PENDAHULUAN Yang dibahas adalah Keputusan-keputusan keuangan. Yang diterapkan oleh perusahaan. Yang dimaksud perusahaan adalah organisasi yang bertujuan memperoleh laba. Tetapi konsep yang mendasarinya dapat diterapkan oleh siapa saja (individu, pemerintah). Keputusan keuangan adalah penerapan teori keuangan dalam lingkup perusahaan (corporate finance). Sering juga disebut manajemen keuangan (financial management). Keputusan Keuangan : Dalam perjalanan hidup, individu harus mengambil keputusan keuangan. Keputusan keuangan dapat dibagi menjadi 3. Keputuan konsumsi. Keputusan investasi. Keputusan pendanaan. Pada dasarnya perusahaan menghadapi masalah yang sama. Manajemen Keuangan : M K menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian keputusan keuangan. Pelaksananya adalah manajer keuangan. Tetapi juga dapat dilaksanakan oleh selain bagian keuangan, misal manajer produksi, pemasaran dll.
Kegiatan keputusan keuangan dapat dikelompokkan menjadi 2 kegiatan utama : 1. Kegiatan penggunaan dana (allocation of funds) 2. Kegiatan mencari dana (raising of funds) Kegiatan manajer keuangan
2 Aktiva Persh
1 Manajer Keuangan
3
4b
Pasar Keuangan
4a
1. Memperoleh dana (keputusan pendanaan) Tercermin pada sisi pasiva. 2. Menggunakan dana (keputusan investasi) tercermin pada sisi aktiva. 3. Memperoleh laba 4. Pembagian laba (kebijakan deviden) Pasar Keuangan : Pertemuan antara penawaran dan permintaan dana. Pasar keuangan dipisahkan : Pasar uang (money market) untuk dana jangka pendek. Pasar modal (capital market) untuk dana jangka panjang. Tujuan keputusan keuangan : Keputusan keuangan supaya benar, harus ditentukan dulu tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah yang dapat membantu mencapai tujuan tersebut.
Secara normatif, tujuan keputusan keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Jika nilai perusahaan bertambah, artinya perusahaan/pemilik semakin makmur. Nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar pembeli jika perusahaan tersebut dijual. Tujuan Normatif (tujuan ideal) : Orang tentu lebih suka jika mempunyai nilai kekayaan yang semakin tinggi. Karena semakin tinggi nilai kekayaan artinya semakin makmur, semaki kaya. Demikian juga dengan pemilik peusahaan, maka tujuan ini digunakan sebagai tujuan normatif. Contoh nilai perusahaan : PT ”A” dan PT ”B” : modal sama lokasi beda ”A” lebih baik. Neraca PT “A”
berdasar nilai buku (dalam jutaan rupiah)
Aktiva
500 Modal sendiri
500
Total
500 Total
500
Neraca PT “B”
berdasar nilai buku (dalam jutaan rupiah)
Aktiva
500
Modal sendiri
500
Total
500
Total
500
Setelah berhasil, jika dijual nilai perusahaan manjadi Neraca PT “A” berdasar nilai buku (dalam jutaan rupiah) Aktiva Total
800 Modal sendiri
800
800 Total
800
Neraca PT B berdasar nilai buku (dalam jutaan rupiah) Aktiva
600 Modal sendiri
600
Total
600 Total
600
Jika modal awal didanai dari hutang 200 juta maka : Neraca PT A berdasar nilai buku (dalam jutaan rupiah) Aktiva Total
500 Hutang Modal sendiri 500 Total
200 300 500
Neraca PT A berdasar nilai buku (dalam jutaan rupiah) Aktiva Total
500 Hutang Modal sendiri 500 Total
200 300 500
Setelah berhasil, jika dijual nilai perusahaan manjadi Neraca PT A berdasar nilai buku (dalam jutaan rupiah) Aktiva Total
800 Hutang Modal sendiri 800 Total
200 600 800
Neraca PT B berdasar nilai buku (dalam jutaan rupiah) Aktiva Total
600 Hutang Modal sendiri 600 Total
200 400 600
