PENDAMPINGAN ANAK DALAM KELUARGA DI TK PERTIWI KEBASEN KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Apriliana Ega Saputri NIM 10102244003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017
i
MOTTO “Sukses itu ketika kita belajar dari kesalahan” (Penulis)
v
PERSEMBAHAN Karya ini saya persembahkan untuk: Tuhan Yang Maha Esa Bapak dan Ibu beserta keluarga tercinta atas segala ketulusan, kasih sayang, dan pengorbanannya. Almamaterku UNY
vi
PENDAMPINGAN ANAK DALAM KELUARGA DI TK PERTIWI KEBASEN KABUPATEN BANYUMAS Oleh Apriliana Ega Saputri NIM. 10102244003 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : 1) bentuk pendampingan anak dalam keluarga di TK Pertiwi Kebasen, 2) faktor pendukung dan faktor penghambat pada pendampingan anak di dalam keluarga di TK Pertiwi Kebasen. penelitian ini menggunakan penelitian pendekatan deskriptif kualitatif dengan lokasi penelitian di TK Pertiwi Kebasen. Subyek penelitian ini adalah Kepala Sekolah TK Pertiwi Kebasen, orang tua/wali siswa di TK Pertiwi Kebasen, dan siswa di TK Pertiwi Kebasen. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Triangulasi yang digunakan untuk menjelaskan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) bentuk pendampingan anak dalam keluarga meliput dalam sikap, berperilaku, berbicara, belajar, dan beribadah. bentuk pendampingan bersikap seperti membiasakan anak bersikap yang baik atau terpuji dan memberikan pengertian mengenai sikap yang tidak boleh dilakukan dan dibiasakan oleh anak, dan mengawasi anak dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk pendampingan perilaku seperti mengajari anak untuk menghormati orang yang lebih tua, berperilaku sopan, disiplin, jujur, tanggung jawab. Pendampingan dalam berbicara seperti tidak menghardik anak, dan mengajak anak bercerita mengenai hal yang dialami anak. Pendampingan belajar seperti mendampingi anak saat belajar dengan mengenal angka, huruf, belajar berhitung dan membaca serta mengikutsertakan anak dalam kegiatan les. Pendampingan beribadah seperti mengajari anak cara sholat, mengaji, menghafal doa sehari – hari serta dengan memasukkan anak ke TPA. Cara pendampingan anak dilakukan dengan memberikan contoh yang baik (keteladanan), membangun rasa empati (peduli dan berbagi), memberikan kepercayaan, menumbuhkan motivasi, menciptakan kebersamaan, memberi rasa tanggungjawab, dan memberi penghargaan/penguatan. 2) Faktor pendukung pendampingan anak di dalam keluarga di TK Pertiwi Kebasen yaitu faktor kesabaran orang tua dan Partisipasi anak dalam kegiatan pendampingan. Sementara faktor penghambatnya yaitu jadwal kegiatan pendampingan kurang teratur, ariasi kegiatan yang sedikit dan lingkungan sekitar anak. Kata kunci : pendampingan anak, keluarga
vii
KATA PENGANTAR
Allhamdulillahirabbil „alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kemudahan atas segala hal, sehingga skripsi yang berjudul “PENDAMPINGAN ANAK DALAM KELUARGA DI TK PERTIWI KEBASEN KABUPATEN BANYUMAS” telah dapat penulis selesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, baik dukungan moril maupun materiil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1.
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mendukung untuk melakukan penelitian ini.
2.
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY yang telah memberikan izin dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3.
Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan izin dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
4.
Dosen Pembimbing Skripsi Dr. Sujarwo, M.Pd yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam kesempurnaan skripsi ini
5.
Ibu Dosen pembimbing akademik Dra. Serafin Wisni Septiarti M.Si yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal hingga akhir penyusunan skripsi ini. viii
6.
Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan wawasan, ilmu, dan pengalamannya.
7.
Orang tuaku tercinta terima kasih atas do‟a, kasih sayang, motivasi, dan pengorbanan untuk saya selama ini.
8.
Mahasiswa program studi Pendidikan Luar Sekolah angkatan 2010 yang senantiasa membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
9.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara langsung maupun tidak langsung ikut memberikan bantuan tenaga dan pikiran sehingga terselesainya skripsi ini. Terima kasih atas bantuan yang diberikan semoga amal dan kebaikan yang
telah diberikan menjadi amal baik dan imbalan pahala dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi peneliti selanjutnya dan menjadikan inspirasi bagi pembaca. Amin.
Yogyakarta, Februari 2017 Penyusun
Apriliana Ega Saputri NIM 10102244003
ix
DAFTAR ISI hal HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………
i
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………………
ii
HALAMAN PERNYATAAN ………………………………………………….
iii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….
iv
MOTTO …………………………………………………………………………
v
PERSEMBAHAN ………………………………………………………………
vi
ABSTRAK ………………………………………………………………………
vii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….
viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………
x
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………
xii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………...
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………...
xiv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................
6
C. Pembatasan Masalah ...............................................................................
6
D. Perumusan Masalah ................................................................................
6
E. Tujuan Penelitian .....................................................................................
7
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................
7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ...........................................................................................
9
1. Tinjauan Pendampingan Anak ............................................................
9
2. Keluarga .............................................................................................
25
3. Karakteristik Anak TK ........................................................................
32
B. Kajian Penelitian yang Relevan .............................................................
34
C Kerangka Berfikir ....................................................................................
38
D. Pertanyaan Penelitian .............................................................................
39
x
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ............................................................................
40
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................
40
C. Subjek Penelitian .....................................................................................
40
D. Pengumpulan Data .................................................................................
41
E. Instrumen Penelitian ...............................................................................
43
F. Teknik Analisis Data ..............................................................................
46
G. Keabsahan Data ......................................................................................
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi TK Pertiwi Kebangsaan .........................................................
51
B. Deskripsi Subyek Penelitian ...................................................................
52
C. Hasil Penelitian ......................................................................................
55
D. Pembahasan ...........................................................................................
81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................
88
B. Saran .......................................................................................................
89
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
90
LAMPIRAN .................................................................................................
93
xi
DAFTAR TABEL Hal Tabel 1. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ……………………………….
44
Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Observasi …………………………………...
45
Tabel 4. Data Kepengurusan Organisasi Penyelenggara dan Pendidik TK Pertiwi Kebasen ……………….......................................... Tabel 5. Karakteristik Subyek Penelitian………………. ……................
xii
52 53
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.
Triangulasi Sumber …………………………………..……
49
Gambar 2.
Triangulasi Teknik …………………………………….……
50
Gambar 3. Gambar 4.
Pendampingan Anak dalam Keluarga Saat Menonton Televisi agar Dapat Menyaring Sikap yang Tidak Baik ………..…… Pendampingan dalam Belajar ………………………………
Gambar 5.
Pendampingan Anak dalam Beribadah ……………………....
67
Gambar 6.
Cara Pendampingan dengan Keteladanan ……………………
69
Cara Orang Tua Kolaborasi dengan Pihak Sekolah untuk Membangun Rasa Peduli dan Berbagi dengan Memberikan Bantuan pada Anak Panti …………………………………… Gambar 8. Cara Orang Tua Menumbuhkan Motivasi dengan Membelikan Makanan Kesukaan dan Mainan Anak Ketika Melakukan Hal yang Baik …………………………………… Gambar 9. Menciptakan Kebersamaan melalui Makan dan Kumpul Bersama …………………………………………………........ Gambar 10. Anak Membereskan Mainan untuk Membentuk Rasa Tanggungjawab ……………………………………………… Gambar 11. Orang Tua memberikan Penguatan dengan Memberikan Hadiah Makanan ……………………………………………...
59 65
Gambar 7.
xiii
71
73 75 76 77
DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran 1 Pedoman Wawancara …………………………………
91
Lampiran 2 Transkrip Wawancara ………………………………...
95
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan yang berkualitas memerlukan pendidikan yang baik untuk membentuk sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi baik, sehingga sumber daya yang terbentuk nantinya mampu bersaing di era globalisasi seperti sekarang ini. Salah satu cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui lembaga penyelenggara pendidikan baik non formal maupun formal seperti pendidikan di sekolah. Hal ini sebagaimana tujuan pendidikan Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang diterangkan dalam pasal 3 yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Berdasarkan definisi tersebut, dapat diketahui bahwa melalui pendidikan diharapkan dapat menciptakan manusia yang berkualitas dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Supaya dapat mengembangkan potensi yang dimiliki, harus tercipta suasana belajar yang baik yang dapat mendukung proses pembelajaran berjalan secara efektif. Suasana belajar ini dapat dilaksanakan secara formal di luar sekolah dan non formal seperti belajar individu di rumah dengan pendampingan keluarga.
1
Faktor yang tidak kecil pengaruhnya bagi perkembangan seorang anak adalah lingkungan keluarga. Menurut Hasbullah (2009: 38) keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertamatama mendapatkan didikan dan bimbingan, Juga dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Dalam hal ini keluarga memegang peranan penting dalam pendidikan anak. Keterlibatan keluarga dalam pendidikan bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan belajar, tetapi lebih dari itu membimbing dan mengarahkan agar berhasil dan mandiri. Pendampingan keluarga adalah upaya yang melibatkan seluruh anggota keluarga untuk mengembangkan potensi yang dimiliki agar mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Dalam pendidikan anak peran orang tua tidak hanya memberikan sebatas pendidikan saja atau memberikan uang yang cukup, tetapi juga dengan pengasuhan dari orang tua, dengan memberi perhatian, kasih sayang, kepedulian dan dukungan dari anggota keluarga. Ada beberapa orang tua yang hanya memberikan anak berupa materi saja, mungkin karena kesibukan mereka bekerja mencari nafkah. Hal ini tergantung dari masing-masing orang tua dalam mendidik anak, semua akan berjalan dengan baik apabila orang tua mampu membagi waktu, dalam mendidik serta memberi pendidikan dan perhatian yang cukup bagi anak (Andriyani, 2010: 11-12). Dari pendapat tersebut kita dapat mengetahui bahwa orang tua harus pandai dalam membagi waktu antara pekerjaan dan anaknya agar orang tua masih memiliki waktu untuk memberikan perhatian dan pendampingan 2
dalam keluarga untuk anak-anaknya. Ketika orang tua ikut aktif dalam pembelajaran anak tentunya akan berdampak positif bagi perkembangan belajar anaknya. Hal ini akan meningkatkan semangat belajar anak sehingga anak akan mudah dalam menerima pelajaran yang diberikan. Mengingat pendidikan bukan hanya mencetak lulusan yang memiliki kemampuan akademik saja, melainkan juga akhlak, moral dan spiritualitas. Oleh karena itu, orang tua juga berperan sebagai penanggung jawab utama pendidikan anak, sehingga tidak boleh hanya menyerahkan pendidikan anak pada sekolah. Apalagi dengan banyaknya kasus yang terjadi memperlihatkan adanya pergeseran makna pendidikan menjadi pengajaran semata. Peran serta keluarga dalam pendidikan perlu diterapkan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan. Penelitian yang dilakukan oleh Pribadi (2009: 79) menyimpulkan bahwa pendampingan orang tua berhubungan signifikan dengan aktivitas anak menonton televisi. Pendampingan orang tua meliputi frekuensi orang tua menemani anak dalam aktivitas menonton televisi, intensitas orang tua memberikan bimbingan kepada anak ketika menonton televisi dan intensitas pengarahan orang tua terhadap aktivitas anak menonton televisi. Hasil tersebut juga dikuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Salamah (2006) yang juga menyimpulkan bahwa faktor keterbukaan harus ada ketika terjadi komunikasi antara orangtua dengan anak-anaknya.
Sebagai
orang
tua
dalam
kehidupan
berkeluarga
perlu
membudayakan rasa saling percaya, mempengaruhi kebiasaan anak dalam nonton televisi kegiatan sehingga menjadi kegiatan yang positif dan produktif bagi perkembangan dan pertumbuhan kedewasaan anak. Hal ini menunjukkan bahwa 3
pendampingan orang tua sangat penting dalam mendukung perkembangan anak agar tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif. Paparan di atas menunjukkan bahwa pendampingan anak dalam keluarga sangat penting dalam membantu perkembangan anak. Apalagi pada anak usia dini merupakan masa yang paling penting dalam proses kecerdasan anak. Masa ini adalah masa tumbuh kembang untuk anak, dimana potensi anak mulai berkembang dan mulai peka terhadap hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Seperti yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14 dijelaskan bahwa: “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Pada masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai agama (Depdiknas, 2004). Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang menyelenggarakn program pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun (Kemendikbud, 2013).Pada masa ini kebanyakan pola perilaku pada anak telah terbentuk, namun dari pengamatan yang terlihat kebanyakan rumah tangga masih kurang cukup menyediakan rangsangan pendidikan bagi anak-anaknya. Orang tua lebih mengandalkan pihak sekolah (Reni Akbar Hawadi, 2001: 27). Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa dalam usia-usia 5-6 tahun anak sudah dikenalkan dengan pendidikan yaitu TK 4
tetapi pada usia ini orang tualah masih memegang peranan yang lebih besar dalam pendidikan anak karena anak masih menghabiskan waktu yang lebih banyak di rumah dibandingkan di sekolah. TK Pertiwi Kebasen merupakan salah satu TK yang diunggulkan di wilayah Kecamatan Kebasen, kabupaten Banyumas. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di TK Pertiwi Kebasen yang makin bertambah dari tahun ke tahun. Kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap mutu pendidikan yang diberikan di TK Pertiwi Kebasen ini menyebabkan banyak orang tua yang mempercayakan pendidikan anak-anaknya kepada sekolah. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa sebanyak 10 orang tua melakukan pendampingan anak dengan memperhatikan sikap dalam lingkungan sehari-hari saat bermain dengan teman-teman, saat menonton televisi selain itu orang tua juga membiasakan anak-anaknya untuk bertutur kata dengan sopan. Orang tua juga melakukan pendampingan saat anak belajar dan beribadah. Orang tua juga melakukan kegiatan bersama dengan anak untuk menjalin keakraban seperti mengantar dan menjemput sekolah. Dalam pendampingan ini orang tua terkadang terkendala dengan kurang teraturnya jadwal pendampingan yang disebabkan oleh kesibukan orang tua. Selain itu kegiatan pendampingan yang dilakukan kurang bervariasi. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pendampingan Anak dalam keluarga di TK Pertiwi Kebasen”.
5
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Ada 10 orang tua di TK Pertiwi Kebasen yang menyerahkan pendidikan anakanaknya pada guru yang ada di TK. 2. Dalam proses pendidikan anak, orang tua kadang hanya memberikan materi saja tanpa memberikan pendampingan pada anak-anaknya saat berada di rumah. 3. Sebagian orang tua anak yang sibuk bekerja menjadi faktor penghambat utama dalam pendampingan anak di TK Pertiwi Kebasen.
C. Pembatasan Masalah Penelitian ini hanya dibatasi pada pendampingan anak dalam keluarga di TK Pertiwi Kebasen.
D. Rumusan Masalah Dari pembatasan masalah tersebut di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu: 1. Bagaimanakah pendampingan anak di dalam keluarga di TK Pertiwi Kebasen? 2. Apa sajakah faktor pendukung dan faktor penghambat pada pendampingan anak di dalam keluarga di TK Pertiwi Kebasen?
6
E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan pendampingan anak dalam keluarga di TK Pertiwi Kebasen. 2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan faktor penghambat pada pendampingan anak di dalam keluarga di TK Pertiwi Kebasen.
F. Manfaat Penelitian ini memiliki manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Manfaat Teoritis Hasil penelitian dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan khususnya mengenai psikologi keluarga dan anak.
2.
Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Sebagai
sarana
untuk
menambah
wawasan,
pengetahuan
dan
pengalaman peneliti mengenai pendampingan anak di dalam keluarga serta salah satu prasyarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar sarjana.
7
b. Bagi Orang Tua Dengan penelitian ini orang tua diharapkan dapat meningkatkan pendampingannya kepada anak-anak agar anak dapat berkembang secara maksimal.
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan Pendampingan Anak a. Pengertian Pendampingan Anak Istilah pendampingan berasal dari kata kerja “mendampingi” yaitu suatu kegiatan menolong yang karena sesuatu sebab butuh didampingi. Pendampingan juga berarti bantuan dari pihak lain yang sukarela mendampingi seseorang atau pun dalam kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan pemecahan masalah dari masing-masing individu maupun kelompok. Pendampingan pemberian
kemudahan
(fasilitas) yang
adalah suatu proses diberikan
pendamping
kepada klien dalam mengidentifikasi kebutuhan dan memecahkan masalah serta mendorong pengambilan
keputusan,
tumbuhnya sehingga
inisiatif dalam proses
kemandirian
klien
secara
berkelanjutan dapat diwujudkan (Direktorat Bantuan Sosial, 2007: 4). Pendampingan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dapat bermakna pembinaan, pengajaran, pengarahan, dalam kelompok yang lebih berkonotasi pada menguasai, mengendalikan dan mengontrol. Kata pendampingan lebih bermakna pada kebersamaan, kesejajaran, samping, menyamping dan karenanya kedudukan antara keduanya (pendamping dan yang didampingi) sederajat, sehingga tidak ada dikotomi antara atasan dan bawahan. Hal ini membawa implikasi 9
bahwa peran pendamping hanya sebatas pada memberikan alternatif, saran dan bantuan konsultatif dan tidak pada pengambilan keputusan (BPKB Jawa Timur dalam Rina Erviyati, 2012: 13). Anak adalah sosok manusia yang unik, lucu, labil dan potensial untuk tumbuh dan berkembang yang dilahirkan oleh seorang ibu. Anak yang baru lahir dalam keadaan fitrah (memiliki potensi yang siap untuk tumbuh dan berkembang secara optimal). Tumbuh dan berkembangnya anak sangat dipengaruhi oleh stimulus yang diterima dari lingkungan sekitarnya. Pendampingan anak di dalam keluarga memerlukan peran orang tua. Pada posisi inilah peran orang tua sangat strategis dalam memberikan sentuhan dan menanamkan nilai-nilai yang diyakini mampu menghantarkan anak-anaknya untuk meraih kesuksesan (Sujarwo, 2014: 17). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendampingan anak di dalam keluarga merupakan upaya bantuan yang dilakukan pihak keluarga khususnya orang tua dengan mendampingi anak untuk memenuhi kebutuhan dan pemecahan masalah anak dalam rangka mendukung optimalisasi perkembangan anak. Pendampingan anak di dalam keluarga diwujudkan melalui pendidikan cara-cara orang tua dalam mendidik anaknya agar menjadi pribadi yang mandiri dan berkembang secara optimal.
10
b. Tujuan dan Fungsi Pendampingan Anak Tujuan pendampingan adalah pemberdayaan. Pemberdayaan berarti mengembangkan kekuatan atau kemampuan (daya), potensi, sumber daya manusia yang ada pada diri manusia agar mampu membela dirinya sendiri. Didalam kegiatan pendampingan perlu memiliki tujuan dan sasaran yang jelas dan dapat dilihat dari hasilnya. Menurut Juni Thamrin (2006: 89), yaitu banyak cara melakukan pendampingan dan salah satunya melalui membina hubungan kedekatan, kedekatan dapat menimbulkan kepercayaan antara pendamping dengan yang didampingi. Menurut Deptan (2004: 34), tujuan dari pendampingan antara lain: 1) memperkuat dan memperluas kelembagaan yang sedang dijalankan dimasyarakat, 2) menumbuhkan dan menciptakan strategi agar berjalan dengan lancar dan tercapai tujuan yang dijalankan, dan 3) meningkatkan peran serta aparat maupun tokoh masyarakat dalam melaksanakan program pendampingan. Pendampingan adalah salah satu dari teknik pemberdayaan yang mempunyai fungsi penting, menurut Totok Wiryasaputra (2006: 88) fungsi pendampingan yakni sebagai berikut: 1) Menyembuhkan, pendamping memakai ketika melihat keadaan yang perlu dikembalikan pada keadaan semula atau mendekati keadaan semula.
11
2) Menopang, digunakan untuk membantu orang yang didampingi menerima
keadaan
yang
sekarang
sebagaimana
adanya,
kemudian berdiri di atas kaki sendiri dalam keadaan yang baru serta tumbuh secara penuh dan utuh. 3) Membimbing, dilakukan pada waktu orang mengambil keputusan mengenai masa depannya. 4) Memperbaiki hubungan, fungsi ini digunakan pendamping untuk membantu orang yang didampingi bila mengalami konflik batin dengan pihak lain yang mengakibatkan putusnya atau rusaknya hubungan. 5) Memberdayakan (empowering), pendamping memfungsikan diri sebagai sebagai mitra atau fasilitator yang memberdayakan, membebaskan dan membangun kekuatan atau kemampuan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendampingan anak di dalam keluarga adalah untuk membina hubungan kedekatan, sehingga dapat menimbulkan kepercayaan antara pendamping dengan yang didampingi dalam hal ini antara orang tua dengan anak. Sementara fungsi pendampingan anak di dalam keluarga antara lain fungsi menyembuhkan, menopang, membimbing, memperbaiki hubungan dan memberdayakan.
12
c. Prinsip- Prinsip Pendampingan Anak Prinsip-prinsip yang dilakukan dalam pendampingan anak di dalam keluarga, menurut Departemen Sosial (2007: 9) pendamping harus berpedoman dan memegang teguh prinsip-prinsip sebagai berikut : 1) Penerima (acceptance) Pendamping hendaknya menerima penerima manfaat tanpa memandang latar belakang, SARA, keadaan fisik dan psikis. 2) Individualisasi (individualization) Pendamping hendaknya memahami keberadaan penerima manfaat sebagai sosok individu yang unik atau berbeda satu sama yang tidak bisadisamakan dengan individu lainnya. 3) Tidak meghakimi (non-judgemental) Pendamping
selayaknya
tidak
menghakimi
atau
melakukan penlilaian secara sepihak atas diri penerima manfaat dalam berbagai hal baik sifat, watak, tingkah laku, perbuatan maupun masalah yang sedang dihadapinya. 4) Kerahasiaan (confidentiality) Dalam rangka menjaga keselamatan, keamanan, dan kenyamanan maka pendamping wajib member jaminan atau menjaga kerahasiaan menyangkut data atau informasi yang bersifat pribadi kepada orang lain. 13
5) Rasional (rationality) Pendamping berperan dalam memberikan pandangan yang objektif dan faktual terhadap kemungkinan-kemungkinan yang terjadi serta mampu mengambil keputusan. Berdasarkan uraian sebelumnya dapat diketahui bahwa prinsip dalam pendampingan keluarga antara lain prinsip acceptance, individualization, non-judgemental, confidentiality, dan rationality.
d. Bentuk Pendampingan Anak Menurut Shochib (2010: 42), orang tua dalam keluarga berperan mendampingi anak sebagai guru, penuntun, pengajar, serta sebagai pemimpin pekerjaan dan pemberi contoh. Selanjutnya dijelaskan lebih lanjut bahwa agar orang tua dan anak terjalin hubungan yang baik diperlukan upaya komunikasi yang efektif sebagai berikut: 1) Kemampuan orang tua menyampaikan pernyataan kepada anaknya akan membuatnya mengerti dan menyadari apa yang dirasakan dan dimaui oleh orang tua, sehingga mudah diikuti. 2) Kemampuan orang tua mendengarkan anak secara reflektif akan membantu dirinya membaca, memahami dan menyadari apa yang diperbuat sehingga mereka sadar untuk mengubah perbuatan salahnya dan atau sadar untuk mengoptimalkan perilaku benarnya.
14
3) Kemampuan orang tua menerima perasaan anak berarti telah mampu memahami dunia anak 4) Kemampuan orang tua melakukan komunikasi yang disertai humor, terutama manakala anak sedang dilanda kegelisahan akan mampu mengembalikan anak pada kondisi normal dan siap menerima pesan-pesan nilai moral dari orang tua. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Nursalam (2008: 41) yang membagi pendampingan anak berdasarkan kebutuhan dasar menjadi tiga yaitu: 1) Pendampingan orang tua dalam pemenuhan kebutuhan fisik (Asah), antara lain: a) Orang tua memberikan kebutuhan anak seperti makan dan minum b) Orang tua memberikan kebutuhan anak pakaian yang layak sama dengan anggota keluarga yang lain. c) Orang tua memberikan kebutuhan anak perawatan kesehatan dasar seperti membawa anak rutin kontrol kesehatan d) Orang tua memandikan dan menggosok gigi anak. 2) Pendampingan orang tua dalam pemenuhan kebutuhan fisik emosional (Asih), antara lain: a) Orang tua memperkenalkan anak sebagai bagian dari keluarga.
