PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013*) IPUNG YUWONO**) Dalam dasa warsa terakhir ini masalah pendidikan yang paling banyak disorot, baik oleh mereka yang berasal dari lapangan pendidikan, para pengamat pendidikan, maupun masyarakat pada umumnya, adalah masalah rendahnya kualitas proses dan hasil pembelajaran. Banyak ditengarai bahwa lembaga pendidikan formal (sekolah) yang seharusnya mendidik (aspek karakter, olah rasa dan karsa) siswanya, namun hanya melakukan pengajaran (aspek kognitif, olah pikir), seperti layaknya yang dilakukan oleh lembaga bimbingan tes. Lembaga bimbingan belajar (bimbingan tes) melakukan pengajaran yang hanya mementingkan hasil tanpa mengindahkan proses yang seharusnya. Terlihat dengan kasat mata bahwa proses pembelajaran telah dikebiri menjadi perolehan informasi dengan sistem tagihan (contoh: lulus UN 100%) yang hanya mengutamakan hasil belajar jangka pendek, sementara pengembangan karakter, pemupukan kebiasaan belajar, dan kemampuan memecahkan masalah masih jauh tertinggal penanganannya. Usaha untuk membentuk karakter siswa melalui pembelajaran matematika yang bermakna, sebenarnya telah dibenamkan dalam Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013) yang seharusnya diimplementasikan oleh guru. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, diantaranya menyatakan bahwa dalam dimensi sikap, lulusan SMA/MA/SMK harus: “Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Jabaran Kurikulum 2013 dalam pelaksanaan di kelas, dirumuskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun 2013 tentang
*) Disampaikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika di Universitas HKBP Nommensen Medan, 28 November 2014. **) Prof. Dr. Ipung Yuwono, M.S., M.Sc. adalah Guru Besar Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang Standar Proses Pendidikan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyebutkan bahwa dalam proses pembelajaran prinsip yang digunakan adalah: (1) dari pesertadidik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu; (2) dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; (5) dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; (6) dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan member keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. Dengan demikian penjelasan (eksplanasi) guru yang bersifat dogmatis, mencontohi, atau menggurui, harus diminimalkan. Guru di kelas hanya sebagai fasilitator kegiatan belajar siswa, sehingga siswa belajar secara bermakna.
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 1
Dalam Kurikulum 2013, proses sains harus dinampakkan dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan merupakan pengorganisasian pengalaman belajar yang paling sedikit meliputi proses: (a). mengamati; (b). menanya; (c). mengumpulkan informasi; (d). menalar/ mengasosiasi; dan (e). mengomunikasikan (Kemendikbud, 2013). Dalam pembelajaran matematika, kegiatan mengamati dan menanya sangat mirip dengan kegiatan pemecahan masalah yang merupakan salah satu tujuan yang menjadi penekanan dalam pembelajaran matematika (Goos, M. 2004). Empat proses yang pertama, yakni : (a). mengamati; (b). menanya; (c). mengumpulkan informasi; dan (d). menalar/ mengasosiasi; sering menjadi satu : (a). mengamati; (b). menanya; (c). mengumpulkan informasi; (d). menalar/ mengasosiasi; kesatuan atau terpadu dalam satu atau lebih kegiatan. Bila dilakukan pemisahan akan menyulitkan dan bahkan proses tersebut tidak muncul sama sekali. Gambar 1 menunjukkan proses mengamati yang dilanjutkan dengan proses menyimpulkan dengan hasil kesimpulan yang tidak tunggal (Battista, 2011). Perhatikan gambar berikut. Tuliskan sekurang-kurangnya 3 sifat atau perilaku barisan di samping. 5 9 13 17 21
1 + 4n
Gambar 1. Siswa diminta mengamati kemudian menyimpulkan Tugas pada Gambar 2 menuntut siswa mengamati, menanya dan/atau menduga dengan cara mengumpulkan informasi, kemudian mengasosiasi untuk menyimpulkan prosedur penjumlahan bentuk aljabar. Perhatikan penjumlahan suku-suku barisan pada gambar berikut. 3
7
10
7
12
19
11
17
28
15
+
22
=
37
19
27
46
-1 + 4n
2 + 5n
1 + 9n
Gambar 2. Penjumlahan suku-suku dan bentuk umum barisan. Tugas: Deskripsikan/berilah penjelasan tentang cara menjumlahkan suku-suku dan rumus umum pada barisan yg terpampang pada Gambar 2. Tugas yang diberikan tersebut telah memenuhi syarat pembelajaran matematika realistik, yakni didactical phenomenology (Yuwono, 2001), yakni bahwa tugas yang didesain memang mengarah pada dibangunnya sifat atau prosedur penjumlahan bentuk aljabar. Tugas atau aktivitas lain yang berkaitan dengan bentuk aljabar dan Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 2
barisan adalah pengurangan barisan yang akan menghasilkan prosedur pengurangan bentuk aljabar. Gambar 3 menunjukkan tugas yang demikian. Tugas pada Gambar 4 berupa aktivitas pengalian barisan dengan suatu bilangan tetap dan pengaitannya dengan barisan. Tugas tersebut akan mengarah pada rumus atau prosedur perkalian bilangan dengan bentuk aljabar. Di lapangan, hampir semua guru matematika belum mengamalkan esensi peraturan di atas. Sebagian besar guru belum memperhatikan kemampuan berpikir siswa atau tidak mengajar secara bermakna. Terjadi kecenderungan pengajaran matematika ke arah penekanan pada kemampuan prosedural, aspek hitung menghitung, hafalan rumus, hanya mementingkan langkah-langkah prosedural (algoritmis), dan memberikan perhatian yang rendah pada proses pemerolehan konsep prosedur, atau rumus. Itu mungkin disebabkan adanya tuntutan kurikulum (UN), yang harus dihabiskan pada suatu satuan waktu tertentu. Sebagai akibatnya, siswa tidak mengalami proses pembelajaran matematika secara bermakna. Selama ini terdapat pemahaman yang keliru tentang matematika sekolah. Hasil penelitian Yuwono (2001) dan Steinmark & Bush (2003) menyebutkan bahwa hampir semua siswa dan sebagian besar guru menganggap bahwa: (a) matematika adalah perhitungan saja, (b) soal matematika harus diselesaikan dengan menggunakan rumus dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, (c) tujuan mengerjakan soal adalah mendapatkan jawaban benar, (d) peran siswa dalam belajar matematika adalah menerima penjelasan guru, kemudian menjelaskan kembali saat ujian, dan (e) semua soal dapat diselesaikan dengn rumus, algoritma, yang ada di buku teks atau telah dijelaskan guru. Pemahaman yang keliru tersebut, perlu dibenahi melalui implementasi Kurikulum 2013, yang lebih mengedepankan dimensi sikap/karakter dalam pembelajaran. Aspek karakter dalam pendidikan matematika Proses pembelajaran yang mengedepankan eksplorasi, pemecahan masalah, selalu menanyakan “mengapa” rumusnya begini, melacak darimana datangnya rumus, atau prosedur, merupakan pengejawantahan salah satu pendidikan karakter. Karakter yang dimaksud, diantaranya ulet, tekun, gigih, rasional, kritis, beraktivitas sesuai aturan, dan tidak suka menerabas/potong kompas (tidak mau antri, ingin kaya mendadak, melalui korupsi). Saat menjadi warga masyarakat, orang harus menghargai kerja keras, berpikir rasional, selalu mempertimbangkan kemasukakalan kejadian atau tawaran yang kelihatannya menarik, namun sebenarnya penuh tipuan dan muslihat. Dalam pembelajaran matematika siswa perlu dihadapkan pada masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Contoh masalah demikian, misalnya: carilah dua bilangan yang jumlahnya 10, carilah bilangan asli yang faktornya tepat ada 3, apa perbedaan segitiga dengan persegi?, dsb. Dengan sering mendapatkan masalah yang jawabannya tidak harus seragam, siswa terbiasa berbeda pendapat dan menghargai pendapat kawannya. Hal itu merupakan pengejawantahan salah satu karakter manusia dalam menghargai perbedaan. Dalam kehidupan sehari-hari kita harus menghargai perbedaan. Mungkin perbedaan pemikiran, perbedaan agama atau keyakinan atau madzab di antara warga masyarakat yang pluralis. Hal tersebut mendidik siswa untuk bersikap demokratis dan legawa menerima keberagaman dan perbedaan. Pengenalan masalah yang berawal dari lingkungan siswa dimaksud-kan agar awalan pembelajaran matematika menjadi mudah dan menarik bagi siswa. Saat awal pembelajaran siswa sudah mulai tertarik, bahwa masalah yang akan dikaji ada disekitar mereka, membumi, tidak di awang-awang. Mempelajari matematika harus dapat menjadi aktivitas yang mengasyikkan bagi siswa. Hal itu selaras dengan salah satu tujuan pembelajaran matematika yakni: memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Sikap ulet dan percaya diri merupakan salah satu karakter yang harus dimiliki siswa untuk bertahan hidup di masa depan yang penuh dengan kompetisi dan atau persaingan hidup. Aspek karakter dalam matematika Struktur matematika dibangun secara aksiomatik, dimulai dari “term” yang tidak didefinisikan, diikuti definisi, aksioma atau postulat yang diterima kebenarannya secara otomatis dan berpijak pada nalar. Berdasarkan Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 3
aksioma lalu diturunkan sifat atau teorema atau algoritma. Hirarkis dalam struktur matematika tersebut mendidik siswa untuk taat azas, konsisten, dan patuh pada aturan/hukum yang telah ditetapkan. Taat pada aturan/hukum atau Prosedur Operasional Standar (POS) merupakan salah satu aspek dalam pembentukan karakter bangsa yang selama ini sering diabaikan oleh pihak yang seharusnya mengawal aturan atau hukum atau POS tersebut. Aspek lain dari bangunan matematika yang aksiomatik adalah keberanian untuk menerima kesepakatan atau konsekuensi, walaupun konsekuensi tersebut rasa-rasanya bertentangan dengan anggapan kita. Sebagai contoh kita menganggap seharusnya 20 = 0, dan 0! = 0, namun menurut struktur matematika tidak demikian, yakni 20 = 1, dan 0! = 1. Hal itu mencerminkan keharusan kita untuk konsisten, menerima hal yang telah disepakati, bersikap jujur, disiplin, legawa, mengakui kekurangan, dan menepati janji. Karakter demikian, secara kasat mata mulai luntur dari kehidupan berbangsa kita. Sistem atau struktur dalam matematika harus dibangun dengan memperhatikan semesta pembicaraan. Kebenaran matematis adalah kebenaran yang berlaku dalam semestanya. Dalam semesta bilangan bulat dan operasinya, perkalian bilangan yang menghasilkan nol, maka minimal satu dari dua bilangan tersebut haruslah nol. Hal tersebut tidak berlaku dalam sistem bilangan modulo-6 (bilangan jam 6-an) bersama operasi kali, karena ada dua bilangan yang taknol, yakni 2 dan 3, yang bila dikalikan menghasilkan nol. Aspek karakter yang seharusnya muncul dari kesemestaan ini adalah orang hidup harus mengikuti sistem, nilai/adat atau kebiasaan yang berlaku di tempat tersebut. Penutup Catatan akhir dari paparan singkat ini adalah bahwa pembentukan karakter dalam implementasi Kurikulum 2013 memerlukan adanya: (1) keteladanan dari orang tua, guru, birokrat pendidikan dan para pemimpin; (2) intervensi melalui proses pembiasaan secara terus-menerus dalam jangka panjang yang dilakukan secara konsisten, agar sikap/perilaku berkarakter terinternalisasi dalam diri siswa; (3) pem mberian nasehat dan informasi verbal (sesuai dengan perkembangan nalar siswa); (4) pemberian ganjaran dan atau hukuman/sangsi (positive & negative reinforcement); (5) pengkondisian, yakni menjadikan lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat sebagai laboratorium pengamalan nilai-nilai moral dan akhlak mulia yang mendorong dan memudahkan peserta didik mengamalkan nilai-nilai moral dan akhlak mulia. Pustaka acuan Battista, M.T. 2011. Conceptualizations and issues related to learning trajectories and level of sophistication. The Montana Mathematics Enthusiast, Vol 8, no. 3 pp. 507-523. Goos, M. 2004. Learning Mathematics in Classroom Community of Inquiry. Journal for Research in Mathematics Education . Vol. 35 No. 4: 258-291. Kemdikbud. 2013. Kurikulum 2013, Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta: Kemdikbud. Kensington, M. B. 2012. Professional development for secondary school math teachers: a peer mentoring model. International Journal for Mathematics Teaching and Learning. Vol 4, no 1, pp.1-20. Yuwono, I . 2001. Realistic Mathematics Education dan Studi Awal Implementasinya di SLTP. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional RME. Jurusan Matematika Unesa Surabaya. 24 Februari 2001.
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 4
PROBABILISTIC AND NON PROBABILISTIC APPROACH IN ADDRESSING THE PRESENCE OF UNCERTAINTIES A. K. Ariffin1, S. Abdullah1, M.R.M. Akramin2, A. Y. N. Yusmye3, M. Kikuchi4 and M. Beer5 1
Universiti Kebangsaan Malaysia, 43650 Bangi, Selangor, Malaysia 2 Universiti Malaysia Pahang, 26600 Pekan, Pahang, Malaysia 3 Universiti Malaysia Perlis, 02600 Arau, Perlis, Malaysia 4 Tokyo University of Science, Noda, Chiba, 278-8510, Japan 5 University of Liverpool, Liverpool L69 3BX, United Kingdom Abstract
The objective of this paper is to identify a probabilistic and non-probabilistic distribution of stress intensity factors for surface crack problems. A finite thickness plate with surface crack subjected to random constantamplitude loads is considered for fracture analysis using Probabilistic S version Finite Element Model and Fuzzy Finite Element Methods. The virtual crack closure method was used to calculate the stress intensity factor. Latin hypercube sampling was employed in ProbS‑FEM, in order to determine the probabilistic distribution. For the non probabilistic approach, the fuzzy system analysis was used, which contains a number of processes started from converting the crisp input to fuzzy input through fuzzification, mapping and defuzzification processes. Numerical solutions from previous research were compared. Results from the developed model show a good agreement with previous numerical solutions and with experiments. The developed approach is demonstrated the presence of uncertainties on a reliability analysis. Keywords: Crack growth; Finite element model; Probabilistic and Non Probabilistic; Stress intensity factor.
THE STRAWBERRY ALGORITHM: EXPERIMENTAL RESULTS AND CONVERGENCE ANALYSIS ABDEL SALHI Department of Mathematical Sciences University of Essex, UK Abstract Optimisation problems are typically difficult to solve. Non-linearity, non-convexity, discreteness and sometimes, sheer size, make them complex to solve in practice. Moreover, they occur frequently and in all sectors of human activity. Because of this, and despite an ever-growing set of techniques and approaches for solving them, the quest for the more robust, the more efficient, the easy to understand and implement algorithm or heuristic, continues. In my talk, I will present the Plant Propagation Algorithm (PPA) otherwise known as the Strawberry Algorithm (SA) that we have introduced recently. Beside some very competitive results on a variety of nonlinear problems both constrained and unconstrained and in high dimension, obtained with SA, I will also introduce its convergence analysis. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI AJAR KUBUS DAN BALOK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS DI KELAS VIII SMP LABUHANBATU SELATAN Oleh HIDAYATUL MAZIDAH HARAHAP Abstrak : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Hasil belajar siswa sebelum menggunakan media grafis, (2) Hasil belajar siswa setelah menggunakan media grafis (3) Respon belajar siswa terhadap pembelajaran (4) Penerapan pembelajaran guru menggunakan media grafis. Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 5
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP. Jumlah siswa di kelas VIIIA adalah 27 orang, instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, wawancara dan observasi. Temuan penelitian ini sebagai berikut: (1) Hasil belajar matematika siswa pada tes awal yang diberikan, dari 27 orang siswa hanya terdapat 7 orang siswa atau 26 % yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata 50,74 kemudian pada siklus I meningkat menjadi rata-rata hasil belajar sebesar 67,22 dengan ketuntasan klasikal 63%. Selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi rata-rata hasil belajar sebesar 87,59 dengan ketuntasan klasikal 88% (2) Respon belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata sebesar 14,29 (kategori C) dimana terdapat siswa yang kurang teliti dalam menyelesaikan soal dan masih kurang berani mengajukan pertanyaan. Selanjutnya meningkat pada siklus II dengan respon belajar siswa menjadi 17,07 (kategori B). (3) Aktivitas mengajar guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus I memperoleh nilai rata-rata sebesar 57,89% pada kategori rendah. Kemudian meningkat pada siklus II dengan aktivitas mengajar guru menjadi80,70%pada kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dan respon belajar siswa dengan menggunakan media grafis pada materi ajar Kubus dan Balok. Kata Kunci : Media Grafis, Hasil Belajar
PENINGKATAN PENDEKATAN ITERATIF UNTUK VARIABEL DEPENDENT TIDAK LENGKAP Sampe Simangunsong Pasca Sarjana Program Doktor Matematika, Universitas Sumatera Utara Email :
[email protected] Abstrak Hal ini umum dalam beberapa aplikasi yang kita temui didalam masalah hilang data. Metode standart imputas inilai yang hilang selalu gagal untuk memberikan estimas iparameterefisien dan tidak bias.Pendekatan imputasi adalah untuk menganggap bidang kosong mengambil beberapa nilai (subjektif). Namun pendekatan ini gagal untuk memberikan estimasi parameter efisien dan tidak bias. Makalah ini mengusulkan sebuah prosedur kemungkinan peningkatan iterasi maksimum likelihood berdasarkan pengimputan nilai untuk data yang hilang. Pendekatan ini bisa menghasilkan nilai-nilai yang tepat untuk data yang hilang. Kata Kunci: Missing data, imputation, maximum likelihood
PENERAPAN TEKNIK SQ4R DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP NEGERI 12 PEMATANGSIANTAR FRISKA LEDINA SITUNGKIR Abstrak: Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana meningkatkan kemampuan membaca matematik, (2) Bagaimana tanggapan siswa dalam pembelajaran matematik untuk menyelesaikan soal cerita, (3) Bagaimana tanggapan guru pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan: (1) Meningkatkan kemampuan membaca matematik siswa untuk menyelesaikan soal cerita, (2) Mendeskripsikan sikap siswa dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca matematik, (3) Memperoleh informasi tanggapan guru dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca matematik. Peneliti merancang program pembelajaran, di kelas dan pengamatan dengan melakukan tes sebagai refleksi untuk rancangan pembelajaran. Perlakuan dilaksanakan dengan tiga putaran pada pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Dapat dilakukan dengan bentuk kegiatan pembelajaran sebagai berikut: A.
Perencanaan • Merancang pelaksanan pembelajaran • Meyampaikan tujuan pembelajaran • Pembagian kelompok belajar siswa 4 atau 5 orang • Menyampaikan teknik yang digunakan
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 6
B.
Pelaksanaan • Menjelaskan materi • Melakukan diskusi dan presentasi setiap kelompok • Merangkum materi • Memberikan evaluasi • Mengumumkan kelompok yang terbaik • Memberikan tugas
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII1 SMP Negeri 12 Pematangsiantar yang berjumlah 39 orang. Dari data yang diperoleh terlihat bahwa rata-rata skor formatif yang diperoleh siswa adalah 59,64. Penelitian dilakukan dalam tiga putaran dan diperoleh rata-rata skor pada putaran I adalah 61,66, putaran II adalah 68,71 dan putaran III adalah 73,58. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel meningkat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan teknik SQ4R dapat meningkatkan kermampuan membaca matematik siswa kelas VIII SMP. Kata kunci: Tekni SQ4R dan SPLDV PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Siti Salamah Ginting (8126172035/B-1/Sem III) Abstrak :Obyek matematika yang bersifat abstrak merupakan kesulitan tersendiri yang harus dihadapi peserta didik dalam mempelajari matematika. Tidak hanya peserta didik, guru juga mengalami kendala dalam mengajarkan metematika terkait sifatnya yang abstrak. Pembelajaran matematika dimulai dari tahapan konkrit, diarahkan pada tahapan semi konkrit, baru kemudian memasuki tahapan abstrak. Dengan kata lain tahapan semi konkrit merupakan jembatan menuju tahapan abstrak. Untuk itu diperlukan media pembelajaran yang dapat menyajikan objek kajian matematika yang bersifat semi konkrit. Dalam hal ini peranan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sangat dibutuhkan. Pada kurikulum 2013 yang akan diterapkan, tidak mencantumkan mata pelajaran TIK sebagai mata pelajaran di sekolah dasar dan menengah. Mata pelajaran TIK terintegrasi pada semua mata pelajaran. Keterampilan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dibutuhkan untuk melakukan individualisasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Peranan guru dalam kurikulum 2013 adalah sebagai fasilitator yang membantu siswa memecahkan masalah belajar yang dialaminya. Guru membimbing siswa agar memiliki pengalaman langsung dalam pembelajaran melalui pembelajaran yang berbasis TIK. Pemanfaatan TIK diharapkan mampu mewujudkan proses pembelajaran yang dimaksud tersebut secara efektif dan efisien. Sehingga, setiap usaha terkait pemanfaatan TIK untuk kepentingan pembelajaran dan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan oleh guru, dalam mengelola pembelajaran matematika, menjadi modal awal untuk sukses dalam melaksanakan kurikulum 2013. Kata kunci: Pembelajaran Matematika, TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), Implementasi Kurikulum 2013 PENGARUH KECERDASAN MATEMATIKA LOGIS DAN KECERDASAN SPASIAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP PERGURUAN ISLAM AL-ULUM TERPADU MEDAN INDRA PRASETIA Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecerdasan matematika logis dan spasial siswa SMP Perguruan Islam Al-Ulum Terpadu Medan dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan matematika logis dan spasial terhadap prestasi belajar siswa SMP Perguruan Islam Al-Ulum Terpadu Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Perguruan Islam Al-Ulum Terpadu Medan T.P 2013/2014 berjumlah 110 siswa, dan penarikan sampel sebanyak 45% maka sampel penelitian sebanyak 49 siswa. Sebagai variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah kecerdasan matematika logis dan kecerdasan spasial, sedangkan yang variabel terikat (dependen) adalah variabel prestasi belajar matematika. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes kecerdasan (tes potensi akademik) sebanyak 15 soal untuk masingmasing variabel bebas, sedangkan untuk variabel terikat data dikumpulkan melalui studi dokumentasi yakni Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 7
hasil belajar matematika siswa pada semester ganjil TP 2013/2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kecerdasan matematika logis terhadap hasil belajar matematika siswa SMP Perguruan Islam Al-Ulum Terpadu Medan sebesar 0,632, dan pengaruh kecerdasan spasial terhadap hasil belajar matematika siswa SMP Perguruan Islam Al-Ulum Terpadu Medan yaitu 0,732, selanjutnya secara bersamaan pengaruh kecerdasan matematika logis dan kecerdasan spasial terhadap hasil belajar siswa adalah 0,813. PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LUAS PERMUKAAN KUBUS KELAS VII SMP NEGERI 2 PEUKAN PIDIE NOLISMASARI Abstrak. Kurikulum 2013 bertujuan mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban manusia melalui penguatan Sikap, Ketrampilan, dan Pengetahuan. Problem Based Learning merupakan salah satu model yang dipandang sesuai untuk memenuhi tuntutan Kurikulum 2013. Model pembelajaran Problem Based Learningmerupakan model pembelajaran yang masih baru bagi siswa, belum pernah dilakukan. Model pembelajaran Problem Based Learning pada materi luas permukaan Kubus dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 2 Peukan Pidie, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran. Makalah ini menyajikan tentang sintaks model pembelajaran Problem based Learning, RPP, LKS, hasil jawaban kelompok siswa, dan rubrik penilaian kinerja. Penilaian kinerja siswa dilakukan dengan menggunakan rubrik penilaian kinerja. Hasil uji coba di kelas menunjukkan siswa sudah bekerjasama dengan cukup baik, menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru, mencari informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal, menggambarkan ide rancangan pembuatan kotak, dan menyajikan hasil laporan/karya dalam selembar karton. Namun dalam menghitung biaya minimum untuk membuat kotak masih terdapat kekeliruan. Dari hasil penelitian ujicoba dikelas didapatkan ada 5 siswa yang mendapat nilai 76,9; 9 siswa mendapat nilai 71,2 dan 4 siswa mendapat nilai 61,5. Kata kunci : Problem Based Learning (PBL), Luas Permukaan Kubus, rubrik penilaian kinerja PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TITIK, GARIS PADA RUANG DI KELAS X SMA NEGERI 8 BANDA ACEH SUCI MAHYA SARI Abstrak. Untuk mendukung proses pembelajaran pada kurikulum 2013, maka diterapkan model Pembelajaran Discovery Learning, Problem Based Learning, dan Project Based Learning. Salah satu model pemebelajaran yang dapat mendukung pembelajaran pada kurikulum 2013 yang menuntut siswa mempunyai sikap, pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam pembelajaran adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Dengan pembelajaranProblem Based Learning akan terjadi pembelajaran bermakna. Model pembelajaran berdasarkan masalah menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks.Siswa yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Dalam pembelajaranProblem Based Learning, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara bertahap dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.Pembelajaran dengan model Problem Based Learningdalam materi titik, garis pada ruang di laksanakan di kelas X SMA Negeri 8 Banda Aceh, yang bertujuan untuk melihat penerapan model Problem Based Learning dalam pemebelajaran di kelas. Makalah ini menyajikan tentang sintaks model pembelajaran Problem Based Learning, RPP, LKS dan hasil uji coba di kelas. Hasil uji coba di kelas di dapat dari penilaian aktivitas siswa dengan menggunakan rubrik kinerja, hasilnya yaitu siswa sudah mencoba menerapan konsep jarak titik ke titik dan jarak titi ke bidang pada masalah kehidupan sehari-hari, dengan kegiatan diskusi siswa sudah terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat, dan menjawab pertanyaan. Kata kunci: Problem Based Learning (PBL), titik, garis pada ruang, rubrik.
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 8
STRATEGI TEAM TEACHING MENGGUNAKAN INDEX CARD MATCH DALAM PEMBELAJARAN MATERI TURUNAN SISWA KELAS XI MAN INDRAPURI ACEH BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Sufratul Ghina1, Adnan Ismail1, Razali Yunus1 Abstrak. Rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika, pembelajaran yang kurang inovatif, siswa tidak aktif dan kreatif dalam mengkonstruksi ide-idenya. Oleh karena itu dibutuhkan strategi dan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan menguasai konsep dari materi, yaitu melalui strategi TeamTeaching menggunakan IndexCardMatch. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran, respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran, ketuntasan hasil belajar siswa dan hasil belajar siswa. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XI sebanyak 4 kelas, serta sebagai sampel diambil satu kelas dengan teknik purposif sampling yaitu kelas XI IPA1 sebanyak 17 orang. Data dalam penelitian diperoleh melalui tes, observasi dan angket. Data dianalisis menggunakan uji t dengan taraf signifikan α = 0,05 atau 5% dan rumus persentase. Hasil analisis data diperoleh thitung ≥ ttabel yaitu 4,10 > 1,75 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa melalui strategi TeamTeaching menggunakan IndexCardMatch tinggi dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran adalah baik/efektif, respon siswa terhadap strategi TeamTeaching menggunakan IndexCardMatch adalah sangat positif serta hasil belajar siswa pada materi turunan melalui strategi TeamTeaching menggunakan IndexCardMatch tidak tuntas secara klasikal. Kata Kunci: Strategi Team Teaching, Index Card Match, Pembelajaran materi turunan MULTI AGENT BASED MODEL IN REPRESENTING COORDINATION RELATIONSHIP OFSCHOOL EDUCATIONAL SYSTEM Ramadhan Efendi1, Herman Mawengkang1 MODEL DASAR AGEN MULTI MEWAKILI HUBUNGAN KOORDINASI SISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH Abstract. The communities involved in the educational system of a school can be regarded as a multi agent system. It is well known that the necessity of managing relationships among agents in multi-agent system is to achieve coordinated behavior. One approach to manage such relationships consists of using an explicit representation of them, allowing each agent to choose its actions based on them. In the educational system each agent is allowed to choose its action based on them. In this paper we address an approach to represent coordination relationships assuming that agents inhabit an uncertain condition. We use Markov-based influence diagram to model the coordination relationships such that agents are able to both represent and infer how their activities affect other agents’ activities in a way to enhance students achievement. Keywords : Markov Process, Education, Influence diagram, Multi-Agent System Abstrak : Masyarakat yang terlibat langsung dalam sistem pendidikan lsekolah dapat dianggap sebagai sebuah sistem agen multi.Hal ini dapat diketahui bahwa perlunya pengelolaan hubungan dintara agen dalam sistem multi agen itu sendiri yakni untuk mencapai perilaku yang terkoordinasi.Adapun sebuah pendekatan untuk mengelolah hubungan tersebut adalah seperti menggunakan gambaran jelas dari mereka/para agen,yang sangat memungkinkan setiap agen untuk dapat memilih aksinya berdasarkan pada ketentuan nya.Dalam sistem pendidikan setiap agen di perbolehkan /diizinkan untuk memilih aksinya berdasarkan pada diri mereka.Dalam tulisan ini kita menunjukkan /menggunakan sebuah pendekatan yang mengkoordinasikan hubungan yang berasumsi bahwa para agen menetap serta kondisi ragu.Kita menggunakan diagram pengaaruh Markov untuk memodelkan koordinasi hubungan seperti para agen ,keduanya dapat saling mewakili dan menduga bagaimana aktivitas mereka dalam mempengaruhi aktivitas para agen lainnya dalam meningkatkan prestasi para siswa
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 9
PRESTASI BELAJAR DAN RESPON SISWA TERHADAP PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINTIFIC MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI KESEBANGUNAN (Studi Kasus di SMPN 2 Peukan Pidie Kab.Pidie) MIRUNNISA Abstrak : Kurangya minat siswa dalam belajar dapat menyebabkankan rendahnya prestasi belajar siswa. Ketidakberagamannya dan ketidaksesuaian metode yang digunakan serta ketidakrelevannya dengan kehidupan sehari-hari merupakan hal yang membosankan bagi siswa dalam belajar matematika, sehingga siswa kurang termotivasi dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa pada materi kesebangunan pada siswa kelas IX SMP N dengan penerapan pembelajaran saintific melalui model discovery learning , serta respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran saintific melalui model discovery learning. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian dalam bentuk soal tes, yang terdiri dari 5 butir soal berbentuk essay. Penilaian dari soal essay dinilai secara kuantitatif yang kemudian dimanipulasi secara kuantitatif. Secara klasikal terdapat 90% siswa memperoleh prestasi pada tahap baik. Sedangkan untuk melihat respon siswa dilakukan melalui angket. Proses pembelajaran dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan saintific dan model discovery learning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, prestasi siswa dengan penerapan pembelajaran saintific model discovery learning berada pada kategori baik. Sedangkan respon siswa terhadap penerapan pembelajaran saintific model discovery learning sebayak 94% siswa memahami materi yang disampaikan, 90,5 % siswa termotivasi untuk diterapkan lagi, 100% siswa menyenangi model discovery learning, 96,4% siswa mendapat penjelasan yang jelas selama pembelajaran dan 89,3% siswa mendapatkan informasi dengan mudah selama pembelajaran. Kata kunci : pembelajaran saintific, discovery learning, prestasi belajar siswa, respon, kesebangunan. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF TIPE STAD MATERI PERKALIAN PECAHAN DI SMPS DARUSA’ADAH HENDRA DARMAWAN Abstrak : Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu kumpulan strategi mengajar yang digunakan guru untuk menciptakan kondisi belajar sesama siswa. Siswa yang satu membantu siswa lainnya dalam mempelajari sesuatu. Model kooperatif tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran yang dapat memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, merespon dan saling membantu. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi perkalian pecahan di kelas VII SMPS Darussa’adah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hasil belajar siswa yang diajarkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam memahami materi Perkalian pecahan di kelas VII SMPS Darussa’adah, (2) tingkat kemampuan guru dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dan (3) respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe STAD. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMPS Darussa’adah tahun pelajaran 2013/2014 Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan instrumen. Dimana instrumen yang digunakan lembar observasi dan angket siswa. Hasil pengolahan data dengan mengunakan persentase menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sesuai dengan skor rata-rata dan termasuk dalam kategori baik. Sedangkan respons siswa terhadap pembelajaran diperoleh persentase ≤ 80%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa respons siswa terhadap model pembelajaran adalah tidak positif. Kata Kunci : Student Team Acchivement Division (STAD), Aktivitas Siswa. RESPON SISWA SMK NEGERI TAMAN FAJAR ACEH TIMUR TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 FITRIADI Abstrak :Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)mengacu pada pengajaran di mana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar.Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon siswa SMK Negeri Taman Fajar dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.Penelitian ini bersifat deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif.Makalah ini akan menjelaskan tentang sintaks penerapan Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 10
model pembelajaran kooperatif, RPP, LKS dan contoh penerapan hasil uji coba dilapangan. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran SMKN Taman Fajar yang berjumlah 24 Orang.Berdasarkan hasil analisis respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi penyajian data, terlihat siswa memberikan respon positif.Proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw telah merubah suasana belajar di kelas yang selama ini pasif menjadi sangat aktif dan interaktif. Secara umum siswa sangat antusias melakukan kerja sama dalam tim untuk mencari informasi tentang materi yang diberikan oleh guru. Akan tetapi yang menjadi kendala dalam proses belajar kelompok adalah, ada beberapa siswa laki-laki tidak mau bekerja sama dengan siswa perempuan, kemudian masih ada beberapa siswa yang terlihat sifat ego memaksakan kehendak atau ide kepada kawan dalam kelompok. Selain daripada itu yang menjadi kendala utama adalah beberapa siswa tidak bertanggung jawab terhadap materi yang dipelajari pada kelompok ahli untuk disampaikan kepada anggota kelompok asal. Kata Kunci : Respon Siswa, Model Kooperatif Tipe Jigsaw, Kurikulum 2013 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KELOMPOK DI KELAS VII MTSN TUNGKOB ACEH BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Maisyura1, Johan Yunus1, Husnizar1 Abstrak. Matematika adalah ilmu yang bersifat deduktif, aksiomatik, dan abstrak. Karakteristiknya dapat menyebabkan kesulitan dan ketakutan dalam persepsi siswa. Untuk mengatasinya, perlu diciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus dilakukan usaha yang mapan dari guru, terutama dalam memanfaatkan media, sumber dan alat-alat pendukung lainnya. Dengan menggunakan media dapat meningkatkan minat belajar siswa sehingga prestasi mereka dapat meningkat dan memuaskan. Pembelajaran materi operasi pecahan menggunakan alat peraga kertas karton dapat meningkatkan minat belajar siswa dan efektif apalagi diterapkan dengan metode kelompok. Teknik pengumpulan data yaitu: observasi, tes, dan angket. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan empat komponen yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Objek untuk penelitian ini adalah semua siswa kelas VII MTSN Tungkob yang berjumlah 223 siswa. Sedangkan subjek dalam Penelitian ini adalah siswa Kelas VII-1MTsN Tungkob yang berjumlah 40 siswa. Data hasil tes siswa dianalisis menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berlaku di MTsN Tungkob. Metode yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif yang dilakukan dalam dua siklus, Pada siklus I aktifitas siswa belum efektif karena ada kategori yang belum memenuhi waktu ideal, hasil belajar siswa tuntas 90% dan 7,5% yang belum tuntas. Sedangkan siklus II aktifitas siswa sudah efektif karena semua kategori sudah memenuhi waktu ideal, hasil belajar siswa tuntas 95%. Penelitian yang berlangsung selama dua siklus ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan alat peraga dengan metode kelompok adalah efektif. Hal ini ditunjukkan dengan aktivitas siswa efektif, hasil belajar siswa tuntas 97,5% serta respon siswa sangat positif. Jadi Penggunaan alat peraga kertas karton dengan metode kelompok efektif diterapkan pada materi operasi hitung pecahan. Kata Kunci: alat peraga, metode kelompok, pembelajaran materi pecahan PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI LIMIT FUNGSI DI KELAS XI SMAS ISLAM AL-FALAH ACEH BESAR AFRI ELVITA Abstrak. Matematika harus disajikan dalam suasana yang menyenangkan sehingga siswa termotivasi untuk belajar matematika. Siswa perlu memiliki kemampuan memperoleh, dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemampuan kerjasama yang efektif . Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas siswa selama penerapan model discovery learning pada materi limit fungsi di kelas XI-B SMAS Islam Al-falah Aceh Besar dan untuk melihat respon siswa terhadap penerapan model discovery learning pada materi limit fungsi di kelas XI-B SMAS Islam Al-falah Aceh Besar . Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas siswa di kelas selama pembelajaran secara discovery learning dan dari hasil respon siswa setelah pembelajaran secara discovery learning selesai dilaksanakan. Hasil dari analisis aktivitas siswa menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model discovery learning adalah baik untuk setiap sikap yang diamati. Sedangkan untuk respon siswa terhadap pembelajaran dengan penerapan model discovery learning adalah positif untuk setiap aspek yang direspon. Pada materi limit fungsi ini siswa merasa tertantang untuk menemukan konsep limit dengan model pembelajaran discovery learning dan siswa senang Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 11
dengan model tersebut. Siswa menyatakan bahwa proses belajar mengajar dengan menggunakan model discovery learning mendorong daya kreatifitas mereka untuk menemukan hal-hal yang belum diketahui. Kata kunci : discovery learning, limit fungsi, aktivitas siswa, respon siswa ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI PELUANG KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH MEULABOH KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT Abstrak :Prestasi belajar yang rendah merupakan salah satu bukti adanya kesulitan dalam belajar siswa, guru dalam hal ini adalah orang yang bertanggung jawab yang seharusnya dapat memahami kesulitan belajar anak didiknya dan kemudian memberikan bantuan pemecahannya. Dalam memberikan bantuan ini pengetahuan guru tentang latar belakang terjadinya kesulitan belajar merupakan hal sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan siswa kelas XI IPA SMA Muhamadiyah Meulaboh dalam mempelajari mata pelajaran matematika pada materi peluang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesulitankesulitan siswa kelas XI IPA SMA Muhamadiyah Meulaboh dalam mempelajari Mata Pelajaran Matematika pada materi Peluang. Jenis dan pendekatan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan tes, observasi dan angket, sedangkan untuk pengolahan data menggunakan rumus pesentase P = f/n x 100 %. Dari hasil penelitian didapat kesimpulan bahwa kesulitan siswa kelas XI IPA dalam materi peluang adalah kurangnya pemahaman siswa dalam memahami konsep peluang, sering salah menggunakan rumus dalam menyelesaikan soal, juga kebiasaan guru dalam belajar matematika hanya dengan cara mencatat saja di papan tulis, kemudian siswa kurang keinginannya dalam menyelesaikan contoh soal yang diberikan oleh guru. sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa hipotesisnya terbukti benar bahwa adanya kesulitan belajar dalam pelajaran matematika pada materi peluang siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Meulaboh. Kata Kunci : Analisis Kesulitan Belajar, Matematika, Materi Peluang. PENGARUH PEMBERIAN TES DI AKHIR PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI TRIGONOMETRI DI KELAS X SMA NEGERI 1 GLUMPANG BARO ZINATUN HAYATI ABSTRAK. Penelitian ini didasari siswa kurang mampu menyelesaikan tes di akhir pembelajaran, dalam judul ini mengangkat masalah apakah ada pengaruh yang signifikan antara nilai tes di akhir pembelajaran dengan nilai hasil belajar siswa pada materi trigonometri. Dengan tujuan untuk mengetahui besar pengaruh pemberian tes di akhir pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Pemberian tes yang dilaksanakan di akhir pembelajaran. Pengumpulan data yang digunakan adalah instrument tes dan pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik uji-t, sebelum dihitung uji-t dilakukan perhitungan uji korelasi, persamaan regresi linier, dan pengujian hipotesis. Hasil dari pengujian hipotesis didapat thitung = 1,11 dengan mengambil taraf signifikan α = 0,05 dan dk = 27-2 = 25, maka dari daftar distribusi t didapat t(0,95)(25) = 1,71. Karena thitung< dari ttabel atau 1,11<1,71 maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada pengaruh yang signifikan pada pemberian tes di akhir pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada materi trigonometri di kelas X SMA Negeri 1 Glumpang Baro. Hal ini disebabkan materi trigonometri salah satu materi yang sulit bagi siswa maka diperlukan belajar tambahan les untuk siswa, supaya dalam pembelajaran mereka sudah terbiasa dengan pemberian tes sehingga dalam menjawab soal mudah diselesaikan dan penguasaan materi lebih mantap. Kata kunci : Tes, Hasil Belajar Siswa, Trigonometri
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DARI POLYA IRMAYANTI MANGUNSONG Abstrak :Tujuan penelitian ini adalah:1)untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan SPLDV sebelum diterapkan strategi pemecahan masalah dari Polya,2)Untuk mengetahui proses pelaksanaan strategi pemecahan masalah dari Polya dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan SPLDV,3)Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan SPLDV setelah diterapkan strategi pemecahan masalah dari Polya. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus yaitu Suklus I dengan tiga kali pertemuan dan Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 12
Siklus II dengan satu kali pertemuan.Penelitian ini menggunakan tes matematika bentuk uraian pada materi SPLDV. Tes ini dilakukan sebanyak tiga kali yaitu, tes awal (pre test), Tes Hasil Belajar I (post test) I dan Tes Hasil Belajar II (Post test) II. Ada tiga dalam penelitian ini, yaitu:1) hasil temuan pra tindakan, sebelum diterapkan strategi pemecahan masalah dari Polya masih sangat rendah karena dari 34 siswa yang mengikuti Pre test , hanya 3 orang yang tuntas.2)hasil temuan siklus I guru sudah menerapkan strategi pemecahan masalah dari polya. Hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan strategi pemecahan masalah dari polya pada siklus I masih tergolong rendah. Dari hasil tes yang diperoleh, siswa yang memiliki kriteria tinggi berjumlah 5 orang, kriteria cukup sebanyak 10 orang, kriteria rendah sebanyak 3 orang dan kriteria sangat rendah sebanyak 16 orang. Dapat disismpulkan bahwa hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan. Sehingga perlu dilakukan kembali perbaikan pembelajaran pada siklus II.3)hasil temuan siklus II siswa mengalami peningkatan, siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi berjumlah 5 orang, kriteria tinggi sebanyak 10 orang, kriteria cukup sebanyak 15 orang dan kriteria rendah sebanyak 4 orang. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa tercapai. Dari 34 orang siswa, yang tuntas belajar sebanyak 30 orang dan yang tidak tuntas belajar sebanyak 4 orang. Sehingga tidak perlu dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.
