PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDEKATAN BELAJAR FISIKA SISWA SMP, SMA, DAN MAHASISWA : Tinjauan Menurut Model Biggs
SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
DISUSUN OLEH :
F. EDWIN WIRANATA NIM : 081424031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Persembahan Karya ini kupersembahkan kepada : Bapakku Yoseph Sael, Ibuku Y.Line, Abangku Jossie dan adikku Kresensiana Sebagai bentuk ucapan syukur, terimakasih, bakti dan tanda cintaku yang mendalam untuk keluargaku.
“Aku berkompetisi untuk meningkatkan kualitas diri, bukan untuk menghancurkan orang lain”
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Edwin Wiranata, 2013. “Pendekatan Belajar Fisika Siswa SMP, SMA, dan Mahasiswa: Tinjauan Menurut Model Biggs”. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik peserta didik yang menggunakan pendekatan mendalam dan karakteristik peserta didik yang menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika. Jenis penelitian adalah deskripsi kualitatif dengan dibantu kuantitatif. Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. Subjek penelitian adalah peserta didik dari jenjang pendidikan SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi dengan total berjumlah 138 peserta didik. Instrumen yang digunakan adalah The revised two-factor Study Process Questionnaire (R-SPQ2F) dan wawancara. R-SPQ-2F digunakan untuk mengelompokkan perserta didik yang menggunakan pendekatan mendalam dan pendekatan permukaan. Hasil penelitian menunjukkan peserta didik yang menggunakan pendekatan mendalam berminat terhadap fisika dengan alasan yang beragam, tidak merasa terbebani dengan adanya tugas, cara belajar yang bervariatif untuk satu peserta didik dan kecenderungan memilih belajar secara mandiri. Peserta didik yang menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika kurang berminat terhadap fisika dengan alasan yang beragam, memberikan tanggapan negatif terhadap tugas, cara belajar yang kurang variatif untuk satu peserta didik dan kecenderungan memilih belajar secara berkelompok.
Kata kunci : pendekatan belajar, karakteristik, pendekatan mendalam, pendekatan permukaan
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Edwin Wiranata, 2013. “Physics Learning Approach of Junior High School, Senior High School and College Students: Biggs’ Model-based Study”. Physics Education Study Program, Department of Education and Science, the Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta The study is aimed to investigate the characteristics of students who use deep approach and the characteristics of students who use the surface approach in learning physics. The type of this research is qualitative description and assisted by quantitative research. The research was conducted in semester 1 academic year 2012/2013. The subjects were the students from SMP, SMA, and College, the total number of respondents were 138 students. The instruments used are the revised two-factor Study Process Questionnaire (R-SPQ-2F) and interviews. R-SPQ-2F is used to classify the students who use deep approach and surface approach. Results showed that students, who learn using deep approach, are interested in physics with various reasons, namely they do not feel burdened by the task, they used varied ways of learning, and they have tendency to choose selfdirected learning. Students who use the surface approach in learning physics are less interested in the physics with various reasons, giving a negative response to the task, having less varied ways of learning and having the tendency to choose learning in groups.
Keywords: approaches to learning, characteristics, deep approach, surface approach
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas karunia, bimbingan, serta penyertaan-Nya dari awal hingga akhir penyusunan skripsi yang berjudul “Pendekatan Belajar Fisika Menurut Biggs : Sebuah Studi Eksploratif”. Penelitian ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Penelitian dapat diselesaikan dengan baik atas kerjasama, bantuan, gagasan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti dengan segala kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed.,Ph.D., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan dan pengetahuan selama penyusunan skripsi. 2. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si., selaku kaprodi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma yang memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 3. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan selama menempuh studi di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma. 4. Bapak Drs. H. Herynugroho, M.Pd., selaku kepala sekolah di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 5. Bapak Drs. Y. Sugiarto, selaku kepala sekolah di SMP Joannes Bosco Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 6. Bapak Samsudi, S.Pd., selaku guru bimbingan konseling di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta yang memberikan waktu, bimbingan, dan membantu dalam penelitian.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Bapak Y. Rahardjo, B.A., selaku guru fisika di SMP Joannes Bosco Yogyakarta yang
memberikan waktu, bimbingan, dan membantu
dalam penelitian. 8. Sekretariat JPMIPA FKIP yang telah banyak membantu. 9. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma. 10. Segenap keluargaku tersayang, Bapak, Ibu, Abang Oos dan Adik Wati yang memberikan baik dukungan doa, dukungan moral, maupun dukungan material. 11. Teman-teman ngumpul, Alex, Dimas, Mbink, Arnol “rek”, Ganda “mbah”, dan Anton “kriting” yang selalu menjadi penyemangat dalam penyelesaian skripsi. 12. Teman-teman seperjuangan dan satu bimbingan yang saling bertukar informasi tentang jadwal dosen pembimbing dan semua hal yang berkaitan dengan skripsi. 13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penyelesaian skripsi. Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membaca dan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v HALAMAN PUBLIKASI ................................................................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT ........................................................................................................ viii KATAPENGANTAR .......................................................................................... ix DAFTAR ISI......................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1 A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1 B. Perumusan Masalah .............................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4 D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4 E. Batasan Pengertian ................................................................................ 5 BAB II LANDASAN TEORI…………………………………….…………….. 6 A. Pengertian Belajar .................................................................................... 6 B. Pendekatan Belajar................................................................................... 8 C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendekatan Belajar Menurut Biggs........................................................................................ 16 D. The Revised Two Factor Study Process Questionnaire (R-SPQ-2F)..... 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………………..21 A. Jenis Penelitian....................................................................................... 21 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 22 C. Sampel.................................................................................................... 22 D. Instrumentasi .......................................................................................... 23
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Metode Analisis Data............................................................................. 27 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN…………………..…...…..31 A. Deskripsi Penelitian ............................................................................... 31 B. Data dan Analisis Data........................................................................... 35 1. The Revised Two Factor Study Process Questionnaire (R-SPQ-2F)............................................................... 35 2. Hasil Wawancara ............................................................................. 46 C. Pembahasan Hasil Wawancara .............................................................. 79 BAB V PENUTUP…………………………………….………………….....…..84 A. Kesimpulan ............................................................................................ 84 B. Saran....................................................................................................... 85 DAFTAR PUSTAKA………………………………….………………….....….86 LAMPIRAN………………………………………………………......…………88
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Surat Pengantar dari Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Sanata Dharma ..................................... 88
LAMPIRAN 2
Surat Ijin Penelitian/Skripsi/Observasi dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta ....... 91
LAMPIRAN 3
Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Penelitian ...................... 93
LAMPIRAN 4
The Revised Two Factor Study Process Questionnaire (R-SPQ-2F) ...................................................... 97
LAMPIRAN 5
Transkrip Hasil Wawancara ................................................... 102
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel Dimensi Study Process Questionnaire (SPQ) ........................18
Tabel 3.1
Tabel Pembagian Item dalam R-SPQ-2F...................................................24
Tabel 3.2
Tabel Pembagian Skor pada Masing-masing Item Soal............................24
Tabel 3.3
Tabel Unidimensionalitas dan Reliabilitas Skala Kecil R-SPQ-2F ..............................................................................25
Tabel 3.4
Tabel Rencana Pertanyaan Wawancara....................................................26
Tabel 3.5
Tabel Skor Total PM dan PP......................................................................27
Tabel 4.1
Tabel Hasil Kuesioner Diurut dari Skor Tertinggi pada pendekatan Mendalam SMP Joannes Bosco......................................35
Tabel 4.2
Tabel Hasil Kuesioner Diurut dari Skor Tertinggi pada pendekatan Mendalam SMA Muhammadiyah 3................................37
Tabel 4.3
Tabel Hasil Kuesioner Diurut dari Skor Tertinggi pada pendekatan Mendalam Universitas Sanata Dharma..........................38
Tabel 4.4
Tabel Rangkuman Analisis R-SPQ-2F......................................................44
Tabel 4.5
Tabel Subjek Wawancara......................................................................46
Tabel 4.6
Tabel Kode Hasil Wawancara.................................................................47
Tabel 4.7
Tabel Hasil Skor Karakteristik PM............................................................48
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Purwanti (2008) mengembangkan model pembelajaran human capital skills. Model ini ditujukan untuk menjawab persoalan bagaimana seorang pelajar atau mahasiswa harus dapat menguasai seperangkat kemampuan dan sikap. Yang dimaksud kemampuan meliputi: kemampuan menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu. Sedangkan sikap meliputi: objektif, jujur, kritis, dan memiliki rasa ingin tahu. Menurut Purwanti (2008) faktorfaktor yang berperan dalam terbentuknya human capital skills adalah persepsi siswa/mahasiswa terhadap pengajaran, konsep siswa/mahasiswa tentang pembelajaran, konsep diri akademik, dan pendekatan belajar. Pendekatan belajar atau biasa dikenal dengan istilah approach to learning pertama kali dikemukakan oleh Marton dan Saljo (1976), yang mengelompokkan dua macam pendekatan, yaitu deep approach dan surface approach. Dua macam pendekatan ini banyak digunakan oleh John Biggs baik dalam penelitian yang dilakukannya maupun dalam buku-buku karangannya, sehingga beberapa kalangan menyebut konsep pendekatan ini adalah konsep pendekatan belajar menurut John Biggs. Untuk menentukan pendekatan belajar yang digunakan peserta didik, Biggs mengembangkan sebuah kuesioner yang berisi item motivasi dan strategi. Kuesioner ini dikembangkan berdasarkan indikator-indikator pendekatan belajar. Indikator-indikator yang Biggs gunakan adalah bersifat umum dan dapat diterima oleh para peneliti akademis. Biggs (1993) juga memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam menggunakan pendekatan belajar tertentu. Misalnya, dari faktor personal peserta didik, yaitu conception of learning. Yang dapat dieksplor dari
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
faktor conception of learning adalah seberapa penting arti dari belajar fisika menurut peserta didik. Hal lain yang dapat dieksplorasi dari siswa yang menggunakan pendekatan tertentu adalah mengenai cara belajar, apakah menghapal, menulis, membaca, atau melatih kemampuan dengan mengerjakan soal-soal. Dengan demikian, dari suatu pendekatan belajar hal yang berhubungan dengan motivasi dan strategi belajar peserta didik tersebut akan dieksplor sehingga kemudian diharapkan akan memperoleh contoh-contoh konkret atau karakteristik dari persepsi terkait motivasi dan cara peserta didik dalam belajar. Ramsden (1992) mengatakan pendekatan belajar atau approach to learning adalah salah satu konsep yang paling berpengaruh untuk pendidikan tingkat lanjut pada 15 tahun terakhir sejak bukunya yang berjudul Learning To Teach in Higher Education terbit pada tahun 1992. Menurutnya, ide utama konsep ini tidak sepenuhnya rumit, tetapi sedikit abstrak. Penjelasannya agak bersifat teknis, tetapi cukup menarik. Dalam dunia pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran, pendekatan belajar yang dilakukan siswa sangat berperan terhadap hasil pembelajaran (learning outcomes). Penelitian yang berhasil memperlihatkan adanya hubungan antara pendekatan belajar siswa dengan hasil belajar dilakukan oleh Gijbels, Van de Watering, Dochy, dan Van den Bossche (2005). Hasil penelitian mereka menunjukkan adanya perbedaan hasil yang signifikan antara siswa yang menggunakan pendekatan mendalam dan siswa yang menggunakan pendekatan permukaan. Beberapa penelitian yang terkait dengan pendekatan belajar cukup banyak dilakukan. Beberapa diantaranya adalah penelitian Simon Cassidy (2004) dari University of Salford UK, Peter F. Cuthbert (2005) dari Manchester Metropolitan University UK, dan Richardson (2005) dari The Open University UK. Kecenderungan penelitian-penelitian tersebut adalah untuk melihat pendekatan tertentu yang digunakan dalam suatu kelompok dan ada juga yang melihat korelasinya terhadap learning outcomes atau hasil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Indonesia memiliki sistem pendidikan sendiri yang diduga memberikan pengaruh
terhadap
pendekatan
belajar
tertentu
yang dipilih
siswa.
Bagaimanapun juga, pendekatan belajar dipengaruhi oleh pengalaman atau stimulasi tertentu dari lingkungan (Harvey dalam Purwanti, 2008) yang mana sistem pendidikan juga diduga mempengaruhi pendekatan belajar yang dipilih siswa. Setiap negara diduga mempunyai kekhususan terkait motivasi dan cara belajar termasuk Indonesia sehingga diharapkan penelitian ini mampu menggali sesuatu dibalik motivasi dan strategi peserta didik dalam belajar fisika. Mata pelajaran Fisika mulai dipelajari sedikit mendalam pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) kemudian dilanjutkan pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada tingkat Perguruan Tinggi, yaitu pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika, materi pembelajaran Fisika dipelajari lebih mendalam sesuai dengan beban SKS yang ditempuh oleh mahasiswa. Biggs dalam Chyun (2007) menjelaskan bahwa pelajar sains pada dasarnya mempunyai pendekatan belajar yang berbeda dengan pelajar sastra. Pelajar sastra cenderung menggunakan pendekatan permukaan dan pencapaian hasil belajar yang tinggi karena strategi belajar yang diperlukan pada bidang sastra sebagian besar adalah menghafal. Hal ini menunjukkan bahwa konsep pendekatan dalam pembelajaran tidak kaku tetapi tergantung pada apa yang diperlukan dalam setiap bidang yang berbeda (Zeegers dalam Chyun, 2007). Peneliti ingin mengetahui lebih dalam tentang segala hal dibalik motivasi dan strategi belajar peserta didik yang menggunakan pendekatan tertentu dalam belajar fisika. Harapannya adalah pengetahuan tentang pendekatan belajar bertambah dengan adanya contoh-contoh konkret atau karakteristik peserta didik dalam belajar fisika. Dengan berdasarkan teori pendekatan belajar menurut Biggs ditambah dengan karakteristik-karakteristik peserta didik yang diperoleh dari penelitian, maka diharapkan pengetahuan tentang pendekatan belajar akan meningkat. Maka peneliti melakukan penelitian dengan topik “Pendekatan Belajar Fisika Siswa SMP, SMA, dan Mahasiswa : Tinjauan Menurut Model Biggs”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
B. Perumusan Masalah
Dari uraian mengenai latar belakang masalah pendekatan belajar, maka peneliti ingin mengeksplorasi dengan menjawab masalah berikut ini: 1. Bagaimana
karakteristik
peserta
didik
yang
menggunakan
yang
menggunakan
yang
menggunakan
yang
menggunakan
pendekatan mendalam dalam belajar fisika? 2. Bagaimana
karakteristik
peserta
didik
pendekatan permukaan dalam belajar fisika?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui
karakteristik
peserta
didik
pendekatan mendalam dalam belajar fisika. 2. Mengetahui
karakteristik
peserta
didik
pendekatan permukaan dalam belajar fisika.
D. Manfaat Penelitian
Eksplorasi mengenai pendekatan belajar fisika oleh siswa atau mahasiswa akan memperkaya teori tentang pembelajaran khususnya tentang pendekatan belajar fisika. Secara konsep di setiap negara mempelajari ilmu pengetahuan dan teori tentang pembelajaran yang sama tetapi secara praktik dan kenyataan di lapangan dapat memberikan sesuatu yang berbeda sehingga contoh konkret di lapangan akan menjadi sesuatu yang berharga baik bagi satu individu pendidik maupun satu institusi pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
E. Batasan Pengertian
Dalam penelitian ini karakteristik peserta didik mencakup aspek motivasi dan strategi dalam belajar fisika. Karakteristik yang mencakup motivasi dapat berupa minat, pandangan atau pendapat siswa terhadap segala hal yang berhubungan dengan fisika. Sedangkan karakteristik yang mencakup strategi adalah berupa cara belajar peserta didik. Cara belajar adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik untuk memahami materi fisika. Karakteristik yang mencakup strategi juga dapat dilihat berdasarkan variasi cara belajar, urutan cara belajar, atau bervariasi tidaknya cara belajar peserta didik berdasarkan informasi dan data yang diperoleh. Karakteristik peserta didik fokus pada satu individu dan bukan melihat pada sekelompok peserta didik dengan pendekatan yang sama. Artinya, peneliti tidak menggeneralisasi suatu pendekatan belajar tertentu berdasarkan karakteristik yang muncul pada penelitian ini. Karakteristik yang muncul dalam penelitian dapat dipengaruhi banyak faktor termasuk latar belakang peserta didik sendiri. Jika satu individu yang menggunakan pendekatan mendalam mengatakan dia hanya dapat belajar fisika sambil mendengarkan musik jazz maka hal tersebut menjadi karakteristik individu tersebut. Sedangkan individu lain yang juga menggunakan pendekatan mendalam tidak harus memiliki karakteristik yang sama dengan individu sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Belajar
Muhibbin Syah (1995) dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan mengutip beberapa pengertian belajar menurut beberapa ahli, salah satunya adalah menurut Reber dalam kamusnya Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar adalah “The process of acquiring knowledge”, yakni proses memperoleh pengetahuan. Pengertian ini biasanya lebih sering digunakan dalam pembahasan psikologi kognitif yang oleh sebagian ahli dipandang kurang
representatif
karena
tidak
mengikutsertakan
perolehan
keterampilan nonkognitif. Kedua, belajar adalah “A relatively permanent change in respons potentiality which occurs as a result of reinforced practise”, yaitu suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Dalam definisi ini terdapat empat macam istilah yang esensial untuk memahami proses belajar. Berikut adalah istilah tersebut.
1. Relatively permanent Istilah ini lawannya adalah bahwa perubahan yang bersifat sementara seperti perubahan karena mabuk, lelah, jenuh, dan perubahan karena perubahan fisik tidak termasuk belajar. 2. Response potentiality Istilah ini maksudnya menunjukkan pengakuan terhadap adanya perbedaan antara belajar dan penampilan atau kinerja hasil-hasil belajar.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
3. Reinforced Istilah ini konotasinya adalah bahwa kemajuan yang didapat dari proses belajar mungkin akan musnah atau sangat lemah apabila tidak diberi penguatan. 4. Practise Istilah ini maksudnya menunjukkan bahwa proses belajar itu membutuhkan latihan yang berulang-ulang untuk menjamin kelestarian kinerja akademik yang telah dicapai siswa.
Menurut Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua rumusan. Rumusan pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Sedangkan rumusan kedua, belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. Dari beberapa pengertian tentang belajar dapat disimpulkan bahwa belajar tidak lepas dari latihan. Belajar merupakan perolehan perubahan secara permanen dan perolehan kemajuan sebagai akibat dari latihan secara terus menerus untuk menjaga kinerja yang telah dicapai. Selanjutnya, menurut Syah (1995), perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Karena kemampuan berubah inilah manusia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai makhluk di bumi. Selain itu, dengan kemampuan berubah melalui belajar, manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
B. Pendekatan Belajar
Istilah pendekatan belajar (approach to learning) sudah digunakan sejak penelitian yang dilakukan oleh Marton dan Saljo (1976). Dalam The Experience of Learning Marton dan Saljo (1976) menjelaskan hubungan antara
pendekatan
belajar
dan
konsep
pembelajaran.
Didalam
penelitiannya pembelajaran dipandang sebagai : peningkatan pengetahuan, penghafalan, peningkatan fakta-fakta dan metode, abstraksi pengertian, interpretasi proses yang mengarah pada pemahaman suatu kenyataan, dan pengembangan diri sebagai suatu individu. Pada penelitian ini Marton dan Saljo (1976) memperkenalkan dua konsep pendekatan belajar yang kemudian banyak digunakan untuk penelitian-penelitian selanjutnya, yaitu pendekatan “deep” dan “surface”.
Konsep approach atau pendekatan dapat menggambarkan aspek kualitatif dari suatu pembelajaran (Ramsden, 1992). Konsep ini berbicara tentang bagaimana seseorang mengalami, menghadapi, dan mengatur subjek materi dari suatu tugas pembelajaran atau tugas akademik. Dalam laporan penelitiannya, Purwanti (2008) membedakan learning style dengan approach to learning. Pendekatan belajar bukan sekedar gaya belajar yang biasanya dapat diterapkan pada tugas atau pengajaran apapun. Bukan pula sekedar pendekatan yang tergantung pada situasi, seolah-olah pelajar memasuki lingkungan belajar tanpa preferensi cara belajar dan konteks pengajaran. Selanjutnya, Harvey dalam Purwanti (2008) secara tegas membedakan antara pendekatan belajar dengan gaya belajar. Gaya belajar lebih menunjuk pada trait, yang lebih resisten terhadap perubahan. Sedangkan pendekatan dalam belajar adalah cara belajar yang didasarkan pada motif tertentu, yang mungkin berubah karena dipengaruhi oleh pengalaman atau stimulasi tertentu dari lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Pendekatan belajar (approach to learning) adalah jenis atau upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Banyak pendekatan belajar yang dapat siswa lakukan dalam mempelajari suatu bidang studi atau materi pelajaran yang sedang mereka tekuni, dari yang paling klasik sampai yang paling modern. Muhibbin Syah (1995) menyebutkan dan menjelaskan salah satu pendekatan belajar yang dipandang representatif atau mewakili dari yang klasik sampai yang modern itu adalah pendekatan belajar Biggs. Biggs membangun Model Pembelajaran 3P (presage, process, product) untuk menerangkan interaksi
antara faktor-faktor
yang
mempengaruhi proses pembelajaran (Chyun, 2007). Model ini terdiri atas tiga tahap untuk menggambarkan tiga elemen pembelajaran. Tiga elemen pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut (Biggs dalam Chyun, 2007):
1. Presage, yaitu elemen sebelum pembelajaran berlangsung meliputi faktor pribadi siswa dan faktor konteks pengajaran. 2. Process, yaitu elemen ketika pembelajaran berlangsung meliputi pendekatan pembelajaran. 3. Product, yaitu elemen hasil pembelajaran meliputi hasil belajar siswa baik itu secara kualitatif, kuantitatif, bersifat intuisi, maupun afektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Gambar 1. Model Pembelajaran 3P (Biggs dalam Chyun,2007)
PRESAGE
PROCESS
PRODUCT
Student Characteristics Prior knowledge Abilities Preferred approaches to learning
Approach to Task Surface Deep Achieving
Teaching Context Curriculum Method Assessment Climate
Learning Outcome Quantitative Qualitative Institutional Affective
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
Dari Model Pembelajaran 3P, pendekatan belajar terletak pada tahap process, yaitu ketika pembelajaran sedang berlangsung. Faktor pengajaran oleh guru dan faktor karakteristik siswa mempengaruhi pendekatan belajar pada proses pembelajaran.
Dari gambar tersebut,
Biggs juga menekankan adanya hubungan atau interaksi antara pendekatan belajar dengan hasil belajar (learning outcome). Menurut Biggs dalam Lim Tzyy Chyun (2007) pendekatan belajar adalah suatu proses pembelajaran yang berasal dari persepsi pelajar tentang tugas akademik yang dipengaruhi oleh ciri-ciri pribadi siswa. Selanjutnya menurut Biggs, pendekatan belajar merupakan gabungan dari “motivasi” dan “strategi” yang sesuai dan dipilih siswa dalam proses pembelajaran.