Bagi persh yang menerbitkan saham, harga saham yang diperjualbelikan merupakan indikator nilai persh. Contoh : Diawal pendirian, dengan dana dari hutang 200 juta Jika saham yang diterbitkan 1.000.000 lembar Maka harga saham PT A dan PT B Rp 300/lembar Setelah investasi, jika dijual harga saham menjadi : PT A harga saham menjadi Rp 600/lembar PT B harga saham menjadi Rp 400/lembar. Memaks. nilai persh = memaks. laba ? Nilai persh laba akuntansi (accounting profit) Nilai persh laba/lembar sahan (EPS = earnings per share) Karena : memaks EPS mungkin memusatkan EPS saat ini. memaks EPS tapi mengabaikan nilai waktu uang. tidak memperhatikan faktor risiko Memaks nilai persh = memaks laba ekonomi jangka panjang Karena laba ekonomi = jumlah kekayaan yang dapat dikonsumsi tanpa membuat pemilik kekayaan menjadi lebih miskin. Tetapi laba ekonomi sulit diterapkan, karena perhitungan pajak didasarkan pada laba akuntansi. Sehingga jika kita dengan laba maka artinya adalah laba akuntansi.
Keuangan perush : Tujuan pengelolaan keuangan dapat berlaku untuk siapa saja. Tujuan dari investasi adalah agar menjadi lebih kaya. Pada level : Individu personal finance Perusahaan corporate finance Negara public finance. Keuangan perusahaan punya ciri khusus : 1. Persh dapat dimiliki lebih dari 1 orang 2. Ada aturan yang berlaku di persh tetapi tidak berlaku di individu 3. Digunakan prinsip-prinsip akuntansi untuk mencatat keuangan persh. Perkembangan Manajemen Keuangan Manajemen keuangan berkembang dari bahasan yang deskriptif menjadi semakin analitis dan teoritis.
tahun 1920 capital budgeting tahun 1950 teori portofolio tahun 1960 capital asset pricing model tahun 1970 arbitrage pricing theory
PASAR FINANSIAL DAN PERUSAHAAN
Persh bekerja dlm lingkungan ttt, salah satunya adalah lingk. Keuangan. Lingk. Keuangan mrpk faktor eksternal keuangan keputusan keuangan yang diambil.
mempengaruhi
Lingk Keuangan tdr dr sistem keuangan (finansial system) dimana persh beroperasi. Dlm lingk. Keuangan dijumpai lembaga2 keuangan. Instrumen2 Keuangan diperjualbelikan di pasar keuangan. Manajer keuangan hrs memahami mekanisme kerja lingk keuangan. Lingk keuangan akan mempengaruhi keputusan pendanaan persh dan keputusan investasi (jangka pendek).
# PASAR FINANSIAL Pasar Finansial terbentuk dari pertemuan permintaan dan penawaran aktiva finansial, atau sekuritas. Pasar : Pertemuan antara Demand (permintaan) dan Supply (penawaran) Pasar Finansial : Pertemuan antara permintaan dan penawaran Aktiva finansial (Financial Assets = sekuritas) Aktiva Finansial : Selembar surat yang memp nilai pasar, krn menunjukkan klaim atas aktiva riil persh (mesin2, pabrik, bahan baku, barang dagangan, merk dagang dsb) Yang menerbitkan aktiva finansial adalah pihak yang memerlukan dana. Yang membeli adalah pihak yang “memberikan” dana atau pemodal
Misalnya : Saham, obligasi, hutang bank, kewajiban sewa guna, dsb. Pihak lain akan membeli sekuritas jika : 1. Memp dana unt membeli 2. Imbalan yang diharapkan memadai. Pasar Finansial bertujuan unt mengalokasikan tabungan2 secara efisien kpd pemakai (pihak yang memerlukan dana), yaitu pihak yang melakukan investasi ttp aktiva riilnya > tabungan. Pasar Finansial dikatakan efisien jika bisa mempertemukan pihak yang memp tabungan dengan pihak yg melakukan investasi dgn biaya yg semurah mungkin dan kemudahan yang tinggi. Pasar Finansial efisien pembentukan modal pertumbuhan ekonomi meningkat Dlm proses pengalokasian tabungan : - dapat langsung - dengan perantara (financial intermediary misal Bank) Proses intermediasi (intermediation process) memberikan 2 keuntungan : 1. memperoleh imbalan bagi si penabung mobilisasi dana 2. memindahkan risiko kpd perantara atau kpd pemakai dana. Pihak perantara mempunyai fungsi yang amat penting, yaitu transformasi jangka waktu (maturity transformation), mengubah instrumen keuangan jangka pendek menjadi jangka panjang.
