Pendidikan Moral Bagi Remaja
Disusun Oleh : Shandho Pramanta Putra 11.12.5898 Kelompok : Bahasa S1 Sistem Informatika Dosen : Bapak Drs. Muhammad Idris. P, M.M.
STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kondisi moral bangsa Indonesia mulai menghawatirkan . Banyak para remaja yang berfungsi sebagai penerus bangsa sudah mulai melupakan pentingnya moral dan justru merusak moral mereka. Banyak remaja yang sudah melupakan nilai,norma dan etika yang harus benar – benar mereka jaga agar dapat menjadi tiang Negara. Kerusakan moral yang terjadi pada remaja bangsa Indonesia bukan semata – mata kesalahan pemerintah yang tidak terlalu memperdulikan masalah itu. Pemerintah seolah – olah hanya fokus dalam menaikkan mutu pendidikan dengan perbaikan – perbaikan standar nilai intelektualnya dan tidak memperhatikan kondisi moral peserta yang terdidik. Karena untuk membentuk remaja yang dapat menjadi panutan dan sebagai penerus bangsa tidak dapat hanya melihat dari nilai intelektualnya tetapi juga haru mengembangkan nilai moral juga harus ikut dikembangkan. Instansi sekolah yang seharusnya turut serta membantu pembentukan moral anak didik yang selanjutnya menjadi penerus bangsa. Sekolah yang menjadi tempat anak didik mengembangkan potensi yang dimilikinya tidak didukung dengan moral sehingga banyak para remaja yang rusak moralnya. Berdasarkan Latar Belakang permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk menulis makalah yang berjudul “PENDIDIKAN MORAL BAGI REMAJA”. Masalah pokok yang hendak dikemukakan di sini adalah kenyataan bahwa Pancasila tidak merupakan paham yang lengkap, juga tidak merupakan kesatuan yang bulat. Kelengkapannya bergantung pada pemikiran lain yang dijabarkan ke dalam Pancasila.
1
B. Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan moral. 2. Bagaimana pendidikan moral memperbaiki kondisi moral bangsa Indonesia. 3.Bagaimana kondisi moral bangsa Indonesia. C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan Makalah 1. Tujuan Penulisan Makalah a. Untuk mengetahui arti penting dari moral untuk bangsa Indonesia. b. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan moral dengan dasar Negara yaitu Pancasila. 2. Manfaat Penulisan Makalah a. Bagi Penulis 1. Penulisan makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Pancasila. 2. Meningkatkan kebanggaan sebagai warga negara. b. Bagi pihak lain 1. Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan rasa nasionalisme. 2. Makalah ini dapat menambah pengetahuan mengenai mora dan Pancasila.
2
BAB 2 Pendekatan a.
Pendekatan Historis Masa Orde Baru Pemerintah mulai sedikit memperbaiki pendidikan dengan menambahkan pendidikkan moral kepada sekolah – sekolah untuk membina perkembangan murid lengakp dari segi jasmani, rohani, akal dan emosi serta menyemai, menanam dan memupuk nilai – nilai akhlak. Serta memberikan peranan utama pada guru un tuk membentuk peserta didik yang menyeluruh dan relevan yaitu pada rumah dan juga sekolah. Dalam kemahiran belajar, terdapat beberapa kemahiran kesil seperti mengesan balik maklumat menginterpretasi bahan membuat rujukan menguruskan masa dengan baik dan menggunakan pusat sumber. Hal ini di tujukan dari para sikap remaja dan cara berpakaian untuk saling menghormati satu sama lain. Sejak itu Indonesia dikenal karena moral rakyatnya yang berbudi pekerti luhur, santun, dan beragama. Masa Sekarang Pemerintah yang fokus dalam perbaikan pendidikan, dan kurang mementingkan nilai norma, moral, dan etika. Berdampak pada anak – anak yang berusia remaja saat ini. Para remaja yang seharusnya dapat menjadi penerus bangsa mulai rusak moralnya akibat kurangnya pendidikan moral yang mereka dapatkan. Pendidikan saat ini yang condong pada sistem pendidikan liberal yang memenitingkan aspek akademis tanpa memikirkan akhlak dan moral peserta didik. Hal itu terlihat dari banyaknya anak remaja yang melakukan free seks, penyalahgunaan narkoba, minum – minuman keras,dll. Sikap dari pemerintah yang lambat mengambil keputusan berdampak sangat besar pada rakyatnya.
