MODUL-1
PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
TOPIK
CARA GILA JADI PENGUSAHA
Oleh Martawan Madari, SKM, MKM
Dosen
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
BINA HUSADA PALEMBANG 2015
0
DAFTAR ISI
Nomor -
Judul
Halaman
Halaman judul Daftar isi Kata pengantar GBPP modul -1
1 2 3 4
BAB I 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6
MODAL AWAL JADI ENTREPRENEUR Berani dan mimpi Berani mencoba Berani merantau Berani gagal Berani sukses Berani jadi entrepreneur
6 6 7 7 8 9 10
BAB II 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13 2.14 2.15 2.16 2.17 2.18 2.19 2.20 2.21
INI CARANYA JADI ENTREPRENEUR Menjadi entrepreneur, semua bisa Gagal kuliah jadi entrepreneur Berani dulu, baru trampil Kaya ide miskin keberanian Peuas bisnis disekitar kita Bukan melalu karena uang Memulai bisnis baru Memulai bisnis baru tanpa uang tunai Jangan jadi pengusaha klein Belajar bisnis sambil jalan Proses kreatif berwirausaha Sukses itu bikin pede Sukses itu guru yang buruk Rezki itu bisa direncanakan Karier entrepreneur Bodol, Botol dan Bobol Mau bikin apa lagi Bikin bisnis, beli properti Bisnis keluarga Jika anak ingin bisnis Setelahpensiun, mau apa?
12 12 12 13 13 13 13 13 14 14 14 14 14 14 15 15 15 16 17 17 18 18
BAB III
KECERDASAN EMOSIONAL
20
BAB IV 4.1 4.2 4.3 4.4
CARA MEMIMOIN SEORANG ENTREPRENEUR Memenfaatkan otak orang lain Bos bukan pemimpin Jadi pemimpin atau bawahan Manajer berjiwa entrepreneur
21 21 21 21 22
1
BAB V 5.1
JALUR CEPAT JADI ENTREPRENEUR Banyak melayani banyak rezeki
23 23
BAB VI 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5
HATI NURANI DAN INSTITUSI SANG ENTREPRENEUR Jamming Paradigma bisnis di era melenium Hobi bisnis dan pekerjaan golf Manajemen restoran Padang Dengan otak kanan mengubah musibah jadi berokah
25 25 26 26 27 28
BAB VII 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5 7.6 7.7 7.8 7.9
APA YANG PELAJARI DARI MEREKA Manajemen Sari Bundo Club the fish market No Tipping , no bakpia Bisnis Mbah Mo Tak suka bisnis besar Berkembang dengan franchise Belajar dari Bank Mega Tukang jahit ala Tensia Nyontek bisnis, sah-sah saja
30 30 31 32 33 34 35 36 36 37
BAB VIII 8.1 8.2
ENTREPRENEUR ADALAH SOKO GURU PEREKONOMIAN Mega entrepreneur Menciptakan pengusaha baru
39 39 39
KESIMPULAN
41
2
KATA PENGANTAR
Modul-modul ini dibuat untuk mencapai tujuan pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kewirausaan yaitu berubahnya mindset / pola pikir/ cara pandang mahasiswa dari mencari pekerjaan menjadi menciptakan lapangan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai manusia yang paripurna / sempurna. Pendidikan kewirausahaan ini didukung oleh adanya 6 (enam) modul dengan rincian sebagai berikut: 1. Modul-1: Cara gila menjadi pengusaha 2. Modul-2: 7 keajiban pintu rezeki 3. Modul-3: Mereka bilang saya gila 4. Modul-4: The Cashflow Quadrant 5. Modul-5: Financial Revolution and action 6. Modul-6: The Power of Kepepet
Akhirnya semoga 6 modul di atas dapat mencapai tujuan yang diharapkan sehingga dengan demikian peserta setelah selesai mengikuti mata kuliah kewirausahaan ini mahasiswa punya cita-cita yang jelas yaitu hidup sukses; mengalami perubahan pola pikir atau menset dari mendapat uang dengan cara bekerja dengan orang lain (Instansi pemerintah, BUMN, swasta atau perorang lainnya) menjadi sebagai wirausaha (pengusaha, red), mempunyai wawasan yang luas tentang entrepreneur, punya keberanian untuk action membuka bisnis.
Palembang,
September 2015
Penyusun
Martawan Madari, SKM, MKM
3
MODUL – 1
A. Judul: Cara gila jadi pengusaha B. Topik. Modul ini dibagi menjadi 8 topik, yaitu: 1.
Modal awal entrepreneur “Berani & Mimpi”
2.
Ini caranya jadi entrepreneur
3.
Kecerdasan emosional
4.
Gaya memimpin seorang entrepreneur
5.
Jalur cepat jadi entrepreneur sukses
6.
Hati nurani dan intuisi sang entrepreneur
7.
Apa yang kalian pelajari dari mereka
8.
Entrepreneur adalah soko guru perekonomian
C. Tujuan Tujuan modul ini: setelah selesai mengikuti modul ini mahasiswa mampu menjelaskan modal awal yang diperlukan, cara dan starategi untuk menjadi entrepreneur , kecerdasan yang diperlukan, apa yang dapat dipelajari dari pebisnis2 sukses, pentingnya jadi entrepreneur serta adanya perubahan paradigma / menset bahwa bisnis adalah cara yang tepat / terbaik untuk hidup sukses 9.
Pokok bahasan a. Modal awal entrepreneur Berani & Mimpi b. Caranya menjadi Entrepreneur c. Kecerdasan Emosional d. Gaya Memimpin Seorang Entrepreneur e. Jalur Cepat Jadi Entrepreneur Sukses f. Hati Nurani dan Intuisi Sang Entrepreneur g. Apa Yang Kalian Pelajari Dari Mereka h. Entrepreneur Adalah Soko Guru Perekonomian
10. Materi, metoda dan waktu - Materi ini disajikan dalam bentuk presentasi, Ceramah Diskusi Tanya Jawab (CTJ) - Alat bantu yang diperlukan: modul terkait, laptop, LCD - Waktu, masing pokok bahasan diperlukan waktu 2 x 50 menit 4
11. Pre dan Post test - Pada beberapa topic ada ada pertanyaan diawal pertemuan dan diakhir pertemuan 12. Kepustakaan Cara Gila jadi pengusaha Virus Entrepreneur jadi pengusaha sukses; Purdi E. Chandra; PT Elex Media Komputendo (EMK);
5
BAGIAN I MODAL AWAL ENTREPRENEUR
1.1 Berani & Mimpi Jadi entrepreneur itu memang harus berani bermimpi. Bagaimana dengan anda ? Bahkan saat krisis ekonomi pun, kita janganlah merasa takut bermimpi. Sebab, kita harus yakin bahwa mimpi atau visi itu sama dengan cetak biru (blue print) dari realita. Artinya, sesuatu yang akan menjadi kenyataan. Presiden pertama kita Ir. Soekarno, pernah mengatakan, “gantungkan cita-citamu setinggi langit”. Visi memang bisa menyugesti orang. Dan, semua langkah kita akan kita arahkan kesana. Apa lagi entrepreneur biasanya seorang pemimpin. Maka mimpi tentang perusahaan, mimpi tentang masa depan, tentu akan dapat mempengaruhi para pengikut dipimpinnya. Entrepreneur
merupakan sosok yang seharusnya tidak takut bermimpi. Apa lagi
mimpi itu tidak perlu biaya. Tetapi, masalahnya adalah belum tentu semua orang punya keberanian untuk bermimpi, sehingga tidak berlebihan kalau bermimpi pun membutuhkan sebuah keberanian. Kita lihat saja bagaimana Bill Gates yang bermimpi, bahwa personal computer akan tersedia dirumah setiap orang. Untuk merealisasikan mimpinya, ia rela drop out dari studinya, dan lebih memilih menekuni Microsoft-nya. Ternyata ia berhasil. Sehingga ia kini menjadi salah saatu orang terkaya didunia Begitu pula Michael Dell, impiannya juga menakjubkan, ia ingin mengalahkan perusahaan computer raksasa IBM. Akhirnya, ia juga berhasil jadi orang pertama memasarkan computer pribadi dengan strategi direct marketing. Usahanya yang dirintis tahun 1984 berhasil. Buktinya penjualan Dell Computer sangat laris. Bahkan, Dell dalam usia 34 tahun menjadi orang terkaya di Amerika Serikat. Dalam konteks inilah, kita sebagai entrepreneur harus memiliki keberanian bermimpi. Kita harus punya keyakinan, bahwa rezeki itu akhirnya mengikuti mimpi kita. Dan, sebetulnya rezeki itu bias direncanakan menurut mimpi kita. Rezeki itu berbanding lurus dengan mimpi kita.
6
1.2 Berani Mencoba Seorang entrepreneur dalam situasi sesulit apa pun akan semakin tertantang untuk tidak berhenti mencoba. Dengan kata lain “berani mencoba”, dan orang yang selalu berani mencoba itulah yang pada akhirnya justru akan meraih kemenangan atau kesuksesan. Berdasarkan pengalaman, saya melihat, bahwa seorang entrepreneur adalah orang yang tidak mudah percaya sebelum mencobanya meskipun ketika mencobanya, keyakinan kita hampir padam karena pasti akan diterpaan “angin” tersebut justru dapat membakar semangat kewirausahaan (the spirit of entrepreneur-ship) kita. Nalar bisnis (sense of business) kita semakin optimal, dan pada akhirnya, sebagai entrepreneur, kita semakin yakin akan kesuksesan yang akan kita raih. Dengan demikian sikap mencoba dan mencoba terus-menerus sebaiknya dimiliki oleh seorang entrepreneur. Pada akhirnya dengan sikap kita yang “berani mencoba” itu, menghindarkan
kita
untuk
tidak
terpuruk
dalam
keputusasaan.
Apalagi
sampai
menghancurkan hidup dan bisnis yang telah kita rintis lama. Selain itu, pikiran kita juga harus tetap diformulasikan kearah positif. Bukan sebaliknya, suka berpikir negatif, apalagi sampai putus asa. Sikap semacam itu harus kita buang jauh-jauh. Kita juga harus punya keyakinan, bahwa sesungguhnya seorang itu tidak ada yang gagal dalam bisnisnya. Mereka yang gagal hanyalah karena dia berhenti mencoba, berhenti berusaha. Seandainya kita berani mencoba, dan kita lebih tekun dan ulet, maka pasti yang namanya kegagalan itu tidak pernah ada. Artinya, kita mau berjerih payah dalam berusaha, tentu kita akan menuai keberhasilan.