15
b) Orang tua memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitasnya. c) Orang tua memotivasi anak untuk bergaul dengan temantemannya. d) Ornag tua dapat menerima keadaan yang cacat. e) Orang tua tidak memperlakukan anak berbeda dengan anggota keluarga yang lain. 3) Pendampingan orang tua dalam pemehuhan kebutuhan fisik stimulasi (Asah), antara lain: a) Orang tua mengajarkan anak berkomunikasi secara lisan. b) Orang tua mengajarkan anak tentang pengetahuan akademis. c) Orang tua mengajarkan anak cara berpakaian. d) Orang tua mengajarkan anak latihan BAB dan BAK sendiri. e) Orang tua mengajarkan anak cara memegang pensil. f) Orang tua membujuk anak bila anak bersikap berbeda dari anggota keluarga yang lain. misaknya pendiam atau menarik diri (Nursalam, 2008: 41). Selanjutnya
menurut
BKKBN
(2010:
18)
dimensi
pendampingan anak di dalam keluarga khusus orang tua terhadap anak adalah sebagai berikut: 1) Pendampingan Sebagai Pendidik Orang
tua
hendaknya
menyadari
banyak
tentang
perubahan fisik maupun psikis yang akan dialami anak. Untuk itu 16
orang tua wajib memberikan bimbingan dan arahan kepada anak. Nilai-nilai agama yang ditanamkan orang tua kepada anaknya sejak dini merupakan bekal dan benteng mereka untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi. Agar kelak anak dapat
membentuk
rencana hidup
mandiri,
disiplin, dan
bertanggung jawab, orang tua perlu menanamkan arti penting dari pendidikan dan ilmu pengetahuan yang anak dapatkan di sekolah, di luar sekolah, serta di dalam keluarga. 2) Pendampingan Sebagai Pendorong Menghadapi masa peralihan menuju dewasa, anak sering membutuhkan
dorongan
dari
orang
tua.
Terutama
saat
mengalami kegagalan yang mampu menyurutkan semangat mereka. Pada saat itu, orang tua perlu menanamkan keberanian dan rasa percaya diri anak dalam menghadapi masalah, serta tidak gampang menyerah dari kesulitan. 3) Pendampingan Sebagai Panutan Anak memerlukan model panutan di lingkungannya. Orang tua perlu memberikan contoh dan teladan, baik dalam menjalankan nilai-nilai agama maupun norma yang berlaku di masyarakat.
Pendampingan
orang
mempengaruhi kepribadian remaja.
17
tua
yang
baik
akan
4) Pendampingan Sebagai Pengawas Menjadi kewajiban bagi orang tua untuk melihat dan mengawasi sikap dan perilaku anak agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang membawanya ke dalam kenakalan anak dan tindakan yang merugikan diri sendiri. Namun demikian hendaknya dilakukan dengan bersahabat dan lemah lembut. Sikap penuh curiga, justru akan menciptakan jarak antara anak dan orang tua, serta kehilangan kesempatan untuk melakukan dialog terbuka dengan anak. 5) Pendampingan Sebagai Teman Orang tua perlu menciptakan dialog yang hangat dan akrab, jauh dari ketegangan atau ucapan yang disertai cercaan. Hanya bila anak merasa aman dan terlindung, orang tua dapat menjadi sumber informasi, serta teman yang dapat diajak bicara atau bertukar pendapat tentang kesulitan atau masalah mereka. 6) Pendampingan sebagai Konselor Orang tua sangat penting dalam mendampingi anak. Ketika menghadapi masa-masa sulit dalam mengambil keputusan bagi dirinya. Orang tua dapat memberikan gambaran dan pertimbangan nilai yang positif dan negatif , sehingga mereka mampu belajar mengambil keputusan tebaik. Selain itu orang tua juga perlu memiliki kesabaran tinggi serta kesiapan mental yang kuat menghadapi segala tingkah laku mereka, terlebih lagi 18
seandainya anak sudah melakukan hal yang tidak diinginkan. Sebagai konselor, orang tua dituntut untuk tidak menghakimi, tetapi dengan jiwa besar justru harus merangkul anak yang bermasalah tersebut. 7) Pendampingan Sebagai Komunikator Suasana harmonis dan saling memahami antara orang tua dan anak dapat menciptakan komunikasi yang baik. Orang tua perlu membicarakan segala topik secara terbuka tetapi arif. Menciptakan rasa aman dan telindung untuk memberanikan anak dalam menerima uluran tangan orang tua secara terbuka dan membicarakan masalahnya. Artinya tidak menghardik anak. Sujarwo
(2015:
8)
mengemukakan
beberapa
bentuk
pendampingan yang dilakukan orang tua kepada anak-anaknya, yaitu: 1) Bentuk pendampingan dalam bersikap Pendampingan pada anak dalam mensikapi kondisi atau kejadian yang dialami anak-anak secara positif dan selalu berbaik sangka. 2) Bentuk pendampingan terhadap perilaku Orang tua hendaknya memberikan contoh perilaku yang baik bagi anak-anaknya. 3) Pendampingan dalam berbicara Berbicara merupakan media awal menumbuhkan rasa peduli dan kasih sayang antara orang tua dengan anak-anaknya. 19
4) Pendampingan dalam belajar Orang tua menyiapkan sumber belajar dan fasilitas dalam keluarga yang menarik dan mudah dimanfaatkan anak-anak untuk belajar. Orang tua juga harus bisa menciptakaan suasana yang menyenangkan dan nyaman dalam belajar anak. 5) Pendampingan beribadah Orang tua membiasakan anak untuk merasa butuh beribadah. Orang tua perlu membiasakan anak merasa nyaman beribadah
dan
menunjukkan
manfaat
beribadah
bagi
kehidupannya. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dimensi pendampingan anak di dalam keluarga khusus orang tua terhadap anak antara lain: dimensi pendidik, pendorong, panutan, pengawas, teman, konselor, dan komunikator.
e. Metode Pendampingan Anak Didalam proses pelaksanaan pendampingan harus memiliki metode Pendampingan yang harus disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang harus didampinngi. Metode pendampingan ini merupakan proses kegiatan agar terjadinya pendampingan, metode pendampingan yang biasa digunakan dalam kegiatan pendampingan menurut Bintan (2010: 21) yaitu:
20
1) Konsultasi Konsultasi adalah upaya pembantuan yang diberikan pendamping terhadap orang yang didampingi dengan cara memberikan jawaban, solusi dan pemecahan masalah yang dibutuhkan oleh anak. 2) Pembelajaran Pembelajaran adalah alih pengetahuan dan sistem nilai yang dimiliki oleh pendamping kepada masyarakat dalam proses yang disengaja. 3) Konseling Konseling adalah membantu menggali semua masalah dan potensi yang dimiliki dan membuka alternatif-alternatif solusi untuk mendorong anak mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang ada dan harus berani bertanggung jawab bagi kehidupan anak. Sujarwo (2015: 8) mengemukakan beberapa cara yang dapat dilakukan dalam memberikan pendampingan pada anak agar memberikan dampak yang bermakna. 1) Keteladanan (memberikan contoh yang baik) Cara yang paling mudah dan cocok dalam memberikan bimbingan dan pendampingan pada anak adalah memberikan contoh yang baik pada anak-anaknya. Orang tua harus dapat
21
menunjukkan pada anak-anak bahwa selaku orang tua, mereka layak untuk dijadikan panutan bagi anak-anaknya. 2) Membangun rasa empati (peduli dan berbagi) Empati adalah adanya perasaan yang sangat dalam ikut merasakan apa (sebagaimana) yang telah dirasakan oleh orang lain. Anak dengan orang tuanya harus memiliki rasa empati (saling peduli dan berbagi). 3) Memberi kepercayaan Setiap anak memiliki potensi yang terbaik dalam dirinya. Orang tua sangat perlu dalam menumbuhkan rasa percaya diri pada anak yakni dengan dengan pemantauan yang fleksibel. 4) Menumbuhkan motivasi Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan suatu aktivitas. Motivasi dapat dibangun melalui upaya pencpaian pada tujuan yang jelas. 5) Menciptakan kebersamaan Kebersamaan merupakan bentuk aktifitas yang melibatkan banyak orang secara kerjasama. Kebersamaan menuntut anak dan orang tua dalam melakukan aktifitas. 6) Berikan rasa tanggung jawab Tanggung jawab merupakan tugas dan aktifitas yang harus anda laksanakan sesuai dengan kemampuan maksimal anda. Jangan meragukan kemampuan anak dalam setiap kegiatannya. 22
7) Berikan penghargaan/penguatan Penghargaan merupakan pengutan yang diberikan kepada aktifitas yang dilakukan anak-anak. Uraian di atas dapat diketahui bahwa metode pendampingan yang dapat dilakukan oleh orang tua meliputi konsultasi, pembelajaran dan konseling.
f. Faktor yang Mempengaruhi Pendampingan Anak Faktor-faktor yang mempengaruhi pendampingan anak dalam keluarga (Whaley & Wong, 2001: 19) adalah sebagai berikut: 1) Usia Orang Tua Usia 18 tahun sampai 35 tahun dianggap usia yang paling baik dalam berperan menjadi orangtua, karena pada usia ini tingkat kekuatan, kesehatan, dan waktu berada pada tahap optimum untuk keluarga dan mengasuh anak. 2) Pengalaman menjadi orangtua Pengalaman
sebelumnya
dalam
membesarkan
anak
berpengaruh terhadap cara orangtua membesarkan anak dan cara selanjutnya. 3) Hubungan perkawinan Kondisi perkawinan dapat berpengaruh secara tidak langsung terhadap pengasuhan anak. Perilaku salah satu orangtua mempengaruhi perilaku anak.
23
4) Keterlibatan ayah dalam pengasuhan Pendekatan mutakhir yang digunakan dalam hubungan ayah dan bayi baru lahir, sama pentingnya dengan hubungan antara ibu dan anak. Menurut Mu‟tadin (2002: 31), faktor yang mempengaruhi pendampingan orang tua dalam pendidikan anak yaitu: 1) Faktor pendidikan Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam memberikan pendidikan pada anak, karena tingginya jenjang pendidikan yang dimiliki oleh orang tua merupakan salah satu pendukung luasnya pengetahuan yang diikuti orang tua. 2) Faktor budaya/lingkungan masyarakat, budaya yang ada dalam masyarakat yang memperbolehkan perilaku seperti merokok, maka akan menjadi berpengaruh pada peran orang tua pada anak. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi pendampingan orang tua pada pendidikan anak yaitu faktor pendidikan, budaya dalam masyarakat, pengalaman orang tua, dan usia orang tua.
24
2. Keluarga a. Pengertian Keluarga Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah dan bersatu. Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai
hubungan
perkawinan, kelahiran,
kekerabatan/hubungan adopsi
darah
karena
dan lain sebagainya. Menurut
Megawangi (Maryam, 2002: 34), keluarga adalah wahana untuk mendidik, mengasuh dan mensosialisasikan anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan dan lingkungan yang sehat guna tercapainya keluarga sejahtera. Sejalan dengan pendapat Megawangi, Slameto (2006: 22) mendefinisikan keluarga sebagai lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan negara sehingga cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajar. Sedangkan menurut Mubarak, dkk (2009: 41) keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiaptiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain. Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial, dalam interaksi dengan kelompoknya. (Kurniadi, 2001: 271). Dalam 25
keluarga yang sesungguhnya, komunikasi merupakan sesuatu yang harus dibina, sehingga anggota keluarga merasakan ikatan yang dalam serta saling membutuhkan.
b. Bentuk Pendampingan Keluarga Kegiatan pendidikanyang dilaksanakan dalam keluarga memang tidak bisa dilepaskan dari pendidikan sebelumnya yakni alam kandungan, saat kelahiran, dan setelah kelahiran. Dengan demikian kewajiban orang tua adalah merawat dan memelihara anaknya sebagai generasi penerus dalam keluarga, bila dikaitkan dengan pendidikan, maka pendidikan anak merupakan serangkaian yang masih ada keterkaitannya untuk mewujudkan generasi unggul, dan pendidikan itu memang merupakan sebuah kebutuhan dalam kehidupan manusia. Islam memandang keluarga sebagai lingkungan yang pertama bagi individu dan dalam keluargalah pendidikan pertama kali dapat dilangsungkan. Keluarga merupakan lapangan pendidikan yang pertama dan pendidiknya adalah kedua orang tua. Orang tua adalah pendidik kodrati pendidik bagi anak-anaknya karena secara kodrati ibu dan bapak diberikan anugrah oleh Tuhan berupa naluri orang tua. Atashendarti Habsjah (2004:218) menjelaskan bahwa bentuk pendidikan dalam keluarga dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : 1) Keluarga inti, yang terdiri dari bapak, ibu dan anak-anak, atau hanya ibu atau bapak atau nenek dan kakek.
26
2) Keluarga inti terbatas, yang terdiri dari ayah dan anak anaknya, atau ibu dan anak-anaknya. 3) Keluarga luas (extended family), yang cukup banyak ragamnya seperti rumah tangga nenek yang hidup dengan cucu yang masih sekolah, atau nenek dengan cucu yang telah kawin, sehingga isteri dan anak-anaknya hidup menumpang juga. Pendapat yang lain dikemukakan oleh Mufidah (2008:41) bahwa bentuk pendidikan keluarga yang berkembang di masyarakat ditentukan oleh struktur keluarga dan domisili keluarga dalam seting masyarakatnya. dalam hal ini keluarga dapat dikategorikan pada keluarga yang berada pada masyarakat pedesaan dengan bercirikan paguyuban, dan keluarga masyarakat perkotaan yang bercirikan patembayan. Keluarga pedesaan memiliki karakter keakraban antar anggota keluarga yang lebih luas dengan intensitas relasi yang lebih dekat, sedangkan keluarga perkotaan biasanya memiliki relasi lebih longgar dengan tingkat intensitas pertemuan lebih terbatas.
c. Fungsi Keluarga dalam Pendidikan Keluarga sebagai wadah kehidupan individu mempunyai peran penting dalam membina dan mengembangkan individu yang bernaung di dalamnya. Selain itu. keluarga sebagai tempat proses sosialisasi paling dini bagi tiap anggotanya dapat dipenuhi oleh keluarganya. Untuk memenuhi kebutuhan itu walaupun tidak secara tegas dan
27
formal, anggota keluarga telah memainkan peran dan fungsi masingmasing. Mawardi dan Nur Hidayat (2000: 45) mengungkapkan bahwa salah satu fungsi keluarga adalah fungsi pendidikan. Fungsi pendidikan,
yaitu
keluarga
sejak
dahulu
merupakan
institusi
pendidikan. Dahulu keluarga merupakan satu-satunya institusi untuk mempersiapkan anak agar dapat hidup secara sosial dan ekonomi di masyarakat. Sekarangpun keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama dalam mengembangkan dasar kepribadian anak. Selain itu keluarga/orang tua menurut hasil penelitian psikologi berfungsi sebagai faktor pemberi pengaruh utama bagi motivasi belajar anak yang pengaruhnya begitu mendalam pada setiap langkah perkembangan anak yang dapat bertahan hingga ke perguruan tinggi.
d. Pendampingan Anak dalam Keluarga Pendampingan orang tua merupakan upaya yang dilakukan oleh orang tua dalam pendampingan anaknya dalam proses memandirikan anak terutama dalam belajar. Ahmadi (2007: 228), orang tua dalam keluarga memiliki tugas penting. Melalui pendampingan yang dilakukan kepada anak, orang tua dapat mengubah sikap dan perilaku anak. Pembentukan sikap dan perubahan sikap serta tingkah laku ditentukan oleh faktor internal diri
28
individu sendiri dan eksternal (Tri Dayaksini, 2003: 96). Adapun hubungan erat antara sikap dan perilaku didukung oleh pengertian sikap yang mengatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak terhadap sesuatu. Tentunya, dalam proses membentuk serta mengubah sikap dan perilaku anak, terjadi komunikasi antarpribadi antara orangtua dan anak. Komunikasi antarpribadi pertama kali dilakukan dalam ruang lingkup keluarga, yaitu mencakup komunikasi orangtua-anak, anak dengan anak,suami dengan istri. Komunikasi antarpribadi dilakukan dengan tujuan untuk mengenal diri sendiri dan orang lan, mengenal dunia luar, menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna, mengubah sikap dan perilaku, bermain dan mencari hiburan, serta membantu (Fajar,2009:78-80). Dalam prose spendampingan anak, komunikasi antar pribadi yang terjalin antara orangtua dengan anak lebih menekankan kepada tujuan untuk mengubah sikap dan perilaku serta mengenal dunia luar. Komunikasi dua arah yang terjadi antara orangtua dan anak menunjukkan respon positif
dari
orangtua
maupun
anakselama
proses
pendampingan.pendampingan ini diharapkan oleh orangtua dapat memberi pengaruh positif kepada anak. Syamsu Yusuf (2005: 128) mengungkapkan bahwa agar pendidikan anak dapat berhasil dengan baik adabeberapa halyang perlu dperhatikan orang tua dalam mendidik antara lain :
29
1) Mendidik dengan keteladanan Keteladanan dalampendidikan merupakan bagian dari sejumlah metode yang paling efektif dalam mempersiapkan danmembentuk anak secara moral, spiritualdan sosial.seorang pendidik merupakan contoh ideal dalampendampingan anakyang tingkah lakudan sopan santunnya akan ditiru, bahkan semua keteladanan iniakan melekat padadiridan perasaannya. 2) Mendidik dengan nasihat Diantara
mendidikyang
membentukkeimanan
anak,
eektif
didalam
mempersiapkan
usaha
moral,psikis
dansosial adalah mendidik dengan nasehat. Sebab nasehat sangat berperan dalam menjelaskan kepada anak tentang segala hakikat, menghiasinya dengan moral mulia. Nasehat sangat berperan dalam menjelaskan kepada anak tentang segala hakekat serta menghiasinya dengan akhlakmulia,nasehat orang tua jauh lebih baik dari pada orang lain, karena orang tualah yang selalu memberikan kasih sayang serta contoh perilaku yang baik kepadaanaknya.
Disamping
memberikan
bimbingan
serta
dukungan ketika anak mendapatkan kesulitan atau masalah, begitupun sebaliknya ketika anak mendapatkan prestasi. 3) Mendidik dengan pengawasan Pendidikan yang disertai dengan pengawasan yaitu mendampingi anak dalam upaya membentuk akidah dan 30
moral,dan mengawasinya dalam mempersiakannya secara psikis dan sosial, dan menanyakan terus terang keadaanya, baik dalam hal pendidikan jasmani maupun dalam hal belajarnya. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan ini termasuk dasar terkuat dalam mewujudkan manusia yang seimbang,yang dapat menjalankan kewajiban- kewajibannya dengan baikdi dalam kehidupan ini. Islam dengan prinsip- prinsipnya yang universal dan dengan peraturan-peraturan yang abadi, mendorong para orang tua untuk selalu mengawasi dan mengontrol anak-anak mereka dalam setiap segi kehidupan, dan pada setiap aspek kependidikan. 4) Metode Penghargaan (reward) Reward merupakan pendorong utama dalam proses belajar. Reward dapat berdampak positif bagi anak, yaitu menimbulkan respon positif, menciptakan kebiasaan yang relatif kokoh dalam dirinya, menimbukan perasaan senang dalam melakukan
suatu
pekerjaan
yang
mendapat
imbalan,
menimbulkan antusiasme, semangat untuk terus melakukan pekerjaan dan semakin percaya diri. 5) Metode Hukuman Metode hukuman merupakan tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan sengaja, sehingga menimbulkan nestapa. Dengan adanya nestapa itu anak dapat menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji dalam hati untuk tidak akan 31
mengulanginya.
Pemberian
hukuman
atau
sangsi
kepada
anakbertujuan untuk mencegah tingkah laku atau kebiasaan yang tidak diharapkan atau yang bertentangan dengan norma, sehingga anak akan berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Dengan demikian hukuman merupakan tehnik meluruskan tingkah lakuanak. Pemberianhukuman kepadaanak hendaknya didasari perasaan cinta kepadanya,bukan atas dasar rasa benci atau dendam.apabila dasarnya rasa benci,makahukuman itu sudah kehilangan fungsi utamanya sebagai pelurus tingkah laku,bahkan yang
terjadi
adalah
berkembangnya
sikap
benci
atau
perkembangan pada diri anakkepada pemberi hukuman tersebut.
3. Karakteristik Anak TK Anak usia dini memiliki karakteristik yag berbeda dengan orang dewasa, karena anak usia dini tumbuh dan berkembang dengan banyak cara dan berbeda. Kartini Kartono (2000: 109) menjelaskan bahwa anak usia dini memiliki karakteristik; 1) bersifat egosentris naif, 2) mempunyai relasi sosial dengan bendabenda dan manusia yang sifatnya sederhana dan primitif, 3) ada kesatuan jasmani dan rohani yang hampir-hampir tidak terpisahkan sebagai satu totalitas, 4) sikap hidup yang fisiognomis, yaitu anak secara langsung membertikan atribut/sifat lahiriah atau materiel terhadap setiap penghayatanya.
32
Masa usia TK merupakan masa-masa dalam kehidupan manusia sejak usia empat tahun sampai usia enam tahun (Ramli, 2005: 185), merupakan bagian dari perkembangan manusia
secara keseluruhan.
Perkembangan pada usia ini mencakup perkembangan fisik dan motorik, perkembangan kognitif, perkembangan sosial emosional, perkembangan nilai agama dan moral, serta perkembangan bahasa. Pada masa ini menurut Fred Ebbeck (Masitoh, dkk, 2005: 7), “merupakan masa pertumbuhan yang paling hebat dan sekaligus paling sibuk. Pada masa ini anak sudah memiliki keterampilan dan kemampuan walaupun belum sempurna.” Usia Taman Kanak-kanak seringkali disebut juga sebagai the golden age atau masa emas yang mengandung arti bahwa masa ini merupakan fase yang fundamental bagi perkembangan dimana kepribadian dasar anak mulai terbentuk. Secara
umum, masa
usia
TK
ditandai
dengan
beberapa
karakteristik pokok. Karakteristik tersebut antara lain: (1) masa usia TK adalah masa yang berada pada usia prasekolah; (2) masa usia TK adalah masa prakelompok; (3) masa usia TK adalah masa meniru; (4) masa usia TK adalah masa bermain; (5)
anak
pada
masa
TK
memiliki
keragaman, oleh sebab itu guru memperlakukannya secara unik (Ramli, 2005: 185-187). Menurut Shoba (2009: 70) pada usia TK (4-6 tahun), anakanak umumnya menunjukkan kemampuan: a. Mendengarkan dan memahami cerita-cerita yang semakin kompleks. 33
b. Mengikuti alur cerita yang dibacakan padanya, dan mengulang cerita tersebut. c. Menebak kejadian berikutnya dalam sebuah cerita. d. Memberikan berbagai komentar yang berkaitan dengan cerita yang dibacakan. e. Menceritakan mengenai pengalamannya dan menyambung komentar dari teman. f. Mencocokkan kata yang didengar dengan kata yang tertera pada buku. Pada usia ini anak ingin melakukan penjelajahan, bertanya, meniru, dan menciptakan sesuatu. Anak mengalami kemajuan yang pesat dalam keterampilan menolong dirinya sendiri, penguasaan bahasa dan dalam keterampilan bermain (Theo Riyanto & Martin Handoko, 2005: 14).
B. Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang dinilai relevan dengan penelitian yang mengangkat masalah pendampingan keluarga, diantaranya adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Malika Dian Ayu Novianti (2014) yang meneliti tentang “Pengaruh Pendampingan Orang Tua terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa di SD N 01 Linggo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2013/2014”. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa pendampingan orang tua berpengaruh positif yang signifikan terhadap kedisiplinan belajar
34
siswa sebesar 44,7%. Persamaan dengan penelitian ini mengenai topik pendampingan orang tua. Sementara perbedaannya terletak pada jenis penelitian
dan
teknik
analisis
data.
