EDISI 1
VOLUME 3
HALAMAN 1 - 209
SOLOK Jan-Juni 2015
ISSN 2355-0554
Pendekatan Pembelajaran Tematik Pada Bidang Studi Pe ndidikan Agama Islam Di MIN Pasar Baru Kabupaten Pesisir Selatan Ardi Sadrial Konsep Pe ndidikan Imam Al-Ghazali Nurhayati Penerapan Model Pembelajaran Paikem Dalam Pem belajaran IPS SD/MI Zamrisman Sinergitas 5 R ; Sebuah Solusi Dalam Pem bentukan karakter anak Muhamm ad Idris Pendidikan Kemasyarakatan Menurut Al-Qur’an Muhammad Kosim PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK; Studi Analisis tentang Kecakapan Bertindak Hukum Menurut Hukum Positif dan Ahliyah al-Ada’ dalam Kajian Hukum Islam Mushthafa Manajemen Sistem Pengembangan Kurkulum Dalam Meningkatkan Mutu Pem belajaran di Madrasah (Studi Multi Kasu s Pada MAN Di Propinsi Sumater Barat) Nila Kesumawati Puasa Bagi Peke rja Berat Yusrial
MURABBY JURNAL PENDIDIKAN ISLAM DAN PENDIDIKAN DASAR ISSN 2355-0554 Volume 3, Edisi 1 Januari-Juni 2015 hal. 1-209
Penanggung Jawab Muharizal Zamrisman Pimpinan Redaksi Nurhayati Editor Almunar M. Iddris Liliana Liberty
Disain Grafis Adi Prawira Sekretariat Depi Yuhendra
Alamat Redaksi Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) STAI Solok Nan Indah Kampus STAI Solok Nan Indah Jln.Syekh Kukut No. 96 A Kota Solok Telp. 082390734189 ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya sehingga Jurnal Murabby edisi 1 Volume 3 ini dapat terbit sehingga tidak hanya memperkuat khazanah penulisan dan penelitian di STAI Solok Nan Indah, tetapi sekaligus ditujukan bagi komunitas intelektual lain yang berada di luar STAI Solok Nan Indah. Jurnal Murabby, merupakan jurnal ilmiah yang dikelola oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) STAI Solok Nan Indah, yang berisikan tulisan dan penelitian ilmiah tentang Pendidikan Islam dan Pendidikan Dasar. Diterbitkannya Jurnal Murabby ini, semoga memperkuat sindikasi penulisan dan penelitian ilmiah antara P3M STAI Solok Nan Indah dengan penulis dan peneliti dari lembaga lain. Terakhir, diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi, sehingga Jurnal Murabby ini bisa diterbitkan.
Pimpinan Redaksi
iii
Volume 3 Nomor 1 Edisi Januari-Juni 2015 ISSN 2355-0554
MURABBY
Jurnal Pendidikan Dasar dan Pendidikan Islam DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................................ iii Daftar Isi ..................................................................... iv Pendekatan Pembelajaran Tematik Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Di MIN Pasar Baru Kabupaten Pesisir Selatan Ardi Sadrial ................................................................. 1-20 Konsep Pendidikan Imam Al-Ghazali Nurhayati ................................................................... 21 – 33 Penerapan Model Pembelajaran Paikem Dalam Pembelajaran IPS SD/MI Zamrisman .................................................................. 34 – 53 Sinergitas 5 R ; Sebuah Solusi Dalam Pembentukan Karakter Anak Muhammad Idris ......................................................... 54 – 92 Pendidikan Kemasyarakatan Menurut Al-Qur’an Muhammad Kosim ...................................................... 93 – 122 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK; Studi Analisis tentang Kecakapan Bertindak Hukum Menurut Hukum Positif dan Ahliyah al-Ada’ dalam Kajian Hukum Islam Mushthafa .................................................................... 123 – 151 Manajemen Sistem Pengembangan Kurkulum Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Madrasah (Studi Multi Kasus Pada MAN di Propinsi Sumater Barat) Nila Kesumawati ......................................................... 152 – 188 Puasa Bagi Pekerja Berat Yusrial ......................................................................... 189 – 209 iv
PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MIN PASAR BARU KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Ardi Sadrial1 Dosen PAI STAI-SNI Abstrak Pendekatan tematik bertujuan meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik pada kelas awal. Selain itu mampu mengurangi tingkat tinggal kelas. Fenomena yang terjadi terdapat peserta didik yang tinggal kelas setelah penerapan pendekatan tematik pada kelas awal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berbentuk penelitian lapangan (field research), meliputi penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan teknik penilaian hasil belajar dengan pendekatan tematik. Pengolahan data menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian diperoleh penyusunan perencanaan pembelajaran masih berdasarkan pendekatan mata pelajaran, pelaksanaan pembelajaran terbatas pada lokal dan bersifat teacher centered, dan teknik penilaian hasil belajar hanya terpusat pada aspek kognitif. Kata kunci : Pendekatan Tematik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Abstract The thematic approach aims to improve the learning in the basic studies, in other can disincrease the class review student. The research are qualitative research form field Research, it’s planning, action, and learning result with thematic approach. The approach used in this study are qualitative 1
Penulis adalah alumni Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang kosentrasi Pendidikan Islam. Semenjak tahun 2012 hingga sekarang menjabat sebagai Dosen STAI Solok Nan Indah kota Solok. Sebagai dosen, penulis dipercayai mengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam dan Sejarah Pendidikan Islam. 1
approach. Data collection was conducted through observation, interview, and documentation. The finding of this study was obtained lesson plan are based lesson study, the learning action just for classroom dan teacher centered, and the evaluation tekhnic to look at learning result just for kognitif aspect. Key word : thematic approach; PAI Learning
A.
“Pembelajaran pada kelas I, II, dan III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran”.
Pendahuluan Untuk meningkatkan mutu
pendidikan
nasional,
senantiasa
mengadakan
inovasi
baru
dalam
pemerintah inovasiberbagai
Melalui peraturan ini terlihat
komponen pendidikan, diantaranya komponen pendekatan pembelajaran. Perhatian
pemerintah
terhadap
pendekatan pembelajaran terlihat pada penggunaan pendekatan tematik untuk kelas
awal
pada
sekolah
dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Penerapan
bahwa pembelajaran kelas I, II, dan III dilaksanakan dengan pendekatan tematik. Kebijakan ini sudah mulai berlaku tahun ajaran 2006/2007 dan paling lambat sudah dilaksanakan pada tahun ajaran 2009/2010. Pendekatan
pendekatan ini dituangkan dalam Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional Republik Indonesia nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dijelaskan sebagai berikut :
merupakan
suatu
tematik strategi
yang
melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna
kepada
peserta
didik.
Pendekatan tematik ini muncul siring dengan
pelaksanaan
Kurikulum
2
Tingkat
Satuan
Pendidikan
Sehubungan dengan itu, pada
pada
Madrasah
pendidikan nasional.
Ibtidaiyah
Negeri
pembelajaran
(selanjutnya ditulis MIN) Pasar Baru
pedekatan
sebagai jenjang pendidikan dasar
tematik adalah : 1) menyenangkan
telah mulai menerapkan pendekatan
karena berangkat dari minat dan
tematik sejak tahun ajaran 2008/2009.
kebutuhan
2)
Penerapan pendekatan ini bertujuan
memberikan pengalaman dan kegiatan
meningkatkan kualitas hasil belajar
belajar mengajar yang relevan dengan
peserta didik pada kelas awal. Selain
tingkat perkembangan dan kebutuhan
itu
peserta didik, 3) hasil belajar dapat
mengurangi
bertahan lama karena lebih berkesan
kelas pada peserta didik. Untuk itu,
dan bermakna, 4) mengembangkan
dalam pendekatan pembelajaran ini
keterampilan berfikir peserta didik
lebih mengedepankan pembelajaran
sesuai
yang
Kelebihan dengan
menggunakan
peserta
dengan
didik,
persoalan
yang
juga
diharapkan tingkat
berpusat
mampu
pengulangan
pada
siswa,
menumbuhkan
memberikan pengalaman langsung,
keterampilan sosial melalui kerja
pemisahan mata pelajaran tidak begitu
sama, 6) memiliki sikap toleransi,
jelas,
komunikasi dan tanggap terhadap
berbagai
gagasan
fleksibel, hasil pembelajaran sesuai
dihadapi,
5)
orang
lain,
dan
7)
menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang
menyajikan mata
konsep
pelajaran,
dari
bersifat
dengan minatdan kebutuhan siswa. Terkait dengan penerapan
dihadapi dalam lingkungan peserta
pendekatan
tematik
pada
masa
didik. (Kunandar, 2007:337-338)
madrasah ini, seperti digambarkan oleh Nazar – Kepala MIN Pasar Baru
3
– bahwa pendekatan tematik sudah
belajar dapat dilakukan untuk mata
diterapkan
pelajaran
sejak
tahun
ajaran
lain
sesuai
dengan
2008/2009, akan tetapi beberapa hal
kompetensi dasar yang tergabung
yang masih belum bisa dirubah;
dengan tema tersebut.
Pertama,
dalam
perencanaan
Fenomena yang muncul dari
perumusan
pembelajaran,
guru
kondisi ini adalah beberapa tahun
belum melakukan pemetaan terhadap
sebelum
standar kompetensi dan kompetensi
tematik tidak terdapat peserta didik
dasar yang dapat diangkat menjadi
yang mengulang kelas, sementara
sebuah tema. Guru masih membuat
setelah diterapkan pendekatan tematik
perencanaan
dengan
pada tahun ajaran 2009/2010 terdapat
pemisahan mata pelajaran tanpa ada
peserta didik yang mengulang kelas.
keterkaitan dengan mata pelajaran
Hal
lain. Kedua, penyajian pokok bahasan
pemahaman bahwa dirasa perlu untuk
masih
mengkaji
terikat
pembelajaran
dengan
lokal
dan
penerapan
ini
pendekatan
mengantarkan
lebih
lanjut
pada
tentang
pembelajaran terpusat pada guru,
penerapan pendekatan tematik pada
sehingga perhatian anak-anak dalam
madrasah ini.
mengikuti proses pembelajaran masih kurang, hal ini terlihat pada minat anak untuk menulis, membaca, dan
B. Metodologi Penelitian
ini
merupakan
Ketiga,
penelitian kualitatif yang berbentuk
hasil
penelitian lapangan (field research).
belajar, para guru masih melakukan
Penelitian dilakukan pada Madrasah
per mata pelajaran. Pada hal dalam
Ibtidaiyah
berhitung dalam
masih
pemberian
rendah. penilaian
Negeri
Pasar
Baru
pendekatan tematik penilaian hasil
4
Subyek
Kecamatan Bayang yang berada di
Data penelitian berupa hasil wawancara,
dan
dokumentasi. Data hasil observasi
guru PAI Kelas I, II, dan III yang mengajar di MIN Pasar Baru yang berjumlah 10 orang. Data yang diperoleh dalam
yang dimaksud berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran
pendekatan
tematik,
penilaian
hasil
atau
informan dalam penelitian adalah
Kabupaten Pesisir Selatan.
observasi,
penelitian
dan
belajar
dengan
penelitian
dianalisis
dengan
teknik
menggunakan model analisis data
dengan
kualitatif. Data yang diperoleh dengan
ini
Observasi dan wawancara diolah
pertimbangan
dengan cara-cara berikut; 1) Reduksi
supaya data yang diperoleh lebih
Data. Data yang diperoleh di lapangan
terjamin keotentikannya, dan penenliti
jumlahnya cukup banyak, untuk itu
dapat menyaksikan secara langsung
maka perlu dicatat secara teliti dan
kondisi yang terjadi (riil). Data hasil
rinci. Kemudian dirangkum serta
wawancara yang dimaksud adalah
memfokuskan
berupa kendala dan hambatan yang
permasalahan
ditemukan
dalam
Penyajian Data. Data yang telah
pembelajaran
dengan
pendekatan
tematik.
digunakan
dengan
Teknik
penerapan pendekatan
diseleksi
pada yang
pokok
dibahas,
diorganisasikan
2)
dan
hasil
dibentuk pola hubungan dalam bentuk
dokumentasi adalah dokumen rencana
narasi, sehingga mudah difahami, dan
pembelajaran yang disusun oleh guru
3) Interpretasi. Setelah data yang
serta bentuk soal yang digunakan
diperoleh diorganisasikan dan diurai
dalam mengevaluasi hasil belajar
dalam
peserta didik.
diambil
tematik.
Sementara
data
bentuk
narasi
suatu
kemudian kesimpulan.
5
Kesimpulan awal yang dikemukakan
Pasar Baru untuk kelas awal belum
masih bersifat sementara, dan akan
sepenuhnya diselenggarakan dengan
berubah bila ditemukan bukti-bukti
pendekatan tematik. Hal ini terlihat
lain yang lebih kuat selama dalam
dari perencaranaan pembelajaran yang
penelitian.
disusun
Sementara
data
yang
oleh
menggunakan
guru
belum
panduan
tematik.
diperoleh dengan dokumentasi diolah
Beberapa
dengan
pembelajaran tematik tidak terlihat
cara-cara
berikut;
1)
langkah
Penyajian Data. Data yang diteliti
dalam
ditampilkan dalam bentuk aslinya
yang disusun oleh guru-guru berupa :
sesuai dengan format yang dibuat oleh
1) Pembuatan matrik hubungan SK,
masing-masing guru, dan 2) Analisa
KD, dan indikator, 2) Pembuatan
data. Setelah data yang diperoleh
jaringan/pemetaan tema berdasarkan
ditampilkan
matrik tersebut, 3) Pembuatan Satuan
dalam
kemudian
bentuk
narasi
dianalisa kemudian
Kegiatan
perencanaan
perencanaan
Mingguan.
pembelajaran
Selain
itu,
kesimpulan.
penyusunanan item-item soal sebagai
Kesimpulan awal yang dikemukakan
evaluasi berbeda sekali dengan bentuk
masih bersifat sementara, dan akan
soal-soal yang dikehendaki dalam
berubah bila ditemukan bukti-bukti
pembelajaran tematik. Pembelajaran
lain yang lebih kuat selama dalam
tematik
penelitian.
meliputi semua mata pelajaran yang
diambil
suatu
diintegrasikan,
C. Hasil Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan
soal-soal
ditemukan
pelaksanaan pembelajaran di MIN
yang
kemudian
diberikan
dalam
pemberian penilaian hasil belajar baru dipisahkan oleh guru sesuai dengan mata pelajarannya.
6
Silabus
merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan
D. Pembahasan Bagian pembahasan ini ada
tentang
kegiatan
pembelajaran,
akan
pengelolaan kelas dan penilaian hasil
dideskripsikan, yaitu: (1) Rancangan
belajar. Tujuan pengembangan silabus
Pembelajaran
adalah membantu guru dan tenaga
tiga
hal
pokok
yang
menggunakan
pendekatan tematik, (2) Pelaksanaan
kependidikan
lainnya
dalam
pembelajaran
menjabarkan
kompetensi
dasar
menggunakan
pendekatan tematik, dan (3) Teknik
menjadi
penilaian hasil belajar peserta didik
mengajar. (Abdul Majid, 2005:39)
menggunakan
pendekatan
perencanaan
Terkait dengan
tematik
belajar
beberapa
pada pembelajaran PAI di MIN Pasar
silabus di atas diperoleh informasi
baru
tentang komponen-komponen silabus
kabupaten
Pesisir
Selatan.
yang dikembangkan guru sebagai
Berikut uraian pembahasannya :
berikut. E. Penyusunan
Rencana
a.
Materi pokok dan uraiannya Temuan
Pembelajaran Hasil studi dokumentasi di MIN Pasar Baru diperoleh data bahwa perencanaan
pembelajaran
PAI
disusun dalam bentuk silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 1.
Penyusunan Silabus
dari
beberapa
sampel silabus di atas diperoleh informasi bahwa untuk komponen materi pokok sebagian besar guru sudah
mencantumkan
dalam
silabusnya. Namun untuk uraian atau sub-sub materi masih sedikit guru yang menampilkan dalam silabusnya. Pencantuman uraian materi tersebut
7
berguna bagi guru untuk menentukan
menilai pengalaman belajar yang
strategi pembelajaran atau metode,
relevan dengan setiap tingkatannya.
media, dan bentuk penilaiannya.
Pada ranah psokomotorik, kompetensi
metode
yang dicapai meliputi tingkatan gerak
mengajarkan materi hafalan adalah
awal, semi rutin, dan gerakan rutin.
dengan
Berkenaan
Misalnya
menggunakan
“Jembatan
dengan
ranah
afektif,
keledai”, mengajarkan cara sholat
kompetensi yang ingin dicapai antara
dengan
lain meliputi tingkatan pemberian
“Demonstrasi”
dan
lain
sebagainya.
respon
b.
(appreciating), penilaian (valuing),
Pengalaman belajar dan
kegiatan
dan
merupakan
interaksi
(Abdul Majid, 2005:50)
Pengalaman belajar
ini
(responding),
internalisasi
Studi
peserta didik dengan sumber belajar.
apresiasi
(internalization).
dokumentasi
dari
Aktivitas belajar ini dalam rangka
silabus di atas diperoleh informasi
mencapai
bahwa
penguasaan
standar
guru
dalam
penyusunan
kompetensi, kompetensi dasar, dan
komponen pengalaman belajar kurang
materi pelajaran.
memperhatikan
bentuk-bentuk
dari
dimensi
pengalaman
ingin
dicapai,
direncanakan.
Pengalaman
belajar
pengalaman belajar siswa meliputi
yang
ditampilkan
adalah
pengalaman
pengalaman
Ditinjau kompetensi
yang
belajar
kognitif,
banyak
belajar
yang
yang
berhubungan
psikomotorik dan afektif. Kompetensi
dengan ranah kognitif, itu pun lebih
ranah kognitif meliputi menghafal,
banyak pada tingkatan menghafal dan
memahami,
memahami. Sedangkan pengalaman
menganalisis,
mengaplikasikan, mensintesakan,
dan
belajar
yang
berhubungan
aspek
8
psikomotorik dan afektif belum lagi
digunakan
semestinya
juga
tersentuh dalam penyusunan silabus,
ditampilkan dalam komponen ini.
pada hal untuk pembelajaran PAI proporsi aspek psikomotorik
dan
2.
afektif seharusnya lebih dominan. c.
Penyusunan
Pelaksanaan Pengajaran (RPP) Perencanaan
Alokasi waktu Terkait
Rencana
dengan
alokasi
atau
biasa
Pembelajaran
disebut
Rencana
waktu, masih ada guru yang kurang
Pelaksanaan Pengajaran (RPP) adalah
memperhatikan
rancangan
penentuan
waktu
pembelajaran
tersebut, sehingga sebagian silabus
pelajaran
pada komponen alokasi waktunya
diterapkan guru dalam pembelajaran
terlihat kosong. Sebagian kecil guru
di
yang sudah menampilkan alokasi
Pembelajaran
waktu terlihat belum proporsional
komponen-komponen
dengan muatan materi yang akan
berikut: (1) Identitas mata pelajaran;
diberikan pada peserta didik. Muatan
(2) Standar kompetensi; (3) Standar
materi yang padat dan sukar diberikan
kompetensi
proporsi waktu yang sedikit.
pencapaian kompetensi; (5) Tujuan
d.
pembelajaran; (6) Materi ajar; (7)
Sumber bahan Sebagian
besar
per
kelas.
Alokasi
unit
mata
yang
Rencana
Pelaksanaan
(RPP)
dasar;
waktu;
memuat sebagai
(4)
(8)
Indikator
Metode
sumber/bahan
yang
dicantumkan
pembelajaran;
hanya
buku
paket
yang
pembelajaran; (10) Penilaian hasil
digunakan guru untuk mengajar. Pada
belajar; dan (11) Sumber belajar.
hal
(Peraturan
berupa
semua
media
yang
akan
(9)
akan
Menteri
Kegiatan
Pendidikan
Nasional Nomor 41 Tahun 2007).
9
Studi dokumentasi terhadap
sekali ditampilkan oleh guru dalam
RPP di atas diperoleh informasi
perumusan kegiatan pembelajaran.
bahwa secara umum sudah memuat
(John M. Echols dan Hasan Sadily,
komponen-komponen
1995:225)
sebagaimana
yang disebutkan di atas. Namun dalam
penyusunan
komponen
3.
Kecakapan
kegiatan pembelajaran masih terdapat kekurangan.
Dalam
pembelajaran elaborasi,
kegiatan inti
berisi konfirmasi.
Pelaksanaan Pembelajaran
pembelajaran
dapat
exlporasi,
beberapa
Explorasi
sebagai berikut :
artinya menjelajah, menggiring ke arah pengalaman baru. Elaborasi
1.
guru
dalam
dilihat
keterampilan
pada
mengajar
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
memperluas,
Komponen keterampilan ini
mengembangkan, menggarap dengan
yang dilihat adalah (a) Keterampilan
cermat dan tekun. Konfirmasi artinya
menarik perhatian peserta didik; (b)
menegaskan, mengesahkan, menguji
Keterampilan
pengembangan
Pada
motivasi; (c) Keterampilan memberi
beberapa RPP yang dikemukakan di
acuan; (d) Keterampilan membuat
atas
kaitan; (e) Keterampilan meninjau
artinya
sesuatu.
tentang
komponen
kegiatan
menumbuhkan
pembelajaran lebih banyak berisi
kembali
(merangkum);
explorasi,
Keterampilan mengevaluasi;
dan
(f)
melafalkan,
Hasil pengamatan terhadap
mencontohkan, menjelaskan dan lain
responden diperoleh informasi bahwa
sebagainya.
proporsi
keterampilan guru dalam membuka
aspek elaborasi dan konfirmasi sedikit
pembelajaran pada umumnya kurang
seperti
guru
Sedangkan
10
sekali. Hal ini terlihat dari tiga
besar guru sudah melakukan evaluasi
komponen yaitu dalam hal menarik
di akhir pembelajaran. Namun hal penting sebelum
perhatian peserta didik ketika masuk lokal,
menumbuhkan
motivasi,
mengevaluasi
sering
terabaikan
(kegunaan
adalah merangkum atau membuat
appersepsi.
kalimat penegas dari materi yang
Sebagian guru ketika masuk lokal
telah disampaikan. Hal ini penting
langsung
materi
dilakukan oleh guru, tujuannya adalah
kurang
untuk mencamkan dalam ingatan
mencermati bahwa sebenarnya peserta
peserta didik, supaya materi yang
didik belum siap untuk menerima
disampaikan dapat diingat dalam
materi pembelajaran. Sebelum guru
waktu yang lama.
masuk lokal perhatian peserta didik
2.
memberi
acuan
pembelajaran),
dan
menyampaikan
pembelajaran.
Guru
disibukan oleh kegiatan lain yang
Keterampilan Mengelola kelas komponen prakarsa guru Pada
bersifat non belajar. Untuk itu, dengan adanya
appersepsi,
motivasi,
dan
keguanaan
materi
diberikan
sebenarnya
komponen
pemberian
keterampilan ini yang dilihat adalah
penyampaian
(a) Keterampilan bersikap tanggap
yang
terhadap
akan
bertujuan
perilaku
belajar
peserta
didik; (b) Keterampilan membagi
membawa perhatian peserta didik ke
perhatian;
dalam kelas, Namun hal ini cendrung
memusatkan perhatian kelompok; (d)
diabaikan oleh guru.
Keterampilan
Selanjutnya
keterampilan
guru dalam menutup pembelajaran
(c)
Keterampilan
menuntut
tanggung
jawab siswa; dan e) Keterampilan memberikan petunjuk yang jelas;
sebagian besar sudah baik. Sebagian
11
Informasi
yang
diperoleh
dalam
tugas-tugas.
Misalnya,
dari pengamatan terhadap responden
meminta
peserta
didik
bahwa keterampilan guru mengelola
memperagakan,
kelas sebagian besar sudah baik.
memberikan respon teradap materi
Komponen yang menujukan kondisi
yang disampikan.
ini adalah sikap tanggap terhadap
3.
melaporkan,
dan
Keterampilan Penguatan Pada
peserta didik, membagi perhatian
komponen
(visual dan verbal), dan petunjuk yang
keterampilan ini yang dilihat adalah
jelas dalam mengelola kelas. Dalam
(a)
hal perhatian yang bersifat visual
penguatan
yaitu mengalihkan pandangan dari
Keterampilan memberikan penguatan
satu kegiatan kepada kegiatan lain
non-verbal;
Keterampilan verbal;
kelompok siswa atau seseorang siswa
pengamatan
secara individual. Perhatian yang
bahwa
bersifat
memberikan
komentar,
guru memberikan
penjelasan,
terhadap
aktivitas
komponen
yang
pertanyaan
siswa. perlu
Namun
diperbaiki
dan
(b)
Temuan yang diperoleh dari
dengan kontak pandang terhadap
verbal
memberikan
terhadap
keterampilan
responden guru
penguatan
dalam sebagian
besar dinilai kurang. Hal ini terlihat pada penguatan verbal. Guru jarang memberikan
pujian,
penghargaan,
adalah tuntutan terhadap tanggung
persetujuan teradap aktivitas belajar
jawab
siswa. Penguatan verbal ini mampu
siswa.
berhubungan memegang
Komponen
dengan teguh
cara
kewajiban
ini guru dan
menimbulkan peserta
energi
didik,
positif
yaitu
bagi berupa
tanggung jawab yang dilakukan oleh
peningkatan kepercayaan diri peserta
peserta didik serta keterlibatan siswa
didik dan antusias untuk belajar.
12
Namun keterampilan penguatan yang
yang sudah dilakukan adalah kerja
bersifat non verbal sebagian besar
sama siswa dalam penggunaan buku
sudah mulai baik. Sebagian besar
paket sebagai alat bantu bagi guru
guru sudah mengadakan
dalam pembelajaran.
gerakan
mendekati, dan memberikan sentuhan
5.
Pada
kepda peserta didik. 4.
Keterampilan Bertanya Dasar komponen
Keterampilan Membimbing
keterampilan ini yang dilihat adalah
Diskusi kelompok
(a)
Keterampilan
pengungkapan
komponen
pertanyaan secara jelas dan singkat;
keterampilan ini yang dilihat adalah
(b) Keterampilan pemberian acuan
(a)
memusatkan
pertanyaan;
(c)
didik;
pemusatan
pertanyaan;
Pada
Keterampilan
perhatian
peserta
(b)
Keterampilan (d)
Keterampilan menjelaskan masalah
Keterampilan Pemindahan gilir; dan
dan
(e)
urutannya;
menganalisis
(c)
Keterampilan
pandangan
peserta
Keterampilan
pertanyaan;
(f)
penyebaran Keterampilan
didik; (d) Keterampilan menyebarkan
pemberian waktu berfikir; dan (g)
kesempatan; dan (e) Keterampilan
Keterampilan
menutup diskusi;
pertanyaan;
Temuan
peneliti
terhadap
pemberian
Informasi
yang
tuntutan
diperoleh
keterampilan ini adalah keterampilan
dari beberapa komponen di atas
guru dalam membimbing diskusi
bahwa keterampilan bertanya dasar
kelompok
umumnya
guru sebagian besar dinilai baik. Hal
kurang sekali. Guru-guru jarang sekali
ini terlihat pada komponen pemberian
melakukan diskusi kelompok kecil
acuan pertanyaan dan pengungkapan
dalam pembelajaran PAI. Kegiatan
pertanyaan.
siswa
pada
Sebelum
memberikan
13
pertanyaan, berupa
guru memberi
pertanyaan
informasi
yang
yang
relevan
acuan
pelacak;
berisi
mendorong terjadinya interaksi pada
dengan
dan
(d) Keterampilan
peserta didik; Temuan
jawaban yang diharapkan dari peserta
dari
pengamatan
pengungkapan
terhadap keterampilan ini terlihat
menyampaikan
bahwa keterampilan bertanya lanjutan
singkat,
dan
guru sebagian besar dinilai kurang.
disebabkan keseluruh kelas. Namun
Kondisi ini terlihat pada komponen
komponen
perlu
pengubahan tuntutan tingkat kognitif
diperhatikan guru adalah pemberian
dalam jawaban yang diberikan peserta
tuntutan
yang
didik, urutan pertanyaan berdasarkan
diajukan kepada peserta didik. Jika
tingkat kognitif, dan peningkatan
pertanyaan
terjadinya interaksi. Guru kurang
didik.
Dalam
pertanyaan, secara
guru
jelas
dan
yang
dari
masih
pertanyaan
yang
diajukan
tidak
mempu dijawab oleh peserta didik,
mampu
guru harus terampil mengubah redaksi
kognitif dari yang sifatnya rendah ke
pertanyaan agar mampu menstimulus
yang lebih tinggi dan kompleks.
komentar dan jawaban siswa.
Sehingga pertanyaan yang diajukan
6.
tanpa
Keterampilan Bertanya Lanjutan Pada
komponen
mengembangkan
memperhatikan
tingkat
urutan
pertanyaan menurut tingkat kognitif.
keterampilan ini yang dilihat adalah
Apakah
(a) Keterampilan mengubah tuntutan
pertanyaan pemahaman, penerapan,
tingkat kognitif dalam menjawab
analisis, sintesis, dan evaluasi.
pertanyaan;
7.
(b)
Keterampilan
memberikan urutan pertanyaan; (c) Keterampilan memberikan pertanyaan
tingkat
mengingat,
atau
Keterampilan menjelaskan Pada
komponen
keterampilan ini yang dilihat adalah
14
(a) Keterampilan kejelasan materi yang disampaikan; (b) Keterampilan penggunaan
contoh-contoh;
8.
Keterampilan mengadakan variasi Pada
(c)
komponen
Keterampilan pengorganisasian; (d)
keterampilan ini yang dilihat adalah
Keterampilan penekanan pada yang
(a) Keterampilan variasi dalam gaya
penting;
mengajar; (b) Keterampilan variasi
dan
(e)
Keterampilan
visual; dan (c) Keterampilan Variasi
memberikan balikan; Temuan terhadap
dari
pengamatan
responden
oral; Temuan
tentang
dari
pengamatan
keterampilan ini bahwa keterampilan
terhadap
guru
menggambarkan bahwa keterampilan
dalam
menjelaskan
materi
keterampilan
pembelajaran sebagian besar sudah
guru
baik
pembelajaran sebagian besar dinilai
terutama
dalam
pemberian
mengadakan
kurang.
peserta
sekali adalah variasi visual. Guru
dalam
memahami
hanya
yang
dalam
contoh-contoh. Guna memudahkan didik
Komponen
variasi
ini
kurang
materi. Selain itu, kejelasan kalimat
mengajar
mengandalkan
penyampaian guru juga sudah baik.
withboard dan buku paket, tanpa ada
Komponen yang dinilai kurang adalah
media lain yang dapat menumbuhkan
penekanan pada hal-hal penting, baik
motivasi peserta didik. Selain itu
dengan suara, dengan cara mengulang
komponen variasi oral juga terlihat
dengan menggambar, atau dengan
kurang. Suara guru lebih dominan
mimik. Ketiadaan penekanan terhadap
dalam penyampaian materi. Jarang
hal-hal penting membuat materi yang
sekali guru menggunakan rekaman
disampaikan mudah untuk dilupakan
suara, suara radio, musik, deklasmasi
oleh peserta didik.
15
puisi,
sosiodrama,
telepon
dan
pendekatan
pembelajaran
tematik
menggunakan format yang dipakai
sebagainya. Pelaksanaan pembelajaran
pendekatan
dimulai
penyusunan
dari
dalam pembelajaran pendekatan mata pelajaran (format KTSP).
perencanaan
4.
Teknik
Penilaian
Hasil
Pembelajaran. Penyusunan rencana
Belajar
pembelajaran
Penilaian pendidikan pada
dalam
perencanaan
pembelajaran tematik meliputi: 1)
jenjang
Pembuatan matrik hubungan SK, KD,
menengah terdiri atas penilaian hasil
dan
Pembuatan
belajar oleh pendidik, penilaian hasil
jaringan/pemetaan tema berdasarkan
belajar oleh satuan pendidikan, dan
matrik tersebut, 3) Pembuatan Satuan
penilaian
Kegiatan Mingguan, 4) Penyusunan
pemerintah. Penilaian hasil belajar
silabus, 5) dan Pembuatan RPP.
oleh
(Indrawati, 2009:34)
berkesinambungan untuk memantau
indikator,
2)
pendidikan
hasil
pendidik
dasar
dan
belajar
dilakukan
oleh
secara
Dengan demikian terdapat
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil
tiga langkah yang tidak dilakukan
dalam bentuk ulangan harian, ulangan
oleh guru dalam penyusunan rencana
tengah
pembelajaran tematik di madrasah ini,
semester, dan ulangan kenaikan kelas.
yaitu : 1) Pembuatan matrik hubungan
Penilaian hasil belajar kelompok mata
SK, KD, dan indikator, 2) Pembuatan
pelajaran agama dan akhlak mulia
jaringan/pemetaan tema berdasarkan
serta
matrik tersebut, 3) Pembuatan Satuan
kewarganegaraan
Kegiatan Mingguan. Adapun dari segi
dilakukan
format
terhadap
silabus
dan
RPP,
pada
semester,
kelompok
ulangan
mata dan
melalui perubahan
akhir
pelajaran kepribadian pengamatan
perilaku
dan
16
sikap untuk menilai perkembangan
bisa lebih leluasa mengadakan ujian
afeksi dan kepribadian peserta didik,
mid tersebut setiap jam pelajaran
serta
tanpa diatur jadwalnya oleh sekolah.
ujian,
ulangan,
dan/atau
Untuk
penugasan untuk mengukur aspek
ujian
semester
kognitif peserta didik. (Peraturan
pembuatan soal dikelola oleh Badan
Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005
Kerja
tentang Standar Nasional Pendidikan
Madrasah Ibtidaiyah (BK3MI) tingkat
Pasal 63, serta pasal 64 ayat 1 dan 2).
kabupaten Pesisir Selatan. Kerja sama
Penilaian hasil pembelajaran
ini
sama
Kelompok
mengelola
semua
Kepala
soal
mata
di MIN Pasar Baru meliputi nilai
pelajaran termasuk kelompok mata
harian, penilaian ujian Mid semester
pelajaran PAI, kecuali mata pelajaran
dan ujian semester. Nilai harian
muatan
diambil
Madrasah Ibtidaiyah di kabupaten
oleh
guru
menyelesaikan
setiap
sebuah
kali pokok
lokal.
Pesisir
Sistemnya
Selatan
setiap
masing-masingnya
bahasan, adakalanya cacatan ikhtisar
ditugasi membuat soal satu mata
materi dimasukan kepada penilaian
pelajaran beserta kunci jawabannya.
harian. Disamping itu kehadiran dan
Kemudian
keakftifan
dikumpulkan pada BK3MI untuk
siswa
mengikuti
dan
soal-soal
memenuhi tugas juga merupakan
diperbanyak
bagian dari penilaian.
keseluruh Madrasah Ibtidaiyah yang
Penilaian dari
ujian mid
semester dilakukan oleh guru dalam
dan
tersebut
didistribusikan
berada di kabupaten Pesisir Selatan. Menurut Nana Sudjana ada
kegiatan pembelajaran. Ujian mid
beberapa
kaidah
penulisan
soal
semester ini diberikan dalam rentang
pilihan ganda : 1) Pokok soal (stem)
waktu tertentu oleh sekolah dan guru
yang merupakan permasalahan harus
17
dirumuskan
dengan
jelas,
Temuan
2)
dari
pengamatan
Perumusan pokok soal dan alternatif
terhadap soal yang dibuat guru ada
jawaban
merupakan
dua bentuk soal yang digunakan yaitu
pernyataan yang diperlukan saja, 3)
soal objektif dalam bentuk pilihan
Untuk setiap soal hanya ada satu
ganda dan soal uraian. Soal pilihan
jawaban yang benar atau yang paling
ganda
benar, 4) Pada pokok soal (stem)
mempunyai satu jawaban yang benar
sedapat mungkin dicegah perumusan
atau paling tepat. Tes objektif bentuk
pernyataan yang bersifat negatif, 5)
pilihan
Alternatif jawaban (option) harus
kebaikan yaitu materi yang diujikan
logis dan pengecoh harus berfungsi,
dapat mencakup sebagian besar dari
6)
bahan
hendaknya
Usahakan
agar
tidak
ada
adalah
ganda
bentuk
tes
memiliki
pengajaran
beberapa
yang
telah
siswa
dapat
“petunjuk” untuk jawaban yang benar,
diberikan,
7)
tidak
dikoreksi (dinilai) dengan mudah dan
menggunakan option yang berbunyi
cepat dengan menggunakan kunci
“Semua jawaban di atas salah atau
jawaban,
semua jawaban di atas benar”, 8)
pertanyaan sudah pasti benar atau
Usahakan agar option homogen, baik
salah sehingga penilaiannya bersifat
dari segi isi maupun dari segi struktur
objektif.
Usahakan
kalimat,
dan
untuk
9)
Apabila
jawaban
yang
jawaban
untuk
Sehubungan
option
setiap
dengan
berbentuk angka, susunlah secara
tersebut
berurutan dari angka terkecil ke angka
kekurangan,
terbesar
mempunyai perintah yang jelas baik
atau
sebaliknya.
Sudjana, 1995, V: 50-53)
(Nana
terdapat
soal
yaitu
beberapa :
1)
Tidak
soal objektif maupun isian, 2) Tidak memperhitungan tingkatan kesukaran
18
dan tingkatan kognitif yang diujikan,
pembelajaran
dan 3) option pengecoh kurang
menekankan pada : a) Pembuatan
berfungsi. Dari sini terlihat bahwa
matrik
guru
indikator,
membuat
soal
tidak
tematik
hubungan
yang lebih
SK,
KD,
b)
dan
Pembuatan
menggunakan kriteria dan kisi-kisi
jaringan/pemetaan tema berdasarkan
yang jelas, sehingga soal yang dibuat
matrik tersebut, c) Pembuatan Satuan
bersifat dadakan. Hal ini tentu jauh
Kegiatan Mingguan. 2) Pelaksanaan
sekali dengan bentuk soal-soal yang
pembelajaran
dikehendaki
pembelajaran
sepenuhnya diselenggarakan dengan
dengan pendekatan tematik. Dalam
pendekatan tematik. Hal ini terlihat
pembalajaran tematik soal-soal yang
pada
diberikan
meliputi
mata
cendrung terpusat pada guru (teacher
pelajaran
yang
diintegrasikan,
centered), lingkungan belajar terbatas
kemudian dalam pemberian penilaian
pada lokal. 3) Teknik penilaian hasil
hasil belajar baru dipisahkan oleh
belajar hanya terpusat pada aspek
guru
kognitif. Penilai aspek ini pun kurang
dalam
sesuai
semua
dengan
mata
pelaksanaan
memperhatikan
pelajarannya.
yang
F. Kesimpulan Beranjak
dari
paparan
oleh
diuji,
guru
pembelajaran
tingkatan apakah
belum
kognitif
yang
diuji
tingkatan mengingat, atau tingkatan
interpretasi hasil penelitian di atas
pemahaman,
dapat ditarik kesimpulan
sebagai
sintesis, dan evaluasi. Hal ini belum
berikut; 1) Penyusunan perenacanaan
sesuai dengan bentuk soal-soal yang
pembelajaran
dikehendaki
masih
berdasarkan
pendekatan mata pelajaran. Hal ini
penerapan,
dalam
analisis,
pembelajaran
dengan pendekatan tematik.
belum sesuai dengan perencanaan
19
Peraturan
Daftar Pustaka Echols, John M,dkk. 1995. Inggris-Indonesia.
Kamus Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama Indrawati. 2009. Model Pembelajaran
Menteri
Pendidikan
Nasional Nomor 41 Tahun 2007. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Terpadu di Sekolah Dasar
Nasional Pendidikan.
untuk Guru SD. Jakarta:
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil
Pusat
Pengembangan dan
Proses Belajar Mengajar.
Pemberdayaan Pendidik dan
Bandung:
Tenaga Kependidikan Ilmu
Rosdakarya
Remaja
Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi
Guru.
Jakarta:
Rajawali Pers Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan
Standar
Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya
20
KONSEP PENDIDIKAN IMAM AL-GHAZALI Disusun Oleh : Nurhayati, S.Ag.,M.Ag1 Dosen PAI STAI Solok Nan Indah
ABSTRAK Al-Ghazali memiliki keahlian berbagai disiplin ilmu, baik sebagai filosof, sufi maupn pendidik. Menurut al-Ghazali bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah bukan untuk mencari kedudukan yang tinggi atau mendapatkan kemegahan dunia. Kemudian menurut al-Ghazali pendidik harus mempunyai sifat-sifat seperti memandang peserta didik seperti anaknya sendiri, memanfaatkan setiap peluang untuk memberi nasehat dan membimbing peserta didik, memperhatikan perkembangan berpikir peserta didik. Peserta didik harus memuliakan pendidik dan bersikap rendah hati, peserta didik harus satu bangunan dengan peserta didik yang lain.
Pendahuluan
deberi gelar Hujjatul Islam. Dalam
Al-Ghazali adalah ahli pikir
masalah
pendidikan
muslim dan tasawuf pada abad ke-5 H
berpendapat
bahwa
pendidikan
(450H) atau tahun 1058 M. Beliau
hendaknya
ditujukan
ke
terkenal sebagai ahli pikir yang
mendekatkan diri kepada Allah dan
berbeda pendapat dengan kebanyakan
dari
ahli pikir muslim lain, sehingga ia
kesejahteraan hidup di dunia dan
A.
sanalah
akan
beliau
arah
diperoleh
1
Penulis adalah alumni Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang kosentrasi Pendidikan Islam. Semenjak tahun 2005, sekarang menjabat sebagai Dosen STAI Solok Nan Indah. Sebagai dosen, penulis dipercayai mengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam dan Filsafat Pendidikan Islam 21
kebahagian
di
akhirat
(
Arifin,
Naisabur Ma’li
2005:80)
berguru pada Abu alal-Juwaini
Nizamiyah, B.
Pembahasan
1.
Biografi Imam Al Ghazali Imam
tasawuf
Ghazali
nama
lengkapnya
adalah
Abu
Hamid
muhammad
bin
Muhammad
bin
Ahmad Al-Ghazali (Nata, 2005:209) Ia lahir pada tahun 450 H bertepatan dengan 1059 M di Gazaleh suatu desa kecil yang terletak di Thus, wilayah
wilayah propinsi Tush pada tanggal 14 Jumadil akhir 505 H. Bertepatan Desember
1111M
Al-Ghazali kanak-kanak belajar ibn
pada
masa
fiqh
kepada
Muhammad
al-
Radzakani, kemudian beliau pergi ke Jurjan berguru kepada Imam Abu Nushr al-Ismaili. Setelah itu ia menetap lagi di Tush untuk mengulang-ulang
ilmu-
pelajaran
diperolehnya di Jurjan
pada
Abu
Ali
al-
tahun 478 H. Melihat kecerdasan dan
kemampuannya,
memberinya
gelar
Muqhriq”
al-Juwaini “
bahrun
(laut
menenggalamkan)
yang (Ramaulis,
2010 : 271) Melalui
perantaraan
al-
Juwaini al-Ghazali berkelan dengan Nizam al-Mulk, perdana Menteri Sultan Seljuk Maliksyah. Nizam alMulk adalah pendiri dari madrasah-
(Ramayulis dan Nizar, 2005: 3).
Ahmad
mempelajari
Faramadi’ samapai ia wafat pada
Khurasan, Beliau wafat di Tabristan
1
madrasah
ilmu fiqh, uhsul fiqh , mantik dan
Al
dengan
di
yang
selama 3
tahun, kemudian ia berkunjung ke
madrasah al-Nizamiah. Pada tahun 1091
al-Ghazali diangkat menjadi
guru
di
Madrasah
al-Nizamiah
Bagdad (Nasution, 1978:41). Al-Ghazali
meninggalkan
Naisabur setelah Imam al-Juwaini meninggal dunia tahun 478 H/1085 M. Dari Naisabur, al-Ghazali menuju Bagdad dan menjadi guru besar di madrasah Nizamiyah yang didirikan oleh perdana menteri Nizam al-Mulk. 22
Di tengah-tengah kesibukanya di
gejala-gejala
madrasah
kemasyuran dunia untuk mencapai
Nizamiyah,
ternyata ia
yang
keangkuhan
lebih
tinggi
dan
tidak melupakan dunia jurnalistik.
tujuan
Kreativitasnya di dunia jurnalistik
kejernihan jiwa dan usaha untuk
dibuktikannya dengan sejumlah buku,
sampai kepada tekat Islam ditengah
seperti, al-Basith, al-Wajiz, al-Munqil
berbagai pendapat yang bertentangan
fi ‘ilm al-jadal, ma’khaz al-Kalaf,
yang
Lubab al-Nadzar, Khulashah ‘ilm al-
(Ramayulis dan Nizar, 2005: 4).
menyelubungi
yakni
masanya
Perkembangan intelektual al-
fiqf, tahsin al-ma’akhidz, dan Mamadi wa al-Gayat fi fan al-Khalaf (Nizar,
Ghazali
2002:86)
kelihatan sejak ia sebagai seorang
Di
tengah
kesibukanya
sebenarnya
telah
mulai
pelajar. Pada waktu itu, ia selalu
sebagai seorang pengajar al-Ghazali
menunjukan
masih tetap meluangkan waktunya
terhadap apa-apa yang dipelajarnya.
untuk
lainnya,
Hal tersebut terus berlanjut hingga ia
seperti ilmu filsafat klasik dan filsafat
belajar di Bagdad. Pertanyaan yang
Yunani. Selama di Bagdad selain
selalu muncul dalam pikiranya adalah
mengajar
al-Ghazali
“apakah kepercayaan kepada Allah
mengkritisi dan melakukan sanggahan
dapat menjadi suatu pengetahuan
terhadap
tertentu.
mempelajari
dan
ilmu
belajar,
fikiran-fikiran
golongan
sekap
Apakah
keraguannya
yang
dimaksud
bahiniah, filsafat dan lain-lainnya.
dengan pengetahuan. Bagaimanakah
Selama 4 tahun al-Ghazali di Bagdad
seseorang dapat memastikan bahwa
ia
situasi
apa yang diketahuinya adalah benar
kehidupan sosial di kota Baghdad
dan sesuai dengan kenyataan ?”.
sehingga ia
merasa gelisah. Untuk
Rangkaian pertanyaan dan keraguan
mengatasi kegundahan batinya al-
tersebut membuatnya terus berpikir
Ghazali
dan
merasa
bosan
mulai
dengan
bersikap
zuhud
menjauhi masyarakat, meninggalkan
mencari
guru
yang
dapat
memuaskan berbagai pertanyaan yang 23
Melalui
keahlian berbagai disiplin ilmu, baik
perjalanan mencari ini akhirnya telah
sebagai filosof, sufi maupn pendidik.
membentuk
Ia menyusun beberapa kitab dalam
hadir
dalam
khazanah
pikirannya.
dan
memperkaya
intelektualnya
(Nizar,
rangka menghidupkan kembali ilmuilmu agama. Pada dasarnya buku-
2002:86). Setelah mengajar diberbagai
buku yang dikarangnya, merupakan
tempat seperti Bagdad, Syam, dan
upayanya untuk membersihkan hati
Naisaburi akhirnya ia kembali ke kota
umat Islam dari kesesatan, sekalugus
kelahirannya,
Thus
pembelaan
1105M.
sini
Di
pada ia
tahun
kemudian
mendirikan sebuah madrasah dan mengabdikan
dirinya
1111 M (Nizar, 2002:87). antara
serangan pihak luar, baik Islam Maupun Barat (orientalis).
2. Pemikiran
Fatihat al-Kitab, Ayyuha al-Walad ‘Ulum
al-Din.
Seperti yang diungkapkan oleh Ramayulis dan Nizar (2006: 5) bahwa sistem pendidikan al-Ghazali sangat
Dari
keterangan –kerangannya ini terlihat jelas
Al-
Ghazali
dari tiga buku karanganya, yaitu
Ihya
Pendidikan
Pemikirannya
tentanh pendidikan Islam dapat dilihat
dan
serangan-
sebagai
pendidik hingga ia wafat pada tahun
Di
terhadap
bahwa al-Ghazali merupakan
sosok ulama yang menaruh perhatian
dipengaruhi pengetahuan
luasnya yang
ilmu
dikuasainya,
sehingga dijuluki filosof yang ahli
terhadap proses transinternalisasi ilmu dan pelaksanaan pendidikan. (Nizar,
terpadu dalam dirinya itu kemudian
2002:87). Sebagaimana diungkapkan
tasawuf. Dua corak ilmu yang telah
oleh
yang Samsul
turut
mempengaruhi
formulasi
Nizar(
2002:87). bahwa al-Ghazali memiliki
komponen-komponen dalam sistem 24
khas
mengantarkan peserta didik mencapai
pendidikannya al-Ghazali sebenarnya
kebahagiaan dunia akhirat. Dengan
terletak
ketiga
pendidikannya.
pada
Ciri
pengajaran
moral
tujuan
ini
diharapkan
religius dengan tanpa mengabaikan
pendidikan yang diprogramkan akan
urusan dunia.
mampu mengantarkan peserta didik
a. Tujuan pendidikan
pada kedekatan diri kepada Allah.
Tujuan
adalah sesuatu yang
(Nizar, 2002:89). Senada dengan itu
diharapkan tercapai setelah suatu
juga
usaha atau kegiatan selesai. Salah satu
pendidikan menurut al-Ghazali harus
fungsi
mengarah kepada realisasi tujuan
tujuan
ialah
mengarahkan
diungkapkan
bahwa
tujuan
keagaam dan akhlak, dengan titik
usaha. Pemikiran al-Ghazali tentang tujuan
pendidikan
Islam
dapat
penekananya keutamaan
dikalsifikasikan kepada tiga yaitu: 1)
Allah,
Tujuan
kedudukan
mempelajari
ilmu
pada dan
perolehan
taqarrup
bukan
untuk
yang
kepada mencari
tinggi
atau
pengetahuan semata-mata untuk ilmu
mendapatkan
kemegahan
pengetahuan itu sendiri sebagai wujud
Sebab
tujuan
ibadah kepada Allah, 2) Tujuan utama
diarahkan selain untuk mendekatkan
pendidikan
diri pada Allah, akan memyebabkan
Islam
adalah
jika
pendidikan
pembentukan Akhlaq al-karimah, 3)
kesesatan
Tujuan
(Ramayulis dan Nizar, 2006: 6).
pendidikan
Islam
adalah
dan
dunia.
kemudaratan.