Aspek
strategi
menunjuk
pada
bagaimana
siswa
‘mendekati’ tugas akademik yang diberikan kepada mereka, sedangkan aspek motivasi menunjuk pada mengapa siswa mau ‘mendekati’-nya dengan cara tertentu (Purwanti, 2008). Kedua aspek ini memiliki kaitan yang sangat erat karena siswa yang termotivasi oleh suatu hal tertentu akan menggunakan strategi tertentu yang relevan dengan motivasinya tersebut. Pendekatan belajar ini pada umumnya digambarkan dalam dua model, yaitu : deep approach atau pendekatan mendalam dan surface approach atau pendekatan permukaan (Marton dan Saljo, 1976).
a. Pendekatan mendalam atau deep approach Siswa yang menggunakan pendekatan mendalam dalam pembelajaran sangat tertarik dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan menikmati proses melakukannya. Siswa tersebut berusaha memperoleh manfaat dan maksud dari tugas-tugas yang diberikan. Dia juga berusaha untuk membangun konsep sendiri, menghubungkan pengetahuan yang ia peroleh dengan pengetahuan yang sudah ia peroleh. Siswa yang menggunakan pendekatan ini juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
selalu memperhatikan kemajuan pemahamannya dalam belajar (Entwistle, 2000). Siswa
yang
menggunakan
deep
approach
biasanya
mempelajari materi karena memang tertarik dan merasa membutuhkan pengetahuan itu. Adanya dorongan dari dalam diri (motivasi intrinsik) membuat gaya belajarnya yang serius dan berusaha memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikannya. Bagi siswa yang menggunakan pendekatan mendalam, lulus dengan nilai baik adalah penting, tetapi
yang lebih penting adalah memiliki
pengetahuan yang cukup banyak dan bermanfaat bagi kehidupannya (Syah, 1995).
b. Pendekatan permukaan atau surface approach Seorang siswa yang menggunakan pendekatan permukaan melihat suatu tugas akademik sebagai syarat yang harus dipenuhi dan dikerjakan. Dia melihat aspek tugas sebagai suatu hal yang terbangun sendiri dan tidak ada kaitannya dengan tugas-tugas lain. Adanya kekuatiran terhadap waktu yang digunakan untuk mengerjakan tugastugas, bergantung pada hafalan, dan yang terpenting baginya adalah tugas dapat diselesaikan dan tidak mencoba untuk memperoleh makna dari tugas-tugas yang diberikan (Chyun, 2007). Siswa yang menggunakan surface approach , mau belajar karena dorongan dari luar (motivasi ekstrinsik) antara lain takut tidak lulus yang mengakibatkan rasa malu pada individu yang bersangkutan. Hal ini dapat menyebabkan gaya belajar yang cenderung santai, menghafal, dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam. Dalam diri siswa yang menggunakan pendekatan permukaan itu sendiri tidak ada dorongan untuk mempelajari pengetahuan sebagai sesuatu yang berharga, melainkan mau belajar karena didorong oleh sesuatu di luar dirinya (Syah, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Pada
pendekatan
mendalam,
tujuan
menggali
pengertian
menghasilkan proses pembelajaran yang aktif, melibatkan kemampuan menghubungkan
gagasan-gagasan,
melihat
pola-pola
dan
prinsip,
menggunakan fakta-fakta dan menguji logika dari suatu argumen (Entwistle, 2000). Sedangkan pada pendekatan permukaan, fokus mereka adalah pengerjaan tugas-tugas akademik, tidak melihat hubungan antara satu informasi dengan informasi lain. Menurut Ramsden (1992), pendekatan mendalam adalah tentang kualitas dan kuantitas. Sedangkan pendekatan permukaan adalah tentang kuantitas tanpa kualitas. Berikut kutipan kalimat Ramsden (1992) dalam bukunya yang berjudul Learning to Teach in Higher Education :
An approach is not about learning facts versus learning concepts: it is about learning just the unrelated facts (or procedure) versus learning the facts in relation to the concepts. Surface is, at best, about quantity without quality; deep is about quality and quantity. (Ramsden, 1992:45)
Biggs (1993) dalam bukunya yang berjudul Process of Learning menjelaskan konsep kuantitatif dan konsep kualitatif dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Konsep kuantitatif meliputi : a) Mengembangkan suatu pengetahuan baru dengan cara ‘menyerap’ dan ‘menyimpan’ b) Mengingat
dan
mereproduksi
fakta-fakta
dengan
‘menghafal’ c) Menerapkan fakta-fakta dan prosedur-prosedur dengan suatu cara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
2) Konsep kualitatif meliputi : a) Belajar adalah mengerti maksud dari bahan atau materi, mempelajari
‘ide’
dari
suatu
pengetahuan
dengan
‘menyerap’, ‘mengerti’, dan ‘melihat’. b) Melihat ‘penampakan sesuatu’ dan ‘prinsip’ dengan mempelajari sesuatu sehingga membentuk pola-pola. c) Melihat ‘suatu maksud dari pengalaman’ sebagai sebuah filosofi kehidupan dengan terlibat secara mendalam dalam pembelajaran.
Konsep kuantitatif dan konsep kualitatif dalam pembelajaran tidak saling bertentangan tetapi dapat saling melengkapi (Biggs, 1993). Untuk melihat ‘penampakan sesuatu’ dan ‘prinsip’ maka diperlukan pengetahuan tentang fakta-fakta. Ada materi-materi tertentu yang membutuhkan pengetahuan pada taraf menghafal dan mengetahui fakta-fakta saja. Jika kedua konsep ini dijalankan maka dapat dikatakan siswa tersebut menggunakan pendekatan belajar yang mendalam. Sedangkan jika konsep yang digunakan adalah sebatas konsep kuantitatif tanpa konsep kualitatif maka dapat dikatakan siswa tersebut menggunakan pendekatan permukaan (Ramsden, 1992). Biggs (1993) juga melihat perbedaan antara pendekatan permukaan dan pendekatan mendalam dari segi strategi dan motivasi siswa. Menurut Biggs (1993), dalam pendekatan permukaan, strategi yang digunakan dalam belajar adalah dengan menghafal. Siswa fokus terhadap topik atau unsur terpenting dari suatu materi sehingga mengakibatkan siswa tersebut tidak melihat hubungan antara satu unsur dengan unsur lain. Dalam pendekatan mendalam, Biggs (1993) menekankan adanya motivasi yang kuat dari dalam diri siswa untuk memahami materi pelajaran. Ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran membuat siswa tersebut sudah puas dengan memahami dan mengerti tentang apa yang dia pelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Menurut Biggs dalam Chyun (2007), siswa yang menggunakan pendekatan mendalam melakukan hal-hal sebagai berikut.
1) Sangat berminat dalam mengerjakan tugas akademik dan menikmati proses melakukannya. 2) Menggali maksud yang terkandung dalam tugas akademik. 3) Menjadikan
tugas
akademik
sebagai
sesuatu
yang
bermakna untuk diri sendiri dan dalam kehidupan nyata di sekitar. 4) Menghubungkan menghubungkan
fakta-fakta
dengan
informasi-informasi
yang
kesimpulan, diperoleh
dengan pengetahuan yang pernah diperolehnya. 5) Membentuk hipotesis atau membangun teori dari tugastugas akademik.
Sedangkan siswa yang menggunakan pendekatan permukaan melakukan hal-hal sebagai berikut.
1) Memandang tugas akademik sebatas syarat yang harus dipenuhi. 2) Melihat aspek tugas akademik sebagai sesuatu yang berdiri sendiri tanpa ada kaitannya dengan tugas-tugas lain. 3) Kuatir akan waktu yang digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas akademik. 4) Mengabaikan makna dari pemberian tugas-tugas akademik. 5) Begantung pada penghafalan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendekatan Belajar Menurut Biggs
Biggs (1993) menjelaskan dua faktor yang mempengaruhi pendekatan belajar adalah faktor personal dan experiential backround factors. Faktor personal adalah faktor-faktor yang terkait dengan individu itu sendiri. Sedangkan experiential backround factors menyangkut latar belakang individu tersebut. Biggs (1993) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pendekatan belajar adalah sebagai berikut :
1. Personal a. Conceptions of learning Conceptions of learning yaitu hubungan antara satu keyakinan dalam diri individu tentang arti pentingnya belajar, yang nantinya akan menentukan bagaimana cara siswa tersebut mempelajari dan menyelesaikan tugas-tugasnya. b. Abilities Siswa dengan tingkat intelegensi lebih rendah biasanya menggunakan
pendekatan
permukaan.
Namun,
penggunaan
pendekatan mendalam tidak terlalu berkaitan dengan kemampuan verbal yang rendah atau tinggi. Pendekatan mendalam biasa digunakan oleh siswa dengan kemampuan yang cemerlang (brighter student). c. Locus of control Locus of control merupakan pengendalian yang terdapat pada setiap orang. Faktor ini dibagi menjadi dua, yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal.
Locus of control internal tercermin pada individu yang bertanggung jawab atas perilakunya dan memiliki target yang harus mereka capai, reflektif dan penuh perhatian, mencari informasi untuk memecahkan masalah tetapi tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
waspada terhadap informasi yang mungkin mempengaruhi tingkah laku mereka di masa depan.
Locus of control eksternal merujuk pada siswa yang mempercayai orang lain, situasi, keadaan, faktor-faktor di luar dirinya yang bertanggung jawab atas perilakunya; bertindak sebagai pion yang menjalankan keputusan orang lain karena memiliki rasa percaya diri yang rendah dan sulit memiliki motivasi internal (Biggs dalam Adelina, 2009).
2. Experiential backround a. Parental education Pendekatan belajar anak-anak berhubungan dengan luasnya pendidikan yang diterima oleh orang tua mereka. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan pendekatan mendalam terkait dengan orang tua pada level pendidikan tinggi sementara penggunaan pendekatan permukaan terkait dengan orang tua pada level pendidikan rendah (Biggs dalam Biggs, 1993). b. Experience in learning institution Siswa menganggap sekolah merupakan suatu institusi tempat belajar. Sekolah memiliki fungsi utama mempersiapkan siswa-siswinya untuk bisa beradaptasi dan memberi kontribusi pada lingkungannya. Siswa mungkin dapat termotivasi oleh struktur dan disiplin yang ketat di sekolah tetapi motivator yang lebih sukses adalah kehangatan guru, tugas belajar yang menantang, dan kesempatan terlibat (Biggs, 1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
D. The Revised Two-Factor Study Process Questionnaire (R-SPQ-2F)
Study Behaviour Questionnaire (SBQ) adalah sebuah instrumen yang dikembangkan pada akhir 1970-an oleh Biggs. SBQ ini kemudian sering digunakan pada penelitian-penelitian saat itu untuk melihat perbedaan
karakteristik
siswa
dalam
belajar.
Walaupun
Biggs
menggunakan istilah ‘study behaviour’, SBQ sebenarnya berisi item-item yang terkait dengan keyakinan, sikap dan mental siswa (Richardson, 2000). Study Process Questionnaire (SPQ) dikembangkan dari Study Behaviour Questionnaire (SBQ) yang memiliki skala 10 (Biggs, 1976). Di dalamnya terdapat 80 item yang tersebar menjadi 10 skala dan merupakan revisi dari SBQ. Namun, analisis faktor dengan 10 skala tersebut lebih baik diinterpretasikan dalam konsep kerja yang meliputi dua hal, yakni motivasi dan strategi (Kember dan Leung, 2001). Maka setiap motivasi akan berkaitan dengan strategi tertentu dalam tiga macam pendekatan belajar sebagai berikut.
Tabel 2.1 Dimensi Study Process Questionnaire (SPQ) Dimensi
Motivasi
Strategi
Pendekatan
Pendekatan
Pendekatan
Permukaan
Mendalam
Pencapaian
Takut pada
Motivasi dari dalam
kegagalan
diri
Target sempit,
Memaksimalkan
Penggunaan waktu dan
rote learn
pemahaman
ruang yang efektif
Pencapaian
Pada hakikatnya motivasi dan strategi pada pendekatan pencapaian memiliki hubungan yang berbeda dengan motivasi dan strategi pada pendekatan permukaan dan pendekatan mendalam. Hal ini dapat dilihat dari strategi pada pendekatan permukaan dan pendekatan mendalam adalah mengenai cara siswa dalam menghadapi tugas akademik. Sedangkan strategi pada pendekatan pencapaian adalah mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
bagaimana cara siswa mengorganisasikan dan mengatur waktu dan ruang yang efektif dalam rangka mengerjakan tugas akademik (Biggs dalam Chyun, 2007). Dalam analisis faktor biasanya pendekatan pencapaian diletakkan pada pendekatan mendalam. Namun, hal ini juga tergantung pada subyek dan situasi pembelajaran. Terkadang indikator pendekatan pencapaian dirangkum dalam pendekatan permukaan (Chyun, 2007). Menurut Kember dan Leung (2001), Study Process Questionnaire (SPQ) idealnya dibagi menjadi dua pendekatan saja, yaitu pendekatan permukaan dan pendekatan mendalam. Masing-masing di dalam pendekatan permukaan dan pendekatan mendalam tersebut terdapat dua aspek motivasi dan strategi. Maka satu versi SPQ yang lebih ringkas dapat melihat satu konteks pengajaran yang mana penggunaanya meliputi bidang-bidang sebagai berikut (Kember dan Leung, 2001) :
1.
Guru memonitori pengajaran mereka dari satu kelas ke kelas lain, atau dalam bentuk penelitian tindakan kelas.
2.
Suatu pengukuran hasil pengajaan yang lebih formal dan terstruktur.
3.
Digunakan oleh staf pengembang yang diperlukan oleh guru atau suatu depertemen.
4.
Mendiagnosis
masalah
pembelajaran
siswa
dengan
membandingkan indikator-indikator pendekatan belajar siswa tersebut dengan siswa lain dalam suatu situasi pengajaran yang sama. 5.
Meneliti hubungan antara pendekatan belajar siswa dengan suatu variabel kurikulum sebagai perbaikan suatu kurikulum.
6.
Pengekalan kualitas melalui persepsi siswa pada suatu kursus.
Versi baru dari SPQ dikembangkan dengan melakukan pengujian terhadap 43 item yang ada untuk menentukan mana item yang dihapus dan mana item yang dipertahankan (Kember dan Leung, 2001). Dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
pengujian tersebut diperoleh dua skala utama, yaitu pendekatan mendalam (PM) dan pendekatan permukaan (PP) dengan empat skala kecil, yaitu motivasi PM, strategi PM, motivasi PP, dan strategi PP. Versi baru dari SPQ ini kemudian disebut The Revised Two-Factor Study Process Questionnaire (R-SPQ-2F). Di dalam R-SPQ-2F terkandung 20 item yang tersebar dalam empat skala kecil dimana terdapat lima item untuk masingmasing skala kecil tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif, dimana data dan informasi dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Data dikumpulkan dalam bentuk kata-kata, gambar, keadaan, daripada bilangan. Yang termasuk data adalah transkip wawancara, fieldnotes, foto, videotapes, dokumen pribadi dan ofisial, memo dan record lain. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah desain riset yang menggunakan data berupa skor atau angka yang kemudian akan dianalisis dengan statistik (Paul Suparno, 2010:154). Secara umum penelitian ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah pengumpulan informasi tentang pendekatan belajar yang digunakan baik oleh satu individu maupun satu kelompok individu. Pengumpulan informasi pada tahap ini adalah menggunakan kuesioner. Setelah melihat kecenderungan pendekatan belajar yang dipilih oleh satu individu maka selanjutnya pada tahap kedua, yaitu melakukan wawancara terhadap siswa dan mahasiswa yang menggunakan pendekatan belajar tertentu. Pada tahap ini dipilih subjek yang secara dominan menggunakan salah satu jenis pendekatan belajar. Jenis penelitian kuantitatif digunakan peneliti pada tahap pertama, yaitu untuk menentukan jenis pendekatan yang cenderung digunakan oleh satu individu. Sedangkan pada tahap kedua, yaitu untuk memperoleh informasi yang lebih detail digunakan penelitian kualitatif. Artinya, segala data dan informasi tentang pendekatan belajar yang dilakukan oleh
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
individu pada mata pelajaran fisika akan dicatat, direkam, dan kemudian dianalisis secara kualitatif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tiga jenjang pendidikan, yaitu pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi.
Tempat Penelitian
:
1. SMP Joannes Bosco Yogyakarta 2. SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta 3. Universitas Sanata Dharma Waktu Penelitian
: Bulan Oktober tahun 2012
C. Sampel
Sampel adalah sejumlah subjek atau individu yang memberikan data atau informasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Joannes Bosco tahun ajaran 2012/2013 kelas VII Happiness yang berjumlah 28 siswa dan kelas VII Responsibility yang berjumlah 27 siswa. Untuk jenjang pendidikan SMA sampel penelitian adalah siswa-siswi kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 3 tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 33, serta mahasiswa-mahasiswi S1 Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma angkatan 2010 dan angkatan 2012 yang berjumlah 50 mahasiswa. Untuk pengambilan data dengan wawancara, digunakan teknik convenience sampling, yaitu teknik sampling dengan meneliti suatu kelompok individual yang secara convenient siap untuk diteliti (Suparno,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
2010). Dalam hal ini untuk memperoleh informasi tentang pendekatan belajar tipe permukaan diambil dua subjek untuk masing-masing jenjang pendidikan. Begitu pula untuk pendekatan mendalam dipilih dua subjek untuk masing-masing jenjang pendidikan. Maka satu pendekatan belajar berjumlah enam subjek, sehingga total subjek yang diwawancarai untuk kedua jenis pendekatan belajar adalah 12 subjek. Jumlah subjek yang akan diwawancarai bergantung pada hasil analisis kuesioner pada tahap pertama. Jika hasil analisis menunjukkan hasil yang tidak memenuhi untuk mewawancarai 12 subjek, maka selanjutnya jumlah subjek yang diambil menyesuaikan dengan hasil analisis.
D. Instrumentasi
Untuk memperoleh data dan informasi, instrumen yang digunakan ada dua macam, yaitu The revised two-factor Study Process Questionnaire (R-SPQ-2F) dan interview atau wawancara.
1. Revised two-factor Study Process Questionnaire (R-SPQ-2F) Revised two-factor Study Process Questionnaire (R-SPQ-2F) adalah instrumen hasil revisi dari Study Process Questionnaire (SPQ) yang dikembangkan oleh Biggs, Kember, dan Leung (2001) untuk mengukur jenis pendekatan belajar yang digunakan oleh suatu individu atau kelompok, apakah pendekatan mendalam atau pendekatan permukaan. Pada penelitian ini, R-SPQ-2F digunakan pada tahap pertama, yaitu untuk mengukur kecenderungan pendekatan belajar fisika pada setiap subjek. Revised two-factor Study Process Questionnaire (R-SPQ-2F) terdiri dari 20 item atau pernyataan yang mewakili dua skala utama, yaitu pendekatan mendalam (PM) dan pendekatan permukaan (PP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Dua skala utama ini dibagi menjadi empat skala kecil, yaitu motivasi PM, strategi PM, motivasi PP, dan strategi PP. Berikut ditampilkan pembagian nomor item soal dengan empat skala tersebut.
Tabel 3.1 Pembagian item dalam R-SPQ-2F Skala kecil
Nomor item
Jumlah item
motivasi PM (MPM)
1, 5, 9, 13, 17
5
strategi PM (SPM)
2, 6, 10, 14, 18
5
motivasi PP (MPP)
3, 7, 11, 15, 19
5
strategi PP (SPP)
4, 8, 12, 16, 20
5
Responden yang terdiri dari siswa dan mahasiswa diminta mengisi kuesioner R-SPQ-2F yang masing-masing item terdiri dari lima pilihan jawaban dengan skor yang ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Pembagian skor pada masing-masing item soal Nomor pilihan
Keterangan
Skor
1
Tidak pernah atau jarang
1
2
Kadang-kadang benar
2
3
Sebagian benar
3
4
Benar atau biasanya benar
4
5
Selalu atau hampir selalu benar
5
Dimensionalitas untuk keempat skala kecil tersebut telah diuji menggunakan comparative fit index (CFI) dan standardised root mean squared residual (SRMR) untuk memastikan item-item soal tersebut memang mengukur komponen yang akan diteliti. Nilai CFI yang lebih besar dari 0,95 dan nilai SRMR yang kurang dari 0,08 menunjukkan penentuan relatif yang baik antara model hipotesis dengan data. Tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
3.3 menunjukkan setiap skala kecil memberi penentuan yang baik terhadap data. Maka dapat disimpulkan bahwa setiap item soal adalah unidimensional (Kember dan Leung, 2001). Cronbach’s alpha digunakan untuk menentukan reliabilitas skala kecil dalam R-SPQ-2F. Nilai pada tabel 3.3 menunjukkan setiap skala kecil adalah konsisten (Kember dan Leung, 2001). Kember dan Leung (2001) kemudian membenarkan penggunaan R-SPQ-2F dalam penilaian pengajaran dan instrumen penelitian. Maka untuk penelitian ini, versi R-SPQ-2F telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Tabel 3.3 Unidimensionalitas dan reliabilitas skala kecil R-SPQ-2F Skala kecil
CFI
SRMR
Cronbach’s alpha
MPM
0,997
0,01
0,62
SPM
0,998
0,02
0,63
MPP
0,988
0,02
0,72
SPP
0,998
0,02
0,57
2. Wawancara Wawancara adalah semacam kuesioner lisan, suatu dialog yang dilakukan oleh peneliti dan narasumber untuk memperoleh informasi yang diperlukan (Suparno, 2010). Pada penelitian ini wawancara digunakan pada tahap kedua, yaitu untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan motivasi dan strategi siswa atau mahasiswa dalam belajar fisika dengan pendekatan belajar tertentu. Setelah tahap pertama selesai dan diperoleh siswa atau mahasiswa yang memiliki kecenderungan menggunakan pendekatan belajar tertentu maka wawancara dilakukan terhadap siswa atau mahasiswa yang memiliki skor pendekatan mendalam atau pendekatan permukaan yang tinggi sesuai dengan hasil analisis. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
dengan beberapa daftar pertanyaan lengkap ditambah dengan pertanyaan-pertanyaan yang sekiranya perlu untuk ditanyakan. Berikut adalah daftar rencana pertanyaan yang akan ditanyakan kepada subjek yang diwawancarai.
Tabel 3.4 Rencana pertanyaan wawancara No.
Pertanyaan wawancara
1
Fisika berada diurutan berapa untuk mata pelajaran yang paling Anda sukai?
2
Apa alasan Anda menyukai/tidak menyukai fisika?
3
Bagaimana tanggapan Anda ketika diberi tugas oleh guru/dosen?
4
Bagaiman cara Anda belajar fisika?
5
Anda lebih suka belajar secara mandiri atau bersama orang lain?
Beberapa pertanyaan tersebut tidak bersifat mutlak tetapi dapat berkembang menjadi pertanyaan-pertanyaan lain yang diperkirakan lebih memberikan informasi yang diperlukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
E. Metode Analisis Data
1. Analisis data R-SPQ-2F Data yang diperoleh dari kuesioner R-SPQ-2F adalah berupa skor atau nilai. Setiap individu memiliki skor masing-masing dalam setiap skala kecil pendekatan belajar. Skor pada skala kecil pendekatan belajar dapat juga digunakan untuk melihat gambaran pendekatan belajar dari aspek motivasi dan strategi. Untuk analisis pendekatan belajar setiap individu adalah dengan menjumlahkan skor pada skala kecil sesuai dengan skala utamanya. Maka skor PM adalah jumlah dari skor item MPM dan SPM sedangkan skor PP adalah jumlah dari skor MPP dan SPP. Tabel 3.5 menunjukkan skala utama dibagi menjadi dua, pendekatan mendalam dan pendekatan permukaan. Skor total merupakan penjumlahan skor untuk 10 nomor item sesuai dengan pembagian skala kecilnya. Berikut adalah tabel skor total pendekatan belajar permukaan dan mendalam.
Tabel 3.5 Skor total PM dan PP Skala utama
Skor total ( penjumlahan skor sesuai nomor item soal )
PM
1 + 2 + 5 + 6 + 9 + 10 + 13 + 14 + 17 + 18
PP
3 + 4 + 7 + 8 + 11 + 12 + 15 + 16 + 19 + 20
Setelah masing-masing siswa dan mahasiswa memiliki skor, baik itu PM maupun PP maka untuk menentukan subjek penelitian yang akan
diwawancarai
adalah
dengan
menggunakan
rumusan
Transformasi Distribusi Normal Standar Z. Subjek yang dipilih untuk diwawancarai adalah subjek yang memiliki skor PM atau PP lebih besar dari batas atas pada kurva distribusi normal standard Z dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
memiliki selisih antara skor PM dan skor PP sebesar dua kali standar deviasi. Untuk distribusi normal standard, dibuat mean populasi μ = 0 , dan standard deviasi σ = 1, dengan perubahan sebagai berikut :
Z=
………………………………… persamaan 1
Z adalah skor standard, sehingga kurva distribusi normal standard Z menjadi sebagai berikut :
Z -2
-1
0
1
2
Kurva 3.1 : Kurva Distribusi Normal Standard Z
Untuk menentukan siswa atau mahasiswa yang memiliki kecenderungan menggunakan satu pendekatan belajar tertentu maka digunakan rumusan Transformasi Distribusi Normal Standar Z sebagai berikut : Z=
………………………………… persamaan 2
Besarnya selisih minimal skor yang digunakan dalam analisis adalah sebagai berikut :
Selisih minimal = 2 x S ………..…………… persamaan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Dimana
adalah nilai rata-rata dari skor, S adalah standar
deviasi , Z adalah skor standar, dan Xi adalah batas bawah skor. Untuk analisis ini, Z bernilai 1. Skor yang tinggi untuk PM dan PP menggambarkan jenis pendekatan yang digunakan oleh peserta didik, apakah masuk dalam kategori PM atau PP. Sedangkan perhitungan selisih adalah untuk mempertegas peserta didik yang paling menggunakan jenis pendekatan tertentu. Semakin besar selisih antara skor PM dan skor PP menunjukkan kekonsistenan pesera didik tersebut dalam menggunakan satu jenis pendekatan, apakah PM atau PP.
2. Analisis Hasil Wawancara Data yang diperoleh melalui wawancara adalah berupa rekaman hasil wawancara. Cara menganalisis data tersebut adalah sebagai berikut. a. Transkrip Data Transkrip data dilakukan pada hasil rekaman wawancara. Transkrip data dari rekaman wawancara nantinya akan diolah kembali. b. Coding dan pengkategorian Setelah transkrip data selesai dilakukan maka langkah selanjutnya adalah melihat apakah dari transkrip wawancara memunculkan karakter-karaker tertentu dengan jumlah kemunculan lebih dari satu. Jika hal tersebut terjadi maka langkah selanjutnya adalah coding atau pengkodean data. Coding diwujudkan dalam suatu kata yang menunjukkan isi dari bagian data tertentu (Paul Suparno : 2007). Pengkodean dilakukan berdasarkan peristiwa-peristiwa dan keterangan-keterangan
dari
subjek
penelitian.
Dari
hasil
pengkodean, kode yang sama kemudian dijadikan satu dalam satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
kategori
tertentu.