PENERAPAN ALGORITMA PEWARNAAN GRAF DALAM MENDESAIN JADWAL KULIAH FKIP MATEMATIKA UMSU RahmiFitri Harahap1, Drs. ZainalAzis, M.M, M.Si2 Abstrak :Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mendesain jadwal perkuliahan yang efektif dengan menggunakan algoritma pewarnaan graf. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan algoritma pewarnaan graf dalam mendesain jadwal perkuliahan agar tidak ada jadwal yang saling tumpang tindih atau bertabrakan sehingga dihasilkan jadwal perkuliahan yang efektif. Hasil penelitian yang diperoleh, yaitu tidak ada simpul bertetangga memiliki warna yang samamenunjukkanbahwatidakadajadwal yang salingtumpangtindihataubertabrakan. Dari hasil skema pewarnaan graf dengan menggunaka nrumus internal distance (D1) danexternal distance (D2) dariwarna yang digunakan oleh simpul bertetangga menunjukkan bahwa tidak terdapat celah waktu yang panjang antara dua matakuliah berturut-turut. Dan jumlah paling minimal dariwarna yang digunakan untuk mewarnai semua simpu lpada graf menunjukkan bahwa jadwal yang dihasilkan mempunyai periode waktu yang optimal, yaitu jumlah hari pelaksanaan perkuliahan yang minimal. Kata kunci :Jadwal Perkuliahan, Pewarnaan Graf, Algoritma Pewarnaan Graf.
ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI PELUANG KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH MEULABOH KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT FAKHRUL JAMAL Abstrak :Prestasi belajar yang rendah merupakan salah satu bukti adanya kesulitan dalam belajar siswa, guru dalam hal ini adalah orang yang bertanggung jawab yang seharusnya dapat memahami kesulitan belajar anak didiknya dan kemudian memberikan bantuan pemecahannya. Dalam memberikan bantuan ini pengetahuan guru tentang latar belakang terjadinya kesulitan belajar merupakan hal sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan siswa kelas XI IPA SMA Muhamadiyah Meulaboh dalam mempelajari mata pelajaran matematika pada materi peluang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesulitankesulitan siswa kelas XI IPA SMA Muhamadiyah Meulaboh dalam mempelajari Mata Pelajaran Matematika pada materi Peluang. Jenis dan pendekatan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan tes, observasi dan angket, sedangkan untuk pengolahan data menggunakan rumus pesentase P = f/n x 100 %. Dari hasil penelitian didapat kesimpulan bahwa kesulitan siswa kelas XI IPA dalam materi peluang adalah kurangnya pemahaman siswa dalam memahami konsep peluang, sering salah menggunakan rumus dalam menyelesaikan soal, juga kebiasaan guru dalam belajar matematika hanya dengan cara mencatat saja di papan tulis, kemudian siswa kurang keinginannya dalam menyelesaikan contoh soal yang diberikan oleh guru. sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa hipotesisnya terbukti benar bahwa adanya kesulitan belajar dalam pelajaran matematika pada materi peluang siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Meulaboh. Kata Kunci : Analisis Kesulitan Belajar, Matematika, Materi Peluang. Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 13
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 2 MEURAH MULIA NURMUSYIDATI FAJRI HELMY Abstrak.Pemahaman konsep siswa adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri, dan juga guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan. Oleh karena itu, guru matematika perlu memilih strategi pembelajaran yang tepat, salah satu strategi pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa adalah model pembelajaran Quantum Teaching. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Quantum teaching terhadap peningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IXSMP Negeri 2Meurah Mulia, sedangkan yang menjadi sampel adalah kelas sebagai kelas eksperimen, dan kelas sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil uji homogenitas dan normalitas data hasil tes dari kedua kelas tersebut diperoleh bahwa kedua sampel homogen dan berdistribusi normal, sehingga untuk pengujian hipotesis digunakan uji-t pihak kanan. Kelas eksperimen dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran quantum teaching dan pada kelas kontrol dilakukan dengan menggunakan metode ekspositori. Hasil penelitian dengan α = 5% dan dk = 37 diperoleh thitung=5,105 sedangkan nilai ttabel=1,6879 dengan demikian t hitung > t tabel , yaitu 5,105 > 1,6879 yang berarti tolak
H o . Hal ini dapat disimpulkan bahwa “ada peningkatan pemahaman
konsep siswa dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching di SMP Negeri 2 Meurah Mulia”. Kata kunci: pembelajaran quantum teaching, pemahaman konsep matematika PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SCRAMBLE PADA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK SISWA KELAS X SMA 1 MEULABOH MUHAMMAD RIDHA, S.AG Abstrak: Kreativitas penting dalam pembelajaran matematika karena kreativitas merupakan kemampuan daya cipta atau kemampuan untuk berkreatif dari setiap individu yang membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dalam matematika. Sementara itu, matematika adalah salah satu bidang studi yang wajib dipelajari oleh siswa karena merupakan sarana pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari sehingga membuat siswa berpikir bahwa matematika sulit untuk dipelajari. Oleh karena kreativitas penting untuk masa depan siswa, maka guru perlu sebuah model pembelajaran yang meningkatkan kreativitas siswa dan mengubah pola pikir siswa terhadap matematika yaitu model kooperatif tipe scramble. Model ini merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat memberi solusi pada kedua masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan kreativitas siswa dengan penerapan model kooperatif scramble. Desain penelitian yang digunakan adalah pre experimental designatau quasi eksperimen dengan jenis desain one grup pretest-postest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Meulaboh dan sampel kelas X2. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi, angket respon siswa dan tes hasil belajar. Data yang dikumpulkan adalah data kreativitas, dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dan persentase. Skor total kondisi awal kreativitas siswa dengan skor total kondisi akhir kreativitas siswa kemudian dianalisis dengan uji-t diperoleh t = 18,46 dan t . = 1.70, maka t ≥ t ( ∝) sehingga terima hipotesis H1 yang disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif scramble pada materi Trigonometri dapat meningkatan kreativitas pada kelas X SMA Negeri 1 Meulaboh. Berdasarkan hasil pengolahan data kreativitas secara kualitatif diperoleh bahwasanya kreativitas siswa semula termasuk dalam kategori cukup kreatif meningkat pada kategori kreatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kreativitas pada kelas X SMA Negeri 1 Meulaboh dengan diterapkannya model kooperatif scramble pada materi Trigonometri baik sikap kreatif maupun berpikir kreatif dalam materi aturan kosinus. Kata Kunci : Kreatifitas, Model Kooperatif Scramble, Trigonometri
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 14
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TRANSLASI DI KELAS VII SMP NEGERI 6 JULI BIREUEN ZULFIATI Abstrak. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar di kelas, berhasil tidaknya proses belajar mengajar tergantung pada pendekatan, metode, serta teknik mengajar yang dilakukan oleh guru. Guru diharapkan dapat selektif dalam menentukan dan menggunakan model pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar mengajar serta mampu menerapkannya. Prinsip-prinsip belajar mengajar dalam hal ini adalah model pembelajaran yang tepat untuk suatu materi pelajaran tertentu. Model pembelajaran discovery merupakan suatu cara untuk mengembangkan belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang akan diperoleh akan tahan lama dalam ingatan siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran model discovery learningpada materi translasi di kelas VII SMP Negeri 6 Juli Bireuen dan melihat bagaimana respon siswa terhadap penerapan model discovery learning pada materi translasi di kelas VII SMP Negeri 6 Juli Bireuen. Data diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas siswa di kelas selama pembelajaran secara discovery learning dan dari hasil respon siswa setelah pembelajaran secara discovery learning selesai dilaksanakan. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model discovery learning adalah baik/efektif untuk setiap sikap yang diamati, dan untuk respon siswa terhadap pembelajaran dengan model discovery learning secara keseluruhan dikategori positif. Kata kunci: Model Discovery Learning, translasi, aktivitas siswa, respon siswa
DESAIN PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DATAR PADA MATERI LINGKARAN MELALUI MEDIA ANIMASI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CORELDRAW X5 DAN ADOBE PHOTOSHOP CS 3 1
Ade Johandi, 2Cut Latifah, 3Firmansyah
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu pengembangan pembelajaran pada matematika. Untuk mengetahui keberhasilan penerapan pembelajaran geometri bidang datar pada mater ilingkaran melalui media animasi yang telah didesain dengan menggunakan software coreldrawx5 danadobe photoshopcs3 kemudian untuk melihat minat dan motivas peserta didik terhadap matapelajaran matematika dengan mengimplementasikan kurikulum 2013 melalui pemanfaatan media animasi. Desain pembelajaran ini telah diujico ban diSMP Swasta Singosari Delitua. Hasil observasi aktivitas peserta didik melalui pengamatan yang dilakukan oleh observer mendapatkan hasil akhir95 dengan kategori sangat baik .Produk dalam penelitian ini adala hanimasi untuk materi lingkaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kurikulum 2013,dan modul berupa ringkasan yang berisi materi lingkaran. Kata kunci: Desain pembelajaran geometri, Coreldraw X5, Adobe Photoshop Cs 3. Pengembangan Modul Statistik Matematika 1 Pokok Bahasan Distribusi Multivariat dan Ekspektasi Matematika dengan Menggunakan Model Desain Dick and Carey Pada Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMSU Resvita Febrima1, Annazwah Sinambela2, Irvan3 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMSU 3 Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMSU 1,2
ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan bahan ajar matematika menggunakan desain Dick and Carey sekaligus untuk meningkatkan kualitas bahan ajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Model penggunaan yang digunakan adalah desain Dick and Carey yaitu desain model pembelajaran yang dikembangkan melalui pendekatan sistem (System Approach). Adapun langkah-langkah model Dick and Carey (1) Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran., (2) Melaksanakan analisi pembelajaran, (3) Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik mahasiswa, (4) Merumuskan tujuan performansi, (5) Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan, (6) Mengembangkan strategi pembelajaran, (7) Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, (8) Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif, (9) Merevisi bahan pembelajaran, (10) Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif. Model sistem pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick dkk terdiri atas beberapa komponen yang perlu dilakukan untuk membuat rancangan aktifitas pembelajaran yang lebih besar. Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 15
Materi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah statistika matematika 1, pada materi Distribusi Multivariat dan Ekspektasi Matematika untuk mahasiswa matematika FKIP UMSU. Penelitian ini berhasil mengembangkan bahan ajar berupa modul pada materi Distribusi MUltivariat dan Ekspektasi Matematika. Bahan ajar yang dihasilkan mempunyai kualitas Sangat Baik sehingga layak digunakan sebagai bahan ajar. Kata kunci: Bahan ajar, Model Dick and Carey, Distribusi Multivariat, Ekspektasi Matematika
PENERAPAN TEKNIK SQ4R DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKAPADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEARDUAVARIABEL DI SMP NEGERI 12 PEMATANGSIANTAR FRISKA LEDINA SITUNGKIR Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan Abstrak: Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana meningkatkan kemampuan membaca matematik, (2) Bagaimana tanggapan siswa dalam pembelajaran matematik untuk menyelesaikan soal cerita, (3) Bagaimana tanggapan guru pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan: (1) Meningkatkan kemampuan membaca matematik siswa untuk menyelesaikan soal cerita, (2) Mendeskripsikan sikap siswa dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca matematik, (3) Memperoleh informasi tanggapan guru dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca matematik. Peneliti merancang program pembelajaran, di kelas dan pengamatan dengan melakukan tes sebagai refleksi untuk rancangan pembelajaran. Perlakuan dilaksanakan dengan tiga putaran pada pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Dapat dilakukan dengan bentuk kegiatan pembelajaran sebagai berikut: A.
B.
Perencanaan • Merancang pelaksanan pembelajaran • Meyampaikan tujuan pembelajaran • Pembagian kelompok belajar siswa 4 atau 5 orang • Menyampaikan teknik yang digunakan Pelaksanaan • Menjelaskan materi • Melakukan diskusi dan presentasi setiap kelompok • Merangkum materi • Memberikan evaluasi • Mengumumkan kelompok yang terbaik • Memberikan tugas
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII1 SMP Negeri 12 Pematangsiantar yang berjumlah 39 orang. Dari data yang diperoleh terlihat bahwa rata-rata skor formatif yang diperoleh siswa adalah 59,64. Penelitian dilakukan dalam tiga putaran dan diperoleh rata-rata skor pada putaran I adalah 61,66, putaran II adalah 68,71 dan putaran III adalah 73,58. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel meningkat.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan teknik SQ4R dapat meningkatkan kermampuan membaca matematik siswa kelas VIII SMP. Kata kunci: Teknik SQ4R dan Hasil Belajar SPLDV
Implementasi Pendekatan Ketrampilan Proses dengan Metode Penemuan pada Materi Kesebangunan di Kelas IX SMP Negeri 2 Meureudu Tahun Ajaran 2009/2010 Rahmazatullaili Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email:
[email protected] Abstrak. Selama ini masih ada siswa yang beranggapan matematika merupakan pelajaran yang sukar, hal ini disebabkan karena masih ada penyajian materi matematika yang belum relevan dengan pengalaman belajar Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 16
siswa dalam kehidupan sehari-hari. Relevansi pembelajaran dapat dilaksanakan dengan menyesuaikan penggunaan model, metode, strategi dan pendekatan pembelajaran. Pendekatan ketrampilan proses dengan metode penemuan merupakan salah satu pendekatan yang lebih menitikberatkan kepada keterlibatan siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar untuk menghasilkan suatu kemampuan terpadu dalam diri siswa sehingga siswa dapat lebih mandiri, cepat tanggap dan evaluasi terhadap segala situasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prestasi belajar matematika siswa pada materi kesebangunan, untuk melihat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran, dan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika yang menggunakan pendekatan ketrampilan proses dengan metode penemuan. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX-D SMPN 2 Meureudu tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 21 orang siswa. Penelitian ini dilakukan dalam dua tindakan. Pada tindakan I, pembelajaran belum efektif karena kriteria keefektifan belum tercapai. Pada tindakan II, pembelajaran sudah efektif karena semua kriteria keefektifan yang telah ditetapkan tercapai. Sedangkan untuk mendapatkan data kegiatan pembelajaran dilakukan dengan pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, aktivitas siswa selama pembelajaran, tes hasil belajar, dan angket respon siswa. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan persentase statistik deskriptif sesuai dengan kriteria keefektifan yang telah ditentukan, sedangkan respon siswa diolah dengan menggunakan teknik analisis data skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah mencapai ketuntasan, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berkategori baik, aktivitas siswa selama proses pembelajaran berkategori baik dan respon siswa terhadap pembelajaran adalah sangat positif. Kata kunci: Pendekatan ketrampilan proses, Metode penemuan, Kesebangunan Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Materi Sistem Pertidaksamaan Linier Dua Variabel di Kelas X SMA Kartika XIV-1 Banda Aceh Jul Siga Putra Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Syiah kuala Banda Aceh Email:
[email protected] Abstrak. Pemahaman matematika merupakan hal yang perlu mendapat perhatian penting dari seluruh elemen pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di kelas X SMA Kartika XIV-1 Banda Aceh T.A 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dan jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif . Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Kartika XIV-1 Banda Aceh Tahun Ajaran 2013/2014 yaitu kelas X.a yang berjumlah lebih kurang 25 siswa. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan model PBL (Problem Based Learning) pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes hasil belajar dan lembar observasi. Tes hasil belajar berbentuk uraian, setiap siklus dilakukan satu kali tes hasil belajar yang terdiri dari dua soal. Observasi bertujuan untuk melihat kemampuan peneliti dalam pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Sebelum memberikan soal, terlebih dahulu diberikan tes awal merupakan prasyarat. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil observasi untuk guru. Berdasarkan hasil observasi pada setiap pertemuan, kemampuan peneliti dalam pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) sudah baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran PBL (Problem Based Learning), hasil belajar siswa khususnya materi sistem persamaan linier dua variabel di kelas X SMA Kartika meningkat. Saran yang diajukan yaitu guru dapat menerapkan model PBL ((Problem Based Learning) sebagai alternatif dalam pembelajaran yang bertujuan untuk lebih melatih siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP firmansyah, mukhlishnovandi Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah Medan Email:
[email protected] Abstrak : Kemampuan pemecahan masalah matematissampai saat ini masih menjadi salah satu tujuanu utama pada kurikulum pendidika nmatematika di berbagai negara, termasuk di dalam kurikulum pendidikan 2013 yang sedang diberlakukan di Indonesia. Untuk mencapai hal itu, siswa seharusnya difasilitasi dengan seperangkat Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 17
bahan ajar yang mendukung pengembangan kemampuan tersebut. Salah satu komponen utama dalam kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan penalaran dan koneksi yang harus terlebih dahulu dimiliki siswa. Pada beberapa hasil penelitian menemukan bahwa kemampuan penalaran terkait dengan aktivitas berfikir yang jika dikombinasikan dengan kemampuan koneksi matematis dapat menjadikan siswa mahir dalam memecahkan masalah yang dihadapi di kelas maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, penelitia kan mengembangkan suatu bahan ajar yang memfasilitasi atau melatih kemampuan tersebut. Pengembangan bahan ajar yang peneliti lakukan dengan menggunakan model 4-D, yaitu (1) tahap pendefinisian; (2) tahap perancangan; (3) tahap pengembangan; dan (4) tahap pendiseminasian. Dari tahap pengembangan tersebut dihasilkan suatu bahan ajar berbasis masalah yang diharapkan dapat digunakan oleh guru secara rutin untuk melatihkan siswa tentang pemecahan masalah matematis. Kata Kunci: Bahan Ajar, Pemecahan Masalah, Penalaran, Koneksi Matematis PENERAPAN STRATEGI HEURISTIK MODEL POLYA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DI KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH-11 PANGKALAN BRANDAN FERIA ANDRIANA PUTRI Mahasiswi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED Abstrak : Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) dan mengetahui langkah-langkah penerapan strategi heuristik model Polya dalam menyelesaikan pemecahan masalah pada materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). Subjek dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMP yang berjumlah 30 siswa. Hasil belajar matematika siswa sebelum tindakan diperoleh 5 siswa (16,67%) yang mencapai ketuntasan belajar. Pelaksanaan pembelajaran matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) dengan penerapan strategi heuristik model Polya termasuk kategori baik dan pada saat penelitian menunjukkan bahwa siswa aktif dan bersikap positif selama kegiatan pembelajaran. Hasil belajar matematika siswa pada post tes siklus I diperoleh 16 siswa (53,33%) yang telah mencapai ketuntasan belajar dan pada post tes siklus II diperoleh 29 siswa (96,67%) yang telah mencapai ketuntasan belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran strategi heuristik model Polya efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar pada materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) di kelas VIII SMP. Kata Kunci : Strategi Heuristik Model Polya, Hasil Belajar GUESSING ATTACK PADA PROTOKOL KRIPTOGRAFI Arif Fachru Rozi1, dan Retno Indah2 1,2 Lembaga Sandi Negara, Jakarta Email:
[email protected],
[email protected] Abstrak. Beberapa protokol keamanan yang dipublikasikan ternyata masih mempunyai kerentanan. Salah satu kerentanan tersebut adalah rentan terhadap serangan guessing attack, dimana attacker dapat menebak sebuah nilai yang tidak diketahuinya dan kemudian memverifikasi kebenaran tebakannya dengan menggunakan pesan yang telah dipelajari sebelumnya. Serangan ini bekerja dengan memanfaatkan kelemahan atau kesalahan pada sebuah protokol kriptografi yang digunakan oleh pihak yang sedang berkomunikasi untuk menebak password atau kunci yang disepakati. Salah satu contoh kesalahan tersebut adalah kesalahan pemilihan password atau kunci yang mudah ditebak. Pada penelitian ini, akan dibahas sebuah serangan guessing attack pada protokol kriptografi serta mengimplementasikan serangan tersebut pada protokol Neuman & Stubblebine dan Otway-Rees dengan cara menangkap semua pesan dalam 1 (satu) run protokol tersebut. Selanjutnya menentukan kebenaran nilai kunci yang digunakan untuk mengenkripsi kunci rahasia atau password dengan melakukan semua percobaan kandidat kunci serta membandingkan sebuah nilai atau isi dari salah satu pesan yang didekripsi menggunakan kandidat kunci tersebut dengan informasi awal yang diperoleh oleh attacker. Jika isi pesan hasil dekripsi sama dengan informasi awal yang dimiliki oleh attacker maka kandidat kunci yang dipilih attacker bernilai benar sehingga attacker dapat memperoleh kunci rahasia atau password yang digunakan untuk komunikasi dengan cara mendekripsi pesan dalam 1 (satu) run protokol tersebut. Kata kunci:Guessing Attack, Protokol Kriptografi
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 18
PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI LUAS PERMUKAAN TABUNG DI KELAS VIII SMP 2 PEUKAN PIDIE Nurul Fitri Email:
[email protected] Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Abstrak :Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam peristiwa belajar-mengajar tidak sekedar hubungan interaksi antara guru dengan siswa saja, tetapi lebih bernuansa interaksi edukatif. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan. Peningkatan kualitas pendidikan dicerminkan oleh prestasi belajar siswa.Pada saat proses belajar–mengajar berlangsung di kelas, akan terjadi hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang beraneka ragam, dan itu akan mengakibatkan terbatasnya waktu guru untuk mengontrol bagaimana pengaruh tingkah lakunya terhadap motivasi belajar siswa.Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam proses belajar – mengajar, sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan pada diri siswa yang pada akhirnya meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat motivasi siswa selama penerapan model Discovery Learning pada materi luas permukaan tabung kelas VIII SMP NEGERI 2 PEUKAN PIDIE. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Data diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas siswa di kelas selama pembelajaran secara discovery learning dan dari hasil respon siswa setelah pembelajaran secara discovery learning selesai dilaksanakan. Hasil dari analisis angket motivasi siswa menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model discovery learning adalah baik untuk setiap sikap yang diamati. Siswa menyatakan bahwa proses belajar mengajar dengan menggunakan model discovery learning mendorong daya kreatifitas mereka untuk menemukan hal-hal yang belum diketahui. Kata kunci: Model discovery learning, luas permukaan tabung ,motivasi belajar siswa
Penerapan Model Pembelajaran Cooperatif Tipe STAD Materi Perkalian Pecahan di SMPS Darusa’adah Hendra Darmawan Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email :
[email protected] Abstrak. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu kumpulan strategi mengajar yang digunakan guru untuk menciptakan kondisi belajar sesama siswa. Siswa yang satu membantu siswa lainnya dalam mempelajari sesuatu. Model kooperatif tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran yang dapat memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, merespon dan saling membantu. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi perkalian pecahan di kelas VII SMPS Darussa’adah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hasil belajar siswa yang diajarkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam memahami materi Perkalian pecahan di kelas VII SMPS Darussa’adah, (2) tingkat kemampuan guru dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dan (3) respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe STAD. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMPS Darussa’adah tahun pelajaran 2013/2014 Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan instrumen. Dimana instrumen yang digunakan lembar observasi dan angket siswa. Hasil pengolahan data dengan mengunakan persentase menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sesuai dengan skor rata-rata dan termasuk dalam kategori baik. Sedangkan respons siswa terhadap pembelajaran diperoleh persentase ≤ 80%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa respons siswa terhadap model pembelajaran adalah tidak positif Kata Kunci : Student Team Acchivement Division (STAD), Aktivitas Siswa.
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 19
PEMANFAATAN ALGORITMA MCELIECECRYPTOSYSTEM SEBAGAI CHIP BASED E-MONEY PADA SMARTCARD BERBASIS JAVA CARD Aji Setiyo Sukarno1, Arini Muhafidzah2 Lembaga Sandi Negara1,2
[email protected],
[email protected] 2 Abstrak.Dunia perbankan merupakan salah satu cerminankehidupan ekonomi di suatu Negara.Dengan perkembangan teknologi yang ada, faktor keamanan untuk layanan perbankan menjadi syarat mutlak agar pengguna dapat percaya dalam menggunakan jasa perbankan.Salah satu teknologi yang digunakan dalam layanan perbankan adalah teknologi komputasi, dimana waktu pemrosesan data dapat lebih cepat.Teknologi komputasi yang sedang berkembang saat ini adalah Quantum Computing.Quantum Computing merupakan teknik perhitungan data dengan memanfaatkan fenomena mekanika quantum yaitu fenomena superposisi dan entanglement. Dengan adanya Quantum Computing, pemrosesan data menjadi sangat cepat, namun hal ini dapat menjadi ancaman bagi keamanan data karena waktu yang diperlukan untuk memecahkan enkripsi dari suatu data akan menjadi lebih cepat. Hal ini didukung dengan penemuan Shor’s Algorithms yang dapat digunakan untuk melakukan pemfaktoran bilangan bulat besar serta memecahkan permasalahan Discrete Logarithm. Dengan implementasi Shor’s Algorithm pada Quantum Computingmaka algoritma kriptografi yang digunakaan saat ini seperti RSA Public-Key Cryptography, Diffie-Hellman, ElGamal dan Elliptic Curve Cryptography tidak lagi aman digunakan untuk proteksi data seperti yang saat ini digunakan didunia perbankan. Berhubungan dengan hal tersebut, maka telah dilakukan penelitian terhadap algoritma yang tahan terhadap Quantum Computing yang disebut dengan kandidat Post Quantum Cryptography.Salah satu algoritma yang menjadi kandidat Post Quantum Cryptography adalah McEliece Cryptosystem.McEliece Cryptosystem merupakan algoritma kunci publikyang mengandalkan error-correcting codes (menggunakan Binary Goppa Codes) untuk proses dekripsi sehingga apabila data yang terenkripsi terkena noise (dalam rentang toleransi yang telah ditentukan), data tersebut masih dapat didekripsi.Pada penelitian ini, penulis melakukan implementasi algoritma McEliece untukproteksi terhadap nominal yang terdapat diE-Money berbasis on chip pada Java Card. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjawab tantangan era Quantum Computing, khususnya untuk dunia perbankan. Kata Kunci:Algoritma McEliece, Binary Goppa Codes,E-Money, Quantum Computing.
Penerapan Model Pembelajaran Quatum Teaching untuk Meningkatkan Motivasi Siswa dalam Belajar Matematika pada Materi Dua Garis Sejajar yang Dipotong Garis Lain Siswa Kelas VII di SMPS Sukma Bangsa Lhokseumawe Sugeng Handayani Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email:
[email protected] Abstrak: Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) sebagai katalisatornya. Pendekatan ini diyakini sebagai titian emas dalam mengembangkan kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Guru bebas berkreatifitas dalam mengolah kelas sebaik mungkin dengan menggunakan model-model pembelajaran yang menuntut siswa berpikir kreatif, kritis, melatih nalar, dengan suasana yang menarik dan menyenangkan sehingga matematika bukan lagi pelajaran yang menjadi momok atau menakutkan. Model pembelajaran yang mampu membuat suasana belajar yang meriah menyertakan segala interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar dan berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, model tersebut adalah Quantum Teaching. Model pembelajaran ini menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses pembelajaran lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran Quantum Teaching pada materidua garis sejajar yang dipotong garis lain siswa kelas VII di SMPS Sukma Bangsa Lhokseumawe. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa siswa sangat antusias dalam merespon pembelajaran, siswa aktif dalam diskusi kelompok, dan siswa mempunyai motivasi yang tinggi dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan, dan model pembelajaran ini mampu membangkitkan rasa percaya diri dan rasa ingin tahu siswa. Instrumen yang digunakan tes, angket dan lembar observasi guru. Model pembelajaran Quantum Teaching dapat digunakan pada materi dua garis sejajar yang dipotong garis lain karena motivasi siswa tinggi dalam pembelajaran. Kata kunci: Quantum Teaching, Motivasi, dua garis sejajar yang dipotong garis lain Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 20
EKSPERIMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DAN OPEN ENDED PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA KELAS VII SMP NEGERI SE-KABUPATEN PACITAN 1,2,3
Aji Permana Putra1, Riyadi2, dan Imam Sujadi3 Prodi Magister Pendidikan Matematika, PPs Universitas Sebelas Maret Surakarta Email:
[email protected]
Abstrak.Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu dengan desain faktorial 2x3.Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri di Kabupaten Pacitan tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 43 sekolah. Sampel diambil dengan teknik stratified cluster random sampling, terpilih SMP N 1 Tegalombo, SMP N 2 Pacitan, SMP N 2 Arjosari dengan sampel sejumlah 238 siswa. Uji prasyarat meliputi uji normalitas menggunakan metode Lilliefors dan uji homogenitas variansi menggunakan metode Bartlett, uji anava dengan uji F (Fisher) dan uji lanjut pasca anava dengan metode Scheffe’. Taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) memberikan prestasi belajar matematika siswa lebih baik dibandingkan pendekatan pembelajaran open ended dan pendekatan pembelajaran mekanistis, serta pendekatan pembelajaran open ended memberikan prestasi belajar matematika siswa lebih baik dibandingkan pendekatan pembelajaran mekanistis. (2) Prestasi belajar matematika siswa dengan gaya kognitif field independent lebih baik dibandingkan prestasi belajar matematika siswa dengan gaya kognitif field dependent. (3) Pada masing-masing gaya kognitif, pendekatan PMR memberikan prestasi belajar matematika siswa lebih baik dibanding pendekatan open ended dan pendekatan mekanistis, serta pendekatan pembelajaran open ended memberikan prestasi belajar matematika siswa lebih baik dibanding pendekatan mekanistis. (4) Pada masing-masing pendekatan pembelajaran, prestasi belajar matematika siswa dengan gaya kognitif field independent lebih baik dibandingkan prestasi belajar matematika siswa dengan gaya kognitif field dependent. Kata kunci: Field Dependent, Field Independent, Mekanistis, Open Ended, PMR Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Materi Operasi Hitung Matriksdi Kelas XII SMA Negeri 11 Banda Aceh Rosnawati Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email:
[email protected] Abstrak. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa belajar dan memahami konsep materi yang dipelajari. Umumnya proses penyampaian konsep matematika oleh guru lebih memfokuskan pada metode konvensional, yaitu cara mengajar guru yang mendominasi proses pembelajaran yang menyebabkan kurangnya keterlibatan siswa sehingga siswa pasif dalam pembelajaran, sulit memahami dan membangun konsep matematika dan siswa hanya menghafal konsep tanpa mengerti. Hal ini menyebabkan siswa tidak mengetahui bagaimana cara membentuk, menggunakan, dan mengkomunikasikannya dengan materi yang akan mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu diperlukan suatu pembelajaran aktif, salah satunya dengan penerapan model pembelajaran discovery learning. Model pembelajaran discovery learning adalah suatu pembelajaranyangdalam proses pembelajarannyasiswa tidak disajikan dengan pelajaran/bahan ajar dalam bentuk finalnya, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,mengorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan yang mengarah pada penemuan konsep materi yang dipelajari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas dan respon siswa terhadap model pembelajaran discovery learning pada materi operasi hitung matriks di Kelas XII IA-2 SMA Negeri 11 Banda Aceh. Data diperoleh dari pengamatan aktivitas siswa melalui rubrik penilaian dan angketrespon.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran adalah baik dan respon siswa terhadap model pembelajaran discovery learning pada materi operasi hitung matriks di Kelas XII IA-2 SMA Negeri 11 Banda Aceh adalah positif. Kata kunci: discovery learning, matriks, rubrik, respon siswa
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 21
Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Pada Materi Teorema Pythagoras Di Kelas VIII SMP Negeri 6 Banda Aceh Dewi Darmawati Prodi Magister Pendidikan Matematika,Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email:
[email protected] Abstrak. Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dikarenakan ilmu matematika sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang mendasar dalam pendidikan matematika adalah pembelajaran yang dilaksanakan, maka menjadi tugas utama seorang guru menanamkan hakikat matematika yang benar dan pembelajaran matematika yang membelajarkan siswa. Oleh sebab itu, dalam proses pembelajaran matematika, seorang guru harus memikirkan cara atau model pembelajaran yang tepat untuk menerapkan belajar bermakna. Salah satu model pembelajaran yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran matematika untuk materi teorema Pythagoras adalah Project Based Learning (PjBL). Pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PjBL) adalah suatu pembelajaran yang didesain untuk persoalan yang kompleks yang mana siswa melakukan investigasi untuk memahaminya, menekankan pembelajaran dengan aktivitas yang lama, tugas yang diberikan pada siswa bersifat multidisiplin, berorientasi pada produk atau presentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas dan respon siswa terhadap model pembelajaran project based learning pada materi teorema Pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 6 Banda Aceh. Data diperoleh melalui rubrik penilaian dan angket. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa adalah baik dan respon siswa terhadap model pembelajaran project based learning pada materi teorema Pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 6 Banda Aceh adalah positif. Kata kunci: Project Based Learning (PjBL), teorema Pythagoras, rubrik, respon siswa PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII 4 MTs AL– HUDA PEKANBARU Suci Dahlya Narpila Mahasiswa PPs Prodi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan (UNIMED) Email :
[email protected] Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah menerapkan pembelajaran kooperatif pendekatan struktural think pair square. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas VII-4 MTs Al Huda Pekanbaru sebanyak 32 siswa. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah data aktivitas guru dan siswa serta data hasil belajar matematika siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpul data. Perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, RPP dan LKS. Sedangkan instrumen pengumpul data berupa lembar pengamatan dan tes hasil belajar. Data aktivitas guru dan siswa didapatkan dari analisis lembar pengamatan, sedangkan data hasil belajar matematika siswa dianalisis berdasarkan nilai perkembangan siswa dan penghargaan kelompok, analisis ketercapaian KKM indikator, serta analisis ketercapaian KKM. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif pendekatan struktural think pair square dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII 4 MTs Al Huda Pekanbaru. Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif pendekatan struktural Think Pair Square, hasil belajar matematika Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Kreatifitas dan Motivasi Belajar Matematika Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel di Kelas VII SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh Dazrullisa, S. Pd Dr. Rahmah Johar, M. Pd Program Study Magister Pendidikan Matematika Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh 2013 Abstrak : Kurikulum 2013 tidak terlepas dari kenyataan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih relative rendah dibanding beberapa negara lain yang menjadi patok mutu (benchmark). Perkembangan metode Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 22
pembelajaran yang menyenangkan peserta didik untuk lebih berfikir kreatif dan inovatif perlu dikembangkan oleh guru untuk peningkatan prestasi belajar peserta didik. Maka guru harus memikirkan cara yang tepat untuk memberikan metode yang kreatif sehingga dapat meningkatkan minat belajar peserta didik. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dianggap cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran peserta didik, karena selain mampu mengembangkan kreatifitas, pembelajaran kooperatif juga juga dapat melatih peserta didik untuk berinteraksi dengan baik dan terutama memberikan rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan temannya. Pembelajaran kooperatif jenis Jigsaw adalah satu jenis pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab untuk pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruhpenerapan model pembelajaran koperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan kreatifitas dan motivasi belajar matematika pada materi persamaan linear satu variabel di kelas VII SMP Negeri 19 percontohan Banda Aceh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran tipe jigsaw dalam meningkatkan kreatifitas dan motivasi belajar matematika pada materi persamaan linear satu variabel di kelas VII SMP Negeri 19 percontohan Banda Aceh.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan instrument penilaian (rubric Penskoran).Hasil dari penelitian di uji dengan menggunakan rumus presentase.Berdasarkan rubric penskoran tersebut data yang diperoleh rata-rata peserta adalah hasil dari presentase kelompok peserta didik bertanya atau mengemukakan pikiran adalah sebesar 60%. Mencermikan sikap ketertarikan yang berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas suatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar rata-rata dari indikator ini adalah 85,2%. Rata-rata persentase pada indikator Melakukan tindakan yang berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari suatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar adalah 75,4%. Rata-rata 95% peserta didik memahami konsep dari PLSV dengan menggunakan model koopeartif tipe jigsaw seperti yang terlihat ada sampel hasil kemampuan pengetahuan peserta didik. Peserta didik lebih kreatif dalam menyelesaikan LKS karena masalah yang disusun dalam LKS tidak hanya bias diselesaikan dengan PLSV tetapi juga dengan logika. Sehingga model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat membantu siswa dalam memahami dan menigkatkan kreatifitas siswa pada materi persamaan linear satu variable, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat menambah motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika khususnya pada materi persamaan linear satu variable, penggunaan alat peraga dan media dalam pembelajaran dalam menjelaskan konsep kadang cukup menyita waktu. Kata Kunci: Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, motivasi, kreatifitas, dan PLSV Pengaruh Genius Learning Strategy dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Persegi dan Persegi Panjang di MTs. Madinatussalam Sei Rotan SALIMAH ANGREINY Mahasiswa PPs Prodi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan (UNIMED) Email :
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1)ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran genius learning strategydengan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran Konvensional pada materi pokok persegi dan persegi panjang, 2) ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa dengan gaya belajar visual dengan hasil belajar matematika siswa dengan gaya belajar auditori ataupun kinestetik pada materi pokok persegi dan persegi panjang, 3) ada tidaknya pengaruh genius learning strategy dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan jenis penelitian eksperimen. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari 2 kelas yang berjumlah 63 siswa, yang juga dijadikan sampel pada penelitian ini. Instrumen tes yang digunakan untuk mengetahui gaya belajar siswa adalah dengan menggunakan angket sedangkan untuk hasil belajar siswa digunakan tes pilihan berganda. Dalam penelitian ini uji normalitas semua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk uji homogenitas varians pada masing-masing sub-kelompok (sel) diperoleh bahwa keenam kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen. Hasil temuan ini menunjukkan : 1) Ada perbedaan hasil belajar siswa pada materi pokok persegi dan persegi panjang di kelas VII MTs. Madinatussalam Sei Rotan antara genius learning strategy dengan pembelajaran konvensional, 2) Tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara gaya belajar visual, audiori dan kinestetik pada materi pokok persegi dan persegi panjang di kelas VII MTs. Madinatussalam Sei Rotan Tahun, 3)
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 23
Ada pengaruh antara genius learning strategy dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok persegi dan persegi panjang di kelas VII MTs. Madinatussalam Sei Rotan Kata-kata Kunci: Hasil Belajar, Gaya Belajar, Genius Learning Strategy. PEMODELAN MATEMATIKA UNTUK MENENTUKAN LETAK BUTIR SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA PROGRAM ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN PENDEKATAN PROGRAM LINIER HARDI TAMBUNAN Abstrak : Salah satu syarat untuk ketentuan kelulusan siswa sekolah menengah atas (SMA) adalah harus mengikuti ujian nasional (UN). Terdapat beberapa mata pelajaran yang diujikan, salah satu diantaranya adalah pelajaran matematika dengan syarat kelulusan minimal nilai 4.0. Secara nasional soal yang diujikan sudah memenuhi persyaratan analisis butir soal, sehingga diharapkan sudah dapat mengukur kompetensi hasil belajar siswa secara nasional. Akan tetapi hingga saat ini hasil ujian nasional matematika belum maksimal di beberapa daerah. Hal itu menunjukkan masih ada masalah dalam pencapain tujuan yang diharapkan. Salah satu penyebab yang mungkin dapat terjadi adalah butir soal kurang sesuai dengan kompetensi siswa. Dalam makalah ini dibahas tentang pemodelan letak butir soal UN matematika untuk dapat digunakan sebagai pendekatan pencarian dalam rangka untuk mengetahui letak butir soal yang kurang sesuai dengan kompetensi siswa pada program ilmu pengetahuan alam SMA. Pemecahan masalah dari model digunakan dengan pendekatan program linier. Kata kunci: Ujian nasional, pemodelan, program linier PENERAPAN ALGORITMA PEWARNAAN GRAF DALAM MENDESAIN JADWAL KULIAH FKIP MATEMATIKA UMSU Rahmi Fitri Harahap1, Drs. ZainalAzis, M.M, M.Si2 Abstrak : Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mendesain jadwal perkuliahan yang efektif dengan menggunakan algoritma pewarnaan graf. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan algoritma pewarnaan graf dalam mendesain jadwal perkuliahan agar tidak ada jadwal yang saling tumpang tindih atau bertabrakan sehingga dihasilkan jadwal perkuliahan yang efektif. Hasil penelitian yang diperoleh, yaitu tidak ada simpul bertetangga memiliki warna yang sama menunjukkan bahwa tidak ada jadwal yang saling tumpang tindih atau bertabrakan. Dari hasil skema pewarnaan graf dengan menggunakan rumus internal distance (D1) dan external distance (D2) dari warna yang digunakan oleh simpul bertetangga menunjukkan bahwa tidak terdapat celah waktu yang panjang antara dua mata kuliah berturut-turut. Dan jumlah paling minimal dariwarna yang digunakan untuk mewarnai semua simpul pada graf menunjukkan bahwa jadwal yang dihasilkan mempunyai periode waktu yang optimal, yaitu jumlah hari pelaksanaan perkuliahan yang minimal. Kata kunci :Jadwal Perkuliahan, Pewarnaan Graf, Algoritma Pewarnaan Graf. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATERI KUBUS DAN BALOK (Kelas VIII MTsN BLANGPIDIE) Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah prestasi belajar siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share lebih baik dari prestasi belajar siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional pada pelajaran matematika materi kubus dan balok di MTsN Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya. Jenis Penelitian ini adalah ekperimen, dengan mengambil siswa kelas VIIIa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIIIb sebagai kelas kontrol, Pengambilan kelas VIIIa dan VIIIb sebagai sampel berdasarkan teknik random sampling. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII MTsN Blangpidie tahun pelajaran 2014 / 2015, yang berjumlah 93 orang siswa yang terdiri dari kelas 3 (tiga) kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan cara tes dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari hasil tes kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik uji-t. Untuk uji pihak kanan kriteria pengujian hipotesis yang berlaku adalah: terima !" jika t < $ % dan tolak !" jika t memiliki harga-harga lain pada taraf signifikan α = 0,05, dan derajat kebebasan dk = & + & − 2 = 30 + 24 − 2 = 52. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh harga $+,-./0 > $-1234 yaitu diperoleh $+,-./0 = 1,70, sehingga 1,70 > 1,67. Hal ini berarti bahwa !" ditolak dan !1 diterima atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe thinkpair-share lebih baik dari prestasi belajar siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional pada pelajaran matematika materi kubus dan balok di MTsN Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya. Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 24
Kata Kunci: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share pada Materi Kubus dan Balok.
