Nama
Penempatan Pendidikan Umum
: Dra. Endang Sri Mulyaningsih, M.Biomed., Apt Tempat / tgl lahir : Pati / 18 Maret 1959 Pangkat : Ajun Komisaris Besar Polisi Jabatan : Kepala Unit Biologi Forensik Kesatuan : Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Polri : Labkrim Jakarta (1985 sampai sekarang)
: S1 Farmasi UGM. Apoteker UGM S2 Biomedik Kedokteran UI
Pendidikan Militer : Sepa Milsuk Wan 1985, Jakarta
PUSAT LABORATORIUM FORENSIK BARESKRIM POLRI
Jl. Trunojoyo no 3, Keb Baru, Jakarta Selatan
PENGERTIAN FORENSIK : BUKAN ILMU MURNI MERUPAKAN ILMU TERAPAN (APLIED SCIENCE) MULTI DISIPLIN ILMU (KONGLOMERASI)
ASAL KATA : FORENSIS (PUBLIK) BERKAITAN DNG FORUM (TEMPAT BERJUALAN). PD SAAT ITU SIDANG PENGADILAN ROMAWI DISELENGGARAKAN DI PASAR BERTUJUAN MEMBERIKAN EFEK JERA KARENA MENANGGUNG MALU.
FORENSIK : PEMANFAATAN ATAU PENERAPAN BERBAGAI ILMU KHUSUSNYA ILMU PENGET ALAM / EKSAKTA UNTUK KEPENTINGAN PENGADILAN.
KRIMINALISTIK : PEMANFAATAN ATAU PENERAPAN BERBAGAI ILMU KHUSUSNYA ILMU PENGET ALAM / EKSAKTA UNTUK MENENTUKAN ADA TIDAKNYA SUATU TINDAK PIDANA.
Prinsip Dasar Ilmu Forensik Ilmu Forensik berkembang sejak Jaman Yunani Kuno ; Pihak 2 yg bersengketa berkumpul dlm suatu tempat yg di Sebut “Forensis” Asal kata Forensik. Dgn menunjukkan Alat Bukti. Para Ahli Forensik simpulkan : Ilmu Forensik a/ ilmu pengetahuan u tentukan keterkaitan antara BB, Korban dan Pelaku (Segita TKP) dgn manfaatkan ILPENGTEK dlm proses Gak Kum.
Forensis = Forensik
Segitiga TKP
Ilmu pengetahuan
TECHNOLOGY
SPECILISED TECHNIQUES
TECHNICAL PHYSICS
OTHER SOCIAL FUNCTIONS
Archeology, art, history
APPLIED PHYSICS /MECHANIC
Crime scene Document Forensic physics STATISTICS examination
SOCIOLOGY
CRIMINOLOGY
LAW
FORENSIC SCIENCEs
COURT PROCEDURE CRIMINAL LAW CIVIL LAW
PHILOSOPHY
LOGIC
LEGAL OSTEOLOGY
LEGAL PSYCHIATRY
LEGAL ODONTO LOGY
CHEMISTRY Forensic chemistry Legal chemistry BIOToxicology CHEMISTRY Forensic BIOLOGY Biology
LEGAL MEDICINE
MEDICINE
Serology
KEGUNAAN ILMU FORENSIK DALAM PENEGAKAN HUKUM 1. Information Of Corpus Delecti : dari riksa baik TKP maupun BB dpt menjelaskan dan membuktikan bahwa telah terjadi Tindak Pidana. 2. Information Of Modus Operandi : dengan riksa BB dapat dikenali bb kaitannya dengan modus operandi sehingga dpt pula diketahui pelaku kejahatannya. 3. Linking Of a Suspect With a Victim : riksa TKP / BB pada korban dpt mengkaitkan tersangka dengan korban, karena dalam suatu TP pasti ada material dr tersangka yg tertinggal pada korban.
4. Linking a Person to a Crime Scene : setelah tjd TP dapat mengkaitkan TKP, Korban dengan seseorang. 5. Disproving or supporting a witness testimony : dari riksa BB dpt memberikan petunjuk apakah keterangan yg diberikan oleh tersangka / saksi berbohong atau tidak. 6. Identification of a Suspect : dapat mengidentifikasi tersangka melalui riksa BB antara lain ; sidik jari, rambut, serat pakaian, air liur dan DNA. 7. Providing Investigative leads : riksa terhadap BB dpt memberikan arah yang jelas dalam penyidikan.