Aktiva finansial ada karena tabungan individu, perusahaan, dan pemerintah. Contoh: Jika persh. merencanakan investasi Rp 1 M, tetapi dana hasil operasi hanya Rp. 200 juta, maka persh mencari dana dari luar persh. Dana dapat berbentuk : * hutang * modal sendiri
Penerbitan saham atau obligasi hanya akan berhasil jika ada pihak yang bersedia membelinya. Mereka bersedia membeli jika : - mempunyai dana lebih - imbalan yang akan diperoleh dianggap memadai
Pasar Finansial bertujuan mengalokasikan tabungan/dana secara efisien kepada pihak yang memerlukan. Pihak yang memerlukan dana adalah yang melakukan investasi pada aktiva riil yang lebih besar dari tabungan yang bisa dilakukan. Pihak yang memberikan dana adalah yang tabungan lebih besar dari investasi. Jika pasar finansial dapat mempertemukan 2 pihak dengan biaya yang murah Pasar Finansial efisien Pasar finansial mutlak diperlukan. Pasar finansial yang efisien akan menjamin terjadinya alokasi dana yang optimal. •Proses pengalokasian tabungan/dana dapat terjadi : - dengan perantara (finanscial intermediary) - tanpa perantara. Proses intermediasi memberikan 2 fungsi pokok :
Membantu mobilisasi dana Memindahkan risiko. Perantara juga menjalankan fungsi penting, yaitu transformasi jangka waktu (maturity transformation)
Transformasi jangka waktu dapat terjadi karena :
Pemodal percaya bahwa mereka dapat mengambil tabungannya sewaktu memerlukan
Adanya hukum “the law of large number”
# LEMBAGA KEUANGAN Pada Pasar Finansial : - beroperasi berbagai lembaga keuangan (Financial Institutions). - tercipta berbagai instrumen keuangan. Lembaga keuangan yang ada dlm sistem keuangan di Indonesia : A. Sistem Moneter 1. Otoritas Moneter - Bank sentral 2. Bank Pencipta Uang Giral - Bank Umum B. Di luar Sistem Moneter 1. Bank bukan pencipta uang giral - BPR 2. Lembaga pembiayaan - Persh Modal Ventura - Persh Sewa Guna - Persh Anjak Piutang - Persh Kartu Kredit - Persh Pembiayaan Konsumen - Persh Pegadaian 3. Perusahaan asuransi 4. Dana Pensiun
5. Lembaga di pasar modal - Bursa Efek - Persh Efek 6. Lainnya - Pialang pasar uang
# INSTRUMEN KEUANGAN Instrumen Keuangan :
Ada yang tidak dapat diperjualbelikan (not negotiable instrument) Misalnya : bukti tabungan, kredit, claim asuransi dan sebagainya. ada yang dapat diperjualbelikan (negotiable instrument) Misalnya : sertifikat deposito, saham, sertifikat Dana Reksa, obligasi, dsb. Pasar Finansial dlm arti luas : - diperjualbelikan dana jangka pendek