Dalam
penelitian
tersebut
menggunakan jenis penelitian expo facto dan teknik analisis data menggunakan analisis regresi. Sementera dalam penelitian ini jenis dan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Woro Hestiningsih Priyantini (2015) tentang “Pendampingan anak jalanan di RSB Diponegoro Yogyakarta”. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa tahapan pendampingan yang dilaksanakan di Rumah Singgah dan Belajar (RSB) Diponegoro meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan meliputi rekruitmen anak binaan, menentukan jadwal, menentukan materi, media dan metode yang akan digunakan. Pelaksanaan pendampingan anak jalanan meliputi: persiapan, materi yang disampaikan sesuai kebutuhan anak, materi disampaikan dengan baik dan pelan agar dimengerti anak, metode yang digunakan praktek,diskusi dan Tanya jawab; media yang digunakan menggunakan buku modul. Pelaksanaan pendampingan meliputi pendampingan belajar dilaksanakan di UIN dan Badran, pendampingan mengaji di rumah singgah, pendampingan orangtua diadakan setiap bulan, pendampingan ketrampilan berupa pelatihan memasak, pendampingan kesehatan dan home visit. Evaluasi yang dilakukan dengan melakukan Tanya jawab untuk mereview kembali materi yang sudah diajarkan. Pendampingan ini dalam pelaksanaanya 35
dengan melihat minat anak binaan. Faktor pendukungnya yaitu kesabaran pendampingan, kelembagaan dan kemitraan terjalin dengan baik, dan partisipasi anak jalanan yang antusias. Faktor penghambatnya yaitu kurannya tenaga pendamping, motivasi anak jalanan yang naik turun, kurang teraturnya jadwal, minim support, dan kurangnya variasi dalam kegiatan. Persamaan dengan penelitian ini mengenai topik pendampingan kepada anak. Sementara perbedaannya terletak pada subyek anak di dalam keluarga, sedangkan dalam penelitian sebelumnya pendampingan anak jalanan. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Albertina Nasri Lobo (2008) tentang “Proses pendampingan wanita pekerja seks komersial dalam upaya pencegahan HIV/AIDS (studi kasus di lokalisasi Tanjung Elmo Sentani oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Papua Provinsi Papua)”. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa proses pendampingan wanita pekerja seks sebagai upaya pencegahan HIV/AIDS yang dilakukan oleh PKBI Papua terdiri atas proses persiapan, yaitu dilakukan dengan
mempersiapkan
tenaga
pendamping
(outreach
worker),
melakukan pelatihan dasar pendampingan kepada pendamping selama seminggu, pendalaman perekrutan
materi dan media pendukung dan melakukan
pendamping.
Proses
perkenalan
dilakukan
dengan
memperkenalkan tim kerja, proram kerja kepada key person (pemerintah, 36
tokoh masyarakat, mujikari, pekerja seks) yang dipusatkan di lokalisasi Tanjung Elmo Sentani. Proses Penjangkauan, yang dilakukan dengan mendatangi pekerja-seks, mujikari yang menetap di lokalisasi Tanjung Elmo, menyampaikan maksud dan tujuan penjangkauan, kemudian mengindentifikasian berbagai masalah dan kebutuhan yang dialami oleh dampingan, serta bersama-sama melakukan perencanaan program pendampingan selanjutnya berdasarkan waktu yang ditentukan, Proses Pelasaksanan pendampingan dilakukan selama lima hari dari jam 13.3017.30 WIT, materi yang disampaikan: KIE, IMS, VCT, dan sumbersumber pelayanan kesehatan untuk Odha, mendampingi dampingan jika berobat ke klinik, dan rumah sakit, melakukan advokasi, pemberian motivasi, pelatihan keterampilan kepada dampingan melalui kerjasama dengan pemerintah, mengupayakan pengakuan akan hak dan kesempatan kepada pengidap HIV di lokalisasi Tanjung Elmo. Proses pelaporan dilakukan melalui mekanisme yaitu laporan pendamping, koordinator lapangan, program mananger, direktur lembaga dan akhirnya kepada donatur program. Proses Evaluasi dilakukan melalui evaluasi pertriwulan dan evaluasi akhir program. Kendala-kendala yang ditemukan terdiri atas kesiapan mental dan motivasi pekerja seks; mobilisasi tinggi yang dilakukan dampingan; rendahnya kontrol mujikari, sikap pelanggan yang berkunjung, serta keterbatasan akses. Persamaan dengan penelitian ini mengenai topik pendampingan dan pendekatan penelitian kualitatif. Sementara perbedaannya terletak 37
subyek penelitian pada penelitian tersebut menggunakan subyek wanita PSK, sementara dalam penelitian ini menggunakan subyek anak TK.
C. Kerangka Berpikir Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Dalam hal ini keluarga memegang peranan penting dalam pendidikan anak. Keterlibatan keluarga dalam pendidikan bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan belajar, tetapi lebih dari itu membimbing dan mengarahkan agar berhasil dan mandiri. Sehingga pendampingan anak dalam keluarga mempunyai peran yang sangat besar dalam perkembangan tingkah laku dan kebiasan anak. Tujuan pendampingan anak di dalam keluarga adalah untuk membina hubungan kedekatan antara orang tua dan anak, dan fungsi dari pendampingan anak adalah menyembuhkan, menopang, membimbing, memperbaiki hubungan dan memberdayakan (Totok Wiryasaputra, 2006: 88). Bentuk-bentuk pendampingan anak yang dilakukan orang tua kepada anak-anaknya yaitu pendampingan dalam bersikap, berperilaku, berbicara, belajar, dan beribadah (Sujarwo, 2015: 8). Sedangkan cara yang dapat dilakukan dalam memberikan pendampingan pada anak agar memberikan dampak yang bermakna yaitu dengan keteladanan, memberikan rasa empati, memberi kepercayaan, menumbuhkan motivasi, menciptakan kebersamaan, memberikan rasa tanggung jawab, dan memberikan penghargaan/penguatan.
38
Dalam proses pendampingan dalam keluarga sendiri tentunya akan ada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendampingan anak dalam keluarga, sehingga kita perlu mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang berpengaruh dalam pendampingan anak agar kita pendampingan anak dalam keluarga dapat berjalan dengan efektif. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendampingan anak antara lain latar belakang pekerjaan orang tua, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan penelitian relevan diatas dapat diajukan pertanyaan penelitian, yang diharapkan mampu menjawab yang diteliti yaitu sebagai berikut: 1. Pendampingan anak dalam keluarga di TK Pertiwi Kebasen, meliputi: a. Bagaimanakah bentuk pendampingan anak di dalam keluarga pada siswa TK Pertiwi Kebasen? b. Bagaimanakah cara-cara yang dilakukan dalam pendampingan anak di dalam keluarga pada siswa TK Pertiwi Kebasen? 2. Faktor pendukung/Penghambat: a. Apa sajakah faktor pendukung pada pendampingan anak di dalam keluarga pada siswa TK Pertiwi Kebasen? b. Apa sajakah faktor penghambat yang dihadapi pada pendampingan anak di dalam keluarga pada siswa TK Pertiwi Kebasen?
39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang prosedur pemecahan masalah diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek ataupun objek peneliti pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya yang meliputi interpretasi data dan analisis data (Nawawi Hadari, 2000: 63). Lexy J. Moleong (2012: 2) mendefinisikan pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini berusaha mengkaji, menguraikan dan mendeskripsikan tentang pendampingan anak dalam keluarga di TK Pertiwi Kebasen.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di di TK Pertiwi Kebasen. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret - April 2016.
C. Subjek Penelitian Suharsimi Arikunto (2002: 107) menjelaskan mengenai subjek penelitian sebagai sumber data yang dapat memberikan data berupa jawaban lisan, melalui wawancara atau jawaban tertulis menggunakan angket. Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik purposive yaitu penentuan subjek penelitian dengan kriteria atau pertimbangan tertentu. Kriteria subjek dalam penelitian ini 40
antara lain: 1) subjek merupakan kepala sekolah/guru yang mengetahui perkembangan anak di TK Pertiwi Kebasen, 2) subjek merupakan orang tua/wali siswa TK Pertiwi Kebasen, 3) subjek bersedia untuk diwawancarai, 4) subjek memiliki waktu yang memadai untuk diwawancarai. Berdasarkan kriteria tersebut, maka subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah TK Pertiwi Kebasen, orang tua/wali siswa di TK Pertiwi Kebasen, dan siswa di TK Pertiwi Kebasen.
D. Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian kualitatif dapat dilakukan pada kondisi alamiah (natural setting), dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu: 1. Wawancara Peneliti
menggunakan
teknik
wawancara
untuk
mendapatkan
informasi secara langsung dari informan (pemberi informasi) sebagai sumber primer. Wawancara (interviewee) adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua pihak, yakni pewawancara (interview) sebagai pihak yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) sebagai pihak yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan (Lexy J. Moleong, 2002: 135). Teknik ini digunakan untukmendapatkan informasi secara langsung kepada kepala sekolah, orang tua siswa dansiswa TK Pertiwi Kebasen mengenai bentukpendampingan anak dalam keluarga serta faktor pendukung dan penghambat pada pendampingan anak di dalam keluarga.
41
2. Observasi Syaodih (Djam‟an Satori dan Aan Komariah, 2011:105) mengartikan observasi sebagai suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dibagi menjadi observasi partisipatif dan nonpartisipatif. Penelitian pastisipatif
adalah
seperangkat
strategi
penelitian
yang
tujuannya
mendapatkan satu keakraban yang dekat dan mendalam dengan suatu kelompok individu dan perilakunya melalui keterlibatan intensif dengan orang di lingkungan alamiah mereka. Sementara, observasi non partisipatif adalah observasi dimana peneliti mengamati perilaku dari jauh tanpa interaksi dengan subjek yang diteliti (Djam‟an Satori dan Aan Komariah, 2011: 117-119). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non partisipatif karena peneliti tidak terlibat dan hanya mengamati, mencatat, menganalisis serta menyimpulkan. Teknik observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung kegiatan pendampingan yang dilakukan orang tua kepada anaknya di dalam keluarga. 3. Dokumentasi Satori dan A‟an (2011: 146) menjelaskan dokumen sebagai rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat berupa catatan anekdotal, surat, buku harian dan dokumen-dokumen. Studi dokumentasi artinya mengumpulkan dokumen dan data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian
selanjutnya
ditelaah
secara
intens
sehingga
mendukung
kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Melalui studi dokumentasi, 42
peneliti dapat memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis yang dimiliki informan dalam bentuk peninggalan budaya, karya seni maupun karya pikir. Pada penelitian ini, dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil foto/gambar saat proses pendampingan anak dalam keluarga di TK Pertiwi Kebasen.
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat bantu pada waktu peneliti menggunakan suatu metode pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pedoman wawancara, lembar observasi dan pedoman dokumentasi. Berikut penjelasan mengenai instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Pedoman Wawancara Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur yang dilaksanakan menggunakan petunjuk umum wawancara (pedoman wawancara) yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Untuk kisi-kisi pedoman wawancara pendampingan anak dalam keluarga di TK Pertiwi Kebasen Kabupaten Banyumas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
43
Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara No Sub Indikator 1 Bentuk Pendampingan
a. b. c. d. e.
2
Cara Pendampingan
3
Faktor Pendukung
4
Faktor Penghambat
5
Upaya Mengatasi Faktor Penghambat
Indikator Bentuk pendampingan dalam bersikap anak dalam keluarga Bentuk pendampingan terhadap perilaku anak dalam keluarga Pendampingan dalam berbicara anak dalam keluarga Pendampingan dalam belajar anak dalam keluarga Pendampingan beribadah anak dalam keluarga
a. Keteladanan (memberikan contoh yang baik) bagi anak di dalam keluarga b. Membangun rasa empati (peduli dan berbagi) anak di dalam keluarga c. Memberi kepercayaan anak untuk mengatur tugas dan kewajibannya secara mandiri d. Menumbuhkan motivasi anak e. Menciptakan kebersamaan anak dan orang tua di dalam keluarga f. Memberikan rasa tanggung jawab kepada anak g. Memberikan penghargaan/penguatan kepada anak a. Latar belakang pekerjaan orang tua b. Lingkungan keluarga c. Lingkungan sekolah d. Lingkungan masyarakat a. Latar belakang pekerjaan orang tua b. Lingkungan keluarga c. Lingkungan sekolah d. Lingkungan masyarakat a. Solusi mengatasi masalah b. Sharing dengan orang lain
Pada saat penelitian, peneliti datang berhadapan muka secara langsung dengan responden atau subjek yang diteliti, kemudian peneliti menanyakan sesuatu yang telah direncanakan dalam pedoman wawancara 44
kepada responden. Hasilnya dicatat sebagai informasi penting dalam penelitian. Pada wawancara ini dimungkinkan peneliti dan responden melakukan tanya jawab secara interaktif maupun secara sepihak saja (Dewa Ketut Sukardi: 2007: 79). 2. Pedoman Observasi Pedoman
observasi
dalam
penelitian
ini
digunakan
untuk
mengungkapkan pendampingan anak dalam keluarga di TK Pertiwi Kebasen Kabupaten Banyumas. Peneliti melakukan observasi langsung dengan orang tua anak yang bersekolah di TK Pertiwi Kebasen dalam melakukan pendampingan terhadap anak-anak mereka. Untuk kisi-kisi pedoman observasi pendampingan anak dalam keluarga di TK Pertiwi Kebasen Kabupaten Banyumas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar observasi No Sub Indikator 1 Bentuk Pendampingan 2
Cara Pendampingan
3
Faktor Pendukung dan penghambat
Indikator Bentuk pendampingan anak yang dilakukan dalam keluarga Cara yang dilakukan orang tua untuk melakukan pendampingan anak dalam keluarga Faktor yang mendukung dan menghambar proses pendampingan anak dalam keluarga.
45
3. Pedoman Dokumentasi Dalam
penelitian
ini,
peneliti
mendokumentasikan
proses
pendampingan anak dalam keluarga di TK Pertiwi Kebasen dengan cara mengambil gambar/foto.
F. Teknik Analisis Data Sugiyono (2013: 89) menyatakan bahwa analisis data sebagai proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, obsevasi dan dokumentasi dengan mengklasifikasikan ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, disusun berdasarkan pola dan membuat kesimpulan sehingga diperoleh kesimpulan yang dapat dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Sugiyono (2013: 87) menambahkan bahwa data dalam penelitian kualitatif diperoleh dari berbagai sumber, dengan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi) dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Teknik analisis data yang dikemukakan Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013: 91) terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification). 1. Reduksi Data (Data Reducition) Mereduksi data dapat dijelaskan sebagai proses merangkum, memilahmilah hal yang pokok, fokus pada hal-hal yang penting, serta mencari tema dan polanya. Proses reduksi data akan menghasilkan data yang dapat memberikan gambaran secara lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam
46
pengumpulan data selanjutnya. Peneliti akan memilah-milah data dari kepala sekolah, orang tua siswa dan siswa. 2. Penyajian Data (Data Display) Proses selanjutnya setelah data telah direduksi, adalah penyajian data (data display). Pendisplayan data akan mempermudah peneliti dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut. Dalam penelitian kualitatif display data dapat ditampilkan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya (Sugiyono, 2013: 95). Peneliti akan menyajikan data dalam bentuk teks deskriptif yang menjabarkan secara lebih jelas tentang data yang sudah direduksi, sehingga mempermudah pemahaman tentang apa yang terjadi di lapangan dan bagaimana perencanaan kerja penelitian selanjutnya. 3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion drawing/ verification) Menurut Sugiyono (2013: 99) bahwa kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, namun mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian. Kesimpulan awal yang masih sementara, apabila didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian, maka kesimpulan tersebut dapat dikatakan kredibel. Sebaliknya, apabila kesimpulan awal tidak menemui bukti-bukti yang kuat pada saat penelitian, maka kesimpulan akhir akan berubah.
47
G. Keabsahan Data Djam‟an Satori dan Aan Komariah (2011: 164) menyatakan bahwa penelitian kualitatif dinyatakan absah apabila memiliki derajat keterpercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Sugiyono (2013: 121) menungkapkan bahwa uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan member check. Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk menguji kredibilitas data. Sugiyono (2013: 125) mendefinisikan triangulasi dalam pengujian kredibilitas sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik untuk mengecek data dari para informan. 1. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber dapat dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Peneliti perlu mengeksplorasi beberapa sumber data terkait kebenaran data, namun perlu diingat bahwa sumber yang diminta datanya adalah sumber yang terkait persoalan penelitian sehingga meningkatkan kepercayaan penelitian.
48
Sumber Data 1 (Kepala Sekolah)
Wawancara mendalam
Sumber Data 2 (orang tua siswa)
(In-depth Interview)
Sumber Data 3 (siswa)
Gambar 1. Triangulasi Sumber
Gambar di atas menunjukkan bagaimana peneliti mengumpulkan informasi terkait pemahaman dan keterlaksanaan pendampingan di TK Kebasen kepada beberapa sumber terkait yakni kepala sekolah sebagai manajer puncak, siswa yang sekolah di TK Kebasen dan orang tua siswa. Berdasarkan informasi yang diperoleh, selanjutnya akan dideskripsikan, dikategorisasikan, dipilih mana saja pandangan yang sama dan berbeda dan mana yang spesifik dari ketiga sumber data (informan) tersebut. Peneliti selanjutnya menganalisis data sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang akan dimintakan kesepakatan (member check) dengan ketiga sumber data (informan) tersebut. 2. Triangulasi Teknik Triangulasi teknik dapat diartikan sebagai penggunaan beragam teknik pengungkapan data yang dilakukan pada sumber data yang sama.
49
Wawancara mendalam (In-dept Interview)
Sumber Data (Orang tua/wali siswa)
Observasi
Dokumentasi
Gambar 2. Triangulasi Teknik
Gambar tersebut menunjukkan bagaimana peneliti menggali informasi dari sumber data (orang tua/wali siswa) tentang pendampingan anak dalam keluarga dengan teknik wawancara, kemudian kebenaran data dicek dengan teknik studi dokumentasi. Apabila ditemukan data yang berbeda, maka peneliti perlu melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data (orang tua/wali siswa) untuk memastikan mana yang dianggap benar.
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi TK Pertiwi Kebasen 1. Gambaran Umum TK Pertiwi Kebasen TK Pertiwi Kebasen merupakan TK Swasta yang terletak di Jalan Raya PUK Barat, Kebasen Banyumas, Jawa Tengah. TK Kebasen berdiri pada tahun 1973, dengan surat ijin pendirian No. 455/103.22/05/90 dari lembaga Dharma Wanita. Selanjutnya di perbaharui dengan dengan surat ijin No. 070/3514/2011 dari Dinas Pendidikan. TK Kebasen menempati tanah seluas dengan 350m2 dan dengan luas bangunan 215m2. Visi TK Pertiwi Kebasen yaitu “Unggul dalam prestasi, kepribadian, dan budi pekerti yang luhur dengan dilandasi iman dan taqwa”. Sementara Misi TK Pertiwi Kebasen yaitu: a. Mengembangkan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas. b. Menanamkan kepribadian yang mantap, dinamis, dan berbudi luhur. c. Menanamkan dan mengembangkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. d. Menerapkan sistem manajemen yang transparan dan ketakwaan, akuntabel, dan demokratis. e. Melakukan kerjasama yang harmonis antar warga sekitar dengan masyarakat maupun dengan instansi terkait.
51
2. Kepengurusan Organisasi Penyelenggara dan Pendidik TK Pertiwi Kebasen Kepengurusan organisasi penyelenggara dan pendidik TK Pertiwi Kebasen Kabupaten Banyumas terdiri dari ketua, bendarahara, sekretaris, kepala sekolah, guru kelas, guru pendamping dan pesuruh. Data personil kepengurusan organisasi penyelenggara dan pendidik TK Pertiwi Kebasen Kabupaten Banyumas selengkapnya disajikan sebagai berikut: Tabel 1. Data Kepengurusan Organisasi Penyelenggara dan Pendidik TK Pertiwi Kebasen No
Jabatan
Nama
1
Ketua
Kasniyo
2
Bendahara
Sulastri
3
Sekretaris
Esti Yuniasih
4
Guru Kelas
Umi Rahayu
5
Guru Pendamping
Titi Sularni
6
Kepala Sekolah
Dini Anna S, A. Ma
7
Guru Pendamping
Murkhayatun
8
Pesuruh
Yunianti
B. Deskripsi Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini terdiri dari kepala sekolah, orang tua/wali siswa dan siswa TK Pertiwi Kebasen Kabupaten Banyumas. Deskripsi karakteristik subyek dalam penelitian ini selengkapnya akan disajikan pada tabel berikut ini.
52
Tabel 2. Karakteristik Subyek Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama (Inisial) DAS SL Y K E SG R I K D G R V E S N L
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
Umur 38 33 34 40 28 35 45 6 6 6 6 6 5 6 6 7 6
Tingkat Pendidikan D2 SMA SD SD SMA SMA SMA -
Pekerjaan
Keterangan
Guru IRT IRT IRT IRT IRT IRT pelajar pelajar pelajar pelajar pelajar pelajar pelajar pelajar pelajar pelajar
Guru/Kasek Orangtua Orangtua Orangtua Orangtua Orangtua Orangtua Anak TK Anak TK Anak TK Anak TK Anak TK Anak TK Anak TK Anak TK Anak TK Anak TK
Tabel di atas menunjukkan bahwa subyek penelitian ini terdiri dari 17 orang meliputi 1 orang kepala sekolah, 6 orang tua/wali siswa dan 10 orang siswa di TK Pertiwi Kebasen. Karakteristik subyek dalam penelitian ini mayoritas perempuan sebanyak 12 orang (70,59%), sisanya berjenis kelamin laki-laki sebanyak 5 orang (29,41%). Untuk umur orang tua/wali siswa berkisar dari 28-45 tahun, sementara umur anak berkisar 5-7 tahun. Tingkat pendidikan orang tua/wali siswa mayoritas memiliki pendidikan SMA, sementara sisanya berpendidikan SD. Selain itu, seluruh orang tua/wali siswa dalam penelitian ini merupakan ibu rumah tangga sehingga memiliki waktu yang memadai untuk melakukan pendampingan anak dalam keluarga.
53
Orang tua/wali siswa memiliki alasan yang beragam memilih menyekolahkan anak di Pertiwi Kebasen. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu “SL”, orang tua/wali siswa dalam hasil wawancaranya sebagai berikut: Karena TK Pertiwi Kebasen adalah kebanggaan warga kebasen ya, satu-satunya TK yang pertama kali dan banyak prestasi belajarnya. Apalagi dengan lingkungannya yang membuat anak saya gampang beradaptasi .” (Wawancara tanggal 12 April 2016 pukul 08.30-09.30 WIB). Keterangan yang hampir sama juga dikemukakan Ibu “E“ yang mengemukakan mengenai alasan menyekolahkan anaknya di Pertiwi Kebasen yaitu: “Karena TK Pertiwi Kebasen merupakan sekolah taman kanakkanak yang memiliki banyak prestasi baik akademik maupun non akademik (Wawancara tanggal 11 April 2016 pukul 08.00-09.00 WIB). Pendapat lainnya juga dikemukakan oleh Ibu “K”, orang tua/wali siswa yang juga mengemukakan alasan menyekolahkan anaknya di TK Pertiwi Kebasen karena dekat dengan rumah dan terkenal bagus. Demikian pula
keterangan
dari
Ibu
“SG”
yang
mengemukakan
alasan
menyekolahkan anaknya di TK Pertiwi Kebasen karena dekat dengan rumah,
terkenal
bagus
dan
prestasi
belajarnya
banyak.
Ibu
“R”mengemukakan alasan menyekolahkan anaknya di TK Pertiwi Kebasen karena dekat dengan rumah dan terkenal bagus. Untuk pendidikan anak yang bagus sekalian. Hal ini tidak jauh berbeda dengan pendapat Ibu ”Y” yang menyatakan alasan menyekolahkan anaknya di TK
54
Pertiwi Kebasen karena terkenal bagus, sehingga walaupun rumahnya jauh tetap disekolahkan di sana. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa alasan subyek orang tua/wali siswa menyekolahkan anaknya di TK Pertiwi Kebasen dalam penelitian ini antara lain: dekat dengan rumah, sekolah tersebut memiliki sejumlah prestasi akademik maupun non akademik serta merupakan sekolah kebanggaan warga Kebasen.