Kemudian,
dihitung
jumlah
banyaknya
kemunculan yang terjadi untuk setiap karakter. c. Analisis Jika karakter dari hasil transkrip wawancara muncul secara acak maka analisis langsung dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian mulai dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2012 dan berakhir pada tanggal 3 November 2012. Penelitian dilaksanakan di SMP Joanes Bosco, SMA Muhammadiyah 3, dan Universitas Sanata Dharma baik pada jam pelajaran maupun diluar jam pelajaran. Penelitian ini melibatkan peserta didik sebagai subjek penelitian, guru sebagai penghubung antara peserta didik dan peneliti, dosen, mahasiswa dan instansi terkait dalam hal ini adalah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta. Secara umum ada 2 tahap penelitian. Tahap pertama, yaitu pengumpulan data oleh siswa dari hasil menjawab kuesioner. Data yang diperoleh dari tahap ini digunakan untuk menentukan subjek yang akan diwawancarai. Tahap kedua, yaitu pengumpulan data dari hasil wawancara dengan peserta didik. Kedua tahap ini sudah dilakukan pada setiap jenjang pendidikan. Pada tanggal 29 Agustus 2012, peneliti membagikan kuesioner untuk dua kelas di SMP Joanes Bosco, Yogyakarta. Dua kelas tersebut adalah kelas VII Happiness dengan jumlah 28 siswa dan kelas VII Responsibility dengan jumlah 29 siswa sehingga total subjek penelitian untuk jenjang pendidikan SMP adalah 57 siswa. Pengisian kuesioner di dua kelas tersebut dilakukan pada jam pelajaran fisika, tepatnya pada awal sebelum pembelajaran. Untuk kelas VII Happiness dilaksanakan pada jam pelajaran ke-3, sedangkan untuk kelas VII Responsibility dilaksanakan pada jam pelajaran ke-5 setelah istirahat. Pada saat pengisian kuesioner di kelas VII Responsibility, keadaan kelas cukup ramai dan ada satu siswa yang cukup aktif dan sering bertanya
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
kepada peneliti tentang maksud pernyataan pada kuesioner. Meskipun begitu, siswa-siswa lain tetap mengisi kuesioner seperti biasa. Pengisian kuesioner membutuhkan waktu antara 15 – 20 menit. Pada tanggal 18 September 2012, wawancara pertama dilakukan terhadap 2 siswa SMP Joannes Bosco. Wawancara dilakukan diluar jam pelajaran, tepatnya setelah jam pelajaran di sekolah selesai. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang karakteristik pendekatan belajar siswa. Peneliti cukup kesulitan untuk memperoleh informasi pada wawancara pertama. Peneliti menduga peserta didik yang diwawancarai masih sedikit kesulitan dalam menyampaikan secara langsung apa yang ada dalam pikirannya sehingga jawaban yang diperoleh bersifat minim informasi. Pada tanggal 27 September 2012 penelitian tahap pertama dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika angkatan 2010 dan sebagian mahasiswa angkatan 2012. Pengisian kuesioner dilakukan pada awal sebelum perkuliahan dimulai dan memerlukan waktu antara 15 - 20 menit. Sedangkan untuk sebagian mahasiswa Pendidikan Fisika angkatan 2012, pengisian kuesioner dilakukan diluar jam kuliah. Total mahasiswa yang mengisi kuesioner adalah 50 mahasiswa. Pada tanggal 10 Oktober 2012 wawancara kedua dilaksanakan terhadap 2 siswa SMP Joannes Bosco. Wawancara dilakukan di ruang kelas VII Responsibility diluar jam pelajaran tepatnya setelah pulang sekolah. Dari hasil wawancara kedua, masih ditemukan adanya kesulitan peserta didik yang diwawancarai dalam memberikan jawaban. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan tetapi jawaban yang diperoleh tidak sebanyak yang diharapkan. Namun dari hasil tersebut peneliti cukup memperoleh informasi tentang pendekatan belajar. Pada tanggal 17 Oktober 2012 penelitian tahap pertama dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada jam pelajaran Bimbingan Konseling tepatnya pada jam pelajaran ke-8 di kelas XI IPA 3 yang berjumlah 33 siswa. Guru BK memberikan waktu satu jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
pelajaran penuh kepada peneliti untuk melakukan penelitian. Pada 25 menit pertama diisi dengan sharing tentang minat terhadap fisika. Secara sepintas dapat diduga bahwa sebagian besar siswa kelas XI IPA 3 tidak menyukai fisika. Hal ini terlihat ketika ditanyakan pendapat mereka tentang mata pelajaran fisika sebagian besar siswa mengatakan bahwa pelajaran fisika itu sulit. Alasan yang paling banyak diutarakan adalah karena rumus fisika yang banyak. Peneliti juga melakukan sedikit demonstrasi mengenai gerak jatuh bebas. Demonstrasi itu berupa menjatuhkan sebuah pulpen dan seorang siswa harus menangkap pulpen tersebut sebelum jatuh ke lantai. Dengan memperkirakan kapan pulpen mulai dijatuhkan, siswa yang ditunjuk tadi diharapkan dapat menangkap pulpen tersebut sebelum jatuh ke lantai. Kesempatan pertama dia tidak berhasil menangkap pulpen tersebut karena peneliti menjatuhkannya sambil berbicara dengan mahasiswa lain dan siswa yang ditunjuk tadi tidak siap. Ini sengaja dilakukan untuk menarik perhatian siswa yang lain karena dia tidak berhasil menangkap pulpen terebut. Kesempatan kedua, siswa yang ditunjuk tadi berhasil menangkap pulpen yang dijatuhkan karena siswa dalam kondisi siap menangkap pulpen tersebut. Akhirnya pulpen diberikan kepada siswa yang berhasil mengangkap pulpen tersebut. Tujuan dari demonstrasi ini adalah untuk menunjukkan adanya gaya gravitasi yang membuat pulpen jatuh ke lantai. Selebihnya adalah sebagai penarik perhatian siswa. Selain demonstrasi kecil, peneliti juga sedikit bercerita tentang pengalaman pribadi saat masih belajar fisika di SMA. Kegiatan ini berlangsung kira-kira 20 menit. Pada 15 menit terakhir barulah digunakan untuk pengisian kuesioner. Pada tanggal 29 Oktober 2012 wawancara dilakukan terhadap 2 mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Wawancara terhadap mahasiswa pertama dilakukan di depan sekretariat JPMIPA Universitas Sanata Dharma pada pukul 11.00 WIB dan berakhir pada pukul 11.30 WIB. Sedangkan wawancara terhadap mahasiswa kedua dilakukan di lantai 3 gedung pusat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Kampus 3 Paingan, Universitas Sanata Dharma, dimulai pukul 13.00 WIB berakhir pukul 14.00 WIB. Wawancara kedua berlangsung cukup lama karena narasumber memberikan informasi yang cukup banyak mengenai pemikiran dan cara belajarnya. Pada tanggal 2 November 2012 wawancara dilakukan terhadap 2 siswa SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Wawancara ini dilakukan di kelas XI IPA 3 setelah jam sekolah selesai. Wawancara berjalan dengan cukup lancar dan masing-masing wawancara dengan siswa menghabiskan waktu antara 15 – 20 menit. Dari pengalaman wawancara tersebut semakin terasa adanya perbedaan karakter dari masing-masing siswa yang mempengaruhi banyak sedikitnya informasi yang diberikan. Ada siswa yang saat diberikan satu pertanyaan dapat dijawab dengan sangat panjang dan deskripsi yang jelas. Hal ini terjadi pada siswa pertama yang diwawancarai. Sedangkan ada juga siswa yang saat diberikan satu pertanyaan yang sama hanya memberikan jawaban seperlunya. Ini terjadi pada siswa kedua yang diwawancarai. Pada tanggal 3 November 2012 wawancara dilakukan terhadap satu siswa SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Wawancara ini dilakukan di kelas XI IPA 3 setelah jam sekolah selesai. Wawancara berjalan lancar dan jawaban yang diperoleh cukup memberikan informasi. Pada tanggal 5 November 2012 wawancara terakhir dilakukan terhadap satu mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma. Wawancara dilakukan di lantai 2 gedung sebelah timur Kampus 3 Paingan, Universitas Sanata Dharma. Wawancara berlangsung lancar dimulai pada pukul 11.00 WIB dan berakhir pada pukul 11.20 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
B. Data dan Analisis Data 1. The Revised Two-Factor Study Process Questionnaire (R-SPQ-2F) Hasil dari kuesioner berfungsi untuk menampilkan kecenderungan peserta didik dalam menggunakan satu jenis pendekatan belajar tertentu dalam mempelajari fisika. Dari hasil tersebut maka dapat ditentukan subjek yang akan diwawancarai. Adapun tabel-tabel yang ditampilkan sudah dimodifikasi demi mempermudah analisis.
a.
Penyajian Data Hasil
dari
kuesioner
untuk
jenjang
pendidikan
SMP
ditampilkan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.1 Tabel Hasil Kuesioner Diurut dari Skor Tertinggi Pada Pendekatan Mendalam SMP Joannes Bosco Mendalam
Permukaan
selisih M-P
Siswa MPM
SPM
total
MPP
SPP
total
3
23
19
42
17
18
35
7
13
22
20
42
19
19
38
4
55
19
19
38
17
17
34
4
12
17
20
37
12
11
23
14
14
18
19
37
10
13
23
14
31
17
19
36
14
15
29
7
49
17
19
36
6
11
17
19
7
17
18
35
14
15
29
6
43
17
18
35
8
16
24
11
54
17
18
35
7
9
16
19
2
19
13
32
14
12
26
6
40
17
15
32
12
15
27
5
44
16
16
32
8
11
19
13
48
15
17
32
6
10
16
16
1
15
16
31
9
9
18
13
32
10
20
30
8
15
23
7
8
15
14
29
13
11
24
5
20
15
13
28
13
13
26
2
10
15
12
27
14
10
24
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Mendalam
Permukaan
selisih M-P
Siswa MPM
SPM
total
MPP
SPP
total
15
15
12
27
15
14
29
-2
39
10
17
27
23
20
43
-16
51
13
14
27
15
15
30
-3
23
12
14
26
9
9
18
8
29
12
14
26
13
15
28
-2
4
12
13
25
9
10
19
6
5
12
13
25
12
12
24
1
11
12
13
25
17
15
32
-7
19
12
13
25
8
11
19
6
33
11
14
25
13
18
31
-6
26
14
10
24
14
16
30
-6
28
12
12
24
8
12
20
4
36
12
12
24
8
11
19
5
57
13
11
24
11
9
20
4
6
10
13
23
17
18
35
-12
22
12
11
23
14
14
28
-5
24
11
12
23
11
14
25
-2
38
12
11
23
9
13
22
1
41
11
12
23
11
13
24
-1
45
10
13
23
10
13
23
0
47
13
10
23
9
9
18
5
21
11
11
22
14
14
28
-6
35
11
11
22
18
18
36
-14
9
10
11
21
15
13
28
-7
17
10
11
21
8
12
20
1
18
10
11
21
11
15
26
-5
50
11
10
21
11
10
21
0
30
11
9
20
12
14
26
-6
42
11
9
20
8
9
17
3
46
13
7
20
11
15
26
-6
25
10
9
19
11
12
23
-4
52
9
9
18
9
13
22
-4
53
9
9
18
14
13
27
-9
34
9
8
17
15
19
34
-17
56
7
9
16
11
12
23
-7
37
8
7
15
16
13
29
-14
27
7
7
14
12
9
21
-7
16
6
7
13
9
10
19
-6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Hasil dari kuesioner untuk jenjang pendidikan SMA ditampilkan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.2 Tabel Hasil Kuesioner Diurut dari Skor Tertinggi Pada Pendekatan Mendalam SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta Mendalam
Permukaan
MPM
SPM
total
MPP
SPP
total
selisih M-P
3
20
21
41
17
17
34
7
4
19
20
39
16
18
34
5
16
15
21
36
5
8
13
23
10
16
17
33
17
17
34
-1
8
15
15
30
14
14
28
2
6
13
14
27
14
11
25
2
7
13
14
27
10
15
25
2
23
14
12
26
8
11
19
7
33
12
14
26
12
12
24
2
11
12
13
25
17
16
33
-8
15
8
17
25
11
16
27
-2
18
11
14
25
13
15
28
-3
17
12
12
24
12
15
27
-3
5
11
12
23
21
12
33
-10
24
11
12
23
13
15
28
-5
28
10
13
23
13
15
28
-5
31
10
13
23
11
17
28
-5
12
11
11
22
8
14
22
0
21
13
9
22
11
17
28
-6
26
10
10
20
6
9
15
5
30
9
11
20
11
13
24
-4
1
8
9
17
11
12
23
-6
9
8
8
16
14
13
27
-11
2
9
6
15
15
18
33
-18
14
7
8
15
8
11
19
-4
20
8
7
15
12
13
25
-10
25
7
8
15
15
13
28
-13
19
5
9
14
11
16
27
-13
22
6
8
14
18
15
33
-19
32
9
5
14
15
15
30
-16
29
7
6
13
9
10
19
-6
Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Mendalam
Permukaan
MPM
SPM
total
MPP
SPP
total
selisih M-P
13
5
7
12
10
11
21
-9
27
5
5
10
12
9
21
-11
Siswa
Hasil dari kuesioner untuk jenjang pendidikan Perguruan Tinggi ditampilkan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.3 Tabel Hasil Kuesioner Diurut dari Skor Tertinggi Pada Pendekatan Mendalam Universitas Sanata Dharma Mendalam
Mahasiswa
Permukaan
MPM
SPM
total
MPP
MPM
SPM
selisih M-P total
8
22
19
41
6
6
12
29
33
21
20
41
10
8
18
23
13
17
22
39
12
11
23
16
24
19
20
39
9
9
18
21
17
18
20
38
7
9
16
22
21
18
20
38
11
8
19
19
48
21
17
38
7
7
14
24
49
19
19
38
7
10
17
21
4
20
16
36
13
14
27
9
6
19
17
36
8
8
16
20
28
18
18
36
7
10
17
19
12
19
16
35
9
7
16
19
23
19
16
35
12
13
25
10
27
19
16
35
10
11
21
14
34
19
16
35
13
11
24
11
35
19
16
35
6
6
12
23
50
20
15
35
7
8
15
20
25
16
18
34
7
10
17
17
29
16
18
34
8
9
17
17
39
16
18
34
5
9
14
20
9
16
17
33
9
13
22
11
10
16
17
33
12
16
28
5
18
17
16
33
9
7
16
17
3
17
15
32
12
12
24
8
20
14
18
32
12
11
23
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Mendalam
Permukaan
MPM
SPM
total
MPP
MPM
SPM
selisih M-P total
26
16
16
32
13
11
24
8
31
12
20
32
11
10
21
11
32
16
16
32
10
13
23
9
36
16
15
31
9
12
21
10
45
17
14
31
15
17
32
-1
47
18
13
31
11
13
24
7
22
13
17
30
17
16
33
-3
40
14
16
30
10
12
22
8
11
14
15
29
11
13
24
5
30
14
15
29
9
8
17
12
37
13
16
29
9
9
18
11
19
15
13
28
13
19
32
-4
44
14
14
28
10
15
25
3
42
11
16
27
8
9
17
10
7
14
12
26
9
14
23
3
15
13
13
26
10
11
21
5
16
13
13
26
12
14
26
0
38
12
14
26
11
8
19
7
1
15
10
25
17
15
32
-7
5
12
13
25
8
9
17
8
14
13
12
25
9
12
21
4
43
13
11
24
12
18
30
-6
46
9
14
23
13
11
24
-1
2
12
9
21
10
15
25
-4
41
6
6
12
8
10
18
-6
Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
b. Analisis Data Dengan menggunakan persamaan 2 dan persamaan 3 maka analisis kuesioner dilakukan pada setiap jenjang pendidikan dan masing-masing jenis pendekatan belajar. 1) Pendekatan Belajar Siswa SMP a) Pendekatan Mendalam (PM) Dari tabel 4.1 analisis untuk pendekatan mendalam siswa SMP Joannes Bosco Yogyakarta sebagai berikut. Menghitung batas bawah : Mean
: 25.94737
Standar Deviasi
: 6,8905
1=
,
.
Xi = 32, 83787 Menghitung selisih minimal : Selisih Minimal = 2 x standar deviasi Selisih Minimal = 2 x 6,8905 = 13,781 Dari perhitungan tersebut maka siswa yang termasuk dalam kecenderungan menggunakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika adalah siswa yang memperoleh skor minimal 32, 84 untuk skor PM dan selisih minimal antara skor PM dan skor PP adalah 13,78.
b) Pendekatan Permukaan (PP) Dari tabel 4.1 analisis untuk pendekatan permukaan siswa SMP Joannes Bosco Yogyakarta sebagai berikut. Menghitung batas bawah : Mean
: 25.15789
Standar Deviasi
: 5,966541
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
1 =
,
.
Xi = 31,12444 Menghitung selisih minimal : Selisih Minimal = 2 x standar deviasi Selisih Minimal = 2 x 5,966541 = 11,93308
Dari perhitungan tersebut maka siswa yang termasuk dalam kecenderungan menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika adalah siswa yang memperoleh skor minimal 31,12 untuk skor PP dan selisih minimal antara skor PM dan skor PP adalah 11,93. Dalam tabel 4.1 selisih antara skor mendalam dan skor permukaan untuk pendekatan permukaan bernilai negatif (-).
2) Pendekatan Belajar Siswa SMA a) Pendekatan Mendalam (PM) Dari tabel 4.2 analisis untuk pendekatan mendalam siswa SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta sebagai berikut. Menghitung batas bawah : Mean
: 22,12121
Standar Deviasi
: 7,765137
1=
,
,
Xi = 29,88635 Menghitung selisih minimal : Selisih Minimal = 2 x standar deviasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Selisih Minimal = 2 x 7,765137 = 15,53027
Maka siswa yang termasuk dalam kecenderungan menggunakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika adalah siswa yang memperoleh skor minimal 29,90 untuk skor PM dan selisih minimal antara skor PM dan skor PP adalah 15,54.
b) Pendekatan Permukaan (PP) Berikut adalah analisis untuk pendekatan permukaan siswa SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta sebagai berikut. Menghitung batas bawah : Mean
: 26,15152
Standar Deviasi
: 5,472209
1=
,
,
Xi = 31,62372 Menghitung selisih minimal : Selisih Minimal = 2 x standar deviasi Selisih Minimal = 2 x 5,472209 = 10,94442
Maka siswa yang termasuk dalam kecenderungan menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika adalah siswa yang memperoleh skor minimal 31,62 untuk skor PP dan selisih minimal antara skor PM dan skor PP adalah 11. Dalam tabel 4.2 selisih antara skor mendalam dan skor permukaan untuk pendekatan permukaan bernilai negatif (-).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
3) Pendekatan Belajar Mahasiswa Perguruan Tinggi a) Pendekatan Mendalam (PM) Berikut adalah analisis untuk pendekatan mendalam mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma. Menghitung batas bawah : Mean
: 31,46
Standar Deviasi
: 5,639547
1=
,
,
Xi = 37,09955 Menghitung selisih minimal : Selisih Minimal = 2 x standar deviasi Selisih Minimal = 2 x 5,639547 = 11,27909
Maka mahasiswa yang termasuk dalam kecenderungan menggunakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika adalah mahasiswa yang memperoleh skor minimal 37,10 untuk skor PM dan selisih minimal antara skor PM dan skor PP adalah 11,28.
b) Pendekatan Permukaan (PP) Berikut adalah analisis untuk pendekatan permukaan mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma. Menghitung batas bawah : Mean
: 21,2
Standar Deviasi
: 5,283783
1 =
,
,
Xi = 26,48378
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Menghitung selisih minimal : Selisih Minimal = 2 x standar deviasi Selisih Minimal = 2 x 5,283783 = 10,56757
Maka mahasiswa yang termasuk dalam kecenderungan menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika adalah siswa yang memperoleh skor minimal 26,48 untuk skor PP dan selisih minimal antara skor PM dan skor PP adalah 10,57. Dalam tabel 4.3 selisih antara skor mendalam dan skor permukaan untuk pendekatan permukaan bernilai negatif (-).
Dari analisis The Revised Two-Factor Study Process Questionnaire (R-SPQ-2F), diperoleh skor-skor yang menjadi acuan dalam menentukan subjek penelitian yang diwawancarai.
Berikut adalah rangkuman dari
analisis kuesioner.
Tabel 4.4 Rangkuman Analisis R-SPQ-2F
Jenjang Pendidikan
Pendekatan Mendalam Skor min.
Selisih min.
SMP
32,84
13,78
SMA
29,90
15,54
11,28
PT
37,10
No. subjek 12; 14; 49; 54
Pendekatan Permukaan Skor min.
Selisih min.
No. subjek 6; 34; 35; 39
31,12
11,93
16
31,62
11
2; 22
8; 13;17; 21; 24; 33; 48; 49
26,48
10,57
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Dari hasil R-SPQ-2F pada ketiga jenjang pendidikan, secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan kecenderungan pendekatan belajar yang digunakan peserta didik. Siswa SMP memiliki kecenderungan yang merata dalam menggunakan kedua jenis pendekatan belajar. Tabel 4.4 menunjukkan terdapat 4 siswa yang menggunakan pendekatan mendalam dan 4 siswa yang menggunakan pendekatan permukaan. Sedangkan siswasiswa lain masuk dalam kategori “rata-rata”, yaitu siswa yang tidak secara tegas dan konsisten dalam menggunakan salah satu jenis pendekatan. Siswa SMA memiliki kecenderungan menggunakan pendekatan belajar yang berbeda. Sebagian besar siswa memiliki skor PP yang tinggi dibandingkan dengan skor PM. Ada dugaan bahwa tingkat kerumitan materi fisika yang diajarkan di SMA membuat siswa SMA cenderung lebih menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika. Peserta didik pada tingkat perguruan tinggi memiliki kecenderungan mengggunakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika. Hal ini ditunjukkan dari tidak ada peserta didik yang memenuhi kriteria yang menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika. Ada dugaan bahwa jurusan atau program studi yang dipilih peserta didik sudah sesuai dengan minat dan membuat mereka tertarik untuk memahami secara mendalam. Tahap selanjutnya dari penelitian ini adalah menentukan subjek yang akan diwawancarai. Subjek yang diwawancarai dipilih oleh peneliti dengan melihat rangkuman analisis R-SPQ-2F pada tabel 4.4. Untuk jenjang pendidikan SMP subjek yang dipilih untuk diwawancarai sebagai siswa yang menggunakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika adalah siswa dengan nomor 49 yang selanjutnya disebut S1 dan siswa dengan nomor 54 yang selanjutnya disebut S2. Sedangkan subjek yang dipilih untuk diwawancarai sebagai siswa yang menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika adalah siswa dengan nomor 34 yang selanjutnya disebut S7 dan siswa dengan nomor 39 yang selanjutnya disebut S8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Untuk jenjang pendidikan SMA subjek yang dipilih untuk diwawancarai sebagai siswa yang menggunakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika adalah siswa dengan nomor 16 yang selanjutnya disebut S3. Sedangkan subjek yang dipilih untuk diwawancarai sebagai siswa yang menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika adalah siswa dengan nomor 2 yang selanjutnya disebut S9 dan siswa dengan nomor 22 yang selanjutnya disebut S10. Untuk jenjang pendidikan perguruan tinggi subjek yang dipilih untuk diwawancarai sebagai mahasiswa yang menggunakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika adalah mahasiswa dengan nomor 8 yang selanjutnya disebut S4, mahasiswa dengan nomor 33 yang selanjutnya disebut S5, dan mahasiswa dengan nomor 48 yang selanjutnya disebut S6. Tidak ada subjek yang dipilih untuk diwawancarai sebagai siswa yang menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika karena tidak ada subjek yang memenuhi acuan untuk pendekatan permukaan seperti yang ditampilkan pada tabel. Berikut adalah tabel rangkuman subjek yang sudah ditentukan untuk diwawancarai.
Tabel 4.5 Subjek Wawancara Pendekatan Mendalam Pendekatan Permukaan
S1, S2, S3, S4, S5, S6 S7, S8, S9, S10
2. Hasil Wawancara Hasil wawancara, selanjutnya dikategorisasikan sesuai dengan karakteristik yang muncul. a. Pengkodean ( Coding ) Proses pemberian kode dalam penelitian ini adalah berdasarkan karakteristik yang sering muncul pada data hasil wawancara. Ada beberapa karakter yang sering muncul dalam hasil wawancara pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
subjek yang menggunakan pendekatan mendalam dalam belajar. Pengkodean hanya dilakukan untuk hasil wawancara terhadap subjek yang menggunakan pendekatan mendalam. Berikut adalah kode-kode untuk pendekatan mendalam.
Tabel 4.6 Kode Hasil Wawancara PM Konteks
Skala pertama
Skala kedua
Motivasi
Urutan kesukaan mata
Urutan kedua
pelajaran
Urutan ketiga
Alasan menyukai fisika
Penasaran Senang mengerjakan soal Faktor guru Fisika menyangkut kehidupan seharihari Lain-lain : penalaran, hitung-hitungan, rumus-rumus
Strategi
Teman belajar
Mandiri kelompok
Cara belajar
Catat rumus Menghapal rumus Membaca rumus Mengerjakan soal Les privat Mengulang kisi-kisi Membuat soal sendiri dan menjawabnya
Setiap karakteristik yang muncul dalam hasil wawancara diberi skor 1 untuk masing-masing skala kedua. Pemberian skor tidak berdasarkan jumlah subjek yang diwawancarai. Artinya, jika dari satu subjek yang diwawancarai muncul dua karakter atau lebih, maka setiap karakter tersebut mendapat skor 1 sehingga satu subjek yang diwawancari dapat memperoleh skor lebih dari satu kali untuk skala pertama yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Untuk hasil wawancara terhadap subjek yang menggunakan pendekatan permukaan tidak menunjukkan adanya kemunculan karakter yang berulang, sehingga pengkodean tidak dilakukan dan analisis terhadap hasil wawancara dalam transkrip wawancara langsung dilakukan.
b. Analisis Hasil Wawancara Setelah melakukan pengkodean terhadap karakteristik yang sering muncul dalam hasil wawancara, maka langkah selanjutnya adalah pengkategorisasian data. Pengkategorisasian data dilakukan pada hasil wawancara dalam transkrip data wawancara. Untuk setiap kategori yang sama kemudian disatukan dalam satu kategori atau karakteristik dan selanjutnya diberi skor sesuai dengan banyaknya kemunculan karakteristik tersebut. Berikut
ditampilkan
tabel
skor
untuk
setiap
berdasarkan kode.