maupun panjang. - Dilakukan oleh sektor keuangan formal maupun informal. Jika jangka pendek Pasar Uang (Money Market) Jika jangka panjang Pasar Modal (Capital Market) Dalam mengambil keputusan keuangan persh perlu memperhatikan lingkungan keuangan. Berbagai lembaga keuangan yang ada pada pasar keuangan dapat digunakan sebagai sumber pendanaan ekstern persh. Pemilihan sumber dana hrs memperhatikan biaya dan jangka waktu. Dana selalu memp harga yang wajar sesuai dgn karakteristik dana ybs. Harga dana dipengaruhi oleh harapan akan inflasi
Alokasi dana dan tingkat keuntungan Tabungan terjadi didasarkan pada : “harga” yang dinyatakan dalam tingkat keuntungan. risiko
Yield (%)
Hubungan antara jangka waktu dengan tingkat keuntungan
10
0 0
125 Jangka waktu jatuh tempo
KONSEP-KONSEP PENILAIAN
Perlu memahami nilai waktu dari uang karena, investasi perusahaan adalah jangka panjang. 1. Nilai Waktu dari uang. Orang senang uang sekarang dari pada nanti. Analisis keuangan umumnya dilakukan terhadap data keuangan yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi. Pada situasi inflasi yang tidak serius, umumnya digunakan Historical Cost untuk pencatatan transaksi keuangan. a. Bunga Berganda (Compound Interest) Pada bunga berganda, bunga dari pokok pinjaman (simpanan) dikenai bunga akan dikenakan bunga pada periode selanjutnya, begitu seterusnya. Contoh: Uang Rp. 10.000,- dibungagandakan dengan tingkat bunga 10 % atau r = 0,10 maka uang pada akhir tahun pertama menjadi : V1 = Rp. 10.000 (100 % + 10 %) = Rp. 10.000 (1 + 0,10) = Rp. 11.000,Maka pada akhir tahun ke 2 uang tersebut akan menjadi : V2 = = = =
Rp. 11.000 (1 + 0,10) Rp.10.000 (1 + 0,10) (1 + 0,10) Rp. 10,000 (1 + 0,10)2 Rp. 12.100,…………. dan seterusnya.
Rumus umum :
Vn
=
Vo (1 + r)n
Vt Vo r n
: : : :
nilai uang pada tahun ke n. nilai uang pada tahun ke 0. tingkat bunga. Jumlah tahun (periode).
b. Bunga digandakan lebih dari 1 kali dalam 1 tahun. Jika bunga dihitung 2 kali dalam 1 tahun , maka nilai uang pada akhir semester 1 akan menjadi : V1/2 = Rp. 10.000 {1 + (0,10/2)} = Rp. 10.500,Setelah akhir tahun pertama uang menjadi : V1 = Rp. 10.000 {1 + (0,10/2)}2 = Rp. Rp. 11.025,Jadi pada akhir tahun pertama terdapat selisih, yaitu : Rp. 11.025,- - Rp. 11.000,- = Rp. 25,Rumus umum :
Vn = Vo {1 + (r/m)}
m.n
Dimana : m : frekuensi bunga diperhitungkan dalam 1 periode.
Jika m mendekati tak terbatas (infinity), maka rumus umumnya menjadi : Vn = Vo e
r.n
Dimana : e = 2,71828….
Jadi pada contoh nilai uang pada akhir tahun ke 2 akan menjadi : V2 = Rp. 10.000 (2,71828)(0,10)(2) = Rp. 12.214,-
c. Nilai Sekarang (Present Value) Konsep present value (PV) ini merupakan kebalikan dari konsep terminal value (Future Value = FV). Contoh : Berapa nilai sekarang (Present Value) dari uang Rp. 10.000,- yang akan diterima pada 1 tahun yang akan datang, jika bunga yang relevan adalah 18 % PV
= Rp. 10.000 / (1 + 0,18) = Rp. 8.475,-
Sedangkan nilai uang pada 2 tahun yang akan datang adalah : PV
= Rp. 10.000 / (1 + 0,18)2 = Rp. 7.181,-
Rumus umum :
PV = Vn / (1 + r)n
Dimana : Vn : nilai arus kas pada waktu ke n. PV : nilai sekarang. R : tingkat bunga. Jika bunga setiap tahunnya tidak sama. Misalnya tahun pertama bunganya 18 % dan tahun kedua 15 %, maka PV arus kas nya adalah : PV = 10.000 / {(1 + 0,18)(1 + 0,15)} = Rp. 7.369,Jika setiap tahun kita akan menerima (atau membayar) sejumlah uang tertentu (tidak harus sama) dan penerimaan (atau pembayaran) tersebut akan terjadi selama n tahun maka PV arus kas tersebut dapat dirumuskansebagai berikut : Vt PV = --------t=1 (1 + r) n
Untuk perhitungan PV sudah tersedia Tabel discount factor.
Angka discount factor = {1 / (1 + r)}
Contoh : Misalnya kita ingin menghitung nilai sekarang (PV) dari uang Rp. 100.000 yang akan kita terima 3 tahun yang akan datang dan tingkat bunga yang relevan adalah 20 %. Maka kita bisa membuka tabel discount factor pada r = 20 % dan n = 3 di tabel akan ketemu angka 0,579. Jadi nilai uang sekarang yang kita cari adalah : PV = 1000.000 x 0,579 = RP. 57.900,- (dibulatkan).
c. Anuitas (Annuity) Anuitas adalah suatu seri penerimaan atau pembayaran kas yang jumlahnya sama setiap kali penerimaan atau pembayaran. Misal kita membeli barang dengan angsuran sama setiap bukan selama sekian bulan. Contoh : Perusahaan membeli bahan baku secara angsuran Rp 400.000 perbulan selama 6 bulan. Maka jika dihitung PV pembayaran tersebut jika tingkat bunga yang relevan 2 %, akan akan diperoleh : 400.000 400.000 400.000 PV = ------------ + ------------- + . . . . . . . . + -------------(1 + 0,02) (1 + 0,02)2 (1 + 0,02)6 = 400.000 {1 / (1 + 0,02) + 1 + (1 + 0,02)2 + ... + 1 (1 + 0,02)6} = 400.000 (5,601) = Rp. 2.240.400,- (dibulatkan). Artinya bahan baku yang dibeli tersebut nilainya sama dengan Rp. 2.240.400,- jika dibayar tunai sekarang.
Angka 5,601 disebut angka discount factor annuitas yang merupakan discount factor kumulatif dari discount factor PV dari Rp. 1, Present Value jika tingkat bunga dibungagandakan lebih dari 1 kali dalam 1 tahun maka rumusnya menjadi :
Vt PV = ---------------m.n t=1 (1 + r / m) n
dimana : m : berapa kali bunga dihitung dalam 1 tahun.
e. Perpetuity Adalah merupakan seri penerimaan (atau pembayaran) dengan pola tertentu dan berjangka waktu selamanya. Misalkan kita membeli suatu sekuritas yang akan memberikan penghasilan sebesar A setiap tahunnya selamanya (t mendekati tak terhingga), jika bunga yang relevan setiap tahunnya adalah r maka PV dari seri penerimaan (atau pembayaran) tersebut adalah :
A A A PV = ------- + --------- + . . . . . . . + --------(1 +r) (1 + r)2 (1 + r)n
PV = A / r Jika penerimaan (atau pembayaran) meningkat dengan tingkat pertumbuhan sebesar g maka : PV = A1 / (r – g) Dimana : A : penerimaan (atau pembayaran tahun pertama). r : tingkat bunga yang dianggap relevan. g : tingkat pertumbuhan dari penerimaan (atau pembayaran) per tahun.
f. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah tingkat bunga yang menyamakan present value dari arus kas keluar dan present value dari arus kas masuk. At -------- = 0 t=1 (1 + i)t n
dimana : At : arus kas (keluar atau masuk) pada periode t yang sudah didiscountedkan (atau dipresent valuekan). i : IRR (tingkat bunga). Contoh : Suatu investasi sebesar Rp. 500 juta dikeluarkan pada tahun ke 0. Diharapkan akan memberikan kas masuk bersih setiap tahun Rp. 250 juta selama 3 tahun. Berapa IRR dari investasi tersebut ?