Sejarah Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polisi Republik Indonesia (Polri) Puslabfor didirikan di Jakarta pada 15 januari 1954 berdasarkan Order KKN No.1/VII/1954 yang dirintis oleh Pimpinan Kepolisian Negara dalam rangka menjadi anggota ICPO-Interpol, untuk pertama kali Laboratorium berada dibawah Dinas Reserse Kriminil Periode 1959-1963 Tahun 1959 Labkrim dipisahkan dari Dinas Reskrim Mabes Polisi Negara Periode 1963-1964 Tanggal 25 Januari 1963 bergabung menjadi Lembaga Laboratorium dan Identifikasi Dep. Kepolisian.
Periode 1964-1970 SK Menpangab No.:11/SK/MK/1964 tgl 14 Februari 1964 dipecah menjadi Dir. Labkrim & Dir. Identifikasi Periode 1970-1977 SK Menhankam Pangab No: Skep/A/385/VIII/1970 menjadi Labkrim Korserse dibawah Komando Utama Pusat Reserse Periode 1977-1984 Tahun 1984 Labkrim Pol berkedudukan di dalam Direktorat Reserse Periode 1984-1992 SK Kapolri No. Pol : Kep/09C/X/1984 Kedudukan Labkrim Pol diubah menjadi Badan Pelaksana Pusat pada tingkat Mabes Polri.
Periode 1992-1997 Surat Keputusan Pangab No.:Kep/11/X/1992 tgl 5 Oktober 1992 sebutan Labkrimpol dirubah menjadi Puslab Polri Periode 1997-2001 Surat Keputusan Pangab No.:Kep/10/VII/1997 tgl 7 Juli 1997 sebutan Puslab Polri dirubah menjadi Puslabfor Periode 2001-2002 Berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No.Pol.:Kep/9/V/2001 tgl 25 Mei 2001, Puslabfor berada dibawah Korserse Polri Periode 2002- sekarang Berdasarkan keputusan Kapolri No.Pol.: Kep/53/X/2002 tgl 17 Oktober 2002, Puslabfor adalah unsur pelaksana teknik Bareskrim Polri
Laboratorium Forensik merupakan laboratorium yang melakukan pemerikasaan / analisis BB secara ilmiah untuk pengungkapan suatu kasus / pembuktian kebenaran di pengadilan. TKP : BB Korban Tersangka Penyidik
Labfor
Penyidik
Pengadilan
Puslabfor pembentukannya ditetapkan berdasarkan : 1) Skep Pangab No.Kep/II/X/1992 tanggal 5 Oktober 1992 kemudian dijabarkan Skep Kapolri No.Pol Skep/11/XII/1993 tanggal 31 Desember 1993. 2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, pasal 14 Huruf h. 3) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2010 tentang susunan Organisasi dan tata kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 20 angka 2.
Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Adalah laboratorium forensik sebagai unsur pelaksana fungsi teknis berkedudukan di bawah Bareskrim melaksanakan tugas pemeriksaan teknis kriminalistis TKP dan/atau pemeriksaan laboratoris barang bukti/barang yang diuji dengan menerapkan ilmu forensik dalam rangka pelayanan penegakan hukum serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Puslabfor terletak di Jl. Trunojoyo No.3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan Indonesia.
PUSAT LABORATORIUM FORENSIK
Mempunyai 6 laboratorium cabang di Indonesia : 1. Labforcab Surabaya 2. Labforcab Semarang 3. Laborcab Medan 4. Labforcab Makasar
5. Labforcab Denpasar 6. Labforcab Palembang
1. pembunuhan; 2.perkosaan; 3. Pencurian; 4.Kebakaran/pembakaran; 5.Penembakan; 7. Kecelakaan; 6.Komputer; 8. Sabotase; 9. Peledakan; 10. Terorisme; 11. Keracunan; 12. Clandesteni labs; 13. Pencemaran ling/limbah;
Riksa bidang Fisika Forensik , antara lain :
1. Deteksi kebohongan (polygraph); 2. Analisa suara (voice analyzer); 3. Perangkat elektronik dan telekomunikasi; 4. Komputer forensik (digital); 5. Perlengkapan listrik,pemanfaatan energi listrik; 6. Pesawat tenaga dan mekanis; 7. Peralatan produksi; 8. Kebakaran/pembakaran; 9. Bekas jejak, bekas alat, kecelakaan pesawat.
iksa bidang Kimia/Biologi Forensik , antara la
1. Pemalsuan produk industri; 2. Pencemaran lingkungan; 3. Toksikologi/keracunan; 4. Narkotika,psikotropika dan pre kusor; 5. Darah,urine,cairan tubuh (air liur, keringat dan sperma) 6. Jaringan tubuh (kuku, rambut, tulang dan gigi) 7. DNA; 8. Material biologi/mikroorganisme; 9. Bahan kimia organik/an organik.