1.3 Berani Merantau Banyak entrepreneur yang sukses karena ia merantau. Orang Tegal sukses dengan wartegnya di Jakarta. Begitu juga orang Wonogiri sukses menekuni usaha sebagai penjual bakso. Orang Wonosari sukses sebagai penjual bakmi dan minuman. Sementara orang Padang, sukses dengan bisnis masakan padang-nya. Bahkan, orang China pun banyak yang sukses ketika ia merantau ke luar negeri. Dan, tidak sedikit pula, orang Jawa yang sukses sebagai transmigran di Sumatera. Juga banyak orang dari luar Jawa yang sukses bisnisnya ketika merantau di Yogyakarta. Hal itu wajar terjadi, karena orang-orang tersebut memiliki keberanian untuk merantau. Hal itu berarti siap menjadi “manusia baru”. Kita harus siap menghadapi lingkungan baru, yang barangkali tak sedikit tantangan yang harus dihadapi. Jika dulu kita belum tahu apa sebenarnya kelemahan kita, dengan merantau hal tersebut bisa diketahui. Sedikit demi sedikit 7
kelemahan tersebut akan kita diperbaiki ditanah perantauan, itulah sebabnya keberanian merantau yang membuat kita punya jiwa kemandirian itu, akan membuat kita lebih percaya diri dalam seiap langkah dalam bisnis maupun karier. Jadi singkatnya merantau itu akan membuat kita berjiwa “tahan banting” katakanlah, kalau usaha kita ternyata jatuh dan gagal, kita tidak terlalu malu toh itu terjadi di kota lain. Dengan kata lain, berusaha di kota lain akan mengurangi beban berat, bila dibandingkan dengan merintis bisnis di kota kita sendiri. Oleh karena itu, saya berpendapat, bahwa sesungguhnya kemandirian itu adalah semangat paling dasar dari kita untuk bisa meraih kesuksesan, dan, alangkah baiknya jika sikap mandiri semacam itu bisa kita bentuk sejak kita masih sekolah. Maka, jika kita ingin menjadi entrepreneur yang mampu meraih sukses dan “tahan banting”, salah satu kuncinya adalah kemandirian itu sendiri. Dan, kemandirian akan muncul jika kita berani merantau. Buktikan sendiri!
1.4 Berani Gagal Dalam kehidupan sosial, kegagalan itu memang memang sebuah kata yang tidak begitu enak didengar. Kegagalan bukan sesuatu yang disukai, dan merupakan kejadian yang dihindari oleh setiap orang. Kita tidak bisa memungkiri diri kita, yang nyata - nyata masih lebih suka melihat orang yang sukses dari pada melihat orang yang gagal, bahkan kita tidak menyukai orang yang gagal. Apabila orang gagal, maka tidak ada gunanya murung dan memikirkan kegagalannya. Tetapi perlu mencari penyebabnya. Dan justru kita harus lebih tertantang lagi dengan usaha yang kita jalani yang mengalami kegagalan itu. Bagi seorang entrepreneur, sebaiknya jangan sampai terpuruk dengan kondisi dan suasana seperti itu. Kita harus berani menghadapi kegagalan dan ambil saja hikmahnya (kejadian dibalik itu). Mungkin saja kegagalan itu datang untuk memuliakan hati kita, membersihkan pikiran kita dari keangkuhan dan kepicikan, memperluas wawasan kita, serta untuk lebih mendekatkan diri kepada tuhan. Untuk megajarkan menjadi gagah ,takkala lemah. Menjadi berani ketika kita takut. Itu sebabnya mengapa saya jga sepakat dengan pendapat Richard Gere, actor terkemuka Hollywood, yang mengatakan bahwa kegagalan itu penting bagi karir siapapun. Ada beberapa sebab dari kegagalan itu sendiri. Pertama, kita ini sering menilai kemampuan diri kita tidak terlalu rendah. Kedua, setiap bertindak kita sering terpengaruh oleh mitos yang muncul di masyarakat sekitar kita. Ketiga, biasanya kita terlalu “melankolis” dan 8
suka memvonis diri terlebih dahulu, bahwa kita ini dilahirkan dengan nasib buruk. Keempat, kita cenderung masih memiliki sikap, tidak mau atau tidak mau tahu dari mana kita memulai kembali suatu usaha. Dengan mengetahui sebab kegaglan itu, tentunya akan membuat kita yakin untuk bisa mengatasinya. Bila kita mengalami Sembilan dari sepuluh kali lebih giat.
1.5 Berani Sukses Hanya segelintir entrepreneur yang dapat mencapai tangga sukses teratas tanpa perjuangan dan pengorbanan. Resepnya, antara lain, kalau melakukan kesalahan, mereka melupakannya dan terus bekerja, hingga akhirnya mencapai kesuksesan. Untuk sebuah kesuksesan, dibutuhkan keberanian secara terus-menerus untuk mempelajari kemunduran bisnis kita menuju kesuksesan. Dalam bisnis, sangat wajar kalau kita belajar dari kesuksesan yang dicapai pesaing kita. Namun yang penting, bagaimana kita harus menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat oleh pesaing kita itu. Kita juga harus selalu siap menghadapi perubahan-perubahan yang selalu ada dalam kehidupan bisnis. Dengan kata lain, sebagai entrepreneur, kita pun harus senantiasa setiap saat selalu membuka mata dan telinga terhadap suatu kesempatan atau peluang. Sebab,disamping faktor rezeki, maka peluang itu juga menyangkut dengan faktor kita. Bila kita mampu melakukan hal itu, tidak mustahil kesuksesan akan dapat kita raih. Dengan demikian sukses berarti self respect, merasa terhormat, terus menerus merasa bahagia dan merasakan kepuasan dari hidupannya. Itu artinya, kita berhasil berbuat lebih banyak yang bermanfaat. Dengan kata lain sukses bearti menang! Namun sayangnya di era globalisasi seperti sekarang ini, tidak semua entrepreneur berani menyebutkan bahwa dirinya telah mencapai kesuksesan. Dan mereka semakin percaya kepada tuhan sebagai kekuatan yang besar.
1.6 Mimpi Jadi Entrepreneur Mengapa tidak tertarik untuk menjadi entrepreneur saya kira, hal itu karena diantara kita banyak yang tidak siap menghadapi resiko atau lebih tepat disebut suka menjauh dari resiko. Sehingga, tidak mengherankan, banyak di antara kita yang kemudian takut untuk menjadi entrepreneur. Menurut Robert Kiyosaki, penulis best seller “rich dead poor dead”, agar kita menjadi pengusaha, maka kita harus punya mimpi kita harus punya tekat besar, kemauan untuk belajar dan punya kemampuan menggunakan dengan benar asset kita yang tak lain merupakan pemberian Tuhan. 9
Itu sebabnya mengapa banyak orang disekitar kita yang tidak tertarik untuk memiliki bisnis sendiri. Jawabannya, dapat disimpulkan dalam satu kata: resiko. Ya, takut menghadapi resiko. Sehingga, mental dan emosi kita hanya ingin aman-aman saja. Oleh karena itu, kenapa kita tidak mau mencoba menjadi pengusaha. Kalo kita punya mimpi dan tekat besar. Berkeyakinan, kita bisa menjadi entrepreneur. Apa lagi kalo kita mau mengubah mental dan emosi kita yang selama ini inginnya menjadi seorang karyawan. Mental dan emosi selalu aman menerima gaji, seharusnya kita mengubah menjadi mental dan emosi untuk bisa member gaji.
1.7 Mimpi Menjadi Entrepreneur Menjadi karyawan (employed), bisnis sendiri (self-employed) menjadi pengusaha (business owner) dan sekaligus sebagai investor itu memang bisa menjadi penjelasan. Contohnya, dokter selain dia juga sudah tercatat sebagai pegawai negeri atau sebagai karyawan, dia pada saat praktek dirumah atau ditempat praktek nya, maka sang dokter itu sudah mengelola bisnis nya sendiri. Nah, apabila dokter itu mempunyai klinik atau laboratorium, maka dia sebagai layaknya pengusaha. Sedangkan, kalau dia membeli aset dalam bentuk real estate atau rumah atau membeli saham maka dokter tersebut sebagai investor atau penanam modal. Kalau kita sebagai karyawan, maka kita bekerja untuk orang lain. Sementara, kalau kita mengelola bisnis sendiri, maka kita bekerja untuk diri kita sendiri. Itu karena dengan mengelola bisnis sendiri kita bekerja belum menggunakan sistem. Sehingga, tanpa kita terlibat langsung dalam bisnis itu maka bisnis tidak bisa jalan. Jika kita sebagai pengusaha maka orang bekerja untuk kita. Artinya, kita sudah menggunakan sistem. Katakanlah, kalau kita sebagai pengusaha sedang cuti atau libur satu tahun, bahkan waktu nya cukup lama sekalipun, maka bisnis itu tetap jalan. Bahkan, tak menutup kemungkinan bisnis kita lebih maju. Dan, saya kerap kali melihat bahwa mereka yang sekarang telah menjadi pengusaha, bisa juga sekaligus sebagai investor. Kalau kita sebagai pengusha kecil yang semuanya dari yang kecil sampai besar kita urus sendiri, maka begitu kita libur, uangnya juga libur. Jika kita karyawan diperusahaan yang memberikan gaji besar, dan kita bisa menabung, maka setelah pensiun kita bisa menjadi investor. Kalau kita sebagai karyawan dengan penghasilan pas-passan, itu bisa dengan memulai usaha atau bisnis kecil-kecilan atau mengelola bisnis sendiri yang masih kecil. Dan, setelah itu bukan hal yang tak mungkin, kalau kemudian kita bisa menjadi investor. 10
Menjadi investor berarti uang bekerja untuk kita. Maka, kalau kita mau kaya mestinya tidak cukup kita menjadi karyawan atau sekedar punya bisnis kecil-kecilan, sebaiknya kita harus berani menjadi pengusaha atau investor. Tak sekalipun tantangan yang harus kita hadapi. Tapi yakinla, dengan kita memiliki jiwa entrepreneur, mimpi menjadi investor akan menjadi kenyataan.
11
BAGIAN II INI CARANYA JADI ENTREPRENEUR
2.1 Menjadi Entrepreneur, Semua Bisa Menjadi entrepreneur, saya yakin siapa pun bisa. Hal ini, sengaja saya ungkap dalam tulisan. Bahwa kebanyakan orang Padang, Bugis, atau keturunan China itu lebih berhasil di bidang bisnis dibanding lainnya. Sehingga disimpulkan, bahwa hal itu karena sifat keturunan atau bakat. Saya kira itu bukan satu-satunya. Justru yang benar, menurut saya, anakanak mereka sejak kecilnya memang telah belajar secara informal tentang bisnis dari lingkungan keluarganya terus menerus, dan kemudian merekamnya dalam memori otaknya, yang selanjutnya membentuk pola berpikir dan cara berperilaku.jaminan atau faktor penentu satu-satunya untuk berhasil menjadi pengusaha. Menurut saya, untuk menjadi pengusaha itu juga tak mengenal usia tua atau muda. Kaya atau miskin. Jenius atau tidak. Mahasiswa atau bukan. Sudah sarjana atau belum. Dalam konteks ini, saya justru berpendapat, meski kita tak dapat bakat dagang, bisa saja jadi pedagang atau wirausahawan. Karena itu, janganlah kita merendah diri hanya karena persoalan berbakat atau tidak.