250 250 250 500 = ------- + -------- + --------(1 + i) (1+ i)2 (1 + i)2
besarnya i itulah yang disebut dengan besarnya IRR.
1 500 = 250 {
1
1
+ (1 + i)
+ 2
(1+ i)
} 2
(1 + i)
Jadi angka yang ada di dalam kurung kurawal nilainya adalah harus 2. Angka 2 tersebut adalah nilai discount factor anuitas pada saat n = 3. Pada tabel PV anuitas, nilai discount factor 2 terletak diantara i (tingkat bunga) 23 % dan 24 %. Untuk meperoleh angka i yang tepat, digunakan cara interpolasi sebagai berikut :
Jika
selisih
Tingkat bunga 23 % 24 %
Discount factor 2,0114 1,9813
Arus kas 250 juta 250 juta
1%
PV arus kas 502,850 juta 495,325 juta 7,525 juta
Jadi I yang dicari nilainya adalah : (502,850 juta – 500 juta) i = 23 % + (
)% 7,525 juta
i = 23 % + 0,38 % = 23,38 % Contoh lain : Suatu perusahaan menghadapi 2 pilihan jika akan membeli sebuah mobil, yaitu dengan cara tunai ataukah angsuran. Ada penawaran, jika dibayar tunai harganya Rp. 40 juta. Jika dibayar angsuran caranya denga DP sebesar Rp. 6 juta, dan angsuran Rp. 2 juta per bulan selama 24 bulan. Berapa bunga yang harus ditanggung perusahaan jika diputuskan membeli secara angsuran ?
g. Net Present Value (NPV) Net Present Value atau nilai sekarang bersih merupakan kombinasi pengertian present value penerimaan dengan present value pengeluaran kas. Contoh : Suatu pengembang merencanakan membangun ruko pada sebidang tanah senilai Rp. 2.000 juta. Biaya pembangunan ruko diperkirakan sebesar Rp. 5.000 juta. Lama pembangunan sekitar 1 tahun. Setelah selesai dibangun diperkirakan akan laku terjual sebesar Rp. 9.000 juta. Jika bunga yang relevan adalah 18 %, berapakah besarnya NPV ? Rp. 9.000 juta akan diterima setelah 1 tahun, jadi nilai PV nya adalah : PV penerimaan = 9.000 / (1 + 0,18) = Rp. 7.627 juta sedangkan pengeluaran (investasi) terjadi pada awal tahun (tahun ke 0).
PV pengeluaran = (2.000 + 5.000) / (1 + 18 %)0 = Rp. 7.000 juta Maka NPV = PV penerimaan - PV pengeluaran = 7.627 - 7.000 atau = - (PV pengeluaran) + PV penerimaan = - 7.000 + 7.627 = Rp. 627 juta. A1 Atau dengan rumus :
NPV = A0 + (1 + r)
Laporan Keuangan dan Analisis Keuangan
*) Sebelum pengambilan keputusan sebaiknya manajemen perlu memahami kondisi keuangan perusahaan. *) Salah satu ciri keuangan perusahaan adalah penggunaan laopran yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi. *) Laporan keuangan dapat digunakan sebagai sumber informasi yang dapat dipakai untuk melakukan analisis keuangan perusahaan. Misalnya : *) Kebutuhan dana akan dibiayai oleh siapa, pinjaman atau yang lain. *) Apa dampaknya terhadap struktur permodalan perusahaan. *) Apakah struktur permodalan tersebut masih dinilai aman. *) Berapa lama jangka waktu kredit. *) Berapa tingkat bunga yang masih dapat ditanggung perusahaan, dll.