25
Rumusan tujuan pendidikan didasarkan
kepada
firman
Allah
SWT. Tentang tujuan penciptaan manusia
yaitu
:
“Tidaklah
Aku
jadikan jin dan manusia melainkan agar beribadah kepada-Ku (Q.S. al-
sudut pandang : 1) Berdasarkan pembidangan ilmu dibagi menjadi dua bidang : a) Ilmu Syari’at sebagai ilmu terpuji, terdiri dari : (1) Ilmu Ushul (ilmu pokok) :
Dzariayat : 56) Jadi
ilmu pengetahuan kepada beberapa
inti
dari
tujuan
ilmu al-Qur’an, Sunnah nabi,
pendidikan menurut al-Ghazali adalah
pendapat-pendapat
untuk mendekatkan diri kepada Allah,
dan ijma’
sahabat
bukan untuk mencari jabatan yang
(2) Ilmu furu’ (cabang) : Fiqh,
tinggi di dunia ini. Karena al-Ghazali
ilmu hal ihwal hati dan
memandang bahwa dunia ini hanya
Akhlak
tempat lewat sementara saja, tidak
(3) Ilmu pengantar : ilmu bahasa dan grametika
kekal.
(4) Ilmu
b. Kurikulum Pendidikan Pandangan al-Ghazali terhadap
pelengkap
:
ilmu
Qira’at, Makhrij al-Huruf
dari
wa al-alfads, ilmu tafsir,
ilmu
Nasikh dan Mansukh, lafaz
pengetahuan. Al-Ghazali membagi
umum dan khusus, lafaz nash
kurikulum pandangannya
dapat
dilihat
mengenai
26
dan zahir serta biografi da
tenung,
b) Ilmu bukan syari’at terdiri atas: (1) Ilmu yang terpuji yaitu ilmu kedokteran, ilmu berhitung dan perusahaan.
mengenai
ilmu
Khusus
perusahaan
dan
)
sihir
tercela yaitu
dan
ilmu bagian-
bagian tetentu dari filsafat. 2) Berdasarkan objek ilmu
dibagi
kepada tiga kelompok: a) Ilmu pengetahuan yang tercela secara mutlak, baik sedikit
dirinci menjadi : (2) pokok
yang
(merugikan
sejarah perjuangan sahabat.
ilmu
(6) Ilmu
utama
yaitu
maupun banyak seperti sihir,
pertanian,
pertenunan,
azimat,
pembangunan
dan
tentang ramalan nasib. Ilmu ini
tata
(3) Penunjang seperti pertukangan
(4) Pelengkap yaitu pengolahan (pembuatan
roti,
merugikan:
diperoleh kebudayaan
sastra, sejarah dan puisi.
manfaat baik di dunia maupun
b) Ilmu pengetahuan yang terpuji, baik sedikit maupun banyak, namun kalau banyak lebih
pertenunan (jahit-menjahit) yang
ilmu
di akhirat.
besi dan industri sandang.
(5) Ilmu
dan
tercela karena tidak memiliki
pemerintah.
pangan
nujum
(tak
terpuji seperti ilmu agama dan
,
ilmu tentang beribadatIlmu ini terpuji secara mutlak kaerna
27
dapat melepaskan manusia dari
diantara orang muslim yang
perbuatan tercela
mempelajarinya. Diantara ilmu
c) Ilmu pengetahuan yang dalam
yang tergolong fardhu kifayah
kadar tertentu terpuji, tetapi
adalah ilmu kedokteran, ilmu
jika
hitung, pertanian, pertenunan,
mendalaminya
tercela
seperti dari filsafat naturalism,
politik,dan
karena
juka
Ramayulis dan Nizar, 2006: 6 )
diperdalam akan menimbulkan
Muhaimin dan Abdul Mujid
menurutnya
kekacauan
pikiran
dan
mempelajari
menjahit.(
(1993 : 213) juga menjelaskan bahwa al-Ghazali membagi isi
keraguan. 3) Berdasarkan
jahit
status yang
hukum dikaikan
kurikulum
pendidikan
Islam
dengan empat kelompok dengan
dengan nilai gunanya yang dapat
mempertimbangkan
digolongkan kepada :
kebutuhan ilmu itu sendiri.
a)
Fardhu
“ain
yang
wajib
jenis,
dan
c. Pendidik
dipelajari oleh setiap individu, Menurut seperti
ilmu
agama
al-Ghazali
pendidik
dan adalah
orang
yang
berusaha
cabang-cabangnya membimbing,
meningkatkan,
b) Fardhu Kifayah yaitu ilmu menyempurnakan, dan mensucikan tidak diwajibkan kepada setiap hati sehingga menjadi dekat dengan muslim,
tetapi
harus
ada khaliqnya. Pendidik dalam proses 28
pembelajaran, menurut Imam AlGhazali merupakan suatu keharusan. Eksistensi pendidik merupakan syarat mutlak bagi keberhasilan suatu proses pendidikan anak. pendidik dianggap sebagai maslikhul kabir, bahkan dapat dikatakan bahwa pada satu sisi, pendidik
mempunyai
jasa
lebih
dibandingkan kedua orang tuanya. Karena
kedua
menyelamatkan
orang
anaknya
tua dari
sengatan api neraka dunia, sedangkan guru
menyelamatkannya
dari
sengatan api neraka akhirat. 1.
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh
pendidik
menuru
al-
Ghazali Di antara sifat-sifat yang harus dimiliki pendidik menurut Al-Ghazali yaitu:
a. Pendidik hendaknya mempunyai rasa belas kasihan kepada muridmuridnya dan memperlakukan mereka seperti anak sendiri b. Dalam menjalankan tugasnya hendaknya tidak mengharapkan upah atau pujian, tetapi hanya mengharapkan keridaan Allah. c. Hendaknya pendidik mengamalkan ilmunyadan tidak sebaliknya. d. Pendidik hendaknya memanfaatkan setiap peluang untuk memberi nasehat dan bimbingan kepada peserta didik, bahwa tujuan menuntut ilmu adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk memperoleh kedudukan atau kebanggaan duniawi. e. Terhadap peserta didik yang bertingkah laku buruk, hendaknya guru menegurnya sebisa mungkin dengan cara menyindir dan penuh kasih sayang, bukan dengan terus terang dan mencela, sebab teguran yang terakhir dapat membuat peserta didik berani membangkang dan sengaja terus menerus bertingkah laku buruk. f. Hendaknya guru memperhatikan perkembangan berpikir peserta didik agar dapat menyampaikan ilmu sesuai dengan kemampuan berpikirnya. g. Hendaknya guru memperhatikan peserta didik yang lemah dengan memberikan pelajaran yang mudah dan jelas, dan tidak mengahantuinya dengan hal-hal yang serba sulit dan dapat 29
membuatnya kehilangan kecintaan terhadap pelajaran. (Ramayulis dan Nizar, 2005: 9) Kemudian samsul Nizar juga menguangkapkan pendidik yaitu:
sifat-sifat
menurut Pertama
al-Ghazali
sabar
Dari tersebut
pemikiran dapat
al-Ghazali
dipahami
bahwa
pendidik harus memiliki sifat-sifat yang dapat membimbing peserta didinya.
dalam
menanggapi pertanyaan peserta
d. Peserta Didik
didik. Kedua senantiasa bersifat
Peserta didik adalah orang
kasih, tampa pilih kasih, ketiga
sedang bertumbuh dan berkembang
duduk dengan sopan, tidak riya’
yang membutukan bimbingan dan
atau
arahan
pamer.
Keempat
tidak
orang
lain
dalam
potensi
yang
takabur, kelima bersikap tawadhu’
mengembangkan
dalam setiap pertemuan ilmiah.
dibawanya.
Keenam sikap dan pembicaraan
peserta didik adalah makhluk yang
hendaknya tertuju topik persoalan.
telah
Ketujuh memeliki safat bersahabat
untuk beriman kepada Allah SWT.
terhadap semua peserta didik.
Fitrah itu sengaja disiapkan oleh
Kedelapan menyatuni dan tidak
Allah SWT sesuai dengan kejadian
membentak
manuasia,
orang-orang
yang
Menurut
al-Ghazali
dibekali potensi atau fitrah
cocok
dengan
tabiat
bodoh. Kesembilan membimbing
dasarnya yang memang cendrung
dan mendidik peserta didik yang
kepada agama tauhid.
bodoh dengan cara yang sebaik-
Menurut al-Ghazali dalam
baiknya. Kesepuluh berani berkata
menuntut ilmu, peserta didik memiliki
tidak tahu terhadap masalah yang
tugas
anda persoalkan dan Kesebelas
mendahulukan
menampilkan hujjah yang benar
bersedia merantau untuk mencari ilmu
(Nizar, 2002: 89)
pengetahuan,
dan
kewajiban,
yaitu
1)
kesucian
jiwa,
2)
3)
jangan 30
dan
dan berupaya sungguh-sungguh
mengetahui
mempelajarinya sehingga tujuan
menyombongkan
ilmunya
menentang
4)
guru,
dari setiap ilmu tersebut tercapai
kedudukan ilmu pengetahuan. Belajar satu
bagian
merupakan
dari
ibadah
salah
(Ramayulis dan Nizar 2005 : 13)
guna
mencapai derajat seorang hamba yang tetap dekat dengan khaliqnya. Peserta
e. Metode dan Media Penggunaan metode dan media
didik harus berusaha mensucikan jiwanya dari akhlak yang tercela, syarat yang mendasar bagi peserta didik :
dalam proses pembelajaran harus dilihat secara psikologis, Sosiologis, maupun
a) Peserta didik harus memuliakan pendidik dan bersikap randah hati
pragmatis
mencapai
dalam
keberhasilan
rang proses
pembelajara. Metode pengajaran tidak
atau tidak takabur. b) Peserta didik harus merasa satu bangunan dngan peserta didik yang lainnya artinya peserta didik
boleh monoton, begitu pula media atau alat pengajaran. Untuk
metode
ia
misalnya
saling menyayangi dan menolong serta berkasih saying sesamanya c) Peserta didik harus menjauhi dari dari mempelajari berbagai mazhab yang
dapat
pendidikan
kedisiplinan,
pembiasaan dan penyajian dali naqli dan aqli, serta bimbingan dan nasehat.
d) Peserta didik harus mempelajari hanya
riyadah,
menimbulkan
kekacauan pikiran
tidak
menggunakan metode mujahadah dan
satu
ilmu
yang
Sedangkan media atau alat yang digunakan dalam pembelajaran
al-
bermanfaat, melainkan ia harus mempelajari berbagai ilmu lainnya
Ghazali menyetujui adanya pujian dan 31
hukuman, di samping keharusan
G. Kesimpulan
yang
Dari pemikiran al-Ghazali yang
mendukung terwujudnya akhlak yang
telah di paparkan di atas dapat di
mulia.
simpulkan
bahwa
tujuan
f. Proses Pembelajaran
pendidikan
adalah
untuk
menciptakan
kondisi
Mengenai pembelajaran,
proses al
-
Ghazali
mendekatkan diri kepada Allah. Kemudian
tentang
kurikulum,
mengajukan konsep pengintegrasian
dapat dililahat dari pandangannya
antara materi, metode dan media atau
tentang ilmu pengetahuan yang
alat
Seluruh
membagi
ilmu
diupayakan
beberapa
sudut
pengajarannya.
komponen
itu
harus
pengetahuan padangan.
semaksimal mungkin, sehingga dapat
Pendidik harus memiliki sifat
menumbuh
segala
seperti penyabar kasih sayang dan
potensi fitrah anak, agar nantinya
lain sebagainya. Peserta didik
menjadi manusia yang penuh dengan
harus memuliakan pendidik dan
keutamaan dan materi pengajaran
bersifat rendah hati. Dalam hal
harus
metode
kembangkan
sesuai
dengan
tingkat
bagaimana
dalam
perkembangan anak baik dari segi
mengajar tidak bersifat monoton
usia, kecerdasan, maupun bakat dan
begitu juga dengan alat atau
minatnya.
media. pembelajaran
Dalam
proses
menintegrasikan 32
semua
komponen
apakah
itu
materi, metode maupun media dan
--------------, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2010
alat.
DAFTAR PUSTAKA Arifin,
Muzayyin, Pendidikan Islam, Bumi Aksara, 2005
Filsafat Jakarta:
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001 Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran pendidikan Islam Kajian filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalnya, Bandung: Trigenda Karya, 1993 Nasution, Harun, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1973 Nata, Abuddin. Filsafat pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005 Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Pers, 2002 Ramayulis dan Samsul Nizar, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam, Ciputat: Quantum Teaching, 2005
33
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN IPS SD/MI Drs. Zamrisman, M.Pd.,M.Si Dosen Prodi PGMI STAI Solok Nan Indah yang meberikan kecakapan hidup
I. PENDAHULUAN Kemajuan pengetahuan terutama
ilmu
dan
teknologi,
teknologi
menyebabkan
informasi,
arus
informasi
menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini
berdampak langsung pada
berbagai bidang kehidupan, tanpa kecuali
bidang
Lembaga
sebagai
bagian dari sistem kehidupan telah mengembangkan
struktur
kurikulum,
pendidikan,
sistem
dan
metode
pembelajaran yang efektif dan efisien
untuk
sumber
daya
berkualitas Untuk
meningkatkan manusia
yang
(Sudjatmiko,2003).
menghadapi
perubahan
tersebut dibutuhkan pendidikan
yaitu
memberikan
keterampilan dan keahlian dengan kompetensi
tinggi.
Dengan
dimilikinya life skill diharapkan nantinya
peserta
didik
dapat
betahan dalam suasana yang selalu akan berubah dan berkembang. Pendidikan
pendidikan.
pendidikan
berupaya
(life skill),
merupakan
kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya
baik
sebagai
pribadi
maupun
sebagai
warga
masyarakat.
Berdasarkan
hasil
observasi dapat ditengarai bahwa aspek
proses
pembelajaran satu
dan
hasil
merupakan
penyebab
salah
perlunya
34
ditingkatkan
mutu
pendidikan.
pendekatan
lingkungan
Kualitas proses dan hasil belajar
artian
mengajar
yang
karakteristik wilayah/daerah akan
menunjukkan
bahwa
antara
dengan
siswa
rendah interaksi
digali
sumber
siswa
bahwa
dalam
dan
potensi
dimanfaatkan sebagai
dan
oleh darana
belajar seperti dengan guru dan
pembelajaran,
lingkungan, tidak berjalan efektif
akan menghapus kejenuhan dan
sehingga
menciptakan peserta didik untuk
hasil
belajar
yang
dicapai tidak optimal (Purwanti,
dan
selanjutnya
berkreasi berfikir.
2004). Oleh karena itu dalam
Berdasarkan teori belajar,
proses pembelajaran diupayakan
melalui pendekatan lingkungan
agar lingkungan belajar dapat
sekitar,
mendukung
berlangsungnya
bermakna. Sikap verbalisme siswa
pembelajaran efektif dan berpusat
terhadap penguasaan konsep dapat
pada siswa.
diminimalkan
Dalam
rangka
siswa
pembelajaran
akan
mewujudkan potensi diri menjadi
ingatannya.
multiple
pendidikan
kompetensi
harus
dan
pemahaman
membekas Dari dan
menjadi
dalam proses
pembelajaran
melewati proses pendidikan yang
akhirnya akan bermuara pada
diimplementasikan dalam proses
lingkungan. Manfaat keberhasilan
pembelajaran.
pembelajaran
Berlangsungnya
akan
terasa
proses pembelajaran tidak terlepas
manakala apa yang diperoleh dari
dengan
pembelajaran dapat diaplikasikan
lingkungan
sekitar.
Sesungguhnya pembelajaran tidak
dan
terbatas
pada
dinding
realitas kehidupan. Inilah salah
kelas.
Pembelajaran
dengan
satu
tempat
diimplementasikan
sisi
positif
dalam
yang 35
pembelajaran
mengajar yang dipergunakan oleh
dengan pendekatan lingkungan.
guru agar materi pelajaran dapat
Model
ditangkap,
melatarbelakangi
pembelajaran
pendekatan
pembelajaran melainkan
pendekatan
Metode mengajar yang digunakan
dikenal
hanya
terlupakan. dimaksud
baru,
hendaknya metode yang dapat
dan
memotivasi siswa agar mampu
saja
sering
Adapun
yang
dengan
dan
digunakan oleh siswa dengan baik.
yang
sudah
dipahami
bukan
lingkungan,
merupakan
populer,
dengan
pendekatan
menggunakan
pengetahuannya
untuk memecahkan suatu masalah yang
dihadapi
ataupun
untuk
lingkungan adalah suatu strategi
tujuan agar siswa mampu berfikir
pembelajaran yang memanfaatkan
dan mengemukakan pendapatnya
lingkungan dimana telah diketahui
sendiri
potensi dari suatu wilayah/daerah
masalah.
dalam
menghadapi
sebagai
Model dan motode yang
sasaran belajar, sumber belajar,
dikembangkan tidak terlepas dari
dan sarana belajar. Hal tersebut
kurikulum nasional yang berlaku
dapat
dalam hal ini adalah Kurikulum
untuk
dikembangkan
dimanfaatkan
untuk
memecahkan masalah yang ada
Tingkat
pada
(KTSP).
lingkungan
dan
untuk
Satuan Dalam
Pendidikan prinsip-prinsip
menanamkan sikap pada diri anak
pengembangan kurikulum tingkat
didik
satuan pendidikan (KTSP) bahwa
tersebut
(Karli
dan
pendidikan yang diselenggarakan
Yuliaritiningsih, 2002). Model
dan
metode
mengajar
adalah
suatu
pengetahuan
tentang
cara-cara
harus (1) berpusat pada potensi, perkembangan,
kebutuhan
dan
kepentingan peserta didik dan 36
lingkunganya (2) beragam dan
melibatkan
terpadu
kepentingan atau (stacheholders)
(3)
tanggap
terhadap
perkembangan iptek dan seni (4)
untuk
relefan
pendidikan
dengan
kebutuhan
memangku
menjamin
relefansi
dengan
kebutuhan
pendidikan (5) menyeluruh dan
kehidupan, termasuk di dalamnya
berkesenambungan
belajar
kehidupan kemasyarakatan, dunia
sepanjang hayat (7) seimbang
usaha dan dunia kerja. Oleh
antara kepentingan nasional dan
karena itu pengembangan pribadi,
kepentingan daerah (BSNP 2006).
ketrampilan berfikir, ketrampilan
Berdasarkan tujuh prinsip
sosial, ketrampolan akademik, dan
pengembangan maka
(6)
KTSP
di
pendidikan
atas yang
diselenggarakan
ketrampilan vokasional perlu di tingkatkan. Pembelajaran
dan
dikembangkan
dengan
inovatif,
kreatif,
aktif,
efektif,
dan
kepentingan
menyenangkan (PAIKEM), adalah
daerah untuk membangun yang di
sebuah model pembelajaran yang
sesuikan
memungkinkan
memperhatikan
dengan
kebutuhan, keragaman lingkungan.
potensi,
tantangan,
dan
karakteristik Masing-masing
melakukan belajar)
peserta
kegiatan
yang
mengembangkan
didik (proses
beragam
untuk
ketrampilan,
daerah memerlukan pendidikan
sikap, dan pemahaman berbagai
sesuai dengan karakteristik daerah
sumber dan alat bantu belajar
dan pengalaman kehidupan sehari-
termasuk pemanfaatan lingkungan
hari,
supaya
pembelajaran
menarik,
menyenangkan,
dimana
kurikulumnya
pengembangan (perangkat
pembelajaran) dilakukan dengan
lebih dan
efektif. 37
sudah
PP No. 19 tahun 2005 Bab
IV
Pasal
menyatakan pembelajaran
19
ayat
”Proses
pada
satuan
yaitu
Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
1
bahwa
jelas
tentang
Standar
Pendidikan.
Nasional
Permasalahannya
pendidikan diselenggarakan secara
adalah bagaimana kreatifitas dan
interaktif,
inspiratif,
inovasi guru dalam menciptakan
menantang,
suasana kelas agar siswa belajar,
memotivasi peserta didik untuk
yang pada dasarnya belajar adalah
berpatisipasi
memproduksi
menyenangkan,
aktif
serta
gagasan
memberikan ruang yang cukup
membangun
bagi
dan
pengetahuan awal yang sudah
kemandirian sesuai dengan bakat,
dimiliki siswa. Siswa sebagai
minat, dan perkembangan fisik
subjek
serta psikologis peserta didik.”
mengkonsumsi
Hal tersebut merupakan dasar
memproduksi
bahwa
proses
prakarsa,
keatifitas,
guru
menyelenggarakan
perlu
baru dari
belajar
tidak
gagasan
tetapi
gagasan
dalam
pembelajaran
yang
difasilitasi
pembelajaan
makna
atau
oleh
guru.
yang aktif, kreatif, efektif, dan
sebagai
menyenangkan (PAKEM).
dapat memfasilitasi terwujudnya
Dari
uraian
tentang
Pembelajaran
Kreatif
dan
(PAKEM), kurikulum
hendaknya
singkat
pembelajaran yang aktif, inovatif,
Aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM).
Menyenangkan
dalam
fasilitator
Guru
pelaksanaan
tingkat
satuan
pendidikan harus diwujudkan di kelas karena dasar hukumnya
II.
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Teori Pembelajaran PAIKEM 38
PAIKEM singkatan
dari
adalah
Pembelajaran
mengukur serap
daya
ilmu
kemampuan masing-masing
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
orang. Contohnya saja sebagian
dan
Aktif
orang ada yang berkemampuan
dalam
dalam menyerap ilmu dengan
Menyenangkan.
dimaksudkan
bahwa
proses pembelajaran guru harus
menggunakan
menciptakan suasana sedemikian
mengandalkan
rupa
aktif
penglihatan,
auditory
atau
bertanya, mempertanyakan, dan
kemampuan
mendengar,
dan
mengemukakan
kinestetik.
sehingga
siswa
gagasan.
Pembelajaran
inovatif
mengadaptasi
bisa
dari
model
pembelajaran
yang
Learning merupakan
is
fun
kunci
yang
diterapkan dalam pembelajaran
atau
kemampuan
Dan
hal
tersebut
harus disesuaikan pula dengan upaya
penyeimbangan
fungsi
otak kiri dan otak kanan yang akan
menyenangkan.
visual
mengakibatkan
renovasi
mental,
proses
diantaranya
membangun rasa percaya diri siswa.
sudah
Kreatif dimaksudkan
di
agar guru menciptakan kegiatan
pikirannya tidak akan ada lagi
belajar yang beragam sehingga
siswa
memenuhi
inovatif.
Jika
siswa
menanamkan
hal
ini
berbagai
tingkat
yang
pasif di kelas.
Membangun
metode
kemampuan
sendiri
Menyenangkan adalah suasana
pembelajaran bisa
inovatif
dilakukan
dengan
cara
belajar-mengajar
siswa.
yang
mengakomodir
menyenangkan sehingga siswa
setiap karakteristik diri. Artinya
memusatkan perhatiannya secara
diantaranya
39
penuh pada belajar sehingga
mengembangkan
waktu curah perhatiannya (“time
pemahaman
on task”) tinggi.
kemampuan mereka dengan
Menurut penelitian, curah
penekanan
hasil
tingginya perhatian
meningkatkan
hasil
Keadaan
aktif
pada
belajar
melalui berbuat.
waktu terbukti
dan
2.
Guru
menggunakan
berbagai alat bantu dan
belajar.
berbagai
dan
cara
dalam
menyenangkan tidaklah cukup
membangkitkan
jika proses pembelajaran tidak
termasuk
efektif, yaitu tidak menghasilkan
lingkungan sebagai sumber
apa yang harus dikuasai siswa
belajar untuk menjadikan
setelah
pembelajaran
proses
pembelajaran
berlangsung,
semangat,
menggunakan
menarik,
menyenangkan, dan cocok
sebab
bagi siswa.
pembelajaran memiliki sejumlah
Guru
mengatur
kelas
dicapai. Jika pembelajaran hanya
dengan
memajang
buku-
aktif dan menyenangkan tetapi
buku dan bahan belajar yang
tidak efektif, maka pembelajaran
lebih
tersebut tak ubahnya seperti
menyediakan ‘pojok baca’
tujuan pembelajaran yang harus
4.
bermain biasa. Secara PAIKEM
dapat
garis
besar,
digambarkan
Siswa berbagai
terlibat kegiatan
Guru
menarik
menerapkan
mengajar
dalam
yang
kooperatif dan termasuk
sebagai berikut: 1.
3.
cara
dan
cara lebih
interaktif, belajar
kelompok.
yang 40
5.
Guru
mendorong
Aktif,
siswa
inovatif,
untuk menemukan caranya
kreatif,
sendiri dalam pemecahan
menyenangkan
suatu
merupakan salah satu model
masalah,
untuk
gagasannya,
dan siswa
menciptakan
dan merupakan
pembelajaran yang ideal. Dengan
mengungkapkan
melibatkam
efektif
dalam
lingkungan
metode
Pembelajaran
Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
(PAIKEM),
siswa dapat mendapatkan ide-ide
sekolahnya.
sendiri
PAIKEM
dalam
pembelajaran
dengan
berlangsung dengan pendekatan
yang
lingkungan sekitar. Begitu pula
terjadi selama KBM. Pada
guru dengan berbagai ide segar
saat yang sama, gambaran
dan menarik yang dilengkapi
tersebut
menunjukkan
dengan contoh praktis untuk
kemampuan
yang
perlu
diterapkan dalam pembelajaran.
untuk
Pemahaman mengenai PAIKEM
keadaan
ini diharapkan dapat membantu
adalah
guru memfasilitasi pembelajaran
contoh
siswa dengan lebih bermakna.
diperlihatkan berbagai
kegiatan
dikuasai
guru
menciptakan tersebut. tabel
Berikut beberapa
kegiatan kemampuan
KBM
dan
guru
yang
Meskipun
diharapkan pertama dan utama adalah
besesuaian.
keaktifan
kekreatifitasan B. Pemahaman
Proses
Pembelajaran PAIKEM
Model
yang
peserta
dan didik,
namun sebenarnya guru pun dituntut untuk aktif dan kreatif. 41
Agar pembelajaran model ini
diubah
dapat berjalan sesuai dengan
siswa
yang diharapkan, sudah tentu
belajar secara aktif membangun
guru
pemahamannya
(Learning)
dengan
merangkai
harus
merancang
pembelajaran
dengan
baik,
dengan
menempatkan
sebagai
subjek
jalan
yang
melaksanakannya, dan akhirnya
pengalaman yang telah dimiliki
menilai hasilnya.
dengan pengalaman baru yang
Student
centered
mengandung
pengertian
pembelajaran
menerapkan
strategi
pedagogi
dijumpai. Pengalaman dari
nyata
lingkungan
sekitar
menunjukkan bahwa minat dan
mengorientasikan
prestasi siswa dalam bidang
siswa/mahasiswa kepada situasi
sains meningkat secara drastis
yang
kontekstual,
pada saat: mereka dibantu untuk
dunia nyata dan menyediakan
membangun keterkaitan antara
sumber
informasi
bermakna,
belajar,
bimbingan,
(pengetahuan)
baru
petunjuk bagi pebelajar ketika
dengan
meraka
mengembangkan
(pengetahuan lain) yang telah
pengetahuan
tentang
materi
mereka
dipelajarinya
kuasai.
pelajaran
yang
sekaligus
pengalaman
miliki
atau
mereka
Pembelajaran
keterampilan masalah.
hendaknya dimulai dari masalah-
Paradigma yang menempatkan
masalah aktual, otentik, relevan
guru/dosen
sebagai
dan
pembelajaran
(teaching)
memecahkan
pusat dan
siswa sebagai objek, seharusnya
bermakna
Pembelajaran
bagi yang
siswa. berbasis
subjek seringkali tidak relevan 42
dan tidak bermakna bagi siswa
kognitif yang membantu mereka
sehingga tidak menarik perhatian
menganalisis situasi tak terduga
siswa.
Pembelajaran
yang
dan mampu menghasilkan solusi
berdasarkan
subjek
yang bermakna. Sesuai dengan
seringkali terlepas dari kejadian
huruf yang menyusun namanya,
aktual di masyarakat. Akibatnya
pembelajaran PAKEM adalah
siswa/mahasiswa
salah satu contoh pembelajaran
dibangun
tidak
dapat
menerapkan konsep/teori yang
inovatif
dipelajarinya di dalam kehidupan
karakteristik
nyata
efektif, dan menyenangkan.
sehari-hari.
Dengan
pembelajaran yang dimulai dari
1.
yang
memiliki
aktif,
kreatif,
Aktif Pengembang
masalah maka siswa/mahasiswa belajar suatu konsep atau teori
pembelajaran ini beranggapan
dan
bahwa belajar merupakan proses
prinsip
sekaligus
memecahkan masalah. Dengan
aktif
demikian
untuk memperoleh pemahaman
sekurang-kurangnya
ada dua hasil
belajar
yang
merangkai
baru. Siswa aktif terlibat di
dicapai, yaitu jawaban terhadap
dalam
masalah
mengkonstruksi
(Produk)
dan
cara
pengalaman
proses
belajar sendiri
masalah
pemahamannya. Teori belajar
tentang
konstruktivisme merupakan titik
pemecahan masalah lebih dari
berangkat pembelajaran ini. Atas
sekedar akumulasi pengetahuan
dasar itu pembelajaran ini secara
dan
sengaja
memecahkan (proses).Kemampuan
hukum/teori,
merupakan
tetapi
perkembangan
dirancang
agar
mengaktifkan anak.
kemampuan fleksibilitas, strategi 43
Di dalam implementasinya, seorang
tidak akan ada lagi siswa yang pasif
guru
di
harus
merancang
dan
kelas.
Membangun
metode
melaksanakan kegiatan-kegiatan atau
pembelajaran inovatif sendiri bisa
strategi-strategi
dilakukan dengan cara diantaranya
yang
memotivasi
siswa berperan secara aktif di dalam
mengakomodir
proses
diri.
pembelajaran.
pembelajaran
harus
Mengapa
mengaktifkan
setiap
Artinya
kemampuan
karakteristik
mengukur
serap
masing-
siswa? Hasil penelitian menunjukkan
masing
bahwa kita belajar 10% dari yang kita
sebagian
baca, 20% dari yang kita dengar, 30%
berkemampuan dalam menyerap ilmu
dari yang kita lihat, 50% dari yang
dengan menggunakan visual atau
kita lihat dan dengar, 70% dari yang
mengandalkan
kita ucapkan, dan 90% dari yang kita
penglihatan,
auditory
atau
ucapkan dan kerjakan serta 95% dari
kemampuan
mendengar,
dan
apa yang kita ajarkan kepada orang
kinestetik. Dan hal tersebut harus
lain (Dryden & Voss, 2000). Artinya
disesuaikan
belajar paling efektif jika dilakukan
penyeimbangan fungsi otak kiri dan
secara aktif oleh individu tersebut.
otak kanan yang akan mengakibatkan
2.
proses renovasi mental, diantaranya
Inovativ
Pembelajaran mengadaptasi
PAIKEM dari
bisa model
orang.
ilmu
daya
Contohnya
orang
ada
saja yang
kemampuan
pula
dengan
upaya
membangun rasa percaya diri siswa. 3. Kreatif
pembelajaran yang menyenangkan.
pembelajaran PAKEM juga dirancang
Learning is fun merupakan kunci
untuk
yang diterapkan dalam pembelajaran
kreativitas.
inovatif.
sudah
memberikan ruang yang cukup bagi
menanamkan hal ini di pikirannya
prakarsa, inisiatif, dan kreativitas
Jika
siswa
mampu
mengembangkan
Pembela
haruslah
44
serta
kemandirian
dengan
bakat,
siswa
sesuai
efektif dari pembelajaran ini mengacu
minat,
dan
kepada penggunaan berbagai strategi
perkembangan
fisik
serta
yang relevan dengan hasil belajarnya.
psikologisnya.
Kemandirian
dan
Banyak orang beranggapan bahwa
kemampuan
pemecahan
masalah
berbagai
strategi
pembelajaran
merupakan tujuan yang ingin dicapai
inovatif termasuk PAKEM seringkali
oleh semua bentuk pembelajaran.
tidak efisien (memakan waktu) lebih
Dengan dua bekal itu setiap orang
lama
akan
pembelajaran
mampu
belajar
sepanjang
dibandingka
dengan
hidupnya. Ciri seorang pebelajar yang
tradisional/konvensional. Hal tersebut
mandiri adalah: (a) mampu secara
tentu amat mudah dipahami, dalam
cermat
pembelajaran PAKEM banyak hasil
mendiagnosis
situasi
pembelajaran tertentu yang sedang
belajar
dihadapinya; (b) mampu memilih
memerlukan
waktu
yang
strategi
sementara
pada
pembelajaran
belajar
tertentu
untuk
yang
dicapai
sehingga lama,
menyelesaikan masalah belajarnya;
tradisional hasil belajar yang dicapai
(c) memonitor keefektivan strategi
hanya pada tataran kognitif saja.
tersebut; dan (d) termotivasi untuk
5.
terlibat dalam situasi belajar tersebut
Pembelajaran
sampai masalahnya terselesaikan.
haruslah
4.
memperhatikan suasana belajar yang
Efektif
Menyiratkan
bahwa
pembelajaran
Menyenangkan yang
dilakukan
dilaksanakan dengan
menyenangkan.
tetap
Mengapa
harus dilakukan sedemikian rupa
pembelajaran harus menyenangkan?
untuk mencapai semua hasil belajar
Dryden dan Voss (2000) mengatakan
yang telah dirumuskan. Karena hasil
bahwa
belajar
suasana
itu
beragam,
karkteristik
belajar
akan
efektif jika
pembelajarannya 45
menyenangkan. secara
Seseorang
yang
aktif
mengkonstruksi
pengetahuannya
memerlukan
merupakan
ciri
pembelajaran
kontekstual.
Dengan
pembelajaran
PAKEM sebenarnya
demikian
dukungan suasana dan fasilitas belajar
juga pembelajaran kontekstual.
yang
PAIKEM merupakan pembelajaran
maksimal.
menyenangkan
Suasana
dan
tidak
yang diikuti
yang
tidak
hanya
terpaku
suasana tegang sangat baik untuk
menggunakan satu pendekatan saja,
membangkitkan
untuk
tetapi dengan menggunakan berbagai
belajar. Anak-anak pada dasarnya
pendekatan dan model. PAIKEM
belajar
saat
diperlihatkan
atau
kegiatan yang terjadi selama KBM.
yang
Pada saat yang sama, gambaran
mengasyikkan. Menurut penelitian,
tersebut menunjukkan kemampuan
anak-anak menjadi berminat untuk
yang perlu dikuasai guru untuk
belajar
menciptakan keadaan tersebut.
motivasi
paling
mereka
efektif pada
sedang
melakukan
bermain sesuatu
jika
topik
sedapat
mungkin
dengan
pengalaman
yang
dibahas
dihubungkan mereka
dan
disesuaikan dengan alam berpikir mereka. Yang dimaksudkan adalah bahwa pokok bahasannya dikaitkan
a.
dengan
berbagai
Implikasi model pembelajaran PAIKEM
dalam
proses
belajar mengajar 1.
Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran
dengan pengalaman siswa sehari-hari
Konsep-konsep
dan disesuaikan dengan dunia mereka
dan lingkungan sekitar siswa
dan bukan dunia guru sebagai orang
dapat dengan mudah dikuasai
dewasa. Apa lagi jika disesuaikan
siswa melalui pengamatan pada
dengan
kebiasaan
situasi yang konkret. Dampak
belajar.
Ciri
yang
mereka
dalam
terakhir
ini
sains
positif dari diterapkannya model 46
PAIKEM
yaitu
terpacu
siswa
dapat
sikap
rasa
’Berkspresi’
berkaitan
bagaimana
guru
dengan
mengolah
keingintahuannya tentang sesuatu
bahan/materi pelajaran. Artinya,
yang
bagaimana guru mengolah materi
ada
di
lingkungannya.
Seandainya kita renungi empat
pelajaran
pilar pendidikan yakni learning to
mengalami dan mengekspresikan
know (belajar untuk mengetahui),
gagasannya. Untuk komponen
learning to be (belajar untuk
interaksi, komunikasi dan refleksi
menjadi jati dirinya), learning to
berkaitan dengan bagaimana guru
do (Belajar untuk mengerjakan
mengelola
sesuatu) dan learning to life
bagaimana siswa harus dikelola
together (belajar untuk bekerja
(kerja kelompok, berpasangan,
sama) dapat dilaksanakan melalui
ataukah individual) agar mereka
pembelajaran dengan pendekatan
berinteraksi satu sama lain untuk
lingkungan
mengembangkan
yang
dikemas
sehingga
siswa
kelas.
Artinya,
kemampuan
sedemikian rupa oleh guru, agar
bekerjasama dan pada saat yang
supaya
sama
pembelajaran
tersebut
dapat terlaksaana sesuai dengan
pula
kemampuan individualnya. Cara mengolah materi
tujuan pembelajaran. Dari
berkembang
empat
pilar
sehingga
tercipta
komponen
pendidikan dan kelima komponen
’mengalami’ dan ’ekspresi’ untuk
prinsip PAIKEM (Mengalami,
tiap-tiap mata pelajaran akan
Pembaruan,
berbeda satu sama lain sesuai
Berinteraksi,
dengan
karakteristik
Melakukan Refleksi), komponen
pelajaran
yang
’Mengalami’, ’Pembaruan’, dan
Misalnya, dalam IPA dikenal
Komunikasi,
Berekspresi,
dan
mata
bersangkutan.
47
rumus POE: Predict (prediksi),
hanya
Observe
pengetahuan yang berupa fakta-
(amati),
Explain
penguasaan
kumpulan
(jelaskan). Suatu cara mengolah
fakta,
materi
prinsip-prinsip saja tetapi juga
IPA
di
mana
guru
konsep-konsep,
merumuskan pertanyaan untuk
merupakan
siswa sehingga siswa melakukan
penemuan.
prediksi (atas jawbaan pertanyaan
(sains) diharapkan dapat menjadi
tersebut),
melakukan
wahana bagi peserta didik untuk
untuk
mempelajari diri sendiri dan alam
pengamatan/percobaan
suatu
atau
proses
Pendidikan
menjawab pertanyaan tersebut,
sekitar,
kemudian
pengembangan lebih lanjut dalam
menjelaskan
pengamatan/percobaan
hasil terkait
serta
IPA
menerapkannya
prospek
di
dengan prediksi yang mereka
kehidupan
buat sebelumnya. Nuansa materi
pembelajarannya
menekankan
PAIKEM dalam pembelajaran
pada
pengalaman
matematika, diolah sedemikian
langsung untuk mengembangkan
rupa sehingga siswa diarahkan
kompetensi agar menjelajahi dan
untuk melakukan Penyelidikan,
memahami alam sekitar secara
Penemuan, dan/atau Pemecahan
ilmiah.
Pendidikan
Masalah
diarahkan
untuk
2.
berbuat
Pembelajaran IPA
sehari-hari.
dalam
pemberian
Proses
inkuiri
sehingga
sains dan dapat
Depdiknas
membantu peserta didik untuk
(2006), Ilmu Pengetahuan Alam
memperoleh pemahaman yang
(IPA)
lebih mendalam tentang alam
Menurut
berkaitan
dengan
cara
mencari tahu tentang alam secara
atau lingkungan sekitar.
sistematis, sehingga IPA bukan 48
ilmuwan
belajar tentang cara memperoleh
memberikan definisi sains sesuai
informasi sains, cara sains dan
dengan
teknologi bekerja dalam bentuk
Beberapa
pengamatan
dan
pemahamannya. Carin (1993:3)
pengetahuan
mendefinisikan science sebagai
termasuk
The activity of questioning and
ilmiah dengan metode ilmiah dan
exploring
sikap ilmiah.
the
universe
and
prosedural, kebiasaan
bekerja
finding and expressing it’s hidden
Berdasar pada definisi
order, yaitu “ Suatu kegiatan
yang telah dikemukakan di atas
berupa
dan
maka dapat disimpulkan bahwa
penyelidikan alam semesta dan
sains selain sebagai produk juga
penemuan
sebagai
pertanyaan
dan
pengungkapan
proses
dapat
serangkaian rahasia alam.” Sains
dipisahkan
mengandung makna pengajuan
Pernyataan di atas selaras dengan
pertanyaan, pencarian jawaban,
pendapat Carin (1993:3) yang
pemahaman
menyatakan bahwa sains sebagai
jawaban,
satu
tidak sama
lain.
baik
produk atau isi mencakup fakta,
maupun
konsep, prinsip, hukum-hukum
karakteristik alam sekitar melalui
dan teori sains. Fakta merupakan
cara-cara
kegiatan-kegiatan
penyempurnaan tentang
jawaban
gejala
sistematis
tidak
di
1).
Belajar
dalam sains dan konsep, prinsip,
sekedar
belajar
hukum-hukum, teori merupakan
(Depdiknas,2002a: sains
empiris
informasi sains tentang fakta,
kegiatan-kegiatan
analisis
di
konsep, prinsip, hukum dalam
dalam sains. Sebagai proses sains
wujud ‘pengetahuan deklaratif’,
dipandang sebagai kerja atau
akan tetapi belajar sains juga
sesuatu yang harus dilakukan dan 49
dengan
pengetahuan atau fakta yang
proses ilmiah atau metode ilmiah,
dihafal, namun juga merupakan
melalui keterampilan menemukan
kegiatan
antara
menggunakan
diteliti
yang
dikenal
lain,
mengamati,
mengklasifikasi,
mengukur,
menggunakan spesial,
memprediksi,
menduga,
mendefinisikan
secara
hipotesis, data,
pikiran
kehidupan
sehari-hari
untuk
memenuhi
kebutuhan
melalui
pemecahan
manusia
menginterprestasikan
diidentifikasikan.
variabel,
dalam
dalam
masalah-masalah
mengontrol
aktif
IPA (sains) diperlukan
merumuskan
operasional,
proses
mempelajari rahasia gejala alam.
keterampilan
mengkomunikasikan,
atau
sains
perlu
yang
dapat
Penerapan
dilakukan
secara
melakukan eksperimen. Sebagai
bijaksana untuk menjaga dan
sikap sains dipandang sebagai
memelihara
sikap ilmiah yang mencakup rasa
lingkungan. Di tingkat SMP/MTs
ingin
diharapkan
tahu,
berusaha
untuk
kelestarian
ada
penekanan
membuktikan menjadi skeptis,
pembelajaran
menerima perbedaan, bersikap
(Sains,
kooperatif, menerima kegagalan
dan masyarakat) secara terpadu
sebagai suatu hal yang positif.
yang diarahkan pada pengalaman
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa
pada
Salingkemas
lingkungan,
teknologi,
belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui
hakekatnya sains terdiri atas tiga
penerapan
komponen, yaitu produk, proses,
kompetensi bekerja ilmiah secara
dan sikap ilmiah. Jadi tidak hanya
bijaksana.
terdiri
atas
konsep
IPA
dan
kumpulan 50
Setiap satuan pendidikan
memungkinkan peserta didik
melakukan perencanaan proses
melakukan kegiatan (proses
pembelajaran, pelaksanaan proses
belajar) yang beragam untuk
pembelajaran,
mengembangkan
penilaian
hasil
pembelajaran, dan pengawasan
ketrampilan,
proses
untuk
pemahaman berbagai sumber
proses
dan
pembelajaran
terlaksananya
sikap,
alat
bantu
dan
belajar
pembelajaran yang efektif dan
termasuk
efisien. Dalam hal ini guru
lingkungan
tertantang dan harus mampu
pembelajaran lebih menarik,
untuk dapat memberlangsungkan
menyenangkan, dan efektif.
Pembelajaran
2.
Inovatif,
yang
Menyenangkan
merupakan merupakan salah satu
model
pembelajaran
yang ideal. Dengan metode
III. PENUTUP
Pembelajaran Aktif, Inovatif,
A. Kesimpulan
Kreatif,
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan hal-hal
Pembelajaran
aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
(PAIKEM),
sebuah
pembelajaran
model yang
Efektif
dan
Menyenangkan (PAIKEM), siswa
dapat
ide-ide
sebagai berikut:
adalah
Aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan
(PAIKEM).
1.
supaya
Efektif
Kreatif,
sekaligus
Aktif,
pemanfaatan
mendapatkan
sendiri
pembelajaran dengan
dalam
berlangsung pendekatan
lingkungan sekitar 3.
Dampak positif dari
diterapkannya
model 51
PAIKEM yaitu siswa dapat
bahwa
terpacu
memberdayakan
sikap
rasa
keingintahuannya sesuatu
tentang
yang
lingkungannya.
ada
di
Seandainya
dalam
mempertimbangkan
untuk
menerapkan model PAIKEM dan
pendidikan yakni learning to
pelaksanaannya
know
kebutuhan.
untuk
kemampuan
bernalar siswa, para guru dapat
kita renungi empat pilar
(belajar
rangka
memvariasinya
dalam sesuai
mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati dirinya),
learning
to
DAFTAR PUSTAKA
do
(Belajar untuk mengerjakan
BSNP, 2006. Panduan Penyusunan
sesuatu) dan learning to life
Kurikulum
together
(belajar
untuk
Pendidikan Jenjang Pendidikan
bekerja
sama)
dapat
Dasar
dilaksanakan
melalui
pembelajaran
dengan
Tingkat
dan
Satuan
Menengah.
Jakarta:DepDikNas BSNP.
2007.
Standar
Nasional
pendekatan lingkungan yang
Pendidikan
dikemas
Satuan Pendidikan Dasar dan
oleh
sedemikian
guru,
agar
rupa supaya
pembelajaran tersebut dapat
Indonesia
untuk
Menengah. Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen
terlaksaana sesuai dengan
Peningkatan
tujuan pembelajaran.
Dasar: dari Sentralisasi menuju Desentralisasi.
B. Saran Dari hasil pemikiran di
Mutu
Jakarta:
Sekolah
Bumi
Aksara.
atas maka dapat disarankan 52
Purwanti, 2004. Pengantar Interaksi Belajar
Mengajar
Metodologi
dan
kreatif-efektif-dan menyenangkan/
Pengajaran.
Bandung :Tarsito Sudjatmiko,2003.
Belajar
Pembelajaran.Jakarta,
dan Rineka
Cipta Umaedi
(1999)
Peningkatan
Manajemen Mutu
Sekolah. Pendidikan
Berbasis
Departemen dan
Kebudayaan,
Directorate Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah, Directorate Pendidikan Menengah Umum. Indonesia, Jakarta. http://anwarholil.blogspot.com/2009/0 1/hakikat-pembelajaran-ipa.html http://anwarholil.blogspot.com/2008/0 4/model-pembelajaranberdasarkan-masalah.html http://mbahbrataedu.blogspot.com/2008/09/pake m-pembelajaran-aktifkreatif_24.html http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/ 11/pembelajaran-aktif-inovatif53
SINERGITAS 5 R ; SEBUAH SOLUSI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK Oleh : Muhammad Idris1 Dosen Prodi PAI STAI-SNI ABSTRAK Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas pada tiap-tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya. Karakter juga dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hokum, tata karma, budaya, adat istiadat dan estetika. Karakter adalah bukanlah sesuatu hal yang diwariskan secara turun temurun dari suatu generasi ke generasi, tetapi karakter adalah sesuatu hal yang harus dibentuk dengan usaha sadar dan terencana. Penanaman dan pembentukan karakter dilakukan tidak hanya dengan memberikan pengertian dan mengubah pola pikir dan pandang seseorang terhadap sesuatu yang baik dan benar, melainkan nilai –nilai baik tersebut di biasakan, di latihkan di contohkan, di lakukan secara terus menerus dan di praktekkan dalam kehidupan sehari –hari.
1
S.2. Pasca Sarjana IAIN “IB” Padang, Staf Pengajar STAI SNI, Pendidikan Agama Islam 54
Agar pembentukan karekter tersebut bisa tercapai sebagai mana yang di kehendaki, maka diperlukan dukungan dari berbagai elemen. Tidak hanya dukungan yang diharapkan dari masing-masing elemen, tetapi kerja sama yang saling bersinergi. Maka dalam pembahasan ini dikemukan sebuah solusi dalam pembentukan karakter anak yaitu sinergitas 5 R (Rumah Tangga, Rumah Sekolah, Rumah Adat, Rumah Ibadah dan Rumah Tahanan). bangsa dan membangun karakter.
A. PENDAHULUAN Ketika
bangsa
Indonesia
bersepakat untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, para pendiri bangsa
Kedua hal terakhir itu terbukti harus diupayakan boleh
besar
yang
harus
dihadapi.
putus
Ungkapan
menyatakan
yang bersatu dan berdaulat, kedua,
dibangun
adalah
pembangunan
bangsa,
dan
sejarah
Bung
Karno,
presiden pertama Republik Indonesia
Pertama, adalah mendirikan negara
membangun
sepanjang
tidak
kehidupan kebangsaan Indonesia.
menyadari bahwa setidaknya ada tiga hal
terus-menerus,
“Bangsa dengan
ini
harus
mendahulukan
karakter
(character
ketiga adalah membangun karakter.
building) karena character building
Ketiga hal tersebut
secara jelas
inilah yang akan membuat Indonesia
tampak dalam konsep Negara bangsa
menjadi bangsa yang besar, maju dan
(nation-state)
jaya,
dan
pembangunan
serta
bermartabat.
Kalau
karakter bangsa (nation and character
character
building). Pada zona implementasinya
dilakukan, maka bangsa ini akan
kemudian upaya mendirikan Negara
menjadi bangsa kuli”( Samani, : 1-2).
building
ini
tidak
relative lebih cepat jika dibandingkan dengan upaya untuk membangun 55
Indonesia secara umum yang
mahasiswa, pergaulan bebas yang
memiliki keanekaragaman budaya,
mengakibatkan banyak gadis yang
etnis
hamil diluar nikah dan berbagai
dan
Sumatera
Barat
pada
umumnya memiliki falsafah adat
macam
basandi
lainnya.
sara’,
Kitabullah,
sara’
sara’
basandi
mangato
membentuk
dan
mengimplementasi nilai-nilai karakter dalam segala aspek kehidupan dan segala
elemen, mulai dari
yang
terkecil sampai kepada yang besar. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan
teknologi
serta
derasnya
dekadensi
moral
karakter
secara
diartikan
tabi’at
adat Pendidikan
mamakai, menjadi motivasi utama untuk
bentuk
arus
globalisasi dapat mematikan nilainilai karakter yang selama ini telah mulai dibangun. Hal tersebut dapat dilihat dari perilaku-perilaku manusia dari segala elemen dan usia, mulai dari unsur pemerintah pusat sampai ke daerah, mulai dari yang tua sampai kepada yang kecil sekalipun. Perilaku tersebut berupa korupsi di instansi manapun bahkan sudah sampai ke instansi pendidikan, kenakalan remaja berupa tawuran antar pelajar dan
sederhana
dapat
,perangai,watak
dan
keperibadian
seseorang dengan cara menanamkan nilai-nilai luhur, sehingga nilai-niai tersebut mendarah daging, menyatu dalam hati, pikiran, ucapan dan perbuatan
dan
pengaruhnya kehidupan
menampakkan dalam
secara
realitas
mudah,
atas
kemauan sendiri, orisional dan ikhlas semata karena Allah Swt. Penanaman dan tersebut
pembentukan dilakukan
keperibadian bukan
hanya
dengan memberikan pengertian dan mengubah pola pikir dan pandang seseorang terhadap sesuatu yang baik dan benar, melainkan nilai –nilai baik tersebut di biasakan, di latihkan di contohkan, di lakukan secara terus
56
menerus dan di praktekkan dalam
siswa memiliki disiplin yang lebih
kehidupan sehari –hari.
besar dalam kelas.
Dengan demikian, pendidikan
Agar pembentukan karekter
karakter bukan hanya berdimensi
tersebut bisa tercapai sebagai mana
integrative, dalam arti mengukuhkan
yang di kehendaki, maka diperlukan
moral
dukungan
intelektual
anak
sehingga
dari
berbagai
hanya
elemen.
menjadi pribadi yang kokoh dan tahan
Tidak
dukungan
uji, melainkan juga bersifat kuratif
diharapkan
secara personal dan sosial. Pendidikan
elemen, tetapi kerja sama yang saling
karakter bisa menjadi salah satu
bersinergi. Maka dalam pembahasan
sarana penyembuh penyakit social
ini dikemukan sebuah solusi dalam
kemasyarakatan.
pembentukan karakter anak yaitu
dari
yang
masing-masing
sinergitas 5 R (Rumah Tangga, Pendidikan secara
karakter
sitematis
di
yang lembaga
Rumah Sekolah, Rumah Adat, Rumah Ibadah dan Rumah Tahanan).
pendidikan merupakan sebuah daya tawar bagi seluruh komonitas. Para
B. Pembahasan
siswa akan memperoleh keuntungan
1. Anak dan Kebutuhannya
dengan
a. Eksistensi Anak dalam Islam
kebiasaan
memperoleh positif
meningkatkan
prilaku yang
rasa
dan
mampu
percanya
diri
Menurut Zainuddin (1994: 18) anak mempunyai kedudukan yang
dalam diri mereka, membuat hidup
sangat
mereka
manusia, karena ia menjadi pelanjut
lebih
produktif.Tugas
bahagia
kehidupan
keberadaan
lebih
pergantian ini terus berlanjut dari
memberikan kepuasan ketika para
generasi kegenerasi berikutnya. Disini
ringan
akan
bagi
lebih
menjadi
guru
dan
penting
dan
manusia.
Proses
57
anak
berfungsi
penerus
atau
sebagai
generasi
requremen which should be satisfied
bisa
disebut
in order to secure a better organic
penyambung keturunan. Jadi, anak
compatibility.
adalah manusia masa depan.
Chaplin (2000) kebutuhan adalah :
Sementara itu, Al-Ghazali yang dikutip
oleh
Nur
Uhbiyati
Segala
Sedang
sesuatu
menurut
kekurangan
atau
ketidak sempurnaan yang dirasakan
mengungkapkan bahwa anak adalah
seseorang sehingga
amanah Alah yang harus dijaga dan
kesejahteraanya.
merusak
dididik untuk mencapai keutamaan
Dengan demikian dapat kita
dalam hidup dan mendekatkan diri
pahami bahwa kebutuhan merupakan
kepada Allah. (Nur Uhbiyati : 91).
suatu keperluan asasi yang harus di
Semua bayi yang dilahirkan ke dunia
penuhi untuk mencapai keseimbangan
ini, bagaikan sebuah mutiara yang
organisme. Beberapa kebutuhan anak
belum diukir dan belum dibentuk tapi
yang harus diperhatikan, diantaranya :
sangat bernilai tinggi. Maka kedua
1). Kebutuhan jasmaniah.
orang tuanyalah yang akan mengukir
Sesuai dengan teori hierarki
dan membentuknya menjadi mutiara
kebutuhan dari Maslow ,kebutuhan
yang berkualitas tinggi dan disenangi
jasmaniah
semua orang. Maka ketergantungan
kebutuhan dasar
anak kepada pendidikannya termasuk
bersifat
kepada orang tuanya terlihat jelas
dipengaruhi oleh lingkungan dan
sekali.
pendidikan.
b. Kebutuhan anak
antara lain : makan minum, pakaian, oksigen,
Menurut A. Frooz ( 1996 ) kebutuhan (need )adalah : A Natural
merupakan
instinktif
manusia
yang
dan
tidak
Kebutuhan
istirahat
dan
tersebut
kesehatan
jasmani. Jika kebutuhan tersebut tidak dipenuhi akan menganggu proses 58
perkembangan
anak
Semua anak membutuhkan
termasuk
masalah belajarnya di sekolah.
kasih sayang dari orang tua, guru,
2). Kebutuhan akan rasa aman.
teman-teman sekolah dan orang-orang
Sejumlah membuktikan
penelitian
bahwa
rasa
aman
merupakan suatu kebutuhan yang
yang ada disekitarnya, sehingga akan memicu motivasi siswa. 4) Kebutuhan akan penghargaan.
sangat penting bagi anak dan sangat
Semua anak ingin diakui dan
mempengaruhi tingkah laku mereka.
diperlakukan sebagai orang yang
Rutter
misalnya,
berharga, ingin dikenal dan diakui
mencatat bahwa capaian tingkah laku
keberadaanya di tengah-tengah orang
dan akademis cenderung baik ketika
lain. Mereka yang dihargai akan
kondisi sekolah bersih dan memiliki
bangga
dekorasi
menumbuhkan
at
al.,
(1979)
bagus.
Sejumlah
dan
gembra
,sehingga
pandangan
yan
pendidikan
positif.Tetapi sebalknya,jika mereka
kontemporer ( seperti Hanushek ,1995
diremehkan dan tidak dihargai ,maka
:Bobbi De Porter , 2001 : Hoy dan
sikapnya
Miskel , (2001) dan Sackney , (2004)
lingkungannya menjadi negatif.
juga mengakui bahwa lingkungan
5) Kebutuhan akan rasa bebas.
praktisi dunia
sekolah
yang
sehat
dan
terhadap
dirinya
Guru
dan
harus
menyenangkan
,
dapat
memberi kebebasan kepada peserta
membangkitkan
motifasi
belajar
didik dalam batas –batas kewajaran
menghilangkan
dan tidak berbahaya.Peserta didik
perasaan tidak nyaman dan stres
harus diberi kesempatan dan bantuan
dalam diri siswa , sehingga akan
yang memamadai untuk mendapatkan
mempengarui prestasi anak.
kebabasan .Karena peserta didik yang
3) Kebutuhan akan kasih sanyang.
merasa
siswa,
dan
dapat
tidak
bebas
apa
yang 59
diinginkannya,akan
mengalami
didik
bisa
berguna
bagi
Kebutuhan
untuk
frustasi,tertekan dan lain-lainnya.
masyarakat.
6) Kebutuhan akan rasa sukses.
mengetahui tentang kebenaran-
merupakan
Rasa
sukses
satu
kebutuhan
salah
kebenaran dan nilai-nilai ideal. c. Kebutuhan untuk mandiri Kebutuhan
pokok peserta didik terutama dalam
untuk
mandiri
bidang akademis.Untuk itu,guru harus
adalah:kebutuhan mengarahkan diri
mendorong pada peserta didiknya
dan lepas dari orang tua.
untuk mencapai keberhasilan dan
d. Kebutuhan untuk curhat
prestasi yang tinggi,serta membri penghargaan
atas
prestasi
yang
tersebut
Ramayulis
di
atas,
(2008:77)
mengklasifikasikan kebutuhan peserta
Kebutuhan sosial adalah: sebuah kebutuhan akan
berada
interaksi dengan
tempat agar
peserta bisa
curhat
kebutuhan
dimana
didik)
dapat
dipahami ide-ide permasalahan yang di hadapi. e. Kebutuhan memiliki filsafat
adalah:
a. Kebutuhan Sosial
untuk
(peserta
Kebutuhan
didik menjadi lima, yaitu:
masyarakat
adalah:sebuah seseorang
mereka capai. Selain
Kebutuhan
sebuah
mengetahui
memiliki
filsafat
kebutuhan
untuk
tentang
kebenaran-
kebenaran dan nilai-nilai ideal.
didik
diterima
2. Karakter dan Nilai-nilainya
dimasyarakat. b. Kebutuhan untuk mendapatkan status
Kebutuhan
mendapatkan
status
untuk adalah
a. Pengertian Karakter Menurut Kamus Besar Bahasa
:
Indonesia (2008) karakter merupakan
sebuah kebutuhan dimana peserta
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi 60
pekerti yang membedakan seseorang
sendiri, sesama manusia, lingkungan
dengan yang lain. Warsono dkk,
dan kebangsaan yang terwujud dalam
dalam Samani, (2011:42) karakter
pikiran, sikap, perasaan, perkataan
adalah sifat dan kebiasaan seseorang
dan perbuatan berdasarkan norma-
yang
norma agama, hokum, tata karma,
memungkinkan
mepermudah Scerenko
dan
tindakan
(1997)
moral”.
mendefenisikan
karakter sebagai atribut atau cirri-ciri yang membentuk dan membedakan cirri
pribadi,
ciri
etis
dan
kompleksitas mental dari seseorang. Dari penjelasan di atas, karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas pada tiap-tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, Dengan
bangsa
demikian
dan
Negara.
individu
yang
berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan
setiap
akibat dari keputusannya.
Karakter
juga
dianggap
budaya, adat istiadat dan estetika.
sebagai
nilai-nilai
b. Nilai-nilai Karakter Dalam
buku
Penanaman (1997),
saku
Budi
Pedoman
Pekerti
Luhur
diantara anggota Timnya
adalah Peter J. drost, Arief Rachman dan anhar Gonggong, penyusunnya adalah Prof. Dr. Edi Sedyawati, dirjen Kebudayaan, ditegaskan bahwa budi pekerti
identik
(moralitas).
dengan
Budi
morality
pekerti
juga
mengandung hakikat sebagai perilaku. Sebagai
perilaku,
budi
pekerti
meliputi sikap yang dicerminkan oleh perilaku. Dalam hal tersebut di atas, sikap dan
perilaku
mengandung
lima
perilaku manusia yang berhubungan
jangkauan, yaitu : (a) sikap dan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
perilaku dalam hubungannya dengan
61
Secara ringkas butir-butir nilai
Tuhan, (b) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan diri sendiri, (c)
budi
sikap
dalam
karakter dan kaitannya dengan lima
hubungannya dengan keluarga, (d)
jangkauan di atas, digambarkan pada
sikap
table berikut (Samani, 2011:460, yaitu
dan
dan
perilaku
perilaku
dalam
hubungannya dengan masyarakat dan
pekerti
sebagai
nilai-nilai
:
bangsa, dan (e) sikap dan perilaku dalam hubungannya
dengan alam
sekitar. (Samani, 2011: 46).
Jangkauan
Sikap
dan
Perilaku
Butir-Butir Nilai Budi Pekerti (karakter)
Sikap dan perilaku dalam
Berdisiplin, beriman, bertaqwa, berpikir jauh ke
hubungannya
depan, bersyukur, jujur, mawas diri, pemaaf,
dengan
Tuhan
pemurah dan pengabdian.
sikap dan perilaku dalam
Bekerja keras, berani menanggung resiko (the risk
hubungannya dengan diri
taker), berdisiplin, berhati lembut/berempati, berpikir
sendiri
matang, berpikir jauh ke depn (future oriented visoner),
bersahaja,
bersemangat,
bersikap
konstruktif, bertanggung jawab, bijaksana, cerdik, cermat, dinamis, efisien, gigih, hemat, jujur, berkemauan keras, kreatif, kukuh hati, lugas, mandiri, mawas diri, menghargai karya orang lain, menghargai kesehatan, menghargai waktu, pemaaf, pemurah, pengabdian, pengendalian diri, produktif, 62
rajin, ramah tamah, rasa kasih saying, rasa percaya diri, rela berkorban, sabar, setia, adil, hormat, tertib, sportif,
susila,
tangguh,
tegas,
tekun,
tepat
janji/amanah, terbuka, ulet. sikap dan perilaku dalam
Bekerja keras, berpikir jauh ke depan, bijaksana,
hubungannya
cerdik, cermat, jujur, berkemauan keras, lugas,
dengan
keluarga,
menghargai kesehatan, menghargai waktu, tertib, pemaaf, pemurah, pengabdian, ramah tamah, rasa kasih saying, rela berkorban, sabar, setia, adil, hormat, sportif, susila, tegas, tepat janji/amanah, terbuka.
sikap dan perilaku dalam
Bekerja keras, berpikir jauh ke depan, bertenggang
hubungannya
rasa/toleran,
dengan
masyarakat dan bangsa
bijaksana,
cerdik,
cermat,
jujur,
berkemauan keras, lugas, menghargai kesehatan, menghargai
waktu,
tertib,
pemaaf,
pemurah,
pengabdian, ramah tamah, rasa kasih saying, rela berkorban, adil, hormat, tertib, sportif, susila, tegas, tepat janji/amanah, terbuka. sikap dan perilaku dalam
Bekerja keras, berpikir jauh ke depan, menghargai
hubungannya
kesehatan, pengabdian.
dengan
alam sekitar
Sedangkan Domain Budi Pekerti Islami sebagai nilai karakter yang seharusnya dimiliki dan ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari
63
oleh warga sekolah Islam (Dirjen Pendasmen Depdikbud (2000), sebagaimana yang diuraikan dalam tabel berikut : Terhadap Tuhan
Terhadap Terhadap Diri Sendiri Keluarga
Iman dan Taqwa Syukur Tawakkal Ikhlas Sabar Mawas Diri Disiplin Berpikir jauh ke depan Jujur Amanah Pengabdian Susila Beradab
Adil Jujur Mawas diri Kasih saying Kerja keras Disiplin Pengambil resiko Berinisiatif Kerja cerdas Kreatif Bervisi Berpikir matang Bersahaja Bersemang at Berpikir konstruktif Bertanggun gjawab Bijaksana Cerdik Cermat Dinamis Efisien Gigih Tangguh Ulet Berkemaun
Adil Jujur Kasih sayang Lembut hati Berpikir jauh ke depan Bertanggun gjawab Berpikir konstruktif Bijaksana Hemat .Menghargai kesehatan .Pemaaf .Rela berkorban .Rendah hati .Setia .Tertib .Kerja keras .Kerja cerdas .Amanh .Sabar .Tenggang rasa/empati .Pemurah .Ramah tamah
Terhadap Orang Lain Adil Jujur Disiplin Kasih sayang Lembut hati Bijaksana Mengharg ai Pemaaf Rela berkorban Rendah hati Tertib Amanah Sabar Tenggang rasa Bela rasa Pemurah Ramah tamah Sopan santun Sportif terbuka
Terhadap masyakata dan Bangsa Adil Jujur Didiplin Kasih saying Kerja keras Lembut hati Berinisiatif Kerja cerdas Bervisi Berpikir konstruktif Bertanggung jawab Bijaksana Menghargai kesehatan Produktif Rela berkorban Setia Tertib Amanah Sabar Tenggang rasa Bela rasa Pemurah Ramah tamah Sikap hormat
Terhadap alam Lingkungan Adil Amanah Disiplin Kasih saying Kerja keras Berinisiatif Kerja cerdas Berpikir jauh ke depan Berpikir konstruktif .Bertanggun g jawab .Bijaksana .Menghargai kesehatan/ .kebersihan .Rela berkorban.
64
keras Hemat Kukuh Lugas Mandiri Menghargai kesehatan Pengendali an diri Produktif Rajin Tekun Percaya diri Tertib Tegas Sabar Ceria
.Sopan santun .Sportif .Terbuka
3. Peran dan tanggungjawab dalam
seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu ada di sampingnya, oleh karena
pembentukan karakter anak
itu ia akan meniru peranggai ibu dan Pembentukan karakter sesorang seorang anak adalah tanggung jawab orang tua. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak mereka, karena dari merekakah anak
mula-mula
menerima
pendidikan. Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang sangat penting dan amat berpengaruh atas pendidikan
anak-anaknya.
Sejak
ayahnya. Seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabilah ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik. Ibu merupakan orang yang mula-mula dikenal
anak,
yang
mula-mula
dipercayainya, apapun yang dilakukan ibu dapat dimaafkan, kecuali apabila ia di tinggalkan dengan memahami segalah sesuatu yang terkadang dalam hati anaknya, juga jika anak telah 65
mulai besar, disertai kasih sayang,
merasa
tanggung
jawab
dapat ibu megambil hati anak untuk
segalahnya dari kelangsungan hidup
selama-lamanya.
anak-anaknya,
karenanya
atas
tidaklah
diragukan bahwa tanggung jawab Pengaruh ayah terhadap anaknya besar
pulah dimata anaknya.
Ia
seorang yang tertinggi gengsinya dan yang terpandang diantara orang-orang yang dikenalnya. melakukan
Cara ayah itu
pekerjaan
berpengaruh
sehari
terhadap
hari
pekerjaan
anaknya. Ayah merupakan penolong utama, lebih-lebih bagi anak yang besar
baik
laki-laki
pendidikan itu diakui secara sadr atau tidak, diterima dengan sepenuhnya hatinya, hal itu adalah merupakan “fitroh” yang telah dikodrati Allah swt kepada setiap orang tua. Mereka tidak bisa menggelakkan tanggung jawab itu karena telah merupakan amanah Allah swt yang dibebankan kepada mereka.
maupun Jadi pada umumnya pendidikan
perempuan bila ia mau mendekati dan
dalam
dapat memahami hati anaknya.
rumah
tangga
itu
bukan
berpangkal tolak dari kesadaran dan Pada
dasarnya
kenyataannya
yang dikemukakan diatas itu berlaku dalam kehidupan keluarga dan rumah tangga, dengan yang bagaimanapun juga
keadaannya.
Hal
ini
menunjukkan cirri-ciri watak rasa tanggung jawab setiap orang tua atas kehidupan
anak-anaknya
mereka
pengertian
yang
lahir
pengetahuan
mendidik,
dari
melaikan
karena secara kodrati suasana dan strukturnya. kemungkinan
Memberikan alami
membangun
situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan
hubungan
pengaruh
untuk masa kini dan masa mendatang. Bahkan para orang tua umumnya 66
mempengaruhi secara timbal balik
Perintah agar orang tua berlaku
antara orang tua dan anak. kewajiban sebagai kepala pemimpin Disamping itu ketentraman dan kedamaian
hidup
keluarga,
terletak
dalam
pertama-tama
Muhammad dalam mengembangkan islam
menganjarkan
adalah agama
swt berfirman:
yang
diperintahkan Allah swt kepada nabi
agama
dalam keluarga dari api neraka Allah
untuk
itu
kepada
keluarganya, baru kemudian kepada
ﯾَﺎ َاﯾﱡﮭَﺎ ا َﻟ ِﺬﯾْﻦَ اَ َﻣﻨُﻮْا ﻗُﻮْ ا َا ْﻧﻔُ َﺴ ُﻜ ْﻢ َو َا ْھ ِﻠ ْﯿ ُﻜ ْﻢ ﻧَﺎرًا Artinya : hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS. AtTahrim 6)
masyarakat luas. Hal itu berarti bahwa keselamatan keluarga harus lebih
Dilihat dari hubungan dan
perhatian,
tanggung jawab orang tua terhadap
karena keselamatan masyarakat pada
anak,maka tanggung jwab itu pada
hakekatnya
dasarnya tidak dapat di pikulkan
dahulu
mendapatkan
keselamatan
bertumpu keluarga
Allah
pada swt
berfirman:
َﻚ اَﻻ ْﻗ َﺮ ِﺑﯿْﻦ َ َو َا ْﻧﺬِرْ َﻋ ِﺸ ْﯿ َﺮ َﺗ Artinya : dan berikan peringatan kepada kerabatkerabatmu yang terdekat” (QS. AsySyuaroh 214)
kepada orang lain,sebab guru dan pemimpin ummat umpamanya,dalam memikul tanggung jawab pendidikan hanyalah keikutsertaan.Dengan
merupakan kata
lain
,tanggung jawab yang di pikul oleh para pendidik selain orang tua adalah merupakan pelimpahan jawab orang tua yang karena satu dan lain hal 67
tidak
mungkin
pisahkan tidurnya,dan jika telah berumur 13 tahun dipukul agar mau sembahyang,jika ia telah berumur 16 tahun boleh dikawinkan,setelah itu ayah berjabatan tangan dengannya dengan mengatakan:”saya telah mendidik,mengajarkan dan mengawinkan kamu,saya mohan perlindungan kepada Allah dari fitnahanfitnahan di dunia dan di akhirat”.
melaksanakan
pendidikan anaknya secara sempurna. Dalam kewajiban dan tanggung jawab orang tua untuk mendidik dan membimbing
perkembangan
anak
anaknya.Sabda Nabi Saw وﻗﺎ ل اﻧﺲ رﺿﻲ ﷲ ﻋﻨﮫ ﻗﺎل اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ اﻟﻐﻼم ﯾﻌﻖ ﻋﻨﮫ ﯾﻮم اﻟﺴﺎﺑﻊ وﯾﺴﻤﻰ وﯾﻤﺎط ﻋﻨﮫ اﻟﻌﺬى ﻓﺎذا ﺑﻠﻎ ﺳﺖ ﺳﻨﯿﻦ ادب ﻓﺎذ ﺑﻠﻎ ﺗﺴﻊ ﺳﻨﯿﻦ ﻋﺰل ﻓﺮاﺷﮫ ﻓﺎذا ﺑﻠﻎ ﺛﻼﺛﺔ ﻋﺸﺮ ﺿﺮب ﻟﻠﺼﻼة ﻓﺎذا ﺑﻠﻎ ﺳﺘﺔ ﻋﺸﺮ زوﺟﮫ اﺑﻮه ﺛﻢ اﺧﺬ ﺑﯿﺪه وﻗﺎل ﻗﺪ ادﺑﺘﻚ
Tanggung jawab pendidikan Islam yamng menjadi beban orang tua sekurang
–kurangnya
harus
dilaksanakan dalam rangka:
وﻋﻠﻤﺘﻚ واﻧﻜﺤﺘﻚ اﻋﻮذ ﺑﺎﷲ ﻣﻦ ﻓﺘﻨﺘﻚ ﻓﻰ اﻟﺪﻧﯿﺎ وﻋﺬاﺑﻚ ﻓﻰ اﻻﺧﺮاة Artinya : Anas mengatakan bahwa rosulullah bersabda:anak itu pada hari ke tujuh dari kelahirannyadi sembelihkan aqikahnya,serta diberi namanya dan disingkirkan dari segala kotorankotoran,jika ia telah berumur 6 tahun ia di didik beradab susila,jika ia telah berumur 9 tahun di
1.
Memelihara dan membesarkan anak,ini adalah bentuk yang paling sederhana dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan dorongan
alami
untuk
mempertahan kan kelangsungan hidup manusia. 2.
Melidungi
dan
menjamin
kesamaan,baik jasmaniah ataupun
68
rohaniah dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan filsafat hidup. 3. Memberi pengajaran dalam arti yang
luas,sehingga
memperoleh memiliki
peluang pengetahuan
kecakap
seluas
dan
dasar,
pengetahuan
akan
ketuhanan,
pengetahuan
akhlak,
pengetahuan
dan
dari
pengetahuan tentang keberlangsungan kehidupan seorang anak. Pemberian
dan
pengetahuan tersebut tidak hanya
setinggi
akhirat,sesuai tujuan
mulai
ibadah sampai kepada pengetahuan-
untuk
mengetahui
bagaimana
maupun
hidap
saja
seorang
tetapi anak
melaksanakan apa yang diajarkan oleh ayah dan ibunya. 2) Urgensi Rumah Tangga dalam Pembentukan Karakter Anak
muslim. 5. Sinergitas
pengetahuan
untuk
4. Membahagiakan anak, baik di
pandangan
pertama yang memberikan berbagai
anak
mungkin.
dunia
hal ini ayah dan ibu adalah guru yang
5
R
Rumah tangga sebagai wadah
dalam
pembentukan karakter anak a. R pertama ; Rumah tangga dalam pembentukan karakter anak
awal untuk memberikan pengetahuan dan pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan
1) Pengertian Rumah Tangga Rumah tangga adalah suatu wadah atau tempat anak pertama
karakter seorang anak. Sebagaimana yang
ditegaskan
oleh
Rasulullah
dalam hadisnya.
sekali untuk mendapatkan pendidikan dan pengamalan dalam sepanjang kehidupannya. Rumah tangga dalam
Artinya : Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanya lah 69
yang akan menjadikan ia sebagai seorang Yahudi, Nasrani bahkan seorang Majusi. Dalam al-Quran surat al-Tahrim ayat 6, diterangkan, ﯾَﺎأَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ءَا َﻣﻨُﻮا ﻗُﻮا َأ ْﻧﻔُ َﺴ ُﻜ ْﻢ َوأَ ْھﻠِﯿ ُﻜ ْﻢ ﻧَﺎرًا س وَا ْﻟ ِﺤﺠَﺎ َرة ُ َﻋ َﻠ ْﯿﮭَﺎ ﻣ ََﻼﺋِ َﻜ ٌﺔ ُ َوﻗُﻮ ُدھَﺎ اﻟﻨﱠﺎ ﷲ َ ﷲ َﻻ ﯾَ ْﻌﺼُﻮنَ ﱠ َ ﻏ َِﻼظٌ ِﺷﺪَا ٌد َﻻ َﯾ ْﻌﺼُﻮنَ ﱠ (6) َﻣَﺎ أَﻣَﺮَ ھُﻢْ َو َﯾ ْﻔ َﻌﻠُﻮنَ ﻣَﺎ ﯾُﺆْ َﻣﺮُون
diinginkan
orang
tua
terhadap
anaknya terletak pada kepedulian orang tua. Nabi Ibrahim AS pun, ketika ingin mewujudkan seorang anak yang berkarakter, ia memiliki kepedulian
yang
terhadap
anaknya.
kepedulian
Ibrahim
sangat
tinggi Diantara
As
terhadap
anaknya adalah (a) kepedulian dalam Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
bentuk
do’a
dan
harapan,
(b)
kepedulian terhadap pendidikan anak, dan
(c)
kepedulian
terhadap
kesejahteraan anak. Kepedulian Ibrahim As sebagai orang tua dalam bentuk do’a dan harapan adalah ia selalu memanjatkan do’a kepada Allah agar dianugerahi anak keturunan yang shaleh, seperti yang dijelaskan oleh Allah dalam al-
Dari
ayat
al-
Quran surat al-Shofat ayat 100
Quran dan Hadis di atas jelas sekali bahwa rumah tangga (orang tua) memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter seorang anak. Artinya karakter apapun yang
(100 رَبﱢ ھَﺐْ ﻟِﻲ ﻣِﻦَ اﻟﺼﱠﺎ ِﻟﺤِﯿﻦَ )اﻟﺼﺎﻓﺎت Artinya
: Wahai
Tuhanku
karuniakanlah
aku
keturunan yang shalih
70
dipanjatkan
kelebihan yang dimiliki sang anak,
oleh Nabi Ibrahim AS jauh sebelum
Ismail, yaitu: 1) seorang laki-laki, 2)
beliau
akan menjadi dewasa, 3) bijaksana.
Doa
tersebut
menikah
atau
sebelum
mempunyai anak, beliau tak henti-
Ciri-ciri
hentinya meminta kepada Allah, agar
kegembiran Nabi Ibrahim as karena
dikaruniai anak yang sholeh. Beliau
akan
tidak
kenabiannya.
semata
meminta
dikaruniai
tersebut
bisa
menambah
meneruskan
risalah
anak, tapi juga memiliki misi agar
Kepedulian Ibrahim As sebagai
anaknya kelak menjadi anak yang
orang tua dalam hal pendidikan anak
sholeh,
dijelaskan
bukan
anak
yang
kaya,
dalam
al-Quran
surat
cendekiawan dll. Dan beliau tidak
Ibrahim ayat 35,
pernah putus asa dalam berdoa, dan
َو ِإ ْذ ﻗَﺎ َل ِإ ْﺑ َﺮاھِﯿ ُﻢ رَبﱢ اﺟْ ﻌَ ْﻞ ھَﺬَا ا ْﻟ َﺒ َﻠ َﺪ آ ِﻣﻨًﺎ وَاﺟْ ﻨُ ْﺒﻨِﻲ
baru pada usianya yang ke 86 tahun Allah memberikan karunia anak yang luar biasa sebagaimana yang diminta dalam doanya. Allah menyebutkan ciri anak tersebut, seperti yang terdapat dalam al-Quran surat al-Shofat ayat 101, . (101 َﻓ َﺒﺸﱠﺮْ ﻧَﺎهُ ﺑِﻐُﻼمٍ َﺣﻠِﯿﻢٍ )اﻟﺼﻔﺎت Artinya :
Kami beri
(35 ﻲ أَن ﻧﱠﻌْ ﺒُ َﺪ اﻷَﺻْ ﻨَﺎمَ )إﺑﺮاھﯿﻢ وَ َﺑ ِﻨ ﱠ Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. Dalam surat al-Baqarah ayat 132-133, juga diterangkan,
Artinya :
dia kabar
gembira dengan seorang
ﻲ إِنﱠ ب ﯾَﺎ َﺑ ِﻨ ﱠ ُ َو َوﺻﱠﻰ ِﺑﮭَﺎ ِإ ْﺑﺮَاھِﯿ ُﻢ َﺑﻨِﯿ ِﮫ َوﯾَ ْﻌﻘُﻮ
anak yang amat sabar.
ﷲ اﺻْ ﻄَﻔَﻰ ﻟَ ُﻜ ُﻢ اﻟﺪﱢﯾﻦَ ﻓَﻼَ ﺗَﻤُﻮﺗُ ﱠﻦ إَﻻﱠ وَ أَﻧﺘُﻢ َﱠ
Menurut
tafsir
As-suudi
dalam kalimat di atas, terdapat tiga
َﻀ َﺮ ﯾَ ْﻌﻘُﻮب َ ﺷ َﮭﺪَاء إِذْ َﺣ ُ َأ ْم ﻛُﻨﺘُ ْﻢ. َﱡﻣ ْﺴ ِﻠﻤُﻮن ا ْﻟ َﻤﻮْتُ ِإ ْذ ﻗَﺎ َل ِﻟ َﺒﻨِﯿ ِﮫ ﻣَﺎ ﺗَﻌْ ﺒُﺪُونَ ﻣِﻦ ﺑَ ْﻌﺪِي َﻚ ِإﺑْﺮَاھِﯿﻢ َ ﻚ وَ إِ َﻟﮫَ آﺑَﺎ ِﺋ َ ﻗَﺎﻟُﻮ ْا ﻧَﻌْ ﺒُ ُﺪ ِإﻟَ َﮭ 71
ُ ﻖ ِإﻟَﮭًﺎ وَا ِﺣﺪًا َوﻧَﺤْ ﻦُ َﻟﮫ َ َو ِإ ْﺳﻤَﺎﻋِﯿ َﻞ َو ِإ ْﺳ َﺤ
pada jalur pendidikan yang salah.
(133-132 ُﻣ ْﺴ ِﻠﻤُﻮنَ )اﻟﺒﻘﺮة Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam“. Adakah kamu hadir ketika Ya`qub kedatangan (tandatanda) maut, ketika ia berkata kepada anakanaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”
Jangan sampai terjadi, hanya karena
Artinya:
alasan
membuktikan
ayat betapa
di
atas
besarnya
perhatian Nabi Ibrahim as pada pendidikan anak-anaknya, dia tidak rela kalau anaknya bodoh atau berada
atau
alasan
pekerjaan, orang tua mengabaikan pendidikan anak,
dan tidak tahu
menahu apa yang mereka pelajari, apa yang mereka lakukan selama ini. Kepedulian Ibrahim As sebagai orang tua terhadap
kesejahteraan
anaknya adalah Ibrahim As rela merantau
ribuan
kilometer
dari
Palestina ke Mesir, dan itu dilakukan beberapa kali meskipun kondisi alam yang tandus dan panas. Sebagaimana diungkapkan dalam doa Nabi Ibrahim as: ٍﺖ ﻣِﻦ ُذ ﱢرﯾﱠﺘِﻲ ِﺑ َﻮا ٍد َﻏ ْﯿ ِﺮ ذِي زَرْع ُ ﱠرﺑﱠﻨَﺎ ِإﻧﱢﻲ َأ ْﺳﻜَﻨ ﺼﻼَةَ ﻓَﺎ ْﺟ َﻌ ْﻞ ﻚ ا ْﻟﻤُﺤَ ﱠﺮمِ رَ ﺑﱠﻨَﺎ ِﻟﯿُﻘِﯿﻤُﻮ ْا اﻟ ﱠ َ ﻋِﻨ َﺪ َﺑ ْﯿ ِﺘ ت ِ س ﺗَ ْﮭﻮِي ِإ َﻟﯿْ ِﮭ ْﻢ وَا ْر ُز ْﻗﮭُﻢ ﻣﱢﻦَ اﻟﺜﱠ َﻤﺮَا ِ َأ ْﻓ ِﺌ َﺪ ًة ﻣﱢﻦَ اﻟﻨ ﱠﺎ Artinya :
Berdasarkan
ekonomi,
(37 َﻟ َﻌﻠﱠﮭُ ْﻢ َﯾ ْﺸ ُﻜﺮُونَ )إﺑﺮاھﯿﻢ Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami 72
(yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buahbuahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.
nasional pasal 10 ayat 4 dinyatakan bahwa
bagian
pendidikan
luar
rizki
yang
halal
untuk
keluarga
dari
jalur
sekolah
yang
diselenggarkan dalam keluarga dan memberikan keyakinan agama dan, budaya,
nilai
moral
dan
keterampilan”.
seseorang yang bekerja keras guna mencari
“Pendidikan
merupakan
nilai Rasulullah menyatakan bahwa
:
Tugas dan tanggung jawab orang tua
dalam
keluarga
terhadap
keluarga, dinilai oleh Allah sebagai
pendidikan
sadaqah yang tertinggi. Dalam hadis
bersifat pembentukan watak dan budi
beliau bersabda:
pekerti, latihan
ﻈ ُﻤﮭَﺎ أ ْﺟﺮاً اﻟﱠﺬِي َ أ ْﻋ، ﻚ َ َودِﯾﻨَﺎ ٌر أ ْﻧ َﻔ ْﻘ َﺘﮫ ُ َﻋﻠَﻰ أ ْھ ِﻠ
pendidikan
. رواه ﻣﺴﻠﻢ. َأ ْﻧ َﻔ ْﻘﺘَﮫُ َﻋﻠَﻰ أ ْھﻠِﻚ
anak-anaknya
lebih
keterampilan
kesosialan
tolong-menolong,
,
dan
seperti
bersama-sama
Artinya : Satu dinar dari harta yang
menjaga kebersihan rumah, menjaga
engkau nafkahkan untuk
kesehatan, dan ketentraman rumah
keluargamu
tangga, dan sejenisnya.
merupakan
Keluarga perlu juga dibekali
pahala yang paling besar
dengan pengetahuan dan keterampilan
di sisi Allah
pendidikan, perlu adanya pembinaan. 3) Tugas dan tanggung jawab rumah tangga
dalam
pembentukan
karakter anak Di dalam undang-undang No.2 tahun 1989 tentang sistim pendidikan
Hal
ini
dapat
dicapai
melalui
pendidikan kemasyarakatan terutama pendidikan pendidikan
orang wanita.
dewasa
dan
Kehidupan
keluarga sebagai lembaga pendidikan 73
adalah faktor terbesar pendukung dari
bangsa, sesuai dengan fungsi dan
perkembangan
tujuan pendidikan nasional.
anak,
sebagaimana
yang dikatakan dalam hadits Nabi :
Namun peranan sekolah bukan
ﻛﻞﻣﻮﻟدﯾﻮﻻدﻋﻠﻰأﻠﻔﻃﺮةﻮاﻧﻣﺎﻔﺎﺒﻮاهﯾﮭﻮداﻧﮫﻮﯾ
saja sebagai wadah atau tempat
ﻧﺼﺮاﻧﮫﻮﯾﻣﺟﺳﺎﻧﮫ
mencerdaskan berfungsi
Artinya : “Tiap-tiap anak dilahirkan dalam keadaan bersih (suci) maka orang tuanyalah (bapak dan ibunya) yang menjadikannya yahudi, nasrani, dan majusi” (Hr. Bukhari-Muslim).
saja
sebagai
namun
juga
lembaga
yang
berfungsi dalam membentuk manusia seutuhnya. Dalam pendidikan Islam, manusia seutuhnya dikenal dengan istilah insan kamil atau manusia yang sempurna. Kualitas
pendidikan
sekolah
meliputi input, proses, dan output, dengan catatan bahwa output sangat b. R kedua; Rumah Sekolah dalam Pembentukan Karakter Anak 1) Pengertian Rumah Sekolah Berbicara
tentang
ditentukan oleh proses, dan proses sangat
dipengaruhi
kesiapan rumah
input.
perencanaan
oleh
tingkat
Contoh-contoh
kualitas
misalnya,
sekolah, pasti ingatan akan tertuju ke
pengembangan
lembaga pendidikan formal. Sekolah
pengembangan pendidik dan tenaga
adalah tempat mengenyam berbagai
kependidikan (guru, kepala sekolah,
ilmu.
lembaga
konselor, pustakawan, laboran, dsb.),
bertugas
pengembangan sarana dan fasilitas
Sekolah
pendidikan
sebagai
menyelenggarakan proses pendidikan
sekolah,
dan proses belajar mengajar dalam
Laboratorium
usaha untuk mencerdaskan kehidupan
Bahasa,
input
seperti
:
IPA,
siswa,
pengembangan Laboratorium
Laboratorium
IPS, 74
Laboratorium Komputer, dan lab lainnya,
pengembangan
pembelajaran,
media
pengembangan
ruang/kantor,
rasio
siswa/kelas,
siswa/
pengembangan
(siswa/guru, sekolah),
bahan
ajar,
pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas, pembelajaran dengan
melakukan,
pembelajaran
kontekstual, pembelajaran kooperatif, dsb.),
pengembangan
pembelajaran
yang
lingkungan kondusif,
pengembangan komite sekolah, dsb. Peningkatan kualitas siswa (UN, UAS,
keterampilan
kejuruan,
kesenian, olahraga, karya ilmiah, keagamaan, ke-disiplinan, karakter, budi-pekerti,
dsb.)
Pendidikan
di
sekolah dalam prakteknya bukanlah pendidikan
dalam
arti
yang
sebenarnya , melainkan dewasa ini sebagian besar merupakan lembaga pengajaran dan pelatihan.
2) Tugas dan tanggung jawab Rumah Sekolah
dalam
pembentukan
karakter anak Sekolah pendidikan
sebagai
lembaga
mempunyai
tanggung
jawab yaitu : a) Tanggung Jawab Norma Sekolah atau madrasah sebagai lembaga pendidikan sesuai fungsi tugas dan tujuan pendidikan, harus melak sanakan pembinaan menurut ketentuan yang berlaku. b) Tanggung Jawab Keilmuan Sekolah atau madrasah sebagai lembaga tanggung
pendidikan jawab
memiliki mentransfer
pengetahuan kepada anak didik. c) Tanggung jawab fungsional Sekolah atau madrasah selain harus melakukan pembinaan sesuai ketentuan yang berlaku, sekolah juga harus bertanggung
jawab melalui
pendidik (guru) untuk melaksanakan program yang trstruktur di dalam kurikulum. 75
c. R ketiga; Rumah Ibadah dalam Pembentukan Karakter Anak
2) Sejarah Masjid sebagai tempat pendidikan karakter Pada masa awal Islam,
1) Pengertian Rumah Ibadah Pembahasan tentang rumah
prose
pembelajaran
dilaksanakan
ibadah, tidak terlepas dari lembaga
secara informal, yaitu berlangsung di
pendidikan Islam pada zaman dahulu,
rumah al Arqam bin Abi al Arqam
yang dikenal dengan nama Masjid.
atau biasa disebut dengan Dar al
Dalam kamus Arab-Indonesia, masjid
Arqam2 di Mekkah, tepatnya di atas
berasal dari kata “sajada” yang
bukit Shafa.( al Mubarakfury, 1994:
berarti
91). Rasulullah menggunakan Dar al
membungkuk dan hikmat
(Munawwir : 1997, 610). Menurut
Arqam
Sidi Ghazalba masjid adalah tempat
pertemuan dan pengajaran dengan
untuk
adalah
para sahabat. Bilangan kaum Muslim
pengakuan ibadah lahir dan batin.
yang hadir pada masa awal Islam ini
bersujud.
Sujud
tersebut
sebagai
tempat
Sujud dalam pengertian lahir bersifat gerak
jasmani,
sujud
dalam
pengertian batin berarti pengabdian. (Ghazalba 1983, 118) Menurut Quraish Shihab, kata “masjid” bukan sekedar memiliki makna sebagaimana bangunan tempat bersujud.
Masjid
juga
bermakna
tempat melaksanakan segala aktifitas manusia
yang
mencerminkan
kepatuhan kepada Allah.
2
Arqam bin al Arqam orang kesebelas yang memeluk Islam. Ia termasuk kaum muslim gelombang pertama yang berhijrah ke Habasyah. Di rumahnya telah banyak orang yang memeluk Islam hingga mencapai jumlah 40 orang, yang terakhir adalah Umar bin Khattab. Al Arqam wafat tepat pada hari wafatnya Abu Bakar dalam usia 80 tahun. Lihat al Hamid al Husaini. Riwayat Kehidupan Nabi Besar Muhammad Saw. Bandung: Pustaka Hidayah. 2009. 294. 76
masih sangat kecil, tetapi makin
Dari pengertian di atas, masjid
bertambah sehingga menjadi 38 orang
bukan saja dijadikan sebagai tempat
yang terdiri dari golongan bangsawan
ibadah berupa shalat semata, lebih
Quraisy, pedagang dan hamba sahaya.
dari itu masjid berfungsi untuk
(Syafii Antonio, 2009: 196)
mengabdikan
diri
kepada
Allah.
Setelah Rasulullah hijrah ke kota
Masjid sebagai tempat pengabdian
Madinah, maka proses pendidikan
kepada Allah termasuk di dalamnya
lebih difokuskan di masjid. Pertama
sebagai tempat pengembangan ilmu
yang dilakukan Rasulullah setiba di
pengetahuan dan kebudayaan. Karena
Madinah adalah membangun masjid.
sangat urgennya fungsi masjid ketika
Fungsi masjid tersebut selain tempat
Rasulullah
ibadah,
tempat
Mekkah ke Madinah ketika sampai di
Islam,
Quba’ pada tahun 622 M beliau
juga
penyebaran
sebagai
dakwah,
ilmu
berhijrah
dari
penyelesaian masalah individu dan
membangun
masjid.
masyarakat,
merealisasikan
program
asing,
duta-duta
pertemuan
pemimpin madrasah ingin
menerima
Islam, bagi
menuntut
pemimpin-
bersidang,
orang-orang ilmu
dan yang
khususnya
kota
Untuk tersebut
Rasulullah dan para sahabat bekerja bakti
membangunnya.
Akhirnya
berdirilah sebuah bangunan masjid di Quba’,
dan
inilah masjid Islam
(Syafii
pertama dalam Islam (Al Thabary
Antonio196). Rasulullah benar-benar
1979: 256). Saat dibangun masjid ini
mengoptimalkan fungsional masjid
berlantaikan
dalam
masyarakat
pelepah kurma. Dari masjid yang
Madinah menuju peradaban yang
kecil inilah selanjutnya Rasulullah
tidak didapati semisalnya hingga kini.
membangun peradaban Islam yang
tentang
ajaran
Islam
membangun
besar.
tanah,
Perkembangan
dan
beratap
pesat
kota 77
Madinah
sendiri
bermula
dari
mengankat batu dan pohon kurma. Dengan
pembangunan Masjid.
semangat
gotong-royong
Selama Rasulullah di Madinah
yang luar biasa dalam waktu singkat
seringkali beliau mengunjungi masjid
berdirilah masjid yang dinamakan
Quba’ ini, begitu juga dengan para
dengan masjid Nabawi. Sistem
sahabat. Kunjungan Rasulullah dan
pendidikan
yang
para sahabat ke tempat tersebut bukan
diterapkan adalah sebagaimana yang
semata untuk mendirikan shalat di
diterapkan oleh Rasulullah, yaitu
sana, tetapi lebih dari itu semua
berupahalaqah-halaqah.[16] Sistem
adalah untuk menjalankan proses
ini
pendidikan dan pengajaran kepada
intelektual
penduduk muslim di desa tersebut.
menyentuh dimensi emosional dan
selain
menyentuh peserta
dimensi
didik
juga
Di dalam masjid ini, Rasulullah
spiritual mereka. Metode diskusi dan
mengajar dan memberi khutbah dalam
dialog kebanyakan dipakai dalam
bentuk halaqah, di mana para sahabat
berbagai halaqah.
duduk
mengelilingi
beliau
untuk
Dalam halaqah ini, murid yang
mendengar dan melakukan tanya-
lebih tinggi pengetahuannya duduk di
jawab berkaitan urusan agama dan
dekat
kehidupan sehari-hari.( al Shadiq
pengetahuannya lebih rendah dengan
Argun tt, 33). Ketika Rasulullah telah
sendirinya akan duduk lebih jauh,
tiba di kota Madinah setelah beberapa
serta berjuang dengan keras agar
hari tinggal di desa, maka program
dapat
pertama dalam pembangunan adalah
dalam halaqah-nya,
mendirikan masjid. Rasulullah sendiri
sendirinya
posisi
turut bekerja dengan giatnya beserta
dalam halaqah menjadi
sangat
dengan para sahabat. Ia juga ikut
singnifikan.
guru.
Murid
yang
mengubah
level
posisinya sebab
Meskipun
dengan
tidak
ada 78
batasan
resmi,
al
Qur’an
dihadapannya
dan
sebuah halaqah biasanya terdiri dari
membetulkan hafalan dan bacaan
sekitar 20 orang siswa (Nizar. 2007:
yang keliru, dan setiap utusan yang
10).
akan dikirim oleh Rasulullah dicek Dikte
(imla’)
biasanya
dulu kemampuannya. Misalnya ketika
memainkan
peranan
pentingnya,
akan mengutus Mu’adz bin Jabal ke
tergantung kepada kajian dan topik
Yaman
bahasan. Uraian materi disesuaikan
menanyakan
dengan kemampuan peserta halaqah.
memutuskan
Menjelang
muncul
akhir
sesi,
diadakan
sebagai qadli,
Rasulullah
bagaimana suatu
perkara
ia yang
ditengah-tengah
evaluasi untuk mengetahui sejauh
umat. Mu’adz menjawab, bahwa ia
mana
beserta
akan memutuskan dengal al Qur’an,
peserta
as Sunnah, dan jika tidak didapati di
pengajar
keduanya ia akan berijtihad. Maka
penyerapan
pemahamannya didik.
materi
terhadap
Terkadang
menyempatkan diri untuk memeriksa
Rasulullah
catatan peserta didik, mengoreksi dan
menyetujui
menambah
kompetensi Mu’adz sebagai qadli di
seperlunya.
Seorang
peserta didik juga bisa masuk dari
pun dan
tersenyum
tanya
percaya
akan
Yaman.3
satu halaqah ke halaqah lainnya 3
sesuai orientasi dan materi belajar
Pada tahun ke-9 Hijriyah,
yang ia ingin capai.(Efendi Hasibuan,
delegasi
2009: 10).
berdatangan
Rasulullah evalusi
pun
pengajaran,
melakukan dengan
dari ke
berbagai Madinah
penjuru untuk
menyatakan keislaman mereka. Satu di antaranya berasal dari negeri Yaman.
cara
Mereka meminta kepada Rasulullah untuk
mengevaluasi hafalan para shahabat,
mengirim seorang utusan yang akan memberi pemahaman agama kepada
menyuruh para shahabat membacakan
penduduk di sana dan mengajarkan
79
Tidaklah
heran
merupakan
asas
terpenting
bagi
jika
masjid
utama
yang
kesatuan
yang
kokoh.(Sa’id
Ramadhan Al Buthy 2010, 187) Di
pembentukan
sebelah
selatan
masjid
masyarakat Islam karena masyarakat
terdapat satu ruangan yang disebut al
muslim tidak akan terbentuk secara
suffah, yakni tempat tinggal para
kokoh dan rapi kecuali dengan adanya
sahabat miskin yang tidak memiliki
komitmen terhadap sistem, akidah,
rumah. Mereka yang tinggal di al
dan tatanan Islam. Hal ini tidak akan
suffah ini disebut ahl al suffah. (Syafii
dapat ditumbuhkan kecuali melalui
Antonio,tt. 196). Mereka adalah para
semangat masjid. Di antara sistem dan
penuntut ilmu. Di tempat inilah
prinsip
dilangsungkan
ialah
tersebarnya
proses
pendidikan
ikatan ukhuwwah dan mahabbah sesa
kepada mereka dan para sahabat lain.
ma
Dengan demikian, George Makdisi
kaum
persamaan
muslim, dan
keadilan
semangat sesama
menyebut
masjid
juga
sebagai
muslim, dan terpadunya beragam latar
lembaga pendidikan Islam. (Makdisi,
belakang kaum muslim dalam suatu
1990: 4). 3) Fungsi
Masjid
dalam
pembentukan karakter anak syariat. Mengingat kapasitas ilmunya
Pemahaman
mendasar
yang
yang luas, wajahnya yang rupawan, dan budi pekertinya yang luhur, Mu’adz bin
penting ditekankan di sini adalah
Jabal kemudian ditunjuk Rasulullah untuk
bahwa masjid adalah tempat ibadah
tugas ini. Lebih lengkapnya lihat Khalid Muhammad Khalid. 60 Sahabat
dan
Rasulullah. Terjemahan M. Arfi Hatim dari judul asli Men Around The Messenger. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2000, 138
tempat
pengertian
pendidikan yang
luas.
dalam Dalam
kaitannya dengan pendidikan Islam, masjid mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi edukatif dan fungsi sosial. 80
(Shihab,
1996:
460). Sebagaimana
sejarah telah mencatat, bahwa masjid
penuh semangat. (An Nahlawi 1996, 137).
Nabawi di Madinah telah mampu
Menurut Shihab (1996: 462),
melaksanakan dua fungsi itu secara
ada sepuluh peranan masjid Nabawi
optimal.
di zaman Rasulullah antara lain:
Adapun
fungsi-fungsi
masjid
tempat ibadah, tempat konsultasi dan
pada masa Islam klasik antara lain:
komunikasi,
tempat
pendidikan,
1. Fungsi Edukatif
tempat santunan sosial, tempat latihan
Sebagaimana telah disebutkan di
militer, tempat pengobatan, tempat
depan, bahwa pada saat Rasulullah
perdamaian dan pengadilan, aula dan
berhijrah dari kota Makkah ke kota
tempat
Madinah. Langkah pertama yang
tawanan
dipikirkan dan dibangun beliau adalah
penerangan dan pembelaan agama.
menerima
tamu,
tempat
perang,
dan
pusat
Begitu sentralnya fungsi masjid
masjid. Di masjid inilah seluruh dan
pada waktu itu, sehingga masjid tidak
memecahkan persoalan hidup mereka.
saja digunakan untuk melaksanakan
Di
shalat semata, tetapi lebih dari itu
muslim
bisa
masjid
membahas
diadakan
musyawarah tujuan,
masjid berfungsi sebagai lembaga
berbagai
pendidikan Islam yang sangat urgen
kerusakan dan meluruskan aqidah.
dalam mentransfer ilmu pengetahuan
Dengan adanya masjid, dijadikanlah
Islam. Di dalam masjid diadakan
tempat tersebut untuk berhubungan
proses belajar al Qur’an , al Hadis,
dengan
memohon
Fiqih, dasar-dasar agama, bahasa dan
ketentraman, kekuatan, pertolongan,
sastra Arab. Pendidikan bagi wanita
kesabaran, ketangguhan, kesadaran,
juga
kewaspadaan
bercampur
untuk
mencapai
menjauhkan
diri
Allah
berbagai dari
untuk
dan
aktivitas
yang
dipentingkan, dengan
tetapi
tidak
laki-laki. 81
Rasulullah menyediakan waktu untuk
disamping
secara khusus memberikan kuliah
dikhawatirkan
kepada kaum wanita. (Hasan Bilgrami
merusak masjid dan biasanya mereka
1989, 29). Pendidikan untuk anak-
tidak dapat memelihara kebersihan
anak
masjid. (Langgulung1988: 87).
dilangsungkan
di al
4
berdampingan dengan masjid. Mereka
awal
diajarkan
merupakan
Qur’an,
dasar-dasar
Hal
anak-anak
Fungsi edukatif
kuttab dan al suffah yang tempatnya
al
masjid.
pembinaan
itu akan
masjid pada
Islam,
lembaga
masjid
pendidikan
berhitung,
Islam. Yakni tempat manusia dididik
keterampilan berkuda, memanah dan
agar memegang teguh keimanan,
berenang. (Ramayulis, 87).
cinta
agama,
bahasa
Menurut
Arab,
Hasan
Langgulung,
kepada
ilmu
pengetahuan,
mempunyai kesadaran sosial yang
pada
tinggidan mampu melaksanakan hak
mulanya digunakan untuk pendidikan
dan kewajiban dalam negara Islam.
rendah bagi anak-anak. Akan tetapi
Masjid dibangun guna merialisasikan
kaum muslimin lebih suka kelas
ketaatan kepada Allah, mengamalkan
bimbingan anak-anak dilakukan pada
syariat
tempat
keadilan. (An Nahlawi 1989: 190).
menjelaskan
bahwa masjid
yang
suffah dan al
khusus, kuttab yang
yaitu al berada
Islam
dan
menegakkan
2. Fungsi Sosial Politik Sosial politik dalam Islam
4
Kuttab adalah sejenis tempat
belajar yang mula-mula lahir di dunia Islam. Pada awalnya kuttab berfungsi sebagai tempat memberikan pelajaran membaca dan menulis bagi anak-anak. Lihat Ensiklopedi Islam. Jilid III. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve. 2002, 86
tidak lain adalah dakwah itu sendiri. Sebab tujuan
dakwah
Rasulullah
adalah agar umat kembali ke jalan Allah. Dan tempat untuk memberikan penyadaran
tersebut
masjid
merupakan tempat yang kondusif. 82
Begitu juga tujuan dakwah Nabi
tersebut terambil dari akar kata
adalah untuk memakmurkan masjid
“sajada-sujud”, yang artinya patuh,
sehingga umat Islam bersatu padu
taat, serta tunduk dengan penuh
dalam ukhuwah Islamiah. Masjid
hormat danta’dhim. (Shihab, 1996:
merupakan
tempat
berkumpulnya
459). Meletakkan dahi, kedua tangan,
orang-orang
Islam.
Masjid
pada
dan kedua kaki ke bumi yang
zaman Nabi menjadi pusat kegiatan
kemudian dinamai sujud oleh syariat
untuk membina masyarakat demi
adalah bentuk lahiriah yang paling
terciptanya persatuan dan kesatuan
nyata dari makna-makna di atas.
dalam satu kesatuan sosial dan satu
Itulah sebabnya mengapa bangunan
kesatuan politik. Kaum Anshar dan
bangunan yang dikhususkan untuk
Muhajirin yang berasal dari daerah
sholat dinamai masjid, yang artinya
yang berbeda dengan membawa adat
tempat bersujud. (Shihab, 1996: 459).
dan kebiasaan yang berbeda, sebelum
Fungsi utama masjid adalah
bersatu membentuk masyarakat Islam,
tempat sujud kepada Allah, tempat
berasal dari suku-suku bangsa yang
untuk shalat dan beribadah kepada-
berselisih.
(Zuhairini,
35).
Nya.(Ayub, 1996: 7). Ibadah berarti
Melalui
masjidlah
Rasulullah
mengabdi, yakni mengabdikan diri
meletakkan dasar-dasar terbentuknya
sepenuhnya kepada Allah. Dengan
masyarakat yang bersatu padu secara
penuh rasa taat, patuh dan tunduk. Di
internal. Tetapi juga diakui dan
dalam masjid dilaksanakan segala
bahkan disegani oleh pihak lainnya.
aktivitas
3. Fungsi Ibadah
berjama’ah, zikir, tilawah al Qur’an,
1995:
Kata masjid terulang sebanyak
ibadah
juga
Qur’an.
dilakukannya
segi
bahasa,
kata
shalat
i’tikaf dan sebagainya. Dan masjid
dua puluh delapan kali di dalam al Dari
seperti
mempunyai
makna
segala
tempat aktivitas 83
keagamaan dalam dimensi ibadah
Baitul Mal. Baitul Mal adalah tempat
sosial yang lebih luas.
pengumpulan harta hasil zakat, infak
4. Fungsi
Pengabdian
Kepada
dan
sedekah
yang bertempat
di
masjid. Petugas Baitul Mal bekerja
Masyarakat Memakmurkan masjid berarti
untuk untuk mendata orang yang telah
memakmurkan umat dalam arti yang
sampai
luas. Masjid sebagai pusat pengbdian
membayar
kepada masyarakat maksudnya setiap
kemudian
muslim
dikumpulkan di baitul mal yang
hendaknya
memberikan
haul
pelayanan untuk jama’ah masjid.
kemudian
Dengan
kepada
demikian
sifat
tolong-
menolong, kasih saying dan saling memuliakan terbina melalui masjid.
dan
nisab
untuk
zakat. Setelah di data menariknya
dibagikan orang
untuk
secara
yang
adil
berhak
menerimanya. Di sisi lain orang-orang miskin
adalah
tidak menunjukkan kemiskinannya
pengelolaan zakat, infak dan sedekah.
karena telah terpenuhi segala hak
Di zaman klasik Islam khususnya
mereka melalui zakat, infak dan
pengelolaan
dan
sedekah yang dikelola melalui baitul
dilaksanakan di masjid. .(Ayub1996:
mal yang diselenggarakan di masjid-
77).
masjid.
Salah
satu
contohnya
zakat
dikelola
Dengan
demikian
hati
terbentuk
masyarakat terpaut kepada masjid,
hubungan sosial kemasyarakatan yang
selanjutnya begitu masjid menjadi
saling memberikan
demi
makmur dan ramai dengan jama’ah
kepentingan masyarakat yang lebih
karena menjadi pusat dari berbagai
luas. Di zaman klasik telah terjadi
aktivitas keagamaan, baik berupa
bahwa
kegiatan pendidikan, ibadah, sosial
Dengan
orang
demikian
kaya
haknya
menyerahkan
sebagian hartanya kepada petugas
politik
dan
pengabdian
kepada 84
masyarakat. Itulah maksud masjid
moyang.
didirikan dengan jiwa yang bersih dan
keberadaan ninik mamak, penghulu
atas dasar taqwa.
dan
5.
R keempat; Rumah Adat dalam
dengan
pembentukan karakter anak
memiliki peran dalam membentuk
Adat
merupakan
bangunan rumah yang mencirikan
yang
Tungku
b. Urgensi
juga
yang Tigo
dikenal
sajarangan
melambangkan
rumah
adat
dalam
pembentukan karakter anak Rumah adat memiliki fungsi
atau khas bangunan suatu daerah di Indonesia
cendekiawan
itu
karakter anak dan kemenakan.
a. Pengertian rumah adat Rumah
Disamping
yang
urgen
dalam
membentuk
kebudayaan dan ciri khas masyarakat
karakter seorang anak. Rumah adat ini
setempat. Indonesia dikenal sebagai
merupakan
negara yang memiliki keragaman dan
sekali dinikmati oleh seorang anak
kekayaan budaya, beneraka ragam
sebelum ia menuju tempat yang
bahasa dan suku dari sabang sampai
lainnya. Diantara fungsi rumah adat
merauke sehingga Indonesia memiliki
adalah :
banyak
1) Rumah Gadang sebagai tempat
koleksi
rumah
adat.
Di
wadah
yang
pertama
Sumatera Barat rumah adatnya adalah
tinggal
bersama,
mempunyai
rumah bagonjong.
ketentuan-ketentuan
tersendiri.
Rumah adat pada term ini bukanlah rumah
bagonjong yang
Jumlah kamar bergantung kepada jumlah perempuan yang tinggal di
terlihat secara kasat mata, tetapi apa
dalamnya.
yang ada dirumah adat tersebut.
dalam kaum tersebut yang telah
Hakikat pembahasan tentang rumah
bersuami
adat ini adalah adat istiadat yang telah
kamar. Sementara perempuan tua
diturun
dan
temurunkan
oleh
nenek
Setiap
perempuan
memperoleh
anak-anak
sebuah
memperoleh 85
tempat di kamar dekat dapur.
dua buah bangunan Rangkiang,
Gadis remaja memperoleh kamar
digunakan untuk menyimpan padi.
bersama di ujung yang lain.
Rumah
2) Seluruh bagian dalam Rumah
Gadang
bangunan
pada
sebelah
sayap
kanan
Gadang merupakan ruangan lepas
kirinya
kecuali kamar tidur. Bagian dalam
anjung(Bahasa Minang: anjuang)
terbagi atas lanjar dan ruang yang
sebagai
ditandai oleh tiang. Tiang itu
bersanding atau tempat penobatan
berbanjar dari muka ke belakang
kepala adat, karena itu rumah
dan dari kiri ke kanan. Tiang yang
Gadang dinamakan pula sebagai
berbanjar dari depan ke belakang
rumah Baanjuang. Anjung pada
menandai lanjar, sedangkan tiang
kelarasan
dari kiri ke kanan menandai ruang.
memakai tongkat penyangga di
Jumlah lanjarbergantung
bawahnya,
pada
terdapat
dan
tempat
ruang
pengantin
Bodi-Chaniago
sedangkan
tidak
pada
besar rumah, bisa dua, tiga dan
kelarasan Koto-Piliang memakai
empat.
tongkat penyangga. Hal ini sesuai
Ruangnya
terdiri
dari
jumlah yang ganjil antara tiga dan
filosofi
sebelas.
golongan ini yang berbeda, salah
3) Rumah Gadang biasanya dibangun
yang
dianut
kedua
satu golongan menganut prinsip
milik
pemerintahan
yang
keluarga induk dalam suku/kaum
menggunakan
anjung
tersebut secara turun temurun dan
memakai tongkat penyangga, pada
hanya dimiliki dan diwarisi dari
golongan lainnya anjuang seolah-
dan kepada perempuan pada kaum
olah mengapung di udara. Tidak
diatas
sebidang
tanah
.
hirarki yang
tersebut Dihalaman depan Rumah
jauh dari komplek Rumah Gadang
Gadang biasanya selalu terdapat
tersebut biasanya juga dibangun 86
sebuah surau kaum yang berfungsi
Tahanan
sebagai tempat ibadah, tempat
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).
pendidikan dan juga sekaligus
Dengan kata lain, Rutan adalah
menjadi
bagian
tempat
tinggal
lelaki
Negara
dari
dan
Lembaga
dewasa kaum tersebut yang belum
Tahanan/Lembaga Penahanan. Secara
menikah.
umum, Rutan dan Lapas adalah dua lembaga
6.
(Rutan)
yang
memiliki
fungsi
R kelima; Rumah Tahanan dalam
berbeda. Berikut ini adalah beberapa
pembentukan karakter anak
perbedaan antara Rutan dengan Lapas:
a. Pengertian rumah tahanan Dalam sistem hukum pidana Indonesia
dikenal
istilah
Rumah
Rutan Tempat
Lapas tersangka/terdakwa
ditahan Tempat
untuk
sementara sebelum keluarnya putusan pembinaan
melaksanakan
Narapidana
dan
Anak
pengadilan yang berkekuatan hukum Didik Pemasyarakatan. tetap
guna
menghindari
tersangka/
terdakwa tersebut melarikan diri atau mengulangi perbuatannya. Yang menghuni Rutan adalah tersangka Yang atau terdakwa Waktu/lamanya
menghuni
Lapas
adalah
pembinaan
adalah
narapidana/terpidana penahanan
adalah Waktu/lamanya
selama proses penyidikan, penuntutan, selama
proses
hukuman/menjalani
87
dan pemeriksaan di sidang pengadilan
sanksi pidana
Tahanan ditahan di Rutan selama proses Narapidana dibina di Lapas setelah penyidikan,
penuntutan,
pemeriksaan Pengadilan
di
Pengadilan
Tinggi,
dan
dan dijatuhi
putusan hakim yang telah
Negeri, berkekuatan hukum tetap
Mahkamah
Agung
pada
b. Urgensi dan upaya rumah tahanan
prinsipnya Rutan dan Lapas memiliki
dalam pembentukan karakter anak
Meski
beberapa antara
berbeda,
persamaan. Rutan
Rumah Tahanan dan Lapas
Kesamaan
dengan
Lapas di
memberikan
peran
yang
sangat
antaranya, baik Rutan maupun Lapas
penting dalam pembinaan anak atau
merupakan Unit Pelaksana Teknis di
narapidana. Artinya, ketika seorang
bawah
anak tidak mendapatkan pembinaan
Direktorat
Jenderal
Pemasyarakatan Departemen Hukum
yang
dan Hak Asasi Manusia (lihat pasal 2
Tangga, Rumah Sekolah, Rumah
ayat [1] PP No. 58 Tahun 1999).
Ibadah ataupun di Rumah Adat, maka
Selain
mereka
itu,
penempatan
penghuni
maksimal
baik
terpaksa
Rumah
mendapatkan
Rutan maupun Lapas sama-sama
pembinaan
berdasarkan
umur,
Tentunya mereka yang dibina di
tindak
Rumah Tahanan adalah mereka yang
jenis
penggolongan
kelamin,
dan
jenis
di
di
pidana/kejahatan (lihat pasal 12 UU
terjebak
No. 12 Tahun 1995 dan pasal 7 PP
melanggar,
No. 58 Tahun 1999).
kejahatan lainnya.
Rumah
Tahanan.
melakukan hal-hal norma,
hokum
yang dan
88
Dalam tersebut
Rutan diberikan
pembinaan. diberikan
dan
Pembinaan sesuai
dengan
Lapas
Pembinaan akan kesadaran
beberapa
berbangsa dan bernegara bertujuan
yang
untuk membentuk kesadaran pada diri
sistem
narapidana
agar
menjadi
warga
narapidana
negara yang baik, taat hukum dan
dididik dan dibimbing serta diarahkan
berbakti pada bangsa dan Negara.
kepada tujuan yang bermanfaat untuk
Pembinaan
dirinya, keluarga dan bagi masyarakat
memberikan
setelah lepas menjalani pidananya.
tertib
Adapun pembinaan yang diberikan
diharapkan agar narapidana nantinya
adalah :
hidup dimasyarakat taat akan hukum
pemasyarakatan
1). Pembinaan
agar
kesadaran
dalam
dilakukan
dengan
pengarahan
hukum
tentang
bermasyarakat,
yang berlaku. 3). Pembinaan terhadap kemampuan
beragama. Pembinaan kesadaran dalam beragama
ini
bertujuan
intelektual. Pembinaan
untuk
menghidupkan, mengembangkan dan
kemampuan
mempertebal kepercayaan terhadap
narapidana
Allah SWT, agar narapidana dapat menyadari
akibat-akibat
dari
terhadap
intelektual
bagi
dilakukan
dengan
memberi
kesempatan
untuk
memperoleh
informasi
dari
luar,
perbuatannya yang salah. Pembinaan
misalnya membaca koran/ majalah,
tersebut dengan melakukan kegiatan
nonton Televisi, mendengarkan radio
sholat dan mendengarkan khutbah
dan sebagainya.
Jum’at secara bersama-sama.
4). Pembinaan bakat olah raga.
2). Pembinaan
kesadaran
berbangsa dan bernegara.
dalam
Pembinaan akan bakat olah raga dilakukan dengan memberikan kesempatan
kepada
narapidana 89
bermain catur, dan bulu tangkis pada
yang wajib dikembangkan ke arah
sore hari.
yang lebih baik. Tanggung jawab
5). Pembinaan keterampilan atau skill.
pendidikan anak adalah tanggung
Sebagai upaya pembinaan
jawab orang tua, namun anak juga
narapidana dalam menghadapi masa
termasuk anggota masyarakat yang
bebasnya nanti, mereka diberikan
hidup
pembinaan
heterogen.
kemandirian
berupa
ketrampilannya,
seperti
lingkungan
yang
Anak sebagai harapan orang
kegiatan ketrampilan sesuai bakat atau
dalam
tua,
bangsa
dan
Negara
harus
pembuatan keset dan pertukangan
memiliki karakter yang baik, karena
kayu/ meubel ( kursi, meja, dan
dengan karakter yang baiklah bangsa
lemari) yaitu kegiatan ketrampilan
ini akan berdiri dengan kokoh dan
yang pernah diberikan pelatihan oleh
dihargai oleh bangsa lain. Untuk
Loka Latihan Kerja Industri sebagai
mewujudkan bangsa yang kokoh dan
bekal narapidana menempuh hidup
dihargai oleh bangsa lain, maka
dimasa depan.
setidaknya ada lima unsur yang harus
C. KESIMPULAN
berperan dan harus bersinergi dalam
Karakter adalah bukanlah
pembinaan dan pembentukan karakter
sesuatu hal yang diwariskan secara
seorang, yaitu Rumah Tangga, Rumah
turun temurun dari seorang generasi
Sekolah, Rumah Ibadah, Rumah Adat
ke generasi, tetapi karakter adalah
dan terakhir adalah Rumah Tahanan.
sesuatu hal yang harus dibentuk
Semua unsur rumah tersebut
dengan usaha sadar dan terencana.
harus bersinergi dalam pembinaan
Anak
dan
bukanlah
miniature
orang
pembentukan
karakter
anak,
dewasa, ia adalah raw materi yang
ketika anak tidak mendapatkan binaan
memiliki kemampuan dan potensi
dan bimbingan dari Rumah Tangga, 90
di sekolahpun tidak, apalagi tidak pernah ke Masjid serta jauh dari norma adat dan istiadat, maka Rumah Tahananlah yang akan memberikan binaan
dan
bimbingan
kepada
mereka. Daftar Referensi Al Thabary. Tarikh al Umam wal Mulk. (Bairut: Dar al Fikr. 1979). al
Shadiq, Argun, Muhammad. Rasulullah Saw. (terj.) (Beirut: Dar al Qalam. tt, )
al
Husaini al Hamidi. Riwayat Kehidupan Nabi Besar Muhammad Saw. (Bandung: Pustaka Hidayah. 2009). al Mubarakfury, Shafiyyurrahman. Ar Rahiq al Makhtum. (terj.). (Riyadl: Dar al Islam. 1994), An
Nahlawi, Abdurrahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat. (Jakarta: Gema Insani Press. 1996),
------------------------------------,. Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam. (Bandung: Diponegoro. 1989).
Ayub, Mohammad. Manajemen Masjid: Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus. (Jakarta: Gema Insani Press. 1996). Efendi, Hasibuan, Zainal. Profil Rasulullah Sebagai Pendidik Ideal: Telaah Pola Pendidikan Islam Era Rasulullah Fase Mekkah dan Madinah dalam Samsul Nizar. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2009). Ghazalba, Sidi. Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam. (Pustaka Antara: Jakarta. 1983). Hasan Bilgrami dan Sayyid Ali Asyraf, Hamid. Konsep Universitas Islam. (Yogyakarta: Tiara Wacana. 1989). Langgulung, Hasan. Asas-asas Pendidikan Islam. (Jakarta: Pustaka Al Husna. 1988). Munawwir. A.W, Kamus alMunawwir Arab-Indonesia. (Pustaka Progresif: Surabaya. 1997). Nisar, Samsul. Sejarah Pendidikan Islam (Menelusuri jejak sejarah pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia). (Jakarta: Kencana. 2007). Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan,
91
Syafii, Antonio, Muhammad. Muhammad Saw: The Super Leader Super Manager. (Jakarta: Tazkia Publising. 2009). Sa’id, Ramadhan, Al Buthy, Muhammad. Sirah Nabawiyah: Analisis Ilmiah Manhajiah Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah Saw. (Jakarta: Rabbani Press. 2010). Makdisi, George. Religion, Law and Learning Classical Islam. Viriorum: (Philadelpa. 1990.) Shihab, Quraish. Wawasan Al Qur’an. (Bandung: Mizan. 1996). Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam, Zuhairini. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara. 1995.) Zainuddin, Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali (Jakarta : Bumi Aksara, 1994)
92
PENDIDIKAN KEMASYARAKATAN MENURUT AL-QUR’AN Oleh: Muhammad Kosim1 Kasi Al Qur’an merupakan kitab suci yang komlik, mencakup semua sisi kehidupan baik kehidupan secara dunia maupun kehidupan akhirat. Untuk itu Al Qur’an juga mengatur kehidupan bermasyarakat diantaranya adalah: Pandangan Al Qur’an terhadap masyarakat dan Pandangan Al Qur’an tentang konsep dasar pendidikan kemasyarakatan dibidang tujuan, lembaga pendidikan dan prinsipprinsip dasarnya. Tujuan pendidikan adalah mewujudkan masyarakat yang ideal sebagaimana disaratkan dalam Al Qur’an. Potret masyarakat ideal yang diinginkan adalah, Ummah Wahidah, Ummah Wasathan,Ummatun Muqtasidah, Khairu Ummah dan Baldatun Thayyibah. Diantara lembaga Pendidikan kemasrakatan menurut Al Qur’an adalah masjid, dimasjid akan diajarkan masyarakat yang baik, supaya memenuhi prinsip-prinsip pendidikan kemasyarakatan diantaranya adalah: Setiap mukmin bersaudara, setiap anggota masyarakat bertanggungjawab dalam mewujudkan masyarakat yang berperadapan, masyarakat secara kolektif bertanggungjawab terhadap prilaku anggota masyarakat secara Individu, penegakan amalmakruf Nahimunkar,saling menasehati dan tolong menolong, prinsip toleransi dan prinsip musyawarah sebagai upaya pemecahan masalah
Kata Kunci: Pendidikan, kemasyarakatan dan pendidikan Kemasyarakatan dalam Al Qur’an 1
Tamatan, S.3 Pascasarjana IAIN “IB” Padang , Dosen Prodi PAI STAI Solok Nan Indah 93
berperadaban
A. Pendahuluan Al-Qur’an
mengandung
akan
menghasilkan
pula pendidikan yang berkualitas. Oleh
ajaran yang komprehensif, universal
karena
dan menyentuh kehidupan umat
Islam
manusia
lintasan
Qur’an dan Sunnah, maka perlu
hanya
dilakukan kajian yang mendalam
dalam
zaman.
setiap
Al-Qur’an
berbicara
tentang
tidak
hukum-hukum
berlandaskan
pendidikan
tentang
kepada
masyarakat
dalam Dengan
dalam beribadah mahdhah, akan
pandangan
al-Qur’an.
tetapi
memahami
konsep
kandungannya
mencakup
al-
masyarakat
setiap kebutuhan manusia. Salah satu
dalam kitab tersebut, akan dikaji
di
tentang
bagaimana peran pendidikan yang
masyarakat sebagai kelompok yang
ideal dalam mewujudkan masyarakat
terdiri dari beberapa individu dengan
sebagaimana yang dikehendaki-Nya;
corak budaya yang beraneka ragam.
sebaliknya, perlu pula melihat peran
antaranya
adalah
Dalam konteks pendidikan Islam,
pengkajian
masyarakat
perlu
terhadap
masyarakat
pendidikan dengan masyarakat itu
pendidikan yang bermutu. B. Rumusan
menghasilkan
memiliki Sebaliknya,
masyarakat peradaban masyarakat
tatanan yang tinggi. yang
dan
Batasan
Masalah Makalah
sendiri. Pendidikan yang berkualitas
kehidupan
perwujudan
dilakukan
mengingat adanya keterkaitan antara
akan
terhadap
menguraikan
ini
akan
beberapa
kajian
pendidikan kemasyarakatan dalam perspektif masalah
al-Qur’an. yang
dibahas
Adapun dalam
makalah ini adalah: "Bagaimanakah
94
pandangan
al-Qur'an
Masyarakat
tentang
adalah
kumpulan sekian banyak individu --
pendidikan kemasyarakatan?". Agar pembahasan makalah
kecil atau besar-- yang terikat oleh
ini lebih fokus dan terarah, perlu
satuan, adat, ritus atau hukum khas,
membuat batasan masalah, yaitu:
dan
1.
Bagaimanakah pandangan al-
satu
Qur'an tentang masyarakat?
definisinya.
Bagaimanakah pandangan al-
yang digunakan Al-Quran untuk
Qur'an tentang konsep dasar
menunjuk kepada masyarakat atau
pendidikan kemasyarakatan di
kumpulan manusia. Antara lain:
bidang
lembaga
qawm, ummah, syu'ub, dan qabail.
pendidikan, dan prinsip-prinsip
Di samping itu, Al-Quran juga
dasarnya?
memperkenalkan masyarakat dengan
2.
tujuan,
hidup
bersama.
Demikian
sekian
banyak
dari
Ada
beberapa kata
penulis
sifat-sifat tertentu, seperti al-mala',
menyadari bahwa dari beberapa
al-mustakbirun, al-mustadh'afun, dan
literatur pendidikan Islam yang ada,
lain-lain. Manusia adalah "makhluk
kajian dalam makalah ini sulit
sosial". Ayat kedua dari wahyu
ditemui. Untuk itu, diskusi yang
pertama
mendalam,
argumentatif
Muhammad Saw., dapat dipahami
berkelanjutan
sangat
Kemudian,
dan
diharapkan
sehingga ditemukan konsep yang utuh
tentang
pendidikan
kemasyarakatan.
sebagai
al-Qur’an
salah
diterima
satu
ayat
Nabi
yang
menjelaskan hal tersebut. ÇËÈ @,n=tã ô`ÏB z`»|¡SM}$# t,n=y{ Ayat di atas bukan diartikan
C. Masyarakat dalam Perspektif
yang
sebagai
saja
"menciptakan
manusia dari segumpal darah" atau "sesuatu
yang
berdempet
di 95
dinding rahim", tetapi juga dapat
demikian dapat dikatakan bahwa,
dipahami
menurut Al-Quran, manusia secara
dinding
sebagai dalam
"diciptakan
keadaan
selalu
fitri adalah
makhluk
sosial dan
bermasyarakat
merupakan
bergantung kepada pihak lain atau
hidup
tidak dapat hidup sendiri. Ayat lain
satu
dalam konteks ini adalah surat Al-
Kemudian, dalam al-Qur'an juga
Hujurat ayat 13.
ditemukan
ْس ِإﻧﱠﺎ َﺧ َﻠ ْﻘﻨَﺎﻛُﻢ ﻣﱢﻦ َذ َﻛﺮٍ َوأُﻧﺜَﻰ َو َﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎﻛُﻢ ُ ﯾَﺎ أَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﻨ ﱠﺎ ْﷲ َأ ْﺗﻘَﺎﻛُﻢ ِ ﺷﻌُﻮﺑﺎً َو َﻗﺒَﺎ ِﺋ َﻞ ِﻟﺘَﻌَﺎ َرﻓُﻮا ِإ ﱠن أَ ْﻛ َﺮ َﻣ ُﻜ ْﻢ ﻋِﻨ َﺪ ﱠ ُ ﷲَ َﻋﻠِﯿ ٌﻢ َﺧﺒِﯿ ٌﺮ إِنﱠ ﱠ Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
memiliki
keniscayaan
bagi merekan.
beberapa
term
kesamaan
arti
masyarakat.
Ali
Nurdin,
bukunya
Quranic
yang dengan dalam
Society,
menyebutkan ada 12 term yang menunjuk pada masyarakat, yaitu: Qaum, Ummah, Sya'b, Qabilah, Firqah,
Thaifah,
Hizb,
Fauj,
ungkapan yang diawali dengan Ahl, ungkapa yang diawali dengan Alu, al-Nas, dan Asbath. Istilah-istilah menunjukkan
bahwa
ini masyarakat
mendapat perhatian khusus dalam alDalam secara manusia
ayat
tegas dinyatakan
tersebut bahwa
diciptakan terdiri dari
lelaki dan perempuan, bersuku-suku dan
berbangsa-bangsa,
mereka saling
agar
mengenal. Dengan
Qur'an. Oleh karena itu, setiap individu sebagai anggota masyarakat tertentu
harus
berupaya
untuk
mewujudkan masyarakat yang baik dalam ridha Allah SWT dengan tetap menjalakan
perannya
sebagai 96
makhluk
sosial.
Untuk
mendidik
kemampuan
anggota
mempertahankan eksistensi manusia
masyarakatnya
sebagai
dapat hidup dengan layak dan
makhluk
diperlukan
sosial
pendidikan
ini,
sehingga
sehingga
menghasilkan
mereka
peradaban
yang
interaksi antara yang satu dengan
tinggi, atau juga adanya hukum
lainnya
kemasyarakatan
dalam
suatu
komunitas
yang
bersifat
masyarakat dapat terjalin secara
edukatif. Semua ini berangkat dari
harmonis.
kesadaran bahwa tanpa pendidikan,
Pendidikan
kemasyarakatan dilihat
dari
tersebut
isyarat-isyarat
dapat
masyarakat
yang
yang
tinggi niscaya mustahil diraih. Seperti
terdapat dalam al-Qur'an yang akan
berperadaban
yang
telah
disinggung di bagian pendahuluan,
dijelaskan berikut ini.
secara eksplisit al-Qur'an memang D. Konsep
Dasar
Pendidikan
Kemasyarakatan
dalam
Perspektif al-Qur'an Istilah
community
Pendidikan
kemasyarakatan, akan tetapi secara implisit dapat ditemukan beberapa
pendidikan
masyarakat biasanya dikenal juga dengan
tidak berbicara tentang pendidikan
education.
kemasyarakatan
isyarat
tentang
pendidikan
kemasyarakataan. Isyarat pendidikan kemasyarakatan
tersebut
akan
diuraikan sebagai berikut.
merupakan kepedulian masyarakat terhadap
perkembangan
dan
peningkatan pendidikan. Kepedulian
1.
Tujuan
Pendidikan
Kemasyarakatan
adanya
Berbicara tentang tujuan
lembaga-lembaga pendidikan yang
pendidikan Islam, al-Qur'an menjadi
didesain sedemikian rupa untuk
landasan
tersebut
bisa
berupan
ideal
dan
memberikan
97
arahan secara jelas tentang tujuan tersebut, seperti mewujudkan peserta didik
yang
berilmu
beriman,
bertakwa,
pengetahuan,
mampu
menjalankan tugasnya sebagai abd Allah dan khalifah fi al-ard, serta memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat, dan sebagainya. Namun, dalam konteks masyarakat, tujuan pendidikan
adalah
mewujudkan
masyarakat yang ideal sebagaimana yang diisyaratkan dalam al-Qur'an. Adapun potret masyarakat ideal yang diinginkan tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Ummah Wahidah Secara sederhana ummah
wahidah
berarti
sekelompok
manusia atau masyarakat yang satu. Setidaknya istilah ini ditemukan dalam al-Qur'an sebanyak 9 kali2 antaranya surat al-Baqarah/2 ayat 213: 2
Ibid., hal. 100
z`¿ÍhÎ;¨Y9$# ª!$# y]yèt7sù ZoyÏnºur Zp¨Bé& â¨$¨Z9$# tb%x.
|=»tGÅ3ø9$# ãNßgyètB tAtRr&ur tûïÍÉYãBur úïÌÏe±u;ãB
(#qàÿn=tF÷z$# $yJÏù Ĩ$¨Z9$# tû÷üt/ zNä3ósuÏ9 Èd,ysø9$$Î/
.`ÏB çnqè?ré& tûïÏ%©!$# wÎ) ÏmÏù y#n=tG÷z$# $tBur 4 ÏmÏù
( óOßgoY÷t/ $Jøót/ àM»oYÉit6ø9$# ÞOßgø?uä!%y` $tB Ï÷èt/
(#qàÿn=tF÷z$# $yJÏ9 (#qãZtB#uä úïÏ%©!$# ª!$# yygsù
`tB Ïôgt ª!$#ur 3 ¾ÏmÏRøÎ*Î/ Èd,ysø9$# z`ÏB ÏmÏù
ÇËÊÌÈ ?LìÉ)tGó¡B :ÞºuÅÀ 4n<Î) âä!$t±o
Artinya: Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi 98
petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus. Ayat ini menjelaskan secara tegas bahwa manusia dari dulu hingga kini adalah menciptakan makhluk
satu. Allah
mereka sosial
sebagai
yang
saling
membutuhkan antara satu dengan lainnya.
Namun,
menciptakan
Allah
mereka
juga dengan
beragam perbedaan, baik profesi, karakter, suku, adat, dan sebagainya. Perbedaan itu bisa menimbulkan perpecahan dan permusuhan. Oleh karena itu, Islam mengajarkan agar sesama manusia dapat bersatu, selain kembali kepada fitrah yang hanif, juga
bersatu
persaudaraan
dengan
nilai-nilai
dalam
kebajikan.
Dengan demikian, tujuan pendidikan kemasyarakatan adalah mewujudkan persatuan
yang
didasari
paradigma
ummah
wahidah
sebagaimana yang telah diisyaratkan dalam al-Qur'an. b. Ummah Wasathan Ummah wasathan adalah masyarakat moderat
atau
yang
pertengahan,
masyarakat
yang
berkeadilan. Makna ini bisa dilihat dari arti wasath yang terulang sebanyak lima kali dalam al-Qur'an, semuanya pertengahan.
menunjuk
arti
Adapun ayat
yang
mengungkapkan ummah wasathan ini adalah surat al-Baqarah/2 ayat 143: (#qçRqà6tGÏj9 $VÜyur Zp¨Bé& öNä3»oY=ù yèy_ y7Ï9ºxx.ur
öNä3ø=n tæ ãAqߧ9$# tbqä3tur Ĩ$¨Y9$# n?tã uä!#ypkà
!$pkö=n tæ |MZä. ÓÉL©9$# s's#ö7É)ø9$# $oY=ù yèy_ $tBur 3 #YÎgx©
Ü= =Î s)Zt `£JÏB tAqߧ9$# ßìÎ6®Kt `tB zN=n ÷èuZÏ9 wÎ)
n?tã wÎ) ¸ouÎ7s3s9 ôMtR%x. bÎ)ur 4 Ïmøt7É)tã 4n?tã
yìÅÒãÏ9 ª!$# tb%x. $tBur 3 ª!$# yyd tûïÏ%©!$#
oleh 99
ÒOÏm§ Ô$râäts9 Ĩ$¨Y9$$Î/ ©!$# cÎ) 4 öNä3oY»yJÎ)
ÇÊÍÌÈ
berlebihan, akan tetapi berada pada pertengahan dan seimbang. Begitu pula aktivitas mereka senantiasa
Artinya: Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilih anagar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa Amat berat, kecuali bagi orangorang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyianyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
seimbang antara kehidupan duniawi
Masyarakat yang adil atau
×ÏVx.ur ( ×oyÅÁtFø)B ×p¨Bé& öNåk÷]ÏiB 4 OÎgÎ=ã_ör& ÏMøtrB
pertengahan dalam term ini juga menunjukkan
bahwa
kehidupan
masyarakat tidak cenderung kepada kehidupan
materialisme
secara
dan ukhrawi. Bahkan, dalam konteks menghadapi perbedaan dengan umat lain, umat Islam senantiasa terbuka, dapat berdialog dan berinteraksi dengan semua pihak secara adil. Kondisi masyarakat seperti inilah yang menjadi salah satu tujuan pendidikan kemasyarakatan. c.
Ummatun Muqtashidah Istilah
ummatun
muqtashidah merupakan masyarakat yang hemat dan tidak berlebihlebihan. Istilah ini dapat dilihat dalam surat al-Maidah/5 ayat 66: tAÌRé& !$tBur @ÅgUM}$#ur sp1uöqG9$# (#qãB$s%r& öNåk¨Xr& öqs9ur
`ÏBur óOÎgÏ%öqsù `ÏB (#qè=2V{ öNÍkÍh5§ `ÏiB NÍkös9Î) ÇÏÏÈ tbqè=yJ÷èt $tB uä!$y öNåk÷]ÏiB
Artinya: Dan Sekiranya mereka sungguh-sungguh 100
menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. diantara mereka ada golongan yang pertengahan. dan Alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka. Makna pertengahan,
masyarakat
hemat
atau
tidak
berlebihan dalam ayat di atas adalah segolongan kelompok yang berlaku pertengahan
dalam
melakukan
agamanya, tidak berlebihan juga tidak melalaikan. Mereka senantiasa jujur
dan
berlaku
adil,
tidak
menyimpang dari ajaran agamanya. Kondisi
masyarakat
seperti
ini
termasuk dalam kategori masyarakat ideal. Istilah ini ditemukan dalam surat Ali Imran/3 ayat 10: tbrâßDù's? Ĩ$¨Y=Ï9 ôMy_Ì÷zé& >p¨Bé& uöyz öNçGZä.
Ìx6ZßJø9$# Ç`tã cöqyg÷Ys?ur Å$rã÷èyJø9$$Î/
ã@÷dr& ÆtB#uä öqs9ur 3 «!$$Î/ tbqãZÏB÷sè?ur
ãNßg÷ZÏiB 4 Nßg©9 #Zöyz tb%s3s9 É=»tGÅ6ø9$# ÇÊÊÉÈ tbqà)Å¡»xÿø9$# ãNèdçsYò2r&ur cqãYÏB÷sßJø9$#
Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orangorang yang fasik.
merupakan potret masyarakat ideal
Ali Nurdin menyebutkan
yang juga menjadi tujuan dari
bahwa khairu ummah adalah bentuk
pendidikan kemasyarakatan.
ideal
masyarakat
identitasnya d. Khairu Ummah Khairu umat
terbaik
keimanan,
Ummah atau
berarti
unggul
Islam
yang
berupa
integritas
komitmen
kontribusi
positif kepada kemanusiaan secara
dan 101
universal
dan
loyalitas
yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun".
pada
kebenaran dengan aksi amr ma'ruf nahi munkar. Masyarakat seperti ini juga
menjadi
tujuan
Jika dilihat konteks ayat di
dalam atas,
pendidikan kemasyarakatan.
negeri
thayyibatun e.
terwujud
Baldatun Thayyibah
wa
dari
yang
baldatun
rabbun masyarakat
ghafur yang
Pendidikan kemasyarkatan
beriman, taat menjalankan perintah
juga bertujuan untuk mewujudkan
Allah SWT dan senantiasa bersyukur
masyarakat
baldatun
kepada-Nya. Negeri yang thayyyib
ghafur.
adalah negeri yang aman sentosa,
pendidikan
melimpah rezekinya dapat diperoleh
kemasyarakat yang kelima ini dapat
secara mudah oleh penduduknya,
dilihat dalam surat Saba'/34 ayat 15:
serta
Èb$tG¨Yy_ ( ×pt#uä öNÎgÏYs3ó¡tB Îû :*t7|¡Ï9 tb%x. ôs)s9
harmonis kesatuan dan persatuan
tayyibatun Rumusan
yang wa
rabbun
tujuan
öNä3În/u É-øÍh `ÏB (#qè=ä. ( 5A$yJÏ©ur &ûüÏJt `tã
ÇÊÎÈ Öqàÿxî ;>uur ×pt6ÍhsÛ ×ot$ù#t/ 4 ¼çms9 (#rãä3ô©$#ur
Artinya: Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri
antar
terjalin
anggota
pula
hubungan
masyarakatnya.
Sementara kata wa rabbun ghafur mengisyaratkan
bahwa
satu
masyarakat tidak luput dari dosa dan kedurhakaan, meskipun dalam porsi yang kecil. Namun Allah tetap mengampuni keimanan
mereka dan
ketaatan
dengan yang
dilakukan oleh anggota masyarakat secara umum.
102
mereka disebabkan perbuatannya.
Kondisi masyarakat ini juga bisa disebut dengan masyarakat
Dengan
madani, sebagaimana yang pernah
keimanan
yang
terwujud pad masa Nabi Muhammad
kuat, akan menjadikan seseorang
SAW saat memipin Madinah al-
selalu merasa aman dan optimis dan
Munawwarah. Dengan
hal ini akan mengantarkan seseorang
rumusan
tujuan
demikian, pendidikan
hidup
tenang
dan
dapat
dalam
setiap
kemasyarakatan yang kedua ini erat
berkonsentrasi
kaitannya dengan rumusan tujuan
aktivitasnya. Sedangkan ketakwaan
pertama.
penduduk suatu negeri menjadikan Kelima tujuan pendidikan
mereka
bekerja
sama
dalam
kemasyarakatan di atas, haruslah
kebajikan—termasuk pendidikan—
didasari
keimanan
dan
dan
dimiliki
oleh
mengelola bumi serta menikmatinya
masyarakat itu sendiri. Pentingnya
bersama. Semakin kukuh kerjasama
masyarakat
dan
dan semakin tenang jiwa, maka
bertakwa ini diungkapkan dalam
semakin banyak pula yang dapat
surat al-A'raf/7 ayat 96.
diraih dari alam raya ini. Oleh
َوﻟَﻮْ أَ ﱠن أَ ْھ َﻞ ا ْﻟﻘُﺮَى آ َﻣﻨُﻮاْ وَاﺗﱠﻘَﻮاْ َﻟ َﻔﺘَﺤْ ﻨَﺎ َﻋ َﻠ ْﯿﮭِﻢ ض َوﻟَـﻜِﻦ َﻛ ﱠﺬﺑُﻮ ْا ِ ْﺴﻤَﺎ ِء وَاﻷَر ت ﻣﱢﻦَ اﻟ ﱠ ٍ ﺑَ َﺮﻛَﺎ ََﻓﺄَ َﺧ ْﺬﻧَﺎھُﻢ ﺑِﻤَ ﺎ ﻛَﺎﻧُﻮ ْا َﯾ ْﻜ ِﺴﺒُﻮن Artinya: Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa
karena itu, masyarakat yang beriman
dengan
ketakwaan
yang
yang
beriman
tolong
menolong,
dalam
dan bertakwa akan memperoleh berkah dari Allah SWT. Jadi, kemasyarakatan menginginkan
tujuan pada
pendidikan akhirnya
masyarakat
yang
beriman dan bertakwa. Sengaja atau hanya kebetulan, konsep ini relevan 103
kemudian
Islam. Bahkan untuk melaksanakan
dirumuskan oleh Sistem Pendidikan
pendidikan Islam, Rasulullah SAW
Nasional pada pasal 3 berkenaan
telah membuat kebijakan mendasar
dengan tujuan pendidikan nasional
dengan membangun masjid Quba,
yaitu:
sebuah kota yang terletak dekat
dengan
apa
yang
...bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2.
Masjid
sebagai
Lembaga
Pendidikan Kemasyarakatan
dengan Madinah dan dilanjutkan dengan
membangun
Madinah.
Masjid
masjid inilah
di yang
selanjutnya digunakan sebagai pusat kegiatan pendidikan dan dakwah, sejalan
dengan
dengan
berkembangnya Islam di Madinah yang semakin pesat. Melalu masjid Rasulullah
SAW
pembinaan
moral,
melakukan spiritual,
Jika ditinjau dari makna
mengajarkan agama kepada kaum
harfiah, masjid adalah "tempat untuk
Muhajirin dan Anshar, membina
bersujud". Namun dilihat dari makna
sikap kebangsaan (nation building).
terminologi,
Tegasnya,
masjid
merupakan
masjid
merupakan
tempat khusus untuk melakukan
lembaga pendidikan yang efektif
berbagai
untuk menghimpun potensi ummat.
aktivitas
yang
bernilai
ibadah dalam arti yang luas.
Masjid
sebagai
lembaga
Salah satu bentuk aktivitas
pendidikan kemasyarakatan tersirat
ibadah tersebut adalah pendidikan.
dalam firman Allah SWT surat at-
Hal ini telah dipraktekkan pada era
Taubah/9 ayat 18:
awal
perkembangan
pendidikan 104
«!$$Î/ ÆtB#uä ô`tB «!$# yÉf»|¡tB ãßJ÷èt $yJ¯RÎ) tA#uäur
no4qn=¢Á9$#
tP$s%r&ur
ÌÅzFy$#
ÏQöquø9$#ur
#|¤yèsù ( ©!$# wÎ) |·øs óOs9ur no4q2¨9$#
ÇÊÑÈ úïÏtFôgßJø9$# z`ÏB (#qçRqä3t br& y7Í´¯»s9'ré&
Artinya: Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. Hamka
menyebutkan
beribadat." Masjid sebagai tempat ibadah yang dimaksud bukan dalam artian sempit, tetapi ibadah dalam artian luas, termasuk menjadikannya sebagai
pusat
pendidikan
atau
sebagai lembaga pendidikan untuk membina umat. Abdurrahman menyebutkan
an-Nahlawi
bahwa
implikasi
masjid sebagai lembaga pendidikan Islam adalah: pertama, mendidik peserta didik untuk tetap beribadah kepada
Allah
SWT;
kedua,
menanamkan rasa cinta kepada ilmu pengetahuan
dan
menanamkan
solidaritas sosial, serta menyadarkan
bahwa memakmurkan masjid, atau
hak-hak
meramaikan masjid ialah "selalu
kewajibannya sebagai insan pribadi,
menghidupkan jamaah di dalamnya,
sosial dan warga negara; ketiga,
tempat
memberikan
beribadah
di
dalamnya,
dan
rasa
kewajiban-
ketentraman,
berkhidmat kepadanya, memelihara
kekuatan, dan kemakmuran potensi-
dan
potensi
mengasuhnya,
rohani
manusia
melalui
membersihkannya dan memperbaiki
pendidikan kesabran, perenungan,
kalai ada yang rusak, mencukupkan
optimisme,
mana
penelitian.
yang
berziarah
kekuarangan, kepadanya
dan
dan
mengadakan
untuk 105
diperlukan
persaudaraan yang ada di antara
kreatifitas dan inovasi masyarakat
mereka, maka permusuhan harus
untuk
masjid
dihindari. Jika ada pertikaian di
pendidikan
antara mereka, maka yang lainnya
Untuk
itu,
memberdayakan
sebagai
lembaga
kemasyarakatan
sehingga
pendidikan
untuk
masyarakat
yang
bertakwa
serta
tujuan
mewujudkan beriman negeri
dan yang
harus tampil sebagai penengah untuk mendamaikan
mereka.
Al-Qur'an
juga menuntun mereka agar tidak saling
menghina
dan
mencari
tayyibatun wa rabbun ghafur dapat
kesalahan antara yang satu dengan
diraih.
lainnya. Ajaran ini ditegaskan dalam
3.
Prinsip-prinsip
Pendidikan
Kemasyarakatan Untuk pendidikan
mewujudkan
kemasyarakatan
yang
baik, perlu diperhatikan beberapa prinsip di bawah ini. a.
Setiap
Mukmin
adalah
Saudara Al-Qur'an
menegaskan
bahwa setiap mukmin bersaudara. Konsep persaudaran sesama mukmin ini menjadi prinsip utama dalam pendidikan kemasyarakatan. Tanpa persaudaraan, mustahil masyarakat yang berkualitas dapat ditegakkan. Dengan
menyadari
ikatan
surat al-Hujurat/49 ayat 10-12: ِإﻧﱠﻤَﺎ ا ْﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻨ ُﻮنَ إِﺧْ َﻮة ٌ َﻓﺄ َﺻْ ِﻠﺤُﻮا َﺑﯿْﻦَ َأ َﺧ َﻮ ْﯾ ُﻜ ْﻢ وَ اﺗﱠﻘُﻮا ﯾَﺎ أَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ آ َﻣﻨُﻮا َﻻ َﯾ ْﺴ َﺨ ْﺮ. َﷲ َﻟ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗ ُﺮْ َﺣﻤُﻮن َﱠ ﻗَﻮ ٌم ﻣﱢﻦ ﻗَﻮْ ٍم َﻋﺴَﻰ أَن َﯾﻜُﻮﻧُﻮا َﺧﯿْﺮاً ﱢﻣ ْﻨﮭُ ْﻢ و ََﻻ ﻧِﺴَﺎء ﻣﱢﻦ ﱢﻧﺴَﺎء َﻋﺴَﻰ أَن َﯾ ُﻜ ﱠﻦ َﺧﯿْﺮاً ﱢﻣ ْﻨﮭ ُ ﱠﻦ و ََﻻ ﺗ َ ْﻠ ِﻤﺰُوا ق ُ ب ِﺑﺌْﺲَ ا ِﻻ ْﺳ ُﻢ ا ْﻟﻔُﺴُﻮ ِ ِﺎﻷ ْﻟﻘَﺎ َ ْ أَﻧﻔُ َﺴ ُﻜ ْﻢ و ََﻻ َﺗﻨَﺎﺑَﺰُوا ﺑ ﯾَﺎ. َﻚ ھُﻢُ اﻟﻈﱠﺎﻟِﻤُﻮن َ َﺑ ْﻌ َﺪ ْاﻹِﯾﻤَﺎ ِن َوﻣَﻦ ﻟﱠ ْﻢ َﯾﺘُﺐْ َﻓﺄ ُوْ َﻟ ِﺌ َأَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ آ َﻣﻨُﻮا اﺟْ َﺘ ِﻨﺒُﻮا َﻛﺜِﯿﺮ ًا ﻣﱢﻦَ اﻟﻈﱠﻦﱢ إِ ﱠن ﺑَﻌْﺾ ﻀﻜُﻢ َﺑﻌْﻀ ًﺎ ُ ﺴﺴُﻮا و ََﻻ َﯾ ْﻐﺘَﺐ ﺑﱠ ْﻌ اﻟﻈﱠﻦﱢ ِإ ْﺛ ٌﻢ و ََﻻ َﺗ َﺠ ﱠ َُأﯾُﺤِ ﺐﱡ َأ َﺣ ُﺪ ُﻛ ْﻢ أَن ﯾَ ْﺄ ُﻛ َﻞ ﻟَﺤْ َﻢ َأﺧِﯿ ِﮫ َﻣﯿْﺘﺎً ﻓَ َﻜ ِﺮ ْھﺘُﻤُﻮه ﷲ َﺗﻮﱠابٌ رﱠﺣِﯿ ٌﻢ َ ﷲ ِإ ﱠن ﱠ َ وَ اﺗﱠﻘُﻮا ﱠ Artinya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan 106
yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purbasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
b. Setiap Anggota Masyarakat Bertanggungjawab Mewujudkan
dalam
Masyarakat
yang Berperadaban Prinsip kedua yang perlu diperhatikan
dalam
kemasyarakatan tanggung
jawab
pendidikan
adalah
adanya
masing-masing
anggota masyarakat sebagai individu untuk mewujudkan masyarakat yang beradaban dalam ridha dan ampunan Allah SWT (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur). Tanggung jawab itu dapat dilihat dari adanya hukum perubahan yang disinggung dalam al-Qur'an surat ar-Ra’du/13 ayat 11: ْﷲَ ﻻَ ﯾُ َﻐ ﱢﯿ ُﺮ ﻣَﺎ ﺑِﻘَﻮْ مٍ َﺣﺘﱠﻰ ﯾُ َﻐﯿﱢﺮُو ْا ﻣَﺎ ﺑِﺄَ ْﻧﻔُﺴِ ﮭِﻢ ّ إِنﱠ Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang terdapat pada (keadaan) satu kaum (masyarakat), sehingga mereka mengubah apa yang terdapat dalam diri (sikap mental) mereka. Menurut Quraish Shihab dalam bukunya ”Membumikan al107
dilakukan Tuhan terjadi secara pasti melalui hukumhukum masyarakat yang ditetapkan-Nya. Hukumhukum tersebut tidak memilih kasih atau membedakan antara satu masyarakat/kelompok dengan masyarakat/kelompok lain ...
Qur’an”, perubahan yang terjadi di tengah-tengah perspektif
masyarakat al-Qur’an
dalam harus
memenuhi dua syarat pokok, yaitu: (a) adanya nilai atau ide, dan (b) adanya
pelaku-pelaku
yang
menyesuaikan diri dengan nilai-nilai tersebut. Dalam perspektif Islam,
Ma
anfusihim
yang
alih sendiri oleh Allah SWT melalui
diterjemahkan dengan "apa
yang
petunjuk-petunjuk al-Qur’an serta
terdapat dalam diri mereka", terdiri
penjelasan dari Rasulullah SAW,
dari dua unsur pokok, yaitu nilai-
walaupun masih bersifat umum dan
nilai yang dihayati dan iradah
memerlukan penjelasan yang lebih
(kehendak)
rinci dari manusia.
keduanya
syarat pertama tentu telah diambil
bi
manusia.
Perpaduan
menciptakan
kekuatan
Mengenai dua syarat pokok
pendorong guna melakukan sesuatu.
tersebut, juga tergambar dalam ayat
Kemudian ayat di atas berbicara
di atas. Lebih lanjut Quraish Shihab
tentang manusia dalam keutuhannya,
menegaskan:
dan dalam kedudukannya sebagai
Ayat ini berbicara tentang dua macam perubahan dengan dua pelaku. Pertama, perubahan masyarakat yang pelakunya adalah Allah, dan kedua perubahan keadaan diri manusia (sikap mental) yang pelakunya adalah manusia. Perubahan yang
kelompok/masyarakat,
bukan
sebagai wujud individual. Dipahami demikian, karena pengganti nama pada
kata
mereka)
anfusihim
tertuju
(diri-diri
kepada
qawm
(kelompok/masyarakat). Ini berarti bahwa
seseorang,
betapapun 108
hebatnya,
tidak dapat melakukan
perubahan, kecuali setelah ia mampu
ض إ ﱠِﻻ آﺗِﻲ ِ ْﺴﻤَﺎ َواتِ و َْاﻷَر إِن ُﻛ ﱡﻞ ﻣَﻦ ﻓِﻲ اﻟ ﱠ وَ ُﻛ ﱡﻠﮭُ ْﻢ. ًﺼﺎھُ ْﻢ َو َﻋ ﱠﺪھُ ْﻢ َﻋﺪّا َ َﻟ َﻘ ْﺪ َأ ْﺣ. ًاﻟ ﱠﺮ ْﺣﻤَﻦِ َﻋﺒْﺪا ًآﺗِﯿ ِﮫ ﯾَﻮْ َم ا ْﻟ ِﻘﯿَﺎ َﻣ ِﺔ ﻓَﺮْدا
mengalirkan arus perubahan kepada sekian banyak orang, yang pada gilirannya
menghasilkan
gelombang, atau paling sedikit riakriak perubahan dalam masyarakat. Dengan
demikian,
pendidikan kemasyarakatan harus bersifat
dinamis
dan
harus
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan itu tentu harus
Artinya: Tidak ada satu makhluk (berakal) pun di langit dan di bumi kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan gang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendirisendiri
tetap berlandaskan kepada ajaran Islam. Jadi perubahan itu "bukanlah bebas tanpa batas, tetapi bebas terkendali". Pentingnya
keterkaitan
antara pribadi dan masyarakat, serta besarnya
Masyarakat secara Kolektif Bertanggungjawab
terhadap
Perilaku
Anggota
Masyarakatnya
lahirnya
perubahan
positif,
berulangnya
perubahanmengantarkan ayat-ayatnya
yang menekankan tanggung jawab perorangan dan tanggung jawab kolektif. Allah SWT berfirman QS. Maryam [19]: 93-95:
secara
Individual Jika
perhatian Al-Quran
terhadap
kepada
c.
pada
prinsip
sebelumnya masing-masing anggota masyarakat
bertanggung
jawab
untuk mewujudkan masyarakat yang berperadaban, masyarakat
maka
secara
sebaliknya
kolektif juga
bertanggung jawab terhadap perilaku anggota
masyarakatnya
secara
109
individual. Hal ini dapat dilihat dari
anggota
firman Allah SWT surat al-Anfal/8
individual agar tidak melakukan
ayat 25:
perilaku yang menyimpang atau
öNä3YÏB (#qßJn=sß tûïÏ%©!$# ¨ûtùÅÁè? w ZpuZ÷FÏù (#qà)¨?$#ur
yang
É>$s)Ïèø9$# ßÏx© ©!$# cr& (#þqßJn=÷æ$#ur ( Zp¢¹!%s{
Artinya: dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orangorang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya. Ayat
ini
menunjukkan
bahwa ketika masyarakat berdiam diri
terhadap
perilaku
anggota
masyarakatnya yang bersifat zhalim, maka Allah akan menimpakan adzab yang bukan hanya kepada anggota masyarakat yang zhalim tersebut, akan tetapi adzab itu ditimpakan kepada masyarakat secara kolektif. Itu
artinya
masyarakat berdampak
perilaku
anggota
secara
individu
kepada
masyarakat
secara kolektif. Oleh karena itu, masyarakat secara kolektif harus
masyarakatnya
bersifat
zhalim
secara
sehingga
masyarakat tersebut tetap dalam ridha dan ampunan Allah SWT. Sayyid Qutb menuliskan: Suatu jamaah (kelompok masyarakat) yang menolerir sebagian dari mereka melakukan kezaliman dalam bentuk apa pun—dan kezaliman yang paling zalim adalah membuang syariat dan manhaj Allah dari kehidupan—dan mereka berdiam saja terhadap orang yang zalim, tidak membendung jalan... adalah kelompok masyarakat yang layak dihukum disebabkan dosa orang-orang zalim dan berbuat kerusakan. Maka, Islam sebagai manhaj kesetiakawanan sosial yang positif, tidak menolerir umatnya untuk membiarkan kezaliman, kerusakan, dan kemungkaran yang merajalela... Quraish menyebutkan
Shihab bahwa
ayat
juga ini
bertanggung jawab pula mendidik 110
berkenaan
dengan
pentingnya
kontrol sosial. Ia juga mengutip hadis Nabi Muhammad SAW yang memperingatkan:
tidak
satu
masyarakat pun yang melakukan kedurhakaan,
sedang
ada
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orangorang yang beruntung.
mampu
Menyeru kepada kebaikan
mereka,
dalam ayat di atas berarti mengikuti
melakukannya,
al-Qur’an dan Sunnah. Sedangkan
kecuali dekat Allah akan segera
konsep amar ma’ruf adalah nilai-
menjatuhkan
yang
nilai universal yang dibentuk dan
(HR.
diyakini oleh kelompok masyarakat
Ahmad, Abu Daud, at-Tirmidzi, Ibn
tertentu dimana keberadaannya tidak
Majah, dan lain-lain melalui Ibn
bertentangan
Jarir)
Allah. Nilai-nilai kebenaran yang
anggotanya
yang
menegur/menghalangi tetapi
dia
menyeluruh
tidak
bencana atas
mereka"
telah d. Menegakkan Amar
Ma'ruf
Nahi Munkar
disepakati
ayat-ayat
ini
harus
diperjuangkan sehingga digunakan kata ”menyuruh” dalam ayat di atas.
Dengan tanggungjawab
dengan
adanya kolektif
yang
dijelaskan di atas maka al-Qur’an juga memperkenalkan konsep amar ma’ruf nahi munkar. Firman-Nya dalam Q.S. Ali Imran/3: 104 ََو ْﻟﺘَﻜُﻦ ﻣﱢﻨ ُﻜ ْﻢ أ ُ ﱠﻣﺔٌ َﯾ ْﺪﻋُﻮنَ إِﻟَﻰ ا ْﻟ َﺨﯿْ ِﺮ َو َﯾ ْﺄ ُﻣﺮُون ﻚ ھُ ُﻢ َ ف وَ َﯾ ْﻨﮭَﻮْنَ َﻋ ِﻦ ا ْﻟﻤُﻨ َﻜ ِﺮ َوأُوْ ﻟَـ ِﺌ ِ ﺑِﺎ ْﻟ َﻤ ْﻌﺮُو َا ْﻟ ُﻤ ْﻔ ِﻠﺤُﻮن
Begitu pula ”nahi munkar” juga mesti
ditegakkan
mengingat
perbuatan tersebut akan merugikan, tidak hanya bersifat perorangan, akan
tetapi
dapat
merugikan
masyarakat sekitar. Amar ma’ruf nahi munkar bukanlah
suatu
aktivitas
yang 111
anarkis, akan tetapi sebagai upaya
Adapun cara menegakkan
untuk menegakkan kebenaran yang
amar ma’ruf nahi munkar tersebut,
pada dasarnya amat dibutuhkan oleh
dapat dilakukan dengan berbagai
manusia. Amar ma’ruf nahi munkar
metode dan pendekatan yang juga
ini
ajaran
beberapa di antaranya disinggung
agama, tetapi seperti yang telah
dalam al-Qur’an, seperti bersifat
disinggung di atas, ia menyangkut
lemah lembut, keteladanan, melalui
dengan kebenaran yang diyakini dan
hikmah, dan sebagainya.
disepakati
e.
bukan
memaksakan
oleh
kelompok
masyarakat tersebut.
munkar
merupakan
prinsip
dalam
dan
Selain dari prinsip-prinsip
demikian,
amar
Menasehati
Tolong-menolong
Dengan menegakkan
Saling
ma'ruf
nahi
di atas, ajaran al-Qur'an tentang
salah
satu
pentingnya
pendidikan
menasehati
saling dan
nasehat-
saling
tolong-
kemasyarakatan. Bahkan prinsip ini
menolong juga dapat disebut sebagai
tidak hanya
prinsip pendidikan kemasyarakatan.
muslim,
masyarakat
sesama
akan tetapi masyarakat
Sebab,
dalam
kehidupan
secara majemuk, terlepas perbedaan
bermasyarakat prinsip ini sangat
etnis, suku, atau agama yang ada di
dibutuhkan,
antara mereka. Sebab nilai-nilai
pelaksanaan pendidikan.
ma'ruf
tersebut
bersifat
dalam
Prinsip saling menasehati
kebenaran yang ditegakkan dalam amar
termasuk
dijelaskan dalam surat al-'Ashr ayat
universal yang dapat diterima oleh
1-3:
seluruh
َ إ ﱠِﻻ اﻟﱠﺬِﯾﻦ٢ إِنﱠ ْاﻹِﻧﺴَﺎنَ َﻟﻔِﻲ ُﺧ ْﺴ ٍﺮ١ ﺼ ِﺮ ْ َوا ْﻟ َﻌ ﻖ آ َﻣﻨُﻮا وَ َﻋ ِﻤﻠُﻮا اﻟﺼﱠﺎﻟِﺤَﺎتِ َو َﺗﻮَاﺻَﻮْ ا ﺑِﺎ ْﻟ َﺤ ﱢ ﺼﺒ ِْﺮ َو َﺗ َﻮاﺻَﻮْ ا ﺑِﺎﻟ ﱠ
sehatnya.
manusia
dengan
akal
112
Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati (saling berwasiat) supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati (saling berwasiat) supaya menetapi kesabaran.
memiliki
tanggung
jawab
menegakkan
kebenaran
dan
mewujudkan
masyarakat
yang
madani. Adapun
prinsip
saling
tolong menolong antara satu dengan lainnya
dalam
hal
kebaikan
dijelaskan pula dalam surat alMaidah/5 ayat 2:
Menurut
Hamka,
kata
watashaubil haqqi dan watashaibis Shabri dalam akhir ayat di atas lebih tepat
diartikan
mewasiati,
sebagai bukan
wasiat nasehat
menasehati. Sebab istilah wasiat lebih dalam tanggung jawabnya dari menasehati. Hal ini menunjukkan bahwa antara yang satu dengan lainnya dalam komunitas masyarakat tertentu sangat dibutuhkan perannya dalam mengajak kepada kebenaran dan kesabaran. Pentingnya saling menasehat/mewasiati
dalam
hal
kebenaran dan kesabaran ini juga memperkuat keterangan sebelumnya
َو َﺗﻌَﺎ َوﻧُﻮ ْا َﻋﻠَﻰ اﻟْﺒ ﱢﺮ وَاﻟﺘﱠ ْﻘﻮَى َوﻻَ َﺗﻌَﺎ َوﻧُﻮ ْا َﻋﻠَﻰ ب ِ ﷲَ َﺷﺪِﯾ ُﺪ ا ْﻟ ِﻌﻘَﺎ ّ ﷲ إِنﱠ َ ّ اﻹِ ﺛْﻢِ َوا ْﻟ ُﻌ ْﺪوَا ِن وَاﺗﱠﻘُﻮ ْا Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. f.
Prinsip Musyawarah sebagai Upaya Pemecahan Masalah Selain
itu,
prinsip
musyawarah (syura) juga menjadi doktrin penting dalam membentuk masyarakat yang berkualitas. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ali Imran/3: 159.
bahwa sesama anggota masyarakat
113
ﻈﺎ ً َﻏﻠِﯿ َﻆ ّ َﷲ ﻟِﻨﺖَ َﻟ ُﮭ ْﻢ َو َﻟ ْﻮ ﻛُﻨﺖَ ﻓ ِ ّ ََﻓ ِﺒﻤَﺎ رَﺣْ َﻤ ٍﺔ ﻣﱢﻦ ْﺳ َﺘ ْﻐﻔِﺮ ْ ﺐ ﻻَﻧ َﻔﻀﱡﻮ ْا ﻣِﻦْ ﺣَﻮْ ِﻟ َﻚ ﻓَﺎﻋْﻒُ َﻋ ْﻨﮭُﻢْ وَا ِ ا ْﻟﻘَ ْﻠ َﻟ ُﮭ ْﻢ َوﺷَﺎ ِو ْرھُﻢْ ﻓِﻲ ا َﻷ ْﻣ ِﺮ َﻓﺈِذَا َﻋ َﺰﻣْﺖَ َﻓ َﺘ َﻮ ﱠﻛ ْﻞ َﻋﻠَﻰ َﷲ ﯾُﺤِﺐﱡ ا ْﻟ ُﻤﺘَﻮَ ﱢﻛﻠِﯿﻦ َ ّ ﷲ إِنﱠ ِّ Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu . Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadaNya. Musyawarah
yang
dilakukan tidaklah mengutamakan suara terbanyak semata, akan tetapi musyawarah dilaksanakan dengan hati yang ikhlas serta berlandaskan kepada
ajaran
Islam.
Disinilah
perbedaan konsep demokrasi sekuler dengan konsep musyawarah dalam Islam. Dalam demokrasi sekuluer,
persoalan apa pun dapat dibahas dan diputuskan. Sebaliknya, dalam syura yang diajarkan dalam Islam, tidak dibenarkan segala
memusyawarahkan
sesuatu
ketetapannya
yang
telah
dari Tuhan
ada
secara
tegas dan pasti, dan tidak pula dibenarkan menetapkan hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Ilahi. Berbagai persoalan yang menyangkut
kebutuhan
banyak,
persoalan-persoalan
yang
atau bersifat
individual
orang
tetapi
berdampak terhadap lingkungannya, harus
dimusyawarahkan
dengan
bijaksana. Orang-orang yang terlibat dalam musyawarah ini hendaklah mengutamakan orang yang baik akhlaknya serta memiliki keahlian tentang
persoalan
yang
dimusyarahkan. Tanpa akhlak yang baik, maka hasil dari musyawarah tersebut bisa lebih mendatangkan mudharat/azab
dari
pada
manfaat/rahmat. 114
g.
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
Prinsip Toleransi Prinsip
toleransi
juga
menjadi salah satu prinsip dalam Dalam ayat ini dijelaskan
pendidikan kemasyarakatan. Salah satu
ayat
yang
mengisyaratkan
bahwa
sesama
manusia
harus
pentingnya toleransi dalam suatu
senantiasa saling menghargai dan
masyarakat adalah surat An-Nisa'/4
menyayangi. Sebab, semua manusia
ayat 1:
adalah ciptaan Allah yang asal
`ÏiB /ä3s)n=s{ Ï%©!$# ãNä3/u (#qà)®?$# â¨$¨Z9$# $pkr'¯»t
penciptaannya
$uKåk÷]ÏB £]t/ur $ygy_÷ry $pk÷]ÏB t,n=yzur ;oyÏnºur <§øÿ¯R
Ï%©!$# ©!$# (#qà)¨?$#ur 4 [ä!$|¡ÎSur #ZÏWx. Zw%y`Í
tb%x. ©!$# ¨bÎ) 4 tP%tnöF{$#ur ¾ÏmÎ/ tbqä9uä!$|¡s? $Y6Ï%u öNä3øn=tæ
Artinya:
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan
sama.
Meskipun
terdapat perbedaan antara yang satu dengan
yang
lainnya,
Islam
mengajarkan agar mereka saling menghormati Dengan
dan
menghargai.
demikian,
konsep
persaudaraan yang diatur dalam Islam bukan hanya sesama umat Islam, tetapi juga dengan agama lain. Bahkan Islam menegaskan kepada agama lain tidak ada paksaan bagi mereka untuk masuk ke dalam agama Islam. Firman-Nya dalam surat al-Baqarah/2 ayat 256: ÄcÓxöø9$# z`ÏB ßô©9$# tû¨üt6¨? s% ( ÈûïÏe$!$# Îû on#tø.Î) Iw
Ïs)sù «!$$Î/ -ÆÏB÷sãur ÏNqäó»©Ü9$$Î/ öàÿõ3t `yJsù 4 115
3 $olm; tP$|ÁÏÿR$# w 4s+øOâqø9$# Íouróãèø9$$Î/ y7|¡ôJtGó$# ÇËÎÏÈ îLìÎ=tæ ììÏÿx ª!$#ur
Artinya: tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
kemasyarakatan ini. Ibn Qayyim, misalnya,
mengemukakan
istilah
tarbiyah ijtimaiyah atau pendidikan kemasyarakatan. tarbiyah
Menurutnya
ijtimaiyah
yang
membangun adalah yang mampu menghasilkan individu masyarakat yang
saling
mencintai
sebagian
dengan sebagian yang lainnya, dan saling mendoakan walaupun mereka berjauhan.
Antara
anggota
masyarakat
harus
menjalin
persaudaraan. Dalam hal ini, ia
Namun, kerja sama dalam hal aqidah
mengingatkan
tidak boleh ditoleransi, sebagaimana
hikmah “orang yang cerdik ialah
yang dijelaskan dalam surat al-
yang setiap harinya mendapatkan
Kafirun. Sementara kerja sama di
teman dan orang yang dungu ialah
bidang sosial kemasyarakatan, harus
yang setiap harinya kehilangan
dilaksanakan
teman”
dengan
prinsip
toleransi tersebut. Demikianlah
dengan
Sementara beberapa
an-Nahlawi
perkataan
Abdurrahman
menyebutkan
bahwa
pandangan al-Qur'an yang terkait
tanggung jawab masyarakat terhadap
dengan pendidikan kemasyarakatan.
pendidikan
tersebut
Dalam literatur pendidikan Islam,
melakukan
beberapa
para pemikir juga mengemukakan
pertama, menyadari bahwa Allah
tentang
menjadikan
pentingnya
pendidikan
hendaknya hal,
masyarakat
yaitu:
sebagai 116
penyuruh kebaikan dan pelarang
muslim adalah masyarakat yang
kemungkaran/amar
padu.
ma’ruf
nahi
Dari
munkar (Qs. Ali Imran/3: 104); kedua,
dalam
masyarakat
Islam
pendapat
menunjukkan
bahwa
di
atas
masyarakat
seluruh anak-anak dianggap anak
harus aktif dan peduli terhadap
sendiri
pendidikan anggota masyarakatnya.
atau
anak
saudaranya
sehingga di antara saling perhatian
Ketika
dalam mendidik anak-anak yang ada
mempedulikan sistem pendidikan
di lingkungan mereka sebagaimana
yang
mereka
ditekankan oleh an-Nahlawi di atas,
mendidik
anak
sendiri;
masyarakat
ada
ketiga, jika ada orang yang berbuat
maka
jahat,
masyarakat
maka
masyarakat
turut
tidak
sebagaimana
pendidikan itu
anak
akan
lagi
yang
dalam
terganggu.
menghadapinya dengan menegakkan
Mengenai hal ini, Ibn Qayyim
hukum
menyebutkan:
yang
berlaku,
termasuk
adanya ancaman, hukuman, dan kekerasan lain dengan cara yang terdidik; keempat, masyarakat pun dapat melakukan pembinaan melalui pengisolasian,
pemboikotan,
pemutusan
atau
hubungan
kemasyarakatan sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh Nabi; dan kelima, pendidikan kemasyarakatan dapat dilakukan melalui kerja sama yang
utuh
karena
masyarakat
Apabila seorang anak itu sudah mampu untuk berpikir, hendaknya dijauhkan dari tempattempat yang tersebar di dalamnya kesia-siaan dan kebatilan, nyanyian kotor, mendengarkan hal-hal yang keji dan bid’ah karena jika semua itu terngiang terus menerus dalam pendengarannya maka akan sulit untuk dilepaskan di masa besarnya dan para orang tuanya akan menemukan kesulitan untuk menyelamatkannya.
117
Dari pendapat di atas dapat
1.
Al-Qur'an
mengisyaratkan
masyarakat
bahwa manusia adalah makhluk
sebagai lingkungan pendidikan yang
sosial. Bahkan al-Qur'an juga
lebih luas turut berperan dalam
menegaskan
bahwa
terselenggaranya proses pendidikan.
menciptakan
manusia
Pelaksanaan pendidikan itu sendiri
bersuku dan berbangsa-bangsa.
akan
disimpulkan
bahwa
pula
kepada
Oleh
sendiri.
Dengan
mempertahankan
berdampak
masyarakat
itu
karena
Allah itu
itu,
untuk eksistensi
atau
manusia sebagai makhluk sosial,
korelasi positif yang bersifat timbal-
diperlukan pendidikan sehingga
balik
begitu
terdapat
antara
pendidikan.
hubungan
masyarakat
dan
interaksi
antara
yang
satu
Semakin
baik
dengan lainnya dalam suatu
pendidikan yang diterapkan maka
komunitas
semakin berkualitas pula masyarakat
terjalin secara harmonis. Al-
yang
pula
Qur'an juga menyebut beberapa
berkualitas
istilah yang menunjuk kepada
dihasilkan.
sebaliknya,
Begitu
semakin
masyarakat
masyarakatnya, semakin berkualitas
masyarakat,
pula pendidikan yang diterapkan.
ummah,
Oleh
sebagainya.
karenanya,
kemasyarakatan
mesti
pendidikan mendapat
2.
Secara
dapat
seperti
qabilah,
eksplisit,
qaum,
ahl,
dan
al-Qur'an
perhatian dalam sistem pendidikan
memang tidak berbicara tentang
Islam.
pendidikan Namun
E. Penutup Dari uraian di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
kemasyarakatan.
jika
mendalam,
dikaji secara
lebih inplisit
terdapat beberapa isyarat alQur'an
tentang
pendidikan 118
kemasyarakatan. Hal itu dapat
dijadikan sebagai lembaga
dilihat dari beberapa aspek,
pendidikan
yaitu:
masa
a.
Aspek tujuan pendidikan
SAW,
kemasyarakatan.
Dalam
periode Madinah. Dengan
konteks masyarakat tujuan
demikian dapat dipahami
pendidikan
bahwa salah satu upaya
adalah
mewujudkan yang
ideal
sejak
Muhammad
terutama
pada
memakmurkan
masjid
sebagaimana
adalah
yang diisyaratkan dalam al-
menjadikannya
Qur'an. Masyarakat ideal
lembaga pendidikan Islam,
itu adalah ummah wahidah,
khususnya
ummah washatan, ummatun
pendidikan
muqtashidatun,
kemasyarakatan,
ummah,
khairu
dan
kehidupan
terwujud
berbagai
dengan
lembaga
sebab
umat
dalam dimensi
kehidupan.
masyarakat
yang beriman dan bertakwa
c.
kepada Allah SWT.
pendidikan
Aspek lembaga. Al-Qur'an
beberapa
mengajarkan
berkaitan
pentingnya
sebagai
melalui masjid akan dibina
baldatun
thayyibah. Semua itu bisa
terbentuknya
b.
Nabi
untuk
masyarakat
Islam
Aspek
prinsip-prinsip
kemasyarakatan. ayat
al-Qur'an
dengan
Dari yang
pendidikan
memakmurkan masjid. Jika
kemasyarakatan, dapat dirumuskan
ditinjau
beberapa
dari
sejaran
prinsip,
di
antaranya:
perkembangan pendidikan
pertama, setiap mukmin bersaudara
Islam,
oleh
masjid
telah
karenanya
tidak
boleh 119
saling
persamaan dan persaudaraan, tidak
terjadi
hanya kepada sesama muslim, tetapi
perselisihan (Q.S. al-Hujurat/49: 10-
juga dengan agama lain (QS. al-
12);
Baqarah/2: 256).
bermusuhan,
akan
mendamaikan
tetapi jika
kedua,
setiap
anggota
Demikianlah
masyarakat bertanggungjawab dalam
beberapa
yang
pokok pikiran dalam makalah ini
berperadaban, hal ini dapat dilihat
tentang pendidikan kemasyarakatan
dari adanya hukum perubahan (QS
menurut al-Qur'an. Masih banyak
Ar-Ra'd [13]: 11); ketiga masyarakat
komponen
secara kolektif bertanggungjawab
kemasyarakatan
pula
anggota
disinggung dalam makalah ini. Oleh
individual
karena itu, kajian terhadap tafsir
(QS. al-Anfal/8 ayat 25); keempat,
tarbawy dalam al-Qur'an, termasuk
pentingnya menegakkan amar ma'ruf
tentang pendidikan kemasyarakatan
nahi munkar sebagai upaya untuk
(tarbiyah
mewujudkan masyarakat yang adil
dilakukan secara intens dan kontiniu
tetap berada pada kebenaran (Q.S.
sehingga ditemukan formulasi sistem
Ali Imran/3: 104); kelima, prinsip
pendidikan Islam yang lebih tepat
saling
dalam menjawab tantangan zaman
mewujudkan
masyarakat
terhadap
masyarakatnya
perilaku secara
menasehati
dan
tolong
dalam
al-Maidah/5: 2); keenam, prinsip
kedisinian.
pemecahan persoalan
sebagai masalah,
pendidikan
yang
al-ijtimaiyyah)
menolong (Qs. al-'Ashr ayat 1-3 dan
musyawarah
pendidikan
konteks
kekinian
belum
haru
dan
upaya teramsuk (Q.S.
Ali
Imran/3: 159); dan ketujuh, prinsip toleransi yang didasari oleh rasa
DAFTAR RUJUKAN AL-Qur’an Digital Hamka.
1982. Tafsir al-Azhar, Jakarta: Pustaka Panjimas, 120
Harun, Salman, Mutiara alQur’an; Aktualisasi Pesan al-Qur’an dalam Kehidupan. Jakarta: Kaldera al-Hijazy, Hasan bin Ali Hasan. 2001. Manhaj Tarbiyah Ibnu Qayyim, Penj. Muzaidi Hasbullah, Jakaeta: Pustaka al-Kautsar Khaldun, Abdurrahman Ibn. 1993. Muqaddimah Ibn Khaldūn; wa Hiya Muqaddimah alKitāb al-Musamma Kitāb al-Ibar wa Dīwān alMubtada’ wa al-Khabar fī Ayyām al-Arb wa al-‘Ajam wa al-Barbar wa Man ‘Āsharahum min Dzawī alSulthān al-Akbar, Beirut: Dar al-Kitab alIlmiyahMahali, A. Mudjab, Asbabun Nuzul; Studi Pengalaman al-Qur’an, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada al-Maraghi, Ahmad Mushthafa.1993. Tafsir al-Margahi, Penj. Bahrun Abu Bakar, dkk. Semarang: Toha Putra Nata, Abuddin dan Fauzan. 2005. Pendidikan dalam Perspektif Hadits, Jakarta: UIN Jakarta Press
__________.2005. Pendidikan dalam Perspektif al-Qur'an, Jakarta: UIN Jakarta Press Nurdin, Ali. 2006. Quranic Society; Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam alQur'an, Jakarta: Erlangga Qutb, Sayyid. 2004. Fi Zhilalil Qur'an, Penj. As'ad Yasin, dkk, Jakarta: Gema Insani Rahman, Jamal Abdur. 2005. Athfāl al-Muslimin; Kaifa Rabbāhumun Nabiyyu alAmīn, Penj. Bahrun Abubakar Zubaidi, Ihsan, Bandung: Irsyad Baitus Salam ar-Rifa’i, Muhammad Nasib. 1999. Kemudahan dari Allah; Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid I, Penj. Syihabuddin, Jakarta: Gema Insani Press, Shihab, Quraish, Membumikan alQur’an, Fungsi dan Wahyu dalam Kehidupan Masyarajat, Bandung: Mizan _______.2002. Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati
121
________.1998. Wawasan alQur’an, Tafsir Maudhu’i atau Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizancet. Ulwan, Abdullah Nashih. Tarbiyah al-Awlad fi al-Islam, Penj. Jamaluddin Miri, Jakarta: Pustaka Amani
122
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK; Studi Analisis tentang Kecakapan Bertindak Hukum Menurut Hukum Positif dan Ahliyah al-Ada’ dalam Kajian Hukum Islam Oleh: Mushthafa, S.HI.,MA 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana perlindungan hukum terhadap anak, terutama terhadap anak yang berhadapan dengan hukum. Penelitian ditekankan kepada bagaimana konsep dewasa dan hubungannya dengan kecakapan bertindak hukum menurut hukum positif dan hukum Islam. Pembahasan dalam penelitian ini diuraikan dengan menyertakan kasus hukum yang ada di Pengadilan Negeri Padang. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis simpulkan bahwa konsep dewasa dalam hukum positif berdasarkan metode argumentum a contrario menunjukkan adanya perbedaan, hal ini dikarenakan berbedanya maksud dan bentuk hukum dari setiap peraturan perundang-undangan yang mengaturnya. Adapun hubungannya dengan pertanggung jawaban hukum, menurut hukum perdata hanya orang dewasa yang dianggap mampu bertindak hukum (bekwaamheid), karena hanya mereka inilah yang memiliki daya yuridis atas kehendaknya sehingga dapat pula menentukan keadaan hukum bagi dirinya. Berbeda halnya dengan ketentuan hukum pidana, tidak dewasanya seseorang bukanlah suatu hal yang menyebabkan ia tidak dapat dituntut atas perbuatan pidana yang telah ia lakukan, sehingga terhadap mereka yang masih berusia 1218 tahun telah dapat dituntut dan dipidana atas perbuatannya. Sedangkan menurut hukum Islam, usia dewasa itu ditandai dengan telah bermimpi (ihtilam) atau menstruasinya seorang anak dan dari sinilah awal mula seseorang itu dianggap cakap hokum atau berlakunya pertanggung jawaban hukum atas segala perbuatan dirinya (mukallaf).
1
Penulis adalah Dosen Fiqh/ Ushul Fiqh pada Sekolah Tinggi Agama Islam Solok Nan Indah (STAI-SNI) 123
Tujuan
A. Pendahuluan
utama
dari
produk
perlindungan anak sebagaimana
2
yang termaktub dalam Bab II
khususnya yang berkenaan dengan
Pasal 3 Undang-Undang Nomor
kepentingan anak tidak lain adalah
23 Tahun 2002 adalah:
Lahirnya peraturan
berbagai
perundang-udangan,
“…untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera”.3
sebagai bukti nyata adanya pengakuan bahwa pertanggung jawaban yang berkenaan
dengan
hak-hak
anak
mempunyai arti yang sangat penting dalam suatu hukum. Dengan kata lain, perlindungan
anak
dalam
segala
aspeknya bukan saja menjadi tanggung jawab orang tua secara khusus, tetapi juga merupakan bagian dari kegiatan pembangunan dalam
nasional,
memajukan
khususnya kehidupan
Adapun
berbangsa dan bernegara.
perlindungan 2
Produk-produk peraturan peraturan dimaksud diantaranya adalah (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraaan Anak, (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan (4) Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Ratifikasi Konvensi Hak Anak.
pencapaian
bentuk-bentuk sebagai
tujuan
upaya dimaksud
khususnya bagi anak yang sedang berkonflik
dengan
hukum
diantaranya adalah sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang
3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 124
hubungan dengan orang tua atau keluarga; dan Perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan untuk menghindari labelisasi.4
Nomor 23 Tahun 2002 tepatnya pada Pasal 64 berikut: 1) Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 meliputi anak yang berkonflik dengan hukum dan anak korban tindak pidana, merupakan kewajiban dan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. 2) Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan melalui: a. Perlakukan atas anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak-hak anak; b. Penyediaan petugas pendamping khusus anak sejak dini; c. Penyediaan sarana dan prasarana khusus; d. Penjatuhan sanksi yang tepat untuk kepentingan yang terbaik bagi anak; e. Pemantauan dan pencatatan terus-menerus terhadap perkembangan anak yang berhalangan dengan hukum; f. Pemberian jaminan untuk mempertahankan
g.
Berdasarkan kandungan pasal
tersebut
di
atas
dipahami
bahwa
perlindungan
hukum
anak
yang
dengan
sedang hukum
dapat bentuk
terhadap berkonflik diberikan
perlakuan khusus, seperti dalam hal jenis sanksi yang diberikan (ayat 2 poin d). Berkenaan dengan masalah penetapan jenis sanksi bagi anak yang terlibat dengan kasus hukum dapat dilihat dari apa
yang
termaktub
dalam
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tepatnya pada Pasal 26 berikut: 1) Pidana Penjara yang dapat dijatuhkan kepada Anak Nakal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 huruf a, paling lama 1/2 (satu 4
Ibid. 125
perdua) dari maksimum ancaman pidana penjara orang dewasa.
dijatuhkan salah satu tindakan sebagaimana dimaksud dalam pasal 24.
2) Apabila anak nakal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 huruf a, melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, maka pidana penjara yang dapat dijatuhkan kepada anak tersebut paling lama 10 (sepuluh) tahun.
Berdasarkan kandungan
3) Apabila anak nakal sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1 angka 2 huruf a, belum mencapai umur 12 (dua belas) tahun melakukan tindak pidana yang diancam pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, maka terhadap anak nakal tersebut hanya dapat dijatuhkan tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf b.
ayat pada Pasal 26 UndangUndang Nomor 3 Tahun 1997 tersebut di atas sekilas dapat dipahami hukum
bahwa positif
terhadap
anak
perlindungan di
Indonesia
adalah
dalam
bentuk keringanan/ pengurangan dari jenis sanksi pokok bagi orang dewasa yang terlibat dengan suatu hukum
di
samping
adanya
perlakukan khusus lainnya. Begitu juga halnya dalam Islam, melindungi anak dalam arti memenuhi melekat
segala
hak
padanya
yang dan
melindunginya dari segala bentuk 4) Apabila anak nakal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 huruf a, belum mencapai umur 12 (dua belas) tahun melakukan tindak pidana yang tidak diancam pidana mati atau tidak diancam pidana penjara seumur hidup, maka terhadap anak nakal tersebut
tindakan
yang
dapat
membahayakannya adalah suatu keharusan, karena hal tersebut merupakan bentuk nyata dari pengamalan
pemeliharaan
keturunan yang merupakan salah
126
satu bentuk dari maqâshid al-
dinyatakan
syarî’ah al-khamsah.5
melaksanakan hukum (mukallaf).
dengan
untuk
yang
Bahkan dalam kondisi
bagaimana
tertentu manusia yang semula
Sedangkan berkenaan
cakap
ketentuan/ akibat hukum terhadap
telah
anak yang terlibat dalam suatu
manusia mukallaf sendiripun bisa
perbuatan hukum terutama apabila
menjadi
tidak
si anak adalah pelaku utama
hukum
dengan
dalam suatu kejahatan, terhadap
keadaan yang menghalanginya.
hal ini belum terdapat aturan
Demikian ini didasarkan pada
khusus dalam penyelesaiannya.
Sabda Rasulullah SAW berikut:
Namun secara garis besar dalam
ﻲ َأ ﱠن َرﺳُﻮ َل ﷲ ﺻَ ﻠ ﱠﻰ ﷲ َﻋ َﻠ ْﯿ ِﮫ َو َﺳ ﱠﻠ َﻢ ﻋَﻦْ َﻋﻠِ ﱟ ﻗَﺎ َل ُر ِﻓ َﻊ ا ْﻟ َﻘ َﻠ ُﻢ ﻋَﻦْ ﺛ ََﻼ َﺛ ٍﺔ ﻋَﻦِ اﻟﻨﱠ ــﺎﺋِﻢِ َﺣﺘﱠﻰ ِﺐ َوﻋَﻦ ﻲ ﺣَ ﺘﱠﻰ َﯾ ِﺸ ﱠ ﺼ ِﺒ ﱢ ﻆ َو َﻋ ِﻦ اﻟ ﱠ َ َﯾ ْﺴﺘَ ْﯿ ِﻘ 6 .(ا ْﻟ َﻤ ْﻌ ُﺘــﻮ ِه َﺣﺘ ﱠﻰ ﯾَ ْﻌﻘِﻞَ )رواه اﻟﺘﺮﻣﺬى Artinya: “Diriwayatkan dari Ali bahwasanya Rasulullah bersabda: diankat pena (hukum) dari tiga kelompok, dari yang tidur hingga ia bangun, dari anak kecil hingga ia dewasa, dan dari orang gila hingga ia sembuh”. (HR. AlTirmidzi).
kajian ushul fiqh kecakapan untuk berbuat hukum atau ahliyah alada’ tidak berlaku untuk semua manusia,
kerena
dibatasi
oleh
keadaan
ini
syarat-syarat
tertentu, dalam hal ini adalah baligh dan berakal. Sebab apabila seseorang telah mencapai umur dewasa
yang
kemampuan
diiringi akal,
dengan
maka
ia
dikategorikan
cakap
sebagai
berbuat
sebab adanya
6
5
Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islâmî wa Adillatuh, (Damaskus: Dâr al-Fikr, 2002), Juz X, h. 7247
Abi 'Isa Muhammad bin 'Isa bin Saurah, Sunan al-Tirmidzi, (Beirut: Dâr al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1987), Juz IV, h. 24 127
Secara umum dari hadits
terhadap anak yang berhadapan
tersebut di atas dapat dipahami
dengan hukum atas perbuatannya
bahwa Allah menghilangkan taklif
hanya diberikan hak istimewa
(pembebanan hukum) dalam tiga
berupa pengurangan dari jenis
keadaan, di antaranya dari anak
sanksi hukum yang diberikan
kecil sehingga ia dewasa. Itu
kepada orang dewasa, atau dengan
menjadi
jelas
kata lain, dalam hukum positif,
bahwa anak kecil tidak dibebani
anak-anak tetap dapat dituntut dan
untuk melaksanakan suatu hukum
dipidana
(syari'at Islam). Atau dengan kata
dewasa,
lain
maksimalnya tidak lebih dari 1/2
petunjuk
hukum
memaafkan/
yang
syari'at
tidak
itu
membebani
anak-anak yang belum ihtilâm (dewasa).
7
(satu
uraian
orang
hanya saja hukuman
perdua)
dari
hukuman
maksimal orang dewasa. Di sisi lain,
Berdasarkan
sebagaimana
konsep
dewasa
menurut
hukum positif itu sendiri memuat
tersebut di atas, maka dalam
beberapa
hukum Islam anak yang belum
hubungannya dengan kecapakan
dewasa secara umum tidak dapat
seseorang
dijatuhi
sanksi hukuman
atas
hukum, seperti dalam hukum
segala
tindakannya.
Berbeda
perdata usia dewasa itu ialah
halnya dengan hukum positif di
seseorang yang telah berumur 18
Indonesia yang mengatur tentang
tahun penuh, dan 20 tahun penuh.8
perlindungan
7
anak,
di
perbedaan
dalam
dalam
bertindak
mana
Abd al-Qâdir Audah, alTasyrî' al-Jinâi al-Islâmi, (Beirut:
Muassasah al-Risâlah, 1997), Juz I, h. 382 8 Pasal 421 dan 426 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 128
Adapun dalam Undang-Undang
konsep
Perkawinan
hubungannya
usia
dewasa
dan
kedewasaan
dan dengan
kecakapannya bertindak hukum.
hubungannya dengan kelayakan melaksanakan perkawinan adalah 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun
untuk
B. Konsep
Menurut Hukum Positif
usia dewasa adalah telah berusia 1.
Menurut Hukum Perdata Manusia
Undang Nomor 3 Tahun 1997 Peradilan
Anak
dan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan anak (seseorang yang belum dewasa) itu adalah mereka yang belum mencapai usia 18
dengan
Kecakapan Bertindak Hukum
Sedangkan dalam hukum pidana,
tentang
dan
Hubungannya
perempuan.9
21 tahun. Namun dalam Undang-
Dewasa
(natuurlijke
person) adalah satu dari dua “orang”
atau
“persoon”
“subjek
hukum”
dalam
atau arti
pendukung hak dan kewajiban, yang
mempunyai
hak
dan
kewajiban dalam konteks hukum perdata, disamping badan hukum (recht person). Manusia sangat
tahun. Bertolak
dari
uraian
tersebut di atas, terlihat adanya beberapa permasalahan hukum
spesifik
karena
sebagai
orang
dalam
hukum
perdata adalah karena kodratnya. Konsep hukum perdata
yang perlu dikaji secara luas dan mendasar terutama dalam hal
keberadaanya
tentang manusia yang penting diketahui antara lain adalah: (1)
9
Pasal 7 ayat 2 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Sejak
dan
sampai
kapankah
manusia itu menjadi subjek dalam
129
hukum perdata; (2) Apakah semua
adalah fictie dalam hukum, tetapi
manusia
diperlukan
mampu
melakukan
perbuatan dalam hukum perdata;
untuk
menentukan
status anak dalam kandungan. Status manusia sebagai
(3) Apakah setiap manusia yang hukum
subjek hukum perdata disandang
berwenang berbuat atau berhak
sampai meninggal dunia, sejalan
berbuat?
dengan
mampu
melakukan
Pertanyaan-pertanyaan
logika
hukum
yang
tersebut, di bawah ini dibahas
menyatakan bahwa “tiada suatu
dengan
hukuman
maksud
memberikan
pun
pemahaman sebagian dari materi
mengakibatkan
hukum orang yang merupakan
kehilangan
bagian dari materi hukum perdata.
yang seseorang hak
10
keperdataannya”.
Namun
Secara hukum termasuk
persoalannya menjadi lain ketika
hukum perdata semua manusia
ditanyakan apakah setiap manusia
adalah
mampu
subjek
dalam
hukum
melakukan
perbuatan
perdata sejak dilahirkan sampai
hukum perdata? Persoalan ini
meninggal dunia. Bahkan anak
adalah persoalan hukum mengenai
dalam kandungan pun, menurut
mampu tidaknya seorang manusia
Pasal
dipertanggungjawabkan
2
KUHPerdata
sudah
secara
dianggap manusia dan karenanya
hukum
menjadi subjek hukum perdata
Untuk
apabila
kepentingan
memberikan kriteria, syarat agar
hukumnya dan pada saat lahir dia
seorang manusia dikategorikan
ada
(toerekeningbaarheid). itu
hukum
perdata
hidup. Namun apabila ketika lahir meninggal, maka dianggaplah dia tidak pernah ada. Isi pasal ini
10
Lihat Pasal 3 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 130
mampu
melakukan
perbuatan
hukum perdata. Ajaran mengenai
bawah pengapuan dan bagaimana mengenai perempuan bersuami.12 Mengenai yang belum
hal ini adalah “beekwaamheid”
dewasa diatur dalam Pasal 330
dan “onbekwaamheid”. Kitab
Undang-Undang
KUHPerdata,
yang
Hukum Perdata memberi istilah
menentukan:”orang yang belum
cakap
dewasa
bertindak,
yang
adalah
mereka
yang
menentukan bahwa “semua orang
belum berusia 21 tahun dan belum
adalah cakap bertindak, kecuali
pernah
ditentukan tidak cakap menurut
Sementara yang berada di bawah
11
undang-undang”.
Selanjutnya
kawin
sebelumnya.
pengampuan adalah mereka yang
KUHPerdata
sudah
menentukan, orang yang tidak
dalam
cakap, dengan ketentuan yang
ditentukan
tidak
adalah
KUHPerdata, yaitu “Setiap orang
mereka yang belum dewasa atau
dewasa, yang selalu berada dalam
berada di bawah pengampuan atau
keadaan dungu, gila atau mata
perempuan
gelap,
Pasal
1330
cakap
bertindak
bersuami.
Untuk
dewasa
namun
keadaan
harus
berada
sebagaimana Pasal
433
ditempatkan
di
memahami pasal tersebut, harus
bawah pengampuan, sekalipun ia
diketahui siapakah manusia yang
kadang-kadang
belum dewasa, yang berada di
menggunakan
cakap pikirannya.
12
11
Lihat Pasal 1329 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Berdasarkan UUD 1945, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan SEMA No. 3 Tahun 1963 menyatakan bahwa status hukum perempuan bersuami telah menjadi sama dengan suaminya. 131
Seorang
dewasa
ditempatkan
boleh di
juga
yaitu: (1) orang yang sudah
bawah
berumur 21 tahun atau lebih; (2)
pengampuan karena keborosan”. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa
KUHPerdata
justru mengatur mengenai mereka
Belum berumur 21 tahun tetapi sudah atau telah pernah kawin sebelumnya, dan tidak berada di bawah pengampuan. Namun jika dilihat dari
yang onbekwaamheid, sehingga untuk sampai pada pemahaman
peraturan
siapakah yang bekwaamheid atau
lainnya, seperti Undang-Undang
mampu
Nomor 1 Tahun 1974 tentang
melakukan
perbuatan
perundang-undangan
hukum perdata harus diketahui
Perkawinan,
berdasarkan
hukum
adanya perbedaan konsep usia
(interpretatie). Penafsiran yang
dewasa, seperti pada Pasal 7 (1)
digunakan adalah a contrario
yang menyatakan bahwa syarat
interpretatie
penafsiran
13
terhadap Pasal
dapat
memperlihatkan
dilangsungkannya
1330 jo Pasal 330 KUHPerdata,
perkawinan usia laki-laki minimal
dan
cakap
19 tahun, dan perempuan 16
hukum
tahun. Dalam Undang-Undang
perdata adalah orang dewasa,
Perkawinan ini secara eksplisit
diketahuilah
melakukan
yang
perbuatan
memang tidak menyebutkan usia 13
Penafsiran di atas disebut juga dengan argumentum a contrario, yaitu penafsiran atau penjelasan hukum pada undang-undang yang dilakukan dengan mendasarkan pada pengertian sebaliknya dari suatu peristiwa konkrit yang dihadapi dengan suatu peristiwa konkrit yang telah diatur dalam undang-undang.
dewasa, namun jika dilihat dari ketentuan
Undang-Undang
Hukum Perdata dan Pidana, maka telah terjadinya suatu perkawinan adalah salah satu sebab yang menjadikan
seseorang
telah 132
dihukumkan
menjadi
manusia
adanya pernyataan pendewasaan penuh ialah status hukum yang
dewasa. Lebih jauh, jika dilihat
bersangkutan sama dengan status
dari apa yang terkandung dalam
hukum orang dewasa. Tetapi bila
Pasal
ingin melangsungkan perkawinan
421
jo
Pasal
426
KUHPerdata, Pendewasaan itu
izin orang tua tetap diperlukan. Sedangkan
secara umum terbagi kepada dua macam, yaitu pendewasaan penuh
pendewasaan
dan
prosedurnya
pendewasaan
terbatas.
untuk terbatas,
ialah
yang
Keduanya harus memenuhi syarat
bersangkutan
yang ditetapkan undang-undang.
permohonan
kepada
Ketua
Untuk
penuh
Pengadilan
Negeri
yang
syaratnya telah berumur 20 tahun
berwenang
dilampiri
akta
penuh.
kelahiran atau surat bukti lainnya.
pendewasaan
Sedangkan
untuk
mengajukan
pendewasaan terbatas syaratnya
Pengadilan
ialah sudah berumur 18 tahun
keterangan orang tua atau wali
penuh.
yang bersangkutan, memberikan Untuk
pendewasaan
ketetapan
setelah
mendengar
pernyataan
dewasa
penuh, prosedurnya ialah yang
dalam
bersangkutan
hukum tertentu saja sesuai dengan
mengajukan
perbuatan-perbuatan
permohonan kepada Presiden RI
yang
dilampiri dengan akta kelahiran
perbuatan
atau surat bukti lainnya. Presiden
menjalankan
setelah mendengar pertimbangan
membuat surat wasiat. Akibat
Mahkamah Agung, memberikan
hukum
keputusannya.
terbatas ialah status hukum yang
Akibat
hukum
dimohonkan,
misalnya
mengurus
dan
perusahaan,
pernyataan
dewasa
133
bersangkutan sama dengan status
keadaan
hukum
sendiri.
orang
dewasa
untuk
perbuatan-perbuatan
hukum
bagi
dirinya
Undang-undang
menyatakan bahwa orang yang
hukum
telah
tertentu.
dewasa
telah
dapat
perdata
memperhitungkan luasnya akibat
pengecualian-
dari pada pernyataan kehendaknya
pengecualian tentang usia belum
dalam suatu perbuatan hukum,
dewasa yaitu, sejak berumur 18
misalnya membuat perjanjian, dan
tahun
membuat surat wasiat.
Hukum memberikan
seorang
yang
belum
dewasa,
melalui
pernyataan
dewasa,
dapat
diberikan
wewenang
tertentu
yang
2.
Menurut Hukum Pidana Hukum
pidana
juga
mengenal usia belum dewasa dan
sebenarnya hanya melekat pada
dewasa.
orang
dewasa.
Seorang
yang
dewasa apabila telah berumur 21
belum
dewasa
namun
telah
tahun atau belum berumur 21
berumur 18 tahun diajukan atas
tahun, akan tetapi sudah atau telah
suatu
dapat
pernah menikah. Hukum pidana
dinyatakan dewasa dengan syarat
anak dan acaranya berlaku hanya
harus tidak bertentangan dengan
untuk
kehendak orang tua.
berumur 18 tahun, yang menurut
permohonan,
Yang
mereka
disebut
yang
umur
belum
tersebut
hukum perdata belum dewasa.
dapat diketahui bahwa seorang
Sedangkan terhadap mereka yang
yang
dianggap
telah berumur 17 tahun dan telah
mampu berbuat karena memiliki
kawin, maka terhadapnya tidak
daya yuridis atas kehendaknya,
lagi termasuk hukum pidana anak,
sehingga dapat pula menentukan
sedangkan belum cukup umur
Dari
telah
uraian
dewasa
134
menurut penjelasan Pasal 294 dan
berlaku di Indonesia,14 maka akan
295 KUHP adalah ia yang belum
terlihat bahwa konsep dewasa
mencapai umur 21 tahun dan
terutama dalam masalah batasan
belum kawin sebelumnya. Berdasarkan kandungan
kepada
Undang-Undang
Hukum Pidana dan Pasal 27-28 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, terhadap
seorang
anak
yang
belum dewasa atau belum cukup umur
(minderjarig)
suatu
keadaan
bukanlah
yang
dapat
membebaskannya dari tuntutan pidana atas suatu tindakan pidana yang telah ia perbuat, akan tetapi keadaan di bawah umur
itu
hanyalah merupakan hal yang dapat meringankan pemidanaan atas dirinya. Lebih lanjut jika dari urian tersebut di atas, dan dari berbagai kandungan perundang-undangan
peraturan yang
14
Undang-Undang dimaksud, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, menetapkan bahwa yang disebut anak adalah mereka yang dalam batas usia sebelum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah kawin (Pasal 1 butir 2). b. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, menetapkan bahwa yang disebut anak adalah mereka yang telah berumur 8 tahun tetapi belum mencapai umur 18 tahun dan belum pernah kawin (Pasal 1 butir 1). c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, menetapkan batasan tertinggi umur anak adalah 18 tahun (Pasal 1 butir 1). d. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, menetapkan izin melangsungkan perkawinan hanya bagi mereka yang telah berumur 19 tahun bagi laki-laki dan 16 tahun bagi perempuan (Pasal 7 ayat 1). e. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1999 tentang Usia Minimum untuk boleh bekerja, menetapkan usia minimal 16 tahun untuk pekerjaan 135
umur,
menunjukkan
adanya
menentukan pilihan, yang dalam
perbedaan yaitu antara 16, 17, 18,
istilah hukum perdata demikian
19, dan hingga usia 21 tahun.
ini
Munculnya perbedaan ini tidak
kedewasaan terbatas.
disebut
juga
dengan
terlepas dari berbedanya maksud dan bentuk dari setiap peraturan perundang-undangan
yang
C. Kecakapan
Berbuat
Hukum
(ahliyah al-ada’) dalam Kajian
mengaturnya. Seperti UndangUndang Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Pemilu
mensyaratkan
pemilih
Hukum Islam
yang
Secara garis besar dalam
adalah
kajian ushul fiqh kecakapan untuk
warga negara Indonesia yang
berbuat
minimal telah genap berusia 17
dengan istilah ahliyah al-ada’
tahun. Ketentuan Undang-Undang
tidak
Pemilu ini telah memberi isyarat
manusia,
kerena
bahwa
dibatasi
oleh
seseorang
yang
telah
hukum
disebut
berlaku
untuk
juga
semua
keadaan
ini
syarat-syarat
bukanlah
tertentu, dalam hal ini adalah
dianggap sebagai seorang anak
baligh dan berakal. Sebab apabila
lagi, karenanya dia telah dianggap
seseorang telah mencapai umur
mampu untuk menentukan pilihan
dewasa
yang terbaik menurutnya. Namun
kemampuan
kemampuan bagi mereka yang
dinyatakan
telah genap berusia 17 tahun di
melaksanakan hukum (mukallaf).
berusia
17
tahun
sini sepertinya hanyalah dalam hal
yang
diiringi akal, cakap
dengan
maka
ia
untuk
Menurut hukum Islam, telah dewasanya seorang anak
ringan, dan 18 pekerjaan berat.
tahun
untuk
ditandai dengan telah bermimpi 136
isteri
menyatakan bahwa batas usia
(ihtilâm)nya seorang anak, di
dewasa atau baligh bagi anak laki-
samping itu terdapat juga tanda-
laki
tanda
perempuan, yaitu 17 (tujuh belas)
berhubungan
suami
khusus
bagi
anak
perempuan, yaitu berupa haid atau
pun
tersebut
keadaan-keadaan
pada
setiap
anak,
dengan
anak
tahun.16 Berbeda halnya dengan
menstruasi, dan kehamilan. Dalam menentukan
sama
pendapat
Abu
Muhammad
Yusuf,
dan
(kedua-duanya
berhubungan
adalah teman/ murid Imam Abu
dengan umur, para ulama berbeda
Hanifah), Imam al-Syâfi’i dan
15
Imam Ahmad bin Hanbal, bahwa
terutama
yang
pendapat dalam menetapkannya. Imam
Abu
Hanifah
mereka
tidak
membedakan
membedakan antara anak laki-laki
batasan usia anak laki-laki dan
dan
perempuan.
perempuan,
menurutnya
Menurut
mereka,
bagi
batasan usia anak laki-laki dan
perempuan adalah umur 17 (tujuh
perempuan itu sama, yakni 15
belas)
(lima belas) tahun. Pendapat ini
kesempurnaan
baligh
tahun.
Sedangkan
kesempurnaan baligh bagi laki-
didasarkan
laki adalah 18 (delapan belas)
diriwayatkan dari Abdullah bin
tahun. Ada juga satu riwayat dari
Umar ra. Berikut:
Imam
ﺻﻠﱠﻰ َ َِﻋ ِﻦ ا ْﺑ ِﻦ ُﻋ َﻤ َﺮ ﻗَﺎ َل َﻋﺮَﺿَ ﻨِﻲ َرﺳُﻮ ُل ﷲ ُﷲ َﻋ َﻠ ْﯿ ِﮫ وَ َﺳﻠﱠ َﻢ ﯾَﻮْ َم أُ ُﺣ ٍﺪ ﻓِﻲ ا ْﻟ ِﻘﺘَﺎ ِل َو َأﻧَﺎ اﺑْﻦ َأَرْ َﺑ َﻊ َﻋ ْﺸ َﺮةَ َﺳﻨَﺔً َﻓ َﻠ ْﻢ ﯾُﺠِﺰْ ﻧِﻲ َو َﻋﺮَﺿَ ﻨِﻲ ﯾَﻮْم ق َو َأﻧَﺎ ا ْﺑ ُﻦ َﺧﻤْﺲَ َﻋ ْﺸ َﺮةَ َﺳﻨَﺔً َﻓﺄَﺟَﺎزَ ﻧِﻲ ِ اﻟْﺨَ ْﻨ َﺪ .()رواه ﻣﺴﻠﻢ
15
Abu
Hanifah
yang
Huzaemah Tahido Yanggo, Fiqih Anak; Metode Islam dalam Mengasuh Anak serta Hukum-hukum yang Berkaitan dengan Aktivitas Anak, (Yakarta: PT. Al-Mawardi Prima, 2004), h. 29
16
kepada
apa
yang
Ibid., h. 30 137
Artinya:
"dari Ibnu Umar berkata: aku ditawarkan kepada Rasulullah SAW pada hari uhud (Peperangan Uhud) ketika aku berusia empat belas tahun, maka Nabi belum mengizinkan aku untuk ikut perang, dan akupun ditawarkan lagi kepadanya pada Perang Khandak, ketika aku berusia lima belas tahun, dan Nabi mengizinkanku". (HR. Muslim).
(delapan belas) tahun , maka ia dinilai telah sempurna/ dewasa. Perbedaan
ketetapan
umur telah dewasanya seorang anak
menurut
hukum
Islam,
sebagaimana pendapat para ulama yang telah dikemukakan di atas berkisar antara umur 15 hingga 18 tahun. Dari sini dapat dipahami bahwa jika dilihat dari segi umur, maka
sebelum
menginjak
seorang
usia
anak
terendah
(15
tahun) berdasarkan pendapat para Sementara Malikiyah
itu,
Ulama
mempunyai
dua
ulama di atas, maka terhadap perbuatan
hukum
yang
telah
pendapat tentang kesempurnaan
dilakukan anak dimaksud, pada
usia baligh, pendapat tersebut
dasarnya tidak dapat dimintai
adalah; Pertama, bahwa seorang
pertanggung jawaban hukum.
anak telah dinilai baligh atau
Namun dalam kondisi
dewasa ketika telah mencapai usia
tertentu manusia yang semula
sempurna 17 (tujuh belas) tahun.
telah
Sedangkan
manusia mukallaf sendiripun bisa
menurut
pendapat
dikategorikan
cakap
sebagai
kedua, yang merupakan pendapat
menjadi
tidak
berbuat
masyhur dari mereka, bahwa jika
hukum
dengan
anak telah mencapai umur 18
keadaan yang menghalanginya.
sebab adanya
138
Demikian ini didasarkan pada
untuk melaksanakan suatu hukum
Sabda Rasulullah SAW berikut:
(syari'at Islam). Atau dengan kata
َﺻﻠ ﱠﻰ ﷲ َﻋﻠَ ْﯿﮫِ وَ َﺳﻠﱠﻢ َ ﻲ أَ ﱠن َرﺳُﻮ َل ﷲ ﻋَﻦْ َﻋﻠِ ﱟ ﻗَﺎ َل ُر ِﻓ َﻊ ا ْﻟﻘَ َﻠ ُﻢ ﻋَﻦْ ﺛ ََﻼ َﺛ ٍﺔ َﻋ ِﻦ اﻟﻨﱠــﺎﺋِﻢِ َﺣﺘ ﱠﻰ ِﺐ َوﻋَﻦ ﻲ ﺣَ ﺘﱠﻰ َﯾ ِﺸ ﱠ ﺼ ِﺒ ﱢ ﻆ َو َﻋ ِﻦ اﻟ ﱠ َ َﯾ ْﺴﺘَ ْﯿ ِﻘ 17 .(ا ْﻟﻤَﻌْ ﺘُــﻮ ِه َﺣﺘ ﱠﻰ ﯾَ ْﻌ ِﻘ َﻞ )رواه اﻟﺘﺮﻣﺬى Artinya: “Diriwayatkan dari Ali bahwasanya Rasulullah bersabda: diankat pena (hukum) dari tiga kelompok, dari yang tidur hingga ia bangun, dari anak kecil hingga ia dewasa, dan dari orang gila hingga ia sembuh”. (HR. AlTirmidzi).
lain
hukum
memaafkan/
syari'at
tidak
itu
membebani
anak-anak yang belum ihtilâm (dewasa).18 Berdasarkan
uraian
tersebut di atas, maka dalam hukum Islam anak yang belum dewasa secara umum tidak dapat dijatuhi sanksi hukuman atas segala
tindakannya,
kedewasaan
sebab
seseorang
adalah
sebagai salah satu syarat bagi Secara umum dari hadits tersebut di atas dapat dipahami bahwa Allah menghilangkan taklif (pembebanan hukum) dalam tiga keadaan, di antaranya dari anak kecil sehingga ia dewasa. Itu menjadi
petunjuk
yang
jelas
bahwa anak kecil tidak dibebani
pelaku kejahatan untuk dapat dituntut guna mempertanggung jawabkan suatu tindak pidana yang telah ia lakukan, demikian sebagaimana dikemukakan oleh Abd
al-Qâdir
Audah
dalam
kitabnya al-Tasyî' al-Jinâi alIslâmi, di samping unsur harus adanya
nash/
peraturan
17
Abi 'Isa Muhammad bin 'Isa bin Saurah, Sunan al-Tirmidzi, (Beirut: Dâr al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1987), Juz IV, h. 24
18
Abd al-Qâdir Audah, alTasyrî' al-Jinâi al-Islâmi, (Beirut: 139
perundang-undangan
yang
(jarimah)
yang
mengaturnya, dan telah terjadinya
Karena
suatu tindakan kejahatan, seorang
dihapuskannya
pelaku juga harus telah dewasa.
pelaku pidana adalah tidak cukup
Hal
umur (shighr al-sinn).20 Sehingga
ini
dapat
dilihat
dari
di
dilakukannya. antara
sebab
hukuman
ungkapannya berikut:
dengan
أن ﯾﻜ ﻮن اﻟﺠ ﺎﻧﻰ ﻣﻜﻠﻔ ﺎ أى ﻣﺴ ﺌﻮﻻ ﻋ ﻦ . وھﺬا ﻣﺎﻧﺴﻤﯿﮫ اﻟﯿﻮم ﺑﺎﻟﺮﻛﻦ اﻷدﺑﻰ،اﻟﺠﺮﯾﻤﺔ
mukallafnya pelaku itulah yang
19
pelaku pidana adalah mukallaf, yaitu orang yang dapat dimintai pertanggung jawaban atas tindak pidana yang dilakukannya, demikian ini adalah apa yang dinamakan dalam istilah kami dengan al-ruknu aladabî. Adanya keharusan unsur pelakunya itu telah
mukallaf,
maksudnya adalah pelaku jarimah itu haruslah benar-benar orang yang dapat dimintai pertanggung jawaban pidana atas tindak pidana
kata
lain,
bagi
telah
menyebabkan ia dapat dituntut atas segala apa yang ia perbuat.
D. Kasus
Perlindungan
Hukum
Terhadap Anak di Indonesia Bentuk kasus yang bisa jadikan contoh dalam masalah bagaimana perlindungan
pelaksanaan hukum
terhadap
anak yang berhadapan dengan kasus hukum di Indonesia, dapat dilihat dari kasus-kasus hukum seperti
kasus
tindak
pidana
pemeresan dan penganiayaan oleh anak yang berujung pada putusan
Muassasah al-Risâlah, 1997), Juz I, h. 382 19 'Abd al-Qâdir 'Audah, alTasyrî' al-Jinâi al-Islâmi, (Beirut: Muassasah al-Risâlah, 1997), Juz I, h. 111
Pengadilan Negeri Padang nomor 661/PID.B/2007/PN.PDG.
20
dan
Ibid., h. 468 140
putusan
nomor
18/PID.B/2008/PN.PDG. 1.
Tindak Pidana
nakuti orang yang lewat di jalan atau mengambil harta, atau membunuh manusia.
Pemerasan Sedangkan
dengan ancaman kekerasan Dalam
hukum
Zhahiriyah
Ulama
mengemukakan
pidana Islam, tindak pidana
definisi
pemerasan dengan ancaman
menyebut pelaku perampokan
kekerasan
sebagai berikut:
ini
termasuk
kepada salah satu bentuk dari jarimah sirqah, yaitu sirqah qubra (pencurian berat) yang biasanya disebut juga dengan jarimah yang
hirâbah.
Karena
dimaksud
Ulama sebagaimana
Hanafiyah yang
dikutip
Abd al-Qadir Audah adalah: اﻟﺨ ﺮوج ﻷﺧ ﺬ اﻟﻤ ﺎل ﻋﻠ ﻰ...اﻟﺤﺮاﺑ ﺔ ﺳﺒﯿﻞ اﻟﻤﻐﺎﻟﺒﺔ إذا ادى ھﺬا اﻟﺨﺮوج اﻟ ﻰ إﺧﺎﻓ ﺔ اﻟﺴ ﺒﯿﻞ او أﺧ ﺬ اﻟﻤ ﺎل او ﻗﺘ ﻞ 21 .إﻧﺴﺎن Hirabah adalah keluar untuk mengambil harta dengan jalan kekerasan yang realisasinya untuk menakut-
dengan
اﻟﻤﺤﺎرب ھﻮ اﻟﻤﻜﺎﺑﺮ اﻟﻤﺨﯿﻒ ﻷھﻞ اﻟﻄﺮﯾﻖ اﻟﻤﻔﺴﺪ 22 .ﻓﻰ اﻻرض Perampok adalah orang yang melakukan tindak kekerasan dan mengintimidasi orang yang lewat, serta melakukan perusakan dimuka bumi.
dengan
hirâbah itu sendiri menurut
hirabah
Berdasarkan definisi yang dikemukakan di atas, dapat diketahui bahwa unsur terpenting
dalam di
jarimah
hirabah
itu
antaranya
adalah
mengambil
harta
dengan
kekerasan
atau
ancaman
kekerasan,
baik
dalam kenyataannya pelaku jarimah
hirâbah
tersebut
mengambil harta sekaligus 21
Abd al-Qadir Audah, op.cit., Juz II, h. 639 22
Ibid., h. 641 141
melakukan
tindakan
kekerasan
atau
hanya
menurut hukum pidana Islam jenis
sanksi
hukum
dari
mengambil harta orang lain
tindak pidana "pemerasan"
tanpa melakukan kekerasan
yang dilakukan oleh anak
seperti membunuh pemilik
(terdakwa) yang baru berusia
harta yang dirampasnya atau
14
sebaliknya.
dengan pidana penjara selama
Berdasarkan
unsur
4
(empat
bulan,
belas)
tidaklah
sesuai
berikut syarat-syarat umum
dengan
dalam setiap bentuk tindak
Islam. Demikian ini karena
pidana
tidak
sebagaimana
dikemukakan,
dan
telah syarat
ketentuan
tahun
terpenuhinya
hukum
unsur
pertama (pelaku adalah orang
khusus dalam tindak pidana
dewasa/
hirabah, maka untuk dapat
menurut Abd al-Qâdir Audah,
dikenakan sanksi hukuman
hukum
(hadd),
hirabah
memaafkan/ tidak mengambil
haruslah
konsekwensi hukum terhadap
pelaku
disyaratkan
mukallaf, yaitu telah baligh lagi berakal.
23
Berdasarkan pemahaman tersebut maka
mukallaf),
syariat
anak-anak
(yang
sebab
itu
belum
ihtilâm) hingga ia dewasa ( واﻟﺸ ﺮﯾﻌﺔ ﺗﻌﻔ ﻰ اﻷطﻔ ﺎل إﻻ إذا ﺑﻠ ﻎ اﻟﺤﻠ ﻢ
),24
dan
menurut
pendapat kebanyakan ulama, 23
Lajnah min al-Asâtizdah bi Kuliyyah al-Syar'iyyah wa al-Qanûn bi al-Qâhirah, al-Jarîmah wa Ahkâmuha fi al-Fiqh al-Islâmi, (Kairo: Dâr al-Thabâ'ah, 1992), h. 167
24
Hal tersebut didasarkan pada firman Allah QS. Al-Nûr ayat 59, dan hadits riwayat Imam al-Tirmidzi. Lebih lanjut lihat; Abd al-Qâdir Audah, op.cit., Juz I, h. 382 142
usia mukallaf yang ditandai
dengan berdasarkan pendapat
dengan adanya ihtilâm bagi
ini, maka terhadap anak yang
anak laki-laki, dan haid bagi
belum pernah ihtilâm dan
anak perempuan itu adalah
belum
pada saat ia telah berusia 15
tidaklah dapat diberi sanksi
25
berusia
tahun
hukum pidana penjara atas
(lima belas) tahun, sehingga
tindakan
yang
telah
ia
lakukan.
25
Pandangan di atas adalah pendapat Abu Yusuf, Muhammad (kedua teman/ murid Imam Abu Hanifah), Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad bin Hanbal. Pendapat mereka didasarkan kepada dalil yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. bahwa ia berkata: "Aku ditawarkan – untuk ikut perang – kepada Nabi Muhammad SAW pada hari (peperangan) Uhud, ketika aku berusia empat belas tahun, ternyata Nabi tidak mengizinkan aku untuk ikut berperang. Aku pun ditawarkan kepadanya pada Perang Khandak, ketika itu aku berusia lima belas tahun, dan akupun diizinkan". Pendapat senaja juga dikemukakan oleh Muhammad 'Abd al-Qadir 'Atha, dan Jalaluddin Abdurrahman dalam masing-masing kitab tafsirnya. Lihat: Muhammad 'Abd al-Qadir 'Atha, Ahkâm al-Qur'ân, (Beirut: Dâr alKutub al-'Ilmiyyah, t.th), Jilid I, h. 418. lihat juga; Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakr alSuyûthi, al-Durr al-Mantsûr fi alTafsîr al-Ma'tsûr, (Beirut: Dâr al-
15
2.
Tindak pidana Penganiayaan Dalam
hukum
pidana Islam, tindak pidana "Penganiayaan" ini disebut juga dengan istilah jinâyah 'ala
mâ
dûna
al-nafs,26
(tindak pidana atas selain jiwa); yaitu setiap perbuatan menyakiti orang lain yang mengenai badannya, tetapi Kutub al-'Ilmiyyah, 2000), Juz II, h. 215. 26
Istilah tersebut secara jelas digunakan oleh Ulama Hanafiyah. Lebih lanjut lihat; A'la al-Dîn alKasani, Badâi' al-Shanâi' fi Tartîb alSyarai', (Beirut: Dâr al-Fikr, 1996), Juz VII, h. 436 143
tidak sampai menghilangkan
(terdakwa) yang baru berusia
nyawanya.27
15
(empat
belas)
tahun
Dari definisi yang
dengan pidana penjara selama
dikemukakan Abd al-Qadir
5 bulan, masih belum sesuai
Audah
dapat
dengan prinsip hukum Islam.
dipahami bahwa inti unsur
Demikian ini karena masih
pada tindak pidana atas selain
diragukannya unsur umum
jiwa ini, - selain unsur setiap
yang pertama (pelaku adalah
pelaku yang harus mukallaf -
orang
dewasa/
mukallaf),
adalah
sebab
selain
pendapat
tersebut
adanya
"perbuatan
menyakiti", yaitu setiap jenis
kebanyakan
pelanggaran
menyatakan usia
yang
bersifat
ulama
yang
mukallaf
atau
merusak
(baligh/
badan
manusia,
seseorang itu adalah 15 (lima
seperti tindakan pelukaan,
belas) tahun, juga terdapat
pemukulan,
pencekikan,
versi lain seperti pendapat
pemotongan
dan
Imam Abu Hanifah yang
menyakiti anggota
lain
berakal)nya
menyatakan usia baligh anak
sejenisnya. urain
laki-laki adalah 18 tahun dan
maka
anak perempuan 17 tahun.
menurut hukum pidana Islam
Sedangkan Ulama Malikiyah
jenis
mempunyai dua pendapat;
Berdasarkan tersebut
di
sanksi
atas,
hukum
dari
tindak pidana "Penganiyaan"
pertama,
usia
baligh
itu
yang dilakukan oleh anak
adalah ketika telah mencapai usia sempurna 17 tahun.
27
Abd al-Qadir Audah, op.cit., h. 204
Pendapat kedua (pendapat ini 144
yang paling masyhur dari
1) Menghindari penjatuhan
mereka), adalah ketika anak
hukuman
telah
terhadap perkara yang
tahun.
mencapai
umur
18
28
(hadd)
mengandung
unsur
keraguan (subhat).
Selain pertimbangan bahwa
2) Seorang hakim lebih baik
sebagaimana diketahui sanksi
salah dalam memaafkan
hukum dalam Islam hanya
dari pada salah dalam
dapat
menetapkan hukuman.
tersebut
di
atas,
diterapkan
setelah
Kedua
terpenuhinya beberapa unsur,
bentuk
baik yang bersifat umum
prinsip di atas mutlak adanya,
maupun khusus. Ketentuan
karena yang demikian itu
ini
karena
terambil dari apa yang telah
diberlakukan
hukuman
dalam
Islam
disabdakan Rasullah SAW
dianggap
sebagai
suatu
berikut:
tindakan ikhtiyat, karenanya setiap
hakim
menegakkan berikut:
haruslah
dua
prinsip
29
28
ﺻ ﻠﱠﻰ َ ﷲ ِ ﺳ ﻮ ُل ُ ﻋَﻦْ ﻋَﺎ ِﺋ َﺸ َﺔ ﻗَﺎ َﻟ ﺖْ َﻗ ﺎ َل َر ِﷲ َﻋ َﻠ ْﯿ ِﮫ َو َﺳ ﻠﱠ َﻢ ا ْد َرءُوا ا ْﻟ ُﺤ ﺪُو َد َﻋ ﻦ ُﻄ ْﻌﺘُ ْﻢ َﻓ ﺈِنْ َﻛ ﺎنَ َﻟ ﮫ َ ا ْﻟ ُﻤ ْﺴ ِﻠﻤِﯿﻦَ َﻣ ﺎ ا ْﺳ َﺘ ْاﻹ َﻣ ﺎ َم أَن ِ ْ ﻣَﺨْ َﺮ ٌج َﻓ َﺨ ﱡﻠ ﻮا َﺳ ﺒِﯿﻠَﮫُ َﻓ ﺈِ نﱠ ﯾُﺨْ ِﻄ َﺊ ﻓِﻲ ا ْﻟ َﻌ ْﻔ ِﻮ َﺧ ْﯿ ٌﺮ ﻣِﻦْ أَنْ ﯾُﺨْ ِﻄ َﺊ ﻓِﻲ 30 .()رواه اﻟﺘﺮﻣﺬى.ا ْﻟ ُﻌﻘُﻮﺑَ ِﺔ Artinya:
Huzaemah Tahido Yanggo, Fiqih Anak; Metode Islam dalam Mengasuh Anak serta Hukum-hukum yang Berkaitan dengan Aktivitas Anak, (Yakarta: PT. Al-Mawardi Prima, 2004), h. 29-30 29
Abd al-Qadir Audah, op.cit., h. 214-215
"dari 'Aisyah berkata, Rasulullah SAW telah bersabda: Hindarkanlah bagi kaum
30
Abi 'Isa Muhammad bin 'Isa bin Saurah, op.cit., h. 25 145
muslimin hukuman hudud kapan saja kamu dapat menemukan jalan untuk membebaskannya . Sesungguhnya hakim itu lebih baik salah dalam memberi maaf dari pada salah dalam menghukum". (HR. AlTirmidzi).
pertimbangan-pertimbangan dalam uraian tersebut di atas yang pada akhirnya dapat kesimpulan
bahwa
menurut perspektif hukum Islam jenis sanksi hukum yang
dijatuhkan
hakim
terhadap anak dengan sanksi pidana penjara adalah tidak tepat,
karena
belum
anak
berstatus
yang
mukallaf
secara umum tidak dapat dibebani jawaban
pertanggung hukum.
anak
tersebut
dapat
dibebaskan dengan sebebasbebasnya oleh hakim, tetapi terhadap anak tersebut hakim hendaklah
memberikan
tindakan-tindakan bersyarat, yaitu
tindakan
(tindakan
mendidik
ta'dîb bagi
anak),
seperti
menyerahkannya
kepada
Negara, Departemen Sosial,
Berdasarkan
ditarik
dalam hal ini bukan berarti
Namun
atau Organisasi Sosial untuk mengikuti
pendidikan,
pembinaan atau latihan kerja yang syarat dengan nilai pendidikan.
Hal
ini
didasarkan kepada apa yang terkandung
dalam
hadits
Rasulullah SAW. berikut: ﺐ ﻋَﻦْ َأﺑِﯿ ِﮫ َﻋ ﻦْ ﺟَ ﱢﺪ ِه ٍ ﺷ َﻌ ْﯿ ُ ِﻋَﻦْ َﻋ ْﻤﺮِو ﺑْﻦ ﺻ ﻠﱠﻰ ﷲ َﻋ َﻠ ْﯿ ِﮫ َ ﷲ ِ ﺳ ﻮ ُل ُ َﻗ ﺎ َل َر: ََﻗ ﺎل ﺼ َﻼ ِة َوھُ ْﻢ َأ ْﺑ َﻨ ﺎ ُء َو َﺳﻠﱠ َﻢ ُﻣﺮُوا أَوْ َﻻ َد ُﻛ ْﻢ ﺑِﺎﻟ ﱠ َﺳ ْﺒ ِﻊ ِﺳﻨِﯿﻦَ وَاﺿْ ِﺮﺑُﻮھُ ْﻢ َﻋ َﻠ ْﯿﮭَﺎ َوھُ ْﻢ َأ ْﺑ َﻨ ﺎ ُء َﻋ ْﺸ ٍﺮ َوﻓَ ﱢﺮﻗُﻮا َﺑ ْﯿﻨَﮭُ ْﻢ ﻓِﻲ ا ْﻟ َﻤﻀَﺎﺟِ ﻊِ )رواه (أﺑﻮ داود Artinya: "Dari Amr bin Syuaib dari Bapaknya dari 146
Kakeknya berkata, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: perintahkanlah anak-anakmu mendirikan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka apabila tidak mau shalat ketika telah berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidurnya". (HR. Abu Daud). Kebolehan memukul dalam hadits tersebut di atas bukan
berarti
harus/wajib
memukul. Maksud tindakan fisik di sini adalah tindakan tegas
“bersyarat”,
pukulan
yang
dalam
rangka
yaitu:
dilakukan ta’dîb
(mendidik, yakni agar tidak terbiasa
melakukan
pelanggaran yang disengaja). Dengan kata lain, memukul
adalah alternatif terakhir.31 Dengan demikian apa yang menjadi tujuan diadakannya hukuman
dalam
Islam
sebagaimana dikemukakan Aziz
yang oleh
al-Khaiyâth,
32
Abdul dapat
dirasakan, terutama untuk pelaku tindak pidana – yang dalam hal ini masih berstatus 31
Abdullah Nâshih 'Ulwân, Tarbiyat al-Aulâd fi al-Islâm, (Beirut: Dâr al-Islâm, t.th), Juz II, h. 766 32
Menurut Abdul Aziz dalam Islam ada tiga tujuan hukuman: Pertama, untuk pelaku kejahatan; hukuman ditunjukkan untuk ta'dib (pengajaran), yang bertujuan untuk kemaslahatan yang bersangkutan dan masyarakat dan menghindarkan diri dari kemafsadatan. Kedua, untuk yang menjadi korban; bertujuan untuk menghibur agar tidak terjadi dendam yang berkelanjutan. Ketiga, terhadap orang lain; bertujuan untuk menjauhkan setiap orang agar tidak melakukan kejahatan yang sama. Lihat: Abd al-Aziz al-Khaiyâth, alMuaidat al-Tasyri'iyyah Nazhâriyyat al-'Uqûbah, (Kairo: Dâr al-Salâm, 1986), h. 38-39 147
anak-anak – yaitu hukuman
yang memiliki daya yuridis
ditunjukkan untuk pelajaran
atas kehendaknya sehingga
(ta'dîb), yang juga bertujuan
dapat
untuk kemashlahatan yang
keadaan hukum bagi dirinya.
bersangkutan
Berbeda
halnya
dengan
menghindarkan dirinya dari
ketentuan
hukum
pidana,
kemafsadatan.
tidak dewasanya seseorang
dan
pula
bukanlah E. Kesimpulan 1.
argumentum
a
yang
contrario
menunjukkan hal
dikarenakan
yang
hubungannya
dengan
Islam,
itu
dengan
telah
bermimpi
(ihtilâm)
atau
dari
berlakunya
hanya orang dewasa yang
sinilah
awal
pertanggung
jawaban hukum atas segala
dianggap mampu bertindak
karena hanya mereka inilah
dewasa
ditandai
dan
perdata
(bekwaamheid),
usia
menstruasinya seorang anak
pertanggung jawaban hukum, hukum
mereka
Sedangkan menurut hukum
yang Adapun
terhadap
dipidana atas perbuatannya.
peraturan
mangaturnya.
lakukan,
tahun telah dapat dituntut dan
maksud dan bentuk hukum
perundang-undangan
ia
yang masih berusia 12-18
ini
berbedanya
setiap
telah
sehingga
adanya
perbedaan,
hukum
hal
dituntut atas perbuatan pidana
positif berdasarkan metode
menurut
suatu
menyebabkan ia tidak dapat
Konsep dewasa dalam hukum
dari
menentukan
perbuatan dirinya. 2.
Pandangan
hukum
Islam
terhadap jenis sanksi hukum 148
berupa pidana penjara selama
benar harus mukallaf. Sebab
4 bulan atas tindak pidana
keraguan ini adalah karena
"pemerasan dengan ancaman
terdapatnya
kekerasan" oleh seorang anak
pendapat
yang masih berusia 14 tahun
mengenai batas usia baligh/
adalah tidak sesuai dengan
mukallafnya
ketentuan hukum Islam, hal
Sehingga dengan keraguan
ini disebabkan karena tidak
ini seorang hakim hendaknya
terpenuhinya
tidak
syarat
bagi
bermacam para
ulama
seseorang.
memutus
perkara
pelaku kejahatan, yang dalam
dengan menjatuhkan sanksi
hukum Islam seseorang yang
pidana,
baru berusia 14 tahun adalah
memberikan sanksi berupa
dihukumkan sebagai manusia
tindakan
yang belum dewasa, sehingga
bernilai mashlahat bagi masa
dengan status ini seorang
depan
anak tidak dapat dibebani
tersebut
sanksi
pidana.
membebaskannya dari sanksi
dengan
pidana, dengan prinsip:
hukum
Demikian
halnya
melainkan
hanya
pengajaran
anak
yang
(terdakwa) dengan ﻓﺈن
jenis sanksi hukum berupa
اﻹﻣﺎم ان ﯾﺨﻄﺊ ﻓﻰ اﻟﻌﻔﻮ ﺧﯿﺮ ﻣﻦ ان
pidana
( ﯾﺨﻄﺊ ﻓﻰ اﻟﻌﻘﻮﺑﺔkesalahan
penjara
selama
5
pidana
seorang
"Penganiayaan" oleh seorang
memberi
anak yang telah berusia 15
(membebaskan) lebih baik
tahun, dengan alasan masih
daripada
diragukannya
memberi hukuman).
bulan
atas
tindak
syarat
dari
hakim
dalam maaf
salah
dalam
unsur pelaku yang benar149
F. Daftar Kepustakaan Audah, Abd al-Qadir, al-Tasyrî' alJinâî al-Islâmi, Beirut: Dâr al-Fikri, t.th. al-Barrî, Zakariyya Ahmad, Ahkâm alAulâd fi al-Islâm, Kairo: Dâr al-Qaumiyah, t.th. Dahlan, Abdul Aziz, (ed), Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, t.th. E. Sumaryono, Kejahatan Anak; Suatu Tinjauan dari Psikologi dan Hukum, Yogyakarta: Liberty, 1985. Gosita, Arif, Masalah Perlindungan Anak, Jakarta: Akademika, 1985. al-Habsyi, Abdullah dan Abu Haidar, Hak-hak Sipil dalam Islam, Jakarta: al-Huda, 2005. al-Hanafi, Abdul Aziz bin Ahmad alBukhari, Kasyf al-Asrâr 'ala Ushûl al-Bazdawi, Beirut: Dâr al-Kitab al-'Arabi, 1394 H. al-Hanafi, Ibnu Nujaim, al-Asybah wa al-Nazhâir, Beirut: Dâr alKutub al-‘Ilmiyyah, t.th.
Husein, Abdur Rozak, Hak Anak dalam Islam, Jakarta: Fikahati Aneska, 1992. al-Jaziri, ‘Abd al-Rahman, al-Fiqh ‘Alâ al-Mazâhib al-‘Arba’ah, Kairo: Dâr al-Hadîts, 2004. al-Khalif, Syeikh ‘Ali, al-Haq wa alZimmah, Mesir: Dâr al-Fikr al-‘Arabi, 1976. Khalaf, Abd al-Wahab, 'Ilm Ushûl alFiq, Damaskus: Dâr al-'Ilm, 1978. Kusumah, Mulyono W., (ed), Hukum dan Hak-hak Anak, Jakarta: Rajawali Press, 1986. Muhammad bin Isma’il, Abi ‘Abdillah, Shahîh al-Bukhâri, Semarang: Thaha Putra, t.th. Soekanto, Soerjono, dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001. Sumiarni, MG. Endang, dan Chandera Halim, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Hukum Keluarga, Yogyakarta: Andi Offset, 2000. Syarifuddin, Amir, Ushul Fiqh I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997. 150
Tim
Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
'Ulwan, Abdullah Nâshih, Tarbiyah al-Aulâd fi al-Islâm, Beirut: Dâr al-Salâm, 1981. Yanggo, Huzaemah Tahido, Fiqih Anak; Metode Islam dalam Mengasuh Anak serta Hukum-hukum yang Berkaitan dengan Aktivitas Anak, Yakarta: PT. AlMawardi Prima, 2004. al-Zuhaili, Wahbah, al-Fiqh al-Islâmî wa Adillatuh, Damaskus: Dâr al-Fikr, 2002.
151
MANAJEMEN SISTEM PENGEMBANGAN KURKULUM DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI MADRASAH (STUDI MULTI KASUS PADA MAN DI PROPINSI SUMATER BARAT) Oleh Nila Kesumawati 1 ABSTRAK Judul penelitian ini adalah Manajemen kurikulum dalam meningkatkan mutu pembelajaran di MAN Sumatera Barat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis a) perencanaan kurikulum, b) pelaksanaan kurikulum, c) evaluasi kurikulum dan d) dampak manajemen kurikulum terhadap mutu pembelajaran di MAN Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologis dan teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan : Pertama, pada aspek perencanaan kurikulum MAN Sumatera Barat menggunakan empat tahapan yaitu : 1) Madrasah bersama komite melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal termasuk kebijakan pemerintah pusat tentang Sistim Pendidikan Nasional yang terdiri dari delapan standar dan kebijakan pemerintah daerah. 2) Madrasah membentuk tim pengembang kurikulum, 3) menyusun draf rencana dokumen kurikulum, 4) draf tersebut dibawa kelokakarya untuk dibahas bersama oleh seluruh civitas akdemik madrasah dan komite madrasah, 4) revisi dari hasil lokakarya akan menjadi dokumen rencana kurikulum yang akan disahkan oleh kepala madrasah, komite madrasah dan Kementrian Agama RI Propinsi Sumatera Barat. Dokumen rencanakurikulum atau dokumen satu kurikulum mencakup sejumlah komponen yaitu kerangka dasar, struktur kurikulum, beban belajar, alokasi waktu, penetapan kalender pendidikan dan kurikulum muatan lokal serta pengembangan diri. Kedua, pada aspek pelaksanaan kurikulum MAN Sumatera Barat menggunakan acuan delapan standar pendidikan terutama dalam pelaksanaannya sesuai dengan standar proses. Yang menjadi pelaksana kurikulum adalah guru, kepala sekolah dan komite menjadi partner yang bersifat mengontrol dan memonitoring pelaksanaan kurikulum. Rencana pelaksanaan dipersiapkan oleh guru dalam bentuksilabus dan rencana pengembangan pembelajaran yang disusun setiap semester serta disesuaikan dengan alokasi waktu. Program ini akan 1
Penulis Tamatan S.3 Pascasarjana UNINUS Bandung, Dosen Prodi PGMI STAI Solok Nan Indah 152
terangkum di dalam dokumen kurikulum. Pelaksanaan kurikulum dimadrasah sarat dengan nilai-nilai Islam dan nilai-nilai akhlak. Ketiga, pada aspek evaluasi kurikulum, MAN Sumatera Barat melakukan lima tahapan yaitu : 1) evaluasi awal untuk membuat rencana kurikulum dengan melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal serta kemampuan madrasah, 2) evaluasi terhadap dokumen atau rencana kurikulum, evaluasi terhadap tujuan dan isi kurikulum.3) evaluasi terhadap proses atau pelaksanaan kurikulum. 4) evaluasi hasil belajar untuk melihat sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai , 5) evaluasi terhadap program kurikulum secara keseluruhan, evaluasi ini dilakukan oleh madrasah sedikitnya satu kali sebulan, enam bulan dan setahun.Keempat, dampak pelaksanaan kurikulum yaitu adanya kemandirian dan kewenangan yang tinggi dari guru maupun kepala sekolah serta komite dalam menyusun dan melaksanakan serta mengevaluasi kurikulum, meningkatnya mutu lulusan akademik maupun non akademik, meningkatnya lulusan yang melanjutkan ke PTN dan Universitas khairo dan bekal keterampilan hidup yang memadai serta dilandaskan dengan nilai-nilai Islam dan akhlakul kharimah. Kata Kunci: Manajemen, Kurikulum dan Mutu ABSTRACT The research entitle curriculum management in improving learning learning quality in improving learning quality in MAN West Sumatra. The goal of this study was to investigate and analyzing out a) curriculum planning, b) implementation of the curriculum, c) evaluation of curriculum and d) effect quality of the education curriculum in MAN West Sumatra. The methodology of this study used a phenomenological approach and procedures for data collection is done through observation, interviews and documentary study. The results show: Firstly, the aspect of curriculum planning MAN West Sumatra using four stages: 1) Madrasah as a committee to analyze the internal and external environment including government policy on National Education System consists and eight local government policies and standards. 2) establish Madrasah curriculum development team, 3) curriculum document drafted plan, 4) the draft was taken to the workshop for discussion by the entire academic community with madrasah and Islamic committees, 4) revision and basil would be workshops curriculum plan documents will authorized by the head of the madrasah, madrasah committee and the Ministry of Religious Affairs of West Sumatra province. Curriculum plan documents or document a curriculum that includes a number component basic framework, the structure of the curriculum, learning load, time allocation, establishment of educational calendar and local curriculum and development. Second, the aspect of curriculum implementation MAN 153
West Sumatra using eight reference standards of education, especially in its implementation in accordance with the standards process.The implementing curriculum are teachers, principals and commitment a partner who is controlling and monitoring the implementation of the curriculum. The implementation plan was prepared by the teacher in the form of a syllabus and learning development plan drawn up every year and every semester and adjusted with time. The program will be summarized in the document itself curriculum. Implementation of the curriculum at the school laden with Islamic values and moral values. Third, the evaluation aspects of the curriculum, MAN West Sumatra using five stages in the evaluation of the curriculum are: 1) an initial evaluation to plan curriculum by analyzing internal and external environment and the ability Madrasah, 2) evaluation of the plan document or the curriculum, the evaluation is done based the idea underlying the curriculum. 3) evaluation of the process or the execution of the curriculum. 4) evaluation of learning outcomes to see the extent to which learning objectives achieved, and 5) evaluation of the program curriculum as a whole, the evaluation was conducted by the Madrasah at least once a month, six months and a year. Fourth, the impact of the implementation of the Madrasah-based curriculum management; the independence and authority of the high and the teachers and principals as well as the committee in formulating and implementing and evaluating the curriculum, improving the quality of graduates of academic and non-academic, increasing graduates who go on to State and University khairo and skills provision adequate living and grounded with Islamic values and akhlakulkharimah. Keyword: Mangament, Curriculum and Quality A.
Latar Belakang Masalah
desentralisasi pengelolaan oleh sekolah
peningkatan
serta pengembangan kurikulum oleh
mutu pendidikan Indonesia pemerintah
satuan pendidikan merupakan upaya
telah mengeluarkan Undang-Undang
perbaikan wajah pendidikan Indonesia
Sistem Pendidikan Nasional. Dalam
kearah peningkatan mutu pendidikan.
Dalam
rangka
undang-undang
Pelaksanaan
tersebut
dari
undang-
pemerintah
undang sistem pendidikan nasional,
untuk menyelenggarakan pendidikan
telah merubah kebijakan pendidikan,
yang bermutu. Pemberian kewenangan
dari
kepada pemerintah daerah dan kota dan
Desentraslisasi pendidikan merupakan
mengamanatkan
kepada
sentaralistik
ke
desentralistik.
154
pendelegasian kewenangan pengelolaan
No 20 tahun 2003 pasal 51 ayat 1 yang
pendidikan dari pemerintah pusat ke
berbunyi
pemerintah
pendidikan anak usia dini, pendidikan
daerah
kabupaten/kota.
:
dan
“Pengelolaan
pendidikan
satuan
Dalam Undang-Undang Nomor 32
dasar,
menengah
tahun 2004 pasal 14 ayat (1) ditegaskan
dilaksanakan
“bahwa yang menjadi kewenangan
pelayanan minimal dengan
pemerintahan daerah Kabupaten/Kota
manajemen
salah satunya adalah penyelenggaraan
sekolah/madrasah”.
pendidikan”.
(2003)
berdasarkan
standar prinsip berbasis
UU
sisdiknas
menetapkan
Pengelolaan satuan pendidikan
Berbasis
yang dimaksud dalam pasal tersebut
Sekolah/Madrasah (MBS/MBM) dalam
adalah manajemen sekolah/madrasah,
pengelolaan sekolah/madrasah. Hal ini
bahwa tiap sekolah wajib melaksanakan
ditetapkan
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Pemerintah prinsip
Manajemen
oleh
pemerintah
dalam
Undang-Undang Pendidikan Nasional
Berbasis (MBS/M).
dengan
Berbasis
ini
diharapkan
Madrasah merupakan pemberian dan
proses
pendelegasian
demokratis,
kewenangan
kepada
Manajemen
Perubahan sistem manajemen
Sekolah/Madrasah
Manajemen
prinsip
dapat
pendidikan
mewujudkan yang
lebih
memperhatikan
sekolah/madrasah untuk mengelola dan
keberagaman
melakukan
masyarakat dan peserta didik serta
meningkatkan berkelanjutan improvement).
kebutuhan/keadaan
perbaikan
serta
kualitas
secara
mendorong
peningkatan
partisipasi
continous
masyarakat.
Semua
dilakukan
(quality
ini
pemerintah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan Indonesia. 155
Pengelolaan
dibidang
pendidikan pada masa lalu bersifat sentralistik,
artinya
dengan
potensi,
tuntutan
dan
kebutuhanya. Otonomi dalam manajemen
kebijakan
pengelolaan pendidikan dikendalikan
merupakan
oleh
untuk meningkatkan kinerja para tenaga
pemerintah
menimbulkan yang
pusat,
beberapa
menghambat
hal
ini
keberjalanan
langsung kelompok-kelompok terkait
antara lain pembangunan seringkali
masyarakat
tidak
Mohrman
kehendak
kurang
membangkitkan
madrasah
pendidikan,
dan
masyarakat,
bagi
problematik
pembangunan pendidikan di daerah,
mencerminkan
potensi
mampu
partisipasi
dan
menawarkan
meningkatkan
pemahaman
terhadap and
partisipasi
pendidikan.
Wihlsetter
(1994),
menyatakan bahwa dalam penerapan Manajemen
Berbasis
Madrasah,
pemberdayaan potensi daerah, tidak
madrasah memiliki “full authority and
efesiennya
responsibility”
serta
penggunaan
kurang
pembiayaan
menampakkan
asas
dalam
program-program
menetapkan
pendidikan
dan
transparansi dan akuntabilitas yang
berbagai kebijakan sesuai dengan visi,
disebabkan oleh rentang pengendalian
misi
terlalu jauh.
Manajemen
Dalam pedoman Manajemen
besar
4)
sekolah,
bahwa
Manajemen
tujuan
pendidikan. Berbasis
Sekolah/Madrasah
Berbasis Madrasah Depag RI (2005: 3 dinyatakan
dan
dalam
memiliki
potensi
membentuk
kepala
pengelola
sistem
guru,
pendidikan
secara
satu wujud reformasi pendidikan yang
partisipasi
masyarakat
memberikan otonomi kepada madrasah
keterlibatan
yang
untuk
memberikan
kerangka
Berbasis Madrasah merupakan
mengatur
kehidupan
salah
sesuai
profesional
dan
memberikan
tinggi dasar
dalam bagi
156
pengembangan mutu pendidikan di
pada pengelolaan madrasah. Hal ini
sekolah/madrasah Sagala (2006 : 131).
disebabkan oleh sejumlah kelemahan
Jika dilihat dari sudut pandang
antara
lain
madrasah, eksistensi madrasah selalu
pengelolaan
berada
seperti
pada
termarginalkan,
posisi
yang
padahal
semenjak
tahun 1989 tentang sistem pendidikan
kurikulum
nasional,
gemuk,
dalam
dalam madrasah,
adanya
kerangka
kebijakan yang jelas dan komprehensif tentang
dijabarkan
manajemen
belum
dikeluarkannya Undang-Undang no 2
yang
kelemahan
pengelolaan yang
madrasah,
dianggap
jumlah,
kualitas
terlalu dan
perauran pemerintah no 29 tahun 1990
kompetensi guru masih rendah dan
dan diperkuat dengan undang-undang
mismatch,
no 20 tahun 2003 telah menempatkan
terbatas, dengan unit cost yang belum
posisi
dengan
setara dengan unit cost sekolah umum,
pendidikan umum dan menjadi satu
sarana dan prasarana yang masih belum
dalam sistem pendidikan nasional yang
memadai, serta kondisi madrasah yang
merupakan
sangat bervariasi.
madrasah
sama
keseluruhan
komponen
pendidikan yang saling terkait secara
anggaran
yang
sangat
Oleh karena itu kondisi ini
tujuan
harus segera diperbaiki agar mutu
madrasah
pendidikan di madrasah menjadi lebih
dengan pendidikan umum, baik dari
baik ke depannya untuk mewujudkan
segi kurikulum, guru, mutu lulusan,
visi sebagai “character building dan
ijazah, unit cost maupun sarana dan
pembentukan akhlakul karimah (budi
prasarana pendidikan.
pekerti). Untuk mewujudkan visi, misi
terpadu
untuk
pendidikan.
mencapai
Kesejajaran
Namun
pada
kenyataannya
dan tujuan tersebut, madrasah dituntut
dapat
untuk menetapkan berbagai program
dilaksanakan sepenuhnya, khususnya
dan kegiatan, menentukan prioritas,
peraturan
tersebut
belum
157
mengendalikan pemberdayaan berbagai
diserahkan pada madrasah. Madrasah
potensi
menyusun
madrasah
dan
lingkungan
dan
mengembangkan
serta
kurikulumnya sendiri atau kurikulum
mempertanggungjawabkannya kepada
tingkat satuan pendidikannya. Sesuai
masyarakat
Di
dengan amanat Undang-Undang Sistem
dari
Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal
Kementrian Agama RI dan pemerintah
36 ayat (2) yang berbunyi “kurikulum
Propinsi
pada
sekitar,
dan
samping
itu
pemerintah. upaya-upaya
Sumatera
meningkatkan
mutu
Barat
dalam
pendidikan
di
semua
jenjang
dikembangkan
pendidikan
dengan
madrasah, telah melakukan penataan
diverifikasi
terhadap
pendidikan, potensi daerah dan peserta
pengelolaan
pendidikan
madrasah secara khusus, disamping itu
didik”.
telah dilakukan juga berbagai program
berbunyi :
kegiatan seperti perbaikan kurikulum, pemenuhan
sarana
dan
prasarana
madrasah,
pelatihan
dan
(grand
desain
pengembangan
lain-lain.
madrasah: 2008). Salah menjadi
satu
perhatian
program dan
yang
merupakan
ujung tombak dan penentu terhadap keberhasilan
pendidikan
madrasah
adalah Program kurikulumnya. Sejalan dengan
otonomi
pendidikan
sesuai
prinsip
dengan
satuan
Dan pasal 38 ayat (2) yang
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan propinsi untuk pendidikan menengah. Kurikulum
adalah
suatu
dan
perangkat
rencana
dan
Manajemen Berbasis Madrasah (MBM)
mengenai
tujuan,
isi
maka
pelajaran serta cara yang digunakan
pengembangan
kurikulum
pengaturan dan
bahan
158
sebagai
pedoman
penyelenggaraan
sekolah/madrasah
bidang
kegiatan pembelajaran untuk mencapai
sebagai
tujuan
(UU
kurikulum dan guru sebagai pelaksana
2003).
kurikulum yang berkaitan langsung
undang-undang
dengan peserta didik dalam proses
pendidikan
sisdikanas
No
tertentu
20
Berdasarkan
tahun
sisidikanas
ini
madrasah
wajib
membuat,
mengembangkan
mengelola
program
dan
kurikulumnya
koordinator
kurikulum pelaksanaan
pembelajaran. Terkait madrasah
yang
dengan
pendidikan
berorientasi
sendiri, sesuai dengan prinsip-prinsip
Pendidikan
manajemen
merencanakan,
memiliki ciri khas keagamaannya yaitu
mengevaluasi
: amaliyah dari ilmu yang dimiliki
yaitu
melaksanakan
dan
Agama
Islam
pada yang
tentang keagamaan serta keikhlasan
program kurikulum di madrasah. pengembangan
dalam menjalankan atau mempraktekan
program kurikulum merupakan suatu
dalam kehidupan dengan senantiasa
proses
dan
mendapatkan ridho dari Allah SWT dan
tersebut
menciptakan pemahaman Agama Islam
bertahap
secara Kaffah, sehingga pelaksanaan
Manajemen
yang
menyeluruh
berkelanjutan. berlangsung
Proses secara
berdasarkan mekanisme tertentu. Untuk
pendidikan
itu,
yang
disain kurikulum yang memuat materi
yang
Agama Islam. Sedangkan madrasah
mendasari pengembangan kurikulum
dalam pelaksanaan pendidikan dan
dan komponennya.
pengajaran secara bersamaan dituntut
diperlukan
memadai
pemahaman
tentang
hal-hal
di
madrasah
menuntut
jawab
untuk mencapai tujuan yang telah
dalam pelaksanaan kurikulum yang
ditetapkan secara nasional (SNP) yaitu
utama adalah komite sekolah/madrasah,
standarisasi dalam pendidikan tersebut.
kepala sekolah/madrasah, wakil kepala
Oleh sebab itu madrasah memiliki
Sebagai
penanggung
159
cirikhas khusus pembelajaran Agama
kurikulum
Islam sedangkan pembelajaran secara
pembelajaran di kelas. 3) evaluasi
umum sama dengan pembelajaran di
kurikulum untuk melihat sejauh mana
Sekolah
keterlaksanaan
Menengah
Umum
(SMA)
lainnya. Dengan beban materi yang
dalam
kegiatan
kurikulum
dengan
rencana yang telah dibuat.
lebih banyak dari SMA tentunya jam
Dari deskripsi latar belakang
pelajaran juga akan bertambah, maka
masalah tersebut dan analisa survey
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
peneliti
kurikulum
berbeda
manajemen kurikulum di Madrasah
dengan sekolah umum. Untuk itu
Aliyah Negeri Padang ada sejumlah
madrasah bersama komite madrasah
masalah
memiliki
dikebanyakan madrasah bahwa :
otomatis
strategi
penambahan
jam
akan
khusus
dengan
pelajaran
yang
terhadap
yang
pelaksanaan
dapat
1. Pemahaman
diidentifikasi
tentang
manajemen
dimulai dari jam 07.00 sampai jam
berbasis madrasah masih kurang
17.00, serta madrasah mengadakan
baik dari unsur civitas akedemik
pendidikan
madrasah
dan
pengajaran
sistem
komite
madrasahnya.
asrama (boarding school). Secara
maupun
pokok,
kurikulum
2. Peran
komite
masih
kurang
meliputi 3 (tiga) unsur utama, yaitu 1)
berjalan
dalam
memberikan
perencanaan
masukan-masukan
terhadap
kurikulum
berisikan
program yang menyangkut tentang
program madrasah hanya sebatas
tujuan, materi, proses dan evaluasi yang
menyetujui program yang ada.
dikemas dalam bentuk silabus dan Rencana (RPP).
Pelaksanaan 2)
merupakan
Pembelajaran
pelaksanaan implementasi
3. Lemahnya penerapan manajemen kurikulum
sehingga
membuat
kurikulum
aplikasi Kurikulum Tingkat Satuan
proram
Pendidikan (KTSP) menjadi kurang 160
optimal
dan
kurang
mampu
7. Kreativitas
guru
dalam
manajemen
memfariasikan model pembelajaran
berbasis madrasah yang efektif dan
dan mengembangkan bahan ajar
maksimal
masih
mensupport
output
aplikasi
sehingga
madrasah
melahirkan
yang
kurang
kurang,
terlihat
dari
beberapa madrasah dan kebanyakan guru dalam mengajar masih saja
kompetitif dan berkualitas. manajemen
menggunakan satu metode yaitu
sebatas
metode ceramah saja dan bahkan
administrasi dokumen saja sehingga
masih ada guru yang menyuruh
menyebabkan implementasi KTSP
siswa catat buku sampai habis.
4. Masih
memandang
kurikulum
hanya
8. Pengembangan
tidak berjalan secara efektif. 5. Supervisi KTSP yang dilakukan Kementrian Sumatera
Agama Barat
kelengkapan
Propinsi
(mata
kebenaran
isi
dan instrumen serta cara penilaian yang mengukur kompetensi siswa baik secara kognitif, afektif dan
prosedur
psikomotor masih banyak guru yang
administrasi sedangkan substansi keilmuan
penilaian
pada
cendrung dan
bentuk
pelajaran) silabus
belum memahaminya. Adapun
dan
kurang
alasan
mengapa
penelitian ini dilakukan dimadrasah karena peningkatan mutu pembelajaran
mendapat perhatian. 6. Masih banyak guru yang merasa
di madrasah merupakan suatu yang
kesulitan dalam mengembangkan
esensial, krusial, meaningful dan aktual.
silabus,
yang
Dikatakan esensial karena populasi
menggunakan silabus dari sekolah
madrasah yang besar dan merupakan
lain hanya tinggal ganti nama dan
satuan pendidikan yang lahir dari
tanda tangan saja.
aspirasi masyarakat. Dikatakan krusial
masih
ada
guru
karena
pengembangan
pendidikan 161
nasional diarahkan pada swakelola
mengaplikasikan
(sebagaimana terjadi di madrasah) dan
menyeluruh
bila tidak segera ada keseimbangan
terlaksana, (3) banyak dari warga
antara madrasah dan umum akan
madrasah
yang
menjadi penghambat bagi akselerasi
tentang
undang-undang
pendidikan
Peningkatan
pendidikan nasional terutama standar-
manajemen mutu madrasah adalah
standar pendidikan yang melandasi
meaningful, karena populasi madrasah
pengembangan
yang besar akan secara signifikan
masih minimnya dukungan finansial
memberikan
madrasah
nasional.
sumbangan
pengembangan
mutu
bagi
pendidikan
KTSP belum
sepenuhnya
tidak
KTSP
untuk
mengaplikasikan
secara
mengetahui sistem
tersebut,
mensupport KTSP
(4)
dan secara
nasional. Dikatakan aktual, karena isu
menyeluruh. Hal ini akan berimplikasi
disentralisasi pendidikan dan debat
terhadap rendahnya mutu pembelajaran
pengelolaan
yang dihasilkan oleh madrasah. Untuk
menemukan
pendidikan keputusan
belum
final
baik
meningkatkan
mutu
pembelajaran
madrasah aliyah melalui kurikulumnya
ditingkat pusat maupun daerah. Madrasah belum sepenuhnya
maka peneliti menggunakan sejumlah
memaksimalkan pelaksanaan KTSP,
fungsi
dimana
ujung
mengaplikasikan manajemen kurikulum
tombak dalam meningkatkan mutu
madrasah yaitu : (1) perencanaan
madrasah. Hal ini disebabkan oleh
kurikulum, (2) pelaksanaan kurikulum
beberapa faktor : (1) masih kurangnya
dan, (3) evaluasi kurikulum.
pemahaman konsep tentang KTSP oleh
Berangkat
kurikulum
sebagai
sebagian besar warga madrasah,
(2)
asumsi
manajemen
dan
dari
melihat
dalam
berbagai fenomena-
meskipun didukung oleh tenaga guru
fenomena inilah peneliti akan berusaha
yang
memperoleh
rata-rata
S1
tapi
dalam
jawabannya
dengan 162
mengadakan komprehensif
penelitian terhadap
secara manajemen
sistem pengembangan kurikulum dalam meningkatkan
mutu
Kerangka
pemikiran
dalam
penelitian ini akan terlihat pada gambar perumusan masalah di bawah ini :
pembelajaran
MAN di Propinsi Sumatera Barat.
Gambar 1 : Kerangka Pemikiran 163
Agar penelitian ini tidak melebar
atau
perluasan,
mengalami
maka
Manajemen
sistem
pengembangan kurikulum dalam meningkatkan mutu pembelajaran di
Madrasah
Aliyah
Negeri
Propinsi Sumatera Barat. Berdasarkan
membatasi masalah
maka
peneliti
sejumlah penelitian
manajemen
Penelitian
sistem pengembangan kurikulum dalam
ini
pada
kurikulum,
strategi/proses kurikulum
dan
evaluasi kurikulum, yang dilihat aspek
perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, dampaknya terhadap mutu pembelajaran serta perbedaan penerapan
dan
mutu
pembelajaran ini bertujuan untuk menggali,
mengkaji
menganalisis
dan
dan
perencanaan,
persamaan
manajemen
pengembangan kurikulum
dampaknya
dalam
meningkatkan mutu pembelajaran MAN di Propinsi Sumatera Barat. B. Landasan Pemikiran 1. Landasan teologis QS. Ali Imran ayat 190-
kurikulum yaitu tujuan kurikulum,
dari
meningkatkan
fokus
pengembangan
isi/materi
manajemen
pelaksanaan, evaluasi kurikulum rumusan
masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,
Sumatera Barat.
peneliti
membatasinya pada masalah : Penerapan
Madrasah Aliyah Negeri Propinsi
sistem di
191,
“…sesungguhnya
dalam
penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal…yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) :
164
Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
berusaha untuk memperoleh ilmu.
menciptakan ini dengan sia-sia,
Maka dalam QS An Najm ayat 39
Maha
maka
dinyatakan bahwa manusia akan
peliharalah kami dari siksa neraka.
memperoleh apa yang diusahakan.
Dapat disimpulkan dari ayat di
Oleh sebab itu janji Allah dalam
atas bahwa Allah memerintahkan
QS
kepada
selalu
dinyatakan bahwa allah berjanji
mengingat allah, menuntut ilmu,
akan meninggikan derajat orang
mangamalkan
yang beriman dan memiliki ilmu
suci
Engkau,
manusia
untuk
imu dan
selalu
menjaga sikap. Bagaimana cara
Al
Mujaallah
ayat
11
beberapa derajat. Kalau
manusia untuk menuntut ilmu?
ditarik
benang
Maka diterangkan dalam QS Al
merahnya dari ayat-ayat tersebut
Alaq ayat 1-5, bahwa manusia
sesuai dengan tuntutan kurikulum
diperintahkan
berbasis
untuk
membaca,
kompetensi
bahwa
membaca
yang
tersirat
dan
peserta didik diharapkan memiliki
membaca
yang
tersurat,
oleh
kemampuan
keseluruhan
sebab itu allah berikan manusia
pengetahuan, nilai dan sikap yang
faslitas
direfleksikan
spt
pendengaran,
penglihatan dan hati nurani agar bisa membaca dengan baik dan benar. Semua itu diberikan oleh Allah agar manusia bersyukur. Hal ini diterangkan dalam QS An Nahl : 78. Allah tidak memberikan ilmu
kepada
manusia
secara
sinsalabin tetapi manusia harus
dalam
kebiasaan
berfikir dan bertindak. 2. Landasan filosofis Disertasi ini disusun atas filsafat konstruktivisme, bahwa pengetahuan manusia dibangun berdasarkan
pengalaman-
pengalaman yang ada. Manusia mempunyai
kemampuan 165
membangun konsep berdasarkan
dan efisien. Sedangkan teori-
pengalaman-pengalamannya.
teori kurikulum yang menjadi
Menurut konstruktivisme belajar
landasan dalam penelitian ini
merupakan proses aktif siswa
adalah teori yang dikembangkan
mengonstruksi data dan informasi
oleh Brady (1947), Beauchamp
menjadi suatu konsep. Sedangkan
(1975) dan Hunkins (1990),
kurikulum berbasis kompetensi
bahwa kurikulum
menuntut keaktifan peserta didik
seperangkat
dalam
pengaturan
mengonstruksikan
pengetahuan
berdasarkan
pengalaman
belajar
yang
3. Landasan Teori a) Manajemen Kurkulum Teori manajemen yang dikembangkan oleh Stoner Dan Terry
(1987:7)
bahwa
manajemen itu merupakan suatu proses
perencanaan,
kepemimpinan, pengendalian organisasi
dan upaya
dan
anggota
penggunaan
semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif
dan
mengenai
tujuan,
pelajaran
dan
pengalaman yang dipersiapkan cara
yang
digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan
kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Teori-teori ini dipetakan ke dalam sejumlah langkah manajemen kurikulum yaitu
(a)
kurikulum,
pengorganisasian,
rencana
isi/materi
serta
diperoleh.
merupakan
perencanaan (b)
kurikulum,
(c)
pelaksanaan evaluasi
kurikulum. 1)
Teori
perencanaan
kurikulum Brady (1947) menyatakan bahwa dalam menyususn
rencana 166
kurikulum perlu melakukan
2)
3)
Evaluasi kurikulum Brady
anlisa situasi internal dan
(1990
eksternal.
kurikulum
Teori
Pelaksanaan
:
152)
merupakan
suatu
proses
Kurikulum Brady (1947)
menggambarkan,
menyatakan bahwa : dalam
memperoleh
pelaksanaan
menyediakan
kurikulum,
sekolah
harus
yang
evaluasi
serta informasi
berguna
dalam
prinsip-
menetapkan
atau
prinsip dasar dari tujuan
memastikan
berbagai
kurikulum
telah
alternatif keputusan yang
termaktub
berkaitan dengan kinerja
memperhatikan
dibuat
yang
yang
dalam sasaran kurikulum
siswa.
yang menggambarkan arah
Menurut Beaucamp (1975 :
potensi anak didik yang
170)
ingin
kurikulum
dicapai
metode
pencapaiannya.
Aspek sosiologis peserta
beserta
psikologis, dan didik,
dipertimbangkan
Dengan
dalam
kriteria.
evaluasi
memiliki
4
(empat) dimensi yaitu : 1) evaluasi
guru
dalam
filosofis
penggunaan kurikulum, 2)
perlu
evaluasi desain kurikulum,
dalam
3) evaluasi dampak lulusan
mengembangkan
daei pengguna kurikulum
kurikulum,
melaksanakan
tersebut serta d) evaluasi
dan
mengevaluasi
sistem kurikulum.
pembelajaran.
b) Teori Pendidikan
167
Teori Crown dan Crow
lebih baik. Mulyasa (2003:100).
(1992 : 79) menyatakan bahwa
Sedangkan faktor-faktor penentu
pendidikan
hasil
sebagai
sebuah
pembelajaran
menurut
program merupakan sistem yang
(Sujana, 1989:37) adalah :
mencakup sejumlah komponen
1)
Adanya perubahan tingkah
yaitu input, proses dan output
laku
yang saling berkaitan sekaligus
(komprehensif) yang terdiri
memiliki
dalam
atas unsur kognitif, afektif
pencapaian tujuan pendidikan
dan psikomotorik secara
yang diinginkan.
terpadu pada diri siswa;
relevansi
c) Teori mutu pembelajaran Mutu perpaduan
sifat-sifat
produk
menunjukan
kemampuannya
pelanggan
3)
pembelajaran
membentuk siswa,
perbuatannya.
dengan
perubahan perilaku kearah yang
dalam
dan arah dalam semua
interaksi
lingkungannya, sehingga terjadi
dapat
sehingga memberi warna
pembelajaran
didik
Hasil
kepribadian
masa depan. Crosby (1986:7).
peserta
dan
guna
dapat
ataupun tersirat, masa kini dan
proses
daya
nilai (value sistem) yang
baik kebutuhan yang dinyatakan
merupakan
mempunyai
membentuk suatu sistem
langsung maupun tak langsung,
Sedangkan
pembelajaran
kehidupan siswa.
kebutuhan baik
Hasil pembelajaran telah
diaplikasikan
dalam
memenuhi
menyeluruh
dicapai siswa dari proses
merupakan
yang
pelanggan,
2)
secara
4)
Hasil pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan, 168
perkembangan masyarakat
kognitif (ilmu), psikomotorik
dan pembangunan.
(aplikasi
Jadi mutu pembelajaran merupakan
kepuasan peserta
ilmu)
dan
afektif
(sikap) atau bisa juga dikatakan hasil belajar langsung peserte
didik dan masyarakat terhadap
didik
proses dan hasil belajar yang
kognitif maupun non kognitif;
dicapai oleh madrasah (peserta
(3)
didik)
dianggap
menentukan
hasil
langsung
atau
akhir
dan
sesuai
dengan
harapan masyarakat. Atkinson (1990 : 41) memetakan
indikator
mutu
yang
meliputi
Proses
aspek
pembelajaran
hasil
pembelajaran.
Faktor-faktor
proses pembelajaran yang akan
pembelajaran adalah : (1) Hasil
dijadikan
akhir
pembelajaran madrasah harus
pembelajaran
(ultimate
ukuran
mutu
yang
benar-benar ada hubungannya
merupakan esensi semua usaha
dengan hasil pembelajaran, baik
dalam
secara teoritik maupun empirik.
outcome) atau lulusan,
pembelajaran.
Yang
menjadi ukuran adalah tingkah laku
para
lulusan
setelah mereka terjun dalam masyarakat
baik
yang
melanjutkan ke perguruan tinggi ataupun didunia kerja; (2) Hasil langsung (immediate kompetensi
pembelajaran outcome) yang
C. Metode penelitian
madrasah
berupa diperoleh
peserta didik yaitu integrasi
Penelitian “Manajemen
tentang
Sistem
Pengembangan
Kurikulum dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Madrasah Sumatera Barat” merupakan Studi Deskriptif dengan
menggunakan
Kualitatif atau
pendekatan
Naturalistic
inquiri
(Lincoln dan Guba, 1985 : 39). ). Lingkup masalah yang akan dikaji 169
sistem
Sumber data dalam penelitian
kurikulum Madrasah
ini diklasifikasikan sebagai primer dan
Aliyah Negeri. Setiap fenomena yang
sekunder. Sumber primer berupa data
ditemukan ditulis dalam lembar catatan
yang diperoleh dari cerita para pelaku
wawancara
atau
peristiwa itu sendiri, dan atau saksi
dokumen. Setelah permasalahan atau
mata yang mengalami atau mengetahui
topik dirumuskan dan data terkumpul,
peristiwa tersebut, sedangkan sumber
tahap berikutnya
verifikasi,
sekunder
adalah
yaitu melakukan kritik terhadap data
diperoleh
dari
sejarah guna memperoleh keabsahan
mungkin tidak berhubungan lansung
data yang telah terkumpul. Langkah
dengan peristiwa tersebut (Sukardi:
selanjutnya
2004: 205).
adalah
manajemen
pengembagan
atau
observasi
adalah
adalah
interpretasi.
informasi
sumber
yang
lain
yang
data
Selanjutnya untuk memilih dan
sejarah yang telah terkumpul bisa
menentukan informasi dalam penelitian
berbicara atau dipahami oleh orang lain
ini di gunakan snowball sampling,
sehingga
menjadi
sejarah.
diibaratkan sebagai bola salju yang
Perspektif
yang
adalah
menggelinding, semakin lama semakin
Interpretasi
dilakukan
supaya
fakta digunakan
besar. Proses ini baru berhenti setelah
fenomenologis. Penelitian ini menggunakan
informasi
yang
diperoleh
diantara
metode studi kasus, maksudnya adalah
informan satu dengan yang lainnya
suatu
memusatkan
mempunyai kesamaan, mencapai titik
perhatian pada suatu kasus secara
jenuh. Sehingga tidak ada data yang
intensif dan rinci dengan tujuan untuk
dianggap baru. Informasi kunci dari
mengembangkan
yang
penelitian ini adalah kepala sekolah,
yang
Waka,
metode
mendalam
dengan
pengetahuan
mengenai
objek
guru
dan
orang
yang
bersangkutan. 170
berhubungan langsung dengan obyek
anggota, dan (3) diskusi sejawat serta
yang diteliti.
arahan disertai pertimbangan.
Objek
Penelitian
tentang
“Manajemen
Kurikulum
dalam
Meningkatkan
Mutu
di
Madrasah
Aliyah Negeri” akan dilaksanakan di Propinsi
Sumatera
penelitian
dibatasi
Barat. pada
Lokasi Madrasah
Aliyah Negeri. peneliti menggunakan sejumlah prosedur pengumpulan data yang meliputi wawancara, pengamatan (observasi), serta studi dokumen. Sesuai
dengan
data
ini menggunakan teknik analisis data kualitatif model interaktif, yang terdiri dari tiga alur kegiatan, yaitu; reduksi data, penyajian data, serta penarikan (Miles
Pertama,
dan
Huberman, 1992:20). Pengecekan keabsahan data ,Agar data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dijamin kepercayaannya, maka peneliti menempuh cara-cara sebagai berikut: (1) teknik triangulasi sumber dan metode, (2) pengecekan
pada
aspek
perencanaan kurikulum MAN Sumatera Barat menggunakan empat tahapan yaitu : 1) Madrasah bersama komite melakukan analisis lingkungan internal dan
eksternal
pemerintah
termasuk
pusat
kebijakan
tentang
Sistim
Pendidikan Nasional yang terdiri dari delapan
yang
diperoleh di lokasi penelitian, peneliti
kesimpulan/verifikasi
D. Hasil Penelitian
standar
pemerintah
daerah.
membentuk
tim
dan
kebijakan
2)
Madrasah pengembang
kurikulum, 3) menyusun draf rencana dokumen kurikulum, 4) draf tersebut dibawa kelokakarya untuk dibahas bersama oleh seluruh civitas akdemik madrasah dan komite madrasah, 4) revisi dari hasil lokakarya akan menjadi dokumen rencana kurikulum yang akan disahkan oleh kepala madrasah, komite madrasah dan Kementrian Agama RI Propinsi Sumatera Barat. Dokumen rencana kurikulum atau dokumen satu kurikulum
mencakup
sejumlah 171
dasar,
melakukan lima tahapan yaitu : 1)
belajar,
evaluasi awal untuk membuat rencana
kalender
kurikulum dengan melakukan analisis
pendidikan dan kurikulum muatan lokal
lingkungan internal dan eksternal serta
serta pengembangan diri.
kemampuan madrasah, 2) evaluasi
komponen struktur
yaitu
kerangka
kurikulum,
beban
alokasi waktu, penetapan
Kedua,
pada
aspek
terhadap
dokumen
atau
rencana
pelaksanaan kurikulum MAN Sumatera
kurikulum, evaluasi terhadap tujuan
Barat menggunakan acuan delapan
dan isi kurikulum.3) evaluasi terhadap
standar pendidikan terutama dalam
proses atau pelaksanaan kurikulum. 4)
pelaksanaannya sesuai dengan standar
evaluasi hasil belajar untuk melihat
proses.
sejauh
Yang
menjadi
pelaksana
mana
tujuan
pembelajaran
kurikulum adalah guru, kepala sekolah
tercapai , 5) evaluasi terhadap program
dan komite menjadi partner yang
kurikulum secara keseluruhan, evaluasi
bersifat mengontrol dan memonitoring
ini dilakukan oleh madrasah sedikitnya
pelaksanaan
satu kali sebulan, enam bulan dan
kurikulum.
Rencana
pelaksanaan dipersiapkan oleh guru dalam
bentuksilabus
dan
setahun. Keempat,
rencana
dampak
yang
pelaksanaan
serta
pengembangan kurikulum adalah (1)
alokasi waktu.
hasil langsung yang dimiliki peserta
Program ini akan terangkum di dalam
didik dari proses pembelajaran di
dokumen
madrasah baik secara akademis maupun
pengembangan disusun
pembelajaran
setiap
semester
disesuaikan dengan
kurikulum.
Pelaksanaan
kurikulum dimadrasah sarat dengan
non
nilai-nilai Islam dan nilai-nilai akhlak.
dimadrasah
Ketiga, pada aspek evaluasi kurikulum,
MAN
Sumatera
Barat
manajemen
akademis,
hasil
meningkat
sistem
pembelajaran hal
ini
dibuktikan dari hasil UN dan kegiatankegiatan non akademis lainnya dan 172
disaming
itu
pembelajaran,
dalam
peserta
proses
didik
lebih
komprehensif tentang madrasah, dan prasyarat-prasyarat
yang
mandiri, kreatif dan inoatif dalam
memungkinkan
pembelajaran. (2) hasil beberapa saat
kecenderungan tersebut. Era ke depan
peserta didik menyelesaikan proses
adalah era kecakapan menciptakan
pendidikannya di madrasah, tamatan
prestasi. Mengukur seseorang bukan
madrasah tersebar melanjutkan ke PTN
lagi pada pencapaian pendidikan dan
di Indonesia dan bahkan ke Timur
bukti
Tengah dan Malaysia, dan membuka
diperbuat
usaha
modal
kebutuhan orang banyak artinya bisa
yang
memberikan manfaat kepada orang
dipelajari selama belajar di madrasah.
lain. Artinya ke depan dituntut untuk
Disamping itu dengan nilai-nilai (nilai
mampu berbuat (skill) tentunya dengan
agama, nilai akhlakul kharimah dan
ilmu dan sikap yang bagus.
nilai adat) yang dikembangkan oleh
Dampak
sendiri
dengan
keterampilan-keterampilan
madrasah
melalui
kegiatan-kegiatan
keberlangsungan
pendidikan tetapi apa untuk
semata-mata
dapat
yang
memenuhi
globalisasi
bukan
berkaitan
dengan
pembiasan dan contoh tauladan dari
persaingan dunia kerja, tetapi juga
guru
mengancam
dapat
membangun
kharakter
terhadap
nilai-nilai
setelah
kearifan lokal, bahkan karakter bangsa.
meninggalkan madrasahpun nilai-nilai
Globalisasi memunculkan pergeseran
tersebut tertanam dalam diri peserta
nilai
didik.
sementara
peserta
didik
sehingga
dimana
Globalisasi E. Tren Ke Depan
membutuhkan
yang interaksi mampu
depan
disamping
pemahaman
yang
pengaruh
lama
meredup
muncul nilai-nilai
terjadinya ke
Kecenderungan
nilai
positif
baru.
menyebabkan antar
budaya,
memunculkan tetapi
jugatelah 173
menimbulkan pengaruh negatif, seperti
kembalinya pahambehaviorisme dalam
semakin
penghargaan
dunia pendidikan, yang ditandai dengan
pada nilai budaya dan bahasa, nilai
penekanan pada tes terstandar sebagai
solidaritas sosial, kekeluargaan, rasa
ukuran kesuksesan. Globalisasi juga
cinta tanah air, serta berbagai perilaku
menyebabkan lemahnya peran-peran
yang tidak sesuaidengan nilai, norma,
penting pelaku pendidikan (guru, orang
dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
tua,tokoh)
Proses globalisasi telah memperlemah
(sekolah, keluarga dan masyarakat).
memudarnya
atau
melongsorkan
dan
tripusat
Pergeseran
bentuk-
pendidikan
sosial-budaya,
bentukidentitas kultural suatu bangsa
lingkungan,
(Kalidjernih, 2007). Globalisasi juga
tersebut,
menciptakan konflik nilai yaitu antara
perubahan
nilai lokal versus nilai global.
moral, dan lain sebagainya menjadi
Benturan
tantangan baru bagi madrasah untuk
nilai
global
berdampak
paradigma yang
masyarakat
ditandai
gaya
hidup,
dekadensi
langsung terhadap pendidikan. Makna
mampu
pendidikan yang syarat dengan nilai-
berprinsip dan taat pada sistem nilai
nilai moral bergeser pada pengajaran
(value system) yang telah dibangun dan
sebagai transfer pengetahuan, dengan
bahkan
tujuan
menjalankan
memperbaiki paradigma masyarakat
teknologi. Di sisi lain memunculkan
yang bertentangan dengan nilai-nilai
pragmatisme dalam dunia pendidikan.
Islami.
agar
mampu
Pendidikan sebagai proses humanisasi,
melahirkan
dengan
mampu
Disamping
lulusan
merubah
itu
yang
dan
madrasah
telah terdepak oleh nilai-nilai pragmatis
dihadapkan pada situasi yang kompleks
demi
(complexity),
mencapai
tujuan
khususnyakemakmuran Globalisasi
dapat
materiil,
di
tengah-tengah
ekonomi.
perubahan lingkungan sosial, budaya,
memperkokoh
dan politik dan perubahan sikap mental 174
penyelenggara
dan
“ orang-orang yang mengingat Allah
lainnya.
sambil berdiri atau duduk atau dalam
pendidikan
stakeholders
pendidikan
Madrasah dituntut untuk bisa bertahan
keadaan
dan
identitasnya
memikirkan tentang penciptaan langit
sebagai lembaga tafaqquh fiddin dan
dan bumi (seraya berkata), ya Tuhan
lembaga yang membangun karakter
kami, tiadalah engkau menciptakan ini
(Character building) sehingga tetap
dengan sia-sia. Maha suci Engkau,
kompetitif dan unggul.
maka peliharalah
konsisten
dengan
neraka”. F. Langkah Antisipatif
rangka menghindari pengaruh negative dari globalisasi adalah pertama dengan mengembangkan kurikulum pendidikan berbasis
membangun dalam
kompetensi
karakter.
kurikulum
dan
Kompetensi
2004
bahwa
keseluruhan pengetahuan, nilai dan sikap
yang
kebiasaan
direfleksikan
berfikir
dan
dalam
bertindak.
Suderadjat (2011 : 30) menyatakan kompetensi
adalah
Jadi
dan
mereka
kami dari siksa kompetensi
yang
diharapkan adalah penguasaan dan
Langkah antisipatif dalam
yang
berbaring
integrasi
dari
pengetahuan (ilmu), nilai dan sikap (iman) dan perbuatan (amal). Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Quran Surat Ali Imran ayat 191 bahwa
pemilikan ilmu pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan dengan nilai-nilai
akhlak
mulia.
Dalam
penanaman nilai-nilai akhlak mulia ini dilakukan melalui program pembiasaan artinya
melatih
peserta
didik
membiasakan berprilaku sesuai dengan nilai-nilai. Hal ini dilakukan dalam rangka membangun kharakter peserta didik. suderadjat menyatakan bahwa karakter
adalah
automatic
respon
terhadap rangsangan dari luar yang berlandaskan pada system nilai (value system) yang dimiliki. Kedua, Menjadikan sistem nilai (value system) yaitu nilai teologis, 175
etis, estetis, fisik-fisiologis, logis, dan
bergantung pada keselarasan ketiga
teleologis sebagai landasan mengelola
potensi itu”.
mutu
pembelajaran.
Masalah
Pentingnya
proses
mendasar
terkait
pendidikan
adalah
penekanan aspek nilai dalam proses
dengan
perubahan karena kedudukannya yang
fenomena
sangat sentral dalam masyarakat dan
pendidikan fokus pada penilaian ranah
untuk mengatasi persoalan-persoalan
kognitif
pendidikan yang sangat komplek pada
pendidikan berdasarkan angka-angka
saat ini. Penanaman nilai-nilai ini
dan cenderung mengabaikan ranah
merupakan
afektif
pengukuran
atau
menilai
mutu
mutu
hasil
hasil
dan
psikomotorik.
Islam
seluruh pihak, kepala sekolah, guru,
mengajarkan
keseimbangan
antara
karyawan, komite, orang tua, dan
potensi indera, akal, dan hati sebagai
masyarakat setempat.
sumber
tanggungjawab
bersama
pengetahuan.
Islam
tidak
Ketiga, reorientasi proses
membenarkan akal berkuasa merajalela
pendidikan dengan menekankan pada
sehingga pengetahuan yang dihasilkan
keseimbangan perkembangan potensi
akal menjadi tidak terkendali. Tafsir
indera, akal, dan hati (qalbu) yang
(1999: 222) merinci potensi-potensi
menurut al-Syaibani (Tafsir, 1998:
tersebut:
221):
“Manusia
kekuatan
yang
mempunyai sama
tiga
pentingnya,
laksana sebuah segitiga yang sisisisinya sama panjang. Potensi yang dimaksud ialah jasmani, akal, dan roh. Kemajuan,
kebahagiaan,
kesempurnaan
kepribadian
dan manusia
Secara umum manusia memperoleh pengetahuan melalu tiga jalan. Pertama, potensi jasmani berupa indera. Potensi ini dapat dipergunakan untuk memperoleh pengetahuan empiris. Kedua, potensi akal. Potensi ini digunakan tatkala ingin memperoleh pengetahuan tentang obyek yang tidak dapat diindera 176
(tidak empiris), tetapi dapat dipikirkan secara logis. Ketiga, potensi hati (suara hati). Dengan menggunakan potensi ini manusia dapat memperoleh pengetahuan mistik. Pengetahuan mistik yang dimaksud ialah semua pengetahuan yang mengenai daerah suprarasional (supralogis, gaib).
Oleh sebab itu proses belajar sangat perlu diperhatikan dalam rangka pencapaian tujuan, karena mutu proses pembelajaran
dikelas
sangat
mempengaruhi mutu hasil pendidikan. Suderadjat (2011 : 36) menyatakan bahwa lebih tinggi mutu proses belajar siswa maka lebih tinggi pula mutu
Melihat
hasilnya, karena mutu pendidikan tidak
keberhasilan pendidikan tidak hanya
hanya dilihat dari mutu hasil tapi dari
dari segi hasil belajar yang diperoleh
mutu prosesnya juga.
Keempat,
oleh siswa saja tapi dari segi prosesnya, karena hasil belajar yang diperoleh oleh siswa sesuai
kadang-kadang tuntutan
memaksakan dan
dengan
menghalakan segala cara. Banyak kasus yang terjadi saat ini, demi kelulusan
G. Pengembangan Manajemen
jawaban kepada siswa. Akhirnya, siswa beranggapan bahwa “tanpa belajarpun saya akan tetap lulus kok”.
Sehingga
nilai-nilai yang ditanamkan kepada siswa dalam proses pendidikan akan luntur dengan sendirinya.
Sistem
Pengembangan Dalam
Kurikulum
Meningkatkan
Mutu
Pembelajaran MAN Di Propinsi Sumatera Barat.
100% ada kecolongan dengan soal UN, ada guru yang memberikan kunci
Konseptual
Dari hasil pemaparan tentang pelaksanaan pengembangan
manajemen kurikulum
sistem dalam
meningkatkan mutu MAN di Propinsi Sumatera Barat sebelumnya, maka dilihat
dari
perbedaan
dan
persamaannya ketiga madrasah tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Dapat dianalisis bahwa 177
ketiga madrasah tersebut sama-sama
madrasah aliyah untuk mampu secara
melakukan manajemen pengembangan
terus menerus meningkatkan kualitas
kurikulum
lulusannya
dan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
tantangan
zaman
sehingga
perubahannya.
yang
pada
mengantarkan memperoleh
dimulai
akhirnya peserta
hasil
dari
mampu didiknya
belajar
yang
memuaskan dan ketiga madrasah ini menjadi
madrasah
unggulan
mampu
menjawab
dengan
Baik
segala
perubahan
lingkungan sosial, budaya dan politik, cara
pandang
masyarakat
yang
cenderung hedonis dan materialistik. Untuk
dan
merespon
segala
diperhitungkan di Propinsi Sumatera
perubahan tersebut, maka madrasah
Barat serta mampu untuk berkompetisi
harus menyiapkan diri dan memberikan
dengan lembaga pendidikan lainnya
tawaran-tawaran
yang setingkat yang ada di Sumatera
kurikulumnya
Barat yang dibuktikan dengan berbagai
kebutuhan
pencapaian prestasi akademik dan non
menghasilkan lulusan yang berkualitas,
akademik yang membanggakan, baik
kompetitif dan berwatak Islami dengan
dilingkungan
mengamalkan
kotamadya,
propinsi
nasional dan bahkan internasional. Namun, untuk ke depannya
shaleh.
program yang
terutama
sesuai
dengan
masyarakat
dan
ilmu-ilmunya
Agar
semua
dengan
ini
bisa
terwujudkan maka madrasah harus
dengan perkembangan era globalisasi,
senantiasa
insdutrialisasi dan sistem informasi
kurukulum
akan senantiasa menimbulkan dampak
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
yang kuat sehingga dapat mengubah
Untuk melakukan semua ini dibutuhkan
seluruh tatanan kehidupan masyarakat
sumber daya manusia yang kompeten
dan akan menjadi tantangan bagi semua
yang
lembaga
keterampilan-keterampilan
pendidikan
termasuk
melakukan yang
memiliki
pengelolaan
dimulai
pengetahan
dari
dan
sehingga 178
mampu beradabtasi dengan lingkungan
faktor penentu dalam mengembangkan
dan
kurikulum. Keterbatasan sarana dan
menguasai
teknologi
perkembangan
sebagai
pendorong
prasana
akan
menghambat
proses
pelaksanaan kurikulum. Oleh sebab itu
perubahan. Disamping
itu
diperlukan
ini harus menjadi kajian bagi pemangku
dan
kebijakan untuk melengkapi sarana dan
eksternal dalam melakukan pengelolaan
prasarana disetiap lembaga pendidikan
kurikulum.
sangat
baik dikota besar maupun didaerah-
melakukan
daerah, baik sekolah umum yang
analisis
lingkungan
internal
Analisa
diperlukan
situasi
dalam
pengembangan
kurikulum.
Karena
berada
di
bawah
naungan
banyak faktor yang mempengaruhi
pendidikan
pengembangan kurikulum seperti latar
madrasah
belakang siswa, pengalaman siswa,
naungan kementrian agama.
kebutuhan
siswa,
sikap
guru,
maupun yang
dinas
madrasah-
berada
di
bawah
Dalam meningkatkan mutu
keahliannya, suasana sekolah, waktu
pembelajaran
dan tempat dimana kurikulum tersebut
kompetitif,
dikembangkan. Hal ini dilakukan untuk
mengamalkan ilmunya dengan sikap
merancang kurikulum yang baik dan
yang shaleh serta mamu mengimbangi
agar
kompleksitas
dapat
menentukan
efektivitas
yang Islami
berkualitas, dan
kehidupan
mampu
sehingga
akan
mempunyai kemampuan berselancar
situasi
dalam kekalutan (surving on chaos).
memperhatikan
Oleh sebab itu, diperlukan keahlian
faktor internal dan eksternal. Brady
dalam mensikapi dan memecahkan
(1947).
masalah kehidupan (problem solving),
kurikulum
yang
diimplementasikan. dilakukan
dengan
Analisa
Kelengkapan sarana dan
berfikir secara kritis (critical thinking)
prasarana juga menjadi salah satu
dan berfikir tingkat tinggi (higher-order 179
thinking
skills).
pengelolaan
Maka
dalam
kurikulum
dari
kebenarannya
dan
dianut
serta
dijadikan sebagai acuan dasar bagi
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
peserta
didasarkan pada sistem nilai (value
sesuatu yang dipandang baik dan benar.
system) yang bersumber dari nilai
Artinya nilai teologi adalah keyakinan
teologik, fisiologik, etik (hukum), logik
yang menjadi landasan bagi kehidupan.
(rasional), estetik dan nilai teleologik.
Keyakinan tersebut adalah keyakinan
Nilai-nilai tersebut akan melandasi
kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-
setiap langkah dan tindakan dengan di
Nya, Rasul-Nya, hari kiamat dan qada’
awali dari Allah (minallah), beserta
qadar-Nya.
Allah (ma’allah), karena Allah (lillah)
dipandang sebagai
dan dikembali kepada Allah (Ilallah).
menjadi
Value
sistem
menentukan
didik
dalam
menentukan
Kedua,
standar
Nilai etika
kebajikan penilaian
yang moral.
Tingkah laku atau akhlak seseorang
karakter dan mempengaruhi perilaku
adalah
pribadi dalam kehidupan berkeluarga,
dimanifestasikan ke dalam perbuatan.
bermasyarakat dan dunia kerja. Jika
Nilai
sesorang tidak memiliki value sistem,
kurikulum harusnya mengedepankan
maka
membuat
nilai-nilai yang dianut bersama oleh
kepuasan instan, berpikir instan bukan
manusia secara universal (universal
dengan
shared
ia
hanya
akan
penalaran yang tajam dan
bertanggung
jawab.
Keenam
nilai
sikap
etik
dalam
values),
kejujuran,
seseorang
yang
pengembangan
seperti
kesantunan,
nilai-nilai keadilan,
dalam sistem nilai tersebut harus
persamaan, keikhlasan, toleransi, dan
terinternalisasi dalam setiap lulusan
kasih sayang. Internalisasi nilai akhlak
madrasah. Keenam nilai tersebut adalah
dapat dilakukan melalui pembiasaan-
:
yaitu
pembiasaan dan memberikan contoh
diyakini
tauladan serta tanya jawab. Sedangkan
Pertama,
merupakan
nilai sesuatu
teologik yang
180
pendekatan
kognitif
merupakan
(high order thinking skill). Kemampuan
langkah internalisasi akhlak yang dapat
berpikir
dilakukan
berdasarkan taksonomi Bloom adalah
melalui
media
dakwah,
berkaitan
Nilai
dengan
tata
nilai
terbawah
mengingat dan teratas adalah analisis,
ceramah, diskusi, dan lain-lain. Ketiga,
(kognitif)
estetik
sintesis,
evaluasi
suatu
Kelima,
nilai
dan
kreativitas.
fisiologi,
berkaitan
keindahan yang kita rasakan. Artinya,
dengan kesehatan dan kebugaran aspek
nilai-nilai
mengambarkan
fisik manusia. Nilai fisik dalam tata
nilai-nilai secara indah dan menyentuh
nilai keseluruhan merupakan badan
emosi.
mengembangkan
yang menyimpan nilai-nilai yang lain.
kurikulum hendaknya memiliki nilai
Maksudnya nilai teologis terdapat di
seni/keindahan, baik seni menyusun,
hati (hati bagian dari tubuh), nilai etika
melaksanakan dan mengevaluasi serta
dan logis berada dalam otak, nilai
seni
estetika dalam sensori. Keenam, Nilai
tersebut
Dalam
untuk
pembelajaran
mencapai/tujuan sehingga
pembelajaran
proses
tercipta secara artistik
teleologi berkaitan dengan konsekuensi dari
tindakan
yang
dilakukan
dan berkualitas serta mempunyai daya
seseorang. Nilai teleologi dapat dilihat
tarik tersendiri. Keempat, Nilai logis
dari
merupakan keterampilan menggunakan
penciptaan
logika atau rasional yang berdasar
kejadian-kejadian alam terlihat bahwa
untuk
apa
mencapai
Pengembangan diharapkan
kebenaran.
kurikulum
adalah
agar
yang siswanya
firman
yang
mengandung
Allah
langit
dan
Swt.
bumi
diciptakan-Nya maksud
tentang
dan
serta
pasti tujuan
tertentu.
memiliki kemampuan nalar yang tinggi
181
Gambar 2: Pengembangan Konseptual Manajemen Sistem Pengembangan Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran
182
H. Simpulan,
Implikasi
dan
b) Dokumen 1 tersebut akan
Rekomendasi
dikembangkan
1. Simpulan
dalam bentuk silabus dan RPP
a) Perencanaan kurikulum yang
oleh
guru
sebagai
acuan
dirumuskan oleh madrasah
pelaksanaan
kurikulum.
dilakukan secara kolaboratif
Pelaksanaan
kurikulum
dengan melibatkan semua
dilakukan
pihak,
proses pembelajaran yang
dengan
melalui
dalam
bentuk
beberapa tahapan yaitu (a)
diawali
analisis internal, (b) analsis
pendahuluan, kegiatan inti
eksternal,
dilakukan dengan kegiatan
(c)
analisis
dengan
kebijakan, (d) merumuskan
ekplorasi,
draf
konfirmasi,
rencana,
(e)
kegiatan
penutup.
disahkan
Pelaksanaan
madrasah, komite madrasah
dilakukan
dan
PAIKEM
Kementrian
Propinsi Secara
Agama
Sumatera garis
kurikulum, proses
isi
kurikulum,
atau
strategi
kurikulum
dan
evaluasi
dengan
konsep
(pembelajaran
dan menyenangkan).
yang
direncanakan adalah tujuan
pembelajaran
aktif inovatif kreatif efektif
Barat.
besar
dan
terakhir
adalah
kepala
kolaborasi dan
dilokakaryakan, (f) hasilnya oleh
kegiatan
c)
Pelaksanaan
pembelajaran
dikembangkan menanamkan
dengan nilai-nilai
agama, nilai adat dan nilai-
kurikulum. Draf rencana ini
nilai
dinamakan dengan dokumen
melalui
akhlakul
kharimah pembiasaan-
1 kurikulum. 183
pembiasaan dan memberikan
d) pelaksanaan evaluasi yang cendrung pada aspek kognitif
contoh tauladan.
saja sehingga pelaksanaan
d) evaluasi kurikulum dilakukan dengan
beberapa
tahapan
evaluasi
awal
pembelajaran sibuk mengejar pencapaian
target
materi
(konteks), evaluasi dokumen
sehingga
aspek
lain
(tujuan dan isi kurikulum),
terabaikan.
yaitu
evaluasi proses kurikulum, evaluasi hasil belajar dan evaluasi
program
secara
3. Rekomendasi a)
keseluruhan
(komite
2. Implikasi
kerjasama
antar
dalam
pelaksanaan
madrasah
kuat,
dan
dan
pelatihan, seminar,
dianut.
workshop, MGMP
dan
kegiatan-kegiatan lainnya.
bertindak
berdasarkan nilai-nilai yang
peningkatan
kompetensi guru melalui
mutu
perubahan cara berfikir, bersikap
tahapan
oleh kepemimpinan yang
pembelajaran. c)
setiap
pelaksanaan dan didukung
tujuan
meningkatkan
perencanaan
kurikulum
kurikulum berimplikasi pada
pendidikan
atau
b) Keterlibatan semua unsur
luar madrasah.
tercapainya
madrasah)
dalam
level
dilingkungan madrasah dan
strategi
masyarakat
pengguna jasa pendidikan
a) Jaringan komunikasi dan
b)
Melibatkan
c)
Unsur pimpinan, guru, pegawai,
orang
tua,
184
menjadi contoh tauladan
logik, nilai estetik, dan nilai
bagi peserta didik dalam
teleologik.
melakukan
pembiasaan
2.
Mampu
mengintegrasikan
agar tertanam nilai-nilai
kognitif (ilmu),
psikomotor
yang diharapkan.
(diamalkan), afektif (shaleh), sehingga akan unggul dengan
d) Keseluruhan aspek kognitif, afektif
ilmunya dan ilmu tersebut
perlu menjadi peratan bagi
diamalkan dengan sikapnya
guru,
yang shaleh.
psikomotor
dan
karena
kesemua
aspek tersebut tidak bisa
3.
Penanaman nilai-nilai tersebut
terpisah (terintegrasi). Dan
dimulai dari unsur pimpinan,
perlu
guru,
dipertimbangkan
orang
beban materi yang terlalu
lingkunngan
banyak
sehingga
guru
sekitarnya.
hanya
terfokus
pada
pengajaran
materi
saja
tua,
dan
masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
(pemangku kebijakan). I. Konsep kunci Hasil pembelajaran menjadi unggul, kompetitif, dan berwatak Islami jika: 1.