Tabel 4.7 Hasil Slor Karakteristik PM Kode
Skor
Urutan kedua
3
Urutan ketiga
3
Penasaran
3
Senang mengerjakan soal
2
Faktor guru
3
Fisika menyangkut kehidupan sehari-hari
2
Lain-lain : penalaran, hitung-hitungan, rumus-rumus
1
Mandiri
3
kelompok
1
Catat rumus
2
Menghapal rumus
2
Membaca rumus
3
Mengerjakan soal
4
Les privat
1
karakteristik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Kode
Skor
Mengulang kisi-kisi
1
Membuat soal sendiri dan menjawabnya
1
Analisis terhadap hasil wawancara dibagi menjadi dua, yaitu untuk pendekatan mendalam dan pendekatan permukaan.
1) Analisis Wawancara Pendekatan Mendalam a) Konteks motivasi i.
Urutan kesukaan mata pelajaran fisika Setiap siswa diberi pertanyaan tentang urutan mata
pelajaran yang mereka sukai, terutama urutan untuk mata pelajaran fisika. Tiga subjek, yaitu S1, S2, dan S4 menjawab fisika berada diurutan ketiga yang paling mereka sukai.
Berikut kutipan wawancara terhadap S4 : Kutipan wawancara 1 P : Untuk pelajaran fisika, waktu SMA itu ada diurutan keberapa? S4 : maksudnya yang keberapa? P : urutan mata pelajaran yang paling kamu suka. S4 : Oo, nomor 3 P : yang pertama dan kedua? S4 : satu matematika, kedua bahasa inggris. Sedangkan tiga subjek lain, yaitu S3, S5, dan S6 menjawab fisika berada diurutan kedua yang paling mereka sukai. Persamaan dari ketiga subjek terakhir adalah kenyataan bahwa mereka menempatkan mata pelajaran matematika pada urutan pertama untuk mata pelajaran yang paling mereka sukai, baru setelah itu mata pelajaran fisika pada urutan kedua. Ini tidak mengubah maksud bahwa mereka menyukai fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Berikut kutipan wawancara terhadap S6 : Kutipan wawancara 2 P : Waktu SMA pelajaran fisika itu urutan berapa yang paling kamu suka? S6 : urutan berapa ya, dua setelah matematika. Peserta didik yang menggunakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika cenderung akan menempatkan mata pelajaran fisika pada urutan atas untuk mata pelajaran yang paling mereka sukai. Hal ini dibuktikan dari 6 subjek yang menggunakan pendekatan mendalam pada pelajaran fisika menempatkan mata pelajaran fisika pada urutan atas untuk mata pelajaran yang paling mereka sukai. Dari hasil tersebut dapat dikatakan pula bahwa keenam subjek tersebut berminat terhadap fisika. Kesukaan mereka terhadap fisika ditunjukan dari urutan mata pelajaran fisika yang mereka nyatakan dalam wawancara.
ii.
Alasan menyukai fisika Keenam subjek memberikan alasan mengapa mereka
menyukai fisika. Alasan yang sering muncul adalah bahwa mereka merasa “penasaran” terhadap persoalan fisika, seperti yang dikemukakan oleh S3, S4, dan S5. Berikut adalah kutipan wawancara dengan S5 : Kutipan wawancara 3 P : Alasannya kenapa (menyukai fisika)? S5 : karena menurut saya fisika membuat penasaran. Rumus fisika itu lebih sulit daripada rumus-rumus di matematika, fisika itu memiliki penerapan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
kehidupan
sehari-hari,
sebetulnya
membuat
penasaran.
Sedangkan S4 mengemukakannya dalam kalimat yang berbeda seperti kutipan wawancara dengan S4 berikut. Kutipan wawancara 4 P : Ada alasan khusus gak kenapa kamu senang fisika? S4 : pertama soal tadi (sebelumnya S4 mengemukakan tentang kesenangannya terhadap matematika dan bahasa inggris), kedua kita tu ingin taunya kayak beda kayak yang lain itu lo. Kalau orang lain kan mikirnya, ngopo si, kok mikir e ora penting banget sih.. kalau saya itu mikirnya, loh, ada “itu” kan karena fisika to, ini fisika dulu toh. Ngapain kita belajar yang itu fisikanya belum ngerti.
Pada kutipan hasil wawancara 3 dan 4, keingintahuan subjek akan persoalan fisika ditegaskan pada kalimat yang digarisbawahi. S5 secara tegas menyatakan bahwa alasan dia menyukai fisika adalah karena persoalan fisika membuat penasaran dan menimbulkan rasa ingin tahu untuk memecahkan persoalan
tersebut.
S4
menyatakan
alasannya
dengan
menggunakan istilah “ingin tahu”. S4 merasa keingintahuannya terhadap persoalan fisika yang berbeda dengan persoalan lain yang membuat dia tertarik terhadap fisika. Dari hasil tersebut dapat dikatakan pula bahwa rasa penasaran atau ingin tahu terhadap persoalan fisika membuat subjek yang menggunakan pendekatan belajar mendalam terhadap fisika merasa tertarik terhadap fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Hal lain yang juga muncul sebagai alasan subjek merasa tertarik terhadap fisika adalah karena faktor guru. Tiga subjek yang menyatakan alasan mereka menyukai fisika karena faktor guru adalah S1, S3, dan S6. Untuk mahasiswa, faktor guru yang dimaksud adalah guru ketika yang bersangkutan mulai tertarik terhadap fisika atau dengan kata lain adalah guru SMP/SMA mereka. Berikut adalah kutipan-kutipan wawancara terhadap S1, S3, dan S6. Kutipan wawancara 5 P : itu senangnya kenapa? Kenapa fisika urutan ketiga? S1 : ya.. senangnya itu karena gurunya itu apa, kalau ngajar itu lucu, sering bisa bikin ketawa..
Kutipan wawancara 6 P : kapan kamu mulai tertarik sama fisika? S3 : sejak masuk kelas 2 ini, ya lumayan dipahami. Kan guru kelas 1 beda, sulit dipahami gurunya itu kalau ngajar…
Kutipan wawancara 7 P : sejak kapan tertarik sama fisika? S6 : sejak kelas 1 SMA karena gurunya juga waktu itu ngajarnya enak, materinya ya lumayanlah…
Dari kutipan wawancara 5, 6, dan 7 dapat dikatakan bahwa guru memegang peranan penting dalam menumbuhkan minat atau ketertarikan peserta didik terhadap fisika. S1 menggambarkan sosok seorang guru yang humoris membuat dia tertarik terhadap fisika. S3 lebih menggambarkan sosok guru yang membuat dia tertarik terhadap fisika adalah sosok guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
yang dapat menyampaikan materi kepada siswa sehingga siswa dapat memahami materi fisika tersebut. S6 tidak menjelaskan secara rinci guru seperti apa yang membuat dia tertarik terhadap fisika tetapi ini tetap menunjukkan bahwa faktor guru juga membuat dia tertarik terhadap fisika. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa faktor guru adalah salah satu alasan subjek yang menggungakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika menjadi tertarik terhadap fisika. Faktor lain yang menjadi alasan subjek tertarik terhadap fisika adalah adanya ketertarikan subjek dalam mengerjakan soal-soal fisika. Hal ini dinyatakan oleh S4 dan S6. Ketertarikan mengerjakan soal seperti yang katakan oleh S6 bahwa model soal yang menggunakan penalaran lebih membuat dia tertarik.
Berikut kutipan wawancara terhadap S6 : Kutipan wawancara 8 P
: alasan kamu senang fisika?
S6
:ada
ketertarikan
tersendirilah,
lebih
senang
mengerjakan soal-soalnya itu lo mas. Sebelumnya S6 juga diajukan pertanyaan mengapa dia tertarik terhadap fisika. Lanjutan : P : alasannya kenapa? S6 : karena ada tantangan tersendiri, kalau matematika kan gak pake penalaran, kalau fisika itu pake penalaran, saya suka yang pake penalaran.
Dari kutipan wawancara 8 pernyataan yang mendukung bahwa salah satu alasan siswa tertarik terhadap fisika adalah ketertarikan dalam mengerjakan soal-soal fisika. Selanjutnya S6 memberikan
alasan
lebih
detail
mengapa
dia
senang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
mengerjakan soal-soal fisika, yaitu dia menyukai persoalanpersoalan yang menggunakan penalaran seperti potongan kalimat yang digarisbawahi pada lanjutan kutipan wawancara 8. Ada 2 subjek yang memberikan alasan ketertarikan mereka terhadap fisika karena berhubungan dengan kehidupan sekitar, kehidupan sehari-hari yang mereka jalani. Mereka adalah S2 dan S5. Berikut kutipan wawancara dengan S2 : Kutipan wawancara 9 P : trus fisika kenapa ada pada urutan ke 3? Berarti kan lumayan suka? S2 : hmmm… fisika itukan terjadi di kehidupan seharihari, ya kita bila perlu mempelajarinya agar di kehidupan sehari-hari itu bisa mengerti segala hal.
Dari kutipan wawancara 9 dapat dikatakan bahwa seseorang yang menggunakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika memiliki alasan terkait ketertarikannya terhadap fisika. S2 melihat fisika sebagai ilmu yang mempelajari segala hal yang ada di sekitarnya dan itu membuatnya tertarik. Selain alasan-alasan tersebut, ada alasan-alasan khusus yang membuat peserta didik menjadi tertarik terhadap fisika. Alasan khusus maksudnya adalah bahwa alasan tersebut bersifat khusus dan tidak muncul pada subjek lain. S6 menyebutkan bahwa salah satu alasan dia senang terhadap fisika adalah karena berhubungan dengan hobinya, yaitu yang berhubungan dengan otomotif atau lebih khusus lagi adalah “balap motor”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Berikut kutipan wawancara dengan S6 : Kutipan wawancara 10 P
: ada motivasi lain selain karena pengen mengajar?
S6 : kebetulan saya juga sering lihat balapan motor, jadi teori dalam fisika itu mau saya terapkan besok kalau punya motor balap. Lanjutan : P
: senang fisika karena gurunya ya?
S6 : pertama karena gurunya, trus materinya juga agak menantang, yang terakhir ini karena suka nonton balap-balapan liar.
Dari kutipan wawancara 10 dapat dikatakan bahwa hobi juga menjadi faktor ketertarikan seseorang terhadap fisika. S6 memiliki hobi yang berhubungan dengan otomotif dan dia melihat bahwa fisika adalah salah satu ilmu yang berhubungan dengan hobinya sehingga dia tertarik terhadap fisika. Alasan khusus lain yang membuat subjek tertarik terhadap fisika adalah berhubungan dengan pengalaman pertama mereka yang membuat mereka tertarik terhadap fisika. S4 dan S5 memiliki
alasan
masing-masing.
S4
bercerita
tentang
pengalamannya yang membuat dia mulai tertarik terhadap fisika untuk pertama kalinya, yaitu ketika guru fisika sewaktu S4 kelas 2 SMP menunjukkan sebuah kapal otok-otok buatan guru tersebut di depan kelas. Seisi kelas menjadi terheran-heran, dan pengalaman itu membuat S4 mulai tertarik pada fisika. Berikut kutipan wawancara dengan S4 : Kutipan wawancara 11 P
: kapan kamu mulai tertarik sama fisika?
S4 : waktu SMP, kelas 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
P
: boleh tahu karena apa?
S4 : Dulu itu guru fisika saya asyik orangnya, ngajar apa ya pemuaian, m.c delta T itu lo… itu ada alatnya, apasih dulu. Pokoknya bisa pada melongo gitu anak-anak satu kelas ‘alatnya apa..?’ kalau pemuaian yang anu, kapal otok otok itu, dia buat sendiri, dia buat yang terbuka jadi yang keliatan dalam-dalamnya, jadi kita tau gitu.
S5 menceritakan pengalaman yang membuat dia mulai tertarik terhadap fisika untuk pertama kali. S5 pada awalnya selalu mendapat nilai jelek pada mata pelajaran fisika dan pengalaman itu membuatnya menjadi tertarik pada fisika.
Berikut kutipan wawancara dengan S5 : Kutipan wawancara 12 P
: kapan kamu mulai tertarik sama fisika?
S5 :Itu mulai kelas 2 SMP karena saya selalu mendapatkan nilai jelek pada saat fisika. Terus saya belajar, dan terus..kenapa fisika itu sulit padahal saya bisa mengerjakan matematika. Terus saya coba dan akhirnya saya bisa mengerjakan fiska dan akhirnya saya diterima di USD di program studi pendidikan fisika.
Kutipan hasil wawancara 10, 11, dan 12 menunjukkan alasan-alasan khusus yang membuat subjek tertarik pada fisika. Alasan-alasan yang dikemukakan adalah yang berhubungan dengan hobi dan pengalaman yang membuat mereka menjadi tertarik pada fisika untuk pertama kali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
iii.
Tanggapan terhadap tugas Hal lain yang berkaitan dengan motivasi belajar fisika
adalah tanggapan keenam subjek terkait tugas yang diberikan oleh guru atau dosen. S2 mengatakan bahwa jika diberi tugas oleh guru dia ingin mengerjakannya sendiri agar saat ulangan dapat mengerjakan soal-soal ulangan tersebut. S3 mengatakan bahwa dia tidak langsung mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru pada hari itu juga, tetapi dia mengerjakannya satu hari setelah tugas diberikan. Jika dia mengalami kesulitan maka langkah selanjutnya adalah bertanya dengan guru les privat yang bersangkutan. S4 memandang tugas yang diberikan oleh dosen adalah sebuah tanggung jawab dan bukan sebagai beban. Jika tugas tesebut belum dikerjakan dia merasa tidak tenang dan selalu kepikiran tentang tugas tersebut. S4 juga berpendapat bahwa tugas sebaiknya dikerjakan jauh hari sebelum tugas tersebut dikumpulkan karena menurutnya, tugas yang dikerjakan secara terburu-buru hasilnya tidak akan maksimal. Berikut kutipan wawancara dengan S4 : Kutipan wawancara 13 P
: Bagaimana perasaan kamu kalau dikasi tugas sama dosen?
S4 : Lebih ngerasa kalau itu tu tanggung jawab, bukan sebagai beban tapi lebih ke tanggung jawab sing urung tak kerja ke itu lo… nduwe tugas urung tak kerjake tar kepikiran terus. Misalnya praktikum, udah dikerjain tinggal sedikit tinggal kesimpulan tapi tak tinggal ke rumah mikirnya ke praktikum terus…. P :Itu kapan kamu ngerjain tugasnya? Satu hari sebelumnya??
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
S
:Malah
kalau
kita
ngerjain
kayak
gitu
dari
pengalamanku hasilnya malah gak maksimal. Misalnya suruh buat makalah, sekarang ngerjain besok kumpulin pasti banyak salahnya, tapi kita
S5 mengatakan bahwa jika dia diberi tugas oleh dosen maka dia biasanya bertanya dulu kepada temannya tentang cara pengerjaan soal fisika tersebut. Namun, jika dia memahami dan mengetahui cara pengerjaannya maka dia mengerjakannya secara mandiri. S6 mengatakan bahwa jika diberi tugas oleh dosen maka dia akan langsung mengerjakan tugas tersebut secara mandiri kemudian hasilnya dia bandingkan dengan pekerjaan teman-temannya.
b) Konteks strategi i.
Cara belajar Dari cara belajar yang dikemukakan oleh siswa yang
menggunakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika, dapat dilihat beberapa karakter yang sering muncul. Karakter yang paling sering muncul adalah cara belajar dengan mengerjakan soal-soal latihan, sebanyak 4 kali kemunculan kemudian membaca rumus dengan 3 kali kemunculan, mencatat rumus dan menghapal rumus, masing-masing sebanyak 2 kali kemunculan. Les privat, mengulang kisi-kisi yang diberikan guru, dan membuat soal secara mandiri kemudian menjawabnya secara mandiri, masing-masing sebanyak 1 kali kemunculan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Berikut adalah kutipan hasil wawancara terhadap keenam subjek terkait dengan cara belajar.
Berikut kutipan wawancara dengan S1 : Kutipan wawancara 14 P
: ceritakan cara kamu belajar fisika di rumah…
S1 : apa, biasanya baca dulu rumus-rumusnya.. habis itu bikin soal sendiri lalu dijawab sendiri P
: bisa ceritakan pas kamu belajar itu ada apa aja di meja kamu?
S1 : ya biasa, kayak buku fisika, pulpen, sama kertas buram gitu… sambil denger musik.
Berikut kutipan wawancara dengan S2 : Kutipan wawancara 15 P
: gimana strategi kamu dalam belajar fisika?
S2 : ya kan.. dikasi kisi-kisi sama (guru A) terus saya ulangi lagi jawaban-jawaban itu semua.
Berikut kutipan wawancara dengan S3 : Kutipan wawancara 16 P
: kamu punya strategi khusus dalam belajar fisika?
S3 : Ya kalau belajar biasa ikut les guru privat, biar bisa nambah pengetahuan fisikanya itu lo…strategi cuma itu aja, kalau gak, ya luangin waktu belajar fisika hari Minggu P
: Bisa ceritakan pas kamu belajar itu bagaimana?
S3 : Biasanya itu ngerjain soal sama nyatat rumus, biar ngelatih sama tau caranya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Lanjutan : P : Strategi kamu belajar fisika kalau sebelum ulangan itu bagaimana? S3 : Malamnya belajar, hapalin rumus gitu sama nyobanyoba latihan soal…
Berikut kutipan wawancara dengan S4 : Kutipan wawancara 17 P : Okey, tadi masalah minat ya… terus strategi, bisa ceritakan cara kamu belajar fisika itu bagaimana? S4 : Pertama setel musik. Musik klasik, yo gak musik klasik aja, instrumental gitu, Joe Satriani gitu. Kalau dengar itukan langsung istirahat bentar habis kuliah nyetel itu, terus baru buka buku. Trus sediain minum, sedian aqua. Trus kalau masalah belajarnya pertama itu… susah membaca sih aku, kalau membaca itu malah mbuyar itu lo, jadi tak tulis dulu rumus-rumusnya terus tak liat gambargambar di soalnya itu, kan ada ilustrasi-ilustrasi gitu terus langsung tak kerjain aja. Kalo gak bisa baru aku membaca. Kalau dari awal membaca, udah lupa, ngerjain baca lagi ya sama aja… jadi intinya : tulis rumus, cari soal yang ada gambarnya, kerjain, gak bisa baru membaca P : Kamu lebih senang sama soal yang ada gambarnya? S4 : Ho oh.. lebih mudah dipahami. Terus kalau dikasi soalpun harus tak gambar dulu, misalnya mobil kecepatan mobilnya.
ini…tumbukan,
tak
gambar
dulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Berikut kutipan wawancara dengan S5 : Kutipan wawancara 18 P : Sekarang tentang cara belajar, kamu bisa ceritakan cara kamu belajar fisika sekarang? S5 : Cara belajar saya itu ya memahami konsep apa yang mau
dipelajari,
memahami
konsep
untuk
mengerjakan tidak untuk menghapalkan rumus, karena apa, percuma menghapalkan rumus tapi tidak tahu konsepnya percuma saja. Dan saya terus mencoba
untuk
memahami
konsepnya,
cara
mengerjakan soal-soal fisika. P : Lebih detailnya cara kamu mempelajari fisika itu bagaimana? Apakah dengan mencatat ulang rumus atau apa..?? S5
:
Pertama
membaca-baca
rumus
kemudian
mengerjakan soal-soal yg saya anggap tidak bisa, trus saya coba sampai saya bisa mengerjakan.
Berikut kutipan wawancara dengan S6 : Kutipan wawancara 19 P
: kamu punya strategi khusus dalam belajar fisika?
S6 : iya, menghapal rumus-rumusnya sama latihan soal P
: kalau sebelum ujian?
S6
: Cuma berdoa sama tanya-tanya teman tentang penyelesaiannya.
Dari kutipan wawancara 14, 15, 16, 17, 18, dan 19 cara belajar yang paling sering muncul adalah mengerjakan soal-soal latihan. Kemunculan karakter cara belajar mengerjakan soal latihan muncul pada S3, S4, S5, dan S6. S4 menceritakan cara belajarnya secara detail dengan
mengatakan bahwa dia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
mengerjakan soal yang dilengkapi dengan ilustrasi atau gambar karena menurutnya ilustrasi atau gambar lebih mempermudah pengerjaan soal. S5 mengatakan bahwa dia belajar dengan mengerjakan soal yang menurutnya memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi secara terus menerus. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa mengerjakan soal latihan adalah cara yang paling sering dilakukan peserta didik yang menggunakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika. Membaca rumus adalah cara belajar fisika kedua terbanyak setelah mengerjakan soal, yaitu dengan kemunculan sebanyak 3 kali. Kemunculan ini terjadi pada masing-masing tiga subjek, yaitu S1, S4, dan S5. S1 dan S5 mengatakan bahwa mereka belajar fisika dengan membaca rumus-rumus fisika. Sedangkan S4 menyatakan bahwa membaca dia lakukan saat dia menemukan kesulitan saat mengerjakan soal. Membaca, menurut S4 tidak efektif dilakukan pada saat awal-awal belajar karena dia merasa sering melupakan apa yang sudah dia baca sehingga harus membaca ulang ketika menemukan kesulitan. Ini adalah strategi khusus yang dilakukan oleh S4 dalam belajar fisika. Strategi mencatat rumus dan menghapal rumus masingmasing muncul sebanyak 2 kali. Mencatat rumus dilakukan oleh S3 dan S4, sedangkan menghapal rumus dilakukan oleh S3 dan S6. Sebenarnya mencatat rumus adalah salah satu cara untuk menghapal rumus sehingga S3 memunculkan dua karakter ini secara bersamaan. Maksud dari menghapal rumus adalah berusaha untuk mengingat rumus-rumus atau persamaanpersamaan fisika. Namun, ada juga pengertian mencatat rumus adalah untuk belajar, artinya jika sewaktu-waktu yang bersangkutan lupa dengan rumus, maka dia dapat membuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
kembali catatan-catatan rumus yang dibuat. S3 melakukan pencatatan rumus sebagai cara untuk menghapal rumus fisika, sedangkan S4 mencatat rumus untuk menyelesaikan soal-soal fisika. Membaca rumus berbeda dengan menghapal rumus. Memang, salah satu cara untuk menghapal rumus adalah membaca rumus-rumus. Namun, S1, S4, dan S5 menggunakan cara membaca rumus dalam belajar fisika adalah untuk mengetahui dan mengerjakan soal-soal fisika tanpa bermaksud untuk menghapalnya. Hal ini dibuktikan dari kutipan wawancara dengan ketiga subjek tersebut. S1 mengatakan caranya belajar fisika adalah dengan membaca rumus kemudian membuat soal dan mencoba menganalisisnya secara mandiri. Tidak terlihat ada keinginan dari S1 untuk menghapal rumus. S4 juga secara tegas mengatakan bahwa membaca, termasuk di dalamnya membaca rumus adalah cara yang dia lakukan ketika mengalami kesulitan, misalnya saat lupa rumus yang digunakan. S5 dengan tegas mengatakan bahwa menghapal adalah salah satu kelemahannya sehingga membaca rumus menjadi salah satu cara dia belajar fisika. Berikut kutipan wawancara dengan S5 : Kutipan wawancara 19 P : Apakah kamu senang menghapal juga? S5 : wah, kalau menghapal itu kekurangan dalam diri saya karena menghapal itu sulit dari pada menghitung, dan menghapal itu sering lupa.
Cara belajar yang muncul sebanyak 1 kali adalah les privat, membaca kisi-kisi pelajaran yang diberikan oleh guru, dan membuat soal kemudian menganalisisnya secara mandiri. Seperti pada kutipan wawancara 13, S1 mengatakan bahwa cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
dia belajar fisika adalah dengan membuat soal secara mandiri kemudian menganalisisnya secara mandiri pula.
ii.
Teman belajar Tiga dari 6 subjek yang menggunakan pendekatan
mendalam dalam belajar fisika memberikan informasi tentang cara belajar yang mereka senangi, apakah secara mandiri atau belajar bersama orang lain. Hal ini khusus di luar jam belajar wajib, seperti jam pelajaran di sekolah atau jam kuliah di kampus. Berikut kutipan wawancara terhadap ketiga subjek tersebut.
Berikut kutipan wawancara dengan S1 : Kutipan wawancara 20 P : Lebih senang belajar sendiri atau kelompok? S1 : Sendiri P : Kok lebih senang belajar sendiri?? S1 : Biar lebih dong, habis tu bisa bikin terserah waktu belajarnya sampai kapan bisa lama bisa sebentar…
Berikut kutipan wawancara dengan S4 : Kutipan wawancara 21 P : Kamu lebih senang belajar sendiri atau kelompok?? S4 : Kadang-kadang enakan sendiri kadang-kadang enakan kelompok. Tapi saya kalau belajar gitu enakan sendiri mas, kalau sama orang misalnya gak tau..iya kalau temannya tau, kalau tau kayak pelitpelit gitu lo mereka itu, kayak gak ikhlas gitu ngasi taunya. Malah aku ngertinya tu mereka gak ngasi tau secara penuh nah ntar tak pikir sendiri di kos.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Ntar kalau udah habis istirahat itu kan fresh lagi to, nah malah ketemu kalau tak pikir sendiri.