2.2 Gagal Kuliah Jadi Enterprenur “Jangan takut, karena modal utama untuk memulai bisnis adalah keberanian.” Mengapa saya katakan seperti itu? Sebab, biasanya kalau terlalu pinter itu malah terlalu berhitung. Orang yang tahu banyak hal, maka dia akan tahu banyak risiko dan halangan di depannya. Hal itu menurut saya justru akan menciutkan nyalinya. Saya malah pernah bilang pada seorang sarjana yang ingin berwirausaha. Saya katakan: “Sekarang, abaikan ijazahmu. Buatlah dirimu seolah-olah tidak punya apa-apa, kecuali semangat dan keinginan yang kuat.” “Mulailah berwirausaha justru pada saat Anda tidak punya apa-apa. Saat Anda merasa tertekan. Saat Anda tidak dapat berbuat apa-apa dengan ijazah Anda. Saat Anda kebingungan karena harus bayar kredit rumah. Atau pada saat Anda merasa terhina.” Memang nasehat saya ini agak berbeda dengan kebanyakan orang. Biasanya orang menyarankan, kalau mau usaha sebaiknya mengumpulkan modal dulu, kemudian cari tempat dan seterusnya. Tetapi, banyak orang sukses sebagai wirausahawan justru dimulai dari 12
sebaliknya, hanya punya semangat dan tidak punya apa-apa. Kondisi yang ada memaksa mereka harus “bermimpi” tentang masa depannya, kemudian tertantang untuk menggapainya, dan berusaha keras untuk mewujudkannya.
2.3 Berani Dulu Baru Terampil Menurut Purdi, untuk mengawali sebuah usaha seseorang tidak harus memiliki suatu keterampilan. Keterampilan yang dimiliki oleh seseorang, akan menjadi suatu hal yang sia-sia jika keterampilan tersebut hanya dipendam. Tetapi jika seseorang yang mempunyai keberanian untuk memulai suatu usaha tanpa adanya keterampilan pun usahanya tetap dapat berjalan karena keterampilan dapat diperoleh seseorang ketika sudah menjalani usaha tersebut. 2.4 Kaya Ide Miskin Keberanian = Nol Seseorang memiliki ide yang banyak tetapi tidak memiliki keberanian untuk menjalankan idenya tersebut sama saja tidak akan mendapatkan hasil alias nol. Tetapi berbeda dengan orang yang memiliki keberanian, mereka akan melakukan segala macam cara unuk mewujudkan ide-ide yang dimilikinya sehingga akan ada hasil yang diperolehnya. 2.5 Peluang Bisnis Disekitar Kita Sebagai seorang entrepreneur harus mampu dan tanggap melihat peluang usaha atau bisnis di sekitar kita. Ciptakanlah suatu usaha yang unik dan berbeda dengan yang lain sehingga mampu membuat kemasan produk yang menarik dan dapat menjadi daya tarik konsumen. 2.6 Bukan Melulu Karena Uang Salah satu cara untuk menjadi seorang entrepreneur adalah dengan tidak menetapkan uang sebagai tujuan utama. Walaupun memang manusia pada hakekatnya membutuhkan uang untuk bertahan hidup, namun alangkah baiknya jika seorang entrepreneur mampu memberikan peluang kerja kepada orang lain. Sehingga kedua belah pihak akan merasakan kesenangan dari usaha tersebut. 2.7 Memulai Bisnis Baru Ketika seseorang sudah berhasil dengan satu jenis usaha yang dikelolanya, janganlah cepat puas. Akan tetapi mulailah membuka usaha baru dengan managemen pengelolaan yang sama dengan usaha sebelumnya yang sudah berhasil.
13
2.8 Memulai Bisnis Tanpa Uang Tunai Memulai suatu bisnis pasti membutuhkan uang. Namun, uang yang dibutuhkannya tersebut tidak harus dengan uang tunai atau uang milik sendiri. Tanpa uang tunai pun seseorang bisa memulai usahanya dengan cara meminjam kepada bank atau meminjam kepada saudara. 2.9 Jangan Jadi Pengusaha Klien Ketika akan meresmikan sebuah usaha, seseorang tidak perlu meminta orang yang mempunyai nama (terkenal) atau mempunyai jabatan yang tinggi untuk meresmikannya. Yakinlah pada kemampuan diri sendiri bahwa usaha yang dikelola akan bisa menjadi sukses tanpa bantuan orang-orang tersebut. Jika seorang produsen mampu memberikan pelayanan yang baik terhadap konsumennya, maka akan banyak konsumen yang datang. 2.10 Belajar Bisnis Sambil Jalan Untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses tidak harus mempunyai keahlian dalam berbisnis. Tetapi dengan usaha yang sedang dijalaninya tersebut seseorang akan belajar bisnis dengan sendirinya. 2.11 Proses Kreatif Berwirasuasta Seorang entrepreneur tentunya harus mempunyai kreativitas dalam berwirausaha. Kreativitas yang dimiliki seseorang tersebut akan sangat bermanfaat dalam kemajuan usahanya karena semakin kreatif produk yang dihasilkan maka akan menambah daya tarik bagi konsumen-konsumennya. 2.12 Sukses Itu Bikin “Pede” Ketika seseorang menjadi intrepreneur yang sukses tentu akan banyak orang yang memujinya. Pujian-pujian itulah yang akan menjadikan seseorang semangat dalam menjalankan usahanya. Kepercayaan diri pun akan bertambah karena apa yang telah dilakukannya atau diusahakannya dari nol tersebut telah membuahkan hasil. 2.13 Sukses Itu Guru yang Buruk Jika seorang entrepreneur sudah mencapai titik sukses, maka jangan jadikan sukses tersebut sebagai tujuan akhir dari apa yang akan dicapai. Karena seseorang yang sudah merasa puas akan kesuksesannya tersebut, akan membuat orang tersebut menjadi lengah. Oleh karena itu, jangan jadikan sukses perjuangan akhir, namun bagaimana caranya seseorang tersebut dapat mencapai kesuksesan yang lain.
14
2.14 Rezeki Itu Bisa Direncanakan Rezeki itu pada hakekatnya sudah ada yang mengaturnya. Meskipun sudah ada yang mengaturnya, namun seseorang harus tetap aktif merencanakannya. Intinya, rezeki yang diinginkan tentunya akan berbanding lurus dengan apa yang dilakukan atau diusahakan
2.15 Karier Entrepreneur Jika saat ini kita mau menekuni karier sebagai entrepreneur prospeknya sangat bagus dan sangatlah luas. Artinya, kita bisa kapan saja memulai bisnis. Dan, kita bisa jual produk atau jasa apa pun. Sedang, berapa jenis usaha yang bisa kita lakukan, tentu saja juga tergantung kemampuan kita. Namun, dari sebuah survei mengungkapkan, bahwa rata-rata sekitar 44% entrepreneur yang terjun dalam dunia bisnis selama lebih dari 6 tahun, telah memiliki beberapa jenis bisnis yang tidak saling berhubungan atau tumpang tindih. Sementara 35% lagi entrepreneur hanya memiliki satu jenis bisnis, dan 21 % lagi memiliki beberapa jenis bisnis yang masih ada hubungan atau rangkaian. Dari berbagai pengalaman, saya melihat, bahwa ada 4 karakter seseorang bisa menjadi entrepreneur sukses, yaitu Pertama, adanya keinginan. Di mana, dia menggunakan keinginannya untuk membuat sesuatu yang besar dari hal yang kecil. Kedua, adanya intuisi. Kesempatan jadi entrepreneur adalah sama untuk semua orang.Ketiga, dia punya kemampuan untuk terus hidup walau punya utang. Keempat, Selalu optimis. Oleh karena itu, menurut saya, kalau kita memang ingin sukses berkarier sebagai entrepreneur, maka pastikan saja kita memiliki ke-4 karakter tersebut. Dan, sebaiknya jangan pernah kita merasa ragu untuk melangkah.
2.16 BODOL,BOTOL DAN BOBOL kenapa energi kita habis hanya untuk berpikir dan berpikir terus mau bisnis apa, tapi tidak ada wujudnya. Saya kira, kalau kita mau bisnis saja sudah terlalu banyak dipikir, bisa saja bisnis itu tidak akan terwujud. Padahal mungkin kita ada keinginan jadi pengusaha. Oleh karena itulah, kita harus memiliki keberanian memulai bisnis apa pun yang kita inginkan. Misalnya saja, ketika kita mau memulai bisnis tapi menghadapi kendala tak punya modal, Nggak usah bingung pakai saja jurus BODOL. Apa itu Bodol? Saya singkat dari kata "Berani, Optimis, Duit, Orang, Lain?" Maksud saya, dalam bisnis kita harus punya keberanian. Kita harus optimis. Nah, kalau nggak punya duit, kita bisa `pakai' atau pinjam duitnya orang lain. Saya 15
yakin, asal bisnis kita jelas, dan punya prospek bagus, pasti ada saja orang yang meminjamkan duit atau modal pada kita. Pinjam duit pada orang lain untuk bisnis, saya kira sah-sah saja. Bahkan sering saya menyarankan, walaupun punya duit sebaiknya jangan dipakai duit sendiri untuk bisnis. Kalau kita punya duit atau modal, tapi kita tidak ahli di bidang bisnis yang akan kita jalankan, saya rasa kita bisa saja pakai jurus BOTOL. Singkatan apa pula ini? Berani, Optimis, Tenaga, Orang, Lain. Artinya, selain kita tetap memiliki keberanian dan optimis, kita pun bisa memakai tenaga orang lain atau kita bisa mencari orang yang ahli di bidangnya, sehingga bisnis kita bisa jalan. Pendeknya tak harus bisnis itu kita jalankan dengan tenaga sendiri. Kalau ide bisnis pun ternyata tidak punya, maka jurus BOBOL bisa kita lakukan. Singkatan Berani, Optimis, Bisnis, Orang, Lain. Jadi, kita harus berani dan optimis dalam melalui bisnis dengan meniru bisnis orang lain. Oleh karena itu, bagi kita yang mau memulai bisnis tapi tak punya keahlian, atau mungkin juga tak punya ide bisnis, saya sarankan coba saja kita menerapkan jurus Bodol, Botol, dan Bobol.
2.17 Mau bikin apa lagi? Sebagai entrepreneur, saya ikut mencobanya. Saya beri nama Pro Market Swalayan. Saya gulirkan awal Desember 2001 lalu. Sebenarnya, tujuan saya mendirikan Pro Market Swalayan bukan semata-mata mencari untung atau membuat diri saya 'kaya' secara pribadi. Bukan itu. Tapi, saya berharap kehadiran Pro Market Swalayan akan menciptakan 'kekayaan' baru, yaitu akan banyak menciptakan lapangan kerja baru. Pertimbangan lain adalah Pro Market Swalayan bukan semata-mata hanya sebagai bisnis ritel saja, tapi juga bisnis properti. Adanya Pro Market Swalayan juga akan menaikan harga properti di sekitarnya. Jadi ada dampak positif pada lingkungannya. Terus terang, optimisme itulah yang membuat saya yakin semakin percaya diri. Semula saya tak yakin bisnis baru ini muncul, karena saya tak punya pengalaman. Tapi berbekal pengalaman saya membuka restoran Padang Prima Raja, yang juga sama sekali tak ada pengalaman tapi akhirnya berhasil saya wujudkan, maka jiwa entrepreneur saya pun bergerak juga untuk mewujudkan swalayan ini. Dan, akhirnya terwujud juga. Sekalipun untuk suksesnya bisnis ini, waktu jualah yang akan membuktikannya. Namun yang terpenting dari semua ini adalah sebagai pengusaha kita ingin menciptakan banyak lapangan kerja dengan kita mengembangkan bisnis. 16
2.18 Bangun Bisnis, Beli Properti Ada satu petuah bisnis menarik yang diajarkan Robert T. Kiyosaki, penulis buku "Rich Dad, Poor Dad", yang jadi best seller. Petuah itu bunyinya, "Setelah kita sukses membangun bisnis maka jangan lupa beli properti”.Petuah itu sebenarnya merupakan kata kunci yang menjadi sebab, mengapa orang kaya makin kaya. Oleh karena orang kaya yang cerdas selalu membeli properti yang setiap waktu akan terus berlipat nilainya, itulah yang membuatnya semakin kaya. Sebagai entrepreneur saya sudah mempraktikkan ajaran itu sejak dulu. Oleh karena itu, ada petuah tambahan yang bisa saya berikan untuk Anda dalam membeli properti, dari hasil keuntungan dari sukses bisnis yang Anda bangun. Dalil bisnisnya berbunyi, "Kalau Anda berniat membeli properti, janganlah sesuai kemampuan dana yang tersedia. Bahkan lebih baik belilah properti dengan utang bank. Oleh karena semakin sedikit uang yang Anda keluarkan untuk membeli properti, semakin besar keuntungan Anda". Barangkali Anda bertanya, mengapa membeli properti dengan utang lebih menguntungkan? Saya tidak membeli properti untuk membangun gedung karena butuh maintenance. Dan, saya tidak membeli properti untuk disewakan karena butuh manajemen. Alasan terkuat saya membeli properti adalah untuk mendapatkan utang. Alasanya sederhana, "Jumlah utang selalu sama, tapi nilai aset terus melambung." Dengan memetik petuah bisnis tersebut, saran saya, kita sebaiknya jangan takut berutang ke bank kalau untuk membeli properti. Ubahlah mindset, bahwa utang akan mengundang masalah bagi Anda. Memang untuk belajar memupuk rasa percaya diri dalam berutang bolehlah memulai dengan nilai kecil. Tapi, sekali Anda berhasil bukan Anda yang mencari utang ke bank, tapi sebaliknya bank yang justru akan mencari Anda supaya mengambil utang.
2.19 Bisnis keluarga Ada sebuah referensi menarik yang pernah saya baca, bahwa kebanyakan bisnis di negara barat, khususnya Amerika, adalah bisnis keluarga. Hanya saja, bisnis semacam itu bisa jadi besar atau jadi satu kekuatan ekonomi, asal saja ada kekompakkan dalam keluarga Saya akui, memang ada kekuatan dan kelemahan dari bisnis keluarga. Kekuatannya, yaitu ada suatu kepercayaan lebih pada keluarga itu sendiri dibandingkan pada orang lain. Dan, jika pemilik atau anggota keluarga bisa melayani langsung pada pelanggan atau konsumen tentu mereka akan merasakan pelayanan khusus. 17
Sementara, kelemahannya adalah bisnisnya akan terganggu jika ada masalah keluarga masuk dalam operasional bisnis. Sebab, bagaimanapun yang namanya bisnis keluarga, tentu banyak berkaitan dengan emosi, perlakuan, keamanan, di samping soal produktivitas, keuntungan dan pencapaian tujuan bisnis itu sendiri. Oleh karena itu, menurut saya, tidak ada masalah jika kita ingin mengembangkan bisnis keluarga, asal saja tetap ada kekompakkan dan jiwa entrepreneur yang terus dikembangkan. Apalagi, bisnis keluarga ini mempunyai fleksibilitas tinggi, terutama dalam operasional bisnisnya.
2.20 Jika Anak Ingin Bisnis Jika anak kita ingin bisnis seperti profesi yang digeluti orang tuanya, bagaimana sebaiknya sikap kita sebagai orang tua menghadapi hal itu. Apakah kita apriori atau ingin ikuti saja keinginannyakita harus memperhatikan faktor faktor di bawah ini.Faktor pertama, kita harus tahu siapa orang yang menjadi mentornya. Memiliki keterampilan dan dapat memberikan bimbingan, memang merupakan syarat utamaFaktor kedua, apa yang harus kita ketahui pada mentor. Artinya sebelum mentor dari luar keluarga itu menentukan aturan-aturan dalam memberikan bimbingan, sebaiknya kita perlu menjelaskan pada mentor tersebut, apa saja yang menjadi ruang geraknya, dan apa saja yang menjadi tanggung jawabnya.Faktor ketiga, adalah apa saja yang tidak boleh dilakukan mentor, Misalnya, dia tidak semestinya mencoba melakukan "sabotase" pada proses mentoring itu sendiri.
2.21 Setelah Pensiun. Mau Apa? Menurut saya, sebaiknya jika kita sudah pensiun, tak ada salahnya kita punya berbagai kegiatan. Di antaranya, kita bisa aktif di organisasi sosial, aktif di organisasi keagamaan, terjun dalam dunia bisnis. Dan, mungkin justru di saat itulah kita belajar memulai usaha. Kita bisa meniru semangat wirausaha Kolonel Sanders, yang di saat di usia 62 tahun dia nekad buka usaha Kentucky Fried Chicken. Artinya, faktor usia itu bukanlah menjadikan masalah bagi kita untuk belajar memulai usaha. Usia bukanlah menjadi penghalang untuk menjadi lebih sukses, sekalipun sebelumnya kita sudah banyak pengalaman menjadi karyawan atau sebagai profesional. Pendeknya, para pensiun belum terlambat untuk memulai usaha. "Saya ikut kuliah sebenarnya juga untuk memberikan contoh pada anak saya, ini Iho walaupun bapak sudah pensiun tapi tetap mau belajar berwirausaha," katanya. Bahkan tak hanya itu saja, menurut pengakuannya, setelah kuliah lagi di EU semangat hidupnya berani 18
bergairah. Apalagi masuk EU tak ada tes, dan tak ada ujian. "Hidup sayya ini betulbetul bergairah. Itu karena sentuhan jiwa entrepreneur pada diri saya," tambahnya. Padahal ketika pertama kali masuk EU tidak punya usaha sama sekali, tapi kini setelah terkena virus entrepreneur, dia sudah punya tiga unit usaha. Saya kira, masih banyak contoh para pensiunan yang semula tak bersemangat lagi beraktivitas, kini saya melihat mereka sudah ada yang mulai aktif berwirausaha dengan membuka rumah makan, bisnis warnet, bisnis jasa pendidikan, percetakan buka bisnis design grafis, dll.
19
BAGIAN III KECERDASAN EMOSIONAL Kecerdasan Emosional Entrepreneur
intelligence at Work
Menurut Goleman: 5 wilayah kecerdasan emosional; 1. Mengenali emosi diri 2. Mengelola emosi 3. Memotivasi diri sendiri 4. Mengenal emosi orang lain, dan 5. Membina hubungan Sulit untuk menjadi seorang Entrepreneur, meski memiliki kecerdasan intelektual tinggi, tapi kecerdasan emosionalnya rendah. Banyak orang yang sukses menjadi entrepreneur meski nilai akademiknya rendah. Karena kecerdasan emosional merupakan jembatan antara apa yang kita ketahui dan apa yang kita lakukan.
Emotion with bussines Menurut cooper: emosi adalah sumber energi Voltaire: emosi adaah bahan bakar Emosi penting sebagai “energi pengaktif” untuk nilai-nilai etika
Keseimbangan Otak berfikir
otak Emosional
Sebenarnya mana ygdahulu terjadi “Hati’ atau “Kepala” . keselarasan itu sangat sangat berkaitan dengan pemberdayaan diri kita. Dimana kita mesti bias mengontrol diri , dan menggunakan akal sehat. Dan, temtu saja, keselarasan itu tidak akan terwujud kalau kita masih juga memegang teguh sifat mementingkan diri sendiri. Sehingga, seorang wirausahawan yang bias menyelaraskan otak berfikir dan otak emosional, akan sangat lebih mungkin berhasil dalam bisnisnya.
20
BAGIAN IV GAYA MEMIMPIN SEORANG ENTREPRENEUR
4.1 Memanfaatkan Otak Orang Lain Untuk mewujudkan bisnis yang optimal, kita mungkin tak hanya cukup memanfaatkan otak kita sendiri, tapi ada baiknya juga memanfaatkan otak orang lain. Sebab kita harus menyadari benar, bahwa setelah bisnis yang kita rasakan cukup berkembang pesat dan kita menjadi orang nomor satu di perusahaan yang kita dirikan, tentu saja tak bisa semua kegiatan bisnis bisa kita jalankan dengan otak kita sendiri. Saya sendiri juga merasakan, bahwa memanfaatkan otak orang lain dalam bisnis, khususnya diera millennium ketiga ini merupakan hal yang sangat penting. Kita akan mudah mudah menangkap peluang bisnis dengan bantuan otak orang lain. Oleh karena itu, jangan apa-apa dikerjakan sendiri. Akibatnya kita bisa jadi pemurung, kebanyakan kerja, dan sulit bagi kita bisa menikmati penghidupan yang layak seorang entrepreneur. Saya yakin, jika kita berhasil memanfaatkan otak orang lain dengan baik, sebenarnya juga sebagai upaya positif kita menghindari sikap keras kepala kita sendiri dan itu akan lebih membuat kita mau mendengarkan dengan hati yang terbuka apa yang dikatakan orang lain.
4.2 Boss Bukan Pemimpin Dalam hal ini, John C. Maxwell, yang menyoroti perbedaan antara boss dan pemimpin mengatakan, seorang pemimpin lebih mempunyai itikad baik, lebih bijak, baikdalam sikap dan tingkah lakunya. Dia lebih bisa melatih dan mendidik pengikutnya. Dia juga bisa sebagai teladan bagi pengikutnya. Tetapi lain halnya, dengan seorang boss. Boss lebih mirip dengan juragan. Seorang boss itu lebih banyak mau nya sendiri, egoismenya tinggi, dan sikap atau tingkah lakunya lebih terkesan menggiring pekerjaannya dan kerap menimbulkan rasa takut pada anak buahnya.
4.3 Jadi Pemimpin atau Bawahan Jika setiap saat kita selalu menanyakan , “Apa hak-hak saya?” itu artinya kita termasuk golongan bawahan. Sedang, jika kita lebih suka bertanya “Apa tanggung jawab saya?” itu berarti termasuk golongan bawahan biasanya orang yang bekerja lebih terdorong
21
oleh emosinya. Sementara seorang pemimpin , bekerja, atau berbisnis lebih karena terdorong oleh karakternya. Saya juga melihat, jika seorang bawahan merasa senang, biasanya ia melakukan pekerjaan atau tugasnya dengan benar. Itu lain dengan pemimpin. Dia akan selalu berusaha melakukan segala pekrjaannya dengan benar, kemudian dia akan merasa senang dengan prestasinya kerjaannya. Pendeknya, bawahan itu bekerja atau melaksanakan tugas karena terdorong kesenangan dan bukan terdorong oleh komitmen seperti biasa dilakukan oleh seorang pemimpin.
4.4 Manajer Berjiwa Entrepreneur Yakni mereka yang suka tantangan dan selalu berpikir kreatif, inovatif dan mau bekerja serat berpikir keras menciptakan pengembangan ide-ide bisnis baru. Bisnis yang sudah mencapai titik optimum itu biasanya jika tidak disentuh dengan manajer berjiwa entrepreneur akan mengalami kondisi menurun.jika suatu perusahaan itu memiliki manajer yang berjiwa entrepreneur maka akan selalu siap menghadapi setiap perubahan bisnis.
22
BAGIAN V JALUR CEPAT JADI ENTREPRENEUR SUKSES 4.1 Banyak melayani banyak rezeki Seseorang entrepreneur adalah tugas kepemimpinan. memang idealnya, entrepneur adalah sekaligus pemimpin. paradigma baru, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memberikan pelayanan pada orang yang dipimpinnya atau bawahannya. maksud saya entrepreneur sebagai pemimpin, juga sekaligus sebagai orang yang mau melayani. jangan sampai kemudian terbalik,bahwa pemimpin itu justru minta dilayani . dalam konteks inilah, barangkali kita perlu kembali menyadari, bahwa sebagai entrepneur, apalagi yang baru saja membuka bisnis, maka sesungguhnya sangatlah perlu mengutamakan pelayanan. sebagai entrepreneur yang sudah lama menggeluti duni bisnis, pasti akan selalu berhubungan dengan banyak orang apalagi kita sebagai seorang pemimpin perusahaan tentunya melayani banyak orang tentunya adl pekerjaan yg harus dilakukan.melayani banyak orang artinya bisnis kita jalan,saya kira,melayani itu harus mengalahkan diri kita dulu sebelum memberikan pelayanan pada orang lain.melayani berarti tidak boleh pilih kasih.pekayanan bias berarti kita melayani orang2 dilingkungan bisnis kita dan kita tak mungkin bekerja tanpa harus melayani. Melayani bawahanberarti memberikan perhatian pada bawahan kita.melayani manager berarti memberikan penghargaan pada mereka.dan melyani konsumen adl pekerjaan kita yg utama,perusahaan yg ingin berkembng maka pelayanan adl segala2nya.bisnis melayani banyak orang akan mendatangkan banyak omzet Bisnis biasanya,dimulai dengan coba-coba,kadang malah alas an-alasan,dimulai dengan modal seadanya,dengan orang lain yg sama-sama belajar dari nol. Saya kira,dari memulai yg serba kekurangan inilah yg akan membuat kita semangkin cerdas full time dalam berbisnis. Belaja dari pengalaman bisnis setiap hari dan kebutuhan akan kemajuan bisnis kita,mulailah kita memberikan sentuhan managemen ,walaupun itu masih sangat sederhanasudah ada bag-bagi pekerjaan atau bagi-bagi fungsi,ada yg pegang keuangan,ada yg sudah mulai menjadi bagian pemasaran. Ada yg baggian produksi,ada juga yg mengurusi karyawan,mala terkadang ada beberapa pekerjaan masih dirangkap 1 orang ini adl proses menuju bisnis yg sesungguhnya. 23
Artinya,bisnis yg memilKi system yg baik dgn sudah adanya system,kita sebagai oengusaha memiliki banyak wktu luang.oleh karena itu,system sudah berjalan dgn baik.ketika sebelum ada Kita sebagai entrepreneur , disukai atau tidak, harus tajam dalam intuisi. Kita harus berpikir cepat, dan akhirnya mampu mengambil keputusan yang tepat. Oleh karena itu , saya setuju pendapat yang mengatakan, bahwa antara intuisi dan irasionalitas, saling berkaitan. Menurut Quin Spitser dan Ron Evans, intuisi adalah analisa kilat dari fakta menggunakan pengetahuan dan pengalaman sebagai filter. Dalam bisnis, memang dikenal adanya iintuisi bisnis. Didalamnya ada wawasan,pengalaman,mental,dan perasaan, tapi ada juga wawasan yang luas, pengalaman banyak, dan mental yang dalam. Intuisi ada empat tingkatan, yaitu bias muncul melalui fisik,emosi,mental,dan spiritual. Banyak cara mengembangkan intuisi, diantaranya seperti yang dikembangkan oleh Robert K. Copper, phD, yaitu : terjun ke dalam pengalaman,kerahkan kemampuan sedikit lebih banyak, tetap terbuka terhadap segala kemungkinan, atasi rasa takut, kenali dan cari cara untuk mengatasi apa pun yang menghalanginya. Selain itu Copper juga menyarankan, supaya peluang pengindraan harus keluar dunia bisnis, berikan perhatian ekstra kepada tanggapan pertama terhadappertanyaan-pertanyaan,perhatikan bagaimana intuisi berkomunikasi dengan diri kita, luangkan waktu beberapa menit saja dalam sehari untuk catatan kecerdasan emosional,dan jangan lupa memperluas rasa percaya diri.
24
BAGIAN VI HATI NURANI DAN INTUISI SANG ENTREPRENEUR 6.1 Jamming Dalam menghadapi
dan menjawab kondisi ekonomi yang terus berkembang,
cenderung berfluktuatif, dan tidak menentu sekarang ini, maka saya pikir sebaiknya kita melakukan jamming. Tom Peter, mengunggkapkan bahwa perubahan yang serba cepat dan cenderung kacau itu pertanda zaman edan. Sehingga, disukai tidak disukai, kita harus berani akrab dengan kekacauan. Saya yakin, jika kita punya keberaniaan yang besar untuk melakukan jamming akan sangat mungkin membantu bisnis kita untuk terus berkembang. Menurut John Kao, jamming itu identik dengan inprovisasi inilah akan memunculkan banyak ide-ide bisnis yang kreatif dan inovatif. Jamming akan berhasil, jika dibawahnya kompak. Ini penting. Mengingat, bahwa setiap manajer maupun karyawan adalah mitra kreatif dalam bisnis kita. Jamming atau inprovisasi menurut saya, bukanlah seni yang hanya dimiliki musisi jazz. Tapi, jamming juga harus dimiliki oleh entrepreneur yang memiliki intuisi yang tajam. Kita juga melakukan jamming dengan melontarkan ide-ide kreaktif yang dapat dilaksanakan, itu juga positif. Anggap saja, ide-ide kreatif yang berbeda-beda dalam perusahaan kita seperti bunga yang berwarna-warni yang semerbak harum baunya. Namun harus tetap terkoordinasi dengan baik. Kita lihat saja, bagaimana para musisi jazz itu bermain dalam sebuah struktur. Mereka bersepakat tentang siapa yang akan bermain, dan kapan memulainya, karena ada yang memimpin, maka mereka akan menjadi kompak, sehiingga melahirkan irama-irama music yang terdengar merdu. Sebaliknya, jika tidak terjadi kekompakan itu justru menimbulkan kebisingan. Sebab, music jazz sebagaimana halnya bisnis memang menggambarkan serangkaian prilaku kita yang seimbang. Oleh karena itu, di era global yang terus menerus menuntut kita untuk melakukan halhal baru secara lebih cepat seperti sekarang ini, ada baiknya selalu melakukan jamming.
25
6.2 Paradigma Bisnis di Era Melenium Zaman semakin maju, dan waktu terasa cepat. Maka, agar tidak ketinggalan zaman, sebaiknya entrepreneur harus lebih mampu bergerak cepat lebih proaktif, dan berani mengambil resiko. Saya jadi ingat dengan Rupert Murdoch, yang melangkah cepat dalam bisnisnya. Bagi Murdoch, bergerak lamban adalah milik mereka yang kalah. Langkah semacam ini, saya kira menunjukan, jika kita tidak bertindak bergerak, maka bisnis yang kita geluti sekarang akan sulit bergerak maju. Karena, pada dasarnya, bergerak adalah awal kesuksesan bisnis kita. Dalam konteks ini, saya sependapat dengan Matthwe J.Kiernan, penulis “The Commandements or the 21st Century Management” yang mengatakan, bahwa dalam bisnis telah terjadi pergeseran paradigma. Pergeseran paradigma bisnis di era millennium ini, juga akan mengajak kita kalau dulu hanya berfokus pada organisasi internal, tapi kini kita harus lebih focus pada lingkunagn yang kompetitif. Juga dari integrasi vertical ke integrasi maya. Seperti Amazon.com, took buku virtual pertama dan terakbar di dunia maya. Bahkan kalau dulu kita hanya bersaing untuk pasar masa kini, tapi sekarang kita justru lebih tertantang untuk menciptakan pasar masa depan. Oleh karena itu, kita jangan lagi hanya menggandalkan pada keunggulan kompetitif yang berkesinambungan tapi justru terus-menerus mencari keunggulan. Saya yakin, dengan kepekaankita terhadap kondisi tersebut, maka kita akan lebih siap menghadapi kondisi yang berubah-ubah, lebih terbuka menerima ide-ide baru. Bahkan, kita akan lebih piawai dalam menggambil kesempatan bisnis, lebih berani mengambil resiko, dan tentu saja akan lebih siap meraih keberhasilan.
6.3 Hobi Bisnis dan Pekerjaan Golf Golf sebagai olah raga atau sport yang tak hanya untuk kesehatan saja, tapi secara pisikologis kita juga akan mendapatkan suasana yang hampir sama dengan kegiatan bisnis. Misalnya, ketika kita harus memukul bola bisa jauh atau dekat, lurus atau kekiri-kanan, bisa masuk kelubang bisa juga tidak. Begitu juga dalam menekuni bisnis dalam menekuni bisnis. Dalam olahraga golf, ketika gagal memasukan bola ke lubang, maka kegagal itu bisa saja kita perbaiki pada saat itu juga, walaupun mungkin sudah masuk dalam hitungan atau penilaian. Katakanlah, kalau saat sekolah dulu kita mendapatkan nilai 8 atau nilai 9 tentu saja nilai itu sudah bagus. Sementara, diglof berbeda. Justru nilai 8 atau nilai 9 itu jelek. Lantas, nilai yang terbaik adalah satu atau yang biasa disebut hole in one. Sedangkan kalau dalam bisnis kegagalan itu bisa beresiko finansial. Tapi dalam golf, kegagalan itu bisa kita artikan bahwa, bola lari kanan-kiri , bola masuk kekolam, bola 26
hilang,mukulnya banyak.tentu kalau kita jelek kita akan penasaran dan ingin mengulangi supaya mainnya lebih bagus. Jika kita main bagus, juga akan membuat kita penasaran untuk mengulangi lagi. Nah, kalau saat ini sebagai entrepreneur, tak ada salahnya kita mempelajari managemen golf sehingga kita pandai dalam memilih staf atau karyawan. Kita juga akan semakin banyak relasi atau lebih mudah berhubungan dengan orang lain, dan membuat kita lebih mudah cepat akrab. Jelas, manfaatnya kita akan bisa melakukan lobi-lobi bisnis. Dalam mengelola perusahaan, kita bisa juga melakukan dari lapangan golf. Misalnya dengan menggunakan teknologi seperti HP, itu kita bisa manfaatkan untuk bisnis. Oleh karena itulah, ketika kita sering melihat orang yang sehari-harinya di lapangan golf, namun ternyata bisnisnya tetap saja jalan. Sehingga tak menghirankan kalau kita lantas berkomentar, “Orang itu hobinya bisnis, tapi pekerjaannya main golf.