Riksa bidang Dokumen & Uang PalSu Forensi
1. Tanda tangan; 2. Tulisan tangan; 3. Material dokumen; 4. Produk cetak (blanko, materai dan cap stempel); 5. Uang (rupiah dan asing); 6. Cakram Optik.
Riksa bidang Balistik dan Metalurgi Forensik
1. Senjata api, anak peluru, dan selongsong peluru; 2. Residu pembakan (GSR); 3. Bahan peledak; 4. Bom; 5. Nomor seri; 6. Pemalsuan logam; 7. Kerusakan material logam; 8. Senyawa organik/logam
STRUKTUR ORGANISASI PUSLABFOR SAAT INI (KEP/53/X/2002) KAPUSLABFOR
1 : BRIGJEN
SES
1 : KBP
BENSAT
1:KBP(STRUKTURAL) 3:AKBP(STR) 8:KBP(POK ANALIS) 1:PNS GOL IIIA/B 6:PNS GOL II/I
KABAG INSTALFOR KASUBBAGREN
SB INSTRUFOR SB PREPAR
1 : AKBP 1 : PNS GOL III 2 : PNS GOL II/I
SB FOTOFOR
KASUBBAG BINFUNG
1 : AKBP 1 : PNS GOL III 2 : PNS GOL II/I
KASUBBAG MIN 1 : AKBP 1 : PNS GOL III 2 : PNS GOL II/I
KATAUD 1 : PNS GOL IVA/KP 2 : PNS GOL III 2 : PNS GOL II/I
POK ANALIS KADEP DOKUPALFOR
KADEP BALMETFOR
KADEP FISFOR
KADEP KIMBIOFOR
KANIT DOKFOR
KANIT SENPIFOR
KANIT KONTEKFOR
KANIT KIMFOR
KANIT UPALFOR
KANIT HANDAKFOR
KANITDETEKFOR
KANIT BIOFOR
KANIT PROCET FOR
KANIT METALFOR
KANIT BAKARFOR
KANIT TOKFOR
POK RIKSFOR
POK RIKSFOR
POKRIKFOR
KANITNARKOBAFOR
1:KBP(STRUKTURAL) 3:AKBP(STR) 12:IPDA S/D AKBP 1:PNS GOL IIIA/B 6:PNS GOL II/I
POK RIKSFOR
1:KBP(STRUKTURAL) 3:AKBP(STR) 12:IPDA S/D AKBP 1:PNS GOL IIIA/B 6:PNS GOL II/I
1:KBP(STRUKTURAL) 3:AKBP(STR) 12:IPDA S/D AKBP 1:PNS GOL IIIA/B 6:PNS GOL II/I
LABFOR LABFOR CAB CAB LABFOR CAB LABFOR CAB LABFOR LABFOR CAB CAB
1:KBP(STRUKTURAL) 4:AKBP(STR) 16:IPDA S/D AKBP 1:PNS GOL IIIA/B 6:PNS GOL II/I
STRUKTUR DEPARTEMEN KIMIA BIOLOGI FORENSIK
KADEP KIMBIOFOR (KBP) KANIT NARKOBA FOR (AKBP)
KANIT KIMIA FOR (AKBP)
KANIT TOKS FOR (AKBP)
KANIT BIO FOR (AKBP)
LAB. MADYA LAB.MUDA LAB PRATAMA I LAB. PRATAMA II
LAB. MADYA LAB.MUDA LAB. PRATAMA I LAB. PRATAMA II
LAB. MADYA LAB.MUDA LAB. PRATAMA I LAB. PRATAMA II
LAB. MADYA LAB.MUDA LAB. PRATAMA I LAB. PRATAMA II
STRUKTUR ORGANISASI LABFOR CABANG SAAT INI
(KEP/53/X/2002)
KALABFORCAB WAKALABFORCAB BENSAT
1 : KBP 1 : AKBP
TAUD
1 : PNS GOL IV A 2 : PNS GOL III C/D 2 : PNS II/I
KANIT DOKUPALFOR
KANIT BALMETFOR
KANIT FISINSTRUFOR
KANIT KIMBIOFOR
POK RIKSFOR
POK RIKSFOR
POK RIKSFOR
POK RIKSFOR
1 : AKBP (STRUKTURAL) 4 : IPDA s/d AKBP 1 : PNS GOL III A/B
2 : PNS GOL II/I
1 : AKBP (STRUKTURAL) 4 : IPDA s/d AKBP 1 : PNS GOL III A/B 2 : PNS GOL II/I
1 : AKBP (STRUKTURAL) 4 : IPDA s/d AKBP 1 : PNS GOL III A/B 2 : PNS GOL II/I
1 : AKBP (STRUKTURAL) 4 : IPDA s/d AKBP 1 : PNS GOL III A/B 2 : PNS GOL II/I
BADAN RESERSE KRIMINAL POLRI PUSAT LABORATORIUM FORENSIK
USULAN STRUKTUR ORGANISASI LABFOR CABANG KALABFORCAB WAKALABFORCAB
1 : AKP/PNS GOL IV 4: IP/PNS GOL III 3 : PNS GOL II/I