Berikut kutipan wawancara dengan S5 : Kutipan wawancara 22 P : Lebih senang belajar kelompok atau sendiri? S5 : Belajar sendiri, karena menurut saya belajar sendiri itu
lebih
kelompok.
bisa Kalau
konsentrasi kelompok
daripada kan
ada
belajar yang
konsentrasi ada yang tidak ada yang tanya-tanya gitu.
Ketiga subjek mengatakan bahwa mereka lebih memilih belajar secara mandiri. S1 mengatakan dengan belajar sendiri dia dapat lebih leluasa dalam mengatur jam belajarnya. S4 mengatakan bahwa dia lebih memilih untuk belajar secara mandiri. Menurutnya belajar secara mandiri membuat dia lebih dapat mengerti materi yang dipelajari dibandingkan dengan belajar bersama teman-teman lain. S5 mengatakan bahwa belajar mandiri membuat dirinya lebih dapat berkonsentrasi dalam belajar.
Dari hasil wawancara terhadap subjek yang menggunakan pendekatan mendalam, diketahui bahwa untuk urutan mata pelajaran yang disukai, 3 subjek menempatkan fisika pada urutan 3 dan 3 subjek lain menempatkan fisika pada urutan 2. Ini menunjukkan bahwa mereka berminat terhadap fisika. Alasan mereka berminat terhadap fisika antara lain adalah karena rasa ingin tahu atau penasaran dengan fisika seperti yang dikemukakan oleh 3 subjek. Alasan kedua mereka berminat terhadap fisika adalah faktor guru dikemukakan oleh 3 subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Alasan ketiga berkaitan dengan ketertarikan peserta didik dalam mengerjakan soal yang menjadi alasan 2 subjek menjadi berminat terhadap fisika. Alasan lain subjek tertarik dengan fisika adalah karena berhubungan dengan hobi seperti yang dikemukakan oleh S6. Sedangkan alasan yang berhubungan dengan pengalaman pribadi dikemukakan oleh 2 subjek. Lima subjek memberikan tanggapan positif terkait tugas yang diberikan. Artinya mereka tidak terbebani dengan adanya tugas. Sedangkan 1 subjek lain tidak memberikan keterangan mengenai tugas. Untuk aspek strategi, yaitu cara belajar menunjukkan karakter yang sering muncul adalah dengan mengerjakan soal latihan, yaitu sebanyak 4 kali kemunculan kemudian membaca rumus dengan 3 kali kemunculan, mencatat rumus dan menghapal rumus, masingmasing sebanyak 2 kali kemunculan. Les privat, mengulang kisi-kisi yang diberikan guru, dan membuat soal secara mandiri kemudian menjawabnya secara mandiri, masing-masing sebanyak 1 kali kemunculan. Tiga dari 6 subjek memberikan keterangan bahwa mereka lebih memilih belajar secara mandiri atau sendiri daripada belajar berkelompok atau bersama orang lain.
2) Analsisis Wawancara Pendekatan Permukaan a) Konteks motivasi i.
Urutan kesukaan mata pelajaran fisika Ada 4 subjek yang cenderung menggunakan pendekatan
permukaan dalam belajar fisika. Keempat subjek tersebut diberikan pertanyaan yang sama tentang urutan mata pelajaran yang mereka sukai, terutama untuk mata pelajaran fisika. S7 dan S8 mengatakan fisika berada pada urutan kedua terakhir untuk mata pelajaran yang disukai. S9 tidak dapat menyebutkan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
persis fisika berada pada urutan berapa yang paling dia sukai, tetapi dia mengatakan fisika berada pada urutan “tengah-tengah” untuk mata pelajaran yang dia sukai. S10 mengatakan bahwa fisika berada pada urutan keempat terakhir untuk mata pelajaran yang dia sukai. Berikut kutipan wawancara dengan S8 : Kutipan wawancara 23 P
: Pertanyaan pertama ni, untuk pelajaran fisika itu ada di urutan berapa yang paling kamu suka?
S8 : Berapa ya… nomor dua dari terakhir Berikut kutipan wawancara dengan S10 : Kutipan wawancara 24 P : Fisika itu diurutan berapa yang paling kamu suka.? S10 : Hmmm… dari berapa mapel ya, kayaknya agak akhir…mungkin keempat terakhir..
Dari 13-20 mata pelajaran yang mereka pelajari, urutan terbaik pada mata pelajaran fisika yang paling mereka sukai dari keempat subjek adalah pada urutan “tengah-tengah”. Ini terjadi pada siswa SMA yang mempelajari 20 mata pelajaran. Keempat subjek tidak tertarik dengan mata pelajaran fisika seperti halnya 6 subjek yang cenderung menggunakan pendekatan mendalam pada mata pelajaran fisika. Ketidaktertarikkan ini ditunjukkan pada urutan mata pelajaran yang mereka sukai, untuk fisika berada di urutan 11 ke bawah. Artinya, 4 subyek yang cenderung menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika kurang berminat terhadap mata pelajaran fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
ii.
Alasan ketidaktertarikan terhadap mata pelajaran fisika Setiap subjek yang cenderung menggunakan pendekatan
permukaan dalam belajar fisika diberi pertanyaan tentang alasan mereka menempatkan urutan mata pelajaran fisika pada urutan tertentu. S7 mengatakan kalau fisika itu sulit untuk dipelajari, tidak ada alasan khusus yang lebih detail dari alasan tersebut. S 8 mengatakan bahwa fisika adalah pelajaran yang sulit karena memerlukan hapalan yang cukup banyak.
Berikut kutipan wawancara dengan S8 : Kutipan wawancara 25 Sebelumnya S8 diberi pertanyaan tentang urutan mata pelajaran yang dia sukai, terutama fisika. P : alasannya? S8 : gak enak P : gak enak itu maksudnya gimana? S8 : Banyak hapalan ne, trus pelajarannya susah gitu lah, pokok e ruwet, pertanyaan ne ruwet-ruwet gitu dah P : Itu maksudnya ngerjain soal atau? S8 : Ya ngerjain soal, membaca, arti-artinya ya ruwet gitu. P : He em, trus mata pelajaran yang paling kamu suka apa?? S8 : Apa ya…yang paling seneng banget atau lumayan gitu? P : Ya.. yang paling seneng atau lumayan gitu? S8 : Gak ada.. hehe, biasa aja, standar S8
menggunakan
istilah
“ruwet-ruwet”
dalam
mempelajari fisika, maksudnya adalah dia menganggap fisika adalah pelajaran yang berbelit-belit sehingga dia merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
kesulitan belajar fisika. Kesulitan yang dia alami membuat dia tidak tertarik dengan fisika. Selanjutnya S8 diberi pertanyaan mata pelajaran apa yang paling dia sukai dan jawabannya adalah tidak ada seperti pada kutipan wawancara 25. Dia menganggap mata pelajaran selain mata pelajaran yang tidak dia sukai adalah sama dan tidak ada yang paling dia sukai. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar S8 memang tidak tinggi untuk semua mata pelajaran, khususnya fisika. S9 memberikan alasan dia menempatkan fisika pada urutan “tengah-tengah” untuk mata pelajaran yang paling disukai. Berikut kutipan wawancara dengan S9 : Kutipan wawancara 26 P : Kenapa kamu menempatkan fisika di urutan tengahtengah? S9 : Ya rumusnya aja, teori-teorinya aja, kalau prakteknya itu saya senang, kalau teorinya itu agak susah itu lo…rumitnya itu di rumus sama teoriteorinya itu… Lanjutan : P
:Waktu
SMP
dulu
pernah
dikasi
semacam
demonstrasi?atau alat yg bikin kamu mulai tertarik?? S9 : Fisika itu paling menarik itu, kayak masnya kemarin yang nyontohin di depan itu lo…itukan cara fisikanya gimana, nah saya sukanya yang kayak gitu…
S10 juga memberikan alasan mengapa dia menempatkan fisika pada urutan keempat terakhir untuk mata pelajaran yang paling disukai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Berikut kutipan wawancara dengan S10 : Kutipan wawancara 27 P : Kalau yang eksakta? S10 : Sebenarnya fisika tu aku suka sedikit, kalau kadang rumusnya itu lo kalau emang lagi bisa malah minta lanjutin terus tapi kalau lagi bener-bener blank malah gak suka aku, jadi males… Lanjutan : P
: Alasan kamu kok kurang senang sama fisika itu apa??
S10
: rumusnya kan emang banyak itu lo, aku kan bingung. Kan mirip-mirip itu, nanti ternyata akhirnya cuma kayak gini rumusnya. Rumusnya ada yang yang mirip yang beda cuma
kayak
simbolnya..nah itu yang bikin aku sebel tu itunya.
Berbeda dengan S7 dan S8, S9 dan S10 tidak tertarik dengan fisika dengan kondisi tertentu dimana saat kondisi tersebut tidak terjadi maka S9 dan S10 memiliki ketertarikkan terhadap fisika. S9 mengatakan bahwa dia mengalami kesulitan dalam teori-teori dan rumus-rumus fisika. Hal itu yang membuat dia menempatkan fisika pada urutan “tengah-tengah” yang paliang dia sukai. S9 mengatakan bahwa dia senang terhadap fisika yang berhubungan dengan praktek dalam pembelajaran fisika. Selanjutnya dia mengatakan bahwa dia tertarik dengan fisika seperti yang dicontohkan oleh peneliti saat melakukan penelitian di sekolahnya. Ini menunjukkan bahwa S9 tidak suka membaca teori-teori dan rumus-rumus yang dia anggap sulit, sebaliknya dia menyukai fenomena fisika yang dapat dilihat atau dilakukan secara langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Dari kutipan wawancara 27, S10 secara tegas mengatakan bahwa dia sedikit menyukai fisika. Hal yang membuat dia tidak menyukai fisika adalah jika menemukan kesulitan dalam belajar fisika, seperti kesulitan dalam penggunaan rumus fisika sehingga membuat dia kesulitan untuk memahami materi. Sebaliknya, S10 mengatakan jika dia dapat memahami materi fisika yang sedang dipelajari, maka dia menjadi tertarik untuk mempelajarinya lebih lanjut. S8 dan S10 memiliki persamaan, yaitu saat menemukan kesulitan dalam belajar fisika maka kedua subjek tersebut menjadi tidak tertarik untuk belajar fisika. S9 dan S10 juga memiliki persamaan, yaitu mereka sama-sama memiliki sedikit ketertarikan dengan fisika asal memenuhi suatu syarat atau kondisi tertentu. Alasan lain yang membuat subjek tidak tertarik terhadap fisika yang muncul dari hasil wawancara terhadap subjek yang menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika adalah karena faktor guru. Ini terjadi pada S9 dan S10 yang merupakan siswa-siswi SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
Berikut kutipan wawancara dengan S9 : Kutipan wawancara 28 P : Waktu kelas 1 dulu gimana, kamu sama fisika? S9 : Karena gurunya itu beda sama yg sekarang karena sekarang
lebih
memperhatikan
kalau
dulu
didiamkan saja itu lo, kelasnya juga rame… menjelaskan nda sampai 10 menit, keluar gitu… jadi gak berminat saya itu… (peneliti menangkap maksudnya adalah faktor guru)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
P : Faktor guru ya…kalau dari pelajarannya sendiri bagaimana? S9 : Kalau pelajaran itu saya mau, tapi gurunya itu yang anu… (S9 tidak melanjutkan kalimatnya) Berikut kutipan wawancara dengan S10 : Kutipan wawancara 29 P : Waktu kelas 1 itu masih sempat senang?? S10 : Kalau kelas 1 itu karena gurunya juga itu lo, gurunya itu kayak ngejelasinnya seperlunya aja, kayak yang mau diliat-liatin aja itu lo..
S9 mengatakan bahwa guru fisika saat dia kelas VII menurutnya kurang dapat mengendalikan kelas, sehingga suasana di dalam kelas jadi ramai. Hal ini membuat dia tidak berminat untuk belajar fisika. Selain itu guru hanya sedikit menjelaskan tentang materi seperti halnya yang dikatakan oleh S10. S10 menggunakan istilah “menjelaskan seperlunya”, artinya bahwa guru kurang menjelaskan materi. Dari pernyataan kedua subyek tersebut maka dapat dikatakan bahwa faktor guru mempengaruhi peserta didik menjadi tidak berminat terhadap fisika.
iii.
Tanggapan terhadap tugas Hal lain yang berkaitan dengan motivasi belajar fisika
adalah tanggapan subjek terkait tugas yang diberikan oleh guru. S7 secara tegas mengatakan bahwa dia tidak senang saat guru memberikan tugas fisika. S9 mengatakan bahwa saat diberikan tugas oleh guru dia tidak langsung mengerjakan tetapi menunggu teman lain mengerjakan tugas tersebut dan dia meniru jawaban tugas dari temannya yang sudah mengerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Berbeda
dengan
kedua
subjek
sebelumnya,
S10
menanggapi tugas yang diberikan oleh guru dengan langsung mengerjakannya.
Berikut kutipan wawancara dengan S7 : Kutipan wawancara 30 P : Kalau misalnya dikasi tugas sama guru gitu kamu? S7 : Malas sebenarnya ( volume suara kecil) Berikut kutipan wawancara dengan S9 : Kutipan wawancara 31 P : Kalau ada tugas bagaimana? S9 : Saya itu nunggu teman aja, ini caranya gimana, nanti kan gurunya kan gak tau kalau sama ini sama itu nyontoh atau enggak, nanti baru ditanya caranya gini itu dapatnya darimana gitu… P : Kamu ngerjainnya kapan? S9 :Belum, nanti kalau udah ada yang ngerjain baru…pengennya sih ya segera mendapatkan tapi ya belum bisa, nunggu temen…
Berikut kutipan wawancara dengan S10 : Kutipan wawancara 32 P : Kalau misalnya dikasi tugas sama guru ni, S10 : Yoo langsung tak garap, aku soalnya gak suka PR numpuk-numpuk…kalau aku bisa garap tak garap kalau gak bisa ya yang lain dulu… P : Itu kapan? Pulang sekolah atau? S10 : Paling malam tak lihat dulu to PR nya apa ja yang buat besok, terus untuk yang besoknya lagi, kalau sempat tak garap hari itu ya aku garap hari itu…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Dari kutipan wawancara 30 dan 31 dapat dikatakan bahwa S7 dan S9 tidak tertarik untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. S7 secara tegas mengatakan bahwa dia “malas” saat diberi tugas oleh guru. S9 mengatakan bahwa dia tidak mengerjakan tugas secara mandiri, melainkan meniru pekerjaan teman lain.
Ini menunjukkan bahwa S9 tidak tertarik untuk
mengerti maksud dari pemberian tugas tersebut sehingga menyerahkannya pada teman-temannya yang lain. Ketiga subjek terakhir
mengindikasikan
bahwa
peserta
didik
yang
menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika tidak tertarik untuk mengerjakan tugas fisika yang diberikan oleh guru. Sedangkan S10 memberikan tanggapan yang berbeda. Saat diberikan tugas oleh guru dia langsung mengerjakan tugas-tugas tersebut.
Ini
menunjukkan
bahwa
peserta
didik
yang
menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika dapat dengan segera mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
b) Konteks strategi i.
Cara belajar Tidak terlihat adanya suatu karakter yang cenderung
muncul
dalam
hasil
wawancara.
Setiap
subjek
yang
menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika memiliki pernyataan sendiri saat ditanyakan tentang cara belajar mereka. Berikut kutipan wawancara terhadap S7, S8, S9, dan S10 terkait cara belajar fisika. Berikut kutipan wawancara dengan S7 : Kutipan wawancara 33 P : Aku mau tanya pas ulangan gitu, kamu punya strategi belajar fisika gak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
S7 : Aku sih, anu.. gak persis sama yang di catatan, jadi kalau misalnya Hukum Newton I itu kalau gaya yang diberikan nol apa gitu kan… cuman anu aja yang penting ngerti.
Berikut kutipan wawancara dengan S8 : Kutipan wawancara 34 P : O iya, ya.. trus,, cara kamu belajar fisika di rumah itu bagaimana? S8 : Gimana ya..ya kalau belajar tu ngapalinnya tu sambil ditulis gak dibayangin gitu lah… trus yang diambil pokok-pokoknya aja
Berikut kutipan wawancara dengan S9 : Kutipan wawancara 35 P : Cara kamu belajar fisika tadi di rumah bagaimana? S7 : ee..soal yang udah ada jawabannya, ada caranya ada rumusnya saya coba ngerjain lagi diulangin soal yang berbeda nanti diliat sama atau enggak, gitu…
Berikut kutipan wawancara dengan S10 : Kutipan wawancara 36 P : Nah, itu bisa ceritakan gak gimana kamu belajar? S10 : Ya cuma mempelajari lewat buku itu tok, gak ada usaha apa-apa. Kecuali kalau ada tugas, kalo misalnya laporan praktikum itu aku sampai nyarinyari lewat internet…kayak ruus-rumusnya juga. P
:Model
kamu
belajarnya
bagaimana?
Apakah
menghapal? Tulis-tulis rumus? Atau bagaimana? S10 : Tulis-tulis rumus…gak pernah ngapalin sih, karena emang agak gak suka, gak pernah ngapal-ngapalin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Cuma tak baca-baca aja. Jarang aku tu belajar fisika…
S7 dan S8 mengatakan bahwa mereka mempelajari fisika sebatas yang mereka perlukan. S7 menggunakan kalimat “yang penting ngerti” menunjukkan bahwa saat dia mengerti tentang materi yang dipelajari maka usaha yang dia lakukan cukup sampai disitu. Sedangkan S8 menggunakan istilah mengerti “pokok-pokoknya aja” menunjukkan dia tidak perlu untuk mempelajari fisika lebih mendalam. S10 mengatakan bahwa dia tidak melakukan usaha apa-apa dalam belajar fisika kecuali membaca buku. Selanjutnya, S10 mengatakan bahwa dia jarang belajar fisika menunjukkan fisika bukanlah mata pelajaran yang memiliki porsi besar untuk dipelajari. Ketiga subjek tersebut sama-sama menunjukkan bahwa mata pelajaran fisika bukan merupakan mata pelajaran yang penting untuk mereka pahami lebih dalam. S9 menjelaskan cara dia belajar fisika adalah dengan mengerjakan soal yang jawaban dan analisisnya sudah tersedia. Dia mengerjakan soal tersebut tanpa melihat jawaban dan analisis
yang sudah tersedia, kemudian setelah selesai
mengerjakan
kemudian
dia
mencocokkan
jawaban
dan
analisisnya dengan jawaban dan analisis yang sudah tersedia. Dari keempat subyek tersebut hanya S9 yang menggunakan cara belajar fisika dengan mengerjakan soal. Soal yang dia kerjakan juga sudah memiliki jawaban dan analisis sehingga dapat dikatakan bahwa S9 mengulang mengerjakan soal yang sudah pernah dibahas di kelas ataupun pada buku pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
ii.
Teman belajar Dari 4 subjek yang menggunakan pendekatan permukaan
dalam belajar fisika, 3 subjek memberikan informasi tentang cara belajar yang mereka senangi, apakah belajar mandiri atau belajar bersama orang lain. Berikut kutipan wawancara terhadap ketiga subjek.
Berikut kutipan wawancara dengan S7 : Kutipan wawancara 37 P
: Kamu lebih suka belajar mandiri atau belajar kelompok?
S7 : Kelompok, tergantung sih kalau di rumah belajar sendiri tapi kalau di kelas pengennya belajar kelompok
Berikut kutipan wawancara dengan S8 : Kutipan wawancara 38 P : Kalau di kelas kamu belajar fisika kayak mana? S8 : Biasanya sama temen-temen Berikut kutipan wawancara dengan S9 : Kutipan wawancara 39 P : Cara kamu belajar fisika bagaimana? S9 : Kalau belajar itukan belum pernah sih belajar sendiri tapi tetangga saya itu sama kayak masnya itu jurusan fisika, katanya gampang tapi belajarnya itu lo susah, jadi saya belajarnya sama dia, dong nya itu ya dikit itu lo..ini rumusnya ini, caranya ni, tapi besok ya lupa gitu caranya…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Dari kutipan wawancara 37, 38, dan 39, dapat dikatakan bahwa ketiga subjek tidak belajar secara mandiri dalam belajar fisika. S7 dan S8 lebih memilih untuk belajar bersama temantemannya di sekolah. Sedangkan S9 memilih untuk belajar dengan tetangganya yang merupakan seorang mahasiswa jurusan fisika.
Dari hasil wawancara terhadap subjek yang menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika diketahui bahwa untuk urutan mata pelajaran yang disukai, 2 subjek menempatkan fisika pada urutan kedua terakhir, 1 subjek menempatkan fisika pada urutan “tengah-tengah”, yaitu sekitar urutan 8 sampai 12, dan 1 subjek menempatkan fisika pada urutan keempat terakhir. Alasan mereka tidak tertarik terhadap fisika antara lain adalah karena
menemukan
kesulitan
dalam
belajar
fisika
yang
dikemukakan oleh 2 subjek. Alasan kedua mereka tidak tertarik adalah karena faktor guru yang dikemukakan oleh 2 subjek. Alasan lain yang didapatkan oleh peneliti dari S8 adalah bahwa dia kurang berminat terhadap semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolahnya. Berkaitan dengan tanggapan terhadap tugas, 2 subjek memberikan tanggapan yang negatif terhadap tugas yang diberikan. Satu subjek tidak menunjukkan tanggapan yang positif tetapi dia dapat dengan segera mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Berkaitan dengan strategi belajar, yaitu cara belajar, 1 subjek belajar dengan mengerjakan soal yang sudah memiliki analisis jawaban. Cara belajar yang lain adalah dengan menulis rumus seperti yang dikemukakan oleh S8 dan S10. Satu subjek mengakui bahwa dia jarang belajar fisika di rumah. Berkaitan dengan teman belajar, 3 dari 4 subjek mengatakan bahwa mereka lebih memilih untuk belajar dalam kelompok atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
bersama orang lain. Satu subjek lain tidak memberikan keterangan berkaitan dengan teman belajar.
C. Pembahasan Hasil Wawancara 1. Konteks motivasi Perbedaan antara subjek yang menggunakan pendekatan mendalam dan subjek yang menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika untuk konteks motivasi terletak pada urutan kesukaan mata pelajaran fisika. Subjek yang menggunakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika menempatkan mata pelajaran fisika pada urutan atas untuk mata pelajaran yang mereka sukai yang berarti bahwa mereka semua berminat terhadap fisika. Sedangkan 4 subjek yang menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika kurang berminat terhadap fisika.