C. Hasil Penelitian Pendampingan anak di dalam keluarga memerlukan peran orang tua, karena peran orang tua sangat strategis dalam memberikan sentuhan dan menanamkan nilai-nilai yang diyakini mampu menghantarkan anak-anaknya untuk meraih kesuksesan. Pendampingan anak di dalam keluarga dapat diwujudkan melalui pendidikan cara-cara orang tua dalam mendidik anaknya agar menjadi pribadi yang mandiri dan berkembang secara optimal. Pendampingan anak dalam keluarga di TK Pertiwi Kebasen mencakup bentuk pendampingan dan cara pendampingan anak dalam keluarga. Penjelasan mengenai bentuk dan cara pendampingan anak dalam keluarga adalah sebagai berikut. 1. Bentuk Pendampingan Anak dalam Keluarga Di Tk Pertiwi Kebasen Kabupaten Banyumas Pendampingan anak di dalam keluarga merupakan hal yang sangat penting bagi anak. Dengan adanya pendampingan anak di dalam keluarga
55
dapat membina hubungan kedekatan antara orang tua dengan anak. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, para orang tua siswa TK Kebasen, bentuk pendampingan yang telah dilakukan yaitu dengan
cara
memberi
contoh
terutama
tentang
perilaku
yang
mencerminkan sikap terpuji baik secara akhlak maupun moral kepada anak melalui kegiatan sehari-hari, dibindang akademik pendampingan anak dalam belajar yaitu seperti mengajari anak membaca, menulis, dan berhitung. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan E berikut ini. “Pendampingan yang telah saya lakukan terhadap anak yaitu dengan cara memberikan contoh terutama perilaku yang mencerminkan sikap terpuji baik secara akhlak maupun moral,dibindang akademik pendampingan anak dalam belajar seperti membaca, menulis, dan berhitung.” (Wawancara tanggal 11 April 2016 pukul 08.00-09.00 WIB). Pernyataan yang sedikit berbeda disampaikan oleh SL berikut ini. “Saya mendampingi anak saya dalam hal kehidupan sehari-hari menerapkan pendampingan dalam belajar dan bersosialisasi dengan orang lain dalam lingkup keluarga maupun lingkungan sekitar.” (Wawancara tanggal 12 April 2016 pukul 08.30-09.30 WIB). Menurut Sujarwo (2015: 8) beberapa bentuk pendampingan yang dilakukan orang tua kepada anak-anaknya, yaitu pendampingan dalam bersikap,
pendampingan
terhadap
perilaku,
pendampingan
dalam
berbicara, pendampingan dalam belajar, dan pendampingan beribadah. Berikut penjelasan bentuk-bentuk pendampingan orang tua berdasarkan hasil penelitian di TK Pertiwi Kebasen.
56
a. Pendampingan dalam bersikap Pendampingan pada anak dalam bersikap adalah kegiatan pendampingan dalam mensikapi kondisi atau kejadian yang dialami anak-anak secara positif dan selalu berbaik sangka.
Dalam
pendampingan bersikap oleh orang tua pada anak cara yang dapat digunakan yaitu memberikan bimbingan dan pendampingan dalam bersikap pada anak dengan memberikan contoh yang baik pada anakanaknya. Orang tua harus dapat menunjukkan pada anak-anak bahwa selaku orang tua, mereka layak untuk dijadikan panutan bagi anakanaknya. Salah satu bentuk pendampingan anak yang dilakukan yaitu dengan memberikan contoh serta membiasakan anak bersikap yang baik atau terpuji dan memberikan pengertian mengenai sikap yang tidak boleh dilakukan dan dibiasakan oleh anak dan tidak lupa selalu mengawasi anak dalam mensikapi kondisi dan kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-harinya, mendampingi anak dalam pergaulan di lingkungan sekitar rumah saat ia bermain dengan teman-temannya. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh “E” sebagai salah satu orang tua siswa TK Kebasen berikut. “Sudah, dengan memberikan contoh serta membiasakan anak bersikap yang baik/terpuji dan memberikan pengertian mengenai sikap yang tidak boleh dilakukan dan dibiasakan oleh anak dalam kehidupan sehari-hari.” (Wawancara tanggal 11 April 2016 pukul 08.00-09.00 WIB)
57
Pernyataan tersebut dikuatkan dengan pernyataan “SL” berikut ini: “Sudah, dengan mengawasi anak saya dalam mensikapi kondisi dan kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-harinya, mendampingi anak saya dalam pergaulan di lingkungan sekitar rumah saat ia bermain dengan teman-temannya.” (Wawancara tanggal 12 April 2016 pukul 08.30-09.30 WIB). Pendapat yang berbeda disampaikan oleh
SG
yang juga
merupakan orang tua siswa TK Kebasen berikut. membimbing anak memahami tata krama, kita kan orang jawa jadi pendidikan tata krama itu sangat penting. Dengan pembelajran tata krama sejak dini maka akan mudah membentuk anak menjadi pribadi yang memiliki sopan santun yang baik di kemudian hari (Wawancara tanggal 13 April 2016 pukul 09.00-10.00 WIB). Kegiatan pendampingan juga dapat dilakukan oleh orang tua dengan mendampingi anak ketika menonton acara televisi. Ada beberapa acara televisi yang tidak boleh di tonton anak seperti tentang perkelahian, tindakan kriminal dan berbagai macam tontonan orang dewasa. Dengan cara mendampingi anak dalam kegiatan menonton televisi, orang tua telah menyaring dan memberikan pendampingan mengenai cara bersikap yang baik. Hal tersebut sesui dengan pernyataan “K” berikut. Saya menegur anak saya jika berbuat salah, dan setiap anak melihat tayangan tv, saya selalu mendampingi. Takutnya anak menonton tayangan tv yang tidak sesuai umurnya dan mencontohnya misalnya tayangan memukul orang, merokok, tidak sopan kepada orang tua dll. Sehingga saya sangat mengontrol tayangan tv yang anak saya tonton. (Wawancara tanggal 13 April 2016).
58
Hasil
observasi
juga
menunjukkan
bahwa
orang
tua
mendampingi anak dalam bersikap dalam lingkungan sehari-hari seperti saat anak bermain dengan teman-temannya orang tua membiasakan anak bersikap baik dengan teman. Selain itu, saat menonton televisi, orang tua juga mendampingi anak sehingga orang tua dapat menyaring tayangan-tayangan yang tidak baik. Hal ini sebagaimana dalam dokumentasi peneliti saat di lapangan berikut ini.
Gambar 3. Pendampingan Anak dalam Keluarga Saat Menonton Televisi agar dapat menyaring sikap yang tidak baik Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa pendampingan dalam bersikap dilakukan orang tua/wali dengan dengan memberikan contoh serta membiasakan anak bersikap yang baik atau terpuji dan memberikan pengertian mengenai sikap yang tidak boleh dilakukan dan dibiasakan oleh anak dan tidak lupa selalu mengawasi anak dalam mensikapi kondisi dan kejadian yang ada dalam kehidupan sehariharinya, mendampingi anak dalam pergaulan di lingkungan sekitar
59
rumah saat ia bermain dengan teman-temannya. Selain itu, mendampingi anak dalam kegiatan menonton televisi secara tidak langsung orang tua telah menyaring dan memberikan pendampingan mengenai cara bersikap yang baik.
b. Pendampingan terhadap perilaku Dalam pendampingan perilaku oleh orang tua pada anak yaitu meliputi bagaimana orang tua dalam memberikan contoh perilaku yang baik bagi anak-anaknya. Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh orang tua siswa TK Kebasen yaitu seperti selalu memberikan teladan yang baik melalui kegiatan sehari-hari seperti mengajari anak untuk menghormati orang yang lebih tua, berperilaku sopan, disiplin, jujur, tanggung jawab dan lainnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh E sebagai salah satu orang tua siswa TK Kebasen berikut. Sudah, dengan cara membiasakan anak sejak dini untuk perilaku mandiri, tanggung jawab, jujur, disiplin dan lainnya.” (Wawancara tanggal 11 April 2016 pukul 08.00-09.00 WIB). Pendapat yang sedikit berbeda di sampaikan oleh Y yang juga merupakan orang tua siswa TK Kebasen berikut. “sudah, dengan cara memberi contoh anak sesuatu yang baik dan membenarkan perilaku anak yang kurang sopan melalui perkataan maupun tindakan.” (Wawancara tanggal 14 April 2016 pukul 08.00-09.00 WIB).
60
Pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan dari SL yang juga merupakan orang tua siswa TK Kebasen berikut. “Sudah, dengan memberikan contoh yang baik bagi anak, mengajari anak berperilaku baik, mengerti sopan santun sangat efektif agar anak dapat menerapkannya dalam pergaulan baik kepada orang tua, teman dan lingkungan sekitar.” (Wawancara tanggal 12 April 2016 pukul 08.30-09.30 WIB) Orang tua juga dapat memberikan teladan bagi anak untuk menumbuhkan rasa empati melalui kegiatan seperti memberikan uang kepada pengemis yang ada di jalan, memberi bantuan kepada korban bencana alam, memberikan bantuan dan santunan kepada anak yatin, dan lain sebagainya. Seorang anak dengan orang tuanya harus memiliki rasa empati (saling peduli dan berbagi). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh “SG” sebagai salah satu orang tua siswa TK Kebasen berikut. “Membangun rasa empati kepada anak itu bisa berupa kasih sayang ikut merasakan apa yang orang lain rasakan, mengajarkan anak supaya peduli sesama, berbagi dengan orang lain, misalnya ada pengemis atau pengamen, anak kita suruh memberi uang.” (Wawancara tanggal 12 April 2016 pukul 08.30-09.30 WIB). Pernyataan tersebut didukung juga dengan pernyataan “R” berikut ini. Cara membangun empati dan peduli pada anak yaitu dengan membiasakan anak untuk saling berbagi dengan setiap orang dan mengajari anak untuk suka menolong orang tua, teman, anggota keluarga lain maupun orang lain pada saat membutuhkan bantuan. (Wawancara tanggal 11 April 2016 pukul 08.00-09.00 WIB).
61
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh orang tua siswa TK Kebasen yaitu seperti selalu memberikan teladan yang baik melalui kegiatan seharihari seperti mengajari anak untuk menghormati orang yang lebih tua, berperilaku sopan, disiplin, jujur, tanggung jawab dan lainnya.
c. Pendampingan dalam berbicara Suasana harmonis dan saling memahami antara orang tua dan anak dapat menciptakan komunikasi yang baik. Orang tua perlu membicarakan segala topik secara terbuka tetapi arif. Menciptakan rasa aman dan telindung untuk memberanikan anak dalam menerima uluran tangan orang tua secara terbuka dan membicarakan masalahnya. Artinya tidak menghardik anak. Berbicara merupakan media awal menumbuhkan rasa peduli dan kasih sayang antara orang tua dengan anak-anaknya. Dalam pendampingan perilaku oleh orang tua pada anak yaitu meliputi bagaimana cara orang tua membangun komunikasi yang baik kepada anak, sehingga anak dapat menceritakan apa yang dia alami atau rasakan. Kegiatan pendampingan anak oleh keluarga dalam berbicara dilakukan dengan cara mengajak anak untuk selalu bercerita mengenai kegiatan-kegiatan yang mereka kerjakan pada hari itu, dengan cara anak bercerita tersebutlah orang tua dapat mengontrol dan mengetahui apa yang dialami anak, mengapa mereka terlihat senang, sedih maupun marah. 62
Kegiatan pendampingan dalam bebricara yang telah dilakukan oleh orang tua siswa TK Kebasen berdasarkan penyataan “E” yaitu dengan cara melatih anak untuk berbicara dengan bahasa yang baik dan sopan. Permyataan yang hampir sama juga disampaikan oleh “SL” sebagai salah satu orang tua siswa TK Kebasen berikut ini. “Iya sudah, kami sebagai orang tua mendampingi anak sejak kecil, sejak dia lahir kami membiasakan bertutur kata dengan baik, biasanya dirumah kami menggunakan bahasa krama alus untuk sehari-hari dalam berbicara kepada orang tua atau yang lebih tua terkadang juga masih digunakan kalau dia sedang bersama temantemannya tapi sejak belajar di TK jika dengan teman sebaya dia sudah bisa menggunakan bahasa yang berbeda dengan dirumah dan perlu diawasi supaya tidak ada kosakata-kosakata yang tidak pantas dibicarakan oleh anak. Kalau itu terjadi, sebagai orang tua yang sering mengawasinya kami langsung memberitahu bahwa yang anak katakan itu tidak boleh diucapkan sampai anak benarbenar mengerti. (Wawancara tanggal 12 April 2016 pukul 08.3009.30 WIB). Pernyataan yang tidak jauh berbeda juga di sampaikan oleh “Y” berikut. Sudah, pendampingan berbicara pada anak yaitu dengan melatih anak untuk berbicara dengan bahasa yang baik dan sopan. (Wawancara tanggal 11 April 2016 pukul 08.00-09.00 WIB). Pendapat tersebut didukung oleh pendapat “SG” yang juga merupakan orang tua siswa TK Kebasen berikut. Sudah dengan cara menegur perkataan anak yang tidak sopan dan selalu membimbing anak untuk berbicara dengan bahasa yang baik dan sopan. (Wawancara tanggal 11 April 2016 pukul 09.30-10.00 WIB).
63
Hasil membiasakan
observasi anak
juga
untuk
menunjukkan bertutur
kata
bahwa
orang
tua
dengan
sopan
dan
membiasakan anak berbicara dengan bahasa lokal. Orang tua tidak segan menegur anak ketika menggunakan kata yang tidak sopan dan memberikan penjelasan kepada anak.
d. Pendampingan dalam belajar Dalam wilayah pendidikan anak usia dini, dasar utama adalah orang tua dan guru yang paling berpengaruh. Orang tua berpengaruh besar untuk apa yang dilakukan anak-anak di rumah. Termasuk juga pendampingan orang tua untuk mencapai tujuan belajar anak. Akan lebih banyak waktu yang tersedia di rumah daripada di sekolah untuk belajar dan membangun tingkah laku positif dalam pendidikan. Beberapa kegiatan pendampingan belajar oleh orang tua yaitu: 1) Mendengar dan memperhatikan anak ketika membaca. 2) Mengajak anak ke pusat kegiatan belajar. 3) Menyediakan perlengkapan belajar. 4) Membuat perpustakaan keluarga. Orang tua menyiapkan sumber belajar dan fasilitas dalam keluarga yang menarik dan mudah dimanfaatkan anak-anak untuk belajar. Orang tua juga harus bisa menciptakaan suasana yang menyenangkan dan nyaman dalam belajar anak.
64
Berdasarakan hasil wawancara dengan “SL” diperoleh informasi mengenai cara pendampingan keluarga kepada anak dalam belajar sebagai berikut. “Sudah setiap hari kami mendampingi anak dalam belajar khususnya mengenal huruf dan angka juga belajar dan menulis. Kami juga menyiapkan fasilitas untuk anak dalam belajar seperti les supaya anak bisa belajar lebih efektif selain dirumah, dan disekolah.” (Wawancara tanggal 12 April 2016 pukul 08.30-09.30 WIB). Hal tersebut didukung oleh pernyataan “E” yang juga merupakan orang tua siswa TK Kebasen berikut: “Sudah, pendampingan anak ketika ia belajar dan menulis, mengenalkan anak membaca menulis dan berhitung.” Wawancara tanggal 11 April 2016 pukul 08.00-09.00 WIB). Berdasarkan hasil observasi juga menunjukkan bahwa orang tua mendampingi anak saat belajar dengan mengenalkan angka, huruf, belajar berhitung dan membaca. Selain itu, orang tua/wali siswa juga mengikutsertakan anak dalam kegiatan les. Berikut merupakan dokumentasi orang tua mendampingi anak saat belajar.
Gambar 4. Pendampingan dalam Belajar 65
e. Pendampingan beribadah Orang tua membiasakan anak untuk merasa butuh beribadah. Orang tua perlu membiasakan anak merasa nyaman beribadah dan menunjukkan manfaat beribadah bagi kehidupannya. Kegiatan pendampingan beribadah oleh orang tua dapat berupa kegiatan mengaji dan tata cara beribadah. Hal ini sebagaimana pernyataan “E” beriku. “Sudah, pendampingan ketika anak belajar mengaji, sholat, doa sehari-hari dan sholat tentunya disertai dengan orang tua yang lebih dulu memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.” (Wawancara tanggal 11 April 2016 pukul 08.00-09.00 WIB). Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan “SL” yang juga merupakan orang tua siswa TK Kebasen berikut. “Iya sudah, dengan mencontohkan cara beribadah kepada anak, kita mengajari anak untuk ikut beribadah secara bersama-sama, memberitahu kepada anak kewajiban kita sebagai umat muslim adalah sholat 5 waktu. Selain mengajari sholat juga mengajari anak untuk belajar mengaji, mengenalkan bacaan doa-doa pendek supaya anak hapal dengan bacaan-bacaan hapalan.” (Wawancara tanggal 12 April 2016 pukul 08.30-09.30 WIB). Demikian pula yang disampaikan oleh Ibu
Y
beliau
melakukan pendampingan beribadah dengan memberi contoh tatacara melakukan sholat dan mengajak anak sholat berjamaah saat di rumah, dan mengaji setelah sholat, Ibu K juga melakukan hal yang hampir sama yaitu mengajari anak untuk sholat dan mengaji saat ada TPA. Ibu SG
melakukan pendampingan beribadah dengan mengajari anak
mengaji iqro dan mengajari sholat, beliau juga mengajari hafalan surat
66
pendek. Ibu R juga memberikan keterangan bahwa pendampingan beribadah dalam keluarga dilakukan melalui mengajari anak cara sholat, mengaji, hafalan doa sehari-hari serta dengan memasukkan anak ke TPA. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa orang tua mendampingi anak dalam beribadah. Berikut dokumentasinya.
Gambar 5. Pendampingan dalam Beribadah
2. Cara Pendampingan Anak di dalam Keluarga di TK Pertiwi Kabasen Ada banyak cara yang dapat dilakukan dalam memberikan pendampingan pada anak agar memberikan dampak yang bermakna. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai cara pendampingan anak di dalam keluarga di TK Pertiwi Kabasen. a. Memberikan contoh yang baik (keteladanan) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan Ibu “SL” orang tua/wali siswa mengungkapkan bahwa cara pendampingan anak
67
dalam keluarga mengenai keteladanan sebagai berikut: Dengan cara memberikannya ia contoh dalam sholat sehari-hari, membaca al qur an, memberikan sikap yang baik di depan anak, memberikan pengertian apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan (Wawancara tanggal 12 April 2016 pukul 08.30-09.30 WIB). Keterangan yang sama juga disampaikan oleh ibu E orang tua/wali siswa yang mengatakan bahwa: Membiasakan berperilaku positif dalam kehidupan sehari-hari, karena anak akan menirukan apa yang dia lihat dan apa yang dia dengar sehingga perilaku orang tua saat dirumah harus mencerminkan tindakan yang terpuji (Wawancara tanggal 11 April 2016 pukul 08.00-09.00 WIB). Ibu
Y
mendampingi anak dalam keteladanan dengan
mencontohkan cara sholat dan meninton acara televisi yang mendidik bersama anak. Ibu K memberikan keteladanan dengan mengajarkan anak untuk berbagi kepada saudara dan juga teman-temannya. Sedangkan Ibu SG melakukan pendampingan keteladanan dengan menonton acara televisi yang mendidik dan membiasakan mencium tangan orang tua saat berpamitan. Ibu
R
juga memberikan
keterangan yang sama bahwa cara mendampingi anak dalam keteladanan dilakukan dengan mencontohkan cara sholat, dan memberi contoh kebiasaan-kebiasaan yang baik seperti membiasakan cium tangan pada orang tua. Berikut ini dokumentasi saat peneliti mengamati pendampingan anak dalam keluarga.
68
Gambar 6. Cara Pendampingan dengan Keteladanan
b. Membangun Rasa Empati (Peduli dan Berbagi) Empati merupakan adanya perasaan yang sangat dalam ikut merasakan apa (sebagaimana) yang telah dirasakan oleh orang lain. Anak dengan orang tuanya harus memiliki rasa empati (saling peduli dan berbagi). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti sebagaian subyek dalam penelitian ini menyatakan bahwa membangun rasa empati dilakukan dengan memberikan kasih sayang, mengajari anak untuk peduli dan berbagi dengan orang lain seperti kepada pengemis dan anak panti asuhan. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibu “SL” yang mengatakan bahwa: Membangun rasa empati kepada anak itu bisa berupa kasih sayang ikut merasakan apa yang orang lain rasakan, mengajarkan anak supaya peduli sesama, berbagi dengan orang lain, misalnya ada pengemis atau pengamen, anak kita suruh memberi uang (Wawancara tanggal 12 April 2016 pukul 08.30-09.30 WIB). Keterangan tersebut juga sama dengan yang disampaikan oleh Ibu Y yang mengajarkan anak membangun rasa empati dengan mengajarkan anak untuk memberi uang kepada pengemis. Cara Ibu
69
SG
membangun rasa empati dengan mengajarkan anak untuk
menolong teman yang membutuhkan bantuan misalnya saat temannya jatuh. Ibu R yang juga mengungkapkan bahwa membangun rasa empati dengan membiasakan anak untuk menolong orang lain. Ibu E juga menguatkan keterangan sebelumnya bahwa membangun rasa empati dilakukan dengan memberikan kasih sayang, mengajari anak untuk peduli dan berbagi dengan orang lain. Berikut kutipan hasil wawancaranya. Cara membangun empati dan peduli pada anak yaitu dengan membiasakan anak untuk saling berbagi dengan setiap orang dan mengajari anak untuk suka menolong orang tua, teman, anggota keluarga lain maupun orang lain pada saat membutuhkan bantuan (Wawancara tanggal 14 Juni 2016 pukul 08.00-09.00 WIB). Hasil wawancara tersebut juga dikuatkan dengan keterangan dari siswa yang menjadi subyek dalam penelitian ini yang mengatakan bahwa orang tua sering mengajari mereka untuk memberikan uang kepada pengemis atau orang yang membutuhkan.
Hasil observasi
yang dilakukan peneliti juga menunjukkan hal yang sama. Orang tua membiasakan anak untuk peduli dan berbagi dengan orang lain, anggota keluarga, teman dan orang yang membutuhkan. Berikut dokumentasinya.