3
b.
Pendekatan Sosiologis Rusaknya moral anak remaja bukan semua kesalahan dari pemerintah. Kurangnya perhatian dari sekolah yang kepada moral anak didiknya. Intansi sekolah dapat membantu pembentukan moral anak didiknya dengan memberikan kurikulum pendidikan moral hal itu dapat membantu pembentukan moral anak didik. Dapat juga memberikan perhatian – perhatian yang dapat mengajarkan pembentukan moral pada anak didiknya. Pendidikan agama juga dapat membantu pembentukan moral bagi anak. Peran orang tua dalam pembentukan moral anak sangat penting juga dengan membantu memilih – milih budaya baik yang masuk ke Indonesia. Orang tua harus mempunyai cara – cara efektif untuk dapat membantu pembentukan tersebut.
c.
Pendekatan Yuridis Perlunya nilai – nilai moral bagi setiap warga Indonesia,merupakkan sesuatu yang perlu untuk menghadapi perkembangan saat ini dan kedepan nilai – nilai moral dalam kehidupan sehari – hari sangat penting untuksenantiasa membela, memperhatikan dan mengisi kemerdekaan. Hal ini mengacu pada : 1. Pasal 20 (1), pasal 21, dan pasal 29 Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor VI/MPR/2001 tentang etika kehidupan bangsa. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila yang lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan Pribadi; bahwa untuk mewujudkan tatanan masyarakat Indonesia yang serasi dan harmonis dalam keanekaragaman suku, agama,ras, dan golongan/kelompok, perlu adanya sikap dan perilaku masyarakat yang dilandasi moral, etika, akhlak yang mulia, dan kepribadian luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; Bahwa meningkatnya pembuatan, penyebarluasan, dan mengancam kelestarian tatanan kehidupan masyarakat yang dilandasi nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa; Bahwa Peraturan perundangundangan yang ada sampai saat ini belum secara tegas mendefinisikan pornografi sebagai pedoman dalam upaya penegakan hukum untuk tujuan melestarikan tatanan kehidupan masyarakat.
4
BAB 3 Pembahasan 1. Pengertian Pendidikan Moral Moral berasal dari bahasa latin yaitu “Mores” yang berasal dari suku kata “Mos”. Mores berarti adat – istiadat, kelakuan, tabiat, watak, akhlak, kemudian artinya berkembang menjadi kebiasaan dalam tingkah laku yang baik. Moralita berarti yang mengenai kesusilaan ( kesopanan, sopan santun, keradaban) orang yang susila adalah orang yang baik budi bahasanya. Menurut W.JS Poerdarminta moral merupakan ajaran tentang baik buruknya perbuatan dan kelakuan, sedangkan etika merupakan ilmu pengetahuan mengenai asas – asas akhlak. Dalam masyarakat Indonesia moral yang dimaksud adalah moral Pancasila, termasuk didalamnya nilai – nilai UUD 1945 Pendidikan moral dapat diartikan sebagai suatu konsep kebaikan (konsep yang bermoral) yang di berikan atau di ajarkan kepada peserta didik (generasi muda dan masyarakat) untuk membentuk budi pekerti luhur, berakhlak mulia dan berperilaku teruji seperti terdapat dalam Pancasila dan UUD 1945. Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa moral berasal dari kata latin yang kebiasaan, adat istiadat. Kemudian berarti akidah – kaidah dengan nilai – nilai, akan tetapi tidak semua nilai itu merupakan nilai – nilai moral, ada beberap nilai yaitu : Nilai Logis (benar-salah) Nilai etik atau moral (baik- buruk) Nilai historis (indah-buruk) Sebaliknya tindakan menghancurkan nilai – nilai manusia dan masyarakat disebut immoral (tidak bermoral).
