IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENGEMBANGAN PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING YANG BERORIENTASI KURIKULUM 2013 Oleh: Siti Fitriana
[email protected] ABSTRAK Kurikulum 2006 (KTSP) dikembangkan menjadi Kurikulum 2013 dengan dilandasi pemikiran tantangan masa depan yaitu ditandai dengan abad ilmu pengetahuan,knowlwdge-based society dan kompetensi masa depan.Dalam upaya membangun karakter sebagai suatu keutuhan perkembangan,sesuai dengan arahan Pasal 4 (3) UU No. 20/2003, Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran sebagai proses pemberdayaan dan pembudayaan. Menurut Suyanto (2009) Pendidikan karakter merupakan cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu.Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu (Kertajaya, 2010). Jadi pada dasarnya pendidikan karakter merupakan tugas dan tanggung jawab semua pendidik di sekolah. Oleh karena itu, konselor akan dapat berperan sebagai patner ataupun sebagai konsultan dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah.Di samping melalui perancangan program kegiatan, konselor sekolah dapat berperan dalam pendidikan karakter melalui fungsinya sebagai problem solver.Kenyataan di sekolah para siswa menghadapi berbagai masalah mulai dari masalah belajar, masalah karir, masalah pribadi, sampai masalah sosial.Dari sudut pandang ini maka peran konselor sekolah nampak ketika membantu memecahkan berbagai permasalahan yang terkait dengan masalah pribadi atau masalah sosial.Hal itu semua sebagai bentuk kegiatan pelayanan responsif dari konselor sekolah.Di samping itu, ketika siswa menghadapi berbagai persoalan yang bersifat pilihan maka peran konselor untuk membantu siswa memilih dapat dilakukan melalui kegiatan perencanaan individual. Kata-kata Kunci: Pendidikan Karakter, Pengembangan Profesi BK, Kurikulum 2013 A. PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu pijakan penting dalam kehidupan, baik dalam lingkup kehidupan pribadi maupun sosial. Hal ini juga disadari sepenuhnya pemerintah karena diwujudkan dalam pasal-pasal yang ada dalam UndangUndang Dasar 1945, yang meneguhkan pentingnya pendidikan bagi setiap pribadi Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
126
yang hidup di tanah air indonesia.Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sedang mengalami penurunan atau krisis terutama yang berkaitan dengan karakter peserta didik.Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja,
kebiasaan
menyontek,
penyalahgunaan
narkoba,
pornografi,
dan
perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter untuk remaja terutama yang berada pada masa pubertas. Konseling merupakan helping profession yang melandasi peran dan fungsi konselor di masyarakat.Layanan
bimbingan
konseling
menjadi
salah
satu
alternatif
pemecahan masalah yang berkaitan dengan aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan yang diberikan kepada individu
yang
bertujuan
untuk
memahami,
mengembangkan
potensi
dan
memecahkan permasalahan yang dialami oleh konseli. Banyak orang tahu apa yang baik, berbicara mengenai kebaikan namun melakukan yang sebaliknya, oleh sebab itu dibutuhkanlah pendidikan karakter. Saat tiap manusia belajar untuk mengatasi kelemahannya dan memperbaiki kelemahannya dan memunculkan kebiasaan positif yang baru maka inilah yang disebut dengan karakter.Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar.Karakter harus dibangun dan dikembangkan secara sadar hari demi hari dengan melalui suatu proses. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari tetapi karakter adalah hal yang bisa dipelajari melalui proses belajar.