PENGEMBANGAN MODUL STATISTIK MATEMATIKA 1 POKOK BAHASAN MOMEN DAN FUNGSI VARIABEL RANDOM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DESAIN DICK AND CAREY PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UMSU 1
Dewi Purnama Sari, 2Maya Fathiya Masyita, 3Ririn Pristikalia dan 4Irvan 1, 2, 3 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMSU 4 Dosen tetap Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMSU
Abstrak : Mata kuliah statistik matematika merupakan mata kulia wajib yang ada pada prodi pendidikaan matematika. Dalam belajar mata kuliah statistik matematika diperlukan adanya proses pembelajaran yang baik. Salah satu ciri dari proses pembelajaran yang baik adalah adanya bahan pembelajaran yang baik dan bermutu. Penelitian ini merupakan penelitian tentang pengembangan bahan ajar mata kuliah statistik matematika 1. Tahapan pengembangan dalam penelitian ini mengikuti Dick and Carey instructional system design. Pengembang memilih model ini karena Dick and Carey instructional system design menawarkan desain utuh pengembangan bahan pembelajaran. Rangkaian kegiatan yang dilakukan pengembang dalam mengembangkan mata kuliah statistik matematika 1 adalah: 1). mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran, 2). menganalisis pembelajaran, 3). mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik pebelajar, 4). merumuskan tujuan khusus pembelajaran, 5). menyusun instrumen penilaian, 6). mengembangkan strategi pembelajaran, 7). mengembangkan dan memilih bahan ajar, 8). merancang dan melaksanakan evaluasi formatif, 9) merevisi pengajaran, dan 10). merancang dan melakukan penilaian sumatif. Tahapan yang digunakan yaitu perencanaan, pengembangan, evaluasi dan manajemen proses. Sedangkan komponen Dick and Carey meliputi: pembelajar, pebelajar, materi dan lingkungan. Materi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah statistika matematika 1, materi Momen dan fungsi variabel random untuk mahasiswa matematika FKIP UMSU. Bahan pembelajaran yang dikembangkan menggunakan desain Dick and Carey ini menghasilkan kualitas bahan ajar yang sangat baik dan bermutu sehingga dapat digunakan oleh pembelajar dan pebelajar di FKIP UMSU. Kata kunci: pengembangan bahan ajar, model Dick dan Carey, Momen , Variabel Random. ANALISIS SENSITIVITAS DARI HASIL MINIMUM SUM OF ABSOLUTE ERRORS ABIUDIN GEA Abstrak : Analisis sensitivitas biasanya digunakan untuk mempelajari perubahan-perubahan atau gangguangangguan parameter. Analisis ini ditunjukkan untuk memperoleh informasi tentang pemecahan regresi berganda yang dapat memprediksi dengan meminimalkan jumlah kesalahan absolut. Rancangan model suatu analisas sensitivitas saja terjadi kepada berbagai ketidakpastian atau gangguan-gangguan pada variabel parameter dari nilai sisi kendala serta perubahan-perubahan nilai koefisien. Jumlah minimum dari kesalahan mutlak regresi MSAE lebih tahan terhadap deviasi dari rata-rata kuadrat regresi, dalam nilai-nilai variabel respon dan ditribusi kesalahan. Karena semua pengamatan digunakan untuk menghitung kuadrat perkiraan terkecil dari parameter model perubahan kecil dalam nilai respon atau variabel prediktor efek perkiraan. Oleh karena itu perubahan kecil dalam beberapa nilai dari respon atau dari variabel prediktor mungkin tidak berefek pada MSAE. Ide dasar analisis pengaruh adalah bahwa solusi regresi harus stabil, arti lain perubahan kecil dalam data tidak harus menghasilkan perubahan besar dalam hasil ini adalah sebuah perlawanan. Pada saat menghapus sebuah pengamatan adalah salah satu cara untuk memperkenalkan perubahan kecil dalam data. Namun dilain sisi ini mungkin ini bukan cara yang baik untuk menilai pengaruh dari sebuah pengamatan untuk MSAE. Dalam tulisan ini kita mengembangkan prosedur untuk memprediksi interval secara akurat pada setiap nilai variabel predictor (nilai-nilai tidak terganggu) yang berubah. Model regresi diharapkan tidak berubah. Interval ini menunjukkan tingkat perubahan diterima dalam variabel MSAE tetap. Properti ini dapat disebut resistensi lengkap (atau absolut). METODE PENENTUAN TRAFFIC ASSIGNMENT PROBLEM DENGAN PERMINTAAN ELASTIS Rossi Peter Simanjuntak, Jhony Marbun Abstrak : Traffic assignment problem dengan permintaan elastis dapat dirumuskan sebagai masalah optimasi, yang fungsi tujuannya adalah jumlah fungsi kemacetan dan fungsi. Kami menggunakan variant dari Analytic Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 25
Center Cutting Plane Method untuk menyelesaikan masalah ini. kami menguji metode pada kasus dengan fungsi kemacetan yang berbeda (linier dengan kapasitas pada busur dan BPR) dan fungsi permintaan yang berbeda (elastisitas konstan dan linier). hasil percobaan numerik menunjukkan bahwa dimungkinkan untuk memecahkan kasus besar dengan akurasi tinggi. Kata Kunci. Traffic assignment problem, Permintaan Elastis, ACCPM.
PELABELAN TOTAL SISI AJAIB PADA GRAF(56 78 59: , ;) Sutriadi1, Zulfi Amri2 Mahasiswa pendidikan matematika FKIP UMSU,
[email protected] 2 Dosen pendidikan matematika FKIP UMSU,
[email protected]
1
Abstrak : Suatu graf G = (V, E) adalah sepasang himpunan terurut dimana V adalah himpunan simpul tak kosong dan E adalah himpunan busur(bolehkosong). Pelabelan graf adalah suatu pemberian nilai (dengan bilangan bulat) pada simpul atau sisi dari graf atau keduanya sehingga memenuhi kondisi tertentu. Pelabelan total sisi ajaib pada graf G(V, E)dengan himpunan simpulV(G)dan himpunan sisi E(G) adalah suatu pemetaan satu-satu f ∶ V(G) ∪ E(G) → B1, 2, … , |V(G) + E(G)|Eyang memenuhi kondisi bahwa f(UV)+f(U)+f(V) = k (konstan), untuk setiap UV di E(G). Graf(SM F Sq P , n)dibentuk dari graf SM , F dan Sq P , nyang dihubungkan menjadi satu dan memiliki dua simpul pusat, yakni di pusat SM dan di pusat SqP , n. Kata kunci : pelabelan total sisi ajaib, graf Kitiran, dangraf (R6 S8 RT: , U) THE GREEN OPEN VIHECLE ROUTING PROBLEM IN SUSTAINABLE TRANSPORTATION ALM IRA AM IR Abstract : The production, transportation, storage and consumption of all these goods, however, have created large environmental problems. Environmental, social and political pressures to limit the impacts associated with green house gas (GHG) emissions are mounting rapidly.In open vehicle routing problems, the vehicles are not required to return to the depot after completing service. I n this paper, particular consideration is given to routing model which is related to environmental issues. This class of problem is called green open vehicle routing problem. We model the problem as an integer programming problem. We propose a strategy of releasing nonbasic variables from their bounds, combined with the “active constraint” method and the notion of superbasics, has been developed for efficienty requirements, this strategy is used to force the appropriate noninteger basic variables to move to their neighbourgood integer points. Keywords:optimization, vehicle routing, tranportation
PENGARUH KEAKTIFAN DAN KREATIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATA KULIAH ANALISIS RIIL DI FKIP UMSU RAHMAT MUSHLIHUDDIN Abstrak : Proses pembelajaran mempengaruhi hasil belajar mahasiswa. Rendahnya keaktifan dan kreativitas mahasiswa mempengaruhi kualitas belajar peserta didik yang berdampak pada rendahnya prestasi belajar peserta didik. Model PBL adalah model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan keaktifan dan kreativitas dalam membangun pengetahuan baru peserta didik dalam menemukan konsep analisa vektor, serta menempatkan dosen sebagai pembimbing dan fasiltator. Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) Apakah keaktifan mempengaruhi hasil belajar mahasiswa dengan menggunakanmodel pembelajaran berbasis masalah? (2) Apakah kreativitas mempengaruhi hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah? (3) Apakah keaktifan, dan kerativitas mempengaruhi hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah? Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan popolasi seluruh mahasiswa semester VI Pendidikan Matematika FKIP UMSU, yang berjumlah 324 orang. Sampel berjumlah 36 orang yaitu kelas VI-A Pagi. Variabel yang diukur adalah hasil belajar mahasiswa berupa tes prestasi belajar, aktivitas dan kreativitas mahasiswa berupa lembar pengamatan. Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 26
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Keaktifan mahasiswa berpengaruh positif terhadap hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasismasalah. (2) Kreativitas mahasiswa berpengaruh positif terhadap hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. (3) Keaktifan dan kerativitas mahasiswa berpengaruh positif terhadap hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Key Words: Pembelajaran BerbasisMasalah, Keaktifan, Kreativitas, Hasil Belajar Mahasiswa. PENERAPAN MODEL PENCAPAIAN KONSEP PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DI KELAS VIII SMP UNGGUL PIDIE JAYA SARAH NADIA Abstrak : Permasalahan dalam penelitian ini adalah kebanyakan siswa dalam proses pembelajaran hanya menghafal rumus. Sehingga untuk pelajaran selanjutnya siswa tidak dapat mengingat kembali rumus matematika yang berkaitan dengan materi lainnya. Oleh krena itu dalam proses pembelajaran matematika diperlukan suatu model pembelajaran yang baru dan bervariasi yang dapat membangkitkan daya kreatifitas dan motivasi siswa untuk belajar secara mandiri dan bekerja sama dengan siswa lain dalam kelompok. Salah satu alternativnya adalah dengan menerapkan model pencapaian konsep dan termasuk model pembelajaran kurikulum 2013. Model pembelajaran pencapaian konsep adalah suatu strategi mengajar bersifat induktif didefinisikan untuk membantu siswa dari semua usia dalam memperkuat pemahaman mereka terhadap konsep yang dipelajari dari melatih menguji hipotesis.Dalam pelaksanaan pembelajaran siswa terlibat langsung dalam praktek. Model pencapaian konsep terdiri dari tiga sintaks yaitu penyajian data dan identifikasi konsep, mengetes pencapaian konsep, dan siswa menganalisis strategi berfikir. Penelitian ini dilaksanakan di SMP UNGGUL PIDIE JAYA kelas VIII. Tujuan pembelajaran dengan model pencapaian konsep dari penelitian ini adalah siswa dapat memahami konsep pengertian relasi dan fungsi dan saling bekerja sama.Dalam memahami konsep pengertian relasi dan fungsi siswa menyebutkan contoh hubungan antara dua himpunan atau kelompok dalam kehidupan sehari-hari .Intrumen yang digunakan berupa soal tes uraian. Berdasarkan hasil ujicoba penelitian siswa merasa senang dengan penerapan model pencapaian konsep serta mereka dapat berfikir kritis dari contoh-contoh gambar yang diberikan melalui LKS dan mendiskusikannya. Dan dengan model pencapaian konsep siswa lebih dapat berfikir kritis sehingga pembelajaran lebih bermakna Kata Kunci: Model Pencapaian Konsep, Relasi dan Fungsi
STRATEGI DAN MOTIVASI SISWA DALAM MEMBUAT MODEL MATEMATIKA PADA MATERI PROGRAM LINEAR MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS XI MAS JEUMALA AMAL PIDIE JAYA HASRAWATI Abstract : Strategi dan motivasi siswa dalam meningkat hasil belajarnya menjadi suatu masalah penting yang harus diperhatikan oleh seorang guru matematika. Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru sebagai pendidik yaitu meningkatkan motivasi dan membangun strategi yang tepat untuk membuat siswa tertarik terhadap pembelajaran matematika yaitu dengan menerap model pembelajaran problem based learning (PBL). Jenispenelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MAS JeumalaAmal yang berjumlah 36 siswa. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi dan motivasi siswa dalam membuat model matematika pada materi program linear melalui penerapan model problem based learning di kelas XI MAS Jeumala Amal Pidie Jaya. Tujuan penellitia nuntuk mengetahui strategi yang digunakan siswa untuk menyelesaikan masalah matematika pada program linear serta untuk melihat motivasi siswa dalam penerapan model pembelajaran problem based learning dikelas XI MAS Jeumala Amal. Data diperoleh dari hasil jawaban siswa berdasarkan rubrik motivasi yang dibagikan kepada siswa secara individual baik tertulis maupun secara lisan (presentasi). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi dan motivasi belajar siswa dalam membuat model matematika pada materi program linear melalui penerapan model pembelajaran problem based learning berada pada kategori baik, dan masing- masing kelompok siswa mempunyai strategi yang kreatif dalam membuat model matematika. Kata kunci: strategi, motivasi, problem based learning.
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 27
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATERI LIMIT FUNGSI DI KELAS XI-C SMAS ISLAM AL-FALAH ACEH BESAR RATNA JUWITA MANDASARI Abstrak : Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Salah satu model pembelajaran yang siswanya terlibat langsung dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran quantum teaching. Quantum Teaching merupakan suatu model pembelajaran yang dapat membuat siswa langsung mengalami permasalahan, menemukan sendiri jawaban atas permasalahan dan beraktivitas sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Penelitian ini mengkaji bagaimana kreativitas siswa dalam pembelajaran limit fungsi melalui model quantum teaching di kelas XI-C SMAS Islam Al-falah Aceh Besar. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI-C SMAS Islam Al-Falah yang berjumlah 18 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument penilaian kompetensi siswa, hasil kerja kelompok siswa pada LKS, dan lembar respon siswa terhadap pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas siswa melalui penerapan model quantumtTeaching pada materi limit fungsi di kelas XI-C SMAS Islam Al-Falah Aceh Besar dikategorikan kurang kreatif. Kata Kunci: kurikulum 2013, quantum teaching, kreativitas, limit fungsi
PENDEKATAN TEORI PERMAINAN UNTUK MEMAHAMI KONFLIK SUMBER DAYA HUTAN DI INDONESIA ZAHEDI Abstract : Teori permainan dapat memberikan wawasan yang berharga bagi strategi konflik sumber daya hutan. Terkait hal ini, konsep solusi teori permainan non-kooperatif digunakan untuk menentukan kemungkinan hasil dari konflik sumber daya hutan di Indonesia. Konflik ini merupakan hasil kebijakan yang dikeluarkan Departemen Kehutan RI berupa konsesi pengusahaan hutan kepada para pengusaha (HPH/TI) yang pada gilirannya meminggirkan hak-hak masyarakat sekitar hutan. Graph Model for Conflict Resolution Decision Support System (GMCR II) digunakan untuk model konflik, memberikan wawasan strategis, dan mengidentifikasi hasil yang stabil dari permainan, mengingat pilihan pemain dan preferensi. Berdasarkan ini dapat direkomendasikan frame dan skenario resolusi dengan peningkatan keuntungan yang optimal bagi Departemen Kehutanan dan para pihak terkait lainnya dalam rangka menyelesaikan konflik sumber daya hutan. Kata kunci : GMCR, Konflik, Teori Permainan, Departemen Kehutanan (Dephut)
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI STUDENT LED REVIEW SESSION DENGAN METODE KONVENSIONAL DI SMP MUHAMMADIYAH 57 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SRI WAHYUN Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi Student Led Review Session di SMP Muhammadiyah 57 Medan Tahun Pelajaran 2011/2012. 2) Hasil belajar siswa dengan menggunakan Metode Konvensional di SMP Muhammadiyah 57 Medan Tahun Pelajaran 2011/2012. 3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi Student Led Review Session dengan Metode Konvensional di SMP Muhammadiyah 57 Medan Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan jenis penelitian quasi eksperimen. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk essay setelah divalidasi. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari enam kelas. Sampel yang diambil sebanyak dua kelas dengan jumlah siswa 84, satu kelas menggunakan Strategi Student Led Review Session sebagai kelas eksperimen dan satu kelas menggunakan metode Konvensional sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1) Hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi Student Led Review Session rata-rata 72,26 dan standar deviasi 6,008. 2) Hasil belajar menggunakan metode Konvensional dengan rata-rata 69,35 dan standar deviasi 4,402. 3) Terdapat perbedaan yang signifikan antara Hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi Student Led Review Session dengan metode Konvensional di SMP Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 28
Muhammadiyah 57 Medan Tahun Pelajaran 2011/2012. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa lebih baik menggunakan pembelajaran dengan Strategi Student Led Review Session. Kata Kunci: Hasil Belajar, Strategi Student Led Review Session, Metode Konvensional. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI STATISTIKA DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MOTIVASI SISWA DI KELAS VII DI SMP N 19 PERCONTOHAN BANDA ACEH Desi Maya Sari, S. Pd Dr. Rahmah Johar, M. Pd Abstrak : Kurikulum dalam interaksinya dengan perkembangan masyarakat dan ilmu pengetahuan selalu bersifat dinamis, kurikulum tidak hanya sebagai bagian yang menentukan perwujudan masyarakat masa depan sebagaimana dicita citakan bangsa, tapi juga harus selalu mengikuti tuntutan perubahan, sehingga perubahan. Untuk itu lahirnya Kurikulum 2013 merupakan konsekuensi logis meskipun banyak hal yang perlu dikritisi dan dipertimbangkan terutama dalam implementasinya di lapangan. Untuk itu, perkembangan metode pembelajaran yang menyenangkan peserta didik untuk lebih berfikir kreatif dan inovatif perlu dikembangkan oleh guru untuk peningkatan prestasi belajar peserta didik. Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dianggap cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran peserta didik, karena selain mampu mengembangkan kreatifitas. Kesulitan memahami matematika dan rendahnya motivasi siswa dalam belajar merupakan faktorfaktor utama yang menyebabkan siswa tidak menyukai matematika.. NHT merupakan salah satu model pembelajaran aktif yang menuntut penguasaan materi secara individual. Hal ini menjadi salah satu motivasi siswa untuk meningkatkan kemauan belajarnya supaya mampu menguasai materi yang dipelajari. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran koperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam meningkatkan kreatifitas dan motivasi belajar matematika pada materi statistika di kelas VII SMP Negeri 19 percontohan Banda Aceh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam meningkatkan kreatifitas dan motivasi belajar matematika pada materi statistika di kelas VII SMP Negeri 19 percontohan Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan instrument penilaian (rubric Penskoran). Berdasarkan rubric penskoran tersebut data yang diperoleh rata-rata peserta adalah hasil dari presentase kelompok peserta didik bertanya atau mengemukakan pikiran adalah sebesar 70%. Mencermikan sikap ketertarikan yang berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas suatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar rata-rata dari indikator ini adalah 80 %. Rata-rata persentase pada indikator Melakukan tindakan yang berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari suatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar adalah 75,3%. Rata-rata 95% peserta didik memahami konsep dari statistika dengan menggunakan model koopeartif tipe Numbered Heads Together (NHT) seperti yang terlihat ada sampel hasil kemampuan pengetahuan peserta didik. Peserta didik lebih kreatif dalam menyelesaikan LKS karena masalah yang disusun dalam LKS. Sehingga model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) sangat membantu siswa dalam memahami dan menigkatkan pemahaman siswa pada materi statistika, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat menambah motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika khususnya pada materi statistika, penggunaan alat peraga dan media dalam pembelajaran dalam menjelaskan konsep kadang cukup menyita waktu. Kata Kunci: Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), pemahaman, motivasi, dan Statistika. THE COMPARISON OF PROBLEM SOLVING SKILLS OF STUDENT USING COOPERATIVE LEARNING JIGSAW APPROACH AND THINK PAIR SHARE (TPS) APPROACH ON PRISM SUBTOPIC IN VIII GRADE YANTI RAMBE Abstract : This research was conducted to know whether cooperative learning jigsaw and think pair share (TPS) approaches can increase problem solving skills of student. The population of this research is all students in VIII grade at SMP Negeri 1 Tebing Tinggi that divided into four classes. The sample of this research is 52 students that divided into two classes; those are 26 students in VIII-1 was taught using cooperative learning jigsaw approach and 26 students in VIII-2 was taught using cooperative learning think pair share (TPS) approach. Analysis result of gain for problem solving using t testing with significant level α=0,05 for the first hypothesis is tcalculate = 14,7639 and ttable = 1,706, so that tcalculate > ttable. So,Cooperative learning jigsaw approach can increase problem solving skills of student on prisms subtopic in VIII grade at SMP Negeri 1 Tebing Tinggi. For the second hypothesis, tcalculate = 6,1916 and ttable = 1,706 so that tcalculate > ttable. So, cooperative learning Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 29
Think Pair Share (TPS) approach can increase problem solving skills of student on prisms subtopic in VIII grade at SMP Negeri 1 Tebing Tinggi. For the third hypothesis, tcalculate = 2,324 and ttable = 2,008 so that -2,009 < tcalculate < 2,009. Because of that, the criteria -tα/2(50) < tcal < tα/2 (50) is rejected. So, there is significant difference of problem solving skills that taught using cooperative learning jigsaw approach and Think Pair Share (TPS) approach on prism subtopic in VIII grade at SMP Negeri 1 Tebing tinggi. Key Words: Cooperative Learning Jigsaw Approach, Cooperative Learning Think Pair Share approach, Problem Solving Skills A DIRECT SEARCH APPROACH FOR SOLVING FLEXIBLE JOP SHOP SCHEDULING PROBLEM a
Yenny Suzanaa, STAIN Zawiyah Cot Kala, Langsa
Abstract. Job Shop Problem (JSP) adalah masalah penjadwalan yang dapat didefinisikan untuk mendapatkan urutan yang optimal dari himpunan pekerjaan yang diberikan pada mesin yang tersedia. Setiap pekerjaan terdiri dari sejumlah operasi yang harus diproses dalam urutan tertentu. The fleksibel job shop problem (FJSP) merupakan perluasan dari JSP, dalam arti bahwa suatu operasi diperbolehkan untuk diproses oleh mesin manapun dari mesin yang tersedia. Ini merupakan masalah optimasi kombinatorial yang termasuk dalam kelas masalah NP-complete. Kami mengembangkan sebuah strategi integerizing dengan memanfaatkan gagasan variabel superbasic untuk memecahkan masalah. Keywords: combinatorial optimization, scheduling, superbasic variables PEMODELAN MATEMATIKA UNTUK MENENTUKAN LETAK BUTIR SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA PROGRAM ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN PENDEKATAN PROGRAM LINIER HARDI TAMBUNAN Abstrak : Salah satu syarat untuk ketentuan kelulusan siswa sekolah menengah atas (SMA) adalah harus mengikuti ujian nasional (UN). Terdapat beberapa mata pelajaran yang diujikan, salah satu diantaranya adalah pelajaran matematika dengan syarat kelulusan minimal nilai 4.0. Secara nasional soal yang diujikan sudah memenuhi persyaratan analisis butir soal, sehingga diharapkan sudah dapat mengukur kompetensi hasil belajar siswa secara nasional. Akan tetapi hingga saat ini hasil ujian nasional matematika belum maksimal di beberapa daerah. Hal itu menunjukkan masih ada masalah dalam pencapain tujuan yang diharapkan. Salah satu penyebab yang mungkin dapat terjadi adalah butir soal kurang sesuai dengan kompetensi siswa. Dalam makalah ini dibahas tentang pemodelan letak butir soal UN matematika untuk dapat digunakan sebagai pendekatan pencarian dalam rangka untuk mengetahui letak butir soal yang kurang sesuai dengan kompetensi siswa pada program ilmu pengetahuan alam SMA. Pemecahan masalah dari model digunakan dengan pendekatan program linier. Kata kunci:, Ujian nasional, pemodelan, program linier PENERAPAN PENDEKATAN PARTISIPATIF UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR TRIGONOMETRI DI KELAS X SMA NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ASHFIA SHAFFA BASRI Abstract : Pendekatan pembelajaran partisipatif merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam proses belajar-mengajar matematika yang menekankan pada keaktifan dan kemandirian siswa untuk menemukan sendiri inti dari suatu permasalahan sehingga dapat menyebabkan siswa terbuka pola pikir dan kreativitasnya untuk memecahkan masalah tersebut. Masalah dalam penelitian ini; apakah hasil belajar siswa lebih tinggi dengan penerapan pendekatan partisipatif dan juga mencapai ketuntasan belajar pada materi trigonometri. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa dan juga ketuntasan belajarnya pada materi trigonometri dengan penerapan pendekatan partisipatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 8 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2009/2010, sedangkan untuk sampel diambil kelas X-1 yang berjumlah 28 siswa dengan menggunakan metode purposive sampling. Instrumen yang digunakan berupa soal tes awal (pretest) dan tes akhir (postest). Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan rumus uji-t pada taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = 27 serta persentase. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan rumus uji-t dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel (32,29 > 1,70), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 30
Sedangkan hasil pengolahan data dengan rumus persentase didapat ketuntasan belajar secara klasikal sebanyak 92,85%. Dengan demikian hasil belajar siswa lebih tinggi dengan penerapan pendekatan partisipatif pada materi trigonometri atau mengalami peningkatan di kelas X SMA Negeri 8 Banda Aceh dan mencapai tingkat ketuntasan belajar. Kata kunci: pendekatan, prestasi belajar, pendekatan partisipatif PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ASSURE MENGGUNAKAN FLASH SECARA INDIVIDU DAN BERKELOMPOK PADA TOPIK TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TEBING TINGGI FARAH DIBA Abstract. Research was carried out at SMP Negeri 1 TebingTinggiwhich the aims to determine whether the students’ achievement throughASSURE learning model using flash in group is higher than student’s achievement throughASSURE learning model using flash individually in grade VIII SMP Negeri 1 TebingTinggi on the Phytagorean Theorem topic. The type of this research was experimental research by provided treatment to both of research sample. The population in this sample was grade VIII SMP Negeri 1 TebingTinggi that consists of 8 classes with an average of 27students. The samples were taken two classes that are determined by random sampling techniques,namely the experiment class I consist of 27 students and experiment class II consist of 27 students.Instrument that used in this study was in the form of essay test as much as 5 items that have tested valid and reliable. Before testing the hypothesis, the data was tested for normality and homogeneity test, normality test used Chi-Square formula and homogeneity test used the F-test. From the results of test, it concluded that both samples were normally distributed and homogenous. The hypothesis in this study were tested using t-test.Statistically by use t-test concluded that students’ achievement throughASSURE learning model using flash in group is higher than ASSURE learning model using flash individually on Pythagorean Theorem topic at Grade VIII SMP Negeri 1 Tebing Tinggi. Key words: ASSURE Model, Flash, student’s achievement, Individually, group THE EFFECT OF CTL APPROACH AND MOTIVATION FOR LEARNING OUTCOME OF RELATION AND FUNCTION AT VIII GRADE SMP NEGERI 1 TEBING TINGGI EVA PUSPITA SARI Abstract : The purpose of this research was to know whether the student’s learning outcome of relation and function taught by Contextual Teaching and Learning (CTL) approach is higher than student’s learning outcome of relation and function taught by Direct Instruction (DI) approach, whether the student’s learning outcome of relation and function with high motivation is higher than student’s learning outcome of relation and function with low motivation, whether there is an interaction between learning approach and the student’s motivation to student’s learning outcome. Type of the research is quasi experiment with factorial design of 2x2. The population of this research is all students in VIII grade at SMP Negeri 1 Tebing Tinggi and the number is 225 students that divided into nine classes. The sampling technique was cluster random sampling. The sample of this research is 38 students that divided into two classes; those are 21 students in VIII-A was taught using CTL approach and 17 students in VIII-B was taught using DI approach. Hypothesis test was done by Two Way Analysis of Variance (Two Way ANOVA). The research result show that (1) the student’s learning outcome of relation and function taught by Contextual Teaching and Learning (CTL) approach is higher than the student’s learning outcome of relation and function taught by Direct Instruction (DI) approach (2) the student’s learning outcome of relation and function with high motivation is higher than student’s learning outcome of relation and function with low motivation (3) There is significant interaction between learning approach and the student’s motivation to student’s learning outcome. Key Words: CTL Approach, DI approach, Student’s Motivation, Student’s Learning Outcome ANALISIS PEENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI KAB/KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2010-2011 Kristina Pestaria Sinaga dan Tulus Open Darnius Abstrak. Kemiskinan adalah salah satu penyakit ekonomi makro yang dihadapi oleh Negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Provinsi Sumatera Utara bagian dari Negara Indonesia, juga menghadapi masalah yang Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 31
tidak berbeda. Penelitian ini menganalisis pengaruh PDRB, pendidikan (jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan) dan pengangguran terhadap kemiskinan di Kab/Kota Provinsi Sumatera Utara dengan menggunakan data tahun 2010-2011. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda berdasarkan metode Doolittle dipersingkat. Hasil analisis hubungan fungsional antara kemiskinan dengan 6 variabel prediktornya yaitu : V = 0,357 + 1,5447 − 0,321 − 0,526 M − 0,640 P + 0,769 − 0,088 Y . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pendidikan tamat universitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan, pendidikan tamat SD, SLTP, SLTA berpengaruh negatif dan signifikan dalam berpengaruh negative dan tidak signifikan dalam menurunkan kemiskinan di Kab/Kota Propinsi Sumatera Utara. Kata kunci : Regresi Linier Berganda, Metode Doolittle Dipersingkat, Kemiskinan PRESTASI BELAJAR DAN RESPON SISWA TERHADAP PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINTIFIC MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI KESEBANGUNAN (Studi Kasus di SMPN 2 Peukan Pidie Kab.Pidie) MIRUNNISA Abstrak : Kurangya minat siswa dalam belajar dapat menyebabkankan rendahnya prestasi belajar siswa. Ketidakberagamannya dan ketidaksesuaian metode yang digunakan serta ketidakrelevannya dengan kehidupan sehari-hari merupakan hal yang membosankan bagi siswa dalam belajar matematika, sehingga siswa kurang termotivasi dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa pada materi kesebangunan pada siswa kelas IX SMP N dengan penerapan pembelajaran saintific melalui model discovery learning , serta respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran saintific melalui model discovery learning. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian dalam bentuk soal tes, yang terdiri dari 5 butir soal berbentuk essay. Penilaian dari soal essay dinilai secara kuantitatif yang kemudian dimanipulasi secara kuantitatif. Secara klasikal terdapat 90% siswa memperoleh prestasi pada tahap baik. Sedangkan untuk melihat respon siswa dilakukan melalui angket. Proses pembelajaran dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan saintific dan model discovery learning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, prestasi siswa dengan penerapan pembelajaran saintific model discovery learning berada pada kategori baik. Sedangkan respon siswa terhadap penerapan pembelajaran saintific model discovery learning sebayak 94% siswa memahami materi yang disampaikan, 90,5 % siswa termotivasi untuk diterapkan lagi, 100% siswa menyenangi model discovery learning, 96,4% siswa mendapat penjelasan yang jelas selama pembelajaran dan 89,3% siswa mendapatkan informasi dengan mudah selama pembelajaran. Kata kunci : pembelajaran saintific, discovery learning, prestasi belajar siswa, respon, kesebangunan TINJAUAN KEAMANAN PROTOKOL KEY AGREEMENT DIFFIE-HELLMAN Sutoro1, Ina Werdyaningrum2 Abstrak : Diffi-Hellman adalah sebuah protokol key agreement yang pertama di desain untuk mengatasi permasalahan pertukaran kunci kriptografi. Diffie-Hellman merupakan key agreement yang aman dan dapat dilakukan pada saluran komunikasi publik. Namun pada perkembangannnya banyak serangan yang dilakukan terhadap protokol key agreement Diffie-Hellman. Serangan yang dilakukan dapat dilakukan dari sisi teori matematis dan implementasi. Pada paper ini akan dijelaskan beberapa serangan yang dilakukan terhadap protokol Diffie-Hellman dengan harapan kepada para praktisi dapat memperoleh informasi yang cukup dalam melakukan desain protokol key agreement berdasarkan Diffie-Hellman. Kata Kunci: protokol key agreement, Diffie-Hellman, Kriptanalisisprotokol key agreement. IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TERHADAP KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DWI NOVITA SARI Abstrak : Perubahan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan globalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup, karena merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah kurikulum. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan. Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 32
antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Kompetensi ini didukung 4 pilar yaitu : produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum baru ini memuat perubahan yang cukup mendasar terutama dalam hal penerapan pandangan bahwa dalam proses belajar, anak dianggap sebagai pengembang pengetahuan. Selain itu, adanya penekanan pada pengembangan kemampuan pemecahan masalah; berfikir logis, kritis, dan kreatif; serta mengkomunikasikan gagasan secara matematik, maka teori belajar yang dominan digunakan kemungkinannya adalah aliran psikologi perkembangan serta konstruktivisme. Dari Pengembangan Kurikulum 2013 diisyaratkan bahwa proses pembelajaran yang dikehendaki adalah pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui observasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Kemampuan komunikasi matematis perlu menjadi fokus perhatian dalam pembelajaran matematika, sebab melalui komunikasi, siswa dapat mengorganisasi dan mengonsolidasi berpikir matematikanya dan siswa dapat mengeksplorasi ide-ide matematika. Oleh karena itu, siswa perlu dibiasakan dalam pembelajaran untuk memberikan argumen terhadap setiap jawabannya serta memberikan tanggapan atas jawaban yang diberikan oleh orang lain, sehingga apa yang sedang dipelajari menjadi bermakna baginya. Hal ini berarti guru harus berusaha untuk mendorong siswanya agar mampu berkomunikasi. Kemampuan komunikasi yang akan diukur dalam hal ini adalah kemampuan komunikasi tertulis dan komunikasi lisan siswa. Siswa dituntut untuk mampu menyetakan ide matematis melalui ucapan, tulisan demonstrasi dan melukiskan secara visual dalam tipe yang berbeda, memahami, menafsirkan dan menilai ide yang disajikan dalam tulisan, lisan atau dalam bentuk visual, mengkonstruk, menafsirkan dan menghubungkan bermacam-macam representasi ide dan hubunganya. Kata kunci : Kurikulum 2013, Komunikasi Matematik MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DENGAN PENDEKATAN CRA (CONCRETE REPRESENTATIONAL ABSTRACT) JANTER ANTONIUS TAMBUNAN Abstrak. Pemahaman konsep matematis mengacu pada penyerapan ide matematis yang terjadi pada seseorang yang kemudian menyatu dengan dirinya dan dapat dimanfaatkan. Belajar matematika dengan tujuan pemahaman matematis bukan sekadar mengingat atau menghafal konsep matematis, tapi menyerap konsep tersebut menjadi bagian dari dirinya. Lebih lanjut, mempengaruhi cara dan hasil berpikir serta sikap yang memanfaatkan hasil belajar matematika dalam kehidupan nyata atau dalam menyelesaikan berbagai macam masalah yang berkaitan dengan konsep matematis tersebut. Dengan diterapkannya pendekatan CRA (Concrete Representational Abstract) diharapkan dapat meningatkan kemampuan pemahaman konsep matematika. Pendekatan CRA secara sistematis dan eksplisit mengajarkan siswa melalui tiga tahap belajar, yaitu (1) konkret, (2) representasi, dan (3) abstrak. Pengajaran dengan CRA adalah tiga tahap proses pembelajaran dimana siswa memahami konsep matematika melalui manipulasi fisik benda konkret, diikuti dengan pembelajaran melalui representasi bergambar dari manipulasi benda konkret, dan diakhiri dengan memecahkan masalah matematika melalui notasi abstrak. Istilah lain yang telah digunakan untuk menggambarkan rangkaian pengajaran ini adalah rangkaian pengajaran konkret ke semikonkret ke abstrak. Kata kunci : Kemampuan Pemahaman Matematika, Pendekatan CRA PENERAPAN STRATEGI GENIUS LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI AJAR KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII MTS AL-HASANAH MEDAN SITI AMINAH NABABAN Abstrak : Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang rendahnya hasil belajar matematika siswa pada materi kubus dan balok di kelas VIII MTs Al-Hasanah Medan. Hal ini terlihat dari kurang mampunya siswa menyelesaikan soal-soal kubus dan balok, sehingga diperlukan usaha dan strategi pembelajaran yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi Genius Learning pada materi kubus dan balok pada siswa kelas VIII di MTs AlHasanah Medan. Adapun peningkatan hasil belajar tersebut dilihat berdasarkan kriteria tingkat ketuntasan belajar dan tingka tpenguasaan siswa terhadap materi kubus dan balok. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan dalam 2 siklus enam kali pertemuan, yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sedangkan untuk mengetahui kemampuan siswa, peneliti menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa, soal-soal pre-tes dan post-tes dalam bentuk pilihan ganda yang diberikan kepada siswa secara individu. Yang menjadi subjek dalam penelitian inia dalah siswa kelas VIII-2 MTs Al-Hasanah Medan yang berjumlah 24 orang, yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 33
Berdasarkan hasi tes awal sebelum diberikan tindakan menunjukkan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 41,67% (10 siswa). Setelah diberikan tindakan pengajaran dengan menggunakan strategi Genius Learning, diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 66,66% (16 siswa). Sedangkan setelah dilakukan perbaikan dari siklus I, pada siklus II diperoleh persentase ketuntasan klasikal sebesar 91,67% (22 siswa). Sehingga diperoleh peningkatan hasil belajar matematika daris iklus I ke siklus II sebesar 25,01%. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi Genius Learning dalam pembelajaran matematika pada materi kubus dan balok dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIII MTs Al-Hasanah Medan. Kata Kunci : Strategi Genius Learning, Hasil Belajar Siswa IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA WINANDA MARITO Abstrak : Proses pembelajaran harus dapat membawa siswa kepada sosok generasi bangsa yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga memiliki nilai karakter yang tercermin dalam kehidupan sehari-harinya. Sesuai dengan kurikulum saat ini yaitu kurikulum 2013 yang menjadikan karakter sebagai hal yang paling mendasar dan riil dan lebih menitikberatkan pada pembentukan karakter siswa. Pembelajaran matematika yang mendapatkan jam pelajaran cukup banyak di setiap jenjang pendidikan diharapkan dapat membentuk karakter siswa melalui proses pembelajarannya. Pembelajaran matematika harus didisain dengan baik sehingga tujuan pembentukan karakter siswa melalui pembelajaran matematika dapat dicapai. Dalam tulisan ini penulis memberikan contoh pembelajaran matematika dengan model guided inquiry learning. Dengan tahapan pembelajarannya diharapkan dapat membentuk karakter siswa antara lain : bertanggungjawab, disiplin, percaya diri, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, menghargai, dan demokratis. Kata kunci : Kurikulum 2013, Karakter, Pembelajaran Matematika PEMBELAJARAN ALJABAR LINIER DENGAN SOFTWARE MICROSOFT MATHEMATIC BUDI DARMAWAN MANURUNG Abstrak : Pesatnya kemajuan teknologi sangat memberikan kemudahan kepada sumberdaya manusia yang telah siap menerima perubahan kemajuan tersebut. Salah satu kemajuan tersebut yang salah satunya adalah Komputer, semakin memberikan manfaat yang besar di dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Begitu banyaknya program aplikasi komputer atau perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran matematika, khususnya Aljabar Linier. Salah satu perangkat lunak bantu yang dipilih dalam pembahasan kali ini yang akan digunakan dalam pembelajaran Aljabar linier yaitu Microsoft Mathematic. Software ini dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan kecepatan, dan keakuratan dalam berbagai perhitungan dalam pembelajaran aljabar linier yang jika dikerjakan secara manual sangat sulit diselesaikan dan membutuhkan waktu yang lama. Dan software ini juga dapat memvisualisasikan grafik dalam bentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi, misalnya dalam penyelesaian Sistem Persamaan Linier yang diharapkan dapat memaksimalkan pemahaman dalam pembelajaran. Kata kunci : Aljabar linier, Microsoft Math. PENDEKATAN SAINTIFIK SEBAGAI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 YUNITA Abstrak : Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup, karena merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dalam Undang-Undang Nomor Tahun 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah kurikulum. Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan yang sudah ada. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi tantangan masa depan yang antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Dengan pendekatan saintifik, selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 34
menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Selama proses pembelajaran siswa dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah, bukan diajak beropini mengenai suatu fenomena. Mereka dilatih untuk mampu berfikir logis, terurut dan sistematis. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam pendekatan ilmiah (scientific appoach) terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi (menalar), menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan sehingga tercakup ranah sikap dengan transformasi materi agar siswa “tahu mengapa”, ranah keterampilan dengan transformasi materi agar siswa “tahu bagaimana”, ranah pengetahuan dengan transformasi materi agar siswa “tahu apa” dan akhirnya menghasilkan pembelajaran yang produktif, inovatif, kreatif, dan afektif. Maka dari itu, Pendekatan Saintifik dijadikan satu pembelajaran yang cocok dengan kurikulum 2013. Kata kunci: Kurikulum 2013, Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TERHADAP BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MUHAMMAD ARIF Abstrak : Perubahan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan globalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya. Perkembangan dan perubahan secara terus menerus, mengakibatkan perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional kita, termasuk penyempurnaan kurikulum sekolah untuk mewujudkan masyarakat yang dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain serta menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Kemampuan berpikir kreatif matematis sangat diperlukan oleh siswa mengingat bahwa dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa saja bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari berbagai sumber yang ada, salah satu proses penilaian yang diukur dalam kurikulum 2013 adalah tingkat berpikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi. Sedangkan proses pembelajarannya menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis dan kreatif. Berpikir kreatif merupakan bagian dari berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills- HOTS). Kata kunci: Kurikulum 2013 dan Berpikir Kreatif Matematis PENERAPAN ANALISIS FAKTOR PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR MAHASISWA FKIP UMN AL-WASHLIYAH TAHUN AKADEMIK 2014/2015 MADYUNUS SALAYAN Abstrak : Masalah penelitian ini adalah faktor apa sajakah yang menjadi faktor–faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa program studi matematika tahun akademik 2014/2015 yang valid. Dengan tujuan penelitian adalah untuk mengelompokkan/mereduksi sejumlah peubah hasil belajar mahasiswa kedalam satu atau beberapa faktor. Untuk menentukan faktor yang valid dari hasil belajar mahasiswa digunakan teknik analisis faktor. Dalam tahap pengujian peubah, dari 13 peubah, semua peubah dapat dilakukan dalam proses analisis faktor selanjutnya, sedangkan dalam proses faktoring ke-tiga belas peubah tersebut telah direduksi menjadi hanya lima faktor saja. Kata Kunci: Hasil belajar Mahasiswa, Analisis faktor. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN MODEL STOP THINK DO PADA POKOK BAHASAN PANGKAT RASIONAL DAN BENTUK AKAR DI KELAS X SMA NEGERI I PANGARIBUAN HERIADY GULTOM Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika pada pokok bahasan pangkat rasional dan bentuk akar dengan menerapkan model pembelajaran stop think do. Penelitian ini dilakukan di SMA N I Pangaribuan dengan subjeknya adalah siswa/siswi kelas X-A SMA N I Pangaribuan dengan jumlah 45 orang. Objek penelitian ini adalah kualitas proses dan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran stop think do. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa tes uraian, angket motivasi dan lembar observasi. Data dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistika deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika pada pokok bahasan pangkat rasional dan bentuk akar dengan menerapkan model pembelajaran metode stop think do adalah efektif digunakan. Kata kunci: Efektivitas pembelajaran, Model Stop Think Do Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 35
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNKAN STRATEGI GAL’PERIN DI MTS MUALLIMIN UNIVA MEDAN ARSAD HALOMOAN SIPAHUTAR Abstrak : Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (1) Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa pada materi bangun datar segitiga dan segi empat sebelum penerapan strategi Gal’perin di Kelas VII MTs Muallimin UNIVA Medan.(2) Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar matematika siswa MTs Muallimin UNIVA Medan dengan menggunakan strategi pembelajaran gal’perin. (3) Untuk mengetahui aktifitas mengajar guru selama proses belajar matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran gal’perin di Kelas VII MTs Muallimin UNIVA Medan. (4) Untuk mengetahui respon belajar siswa selama proses belajar matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran gal’perin di Kelas VII MTs Muallimin UNIVA Medan. Dari hasil penelitian ini diperoleh data bahwa terjadi peningkatan pada hasil belajar matematika siswa. Setelah pembelajaran dilakukan pada siklus I dapat dilihat dari peningkatan ketuntasan klasikal yaitu sebelum tindakan persentase siswa yang tuntas adalah sebesar 19.61% dengan nilai rata-rata kelas adalah 33.04 kemudian setelah siklus I persentase siswa yang tuntas adalah sebesar 50.98% dengan nilai rata-rata kelas adalah 60.39 dan setelah siklus II persentase siswa yang tuntas adalah sebesar 86,27% dengan nilai rata-rata 71.76. Dari Hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi gal’perin dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun datar segitiga dan segi empat di kelas VII MTs. Muallimin UNIVA Medan. Kata Kunci : Hasil Belajar Matematika, Strategi Gal’perin MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY ANDI SAPUTRA MANDOPA Abstark : Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarahkan minat belajar untuk tercapai suatu tujuan. Siswa akan sungguh-sungguh belajar karena termotivasi mencari prestasi, mendapat kedudukan dalam jabatan, menjadi politikus dan memecahkan masalah. motivasi belajar adalah suatu penggerak yang timbul dari kekuatan mental dari peserta didik maupun dari ciptaan kondisi belajar sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan belajar itu sendiri. Dengan kurangnya motivasi belajar matematika siswa akan menimbulkan nilai negatif, serta akan mempengaruhi hasil belajaranya. Metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi. Metode ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman sehingga akan menimbulkan motivasi pada siswa. Kata kunci : Motivasi Belajar Matematika, Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ALI CANRA PULUNGAN Abstrak : Penalaran adalah suatu proses berfikir untuk mengambil suatu kesimpulan berdasarkan pemahaman atau pengetahuan yang telah difahami atau diketahui Kemampuan penalaran terhadap matematika sangat penting dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika di sekolah harus dapat menyiapkan siswa untuk memiliki kemampuan penalaran matematika sebagai bekal untuk menghadapi tantangan perkembangan dan perubahan. Penalaran merupakan hal yang sangat urgen dalam matematika. Tanpa penalaran seseorang tidak akan mampu untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari serta masalah-masalah pada matematika khususnya. Dengan pembelajaran berbasis masalah di harapkan dapat membangun penalaran matematika siswa. Pembelajaran berbasis masalah diartikan sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Melalui pembelajaran berbasis masalah diharapkan dapat membantu seseorang untuk memahami peran atau kegunaan matematika di dalam kehidupan sehari-hari sekaligus menggunakannya untuk Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 36
membuat keputusan-keputusan yang tepat sebagai warga negara yang membangun, peduli, berpikir serta berakhlak mulia.. Kata kunci : Kemampuan Penalaran matematika, pembelajaran berbasis masalah. PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) SEBAGAI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TIANA GUSTI ULINA SARUMPAET Abstrak : Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup, karena merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah kurikulum. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan. Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Kompetensi ini didukung 4 pilar yaitu : produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum baru ini memuat perubahan yang cukup mendasar terutama dalam hal penerapan pandangan bahwa dalam proses belajar, anak dianggap sebagai pengembang pengetahuan. Selain itu, adanya penekanan pada pengembangan kemampuan pemecahan masalah; berfikir logis, kritis, dan kreatif; serta mengkomunikasikan gagasan secara matematik, maka teori belajar yang dominan digunakan kemungkinannya adalah aliran psikologi perkembangan serta konstruktivisme. Dari Pengembangan Kurikulum 20013 diisyaratkan bahwa proses pembelajaran yang dikehendaki adalah pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui observasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Disebutkan pula, bahwa proses pembelajaran yang dikehendaki adalah proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered active learning) dengan sifat pembelajaran yang kontekstual. Maka dari itu, guru matematika diharapkan mampu membuat atau menerapkan metode dengan pembelajaran matematika yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Salah satu metode pembelajaran yang cocok digunakan pada kurikulum 2013 ini adalah pembelajaran berbasis kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)). Pembelajaran kontektual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara matematika yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut, maka tulisan ini menyorotin tentang pendekatan kontekstual (CTL) yang dapat dijadikan sebagai salah satu pembelajaran yang cocok untuk kurikulum 2013. Kata kunci : Kurikulum 2013, Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) ANALISIS TEORITIS DAN EMPIRIS OVERLAPPING M-TUPLE TEST UNTUK MENGUJI KEACAKAN BARISAN ABJAD Sari Agustini Hafman1, dan Khairun Nisa2 Abstrak. Menurut Kerchoffs (1883), keamanan sistem kriptografi harus hanya bergantung pada kunci yang digunakan dalam sistem tersebut. Umumnya, kunci dihasilkan oleh Pseudo Random Number Generator (PRNG) atau Random Number Generator (RNG). Terdapat tiga tipe keacakan yang dihasilkan oleh PRNG dan RNG yaitu pseudorandom sequence (barisan acaksemu), cryptographically secure pseudorandom sequences (barisan acaksemu yang aman secara kriptografi) dan real random sequences (barisan yang acak nyata). Untuk memeriksa tipe keacakan yang dihasilkan oleh suatu PRNG atau RNG digunakan berbagai uji statistik, diantaranya diehard battery of test of randomness. Mengingat tujuan, dasar pengambilan parameter pengujian serta proses pembentukan statistik uji berhubungan dengan valid atau tidaknya kesimpulan yang dihasilkan dari suatu uji statistik maka dilakukan kajian terhadap salah satu uji yang terdapat dalam diehard battery of randomness test yaitu m-tuple test. Uji ini bertujuan untuk memeriksa apakah suatu PRNG menghasilkan barisan abjad acaksemu yang berdistribusi identik dan independen (iid). Untuk menunjukkan proses pembentukan statistik uji pada m-tuple test pada barisan abjad maka dilakukan analisis teoritis dengan menerapkan berbagai teori statistik terhadap uji tersebut. Selain itu, dilakukan observasi secara empiris dengan menerapkan m-tuple test pada barisan abjad yang dihasilkan oleh beberapa PRNG dengan tujuan untuk memeriksa keefektifan uji tersebut dalam mendeteksi bentuk distribusi dan independensi barisan abjad yang dihasilkan suatu PRNG. Kata kunci: Barisan Abjad, Identik dan Independen (IID), , Pseudorandom Number Generator (PRNG)
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 37
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW WIDYA LESTARI Abstrak: Rendahnya hasil belajar dan komunikasi matematika siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru di dalam pembelajaran. Model pembelajaran matematika di sekolah yang digunakan guru masih didominasi oleh model pembelajaran konvensional yakni suatu model pembelajaran di mana guru yang aktif di dalam pembelajaran, sementara siswa duduk secara pasif menerima informasi pengetahuan dan keterampilan. Hal ini diduga merupakan salah satu penyebab terhambatnya kreativitas dan kemandirian siswa sehingga berimbas pada hasil belajar serta rendahnya kemampuan komunikasi matematika siswa. Melihat fenomena tersebut, maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar-mengajar untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan komunikasi siswa.Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sangat cocok diterapkan pada pembelajaran matematika karena dalam mempelajari matematika tidak cukup hanya mengetahui dan menghafal konsep-konsep matematika tetapi juga dibutuhkan suatu pemahaman serta kemampuan menyelesaikan persoalan matematika dengan baik dan benar. Melalui model pembelajaran ini siswa juga dapat mengemukakan pemikirannya, saling bertukar pendapat, saling bekerja sama jika ada teman dalam kelompoknya yang mengalami kesulitan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mengkaji dan menguasai materi pelajaran matematika sehingga nantinya akan meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Dalam pembelajaran kooperatif akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, Setiap anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain. Kata kunci : Hasil Belajar, Komunikasi Matematis, Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER TERHADAP PEMAHAMAN, KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN KONSEP TURUNAN DI KELAS XI SMA NEGERI 3 BANDA ACEH Mirna Riazil Jannah, S. Pd Dr. Rahmah Johar, M. Pd Abstrak : Salah satu materi matematika yang sulit dipahami siswa adalah materi Konsep Turunan, hal ini disebabkan karena siswa belum mampu meyelesaikan soal-soal intergal tak tentu karena belum mampu mengaitkannya dengan konsep turunan fungsi dan ketidakpahaman dalam menyelesaikan soal Turunan tersebut. Belajar matematika berhubungan dengan ide dan konsep yang abstrak, maka dalam belajar matematika tidak boleh ada langkah/tahapan konsep yang dilewati. Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal disertai pemahaman siswa, maka diperlukan proses belajar yang menyenangkan lewat pemanduan unsur seni dan pencapaian yang terarah. Dalam Kurikulum 2013 siswa mampu menggali informasi/pengetahuan sendiri maupun bersama teman dimana pendidik sebagai motivator, fasilitator yang dikenal dengan pendekatan Saintifik (ilmiah) yang dapat dipadukan dengan Model Quantum Teaching, yaitu pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuasanya yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman, komunikasi dan sikap siswa melalui penerapan model Quantum Teaching pada materi Konsep Turunan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 3 Banda Aceh dan sampel diambil secara random satu kelas yaitu kelas XI-IA-3 yang berjumlah 30 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui Lembar Kerja Siswa (LKS), penilaian sikap dan respon siswa. Pengolahan data melalui jawaban LKS yang meliputi pemahaman dan cara siswa mengkomunikasikan pengetahuan mereka. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Sebanyak ≥ 50,63 % siswa senang terhadap Model Quantum Teaching. Walaupun siswa sudah terbiasa mengerjakan LKS tetapi belum terbiasa dengan pendekatan Scientific (ilmiah). Karakter siswa yang dinilai adalah rasa ingin tahu 3,16 kategori Baik dan Rasa tanggungjawab 3,28 kategori baik. Kata Kunci : Quantum Teaching, Konsep Turunan, Karakter, Pemahaman, Komunikasi
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 38
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATERI LIMIT FUNGSI DI KELAS XI-C SMAS ISLAM AL-FALAH ACEH BESAR RATNA JUWITA MANDASARI Abstrak. Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Salah satu model pembelajaran yang siswanya terlibat langsung dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran quantum teaching. Quantum Teaching merupakan suatu model pembelajaran yang dapat membuat siswa langsung mengalami permasalahan, menemukan sendiri jawaban atas permasalahan dan beraktivitas sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Penelitian ini mengkaji bagaimana kreativitas siswa dalam pembelajaran limit fungsi melalui model quantum teaching di kelas XI-C SMAS Islam Al-falah Aceh Besar. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI-C SMAS Islam Al-Falah yang berjumlah 18 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument penilaian kompetensi siswa, hasil kerja kelompok siswa pada LKS, dan lembar respon siswa terhadap pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas siswa melalui penerapan model quantumtTeaching pada materi limit fungsi di kelas XI-C SMAS Islam Al-Falah Aceh Besar dikategorikan kurang kreatif. Kata Kunci: kurikulum 2013, quantum teaching, kreativitas, limit fungsi PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL DI KELAS VII SMP NURUL HASANAH MEDAN TA 2013-2014 RIZKI KURNIAWAN RANGKUTI Abstrak : Telah dilakukan penelitian tentang penerapan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pokok bahasan persamaan linier satu variabel di kelas VII SMP Nurul Hasanah Medan tahun akademik 2013-2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 hari pada bulan Oktober di SMP Nurul Hasanah Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Instrument yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah adalah observasi dan tes. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, dalam 1 siklus terdiri dari 1 kali pertemuan, proses pertemuan pada siklus I dan siklus II siswa diberi masalah kontekstual. Sebelum tindakan dilakukan terlebih dahulu dilakukan wawancara dengan guru bidang studi matematika untuk mengetahui kemampuan awal dan kesulitan awal siswa. Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa siswa belum mempelajari materi persamaan linier satu variabel, dengan demikian sebelum penelitian diberikan pengetahuan awal siswa tentang materi tersebut. Setelah pemberian tindakan I tingkat ketuntasan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa secara klasikal adalah 48,57%, dalam hal ini hanya terdapat 17 orang siswa yang telah tuntas dalam kemampuan pemecahan masalah dengan rata-rata pencapaian kelas 60,8 termasuk dalam kategori sedang. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan II tingkat ketuntasan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa secara klasikal adalah 42,86%, dalam hal ini hanya terdapat 15 orang siswa yang telah tuntas dalam kemampuan pemecahan masalah dengan rata-rata pencapaian kelas 58,94 termasuk dalam kategori rendah. Dari hal tersebut ada penurunan tingkat ketuntasan klasikal sebesar 5,71% untuk kemampuan pemecahan masalah matematika. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa pembelajaran matematika realistik tidak dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pokok bahasan persamaan linier satu variabel di kelas VII4 SMP Nurul Hasanah Padang Bulan Medan tahun akademik 2013-2014. Kata Kunci : Pembelajaran Matematika Realistik, Kemampuan Pemecahan Masalah. PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF DAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Tien Fitrina1, dan M. Ikhsan2 Abstrak. Matematika diajarkan karena dapat menumbuhkembangkan kemampuan bernaral yaitu berfikir sistematis, kreatif, logis dan kritis, mengkomunikasikan gagasan atau ide dalam memecahkan masalah. Kurikulum 2013 memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai anak disamping materi isi yang merupakan pemahaman konsep, guru harus kreatif dalam memancing kreatifitas siswa selama proses pembelajaran. Menyadari pentingnya mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa sejak SD, maka Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 39
mutlak diperlukan adanya pembelajaran matematika yang lebih banyak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri. Berpikir kreatif matematis adalah aktivitas mental yang disadari secara logis dan divergen untuk menemukan jawaban atau solusi bervariasi yang bersifat baru dalam permasalahan matematika. Menyadari akan pentingnya pembentukan berfikir kreatif dan matematis, maka guru diharapkan mengupayakan pembelajaran dengan menerapkan model–model pembelajaran yang dapat memberikan peluang dan mendorong siswa uantuk melatih kemampuan berfikir kreatif dan matematisnya. Model pembelajaran yang diperkirakan tepat untuk pembelajaran matematika dalam rangka merangsang tumbuhnya pembentukan berfikir kreatif dan matematis siswa adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL), dimana debat merupakan salah satu cara dalam PjBL. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan berfikir kreatif dan komunikasi matematis melalui model pembelajaran Project Based Learning. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif untuk mendapatkan gambaran tentang pembentukan berfikir kreatif dan komunikasi matematis siswa berdasarkan pada hasil tes. Sementara itu pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan gambaran respon siswa terhadap pembelajaran project based learning secara umum, dan terhadap debat secara khususnya. Hasil analisis data diharapkan dapat menunjukkan bahwa peningkatan berfikir kreatif komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran project based learning lebih baik dari pada siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional. Kata Kunci: Berfikir kreatif dan komunikasi matematis, Projec Based Learning, Debat PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED INSTRUCTION) DAN KONVENSIONAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI SMP NEGERI I PERCUT SEI TUAN KELAS IX RIWI DENI SITANGGANG Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Konvensional pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung SMP Negeri I Percut Sei Tuan. Jenis Penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas IX Semester I SMP Negeri I Percut Sei Tuan yang terdiri dari 7 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling, pembelajaran berbasis masalah dikelas IX-2 dan pembelajaran konvensional di kelas IX-1 yang jumlahnya masing-masing 38 orang. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan berganda sebanyak 15 soal yang terdiri dari 4 option yang terlebih dahulu divalidkan oleh validator. Berdasarkan analisa data diperoleh nilai rata-rata pretest untuk kelas eksperimen 43,86 dengan standar deviasi 15,07 dan rata-rata post test 71,57 dengan standar deviasi 14,34, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pretes sebesar 43,68 dengan standar deviasi 14 dan rata-rata postes 61,93 dengan standar deviasi 17,80. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji t, diperoleh thitung = 2,50 dan ttabel = 1,995 sehingga thitung > ttabel (2,50) > 1,995) sehingga diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction dan model Pembelajaran Konvensional di SMP Negeri I Percut Sei Tuan. Kata kunci: hasil belajar, pembelajaran berbasis masalah, konvensional PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TITIK, GARIS PADA RUANG DI KELAS X SMA NEGERI 8 BANDA ACEH SUCI MAHYA SARI Abstrak. Untuk mendukung proses pembelajaran pada kurikulum 2013, maka diterapkan model Pembelajaran Discovery Learning, Problem Based Learning, dan Project Based Learning. Salah satu model pemebelajaran yang dapat mendukung pembelajaran pada kurikulum 2013 yang menuntut siswa mempunyai sikap, pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam pembelajaran adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Dengan pembelajaran Problem Based Learning akan terjadi pembelajaran bermakna. Model pembelajaran berdasarkan masalah menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks. Siswa yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Dalam pembelajaran Problem Based Learning, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara bertahap dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Pembelajaran dengan model Problem Based Learning dalam materi titik, garis pada ruang di laksanakan di kelas X SMA Negeri 8 Banda Aceh, yang bertujuan untuk melihat penerapan model Problem Based Learning dalam pemebelajaran di kelas. Makalah ini menyajikan tentang sintaks model pembelajaran Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 40
Problem Based Learning, RPP, LKS dan hasil uji coba di kelas. Hasil uji coba di kelas di dapat dari penilaian aktivitas siswa dengan menggunakan rubrik kinerja, hasilnya yaitu siswa sudah mencoba menerapan konsep jarak titik ke titik dan jarak titi ke bidang pada masalah kehidupan sehari-hari, dengan kegiatan diskusi siswa sudah terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat, dan menjawab pertanyaan. Kata kunci: Problem Based Learning (PBL), titik, garis pada ruang, rubrik. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ATI (APTITUDE-TREATMENT INTERACTION) PADA SUB POKOK BAHASAN FAKTORISASI SUKU ALJABAR DI KELAS VIII SMP ERA UTAMA PANCUR BATU TRISNA INDAH HARTATI SIANIPAR Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran ATI efektif digunakan dan untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal dengan menggunakan model pembelajaran ATI (Aptitude-Treatm Interaction) pada sub pokok bahasan faktorisasi suku aljabar di kelas VIII SMP Era Utama Pancur Batu Tahun Ajaran 2008/2009. Adapun yang menjadi kriteria penentu efektifitas pembelajaran faktoriasasi suku aljabar dengan model pembelajaran ATI pada penelitian ini adalah tingkat penguasaan, ketuntasan belajar siswa, ketercapaian tujuan pembelajaran khusu (TPK) dan hasil observasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini ialah siswa kelas VIII SMP Era Utama Pancur Batu yang berjumlah 36 orang (Aptitude – Treatmen Interaction) pada sub pokok bahasan faktorisasi suku aljabar. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes, observasi dan wawancara. Test digunakan adalah test uraian sebanyak 6 soal yang sudah ada hasil validasi. Observasi dilakukan oleh guru matematika SMP Era Utama Pancur Batu. Berdasarkan analisis data diperoleh dari 36 orang siswa terdapat 5 orang siswa atau 13,9% tingkat penguasaannya sangat tinggi, 12 orang siswa atau 33,4% yang tingkat penguasaannya tinggi, 15 orang siswa atau 41,7% tingkat penguasaannya rendah. Dari ketuntasan belajar terdapat 32 orang siswa (88,89%) yang tuntas belajar dan 4 orang siswa (11,11%) yang tidak tuntas belajar. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan bak dengan rata-rata 3,4 dari skor ideal 4 (maksimal). Dari kriteria efektifitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matemtika dengan model pembelajaran ATI dapat diterapkan pada sub pokok bahasan faktorisasi suku aljabar di SMP Era Utama Pancur Batu Tahun Ajaran 20082009 adalah efektif. Dengan melihat keberhasilan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran ATI dalam pokok bahasan faktorisasi suku aljabar, maka para guru perlu memikirkan aplikasi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran ATI dalam pengajaran matematika atau untuk pengajaran bidang studi diluar pelajaran matematika. DESAIN PEMBELAJARAN TRIGONOMETRI BERBASIS SOFTWARE GEOGEBRA Saiful Bahri S.Pd, M.Pd 1), Wulan Kapriati Sianipar 2) Abstrak : Perkembangan IT yang semakin meningkat serta mempengaruhi dunia pendidikan mengharuskan peningkatan kemahiran guru dalam mendesain media pembelajaran berbasis IT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan suatu pengembangan desain pembelajaran dalam materi grafik fungsi trigonometri dengan memanfaatkan salah satu program ilmu teknologi yaitu software geogebra. Desain pembelajaran ini telah di uji coba di SMA/SMK Swasta Singosari Delitua kab. Deli Serdang. Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan lembar angket yang di jawab oleh guru dan analisis data ditentukan dengan persentase skor hasil angket. Berdasarkan analisis data di peroleh persentase rata-rata sebesar 82 % dengan kategori sangat baik. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah desain pembelajaran trigonometri berbentuk modul yang berisi ringkasan penggunaan software geogebra dan penerapannya dalam materi grafik fungsi trigonometri. Kata kunci : Desain Pembelajaran Trigonometri, Software GeoGebra. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA MATERI BANGUN DATAR DI KELAS V SD. NEGERI NO. 066656 KEC. MEDAN SELAYANG Drs. Darajat Rangkuti, M. Pd 1), Sollihin 2) Abstrak : Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika materi bangun datar di sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian tindak kelas dengan menggunakan media CD Interaktif dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dalam pembelajaran Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 41
dengan menggunakan media CD Interaktif pada materi bangun datar di sekolah dasar. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes hasil belajar siswa dan observasi. Dari hasil analisis data disimpulkan: (1) Proses pembelajaran yang dilakukan peneliti dengan menggunakan media CD Interaktif sangat baik dan terjadi peningkatan sebesar 15,00%. (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika materi bangun datar dengan menggunakan media CD Interaktif sangat baik dan terjadi peningkatan sebesar 15,00%. Kata Kunci : Hasil Belajar-Media CD Interaktif MEMBANDINGKAN KEMANGKUSAN ALGORITMA DINIC DAN ALGORITMA PELABELAN FORD-FULKERSON UNTUK MASALAH ARUS MAKSIMUM Nerli Khairani, Katrin Jenny Sirait Abstrak : Teori graf merupakan salah satu cabang matematika yang paling banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bentuk dari graf adalah jaringan (network), yaitu graf berarah berbobot sederhana yang memiliki simpul sumber (source), simpul tujuan (sink), dan tiap sisinya mempunyai kapasitas tertentu. Algoritma Dinic dan algoritma Pelabelan Ford-Fulkerson merupakan algoritma yang digunakan dalam pemecahan masalah arus maksimum. Algoritma Dinic memanfaatkan jaringan sisa. Pada jaringan sisa ini diidentifikasi f-augmenting path terpendek melalui layered network, kemudian dikonstruksi suatu blocking flow yang dapat digunakan untuk menentukan arus maksimum. Algoritma pelabelan Ford-Fulkerson berisi 2 fase. Fase pertama melakukan pelabelan untuk memeriksa apakah terdapat f-augmenting path. Jika terdapat faugmenting path, maka menentukan dan menambahkan f-augmenting path pada arus f. Algoritma Dinic dan algoritma pelabelan Ford-Fulkerson memberikan solusi arus maksimum yang sama yaitu sebanyak 7. Algoritma pelabelan Ford-Fulkerson lebih mangkus dibandingkan dengan algoritma Dinic karena algoritma pelabelan Ford-Fulkerson membutuhkan waktu dan ruang memori yang lebih sedikit dalam mencari solusi dari masalah arus maksimum. Kata kunci: algoritma pelabelan ford-fulkerson, algoritma dinic, masalah arus maksimum, jaringan METODE LEXICOGRAPHIC DALAM MASALAH TRANSPORTASI MANUEL SEPTIYANTO MARBUN, MARDININGSIH, FAIGIZIDUHU BU’ULӦLӦ Abstrak. Masalah transportasi adalah salah satu jenis permodelan matematika untuk menentukan strategi terbaik dalam distribusi barang dari gedung ke pelanggan dengan tujuan nmeminimumkan biaya. Pada tulisan ini, agar lebih mendekati dunia nyata, masalah transportasi biasa dikembangkan menjadi masalah transportasi yang menggunakan lebih dari satu fungsi tujuan, yaitu meminimumkan kapasitas tak terpakai dalam mobil pengangkut, dan meminimumkan kerusakan barang selama perjalanan. Metode lexicographic juga dikaji untuk menyelesaikan masalah transportasi tersebut dan kemudian diberikan suatu pendekatan numeric untuk memperlihatkan keragaman nilai optimal setiap fungsi tujuan seiring perbedaan urutan prioritas fungsi tujuan. Dengan metode lexicographic, menentukan urutan prioritas yang optimal pada lebih dari tiga fungsi tujuan akan lebih sulit dilakukan dibandingkan tiga fungsi tujuan. Oleh karena itu, tulisan ini memperlihatkan bahwa Analytic Hierarchy Process dan Least Square Method dapat digunakan untuk menentukan urutan prioritas fungsi tujuan berdasarkan preferensi pembuat keputusan. Key words and Phrases: Lexicographic, Masalah Transportasi, Urutan Prioritas, Analytic Hierarchy Process, Least Square Method PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 19 MEDAN ERIKA RUMATA HUTABARAT1 Abstrak : Salah satu penyebab rendahnya kemampuan komunikasi matematika siswa adalah guru yang kurang memberikan kesempatan kepada siswa dalam mengemukakan pikiran, menyampaikan gagasan dan dalam menyatakan informasi. Belajar matematika tidak hanya mengembangkan ranah kognitif. Ketika siswa berusaha dalam menyelesaikan masalah matematika diperlukan rasa ingin tahu, ulet, percaya diri, melakukan refleksi atas cara berpikir dimana semua kemampuan ini dalam matematika disebut sebagai kemampuan disposisi matematis, namun hal ini kurang sesuai dengan kenyataan dilapangan.. Hal ini menyebabkan pengetahuan siswa kurang berkembang dan kreatif, dampaknya siswa kurang tekun dalam mengerjakan tugas matematika Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 42
kurangnya rasa percaya diri dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Dengan kurangnya kemampuan komunikasi dan disposisi matematis siswa maka diperlukan sebuah pendekatan pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa, yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta tetapi menghadirkan situasi yang pernah dialami secara real bagi anak. Pendekatan pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan sikap positif siswa adalah pendekatan matematika realistik (PMR). PMR dianggap sesuai karena menggunakan konteks dunia nyata siswa (masalah kontekstual). Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana kemampuan komunikasi, kemampuan disposisi, terhadap pendekatan matematika realistik . Kata kunci : Kemampuan komunikasi, kemampuan disposisi, pendekatan matematika realistik PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA WILDA INDAH YONALIA LUBIS Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.Sebelum dilakukan tindakan, diberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal dan penentuan kelompok siswa berdasarkan tingkat kemampuan. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes dan lembar observasi.Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa,dan lembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas belajar siswa.Tes tersebut diberikan pada setiap akhir siklus. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Pada setiap siklus diterapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw.Berdasarkan refleksi siklus I, diambil langkah – langkah perbaikan proses pembelajaran dan dilakukan pada siklus II.Berdasarkan hasil analisis observasi aktivitas belajar siswa, pada siklus I diperoleh rata – rata persentase aktivitas belajar siswa sebesar 57,35 % ( kategoi kurang aktif), sedangkan pada siklus II sebesar 72,54% ( kategori aktif ). Terjadi peningkatan persentase aktivitas belajar siswa sebesar 15,19%. Hasil analisis tes hasil belajar diperoleh rata – rata tes hasil belajar I sebesar 57,56 % ( kategori rendah ), sedangkan rata – rata tes hasil belajar II sebesar 73,21 % ( kategori sedang ).Terjadi peningkatan rata – rata tes hasil belajar sebesar 15,56%.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pembelajaran dengan menerapakna model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw,Aktivitas Belajar Siswa. PROTOKOL MUTUAL AUTENTIKASI MENGGUNAKAN HYPERELLIPTIC CURVE CRYPTOSYSTEM (HECC) MUSTIKA KERTA ASTAWA Abstraks : Hyperelliptic Curve Cryptosystem (HECC) sangat cocok digunakan untuk mengamankan komunikasi dalam jaringan sensor nirkabel yang memiliki sumber daya terbatas (seperti: penyimpanan, waktu atau daya) pada batasan titik sensor yang digunakan untuk teknik keamanan konvensional. Kita bisa membangun genus 2 HECC 80-bit pada finite field untuk mencapai tingkat keamanan yang sama seperti 160-bit Elliptic Curve Cryptography (ECC) atau 1024-bit RSA. Pada paper ini dijelaskan protokol mutual autentikasi yang didasarkan pada Hyperelliptic Curve Digital Signature Algorithm (HECDSA) untuk akses keamanan dalam perangkat yang dibatasi sehingga memungkinkan kedua entitas untuk memverifikasi keaslian masing-masing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja dari sistem yang diusulkan adalah sebanding dengan ECC. Kata Kunci : Hyperelliptic Curve Cryptosystem (HECC), Hyperelliptic Curve Digital Signature Algorithm (HECDSA), Protokol Mutual Autentikasi DINAMIKA PROBLEMA PENYAKIT MALARIA Junliade Sinaga1, Tulus2 Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem dinamik penyakit malaria, menentukan titik kesetimbangan bebas penyakit malaria dan kestabilannya. Dengan menggunakan program MATLAB, dapat digambarkan grafik titik kesetimbangan bebas penyakit malaria dan dua jenis kestabilannya yaitu stabil asimtotik dan tidak stabil. Model penyakit malaria yang digunakan adalah model Chitnis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa titik kesetimbangan bebas penyakit stabil. Hal ini karena nilai angka reproduktif sedangkan keadaan tidak stabil jika
R0
xdfe
memiliki keadaan stabil asimtotik dan tidak
selalu berada diantara 0 dan 1 yang berarti stabil asimtotik,
R0 > 1 .
Kata kunci : Malaria, Titik Kesetimbangan, Kestabilan, Angka Reproduktif. Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 43
PEMODELAN STRATEGI ZONASI MANAJEMEN HUTAN BERKELANJUTAN a
Zuhri , bZullidar Habsyah , cHerman Mawengkang
Abstrak. Baru-baru ini perusahaan kehutanan menghadapi kemungkinan berkurangnya pasokan kayu dan peningkatan biaya untuk memenuhi kebutuhan lingkungan. Dalam paper ini,kami menyertakan kerangka tradisional alokasi dua zona lahan, yang terdiri dari zona cadangan ekologi dan zona pengelolaan hutan terintegrasi, dengan skema triad (tiga zona) yang menambahkan satu zona yang didedikasikan untuk produksi kayu intensif. Kemudian dimodelkan masalahnya sebagai pemograman bilangan bulat campuran (mixed integer programming). Masalahnya diselesaikan dengan menggunakan pendekatan pencarian langsung( a direct search approach ). Kata kunci: manajemen hutan terintegrasi, pemograman bilangan bulat campuran, reservasi, produksi kayu, zonasi PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK MAHASISWA FMIPA PENDIDIKAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN IMPROVE ADE ANDRIANI, M.PD Abstrak : Tujuan penelitian dalam desain Eksperimen semu ini menyelidiki peningkatan atas kemampuan pemecahan masalah matematik mahasiswa, Proses penyelasaian masalah yang dibuat oleh mahasiswa dalam menyelesaikan masalah. Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Matematika Medan. Penelitian ini merupakan suatu studi eksperimen dengan desain penelitian pre-test-post-test control group design.populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semesters 1 (satu) dengan mengambil sampel dua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) melalui teknik random sampling. Data diperoleh dari tes kemampuan pemecahan masalah matematik. Data dianalisis dengan uji ANAVA dua jalur. Sebelum digunakan uji ANAVA dua jalur terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas dalam penelitian dan normalitas dalam penelitian ini dengan taraf signifikan 5%. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan tes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen adalah 0,48 dan kelas kontrol adalah 0,38 dengan nilai sig = 0,02 dengan 0,02 <α = 0,05 maka terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik mahasiswa yang diajarkan dengan model Pembelajaran IMPROVE lebih tinggi dari pada dengan Pembelajaran Langsung., Proses penyelasaian masalah yang dibuat oleh siswa dalam menyelesaikan masalah pada model pembelajaran IMPROVE lebih baik dari pada Pembelajaran Langsung. Temuan penelitian merekomendasikan IMPROVE dijadikan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan di sekolah ataupun universitas utamanya untuk mencapai kompetensi berpikir tingkat tinggi. Key words : Model Pembelajaran IMPROVE, Kemampuan Pemecahan Masalah matematik. SOLUSI PENCARIAN GARIS (LINE SEARCH) DENGAN METODE SUBGRADIEN NORMAL ZENDATO, HERMAN MAWENGKANG Abstrak. Dalam masalah optimasi, pencarian garis adalah salah satu dasar pembuktian untuk menemukan minimum lokal berulang x* dari tujuan fungsi f: rn r untuk menentukan arah pencarian. Ada beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain, metode newton, metode Cutting plane, metode Interior - Point, metode subgradien dan beberapa metode lain. Metode subgradien merupakan penjabaran dari metode gradien itu sendiri. Metode subgradien adalah metode yang digunakan untuk memecahkan masalah optimasi non diferensial fungsi cembung. Metode subgradien jauh lebih sederhana dan dapat diterapkan untuk masalah yang lebih bervariasi dibandingkan dengan metode Newton dan interior - metode titik. Oleh karena itu metode subgradien ini perlu dikembangkan digunakan untuk memecahkan masalah optimasi seperti masalah non - diferensial ganda lagrange dan masalah pencarian garis. PEMBELAJARAN MODEL K00PERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYEDERHANAKAN BILANGAN BERPANGKAT PECAHAN DI KELAS X SMK AL KAROMAH BERASTAGI T. P 2014/2015 Tutiarny Naibaho1 Abstract. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan informasi dari guru matematika di SMK Al Karomah Berastagi bahwa siswa sering mengalami kesulitan dalam belajar matematika pada materi menyederhanakan bilangan berpangkat pecahan sehingga dilakukan upaya memperbaiki pelaksanaan pembelajaran dengan Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 44
menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mana yang lebih baik pembelajaran dengan model kooperatif tipe Think Pair Share daripada pembelajaran tanpa model kooperatif Think Pair Share untuk meningkatkan kemampuan siswa menyederhanakan bilangan berpangkat pecahan di kelas X SMK Al Karomah Berastagi Tahun Pelajaran 2014/2015. Pelaksanaan penelitian ini dirancang dengan menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Alat pengumpul data adalah lembar obervasi dan tes. Data dianalaisis uji statistik F dengan Analisis of Varians (Anova). Hasil analisis data setelah penelitian tindakan pada kelas eksperimen diperoleh bahwa pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa 65,81 dan pada siklus II rata-rata hasil belajar 79,94 sehingga berdasarkan hasil uji hipotesis tindakan dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran dengan model kooperatif tipe Think Pair Share lebih baik daripada tanpa model kooperatif tipe Think Pair Share untuk meningkatkan kemampuan siswa menyederhanakan bilangan berpangkat pecahan di kelas X SMK Al Karomah Berastagi Tahun Pelajaran 2014/2015. Kata Kunci : Pembelajaran Model Kooperatif Think Pair Share, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY ANDI SAPUTRA MANDOPA Abstark : Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarahkan minat belajar untuk tercapai suatu tujuan. Siswa akan sungguh-sungguh belajar karena termotivasi mencari prestasi, mendapat kedudukan dalam jabatan, menjadi politikus dan memecahkan masalah. motivasi belajar adalah suatu penggerak yang timbul dari kekuatan mental dari peserta didik maupun dari ciptaan kondisi belajar sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan belajar itu sendiri. Dengan kurangnya motivasi belajar matematika siswa akan menimbulkan nilai negatif, serta akan mempengaruhi hasil belajaranya. Metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi. Metode ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman sehingga akan menimbulkan motivasi pada siswa. Kata kunci : Motivasi Belajar Matematika, Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray MENGUKUR EFISIENSI, EFEKTIVITAS DAN PRODUKTIVITAS ICT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA PADA PROGRAM ICTPURATAHUN 2011 MENGGUNAKAN MODEL DEA Syahril Efendi, Muhammad Zarlis, Herriyance Abstrak. ICTPura merupakan program penghargaan pemerintah Republik Indonesia kepada Kabupaten/Kota se Indonesia. Penilaian dilakukan berdasarkan rumus indeks dengan bobot yang telah ditentukan, sehingga tidak diketahui apakah nilai yang diperoleh kabupaten/kota sudah menggambarkan efisien, efektif dan produktif. Data Envelopment Analysis (DEA) adalah teknik pemrograman matematika non parametrik yang berguna untuk mengukur efisiensi, efektivitas dan produktivitas unit pengambilan keputusan (UPK) dari suatu organisasi. Dengan menggunakan DEA nilai ICTPura yang diperoleh Kabupaten/Kota sudah dapat menggambarkan efisien, efektif dan produktif.. Paper ini memperlihatkan perbandingan contoh numerik menggunakan penilaian berdasarkan indeks dan berdasarkan DEA. Kata Kunci: ICTPura, Indeks, DEA, Efisiensi, Efiktivitas dan Produktivitas RESPON SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI RUANG SAMPEL DI MTSN BEUREUNUEN KABUPATEN PIDIE ZINATUN HAYATI Abstrak : Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di sekolah masih terpusat pada guru, sedangkan cara belajar siswa bersifat menerima. Siswa tidak diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk dapat menggunakan kemampuan bernalarnya dan membiasakan diri untuk senantiasa berpikir kreatif. Rendahnya prestasi belajar matematika siswa dikarenakan proses pembelajaran yang terjadi satu arah, yang hanya menekankan pada aspek kognitif siswa saja, sedangkan aspek afektif dan aspek psikomotor siswa kurang Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 45
diperhatikan. Siswa hanya ”mengetahui” dan tidak ”mengalami” apa yang dipelajarinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas dan respon siswa selama penerapan model Discovery Learning pada materi ruang sampel di kelas VIII MTsN Beureunuen Kabupaten Pidie. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas pembelajaran siswa di kelas selama proses belajar mengajar dengan model discovery learning dan dari hasil respon siswa dilihat setelah pembelajaran dengan model discovery learning selesai dilaksanakan. Hasil dari analisis aktivitas siswa menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model discovery learning adalah Siswa sangat aktif dalam pembelajaran, dan untuk respon siswa terhadap pembelajaran model discovery learning sangat menyenangkan, dan menjadikan sebuah ilmu serta pengalaman baru dalam belajar dengan model discovery learning yang belum pernah mereka dapatkan dari guru dengan melakukan percobaan permainan yang tertantang dengan tujuan untuk menentukan konsep ruang sampel. Kata kunci: Model discovery learning, ruang sampel, respon siswa NUMBER SENSE GURU DAN MAHASISWA CALON GURU DI ACEH Rahmah Johar1 dan Arhamni1 Abstrak. Pembelajaran matematika, terutama sekali bilangan dan operasiya, akan terasa gersang, hilang keindahan serta kebermaknaanya jika hanya mengutamakan perhitungan tanpa makna. Perhitungan yang bermakna menjadikan seseorang memiliki kepekaan terhadap operasi bilangan (number sense). Jika seseorang memiliki number sense yang baik, matematika akan terasa indah dan menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil number sense guru dan mahasiswa. Subyek penelitian adalah guru Sekolah Dasar yang mengikuti pendidikan kualifikasi S1 di Kabupaten Simeuleu, guru SMP/MTs Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh, guru SMA/MA Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh, serta mahasiswa Jurusan tadris matematika UIN Ar-Raniry. Instrumen yang digunakan adalah tes tertulis tentang number sense. Hasil tes menunjukkan bahwa number sense guru maupun mahasiswa pada umumnya masih kurang memuaskan. Perlu pengkajian lebih lanjut agar number sense menjadi hal yang sangat penting untuk dikenalkan pada guru-guru dan juga calon guru sehingga ada perubahan paradikma berpikir terhadap matematika di masa depan.. Kata kunci : Number sense RESPON SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI RUANG SAMPEL DI MTSN BEUREUNUEN KABUPATEN PIDIE ZINATUN HAYATI Abstrak : Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di sekolah masih terpusat pada guru, sedangkan cara belajar siswa bersifat menerima. Siswa tidak diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk dapat menggunakan kemampuan bernalarnya dan membiasakan diri untuk senantiasa berpikir kreatif. Rendahnya prestasi belajar matematika siswa dikarenakan proses pembelajaran yang terjadi satu arah, yang hanya menekankan pada aspek kognitif siswa saja, sedangkan aspek afektif dan aspek psikomotor siswa kurang diperhatikan. Siswa hanya ”mengetahui” dan tidak ”mengalami” apa yang dipelajarinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas dan respon siswa selama penerapan model Discovery Learning pada materi ruang sampel di kelas VIII MTsN Beureunuen Kabupaten Pidie. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas pembelajaran siswa di kelas selama proses belajar mengajar dengan model discovery learning dan dari hasil respon siswa dilihat setelah pembelajaran dengan model discovery learning selesai dilaksanakan. Hasil dari analisis aktivitas siswa menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model discovery learning adalah Siswa sangat aktif dalam pembelajaran, dan untuk respon siswa terhadap pembelajaran model discovery learning sangat menyenangkan, dan menjadikan sebuah ilmu serta pengalaman baru dalam belajar dengan model discovery learning yang belum pernah mereka dapatkan dari guru dengan melakukan percobaan permainan yang tertantang dengan tujuan untuk menentukan konsep ruang sampel. Kata kunci: Model discovery learning, ruang sampel, respon siswa PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENGKONSTRUKSI BERPIKIR TINGKAT TINGGI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMA/MA Edi Syahputra, Edy Surya
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 46
Abstrak : Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan model pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan suatu model pembelajaran berbasis pemecahan masalah untuk mengkonstruksi berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran matematika di SMA/MA. Subyek uji coba dan diseminasi adalah siswa kelas 10 SMA/MA pada 3 kabupaten/kota di Sumatera Utara yaitu SMA Swasta Yapim Taruna Stabat Kabupaten Langkat, SMK Negeri 6 Medan, SMA YPK Medan, dan MAN Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah lembar angket, lembar pedoman observasi, lembar pedoman wawancara, buku ajar matematika siswa kelas 10 SMA/MA, buku matematika untuk pedoman guru, serta instrumen pretes dan postes. Pengembangan model diadopsi dari model Thiagarajan, Semmel & Semmel. Secara konkrit model pembelajaran harus dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA/MA memecahkan masalah matematika. Selain itu penelitian ini menghasilkan produk bahan ajar berbentuk buku teks matematika untuk SMA kelas 10 dan buku matematika untuk pedoman guru yang di dalamnya tercakup langkah-langkah terstruktur untuk menyelesaikan permasalahan matematika berbasis pemecahan masalah untuk mengkonstruksi berfikir tingkat tinggi. Hasil ujicoba menunjukkan peningkatan yang signifikan dari kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Kata kunci: model pembelajaran, berpikir tingkat tinggi PENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN MEDIA POWERPOINT Syafari dan Vera Septiana Rajagukguk Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika dengan penerapan pendekatan kontekstual (CTL) menggunakan media powerpoint. Objek penelitian ini adalah penerapan pendekatan kontekstual (CTL) menggunakan media powerpoint pada materi SPLDV. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A SMP Methodist Berastagi sebanyak 33 orang siswa. Sebelum menerapkan tindakan, siswa diberikan tes awal. Pada tes kemampuan awal, diperoleh data sebanyak 4 siswa (12,12%) yang mencapai kriteria kemampuan komunikasi matematika. Setelah diberikan perlakuan dengan menerapkan pendekatan kontekstual menggunakan media powerpoint (siklus I), kemampuan berkomunikasi matematika siswa meningkat sebesar 39,4% yaitu sebanyak 17 siswa (51,52%) yang mencapai kriteria kemampuan komunikasi matematika, dan 51,52% siswa yang tuntas belajar. Pada siklus II diberikan perlakuan dengan menerapkan pendekatan kontekstual menggunakan media powerpoint dengan menampilkan video dan animasi yang berkaitan dengan materi sistem persamaan linear dua variabel. Dari tes pada siklus II, kemampuan komunikasi matematika siswa meningkat sebesar 36,36% yaitu sebanyak 29 siswa (87,88%) mencapai ketuntasan belajar. Dari data yang diperoleh, disimpulkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual menggunakan media powerpoint dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII-A SMP Methodist Berastagi. Kata kunci: Kemampuan komunikasi matematika, pendekatan konstektual PENERAPAN ALGORITMA PEWARNAAN GRAF DALAM MENDESAIN JADWAL KULIAH FKIP MATEMATIKA UMSU Rahmi Fitri Harahap1 , Drs. Zainal Azis, M.M, M.Si2 Abstrak : Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mendesain jadwal perkuliahan yang efektif dengan menggunakan algoritma pewarnaan graf. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan algoritma pewarnaan graf dalam mendesain jadwal perkuliahan agar tidak ada jadwal yang saling tumpang tindih atau bertabrakan sehingga dihasilkan jadwal perkuliahan yang efektif. Hasil penelitian yang diperoleh, yaitu tidak ada simpul bertetangga memiliki warna yang sama menunjukkan bahwa tidak ada jadwal yang saling tumpang tindih atau bertabrakan. Dari hasil skema pewarnaan graf dengan menggunakan rumus internal distance (D1) dan external distance (D2) dari warna yang digunakan oleh simpul bertetangga menunjukkan bahwa tidak terdapat celah waktu yang panjang antara dua matakuliah berturut-turut. Dan jumlah paling minimal dari warna yang digunakan untuk mewarnai semua simpul pada graf menunjukkan bahwa jadwal yang dihasilkan mempunyai periode waktu yang optimal, yaitu jumlah hari pelaksanaan perkuliahan yang minimal. Kata kunci : Jadwal Perkuliahan, Pewarnaan Graf, Algoritma Pewarnaan Graf
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 47
RESPON SISWA SMK NEGERI TAMAN FAJAR ACEH TIMUR TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 FITRIADI Abstrak. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) mengacu pada pengajaran di mana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon siswa SMK Negeri Taman Fajar dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. Makalah ini akan menjelaskan tentang sintaks penerapan model pembelajaran kooperatif, RPP, LKS dan contoh penerapan hasil uji coba di lapangan. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran SMKN Taman Fajar yang berjumlah 24 Orang. Berdasarkan hasil analisis respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi penyajian data, terlihat siswa memberikan respon positif. Proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw telah merubah suasana belajar di kelas yang selama ini pasif menjadi sangat aktif dan interaktif. Secara umum siswa sangat antusias melakukan kerja sama dalam tim untuk mencari informasi tentang materi yang diberikan oleh guru. Akan tetapi yang menjadi kendala dalam proses belajar kelompok adalah, ada beberapa siswa laki-laki tidak mau bekerja sama dengan siswa perempuan, kemudian masih ada beberapa siswa yang terlihat sifat ego memaksakan kehendak atau ide kepada kawan dalam kelompok. Selain daripada itu yang menjadi kendala utama adalah beberapa siswa tidak bertanggung jawab terhadap materi yang dipelajari pada kelompok ahli untuk disampaikan kepada anggota kelompok asal. Kata Kunci : Respon Siswa, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Kurikulum 2013 A GOAL PROGRAMMING MODEL FOR SUPPLY CHAIN PROBLEM WITH RECYCLING Desi Natalia Saragi, Tesi Almia Sembiring, Serti Waskitha Wiyata, Cristina Laura Marpaung Abstract : The current trend among the customers is to favor “green” products, which has further motivated companies to produce environmentally friendly products. However, rapid technological improvements have induced a change in customers' behavior. Today’s customers require new products even though the current ones are still capable of performing all the required tasks. From an environmental point of view, it is not only desirable to disassemble, reuse, remanufacture and/or recycle the discarded products, in many cases it can also be economically justified. This situation being the motive, in recent years there have been several studies reported on disassembly, remanufacturing and/or recycling environments. Since “environmentally conscious manufacturing” is a relatively new concept that brings new costs and profits into consideration, its analysis cannot be provided by readily available techniques. This paper presents a model to determine the allowable tolerance limits of planned/unplanned inventory in a recycling supply chain environment based on the decisionmaker’s unique preferences. To this end, an integer goal-programming model that provides a unique solution for the allowable inventory level is presented. The objective of the supply-chain model is to determine the number of a variety of components to be kept in the inventory while economically fulfilling the demand of a multitude of components, and yet have an environmentally benign policy of minimizing waste generation. Keywords: Disassembly Process Plan, Inventory, Goal Programming, Recycling, Remanufacturing, Reuse. A MIXED INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING MODEL FOR THE CAPACITATED LOTSIZING PROBLEM Natalia, Octavia Liong, Putri Winda Sari, Larecha Manalu Abstract : A new nonlinear mixed-integer programming (MINLP) model is presented for the production planning of single-stage multi-product processes. The problem is formulated as a multi-item capacitated lotsizing problem in which (a) multiple items can be produced in each planning period, (b) sequence-independent set-ups can carry over from previous periods, (c) set-ups can cross over planning period boundaries, and (d) setups can be longer than one period. The formulation is extended to model time periods of non-uniform length, idle time, parallel units, families of products, backlogged demand, and lost sales. Keywords: Production planning; Multi-item capacitated lot sizing; Mixed-integer programming; Set-up carry over; Set-up cross over
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 48
AN IMPROVED COMBINATION APPROACH FOR SOLVING THE PLANT CYCLE LOCATION PROBLEM Melika, Gracia, Arsita, Mei Anita Abstract : In this paper we address a combinatorial problem, the Plant-Cycle Location Problem (PCLP), with applications in routing and telecommunications. For this N P-hard problem we propose an integer linear programming formulation, and we develop a combination of exact method and heuristic approach for solving the problem. Key words: routing, location,integer programming OPTIMISASI INVESTASI PORTOFOLIO Syahriol Sitorus, S.Si, M.IT, Dr. Suwarno Ariswoyo, Drs. Suyanto, M.Kom Abstrak : Investasi portofolio merupakan kegiatan berinvestasi dengan diversifikasi portofolio. Harapan investor dalam berinvestasi portofolio mencapai optimisasi pendapatan investasi yang tinggi dengan resiko yang rendah. Pendekatan ini sudah dilakukan melalui rata-rata variansi dan agoritma Markowitz. Penelitian ini mengkaji kinerja dan resiko portofolio yang dapat diukur pada periode tunggal yang dikembangkan pada multi periode menggunakan state-state umum dan Lagrangian serta efisiensi batas. Selanjutnya mengembangkan algoritwa Markowitz original dengan menerapkan rata-rata variansi untuk menghasilkan investasi portofolio yang optimal. Kata kunci : Opitimisasi Investasi, portofolio, multi periode, Lagrangian, rata rata variansi, algoritma Markowitz, efisiensi Batas. PEMODELAN PRODUKSI PERTANIAN BERDASARKAN KETIDAKPASTIAN HIDROLOGI ELLY ROSMAINI1 Abstrak. Penggunaan air untuk pertanian yang paling dominan di daerah kering dan semi-kering. Petani mengalokasikan lahan dan air untuk produksi berdasarkan ketersediaan air dan kehandalan, yang dapat diubah dengan sistem operasi dan manajemen. Untuk mengevaluasi dampak dari ketidakpastian hidrologi dalam produksi pertanian dan desain pemakaian air, model yang mensimulasikan keputusan produksi pertanian dalam dua tahap diusulkan. Model yang memaksimalkan manfaat air untuk menghasilkan tanaman permanen dan tahunan dengan ketersediaan air yang probabilistik. Hasil menunjukkan pengaruh ketersediaan air, harga dan kehandalan pada kinerja ekonomi, tahunan dan jangka panjang pola tanam serta keputusan teknologi irigasi. Meningkatkan keandalan air berkemungkinan meningkatkan keuntungan secara ekonomi yang lebih tinggi, mengurangi risiko kegagalan (kehilangan tanaman di tahun yang sangat kering) dan dianjurkan penggunaan air lebih efisien. Manfaat ekonomi tersebut dapat dibandingkan dengan biaya perubahan operasional dan program yang bertujuan untuk meningkatkan keandalan air untuk mengidentifikasi solusi pengelolaan air yang diinginkan untuk daerah pertanian. Kata kunci : Linier Programming, Quadratic Programming, Irigasi PRESTASI BELAJAR DAN RESPON SISWA TERHADAP PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINTIFIC MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI KESEBANGUNAN (Studi Kasus di SMPN 2 Peukan Pidie Kab.Pidie) Mirunnisa Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh ABSTRAK Kurangya minat siswa dalam belajar dapat menyebabkankan rendahnya prestasi belajar siswa. Ketidakberagamannya dan ketidaksesuaian metode yang digunakan serta ketidakrelevannya dengan kehidupan sehari-hari merupakan hal yang membosankan bagi siswa dalam belajar matematika, sehingga siswa kurang termotivasi dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa pada materi kesebangunan pada siswa kelas IX SMP N dengan penerapan pembelajaran saintific melalui model discovery learning , serta respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran saintific melalui model discovery learning. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian dalam bentuk soal tes, yang terdiri dari 5 butir soal berbentuk essay. Penilaian dari soal essay dinilai secara kuantitatif yang kemudian dimanipulasi secara kuantitatif. Secara Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 49
klasikal terdapat 90% siswa memperoleh prestasi pada tahap baik. Sedangkan untuk melihat respon siswa dilakukan melalui angket. Proses pembelajaran dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan saintific dan model discovery learning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, prestasi siswa dengan penerapan pembelajaran saintific model discovery learning berada pada kategori baik. Sedangkan respon siswa terhadap penerapan pembelajaran saintific model discovery learning sebayak 94% siswa memahami materi yang disampaikan, 90,5 % siswa termotivasi untuk diterapkan lagi, 100% siswa menyenangi model discovery learning, 96,4% siswa mendapat penjelasan yang jelas selama pembelajaran dan 89,3% siswa mendapatkan informasi dengan mudah selama pembelajaran. Kata kunci : pembelajaran saintific, discovery learning, prestasi belajar siswa, respon, kesebangunan MODEL PERSEDIAAN DENGAN HARGA DAN KUALITAS TERGANTUNG PERMINTAAN DAME MELDARIA SIPAHUTAR Program Studi Pascasarjana Departemen Matematika Universitas Sumatera Utara Abstrak Penelitian ini membahas mengenai masalah persediaan dimana sistem produksi meng-hasilkan barang yang sempurna dan rusak. Pada model ini diasumsikan bahwa hanya sebagian kecil yang rusak dapat diperbaiki. Model bersama-sama menentukan kualitas produk dan harga yang memaksimalkan laba bersih rata-rata persatuan waktu. Model umum dikembangkan untuk menggambarkan model dan beberapa contoh kasus disajikan. Kata Kunci: Model Persediaan, Harga dan Kualitas, Tingkat Permintaan. ANALISIS SENSITIVITAS DARI PROSES INTERVAL ANALISIS HIRARKI Wagiono Pascasarjana Departemen Matematika FMIPA Universitas Sumatera Utara Abstrak Penggunaan keputusan interval dalam proses analisis hirarki, yang disebut Interval Analytic Hierarchy Process (IAHP), mulai berkembang di kalangan pengambil keputusan. Metode ini memberikan cara yang efektif untuk pemodelan dalam penilaian pengambilan keputusan yang keputusannya belum pasti atau mewakili perbandingan dalam kelompok pengambilan keputusan. Metode pemrograman linear dapat digunakan untuk menghasilkan bobot dalam situasi ini. Fokus utama pada makalah ini adalah untuk mengembangkan metode analisis sensitivitas untuk IAHP sehingga kita dapa tmengetahui apakah mungkin untuk mengubah beberapa data tanpa mengubah prioritas alternatif. Kata kunci: IAHP,analisis sensitivitas, interval analisis hirarki MODEL AGREGASI KORELASI OPTIMAL UNTUK ESTIMASI DISTRIBUSI DATA EKSTRIM ABSTRAK Dalam beberapa masalah penelitian, karakteristik dari sebagian data sering menjadi pusat perhatian. Secara umum bagian data ekstrim yakni data yang mempuyai peluang kecil untuk terjadi sering menjadi kajiankhusus dalam bidang risiko. Karakteristik data-data ekstrim yang merupakan nilai-nilai kuantil ekstrim dari suatu distribusi data atau secara umum dapat dinyatakan sebagai distribusi suatu peubah acak dapat dikaji dengan teori nilai ektrim (Extreme Value Theory, EVT). Karakteristik data ekstrim dan estimasi nilai ambang (treshold) dari suatu distribusi data dikaji dengan teori nilai ekstrim menggunakan metode melebihi nilai ambang (Peaks Over Threshold, POT). Suatu model agregasi korelasi optimal menggunakan rata-rata nilai lebih diusulkan untuk mengestimasi kuantil ekstrimsebagai nilai ambang dalam menentukan batas bawah data ekstrim. Simulasi model agregasi korelasi optimal dilakukan dengan merancang suatu fungsi pada software R, untuk menunjukkan kesesuaian distribusi data ekstrim yang secara teori berdistribusi pareto terampat (Generalized Pareto Distribution, GPD. Key Words : Order Statistik, Kuantil, Teori Nilai Ekstrim, Peaks Over Threshold Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 50
INVERS SEMU DARI MATRIKS SINGULAR Machrani Adi Putri Siregar Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Washliyah email :
[email protected] Abstrak. Matriks singular adalah jenis matriks yang amat jarang dibicarakan. Di buku-buku rujukan, baik matematika dasar maupun lanjut, matriks singular biasanya hanya dijelaskan dalam satu atau dua alinea saja. Tulisan ini bermaksud untuk sedikit membedah sifat lanjutan dari matriks singular yang tergolong unik. Matriks singular adalah matriks yang tidak memiliki invers terhadap operasi perkalian matriks. Hal ini diketahui berdasarkan kenyataan bahwa determinan dari matriks singular bernilai nol. Tetapi matriks singular memiliki keunikan. Matriks singular memiliki dua buah matriks identitas, yakni matriks satuan yang berlaku secara universal dan matriks identitas lain yang hanya berlaku terbatas hanya untuk dirinya sendiri saja. Ternyata terhadap matriks identitas yang terakhir ini, matriks singular tersebut memiliki invers. Sama seperti matriks identitas tersebut, invers dari matriks singular ini juga hanya berlaku terbatas hanya untuk matriks singular tersebut saja. Matriks invers ini disebut dengan invers semu dari matriks singular. Invers semu ini dapat dicari dengan memanfaatkan metode diagonalisasi matriks. Kata kunci: invers semu, matriks singular. P E NI N GK A TA N K EM AM P UAN B E RP IK IR K RI T I S M A T EM AT IS DA N K EM AN DI R IA N B E LA J AR SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Tanti JumaisyarohSiregar Universitas Muslim Nusantara (UMN) AlWashliyah Medan Email:
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian kuasi eksperimen ini untuk mengetahui: (1) perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang diberi pembelajaran langsung; (2) interaksi pembelajaran dengan kemampuan awal matematika terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa; (3) perbedaan peningkatan kemandirian belajar siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang diberi pembelajaran langsung; (4) interaksi pembelajaran dengan kemampuan awal matematika terhadap peningkatan kemandirian belajar siswa. Populasinya adalah seluruh siswa SMP Swasta Arrahman Percut dan sampelnya siswa kelas VIII sebanyak 60 orang. Data dianalisis dengan uji ANAVA dua jalur. Dari hasil analisis diperoleh: (1) peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada yang diberi pembelajaran langsung; (2) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal matematika terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis; (3) peningkatan kemandirian belajar siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada yang diberi pembelajaran langsung (4) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal matematika terhadap peningkatan kemandirian belajar. Kata Kunci: Berpikir Kritis, Kemandirian Belajar, Pembelajaran Berbasis Masalah. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA Wilda Indah Yonalia Lubis Email:
[email protected] PascaSarjana Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.Sebelum dilakukan tindakan, diberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal dan penentuan kelompok siswa berdasarkan tingkat kemampuan. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes dan lembar observasi.Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa,dan lembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas belajar siswa.Tes tersebut diberikan pada setiap akhir siklus. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Pada setiap siklus diterapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw.Berdasarkan refleksi siklus I, diambil langkah – langkah perbaikan proses pembelajaran dan dilakukan pada siklus II.Berdasarkan hasil analisis observasi aktivitas belajar siswa, pada siklus I diperoleh rata – rata persentase aktivitas belajar siswa sebesar 57,35 % ( kategoi kurang aktif), sedangkan pada siklus II sebesar Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 51
72,54% ( kategori aktif ). Terjadi peningkatan persentase aktivitas belajar siswa sebesar 15,19%. Hasil analisis tes hasil belajar diperoleh rata – rata tes hasil belajar I sebesar 57,56 % ( kategori rendah ), sedangkan rata – rata tes hasil belajar II sebesar 73,21 % ( kategori sedang ).Terjadi peningkatan rata – rata tes hasil belajar sebesar 15,56%.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pembelajaran dengan menerapakna model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw,Aktivitas Belajar Siswa. ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI PELUANG KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH MEULABOH KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT Fakhrul Jamal1 Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email :
[email protected] Abstrak : Prestasi belajar yang rendah merupakan salah satu bukti adanya kesulitan dalam belajar siswa, guru dalam hal ini adalah orang yang bertanggung jawab yang seharusnya dapat memahami kesulitan belajar anak didiknya dan kemudian memberikan bantuan pemecahannya. Dalam memberikan bantuan ini pengetahuan guru tentang latar belakang terjadinya kesulitan belajar merupakan hal sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan siswa kelas XI IPA SMA Muhamadiyah Meulaboh dalam mempelajari mata pelajaran matematika pada materi peluang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesulitankesulitan siswa kelas XI IPA SMA Muhamadiyah Meulaboh dalam mempelajari Mata Pelajaran Matematika pada materi Peluang. Jenis dan pendekatan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan tes, observasi dan angket, sedangkan untuk pengolahan data menggunakan rumus pesentase P = f/n x 100 %. Dari hasil penelitian didapat kesimpulan bahwa kesulitan siswa kelas XI IPA dalam materi peluang adalah kurangnya pemahaman siswa dalam memahami konsep peluang, sering salah menggunakan rumus dalam menyelesaikan soal, juga kebiasaan guru dalam belajar matematika hanya dengan cara mencatat saja di papan tulis, kemudian siswa kurang keinginannya dalam menyelesaikan contoh soal yang diberikan oleh guru. sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa hipotesisnya terbukti benar bahwa adanya kesulitan belajar dalam pelajaran matematika pada materi peluang siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Meulaboh. Kata Kunci : Analisis Kesulitan Belajar, Matematika, Materi Peluang. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW Widya Lestari Email:
[email protected] PascaSarjana Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan Abstrak: Rendahnya hasil belajar dan komunikasi matematika siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru di dalam pembelajaran. Model pembelajaran matematika di sekolah yang digunakan guru masih didominasi oleh model pembelajaran konvensional yakni suatu model pembelajaran di mana guru yang aktif di dalam pembelajaran, sementara siswa duduk secara pasif menerima informasi pengetahuan dan keterampilan. Hal ini diduga merupakan salah satu penyebab terhambatnya kreativitas dan kemandirian siswa sehingga berimbas pada hasil belajar serta rendahnya kemampuan komunikasi matematika siswa. Melihat fenomena tersebut, maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar-mengajar untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan komunikasi siswa.Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sangat cocok diterapkan pada pembelajaran matematika karena dalam mempelajari matematika tidak cukup hanya mengetahui dan menghafal konsep-konsep matematika tetapi juga dibutuhkan suatu pemahaman serta kemampuan menyelesaikan persoalan matematika dengan baik dan benar. Melalui model pembelajaran ini siswa juga dapat mengemukakan pemikirannya, saling bertukar pendapat, saling bekerja sama jika ada teman dalam kelompoknya yang mengalami kesulitan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mengkaji dan menguasai materi pelajaran matematika sehingga nantinya akan meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Dalam pembelajaran kooperatif akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, Setiap anggota Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 52
kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain. Kata kunci : Hasil Belajar, Komunikasi Matematis, Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN STRATEGI REACT PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I DI FKIP UMSU Ellis Mardiana Panggabean1) & Rahmat Mushlihuddin2) 1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UMSU email:
[email protected] 2) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UMSU email:
[email protected] Abstract. In designing a lesson, a lecturer need to consider what material should be taught, and how is the appropriate method to teach, and how to make sure that all students will learn the subject. Struktur Aljabar I is one of mathematic pure proficiency material at Mathematic departement. the characteristic of Struktur Aljabar has tight and cronological axiomatic deductive structure, full of abstract concept in definition or theorem. Therefore, Struktur Ajabar is difficult to learn and difficult to taught. that is why learning material and teaching activity is needed tobe directed in order to help the student to understand the link between the concepts, managing their own self learning, cooperating, and critical thinking. The aim of this study is to develop learning material by using REACT strategy at Struktur Aljabar I subject. This developing and trial research consist of design, limited trial application, and data analysis. descriptive analysis was used,and this research development produced a protoype Struktur Aljabar I material REACT base. Keywords: development, learning material, REACT strategy, Struktur Aljabar I MODEL ALIRAN DARA PADA PEMBULUH DARAH YANG MENGALAMI PENYUMBATAN Theresia M. Manik1, Siska Juwita Rehulina S1, Meianita Sipayung1, Gomgom Siringo-ringo1, dan Tulus2 1 Mahasiswa DepartemenMatematika, Fakultas MIPA USU,
[email protected] 2 Dosen DepartemenMatematika, Fakultas MIPA USU,
[email protected] ABSTRAK Pembuluh darah merupakan bagian-bagian penting dari sistem peredaran darah manusia. Sistem ini menyalurkan nutrisi dalam bentuk oksigen yang dibutuhkan oleh organ tubuh. Apabila terjadi penyempitan pembuluh darah, maka akan terjadi gangguan dalam peredaran darah tersebut dan memungkinkan akibat penyumbatan. Tulisan ini membahas model dan analisis aliran darah di dalam pembuluh darah yang mengalami penyempitan. Model aliran diasumsikan mengikuti persamaan Navier-Stokes. Penyelesaian terhadap persoalan dilakukan dengan bantuan perangkat lunak COMSOL. Kata kunci: aliran darah, persamaan Navier-Stokes PENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN MEDIA POWERPOINT Syafari dan Vera Septiana Rajagukguk Jurusan Matematika FMIPA - UNIMED ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika dengan penerapan pendekatan kontekstual (CTL) menggunakan media powerpoint. Objek penelitian ini adalah penerapan pendekatan kontekstual (CTL) menggunakan media powerpoint pada materi SPLDV. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A SMP Methodist Berastagi sebanyak 33 orang siswa. Sebelum menerapkan tindakan, siswa diberikan tes awal. Pada tes kemampuan awal, diperoleh data sebanyak 4 siswa (12,12%) yang mencapai kriteria kemampuan komunikasi matematika. Setelah diberikan perlakuan dengan menerapkan pendekatan kontekstual menggunakan media powerpoint (siklus I), kemampuan berkomunikasi matematika siswa meningkat sebesar 39,4% yaitu sebanyak 17 siswa (51,52%) yang mencapai kriteria kemampuan komunikasi matematika, dan 51,52% siswa yang tuntas belajar. Pada siklus II diberikan perlakuan dengan menerapkan pendekatan kontekstual menggunakan media powerpoint dengan menampilkan video dan animasi yang berkaitan dengan materi sistem persamaan linear dua variabel. Dari tes pada siklus II, kemampuan komunikasi matematika siswa meningkat sebesar 36,36% yaitu sebanyak 29 siswa (87,88%) mencapai ketuntasan belajar. Dari data yang diperoleh, disimpulkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 53
menggunakan media powerpoint dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII-A SMP Methodist Berastagi. . Kata kunci: Kemampuan komunikasi matematika, pendekatan konstektual PENGEMBANGAN MODUL STATISTIK MATEMATIKA I POKOK BAHASAN PROBABILITAS DAN FUNGSI DISTRIBUSI DENGAN MUNGGUNAKAN MODEL DESAIN DICK AND CAREY PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UMSU Siti Dermawan Rambe1, Lidya Putri Natalya2 dan Irvan3 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMSU 3 Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMSU 1,2
ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan bahan ajar matematika menggunakan desain Dick and Carey sekaligus untuk meningkatkan kualitas bahan ajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, program studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Model yang digunakan adalah desain Dick and Carey yaitu desain model pembelajaran yang dikembangkan melalui pendekatan sistem (System Approach). Adapun langkah-langkah model Dick and Carey (1) Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran, (2) Melaksanakan analisis pembelajaran, (3) Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa, (4) Merumuskan tujuan performansi, (5) Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan, (6) Mengembangkan strategi pembelajaran, (7) Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, (8) Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif, (9) Merevisi bahan pembelajaran, (10) Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif. Model sistem pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick dkk terdiri atas beberapa komponen yang perlu dilakukan untuk membuat rancangan aktifitas pembelajaran yang lebih besar. Materi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah statistika matematika 1, pada materi Probabilitas dan Fungsi Distribusi untuk mahasiswa matematika FKIP UMSU. Hasil penelitian ini telah menunjukan bahwa mengembangkan bahan ajar berupa modul statistik matematika 1 pada materi probabilitas dan fungsi distribusi memiliki kualitas Baik sehingga layak digunakan sebagai bahan ajar. Kata kunci: Bahan ajar, Model Dick and Carey, Probabilitas dan Fungsi Distribusi PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF SCRAMBLE PADA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEULABOH Muhammad Ridha, S.Ag Prodi Magester Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email:
[email protected] Abstrak: Kreativitas penting dalam pembelajaran matematika karena kreativitas merupakan kemampuan daya cipta atau kemampuan untuk berkreatif dari setiap individu yang membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dalam matematika. Sementara itu, matematika adalah salah satu bidang studi yang wajib dipelajari oleh siswa karena merupakan sarana pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari sehingga membuat siswa berpikir bahwa matematika sulit untuk dipelajari. Oleh karena kreativitas penting untuk masa depan siswa, maka guru perlu sebuah model pembelajaran yang meningkatkan kreativitas siswa dan mengubah pola pikir siswa terhadap matematika yaitu model kooperatif tipe scramble. Model ini merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat memberi solusi pada kedua masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan kreativitas siswa dengan penerapan model kooperatif scramble. Desain penelitian yang digunakan adalah pre experimental design atau quasi eksperimen dengan jenis desain one grup pretest-postest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Meulaboh dan sampel kelas X2. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi, angket respon siswa dan tes hasil belajar. Data yang dikumpulkan adalah data kreativitas, dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dan persentase. Skor total kondisi awal kreativitas siswa dengan skor total kondisi akhir kreativitas siswa kemudian dianalisis dengan uji-t diperoleh t = 18,46 dan t . = 1.70, maka t ≥ t ( ∝) sehingga terima hipotesis H1 yang disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif scramble pada materi Trigonometri dapat meningkatan kreativitas pada kelas X SMA Negeri 1 Meulaboh. Berdasarkan hasil pengolahan data kreativitas secara kualitatif diperoleh bahwasanya kreativitas siswa semula termasuk dalam kategori cukup kreatif meningkat pada kategori kreatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kreativitas pada
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 54
kelas X SMA Negeri 1 Meulaboh dengan diterapkannya model kooperatif scramble pada materi Trigonometri baik sikap kreatif maupun berpikir kreatif dalam materi aturan kosinus. Kata Kunci : Kreatifitas, Model Kooperatif Scramble, Trigonometri PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF TIPE STAD MATERI PERKALIAN PECAHAN DI SMPS DARUSA’ADAH Hendra Darmawan Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email :
[email protected] Abstrak. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu kumpulan strategi mengajar yang digunakan guru untuk menciptakan kondisi belajar sesama siswa. Siswa yang satu membantu siswa lainnya dalam mempelajari sesuatu. Model kooperatif tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran yang dapat memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, merespon dan saling membantu. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi perkalian pecahan di kelas VII SMPS Darussa’adah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hasil belajar siswa yang diajarkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam memahami materi Perkalian pecahan di kelas VII SMPS Darussa’adah, (2) tingkat kemampuan guru dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dan (3) respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe STAD. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMPSDarussa’adah tahun pelajaran 2013/2014 Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan instrumen. Dimana instrumen yang digunakan lembar observasi dan angket siswa. Hasil pengolahan data dengan mengunakan persentase menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sesuai dengan skor rata-rata dan termasuk dalam kategori baik. Sedangkan respons siswa terhadap pembelajaran diperoleh persentase ≤ 80%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa respons siswa terhadap model pembelajaran adalah tidak positif. Kata Kunci : Student Team Acchivement Division (STAD), Perkalian Pecahan, Aktivitas Siswa. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI LIMIT FUNGSI DI KELAS XI SMAS ISLAM AL-FALAH ACEH BESAR Afri Elvita Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email:
[email protected] Abstrak. Matematika harus disajikan dalam suasana yang menyenangkan sehingga siswa termotivasi untuk belajar matematika. Siswa perlu memiliki kemampuan memperoleh, dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemampuan kerjasama yang efektif . Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas siswa selama penerapan model discovery learning pada materi limit fungsi di kelas XI-B SMAS Islam Al-falah Aceh Besar dan untuk melihat respon siswa terhadap penerapan model discovery learning pada materi limit fungsi di kelas XI-B SMAS Islam Al-falah Aceh Besar . Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas siswa di kelas selama pembelajaran secara discovery learning dan dari hasil respon siswa setelah pembelajaran secara discovery learning selesai dilaksanakan. Hasil dari analisis aktivitas siswa menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model discovery learning adalah baik untuk setiap sikap yang diamati. Sedangkan untuk respon siswa terhadap pembelajaran dengan penerapan model discovery learning adalah positif untuk setiap aspek yang direspon. Pada materi limit fungsi ini siswa merasa tertantang untuk menemukan konsep limit dengan model pembelajaran discovery learning dan siswa senang dengan model tersebut. Siswa menyatakan bahwa proses belajar mengajar dengan menggunakan model discovery learning mendorong daya kreatifitas mereka untuk menemukan hal-hal yang belum diketahui. Kata kunci : discovery learning, limit fungsi, aktivitas siswa, respon siswa AAUTOMORFISME GRAF LENGKAP DENGAN PENDEKATAN TEORI GRUP Mulyono, S.Si, M.Si Dosen FMIPA Jurusaan Matematika Unimed
[email protected]
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 55
Abstract--A graph (Z) consists of vertex set ([(Z)) and edge set (\(Z)), where [(Z) ≠ ^. According to the isomorphism graph theorem, two graphs are isomorphic if there exists a mapping that bijectively preserves both the vertex and the degree set from the first graph to the second one. Based on this concept, the easiest step to build such a mapping is to map every vertex with the same degree in [(Z) one into another. In abstract algebra, the mapping into its set is known as automorphism. The complete graph automorphism (_`a(b; )) with n vertex resulted n! permutation. It is obtained with the group theory approaching. Due to the _`a(b; ) properties, it is concluded that _`a(b; ) is a symmetric group. Keywords: automorphism, complete graph (b; ), symmetric group (5; ), symmetric graph PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI LUAS PERMUKAAN TABUNG DI KELAS VIII SMP 2 PEUKAN PIDIE Nurul Fitri Email:
[email protected] Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh ABSTRAK Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam peristiwa belajar-mengajar tidak sekedar hubungan interaksi antara guru dengan siswa saja, tetapi lebih bernuansa interaksi edukatif. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan. Peningkatan kualitas pendidikan dicerminkan oleh prestasi belajar siswa.Pada saat proses belajar–mengajar berlangsung di kelas, akan terjadi hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang beraneka ragam, dan itu akan mengakibatkan terbatasnya waktu guru untuk mengontrol bagaimana pengaruh tingkah lakunya terhadap motivasi belajar siswa.Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam proses belajar – mengajar, sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan pada diri siswa yang pada akhirnya meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat motivasi siswa selama penerapan model Discovery Learning pada materi luas permukaan tabung kelas VIII SMP NEGERI 2 PEUKAN PIDIE. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Data diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas siswa di kelas selama pembelajaran secara discovery learning dan dari hasil respon siswa setelah pembelajaran secara discovery learning selesai dilaksanakan. Hasil dari analisis angket motivasi siswa menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model discovery learning adalah baik untuk setiap sikap yang diamati. Siswa menyatakan bahwa proses belajar mengajar dengan menggunakan model discovery learning mendorong daya kreatifitas mereka untuk menemukan hal-hal yang belum diketahui. Kata kunci: Model discovery learning, luas permukaan tabung ,motivasi belajar siswa PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TITIK, GARIS PADA RUANG DI KELAS X SMA NEGERI 8 BANDA ACEH Suci Mahya Sari Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email:
[email protected] Abstrak. Untuk mendukung proses pembelajaran pada kurikulum 2013, maka diterapkan model Pembelajaran Discovery Learning, Problem Based Learning, dan Project Based Learning. Salah satu model pemebelajaran yang dapat mendukung pembelajaran pada kurikulum 2013 yang menuntut siswa mempunyai sikap, pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam pembelajaran adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Dengan pembelajaran Problem Based Learning akan terjadi pembelajaran bermakna. Model pembelajaran berdasarkan masalah menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks. Siswa yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Dalam pembelajaran Problem Based Learning, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara bertahap dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Pembelajaran dengan model Problem Based Learning dalam materi titik, garis pada ruang di laksanakan di kelas X SMA Negeri 8 Banda Aceh, yang bertujuan untuk melihat penerapan model Problem Based Learning dalam pemebelajaran di kelas. Makalah ini menyajikan tentang sintaks model pembelajaran Problem Based Learning, RPP, LKS dan hasil uji coba di kelas. Hasil uji coba di kelas di dapat dari penilaian aktivitas siswa dengan menggunakan rubrik kinerja, hasilnya yaitu siswa sudah mencoba menerapan konsep jarak titik ke titik dan jarak titi ke bidang pada masalah kehidupan sehari-hari, dengan kegiatan diskusi siswa sudah terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat, dan menjawab pertanyaan. Kata kunci: Problem Based Learning (PBL), Rubrik Kinerja. Deteksi Outlier Untuk Ttitik Kritis Dengan Menggunakan Upper Limit Control (UCL) Dan Pengaruhnya Terhadap Analisa Regresi Linier Pasukat Sembiring Departemen Matematika, Universitas Sumatera Utara Email:
[email protected] Abstrak. Outlier adalah pengamatan yang terlalu kecil atau terlalu besar, sehingga kelihatan terpisah dari kumpulan data lainnya. Outlier ini mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi kumpulan data lainnya. Pendeteksian Outlier memang sudah seharusnya dilakukan pada tahap awal analisis.
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 56
Metode uji titik kritis dengan Upper Control Limit (UCL) dapat menunjukan kehadiran Outlier secara serentak sehingga dapat menghindari yang namanya fenomena penopengan (masking phenomenon). Pengaruh kehadiran Outlier ternyata cukup besar terhadap garis kuadrat terkecil pada analisis regresi linier sederhana. Kata kunci : Outlier, UCL, Analisa Regresi Linier, Analisis Pencilan. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATERI KUBUS DAN BALOK (Kelas VIII MTsN BLANGPIDIE) 1
Subarianto1 Jurusan Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email :
[email protected]
Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah prestasi belajar siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share lebih baik dari prestasi belajar siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional pada pelajaran matematika materi kubus dan balok di MTsN Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya. Jenis Penelitian ini adalah ekperimen, dengan mengambil siswa kelas VIIIa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIIIb sebagai kelas kontrol, Pengambilan kelas VIIIa dan VIIIb sebagai sampel berdasarkan teknik random sampling. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII MTsN Blangpidie tahun pelajaran 2014 / 2015, yang berjumlah 93 orang siswa yang terdiri dari kelas 3 (tiga) kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan cara tes dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari hasil tes kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik uji-t. Untuk uji pihak kanan kriteria pengujian hipotesis yang berlaku adalah: terima H 0 jika t < t1−α dan tolak H 0 jika t memiliki harga-harga lain pada taraf signifikan α = 0,05, dan derajat kebebasan dk = n1 + n2 − 2 = 30 + 24 − 2 = 52 . Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh harga t hitung > t tabel yaitu diperoleh t hitung = 1,70 , sehingga 1,70 > 1,67. Hal ini berarti bahwa
H 0 ditolak dan H a diterima atau dengan kata lain
dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share lebih baik dari prestasi belajar siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional pada pelajaran matematika materi kubus dan balok di MTsN Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya. Kata Kunci: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share pada Materi Kubus dan Balok. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Materi Jumlah Riemann Dan Integral Tentu di Kelas XI MAN Indrapuri Ditinjau Dari Kreativitas Siswa 1
Sufratul Ghina1 Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email:
[email protected]
Abstrak. Kreativitas siswa dalam matematika merupakan hal yang perlu mendapat perhatian penting dari seluruh elemen pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kemampuan kreativitas siswa kelas XI MAN Indrapuri pada materi jumlah rieman dan integral tentu melalui model pembelajaran Quantum Teaching. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data diperoleh dari hasil LKS setiap kelompok baik yang tertulis maupun yang dipresentasikan dan lembar pengamatan sikap siswa selama pembelajaran berlangsung. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kreativitas siswa masih dikategorikan kurang kreatif dan sikap siswa selama proses pembelajaran terutama sikap ingin tahu dan tanggung jawab siswa dalam kelompok dikategorikan baik. Serta jika dipandang dari segi ketercapaian tujuan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa sudah tercapai artinya sebagian besar siswa telah dapat menemukan konsep jumlah Riemann dan Integral Tentu namun sedikit yang menjadi kendala adalah keterbatasan waktu yang dimiliki oleh siswa dan kurangnya kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah. Kata Kunci: Kreativitas siswa, model pembelajaran Quantum Teaching PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA PEMBELAJARAN RUANG SAMPEL DAN TITIK SAMPEL DI KELAS VII MTSN GLP TIGA 1
Maisyura Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email:
[email protected]
Abstrak. Dalam proses belajar mengajar metode ceramah cenderung sering digunakan sebagai metode utama, guru menganggap metode tersebut merupakan metode yang ampuh sehingga biasanya guru sudah merasa mengajar apabila sudah melakukan ceramah. Pada akhirnya pembelajaran cenderung monoton, kaku, dan tidak ada kegairahan. pembelajaran seperti ini disebut dengan pembelajaran berorientasi pada guru). Oleh karena itu, untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan serta mendukung kreativitas siswa dalam pembelajaran kurikulum 2013 maka dilakukanlah pendekatan saintifik menggunakan model pembelajaran Discovery Learning (DL). Dengan mengaplikasikan model Discovery Learning diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penemuan diri individu y khususnya pada pembelajaran ruang sampel dan titik sampel. Penggunaan Discovery Learning ini dapat merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Tujuan uji coba ini adalah untuk mengetahui bagaimana aktifitas siswa dan respon siswa setelah penerapan model discovery learning pada pembelajaran ruang sampel dan titik sampel di kela VII MTsN Glp. Tiga. Metode yang digunakan dalam uji coba ini adalah penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang penulis maksud adalah quasi eksperimen. Data dieroleh dari pengamatan aktivitas siswa selama pebelajaran dan komentar siswa setelah pembelajaran. Berdasarkan hasil
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 57
uji coba, proses pembelajaran matematika materi ruang sampel dan titik sampel dengan model discovery learning berlangsung efektif, siswa lebih termotivasi. Hal ini memperlihatkan kerja sama dan tanggung jawab antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Siswa mengaku senang dengan rasa ingin tahu terhadap proses pembelajaran ini, sehingga memudahkan mereka dalam memahami konsep matematika dan pembelajaranpun menjadi lebih bermakna. Ketercapaian tujuan pembelajaran dari model discovery learning yaitu siswa dapat menemukan konsep dari pembelajaran ruang sampel dan titik sampel, komunikatif dan saling bekerja sama. Kata Kunci: model discovery learning, ruang sampel, titik sampel PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATERI KESEBANGUNAN DI SMP NURUL ISLAM KECAMATAN MEURAH MULIA Nurmusyidati fajri Helmy Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email:
[email protected] Abstrak. Pembelajaran pada kurikulum 2013 menuntut supaya siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Hal ini dikarenakan Kurikulum 2013 menganut pandangan bahwa ilmu tidak bisa ditransfer begitu saja kepada siswa. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus terdiri dari lima pengalaman belajar yang disebut pendekatan scientific. Model quantum teaching merupakan salah satu model yang cocok diterapkan dalam kurikulum 2013. Hal ini dikarenakan setiap tahap pembelajaran yang disuguhkan oleh quantum teaching bisa dengan mudah dipadukan dengan pendekatan scientific. Model pembelajaran ini juga menyenangkan sehingga bisa meningkatkan semangat belajar siswa. Tujuan dari uji coba ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah penerapan model pembelajaran quantum teaching pada materi kesebangunan di SMP Nurul Islam. Metode yang digunakan dalam ujicoba ini adalah metode kualitatif dimana subjek uji cobanya adalah siswa kelas VIII. Hasil uji coba menunjukkan bahwa 15 dari 17 siswa atau 88% siswa lulus tes yang diberikan, pada umumnya komentar siswa terhadap pembelajaran ini juga baik. Kata Kunci: Model Pembelajaran Quantum teaching, Kesebangunan Respon Siswa SMK Negeri Taman Fajar Aceh Timur Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Pelaksanaan Kurikulum 2013 Fitriadi Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email.
[email protected]
Abstrak. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) mengacu pada pengajaran di mana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon siswa SMK Negeri Taman Fajar dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. Makalah ini akan menjelaskan tentang sintaks penerapan model pembelajaran kooperatif, RPP, LKS dan contoh penerapan hasil uji coba dilapangan. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran SMKN Taman Fajar yang berjumlah 24 Orang. Berdasarkan hasil analisis respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi penyajian data, terlihat siswa memberikan respon positif. Proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw telah merubah suasana belajar di kelas yang selama ini pasif menjadi sangat aktif dan interaktif. Secara umum siswa sangat antusias melakukan kerja sama dalam tim untuk mencari informasi tentang materi yang diberikan oleh guru. Akan tetapi yang menjadi kendala dalam proses belajar kelompok adalah, ada beberapa siswa laki-laki tidak mau bekerja sama dengan siswa perempuan, kemudian masih ada beberapa siswa yang terlihat sifat ego memaksakan kehendak atau ide kepada kawan dalam kelompok. Selain daripada itu yang menjadi kendala utama adalah beberapa siswa tidak bertanggung jawab terhadap materi yang dipelajari pada kelompok ahli untuk disampaikan kepada anggota kelompok asal. Kata Kunci : Respon Siswa, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Kurikulum 2013 PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA DI KELAS Tuti Mariani Mahasiswa Pasca UNIMED Abstrak Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Hal ini merupakan tantangan besar pembelajaran matematika yang selama ini disinyalir telah terjebak dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada pewarisan ilmu daripada pemerolehan aktif oleh peserta didik. Saat ini terdapat beberapa model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk menjadikan pembelajaran matematika lebih mencerahkan, salah satunya adalah Pembelajaran Matematika Realistik (Realistic Mathematics Education). Pembelajaran Matematika Realistik dikembangkan di Belanda tahun 1970an oleh Institut Freudenthal dan saat ini telah berkembang luas diberbagai negara, termasuk Indonesia.
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 58
PADA MATERI OPERASI HITUNG MATRIKS DI KELAS XII SMA NEGERI 11 BANDA ACEH Rosnawati Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email:
[email protected] Abstrak. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa belajar dan memahami konsep materi yang dipelajari. Umumnya proses penyampaian konsep matematika oleh guru lebih memfokuskan pada metode konvensional, yaitu cara mengajar guru yang mendominasi proses pembelajaran yang menyebabkan kurangnya keterlibatan siswa sehingga siswa pasif dalam pembelajaran, sulit memahami dan membangun konsep matematika dan siswa hanya menghafal konsep tanpa mengerti. Hal ini menyebabkan siswa tidak mengetahui bagaimana cara membentuk, menggunakan, dan mengkomunikasikannya dengan materi yang akan mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu diperlukan suatu pembelajaran aktif, salah satunya dengan penerapan model pembelajaran discovery learning. Model pembelajaran discovery learning adalah suatu pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya siswa tidak disajikan dengan pelajaran/bahan ajar dalam bentuk finalnya, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mengorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan yang mengarah pada penemuan konsep materi yang dipelajari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas dan respon siswa terhadap model pembelajaran discovery learning pada materi operasi hitung matriks di Kelas XII IA-2 SMA Negeri 11 Banda Aceh. Data diperoleh dari pengamatan aktivitas siswa melalui rubrik penilaian dan angket respon. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran adalah baik dan respon siswa terhadap model pembelajaran discovery learning pada materi operasi hitung matriks di Kelas XII IA-2 SMA Negeri 11 Banda Aceh adalah positif. Kata kunci: discovery learning, matriks, rubrik, respon siswa PENGARUH KECERDASAN MATEMATIKA LOGIS DAN KECERDASAN SPASIAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP PERGURUAN ISLAM AL-ULUM TERPADU MEDAN Indra Prasetia Dosen Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Email :
[email protected] Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecerdasan matematika logis dan spasial siswa SMP Perguruan Islam Al-Ulum Terpadu Medan dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan matematika logis dan spasial terhadap prestasi belajar siswa SMP Perguruan Islam Al-Ulum Terpadu Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Perguruan Islam Al-Ulum Terpadu Medan T.P 2013/2014 berjumlah 110 siswa, dan penarikan sampel sebanyak 45% maka sampel penelitian sebanyak 49 siswa. Sebagai variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah kecerdasan matematika logis dan kecerdasan spasial, sedangkan yang variabel terikat (dependen) adalah variabel prestasi belajar matematika. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes kecerdasan (tes potensi akademik) sebanyak 15 soal untuk masing-masing variabel bebas, sedangkan untuk variabel terikat data dikumpulkan melalui studi dokumentasi yakni hasil belajar matematika siswa pada semester ganjil TP 2013/2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kecerdasan matematika logis terhadap hasil belajar matematika siswa SMP Perguruan Islam Al-Ulum Terpadu Medan sebesar 0,632, dan pengaruh kecerdasan spasial terhadap hasil belajar matematika siswa SMP Perguruan Islam Al-Ulum Terpadu Medan yaitu 0,732, selanjutnya secara bersamaan pengaruh kecerdasan matematika logis dan kecerdasan spasial terhadap hasil belajar siswa adalah 0,813. Kata kunci : Kecerdasan Matematika Logis, Spasial dan Hasil Belajar Matematika
Penerapan Model Pembelajaran Quatum Teaching untuk Meningkatkan Motivasi Siswa dalam Belajar Matematika pada Materi Dua Garis Sejajar yang Dipotong Garis Lain Siswa Kelas VII di SMPS Sukma Bangsa Lhokseumawe Sugeng Handayani Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Email:
[email protected] Abstrak: Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) sebagai katalisatornya. Pendekatan ini diyakini sebagai titian emas dalam mengembangkan kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Guru bebas berkreatifitas dalam mengolah kelas sebaik mungkin dengan menggunakan model-model pembelajaran yang menuntut siswa berpikir kreatif, kritis, melatih nalar, dengan suasana yang menarik dan menyenangkan sehingga matematika bukan lagi pelajaran yang menjadi momok atau menakutkan. Model pembelajaran yang mampu membuat suasana belajar yang meriah menyertakan segala interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar dan berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, model tersebut adalah Quantum Teaching. Model pembelajaran ini menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses pembelajaran lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran Quantum Teaching pada materi dua garis sejajar yang dipotong garis lain siswa kelas VII di SMPS Sukma Bangsa Lhokseumawe. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa siswa sangat antusias dalam merespon pembelajaran, siswa aktif dalam diskusi
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 59
kelompok, dan siswa mempunyai motivasi yang tinggi dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan, dan model pembelajaran ini mampu membangkitkan rasa percaya diri dan rasa ingin tahu siswa. Instrumen yang digunakan tes, angket dan lembar observasi guru. Model pembelajaran Quantum Teaching dapat digunakan pada materi dua garis sejajar yang dipotong garis lain karena motivasi siswa tinggi dalam pembelajaran. Kata kunci: Quantum Teaching, Motivasi, dua garis sejajar yang dipotong garis lain ANALISIS TEORITIS DAN EMPIRIS COUNT-THE-1'S TEST PADA BYTE-BYTE SPESIFIK UNTUK MENGUJI KEACAKAN BARISAN BIT Sari Agustini Hafman1 dan Khairun Nisa2 1,2 Lembaga Sandi Negara Email:
[email protected],
[email protected] Abstrak. Untuk memeriksa keacakan barisan bilangan/bit yang dihasilkan oleh suatu RNG digunakan berbagai uji statistik, diantaranya diehard battery of test of randomness yang diajukan oleh Marsaglia (1985). Salah satu uji yang terdapat dalam diehard battery of randomness test adalah count-the-1's test pada byte-byte spesifik. Marsaglia hanya menyatakan bahwa statistik count-the-1's test pada byte-byte spesifik mendekati distribusi Chi-Square dengan derajat bebas 2500. Pembuktian secara detail mengenai cara memperoleh bentuk distribusi dari uji tersebut tidak pernah dipublikasi oleh Marsaglia. Oleh karena itu, pada makalah ini akan ditunjukkan bagaimana cara memperoleh bentuk distribusi dari uji tersebut. Selain itu, dilakukan observasi secara empiris dengan menerapkan count-the-1's test pada byte-byte spesifik terhadap sepuluh barisan bit yang dihasilkan oleh PRNG Multiply With Carry (MWV). Kata kunci: Barisan bit, Count-the-1's Test pada byte-byte spesifik, Distribusi Chi-Square, Pseudorandom Number Generator (PRNG), Statistik Uji. STRATEGI DAN MOTIVASI SISWA DALAM MEMBUAT MODEL MATEMATIKA PADA MATERI PROGRAM LINEAR MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS XI MAS JEUMALA AMAL PIDIE JAYA Hasrawati Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Email:
[email protected] Abstract. Strategi dan motivasi siswa dalam meningkat hasil belajarnya menjadi suatu masalah penting yang harus diperhatikan oleh seorang guru matematika. Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru sebagai pendidik yaitu meningkatkan motivasi dan membangun strategi yang tepat untuk membuat siswa tertarik terhadap pembelajaran matematika yaitu dengan menerap model pembelajaran problem based learning (PBL).Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MAS Jeumala Amal yang berjumlah 36 siswa.Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi dan motivasi siswa dalam membuat model matematika pada materi program linear melalui penerapan model problem based learning di kelas XI MAS Jeumala Amal Pidie Jaya. Tujuan penellitian untuk mengetahui strategi yang digunakan siswa untuk menyelesaikan masalah matematika pada program linear serta untuk melihat motivasi siswa dalam penerapan model pembelajaran problem based learning dikelas XI MAS Jeumala Amal. Data diperoleh dari hasil jawaban siswa berdasarkan rubrik motivasi yang dibagikan kepada siswa secara individual baik tertulis maupun secara lisan (presentasi). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi dan motivasi belajar siswa dalam membuat model matematika pada materi program linear melalui penerapan model pembelajaran problem based learning berada pada kategori baik, dan masing- masing kelompok siswa mempunyai strategi yang kreatif dalam membuat model matematika. Kata kunci: strategi, motivasi, problem based learning ANALISIS KURIKULUM DAN SISTEM PENDIDIKAN NEGARA RUSIA DAN PERBANDINGANNYA DENGAN NEGARA INDONESIA Rahmazatullaili Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Email:
[email protected] Abstrak. Setiap bangsa pasti memiliki sistem pendidikan, melalui sistem pendidikan itu, suatu bangsa dapat memelihara dan mempertahankan nilai-nilai luhur, serta keunggulan-keunggulan mereka dari generasi ke generasi. Pendidikan dipandang sebagai cerminan dari suatu masyarakat atau bangsa, dan sebaliknya suatu masyarakat atau bangsa dibentuk oleh sistem pendidikannya. Kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam suatu periode jenjang pendidikan. Kurikulum yang ada di Indonesia telah mengalami perubahan beberapa kali, perubahanperubahan tersebut bertujuan untuk membuat sistem pendidikan di Indonesia semakin membaik. Dalam sistem pendidikan di Rusia tujuan pendidikan bersumber kepada cita-cita besar bangsa, Sama seperti di Indonesia tujuan kurikulum di negara Rusia pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang diberikan kepada anak didik, karena kurikulum merupakan alat antuk mencapai tujuan, maka kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum. Di Rusia, dapat dirangkumkan tujuan utama kurikulum pendidikan seperti halnya yang dimiliki Indonesia, yaitu: Tujuan Nasional tentang sistem Pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kemampuan bangsa, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Dari tujuan nasional kemudian dijabarkan ke dalam tujuan insitusional/ lembaga, tujuan kurikuler, sampai kepada tujuan instruksional. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui tujuan dan
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 60
sistem pendidikan, penilaian (Assesment), jenjang pendidikan formal dan kurikulum pendidikan, khususnya struktur kurikulum pada mata pelajaran Matematika dan bagaimana perbandingan sistem pendidikan Matematika di kedua negara (Rusia dan Indonesia). Dengan membandingkan kurikulum dan sistem pendidikan kedua negara tersebut dapat memberi wawasan dan masukan positif bagi calon guru dan guru/tenaga kependidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan dengan harapan kualitas pendidikan di Indonesia suatu saat akan bisa disandingkan dengan negara lainya didunia. Kata kunci: Perbandingan kurikulum, sistem pendidikan, Negara Indonesia dan Rusia MENYUSUNAN HIMPUNAN BILANGAN PRIMA Sri Gemawati, Rolan Pane, Asli Sirait dan Musraini Jurusan Matematika FMIPA Universitas Riau Abstrak. Berbagai cara telah dilakukan untuk menyusun bilangan prima sehingga menjadi dalam bentuk suatu himpunan, yang paling terkenal adalah bilangan prima Fermat dan bilangan prima Mersenne. Dalam tulisan ini, akan dibentuk himpunan bilangan prima dengan memberi syarat-syarat tertentu sehingga bilangan prima tersebut disusun dalam suatu himpunan. Syarat –syarat yang diberikan pada himpunan yang akan dibentuk itu adalah menghapus bilangan satu bilangan prima kemudian dibuat dalam satu himpunan yang memenuhi sifat tertutup dalam himpunan tersebut. Kata kunci: Bilangan Prima Fermat, Bilangan Prima Mersenne, Himpunan Bilangan Prima KONKURENSI TITIK GERGONNE DAN TITIK NAGEL Hasriati 1*,M.Natsir 2, Desi Trisna 3 , Martha Sri Pramadani 4 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Riau Pekanbaru1*
[email protected] Jurusan Matematika FMIPA Universitas Riau Pekanbaru2* Jurusan Matematika FMIPA Universitas Riau Pekanbaru3* Jurusan Matematika FMIPA Universitas Riau Pekanbaru4* ABSTRAK. Titik Gergonne adalah titik dari tiga garis yang dihubungkan dari ketiga sudut segitiga ke titik singgung antara lingkaran dalam dan sisi segitiga yang berpotongan pada satu titik. Sedangkan titik Nagel adalah titik yang terbentuk dari perpotongan antara ketiga titik sudut pada sebuah segitiga yang dihubungkan dengan titik singgung lingkaran. Dengan lingkaran singgung dalam dan lingkaran singgung luar akan dibuktikan Konkurensi titik Gergonne dan titik Nagel menggunakan teorema Ceva. Kata kunci: Teorema Ceva, konkurensi, titik Gergonne, titik Nagel. MENINGKATKAN HASIL BELAJARMATEMATIKA BERBASIS PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DI SMA NEGERI 1BATANG KUIS 1
Yennita Sari, 2TitiDwijayanti, 3AlhusnatulFajriHarahap, 4Sujarwo, 5A. Sukri Nasution 1,2,3,5 PendidikanMatematika, FKIP, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah 4 PG PAUD FKIP, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
[email protected]
Abstract. At school students not only understand the content, but able to apply in everyday life. But, in fact, the students always think that mathematics is hard and unpleasant.This can happen because teachers only using a method of course, consequently liveliness students in the classroom was diminished in learning mathematics.Therefore, to make math is fun and more active, using the method of TSTS. This research to increase liveliness, communication, interaction multi direction, and ease resolve those on material opportunities. In cycle I, exhaustiveness student learning is 53,12%, and in cycle II increased 34.38% so that exhaustiveness learning becomes 87,50%. Key Words : learning mathematics, Two stay two stray PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) YANG BERBASIS SAINTIFIK PADA MATERI PERSAMAAN LINGKARAN DI SMA NEGERI 2 BANDA ACEH Ashfia Shaffa Basri Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email:
[email protected] Abstrak. Titik permulaan dalam mengajar matematika yang berhasil adalah dengan membangkitkan motivasi peserta didik, karena motivasi tersebut membawa kepada senangnya peserta didik terhadap kegiatan belajar mengajar matematika di dalam kelas. Aktivitas pembelajaran yang sesuai haruslah dengan mempertimbangkan supaya peserta didik dapat menyalurkan sendiri pendapatnya, saling beraktivitas bersama, memecahkan masalah, menganalisis dan menarik kesimpulan, serta mempresentasikan di depan kelas untuk menarik sebuah kesimpulan yang benar. Penelitian ini bertujuan melihat respon peserta didik terhadap model kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) yang berbasis saintifik pada materi Persamaan Lingkaran di SMA Negeri 2 Banda Aceh. Penelitian ini dianalisis dengan dengan analisis kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas peserta didik di kelas selama pembelajaran secara kooperatif tipe TSTS dan dari hasil angket respon peserta didik setelah pembelajaran secara kooperatif tipe TSTS selesai dilaksanakan. Hasil dari respon peserta didik terhadap pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe TSTS adalah positif untuk setiap aspek
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 61
yang direspon. Pada materi Persamaan Lingkaran ini, peserta didik menyatakan bahwa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TSTS, mereka dapat mengembangkan kreativitas mereka, terutama dalam mengamati, menanya, menggali informasi, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan kembali permasalahan persamaan lingkaran yang diberikan. Peserta didik menyatakan bahwa proses belajar mengajar dengan menggunakan model kooperatif tipe TSTS mendorong daya pikir kritis dan kreatif mereka serta memudahkan mereka untuk memahami hal-hal yang belum diketahui. Kata kunci : kooperatif tipe TSTS, persamaan lingkaran, respon peserta didik PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI SISTEM PERTIDAKSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI KELAS X SMA KARTIKA XIV-1 BANDA ACEH Jul Siga Putra Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Syiah kuala Banda Aceh Email:
[email protected] Abstrak. Pemahaman matematika merupakan hal yang perlu mendapat perhatian penting dari seluruh elemen pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di kelas X SMA Kartika XIV-1 Banda Aceh T.A 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dan jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif . Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Kartika XIV-1 Banda Aceh Tahun Ajaran 2013/2014 yaitu kelas X.a yang berjumlah lebih kurang 25 siswa. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan model PBL (Problem Based Learning) pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes hasil belajar dan lembar observasi. Tes hasil belajar berbentuk uraian, setiap siklus dilakukan satu kali tes hasil belajar yang terdiri dari dua soal. Observasi bertujuan untuk melihat kemampuan peneliti dalam pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Sebelum memberikan soal, terlebih dahulu diberikan tes awal merupakan prasyarat. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil observasi untuk guru. Berdasarkan hasil observasi pada setiap pertemuan, kemampuan peneliti dalam pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) sudah baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran PBL (Problem Based Learning), hasil belajar siswa khususnya materi sistem persamaan linier dua variabel di kelas X SMA Kartika meningkat. Saran yang diajukan yaitu guru dapat menerapkan model PBL ((Problem Based Learning) sebagai alternatif dalam pembelajaran yang bertujuan untuk lebih melatih siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci :Problem Bassed Learning PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA HERGUSTISON TAMBA Email :
[email protected] Abstrak. Matematika sebagai ilmu dasar mempunyai peranan yang penting dalam mencerdaskan siswa karena dapat menumbuhkan kemampuan penalaran siswa. Ini berarti bahwa dalam pembelajaran Matematika siswa bukan sekedar mengingat informasi yang diberikan guru namun siswa dituntut untuk mengembangkan kemampuannya, menemukan, menyelidiki serta mengungkapkan segala hasil loan atau pengetahuan yang diterimanya selama pembelajaran berlangsung. Proses belajar mengajar Matematika tersebut harus dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dilibatkan secara aktif mental dan fisiknya dalam belajar matematika. Sebagai alternatif yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan problem posing. Kata kunci: Problem Posing, Penalaran siswa. PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING Tien Fitrina1, dan M. Ikhsan2 Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email:
[email protected] Abstrak. Matematika diajarkan karena dapat menumbuhkembangkan kemampuan bernaral yaitu berfikir sistematis, kreatif, logis dan kritis, mengkomunikasikan gagasan atau ide dalam memecahkan masalah. Kurikulum 2013 memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai anak disamping materi isi yang merupakan pemahaman konsep, guru harus kreatif dalam memancing kreatifitas siswa selama proses pembelajaran. Menyadari pentingnya mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa sejak SD, maka mutlak diperlukan adanya pembelajaran matematika yang lebih banyak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri. Berpikir kreatif matematis adalah aktivitas mental yang disadari secara logis dan divergen untuk menemukan jawaban atau solusi bervariasi yang bersifat baru dalam permasalahan matematika. Menyadari akan pentingnya pembentukan berfikir kreatif dan matematis, maka guru diharapkan mengupayakan pembelajaran dengan menerapkan model–model pembelajaran yang dapat memberikan peluang dan mendorong siswa uantuk melatih kemampuan berfikir kreatif dan matematisnya. Model pembelajaran yang diperkirakan tepat untuk pembelajaran matematika dalam rangka merangsang tumbuhnya pembentukan berfikir kreatif dan matematis siswa adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL), dimana debat merupakan salah satu cara dalam PjBL. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan berfikir kreatif dan komunikasi matematis melalui model pembelajaran Project Based Learning. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif.Pendekatan kuantitatif untuk
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 62
mendapatkan gambaran tentang pembentukan berfikir kreatif dan komunikasi matematis siswa berdasarkan pada hasil tes. Sementara itu pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan gambaran respon siswa terhadap pembelajaran project based learning secara umum, dan terhadap debat secara khususnya. Hasil analisis data diharapkan dapat menunjukkan bahwa peningkatan berfikir kreatif komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran project based learning lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional. Kata Kunci: Berfikir kreatif dan komunikasi matematis, Projec Based Learning, Debat GUESSING ATTACK PADA PROTOKOL KRIPTOGRAFI Arif Fachru Rozi1, dan Retno Indah1 1 Lembaga Sandi Negara, Jakarta Email:
[email protected],
[email protected] Abstrak. Beberapa protokol keamanan yang dipublikasikan ternyata masih mempunyai kerentanan. Salah satu kerentanan tersebut adalah rentan terhadap serangan guessing attack, dimana attacker dapat menebak sebuah nilai yang tidak diketahuinya dan kemudian memverifikasi kebenaran tebakannya dengan menggunakan pesan yang telah dipelajari sebelumnya. Serangan ini bekerja dengan memanfaatkan kelemahan atau kesalahan pada sebuah protokol kriptografi yang digunakan oleh pihak yang sedang berkomunikasi untuk menebak password atau kunci yang disepakati. Salah satu contoh kesalahan tersebut adalah kesalahan pemilihan password atau kunci yang mudah ditebak. Pada penelitian ini, akan dibahas sebuah serangan guessing attack pada protokol kriptografi serta mengimplementasikan serangan tersebut pada protokol Neuman & Stubblebine dan Otway-Rees dengan cara menangkap semua pesan dalam 1 (satu) run protokol tersebut. Selanjutnya menentukan kebenaran nilai kunci yang digunakan untuk mengenkripsi kunci rahasia atau password dengan melakukan semua percobaan kandidat kunci serta membandingkan sebuah nilai atau isi dari salah satu pesan yang didekripsi menggunakan kandidat kunci tersebut dengan informasi awal yang diperoleh oleh attacker. Jika isi pesan hasil dekripsi sama dengan informasi awal yang dimiliki oleh attacker maka kandidat kunci yang dipilih attacker bernilai benar sehingga attacker dapat memperoleh kunci rahasia atau password yang digunakan untuk komunikasi dengan cara mendekripsi pesan dalam 1 (satu) run protokol tersebut. Kata kunci : Guessing Attack,Protokol Neumann & Stubblebine, Protokol Otway-Rees. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA MATERI BANGUN DATAR DI KELAS V SD. NEGERI NO. 066656 KEC. MEDAN SELAYANG 1,2
Drs. Darajat Rangkuti, M. Pd 1), Sollihin 2) Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan 2 Email :
[email protected]
Abstrak. Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika materi bangun datar di sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian tindak kelas dengan menggunakan media CD Interaktif dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media CD Interaktif pada materi bangun datar di sekolah dasar. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes hasil belajar siswa dan observasi. Dari hasil analisis data disimpulkan: (1) Proses pembelajaran yang dilakukan peneliti dengan menggunakan media CD Interaktif sangat baik dan terjadi peningkatan sebesar 15,00%. (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika materi bangun datar dengan menggunakan media CD Interaktif sangat baik dan terjadi peningkatan sebesar 15,00%. Kata Kunci : Hasil Belajar-Media CD Interaktif ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SIKAP POSITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH PERSAMAAN DIFFERENSIAL MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DI STAIN ZAWIYAH COT KALA LANGSA 1
Budi Irwansyah1 Prodi Pendidikan Matematika, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Email:
[email protected]
Abstrak. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa dan mengetahui sikap positif mahasiswa pada mata kuliah Persamaan Differensial melalui Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) di Prodi PMA STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus dan 4 kali pertemuan. Pemilihan kelas diambil berdasarkan wawancara dan survei awal, yaitu di unit Unggulan. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yang ditujukan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis dan sikap positif mahasiswa pada mata kuliah Persamaan Differensial dengan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa Prodi PMA Unit Unggulan dari setiap langkah memecahkan masalah matematis mengalami peningkatan, yaitu: kemampuan mahasiswa memahami masalah dari 93,98% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II. Kemampuan mahasiswa merencanakan strategi pemecahan masalah dari 71,88 % pada siklus I menjadi 88,54% pada siklus II. Kemampuan mahasiswa menyelesaikan masalah dari 69,56% pada siklus I menjadi 88,54% pada siklus II. Dan kemampuan mahasiswa menafsirkan solusinya dari 64,93% pada siklus I menjadi 82,29% pada siklus II. Sikap positif mahasiswa terhadap mata kuliah Persamaan Differensial juga mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari peningkatan persentase sikap positif
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 63
mahasiswa terhadap mata kuliah Persamaan Differensial, dimana persentase sikap pada aspek kognitif meningkat sebesar dari 66,73% pada siklus I dengan kualifikasi tinggi menjadi 71,58% pada siklus II juga dengan kualifikasi tinggi. Aspek afektif meningkat dari 59,09% pada siklus I dengan kualifikasi sedang menjadi 71,59% pada siklus II dengan kualifikasi tinggi. Aspek konatif juga meningkat dari 63,14% pada siklus I dengan kualifikasi sedang menjadi 73,06% pada siklus II dengan kualifikasi tinggi. Dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis tersebut, dapat dikatakan bahwa Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dapat digunakan sebagai upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan sikap positif mahasiswa Prodi PMA pada mata kuliah Persamaan Differensial. Kata Kunci : Pembelajaran Matematika Realistik, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Sikap Positif, Persamaan Differensial PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATERI PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KELOMPOK DI KELAS VII MTSN TUNGKOB ACEH BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Maisyura Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Islam Negri Ar-Raniry, Banda Aceh Email:
[email protected] Abstrak. Matematika adalah ilmu yang bersifat deduktif, aksiomatik, dan abstrak. Karakteristiknya dapat menyebabkan kesulitan dan ketakutan dalam persepsi siswa. Untuk mengatasinya, perlu diciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus dilakukan usaha yang mapan dari guru, terutama dalam memanfaatkan media, sumber dan alat-alat pendukung lainnya. Dengan menggunakan media dapat meningkatkan minat belajar siswa sehingga prestasi mereka dapat meningkat dan memuaskan. Pembelajaran materi operasi pecahan menggunakan alat peraga kertas karton dapat meningkatkan minat belajar siswa dan efektif apalagi diterapkan dengan metode kelompok. Teknik pengumpulan data yaitu: observasi, tes, dan angket. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan empat komponen yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Objek untuk penelitian ini adalah semua siswa kelas VII MTSN Tungkob yang berjumlah 223 siswa. Sedangkan subjek dalam Penelitian ini adalah siswa Kelas VII-1 MTsN Tungkob yang berjumlah 40 siswa. Data hasil tes siswa dianalisis menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berlaku di MTsN Tungkob. Metode yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif yang dilakukan dalam dua siklus, Pada siklus I aktifitas siswa belum efektif karena ada kategori yang belum memenuhi waktu ideal, hasil belajar siswa tuntas 90% dan 7,5% yang belum tuntas. Sedangkan siklus II aktifitas siswa sudah efektif karena semua kategori sudah memenuhi waktu ideal, hasil belajar siswa tuntas 95%. Penelitian yang berlangsung selama dua siklus ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan alat peraga dengan metode kelompok adalah efektif. Hal ini ditunjukkan dengan aktivitas siswa efektif, hasil belajar siswa tuntas 97,5% serta respon siswa sangat positif. Jadi Penggunaan alat peraga kertas karton dengan metode kelompok efektif diterapkan pada materi operasi hitung pecahan. Kata Kunci: alat peraga, metode kelompok, pembelajaran materi pecahan PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA DI KELAS Tuti Mariani Mahasiswa Pasca UNIMED Abstrak. Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Hal ini merupakan tantangan besar pembelajaran matematika yang selama ini disinyalir telah terjebak dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada pewarisan ilmu dari pada pemerolehan aktif oleh peserta didik. Saat ini terdapat beberapa model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk menjadikan pembelajaran matematika lebih mencerahkan, salah satunya adalah Pembelajaran Matematika Realistik (Realistic Mathematics Education). Pembelajaran Matematika Realistik dikembangkan di Belanda tahun 1970-an oleh Institut Freudenthal dan saat ini telah berkembang luas diberbagai negara, termasuk Indonesia. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATERI LIMIT FUNGSI DI KELAS XI-C SMAS ISLAM AL-FALAH ACEH BESAR Ratna Juwita Mandasari Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Email:
[email protected] Abstrak. Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Salah satu model pembelajaran yang siswanya terlibat langsung dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran quantum teaching. Quantum Teaching merupakan suatu model pembelajaran yang dapat membuat siswa langsung mengalami permasalahan, menemukan sendiri jawaban atas permasalahan dan beraktivitas sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Penelitian ini mengkaji bagaimana kreativitas siswa dalam pembelajaran limit fungsi melalui model quantum teaching di kelas XI-C SMAS Islam Al-falah Aceh Besar. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI-C SMAS Islam Al-Falah yang berjumlah 18 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 64
instrument penilaian kompetensi siswa, hasil kerja kelompok siswa pada LKS, dan lembar respon siswa terhadap pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas siswa melalui penerapan model quantumtTeaching pada materi limit fungsi di kelas XI-C SMAS Islam Al-Falah Aceh Besar dikategorikan kurang kreatif Kata Kunci: kurikulum 2013, quantum teaching, kreativitas, limit fungsi PENGAJARAN HASIL KALI TITIK DAN HASIL KALI SILANG PADA VEKTOR SERTA BEBERAPA PENGEMBANGANNYA. 1
Suwandi 1*, Sri Gemawati 2, Syamsudhuha 2 Mahasiswa Program Studi Magister Matematika, Dosen Universitas Pasir Pengaraian 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru 28293 *
[email protected]
Abstrak. Hasil kali titik dan silang pada vektor dapat diinterpretasikan secara geometri agar mudah dipahami apa sebenarnya hasil kali titik dan silang pada vektor tersebut. Dalam tulisan ini, diinterpretasikan hasil kali titik dan silang secara geometri dan membuktikan formula-formula cosinus sudut jumlah dan selisih melalui hasil kali titik, serta mengaitkan hasil kali titik dan silang dengan determinan. Kata Kunci: Hasil kali titik, interpretasi dan determinan PENYUSUNAN JADWAL MATA KULIAH DENGAN PROGRAM GOL Samuel Jun Harli*, Endang Lily, M. D. H. Gamal Laboratorium Riset Operasi Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru 28293 *
[email protected] Abstrak. Kertas kerja ini membahas pemodelan matematika untuk membentuk suatu jadwal mata kuliah dengan program gol. Studi ini merupakan studi kasus terkait dengan penjadwalan mata kuliah di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Riau baik melalui penelitian lapangan atau melalui media internet, kemudian menjadwalkan semua mata kuliah yang sudah terkumpul sesuai dengan peraturan FMIPA dan kendala-kendala yang ada dengan menggunakan teknik program gol. Model program gol yang dibentuk dimanfaatkan untuk mengoptimalkan bobot yang diinginkan pembuat keputusan secara metode minimisasi dengan tetap memenuhi kendala yang ditentukan, baik kendala hari, rentang waktu, jumlah dosen, jumlah ruangan yang dialokasikan, peserta kuliah, jumlah serta jenis mata kuliah yang akan dijadwalkan dan kendala lainnya. Implementasi dari teknik program gol ini menyajikan jadwal mata kuliah yang memenuhi semua kendala dan preferensi yang ada. Kata kunci: Penjadwalan, program gol dengan metode pembobotan, program linear, program linear biner integer. BEBERAPA ALTERNATIF MENURUNKAN FORMULA PANJANG GARIS BERAT PADA SEGITIGA Riza Gushelsi 1*, Mashadi 2, Sri Gemawati 2 Mahasiswa Program Studi Magister Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru 28293 *
[email protected] 1
Abstrak. Di dalam berbagai buku teks, untuk menunjukkan panjang garis berat pada suatu segitiga umumnya diturunkan menggunakan Teorema Stewart. Pada tulisan ini diberikan lima alternatif menurunkan panjang garis berat pada suatu segitiga, yaitu dengan menggunakan konsep trigonometri, kongruensi, kesebangunan, dan konsep luas daerah. Selain itu, panjang garis berat dibahas juga untuk kasus segitiga lancip dan tumpul. Kata kunci: Garis berat, kesebangunan, kongruensi MENGHITUNG LUAS BIDANG DATAR DENGAN DETERMINAN MATRIKS Riska Yeni 1*, Syamsudhuha 2, M. D. H Gamal 2 Mahasiswa Program Studi Magister Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru 28293 *
[email protected] 1
Abstrak. Luas suatu bidang datar mudah dihitung bila panjang dan lebarnya diketahui, tetapi akan terasa sulit bila bentuknya sebarang: panjang, lebar, atau tingginya tak diketahui. Pada artikel ini diberikan salah satu alternatif menghitung luas bidang datar dengan menggunakan determinan. Titik-titik sudut pada suatu bidang datar dapat disajikan dalam bentuk matriks dan nilai determinan matriks ini merupakan luas bidang datar tersebut. Kata kunci: bidang datar, determinan, matriks
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 65
BEBERAPA HASIL PADA LINGKARAN SINGGUNG LUAR SEGIEMPAT KONVEKS 1
Puteri Januarti 1*, Mashadi 2, Sri Gemawati 2 Mahasiswa Program Studi Magister Matematika, Guru SMA LPM KI Tapung 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru 28293 *
[email protected]
Abstrak. Pada sebarang segitiga senantiasa dapat dikonstruksi tiga buah lingkaran. Pada segiempat ada dua kondisi lingkaran singgung luar: pertama, lingkaran yang menyinggung ke empat perpanjangan sisi, dan kedua, lingkaran yang menyinggung salah satu sisi dan perpanjangan dua sisi lainnya. Pada tulisan ini dibahas cara mengkonstruksi lingkaran singgung luar kondisi pertama, dan bagian akhir diberikan perhitungan tentang panjang jari-jari serta beberapa sisi yang terbentuk dari pengkonstruksian lingkaran singgung luar kasus pertama. Kata kunci: Lingkaran singgung luar, segiempat konveks dan semiperimeter TITIK SEMI GERGONNE PADA SEBARANG SEGITIGA Nurul Azizah1*, Sri Gemawati2, Hasriati2 Mahasiswa Program Studi Magister Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Riau Kampus Bina Widya, Pekanbaru 28293 *
[email protected] 1
Abstrak. Dalam sebarang segitiga, senantiasa dapat dikonstruksi satu titik Gergonne yang berada di dalam segitiga dan tiga buah titik Gergonne yang berada di luar segitiga. Artikel ini membahas titik semi Gergonne pada sebarang segitiga. Titik semi Gergonne pada segitiga adalah titik yang berasal dari tiga garis yang ditarik dari ketiga sudut segitiga ke titik singgung antara lingkaran luar dan sisi segitiga yang konkuren. Konkurensi titik semi Gergonne pada segitiga dibuktikan dengan menggunakan segitiga kongruen, kemudian dihitung luas dari segitiga semi Gergonne. Kata kunci: Titik semi Gergonne, lingkaran luar, kongkurensi, dan segitiga eksentral. PENGEMBANGAN TEOREMA CEVA DAN TEOREMA MENELAUS PADA SEGIEMPAT Nurahmi 1*, Mashadi 2, Hasriati 2 Mahasiswa Program Studi Magister Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru 28293 *
[email protected] 1
ABSTRAK. Teorema Ceva dan Teorema Menelaus pada umumnya dibahas pada sebarang segitiga. Pada tulisan ini dibahas pengembangan Teorema Ceva dan Teorema Menelaus pada segiempat dalam berbagai kasus. Pada Teorema Ceva dibahas kasus, yaitu berpotongan di satu titik yang berada di luar segiempat konveks dan nonkonveks, sedangkan pada Teorema Menelaus dibahas untuk kasus segiempat nonkonveks. Kata kunci: Segiempat, Teorema Ceva, Teorema Menelaus BEBERAPA ALTERNATIF MENENTUKAN PANJANG GARIS TINGGI PADA SEGITIGA DENGAN KONSEP TRIGONOMETRI Leli Supiani 1*, Mashadi 2, Sri Gemawati 2 Mahasiswa Program Studi Magister Matematika, 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru 28293 *
[email protected] 1
ABSTRAK. Dalam berbagai buku teks menentukan panjang garis tinggi pada segitiga selalu dijabarkan dengan menggunakan dalil Phytgoras. Pada tulisan ini dijabarkan empat buah cara penurunan rumus garis tinggi dengan konsep trigonometri. Selain itu dijabarkan pula pada dua kasus yaitu segitiga lancip dan segitiga tumpul Kata kunci: Garis tinggi, trigonometri
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 66
PENYUSUNAN JADWAL PETUGAS SEKURITI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM TUJUAN Herlina Marbun1*, Endang Lily2, M. D. H. Gamal2 1 Witama National Plus, Pekanbaru 1,2 Laboratorium Riset Operasi Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (28293) *
[email protected] ABSTRAK. Artikel ini membahas teknik program gol untuk penjadwalan sekuriti. Program gol yang digunakan adalah program gol pembobotan. Teknik ini diimplementasikan untuk sebuah studi kasus dalam kehidupan nyata yaitu penjadwalan petugas sekuriti pada sebuah perusahaan konstruksi. Hasil komputasi dengan LINGO menunjukkan bahwa penjadwalan sekuriti dengan progam gol lebih baik dibandingkan dengan yang manual. Kata kunci: Program linear, program gol OPTIMISASI RUTE PENDISTRIBUSIAN SEJENIS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM GOL *
Fitri Marlina , T. P. Nababan, M. D. H. Gamal Laboratorium Riset Operasi Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (28293) *
[email protected] Abstrak. Artikel ini membahas teknik program gol untuk penentuan rute kendaraan yang optimal pada pendistribusian produk. Program gol yang digunakan adalah program gol pembobotan. Teknik ini diimplementasikan pada sebuah kasus dalam kehidupan nyata yaitu pendistribusian sejenis produk pada sebuah perusahaan. Hasil komputasi menunjukkan bahwa penentuan rute dengan menggunakan teknik program gol lebih efektif dibandingkan dengan cara tradisional, karena teknik program gol ini mampu memenuhi setiap tujuan-tujuan yang diharapkan dalam proses distribusi. Kata kunci: masalah rute kendaraan, program gol ALTERNATIF MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN 1
Fauziah 1*, Mashadi 2, Sri Gemawati 2 Mahasiswa Program Studi Magister Matematika, Guru MAN 1 Pekanbaru 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru 28293 *
[email protected]
ABSTRAK. Persamaan garis singgung lingkaran biasanya diperoleh dengan cara diskriminan dan substitusi, yaitu persamaan garis dengan gradien m disubstitusikan pada persamaan lingkaran, kemudian diperoleh persamaan kuadrat. Karena garis tersebut menyinggung lingkaran, maka diskriminan sama dengan nol, sehingga diperoleh nilai konstanta. Apabila nilai konstanta tersebut disubstitusikan ke persamaan garis dengan gradien m, maka diperoleh persamaan garis singgung lingkaran. Pada tulisan ini dibahas alternatif lain menentukan persamaan garis singgung lingkaran yaitu dengan menggunakan konteks limit, jarak antara titik terhadap garis lurus dan perkalian skalar dua vektor. Kata kunci: Garis singgung, jarak, lingkaran, limit, perkalian skalar dua vektor BEBERAPA METODE ALTERNATIF UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM GOL Elfira Safitri1, Habibis Saleh2 , M. D. H. Gamal2 Mahasiswa Program Studi Magister Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru 28293 *
[email protected] ABSTRAK. Pada artikel ini dibahas lima metode untuk menyelesaikan program gol, yaitu metode simplex yang dimodifikasi, metode simplex yang direvisi, metode preemptif, metode non-preemptif dan metode simplex dual. Dari kelima metode ini tampak bahwa ada perbedaan dalam proses pivoting, yaitu dalam menentukan variabel yang masuk dan keluar basis. Untuk metode simplex yang dimodifikasi, metode preemptif dan metode non-preemptif disajikan dalam bentuk tabel penuh dengan menghitung nilai z j − c j , sedangkan metode simplex yang direvisi menggunakan inverse basis
B −1 .
Kata kunci: metode preemptif, metode non-preemptif, simplex yang dimodifikasi, simplex yang direvisi, metode simplex dual
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 67
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 19 MEDAN 1
ERIKA RUMATA HUTABARAT1 PPs Matematika, Universitas Negeri Medan, Medan Email :
[email protected]
Abstrak. Salah satu penyebab rendahnya kemampuan komunikasi matematika siswa adalah guru yang kurang memberikan kesempatan kepada siswa dalam mengemukakan pikiran, menyampaikan gagasan dan dalam menyatakan informasi. Belajar matematika tidak hanya mengembangkan ranah kognitif. Ketika siswa berusaha dalam menyelesaikan masalah matematika diperlukan rasa ingin tahu, ulet, percaya diri, melakukan refleksi atas cara berpikir dimana semua kemampuan ini dalam matematika disebut sebagai kemampuan disposisi matematis, namun hal ini kurang sesuai dengan kenyataan dilapangan.. Hal ini menyebabkan pengetahuan siswa kurang berkembang dan kreatif, dampaknya siswa kurang tekun dalam mengerjakan tugas matematika kurangnya rasa percaya diri dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Dengan kurangnya kemampuan komunikasi dan disposisi matematis siswa maka diperlukan sebuah pendekatan pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa, yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta tetapi menghadirkan situasi yang pernah dialami secara real bagi anak. Pendekatan pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan sikap positif siswa adalah pendekatan matematika realistik (PMR). PMR dianggap sesuai karena menggunakan konteks dunia nyata siswa (masalah kontekstual). Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana kemampuan komunikasi, kemampuan disposisi, terhadap pendekatan matematika realistik . Kata kunci : Kemampuan komunikasi, kemampuan disposisi, pendekatan matematika realistik PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI BILANGAN PECAHAN DI KELAS VII SMP TAMAN SISWA PEMATANGSIANTAR T.A 2014/2015 FERONIKA SISCA NAIBAHO ABSTRAK Masalah pokok yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) pada materi Bilangan Pecahan Di Kelas VII SMP Taman Siswa Pematangsiantar T.A 2014/2015?, (2) Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Konvensional pada materi Bilangan Pecahan Di Kelas VII SMP Taman Siswa Pematangsiantar T.A 2014/2015?, (3) Bagaimana perbedaan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dengan Model Pembelajaran Konvensional pada materi Bilangan Pecahan Di Kelas VII SMP Taman Siswa Pematangsiantar T.A 2014/2015? Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui bagaimana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) pada materi Bilangan Pecahan Di Kelas VII SMP Taman Siswa Pematangsiantar T.A 2014/2015, (2) Mengetahui bagaimana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Konvensional pada materi Bilangan Pecahan Di Kelas VII SMP Taman Siswa Pematangsiantar T.A 2014/2015, (3) Mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dengan Model Pembelajaran Konvensional pada materi Bilangan Pecahan Di Kelas VII SMP Taman Siswa Pematangsiantar T.A 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Taman Siswa Pematangsiantar T.A 2014/2015. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini ada 2 kelas yang terdiri dari 52 orang siswa di kelas VIIA dan 50 orang siswa di kelas VIIB. Dari hasil uji coba dinyatakan bahwa kualitas soal-soal baik karena instrumen tersebut valid dimana validitas terendah 0,44 (validitas cukup) dan validitas tertinggi 0,69 (validitas tinggi) yaitu dengan menggunakan rumus product moment. Tes reliabel karena koefisien reabilitas diperoleh sebesar 0,87345 yang lebih besar bila dibandingkan dengan nilai tabel dengan α = 0,01 maka rtabel = 0,312. Daya pembeda item terendah adalah 0,3 (Cukup) dan tertinggi 0,6 (Baik). Dengan demikian dapat dikatakan kualitas tes baik dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan terhadap sampel 52 siswa, diperoleh hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) skor rata-ratanya sebesar 14,38 dan simpangan baku 2,63. Penelitian yang dilakukan terhadap sampel 50 siswa, diperoleh hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Konvensional skor rata-ratanya 12,14 dan simpangan baku 2,30. Dengan menggunakan uji Liliefors untuk menguji normalitas data skor hasil belajar siswa ternyata untuk kelompok Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) diperoleh L0 = 0,0838 dengan n = 52 dan taraf nyata α = 0,01 didapat Ltabel = 0,142974; dan kelompok Model Pembelajaran Konvensional L0 = 0,0957 dengan n=50 dan taraf nyata α = 0,01 didapat Ltabel = 0,145805, ternyata L0 < Ltabel maka data skor hasil belajar kedua kelas berditribusi normal. Oleh karena data berdistribusi normal maka dilakukan uji homogenitas sampel. Berdasarkan skor hasil belajar siswa diperoleh hasil uji homogenitas sampel dengan menggunakan uji F diperoleh Fhitung = 1,31 dan jika dibandingkan dengan harga Ftabel sebaran F untuk taraf signifikan α = 0,01 dan v1 = ( n1 – 1) = 52 – 1 = 51, v2 = ( n2 - 1) = 50 – 1 = 49, yakni F0,01; 51, 49 = 1,95 ternyata Fhitung < Ftabel sehingga kedua kelas sampel adalah homogen atau berasal dari populasi yang bervarians sama. Oleh karena itu pengujian thit = 4,571 hipotesis penelitian dilakukan dengan uji selisih dua rataan dan diperoleh dan jika dibandingkan dengan harga ttabel statistika kurva sebaran t untuk taraf signifikan α = 0,01; v1 = 52, dan v2 = 50 yakni = 1 0.025 ; 1 d 2 2 = 2,632 ternyata thitung > ttabel
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 68
dengan demikian ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dengan Model Pembelajaran Konvensional. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa: ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dengan Model Pembelajaran Konvensional pada materi Bilangan Pecahan Di Kelas VII SMP Taman Siswa Pematangsiantar T.A 2014/2015.Hal itu dapat diketahui dari hasil rataan skor tes siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) lebih tinggi dibandingkan dengan skor tes siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Konvensional. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP 1
mukhlish novandi 2 firmansyah 1,2 Pendidikan Matematika UMN AlWashliyah Email:
[email protected] ABSTRAK. Kemampuan pemecahan masalah matematis sampai saat ini masih menjadi salah satu tujuan utama pada kurikulum pendidikan matematika di berbagai negara, termasuk di dalam kurikulum pendidikan 2013 yang sedang diberlakukan di Indonesia.Untuk mencapai hal itu, siswa seharusnya difasilitasi dengan seperangkat bahan ajar yang mendukung pengembangan kemampuan tersebut.Salah satu komponen utama dalam kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan penalaran dan koneksi yang harus terlebih dahulu dimiliki siswa. Pada beberapa hasil penelitian menemukan bahwa kemampuan penalaran terkait dengan aktivitas berfikir yang jika dikombinasikan dengan kemampuan koneksi matematis dapat menjadikan siswa mahir dalam memecahkan masalah yang dihadapi di kelas maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, peneliti akan mengembangkan suatu bahan ajar yang memfasilitasi atau melatih kemampuan tersebut. Pengembangan bahan ajar yang peneliti lakukan dengan menggunakan model 4-D, yaitu (1) tahap pendefinisian; (2) tahap perancangan; (3) tahap pengembangan; dan (4) tahap pendiseminasian.Dari tahap pengembangan tersebut dihasilkan suatu bahan ajar berbasis masalah yang diharapkan dapat digunakan oleh guru secara rutin untuk melatihkan siswa tentang pemecahan masalah matematis. Kata kunci :pemecahan masalah, penalaran, koneksi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DENGAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM PADA MATERI TEOREMA RESLIN HUTAGALUNG FKIP Univ. HKBP Nommensen Abstrak. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) pada materi Teorema Pythagoras di kelas VIII SMP Swasta Budi Luhur Maligas Bayu T. P 2014/2015? (2) Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Listening Team pada materi Teorema Pythagoras di kelas VIII SMP Swasta Budi Luhur Maligas Bayu T. P 2014/2015? (3) Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dengan metode pembelajaran Listening Team pada materi Teorema Pythagoras di kelas VIII SMP Swasta Budi Luhur Maligas Bayu T. P 2014/2015? Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) pada materi Teorema Pythagoras? (2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Listening Team pada materi Teorema Pythagoras? (3) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dengan metode pembelajaran Listening Team pada materi Teorema Pythagoras? Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa: ada Perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Listening Team di SMP Swasta Budi Luhur Maligas Bayu T.P 2014/2015. Hal itu dapat diketahui dari hasil rataan skor tes siswa yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) lebih tinggi dibandingkan dengan rataan yang menggunakan metode pembelajaran Listening Team. Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division), metode pembelajaran Listening Team, Teorema Phytagoras. PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN GAL’PERIN DENGAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI PADA MATERI TEOREMA PHYTAGORAS DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 DOLOK BATU NANGGAR T.P 2014/2015 LILIS SURIANI PASARIBU FKIP Univ. HKBP Nommensen
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 69
Abstrak. Dalam proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk memberikan hasil belajar yang lebih efektif apabila guru mampu memilih pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar. Masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran Gal’perin pada materi teorema Phytagoras di kelas VII SMP Negeri 1 Dolok Batu Nanggar? (2) Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Pembelajaran ekspositori pada materi teorema Phytagoras di kelas VIII SMP Negeri 1 Dolok Batu Nanggar? (3) Bagaimana perbedaan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran Gal’perin dengan pembelajaran ekspositori pada materi teorema Phytagoras di kelas VIII SMP Negeri 1 Dolok BatuNanggar? Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran Gal’perin pada materi teorema Phytagoras di kelas VII SMP Negeri 1 Dolok Batu Nanggar, (2) Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Pembelajaran ekspositori pada materi teorema Phytagoras di kelas VIII SMP Negeri 1 Dolok Batu Nanggar, (3) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran Gal’perin dengan pembelajaran ekspositori pada materi teorema Phytagoras di kelas VIII SMP Negeri 1 Dolok BatuNanggar. Dari hasil analisis data diperoleh, rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran Gal’perin lebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran ekspositori. Maka dapat disimpulkan bahwa rataan kedua sampel berbeda secara signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: 1) Ada perbedaan hasil belajar siswa yang mengggunakan pembelajaran Gal’perin dengan pembelajaran ekspositori, 2) Hasil belajar matematika siswa yang menggunkan pembelajaran Gal’perin lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran ekspositori. Hal ini dapat diketahui dari hasil rataan skor tes siswa yang menggunakan pembelajaran Gal’perin lebih tinggi dibandingkan rataan skor tes siswa yang menggunakan pembelajaran ekspositori. Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Pembelajaran Gal’perin, Pembelajaran Ekspositori, Teorema Phytagoras. UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU POSITIF DAN NEGATIF PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS VII SMP SWASTA BUDI LUHUR BAYU T.P 2014/2015 NURHAYATI FKIP Univ. HKBP Nommensen Abstrak. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana meningkatkan minat belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VII SMP Swasta Budi Luhur Maligas Bayu? (2)Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan alat peraga kartu positif dan negatif pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VII SMP Swasta Budi Luhur Maligas Bayu? Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui minat belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VII SMP Swasta Budi Luhur Maligas Bayu? (2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan alat peraga kartu positif dan negatif pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VII SMP Swasta Budi Luhur Maligas Bayu? Hasil penelitian yang diperoleh ialah: (1) Langkah-langkah Dengan menggunakan alat peraga kartu positif dan negatif untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa meliputi:(a) Membuka belajar dengan ibadah dan memberikan salam pembuka dengan santun.(b)Mengecek kehadiran siswa.(c)Memeriksa buku pegangan siswa.(d)Memperhatikan kondisi ketertiban siswa di dalam ruangan kelas sebelum memulai pembelajaran.(e)Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan dengan lugas agar siswa lebih diyakinkan bahwa minat belajar yang baik akan menghasilkan hasil belajar yang baik pula.(f)Mengkondisikan kelas dengan membagi siswa kedalam kelompok, yang masing-masing beranggotakan 6 sampai 7 orang.(g)Mengecek siapa saja yang mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) dan mengumpulkannya, dan memberikan tambahan nilai bagi siapa yang mengerjakan dan mengumpulkan tugas tersebut.(h)Memberikan kesempatan kepada masingmasing kelompok untuk berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk menjawab pertanyaan yang diberikan sipeneliti.(i)Memberikan kesempatan kepada siswa yang belum pernah maju dalam setiap kelompok untuk memamparkan hasil diskusinya didepan kelas dengan bantuan kartu positif dan negatif.(j)Mengawasi jalanya diskusi kelompok serta memberikan motivasi ataupun penguatan kepada masing-masing siswa dalam bahasa yang santun.(k)Membuat kesimpulan mengenai pengurangan pada bilangan bulat.(l)Memberikan motivasi untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa didalam kelas.(m)Memberikan gambaran (materi ajar) yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya agar siswa juga mempelajari di rumah.(n)Menutup pembelajaran dengan ibadah dan doa yang dipimpin oleh salah seorang siswa serta memberikan salam penutup denga bahasa yang santun kepada siswa didalam kelas.(2)Dengan menggunakan alat peraga kartu positif dan negatif hasil belajar matematika meningkat setiap siklusnya. Dari hasil penelitian dinyatakan bahwa dengan menggunakan alat peraga kartu positif dan negatif dapat meningkatkan minat dan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Swasta Budi Luhur Maligas Bayu T.P 2014/2015. Kata Kunci: Minat Belajar Matematika, alat peraga kartu positif dan negatif, penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat . PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (SPBAS) DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII SMP NEGERI 1 DOLOK BATU NANGGAR T.P 2014/2015 LUSNA MARISI HARIANJA FKIP Univ. HKBP Nommensen
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 70
Abstrak. Dalam proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk memberikan hasil belajar yang lebih efektif apabila guru mampu memilih suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri I Dolok Batu Nanggar yang menggunakan strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa (SPBAS) pada materi Himpunan? (2) Bagaimana hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri I Dolok Batu Nanggar yang menggunakan strategi pembelajaran Ekspositori pada materi Himpunan? (3) Bagaimana Perbedaan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa (SPBAS) dengan Strategi pembelajaran ekspositori di kelas VII SMP Negeri I Dolok Batu Nanggar pada materi Himpunan? Penelitian ini bertujuan: (1)Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa (SPBAS) pada materi Himpunan. (2)Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Ekspositori pada materi Himpunan. (3)Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil belajar matematika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa (SPBAS) dengan Strategi pembelajaran ekspositori di kelas VII SMP Negeri I Dolok Batu Nanggar pada materi Himpunan. Dari hasil analisis data yang diperoleh, rata-rata hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa (SPBAS) lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Strategi pembelajaran ekspositori. Maka dapat disimpulkan bahwa rataan kedua sampel berbeda secara signifikan.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: 1) Ada perbedaan antara hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa (SPBAS) dengan Strategi pembelajaran ekspositori, 2) Hasil belajar matematika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa (SPBAS) lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Strategi pembelajaran ekspositori. Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (SPBAS), Strategi Pembelajaran Ekspositori, Himpunan. PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI TIGA TAHAP ALA FISH BOWL DENGAN METODE EKSPOSITORI PADA MATERI OPERASI HITUNG ALJABAR DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 DOLOK BATU NANGGAR T.P 2014/2015 TIURMA SABRINA MANURUNG FKIP Univ. HKBP Nommensen Abstrak. Dalam proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dapat memberikan hasil belajar yang lebih efektif apabila guru mampu memilih suatu metode pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana hasil belajar matematika siswa menggunakan metode diskusi tiga ala fish bowl pada materi operasi hitung aljabar di kelas VIII SMP Negeri I Dolok Batu Nanggar? (2) Bagaimana hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran ekspositori pada materi operasi hitung aljabar di kelas VIII SMP Negeri I Dolok Batu Naggar? (3) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa menggunakan metode diskusi tiga tahap ala fish bowl dengan metode pembelajaran ekspositori pada materi operasi hitung aljabar di kelas VIII SMP Negeri I Dolok Batu Naggar? Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang menggunakan metode diskusi tiga ala fish bowl pada materi operasi hitung aljabar di kelas VIII SMP Negeri I Dolok Batu Nanggar (2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran ekspositori pada materi operasi hitung aljabar di kelas VIII SMP Negeri I Dolok Batu Naggar (3) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan metode diskusi tiga tahap ala fish bowl dengan metode pembelajaran ekspositori pada materi operasi hitung aljabar di kelas VIII SMP Negeri I Dolok Batu Naggar. Dari hasil analisis data diperoleh rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode diskusi tiga tahap Fish Bowl lebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan metode ekspositori. Maka dapat disimpulkan bahwa rataan kedua sampel berbeda secara signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: 1) Ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode diskusi tiga tahap ala Fish Bowl dengan metode ekspositori, 2) Hasil belajar menggunkan metode diskusi tiga tahap ala fish bowl lebih baik daripada hasil belajar menggunakan metode ekspositori. Hal ini dapat diketahui dari hasil rataan skor tes siswa dengan metode diskusi tiga tahap ala Fish Bowllebih tinggi dibandingkan rataan skor tes dengan metode ekspositori. Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Metode Diskusi Tiga Tahap Ala Fish Bowl, Metode Ekspositori, Operasi Hitung Aljabar. PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI KELAS VII SMP T.P. 2014/2015 Erna Desnawari Turnip FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Email:
[email protected] Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah: Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika di kelas VII SMP Negeri 11 Pematangsiantar? Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-B SMP Negeri 11 Pematangsiantar yang berjumlah 22 orang. Instrumen penelitian terdiri dari tes dan lembar observasi. Tes berbentuk uraian yang terdiri dari tes hasil belajar I pada siklus I sebanyak 4 soal, tes hasil belajar II pada siklus II sebanyak 3 soal dan tes hasil belajar III pada siklus III sebanyak 3 soal. Lembar observasi bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi, minat belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I banyaknya siswa yang memiliki persentase motivasi ≥ 70% adalah 8 orang (36,37%) kemudian meningkat menjadi 10 orang (45,46%) pada siklus II dan
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 71
diakhir siklus III meningkat hingga menjadi 19 orang (87,37%). Dari akhir siklus III diperoleh bahwa persentase motivasi belajar siswa telah memenuhi persentase motivasi ≥ 70% dari hasil analisis data diperoleh bahwa besar peningkatan motivasi belajar siswa dari siklus I ke siklus III sebesar 56,4%. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi. Bagi guru matematika yang ingin meningkatkan motivasi dan kemampuan berhitung siswa diharapkan agar mencoba menerapkan metode demonstrasi agar siswa semakin termotivasi dalam proses pembelajaran. Kata kunci : motivasi belajar, kemampuan berhitung dan metode demonstrasi. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PEMATANGSIANTAR T.A 2014/2015 Sittra Siahaan FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Email:
[email protected] Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 11 Pematangsiantar dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD ? (2) Bagaimana hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Pematangsiantar setelah menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD? Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Meningkatkan motivasi belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD di kelas VIII SMP Negeri 11 Pematangsiantar. (2)Meningkatkan hasil belajar matematika siswa setelah digunakan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD di kelas VIII SMP Negeri 11 Pematangsiantar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Pematangsiantar berjumlah 26 orang. Kata kunci : motivasi belajar, hasil belajar matematika dan model cooperative learning tipe STAD. PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BOY-BOYAN DENGAN METODE TRADISIONAL PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DI KELAS I SD SWASTA CINTA RAKYAT NO.2 PEMATANGSIANTAR T.P 2014/2015 Vera Mawati Manurung Prodi pendidikan matematika, Universitas HKBP Nommensen, Pematangsiantar Email :
[email protected] ABSTRAK . Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan metode permainan boy-boyan pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan di kelas I SD Swasta Cinta Rakyat No.2 Pematangsiantar T.P 2014/2015. (2) Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan metode tradisional pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan di kelas I SD Swasta Cinta Rakyat No.2 Pematangsiantar T.P 2014/2015? Bagaimana perbedaaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode permainan boy-boyan dengan metode tradisional pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan di kelas I SD Swasta Cinta Rakyat No.2 Pematangsiantar T.P 2014/2015?.Sesuai dengan permasalahan yangdirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode permainan boy-boyan pada materi penjumlahan dan pengurangan di kelas I SD Swasta Cinta Rakyat No.2 Pematangsiantar. (2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode tradisional pada materi penjumlahan dan pengurangan kelas I SD Swasta Cinta Rakyat No.2 Pematangsiantar (3) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode permainan boy-boyan dengan metode tradisional pada materi penjumlahan dan pengurangan kelas I sdSD Swasta Cinta Rakyat No.2 Pematangsiantar. Kata Kunci :Metode Permainan Boy-boyan dan Metode Tradisional PEMODELAN ZONASI STRATEGI MANAJEMEN HUTAN BERKELANJUTAN a
a,b
Zuhri ,bZullidar Habsyah , cHerman Mawengkang Graduate. School.of Mathematics, University of Sumatera Utara Department of Mathematics, University of Sumatera Utara
[email protected]
Abstrak. Baru-baru ini perusahaan kehutanan menghadapi kemungkinan berkurangnya pasokan kayu dan peningkatan biaya untuk memenuhi kebutuhan lingkungan. Dalam paper ini,kami menyertakan kerangka tradisional alokasi dua zona lahan, yang terdiri dari zona cadangan ekologi dan zona pengelolaan hutan terintegrasi, dengan skema triad (tiga zona) yang menambahkan satu zona yang didedikasikan untuk produksi kayu intensif. Kemudian dimodelkan masalahnya sebagai pemograman bilangan bulat campuran (mixed integer programming). Masalahnya diselesaikan dengan menggunakan pendekatan pencarian langsung( a direct search approach ). Kata kunci: manajemen hutan terintegrasi, pemograman bilangan bulat campuran, reservasi, produksi kayu, zonasi
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 72
PERBEDAAN KOMPETENSI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL SNOWBALL THROWING DENGAN MODEL TPS (THINK PAIR SHARE) PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN KUADRAT CUT IZZAH FARAHIYA PascaSarjana Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan Email:
[email protected] ABSTRAK: Pemilihan model pembelajaran harus sesuai dengan kondisi dan karakteristik materi yang diajarkan. Oleh sebab itu, guru diharapkan dapat menarik minat siswa, sehingga siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian diharapkan dapat memudahkan siswa memahami materi pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru adalah melalui model Cooperative Learning. Bentuk model Cooperative Learning yang paling sederhana adalah Snowball Throwing ( adalah suatu model pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh). Dan Think Pair Share (salah satu model pembelajaran kooperatif yang merupakan struktur kegiatan belajar mengajar berkelompok). Dimana keduanya adalah tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Oleh karena itu, perlu adanya penerapan suatu model pembelajaran yang bisa meningkatkan kompetensi siswa pada pokok bahasan persamaan kuadrat. Dari hal tersebut muncul permasalahan apakah ada perbedaan kompetensi siswa yang menggunakan model Snowball Throwing dengan model TPS (Think Pair Share ) pada pokok bahasan persamaan kuadrat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan kompetensi siswa yang menggunakan model Snowball Throwing dengan model TPS (Think Pair Share) pada pokok bahasan persamaan kuadrat. TITIK SEMI GERGONNE PADA SEBARANG SEGITIGA Nurul Azizah1*, Sri Gemawati2, Hasriati2 Mahasiswa Program Studi Magister Matematika 2 Dosen JurusanMatematika FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniveritas Riau KampusBinaWidya,Pekanbaru 28293 *
[email protected] 1
ABSTRAK. Dalam sebarang segitiga, senantiasa dapat dikonstruksi satu titik Gergonne yang berada di dalam segitiga dan tiga buah titik Gergonne yang berada di luar segitiga. Artikel ini membahas titik semi Gergonne pada sebarang segitiga. Titik semi Gergonne pada segitiga adalah titik yang berasal dari tiga garis yang ditarik dari ketiga sudut segitiga ke titik singgung antara lingkaran luar dan sisi segitiga yang konkuren. Konkurensi titik semi Gergonne pada segitiga dibuktikan dengan menggunakan segitiga kongruen, kemudian dibuktikan salah satu titik puncak segitiga kolinier dengan incenter dan salah satu excenternya serta dihitung luas dari segitiga semi Gergonne. Kata kunci: Titiksemi Gergonne, lingkaranluar, kongkurensi, incenter dan excenter. MENUMBUHKAN RASA PERCAYA DIRI (SELF-CONFIDENCE) SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Duma Yanti Silalahi (Mahasiswa S1 Prodi Pend.Matematika, FKIP Universitas HKBP Nommensen) ABSTRAK. Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit dan menakutkan bagi kebanyakan orang. Anggapan ini sudah melekat pada sebagian besar siswa, sehingga pada saat menghadapi pelajaran matematika siswa sudah cemas lebih dahulu untuk mempelajarinya. Hal ini dikarenakan siswa tidak memiliki keyakinan dalam dirinya untuk mempelajari matematika yang didasari dari anggapan-anggapan keliru mengenai matematika. Anggapan yang keliru tersebut haruslah diluruskan dengan mengembangkan rasa percaya diri siswa terhadap pembelajaran matematika. Apabila siswa sudah memiliki rasa percaya diri, maka diharapkan dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa. Pengembangan rasa percaya diri terhadap pembelajaran matematika didalam diri siswa menjadi usaha dari pendidik dengan mendesain rencana pembelajaran sedemikian rupa sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Adapun salah satu usaha dari pendidik adalah melakukan pendekatan dengan salah satu model pembelajaran. Tulisan ini berisi tentang ulasan mengenai model pembelajaran berbasis masalah sebagai salah satu pendekatan dalam menumbuhkan rasa percaya diri (selfconfidence) dalam pembelajaran matematika. Kata kunci : rasa percaya diri (self-confidence), model pembelajaran berbasis masalah UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN METODE STOP THINK DO PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS X SMA NEGERI 1 PEMATANGSIANTAR Wanny Purwati Sinaga FKIP Univ. HKBP Nommensen Email:
[email protected] Abstrak. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas X SMA Negeri 1 Pematangsiantar T.P.
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 73
2014/2015? (2) Bagaimana motivasi dan hasil belajar matematika siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel dengan metode Stop Think Do di kelas X SMA Negeri 1 Pematangsiantar T.P. 2014/2015? Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas X SMA Negeri 1 Pematangsiantar T.P. 2014/2015 (2) Untuk mengetahui bagaimana motivasi dan hasil belajar matematika siswa dengan metode Stop Think Do pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas X SMA Negeri 1 Pematangsiantar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X PIA-2 SMA Negeri 1 Pematangsiantar yang berjumlah 40 orang. Peneliti merancang program pembelajaran, serta melaksankan pengamatan dan tes hasil belajar, melakukan refleksi sebagai bahan dasar untuk merancang pembelajaran berikutnya. Perlakuan dilaksanakan dengan dua siklus pada materi sistem persamaan linear dua variabel Dapat dilakukan dengan bentuk tahap-tahap pembelajaran sebagai berikut: (1) Stop (Berhenti) langkah yang dilakukan adalah (a) Guru mengidentifikasi masalah (b) Guru mnyatakan perasaan(c) Guru menetapkan tujuan.(2) Think (Berpikir) langkah yang dilakukan adalah (a) Siswa menentukan solusi yang dapat ditempuh(b) Siswa mengevaluasi konsekuensi yang mungkin timbul dari solusi yang dipilih (3) Do (Melakukan) langkah yang dilakukan adalah (a) Guru dan siswa menentukan rencana kerja (b) Guru dan siswa melaksanaan dan tindak lanjut. Dari hasil penelitian metode Stop Think Do pada siklus I dimana motivasi belajar siswa masih kurang, untuk tingkat ketuntasan belajar siswa ada 14 orang siswa atau 35% yang dinyatakan lulus secara individual dan klasikal yang dapat menempuh nilai ≥ 65. Untuk itu perlu perlu dilakukan siklus II, Dalam perbaikan nilai dan motivasi siswa yang masih rendah. Setelah dilaksanakan siklus kedua pada pertemuan sudah ada 31 orang siswa yang motivasi ≥ 70% hanya ada 9 orang siswa yang < 70% , untuk tingkat ketuntasan belajar siswa ada 36 orang siswa atau 90% yang dinyatakan tuntas secara individual dan klasikal yang dapat menempuh nilai ≥ 70% hanya 4 orang siswa yang dinyatakan tidak tuntas atau 10% atau nilainya < 70%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode Stop Think Do dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Pematangsiantar. Kata Kunci: Motivasi dan hasil belajar matematika siswa, metode Stop Think Do, Sistem Persamaan Linear Dua Variabel MENENTUKAN PANJANG GARIS TINGGI PADA SEGITIGA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP TRIGONOMETRI Leli Supiani1*, Mashadi2 , Sri Gemawati2 Mahasiswa Program Studi Magister Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya 28293 Indonesia *
[email protected] 1
ABSTRAK. Dalam berbagai buku teks menentukan panjang garis tinggi pada segitiga selalu dijabarkan dengan menggunakan dalil phytgoras. Pada tulisan ini akan dijabarkan empat cara penurunan rumus panjang garis tinggi menggunakan konsep trigonometri. Selain itu akan dijabarkan pula pada dua kasus yaitu segitiga lancip dan segitiga tumpul. Kata kunci: Garis Tinggi dan Trigonometri PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE DENGAN METODE EKSPOSITORI PADA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK PECAHAHAN LIZA ROSANA SIALLAGAN FKIP Univ. HKBP Nommensen Email:
[email protected] Abstrak. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan hasil belajar siswa yang menggunakan metode everyone is teacher here Dan metode ekspositori Pada Materi Operasi Hitung Bentuk Pecahan Di Kelas VII SMP Swasta GKPS 3 Pematangsiantar. Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1)Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan metode everyone is teacher here Pada Materi Operasi Hitung Bentuk Pecahan Di Kelas VII SMP Swasta GKPS 3 Pematangsiantar? (2)Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan metode ekspositori Pada Materi Operasi Hitung Bentuk Pecahan Di Kelas VII SMP Swasta GKPS 3 Pematangsiantar? (3)Bagaimana perbedaan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan metode everyone is teacher here Dan metode ekspositori Pada Materi Operasi Hitung Bentuk Pecahan Di Kelas VII SMP Swasta GKPS 3 Pematangsiantar? Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif Everyone is teacher here pada materi operasi hitung bentuk pecahan di kelas VII SMP Swasta GKPS 3 Pematangsiantar. (2) Untuk mengetahui hasil belajar siwa dengan metode pembelajaran Ekspositori pada materi operasi hitung bentuk pecahan di kelas VII SMP Swasta GKPS 3 Pematangsiantar. (3) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan metode Everyone is teacher here dengan metode Ekspositori pada materi operasi hitung pecahan di kelas VII SMP Swasta GKPS 3 Pematangsiantar. Dari hasil analisis data diperoleh, rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode Everyone is teacher here lebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan metode ekspositori. Maka dapat disimpulkan bahwa rataan kedua sampel berbeda secara signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: 1) Ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode Everyone is teacher here dengan metode ekspositori, 2) Hasil belajar menggunkan metode Everyone is teacher here lebih baik daripada
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 74
hasil belajar menggunakan metode ekspositori. Hal ini dapat diketahui dari hasil rataan skor tes siswa dengan metode Everyone is teacher here lebih tinggi dibandingkan rataan skor tes dengan metode ekspositori. Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Metode Everyone is teacher here, Metode Ekspositori, Operasi hitung bentuk pecahan. PENGAJARAN HASIL KALI TITIK DAN HASIL KALI SILANG PADA VEKTOR SERTA BEBERAPA PENGEMBANGANNYA. 1
Suwandi1*, Sri Gemawati2, Syamsudhuha2 Mahasiswa Program Studi Magister Matematika, Dosen Pendidikan Matematika Universitas Pasir Pengaraian 2 Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya 28293 Indonesia *
[email protected]
ABSTRAK. Hasil kali titik dan silang pada vektor dapat diinterpretasikan secara geometri agar mudah dipahami apa sebenarnya hasil kali titik dan silang pada vektor tersebut. Dalam tulisan ini dibahas interpretasi hasil kali titik dan silang secara geometri dan membuktikan formula-formula cosinus sudut jumlah dan selisih melalui hasil kali titik, serta mengaitkan hasil kali titik dan silang dengan determinan. Kata Kunci : Hasil kali titik, Hasil kali silang, Interpretasi dan Determinan. PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE SUPER QUANTUM TEACHING DENGAN METODE EKSPOSITORI PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR RAJAINAL SARAGIH FKIP Univ. HKBP Nommensen Abstrak. Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang menggunakan metode Super Quantum Teaching pada materi Persamaan linear di kelas X SMA Negeri 5 Pematangsiantar, (2) Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang menggunakan metode ekspositori pada materi Persamaan linear di kelas X SMA Negeri 5 Pematangsiantar, (3) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode Super Quantum Teaching dengan siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode ekspositori. Dari hasil analisis data diperoleh, rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode Super Quantum Teaching lebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan metode ekspositori. Maka dapat disimpulkan bahwa rataan kedua sampel berbeda secara signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: 1) Ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode Super Quantum Teaching dengan metode ekspositori, 2) Hasil belajar menggunkan metode Super Quantum Teaching lebih baik daripada hasil belajar menggunakan metode ekspositori. Hal ini dapat diketahui dari hasil rataan skor tes siswa dengan metode Super Quantum Teaching lebih tinggi dibandingkan rataan skor tes dengan metode ekspositori. Kata Kunci: Metode Super Quantum Teaching, Metode Ekspositori. PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN TRADISIONAL TEPUK BERGAMBAR DENGAN METODE EKSPOSITORI PADA MATERI PEMBAGIAN ELSINOVA PURBA FKIP Univ. HKBP Nommensen Email :
[email protected] Abstrak. Adapun masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan metode permainan tradisional tepuk bergambar pada materi pembagian? Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan metode ekspositori pada materi pembagian? Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode permainan tradisional tepuk bergambar dengan yang menggunakan metode ekspositori pada materi pembagian? Adapun identifikasi beberapa masalah sebagai berikut: Rendahnya hasil belajar matematika siswa. Guru masih menggunakan metode ekspositori. Siswa pasif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan metode permainan tradisional tepuk bergambar pada materi pembagian. Mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan metode ekspositori pada materi pembagian. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode permainan tradisional tepuk bergambar dengan yang menggunakan metode ekspositori pada materi pembagian. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: Bahan informasi hasil belajar bagi sekolah untuk mengetahui sejauh mana metode permainan tradisional tepuk bergambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pembagian. Sebagai metode pembelajaran alternatif bagi guru matematika pada materi pembagian. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana permainan tradisional tepuk bergambar memberikan kontribusi nyata pada siswa kelas III SD Tamansiswa Pematangsiantar untuk memahami konsep operasi pembagian. Hasilnya menunjukkan bahwa konteks permainan tradisional tepuk bergambar dapat merangsang siswa untuk memahami pengetahuan mereka tentang konsep pembagian. Seluruh strategi dan model yang siswa temukan, gambarkan, serta diskusikan menunjukkan bagaimana konstruksi atau konstribusi siswa dapat digunakan untuk membantu pemahaman awal mereka, tentang konsep pembagian. Tahapan-tahapan dalam lintasan belajar siswa memiliki peranan penting dalam memahami konsep operasi pembagian dari level informal ke formal. Kata Kunci: Permainan Tradisional Tepuk Bergambar, Metode Ekspositori, Operasi Pembagian
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 75
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK, MENYENANGKAN) DENGAN METODE EKSPOSITORI PADA MATERI KPK DAN FPB TOHOM VICTORY SIMAMORA FKIP Univ. HKBP Nommensen Email :
[email protected] Abstrak. Adapun masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan metode gasing (gampang, asyik, menyenangkan) pada materi KPK dan FPB? Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan metode ekspositori pada materi KPK dan FPB? Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode gasing (gampang, asyik, menyenangkan) dengan yang menggunakan metode ekspositori pada materi KPK dan FPB? Adapun identifikasi beberapa masalah sebagai berikut: Rendahnya hasil belajar matematika siswa. Guru masih menggunakan metode ekspositori. Siswa pasif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan metode gasing (gampang, asyik, menyenangkan) pada materi KPK dan FPB. Mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan metode ekspositori pada materi KPK dan FPB. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode gasing (gampang, asyik, menyenangkan) dengan yang menggunakan metode ekspositori pada materi KPK dan FPB. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: Bahan informasi hasil belajar bagi sekolah untuk mengetahui sejauh mana metode gasing (gampang, asyik, menyenangkan) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi KPK dan FPB. Sebagai metode pembelajaran alternatif bagi guru matematika pada materi KPK dan FPB. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: Bahan informasi hasil belajar bagi sekolah untuk mengetahui sejauh mana metode gasing (gampang, asyik, menyenangkan) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi KPK dan FPB. Sebagai metode pembelajaran alternatif bagi guru matematika pada materi KPK dan FPB. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana metode gasing (gampang, asyik, menyenangkan) memberikan kontribusi nyata pada siswa kelas IV SD Tamansiswa Pematangsiantar untuk memahami KPK dan FPB. Hasilnya menunjukkan bahwa metode gasing (gampang, asyik, menyenangkan) dapat merangsang siswa untuk memahami pengetahuan mereka tentang KPK dan FPB. Kata Kunci: Metode Gasing (Gampang, Asyik, Menyenangkan), Metode Ekspositori, KPK dan FPB KONKURENSI TITIK GERGONNE DAN TITIK NAGEL Hasriati 1*,M.Natsir 2, Desi Trisna 3 , Martha Sri Pramadani 4 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Riau Pekanbaru1*
[email protected] Jurusan Matematika FMIPA Universitas Riau Pekanbaru2* Jurusan Matematika FMIPA Universitas Riau Pekanbaru3* Jurusan Matematika FMIPA Universitas Riau Pekanbaru4* ABSTRAK. Titik Gergonne adalah titik dari tiga garis yang dihubungkan dari ketiga sudut segitiga ke titik singgung antara lingkaran dalam dan sisi segitiga yang berpotongan pada satu titik. Sedangkan titik Nagel adalah titik yang terbentuk dari perpotongan antara ketiga titik sudut pada sebuah segitiga yang dihubungkan dengan titik singgung lingkaran. Dengan lingkaran singgung dalam dan lingkaran singgung luar akan dibuktikan Konkurensi titik Gergonne dan titik Nagel menggunakan teorema Ceva. Kata kunci: Teorema Ceva, konkurensi, titik Gergonne, titik Nagel. PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI BILANGAN PECAHAN DI KELAS VII SMP TAMAN SISWA PEMATANGSIANTAR T.A 2014/2015 FERONIKA SISCA NAIBAHO FKIP Univ. HKBP Nommensen Email:
[email protected] ABSTRAK. Masalah pokok yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) pada materi Bilangan Pecahan Di Kelas VII SMP Taman Siswa Pematangsiantar T.A 2014/2015?, (2) Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Konvensional pada materi Bilangan Pecahan Di Kelas VII SMP Taman Siswa Pematangsiantar T.A 2014/2015?, (3) Bagaimana perbedaan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dengan Model Pembelajaran Konvensional pada materi Bilangan Pecahan Di Kelas VII SMP Taman Siswa Pematangsiantar T.A 2014/2015? Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa: ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dengan Model Pembelajaran Konvensional pada materi Bilangan Pecahan Di Kelas VII SMP Taman Siswa Pematangsiantar T.A 2014/2015.Hal itu dapat diketahui dari hasil rataan skor tes siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) lebih tinggi dibandingkan dengan skor tes siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Konvensional.
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 76
Kata Kunci: Hasil belajar matematika siswa, model pembelajaran matematika realistik (PMR), model pembelajaran konvensional, bilangan pecahan. PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN STRATEGI GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE) DENGAN STRATEGI EKSPOSITORI PADA MATERI OPERASI ALJABAR DI KELAS VIII SMP NEGERI 5 TANJUNGBALAI T.P. 2014/2015 NURHAYATI TAMBA FKIP Univ. HKBP Nommensen Email:
[email protected] Abstrak. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan strategi group to group exchange (GGE) pada materi Operasi aljabar di kelas VIII SMP Negeri 5 Tanjungbalai T.P 2014/2015? (2) Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan strategi ekspositori pada materi Operasi aljabar di kelas VIII SMP Negeri 5 Tanjungbalai T.P 2014/2015? (3) Apakah ada perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diberi pengajaran menggunakan strategi group to group exchange (GGE) dengan siswa yang diberi pengajaran menggunakan strategi ekspositori pada materi Operasi aljabar di kelas VIII SMP Negeri 5 Tanjungbalai T.P 2014/2015? Dari hasil analisis data diperoleh, rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan strategi group to group exchange (GGE) lebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan strategi ekspositori. Maka dapat disimpulkan bahwa rataan kedua sampel berbeda secara signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: 1) Ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi group to group exchange (GGE) dengan strategi ekspositori, 2) Hasil belajar menggunkan strategi group to group exchange (GGE) lebih baik daripada hasil belajar menggunakan strategi ekspositori. Hal ini dapat diketahui dari hasil rataan skor tes siswa dengan strategi group to group exchange (GGE) lebih tinggi dibandingkan rataan skor tes dengan strategi ekspositori. Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, strategi group to group exchange (GGE), strategi Ekspositori, Operasi aljabar PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER TERHADAP PEMAHAMAN, KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN KONSEP TURUNAN DI KELAS XI SMA NEGERI 3 BANDA ACEH Mirna Riazil Jannah dan Rahmah Johar Prodi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email:
[email protected] ABSTRAK. Salah satu materi matematika yang sulit dipahami siswa adalah materi Konsep Turunan, hal ini disebabkan karena siswa belum mampu meyelesaikan soal-soal intergal tak tentu karena belum mampu mengaitkannya dengan konsep turunan fungsi dan ketidakpahaman dalam menyelesaikan soal Turunan tersebut. Belajar matematika berhubungan dengan ide dan konsep yang abstrak, maka dalam belajar matematika tidak boleh ada langkah/tahapan konsep yang dilewati. Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal disertai pemahaman siswa, maka diperlukan proses belajar yang menyenangkan lewat pemanduan unsur seni dan pencapaian yang terarah. Dalam Kurikulum 2013 siswa mampu menggali informasi/pengetahuan sendiri maupun bersama teman dimana pendidik sebagai motivator, fasilitator yang dikenal dengan pendekatan Saintifik (ilmiah) yang dapat dipadukan dengan Model Quantum Teaching, yaitu pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuasanya yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman, komunikasi dan sikap siswa melalui penerapan model Quantum Teaching pada materi Konsep Turunan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 3 Banda Aceh dan sampel diambil secara random satu kelas yaitu kelas XI-IA-3 yang berjumlah 30 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui Lembar Kerja Siswa (LKS), penilaian sikap dan respon siswa. Pengolahan data melalui jawaban LKS yang meliputi pemahaman dan cara siswa mengkomunikasikan pengetahuan mereka. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Sebanyak ≥ 50,63 % siswa senang terhadap Model Quantum Teaching. Walaupun siswa sudah terbiasa mengerjakan LKS tetapi belum terbiasa dengan pendekatan Scientific (ilmiah). Karakter siswa yang dinilai adalah rasa ingin tahu 3,16 kategori Baik dan Rasa tanggungjawab 3,28 kategori baik. Kata Kunci : Quantum Teaching, Konsep Turunan, Karakter, Pemahaman, Komunikasi PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI PADA MATERI OPERASI ALJABAR DIKELAS VIII SMP TAMAN SISWAPEMATANGSIANTAR T.P 2014/2015 LIA PURNAMA FKIP Univ. HKBP Nommensen Email:
[email protected] ABSTRAK. Masalah pokok yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif pada materi Operasi Aljabar Di Kelas VIII SMP Taman Siswa Pematangsiantar T.P 2014/2015?, (2) Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori pada materi Operasi Aljabar Di Kelas VIII SMP Taman Siswa Pematangsiantar T.P 2014/2015?, (3) Bagaimana perbedaan hasil belajar matematika siswa yang
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 77
menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori pada materi Operasi Aljabar Di Kelas VIII SMP Taman Siswa Pematangsiantar T.P 2014/2015? Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui bagaimana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif pada materi Operasi Aljabar Di Kelas VIII SMP Taman Siswa Pematangsiantar T.P 2014/2015, (2) Mengetahui bagaimana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori pada materi Operasi Aljabar Di Kelas VIII SMP Taman Siswa Pematangsiantar T.P 2014/2015, (3) Mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori pada materi Operasi Aljabar Di Kelas VIII SMP Taman Siswa Pematangsiantar T.P 2014/2015. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa: ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori pada materi Operasi Aljabar Di Kelas VIII SMP Taman Siswa Pematangsiantar T.P 2014/2015.Hal itu dapat diketahui dari hasil rataan skor tes siswa yang menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif lebih tinggi dibandingkan dengan skor tes siswa yang menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori. Kata Kunci: Hasil belajar matematika siswa, strategi pembelajaran kooperatif, strategi pembelajaran ekspositori, operasi aljabar. PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN STRATEGI TRIAL BY JURY DENGAN STRATEGI EKSPOSITORI PADA MATERI SISTEM PERMASALAHAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS X SMA T.P. 2014/2015 DANIEL TAMBUNAN FKIP Univ. HKBP Nommensen Email: Abstrak. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan strategi trial by jury pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas X SMA T.P 2014/2015? (2) Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan strategi ekspositori pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas X SMA T.P 2014/2015? (3) Apakah ada perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diberi pengajaran menggunakan strategi trial by jury dengan siswa yang diberi pengajaran menggunakan strategi ekspositori pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas X SMA T.P 2014/2015? Dari hasil analisis data diperoleh, rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan strategi trial by jury lebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan strategi ekspositori. Maka dapat disimpulkan bahwa rataan kedua sampel berbeda secara signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: 1) Ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi trial by jury dengan strategi ekspositori, 2) Hasil belajar menggunkan strategi trial by jury lebih baik daripada hasil belajar menggunakan strategi ekspositori. Hal ini dapat diketahui dari hasil rataan skor tes siswa dengan strategi trial by jury lebih tinggi dibandingkan rataan skor tes dengan strategi ekspositori. Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, strategi trial by jury, strategi Ekspositori, Sistem persamaan linear dua variabel OPTIMALISASI MODEL STEREO MATCHING DENGAN VISUALISASI DATA Efron Manik Mahasiswa Program Doktor Matematika USU dan Dosen FKIP UHN
[email protected] Abstrak: Perhitungan untuk mendapatkan nilai optimal tidak selalu mudah walaupun sudah menggunakan komputasi komputer. Salah satu alternatif yang mungkin membantu adalah memvisualisasi semua data hasil perhitungan. Dengan mengamati visualisasi data tersebut dengan mata, maka kita dapat menentukan nilai optimalnya. Dalam tulisan ini kami menggunakan visualisasi data untuk mendapatkan hasil disparity terbaik dari model stereo matching untuk sepasang citra digital tsukuba dengan konfigurasi stereo sederhana. Dengan bantuan visualisasi data nilai kesesuaian, disparity stereo matching untuk hasil optimal akan dicapai pada saat disparity maksimumnya sama dengan 59 dan ukuran jendela sama dengan 11. Kata kunci: visualisasi data, optimalisasi model, citra digital, disparity, stereo matching MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Ali Canra Pulungan Email:
[email protected] PascaSarjana Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan Abstrak: Penalaran adalah suatu proses berfikir untuk mengambil suatu kesimpulan berdasarkan pemahaman atau pengetahuan yang telah difahami atau diketahui Kemampuan penalaran terhadap matematika sangat penting dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika di sekolah harus dapat menyiapkan siswa untuk memiliki kemampuan penalaran matematika sebagai bekal untuk menghadapi tantangan perkembangan dan perubahan. Penalaran merupakan hal yang sangat urgen dalam matematika. Tanpa penalaran seseorang tidak akan mampu untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari serta masalah-masalah pada matematika khususnya. Dengan pembelajaran berbasis masalah di harapkan dapat membangun penalaran matematika siswa. Pembelajaran berbasis masalah diartikan sebagai suatu
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 78
pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Melalui pembelajaran berbasis masalah diharapkan dapat membantu seseorang untuk memahami peran atau kegunaan matematika di dalam kehidupan sehari-hari sekaligus menggunakannya untuk membuat keputusankeputusan yang tepat sebagai warga negara yang membangun, peduli, berpikir serta berakhlak mulia.. Kata kunci : Kemampuan Penalaran matematika, pembelajaran berbasis masalah. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION ELINATA BUTARBUTAR FKIP UNIV. HKBP NOMMENSEN EMAIL:
[email protected] A BSTRAK: ADAPUN MASALAH PADA PENELITIAN INI ADALAH Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika?, Apakah pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe teams asssisted individualization dapat meningkatkan hasil belajar siswa? Adapun diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: Aktivitas belajar dan hasil belajar siswa masih rendah dalam pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan beberapa masalah, seperti: siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, keaktifan hanya didominasi oleh beberapa siswa saja. Model atau metode pembelajaran yang diterapkan guru matematika masih tradisional, sehingga belum bisa mendorong siswa berani mengkomunikasikan apa yang ada dipikirannya, bahkan membuat siswa menjadi pasif. Penelitian ini bertujuan adalah: Untuk meningkatkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams assisted individualization, Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams assisted individualizatio. Adanya keterbatasan peneliti, maka adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini, yaitu Aktivitas belajar matematika siswa rendah. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: aktivitas belajar matematika siswa meningkat, sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai calon pengajar dimasa yang akan datang, sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut. Kata kunci: Aktivitas siswa, model pembelajaran kooperatif teams assisted individualization (TAI) DEKOMPOSISI KETIMPANGAN PENDAPATAN REGIONAL DENGAN SPATIAL THEIL INDEX Wesley N. Tambunan Pascasarjana Departemen Matematika FMIPA Universitas Sumatera Utara Abstrak. Efek ekonomi dapat pecah dari suatu daerah ke daerah lain melintasi batas-batas ekonomi regional. Aktifitas sosial ekonomi di daerah-daerah yang berdekatan akan menghasilkan sebuah interkoneksi yang pada akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dinamis dari lintas daerah domestik. Perbedaan pendapatan regional suatu daerah mungkin saja sebagian disebabkan oleh faktor ketetanggaan.Penelitian ini mencoba untuk mengukur dampak dari faktor ketetanggaan pada ketimpangan pendapatan regional dengan menggunakan spatial theil index yang sederhana dengan dua cara pengembangan. Pertama adalah menganalisa standar dari konsentrasi statistik yang dimodifikasi oleh pertimbangan jarak sehingga dapat digunakan sebagai alat statistik baru untuk mengukur perbedaan regional. Kedua adalah memahami pengukuran baru untuk mempengaruhi rekomendasi kebijakan ekonomi relatif ke perbedaan regional. Kata kunci: spatial theil index, ketimpangan pendapatan regional ARTI GEOMETRIS DARI SEBUAH DETERMINAN Riska Yeni1*, Syamsudhuha2, M.D.H. Gamal2 Mahasiswa Program Studi Magister Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya 28293 Indonesia 1
Abstrak. Pada umumnya telah diketahui beberapa metode atau cara untuk menentukan nilai determinan suatu matriks. Tulisan ini membahas arti geometris dari sebuah determinan. Dengan menggunakan luas segitiga dan trapesium akan didapatkan luas jajarangenjang sebagai nilai determinan matriks berordo 2 × 2 . Dari sebuah balok yang dibentuk oleh vektor-vektor kolom matriks 3× 3 dapat diartikan determinan sebagai volume balok. Kata kunci: balok, determinan, jajarangenjang, matriks PROBABILISTIC AND NON PROBABILISTIC APPROACH IN ADDRESSING THE PRESENCE OF UNCERTAINTIES A. K. Ariffin1, S. Abdullah1, M.R.M. Akramin2, A. Y. N. Yusmye3, M. Kikuchi4 and M. Beer5 1 Universiti Kebangsaan Malaysia, 43650 Bangi, Selangor, Malaysia 2 Universiti Malaysia Pahang, 26600 Pekan, Pahang, Malaysia 3 Universiti Malaysia Perlis, 02600 Arau, Perlis, Malaysia
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 79
4
5
Tokyo University of Science, Noda, Chiba, 278-8510, Japan University of Liverpool, Liverpool L69 3BX, United Kingdom
Abstract. The objective of this paper is to identify a probabilistic and non-probabilistic distribution of stress intensity factors for surface crack problems. A finite thickness plate with surface crack subjected to random constant-amplitude loads is considered for fracture analysis using Probabilistic S version Finite Element Model and Fuzzy Finite Element Methods. The virtual crack closure method was used to calculate the stress intensity factor. Latin hypercube sampling was employed in ProbS‑FEM, in order to determine the probabilistic distribution. For the non probabilistic approach, the fuzzy system analysis was used, which contains a number of processes started from converting the crisp input to fuzzy input through fuzzification, mapping and defuzzification processes. Numerical solutions from previous research were compared. Results from the developed model show a good agreement with previous numerical solutions and with experiments. The developed approach is demonstrated the presence of uncertainties on a reliability analysis. Keywords: Crack growth; Finite element model; Probabilistic and Non Probabilistic; Stress intensity factor. PEMANFAATAN ALGORITMA MCELIECECRYPTOSYSTEM SEBAGAI CHIP BASED E-MONEY PADA SMARTCARD BERBASIS JAVA CARD Aji Setiyo Sukarno1, Arini Muhafidzah2 Lembaga Sandi Negara1,2
[email protected],
[email protected] 2 Abstrak. Dunia perbankan merupakan salah satu cerminankehidupan ekonomi di suatu Negara. Dengan perkembangan teknologi yang ada, faktor keamanan untuk layanan perbankan menjadi syarat mutlak agar pengguna dapat percaya dalam menggunakan jasa perbankan. Salah satu teknologi yang digunakan dalam layanan perbankan adalah teknologi komputasi, dimana waktu pemrosesan data dapat lebih cepat. Teknologi komputasi yang sedang berkembang saat ini adalah Quantum Computing. Quantum Computing merupakan teknik perhitungan data dengan memanfaatkan fenomena mekanika quantum yaitu fenomena superposisi dan entanglement. Dengan adanya Quantum Computing, pemrosesan data menjadi sangat cepat, namun hal ini dapat menjadi ancaman bagi keamanan data karena waktu yang diperlukan untuk memecahkan enkripsi dari suatu data akan menjadi lebih cepat. Hal ini didukung dengan penemuan Shor’s Algorithms yang dapat digunakan untuk melakukan pemfaktoran bilangan bulat besar serta memecahkan permasalahan Discrete Logarithm. Dengan implementasi Shor’s Algorithm pada Quantum Computingmaka algoritma kriptografi yang digunakaan saat ini seperti RSA Public-Key Cryptography, Diffie-Hellman, ElGamal dan Elliptic Curve Cryptography tidak lagi aman digunakan untuk proteksi data seperti yang saat ini digunakan didunia perbankan. Berhubungan dengan hal tersebut, maka telah dilakukan penelitian terhadap algoritma yang tahan terhadap Quantum Computing yang disebut dengan kandidat Post Quantum Cryptography. Salah satu algoritma yang menjadi kandidat Post Quantum Cryptography adalah McEliece Cryptosystem.McEliece Cryptosystem merupakan algoritma kunci publikyang mengandalkan error-correcting codes (menggunakan Binary Goppa Codes) untuk proses dekripsi sehingga apabila data yang terenkripsi terkena noise (dalam rentang toleransi yang telah ditentukan), data tersebut masih dapat didekripsi.Pada penelitian ini, penulis melakukan implementasi algoritma McEliece untukproteksi terhadap nominal yang terdapat diE-Money berbasis on chip pada Java Card. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjawab tantangan era Quantum Computing, khususnya untuk dunia perbankan. Kata Kunci:Algoritma McEliece, Binary Goppa Codes,E-Money, Quantum Computing. PENDEKATAN IMPROVING LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATKA Susi Susanti Sitompul (Mahasiswa S1 Prodi Pend. Matematika, FKIP Universitas HKBP Nommensen) ABSTRAK. Setiap siswa harus dapat memanfaatkan ilmu yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu setiap pelajaran selalu dikaitkan dengan manfaatnya dalam lingkungan sosial masyarakat. Sikap aktif, kreatif, dan inovatif terwujud dengan menempatkan siswa sebagai subyek pendidikan. Peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sumber utama pembelajaran. Untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif dan inovatif dari siswa tidaklah mudah. Fakta yang terjadi adalah guru dianggap sumber belajar yang paling benar. Proses pembelajaran yang terjadi memposisikan siswa sebagai pendengar ceramah guru. Akibatnya proses belajar mengajar cenderung membosankan dan menjadikan siswa malas belajar. Sikap anak didik yang pasif tersebut ternyata tidak hanya terjadi pada mata pelajaran tertentu saja tetapi pada hampir semua mata pelajaran termasuk metematika. Untuk mengantisipasi masalah tersebut yang berkelanjutan maka perlu dicarikan formula pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Para guru terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai model dan metode yang variasi agar siswa tertarik dan bersemangat dalam belajar matematika. Tulisan ini berisi ulasan mengenai pendekatan Improving Learning dengan metode inquiri dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Kata kunci : Pendekatan Improving Learning, metode Inquiri BEBERAPA HASIL PADA LINGKARAN SINGGUNG LUAR SEGIEMPAT KONVEKS 1
Puteri Januarti 1*, Mashadi 2, Sri Gemawati 2 Mahasiswa Program StudiMagister Matematika, Guru SMAS LPM KI Tapung 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 80
Kampus Binawidya, Pekanbaru 28293 *
[email protected] ABSTRAK. Pada sebarang segitiga senantiasa dapat dikonstruksi tiga buah lingkaran. Pada segiempat ada dua kondisi lingkaran singgung luar: pertama, lingkaran yang menyinggung ke empat perpanjangan sisi, dan kedua, lingkaran yang menyinggung salah satu sisi dan perpanjangan dua sisi lainnya. Pada tulisan ini dabahas cara mengkonstruksi lingkaran singgung luar kondisi pertama, dan bagian akhir diberikan perhitungan tentang beberapa sisi yang terbentuk dari pengkonstruksian lingkaran singgung luar kondisi pertama. Kata Kunci : Lingkaran Singgung Luar, Segiempat Konveks dan Semiperimeter. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN BANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA UNTUKMENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TRIGONOMETRI SISWA KELAS X SMA PADAMU NEGERI MEDAN Sukmawarti Wulan Kapriati Sianipar Dosen KopertisWilayah I dp kpada FKIP UMN Alwashliyah Medan Guru Matematika SMA Padamu Negeri Medan Abstrak. Masalah utama dalam penelitian ini adalah rendahnya pemahaman konsep trigonometri siswa SMA Padamu Negeri Medan.Pemahaman konsep merupakan kemampua n dasar yang harusdikuasaisiswa.Penguasaan konsep yang baik akan membantu siswa mengaplikasikan konsep tersebut dalam prosedural maupun pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep trigonometri siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatiftipe STAD dengan bantuan software geogebra. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA PadamuNegeri Medan yang berjumlah 23 orang. Objek penelitian adalah pemahaman konsep trigonometri melalui model pembelajaran kooperatiftipe STAD berbantuan software geogebra. Dari analisis data diperoleh peningkatan persentase pemahaman konsep siswa sebesar 39,13 %, dari 47,82 % pada siklus I menjadi 86,95 % pada siklus II. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa meningkat sebesar 16,91 %,dari 70,04 % pada siklus I menjadi 86,95 % pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa pemahaman konsep trigonometri siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatiftipe STAD dengan bantuan software geogebra. Bertitik tolak dari hasil penelitian ini disarankan kepada guru agar dapat menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe STAD dengan bantuan software geogebra sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi trigonometri. PERBEDAAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE DAN TALKING STICK DIKELAS VII SMP CERDAS MURNI PASAR VII TEMBUNG T. A. 2013 / 2014 Yennita Sari dan Hidayat Program StudiPendidikanMatematika FKIP UMN Alwashliyah Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan minat dan hasil belajar matematika siswa terhadap model pembelajaran Word Square dan Talking Stick. Penelitian ini dilakukan dengan disain quasi eksperimen. Populasinya seluruh siswa kelas VII SMP Cerdas Murni,sedangkan sampel adalah kelas VII-1 dengan perlakuan model pembelajaran Talking Stick dan kelas VII-2 dengan model pembelajaran Word Square masing-masing 35 siswa. Instrumen penelitian mengukur hasil belajar matematika siswa dan minatnya. Teknik analisis data yaitu uji normalitas dan homogenitas. Hasil penelitian:(1) Siswa dengan perlakuan model pembelajaran Talking Stick memperoleh rata-rata = 81,74, simpangan baku =117,96 sedangkan pada Word Square memiliki rata-rata = 77,57, simpangan baku = 9,92. (2) Hasil belajar siswa yang memiliki minat tinggi rata-rata = 83,79, dan minat rendah = 74,45. (3) Minat Pada model pembelajaran Word Square = 74,57 dan hasil belajar = 77,57, sedangkan minat Talking Stick = 71,20 dan hasil belajar = 81,74 Hasil analisis disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan perlakuan model pembelajaran Talking Stick lebih tinggi daripada hasil belajar model pembelajaran Word Square. Kata Kunci: HasilBelajar, model Pembelajaran, Talking Stick, Word Square EFEKTIFITAS PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PERSONALIZED SYSTEM OF INSTRUCTION (PSI) DI KELAS VII Simon Maruli Panjaitan (Dosen Prodi Pend. Matematika FKIP UHN) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas peningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika melalui Model Personalized System of Instruction (PSI) Di Kelas VII SMP PGRI 6 Medan T.P 2013/2014. Efektifitas peningkatan ditinjau dari apakah ada pengaruh dan seberapa besar pengaruh pelaksaaan model pembelajaran terhadap peningkatan Dengan menggunakan uji Lilliefors untuk menguji normalitas data skor kemampuan komunikasi matematika peserta didik diperoleh L Hitung = 0,137067 jika dibandingkan L Tabel = 0,161 untuk N = 30 pada taraf signifikan α = 0,05 ternyata
L Hitung < L Tabel maka kemampuan komunikasi matematika peserta didik tersebut berdistribusi normal. Hasil uji Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 81
signifikasi regresi model Personalized System of Instruction (PSI) terhadap kemampuan komunikasi matematika peserta didik diperoleh Fhitung = 6,51 dan Ftabel = 4,20 ternyata Fhitung > Ftabel , sehingga persamaan regresi dinyatakan berarti pada taraf signifikan
α = 0,05 .
Pada uji linieritas regresi diperoleh Fhitung = 0,58 dan
Ftabel = 2,93 maka
Fhitung < Ftabel , sehingga persamaan regresi dinyatakan linear. Dari hasil uji signifikasi regresi dan uji linieritas regresi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model Personalized System of Instruction (PSI) untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika peserta didik. Kontribusi model pembelajaran Personalized System of Instruction (PSI) empat sebesar 18,88% dijelaskan melalui hubungan Yˆ = 45,008 + 0,511 X , sehingga dapat disimpulkan Model Pembelajaran Personalized System of Instruction (PSI) efektif meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik. Kata Kunci: Kemampuan komunikasi matematika, Model Pembelajaran Personalized System of Instruction (PSI) PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MELALUI PERMAINAN JEOPARDY MODIFIKASI DI KELAS VI SD NEGERI 091262 KARANG SARI T.P 2014/2015 MARTINA JAYANTI FKIP Univ. HKBP Nommensen Pematangsiantar ABSTRAK. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana meningkatkan minat peserta didik pada materi Geometri di kelas VI SD Negeri 091262 Karang Sari ? (2) Bagaimana hasil belajar peserta didik pada materi Sistem Geometri di kelas VI SD Negeri 091262 Karang Sari ? Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk meningkatkan minat peserta didik pada materi Geometri di kelas VI SD Negeri 091262 Karang Sari. (2) Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada materi Geometri di kelas VI SD Negeri 091262 Karang Sari. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VI SD Negeri 091262 Karang Sari berjumlah 30 orang. Hasil penelitian yang diperoleh ialah meningkatnya minat dan hasil belajar peserta didik, peningkatan minat yaitu: Ketuntasan belajar klasikal, yaitu 87,5% peserta didik memperoleh nilai ≥ 65%. Rata-rata persentase minat peserta didik dari siklus I ke siklus II ke siklus III, yaitu dari 48,165% (sangat tidak berminat) menjadi 64,415% (kurang berminat), kemudian menjadi 75,955% (berminat). Terdapat 80% (26 orang) peserta didik memperoleh Presentase Keaktifan Peserta Didik (Pk) ≥ 75%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan permainan Jeopardy modifikasi dapat meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik pada materi Geometri di kelas VI SD Negeri 091262 Karang Sari T.P 2014/2015. Kata Kunci: Minat Belajar Matematika, Hasil Belajar Matematika, Permainan Jeopardy Modifikasi PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IX-3 SMP NEGERI 2 SIANTAR T. P. 2014/2015. NOVITA IRA GRETTY SILABAN FKIP Univ. HKBP Nommensen ABSTRAK. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas IX-3 SMP Negeri 2 Siantar pada pembelajaran matematika T.P. 2014/2015? (2) Bagaimana hasil belajar siswa di kelas IX-3 SMP Negeri 2 Siantar pada pembelajaran matematika T.P. 2014/2015? Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas IX-3 SMP Negeri 2 Siantar pada pembelajaran matematika T.P 2014/2015 (2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa di kelas IX-3 SMP Negeri 2 Siantar pada pembelajaran matematika T.P. 2014/2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX-3 SMP Negeri 2 Siantar yang berjumlah 28 orang. Hasil penelitian yang diperoleh ialah meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa, peningkatan aktivitas yaitu: pada siklus I banyaknya siswa yang memiliki persentase aktivitas >75% secara klasikal adalah 12 siswa (42,38%), siklus II meningkat menjadi 17 siswa (61,75%) dan siklus III meningkat hingga mencapai 26 siswa (92%). Dan peningkatan hasil belajar, yaitu: Hasil analisis tes hasil belajar yang diperoleh pada siklus I secara klasikal masih belum tercapai karena tidak ada satu siswa pun yang kategori minimal sedang (≥ 65). Pada siklus II, masih belum tercapai karena hanya 50% siswa yang kategori minimal sedang (≥ 65), dengan nilai rata-rata kelas 60,56. Pada akhir siklus III hasil belajar siswa secara klasikal sedah tercapai dengan nilai rata-rata kelas 81,32.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif Number Heads Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika di kelas IX-3 SMP Negeri 2 Siantar Tahun Pembelajaran 2014/2015. Kata Kunci: Aktivitas Belajar Matematika, Hasil Belajar Matematika, Metode Pembelajaran Kooperatif Number Heads Together (NHT)
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 82
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KREATIF – PRODUKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL Elida Yanti Nadeak Prodi Pendidikan Matematika Universitas HKBP Nommensen Abstrak : Matematika adalah pelajaran yang membosankan bagi sebagian siswa baik dalam teori maupun konsepkonsepnya.Dalam pembelajarannya banyak guru-guru kurang memperhatikan siswanya,mereka tidak menyadari bahwa pelajaran yang mereka ajarkan selalu monoton tidak ada variasinya. Untuk itu didalam proses pembelajarannya kita harus dapat menggunakan strategi pembelajaran yang dapat memacu minat siswa untuk ikut aktif dalam pembelajarannya.Strategi pembelajaran kreatif-produktif dapat membantu minat siswa untuk lebih aktif mengikuti pelajaran dan kita sebagai guru dapat lebih mudah mengajarkannya, contohnya strategi dalam pembahasan sistem persamaan dua variabel. Kata kunci : Pembelajaran Kreatif – produktif, Orientasi, Eksplorasi, Interpretasi, Re-kreasi, Evaluasi. PENERAPAN METODE DISCOVERY DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 PEMATANGSIANTAR T.A 2014/2015 ENGSI SAMOSIR Universitas HKBP Nommensen ABSTRAK. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah: Bagaimana meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika di kelas VII SMP Negeri 10? Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-I SMP Negeri 10 Pematangsiantar yang berjumlah 36 orang. Instrumen penelitian terdiri dari tes dan lembar observasi. Tes berbentuk uraian yang terdiri dari tes hasil belajar I pada siklus I sebanyak 3 soal dan tes hasil belajar II pada siklus II sebanyak 4 soal dan tes hasil belajar III pada siklus III sebanyak 3 soal. Lembar observasi bertujuan untuk mengetahui minat belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi, minat belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I banyak siswa yang memiliki persentase minat ≥ 70% pada pertemuan I adalah 6 orang (16,67%) kemudian meningkat menjadi 11 orang (30,56%) pada pertemuan 2 dan Siklus II pertemuan 3 meningkat menjadi 17 0rang (47,22%) pada pertemuan 4 meningkat menjadi 20 orang (55,56%) dan di akhir siklus III Pertemuan 5 meningkat hingga mencapai 27 orang siswa (75%) dan pertemuan ke 6 mencapai 34 orang (94,44%). Dari akhir siklus III diperoleh bahwa persentase minat siswa telah memenuhi persentase minat ≥ 70%. Hasil analisis tes hasil belajar yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan I dengan menggunakan Metode Discovery, hasil belajar siswa yang tuntas secara klasikal masih belum tercapai karena hanya 55,56% siswa yang tuntas, dengan nilai ratarata kelas 62,64. Dan pelaksanaan tindakan siklus II, hasil belajar siswa yang tuntas secara klasikal telah tercapai yaitu 77,78% dengan nilai rata-rata 69,75. Setelah pelaksanaan tindakan siklus III, hasil belajar siswa yang tuntas secara klasikal telah mencapai (86,11%) dengan nilai rata-rata 75,52. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Discovery dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Kata Kunci : Metode Discovery, minat belajar PENDEKATAN OPEN – ENDED DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BENEDIKTA LENI GULTOM Mahasiswa FKIP UHN Pemetangsiantar Abstrak. Proses pembelajaran pada umumnya bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam berpikir untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, begitu pun pada pembelajaran matematika. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran matematika tersebut yaitu dimungkinkan dengan pendekatan open-ended. Pendekatan ini menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode penyelesaian, atau penyelesaian yang benar lebih dari satu. Pada pendekatan open – ended masalah yang diberikan adalah masalah yang bersifat terbuka ( open – ended problem ) atau masalah tidak lengkap. Kata kunci : Pendekatan Open – Ended KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE MNEMONIK DENGAN METODE TRADISIONAL DINAR SEHATI SINABUTAR FKIP UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN Abstrak. Daya ingat memiliki peran yang penting dalam proses pendidikan, setelah diteliti prestasi belajar siswa di SD. N 125542 Pematangsiantar masih relatif rendah, dikarenakan penggunaan metode yang tidak sesuai. Penulis melakukan eksperimen untuk membandingkan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan metode mnemonik dengan metode tradisional. Pengujian dilakukan dengan uji beda kedua rataan. Dengan analisis hasil belajar diperoleh kedua sampel homogen ( Fhit = 0,089 dengan Ftabel = 1,60 ternyata Fhit < Ftabel ) Hipotesis untuk selisih dua rataan diperoleh thit = 3,91 > ttabel = 2,66, yang memberi interpretasi bahwa daya ingat dengan metode mnemonik lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan metode tradisional.
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 83
PENERAPAN TEORI VAN HIELE DALAM PEMBELAJARAN GEOMETRI. ERNA ELISABETH TAMBUNAN FKIP UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN Abstrak : Penerapan Teori Van Hiel Dalam Pembelajaran Geometri Di SD NEGERI NO 048291 Tiga Panah. Geometri adalah pelajaran yang sulit dipahami bagi siswa di kelas V SD, ternyata dari hasil formatif yang diperoleh siswa selalu rendah, sedangkan penjajagan awal melalui diagnosa hal ini disebabkan motivasi belajar siswa rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan teori Van Hiele dalam usaha penanggulangan kesulitan siswa dalam pelajaran geometri. Metode penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan tiga kali putaran. Penelitian ini memberi hasil optimal dengan tahap – tahap belajar yang telah dimodifikasi yang dapat memotivasi belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar mereka. Kata Kunci: Teori Van Hiele dalam Geometri. PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI GEOGEBRA DAN MICROSOFT MATHEMATICS UNTUK MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA ESTER LIDIA Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas HKBP Nomensen Abstrak. Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit oleh siswa baik teori maupun konsep-konsepnya. Apalagi untuk memahami penerapannya secara nyata. Hal ini menyebabkan kurangnya minat dan semangat belajar matematika siswa. Oleh sebab itu, diharapkan dengan menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar siswa serta mempermudah pemahaman siswa terhadap matematika. Pada dewasa ini, sudah banyak media pembelajaran yang ditemukan namun belum banyak yang menggunakannya dalam proses pembelajaran. Untuk itu, diharapkan agar para tenaga pendidik dapat menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Salah satu media pembelajaran matematika yang dapat digunakan adalah aplikasi GeoGebra dan Microsoft Mathematics. Dengan beragam fasilitas yang dimiliki, GeoGebra dan Microsoft Mathematics dapat dimanfaatkan untuk mendemonstrasikan atau memvisualisasikan konsep-konsep matematis. Serta sebagai alat bantu untuk mengkonstruksi konsep-konsep matematis. Makalah ini menyajikan uraian mengenai program GeoGebra dan Microsoft Mathematics beserta contoh-contoh penerapan GeoGebra dan Microsoft Mathematics sebagai media pembelajaran matematika. Kata Kunci : Aplikasi GeoGebra dan Microsoft Mathematics PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN SOFTWARE GOEGEBRA IRAWATY MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANGSIANTAR Abstrak :Matematika sering dianggap oleh siswa sebagai pelajaran yang sulit untuk dipahami penerapannya, baik teori maupun konsep – konsepnya. Untuk mempermudah guru dalam menerangkan dan menjelaskan suatu konsep matematika bisa dengan menggunakan media pembelajaran. Dalam pembahasan system persamaan dua variable akan lebih mudah menyelesaikan soal – soalnya dengan menggunakan media pembelajaran software goegebra. Media pembelajaran yang dipergunakan diharapkan agar memberi kemudahan baik kepada guru maupun siswa karena Metode pelajaran yang berpusat pada guru (teacher oriented) sudah saatnya berubah menjad ipembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented) yang memberi kesempatan pada siswa untuk aktif belajar. Dengan adanya media ini, siswadapat aktif untuk menyelesaikan soal – soal system persamaan dua variable. Kata kunci : Software Geogebra PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN FIRE-UP TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL DI KELAS VII SMP TAMANSISWA PEMATANGSIANTAR TATI DEBORA MARBUN MAHASISWA FKIP UHN PEMETANGSIANTAR Abstrak : Pada pembelajaran di SMP Tamansiswa Pematangsiantar dimana guru hanya memberikan materi melalui ceramah, latihan soal dan pemberian tugas dan siswa hanya sebagai pendengar sehingga membuat pembelajaran membosankan, siswa menjadi pasif, kurang berinteraksi terhadap siswa dan guru maka prestasi belajar siswa menjadi kurang memuaskan. Agar siswa menjadi lebih aktif mengembangkan pola pikirnya dan dapat lebih berinteraksi antara siswa dan guru dapat menggunakan pembelajaran FIRE-UP dengan metode pemecahan korelasi biserial. Hasil penelitian yang diperoleh dari analisis korelasi biserial rb = 0,781 dengan uji korelasi biserial dengan dk= 78 diperoleh thit > ttab yaitu 7,07 > 1,99 yang menyimpulkan bahwa pembelajaran FIRE-UP berpengaruh terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan PLSV dan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika. Kata kunci : Pembelajaran FIRE-UP, Korelasi Biserial.
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 84
PENELUSURAN SIKRONISSASI KETIDAKSAMAAN RATAAN SECARA ANALITIS DENGAN REALISTIK GRAFIK HOTMAN SIMBOLON Universitas HKBP Nommensen Abstrak. GOU-SHENG YANG dan SHUOH-JUNG LIU telah membuktikan secara analitis ketidaksamaan rataan
x
xy xy < < G < L < I < A < y , dimana 0 < x < y dan f, g, !, , h adalah rataan hitung (aritmatik), rataan I L
ukur(geometrik), rataan harmonik, rataan identrik dan rataan logaritmik masing-masing dari i dan j dengan menggunakan fungsi K. B. Stolarsky, Sedangkan tulisan ini bertujuan menunjukkan beberapa hasil penelusuran keterbatasan sinkronisasi ketidaksamaan tersebut dengan cara iterasi coba-coba dan penyajian realistik grafik. Paling utama, tampaknya ketidaksinkronan kedudukan I yang terdeteksi coba-coba untuk y > 143,0168793574600 Kata kunci: ketidaksamaan Rataan, sikronisasi realistik grafis. PERBEDAAN KOMUNIKASI MATEMATIS TULIS DAN LISAN MAHASISWA DALAM MENGGAMBAR GRAFIK Izwita Dewi Universitas Negeri Medan
[email protected] Abstrak. Komunikasi matematis ialah proses penyampaian ide/pikiran dan pengetahuan matematika, baik melalui tulisan maupun secara lisan. Menyampaikan ide dalam matematika dapat berupa tabel ataupun dalam bentuk grafik. Banyak aplikasi matematika dalam kehidupan nyata menggunakan grafik untuk membuktikan keberadaan atau memprediksi suatu fenomena. Seperti pada proses memahami matematika, grafik melibatkan interpretasi dan konstruksi. Interpretasi mengarah kepada kemampuan membaca grafik dan menangkap pengertian/maksud informasi dari grafik tersebut. Sedangkan konstruksi mengarah kepada menggambar suatu grafik atau menggambar titik-titik dari data. Tulisan ini akan membahas tentang perbedaan antara komunikasi matematis tulis dan lisan mahasiswa dalam menggambar grafik suatu fungsi. Kata Kunci : Komunikasi Matematis MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATA KULIAH ANALISIS RIIL DI FKIP UMSU Rahmat Mushlihuddin
[email protected] Dosen Tetap Pendidikan Matematika FKIP UMSU Abstrak. Proses pembelajaran mempengaruhi hasil belajar mahasiswa. Rendahnya keaktifan dan kreativitas mahasiswa mempengaruhi kualitas belajar peserta didik yang berdampak pada rendahnya prestasi belajar peserta didik. Model PBL adalah model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan keaktifan dan kreativitas dalam membangun pengetahuan baru peserta didik dalam menemukan konsep analisa vektor, serta menempatkan dosen sebagai pembimbing dan fasiltator. Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) Apakah keaktifan mempengaruhi hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah? (2) Apakah kreativitas mempengaruhi hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah? (3) Apakah keaktifan, dan kerativitas mempengaruhi hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah? Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan popolasi seluruh mahasiswa semester VI Pendidikan Matematika FKIP UMSU, yang berjumlah 324 orang. Sampel berjumlah 36 orang yaitu kelas VI-A Pagi. Variabel yang diukur adalah hasil belajar mahasiswa berupa tes prestasi belajar, aktivitas dan kreativitas mahasiswa berupa lembar pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Keaktifan mahasiswa berpengaruh positif terhadap hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. (2) Kreativitas mahasiswa berpengaruh positif terhadap hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. (3) Keaktifan dan kerativitas mahasiswa berpengaruh positif terhadap hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Key Words: Pembelajaran Berbasis Masalah, Keaktifan, Kreativitas, Hasil Belajar Mahasiswa. DISCRETIZATION OF 2-D TIME-DOMAIN BOUNDARY INTEGRAL EQUATION USING CONVOLUTION QUADRATURE METHOD Teuku Khairuman 1 and Marwan Ramli2 Physics Department, Syiah Kuala University, Indonesia,
[email protected] 2 Mathematics Department, Syiah Kuala University, Indonesia. 1
Abstract. This paper presents a discretization of 2-D Time-Domain Boundary Integral Equation using Convolution Quadrature Method. In general, the use of direct time-domain BEM sometimes causes the instability of time-stepping solutions and need much more computational time and memory. To overcome these dificulties, we can use Convolution Quadrature Methods developed by Lubich to apply to establish the
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 85
stability behavior of the time-stepping scheme. In the present work, we found that this method needs much computational time and memory with the increase of the number of elements. Keywords: Convolution Quadrature Method, Time-Domain, BEM PENGENALAN BILANGAN DESIMAL DI KELAS IV SEKOLAH DASAR Cut Morina Zubainur dan Rahmah Johar Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email:
[email protected] Abstrak. Bilangan desimal termasuk dalam materi pecahan yang diajarkan di sekolah dasar (SD). Bilangan desimal merupakan konsep baru bagi siswa kelas IV SD dan siswa sering sukar memahami makna daripada bilangan desimal. Pengenalan bilangan desimal berdasarkan kurikulum 2013 tidak dituliskan secara jelas pada buku kelas IV SD. Oleh karena itu perlu dirancang lintasan belajar yang memuat aktivitas untuk mengenalkan bilangan desimal. Lintasan belajar mengenalkan bilangan desimal untuk siswa kelas IV sekolah dasar telah dikembangkan pada penelitian sebelumnya. Lintasan belajar yang dikembangkan menggunakan pendekatan realistik. Tulisan ini membahas proses penerapan lintasan belajar tersebut di kelas. Penelitian ini merupakan studi kasus yang melibatkan satu orang guru model dari sekolah dasar di Kota Banda Aceh. Guru model ikut memberikan masukan terhadap lintasan belajar. Hasil penelitian menunjukkan siswa antusias melaksanakan semua aktivitas yang dirancang dan melaksanakan aturan kelas yang disepakati. Namun pada bagian tertentu guru masih kesulitan dalam mengarahkan dan merespon pertanyaan maupun jawaban siswa dalam menemukan makna bilangan desimal. Penelitian ini memberikan wawasan tentang lintasan belajar yang dapat diterapkan guru dalam mengenalkan desimal, serta informasi berkaitan aspek-aspek tertentu dari implimentasi lintasan belajar tersebut. Kata kunci: lintasan belajar, pembelajaran, pengenalan, bilangan desimal, pendekatan realistik, SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE TOPSIS FMADM Rima Aprilia, Dedy Juliandri Panjaitan, Wandi Sanjaya Program StudiPend. Matematika, Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Jalan garu 2a no.2 E-mail:
[email protected] Abstrak. Adanya pemberian beasiswa dilakukan dalam rangka membantu mahasiswa didalam melaksanakan perkuliahan, untuk membantu mahasiswa yang kurang mampu ataupun berprestasi selama menempuh studinya. Permasalahan pemberian beasiswa bertujuan untuk memilih beberapa alternatif terbaik berdasarkan beberapa atribut (kriteria) yang digunakan. Pengambilan keputusan pada permasalahan yang bersifat fuzzy dapat digunakan Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM). Pada penelitian ini dilakukan pemodelan menggunakan FMADM dengan metode TOPSIS dan Simple Additive Weighting (SAW) untuk menyeleksi calon penerima beasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Metode TOPSIS dan SAW pada FMADM dapat digunakan untuk seleksi beasiswa. Hasil seleksi merekomendasikan mahasiswa yang memiliki tingkat kelayakan paling tinggi untuk mendapatkan beasiswa berdasarkan nilai preferensi yang dimiliki. Kata kunci: Fuzzy Multiple Attribute Decision Making, TOPSIS, Simple Additive Weighting, Scholarship PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN STRATEGI REACT PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I DI FKIP UMSU Ellis Mardiana Panggabean1) & Rahmat Mushlihuddin2) 1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UMSU email:
[email protected] 2) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UMSU email:
[email protected] Abstract. In designing a lesson, a lecturer need to consider what material should be taught, and how is the appropriate method to teach, and how to make sure that all students will learn the subject. Struktur Aljabar I is one of mathematic pure proficiency material at Mathematic departement. the characteristic of Struktur Aljabar has tight and cronological axiomatic deductive structure, full of abstract concept in definition or theorem. Therefore, Struktur Ajabar is difficult to learn and difficult to taught. that is why learning material and teaching activity is needed tobe directed in order to help the student to understand the link between the concepts, managing their own self learning, cooperating, and critical thinking. The aim of this study is to develop learning material by using REACT strategy at Struktur Aljabar I subject. This developing and trial research consist of design, limited trial application, and data analysis. descriptive analysis was used, and this research development produced a protoype Struktur Aljabar I material REACT base. Keywords: development, learning material, REACT strategy, Struktur Aljabar I
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 86
PELABELAN TOTAL SISI AJAIB PADA GRAF(56 78 59: , ;) Sutriadi1, Zulfi Amri2 Mahasiswa pendidikan matematika FKIP UMSU,
[email protected] 2 Dosen pendidikan matematika FKIP UMSU,
[email protected]
1
Abstrak. Suatu graf G = (V, E) adalah sepasang himpunan terurut dimana V adalah himpunan simpul tak kosong dan E adalah himpunan busur(bolehkosong). Pelabelan graf adalah suatu pemberian nilai (dengan bilangan bulat) pada simpul atau sisi dari graf atau keduanya sehingga memenuhi kondisi tertentu. Pelabelan total sisi ajaib pada graf G(V, E)dengan himpunan simpulV(G)dan himpunan sisi E(G) adalah suatu pemetaan satu-satu f ∶ V(G) ∪ E(G) → B1, 2, … , |V(G) + E(G)|Eyang memenuhi kondisi bahwa f(UV)+f(U)+f(V) = k (konstan), untuk setiap UV di E(G). Graf(SM F SqP , n)dibentuk dari graf SM , F dan SqP , nyang dihubungkan menjadi satu dan memiliki dua simpul pusat, yakni di pusat SM dan di pusat Sq P , n. Kata kunci : pelabelan total sisi ajaib, graf Kitiran, dangraf (R6 S8 RT: , U) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN LIMIT FUNGSI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TYPE JIGSAW DI KELAS XI DI SMA SWASTA AL-ULUM MEDAN TP. 2010 / 2011 AGUSMAN
[email protected] ABSTRAK. Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar matematika para siswa, diantaranya citra matematika yang kurang enak di mata para siswa, seperti apa yang telah dikemukakan oleh Deking (http://Deking.Wordpress.com) bahwa : Ada tiga faktor yang menyebabkan citra matematika yang begitu buruk di mata siswa, yaitu (1) Faktor Matematika itu sendir, (2) Faktor guru, (3) Faktor siswa itu sendiri. Penelitian ini bertujuan Ingin mengetahui (1) kelancaran proses pembelajaran matematika yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif type Jig Saw, (2) Mengetahui sejauh mana minat dan kemauan siswa dalam belajar matematika dengan dilakukannya model Cooperatif Learning type Jig Saw, (3) Mengetahui seberapa besar tingkat prestasi hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran model Cooperatif Learning type Jig Saw. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2010, bertempat di kelas XI SMA Swasta Al-Ulum Medan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan Tiga Siklus yang terdiri empat kali pertemuan pada siklus pertama, tiga kali pertemuan pada siklus kedua, dan tiga kali pertemuan pada siklus ke tiga. Teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif terhadap data berupa dokumen hasil pekerjaan siswa, daftar nilai dan lembar observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan metode kooperatif tipe Jigsaw terjadi suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga hasil belajar siswa meningkat, yaitu dari siklus I: 67,39%, siklus II: 89,13, dan siklus III: 100%. Dapat disimpulkan bahwa metode Kooperatif Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kata kunci: Hasil belajar, Limit Fungsi, Model Kooperatif Learning tipe Jigsaw PENERAPAN METODE DISKUSI BERMEDIA MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Rick Hunter.S Mahasiswa Program Pascasarjana UNIMED
[email protected] Abstrak. Penelitian ini bertujuan : untuk meningkatkan minat dan hasil belajar Matematika siswa setelah diterapkan metode diskusi bermedia Mind Mapping pada pokok bahasan bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri I Panombeian Panei T.A 2001/ 2012. Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa di kelas VII SMP Negeri I Panombeian Panei sebanyak 27 orang. Metode diskusi mengubah pembelajaran dan perilaku siswa dari perilaku pasif ke perilaku aktif, dalam mencatat atau merangkum hasil disusi siswa digunakan konsep Mind Mapping, sehingga siswa akan lebih berminat dalam belajar matematika. Dari data yang telah diperoleh, rata-rata nilai formatif siswa adalah 60,96 dan nilai putaran I adalah 62,11. Selanjutnya nilai rata-rata putaran II adalah 70,22 dan nilai rata putaran II adalah 73,29. Terlihat jelas bahwa putaran kedua mengalami peingkatan dibanding dengan putaran sebelumnya. Sehingga dapat dilihat bahwa putaran kedua model pembelajaran efektif. Peneliti merancangprogram pembelajaran, melaksanakan di kelas dan dengan pengamatan melakukan refleksi sebagai bahan dasar untuk rancangan pembelajaran berikutnya. Dengan penelitian selama tiga putaran dapat direkomendasikan metode diskusi dalam pembelajaran pokok bahasan bangun datar segi empat di kelas VII SMP dengan langkah-langkah : 1. Menyampaikan Tujuan pembelajran dan motivasi 2. Menyajikan informasi / tugaas.s 3. Membentuk siswa dalam kelompok diskusi 4. Mendiskusikan masalah dalam kelompok masing-masing 5. Menylesaikan masalah yang diberikn 6. Membahas secara bersama-sama 7. Membuat catatan / kesimpuan diskusi dengan mind Mappig Kata Kunci : Minat, Diskusi, Mind Mapping
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 87
Disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap) di Fakultas Keguruan Universitas HKBP Nommensen 28-29 November 2014 88