5
2. Pendidikan Moral Bangsa Indonesia Pendidikan sebenarnya merupakan cara membentuk sikap dan moral masyarakatyang beradab. Dengan kata lain, pendidikan adalah moralisasi masyarakat, terutama peserta didik. Namun banyak yang mengetahui bahwa pendidikan saat ini kurang begitu memperihatikan keadaan moral namun hanya mementingkan segi intelektualnya saja. Akibatnya peran pendidikan yang sebenarnya adalah untuk membentuk sumber daya manusia yang memiliki kualitas. Yang baik menjadi berubah menciptakan geberasi „robot‟ yang hanya melakukan tindakan sesuai dengan perintah yang diberikan tidak dapat memilih apakah perintah yang diberiakan benar atau tidak. Moral yang seharusnya menjadi sesuatu yang penting seakan – akan digeser oleh intelektualitas karena adanya globalisasi. Masyarakat Indonesia meniru adat istiadat masyarakat luar yang jelas – jelas memiliki perbedaan yang banyak dan melupakan adat istiadat atau moral bangsanya yang sudah ada sejak dulu. Bahkan sudah diketahui bahwa dahulu Indonesia terkenal dengan sikap sopan santun dan tingkah laku lain yang baik namun semakin bertambah namun mengalami kemerosotan. Kemerosotan moral bangsa Indonesia tidak boleh dibiarkan begitu saja, moral suatu bangsa juga berpengaruh pada bagaimana bangsa ini dipandang oleh bangsa lain. Untuk mengatasi hal itu pendidikan yang hanya mengedepankan intelektualitas saja tidak akan membawa perubahan yang berarti. Namun dengan pendidikan moral, karena didalam pendidikan moral terdapat nilai, norma dan etika yang berpengaruh dalam pembentukan jati diri dan lingkungan social seseorang. Pendidikan moral dapat membentuk moral - moral generasi penerus dengan beberapacarayaitu sebagai berikut : 1. Pendidikan moral dapat dilakukan dengan memantapkan pelaksanaan pendidikan agama. Nilai - nilai agama akan membentuk pribadi seseorang dengan baik karena agama merupakan hal yang bersifat pribadi dan berhubungan dengan ke Tuhan - an sehingga diharapkan dengan pendidikan agama seseorang akan takut untuk melakukan pelanggaran moral. 2. Pendidikan moral harus menggunakan seluruh kesempatan, berbagai sarana termasuk teknologi modern. Kesempatan berkreasi, pameran, kunjungan, berkemah dan sebagainya, harus digunakan sebagai peluang untuk membina moral. 3. Memasukan pendidikan moral pada pelajaran yang diterima di sekolah maupun perkuliahan. Karena disetiap jenjang pendidikan terdapat pendidikan moral diharapkan seseorang akan tetap ingat dengan adanya moral yang benar - benar harus dijaga.
6
4. Pendidikan moral harus melibatkan seluruh guru. Pendidikan moral bukan hanya menjadi tanggung jawab guru agama seperti yang selama ini ditentukan, melainkan menjadi tanggung jawab seluruh guru. Jasa guru - guru yang dipakai harus memiliki moral yang baik agar dapat ditiru oleh anak didik jika ada pihak guru yang melakukan pelanggaran moral harus ditindak lanjuti secara tegas. 3. Kondisi Moral Bangsa Indonesia. Dulu bangsa Indonesia dikenal karena moral rakyatnya yang berbudi pekerti luhur, santun dan beragama. Sayang citra yang baik itu tidak dapat dijaga. Perlu diketahui modal kemajuan suatu bangsa sangat didukung generai yang cerdas, bijak, dan bermoral. Namun Akhir – akhir ini, gejala moral benar – benar sangat mengkhwatirkan. Masalah ini bukan hanya menimpa kalangan orang dewasadalam berbagai jabatan dan
