasan
nyaman
Tujuan
masyarakat sapta
pesona
menciptakan
bagi
wisatawan
dan
ilkim
yang
memberdayakan
sosialisasi dan pembinaan langsung kepada
4. Faktor pendukung dari pendidikan sadar
masyarakat lewat pembentukan kelompok
wisata adalah adanya kontribusi bantuan
sadar
kegiatan
dari pihak Dinas Pariwisata Gunungkidul
pertemuan RT, kegiatan Karangtaruna
dan beberapa pihak swasta seperti BNI dan
padukuhan Menggoran dan ibu-ibu rumah
beberapa Universitas di Yogyakarta. Faktor
tangga.
penghambat dalam pendidikan sadar wisata
wisata
yang
melalui
3. Berkaitan dengan komponen-komponen
adalah tingkat pemahaman masyarakat
pendidikan sadar wisata untuk masyarakat
berkaitan
tingkat
pendidikan
yang
sekitar obyek wisata Air terjun Sri Getuk
heterogen mempengaruhi pelaksanaan nilai
dari hasil penelitian diketahui bahwa
sapta pesona dan adanya kecemburuan
pendidik atau Pembina pendidikan sadar
sosial antar masyarakat yang ingin bekerja
wisata adalah tenaga ahli dari Dinas
menjadi pemandu maupun pedagang.
Pariwisata dan Kebudayaan baik dari kabupaten Gunungkidul maupun DIY serta Pembina dari beberapa universitas di DIY. Peserta didik dalam pendidikan sadar wisata
adalah
masyarakat
padukuhan
Menggoran yang dikoordinir oleh pihak Desa Wisata Bleberan dalam kelompok sadar
wisata
pendidikan
(Pokdarwis).
yang
digunakan
Metode adalah
SARAN Berdasarkan
penelitian
yang
telah
dilakukan, maka peneliti mempunyai saran yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Pemerintah Desa Bleberan Pemerintah Desa Bleberan diharapkan lebih aktif dalam mendorong pihak Desa Wisata
Bleberan
mengenai
sosialisasi
pendidikan sadar wisata lebih sering dan
Pendidikan Sadar Wisata… (Arshad Reza Ristyanto) 278
berkelanjutan.Dan
bagaimana
tahap
Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No
evaluasi pendidikan sadar wisata perlu
PM.04/UM.001/MKP/08
dibuat untuk keberlanjutan pendidikan sadar
Wisata.
wisata untuk masyarakat Desa Bleberan
pengelolaan obyek wisata maupun potensi wisata yang ada di Desa Bleberan dalam bentuk pemantapan pendidikan sadar wisata dan evaluasi yang berkelanjutan sebagai bahan kajian kebijakan selanjutnya dan
Sugiyono. (2009).
Metode Penelitian Kuantatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto, (2005) Manajemen Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta.
lebih baik.
Undang-Undang No 23 tahun 2003 Tentang
3. Bagi Masyarakat Dusun Menggoran Diharapkan bisa saling bekerjasama antar masyarakat padukuhan Menggoran dan padukuhan lain untuk mengembangkan kepariwisataan di desa Bleberan lebih baik. 4. Bagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul Diharapkan
lebih
meningkatkan
dalam
bantuan kepada masyarakat sekitar obyek wisata dalam mengembangkan potensi wisata yang ada di Kabupaten Gunungkidul dapat dan
memungkinkan
menjadi
destinasi wisata yang layak dan baik
DAFTAR PUSTAKA Hasbullah. (2006). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo A.
Tentang
dan Pariwisata Tahun 2014-2015.
Diharapkan lebih meningkatkan dalam
Oka.
PM17/PR.001/MKP/2010
Rencana Strategis Kementrian Kebudayaan
2. Bagi Desa Wisata Bleberan
berkembang
Sadar
Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. 11
lebih luas.
Tentang
Yoeti
(2008).
Persada.
Perencanaan
Dan
Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita. Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2014 Tentang Rencan Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2014-2025.
SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional)