IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MTs NEGERI GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: SITI FATIMAH NIM : 11111 115
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015
i
ii
IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MTs NEGERI GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: SITI FATIMAH NIM : 11111115
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) Jl.TentaraPelajar 02Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website:www.stainsalatiga.ac.idEmail:
[email protected] PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : Hal
: PengajuanSkripsi
Kepada Yth.Rektor IAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu‟alaikum. Wr. Wb Setelah kami menelitidanmengadakanperbaikanseperlunya, makabersamaini kami kirimkannaskahskripsimahasiswi: Nama
: Siti Fatimah
NIM
: 111 11 115
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Mengembangkan Kepribadian siswa MTs Negeri Grabag
Kabupaten
Magelang
Tahun
Pelajaran
2014/2015 Untukdiajukandalam sidang munaqasyah.Demikianuntukmenjadiperiksa. Wassalamu‟alaikum.Wr. Wb. Salatiga, ........ Mei 2015 Pembimbing
Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. NIP. 19680812 199403 2003
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) Jl.TentaraPelajar 02Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website:www.stainsalatiga.ac.idEmail:
[email protected] SKRIPSI IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MTs NEGERI GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DISUSUN OLEH SITI FATIMAH NIM: 11111115 Telahdipertahankan di depanPanitiaDewanPengujiSkripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan IlmuKeguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga,padatanggal 29 Agustus 2015 dantelahdinyatakanmemenuhisyaratgunamemperolehgelarSarjana S1 Kependidikan Islam. SusunanPanitiaPenguji KetuaPenguji
: Siti Rukhayati, M. Ag
SekretarisPenguji
:Dra. Siti Asdiqoh, M. Si
Penguji I
:Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si
Penguji II
:Drs. Bahroni, M. Pd Salatiga, 29 Agustus2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M. Pd NIP. 19670121 199903 1 002
v
KEMENTERIAN AGAMA RIER INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) Jl.TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website:www.stainsalatiga.ac.idEmail:
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Siti Fatimah
NIM
: 111 11 115
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, ...... Mei 2015 Penulis
Siti Fatimah NIM. 111 11 115
vi
MOTTO
Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama untuk menyelesaikannya.
PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan kepada: Kedua orang tuaku yang sangat aku hormati dan cintai (Bapak Achmad Mulyani dan Ibu Siti Choiriyah), karena dengan bimbingan, kasih sayang, dan doa keduanyalah aku melangkah ke depan dengan optimis untuk meraih cita-cita serta masa depanku. Adik-adikku yang aku sayangi (Chambali dan Huda) dan semua keluargaku yang selalu memberikan aku semangat, terima kasih. Bapak/ IbuDosen IAIN Salatiga yang telah mengajar, mendidik, dan memberikan
begitu banyak ilmu kepada penulis selama dalam
perkuliahan. Tak lupa kepada seluruh teman-temanku angkatan 2011, keluarga besar Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan, serta teman-temanku semua yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu yang selalu memberiku keceriaan dan dukungan, serta almamaterku terima kasih.
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Mengetahui apa yang tampak maupun tersembunyi, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, serta taufiq-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang, semoga pada lahir kelak kita diakui oleh umatnya dan mendapat syafa‟atnya. Amin Skripsi ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan Islam. Adapun judul skripsi ini adalah “IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM
PENGEMBANGAN
KEPRIBADIAN
SISWA
MTs
NEGERI
GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015”. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat berhasil dan terlaksana dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat: 1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan FTIK Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
viii
3.
Bapak Fatchurrahman, M. Pd, selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan pengarahannya.
4.
Ibu Siti Rukhayati, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
5.
Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si, selaku Pembimbing dalam penyusunan Skripsi ini yang dengan tulus ikhlas telah meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran untuk selalu mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Seluruh Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga.
7.
Bapak Abdul Ghofur, S. Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag yang berkenan memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di MTs Negeri Grabag.
8.
Kedua orang tuaku (Bapak Achmad Mulyani dan Ibu Siti Choiriyah), adik-adikku (Chambali dan Huda), semua keluargaku, dan temantemanku, mereka yang selalu memberikan doa serta motivasinya, baik moral maupun spiritual.
9.
Keluarga besar Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag.
10.
Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan
dan
dukungannya
hingga
peneliti
dapat
menyelesaikan skripsi ini. Harapan peneliti semoga amal baik dari beliau semua mendapatkan balasan yang sesuai dan mendapatkan ridho Allah SWT. Peneliti sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, peneliti membuka tangan yang selebar-lebarnya terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun
ix
demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan peneliti pada khususnya.
Salatiga, 4 Juni 2015
Penulis
x
ABSTRAK Fatimah, Siti. 2015. Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Pengembangan Kepribadian Siswa MTs Negeri Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, M. Si. Kata kunci: Program Bimbingan Konseling,dan Kepribadian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Program Bimbingan Konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs N Grabag. Fokus penelitian ini yaitu: 1) Apa saja program bimbingan konseling di MTs Negeri Grabag? 2) Bagaimana implementasi program bimbingan konseling dalam mengembangkan kepribadian siswa? 3) Apa saja faktor pendukung pelayanan bimbingan konseling? 4) Apa saja hambatan pelayanan bimbingan konseling? 5) Bagaimana alternatif pemecahan masalah? 6) Bagaimana kepribadian siswa setelah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dilaksanakan di MTs N Grabag dimulai dari tanggal 25 November-15 Desember 2014. Responden dalam penelitian ini adalah Kepala Madrasah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, guru bimbingan konseling, wali kelas, dan siswa yang bersangkutan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, dokumentasi, dan observasi. Data dikumpulkan berdasarkan catatan lapangan dan observasi kemudian data ditranskip menjadi data yang lengkap. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Program bimbingan konseling di MTs N Grabag meliputi layanan orientasi, layanan bimbingan kepribadian, layanan bimbingan sosial, layanan bimbingan belajar, dan layanan karier; (2) Pelaksanaan program bimbingan konseling dalam mengembangkan kepribadian siswa yaitu dengan memberikan penyuluhan kelompok, melakukan pendataan masalah siswa, melakukan evaluasi kegiatan; (3) Faktor pendukungpelaksanaan bimbingan konseling meliputi adanya fasilitas yang memadai,adanya kerjasama antar semua pihak Madrasah, serta tugas konselor dipegang oleh orang yang ahli dalam bidang konseling; (4) Hambatan pelaksanaan bimbingan konseling antara lain, kurang sinergisnya antara guru bimbingan konseling dengan beberapa pihak, kurang kerjasama dari orang tua siswa, asas kejujuran yang belum terpenuhi, pandangan negatif anak tentang bimbingan konseling; (5) Alternatif pemecahan masalah antara lain, memperkenalkan anak tentang bimbingan konseling sejak awal, menjalin kerjasama dengan semua pihak, melakukan home visite, sharring antar sesama konselor; (6) Kepribadian siswa setelah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling mengalami pengembangan ke arah lebih baik, seperti masalah belajar dan beribadah, masalah tata tertib sekolah, dan lebih rajin dan memanfaatkan waktu luang untuk belajar.
xi
DAFTAR ISI SAMPUL
............................................................................................. i
LEMBAR BERLOGO
..................................................................... ii
HALAMAN JUDUL
..................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN
................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK
..................... vi
................................. vii
..................................................................... vii
............................................................................................. xi
DAFTAR ISI
................................................................................. xii
DAFTAR TABEL
................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
......................................................... 1
B. Fokus Penelitian
..................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian
..................................................................... 9
D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 10 E. Penegasan Istilah
..................................................................... 10
F. Metode Penelitian
..................................................................... 12
G. Sistematika Penulisan
......................................................... 19
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Bimbingan Konseling xii
1.
Pengertian Bimbingan Konseling
.................................. 21
2.
Program Bimbingan Konseling .............................................. 22
3.
Tujuan Bimbingan Konseling
4.
Sifat dan Fungsi Bimbingan Konseling .................................. 25
5.
Asas-asas Bimbingan Konseling .............................................. 27
6.
Sasaran Bimbingan Konseling
7.
Jenis Layanan Bimbingan Konseling
8.
Undang-undang Bimbingan Konseling .................................. 34
.............................................. 24
.............................................. 29 .................................. 30
B. Teori Kepribadian 1.
Pengertian Kepribadian .......................................................... 36
2.
Aspek-aspek Kepribadian
3.
Jenis-jenis Kepribadian .......................................................... 38
4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian ...................... 41
5.
Perkembangan Kepribadian
.............................................. 37
.............................................. 44
BAB III PAPARAN DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum 1.
Sejarah Singkat Madrasah
2.
Identitas Madrasah
3.
Visi, Misi dan Tujuan Madrasah
4.
Data Guru dan Karyawan MTs Negeri Grabag ...................... 51
5.
Struktur Organisasi Madrasah
6.
Keunggulan Atau Prestasi Madrasah
7.
Visi dan Misi Bimbingan Konseling Di Mts N Grabag .......... 58
8.
Program Layanan Bimbingan Konseling .................................. 58
9.
Struktur Organisasi Bimbingan Konseling
B. Data Informan
.............................................. 48
.......................................................... 49 .................................. 50
.............................................. 55 .................................. 57
...................... 61
...................................................................... 62
C. Temuan Penelitian 1. Program Bimbingan Konseling di MTs N Grabag................... 68 2. Implementasi
Program
Bimbingan
Konseling
dalam
Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag.................. 72
xiii
3. Faktor Pendukung Pelaksanaan Bimbingan Konseling dalam Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag.................. 75 4. Faktor Penghambat Pelaksanaan Bimbingan Konseling dalam Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag.................. 78 5. Alternatif Pemecahan Masalah dalam mengatasi hambatan Pelaksanaan Bimbingan Konseling di Madrasah...................... 80 6. Kepribadian
Siswa
Setelah
Mendapatkan
Pelayanan
Bimbingan Konseling di Madrasah........................................... 82
BAB IV PEMBAHASAN A. Bentuk Program Bimbingan Konseling di MTs Negeri Grabag......................................................................................... 87 B. Pelaksanaan
Program
Bimbingan
Konseling
dalam
Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag.................... 91 C. Faktor Pendukung Pelaksanaan Bimbingan Konseling dalam Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag.................... 93 D. Faktor Penghambat Pelaksanaan Bimbingan Konseling dalam Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag.................... 95 E. Alternatif Pemecahan Masalah dalam mengatasi hambatan Pelaksanaan Bimbingan Konseling di Madrasah........................ 98 F. Kepribadian
Siswa
Setelah
Mendapatkan
Pelayanan
Bimbingan Konseling di Madrasah............................................. 100
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................. 104 B. Saran............................................................................................ 107
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DATA TABEL dan DATA BAGAN
Tabel I
Data Guru Dan Karyawan......................................................... 52
Tabel II
Program Pelayanan Bimbingan Konseling............................... 58
Bagan I
Struktur Organisasi Madrasah................................................... 56
Bagan II
Struktur Organisasi BK............................................................. 61
xv
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1
Daftar Pustaka
LAMPIRAN 2
Daftar Riwayat Hidup
LAMPIRAN 3
Permohonan Ijin Penelitian
LAMPIRAN 4
Surat Keterangan Kepala Madrasah
LAMPIRAN 5
Nota Pembimbing
LAMPIRAN 6
Pedoman Wawancara dan hasil wawancara
LAMPIRAN 7
Daftar SKK
LAMPIRAN 8
Lembar Konsultasi Skripsi
LAMPIRAN 9
Foto
LAMPIRAN 10
Contohpelayanan
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam situasi global sekarang ini semakin membuat kehidupan yang kompetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi global ini telah mendorong manusia
untuk
terus
berfikir
dan
meningkatkan
kemampuan. Sedangkan dampak negatifnya adalah: (1) kerusakan hidup di kalangan masyarakat yang semakin meningkat karena banyaknya konflik, stress, kecemasan, dan frustasi; (2) adanya kecenderungan pelanggaran disiplin, kolusi dan korupsi, makin sulit diterapkannya ukuran baik-jahat dan benar-salah secara lugas; (3) adanya ambisi kelompok yang menimbulkan konflik, tidak hanya konflik psikis, tetapi juga konflik fisik; dan (4) pelarian dari masalah melalui jalan pintas, yang bersifat sementara dan adiktif seperti penggunaan obat-obatan yang terlarang (Yusuf dan Nurihsan, 2005: 1). Oleh karena itu untuk menangkal dan mengatasi masalah tersebut perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia kearah yang lebih baik, yaitu mencakup pembangunan manusia sebagai insan, atau pun menekankan pada harkat, martabat, hak dan kewajiban manusia itu sendiri. Pembangunan manusia sebagai insan tidak terbatas pada kelompok umur tertentu, tetapi berlangsung dalam seluruh kehidupan manusia, dan salah satu kelompok
1
manusia yang sedang dalam proses dibangun adalah peserta didik dalam bidang pendidikan. Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami
perubahan,
perkembangan,
sehingga
masih
memerlukan
bimbingan dan arahan dalam mengembangkan kepribadian siswa serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran. Sebagai individu yang tengah mengalami fase perkembangan, tentu peserta didik masih banyak memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan untuk menuju kesempurnaan. Program bimbingan dan konseling di sekolah merupakan sejumlah kegiatan bimbingan dan konseling yang direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu (Munir, 2010: 272). Bimbingan merupakan “helping” yang identik dengan “aiding, assisting, atau availing,” yang berarti bantuan atau pertolongan. Makna bantuan dalam bimbingan menunjukkan bahwa yang mengambil keputusan adalah individu atau peserta didik itu sendiri. Dalam proses bimbingan, pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi berperan sebagai fasilitator (Yusuf dan Nurihsan, 2005: 6). Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada individu atau para siswa agar ia dapat mandiri dengan pemberian nasehat, gagasan, atau alat yang didasarkan kepada norma-norma yang berlaku (Asdiqoh, 2014: 3).
2
Hal ini berarti seorang individu itu harus mampu memahami dirinya sendiri, dan menerima dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Istilah bimbingan seringkali dirangkai dengan istilah konseling. Yusuf sebagaimana dikatakan dalam bukunya (Surya dan Rohman, 1986: 25) mengatakan bahwa konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang, di mana yang seorang itu disebut klien untuk dibantu supaya lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.
Suasana
hubungan
konseling
meliputi
penggunaan
wawancara (hubungan tatap muka) untuk memperoleh dan memberikan berbagai informasi, melatih atau mengajar, meningkatkan kematangan, memberikan bantuan melalui pengambilan keputusan dan usaha-usaha penyembuhan (terapi). Konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu, yaitu membantu orang lain agar mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya (Yusuf dan Nurihsan, 2005: 9). Jadi, bimbingan dan konseling ini adalah usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan dengan harapan ia dapat memecahkan masalahnya sendiri dan juga dapat memahami dirinya sendiri sesuai dengan kemampuannya.
3
Keberadaan program bimbingan dan konseling pada saat ini sudah lebih baik dan tertata jika dibandingkan dengan era sebelumnya. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan
dan
pengajaran,
sehingga
memiliki
kontribusi
terhadap
keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Penerapan bimbingan dan konseling ini dilakukan sebagai upaya menjembatani siswa agar mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya baik itu menyangkut aspek fisik atau pun psikis. Kemampuan
mengelola
(merencanakan,
melaksanakan,
dan
mengevaluasi) program bimbingan dan konseling di sekolah merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki atau dikuasai oleh guru pembimbing. Sebagaimana tugas guru yang dijelaskan dalam QS. Ali Imron: 159, yang berbunyi:
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang bertawakkal kepada-Nya”. Berdasarkan hal di atas, maka dalam menyusun program bimbingan dan konseling di sekolah harus melibatkan berbagai pihak yang terkait seperti 4
kepala sekolah, para guru, guru bimbingan konseling, tenaga administrasi, komite sekolah, dan orang tua murid. Penyusunan program bimbingan dan konseling ini harus merujuk kepada kebutuhan sekolah secara umum (Asdiqoh, 2014: 77). Yusuf sebagaimana dikatakan dalam buku (Muro dan Kottman, 1995: 26) mengemukakan bahwa struktur program bimbingan dan konseling diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu: 1. Layanan dasar bimbingan, yaitu layanan bantuan bagi peserta didik melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas, yang disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal. 2. Layanan responsif, yaitu layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan atau pertolongan dengan segera. 3. Layanan perencanaan individual, yaitu layanan bantuan kepada semua siswa agar mampu membuat dan melaksanakan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya. 4. Dukungan sistem, yaitu komponen layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada siswa, atau menfasilitasi kelancaran perkembangan siswa. Berdasarkan uraian di atas, untuk layanan dasar bimbingan, layanan responsif, dan layanan perencanaan individual merupakan bentuk pemberian layanan bimbingan konseling kepada para siswa secara langsung. Sedangkan
5
untuk dukungan sistem, ia lebih mengacu kepada penyediaan fasilitas guna membantu kelancaran dalam proses bimbingan dan konseling tersebut. Pada dasarnya jiwa manusia dibedakan menjadi dua aspek, yaitu aspek kemampuan (ability) dan aspek kepribadian (personality). Aspek kemampuan meliputi prestasi belajar, inteligensi, dan bakat. Sedangkan aspek kepribadian meliputi watak, sifat, penyesuaian diri, minat, emosi, sikap, dan motivasi. Gagasan tersebut memberikan gambaran kesan tentang apa yang dipikirkan, dirasakan, dan diperbuat, yang terungkap melalui perilaku. Dalam lingkungan sekolah, siswa membutuhkan pelayanan bimbingan dan konseling untuk bisa menjadi pribadi yang baik, dan individu yang bertanggung jawab terhadap kewajibannya di sekolah. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa peserta didik membutuhkan bimbingan dan konseling dalam hal sosial-pribadi. Bimbingan dan konseling sosial-pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalahmasalah sosial-pribadinya, seperti masalah hubungan dengan teman, dengan guru, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat, maupun dalam menyelesaikan konflik. Bimbingan sosial-pribadi ini diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah pada dirinya sendiri. Pelayanan bimbingan ini diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif, serta
6
ketrampilan-ketrampilan sosial-pribadi yang tepat (Yusuf dan Nurrihsan, 2005: 11). Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag merupakan sebuah institusi yang di dalam pendidikannya memberikan pelayanan tentang bimbingan dan konseling, walaupun pelayanan bimbingan dan konseling ini tidak dimasukkan ke dalam mata pelajaran di kelas, tetapi dalam pelaksanaannya membutuhkan aplikasi atau cara dan waktu yang tepat guna membimbing siswa agar mempunyai wawasan dan mempunyai kepribadian yang baik serta bertanggungjawab. Pelayanan bimbingan dan konseling akan berjalan lancar dan berhasil sesuai programnya apabila didukung oleh beberapa hal, di antaranya: (1) pelayanan bimbingan dan konseling ini harus serasi dengan tujuan dari program sekolah; (2) adanya kerja sama dari seluruh staf sekolah; (3) pemberian layanan bimbingan konseling harus konselor yang ahli dalam bidang bimbingan konseling; (4) pembimbing harus mengerti kondisi dan keadaan siswa yang dibimbingnya, dan (5) adanya fasilitas-fasilitas yang memadai guna membantu proses pelayanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan wawancara sebelum ke lapangan terhadap siswa MTs N Grabag (dokumen kamis, 09 oktober 2014), pelayanan bimbingan dan konseling di MTs Negeri Grabag sebagai pelayanan yang melayani dan membimbing terhadap siswa-siswi yang melanggar peraturan sekolah untuk diberikan sanksi agar mereka jera dan bisa mempertanggung jawabkan perbuatan mereka. Berhasil atau tidaknya suatu layanan bimbingan dan konseling itu
7
ditentukan dari bagaimana pelaksanaan atau aplikasinya terhadap peserta didik. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MTs NEGERI GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015. B. Fokus Masalah Dalam melakukan penelitian ini penulis memberikan fokus masalah sebagai berikut: 1.
Apa saja program bimbingan dan konseling yang diterapkan di MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015?
2.
Bagaimana implementasi program bimbingan dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015?
3.
Apa saja faktor pendukung pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015?
4.
Apa saja faktor penghambat pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015?
8
5.
Bagaimana solusi yang diambil dalam memecahkan faktor penghambat pelaksanaan program bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015?
6.
Bagaimana kepribadian
siswa
setelah
mendapatkan
pelayanan
bimbingan dan konseling? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam penelitian ini mengacu pada permasalahan tersebut diatas adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui program bimbingan dan konseling yang diterapkan di MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui implementasi program bimbingan dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015. 3. Untuk mengetahui faktor pendukung pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015. 4. Untuk mengetahui faktor penghambat pelaksanaan program bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015. 5. Untuk mengetahui solusi yang diambil dalam memecahkan faktor penghambat
pelaksanaan
program
bimbingan
konseling
dalam
pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015.
9
6. Untuk mengetahui kepribadian siswa setelah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling. D. Kegunaan Penelitian Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Diharapkan
penelitian
ini
dapat
memberikan
kontribusi
bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan menjadi masukan serta pertimbangan bagi keberlangsungan pendidikan dan layanan bimbingan konseling di IAIN Salatiga. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, baik bagi guru, pembaca, atau pun peneliti sendiri dalam hal memberikan wawasan pengetahuan tentang pembelajaran psikologi dan pelayanan program bimbingan dan konseling di sekolah. E. Penegasan Istilah 1. Implementasi Dalam kamus besar bahasa Indonesia, implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan. Implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai dan sikap.
10
Dalam penelitian ini implementasi dimaknai sebagai pelaksanaan dari program bimbingan dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa di MTs Negeri Grabag. 2. Bimbingan dan Konseling Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada individu agar ia dapat mandiri dengan menggunakan bahan berupa interaksi nasehat, gagasan, dan alat yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku (Asdiqoh, 2014: 3). Konseling merupakan layanan utama bimbingan dalam upaya membantu individu agar mampu mengembangkan dirinya dan mengatasi masalahnya, melalui hubungan face to face atau melalui media, baik secara perorangan maupun kelompok (Yusuf dan Nurihsan, 2005: 82). Adapun yang dimaksud bimbingan dan konseling dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pelayanan program bimbingan dan konseling terhadap siswa di MTs Negeri Grabag. 3. Kepribadian Kepribadian adalah kesan yang diberikan seseorang kepada orang lain yang diperoleh dari apa yang dipikir, dirasakan, dan diperbuat yang terungkap melalui perilaku (Djaali, 2007: 2). Kepribadian merupakan tingkah laku yang dimiliki seseorang dalam melakukan aktivitasnya seharihari yang menyebabkan orang tersebut memiliki sifat yang berbeda dengan orang lain (Jalaluddin, 2000: 42).
11
Adapun yang dimaksud kepribadian dalam penelitian ini adalah perubahan kepribadian siswa setelah mendapatkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Jadi, yang dimaksud dalam judul penelitian ini adalah pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa di MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015.
F. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan ilmu yang membahas metode ilmiah dalam proses penelitian (Suprayogo
dan Tabroni, 2003:7). Untuk
mendapatkan hasil penelitian yang baik, cermat dan akurat, maka pada penelitian ini akan digunakan tahap-tahapan sebagai berikut: 1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research)
dalam pelaksanaannya menggunakan metode pendekatan
penelitian
kualitatif. Dalam laporan penelitian ini data memungkinkan berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, dan dokumen lainnya. Sugiyono (2012: 9) menyatakan bahwa: “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data yang dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi”.
12
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu mengenai
implementasi
program
bimbingan dan konseling dalam
pengembangan kepribadian siswa di MTs Negeri Grabag. 2.
Kehadiran Penelitian Kehadiran peneliti pada penelitian kualitatif sangatlah penting. Karena
peneliti harus melakukan pengamatan sekaligus terjun langsung di lapangan untuk mendapatkan hasil yang diperlukan untuk menunjang penelitiannya. Maka, peneliti akan melakukan penelitian langsung di MTs Negeri Grabag, serta akan melakukan wawancara dan observasi dengan subjek penelitian di MTs Negeri Grabag. 3.
Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif, segala sesuatu yang akan dicari dari objek
penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian. Selain itu dalam memandang realitas, penelitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik (menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisahpisahkan ke dalam variabel-variabel penelitian. Kalaupun dapat dipisahpisahkan, variabelnya akan banyak sekali. Dengan demikian, dalam penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Oleh karena itu dalam
13
penelitian kualitatif ini adalah the researcher is the key instrument. Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif. (Sugiyono: 2012:223) 4.
Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah di MTs Negeri Grabag.
Adapun alasan pemilihan tempat penelitian di MTs Negeri Grabag yaitu berkaitan dengan upaya pengembangan kepribadian peserta didik di MTs Negeri Grabag sangatlah penting. Oleh karena itu, guru pembimbing dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling di MTs Negeri Grabag perlu terus dikembangkan, salah satunya dengan menyusun rencana atau program bimbingan dan koseling. Pelaksanaan program bimbingan konseling ini merupakan asset yang perlu dilestarikan dan dijaga kualitasnya, sehingga pelaksanaan program bisa berjalan lancar dan mencapai tujuan. 5.