6.4 Manajemen Restoran Padang Ada sebuah managemen yang menarik di indonesi, setidaknya itu menurut saya, yaitu managemen restoran padang. Dampak dari model managemen ini memang tidak hanya pada faktor managerial semata tetapi juga berdampak pada faktor pelayanan. Selain itu kelebihan restoran padang adalah selain pelayanan cepat juga lebih fleksibel. Artinya, hidangan yang kita pesan itu bisa saja dimakan di restoran tersebut, tapi kita bisa juga meminta kariawan restpran padang untuk membungkusnya dan kita santap di rumah. Dalam managemen, dimana ada manager dan karyawan. Ada karyawan sendiri ada yang bagian dapur induk (koki), book keeper (pembukaan), pantry (pembuatan minuman), palung pembawa makanan, teller (membayar/memasok), kasir,witer dan waitres. Sedang pendapatan karyawan adalah dengan sistem poin. Jadi setiap karyawan punya poin atau nilai dan biasanya perhitungan dilakukan setiap seratus hari sekali. Karena pada bagian inilah yang mampu memberikan nilai rasa menu makanan maupun minuman yang di hidangkan. Managemen semacam ini akan membuat mereka yang bekerja di restoran padang selalu punya semangat tinggi. Selain itu, sistem keuangan yang selalu transparan menjadikan setiap karyawan level apapun tahu berapa omset yang di raih perusahaan dalm setiap hari. Disamping itu managemen padang juga mendidik karyawan lebih kompak bekerja. Sebab, tanpa ada ke kompakan mereka bekerja hasil yang diraih berkurang. 27
Oleh karena itu, saya kira magemen padang ini bisa sebagai alternatif, dan cukup bagus untuk kita terapkan pada sektor jasa mau pun produksi lainnya. Mereka juga tidak akan menanyakan kapan naik gaji. Sebaliknya justru akan berupaya bagaimana harga bisa selalu naik. Karena harga poin itulah yang akan menentukan penghasilan setiap bulan. Jadi yang menentukan penghasil adalah diri anda sendiri.
6.5 Dengan Otak Kanan Mengubah Musibah Jadi Barokah Dalam bisnis, laju dan majunya perusahan terkadang tergantung pada dari sudut mana kita melihat suatu peristiwa yang kita alami dalam menjalankan usaha kita sehari-hari. Hal itu pula yang saya alami dalam dua puluh lima tahun terakhir ini, jangan dikira, sebelum akahirnya memiliki 600 cabang bimbel primagama dan membuka puluhan usaha lain, banyak sekali moment bisnis saya alami beragam peristiwa tragis. Dahulu ketika saya ingin mengembang cabang baru primagama di kota solo. Kisahnya bermula dari mencari tempat usaha. Setelah surve sana sini, kami menemukan lokasi strategis untuk cabang pertama primagama di solo, yakni sebuah rumah di jalan honggowongso. Semua perlengkapan dibawa dengan colt pickup dari jogjakarta menuju solo. Alhamdulillah, intuisi otak kanan dalam melihat peluang bisnis saya tak keliru. Justru sampai sekarang di solo yang kini sudah menjadi hampir sepuluh outlet bimbingan, menjadi salah satu outlet primagama, paling gemuk dan paling banyak mahasiswanya. Primagama tak akan pernah punya cabang di solo. Karena percya tahayul yang terbukti tidak benar. Dalam mind set otak kanan tidak ikut harus dan berani menentang pola pikir lama yang menjadi keyakinan banyak orang. Boleh jadi, saat melihat musibah yang kita hadapi dalam perjalanan bisnis dengan cara pandang yang berbeda, bisa jadi kunci sukses kita. Untuk itu, saya selalu menyarankan kepada banyak teman, kalau memang kita yakin pada intuisi kita bahwa apa yang kita lakukan itu benar dan akan mencapai sukses, kita harus menjalani target bisnis kita dengan ngundung (keteguhan hati- istilah jawa). Salah satu lagi bukti, bahwa keyakinan dan optimisme yang menjadi intuisi, mengantar kita menuju sukses binis. Intinya saya tidak di perbolehkan menggunakan istilah University pada sekolah enterpeuner itu saya tidak takut dengan teguran itu. Dengan santun saya balas surat teguran itu dan di surat tersebut saya jelaskan bahakan university dalam interpreneur hanya lah sebuah nama.
28
Laksamana sukardi juga bukan seorang laksamana dan kristine hakim juga bukanlah seorang hakim pengadilan. Alhamdulillah sampai sekarang surat teguran itu juga tak di balas lagi dan sampai sekarang EU sudah berkembang banyak di indonesia. Otak kanan kembali membuktikan bisa mengubah bencana, ancaman, justru menjadi peluang yang gemilang.
29
BAGIAN VII APA YANG KALIAN PELAJARI DARI MEREKA 7.1 Manajemen Sari Bundo Untuk sekian kalinya, saya mencoba menikmati sajian masakan di rumah makan Sri Bundo dijalan Juanda, Jakarta. Rumah makan yang ngetop ini menjadi banyak kalangan. Mulai dari mahasiswa, wartawan, eksekutif sampai menteri. Bahkan presiden pernah merasakan nikmatnya makanan ranah minang ini. Padahal harganya cukup mahal dibandingkan dengan makan sejenisnya. Namun, siapa tidak kenal dengan rumah makan padang Sari Bundo ini, rumah makan padang terlaris di Jakarta, yang memiliki delapan puluh karyawan dan beromzet dua puluh lima juta perharinya. Dibandingkan dengan rumah makan yang baru berdiri, biasanya karyawannya banyak yang muda muda, Sari Bundo yang didirikan sejak tahun 1986 ini, ternyata sebagian besar karyawannya rata – rata sudah cukup umur, bahkan ada yang ikut kerja sejak rumah makan ini berdiri. Maka tak mengherankan, banyak di antara mereka yang sudah punya cucu. Saya melihat loyalitas mereka bekerja di Sari Bundo, karena paling tidak manajemen bagi hasil yang diterapakan. Dengan sistem seperti itu,seperti, kebanyakan restoran padang, manajemen disini terbuka atau transparan. Faktor kekeluargaan demikian kuat. Dan, kebersamaan antara sesama profesi, hubunngan baik pimpinan dan karyawan, juga ikut menjadikan rumah makan ini tetep ertahan. Dalam operasional rumah makan ini, pemasukan dang pengeluaran setiap harinya semua karyawn ikut mengetahui. Sehingga ada rasa memiliki dan akhirnya merekan pun optimal dalam bekerja. Bila laba perusahaan sedikit, mereka semakin tertantang untuk kerja keras, dengan harapan bisa meraih untung lebih banyak lagi. Merka percaya bahwa antusianisme bekerja seperti “mukjizat” didalam setiap menggeluti bisnis, termasuk bisnis rumah makan padang. Sehingga, wajar kalu karyawan disini sangat yakin bahwa bila usaha meningkat, maka kerjasama mereka ikut meningkat pula. Soal upah mereka prinsipnya adalah berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Sehingga, mulai pimpinan sampai karyawan memiliki rasa tanggung jawab untuk tetap mempertahankan, bahwa meningkatkan “ brand image” dari sari bundo.
Saya mencatat, setidaknya ada empat hal pokok mengapa dia tetap bisa bertahan samapi sekarang meski di saat krisis ekonomi sekalipun, selain menerapkan menajemen terbuka
30
tadim juga karena : pertama, rasa masakan. Setiap menu yang ada memang lezat rasanya. Bumbunya sangat terasa . ikan masih segar, terasa enak saat dimakan. Kedua, rasa layanan. Layanannya memang serba cepat dengan pengunjung yang banyak tanpa diimbangi dengan layanan cepat, tentu akan mengecewakan pengunjung. Hanya dalam waktu satu menit tamu bisa langsung menikmati berbagai menu yang terhidang disini. Sari Bundo memang benar - benar memberikan service bagi para pelanggan atau orang yang dilayani. Sari Bundo melakukan ini karena ia mengerti, bahawa pelanggan adalah orang orang yang menjadi sumber pendapatan, yang menjaga kelangsungan usaha atau bisnisnya. Ketiga . lokasi yang srategis. Manajemen sari bundi menyadari, bahwa lokasi rumah makan yang srategis juga akan lebih mendekati dengan konsumen. Meski bangunannya tidak begitu mewah dan besar namun penggemar masakan padang tidak terlalu sulit mencarinya, karena lokasinya memang sangat srategis dijalan jaunda Jakarta. Apalagi tamu dialayani dengan rama. Keempat, nama sari bundo yang terkenal. Tamu yang menikmati sajian masakan padang di rumah merasa matap. Artinya, sebelum merka ke sari bundo seolah belum makan masakan padang.
7.2 Club the fish market Saat saya ada di Jakarta beberapa waktu lalau, saying sempat mampir ke sebuah restiean, yang bagi saya unik. Namanya : restoran club the fish market.restoran pasar ikan ini terletak bersebelahan denagan club stire, di dekat Café. Uniknya, dan itu menarik bagi saya, adalah dalam ruangan restoran itu ada ratusan jenis ikan air tawan mau pun ikan laut yang masih segar – segar. Bahkan saya lihat ada juga seperti ikan hiu , ikan kue, ikan pari, lobster, dan lain lain. Bagi tamu yang ingin menikmat sajian restoran ini , ddipersilahkan memilih sendiri jenis ikan apa saja yang ingin dinikmatinya. Nah setelah itu ikan diambil dan dibersihkan, tak lama kemudian ikan di timbang dan di bayar. Kita ambil tempat duduk. Dan, pelayan langsung menanyakan, iakan mau dimasak dengan bumbu apa. Tentu terserah kita . apakah ikan mau di bakar , disop, atau pun diapakan. Ada sebab, mengapa banyak tamu yang tertarik pada restoran ini ? Menurut saya, karena restoran ini tidak hanya menjual makana, tapi juga menjual atmosfer. Manajemen restoran ini mampun berkomunikasi dengan baik terhadap setiap tamu yang datang. Sehingga menjadikan restoran ini memiliki citra tersendiri.
31
Tamu yang banyak datang di restoran club the fish market in, seolah tak mempedulikan harganay. Bagi mereka yang terpenting, berada di restoran ini seperti rekreasi.