Ini
ditunjukkan dari hasil wawancara bahwa urutan terbaik untuk urutan mata pelajaran fisika adalah sekitar pada urutan 11 dari 20 mata pelajaran yang dipelajari. Alasan pertama dan terbanyak yang dikemukakan subjek yang menggunakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika sehingga berminat terhadap fisika adalah rasa ingin tahu terhadap persoalan fisika. Rasa ingin tahu membuat peserta didik menjadi penasaran dan hal ini membuat mereka menjadi berminat untuk belajar fisika. Alasan kedua yang dikemukakan subjek yang menggunakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika adalah faktor guru, diantaranya guru yang humoris dan guru yang dapat menyampaikan materi dengan baik sehingga materi pelajaran dapat diterima dengan baik oleh peserta didiknya. Alasan ketiga adalah ketertarikan dalam mengerjakan soal-soal fisika. Ketertarikan ini muncul dalam diri peserta didik karena merasa tertantang untuk meengerjakan soal-soal fisika. Alasan lain yang dikemukakan subjek antara lain adalah melihat adanya keterkaitan antara hobinya dengan fisika dan pengalaman pribadi subjek yang membuat dia tertarik terhadap fisika untuk pertama kalinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Masih banyak alasan lain yang menyebabkan seseorang tertarik terhadap fisika. Jika ingin menggali lebih banyak lagi terhadap narasumber lain yang menggunakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika maka akan diperoleh alasan-alasan lain yang menyebabkan ketertarikan peserta didik terhadap fisika. Dari analisis yang sudah dilakukan, alasan yang cukup banyak dikemukakan terkait ketertarikan peserta didik terhadap fisika adalah karena rasa ingin tahu terhadap persoalan-persoalan fisika. Peserta didik yang menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika memiliki alasan-alasan mengapa mereka menjadi kurang berminat terhadap fisika. Alasan-alasan tersebut antara lain, peserta didik menemukan kesulitan dalam belajar fisika, minat belajar yang kurang untuk semua mata pelajaran, dan faktor guru. Kesulitan dalam belajar fisika maksudnya adalah peserta didik kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan terkait dengan teori-teori dan rumus-rumus fisika yang diberikan. Ada perbedaan antara subjek yang menggunakan pendekatan mendalam dan subjek yang menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika terkait alasan mereka berminat atau tidak berminat terhadap fisika. Perbedaan itu terletak pada saat kedua subjek menemukan kesulitan dalam belajar fisika. Dari kutipan wawancara 12, subjek yang menggunakan pendekatan mendalam menjadi berminat pada fisika karena menemukan kesulitan dalam belajar fisika dimana kesulitan tersebut dijadikan sebagai motivasi belajar. Sedangkan dari kutipan wawancara 25, kesulitan belajar menjadi penyebab subjek yang menggunakan pendekatan permukaan menjadi tidak berminat pada fisika. Dengan alasan yang sama, peserta didik dapat menjadi berminat terhadap fisika atau tidak berminat terhadap fisika. Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh faktor personal, yaitu conception of learning peserta didik yang berbeda. Faktor guru juga menjadi alasan yang membuat subjek dapat menjadi berminat terhadap fisika atau tidak berminat terhadap fisika. Sosok guru fisika yang humoris dan dapat menyampaikan materi pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
dengan baik dapat membangkitkan minat peserta didik terhadap fisika. Sedangkan sosok guru yang tidak dapat mengendalikan kelas dan kurang dapat menyampaikan materi dengan baik dapat membuat peserta didik menjadi tidak berminat terhadap fisika. Faktor guru merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik atau luar personal peserta didik. Subjek yang menggunakan pendekatan permukaan ternyata tidak sepenuhnya tidak berminat terhadap fisika. Ada subjek yang menyukai fisika tetapi harus memenuhi kondisi atau syarat tertentu, misalnya mereka senang mempelajari fisika yang berhubungan dengan praktek keseharian
tanpa
persamaan-persamaan
yang
mereka
anggap
membingunkan. Artinya mereka tidak melihat fisika secara utuh dimana persamaan-persamaan dalam fisika juga merupakan bagian dari fisika. Berbeda dengan subjek yang menggunakan pendekatan mendalam yang menyukai fisika tanpa harus memenuhi syarat atau kondisi tertentu. Tanggapan subjek yang menggunakan pendekatan mendalam terkait tugas yang diberikan oleh guru atau dosen tidak menunjukkan adanya tanggapan yang negatif. Tugas yang diberikan dipandang sebagai tanggung jawab dan bukan merupakan beban seperti yang dikatakan oleh S4 pada kutipan wawancara 13. Tanggapan yang baik terhadap tugas yang diberikan oleh guru atau dosen dapat dipengaruhi oleh faktor personal individu. Peserta didik yang melihat arti pentingnya belajar dari tugas yang diberikan akan memberikan tanggapan yang baik terhadap tugas yang diberikan. Tanggapan subjek yang menggunakan pendekatan permukaan terkait tugas yang diberikan oleh guru menunjukkan adanya tanggapan yang negatif. S9 mempercayakan pengerjaan tugas oleh teman-temannya yang lain. Ada indikasi S9 memiliki locus of control eksternal, yaitu merujuk pada siswa yang lebih mempercayai orang lain dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dari pada mengerjakannya secara mandiri. Hal ini juga menunjukkan bahwa S9 tidak tertarik untuk memahami secara mendalam materi pelajaran fisika yang diberikan melalui tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
2. Konteks Strategi Cara belajar fisika dengan mengerjakan soal-soal latihan merupakan cara yang cukup banyak dilakukan oleh subjek yang menggunakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika. Hal ini menunjukkan bahwa mereka merasa belajar fisika dengan mengerjakan soal adalah efektif untuk memahami materi. S4 menjelaskan cara mengerjakan soal latihan fisika adalah dengan menggambar atau membuat ilustrasi kejadian tentang persoalan yang ditanyakan. Hal tersebut, menurutnya akan mempermudah dalam pengerjaan soal. Cara belajar fisika yang cukup banyak dilakukan selanjutnya adalah membaca rumus. Fisika memang tidak lepas dari persoalan yang pemecahannya menggunakan rumus-rumus atau persamaan-persamaan. Tidak heran peserta didik merasa perlu untuk membaca rumus-rumus terlebih saat mereka mengerjakan soal-soal fisika. Strategi lain yang dilakukan oleh subjek yang menggunakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika adalah mencatat rumus, menghapal rumus, membuat soal secara mandiri dan menganalisisnya secara mandiri pula. Subjek yang menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika kurang menunjukkan adanya semangat dalam belajar. Mereka memberikan keterangan yang menunjukkan bahwa mereka tidak mempelajari fisika secara mendalam, seperti kalimat “yang penting mengerti”, dan “mempelajari pokok-pokoknya saja”. Mereka mengakui bahwa mereka jarang belajar fisika dan ketika mereka belajar, yang dilakukan adalah menulis rumus-rumus atau persamaan-persamaan tanpa berniat untuk menghapalnya dan mengerjakan soal-soal yang sudah memiliki pembahasan. Perbedaan yang terlihat antara subjek yang menggunakan pendekatan mendalam dan subjek yang menggunakan pendekatan permukaan terkait cara belajar adalah variasi cara belajar untuk satu subjek. Seorang peserta didik yang menggunakan pendekatan mendalam akan belajar dengan lebih dari satu cara belajar. Misalnya S4 belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
dengan cara menulis rumus-rumus, mengerjakan soal, dan membaca kembali persamaan-persamaan yang sekiranya digunakan dalam persoalan. Membaca dilakukan S4 saat dia tidak ingat rumus yang digunakan sehingga dapat dikatakan bahwa S4 mau berusaha untuk mencari cara belajar lain saat menemukan kesulitan dalam memecahkan soal-soal latihan fisika. Sedangkan peserta didik yang menggunakan pendekatan permukaan memiliki cara belajar yang kurang variatif. Misalnya S10 belajar fisika dengan menulis rumus-rumus tanpa mencoba mengerjakan soal latihan karena S10 juga mengakui bahwa dia jarang belajar fisika. Dalam penelitian ini, satu subjek yang menggunakan pendekatan permukaan hanya menampilkan satu macam cara belajar. Beberapa peserta didik yang menggunakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika lebih memilih belajar sendiri atau mandiri daripada belajar dalam kelompok ataupun bersama orang lain. Mereka menyatakan bahwa dengan belajar sendiri mereka lebih mudah menentukan lamanya waktu belajar sesuai keinginan mereka, lebih dapat berkonsenterasi pada materi yang ingin dipelajari, dan merasa nyaman karena jika belajar dalam kelompok
terkadang teman
yang lebih
mengerti
enggan
untuk
menjelaskannya kepada mereka. Tiga subjek yang menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika lebih memilih belajar dalam kelompok atau belajar bersama orang
lain.
Tanpa
bermaksud
menggeneralisasi
suatu
kelompok
pendekatan, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh kepercayaan diri peserta didik dalam memahami materi ajar. Peserta didik yang berani untuk memilih belajar secara mandiri menunjukkan bahwa dia percaya akan kemampuannya dalam memahami materi belajar. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa memilih untuk belajar dalam kelompok dirasakan akan lebih dapat memperkaya pengetahuan dan cara pandang peserta didik dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil wawancara dan analisis wawancara terhadap subjek yang menggunakan pendekatan mendalam dan pendekatan permukaan dalam belajar fisika, diperoleh beberapa kesimpulan terkait karakteristik peserta didik yang menggunakan dua pendekatan belajar tersebut. Karakteristik peserta didik yang menggunakan pendekatan mendalam dalam belajar fisika antara lain sebagai berikut : 1. Peserta didik berminat terhadap fisika. 2. Peserta didik berminat terhadap fisika karena rasa ingin tahu terhadap persoalan fisika, faktor guru yang humoris dan dapat menyampaikan
materi
dengan
baik,
ketertarikan
dalam
mengerjakan soal-soal fisika, peserta didik melihat adanya keterkaitan antara hobinya dengan fisika, dan pengalaman pribadi peserta didik yang membuat dia tertarik terhadap fisika untuk pertama kalinya. 3. Peserta didik tidak merasa terbebani dengan tugas. Tugas yang diberikan
dipandang
sebagai
tanggung
jawab
dan
bukan
merupakan beban. 4. Cara belajar peserta didik cukup variatif untuk satu peserta didik. Cara belajar peserta didik antara lain : mengerjakan soal latihan, membaca rumus, mencatat rumus, menghapal rumus, membuat soal secara mandiri kemudian menganalisisnya secara mandiri. Mengerjakan soal latihan adalah cara belajar terfavorit bagi peserta didik. 5. Peserta didik cenderung lebih memilih belajar secara mandiri atau sendiri karena dengan belajar sendiri, mereka lebih mudah
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
menentukan lamanya waktu belajar sesuai keinginan mereka, lebih dapat berkonsenterasi pada materi yang ingin dipelajari, dan merasa nyaman.
Karakteristik peserta didik yang menggunakan pendekatan permukaan dalam belajar fisika antara lain sebagai berikut : 1. Peserta didik kurang berminat terhadap fisika. 2. Peserta didik kurang berminat terhadap fisika karena menemukan kesulitan dalam belajar fisika, minat belajar yang kurang untuk semua mata pelajaran, dan faktor guru yang kurang dapat mengendalikan kelas dan kurang dapat menyampaikan materi dengan baik. 3. Peserta didik memberikan tanggapan negatif terhadap tugas, sehingga mereka merasa enggan untuk mengerjakannya, tugas dipercayakan kepada teman lain untuk mengerjakannya atau dengan kata lain memiliki locus of control eksternal. 4. Cara belajar peserta didik kurang variatif untuk satu peserta didik. Cara belajar peserta didik antara lain : menulis rumus tanpa menghapal
dan
mengerjakan
soal
yang
sudah
memiliki
pembahasan. Peserta didik mengakui bahwa mereka jarang untuk belajar fisika. 5. Peserta didik cenderung lebih memilih belajar secara berkelompok atau bersama orang lain.
B. Saran Keterbatasan penelitian ini adalah bahwa penelitian tidak mengkaji hubungan antara pendekatan belajar peserta didik terhadap hasil belajar (learning outcome). Ini dapat menjadi bahan atau topik penelitian yang dapat diteliti sehingga kedepannya dapat dikembangkan penelitian untuk mendalami hubungan antara pendekatan belajar peserta didik dengan prestasi belajar atau pencapaian pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
DAFTAR PUSTAKA
Adelina, Ira. 2009. Studi Deskriptif Mengenai Learning Approach pada Mahasiswa yang Sedang Mengambil Mata Kuliah PPLK di Universitas Kristen Maranatha Bandung. Bandung : Universitas Kristen Maranatha Biggs, J.B., Kember, D. & Leung, D.Y.P. 2001. The Revised Two-Factor Study Process Questionnaire : R-SPQ-2F. British Journal of Educational Psychology, 71, 133-149. Biggs, J.B. & Moore, P.J.. 1993. Process of Learning. Australia : Prentice Hall Cassidy, Simon. 2004. Learning Styles : An Overview of Theories, Models, and Measures. Educational Psychology, Vol.24, No.4, 419-444. Chaplin, J.P.. 1972. Dictionary of Psychology. Fifth Printing. New York : Dell Publising Co. Inc. Chutbert, P.F.. 2005. The Student Learning Peocess : Learning Styles or Learning Approaches? . Teaching in Higher Education,Vol. 10 No. 2, 235-249. Chyun, L.T.. 2007. Hubungan Antara Pendekatan Pengajaran Guru dengan Pendekatan Pembelajaran Pelajar Mata Pelajaran Kimia Tingkat Empat (Desertasi). Malaysia : Universitas Teknologi Malaysia. Entwistle, Noel. 2000. Promoting Deep Learning Through Teaching and Assessment : Conceptual Frameworks and Educational Context (paper pada presentasi TLRP Conference). Leicester : University of Edinburgh. Gijbels, D., Van de Watering, G., Dochy, F. & Van den Bossche, P..2005. The Relationship Between Student’s Approaches to Learning and The Assessment of Learning Outcomes. Europan Journal of Psychology of Education, Vol.XX, no 4, 327-341.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Marton, F. & Saljo, R.. 1984. The Experience of Learning : Approach to Learning. Edinburgh : Scottish Academic Press. Purwanti, Margaretha. 2008. Gambaran Pendekatan Belajar Mahasiswa Perguruan Tinggi di Jakarta. Manahasa, Vol. 2, No. 2, 165-180. Ramsden, Paul. 1992. Learning to Teach in Higher Education. London : Routledge. Richardson, J.T.E.. 2000. Researching Student Learning : Approaches to Studying in Campus-Based and Distance Education. Philadelphia : SRHE & Open University Press. Richardson, J.T.E. 2005. Students’ Approaches to Learning and Teachers’ Approaches to Teaching in Higher Education. Educational Psychology, Vol. 25, No. 6, pp.673-680. Suparno, Paul. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
LAMPIRAN 1 Surat Pengantar dari Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
LAMPIRAN 2 Surat Ijin Penelitian/Skripsi/Observasi dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
LAMPIRAN 3 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
LAMPIRAN 4 The Revised Two Factor Study Process Questionnaire (R-SPQ-2F)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Revised Study Process Questionnaire (R-SPQ-2F)
Data Diri Siswa/Mahasiswa
Nama Lengkap
: …………………………………….
Nama Sekolah/Universitas
: …………………………………….
Jenjang Pendidikan (Lingkari)
: SMP / SMA / Perguruan Tinggi
Petunjuk:
Pilihlah jawaban sesuai dengan keadaan diri Anda.
Lingkari salah satu nomor jawaban saja.
Semua item berkaitan dengan mata pelajaran/kuliah fisika
Nomor-nomor jawaban memiliki arti sebagai berikut :
1 : Tidak pernah atau jarang 2 : Kadang-kadang benar 3 : Sebagian benar 4 : Benar atau biasanya benar 5 : Selalu atau hampir selalu benar
Jangan terlalu lama untuk memikirkan jawabannya, respon Anda yang pertama merupakan jawaban terbaik
Terima kasih banyak atas partisipasi Anda dalam mengisi kuesioner ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
No.
Item
1
Saya merasa belajar fisika memberikan kepuasan yang tinggi bagi saya.
2
Tidak pernah --Selalu 1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Agar dapat membuat kesimpulan sendiri yang memuaskan saya merasa perlu untuk mengerjakan latihan dalam satu topik.
3
Sasaran saya adalah mencapai nilai yang baik dalam ulangan/ujian fisika dengan melakukan usaha yang sesedikit mungkin.
4
Saya hanya belajar fisika dengan serius mengenai materi yang diberikan dalam kelas/mata pelajaran fisika.
5
Saya merasa bahwa semua topik fisika akan menjadi menarik ketika saya mulai mempelajarinya.
6
Saya menemukan bahwa kebanyakan topik baru dalam fisika adalah menarik dan seringkali menghabiskan waktu tambahan untuk lebih mengerti topik tersebut.
7
Saya merasa belajar fiska tidaklah sangat menarik sehingga saya melakukan sesedikit mungkin usaha untuk mempelajarinya.
8
Saya belajar fisika dengan hapalan, menghapalnya berulang-ulang sehingga saya dapat mengingatnya meskipun saya tidak memahaminya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
9
Saya menemukan bahwa belajar fisika dalam suatu waktu dapat menarik, sama menariknya ketika saya membaca novel atau menonton
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
sebuah film. 10
Saya mengetes diri saya sendiri tentang topik fisika yang penting, sehingga saya benar-benar memahaminya.
11
Saya dapati bahwa saya dapat lebih berhasil dalam fisika bila saya menghapal bagian-bagian penting daripada mencoba untuk memahaminya.
12
Umumnya saya membatasi belajar fisika pada apa yang sudah ditentukan dan saya merasa tidak perlu untuk melakukan belajar tambahan.
13
Saya belajar fisika dengan tekun karena menurut saya topik fisika adalah menarik.
14
Saya menghabiskan banyak waktu luang saya untuk mengetahui lebih banyak tentang topik fisika yang telah didiskusikan dalam kelas.
15
Saya menemukan bahwa mempelajari topik fisika secara mendalam adalah tidak membantu, malah membingungkan dan membuang banyak waktu, yang terpenting adalah lulus dengan mempelajari beberapa topik.
16
Saya percaya bahwa dosen tidak mengharapkan mahasiswa untuk menghabiskan waktu mempelajari topik yang tidak akan diuji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
17
Saya masuk kelas/mata pelajaran fisika hampir selalu dengan membawa pertanyaan tentang
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
fisika yang jawabannya ingin saya peroleh. 18
Saya membaca buku-buku yang dianjurkan oleh dosen.
19
Saya merasa tak ada maknanya mempelajari bahan atau topik yang tidak akan diuji dalam ulangan/ujian.
20
Menurut saya cara terbaik untuk lulus dalam ulangan/ujian fisika adalah mencoba mengingat jawaban dari soal yang mungkin diujikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
LAMPIRAN 5 Transkrip Hasil Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Transkrip Hasil Wawancara Narasumber : Evelina Ayu Kristianti (pendekatan permukaan) SMP JB Pewawancara Oke, nama panggilan kamu siapa? Pertanyaan pertama ni, untuk pelajaran fisika berada di urutan berapa yang paling kamu suka? Hampir terakhir? Nomor 2 terakhir? Atau? Trus pelajaran yang paling menarik apa? Alasannya? Kok fisika gak menarik? Hmmm…Cita-cita kamu apa sih? Kira-kira kalau kamu kuliah nanti ambil jurusan apa? Kalau dikasi tugas ni sama Pak Raharjo, itu gimana? Apakah langsung dikerjakan? Oo jadi kalau matapelajaran fisika hari ini kemarin dikerjakannya? Kamu belajar fisika bareng teman atau? Kalau kamu misalnya ngalami kesulitan belajar fisika di kelas, strategi kamu bagaimana? Seberapa sering? Aku mau tanya pas ulangan gitu, kamu punya strategi belajar fisika gak? Oo yang penting ngerti, kan biasanya ada yang perlu dihapal-hapal gitu? Kamu punya waktu luang buat belajar fisika gak? Kalau misalnya dikasi tugas sama guru gitu kamu
Jawaban siswa Elin Hampir terakhir, hehe
(mengangguk) Nomor dua dari bawah Mata pelajaran? Hmm.. Sejarah Soalnya kalau sejarah itu nggak ngebosenin Susah mas.. Cita-citaku? Pengen jadi novelis Aku bingung e, antara komunikasi sama HI Satu hari sebelum mata pelajaran fisika (tertawa kecil)
He emm
sendiri Tanya sama Pak Raharjo pas jam pelajaran itu
(berpikir)…jarang (tertawa kecil) Aku sih, anu.. gak persis sama yang di catatan, jadi kalau misalnya Hukum Newton I itu kalau gaya yang diberikan nol apa gitu kan… cuman anu aja yang penting ngerti. He emm..kayak Hukum I Newton seperti tadi, itu aku cuman intinya doang yang dipelajari. Iya, semalam sebelum jadwal mata pelajaran fisika itu Malas sebenarnya ( volume suara kecil)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
rasanya gimana? Kamu lebih suka belajar mandiri atau belajar kelompok? Biar lebih ngerti yah? Kamu ikut les gak? Tapi ada niat gak? Oo iya… Kamu lebih suka menghitung-hitung atau menghapal? Berarti matematika juga kurang suka? Kalau di fisika ya,kamu pernah gak menemukan fisika itu menarik? Itu materi tentang? O ya kenapa itu menarik? Oo rumusnya gampang diinget ya… Kalau jam istirahat gitu pernah gak tanya-tanya Pak Raharjo?
Kelompok, tergantung sih kalau di rumah belajar sendiri tapi kalau di kelas pengennya belajar kelompok He emm Kalau les pelajaran sih enggak …… ada, kelas 9 menghapal
Tergantung pelajarannya juga sih, kalau kayak aljabar gitu aku suka Pernah sekali, waktu kelas 7
Itu lo apa namanya, apa sih yang delta T, pertambahan suhu, gitu-gitu.. Enak aja, itu apa namanya, rumusnya gampang diinget. iya Gak pernah
Narasumber : Yustinus Wijanarko (pendekatan mendalam) SMP JB Pewawancara Nama panggilanmu siapa? Panggilan? Oke pertanyaan pertama ni,menurut kamu mata pelajaran fisika itu diurutan keberpa yang paling disukai? Tiga yah? Pertamanya apa? Olahraga ya, berarti senang main bola gitu.. Kenapa kamu senang olahraga? Trus fisika kenapa ada di urutan ke 3? Berarti kan
Jawaban siswa Yustinus Wijanarko Oo Yusta Urutan ke ….(berpikir)… tiga
Pertama tu… olahraga Iya Ya karena apa, seru, melatih eee… kepandaian dalam bermain permainan itu Hmmm….fisika itu kan terjadi di kehidupan sehari-hari, ya kita bila perlu mempelajarinya agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
lumayan suka yah? Berarti tiap ada mata pelajaran fisika masuk terus ya? Boleh tau gak cita-cita kamu apa? Pengen kayak Ponaryo Astaman gitu ya? hehe Okee.. kalau misalnya dikasi tugas sama Pak Raharjo, itu piye? Apakah langsung dikerjain atau? Oo gitu ya.. Kenapa kok kamu senang fisika gitu? Oke..oke.. kalau misalnya kamu kesulitan belajar ni apa yang kamu lakukan? Oo gitu, biasanya tanya guru itu kapan?jam istirahat atau? Kalau jam istirahat pernah gak tanya Pak Raharjo? Apa, galak ya gurunya? Tapi enak? Nilai kamu kalau fisika gimana? Nilai kamu yang paling tinggi apa? Oo berarti kamu atlit yo? Oke… kemarin kan habis ulangan tu, gimana strategi kamu dalam belajar? oo.. latihan-latihan soal itu juga? Biasanya kamu belajar gak di rumah? Kalau untuk fisika sendiri ada waktunya gak? Oo ya, tapi sering ya? Kamu ikut les gak di luar? Tapi pengen gak ikut? Kamu ikut ekstra? Ekstra?
di kehidupan sehari-hari itu bisa mengerti segala hal Iya
Kalo sebenarnya cita-citaku tu jadi pemain bola Iya, hahahaha Aahh.. yaa, pengen ngerjain, usaha sendiri, biar pada saat ulangan bisa mengerjakan soal yang sama gitu.. He emm.. Pelajarannya kan, hmm melatih otak biar bisa mengerjakan itu semua Kadang-kadang tanya teman yang lebih bisa gitu, kalau gak bisa ya tanya gurunya Saat pelajaran itu juga Enggak nggak Ya enak Nilai, ya lumayanlah Paling tinggi, olahraga itu… Iyo hehe Ya, kan.. dikasi kisi-kisi sama Pak Raharjo trus saya ulangi lagi jawaban-jawaban itu semua Kalau latihan soal cuma tiga yang Hukum Newton itu.. Ya belajar Kalau gitu enggak, ya ada tapi diseling Ya lumayanlah.. Enggak Kalau jamnya sampai sore ya, soalnya semuanya ini sampai jam 2, jam 3… Apa? Iya ada…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Apa itu?olahraga? Futsal? Ada tim berarti yo, yo kapan-kapan tanding sama tim ku…hehe Trus mata pelajaran yang paling kamu gak suka apa? oo.. iya, sama sih aku juga dulu gak suka PKN, ngapalngapalnya juga toh? Guru yang paling enak guru apa? Oke oke.. kamu pernah gak menemukan materi fisika itu menarik? Tentang apa itu? Itu ngitung-ngitung atau gimana?
Iya..hehe.. futsal Haha..
Paling gak suka….(berpikir)… PKN, gurunya juga gak enak gitu.. Iya hehehe… banyak
Guru paling enak itu………(berpikir lama)… Pendidikan Agama Pernah..
aa.. kelas 7, apa ya… lupa, pernah kok Ya ada yang pake cara-cara, apa yo…lupa saya..
Narasumber : Annya Kinanti (pendekatan permukaan ) SMP JB Pewawancara Oke, nama panggilan kamu siapa? Pertanyaan pertama ni, untuk pelajaran fisika itu ada di urutan berapa yang paling kamu suka? alasannya? Gak enak itu maksudnya gimana? Itu maksudnya ngerjain soal atau? He em, trus mata pelajaran yang paling kamu suka apa? Ya.. yang paling seneng atau lumayan gitu O iya, ya.. trus,, cara kamu belajar fisika di rumah itu bagaimana? Itu kamu belajar kayak mana, apa sambil nonton
Jawaban siswa Annya Berapa ya… nomor dua dari terakhir
Gak enak Banyak hapalan ne, trus pelajarannya susah gitu lah, pokok e ruwet, pertanyaan ne ruwet-ruwet gitu dah Ya ngerjain soal, membaca, arti-artinya ya ruwet gitu. Apa ya…yang paling seneng banget atau lumayan gitu? Gak ada.. hehe, biasa aja standar Gimana ya..ya kalau belajar tu ngapalinnya tu sambil ditulis gak dibayangin gitu lah… trus yang diambil pokok-pokoknya aja Ya di kamar, biasanya sambil dengerin lagu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
TV atau… Lebih enak mana, belajar pas suasana sepi atau gimana gitu? Punya jadwal belajar gak? Okey, trus cita-cita kamu apa? Lha dokter itu kan… Trus nilai kamu bagaiman?
Kamu pernah gak senang sama fisika gitu? Sama sekali gak pernah? Alasannya? Dari guru mungkin? Trus kalau ada tugas gitu gimana? Itu kapan? Kalau kamu kesulitan belajar fisika gitu gimana? Berarti kamu rajin dong, semangat gitu? Trus tadi katanya kamu gak suka fisika? Ada unsur terpaksa gak? Hehe.. okey… Kalau di kelas kamu belajar fisika kayak mana? Bisa ceritain gak pas kamu belajar fisika itu bagaiman? Pernah gak satu hari full itu kamu memperhatikan? Kalau di rumah hitungannya berapa kali kamu belajar fisika dalam seminggu Kenapa?
Suasana… sepi…
Gak punya hehe, udah tak buang… hehe dokter Makanya itu IPA nya kan harus.. ya mau gak mau harus belajar IPA Biasa aja, kadang naik kadang turun kadang turun banget, kalau tinggi itu pas kelas 7 semester pertama… Gak pernah He em, gak punya rasa tertarik sama fisika Dari guru sih enggak, Cuma pelajarnnya aja, banyak hapalan, susah dimengerti, ruwet dah.. Ngerjainnya bareng-bareng.. Ya tergantung sih,kalau dikasi sekarang mungkin bisa diselesain sekarang atau enggak besok… Tanya orang tua, nek gak ketemu nyari-nyari di buku sampai ketemu Yah lumayan semangat… Ya agak nge dong dikit kadang enggak, ya tergantung soalnya juga Lah iya terpaksa kali,, haha.. gak niat aku ngerjainnya.. Biasanya sama temen-temen Oh, rame… ya kadang dengerin sih kok..kalau pas fisika duduknya di depan ya aku dengerin, kalau duduk di belakang ya enggak.. Oo gak pernah… tapi kalau full seharian perhatiin lagi serius itu.. Gak ada.. kalau ulangan baru belajar… haha, kalau gak ulangan ya gak belajar.. Gak niat…males..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Narasumber : Bernadinus (pendekatan mendalam) SMP JB Pewawancara Nama panggilan kamu? Untuk pelajaran fisika itu ada di urutan berapa yang paling kamu suka? Yang pertama itu apa? Itu senangnya kenapa?Kenapa fisika di urutan ketiga?