Sumber Data Adapun sumber data yang digunakan pada penelitian ini ada dua
macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. a.
Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang dikumpulkan langsung
dari tangan pertama, yaitu kata-kata dan tindakan subjek serta gambaran dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data. Data tersebut diperoleh secara langsung dari orangorang yang dipandang mengetahui masalah yang akan dikaji dan bersedia
14
memberi data yang diperlukan. Pada penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kepala sekolah, waka kesiswaan, guru bimbingan konseling, wali kelas, dan juga siswa-siswi yang bersangkutan di MTs Negeri Grabag. b.
Sumber Data Sekunder Data sekunder adalah data informasi yang diperoleh dari sumber-
sumber lain selain data primer. Diantaranya buku-buku literatur, internet, majalah atau jurnal ilmiah, arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini data sekunder yaitu dokumen-dokumen tentang siswa yang pernah mendapatkan dan memanfaatkan layanan bimbingan konseling, dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan program bimbingan dan konseling. 6. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang relevan dengan fokus penelitian, maka teknik pengumpulan data yang akan dipakai meliputi: a. Metode Wawancara Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. (Sugiyono, 2012:231) Metode wawancara yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan kepada beberapa informan meliputi: (1) data tentang bentuk program 15
bimbingan dan konseling di MTs N Grabag, (2) data tentang pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs N Grabag, (3) data tentang faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program bimbingan dan konseling di Madrasah, (4) data mengenai solusi yang ditempuh dalam mengatasi faktor penghambat pelaksanaan program bimbingan konseling, dan (5) data mengenai perubahan kepribadian siswa setelah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling di Madrasah. Informan dalam wawancara ini adalah Kepala Sekolah MTs Negeri Grabag, waka kesiswaan, guru bimbingan konseling, wali kelas dan siswa-siswa yang pernah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling. b. Metode Observasi Metode observasi adalah pengumpulan data dengan pengamatan langsung kepada objek penelitian (Surakhmad, 1994:164). Metode ini digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisi lingkungan MTs Negeri Grabag, baik keadaan siswa maupun gurunya. Pengamatan disini termasuk juga didalamnya peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun langsung diperoleh dari mata (Moloeng, 2006:174). Posisi penelitian di sini adalah sebagai observer participant. Dalam kaitan ini, peneliti dituntut untuk langsung terjun ke lokasi untuk mengadakan pengamatan dan penelitian supaya mendapatkan data yang diinginkan.
16
c. Metode Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa
berbentuk
tulisan,
gambar,
atau
karya-karya
monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2012:240). D;alam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, peraturan rapat, catatan seharian dan sebagainya (Arikunto, 1989:131). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah MTs Negeri Grabag, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di MTs Negeri Grabag. 7. Teknik Analisis Data Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah. Miles dan Huberman (1992: 15-19) mengatakan bahwa analisis data kualitatif itu meliputi komponen kegiatan, yakni: a. Pengumpulan data Pengumpulan data lapangan berwujud kata-kata dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
17
b. Reduksi data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyederhanaan, transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. c. Penyajian data Penyajian di sini dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. d. Penarikan kesimpulan / verifikasi Pada bagian ini hanyalah sebagian dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. 8. Pengecekan Keabsahan Data Untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan dalam penelitian memiliki tingkat kebenaran atau tidak, maka perlu dilakukan pengecekan data yang disebut dengan validitas data. Untuk menjamin validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap
data
itu.
Dalam
penelitian
ini
peneliti
memanfaatkan teknik triangulasi dengan sumber dan triangulasi dengan metode.
18
G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasan dan penelaahan yang jelas dalam membaca skripsi ini, maka disusunlah sistematika hasil penelitian kualitatif, secara garis besar sebagai berikut: 1. Bagian Awal Bagian awal ini, meliputi: sampul, lembar berlogo, judul (sama dengan
sampul),
persetujuan
pembimbing,
pengesahan
kelulusan,
pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dan daftar lampiran. 2. Bagian Inti Pada bagian inti dalam skripsi ini, memuat data: BAB I : Pendahuluan Bagian pendahuluan ini meliputi Latar Belakang Masalah, Fokus Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulis Skripsi. BAB II : Kajian Pustaka Dalam bab ini dibahas studi tentang teori bimbingan konseling, dan teori kepribadian. BAB III: Paparan Data dan Temuan Penelitian Pada bab ini berisi tentang Gambaran Umum tentang sejarah MTs Negeri Grabag, Visi dan Misi MTs Negeri Grabag, Visi dan Misi
19
dari bimbingan konseling di Madrasah, keunggulan Madrasah, dan Data Hasil Wawancara meliputi: Data tentang implementasi program
bimbingan
dan
konseling dalam
pengembangan
kepribadian siswa di MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015. BAB IV: Analisis Data Penelitian Pada bab ini berisi tentang program-program bimbingan dan konseling yang diterapkan di MTs Negeri Grabag, implementasi program bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa, faktor pendukung pelaksanaan program bimbingan konseling, faktor penghambat pelaksanaan program bimbingan konseling, serta solusi yang ditempuh untuk menyelesaikan masalah/ hambatan tersebut, dan perkembangan kepribadian siswa setelah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling. BAB V: Penutup Pada bab ini berisi tentang kesimpulan serta saran-saran. 3. Bagian Akhir Bagian akhir dari skripsi ini, memuat: Daftar Pustaka, Lampiranlampiran, dan Daftar Riwayat Hidup Penulis.
20
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian bimbingan dan konseling Dilihat dari berbagai sumber kita akan menjumpai berbagai macam pengertian-pengertian yang berbeda mengenai bimbingan dan konseling, tergantung dari sumber yang merumuskannya. Perbedaan tersebut hanyalah perbedaan dari sudut mana kita melihatnya (Tohirin, 2007: 16). Selanjutnya akan diuraikan beberapa pengertian mengenai bimbingan dan konseling. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan kontruktif terhadap tuntutan norma kehidupan (agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial). Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan dalam suasana hubungan tatap muka antara seorang ahli dalam bidang bimbingan dengan seorang individu yang sedang mengalami suatu masalah atau kesulitannya sendiri (Asdiqoh, 2014: 3). Bimbingan dan konseling merupakan proses interaksi antara konselor dengan klien/ konsele baik secara langsung ( face to face) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau via telepon) dalam rangka 21
membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya. Melihat dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan kepada seorang individu yang mengalami suatu masalah untuk dicarikan solusi dan dapat memahami dirinya sesuai dengan kemampuan dan potensinya untuk bisa menyesuaikan diri dengan keluarga, sekolah, dan masyarakat. 2. Program bimbingan dan konseling Program adalah rangkaian perintah yang sistematis yang disimpan dalam satu file sehingga menghasilkan satu hasil yang dikehendaki. Program bimbingan dan konseling merupakan suatu rangkaian kegiatan bimbingan dan konseling yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode tertentu. Munir (2010: 272) menyatakan bahwa program bimbingan dan konseling di sekolah adalah sejumlah kegiatan bimbingan dan konseling yang direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Program layanan Bimbingan dan Konseling, mencakup: a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan individu. Oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
22
b. Program bimbingan dan konseling harus bersifat fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga. c. Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi. d. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu diadakan penilaian secara teratur dan terarah. Dilihat dari dimensi fleksibilitas, program bimbingan dan konseling hendaknya dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi nyata di lapangan. Akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa kegiatan bimbingan dilakukan semaunya atau tidak terencana. Jika ini yang terjadi, maka posisi bimbingan hanya sebatas pelengkap yang berarti tergantung situasi dan orang-orang memahami bukan sebagai sebuah system. Pelaksanaan
program
bimbingan
dan
konseling
merupakan
implementasi program sesuai metode, waktu, personil, sasaran dan sarana yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan program yang telah ditentukan. Pelaksanaan ini juga didahului pengorganisasian seluruh komponen yang diperlukan dalam implementasi program, maka perlu ditata, disiapkan, dan disenergikan komponen-komponen implementasi program. Oleh karena itu pengorganisasian personil, fasilitas, sarana-prasarana, metode, dan waktu perlu dilakukan sehingga seluruh aspek itu siap digerakkan menuju pelaksanaan program secara efektif dan efisien. Mengingat hal tersebut, maka program bimbingan dan konseling khususnya di
23
lingkungan pendidikan harus diarahkan kepada usaha pencapaian tujuantujuan pendidikan (Munir, 2010: 109). Dengan kata lain program bimbingan dan konseling merupakan salah satu keharusan sebagai salah satu aspek pembaharuan yang dipandang penting bagi penunjang suksesnya proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa program bimbingan dan konseling merupakan serangkaian rencana kegiatan layanan yang disusun secara sistematis berdasarkan pada analisis kebutuhan, dan secara keseluruhan bertujuan untuk menunjang pencapaian tujuan, visi dan misi sekolah. 3. Tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah Bimbingan dan konseling memberikan manfaat yang sangat besar dalam dunia pendidikan. Tidak hanya sebagai sebuah layanan saja, akan tetapi bimbingan dan konseling memang dibentuk untuk melengkapi sarana perwujudan tujuan pendidikan. Berikut tujuan bimbingan dan konseling dibagi atas dua kategori yaitu tujuan umum dan tujuan khusus (Ketut, 2000: 28). a. Tujuan Umum Sesuai pengertian bimbingan dan konseling sebagai suatu upaya membentuk perkembangan kepribadian siswa secara optimal, maka secara umum layanan bimbingan dan konseling di tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas harus dikaitkan dengan pengembangan sumber daya manusia. Dalam rangka
24
menjawab tantangan kehidupan masa depan yaitu adanya relevansi program pendidikan dengan tuntutan dunia kerja, maka secara umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu siswa mengenal bakat, minat, kemampuan, dan memilih serta menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan untuk merencanakan karir yang sesuai dengan dunia kerja. b. Tujuan Khusus Secara khusus layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi sosial, belajar, dan karir. Bimbingan pribadi sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi sosial dalam mewujudkan pribadi yang bertakwa, mandiri, dan bertanggung jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karir dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi kerja yang produktif. Dilihat dari tujuan umum dan khusus di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan bimbingan dan konseling pada dasarnya membimbing dan mendidik siswa agar mampu melewati tantangan kehidupan di masa depan, serta dengan mengenal bakat, minat dan kemampuan mereka, siswa diarahkan untuk mengembangkan dirinya yang meliputi aspek pribadi sosial, belajar dan karir. Sehingga siswa bisa menjadi seorang pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.
25
4. Sifat dan Fungsi Bimbingan dan Konseling Sudianto dan Nurihsan (2005: 14) menyatakan bahwa dalam pelayanan bimbingan dan konseling harus mempunyai sifat sebagai berikut: a. Pencegahan: sifat bimbingan dan konseling yang menghasilkan tercegahnya
atau
terhindarnya
peserta
didik
dari
berbagai
permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat menganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses perkembangannya. b. Penyembuhan: sifat bimbingan dan konseling yang menghasilkan terentasnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. c. Perbaikan: sifat bimbingan dan konseling untuk memperbaiki kondisi peserta didik dari permasalahan yang dihadapinya sehingga dapat berkembang secara optimal. d. Pemeliharaan: sifat bimbingan dan konseling untuk menjaga terpeliharanya kondisi individu yang sudah baik agar tetap baik. e. Pengembangan:
sifat
bimbingan
dan
konseling
untuk
mengembangkan berbagai potensi dan kondisi positif individu dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. Sedangkan untuk fungsi bimbingan dan konseling itu sendiri pada dasarnya dilakukan dalam rangka membentuk upaya pemahaman,
26
pencegahan, pemeliharaan, dan penyembuhan yang setiap upaya tersebut mengacu kepada berbagai fungsi, diantaranya: a. Fungsi pemahaman: yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik. b. Fungsi penyaluran: yaitu membantu peserta didik dalam memilih jurusan sekolah, jenis sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri-ciri kepribadian lainnya. c. Fungsi adaptasi: yaitu membantu petugas-petugas di sekolah, khususnya guru, untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap minat, kemampuan, dan kebutuhan para peserta didik. d. Fungsi
penyesuaian: yaitu membantu peserta didik untuk
memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannya secara optimal. Sesuai dengan tujuan dan fungsinya di atas, jadi bimbingan dan konseling
diarahkan
kepada
terselenggaranya
dan
terpenuhinya
keperluan akan bantuan dalam hal pendataan, informasi dan orientasi, konsultasi, dan komunikasi kepada peserta didik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. 5. Asas-asas bimbingan dan konseling Pemenuhan asas-asas bimbingan dan konseling akan semakin memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan
27
bimbingan dan konseling (Sudianto dan Nurrihsan, 2005: 17). Adapun asasasas yang dimaksud yaitu: a. Kerahasiaan: segala sesuatu yang dibicarakan peserta didik kepada pembimbing tidak boleh disampaikan kepada orang lain. b. Kesukarelaan: pelaksanaan bimbingan dan konseling berlangsung atas dasar kesukarelaan dari kedua belah puhak. c. Keterbukaan: bimbingan dan konseling dapat berhasil dengan baik jika peserta didik yang bermasalah mau mmenyampaikan masalahnya yang dihadapi kepada guru pembimbing dan guru pembimbing bersedia membantunya. d. Kekinian: masalah yang ditangani bimbingan dan konseling itu masalah sekarang walaupun ada kaitannya dengan masalah yang sudah lampau dan yang akan datang. e. Kemandirian: bimbingan dan konseling mambantu peserta didik agar dapat mandiri atau tidak be gantung kepada pembimbing dan orang lain. f. Keahlian: bimbingan dan konseling merupakan layanan profesional yang harus dilakukan oleh tenaga profesional/ahli yang khusus dididik untuk melakukan tugas ini. g. Alih tangan: bila usaha bimbingan dan konseling telah dilakukan secara optimal, tetapi belum berhasil atau masalahnya di luar kewenangannya, maka penanganannya dapat dialih tangankan kepada pihak lain yang berwenang.
28
h. Tutwuri handayani: bimbingan dan konseling hendaknya secara keseluruhan
dapat
memberikan
rasa
aman,
mengembangkan
keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik. Jadi dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan dan konseling itu dapat berjalan dengan lancar apabila konselor maupun klien dapat menjalankan asas-asas di atas, baik dari konselor agar mendapat kepercayaan dari klien dan juga menjalankan sesuai tugasnya, maupun dari klien agar dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Selain itu agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam praktik pemberian layanan bimbingan dan konseling tersebut. 6. Sasaran bimbingan dan konseling Sasaran bimbingan dan konseling adalah tiap-tiap pribadi siswa secara perseorangan, dalam arti mengembangkan apa yang ada pada diri tiap-tiap individu siswa secara optimal agar masing-masing individu dapat berguna, baik bagi dirinya, lingkungan, dan masyarakat pada umumnya (Tohirin, 2007: 59). Sasaran pengembangan pribadi tiap-tiap siswa dengan pelayanan bimbingan dan konseling yaitu melalui kemampuan pengungkapan, pengenalan,
penerimaan
diri,
pengenalan
lingkungan,
pengambilan
keputusan, pengarahan diri dan perwujudan diri. Sebenarnya bimbingan dan konseling dapat bergerak di mana saja, baik di sekolah maupun di masyarakat yang lebih luas. Dalam lingkungan sekolah, titik berat
29
bimbingan dan konseling adalah yang berhubungan dengan pendidikan pengajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa sasaran dalam bimbingan konseling ini tidak terbatas serta tidak tergantung umur, sehingga pelayanan bimbingan dan konseling ini bisa dilakukan dalam lingkungan sekolah juga bisa dalam lingkungan masyarakat, karena tujuan dari layanan bimbingan dan konseling untuk mengarahkan diri individu agar mereka menjadi individu yang mandiri serta bertanggungjawab. 7. Jenis layanan bimbingan dan konseling Layanan bimbingan dan konseling kepada siswa merupakan salah satu bentuk pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang terdapat dalam suatu sekolah tertentu. Beberapa bentuk pelayanan yang diberikan kepada siswa diantaranya: a. Layanan orientasi Layanan orientasi adalah bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Dalam layanan orientasi ini terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: program orientasi yang efektif mempercepat proses dan juga memberikan kemudahan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, peserta didik yang mengalami masalah penyesuaian diri ternyata kurang berhasil di sekolah, dan anak-anak dari kelas sosio-ekonomi yang rendah
30
memerlukan waktu yang lama untuk menyesuaikan diri daripada anakanak dari kelas sosio-ekonomi yang lebih tinggi. b. Layanan informasi Layanan informasi sangat bermanfaat bagi siswa dalam segala hal, tanpa adanya informasi siswa tidak dapat mengetahui adanya hal-hal yang berkenaan dengan sekolah maupun dirinya, misalnya pada masa orientasi, disitu disampaikan beberapa informasi mengenai kurikulum, sistem belajar, organisasi sekolah dan sebagainya. Layanan informasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu kegiatan yang dikehendaki (Asdiqoh, 2014: 28-29). Dalam penyampaian
informasi-informasi kepada siswa perlu
diingat mengenai perkembangan jiwa anak, gaya bahasa dan juga cara menyampaikanya. Untuk menyampaikan informasi kepada siswa perlu dipilih metode
yang tepat, agar siswa
dapat tertarik untuk
mendengarkannya. Layanan informasi merupakan bagian yang tak kalah pentingnya dalam proses bimbingan dan konseling di sekolah, para siswa memerlukan informasi untuk mengambil keputusan mengenai sosial, akademis, maupun rencana karir, siswa akan terbantu dan terbimbing dalam memperoleh kesadaran dengan adanya berbagai informasi. Layanan informasi ini memberikan dorongan pada siswa agar mampu 31
mengadakan perubahan demi masa depan mereka serta membantu siswa untuk mengetahui bakat, kemampuan, minat, sikap dan karekteristik kepribadian mereka. c. Layanan referal (rujukan) Pada tahap ini, pembimbing atau konselor mengalihkan kasus kepada pihak atau lembaga lain yang dirasa lebih tepat untuk menangani suatu kasus, sehubungan kasus tersebut tidak bisa ditangani oleh konselor sekolah. Selain itu perlunya perencanaan yang matang seperti dalam pelaksanaan konseling penyuluhan dan bimbingan dirasa kurang lengkap apabila tidak dilakukan pengumpulan data. Dari hasil pengumpulan data tersebut bisa diketahui identitas siswa, latar belakang siswa yang nantinya dapat dipakai untuk langkah selanjutnya dalam bimbingan dan konseling. Setelah program bimbingan dan konseling itu dilaksanakan, perlu juga diadakan evaluasi terhadap program itu sendiri. d. Layanan penempatan dan penyuluhan Layanan penempatan dan penyuluhan bertujuan untuk membantu siswa dalam program kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di lingkungannya sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, maupun kebutuhannya, sehingga siswa dapat merasa puas dalam melaksanakan kegiatan selanjutnya. Melalui layanan ini pula, siswa dibantu untuk menyesuaikan diri dengan bakat, minat, maupun kemampuannya dalam kegiatan belajar mengajar, misalnya siswa yang sebetulnya berbakat
32
dalam hal musik maka siswa tersebut disarankan untuk mencoba belajar musik apabila sebelumnya siswa tersebut ada perhatian terhadap musik. Pembimbing dalam melaksanakan layanan penelitian ini waktunya bisa ditentukan menurut program yang ada, biasanya dilaksanakan pada awal semester, pada awal tahun pelajaran atau akhir semester pada akhir tahun pelajaran. e. Layanan bimbingan belajar Maksud dari layanan ini adalah untuk memberikan bimbingan belajar agar kegagalan-kegagalan tidak dialami oleh siswa. Pengalaman menunjukkan bahwa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi. Pada layanan ini
terlebih
dahulu dilakukan tahapan-tahapan, tahapan pertama: pengenalan terhadap siswa yang mengalami masalah belajar di sekolah, disamping banyaknya siswa yang berhasil dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal. Secara umum, siswa-siswa seperti ini dipandang sebagai siswa-siswa yang mengalami masalah dalam belajar; tahapan kedua: pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar; dan tahapan yang ketiga: pemberian bantuan pengentasan masalah belajar melalui pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi belajar, pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
33
f. Layanan konseling perseorangan Layanan ini dimaksudkan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dan klien. Melalui layanan ini langkah-langkah yang diambil oleh konselor adalah sebagai berikut: 1) Menentukan masalah 2) Pengumpulan data 3) Analisis data 4) Diagnosa atau menetapkan latar belakang masalah 5) Prognosa atau menetapkan langkah bantuan 6) Evaluasi atau follow up Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan dalam bimbingan dan konseling ini dimulai sejak peserta didik mulai masuk dalam suatu instansi atau sekolah, baik dengan cara memperkenalkan lingkungan sekolah, memberikan layanan informasi, penempatan sesuai minat dan bakat, juga diberikan layanan bimbingan belajar agar siswa tersebut tidak mengalami suatu kegagalan dalam belajar, dan juga agar peserta didik memiliki kemampuan dalam memahami potensi dalam dirinya sehingga bisa mengembangkannya, bisa mandiri serta bertanggung jawab.
34
8. Undang-undang yang berkaitan dengan layanan bimbingan dan konseling di sekolah Penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari sistem pendidikan kita demi mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
berbagai
macam
pelayanan
bagi
peserta
didik
untuk
mengembangkan potensi mereka. Kehadiran layanan bimbingan dan konseling di institusi pendidikan sudah memiliki landasan yuridis formal dimana pemerintah telah menyediakan payung hukum terhadap keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah. Berikut akan disampaikan peraturan (Undang-undang pendidikan No. 2 tahun 1989) yang mendasari dan berkaitan langsung dengan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Pasal I Ayat (1) “pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Suasana belajar yang dimaksud adalah kondisi yang terjadi pada saat diri klien menjalani proses konseling. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling seorang konselor diharapkan mampu mewujudkan proses konseling yang efektif, sehingga
konselor
dituntut mampu menguasai keterampilan yang mendukung profesinya. Pernyataan ini diperkuat dengan Undang-undang No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional; Pasal I Ayat (6) “pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor, 35
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”. Penjelasan di atas membuktikan bahwa pekerjaan sebagai konselor memang dilindungi oleh peraturan hukum, dan tidak semata-mata pekerjaan biasa. Secara umum tugas konselor adalah bertanggung jawab untuk membimbing peseta didik secara individual sehingga memiliki kepribadian yang matang dan dapat mengenali potensi dalam dirinya secara menyeluruh.
B. Teori Kepribadian 1.
Pengertian Kepribadian Secara filosofis, yang dimaksud pribadi adalah “aku yang sejati” dan kepribadian merupakan “penampakan sang aku” dalam bentuk perilaku tertentu muncul gagasan bahwa kepribadian adalah kesan yang diberikan seseorang kepada orang lain yang diperoleh dari apa yang dipikir, dirasakan, dan diperbuat yang terungkap melalui perilaku. G.W. Allport dalam bukunya yang berjudul Child Development berpendapat bahwa kepribadian adalah suatu organisasi (susunan) yang dinamis dari sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungan. Sebagai organisasi yang dinamis, artinya bahwa kepribadian itu dapat berubah-ubah antara berbagai komponen kepribadian sistem psikofisik seperti kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, emosi, perasaan, dan motivasi yang memiliki hubungan erat. Hubungan tersebut terorganisasi sedemikian rupa secara bersama-
36
sama mempengaruhi pola perilaku dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan (Djaali, 2007: 3). Witherington menyimpulkan dari bukunya Jalaluddin (2000: 151) bahwa kepribadian mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Kepribadian adalah istilah untuk menyebutkan tingkah laku seseorang secara terintegrasikan dan bukan hanya beberapa aspek saja dari keseluruhan itu. b. Kata kepribadian menyatakan pengertian tertentu saja yang ada pada pikiran orang lain dan isi pikiran itu ditentukan oleh nilai perangsang sosial seseorang. c. Kepribadian tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis, seperti bentuk badan atau ras tetapi menyertakan keseluruhan dan kesatuan dari tingkah laku seseorang. d. Kepribadian tidak berkembang secara pasif saja, setiap orang mempergunakan kapasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri kepada lingkungan sosial. Jadi yang dimaksud kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, motivasi, ciri-ciri khas seseorang, sehingga mempengaruhi pola perilaku dalam menyesuaikan diri, baik di sekolah maupun dalam lingkungannya. Sikap perasaan dan ekspresi itu juga akan terwujud dalam tindakan seseorang jika dihadapkan pada situasi tertentu. Secara umum kepribadian merupakan suatu proses dinamis di dalam diri individu yang terus-menerus dilakukan terhadap sistem psikofisik (fisik dan mental),
37
sehingga terbentuk pola penyesuaian diri yang unik dan khas pada setiap individu terhadap lingkungannya (Djaali, 2007: 4). 2. Aspek-aspek Kepribadian Para ahli psikologi memberikan penekanan bahwa yang dipelajari oleh psikologi tidak hanya jiwa, tetapi juga tingkah laku manusia, baik perilaku yang kelihatan (overi) maupun yang tidak kelihatan (covert). Berikut akan disampaikan tentang tingkah laku manusia yang dianalisis dalam tiga aspek (Ahmadi dan Sholeh, 2005: 169), yaitu: a) Aspek Kognitif (pengenalan), yaitu pemikiran, ingatan, hayalan, daya bayang, inisiatif, kreativitas, pengamatan, dan pengindraan. Fungsi aspek kognitif ini adalah menunjukkan jalan, mengarahkan, dan mengendalikan tingkah laku. b) Aspek Afektif, yaitu bagian kejiwaan yang berhubungan dengan kehidupan alam perasaan atau emosi, sedangkan hasrat, kehendak, kemauan, keinginan, kebutuhan, dorongan, dan elemen motivasi lainnya disebut aspek kognitif atau psiko-motorik (kecenderungan atau niat tindak) yang tidak dapat dipisahkan dengan aspek afektif. Keduan aspek ini sering
disebut aspek finalis yang berfungsi
sebagai energi atau tenaga mental yang menyebabkan manusia bertingkah laku. c) Aspek Motorik, yaitu berfungsi sebagai pelaksaan tingkah laku manusia seperti perbuatan dan gerakan jasmaniah lainnya.
38
Walaupun para ahli telah menganalisis aspek-aspek tingkah laku manusia, tetapi kita harus tetap berpegang pada pengertian manusia sebagai satu kesatuan yang utuh, yaitu manusia yang berkehendak, berperasaan, berfikir, dan berbuat. 3. Jenis-jenis kepribadian Manusia memiliki berbagai macam sifat, dan dari sifat-sifat tersebut akan mencerminkan kepribadiannya. Berikut disampaikan beberapa jenis kepribadian.
http://agungadhyaksa.blogspot.com/2014/01/3-jenis-
kepribadian-manusia-introvert.html.
(diakses
pada
hari
selasa,
11
november 2014, pukul 12.14 WIB). a. Introvert (Introversion) Introvert atau Introversion adalah kepribadian manusia yang lebih berkaitan dengan dunia dalam pikiran manusia itu sendiri. Jadi manusia yang memiliki sifat introvert ini lebih cenderung menutup diri dari kehidupan luar. Mereka adalah manusia yang lebih banyak berpikir dan lebih sedikit beraktifitas. Mereka juga orang-orang yang lebih senang berada dalam kesunyian atau kondisi yang tenang, daripada di tempat yang terlalu banyak orang. Ciri-ciri Introvert: (1) senang menyendiri; (2) pemikir; (3) pemalu; (4) pendiam; (5) lebih senang bekerja sendirian; (6) lebih suka berinteraksi secara langsung dengan 1 orang; (7) susah bergaul (kuper); (8) senang berimajinasi; (9) jarang bercerita, lebih suka mendengarkan orang bercerita; (10) senang dengan kegiatan yang
39
tenang (membaca, bermain komputer, memancing, bersantai dsb); (11) lebih senang mengamati dalam sebuah interaksi; (12) berpikir dulu baru berbicara/melakukan; (13) lebih mudah mengungkapkan perasaan dengan tulisan. b. Extrovert (Extraversion) Extrovert atau Extraversion merupakan kebalikan dari Introvert. Manusia dengan kepribadian extrovert lebih berkaitan dengan dunia di luar manusia tersebut. Jadi manusia yang memiliki sifat extrovert ini lebih cenderung membuka diri dengan kehidupan luar. Mereka adalah manusia yang lebih banyak beraktifitas dan lebih sedikit berpikir. Mereka juga orang-orang yang lebih senang berada dalam keramaian atau kondisi dimana terdapat banyak orang, daripada di tempat yang sunyi. Ciri-ciri Extrovert: (1) senang bersama orang; (2) percaya diri (Kadang bisa berlebihan); (3) aktif; (4) lebih senang bekerja kelompok; (5) lebih suka berinteraksi dengan banyak orang sekaligus; (6) gampang bergaul (supel); (7) senang beraktifitas; (8) lebih senang bercerita, daripada mendengarkan orang bercerita; (9) senang dengan kegiatan dengan banyak orang (jalan-jalan, pergi ke konser, nongkrong, berpesta dsb); (10) lebih senang berpartisipasi dalam sebuah interaksi; (11) berbicara/Melakukan dulu baru berpikir; dan (12) lebih mudah mengungkapkan perasaan dengan kata-kata.
40
c. Ambievert (Ambiversion) Ambievert atau Ambiversion adalah kepribadian manusia yang memiliki
2 kepribadian, yaitu Introvert dan Extrovert.
Manusia
dengan kepribadian ambievert dapat berubah-ubah dari introvert menjadi extrovert, atau sebaliknya. Memiliki kepribadian ambievert ini bisa dibilang baik, karena manusia tersebut bisa fleksibel untuk beraktifitas
sebagai
introvert
ataupun
extrovert,
serta
dapat
berinteraksi dengan introvert dan extrovert dengan baik. Tidak seperti Introvert yang susah bergaul dengan Extrovert dan sebaliknya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian memiliki beberapa jenis, diantaranya kepribadian yang berasal dari dalam individu itu sendiri, kepribadian berasal dari luar individu, dan kepribadian campuran (antara kepribadian dari dalam dan luar individu). Jadi sebagai seorang guru atau konselor harus bisa mengenali kepribadian dari masing-masing siswa, agar bisa memberikan pelayanan dengan baik dan tidak merugikan satu sama lain. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian Perkembangan kepribadian individu dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya faktor hereditas dan lingkungan. Adapun faktor hereditas yang mempengaruhi kepribadian antara lain: bentuk tubuh, cairan tubuh, dan sifat-sifat yang diturunkan dari orang tua. Sedangkan faktor lingkungan antara lain meliputi lingkungan rumah, sekolah, dan
41
masyarakat. Di samping itu, meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan,
kenyataannya
sering
ditemukan
perubahan
kepribadian.
Perubahan itu terjadi karena dipengaruhi oleh faktor gangguan fisik dan lingkungan (Yusuf dan Nurrihsan, 2008: 19). Adapun dalam bukunya (Hartati dkk, 2004: 171-186) tentang faktorfaktor yang menentukan kepribadian dibahas secara mendetail oleh tiga aliran. Adapun faktor-faktor tersebut adalah: 1) Aliran Empirisme Aliran Empririsme disebut juga aliran Environmentalisme, yaitu suatu aliran
yang menitik beratkan pandangannya pada peranan
lingkungan sebagai penyebab timbulnya suatu tingkah laku. Asumsi psikologis mendasari aliran ini bahwa manusia itu lahir dalam keadaan netral, tidak memiliki pembawaan apa pun, bagaikan kertas putih (tabula rasa) yang dapat ditulisi apa saja yang dikehendaki. Hartati dkk (2004: 172) mengemukakan bahwa lingkungan yang mempengaruhi kepribadian terdiri atas lima aspek, yaitu geografis, historis,
sosiologis,
kultural,
dan
psikologi.
Masing-masing
lingkungan memiliki porsi yang berbeda-beda dalam pengaruhnya pada kepribadian. Bisa juga seseorang ditentukan oleh faktor lingkungan
tertentu
dan
mengabaikan/
memperkecil
faktor
lingkungan yang lain. Jika faktor lingkungan tadi bisa berfungsi dengan baik, maka kepribadiannya akan menjadi baik dan lebih dewasa.
42
2) Aliran Nativisme Aliran Nativisme merupakan satu aliran yang menitikberatkan pandangannya pada peranan sifat bawaan, keturunan, dan kebakaan sebagai penentu tingkah laku seseorang. Persepsi tentang ruang dan waktu tergantung pada faktor-faktor alamiah atau pembawaan dari lahir. Aliran Nativisme memandang hereditas sebagai penentu kepribadian. Hereditas itu sendiri adalah totalitas sifat-sifat karakteristik yang dibawa atau dipindahkan dari orang tua ke anak keturunannya. Manshur Ali Rajab menyebutkan bahwa terdapat lima macam yang dapat diwariskan orang tua kepada anaknya yaitu pewarisan yang bersifat jasmaniah (seperti bentuk tubuh, warna kulit), pewarisan yang bersifat intelektual (kecerdasan/ kebodohan), pewarisan yang berbentuk tingkah laku (akhlak terpuji/ akhlak tercela), pewarisan yang berbentuk alamiah (bersifat internal), dan pewarisan yang berbentuk sosiologis (bersifat eksternal). 3) Aliran Konvergensi Aliran konvergensi adalah aliran yang menggabungkan kedua aliran di atas (aliran empirisme dan aliran nativisme). Konvergensi adalah interaksi antara faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam proses pemunculan tingkah laku. Menurut aliran ini hereditas tidak akan berkembang dengan wajar apabila tidak diberi rangsangan dari faktor lingkungan. Sebaliknya rangsangan lingkungan tidak akan
43
membina kepribadian yang ideal tanpa didasari oleh faktor hereditas (Hartati dkk, 2004: 178). Jadi kepribadian seseorang itu akan dikatakan
baik
apabila
kedua
faktor
tersebut
saling
berkesinambungan. Melihat ketiga aliran di atas, maka kepribadian dibentuk oleh banyak faktor yang saling berpengaruh yang kemudian tumbuh salah satu diantaranya menjadi faktor yang paling dominan atau memiliki porsi yang paling banyak diantara yang lainnya.
Maka dari itu, mengusahakan
adanya pembentukan kepribadian menjadi baik dan menjadi tanggung jawab bersama dari berbagai pihak yang bersentuhan dengan kehidupan individu itu sendiri, baik dimulai dari orang tua sebagai pengendali utama, faktor hereditas, lingkungan sekitar, sekolah dan masyarakat. 5.
Perkembangan kepribadian Perkembangan kepribadian pada setiap individu memiliki banyak ragam yang dipengaruhi atau dibentuk oleh pengalaman masa lalu, seperti masa kanak-kanak dan masa-masa penting lainnya yang kemudian berpengaruh pada masa dewasanya. Menurut para tokoh, perkembangan kepribadian individu memiliki banyak versi, diantaranya: a. Menurut Erikson Erikson
mengutip dari
mengemukakan
bahwa
buku (Makmun, 2009: 118-119)
perkembangan
melewati beberapa masa, diantaranya:
44
kepribadian
seseorang
1) Masa bayi (infancy), pada masa ini penjaminan kualitas kehidupan seperti cinta kasih, sentuhan, makanan, bahkan penanaman dasar dan rasa kepercayaan menjadi hal yang fundamental untuk taraf perkembangan selanjutnya. 2) Masa
kanak-kanak
awal
(early
childhood),
pemberian
kesempatan untuk mengembangkan self-control, self estreem, kemandirian yang masih diwarnai oleh sikap malu-malu dan ragu-ragu oleh anak. 3) Masa kanak-kanak (childhood), masa untuk memberikan kesempatan bagi anak untuk berprasangka, menumbuhkan inisiatif dan menghindarkannya dari perasaan serba salah dan berdosa (guilty). 4) Masa anak sekolah (school age), penanaman rasa percaya diri dan kecakapan dalam menyelesaikan sesuatu dengan baik dan sempurna. 5) Masa remaja (adolescence), masa untuk menemukan kesejatian atau identitas diri, melindungi dari kebingungan dan kekacauan. 6) Masa dewasa muda (young adulthood), telah terbentuknya identitas diri membawanya untuk taraf ambil bagian dalam membina kehidupan bersama. 7) Masa dewasa (adulthood), kesempatan hidup secara kreatif, produktif, bersemangat, aktif merasakan kegairahan hidup (generativity), tidak lantas merasa cukup puas dengan keadaan.
45
8) Masa hari tua (old age), masa mendapatkan tempat dan penghargaan yang layak di tengah masyarakat sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri. b. Menurut Jung Jung
berpendapat
bahwa
kepribadian
itu
mempunyai
kecenderungan untuk berkembang ke arah suatu kebulatan yang stabil. Perkembangan kepribadian ini adalah pembeberan kebulatan asli (realisasi atau penemuan diri) yang semula tidak mempunyai diferensiasi dan tujuan (Yusuf dan Nurrihsan, 2008: 92). Jung membagi perkembangan kepribadian individu kedalambeberapa tahaan, diantaranya: 1) Tahap pertama: pada tahap ini terjadi penyadaran fungsi pokok dan sikap jiwa yang berada dalam ketidaksadaran untuk mengurangi ketegangan batin dan peningkatan penyesuaian diri. 2) Tahap kedua: pada tahap ini membuat sadar imago untuk melihat kelemahan-kelemahan diri sendiri yang kemudian diproyekkan atau dicarikan solusi. 3) Tahap ketiga: pada tahap ini menyadari bahwa dalam hidup terdapat tegangan atau perlawanan baik secara rohani maupun jasmani yang mendidik ketabahan dan kebijakan untuk mengatasinya.
46
4) Tahap keempat: pada tahap ini gambaran manusia yang mampu mengkoordinasikan seluruh aspek kepribadian menjadi manusia yang integral atau manusia yang sempurna. c. Menurut Allport Allport menegaskan bahwa “apabila bayi menerima keamanan dan kasih sayang yang cukup, pertumbuhan psikologis yang positif akan terjadi sepanjang tingkat kemunculan diri”. Berkat kasih sayang dari orang tua, maka anak akan lebih mudah dalam membentuk identitas diri. Allport menyadari bahwa setiap individu yang lahir mengalami perubahan-perubahan yang sangat penting, yaitu: 1) Kanak-kanak:
pada
waktu
lahir
anak
belum
memiliki
kepribadian, namun telah dikaruniai potensi-potensi baik fisik, maupun
temperamen
yang
diaktualisasikan
tergantung
perkembangan dan kematangan. 2) Tranformasi kanak-kanak: manusia adalah organisme yang egonya selalu berkembang struktur sifat-sifatnya meluas menuju masa depan sehingga otonomi fungsionalnya sangat berperan dalam mendorong dan memberi arah tingkah lakunya. 3) Orang dewasa: faktor yang menentukan tingkah laku adalah sifat-sifat yang terorganisasi dan selaras sampai batas-batas tertentu sampai berfungsinya sifat-sifat itu disadari dan rasional. Jadi dapat disimpulkan bahwa kematangan kepribadian individu pada dasarnya dibentuk sejak masa kanak-kanak sampai masa tua yang
47
semuanya
berpengaruh pada kepribadian individu itu sendiri. Agar
perkembangan kepribadian individu dapat tercapai dengan baik, maka dibutuhkan keterlibatan dalam berbagai aspek kepribadian itu sendiri, dalam arti sistem atau aspek kepribadian itu telah mengalami diferensiasi dan perkembangan sepenuhnya dalam proses pembentukan dan penemuan diri individu itu sendiri.
48
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A.
Paparan Data 1.
Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag Bukan merupakan rahasia bahwa masyarakat grabag adalah masyarakat yang kental dalam hal beragama, khususnya agama Islam. Namun demikian dalam pengalamannya masih sangat beragam sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman terhadap ajaran agama. Seiring dengan hal tersebut, terdapat beberapa tokoh agama atau kyai mendirikan
pondok
pesantren
yang
memang bertujuan
untuk
mengajarkan dan mengembangkan ajaran Islam. Kemudian santri-santri pondok pesantren tersebut mendirikan Madrasah-madrasah yang sifatnya Tradisional dan hanya mengajarkan tentang tata cara baca serta hafalan, dan dilaksanakan di rumah-rumah dan pada umumnya di rumah sendiri. Pada umumnya anak yang sebaya umur dan pengetahuannya dijadikan satu kelas dengan diberi materi pelajaran yang sama dan pada akhir tahun diadakan kenaikan kelas, dari situlah akhirnya terbentuk Madrasah Wajib Belajar (MWB) yang kemudian berubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI). Banyaknya Madrasah Ibtidaiyah dengan segala perkembangannya di Kecamatan Grabag ini, maka menjadi motivasi dan landasan bagi Alim Ulama dan Tokoh-tokoh masyarakat yang peduli terhadap pendidikan, maka timbul pemikiran baru untuk mendirikan Madrasah 49
yang lebih tinggi antara lain Madrasah Tsanawiyah Agama Islam, dan akhirnya pada tahun 1967/1968 berhasil mendirikan Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Arrosyidin dengan menggunakan Yayasan LP Ma‟arif dengan dikepalai oleh Kyai Mughni, dan menempati rumah milik Bapak Muhammad Umar seorang tokoh masyarakat di Grabag. Empat tahun kemudian tepatnya pada tanggal 20 September 1971 status Madrasah yang semula Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Persiapan Negeri telah resmi dinegerikan dengan Nomor: 210 tahun 1971, dan sejak saat itu MTs AI Persiapan Negeri berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri. Kemudian sejalan berjalannya waktu MTs AI Negeri berubah menjadi MTs Negeri Grabag, yang resmi didirikan di Jl. KH Syiroj Grabag Kabupaten Magelang. Pada saat ini kepala sekolah MTs Negeri Grabag dijabat oleh Bapak Abdul Ghofar, S. Pd, yang merupakan pindahan kepala sekolah dari MTs Kaliangkrik, Magelang dan sekaligus menggantikan bapak Gunartomo, M. Pd. Sejalan dengan perkembangan zaman, sampai sekarang ini Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag masih aktif dan berkembang lebih maju di wilayah Grabag dan kabupaten Magelang dan sekitarnya. Sekolah ini juga melaksanakan akreditasi dengan hasil terakreditasi “A”. 2.
Identitas Madrasah a.
Nama Sekolah
: Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag
Alamat
: Jl. KH. Syiroj Grabag
50
b.
Kabupaten
: Magelang
Provinsi
: Jawa Tengah
Kode Pos
: 56196
Telepon / Fax
: (0293) 3148047
Status Sekolah
: Terakreditasi A
Email
:
[email protected]
Nama Kepala Sekolah : Abdul Ghofar, S. Pd. NIP
: 19561010 198103 1006
Alamat Rumah
:
Sampangan,
Bumirejo,
Kaliangkrik,
Magelang c.
3.
Alamat Madrasah
:
Jalan
: Kh. Syiroj
Kecamatan
: Grabag
Kabupaten
: Magelang
Provinsi
: Jawa Tengah
Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag a. Visi MENCETAK MANUSIA ISLAMI YANG UNGGUL DALAM PRESTASI,
DISIPLIN
KARIMAH
51
TINGGI
DAN
BERAKHLAKUL
b. Misi 1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan ajaran Agama Islam secara optimal 2) Menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan proses KBM berjalan dengan lancar dan baik 3) Memotivasi siswa untuk mengenal potensi dengan melibatkan siswa untuk mengenal warga Madrasah 4) Menumbuhkan rasa kepekaan sosial c. Tujuan Berkaitan dengan Visi dan Misi di atas maka MTs Negeri Grabag mempunyai beberapa tujuan, diantaranya: 1) Meningkatkan kualitas guru bidang studi 2) Meningkatkan kualitas tenaga administrasi 3) Meningkatkan pemahaman dan pengalaman ajaran Agama Islam 4) Meningkatkan sarana dan prasarana 5) Meningkatkan kedisiplinan 6) Meningkatkan hubungan dan peran serta masyarakat 7) Meningkatkan prestasi belajar dan ketrampilan siswa 4.
Data Guru dan Karyawan MTs Negeri Grabag Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah. Di pundaknya
52
terletak tugas dan tanggung jawab yang berat dalam upaya mengantarkan anak didik ke tujuan pendidikan yang dicita-citakan, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan anak didik (Syaiful Bahri, 2004:87). Tenaga pengajar atau guru yang bertugas di MTs N Grabag pada tahun 2014/2015 seluruhnya ada 71 orang yang terdiri dari 55 Guru, 10 Karyawan (pekerja TU dan Pustakawan), 3 orang Cleaning Service, dan 3 orang penjaga. Tabel 1 Keadaan Guru dan Karyawan di MTs Negeri Grabag No.
Nama
Jabatan
1.
Abdul Ghofar, S. Pd.
Kepala Madrasah
2.
Dra. Nur Aini Dwi H.
Guru
3.
Drs. H. Abdi Nasir
Guru/ waka sarana prasarana
4.
Nur Widyasari, S. Pd.
Guru
5.
Siti Aisyah, S. Pd.
Guru
6.
H. Khoerodin, S. Ag.
Guru/ waka Kesiswaan
7.
Dra. Mahmudah Ernawati
Guru
8.
Dwi Priharwati, S. Pd.
Guru Bimbingan Konseling
9.
Ariyadi, S. Pd.
Guru
10.
Yuni Dwi Wiratni, S. Pd.
Guru
53
11.
M. Khustikno, S. Pd.
Guru/ waka Kurikulum
12.
H. Muh Nursahid
Guru/ waka Humas
13.
Siti Sujriyati M., S. Pd.
Guru
14.
Puji Rahayu, S. Ag.
Guru
15.
Siti Ismiyati, S. Ag.
Guru
16.
Nuryani, S. Si.
Guru
17.
Lailatul Masfufah, M. Sc.
Guru
18.
Rohmadi, S. Pd.
Guru
19.
Muflia Rustiana N., S. Pd.
Guru
20.
Siti Syamsiyah, S. Pd.
Guru
21.
Ari Prihatiningsih, S. Pd.
Guru
22.
Ana Dwi Setiasih, S. Pd.
Guru Bimbingan Konseling
23.
Sobariyah, S. Pd.
Guru Bimbingan Konseling
24.
Lilik Suryani, S. Pd.
Guru
25.
Puryanti, S. Pd.
Guru
26.
Isti Arum Zuhara, S. Ag.
Guru
27.
Darobi
Guru
28.
Sumaryati, S. Pd EK
Guru
29.
Taufiq Hasani, S. Ag.
Guru
30.
Zakiyatul Mugheniyati, S. Ag.
Guru
31.
Ainus Saadah, S. Pd I
Guru
32.
Bambang E Santoso, S. Pd I, M. Guru
54
Pd. 33.
Tri Haryani, S. Pd.
Guru
34.
Rifa‟iyah, Aeni, SE
Guru
35.
Siti Mafrukhah, M. Si
Guru
36.
Endah Dewiyanti, S. Pd.
Guru
37.
Zuli Kurniawati, S. Pd I
Guru
38.
Imroatul Azizah, S. Ag
Guru
39.
Endang Aryati, S. Pd.
Guru
40.
H. Achmad Afif, BA
Guru
41.
Wiwin Tri Sulistiyani, S. Pd Bio
Guru
42.
Drs. Muslich
Guru
43.
Dra. Budiyati
Guru
44.
Arif Nawawi, S. Pd I
Guru
45.
Ratno Pambudi, S. Pd Si
Guru
46.
Bambang Laksono, SE
Guru
47.
Umi Zakiyah, S. Pd I
Guru
48.
Taufik Agung Pranowo, S. Pd
Guru Bimbingan Konseling
49.
Susanti Wahyu Chasanah, S. Pd
Guru
50.
Ellva Prihantina, S. Pd.
Guru
51.
Budi Hartati, S. Pd I
Guru
52.
Abdul Mukhid, S. Pd
Guru
53.
Muhammad Syaifudin, S. Pd I
Guru
55
54.
Fitriyani, S. Pd
Guru
55.
Kharis Parama, S. Pd
Guru
56.
Muhammad Anasikin, S. Si
Guru
57.
Agustini
Kepala Urusan Tata Usaha
58.
Muhammad Khoirul Umam
59.
Nur Khamsiyah
Bendahara
60.
Qobul
Arsiparis
61.
Siti Masruroh
PPABP
62.
Masrifah
Kepegawaian, kesiswaan
63.
Muh Asnawi
penjaga malam
64.
Nasrun Anwar
Pustakawan
65.
Budi Rahman
Penjaga Malam
66.
Ima Fatmawanto
Kebersihan Madrasah
67.
Sunarto
Kebersihan Madrasah
68.
Surahman
Keamanan Madrasah
69.
Farid Akhsani
Operator Komputer
70.
Muhammad Iqbal
Pustakawan
71.
Tutik Munadhiroh, S. IP
Pustakawan
5.
Struktur Organisasi Organisasi dalam arti luas adalah suatu badan yang mengatur segala urusan untuk mencapai suatu tujuan, maka untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kerjasama antar individu dalam sebuah 56
organisasi melalui adanya struktur organisasi. Adapun struktur organisasi di MTs Negeri Grabag adalah sebagai berikut:
Bagan 1 Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag
Kepala Madrasah Abdul Ghofar, S. Pd.
Kepala Tata usaha
KOMITE MADRASAH
Bidang Sarana Prasarana Dra. H. Abdi Nasir
WALI KELAS
Agustini
Waka Kurikulum
Waka Kesiswaan
Bidang Humas
M. Khustikno, S. Pd.
H. Khoerodin, S. Ag.
H. Muh Nursahid, S. Pd.
GURU MAPEL
57
GURU BK
6.
Keunggulan atau Prestasi Madrasah Selain hasil belajar secara akademik, MTs Negeri Grabag juga memiliki keunggulan dan prestasi di luar akademik, berikut akan penulis paparkan beberapa prestasi yang pernah diraih oleh siswasiswi MTs Negeri Grabag dari Tahun Pelajaran 2011-2014 diantaranya: a. Juara I Sepak Bola SMP/ MTs se-Kabupaten Magelang Tahun 2011 b. Juara I Pencak Silat Kelas Putra dan Putri tingkat kabupaten Magelang Tahun 2012 c. Juara III Cabang Futsal Putri se-Kabupaten Magelang Tahun 2012 d. Juara Harapan Tiga Cabang Bola Voli Putri se-Kabupaten Magelang Tahun 2012 e. Juara I Pencak Silat kelas B Putri tingkat Kabupaten Tahun 2013 f. Juara III Pencak Silat Kelas E Putri tingkat Kabupaten Tahun 2014 g. Juara I Atletik Lari 100 m Putra tingkat Kabupaten Tahun 2014 h. Juara III Pencak Silat Kelas G Putri tingkat Kabupaten Tahun 2014 i. Juara I Pencak Silat Kelas C Putri tingkat Kabupaten Tahun 2014
58
7.
Visi, Misi Bimbingan Konseling di MTs Negeri Grabag 1. Visi: mengacu kepada kehidupan manusia yang membahagiakan, bimbingan konseling membantu individu untuk mampu mandiri, berkembang, dan bahagia. 2. Misi:
memberikan
pelayanan
bantuan
agar
peserta
didik
berkehidupan yang efektif dan mandiri, serta berkembang secara optimal melalui potensi dan kompetensi yang dimilikinya, mampu mengambil keputusan dan mengarahkan diri, merencanakan masa depan berbudi pekerti luhur serta beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. 8.
Program pelayanan Bimbingan Konseling Dalam pelaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling di MTs Negeri Grabag bisa berjalan dengan lancar dan akurat serta sesuai dengan tujuan daripada bimbingan dan konseling itu sendiri, maka pihak bimbingan konseling menyusun beberapa program, diantaranya sebagai berikut: Tabel II
Program Pelayanan Bimbingan Konseling MTs Negeri Grabag Tahun Pelajaran 2014/2015 No. 1.
Kegiatan Persiapan
Pelayanan a. Penyusunan Program dan alokasi waktu b. Pembuatan rencana pelaksanaan layanan
59
c. Penyediaan Fasilitas (ruang Bk, meja, kursi, papan bimbingan, dll) 2.
Pengumpulan
a. Observasi b. Interview c. DCM, IKMS, buku probadi siswa d. Hasil prestasi belajar siswa e. Daftar kehadiran siswa f. Laporan khusus
3.
Layanan BK yang
a. Layanan orientasi
diberikan
b. Layanan informal c. Layanan penguasaan konten d. Layanan penempatan dan penyaluran e. Layanan konseling individu f. Layanan bimbingan kelompok g. Layanan konseling kelompok h. Layanan mediasi i. Layanan konsultasi j. Layanan advokasi
4.
Konsultasi
a. Guru mata pelajaran, wali kelas b. Orang tua/ wali murid c. Psikologi, psikiater, dokter, dsb.
5.
Pertemuan/ rapat
a. Rapat rutin BK dengan Kepala Madrasah dan Wali kelas
60
b. Kegiatan Insidental (waka kurikulum, Waka kesiswaan) c. Pertemuan guru BK dengan Kepala Sekolah 6.
Pelatihan/ Penataran/ MGBK
7.
Evaluasi dan tindak lanjut
a. Tujuan
meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan guru BK a. Membuat laporan semesteran, kunjungan rumah b. Membuat evaluasi program
61
9.
Struktur Organisasi Bimbingan Konseling Bagan II Struktur Organisasi pelayanan Bimbingan Konseling MTs Negeri Grabag Tahun Pelajaran 2014/2015 KEPALA MADRASAH
KOMITE MADRASAH
TENAGA AHLI
WAKIL KEPALA MADRASAH
INSTANSI
TATA USAHA
WALI KELAS/ GURU PEMBINA
KOORDINATOR BK
GURU MATA PELAJARAN
GURU BK
SISWA
Keterangan: : Hubungan Administrasi : Hubungan kejasama atau koordinator : Hubungan Pelayanan
62
B.
Data Informan Dalam kesempatan kali ini penulis mengadakan wawancara dengan beberapa narasumber yang telah memberikan informasi kepada penulis berkenaan dengan judul penelitian yang diambil. Para informan tersebut adalah beberapa konselor bimbingan konseling yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag, sample dari murid kelas satu, dua, dan tiga yang pernah mendapatkan layanan bimbingan konseling, serta tidak lupa Kepala Madrasah dan wali kelas yang turut andil dalam mensukseskan tujuan kinerja layanan bimbingan konseling di Madrasah ini. Di bawah ini akan diuraikan data beberapa informan yang berkenan memberikan informasi. Informan-informan tersebut adalah sebagai berikut: 1. AG (58 tahun) AG
adalah
seorang
laki-laki
kelahiran
Magelang,
yang
beralamatkan di Dusun Sampangan, Desa Bumirejo, Kecamatan Kaliangkrik, kota Magelang. AG menjabat sebagai Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag sejak tahun 2013. Awalnya AG mengabdi menjadi guru wiyata di MTs Kaliangkrik sampai tahun 1981, kemudian pada bulan maret 1981 beliau mendapatkan SK, dan pada tanggal 1 April 2003 beliau mendapatkan SK Kepala Madrasah dan sekaligus menjabat sebagai Kepala Marasah Tsanawiyah Kaliangkrik samapai tahun 2013, jadi beliau sudah mengabdi di MTs Kaliangkrik selama 38 tahun yaitu sejak tahun 1976- 2013. Namun sejak tanggal 1 April 2013
63
AG mendapat alih tugas yaitu di MTs Negeri Grabag dan sampai sekarang. 2.
K (45 tahun) K adalah seorang laki-laki kelahiran Magelang yang beralamatkan di Desa Kanigoro, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. K juga merupakan seorang guru Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag yang mengampu pelajaran Qur‟an Hadist, selain itu beliau dipercaya untuk menjabat sebagai
Waka Kesiswaan di sekolah
tersebut. K menempuh pendidikannya sampai S-1 di IAIN Walisongo dan lulus tahun 1994, setelah lulus beliau menjadi guru wiyata di desanya, dan sampai tahun 1999, tepatnya tanggal 1 Mater 1999 beliau diangkat sebagai PNS dan mendapatkan SK sekaligus ditempatkan di MTs Negeri Grabag sampai sekarang. K dikenal sebagai guru yang humoris, meskipun tampang beliau yang serius terkadang membuat siswa-siswa merasa takut kepdanya, akan tetapi beliau sangat humoris, bahkan tidak sedikit siswa yang sangat menyukai beliau. 3.
ADS (34 tahun) ADS adalah seorang perempuan kelahiran magelang, tepatnya 12 januari 1980. ADS adalah seorang konselor atau di sekolah menjabat sebagai guru bk, sejak januari ADS mengajar di MTs sebagai guru bk yang melayani dan membimbing semua siswa-siswi MTs Negeri Grabag sampai sekarang. Beliau merupakan lulusan S-1 BK dari UMM
64
(Universitas Muhammadiyah Magelang), meskipun beliau dalam mengajar harus dilaju dari magelang tepatnya dari Mertoyudan Magelang, kalau ditempuh sekitar 45 menit, tetapi ADS sangat mencintai pekerjaannya itu dan ADS sangat bangga bisa mengajar di MTs Negeri Grabag. “cintai pekerjaanmu sekarang dan jangan sampai menyesal dengan apa yang kamu peroleh sekarang” itulah pesan beliau. Hal ini dibuktikan oleh beliau yaitu dengan peningkatan pangkat dari yang dulu hanya membantu BK tetapi sekarang menjadi koordinator dari BK itu sendiri, yang sekaligus tugasnya lebih berat tetapi beliau sangat menikmatinya, sehingga pekerjaan itu bisa berjalan dengan lancar sampai sekarang. ADS terkenal sebagai guru wanita yang cantik, anggun, dan ramah. Tidak sedikit siswa yang menyukai beliau, walaupun terkadang ada juga siswa yang berani kepada beliau, tapi seperti hanya tugas beliau sebagai koordinator bimbingan konseling untuk selalu membimbing dan mengarahkan siswa-siswinya. 4.
TAP TAP adalah seorang laki-laki kelahiran Magelang yang menjadi salah satu guru bimbingan konseling di Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag sejak 2010. Meskipun beliau terhitung masih baru bergabung menjadi koneslor di Madrasah, tetapi pengalaman beliau satu langkah lebih tinggi dibandingkan dengan guru bimbingan konseling yang lain, hal ini terlihat dari status sarjana beliau yaitu sampai S-2 BK. Meskipun
65
sarjana beliau lebih tinggi dibandingkan guru-guru yang lainnya, tetapi beliau tidak pernah merasa lebih tinggi, atau pun sombong, semua guru bimbingan konseling saling membantu dan selalu bersama-sama dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang menyangkut siswa-siswinya. 5.
S (48 tahun) S adalah seorang perempuan kelahiran porworjo yang kini beliau tinggal di desa Gowak, kecamatan Grabag. S mulai bergabung di MTs Negeri Grabag tepatnya sebagai guru bimbingan konseling yaitu sejak januari tahun 2005. S menempuh sarjananya sampai S-1 BK di UMM (Universitas Muhammadiyah Magelang). Kini S memegang peranan sebagai guru BK untuk kelas IX.
6.
TH (39 tahun) TH adalah seorang laki-laki kelahiran magelang, tepatnya pada tanggal 17 juni 1975. TH kini tinggal di Dusun Kauman, Desa kauman, kecamatan Grabag, kabupaten Magelang. Beliau menyelesaikan studinya
yaitu
sampai
S-1
Tarbiyah
di
UMM
(Universitas
Muhammadiyah Magelang) dan lulus tahun 2001. “BEJO” itulah yang pantas untuk menyebut beliau, karena setelah beliau lulus dari pendidikannya beliau langsung diminta untuk mengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag, anehnya meskipun beliau lulusan Tarbiyah tetapi beliau diminta untuk mengajar Olahraga dan itu sampai sekarang. Namun
TH
menerima
tawaran
pekerjaan
tesebut
meskipun
mengajarnya tidak sesuai dengan jurusannya saat kuliah, karena
66
kecintaannya dengan olahraga terlebih “sepak bola”, beliau tidak merasa kesulitan untuk mengajar olahraga dan hal itu beliau buktikan dengan tugasnya sebagai guru olahraga sampai sekarang. TH terkenal sebagai orang yang humoris, ramah, menyenangkan, jadi tidak heran kalau banyak anak-anak yang menyukai beliau, dalam artian menjadikannya guru favorit bagi siswa-siswinya. TH tidak keberatan dengan semua itu, karena kecintaannya dengan olahraga, menjadikan beliau tidak merasa kesulitan dalam mengajarkan olahraga di Madrasah meskipun studi beliau adalah tarbiyah. Adapun penulis melakukan wawancara kepada beliau yaitu sebagai perwakilan sebagai wali kelas, guna mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian yang penulis teliti. 7.
MHW (16 tahun) MHW adalah seorang siswa laki-laki kelas IX yang masih berusia 16 tahun. Ia sebenarnya anak yang aktif dan rajin dalam belajar, akan tetapi ia pernah berurusan dengan pelayanan BK karena masalah dengan tata tertib di Madrasah maupun masalah pribadinya seperti kurang memanfaatkan waktu untuk belajar. MHW yang tinggal di dusun Kalibendo, desa banyusari, kecamatan grabag, kabupaten magelang. Cita-citanya sangat tinggi yaitu ingin menjadi seorang Polisi. Setelah mendapatkan pelayanan BK kini ia lebih berhati-hati dan lebih rajin.
67
8.
AA (15 tahun) AA adalah seorang anak perempuan kelahiran magelang yang masih menduduki kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag. Sebenarnya ia adalah anak yang sangat aktif bahkan pintar, serta mempunyai cita-cita yang unik diantara anak seusiannya, yaitu untuk bisa menjadi seorang motivator dan psikolog. Karena ada masalah pada dirinya, kini ia harus berurusan dengan layanan bimbingan konseling, bukan karena kesalahan atau pelanggaran, akan tetapi karena masalah pribadinya.
9.
MAM (14 tahun) MAM adalah seorang anak laki-laki yang duduk dikelas VII yang tinggal di Gabahan, Banaran, Grabag, Magelang. Ia pernah berurusan dengan BK karena masalah berantem, walaupun niatnya hanya bercanda tetapi teman lain yang diajak bercanda itu tidak terima jadinya dia harus berurusan dengan BK, namun selain itu siswa yang mempunyai cita-cita sebagai pemain sepak bola ini ternyata juga pernah datang ke BK, tidak karena melanggar aturan atau masalah lain, akan tetapi atas keinginanya sendiri untuk berbagi cerita alias sharing/ konsultasi. Kini ia merasa dekat dengan semua guru BK di Madrasahnya tersebut. Anak yang hobinya bermain sepak bola ini diharapkan nantinya bisa menjadi seorang pemain sepak bola yang jujur, sportif, dan juga bertanggung jawab.
68
C.
Temuan Penelitian 1.
Program Bimbingan dan Konseling di MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015 Dalam pelaksanaan program bimbingan konseling di Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag, guru bimbingan konseling menerapkan beberapa bentuk program yang diadakan di Madrasah tersebut guna mencapai tujuan daripada visi dan misi bimbingan konseling. Berkaitan dengan hal itu, program bimbingan konseling antara lain mereka terapkan sebagai wujud kontribusi layanan bimbingan konseling terhadap tercapainya tujuan Madrasah. Para narasumber menjelaskan ada beberapa program layanan yang diadakan di sekolah ini. Mereka dengan penuh semangat memberikan segala tenaga, fikiran, waktu, serta tanggung jawabnya sebagai seorang konselor untuk aktif dalam memberikan yang terbaik untuk pelayanan bimbingan konseling tersebut. Pernyataan-pernyataan mereka tidak jauh berbeda mengenai hal pemberian program bimbingan konseling di sekolah ini. Adapun program-program bimbingan konseling yang dijalankan di MTs Negeri Grabag ini ada berbagai macam dan bentuk, seperti pada awal peneliti masuk untuk mencari data di Madrasah ini, AG mengungkapkan, “Kebetulan Mbak, dalam pelaksanaan bimbingan konseling di Madrasah ini kita mengikuti pola 17 plus yang didalamnya berisi mengenai empat program yaitu mencakup program bimbingan kepribadian, kemudian program bimbingan belajar, program bimbingan sosial, dan yang terakhir yaitu program bimbingan karier. Sebelum itu tentunya kita memberikan pelayanan orientasi ketika siswa awal masuk ke Madrasah, yaitu untuk memperkenalkan
69
tentang Madrasah dan tata tertibnya. Selain itu juga programprogram ini kita jalankan di madrasah ini pada dasarnya untuk membantu menyelesaikan masalah pada siswa mbak, baik di sekolah maupun di masyarakat, beberapa pendataan kita lakukan mulai dari data pribadi siswa, inventoring lainnya untuk mengetahui kasus atau masalah siswa serta untuk dicarikan solusi dari pemecahan masalahnya tersebut, akan tetapi dalam hal ini kita lebih menekankan kepada bimbingan belajar dan juga bimbingan karier mbak, melihat siswa-siswa masih dalam usia belajar maksudnya mereka masih menempuh sekolah menengah pertama jadi masih banyak peluang belajar kedepannya, juga untuk mengantisipasi mereka yang mungkin tidak bisa melanjutkan pendidikannya, karena keterbatasan dana atau yang lainnya,seperti itu mbak.” Dari pernyataan AG terdapat beberapa program bimbingan konseling yang bisa dilaksanakan di Madrasah ini. AG menjelaskan bahwa bimbingan belajar dan bimbingan karier adalah bimbingan yang lebih ditekankan, mengingat mereka masih duduk di sekolah menengah pertama dan kemungkinan masih banyak peluang untuk mereka sekolah yang lebih tinggi. Selain itu dengan menekankan bimbingan karier untuk mengantisipasi mereka yang mungkin tidak bisa melanjutkan sekolahnya, sehingga mereka punya pandangan mau apa dan bagaimana setelah mereka lulus nanti. Pernyataan AG ini diperkuat dengan ungkapan K dan S yang menyatakan, “Ya memang ada beberapa program bimbingan konseling yang dijalankan di Madrasah ini mbak, salah satunya adalah bimbingan belajar, karena pada dasarnya belajar itu kadang kala siswa belum begitu memahami sehingga intensitas belajar siswa kurang, peranan bimbingan konseling disamping bapak/ ibu guru secara umum bimbingan konseling mempunyai kompetensi yang dominan dalam memberi bimbingan belajar terhadap siswa. Dengan hal ini diharapkan nantinya proses belajar anak ada suatu peningkatan, juga melihat anak-anak ini kan masih duduk dibangku menengah
70
pertama jadi peluang mereka untuk melanjutkan kejenjang pendidikan tinggi itu masih sangat lebar,” Pernyataan dari narasumber S menyatakan, “program bimbingan konseling yang dijalankan di Madrasah ini sesuai dengan lembaga daripada Madrasah itu sendiri mbak,, seperti program bimbingan kepribadian, sosial, belajar, dan juga karier.. nah kebetulan saya sendiri mengajar atau mendampingi anak-anak kelas IX, dimana disini kita lebih menekankan bimbingan karier,.. Ya karena gini mbak, kita mengantisipasi kemungkinan adanya anak-anak yang memang tidak bisa melanjutkan sekolahnya sampai ke perguruan tinggi, dari sini kita bimbing mereka, kita arahkan mereka, kita gali potensi dan bakat mereka untuk bagaimana sih atau apa yang harus mereka lakukan setelah lulus nanti, sehingga anak-anak itu mempunyai pandangan kedepannya dan tidak hanya menjadi pengangguran saja,,seperti itu mbak,,”
Dari pernyataan beberapa narasumber diatas, dapat disimpulkan bahwa banyak sekali yang mendapatkan palayanan dari program bimbingan konseling ini mengenai masalah-masalah pribadi, baik masalah dari dirinya sendiri atau masalah yang datang dari lingkungan sekolah itu sendiri, akan tetapi sejauh ini di MTs Negeri Grabag diberikan secara khusus program bimbingan konseling, diantaranya bimbingan belajar dan juga bimbingan karier, mengingat siswasiswinya yang masih duduk di sekolah menengah pertama mempunyai peluang untuk melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga mereka diberikan bimbingan belajar untuk bisa mempunyai semangat
dalam
belajar,
juga
meningkatkan
prestasinya
atau
mempertahankan prestasinya. Kemudian selain itu siswa-siswi MTs Negeri Grabag juga diberikan pelayanan bimbingan karier, hal ini untuk
71
mengantisipasi kemungkinan mereka yang tidak bisa melanjutkan sekolahnya sampai perguruan tinggi, dengan diberikan bimbingan karier ini diharapkan nantinya mereka bisa menjadi pribadi yang mandiri. Pada dasarnya semua program bimbingan konseling adalah sangat penting dan memerlukan penanganan khusus mulai dari masalah pribadi, sosial, belajar dan juga karier. Meskipun di Madrasah lebih menekankan bimbingan belajar dan juga bimbingan karier, tetapi mereka para konselor tidak mengesampingkan program-program yang lainnya, karena program bimbingan konseling ini sama-sama dilakukan dan dijalankan untuk bisa mencapai tujuan dari bimbingan konseling di Madrasah ini. Macam-macam program bimbingan konseling yang dijalankan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag, dari hasil wawancara oleh peneliti dapat memberikan gambaran mengenai program bimbingan konseling apa saja yang dijalankan di MTs ini, diantaranya yaitu: a.
Pelayanan Orientasi
b.
Bimbingan pribadi/ individual
c.
Bimbingan sosial/ kelompok
d.
Bimbingan belajar, dan
e.
Bimbingan karier
Dari keterangan di atas, jelaslah bahwa beberapa program layanan bimbingan
konseling
yang
72
dijalankan
di
Madrasah
tersebut
dilaksanakan untuk memberikan bantuan kepada siswa agar mampu mengikuti pembelajaran dengan baik, dan juga berorientasi kedepan setelah nantinya lulus dari Madrasah tersebut. Para konselor atau guru bimbingan konseling di Madrasah saling bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan yang dialami siswa-siswinya. Setiap konselor mempunyai jatah konseli yang berbeda-beda, akan tetapi jika terdapat masalah yang benar-benar sulit, mereka mengadakan musyawarah bersama untuk memecahkan permasalahan tersebut serta usaha tindak lanjutnya. 2.
Implementasi
Program
Bimbingan
dan
Konseling
dalam
Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag Tahun Pelajaran 2014/2015 Bimbingan konseling merupakan bagian integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan dan pengajaran, sehingga memiliki kontribusi terhadap keberhasilan proses pendidikan di Madrasah. Dalam pelaksanaan bimbingan konseling di Madrasah tentunya tidak terlepas dari kerjasama antara guru bimbingan konseling, guru kelas, wali kelas, kepala sekolah, karyawan, dan pihak sekolah yang terlibat dalam situasi baik kondisi saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
Selain
itu
pelaksanaan
bimbingan
konseling
membutuhkan suatu rencana atau program secara baik agar pelayanan bimbingan konseling itu bisa berjalan dengan lancar dan sesuai tujuan daripada
bimbingan
konseling
73
itu
sendiri.
Berkaitan
dengan
pengembangan kepribadian siswa, pelaksanaan pelayanan bimbingan konseling
memang
ikut
berkontribusi,
tidak
hanya
sekedar
menyelesaikan permasalahan siswa, akan tetapi bimbingan konseling juga hadir untuk pengembangan kepribadian siswa. Beberapa langkah pelaksanaan program bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa yang didapat dari para informan, beberapa penuturannya sebagai berikut, ADS mengatakan “dalam pelaksanaannya kita memberikan pelayanan kepada siswa untuk memecahkan masalahnya dan mengembangkan kepribadian siswa itu sendiri. Dengan melalui layanan orientasi, penempatan, atau penyaluran konseling individual konseling layanan konten, kelompok konsultasi beberapa layanan tersebut, yang kita berikan kepada siswa untuk membantu meyelesaikan masalah mereka, beberapa pendataan juga dilakukan mulai dari data pribadi, inventoring lainnya untuk mengetahui kasus dan untuk mencari pemecahan masalahnya (dengan melihat DCM atau daftar catatan masalah),,” TAP menambahkan, “pertama kita memberikan layanan orientasi mbak pada awal ajaran baru untuk memperkenalkan siswa terhadap lingkungan Madrasah, selain itu kita melaksanakan sesuai program yang telah direncanakan, seperti pemberian layanan konseling belajar, pribadi, konseling kelompok, dan alhmdulillah bisa terlaksana dengan baik mbak,,”
Dalam melaksanakan tugas bimbingan konseling terhadap siswa, tentunya seorang konselor itu berusaha memecahkan masalah atau memberikan solusi serta keputusan terhadap masalah dari siswa tersebut, akan tetapi suatu penggambilan keputusan atau solusi itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, dalam artian seorang konselor dalam mengambil suatu keputusan itu harus difikirkan secara matang74
matang dan tentunya dengan persetujuan dari pihak sekolah yang lain, baik itu dari kepala sekolah, waka kesiswaan dan pihak-pihak lain agar dalam mengambil suatu keputusan itu tidak terjadi suatu kesalahan. Beberapa informan memberikan informasi yang hampir sama kaitannya dengan pelaksanaan program bimbingan konseling di Madrasah ini, secara lebih lanjut TH menegaskan, “Sudah sangat bagus mbak, dalam artian penanganan bimbingan konseling disini tidak hanya praktis secara langsung (menegur saja) tetapi juga tercatat dengan baik, karena yang sekarang ini yang dibutuhkan itu adalah fortofolio sebagai bukti, sehingga guru bimbingan konseling di Madrasah ini tidak bertindak sesuai keinginanya atau asal-asalan dalam mengambil suatu keputusan, tetapi dari pihak bimbingan konseling itu selalu berkonsultasi dengan pihak sekolah termasuk kepala sekolah, waka kesiswaan, wali kelas, dan sebagainya, serta memberikan bukti yang akurat mengenai masalah siswa, sehingga seorang konselor itu dalam mengambil suatu keputusan tidak terjadi kesalahan,,” K menambahkan, “Ya sejauh ini saya amati sudah berjalan dengan baik mbak, bimbingan konseling dalam menjalankan tugasnya selalu berpedoman dengan tata tertib daripada bimbingan konseling tersebut juga sesuai program yang telah dibuat, selain itu guru bimbingan konseling juga bekerja sama dengan waka kesiswaan mbak, semisal saja apabila bimbingan konseling dalam menangani suatu siswa yang bermasalah mendapatkan kesulitan atau dengan usaha bimbingan konseling tidak bisa berubah atau kurang berhasil, maka saya selaku waka kesiswaan terjun langsung membantu mbak,,, sehingga keputusan yang diambil dari bimbingan konseling khususnya dari sekolah ini tidak terjadi kesalahpahaman dan tentunya diadakan evaluasi kegiatan juga mbak. Seperti itu mbak,, jadi sejauh ini pelaksanaan BK sudah sangat baik..”
75
Dari hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa itu sebagai berikut: a. Para konselor memberikan pelayanan orientasi kepada siswa b. Konselor melakukan pendataan terhadap siswa-siswinya yang bermasalah melalui DCM (daftar catatan masalah) c. Selalu berkonsultasi dengan pihak sekolah ketika mengambil keputusan. d. Memberikan penyuluhan kelompok sebagai wujud tindakan pencegahan siswa dalam melakukan penyimpangan kembali. e. Mengadakan evaluasi kegiatan pelayanan bimbingan konseling. Dari data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara di atas memberikan pengertian bahwa pelaksanaan bimbingan konseling di Madrasah selalu memberikan banyak sumbangan untuk menyelesaikan suatu
permasalahan
siswa. Jadi
bimbingan
konseling mampu
membuktikan kinerja secara maksimal dan menuai hasil yang memuaskan. 3.
Faktor
Pendukung
Pelaksanaan
Program
Bimbingan
dan
Konseling dalam Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag Tahun Pelajaran 2014/2015 Dalam upaya mensukseskan visi dan misi dari bimbingan konseling di Madrasah tentunya membutuhkan suatu dukungan dari semua pihak, baik itu mengenai fasilitas ataupun faktor pendukung lainnya.
76
Pelaksanaan bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa akan berhasil apabila mendapat dukungan dari semua pihak, baik dukungan itu berasal dari Madrasah, guru bimbingan konseling, siswa itu sendiri, atau pun dukungan yang lain. Berikut penuturan para konselor mengenai faktor pendukung yang mendukung pelaksanaan program bimbingan konseling di Madrasah, dibawah ini penuturan AG, ADS, dan TAP: AG menyatakan, Ya tentunya faktor yang mendukung pelaksanaan program BK itu yang pertama tentunya SDMnya mbak, kemudian yang kedua itu ya dari fasilitas, adapun fasilitas itu mbak bisa berupa ruang konseling, karena tidak mungkin kan pelayanan konseling ditengah-tengah guru atau ada yang tahu mengenai masalah siswa tersebut, kemudian setelah itu harus adanya administrasi juga mbak agar pelayanan bimbingan konseling ini bisa berjalan lancar dan juga adanya informasi kepada para siswa mbak, dan faktor yang terakhir yaitu karena adanya kerjasama mbak,, baik itu kerjasama antara guru bimbingan konseling itu sendiri, guru bimbingan konseling dengan siswa, maupun antara konselor, siswa dan juga orang tua siswa mbak, karena tanpa hal itu tidak mungkin suatu layanan itu bisa berjalan dengan baik.” ADS menambahkan, “Ya sejauh ini ketika kita masuk ke dalam kelas ya mbak, anak-anak itu kadang antusias sekali ya dengan program bimbingan konseling ini, itu juga dibuktikan dengan anak-anak sekarang mulai dekat dengan kita ya, mungkin kadang kala anak-anak itu malu atau takut yah kalau datang ke ruang bimbingan konseling ini, maka kami menyediakan kotak konsultasi, SMS, dan juga sosmed dikhususkan untuk mereka yang ingin bercerita tentang masalahnya mungkin dan sebagainya, dan selama ini faktor-faktor tersebut sangat mendukung sekali nduk buat kita,” TAP juga menambahkan, “Oh iya, semuanya mendukung kok mbak, terlebih dari Madrasah sendiri sangat mendukung, kemudian dari orang tua juga sangat mendukung untuk
77
mengembangkan potensi anak-anak mereka. Selain itu dari fasilitas sendiri mbak, itu sudah sangat mendukung sekali, dari kita sudah mempunyai ruang sendiri yang begitu cukup besar, ada ruang konseling, kita sudah punya fasilitas seperti komputer dan printer dan yang guru BK sudah mempunyai meja dan almari sendiri-sendiri,, ya saya rasa semua itu sudah cukup sekali nduk, seperti itu yah..juga sudah disediakan adanya kotak konsultasi bagi siswa yang mungkin malu dan takut untuk datang ke ruang BK,, ya cukup lah.. seandainya saat kita ingin mengadakan suatu acara pun misalnya seminar tadi, dari pihak sekolah pun selalu berusaha menyediakan ruang dan tempat, serta kebutuhankebutuhannya..” Dari beberapa informan diatas, penulis dapat menemukan beberapa faktor yang mendukung pelaksanaan program bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa, diantaranya sebagai berikut: a. Sumber daya manusia b. Adanya
fasilitas-fasilitas
yang
memadai,
seperti:
ruang
konseling, meja kursi dan almari untuk masing-masing konselor, kotak konsultasi, dan sebagainya c. Menjalin kerjasama antara pihak Madrasah, siswa dan juga orang tua siswa Segala dukungan di atas sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan program bimbingan konseling di Madrasah dalam pengembangan kepribadian siswa. Dengan adanya dukungan di atas maka diharapkan suatu pelayanan bimbingan konseling itu bisa berjalan dengan lancar dan akhirnya dapat mencapai suatu tujuan atau visi misi daripada bimbingan konseling itu
sendiri, serta dengan pengembangan
78
kepribadian siswa menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya diharapkan siswa mampu bersikap mandiri, bertanggung jawab dan juga sukses dalam belajarnya. 4.
Faktor Penghambat Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag Tahun Pelajaran 2014/2015 Dalam upaya mensukseskan tujuan atau visi misi daripada bimbingan konseling di Madrasah tentunya selain adanya faktor pendukung, pasti juga adanya faktor yang menghambat pelaksanaan bimbingan konseling tersebut, sehingga pelaksanaan bimbingan konseling dalam pengembangaan kepribadian siswa tidak bisa berjalan mulus atau terganggu. Gangguan-gangguan itu datang tidak hanya dari pihak guru bimbingan konseling saja, tetapi bisa juga dari siswa itu sendiri, bahkan orang tua mereka. Terkadang orang tua itu malah tidak ikut membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi karena mereka sebagai orang tua terkadang justru yang menyebabkan ketidak berhasilan kinerja bimbingan konseling. Berikut penuturan para konselor menanggapi hambatan-hambatan yang mereka alami sewaktu memberikan pelayanan bimbingan konseling, di bawah ini penuturan dari ADS, TAP, dan AG yang menyatakan: ADS menyatakan, “Eeem,, ya ada beberapa persepsi siswa mengenai bimbingan konseling yang salah, bahwa setiap yang dipanggil BK itu bermasalah, apalagi untuk anak-anak yang masih baru gini kan takut kalau dipanggil BK. Kemudian selain itu dari 79
orang tua, kadang ada orang tua yang familiar, artinya orang tua dipanggil untuk diajak kerjasama tetapi mereka tidak terima atau tidak bisa menerima masukan dari kami, maka bawaanya berantem,,” TAP menambahkan, “Tentunya ada, mungkin ada beberapa kebijakan yang tidak disetujui, dalam artian gini mbak,, kebijakan tersebut misalnya kita selalu menganggap siswa itu positif, tapi ada beberapa orang yang menganggap siswa itu negatif, kemudian menyuruh siswa tersebut untuk diberikan sangsi dan sebagainya. Oleh karena itu kita kan tidak boleh yah memutuskan sesuatu yang tidak sesuai aturan kan, kemudian dari guru sendiri ya terkadang terjadi perbedaan pendapat mengenai sang anak, misalnya saja guru berpandangan bahwa anak itu baik, tetapi ia melakukan suatu pelanggaran dan sebagainya ,,” AG menambahkan lagi, “Tentunya ada mbak,,, akan tetapi selama ini persentasinya sangat kecil, yaitu faktor yang menghambat itu seperti saat mengundang orang tua siswa, baik orang tua yang diundang datangnya tidak bisa tepat waktu, bahkan tidak bisa datang, mungkin karena sibuk ataupun sakit,,”
Dari beberapa informan diatas, penulis menemukan beberapa hambatan yang dialami para guru bimbingan konseling dalam melaksanaan program bimbingan konselingnya, adapun hambatannya sebagai berikut: a. Kurang sinergisnya antara guru bimbingan konseling dengan beberapa pihak guru di Madrasah b. Kurangnya kerjasama dengan orang tua siswa c. Asas kejujuran yang belum terpenuhi dan budaya anak yang takut untuk mengakui kesalahan d. Pandangan negatif anak tentang bimbingan konseling
80
Segala hambatan yang terjadi di atas mereka rasakan sebagai suatu hal yang maklum dan wajar saja terjadi. “Jalan itu tidak selalu mulus”, terkadang melewati hal-hal yang menyenangkan dan terkadang juga merasakan hal-hal yang sulit serta membutuhkan pemikiran yang ekstra. 5.
Alternatif
pemecahan masalah dalam pelayanan Bimbingan
Konseling di Madrasah Dalam mengembangkan suatu kepribadian siswa pasti banyak sekali
permasalahan
yang
dihadapi,
akan
tetapi
dari
setiap
permasalahan itu pasti ada solusinya, sehingga hal itu membuat konselor tidak putus asa dan selalu semangat memberikan pembenahan agar sesuai dengan tujuan. Adapun hambatan-hambatan yang datang oleh konselor dihadapi dengan lapang dada dan tanpa mengeluh. Berikut pernyataan mereka, ADS menyatakan, “Ya,, dengan banyaknya persepsi siswa yang salah tadi, sekarang ini untuk kelas VII tidak ada jam BK masuk kelas, karena banyaknya jam mata pelajaran, akan tetapi solusi sementara ini dari waka kurikulum khususnya memberikan waktu atau kesempatan BK untuk masuk kelas VII dengan mengambil jam mata pelajaran wali kelas, tentunya dengan kesepakatan bersama, agar siswa itu mempunyai pandangan tentang BK, juga sekaligus memperkenalkan kepada siswa apa sih BK itu, untuk apa sih BK itu, kita juga bisa mengenal anak lebih dekat, dan sebagainya. Dan itu benar-benar saya lakukan mbak,, dan terbukti anak-anak juga senang dan bisa terhibur juga sehingga merubah persepsi mereka tentang BK, dan banyak anak-anak yang sering curhat walaupun hanya lewat sms, dan siswa yang mungkin tadinya mereka fikir BK itu hanya berurusan dengan anak-anak yang bermasalah saja, tetapi pada dasarnya tidak. Selain itu kita juga melakukan
81
kerjasama dengan orang tua, tidak sedikit loh mbak,, orang tua yang sering sms saya menanyakan perkembangan kepribadian anaknya di sekolah, nah dari situ kita melakukan kerja sama dengan para orang tua, yaitu untuk senantiasa memperhatikan anak-anaknya, kita juga senantiasa melakukan “Home Visite” atau berkunjung kerumah si anak untuk melihat secara langsung sebenarnya bagaimana sih anak ini, mengapa bisa mendapat masalah dan sebagainya. Ya sejauh ini seperti itu mbak,,” AG menambahkan, “solusi atau langkah yang kami ambil misalnya masalah orang tua yang tidak memenuhi panggilan ke Madrasah. Ya kami dari pihak sekolah melakukan panggilan ulang kepada orang tua siswa, apabila dalam batas waktu yang telah ditentukan orang tua siswa tidak bisa berangkat juga, maka dari kami melakukan kunjungan ke rumah siswa.. agar hal ini bisa cepat diselesaikan.. begitu mbak,”
Sebanyak konselor di MTs Negeri Grabag hampir menuturkan hal yang sama mengenai pertanyaan yang peneliti ajukan. Data diatas merupakan beberapa solusi atau langkah yang diambil konselor dalam memecahkan hambatan-hambatan yang terjadi, penulis menulisnya sebagai berikut: a.
Memperkenalkan bimbingan konseling kepada anak sejak awal (awal anak masuk sekolah), jadi mereka mempunyai pandangan tentang bimbingan konseling
b.
Menjalin kerjasama dengan orang tua siswa dan juga pihak Madrasah
c.
Home visite atau menjalin hubungan baik dengan orang tua siswa dan melakukan pengawasan secara langsung kepada siswa
82
d.
Mengadakan pertemuan rutin dengan pihak sekolah dan sharring antara sesama guru bimbingan konseling terhadap masalah-masalah yang dihadapi siswa
Solusi
masalah di atas dimaksudkan agar hambatan-hambatan
yang dialami konselor sewaktu membimbing dan melayani siswasiswinya bisa dikurangi dan mendapatkan hasil kerja yang diharapkan. Hal ini akan bisa terwujud dengan adanya kerjasama yang baik antara warga Madrasah dan tidak hanya fokus pada konselornya saja. Peran kepala Madrasah, guru mata pelajaran yang lain, wali kelas, waka kesiswaan, dan semua warga anggota Madrasah juga berperan penting dalam mensukseskan kinerja dari bimbingan konseling itu sendiri. 6.
Kepribadian Siswa Setelah Mendapatkan Pelayanan Bimbingan Konseling di Madrasah Layanan bimbingan konseling diberikan untuk menyelesaikan masalah-masalah atau problematika yang dihadapi oleh siswa, selain itu bimbingan konseling juga diarahkan untuk memberikan perubahan terhadap perilaku siswa ke depan agar lebih baik lagi terutama dalam kepribadian siswa. Kepribadian siswa yang diinginkan suatu Madrasah adalah suatu kepribadian yang positif, baik untuk siswa itu sendiri ataupun untuk kemajuan dan perkembangan Madrasah, serta terhadap orang lain dan masyarakat. Bimbingan konseling hadir dalam ranah pendidikan yang diharapkan mampu berkontribusi dalam perubahan perilaku siswa ke 83
arah yang lebih baik lagi. Bimbingan konseling sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian siswa, meskipun secara genetik suatu kepribadian itu sudah melekat dalam diri anak atau sebagai unsur bawaan, akan tetapi faktor lingkungan dan teman sangat berpengaruh, seperti ungkapan TAP dalam kesempatan wawancara dengan penulis yang menyatakan, “Ya memang bimbingan konseling itu kan ranahnya untuk merubah dan mengembangkan perilaku atau kepribadian siswa, akan tetapi sebelum ke –kepribadian itu kan ada yang namanya sikap mbak, nah apabila sikap itu berhubungan dengan kepribadian tertentu secara kognitif, misalnya saja siswa tersebut memiliki sikap dan perilaku yang positif maka akan mengacu juga kepada kepribadian yang positif juga mbak, akan tetapi ada yang namanya kepribadian alami, nah bagaimana kita dalam membentuk atau mengembangkan kepribadian alami itu kearah yang lebih baik lagi, jangan sampai anak itu berkembang kearah yang negatif,” Perubahan perilaku itu diharapkan setelah mereka mendapatkan layanan bimbingan konseling. Kepribadian yang mungkin secara bawaan atau alami dan itu dilihat kurang baik, diharapkan setelah mendapatkan
pelayanan
dari
bimbingan
konseling
itu
maka
kepribadian siswa berangsur-angsur berubah dan berkembang menjadi lebih baik lagi. Beberapa informan memberikan informasi yang hampir relatif sama mengenai perkembangan kepribadian siswa dengan pemberian layanan bimbingan konseling. Secara lebih lanjut, ADS menegaskan, “Ya, mengembangkan kepribadian seseorang itu butuh waktu kok ya mbak, tidak semata-mata kita kasih layanan hari ini terus besok berubah. Tetapi ya program yang kita laksanakan pada dasarnya untuk mengembangkan kepribadian
84
mereka, gampanggane ya dari kepribadian mereka yang mungkin kurang baik, bisa kita luruskan dengan pemberian layanan bimbingan secara terus-menerus sehingga mereka mempunyai kepribadian yang baik. Upaya bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa memang diharapkan mampu memberikan dampak yang besar bagi si anak, utamanya untuk kemajuan siswa itu sendiri dan tujuan daripada Madrasah juga. Atas dasar ini para konselor harus berusaha keras dalam upaya mencapai tujuan dan visi misi bimbingan konseling dengan lebih intensif lagi dalam hal kinerja dan pelayanan. Peneliti sendiri dapat menyimpulkan bahwa memang layanan bimbingan konseling itu sangat ikut andil dalam pengembangan kepribadian siswa, tentunya kepribadian ke arah yang positif. Untuk mengetahui apakah suatu layanan bimbingan konseling itu penting untuk memberikan perubahan perilaku serta kepribadian siswa, penulis mengambil sample pernyataan dari siswa-siswa yang pernah mendapatkan layanan bimbingan konseling, berikut penuturannya, AA menyatakan, “ menurut saya, pemberian pelayanan BK di tengah-tengah para siswa ini sangat membantu buk, terlebih saya sendiri. Saya ini orangnya keras kepala buk, ketika diberi arahan serta nasehat saya mendengarkan tetapi tidak pernah saya lakukan, nah ketika saya ada suatu masalah dan saya datang ke BK, dan para guru BK memberikan saya arahan dan motivasi dengan sabar, telaten dan berusaha membantu menyelesaikan masalah saya. Sejak saat itu saya mulai menghargai pendapat orang lain buk, tentunya yang bersifat membangun. Selain itu saya ini kan anaknya crewet bahkan di kelas sekalipun, pernah saya tidak memperhatikan pelajaran di kelas dan ketika ulangan nilai saya pun jelek, kemudian saya berhadapan dengan BK dan oleh BK diberi arahan serta bimbingan untuk mengurangi bercandaan 85
di dalam kelas, maka saya mulai mengurangi bermain saya di kelas dan akhirnya nilai saya ketika ulangan pun bisa naik dan bagus. ” MHW menambahkan, “tadinya saya itu sering banget bermain buk, bahkan di dalam kelas juga. Pernah suatu hari saya bermain seharian dan besok paginya itu saya ada ujian, malamnya saya merasa capek dan tidur awal tanpa belajar terlebih dahulu, dan akhirnya keesokan harinya nilai ujian saya sangat jelek. Setelah itu saya berhadapan ke BK dan mendapatkan layanan dari BK buk, sejak itu saya menjadi lebih baik lagi, misalnya tidak banyak bercanda di dalam kelas ketika guru menerangkan pelajaran, kemudian apabila ada guru yang tidak masuk saya gunakan untuk ke masjid Sekolah buk untuk sholat dhuha,” MAM menambahkan juga, “saya mendapatkan pelayanan BK karena saya melanggar aturan sekolah buk „bolos‟ karena tidak suka dengan pelajaran hari itu, tapi setelah saya dikasih peringatan serta bimbingan dan arahan dari BK saya tidak lagi mengulangi perbuatan melanggar aturan lagi buk, dan saya merasa lega karena bisa curhat juga mengapa saya membolos, dan sejak itu saya tidak pernah membolos lagi”. Berdasarkan pernyataan dari beberapa siswa di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan mengenai kepribadian yang terjadi kepada siswa setelah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling. Adapun perkembangan kepribadian siswa setelah penulis melakukan wawancara kepada beberapa siswa diantaranya hasilnya sebagai berikut (5 Desember 2014, pukul 09.36- 12.15 WIB): 1.
Siswa
lebih
percaya
diri
dalam
mengungkapkan
permasalahannya dengan orang lain (konselor). 2.
Lebih banyak memanfaatkan waktu untuk belajar daripada untuk bermain.
86
3.
Memperhatikan pelajaran dalam kelas dengan baik.
4.
Tidak pernah membolos dan melanggar aturan Sekolah.
5.
Menjalankan kewajiban sebagai umat Islam dengan baik (beribadah kepada Allah).
Dari kesimpulan di atas, maka jelas sekali bahwa pelayanan bimbingan konseling dapat mengembangkan kepribadian siswa menjadi lebih baik lagi, terbukti dari pernyataan para siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling tersebut kepribadian mereka mengalami perkembangan ke arah yang lebih baik lagi dalam kehidupan seharihari, dan hal ini secara langsung dapat mereka rasakan. Selain itu, siswa menyatakan bahwa para guru bimbingan konseling di Madrasah ini sangat telaten, sabar, dan profesional dalam membimbing siswasiswinya, bahkan mereka tidak pernah putus asa menghadapi kami yang dendeng, dan bandel. Mereka selalu sabar membimbing kami, sehingga kami bisa memperbaiki perilaku kami yang mungkin kurang baik dan mulai dekat dengan semua guru bimbingan konseling.
87
BAB IV ANALISIS A.
Program-program Bimbingan Konseling yang diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag Bimbingan dan konseling adalah suatu bentuk layanan yang diadakan dalam setiap sekolahan. Bimbingan konseling sangat berperan aktif dalam perkembangan pendidikan di sekolah. Bimbingan konseling memberikan kontribusi ke dalam beberapa pelayanannya yang diberikan kepada siswa agar terwujud harapan yang diinginkan, karena bimbingan konseling ikut serta merubah dan mengembangkan suatu kepribadian atau perilaku siswa yang semula kurang baik menjadi baik, serta dalam peningkatan dibidang akademis, etika, dan budayannya. Bimbingan konseling di Madrasah memberikan beberapa pelayanan program bimbingan konseling kepada siswa untuk perubahan perilakunya atau perkembangan kepribadiannya.
Program-program
tersebut
ada
beberapa macam dan bentuk, hal ini disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Bimbingan konseling juga memberikan pelayanannya tidak asal melayani, akan tetapi melihat fokus permasalahan yang kemudian disesuaikan dengan pemberian pelayanan. Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan beberapa program bimbingan konseling yang diberikan guru bimbingan konseling terhadap siswa, yaitu meliputi:
88
1. Layanan Orientasi Layanan
orientasi
adalah
bimbingan
yang
dilakukan
untuk
memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya (Asdiqoh, 2014: 28). Dari hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa di MTs N Grabag juga diberikan layanan orientasi, yaitu diberikan kepada siswa saat pertama kali masuk sekolah atau pada tahun pelajaran baru, siswa diperkenalkan mengenai sekolah, lingkungan sekolah, keadaan ruang sekolah, pengenalan guru dan semua pihak sekolah. Layanan ini diberikan sekaligus untuk membentuk perilaku siswa agar peka terhadap lingkungan mereka, dengan kepekaan ini diharapkan nantinya mereka mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru secara baik dan juga menaati peraturan yang berlaku. 2. Layanan bimbingan kepribadian Layanan ini diberikan kepada siswa setelah mereka mampu beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Dalam artian siswa mengalami suatu masalah ada saat perjalanan belajarnya, baik itu masalah yang berkaitan dengan dirinya sendiri, sekolah, ataupun dari lingkungan luar sekolah. Layanan ini diberikan ketika mereka secara sukarela datang ke konselor untuk sharring dan meminta solusi pemecahan masalahnya, selain itu bisa juga diberikan melalui pemanggilan anak karena anak tersebut termasuk ke dalam siswa yang bermasalah dan seperlunya layak
89
dipanggil untuk mendapatkan layanan serta diberikan solusi untuk pemecahan masalahnya. 3. Layanan bimbingan sosial/ kelompok Layanan ini diberikan kepada siswa untuk membantu menghadapi masalah-masalah sosial, baik itu masalah pergaulan, tantangan kehidupan yang semakin keras, dan lain-lain (Sudianto dan Nurrihsan, 2005:12). Berdasarkan hasil penelitian kepada beberapa informan bahwa di MTs N Grabag memberikan layanan ini kepada siswa
dalam bentuk
bimbingan kelompok, misalnya saja terhadap masalah pergaulan siswa diberikan bimbingan melalui kegiatan seminar, yaitu misalkan tentang “bullying”. Layanan ini diberikan kepada siswa sebagai upaya tindakan atau pencegahan kepada siswa berbuat bullying, baik itu terhadap temantemannya di Sekolah maupun di masyarakat. 4.