7.3 No Topping, No bakpia Soal topping atau memberikan tip di hotel tentu bukan hal yang baru lagi.telah membudaya. Apalagi, bila kita sebagian tamu hotel, pasti akan tahu dan harus memberikan tip itu wajib. Kalau tidak, maka bell boy yang semula ramah mengantarkan kita membawakan barang kekamar hotel, akan tetap berdiri di depan pinyu kamar. Apalagi, kalau bukan menunggu tip dari kita . setalah tip di berikan, dia baru pergi. Nah barang kali yang saya alami kali ini sebaliknya. Saat saya menginap di hotel marcopolo, di jalan Cik Ditiro, Jakarta pusat, semua bell boy maupun karyawn bagian lainya menolak tip. Bahkan, ketika saya bawa oleh-oleh kue khas yogya, bakpia, juga di tolak halus. “ maaf pak, kami tidak dapat menerima apa pun dari tamu ,” ujar mereka. Menejemen hotel ini rupanya melarang tamunya memberikan tip dalam bentuk apa pun. Bukan hanya no tipping, tapi juga no bakpia. Manajemen hitel ini sengaja memberikan citra tersendiri pada hotelnya dan secara tidak langsung membentuk citra charisma tersendiri yang dapat mempersuasi atau memengaruhi lingkungan beserta orang – orang yang terlibat didalamnya. Maka tak mengherankan , sikap tegas dan disiplin tip hotel ini. Bagi karyawan yang diketahui terbukti menerima uang tio akan di keluarkan. Saya meliahat tampaknya manajemen hotel marcapolo mengacu juga pada sala satu jurus seperti yang ada dalam buku, “ siasat bisnis Rupert Murdoch,” yang men yebvutkan bahwa selama kita berhati lunak, maka kita akan tetap menempati peringkat kedua. Lunak hati akan menuntun sebuah perusahaan pada kesengsaraan. Maka tak mengherankan, marcop[olo mengatur karyawan dengan sikap tegas dan disiplin. Tidak ada konsep tengah bagian. Pilihannya hanya sedikit kinerja karyawan mau bagus atau di pecat! Selain itu, ada budaya kerja lain yangsaya kagumi di hotel ini, yakni : pertama, cari khas pelayanannya. Dimana segala fasilitas yang di sediakan pada kondisi ready. Sehingga kita tak di beri kesempatan complaint. Kedua, harga bersaing mulai dari sewa kamar, restiran dan drugstore,makan pagi (breakfast) di kamar dan untuk makan malam ( dinner ) dengan prasmanan lengkap, kita hanya membayar harga yang sangat murah yang sulit kita temui di Jakarta. Drugstorenya yang mirip mini market mungkin merupakan drigstire terbesar dan termurah di Jakarta. 32
7.4 Bisnis Mbah Mo. Anda penggemar bakmi godhog ( rebus ) khas yogya ? bila ya, pasti pernah mencicipi bakmi godhog Mbah Mo di dusun code, tiga kilometer arah timur kota bantul Yogyakarta, tau kurang lebih 15 kilometer arah selatan yogya.
Mbah Mo, nama panggilan Mbah Atmo, juga berfungsi sebagai :“ merek dagang’’ Dari jasa, produk, sekaligus warungya. Ia membuka dagangannya mulai pukul 5 sore sampai pukul 10 malam. Ingin tahu siapa pelangganya ? sebagian gambaran, 90 % pelangganya datang dari Yogyakarta, magelang, klaten, bahkan Jakarta. Kebanyakan pelanggannya menggunakan roda empat. Berbaga merek mobil dari yang mewah hingga kuno, parker berdere – deret di depan “ outletnya” silih berganti. Saya sempat heran siapa dan apa yang mempuat merak tahu ada bakmi super enak di tengah operkampungan pedesaan ini. Padahal untuk menjangkau tempat ini, harus dilalui ruas jalan yang lebar dan tidak begitu bagus.
Menurut Mbah Mo, promosi pun tak pernah ia lakukan. Saya kira proses yang terjadi adala pemasaran tradisional dari mulut kemulut, ( word by mouth ) alias getok tular, tentunya kesadaran Mbah Mo , bahwa produknya yang berkualitas adalah kekuatan pemasarannya. Dan karena itulah setiap malamnya, mbah mo mengais omset dengan menghabiskan 10 kg mie dan 10 ekor ayam.
Bisnis mbah mo dirintis sejak tahun 1986. Memang, bertahun tahun sebelum mbah mo pernah berjualan pecel dengan konsumen tetangga dan warga sekitar. Unutk terjun ke bisnis barunya ini, mbah mo harus melakukan magang dan mentoring, guna menimba pengalaman membuat bakmi. Orang yang dijadikan mentoring untuk memnbuat bakmi yang lezat adalah kakak iparnya sendiri, yang juga behualan bakmi dan tinggal di Yogyakarta. Pengalaman Mbah Mo yang mendapatkan mentoring dari kak iparnya ini, mengingatkan saya pada apa yang dikatakan steven R. Covey, bunyinya “ kalau anda memberikan ikan pada sesorang , berarti anda memberikan makan sehari. Kalau anda memberikan pancing pada seseorang, berarti anda memberikan makn seumur hidup.” Pandangan covey ini oleh rekannya, Raymond W.Y. Kao, dikembangkan menjadi : seandainya anda memberikan pancing kemudian mendidik cara memancing, dan sekalgus menamkan tanggung jawab moral maka anda berarti ikut membangun suatu negara’’ 33
Saya melihat, ternyata tradisi mentoring merupakan cara ampu untuk alih pengetahuan, alih keterampilan, alih keterampilan, sekaligus transfer budaya, dan etos kerja entrepreneur. Seperti hanya Mbah Mo, tradisi mentoring sebenarnya dapat dikembangkan dalam masyarakat, bila kita ingin melahirkan lebih banyak lagi wirausahaan baru dalam masyarakat.
7.5 Tak suka Bisnis Besar Anda penggemar soto ? kalu, ya, pasti anda telah mengenal atau bahkan telah mengenal pelanggan tetap soto kadipiro, yang terletak di jalan wates Yogyakarta itu. Di restoran yang didirikan 1921 oleh Pak Karto wijoyo ( alm ), dan sejak 1975 dikelolah putra sulungnya, pak widadi ( 60 tahun ) sampai sekarang ini, secara terbuka memaparkan tulisan besar pada sebuah papan yang dipasang di restoran tersebut. Isinya, “ tidak buka cabang di Jakarta dan kota lainya.” Menurutnya, ia sengaja tak buka cabgn di kota lainya, meski banyak pihak yang menawari kerja sama. Hal itu, katanyam ia ingin hidup tentram denan bisnisnya sekaran. Selain itu, ingin memegang teguh teguh nasehat oran tuanya yaitu selalu idup sederhana, ulet, sabar, jujur, dan bisnis, dan nrimo denan apa yang telah di peroleh sekarang. Maka tak mengherankan filosofi bebunyi “ kamulaning urip iku, dumunung ono tentreme ati”. Artinya sesungguhnya kebahagiaan orang hidup orang itu hanya pada ketentraman hati” Saya kira, tak sedikit pengusaha atau enterepreneur kita yang juga lebih senang bisnisnya tak terlalu besar, seperti pak widadi dengan soto kadipironya. Artinya, dia sama sekali tak suka kalau bisninya jadi besar karena, dia merasa bias menikmati asiknya berbisnis dan merasa tentram. Dam sebenarnya masi banyak contoh pengusaha kita lainya yang seperti itu. Contoh ini justru menarik bagi saya. Dan, setelah saya kaji lebih jauh, ternyata sikap mereka tak suka bisnis besar, karena , pertama, meraka masih ada perasaan takut kehilangan suasana kekeluargaan. Jadi, mereka itu sudah di awal-wal tahun pengembangan bisnisnya. Di mana, dia tahu potensi setiap karyawannya. Bias bekerja langsung dengan mereka, dan bahkan bias mengatur operasonal kegiatan bisnisnya. Sebab jika bisnisnya berkembang besar, tentu suasan sepereti itu akan berubah. Di tak lagi bias langsung bekerja dengan karyawan. Dan tentu saja hal ini akan menyulitkan untuk ,mempertahankan suasana kekeluargaan. Kedua, mereka lebih senang dengan posisnya sekarang. Bias tetap memegang kendali bisninya dan tanpa adnaya delegasi . ketiga, karena mereka lebi senang pada upaya pemberdayaan sumber daya manusianya atau karyawannya, dan bukan pada kontrol. 34
Tipe pengusaha seperti ini biasanya visnya sederhana. Dan misinya lebih pada aspek kekeluargaan, sebab, baginya aspek kesejahteraan yang diinginkannya, dan hal itu bias diraihnya tanpa harus lebih dulu menggu bisninya besar. Sehingga tidak mengheankan sosok pengusaha seperti ini lebih condong suka memelihara pasar lama, yang dia jadikan sebagai bagian dari sifat kekeluargaan. Rupanya orang seperti pak widadi termasuk orang yang percaya pada carig J. cantoni, seorang pakar entrepreneur yang berpendapat, bahwa, “ bisnis besar hanya akan mengurung kita dalam kotak-kota organisai sempt dan hanya menyisakan sedikir ruang untuk kita bias berkreasi dan meraih kesenangan.”
7.6 Berkemban dengan franchise Baru saja saya membuka cabang primagama dengan sistem franchise di tiga kota, yaitu pecan baru, sampit Kalimantan tengah, dan tangerang. Sebelumnya, cabang yang ada selama ini kamu buka dengan dikelolah sendiri. Sistem ini, saya kira sangan tetap untuk kita kembangkan. Di saat ekonomi mulai membaik, usaha kita bias tetap berkembang meski tidak menggunakan dana sendiri. Justru dengan sistem franchise, kita akan mendapatkan dana awal dan royalty. Franchise adalh pemberian hak pada seseorang dalam penggunaan merek, untuk menjalankan usaha dalam kurun waktu tertentu. Sistem ini lebih menguntungkan usaha dalam kurun waktu tertentu. Sistem ini lebih menguntungkan untuk mengembangkan usaha kita dibandingkan cara yang lain. Oleh karena iyu, maka jelas orang lain membayar merek dan rotyalti tiap bulannya pada kita tak perlu mengalokasikan uang atau modal untuk tempat usaha dan yang lainya. Menurut saya , bisnisn franchise cukup menjanjikan. Maka, sebelum kita membuat sistem ini, kita harus jeli dan hati- hati dalam menentukan waralabanya. Dapatkanh dia atau pewaralabanya menjalankan usaha yang kita jalankan ? behitu juga lokasinya waralaba pun perlu kita cermati. Dapatkah usaha kita sukses di daerah tersebut ? apakah usaha kitas menarik orang lain ? Bisnis franchise ini sebenarnya tak hanya menguntungkan pemilik merek usaha saja, tapi bagi yang menggunakan merek tersebeut juga memetik untuk cukup besar. Walaupun, unutk membeli merek tersebut, kita mesti merigih kocek yang tak sedikit , kendati tidak semahal fee franchise asing. Baik itu, membayar fee franchise , sarana pendukung plus pelatihan atau traning bagi karyawan. 35
7.7 Belajar dari bank mega Terus terang, saya acungkan jempot buat bank mega, yang ternyata ini tetap[ eksisi, meski di saat krisisi ekonomi sekalipun. Setahu saya memangpergantian manajemen yang terjadi sejak 1996 lalu, terbukti telah meningkatkan kinerja ban k itu. Setidaknya, ini terlihat baik dalam skala nasional, regional, maupun internasional. Prestasi pertama yang diraih bank mega adalah keberhasilannya mendapatkan peringkat pelayanan terbaik di antara 34 bank ( pemerintahan, swasta, dan asing. ) keberhasilan ini sekaligus mengawali pencanagan kualitas pelayanan terus dikembangkan dari waktu ke waktu , berdasarakan kebutuhan nasabah,. Menarik unutk kita amati adalah, bank mega justru berhasil dikembangkan disaaat krisi ekonomi. Hal itu , mengingatkan saya , pasa orang yang menggali atau membuat sumur pada musim kemarau. Dimana saat menggali sumur pada musim kemarau itu agar bias meraih kedalaman tertentu sampain air itu mengalir, tentunya butuh kerja keras yang tinggi dan usaha yang keras. Nah, sya melihat ternyata bank mega itu begitu piawai di dalam mengali sumur. Yakni, menggalinya di saat musim kemarau tiba, atau di saat krisi ekonomi terjadi. Sehingga , begitu musih penghujan tiba, air sumur yang mengalir pun semakin deras. Itu terbukti dengan pertumbuhan bank mega yang semakin retai banking semakin pesat. Bahkan, kini bank mega yang terlihat tetap eksisi, tampak terus tumbuh, dan melahan bertekad menjadi salah satu dari 10 bank terbaik.
