Muslim Afandi: Pendidikan Islam dan Multiple Intelligences
PENDIDIKAN ISLAM DAN MULTIPLE INTELLIGENCES
MUSLIM AFANDI Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA Riau
Abstrak
Abad 21 ini adalah suatu masa dimana para praktisi pendidikan sedang “dijelajali” dengan konsep Multiple Intelligences. Padahal dalam Pendidikan Islam multiple intelligences ini telah lama dibahas melalui pendekatan dan konsep “fitrah”. Dengan pengertian lain bahwa didalam Islam (al-Quran) sebenarnya sudah dikemukakan berbagai pengembangan tentang kecerdasan dan berbagai potensi manusia. Kecerdasan eksistensial spiritual umpamanya, merupakan kemampuan untuk menempatkan diri dalam hubungannya dengan suatu kosmos yang tak terbatas dengan kondisi manusia seperti makna penciptaan dirinya, kehidupan, kematian dan perjalanan akhir dari dunia. Kini sudah saatnya praktik pendidikan di berbagai jenjang lembaga pendidikan untuk mengaplikasikan multiple intelligences yang dikembangkan sesuai dengan kemampuan dan potensi peserta didik dan bukan lagi menjejali sejumlah bahan ajar yang akhir menjadi “momok” bagi peserta didik itu. Kata Kunci : Pendidikan, multiple intelenge
A. Pendahuluan Pendidikan Islam didasarkan pada asumsi bahwa manusia itu dijadikan khalifah di bumi, yang dilengkapi dengan fitrah yaitu potensi bawaan berupa: potensi keimanan, memikul amanah dan tanggung jawab, kecerdasan, komunikasi, bahasa dan potensi fisik. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang berwawasan tentang Tuhan, manusia dan alam secara integratif. Pendidikan sebagai proses belajar, harus mampu menghasilkan individu dan masyarakat religius yang secara personal memiliki integritas dan kecerdasan. Implementasi multiple intelligences pada sekolah Islam berorientasi pada ajaran Islam sesuai dengan Al Qur’an dan Hadis. Misalnya dalam pengembangan kecerdasan musikal
Jurnal Potensia vol.13 Edisi 2 Juli – Desember 2014
|135
Muslim Afandi: Pendidikan Islam dan Multiple Intelligences
diusahakan musik-musik yang bernuansa Islami dan menyesuaikan karakter-karakter Islam. Pendidikan Islam merupakan salah satu kekuatan pendidikan nasional. Pendidikan Islam sebagai kelanjutan dari sistem pendidikan tradisional diapresiasi gagasan tentang sistem pendidikan nasional terpadu yang bervisi memperdayakan seluruh lapisan masyarakat.1 Unsur-unsur esensial dalam sistem pendidikan Islam didasarkan atas beberapa konsep pokok tertentu, yaitu konsep agama, konsep manusia, konsep ilmu, konsep kebijakan, konsep keadilan, konsep universilitas, dan konsep demokrasi. Kerangka dasar pertama pembaruan pendidikan yang didasarkan pada asumsi-asumsi dasar tentang manusia dan hubungannya dengan masyarakat, lingkungannya menurut ajaran Islam. Proses pendidikan Islam dan pandangan Islam terhadap manusia sebagai makhluk yang dididik dan mendidik, sebagai berikut: Pertama, sesuai dengan maksud pendidikan Islam adalah kegiatan untuk mengarahkan dengan sengaja perkembangan seseorang sejalan dengan nilai-nilai Islam. Kedua, pembahasan tentang hakekat manusia dalam Al Qur’an kata kuncinya Khalaqa artinya menciptakan atau membentuk.2 Pada prinsipnya batasan pendidikan nasional terilhami dari cakupan pengertian pendidikan Islam secara komprehensif, yakni
pendidikan manusia seutuhnya yang
dilakukan oleh guru kepada anak didik untuk mempersiapkan kehidupan yang lebih baik. Dalam prakteknya, pendidikan Islam bukan hanya pemindahan pengetahuan transfer of knowlagde kepada peserta didik, namun perlu memperhatikan semua unsur potensi, fitrah dan inteligensi yang ada pada anak didik dan diintegrasikan antara tarbiyah, ta’lim dan ta’dib, sehingga dapatlah seseorang yang telah mendapatkan pendidikan Islam memiliki kepribadian muslim yang mengimplementasikan syari’at Islam dalam kehidupan sehari-hari, serta hidup bahagia di dunia dan akhirat.3 Makalah ini membahas bagaimana pendidikan Islam yang memperhatikan konsep fitrah manusia dan konsep multiple intelligences yang akhir-akhir ini sering 1
Muhammad Abdurrahman, Pendidikan di Alaf Baru, (Yogyakarta: Prismasophie, 2003), h. 36-37 Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam, Membangun Masyarakat Madani Indonesia, (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2003), h. 128 3 Lihat dan baca: Hamdani Ihsan dan Fuad Hasan, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1998) h.16, Yusuf Al-Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, terj. Bustami A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad (Jakarta: Bulan Bintang, 1980) h.157, dan Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam (Bandung: Al-Ma’arif, 1980) h.94 2
136|
Jurnal Potensia vol.13 Edisi 2 Juli – Desember 2014
Muslim Afandi: Pendidikan Islam dan Multiple Intelligences
mencuat dalam pembahasan dan dikaitkan dengan praktek kependidikan dan khususnya pada pembelajaran.
B. Pembahasan 1. Keterpautan Pendidikan Islam dan Multiple Intelligences Tren dunia pendidikan abad ke-21 kelihatannya lebih berorientasi kepada pengembangan potensi manusia, bukannya memusatkan kepada kemampuan teknikal dalam melakukan eksploitasi alam. Hasil penelitian neuropsikologi menunjukkan bahwa potensi manusia yang sudah teraktualisasikan masih sangat sedikit, baru sekitar 10%. Salah satu intinya adalah bagaimana kita bisa mengoptimalkan potensi mind and brain untuk meraih prestasi peradaban secara cepat dan efisien.4 Dalam dunia pendidikan, penggunaan metode yang tepat bagi pendidik dapat menggali dan memaksimalkan potensi yang ada didalam diri peserta didik sehingga dapat meraih prestasi belajar yang berlipat ganda. Guru perlu memiliki pengetahuan mengenai siapa siswa itu
dan bagaimana
karakteristiknya ketika memasuki suatu proses pembelajaran di sekolah. Biasanya siswa mempunyai latar belakang tertentu, yang menentukan keberhasilannya dalam mengikuti proses belajar. Tugas guru adalah mengakomodir keragaman antar siswa tersebut sehingga semua siswa dapat mencapai tujuan pengajaran.5 Agar pelayanan pendidikan yang selama ini diberikan peserta didik mencapai sasaran dan sasaran optimal, maka pembelajaran harus diselaraskan dengan potensi peserta didik.6 Karena itu guru perlu melakukan pelacakan terhadap potensi dan berbagai kecerdasan yang dimiliki peserta didik. Multiple intelligences adalah sebuah teori kecerdasan yang dimunculkan oleh Howard Gardner, seorang pakar psikologi perkembangan dan professor pada Universitas Harvard dari project Zero (kelompok riset) pada tahun 1983. Hal yang menarik dari teori kecerdasan ini adalah terdapat usaha untuk melakukan redefinisi kecerdasan. Sebelum muncul teori multiple intelligences, teori kecerdasan lebih 4
Mel Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009), xiv. 5 Dedi Supriadi, Membangun Bangsa Melalui Pendidikan, (Bandung: Remaja RosdaKarya, 2005), h. 79 6 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 3
Jurnal Potensia vol.13 Edisi 2 Juli – Desember 2014
|137
Muslim Afandi: Pendidikan Islam dan Multiple Intelligences
cenderung diartikan secara sempit. Kecerdasan seseorang lebih banyak ditentukan oleh kemampuannya menyelesaikan serangkaian tes IQ, kemudian tes itu diubah menjadi angka standar kecerdasan. Gardner berhasil mendobrak dominasi teori dan tes IQ yang sejak 1905 banyak digunakan oleh para pakar psikolog di seluruh dunia.7 Sangat berbeda definisi kecerdasan yang dibuat Gardner dengan definisi kecerdasan yang telah berlaku sebelumnya. Gardner mengatakan bahwa “Intelligence is the ability to solve problems, or to create products, that are valued within one or more cultural”8 Dalam praktiknya, pembelajaran akan efektif ketika memperhatikan perbedaanperbedaan individual. Setiap anak dilahirkan dengan kondisi yang terbaik (cerdas) dan membawa potensi serta keunikan masing-masing yang memungkinkan untuk menjadi yang terbaik (cerdas). Hal ini telah difirmankan oleh Allah SWT dalam surat At-Tiin ayat 4:
ٍٍ ت َ ْق ِىيى ٍِ س َ سبٌٍَ فِي أ َ ْح َ َْ نَقَ ٍْد َخهَ ْقَُب اإل Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”9 Pola pendidikan yang terjadi saat ini masih banyak yang mengedepankan keseragaman dan pengukuran siswa yang cerdas hanya terbatas pada IQ saja. Penggalian kecerdasan peserta didik masih sangat jarang dilakukan sebagai sandaran utama untuk mengawali setiap rancangan pembelajaran, strategi dan pendekatan yang digunakan, serta evaluasi yang ditetapkan. Kecenderungan minat, bakat, talenta dan ketrampilan dasar belum menjadi bagian yang integral. Berkaitan dengan kecerdasan tersebut maka Gardner melalui teori multiple intelligences mengembangkan 9 kecerdasan antara lain: Verbal linguistik, Kecerdasan logis matematis, Kecerdasan visual spasial, Kecerdasan musika ritmis, Kecerdasan interpersonal, Kecerdasan
7
Munif Chatib,Sekolahnya Manusia, Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia, Bandung: Kaifa, 2013, 132. 8 Howard Gardner, Frames Of Mind (The Theory of Multiple Intelligences), NewYork: Basicbooks, 1983, x. 9 Tim Syamil, Al-Qur’anulkarim, Miracle The Reference, Bandung: Sygma Publishing, 2010, 1191.
138|
Jurnal Potensia vol.13 Edisi 2 Juli – Desember 2014
Muslim Afandi: Pendidikan Islam dan Multiple Intelligences
intrapersonal,
Kecerdasan jasmaniah kinestetik, Kecerdasan naturalis, Inteligensi
eksistensial spiritual.10 Dalam Islam sebenarnya sudah dikemukakan berbagai pengembangan tentang kecerdasan dan berbagai potensi manusia, yaitu terdapat di dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Kecerdasan eksistensial spiritual merupakan kemampuan untuk menempatkan diri dalam hubungannya dengan suatu kosmos yang tak terbatas dengan kondisi manusia seperti makna penciptaan dirinya, kehidupan, kematian dan perjalanan akhir dari dunia. Hal ini sesuai dengan ayat :QS.Al-Fatihah ayat 6)
ٍيى ٍَ انص َرا ّ ِ ا ْه ِدََب َ ط ْان ًُ ْست َ ِق Artinya: Tunjukilah kami jalan yang lurus. (QS. Al Fatihah: 6) (Ihdina (tunjukilah kami), diambil dari kata hidaayah: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik)11 Dari ayat tersebut dapat diambil hubungan antara kecerdasan eksistensial spiritual dengan hidayah (petunjuk) yang Allah berikan kepada manusia melalui naluri, pancaindera, akal, maupun benih agama dan akidah tauhid pada jiwa manusia. Manusia memahami dengan akalnya bahwa Zat Yang Gaib itulah yang menciptakannya, yang menganugerahkan kepadanya dan kepada jenis manusia seluruhnya, segala sesuatu yang dibutuhkannya yang ada di alam ini, untuk memelihara diri dan mempertahankan hidupnya. Karena merasa berhutang budi pada Zat Yang Gaib, maka dia berfikir bagaimana cara berterima kasih dan membalas budi serta bagaimana cara menyembah Zat Yang Gaib itu. Bila manusia mau memikirkan dari mana datangnya alam ini, akan sampai pada keyakinan tentang adanya Tuhan, bahkan akan sampai kepada keyakinan tentang keesaan Tuhan (tauhid) karena akidah (keyakinan) tentang keesaan Tuhan ini lebih mudah dan lebih cepat dipahami oleh akal manusia. Karena itu dapat kita tegaskan bahwa manusia itu menurut nalurinya adalah beragama tauhid.12
10
Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta: Dian Rakyat, 2012, 24. Tim Syamil, op.cit. 12 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Departemen Agama RI, 2009, 21-24 11
Jurnal Potensia vol.13 Edisi 2 Juli – Desember 2014
|139
Muslim Afandi: Pendidikan Islam dan Multiple Intelligences
Kecerdasan linguistik yang merupakan kemampuan berbahasa yang terkandung dalam diri Adam, sebagai manusia berakal pertama, menurut Al-Qur’an, Adam dilebihkan atas makhluk Tuhan yang lain, sehingga iblis harus tunduk padanya karena Adam memiliki kemampuan untuk menyebut nama-nama, suatu keahlian menciptakan, dan memahami simbol-simbol. Firman Allah Surat Al-Baqarah ayat 33:
ٍم نَّ ُك ٍْى ِإ َِّ ْي ٍْ ُل أَنَ ٍْى أَق ٍَ ل يَب آدَ ٍُو أََبِئْ ُه ٍْى بِؤ َ ْس ًَآئِ ِه ٍْى فَهَ ًَّب أ َ َْبَؤ َ ُه ٍْى بِؤ َ ْس ًَآئِ ِه ٍْى قَب ٍَ ٌ ٍَو َيب ٍُك ُْت ُ ٍْى ت َ ْكت ُ ًُ ْىٌٍَ قَب ٍَ ت ُ ْبد ُْو ض ٍَو أ َ ْعهَ ٍُى َيب ٍ ِ ت ٍَو ْاْل َ ْر ٍِ بوا ٍَ غي َ أ َ ْعهَ ٍُى َّ ْب ان َ ًَ س Artinya: Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (QS. Al Baqarah: 33)13 Selain itu kecerdasan verbal linguistik juga terdapat dalam QS. Ar Rahman: 1- 4:
ْ عهَّ ًَه ْ عهَّ َى )٤(ٍ ٌٍَُانبَيَب َّ َ ٍ)٣(ٍ ٌَسب َ ٍ)١(ٍٍُ ًَ ْانرح َ َْ ) َخهَقَ ٍاإل٢(ٍ ٌٍَانقُ ْرآ Artinya: (Allah) Yang Maha Pengasih, Yang telah mengajarkan Al Qur'an, Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara14 Ayat di atas merupakan bukti bahwa Allah telah mengajarkan kepada manusia AlQur’an dan mengajarkannya (Nabi Muhammad SAW) pandai berbicara sehingga dapat menyampaikan ayat-ayat Al Qur’an kepada umatnya. Dari ayat ini dapat dijadikan dasar pengajaran linguistik verbal15 kepada manusia. Begitu pula pendidikan Islam telah mengajarkan anak untuk memiliki kecerdasan logis matematis atau cerdas angka akan berfikir secara numerik atau dalam konteks pola 13
Tim Syamil, 9 Ibid, 1059 15 Baca juga Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences , Jakarta: Dian Rakyat, 2012, 14 : Kecerdasan linguistik mewujudkan dirinya dalam kata-kata, baik dalam tulisan maupun lisan. Orang yang memiliki jenis kecerdasan ini juga memiliki keterampilan auditori yang sangat tinggi, dan mereka belajar melalui mendengar. Mereka gemar membaca, menulis dan berbicara, dan suka bercengkerama dengan kata-kata. ereka memakai kata-kata bukan hanya untuk makna tersurat dan juga tersiratnya semata, namun juga dengan bentuk dan bunyinya, serta untuk citra yang tercipta ketika katakata dirancang reka dalam cara yang lain dan berbeda dari yang biasa 14
140|
Jurnal Potensia vol.13 Edisi 2 Juli – Desember 2014
Muslim Afandi: Pendidikan Islam dan Multiple Intelligences
serta urutan logis, atau dalam bentuk-bentuk cara berfikir logis yang lain. Allah berfirman: surat Al Angkabut ayat 43:
َََل ْالعَا ِل ُمون َّ اس َو َما يَ ْع ِقلُ َها ِإ َ ِ ّل نَض ِْربُ َها ِللن َُ ك ْاْل َ ْمثَا ََ َو ِت ْل Artinya: Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (QS Al-Angkabut: 43)16 Dari ayat di atas kita akan memahami ayat-ayat Allah dengan berfikir logis. Didalam Al Qur’an banyak perumpamaan-perumpamaan yang hanya orang-orang berilmu saja yang akan memahaminya. Untuk memahami perumpamaan tersebut harus dengan berfikir logis. Selain kecerdasan logis matematis, terdapat juga kecerdasan interpersonal seperti yang tertera dalam firman Allah surat Al Maa’uun ayat 1 - 3:
﴿٢﴾ يم ََ ِك الّذِي يَدُعَ ْاليَت ََ ﴿ فَذَ ِل١﴾ ِّين َِ ِب بِالد َُ ّْت الّذِي يُ َكذ ََ أ َ َرأَي َ َل يَ ُحضَ َعلَى ﴿٣﴾ ين َِ ام ْال ِم ْس ِك َِ َطع ََ َو Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin (QS Al Maa’uun: 1-3) Dalam QS.Al Maa’uun ayat 1-3 dijelaskan bahwa orang yang termasuk mendustakan agama adalah orang-orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Dari ayat ini dapat dipetik pelajaran bahwa kasih sayang dan saling tolong menolong dalam agama Islam sangat dianjurkan sesuai dengan karakteristik kecerdasan interpersonal. 2. Ilustrasi Pengembangan Multiple Intelligence dalam Dunia Pendidikan Inteligensi merupakan bakat alamiah dari seluruh hal yang terkait dengan kepribadian dan kompetensi manusia17. Inteligensi tidak terlepas dari proses berpikir manusia. Berpikir dapat diberi pengertian sebagai proses menentukan hubunganhubungan secara bermakna antara aspek-aspek dari suatu bagian pengetahuan. Sebagai bentuk aktivitas, berpikir merupakan tingkahlaku simbolis, karena seluruh aktivitas ini
16
Ibid, 799
17
Amir Tengku Ramly, Pumping Talent: Memahami Diri Memompa Bakat, (Jakarta: Kawan Pustaka, 2006), Cet. 2), h.12.
Jurnal Potensia vol.13 Edisi 2 Juli – Desember 2014
|141
Muslim Afandi: Pendidikan Islam dan Multiple Intelligences
berhubungan dengan atau mengenai pergantian hal-hal yang konkret.18 Keterampilan berpikir merupakan keterampilan mental yang memadukan inteligensi dengan pengalaman.19 Berikut deskripsi pengembangan
multiple intelligences dalam praktik
pendidikan sebagai berikut: a. VerbaI/Linguistic Intelligence Verbal linguistik merupakan kemampuan menggunakan kata-kata dan/atau bahasa. Orang yang menonjol dalam kecerdasan ini memiliki kecakapan yang tinggi dalam belajar dengan menggunkan indra pendengarannya dan pada umumnya orang yang bertipe ini merupakan orang yang ahli berbicara di depan publik. Mereka lebih mampu berpikir dalam bentuk kata-kata daripacla gambar. Siswa yang kuat dalam kecerdasan
ini akan sangat optirnal dalam
belajar
dengan cara mendengarkan
presentasi verbal, membaca, menulis, berdiskusi. Guru di kela dapat mengkonstruksi kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan kecerdasan ini, misalnya kesempatan bagi siswa untuk menulis dan berpidato di kelas, menulis karangan esai atau puisi, melakukan diskusi panel, debat, membuat resume buku atau jurnal, dlan scbagainya. Keterampilan hidup life skills yang dapat dikembangkan, yaitu: berkomunikasi baik lisan maupun tertulis, mencipta cerita, berdebat dan berdiskusi, belajar bahasa asing, bermain kata, memahami bacaan, mudah mengingat catatan atau ungkapanunghkapan, mengeja, berpantun, berpuisi, dan mendongeng, menggunakan tata bahasa secara benar, menguasai banyak kosakata, menceritakan sesuatu secara deskriptif maupun yang mengandung kelucuan. Minat yang dapat dikembangkan dalam diri individu yang berkecerdasan ini, antara lain menjadi
aktor/aktris, penyair,
jurnalis, penuiis, guru/dosen, hakim,
penasihat hukum, penerjemah, politisi, dan pemasar. b. Visual/Spatial Intelligence Merupakan kemampuan seseorang untuk berfikir dan melihat secara visual/ruang. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung berpikir dalam pola 18
Ahmad Thontowi, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 76 Edward de Bono, Revolusi Berpikir: Mengajari Anak Anda Berpikir Canggih dan Kreatif dalam Memecahkan Masalah dan Memantik Ide-ide Baru, terj. Ida Sitompul dan Fahmy Yamani, (Bandung: Kaifa, 2007), hlm. 24. 19
142|
Jurnal Potensia vol.13 Edisi 2 Juli – Desember 2014
Muslim Afandi: Pendidikan Islam dan Multiple Intelligences
yang berbentuk gambar, grafik, modecl, animasi, dan sebagainya, sehingga ia dapat belajar dengan baik. Mereka sangat menyukai peta, bagan, gambar, vidco, dan film sebagai
media
untuk belajar. Kegiatan kelas dapat
dikonstruksi
r,rntuk untuk
mengembangkan kecerdasan visual/spasial, misalnya dengan kegiatan menggambar peta, diagram, dan model rancangan bangunan serta pembelajaran melalui alat peraga, seperti video, foto, dan sebagainya. Keterampilan hidup life skills, yang dapat dikembangkan seperti apresiasi dan menciptakan
seni bangunan;
Apresiasi
dan menciptakan
desain;
merancang
dekorasi dan interior; mendesain model dan memberi warna; menciptakan dan menginterpretasi
gambar grafis;
menggambar
sketsa,
melukis dan sebagainya,
membaca dan menggambar peta, memahat patung; melihat orang lain dari perspektif yang berbcda, melakukan problem solving; berfikir dengan menggunakan gambar dan bayangan. Jenis pekerjaan yang cocok bagi orang yang menonjol dalam kecerdasan ini adalah sebagai navigator, pematung, seniman visual, penemu bidang rekayasa, arsitek, desainer interior, mekanik, insinyur mesin, pilot, dan kartunis. c. Logical/Mathematical intelligence Merupakan kemempuan seseorang untuk berfikir dengan menggunakan penalaran, logika dan angka. Siswa yang menonjol dalam intelligence ini selalu berffikir secara konseptual dalam kerangka logika dan angka yang digunakan untuk memuat hubungan berbagai infomasi yang dimilikinya secara bcrmakna. Mereka sangat menyukai proscs pembelajaran yang dirancang dalam kemasan problem solving, hasil yang dikuantitatifkan relasi sebab-akibat, relasi jika-maka, dan sebagainya. Siswa yang menonjol dalam kecerdasan ini selalu ingin tahu akan rahasia alam disekelilingnya, memiliki banyak pertanyaan ketika belajar di kelas dan senang bereksperimen dan menganalisis untuk mencari solusi. Siswa yang memiliki jenis kecerdasan ini akan sangat diuntungkan dengan proses pembelajaran yang dirancang dalam bentuk perumusan analisis masalah, pertanyaan dan eksperimen. Proses pembelajaran di kelas hendaknya dirancang, misalnya, siswa diberi kesempatan untuk memecahkan masalah, menampilkan hasil percobaan mereka, membuat berdasarkan
data-data matematis, menemukan
Jurnal Potensia vol.13 Edisi 2 Juli – Desember 2014
hubungan-hubungan,
prediksi
mengadakan
|143
Muslim Afandi: Pendidikan Islam dan Multiple Intelligences
kategorisasi informasi dan mempelajari proses belajar berfikir induktif maupun deduktif. Keterampilan hidup life skills yang dapat dikembangkan yaitu: menganalisis, menghitung, menyimpulkan deduktif-induktif menemukan
fungsi dan relasi,
mengestimasi dan memprediksi, mengadakan eksperimen, menggambar apa yang difikirkan, menemujkan dan menciptakan pola, mengorganisasikan dan mencari garis besar, bermain strategi, mempertanyakan, memberi alasan yanag abstrak, menggunakan algoritma, memecahkan masalah secara logis, menindak lanjuti dan menggunakan simbol-simbol abstrak.
Jalur karir yang menonjol bagi orang yang mempunyai
kecerdasan inim adalah menjadi akuntan, dokter, ilmuan, insinyur, ahli pemograman komputer, peneliti, filsuf, hakim dan termasuk ahli dalam bidang matematika. d. Musical/Rhythmic Intelligence Merupakan kemampuan seseorang untuk mencipta dan mengapresiasi musik. Siswa yang memiliki kecerdasan menonjol jenis ini akan berpikir dalam bentuk suara, ritme, dan pola-pola musik tertentu. la akan serta merta membcri respons pada musik baik clalam bentuk kritik maupun apresiasi begitu ia mendengarnya. Banyak siswa dari kelompok yang menonjol ini amat peka terhadap terhadap suara-suara yang ada disekitarnya. Mereka mampu mendengan dan kan lagu, memainkan instrumen alat musik bernyanyi serta mengomposisi melodi dan lirik. Mereka sangat menikmati proses pembelajaran yang dikemas dengan latar belakang musik. Mereka kesempatan
diuntungkan dengan proses
untuk mengungkapkan
pembelajaran
yang memberinya
pengetahuannya melalui musik atau produk-
produk ritmis lainnya. Maka, kelas yang cocok bagi mereka adalah kelas yang mmungkinkan mereka dapat bernyanyi, bermain,
bereaksi, menganalisis,
dan
menggubah lagu atau musik tertentu. Keteraampilan hidup life skills yang dapat dikembangkan adalah :Menggubah lirik dan lagu, mengenali dan memainkan berbagai macam instrumen musik, mengcenali ritme dan tempo, belajar melalui lirik lagu, mendengarkan membaca
dan mengapresiasi musik, permainan yang menggunakan
dan menulis
not musik, mengenal
lagu, penyanyi,
telinga,
pengarang lagu,
bernyanyi dan menari, dengan kontrol nada, memahami struktur musik. Kemungkinan
144|
Jurnal Potensia vol.13 Edisi 2 Juli – Desember 2014
Muslim Afandi: Pendidikan Islam dan Multiple Intelligences
karir yang sesuai dengan kecerdasan ini adalah musisi, disc jockey, penyanyi dan ko poser. e. Bodily/Kinesthetic Intelligence Merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengendalikan gerakan tubuh dan memainkan benda-benda secara terampil. Bentuk wajah dan gerakan tangan merupakan simbol berfikir dan ekpresi dari kemampuannya. siswa yang menonjol dalam kecerdasan ini melalui gcraka-gerakan tubuh. Ia memiliki keseimbangan tubuh yang baik sehingga mampu melakukan manuver fisik secara cerdik. Dengan berinteraksi melalaui ruang di sekelilingnya, ia dapat
mengingat dan memproses
setiap informasi yang diterimanya dalam konteks belajar. Mereka sangat menyukai aktivitas fisik dan aksi-aksi tertentu serta mengalami perkembngan yang baik dalam kelerampilan fisiknya. Mereka sangat diuntungkan dengan proses pembelajaran yang memberi kesempatan pada mereka untuk mengungkapkan pengetahuannya bentuk akting, gerakan, dan pantomim.
dalam
Bagi mereka, kelas perlu dirancang agar
siswa dapat mengkomunikasikankemempunnya melalui bahasa tubuh dan menari, serta mpelajari berbagai macam gerakan tubuh. Keterampilan hidup life skills yang dapat dikembangkan dengan kecerdasan ini adalah : akting
dan pantomim, atlet, menari, perancang tari, terampil dalam
berkendaraan, belajar melalui aktivitas tangan, berolah raga, menngunakan bahasa tubuh. Kemungkinan karier yang cocok bagi orang yang menonjol dalam kecerdasan ini, yaitu menjadi altet, guru pendidikan jasmani, penari, aktor, pemadam kebakaran, artis, dan koreografer. f. Interpersonal Intelligence Merupakan kemampuan untuk berrelasi dan memahami orang lain. Mereka sangat menikmati bila harus bekerja sama, memperhatikan dan belajar bersama oran lain. Individu yang menonjol dalam kecerdasan ini selalu melihat berbagai fenomena dari sudut pandang orang lain sehingga ia memahami bagaimana orang lain melihat dan merasakannya. Individu yang menonjol dalam kecerdasan ini memiliki kemamapuan yang hebat dalam mengorganisasi orang, menjalain kerjasama dengan orang lain, dan menjaga perdamaian dalam suatu kelompok. Untuk melakukan itu semua, ia menggunakan bahasa verbal dan nonverbal untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Jurnal Potensia vol.13 Edisi 2 Juli – Desember 2014
|145
Muslim Afandi: Pendidikan Islam dan Multiple Intelligences
Agar individu yang mempunyai kecerdasan ini berkembang dengan baik, maka kelas perlu dirancang dengan proses pembelajaran yang memberi kesempatan kepada mereka untuk bekerjasama dalam kelompok, mengadakan wawancara, survai dan kegiatankegiatan yang mengandaikan adanya intweraksi dengan orang lain. Keterampilan hidup life skills yang dapat dikembangkan melalui kecerdasan ini adalah:
memperhatikan dan mengajar orang lain, berkomunikasi intrnikasi
berinteraksi dengan
dan
orang lain; berempati dan bersimpati; memimpin kelompok;
menjega persahabatan; menjadi penengah dalam konflik; mempunyai minat dalam perjuangan hak asasi; melihat masalah dari perspektif orang lain; memahami pikiran, nilai dakebutuhan orang lain; bekerjasama dalam tim. Kemungkinan karir yang dapat ditekuni bagi individu yang berkecerdasan ini adalah: menjadi konselor, pemesar, politisi dan pengusaha. g. Intrapersonal Intelligence Merupakan kemampuan untuk berefleksi dan membangun kesadaran diri. Impian dan perasaan
merupakan ungkapan proses berpikir
keccrciasan ini. Individu
dan bentuk
yang mcnonjol dalam kecerdasan ini mencoba
dari untuk
memalami pcrasaannya sendiri, impian yang dimiliki, hubungan dirinya dengan orang lain dan kelebihan maupun kekurangan yang dimilikinya. Mereka sangat menyukai kesendirian dan kontemplasi, kesempatan untuk mengekploitasi diri, pikiran,rencana dan angan-angan yang dimilikinya. Individu yang menonjol dalam kecerdasan ini sangat diuntungkan bila proses pembelajaran memberi kesempatan untuk mengadakan refleksi, instropeksi dan waktu untuk berfikir. Mereka sanga menikmati bila waktu diberikan untuk menulis, menggamabar atau berfikir sendirian sebagai upaya pengendapan atas apa yang dipelajari. Proses pembelajaran yang cokok untuk individu yang mempunyai kecerdasan ini adalah pembelajaran yang memungkinkan mereka mengadakan refleksi, introspeksi, klarifikasi, perencanaan dan sebagainya. Keterampilan hidup life skills yang dapat dikembangan malalui kecerdasan tipe ini adalah: bermain fantasi, impian dan memori; mengcenali dengan baik nilai-nilai dan keyakinan
yang dimiliki; mengendalikan dorongan-dorongan
naluriahnya;
mengembangkan pendapat dan keyakinan yang berbeda-beda; menyukai kesendirian, suasana tenang, dan damai; intropeksi, mengetahui serta mengatur keinginan dan
146|
Jurnal Potensia vol.13 Edisi 2 Juli – Desember 2014
Muslim Afandi: Pendidikan Islam dan Multiple Intelligences
perasaannya; mengenali kelemahan dan kekuatannya; memotivasi diri; menciptakan tujuan yang realistis bagi dirinya; berpikir tentang satu hal; memahami motivasi dan konflik yang acla ada dalam diirinya. Kemungkinan karir yang cocok bagi individu yang berpite seperti ini adalah; psikolog, penulis, guru, pengaacara, peneliti, teoretikus dan filsuf. h. Naturalist IntelIigence Seseorang mempergunakan kecerdasan naturalisnya untuk berfikir tanaman, binatang, keadaan alam semesta,
tentang
bebatuan dan fenomena alam lainnya.