#) Laporan Keuangan *) Laporan keuangan yang pokok : 1. Neraca 2. Laporan Rugi Laba
#) Neraca *) Neraca adalah laporan keuangan yang melaporkan jumlah kekayaan, kewajiban keuangan dan modal sendiri suatu perusahaan, pada waktu tertentu. Jumlah kekayaan ada di sisi aktiva. Kewajiban keuangan dan modal sendiri ada di sisi pasiva. *) Jadi : Kekayaan persh = kewajiban finansial + modal sendiri Persamaan ini dinamakan acconting identity.
Contoh : Neraca PT “X” pada 31 Desember 2004 (dalam jutaan rupiah) Kas Aktiva lancar lain Total aktiva lancar Aktiva tetap (bruto) Akumulasi penyusutan Aktiva tetap (neto) Total
200,600,800,-
Hutang Modal sendiri
800,1.600,-
2.500,900,1.600,2.400,-
2.400,-
#) Laporan Rugi Laba *) Laporan rugi laba adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya, dan laba yang diperoleh perusahaan selama periode waktu tertentu.
Contoh : Laporan Rugi Laba PT “X” selama 2005 (dalam jutaan rupiah) Penghasilan penjualan Biaya (termasuk penyusutan = 400,-) Laba operasional Bunga Laba sebelum pajak Pajak Laba setelah pajak
5.000,4.000,1.000,120,880,280,600,-
Jadi neraca per 31 desember 2005 Neraca PT “X” pada 31 Desember 2004 (dalam jutaan rupiah) Kas Aktiva lancar lain Total aktiva lancar Aktiva tetap (bruto) Akumulasi penyusutan Aktiva tetap (neto) Total
1.200,600,1.800,-
Hutang Modal sendiri Laba yang ditahan
800,1.600,600,-
2.500,1.300,1.200,3.000,-
Penambahan dana dari hasil operasi dinamakan Internal financing.
3.000,-
#) Analisis Common Size Neraca PT “X” pada 31 Desember 2004 (dalan jutaan rupiah)
Kas Aktiva lancar lain Total aktiva lancar Aktiva tetap (bruto) Akumulasi penyusutan Aktiva tetap (neto) Total
Hutang Modal sendiri (termasuk laba yang ditahan) Jumlah kewajiban dan modal sendiri
2004
2005
8,3 % 25,0 % 33,3 % 104,2 % 37,5 % 66,7 % 100,0 %
40,0 % 20,0 % 60,0 % 83,3 % 43,3 % 40,0 % 100,0 %
33,3 % 66,7 %
26,7 % 73,3 %
100,0 %
100,0 %
Laporan Rugi Laba PT “X” selama 2005 Penghasilan penjualan Biaya (termasuk penyusutan = 400,-) Laba operasional Bunga Laba sebelum pajak Pajak Laba setelah pajak
100,0 % 80,0 % 20,0 % 2,4 % 17,6 % 5,6 % 12,0 %
#) Analisis Indeks Neraca PT “X” pada 31 Desember 2004 (dalan jutaan rupiah) 2004
2005
Kas Aktiva lancar lain Total aktiva lancar Aktiva tetap (bruto) Akumulasi penyusutan Aktiva tetap (neto) Total
100,0 % 100,0 % 100,0 % 100,0 % 100,0 % 100,0 % 100,0 %
600,0 % 100,0 % 225,0 % 100,0 % 144,4 % 75,0 % 125,0 %
Hutang Modal sendiri (termasuk laba yang ditahan) Jumlah kewajiban dan modal sendiri
100,0 % 100,0 %
100,0 % 137,5 %
100,0 %
125,0 %