70
Gambar 7. Cara Orang Tua Kolaborasi dengan Pihak Sekolah untuk Membangun Rasa Peduli dan Berbagi c. Memberi Kepercayaan Setiap anak memiliki potensi yang terbaik dalam dirinya. Orang tua sangat perlu dalam menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Pemberian kepercayaan yang dilakukan orang tua kepada anak di TK Pertiwi Kebasen antara lain memberikan kepercayaan mandi sendiri, makan sendiri, memakai baju sendiri, memberikan kesempatan anak untuk bermain dengan jam pulang yang sudah ditetapkan bersama. Hal ini sebagaimana dalam hasil wawancara salah satu orang tua siswa Ibu “SL” sebagai berikut: Memberikan kepercayaan kepada anak dengan memberikan kesempatan untuk bermain tapi dengan catatan anak kita pulang saat jam yang sudah ditentukan, atau dengan memberinya kepercayaan dia bisa mandi sendiri melatih anak untuk tidak terlalu bergantung pada orang tua, tapi kita juga harus tetap mengawasinya (Wawancara tanggal 12 April 2016 pukul 08.3009.30 WIB).. Keterangan tersebut dikuatkan oleh keterangan Ibu Y yang membiasakan anak untuk mandi dan makan sendiri. Ibu K yang
71
membiasakan anak untuk mandi dan memakai baju sendiri. Ibu E yang membiasakan anak untuk makan sendiri dan pulang sekolah sendiri. Ibu SG dan R yang mengatakan bahwa orang tua mulai memberikan kepercayaan kepada anak untuk mengatur tutas dan kewajibanya secara mandiri seperti mandi sendiri, memakai baju sendiri, dan makan sendiri tanpa minta disuapin. Demikian pula dengan hasil wawancara dengan siswa TK Pertiwi Kebasen yang mayoritas juga mengatakan sudah mulai mandi sendiri, makan sendiri, memakai baju sendiri dan bermain sendiri dengan teman tanpa ditemani ibu.
d. Menumbuhkan Motivasi Motivasi sangat penting bagi anak. Dengan motivasi maka anak akan memiliki dorongan untuk melakukan suatu aktivitas dengan lebih baik. Berdasarkan keterangan yang diberikan Ibu “SL” mengenai cara pendampingan kepada anak dalam menumbuhkan motivasi adalah sebagai berikut” Memberikan motivasi dengan memberikan hadiah saat dia mendapatkan nilai bagus, atau saat dia melakukan hal-hal baik dengan memberikan pujian pintarnya anak ibu , ibu sayang kamu nak.. ((Wawancara tanggal 12 April 2016 pukul 08.3009.30 WIB). Keterangan tersebut juga didukung oleh Ibu “E” yang mengatakan bahwa:
72
Cara untuk memotivasi anak yaitu dengan selalu memberikan pujian atas apa yang dilakukan oleh anak agar anak selalu termotivasi untuk mencapai prestasi yang ingin ia capai (Wawancara tanggal 11 April 2016 pukul 08.00-09.00 WIB). Demikian pula dengan keterangan yang disampaikan oleh Ibu „Y” yang mengatakan bahwa cara membangun motivasi anak dengan memberikan pujian jika anak berhasil mendapat nilai bagus di sekolah. Sedangkan yang dilakukan Ibu ”SG” dan “R” yang untuk menumbuhkan motivasi dilakukan dengan menjanjikan sesuatu, memberikan pujian dan memberikan hadiah kejutan. Hal ini juga dikuatkan dengan keterangan siswa TK Pertiwi Kebasen yang sebagian besar mengatakan bahwa orang tua sering memberikan hadiah sebagai imbalan saat melakukan hal yang baik. Hadiah tersebut seperti dibelikan sepatu, tas, baju, jajanan favorit dan mainan. Berikut dokumentasi orang tua memberikan makanan kesukaan anak saat melakukan hal yang baik untuk menumbuhkan motivasi pada anak.
Gambar 8. Cara Orang Tua Menumbuhkan Motivasi dengan Membelikan Makanan Kesukaan dan Mainan Anak Ketika Melakukan Hal yang Baik 73
e. Menciptakan Kebersamaan Kebersamaan antara orang tua dan anak sangat penting untuk dilakukan. Dengan kebersamaan akan menjalin kedekatan hubungan yang lebih erat antara orang tua dan anak. Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua/wali siswa di TK Pertiwi Kebasen menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua melakukan kegiatan bersama dengan anak dengan sarapan pagi bersama, mengantarkan anak ke sekolah, bermain bersama, membuat kue bersama, merawat hewan peliharaan, sholat berjamaah, dan piknik bersama. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibu “SL” yang mengemukakan bahwa: Iya sering, setiap pagi kami sarapan sekeluarga sebelum berangkat sekolah dan bekerja,mengantarkan anak ke sekolah, menjemput anak, mengajak anak bermain, melakukan hal-hal yang positif, membuat kue, merawat hewan peliharaan dll (Wawancara tanggal 12 April 2016 pukul 08.30-09.30 WIB). Hasil wawancara di atas juga dikuatkan dengan hasil wawancara dengan Ibu E yang mengatakan sebagai berikut: Sering terutama kegiatan yang memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan anak karena dengan melibatkan anak pada kegiatan yang dilakukan orang tua akan meningkatkan ikatan bathin antara orang tua dan anak (Wawancara tanggal 11 April 2016 pukul 08.00-09.00 WIB). Keterangan lain disampaikan Ibu Y yang memilih melakukan kegiatan bersama dengan membersihkan halaman rumah bersamasama. Ibu K juga mengungkapkan melakukan kegiatan bersama
74
setiap pagi saat makan pagi bersama-sama. Sementara Ibu SG dan R memilih kebersamaan dengan sholat berjamaah setiap maghrib dan saat libur melakukan kegiatan memasak bersama. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa orang tua sering melakukan kegiatan bersama untuk menjalin kebersamaan dengan mengantar dan menjemput anak sekolah, memasak bersama, makan bersama,
sholat
berjamaah
dan
berkumpul
bersama.
Berikut
dokumentasinya.
Gambar 9. Menciptakan Kebersamaan melalui Makan dan Kumpul Bersama f. Memberi Rasa Tanggungjawab Tanggung jawab merupakan tugas dan aktifitas yang harus dilaksanakan sesuai dengan kemampuan maksimal yang dimiliki. Demikian pula dengan anak. Dengan memberi rasa tanggungjawab, maka anak akan belajar melaksanakan tugasnya. Berdasarkan hasil wawacancara yang dilakukan dengan orang tua/wali siswa sebagian besar menyatakan bahwa cara yang dilakukan untuk memberi rasa tanggungjawab
pada
anak
dengan
mengajarkan
anak
untuk
membereskan mainan setelah bermain, membersihkan tempat tidur dan
75
pulang tepat pada waktunya. Berikut ini salah satu kutipan wawancara dengan orang tua/wali siswa yakni Ibu “SL”. Iya, misalnya dengan mengajarkan anak supaya membereskan mainannya sehabis bermain, pulang bermain tepat waktu.dll (Wawancara tanggal 12 April 2016 pukul 08.30-09.30 WIB). Keterangan yang sama juga diungkapkan oleh siswa TK Pertiwi Kebasen yang seluruhnya mengatakan bahwa orang tua menyuruh untuk membereskan mainan setelah selesai bermain. Berikut ini dokumentasinya.
Gambar 10. Anak Membereskan Mainan untuk Membentuk Rasa Tanggungjawab g. Memberi Penghargaan/Penguatan Penghargaan merupakan penguatan yang diberikan kepada aktifitas yang dilakukan anak. Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa penguatan yang dilakukan sebagian besar orang tua siswa di TK Pertiwi Kebasen dengan memberikan pujian seperti “terimakasih”, “anak pintar…”, “bagus sekali nak”, memberikan pelukan, mendengarkan keluhan anak, memberikan hadiah, dan memberikan semangat.
76
Berikut merupakan salah satu kutipan hasil wawancara dengan orang tua siswa Ibu “E”. “Bentuk penghargaan yang dapat diberikan kepada anak yaitu dengan pujian yang diberikan kepada anak. Selain dengan katakata pujian hal yang bisa dilakukan yaitu memberikan applause dan sedikit hadiah kepada anak sepaya anak termotivasi menjadi lebih baik lagi,” (Wawancara tanggal 11 April 2016 pukul 08.00-09.00 WIB). Keterangan tersebut juga dikuatkan oleh keterangan yang disampaikan oleh Ibu “SL” sebagai berikut: Dengan memberikannya ucapan terimakasih ketika anak membantu kita, memberikan pelukan saat dia mau mendengarkan apa yang kita ajarkan, memberikan hadiah saat dia mendapatkan nilai bagus (Wawancara tanggal 12 April 2016 pukul 08.30-09.30 WIB). Berdasarkan hasil observasi juga menunjukkan bahwa orang tua memberikan penguatan dengan memberikan pujian, memberikan pelukan, mendengarkan anak saat menceritakan hal-hal yang dialaminya, dan memberikan hadiah saat melakukan aktivitas positif. Berikut dokumentasinya.
Gambar 11. Orang Tua Memberikan Penguatan dengan Memberikan Hadiah Makanan
77
3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat pada Pendampingan Anak di dalam Keluarga di TK Pertiwi Kebasen Dalam pendampingan yang diadakan oleh orang tua tentu ada faktor pendukung dan penghambat dalam penyelenggaraanya yang akan diuraikan sebagaimana berikut ini: a. Faktor Pendukung Dalam kegiatan pendampingan yang dilaksanakan oleh orang tua kepada anak dalam pelaksanaanya terdapat faktor pendukung, yakni: 1) Kesabaran orang tua Dalam
observasi
yang
dilakukan
oleh
peneliti
pada
pendampingan di orang tua kepada anak terlihat hubungan antara orang tua dengan anak terjalin dengan baik. Selama kegiatan pendampingan tidak jarang anak terlihat asyik sendiri ataupun hanya coretan-coretan di buku tulis, ada anak yang gampang putus asa ketika susah mengerjakan tugasnya namun orang tua sebagai pendamping tetap sabar. Ketika anak-anak benar-benar terlalu ramai orang tua kembali mengingatkan untuk fokus pada materi belajar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan “E” yang merupakan orang tua siswa TK Kebasen berikut. Faktor pendukung yang pertama adalah kesabaran keluarga, kemudian lingkungan sekitar anak dan sekolah. Dalam keluarga anak pertama kali mengenal pembelajaran, apa yang dia lihat maka itu yang dia contoh, apa yang orang tua ucapkan maka itulah yang keluar dalam kesehariannya.. (Wawancara tanggal 11 April 2016 pukul 08.00-09.00 WIB).
78
Pernyataan tersebut didukung dengan pernyataan K yang juga merupakan orang tua siswa TK Kebasen berikut. ada, usia anak-anak memang masih membutuhkan banyak dampingan dan pengawasan orang tua dalam melakakukan kegiatan, jadi ya sebagai orang tua harus sabar dalam mendampingi kegiatan anak yang bermacam-macam. (Wawancara tanggal 13 April 2016 pukul 08.00-08.30 WIB). 2) Partisipasi anak Partisipasi anak dalam kegiatan pendampingan orang tua cukup tinggi dalam mengikuti kegiatan pendampingan, karena anak dapat menambah pengetahuan, ketrampilan dan wawasan serta menambah manfaat. Seperti yang dilihat peneliti saat kegiatan pendampingan orang tua untuk anak siswa TK Kebasen, anak terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan pendampingan orang tua seperti dalam kegiatan pendampingan belajar dan pendampingan beribadah. b. Faktor Penghambat Dalam kegiatan pendampingan orang tua yang diadakan untuk anak di dalam pelaksanaanya ternyata ditemukan beberapa faktor yang menghambat kegiatan pendampingan. Berdasarkan pengamatan peneliti, faktor penghambat dalam kegiatan pendampingan anak oleh orang tua yakni sebagai berikut: 1) Jadwal kegiatan Pendampingan Kurang Teratur Pelaksanaan kegiatan pendampingan anak dalam keluarga kurang teratur. Kurang teraturnya jadwal pendampingan di sebabkan
79
oleh kesibukan orang tua yang bekerja. Berdasarkan pengamatan peneliti, jadwal pendampingan dalam keluarga tidak pasti, yaitu hanya dilakukan ketika ada waktu senggang dan orang tua sedang tidak bekerja. Hal ini sebagaimana pernyataan yang disampaikan oleh “E” berikut. Ada, gagalnya dalam proses pendampingan anak terhadap anak biasanya kurang waktu orang tua untuk mendampingi anak karena kesinbukan orang tua. Selain itu faktor lingkungan juga cukup berpengaruh terhadap proses pendampingan pada anak. (Wawancara tanggal 11 April 2016 pukul 08.00-09.00 WIB). Pernyataan yang sedikit berbeda dikumukakan oleh “R” yang juga merupakan orang tua siswa TK Kebasen berikut. Karna saya bekerja, jadi waktu untuk mendampingi anak saya menjadi seditki, dampaknya ya kadang anak ikut-ikutan temannya. Ya kalau ikut-ikutan dalam hal baik itu tidak masalah, tapi kalau yang ditiru hal-hal yang kurang baik kan ya bahaya. (Wawancara tanggal 14 April 2016 pukul 09.00-09.30 WIB). 2) Variasi kegiatan yang sedikit Berdasarkan pengamatan peneliti kegiatan pendampingan masih kurang
bervariasi.
Kurang
variasinya
kegiatan
pendampingan
disebabkan oleh orang tua anak yang kurang memiliki pengetahuan mengenai langkah pendampingan anak. Berdasarkan hasil penelitian masih banyak orang tua siswa TK Kebasen yang bukan lulusan SMA. Selain itu kegiatan pendampingan yang bersifat monoton membuat anak juga sering merasa bosan dan juga mood anak yang naik turun. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
80
kegiatan pendampingan masih mempunyai banyak hambatan seperti jadwal
kegiatan
pendamping
yang
kurang
teratur,
kegiatan
pendampingan yang kurang bervariasi, serta mood anak yang naik turun sehingga tujuan pendampingan belum tercapai secara optima. 3) Lingkungan Sekitar anak Keberhasilan kegiatan pendampingan anak oleh keluarga juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar anak itu tinggal. Seorang anak yang telah mendapatkan pendampingan orang tua dengan baik tetapi lingkungan sekitar tempat tinggal anak tidak mendukung juga akan mempengaruhi proses pendampingan dan bahkan dapat menghambat kegiatan pendampingan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan “SL” yang merupakan orang tua siswa TK Kebasen berikut. Ada, kurangnya pendampingan orang tua yang berakibat anak lalai dalam pengawasan.Sementara lingkungan terkadang tidak mendukung dan kurang baik untuk perkembangan anak. (Wawancara tanggal 12 April 2016 pukul 08.30-09.30 WIB).
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Pendampingan Anak di dalam Keluarga di TK Pertiwi Kebasen. Keluarga merupakan lingkungan terkecil yang paling dekat dan bersinggungan langsung dalam membentuk kepribadian anak. Keluarga dikenal sebagai lingkungan pertama yang dikenal anak dan merupakan tempat belajar anak yang paling utama karena anak menghabiskan sebagian besar waktunya bersama keluarga. Oleh karena itu, pendampingan anak dalam keluarga sangat penting dalam mendukung perkembangan anak 81
terutama pada usia dini. Hal ini sesuai dengan pendapat Totok Wiryasaputra (2006: 88) bahwa pendampingan yang dilakukan berfungsi diantaranya untuk memperbaiki hubungan,menopang dan membimbing seseorang menjadi lebih baik. Pendampingan anak di
dalam keluarga diwujudkan melalui
pendidikan cara-cara orang tua dalam mendidik anaknya agar menjadi pribadi yang mandiri dan berkembang secara optimal. Menurut Sujarwo (2015: 8) beberapa bentuk pendampingan yang dilakukan orang tua kepada anakanaknya, yaitu pendampingan dalam bersikap, pendampingan terhadap perilaku, pendampingan dalam berbicara, pendampingan dalam belajar, dan pendampingan beribadah. Hasil penelitian inisesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Malika Dian Ayu Novianto (2014) bahwa pendampingan keluarga sangat penting bagi annak terutama berpengaruh terhadap kedisiplinan belajar. Pendampingan anak dalam keluarga yang dilakukan oleh orang tua siswa TK Kebasen berdasarkan hasil penelitian dilakukan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan bersama anak dan pemberian teladan yang baik oleh orang tua. Dalam kegiatan pendampingan dalam bersikap yaitu dengan kegiatan mendampingi mendampingi anak ketika menonton acara televisi yang dilakukan oleh orang tua siswa TK Kebasen. Ada beberapa acara televisi yang tidak boleh di tonton anak seperti tentang perkelahian, tindakan kriminal dan berbagai macam tontonan orang dewasa yang tidak wajar jika dilihat anak usia dini/TK. Dengan cara mendampingi anak dalam 82
kegiatan menonton televisi secara tidak langsung orang tua telah menyaring dan memberikan pendampingan mengenai cara bersikap yang baik. Selain itu juga dapat dilakukan dengan cara orang tua dan keluarga dilingkungan anak tersebut tinggal, selalu memberikan teladan yang baik dalam kehidupan kesehariannya. Dalam kegiatan pendampingan dalam perilaku, bentuk pendampingan yang dilakukan oleh orang tua siswa TK Kebasen biasanya dengan cara memberikan contoh dan teladan yang baik melalui kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan anak seperti dengan cara mengajari anak untuk menghormati orang yang lebih tua, berperilaku sopan, bersikap jujur, disiplin dan lainnya. Selain itu orang tua juga memberikan teladan bagi anak untuk menumbuhkan rasa empati melalui kegiatan seperti memberikan uang kepada pengemis yang ada di jalan, memberi bantuan kepada korban bencana alam, memberikan bantuan dan santunan kepada anak yatin, dan lain sebagainya. Empati adalah adanya perasaan yang sangat dalam ikut merasakan sebagaimana yang dirasakan oleh orang lain. Seorang anak dengan orang tuanya harus memiliki rasa empati (saling peduli dan berbagi). Kegiatan pendampingan dalam berbicara dilakukan dengan cara mengajak anak untuk selalu bercerita mengenai kegiatan-kegiatan yang mereka kerjakan pada hari itu, dengan cara anak bercerita tersebutlah orang tua dapat mengontrol dan mengetahui apa yang dialami anak, mengapa mereka terlihat senang, sedih maupun marah. Sementara kegiatan pendampingan dalam belajar, bentuk pendampingan yang dilakukan orang 83
tua yaitu dengan selalu mendengar dan memperhatikan anak ketika membaca, mengajak anak ke pusat kegiatan belajar, menyediakan perlengkapan belajar anak, membuat perpustakaan keluarga, dan mengatur jadwal belajar anak. Selain itu orang tua juga harus bisa menciptakaan suasana yang menyenangkan dan nyaman dalam belajar anak. Kegiatan pendampingan dalam beribadah yang dilakukan oleh orang tua siswa TK Kebasen yaitu seperti dengan selalu membiasakan anak untuk merasa butuh beribadah. Anak diajarkan dan diberi pemahaman bahwa mereka dapat hidup, makan, sehat dan lainnya itu adalah wujud kasih sayang Tuhan. Oleh karena itu kita sebagai manusia harus tunduk dan patuh pada perintah dan larangan Tuhan serta selalu bersyukur dengan apa yang telah Tuhan berikan. Orang tua perlu membiasakan anak merasa nyaman beribadah dan menunjukkan manfaat beribadah bagi kehidupannya. Kegiatan pendampingan beribadah oleh orang tua dapat berupa kegiatan mengaji dan tata cara beribadah. Dengan demikian,pendampingan anak di dalam keluarga sangat penting dilakukan oleh orang tua.
2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat pada Pendampingan Anak di dalam Keluarga di TK Pertiwi Kebasen Dalam pendampingan yang diadakan oleh orang tua tentu ada faktor pendukung dan penghambat dalam penyelenggaraanya. Faktor pendukung kegiatan pendampingan orang tua terhadap anak yaitu seperti kesabaran orang tua, dan partisipasi anak. Dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti
84
pada pendampingan di orang tua kepada anak terlihat hubungan antara orang tua sebagai pendamping dengan anak terjalin dengan baik. Selama kegiatan pendampingan tidak jarang anak terlihat asyik sendiri ataupun hanya menulis coretan-coretan dibuku tulis, ada anak yang gampang putus asa ketika susah mengerjakan tugasnya namun orang tua sebagai pendamping tetap sabar, ramah dan disiplin. Ketika anak-anak benar-benar terlalu ramai orang tua sebagai pendamping kembali mengingatkan untuk fokus pada materi belajar. Partisipasi anak dalam kegiatan pendampingan orang tua cukup tinggi dalam mengikuti kegiatan pendampingan, karena anak dapat menambah pengetahuan, ketrampilan dan wawasan serta menambah manfaat. Seperti yang dilihat peneliti saat kegiatan pendampingan orang tua untuk anak siswa TK Kebasen, anak terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan pendampingan orang tua seperti dalam kegiatan pendampingan belajar dan pendampingan beribadah. Dalam kegiatan pendampingan orang tua yang diadakan untuk anak di dalam pelaksanaanya ternyata ditemukan beberapa faktor yang menghambat kegiatan
pendampingan.
Berdasarkan
pengamatan
peneliti,
faktor
penghambat dalam kegiatan pendampingan anak oleh orang tua yakni jadwal kegiatan pendampingan kurang teratur, variasi kegiatan yang sedikit, dan lingkungan sekitar anak. Pelaksanaan kegiatan pendampingan anak dalam keluarga terkadang kurang teratur. Kurang teraturnya jadwal pendampingan di sebabkan oleh kesibukan orang tua yang bekerja.
85
Berdasarkan pengamatan peneliti, jadwal pendampingan dalam keluarga tidak pasti, yaitu hanya dilakukan ketika ada waktu senggang dan orang tua sedang tidak bekerja. Faktor penghambat pendampingan anak oleh orang tua yang lain yaitu variasi kegiatan yang sedikit. Berdasarkan pengamatan peneliti kegiatan pendampingan masih kurang bervariasi. Kurang variasinya kegiatan pendampingan disebabkan oleh orang tua anak yang kurang memiliki pengetahuan mengenai langkah pendampingan anak. Berdasarkan hasil penelitian masih banyak orang tua siswa TK Kebasen yang bukan lulusan SMA. Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam memberikan pendidikan pada anak, karena tingginya jenjang pendidikan yang dimiliki oleh orang tua merupakan salah satu pendukung luasnya pengetahuan yang diikuti orang tua. Hal ini sesuai dengan pendapat Mu‟tadin (2002) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pendampingan orang tua dalampendidikan anakadalah faktor faktor pendidikan. Tingginya jenjang pendidikan yang dimiliki orang tua merupakan salah satu pendukung luasnya pengetahuan yang dilakukan orang tua. Selain itu kegiatan pendampingan yang bersifat monoton membuat anak juga sering merasa bosan dan juga mood anak yang naik turun. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pendampingan masih mempunyai banyak hambatan seperti jadwal kegiatan pendamping yang kurang teratur, kegiatan pendampingan yang kurang
86
bervariasi, serta mood anak yang naik turun sehingga tujuan pendampingan belum tercapai secara optima. Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Woro Hestiningsih Priyantini (2015) yang juga mengungkapkan bahwa faktor pendukung dalam pendampingan kepada anak antara lain kesabaran, kemitraan terjalin dengan baik, partisipasi anak yang antusias. Sementara faktor penghambatnya adalah motivasi anak yang naikturun, minimnya support dan kurangnya variasi dalam kegiatan Keberhasilan kegiatan pendampingan anak oleh keluarga juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar anak itu tinggal. Seorang anak yang telah mendapatkan pendampingan orang tua dengan baik tetapi lingkungan sekitar tempat tinggal anak tidak mendukung juga akan mempengaruhi proses pendampingan dan bahkan dapat menghambat kegiatan pendampingan.
87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pendampingan Anak di dalam Keluarga di TK Pertiwi Kebasen meliputi: a. Pendampingan dalam bersikap yaitu dengan kegiatan mendampingi mendampingi anak ketika menonton acara televisi yang dilakukan oleh orang tua . b. Pendampingan dalam perilaku, bentuk pendampingan yang dilakukan oleh orang tua siswa TK Kebasen biasanya dengan cara memberikan contoh dan teladan yang baik melalui kegiatan sehari-hari. c. Pendampingan dalam berbicara dilakukan dengan cara mengajak anak untuk selalu bercerita mengenai kegiatan-kegiatan yang mereka kerjakan pada hari itu, d. Pendampingan dalam belajar, bentuk pendampingan yang dilakukan orang tua yaitu dengan selalu mendengar dan memperhatikan anak ketika membaca, mengajak anak ke pusat kegiatan belajar, menyediakan perlengkapan belajar anak, membuat perpustakaan keluarga, dan mengatur jadwal belajar anak. e. Pendampingan dalam beribadah yang dilakukan oleh orang tua siswa TK Kebasen yaitu seperti dengan selalu membiasakan anak untuk merasa butuh beribadah.
88
f. Cara pendampingan anak dilakukan dengan memberikan contoh yang baik (keteladanan), membangun rasa empati (peduli dan berbagi), memberikan kepercayaan, menumbuhkan motivasi, menciptakan kebersamaan,
memberi
rasa
tanggungjawab,
dan
memberi
penghargaan/penguatan. 2. Faktor pendukung dan penghambat pendampingan anak di dalam keluarga di TK Pertiwi Kebasen yaitu : a. Faktor Pendukung pendampingan anak yaitu kesabaran orang tua anak dan Partisipasi anak dalam kegiatan pendampingan. b. Faktor penghambat pendampingan anak di dalam keluarga di TK Pertiwi Kebasen yaitu jadwal kegiatan pendampingan kurang teratur, variasi kegiatan yang sedikit dan lingkungan sekitar anak.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Orang tua sebagai pendamping harus memiliki kesabaran yang tinggi dalam mendampingi kegiatan anak selain itu juga harus bisa menyediakan sumber belajar dan fasilitas anak. 2. Dalam pelaksanaan pendampingan apabila ada anak yang kurang memperhatikan sebaiknya ditegur. 3. Orang tua harus sering mengontrol kegiatan anak, karena lingkungan sekitar anak dapat mempengaruhi perkembangan anak.