1 : AKBP 2 : PNS GOL III 2 : PNS II/I
1 : KBP 1 : AKBP
TAUD
BENSAT
KASUBBAG MIN
1 : KP/PNS GOL IV A 2 : PNS GOL III C/D 2 : PNS II/I
KASUBAG INSTAL POK RIKSFOR
1 : AKBP (STRUKTURAL) 5 : IPDA s/d AKBP (FUNGSIONAL) 1 : PNS GOL III A/B 2 : PNS GOL II/I
KANIT DOKUPALFOR
KANIT BALMETFOR
KANIT FISIKAFOR
KANIT KIMBIOFOR
KANIT NARKOBAFOR
POK RIKSFOR
POK RIKSFOR
POK RIKSFOR
POK RIKSFOR
POK RIKSFOR
1 : AKBP (STRUKTURAL) 5 : IPDA s/d AKBP (FUNGSIONAL) 1 : PNS GOL III A/B 2 : PNS GOL II/I
1 : AKBP (STRUKTURAL) 5 : IPDA s/d AKBP (FUNGSIONAL) 1 : PNS GOL III A/B 2 : PNS GOL II/I
1 : AKBP (STRUKTURAL) 5 : IPDA s/d AKBP (FUNGSIONAL) 1 : PNS GOL III A/B 2 : PNS GOL II/I
1 : AKBP (STRUKTURAL) 5 : IPDA s/d AKBP (FUNGSIONAL) 1 : PNS GOL III A/B 2 : PNS GOL II/I
Paraf/Konseptor : 1. Ksb. Binfung : .......... 2. Ksb. Min : ......... 3. Kataud : .........
1 : AKBP (STRUKTURAL) 5 : IPDA s/d AKBP (FUNGSIONAL) 1 : PNS GOL III A/B 2 : PNS GOL II/I Jakarta, Nopember 2007 A.n. KEPALA PUSAT LABORATORIUM FORENSIK SEKRETARIS BUDIONO, ST KOMBES POL NRP. 52020054
Peran Labfor dlm Criminal Justice
System 1.
2.
3.
4.
Dlm proses Lidik : membantu melakukan riksa BB terkait dgn perkara TP sehingga Lidik dpt lebih TERARAH. Dlm proses Sidik : melakukan riksa BB/TKP untuk temu TSK sehingga dpt membuat TERANG suatu perkara dan hasil riksa Labfor menjadi bag dr Berkas Perkara. Dlm proses Tuntut : lengkapi kekurangan (P 19) sesuai petunjuk JPU sehingga berkas hasil Sidik dapat di Ajukan ke Pengadilan (P 21). Dlm proses Pengadilan : Sebagai Saksi Ahli yg akan dijadikan pertimbangan Hakim dlm putus perkara pidana.
Tuntut --- Jaksa
Pengadilan ---- Hakim
Psl 184 KUHAP • Keterangan. • Saksi,. • Ket Ahli. • Surat. • Petunjuk. • Ket Terdakwa.
Proses Sidik dilakukan Secara Ilmiah Scientific Crime Investigation
Labfor Polri dpt berperan dalam Gak Kum mulai dari : • Penyelidikan • Penyidikan. • Penuntutan. • Pengadilan.
DEPARTEMEN KIMIA BIOLOGI FORENSIK Kompetensi yang diperlukan Hard Skill 1. Unit Narkoba For Apoteker, S.F., S.Si (Kimia, Biologi), Analis
2. Unit Biologi For Apoteker, S.Si (Biologi), Analis 3. Unit Toksikologi For Apoteker, S.Si (Farmasi, Kimia, Biologi), Analis 4. Unit Kimia For Apoteker, S.Si (Kimia), S. F, Analis
Soft Skill diperlukan : Teliti Tepat Tekun Tanggung jawab Dedikasi tinggi Dapat bekerjasama (tu dalam TKP) Mau bertukar pengetahuan dan pengalaman
Key Performance Indicator 1. BA merupakan hasil pemeriksaan lab yang dikaitkan dengan pasal yang berkaitan dengan tindak pidana. 2. Saksi Ahli : seseorang memberikan keterangan di depan pengadilan sesuai bidang keahliannya.
Jasa :
-
Hambatan : Pembuktian BB dlm jmlh kecil / sedikit Jumlah tenaga Apt