7.8 Tukang jahit ala tensia Pernah satu kali saya di ajak seorang pesrta “ entrepreneur University” ke Jakarta. Tujuanya kita ingin melihat bagaimana perusahann tensia manufacturing yang terletak di kawasan cibubur, Jakarta, dalam menjalakan bisninya. Apa yang asay lihat sungguh di luar dugaan. Bukan karena yang saya lihat perusahaan yang cukup besar , tetapi yang membuat saya kagum adalah kegiatan bisnisnya, membuat produk consumer good atau home care bermacam macam merek. Perusahaan lantai, pembasmi seranga, parfum, sabun mandi, dan lain-lain, yang iklanya sering kita jumpai di media massa. Say jadi tahu, ternyata perusahaan ini bekerja seperti layaknya “ tukang jahit” . dimana perusashaan lain bias meminta tensia untuk membuatkan produk yan mereka ingikan. Ini memberikan keuntungan, bahwa apabila kita ingin memasarkan suatu produk tertentu produk, 36
kita tidak mesti harus membuat sendiri, tetapi dapat memesan melalui perusahaan semacam tensdia. Hanya saja, kita tidak semuda itu pesanan padanya. Tentu saj karena ada persyaratan, yaitu antara lain tidak boleh memalsu produk orang lain dan ada batas minimal order. Menurut saya, sebagai saeorang entrepreneur sebetulnya biasa membuka bisnis dengan cara “ menjahitkan” seperti tensia itu asal saj kita puny aide bisnis, saya kira ide bisnis apa pun, misalnya kita ingin membuat produk tertentu maka kita tidak perlu mempunyai pabrik terlebih dahulu kita bias “ menjahitkan” pada perusahaan semacam ini, yang saya kira ada perusahaan yang bergerak di bidang sama. Perusahaan tersebut memang membuat produk yang kita pesan dan tidak memasarkan supaya netral. Karena bias saja dia membuat produk yang sama , tetapi mereka berbeda, sehinga persaingan itu terjadi di pasar. Kalau kita tak punya gudang pun perusahaan itu bias menyiapkan gudanganya. Sedangkan distribusinya, dia bias juga mencarikanya. Saya piker mereka cukup kreatif. Tensia menciptakan peluang bisnisn yang kita garap. Artinya, tanpa kita punya pabrik sendiri, kita bias pesan nuntuk dibuatkan produk tertentu , seperti yang kita ingikan hanya saja kita memang harus berani memasarakannya. Setelah pasar berkembang, kita bias buat sendiri. Sebab tanpa punya pasar, tentu apa pun jenis produk yan kita “ jahitkan” kalu tidak laku kita akan rugi. Pendeknya pasar dulu yang kita ciptakan, setelah pasar berkembang baru pabrik kita ciptakan.
7.9 Nyontek bisnis, sah-sah saja Apa boleh kita menyontek bisnis atau kesuksesan pengusaha lain ? saya kira dalam dunia usaha, itu sah- sah saja. apalagi bagi kita yang baru belajar memulai usaha. Saya sendiri ketika pertama kali buka usaha seawaktu mahasiswa dulu, saya juga bingung usaha apa. Saya lihat, sky mulyono suskse besar buka bmbingan belajar di Jakarta. Saya, piker kenapa saying tidak buka bimbingan belajar di Jakarta. Waktu itu saya belum punya pengalaman bisnis. Pokoknya saya buka saja. saya tak pernah menghitung hitung, apakah bisnis itu feasible atau tidak. Karena saya yakin kalu usaha sky mulyono bias sukses, maka saya pun bias sukses. Pendek saya memberanikan membuka usaha bimbingan belajar itu, baru hitungan bisninya menyusul. Bukan nsebaliknya, kita bnayk hitung bisnis, tapi akhirnya usaha tak pernah muncul-muncul, dan hanya sekedar ide akhirnya saya membuka bmbingan belajar primagama. Begitu juga, ketika saya buka restoran padang prima jaya, saya juga, meniru kesuksesan restiran padang sari bundo di Jakarta. Ini beda dengan tradisi sistem pendidikan kita di sekolah jadi yan namanya nyontek dilarang keras. Padahal, menurut saya orang menyontek namanya itu kreatif. Nyontek dalam 37
hal bisnis itu sah sah saja. maka bambang rahmadi nyontek membuka McDonald-nya fanchise bias sukses begitu juga pengusaha pizza hut, Kentucky fried chiken, dan masih banyak usaha lainya. Usaha meraka makin jadi beasar juga buka karena modal besar. Sebaliknya mereka sukses dari modal kecil memang tak sedikit tantangan atau kegagalan yang di alaminya. Tapi semuanya dilalu degan sabar karena merak ingin meraih sukses dalam usahanya.
38
BAGIAN VIII ENTREPRENEUR ADALAH SOKO GURU PEREKONOMIAN
8.1 Mega Entrepreneur Sesungguhnya pengusaha kita tidak sekedar antusias dalam memajukan bisnisnya, tapi juga mempunyai tanggung jawab sosialyang tinggi. sosok pengusaha seperti inilah, pantas kita sebut sebagai Mega Entrepreneur. saya optimis, kehadiran pengusaha baru di dunia usaha kita, akan menabah kagairahan dunia usaha kita.dan, tak mustahil pengusaha baru itupun nantinya akan menciptakan pengusaha baru lagi. sehingga kahadiran Mega Entrepreneur tidak hanya sekedar menciptakan lapangan kerja tetapi juga bisa menciptakan pengusaha baru. langkah Mega Entrepreneur seperti itu pada akhirnya juga akan berdampak pada tumbuhnya perekonomian kita yang lebih baik. 8.2 Menciptakan Pengusaha Baru saya sepakat dengan Peter Drostan, penulis buku “Reformasi Pengajaran”yang mengungkapkan bahwa pendidikan di indonesia tampaknya ang yang hanya untuk orang yang pandai – pandai saja atau yang menonjol akademinya. sedangkan akademinya sedang – sedang atau mudah, ternyata belum di garap secara penuh. sedangkan pendidikan di universitas kita sekarang ini terutama yang mengutamakan nilai akademis sebagai indikator keberhasilan cenderung menghasilkan “tukang – tukang” seperti tukang insinyur, tukang dokter, dan lain sebagainya.tukang – tukang tersebut hanya pandai mencari pekerjaan tetapi bukan menciptakan pekerjaan. padahal menurut saya di era otonomi daerah saat ini, pendidikan enterpreneur sangat di butuhkan. karena dengan pendidikan tersebut sebenarnya akan banyak menciptakan pengusaha – pengusaha baru. melihat kondisi ini perlu menciptakan pengusaha baru. sebab menurut saya, menjadi pengusaha itu bukan di ajarkan tetapi di didik dalam pengertian nonformal. menurut saya hal ini bisa diberikan lewat model pendidikan yang bukan saya mengandalkan pada pengetahuan atau otak berfikir tetapi juga otak emosional. termasuk bagaimana mencerdaskan emosional kita, dan bagaimana menenyelaraskan otak berfikir dengan otak emosional. 8.3 Yuk! menjual perusahaan! meraih mimpi bersama, berkali kali seorang alumni bertanya “meski sudah membuka usaha sendiri dan punya usaha yang mulai berjalan , kok ndak kaya raya? apa yang salah ?” ini soal pilihan waktu, mau masuk jalan tol yang cepat atau jalur normal yang kata orang jawa alon alon waton kelakon. biar lambat asal selamat dan tercapai tujuannya.buat 39
yang cari aman memang konsep ini akan banyak di pilih.lai cerinya kalau kita tidak Cuma bisa mengembangkan usaha kita dengan tujuan membuar produk laris, tapi kemudian dengan larisnya produk kita, perusahaan yang memproduksi produk laris itu bisa kita jual. ya, menjual perusaahn adalah solusi cepat untuk bisa dapat untung lebih besar. bahkan jangankan menjual perusahaan yang sudah jadi, apalagi sudah punya nama besar, ide atau gagasan usaha yang brilianpun kita bisa jual. menurut hemat saya , dalam dua sistem penjualan perusahaan yakni dengan menjual putus artinya dengan mengahlikan hak milik seluruhnya dan seumur hidup usaha kita dibandingkan dengan menjual dengan konsep franchiise atau menjual merek dan sistem usaha yang bisadilakukan berkali- kali maka menjual dengan konsep franchise lebih saya sarankan dan lebih mudah di lakukan. oleh karena berbeda dengan menjual putus, kalau perusahaan sudah kita jual dan hak milik beralih, kita tak punya kewenangan apa- apa lagi, sementara dana yang didapat bisa habis tanpa mungkin sempat di buat usaha baru untuk menggantikan usaha yang sudah kita jual.besbeda dengan konsep franchise , karena boleh dibilang kita hanya menjual merek dagang dan nama baik usaha kita plus sistem kerja yang bagus dalam waktu tertentu tanpa kehilangan perusahaan. pada prinsipnya, semua jenis usaha bisa kita jual secara franchise. yang pasti buatlah bisnis yang unik, belum banyak di buat dan merupakan terobosan baru dalam satu jenis usaha, apakah restoran, jasa layanan,kesehatan atau kecantikan, ataupun jutaan ide lainnya. yang pasti dengan menjual perusahaan, kita tidak saja lebih cepat kaya raya tapi, akan banyak orang yang mampu meraih mimpimereka. dengan menjual perusahaan kepada orang banyak, kita bersama – sama meraih mimpi dalam hidup kita yang lama terunda. jadi, yuk kita jual perusahaan dan bersama- sama meraih mimpi dalam hidup kita.
\
40
KESIMPULAN
Entrepreneur adalah oang yang melakukan aktivitas wirausaha dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkan serta mengatur permodalannya. Untuk menjadi seorang enterpreneur sangatlah mudah jika kita mempunyai keinginan dan keberanian yang kuat. Ada banyak cara jika kita ingin menjadi seorang enterpreneur diantaranya kita harus berani. Berani mimpi, berani mencoba, berani merantau, berani gagal, berani sukses, mimpi jadi enterpreneur, dan mimpi jadi investor, serta ada satu kunci lagi agar kita cepat menjadi seorang enterpreeur yaitu kita harus lebih banyak melayani.
41