Layanan bimbingan belajar Bimbingan belajar membantu peserta didik dalam menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah belajar, juga sebagai upaya pemberian bantuan dari konselor kepada siswa dengan cara mengembangkan suasana belajar-mengajar yang kondusif, agar terhindar dari kesulitan belajar, dan dapat mengembangkan cara belajar yang efektif sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Dalam memberikan pelayanan bimbingan belajar kepada siswa di MTs N Grabag, para konselor selalu melihat dari permasalahan yang dihadapi oleh siswa, semisal siswa mengalami kesulitan dalam belajar,
90
baik karena kurang waktu belajar, sulit konsentrasi, atau pun yang lainnya. Dalam hal ini konselor memberikan bimbingan belajar serta dicarikan solusi untuk masalahnya tersebut, sehingga anak bisa belajar dengan baik, tenang, dan meningkatkan prestasinya. 5. Layanan bimbingan karier Bimbingan karir membantu siswa dalam menghadapi masalahmasalah seperti pemahaman terhadap dunia kerja, pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemahaman terhadap keadaan dirinya senidri serta kemungkinan-kemungkinan pengembangan karir yang sesuai dengan kemampuan dirinya. Layanan bimbingan karir di Madrasah ini diberikan kepada siswa guna mengantisipasi terhadap siswa-siswi yang mungkin tidak bisa melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu dengan cara mengarahkan dan menggali potensi serta bakat minat siswa yang diharapkan nantinya siswa dapat mandiri serta tidak membebani orang lain. Selain itu juga bimbingan karir ini diberikan agar siswa mampu mengenal dan memahami dirinya dengan dunia kerja, mengembangkan masa depanya sesuai dengan yang diharapkannya. Dengan beberapa program layanan bimbingan konseling diatas dapat memberikan perubahan terhadap perilaku siswa terlebih kepribadian mereka, serta membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa. Sehingga siswa bisa berhati-hati dalam bertindak dan dalam jangka panjang nantinya dapat mengembangkan kepribadian siswa yang lebih baik lagi.
91
B.
Implementasi Program Bimbingan Konseling dalam Pengembangan Kepribadian Siswa MTs Negeri Grabag Tahun Pelajaran 2014/2015 Pelaksanaan program bimbingan konseling di sekolah dapat dilaksanakan dengan baik apabila diprogramkan secara baik pula. Oleh karena itu program bimbingan konseling di sekolah harus direncanakan dengan baik dan sistematis, karena secara umum program bimbingan konseling merupakan suatu rancangan kegiatan yang akan dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Pelaksanaan program bimbingan konseling dalam mengembangkan kepribadian siswa di Madrasah tentunya tidak bisa berjalan sendiri, tentunya pelayanan bimbingan konseling ini melibatkan beberapa pihak sekolah, seperti kepala sekolah, waka kesiswaan, wali kelas, guru kelas, orang tua siswa, juga dari siswa itu sendiri. Adapun pelaksanaan program bimbingan konseling di Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag dalam upaya pengembangan kepribadian siswa sudah berjalan secara baik. Berikut upaya-upaya yang dilaksanakan konselor dalam pemberian pelayanan bimbingan konseling kepada siswa: 1.
Konselor memberikan pelayanan orientasi kepada siswa untuk memperkenalkan lingkungan Madrasah dan agar siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan Madrasah sehingga bisa menaati peraturan yang berlaku. Sebagaimana dijelaskan dalam bukunya Asdiqoh (2014: 28) yang menyatakan bahwa layanan orientasi diberikan kepada siswa untuk
92
memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. 2.
Konselor melakukan pendataan terhadap siswa-siswinya yang bermasalah melalui DCM (daftar catatan masalah) untuk dicarikan solusi permasalahannya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam bukunya Asdiqoh (2014: 45), yang menyatakan bahwa dalam memberikan pelayanan bimbingan konseling kepada siswa perlu pengumpulan data terhadap siswa itu sendiri, seperti mengumpulkan berbagai keterangan tentang siswa, baik itu mengenai permasalahan yang dihadapi siswa, mengenal karakteristik siswa, inventoring dan kebutuhan siswa. Sehingga konselor akan lebih mudah dalam memberikan pelayanan dan memberikan solusi permasalahan.
3.
Memberikan penyuluhan kelompok (melalui seminar) sebagai wujud tindakan pencegahan siswa dalam melakukan penyimpangan kembali. Sebagai mana sifat bimbingan konseling yaitu “pencegahan”, bahwa pelayanan bimbingan konseling dapat menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat menganggu, menghambat dan menimbulkan kesulitan.
4.
Selalu berkonsultasi dengan pihak sekolah ketika mengambil keputusan agar dalam mengambil suatu keputusan itu tidak terjadi kesalah pahaman di antara beberapa pihak. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya perbedaan pendapat dari beberapa pihak, baik itu
93
dari guru, orang tua siswa, dan pihak-pihak lain yang terkait dalam suatu lingkup Madrasah. 5.
Diadakan evaluasi dan tindak lanjut guna mengamati sejauh mana pelaksanaan program bimbingan konseling, serta sebagai cermin dalam meningkatkan pelaksanaan program bimbingan konseling ke depannya agar lebih baik lagi. Hal ini sesuai dengan prinsip dari bimbingan konseling yaitu bahwa program bimbingan konseling harus selalu diadakan penilaian secara berkala untuk mengetahui sampai di mana hasil yang telah dicapai dan untuk mengetahui apakah pelaksanaan program itu sesuai dengan yang telah direncanakan semula (Sudianto dan Nurrihsan, 2005: 12).
C.
Faktor-faktor pendukung Pelaksanaan Program Bimbingan Konseling dalam Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag Tahun Pelajaran 2014/2015 Bimbingan
konseling
dalam
melaksanakan
tugas,
tentunya
membutuhkan dukungan dari semua pihak sekolah dan tidak terkecuali dengan fasilitas yang mendukung pelaksanaan program bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa. Pelayanan bimbingan konseling bisa berjalan dengan lancar tentunya karena ada beberapa faktor yang mendukungnya, dari hasil wawancara penulis dapat menyatakan faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan program bimbingan konseling
94
dalam pengembangan kepribadian siswa. Adapun faktor-faktor pendukung tersebut diantaranya: 1.
Adanya fasilitas-fasilitas yang memadai, dengan disediakannya fasilitas dari sekolah untuk membantu pelaksanaan program bimbingan konseling ini bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana, yaitu dengan disediakan ruang konseling, meja kursi dan almari untuk masing-masing konselor, kotak konsultasi, dan yang lainnya. Hal ini membuat konselor lebih mudah dalam mengarahkan dan membimbing siswa, seperti halnya dengan disediakannya kotak konsultasi, siswa lebih banyak mengungkapkan permasalahannya lewat fasilitas tersebut, karena tidak sedikit siswa yang merasa takut untuk masuk ke dalam ruang bimbingan konseling, dari situ konselor bisa lebih memahami karakter siswa dan memberikan pelayanannya sesuai dengan kebutuhan siswa.
2.
Adanya kerjasama antara pihak Madrasah, siswa dan juga orang tua siswa. Kerjasama yang baik sangat perlu untuk kelancaran kinerja bimbingan konseling di sekolah. Tanpa adanya kerjasama tentunya suatu pelayanan itu tidak bisa bekerja secara maksimal untuk bisa mencapai tujuan daripada program tersebut.
3.
Tugas konselor dipegang oleh seorang konselor yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan konseling, sehingga setiap permasalahan siswa dapat teratasi dan dicarikan solusi permasalahannya. Selain itu, pemberian pelayanan bimbingan konseling juga harus disesuaikan
95
dengan kebutuhan siswa, misalnya kebanyakan siswa mengalami masalah dalam
belajarnya, tentunya
seorang konselor harus
memberikan pelayanan bimbingan belajar kepada mereka, serta dicarikan solusi masalahnya. Asdiqoh (2014: 65) menyatakan bahwa seorang konselor itu harus memegang teguh kode etik bimbingan konseling yang mengandung ketentuan yang tidak boleh dilanggar ataupun diabaikan, salah satunya yaitu bahwa pembimbinga haruslah selalu menyadari akan tanggung jawabnya yang berat yang memerlukan pengabdian sepenuhnya.
D.
Faktor-faktor
penghambat
Pelaksanaan
Program
Bimbingan
Konseling dalam Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag Tahun Pelajaran 2014/2015 Bimbingan konseling dalam menjalankan tugasnya selain adanya faktor pendukung pelaksanaan, tentunya juga tidak terlepas dari beberapa faktor yang menghambat pelaksanaan. Akan tetapi hal itu tidak mengurangi semangat para konselor dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang konselor. Bahkan konselor sangat aktif dalam menangani setiap kasus yang dihadapi para siswa guna membantu siswa menyelesaikan masalahnya. Namun, pemberian pelayanan bimbingan konseling itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, terkadang ada saja hambatan yang menghambat
pelaksanaan
program
bimbingan
diantaranya hambatan-hambatan tersebut adalah:
96
konseling
tersebut,
1.
Kurang sinergisnya antara guru bimbingan konseling dengan beberapa pihak guru. Program bimbingan konseling tidak dapat bekerja dan berdiri sendiri tanpa adanya kerjasama yang baik dengan semua pihak. Terkadang guru-guru kurang memahami pentingnya peran bimbingan konseling yang ada di sekolah, mereka menganggap seolah-olah bimbingan konseling itu adalah figur polisi sekolah yang bertindak keras dan kebanyakan ditakuti oleh siswa. Pemahaman seperti ini yang terkadang menghambat pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah, dan pemahaman seperti ini harus dihilangkan karena bimbingan konseling hadir di sekolah pada dasarnya untuk membantu kelancaran tujuan pendidikan di sekolah tersebut. Bimbingan konseling
bersifat
membantu,
mengarahkan,
membangun,
mengembangkan minat dan bakat para siswa yang sebenarnya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka diharapkan hubungan yang lebih sinergis antara bimbingan konseling dengan pihak-pihak sekolah untuk meningkatkan hubungan kerjasama yang baik,
serta
pelaksanaan program bimbingan konseling dalam mengembangkan kepribadian siswa bisa berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan. Priyatno dan Ermananti (1999: 121) menyatakan bahwa suatu kesalahpahaman itu perlu dicegah, diluruskan apabila ingin agar gerakan pelayanan bimbingan konseling pada umumnya dapat
97
berjalan dan berkembang dengan baik sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan dan praktek penyelenggaraannya. 2.
Kurangnya kerjasama dari orang tua siswa. Orang tua memang merupakan
faktor
utama
dalam
mengarahkan
perilaku
atau
kepribadian anak-anaknya ke jalan yang benar. Akan tetapi terkadang orang tua juga terlalu over protektif terhadap anak-anaknya, sehingga hal tersebut membuat sang anak biasanya bertindak seenaknya. Selain itu, kaitannya dengan pelayanan bimbingan konseling, terkadang terdapat orang tua yang bersifat menutupi terhadap kesalahan anaknya, karena anggapan mereka tentang anaknya itu selalu benar. Seperti ungkapan TAP konselor yang menyatakan, “kadang ada juga mbak orang tua yang selalu menutupi kesalahan anaknya, misalnya saja orang tua selalu beranggapan bahwa kelakuan anaknya itu benar, padahal sebenarnya anaknya itu melakukan suatu kesalahan/ pelanggaran, maka hal ini perlu diluruskan mbak agar orang tua juga mengawasi anaknya sehingga perkembangan kepribadian mereka itu bisa lebih baik” Hal seperti itu tidak mendukung kinerja daripada bimbingan konseling dalam mengembangkan kepribadian siswa, maka orang tua perlu diarahkan dalam menanggapi permasalahan yang sedang dihadapi oleh anaknya. Selain itu adanya ketidakharmonisan dalam keluarga juga dapat memicu anak melakukan penyimpangan, yang orang tua harus ketahui adalah bahwa anak itu memerlukan keadaan yang nyaman, terutama dalam keluarga untuk mendukung aktifitasnya.
98
3.
Asas kejujuran yang belum terpenuhi dan budaya anak yang takut untuk mengakui kesalahannya. Banyak anggapan bahwa “jujur itu ajur”, padahal tidak demikian kenyataannya. Kaitannya dengan pelayanan bimbingan konseling sifat jujur itu sangat mendukung, karena jika sifat jujur tidak bisa diterapkan dalam pelayanan bimbingan konseling, tentunya akan mempersulit dalam mencari solusi dari permasalahan tersebut. Namun pada kenyataannya budaya untuk mengakui kesalahan diri sendiri itu masih kurang, karena anggapan mereka tentang perbuatannya yang selalu benar.
4.
Pandangan negatif anak tentang bimbingan konseling. Kebanyakan siswa memandang bahwa bimbingan konseling itu
sebagai polisi
sekolah yang bertugas menangani siswa yang bermasalah. Padahal, pada dasarnya tidak demikian, bimbingan konseling di Sekolah untuk membantu kelancaran proses pembelajaran, karena bimbingan konseling
ini
tugasnya
untuk
membimbing,
mengarahkan,
membangun motivasi anak agar siswa bisa menjadi orang yang mandiri serta bertanggungjawab.
E.
Alternatif solusi yang diambil untuk memecahkan hambatan-hambatan dalam Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Madrasah Proses bimbingan konseling dalam memecahkan masalah atau hambatan saat pemberian pelayanan menawarkan beberapa alternatif pemecahan masalah yang dilakukan untuk memperlancar kinerja bimbingan
99
konseling dalam mengemban tanggung jawab sebagai seorang konselor di sekolah yang ikut serta mewujudkan tercapainya visi, misi dan tujuan dari sekolah. Adapun beberapa alternatif pemecahan masalah yang dilakukan bimbingan konseling yaitu sebagai berikut: 1.
Memperkenalkan bimbingan konseling kepada siswa sejak awal (awal anak masuk sekolah), jadi mereka mempunyai pandangan tentang bimbingan konseling, tidak seperti yang mereka anggapkan selama ini bahwa bimbingan konseling itu merupakan polisi sekolah yang tugasnya memberikan sanksi dan berurusan dengan siswa yang bermasalah atau melanggar aturan sekolah. Selain itu juga siswa dapat memanfaatkan pelayanan bimbingan konseling di Madrasah ini dengan baik.
2.
Menjalin kerjasama dengan orang tua dan juga pihak sekolah, baik kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru-guru mata pelajaran lain, pihak kantin, dan semua pihak yang terlibat dalam suatu lingkup sekolah. Kerjasama yang harmonis ini sangat penting dilakukan untuk memperlancar kinerja dari bimbingan konseling.
3.
Home visite atau menjalin hubungan baik dengan orang tua/ wali murid. Dalam mengembangkan suatu kepribadian siswa menuju yang lebih baik perlu adanya kerjasama orang tua, dalam hal ini diadakannya “home visite”, yaitu konselor mendatangi rumah siswa dengan tujuan menjalin hubungan kerjasama dengan orang tua siswa
100
untuk selalu mengawasi anak ketika di rumah dan untuk mendapatkan penyelesaian permasalahan yang dihadapi sang anak. 4.
Mengadakan pertemuan rutin dengan semua pihak Madrasah untuk menyampaikan kinerja dan perkembangan pelayanan bimbingan konseling di Madrasah agar tidak terjadi perbedaan pendapat lagi, dan juga sharring antara sesama guru bimbingan konseling, hal ini berkaitan dengan problem-problem yang dialami siswa. Kritik dan saran antar sesama konselor sangat dibutuhkan untuk mendapatkan suatu pemahaman dan pemyelesaian mengenai masalah yang sedang dihadapi.
F.
Kepribadian Siswa Setelah Mendapatkan Pelayanan Bimbingan Konseling Pelayanan program bimbingan konseling memberikan sumbangan yang sangat besar berkenaan dengan kinerja sekolah dalam keikutsertaannya dalam mengembangkan kepribadian siswa yang lebih baik. Adapun dari tahun ke tahun diharapkan layanan bimbingan konseling mengalami perkembangan, karena dalam setiap pencapaian sebuah tujuan tentu memerlukan upaya keras dalam menggapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, pelayanan bimbingan konseling di Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag dari waktu ke waktu mengalami peningkatan yang pesat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya permasalahan yang dapat dihadapi siswa, perubahan perilaku dan kepribadian siswa ke arah yang lebih baik, serta banyaknya
101
lulusan yang tidak dapat melanjutkan ke tingkatan yang lebih tinggi (SMA/ perguruan tinggi), dengan melalui pelayanan dari bimbingan konseling di Madrasah ini dapat menyalurkan atau menempatkan peserta didiknya sesuai dengan keahlian dan minat mereka. Layanan bimbingan konseling diberikan di Madrasah dengan tujuan adanya
perubahan
perilaku
dan
kepribadian
siswa,
serta
untuk
mengentaskan siswa dari segala permasalahan dan ikut andil dalam memperbaiki pola perilaku yang kurang baik menjadi baik. Dalam lingkup sekolah bimbingan konseling di Madrasah sangat diharapkan mampu mewujudkan visi, misi dan tujuan dari sekolah. Berikut pernyataan dari AG selaku kepala sekolah yang memberikan pernyataan kepada peneliti saat wawancara, AG menyatakan, “perubahan perilaku yang ditunjukkan siswa setelah mendapat pelayanan bimbingan konseling sejauh ini sangat baik dan menunjukkan perubahan perilaku yang lebih baik dari sebelumnya, Contohnya saja dalam rangka melaksanakan pembiasaan, baik di sekolah maupun di masyarakat, misalnya saja dalam waktu luang siswa diajak untuk sholat dhuha, kemudian ketika datang waktu sholat siswa diajak untuk sholat berjamaah, yang tadinya perlu di oprak-oprak sekarang sudah berjalan baik tanpa harus dioprak-oprak lagi mbak, selain itu pendampingan anak dalam kelancaran pembelajaran atau prestasi juga sangat diperlukan dalam perkembangannya. Oleh karena itu saya selaku kepala sekolah berharap agar kedepannya pemberian pelayanan bimbingan konseling lebih intensif lagi, dalam artian dalam penanganan suatu kasus harus diimbangi dengan pemberian motivasi kepada siswa, jadi tidak sebatas pemberian pelayanan saja,”. Pernyataan kepala sekolah di atas membuktikan pentingnya pemberian pelayanan bimbingan konseling yang diadakan di sekolah, juga bimbingan konseling berperan aktif dalam mewujudkan tujuan dari sekolah,
102
tidak hanya membentuk siswa yang cerdas dalam hal akademis, akan tetapi juga emosionalnya, serta mampu bersaing dengan perkembangan zaman tanpa melakukan suatu penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan orang lain. Pengembangan kepribadian yang baik, positif, dan berakhlakul karimah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta bisa menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab. Berikut kepribadian yang terjadi pada siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling diantaranya: 1.
Siswa yang sebelumnya merasa bimbang dan takut berkonsultasi kepada guru BK menjadi lebih percaya diri dalam mengungkapkan permasalahannya dengan konselor, dalam artian siswa berusaha jujur atas permasalahan yang terjadi dalam dirinya, sehingga siswa dapat menyelesaikan permasalahannya dengan baik, dan lebih bisa mandiri dari sebelumnya.
2.
Siswa yang sebelumnya banyak menghabiskan waktu dengan hal-hal yang kurang produktik menjadi lebih banyak memanfaatkan waktu untuk belajar, maksudnya adalah yang dulunya ada waktu luang digunakan untuk bermain atau menonton televisi sekarang mereka biasakan untuk belajar tentang pelajaran yang diajarkan tadi di sekolah.
3.
Siswa yang sebelumnya kurang konsentrasi saat mengikuti proses belajar mengajar menjadi lebih memperhatikan pelajaran dalam kelas dengan baik, yaitu siswa yang tadinya sering bergurau di dalam kelas, tidak pernah memperhatikan pelajaran, mereka sekarang lebih
103
sering memperhatikan pelajaran sehingga mereka bisa menangkap materi yang diajarkan oleh gurunya. 4.
Siswa yang sebelumnya sering tidak masuk sekolah tanpa alasan menjadi tidak pernah membolos lagi, yaitu siswa yang awalnya suka membolos karena malas sekolah atau ada mata pelajaran yang tidak disukai sehingga mereka membolos, setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling mereka menyadari bahwa pelajaran itu penting dan mereka tidak pernah membolos dan melanggar aturan dari sekolah.
5.
Siswa yang sebelumnya kurang rajin dalam beribadah menjadi lebih bersungguh-sungguh dalam menjalankan kewajiban, maksudnya yang awalnya mereka masih sulit melaksanakan kewajibannya sebagai orang Islam (beribadah/ shalat), di sekolah para siswa diajarkan untuk selalu menjalankan kewajibannya dengan baik, misalnya mengajak siswa untuk shalat berjamaah, membiasakan shalat dhuha, dan sebagainya.
104
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dilakukan pembahasan dan analisis mulai dari bab I sampai dengan bab IV, guna menjawab pokok permasalahan dalam penelitian yang dilakukan, maka terdapat beberapa hal yang menjadi titik tekan sebagai kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu: 1. Program
bimbingan
konseling
yang
diterapkan
di
Madrasah
Tsanawiyah Negeri Grabag meliputi layanan orientasi, layanan bimbingan kepribadian, layanan bimbingan sosial/ kelompok, layanan bimbingan belajar, dan layanan bimbingan karier. 2. Implementasi program bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag yaitu para konselor melakukan beberapa hal yang dapat memperlancar kinerja dari program bimbingan konseling tersebut, di antaranya: konselor memberikan pelayanan orientasi, melakukan pendataan terhadap siswasiswinya yang bermasalah melalui DCM, memberikan penyuluhan kelompok (melalui seminar), selalu berkonsultasi dengan pihak sekolah ketika mengambil suatu keputusan, dan mengadakan evaluasi serta tindak lanjut mengenai pelaksanaan bimbingan konseling. 3. Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan program bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag meliputi adanya dukungan dari beberapa
105
pihak sekolah, adanya fasilitas yang memadai dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan konseling, dan pelaksanaan program bimbingan konseling dipegang oleh orang yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan konseling. 4. Faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan program bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag meliputi: kurang sinergisnya hubungan antara guru bimbingan konseling dengan beberapa pihak guru, kurangnya kerjasama dengan orang tua siswa, kurangnya kejujuran dari siswa untuk mengakui kesalahannya, dan adanya pandangan negatif anak tentang bimbingan konseling. 5. Alternatif solusi yang ditempuh untuk memecahkan hambatanhambatan dalam pelaksanaan program bimbingan konseling di MTs N Grabag yaitu para konselor melakukan beberapa hal, di antaranya: memperkenalkan pelayanan bimbingan konseling kepada siswa sejak awal, membangun kerjasama yang baik dengan orang tua dan pihak sekolah, melakukan home visite, dan selalu mengadakan pertemuan rutin
dengan
pihak-pihak
Madrasah
untuk
menyampaikan
perkembangan dan pelayanan bimbingan konseling serta sharing dengan sesama konselor lain untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi siswa. 6. Kepribadian
siswa
setelah
mendapatkan
pelayanan
Bimbingan
Konseling bisa dilihat dari kebiasaan atau perilaku siswa yang awalnya
106
menyimpang kemudian tidak pernah melanggar aturan sekolah lagi, lebih bersemangat dalam belajar, lebih bisa memanfaatkan waktu, dan juga lebih bisa bersikap dewasa serta mandiri dan percaya diri. Selain dari perubahan kepribadian, bimbingan konseling juga berhasil dalam hal memberikan pelayanan kepada siswa, misalnya banyaknya permasalahan yang dapat dihadapi siswa, dan banyaknya lulusan yang tidak dapat melanjutkan ke tingkatan yang lebih tinggi (SMA/ perguruan tinggi) mereka dapat menyalurkan atau menempatkan dirinya sesuai dengan keahlian, bakat dan minat mereka. B. Saran Adapun saran yang terkait dengan implementasi program bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs N Grabag kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015 antara lain: 1.
Untuk sekolah Mampu meningkatkan kinerja layanan bimbingan konseling agar lebih aktif dan intensif lagi, juga mengembangkan kerjasama yang baik antara beberapa pihak Sekolah, yaitu antara guru bimbingan konseling, kepala sekolah, kesiswaan, guru mata pelajaran, wali kelas, dan semua pihak sekolah yang terlibat dalam lingkungan sekolah. Sekaligus sarana dan prasarana yang lebih lengkap.
2.
Untuk Siswa Bagi siswa diharapkan lebih bisa mengetahui tentang program bimbingan konseling, sehingga mereka tidak berpandangan negatif
107
tentang bimbingan konseling, bahwa semua yang berhubungan dengan bimbingan konseling itu pasti bermasalah, padahal kenyataannya tidak demikian. Oleh karena itu, siswa pun mampu memanfaatkan pelayanan bimbingan konseling untuk sekedar sharring atau berkomunikasi dalam menyelesaikan suatu permasalahan, sehingga siswa dapat menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya. 3.