Mereka yangkuat dengan kecerdasan ini sangat menikmati kegiatan yang berkaitan dengan tanaman, binatang
dang lingkungan hidup. Mereka sangat senang dengan
kegiatan mengkoleksi, menganalisis, mempelajari serta memperhatikan flaura, faona, bebatuan, fenomena alam, dan laingkungan hidup. Mereka sangat sensitif terhadap ketergantungannya atas kondisi ekologis dan masalah-masalah lingkungan hidup. Individu yang kuat dalam kecerdasan ini akan sangat optimal bejalarnya bila mengunakan alat peraga yang menghadirkan fenomena alam ke dalam kelas. Adanya kegiatan seperti studi wisata akan sangat mendukung kemampuan beklajar mereka. Keterampilan hisup life skills yang dapat dikembanghan bagi individu yang mempunyai kecerdasan ini adalah; menganalisis perbedaan dan persamaan; menghargai bunga, tanaman dan pohon; tertarik pada tanaman, binaatang piaraan dan binatang buas, menggolongkan flora, fauna dan fenomena alam; mengoleksi tananam, serangga dan bebatuan; menemukan pola kehidupan alam; menikmati binatang lucu dan mengamati sesuatu secara detail. C. Kesimpulan Inteligensi merupakan salah satu anugerah terbesar dari Allah SWT kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan inteligensinya, manusia dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya melalui proses berfikir dan belajar secara terus menerus. Dalam pendidikan Islam penting sekali seorang guru memperhatikan berbagai kecerdeasan yang dimiliki oleh muridnya supaya pembelajaran yang disampaikan bisa diterima dengan biak oleh muridnya. Guru seharusnya menyadari bahwa potensi kecerdasan setiap murid itu berbeda-beda dan guru menyadari pula bahwa murid
Jurnal Potensia vol.13 Edisi 2 Juli – Desember 2014
|147
Muslim Afandi: Pendidikan Islam dan Multiple Intelligences
bukanlah
“miniatur
memperlakukan
orang
dewasa”,
sehingga
murid dari berbagai sisi (terutama
pendidik
bisa
melihat
dan
peminatan, bakat minat dan
keterampilan yang dimiliki setiap murid) dalam proses pembelajaran di sekolah formal, informal dan non formal. D. Daftar Pustaka Amir Tengku Ramly, Pumping Talent: Memahami Diri Memompa Bakat, (Jakarta: Kawan Pustaka, 2006) Ahmad Thontowi, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993) Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Departemen Agama RI, 2009) Dedi Supriadi, Membangun Bangsa Melalui Pendidikan, (Bandung: Remaja RosdaKarya, 2005) Edward de Bono, Revolusi Berpikir: Mengajari Anak Anda Berpikir Canggih dan Kreatif dalam Memecahkan Masalah dan Memantik Ide-ide Baru, terj. Ida Sitompul dan Fahmy Yamani, (Bandung: Kaifa, 2007) Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam, Membangun Masyarakat Madani Indonesia, (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2003) Hamdani Ihsan dan Fuad Hasan, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1998) Howard Gardner, Frames Of Mind (The Theory of Multiple Intelligences), NewYork: Basicbooks, 1983) Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam (Bandung: AlMa’arif, 1980) Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) Mel Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009) Munif Chatib,Sekolahnya Manusia, Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia, (Bandung: Kaifa, 2013) Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, (Jakarta: Dian Rakyat, 2012). Muhammad Abdurrahman, Pendidikan di Alaf Baru, (Yogyakarta: Prismasophie, 2003) Tim Syamil, Al-Qur’anulkarim, Miracle The Reference, Bandung: Sygma Publishing, 2010) Yusuf Al-Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, terj. Bustami A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad (Jakarta: Bulan Bintang, 1980)
148|
Jurnal Potensia vol.13 Edisi 2 Juli – Desember 2014