B. PEMBAHASAN 1. PENDIDIKAN KARAKTER Satu hal yang sering dilupakan adalah proses pembentukan pribadi, proses pendampingan pribadi, pengasahan nilai-nilai kehidupan (values) dan pemeliharaan kepribadian (cura personalis) siswa (Kartono,2007). Akibatnya adalah banyak penilaian yang menganggap bahwa secara hard skills siswa Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
127
Indonesia tidak kalah dengan negara lain, tetapi secara soft skills (di antaranya EQ, karakter, kedisiplinan, semangat juang, dsb), siswa Indonesia masih harus banyak belajar dari negara-negara lain.Bimbingan dan Konseling di Sekolahmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan pendidikan karena di dalam kegiatan pendidikan terdapat pengajaran, pembimbingan maupun pelatihan. Shertzer dan Stone (dalam Winkel, 2005: 1) mengemukakan bahwa bimbingan (guidance) adalah suatu proses membantu orang-perseorangan untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Dalam kerangka ini, maka bimbingan bisa diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan memanfaatkan
kemampuan kekuatan
dirinya
individu
dan
sendiri
dan
mandiri
sarana
yang
ada
dengan
dan
dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno, 2004: 99). Dengan adanya konsep pendidikan karakter, timbul pertanyaan dimanakah sebenarnya posisi bimbingan dan konseling dalam pengembangan pendidikan karakter? Padahal kalau kita meihat konteks yang ada bahwa bimbingan dan konseling sangat kental dengan karakter, tetapi seolah-olah terjadi
dikotomi
antara
keberhasilan
akademik
dengan
pembentukan
kepribadian. Hal ini kemudian menimbulkan kegelisahan tersendiri, karena sebetulnya
bimbingan
konseling
mempunyai
peran
penting
dalam
meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri.Secara nyata, bimbingan konseling mempunyai kaitan erat dengan ketiga hal ini, sehingga bisa dilihat peran bimbingan
konseling
dalam
meningkatkan
mutu
pendidikan
terutama
pendidikan karakter. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
128
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran
atau kemauan,
dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai
tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum,
proses
penanganan
atau
pembelajaran pengelolaan
dan mata
penilaian, pelajaran,
pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler,
kualitas pengelolaan
hubungan, sekolah,
pemberdayaan sarana
prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah. Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakanbahwa karakter yang baikdidukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan.Bagan dibawah ini merupakan bagan keterkaitan ketiga kerangka pikir ini.
Karakter merupakan kepribadian seseorang yang ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap.Hal tersebut bisa terbentuk dengan adanya
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
129
pembiasaan perilaku. Religius,
Jujur,
Nilai-nilai dalam pendidikan karakter antara lain:
Toleransi,
Disiplin,
Kerja
Keras,
Kreatif,
Mandiri,
Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat/komunikatif,Cinta Damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli sosial, Tanggung jawab.
2.
PROFESI
BIMBINGAN
DAN
KONSELING
BERORIENTAS
KURIKULUM 2013 Profesi merupakan pelayanan yang dilaksanakan secara baik tanpa harus
membeda-bedakan
dimaksudkan
sebagai
individu
bantuan
yang
bagi
hendak
orang
dilayani.
yang
Pelayanan
memerlukan.Layanan
bimbingan dan konseling yang diampu oleh konselor sebagai pendidik yang tidak menggunakan materi pembelajaran sebagai konteks layanan, adalah setting pendidikan khususnya pada jalur pendidikan formal, yang juga mewadahi layanan guru sebagai pendidik, namun yang menggunakan materi pembelajaran sebagai konteks layanan. Perbedaan muatan layanan inilah yang membuat konselor memberikan layanan profesional yang unik yang sosoknya berbeda secara mendasar,
jika dibandingkan dengan guru yang juga