Untuk Guru Guru diharapkan untuk selalu memperhatikan anak didiknya, selalu memberikan motivasi terhadap siswa, serta selalu memberikan suri tauladan yang baik bagi siswa, sehingga siswa tidak mempunyai fikiran untuk melanggar suatu aturan atau norma yang berlaku dalam sekolah, dan akhirnya dapat mencapai tujuan serta visi dan misi dari Madrasah.
108
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Sholeh, Munawar. 2005. Pikologi Perkembangan (cetakan ke-2). Jakarta: PT Rineka Cipta Arikunto, Suharsini. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Bina aksara -------------------------. 2011. Penilaian dan Penelitian Bidang Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: PT Aditya Media Asdiqoh, Siti. 2014. Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah (cetakan ke-2). Yogyakarta: STAIN Salatiga Press Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Hartati, Netty, dkk. 2004. Islam dan Psikologi. Jakarta: PT Grafindo Persada Jalaluddin. 2000. Psikologi Agama (Cetakan ke-4). Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ketut, Dewa. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta Makmun, Syamsuddin Abin. 2009. Psikologi Pendidikan (cetakan ke-10). Bandung: PT Remaja Rosdakarya Miles, Matthew & Huberman, Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press Moloeng, J. Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Munir, Samsul Amin. 2010. Bimbingan dan Konseling Islami. Jakarta: AMZAH
109
Nurrihsan, dkk. 2004. Manajemen Bimbingan dan Konseling Kurikulum 2014. Jakarta: PT Grasindo Prayitno dan Ermananti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta Sudianto, Akur & Nurrihsan, Juntika Achmad. 2005. Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA. Jakarta: PT Grasindo Anggota Ikapi Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif. Bandung: CV. Alfabeta Suprayogo, Imam & Tobroni. 2003. Metodologi Penelitian Sosial- Agama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito Tohirin, 2007. Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Yusuf, Syamsu & Nurrihsan, Juntika Achmad. 2005. Landasan Bimbingan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Yusuf, syamsu & Nurrihsan, Juntika Achmad. 2008. Teori Kepribadian (cetakan ke-2). Bandung: Remaja Rosdakarya http: // agungadhyaksa. blogspot. Com /2014/01/3 –jenis –kepribadian –manusia introvert. html
110
111
PEDOMAN WAWANCARA dan HASIL WAWANCARA (VERBATIM) “IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGEMBANGKAN KEPRIBADIAN SISWA MTs NEGERI GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015” 1. Nama
: AG
Alamat
: Sampangan, Bumirejo, Kaliangkrik, Magelang
Jabatan
: Kepala Madrasah
Hari/ tanggal : Jumat, 28 November 2014 Waktu
: 09.10 WIB
Tempat
: ruang Kepala Sekolah
Hasil wawancara No. 1.
:
Pertanyaan
Jawaban
Apa yang bapak ketahui BK adalah suatu layanan bimbingan yang tentang
Bimbingan harus ada dalam suatu instansi atau sekolahan,
Konseling?
karena fungsi dari BK itu sendiri adalah untuk membimbing dan mengarahkan siswa ke arah yang lebih baik lagi dan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada pada diri siswa.
2.
Menurut bapak, program Kebetulan mbak, program-program BK yang BK
apa
saja
yang kami terapkan di sekolah ini yaitu mencakup
diterapkan di Madrasah empat program diantaranya yang pertama ini?
program bimbingan kepribadian, kemudian program bimbingan belajar, kemudian program bimbingan sosial, dan yang terakhir yaitu
112
program bimbingan karier. 3.
Menurut
bapak, Sejauh
bagaimana
cukup
berhasil,
dengan
pelaksanaan dibuktikannya output siswa setelah belajar di
pelayanan Madrasah
ini
BK ini
di sekolah ini begitu baik, dalam
pengembangan kepribadian siswa? 4.
Menurut
Anda, Kami dari pihak Madrasah selalu berusaha
bagaimana
dengan memberikan fasilitas yang memadai guna
fasilitas yang disediakan pelayanan BK ini bisa berjalan dengan lancar untuk pelayanan BK ini?
mbak, untuk saat ini fasilitas dari Madrasah ya menyediakan ruang BK itu mbak, terus meja dan almari para konselor, kami sediakan komputer lengkap dengan printnya, terus kemudian kami juga membuatkan ruang konseling di dalam ruang BK itu. Ketika dari pihak BK akan mengadakan suatu kegiatan, semisal seminar seperti kemarin itu, ya kita berusaha menyediakan tempat serta keprluankeprluannya. Seperti itu mbak,,
5.
Apa
saja
faktor Ya
tentunya
faktor
yang
mendukung
pendukung pelaksanaan pelaksanaan program BK itu yang pertama program Madrasah?
BK
di tentunya SDMnya mbak, kemudian yang kedua itu ya dari fasilitas, adapun fasilitas itu mbak bisa berupa ruang konseling, karena tidak
mungkin
kan
pelayanan
konseling
ditengah-tengah guru atau ada yang tau mengenai masalah si siswa tersebut, kemudian setelah itu harus adanya administrasi juga mbak agar pelayanan BK ini bisa berjalan
113
lancar, dan juga adanya informasi kepada para siswa mbak, faktor yang terakhir yaitu karena adanya kerjasama mbak, baik itu kerjasama antara guru BK itu sendiri, guru BK dengan siswa, maupun antara guru BK, siswa dan juga orang tua siswa mbak, karena tanpa hal itu tidak mungkin suatu layanan itu bisa berjalan dengan baik.. 6.
Adakah hambatan dalam Tentunya ada mbak, akan tetapi selama ini pelaksanaan program BK persentasinya sangat kecil, yaitu faktor yang di Madrasah?
menghambat itu seperti saat mengundang orang tua siswa, baik orang tua yang diundang datangnya tidak bisa tepat waktu, bahkan tidak bisa datang, mungkin karena sibuk ataupun sakit.
7.
Bagaimana atau
alternatif Ya kami dari pihak sekolah melakukan
solusi
dalam panggilan ulang kepada orang tua siswa,
menyelesaikan hambatan apabila tersebut?
dalam
batas
waktu
yang
telah
ditentukan orang tua siswa tidak bisa berangkat juga, maka dari kami melakukan kunjungan kerumah siswa agar hal ini bisa cepat diselesaikan, begitu mbak,,
8.
Bagaimana siswa
kepribadian Perubahan itu sangat baik mbak,
setelah
mereka Contohnya
dalam
rangka
melaksanakan
mendapatkan pelayanan pembiasaan, baik di sekolah maupun di BK?
masyarakat, misalnya saja dalam waktu luang siswa diajak untuk sholat dhuha, kemudian ketika datang waktu sholat siswa diajak untuk sholat berjamaah di musholla, nah setelah melewati bimbingan tersebut, tanpa disuruh
114
siswa-siswa sudah menbiasakan diri untuk melaksanakan hal-hal tersebut.
Wawancara terhadap Waka Kesiswaan: 2. Nama
:K
Alamat
: Kanigoro, Ngablak, Magelang
Jabatan
: Waka Kesiswaan
Hari/ tanggal : Senin, 01 Desember 2014 Waktu
: 10.10 WIB
Tempat
: Ruang Guru
Hasil Wawancara No. 1.
:
Pertanyaan
Jawaban
Apa yang bapak ketahui Bimbingan konseling adalah suatu proses tentang
Bimbingan pemberian bantuan kepada siswa, baik siswa
Konseling?
yang mempunyai masalah atau tidak, karena melalui
pelayanan
dengan cara
bimbingan
membimbing
konseling
proses belajar
mengajar dan masalah etika atau moral kepada siswa, proses diharapkan
bimbingan konseling tersebut mampu
mencapai
tujuan
pembelajaran, baik pembelajaran yang bersifat kognitif
atau
nilai-nilai
yang
ditentukan
berdasarkan KKM dari masing-masing mapel bisa tercapai dan akhlaknya juga sesuai dengan harapan. 2.
Menurut bapak, program Ya BK
apa
saja
itu
memang
ada
beberapa
program
yang bimbingan, salah satunya adalah bimbingan
diterapkan di Madrasah belajar, karena pada dasarnya siswa itu kadang ini?
kala
belum
115
begitu
memahami
sehingga
intensitas belajar siswa kurang, peranan BK disamping bapak/ ibu guru secara umum BK mempunyai kompotensi yang dominan dalam memberi bimbingan terhadap siswa. Dengan hal ini diharapkan nantinya proses belajar anak ada
suatu peningkatan.
Kemudian selain
bimbingan belajar, terdapat juga bimbingan moral atau akhlak, sehingga di madrasah ini dibuat suatu tata tertib, dimana dalam tata tertib tersebut
dijelaskan
pasal-pasal
mengenai
pelanggaran dan ketentuan-ketentuannya. Hal ini di buat guna anak tidak sampai melanggar aturan sehingga dapat menumbuhkan moral dan akhlak siswa agar siswa mempunyai suatu kepribadian yang baik. 3.
Menurut bagaimana
Anda, Ya sejauh ini saya amati
pelaksanaan dengan baik mbak, BK bekerja sama dengan
pelayanan Madrasah
sudah berjalan
BK ini
di waka kesiswaan mbak, semisal saja apabila BK dalam dalam menangani suatu siswa yang bermasalah
pengembangan
mendapatkan kesulitan atau dengan usaha BK
kepribadian siswa?
tidak bisa berubah atau kurang berhasil, maka saya selaku waka kesiswaan terjun langsung membantu mbak, sehingga keputusan yang diambil dari BK khususnya dari sekolah ini tidak terjadi kesalahpahaman. Seperti itu mbak, jadi sejauh ini pelaksanaan BK sudah sangat baik.
4.
Menurut bagaimana
Anda, Sejauh ini pihak Madrasah selalu memberikan dengan yang terbaik guna memperlancar pelayanan BK
fasilitas yang disediakan ini mbak, disediakan ruang BK, komputer
116
untuk pelayanan BK ini?
untuk BK, dan yang kemarin itu BK habis mengadakan acara seminar untuk semua siswa mbak, ya kita berusaha menyediakan tempat serta menyediakan peralatan yang memang dibutuhkan. Seperti itu mbak,,
5.
Apa saja faktor yang Yang mendukung pelaksanaan program BK ya mendukung pelaksanaan tentunya yang pertama mungkin tugas pokok program
BK
Madrasah?
di dalam BK itu sendiri, dimana ada ketentuan dari kepengurusan BK. Terus yang kedua adanya dukungan dari bapak kepala sekolah, terus dukungan dari wakil-wakil kepala sekolah dan juga dukungan dari bapak/ibu guru, artinya semua perilaku siswa yang berkaitan dengan proses belajar mengajar dan moral atau akhlak setidaknya menjadi tanggung jawab BK, tetapi semua
komponen
warga
madrasah
itu
mempunyai tanggung jawab yang sama, cuman secara
administrasi
itu
nanti
BK
yang
menangani secara langsung, terutama masalah anak-anak yang sering melanggar aturan, pemanggilan2 siswa terhadap pelanggaranya, dan lain-lain 6.
Adakah hambatan dalam Ya iya mbak,, karena setiap aturan itu pasti ada pelaksanaan Madrasah?
BK
di hambatannya, hal itu bisa dari siswa yang tidak memahami tentang aturan-aturan di Madrasah yang mana aturan tersebut pada kalanya sudah disosialisasikan baik kepada orang tua maupun siswa itu sendiri ketika penerimaan siswa baru (MOS) atau pun saat upacara. Selain itu, hambatan berasal dari adanya perbedaan
117
pemahaman
mengenai
point
pelanggaran.
Kemudian hambatan bisa juga dari orang tua siswa yang mana terdapat beberapa orang tua yang
tidak
memperhatikan
secara
benar
terhadap putra/putrinya, sehingga apa yang dilakukan anak-anaknya kadang kala orang tua tidak
mengetahui,
maksudnya
menurut
pandangan orang tua bahwa kelakuan anaknya itu bagus artinya tidak pernah melanggar aturan, tetapi ternyata anak-anaknya tersebut melakukan
perbuatan
yang
bertentangan
dengan aturan sekolah. 7.
Bagaimana alternatif atau Ya tentunya dari madrasah ini baik dari kepala solusi
dalam sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru
menyelesaikan hambatan BK mengadakan penjelasan-penjelasan atau tersebut?
sosialisasi ketika awal penerimaan siswa baru, dengan mengumpulkan orang tua siswa dan siswa,
kemudian
didalamnya
dijelaskan
mengenai tata tertib, masalah pentingnya belajar,
masalah
pentingnya
pengamatan
/pengawasan terhadap anak-anaknya itu yang mana nanti diharapkan keinginan orang tua menyekolahkan ini bisa memperoleh ilmu yang bermanfaat sesuai dengan harapan orang tua. Terus
memotivasi
belajar,
untuk
memperhatikan anaknya dalam belajar atau perilaku
yang
menyampang
yang
mana
harapannya anak-anak bersekolah di madrasah itu
bener-bener
berhasil
dalam
kognitif,
maupun dalam bidang moral atau akhlak.
118
8.
Bagaimana siswa
kepribadian Ya, memang tujuan daripada BK itukan setelah diharapkan untuk bisa meluruskan siswa-siswi
mendapatkan pelayanan yang mungkin kecenderungan dari anak itu BK?
tidak
lurus,
dalam
artian
gini
mbak,,
kemungkinan anak itu cenderung masih labil atau segala sesuatu belum dilandasi dengan suatu prinsip yang bener, atau belum bisa bertindak sesuai benar. Lha dengan pemberian layanan BK ini mbak, dan juga pengetahuan supaya anak itu bisa berperilaku yang baik untuk dirinya sendiri, orang tua, maupun masyarakat secara umum. Tetapi kadang kala ada
yang
tidak
berhasil,
akan
tetapi
porsentasinya sangat kecil, sudah diberikan dengan peringatan-peringatan tertentu atau orang tua diundang ke sekolah beberapa kali, melakukan kunjungan kerumah siswa tetapi anak masih melakukan bentuk pelanggaran. Tetapi
sejauh
ini
ada
peningkatan
dan
keberhasilan, hal itu bisa dilihat pada saat UAN, dan juga dalam bidang ibadah. Setelah siswa diberikan pengetahuan, atau pemahaman tentang ibadah, siswa mulai menunjukkan peningkatan, misalnya saja pada waktu luang kebanyakan anak melakukan sholat dhuha dan sholat berjamaah, anak juga banyak yang sekarang
menaati
sebagainya.
119
aturan
sekolahan
dan
Wawancara terhadap Guru BK MTs Negeri Grabag: 3. Nama
: ADS
Alamat
: Donorejo, Mertoyudan, Magelang
Jabatan
: Guru BK
Hari/ tanggal : Selasa, 2 Desember 2014 Waktu
: 08.15 WIB
Tempat
: Ruang BK
Hasil Wawancara No. 1.
:
Pertanyaan Menurut
Anda,
Jawaban apakah BK itu bertujuan membimbing kearah yang
yang dimaksud dengan BK optimal, sesuai transisi dari anak untuk di Madrasah?
menjadi lebih baik, dan hal itu maka perlu didampingi, dibimbing, serta diarahkan, sehingga mereka bisa menjadi pribadi yang mandiri. Hal ini tidak hanya ditujukan kepada siswa yang bermasalah saja, tetapi juga bagi semua siswa pada umumnya.
2.
Program BK apa saja yang Ya kita itu kan mengikuti 4 bidang layanan dijalankan ini?
di
Madrasah ya mbak, yaitu pribadi, sosial, belajar, dan karier. Kita mengacunya kepada pola 17 yaitu mengenai empat bidang layanan tadi (pribadi, sosial, belajar, dan karier), terus nanti ada beberapa layanan, seperti layanan konseling individu, kelompok, klasikal, ada lagi yang sekarang lagi tren itu kan layanan Responsif. Layanan responsif itu layanan secara langsung, sekarang ini kan lagi ngetren-ngetrennya masalah “bullying” yah, jadi sebisa mungkin kita sebagai guru BK itu
tanggap,
120
misalnya
dengan
cara
mengadakan seminar mengenai bullying kita manggil atau bekerja sama dengan pakar-pakarnya seperti itu mbak,, dan hal ini kita sampaikan sejak awal tahun pelajaran. 3.
Bagaimana
pelaksanaan Ya kita melaksanakan atau memberikan
BK dalam pengembangan pelayanan BK terhadap siswa ini sesuai kepribadian siswa?
tujuan serta visi dan misi dari BK itu sendiri mbak, sesuai prosedur atau rencana program yang telah kita buat dan kita sepakati bersama, dan juga selain itu adanya buku pedoman
BK.
Sehingga
kita
bisa
profesional dalam membimbing anak-anak dan
tentunya
ketelatenan,
dibutuhkan dan
kesabaran,
keikhlasan
dalam
membimbing mereka karena yang kita tau sikap anak itu berbeda-beda. 4.
Bagaimana dengan
Kalau fasilitas BK di MTs Negeri Grabag
fasilitas yang disediakan
ini alhamdulillah yang nduk ya,, kita sudah
dari Madrasah?
mempunyai ruang sendiri yang begitu cukup besar, ada ruang konseling, kita sudah punya fasilitas seperti komputer dan printer dan yang guru bk sudah mempunyai meja dan almari sendiri-sendiri,, ya saya rasa semua itu sudah cukup sekali nduk, seperti itu yah..juga sudah disediakan adanya kotak konsultasi bagi siswa yang mungkin malu dan takut untuk datang ke ruang BK,, ya cukup lah.. seandainya saat kita ingin mengadakan suatu acara pun
121
misalnya seminar tadi, dari pihak sekolah pun selalu berusaha menyediakan ruang dan tempat, serta kebutuhan-kebutuhannya.. ya jadi menurut saya fasilitasnya sudah sangat mendukung sekali mbak,, 5.
Apa saja faktor pendukung Ya sejauh ini ketika kita masuk ke dalam pelaksanaan
BK
dalam kelas ya mbak, anak-anak itu kadang
pengembangan Kepribadian
antusias sekali ya dengan program bk ini, siswa
Madrasah?
di itu juga dibuktikan dengan anak-anak sekarang mulai dekat dengan kita ya,, mungkin kadang kala anak-anak itu malu atau takut yah kalau datang ke ruang BK itu, maka kami menyediakan layanan kotak konsultasi,
SMS,
dan
juga
sosmed
dikhususkan untuk mereka yang ingin bercerita tentang masalahnya mungkin dan sebagainya, dan selama ini faktor-faktor tersebut sangat mendukung sekali mbak buat kita. 6.
Adakah
faktor
yang ,ya ada beberapa persepsi siswa mengenai
menghambat pelaksanaan BK yang salah, bahwa setiap yang dipanggil BK di Madrasah?
BK itu bermasalah, apalagi untuk anak-anak yang masih baru gini takut kalau dipanggil BK. Kemudian selain itu dari orang tua, kadang ada orang tua yang familiar, artinya orang tua dipanggil untuk diajak kerjasama tetapi mereka tidak terima atau tidak bisa menerima
masukan
dari
kami,maka
bawaanya berantem. 7.
Bagaiaman
alternatif Ya,, dengan banyaknya persepsi siswa yang
122
pemecahan masalah dalam salah tadi karena sekarang ini untuk kelas menyelesaikan tersebut?
hambatan VII tidak ada jam BK masuk kelas, karena banyaknya jam mata pelajara, akan tetapi solusi sementara ini dari waka kurikulum khususnya
memberikan
waktu
atau
kesempatan BK untuk masuk kelas VII dengan mengambil jam mata pelajaran wali kelas, bersama,
tentunya agar
dengan siswa
itu
kesepakatan mempunyai
pandangan tentang BK, juga sekaligus memperkenalkan kepada siswa apa sih BK itu, untuk apa sih BK itu, kita juga bisa mengenal anak lebih dekat, dan sebagainya. Dan itu benar-benar saya lakukan mbak,, dan terbukti anak-anak juga senang dan bisa terhibur juga sehingga merubah persepsi mereka tentang BK, dan banyak anak-anak yang sering curhat walaupun hanya lewat sms, dan siswa yang mungkin
tadinya
mereka fikir BK itu hanya berurusan dengan anak-anak yang bermasalah saja, tetapi pada dasarnya
tidak.
Selain
itu
kita
juga
melakukan kerjasama dengan orang tua, tidak sedikit loh mbak,, orang tua yang sering sms saya menanyakan kepribadian anaknya disekolah, nah dari situ kita melakukan kerja sama dengan para orang tua, yaitu untuk senantiasa memperhatikan anak-anaknya,
kita
juga
senantiasa
melakukan “Home Visite” atau berkunjung kerumah si anak untuk melihat secara
123
langsung sebenarnya bagaimana sih anak ini, mengapa bisa mendapat maslaah dan sebgainya. Ya sejauh ini seperti itu mbak.. 8.
Bagaimana
kepribadian Ya,
memang
dalam
mengembangkan
siswa setelah mendapatkan kepribadian seseorang itu butuh waktu kok pelayanan BK?
ya mbak, gag semata-mata kita kasih layanan hari ini terus besok berubah. Tetapi ya program yang kita laksanakan pada dasarnya
untuk
mengembangkan
kepribadian mereka, gampangane ya dari kepribadian mereka yang mungkin kurang baik, bisa kita luruskan dengan pemberian layanan bimbingan secara terus-menerus sehingga mereka mempunyai kepribadian yang baik,,
4. Nama
: TAP
Alamat
: Manggung, Grabag, Magelang
Jabatan
: Guru BK
Hari/ tanggal : Selasa, 2 desember 2014 Waktu
: 09.10 WIB
Tempat
: Ruang BK
Hasil Wawancara No. 1.
:
Pertanyaan
Jawaban
Menurut Anda, apakah yang BK itu bagian dari pendidikan untuk dimaksud Madrasah?
dengan
BK
di membina
siswa,
membimbing
mengarahkan siswa,
siswa,
membantu
mengembangkan potensi yang dimiliki siswa, serta BK membantu menyelesaikan
124
permasalahan yang dihadapi siswa, dan hal ini tidak hanya kepada siswa yang selalu bermasalah, akan tetapi kepada seluruh siswa, agar mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik serta mandiri. Seperti itu mbak, 2.
Program BK apa saja yang Ya untuk program BK itu di sekolah ini dijalankan di Madrasah ini?
terdapat empat program layanan BK, yaitu program
bimbingan
pribadi,
sosial,
belajar, dan juga karier. Akan tetapi Program itu tiap tahun pasti berubah mbak, kita melihat dari sekala kebutuhan dari siswa itu sendiri mbak, misalnya tahun ini mekanismenya lebih fokus pada kepribadian, maka kita lebih fokus dengan layanan pribadi dan kita tidak harus mengesampingkan layanan yang lain, seperti itu mbak,, 3.
Bagaimana dalam
pelaksanaan
BK Ya kita melaksanakan program BK ini
pengembangan tentunya karena tujuan serta visi dan misi
kepribadian siswa?
BK untuk membantu siswa, membimbing, dan mengarahkan siswa, serta untuk mengembangkan kepribadian mereka ke arah yang lebih baik. Selama ini kita melaksanakannya dengan beberapa buku panduan BK juga, seperti DCM. Selain itu dalam pelaksanaan BK ini kita juga menjalin kerjasama dengan semua pihak mbak,,
4.
Bagaimana dengan fasilitas yang sekolah
125
selalu
menfasilitasi
semua
disediakan dari Madrasah?
kegiatan mbak, kalau contohnya kami mengadakan suatu kegiatan seminar untuk siswa ya sekolah selalu tanggap, dalam artian selalu menyediakan fasilitas apapun yang
kami
gedung
butuhkan, disediakan,
misalnya
saja
sarana-sarana
pendukung pelaksanaan juga disediakan, yaa,
pada
dasarny
sekolah
selalu
menyediakan fasilitas-fasilitas buat BK mbak,, 5.
Apa
saja
faktor
pendukung Oh iya, semuanya mendukung kok mbak,,
pelaksanaan BK ?
terlebih dari sekolahan sendiri ini sangat mendukung, kemudian dari orang tua juga sangat mendukung untuk mengembangkan potensi anak-anaknya.
6.
Adakah
faktor
yang Tentunya ada, mungkin ada beberapa
menghambat pelaksanaan BK?
kebijakan yang tidak disetujui, dalam artian gini mbak, kebijakan tersebut misalnya kita selalu menganggap siswa itu positif, tapi ada beberapa orang yang menganggap siswa itu negatif, kemudian menyuruh siswa tersebut untuk diberikan sangsi dan sebagainya. Oleh karena itu kita kan tidak boleh yah memutuskan seseuatu yang tidak sesuai aturan kan, kemudian dari orang tua sendiri yang menghambat itu kadang-kadang kalau orang tua dipanggil, orang tua itu salah menanggapi, tanggapan orang tua itu kalau dipanggil pasti identik dengan kenakalan
126
anaknya,
padahal
kita
hanya
ingin
menyampaikn perkembangan anaknya, . 7.