Oo kamu senang hitunghitungan?kenapa? Oo kayak matematika gitu ya? Trus kamu senang seni musik ya, itu alasannya kenapa? Aku mau tahu cara kamu belajar fisika di rmah, ceritakan aja.. Bisa jelaskan gak pas kamu belajar itu ada apa aja di meja kamu? Oo sambil denger musik… itu alasannya kenapa? Gak ngerasa keganggu sama musik? Itu biasanya kamu belajar fisika kapan? Pernah gak ngerasa pelajaran fisika itu menarik? Itu pas kapan?
Kok bisa seneng? Kamu ikut les gak? Lebih senang belajar sendiri atau kelompok? Kok lebih senang belajar sendiri?
Kok bisa lebih dong? Bukannya kalau bareng teman bisa lebih dong juga? Kalau misalnya kamu jelasin ke
Jawaban siswa Krisna Eee.. berapa ya… ketiga mas..
Yang pertama itu pelajaran seni musik.. Ya senangnya itu karena gurunya itu apa, kalau ngajar itu lucu,, sering bisa bikin ketawa.. sama pelajarannya itu lo mas hitunghitungan Yo biar bikin cepat menyelesaikan masalahmasalah… Iya Ya apa, sering dengerin musik, trus bikin kayak tambah semangat. Apa, biasanya baca dulu rumus-rumusnya.. habis itu bikin soal sendiri lalu dijawab sendiri.. Ya biasa, kayak buku fisika, pulpen, sama kertas buram gitu… sambil denger musik… Ya biar gak suntuk gitu lo mas…kalau gak gakan biasanya suntuk banget.. Enggak.. Ya tergantung mas, biasanya jam 7 malam Pernah Pas pelajaran gaya, menariknya itu apa ya.. jadi tau asal usul gaya itu darimana, satuannya, bisa nyelesain… Gak tau.. langsung seneng sendiri… Gak Sendiri Biar lebih dong, habis tu bisa bikin terserah waktu belajarnya sampai kapan bisa lama bisa sebentar… Nanti soalnya banyak minta kasi tau, misalnya aku dah dong trus yg lainnya belum dong menjelasinnya itu susah mas… Enggak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
temanmu bukannya kamu malah jadi makin pinter? Nilai kamu bagaimana Kok bisa kadang malas? Sebelum ulangan cara kamu belajar bagaimana?
Kalau misalnya salah bagaimana? Kakak bantu ngerjain? Berapa lama biasanya kamu belajar? Kamu biasa belajar fisika malam sebelumnya atau malam-malam sebelumnya belajar? Kalau kesulitan belajar fisika? Kamu nyontek juga? Gak pernah coba tanya guru gitu? Kalau sama teman? Kenapa? Kalau yang paling pinter itu pernah tanya ke dia? Berarti kalau gitu tanya guru ja? Kenapa malu?? Heh? Siapa yg bilang? Tapi kamu ngerasa belajar fisika buang-buang waktu gak sih? Kenapa fisika itu menarik buat kamu?
Menurut kamu nilai yang dikasi guru itu penting gak? Kamu gak pengen ikut les? Baca-baca buku lain gak yg dianjurkan Bapaknya? Cita-cita kamu apa? Mulai senang fisika kapan? Tadi kamu senang musik yang
Kadang bagus, kalau lagi malas-malasnya bisa turun Itu lo, lagi males lagi mau main tapi lupa sampai enggak belajar gitu lo.. Kalau di rumah sebelum ulangan itu, pertama baca, hapalin rumusnya, bikin soal, trus jawab. terus tanya sama kakak benar apa enggak. Ya saya benerin, cari lagi. Enggak mas. Tapi ya kadang-kadang njelasin sebentar, kadang-kadang ya sampai dong Gak tentu e, biasanya dari jam 7 sampai jam 8 habis itu ganti pelajaran lain. Yo, kalau belajar sebelum pelajaran ini sering, tapi kalau setiap hari jarang. Kalau gak bisa jawab ya udah, pasrah..nyontek..hehe Hehehe Malu mas Palingan sama sebangku tok.. Yo kadang-kadang,kalau dia dah dong pasti gak mau ngasi tau caranya, jadi males mas… Pelit kok orangnya mas, kalau ditanya pasti disuruh cari sendiri gitu… Gak mas, malu.. Nanti kalau gak tau palingan dibilang ‘bodoh’ gitu Yo temen-temen.. Enggak Sukanya itu apa yo, bisa dicari pake hitunghitungan, trus bisa tau jenis-jenis gaya sama energi gitu sama tau rumus-rumus untuk ngerjain soal. Yo penting. Enggak mas, males… Yo kadang-kadang mas.. Dokter.. Dari kelas 7 Sejarah, bisa tau sejarah Indonesia, sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
kedua apa? Itu kan menghapal, kamu senang menghapal atau menghitung?
kerajaan-kerajaan besar yang ada di Indonesia Dua-dua nya
Narasumber : Nafa Ardian (pendekatan permukaan) SMA Muh 3 Pertanyaan Nama lengkap kamu? Fisika itu diurutan berapa yang paling kamu suka. Yang paling kamu suka apa? Kalau yang eksakta?
Gak punya niat kalau lagi blank, tanya siapa gitu? Cita-cita kamu apa?
Hmm…Cita-cita kamu ke arah apa ya? Yang menarik dari kaligrafi tadi apa?
Alasan kamu kok kurang senang sama fisika itu apa?
Berarti cuma di rumus…kalau bisa?
Jawaban Nafa Ardian Nur Oktasari Hmmm… dari berapa mapel ya, kayaknya agak akhir…mungkin keempat terakhir.. Kalau aku lebih suka kayak kaligrafi gitu.. Sebenarnya fisika tu aku suka sedikit, kalau kadang rumusnya itu lo kalau emang lagi bisa malah minta lanjutin terus tapi kalau lagi bener-bener blank malah gak suka aku, jadi males… Ya kadang sih tanya tapi kalau dijelasin masih tetap gak dong ya itu Hee…aku cita-cita sebenarnya ke arah IPS e…aduh aku tu bingung, waktu itu tu benerbener bingung, soalnya aku kan juga mikir gak mesti juga aku bakal ke arah situ kalau berhasil gitu lo…jadi aku sempat milih IPA kan bisa milih kemana-mana. Dan kalau aku milih IPS itu kan banyak hapalan kan, nah itu aku gak suka hapalan. Aduuh…bingung aku… Kan aku sebenarnya suka seni, Cuma paling kan pake feeling doang sama keindahan dari mata gitu ya wes.. tergantung sih sebenarnya pelajaran, kalau lagi mood ya mood aja…kalau aku lo… rumusnya kan emang banyak itu lo, aku kan bingung. Kan mirip-mirip itu, nanti ternyata akhirnya cuma kayak gini rumusnya. Rumusnya ada yang yang mirip yang beda Cuma kayak simbolnya..nah itu yang bikin aku sebel tu itunya. Kan kalau matematika itu gak belit-belit kayak fisika toh, nah Cuma yang gak sukanya itu aja kalo aku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Ada gak strategi khusus kamu dalam belajar fisika itu bagaimana? Nah, itu bisa ceritakan gak gimana kamu belajar?
Model kamu belajarnya bagaimana? Apakah menghapal? Tulis-tulis rumus? Atau bagaimana? Pernah ngerjain-ngerjain soal gitu? Pernah punya niat, ah aku pengen belajar fisika gitu? Kalau kesulitan belajar kamu bagaimana? Selain itu ada lagi?
Belinya novel gitu ya?? Itu kan bertolak belakang sama fisika ya..?
Kalau misalnya dikasi tugas sama guru ni,
Itu kapan? Pulang sekolah atau?
Baca buku-buku referensi dari guru gak? Sempat gak merasa fisika itu menarik? Kapan?
Aku kalau belajar fisika itu gak pernah kecuali pas mau ulangan tok..hehe Ya Cuma mempelajari lewat buku itu tok, gak ada usaha apa-apa. Kecuali kalau ada tugas, kalo misalnya laporan praktikum itu aku sampai nyari-nyari lewat internet…kayak ruus-rumusnya juga. Tulis-tulis rumus…gak pernah ngapalin sih, karena emang agak gak suka, gak pernah ngapal-ngapalin. Cuma tak baca-baca aja. Jarang aku tu belajar fisika… Pernah…tapi ngerjainnya pasti sambil liat buku Yoo sempat mikir kayak gitu kok… Tanya..paling kalau pelajaran di sekolah aku tanya temen…aku tanya gimana caranya, Kalaupun aku beli buku gitu ya,kan dulu waktu SMP itu ya..ujian aku beli buku banyak banget, tapi jadi gak kebaca itu lo…makanya agak males kalu beli buku kayak pelajaran gitu takutnya gak kebaca… Iya, aku sukanya yang mistis-mistis gitu…yang berbau supernatural gitu. Sebenarnya dulu aku milih IPA kan karena mikir logika juga, kalau IPA itu aku bisa mikirin logika daripada yang ruwet-ruwet kayak matematika itu fisika juga sih, tapi kan kalau fisika kan, gimana ya aku susah menjelasinnya kayak bola kalau jatuh kan selalu ke bawah gak pernah ke atas…. Yoo langsung tak garap, aku soalnya gak suka PR numpuk-numpuk…kalau aku bisa garap tak garap kalau gak bisa ya yang lain dulu… Paling malam tak lihat dulu to PR nya apa ja yang buat besok, terus untuk yang besoknya lagi, kalau sempat tak garap hari itu ya aku garap hari itu… Ya cari dulu….kalau nmisalnya ya itu menarik atau gak, kayak kata-katanya itu… Sempet… SMP tu aku suka, tapi semenjak SMA tu kayak di detail-in itu lo, ya agak lemesnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Dulu waktu SMP itu kamu sukanya pas kapan? Itu kenapa..?
itu… Pas mana, bagian materi apa ya itu..beratberat itu…aku kupa e.. Soalnya pas SMP pas menjelang ujian itu lo kan ada kisi-kisi jadi yang dipelajari ya ituitu terus… ya udah.. kalau sekarang kan SMA, yang dipelajari semua kayaknya banyak banget itu lo, ya itu,kalau dah mau ujian nasional kan dikasi kisi-kisinya jadi yang dipelajari ya yang ini yang ini aja… Alat…pernah…
Pernah gak waktu SMP itu dikasi demonstrasi, nunjukin alat atau apa gitu? Itu bagaimana perasaan kamu Ya asik si sebenarnya tu, nyoba-nyoba… waktu ditunjukin alat gitu..? Trus kapan kamu mulai ngerasa Masuk SMA ini, pertama-tama itu agak fisika tu kurang menarik? okelah..pokoknya habis mid itu kan belajar vektor…nah habis vektor ke sana itu kok agak blank…gitu… Oo berarti baru-baru ini ya? Ho oh, soalnya mungkin karena masih awal, masih sepi gitu masih merhatiin…tapi kalau sekarang kan udah mulai kenal ma temantemannya jadi ikut gojek…karena itu juga. Waktu kelas 1 itu masih sempat Kalau kelas 1 itu karena gurunya juga itu lo, senang? gurunya itu kayak ngejelasinnya seperlunya aja, kayak yang mau diliat-liatin aja itu lo.. Itu bikin kamu gimana?apakah Jadi males kalau aku… biasa aja atau senang? Berartikamu mulai kurang suka Iya tapi habis itu kan kelas 2 aku terus mikir fisika sejak kelas 1? wah IPA, aku masih merhatiin yang awalawal ini…tapi gak tau juga habis mid itu mungkin karena efek dari teman-teman kan, jadi ikut rame, terus duduknya di belakang, terus rame lagi ya udah… Untuk nilai fisika kamu sendiri Aaaaa…. Remed e.. remed, sama kelas 2 ni bagaimana? remed itu.. Kalau dibandingkan sama biologi, Kayaknya fisika yang paling jelek…fisika, matematika, kimia? terus kimia, baru biologi. Mana yang paling kamu suka Aku bingung e…sebenarnya sama aja, antara biologi, fisika, matematika, kayaknya biologi sama matematika itu atau, kimia? Atau setara? setara, terus kimiasih kayaknya agak lebih gampang daripada fisika…soalnya gak banyak-banyak banget, kayaknya fisika yang terakhir… Lebih suka menghitung atau Hitung… menghapal?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Kenapa gak suka yang menghapal? Aku sebenarnya menghapal itu gak apaapa…kayak fisika kan ada juga hapalan, tapi gak usah banyak-banyak gitu. gak malah senang ya belajar yang Sebenarnya gini, aku tu hapal rumus tapi kayak itu? nggak bisa ngerjain.. Tapi kalau bisa ngerjain alah Ho oh…kalau misalnya aku gak tau rumus, seneng? udah tau caranya gini malah enak… Kamu ngerasa ada pentingnya gak Yo penting aku anak IPA, yo buat ujian sih belajar fisika? besok itu, aku sempat bingung kan temanteman lain udah pada les-les juga buat besok ujian tapi aku tumasih kayak biasa aja, masih nyante..aku gak tau juga sih… Iya, berarti untuk jangkapendek ini Ya penting juga sih, ya kan selalu ada di ujian ya, kalau untuk jangka sekeliling kita gitu lo, ya itu..penting juga… panjang? Mungkin ada hubungannya wah Peneliti…kalau bisa ya gak apa-apa aku nantinya pengen jadi apa sih…kalau ngomongin cita-cita tu aku gitu?peneliti atau apa… bingung..macem-macem…misalnya dokter ya dokter, kalau misalnya usaha ya gak apaapa usaha, agen atau apa…ya bingung gitu… Kalau sekarang gurunya gimana Sebenarnya tu dong menjelaskannya tapi, menurut kamu? aku tu kayak suka kalau langsung kayak tadi kasi rumus bentar, kasi tau dikit-dikit terus kasi soal…langsung disuruh menjawab gitu lo…soalnya guru A kan jelasinnya dapat diambil dari ini…diapakan ya, terus balik lagi, sebenarnya sama aja rumusnya kayak gitu lo…sebenarnya misalnya rumusnya cuma 1 tok, tapi masih kayak ada yang lain dari sebenarnya dari ini terus dikembangin dari bla bla bla… Berarti kamu sebenarnya lebih Ho oh kayak gitu…. senang kalau ada rumusnya terus ya udah langsung pake gitu ya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Narasumber : Rizaldi Zakaria (pendekatan mendalam) SMA Muh 3 Pertanyaan Nama lengkap kamu? Mata pelajaran fisika ada diurutan berapa yang palingkamu suka? Alasannya?
Senang hapalin rumus? Matematika itu kenapa kamu suka?
Mata pelajaran yang paling kamu gak suka apa? Cita-cita kamu? Kapan kamu mulai tertarik sama fisika? Kamu tertariknya karena apa? Apa karena dia mendemonstrasikan sesuatu atau?? Kamu punya strategi khusus untuk belajar fisika?
Bisa ceritakan pas kamu belajar itu bagaimana? Ada yang lain mungkin sambil apa? Kalau belajar itu belajar fisika aja atau sama yang lain? Berapa banyak biasanya kamu meluangkan waktu buat belajar?
Kalau kamu mengalami kesulitan belajar fisika, apa yangkamu lakukan? Pernah tanya teman? Kalau tanya guru itu kapan? Apakah pas di kelas atau di luar
Jawaban Rizaldi Zakaria, panggilan Rizal? Dua, yang pertama itu matematika.. Hitung-hitungnya itu lo, kan kayak matematika..saya senang matematika tu ya karena hitung-hitung itu lo, suka hapalin rumusnya… iya Ya itu soalnya bermacam-macam, jadi membuat penasaran gitu ngitungnya gimana…cara hapalnya juga kan banyak sekali, ya senang aja…. Gak ada… Insyallah sepak bola, kalau gak lanjutin ayah masuk arsitek… Sejak masuk kelas 2 ini, ya lumayan dipahami kan guru kelas 1 beda, sulit dipahami gurunya itu kalau ngajar… Ya, jelasinnya jelas banget itu lo, jadinya masuk…. Ya kalau belajar biasa ikut les guru privat, biar bisa nambah pengetahuan fisikanya itu lo…strategi cuma itu aja, kalau gak, ya luangin waktu belajar fisika hari Minggu Biasanya itu ngerjain soal sama nyatat rumus, biar ngelatih sama tau caranya engak Ya kalau waktunya cukup, ya sama yang lain… Saya tu lesnya 5 hari ful, senin sampai jumat, lesnya matematika, kimia, bahasa inggris, fisika, kalau fisika 1 kali seminggu, kadang saya luangkan waktu belajar waktu hari Minggu… Ya kalau gak jelas, tanya guru.. langsung dijelasin, kalau saya biasanya langsung masuk… Ya kadang tanya teman, ya teman juga menjelaskan…bis masuk… Waktu jam pelajarannya, kalau di luar jam jarang sih tapi pernah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
jam? Kalau dikasi tugas gitu sama guru itu bagaimana?
Biasanya gak langsung ngerjain, tapi satu hari setelahnya itu ngerjain, tapi misalnya cuma sampai nomor berapa gak bisa baru waktu les ngerjain sama guru les nya… Kalau tetap gak bisa itu bagaimana? Ya, kalau gak, diusahain sama guru lesnya minta diajarin lagi… Nilai fisika kamu bagaimana? Lumayanmeningkat sekarang untuk mid kemarin 5 berapa ulang harian kemarin 71. Waktu kelas 1 itu bagaimana kamu Senang tapi ya gurunya itu yang ngajarnya dengna belajar fisika? kurang maksimal… Berarti kamu mulai senang fisika Sejak kelas 1, waktu SMP itu gak, giman itu kapan?? ya, ya lebih sulit memahami sih… waktu itu rumus-rumusnya juga udah banyak.. Bukannya SMA malah lebih Ya… itu… (bingung) banyak ya rumusnya? Waktu SMP itu gak tertarik sama Ya tertarik sampai sempat les juga waktu fisika? itu…ya, rumusnya itu panjang-panjang bikin penasaran juga…suka sih saya.. Strategi kamu belajar fisika kalau Malamnya belajar hapalin rumus gitu sama sebelum ulangan itu bagaimana? nyoba-nyoba latihan soal… Berapa lama kamu menghabiskan Setengah jam baca-baca rumusnya satu jam waktu buat belajar? buat ngerjain soal. Itu soal darimana? Dari buku yang sudah diterangkan sama yang belum, kalau yang sudah diterangkan saya coba kerjain lagi. Pernah bikin soal sendiri? Jawab Gak bisa bikin soalnya..hehe sendiri? Ada strategi khusus untuk mata Ya sama mas…yang IPA IPA gitu… pelajaran lain? Misalnya matematika? Yang IPA paling kamu senang itu Matematika, terus fisika, biologi baru mata pelajaran apa? kimia… Kenapa urutannya seperti itu? Kimia itu susah, dari kelas 1 SMA itu enggak, lumayan enggak dong itu lo… Kalau biologi? Ya masuk kalau biologi… Kenapa enggak biologi nomor 1? Ya gimana ya, saya suka biologi itu cuma pengamatannya, biar tau ciri-cirinya, hewan tumbuhan… Kamu suka menghapal? Menghapal ya suka… Lebih senang mana sama Dua-duanya sih… hapal rumus menghitung? menghitung… Kalau menurut kamu fisika itu Menghapal sih… menghapal atau menghitung? Kalau menurut kamu strategi Ya tergantung soalnya, soalnya dibaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
menghapal itu seberapa efektif untuk mempelajari fisika?
Jadi menurut kamu seberapa efektif untuk fisika Menurut kamu yang efektif itu bagaimana?
Sejauh ini kamu bagaimana? Apakah kamu berhasil melakukan itu? Baca-baca buku yang dianjurkan guru? Seberapa penting mempelajari fisika menurut kamu? Itu jangka pendek ya, kalau untuk jangka panjang?
Tapi untuk kamu sendiri ada rasa senang tidak untuk mempelajarinya Kamu senang fisika apakah ada inspirasi dari siapa gitu?
dengan teliti, setelah itu yang pas rumusnya yang diinget, yang gak ingat rumusnya dicoba, kalau gak bisa, salah nda ada jawaban atau salah rumus gitu ganti rumus… Ya enggak terlalu efektif… Gimana ya…belajar fisika itu ya kalau bisa memahami soalnya sama rumusnya, an rumusnya hampir sama, nah itu yang bikinb agak pusing rumusnya… Lumayan bisa…sekitar setengahnyalah…
Di koperasi , kan yang buatkan sekolahan, buku-buku MIPA…ya udah langsung saya beli buat baca-baca di rumah… Ya penting sekali, buat persiapan UNAS biar terbiasa juga… Ya untuk bekal masuk universitas, masuk arsitek kan butuh perhitungan yang tepat, fisika kan juga masuk, ya untuk persiapan masuk itu… Ya rasa senang itu ada mas… Insipirasi dari orang tua sih, ayah saya kan aarsitek nah dari kecil suruh saya lanjutin itu lo, suruh saya belajar fisika, matematika, ya itu….
Narasumber : Arsanditya Murti (pendekatan permukaan) SMA Muh 3 Pertanyaan Nama lengkap?panggilan? Mata pelajaran fisika ada di urutan berapa yang paling kamu suka?
Yang paling suka TIK, alasannya?
Kakak kamu itu profesinya apa kalau boleh tau?
Jawaban Arsanditya Murti Purnama, panggilan Ditya Emm…saya itu, anu e, tengah-tengah lah, pertama tu ya saya senang komputer ya, TIK, kedua itu bahasa inggris, ketgamatematika, terus seni…b Karena saya suka komputer dari kakak saya, diajari di depan komputer itu lo, ini namanya apa, dari kecil udah diajari… Jualan, kayak toko ASC gtu..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
Kenapa kamu menempatkan fisika di urutan tengah-tengah?
Ya rumusnya aja, teori-teorinya aja, kalau prakteknya itu saya senang, kalau teorinya itu agak susah itu lo…rumitnya itu di rumus sama teori-teorinya itu… Cara kamu belajar fisika Kalau belajar itukan belum pernah sih bagaimana? belajar sendiri tapi tetangga saya itu sama kayak masnya itu jurusan fisika, katanya gampang tapi belajarnya itu lo susah, jadi saya belajarnya sama dia, dong nya itu ya dikit itu lo..ini rumusnya ini, caranya ni, tapi besok ya lupa gitu caranya… Kesulitannya dimana? Ya rumus sama teorinya itu, ngapalinnya itu nanti, kayak nalar matematika kan mending rumusnya nda begitu rumit, kalau fisika kan ada lambang-lambangnya itu… Cita-cita kamu? Kayak kakak saya, ke IT gitu…kata kakak saya ada hubungannya sama fisika tapi saya belum tau…kakak saya itu alumni sini juga di IPA 1 Motivasi kamu masuk IPA? Ya karena ingin masuk jurusan komputer itu… Kalau mengalami kesulitan belajar, Liat dulu apa agak susah atau enggak kalau langkah2 kamu bgmn? enggak ya diterusin kalau susah nanti tanya gurunya, Seberapa sering? Tergantung situasi, kalau kelas rame kan kayaknya suasana nda mendukung itu lo… kalau sepi ya saya nanya.. Kalau ada tugas bagaimana? Saya itu nunggu teman aja, ini caranya gimana, nanti kan gurunya kan gak tau kalau sama ini sama itu nyontoh atau enggak, nanti baru ditanya caranya gini itu dapatnya darimana gitu… Kamu ngerjainnya kapan? Belum, nanti kalau udah ada yang ngerjain baru…pengennya sih ya segera mendapatkan tapi ya belum bisa, nunggu temen… Ada target-target kamu dalam Target khusus saya itu ya memahami yang belajar fisika? praktikumnya itu, ini caranya gimana ini kan lebih ke minat saya daripada sekedar memahaminya… Ada praktikum apa aja? Tentang bandul harmonis, pegas, terus…..ya banyaklah… dari kelas 1 Waktu kelas 1 dulu gimana kamu Karena gurunya itu beda sama yg sekarang sama fisika? karena sekarang lebih memperhatikanm kalau dulu didiamkan saja itu lo, kelasnya juga rame…menjelaskan nda sampai 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
menit, keluar gitu…jadi gak berminat saya itu… Faktor guru ya…kalau dari Kalau pelajaran itu saya mau, tapi gurunya pelajarannya sendiri bagaimana? itu yang anu… Iya ya, kalau SMP? SMP itu fisika itu lumayan baguslah lumayan berminat karena saya tu gurunya enak bisa sambil bermain kenal saya juga… Bisa ceritakan gak kira-kira kenapa Selain karena guru, apa ya…ya Cuma waktu SMP dulu berminat belajar aja, nda pernah lo waktu SMP itu sekarang malah kurang? saya les itu nda pernah. Saya Cuma kelas 3 itu belajar serius…sama faktor guru… Kalau SMA rasanya Ya lebih susah, rumusnya bertambah, kalau bagaimana?apakah karena SMP kan Cuma segitu pas SMA lebih materinya lebih sulit atau? diperdalam… Untuk nialai kamu bagaimana? Jelek.. Jeleknya gimana? Di bawah KKM terus… Ada niat buat naikin nilai kamu Kalau belajar sendiri kemungkinan paling dengan strategi tertentu? kecil sama les gitu kan lebih berminat ada motivasi gitu, Senang belajar sendiri atau Kalau saya sih sih lebih ke privat itu, berkelompok? belajarnya bisa lebih berlanjut gitu kan, tapi kalau di laur ada malunya tanya kalau gak dong… Cara kamu belajar fisika tadi di ee..soal yang udah ada jawabannya, ada rumah bagaimana? caranya ada rumusnya saya coba ngerjain lagi diulangin soal yang berbeda nanti diliat sama atau enggak, gitu… Pernah buat soal sendiri terus Belum pernah, kalau itu si bisa dikira-kira jawab sendiri? oo nanti jawabannya pasti itu… Lebih suka menghitung atau menghapal menghapal? Menurut kamu seberapa efektif Kalau fisika itu menghitung tapi yang lain belajar menghapal untuk mapel itu lebih efektif menghapal…kalau fisika itu fisika? menghapal tapi gak tau caranya kan ya sama aja, lebih enak menghapal.. Untuk kamu sendiri kalau belajar Kalo udah tertarik sama babnya, rumusnya fisika bagaiman? ya memahami, tapi kalau belum, paling ya masih menghitung, menghapal,palingmenghapal cuma sedikit… Kok bisa ada yang tertarik ada Mudah atau susahnya…. yang gak? Seberapa sering kamu tanya guru Di laur, belum pernah kalau di kelas di luar jam pelajaran? lumayan… Pelajaran yang paling gak suka Sejarah, karena mengulangi masa lalu ini apa? sejarahnya giman, menghapal banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
banget, masa lalunya gimana, tahun berapa gitu kan…banyak banget.. Tapi menghapalnya itu dalam bahasa Arab
Tadi kamu bilang senang menghapal? Ngapal rumus senang gak?