Pengembangan
kurikulum
didasarkan pada sistem nilai yaitu
nilai
fisiologik,
teologik, nilai
etik,
nilai
Akdon. 2006. Strategic management for educational management manajemen strategik untuk manajemen pendidikan. Bandung: Alfabeta. Arikunto, S .1998. Teknik dan prosedur penelitian. Jakarta: Rake Saragih.
nilai
185
Arikunto,S.2005. Manajemen Penelitian,Jakarta: Benika Cipta.
quantitative California: Publication.
Armstong, D.G. 1989. Developing and documenting the curriculum. Boston: Allyn & Bacon.
Cruickshank R.D. 2006. he Act Of Teaching, The Ohio State University. David,
Beauchamp, G. A. 1975. Curriculum theory. America: The KAGG Press. Brady,
Bryson,
L. 1990. Curriculum Development. Third Edition. Sydney: Prentice Hall. J.M. 2001. Perencanaan strategis bagi organisasi sosial. (Terjemahan M. Miftahuddin). London: Paul Chapman Publishing Ltd. (Buku asli diterbitkan tahun 1988.
Bush, T., & Coleman, M. 2000. Leadership and strategic management in education. London: Paul Chapman Publishing Ltd. Chapman,
T. 1990. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Gema Insani Press.
Creswell, J.W. 1994. Research design: Qualitative and
approach, Sage
F.R. 2000. Strategic management. Upper Saddle River New Jersey: Prentice Hall International, Inc.
Deming, W.E. 1986. Out of crissis. Massachusetts Institute of Technology, Center fo Advanced Engineering Study, Cambridge, MA. Departemen Agama. 2005. Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, Jakarta Departemen
Pendidikan Nasional. 2007. Standarisasi Sekolah/Madrasah dan Sertivikasi Guru dalam Jabatan,Darma Bakti Jakarta.
Dessler, G. 1993. Manajemen Personal, Erlangga , Keramat Raya 4 ,Jakarta Durrahman.B. 2003. Sistem Pendidikan Nassional 2003 ,Fokus Media Bandung. Durrahman, B. 2006 .Himpunan Perundang-Undangan 186
Guru dan Dosen,Fokus Media Bandung. Eric, J. 2008. Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak,Cara Baru Dalam Pengajaran dan Pelatihan.Pustaka Pelajar: Yogjakarta. Fattah, N. 2000. Manajemen berbasis sekolah. Bandung : Adira. Fattah, N. 2000. Landasan manajemen pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya. Hamalik
Hamalik,
O.2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendeketan Sistem,Bumi Aksara Jakarta. O.1990. Pengembangan kurikulum: Dasar-dasar dan perkembangannnya. Bandung : Mandar Maju.
Hamalik, O. 1993. Evaluasi kurikulum. Bandung : Remaja Rosda Karya. Hamalik,
Handono
Hasan.
H. 2008. Evaluasi kurikulum,Pasca Sarjana UPI dan Rosdakarya Bandung.
Hidayat, K. 2007. Kekuatan Santri dari Gubuk Pesantren Menuju Menara Peradaban,Media Citta Jakarta. Houugh.J.R. 1984. Educational Policy An Internasional Survey, Martin’S Press New York. Hunkins,
F.P. 1990. Curriculum Development: Program Improvement. London: Charles E. Merrill Publishing Company.
Hunkins,
F.P. 2008. Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Jauch, L. R., & Glueck, W. F. 1988. Business policy and strategic management. Singapore: McGraw-Hill International Book Company.
O.2007. Manajemen pengembangan kurikulum. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mas’ud, A. 2003. Menuju Paradigma Islam Humanis,Gama Media Yogjakarta.
H.P.1994. Epistimologi Filsafat Pengetahuan,Kanisius Yogjakarta.
Miles, B. M. dan Huberman, A.M. 1987. Qualitative data analysis: A. sourcebook of 187
new methods. California: Sage Information Inc. Sagala,
Sistem
Sy. (2007). strategik peningkatan pendidikan. Alfabeta.
Manajemen dalam mutu Bandung:
Pendidikan Nasional (Sisdiknas). 2010. UU RI Nomor 20 Tahun 2003, Bandung, Nuansa Aulia
Sudjana. 2004.Manajemen Program Pendidikan,Falah Production Bandung.
Taba, H. 1962. Curiculum development. San Fransisco. Harcuurt, Brace A world Worthen
R.B.1987. Educational Evaluation,Alternative Approaches and Practical Guidelines,Longman New York & London.
Wheelen, T.L., & Hunger, J.D. 2002. Strategic management and business policy. New Jersey: Prentice Hall Upper Saddle River.
Sukmadinata, N.Sy. 1999. Pengembangan kurikulum: Teori dan praktek. Bandung : Remaja Rosda Karya. Sukmadinata, N. Sy. 2003. Metode penelitian pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya. Sukmadinata,N.Sy. 2006. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah,Aditama Bandung. Tafsir, A. 1998. Filsafat Umum: Akal dan Hati sejak Thales sampai James. Bandung: Rosdakarya.
188
PUASA BAGI PEKERJA BERAT Oleh : YUSRIAL,S.HI.,MA (Dosen STAI Solok Nan Indah)
rukhshah,
A. Pendahuluan Ibadah puasa di bulan ramadhan
adalah
bentuk dari kewajiban
dapat
menimbulkan permasalahan jika
satu
dihubungkan dengan para pekerja
bentuk
berat yang bekerja terus menerus
diembankan
termasuk di bulan ramadhan.
salah
beberapa yang
akan
kepada setiap mukallaf dalam
Bagi
Islam. Demikian di antara bentuk
persoalan yang dilematis, di satu
pemahaman yang bisa diambil
sisi puasa merupakan perintah
dari apa yang terkandung dalam
agama yang wajib dilaksanakan,
al-Qur’an surat al-Baqarah ayat
sementara di sisi lain karena
183. Dari sini agaknya persoalan
desakan ekonomi mereka harus
ibadah puasa tidak menimbulkan
bekerja keras guna memenuhi
permasalahan hukum yang patut
kebutuhan keluarga.
untuk dipertanyakan. Namun apabila diteliti
mereka
puasa
adalah
Oleh karena itu, uraian makalah ini dimaksudkan untuk
lebih jauh isi kandungan ayat-
mengulas
dan
menjelaskan
ayat sesudah ayat 183 dari surat
bagaimana kedudukan pekerja
al-Baqarah,
yang menjelaskan
berat dalam bulan ramadhan,
hal-hal terkait persoalan puasa,
apakah bisa digolongkan kepada
terutama yang terkait masalah
kelompok
siapa saja yang mendapatkan
orang yang berat melaksanakan
yuthîqûnah
(orang-
189
puasa) sebagai salah kelompok yang
mendapatkan
delapan kali. Kata shiyam di sini
rukhshah
dalam berpuasa atau tidak? Lalu
menurut hukum syara’ berarti
bagaimana konsekwensi hukum
puasa, dan pada surat yang lain
yang ditimbulkan?.
digunakan ungkapan shaum, yang berarti menahan diri untuk tidak
B. Pengertian Puasa berbicara, Kata bahasa
puasa
Indonesia
dalam biasanya
dipakai sebagai ungkapan untuk menunjukkan makna yang sama dengan kata al-shaum dalam bahasa Arab, di mana kata alshaum itu sendiri berarti “ اﻹﻣﺴﺎك ” واﻟﻜﻒ ﻋﻦ اﻟﺸﻲء1 (menahan diri dari sesuatu), baik dalam bentuk perkataan
ataupun
perbuatan.
Terkait masalah puasa ini, dalam al-Qur’an terdapat ungkapan kata
sebagaimana
terdapat pada surat Maryam ayat 26: ِإﻧﱢﻲ ﻧَ َﺬرْتُ ﻟِﻠﺮﱠﺣْ َﻤ ِﻦ ﺻَﻮْ ﻣًﺎ ﻓَﻠَﻦْ أُ َﻛ ﱢﻠ َﻢ ا ْﻟﯿَﻮْ َم ِإﻧْﺴِ ﯿًّﺎ... (26 :)ﻣﺮﯾﻢ Artinya: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”. (QS. Maryam: 26) Demikian
ungkapan
Maryam as. yang diajarkan oleh malaikat Jibril ketika ada yang mempertanyakan
shiyam, yang terulang sebanyak
yang
tentang
kelahiran anaknya Isa as. Kata ini juga masing-masing sekali dalam
1
Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islâmy wa Adillatuh, (Damaskus: Dâr al-Fikr, 2002), Juz III, h. 1616
bentuk perintah berpuasa di bulan ramadhan, satu kali dalam bentuk 190
kata
kerja
yang
menyatakan
sebagaimana yang telah dikutip
baik
oleh Wahbah al-Zuhaili dalam
untuk kamu”, dan satu kali dalam
kitabnya al-Fiqh al-Islâmy wa
bentuk sebagai pelaku yaitu al-
Adillatuh
shâimîn wa al-shâimât. Lebih
definisi puasa (al-shaum) secara
lanjut
istilah adalah:
bahwa
“bepuasa
menurut
adalah
M.
Quraish
Shihab, ungkapan kata-kata yang beraneka ragam tersebut adalah berasal dari akar kata yang sama yakni shawama, yang dari segi bahasa maknanya berkisar pada
bergerak”.
Selanjutnya
pengertian
kebahasan
ini
dipersempit
maknanya
oleh
hukum syari’at, sehingga kata shiyam hanya digunakan untuk “menahan
diri
dari
makan,
minum, dan upaya mengeluarkan sperma dari terbitnya fajar hingga
bahwa
اﻹﻣﺴﺎك ﻧﮭﺎرا ﻋﻦ اﻟﻤﻔﻄﺮات ﺑﻨﯿﺔ ﻣﻦ أھﻠﮫ 3 .ﻣﻦ طﻠﻮع اﻟﻔﺠﺮ إﻟﻰ ﻏﺮوب اﻟﺸﻤﺲ Menahan diri di siang hari dari segala bentuk yang membatalkan puasa dengan disertai niat sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
“menahan” dan “berhenti”, atau “tidak
menyatakan
Dalam
redaksi
yang
sedikit berbeda, Abu Abdullah Muhammad al-Qurthubi dalam kitabnya al-Jâmi’ li Ahkâm alQur’ân menyatakan bahwa alshaum itu adalah: اﻹﻣﺴﺎك ﻋﻦ اﻟﻤﻔﻄﺮات ﻣﻊ اﻗﺘﺮان اﻟﻨﯿﺔ ﺑﮫ وﺗﻤﺎﻣﮫ،ﻣﻦ طﻠﻮع اﻟﻔﺠﺮ إﻟﻰ ﻏﺮوب اﻟﺸﻤﺲ وﻛﻤﺎﻟﮫ ﺑﺎﺟﺘﻨﺎب اﻟﻤﺤﻈﻮرات وﻋﺪم اﻟﻮﻗﻮع 4 .ﻓﻲ اﻟﻤﺤﺮﻣﺎت
terbenamnya matahari”.2 Demikian ungkapan 2
para
halnya fuqaha
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an; Tafsir atas Pelbagai Persoalan Umat, (Jakarta: Mizan, 1998), h. 522
3
Wahbah al-Zuhaili, loc.cit. Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Anshâri al-Qurthubi (selanjutnya disebut Imam alQurthubi), al-Jâmi’ li Ahkâm alQur’an, (Beirut: Dar al-Kutub al‘Ilmiyyah, t.th), Jilid I, h. 183 4
191
Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa yang dibarengi dengan niat sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, menyelesaikan dan menyempurnakannya dengan menjauhi perbuatan maksiat, serta tidak mendatangi tempattempat yang diharamkan. Walaupun dari beberapa definisi yang telah dikemukakan
firman Allah SWT, tepatnya pada surat al-Baqarah ayat 183, 184, 185, dan 187. Ini berarti bahwa puasa ramadhan baru diwajibkan setelah
Nabi
atas
terlihat
memiliki
perbedaan dalam redaksi, namun pada
esinsinya
persamaan
memiliki
yang
saling
melengkapi terhadap rukun dari puasa itu sendiri, yaitu niat untuk
terdapatnya
membatalkan puasa dalam waktu tertentu (mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari).
C. Kewajiban Puasa Ramadhan Dasar hal-hal ketentuan
yang
kewajiban terkait
puasa
di
dan
dengan
surat
kesepakatan
al-Baqarah
para
turun
Madinah.
Dan
sejarawan
dinyatakan
oleh
di para
bahwa
kewajiban melaksanakan puasa ramadhan ditetapkan Allah SWT pada 10 Sya’ban tahun kedua hijrah. Berikut ayat-ayat yang menjadi dasar kewajiban puasa, di antaranya ayat 183 surat alBaqarah: ﺼﯿَﺎ ُم َﻛﻤَﺎ ﯾَﺎأَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ءَا َﻣﻨُﻮا ُﻛﺘِﺐَ َﻋ َﻠ ْﯿ ُﻜ ُﻢ اﻟ ﱢ َُﻛﺘِﺐَ َﻋﻠَﻰ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ﻣِﻦْ َﻗ ْﺒﻠِ ُﻜ ْﻢ ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ َﺗﺘﱠﻘُﻮن (183 :)اﻟﺒﻘﺮة Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
bulan
ramadhan dapat ditemukan dalam
di
mufassir yang menyatakan bahwa
berpuasa, dan kegiatan menahan diri dari segala hal yang dapat
tiba
Madinah, demikian ini karena
5
di
SAW
5
M. Quraish Shihab, op.cit.,
h. 523 192
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. AlBaqarah: 183) Dalam tuntutan puasa pada ayat di atas tidak dijelaskan siapa yang mewajibkan, dan tidak pula dijelaskan berapa kewajiban puasa itu, tetapi terlebih dahulu dikemukakan
bahwa
“sebagaimana terhadap
diwajibkan
umat-umat
sebelum
kamu”. Dengan demikian maka wajar pula jika umat Islam melaksanakannya, apalagi tujuan puasa
tersebut
kepentingan sendiri,
adalah yang
yakni
agar
untuk
berpuasa menjadi
manusia yang bertaqwa. Selanjutnya
firman
Artinya: “(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. (QS. Al-Baqarah: 184)
Allah SWT dalam surat alBaqarah ayat 184: ت ﻓَﻤَﻦْ َﻛﺎنَ ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ َﻣﺮِﯾﻀًﺎ َأ ْو ٍ َأﯾﱠﺎﻣًﺎ َﻣ ْﻌﺪُودَا ََﻋﻠَﻰ َﺳﻔَ ٍﺮ ﻓَ ِﻌ ﱠﺪةٌ ﻣِﻦْ َأﯾﱠﺎمٍ أُ َﺧ َﺮ َو َﻋﻠَﻰ اﻟﱠﺬِﯾﻦ ع َﺧ ْﯿﺮًا َ ﻄ ﱠﻮ َ طﻌَﺎ ُم ِﻣ ْﺴﻜِﯿ ٍﻦ ﻓَﻤَﻦْ َﺗ َ ٌﯾُﻄِﯿﻘُﻮ َﻧﮫُ ِﻓ ْﺪ َﯾﺔ ﻓَﮭُ َﻮ ﺧَ ْﯿ ٌﺮ َﻟﮫ ُ َوأَنْ ﺗَﺼُﻮﻣُﻮا ﺧَ ْﯿ ٌﺮ َﻟ ُﻜ ْﻢ إِنْ ُﻛ ْﻨﺘُ ْﻢ (184 :ﺗَ ْﻌ َﻠﻤُﻮنَ )اﻟﺒﻘﺮة
Surat al-Baqarah ayat 184 di atas menjelaskan bahwa kewajiban puasa itu bukanlah untuk sepanjang tahun, tetapi
193
hanya “ ( ” أﯾﺎﻣﺎ ﻣﻌﺪوداتbeberapa
keadaan subjek hukum (mukallaf) dalam
hari tertentu). Demikian ini pun
hubungannya
kewajiban
berpuasa,
hanya diwajibkan bagi setiap
hukum
mukallaf yang berada di kampung
antaranya adalah:
halaman
tempat
tinggalnya
1.
yang
dengan aspek
dimaksud,
di
orang yang sakit Dalam bahasa al-
(muqim), dan dalam keadaan sehat, sehingga bagi “siapa saja
Qur’an,
yang sakit atau dalam perjalanan”
hukum bentuk pertama ini
maka boleh untuk tidak berpuasa
diungkapkan dengan kalimat
di bulan ramadhan tersebut dan
“( ” ﻓﻤﻦ ﻛﺎن ﻣﻨﻜﻢ ﻣﺮﯾﻀﺎsiapa
menggantinya pada hari-hari di
saja di antara kamu yang
bulan
menderita sakit). Menurut
yang
lain.
Sedangkan
keadaan
subjek
yang
Imam al-Qurthubi, terkait
merasa sangat berat berpuasa,
dengan ibadah puasa bagi
maka
orang
terhadap
“orang-orang
(sebagai
gantinya)
dia
yang
sakit
dapat
harus membayar fidyah, yaitu
dilihat dari dua keadaan;
memberi makan seorang miskin”.
pertama, keadaan sakit yang
Terhadap
apa
yang
sedang
dialami
tersebut
terkandung pada dua ayat di atas
membuatnya sangat lemah
(QS. Al-Baqarah: 183-184), telah
dan
memperlihatkan adanya beberapa
sangat
berat
untuk
berpuasa, maka dalam hal ini
aspek hukum yang terkait dengan 194
wajib
hukumnya
Sedangkan menurut
untuk
sebagian ulama, seperti Ibnu berbuka. Kedua, orang yang
Sirin
menyatakan
bahwa
sakit masih mampu untuk
penyakit apapun namanya
berpuasa
yang diderita oleh seseorang,
dengan
penuh
telah
resiko dan kesusahan, maka
membolehkannya
untuk berbuka. Sebagaimana dalam
hal
dianjurkan baginya
ini
sangat
Tharif
(di-sunnah-kan) untuk
apabila
berbuka.
siang hari bulan ramadhan dengan
seseorang
alasan
tanggannya berpuasa,
jari
sakit,
dan
menurutnya kebolahan ini
namun
sama
halnya
kebolehan
ia merasa telah menambah
musafir dengan ‘illat telah
sakitnya
atau
akan
menambah
lama
waktu
adalah lebih baik baginya.
bagi
dilakukannya perjalanan (alsafar).7
2.
orang yang sedang dalam perjalanan
yang 6
ifthar
dengan
dengan puasanya itu ternyata
penyembuhan, maka berbuka
h. 185
al-
Ibnu Sirin tengah makan di
yang sakit itu tetap juga ingin
Tamam
‘Utharidi pernah menemui
6
Demikian menurut jumhur ulama,
bin
Keadaan
mukallaf
sedang
dalam
Imam al-Qurthubi, op.cit., 7
Ibid. 195
bulan
tempuh suatu perjalanan di
puasa diungkapkan dengan
sisi lain, dan juga perbedaan
kalimat “( ” أو ﻋﻠﻰ ﺳﻔﺮatau
pada masalah ‘illat (sebab)
dalam
perjalanan).
kebolehan
ulama
berbeda
perjalanan
dalam
Para
ifthar,
apakah
pendapat
karena hanya dengan adanya
tentang bentuk perjalanan
unsur perjalanan (al-safar)
(al-safar)
atau
yang
membolehkan
pelakunya
unsur
tingkat
lain
seperti
keletihan
dan
mengambil rukhshah dalam
kesulitan yang dialami ketika
bentuk berbuka puasa dan
melakukan perjalanan.
meng-qashar
shalat.8
Agaknya
Perbendaan tersebut secara
keumuman lafaz khususnya
garis besar berkisar pada
yang
perbedaan yang berkenaan
berkenaan
dengan
keadaan “sakit” dan “dalam perjalanan” yang tercantum
dengan bagaimana pengaruh
di dalam al-Qur’an adalah
dari tujuan suatu perjalanan
awal
di satu sisi, dan berapa
perbedaan pendapat di atas.
jumlah
minimal
jarak
Namun
dari
terjadinya
demikian
dapat
dikatakan bahwa Allah SWT sengaja 8
Lebih lanjut lihat; Muhammad Ali al-Sayis, Tafsîr Ayât al-Ahkâm, h. 63-66, lihat juga; Imam al-Qurthubi, op.cit., h. 186
memilik
redaksi
demikian, guna menyerahkan kepada
nurani
manusia 196
masing-masing
untuk
Keadaan orang yang merasa
menentukan sendiri apakah ia sanggup – dalam salah satu
dari
dua
keadaan
berat menjalankan puasa
ibadah
diungkapkan
al-
tersebut (sakit atau dalam
Qur’an dengan kalimat “ وﻋﻠﻰ
perjalanan) – untuk berpuasa
( ” اﻟﺬﯾﻦ ﯾﻄﯿﻘﻮﻧﮫdan bagi orang
atau tidak.9 Di sisi lain harus diingat bahwa konsekwensi
yang berat menjalankannya).
hukum bagi orang yang tidak
Penggalan
berpuasa dengan sebab sakit
diperselisihkan
atau dalam perjalanan adalah
oleh
dengan
mengganti
ramadhan
yang
puasa
ayat
ini
maknanya
para
mufassir.
Berkenaan dengan siapa saja
telah
dibatalkan dengan berpuasa
yang digolongkan ke dalam
pada waktu yang lain sesuai
makna kata “ ” ﯾﻄﯿﻘﻮﻧﮫakan
dengan jumlah puasa yang
dijelaskan lebih jauh pada
10
ditinggalkan.
3.
orang yang lemah (merasa
pembahasan di bawah ini. D. Puasa bagi Pekerja Berat Sebelum
sangat berat/ sulit untuk berpuasa)
menguraikan
bagaimana kedudukan ataupun pengaruh dialami
dari oleh
keadaan
yang
seseorang
yang
berprofesi sebagai pekerja berat 9
M. Quraish Shihab, op.cit.,
h. 525 10
Muhammad Ali al-Sayis, op.cit., h. 63
terhadap
pelaksanaan
puasa
ramadhan, terlebih dahulu akan
197
dijelaskan beberapa makna dari istilah-istilah
yang
biasanya
selalu terkait dengan aktivitas subjek
hukum
dalam
melaksanakan
Istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan keadaan yang sangat berat dan sulit. Demikian
berbagai
pendapat
kewajiban, di antaranya adalah
kebayakan ulama, hanya saja al-
bagaimana
Shabuni
makna
yang
dengan
mengutip
terkandung dari kata ithâqah,
pendapat al-Raqib mengomentari
istithâ’ah, dan kata wus’u.
kata
tersebut
mengibaratkannya 1.
Makna ithâqah Kata
bahasa
berasal
berarti kekuatan.11
kemampuan,
Sedangkan menurut istilah ulama tafsir, seperti Muhammad Syaltut dan Muhammad Ali al-Sayis dalam
kitabnya
menyatakan
bahwa ithâqah adalah: 12
.اﺳﻢ ﻟﻠﻘﺪرة ﻋﻠﻰ ﺷﯿﺊ ﻣﻊ اﻟﺸﺪة واﻟﻤﺸﻘﺔ
11
kepada
keadaan leher yang terlilit oleh
ithâqah
dari kata thâqa-yathîqu, yang secara
dengan
Atabik ‘Ali dan A. Zuhdi Muhdhar, Kamus Kontemporer ArabIndonesia, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1996), Cet. Ke-9, h.1219 12 Muhammad Ali al-Sayis, op.cit., h. 6
sesuatu (tercekik).13 Selanjutnya kata
ithâqah
dengan
makna
kesanggupan dapat ditemukan dalam surat al-Baqarah ayat 249 berikut: َﻓﻠَﻤﱠﺎ ﺟَ ﺎ َو َزه ُ ھُ َﻮ وَاﻟﱠﺬِﯾﻦَ ءَا َﻣﻨُﻮا َﻣ َﻌﮫ ُ ﻗَﺎﻟُﻮا َﻻ... َطَﺎ َﻗﺔَ ﻟَﻨَﺎ ا ْﻟﯿَﻮْ َم ِﺑ َﺠﺎﻟُﻮتَ َو ُﺟﻨُﻮ ِد ِه ﻗَﺎ َل اﻟﱠﺬِﯾﻦ ْﷲ َﻛ ْﻢ ﻣِﻦْ ِﻓﺌَ ٍﺔ َﻗﻠِﯿﻠَ ٍﺔ َﻏ َﻠﺒَﺖ ِ ﯾَﻈُ ﻨﱡﻮنَ َأﻧﱠﮭُ ْﻢ ﻣ َُﻼﻗُﻮ َﷲ َﻣ َﻊ اﻟﺼﱠﺎﺑِﺮِﯾﻦ ُ َِﻓﺌَ ًﺔ َﻛﺜِﯿ َﺮةً ﺑِﺈِ ْذ ِن ﷲِ و (249 :)اﻟﺒﻘﺮة Artinya: “… Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang13
Muhammad Ali alShabuni, Tafsir Ayat al-Ahkâm min al-Qur’an, (Beirut: Dâr al-Qur’ân alKarîm, t.th), Juz I, h. 133 198
orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." Orangorang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orangorang yang sabar”. (QS. Al-Baqarah: 249) Kata “ ” طﺎﻗﺔdalam ayat ini
menggambarkan
betapa
sulitnya pasukan Thalut melawan tentara Jalut yang begitu banyak dan memiliki persenjataan yang lengkap. Secara logika keadaan itu memperlihatkan betapa sulit atau tidak mungkinnya pasukan Thalut untuk melawan apalagi mengalahkan
pasukan
Jalut,
sehingga pasukan Thalut ragu
dan bimbang. Namun demikian, sebagian lainnya tetap optimis sehingga
dengan
pertolongan
Allah (tentu dengan caraNya sendiri)
–
dengan
mengirim
seseorang yang masih muda belia yaitu Daud yang dipersiapkan untuk menjadi seorang Nabi. Meskipun belum begitu banyak pengalamannya pertempuran, kecerdasan
di namun
dan
medan dengan
kepintarannya
menyusun
strategi
dalam
merangcang
medan
tempur,
tentara
Jalut
dapat
dilumpuhkan.14 demikian
Dengan
maka
dimaksudkan
kata
untuk
thâqah memikul
beban yang tidak sanggup dipikul 14
Hamka, Tafsir al-Azhar, (Jakarta: Panji Masyarakat, 1993), Juz II, h. 385 199
karena
beratnya.15
begitu
ini
dapat
dipahami
dengan
keadaan seseorang yang tunduk Keadaan ini seperti orang tua dan
untuk melakukan sesuatu yang
wanita hamil yang sudah lemah,
diperintahkan
serta orang sakit yang sudah tidak
dengan kondisinya. Sedangkan
mungkin
lagi
bisa
sehingga
mereka
sembuh, tidak
sesuai
dalam al-Qur’an, bentuk yang seperti
ini
agama
ini
ditemukan,
nyaris
tidak
karena
yang
mungkin lagi untuk melakukan
ditemukan hanya dalam bentuk
pekerjaan yang begitu berat.
kata kerja, baik dalam bentuk fi’il
2.
madhi ataupun fi’il mudhari’.
Kata Istithâ’ah Kata istithâ’ah terbentuk
dari tsulasi mazid tiga huruf, yang terambil dari kata thâ’ayathî’u-thau’an,
yang
secara
etimologi berarti taat, patuh dan tunduk.16
Istithâ’ah
Ungkapan
seperti
ditemukan
sebanyak
dalam
bentuk benda, yang biasanya dimaksudkan dengan kemampuan dan kesanggupan. Oleh karena itu, kata istithâ’ah dalam bentuk
dan
dapat
42
ayat
kali yang
kesemuanya berarti sanggup dan mampu.17 Beranjak dari uraian di
adalah
pecahan dari kata tha’a dalam
surat
ini
atas
dapat
dikatakan
bahwa
semakin tinggi daya kemampuan seseorang, maka semakin tinggi pula tuntutan untuk mengerjakan suatu perbuatan. Maka begitu juga sebaliknya, seseorang tidak
15
Muhammad Ali alShabuni, loc.cit., 16 Al-Raghib al-Isfahani, Mu’jam Mufradât Alfazh al-Qur’an, (Beirut: Dâr al-Fikr, t.th), h. 430
17
Abdul Aziz Dahlan (ed), Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Negeri Baru Van Hoese, 1997), Jilid III, h. 783 200
akan dituntut untuk melakukan
jasmaniah,
perbuatan
keamanan.
yang
kemampuannya.
melebihi
Demikian
ini
material, Karena
disimpulkan
itu
bahwa
dan dapat kata
sebagaimana firman-Nya dalam
istithâ’ah ini konotasinya adalah
surat al-Baqarah ayat 286 berikut:
suatu kemampuan yang dimiliki
(286 :ﷲ ﻧَ ْﻔﺴًﺎ إ ﱠِﻻ ُو ْﺳ َﻌﮭَﺎ )اﻟﺒﻘﺮة ُ َُﻻ ﯾُ َﻜﻠﱢﻒ
seseorang secara prima, baik dari
Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. (QS. Al-Baqarah: 286)
segi fisik, mental maupun dalam bentuk material. Sebagai contoh pelaksanaan ibadah haji, di mana dalam pelaksanaannya seseorang dituntut
Selanjutnya istithâ’ah
dalam
merupakan
kata kajian
kajian
fiqh
tersebut
terkait seseorang
kawajiban
dalam
atas
diberi
bertindak
dirinya
sebagai
subjek hukum. Kata istithâ’ah ini dibahas secara lengkap oleh para fuqaha
secara
kemampuan prima dari berbagai aspek.
3.
Makna kata al-wus’u
dengan
sejauhmana
hukum
mempunyai
yang
fundamental, demikian karena kata
untuk
detail
dalam
pembahasan tentang haji dan
Kata al-wus’u terambil dari akar kata wasa’a – yausa’u – was’an, yang secara etimologi berarti tidak sempit, luas, lapang, kekayaan,
punya
kekuatan,
kesanggupan atau kemampuan.18 Secara istilah al-wus’u menurut Muhammad Ali al-Sayis adalah:
umrah, serta nikah, sebab ketiga hal
tersebut
langsung
dengan
berhubungan kemampuan
18
Atabik Ali dan A. Zuhdi Muhdhar, op.cit., h. 2017 201
19
.اﺳﻢ ﻟﻠﻘﺪرة ﻋﻠﻰ ﺷﯿﺊ ﻣﻊ اﻟﺴﮭﻮﻟﺔ Suatu istilah yang menunjukkan adanya kemampuan untuk melakukan/ menyelesaikan sesuatu dengan sangat mudah.
ibu untuk menyusukan anaknya,
Dalam al-Qur’an kata
yang patut dan sesuai dengan
yang seakar dengan kata wus’u
dan sekaligus tanggung jawab seorang ayah untuk memberikan nafkah dan pakaian menurut cara
kasunggupannnya.
dapat ditemukan dalam beberapa surat
dengan
yang
kesanggupan dapat ditemukan
berbeda-beda,
diantaranya
dalam surat al-An’âm ayat 152
dengan
kemampuan
berikut:
makna
makna
Makna wus’u dalam arti
sebagaimana dalam firman-Nya dalam surat al-Baqarah ayat 233 berikut: (233 : )اﻟﺒﻘﺮة... َﻻ ﺗُ َﻜﻠ ﱠﻒُ َﻧﻔْﺲٌ إ ﱠِﻻ ُو ْﺳ َﻌﮭَﺎ... Artinya: “…Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kemampuannya…”. (QS. Al-Baqarah: 233)
(152 : )اﻷﻧﻌﺎم... َﻻ ﻧ ُ َﻜﻠﱢﻒُ َﻧ ْﻔﺴًﺎ إ ﱠِﻻ ُو ْﺳ َﻌﮭَﺎ... Artinya: “… Kami tidak akan memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya…”. (QS. Al-An’âm: 152) Keseluruhan
ayat
secara
umum
tersebut
membicarakan tentang larangan
Pada permulaan ayat di
untuk mengambil harta anak
atas berbicara tentang bolehnya
yatim secara tidak sah. Makna
seorang ibu menyusukan anaknya
yang sama juga ditemukan dalam
kepada orang lain, di samping
surat al-A’raf ayat 42 yang
petunjuk
memaparkan
yang
menyatakan
tentang tanggung jawab seorang 19
loc.cit.
tentang
tempat
orang-orang yang beramal shaleh setelah menggambarkan keadaan
Muhammad Ali al-Sayis,
penghuni
neraka.
Surat
al202
Mukminum
ayat
62
tentang
kewajiban menjalankan agama, yang kesemuanya itu diperintah menurut
kadar
kemampuan
manusia. Pada ayat yang lain kata wus’u berarti luas, sebagaimana yang terdapat pada surat al-Nisâ’ ayat 100 berikut:
Kata wus’u terkadang bermakna
Selanjutnya kata wus’u juga bisa bermakna kecukupan,
ِﷲ َﯾ ِﺠ ْﺪ ﻓِﻲ ْاﻷَرْض ِ ِوَ ﻣَﻦْ ﯾُﮭَﺎ ِﺟ ْﺮ ﻓِﻲ َﺳﺒِﯿﻞ (100 : )اﻟﻨﺴﺎء..... ﺳ َﻌ ًﺔ َ َُﻣﺮَا َﻏﻤًﺎ َﻛﺜِﯿﺮًا و Artinya: “Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak…”. (QS. Al-Nisâ’: 100)
juga
bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah,…”. (QS.alNûr: 22)
lapang,
sebagaimana yang terdapat pada firman Allah dalam surat al-Nûr ayat 22: ﺴ َﻌ ِﺔ أَنْ ﯾُﺆْ ﺗُﻮا و ََﻻ ﯾَ ْﺄ َﺗ ِﻞ أُوﻟُﻮ ا ْﻟﻔَﻀْ ِﻞ ِﻣﻨْ ُﻜ ْﻢ وَاﻟ ﱠ أُوﻟِﻲ ا ْﻟﻘ ُﺮْ ﺑَﻰ وَا ْﻟ َﻤﺴَﺎﻛِﯿﻦَ وَا ْﻟ ُﻤﮭَﺎ ِﺟﺮِﯾﻦَ ﻓِﻲ (22 : )اﻟﻨﻮر... ﷲ ِ َﺳﺒِﯿ ِﻞ Artinya: “Dan janganlah orangorang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu
sebagaimana yang terdapat dalam surat al-Nisâ’ ayat 130 berikut: ﷲ وَ اﺳِ ﻌًﺎ ُ َﺳ َﻌ ِﺘ ِﮫ وَ ﻛَﺎن َ ْﷲ ﻛُ ًّﻼ ﻣِﻦ ُ َوإِنْ َﯾ َﺘ َﻔ ﱠﺮﻗَﺎ ﯾُ ْﻐ ِﻦ (130 :َﺣﻜِﯿﻤًﺎ )اﻟﻨﺴﺎء Artinya: “Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari limpahan karuniaNya. Dan adalah Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al-Nisâ’: 130) Sedangkan kata wus’u dalam bentuk isim fa’il hanya dapat ditemukan dalam surat alBaqarah ayat 236 berikut:
203
َو َﻣ ﱢﺘﻌُﻮھ ُﻦﱠ َﻋﻠَﻰ ا ْﻟﻤُﻮ ِﺳ ِﻊ َﻗ َﺪ ُره ُ َو َﻋﻠَﻰ ا ْﻟ ُﻤ ْﻘﺘِ ِﺮ... ََﻗ َﺪ ُرهُ َﻣﺘَﺎﻋًﺎ ﺑِﺎ ْﻟ َﻤ ْﻌﺮُوفِ ﺣَ ﻘًّﺎ َﻋﻠَﻰ ا ْﻟﻤُﺤْ ِﺴﻨِﯿﻦ (236 :)اﻟﺒﻘﺮة Artinya: “… dan hendaklah kamu berikan suatu mut`ah (pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula), yaitu pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan”. (QS. AlBaqarah 236) Dari beberapa ayat yang
orang yang punya harta lebih dari cukup untuk dapat menafkahkan sebagian hartanya di jalan Allah SWT. Beranjak
dari
uraian
seputar penggunaan ketiga kata di atas, secara umum jelas terdapat perbedaan mendasar di samping adanya persamaan. Untuk lebih mempertajam analisis terhadap persoalan yang dibahas, penulis akan kemukakan sisi-sisi penting dari ketiga ungkapan tersebut. Kata ithâqah yang terdapat dalam surat
al-Baqarah
ayat
286
terdapat dalam beberapa surat di
memiliki pengertian yang sama
atas, maka kata wus’u dapat
dengan kata ithâqah sebagaimana
dikatakan lebih mengarah kepada
yang terdapat dalam ayat 249.
kemampuan
berbuat
Artinya, pemakaian kata tersebut
dengan tidak ada unsur paksaan.
hanya digunakan untuk pekerjaan
Oleh karena itu seseorang tidak
yang berat dan tidak sanggup
dituntut memikul beban yang
untuk
dirasa
contoh kekuatan yang dimiliki
untuk
memberatkan
menyulitkan.
Seperti
lagi anjuran
tentara
dilaksanakan.
Jalut
seperti
Sebagai
yang
hanya
disinyalir dalam ayat 249 tersebut
memerintahkan kepada orang-
tidak mampu untuk dilawan,
berinfak,
Allah
SWT
204
mereka
Muhammad Ali al-Sayis kata al-
memiliki jumlah yang begitu
wus’u ini berada di atas kata al-
besar juga punya persenjataan
ithâqah. Di sisi lain, Allah SWT
yang lebih lengkap dibandingkan
juga
tentara
pula
kewajiban untuk berbuat kepada
halnya kata ithâqah yang terdapat
para hambanya yang istithâ’ah,
dalam ayat 286, sehingga ayat ini
seperti dalam hal pelaksanaan
seolah-olah hendak mengatakan
ibadah
bagi siapa saja yang benar-benar
pelaksanaan
lemah/
sanggup
sebagaimana yang terdapat dalam
maka
hadits Rasulullah SAW. Di mana
silahkan untuk tidak berpuasa.
kata istithâ’ah itu sendiri secara
Barangkali
sederhana dapat dipahami dengan
karena
di
samping
Thalut.
Begitu
tidak
melaksanakan
puasa,
pemahaman
inilah
yang menyebabkan para mufassir
hanya
memberikan
haji,
dan
masalah perkawinan
kemampuan yang prima. Sedangkan
dan fuqaha memasukkan orang
cakupan
yang sudah tua renta, ibu hamil,
makna yang terkandung pada
dan orang sakit yang sudah tidak
kata
dapat
sebagian
diharapkan
kesembuhannya
ke
lagi dalam
ulama
menurut sebagaimana
yang dikemukakan Muhammad Ali
golongan “yuthîqûnah”.
yuthîqûnah
al-Sayis
dalam
kitabnya
dapat
menyatakan bahwa dalam kata itu
dipahami bahwa Allah SWT
hanya mencakup orang yang
dalam berbagai keadaan hanya
sudah tua renta, wanita hamil,
Selanjutnya
memberikan
tuntutan
sesuai
dengan kemampuan hambaNya (al-wus’u),
yang
oleh 205
dan
wanita
yang
Sedangkan
sedang
menyusui.20
menurut
Imam al-Maraghi cakupan kata halnya
yuthîqûnah dalam ayat 184 di
menurut al-Jashash, di mana
atas adalah bagi setiap orang
menurutnya
yang
Demikian
hanya
ada
tiga
berat
menjalankannya,
golongan yang termasuk kepada
mareka itu adalah orang tua yang
cakupan ayat tersebut; pertama,
sudah lemah, orang sakit yang
orang tua renta dan bagi mereka
sudah tidak dapat lagi diharapkan
diwajibkan
fidyah.
kesembuhannya, pekerja berat,
Kedua, orang yang terlalu berat
dan nara pidana yang dijatuhi
memikul beban sehingga tidak
hukuman kerja berat seumur
mampu melaksanakannya, seperti
hidup,
wanita hamil. Dan ketiga, orang
menyusui
apabila
mereka
yang merasa sangat sukar (betul-
khawatir
terhadap
dirinya,
membayar
betul
kesulitan)
melaksanakannya,
maka
wanita
hamil
dan
22
anaknya.
Untuk
bagi
itu,
kata
mereka juga wajib fidyah. Lebih
yuthîqûnah,
jauh ia mengemukakan bahwa
sederhana dapat dimaknai dengan
orang-orang tersebut ditetapkan
beban
bukan berdasarkan akal, tetapi
kesulitan yang sangat berat, maka
berdasarkan
terhadap
pada tauqif dari
Rasulullah SAW.
20
21
Muhammad Ali al-Sayis, op.cit., h. 67 21 Abu Bakr Ahmad bin Ali al-Razi al-Jashash, Ahkâm al-Qur’ân,
seperti
yang
yang
para
secara
disertai
dengan
pekerja
buruh
berat,
tambang
(Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, t.th), Juz I, h. 216 22 Ahmad Mushtafa alMaraghi, Tafsir al-Maraghi, (Beirut: Dar al-Firk, 1974) Jilid I, h. 72 206
sebagaimana yang dikemukakan
kesulitan yang bersangatan atas
oleh Imam al-Maraghi hanya
dirinya atau bahkan mengancam
akan dapat digolongkan kepada
keselamatan dirinya. Hal ini tentu
apa yang terkandung pada kata
tidak sesuai dengan prinsip dalam
yuthîqûnah dalam ayat 184 dari
Islam
23
yang
senantiasa
apabila
menghendaki kemudahan bagi
pekerjaan itu memang dilakukan
setiap umatnya bukan sebaliknya,
sepanjang masa dan tidak ada
demikian
ini
pilihan mata pencaharian lain
firman-Nya
dalam
baginya.
Baqarah ayat 185 berikut:
surat
al-Baqarah,
Sebab
apabila
para
pekerja berat dimaksud tidak dimasukkan kepada bagian dari makna yuthîqûnah, dalam artian tetap
harus
berpuasa,
maka
terhadap pekerja berat itu hanya ada dua pilihan, berhenti bekerja yang
berakibat
terancamnya
sebagaimana surat
al-
... َﷲ ُ ِﺑ ُﻜ ُﻢ ا ْﻟﯿُ ْﺴ َﺮ و ََﻻ ﯾُﺮِﯾﺪُ ِﺑ ُﻜ ُﻢ ا ْﻟ ُﻌﺴْﺮ ﯾُﺮِﯾﺪُ ﱠ... (185 :)اﻟﺒﻘﺮة Artinya: “… Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu…”. (QS. Al-Baqarah: 185)
pada
Ayat di atas merupakan
kelangsungan
kelanjutan dari ayat-ayat yang
akan
atau
menjelaskan
yang
persoalan yang terkait dengan
berimbas pada kesusahan dan
puasa ramadhan, demikian ini
kehidupan nekad
keluarganya,
tetap
bekerja
tentang
berbagai
menurut hemat penulis, yaitu 23
Artinya bagi para pekerja berat dapat mengambil rukhshah sebagaimana yang terkandung dalam ayat 184 surat al-Baqarah, yaitu dengan mengganti kewajiban puasa dengan membayar fiqyah.
“kemudahan” yang dikehendaki Syâri’ pada ayat di atas tentu memiliki munasabah yang khusus terhadap subjek hukum dalam 207
ibadah puasa di samping terhadap
berpuasa), artinya kepada mereka
bentuk-bentuk kewajiban ibadah
diberikan rukhshah dalam bentuk
lainnya.
kebolehan membatalkan puasa dan tersebut
E. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang terkandung
dari
berbagai
kewajiban
dengan
membayar
fiqyah. Wa Allah A’lam..
makna
keumuman lafaz yang ditelaah dari
mengganti
pendapat
DAFTAR KEPUSTAKAAN
para
mufassir sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, dan dari prinsip dalam Islam yang selalu menghendaki kemudahan bagi setiap
umatnya,
maka
dapat
disimpulkan bahwa bagi pekerja berat, seperti pekerja tambang, atau pekerja berat jenis lainnya yang tidak mempunyai pilihan mata
pencaharian
mencukupi
lain
kebutuhan
untuk pokok
keluarganya, dan itu dilakukan sepanjang
hidupnya,
maka
terhadap
mereka
dapat
digolongkan kepada kelompok
Ali, Atabik dan A. Zuhdi Muhdhar, Kamus Kontemporer ArabIndonesia, Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1996. Dahlan, Abdul Aziz (ed), Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Negeri Baru Van Hoese, 1997. Hamka,
Tafsir al-Azhar, Jakarta: Panji Masyarakat, 1993.
al-Isfahani, Al-Raghib, Mu’jam Mufradât Alfazh al-Qur’an, Beirut: Dâr al-Fikr, t.th. al-Jashash, Abu Bakr Ahmad bin Ali al-Razi, Ahkâm al-Qur’ân, Beirut: Dar al-Kutub al‘Ilmiyah, t.th.
yuthîqûnah (orang yang merasa berat/
sangat
lemah
untuk 208
al-Maraghi, Ahmad Mushtafa, Tafsir al-Maraghi, Beirut: Dar alFirk, 1974. al-Qurthubi, Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad alAnshâri, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’an, Beirut: Dar alKutub al-‘Ilmiyyah, t.th. al-Sayis, Muhammad Ali, Tafsîr Ayât al-Ahkâm, al-Shabuni, Muhammad Ali, Tafsir Ayat al-Ahkâm min alQur’an, Beirut: Dâr alQur’ân al-Karîm, t.th. Shihab, M. Quraish, Wawasan alQur’an; Tafsir atas Pelbagai Persoalan Umat, Jakarta: Mizan, 1998. al-Zuhaili, Wahbah, al-Fiqh al-Islâmy wa Adillatuh, Damaskus: Dâr al-Fikr, 2002.
209
PEDOMAN PENULISAN
1.
Tulisan merupakan hasil kajian atau hasil penelitian atau atau book review tentang masalah-masalah Pendidikan Islam dan Pendidikan Dasar
2.
Belum pernah dipublikasikan dalam penerbitan apapun dan/ atau tidak sedang diminta media lain untuk diterbitkan
3.
Naskah ditulis dalam bentuk essei, berisi gagasan atau analisis konseptual yang orisinil, yang belum pernah dipublikasikan dalam penerbitan apapun dan atau tidak dalam proses penerbitan di media lain.
4.
Panjang naskah adalah antara 15-20 halaman kertas kwarto/A.4, diketik dengan 1,5 spasi atau setara, dengan margin: kiri dan atas 4 cm., serta margin kanan dan bawah 3 cm.
5.
Naskah diketik dengan menggunakan huruf/font Times New Roman untuk Latin, ukuran 12, dan Tradisional Arabic ukuran 18 untuk tulisan berbahasa Arab, atau ukuran 16 untuk teks Arab kutipan, seperti kutipan pendapat, dan kutipan ayat dan hadis, sedangkan dalam catatan kaki (jika ada) maka huruf Latin ukuran font 10 dan Bahasa Arab dengan font 15.
6.
Komponen naskah yang harus ditulis secara jelas secara berurutan adalah: a) Judul tulisan b) Nama penulis, tanpa gelar, dan di sebelah kanan atas nama penulis diberi footnote dengan tanda (*), di dalamnya dijelaskan tentang pendidikan terakhir penulis, tempat tugas, dan bidang studi yang digeluti penulis, serta informasi yang relevan lainnya c) Abstrak berbahasa asing (Arab-Inggris) dan Abstrak berbahasa Indonesia (maksimal 100 kata) d) Kata kunci atau key word dari tulisan e) Pendahuluan atau prolog f) Isi (deskripsi dan analisis), yang dapat dibagi kepada beberapa sub bahasan g) Kesimpulan h) Daftar rujukan. i) Jika tulisan yang dikirim adalah hasil penelitian (riset), maka harus ditampah dengan memuat; latar belakang, tinjauan pustaka, tujuan, metode penelitian, dan hasil penelitian.
7.
Kutipan harus dijelaskan sumbernya dalam bentuk body note, yang memuat; nama akhir dari pengarang (sesuai dengan nama di daftar rujukan), tahun terbit, nomor jilid/juz buku, dan halaman buku (misalnya; Shihab, 2006, XI: 121). Footnote hanya digunakan untuk keterangan tambahan yang sangat perlu.
8.
Tulisan harus dilengkapi dengan Daftar Rujukan, yaitu sumber tertulis yang benar-benar digunakan dalam penulipsan naskah. Cara penulisan daftar rujukan adalah; nama penulis secara lengkap, yang mana bagian akhir dari nama penulis ditulis paling awal, dan antara nama akhir dengan nama selanjutnya diberi batas dengan koma (,); lalu judul buku yang ditulis italic/miring, kota tempat terbit, nama penerbit, tahun terbit, cetakan ke. Baris kedua dari buku sumber harus dimasukkan ke kanan, sejauh 7 spasi. Misalnya: `Abdul Bâqî, Muhammad Fu’ad, al-Mu`jam al-Mufahras li Alfâzh al-Qur’ân al-Karîm, Beirût: Dâr al-Fikr, 1987, Cet.I.
9.
Tulisan yang akan mendapat prioritas untuk dimuat adalah yang lulus seleksi oleh tim redaksi menyangkut; a) kebagusan bahasa dan ketikan, b) kesesuaian dengan bidang ilmu dan topik, orisinilitas, kedalaman teori, ketepatan metodologi, ketajaman analisis, inovasi, dan nilai aktual atau kegunaannya, dan c) selama masih tersedia ruang/halaman. Jika ada tulisan yang lulus seleksi dari sisi poin a-b, maka tulisan itu akan dimasukkan untuk edisi berikutnya.
10. Naskah yang masuk akan diseleksi, akan diedit tanpa mengubah substansi, dan yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan.
11. Naskah harus disampaikan kepada tim redaksi dalam bentuk print-out dan dilengkapi dengan memberikan hardcopy dalam bentuk CD, atau softcopy melalui flashdisk atau lainnya, atau dengan mengirim ke email;,
[email protected] dan
[email protected] 12. Naskah yang sampai ke redaksi akan dibaca tim redaktur, untuk selanjutnya akan diperoleh hasil dengan kategori; a) diterima mutlak untuk edisi yang terkini, b) diterima bersyarat/direvisi, c) diterima tapi ditunda pemuatannya, dan
d) ditolak mutlak. 13. Tidak keberatan jika naskah yang dikirim mengalami penyuntingan atau perbaikan tanpa mengubah substansinya. 14. Pengiriman tulisan bebas kapan saja, dengan catatan akan dimuat pada jadual penerbitan jurnal; Edisi 1, Januari-Juni setiap tahun Edisi 2, Juli-Desember setiap tahun
Sekian.*