Bagaiaman alternatif pemecahan Ya tergantung permasalahanya mbak, masalah dalam menyelesaikan misalnya untuk hambatan dari orang tua hambatan tersebut?
tersebut ya kita melakukan panggilan ulang mbak, kalau baru tidak memenuhi panggilan lagi maka kami dari pihak BK melakukan “home visite”mbak,,
8.
Bagaiamana kepribadian siswa Ya
cukup
berhasil
mbak,
terutama
setelah mendapatkan pelayanan sekarang ini anak-anak itu banyak yang dari BK?
aktif dan mandiri mbak, maksudnya anakanak tidak perlu diingatkan itu anak-anak sudah tau apa yang harus dilakukannya mbak, misalnya dalam kerapian dan kedisiplinan, yang tadinya kepribadian mereka
yang
suka
melanggar
dan
sebagainya itu sekarang ini jarang mereka lakukan, bahkan dalam beribadah pun mereka semakin rajin, apabila ada waktu luang mereka sempatkan untuk sholat dhuha, kemudian selalu mengikuti sholat berjamaah yang memang dari sekolah diwajibkan mbak, ya menurut kami ada keberhasilan dari pelayanan BK ini dalam mengembangkan Begitu mbak..
127
kepribadian
mereka.
5. Nama
:S
Alamat
: Gowak, Grabag, Magelang
Jabatan
: Guru BK
Hari/ tanggal : Selasa, 2 desember 2014 Waktu
: 12.15 WIB
Tempat
: ruang BK
Hasil Wawancara No. 1.
:
Pertanyaan
Jawaban
Menurut Anda, apakah yang BK itu bagian dari pendidikan yang dimaksud
dengan
BK
Madrasah?
di bertugas membimbing siswa kearah yang lebih baik mbak, seperti membantu, mengarahkan atau pun merubah dan mengembangkan kepribadian siswa yang lebih baik. Selain itu juga BK itu bertugas membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa mbak, baik itu menyangkut tata tertib, kepribadiannya, nilai kurang baik, dan lain-lain.
2.
Program BK apa saja yang Program dijalankan di Madrasah ini?
Madrasah
yang ini
dijalankan ada
4
BK
mbak,
di yaitu
bimbingan belajar, sosial, kepribadian, dan juga karier...nah kebetulan saya mengajar dikelas IX mbak, jadi selain bimbingan belajar saya lebih menekankan kepada bimbingan karier. 3.
Bagaimana dengan fasilitas Oh kebetulan fasilitas yang disediakan yang
disediakan
memperlancar program bk ini?
guna oleh sekolah ini sudah sangat baik mbak,
pelaksanaan seperti disediakannya kotak konsultasi, mading BK, dan juga ruang konseling.
128
4.
Bagaimana program
pelaksanaan Ya kita melaksanakannya dengan sebaik BK
dalam mungkin mbak, melaksanakan beberapa
pengembangan
kepribadian program BK yang telah ditetapkan, serta
siswa?
dengan cara memberikan pelayanan yang baik kepada siswa, selalu memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada siswa agar siswa lebih bisa memahami tentang BK ataupun tujuan daripada Madrasah dan BK itu sendiri mbak.
5.
Apa saja faktor pendukung Faktor pendukung, ya dari siswa itu pelaksanaan pelayannan BK sendiri ya, misalnya ia sangat antusias dalam
pengembangan sekali dengan pelajaran BK, ya kita
kepribadian siswa?
merasa enjoy di dalam kelas, seperti itu, selain itu juga disediakannya fasilitas tadi mbak,.
6.
Adakah
faktor
pelaksanaan
penghambat Ya tentunya ada mbak, tapi sejauh ini
program
tersebut?
BK hambatan tersebut bisa kami selesaikan dengan baik, misalnya hambatan itu bisa dari orang tua siswa sendiri mbak, ketika orang tua itu dipanggil kesekolah untuk mengetahui perkembangan putra-putrinya tetapi ia tidak datang, dan yang sering terjadi itu kurangnya kejujuran dari diri sang anak atau siswa untuk mengakui kesalahannya..
7.
Bagaimana solusi yang ibu Ya untuk orang tua tadi kita dari pihak ambil untuk menyelesaikan sekolah tentunya membuat panggilan hambatan tersebut?
ulang, atau melakukan home visite. Kemudian dari siswa ya kita berikan waktu sementara untuk bisa mengakui
129
kesalahannya tanpa didesak loh yah,, itu akan membuat siswa lebih terbuka, biasanya begitu mbak. 8.
Bagaimana kepribadian siswa Iya, begini mbak karena tugas dari BK itu setelah mendapatkan layanan sendiri kan untuk bisa merubah atau BK?
mengembangkan
perilaku
serta
kepribadian siswa yang mungkin kurang baik menjadi lebih baik lagi, selain itu juga
membantu
menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi siswa. Tentu ada kaitannya, contoh siswa itu didalam kelas
selalu
ramai
atau
membolos
pelajaran, nah setelah diberi pelayanan BK
siswa
tersebut
tidak
pernah
melanggar lagi, dan seterusnya.
Wawancara terhadap perwakilah Wali Kelas: 6. Nama
: TH
Alamat
: Kauman, Grabag, magelang
Jabatan
: Wali kelas
Hari/tanggal
: selasa, 9 desember 2014
Waktu
: 09.40 WIB
Tempat
: ruang Guru
Hasil wawancara No. Pertanyaan 1.
: Jawaban
Apa yang anda ketahui tentang Semacam polisi sekolah atau bagian dari BK?
sekolah yang harus ada dan berfungsi membimbing siswa dalam banyak hal, seperti dalam hal belajar, tempat curhat
130
siswa, atau membimbing anak-anak yang bermasalah, dan sebagai penegak disiplin di sekolah. 2.
Menurut
anda,
bagaimana Sejauh ini sih pihak sekolah selalu
dengan fasilitas yang diberikan menyediakan oleh
Madrasah
fasilitas
apapun
yang
guna dibutuhkan BK untuk memberikan materi
memperlancar pelayanan BK?
yah, seperti contoh waktu itu BK akan mengadakan „Seminar anti Bully‟, ya dari pihak sekolah membantu menyediakan apapun
yang
dibutuhkan
guna
memperlancar acara tersebut. Selain itu menurut saya, dengan guru BK dikasih ruangan,
meja,
almari
serta
ruang
konseling itu sudah sangat mendukung ya mbak. 3.
Menurut
Anda,
program- Ya, yang saya tau mbak, program yang
program BK apa saja yang diberikan kepada siswa di Madrasah ini dijalankan di Madrasa ini?
menyangkut program bimbingan belajar, program bimbingan kepribadian,sosial dan juga bimbingan karier mbak,, Untuk
bimbingan
belajar
itu sangat
penting ya mbak, soalnya siswa itu kadang masih malas ketika belajar, mengerjakan PR dari gurunya, dan lebih banyak bermainnya Melalui
bimbingan
diharapkan semangat
daripada
siswa untuk
untuk belajar itu
belajar
belajar. ini
kan
mempunyai dan
meraih
prestasi yang cemerlang, dan juga untuk terwujudnya visi, misi dari Madrasah ini.
131
Seperti itu mbak, 4.
Menurut
anda,
bagaimana Ya sudah bagus mbak, BK melayani
pelaksanaan program BK di semua siswa, baik itu yang bermasalah Madrasah dalam pengembangan atau tidak, serta memperbaiki kepribadian kepribadian siswa?
siswa yang kurang baik menjadi lebih baik, sejauh ini baik seperti dalam hal tata tertib, juga ibadah yang dilakukan di sekolah.
5.
Menurut anda, faktor apa saja Faktor yang mendukung ya BK diberi jam yang mendukung pelaksanaan pelajaran, sehingga lebih leluasa untuk BK?
mengenal siswa, disediakannya tempat atau ruang konseling, juga siswa banyak yang
kooperatif
dalam
mengakui
kesalahannya. 6.
Adakah
faktor
yang Selain dari orang tua siswa dan siswa, ada
menghambat pelaksanaan BK?
juga dari dari teman-teman guru yang lain, terkadang mereka tidak memperhatikan siswa
(lalah-luweh),
terus
adanya
perbedaan pendapat juga dari para guru 7.
Bagaimana solusi yang diambil Guru harus mempunyai kompetensi atau untuk menyelesaikan hambatan mereview kembali tentang kompetensi tersebut?
guru pedagosik, yaitu guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik.
8.
Bagaimana kepribadian siswa Ya sejauh ini perubahan kepribadian para setelah
mereka
layanan BK?
mendapatkan siswa dengan
sangat
meningkat,
dibuktikan
kebiasaan-kebiasaan
mereka
dalam beribadah, belajar, maupun dalam menaati
peraturan
contoh
siswa
Madrasah.
yang
tadinya
Seperti sering
membuat surat palsu untuk membolos,
132
siswa tersebut diberi bimbingan dan arahan
bahwa
membolos
itu
suatu
pelanggaran yang berat di setiap sekolah, pelan-pelan mereka diberi arahan dan bimbingan
sampai
akhirnya
mereka
menyesali perbuatannya tersebut dan tidak pernah melakukannya lagi.
Wawancara terhadap siswa yang pernah mendapatkan pelayanan BK: 7. Nama Alamat
: MHW (siswa kelas IX) : Kalibendo kidul, Banyusari, Grabag, Magelang
Hari/ tanggal : Jumat, 5 Desember 2014 Waktu
: 08.36 WIB
Tempat
: Ruang BK
Hasil wawancara No. 1.
:
Pertanyaan
Jawaban
Apa yang anda ketahui tentang BK itu suatu bagian dari sekolah yang bimbingan konseling?
bertugas membantu siswa ketika ada masalah, tempat berkonsultasi para siswa untuk mencurahkan isi hati, memperbaiki kepribadian siswa yang kurang baik menjadi lebih baik lagi, tempat sharring bagi kami para siswa bu..
2.
Menurut
anda,
apa
saja Selama ini yang saya dapatkan itu
program bimbingan konseling mengenai program bimbingan belajar, yang dijalankan di Madrasah?
terus kepribadian, dan di kelas tiga ini kami
lebih
mendapatkan
bimbingan
belajar dan karier bu... 3.
Menurut
anda,
bagaimana Pelayanan BK di sekolah ini sangat bagus
133
pelaksanaan
program bu, karena semua guru BK itu selalu
bimbingan konseling dalam memberikan pengarahan kepada semua pengembangan
kepribadian siswa bu, tidak hanya kepada siswa yang
Siswa di Madrasah ini?
bermasalah saja, tetapi juga terhadap siswa-siswa yang lain, dan BK di sini selalu memberikan waktu untuk kami sharring atau mengeluarkan unek-unek kami bu..
4.
Menurut
Anda,
dengan
bagaimana Menurut saya sudah bagus buk, kaya
fasilitas
yang disediakan kotak bimbingan, mading
disediakan untuk pelayanan bimbingan, juga kami diberikan buku BK ini?
pegangan atau tata tertib buk, selain itu di ruang BK ya ada ruang konseling buk.
5.
Menurut
anda,
pendukung
apa
faktor Adanya ruang konseling bu, saya jadi saja
yang tidak merasa malu apabila mengeluarkan
mendukung pelaksaan layanan unek-unek, karena tidak ada yang tau atau BK di Madrasah?
mendengar.
Kemudian
gurunya
juga
sabar, telaten, dan baik-baik bu.. 6.
Menurut anda, adakah faktor Menurut saya tidak ada buk.. yang
menghambat
pelaksanaan program BK di Madrasah? 7.
Menurut
anda,
bagaimana -
solusi yang diambil oleh guru BK
dalam
mengatasi
hambatan tersebut? 8.
Menurut anda, kepribadian apa Oh iya bu, saya sendiri menyadari bahwa yang
terjadi
setelah ada suatu perubahan dalam diri saya
mendapatkan pelayanan BK setelah saya mendapat pelayanan BK ini, ini?
Seperti contoh saya kan kalau ada waktu
134
luang atau hari libur itu suka banget bermain bu, suatu ketika saya pernah hari minggu itu bermain, padahal saya ingat kalau hari seninnya itu saya ada ulangan. Nah karena saya tidak belajar, nilai ulangan
saya
pun
akhirnya
jelek,
kemudian saya ditanya dengan guru mapel “mengapa nilaimu bisa turun seperti ini, apakah kamu tidak pernah belajar”? dari situ saya merasa menyesal buk, dan saya datang keruang BK menceritakan semuanya, dan guru BK memberikan pengarahan, motivasi kepada saya. Nah, sejak itu saya lebih bisa mengatur waktu bu, kapan harus belajar dan bermain, dan nilai saya kembali naik dan bagus. Selain itu juga saya mengakui lebih rajin melakukan
shalat,
terus
mengurangi
bermain di dalam kelas yang dulunya saya sering banget bercanda di dalam kelas.
8. Nama
: AA
Alamat
: Banaran, Grabag, magelang
Kelas
: VIII
Hari/ tanggal : Jumat, 5 desember 2014 Waktu
: 10.15 WIB
Tempat
: Ruang BK
Hasil wawncara
:
135
No. 1.
Pertanyaan
Jawaban
Apa yang anda ketahui tentang BK itu membantu dan membimbing bimbingan konseling?
siswa
baik
dalam
memcahkan motivasi
masalah, kepada
belajar
atau
memberikan siswa,
dan
mengarahkan siswa ke arah yang lebih baik. 2.
Menurut anda, apa saja program Program untuk membimbing belajar bimbingan
konseling
yang siswa, pola kepribadian siswa, setau
diterapkan di Madrasah? 3.
Menurut
anda,
saya itu bu,,he
bagaimana Ya kadang ada asiknya buk, kita bisa
pelaksanaan program BK dalam sharring dengan guru BK dan dekat pengembangan kepribadian siswa dengan beliau, tapi kadang juga tidak di Madrasah ini?
atau membosankan, karena temanya hanya itu-itu saja sehingga saya merasa bosan.
4.
Menurut Anda, bagaimana dengan Sudah baik buk, fasilitas yang disediakan untuk Diberi kotak bimbingan jadi kita bisa pelayanan BK ini?
curhat atau sharing lewat kotak itu, terus di ruang BK itu ada ruang konseling sebagai tempat tertutup, yaitu nek kita ada masalah kita ceritakan dan mendapat bimbingan diruang konseling itu sehingga tidak ada yang tau mengenai masalah siswa itu. Gitu buk,
5.
Menurut anda, faktor pendukung Menurut saya itu dari murid yang apa
saja
yang
mendukung antusias
dalam
menanggapi
BK,
pelaksanaan layanan bimbingan disediakan ruang konseling ini buk, konseling di Madrasah?
jadi kita kalau mau curhat itu merasa
136
bebas karena hanya saya dan guru BK yang tau. 6.
Menurut anda, adakah faktor yang Kadang kalau di dalam kelas itu ada menghambat
pelaksanaan guru
yang
lambat
dalam
program bimbingan konseling di menyampaikan materinya jadinya kita Madrasah?
merasa bosan bu, tetapi juga jangan cepat-cepat
dalam
menyampaikan
materi, gitu buk.. 7.
Menurut anda, bagaimana solusi Ya kalau menerangkan itu diselingi yang diambil oleh guru bimbingan dengan canda juga diberikan contoh konseling
dalam
mengatasi yang
hambatan tersebut? 8.
jelas,
sehingga
kita
bisa
mengerti apa yang disampaikan guru.
Menurut anda, kepribadian apa menurut
saya
yang terjadi pada anda setelah membantu mendapatkan pelayanan BK ini?
BK
saya
ini
buk,
sangat
saya
kan
anaknya emang keras kepala buk, ketika diberi nasehat atau arahan itu saya mendengarkan tetapi saya tidak melaksanakan nasehat itu, nah ketika itu saya pernah ada masalah buk, dan BK
membimbing
saya
dengan
sabarnya, telaten dan membantu saya untuk
menyelesaikan
masalah
tersebut, sejak saat itu saya mulai mengahragai masehat orang lain buk. Selain itu juga saya ini kalau dikelas crewet anaknya, pernah saya tidak memperhatikanpelajaran dan ketika ulangan itu nilai saya sangat jelek, dan setelah mendapatkan bimbingan dari BK
137
untuk
mengurangi
bercanda
didalam kelas, maka saya mulai mengurangi bercandaan didalam kelas dan akhirnya nilai saya ketika ulangan pun bisa naik dan lumayan bagus buk.
9. Nama
: MAM
Alamat
: Gabahan, Banaran, Grabag, Magelang
Kelas
: VII
Hari/ tanggal : Senin, 15 desember 2014 Waktu
: 09.05 WIB
Tempat
: Ruang BK
Hasil wawancara No. 1.
:
Pertanyaan
Jawaban
Apa yang anda ketahui tentang Menurut bimbingan konseling?
saya
BK
itu
selalu
mengarahkan siswa-siswinya untuk berperilaku yang baik dan tidak melanggar aturan sekolah, juga selalu membimbing dalam bidang belajar, baik itu karena prestasi rendah atau tidak.
2.
Menurut anda, apa saja program Yang baru saya dapat itu layanan bimbingan
konseling
yang bimbingan belajar, kepribadian atau
dijalankan di Madrasah? 3.
Menurut
anda,
perkembangan siswa buk..
bagaimana Enak
buk,
walaupun
saya
baru
pelaksanaan layanan bimbingan mendapatkan pelayanan BK ini tetapi konseling dalam pengembangan saya bisa memanfaatkan BK sekedar kepribadian siswa di Madrasah untuk sharring atau curhat tentang ini?
masalah
saya
buk,
menganggu pelajaran lain.
138
disamping
4.
Menurut Anda, bagaimana dengan Ya menurut saya sudah bagus buk, fasilitas yang disediakan untuk guru BK memberikan buku pedoman pelayanan BK ini?
atau petunjuk tata tertib, sehingga kita sebagai siswa tau berapa point yang didapat kalau melanggar aturan, guru BK
juga
memberikan
mading
bimbingan dan kotak bimbingan buk, menurut saya itu saja buk,he.. 5.
Menurut anda, faktor pendukung Siswa apa
saja
yang
itu
sangat
antusias
buk,
mendukung termasuk saya..he,, gurunya enak,
pelaksanaan layanan bimbingan telaten, sabar, tidak pernah membedakonseling di Madrasah? 6.
bedakan siswa, ya baik buk..
Menurut anda, adakah faktor yang Sejauh ini hambatannya itu malah dari menghambat
pelaksanaan kita sendiri buk, kadang kalau disuruh
program BK?
memperhatikan tidak memperhatikan, seperti itu buk.
7.
Menurut anda, bagaimana solusi Ya guru BK selalu menyuruh kita yang diambil oleh guru bimbingan untuk bisa memperhatikan pelajaran konseling
dalam
mengatasi buk, dan menyampaikan keunggulan
hambatan tersebut?
atau manfaat dari BK sehingga kita bisa mengerti sebenarnya apa itu BK dan
lain-lain,
keingintahuan
jadinya dari
kami
muncul untuk
mengenal BK. 8.
Menurut anda, kepribadian apa Tadinya saya belajarnya kurang atau yang terjadi pada anda setelah menggunakan waktu luang saya untuk mendapatkan pelayanan dari BK ?
bermain, kemudian pas mid semester itu nilai saya jelek buk, dan BK memanggil saya dan membimbing saya dengan baik, sejak itu saya sering
139
mengisi waktu luang saya untuk belajar buk walaupun hanya sebentar dan alhamdulillah nilai saya mulai baik. Selain itu dalam masalah sholat saya kurang rajin atau masih malas buk, karena di sekolah, kami selalu dididik untuk menjalankan sholat dengan baik dan berjamaah pas duhur itu saya mulai menjalankan sholat wajib itu walau tidak tepat waktu,,hee
FOTO-FOTO
140
PROFIL MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI GRABAG
141
BEBERAPA PENGHARGAAN YANG DIRAIH OLEH MTS N GRABAG
LETAK RUANGAN BK
GAMBARAN RUANG BK
RUANG KONSELING
142
WAWANCARA DENGAN SISWA
143
KEGIATAN SEMINAR YANG DILAKUKAN BK KEPADA SELURUH SISWA KELAS VII MTs N GRABAG
144
DAFTAR NILAI SKK
Nama
: Siti Fatimah
NIM
: 111 11 115
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Dosen pembimbing
No.
: Dra. Siti Asdiqoh, M. Si
Nama Kegiatan
1.
OPAK
2.
Achievement Motivation Training (AMT) Orientasi Dasar Keislaman (ODK) Seminar Enterpreneurship dan Koperasi (KOPMA dan KSEI) UPT Perpustakaan “USER EDUCATION” Grand Opening Nisa‟ “Hypnotherapy” (LDK) Seminar Regional Kejurnalisan “ Reorientasi Peran Jurnalistik dalam Prespektif Sosial & Budaya pada Era Post Modern ” Pelatihan Penggunaan Maktabah Syamilah & Mengetik Arab Cepat “Bahasa Arab sebagai penunjang Perkuliahan Mahasiswa ” Comparation Of
3. 4.
5. 6. 7.
8.
9.
Pelaksanaan
Keterangan
Nilai
20-22 Agustus 2011
Peserta
3
23 Agustus 2011
Peserta
3
24 Agustus 2011
Peserta
3
25 Agustus 2011
Peserta
3
19 September 2011
Peserta
3
24 September 2011
Peserta
3
6 Oktober 2011
Peserta
4
17 Maret 2012
Peserta
3
13 April 2012
Peserta
3
145
10.
11.
12. 13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
English and Arabic “Aktualisasi Nilai Pendidikan B. Arab dan Inggris sebagai Upaya Memahami Khazanah Keilmuan Mutakhir di Era Globalisasi” Seminar Regional “Peran Mahasiswa dalam Mengawal BLT tepat sasaran” Bedah Buku HMI “Sang Maha Segalanya Mencintai Sang Mahasiswa” Sertifikat Ma‟had Mahasiswa 1 Tahun Seminar PMII Dialog Public dan Silaturahmi Nasional “Kemanakah arah kebijakan BBm? Mendorong subsidi BBm untuk Rakyat” Short Course on TOEFL Preparation in Focusing on Structure and Written Seminar Nasional HMI “Kepemimpinan dan Masa Depan Bangsa” Penataran Ustadz atau Pengelola TKA-TPA Tingkat Dasar Seminar Nasional “HIV/AIDS bukan kutukan dari Tuhan” Kursus singkat “TOEFL Focusing and Listening” Seminar PUBLIC HEARING “Optimalisasi Kinerja Lembaga Melalui Kritik dan Saran Mahasiswa” Penerimaan Anggota baru PMII
3 Mei 2012
Peserta
4
14 Mei 2012
Peserta
2
7 Juli 2012
Peserta
2
10 Nopember 2012
Peserta
3
9-16 Februari 2013
Peserta
3
23 Februari 2013
Peserta
3
10 Maret 2013
Peserta
3
13 Maret 2013
Peserta
6
17 Maret 2013
Peserta
4
30 Maret 2013
Peserta
2
6-8 April 2013
Peserta
3
146
21.
Seminar Pendidikan “Menimbang Mutu dan Kualitas Pendidikan di Indonesia”
2 Mei 2013
Peserta
3
22.
Tafsir TEMATIK “Sihir dalam Perspektif AL-Quran dan Hukum Islam” Seminar Nasional “Menumbuhkan jiwa Enterpreneur Generasi Muda” Seminar Nasional “How to Develop the Best Generation” MILAD LDK XI dalam Daurah Mar‟atus Shalikhah (DMS) Sosialisasi dan Silaturahmi Nasional “Sosialisasi UU No.1 Tahun 2003, peran serta Fungsi OJK dan Peran Pemerintah dalam Pengawasan LKM (Lembaga Keuangan Mikro)” Tafsir TEMATIK “Konsep Pemimpin Ideal Menurut AlQur‟an (Telaah QS.AlAn‟am ayat 165)” Praktikum Baca Tulis Al-Qur‟an Seminar Nasional “Peran Mahasiswa dalam Mengawal Masa Depan Indonesia Pasca Pilpres 2014” Seminar Nasional “Implementasi Kurikulum 2013 pada Mapel B. Arab tingkat
4 Mei 2013
Peserta
3
27 Mei 2013
Peserta
6
1 Juni 2013
Peserta
3
13 Juni 2013
Peserta
3
30 September 2013
Peserta
6
17 Mei 2014
Peserta
3
22 Juli 2014
Peserta
2
29 September 2014
Peserta
6
4 Nopember 2014
Peserta
6
23.
24.
25.
26.
27.
28. 29.
30.
147
Dasar, Menengah, dalam upaya menjawab tantangan Pengajaran B. Arab” JUMLAH NILAI
104
Salatiga, 7 Mei 2015 Mengetahui Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
Achmad Maimun, M. Ag, NIP. 19700510 199803 1003
148
149
150
151
152
153
154