memberikan layanan profesional yang unik yang berbeda secara mendasar dari sosok layanan ahli konselor. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, dan secara lebih operasional UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Dalam UU ini di sebutkan secara jelas dan eksplisit kualifikasi widyaiswara,
pendidik, tutor,
No.20/2003).Pada
yaitu
guru,
instruktur satuan
dan
dosen, fasilitator
pendidikan
dasar
konselor,
pamong
(Pasal 1 dan
belajar,
Butir
menengah
6
UU
(sekolah/
madrasah) berkinerja pendidik yang disebut guru, guru BK atau konselor (sesuai dengan penyebutan yang ada secara eksplisit pada PP No. 74/ 2008 tentang Guru). Yang dimaksud guru BK di sini adalah pendidik yang berstatus guru yang ditugaskan menyelenggarakan pelayanan Bimbingan dan Konseling
(BK),
sedangkan
Konselor
adalah
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
pendidik
yang
sudah
130
menyandang gelar profesi Konselor, yaitu gelar yang diperoleh setamat dari Pendidikan Profesi Konselor (PPK) yang selama ini telah terselenggara di sejumlah LPTK. Dalam hal ini, di sejumlah sekolah/ madrasah di Indonesia telah bertugas pendidik yang bergelar Konselor.Dengan demikian kurikulum yang
dikembangkan
perlu mengefektifkan tenaga pendidik
tersebut di
sekolah/ madrasah (yaitu guru, guru BK atau Konselor). Hal ini telah dengan sangat bijak dikemukakan pada PP No. 74/ 2008 tentang Guru yang sekaligus mencantumkan keberadaan guru, guru BK atau Konselor. Sosok utuh kompetensi konselor mencakup kompetensi akademik dan kompetensi profesional sebagai satu keutuhan. Kompetensi akademik merupakan landasan ilmiah (scientific basic) dan kiat (arts) pelaksanaan layanan profesional bimbingan dan konseling. Landasan ilmiah inilah yang merupakan khasanah pengetahuan dan keterampilan
yang digunakan oleh
konselor (enabling competencies) untuk mengenal secara mendalam dari berbagai segi kepribadian konseli yang dilayani, seperti dari sudut pandang filosofis,
pedagogis,
psikologis,
antropologis,
dan sosiologis.
Landasan-
landasan tersebut dipergunakan untuk mengem-bangkan berbagai program, sarana dan prosedur yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling,
baik
yang berkembang dari hasil penelitian
maupun dari pencermatan terhadap
praksis di bidang bimbingan dan
konseling termasuk di Indonesia, sepanjang perkembangannya sebagai bidang pelayanan profesional. Kompetensi akademik seorang konselor meliputi kemampuan (a) memahami konseli yang hendak dilayani, (b) menguasai khasanah teoretik, konteks,
asas,
dan
prosedur
serta
sarana
yang
digunakan
dalam
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling, (c) menyelenggarakan pelayanan
bimbingan
dan
konseling
yang
memandirikan,
dan
(d)
mengembangkan profesionalitas sebagai konselor secara berkelanjutan yang dilandasi
sikap,
nilai,
dan
kecenderungan
pribadi
Pembentukan kompetensi akade-mik calon konselor
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
yang
mendukung.
ini dilakukan melalui
131
proses pendidikan formal jenjang S-1
dalam bi-dang bimbingan dan
konseling. Kompetensi penyelenggaraan
profesional
bimbingan
dan
yang
utuh
konseling
merupakan
yang
penguasaan
memandirikan,
yang
ditumbuhkan serta diasah melalui latihan menerapkan kompetensi akademik yang telah diperoleh melalui pendidikan akade-mik yang telah disebutkan, melalui latihan yang relatif lama serta beragam situasinya dalam konteks otentik di lapangan yang dikemas sebagai Pendidikan Profesional Konselor, di bawah penyeliaan konselor senior yang bertindak sebagai pembimbing atau mentor. Berikut ini merupakan rincian kompetensi konselor yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini: KOMPETENSI INTI A. KOMPETENSI PEDAGOGIK 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan
2. Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta peri-laku konseli
3. Menguasai esensi pelayanan bim-bingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendi-dikan
KOMPETENSI
a.
Menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya. b. Mengimplementasikan prinsip pendidikan dan proses pembelajaran c. Menguasai landasan budaya dalam praksis pendidikan a. Mengaplikasikan kaidah perilaku manusia, perkembangan fisik dan psikologis individu terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan b. Mengaplikasikan kaidah-kaidah kepribadian, individualitas dan perbedaan konseli terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan c. Mengaplikasikan kaidah-kaidah belajar terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan d. Mengaplikasikan kaidah-kaidah keberbakatan terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan e. Mengaplikasikan kaidah-kaidah kesehatan mental terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan a. Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jalur pendidikan formal, nonformal dan informal b. Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenis pendi dikan umum, kejuruan, keagamaan, dan khusus c. Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenjang pendidikan usia dini,
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
132
dasar dan menengah, serta tinggi. KOMPETENSI KEPRIB ADIAN 4. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
a. b.
c. 5. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih
a.
b.
c. d. e.
f. 6. Menunjukkan integritasdan stabili-tas kepribadian yang kuat
a.
b. c. d. 7. Menampilkan kinerja berkualitas tinggi
a. b. c. d.
Menampilkan kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan toleran terhadap pemeluk agama lain Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan berpotensi Menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada umumnya dan konseli pada khususnya Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan konseli pada khususnya Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak asasinya. Toleran terhadap permasalahan konseli Bersikap demokratis. Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji (seperti ber-wibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten ) Menampilkan emosi yang stabil. Peka, bersikap empati, serta menghormati keragaman dan peru-bahan Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang menghadapi stres dan frustasi Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri Berpenampilan menarik dan menyenangkan Berkomunikasi secara efektif
KOMPETENSI SOSIAL 8. Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja
a.
b.
c.
9. Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling
a.
b.
c.
Memahami dasar, tujuan, organisasi, dan peran pihak-pihak lain (guru, wali kelas, pimpinan sekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah) di tempat bekerja Mengkomunikasikan dasar, tujuan, dan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak-pihak lain di tempat beker-ja Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait di dalam tempat bekerja (seperti guru, orang tua, tenaga administrasi) Memahami dasar, tujuan, dan AD/ART organisasi profesi bim-bingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi Menaati Kode Etik profesi bimbingan dan konseling Aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
133
10. Mengimplementasikan kolaborasi antarprofesi
a.
b.
c. d.
konseling untuk pengembangan diri dan profesi Mengkomunikasikan aspek-aspek profesional bimbingan dan konseling kepada organisasi profesi lain Memahami peran organisasi profesi lain dan memanfaatkannya untuk suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling Bekerja dalam tim bersama tenaga paraprofesional dan profesional profesi lain. Melaksanakan referal kepada ahli profesi lain sesuai dengan keper-luan
KOMPETENSI PROFESIONAL 11. Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli
a. b.
c.
d. e.
f.
g. h.
i. 12. Menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling
a. b. c. d.
e.
f. 13. Merancang program bimbingan dan konseling
a. b.
Menguasai hakikat asesmen Memilih teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling Menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen untuk keperluan bimbingan dan konseling Mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah konseli. Memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen pengungkapan kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi konseli. Memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan kondisi aktual konseli berkaitan dengan lingkung-an Mengakses data dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan bimbingan dan konseling Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan tepat Menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik asesmen Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan konseling. Mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan konseling. Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan bimbingan dan konseling. Mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai kondisi dan tuntutan wilayah kerja. Mengaplikasikan pendekatan /model/jenis pelayanan dan kegiat-an pendukung bimbingan dan konseling. Mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan bimbingan dan konseling. Menganalisis kebutuhan konseli Menyusun program bimbingan dan konseling yang berkelanjutan berdasar kebutuhan peserta didik secara komprehensif dengan
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
134
c. d.
14. Mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif
a. b. c. d.
15. Menilai proses dan kegiatan bimbingan konseling.
hasil dan
a. b. c.
d.
16. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional
a. b.
c. d. e. f.
g. 17. Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseling
a. b. c. d.
pendekatan perkembangan Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling Merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan program bimbingan dan konseling Melaksanakan program bimbingan dan konseling. Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Memfasilitasi perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial konseli Mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseli ng Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program bimbingan dan konseling Melakukan penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan konseling. Menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak terkait Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program bimbingan dan konseling Memahami dan mengelola kekuatan dan keterbatasan pribadi dan profesional. Menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan kewenangan dan kode etik profesional konselor Mempertahankan objektivitas dan menjaga agar tidak larut dengan masalah konseli. Melaksanakan referal sesuai dengan keperluan Peduli terhadap identitas profesional dan pengembangan profesi Mendahulukan kepentingan konseli daripada kepentingan pribadi konselor Menjaga kerahasiaan konseli Memahami berbagai jenis dan metode penelitian Mampu merancang penelitian bimbingan dan konseling melaksanakan penelitian bimbingan dan konseling Memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan dan konseling dengan mengakses jurnal pendidikan dan bimbingan dan konseling
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
135
Dalam kaitannya dengan pengembangan Kurikulum 2013 yang sedang diberlakukan, pelayanan BK yang dimaksud akan memperkuat kurikulum baru itu; oleh karenanya keberadaan pelayanan BK tersebut perlu mendapat tempat dan arahan operasional yang eksplisit jelas dan terukur. Hal ini semua diperlukan untuk menyukseskan kurikulum 2013 yang dimaksud dalam pengembangan potensi peserta didik secara optimal, sesuai dengan fokus pengembangan upaya pendidikan yaitu dikuasainya oleh peserta didik kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang berguna bagi peserta didik, masyarakat, bangsa dan Negara (Pasal 1 Butir 1 UU No. 20/2003)
C. PENUTUP Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya dan membuat indonesia menjadi lebih baik.Dalam upaya membangun karakter sebagai suatu keutuhan perkembangan,sesuai dengan arahan Pasal 4 (3) UU No. 20/2003, Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran sebagai proses pemberdayaan dan pembudayaan.Kualitas penurunan
atau
pendidikan
krisis
terutama
di Indonesia saat ini sedang mengalami yang
berkaitan
dengan
karakter
peserta
didik.Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja,
kebiasaan
menyontek,
penyalahgunaan
narkoba,
pornografi,
dan
perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter untuk remaja terutama yang berada pada masa pubertas. Bimbingan dan Konseling di Sekolahmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan pendidikan karena di dalam kegiatan pendidikan terdapat pengajaran, pembimbingan maupun pelatihan. bimbingan konseling mempunyai peran penting dalam meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri. Secara nyata, bimbingan konseling mempunyai kaitan erat dengan ketiga hal ini, sehingga bisa dilihat peran bimbingan konseling dalam meningkatkan Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
136
mutu pendidikan terutama pendidikan karakter.Dalam kaitannya dengan pengembangan Kurikulum 2013 yang sedang diberlakukan, pelayanan BK yang dimaksud akan memperkuat kurikulum baru itu; oleh karenanya keberadaan pelayanan BK tersebut perlu mendapat tempat dan arahan operasional yang eksplisit jelas dan terukur.
DAFTAR PUSTAKA ABKIN. 2005. Standar Kompetensi Konselor Indonesia. Bandung: PB ABKIN Depdiknas RI, 2008, PenataanPendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Ditjen PMPTK, 2007, Rambu-rambu Penyelenggaraan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Kertajaya, Hermawan (2010). Grow with Character: The Model Marketing. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kartono, ST, 2007. ”Perlunya Bimbingan Konseling”.Didaktika (online). Tersedia:http://qodrat.wordpress.com/2007/10/03/pentingnya-bimbingankonseling-oleh-st-kartono-dalam-didaktika/ Lickona, T.dalam Fajri, M. (2012). Hakikat Pendidikan Karakter. Diambil darihttp://vhajrie27.wordpress.com/2012/02/13/hakikat-pendidikankarakter. Prayitno dan Amti, Erman. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud. Suyanto.(2009). Urgensi Pendidikan Karakter. Diambil http://www.mandikdasmen.depdiknas.go.id/web/pages/urgensi.html
dari
Winkel, W.S. & M.M. Sri Hastuti, 2004.Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
Prosiding Seminar Nasional dan Bedah Buku Pendidikan Karakter dalam Implementasi Kurikulum 2013
137