89
DAFTAR PUSTAKA Albertina Nasri Lobo. (2008). Proses pendampingan wanita pekerja seks komersial dalam upaya pencegahan HIV/AIDS (studi kasus di lokalisasi Tanjung Elmo Sentani oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Papua Provinsi Papua). Tesis. FISIP UI. Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Departemen Sosial. (2007). Pedoman Umum Penanganan Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK) melalui Panti Sosial Anak. Jakarta: Depsos RI. Djam‟an Satori dan Aan Komariah. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Juni Thamrin. (2006). Hubungan Orang Tua dengan Anak. Jakarta: Rajawali. Kartini Kartono. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Kurniadi. (2001). Intensitas Komunikasi Keluarga dan Prestasi Belajar Anak. Jurnal Ilmu Komunikasi. Lexy J. Moleong. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif.edisi Revisi. Bandung: CV. Remadja Karya. Malika Dian Ayu Novianti. (2014). Pengaruh Pendampingan Orang Tua terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa di SD N 01 Linggo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. FGIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Maryam R. Siti. (2002). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Masitoh dkk. (2005). Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Mu‟tadin. (2002). Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset. Mubarak, dkk. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika. 90
Nawawi Hadari, (2000). Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Pribadi. (2009). Pendampingan Orang Tua dengan Aktivitas Anak Menonton Televisi. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Diakses dari https://core.ac.uk/download/files/478/12350395.pdf. Ramli. (2005). Pendampingan perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Rina Erviyati. (2012). Pendampingan Program Kewirausahaan Gypsum di Desa Vokasi Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan UNY. Salamah. (2006). Orang Tua sebagai Pembimbing dan Pendamping Anak Nonton Televisi (Pengembangan Kepercayaan Diri, Pengaruh dan Harapan). Jurnal PKS Vol V No. 15, Hal. 33-40. Shoba. (2009). Anak yang Bermain, Anak yang Cerdas. Jakarta: Gramedia. Shochib, Moh. (2010). Pola Asuh Orang Tua (dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri). Jakarta: Rineka Cipta. Slameto. (2006). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sujarwo. (2014). Motivasi dan Sukses. Artikel Majalah Wanita “AL-Mar‟ah” Vol. XI No. 10 (ISSN 1907-7300). Sujarwo. (2015). Dampingi, Temukan Potensi. Artikel Majalah Wanita “ALMar‟ah” Vol. XIII No. 05 (ISSN 1907-7300).
91
Theo Riyanto dan Martin Handoko. (2005). Pendidikan pada Anak Usia Dini. Jakarta: Grasindo. Totok Wiryasaputra. (2006). Ready To Care: Pendampingan dan Konseling Psikologi. Yogyakarta: Galangpress. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya. Yogyakarta: Media Wacana. Uyu Wahyudin. (2014). Pola pendampingan keluarga dalam akselerasi program pemberantasan buta aksara tingkat dasar di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Artikel. PLS FIP UPI. ISSN 1412-563-X. Whaley & Wong. (2001). Psikologi Pekembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja rosdakarya. Woro Hestiningsih Priyantini. (2015). Pendampingan anak jalanan di RSB Diponegoro Yogyakarta. Jurnal Elektronik Pendidikan Luar SekolahS1.UNY. Vol IV, No 7, Tahun 2015.
92
PEDOMAN WAWANCARA
A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: ……………………………………………………
2. Jenis kelamin
: L/P
3. Umur
: ………. Tahun
4. Tingkat Pendidikan
: SD/SMP/SMA/SMK/Diploma/S1/S2/S3
5. Pekerjaan
:
a. PNS b. Wiraswasta c. Karyawan swasta/kontrak d. Petani e. Buruh f. Lainnya : …………………………………………………… (sebutkan) B. WAWANCARA KEPALA SEKOLAH 1. Sudah berapa lama anda menjadi kepala sekolah di TK Pertiwi Kebasen? 2. Berapa banyak siswa di TK Pertiwi Kebasen? 3. Menurut anda apa yang menjadi daya tarik TK Pertiwi Kebasen, sehingga banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya di TK ini? 4. Bagaimana bentuk komunikasi yang dilakukan antara pihak sekolah dengan orang tua siswa? 5. Menurut anda bagaimanakah pendampingan anak yang dilakukan orang tua? 6. Pernahkan anda menemui kasus dalam pendampingan anak yang dilakukan orang tua? Mohon jelaskan! 7. Bagaimana solusi yang diberikan oleh pihak sekolah dalam menangani kasus tersebut?
93
PEDOMAN WAWANCARA
A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: ……………………………………………………
2. Jenis kelamin
: L/P
3. Umur
: ………. Tahun
4. Tingkat Pendidikan
: SD/SMP/SMA/SMK/Diploma/S1/S2/S3
5. Pekerjaan
:
a. PNS b. Wiraswasta c. Karyawan swasta/kontrak d. Petani e. Buruh f. Lainnya : …………………………………………………… (sebutkan) B. WAWANCARA ORANG TUA/WALI SISWA 1. Kenapa anda memilih menyekolahkan putra/putri anda di TK Pertiwi Kebasen ini? 2. Bagaimanakah tingkat kesabaran, ketenangan dan keceriaan pengajar dalam menangani anak? 3. Apakah anda pernah mendengar atau mengetahui tentang pendampingan anak di dalam keluarga? Mohon jelaskan! 4. Bentuk pendampingan apa saja yang telah anda lakukan dalam mendampingi anak? 5. Sudahkah anda melakukan pendampingan dalam bersikap anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! 6. Sudahkah anda melakukan pendampingan terhadap perilaku anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! 7. Sudahkah anda melakukan Pendampingan dalam berbicara anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! 94
8. Sudahkah anda melakukan Pendampingan dalam belajar anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! 9. Sudahkah anda melakukan Pendampingan beribadah anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! 10. Bagaimanakah cara anda dalam memberikan keteladanan/contoh yang baik bagi anak? 11. Bagaimana cara anda membangun rasa empati (peduli dan berbagi) anak? 12. Pernahkah anda memberikan kepercayaan kepada anak untuk mengatur tugas dan kewajibannya secara mandiri? Jelaskan alasannya! 13. Bagaimanakah cara anda membangun motivasi anak?? 14. Apakah anda sebagai orang tua sering melakukan kegiatan bersama-sama dengan anak anda? Mohon jelaskan! 15. Apakah anda selalu mengajarkan rasa tanggung jawab kepada anak? Jelaskan alasannya! 16. Bagaimanakah bentuk penghargaan yang diberikan kepada anak anda ketika mereka berhasil melaksanakan kegiatan dengan baik? 17. Menurut anda adakah manfaat sebuah penghargaan yang diberikan kepada anak? Mohon jelaskan 18. Adakah faktor yang menghambat proses pendampingan yang diberikan kepada anak? Jelaskan! 19. Adakah faktor pendukung proses pendampingan diberikan kepada anak? Jelaskan! 20. Bagaimanakah
cara
anda
dalam
mengatasi
menghamabat proses pendampingan anak? Jelaskan!
95
faktor-faktor
yang
PEDOMAN WAWANCARA
A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: ……………………………………………………
2. Jenis kelamin
: L/P
3. Umur
: ………. Tahun
B. WAWANCARA ANAK 1. Adek kalau dirumah sering diajarain ibu/bapak untuk melakukan ibadah tidak? 2. Kalau adek nakal biasanya di tegur ibu/bapak tidak? 3. Adek sering membersihkan mainan sendiri atau ditinggal begitu saja kalau selesai bermain? 4. Biasanya kalau sedang libur sekolah biasanya adek bersama ibu/bapak kemana? 5. Kalau adek mendapat nilai bagus di sekolah, ibu/bapak sering memberikan hadiah tidak? 6. Adek dirumah biasanya belajar dengan siapa saja? 7. Kalau melihat pengemis dijalan, ibu/bapak sering memberikan uang kepada adek untuk diberikan ke pengemis itu tidak?
96
TRANSKRIP WAWANCARA A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: Dini Arina Suwarningsih, A. Ma
2. Jenis kelamin
: Perempuan
3. Umur
: 38Tahun
4. Tingkat Pendidikan
: D2
5. Pekerjaan
: Guru Tetap Yayasan
B. WAWANCARA KEPALA SEKOLAH 1. Sudah berapa lama anda menjadi kepala sekolah di TK Pertiwi Kebasen? Jawab: 1 tahun 2 bulan 2. Berapa banyak siswa di TK Pertiwi Kebasen? Jawab: 34 siswa 3. Menurut anda apa yang menjadi daya tarik TK Pertiwi Kebasen, sehingga banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya di TK ini? Jawab: sistem belajar yang ditetapkan pihak sekolah tidak mengekang anak dan mengkondisikan anak dengan jiwa perkembangan anak usia dini. 4. Bagaimana bentuk komunikasi yang dilakukan antara pihak sekolah dengan orang tua siswa? Jawab: Dengan cara mengadakan paguyuban wali murid dan konsultasi secara pribadi antara guru dan walimurid. 5. Menurut anda bagaimanakah pendampingan anak yang dilakukan orang tua? Jawab: rata-rata orang tua masih membiarkan anak dan kurang mendampingi 93
6. Pernahkan anda menemui kasus dalam pendampingan anak yang dilakukan orang tua? Mohon jelaskan! Jawab: pernah, anak yang suka menyiksa diri sendiri jika sedang marah. contohnya memukul-mukul kepalanya sendiri. 7. Bagaimana solusi yang diberikan oleh pihak sekolah dalam menangani kasus tersebut? Jawab: memberikan contoh melalui cerita dalam buku cerita dan memberikan penjelasan kepada orang tua agar jika anak melakukan kesalahan jangan langsung di beri hukuman fisik.
94
TRANSKRIP WAWANCARA A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: Sulastri
2. Jenis kelamin
: Perempuan
3. Umur
: 33 Tahun
4. Tingkat Pendidikan
: SMA
5. Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
B. WAWANCARA ORANG TUA/WALI SISWA 1. Kenapa anda memilih menyekolahkan putra/putri anda di TK Pertiwi Kebasen ini? Jawab: Karena TK Pertiwi Kebasen adalah kebanggaan warga kebasen ya, satusatunya TK yang pertama kali dan banyak prestasi belajarnya. Apalagi dengan lingkungannya yang membuat anak saya gampang beradaptasi 2. Bagaimanakah tingkat kesabaran, ketenangan dan keceriaan pengajar dalam menangani anak? Jawab: Gurunya sabar dan telaten 3. Apakah anda pernah mendengar atau mengetahui tentang pendampingan anak di dalam keluarga? Mohon jelaskan! Jawab: Belajar dirumah 4. Bentuk pendampingan apa saja yang telah anda lakukan dalam mendampingi anak? Jawab: Mengaji, belajarnya diualang-ulang
95
5. Sudahkah anda melakukan pendampingan dalam bersikap anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: Sudah, dengan mengawasi anak saya dalam mensikapi kondisi dan kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-harinya, mendampingi anak saya dalam pergaulan di lingkungan sekitar rumah saat ia bermain dengan teman-temannya. 6. Sudahkah anda melakukan pendampingan terhadap perilaku anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: Sudah, dengan memberikan contoh yang baik bagi anak, mengajari anak berperilaku baik, mengerti sopan santun sangat efektif agar anak dapat menerapkannya dalam pergaulan baik kepada orang tua, teman dan lingkungan sekitar. 7. Sudahkah anda melakukan Pendampingan dalam berbicara anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: Iya sudah, kami sebagai orang tua mendampingi anak sejak kecil, sejak dia lahir kami membiasakan bertutur kata dengan baik, biasanya dirumah kami menggunakan bahasa krama alus untuk sehari-hari dalam berbicara kepada orang tua atau yang lebih tua terkadang juga masih digunakan kalau dia sedang bersama teman-temannya tapi sejak belajar di TK jika dengan teman sebaya dia sudah bisa menggunakan bahasa yang berbeda dengan dirumah dan perlu diawasi supaya tidak ada kosakata-kosakata yang tidak pantas dibicarakan oleh anak. Kalau itu terjadi, sebagai orang tua yang sering mengawasinya kami langsung memberitahu bahwa yang anak katakan itu tidak boleh diucapkan sampai anak benar-benar mengerti.
96
8. Sudahkah anda melakukan Pendampingan dalam belajar anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: Sudah setiap hari kami mendampingi anak dalam belajar khususnya mengenal huruf dan angka juga belajar dan menulis. Kami juga menyiapkan fasilitas untuk anak dalam belajar seperti les supaya anak bisa belajar lebih efektif selain dirumah, dan disekolah. 9. Sudahkah anda melakukan Pendampingan beribadah anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: Iya sudah, dengan mencontohkan cara beribadah kepada anak, kita mengajari anak untuk ikut beribadah secara bersama-sama, memberitahu kepada anak kewajiban kita sebagai umat muslim adalah sholat 5 waktu. Selain mengajari sholat juga mengajari anak untuk belajar mengaji, mengenalkan bacaan doa-doa pendek supaya anak hapal dengan bacaanbacaan hapalan. 10. Bagaimanakah cara anda dalam memberikan keteladanan/contoh yang baik bagi anak? Jawab: Dengan cara memberikannya ia contoh dalam sholat sehari-hari, membaca al qur‟an, memberikan sikap yang baik di depan anak, memberikan pengertian apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. 11. Bagaimana cara anda membangun rasa empati (peduli dan berbagi) anak? Jawab: Membangun rasa empati kepada anak itu bisa berupa kasih sayang ikut merasakan apa yang orang lain rasakan, mengajarkan anak supaya peduli sesama, berbagi dengan orang lain, misalnya ada pengemis atau pengamen, anak kita suruh memberi uang.
97
12. Pernahkah anda memberikan kepercayaan kepada anak untuk mengatur tugas dan kewajibannya secara mandiri? Jelaskan alasannya! Jawab: Memberikan kepercayaan kepada anak dengan memberikan kesempatan untuk bermain tapi dengan catatan anak kita pulang saat jam yang sudah ditentukan, atau dengan memberinya kepercayaan dia bisa mandi sendiri melatih anak untuk tidak terlalu bergantung pada orang tua, tapi kita juga harus tetap mengawasinya. 13. Bagaimanakah cara anda membangun motivasi anak?? Jawab: Memberikan motivasi dengan memberikan hadiah saat dia mendapatkan nilai bagus, atau saat dia melakukan hal-hal baik dengan memberikan pujian “pintarnya anak ibu”, “ibu sayang kamu nak 14. Apakah anda sebagai orang tua sering melakukan kegiatan bersama-sama dengan anak anda? Mohon jelaskan! Jawab: Iya sering, setiap pagi kami sarapan sekeluarga sebelum berangkat sekolah dan bekerja,mengantarkan anak ke sekolah, menjemput anak, mengajak anak bermain, melakukan hal-hal yang positif, membuat kue, merawat hewan peliharaan dll. 15. Apakah anda selalu mengajarkan rasa tanggung jawab kepada anak? Jelaskan alasannya! Jawab: Iya, misalnya dengan mengajarkan anak supaya membereskan mainannya sehabis bermain, pulang bermain tepat waktu.dll 16. Bagaimanakah bentuk penghargaan yang diberikan kepada anak anda ketika mereka berhasil melaksanakan kegiatan dengan baik? Jawab:
98
Dengan memberikannya ucapan „terimakasih‟ ketika anak membantu kita, memberikan pelukan saat dia mau mendengarkan apa yang kita ajarkan, memberikan hadiah saat dia mendapatkan nilai bagus. 17. Menurut anda adakah manfaat sebuah penghargaan yang diberikan kepada anak? Mohon jelaskan! Jawab: Memberi semangat sekolah 18. Adakah faktor yang menghambat proses pendampingan yang diberikan kepada anak? Jelaskan! Jawab: Ada, kurangnya pendampingan orang tua yang berakibat anak lalai dalam pengawasan.Sementara lingkungan terkadang tidak mendukung dan kurang baik untuk perkembangan anak. 19. Adakah faktor pendukung proses pendampingan diberikan kepada anak? Jelaskan! Jawab: kalo ada sebuah penghargaan anak menjadi penurut dan anteng 20. Bagaimanakah
cara
anda
dalam
mengatasi
faktor-faktor
yang
menghamabat proses pendampingan anak? Jelaskan! Jawab: saya sering menjanjijan sesuatu jika anak saya berhasil melaksanakan kegiatan dengan baik.
99
A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: Yuliani
2. Jenis kelamin
: Perempuan
3. Umur
: 34 Tahun
4. Tingkat Pendidikan
: SD
5. Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
B. WAWANCARA ORANG TUA/WALI SISWA 1. Kenapa anda memilih menyekolahkan putra/putri anda di TK Pertiwi Kebasen ini? Jawab: Meskipun rumah saya jauh, tapi saya tetap memilih sekolah ini karena terkenal bagus 2. Bagaimanakah tingkat kesabaran, ketenangan dan keceriaan pengajar dalam menangani anak? Jawab: sabar sekali 3. Apakah anda pernah mendengar atau mengetahui tentang pendampingan anak di dalam keluarga? Mohon jelaskan! Jawab: iya, ya sepengetahuan saya kita ikut mendampingi kegiatan anak 4. Bentuk pendampingan apa saja yang telah anda lakukan dalam mendampingi anak? Jawab: menemaninya saat ada kegiatan 5. Sudahkah anda melakukan pendampingan dalam bersikap anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab:
100
sudah, dengan memberi contoh bersikap yang baik dan membiasakan anak untuk bersikap baik. Saya juga mendampingi anak dalam pergaulan dengan teman-temannya. 6. Sudahkah anda melakukan pendampingan terhadap perilaku anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: sudah, dengan cara memberi contoh anak sesuatu yang baik dan membenarkan perilaku anak yang kurang sopan melalui perkataan maupun tindakan 7. Sudahkah anda melakukan Pendampingan dalam berbicara anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: Sudah, pendampingan berbicara pada anak yaitu dengan melatih anak untuk berbicara dengan bahasa yang baik dan sopan. 8. Sudahkah anda melakukan Pendampingan dalam belajar anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: Sudah, dengan cara mendampingi anak saat belajar sendiri dan memasukkan anak ke tempat les 9. Sudahkah anda melakukan Pendampingan beribadah anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: Sudah, dengan cara memberi contoh tatacara melakukan sholat dan mengajak anak sholat berjamaah saat di rumah, dan mengaji setelah sholat. 10. Bagaimanakah cara anda dalam memberikan keteladanan/contoh yang baik bagi anak? Jawab: Mencontohkan cara sholat dan menonton acara televisi yang mendidik.
101
11. Bagaimana cara anda membangun rasa empati (peduli dan berbagi) anak? Jawab: iya, dengan mengajarkan anak untuk memberi uang kepada pengemis. 12. Pernahkah anda memberikan kepercayaan kepada anak untuk mengatur tugas dan kewajibannya secara mandiri? Jelaskan alasannya! Jawab: Pernah, dengan membiasakan anak mandi dan makan sendiri 13. Bagaimanakah cara anda membangun motivasi anak?? Jawab: Dengan memberi pujian jika anak berhasil mendapat nilai bagus di sekolahan. 14. Apakah anda sebagai orang tua sering melakukan kegiatan bersama-sama dengan anak anda? Mohon jelaskan! Jawab: Selalu, dengan melakukan kegiatan bersama-sama seperti membersihkan halaman rumah bersama-sama, sarapan bersama, dan sholat berjamaah. 15. Apakah anda selalu mengajarkan rasa tanggung jawab kepada anak? Jelaskan alasannya! Jawab: Iya, membereskan mainannya sendiri ke tempatnya 16. Bagaimanakah bentuk penghargaan yang diberikan kepada anak anda ketika mereka berhasil melaksanakan kegiatan dengan baik? Jawab: Kasih hadiah 17. Menurut anda adakah manfaat sebuah penghargaan yang diberikan kepada anak? Mohon jelaskan! Jawab: Ada
102
18. Adakah faktor yang menghambat proses pendampingan yang diberikan kepada anak? Jelaskan! Jawab: Tidak ada 19. Adakah faktor pendukung proses pendampingan diberikan kepada anak? Jelaskan! Jawab: Didampingi kalu ada kegiatan-kegiatan 20. Bagaimanakah
cara
anda
dalam
mengatasi
menghamabat proses pendampingan anak? Jelaskan! Jawab: Tidak ada
103
faktor-faktor
yang
A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: Khodijah
2. Jenis kelamin
: Perempuan
3. Umur
: 40 Tahun
4. Tingkat Pendidikan
: SD
5. Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
B. WAWANCARA ORANG TUA/WALI SISWA 1. Kenapa anda memilih menyekolahkan putra/putri anda di TK Pertiwi Kebasen ini? Jawab: Dekat dengan rumah saya dan karena terkenal bagus, prestasinya banyak baik akademik maupun non akademik 2. Bagaimanakah tingkat kesabaran, ketenangan dan keceriaan pengajar dalam menangani anak? Jawab: sabar sekali, ramah-ramah 3. Apakah anda pernah mendengar atau mengetahui tentang pendampingan anak di dalam keluarga? Mohon jelaskan! Jawab: belum 4. Bentuk pendampingan apa saja yang telah anda lakukan dalam mendampingi anak? Jawab: Anak saya kalau belajar ya sendiri 5. Sudahkah anda melakukan pendampingan dalam bersikap anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan!
104
Jawab: Saya menegur anak saya jika berbuat salah, dan setiap anak melihat tayangan tv, saya selalu mendampingi. Takutnya anak menonton tayangan tv yang tidak sesuai umurnya dan mencontohnya misalnya tayangan memukul orang, merokok, tidak sopan kepada orang tua dll. Sehingga saya sangat mengontrol tayangan tv yang anak saya tonton. 6. Sudahkah anda melakukan pendampingan terhadap perilaku anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: sudah, dengan cara membenarkan perilaku anak yang kurang sopan melalui perkataan maupun tindakan dan selalu memberikan contoh yang baik kepada anak 7. Sudahkah anda melakukan Pendampingan dalam berbicara anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: sudah dengan cara selalu membersamai anak ketika melakukan kegiatan 8. Sudahkah anda melakukan Pendampingan dalam belajar anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: Sudah, dengan cara mendampingi anak saat belajar sendiri dan memasukkan anak ke tempat les dan TPA 9. Sudahkah anda melakukan Pendampingan beribadah anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: Iya, dengan cara mengajari anak untuk sholat dan mengaji saat ada TPA. 10. Bagaimanakah cara anda dalam memberikan keteladanan/contoh yang baik bagi anak?
105
Jawab: Memberi contoh kebiasaan yang baik seperti berbagi dengan saudara dan teman-teman. 11. Bagaimana cara anda membangun rasa empati (peduli dan berbagi) anak? Jawab: iya, mengajarkan anak untuk saling menyayangi sesama manusia. 12. Pernahkah anda memberikan kepercayaan kepada anak untuk mengatur tugas dan kewajibannya secara mandiri? Jelaskan alasannya! Jawab: Pernah, dengan membiasakan anak mandi dan memakai baju sendiri. 13. Bagaimanakah cara anda membangun motivasi anak?? Jawab: Memberikan hadiah jika anak saya berhasil melakukan sesuatu, misalnya bisa mengitung dengan benar atau bisa mengeja kata dengan benar. 14. Apakah anda sebagai orang tua sering melakukan kegiatan bersama-sama dengan anak anda? Mohon jelaskan! Jawab: Selalu, dengan melakukan kegiatan bersama setiap pagi seperti sarapan bersama dan lainnya. 15. Apakah anda selalu mengajarkan rasa tanggung jawab kepada anak? Jelaskan alasannya! Jawab: Iya, membereskan mainannya sendiri ke tempatnya 16. Bagaimanakah bentuk penghargaan yang diberikan kepada anak anda ketika mereka berhasil melaksanakan kegiatan dengan baik? Jawab: Menjanjikan sesuatu kepada anak
106
17. Menurut anda adakah manfaat sebuah penghargaan yang diberikan kepada anak? Mohon jelaskan! Jawab: Memberi semangat sekolah 18. Adakah faktor yang menghambat proses pendampingan yang diberikan kepada anak? Jelaskan! Jawab: nurut sih tapi kadang-kadang masih manja dan belum bisa mandiri 19. Adakah faktor pendukung proses pendampingan diberikan kepada anak? Jelaskan! Jawab: ada, usia anak-anak memang masih membutuhkan banyak dampingan dan pengawasan orang tua dalam melakakukan kegiatan. 20. Bagaimanakah
cara
anda
dalam
mengatasi
menghamabat proses pendampingan anak? Jelaskan! Jawab: anak terkadang menuntut imbalan
107
faktor-faktor
yang
A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: EVI
2. Jenis kelamin
: Perempuan
3. Umur
: 28 Tahun
4. Tingkat Pendidikan
: SMA
5. Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
B. WAWANCARA ORANG TUA/WALI SISWA 1. Kenapa anda memilih menyekolahkan putra/putri anda di TK Pertiwi Kebasen ini? Jawab: Karena TK Pertiwi Kebasen merupakan sekolah taman kanak-kanak yang memiliki banyak prestasi baik akademik maupun non akademik 2. Bagaimanakah tingkat kesabaran, ketenangan dan keceriaan pengajar dalam menangani anak? Jawab: sabar sekali, ramah-ramah, bisa menangani anak-anak dengan baik 3. Apakah anda pernah mendengar atau mengetahui tentang pendampingan anak di dalam keluarga? Mohon jelaskan! Jawab: belum 4. Bentuk pendampingan apa saja yang telah anda lakukan dalam mendampingi anak? Jawab: belajar sendiri 5. Sudahkah anda melakukan pendampingan dalam bersikap anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan!