Waktu SMP dulu pernah dikasi semacam demonstrasi?atau alat yg bikin kamu mulai tertarik? Berarti semacam konsep-konsep gitu ya?
Berarti kamu sebenarnya lumayan senang ya sama fisika….
Ngapal rumus si….jarang…tapi kalau menghapal itu fokus pertama, tapi kalau udah dong ya paling udah di luar pikiran tapi udah bisa gitu Fisika itu paling menarik itu, kayak masnya kemarin yang nyontohin di depan itu lo…itukan cara fisikanya gimana, nah saya sukanya yang kayak gitu… Iya…saya kalau menghitung-hitung itu sukanya yang belakang-belakang saja…kalau yang masnya contohin itu lebih dikedepankan… Iya…
Narasumber : Barnabas Kresna (2012) (pendekatan Mendalam) USD Pertanyaan Nama kamu? Waktu SMA pelajaran fisika itu urutan berapa yang paling kamu suka? Alasannya kenapa?
Yang paling suka matematika, kenapa matematika? Oo keturunan? Orang tua juga? Kenapa gak masuk prodi matematika?
Jawaban Barnabas Kresna panggilannya kresna Urutan berapa ya, dua setelah matematika
Karena ada tantangan tersendiri, kalau matematika kan gak pake penalaran, kalau fisika itu pake penalaran, saya suka yg pake penalaran. Mungkin karena keturunan, ciee
Iya, orang tua juga kan guru matematika jadinya bisa diajari matematika sama orang tua. Dulu tu anu mas, sebenarnya mau masuk matematika tapi waktu ngisi biodata salah nyentang. Kok bisa? Tapi pilihan Pilihan pertama sebenarnya urutannya itu pertama apa itu? matematika, fisika sama PGSD Cita-cita kamu apa pas waktu Sejak dulu cuma pengen jadi guru SMA? Terinspirasi orang tua ya? Iya Sejak kapan tertarik sama Sejak kelas 1 sma karena gurunya juga waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
fisika?? Materi yang paling kamu ingat dulu?? Aku mau tanya cara atau strategi kamu belajar? Itu soal yang dikasi dosen atau yang cari sendiri gitu? Ada strategi khusus? Dalam sehari? Kalau sebelum ujian? Kalau kesulitan belajar?
Kalau ada tugas dari dosen? Di mana? Kapan? Kenapa pake sistem itu? Apa mungkin malah termotivasi dengan cara itu? Target kamu dalam belajar fisika? Memahami, punya skill mengajar? Atau peneliti? Seberapa penting memahami fisika? Kenapa? Ada motivasi lain selain karena pengen mengajar? Misalnya dibagian mananya itu? Baca-baca buku referensi gak? Suka menghitung atau menghapal? Menurut kamu teknik menghapal itu bagaimana? Dulu sering ikut les gak? Fisika?
ngajar enak, materinya ya lumayan lah Kecepatan sama percepatan Kalau saya belajarnya latihan soal mas, latihan soal terus menerus lah dan memahami soal-soal. Cari sendiri sama ada yang dikasi dosen. Iya, menghapal rumus-rumusnya sama latihan soal. Wuah, kalau dalam sehari nda pasti mas, kalau lagi mood ya lumayanlah. Cuma berdoa sama tanya-tanya teman tentang penyelesaiainnya. Kalau di dalam kelas saya cuma tanya teman yg lebih pintar, trus kalau di luar mungkin bisa tanya sama guru SMA, kebetulan gurunya itu tetangga. Kalau tugas mengerjakan sendiri, trus langsung dibandingkan dengan pekerjaan teman. Kalau mengerjakan tugas apa yo ‘sistem kebut semalam’? Ya karena banyak kegiatan mas, banyak main juga ding… hehe Gimana ya malah “kemerungsung” mas… Target saya cuma bisa mendalami fisika dan bisa mengajarkan kepada murid-murid supaya paham apa yang disampaikan. Gimana ya, persentasinya 70% lah, sisanya gak tau Menyangkut masa depan jadi ya harus dikejar. Kebetulan saya juga sering liat balapan motor, jadi teori dalam fisika itu mau saya terapkan besok kalau punya motor balap. Di mekaniknya mas. Biasanya dianjurkan tapi saya belum melakukannya Menghitung Gak efektif y, karena kalau menghapal besokbesok udah gak ingat jadi menghapal sekaligus dipahami. Ikut. Fisika, ikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
Pernah nanya-nanya dosen gak diluar jam kuliah? Kalau habis diskusi di kelas gitu biasanya masih dibahas gak diluar jam? Alasan kamu senang fisika
Gak pernah Iya masih, misalnya waktu mengerjakan soal jawaban saya dan teman saya berbeda terus dicari kesalahannya gitu. Ada ketertarikan sendirilah, lebih senang mengerjakan soal-soalnya tu lo mas. Punya
Punya waktu belajar di rumah? Seberapa sering? Setiap malam Senang fisika karena gurunya Pertama karena gurunya, trus materinya juga agak ya? menantang yang terakhir ini karena suka nonton balap-balapan liar. Tapi mekanik itukan malah Karena masa depan, hehe, kalau guru itukan lebih lebih ke mekatronika atau gimana ya, bermasa depanlah, trus waktu mesin, gak ada niat masuk luangnya juga banyak jadi bisa digunakan untuk teknik? main-main. Waktu SMA dulu nilai fisika Lumayan lah mas, dulu itu rata-rata, KKM 75 aku kamu bagaimana? dapat 85 Narasumber : Dita Ari Wibowo (2010) (pendekatan Mendalam) USD Pertanyaan Nama lengkap kamu? Untuk pelajaran fisika waktu SMA itu ada diurutan keberapa? Urutan mata pelajaran yang paling kamu suka Yang pertama dan kedua? Alasannya?
Ada alasan khusus gak kenapa kamu senang fisika?
Jawaban Dita Ari Wibowo Maksudnya yang keberapa?
Oo, nomor 3. Satu matematika kedua Bahasa Inggris Pertama matematika,kalau matematika itu faktor guru, gurunya asyik, dari SMP gurunya asyik terus SMA juga lumayan asyik terus kalau saya masuk fisika itu asyik gitu lo ngerjainnya, itukan pake matematika juga ngerjainnya.. ayik gitu kita ngerjain satu soal kita mau yang lain gitu lo. Kalau belum selesai belum puas gitu. Kalau bisa kan plong gak ada pikiran. Pertama soal tadi, kedua kita tu ingin taunya kayak beda kayak yg lain itu lo. Kalau orang lain kan mikirnya, ngopo si, kok mikir e ora penting banget sih.. kalao saya tu mikirnya loh, ada ‘itu’ kan karena fisika to, ini fisika dulu toh. Ngapain kita belajar yang itu fisikanya belum ngerti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
Iya yah, dasar tapi seru ya. Trus waktu SMA cita-cita kamu apa? Trus kok bisa masuk pendidikan fisika?
Kata hatu kamu pengen jadi?
Kalau lebih cenderung kemana? Kapan kamu mulai tertarik sama fisika? Boleh tau karena apa?
Itu guru senior atau guru muda? Mungkin gak gara-gara itu kamu jadi terinspirasi? Okey, tadi masalh minat ya… terus strategi, bisa ceritakan cara kamu belajar fisika itu bagaiman..
Iya kayak komputer itu. Pada belajar komputer tapi komputer itu apa sih? Wiraswasta, Nda, gini, bukan wiraswasta tapi entrepreneur. Kelihatannya kan di TV TV tu mapan bisa bahagiain ortu tapi kok lama-kelamaan aku mau jadi entrepreneur kok mlebu SMA? kan istilahnya ora goblok-goblok banget to bisa mlebu SMA mlebu IPA, kenapa ora ditingkat ke terus…kan entrepreneur kan iso sidejob, pertama jadi guru terus sidejobnya kan entrepreneur, weslah ra popolah..ikuti jalan wae. Tuhan luweh ngerti, intinya…Cuma nurutin kata hati. Kata hati pengen jadi enterpreanuer pengen juga guru fisika. Mikir juga fisika tapi pengen jadi entrepreneur.. yg duluan greget di hati kan fisikanya dulu toh, entrepreneur kan besokbesok bisa. Pengennya menjalani dua-duanya, tapi gak tau bisa apa enggak. Waktu SMP kelas 2, Dulu itu guru fisika saya asyik orangnya, ngajar apa ya pemuaian, m.c delta T itu lo… itu ada alatnya, apasih dulu. Pokoknya bisa pada melongo gitu anak-anak satu kelas ‘alatnya apa..?’ kalau pemuaian yang anu, kapal otok otok itu, dia buat sendiri, dia buat yang terbuka jadi yang keliatan dalam-dalamnya, jadi kita tau gitu. Terus, dia neranginnya juga sistematis, kalau kebanyakan gurukan “siapa belum paham? Tunjuk jari..” nah dia itu tau mana yang belum paham, jadi gak usah ditanyain, kalau siswa ditanyain gitu kan malu toh. Kalau dia langsung dideketin satu satu. Guru senior. Ya pengen kayak gitu. Pengen kita ngerti murid sampai kayak murid ngerti dirinya sendiri. Pertama setel musik. Musik klasik, yo gak musik klasik aja, instrumental gitu, Joe Satriani gitu. Kalau dengar itukan langsung istirahat bentar habis kuliah nyetel itu, terus baru buka buku. Trus sediain minum, sedian aqua. Trus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
Kamu lebih senang sama soal yang ada gambarnya?
Berapa lama kamu menghabiskan waktu untuk belajar?
Wow, lama itu ya?
Kalau untuk strategi kamu menghadapi ujian? Ada cara lain?
Kalau sama dosen B?
Kalau sama dosen C?
Kamu lebih senang belajar sendiri atau kelompok?
kalau masalah belajarnya pertama itu… susah membaca sih aku, kalau membaca itu malah mbuyar itu lo, jadi tak tulis dulu rumusrumusnya terus tak liat gambar-gambar di soalnya itu, kan ada ilustrasi-ilustrasi gitu terus langsung tak kerjain aja. Kalo gak bisa baru aku membaca. Kalau dari awal membaca, udah lupa, ngerjain baca lagi ya sama aja… jadi intinya : tulis rumus, cari soal yang ada gambarnya, kerjain, gak bisa baru membaca. Ho oh.. lebih mudah dipahami. Terus kalau dikasi soalpun harus tak gambar dulu, misalnya mobil kecepatan ini…tumbukan, tak gambar dulu mobilnya. Tergantung, biasanya kalau hari-hari biasa nggak ada ujian ya 1 jam, 2 jam gitu. Tapi kalao misalnya besok UAS kan yang sudah dipelajari kadang lupa lagi toh, ngulang lagi biasanya, baca dikit-dikit itu dari jam 8 sampai setengah 12 gitu. Iya lama…tapi gak full, ‘nyambi-nyambi’ apa gitu. Kalau udah bosan itu ngidupin komputer atau game, baru balik ke soal tadi. Sama seperti itu sih…kalau ujian misalnya yang nonfisika, kalau yang fisika ya kayak gitu. Dari rumusnya dulu, cari referensi soal- referensi soal gitu, baru membaca..catatan kalau enggak ya buku. Kalau soalnya dosen A kan dia sering kasi soal-soal, aku lihat rumus-rumus yang dikasi dosen A, dia kan sering kasi rumusrumus pokok. Tak tulis dulu, liat contoh soal yang sering dia kasih, kalau gak bisa baru lihat ke catatan Nah gagal saya di (mata kuliah) itu, pernah hari itu saya habis Jumatan, dari jam 12 sampai jam 3, selesai Jumatan kan udah jam 1 toh, dosen B neranginnya kan cuma duduk terus buka buku terus baca, nah saya udah sampai tengah udah gak tau apa-apa.. enaknya tu belajar dikit tapi paham dan mendalam mas, daripada banyak tapi gak tau sama sekali. Dosen C lumayan, enak dia, jelasinnya terperinci… (mata kuliah) itu enak..dia pakai contoh-contohnya itu nyata Kadang-kadang enakan sendiri kadang-kadang enakan kelompok. Tapi saya kalau belajar gitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
Bagaimana perasaan kamu kalau dikasi tugas sama dosen?
Itu kapan kamu ngerjain tugasnya? Satu hari sebelumnya??
Target kamu dalam belajar fisika itu apa?
Seberapa penting menurut kamu memahami fisika? Berarti gak terlalu penting?
enakan sendiri mas, kalau sama orang misalnya gak tau..iya kalau temannya tau, kalau tau kayak pelit-pelit gitu lo mereka itu, kayak gak ikhlas gitu ngasi taunya. Malah aku ngertinya tu mereka gak ngasi tau secara penuh nah ntar tak pikir sendiri di kos. Ntar kalau udah habis istirahat itu kan fresh lagi to, nah malah ketemu kalau tak pikir sendiri. Lebih ngerasa kalau itu tu tanggung jawab, bukan sebagai beban tapi lebih ke tanggung jawab sing urung tak kerja ke itu lo… nduwe tugas urung tak kerjake tar kepikiran terus. Misalnya praktikum, udah dikerjain tinggal sedikit tinggal kesimpulan tapi tak tinggal ke rumah mikirnya ke praktikum terus…. Malah kalau kita ngerjain kayak gitu dari pengalamanku hasilnya malah gak maksimal. Misalnya suruh buat makalah, sekarang ngerjain besok kumpulin pasti banyak salahnya, tapi kita ngerjain sedikit-sedikitlah..aku biasanya ngerjain sedikit-sedikit malah keliatan salahnya. Tapi kalau langsung sehari itu ya tak akuin sih sering juga aku lembur gitu, wayangan gitu too…paling males sebenarnya gitu. Kalau ada tugas itu, hari pertama tak liat dulu, baru tak cicil mau buat judul apa, sedikit-sedikit itu, tar tak ulang-ulangin gitu, pokok tak revisirevisi… kan kalau sekali jadi tu pasti banyak kesalahan. Intinya pengen ngerti materi aja, ya insya Allah besok kan jadi guru to, biar kita juga ngerti apa yang kita omongin ke murid. Kalau kita blong ngasi tau ke murid, muridnya tambah blong, tambah bingung to.. nintinya aku kepengen ngerti materi, ya biarpun gak paham-paham betul tapi ngerti lah, ini tu fungsinya kayak ini, “pak guru cuma sampai sini, ayo kita kerja sama-sama biar sampai ngerti” Kalau 1 sampai 10 mungkin itu sekitar nilai 6 lah, Iya, tapi gak tau saya…kalau orang lain mungkin mikirnya penting banget, kalau saya mikirnya apa gunanya kita ngerti kalau gak kita realisasi kan to? Pentingnya saya kan buat ngajar gak buat apa ya, gak buat penelitian gak buat penemuan-penemuan. Semoga aja bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
Ketertarikan kamu sama fisika berarti seberapa? Biasanya kalau tertarik itu kan pengen menyelesaikan berbagai macam masalah..?
Berarti skalamu 1-10 tadi ‘penting” dalam artian sesuatu yang benar-benar bisa mengubah dunia gitu.. Berarti 6 itu lumayan tinggi ya? Kamu lebih suka menghitung atau menghapal? Menurut kamu strategi menghapal itu seberapa efektif?
kayak gitu. Saya, kalau target untuk mengajar ya sekitar 7 lah. 9 Pentingnya fisika itu kalau menurut saya yaitu ketika ada permasalahan-permasalahan fisik. Kalau menurut saya sebagai orang awam yang belum mengetahui fisika secara mendalam gitukan ya belum terlalu pahamlah, tapi buat orang lain mungkin semuanya fisika to? Kalau saya itu belum begitu, misalnya roket,satelit…itu fisikanya dimana, pentingnya dimana, kita aja belum bisa buat. Iya mas…
Lebih dari 6…. 7 lah untuk ukuran kita… ya kalau dianalogikan dengan kata-kata sangat penting. menghitung
Menghapal itu, jujur menurutku efektif waktu dulu belum terlalu banyak pikiran kayak sekarang. Kayak kita masih SD, SMP, dulu menghapal gampang banget… nah waktu SMA kesini, orang tua apalagi susah banget menghapal. Yang dihapalin sekarang itu kirakira yang dihapalin pas SD, SMP, SMA dikitlah…nah waktu kita kesini waktu buat menghapal itu dah gak bisa lagi kayaknya. Jadi kalau ada apa-apa dikit itu tak catat. Berarti kamu lebih ingin coba Tapi kadang-kadang menghapal juga penting, memahami daripada intinya memaksimalkan apa yang kita punya menghapal? aja, pintar ngitung ya ngitung wae. Seberapa sering kamu tanyaKalau kepepet gitu, pertama tanya teman, tanya dosen di luar jam SMS…nek gak bisa itu jarang sih tanya kuliah?pas kesulitan gitu, kamu dosen..berapa kali aja, bisa dihitung..gak gima? nyampe 10 kali. Kalau tanya dosen itu kita suruh nemenin baru saya berani, kalau sendiri mah kayak apa ya… Nda berani atau males? Males… Waktu SMA paling gak suka Waktu kelas 1 IPS, nomor 2 tu bahasa pelajaran apa? Indonesia…bingung mas..semua jawabannya benar…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
Narasumber : Leonardus Vendi Heru (2012) (pendekatan Mendalam) USD Pertanyaan Waktu SMA, fisika itu mata pelajaran yang kamu senangi nomor berapa? Alasannya kenapa?
Kenapa bisa matematika yang paling kamu suka?
Cita-cita kamu apa?
Waktu SMA kamu ambil IPA atau IPS? Waktu itu saran dari orang tua atau keinginan sendiri?
Kapan kamu mulai tertarik sama fisika?
Berarti dimulai dari saya gak bisa terus saya mencoba, bisa dan saya senang? Senangnya ada dari faktor guru gak? Sekarang tentang cara belajar, kamu bisa ceritakan car kamu
Jawaban Nomor 2, setelah matematika…
Karena menurut saya fisika membuat penasaran. Rumus fisika itu lebih sulit daripada rumus-rumus di matematika, fisika itu memiliki penerapan dalam kehidupan seharihari, sebetulnya membuat penasaran. Karena dari kecil saya sudah senang menghitung, sejak SD mencoba2 kenapa sih matematika dianggap sulit, wah itu tu pelajaran yang paling membosankan, paling menyulitkan dan memusingkan. Setelah saya coba wah ternyata matematika itu menyenangkan sama seperti fisika. Sebenarnya dulu saya tidak mau menjadi guru, terus saya sebenarnya ingin menjadi pegawai bank, ataupun di luar guru, tetapi dari orang tua disarankan untuk menjadi guru ya saya mengikuti saran orang tua karena menurut saya saran orang tua itu lebih baik dari pada menurut saya. IPA Keinginan sendiri, karena saya ingin IPA meurut saya IPA itu program yang cukup menyenangkan karena berhubungan dengan alam sekitar. Itu mulai kelas 2 SMP karena saya selalumendapatkan nilai jelek pada saat fisika. Terus saya belajar, dan terus..kenapa fisika itu sulit padahal saya bisa mengerjakan matematika. Terus saya coba dan akhirnya saya bisa mengerjakan fiska dan akhirnya saya diterima di USD di program suti pendidikan fisika. Iya
Enggak, karena faktor dari keinginan diri sendiri. Cara belajar saya itu ya memahami konsep apa yang mau dipelajari, memahami konsep untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
belajar fisika sekarang.
Lebih detailnya cara kamu mempelajari fisika itu bagaimana? Apakah dengan mencatat ulang rumus atau apa..? Apakah kamu senang menghapal juga? Menurut kamu seberapa efektif strategi menghapal dalam belajar fisika? Itu lebih berarti memahami ya, berarti strategi menghapal itu seberapa efektif? Oke gak apa-apa, terus kalo kamu mengalami kesulitan belajar fisika apa yang kamu lakukan? Pernah coba tanya di luar jam kuliah? Ada strategi lain dalam kesulitan gak? Belajar kelompok misalnya? Lebih senang belajar kelompok atau sendiri?
Kalau ada tugas dari dosen itu bagaimana? Target kamu belajar fisika itu apa?
Kok kamu bisa tertarik ke situ? Terus kenapa mengambil pendidikan gak ngambil murni?
mengerjakan tidak untuk menghapalkan rumus, karena apa, percuma menghapalkan rumus tapi tidak tahu konsepnya percuma saja. Dan saya terus mencoba untuk memahami konsepnya, cara mengerjakan soal-soal fisika. Pertama membaca-baca rumus kemudian mengerjakan soal-soal yg saya anggap tidak bisa, trus saya coba sampai saya bisa mengerjakan. Wah kalau menghapal itu kekurangan dalam diri saya karena menghapal itu sulit daripada menghitung, dan menghapal itu sering lupa. Strategi itu mencatat semua rumus-rumus kalau bisa menerapkan dalam soal, pada waktu mengerjakan dan pada waktu rumus itu digunakan pada soal itu. Sulit menjelaskannya mas…
Saya coba bertanya pada teman yang sudah bisa atau pada dosen, berkaitan pada waktu dosen itu memberikan mata kuliah, misalnya (mata kuliah A) dan (mata kuliah B). Belum pernah Kalau aku berusaha untuk mencari-cari buku di luar karena menambah pengetahuan lebih luas, karena menurut saya buku itu adalah sumber ilmu dari segala ilmu. Belajar sendiri, karena menurut saya belajar sendiri itu lebih bisa konsentrasi daripada belajar kelompok. Kalau kelompok kan ada yang konsentrasi ada yang tidak ada yang tanya-tanya gitu. Kalau ada tugas biasanya aku tanya dulu sama teman gimana sih cara ngerjainnya, tapi kalau bisa ngerjain sendiri ya aku ngerjain sendiri. Target saya apa ya, pengennya jadi peneliti,karena saya ingin meneliti apa sih yang ada di alam ini dan apa kaitannya dengan fisika itu Sebenarnya itu meneliti lebih detail kejadiankejadian fisika gitu, peristiwa-peristiwa fisika. Karena dulu saya ikut SMPTN ambil matematika murni sama kimia murni sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Tapi untuk sekarang udah ada niatan gak jadi guru. Sekarang jalaninya gimana?enjoy? senang? Atau sedikit terpaksa? Untuk nilai fisika kamu sendiri sekarang bagaimana?
Kalau sebelum ujian gitu ada cara-cara tertentu kamu dalam belajar? Berapa lama kamu menghabiskan waktu Kalau hari-hari lain selain ada ujian bagaimana? Kalau ada tugas itu kamu langsung kerjakan atau enggak? Baca buku2 referensi dari luar gak?
fisika murni tidak diterima ya sudah, ambil pendidikan. Saya pindah ke Sanata Dharma, di kampus ini kan ada matematika murni tapi tidak ada fisika murni, terus saya ambil pendidikan untuk matematika dan fisika dan saya diterima di pendidikan fisika. Say ikut seleksi mandiri di UNY tapi orang tua tidak memperbolehkan dan akhirnya saya di sini. Iya, sudah.. mungkin ini kehendak dari Tuhan, Sebenarnya sedikit terpaksa tapi saya coba jalani dengan perasaan senang gitu. Ya masih kesulitan dalam matakuliah A, saya ingin tetap berusaha memahaminya dan berusaha untuk mendapatkan nilai yang baik dan lulus dengan nilai baik. Mungkin sambil nonton TV karena untuk sambil refreshing gitu. Kira-kira belajar itu 3 jam sampai 4 jam gak full, istirahat sebentar 15 menit Ya tetap belajar… Ya kadang-kadang, kadang-kadang juga pas mau mendekati hari H baru ngerjain. Iya, kan biasanya dosen menganjurkan bukubuku tertentu dan saya biasanya coba cari buku-buku yang dianjurkan dosen.