profesinya, melainkan juga telah menimpa kalangan pelajar yang diharapkan dapat melanjutkan perjuangan bangsa. Masalah - masalah moral pun telah menjadi persoalan yang banyak menyita perhatian dari banyak kalangan, terutama dari pendidik, alim ulama, tokoh masyarakat, dan orangtua. Meski pun telah banyak usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah moral, namun hasilnya masih belum menggembirakan. Hal tersebut dapat dilihat dari perilaku para pelajar yang semakin hari menunjukkan gelagat yang kurang baik. Tindak kejahatan dengan eskalasi yang tinggi juga sudah dilakukan pelajar; mulai dari siswa SD sampai mahasiswa perguruan tinggi. Sungguh tragis jika itu dilakukan oleh mereka yang duduk di bangku pendidikan. Akan tetapi kenyataannya, banyak di antara para pelaku kriminal itu adalah mereka yang berstatus pelajar, atau masih dikategorikan sebagai anak-anak. Kemerosotan moral para remaja tidak semata – mata terjadi begitu saja namun hal itu di sebabkan oleh beberapa faktor. a. Hal tersebut dapat dilihat dari perilaku p arapelajar yangsemakin hari menunjukkan gelagat yangkurangbaik. Tindak kejahatan dengan eskalasi yangtinggi jugasudah dilakukan pelajar; mulai dari siswaSD sampai mahasiswaperguruan tinggi. Sungguh tragis jikaitu dilakukan oleh merekayangduduk di bangku pendidikan. Akan tetapi kenyataannya, banyak di antaraparapelaku kriminal itu adalah merekayangberstatus pelajar, atau masih dikategorikan sebagai anak-anak. b. Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh keluarga, sekolah maupun masyarakat. 7
Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan sebagai mana semestinya. c. Derasnya arus budaya materialistis, hedonistis dan sekularistis. Gejala penyimpangan terjadi karena pola hidup yang semata-mata mengejar kepuasan materi, kesenangan hawa nafsu dan tidak mengindahkan nilai - nilai agama.
d. Belumadanyakemauan yangsungguh-sungguh dari pemerintah. Pemerintah yangdiketahui memiliki kekuasaan, uang, teknologi, sumberdayamanusiadan sebagainya, tampaknyabelummenunjukkan kemauan yangsungguh-sungguh untuk melakukan pembinaan moral bangsa. e. Sistem pendidikan Indonesia yang kurang memperhatikan pendidikan moral. Setiap tahunnya Indonesia dapat mencetak beribu - ribu orang pintar namun jika pintar dari segi moral jumlahnya masih bias dihitung dengan jari.
8
BAB 4
Penutup A. Kesimpulan Kondisi moral bangsa Indonesia sudah mengkhawatirkan, pendidikan di Indonesia saat ini seperti tidak berfungsi dalam menciptakan moral yang baik.Terlebih lagi dengan adanya globalisasi rasanya moral bangsa Indonesiakian mendekati kehancuran. Untuk mengatasi hal tersebut pendidikan moral saat ini menjadi salah satu cara dalam membenahi moral-moral bangsa yang kian rusak setelah dahulu pada waktu ordebaru sudah dijadikan alat untuk membentuk moral masyarakat. MEngingat kembali dasar Negara yaitu Pancasila dapat menjadi pedoman untuk mengatur Negara. Keberhasilan pendidikan moral dalam membenahi kerusakan moral tergantung pada pihak - pihak yang menjalankan. B. Saran Pemerintah harus lebih mengawasi pelaksanaan pendidikan moral yang sedang berjalan sehingga bias mendapatkan hasil yang maksimal. Pengawasan bukan hanya pada pelaksanaan namun juga pada sarana untuk melaksanakan pendidikab moral, serta tenaga pendidik yang di butuh kan. Apabila terdapat tenaga pengajar yang tidak sesuai dengan pelaksanaan maka harus diberi sanksi yang tegas. Serta memberikan himbauan kepada orang tua agar dapat membantu mendidik moral anak mereka masing – masing agar dapat memudah kan anak untuk terbentuk moral mereka.
9
Referensi http://lasonearth.wordpress.com/makalah/makalah-pancasila-pancasila-vs-agama/ http://kampusbaca.blogspot.com/2011/04/makalah-pancasila-dan-kebudayaan.html http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/09/13/makalah-pkn-tentang-pancasila/ http://www.slideshare.net/AhmadWahyudinRocknRoll/makalah-pendidikan-pancasila http://www-errol273ganteng.blogspot.com/ http://www.lemhannas.go.id/id/images/stories/dokumen/naskah_akademik_pdf.pdf http://www.oocities.org/zulmz65/notamoralt2.pdf http://id.wikisource.org/wiki/Rancangan_UndangUndang_Republik_Indonesia_tentang_Anti_Pornografi_%282003%29
10