108
Jawab: dengan memberikan contoh serta membiasakan anak bersikap yang baik/terpuji dan memberikan pengertian mengenai sikap yang tidak boleh dilakukan dan dibiasakan oleh anak dalam kehidupan sehari-hari. 6. Sudahkah anda melakukan pendampingan terhadap perilaku anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: Sudah, dengan cara membiasakan anak sejak dini untuk perilaku mandiri, tanggung jawab, jujur, disiplin dan lainnya. 7. Sudahkah anda melakukan Pendampingan dalam berbicara anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: sudah dengan cara melatih anak untuk berbicara dengan bahasa yang baik dan sopan. 8. Sudahkah anda melakukan Pendampingan dalam belajar anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: Sudah, pendampingan anak ketika ia belajar dan menulis, mengenalkan anak membaca menulis dan berhitung. 9. Sudahkah anda melakukan Pendampingan beribadah anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: Sudah, pendampingan ketika anak belajar mengaji, sholat, doa sehari-hari dan sholat tentunya disertai dengan orang tua yang lebih dulu memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. 10. Bagaimanakah cara anda dalam memberikan keteladanan/contoh yang baik bagi anak?
109
Jawab: Membiasakan berperilaku positif dalam kehidupan sehari-hari, karena anak akan menirukan apa yang dia lihat dan apa yang dia dengar sehingga perilaku orang tua saat dirumah harus mencerminkan tindakan yang terpuji. 11. Bagaimana cara anda membangun rasa empati (peduli dan berbagi) anak? Jawab: Cara membangun empati dan peduli pada anak yaitu dengan membiasakan anak untuk saling berbagi dengan setiap orang dan mengajari anak untuk suka menolong orang tua, teman, anggota keluarga lain maupun orang lain pada saat membutuhkan bantuan. 12. Pernahkah anda memberikan kepercayaan kepada anak untuk mengatur tugas dan kewajibannya secara mandiri? Jelaskan alasannya! Jawab: pernah, dengan membiasakan anak makan sendiri dan pulang sekolah sendiri. 13. Bagaimanakah cara anda membangun motivasi anak?? Jawab: Cara untuk memotivasi anak yaitu dengan selalu memberikan pujian atas apa yang dilakukan oleh anak agar anak selalu termotivasi untuk mencapai prestasi yang ingin ia capai. 14. Apakah anda sebagai orang tua sering melakukan kegiatan bersama-sama dengan anak anda? Mohon jelaskan! Jawab: Sering terutama kegiatan yang memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan anak karena dengan melibatkan anak pada kegiatan yang dilakukan orang tua akan meningkatkan ikatan bathin antara orang tua dan anak.
110
15. Apakah anda selalu mengajarkan rasa tanggung jawab kepada anak? Jelaskan alasannya! Jawab: Iya, membereskan mainannya sendiri ke tempatnya 16. Bagaimanakah bentuk penghargaan yang diberikan kepada anak anda ketika mereka berhasil melaksanakan kegiatan dengan baik? Jawab: Bentuk penghargaan yang dapat diberikan kepada anak yaitu dengan pujian yang diberikan kepada anak misalnya dengan mengatakan kata-kata pujian seperti “anak pintar...”, “bagus sekali nak..” dll. Selain dengan katakata pujian hal yang bisa dilakukan yaitu memberikan applause dan sedikit hadiah kepada anak sepaya anak termotivasi menjadi lebih baik lagi, tetapi pemberian hadiah juga tidak harus dibiasakan karena jika dilakukan terusmenerus akan menimbulkan dampak yang kurang baik untuk anak. 17. Menurut anda adakah manfaat sebuah penghargaan yang diberikan kepada anak? Mohon jelaskan! Jawab: Memberi semangat sekolah 18. Adakah faktor yang menghambat proses pendampingan yang diberikan kepada anak? Jelaskan! Jawab: Ada, gagalnya dalam proses pendampingan anak terhadap anak biasanya kurang waktu orang tua untuk mendampingi anak karena kesinbukan orang tua. Selain itu faktor lingkungan juga cukup berpengaruh terhadap proses pendampingan pada anak. 19. Adakah faktor pendukung proses pendampingan diberikan kepada anak? Jelaskan!
111
Jawab: Faktor pendukung yang pertama adalah kesabaran keluarga, kemudian lingkungan sekitar anak dan sekolah. Dalam keluarga anak pertama kali mengenal pembelajaran, apa yang dia lihat maka itu yang dia contoh, apa yang orang tua ucapkan maka itulah yang keluar dalam kesehariannya. Lingkungan dan sekolah itu faktor tambahan dalam proses pendukung. 20. Bagaimanakah
cara
anda
dalam
mengatasi
menghamabat proses pendampingan anak? Jelaskan! Jawab: kadang anak sibuk bermain sendiri
112
faktor-faktor
yang
A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: Sugiyati
2. Jenis kelamin
: Perempuan
3. Umur
: 35 Tahun
4. Tingkat Pendidikan
: SLTA
5. Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
B. WAWANCARA ORANG TUA/WALI SISWA 1. Kenapa anda memilih menyekolahkan putra/putri anda di TK Pertiwi Kebasen ini? Jawab: Dekat dengan rumah saya dan karena terkenal bagus, prestasi belajarnya banyak. 2. Bagaimanakah tingkat kesabaran, ketenangan dan keceriaan pengajar dalam menangani anak? Jawab: sabar sekali, ramah-ramah, bisa menangani anak-anak dengan baik 3. Apakah anda pernah mendengar atau mengetahui tentang pendampingan anak di dalam keluarga? Mohon jelaskan! Jawab: belum 4. Bentuk pendampingan apa saja yang telah anda lakukan dalam mendampingi anak? Jawab: belajar sendiri 5. Sudahkah anda melakukan pendampingan dalam bersikap anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: membimbing anak memahami tata krama, kita kan orang jawa jadi pendidikan tata krama itu sangat penting. Dengan pembelajran tata krama 113
sejak dini maka akan mudah membentuk anak menjadi pribadi yang memiliki sopan santun yang baik di kemudian hari. 6. Sudahkah anda melakukan pendampingan terhadap perilaku anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: Membangun rasa empati kepada anak itu bisa berupa kasih sayang ikut merasakan apa yang orang lain rasakan, mengajarkan anak supaya peduli sesama, berbagi dengan orang lain, misalnya ada pengemis atau pengamen, anak kita suruh memberi uang. 7. Sudahkah anda melakukan Pendampingan dalam berbicara anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: Sudah dengan cara menegur perkataan anak yang tidak sopan dan selalu membimbing anak untuk berbicara dengan bahasa yang baik dan sopan. 8. Sudahkah anda melakukan Pendampingan dalam belajar anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: sudah, mendampingi belajar. dulunya les dekarang belajar sendiri 9. Sudahkah anda melakukan Pendampingan beribadah anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: Iya, dengan mengajari anak mengaji iqro dan mengajari sholat. Saya juga mengajari hafalan surat pendek. 10. Bagaimanakah cara anda dalam memberikan keteladanan/contoh yang baik bagi anak? Jawab: Dengan menonton acara televisi yang mendidik dan dibiasakan mencium tangan orang tua saat berpamitan. 11. Bagaimana cara anda membangun rasa empati (peduli dan berbagi) anak? Jawab: 114
iya, mengajarkan anak untuk menolong teman yang membutuhkan bantuan misalnya temannya jatuh. 12. Pernahkah anda memberikan kepercayaan kepada anak untuk mengatur tugas dan kewajibannya secara mandiri? Jelaskan alasannya! Jawab: Dengan membiasakan mandi dan memakai baju sendiri. 13. Bagaimanakah cara anda membangun motivasi anak?? Jawab: Dengan memberi pujian dan kadang memberikan hadiah kepada anak. 14. Apakah anda sebagai orang tua sering melakukan kegiatan bersama-sama dengan anak anda? Mohon jelaskan! Jawab: Selalu, dengan sholat berjamaah bersama. Selain itu juga dengan bertamasya bersama saat liburan. 15. Apakah anda selalu mengajarkan rasa tanggung jawab kepada anak? Jelaskan alasannya! Jawab: Iya, membereskan mainannya sendiri ke tempatnya 16. Bagaimanakah bentuk penghargaan yang diberikan kepada anak anda ketika mereka berhasil melaksanakan kegiatan dengan baik? Jawab: Menjanjikan sesuatu kepada anak 17. Menurut anda adakah manfaat sebuah penghargaan yang diberikan kepada anak? Mohon jelaskan! Jawab: Memberi semangat sekolah 18. Adakah faktor yang menghambat proses pendampingan yang diberikan kepada anak? Jelaskan!
115
Jawab: Karna saya bekerja, jadi waktu untuk mendampingi anak saya menjadi seditki, dampaknya ya kadang anak ikut-ikutan temannya. Ya kalau ikutikutan dalam hal baik itu tidak masalah, tapi kalau yang ditiru hal-hal yang kurang baik kan ya bahaya. 19. Adakah faktor pendukung proses pendampingan diberikan kepada anak? Jelaskan! Jawab: anaknya suka kalau semua kegiatannya di damping, karena dia ingin tahu banget orangnya 20. Bagaimanakah
cara
anda
dalam
mengatasi
menghamabat proses pendampingan anak? Jelaskan! Jawab: kadang kalo lagi asik main susah kalo diajak belajar
116
faktor-faktor
yang
A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: Ruswanti
2. Jenis kelamin
: Perempuan
3. Umur
: 45 Tahun
4. Tingkat Pendidikan
: SMA
5. Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
B. WAWANCARA ORANG TUA/WALI SISWA 1. Kenapa anda memilih menyekolahkan putra/putri anda di TK Pertiwi Kebasen ini? Jawab: Dekat dengan rumah saya dan karena terkenal bagus. Buat pendidikan anak ya harus yang bagus sekalian. 2. Bagaimanakah tingkat kesabaran, ketenangan dan keceriaan pengajar dalam menangani anak? Jawab: sabar sekali, ramah-ramah, bisa menangani anak-anak dengan baik 3. Apakah anda pernah mendengar atau mengetahui tentang pendampingan anak di dalam keluarga? Mohon jelaskan! Jawab: belum 4. Bentuk pendampingan apa saja yang telah anda lakukan dalam mendampingi anak? Jawab: belajar sendiri 5. Sudahkah anda melakukan pendampingan dalam bersikap anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: menemaninya belajar dan mengenalkan suatu kegiatan yang positif, selain itu juga memberikan pengertian mengenai apa yang boleh dan tidak boleh 117
dilakukan oleh anak. Juga membiasakan anak untuk bersikap baik dan terpuji. 6. Sudahkah anda melakukan pendampingan terhadap perilaku anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: Cara membangun empati dan peduli pada anak yaitu dengan membiasakan anak untuk saling berbagi dengan setiap orang dan mengajari anak untuk suka menolong orang tua, teman, anggota keluarga lain maupun orang lain pada saat membutuhkan bantuan. 7. Sudahkah anda melakukan Pendampingan dalam berbicara anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: sudah dengan cara selalu membersamai anak ketika melakukan kegiatan 8. Sudahkah anda melakukan Pendampingan dalam belajar anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: sudah, mendampingi belajar. dulunya les dekarang belajar sendiri 9. Sudahkah anda melakukan Pendampingan beribadah anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! Jawab: Iya, dengan mengajari anak cara sholat, mengaji, hafalan doa sehari-hari serta dengan memasukkan anak ke TPA. 10. Bagaimanakah cara anda dalam memberikan keteladanan/contoh yang baik bagi anak? Jawab: mencontohkan cara sholat, dan memberi contoh kebiasaan-kebiasaan yang baik seperti membiasakan cium tangan pada orang tua 11. Bagaimana cara anda membangun rasa empati (peduli dan berbagi) anak? Jawab: iya, dengan membiasakan anak untuk menolong orang lain. 118
12. Pernahkah anda memberikan kepercayaan kepada anak untuk mengatur tugas dan kewajibannya secara mandiri? Jelaskan alasannya! Jawab: Dengan membiasakan anak memakai baju sendiri dan makan sendiri tanpa minta disuapi. 13. Bagaimanakah cara anda membangun motivasi anak?? Jawab: Dengan memuji jika anak saya melakukan setuatu yang baik dan kadang memberi hadiah. 14. Apakah anda sebagai orang tua sering melakukan kegiatan bersama-sama dengan anak anda? Mohon jelaskan! Jawab: Selalu, kita melakukan kegiatan bersama-sama saat liburan, biasanya piknik satu keluarga, selain itu anak juga saya biasakan sholat jamaah bersama. 15. Apakah anda selalu mengajarkan rasa tanggung jawab kepada anak? Jelaskan alasannya! Jawab: Iya, membereskan mainannya sendiri ke tempatnya 16. Bagaimanakah bentuk penghargaan yang diberikan kepada anak anda ketika mereka berhasil melaksanakan kegiatan dengan baik? Jawab: Menjanjikan sesuatu kepada anak 17. Menurut anda adakah manfaat sebuah penghargaan yang diberikan kepada anak? Mohon jelaskan! Jawab: Memberi semangat sekolah
119
18. Adakah faktor yang menghambat proses pendampingan yang diberikan kepada anak? Jelaskan! Jawab: nurut sih tapi kadang-kadang masih manja dan belum bisa mandiri 19. Adakah faktor pendukung proses pendampingan diberikan kepada anak? Jelaskan! Jawab: kalau anaknya sedang semangat ya mudah untuk dilakukan pendampingan 20. Bagaimanakah
cara
anda
dalam
mengatasi
faktor-faktor
menghamabat proses pendampingan anak? Jelaskan! Jawab: dalam kegiatan pendampingan jangan membuat anak merasa bosan
120
yang
TRANSKRIP WAWANCARA
A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: Irham
2. Jenis kelamin
: Laki-laki
3. Umur
: 6 Tahun
B. WAWANCARA ANAK 1. Adek kalau dirumah sering diajarain ibu/bapak untuk melakukan ibadah tidak? Jawab: Iya, diajarin sholat 2. Kalau adek nakal biasanya di tegur ibu/bapak tidak? Jawab: Iya 3. Adek sering membersihkan mainan sendiri atau ditinggal begitu saja kalau selesai bermain? Jawab: Disuruh beresin sendiri mainannya 4. Biasanya kalau sedang libur sekolah biasanya adek bersama ibu/bapak kemana? Jawab: ke bandung 5. Kalau adek mendapat nilai bagus di sekolah, ibu/bapak sering memberikan hadiah tidak? Jawab: iya dibelikan baju 6. Adek dirumah biasanya belajar dengan siapa saja? Jawab: sama ibu 121
7. Kalau melihat pengemis dijalan, ibu/bapak sering memberikan uang kepada adek untuk diberikan ke pengemis itu tidak? Jawab: iya
122
A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: Kholil
2. Jenis kelamin
: Laki-laki
3. Umur
: 6 Tahun
B. WAWANCARA ANAK 1. Adek kalau dirumah sering diajarain ibu/bapak untuk melakukan ibadah tidak? Jawab: Iya, sholat 2. Kalau adek nakal biasanya di tegur ibu/bapak tidak? Jawab: Iya 3. Adek sering membersihkan mainan sendiri atau ditinggal begitu saja kalau selesai bermain? Jawab: Iya, kalo berantakan disuruh ngebersihin sendiri 4. Biasanya kalau sedang libur sekolah biasanya adek bersama ibu/bapak kemana? Jawab: ke Jakarta nyusulin ayah 5. Kalau adek mendapat nilai bagus di sekolah, ibu/bapak sering memberikan hadiah tidak? Jawab: iya dibelikan baju sama sepatu 6. Adek dirumah biasanya belajar dengan siapa saja? Jawab: sama ibu sama mbah
123
7. Kalau melihat pengemis dijalan, ibu/bapak sering memberikan uang kepada adek untuk diberikan ke pengemis itu tidak? Jawab: iya
124
A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: Dhiya
2. Jenis kelamin
: Laki-laki
3. Umur
: 6 Tahun
B. WAWANCARA ANAK 1. Adek kalau dirumah sering diajarain ibu/bapak untuk melakukan ibadah tidak? Jawab: Iya, disuruh sholat sama mama 2. Kalau adek nakal biasanya di tegur ibu/bapak tidak? Jawab: Iya 3. Adek sering membersihkan mainan sendiri atau ditinggal begitu saja kalau selesai bermain? Jawab: disuruh ngeberesin sendiri kalau mainanannya berantakan 4. Biasanya kalau sedang libur sekolah biasanya adek bersama ibu/bapak kemana? Jawab: ke cilacap sama ayah dekat pantai 5. Kalau adek mendapat nilai bagus di sekolah, ibu/bapak sering memberikan hadiah tidak? Jawab: iya dibelikan baju 6. Adek dirumah biasanya belajar dengan siapa saja? Jawab: sama mama
125
7. Kalau melihat pengemis dijalan, ibu/bapak sering memberikan uang kepada adek untuk diberikan ke pengemis itu tidak? Jawab: iya
126
A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: Galang
2. Jenis kelamin
: Laki-laki
3. Umur
: 6 Tahun
B. WAWANCARA ANAK 1. Adek kalau dirumah sering diajarain ibu/bapak untuk melakukan ibadah tidak? Jawab: Iya, sholatnya sama mama papa 2. Kalau adek nakal biasanya di tegur ibu/bapak tidak? Jawab: Iya 3. Adek sering membersihkan mainan sendiri atau ditinggal begitu saja kalau selesai bermain? Jawab: iya 4. Biasanya kalau sedang libur sekolah biasanya adek bersama ibu/bapak kemana? Jawab: ke pantai, ke moro 5. Kalau adek mendapat nilai bagus di sekolah, ibu/bapak sering memberikan hadiah tidak? Jawab: tidak 6. Adek dirumah biasanya belajar dengan siapa saja? Jawab: kadang sendiri kadang sama mama
127
7. Kalau melihat pengemis dijalan, ibu/bapak sering memberikan uang kepada adek untuk diberikan ke pengemis itu tidak? Jawab: iya
128
A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: Riski
2. Jenis kelamin
: Laki-laki
3. Umur
: 6 Tahun
B. WAWANCARA ANAK 1. Adek kalau dirumah sering diajarain ibu/bapak untuk melakukan ibadah tidak? Jawab: Iya, sholat dan mengaji di TPA 2. Kalau adek nakal biasanya di tegur ibu/bapak tidak? Jawab: Iya, dimarahin 3. Adek sering membersihkan mainan sendiri atau ditinggal begitu saja kalau selesai bermain? Jawab: iya 4. Biasanya kalau sedang libur sekolah biasanya adek bersama ibu/bapak kemana? Jawab: iya ke jakarta 5. Kalau adek mendapat nilai bagus di sekolah, ibu/bapak sering memberikan hadiah tidak? Jawab: iya 6. Adek dirumah biasanya belajar dengan siapa saja? Jawab: sama bapak
129
7. Kalau melihat pengemis dijalan, ibu/bapak sering memberikan uang kepada adek untuk diberikan ke pengemis itu tidak? Jawab: iya
130
A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: Via
2. Jenis kelamin
: Perempuan
3. Umur
: 5 Tahun
B. WAWANCARA ANAK 1. Adek kalau dirumah sering diajarain ibu/bapak untuk melakukan ibadah tidak? Jawab: Iya, mengaji 2. Kalau adek nakal biasanya di tegur ibu/bapak tidak? Jawab: Iya 3. Adek sering membersihkan mainan sendiri atau ditinggal begitu saja kalau selesai bermain? Jawab: iya 4. Biasanya kalau sedang libur sekolah biasanya adek bersama ibu/bapak kemana? Jawab: ke moro (swalayan) 5. Kalau adek mendapat nilai bagus di sekolah, ibu/bapak sering memberikan hadiah tidak? Jawab: iya dibeliin baju sama tas 6. Adek dirumah biasanya belajar dengan siapa saja? Jawab: sama mama dan sama mbah
131
7. Kalau melihat pengemis dijalan, ibu/bapak sering memberikan uang kepada adek untuk diberikan ke pengemis itu tidak? Jawab: iya
132
A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: Evan
2. Jenis kelamin
: Perempuan
3. Umur
: 6 Tahun
B. WAWANCARA ANAK 1. Adek kalau dirumah sering diajarain ibu/bapak untuk melakukan ibadah tidak? Jawab: Iya 2. Kalau adek nakal biasanya di tegur ibu/bapak tidak? Jawab: Iya 3. Adek sering membersihkan mainan sendiri atau ditinggal begitu saja kalau selesai bermain? Jawab: dimarahin suruh beresin mainan 4. Biasanya kalau sedang libur sekolah biasanya adek bersama ibu/bapak kemana? Jawab: iya dirumah saja 5. Kalau adek mendapat nilai bagus di sekolah, ibu/bapak sering memberikan hadiah tidak? Jawab: iya dibeliin mainan 6. Adek dirumah biasanya belajar dengan siapa saja? Jawab: sama mama dan sama papa
133
7. Kalau melihat pengemis dijalan, ibu/bapak sering memberikan uang kepada adek untuk diberikan ke pengemis itu tidak? Jawab: iya
134
A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: Sabrina
2. Jenis kelamin
: Perempuan
3. Umur
: 6 Tahun
B. WAWANCARA ANAK 1. Adek kalau dirumah sering diajarain ibu/bapak untuk melakukan ibadah tidak? Jawab: Iya, kalau magrib sholat bareng-bareng 2. Kalau adek nakal biasanya di tegur ibu/bapak tidak? Jawab: Iya 3. Adek sering membersihkan mainan sendiri atau ditinggal begitu saja kalau selesai bermain? Jawab: dimarahin suruh beresin mainan 4. Biasanya kalau sedang libur sekolah biasanya adek bersama ibu/bapak kemana? Jawab: iya ke Jakarta jalan-jalan 5. Kalau adek mendapat nilai bagus di sekolah, ibu/bapak sering memberikan hadiah tidak? Jawab: iya dibeliinbuku gambar sama tas baru 6. Adek dirumah biasanya belajar dengan siapa saja? Jawab: iya sama mama
135
7. Kalau melihat pengemis dijalan, ibu/bapak sering memberikan uang kepada adek untuk diberikan ke pengemis itu tidak? Jawab: iya
136
A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: Nelly
2. Jenis kelamin
: Perempuan
3. Umur
: 7 Tahun
B. WAWANCARA ANAK 1. Adek kalau dirumah sering diajarain ibu/bapak untuk melakukan ibadah tidak? Jawab: Iya, disuruh ngaji dan sholat 2. Kalau adek nakal biasanya di tegur ibu/bapak tidak? Jawab: Iya 3. Adek sering membersihkan mainan sendiri atau ditinggal begitu saja kalau selesai bermain? Jawab: iya 4. Biasanya kalau sedang libur sekolah biasanya adek bersama ibu/bapak kemana? Jawab: dirumah saja main sama temen-temen 5. Kalau adek mendapat nilai bagus di sekolah, ibu/bapak sering memberikan hadiah tidak? Jawab: nggak 6. Adek dirumah biasanya belajar dengan siapa saja? Jawab: sama ibu
137
7. Kalau melihat pengemis dijalan, ibu/bapak sering memberikan uang kepada adek untuk diberikan ke pengemis itu tidak? Jawab: iya
138
A. IDENTITAS INFORMAN/NARASUMBER 1. Nama
: Lauren
2. Jenis kelamin
: Perempuan
3. Umur
: 6 Tahun
B. WAWANCARA ANAK 1. Adek kalau dirumah sering diajarain ibu/bapak untuk melakukan ibadah tidak? Jawab: Iya, 2. Kalau adek nakal biasanya di tegur ibu/bapak tidak? Jawab: Iya 3. Adek sering membersihkan mainan sendiri atau ditinggal begitu saja kalau selesai bermain? Jawab: iya 4. Biasanya kalau sedang libur sekolah biasanya adek bersama ibu/bapak kemana? Jawab: belanja berenang 5. Kalau adek mendapat nilai bagus di sekolah, ibu/bapak sering memberikan hadiah tidak? Jawab: dibeliin baju, tas, sepatu dan buku baru 6. Adek dirumah biasanya belajar dengan siapa saja? Jawab: sama ibu
139
7. Kalau melihat pengemis dijalan, ibu/bapak sering memberikan uang kepada adek untuk diberikan ke pengemis itu tidak? Jawab: iya
140
WALI SISWA Kenapa anda memilih menyekolahkan putra/putri anda di TK Pertiwi Kebasen ini? SL
: Karena TK Pertiwi Kebasen adalah kebanggaan warga kebasen ya, satu-satunya TK yang pertama kali dan banyak prestasi belajarnya. Apalagi dengan lingkungannya yang membuat anak saya gampang beradaptasi.
Y
: Meskipun rumah saya jauh, tapi saya tetap memilih sekolah ini karena terkenal bagus
K
: Dekat dengan rumah saya dan karena terkenal bagus
E
: Karena TK Pertiwi Kebasen merupakan sekolah taman kanakkanak yang memiliki banyak prestasi baik akademik maupun non akademik
SG
: Dekat dengan rumah saya dan karena terkenal bagus
R
: Dekat dengan rumah saya dan karena terkenal bagus. Buat pendidikan anak ya harus yang bagus sekalian.
Bagaimanakah tingkat kesabaran, ketenangan dan keceriaan pengajar dalam menangani anak? SL
: Guru-guru di TK Pertiwi Kebasen sudah cukup sabar, rajin dalam membimbing dan mengajar anak-anak walaupun anak-anaknya kebanyakan bandel tidak bisa diatur mereka tetap bisa menghandel supaya anak-anak belajar tertib, juga menurut.
Y
: Gurunya sabar dan telaten
K
: sabar sekali, ramah-ramah
E
: Tenaga pengajar pada TK Pertiwi Kebasen sudah sangat baik dalam melaksanakan tugasnyadan tanggung jawab sebagaimana mestinya sebagai mana pendidik dan pendamping anak, guru mendidik dengan rasa sabar, tekun, dan selalu memperlihatkan keceriaan terhadap peserta didiknya sehingga peserta didik
141
merasa lebih nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran. SG
: sabar sekali, ramah-ramah, bisa menangani anak-anak dengan baik
R
: sabar sekali, ramah-ramah, bisa menangani anak-anak dengan baik
Apakah anda pernah mendengar atau mengetahui tentang pendampingan anak di dalam keluarga? Mohon jelaskan! SL
: Iya semua pasti melakukan pendampingan dalam keluarga seperti mendampingi dalam belajar, dalam beegaul dengan lingkunagn sekitar, dalam keluarga sendiri lebih menekankan tentang kedekatan keluarga dan kasih sayang.
Y
: iya, ya sepengetahuan saya kita ikut mendampingi kegiatan anak menemaninya saat ada kegiatan
K
: Belum
E
: Pernah, pendampingan anak dalam keluarga merupakan pendampingan yang dilakukan oleh orang tua sebagai orang terdekat anak yaitu dengan cara memberikan bimbingan terhadap anak maupun kemampuan yang lain seperti dibidang akademik
SG
: Belum
R
: belum
Bentuk pendampingan apa saja yang telah anda lakukan dalam mendampingi anak? SL
: Saya mendampingi anak saya dalam hal kehidupan sehari-hari menerapkan pendampingan dalam belajar dan bersosialisasi dengan orang lain dalam lingkup keluarga maupun lingkungan sekitar
Y
: menemaninya saat ada kegiatan
K
: Anak saya kalau belajar ya sendirian 142
E
: Pendampingan yang telah saya lakukan terhadap anak yaitu dengan cara memberikan contoh terutama perilaku yang mencerminkan sikap terpuji baik secara akhlak maupun moral,dibindang akademik pendampingan anak dalam belajar seperti membaca, menulis, dan berhitung.
SG
: Menemani anak dalam melakukankegaiatan
R
: Saya suruh belajar sendiri
Sudahkah anda melakukan pendampingan dalam bersikap anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan!
SL
: Sudah, dengan cara mengawasi anak saya dalam mensikapi kondisi dan kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-harinya, mendampingi anak saya dalam pergaulan di lingkungan sekitar rumah saat ia bermain dengan teman-temannya.
Y
: sudah, dengan memberi contoh yang baik
K
: Saya menegur anak saya jika berbuat salah, dan setiap anak melihat tayangan tv, saya selalu mendampingi. Takutnya anak menonton tayangan tv yang tidak sesuai umurnya dan mencontohnya misalnya tayangan memukul orang, merokok, tidak sopan kepada orang tua dll. Sehingga saya sangat mengontrol tayangan tv yang anak saya tonton.
E
: Sudah, dengan cara membrrikan contoh serta membiasakan anak bersikapyang baik/terpuji dan memberikan pengertian mengenai sikap yang tidak boleh dilakukan dan dibiasakan oleh anak dalam kehidupan sehari-hari
SG
: membimbing anak memahami tata krama, kita kan orang jawa jadi pendidikan tata krama itu sangat penting. Dengan pembelajran tata krama sejak dini maka akan mudah membentuk anak menjadi pribadi yang memiliki sopan santun yang baik di kemudian hari
R
: menegur ketika anak berbuat salah
143
Sudahkah anda melakukan pendampingan terhadap perilaku anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! SL
: Sudah, dengan memberikan contoh yang baik bagi anak, mengajari anak berperilaku baik, mengerti sopan santun sangat efektif agar anak dapat menerapkannya dalam pergaulan baik kepada orang tua, teman dan lingkungan sekitar.
Y
:sudah, dengan cara memberi contoh anak sesuatu yang baik dan membenarkan perilaku anak yang kurang sopan melalui perkataan maupun tindakan
K
: sudah, dengan cara membenarkan perilaku anak yang kurang sopan melalui perkataan maupun tindakan dan selalu memberikan contoh yang baik kepada anak
E
: Sudah, dengan cara membiasakan anak sejak dini untuk perilaku mandiri, tanggung jawab, jujur, disiplin dll.
SG
: iya jelas, biar anak tahu tata krama saya sering mengajarinya di rumah
R
: saya sering memarahi anak saya jika tidak sopan kepada orang tua
Sudahkah anda melakukan Pendampingan dalam berbicara anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! SL
: Iya sudah, kami sebagai orang tua mendampingi anak sejak kecil, sejak dia lahir kami membiasakan bertutur kata dengan baik, biasanya dirumah kami menggukana bahasa krama alus untuk sehari-hari dalam berbicara kepada orang tua atau yang lebih tua terkadang juga masih digunakan kalau dia sedang bersama teman-temannya tapi sejak belajar di TK jika dengan teman sebaya dia sudah bisa menggunakan bahasa yang berbeda dengan dirumah dan perlu diawasi supaya tidak ada kosakata-kosakata yang tidak pantas dibicarakan oleh anak. Kalau itu terjadi, sebagai orang tua yang sering mengawasinya kami langsung memberitahu bahwa yang anak katakan itu tidak boleh diucapkan sampai anak benar-benar mengerti.
Y
: sudah dengan memberi contoh berbicara yang baik
K
: sudah dengan cara selalu membersamai anak ketika melakukan kegiatan
144
E
: Sudah, pendampingan berbicara pada anak yaitu dengan melatih anak untuk berbicara dengan bahasa yang baik dan sopan.
SG
: sudah dengan cara menegur perkataan anak yang tidak sopan dan selalu membimbing anak untuk berbicara dengan bahasa yang baik dan sopan.
R
:sudah dengan cara selalu membersamai anak ketika melakukan kegiatan
Sudahkah anda melakukan Pendampingan dalam belajar anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! SL
: Sudah setiap hari kami mendampingi anak dalam belajar khususnya mengenal huruf dan angka juga belajar dan menulis. Kami juga menyiapkan fasilitas untuk anak dalam belajar seperti les supaya anak bisa belajar lebih efektif selain dirumah, dan disekolah.
Y
:Sudah, dengan cara mendampingi anak saat belajar sendiri dan memasukkan anak ke tempat les
K
: Sudah, dengan cara mendampingi anak saat belajar sendiri dan memasukkan anak ke tempat les
E
: Sudah, pendampingan anak ketika ia belajar dan menulis, mengenalkan anak membaca menulis dan berhitung.
SG
: sudah,setiap magrib selalu belajar bersama
R
: sudah, mendampingi belajarnya
Sudahkah anda melakukan Pendampingan beribadah anak? Dengan cara seperti apakah? Mohon jelaskan! SL
: Iya sudah, dengan mencontohkan cara beribadah kepada anak, kita mengajari anak untuk ikut beribadah secara bersama-sama, memberitahu kepada anak kewajiban kita sebagai umat muslim adalah sholat 5 waktu. Selain mengajari sholat juga mengajari anak untuk belajar mengaji, mengenalkan bacaan doa-doa pendek supaya anak hapal dengan bacaanbacaan hapalan.
Y
:Sudah, dengan cara memberi contoh tatacara melakukan sholat, dan mengaji 145
K
: Iya, dengan cara memberi contoh tatacara melakukan sholat, dan mengaji
E
: Sudah, pendampingan ketika anak belajar mengaji, sholat, doa sehari-hari dan sholat tentunya disertai dengan orang tua yang lebih dulu memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
SG
: Iya, dengan cara memberi contoh tatacara melakukan sholat, dan mengaji
R
: Iya, dengan cara memasukkan anak ke TPA
Bagaimanakah cara anda dalam memberikan keteladanan/contoh yang baik bagi anak? SL
Y
: Dengan cara memberikannya ia contoh dalam sholat sehari-hari, membaca al qur‟an, memberikan sikap yang baik di depan anak, memberikan pengertian apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. . :Mengajak anak menonton film tentang keteladanan yang baik
K
: mengajak anak mengunjungi panti asuhan
E
: Membiasakan berperilaku positif dalam kehidupan sehari-hari, karena anak akan menirukan apa yang dia lihat dan apa yang dia dengar sehingga perilaku orang tua saat dirumah harus mencerminkan tindakan yang terpuji.
SG
: Mencontohkan cara sholat
R
:Mencontohkan kebiasaan-kebiasaan baik
Bagaimana cara anda membangun rasa empati (peduli dan berbagi) anak? SL
: Membangun rasa empati kepada anak itu bisa berupa kasih sayang ikut merasakan apa yang orang lain rasakan, mengajarkan anak supaya peduli sesama, berbagi dengan orang lain, misalnya ada pengemis atau pengamen, anak kita suruh memberi uang.
Y
: iya, mengajarkan anak untuk saling menyayangi sesama manusia.
146
K
: memberikan contoh kebiasaan yang baik seperti ketika ada pengemis saya memberikan uang
E
: Cara membangun empati dan peduli pada anak yaitu dengan membiasakan anak untuk saling berbagi dengan setiap orang dan mengajari anak untuk suka menolong orang tua, teman, anggota keluarga lain maupun orang lain pada saat membutuhkan bantuan.
SG
: iya, mengajarkan anak untuk saling menyayangi sesama manusia
R
:iya, mengajarkan anak untuk saling menyayangi sesama manusia.
Pernahkah anda memberikan kepercayaan kepada anak untuk mengatur tugas dan kewajibannya secara mandiri? Jelaskan alasannya! SL
: Memberikan kepercayaan kepada anak dengan memberikan kesempatan untuk bermain tapi dengan catatan anak kita pulang saat jam yang sudah ditentukan, atau dengan memberinya kepercayaan dia bisa mandi sendiri melatih anak untuk tidak terlalu bergantung pada orang tua, tapi kita juga harus tetap mengawasinya.
Y
: Pernah, mandi sendiri, pakai baju sendiri, makan sendiri
K
: menjaga dan menyipan mainannya sendiri, pakai baju sendiri
E
: Pernah, alasan mempercayakan kepada anak untuk mengatur tugas dan kewajibannya adalah melatih kemandirian dan tanggung jawab sehingga anak selalu memiliki peranan dalam menyelesaikan setiap tugas dan kewajibannya. Dengan demikian diharapkan anak nantinhya alam ,menjadi pribadi yang mandiri dan tanggung jawab terhadap segala sesuatu tugas yang harus dia selesaikan.
SG
: pernah, anak mau makan sendiri tanpa minta disuapin
R
: anak sudah bisa mandi sendiri
Bagaimanakah cara anda membangun motivasi anak? SL
: Memberikan motivasi dengan memberikan hadiah saat dia mendapatkan nilai bagus, atau saat dia melakukan hal-hal baik dengan memberikan pujian “pintarnya anak ibu”, “ibu sayang kamu nak..”. 147
Y
: agar anak semangat saya selalu memberikan hadiah kecil
K
: dijanjikan sesuatu
E
: Cara untuk memotivasi anak yaitu dengan selalu memberikan pujian atas apa yang dilakukan oleh anak agar anak selalu termotivasi untuk mencapai prestasi yang ingin ia capai.
SG
: dijanjikan sesuatu
R
: dijanjikan sesuatu
Apakah anda sebagai orang tua sering melakukan kegiatan bersama-sama dengan anak anda? Mohon jelaskan! SL
Y
: Iya sering, setiap pagi kami sarapan sekeluarga sebelum berangkat sekolah dan bekerja,mengantarkan anak ke sekolah, menjemput anak, mengajak anak bermain, melakukan hal-hal yang positif, membuat kue, merawat hewan peliharaan dll : Selalu membersihkan halaman sama-sama
K
: setiap pagi kami makan pagi bersama-sama
E
: Sering terutama kegiatan yang memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan anak karena dengan melibatkan anak pada kegiatan yang dilakukan orang tua akan meningkatkan ikatan bathin antara orang tua dan anak.
SG
: Setiap magrib kita sholat berjamaah
R
: kalau hari libur kita sering memasak bersama
Apakah anda selalu mengajarkan rasa tanggung jawab kepada anak? Jelaskan alasannya! SL
: Iya, misalnya dengan mengajarkan anak supaya membereskan mainannya sehabis bermain, pulang bermain tepat waktu.dll
Y
: Iya, membersihkan tempat tidur
K
: Iya, membereskan mainannya sendiri ke tempatnya 148
E
: Iya rasa tanggung jawab selalu ditekankan kepada anak sejak kecil supaya anak tidak lalai terhadap tugas dan kewajiaban ysng telah diberikan kepadanya. Rasa tanggung jawb diterapkan kepada anak juga bertujuan agar anak mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
SG
: Iya, membereskan mainannya sendiri ke tempatnya
R
: Iya, membereskan mainannya sendiri ke tempatnya
Bagaimanakah bentuk penghargaan yang diberikan kepada anak anda ketika mereka berhasil melaksanakan kegiatan dengan baik? SL
: Dengan memberikannya ucapan „terimakasih‟ ketika anak membantu kita, memberikan pelukan saat dia mau mendengarkan apa yang kita ajarkan, memberikan hadiah saat dia mendapatkan nilai bagus.
Y
: Kasih hadiah
K
: Menjanjikan sesuatu kepada anak
E
: Bentuk penghargaan yang dapat diberikan kepads anak yaitu dengan pujian yang diberikan kepada anak misalnya dengan mengatakan kata-kata pujian seperti “anak pintar...”, “bagus sekali nak..” dll. Selain dengan kata-kata pujian hal yang bisa dilakukan yaitu memberikan applause dan sedikit hadiah kepada anak sepaya anak termotivasi menjadi lebih baik lagi, tetapi pemberian hadiah juga tidak harus dibiasakan karena jika dilakukan terus-menerus akan menimbulkan dampak yang kurang baik untuk anak.
SG
: memberi reword
R
: Menjanjikan sesuatu kepada anak
Menurut anda adakah manfaat sebuah penghargaan yang diberikan kepada anak? Mohon jelaskan! SL
: Ada, manfaat penghargaan tersebut agar anak merasa disayangi selalu, menanamkan rasa tanggung jawab dan empati, memotivasi anak dalam belajar.
Y
: Ada, membuat anak jadi semangat
149
K
: Memberi semangat sekolah
E
: Manfaat pemberian penghargaan kepada anak yaitu untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan motivasi dalam diri anak, sehingga anak dalam melakukan sesuatu kegiatan berusaha untuk melaksanakan dengan sebaik mungkin
SG
: Memberi semangat sekolah
R
: Memberi semangat sekolah
Adakah faktor yang menghambat proses pendampingan yang diberikan kepada anak? Jelaskan! SL
: Ada, kurangnya pendampingan orang tua yang berakibat anak lalai dalam pengawasan.Sementara lingkungan terkadang tidak mendukung dan kurang baik untuk perkembangan anak.
Y
: kadang kalo lagi asik main susah kalo diajak belajar
K
: kadang anak sibuk bermain sendiri
E
: Ada, gagalnya dalam proses pendampingan anak terhadap anak biasanya kurang waktu orang tua untuk mendampingi anak karena kesinbukan orang tua. Selain itu faktor lingkungan juga cukup berpengaruh terhadap proses pendampingan pada anak.
SG
: efek pergaulan dengan teman jadi suka ikut-ikutan temannya
R
: Karna saya bekerja, jadi waktu untuk mendampingi anak saya menjadi seditki, dampaknya ya kadang anak ikut-ikutan temannya. Ya kalau ikutikutan dalam hal baik itu tidak masalah, tapi kalau yang ditiru hal-hal yang kurang baik kan ya bahaya.
Adakah faktor pendukung proses pendampingan diberikan kepada anak? Jelaskan! SL
: Faktor pendukung yang pertama adalah kesabaran keluarga, kemudian lingkungan sekitae anak dan sekolah. Dalam keluarga anak pertama kali mengenal pembelajaran, apa yang dia lihat maka itu yang dia contoh, apa yang orang tua ucapkan maka itulah yang keluar dalam kesehariannya. Lingkungan dan sekolah itu faktor tambahan dalam proses pendukung. 150
Y
: kalo ada sebuah penghargaan anak menjadi penurut dan anteng
K
:ada, usia anak-anak memang masih membutuhkan banyak dampingan dan pengawasan orang tua dalam melakakukan kegiatan, jadi ya sebagai orang tua harus sabar dalam mendampingi kegiatan anak yang bermacam-macam.
. E
: Faktor pendukung pendampingan terhadap anak yaitu keluarga, lingkungan dan sekolah. Keluarga dan lingkungan sekitar membantu pendampimgan saat anak berada dirumah dan sekolah merupakan proses pendampingan anak secara formal.
SG
: anaknya suka kalau semua kegiatannya di damping, karena dia ingin tahu banget orangnya
R
:kalau anaknya sedang semangat ya mudah untuk dilakukan pendampingan
Bagaimanakah cara anda dalam mengatasi faktor-faktor yang menghamabat proses pendampingan anak? Jelaskan! SL
: Mengatasi faktor-faktor penghambat dalam proses pendampingan anak adalah dengan meluangkan waktu lebih banyak untuk anak-anak kita supaya kita makin gampang dalam mengawasi pergaulan dan sikap yang anak kita lakukan diluar lingkungan keluarga khususnya.
Y
: saya sering menjanjijan sesuatu jika anak saya berhasil melaksanakan kegiatan dengan baik
K
: anak terkadang menuntut imbalan
E
: Cara menghadapi faktor penghambat itu sendiri sebagai orang tua yaitu dengan sebisa mungkin meluangkan waktu untuk mendampingi anak saat dirumah baik dalam belajar maupun bermain atau kegiatan lainnya. Jika dilihat dari faktor lingkingan maka sebagai orangtua tidak terlalu membatasi anak berinteraksi dengan lingkungan luar tetapi orang tua juga harus memberikan pengertian kepada anak supaya paham akan sikap maupun perilaku yang bisa ditiru maupun tidak.
SG
: kadang kalo lagi asik main susah kalo diajak belajar
R
: dalam kegiatan pendampingan jangan membuat anak merasa bosan
151
SISWA Adek kalau dirumah sering diajarain ibu/bapak untuk melakukan ibadah tidak? I
: Iya, diajarin sholat
K
: Iya, sholat
D
: Iya, disuruh sholat sama mama
G
: Iya, sholatnya sama mama papa
R
: Iya, sholat dan mengaji di TPA
V
: Iya, mengaji
E
: Iya
S
: Iya, kalau magrib sholat bareng-bareng
N
: Iya, disuruh ngaji dan sholat
L
: Iya,
Kesimpulan
:kebanyakan responden menjawab sering diajarain melakukan ibadah
Kalau adek nakal biasanya di tegur ibu/bapak tidak? I
: Iya
K
: Iya
D
: Iya
G
: Iya
R
: Iya, dimarahin
V
: Iya
E
: Iya
152
S
: Iya
N
: Iya
L
: Iya
Kesimpulan
:kebanyakan responden menjawab sering di tegur kalau nakal
Adek sering membersihkan mainan sendiri atau ditinggal begitu saja kalau selesai bermain? I
: Disuruh beresin sendiri mainannya
K
: Iya, kalo berantakan disuruh ngebersihin sendiri
D
: disuruh ngeberesin sendiri kalau mainanannya berantakan
G
: iya
R
: iya
V
: iya
E
: dimarahin suruh beresin mainan
S
: dimarahin suruh beresin mainan
N
: iya
L
: iya
Kesimpulan
:kebanyakan responden menjawab membersihkan mainannya sendiri
Biasanya kalau sedang libur sekolah biasanya adek bersama ibu/bapak kemana? I
: ke bandung
K
: ke Jakarta nyusulin ayah
D
: ke cilacap sama ayah dekat pantai
153
G
: ke pantai, ke moro swalayan
R
: iya ke jakarta
V
: ke moro (swalayan)
E
: iya dirumah saja
S
: iya ke Jakarta jalan-jalan
N
: dirumah saja main sama temen-temen
L
: belanja berenang
Kesimpulan
:kebanyakan responden menjawab mereka melakukan kegiatan bersama keluarga ada yang sekedar berenang atau bahkan keluar kota untuk berekreasi.
Kalau adek mendapat nilai bagus di sekolah, ibu/bapak sering memberikan hadiah tidak? I
: iya dibelikan baju
K
: iya dibelikan baju sama sepatu
D
: iya dibelikan baju
G
: tidak
R
: iya
V
: iya dibeliin baju sama tas
E
: iya dibeliin mainan
S
: iya dibeliinbuku gambar sama tas baru
N
: nggak
L
: dibeliin baju, tas, sepatu dan buku baru
Kesimpulan
:kebanyakan responden menjawab sering di berikan hadiah sebagai imbalan karena mendapatkan nilai bagus 154
Adek dirumah biasanya belajar dengan siapa saja? I
: sama ibu
K
: sama ibu sama mbah
D
: sama mama
G
: kadang sendiri kadang sama mama
R
: sama bapak
V
: sama mama dan sama mbah
E
: sama mama dan sama pap
S
: iya sama mama
N
: sama ibu
L
: sama ibu
Kesimpulan
:kebanyakan responden menjawab neneknya
dengan ibu,bapak mereka atau
Kalau melihat pengemis dijalan, ibu/bapak sering memberikan uang kepada adek untuk diberikan ke pengemis itu tidak? I
: Iya
K
: iya
D
: iya
G
: iya
R
: iya
V
: iya
E
: iya
155
S
: iya
N
: iya
L
: iya
Kesimpulan
:kebanyakan responden menjawab sering memberikan uang kepada pengemis
156